pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap ... · pdf filepengaruh kinerja...
Post on 06-Feb-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan
terhadap return saham perbankan yang terdaftar di bei
tahun 2004-2008
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Fajar Galih Permana
NIM. F0206055
2
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
3
4
5
MOTTO
“ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidup Dan Matiku, Adalah
Karena Allah Tuhan Semesta Alam. Tidak Ada Sekutu Baginya Dan Demikian
Itulah Yang Diperintahkan Kepadaku.”
(QS. At-Taubah: 105)
Be thankful for diffuclt times. During those time you grow.
Be thankful for your limitations. Because they give you opportunities for
improvement
Be thankful for each new challenge. Because it will build your strength and
character.
(Masrukhul Amri)
Jadilah diri sendiri walaupun itu kan membuatmu berbeda dengan yang lain.
Karena yang terpenting adalah kamu telah berusaha tuk jujur kepada diri
sendiri.
(Penulis)
6
7
Skripsi ini kupersembahkan dengan
segenap hati kepada:
1. Papa dan mamaku, Ishak Djaelalis
dan Entin Kartini
2. Kakak-kakakku, Ika Oktavianti
Kartika dan Rama Yudhasuara
3. Keluaga Besarku
4. Para Sahabatku
5. Almamaterku
KATA PENGANTAR
8
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2004-2008.
Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian
dan pemberian ilmunya baik akademis maupun non akademis.
2. Dra. Endang Suhari , M. Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi UNS.
3. Prof. Dr. Hartono, MS, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu di sela-sela kesibukkannya untuk memberikan arahan
dan bimbingan sejak awal hingga akhir penulisan skripsi.
4. Reza Rahardian, SE, M. Si, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan bantuan selama berada di Fakultas Ekonomi UNS.
5. Bapak dan Ibu Staf pengajar Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan
bimbingan selama penulis menempuh studi.
9
6. Staff dan karyawan Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan
kenyamanan dan kemudahan selama penulis menempuh proses studi.
7. Keluarga besar Himpunan Jurusan Manajemen FE UNS dan Badan Pers
Mahasiswa UNS, yang telah menjadi tempat ku mengembangkan diri.
8. Boarding House (Agung, Yoga, Yono, Mufid) dan Ijo Pongpong (Nda,
Warih, Reisya, Monic, Nes, Lusi, Sesil), yang memberikan ketakjuban
dalam setiap detikku.
9. D’Masiv, D’Alto, Step Inside, The Ants, Soulmotion dan semua teman-
teman band ku, kalian memang hebat dan berbakat,teruslah berkarya dan
bernyanyi!
10. Keluarga besar Masivers Community, khususnya Solo Masivers
Community, teruslah maju dan terus berkembang,jangan menyerah!
11. Teman-teman Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik,
yang telah memberikan bantuan, semangat, dan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, September 2010
Penulis
DAFTAR ISI
10
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………………......................... iii
MOTTO…………………………………………………………………… iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii
ABSTRAK…………………………………………………………………
ABSTRACT.……………………………………………………………….
xiv
xv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….
1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………... 1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………... 6
11
C. TUJUAN PENELITIAN………………………………………........ 7
D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….... 8
A. LANDASAN TEORI………………………………………………. 8
B. PENELITIAN TERDAHULU……………………………………… 26
C. KERANGKA PEMIKIRAN……………………………………... .... 28
D. HIPOTESIS………………………………………………………..... . 30
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………..... 36
A. POPULASI DAN SAMPEL………………………………………..... 36
B. PENGUKURAN VARIABEL…………………….……………….... 37
C. JENIS DATA……………………………………………………....… 40
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA………………………….....…… 41
E. UJI KUALITAS DATA………………………………………....…… 41
F. UJI HIPOTESIS………………………………………………..……. 44
12
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………….. 47
A. ANALISIS DATA………………………………………………..... 47
B. DESKRIPSI DATA………………………………………………... 48
C. PENGUJIAN DATA DAN ASUMSI KLASIK…………………… 51
D. PENGUJIAN HIPOTESIS………………………………………… 55
E. PEMBAHASAN ……………………………………………..……. 66
BAB V. PENUTUP……………………………………………………...... 73
A. SIMPULAN……………………………………………………..... 73
B. KETERBATSAN PENELITIAN…….………………………….... 74
C. SARAN…………………………………………………………. ... 74
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 76
LAMPIRAN………………………………………………………………... 79
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... 28
14
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Jumlah Sampel Penelitian............................................................ 48
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Data Penelitian.............................................. 48
15
Tabel IV.3 Hasil Pengujian Normalitas.......................................................... 52
Tabel IV.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas................................................. 53
Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 55
Tabel IV.6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda...................................... 56
16
DAFTAR LAMPIRAN
Data Penelitian................................................................................................. 80
Hasil Pengujian Data........................................................................................ 87
17
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2004-2008
Oleh :
FAJAR GALIH PERMANA
NIM. F0206055
18
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham perbankan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur menggunakan Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV) dan Price Earning Ratio (PER). Sedangkan ukuran perusahaan (Firm Size) diukur menggunakan nilai logaritma dari total aktiva.
Penelitian dilakukan atas 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2004 sampai dengan 2008. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham, sedangkan Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) sebagai variabel independen.
Hasil penelitian ini berdasarkan metode regresi berganda menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh positif secara simultan terhadap return saham, hal ini terlihat dari Fhitung = 2,404 lebih besar dari Ftabel = 2,35. Secara parsial Return On Asset (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return sahan dimana Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh paling dominan dengan nilai koefieisen beta lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya yaitu sebesar 0,461.
Kata kunci : KINERJA KEUANGAN, ukuran perusahaan, return saham
ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE AND FIRM SIZE ON STOCK RETURN OF BANKING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
PERIOD 2004-2008
19
Oleh :
FAJAR GALIH PERMANA
NIM. F0206055
The purpose this study to determine the effect financial performance and firm size on stock return of banking. Financial performance on this study measured by Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV) and Price Earning Ratio (PER). While Firm Size is measured by logarithm value from total assets.
The study was conducted on 20 companies listed of banking in Indonesia Stock Exchange for the period 2004 to 2008. Dependent variables in this study is stock return, while Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) and Firm Size as independent variables.
The results of this study based on multiple regression analysis states that Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV),Price Earning Ratio(PER) and Firm Size have a positive effect by simultaneously on stock return of banking, the case based on results Fhitung = 2,404 bigger than Ftabel = 2,35. By parsially Return On Asset (ROA) and Price Earning Ratio (PER) have a positive effect on stock return of banking which is Return On Asset (ROA) have more dominant effect with beta value bigger than another variables, there is 0,461.
Keywords : financial performance, firm size, stock return
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.
Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksanaan kebijakan moneter dan
pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang
sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan
Indonesia,2009).
Tujuan fundamental bisnis perbankan berdasarkan Mudrajad dan
Suhardjono dalam Ariyanti (2010) adalah memperoleh keuntungan optimal
dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi
pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan untuk
memperoleh penghasilan berupa dividen atau mendapatkan keuntungan dari
peningkatan harga saham yang dimiliki.
Penting bagi bank untuk senantiasa menjaga kinerja dengan baik,
terutama menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi, mampu membagikan
dividen dengan baik, prospek usaha yang selalu berkembang, dan dapat
memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, hal ini
berdasarkan Mudrajad dan Suhardjono dalam Ariyanti (2010). Apabila bank
21
dapat menjaga kinerjanya dengan baik maka dapat meningkatkan nilai saham
di pasar sekunder dan meningkatkan jumlah dana dari pihak ketiga. Kenaikan
nilai saham dan jumlah dana dari pihak ketiga merupakan salah satu indikator
naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan.
Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana kepada bank merupakan faktor yang
sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun
strategi bisnis yang baik. Para pemilik dana yang kurang menaruh
kepercayaan terhadap bank yang bersangkutan maka loyalitasnya sangat
rendah. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan,
karena para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya.
Salah satu faktor yang dilihat oleh para calon investor untuk
memutuskan apakah membeli atau tidak saham perusahaan adalah kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan juga harus senantiasa menjaga dan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya agar tetap diminati oleh
investor ataupun calon investor. Laporan keuangan perusahaan merupakan
cerminan dari kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan
merupakan proses dari perhitungan akuntansi yang disusun untuk memberikan
informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut yang akan digunakan oleh
pemakai yaitu para investor dan calon investor untuk melakukan keputusan
ekonomi, termasuk keputusan investasi. Selain itu, laporan keuangan dapat
digunakan untuk mengetahui perubahan dari tahun ke tahun, serta dapat
digunakan juga untuk mengetahui perkembangan perusahaan.
