pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin kerja,...
Post on 03-May-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA, KOMPETENSI
DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR X
Rizky Angga Saputra, Firmansyah Kusasi, Marlia Saridewi
rizkyanggasaputra06@gmail.com
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali
Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan, disiplin kerja,
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor x. Metode penelitian yang
digunakam yaitu metode statistik deskriptif dengan pendekatan bersifat kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan kuesioner. Jumlah
sampel penelitian yang digunakan adalah 86 responden. Analisis data yang digunakan
yaitu analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis dalam bentuk uji T dan uji F
serta analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai, disiplin kerja
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, kompetensi berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja pegawai dan motivasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai. Sedangkan secara bersama-sama gaya kepemimpinan,
disiplin kerja, kompetensi dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hasil uji R square memberikan nilai sebesar 0,206 yang artinya 20.6 %
variabel kinerja pegawai kinerja pegawai dapat dijelaskan melalui keempat variabel
independen, sedangkan sisanya sebesar 79,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi, Motivasi dan kinerja
pegawai.
PENDAHULUAN
Pegawai merupakan faktor pengerak utama didalam intansi, karena pegawai
memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat di butuhkan intansi untuk
mencapai tujuannya, kinerja suatu intansi tidak terlepas dari kinerja individu dan para
anggotanya, apabila kinerja individu berjalan lancar maka secara langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja. Keberhasilan suatu intansi
dipengaruhi oleh kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya, pegawai dengan kinerja yang baik akan membawa
kemajuan bagi intansinya, sehingga dapat berkembangnya jiwa profesionalisme.
2
Untuk meningkatkan kinerja pegawai tentu dibutuhkan beberapa faktor yang menjadi
pendukung semangat pegawai dalam bekerja, seperti gaya kepemimpinan,
kedisiplinan, kompentensi dan motivasi. Baik organisasi swasta maupun
pemerintahan perlu melakukan pengebangan sumber daya manusia demi tercapainya
kenerja yang baik.
Adapun masalah yang ditemukan di kantor x . Salah satu contoh yang menjadi
hambatan adalah faktor kemampuan pegawai dan kurangnya sumber daya manusia
yang dimiliki. Kendala yang dijumpai selama ini mengenai kemampuan dan
kecakapan dalam menjalankan tugas. Oleh karena itu kedisiplinan sangatlah penting
bagi semua Pegawai. Disiplin sangat diharapkan demi berlangsungnya proses kerja
yang baik dan ketercapaian tujuan kantor x. Kedisiplinan dalam hal ini lebih
mengenai peraturan yang berlaku, kemampuan dan kecakapan dalam melaksanakan
tugas. Jika tidak memiliki pemahaman yang baik dalam peraturan yang ada akan
menyebabkan kesalahan atau permasalahan. Tujuan tindakan disiplin untuk
menciptakan bahwa perilaku pegawai konsisten dengan aturan-aturan yang ada di
Kantor x dan menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya
diantara pimpinan dan bawahan.
Seorang pemimpin dalam suatu intansi sangatlah penting karena pemimpin
memiliki peranan yang strategis dalam mengatur instansi. Selain itu kepemimpinan
sangat berpengaruh terhadap proses tercapainya kinerja yang baik. Kepemimpinan
memiliki berbagai gaya yang dapat dilakukan, baik buruknya suatu gaya
kepemimpinan yang diterapkan tergantung dari tercapainya tujuan intansi secara
penuh, gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang disukai oleh pemimpin
dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pengikut. Pada saat pimpinan mampu
menerapkan gaya kepemimpinan dengan baik, maka akan memberikan semangat
kerja yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja pegawai. Untuk menunjang
hasil kerja yang maksimal dibutuhkan keahlian dari pegawai sehingga pekerjaan
dapat terselesaikan dengan baik, pada kantor x masih memiliki kekuranggan Sumber
Daya Manusia dan pegawai yang memiliki diklat atau pelatihan yang menjadi
kriteria untuk jabatan tertentu di kantor x, kurang adanya diklat yang dimiliki
pegawai merupakan salah satu permasalahan dalam peningkatan kompetensi pegawai
guna kelanjaran dan keberhasilan kerja. Hal yang tidak kalah penting adalah faktor
motivasi. Motivasi memiliki peran yang penting selain dapat memberikan rasa
semagat dalam bekerja motivasi juga bisa menjadi harapan baik yang ingin dicapai.
Motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna
mendapatkan hasil yang terbaik. Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh pihak manajemen bila menginginkan setiap pegawai dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan kantor x. Wilayah kerja
yang dimiliki kantor x sangat luas dan rawan akan kecelakaan, oleh karena itu setiap
pegawai harus diberikan motivasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul: ‘‘Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin
Kerja, Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai kantor X’’.
3
Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
(1) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor X ?
(2) Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja kantor X ?
(3) Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor X ?
(4) Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor X ?
(5) Apakah gaya kepemimpinan, disiplin kerja, kompetensi dan motivasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor X ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
(1) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai kantor X
(2) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja kantor X
(3) Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai kantor X
(4) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai kantor X
(5) Pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin kerja, kompetensi dan motivasi secara
bersama terhadap kinerja pegawai kantor X
KAJIAN PUSTAKA
Gaya Kepemimpinan
Fahmi (2016: 126), ada yang harus dipahami oleh para pemimpin bahwa
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengerti dengan benar dimana
meletakan tipe kepemimpinan tersebut sesuai dengan tempatnya dan seorang
pemimpin yang tidak baik adalah pemimpin yang tidak mengerti bagaimana ia harus
bersikap.
Sutarto (dalam Sutrisno, 2009: 222), pendekatan prilaku berlandaskan pemikiran
bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan
bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan.
4
Disiplin Kerja
Hamali (2016: 214), mengatakan disiplin adalah suatu kekuatan yang
berkembang di dalam tubuh pegawai dan menyebabkan pegawai dapat menyesuaikan
diri dengan sukarela pada keputusan peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan
dan perilaku.
Singodimedjo (dalam Sutrisno, 2009: 86), mengatakan disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma
peraturan yang berlaku di sekitarnya.
Kompetensi
Sutrisno (2009: 202), secara harfiah, kompetensi berasal dari kata competence
yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi,
kompetensi diartikan sebagai dimensi prilaku keahlian atau keunggulan seorang
pemimpin atau staf mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan prilaku yang baik.
Fahmi (2016: 86), kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
individu yang memeliki nilai jual dan itu teraplikasi dari hasil kreativitas serta inovasi
yang dihasilkan.
Motivasi
Sutrisno (2009: 110), motivasi memiliki dua komponen yaitu: komponen dalam
dan luar. Komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan,
sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.
McFarland (dalam Wirjana, 2017 : 82) motivasi ialah cara bagaimana dorongan
keinginan, rangsangan, aspirasi, semangat atau kebutuhan mengendalikan atau
menerapkan perilaku manusia.
Kinerja
Hamali (2016: 98), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi pada ekonomi.
Gibson (dalam Kasmir, 2016 :183), mengatakan kinerja individu adalah dasar
kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu, motivasi
individu, harapan, dan penilaian yang dilakukan oleh manajemen terhadap
pencapaian hasil kerja individu.
5
Kerangka Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka penelitian dan hasil kajian empiris di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai Kantor X
H2 : Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai Kantor X
H3 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai Kantor X
H4 : Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai Kantor X
H5 : Diduga Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi dan Kompetensi
Berpengaruh Terhadap Kinerja Kantor X
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor X berlokasi di jalan X Tanjung Uban.
penelitian dilaksanakan di bulan November 2017 sampai selesai.
