pengantar profesi keguruan.docx
Post on 01-Jan-2016
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Undang-undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 terdiri dari: 8 Bab
dan 84 Pasal, 205 ayat, yang memuat tentang:
1. Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat
2. Tentang Guru: 1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat
3. Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat
BAB IV GURU
Bagian Ke 1: Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Ps 8-13)
Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban (Ps 14-20)
Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 21-23)
Bagian Ke-4: Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Ps
24-31)
Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 32-35)
Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps36-38)
Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps39)
Bagian Ke-8: Cuti (Ps 40)
Bagian Ke-9: Organisasi Profesi dan Kode Etik (Ps 41-44)
BAB V DOSEN
Bagian Ke-1: Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi dan Jabatan Akademik (Ps
45-50)
Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban Dosen (Ps 51-60)
Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 61-62)
Bagian Ke-4: Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Ps
63-69)
Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 69-72)
Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps 73-74)
Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps 75)
3
4
Bagian Ke-8: Cuti (Ps 76)
Berikut adalah rangkuman isi dari Undang-undang No.14 Tahun 2005
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama: mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (ps.1:1)
PENGAKUAN
Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
dibuktikan dengan: sertifikat pendidik (ps.2 dan ps.3)
SERTIFIKASI
Sertifikasi pendidik guru dan dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang: memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, dan
ditetapkan oleh pemerintah (ps.11:2 dan 47:2)
FUNGSI GURU DAN DOSEN
Guru sebagai tenaga profesional: Berfungsi meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional (ps.4). Dosen sebagai tenaga profesional: Berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi masyarakat untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional (ps.5)
TUJUAN
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan:
Melaksanakan sistem pendidikan nasional, mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (ps.6)
PERSYARATAN GURU
Guru wajib memiliki: Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma Empat
(S1 atau D-IV), kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (ps.8 s/d 12). Standarnisasi penyelenggaraan
pendidikan. Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-
5
yayasan) yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga
pendidikan yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan
standart mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan
tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan,
sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan
prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten,
organisasi yang tidak dikelola dengan baik dll. Penyelenggara pendidikan seperti
diatas jumlahnya cukup besar di indonesia. Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen
diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan
pendidikan di masyarakat baik itu negeri maupun swasta
KEWAJIBAN GURU
Merencanakan pembelajaran, proses, evaluasi; Meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik; Bertindak obyektif dan tidak
diskriminatif; Menjunjung tinggi perundang-undangan memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa (ps.20)
HAK GURU
Guru Mempunyai Hak: Memperoleh penghasilan dan kesejahteraan sosial;
Promosi dan penghargaan; Perlindungan melaksanakan tugas dan HKI;
Kesempatan meningkatkan kompetensi; Memanfaatkan sarana dan prasarana;
Kebebasan dalam penilaian dan penentuan kelulusan, penghargaan; Rasa aman
dan jaminan keselamatan; Kebebasan berserikat dalam organisasi profesi;
Kesempatan berperan dalam kebijakan pendidikan; Kesempatan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; Pelatihan dan pengembangan profesi
(ps.14.1)
PENGHASILAN DI ATAS KEBUTUHAN MINIMUM:
Gaji pokok, Tunjangan yang melekat pada gaji, Tunjangan profesi,
Tunjangan fungsional, Tunjangan khusus, Maslahat tambahan (Ps 15).
MASLAHAT TAMBAHAN
Berupa tambahan kesejahteraan dalam bentuk: Tunjangan pendidikan,
Asuransi pendidikan, Beasiswa, Penghargaan bagi guru, Kemudahan untuk
6
memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, Pelayanan kesehatan, Dan
bentuk lainnya (Pasal 19 ayat 1)
LINGKUP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
kompetensi pedagogik kompetensi kepribadian kompetensi profesional
kompetensi sosial (Pasal 10 ayat 1). Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman
guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia.
Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan,
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi
profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi ini juga
disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang
studi keahlian.
PERLINDUNGAN TERHADAP GURU (Ps.39)
1. Perlindungan hukum terhadap: tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari peserta didik, orang
tua, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain
2. Perlindungan profesi terhadap: pemutusan hubungan kerja, pemberian
imbalan yang tidak wajar, pembatasan menyampaikan pandangan,
pelecehan thd. Profesi, pembatasan/pelarangan lain yang menghambat
guru melaksanakan tugas.
3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja,terhadap: resiko gangguan
keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana
alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain.