22
Investor dalam berinvestasi di pasar modal selalu dihadapkan
dengan return dan risiko atas investasi yang dimilikinya. Investasi adalah
suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari aset selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan ataupun
peningkatan nilai investasi (Husnan, 2003:40). Menurut Hartono (2000),
investasi dapat diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
Tujuan utama investor (pemodal) menanamkan modalnya pada
sekuritas terutama saham adalah untuk mendapatkan return (tingkat
pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return
tertentu dengan resiko minimal. Return dapat diperoleh dari dua bentuk, yaitu
dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham atas harga belinya),
sehingga investor akan memilih saham perusahaan mana yang akan
memberikan return yang tinggi. Harga pasar saham memberikan ukuran yang
obyektif mengenai nilai investasi sebuah perusahaan. Oleh karena itu harga
saham merupakan harapan investor. Kinerja perusahaan akan menentukan
tinggi rendahnya harga saham di pasar modal.
Menurut Nurohmah (2003), perusahaan dalam menghasilkan laba
merupakan fokus utama yang harus diperhatikan karena dalam penilaian
prestasi perusahaan (menggunakan analisis fundamental). Laba perusahaan
dapat dijadikan indikator dalam memenuhi kewajiban dan juga bisa dijadikan
sebagai penciptaan nilai perusahaan di masa yang akan datang.
23
Terdapat dua jenis analisis yang bisa digunakan untuk menemukan nilai
saham yaitu Analisis Sekuritas Fundamental (Fundamental Security Analysis)
atau Analisis Perusahaan (Company Analysis) dan Analsis Teknis (Tehnical
Analysis).
Analisis Fundamental adalah analisis yang menggunakan data
fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya :
laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya. Sedangkan Analisis
Teknis adalah analisis yang menggunakan data pasar dari saham, misalnya :
harga dan volume transaksi saham. (Jogianto, 2003).
Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Perusahaan yang
melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal
kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik
investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran
kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik
dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan
meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi
pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan analisis kinerja perusahaan
antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan
perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44).
24
Menurut penelitian yang dilakukan Dyah Kumala Trisnaeni (2007)
diperoleh bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE,
dan PER tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham
Sumilir (2002) melakukan analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio, ROI,
dan ROE terhadap return saham. Hasilnya variable independen secara
simultan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Wibowo & Erkaningrum (2002) memperoleh bukti bahwa investasi
memiliki nilai positif dan berpengaruh terhadap financial leverage.
Keterbatasan dana yang ada di dalam perusahaan akan mendorong
dilakukannya peminjaman yang lebih besar dan mengarah pada rasio
leverage yang lebih tinggi pula. Keinginan perusahaan untuk
memaksimalkan kekayaan para pemegang saham telah mendorong
perusahaan untuk memanfaatkan adanya kesempatan investasi yang ada.
Faktor firm size yang menunjukkan ukuran perusahaan, merupakan
faktor penting dalam pembentukan return saham. Hubungan antara firm size
dan return dalam portofolio menunjukkan arah hubungan yang berkebalikan.
Saham – saham perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return
yang lebih tinggi dari pada saham–saham dari perusahaan yang lebih besar.
Oleh karena berdasarkan Sharpe, Alexander dan Baley dalam Hidayati (2009),
jika investor mempertimbangkan size faktor dalam return saham maka
mereka akan mengarahkan pada small firm size effect
Monhanram (2003) mengenai analisis fundamental terhadap return
saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tingkat pertumbuhan dan
25
ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh positif terhadap return saham
dan Earning Per Share (EPS).
Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan
menganalisis kembali faktor yang mempengaruhi return saham yaitu kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan disini menggunakan rasio keuangan
yaitu Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio
(LEV), Price Earning Ratio (PER) dengan mempertimbangkan ukuran
perusahaan (Firm Size) terhadap return saham. Maka penulis mengambil
judul “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Return Saham Perbankan di BEI Tahun 2004-2008”
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage
Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm
Size) berpengaruh secara simultan terhadap return saham?
2. Apakah Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage
Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm
Size) berpengaruh secara parsial terhadap return saham?
26
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh secara simultan Earning Per Share (EPS),
Return of Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio
(PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap return saham.
2. Mengetahui pengaruh secara parsial Earning Per Share (EPS), Return
of Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER)
dan ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap return saham.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
berkepentingan antara lain :
1. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan melakukan investasi dalam bentuk saham.
2. Bagi perusahaan (emiten), penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen
khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan dan
ukuran perusahaan.
3. Bagi mahasiswa, sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan dalam
penelitian lebih lanjut dari penelitian serupa, atau sebagai acuan dalam
penelitian lain.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
pada pasal 1 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak. Sedangkan dalam Pasal 2 disebutkan bahwa bank
umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Berdasarkan bunyi dari dua pasal di atas dapat disimpulkan mengenai
usaha pokok dari bank, yaitu:
a. Menghimpun dana dari pihak ketiga, dalam hal ini adalah
masyarakat.
b. Menjadi perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan
kredit.
c. Memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran penting
dalam sistem keuangan. Peranan tersebut menurut Sri Susilo (2000 : 8)
adalah;
28
a. Pengalihan aset (asset transmutation)
Bank dan lembaga bukan bank memberikan pinjaman kepada
pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh
dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal
ini bank lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai
pengalih aset dari unit surplus (lenders) kepada unit deficit
(borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan aset dapat pula terjadi
jika bank dan lembaga keuangan menerbitkan sekuritas
sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dan
sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan
selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham,
obligasi, promes, commercial paper dan sebagainya) yang
diterbitkan unit defisit.
b. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi
barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro,
tabungan, deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti
uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
29
c. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan
sebagainya. Produk – produk tersebut mempunyai likuiditas yang
berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka
dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya.
d. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah
mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan
memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetri antara
peminjaman dan investor menimbulkan masalah insentif.
2. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai
oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan
dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan
sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat
30
berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting
dalam hal ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya. (IAI, 2001)
3. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan
sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa,
kreditur serta stakeholder lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh
stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan
kesejahteraan yang mereka peroleh.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar
31
untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat
mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Berdasarkan Govindarajan dalam Nugraha (2010) pengukuran kinerja
keuangan perusahaan bertujuan untuk:
a. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan
penting mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para
manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan
kepentingan perusahaan.
b. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.
4. Informasi Laporan Keuangan
Sebelum seorang investor memutuskan akan menginvestasikan
dananya di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu untuk
dilakukan, yaitu penilaian yang cermat terhadap emiten. Seorang investor
harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang
benar, sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak
lain yang memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut (Rosyadi,
2002). Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia
menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan
investasinya.
Laporan keuangan memberikan informasi yang berhubungan dengan
profitabilitas, resiko, aliran kas, yang seluruhnya akan mempengaruhi
32
harapan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
tersebut.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan
teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka
untuk memperoleh ukuran-ukuraran dan hubungan-hubungan yang berarti
dan berguna dalam rangka pengambilan keputusan.
Bagi para investor yang akan melakukan analisis perusahaan,
informasi laporan yang dikeluarkan perusahaan merupakan salah satu jenis
informasi yang mudah didapatkan dibandingkan alteratif informasi yang
lainnya. Selain itu informasi laporan keuangan sudah cukup
menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi
perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Selain itu kita
juga bisa melihat prospectus perusahaan selama operasinya hanya dengan
membaca dan melihat laporan keuangan.
Koesno dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor
penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja
keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi
petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Selain itu
analisis terhadap informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan oleh investor untuk mengetahui perbandingan antara
nilai intrinsic saham perusahaan dengan harga pasar saham perusahaan
yang bersangkutan, dan atas pertimbangan tersebut investor dapat
33
mengambil keputusan apakah membeli ataukah menjual saham perusahaan
yang bersangkutan. Laporan keuangan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Neraca yang menggambarkan kondisi financial pada waktu tertentu.
b. Laba Rugi menggambarkan kondisi profitabilitas perusahaan pada
periode tertentu.
c. Laporan arus kas menggambarkan aliran kas yang bersumber dari
tiga sumber atau aktivitas yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi,
dan aktivitas pendanaan.
5. Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan
a. Rasio Keuangan
Untuk mengetahui atau menilai kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak
ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang
menghubungkan dua kata keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan
pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman
dibandingkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data
keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.
Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca
dan laba rugi dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
dan penilaian posisi keuangannya. Analisis rasio juga memungkinkan
34
manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor,
dan juga memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-
kira dana dapat diperoleh. Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis
perbandingan. Pertama, analisis dapat memperbandingkan rasio
sekarang dengan rasio masa lalu, yang kedua membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan
rata-rata industri pada satu titik yang sama.
Rasio-rasio dikelompokkan dalam lima kelompok dasar yaitu :
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangan yang berjangka pendek tepat
pada waktunya. Tingkat likuiditas yang tinggi memperkecil
kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban fiansial
jangka pendek kepada kreditur dan berlaku pula sebaliknya.
