pengaruh kreatifitas guru dalam mengajar terhadap...
Post on 20-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KREATIFITAS GURU DALAM MENGAJAR
TERHADAP MINAT BELAJAR RUMPUN PAI SISWA KELAS V
DI MI NU NGADIWARNO SUKOREJO KENDAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh:
N u r K h o l i s
NIM: 093111259
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2010
ii
D E K L A R A S I
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Kholis
NIM : 093111259
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 31 Mei 2011
Saya yang menyatakan,
Nur Kholis
093111259
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan
Judul : Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat
Belajar Pai Kelas V Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
2010
Nama : Nur Kholis
NIM : 093111259
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dapat diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Semarang, Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
DR Hj Sukasih, M.Pd Dra. Siti Mariam,M.Pd
NIP: 1952020221992032712001 NIP: 196507271992032002
Penguji I, Penguji II,
Dr. Muslih, M.A Mufidah, M.Pd
NIP: 150276926 NIP: 15027278
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 7 (tujuh) eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
A.n. Nur Kholis
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudara :
Nama : Nur Kholis
NIM : 093111259
Judul : Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat
Belajar Pai Kelas V Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo
Kendal 2010
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Juni 2011
Pembimbing,
Amin Farih, M.Ag
NIP.19710614 200003 1 002
v
ABSTRAKSI
Judul : Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat
Belajar Pai Kelas V Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal 2010
Penulis : N u r K h o l i s
NIM : 093111259
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Kreatifitas Guru
Dalam Mengajar di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 2) Bagaimana Minat Belajar
PAI Murid Kelas V di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 3) Bagaimana Kreatifitas
Guru Dalam Mengajar dan Minat Belajar PAI Murid Kelas V di MI Ngadiwarno
Sukorejo Kendal ? Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)
Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 2) Minat
Belajar PAI Murid Kelas V dan VI di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 3) Pengaruh
Kreatifitas Guru Dalam Mengajar dan Minat Belajar PAI Murid Kelas V di MI
Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode : 1) Observasi, yaitu untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan keadaan umum MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 2) Angket atau
kuesioner, yaitu untuk mengumpulkan data tentang Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
dan Minat Belajar PAI 3) Dokumentasi, untuk mengetahui sejarah, struktur organisasi
dan keadaan guru dan siswa.
Dari hasil perhitungan statistik analisa produk moment yaitu rxy = 0,797 jika
di konsultasikan dengan r tabel pada level 5% dengan nilai 0,754 dan pada level 1%
dengan nilai 0,874, dan pada pada level 5% r hitung lebih besar dari pada r tabel .
Demikian pula perhitungan uji signifikansi korelasi melalui uji t dengan cara
membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan jika karena t hitung > t tabel maka
ada hubungan yang signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas
menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi “Ada Hubungan
Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Dengan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno
Kendal” telah terbukti.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi kepala madrasah, pengurus, dan para guru MI Ngadiwarno Sukorejo
Kendal agar dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengajar untuk
mengembangkan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal.
vi
MOTTO
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.1
1 R.H.A. Soenarjo S.H, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag, 1971), hal. 910.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini persembahan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendidik dan mencurahkan kasih sayangnya kepada ananda dengan penuh kesabaran dan do’anya
yang tulus tiada henti demi kebahagiaanananda.
Istri dan anakku tercinta, yang telah memberikan dukungan penuh kepadaku
Sahabat-sahabat setiaku, terima kasih atas spirit dan Inspirasinya
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan
kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya
serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan
baik, selama masa penelitian.
2. Amin Farih, M.Ag., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
4. Mustofa S.Pd.I, selaku KEPALA MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga
budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan
keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
Semarang, 31 Mei 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................. i
Deklarasi..............…………………………………………………..…………………ii
Halaman Pengesahan................................................................................................... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing.............................................................................. iv
Abstrak......................................................................................................................... v
Halaman Motto ...........................................................................................................vi
Halaman Persembahan ...............................................................................................vii
Kata Pengantar...........................................................................................................viii
Daftar Isi ......................................................................................................................iv
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..
B. Identivikasi Maslah…………………………………………….
C. Pembatasan Masalah…………………………………………...
D. Rumusan Masalah..…………………………………………….
E. Metode Penelitian………………………………………………
1. Variabel Dan Indikator………………………………………
2. Teknik Pengambilan Sampel………………………………...
3. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..
4. Teknik Analisa Data…………………………………………
F. Manfaat Penelitian…..………………………………………….
x
BAB II PERSEPSI GURU TENTANG KEMIMPINAN KEPALA MADRASAH
DAN MOTIVASI MENGAJAR GURU
A. Kreatifitas Guru Dalam Mengajar ………………………………
1. Kreatifitas Guru Dalam Mengajar ………………………………
a. Pengertian Kreatifitas………………………………………..
b. Ciri-ciri kreativitas…………………………………………...
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas.........................
d. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar
2. Minat Belajar PAI ………………………………………………..
a. Pengertian Minat……………………………………………..
b. Teori-teori Minat......................................................................
c. Unsur-unsur minat...................................................................
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar..................
e. Minat Belajar PAI……………………………………………
B. Kerangka Teori…………………………………………………..
D. Pengajuan Hipotesis……………………………………………...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………...
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………
C. Waktu Dan Tempat Penelitian…………………………………...
D. Variabel Penelitian……………………………………………….
E. Metode Penelitian………………………………………………...
xi
F. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel....................
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….
H. Teknik Analisa Data……………………………………………...
BAB IV PENGARUH KREATIFITAS GURU DALAM MENGAJAR
TERHADAP MINAT BELAJAR PAI DI MI NU NGADIWARNO
SUKOREJO KENDAL
A. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………..
1. Kondisi Umum Umum MI NU Ngadiwarno SekorejoKendal…….
a. Visi………………………………………………………..
b. Misi……………………………………………………….
c. Tijauan Historis…………………………………………...
d. Letak Geografis…………………………………………...
e. Keadaan Guru……………………………………………..
f. Keadaan Siswa…………………………………………….
g. Keadaan Sarana Dan Prasarana…………………………...
2. Hasil Penelitian Tentang Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal……………………
a. Cara guru dalam merencanakan KBM……………………
b. Cara guru dalam pelaksanaan KBM……………………...
c. Cara guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran……...
3. Hasil Penelitian Tentang Minat Belajar PAI di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal……………………………….
a. Kemauan untuk mengikuti KBM tepat waktu…………….
b. Kemauan untuk selalu mengikuti pelajaran PAI………….
xii
c. Antusias dalam mengikuti pelajaran……………………...
B. Pengujian Hipotesis…………………………………………….
1. Analisis Pendahuluan………………………………………..
2. Analisis Uji Hipotesis………………………………………..
3. Analisis Lanjut………………………………………………
C. Pembahasan Penelitian…………………………………………
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………..
B. Saran-saran……………………………………………………..
C. Penutup…………………………………………………………
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Tetapi pada kenyataannya saat ini tidak semua sarana pendidikan
memiliki media pembelajaran yang memadai. Hal ini terbukti dari sarana
pendukung dalam proses belajar-mengajar yang kurang lengkap seperti dari
sisi alat peraga atau median dan lain-lain. Dengan demikian guru kelas dalam
hal ini guru madrasah mempunyai kewajiban, di samping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan kreatifitasnya membuat media pembelajaran, yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Selain itu untuk
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar guru harus mampu
menciptakan kondisi atau situasi belajar dan kreasi-kreasi lain yang dapat
memudahkan anak didiknya dalam menerima penjelasan dari guru. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi kreatifitas guru maka akan semakin tinggi pula
minat belajar siswa.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting dalam
metode mengajar dan media pembelajaran. Karena kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek
lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
2
pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi”.1
Sebagaimana kita ketahui bahwa penyelenggaraan proses belajar
mengajar merupakan perwujudan dari suatu upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-Undang pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan tersebut kemudian dijabarkan
dalam kurikulum di masing-masing jenjang pendidikan mulai dari Sekolah
Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum sampai
dengan Perguruan Tinggi2.
Sementara itu jenjang Madrasah Ibtidaiyah, secara karakteristik
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok kelas rendah dan kelompok
1 Hamalik, Oemar. Media Pendidikan (cetakan ke-7). Citra Aditya Bakti, Bandung 1994.
2 Undang-Undang pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
3
kelas tinggi. Di mana yang termasuk masa kelas rendah Sekolah Dasar yaitu
kira-kira umur 6,0 atau 7,0 sampai kira-kira umur 9,0 atau 10,0 dan masa kelas
tinggi Sekolah Dasar yaitu kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai kira-kira 12,0
atau 13,0 tahun”.3 Dengan demikian siswa yaitu kelas I, II dan III. termasuk
kelompok yang kelas rendah. Selanjutnya yang kelas IV, V dan VI termasuk
kelompok kelas tinggi.
Dilihat dari jumlah mata pelajarannya, kelas IV, V dan VI mempunyai
jumlah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah mata pelajaran
kelas rendah. Namun dalam pengukuran hasil belajarnya dilakukan melalui
tahapan yang sama, yaitu formatif dan sumatif (Tes Semester).
Demikian halnya Madrasah Ibtida’iyah Ma’arif Ngadiwarno Sukorejo
Kendal khususnya dalam peyelenggaraan pendidikannya secara terprogram
telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Namun secara praktik di
lapangan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dalam hal ini, siswa sebagai
obyek sekaligus subyek pendidikan, sudah sewajarnya bila diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat berkembang sesuai dengan
kemampuan intelektualitas, mental dan spiritual dan daya kreativitasnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa potensi yang dimiliki oleh
masing-masing siswa sangat beragam. Dari berbagai sumber informasi,
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami oleh siswa dalam
belajar, tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi.
Namun ada banyak hal, sebut saja sistem pendidikan kita yang masih bersifat
tradisional, di mana para guru dikejar oleh suatu pandangan yang mengharus-
kan bahwa pelajaran diselesaikan pada waktu yang telah ditetapkan. Sehingga
mereka para guru tidak sempat menghiraukan para siswa yang mengalami
masalah dalam belajarnya.
Fenomena permasalahan belajar yang timbul dalam diri siswa, baik yang
berprestasi tinggi, rata-rata ataupun di bawah rata-rata, perlu mendapat
perhatian yang serius dari para pendidik. Mengingat masih banyak siswa yang
3 Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, Universitas Terbuka Depdikbud, Jakarta, 1997,
hal 44.
4
enggan mengatakan bahwa dirinya mengalami masalah dalam belajarnya.
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus siswa tersebut tidak akan dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Meskipun dengan keterbatasan waktu dan tenaga, para guru Sekolah
Dasar atau Madrasah punya tanggungjawab mengembangkan kreatifitasnya di
sekolah atau madrasah. Lalu dengan keterbatasan tersebut, mungkinkah guru
mengembangkan kreatifitasnya secara maksimal ? Alhasil nilai tes semester
tahun 2009/2010 menunjukkan ketercapaian belum maksimal selanjutnya
setelah dioptimalkannya kreatifitas guru, khususnya dalam menciptakan
kreasi-kreasi dan memanfaatkan media atau alat peraga yang disesuaikan
dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, minat belajar siswa
akan menjadi lebih baik.
Selain itu, satu hal yang membuat penulis tertarik untuk meneliti MI
Ma’arif Ngadiwarno Sukorejo Kendal, ingin mengetahui sejauh mana
kreativitas yang dimiliki oleh para guru sehubungan dengan pelaksanaan
proses belajar mengajar yang mereka lakukan. Sehingga apabila guru telah
mengembangkan kreativitasnya diharapkan minat belajar PAI dapat
meningkat dan lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan beberapa pemaparan seperti yang terungkap dalam latar
belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI Ngadiwarno Sukorejo
Kendal ?
2. Bagaimana Minat Belajar PAI Murid Kelas V di MI Ngadiwarno Sukorejo
Kendal ?
3. Bagaimana Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat
Belajar PAI Murid Kelas V di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ?
5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kreatifitas
Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat Belajar PAI di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
a. Ingin Mengetahui Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI
Ngadiwarno Sukorejo Kendal
b. Ingin Mengetahui Minat Belajar PAI Murid Kelas V dan VI di MI
Ngadiwarno Sukorejo Kendal
c. Ingin Mengetahui Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Terhadap Minat Belajar PAI Murid Kelas V dan VI di MI Ngadiwarno
Sukorejo Kendal
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian
dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk
penelitian lanjutan mengenai kreatifitas guru dalam mengajar dan
minat belajar PAI yang belum dikaji dalam penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
1) Untuk MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
Memberikan sumbangan bagi pihak madrasah dalam usaha
meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar dengan memberikan
informasi mengenai kreativitas guru dalam proses belajar mengajar
sesuai dengan tututan dan kebutuhan murid, baik dari sisi teori
maupun praktek pembelajarannya.
2) Untuk Guru MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
kreatifitas guru dalam mengajar dan minat belajar PAI murid kelas
V di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
3) Untuk siswa MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
6
Dapat memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha
meningkatkan minat belajar PAI murid kelas V di MI Ngadiwarno
Sukorejo Kendal dilihat dari sudut pandang kreativitas guru dalam
mengajar.
16
BAB II
KREATIFITAS GURU DALAM MENGAJAR
DAN MINAT BELAJAR
A. Deskripsi Teori
1. Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
a. Pengertian Kreatifitas
Pengertian kreativitas sudah banyak dikemukakan oleh para
ahli berdasarkan pandangan yang berbeda-beda, seperti yang
dikemukakan oleh Utami Munandar menjelaskan pengertian
kreativitas dengan mengemukakan beberapaperumusan yang
merupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas. Pertama,
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kedua,
kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan
berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanaannya
adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Ketiga
secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan.1
Kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah
diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu
merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus
merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya, misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar
dengan diskusi yang belum pernah ia pakai. Kreativitas berhubungan
dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
1 Munandar Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta, Rineka Cipta, Tahun 2004,
hlm. 47-48
17
yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang
baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, bangunan, dan
lain-lain.2
Dalam proses belajar mengajar guru yang kreatif akan dapat
mengubah proses ini, menjadi suatu yang menarik dan bermakna bagi
peserta didik, karena disajikan dengan penuh variasi dalam mengajar.
Daya kreatifitas ini juga tersirat dalam Al-Qur’an yaitu dalam
surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi:3
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.