Gaya Kepemimpinan
(X1)
Disiplin Kerja
(X2)
Kompetensi
(X3)
Kinerja Pegawai
(Y)
Motivasi
(X4)
H5
H1
H2
H3
H4
6
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sunyoto
(2011:29) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya menggunakan
bantuan statistik untuk membantu dalam perhitungan angka-angka untuk
menganalisis data yang diperoleh. Menurut Istijanto (dalam Sunyoto, 2011: 22) data
primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab
masalah penelitiannya secara khusus. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer, yaitu data yang peneliti peroleh melalui kuesioner yang
langsung disebarkan kepada pegawai yang bekerja di kantor x.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai.
Operasional variabel ditujukan untuk menunjukkan variable yang digunakan dalam
penelitian dan diukur dengan indikator-indikator yang diambil dari teori-teori yang
berkaitan.
Variabel Idependen
Gaya Kepemimpinan (X1)
Fiedler (dalam Daft, 2008: 325-327), gaya kepemimpinan seseorang dapat dilihat
dari:
(1) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan;
Maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan
dengan bawahan. Sikap bawahan terhadap kepribadian, watak dan kecakapan
atasan;
(2) Struktur tugas; dan
Maksudnya di dalam situasi kerja apakah tugas-tugas telah disusun kedalam
suatu pola-pola yang jelas atau sebaliknya; dan
(3) Kewibawaan kedudukan pemimpin.
Bagaimana kewibawahan formal pemimpin dilaksanakan terhadap bawahan.
Disiplin Kerja (X2)
Sutrisno (2009: 94), indikator-indikator disiplin kerja terdiri dari:
(1) Kehadiran;
Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan
biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat
dalam bekerja.
(2) Ketaatan pada peraturan dan kerja; dan
Pegawai yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan
akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
(3) Ketaatan pada standar kerja.
Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap tugas
yang diamanahkan kepadanya.
7
Kompetensi (X3)
Gordon (dalam Sutrisno, 2009: 204-205), indikator yang ada dalam kompetensi,
yaitu:
(1) Pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kongnitif;
(2) Kemampuan, yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan padanya;
(3) Sikap, yaitu perasaaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar; dan
(4) Minat, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Motivasi (X4)
Herzberg (dalam Suwatno dan Donni, 2011: 176), motivasi dipengaruhi oleh dua
faktor:
(1) Faktor Interinsik : prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang diberikan
dan kesempatan untuk mengembangkan diri; dan
(2) Faktor Ekstrinsik : kesehatan kerja, kebijakan dan adminitrasi kantor yang baik,
supervise yang baik, gaji yang memuaskan, kondisi kerja yang baik dan
keselamatan kerja.
Variabel Dependen
Variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamat
akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen
beserta perubahannya yang terjadi kemudian.
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya yaitu :
Kinerja (Y)
Kasmir (2016: 208-210), untuk mengukur kinerja pegawai dapat digunakan
beberapa indikator mengenai kriteria kenerja yakni:
(1) Kualitas;
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan melihat kualitas (mutu) dari
pekerjaan yang dihasilkan melalui suatu proses tertentu.
(2) Kuantitas;
Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan dengan melihat dari kuantitas
(jumlah) beban kerja yang akan dicapai setiap pelaksanaan tugas jabatan.
(3) Waktu; dan
Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
8
(4) Hubungan Antar Pegawai.
Penilaian kinerja sering kali dikaitkan dengan kerja sama atau kerukunan antar
pegawai dan antar pimpinan
Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasa berupa orang, objek,
transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini seluruh pegawai yang bekerja di
kantor x.
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, sampel dalam penelitian ini
adalah pegawai kantor x yang berjumlah 86 orang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013 :19), analisisi statistik digunakan untuk menggambarkan
secara statistik dari variabel yang ada dalam penelitian ini, dilihat dari maksimum,
minimum, mean dan standar deviasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan, disiplin kerja, kompetensi dan motivasi dan variabel terikat adalah
kinerja pegawai.