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
hutang lancar, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan
mengelola aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu
membayar utang jangka pendek tepat pada waktu yang
dibutuhkan. Tingi rendahnya rasio ini akan mempengaruhi
minat investor untuk menginvestasikan dananya. Makin besar
rasio ini maka makin efisien perusahaan dalam
mendayagunakan aktiva lancar perusahaan.
35
Rasio likuiditas terdiri dari :
a) Quick Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
cashflow perusahaan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja
b) Current Ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini maka
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi
jangka pendeknya.
2) Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitasbilitas diukur dengan kesuksesan
perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara
produktif, dengan demikian profitabilitas perusahaan dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam
suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
efisien perusahaan tesebut dalam memanfaatkan fasilitas
perusahaan.
36
Rasio Profitabilitas terdiri dari :
a) Gross Profit Margin
Rasio ini mencerminkan laba kotor yang dapat dipakai
perusahaan dari setiap Rupiah penjualannya, yang berarti
dilihat dari komponen penjualan bersih dan harga pokok
penjualan.
b) Contribution Margin
Rasio yang digunakan mengukur seberapa besar hasil
penjualan dapat digunakan untuk menutup biaya variabel
emiten.
c) Return on Asset (ROA)
Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa baik
manajemen menggunakan seluruh asset yang dimiliki
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d) Return on Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar hasil
laba emiten yang dapat dinikmati oleh investor. ROE yang
tinggi bisa berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki
peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi
pemegang saham.
e) Net Profit Margin
Mengukur seberapa besar kontribusi penjualan terhadap
laba bersih perusahaan
37
3) Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan bila
perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan
jangka pendek ataupun kewajiiban jangka panjang. Rasio ini
merupakan perbandingan total aktiva dan utang serta utang dan
ekuitas. Proporsi utang untuk investasi dan operasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari :
a) Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menggambarkan total hutang dan total ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan kemampuan modal
sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. DER merupakan rasio solvabilitas yang
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya, sehingga bisa
melihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang atau
kewajiban. Semakin tinggi DER, semakin besar presentase
modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan,
atau semakin besar DER menandakan struktur permodalan
usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif
terhadap ekuitas.
38
b) Longterm Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara
dana investasi yang menggunakan hutang dan
menggunakan ekuitas.
c) Interest Coverage Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar
prosentase sisa laba setelah digunakan untuk membayar
kewajiban beban bunga.
4) Rasio Aktivitas
Rasio ini mengukur tingkat kemampuan dari pihak
manajemen dalam mengelola asset-assetnya.
Rasio aktifitas terdiri dari :
a) Invetory Turnover
b) Total Asset Turnover
5) Rasio Nilai Pasar
Rasio ini mengukur kemapuan perusahaan dalam
menciptakan nilai pada masyarakat terutama pemegang saham
dan calon investor (Harianto dan Sudomo, 2001:155). Hal ini
dilakukan karena seorang investor dalam melakukan investasi
saham akan berharap untuk mendapatkan imbalan berupa laba
atau peningkatan nilai ekonomi saham.
39
Rasio nilai pasar terdiri dari :
a) Price Earning Ratio (PER)
PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai
suatu saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang
harapan masa depan suatu perusahaan. PER merupakan
fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan
datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari
pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula
PER.
b) Earning per Share (EPS)
Rasio ini digunakan untuk mengukur presentase laba
terhadap harga saham. Laba per lembar saham merupakan
jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. EPS yang tinggi menandakan bahwa
perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham.
Dengan demikian EPS menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan
laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham.
c) Divident Per Share (DPS)
Mengukur seberapa besar presentase dividen terhadap
harga saham. Perusahaan dengan variabel DPS yang tinggi
40
diyakini mempunyai prospek yang baik di masa yang akan
datang
b. Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan dapat diukur melalui ukuran
aktiva, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar (Fitriany, 2001).
Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan
risiko. Perusahaan yang tumbuh besar memiliki kewajiban yang lebih
besar dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi para krediturnya.Hal
ini dilakukan dengan memberikan pengungkapan yang lebih terinci
dalam laporan tahunannya (Subiyantoro, 1997). Ukuran aktiva dipakai
sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan (Hartono, 2000).
6. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang
belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return
realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. Return ekspektasi
(Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Jogiyanto, 2000).
41
Husnan dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa meskipun disebut
sebagai return saham atau tingkat keuntungan, sebenarnya tingkat
keuntungan tersebut lebih tepat dikatakan sebagai presentasi perubahan
harga saham. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk
memaksimumkan return, tanpa melupakan faktor atas investasi yang
dilakukan.
Selain memperhatikan return, investor juga perlu mempertimbangkan
resiko yang akan didapat akibat investasi tersebut. Resiko merupakan
kemungkinan perbedaan antara actual return yang diterima dengan return
yang diharapkan. Komponen return meliputi:
a. Capital Gain / loss merupakan keuntungan / kerugian bagi investor
yang diperoleh dari kelebihan harga jual / harga beli diatas harga beli /
harga jual yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor
secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan
dalam presentase dari modal yang ditanamkan.
Actual return yang diterima oleh investor belum tentu sama dengan
tingkat return yang diharapkan karena adanya faktor resiko, sehingga
investor yang rasional perlu untuk memperkirakan besarnya resiko dan
tingkat keuntungan dari seluruh asset yang ada di pasar. Untuk itu
pembentukan model-model keseimbangan umum sangat berguna untuk
menjelaskan hubungan antara resiko dan tingkat keuntungan serta
42
menentukan ukuran resiko yang relevan bagi setiap asset, juga dapat
bermanfaat untuk penentuan harga asset.
7. Pengaruh antara EPS, ROA, LEV, PER, Firm Size terhadap Return
Saham
a. Earning per Share (EPS)
EPS adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar rasio
ini menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan semakin besar dan
menunjukkan tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per
lembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik
investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek
positif pada harga saham. Oleh karena itu perusahaan yang stabil
biasanya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS setiap
triwulannya dan berfluktuatif jika sebaliknya.
b. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas
suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba
bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan
menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA
tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang
43
menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi
ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya.
Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan
yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak,
kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi di bawah normal, dan
lain-lain.ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan. Jika ROA negatif, menunjukkan dari penggunaan
total aktiva perusahaan mengalami kerugian.
c. Leverage Ratio (LEV)
Rasio leverage adalah perbandingan antara total hutang dengan
total aktiva yang menunjukkan adanya jaminan aktiva untuk
membayar kewajiban perusahaan. Penggunaan hutang itu sendiri,
bagi perusahaan mengandung tiga dimensi antara lain sebagai
berikut:
1. Pemberi kreditakan menitik beratkan pada besarnya jaminan
atas kredit yang diberikan.
2. Penggunaan hutang tersebut oleh perusahaan, maka apabila
perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban
tetapnya, maka pemilik perusahaan keuntungannya akan
meningkat.
44
3. Penggunaan hutang tersebut oleh perusahaan, maka perusahaan
akan memperoleh dana untuk kehilangan pengendalian
perusahaan.
Penggunaan leverage dalam perusahaan terjadi setelah
perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Penggunaan dana
dengan beban tetap ini dilakukan dengan harapan untuk memperbesar
pendapatan perlembar saham biasa. Finansial leverage dikatan
menguntungkan apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan
dana tersebut lebih kecil dari beban tetapnya. Semakin besar
tingkat financial leverage perusahaan, semakin tinggi risiko
finansialnya.
d. Price Earning Ratio (PER)
PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham,
rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan masa depan suatu
perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan
di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari
pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER. PER
secara teoritis merupakan indikator yang dapat digunakan menentukan
apakah harga saham saham tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah,
sehingga para (calon) investor dapat menentukan kapan sebaiknya
saham dibeli atau dijual.
45
e. Firm Size
Faktor Size yang menunjukkan ukuran perusahaan merupakan faktor
penting dalam pembentukan return saham. Penelitian Fama dan
French dalam Nugroho (2003) menunjukkan bahwa faktor size
yang merupakan kapitalisasi nilai pasar dari ekuitas lebih konsisten
dan lebih berpengaruh dalam mempengaruhi return. Saham-saham
perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return yang
lebih tinggi dari pada saham-saham perusahaan yang lebih besar.
B. PENELITIAN TERDAHULU
1. Dyah Kumala Trisnaeni (2007) tentang pengaruh kinerja keuangan yang
terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE, dan PER terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dan untuk mengetahui rasio
yang dominan yang mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Hasilnya menunjukkan rasio keuangan yang terdiri
dari EPS, DER, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh positif secara
serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah
rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominan mempengaruhi
perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta.