Disamping itu ditgaskan lagi bahwa berfikir kreatif memungkinkan
manusia untuk lebih terbuka dan divergen, artinya tidak selalu terikat
dengan hal-hal yang sudah ada, sehingga memungkinkan sekali untuk
dapat menerima perubahan dan inovasi. Tersirat pula dalam Al-
Qur’an:4
2 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, Tahun 1995,
hlm. 45 3 Hasbi Asshidiqi, dkk, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Semarang: PT Tanjung Mas
Semarang, hlm. 46 4 Hasbi Asshidiqi, dkk, Ibid, hlm. 874
18
Artinya: (39) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya, (40) dan bahwasanya usaha itu
kelak akan diperlihat (kepadanya). (41) kemudian akan diberi Balasan
kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna.
Dari makna yang tersirat pada ayat tersebut di atas, secara luas
dapat dijabarkan bahwa manusia haruslah selalu mengembangkan diri
untuk berkreasi supaya mempunyai kemampuan yang lebih dalam hal
tertentu. Seperti halnya seorang guru yang harus mempu
mengembangkan dirinya sendiri untuk dapat berbuat yang lebih baik
dalam pembelajaran. Chabib Toha berpendapat bahwa guru sendiri
dalam melakukan proses kreatif dalam pembelajaran haruslah tetap
berlandasan terhadap unsur-unsur pokok dari belajar, yang meliputi:
a. Belajar harus membawa perubahan, baik aktual maupun potwnsial
(sikap dan tingkah laku), Dalam arti bahwa belajar itu sanggup
membawa perubahan-perubahan baru.
b. Pada prinsipnya perubahan itu terjadi dan dilakukan dengan sadar
c. Hasil perubahan itu pada pokoknya adalah didapatnya perubahan
baru yang sifatnya sedikit banyak permanent atau tetap.5
Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, kreativitas biasanya
diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru,
baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan
modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang
sudah ada.6 Bila konsep ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru
yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang
benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja
merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga
menghasilkan bentuk baru.
5 Chbib Toha, Tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali, 2001, hlm. 27
6 Wijaya, Cece, & A. Tabrani Rusyan., Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 1992, hlm. 189
19
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
pengetahuan kepada anak didik di sekolah.7 Menurut Moh Athiyah Al
Abrasyi, guru adalah spirituil father atau bapak rohani bagi murid-
muridnya, ia yang memberikan santapan jiwa bagi murid-muridnya
dengan ilmu dan akhlak, oleh karena itu menurut beliau seorang guru
harus memiliki sifat :
a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan hanya mengajar untuk
keridhoan Allah.
b. Bersih baik jiwa maupun raga, jauh dari sifat riya, perselisihan
maupun sifat tercela lainnya.
c. Ikhlas.
d. Pemaaf.
e. Guru merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru.
f. Mengetahui karakter siswa.
g. Menguasai mata pelajaran8
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian kreativitas guru adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang
sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik
di sekolah. Dan kreatifitas guru harus didukung oleh jiwa yang zuhud,
ikhlas tidak riya, pemaaf, mengerti karakter siswa, dan menguasai
materi.
b. Ciri-ciri kreativitas
Untuk disebut sebagai seorang yang kreatif, maka perlu
diketahui tentang ciri-ciri atau karakteristik orang yang kreatif. Berikut
ini dikemukakan beberapa pendapat orang ahli tentang ciri-ciri orang
yang kreatif. Adapun ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif adalah
sebagai berikut:
7 Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi Belajar, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, Tahun. 2008, hlm.126 8 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta,2000), hlm. 34
20
c. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (Aptitude)
1). Keterampilan berpikir lancar yaitu
a) Mencetuskan banyak gagasan,jawaban, penyelesaian
masalah atau pertanyaan,
b) memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal,
c) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2). Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu:
a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang
bervariasi,
b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda,
c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda,
mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
3) Keterampilan berpikir rasional yaitu:
a) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan
diri,
c) mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
d) Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu
e) mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan
atau produk,
f) menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek,
gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu:
a) menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah
suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu
tindakan bijaksana,
b) mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka,
21
c) tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga
melaksanakannya.
d. Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude)
1) Rasa ingin tahu yaitu
(a) selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak,
(b) mengajukan banyak pertanyaan,
(c) selalu memperhatikan orang, objek dan situasi,
(d) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
2) Bersifat imajinatif yaitu
(a) mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang
belum pernah terjadi,
(b) menggunakan khayalan dan kenyataan.
3) Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu
(a) terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit,
(b) merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit,
(c) lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4) Sifat berani mengambil resiko yaitu
(a) berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar,
(b) tidak takut gagal atau mendapat kritik,
(c) tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang
tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.
5) Sifat menghargai yaitu
(a) dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,
(b) menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang
sedang berkembang.9
Ciri-ciri guru kreatif yang lain dapat dilihat pada kegiatan
pembelajaran, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Fleksibel
Guru yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak
didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati
9 Munandar Utami, Ibid, hlm. 5-10
22
anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi
masing-masing anak.
2) Optimistis
Keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan yakin akan
perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses
interaksi guru-murid yang fun akan menumbuhkan karakter yang
sama terhadap anak tersebut.
3) Respek
Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik
akan dapat memacu mereka untuk lebih cepat tidak sekadar
memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh
tentang berbagai hal yang dipelajarinya.
4) Cekatan
Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, dan penuh
inisiatif. Kondisi ini perlu di imbangi oleh guru sehingga mampu
bertindak sesuai kondisi yang ada.
5) Humoris
Anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan,
termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung, hal
tersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja otak kanan mereka.
6) Inspiratif
Meskipun ada panduan kurikulum yang mengharuskan peserta
didik mengikutnya, guru harus dapat menemukan banyak ide dari
hal-hal baru dan lebih memahami informasi-informasi pengetahuan
yang disampaikan gurunya.
7) Lembut
Dimanapun, guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional,
biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan
sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik.
Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasing sayang akan
23
lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih memudahkan
munculnya solusi atas berbagai masalah yang muncul.
8) Disiplin
Disiplin disini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup
bebagai hal lain. Sehingga, guru mampu menjadi teladan
kedisplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya
disiplin. Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar
dan sebagainya. Dengan demikian, akan timbul pemahaman yang
kuat pada anak didik tentang pentingnya hidup disiplin.
9) Responsif
Ciri guru yang profesional antara lain cepat tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya,
sosial, ilmu pengetahuan maupun teknologi, dll.
10) Empatik
Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar
dan proses penerimaan, serta pemahaman terhadap pelajaran pun
berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai
kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga
bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
11) Nge-friend
Jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena
posisi Anda sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka
akan menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekedar
hubungan guru-murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah
beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan
lingkungannya.10
10 http://blog.unnes.ac.id/liha099/2011/05/08/menjadi-guru-kreatif/ senin 9 Mei 2011
24
Sedangkan menurut pendapat sarjana yang lain menyatakan
bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui
pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b. Besikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c. Panjang akal;
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
h. Berpikir fleksibel;
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak;
j. Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
m. Memililki latar belakang membaca yang cukup luas.11
Dan teknik pemecahan masalah itu sendiri secara kreatif
melalui 5 (lima) tahap yaitu :
Pertama, menemukan fakta (fact finding) dalam tahapan ini
diajukan pertanyaan-pertanyaan faktual, yang menanyakan tentang apa
yang terjadi dan yang ada sekarang atau di masa lalu. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam dua fase, yaitu fase
divergen dimana pertanyaan-pertanyaan ditulis berdasarkan apa yang
muncul dari pikiran kita dengan tidak mempersoalkan apakah
pertanyaan tersebut bias memperoleh data yang relevan atau tidak.
Fase konvergen, dimana pertanyaanpertanyaan factual diseleksi mana
yang penting dan relevan dan selanjutnya dicari jawaban yang paling
tepat.
11 Slameto, Ibid, hlm. 147-148
25
Kedua, menemukan masalah (problem finding) dalam tahap
ini diajukan banyak kemungkinan pertanyaan kreatif. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut diangkat dalam penemuan fakta.
Ketiga, menemukan gagasan (idea finding) dalam tahap ini
diinginkan untuk diperoleh alternatif jawaban sebanyak mungkin
untuk pemecahan masalah yang telah ditentukan dalam tahap
sebelumnya yaitu mengumpulkan alternatif jawaban sebanyak
banyaknya dan menyeleksi jawaban atau gagasan yang paling relevan
dan tepat untuk memecahkan masalah.
Keempat, menemukan jawaban (solution finding) dalam
tahap ini disusun kriteria, tolok ukur, atau persyaratan untuk
menentukan jawaban. Melalui pemikiran divergen, tolok ukur disusun
berdasarkan antisipasi terhadap semua kemungkinan yang bakal terjadi
baik yang bersifat positif maupun negatif sekiranya salah satu gagasan
dipakai dalam pemecahan masalah. Sedangkan berpikir konvergen,
alternatif jawaban yang ditemukan berdasarkan tolak ukur yang telah
disusun diseleksi mana yang lebih tepat dan relevan atau berisiko
paling rendah apabila diangkat sebagai jawaban yang akan dipakai
untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang
kreatif mempunyai suatu motivasi yang tinggi dalam mengenal
masalah-masalah yang bernilai. Mereka dapat memusatkan
perhatiannya pada suatu masalah secara alamiah dan mengkaitkannya
baik secara sadar atau tidak, untuk memecahkannya. Ia menerima ide
yang baru, yang muncul dari dirinya sendiri atau yang dikemukakan
oleh orang lain. Kemudian ia mengkombinasikan pikirannya yang
matang dengan intuisinya secara selektif, sebagai dasar pemecahan
yang baik. Ia secara energik menterjemahkan idenya melalui tindakan
dan mengakibatkan hasil pemecahan masalah yang sangat berguna.
26
Ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang
memberikan sumbangan kreatif yang menonjol terhadap masyarakat
dikemukakan oleh Munandar sebagai berikut:
12) Berani dalam pendirian/keyakinan;
13) Ingin tahu;
14) Mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan;
15) Menyibukkan diri terus menerus dengan kerjanya;
16) Intuitif;
17) Ulet;
18) Tidak bersedia menerima pendapat dan otoritas begitu saja.12
Berbagai macam karakteristik diatas jarang sekali tampak
pada seseorang secara keseluruhan, akan tetapi orang-orang yang
kreatif akan lebih banyak memiliki ciri-ciri tersebut. Dari berbagai
karakteristik orang yang kreatif dapat disimpulkan bahwa guru yang
kreatif cirinya adalah : punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan
semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan
intelektualnya dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis,
penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi,
menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai
sumber yang berbeda, cenderung menampilkan berbagai alternatif
terhadap subyek tertentu.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas
dapat ditumbuhkembangkan melalui suatu proses yang terdiri dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Kreativitas secara
umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan
yang dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi terhadap bidang
pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas.
Tumbuhnya kreativitas di kalangan guru dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya:
12
Munandar Utami, Ibid, hlm. 36
27
a. Iklim kerja yang memungkinkan para guru meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas
b. Kerjasama yang cukup baik antara berbagai personel pendidikan
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
c. Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap
upaya yang bersifat positif bagi para guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
d. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personel
sekolah sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan manusiawi
yang lebih harmonis.
e. Pemberian kepercayaan kepada para guru untuk meningkatkan diri
dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifnya.
f. Menimpakan kewenangan yang cukup besar kepada para guru
dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas
g. Pemberian kesempatan kepada para guru untuk ambil bagian dalam
merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang merupakan bagian
dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, khususnya
yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar.13
Kreativitas dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan
dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan
(motivasi ekstrinsik).
e. Motivasi untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk
mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika
13
Wijaya, Cece, & A. Tabrani Rusyan., Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 1992, hlm. 189-190
28
individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers,
1982 dalam Munandar, 1999). Motivasi intrinsik ini yang
hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-
kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin
tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru
f. Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif
Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut
mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat
dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu
memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan individu
tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting
mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat
memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan
kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi,
penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis
memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif
1) Keamanan Psikologis
Hal ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling
berhubungan yakni : Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Mengusahakan
suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada,
sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek
mengancam. Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut
menghayati) Dalam suasana ini ”real self” dimungkinkan untuk
timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada dasarnya
yang disebut memupuk kreativitas.
2) Kebebasan Psikologis
29
Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas
mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-
perasaannya, permissiveness akan memberikan individu
kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang
ada dalam dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif
tidak selalu dimungkinkan, namun tindakan-tindakan
konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.14
d. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar
Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut
kompleks karena dituntut dari guru kemampuan personil, profesional,
dan sosial kultural secara terpadu dalam proses belajar mengajar.
Dikatakan kompleks karena dituntut dari guru tersebut integrasi
penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam interaksi
siswa. Dikatakan kompleks karena sekaligus mengandung unsure seni,
ilmu, teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar
mengajar.
Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan
informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai
perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara
efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan
proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun
guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari
aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik
harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan
evaluator.
Dari uraian diatas jelas bahwa dalam proses belajar mengajar
diperlukan guru-guru yang profesional dan paling tidak memiliki tiga
kemampuan yaitu kemampuan membantu siswa belajar efektif
14
http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/ 2
Mei 2011
30
sehingga mampu mencapai hasil yang optimal, kemampuan menjadi
penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif dan kreatif serta
fungsional dan pada akhirnya harus memiliki kemampuan menjadi
pendorong pengembangan organisasi sekolah dan profesi. Dengan
kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar
mengajarnya.
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru yang kreatif
sebagaimana yang dikemukakan oleh Munandar yaitu :
1. Profesional, yaitu sudah berpengalaman mengajar, menguasai
berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif
mencari berbagai cara, mempunyai kemampuan mengelola
kegiatan belajar secara individual dan kelompok, disamping secara
klasikal, mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam setiap
kesempatan, menguasai berbagai teknik dan model penelitian.
2. memiliki kepribadian, antara lain : bersikap terbuka terhadap hal-
hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai
pertimbangan luas dan dalam, penuh perhatian, mempunyai sifat
toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu.
3. menjalin hubungan sosial, antara lain : suka dan pandai bergaul
dengan anak berbakat dengan segala keresahannya dan memahami
anak tersebut, dapat menyesuaikan diri, mudah bergaul dan mampu
memahami dengan cepat tingkah laku orang lain.15
Apabila syarat diatas terpenuhi maka sangatlah mungkin ia
akan menjadi guru yang kreatif, sehingga mampu mendorong siswa
belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Tahapan dalam kegiatan belajar mengajar pada dasarnya
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada kreativitas
guru dalam proses belajar mengajar mencakup cara guru dalam
merencanakan PBM, cara guru dalam pelaksanaan PBM dan cara guru
dalam mengadakan evaluasi.
