pengambilan keputusan dengan resiko
Post on 18-Apr-2017
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EKONOMI MANAJERIAL
“Pengambilan Keputusan dengan Resiko”
Kelompok 1
Muhammad Zainuddin 125020201111044
Faisal Wibisono 125020207111035
Ahmad Bobansyah Holy 125020207111062
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga makalah pengantar ekonomi sebagai tugas mata kuliat dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk
memenuhi tugas matakuliah Pengantar Ekonomi ini. Makalah ekonomi ini disusun atas dasar
tugas untuk memenuhi standarisasi dan sebagai pembelajaran mahasiswa tentang Mekanisme
Pasar dari Prespektif Ekonomi Mikro.
Sebelumya kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah pengantar ekonomi
ini terjadi salah kata, sebab kami merasa jauh dari sempurna dan sesungguhnya
kesempurnaan itu datangnya dari Tuhan semata. Kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan
dan perkembangan ilmu pengetahuan tentang ekonomi serta para pembaca.
Malang, 10 Maret 2014
Penyusun
1. Pohon Keputusan dan Analisis EVP
A. Menurut Buku Ekonomi Manajerial Edisi Keenam jilid II Karya James L.
Pappas/Mark Hirschey
Teknik-teknik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Ketidakpastian
Dalam banyak situasi keputusan, data yang diperlukan untuk memasukkan analisis
resiko ke dalam proses keputusan tidak segera tersedia dalam bentuk yang dapat
dipergunakan. Dalam kasus-kasus seperitu itu, pohon keputusan dan simulasi
komputer mengembangkan dan mengorganisasikan data resiko untuk pengambiln
keputusan.
Pohon Keputusan
Banyak keputusan penting tidak dibuat dalam satu saat tetentu, melainkan secara
bertahap. Misalnya, sebuah perusahaan minyak yang sedang mempertimbangkan
kemungkinan untuk memperluas ke dalam bidang industri bahan kimia untuk
pertanian dapat mengambil langkah-langkah berikut ini:
1. Gunakan $100.000 untuk mensurvey kondisi penawaran dan permintaan dalam
industri bahan kimia untuk pertanian.
2. Jika survey itu memberikan hasil yang menjanjikan, gunakan $2 juta dalam
sebuah pabrik percontohan untuk meneliti metode-metode produksi.
3. Bergantung pada biaya yang diestimasi dari studi percontohan tersebut dan
potensi permintaan dari studi pasar, perusahaan tersebut dapat meninggalkan
proyek itu, membangun pabrik yang besar, atau membangun pabrik yang kecil.
Jadi keputusan pada kenyataannya dibuat dalam tahap-tahap, dengan keputusan
berikutnya bergantung pada hasil keputusan-keputusan sebelumnya. Urutan kejadian
dapat dipetakan untuk menyerupai ranting-ranting dari sebuah pohon sehingga disebut
dengan istilah pohon keputusan.
Sebagai contoh, pertimbangkan gambar 15.10 yang mengasumsikan bahwa
perusahaan perminyakan telah menyelesaikan analisis penawaran dan permintaan
dalam industri dan studi pabrik percontohan dan telah memutuskan bahwa mereka
sebaiknya mengembangkan sarana produksi skala penuh. Perusahaan dapat
membangun pabrik besar atau kecil. Perkiran permintaan untuk produk-produk pabrik
tersebut adalah 50 persen untuk permintaan tinggi, 30 persen untuk permintaan
menengah, dan 20 persen untuk permintaan rendah.
Gambar 15.10
Pohon Keputusan Ilustratif
Simulasi
Sebuah teknik lain yang dirancang untuk membantu pada manajer dalam mengambil
keputusan dalam ketidakpastian adalah simulasi komputer. Simulasi adalah sebuah
teknik yang dipergunakan untuk menghasilkan dan menganalisis distribusi
pengembalian proyek. Untuk mengilustrasikan teknik ini, marilah kita
mempertimbangkan keputusan untuk membangun sebuah pabrik tekstil baru. Biaya
yang pasti untuk pabrik tersebut tidak dapat diketahui. Biaya itu diperkirakan sebesar
$150 juta. Jika tidak terdapat kesulitan dalam konsruksi, biaya dapat ditekan menjadi
$125 juta.
Teknik simulasi dapat dipergunakan untuk menghasilkan distribusi frekuensi dari
hasil-hasil yang mungkin untuk keputusan-keputusan alternatif dan memberikan
masukan tentang utilitas yang diperkirakan, ekuivalen kepastian, atau analisis suku
diskonto yang disesuaikan dengan resiko.
