pengaruh lembar kerja siswa (lks) digital terhadap …
Post on 01-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DIGITAL TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP BUNYI
(Kuasi Eksperimen di SMK Al-Basyariyah)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Dyah Sukowati
NIM 1110016300006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Dyah Sukowati (1110016300006). Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS)
Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bunyi. Skripsi Program
Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Kemajuan teknologi kini sudah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Namun
pemanfaatan teknologi di sekolah masih kurang optimal dan variatif untuk menunjang kegiatan pembelajaran fisika di sekolah. Untuk itulah penulis tertarik mencoba membuat bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) digital yang merupakan
transformasi LKS bentuk cetak yang memanfaatkan komputer sebagai alat bantu untuk menampilkannya. Diharapkan perubahan bentuk LKS yang digunakan,
mampu memberikan pengaruh pada hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi. Penelitian ini berlangsung pada bulan November 2016 di SMK Al-Basyariah pada kelas XII TKJ-2 sebagai kelas eskperimen dan TKJ-1 sebagai kelas kontrol.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen tes. Hasil belajar yang diukur hanya pada jenjang kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5).
Berdasarkan hasil analisis data tes diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi. Hal tersebut didasarkan
pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t, di mana nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan LKS digital lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Kata kunci : Pengaruh, LKS Digital, Hasil Belajar, SMK.
v
ABSTRACT
Dyah Sukowati (1110016300006). Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) Digital
Berbasis Fenomena Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bunyi.. Influence of digital student worksheet (LKS) phenomenon based toward student
learning result on sound concept. Essay of Physic Department, Faculty of Teaching and Educational Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University.
2017. Technological advances are now being utilized in education. But the utilization of
technology in schools is still less than optimal and varied to support physics learning activities in schools. That's why the researcher is interested in trying to
make teaching materials Student Worksheet (LKS) is a digital transformation of printed form LKS that use the computer as a tool to display it. Expected change of LKS form used, able to give influence on student physics learning result on sound
concept. This research took place in November 2016 at SMK Al-Basyariah in class XII TKJ-2 as an experimental class and TKJ-1 as a control class. The
research method used was quasi experiment with nonequivalent control group design. Sampling was done by purposive sampling technique. This study uses a test instrument. The learning result measured only at the cognitive level of
remembering (C1), understanding (C2), applying (C3), analyzing (C4) and evaluating (C5). Based on the results of the test data analysis obtained the result
that there is influence of digital LKS on student learning outcomes on the concept of sound. It is based on hypothesis test result by using t test, where tcount> ttable, then H0 is refused. The average of student learning result which used digital LKS
in exerimental class is higher than the control class.
Keywords : influence, digital student worksheet, phenomenon based, learning
result, SMK.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan
semesta dengan segala kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurah untuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah
SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) Digital Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Konsep Bunyi”.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan
terimakasih tersebut disampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan, dan
bimbingan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
4. Ibu Ai Nurlela, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan penghargaan selama proses pembuatan skripsi.
5. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis selama proses
perkuliahan.
6. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan motivasi, nasehat, dan doa yang tak pernah putus.
7. Seluruh staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
vii
8. Bapak Ir. H. Rahmat Hidayat selaku Kepala SMK Al-Basyariyah yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Bapak Ridhwansyah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika kelas XII SMK
Al-Basyariyah dan Bapak Hasan, S.Kom, selaku Kepala Laboratorium
Komputer Teknik Rekayasa Jaringan (TKJ) yang telah membmbing penulis
selama penelitian berlangsung.
10. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMK Al-Basyariyah yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
11. Keluarga tercinta Ayahanda Suyatno, Ibunda Sumarni (Almh), Kedua
kakanda dan si adik bungsu serta semua orang sholih yang selalu mendoakan
dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih
cita-cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Ibu.
12. Iin Sanita, Mutiah Hanifah, Binti Soleha, Choerun Nisa, Annisa Rizkiana,
Fitri Cahya Ningrum,S.Pd serta rekan-rekan Fisika 2010 sebagai sahabat,
keluarga yang selalu ada dan telah memberi bantuan, inspirasi dan motivasi.
13. Muhammad Syibromalitsi yang telah membagi waktu dan kesempatannya
mebantu penulis untuk membuat dan mewujudkan inovasi dari LKS cetak
menjadi LKS digital.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis secara terbuka menerima setiap kritik dan saran yang bersifat
membangun. Walaupun demikian, penulis tetap berharap skripsi ini dapat berguna
khususnya bagi pembaca dan umumnya nagi penyeleggara khasanah keilmuan di
lingkungan pendidikan.
Jakarta, 13 Juni 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Batasan Masalah .......................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskriptif Teoritis ....................................................................... 6
1. Hakikat LKS ............................................................................... 6
a. Pengertian LKS ........................................................................... 6
b. Bentuk-Bentuk LKS .................................................................... 7
c. Fungsi LKS ................................................................................. 9
d. Tujuan Penyusunan LKS ............................................................ 9
e. Manfaat LKS .............................................................................. 9
f. Unsur-Unsur LKS ....................................................................... 10
g. Teknik penyusunan LKS ............................................................ 10
2. Digital .......................................................................................... 11
ix
3. LKS Digital .................................................................................. 12
4. Hakikat Hasil Belajar ................................................................... 13
5. Konsep Bunyi ............................................................................... 15
a. Gelombang Bunyi ........................................................................ 15
b. Sifat-Sifat Gelombang Bunyi ....................................................... 16
c. Cepat Rambat Bunyi .................................................................... 18
d. Sumber Bunyi .............................................................................. 19
e. Energi Bunyi ................................................................................ 23
f. Pelayangan ................................................................................... 24
g. Efek Doppler ............................................................................... 25
h. Aplikasi Pemanfaatan Bunyi Dalam Teknologi ......................... 26
B. Penelitian Relevan ....................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32
B. Metode Penelitian ........................................................................ 32
C. Desain Penelitian ......................................................................... 32
D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 33
E. Variabel Penelitian ...................................................................... 36
F. Populasi dan Sampel .................................................................... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36
H. Instrumen Penelitian .................................................................... 37
1. Instrumen Tes ............................................................................... 37
I. Kalibrasi Instrumen ..................................................................... 39
1. Uji Validitas ................................................................................. 39
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 40
3. Taraf Kesukaran ........................................................................... 41
4. Daya Pembeda .............................................................................. 42
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 43
x
1. Analisis Data Tes .......................................................................... 43
a. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 44
1) Uji Normalitas ............................................................................. 45
2) Uji Homogenitias ......................................................................... 47
b. Uji Analisis .................................................................................. 48
1) Data Terdistribusi Normal dan Homogen ................................... 48
2) Data Terdistribusi Tidak Normal dan Homogen .......................... 50
K. Hipotesis Statistik ....................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 53
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 53
1. Hasil Prestest ............................................................................... 53
2. Hasil Posttest ................................................................................ 54
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar ................................................... 56
a. Hasil Pretest dan Posttest ............................................................. 56
b. Kemampuan Berpikir Kognitif .................................................... 56
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ......................................................... 59
a. Uji Normalitas .............................................................................. 59
b. Uji Homogenitas .......................................................................... 59
5. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 60
B. Pembahasan Hasil penelitian ....................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 64
A. Kesimpulan ................................................................................ 64
B. Saran .......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65
LAMPIRAN ……………………………………………………………………67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 33
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................. 38
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................. 40
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................... 40
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ..................................................................... 41
Tabel 3.7 Kriteria Uji Taraf Kesukaran ........................................................ 42
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................................ 42
Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda ................................................................. 43
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................... 43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen ........................... 53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol ................................... 53
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................... 54
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen ........................... 54
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol ................................. 55
Tabel 4.6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................... 55
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest................................. 56
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ................................................. 59
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ............................................. 60
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ................................................... 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Spektrum Frekuensi Bunyi ........................................................... 15
Gambar 2.2 Nada Dasar Pada Senar/Dawai ..................................................... 20
Gambar 2.3 Pipa Organa Terbuka .................................................................... 21
Gambar 2.4 Pipa Organa Terbuka Frekuensi Nada Dasar ............................... 21
Gambar 2.5 Pipa Organan Tertutup ................................................................. 22
Gambar 2.6 Pipa Organa Tertutup Frekuensi Nada Dasar .............................. 22
Gambar 2.7 Pelayangan Bunyi ........................................................................ 25
Gambar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................. 31
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Prosedur Penelitian ................................................ 35
Gambar 4.1 Jenjang Kognitif ........................................................................... 57
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar ............................................................ 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A TAHAP PERSIAPAN
A1 Rekap Wawancara................................................................................. 67
A2 Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 71
A3 Instrumen Penelitian ........................................................................... 73
A4 Hasil Perhitungan Anates .................................................................... 94
A5 Validasi Ahli ....................................................................................... 98
A6 RPP ...................................................................................................... 102
A7 Print Screen LKS Digital .................................................................... 161
LAMPIRAN B TAHAP PENELITIAN
B1 Kisi-Kisi Instrumen Valid ................................................................... 169
LAMPIRAN C PASCA PENELITIAN
C1 Hasil Pretest Eksperimen .................................................................... 171
C2 Hasil Pretest Kontrol ........................................................................... 171
C3 Uji Normalitas Pretest ......................................................................... 172
C4 Uji Homogenitas Pretest ..................................................................... 172
C5 Uji Hipotesis Pretest ........................................................................... 173
C6 Hasil Posttest Eksperimen ................................................................... 173
C7 Hasil Posttest Kontrol .......................................................................... 174
C8 Uji Normalitas Posttest ....................................................................... 174
C9 Uji Homogenitas Posttest .................................................................... 175
C10 Uji Hipotesis Posttest .......................................................................... 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang elektronik dan bidang
komputer, menuntut dan mendorong penggunanya untuk diterapkan pada sistem
pendidikan di Indonesia. Dalam fisika, siswa mempelajari tentang fenomena alam
dan benda mati yang saling berkaitan satu sama lain, baik bersifat konkret
maupun abstrak. Mata pelajaran fisika menjadi wahana atau tempat bagi siswa
dalam untuk mengenal dirinya serta alam sekitar dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Fisika seharusnya mudah untuk dimengerti. Namun, berdasarkan hasil
observasi, selalu ada permasalahan dalam fisika diantaranya pandangan siswa
yang menganggap fisika bukan pelajaran yang menarik untuk dipelajari dan tidak
menyenangkan. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan siswa agar mampu bekerja dalam bidang tertentu. Dalam
kurikulum SMK terdapat tiga komponen mata pelajaran yaitu komponen normatif,
komponen produktif dan komponen adaptif.1 Di dalam kurikulum tersebut
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah dapat
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya.2 Dan fisika termasuk kedalam komponen adaptif, di
mana komponen adaptif ini harus dapat menunjang komponen produktif.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, tidak semua mata pelajaran
menggunakan komputer dalam kegiatan belajar mengajarnya, hanya pada mata
pelajaran produktif siswa akan menggunakan komputer dan berlangsung di ruang
laboratorium komputer maupun di bengkel komputer. Sedangkan pada mata
pelajaran adaptif dan normatif, kegiatan belajar mengajar dilakukan di ruang
1Ratnasari, Wita dan Suliyanah. Pengaruh Penerapan LKS dalam Model PembelajaranLangsung Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi kalor di Kelas XI Multimedia SMKNegeri 1Boyolangu Tulungagung. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol.02 No.03 Tahun 2013. h. 231
2 Ibid,.
2
kelas. Hal ini menjadi kekhawatiran di mana ketika penulis melakukan
pengamatan langsung saat kegiatan belajar mengajar, mereka belajar mata
pelajaran normatif dan adaptis tidak akan seantusias ketika belajar mata pelajaran
produktif. Siswa menjadi pasif saat pembelajaran, selain karena kegiatan yang
monoton yang diberikan guru. Dan tidak fokusnya mereka pada guru yang
sedang mengajar. Termasuk dalam mata pelajaran fisika. Sehingga berdampak
pada hasil belajar fisika yang cenderung rendah. Maka, diperlukan upaya
alternatif untuk dapat menunjang pencapaian hasil belajar siswa.
Salah satu upaya alternatif dalam pembelajaran fisika adalah
pengoptimalan penggunaan bahan ajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, bahan
ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru, dan bagi siswa merupakan sumber
belajar. Bentuk bahan ajar antara lain berupa buku pelajaran, modul, handout,
LKS, maket dan sebagainya.3 LKS adalah bahan ajar cetak berupa lembar-lembar
kertas berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada pencapaian suatu
kompetensi dasar.4 LKS dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan
dapat memahami materi pembelajaran secara mandiri. Selain itu, siswa juga akan
mendapat arahan yang runut untuk memahami pembelajaran yang diberikan dan
menjadi acuan untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya. Dan LKS merupakan sumber belajar bagi siswa,
seperti informasi yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi ke sekolah
bahwa hampir setiap siswa menggunakan LKS sebagai sumber belajar mereka.
Dan guru merasa terbantu dengan adanya LKS karena memudahkan dalam
penyampaian materi dan pemberian tugas kepada siswa. Dari hasil obervasi pula
didapat informasi bahwa siswa lebih senang menggunakan LKS karena mudah
dibawa karena ukuran LKS yang lebih sedikit dan lebih enak dibaca karena
langsung pada bahasan yang dimaksud. LKS yang digunakan belum mendukung
siswa menjadi aktif yang juga membantu siswa untuk lebih memahami materi
yang diajarkan ketika dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
3 Prastowo, Andi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DivaPress, Cet. III, 2013), h.16.
4 Ibid, h.204.
3
Mengingat pentingnya LKS yang digunakan sebagai bahan ajar dalam
proses pembelajaran, maka diperlukannya inovasi LKS baik dari segi tampilan
maupun penyajian materi dengan memanfaatkan teknologi. Aplikasi komputer
dalam pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar yang efektif
dan efisien ditinjau dari segi waktu dan pencapaian materi. Komputer memiliki
kemampuan dalam mengintegrasikan komponen teks, warna, suara, musik, dan
animasi grafik. 5 Dengan memanfaatkan teknologi komputer tersebut dapat
membuat suatu inovasi terhadap LKS cetak, yaitu transformasi bentuk cetak
diubah bentuknya menjadi digital atau elektronik. LKS ini dinamakan LKS digital
atau LKS elektronik. Dalam tampilannya, LKS digital ini berisikan informasi
digital yang dapat berwujud teks atau gambar dilengkapi dengan audio, video dan
animasi serta perpaduan warna yang menarik. Sehingga membantu siswa untuk
lebih aktif dalam kegiatan belajar dan dapat memberikan penggambaran konsep
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. LKS ini diharapkan mampu
mendukung siswa untuk aktif dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belahar
yang lebih baik. Selain itu, dapat membangun komunikasi aktif antara siswa dan
guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dan dapat secara perlahan
mengubah pendapat siswa mengenai pelajaran dan pembelajaran fisika menjadi
pandangan yang indah dan menyenangkan.
Merujuk pada karakeristiknya, LKS digital ini dapat menjadi solusi untuk
konsep materi yang visualisasinya dapat ditampilkan secara digital. Salah satu
contoh konsep fisika yang cocok adalah konsep bunyi. Di mana konsep bunyi
membutuhkan pemvisualisasian yang baik dan bunyi juga banyak diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membangun pemahaman siswa melalui
pengalaman mereka. Dengan LKS digital ini, siswa akan lebih mudah memahami
dan menangkap penggambaran konsep bunyi yang berkaitan dengan alam
sekitarnya dan disajikannya percobaan-percobaan sederhana, diharapkan siswa
menjadi tertarik dan lebih aktif dalam proses pembelajaran fisika dan akhirnya
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
5 Laila Nurul Himmah, Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Media Berbasis KomputerTerhadap Kompetensi Siswa Membuat Pola Di SMKN 6 Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Vokasi,Vol 4, Nomor 2, Tahun 2014, h.233.
4
Atas dasar observasi di atas disertai pula dengan kondisi lingkungan
sekolah yang sudah akrab dengan media komputer, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS)
Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Bunyi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mencoba
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. LSK cetak memiliki keterbatasan dalam penggambaran fenomena terkait
materi yang diajarkan. LKS cetak juga memiliki kesan yang monoton dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Hasil belajar fisika siswa cenderung rendah.
3. Penggunaan komputer belum dimanfaatkan pada mata pelajaran fisika.
4. Konsep bunyi merupakan salah satu konsep yang kurang mendapat gambaran
yang baik secara visualisasinya.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan masalah yang dikaji lebih mendalam, maka permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif
(hasil belajar) yang mengacu pada Anderson yang telah direvisi. Ranah
kognitif yang akan diukur adalah tingkatan C1 (mengingat), C2 (menjelaskan),
C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis) dan C5 (mengevaluasi).
2. Pemanfaatan teknologi komputer dengan menggunakan aplikasi adobe flash.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang dibuat, rumusan masalah dalam penelitian yang
akan dilakukan ini yaitu, Apakah LKS Digital berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada konsep bunyi?
5
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh LKS Digital terhadap hasil belajar siswa pada
konsep bunyi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
sebagai latihan menimba ilmu pengetahuan melalui analisa praktik
lapangan dengan disertai data konkrit dalam penelitian tersebut.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran
pada siswa dalam mata pelajaran fisika.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat memberikan alternatif dan informasi
kepada guru tentang LKS digital yang dapat diterapkan guna
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran fisika pada
konsep bunyi.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar fisika serta
minat siswa pada konsep bunyi melalui LKS digital.
c. Bagi almamater, diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan
sehingga dapat digunakan untuk bahan perbandingan maupun bahan
pertimbangan bagi pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
d. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber informasi dan bahan rujukan untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat LKS
Menurut Pannen bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran.1 Bahan ajar yang dimaksud biasanya berupa bahan tertulis
dan bahan yang tidak tertulis.2 Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS,
model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagai nya.3
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa
(LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang digunakan untuk membantu
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
a. Pengertian LKS
Menurut Nessa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan LKS merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran. LKS merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana yang dikatakan Nessa Anugra Rahmi yang menyatakan LKS
merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkan dan digunakan
dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa.4 Sedangkan menurut Erdal
Taslidere (dalam Lilis Andriyani), LKS merupakan bahan ajar yang sangat
penting dalam membantu siswa untuk mengkonstruk pengetahuan yang mereka
1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DivaPress, 2013), Cet. V, h. 17.