KEWAJIBAN PEMENUHAN KEBUTUHAN GURU (Pasal 24)
7
Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru (jumlah, kualifikasi
akademik, kompetensi) untuk dikmen dan diksus pendidik usia dini, dikdas dan
dikmen; Pemerintah Provinsi pendidik usia dini dan dikdas Swasta wajib
memenuhi kebutuhan gurunya. Hal-hal spesifik Guru yang diangkat oleh
Pemerintah atau pemda dapat ditempatkan pada jabatan struktural (Ps 26:1)
Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemda dapat dipindahtugaskan
antar provinsi/kabupaten/kota/kecamatan maupun antar satuan pendidikan karena
alasan kebutuhan satuan pendidikan dan/atau promosi (Ps 28:1). Guru yang
bertugas di daerah khusus memperoleh hak yang meliputi kenaikan pangkat rutin
secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa 1 (satu) kali dan perlindungan dalam
pelaksanaan tugas (Ps 29:1)
B. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
PP No.19 terdiri dari12 bab dan 91 pasalBAB I KETENTUAN UMUM (ps1)BAB II LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN (ps 2-4)BAB III STANDAR ISI (ps 5-18)BAB IV STANDAR PROSES (ps 19-24)BAB V STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (ps 25-27)BAB VI STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (ps
28-41)BAB VII STANDAR SARANA DAN PRASARANA (ps 42-48)BAB VIII STANDAR PENGELOLAAN (ps 49-61)BAB IX STANDAR PEMBIAYAAN (ps 62)BAB X STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN (ps 63-72)BAB XI BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) (ps 73-
77)BAB XII EVALUASI (ps 78-85)BAB XIII AKREDITASI (ps 86-88)BAB XIV SERTIFIKASI (ps 89-90)BAB XV PENJAMINAN MUTU (ps 91-93)BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN (ps 94-95)BAB XVII KETENTUAN PENUTUP (ps 96)
8
Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (ps
1:1)
RUANG LINGKUP SNP
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: (ps2)
a. standar isi;
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang memuat
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. (ps 5)
b. standar proses;
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (ps 20)
c. standar kompetensi lulusan;
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (ps 25:1). Standar
kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan
nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri (ps 27:1). Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan
oleh masing-masing perguruan tinggi (ps 27:2)
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yangbmeliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (ps 42:1). Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
9
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (ps
42:2)
f. standar pengelolaan;
Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan
otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan
perundangundangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan,
dan area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi.(ps 49)
Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah Daerah
Realisasi rencana kerja tahunan wajib belajar, penuntasan pemberantasan buta
aksara, peningkatan status guru sebagai profesi, akreditasi pendidikan, dan
lain-lain disetujui dan dipertanggungjawabkan oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota (ps 59)
g. standar pembiayaan
h. standar penilaian pendidikan (ps 63)
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1) penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
1) penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan
2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi
FUNGSI SNP
10
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu (ps 3)
TUJUAN SNP
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat (ps 4)
BSNP
BSNP berwenang: (ps 76:3)
1) mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
2) menyelenggarakan ujian nasional;
3) memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dan pemerintah daerah
dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
4) merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah
EVALUASI
Evaluasi kinerja pendidikan dapat dilakukan oleh satuan pendidikan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan evaluasi oleh lembaga
evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam dilaksanakan oleh (ps 87):
1) BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan penddikan jalur
formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;
2) BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan
tinggi; dan
3) BAN-PNF terhadap progam dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal
SERTIFIKASI
Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen
ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagai tanda bahwa peserta didik yang
bersangkutan telah lulus dari satuan pendidikan (ps 89)
11
C. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru
PP No.74 Tahun 2008 memiliki 9 bab dan 68 pasal, yaitu sebagai berikut:BAB I KETENTUAN UMUM (ps 1)BAB II KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI (ps 2-14)BAB III HAK (ps 15-51)BAB IV BEBAN KERJA (ps 52-54)BAB V WAJIB KERJA DAN POLA IKATAN DINAS (ps 55-57)BAB VI PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMINDAHAN (ps
58-62)BAB VII SANKSI (ps 63-64)BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN (ps 65-67)BAB IX KETENTUAN PENUTUP (ps 68)
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru wajib memiliki sertifikat pendidik. Guru berhak
mendapatkan gaji dan mengikuti organisasi profesi (ps 1:1-6)
KOPETENSI YANG HARUS DIMILIKI GURU
1. Kompetensi pedagogik, meliputi: pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan kurikulum
atau silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis; pemanfaatan teknologi pembelajaran; evaluasi hasil
belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian, meliputi; beriman dan bertakwa; berakhlak mulia;
arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; stabil; dewasa; jujur;
sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; secara obyektif
mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial meiputi: berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara
santun;menggunakan teknologi komunikasi dan informas secara fungsional;
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
12
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma
serta sistem nilai yang berlaku; dan menerapkan prinsip persaudaraan sejati
dan semangat kebersamaan.