Gambar 15.12
Simulasi Untuk Perencanaa Investasi
2. Analisa dan Kriteria dalam Pengambilan Keputusan dengan Resiko
Menurut: Kirby, M. W. (Operational Research Society (Great Britain)). Operational
Research in War and Peace: The British Experience from the 1930s to 1970, Imperial
College Press, 2003. ISBN 1-86094-366-7, ISBN 978-1-86094-366-9
Analisis keputusan adalah pola berpikir sistematis dalam pengambilan keputusan,
yang bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pengembangan kriteria
khusus untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia yang
berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi kemungkinan resiko yang melekat pada
suatu keputusan tersebut.
Untuk mencapai beberapa sasaran antara seperti yang telah diuraikan sebelumnya
diperlukan adanya suatu keputusan tidakan yang akan dilakukan dari beberapa alternatif.
Untuk itu, dilakukan analisis keputusan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Merumuskan Pernyataan Keputusan
Tujuan merumuskan pernyataan keputusan adalah untuk memusatkan perhatian pada
tindakan yang terpilih dalam tahap pengidentifikasian alternatif tindakan sebagai dasar
untuk melaksanakan keputusan yang akan ditempuh dalam usaha mengembangkan
perusahaan.
b. Menetapkan Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan adalah kemampuan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan
yang lebih terperinci tentang hasil keputusan yang diambil. Tujuan penetapan kriteria
adalah untuk menyaring sejumlah alternatif lain yang pada akhirnya akan muncul satu
alternatif terbaik.
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah pemaksimalan (laba,
kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya). Tujuan ini apabila dinyatakan dalam
bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi
klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan
sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi
suatu perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga
berupa penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann keputusaan adalah
pemuasan. Pandangan ini berasal dari model perilaku deskriptif yang menyatakan
penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional atau cermat
dalam penyelidikan aytau penelitiaannya. Mereka menyederhanakan factor-faktor
ayang harus dipertimbangkan.
c. Menetapkan Alternatif Keputusan
Alternatif keputusan adalah kemungkinan-kemungkinan pilihan bagi pencapaian tujuan
dari pernyataan keputusan. Dari berbagai alternatif, akan dipilih yang terbaik
berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Pertimbangan pokoknya adalah mana yang
paling memenuhi kriteria dan paling kecil resikonya bila alternatif itu dijalankan.
d. Menentukan Bobot Masing-Masing Kriteria
Penentuan bobot berdasarkan besar-kecilnya pengaruh kriteria terhadap alternatif
keputusan. Semakin besar pengaruhnya maka bobotnya lebih besar dan sebaliknya.
Jumlah bobot untuk seluruh kriteria adalah satu (1)
e. Membuat Matriks Penilaian
Matriks penilaian bertujuan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang paling baik
yang dapat memenuhi sasaran. Dalam matriks ini digunakan sistem pembobotan,
dimana kriteria dan alternatif keputusan diberi bobot kemudian diperkalikan.
f. Menentukan Tindakan Terpilih
Hasil perkalian antara kriteria dan alternatif keputusan yang memiliki bobot tertinggi
merupakan alternatif prioritas. Alternatif yang menjadi prioritas merupakan tindakan
terpilih untuk mencapai sasaran utama.
Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal
tidak normal.
Metoda Pengambilan Keputusan
Terdapat 2 metoda pengambilan keputusan yaitu (1) tabel keputusan/decision table, dan
(2) pohon keputusan/decision tree.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam tentang Tabel Keputusan/decision table.
Terdapat 5 jenis/tipe pengambilan keputusan menggunakan tabel keputusan, yaitu (1)
maximax, (2) maximin, (3) minimax regret, (4) hurwich, dan (5) equal likelihood.
Untuk penjelasan lebih lanjut, akan diberikan contoh guna memudahkan pemahaman kita.
Contoh soal:
Microcomp merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang personal
computer (PC). Perusahaan ini merencanakan untuk melakukan ekspansi ke beberapa
negara yang dianggap akan memberikan keuntungan yang optimal. Setelah melakukan
penelitian yang mendalam, maka terdapat 5 negara yang akan dipilih salah satunya.
Adapun keuntungan (dalam jutaan dollar AS) yang didapatkan dari masing-masing negara
tersebut adalah sebagai berikut:
Negara Kondisi Ekonomi
Buruk Stabil Naik
Korea Selatan 15.2 19.1 21.7
China 17.6 18.5 19.0
Taiwan 14.9 17.1 19.2
Philipina 13.8 16.8 22.5
Mexico 12.5 21.2 25.0
Tentukan negara mana yang sebaiknya dipilih perusahaan sehingga keuntungannya dapat
optimal.