2 Ibid, h.16.3 Prastowo, loc.cit.4 Nessa A Rahmi, dkk, Pengaruh Lembar Kerja Siswa Berbasis PQ4R terhadap Hasil
Belajar IPA Fisika Kelas VII SMP N 1 Linggo Sari Baganti, Pillar of Physics Education, 2, 2013,h. 115.
7
pikirkan sendiri dan mendorong siswa untuk berpartisipasi di dalam aktivitas
kelas.5
Pengertian lain menyebutkan bahwa LKS adalah bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada pencapaian
suatu kompetensi dasar.6 Trianto mendefinisikan LKS adalah panduan untuk
latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan
semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.7
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS
merupakan salah satu bahan ajar yang dikemas sedemikian rupa untuk
memaksimalkan pemahaman siswa dalam upaya mengembangkan kemampuan
kognitif dan psikomotorik siswa.
b. Bentuk-Bentuk LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud
dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, maka paling
tidak kita akan menemukan lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan
oleh siswa, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:8
1) LKS yang Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep.
LKS bentuk ini mengutamakan suatu fenomena yang bersifat konkret,
sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil
pengamatan, siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan yang telah
diperoleh tersebut. Kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam LKS antara
lain; melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, LKS ini terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk mengamati fenomena hasil
kegiatan. Selain itu, siswa dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan analisis untuk
5 Lilis Andriyani, Sutarto dan Alex Harijanto, LKS dengan Soal yang dilengkapi FotoKejadian Fisika dalam Pembelajaran Gerak Lurus di SMA, Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2015, I (1),h. 2.
6 Prastowo, op.cit., h.204.7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Kencana Pranada Media
Group, 2009), h. 222.8 Prastowo. op.cit., h. 208-211.
8
mengaitkan fenomena dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak
mereka.
2) LKS yang Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai
Konsep yang telah Ditemukan.
LKS bentuk ini melatih siswa untuk menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, setelah siswa berhasil menemukan konsep.
Oleh karena itu, LKS ini memuat tugas untuk melakukan diskusi, kemudian
meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat dan
bertanggung jawab. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa belajar menghormati
pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab.
3) LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar.
LKS bentuk ini memuat pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di
dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca
buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan
memahami materi yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk
keperluan remidiasi.
4) LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan.
LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu.
Materi yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan
penerapan materi yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga cocok
untuk pengayaan.
5) LKS yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum.
LKS bentuk ini dibuat dari gabungan petunjuk praktikum-praktikum.
Gabungan tersebut yang akhirnya dikemas dalam buku tersendiri. Dengan
demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi
dari LKS.
9
c. Fungsi LKS
Berdasarkan pengertian dan penjelasan mengenai LKS, dapat kita ketahui
bahwa LKS memiliki beberapa fungsi. Prastowo menyebutkan setidaknya ada
empat fungsi yang dimiliki LKS sebagai bahan ajar, yaitu:9
1) Peran guru dapat diminimalkan sehingga pembelajaran dapat membuat siswa
aktif.
2) Siswa dibantu untuk memahami materi yang dipelajari.
3) Siswa diajak berlatih melalui penyajian tugas dan bahan ajar yang ringkas.
4) Guru dimudahkan dalam pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Penggunaan LKS digital berbasis fenomena dijadikan sebagai bahan ajar
yang mengaktifkan siswa dan mempermudah siswa untuk memahami suatu
konsep bunyi serta melatih siswa untuk belajar secara sistematis dan mandiri.
d. Tujuan Penyusunan LKS
Dalam hal ini paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan
penyusunan LKS, yaitu 10
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap
materi yang diberikan.
3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Penyusunan LKS digital berbasis fenomena bertujuan untuk menyajikan
bahan ajar konsep bunyi yang disertai dengan gambar, video, ilustrasi berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
e. Manfaat LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan ajar mempunyai peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Keuntungan adanya LKS adalah
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar
secara mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis. Guru
9 Ibid., h. 205-206.10 Ibid.
10
dalam menyiapkan lembar kerja harus cermat dan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling
tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi
dasar dikuasai oleh siswa.11
f. Unsur-Unsur LKS
Diknas dalam Andi Prastowo, menjelaskan bahwa LKS terdiri atas enam
unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar/materi pokok,
informasi pendukung, tugas/langkah kerja, dan penilaian. Berdasarkan format
LKS, menurut Andi Prastowo terdapat delapan unsur diantaranya; yaitu judul,
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja,
tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.12
g. Teknik Penyusunan LKS
Penyusunan LKS harus sesuai dengan prosedur dan aturan yang telah
ditetapkan secara nasional. Prastowo menyatakan bahwa terdapat langkahlangkah
yang harus dilakukan oleh guru dalam menyiapkan sebuah LKS antara lain:13
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang menggunakan bahan
ajar LKS. Biasanya materi dianalisis dengan melihat materi pokok kemudian
kompetensi yang dimiliki siswa.
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang ditulis
dan urutan dalam LKS. Urutan LKS ini diperlukan untuk menentukan prioritas
penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum serta analisis sumber belajar.
3) Menentukan Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi pokok yang terdapat dalam
kurikulum. Satu kompetensi dasar dijadikan sebagai judul LKS, apabila
kompetensi kecil, sedangkan besarnya KD dideteksi dengan cara menguraikan
11Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar KompetensiGuru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 177.
12 Prastowo, op.cit., h. 208.13 Nessa A, op.cit., h. 114.
11
kedalam Materi Pokok (MP). Kompetensi itu dapat dijadikan sebagai satu judul
LKS.
4) Penulisan LKS
Penulisan Lembar Kerja Siswa ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Perumusan KD yang dikuasai
Rumusan Kompetensi Dasar pada LKS langsung diturunkan dari dokumen
Standar Isi
b) Menentukan Alat Penilaian
Penilaian proses kerja dan hasil kerja peserta didik serta pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, yang penilaian didasarkan pada
penguasaan kompetensi, sehingga alat penilaian yang cocok menggunakan
pendekatan Penilaian Acuan Patokan atau Criterion Referenced Assesment.
Dengan demikian guru menilai melalui proses dan hasil kerja.
c) Penyusunan Materi
Materi LKS tergantung Kompetensi Dasar yang akan dicapai. Informasi
pendukung pada materi LKS yaitu gambaran umum yang hendak dipelajari.
Materi dapat diambil dari beberapa sumber seperti buku, majalah, internet, dan
jurnal hasil penelitian lainnya. Agar pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap
materi lebih kuat, dan diinformasikan referensi lainnya dalam LKS.
d) Struktur Lembar Kerja Siswa
Untuk menulis LKS, truktur LKS secara umum ada enam komponen, yaitu
judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian.
2. Digital
Digital berasal dari kata digitus, dalam bahasa yunani yang berarti
jarijemari. Menurut MacArthur Foundation media digital membantu mengubah
cara orang-orang muda belajar, bermain, bersosialisasi, dan berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat, hal ini penting untuk mengembangkan lembaga-lembaga
sosial, pendidikan dan lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan masa depan
12
generasi14. Perkembangan digital memungkinkan mewujudkan dokumen teks
menjadi digital, yang mudah disimpan, dibawa, dan dibaca ketika diperlukan.
Dokumen digital dapat memuat informasi berupa suara ataupun gambar bergerak.
Teknologi digital memungkinkan menyimpan, membawa, dan membaca buku
hanya dengan menggunakan peralatan “kecil” saja. Banyak perangkat yang
komunikasi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk membaca berkas digital,
seperti smartphone dan tablet. Tapi karena ini pada pembelajaran dalam ruang
yang disesuaikan dengan kondisi siswa maka digunakan alat baca berupa media
elektronik yaitu komputer.
Dengan menggunakan berkas digital secara umum dapat lebih ringkas,
mudah dibaca dan pasti lebih hemat tempat karena mudah untuk diperbanyak
daripada berkas cetak. Program yang dapat digunakan untuk membuat materi
secara digital diantaranya adobe flash, Sigil, Flibook, dll.
Dari penjabaran di atas, bahwasannya digital adalah format file berupa
teks dan atau gambar yang diwujudkan menggunakan piranti komputer.
Perubahan bentuk yang tadinya berupa dokumen atau lembaran yang tercetak
maka dengan menggunakan software berubah menjadi bentuk elektronik atau
digital.
3. LKS Digital
LKS adalah bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada pencapaian suatu kompetensi dasar.15
Digital adalah format file berupa teks dan atau gambar yang diwujudkan
menggunakan piranti komputer.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan LKS digital merupakan
transformasi dari LKS yang berbentuk cetak menjadi LKS digital atau LKS
elektronik yang diwujudkan menggunakan piranti komputer.
14John D., Catherine T, ”Digital Media And Learning”, on Mac Arthur FoundationReports, Chicago, 2008, pp. 1.
15 Prastowo, op.cit., h.204.
13
4. Hakikat Hasil Belajar
James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.16 Menurut Howard
L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by wich behavior (in the
broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.17
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh sesorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perlaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.18
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
bagian akhir proses pembelajaran, yang merupakan tingkat kemampuan siswa
dalam menguasai materi pelajaran yang menyebabkan perubahan tingkah laku
setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam proses belajar mengajarnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan klasifikasi rumusan hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang telah direvisi. Secara garis besar Bloom
membaginya menjadi tiga ranah ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni:19
a. Mengingat (C1), mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka
panjang. Untuk mengakses pembelajaran siswa dalam kategori proses kognitif
yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaanmengenali atau
menginaat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika
16 Drs.Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011) , CetIII, h. 12.
17 Ibid, h. 13.18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan, h. 102-103.19Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy For Learning Teaching, And
Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives, (New York: AddisonWesley Longman, Inc., 2001), h. 99-133.
14
siswa belajar materi yang diujikan. Istilah lain dari proses kognitif ini adalah
mengenali dan mengingat kembali.
b. Memahami (C2), mengkronstruksi makda dari materi pembelajaran,termasuk
apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-proses kognitif
dalam kategori ini meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
c. Mengaplikasikan (C3), menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif,
yakni mengeksekusi (ketika tugasnya hanya soal laihan yang familier) dan
mengimplementasikan (ketika tugasnya merupakan masalah (soal yang tidak
familier).
d. Menganalisis (C4), memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya
dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara
baguan-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Kategori
menganalisis mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan
informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara-cara
untuk menata ptongan-potongan informasi tersebut (mengorganisasikan) dan
menenttukan tujuan di balik informasi itu (mengatribusikan).
e. Mengevaluasi (C5), membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas,
efisiensi, dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses
kognitif yaitu pemeriksaan dan mengkritisi. Kategori mengevaluasi mencakup
proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil
berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik ( keputusan-keputusan yang
diambil berdasarkan kriteria eksternal.
f. Membuat (C6), melibatkan proses menyusun elemn-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Menciptakan dikaitkan dengan tiga
proses yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
15
Sumber: https://dirgandini.wordpress.com/2011/03/21/perambatan-suara-dan-jenis-jenis-gelombang-suara-2/
5. Konsep Bunyi
a) Gelombang Bunyi
Bunyi adalah gejala yang ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar
melalui medium sehingga dapat sampai ke telinga makhluk hidup seperti manusia
dan hewan. Bunyi dikelompokkan sebagai gelombang longitudinal. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan partikel medium rambat gelombang bunyi
memindahkan energi getar searah dengan arah rambat gelombang bunyi tersebut.
Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz).
Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah20
1. Ada sumber bunyi yang bergetar
2. Ada medium (zat perantara) perambatan bunyi
3. Adanya penerima bunyi (telinga)
Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekuensi. Berdasarkan frekuensinya,
bunyi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:21
1. Infrasonik, yaitu bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz.
2. Audiosonik, yaitu bunyi yang memiliki frekuensi di antara 20 Hz sampai
dengan 20.000 Hz.
3. Ultrasonik, bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz.
Gambar 2.1 Spektrum frekuensi bunyi
Bunyi yang dapat didengar manusia berada di antara frekuensi 20 Hz-
20.000Hz.22 Berbeda dengan manusia, hewan mempunyai daerah frekuensi yang
20Tim Penulis, Mudah & Cepat Rumus Fisika SMP, (Jakarta: PT. Suka Buku, 2013), CetI, h. 118.
21Shofwan Ridho, dkk, Fisika untuk SMA/MA Kelas XII, (Jawa Timur: PT. MasmediaBuana Pustaka, 2013), h. 27.
16
berbeda-beda. Contoh hewan yang dapat mendengarkan bunyi infrasonik adalah
jangkrik dan gajah.23 Anjing dan belalang adalah contoh hewan yang mampu
mendengarkan bunyi ultrasonik. 24
Bunyi yang frekuensinya beraturan disebut nada, sedangkan yang menghasilkan
frekuensinysa tidak teratur adalah desah.25
b) Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
i. Pemantulan (refleksi)26
Gelombang bunyi tidak akan berhenti saat bertemu dengan batas medium
atau saat bertemu dengan sebuah penghalang, tetpapi akan memantul. Gelombang
bunyi akan memantulkan sebagian energi gelombangnya dan sisanya
ditransmisikan (diteruskan) melewati batas medium.
Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku
pada gelombang bunyi.
Pemantulan gelombang bunyi oleh suatu permukaan akan mengarah apda
satu dari dua fenomena alamiah, yaitu:
1. Gema: bunyi pantul yang terjadi setelah bunyi asli selesai diucapkan. Gema
tidak menggangu bunyi aslinya, bahkan pantulan bunyi dapat terdengar lebih
jelas. Jika kamu berteriak di ruangan terbuka, dalam waktu yang singkat kamu
akan mendengar balasan teriakanmu. Teriakan balasan itu sebenarnya berasal
dari teriakanmu sendiri yang dipantulkan oleh bidang pemantul. Contoh gema
lainnya adalah dihasilkan oleh dasar sumur, suatu bangunan atau pada suatu
ruangan oleh dinding.
2. Gaung: sebagian bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas. Ketika seorang berbicara di sebuah
runag tertutup dengan menggunakan pengeras suara, sesaat setelah orang
tersebut berbicara, kamudapat mendengar sisa bunyi sesaat setelah sebuah
22 Ibid.,23 Efrizon Umar, Physics For Senior High School Grade XII, (Bekasi: Ganeca Exact
Publisher, 2011), h. 48.24Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta: PT.
Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I, h. 135.25 Ridho. loc.cit.,26 Umar, op.cit., h. 50-52
17
kata diucapkan, yang terasa mengganggu bunyi aslinya. Hal itu dikarenakan
gaung dihasilkan oleh bunyi yang terpantul berkali-kali pada sebuah ruangan.
Salah satu cara untuk mengatasi gaung maka dalam bioskop, studio radio
dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara
berupa bahan lunak, dapat menyerap bunyi yang biasanya terbuat dari kain
wol, kapas, gelas, karet atau gabus.
ii. Pelenturan (difraksi)27
Difraksi gelombang adalah pembelokkan atau penyebaran arah gerak
gelombang bunyi melewati suatu celah atau bertemu dengan penghalang pada
lintasan geraknya. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran celah penghalang
dan panjang gelombang. Makin kecil penghalang dibandingkan panjang
gelombangnya, makin besar pembelokkan.
iii. Pembiasan (refraksi)28
Secara umum, pembiasan gelombang terjadi saat gelombang merambat
dari suatu medium ke medium lainnya. Pembiasan bunyi berubungan dengan suhu
serta berkaitan erat dengan perubahan cepat rambat dan panjang gelombang.
Peristiwa di atas (video itu) menunjukkan bahwa bunyi yang melintas di daratan
juga dapat dibiaskan. Pada siang hari lapisan udara di permukaan tanah lebih
panas dibandingkan dengan udara dipada lapisan yang lebih atas sehingga
kecepatan gelombang bunyi di bagian atas lebih rendah. Akibatnya, gelombang
bunyi merambat dari lapisan atas (medium lebih rapat) ke lapisan bawah (medium
kurang rapat) akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sebaliknya pada malam hari,
lapisan udara di permukaan bumi lebih dingin daripada lapisan atasnta sehingga
kecepatan gelombang bunyi pada permukaan bumi lebih rendah. Gelombang
bunyi yang merambat dari lapisan atas (medium kurang rapat) ke lapisan
permukaan bumi (medium lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal.
iv. Perpaduan (interferensi)29
Bunyi merupakan gelombang longitudinal ayng terdiri dari rapatan dan
regangan. Jika rapatan dua gelombang dengan tekanan lebih tinggi bertemu pada
27 Suwarna, op.cit., h. 155.28 Umar, op.cit., h. 52&54.29 Ibid, h. 54.
18
lokasi yang sama, akan menimbulkan tekanan ysng lebih besar sehingga terbentuk
interferensi saling menguatkan. Begitupun pada dua regangan yang bertekanan
lebih rendah bertemu pada lokasi yang sama. Jika keduanya terjadi, kedua
gelombang ini akan saling menguatkan dan menghasilkan bunyi sangat keras.
c) Cepat Rambat Bunyi
Bunyi merupakan gelombang mekanik sehingga membutuhkan medium
untuk merambat. Gelombang bunyi dapat merambat dalam medium zat padat, zat
cair atau gas. Cepat rambat merupakan jarak sumber bunyi dengan pendengar
dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan gelombang bunyi untuk sampai ke
pendengar. Jika yang diketahui frekuensi (f), panjang gelombang (λ), atau periode
(T) maka menggunakan rumus di bawah ini:30
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
v = cepat rambat bunyi (m/s), s = jarak yang ditempuh (m), t = waktu tempuh (s).
Untuk mengukur kedalaman laut maka persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
d = kedalaman laut(m)
Secara umum, zat padat mempunyai partikel-partikel yang mampu
berinteraksi dengan kuat. Dengan demikian, gelombang longitudinal pun dapat
bergerak lebih cepat dalam zat padat daripada zat cair. Gelombang longitudinal
mampu bergerak lebih cepat dalam zat cair dibandingkan dalam gas.31
ν dalam zat padat > ν dalam zat cair > ν dalam zat gas
Cepat rambat bunyi berbeda pada masing-masing medium. Cepat rambat
bunyi paling besar pada zat padat, dan paling kecil pada zat gas. Cepat rambat
bunyi bergantung pada suhu.
30Umar, op.cit., h. 40.31 Ibid, h. 42.