4. Kompetensi professional meliputi: materi pelajaran secara luas dan mendalam
sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin
keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu
HAK GURU
Tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan tunjangan khusu diberikan
kepada Guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi Guru oleh Departemen;
2) memenuhi beban kerja sebagai Guru;
3) mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan
pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang
dimilikinya;
4) terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap;
5) berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan tidak terikat sebagai
tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas
MASLAHAT TAMBAHAN
Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk:
1) tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan
bagi Guru; dan
2) kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/ atau putri Guru,
pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain
PENGHARGAAN
13
Penghargaan kepada Guru dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa,
kenaikan pangkat prestasi kerja luar biasa baiknya, kenaikan jabatan, uang atau
barang, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain
BEBAN KERJA GURU
Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran;
b. melaksanakan pembelajaran;
c. menilai hasil pembelajaran;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja Guru
IKATAN DINAS
Calon Guru yang akan mengikuti pendidikan ikatan dinas harus
menandatangani pernyataan tertulis bermaterai tentang kesediaannya untuk
diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan ditempatkan dinwilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau
Pemerintah Pengangkatan dan penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah wajib menandatangani pernyataan kesanggupan untuk
ditugaskan di Daerah Khusus paling singkat selama 2 (dua) tahun Daerah dan
bertugas di Daerah Khusus berhak atas rumah dinas yang memenuhi standar
kelayakan huni sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
PEMINDAHAN
Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
dilakukan setelah Guru yang bersangkutannbertugas pada satuan pendidikan
paling singkat selama 4 (empat) tahun, kecuali Guru yang bertugas di Daerah
Khusus (ps 62 : 4)
SANKSI
14
Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik, kompetensi, dan
Sertifikat Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dalam jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 82 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk memenuhinya, kehilangan hak untuk
mendapat tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat
tambahan.
SERTIFIKASI
Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik secara langsung apabila:
1) sudah memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari
perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang
studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran
yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau
konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi
angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau
2) sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.
3) Guru dalam jabatan yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau
D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran,
atau satuan pendidikan yang diampunya, keikutsertaannya dalam
pendidikan profesi uji kompetensi yang diikutinya dilakukan berdasarkan
mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang
diampunya;
4) Guru yang memenuhi persyaratan pada satuan pendidikan yang belum
memenuhi ketentuan rasio peserta didik terhadap tetap menerima
tunjangan profesi.
D. Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2009 Tentang Dosen
15
Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2009 Tentang Dosen terdiri dari: 8 Bab dan
46 Pasal, yang terdiri dari:
BAB I KETENTUAN UMUM (ps 1)
BAB II SERTIIFIKASI (ps 2-7)
BAB III HAK (ps 8-32)
Bagian Ke-1: Tunjangan Profesi
Bagian Ke-2: Tunjangan Khusus
Bagian Ke-3: Tunjangan Kehormatan
Bagian Ke-4: Kesetaraan Tunjangan
Bagian Ke-5: Maslahat Tambahan
Bagian Kee-6: Promosi
Bagian Ke-7: Penghargaan
Bagian Ke-8: Perlindungan dalam Melaksanakan Tugas dan Hak atas Kekayaan Intelektual
Bagian Ke-9:Peningkatan Kompetensi, Akses Sumber Belajar, Informasi, Sarana dan Prasarana Pembelajaran, serta Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Bagian Ke-10:Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan
Bagian Ke-11:Pemberian Penilaian dan Penentuan Kelulusan Mahasiswa
Bagian Ke-12: Kebebasan untuk Berserikat dalam Organisasi Profesi
Bagian Ke-13: Cuti
BAB IV WAJIB KERJA DAN IKATAN DINASBAB V PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMINDAHANBAB VI SANKSI
Berikut adalah rangkuman isi dari PP No.37 Tahun 2009
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
16
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat (ps 1:1)
PENGAKUAN
Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
dosen sebagai tenaga profesional. (ps 1:5)
SERTIFIKASI
Sertifikasi pendidik untuk dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi
terakreditasi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan
yang ditetapkan oleh Pemerintah (ps 5:1). Pemberian sertifikat pendidik bagi
dosen dilakukan melalui sertifikasi dengan mempertimbangkan penilaian
portofolio pengalaman pendidikan dan penelitian serta kegiatan akademik atau
profesional lain yang diperoleh selama bertugas (ps 3-5)
HAK DOSEN
Mendapatkan tunjangan, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan (ps
8-10). Dosen yang melaksanakan tugas keprofesionalan-nya berhak mendapatkan
penghargaan. (ps 19:1). Dosen memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian
dan menentukan kelulusan mahasiswa secara objektif, transparan, dan akuntabel.