46
2. Sumilir (2002) melakukan analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio, ROI,
dan ROE terhadap return saham. Berdasarkan hasil analisis regresi
berganda, variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
positif terhadap return saham.
3. Rachmawati (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja
finansial yang diukur dari ROE, DER, EPS, DPS, dan PER terhadap
perubahan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
bersama-sama lima variable tersebut berpengaruh positif terhadap harga
saham.
4. D. Silalahi dalam Natarsyah (2000) dalam penelitiannya terdapat 38
perusahaan di BEJ tahun 1989 – 1998 menunjukkan bahwa fluktuasi
harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-
variabel ROA, DPR, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga
deposito, dimana pengaruh ROA adalah paling dominan.
5. Kuy Savuth dalam Hidayati (2009) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham kelompok industri manufaktur di
BEJ menunjukkan bahwa : diantara faktor-faktor BEP (Book Value
Equity Per Share), ROE, PER, dividend yield, dan tingkat bunga
deposito, ternyata BEP tidak berpengaruh positif, PER mampunyai
pengaruh positif, dan tingkat bunga deposito mempunyai pengaruh
negatif terhadap perubahan harga saham.
6. Purnomo (1998) dalam penelitiannya tentang keterkaitan kinerja
keuangan dengan harga saham, memberikan hasil bahwa ROE, EPS,
47
PER, dan DPS mempunyai hubungan positif dengan harga saham
sedangkan DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan
proyeksi harga saham.
7. Sahetapy dalam Hidayati (2009) tentang keterkaitan EPS, EVA,
ROA, dan ROE dengan return saham, memperoleh hasil bahwa
secara simultan EPS, EVA, ROA, dan ROE dapat digunakan untuk
memprediksi return saham (mempunyai pengaruh positif terhadap return
saham). Secara parsial EPS terbukti memiliki hubungan yang paling
erat dengan return saaham, yang ditandai dengan koefisien korelasi
dan determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Model penelitian menggambarkan pengaruh antar variabel-variabel penelitian
dan bentuk hipotesis yang dirumuskan.
Gambar III.1 Kerangka Pikir Penelitian
Earning per Share
Leverage Ratio
Price Earning Ratio
Firm Size
Return on Asset
Return Saham
48
Dari kerangka pemikiran diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Earning per Share (EPS) menunjukkan semakin besar tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi
pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga
saham.
2. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih
yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan
seluruh kekayaannya. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional
perusahaan dan sebaliknya. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan.
3. Leverage Ratio (LEV) menunjukkan proporsi atas penggunaan utang
untuk membiayai investasinya. Apabila perusahaan menggunakan hutang
semakin banyak, maka semakin besar beban tetap yang berupa bunga dan
angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar jika perusahaan ternyata
mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya
sehingga dividen yang akan diterima pemegang saham semakin kecil.
Jadi, semakin besar tingkat finansial leverage perusahaan, makin tinggi
risiko finansialnya (Indriastuti 2001). Dengan risiko yang tinggi, maka
pendapatan akan tinggi pula.
49
4. Price Earning Ratio (PER) merupakan fungsi dari pendapatan yang
diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan
dari pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER.
5. Firm Size menunjukkan ukuran perusahaan yang merupakan faktor
penting dalam pembentukan return saham. Hubungan antara Firm Size
dan return rata-rata dalam portofolio menunjukkan arah hubungan yang
berkebalikan. Saham-saham perusahaan yang lebih kecil cenderung
mempunyai return yang lebih tinggi daripada saham-saham dari perusahaan
yang lebih besar. Oleh karena itu Sharpe, Alexander dan Baley dalam
Hidayati (2009) berpendapat jika seseorang mempertimbangkan size
effect dalam return saham mereka akan mengarahkan pada small Firm
effect.
6. Return merupakan variabel dependent yang dihitung berdasarkan data
historis tahunan.
D. HIPOTESIS
Hipotesis dapat di definiskan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalan bentuk
pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang dirumuskan
untuk studi penelitian. (Sekaran, 2006 : 135)
Menurut penelitian yang dilakukan Dyah Kumala Trisnaeni (2007)
diperoleh bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE, dan
50
PER tidak berpengaruh positif secara serentak terhadap return saham
Sumilir (2002) melakukan analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio, ROI,
dan ROE terhadap return saham. Hasilnya variable independen secara
simultan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Berdasarkan Hidayati (2009) diperoleh secara simultan keempat
variabel kinerja finansial perusahaan dan variabel karakteristik perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang masuk
dalam kelompok Indeks LQ-45 Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2005.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis keenam dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
H1 = Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage
Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER), ukuran perusahaan
(Firm Size) berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap
return saham perbankan yang terdaftar di BEI
Earning per Share (EPS) menunjukkan semakin besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham
bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga saham.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumilir (2003),
diungkapkan bahwa kinerja perusahaan (Leverage, EPS, ROI, dan ROE)
secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap abnormal return.
Sedangkan secara individual hanya variabel EPS yang berpengaruh
terhadap abnormal return. Hal ini berarti bahwa EPS mempunyai
51
ekspektasi pemegang saham atas return yang diperoleh. Berdasarkan
penelitian diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan berhubungan positif
dengan abnormal return.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis pertama dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
H2 = Earning per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba
bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan
seluruh kekayaannya. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional
perusahaan dan sebaliknya. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total
aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberikan
laba bagi perusahaan. Rasio ini merupakan indikator yang penting untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersihnya.
Selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan pada gilirannya akan
meningkatkan return saham.
Dalam penelitian D. Silalahi dalam Natarsyah (2000) terdapat 38
perusahaan di BEJ tahun 1989 – 1998 menunjukkan bahwa fluktuasi harga
saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel ROA,
DPR, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito, dimana
pengaruh ROA adalah paling dominan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis kedua dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
52
H3 = Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Indriastuti (2001) menyatakan bahwa apabila perusahaan menggunakan
hutang semakin banyak, maka semakin besar beban tetap yang berupa bunga
dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar. Jika perusahaan ternyata
mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya. Akibatnya,
dividen yang akan diterima pemegang saham semakin kecil. Jadi, semakin
besar tingkat financial leverage perusahaan, makin tinggi risiko financialnya.
Hal demikian sejalan dengan Suharli (2005) menyatakan leverage (hutang)
memiliki hubungan negatif atau tidak searah dengan kebijakan dividen,
sehingga semakin tinggi leverage, maka dividen yang dibagikan semakin kecil
atau rendah.
Namun penelitian Wibowo & Erkaningrum (2002) memperoleh bukti
bahwa investasi memiliki nilai positif dan berpengaruh terhadap financial
leverage. Keterbatasan dana yang ada di dalam perusahaan akan mendorong
dilakukannya peminjaman yang lebih besar dan mengarah pada rasio
leverage yang lebih tinggi pula. Keinginan perusahaan untuk
memaksimalkan kekayaan para pemegang saham telah mendorong
perusahaan untuk memanfaatkan adanya kesempatan investasi yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis ketiga dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
H4 = Leverage Ratio (LEV) berpengaruh positif terhadap return saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
53
Price Earning Ratio (PER) merupakan fungsi dari pendapatan yang
diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan
dari pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER. Dengan
PER yang tinggi akan menyebabkan harga saham serta return saham yang
tinggi dan sebaliknya.
Penelitian Kuy Savuth dalam Hidayati (2009) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham kelompok industri manufaktur di
BEJ menunjukkan bahwa : diantara faktor-faktor BEP (Book Value Equity
Per Share), ROE, PER, dividend yield, dan tingkat bunga deposito, ternyata
BEP tidak berpengaruh, PER mampunyai pengaruh positif, dan tingkat
bunga deposito mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga
saham.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis keempat dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
H5 = Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Faktor Size yang menunjukkan ukuran perusahaan merupakan faktor
penting dalam pembentukan return saham. Penelitian Fama dan French
dalam Nugroho (2003) menunjukkan bahwa faktor size yang merupakan
kapitalisasi nilai pasar dari ekuitas lebih konsisten dan lebih berpengaruh
positif dalam mempengaruhi return. Saham-saham perusahaan yang lebih
kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi dari pada saham-
saham perusahaan yang lebih besar.
54
Imronudin (2005) menyatakan bahwa pada kondisi moneter yang
kontarktif size mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka hipotesis kelima dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk alternatif bahwa:
H6 = Ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh positif terhadap
return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu,
kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau
diselidiki (Sekaran, 2000).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan keuangan
yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-
2008, dengan alasan bahwa bank merupakan sumber pendanaan eksternal
terpenting yang digunakan dalam dunia bisnis (Frederic dan Stanley,
2003: 374)
3. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu suatu metode dimana pengambilan data-data dengan
kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut meliputi :
56
1. Perusahaan perbankan yang secara kontinyu terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
2. Perusahaan perbankan yang menyertakan laporan keuangan per 31
Desember mulai tahun 2004 hingga tahun 2008.