19
1. Cepat Rambat Bunyi dalam Zat Padat32
Cepat rambat bunyi pada gas bergantung pada suhu dan jenis gas, seperti
yang terlihat dalam Persamaan berikut.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
dengan ;
E = modulus Young (N/m2)
ρ = massa jenis zat padat (kg/m3)
2. Cepat Rambat Bunyi dalam Zat Cair33
Pada Cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada modulus Bulk
dan massa jenis zat cair, dapat dilihat pada persamaan berikut.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)
Dengan;
B = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
3. Cepat Rambat Bunyi di Gas34
Cepat rambat bunyi dalam zat padat bergantung pada modulus Young dan
massa jenis zat padat, sebagaimana tertuang dalam persamaan berikut.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
Dengan;
γ = konstanta Laplace
R = konstanta gas umum (J/molK )
Τ = suhu gas (K)
M = Massa molekul relatif
d) Sumber BunyiBunyi dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar. Benda yang bergetar
tersebut disebut sumber bunyi. Piano, biola, dan instrumen yang dipergunakan
32Supriyanto, Fisika untuk SMA Kelas XII, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006),h. 104.
33 Ibid.34 Ibid., h. 105.
20
Sumber: http://rumushitung.com/2014/04/08/sumber-bunyi-dawai-senar/
dalam suatu orkes musik merupakan beberapa contoh benda–benda yang
bertindak sebagai sumber bunyi. Getaran yang timbul dalam musik mungkin
dihasilkan oleh gesekan, petikan, atau dengan meniupkan udara ke dalam
instrumen tersebut. Biola, gitar, dan piano menggunakan senar yang bergetar
untuk menghasilkan bunyi. Sementara itu, terompet dan seruling menggunakan
kolom udara yang bergetar. Pada saat bergetar sumber bunyi ini juga
menggetarkan udara disekelilingnya dan kemudian udara mentransmisikan
getaran tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal. 35
a) Dawai/Senar36
Nada dasar. Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yangdihasilkan disebut nada dasar. l atau λ0 = 2l bila frekuensi nada dasardilambangkan f0 maka besarnya :
Gambar 2.2 Nada dasar pada senar/dawai
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
Nada Atas Kesatu. Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada
yang dihasilkan disebut nada atas ke-1. l atau λ1 = l, bila frekuensi nada dasar
dilambangkan f1 maka besarnya:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
Nada Atas Kedua. Frekuensi ini disebut juga harmonik ketiga. Pada nada ini
terjadi 1,5 gelombang (3/2). Sehingga panjang dawai sama dengan panjang
3/2 gelombang.
35Ibid., h. 106.36 Suwarna, op.cit., h. 139-140.
21
Sumber: https://fanandfeelings.wordpress.com/2012/01/14/4-resonansi-bunyi/
Sumber: http://rumushitung.com/2014/05/03/pipa-organa-terbuka-dan-tertutup-plus-soal/
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)
b) Kolom Udara37
Pipa Organa Terbuka. Ciri dari pipa ini adalah kedua ujungnya langsung
berhubungan dengan udara luar dan terbentuknya perut pada kedua ujung pipa
tersebut.
Gambar 2.3 Pipa Organa Terbuka
1) Nada Dasar. Nada dasar atau harmonik pertama terdiri atas dua perut dan
satu simpul.
Gambar 2.4 Pipa Organa Terbuka Frekuensi Nada Dasar
Sehingga panjang kolom udaranya l = ½ λ ⇒ λ = 2l. Maka rumus
frekuensi nada dasarnya:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.10)
2) Frekuensi ke-n
Untuk mengingatnya mudah, jika fo maka pertunya 1, jika f1 maka
perutnya 2, jika f2 pertunya 3, dan seterusnya. Jumlah simpul selalu jumlah
perut ditambah dengan satu.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.11)
37 Ibid., 142-143
22
Sumber: https://fanandfeelings.wordpress.com/2012/01/14/4-resonansi-bunyi/
Sumber: https://fanandfeelings.wordpress.com/2012/01/14/4-resonansi-bunyi/
Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tetutup adalah sebuah kolom udara yang salah satu ujungnya
tertutup dan ujung yang lain terbuka.
Gambar 2.5 Pipa Organa tertutup
1) Nada Dasar. Berbeda pada pipa organa terbuka, nada dasar dalam pipa
organa tertutup terbentuk 1 simpul dan 1 perut dan terjadi ¼
gelombang.
Gambar 2.6 Pipa Organa Tertutup Nada Dasar
Karena l = ¼ λ⇒ λ = 4l maka besar frekuensinya :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.12)
2) Pada frekuensi nada atas pertama atau harmonik ketiga (ƒ3) terbentuk
2 simpul dan 2 perut dan terbentuk ¾ gelombang.
Karena l = ¾ λ⇒ λ = 4/3 l maka rumus frekuensinya adalah :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.13)
Frekuensi ke- n pipa organa tertutup menggunakan persamaan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.14)
23
e) Energi Bunyi
1) Intensitas Bunyi
Besrnya energi gelombang yang melewati suatu permukaan disebut
dengan intensitas gelombang. Intensitas gelombang didefinisikan sebagai jumlah
energi gelombang per satuan waktu (daya) dan per satuan luas yang tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang.38
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.15)
Dengan :
P = daya atau energy gelombang per satuan waktu (Watt)
A = luas bidang (m2)
I = intensitas gelombang (Wm-2)
Gelombang bunyi memancar ke segala arah. Jika daya pancarnya sama ke
segala arah, akan terbentuk muka gelombang bola.39 Intensitas gelombang pada
bidang permukaan bola yang memiliki jari-jari R memenuhi persamaan berikut.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.16)
Karena r juga merupakan jarak antara sumbar bunyi dari suatu titik, jadi dapat
ditarik hubungan: intensitas gelombang bunyi pada suatu titik berbanding
terbalik dengan kuadrat jarkanya dari sumber bunyi. Dengan demikian
perbandingan antara dua intensitas gelombang bunyi yang berada sejauh r1 dan r2
dari sumber bunyi dirumuskan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.17)
2) Taraf intensitas bunyi
Telinga manusia sangat peka karena memiliki jangkauan pendengaran
yaitu 10-12 W/m2. Bunyi dengan intensitas lebih kecil dari 10-12 W/m2 tidak dapat
didengar manusia, sedangkan bunyi dengan instensitas lebih besar dari 1 W/m2
masih dapat didengar manusia, tetapi menimbulkan rasa sakit pada telinga. Oleh
sebab itu, bunyi dengan intensitas yang masih dapat didengar manusia tanpa
38Ridho, op.cit., h. 34.39 Umar, op.cit., h. 64.
24
menyebabkan rasa sakit, yaitu sekitar 1 W/m2 disebut intensitas ambang rasa
sakit. Bunyi dengan intensitas terendah yang masih dapat didengar manusia
disebut intensitas ambang pendengaran.40
Besaran yang digunakan untuk mengukur kuat bunyi disebut taraf intensitas
bunyi dengan satuan decibel (dB). Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:41
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.18)
Dengan TI = taraf intesitas bunyi (desiBell = dB), I0 = Intensitas ambang (10-
12 W/m2) dan I = intensitas bunyi (W/m2).
Taraf intensitas untuk n buah sumber bunyi yang identik yang melalui
suatu titik tertentu dapat dinyatakan dengan persamaan . Jika
terdapat dua tempat pengamatan yang berbeda jaraknya, maka taraf intensitasnya
pada jarak ke-2 (r2) dapat dinyatakan dengan persamaan:42
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.19)
f) Pelayangan
Jika dua buah bunyi yang memiliki amplitudo sama bertemu di suatu titik,
namun frekuensinya sedikit berbeda, maka akan menghasilkan bunyi kuat dan
lemah secaraberulang dengan frekuensi tertentu. Peristiwa ini dikenal sebagai
peristiwa pelayangan bunyi. 43
Hasil dari perpaduan dua sumber bunyi akan seperti Gambar 2.4 dimana
saat dua gelombang berimpit akan terjadi inteferensi maksimum dan saat dua
gelombang saling renggang maka interferensi akan melemah.
40 Ibid., h. 66.41 Ibid.42 Suwarna, op.cit., h. 169.43 Ibid., h. 160.
25
Sumber: https://mastermafiki.blogspot.co.id/2016/08/pembuktian-dan-penurunan-rumus.html
Gambar 2.7 Pelayangan Bunyi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.20)
Dengan
fn adalah frekuensi pelayangan
N adalah banyaknya layangan per detik
f1 dan f2 adalah frekuensi sumber – sumber gelombang yang berinterferensi.
g) Efek Doppler
Secara umum, efek Doppler dialami ketika suatu gerak relatif antara
sumber bunyi dan pengamat.44 Bila sumber bunyi dan pendengar bergerak relatif
satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang didengar oleh
pendengar tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan sumber.45 Persamaan
umum untuk menentukan frekuensi gelombang yang didengar pengamat
dituliskan sebagai berikut:46
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.21)
Keterangan:
fp = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sesungguhnya dari sumber bunyi (Hz)
V = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp = kecepatan pendengar (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
44 Marthen Kanginan, Fisika 3 untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013,(Jakarta: Erlangga, 2013), h. 19.
45 Marthen Kanginan, Fisika 2000 Jilid IC untuk SMU Kelas I Kurikulum 1994, (Jakarta:Erlangga, 1995), h. 88.
46 Umar, op.cit., h. 62.
26
Persamaan 2.21 digunakan jika pengaruh angin diabaikan. Jika pengaruh angin
diperhitungkan maka:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.22)47
dimana νa adalah kelajuan angin dengan perjanjian tanda sebagai berikut:
+ νa jika angin mengarah dari sumber bunyi menuju pendengar
− νa jika angin mengarah dari pendengar ke sumber bunyi
h) Aplikasi Gelombang Bunyi Dalam Teknologi
Dalam perkembangan dunia pengetahuan sekarang ini, gelombang bunyi
dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan penelitian dengan memanfaatkan
gelombang ultrasonik. Pemanfaatan bunyi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Dalam bidang industri. Pemanfaatan gelombang bunyi dalam dunia industri,
dapat dijumpai dalam pengujian material dan pendeteksian kerusakan atau
retak dalam struktur logam dan beton.48
b. Dalam bidang kedokteran. Pemanfaatan gelombang bunyi di bidang
kesehatan diantaranya dalam melihat perkembangan bayi selama dalam
kandungan sang ibu, diagnostik penyakit untuk menemukan penyait yang
berbahaya di dalam irgan tubuh, menghancurkan batu ginjal, dan untuk
membershkan permata, komponen elektronik dan bagian-bagian mesin yang
halus. 49
c. Dalam bidang kelautan. Pemanfaatan gelombang bunyi digunakan untuk
mengukur kedalaman laut dan alat navigator.50
d. Dalam bidang pertanian. Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi
hasl pertanian.51
e. Dalam bidang geologi dan geofisika. Digunakan untuk memperoleh informasi
tentang keadaan bagian dalam bumi berdasarkan pergeseran lapisan kerak
bumi di zona patahan.52
47 Ridho, op.cit., h. 37.48 Umar, op.cit., h. 70.49 Suwarna, op.cit., h. 180-182.50 Ibid., h. 175.51 Ibid., h. 179.52 Ibid., h. 182.
27
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian peneliti yang
berjudul “Pengaruh LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi”
adalah sebagai berikut:
1) Rahmiatul Akhir, Syifa’ul Gummah, dan Habibi dalam jurnal berjudul
”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Fenomena Terhadap Pemahaman
Konsep Siswa Sman 1 Kopang” menyatakan bahwa model pembelajaran
berbasis fenomena ini menekankan bahwa dalam setiap proses pembelajaran
siswa aktif dan membangun pengetahuan sendiri (student centered) dengan
melakukan analisis fenomena untuk meningkatkan pemahaman konsep.53
2) Muhammad Yusuf, dalam jurnal yang berjudul ”Peningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis
Komputer Di Sma Muhammadiyah 1 Palembang” menunjukkan bahwa dalam
dua kali siklus tindakan, penggunaan LKS Interaktif berbasis komputer dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.54
3) Minarty Pareken, A.J. Patandean dan Pariabti Palloan dalam jurnal berjudul
”Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Fenomena Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X
Sma Negeri 2 Rantepao Kabupaten Toraja Utara” menunjukkan bahwa
peserta didik memiliki gairah atas pelajaran fisika dan mulai terbiasa untuk
selalu bertanya bagaimana semua itu terjadi, dan berusaha mencari tahu
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergejolak dalam pikirannya.55
4) Ibnu Rusydi dalam jurnal yang berjudul ”Pemanfaatan E-Journal Sebagai
Media Informasi Digital” menyatakan bahwa dari tabel Tresnawan mengenai
kelebihan dan kekurangan jurnal dan e-journal dapat disimpulkan bahwa e-
53Rahmiatul Akhir, Syifa’ul Gummah dan Habibil, “Pengaruh Model PembelajaranBerbasis Fenomena Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Sman 1 Kopang”, Jurnal IlmiahPendidikan Fisika “Lensa”, Vol. 3 No.1, ISSN 2338-4417, h. 2338.
54Muhammad Yusuf, ”Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui LembarKerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis Komputer Di Sma Muhammadiyah 1 Palembang”, JurnalPendidikan Matematika, Volume 4. No. 2, Desember 2010, h. 1.
55Minarty Pareken1, A.J. Patandean dan Pariabti Palloan, “Penerapan ModelPembelajaran Berbasis Fenomena Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar FisikaPeserta Didik Kelas X Sma Negeri 2 Rantepao Kabupaten Toraja Utara”, Jurnal Sains danPendidikan Fisika. Jilid 11, Nomor 3, ISSN 1858-330X, h. 220.
28
journal lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak
baik itu dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya, temu
kembali informasi e-journal lebih efektif.56
5) Jules Nurhatmi, Muhammad Rusdi dan Kamid dalam penelitian yang berjudul
”Pengembangan Ensiklopedia Digital Teknologi Listrik Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL)” menyatakan berdasarkan penilaian siswa dari
sisi kemudahan yang meninjau dari bahasa yang digunakan diketahui bahwa
siswa mudah memahami bahasa yang digunakan dalam Ensiklopedia Digital
Teknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) karena
bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan
menggunakan bahasa yang baku sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
dalam memahaminya. Dari sisi keterpakaian diketahui bahwa jenis huruf,
ukuran huruf, gambar, animasi, dan video yang terdapat dalam Ensiklopedia
Digital Teknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
sesuai dan menarik sehingga mudah dipahami.57
6) Sigit Mardiyanto dalam jurnal dengan judul ” Pengembangan Media
Pembelajaran Buku Digital Interaktif Berbasis Adobe Flash Cs3 ada Mata
Pelajaran Perakitan Komputer Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan”
membuktikan bahwa Hasil penelitian ini adalah: (1) produk yang berupa
media pembelajaran buku digital interaktif, (2) tingkat kelayakan media
pembelajaran buku digital interaktif dari ahli materi sebesar 91,33% dengan
kategori sangat layak, ahli media sebesar 86,45% dengan kategori sangat
layak dan untuk penilaian siswa sebesar 77,82% dengan kategori layak, dan
(3) tanggapan siswa setelah menggunakan media pembelajaran buku digital
56 Ibnu Rusydi, ”Pemanfaatan E-Journal Sebagai Media Informasi Digital”, Jurnal Iqra’Volume 08 No.02, 2014, h. 203.
57 Jules Nurhatmi, Muhammad Rusdi dan Kamid, ”Pengembangan Ensiklopedia DigitalTeknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)”, Edu-Sains Volume 4 No. 1,Januari, 2015, h. 41.
29
interaktif berisi hal-hal positif dan mengharapkan pengembangan yang lebih
baik lagi. 58
7) Gokhan Aksoy dalam jurnal dengan judul “The Effects of Animation
Technique on the 7th Grade Science and Technology Course” membuktikan
bahwa dari segi ketertarikan siswa terhadap proses belajar mengajar di kelas,
media animasi lebih efektif dibanding pembelajaran konvensional.
Pemanfaatan media animasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi
siswa dibandingkan dengan metode pengajaran yang biasa digunakan oleh
guru di dalam kelas.59
8) Katrin Soika, Priit reiska dan Rain Misker dalam jurnal yang berjudul “The
Importance of Animation As A Visual method In Learning Chemistry”
menyatakan bahwa guru seharusnya menggunakan alat visualisasi, seperti
animasi selama proses pembelajaran karena siswa lebih menyukai
pembelajaran yang disisipkan dengan animasi.60
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sains khususnya fisika di SMK masih kurang mendapat
perhatian dari siswa, terlihat dari kurang aktifnya siswa saat proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini disebabkan karena siswa menganggap bahwa fisika itu sulit
dan proses belajar mengajar yang berlangsung monoton sehingga sebagian besar
dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan dan dimanfaatkan. Siswa
kurang dibekali dengan fenomena-fenomena yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Salah satu
penunjang untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan pendukung
58 Sigit Mardiyanto, ” Pengembangan Media Pembelajaran Buku Digital InteraktifBerbasis Adobe Flash Cs3 ada Mata Pelajaran Perakitankomputer Di SMK Muhammadiyah 2Moyudan”, Jurnal Pendidikan Teknik Informatika 2, 2016, h. 1.
59 Gokhan Aksoy, “The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science andTechnology Course”, Ministry of National Education, IMKB Primary School, Erzuzum, Turkey,vol.3, No.3, 2012, p. 304-308.
60 Katrin Soika, Priit Reiska dan Rain Misker, “The Importance of Animation As AVisual method In Learning Chemistry”, Proc. Of Fourth Int. Conference on Concept Mapping,Chile, Vol.4, 2010, p.7.
30
meningkatnya hasil belajar siswa adalah penggunaan bahan ajar yaitu lembar
kerja siswa (LKS).
Perkembangan teknologi pada saat ini sudah merambah ke dalam dunia
pendidikan. Namun pemanfaatan tekonologi di sekolah masih kurang optimal dan
variatif, padahal memanfaatkan teknologi dapat menunjang proses pembelajaran
di kelas lebih efketif dan dapat membangkitkan minat belajar siswa. Ada beberapa
jenis aplikasi teknologi pembelajaran yang sudah mulai digunakan dalam proses
pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berupa cetak dapat
bertransformasi menjadi LKS digital dengan bantuan teknologi dipandang mampu
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran fisika di sekolah. Yang dalam
pelaksanaannya menggunakan alat bantu berupa komputer.
Dalam penelitian ini, LKS digital yang dikembangkan adalah LKS digital.