(ps 29)
PENGHASILAN DI ATAS KEBUTUHAN MINIMUM
Tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan bagi
dosen tetap yang bukan pegawai negeri sipil diberikan sesuai dengan kesetaraan
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang berlaku bagi dosen pegawai negeri sipil
(ps 11)
MASLAHAT TAMBAHAN
Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk: tunjangan pendidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi dosen dan kemudahan untuk
17
memperoleh pendidikan bagi putra-putri dosen, pelayanan kesehatan, atau bentuk
kesejahteraan lain. (ps.13)
PERLINDUNGAN TERHADAP DOSEN
Dosen berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam
bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan yang diperoleh melalui perlindungan
hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
(ps 22: 1&2)
Dosen mendapatkan perlindungan Hak atas kekayaan intelektual
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hak cipta, hak paten, hak merek,
hak desain industri, hak rahasia dagang, dan hak desain tata letak sirkuit terpadu
atas segala bentuk karya akademik dan/atau profesional.(ps 25)
KEWAJIBAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DOSEN
Dosen yang ditugaskan menjalani wajib kerja memperoleh tunjangan
wajib kerja setara dengan tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan/atau tunjangan kehormatan bagi
professor selama menjalankan tugas sebagai dosen sesuai dengan penetapan
kesetaraan jabatan akademik (ps 33:3). Dosen yang bertugas di daerah khusus
berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangannya (ps 37:2)
SANKSI BAGI DOSEN
Dosen yang tidak dapat memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (ps 39:1)
E. Permendiknas RI No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kulaifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
KUALIFIKASI AKADEMIK GURU
18
Guru PAUD/TK/RA : minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi
yang terakreditasi
Guru SD/MI : harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru SMP/MTs : memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru SMA/MA dan Guru SMK/MAK: memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
Guru SDLB/SMPLB/SMALB : harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus
atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan : Kualifikasi akademik yang
dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus
yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat
diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi
seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
STANDAR KOMPETENSI GURU
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru
PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK*.
19
DIBAWAH INI ADALAH SALAH SATU KOMPETENSI GURU MATA
PELAJARAN BIOLOGI PADA SMA/MA, SMK/MAK*
a) Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi serta
penerapannya secara fleksibel.
b) Memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala
alam.
c) Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala
alam/biologi.
d) Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu
Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
e) Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum
biologi.
f) Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika kimia dan matematika untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi.
g) Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang
terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
h) Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah.
i) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu
biologi dan ilmu-ilmu yang terkait.
j) Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan
kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah.
k) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium
dan lapangan.
l) Merancang eksperiment biologi untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
m) Melaksanakan eksperiment biologi dengan cara yang benar.
20
F. Permendiknas RI No.18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru
dalam Jabatan
Terdapat 8 pasal yang berisi tentang sertifikasi bagi guru, yaitu:
Pasal 1
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat
pendidikan untuk guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik
sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
Pasal 2
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi
dalam bentuk penilaian portofolio berupa pengumpulan dokumen berupa
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas,
prestasi akademik, keikutsertaan dalam forum ilmiah, dan karya pengembangan
profesi. Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio akan mendapat
sertifikat pendidik.
Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat melakukan
kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai
lulus; atau mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan
ujian mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
Pasal 3
Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib
mela-porkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat sertifikat pendidik kepada
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
(PMPTK) untuk memperoleh Nomor Registrasi Guru
Pasal 4
21
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
menentukan peserta sertifikasi berdasarkan kuota yang ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional.
Pasal 5
Dalam melaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan mengacu pada
pedoman sertifikasi guru dalam jabatan yang ditetapkan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Pasal 6
Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah Daerah yang
telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24
(dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan
profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui Dana
Alokasi Umum ter-hitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah
memperoleh sertifikat pendidik.