Jawab:
a. Metoda Maximax
Pilihlah dari masing-masing negara tersebut yang memberikan keuntungan terbesar,
kemudian pilihlah yang paling besar. Misalkan, Korea Selatan dengan pilihan keuntungan
15.2; 19.1; dan 21.7, maka yang dipilih adalah 21.7.
Maka:
Korea Selatan: 21.7
China: 19.0
Taiwan: 19.2
Philipina: 22.5
Mexico: 25.0
Jadi yang dipilih adalah Mexico karena memberikan keuntungan terbesar bila
dibandingkan negara lainnya yaitu 25.0
b. Metoda Maximin
Pilihlah dari masing-masing negara tersebut yang memberikan keuntungan terkecil
kemudian pilihlah yang paling besar. Misalkan, Korea Selatan dengan pilihan keuntungan
15.2; 19.1; dan 21.7, maka yang dipilih adalah 15.2.
Maka:
Korea Selatan: 15.2
China: 17.6
Taiwan: 14.9
Philipina: 13.8
Mexico: 12.5
Jadi yang dipilih adalah China karena memberikan keuntungan terbesar bila dibandingkan
negara lainnya yaitu 17.6.
c. Metoda Minimax Regret
Langkah pertama adalah membuat regret yaitu dari masing-masing kondisi dipilih yang
paling besar angkanya kemudian angka tersebut sebagai pembanding angka-angka
lainnya dari kondisi tersebut, misalkan, kondisi ekonomi buruk memiliki angka masing-
masing 15.2; 17.6; 14.9; 13.8; dan 12.5 sehingga angka yang paling besar adalah 17.6.
Angka tersebut kemudian dijadikan pembanding dan dicari selisihnya untuk semua angka
di kondisi tersebut.
Maka:
Negara Kondisi Ekonomi
Buruk Stabil Naik
Korea Selatan 2.4 2.1 3.3
China 0 2.7 6.0
Taiwan 2.7 4.1 5.8
Philipina 3.8 4.4 2.5
Mexico 5.1 0 0
Setelah itu, pilihlah angka terbesar di masing-masing negara kemudian pilihlah yang
paling kecil.
Korea Selatan: 3.3
China: 6.0
Taiwan: 5.8
Philipina: 4.4
Mexico: 5.1
Jadi yang dipilih adalah Korea Selatan karena memberikan keuntungan terkecil bila
dibandingkan negara lainnya yaitu 3.3.
d. Metoda Hurwich
Metoda ini membutuhkan bantuan alpha (α) yang besarannya telah ditentukan di soal atau
jika dalam kenyataan di lapangan, menyesuaiakan si pengambil keputusan, semakin besar
nilai α, maka semakin optimis orang tersebut, semakin kecil nilai α maka semakin
pesimis orang tersebut.
Cara perhitungannya adalah pilihlah angka terbesar di masing-masing negara, angka
tersebut dikalikan dengan α, kemudian pilihlah angka terkecil di masing-masing negara,
angka tersebut dilakukan dengan 1 – α.
Misalkan ditentukan α sebesar 60% atau 0.6, maka:
Korea Selatan: 21.7 (0.6) + 15.2 (0.4) = 19.1
China: 19.0 (0.6) + 17.6 (0.4) = 18.44
Taiwan: 19.2 (0.6) + 14.9 (0.4) = 17.48
Philipina: 22.5 (0.6) + 13.8 (0.4) = 19.02
Mexico: 25.0 (0.6) + 12.5 (0.4) = 20
Jadi yang dipilih adalah Mexico karena memberikan keuntungan terbesar bila
dibandingkan negara lainnya yaitu 20.
e. Metoda Equal Likelihood
Metoda ini mengharuskan kita untuk menentukan nilai α sendiri, yaitu didapatkan dari 1
dibagi jumlah kondisi yang ada. Misalkan jumlah kondisinya ada 2 maka nilai α adalah
sebesar 0.5 yang didapatkan dari perhitungan ½ = 0.5. Jika kondisinya ada 5 maka nilai α
adalah sebesar 0.2 yang didapatkan dari perhitungan 1/5 = 0.2. Setelah nilai α ditentukan
maka kita kalikan semua angka yang ada di pilihan negara dengan nilai α tersebut.