15
Munandar Utami, Op.,cit, hlm. 67
31
1) Cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar.
Seorang guru didalam merencanakan proses belajar
mengajar diharapkan mampu berkreasi dalam hal:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
dengan baik dalam perencanaan proses belajar mengajar,
perumusan tujuan pembelajaran merupakan unsur terpenting,
sehingga perlu dituntut kreativitas guru dalam menentukan
tujuan-tujuan yang dipandang memiliki tingkatan yang lebih
tinggi. Dibidang kognitif siswa diharapkan mampu memahami
secara analisa, sintesa, dan mampu mengadakan evaluasi tidak
hanya sekedar ingatan atau pemahaman saja. Disamping itu
diharapkan dapat mengembangkan berpikir kritis yang
akhirnya digunakan untuk mengembangkan kreativitas.
b. Memilih buku pendamping bagi siswa selain buku paket yang
ada yang benar-benar berkualitas dalam menunjang materi
pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Untuk menentukan
buku-buku pendamping diluar buku paket yang diperuntukkan
siswa menuntut kreativitas tersendiri yang tidak sekedar
berorientasi kepada banyaknya buku yang harus dimiliki siswa,
melainkan buku yang digunakan benarbenar mempunyai bobot
materi yang menunjang pencapaian kurikulum bahkan mampu
mengembangkan wawasan bagi siswa dimasa datang.
c. Memilih metode mengajar yang baik yang selalu menyesuaikan
dengan materi pelajaran maupun kondisi siswa yang ada.
Metode yang digunakan guru dalam mengajar akan
berpengaruh terhadap lancarnya proses belajar mengajar, dan
menentukan tercapainya tujuan dengan baik. Untuk itu
diusahakan dalam memilih metode yang menuntut kreativitas
pengembangan nalar siswa dan membangkitkan semangat
siswa dalam belajar. Suatu misal penggunaan metode diskusi
akan lebih efektif dibanding dengan menggunakan metode
32
ceramah, karena siswa akan dituntut lebih aktif dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar nantinya.
d. Menciptakan media atau alat peraga yang sesuai dan menarik
minat siswa. Penggunaan alat peraga atau media pendidikan
akan memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran. Guru
diusahakan untuk selalu kreatif dalam menciptakan media
pembelajaran sehingga akan lebih menarik perhatian siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Penggunaan
media/alat peraga yang menarik akan membangkitkan motivasi
belajar siswa. Diusahakan seorang guru mampu menciptakan
alat peraga sendiri yang lebih menarik dibandingkan dengan
alat peraga yang dibeli dari toko walaupun bentuknya lebih
sederhana.16
Peranan guru di sekolah diperjelas oleh James W Brown,
bahwa tugas dan peranan guru antara lain : menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswa.17
Tugas dan peranan guru yang
paling vital adalah dalam proses pembelajaran, yang meliputi
hal-hal sebagi berikut :
a. Menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, artinya
bahwa materi yang diajarkan guru kepada siswa, harus
benar-benar telah dikuasai dari sisi teori maupun praktek.
Dan guru harus mampu menghubungkan kerangka teoritis
dalam materi pelajaran dengan kejadian-kejadian yang ada
di sekitar sekolah atau madarasah. Hal ini dimaksudkan
sebagi upaya pengembangan materi, agar siswa lebih
16
Purwanto, M, Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda Karya,
Bandung, Tahun, 2000. 17
Sardiman, A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada,
Jakarta,. 142
33
mudah memahami dari apa-apa yang dijelaskan guru sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
b. Merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari.
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas,
guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dengan tujuan agar guru lebih sesuai dalam
penyampaian materi, dan dapat memperhitungkan target
waktu yang telah ditentukan.
c. Mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Dalam setiap
pemebelajaran secara teori maupun praktek, seorang
pengajar harus melihat hasil yang dicapai oleh siswa, yaitu
sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan
yang terjadi pada diri siswa, pada sebelum dan setelah
pembelajaran. Dimaksudkan pula untuk mengetahui sejauh
mana yang dicapai, terkait dengan tujuan dan kompetensi
yang diharapkan dari proses pembelajaran.18
2) Cara guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
Unsur-unsur yang ada dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar adalah bagaimana seorang guru dituntut kreasinya dalam
mengadakan persepsi. Persepsi yang baik akan membawa siswa
memasuki materi pokok atau inti pembelajaran dengan lancar dan
jelas. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, bahasan yang
akan diajarkan dibahas dengan bermacam-macam metode dan
teknik mengajar. Guru yang kreatif akan memprioritaskan metode
dan teknik yang mendukung berkembangnya kreativitas. Dalam hal
ini pula, keterampilan bertanya sangat memegang peranan penting.
Guru yang kreatif akan mengutamakan pertanyaan divergen,
pertanyaan ini akan membawa para siswa dalam suasana belajar
18
Sardiman, A.M., Op.cit, Hal. 124-125
34
aktif. Dalam hal ini guru harus memperhatikan cara-cara
mengajarkan kreativitas seperti tidak langsung memberikan
penilaian terhadap jawaban siswa. Jadi guru melakukan teknik
”brainstorming”. Diskusi dalam belajar kecil memegang peranan
didalam mengembangkan sikap kerjasama dan kemampuan
menganalisa jawaban-jawaban siswa setelah dikelompokkan dapat
merupakan beberapa hipotesa terhadap masalah.
Selanjutnya guru boleh menggugah inisiatif siswa untuk
melakukan eksperimen. Dalam hal ini ide-ide dari para siswa tetap
dihargai meskipun idenya itu tidak tepat. Yang penting setiap anak
diberi keberanian untuk mengemukakan pendapatnya, termasuk
didalam hal ini daya imajinasinya. Seandainya tidak ada satupun
cara yang sesuai atau memadai yang dikemukakan oleh para siswa,
maka guru boleh membimbing cara-cara melaksanakan
eksperimennya. Tentu saja guru tersebut harus menguasai seluruh
langkah-langkah pelaksanannya.
Dianjurkan supaya guru mengutamakan metode penemuan.
Pendayagunaan alat-alat sederhana atau barang bekas dalam
kegiatan belajar. Mengajar sangat dianjurkan, guru yang kreatif
akan melakukannya, ia dapat memodivikasi atau menciptakan alat
sederhana untuk keperluan belajar mengajar, sehingga pada
prinsipnya guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
dituntut kreativitasnya dalam mengadakan apersepsi, penggunaan
teknik dan metode pembelajaran sampai pada pemberian teknik
bertanya kepada siswa, agar pelaksanaan proses belajar mengajar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Guru yang kreatif tentu tidak lepas dari model pembelajaran
yang dapat menyentuh motivasi untuk belajar, sperti yang
termaktub dalam PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1
menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
35
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar
bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Dimana pada
dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi
dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan
kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan
PAKEM di kelasnya.
PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan
siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar
sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan
alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efektif. PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses
pembelajaran Kreatif berarti Efektif berarti tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam KBM
Dari kepanjangannya PAKEM mempunyai empat ciri-ciri
pembelajaran yaitu Aktif, Kreatif , Efektif, Menyenangkan, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aktif
Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran
memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan
lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya
serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah
dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang,
melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya.
36
Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung
(kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.
b) Kreatif
Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya
pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa
lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas
pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan
mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa.
c) Efektif
Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
d) Menyenangkan
Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan
maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana
yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak
membelenggu, sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk
mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi.
Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya.19
Meskipun model pembelajaran PAKEM sudah banyak
dikenal oleh para guru, namun kebanyakan dari mereka masih
melaksanakan pembelajaran secara konvensional. Jika dalam
pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif, kreataif, efektif, dan
menyenangkan berarti kreatifitas proses pelaksanaan pembelajaran
19
http://eko13.wordpress.com/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/ 2 Mei 2011
37
akan dapat membangkitkan gairah kegiatan belajar mengajar, baik
oleh peserta didik maupun guru.
3) Cara guru dalam mengadakan evaluasi
Proses belajar mengajar senantiasa disertai oleh pelaksanaan
evaluasi. Namun demikian, didalam kegiatan belajar mengajar
seorang guru yang kreatif tidak akan cepat memberi penilaian
terhadap ide-ide atau pertanyaan dan jawaban anak didiknya
meskipun kelihatan aneh atau tidak biasa. Hal ini sangat penting di
dalam pelaksanaan diskusi. Kalau dikatakan bahwa untuk
mengembangkan kreativitas, maka salah satu caranya adalah
dengan menggunakan keterampilan proses dalam arti
pengembangan dan penguasaan konsep melalui bagaimana belajar
konsep, maka dengan sendirinya evaluasi harus ditujukan kepada
keterampilan proses yang dicapai siswa disamping evaluasi
kemampuan penguasaan materi pelajaran.
Dalam pengertian yang luas evaluasi merupakan proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.20
Kriteria
yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara lain :
a. Penilaian dapat dilakukan melalui tes maupun non tes.
b. Mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu: pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
c. Menggunakan cara penilaian pada saat kegiatan belajar
berlangsung.
d. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan
pembelajaran.
e. Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian seperti memberikan
laporan pada orang tua.
20
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda
Karya,2000),hlm. 61
38
f. Alat penilaiaan harus mendorong kemampuan penalaran dan
kreatifitas misalnya tes tertulis.21
Adapun kecenderungan melakukan penilaian hanya
menggunakan tes pilihan berganda, ataupun pertanyaan yang hanya
menuntut satu jawaban benar, merupakan tantangan atau hambatan
bagi pengembangan, sehingga perlu kiranya diperlukan penilaian
seperti yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi yaitu penilaian dengan portofolio, dimana mencakup
penilaian dari segi kognitif, penilaian yang menyangkut perilaku
siswa (afektif), dan penilaian yang menyangkut keterampilan
motorik siswa (psikomotorik), sehingga guru mempunyai
perangkat penilaian yang lengkap dari masing-masing siswa yang
nantinya akan berbarengan dalam penentuan akhir dari
keberhasilan siswa tersebut.
Dalam sistem evaluasi pendidikan itu sendiri berlaku
prinsip-prinsip:
1. Terus menerus, evaluasi dilakukan secara
kontinue, pada waktu mengajar sambil mengevaluasai sikap
dan perhatian murid.
2. Menyeluruh, seluruh segi perkembangan yang patut dibina
harus dievaluasi antara lain : hafalan, ketajaman pemahaman,
kecepatan dan keakuratan berfikir, ketrampilan, kejujuran,
keikhlasan, kebaikkan, kerajinan dan sebagainya.
3. Ikhlas, kebersihan niat atau hati guru agama bahwa ia
melakukan evaluasi itu dalam rangka efisiensi tercapainya
tujuan pendidikan agama Islam.22
21
,hlm. 79
22
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islsm, ( Jakarta : Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), hlm. 29
39
Evaluasi dalam konteks Pendidikan Islam merupakan
tehnik penilaian tingkah laku manusia didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek
kehidupan mental psikologis dan spiritual religius. Karena hasil
dari proses Pendidikan Islam tidak hanya sosok pribadi yang hanya
bersifat religius melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang
sanggup beramal dan berbakti pada Allah dan masyarakat.
2. Minat Belajar PAI
a. Pengertian minat
Beberapa pengertian tentang minat dipaparkan oleh banyak ahli
dengan susut pandang yang berbeda, namun pada akhirnya bermuara
pada konsep yang sama. Adapun beberapa difinisi minat tersebut
adalah sebagai berikut:
Minat adalah suatu landasan yang paling menyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar”.23
Sedangkan menurut Abu Ahmadi
menerangkan bahwa minat adalah sikap jiwa orang seseorang
termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang tertuju
pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang kuat.24
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, minat
adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan tindakan
terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat
tersebut dengan disertai dengan perasaan senang.25
Sedangkan
pengertian minat menurut W.S. Winkel dalam bukunya Psikologi
Pendidikan dan Evaluasi Belajar adalah kecenderungan yang agak
menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu.26
23 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, (Bandung: Remaja Karya, 1987), hlm.78 24 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm. 151 25 Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.263 26 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm.30
40
Lester B. Crow dan Alice Crow menerangkan: “interest may
refer to the motivating force that impels us to attend to a person, a
thing or an activity, or it may be the affective experience that has been
stimulated by the activity itself. In other words, interest can be the
cause of an activity and the result of participation in the activity.”27
Rasa tertarik mengacu pada kekuatan motivasi yang mendorong kita
untuk memperhatikan seseorang, benda atau aktivitas. Interest juga
pengalaman afektif yang dirangsang oleh aktivitas itu sendiri. Dengan
kata lain minat dapat disebabkan oleh aktifitas dan hasil peran serta
dalam aktifitas.
Dalam buku Child Development mengatakan: Interest are
source of motivation which drive people to do what they want to do
when they are free to choose. When they see that some thing will
benefit them, they be come interested in it.28
Minat adalah sumber
motivasi yang mengarahkan orang untuk berbuat. Ketika ia menjumpai
sesuatu akan dibutuhkannya, mereka menjadi tertarik didalamnya.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba yang mengemukakan, minat
adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada
kepentingan dengan sesuatu itu pada umumnya disertai rasa senang
pada sesuatu itu.29
Dengan mengutip dari Doyles Fryer, Wayan
Nukancana dan PPN Sumartono yang mengemukakan bahwa minat
atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau
aktifitas yang menstimulasi perasaan senang pada individu.30
Selanjutnya Agus Sudjanto dalam bukunya yang berjudul:
psikologi umum menjelaskan bahwa minat ialah suatu pemusatan
perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh
27 Lester D Crow & Alice Crow, Education Psychology, (New York: American Book Company,
1958), Revised Edition, hlm. 248 28 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Singapore: McGraw-Hill, 1084, 6th hlm. 420 29 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1974), hlm.84 30 Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
hlm. 224
41
kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya.31
Tampubolon dalam bukunya yang berjudul: mengembangkan minat
dan kebiasaan membaca pada anak mengatakan bahwa: minat adalah
perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada
motivasi.32
Andi Mappiare dalam bukunya yang berjudul: psikologi
remaja mengatakan bahwa minat merupakan suatu perangkat mental
yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, rasa takut atau kecenderungan kecenderungan lain yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.33
Dalam buku At Tarbiyah wa Thuruqu at Tadris pengertian
minat dijabarkan didifinisikan sebagai berikut Minat adalah
kecenderungan yang berhubungan dengan perbuatan.34
HC.