Pasal 7
Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006
dan telah me-miliki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi
pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007.
Pasal 8: Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
G. Permendiknas RI No.32 Tahun 2007 Tentang Bantuan Kesejahteraan
Bagi Guru yang Bertugas di Daerah Khusus
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2007 tentang bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di
daerah khusus.
22
Hal-hal yang dipertimbangkan adalah Bantuan kesejahteraan bagi guru
yang bertugas di daerah khusus, dalam rangka peningkatan kinerja guru baik yang
berstatus PNS maupun Non PNS yang bertugas di daerah khusus serta mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal, perlu memberi bantuan kesejahteraan
bagi guru yang bertugas di daerah khusus. Maka, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Bantuan Kesejahteraan bagi Guru yang
bertugas di Daerah Khusus.
Undang-undang yang mendukung, diantaranya yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M/2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2005;
Dari hasil keputusan,maka ditetapkan 9 pasal yang menjelaskan tentang
definisi, persyaratan, dan tata cata melaksakan bantuan kesejahteraan bagi guru
yang bertugas di daerah khusus. Pasal satu berisi definisi dari bantuan
kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus, syarat dari guru tersebut,
dan spesifikasi daerah yang dimaksud.
Pasal dua menjelaskan tata cara atau prosedur pelaksanaan kegiatan. Di
dalamnya disebutkan bahwa Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati
menentukan guru, Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur
menghimpun dan memeriksa kebenaran penerima bantuan kesejahteraan yang
diusulkan oleh Bupati atau pejabat, selanjutnya menyampaikannya kepada
Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktur Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan menerima. Tapi akan mengembalikan kepada Gubernur
atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubenur untuk diperbaiki apabila daftar nama
penerima bantuan yang tidak sesuai dengan peraturan ini. Dan apabila Gubernur
23
belummenyampaikan usulan sampai batas waktu yang ditetapkan, maka dapat
dikembalikan kepada kas negara.
Pasal tiga dan empat berisi waktu pelaksanaan kegiatan. Pasal lima berisi
tentang hal-hal yang dapat menyebabkan dihentikan atau dibatalkannya
kegitan.Pasal enam menjelaskan bahwa harus adanya laporan tentang sebab bila
kegiatan ini dihentikan disuatu tempat. Pasal 7 yakni semua instansi yang terkait
dengan pelaksanaan pemberian bantuan kesejahteraan harus melakukan
koordinasi dengan baik.
Pasal 8 tentang mekanisme pengusulan dan penetapan penerima bantuan dan
tata cara penyaluran dana bantuan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Dan
terakhir, pasal 9 berisi ketentuan bahwa Peraturan Menteri ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Maka dengan adanya peraturan ini, tentunya untuk mencegah penyimpangan
dari prosedur guna menghasilkan tujuan yang sesuai. Setiap individu pun
perlu merinci secara detail dan lebih mengerti bagaimana tata cara dilaksakan
dan mengapa tata cara tersebut harus menjadi pedoman dalam melaksanakan
program ini.
H. Permendiknas RI No.42 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Dosen
Dari Peraturan menteri pendidikan nasional RI nomor 42 tahun 2007
tentang sertifikasi dosen di atas, maka penjelasannya, yakni:
a. Pasal 1 tentang arti dari sertifikasi dosen. Sertifikasi dosen proses pemberian
sertifikat pendidik untuk dosen dalam jabatan.
Syarat sertifikasi:
a. Diikuti oleh dosen yang telah memiliki kualifikasi akademik sekurang-
kurangnya program magister (S2)/setara
b. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
24
c. Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli.
Sertifikasi dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
2. Pasal 2 berisi tentang beberapa hal yang harus diikuti untuk mendapat
sertifikasi dosen, yakni:
a. Uji kompetensi yang berupa penilaian portofolio untuk menentukan
pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan :
1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja Tridharma perguruan tinggi;
2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang
kepemilikan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan
kepribadian;
3) Pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam
pelaksanaan dan pengembangan Tridharma perguruan tinggi.
b. Dosen yang tidak lulus penilaian portofolio dapat melakukan kegiatan-
kegiatan pengembangan profesionalisme untuk dinilai kembali dalam
program sertifikasi selanjutnya sampai memenuhi standar kelulusan.