Pada pembelajaran ini diharapkan terlibat secara aktif di dalam proses
pembelajaran, hal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan pada diri siswa
tentang materi yang dipelajari, selain itu siswa dapat menghubungkan antara
materi yang diajarkan dengan fenomena yang terjadi di kehidupan.
Konsep materi yang cocok dalam penggunaan LKS digital ini diantaranya
adalah konsep bunyi. Konsep bunyi mempunyai karakteristik cakupan materi
yang luas sehingga butuh penggambaran dan pemaparan yang lebih dalam
menyampaikan saat pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa sudah dapat
menyerap dan memahami konsep materi yang telah dipelajari, maka hal tersebut
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
31
Gambar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini
adalah terdapat pengaruh LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep
bunyi.
Pembelajaran Fisika diSekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
1. Fisika termasuk komponen adaptif2. Siswa kurang aktif3. Penggunaan bahan ajar berupa LKS belum optimal
Penggunaan teknologi di sekolahbelum dimanfaatkan secara maksimal
Hasil belajar fisika siswa yang cenderungrendah
Memanfaatkan teknologi piranti komputer untuk merubah tampilanLKS cetak menjadi LKS elektronik atau LKS digital
Penggunaan LKS digital dalamkegiatan pembelajaran di ruang
laboratorium komputer
Konsep yang karakteristik materinyaluas dan butuh penggambaran yang
jelas diantaranya konsep bunyi
Siswa lebih mudah memahami materi sehingga hasil belajar fisika siswa meningkat
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Basyariah yang berlokasi di Jalan
Raya Pabuaran, Rawa Panjang, Bojonggede, Bogor. Penelitian ini berlangsung
pada semester ganjil bulan November-Desember tahun pelajaran 2016/2017.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment), yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Dalam kelompok ini terdapat kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
khusus yaitu penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis fenomena dan
kelompok kontrol menggunakan LKS penerbit yang biasa digunakan sehari-hari.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent kontrol
group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelas kontrol dan
eksperimen. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara random, namun harus
dipilih secermat mungkin agar kedua kelompok ini memiliki homogenitas yang
relatif sama.2 Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest untuk
mengetahui kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu bunyi
dan cahaya. Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas
eksperimen menggunakan LKS digital sedangkan kelas kontrol menggunakan
LKS penerbit yang biasa mereka gunakan. Setelah diberikan perlakuan, kedua
kelompok diberikan posttest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, (Bandung: Alfabeta. 2008), h. 114.
2 Ibid, h. 116.
33
konsep yang bersangkutan. Gambaran mengenai desain penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan PostestEksperimen T1 PE T2
Kontrol T1 PK T2
Keterangan :
PE : Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan
LKS digital.
PK : Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran menggunakan LKS
penerbit.
T1 : Pretest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum diberi perlakuan.
T2 : Postest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesudah diberi perlakuan.
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Pra penelitian
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan sebelum melakukan penelitian
adalah pengurusan surat ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Langkah-langkah selanjutnya meliputi:
a. Merumuskan masalah penelitian.
b. Melakukan observasi awal, baik melalui studi pustaka maupun kunjungan ke
beberapa sekolah untuk menemukan data pendukung dari masalah yang dipilih.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
d. Melakukan observasi lanjutan untuk mengetahui lebih suasana dan kondisi saat
proses kegiatan belajar mengajar fisika berlangsung.
34
e. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan. Kemudian
membuat LKS digital, instrumen tes berupa tes pilihan ganda, dan instrumen
non tes berupa lembar observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa.
f. Melakukan validasi penilaian LKS digital tersebut kepada dosen ahli dan
kemudian memperbaikinya.
2. Tahap Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap
persiapan, yang meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
pelaksanaan proses belajar mengajar dan kemudian menganalisis hasil pretest
tersebut.
b. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen berdasarkan hasil pretest. Kelas yang mendapatkan nilai
dengan rata-rata pretest tinggi dijadikan sebagai kelas kontrol, sedangkan kelas
yang mendapatkan nilai rata-rata pretest lebih rendah dijadikan sebagai kelas
eksperimen.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol. Pada
kelas eksperimen pembelajaran menggunakan LKS digital dan berlangsung di
ruang laboratorium komputer, sedangkan pembelajaran di kelas kontrol
menggunakan LKS penerbit dan berlangsung di ruang kelas.
d. Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen setelah menggunakan
LKS digital dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa.
3. Tahap Pasca Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menguji hipotesis penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan
hasil analisis data yang diperoleh.
c. Membuat laporan penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat
lebih jelas pada gambar berikut ini:
35
Gambar 3.1 Bagan Tahap-tahap Prosedur Penelitian
Merumuskan masalah
Studi pustaka dan studi lapangan
Menyusun RPP dan instrumen (tes dan nontes)
Mendesain dan membuat LKSdigital
Melakukan validasi LKS digital dan instrumen penelitian
Pengurusan surat ijin penelitian
PretestKelas eksperimen:menggunakan LKS digital
Kelas kontrol:menggunakan LKSpenerbit
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Laporan penelitian
TahapPra Penelitian
TahapPenelitian
TahapPasca
Penelitian
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
36
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti
untuk siswa dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini terdapat
dua buah variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah LKS digital dan variabel terikatnya adalah hasil belajar
siswa.
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi pada penelitian ini
adalah siswa kelas XII SMK TI AL-Basyariyah dengan jumlah siswa sebanyak
483 siswa. Sampel merupakan kelompok kecil yang ditetapkan untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan.6 Sampel yang digunakan adalah siswa di kelas
XII TKJ-1 sebanyak 36 siswa dan kelas XII TKJ-2 sebanyak 34 siswa.. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling
(sampel bertujuan). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
disesuaikan dengan tujuan penelitian.5
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris suatu penelitian.
Penelitian ini menggunakan dua macam pengumpulan data yaitu melaui tes
pengetahuan (kognitif) dan nontes (angket). Dalam pengumpulan data ini terlebih
dahulu ditentukan sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan
instrumen yang digunakan secara lengkap, dapat dilihat pada tabel berikut:
3 Ibid., h. 61.4 Ibid., h.117.5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya. 2005), h.254.
37
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data Teknik PengumpulanData Instrumen
Kelas eksperimendan kelas kontrol
Hasil belajar sebelumditerapkan LKS digital
danLKS penerbit
Melakukan tes awal(pretest)
Butirsoal pilihan
ganda
Kelas eksperimendan kelas kontrol
Hasil belajar setelahditerapkan LKS digital
dan LKS penerbit
Melakukan tes akhir(postest)
Butir soalpilihan ganda
Kelas eksperimen
Persepsi siswamengenai penggunaan
LKS digital dalampembelajaran
Mengisi angket Angket
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen penelitian sangat
berperan penting dalam menentukan keberhasilan penelitian selain tahapan dan
prosedur penelitian, karena representasi data hasil penelitian didapat melalui
instrumen penelitian. Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa
angket.
1. Instrumen Tes
Instrumen yang akan digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda
sebanyak 22 soal terdiri 5 pilihan jawaban. Tes ini disusun berdasarkan pada
indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek
mengigat (C1) sampai mengevaluasi (C5). Tes ini dilakukan dua kali yaitu
sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Adapun kisi-kisi
instrumen pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
6 Sugiyono, op. cit, h. 148
38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
IndikatorAspek Kognitif Jumlah
Soal %C1 C2 C3 C4 C5
1. Mengevaluasigelombang bunyi danpenyebabnya
2 1,3* 4 4 10%
2. Menganalisis sifat-sifatdasar gelombang bunyi
5,6,8 7* 4 10%
3. Menganalisis cepatrambat gelombangbunyi
11* 13 9,10* 12 5 12,5%
4. Menerapkan gelombangbunyi berdasarkanfrekuensinya
15 14* 2 5%
5. Memahami suatu bahanatau benda yang dapatdigunakan sebagaisumber bunyi
17* 16* 2 5%
6. Mengaplikasikanfrekuensi dasar yangterjadi pada suatusumber bunyi
2218*,19,20,
21*236 15%
7. Mengevaluasipengertian energi bunyi(intensitas dan tarafintensitas)
25* 26* 24 3 7,5%
8. Mengevaluasi energibunyi (intensitas dantaraf intensitas)
27, 28* 29* 3 7,5%
9. Memahami gejalapelayangan
30* 1 2,5%
10. Menganalisis gejalapelayangan bunyi
31* 1 2,5%
11. Menganalisis penerapanEfek Doppler untukgelombang bunyi
32*,33*,35,
3635 4 10%
12. Mengevaluasigelombang bunyi padaberbagai keperluandalam kehidupansehari-hari padaaplikasi dalamteknologi
40* 37*,39 38 5 12,5%
Jumlah 5 13 14 5 3 40 100%
39
Keterangan : * = butir soal yang valid
I. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dikalibrasi terlebih
dahulu untuk memenuhi kriteria kelayakan atau kualitas instrumen. Sebelum
diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada
mahasiswa UIN Jakarta jurusan Pendidikan Fisika semester 2. Uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Dimana soal tersebut
harus memiliki empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda. Masing-masing kriteria tersebut dihitung dengan
menggunakan bantuan komputer melalui program Anates. Berikut ini adalah
pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen
penelitian:
1. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur.7 Dengan kata lain uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah rumus korelasi
point biserial. Rumus yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:8
. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . (3.1)
Keterangan:
: koefisien korelasi point biserial
: mean skor dari testee yang menjawab benar item yang dicari korelasinya
dengan test
: mean skor total
: standar deviasi dari skor total
7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ed.revisi, (Jakarta: Bumi Aksara.2009), h. 65.
8 Ibid., h. 79.
40
: proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji
validitas itemnya.
: proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji
validitas itemnya.
Kemudian disamakan dengan r tabel dengan kriteria pengujian, jika rpbi ≥
rtabel, maka butir soal tersebut adalah valid. Jika rpbi ≤ rtable maka butir soal tersebut
adalah tidak valid. Hasil uji validitas intrumen tes dengan menggunakan program
program Anates dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini. Perhitungan hasil uji
validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran A4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir SoalJumlah Soal 40
Jumlah Siswa 30
Nomor Soal Valid2,3,4,7,10,11,14,16,17,18,19,21,25,26,28,29,30,
31,32,33,37,38,40,Jumlah Soal Valid 23
Persentase (%) 57,5
Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5
berikut:9
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi
KoefisienKorelasi
Kriteria Validitas
0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < ≤ 0,80 Tinggi0,41 < ≤ 0,60 Cukup0,21 < ≤ 0,40 Rendah0,00 < ≤ 0,20 Sangat Rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu konsep yang berhubungan dengan masalah
kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
9 Ibid h. 75
41
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes,
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.10 Reliabilitas instrumen uji
coba hasil belajar dihitung dengan rumus Kuder-Richardson (KR-20)
menggunakan program Anates , yaitu:11
2
2
11 1 S
pqS
n
nr
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.2)
Dimana:
11r = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1
Σ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya itemS = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6 berikut
ini:
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas
Rentang nilai Kategori0,71 1,00 Tinggi
0,51 r 0,70 Sedang
0,00 0,50 Rendah
Hasil perhitungan uji realibilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel,
jika r11 > rtabel maka instrumen realibel, tetai jika r11 < rtabel maka instrument tidak
reliabel. Dari perehitungan reliabilitas instrument yang diujicobakan, diperoleh
nilai reliabilitas tes kemampuan menganalisis sebesar 0,83. Hal ini menunjukkan
bahwa instrument tersebut reliabel dan termasuk dalam kategori tinggi.
3. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran dari setiap butir soal dapat dilihat dari taraf kesukaran
soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan,
10 Ibid., h. 86.11 Ibid., h. 100.
42
berarti semakin mudah soal tersebut.12 Taraf kesukaran dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:13
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.3)
Keterangan:
P indeks kesukaran
B banyaknya siswa yang menjawab butir soal dengan benar
JS jumlah seluruh peserta tes
Penentuan kriteria taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah
berikut ini:
Tabel 3.7 Kriteria Taraf Kesukaran
Rentang nilai Taraf Kesukaran Kategori0,00 ≤ TK < 0,30 Sukar0,31 ≤ TK < 0,70 Sedang0,71 ≤ TK < 1,00 Mudah
Data rekapitulasi tingkat kesukaran hasil uji coba instrumen menggunakan
program program Anates dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria SoalButir Soal
Jumlah Soal PresentaseSukar 24 60%
Sedang 15 37,5%Mudah 1 2,5%Jumlah 40 100%
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah.14 Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 di
bawah ini:
12 Ibid., h. 207.13 Ibid., h. 208.14 Ibid., h. 211.
43
Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda
Rentang nilai DP Kategori
Bernilai negatif Drop
0,00 ≤ DP < 0,20 Buruk
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik
0,70 1≤ DP <1,00 Baik sekali
Data rekapitulasi daya pembeda hasil uji coba instrumen menggunakan program
Anates dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria SoalButir Soal
Jumlah Soal PresentaseDrop 2 5%Buruk 8 20%Cukup 15 37,5%Baik 13 32,5%
Baik sekali 2 5%Jumlah 40 100%
Hasil uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
instrumen tes dengan menggunakan perhitungan program Anates dapat dilihat
pada lampiran A4.
J. Teknik Analisis Data
Penelitian ini memiliki dua data, yaitu data yang diperoleh dari
instrumen tes dan nontes. Artinya, teknik analisis dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua, yaitu teknik analisis data tes dan teknik data non tes. Analisis data
dengan uji statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Data Tes
Data yang diperoleh dari instrumen tes akan dianalisis untuk
mengaukur signifikansi pengaruh penggunaan LKS digital terhadap hasil belajar
44
siswa, yaitu melalui uji prasyarat hipotesis dan uji analisis. Analisis data tes
menggunakan software SPSS.
a. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik
yang didahulukan membangun data data di mana kita memasukkan data hasil
pengamatan. Berikut langkah-langkah untuk membangun data:15
Buka software SPSS yang ada di komputer.
Pilih Open existing data source bila sebelumnya telah membangun file data
dalam format sav (format PASW) atau tekan tombol Cancel atau tanda silang
(penutup window) di pojok kanan atas untuk mulai membangun fila data baru
sekaligus mengaktifkan PASW Data Editor.
PASW Data Editor merupakan lingkungan tempat di mana kita bekerja
Bekerja pada Variable View
Variable view memiliki 11 kolom, yaitu Name, Type, Width, Decimals, Label,
Values, Missing, Coloumns, Align, Measure, dan Role. Kolom-kolom tersebut
harus ditetapkan terlebih dahulu. Dengan tahapan pembuatannya:
o Klik variable view
o Pada kolom Name, tulis nama pada baris pertama tulis Pretest, pada baris
kedua tulis Kelompok.
o Pada kolom Type, tetapkan jenis data. Ketiga data yang akan dibuat
merupakan angka, maka pilih numeric.
o Pada kolom Width, tetapkan lebar kolom. Nilai default lebar kolom adalah
3.
o Pada kolom Decimals, tetapkan jumlah digit setelah koma. Jumlah digit
yang diinginkan adalah 0.
o Pada kolom Label, beri penjelasan variable-variabel yang telah ditetapkan
pada kolom Name. Label akan muncul dalam kotak dialog apabila
melaukan analisis lebih lanjut. Berikut pasangan Name-Label: nilai-
pretest.
15 C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, (Yogyakarta: CV AndiOffset, 2010) h. 4-6.
45
o Pada kolom Values, masukkan kode berupa angka pada data nominal atau
ordinal. Klik sel pada kolom Values dengan baris kelas sehingga kotak
dialog Values Labels muncul. Ketik 1 pada kotak value dan ketik
eksperimen pada kotak label. Kemudian klik Add. Lanjut ketik 2 pada
kotak value dan ketik kontrol pada kotak label.
Setelah selesai memasukkan data secara lengkap, data tersebut perlu disimpan
untuk analisis lebih lanjut. Berikut langkah-langkah untuk menyimpan data:16
o Klik File kemudian pilih Save pada menu sehingga kotak dialog Save
Data As muncul.
o Tentukan tempat folder file data yang akan disimpan.
o Tulis nama file pada File name.
o Klik OK.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji Saphiro-Wilk. Langkah-langkah pengujian normalitas
data menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut:17
a) Klik Analyze Descriptive Statistics Explore
Akan didapat tampilan berikut:
16 Ibid, h. 1117 Stainslaus S. Uyanto, Ph.D, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 50-54
46
b) Kemudian klik Plots dan beri tanda check pada kotak di samping kiri
Normality Plots with test sebagai berikut:
c) Lalu klik Continue.
d) Setelah itu pindahkan item Pretest pada kotak Dependent List dan Kelompok
pada kotak Factor List dengan menggunakan tanda panah di tengahnya
e) klik OK. Output dari normality test variabel pretest adalah sebagai berikut:
Interpretasi Hasil
Dari hasil uji normalitas di atas terlihat bahwa pretest kelas eksperimen memiliki
P-value = 0.003 untuk Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogrov-Smirnov) dan P-
47
value = 0,011 untuk uji normalitas Saphiro-Wilk. Kedua P-value lebih kecil dari
α = 0,05 sehingga
H0 : data berasal dari populasi berdistribusi normal tidak dapat ditolak
Demikian pula untuk kelas kontrol memiliki P-value = 0.122 unutk uji Lilliefors
(Kolomogrov-Smirnov) P-value = 0.277 untuk Uji Normalitas Saphiro-Wilk.
Kedua P-value lebih besar dari α = 0,05 sehingga
H0 : data berasal dari populasi berdistribusi normal dapat ditolak
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi yang variansnya sama. Uji kesamaan dua varians digunakan
untuk menguji kedua data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan cara
mambandingkan kedua variansnya. Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Levene menggunakan software SPSS dengan langkah-
langkah sebagai berikut:18
a) Buka file data yang sudah disimpan sebelumnya.
b) Klik Analyze => Compare Means => One-Way ANOVA pada menu,
sehingga kotak dialog One-Way ANOVA muncul.
c) Masukkan variabel Pretest pada kotak Dependent List dan masukkan variabel
Kelompok pada kotak Factor.