Witherington mengatakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang,
bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi
mengandung sangkut paut dengan dirinya.35
Beberapa pendapat
tersebut di atas nampak berbeda, namun apabila diamati dengan
seksama satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan dan saling
melengkapi di mana semua pendapat tersebut menunjukkan bahwa ciri
unsur-unsur minat itu ditandai dengan adanya rasa kesenangan, adanya
rasa butuh terhadap apa yang diminati, dan apa yang diminati tersebut
dengan suatu aktifitas yang menyenangkan. Sedangkan pengertian
belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang.36
Arno F. Witting mengemukakan: learning can
be defined as any relatively permanent change in an organism’s
behavioral revertoire that occurs as result of experience.37
Belajar
31 Agus Sudjanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Aksara Baru, 1989), hlm.92 32 Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca, (Bandung: Angkasa, tt), hlm.4 33 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usana Offset, tt), hlm.62 34 Sholeh Abdul Aziz, At Tarbiyah wa Thuruqu at Tadris, (Makkah: Darul Ma’arif, 1971), hlm.31 35 HC. Witherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), hlm. 124 36 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru,
1989), hlm.5 37 Arno F. Witting, Psicology Of Learning, (New York, Mc Crow Hiel Book Company, tt), p.2
42
dapat didifinisikan sebagai perubahan yang relative tetap dalam
tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Dengan berbagai penjelasan dari beberapa ahli di atas maka
dapatlah ditarik sesuatu kesimpulan, bahwa minat belajar yang
dimaksud di sini adalah kecenderungan siswa terhadap suatu obyek
yang berkait yang disertai dengan perasaan senang serta adanya
perhatian, kesungguhan, keaktifan, juga adanya motif atau tujuan
untuk belajar.
Secara sematik arti minat identik dengan pengertian niat, dan
penegertian ini sesuai dengan yang adal dalam ensiklopedi hukum
Islam, niat berarti maksud, keinginan, kehendak, cita- cita tekad, dan
menyengaja.38
b. Teori-teori Minat
Kompleksitas perilaku manusia sejak dulu telah menjadi
bahasan Psikologi. Salah satu tugas psikologi adalah memahami
perilaku individu dalam kelompok sosialnya, memahami motivasi
perbuatan dan mencoba meramalkan respon manusia agar dapat
memperlakukan manusia dengan sebaik-baiknya. Lebih luas, psikologi
sosial mencoba memahami perilaku massa, perilaku kelompok secara
keseluruhan untuk dapat melakukan manipulasi perilaku kelompok.
Sebagai salah satu dasar pemahaman perilaku kelompok itu maka
mempelajari kaitan antara sikap individu dalam kelompok, sikap
individuindividu sebagai anggota kelompok secara keseluruhan, adalah
sangat penting.
Pengetahuan mengenai sikap mengenai proses terbentuknya
sikap individu dan sikap kelompok, mengenai proses perubahan sikap
dan sebagainya akan sangat bermanfaat dalam penanganan masalah-
masalah sosial. Penanganan itu antara lain dalam bentuk pemberian
stimulusstimulus tertentu untuk memperoleh efek perilaku yang
38 Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996),
hlm. 1325
43
diinginkan. Tanpa memahami sikap individu, seseorang tidak akan
dapat memasukkan idenya kepada orang lain dan tidak akan dapat
mempengaruhi orang lain. Dengan pengetahuan tentang sikap dan
cara-cara mempengaruhinya maka manipulasi dan pengendalian
psikologis dapat dilakukan.
Meskipun di atas telah dikemukakan bahwa faktor penentu
terhadap bentuk perilaku itu sangat banyak, bukan semata-mata sikap,
dan kita tidak dapat menyimpulkan sikap individu semata-mata dari
bentuk perilaku yang diperlihatkannya akan tetapi dalam batas-batas
tertentu perilaku manusia masih dapat diprediksikan. Walaupun secara
individual sangat sulit untuk meramalkan reaksi manusia terhadap
suatu stimulus akan tetapi secara kelompok reaksi manusia masih lebih
terikat pada hukum-hukum stimulus-respon yang berlaku. Oleh karena
itulah teori-teori psikologi mengenai perilaku sangat bermanfaat.39
c. Unsur-unsur minat
Dari berbagai uraian tentang minat seperti yang telah disajikan
di atas dapat disimpulakan, bahwa unsur-unsur minat meliputi
beberapa hal yaitu:
1) Perasaan senang
Secara umum menusia akan mempunyai keinginan atau
minat didahului dengan sebuah perasaan. Perasaan senang
merupakan aktifitas psikis yang didalamnya subyek menghayati
nilai-nilai dari suatu obyek.40
Perasaan senang ini merupakan
faktor psikis yang non intelektual, yang khusus berpengaruh
terhadap semangat belajar. Melalui semangat perasaannya, siswa
akan lebih berminat belajar, karena adanya perasaan senang. Siswa
yang mempunyai minat terhadap pelajaran tentu dengan senang
hati selalu belajar, mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
39 Ibid 40 Wayan Nur Kancana dkk, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm.230
44
2) Perhatian
Menurut Agus Suyanto, perhatian adalah konsentrasi atau aktivitas
jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan
menyampaikan yang lain baik dari pada itu.41
Sedangkan menurut
Wasty Sumanto, perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan
jiwa tertuju pada suatu obyek atau pendayagunaan kesadaran untuk
menyertai suatu aktifitas.42
Perhatian lebih bersifat sementara dan
ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat
sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara,
adakalanya timbul adakalanya menghilang.43
3) Motif
Menurut Sumadi Suryabrata, motif adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan.44
Kata motif diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam, dan di
dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapai suatu tujuan.45
Sedangkan menurut W.A. Gerungan, motif
merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak
lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan
sesuatu.46
Motif ini akan mendorong manusia untuk berbuat,
menjadi penggerak atau motor, mengarah pada suatu tujuan yang
diinginkan dicapai dengan mempertimbangkan dan menyeleksi
perbuatan yang akan dikerjakan demi mencapai tujuan yang
diinginkan. Siswa yang memiliki motif belajar tentunya akan
tergugah hatinya selalu mengikuti pelajaran.
4) Perasaan tertarik
41 Agus Sujanto, Op.Cit., hlm. 89 42 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1990), hlm.32 43 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.22 44 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 70. 45 Sudirman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 71 46 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), hlm. 141.
45
Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya ingin mendapatkan
penghargaan dari masyarakat, ingin mendapat penerimaan dan
perhatian dari orang lain.47
Dijelaskan sebelumnya bahwa motif
adalah daya penggerak dari dalam diri subyek, sedangkan motif
sosial di sini adalah daya penggerak dari luar diri subyek yang
berasal dari lingkungan subyek. Kurt Singer mengatakan bahwa
sejak semula dunia ini menunjukkan suatu karakter yang bersifat
mengajak bagi seorang anak, artinya dunia ini memperlihatkan
dirinya dengan cara yang menarik dan memikat.48
Seorang yang
mempunyai perasaan tertarik pada suatu pelajaran, ia akan
cenderung untuk terus melakukan pendekatan terhadap pelajaran
tersebut dan sebaliknya bila ia tidak mempunyai rasa tertarik maka
ia akan berusaha menghindar dari pelajaran tersebut.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Dalam beberapa hal minat timbul tidak secara tiba-tiba atau
spontan, melainkan timbul akibat partisipasi pengalaman, kebiasaan
pada waktu belajar atau bekerja. Minat juga tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian. Seperti halnya dalam teori Perilaku
Terencana, minat ini dipengaruhi dari norma yang berlaku, informasi
di lingkungan sekitar, keyakinan akan perilaku diri sendiri
(pengalaman) maupun dari orang lain. Menurut Lester D. Crow dan
Alice Crow dalam Education Psychology, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.49
a. Faktor internal.
Faktor internal merupakan faktor dari diri sendiri, yang meliputi
antara lain:
1) Motivasi
47 Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Loc.Cit., hlm.265 48 Kurt Singer, Loc.Cit. hlm. 79 49 Lester D. Crow dan Alice Crow, Loc.Cit., hlm. 250
46
Motivasi ini akan mendorong manusia untuk berbuat, menjadi
penggerak atau motor, mengarah pada suatu tujuan yang
diinginkan dicapai dengan mempertimbangkan dan menyeleksi
perbuatan yang akan dikerjakan demi mencapai tujuan yang
diinginkan.
2) Kebutuhan
Kebutuhan ini dipengaruhi dari usia seseorang. Misalkan, awal
masa dewasa muda (usia 22-25 tahun), sering disebut juga
masa berharap bekerja (job hopping).50
Maka yang diperlukan
adalah bekerja dan mempunyai penghasilan guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan inilah dapat menumbuhkan
minat untuk bekerja. Sekolah adalah kebutuhan untuk
mendapatkan pekerjaan (secara konkret) di hari kemudian,
maka seseorang berminat sekolah untuk mendapatkan
pekerjaan.
3) Sikap terhadap obyek
Sikap senang terhadap obyek dapat memperbesar minat
seseorang terhadap obyek. Sebaliknya, jika sikap tidak senang
terhadap obyek, maka akan memperkecil pula minat terhadap
obyek.
4) Tingkat Kecerdasan
Seseorang yang cerdas dapat mengkondisikan diri untuk
menentukan apakah berminat atau tidak. Dengan memilah dan
mempertimbangkan yang hendak dilakukan.
5) Kesehatan
Kondisi organ-organ tubuh seperti kebugaran jasmani,
kesehatan mata dan telinga serta kepenuhan gizi,
mempengaruhi minat seseorang. Ia akan mengetahui kondisi
fisik diri sendiri untuk berminat terhadap sesuatu.
50 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM,2002), hlm.
153
47
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial, yang meliputi:
1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga
sangat berpengaruh dalam diri siswa. Keluarga memegang
peranan penting, karena keluarga adalah sekolah pertama dan
terpenting. Dalam keluargalah seseorang dapat membina
kebiasaan, cara berfikir, sikap, dan cita-cita yang mendasari
kepribadiannya.51
Di lingkungan sekolah seorang akan
berhadapan dengan guru, staf TU, teman dan sebagainya.
Bahkan peran teman yang berlebihan dapat banyak
berpengaruh daripada keluarga.
2) Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar keadaan
cuaca, waktu belajar dan sebagainya.52
Hal ini terkait dengan
sarana dan fasilitas yang menunjang minat seseorang.
Berkaitan dengan fungsi minat menurut Abdul Wahib yang
mengutip pendapat Elizabeth B. Hurlock, Elizabeth mengutip
pendapat dari Nuckols dan Banducci, ada 4 fungsi minat53
:
a) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
b) Minat sebagai bahan pendorong yang kuat.
c) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat
seseorang.
d) Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa
seumur hidup karena minat membawa kepuasan.
51 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hlm.104 52 Tim WRI, Psikologi Dan Pembelajaran Materi Interview, KKG _ MGMP 2001, hlm.166. 53 Chabib Thoha & Abdul Mu’thi (ed), PBM PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm109-110
48
e. Minat Belajar PAI
Seperti diterangkan sebelumnya, minat belajar diwujudkan
dengan pengakuan serta perasaan senang, perhatian, motivasi dan
perasaan tertarik. Sedangkan minat belajar ini tidak merupakan
bawaan, melainkan dapat dipengaruhi faktor ekstern dan intern. Maka
dalam penyampaian materi dapat melibatkan media belajar yang tidak
hanya sebagai perantara saja, melainkan mampu menumbuhkan minat
belajar. Pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk
membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran ini
akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik
yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk
berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.54
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan
ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI
perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat
mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta
didik.
Dengan melihat bahwa mata pelajaran PAI sebagai mata pelajaran
yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan
Islami, seperti yang dijelaskan dalamAl Qur’an.
54
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), cet. III, hlm. 14.
49
Artinya: Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui? "Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (Q.S. az-Zumar: 9)55
Sabda Rasulullah SAW yang menyatakan, Bahwasannya telah
mengabarkan kepada kami dari Sa'id bin Ghufair dari Ibnu Syihab dari
Humaid bin Abdurrahman r.a. mengatakan bahwa ia mendengar
Muawiyah berkhutbah, katanya, "Dia mendengar Rasulullah saw.
bersabda: 'Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan,
diberi- Nya pengertian dalam hal agama. Dalam waktu yang hampir
bersamaan, ada anak didik yang berteriak histeris mengejutkan anak
didik yang lain yang sedang mendengarkan penjelasan guru. Kelas
menjadi gaduh. Jalan pelajaran terhenti. Semua anak didik dan guru
mengarahkan perhatian mereka ke arah sumber suara. Anak itu
berteriak histeris bukan karena kejatuhan cecak, tetapi karena himpitan
persoalan hidup yang berat yang tak tahan disandang akibat keluarga
yang broken home. Padahal anak itu datang ke sekolah untuk belajar
bersama temantemannya di kelas. Oleh karena itu, dalam kegiatan
belajar mengajar, permasalahan yang timbul dari perilaku anak didik
bermacam-macam ketika pelajaran sedang berlangsung di kelas.
Karenanya, anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses
pendidikan. (H.R. al-Bukhary)56
Dari ayat-ayat suci Al-Qur’an dan sabda Rosululloh itulah
yang kemudian menjadi pedoman dengan diadakannya pembelajaran
pendidikan agama Islam.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI
yaitu :57
55 Ibid., hlm. 747
56
Abu Abdillâh al-Bukhâry, Sahîh al-Bukharî, Juz. I, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1410 H/1990 M), hlm. 28 57 Mukhtar, Ibid, hlm. 14.
50
a) Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b) Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
Islam.
c) Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar
terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama
Islam,
d) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan,pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam
peserta didik.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan
siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan
dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang
teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.
Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-
nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisa tujuan
pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang
terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk
memilih, menetapkan dan mengembangkan caracara (strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat
diaktualisasikan dalam proses pembelajaran sehingga belajar terwujud
dalam peserta didik. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum
yang menuntut guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, dalam
hal ini adalah tujuan Pendidikan Agama Islam.58
Hal ini dikarenakan
58 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: Rosdakarya,
2004), cet.1, hlm. 117.
51
PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam,
tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun
etika sosial).