Dalam kasus kita, nilai α-nya adalah sebesar 0.33 yang didapatkan dari perhitungan 1/3 =
0.33
Maka:
Korea Selatan: 21.7 (0.33) + 19.1 (0.33) + 21.7 (0.33) = 20.63
China: 17.6 (0.33) + 18.5 (0.33) + 19.0 (0.33) = 18.18
Taiwan: 14.9 (0.33) + 17.1 (0.33) + 19.2 (0.33) = 16.9
Philipina: 13.8 (0.33) + 16.8 (0.33) + 22.5 (0.33) = 17.52
Mexico: 12.5 (0.33) + 21.2 (0.33) + 25.0 (0.33) = 19.37
Jadi yang dipilih adalah Korea Selatan karena memberikan keuntungan terbesar bila
dibandingkan negara lainnya yaitu 20.63.
3. Search Cost dan Nilai Informasi
Menurut: Smith, Gerald E.; Venkatraman, Meera P.; Dholakia, Ruby Roy (1999).
"Diagnosing the search cost effect: Waiting time and the moderating impact of prior
category knowledge". Journal of Economic Psychology 20: 285–314.
Search cost adalah salah satu segi dari transaction costs or switching costs.
Konsumen yang rasional akan terus mencari produk atau layanan yang lebih baik sampai
biaya marjinal pencarian melebihi manfaat marjinal . Teori pencarian adalah cabang dari
mikroekonomi yang mempelajari keputusan jenis ini .
Biaya pencarian dibagi menjadi biaya eksternal dan internal ( Smith et al . 1999) .
Biaya eksternal termasuk biaya moneter memperoleh informasi , dan biaya kesempatan
dari waktu yang dibutuhkan dalam pencarian . Biaya eksternal tidak berada di bawah
kendali konsumen , dan semua dia bisa lakukan adalah memilih apakah atau tidak untuk
dikenakan mereka . Biaya internal meliputi usaha mental diberikan kepada melakukan
pencarian , menyortir informasi yang masuk , dan mengintegrasikannya dengan apa yang
konsumen sudah tahu . Biaya internal ditentukan oleh kemampuan konsumen untuk
melakukan pencarian , dan ini pada gilirannya tergantung pada kecerdasan , pengetahuan ,
pendidikan dan pelatihan . Ini biaya internal adalah latar belakang untuk mempelajari
rasionalitas dibatasi .
Internet ini diharapkan dapat menghilangkan biaya pencarian ( Pereira 2005).
Misalnya, perdagangan elektronik diperkirakan menyebabkan disintermediasi sebagai
biaya pencarian menjadi cukup rendah untuk konsumen akhir untuk dikenakan mereka
secara langsung, bukan menggunakan pengecer untuk melakukan hal ini untuk mereka .
Hal ini pada gilirannya akan mengakibatkan harga yang lebih rendah dan kurang variasi
antara harga dikutip oleh penjual yang berbeda .
Search Cost adalah biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkan informasi yang
diperlukan oleh pengambil keputusan dan dalam waktu yang terbatas.
Search Cost dilakukan melalui :
a) Survey terhadap pelanggan yang potensial
b) Penggunaan computer
c) Stimulasi atau dorongan
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat
dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai
bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya.
Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam
satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari informasi tersebut.
Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost
effectiveness atau costbenefit.
Nilai informasi adalah perbedaan antara informasi yang telah didapatkan dan yang
diperoleh apabila dapat diketahui kepastian hasil sebelum evaluasi terhadap keputusan
yang telah dibuat. Kuaalitas sebuah keputusan tergantung pada tiga pertimbangan
dasar,yaitu:
a) Apakah pencarian informasi dilaksanakan pada titik yang menunjukkan bahwa titik
tersebut secara marjinal menguntungkan atau tidak untuk melanjutkan prosedur
pencarian?
b) Apakah informasi yang didapat digunakan dalam bentuk appropriate?
c) Apa ukuran keputusan yang digunakan?
Daftar Pustaka
Kirby, M. W. (Operational Research Society (Great Britain)). Operational Research in War
and Peace: The British Experience from the 1930s to 1970, Imperial College Press,
2003. ISBN 1-86094-366-7, ISBN 978-1-86094-366-9
Papas, James L. & Mark Hirschey. Manajerial Economic, The Dryden Press, 1995. Alih
Bahasa Indonesia oleh Daniel Wirajaya. 1995. Jakarta: Binarupa Aksara
Smith, Gerald E.; Venkatraman, Meera P.; Dholakia, Ruby Roy (1999). "Diagnosing the
search cost effect: Waiting time and the moderating impact of prior category
knowledge". Journal of Economic Psychology 20: 285–314.
top related