18 C. Trihendradi, op.cit., h. 123.
48
d) Klik Options dan pilih Descriptive kemudian pilih Homogenety of variance
test.
e) Klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog One-Way ANOVA.
f) Klik OK sehingga output SPSS Veiewer menampilkan hasil sebagai berikut:
Interpretasi Hasil
Dari tabel Test of Homogenity of Variance memberikan nilai P-value = 0,808
yang lebih besar dari α = 0,05 sehingga H0 dapat ditolak. Kesimpulannya kedua
sampel berasal dari populasi yang memiliki ragam sama
b. Uji Analisis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh yang
signifikan dari LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi.
Berikut ini kondisi asumsi dari uji normalitas dan homogenitas dari uji hipotesis
yang harus digunakan dibantu software SPSS:
1) Data terdistribusi normal dan homogen
Pada data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis
menggunakan analisis tes statistik parametrik dengan bantuan software SPSS
dengan langkah-langkah sebagi berikut:19
a) Buka kembali file data yang sudah disimpan sebelumnya.
19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 181.
49
b) Klik Analyze => Compare Means, kemudian klik Independent-Samples T
Test . Kemudian akan didapat tampilan sebagai berikut:
c) Kemudian pindahkan variabel Pretest ke dalam box Test Variable(s) dan
variabel Kelompok ke dalam box Grouping Variable sebagai berikut:
d) Kemudian klik Define Groups keudian ketikan ’1’ ke dalam box Group 1 dan
ketikan ’2’ ke dalam box Group 2 (Perhatikan bahwa group telah
didefinisikan pada saat memasukkan data ke dalam SPSS Data Editor, di
mana ’1’ adalah kelas eksperimen dan ’2’ adalah kelas kontrol). kemudian
klik Continue, sehingga didapat tampilan berikut:
e) Selang kepercayaan 95% (95% confidence interval) merupakan default untuk
uji t dua sampel indeenden. Jika ingin mengubah nilai confidence level, klik
50
Options, dan ubah nilai ’95’ menjadi nilai yang diinginkan ke dalam box
berjudul Confidence Interval lalu klik Continue.
f) Kemudian Klik OK dan akan didapat hasil SPSS sebagai berikut:
Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of
Variances t-test for Equality of Means95% Confidence
Interval of theDifference
F Sig. t df
Sig.(2-
tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
Pretest Equalvariancesassumed
1.044 .311 -1.914
64 .060 -4.259 2.225 -8.704 .185
Equalvariancesnotassumed
-1.904
60.395 .062 -4.259 2.237 -8.734 .216
Interpretasi Hasil
Untuk uji-t dua sampel independen, SPSS juga melakukan uji hipotesis
Levene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua varian sama besar
terpenuhi atau tidak terpenuhi. Dari hasil Levene’s Test didapat P-value =
0,311 yang lebih besar dari α = 0,05. Dengan kata lain asumsi kedua varian
sama besar terpenuhi sehingga asumsi varian sama.
Karena hasil Levene’s Test di atas menyatakan bahwa asumsi kedua varian
sama besar, maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel indpenden dengan
asumsi kedua varian sama (Equal variance assumed). Karena P-value (2-
tailed) = 0,60 lebih besar dari α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
2) Data terdistribusi tidak normal dan homogen
Untuk data berdistribusi tidak normal dan homogen, untuk menguji
hipotesis menggunakan analisis tes statistik non parametrik dengan bantuan SPSS.
Dan langkah-langkahnya sebagai berikut:20
a) Buka kembali file data yang sudah disimpan sebelumnya.
20Ruseffendi,S.Pd, Prof. H.E.T, Statiska Dasar untuk Penelitian Pendidikan,(Bandung:CV.Andira, 1998), h. 401.
51
b) Klik Analyze ---> Nonparametric Test ---> 2 Independent Samples,
Kemudian akan didapat tampilan sebagai berikut:
c) Kemudian pindahkan variabel Pretest ke dalam box Test Variable(s) dan
variabel Kelompok ke dalam box Grouping Variable.
d) Kemudian klik Define Groups keudian ketikan ’1’ ke dalam box Group 1 dan
ketikan ’2’ ke dalam box Group 2 (Perhatikan bahwa group telah
didefinisikan pada saat memasukkan data ke dalam SPSS Data Editor, di
mana ’1’ adalah kelas eksperimen dan ’2’ adalah kelas kontrol). kemudian klik
Continue.
e) Selang kepercayaan 95% (95% confidence interval) merupakan default untuk
uji t dua sampel indeenden. Jika ingin mengubah nilai confidence level, klik
Options, dan ubah nilai ’95’ menjadi nilai yang diinginkan ke dalam box
berjudul Confidence Interval lalu klik Continue.
f) Kemudian Klik OK dan akan didapat hasil SPSS sebagai berikut:
52
Interpretasi Hasil
Dari tabel hasil uji Mann-Whitney di atas memberikan nilai Z = - 1.775 dengan P-
value = 0,076. Karena P-value lebih besar dari α = 0,05 maka H0 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari perlakuan yang
diberikan.
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : µ0 ≠ 0 ; Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi.
H1 : µ1 = 0 ; Diduga terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan LKS
digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi.
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini hasil penelitian menjelaskan mengenai gambaran umum
dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data
hasil pretest, posttest dan angket.
1. Hasil Pretest
Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas XII TKJ 1 sebagai kelas
kontrol dan siswa kelas XII TKJ 2 sebagai kelas eksperimen. Berikut hasil pretest
kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Interval Kelas Eksperimen
9-12 613-16 717-20 921-24 525-28 429-32 3
Jumlah 34
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
Interval Kelas Kontrol
9-15 416-22 1123-29 930-36 737-43 5
Jumlah 36Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas
terdapat pada lampiran C1 dan C2.
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas, terlihat hasil yang hampir sama
di antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana untuk interval terendah
pada kelas eksperimen antara 9-12 sedangkan kelas kontrol berada di antara 9-15.
54
Untuk interval tertinggi kelas eksperimen antara 29-32, tetapi kelas kontrol antara
37-43.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang ditunjukkan pada Tabel 4.3di bawah ini:
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan danPenyebaran Data
KelasEksperimen (XII TKJ)2)
Kontrol (XII TKJ 1)Nilai terendah 9 9Nilai tertinggi 30 43
Mean 17,71 25,92Median 17 26
26,00Modus 17 26Standar deviasi 6,594 8,958
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.3 di atas terdapat pada
lampiran C1 dan C2.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan
nilai terendah yaitu 9 baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Namun
terdapat perbedaan pada nilai tertinggi kedua kelas di mana untuk kelas kontrol
sebesar 43 dan untuk kelas eksperimen sebesar 30. Mean atau nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 25,92 sedangkan kelas eksperimen sebesar 17,71.
2. Hasil Posttest
Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas XII TKJ 1 sebagai kelas
kontrol dan siswa kelas XII TKJ 2 sebagai kelas eksperimen. Berikut hasil pretest
kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Interval Kelas Eksperimen
30-37 238-46 647-54 855-62 663-70 1071-78 2
Jumlah 34
55
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
Interval Kelas Kontrol
35-42 9643-50 10
51-58 959-66 667-74 2
Jumlah 36Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di atas
terdapat pada lampiran C6 dan C7.
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di atas, terlihat hasil yang hampir sama
di antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana untuk interval terendah
pada kelas eksperimen antara 30-37 sedangkan kelas kontorl antara 35-42. Untuk
interval tertinggi kelas eksperimen antara 71-78, tetapi kelas kontrol antara 67-74.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan danPenyebaran Data
KelasEksperimen (XII TKJ)2)
Kontrol (XII TKJ 1)Nilai terendah 30 35Nilai tertinggi 74 70
Mean 55,35 49,69Median 57 48Modus 65 48
Standar deviasi 12,28 10,40Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.6 di atas terdapat pada
lampiran C6 dan C7.
Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan
nilai terendah yaitu 35 untuk kelas kontrol dan 30 untuk kelas eksperimen. Pada
nilai tertinggi kedua kelas juga terdapat perbedaan di mana untuk kelas kontrol
sebesar 70 dan untuk kelas eksperimen sebesar 74. Adapun mean atau nilai rata-
rata kelas kontrol sebesar 49,66 sedangkan kelas eksperimen sebesar 55,35.
56
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar
Data yang ditampilkan sebleumnya merupakan data masing-masing dari
tiap kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka untuk mempermudah
melihat data secara keseleruhan peneliti menyajikan data rekapitulasi hasil pretest
dan posttest dari kedua kelas.
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttet
Pemusatan DanPenyebaran Data
Kelas Kontrol (XI TKJ 1) Kelas Eksperimen (XI TKJ 2)Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 9 35 9 30Nilai Tertinggi 4 70 30 74
Mean 25,92 49,69 17,71 55,35Median 26 48 17 57Modus 26 48 17 65
Standar Deviasi 8,958 10,40 6,594 12,28Mengacu pada data hasil pretest dan posttest di atas rekapitulasi data
tersebut terlihat pada Tabel 4.7. Dari rekapitulasi data tersebut kita dapat
membandingkan nilai kontrol dan ekperimen. Diketahui bahwa kedua kelas
mengalami peningkatan dari pretest ke posttest. Kelas eksperimen meningkat dari
9 menjadi 30 untuk nilai terendahnya, sedangkan pada kelas kontrol meningkat
dari 9 menjadi 35. Untuk nilai tertinggi meningkat dari 30 menjadi 74 untuk kelas
eksperimen dan meningkat dari 43 menjadi 70 untuk kelas kontrol. Dan secara
keseluruhan terlihat hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan nilai rata-rata,
kelas eksperimen dari 17,71 menjadi 55,35, namun kelas kontrol dari 25,59
menjadi 49,69. Dari data ini terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul
daripada kelas kontrol.
b. Kemampuan Berpikir Kognitif
Hasil belajar yang diukur hanya kemampuan kognitif, yaitu jenjang
kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (menilai). Namun, pada penelitian ini hanya
akan diukur jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
57
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis) dan C5 (mengevaluasi). Hasil belajar siswa
untuk setiap jenjang kognitif dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Persentase Kelas Kontrol dan Eksperimen
pada Jenjang Kognitif
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa persentase kemampuan
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menjawab soal tiap jenjang. Pada
saat pretest, persentase kemampuan menginggat siswa (C1) pada kelas eksperimen
sebesar 18%, kemampuan memahami siswa (C2) sebesar 26% dan sebesar 10%
kemampuan mengaplikasikan siswa (C3). Sedangkan sebesar 14% pada
kemampuan menganalisis siswa (C4) kelas eksperimen dan yang terakhir
kemampuan mengevaluasi siswa (C5) sebesar 28%. Selanjutnya, pada kelas
kontrol persentase kemampuan menginggat siswa (C1) sebesar 26%, kemampuan
memahami siswa (C2) sebesar 33% dan sebesar 12% kemampuan
mengaplikasikan siswa (C3). Sedangkan sebesar 36% pada kemampuan
menganalisis siswa (C4) kelas eksperimen dan yang terakhir kemampuan
mengevaluasi siswa (C5) sebesar 22%. Pada saat posttest, persentase kemampuan
memahami siswa (C1) sebesar 54% pada kelas eksperimen dan sebesar 52% pada
kelas kontrol. Kemudian kemampuan memahami siswa (C2) pada kelas
eksperimen sebesar 71% dan pada kelas kontrol sbebesar 60%. Selanjutnya,
58
kemampuan mengaplikasikan siswa (C3) sebesar 62% pada kelas eksperimen dan
sebesar 47% pada kelas kontrol. Sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 48%
untuk kemampuan menganalisis siswa (C4) dan kelas kontrol sebesar 52%. Dan
yang terakhir kemampuan mengevaluasi siswa (C5) pada kelas eksperimen sebesar
63% dan pada kelas kontrol sebesar 43%.
Sementara untuk melihat persentase peningkatan kemampuan kognitif pada
setiap jenjang, peneliti menyajikan data peningkatan jenjang kognitif yang dapat
dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan jenjang
paling tinggi berada pada jenjang C3 yakni kemampuan mengaplikasikan siswa,
baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
pengingkatannya sebesar 52% dan di kelas kontrol dengan peningkatan sebesar
35%. Untuk kelas eksperimen dan kontrol disusul dengan jenjang kognitif C2
sebesar 45% dan 33%. Kemudian jenjang kognitif C1 sebesar 36% untukkelas
eksperimen dan 26% untuk kelas kontrol . Selanjutnya jenjang kognitif C5 dengan
35% pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol sebesar 21%. Terakhir jenjang
kognitif C4 pada kelas eksperimen sebesar 34% dan pada kelas kontrol sebesar
16%. Peningkatan hasil belajar pada tiap jenjang diungguli oleh kelas eksperimen
59
yang memiliki nilai peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dapat
dikatakan bahwa perlakuan yang diberikan peneliti kepada kelas eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan mengaplikasikan siswa.
4. Hasil Uji Prsyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest
dan posttest kedua kelas, dengan menggunakan program SPSS. Data yang
diperoleh dari hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest
StatistikPretest Posttest
KelasEksperimen
KelasKontrol
KelasEksperimen
KelasKontrol
Nilai Signifikansi 0,011 0,218 0,130 0,062
Taraf Signifikansi 0,05
KeputusanData
terdistribusitidak normal
Dataterdistribusi
normal
Dataterdistribusi
normal
Dataterdistribusi
normal
Perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS dilihat pada lampiran C3
dan C8.
Nilai X2tabel diambil dari Tabel 4.8 nilai kai kuadrat pada taraf signifikansi
5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
normalitas dengan program SPSS Jika H0 diterima dan H1 ditolak, maka data
terdistribusi tidak normal. Jika H0 ditolak dan H1 diterima, maka data terdistribusi
normal. Pada Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi pretest pada kelas
eksperimen lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,011 maka data berdistribusi tidak normal,
sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Kemudian pada saat posttest kedua kelas dikatakan
berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan kepada kedua data pretest dan posttest
dengan menggunakan program SPSS yaitu uji Levene’s. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:
60
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
StatistikPretest Posttest
KelasEksperimen
KelasKontrol
KelasEksperimen
KelasKontrol
Sig 0,322 0,095
Uji Levene 0,05
Keputusan Data Homogen Data Homogen
Perhitungan uji homogenitas menggunakan program SPSS dapat dilihat pada
lampiran C4 dan C9.
Untuk mengetahui keputusan data yang telah dilakukan uji Levene, dapat
dlihat pada Tabel 4.9 di atas dengan memperhatikan nilai signifikansi yang
diperoleh. Dengan nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05, maka
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan bahwa data tersebut
homogen atau memiliki varian yang sama.
5. Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui secara signifikan pengaruh dari LKS Digital maka akan
dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan uji prasyarat statistik, diperoleh bahwa data
saat pretest berdistribusi tidak normal dan homogen dan saat posttest
berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis pretest
dapat dilakukan dengan analisis tes statistik non parametric, yaitu uji Mann
Whitney (uji U) dan pengujian hipotesis posttest dapat dilakukan dengan analisis
tes statistik parametrik dengan menggunakan program SPSS. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Statistik Pretest Statistik Posttest-Zhitung -1,818 Nilai Siginifikansi 0,000
-Ztabel -1,96 Uji t test 0,05
Keputusan H0 diterima Keputusan H0 ditolakPerhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C5 dan C10.
Untuk mengetahui hasil keputusan dari perhitungan uji hipotesis pada saat
pretest adalah dengan melihat nilai Z hitung dan pada saat posttest dengan melihat
nilai signifikansi. Jika nilai -Zhitung > -Ztabel, maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai
61
–Zhitung hasil pretest lebih besar dibanding -Ztabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh LKS digital sebelum perlakuan. Sedangkan untuk
hasil posttest dapat melihat nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka H0 diterima. Pada Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa nilai
signifikansi lebih kecil 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh LKS Digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dalam penggunaan LKS digital terhadap hasil belajar siswa pada konsep bunyi.
Hal tersebut didukung oleh hasil uji hipotesis nilai posttest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai yang lebih kecil yaitu 0,000 artinya
terdapat pengaruh yang signifikan pada LKS digital terhadap hasil belajar siswa.
Kelas eksperimen menggunakan LKS digital sedangkan kelas kontrol
menggunakan LKS yang disediakan dari sekolah yang berasal dari penerbit.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran bunyi berbasis fenomena
dengan menggunakan LKS digital lebih baik dibandingkan dengan LKS penerbit,
sehingga siswa dapat menyerap materi yang disampaikan, pada akhirnya memiliki
dampak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gokhan yang menunjukkan pemanfaatan media animasi dalam
pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa dibandingkan dengan metode
pengajaran yang biasa digunakan oleh guru di dalam kelas.1
Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan untuk setiap
jenjangnya. Namun, LKS digital lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan
mengingat (C1) sebesar 36%, kemampuan memahami (C2) sebesar 45%,
kemampuan mengaplikasikan (C3) sebesar 52%, kemampuan menganalisis (C4)
sebesar 34% dan sebesar 35% kemampuan mengevaluasi siswa (C5) pada kelas
1Gokhan Aksoy, “The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Science andTechnology Course”, Ministry of National Education, IMKB Primary School, Erzuzum, Turkey,vol.3, No.3, 2012, p. 304-308.
62
eksperimen. Hal tersebut sejalan dengan Trianto yang menyatakan LKS adalah
panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif.2
Penggunakan LKS dengan teknologi digital untuk kelas eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali (C1) dan kemampuan memahami
(C2) dikarenakan di dalam LKS digital terdapat penjelasan materi yang membantu
siswa untuk mengingat dan dapat menjelaskan kembali konsep bunyi. Gambar
dan animasi yang ada dapat membantu meningkatkan rangsangan untuk belajar
sehingga mempermudah siswa memahami apa yang dipelajari. Hal ini pun senada
dengan penelitian Jules dkk menyatakan bahwa bahwa jenis huruf, ukuran huruf,
gambar, animasi, dan video yang terdapat dalam Ensiklopedia Digital Teknologi
Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) sesuai dan menarik
sehingga mudah dipahami.3
Jika dilihat dari data perolehan peningkatan jenjang kognitif maka
peningkatan paling tinggi berada pada jenjang kognitif C3 dibanding jenjang
kognitif lainnya. Hal ini dikarenakan siswa baik di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol sama-sama menggunakan persamaan-persamaan fisika yang sudah
dipelajari untuk mengerjakan soal-soal evaluasi, sehingga dapat dikatakan bahwa
siswa telah mengaplikasikan (C3) pengetahuan yang dimilikinya. Kemudian siswa
mengoperasikan secara sendiri LKS digital yang digunakan memberikan suatu
interaksi antara peserta didik dan alat bantu belajarnya selama proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Yusuf yang menunjukkan bahwa dalam dua kali siklus tindakan, penggunaan
LKS Interaktif berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa.4
Kemampuan menganalisis (C4) dan mengevaluasi siswa (C5) juga dapat
ditingkatkan dengan menggunakan LKS digital. Pemberian materi dan soal
analisis yang disajikan dalam LKS digital setelah pembelajaran dapat
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progreif, (Jakarta: Kencana, 2011),Cet IV, h. 222.