Adapun pengertian pendidikan agama Islam adalah usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar
mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.59
Senada dengan itu Ahmad
Tafsir memberikan istilah pendidikan agama Islam sebagai suatu
bidang studi mata pelajaran sebenarnya kurang tepat, karena bila
dihubungkan dengan kalimat mengajarkan pendidikan agama Islam
kalimat tersebut bisa dipahami. Mengajarkan kegiatan pendidikan
agama Islam, padahal maksud kalimat di atas adalah mengajarkan
agama Islam.60
Namun demikian kalau penggunaan istilah Pendidikan
Agama Islam (PAI) dimaksudkan agar lewat mata pelajaran
pendidikan agama Islam akan terjadi kegiatan pendidikan agama yang
arahnya pada pembentukan pribadi muslim yang taat. Maka istilah
pendidikan agama Islam merupakan pengajaran agama dan alat untuk
mencapai pendidikan agama.61
B. Kerangka Teori
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
baik dalam ciri-ciri aptitude maupun non-aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Menjadi guru kreatif tidaklah terbentuk secara tiba-tiba,
melainkan lahir dari proses pergumulan dengan ruang dan waktu seiring
pengalaman yang dilaluinya. Guru yang kreatif artinya guru yang memiliki
daya cipta, misalnya dalam menyiapkan metode, perangkat, media dan
59 Zuhairini, Op.Cit., hlm. 27. 60 Ahmad Tafsir, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), cet.
IV, hlm. 8. 61 Zuhairini, Op. Cit., hlm. 28.
52
muatan materi pembelajaran. Dari kreativitas guru tersebut, akan menular
pada siswa secara jangka pendek maupun panjang. Karena siswa -disadari
atau tidak- cenderung belajar dari aktivitas dan kreativitas gurunya dalam
proses pembelajaran. Kegiatan belajar yang variatif, dapat merangsang
semangat dan rasa penasaran siswa untuk belajar PAI.
Guru perlu membuat keterbukaan komunikasi dengan siswanya.
Sebelum pelajaran PAI dimulai pada tahun ajaran baru, seyogyanya guru
melakukan ’kontrak belajar’ dengan siswa. Guru memposisikan cara
pandang bersama terhadap aktivitas di kelas sebagai relasi dan komunikasi
di kelas adalah saling belajar. Kontrak belajar ini meliputi kenalan, curah
harapan dan pendapat atas pelajaran PAI serta membangun kesepakatan
dan kesepahaman kolektif antara guru dan siswa, seperti tentang cara dan
tempat belajar misalnya.
Membangun kreativitas guru membutuhkan proses, ia tidaklah
lahir tiba-tiba, ada proses yang mengawalinya seperti:
pertama, belajar dari pengalaman mengajar, baik diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun dari pengalaman guru lain. Guru dapat belajar
dan merefleksikan perjalanan proses belajar mengajarnya ke dalam praktik
pembelajaran bersama siswa.
Kedua, rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap murid-
muridnya agar mereka menjadi manusia ideal di masa yang akan datang.
Cinta adalah energi kehidupan. Cinta merupakan sumber pemicu yang
kuat atas lahirnya kreativitas. Jika ada cinta dan kasih sayang, maka rasa
dan jiwa guru terlibat dalam proses pengajaran dan pendidikannya
sehingga totalitas kinerja guru lahir. Perasaan siswa dapat menangkap
cinta kasih gurunya sehingga terjalin hubungan psikologis antara siswa
dan guru.
Ketiga, adanya tanggung jawab yang mendalam terhadap tugasnya.
Keempat, guru giat belajar untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
53
kepribadian dan keterampilannya yang berhubungan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru.62
Dengan pembelajaran secarakreatif yang dilakukan guru, maka
diharapkan minat belajar murid akan termotifasi dengan baik, yang pada
gilirannya akan menumbuhkan prestasi belajar yang baik pula.
C. Pengajuan Hipotesis
Maksud dari hipotesis penelitian adalah Pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan atau terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha
untuk memakainya63
. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, bahwa hipotesis
adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih harus
dibuktikan kenyataanya 64
Dua pengertian diatas, pada hakekatnya hipotesis merupakan
kesimpulan atas kondisi yang masih sementara, namun demikian konklusi
yang diambil tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Berpijak dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada Pengaruh Positif Antara
Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat Belajar PAI Kelas V
Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal”
62
Sumber: http://www.google.co.id/search?q=ciriciri+guru+kreatif&hl=id&client=firefox
a&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=pRp&start=10&sa=N. 63 S. Nasution, Metode Research ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003 ) hal. 39 64 Sutrisno Hadi, Statistik jilid II, (Yogyakarta: Andi, 2001 ), hal 257
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan sumber data
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara terukur,
tentang tentang Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat
Belajar Rumpun PAI Siswa Kelas V di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal,
sehingga pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dimaksudkan untuk
merancang penelitian atas obyek yang eksplisit, teramati dan terukur.1
Dalam Lexy J Moleong dinyatakan bahwa penlitian kualitatif adalah
penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek peneliti, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-
kata dan bahasa pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.2
Adapun pendekatan penelitian adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang
berdasarkan perhitungan angka-angka atau data statistik dari suatu variabel
untuk dapat dikaji secara terpisah-pisah yang kemudian untuk dihubungkan.
Dengan kata lain penelitian kuantitatif mencakup jenis penelitian yang
didasarkan atas perhitungan statistik.3 Namun demikian bukan berarti
penelitian kualitatif tidak boleh menggunakan angka-angka dalam
pengumpulan datanya, penelitian kualitatif juga bisa menggunakan angka-
angka seperti pada penelitian kuantitatif, akan tetapi model pengolahan data
tersebut bersifat sederhana. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang sangat
detil dalam proses pengolahan datanya.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengambil lokasi
di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, yang berarti sumber data dalam
penelitian ini meliputi:
1 Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin, 2006, Hlm. 5
2 Lexy J.Moleong, , Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004, hlm. 6 3 Lexy J.Moleong, , Ibid, hlm. 520
66
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat sendiri oleh peneliti secara langsung
dari subyek penelitian yaitu Kreatifitas Guru Dalam Mengajar dan Minat
Belajar Rumpun PAI Siswa Kelas V di MI NU Ngadiwarno Sukorejo
Kendal.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat sebagai pendukung data primer.
Data primer penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis
berupa buku-buku yang ada relefansinya dengan kajian penelitian.
Sedangkan jenis datanya menggunakan jenis data yang kuantitatif yang
mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan pada perhitungan statistik
B. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kreatifitas Guru
Dalam Mengajar Terhadap Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo Kendal, dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Ingin Mengetahui Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI Ngadiwarno
Sukorejo Kendal
2. Ingin Mengetahui Minat Belajar PAI Murid Kelas V dan VI di MI
Ngadiwarno Sukorejo Kendal
3. Ingin Mengetahui Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap
Minat Belajar Rumpun PAI Siswa Kelas V di MI Ngadiwarno Sukorejo
Kendal
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka peneliti melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Waktu penelitian : 26 Nopember 2010 s/d 25 Januari 2011
2. Tempat penelitian : MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
67
D. Variabel Penelitian
Dalam suatu penelitian variabel merupakan suatu hal yang pokok,
karena variabel merupakan Obyek penelitian atau yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian4.
Variabel yang akan diteliti dijabarkan melalui item-item dari variabel
yang disebut indikator. Berikut ini adalah penjabaran variabel kedalam
indikator, yaitu :
a. Variabel Bebas ( Independent Variable )
Variabel Bebas ( Independent Variable ) adalah merupakan
variabel X atau variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah Kreatifitas Guru Dalam Mengajar,
dengan indikator-indikatornya sebagi berikut :
Cara guru dalam merencanakan KBM
Cara guru dalam pelaksanaan KBM
Cara guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran
b. Variabel Terikat ( Dependent Variable )
Variabel Terikat ( Dependent Variable ) adalah merupakan
variabel Y atau variabel yang kena pengaruh, dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah Minat Belajar PAI, dengan indikator-
indikatornya sebagi berikut :
Kemauan untuk mengikuti KBM tepat waktu
Kemauan untuk selalu mengikuti pelajaran PAI
Antusias dalam mengikuti pelajaran
E. Metode Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Terhadap Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal “ adalah
penelitian kuantitatif.
4 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta,
2001), hal 62
68
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ex post facto.
Metode yang digunakan untuk mencari data sebagai alat untuk mengetahui
hasil dari penelitian ini adalah metode wawancara, angket dan observasi.
F. Populasi Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
Obyek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah semua guru di
MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Adapun jumlah seluruh guru pada
tahun pelajaran 2010/2011 adalah sejumlah 7 orang yang selanjutnya disebut
sebagai populasi penelitian. Seperti yang diterangkan oleh Suharsini Arikunto
bahwa Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian.5 Sutriso Hadi
menyatakan bahwa Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi
yang dijadikan sebagai sasaran dari populasi 6 Jadi yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah bagian dari papulasi, yaitu para guru di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
Teknik atau prosedur cara pengambilan sampel menurut Suharsini
Arikunto menyatakan Jika subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik
diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi, jika subyeknya
besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih7 Dari
sejumlah populasi sebanyak 8 guru, dalam penelitian ini penulis akan
mengambil sampel sebesar 100 % atau yang disebut dengan sampel populasi
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian lapangan (field research) yang dikaji ini merupakan
penelitian yang bersifat kuantitatif, sehingga peneliti akan menggunakan
metode-metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode Observasi adalah merupakan kegiatan Menatap kejadian,
gerak atau proses, mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena
manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan –
kecenderungan yang ada, dengan kata lain harus obyektif 8 Metode
5 Suharsini Arikunto, op.cit, hal 102
6 Sutrisno Hadi, op.cit, hal 104
7 Suharsini Arikunto, op.cit., hal 107
8 op.cit., hal 205
69
observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Tujuan
Observasi atau pengamatan ialah mengerti ciri-ciri dan luasnya
signifikansi dari interelasi elemen-elemen tingkah laku manusia pada
fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu.9
Dalam hal ini yang diobservasi adalah guru pendidikan agama
Islam mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar dan kreatifitas guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam mengajar di kelas, kepala
sekolah dan mungkin beberapa siswa di MI NU Ngadiwarno Sukorejo
Kendal.
Jadi dalam penelitian ini metode observasi penulis gunakan untuk
melihat, mencatat dan mengamati gejala dan fenomena yang terjadi di
lapangan yang terkait dengan veriabel penelitian. Sehingga kegiatan ini
dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan veriabel bebas
maupun variabel terikat, sebagai pendukung pokok permasalahan dalam
penulisan penelitian ini.
2. Metode Interview
Di dalam buku berjudul Bimbingan dan Penyuluhan di madrasah
dinyatakan bahwa Interview adalah suatu metode untuk mendapatkan data
anak atau orang, dengan mengadakan hubungan langsung dengan
informan 10
Metode interview yaitu metode pengumpulan data dengan
jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan sistematis dengan berlandaskan
tujuan penelitian. Melalui metode ini, peneliti mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada informan dan jawaban informan penelitian dicatat
atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).11
9 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990),
hlm. 157. 10
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Penerbit fak. psikologi
UGM, Yogyakarta 1998), hal 54 11
Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1999),
hlm. 67.
70
Dalam penelitian ini, yang diwawancarai adalah kepala madrasah
dan guru PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Wawancara yang
akan dilakukan seputar bagaimana proses mengajar kreatifitas guru,
bagaimana sebenarnya minat belajar PAI dan bagaimana upaya-upaya
yang dilakukan.
3. Metode Questionnaire ( Angket )
Metode kuesioner atau angket adalah cara untuk mengumpulkan
data yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai hal atau dalam
suatu bidang.12
Dengan demikian, angket dimaksudkan sebagai suatu
daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban jawaban dari
peserta didik. Metode angket ini ditujukan pada peserta para guru.
Metode ini digunakan karena pertimbangan waktu, tenaga dan
biaya disamping itu objek yang diteliti akan lebih mudah memberikan
jawaban sesuai dengan keadaan peserta didik, dengan kisi-kisi sebagai
berikut:
Variabel Indikator Jumlah
Item
Nomor
Soal
Kreatifitas Guru
Dalam Mengajar
1. Cara guru dalam
merencanakan KBM
2. Cara guru dalam
pelaksanaan KBM
3. Cara guru dalam
melakukan evaluasi
pembelajaran
5
5
5
1-5
6-10
11-15
Minat Belajar PAI 1. Kemauan untuk
mengikuti KBM tepat
waktu
5
16-20
12
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997),
hlm. 173
71
2. Kemauan untuk selalu
mengikuti pelajaran PAI
3. Antusias dalam mengikuti
pelajaran
5
5
21-25
26-30
4. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu merupakan kegiatan Mencari data
mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, surat
kabar, majalah, notulen agenda dan lain – lain 13
Dalam penelitian ini metode dokumentasi diefektifkan untuk
memperoleh data tentang : letak geografis, keadaan guru dan karyawan,
keadaan bangunan dan fasilitasnya dan lain – lain
Metode dokumen ini juga dipergunakan untuk memperoleh data
mengenai data guru PAI dan program yang telah dilakukan untuk
peningkatan minat belajar PAI.
H. Teknik Analisa Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif
yaitu suatu analisis yang terdapat kumpulan bahan, keterangan-keterangan
yang berwujud angket (analisis statistik). Dan untuk menganalisa data tersebut
dilakukan beberapa tahap, yaitu :
1) Analisis Pendahuluan
Pada proses pendahuluan yang dilakukan penulis adalah mengolah
data kualitatif menjadi data kuantitatif, yaitu dengan cara memberi skor
pada jawaban responden sesuai dengan jawaban kualitatif, dengan cara
membuat kategori jawaban agar mudsah dalam penentuan skornya.
Dalam penelitian ini penulis menentukan kategori jawaban yaitu
sebagai berikut :
13
Suharsini Arikunto, op.cit, hal 78
72
- Untuk alternatif jawaban ( a ) diberi skor 4
- Untuk alternatif jawaban ( b ) diberi skor 3
- Untuk alternatif jawaban ( c ) diberi skor 2
- Untuk alternatif jawaban ( d ) diberi skor 1
2) Analisis Uji Hipotesis
Pada tahap ini penulis menganalisis uji hipotesis dengan
melakukan perhitungan statistik, dengan cara mengubah data kualitatif
menjadi data kuantitatif.
Adapun untuk menguji kebenaran hipotesanya, penulis
menggunakan analisis statistik yaitu dengan teknik korelasi product
moment, dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
))(( 22
yx
xy
keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan variable y
xy = jumlah product moment x dan y
Dari hasil perhitungan product moment (rxy) tersebut, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi korelasi product moment
3) Analisis Lanjut
Di dalam analisis ini, penulis menginterpretasikan hasil yang telah
diperoleh, sehingga pada akhirnya akan dapat diketahui sejauh mana
pengaruh antara Kreatifitas Guru Dalam Mengajar dan Minat Belajar PAI
Murid Kelas V dan VI di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
Dengan ketentuan jika r 0 ( hasil perhitungan ) telah dikonsultasikan
dengan r tabel maka akan muncul interpretasi yang diharapkan, sehingga
rumusan dari hipotesis yang penulis ajukan, dapat diterima atau justru
ditolak
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian.