B. PENGUKURAN VARIABEL
Penelitian ini menggunakan dua variable :
1. Variabel Dependen yaitu variabel yang mempunyai ketergantungan
terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah
return saham. Saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perubahan harga periode yang dihitung dengan periode sebelumnya dan
ditambah dengan dividend yield. Karena return terdiri dari Capital Gain /
Loss dan Yield.
Besarnya return saham dapat dihitung sebagai berikut :
%100
%1001
1
C=
+C-
=-
-
t
t
t
ttit
P
DldDividenYie
eldDividendYiP
PPR
Keterangan :
=itR return saham i pada periode t
=tP harga saham i pada periode t
1-tP =harga saham i pada periode t-1
Dt = dividen yang dibayar pada periode t
Pt = harga saham pada periode t
57
2. Variabel independen adalah variabel bebas atau tidak terikat dengan
variabel lain. Adapun variabel independent dalam penelitian ini antara lain
a. Earning per Share (EPS)
EPS merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi pemegang saham. EPS dapat
dihitung sebagai berikut :
BeredaryangSahamJumlahPajaksetelahBersihLaba
EPS =
b. Return on Asset (ROA)
Rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas aktiva yang didanai
oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat
memberikan ukuran produktifitas aktiva dalam pengembaliannya
kepada kedua belah pihak (Sawir,2001) menyatakan rumus ROA
sebagai berikut :
AktivaTotalPajaksetelahBersihLaba
ROA =
c. Leverage Ratio (LEV)
Rasio leverage merupakan perbandingan antara utang dengan
aktiva suatu perusahaan pada saat tertentu (akhir periode).
Semakin besar Leverage Ratio menandakan struktur permodalan
usaha lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan
aktiva sehingga resiko perusahaanpun semakin tinggi dan
58
semakin besar pula resiko yang harus ditanggung investor. Karena
risiko yang harus dihadapi cukup tinggi. Maka kompensasi yang akan
mereka terima yaitu return saham juga akan tinggi. Leverage Ratio
dihitung dengan formula sebagai berikut :
AktivaTotalgtanUTotal
LEV =
d. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan masa depan suatu
perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan
di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari
pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER. PER
secara teoritis merupakan indikator yang dapat digunakan menentukan
apakah harga saham saham tertentu terlalu tinggi dan terlalu rendah,
sehingga para (calon) investor dapat menentukan kapan sebaiknya
saham dibeli atau dijual. PER dapat dihitung sebagai berikut :
SahamLembarperLabaSahamLembarperPasaraargH
PER =
e. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur melalui ukuran
aktiva, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar (Fitriany, 2001).
Variabel total aktiva memiliki satuan angka paling besar yang potensial
59
menimbulkan heteroskedastisitas sehingga harus ditransformasikan ke
logaritma (Suripto, 1998). Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap
ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Wuryatiningsih dalam
Jatiningsih (2004) dimana sebagai proksi ukuran perusahaan adalah
nilai logaritma dari total aktiva dengan pertimbangan bahwa nilai
aktiva lebih stabil daripada nilai penjualan bersih dan kapitalisasi
pasar.
C. JENIS DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana
data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung (data dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan, atau laporan histories yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. (Indriantoro,
1999).
Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Laporan keuangan tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh
perusahaan yang menjadi obyek penelitian selama periode 2004-2008.
2. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti EPS, ROA, LEV, PER
perusahaan dan laporan keuangan perusahaan diperoleh dan dihitung dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sedangkan variabel ukuran
perusahaan (size) merupakan nilai logaritma dari total asset perusahaan
yang terdapat di Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
60
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode dokumentasi, yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pencatatan seperlunya
dari sumber data yang terkait.
Data yang dikumpulkan berasal dari :
1. Kinerja keuangan perusahaan yang digunakan adalah rasio keuangan dan
ukuran perusahaan, yang dihitung berdasarkan laporan keuangan
perusahaan perbankan periode 2004 – 2008. Data tersebut diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
2. Return saham diperoleh dari IDX dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
E. UJI KUALITAS DATA
Uji kualitas data data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik.
Karena jenis data dalam penelitian ini dalah jenis data sekunder. Uji asumsi
klasik ini dilakukan agar model regresi pada penelitian ini signifikan dan
representatif, maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar
klasik. Asumsi dasar tersebut adalah apabila tidak terjadi autokorelasi,
multikolinearitas, dan heterokedastisitas diantara variabel-variabel bebas
dalam regresi tersebut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai
61
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji
normalitas data yang digunakan uji statistic Kolmograv Smirnov dengan
kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai yang
signifikansinya telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
normal.
Apabila pada akhirnya hasil uji tidak menunjukkan hasil normal maka
tindakan yang dilakukan dapat berupa, 1) melakukan persamaan regresi
semilog (sisi kiri diubah dalam bentuk logaritma atau sebaliknya), dan 2)
bila masih tidak normal dapat dengan regresi double log (kedua sisi diubah
dalam bentuk logaritma), beberapa langkah tersebut perlu dilakukan agar
regresi terbebas dari ketidak normalan data. (Ghozali, 2006)
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena kesalahan pengganggu
(residual) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji yang
dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin
Watson. yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d)
dengan nilai kritisnya atau nilai tabel. Jika nilai (d) terletak antara batas
atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol, berarti tak ada autokorelasi.
62
3. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini untuk menguji apakah ada hubungan linear antara variael-
variabel bebas dalam model regresi maupun untuk menunjukkan ada
tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas.
Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat tolerance value dan
variance inflation faktor (VIF). Nilai yang umum dipakai adalah tolerance
value diatas 0,10 atau dengan nilai VIF kurang dari 10.
4. Uji Heterokedastisitas
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk
mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam penelitian ini maka
digunakan Metode Rank Spearman dengan cara meregresikan variable-
variabel bebas dengan variabel residual yang kemudian dikorelasikan
secara matriks. Apabila nilai probabilitas dari residual lebih besar dari α =
0,05; maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas begitu juga sebaliknya
apabila nilai dari residual lebih kecil dari α = 0,05; maka akan terjadi
gejala heteroskedastisitas.
63
F. UJI HIPOTESIS
1. Model Regresi Linear Berganda
Regresi merupakan alat yang mengukur kekuatan pengaruh antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukkan arah pengaruh antara variabel
dependen dengan variabel independen.
Dalam penelitian ini, model estimasi yang digunakan adalah persamaan
linier, adapun persamaan model regresi berganda tersebut adalah :
eccccc ++++++= 5544332211 bbbbbaY
Keterangan :
Y = Return
a = konstanta
1c = EPS
2c = ROA
3c = LEV
4c = PER
5c = SIZE
54321 ,,,, bbbbb = Koefisien Regresi
e = error
2. Uji F – Statistik
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama.
64
Langkah-langkah hipotesis dengan Uji F :
a. Menentukan hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0
Semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Membandingkan probabilitas F-hitung dengan alpha = 5 %
c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi menunjukkan sumbangan variable independen
terhadap variabel dependen. Dalam penghitungan statistik ini, nilai R²
yang digunakan adalah adjusted R² karena ini merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui pengaruh penambahan satu variabel
independen kedalam satu persamaan regresi. Nilai dari adjusted R²
benar-benar menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Koefisien determinasi atau kuadrat dari koefisien
korelasi memiliki nilai nilai antara 0 sampai dengan 1 atau 0< R²<1.
Koefisien determinasi sama dengan satu berarti variabel independen
65
berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen dan jika
koefisien determinasi = 0 berarti variable independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
4. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variable independen terhadap
vaiabel dependen secara parsial.
Langkah-langkah hipotesis dengan uji t :
a. Menentukan hipotesis
H0 : bx = 0
Variable independen x bukan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variable dependen.
HA : bx ≠ 0
Variable independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variable dependen.
b. Membandingkan profitabilitas t-hitung dengan alpha = 5%
c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Ho diterima apabila: -ttabel £ thitung £ ttabel
Ho ditolak apabila: thitung > ttabel atau thitung < - ttabel
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA
Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan perbankan yang telah
go Publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2004 hingga
tahun 2008. Sampel bersumber dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan IDX dengan periode tahun yang sama, terdapat 26 perusahaan
yang tercatat sebagai perusahaan perbankan. Dengan menggunakan teknik
purposive sampling, perusahaan yang tidak menyertakan data yang
dibutuhkan tidak diikutkan dalam sampel penelitian, adapun kriteria
perusahaan yang diikutsertakan pada penelitian ini adalah :
3. Perusahaan perbankan yang secara kontinyu terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
4. Perusahaan perbankan yamg menyertakan laporan keuangan per 31
Desember mulai tahun 2004 hingga tahun 2008.