3. Pasal 3 berisi tentang penetapan oleh Menteri Pendidikan Nasional mengenai
kuota peserta sertifikasi dosen setiap tahun yang berpedoman pada kriteria
dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
4. Pasal 4 berisi tentang syarat-syarat Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi
dosen:
a) wajib memberi Nomor Pokok Pe-serta Sertifikasi
b) wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
mengenai jumlah, perubahan jumlah, dan kelulusan peserta
c) sertifikasi dosen
d) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan nomor registrasi
dosen bersertifikat berdasarkan laporan kelulusan dari perguruan tinggi
penyelenggara sertifikasi dosen
25
5. Pasal 5 tentang pernyataan tentang dosen dalam jabatannya, yakni Sertifikasi
dosen tidak berlaku untuk dosen yang telah menduduki jabatan akademik
Guru Besar/Profesor. Serta, dosen yang telah menduduki jabatan akademik
Guru Besar/Profesor dinyatakan telah memiliki sertifikat pendidik
6. Pasal 6 berisi bahwa dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak
memperoleh tunjangan profesi dosen sesuai peraturan perundang-undangan.
7. Pasal 7 yakni berisi tentang Pelaksanaan sertifikasi dosen dan kriteria serta
tugas sertifikator mengacu pada pedoman sertifikasi dosen yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
8. Yang terakhir, yakni Pasal 8 yang berisi bahwa Peraturan Menteri mulai
berlaku sesuai ketetapan
I. Permendiknas RI No.11 Tahun 2008 Tentang Perubahan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi
Bagi Guru Dalam Jabatan
Pasal I
Ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007
Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan diubah menjadi sebagai berikut.
“Pasal 6”
(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum
penyelenggara pendidikan yang menjadi peserta sertifikasi pada tahun berjalan
dan telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional pada tahun berjalan, dan melaksanakan beban kerja guru
sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu,
berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang
dibayarkan terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah
memperoleh sertifikat pendidik.
26
(2) Guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum
penyelenggara pendidikan yang menjadi peserta sertifikasi pada sebelum tahun
berjalan dan telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari
Departemen Pendidikan Nasional pada tahun berjalan, dan melaksanakan beban
kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu
minggu, berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang
dibayarkan terhitung mulai bulan berikutnya setelah bulan dikeluarkannya
sertifikat pendidik. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007.
(3) Guru yang melaksanakan beban kerja di luar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) memperoleh tunjangan profesi pendidik setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat yang
ditunjuk.“
Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RU Nomor 11 Tahun 2008
mengenai Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun
2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan diatas, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa: Pasal I, berisi ketentuan pasal 6 peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam
jabatan diubah menjadi sebagai berikut. “Pasal 6: Guru yang diangkat oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum penyelenggara pendidikan
yang menjadi peserta sertifikasi pada tahun berjalan dan telah
memilikipersyaratan-persyaratan.
Pasal ll dan lll berisi syarat-syarat pula dan guru memperoleh tunjangan
profesi pendidik setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan
27
Nasional atau pejabat yang ditunjuk. Maka untuk mendapatkan sertifikasi ada tata
cara tertentu dan itu perlu dirinci satu-persatu untuk hasil yang sesuai dengan
peraturan, dan mencegah penyimpangan dari peraturan tersebut.
J. Permendiknas RI No.17Tahun 2008 Tentang Perubahan Pertama Atas
Peraturan Menteri Penndidikan Nasional RI No.42 Tahun 2007 Tentang
Sertifikasi Dosen
Berdasarkan keputusan, maka ditetapkan :
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG
SERTIFIKASI DOSEN.
Pasal I: Mengubah ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen menjadi:
"Pasal 5
(1) Sertifikasi dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sampai dengan
Pasal 4 tidak berlaku untuk dosen yang telah menduduki jabatan
akademik Guru Besar/Profesor.
Peraturan menteri pendidikan nasional RI nomor 42 tahun 2007 Pasal 1
sampai pasal 4 yang berisi tentang:
Syarat sertifikasi, beberapa hal yang harus diikuti untuk mendapat
sertifikasi dosen, penetapan oleh Menteri Pendidikan Nasional mengenai
kuota peserta, dan syarat-syarat Perguruan Tinggi penyelenggara.
(2) Dosen yang telah menduduki jabatan akademik Guru Besar/Profesor
dinyatakan telah memiliki sertifikat pendidik
(3) Sertifikat pendidik bagi Guru Besar/Profesor sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi."
Jadi, secara jelas disebutkan dalam pasal tersebut, bahwa sertifikat pendidik
bagi guru besar/professor diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
top related