1. Kondisi Umum Umum MI NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang berciri khas Islam,
terletak di Dusun Kabunan Desa Ngadiwarno Kecamatan Pageruyung
Kabupaten Kendal. Berada pada lingkungan masyarakat dengan kultur
yang kental ajaran Islam karena banyak penduduknya yang merupakan
alumni pesantren baik sallafi maupun pesantren modern. Ditopang
kehidupan masyarakat yang mayoritas mata pencahariannya bertani, maka
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal menjalankan
fungsinya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat
khususnya desa Ngadiwarno.
Beberapa hal yang dapat di ungkap dengan keberadaan Madrasah
Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal, antara lain:
a. Visi
Visi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
yang telah dicanangkan bersama oleh warga madrasah adalah
“Terwujudnya manusia yang bijak, cakap, berakhlkul karimah dan
bermasyarakat dengan berlandaskan syari’at Islam dan Pancasila”
b. Misi
Dalam rangka untuk dapat mencapai visi yang telah ditetapkan,
maka Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
mencanangkan misinya sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan baik mata
pelajaran umum maupun mata pelajaran agama secara efektif.
2. Menumbuhkan semangat serta motivasi belajar secara intensif
kepada seluruh warga belajar.
85
3. Membimbing dan membekali pengetahuan dan ketrampilan
kepada siswa agar hidup mandiri di masyarakat.
c. Tijauan Historis
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
didirikan dengan tujuan selain untuk memenuhi harapan masyarakat
ngadiwarno dan sekitarnya, secara luas juga mempunyai tujuan untuk
ikut berpartisipasi mempersiapkan generasi generasi muda yang
berilmu pengetahuan, taffaquh fiddin, berguna bagi nusa dan bangsa,
masyarakat, serta taqwa kepada Allah Swt.
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
berdiri pada 1 Agustus 1962 yang keberadaanya bertempat pada tanah
wakaf dari Bapak Khasan Juki penduduk setempat yang sangat peduli
dengan dunia pendidikan Islam, dengan luas tanah 604 m 2 Adapun
nadzir tanah wakaf tersebut adalah:
1. Akhmad Rosyid : Sebagai Ketua
2. Maksum : Sebagai Sekretaris
3. Rozikin : Sebagai Anggota
4. Baeti : Sebagai Anggota
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
dipimpin oleh seorang kepala madrasah, dimana sampai dengan tahun
pelajaran 2010-2011 telah berganti sampai enam periode. Pada awal
pendiriannya yaitu tahun 1962 s/d 2004 Madrasah Ibtida’iyah (MI)
Ngadiwarno Sekorejo Kendal berada dibawah Yayasan Al-Islam.
Pada awal pendiriannya perserta didik yang ditampung adalah
sebanyak 127 siswa, hal ini dikarenakan pada saat itu desa Ngadiwarno
hanya ada satu sekolahan yaitu Madrasah Ibtida’iyah Al-Islam.
Sehingga sangatlah wajar bila peserta didik waktu itu demikian
banyak.
Tetapi setelah di desa Ngadiwarno didirikan dua Sekolah Dasar
(SD) anak-anak yang mendaftar menjadi berkurang, dimana tahun
1999-2000 hanya mempunyai siswa 45 saja. Faktor lain penyebab
86
kurangnya minat belajar di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU
Ngadiwarno Sekorejo Kendal, juga dikarenakan kurang tenaga
pendidik yang berkompeten dibidangnya.
Tahun 2004 atas kemauan masyarakat dan komite madrasah bahwa
Mdrasah Ibtid’iyah Al-Islam Ngadiwarno Sukorejo Kendal diubah
menjadi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal.
Dengan perubahan ini ditambah sumbangan dari komite madrasah dua
orang tenaga edukatif, jumlah siswa yang mendaftar sedikit demi
sedikit mulai bertambah.
Dalam perjalanannya Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno
Sekorejo Kendal telah melakukan akreditasi dua kali, yaitu pada
tanggal 12 Januari 1999 dengan mendapat status DIAKUI dengan
Surat Keputusan No. N.S.M 15.2.03.24.02.012, akreditasi yang kedua
dengan status akreditasi B dengan Nomor statistik 112032403012, dan
NSM 15 2032403012.
d. Letak Geografis
Secara geografis letak Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno
Sekorejo Kendal sangat menguntungkan, karena terletak tidak jauh
dari ditepi jalan utama dari Sukorejo menuju Pekalongan, dengan
demikian lembaga pendidikan ini juga sangat mudah dijangkau dengan
alat transportasi umum maupun kendaraan pribadi.
Dengan ketinggian 80 meter dari permukaan air laut, maka suhu di
lingkungan pesantren sangat sejuk dan nyaman, ditambah lagi di sana
masih rendah tingkat polusinya, baik itu polusi udara maupun pulosi
suara atau kebisingan. Hal yang demikian ini akan lebih
mempermudah bagi para pengajar untuk melakukan proses belajar
mengajar, dan keuntungan juga pada pihak siswa yaitu dapat belajar
dengan penuh konsentrasi dan bersemangat.
Lokasi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo
Kendal berbatasan dengan :
87
- Sebelah utara : Masjid
- Sebelah barat : Rumah Saudara Siti Mariyam
- Sebelah timur : Saudara Tasilah
- Sebelah selatan : Balai Desa Ngadiwarno
e. Keadaan Guru
Tenaga edukatif yang ada di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU
Ngadiwarno Sekorejo Kendal seluruhnya berjumlah 7 orang tenaga
pengajar, dan tuk lebih jelasnya sperti pada tabel berikut
TABEL 1
TENTANG TENAGA EDUKATIF MADRASAH IBTIDA’IYAH
(MI) NU NGADIWARNO SEKOREJO KENDAL
No Nama Pend Jabatan Jabatan tertentu
1 Mustofa DII Guru Kepala Madrasah
2 Haryati DII Guru Sekretaris
3 Yarkoni DII Guru Wakamad
4 Surtinah, S.Pd I S1 Guru Bendahara
5 Saudi DII Guru
6 Nur Kholis DII Guru
7 Saifudin DII Guru
Segenap tenaga pengajar Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno
Sekorejo Kendal bersepakat untuk meningkatkan mutyu pendidikan
dengan menambahkan pelajaran ekstra, yang dilakuan setelah pulang
sekolah yaitu jam 13.00 sampai jam 15.00. adapun yang menjadi jenis
kegiatan ekstra adalah sperti ter tuang dalam tabel berikut ini.
88
TABEL 2
TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) NU NGADIWARNO
SEKOREJO KENDAL
No Nama Pembina Jenis Kegiatan Kelas Hari
1 Mustofa
Surtinah, S.Pd I Pramuka III, IV, V Sabtu
2 Haryati
Saudi Komputer
III, IV, V,
VI
Selasa,
Rabu,
Kamis
3 Yarkoni Qiro’ V, VI Jum’at
4 Saifudin
Nur Kholis Bola Voly IV, V Senin
f. Keadaan Siswa
Jumlah keseluruhan siswa Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU
Ngadiwarno Sekorejo Kendal pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah
71 siswa yang terdiri laki-laki 34 dan perempuan 37 siswa. Jumlah
tersebut hanya berasal dari Dusun Kabunan yang tersebar dalam 4
Rukun Tetangga (RT), artinya hanya satu dusun saja yang menjadi
siswa di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal,
padahal desa Ngadiwarno terdiri tiga dusun.
Berikut penulis sajikan data perkembangan siswa dari tahun
ketahun, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
89
TABEL 3
TENTANG KEADAAN SISWA
MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) NU NGADIWARNO
SEKOREJO KENDAL
No Tahun Pelajaran Jumlah siswa
1 2004-2005 50
2 2005-2006 51
3 2006-2007 63
4 2007-2008 65
5 2008-2009 68
6 2009-2010 70
7 2010-2011 71
g. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah
Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal adalah sebagai
berikut:
1) Prasarana Sekolah
TABEL 4
TENTANG PRASARANA
MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) NU NGADIWARNO
SEKOREJO KENDAL
No Jenis Bnagunan Jml Luas
1 Tanah 1 593 m 2
2 Ruang Kelas 6 252 m 2
3 Ruang Tamu 1 6 m 2
4 Ruang Guru 1 16 m 2
5 Papan Nama 1 2 m 2
6 Lapangan 1 167 m 2
7 Tiang Bendera 1 6 m
90
2) Sarana Sekolah (forniture)
TABEL 5
TENTANG SARANA (FORNITURE)
MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) NU NGADIWARNO
SEKOREJO KENDAL
No Jenis Sarana Jml
1 Meja Murid 52
2 Kursi Murid 70
3 Papan Tuli 6
4 Meja Pengajar 5
5 Kursi Pengajar 5
6 Almari Kantor 2
7 Meja Tamu 1 set
8 Meja Kepala Madrasah 1
9 Meja Guru 7
10 Meja Perpustakaan 2
11 Almari Perpustakaan 1
12 Komputer 1
13 Radio Tape 1
14 Telepon 1
3) Adminstrasi Dan Olah Raga
TABEL 6
TENTANG ADMINSTRASI DAN OLAH RAGA
MADRASAH IBTIDA’IYAH (MI) NU NGADIWARNO
SEKOREJO KENDAL
No Jenis Sarana Jml
1 Buku Perpustakaan 110
2 Bola Sepak 2
3 Bola Kasti 3
4 Bola Volly dan Net Volly 1/1
91
2. Hasil Penelitian Tentang Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal
Hasil angket tentang Kreatifitas Guru Dalam Mengajar di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal, terdapat dalam pertanyaan nomor 1 s/d 15
dan dari hasil sekor dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut.
a. Cara guru dalam merencanakan KBM
Pada sekor hasil angket dari indikator cara guru dalam
merencanakan KBM, skore yang dicapai nilai tertinggi adalah 20
sedangkan terendah adalah 18 (data terlampir pada lampiran 2).
Dari hasil sekor indikator cara guru dalam merencanakan KBM
dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
dibulatkan menjadi 4
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 20 – 18
R = 2
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
2
I = 0,5
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
92
Tabel 7
Interval Nilai (X)
No Nilai (x) Keterangan
1 20 Baik
2 19 Cukup
3 18 Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang cara guru dalam
merencanakan KBM, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Tentang
cara guru dalam merencanakan KBM
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 20 1 14,28
2 19 1 14,28
3 18 5 71,44
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi cara guru dalam merencanakan
KBM MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui
bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-
masing 1 orang responden atau 14,28% dari keseluruhan
responden, sedangkan interval yang ketiga sebanyak 5 orang
reponden atau sebesar 71,44%.
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi cara guru dalam merencanakan KBM di MI
NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat
93
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar
berikut ini:
5
4
3
2
1
18 19 20
Gambar 1: Cara Guru Dalam Merencanakan KBM
b. Cara guru dalam pelaksanaan KBM
Pada sekor hasil angket dari indikator cara guru dalam
melaksanakan KBM, skore yang dicapai nilai tertinggi adalah 20
sedangkan terendah adalah 15 (data terlampir pada lampiran 3).
Dari hasil sekor indikator cara guru dalam melaksanakan KBM
dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 20 – 15
R = 5
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
5
94
I = 1,25
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 9
Interval Nilai (X)
No Nilai (x) Keterangan
1 19-20 Baik
2 17-18 Cukup
3 15-16 Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang keinginan penguasaan
materi pelajaran, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Tentang
cara guru dalam melaksanakan KBM
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 19-20 1 14,28
2 17-18 4 57,14
3 15-16 2 28,58
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi cara guru dalam melaksanakan
KBM MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui
bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu terdapat 1 orang responden
atau 14,28%, pada interval kedua yaitu 4 orang responden atau
57,14% dari keseluruhan responden, sedangkan interval yang
ketiga sebanyak 2 orang reponden atau sebesar 28,58%.
5) Membuat gambar histogram
95
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi cara guru dalam melaksanakan KBM di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar
berikut ini:
5
4
3
2
1
15-16 17-18 19-20
Gambar 2: Cara Guru Dalam Melaksanakan KBM
c. Cara guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran
Pada sekor hasil angket dari indikator cara guru dalam
melakukan evaluasi pembelajaran, skore yang dicapai nilai tertinggi
adalah 19 sedangkan terendah adalah 15 (data terlampir pada lampiran
ke 4).
Dari hasil sekor indikator cara guru dalam melakukan evaluasi
pembelajaran dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 19 – 15
96
R = 4
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
4
I = 1
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 11
Interval Nilai (X)
No Nilai (x) Keterangan
1 19-20 Baik
2 17-18 Cukup
3 15-16 Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang keinginan penguasaan
materi pelajaran, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Tentang
Cara Guru Dalam Melakukan Evaluasi Pembelajaran
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 19-20 1 14,28
2 17-18 5 71,44
3 15-16 1 14,28
Jumlah 7 100,00
97
Dari hasil data distribusi frekuensi cara guru dalam melakukan
evaluasi pembelajaran di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal,
dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu terdapat 1 orang responden
atau 14,28%, pada interval kedua yaitu 5 orang responden atau
71,44% dari keseluruhan responden, sedangkan interval yang
ketiga sebanyak orang reponden atau sebesar 14,28%.