Dengan kriteria pemilihan sampel seperti seperti diatas, jumlah sampel
final yang disertakan pada penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan,
dengan perincian pada tabel IV.1 sebagai berikut :
67
Tabel IV.1 Jumlah Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Perusahaan 1. Total perusahaan perbankan per
Desember 2004 26
2. Perusahaan yang tidak kontinyu listing antara periode 2004-2008 6
Sub total 20 3 Perusahaan yang tidak menyertakan
laporan keuangan 0
Total Sampel 20
B. DESKRIPSI DATA
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran dari kinerja keuangan perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif
adalah sebagai berikut:
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Data Penelitian
Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eps -257,00 491,00 92,3503 133,76064 Roa -130,35 4,09 -,3363 13,21892 Lev ,79 1,27 ,9092 ,04945 Per -8,71 160,96 21,9252 25,88064 Size 5,92 8,55 7,2686 ,76042
Return -63,00 1.858,33 52,8031 202,26787
Sumber: data sekunder diolah, 2010
Pada Tabel IV.1 di atas, terdiri dari 6 variabel yaitu variabel Earning
Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price
Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size) sebagai variable
independen dan return saham sebagai variable dependen.
68
Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah merupakan
komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih yang siap dibagikan pada semua pemegang saham perusahaan. Rasio
ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan. Semakin
tinggi resiko ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada prospek
perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham dengan harga yang
lebih dari nilai bukunya (Brigham 1994:256). Perusahaan dengan Earning
Per Share (EPS) terendah adalah PT Bank Century Tbk dengan (-257),
sedangkan perusahaan dengan Earning Per Share (EPS) tertinggi adalah PT
Bank Danamon Tbk dengan 491.
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur
tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Return On Asset (ROA) digunakan
untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional
perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya
ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang
menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA
semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya. Perusahaan dengan
Return On Asset (ROA) terendah adalah PT Bank Century Tbk dengan (-
130,35), sedangkan perusahaan dengan Return On Asset (ROA) tertinggi
adalah PT Bank Danamon Tbk dengan 4,09.
Leverage Ratio (LEV) merupakan perbandingan antara utang dengan
aktiva suatu perusahaan pada saat tertentu (akhir periode). Semakin besar
69
Leverage Ratio (LEV) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak
memanfaatkan hutang dibandingkan dengan aktiva sehingga resiko
perusahaanpun semakin tinggi dan semakin besar pula resiko yang harus
ditanggung investor. Karena risiko yang harus dihadapi cukup tinggi. Maka
kompensasi yang akan mereka terima yaitu return saham juga akan tinggi.
Perusahaan dengan Leverage Ratio (LEV) terendah adalah PT Bank
Mayapada Tbk dengan 0,79, sedangkan perusahaan dengan Leverage Ratio
(LEV) tertinggi adalah PT Bank Century Tbk dengan 1,27.
Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu indikasi tentang
harapan masa depan suatu perusahaan. Price Earning Ratio (PER)
merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan
datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan,
maka semakin tinggi pula Price Earning Ratio (PER). Perusahaan dengan
Price Earning Ratio (PER) terendah adalah PT Bank Century Tbk dengan (-
8,71), sedangkan perusahaan dengan Price Earning Ratio (PER) tertinggi
adalah PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk dengan 160,96.
Faktor ukuran perusahaan (Firm Size) yang menunjukkan ukuran
perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan return saham.
Hubungan antara ukuran perusahaan (Firm Size) dan return rata-rata dalam
portofolio menunjukkan arah hubungan yang berkebalikan. Saham-saham
perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi
daripada saham-saham dari perusahaan yang lebih besar. Oleh karena itu
berdasarkan Sharpe, Alexander & Baley dalam Nur (2009) jika seseorang
70
mempertimbangkan size effect dalam return saham mereka akan
mengarahkan pada small Firm effect. Perusahaan dengan ukuran perusahaan
(Firm Size) terendah adalah PT Bank Swadesi Tbk dengan 5,92,sedangkan
perusahaan dengan ukuran perusahaan (Firm Size) tertinggi adalah PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk dengan 8,55.
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk
berinvestasi disamping merupakan imbalan atas keberanian investor dalam
menanggung resiko atas investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2001).
Perusahaan dengan return saham terendah adalah PT Bank Kesawan
Indonesia dengan (-63), sedangkan perusahaan dengan return saham tertinggi
adalah PT Bank Permata Tbk dengan 1.858,33.
C. PENGUJIAN DATA DAN ASUMSI KLASIK
1. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji
normalitas data yang digunakan uji statistic Kolmograv Smirnov dengan
kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai yang
signifikansinya telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
71
normal. Berikut adalah hasil pengujian normalitas setelah transformasi
data:
Tabel IV.3 Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Kolmogorov
Smirnov Z pvalue Keterangan
Unstandardized Residual 0,736 0,652 Normal Sumber: data sekunder diolah, 2010
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 16.0 for windows diperoleh nilai kolmogorov
smirnov z untuk residual (µi) sebesar 0,736 dengan probability 0,652.
Perbandingan antara probability dengan standar signifikansi yang sudah
ditentukan diketahui bahwa nilai probaility sebesar 0,652 lebih besar dari
0,05. Sehingga menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian
normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Uji yang dilakukan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson, yaitu dengan
membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai kritisnya
atau nilai tabel. Jika nilai (d) terletak antara batas atas atau upper
72
bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tak ada autokorelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson
sebesar 1.888. Pada jumlah sampel (n) = 74 dan jumlah variabel bebas
(k) = 5, maka besarnya nilai tabel Durbin-Watson Test adalah du=
1,770 dan 4-du = 2,230. Hasil analisis yang telah dilakukan diketahui
bahwa nilai du 1,770 < DW 1,888 < 2,230, maka tidak terjadi adanya
autokorelasi antar variabel independen.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini untuk menguji apakah ada hubungan linear
antara variael-variabel bebas dalam model regresi maupun untuk
menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara
variabel-variabel bebas. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat
tolerance value dan variance inflation faktor (VIF). Nilai yang umum
dipakai adalah tolerance value diatas 0,10 atau dengan nilai VIF
kurang dari 10. Berikut adalah hasil pengujian multikolinearitas:
Tabel IV.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas
No Variabel Tolerance VIF Keterangan
1. Eps .451 2.220 Tidak Terjadi Multikolinearitas 2. Roa .337 2.967 Tidak Terjadi Multikolinearitas 3. Lev .667 1.499 Tidak Terjadi Multikolinearitas 4. Per .838 1.193 Tidak Terjadi Multikolinearitas 5. Size .718 1.392 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Sumber: data sekunder diolah, 2010
73
Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas di atas,
diketahui bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang
mempunyai nilai tolerance lebih kecil dari 0,1. Begitu juga nilai VIF
masing-masing variabel tidak ada yang lebih besar dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang sempurna
antara variabel bebas (independent), sehingga model regresi ini tidak
ada masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas Bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi terjadinya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini maka digunakan Metode Rank
Spearman dengan cara meregresikan variable-variabel bebas dengan
variabel residual yang kemudian dikorelasikan secara matriks. Apabila
nilai probabilitas dari residual lebih besar dari α = 0,05; maka tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas begitu juga sebaliknya apabila nilai
dari residual lebih kecil dari α = 0,05; maka akan terjadi gejala
heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil pengujian heteroskedastisitas.
74
Tabel IV.5 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
No Variabel rhitung P Keterangan
1. Eps -0,031 0,793 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 2. Roa -0,007 0,950 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 3. Lev 0,086 0,467 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 4. Per -0,051 0,664 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 5. Size -0,018 0,879 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Sumber: data sekunder diolah, 2010
Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas di atas diketahui
bahwa korelasi matriks antara variabel-variabel bebas dengan variabel
residual diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas dari residual lebih besar
dari α = 0,05; maka model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Pengujian Regresi Linier Berganda
Regresi merupakan alat yang mengukur kekuatan pengaruh antara
dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah pengaruh antara variabel
dependent dengan variabel independent. Adapun berdasarkan perhitungan
diperoleh hasil sebagai berikut:
75
Tabel IV.6
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
p thitung Beta Coefficient Variabel .586 -.547 -2.854 (Constant) .512 -.660 -.110 -.001 Eps .019 2.393 .461 .625 Roa .302 1.040 .142 5.652 Lev .005 2.888 .353 .020 Per .982 .022 .003 .005 Size
Ajd R2 = 0,088 Fhitung = 2,404 Ftabel = 2,35 ttabel = 1,9955
SUMBER: DATA SEKUNDER DIOLAH, 2010 Dari tabel IV.7 yang merupakan hasil pengujian regresi linier
berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -2,854 - 0,001X1 + 0,625X2 + 5,652X3 + 0,02X4 + 0,005X5
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa return on assets
mempunyai nilai koefieisen beta lebih besar dibandingkan dengan
variabel-variabel lainnya yaitu sebesar 0,461. Hal ini menunjukkan bahwa
Return On Asset (ROA) merupakan variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia tahun 2004-2008.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
76
a. Hipotesis
Ho : b1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = b 6= 0
Artinya Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA),
Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan
ukuran perusahaan (Firm Size) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
Ha : b1 ¹ b 2 ¹ b 3 ¹ b 4 ¹ b 5 ¹ b 6 ¹ 0
Artinya Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA),
Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan
ukuran perusahaan (Firm Size) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
b. Menentukan level of significant
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh Ftabel sebagai berikut:
Ftabel = a; k-1; n-k
= 0,05; 6-1; 74-6
= 0,05; 5; 68
= 2,35
c. Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila Fhitung < 2,35
Ho ditolak apabila Fhitung > 2,35
77
d. Hasil Fhitung
Hasil perhitungan nilai Fhitung yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS 16.0 for windows adalah 2,404.