3 Jules Nurhatmi, Muhammad Rusdi dan Kamid, ”Pengembangan Ensiklopedia DigitalTeknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)”, Edu-Sains Volume 4 No. 1,Januari, 2015, h. 41.
4 Muhammad Yusuf, ”Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui LembarKerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis Komputer Di Sma Muhammadiyah 1 Palembang”, dalamJurnal Pendidikan Matematika, Volume 4. No. 2, Desember 2001, h.1.
63
mengaktifkan siswa untuk menjawab soal secara mandiri maupun bekerja sama,
serta bertukar informasi dengan sesama teman. Bahkan tidak sungkan untuk
bertanya langsung kepada guru. Namun, peningkatannya rendah dibanding
jenjang kognitif yang lain, hal ini dikarenakan soal yang diterima siswa tidak
begitu sama dengan soal latihan yang sebelumnya mereka kerjakan dalam LKS
digital.
Penggunaan LKS digital memberikan alternatif alat bantu belajar dengan
pemanfaatan waktu yang efektif. Penyajian materi dalam LKS digital ini tidak
hanya berisi materi dan latihan soal saja, akan tetapi terdapat visualisasi gambar
konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang memudahkan siswa
memahami materi yang dipelajari sehingga alokasi waktu untuk pembelajaran
menjadi efisien. Kemudian, tampilan dan desain menarik siswa untuk belajar
fisika terutama konsep bunyi, sehingga memiliki motivasi tambahan untuk
mengikuti proses pembelajaran. Kelebihan lain dari LKS digital adalah adanya
interaktif siswa dengan LKS digital, bahkan tidak jarang ada pertanyaan-
pertanyaan singkat yang diajukan siswa pada guru secara spontan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan LKS digital dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Tetapi terdapat keterbatasan dalam penggunaan LKS digital
ini yakni secara teknis siswa mudah memperbaiki jawaban pada soal evaluasi
sebelum guru mengambil nilainya. Hal ini dikarenakan LKS digital disajikan
dalam bentuk offline, sehingga belum bisa melakukan penyimpanan secara
otomatis setelah mereka selesai menjawab semua soal evaluasi. Lalu, pada
kegiatan siswa belum semua disajikan dalam LKS digital, hanya langkah kerja
dan alat bahan yang terdapat dalam LKS digital namun pengerjaannya masih
secara nyata dan untuk hasil penyajian data mereka pun belum dapat disimpan
secara otomatis.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini telah dihasilkan sebuah produk LKS digital.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh LKS digital terhadap hasil
belajar siswa pada konsep bunyi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diajukan untuk penelitian lanjutan adalah:
1. Ketika menyusun LKS digital sebaiknya meminta saran kepada ahli bidang
pembelajaran.
2. Sebaiknya guru mengecek kembali komputer yang akan digunakan untuk
memastikan sudah terinstal aplikasi yang mendukung, seperti seperti flash
player atau gom player.
3. Sebaiknya pada proses pembelajaran, penggunaan LKS digital tetap
menekankan pada sistem pembelajaran aktif sehingga guru hanya berperan
sebagai fasilitator.
4. Pengalokasian waktu dengan cukup agar penggunaan LKS digital dilakukan
guru dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal sesuai
dengan perencanaan.
5. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya LKS digital yang akan digunakan
dirancangkan agar dapat melakukan penyimpanan secara otomatis.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Sahertian, Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta, 2008.
Akhir, Rahmiatul, Syifa’ul Gummah dan Habibil, Pengaruh Model PembelajaranBerbasis Fenomena Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Sman 1 Kopang,Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa”, Vol. 3 No.1, ISSN 2338-4417.
Aksoy, Gokhan, “The Effects of Animation Technique on the 7th Grade Scienceand Technology Course”, Ministry of National Education, IMKB PrimarySchool, Erzuzum, Turkey, vol.3, No.3, 2012.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2014.
Anderson, Lorin W., and Krathwohl, David R. A Taxonomy for Learning,Teaching, and Assessing: a revision of Bloom of educational objectives.New York: Addison Wesley Longman, Inc., 2001.
Andriyani, Lilis, Sutarto dan Alex Harijanto, LKS dengan Soal yang dilengkapiFoto Kejadian Fisika dalam Pembelajaran Gerak Lurus di SMA, ArtikelIlmiah Mahasiswa, 2015.
Ardiyanti, Farida dan Winarti, ”Pengaruh Model Pembelajaran BerbasisFenomena untuk Meningkatkan Ketrerampilan Berpikir Kritis SiswaSekolah Dasar”, Vol. IX No. 2, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,Cet. IX, 2009.
Benson Adesina Adegoke. Effect Of Multimedia Instruction On Senior SecondarySchool Students’ Achievement In Physics. European Journal ofEducational Studies. Volume 3 Nomor 3, 2011.
Berliana, Santi, Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Fenomena UntukMeningkatan Pemahaman Konsep Siswa, Skripsi, Bandung: ProgramSarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi, 2010.
Djamarah, Drs.Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, CetIII, 2011.
H.E.T, Ruseffendi,S.Pd, Prof., Statiska Dasar untuk Penelitian Pendidikan,Bandung: CV.Andira, 1998.
John D., Catherine T, ”Digital Media And Learning”, on Mac Arthur FoundationReports, Chicago, 2008.
Kanginan, Marthen, Fisika 3 untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum2013, Jakarta: Erlangga, 2013.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,Cet. VI, 2009.
Mardiyanto, Sigit, ” Pengembangan Media Pembelajaran Buku Digital InteraktifBerbasis Adobe Flash Cs3 ada Mata Pelajaran Perakitankomputer Di SMKMuhammadiyah 2 Moyudan”, Jurnal Pendidikan Teknik Informatika 2,2016, h. 1.
66
Nurhatmi, Jules, Muhammad Rusdi dan Kamid, ”Pengembangan EnsiklopediaDigital Teknologi Listrik Berbasis Contextual Teaching and LearningCTL ”, Edu-Sains Volume 4 No. 1, 2015.
Pareken, Minarty, A.J. Patandean dan Pariabti Palloan, “Penerapan ModelPembelajaran Berbasis Fenomena Terhadap Keterampilan Berpikir KritisDan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 2 RantepaoKabupaten Toraja Utara”, Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 11,Nomor 3, ISSN 1858-330X.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DivaPress, Cet. III, 2013.
Rahmi, Nessa A, dkk, Pengaruh Lembar Kerja Siswa Berbasis PQ4R terhadapHasil Belajar IPA Fisika Kelas VII SMP N 1 Linggo Sari Baganti, Pillarof Physics Education, 2, 2013.
Ratnasari, Wita dan Suliyanah, Pengaruh Penerapan LKS dalam ModelPembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi kalordi Kelas XI Multimedia SMKNegeri 1 Boyolangu Tulungagung. JurnalInovasi Pendidikan Fisika Vol.02 No.03 Tahun 2013,
Ridho, Shofwan, dkk, Fisika untuk SMA/MA Kelas XII, Jawa Timur: PT.Masmedia Buana Pustaka, 2013.
Rusydi, Ibnu, ”Pemanfaatan E-Journal Sebagai Media Informasi Digital”, JurnalIqra’ Volume 08 No.02, 2014.
Soika, Soika, Priit Reiska dan Rain Misker, “The Importance of Animation As AVisual method In Learning Chemistry”, Proc. Of Fourth Int. Conferenceon Concept Mapping, Chile, Vol.4, 2010, p.7.
Sudijono, Anas Pengantar. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT RajaGrafindoPersada, 1996.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. XIV, 2009.Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi PendidikanSukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. VI, 2010.Supriyanto, Fisika untuk SMA Kelas XII, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,
2006.Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, Jakarta:
PT. Kudus Pura Barutama, Cet I, 2010.Tim Penulis, Mudah & Cepat Rumus Fisika SMP, Jakarta: PT. Suka Buku, Cet I,
2013.Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Pranada Meida Grup, Cet.IV, 2013.Umar, Efrizon, Physics For Senior High School Grade XII, Bekasi: Ganeca Exact
Publisher, 2011.
67
Lampiran A1
Rekapan Wawancara Guru
NoPertanyaanWawancara
Jawaban Guru
MAN Cibinong SMA Al-Asiyah SMK Al-Basyariah
1 Kurikulum apayang diterapkan
di sekolah?
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013untuk kelas X danKTSP untuk kelasXI dan kelas XII
Kurikulum 2013untuk kelas X dan
XI.KTSP untuk kelas
XII2 Bagaimana
proses belajarmengajar yang
biasadilakukan?
Dengan metodeceramah, memberirumus kemudian
mengerjakan soal.Lalu member tugasuntuk dikerjakan di
rumah. Kadang-kadang mengjakuntuk mengamati
sekitar.
Menjelaskan materi,kemudian contoh
soal, lalu memberitugas kepada siswa.
Memaparkan sedikitmateri kemudian
berlanjut kepengerjaan soal.
3 Apa sajasumber belajaryang digunakansiswa? Apakah
setiap siswadiwajibkan
memilikinya?
Buku paket danLKS. Buku paket
tidak wajib dimilikioleh siswa.
Buku paket danLKS. Buku paket
tidak wajib dimilikisiswa.
Buku paket danLKS. Namun, kelasX dan XI tidak adaLKS yang dimiliki
siswa dan bukutidak wajib dimiliki
siswa Kelas XIImenggunakan LKS.
4 Dari mana kahLKS yang
LKS penerbit. Ya,digunakan.
LKS penerbit. Ya,digunakan.
LKS penerbit. Ya,digunakan.
digunakan?Apakah
digunakandalam proses
pembelajaran?5 Apakah
kelebihan dankekuranganLKS yang
digunakan?
Kelebihannya yaitulebih praktis dan
simpel bentuknya.Kekurangannya
adalah materi yangdisajikan sangat
ringkas dan kurangpenyajian gambar
terkait materi.
Kelebihannya yaitumudah dibawa.Kekurangannya
adalah kurangnyapetunjuk
penggunaan LKSdan kurang
membuat siswamenjadi aktif. Dan
bahasa yangdigunakan kurang
dipahami.
Kelebihannyaadalah memudahkan
guru untukpemberian tugas.
Kelemahannya yaitubelum ada
kesesuaian gambaryang menjelaskantentang materi dankurangnya contohsoal yang sesuai
dalam latihan soal.6 Apa harapan
yang diinginkandari kekurangan
yang ada?
Pemaparanmaterinya lebih
dalam lagi. Kontenpenunjang seperti
gambar lebihdiperjelas lagi dan
lebih berwarna.Dan ada kegiatanpercobaan. Sertapengaitan materi
dengan kehidupan
Adanya petunjukpenggunaan LKS
dan pemberian soalyang sesuai dengan
tujuanpembelajaran. Dan
disertai adanyakegiatan siswa.
Diberikan soal-soalyang mudah
dikerjakan siswa.Lembaran dengantinta yang jelas,yang bervariasi
warna agar lebihmenarik dan bahasa
yang mudahdipahami.
68
sehari-hari.7 Apakah pernah
melaksanakankegiatan
pembelajaranselain di ruang
kelas?
Ya, di depan kelas. Tidak pernah. Tidak pernah.
8 Apakah pernahmelakukan
kegiatanpraktikum?
Kalau pernah,ketika materi
apa?
Tidak. Hanyademonstrasi
sederhana dansesekali. Materi
besaran dan satuan,gerak
Tidak pernah. Tidak pernah.
9 Apakah setujubila LKS
disajikan dalam
Ya, setuju sekali. Ya, sangat setuju. Ya, setuju.
bentukelektronik atau
digital?10 Dari beberapa
konsepfisika(sepertigerak lurus,
fluida, bunyi,cahaya, optik,
termodinamika),manakah yang
butuhdivisualisasikan
untukmembantu
pemahamansiswa?
Bunyi, optik dantermodinamika.
Bunyi dan fluida. Fluida, bunyi dantermodinamika
69
Rekapan Wawancara Siswa
No PertanyaanWawancara
Jawaban Guru
MAN Cibinong SMA Al-Asiyah SMK Al-Basyariah
1 Apakah kamumenyukai
pelajaran fisika?Kenapa?
Ya, suka. Karenabisa belajar tentangkejadian di sekitaratau lingkungan.
Waktu kelas Xsuka, tapi
sekarang tidakbegitu suka.
Karena mulaibanya hitungan
yang sulit.
Tidak begitu.Karena rumussemua isinya.
2 Bagaimanakahguru
menyampaikanpelajaran fisika?Apakah pernahguru melakukan
kegiatandemonstrasi atau
praktikum?
Memberi motivasiawal. Kemudianmemaparkan dan
menjelaskan materidilanjutkan
pengerjaan soallatihan. Kadang
memberikanbeberapa soalsebagai PR.
Ya, guru pernahmelakukan
kegiatandemonstrasi didepan kelas.
Memberi cerita.Lalu
menjelaskanmateri kemudian
mengerjakansoal.
Belum pernah.
Kasih rumus lalumengerjakancontoh soal,
kemudian memberisoal latihan untukdikerjakan sendiri.Terakhir memberi
tugas.Belum pernah.
3 Apakah pernahmelakukan
kegiatan belajarfisika selain diruang kelas?Kalau iya, di
mana?
Ya, pernah. Diteras, di
perpustakaansesuai permintaan
siswa.
Belum pernah. Belum pernah.
4 Apa saja sumberbelajar yangdigunakan
sebagaipenunjang
pembelajaranfisika?
Buku paket danLKS.
Buku paket danLKS.
Buku paket, tapidisimpan di
perpustakaan.
5 Apakah kamumenggunakan
LKS dalampembelajaran
fisika?
Ya, sayamenggunakan
LKS.
Ya, sayamenggunakan
LKS.
Tidak.
6 Manakah yangkamu mudah
dimengerti antarabuku paket danLKS? Kenapa?
Keduanya. Karenabuku paket
materinya lengkapdan LKS lebihenak dibaca.
LKS. Karenalebih ringkas.
LKS. Karena gurumenggunakan LKSdan juga lebih tipis.
70
7 Apakah menurutkamu LKS yangkamu gunakansudah menarik?
Mengapa?
Belum. Karenamasih belum jelastiap lembarannya.
Dan warnanyahanya abu-abu.
Dan belummemaparkan
kejadian-kejadianfisika yang
berkaitan denganmateri.
Cukup. Tetapiada bahasa yangbelum dipahami
dan kurangjelasnya tinta.
Tidak. Karenaisinya rumus
semua. Dan soallatihan yang tidak
sesuai dengancontoh soal yang
ada.
8 Dari kekurangan-kekurangan
tersebut, apa yangkalian inginkan
agar LKS mudahdimengerti danlebih menarik?
Materinyadisajikan dengan
jelas dan dikaitkandengan kehidupansehari-hari, soal-soalnya mudah.
Bahasanyamudah dipahami,
ada perpaduanwarna yang
menarik.
LKS disajikanlebih menarik
dengan gambar-gambar dan soal
evaluasinya mudahuntuk dikerjakan.
9 Apakah kaliansetuju bila LKSdisajikan dalam
bentuk elektronikatau digital?
Ya, setuju. Ya, setuju. Ya, sangat setuju.
10 Dari beberapakonsep
fisika(sepertigerak lurus,
fluida, bunyi,cahaya, optik,
termodinamika),manakah yang
butuhdivisualisasikanuntuk membantu
pemahaman fisikakamu?
Gerak lurus, bunyi,dan
termodinamika.
Fluida, bunyidan
termodinamika.
Bunyi dan optik.
71
Lampiran A2
KISI-KISI INSTRUMEN TESMata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Bunyi
Standard Kompetensi : Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
Kelas / Semester : XII / GanjilJenis Tes : ObjektifJumlah Soal : 40
IndikatorRanah Penilaian
JumlahC1 C2 C3 C4 C5
Mengevaluasi gelombang bunyi dan penyebabnya 2 1 3,4 4Memahami sifat-sifat dasar gelombang bunyi 5,6,7,8 4Menganalisis cepat rambat gelombang bunyi 11 13 9,10 12 5Menerapkan gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya 15 14 2Memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan sebagai sumberbunyi
17 16 2
Mengaplikasikan frekuensi dasar yang terjadi pada suatu sumber bunyi 22,23 18,19,20,21 6Mengevaluasi pengertian energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas) 25 26 24 3Menganalisis energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas) 27,28 29 3
72
Memahami gejala pelayangan 30 1Menganalisis gejala pelayangan bunyi 31 1Menganalisis penerapan Efek Doppler untuk gelombang bunyi 32,33,34,36 35 5Mengevaluasi gelombang bunyi pada berbagai keperluan dalam kehidupansehari-hari pada aplikasi dalam teknologi
40 37,39 38 4
Total 5 14 13 4 4 40Presentase 12,5% 35% 32,5% 10% 10% 100%
73
SOAL INSTRUMEN
No Indikator Indikator Soal Soal Pembahasan Tingkatan
Jawaban
1 Mengevaluasigelombangbunyi danpenyebabnya
Menjelaskan syaratterjadinya bunyi
1. Jika seorang astronot memukul genderang disatelit bumi, ia tidak dapat mendengar suaratersebut karena . . . .a. gravitasi di bulan sangat kecilb. di bulan tidak ada udara sebagai perantara
bunyic. angkasa luar terlalu luas, tidak ada
pemantulan bunyid. suhu sangat dingin, gelombang bunyi
membekue. tekanan sangat rendah
Syarat terjadinya bunyi:- Ada sumber bunyi- Ada medium/perantara,
misalny air, udara ataulogam
- Ada penerima bunyimisalnya telinga
C2 B
Menyebutkan syaratterjadinya bunyi
2. Gelombang bunyi termasuk ke dalamgelombang . . . .a. transversalb. longitudinalc. elektromagnetikd. merambate. menjalar
Gelombang bunyi merupakangelombang longitudinal yangarah getarannya searah denganarah rambatannya
C1 B
Menilai gambargelombang bunyimerupakan gelombanglongitudinal
3. Perhatikan gambar garputala yang bergetarberikut ini!
Bunyi merupakan gelombanglongitudinal, yang memilikirangkaian gerakan rapatan danrenggangan. Gelombanglongitudinal memiliki arahgetaran searah dengan arahrambatan gelombangnya.Pada saat garputala digetarkansecara horizontal pada perutatau simpulnya maka akanmenghasilkan arah getar danrambatan gelombangnya yang
C5 E
A
B
CA
DA
74
1. Dihasilkan oleh dorongan yang berulangsecara horizontal
2. Dihasilkan oleh dorongan yang berulangsecara vertikal
3. Simbol C merupakan regangan dan simbol Dmerupakan rapatan
4. Simbol C merupakan rapatan dan simbol Dmerupakan regangan
5. Arah getarannya ditunjukkan oleh panah Adan arah rambatnya ditunjukkan oleh panah B
6. Arah getarannya ditunjukkan oleh panah Bdan arah rambatnya ditunjukkan oleh panah A
7. Arah getarannya searah dengan arahperambatan gelombang ditunjukkan olehpanah B
8. Arah getarannya searah dengan arahperambatan gelombang ditunjukkan olehpanah A
Pernyataan yang salah-benar mengenaigambar di atas adalah . . . .a. 1 dan 2 d. 7 dan 8b. 3 dan 4 e. 8 dan 1c. 5 dan 6
ditunjukkan oleh simbol hurufA. Dan menghasilkan rapatanyang ditunjukkan oleh huruf D,serta renggangan seperti yangditunjukkan oleh huruf C.