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi cara guru dalam melakukan evaluasi
pembelajaran di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di
atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram,
seperti pada gambar berikut ini:
5
4
3
2
1
15-16 17-18 19-20
Gambar 3: Cara Guru Dalam Melakukan Evaluasi Pembelajaran
3. Hasil Penelitian Tentang Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo Kendal
Hasil angket tentang Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo Kendal, terdapat dalam pertanyaan nomor 16 s/d 30 dan dari
hasil sekor dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut
a. Kemauan untuk mengikuti KBM tepat waktu
98
Pada sekor hasil angket dari indikator kemauan untuk mengikuti
KBM tepat waktu, skore yang dicapai nilai tertinggi adalah 20
sedangkan terendah adalah 15 (data terlampir pada lampiran ke 5)
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 20 – 15
R = 5
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
5
I = 1,25
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 13
Interval Nilai (X)
No Nilai (x) Keterangan
1 19-20 Baik
2 17-18 Cukup
99
3 15-16 Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang kemauan untuk
mengikuti KBM tepat waktu, dengan memasukan kedalam table
berikut
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Tentang
Kemauan Untuk Mengikuti KBM Tepat Waktu
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 19-20 1 14,28
2 17-18 5 71,44
3 15-16 1 14,28
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi kemauan untuk mengikuti KBM
tepat waktu di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat
diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu terdapat 1 orang responden
atau 14,28%, pada interval kedua yaitu 4 orang responden atau
57,14% dari keseluruhan responden, sedangkan interval yang
ketiga sebanyak 2 orang reponden atau sebesar 28,58%
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi kemauan untuk mengikuti KBM tepat waktu di
MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar
berikut ini:
5
4
100
3
2
1
15-16 17-18 19-20
Gambar 4: Kemauan Untuk Mengikuti KBM Tepat Waktu
b. Kemauan untuk selalu mengikuti pelajaran PAI
Pada sekor hasil angket dari indikator kemauan untuk selalu
mengikuti pelajaran PAI, skore yang dicapai nilai tertinggi adalah 20
sedangkan terendah adalah 17 (data terlampir pada lampiran ke 6)
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 20 – 17
R = 3
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
3
I = 0,75
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 15
Interval Nilai (X)
101
No Nilai (x) Keterangan
1 20 Baik
2 19 Cukup
3 18 Kurang
4 17 Buruk
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang kemauan untuk selalu
mengikuti pelajaran PAI, dengan memasukan kedalam table
berikut
Tabel
Distribusi Frekuensi Tentang
Kemauan Untuk Selalu Mengikuti Pelajaran PAI
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 20 1 14,28
2 19 0 0
3 18 2 28,58
4 17 4 57,14
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi kemauan untuk selalu mengikuti
pelajaran PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat
diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu terdapat 1 orang responden
atau 14,28%, pada interval kedua yaitu 0 orang responden atau 0%
dari keseluruhan responden, dan interval yang ketiga sebanyak 2
orang reponden atau sebesar 28,58%, sedangkan interval yang
keempat sebanyak 4 orang reponden atau sebesar 57,14%
5) Membuat gambar histogram
5
102
4
3
2
1
17 18 19 20
Gambar 5: Kemauan Untuk Selalu Mengikuti Pelajaran PAI
c. Antusias dalam mengikuti pelajaran
Pada sekor hasil angket dari indikator kemauan untuk selalu
mengikuti pelajaran PAI, skore yang dicapai nilai tertinggi adalah 20
sedangkan terendah adalah 16 (data terlampir pada lampiran ke 7):
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 20 – 16
R = 6
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
4
I = 1
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti tabel dibawah ini
Tabel 16
Interval Nilai (X)
103
No Nilai (x) Keterangan
1 20-21 Baik
2 18-19 Cukup
3 16-17 Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang antusias dalam
mengikuti pelajaran, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Tentang
Antusias Dalam Mengikuti Pelajaran
No Nilai (x) ( f ) ( % )
1 20-21 1 14,28
2 18-19 2 28,58
3 16-17 4 57,14
Jumlah 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi antusias dalam mengikuti
pelajaran di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui
bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi pada interval yang kesatu terdapat 1 orang responden
atau 14,28%, pada interval kedua yaitu 2 orang responden atau
28,58% dari keseluruhan responden, dan interval yang ketiga
sebanyak 4 orang reponden atau sebesar 57,14%.
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi antusias dalam mengikuti pelajaran di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat
104
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar
berikut ini:
5
4
3
2
1
16-17 18-19 20-21 20
Gambar 6: Antusias Dalam Mengikuti Pelajaran
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Pendahuluan
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran dari
hipotesis yang telah penulis ajukan pada bab sebelumnya, sehingga dalam
hal ini adalah untuk menguji kebenaran pernyataan ada hubungan positif
antara kreatifitas guru dalam mengajar dengan minat belajar PAI.
Kemudian untuk memperjelas dalam uji hipotesis maka terlebih
dahulu analisis tiap variabel, yaitu:
a. Anilisis Variabel Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Untuk mengetahui hasil perolehan skor dari angket tentang
kreatifitas guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo
Kendal, maka penulis menyajikan data seperti yang terlihat dalam
lampiran 8 yaitu sebagai bahwa nilai akumulasi skore tertinggi adalah
59 sedangkan nilai terendah 48.
Hasil angket yang telah dibuat kemudian digunakan untuk
menganalisa hala-hal sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
105
k = 3,79
dibulatkan menjadi 4
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 59 – 48
R = 11
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
11
I = 2,75
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti tabel dibawah ini
Tabel 18
Interval Nilai (X)
No Interval Keterangan
1 57-59 Sangat baik
2 54-56 Baik
3 51-53 Cukup baik
4 48-50 Kurang baik
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang kreatifitas guru dalam
mengajar, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Tentang Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No Interval ( f ) ( % )
1 57-59 1 14,28
106
2 54-56 2 28,58
3 51-53 3 42,86
4 48-50 1 14,28
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang kreatifitas
guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat
diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi terbanyak pada interval 51-53 yaitu dengan sejumlah 3
orang responden atau 42,86%, sedangkan pada interval 54-56 terdapat
2 orang reponden atau 28,58% dari kesluruhan, serta pada interval 48-
50 dan 57-59 maing-masing 1 orang responden atau 14,28%.
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi tentang kreatifitas guru dalam mengajar di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar 1
berikut ini:
6
5
4
3
2
1
48-50 51-53 54-56 57-59
Gambar 7: Kreatitifitas Guru Dalam Mengajar di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo Kendal
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus
Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
107
Tabel 20
Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Kreatifitas
Guru Dalam Mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No Interval f x fx
1 57-59 1 58 58
2 54-56 2 55 110
3 51-53 3 52 156
4 48-50 1 49 49
Jumlah 7 373
Mx = N
fX
Mx = 7
373
Mx = 53,29
Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil
perhitungan adalah 53,29 yang termasuk kedalam interval yang ketiga
yaitu 51-53
b. Analisis Variabel Minat Belajar PAI
Untuk mengetahui hasil perolehan skor dari angket tentang
Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, maka
penulis menyajikan data seperti yang terlihat dalam lampiran 9 yaitu
sebagai bahwa nilai akumulasi skore tertinggi adalah 60 sedangkan
nilai terendah 49.
Hasil angket yang telah dibuat kemudian digunakan untuk
menganalisa hala-hal sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval
108
k = 1+3,3 log N
k = 1 + 3,3 log 7
k = 1 + 3,3 x 0,845
k = 1 + 2,79
k = 3,79
dibulatkan menjadi 4
2) Menentukan range
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah.
R = 50 – 49
R = 11
3) Menentukan interval
I = K
R
I = 4
11
I = 2,75
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh
kualifikasi dan interval seperti tabel dibawah ini
Tabel 21
Interval Nilai (X)
No Interval Keterangan
1 58-60 Sangat baik
2 55-57 Baik
3 52-54 Cukup baik
4 49-51 Kurang baik
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang Minat Belajar PAI, dengan
memasukan kedalam table berikut
109
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Tentang Minat Belajar PAI
Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No Interval ( f ) ( % )
1 58-60 1 14,28
2 55-57 0 0
3 52-54 3 42,86
4 49-51 3 42,86
Jumlah 7 100,00
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang Minat Belajar
PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa
penyebaran nilai-nilai sebagai berikut:
Frekuensi terbanyak pada interval 49-51 dan 52-54 yaitu masing-
masing sejumlah 3 orang responden atau 42,86%, sedangkan pada
interval 58-60 terdapat 1 orang reponden atau 14,28% dari kesluruhan
responden.
5) Membuat gambar histogram
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data
distribusi frekuensi tentang Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam
bentuk histogram, seperti pada gambar 7 berikut ini:
6
5
4
3
2
1
49-51 52-54 55-57 58-60
110
Gambar 7: Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Minat Belajar PAI di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean
dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 23
Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Minat Belajar
PAI di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No Interval f x fx
1 58-60 1 59 59
2 55-57 0 56 0
3 52-54 3 53 159
4 49-51 3 50 150
Jumlah 7 368
Mx = N
fX
Mx = 7
368
Mx = 52,57
Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil
perhitungan adalah 52,57 yang termasuk berada diantara interval yang
ketiga dan interval keempat.
2. Analisis Uji hipotesis
Untuk menganalisis uji hipotesis diperlukan hasil sekor variabel
kreatifitas guru dalam mengajar (lampiran 8) dan variabel minat belajar
PAI (lampiran 9), yang kemudian dibuat tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 24
111
Table Kerja Analisis Korelasi Product Moment Hubungan
Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Dengan Minat Belajar PAI
No
Res X Y x y x 2 y 2 xy
1 53 52 -0,29 -0,43 0,084 0,1849 0,1247
2 52 49 -1,29 -3,43 1,664 11,7649 4,4247
3 48 50 -5,29 -2,43 27,98 5,9049 12,8547
4 59 60 5,71 7,57 32,6 57,3049 43,2247
5 54 50 0,71 -2,43 0,504 5,9049 -1,7253
6 54 52 0,71 -0,43 0,504 0,1849 -0,3053
7 53 54 -0,29 1,57 0,084 2,4649 -0,4553
373 367 63,43 83,7143 58,1429
Keterangan:
x 2 = 63,43
y 2 = 83,7143
xy = 58,1429
rxy = ))(( 22
yx
xy
rxy = )83,7143)(43,63(
58,1429
rxy = 95309,99804
58,1429
rxy = 72,87
58,1429
rxy = 0,797
Dari hasil perhitungan statistik analisa produk moment, kemudian uji
signifikansi korelasi melalui uji t dengan rumus:
21
)2(
r
Nrhitung
t
112
20,7971
)27(0,797
hitungt
0,6352091
50,797
hitungt
365,0
50,797hitungt
0,604
782,1hitungt
2,950hitungt
3. Analisis Lanjut
Dari hasil perhitungan statistik analisa produk moment yaitu rxy =
0,797 Kemudian dilakukan uji signifikansi korelasi melalui uji t dengan
hasil 2,950hitungt .
Dari hasil perhitungan statistik analisa produk moment yaitu rxy =
0,797 jika di konsultasikan dengan r tabel pada raraf 5% dengan nilai 0,754
dan pada raraf 1% dengan nilai 0,874, dan pada pada raraf 5% r hitung lebih
besar dari pada r tabel
Demikian pula perhitungan uji signifikansi korelasi melalui uji t
dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan jika
karena t hitung > t tabel maka ada hubungan yang signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah memalului berbagai perhitungan pada sub bab sebelumnya,
untuk mengetahui tingkat signifikansi Hubungan Kreatifitas Guru Dalam
Mengajar Dengan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal, yaitu
dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan jika karena
t hitung > t tabel maka korelasi kedua varibel signifikan.
113
Dari hasil perhitungan menujukkan bahwa t hitung = 2,950 jika
dibandingkan dengan t tabel (0,10: 7) = 1,895 sehingga karena t hitung > t tabel
berarti korelasi antara variabel persepsi guru tentang Kreatifitas Guru Dalam
Mengajar Dengan Minat Belajar PAI signifikan. Dengan demikian hasil
penelitian tersebut di atas menujukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan
yang berbunyi “Ada Hubungan Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Dengan
Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti.
D. Keterbatasan Hasil Penelitian
Penulis menyadari dalam setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan pasti
terjadi kendala atau hambatan, seperti halnya dalam penulisan tugas skripsi
ini. Hal ini bukan disebabkan oleh faktor kesengajaan, akan tetapi dikarenakan
oleh adanya keterbatasan yang dialami dalam proses pelaksanaan penelitian,
antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu dan lokasi penelitian
Mengingat lokasi penelitian di MI NU Ngadiwarno Kendal jauh dari
tempat tinggal penulis sehingga waktu menjadi bagian dari kendala dalam
penelitian. Sehingga penelitian ini memakan waktu yang cukup lama yaitu
akhir bulan desember sampai dengan bulan april.
2. Keterbatasan tenaga
Disamping kertebatasan waktu dan lokasi penelitian, keterbatasan tenaga
juga merupakan kendala tersendiri bagi penulis. Hal ini disebabkan penulis
adalah kepala rumah tangga, yang harus membagi tenaganya untuk
kepentingan keluarga dan kepentingan penelitian, agar tidak terjadi
keimpangan dalam kehidupan rumah yangga.
3. Keterbatasan biaya
Biaya meskipun beukan merupakan satu-satunya faktor penghambat dalam
penelitian ini, akan tetapi pada dasarnya merupakan suatu hal yang
memegang peranan penting dalam menyukseskan penelitian. Peneliti
menyadari bahwa minimnya biaya penelitian, akan dapat berakibat pada
114
terhambatnya proses penelitian. Hal ini disebabkan mahalnya biaya
operasional yang menyebabkan ikut terhambatnya proses penelitian
118
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Setelah memalului berbagai perhitungan pada sub bab sebelumnya,
untuk mengetahui tingkat signifikansi Hubungan Kreatifitas Guru Dalam
Mengajar Dengan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean variabel
kreatifitas guru dalam mengajar hasil perhitungan adalah 53,29 yang
termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 51-53 yang berarti kreatifitas
guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Kendal cukup baik.
2. Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean pada variabel
minat belajar hasil perhitungan adalah 52,57 yang termasuk berada
diantara interval yang ketiga dan interval keempat yang berarti minat
belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal dalam kategori cukup baik.
3. Dari hasil perhitungan menujukkan bahwa t hitung = 2,950 jika
dibandingkan dengan t tabel (0,10: 7) = 1,895 sehingga karena t hitung > t tabel
berarti korelasi antara variabel persepsi guru tentang Kreatifitas Guru
Dalam Mengajar Dengan Minat Belajar PAI signifikan. Dengan demikian
hasil penelitian tersebut di atas menujukkan bahwa hipotesis yang penulis
ajukan yang berbunyi “Ada Hubungan Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Dengan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti
119
B. Saran
Suatu lembaga pendidikan akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan,
yaitu menigkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan visi dan misi Madrasah,
apabila apa yang sudah direncanakan, sebagai pengejawantahan dari visi dan
misi madrasah dapat berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh semua
komponen-komponen lembaga pendidikan. Apabila semua komponen dapat
berjalan sebagaimana yang direncanakan maka akan terjadi gool concruence
atau keselaran tujuan di antara komponen-komponen yang ada.
Untuk lebih meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar di MI NU
Ngadiwarno Sukorejo Kendal, maka dalam hal ini diberikan saran – saran
kepada sebuah komponen pendukung MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
antara lain :
1. Kepada Kepala Madrasah.
Kepala Madrasah merupakan penanggung jawab secara umum
atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi Madrasah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasara, maka hendaknya senantiasa
meningkatkan kualitas maupun kuantitas pembinaan terhadap semua
personal pendukung terselenggaranya pendidikan di Madrasah, baik itu
kepada para guru, para staff tata usaha, serta bagian-bagian lain yang ikut
mendukung proses belajar mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo
Kendal, sehinga mereka mempunyai kadar etos kerja yang tinggi dengan
tetap berpegangan pada tugas dan wewenang masing-masing.