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 2,404 > 2,35;
sehingga Ho ditolak, artinya Earning Per Share (EPS), Return On
Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER)
dan ukuran perusahaan (Firm Size) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dipergunakan untuk menghitung seberapa besar
varian dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independen. R2 yang digunakan adalah R2 yang telah mempertimbangkan
jumlah variabel independen dalam suatu model regresi atau disebut R2
yang telah disesuaikan (Adjusted-R2). Dalam penelitian ini digunakan
adjusted-R2 karena menurut Singgih dalam Hidayati (2009), jika jumlah
variabel independen yang diteliti lebih dari dua variabel, lebih baik
digunakan adjusted-R2.
Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted
R2) sebesar 0,088. Hal ini berarti bahwa Earning Per Share (EPS), Return
On Asset (ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan
78
ukuran perusahaan (Firm Size) memberikan sumbangan sebesar 8,8%,
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia
tahun 2004-2008, sedangkan sisanya sebesar 91,2% dapat dijelaskan oleh
variabel yang lain di luar model.
4. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variable independen
terhadap vaiabel dependen secara parsial. Hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Earning Per Share (EPS)
1) Hipotesis
Ho : b1 = 0, artinya Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b1 ¹ 0, artinya Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
2) Menentukan level of significant.
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh ttabel sebagai berikut:
ttabel = a/2; n-k
= 0,05/2; 74-6
= 0,025; 68
79
= 1,9955
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila: -1,9955£ thitung £ 1,9955
Ho ditolak apabila: thitung > 1,9955 atau thitung < -1,9955
4) Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows diperoleh thitung sebesar -0,660.
5) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Earning Per Share
(EPS) diperoleh nilai thitung = -0,660 < 1,997; sehingga Ho
diterima, artinya Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
b. Return On Asset (ROA)
1) Hipotesis
Ho : b2 = 0, artinya Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b2 ¹ 0, artinya Return On Asset (ROA) berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
80
2) Menentukan level of significant.
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh ttabel sebagai berikut:
ttabel = a/2; n-k
= 0,05/2; 74-6
= 0,025; 68
= 1,9955
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila: -1,9955 £ thitung £ 1,9955
Ho ditolak apabila: thitung > 1,9955 atau thitung < -1,9955
4) Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows diperoleh thitung sebesar 2,393.
5) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Return On Asset
(ROA) diperoleh nilai thitung = 2,393 > 1,9955; sehingga Ho
ditolak, artinya Return On Asset (ROA) berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
81
c. Leverage Ratio (LEV)
1) Hipotesis
Ho : b3 = 0, artinya Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b3 ¹ 0, artinya Leverage Ratio (LEV) berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
2) Menentukan level of significant.
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh ttabel sebagai berikut:
ttabel = a/2; n-k
= 0,05/2; 74-6
= 0,025; 68
= 1,9955
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila: -1,9955 £ thitung £ 1,9955
Ho ditolak apabila: thitung > 1,9955 atau thitung < -1,9955
4) Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows diperoleh thitung sebesar 1,040.
82
5) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Leverage Ratio
(LEV) diperoleh nilai thitung = 1,040. < 1,9955; sehingga Ho
diterima, artinya Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
d. Price Earning Ratio (PER)
1) Hipotesis
Ho : b4 = 0, artinya Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b4 ¹ 0, artinya Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
2) Menentukan level of significant.
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh ttabel sebagai berikut:
ttabel = a/2; n-k
= 0,05/2; 74-6
= 0,025; 68
= 1,9955
83
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila: -1,9955 £ thitung £ 1,9955
Ho ditolak apabila: thitung > 1,9955 atau thitung < -1,9955
4) Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows diperoleh thitung sebesar 2,888.
5) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Price Earning
Ratio (PER) diperoleh nilai thitung = 2,888 > 1,9955; sehingga Ho
ditolak, artinya Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif
terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
e. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
1) Hipotesis
Ho : b5 = 0, artinya ukuran perusahaan (Firm Size) tidak
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b5 ¹ 0, artinya ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
84
2) Menentukan level of significant.
Pada penelitian ini digunakan level of significant a = 0,05. Dengan
level of significant a = 0,05 diperoleh ttabel sebagai berikut:
ttabel = a/2; n-k
= 0,05/2; 74-6
= 0,025; 68
= 1,9955
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila: -1,9955 £ thitung £ 1,9955
Ho ditolak apabila: thitung > 1,9955 atau thitung < -1,9955
4) Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows diperoleh thitung sebesar 0,022.
5) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel ukuran perusahaan
(Firm Size) diperoleh nilai thitung = 0,022 < 1,9955; sehingga Ho
diterima, artinya ukuran perusahaan (Firm Size) tidak
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
85
E. PEMBAHASAN
Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Perusahaan yang
melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal
kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik
investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran
kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik
dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan
meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi
pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan analisis kinerja perusahaan
antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan
perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44).
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan suatu
perusahaan yaitu Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage
Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dengan mempertimbangkan ukuran
perusahaan (Firm Size) terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia diperoleh hasil sebagai berikut:
H1 = Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage Ratio
(LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm
Size) berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
86
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 2,404 > 2,35;
sehingga Ho ditolak, artinya Earning Per Share (EPS), Return On Asset
(ROA), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran
perusahaan (Firm Size) secara bersama-sama berpengaruh terhadap return
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi
karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum
melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan
analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga
kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan,
2003 :44).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Dyah Kumala Trisnaeni (2007), yang mana dalam
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari
EPS, DER, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh positif secara serentak
terhadap return saham. Namun hal ini didukung oleh penelitian Sumilir
(2002) tentang analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio, ROI, dan ROE
terhadap return saham. Hasilnya variable independen secara simultan
mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Selain itu juga didukung
oleh penelitian Rachmawati (2004) tentang pengaruh kinerja finansial yang
diukur dari ROE, DER, EPS, DPS, dan PER terhadap perubahan harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama lima variable
tersebut berpengaruh positif terhadap harga saham.
87
H2 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Hasil perhitungan untuk variabel Earning Per Share (EPS) diperoleh
nilai thitung = -0,660 < 1,9955; sehingga Ho diterima, artinya Earning Per
Share (EPS) tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Earning Per Share (EPS) adalah ukuran kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin
besar rasio ini menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan semakin besar dan
menunjukkan tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham
bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga saham.
Oleh karena itu perusahaan yang stabil biasanya memperlihatkan stabilitas
pertumbuhan Earning Per Share (EPS) setiap triwulannya dan berfluktuatif
jika sebaliknya.
Hasil penelitian ini mengindikasikan arti dari Earning Per Share
(EPS) ini sebenarnya tidak menjadi penting jika tidak dibandingkan dengan
harga saham perusahaan tersebut. Hal itu yang mungkin membuat investor
kurang mempertimbangkan Earning Per Share (EPS) untuk membeli saham
suatu peusahaan.
H3 = Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
88
Hasil perhitungan untuk variabel Return On Asset (ROA) diperoleh
nilai thitung = 2,393 > 1,9955; sehingga Ho ditolak, artinya Return On Asset
(ROA) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur
tingkat profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui
besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan
menggunakan seluruh kekayaannya.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor merespon
kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset
(ROA). Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada
pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi
dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return On Asset (ROA)
semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya. Return On Asset
(ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan
untuk operasional perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Hal
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sunarto (2000) dan D. Silalahi
dalam Natarsyah (2000) Hasil ini mengindikasikan bahwa investor merespon
kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA).