Table 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gaya_Kepemimpinan 54 28 39 33,94 3,068
Disiplin_Kerja 54 27 40 33,19 3,551
Kompetensi 54 24 38 32,13 2,635
Motivasi 54 29 40 32,52 2,575
Kinerja_Pegawai 54 30 38 33,94 2,218
Valid N (listwise) 54
Sumber : Hasil Output SPSS, 2018
Uji Kualitas Data
Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa semua
instrument dalam penelitian ini di nyatakan Valid yaitu nilai r hitung lebih besar dari
9
pada nilai r tabel sebesar 0.266 sehingga semua instrument dapat digunakan dalam
penelitian ini.
Uji Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach’s alpha ini
juga mengunakan internal consistency reliability dengan metode Cronbach’s alpha di
mana kriteria suatu instrumen dikatakan reliable jika koefisiensi reliabilitas (r) > 0,6
nilainya maka data yang dikumpulkan semakin dapat dipercaya. Dari hasil uji
reliabilitas dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yang mana sesuai
dengan rumus yaitu jika (r)> 0,6 maka dapat dilihat bahwa semua nilai melebihi 0.6.
Sehingga intrumen layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menentukan apakah variabel
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov test. Jika tingkat signifikansi probabilitas >0.05 maka data
penelitian berdistribusi normal. Dalam Penelitian ini sebelumnya mendapatkan hasil
tidak simultan, kemudian dilakukan outlier.
Tabel 2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov setela dilakukan outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,90043803
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,056
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22, 2018
10
Nilai sAsymp. Sig. (2-tailed) 0,200 dan nilainya diatas 0,05. Hal ini berarti data
tersebut berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dan tolerance. Suatu model dikatakan bebas dari multikolinearitas
apabila nilai VIF yang kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas setelah outlier
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Gaya_Kepemimpinan ,938 1,066
Disiplin ,942 1,062
Kompetensi ,942 1,061
Motivasi ,911 1,098
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22, 2018
Nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini < 10, menunjukkan model
tidak terdapat gejala multikolinearitas bahwa tidak terdapat hubungan antar variabel
bebas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Glejser setelah outlier
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,882 2,970 ,970 ,337
Gaya_Kepemimpinan ,084 ,046 ,249 1,844 ,071
Disiplin_Kerja ,019 ,039 ,067 ,494 ,624
Kompetensi -,084 ,053 -,213 -1,580 ,121
Motivasi -,065 ,055 -,162 -1,180 ,244
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22,2018
11
Nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,05 yang
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada masing-masing variabel independen.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda. Regresi linear berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh
beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji.
Table 5. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah outlier
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,306 5,956 1,898 ,064
Gaya_Kepemimpinan ,237 ,091 ,328 2,593 ,013
Disiplin_Kerja ,093 ,079 ,149 1,178 ,244
Kompetensi ,285 ,106 ,339 2,689 ,010
Motivasi ,072 ,110 ,084 ,653 ,517
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
Kinerja Pegawai= 11,306 + 0,237 Gaya Kepemimpinan + 0,093 Disiplin kerja +
0,285 Kompetensi + 0,072 Motivasi
UJI HIPOTESIS
Hasil Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial. Pengambilan
keputusan berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan nilai kritis sesuai dengan
tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,05.