120
Dengan adanya semangat kerja yang dilakukan kepala madrasah
dapat menyebabkan semua komponen pendidikan akan menyadari fungsi,
peran, tugas dan tanggung jawab sebagai seseorang yang mengabdi pada
dunia pendidikan, yang harus mengedepankan aspek kreatifitas dalam
mengajar.
2. Kepada Para Guru Pengajar.
Tenaga pengajar atau sering disebut ustadz / ustadzah merupakan
komponen yang paling vital bagi penyelenggaraan dunia pendidikan,
karena tanpa tenaga pengajar atau guru proses belajar mengajar secara
formal tidak akan dapat dilaksanakan, sehingga guru harus senantiasa
meningkatkan minat belajar murid dengan perannya sebagai pengajar dan
pendidik.
Hal ini harus disadari oleh setiap pendidik, agar murid dapat
terdorong untuk melakukan hal–hal yang bersifat kreatif, yang
mengandung arti bahwa setiap murid akan selalu mengembangkan potensi
kreatifitas belajarnya melalui hal–hal yang terkait dengan pengembangan
kepribadiannya. Dimana pada gilirannya nanti guru akan mampu
mendorong murid untuk menumbuhkan berbagai macam ide, inisiatif dan
imaginasi yang ditujukan untuk dapat meraih prestasi yang baik.
C. Penutup
Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi ini, penulis merasa bersyukur
dan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
121
dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas penyusunan
skripsi ini dengan tiada suatu halangan apapun yang berarti.
Dan tidak lupa pada bab terakhir ini penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pembimbing, serta sahabat – sahabat yang
mendorong penulis untuk melaksanakan tugas penyusunan skripsi ini, semoga
semua amal budi baik yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan
pahala yang berlipat dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari bahwa dalam rangka penulisan skripsi ini masih
sangat banyak kekurangan – kekurangan yang terjadi, untuk itu penulis sangat
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari para pembaca pada
umumnya, agar dalam berkarya dikemudian hari penulis dapat membuahkan
hasil karya yang sempurna.
Dan semoga penulisan atau hasil karya ini, mendapat ridho dari Allah
SWT serta bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya, syukur – syukur dapat menjadi sumbangan kepada masyarakat
untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
118
Daftar pustaka
- A.Tabrani dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah
Dasar, Inti Media Cipta Nusantara, 2001
- Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003)
- Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Rineka Cipta, 2001)
- Arno F. Witting, Psicology Of Learning, (New York, Mc Crow Hiel Book
Company, tt)
- Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
van Hoeve, 1996)
- Asshidiqi Hasbi, dkk, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Semarang: PT
Tanjung Mas Semarang
- Djamarah Bahri Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta,2000)
- Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
2000
- Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islsm, ( Jakarta :
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
2001)
- E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
(Bandung: Rosdakarya, 2004)
- Gerungan W.A., Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996)
- Hamalik, Oemar. Media Pendidikan (cetakan ke-7). Citra Aditya Bakti,
Bandung 1994
- Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja
Rosda Karya,2000)
- Hurlock B.Elizabeth, Child Development, Singapore: McGraw-Hill, 1084
6th
- Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, (Bandung: Remaja
Karya, 1987
- Lester D Crow & Alice Crow, Education Psychology, (New York:
American Book Company, 1958)
119
- Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran,”Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru”, (Bandung : Remaja Rosda Karya,2005)
- Munandar Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta,
Rineka Cipta, Tahun 2004
- Marimba D Ahmad., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1974)
- Mappiare Andi, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usana Offset, tt)
- Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, Universitas Terbuka Depdikbud,
Jakarta, 1997
- Nur Kancana Wayan dkk, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1986)
- Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003)
- Poerwanti Endang dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik,
(Malang: UMM,2002)
- Purwanto, M, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda
Karya, Bandung, Tahun, 2000
- Slameto, Belajar Dan Faktoe-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta,
Rineka Cipta, Tahun 1995
- Sudjana Nana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung : Sinar Baru, 1989)
- Saleh Rahman Abdul dan Wahab Abdul Muhbib, Psikologi: Suatu
Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004)
- Saifuddin Azwar, Sikap Manusia; Teori dan Pengukurnya, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002)
- Sudjanto Agus, Psikologi Umum, (Jakarta: Aksara Baru, 1989)
- Sholeh Abdul Aziz, At Tarbiyah wa Thuruqu at Tadris, (Makkah: Darul
Ma’arif, 1971)
- Sumanto Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1990)
120
- Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1998
- Sudirman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2001)
- Toha Chbib, Tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali, 2001
- Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca,
(Bandung: Angkasa, tt)
- Tim WRI, Psikologi Dan Pembelajaran Materi Interview, KKG _ MGMP
2001
- Tafsir Ahmad, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998)
- Undang-Undang pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
- Usman Uzer Moh., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990)
- Witherington HC., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978
- W Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta, 2002
- Walgito Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Penerbit fak.
psikologi UGM, Yogyakarta 1998)
- W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar, (Jakarta:
Gramedia, 1983)
- Wijaya, Cece, & A. Tabrani Rusyan., Kemampuan Dasar Guru dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, 1992
- Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1983
LAMPIRAN 1:
ANGKET PENELITIAN
Hubungan Kreatifitas Guru Dalam Mengajar dan Minat Belajar PAI
Murid Kelas V dan VI di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
NO:…….. IDENTITAS DIRI
Nama : ………………………………………..
Jenis kelamin : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Lama mengajar : ………………………………………..
PETUNJUK PENGISISAN ANGKET
- Isilah jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) yang tersedia
pada jawaban a, b, c. Atau d.
- Mohon diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
- Terimakasih atas bantuan Bapak / Ibu guru
I. Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
1. Apakah saudara memahami cara pembuatan perangkat pembelajaran
yang benar ?
a. Sangat paham c. Kurang paham
b. Paham d. Tidak paham
2. Apakah saudara memahami cara pembuatan RPP yang benar ?
a. Sangat paham c. Kurang paham
b. Paham d. Tidak paham
3. Apakah saudara sebelum membuat RPP terlebih dahulu melihat
perhitungan minggu efektif ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah saudara sebelum membuat RPP terlebih dahulu melihat
Silabus pembelajaran ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Apakah saudara mempunyai buku penunjang materi pembelajaran
yang memadai ?
a. Sangat memadai c. Kurang memadai
b. Memadai d. Tidak memadai
6. Apakah saudara memahami metode pembelajaran ?
a. Sangat paham c. Kurang paham
b. Paham d. Tidak paham
7. Apakah saudara melaksanakan meteode pembelajaran di kelas ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Bagaimanakah repon anak terhadap kegiatan belajar mengajar yang
saudara lakukan ?
a. Sangat baik c. Kurang baik
b. Baik d. Tidak baik
9. Menurut pengamatan saudara ketika mengajar, apakah anak-anak aktif
dalam mengikuti pembelajaran ?
a. Sangat aktif c. Kurang aktif
b. Aktif d. Tidak aktif
10. Menurut pengamatan saudara ketika mengajar, apakah anak-anak aktif
dalam bertanya atau memberi pendapat ?
a. Sangat aktif c. Kurang aktif
b. Aktif d. Tidak aktif
11. Kapan saudara mengadakan ulangan harian ?
a. Setiap selesai pembahasan
masalah
c. Jika perlu saja
b. Setiap selesai satu bab d. Tidak pernah
12. Apakah hasil ulangan dibagikan kepada murid lagi ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah hasil ulangan juga dibahas kembali ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apa tindakan anda jika nilai anak-anak hasil ulangannya jelek ?
a. Membahas kembali dan
diadakan ulangan lagi
c. Diadakan ulangan lagi
b. Membahas kembali d. Biarkan saja
15. Apakah anda merasakan manfaat evaluasi yang dilakukan ?
a. Sangat merasakan c. Kurang merasakan
b. Merasakan d. Biasa saja
II. Minat Belajar PAI
16. Dalam pengamatan saudara pada saat mulai pembelajaran, apakah
anak-anak sudah siap mengikuti pembelajaran ?
a. Sangat siap c. Kurang siap
b. Siap d. Tiadk siap
17. Dalam pengamatan saudara pada saat mulai pembelajaran, apakah
anak-anak sudah siap dengan buku sesuai dengan materi yang anda
ajarkan ?
a. Sangat siap c. Kurang siap
b. Siap d. Tiadk siap
18. Apakah dalam setiap kegiatan belajar mengajar anda selalu
menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Menurut pengamatan saudara pada saat pembelajaran, apakah anak-
anak memahami dengan pendelasan saudara ?
a. Sangat paham c. Kurang paham
b. Paham d. Tidak paham
20. Dalam setiap penyelasaian kegiatan belajar mengajar yang saudara
lakukan, bagiamanakah perasaan saudara setelah selesai mengajar ?
a. Sangat puas c. Kurang puas
b. Puas d. Tidak puas
21. Bagaimanakah menurut pengamatan saudara pada saat pembelajaran,
apakah anak-anak memperhatikan ?
a. Semua memperhatikan c. Sebagian memperhatikan
b. Sebagian besar yang
memperhatikan
d. Sebagian kecil yang
memperhatikan
22. Apakah dalam proses kegiatan belajar yang saudara sampaikan kepada
anak-anak saudara merasa sudah sesuai dengan kemauan peserta didik
?
a. Sangat merasa c. Kurang merasa
b. Merasa d. Tidak merasa
23. Dengan durasi waktu yang telah jam pelajaran yang tersedia, apakah
saudara merasa sudah sesuai dengan tuntutan materi ?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
24. Menurut pengamatan saudara, apakah anak-anak dikelas selalu ingin
penjelasan yang lebih rinci dari keterangan yang saudara berikan ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Menurut pengamatan saudara dalam pelaksanaan pembelajaran,
apakah anak-anak tertarik dengan materi pelajaran yang saudara
sampaikan di depan kelas ?
a. Sangat tertarik c. Kurang tertarik
b. Tertarik d. Tidak tertarik
26. Misalkan saudara memberikan tugas terhadap anak-anak untuk
dikerjakan, bagaimanakah repson dari anak-anak ?
a. Semua mengerjakan c. Sebagian mengerjakan
b. Sebagian besar mengerjakan d. Sebagian kecil mengerjakan
27. Menurut pengamatan saudara dalam pelaksanaan pembelajaran,
apakah anak-anak mempunyai rasa keingintahuan kelanjutan dari
materi yang dibahas ?
a. Sangat ingin tahu c. Kurang ingin tahu
b. Ingin tahu d. Biasa saja
28. Jika saudara terpaksa harus meninggalkan kelas, bagaimana sikap yang
ditujukkan anak ?
a. Sangat kecewa c. Tidak begitu kecewa
b. Kecewa d. Malah senang
29. Menurut pengamatan saudara dalam pelaksanaan pembelajaran, dari
sekian banyak murid berapa yang tertarik pada pelajaran PAI ?
a. Semua tertarik c. Sebagian kecil tertarik
b. Sebagian besar tertarik d. Tidak ada yang tertarik
30. Menurut pengamatan saudara dalam pelaksanaan pembelajaran, ada
berapa anak yang ngantuk atau bergurau pada saat meteri pelajaran di
sampaikan ?
a. Tidak ada c. Sebagian
b. Sebagian kecil saja d. Semuanya ngatuk atau bergurau
LAMPIRAN 2:
CARA GURU DALAM MERENCANAKAN KBM
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
1 2 3 4 5
1 3 4 4 3 4 18
2 4 3 4 4 3 18
3 4 4 3 3 4 18
4 4 4 4 4 4 20
5 4 3 4 4 3 18
6 4 4 3 4 4 19
7 4 4 3 4 3 18
LAMPIRAN 3:
CARA GURU DALAM PELAKSANAAN KBM
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
6 7 8 9 10
1 3 4 3 4 4 18
2 3 2 4 3 4 16
3 3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 4 20
5 4 3 4 4 3 18
6 3 3 3 4 4 17
7 3 4 4 4 3 18
LAMPIRAN 4:
CARA GURU DALAM MELAKUKAN
EVALUASI PEMBELAJARAN
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
11 12 13 14 15
1 4 4 3 3 3 17
2 3 4 3 4 4 18
3 3 3 3 3 3 15
4 3 4 4 4 4 19
5 4 3 4 4 3 18
6 3 4 3 4 4 18
7 3 4 3 4 3 17
LAMPIRAN 5:
KEMAUAN UNTUK MENGIKUTI KBM
TEPAT WAKTU
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
16 17 18 19 20
1 3 4 3 4 3 17
2 3 3 3 3 3 15
3 3 4 4 3 3 17
4 4 4 4 4 4 20
5 3 3 3 4 4 17
6 4 4 3 3 3 17
7 3 4 3 4 3 17
LAMPIRAN 6:
KEMAUAN UNTUK SELALU MENGIKUTI
PELAJARAN PAI
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
21 22 23 24 25
1 4 4 3 3 3 17
2 4 3 4 3 3 17
3 3 4 3 4 3 17
4 4 4 4 4 4 20
5 3 4 4 3 3 17
6 4 3 4 3 4 18
7 4 4 3 4 3 18
LAMPIRAN 7:
ANTUSIAS DALAM MENGIKUTI PELAJARAN
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
26 27 28 29 30
1 4 4 3 4 3 18
2 4 4 3 3 3 17
3 3 3 4 3 3 16
4 4 4 4 4 4 20
5 4 3 3 3 3 16
6 4 4 3 3 3 17
7 4 3 4 4 4 19
LAMPIRAN 8:
HASIL SKOR ANGKET VARIABEL X
NO
RES
Nomor angket dan skore jawaban Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 53
2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 52
3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59
5 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 54
6 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 54
7 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 53
LAMPIRAN 9:
HASIL SKOR ANGKET VARIABEL Y
No
Res
Nomor angket dan skore jawaban Jml
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 52
2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 49
3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
5 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 50
6 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 52
7 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 54
LAMPIRAN 10:
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No Nama Pend Jabatan Jabatan tertentu
1 Mustofa DII Guru Kepala Madrasah
2 Haryati DII Guru Sekretaris
3 Yarkoni DII Guru Wakamad
4 Surtinah, S.Pd I S1 Guru Bendahara
5 Saudi DII Guru
6 Nur Kholis DII Guru
7 Saifudin DII Guru
LAMPIRAN 11:
LAMPIRAN 12:
LAMPIRAN 13:
LAMPIRAN 14:
LAMPIRAN 15:
Lampiran - Lampiran
top related