H4 = Leverage Ratio (LEV) berpengaruh positif terhadap return saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Hasil perhitungan untuk variabel Leverage Ratio (LEV) diperoleh
nilai thitung = 1,040 < 1,9955; sehingga Ho diterima, artinya Leverage Ratio
89
(LEV) tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Leverage Ratio (LEV) adalah perbandingan antara total hutang dengan
total aktiva yang menunjukkan adanya jaminan aktiva untuk membayar
kewajiban perusahaan. Semakin besar Leverage Ratio (LEV) maka semakin
besar risiko yang ditanggung investor. Hal tersebut akan berakibat juga
pada semakin besarnya return yang akan didapat, Namun jika risiko
tersebut tidak wajar, tidak sepadan dengan return yang diharapkan.
Hasil penelitian ini Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh
terhadap return saham. Hal ini dimungkinkan naiknya Leverage Ratio (LEV)
tidak akan diikuti oleh kenaikan return saham karena investor tidak hanya
memperhatikan sisi risiko perusahaan saja tetapi juga sisi makro secara
keseluruhan seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan faktor keamanan.
Oleh karena itu, variabel Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Hasil ini sama dengan penelitian Ulupui
(2005) bahwa rasio leverage menunjukkan hasil positif, tetapi tidak
berpengaruh.
H5 = Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Hasil perhitungan untuk variabel Price Earning Ratio (PER)
diperoleh nilai thitung = 2,888 > 1,9955; sehingga Ho ditolak, artinya Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
90
Price Earning Ratio (PER) mempunyai arti yang cukup penting
dalam menilai suatu saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang
harapan masa depan suatu perusahaan. Price Earning Ratio (PER)
merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang,
semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan, maka
semakin tinggi pula PER. PER secara teoritis merupakan indikator yang dapat
digunakan menentukan apakah harga saham saham tertentu terlalu tinggi atau
terlalu rendah, sehingga para (calon) investor dapat menentukan kapan
sebaiknya saham dibeli atau dijual, yaitu dengan membandingan harga saham
dengan laba per saham yang kemudian menjadi ukuran penting yang menjadi
landasan pertimbangan seorang investor membeli saham sebuah perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa price earning ratio
berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Hal ini dimungkinkan tingkat
kepercayaan investor terhadap pengukuran kinerja keuangan perusahaan
melalui price earning ratio cukup tinggi.
H6 = Ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh positif terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
Hasil perhitungan untuk variabel ukuran perusahaan (Firm Size)
diperoleh nilai thitung = 0,022 < 1,9955; sehingga Ho diterima, artinya ukuran
perusahaan (Firm Size) tidak berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Ukuran perusahaan (Firm Size) merupakan faktor penting dalam
menentukan return saham, selain itu juga mempengaruhi investor dalam
91
menginvestasikan dananya untuk mendapatkan return yang besar. Ukuran
perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di
dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen
mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan
maupun pihak internal perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Firm
Size) tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan perbankan. Hal
demikian dimungkinkan investor melihat besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan perbankan tidak mempengaruhi return saham. Oleh karena itu,
investor kurang memperhitungkan ukuran perusahaan dalam memutuskan
pembelian saham.
92
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasar hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 2,404 > 2,35; sehingga
Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Ratio
(LEV), Price Earning Ratio (PER) dan ukuran perusahaan (Firm Size)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Earning Per Share (EPS) diperoleh nilai thitung = -0,660 < 1,9955;
sehingga tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Return of Asset (ROA) diperoleh nilai thitung = 2,393 > 1,9955; sehingga
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
4. Leverage Ratio (LEV) diperoleh nilai thitung = 1,040 < 1,9955; sehingga
tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
93
5. Price Earning Ratio (PER) diperoleh nilai thitung = 2,888 > 1,9955;
sehingga berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
6. Ukuran perusahaan (Firm Size) diperoleh nilai thitung = 0,022 < 1,9955;
sehingga tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
7. Return of Asset (ROA) mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap return saham perusahaan perbankan. Hal ini terlihat dari nilai
koefieisen beta yang lebih besar dibandingkan dengan Earning Per Share
(EPS), Leverage Ratio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dan Ukuran
perusahaan (Firm Size), yaitu sebesar 0,461.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Berbagai keterbatasan yang penulis temui selama jalannya penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar
secara kontinyu di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008.
C. SARAN
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
94
1. Bagi emiten ukuran rasio perusahaan yang berpengaruh terhadap return
saham perbankan, dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan
kinerja keuangannya. Khususnya dalam penelitian ini, variabel yang
signifikan terhadap return adalah ROA dan PER.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan jangkauan
penelitian dengan semakin meningkatkan periode penelitian dan
rendahnya koefisien adjusted-R2 dalam penelitian ini mengindikasikan
bahwa masih terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi return
saham perusahaan perbankan.
3. Penelitian yang lebih mendalam tentang kinerja keuangan dan ukuran
perusahaan dengan mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan seperti
tingkat bunga, nilai tukar rupiah, kondisi politik baik nasional maupun
internasional.
95
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Lilis Erna. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NIM, DR, NPL, BOPO, ROA
Dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Di Indonesia. Tesis. Semarang.
Bank Indonesia. 2009. Booklet Perbankan Indonesia 2009. Bank Indonesia: Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan.
Brigham, Eugene F. and Gapenski, L. C. 1994. Financial Management Theory and Practice, 7th edition, The Dryden Press, Florida.
Brigham, Eugene F. 2001. Manajemen Keuangan I. Jakarta
Erkaningrum dan Wibowo. 2002. Studi Keterkaitan Antara Dividend Payout Ratio, Financial Leverage Dan Investasi Dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, Volume 17, Nomor 4:506-519.
Fitriany. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung : 133-154.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3. Cetakan 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Harianto, F. dan Sudomo S., 1998, Perangkat dan Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, Edisi pertama, Jakarta : PT. Bursa Efek
Hartono, M. Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi, edisi 2, Yogyakarta : BPFE.
Hidayati, Nur. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Finansial dan Firm Size Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-200. Skripsi. Universitas Sebelas Maret: Surakarta
Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFE-UGM.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
Imronudin. 2005. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Hubungan Model Tiga Faktor Dengan Return Saham, Benevit, Vol 9, No 2.
96
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Indriastuti. 2001. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Beta Saham.Perspektif, Vol 6, No 1.
Jatiningsih, Yustina. R. 2004. Pengaruh Ukuran perusahaan, Leverage, Reputasi KAP, profitabilitas, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Tahunan. Skripsi S1. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Jogianto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi tiga, BPFE UGM, Yogyakarta.
Lembaran Negara Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Jakarta.
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 15: 294-312.
Nugraha, Shaka Aji. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Suatu Perusahaan terhadap Return Saham. Skripsi. Surakarta
Nugroho, Bambang Hadi. 2003. Pengaruh Beta, Size, Book Value to Market Equity, dan Earning Yields Terhadap Return Saham, Perspektif, Volume 8, Nomor 2.
Nurohmah, Sholikhah & Rina Trisnawati, 2003, Perbandingan Economic Value Added dan Profitablitas Perusahaan Rokok di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 2 No 1, April halaman 1-14
Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Purnomo, Yogo (1998). Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham (Studi Kasus 5 Rasio Keuangan 30 Emiten di BEJ Pengamatan 1992-1996 ). Usahawan,No 12 Tahun XXVII.
Rachmawati, Upik, 2004, Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham (Study kasus pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ), Tesis S2, tidak dipublikasikan.
Resmi, Siti. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham. Kompak, No 6, September, Halaman 275-300
97
Rosyadi, Imron, 2002, Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham (Study pada 25 Emiten, Empat Rasio Keuangan di BEJ), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 1 No 1, April, Halaman 24-48
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business. Third Edition. New York: John Wiley & Sons inc.
Sri Susilo, Y; Triandaru, Sigit; Santoso, A. Totok Budi. 2000. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Subiyantoro, Edy. 1997. Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada
Sudarto; Hindrata Gunawan; dan Muh. Havid (2003), Faktor-Faktor Fundamental dan Teknikal serta Hubungan dengan Harga Saham pada Perusahaan Rokok, Makanan dan Minuman di BEJ. JEBA, Vol.5: 197-209.
Suharli, Michell. 2005. Meprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Public di Jakarta. SNA. Vol 8.
Sumilir, 2002, Analisis Pengaruh Kinerja Financial terhadap Return Saham pada Perusahaan Publik di BEJ 1998-2001, Tesis S2, UNS, Tidak dipublikasikan.
Sunarto. 2000. Pengaruh Rasio Profitabilitas, dan Leverage terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal Akuntasi
Suripto, Bambang. 1998. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada.
Trisnaeni, Dyah Kumala, 2007, Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ, Skripsi, Yogyakarta.
Mishkin, Frederic S, Stanley G Eakins. 2003. Financial Markets + Institutions. USA.: Addison Wesley.
Ulupui. 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Akuntansi.
top related