Maka, pernyataan yang benaradalah nomor 1, 3 dan 8.
Menilai gelombang bunyidan penyebabnya
4. Gelombang bunyi dalam gas dapat mengalamiinterferensi
SEBABGelombang bunyi dalam gas adalah gelombangtransversal
Pernyataan dan alasan di atas bernilai . . . .a. pernyataan benar dan alasan benarb. pernyataan benar dan alasan salah
Gelombang bunyi dalam gasadalah suatu gelombanglongitudinal.Gelombang bunyi mengalamigejala perpaduan gelombangatau interferensi, yangdibedakan menjadi duayaitu interferensikonstruktif (penguatan bunyi)dan interferensi
C5 C
75
c. pernyataan salah dan alasan salahd. pernyataan salah dan alasan benare. tidak ada keterkaitan antara pernyataan dan
alasan
destruktif (pelemahan bunyi).Pernyataan dan alasan keduanyasalah
2 Menganalisissifat-sifat dasargelombangbunyi
Mengemukakan sifat-sifatdasar gelombang bunyi
5. Pada siang hari suara tukang abang baksoterdengar samar-samar sehingga tidak begitujelas terdengar, karena gelombang bunyimengalami ….a. perpaduan d. pelenturanb. pengkutuban e. pemantulanc. pembiasan
Pada siang hari bunyi akandijauhkan dari garis normal.Maka suara yang dihasilkanakan lemah dan terdengarsamar-samar. Karena bunyimengalami pembiasan.
C2 C
Menerangkan manfaatsifat bunyi dalam kegiatansehari-hari
6. Tono berteriak dengan suara keras di hadapantebing yang tinggi. Beberapa detik kemudianterdengar gema yang merupakan bunyi pantulsuaranya. Sekiranya Tono mencatat selangwaktu antara gema dan teriakannya, danmengetahui cepat rambat bunyi di udara saat itu, maka Tono dapat memanfaatkan bunyi pantulitu untuk mengetahui . . . .a. Ketinggian tebing dari permukaan lautb. jarak tebing dari tempat Tono berteriakc. luas dinding tebing yang dituju Tonod. kelembaban udara di sekitar tebinge. kecepatan angin yang mengarah ke Tono
Manfaat bunyi pantuldiantaranya :− mengukur jarak dua buahtempat− mengukur kedalaman lautatau gua− mendeteksi keretakan logam− USG
C2 B
Menegmukakan sifatbunyi dapat merambat
7. Kamu berdiri di samping tiang lampu merahketika sedang perjalanan ke sekolah. Darikejauhan terdengar suara sirene ambulansmeskipun mobil ambulans belum terlihat.Peristiwa ini menunjukkan bahwa bunyi dapat...a. merambat melalui medium udarab. bersuspensi dengan gelombang lainc. beresonansi dengan udara sekitar
Salah satu sifat bunyi adalahmerambat melalui mediumudara. Bunyi dapat terdengaratau sampai ke telinga manusiakarena merambat. Pada kasusdalam soal ini, kecepatan bunyilebih besar dibandingkankecepatan mobil. Oleh karenaitu, bunyi sudah terdengarmeskipun mobil belum terlihat.
C2 A
76
d. dipantulkan oleh benda sekitare. bertambah frekuensinya
Menjelaskan sifatgelombang bunyi dalamkehidupan sehari-hari
8. Ketika kamu sedang berada di kamar, kamumendengar Alif si kecil berteriak memanggildari kamar mandi yang berada di sebelahkamarmu untuk diambilkan handuk. Segerakamu beranjak dari kamar dan mengambilkanhanduk untuk si Alif.Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa bunyidapat. . . .a. terjadi layangan karena teriakan yang besarb. dipantulkan oleh dinding kamarc. diredam oleh dinding kamard. dilenturkan ketika melalui celah-celah
sempite. terjadi layangan karena celah-celahnya kecil
Salah satu sifat bunyi adalahrefraksi atau pelenturan.Sehingga bunyi dapat merambatmelewati suatu dinding dengancelah-celah sempitnya.
C2 D
3 Mengnalisiscepat rambatgelombangbunyi
Menentukan cepat rambatpada medium zat padat
9. Diketahui massa jenis air dan baja masing-masing 1.000 kg/m3 dan 7.800 kg/m3. memilikinilai modoulus bulk 2,0x109 n/m2 dan moduluselastisitas 2x1011 n/m2. maka cepat rambatbunyi yang terjadi pada baja sebesar . . . .a. 14,1x102 m/sb. 14,1x103 m/sc. 5,06x102 m/sd. 5,06x103 m/se. 141x101 m/s
Penyelesaian:Dik:ρair = 1.000 kg/m3
ρbaja = 7.800 kg/m3
B = 2,0x109 N/m2
E = 2,0x1011 N/m2
Dit:Vbaja = ?Jawaban:
C3 D
Menerapkan cepat rambatformulasi bunyi dalammenghitung waktu
10. Seorang penyelam yang sedang berada di dasarlaut dengan kedalaman 200 m mendengarbunyi peluit dari atas perahu. jika cepat rambatbunyi dalam air laut 160 m/s, selang waktupantulan gelombang bunyi yang akan diterimaoleh si peniup peluit adalah …a. 1,6 s
Penyelesaian:Dik: Dit :d = 200 m t=?v = 160 m/s
Jawaban:
C3 B
77
b. 2,5 sc. 4,1 sd. 16 se. 25 s
t = 2,5 sMenunjukkan cepatrambat gelombang bunyipada medium
11. Cepat rambat bunyi paling besar pada . . ..a. gas nitrogenb. gas oksigenc. zat caird. zat padate. udara
Cepat rambat bunyi paling besarpada zat padat dan paling kecilpada zat gas.
C1 D
Menganalisis cepatrambat untuk mengetahuimassa jenis bahan
12. Kawat besi yang panjangnya 20 m dijepitkedua ujungnya. Kemudian kawat inidigetarkan longitudinal. Jika cepat rambatgelombang dalam besi 4.500 m/s, maka massajenis besi tersebut adalah . . . . gr/cm3.a. 8.592,6b. 859,26c. 85,926d. 8,5926e. 0,89526
Penyelesaian:Dik: Dit:l = 20 m (λ) ρ=?---- λ=2l=40mv = 4.500 m/s
Jawaban:Persamaan modulus Young
Maka kita cari f terlebih dahulu;v=f λ
f=v/ λ=4500ms-1/40m=112,5 Hz
Sehingga,v2= E/ρ
C4 D
78
ρ = E/ v2
= 1,74x1011Nm2 /45002
ms-1
= 8592,6 kg/m3=8,59gr/cm3
Menjelaskan sifat bunyidengan cepat rambatbunyi
13. Pada malam hari bunyi petir terdengar lebihkeras daripada siang hari karena pembiasaanbunyi pada malam hari mendekati garisnormal.
Perrnyataan tersebut benar karena . . . .a. pada malam hari udara lapisan atas lebih
panas dibanding udara pada lapisan bawah(dekat tanah). dengan demikian kecepatanbunyi pada lapisan bawah lebih kecildibanding lapisan atas. dan pembiasan bunyipetir medekati garis normal.
b.pada malam hari udara lapisan atas lebihdigin dibanding udara pada lapisan bawah(dekat tanah). dengan demikian kecepatanbunyi pada lapisan bawah lebih kecildibanding lapisan atas. dan pembiasan bunyipetir medekati garis normal.
c.pada malam hari udara lapisan atas lebihpanas dibanding udara pada lapisan bawah(dekat tanah). dengan demikian kecepatanbunyi pada lapisan bawah lebih kecildibanding lapisan atas. dan pembiasan bunyipetir menjauhi garis normal.
d.pada malam hari udara lapisan atas lebihpanas dibanding udara pada lapisan bawah(dekat tanah). dengan demikian kecepatanbunyi pada lapisan bawah lebih besardibanding lapisan atas. dan pembiasan bunyi
Saat gelombang suara merambatdan udara yang panas menujuudara yang dingin atausebaliknya, gelombang suaratersebut akan dibiaskan. Saatsiang hari, suhu udara diatmosfer cenderung lebih panasdibandingkan dengan suhuudara disekitar permukaanbumi. Akibatnya, gelombangsuara akan dibiaskan diatas danarahnya semakin menjauhtelinga kita. Sebaliknya,dimalam hari suhu udaradisekitar permukaan bumilahyang lebih panas, sehinggagelombang suara yang menujuke arah atmosfer akan dibiaskanke bawah. Akibatnya, arahgelombang suara tersebutmenjadi semakin dekat danterdengar lebih keras.
C2 A
79
petir medekati garis normal.e.pada malam hari udara lapisan atas lebih
panas dibanding udara pada lapisan bawah(dekat tanah). dengan demikian kecepatanbunyi pada lapisan bawah lebih besardibanding lapisan atas. dan pembiasan bunyipetir menjauhi garis normal.
4 Menerapkangelombangbunyi berdasarkan frekuensinya
Menerapkan perhitungancepat rambat untukmenentukan frekuensibunyi
14. Bunyi dengan panjang gelombang 3,5 mmemiliki kecepatan rambat sebesar 840 m/s.nilai frekuensi yang dihasilkan sebesar . . . . Hzdan termasuk dalam kategori . . . .a. 240, infrasonikb. 240, audiosonikc. 0,04, ultrasonikd. 0,0015, infrasonike. 0,0015, audiosonik
PenyelesaianDiketahui:
Ditanya:ν = 330 m/s a. F dan
kategori ?λ = 1,5 mJawab:a. Mencari frekuensi terlebih
dahulu:f = ν / λ
= 330 / 1,5= 220 Hz
b. Bunyi dengan frekuensiantara 20 hingga 20000 Hztergolong audiosonik , dandapat didengar oleh manusia.
C3 B
Mengklasifikasi kanmakhluk hidupberdasarkan karakteristikgelombang bunyi
15. Perhatikan tabel di bawah ini!
NoMakhluk
HidupFrekuensi Kategori
1jangkrik dankuda
10 Hz infrasonik
2lumba-lumba dankelelawar
100.000 Hz audiosonik
3anak kecildan kuda
1.000 Hz audiosonik
Berdasarkan frekuensinya,bunyi dapat dibedakan menjaditiga, yaitu:1. Infrasonik, yaitu bunyi yang
memiliki frekuensi kurangdari 20 Hz. Contohnyajangkrik dan gajah
2. Audiosonik, yaitu bunyiyang memiliki frekuensi diantara 20 Hz sampai dengan20.000 Hz. Manusia
C2 A
80
4belalang danjangkrik
10 Hz infraasonik
5gajah dantikus
10.000Hz ultrasonik
Kelompok yang benar adalah . . . .a. 1 d. 4b. 2 e. 5c. 3
merupakan makhluk hidupyang dapat mendengar bunyiaudiosonik.
3. Ultrasonik, bunyi yangmemiliki frekuensi lebih dari20.000 Hz. Contohya adalahAnjing dan belalang.
5 Memahamisuatu bahan ataubenda yangdapat digunakansebagai sumberbunyi
Memberi contoh bendayang merupakan sumberbunyi dengan kolomudara
16. Perhatikan tabel berikut!
No Alat Sumber BunyiCaraPakai
1 Pianika Membran Ditiup2 Gendang Dawai Dipukul3 Sexophone Kolom udara Ditiup4 Gitar Dawai Dipetik5 Sasando Kolom udara Dipetik
6Kecrekan Manik-manik
yang bergetarDigoyang
7 Rebab Selaput Dipetik8 Garputala Logam Dipukul
Kelompok dengan urutan benar-salah-benaradalah . . . .a. 1-2-3b. 1-5-7c. 2-4-6d. 3-6-8e. 4-7-8
Sumber bunyi berdasarkan jenisalatnya, yaitu alat musik danbenda-benda yang bergetar; Alat petik, menghasilkan
gelombang bunyi dengancara dipetik. Memiliki duabagian yaitu bagiandawai/senar dan kolomudara. Contohnya sasando,harpa, kecapi.
Alat pukul; menghasilkanbunyi dengan cara dipukul.Sebagian besar alat jenismemiliki kolom udara danyang berfungsi sebagaimembran atau bagian yangdipukul. Contohnya adlaahbronze, xylophone,talembong, gendang dankenong.
Alat gesek; menghasilkanbunyi dengan cara digesek.Kolom udara dan senarberfungsi sebagai sumbergetar yang digesek.
C2 E
81
Contohnya rebab dan biola. Alat tiup; dengan cara ditiup.
Sebagian besar pada alat ini,bibir pemain yang bergetarmembantu menggetarkankolom udara yang ditentukanoleh panjang buluh. Panjangkolom udara yang efektifdiubah dengan menutup danmembuka sisi lubang dalampipa. Contohnya suling dansexophone.
Mengingat suatu bahanatau benda yang dapatdigunakan sebagai sumberbunyi
17. Karet dapat mengeluarkan bunyi dengan cara .. . .a. ditabuhb. dipukulc. digoyangkand. ditiupe. dipetik
Karet dapat berfungsi sepertisenar atau dawai yang dapatmengeluarkan bunyi. Maka,dengan cara diregangankemudian dipetik karet akandapat mengeluarkan bunyi.
C1 E
6 Mengaplikasikanfrekuensi dasaryang terjadi padasuatu sumberbunyi
Menggunakan frekuensidasar pipa organa terbukauntuk mencari panjangpipa
18. Sebuah pipa organa terbuka ditiup dengankeras sehingga menghasilkan nada atas ketigadenga frekwensi 1700 Hz. Jika cepat rambatbunyi di udara 340 m/s, maka panjang pipaorgana tersebut adalah . . . . cma. 400b. 40c. 4d. 0,4e. 0,04
Penyelesaian:Dik : n = 3
f3 = 1700 Hzv = 340 m/s
Dit : L ?Jawab :F3=4v/2L
= (4x340)/2L= (4/2)x(340/1700)
= 0,4m
Sehingga, L = 4/2 λ= 0,4 m= 40 cm
C3 B
Menggunakan formulasipipa organa terbuka untuk
19. Sebuah pipa organa terbuka memiliki panjang30 cm. Apabila kecepatan merambat bunyi
Penyelesaian:Dik : L = 30 cm = 0,3 m
C3 B
82
mencari frekuensi nadaatas pertama
saat itu 360 m/s. Maka nilai frekuensi bunyipada nada dasar dan nada atas pertama adalah .. . .a. 1200 Hz dan 600 Hzb. 600 Hz dan 1200 Hzc. 600 Hz dan 120 Hzd. 120 Hz dan 600 Hze. 120 Hz dan 60 Hz
v = 360 m/sDit : f0 & f1?Jawab :
Menentukan frekuensidasar pipa organa tertutupuntuk mencari panjangpipa
20. Sebuah pipa organa tertutup menghasilkannada atas kedua 2100 Hz. Jika cepat rambatbunyi di udara 336 m/s, maka panjang pipaorgana tersebut sebesar . . . . ma. 0,002b. 0,02c. 0,2d. 2e. 20
Penyelesaian:Dik : f2 = 2100 Hz
v = 336 m/sDit : L ?
= = 0,2 m
C3 C
Menggunakan formulasidawai untuk mencari nadaatas ketiga
21. Pipa organa terbuka panjangnya 25 cmmenghasilkan frekuensi nada dasar samadengan frekuensi yang dihasilkan oleh dawaiyang panjangnya 150 cm. Jika cepat rambatbunyi di udara 340 m/s dan cepat rambat dawai510 m/s maka dawai tersebut menghasilkan . .. .
a. nada dasarb. nada atas pertamac. nada atas keduad. nada atas ketigae. nada atas keempat
Penyelesaian:Dik : L0 = 25 cm = 0,25 m
f0 = fd =
Ld = 150 cm = 1,5 mvp = 340 m/svs = 510 m/s
Dit : fd ?Jawab :
Mencari nada atas ke-
C3 D
83
n+1 = 4n = 4-1 = 3
jadi, nada atas ke-3Menjelaskan polagelombang pada pipaorgana terbuka
22. Pada frekuensi nada dasar pertama pipa organaterbuka pola gelombang yang terbentukadalah. . . .
a. 6 perut dan 3 simpulb. 3 perut dan 2 simpulc. 3 perut dan 3 simpuld. 1 perut dan 4 simpule. 1 perut dan 2 simpul
Penyelesaian :
Frekuensi nada dasar pertamapipa organa terbuka polagelombang yang terbentukadalah 3 perut dan 2 simpul
C2 B
Meggambarkan bentukgelombang pada pipaorgana tertutup
23. Suatu benda menghasilkan panjang gelombang3/4 λ. maka bentuk gelombangnya adalah . . . .
a b
Penyelesaian:Dik : L = 3/4 λDit : bentuk gelombang ?Jawab :Nada atas kedua pada pipaorgana terbuka 3/2 λ
C2 D
84
c d
e
L = 3/4 λ pada pipa organatertutup
7 Mengevaluasipengertianenergi bunyi(intensitas dantaraf intensitas)
Menilai pengertianintensitas bunyi
24. Intensitas bunyi pada bidang bola yangberpusat di bunyi sumber berbanding lurusdengan kuadrat dengan jari-jarinya
SEBABLuas permukaan bola berbanding lurus dengankuadrat jari-jarinya
Pernyataan dan alasan tersebut bernilai . . . .a. pernyatan benar dan alasan salahb. pernyataan benar dan alasan benarc. pernyatan salah dan alasan benard. pernyatan salah dan alasan salahe. pernyataan dan alasan tidak bernilai
Persamaan intensitas bunyi
Dari persamaan tersebut dapatdiketahui bahwa intensitasbunyi pada bidang bolaberbanding terbalik dengankuadrat jari-jarinya. Karena luaspermukaan bola berbandinglurus dengan kuadrat jari-jarinya.Pernyataan salah dan alasanbenar
C5 C
Mengingat satuan energibunyi
25. Satuan bunyi disebut . . . .a. decibelb. hertzc. amplituded. metere. suara
Decibel (dB) merupakan satuanbunyi.