Adapun hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0= Variabel Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
Ha= Variabel Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi secara
parsial berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
dalam pembahasan hipotesis sebagai berikut :
12
Table 6. Uji T setelah outlier
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,306 5,956 1,898 ,064
Gaya_Kepemimpinan ,237 ,091 ,328 2,593 ,013
Disiplin_Kerja ,093 ,079 ,149 1,178 ,244
Kompetensi ,285 ,106 ,339 2,689 ,010
Motivasi ,072 ,110 ,084 ,653 ,517
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22, 2018
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis uji t yang dilakukan dapat dilihat bahwa
terdapat dua variabel bebas yang berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
terikat, yaitu disiplin kerja dan motivasi, dengan nilai signifikasi > 0,05 dan nilai t-
hitung < t-tabel, maka secara parsial disiplin kerja dan motivasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan dua variabel bebas yang berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat yaitu gaya kepemimpinan dan kompetensi dengan
nilai signifikasi < 0,05 dan t hitung > t-tabel, sehingga gaya kepemimpinan dan
kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Uji F (Simultan)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam
regresi telah sesuai. Uji F juga digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimaksudkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (5%). Kriteria pengujian uji
F adalah apabila nilai signifikan F lebih rendah dari 0,05 (5%), maka dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen yang diteliti secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Table 7. Uji F setelah outlier
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 69,415 4 17,354 4,442 ,004b
Residual 191,418 49 3,906
Total 260,833 53
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin_Kerja, Kompetensi, Gaya_Kepemimpinan
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22,2018
13
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0,004 dan
nilai F hitung 4,442. Ini berarti nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,004<0,05). Dan
berdasarkan perbandingan F hitung dengan F table. F hitung lebih besar dari F tabel yaitu
(4,442>2,56 ). Maka dalam hal ini Ha diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan
bahwa Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi secara
simultan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
Hasil Uji Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak
terhadap variabel dependen.
Table 8. Uji Determinasi setelah outlier
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,516a ,266 ,206 1,976
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin_Kerja, Kompetensi,
Gaya_Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Sumber: Output Data Olahan SPSS Versi 22,2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka R disebut koefisien korelasi antara
variabel Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi dengan
Kinerja Pegawai adalah 0,516. Ini artinya hubungan antara Gaya Kepemimpinan,
Disiplin Kerja, Kompetensi dan Motivasi dengan Kinerja Pegawai adalah kuat
(signifikan) sebesar 51,6 %. Adjusted R2 dalam penelitian ini sebesar 0,206, hal ini
menujukkan bahwa sebesar 20,6 % Kinerja Pegawai Pangkalan Penjagaan Laut dan
Pantai dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kompetensi dan
Motivasi. Sedangkan sisanya sebesar 79,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dari pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin kerja,
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor X maka diambil
kesimpulan sebagai berikut:
14
1) Secara parsial gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai Kantor X
2) Secara parsial disiplin kerja tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor X
3) Secara parsial kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
Kantor X
4) Secara parsial motivasi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor X
5) Secara simultan menunjukan bahwa gaya kepemimpinan, disiplin kerja,
kompetensi dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
Kantor X
Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah disimpulkan, maka peneliti memberikan
beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait, yaitu:
1) Pimpinan sebaiknya memperhatikan peningkatan gaya kepemimpinan dan
kompetensi yang mampu meningkatkan lagi kinerja pegawai,
2) Karena hasil variabel disiplin dan motivasi terhadap kinerja tidak signifikan . Untuk
kedepannya dalam melakukan survei lebih teliti sehinga hasil yang didapat lebih
akurat.
3) Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti
faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai karena faktor gaya
kepemimpinan, disiplin kerja, kompetensi dan motivasi berpengaruh sebesar
20,6% sehingga masih ada 79,4% faktor lain yang mempengaruhi kinerja
pegawai selain variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto, Brian, Fonny Arisandy Jacob, 2013, Profesional SDM Indonesia, Jakarta:
Penerbit PPM
Daft, Richard L. 2008. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Dale, Margared, 2010, Developing Management Skills: Techniques For Improving
Leaning & Performance, Cetakan III, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
15
Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta
Ghozali, Iman. 2013. Aplikasi analisis Multivarate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Undip
Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: CAPS.
Jackson, Susan E, Rendail S. Schuler, dan Steve Werner. 2010. Pengelolaan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:
Rajawali Pers
Kaswan. 2015. Sikap Kerja: Dari Teori dan Implementasi Sampai Bukti. Bandung:
Alfabeta.
Sedermayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama
Sujarweni, V. W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan ekonomi. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
Sunyoto, Danang. 2011. Penelitian Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Buku Seru.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia
Group
Suwanto, Donni Juni Priana. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta
Yani, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media.
top related