C1 A
Memahami pengertian 26. Taraf intensitas bunyi adalah . . . . Besaran yang digunakan untuk C2 E
85
taraf intensitas bunyi a. bunyi untuk mengukur dengan instensitasrendah
b. bunyi untuk mengukur dengan intensitastinggi
c. besaran yang digunakan untuk mengukurbunyi yang tidak sakit
d. besaran yang digunakan untk mengukurlemah bunyi
e. besaran yang digunakan untuk mengukurkuat bunyi
mengukur kuat bunyi adalahtaraf intensitas bunyi
8 Mengevaluasienergi bunyi(intensitas dantaraf intensitas)
Mengimplemen tasikantaraf intensitas bunyi
27. Taraf intensitas bunyi suatu mesin tik 75 db.taraf intensitas bunyi 15 mesin tik yangdipakai secara bersamaan adalah . . . .a. 75 dbb. 75,67 dbc. 75,76 dbd. 76, 67 dbe. 76,76 db
Penyelesaian :Dik : TI1 = 75 dB
n = 15 mesinlog 15 = 0,17
Dit : TIn ?Jawab :TIn = TI1 +10 log n
= 75 + 10 log 15= 75 + 10 x 0,17= 75 + 1,7= 76,67 dB
C3 E
Menggunakan formulasitaraf intensitas untukmenghitung jumlah mesin
28. Taraf intensitas bunyi sebuah mesin adalah 60db (dengan acuan intensitas ambangpendengaran = 10-12 w/m). Jika taraf intensitasdi dalam ruang pabrik yang menggunakansejumlah mesin itu adalah 80db, maka jumlahmesin yang digunakannya adalah . . . .a. 200b. 140c. 100d. 20e. 10
Penyelesaian :Dik : TI1 = 60 dB
I = 10-12 W/mTIn = 80 dB
Dit : n ?Jawab :TIn = TI1 +10 log n80 = 60 + 10 log n80 – 60 = 10 log n20 = 10 log n
= log n2 = log n
C3 C
86
Log 102 = log n100 = n
Membedakan kejadiansehari-hari dengan tarafintensitasnya
29. Perhatikan tabel terkait taraf intensitas berikutini!
IntenseTas Kegiatan Pendengaran
10-10 (a) bisikan (d) masih dapatdidengar (g)
10-4 (b) percakapannormal (e)
masih dapatdidengar dantimbul rasasakit (h)
102 (c) pesawattempur (f)
batas ambang(i)
Dari data tersebut pasangan yang benar adalah. . . .a. (a)-(d)-(h)b. (b)-(e)-(g)c. (c)-(f)-(h)d. (a)-(f)-(g)e. (b)-(e)-(h)
Penyelesaian :Pada intensitas 102 watt/m2
menghasilkan taraf intensitassumber bunyi sebesar 140 dB.Pada TI ini, berasal dari sumberbunyi pesawat tempur, namunmasih dapat didengar dantimbul rasa sakit karena sudahmelewati batas ambang rasanyaman
C4 C
9 Memahamigejalapelayangan
Menjelaskan pengertiangejala pelayangan bunyi
30. Layangan bunyi terjadi karena . . . .a. 3 jenis buah sumber yang berbeda, dengan
frekuensi selisih yang samab. 3 jenis buah sumber yang sama, dengan
frekuensi selisih yang samac. 3 jenis buah sumber yang berbeda, dengan
frekuensi selisih yang bedad. 2 jenis buah bunyi yang sama kuate. 2 jenis bunyi yang sama rendah
Layangan bunyi terjadi akibatperbedaan dua sumber bunyiyang sangat kecil.
C2 C
87
10 Menganalisisgejalapelayanganbunyi
Menghubungkanformulasiefek Doppler untukmencari nilai gejalapelayangan pada duabenda
31. Dua sumber bunyi diam a dan b memancarkanbunyi dengan frekuensi sama 374 Hz.Pengamat c berada di antaranya (v = 340 m/s).Jika c bergerak mendekati a dengankeecepatan 10 m/s. Maka layangan bunyi yangterdengar c adalah sebesar . . . . Hza. 38b. 36c. 28d. 26e. 22
Penyelesaian:Dik : f = 374 Hz
v = 340 m/svc = 10 m/s
Dit : fL ?Jawab :vA = vB = 0
Jawab :
FL == 22 H
C4 E
11 Menganalisispenerapan EfekDoppler untukgelombangbunyi
Mengimplemen tasikanformualsi efek Doppler
32. Sebuah mobil ambulan dan seorang anakbererak saling menjauhi. Mobil ambulanmembunyikan sirine berfrekuensi fs danbergerak dengan kecepatan vs, sedangkan anakbergerak dengan kecepatan vp. Jika cepatrambat bunyi v dan bunyi sirine didengar olehanak degan frekuensi yang didengar anak fp
berdasarkan asas doppler adalah . . . .
Penyelesaian:Dik:fmobil = fs
vmobil = vs (bergerak menjauhi)vanak = vp (bergerak menjauhi)v
Dit:
C3 D
A C B
10 m/s
88
fp = ?
Jawaban:Mobil bergerak menjauhipendengar, maka v bernilainegatif (-)Sang anak bergerak menjauhisumber, maka v bernilai positif(+)
Sehingga persamaan yangterbentuk adalah
Mengunakan nilaifrekuensi pendengar
33. Sebuah mobil pemadam kebakaran bergerakdengan kelajuan 30 m/s sambil membunyikansirine yang menghasilkan frekuensi 900 Hz.Perbedaan frekuensi yang terdengar olehseseorang yang diam di pinggir jalan ketikamobil ambulan mendekati dan menjauhinyajika cepat rambat udara saat itu 340 m/s adalahsekitar . . . . Hza. 30b. 60c. 95d. 135e. 161
Penyelesaian:Dik: Dit:vmobil = 30 m/s selisih f=?fmobil = 900 Hzv = 340 m/s
Jawaban:Saat mobil ambulan bergerakmendekati pengamat, maka vbernilai (+). Sehingga,
fp = (340ms-1 / 370ms-1) 900Hz= 0,918 m/s • 900 Hz= 826 Hz
Saat mobil ambulan bergerakmenjauhi pengamat, maka vbernilai negative (-). Sehingga,
C3 E
89
fp = (340ms-1 / 370ms-1) 900Hz= 1,097 m/s • 900 Hz= 987 Hz
Jadi, perbedaan frekuensi yangdidengar oleh seseorang yangdiam sebesar : 987,3 Hz – 826,2Hz =161 Hz.
Menentukan formulasifrekuensi pendengar padaefek Doppler
34. Benda a adalah sumber bunyi yangmenge luarkan nada dengan frekuensi p. Badalah pendengar. Saat a dan b diam ditempatnya masing-masing, b mendengar nadaitu dengan frekuensi q. Kemudian b bergerakmendekati a sehingga nada yang didengarnyaberfrekuensi r. Setelah melewati a, nada yangdidengar b berfrekuensi s. Hubungan frekuensip, q, r dan s dinyatakan sebagai ….a. p = q = r = sb. q = p, r > p, s > pc. q = p, r > p, s < pd. q = p, r < p, s > pe. q < p, r < p, s < p
C3 C
Membedakan frekuensipendengar pada efekDoppler
35. Jika sumber bunyi bergerak dengan kecepatanv mendekati pendengar yang diam, dibandingdengan sumber bunyi yang diam danpendengar yang mendekati sumber bunyidengan kecepatan yang sama, maka terdengar
Penyelesaian:Dik :
v v = 0
v = 0 v
C4 B
S P
S P
90
bunyi . . . .a. yang sama tingginyab. yang pertama lebih tinggi dari yang keduac. yang pertama lebih rendah dari yang
keduad. yang pertama makin kereas, yang kedua
makin lemahe. yang pertama makin lemah dan yang
kedua makin keras
Dit : bunyi yang terdengar ?Jawab :Bunyi yang pertama akan lebihbesar dari yang keduafp1 > fp2
Menerapkan formulasiefek Doppler
36. Sebuah lokomotif mendekati stasiun dengankecepatan 40 m/s sambil mengeluarkan bunyipeluit yang berfrekuensinya 2100 Hz.Kecepatan bunyi di udara saat itu 320 m/s.Frekuensi yang didengar oleh seseorang distasiun adalah ….a. 1918 Hzb. 1933 Hzc. 2100 Hzd. 2281 Hze. 2400 Hz
Dik: Dit:v = 320 m/s fp=?vs = 40 m/svp = 0 m/sfs = 2100 Hz
Jawab:Sumber mendekati, makabernilai negatif (-)
= 2400
C3 E
12 Mengevaluasigelombangbunyi padaberbagaikeperluan dalamkehidupansehari-hari padaaplikasi dalamteknologi
Mengkategori kan gambarsesuai dengan teknologiyang menggunakanpemanfaatan gelombangbunyi
37. Perhatikan gambar di bawah ini !
(1)
Gambar-gambar tersebutmewakili dari pemanfaatangelombang bunyi dalamkehidupan sehari-hari.Pada gambar 1, menunjukkanpemanfaatan bunyi pada bidangkedokteran, di mana tengahdilakukan ct-scan kepadaseorang pasien untuk
C2 C
91
(2)
(3)
(4)
(5)
Gambar yang merupakan pemanfaatangelombang bunyi dalam bidang kelautan dangeofisika ditunjukkan pada gambar . . . .a. 5 dan 2 d. 2 dan 5b. 4 dan 3 e. 1 dan 5c. 3 dan 4
mendeteksi penyakit dalamtubuh.Pada gambar 2, menunjukkansebuah alat yang digunakan diarea persawahan. Dalam bidangpertanian alat ini menghasilkangelombang ultrasonik untukmembantu para petani mengusirhama/hewan pengganggutanaman mereka.Pada gambar 3, menunjukkanpemanfaatan gelombang bunyipada bidang kelautan. Yaitumendeteksi kapal selam musuh.Pada gambar 4, menunjukkanpemanfaatan gelombang bunyidalam bidang geofisika.Bersama para ahli geologi untukmendeteksi endapan-endapanminyak atau mineral-mineralberharga.Pada gambar 5, menunjukkanpemanfaatan gelombang bunyidalam bidang industri. Di manasedang dilakukan pendeteksiankerusakan atau retak dalamstruktur logam.
92
Memeriksa pemanfaatangelombang bunyi dalamberbagai bidang
38. Perhatikan tabel penerapan bunyi di bawah ini!
No Bidang JenisBunyi Penerapan
1Kedoke
ranAudiosonik
Melihatperkembanganbayi,mendiagnosapenyakit,memcahkanbatu ginjal,pemeriksaankecacatan padabenda
2Kelaut
anAudiosonik
Mengukur kedalaman laut,memperolehinformasikeadaan bagiandalam bumi,mendeteksilapisann batuanyangmengandungminyak
3 Industri Infrasonik
Pengeboranminyak,meningkatkanhasil produksi,memperolehinformasipergeserankerak bumi
4 Pertanian Ultrasonik
Meningkatkanhasil produksi,mengusirhewan yangmengganggutanaman
Pemanfaatan bunyi dalamkehidupan sehari-hari, yaitu: Dalam bidang industri.
Pemanfaatan gelombangbunyi dalam dunia industri,dapat dijumpai dalampengujian material danpendeteksian kerusakan atauretak dalam struktur logamdan beton.
Dalam bidang kedokteran.Pemanfaatan gelombangbunyi di bidang kesehatandiantaranya dalam melihatperkembangan bayi selamadalam kandungan sang ibu,diagnostik penyakit untukmenemukan penyait yangberbahaya di dalam irgantubuh, menghancurkan batuginjal, dan untukmembershkan permata,komponen elektronik danbagian-bagian mesin yanghalus.
Dalam bidang kelautan.Pemanfaatan gelombangbunyi digunakan untukmengukur kedalaman laut danalat navigator.
Dalam bidang pertanian.Digunakan untukmeningkatkan kualitasproduksi hasl pertanian.
Dalam bidang geologi dangeofisika. Digunakan untukmemperoleh informasitentang keadaan bagian dalambumi berdasarkan pergeseranlapisan kerak bumi di zona
C5 D
93
Memahami gelombangbunyi dan penerapannya
39. Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitandengan bunyi, sifat-sifat bunyi danpemanfaatan bunyi:1) termasuk gelombang elektromagnetik2) termasuk gelombang transversal3) termasuk gelombang longitudinal4) dapat dipantulkan5) dapat dipolarisasikan6) dapat dibiaskan7) dapat merambat di ruang hampa udara8) dapat merambat pada zat padat9) kelajuan bunyi diudara lebih besar dari
kelajuan bunyi di dalam air10) digunakan duntuk penyiaran benih atau
biji11) gajah dapat mendengar bunyi yang
frekuensinya di bawah 20 Hz
Pernyataan yang sesuai mengenai sifat bunyiadalah ....a. 1, 2, 3, 5 d. 1, 5, 9, 11b. 3, 4, 6, 8 e. 2, 7, 10, 11c. 6, 7, 10, 11
Sifat-sifat bunyi:a) Gelombang bunyi
memerlukan medium(gelombang mekanik)
b) Gelombang bunyimengalami pemantulan
c) Gelombang bunyimengalami pembiasan
d) Gelombang bunyimengalami pelenturan
e) Gelombang bunyimengalami perpaduan
C2 B
Menyebutkan jenisgelombang bunyi yangdigunakan dalamkehidupan sehari-hari
40. Jenis gelombang bunyi yang dimanfaatkandalam aplikasi teknologi adalah jenis bunyi . . ..a. softsonikb. audiosonikc. supersonikd. infrasonike. ultrasonik
Jenis bunyi ustrasonik banyakdimanfaatkan untuk berbagaikeperluan dalam kehidupansehari-hari pada aplikasiteknologi
C1 E
94
Lampiran A4
Hasil Perhitungan Anates
95
96
97
98
LEMBAR VALIDASI AHLI DESAIN
Nama Media : LKS Digital
Bidang Studi : Fisika
Materi : Bunyi
Tingkat satuan/Kelas : SMK/XII (Dua Belas)
Tujuan instruksional yang harus di capai dalam pembelajaran ini melihat dari silabus KTSPada dua komponen dasar yang harus dicapai yaitu :
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh validator2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek desain.3. Penilaian diberikan dengan rentang sebagi berikut
1 = Tidak baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
4. Mohon diberikan tanda (√) pada kolom 1,2,3,4 atau 5 sesuai dengan pendapat penilaisecara adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada kolomyang disediakan.
Skala nilaiNilai Angka Nilai Huruf Keterangan
80 – 100 A Amat Baik
60 – 79 B Baik
40 – 59 C Cukup
20 – 39 D Kurang Baik
99
100
LEMBAR VALIDASI AHLI KONTEN
Nama Media : LKS Digital
Bidang Studi : Fisika
Materi : Bunyi
Tingkat satuan/Kelas : SMK/XII (Dua Belas)
Tujuan instruksional yang harus di capai dalam penggunaan media ini melihat dari silabusKTSP ada dua komponen dasar yang harus dicapai yaitu :
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
Petunjuk :
1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh validator.2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek materi
pembelajaran.3. Penilaian diberikan dengan rentang sebagi berikut
1 = Tidak baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
4. Mohon diberikan tanda (√) pada kolom 1,2,3,4 atau 5 sesuai dengan pendapat penilaisecara adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada kolomyang disediakan.
Skala nilaiNilai Angka Nilai Huruf Keterangan
80 – 100 A Amat Baik
60 – 79 B Baik
40 – 59 C Cukup
20 – 39 D Kurang Baik
101
102
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Eaktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 1
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan gelombang bunyi dan penyebabnya
2. Menganalisis sifat-sifat dasar gelombang bunyi
3. Menganalisis cepat rambat gelombang bunyi
4. Menerapkan gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan gelombang bunyi dan penyebabnya
2. Melalui percobaan siswa dapat menemukan sifat-sifat dasar gelombang bunyi
3. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menemukan cepat rambat gelombang bunyi
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengimplementasikan gelombang
bunyi berdasarkan frekuensinya
103
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melalui
frekuensi medium
memiliki memiliki mempunyai mengalamisumber bunyi energi bunyi
terdiri atas
Yang dinamakan bunyi atau suara adalah gelombang mekanik yang dihasilkan dari
gerakan bolak balik dari suatu partikel yang merambat mulai dari partikel tersebut
menuju ke medium yang lain. Jika bunyi merambat dari kiri ke kenan melalui udara maka
yang terjadi adalah partikel udara dipindahkan secara teratur dari dari kanan ke kiri.
Ketika sebuah garpu tala bergetar maka akan menciptakan gelombang bunyi
longitudinal. Ujung garpu tala yang bergetar bolak-balik menghasilkan tenaga yang
mendorong partikel udara di sekitarnya. Ketika ujung garpu tala bergerak maju akan
mendorong udara ke kanan (misalnya) dan ketika ujung garpu tala bergerak mundur maka
udara akan tertari ke sebelah kiri (laean dari kanan). Proses ini terjadi terus menerus
sehingga ada saat dimana partikel udara dikompresi bersama-sama dan ada saat udara
tidak mengalami kompresi sama sekali (mengalami refraksi). Daerah yang mengalami
kompresi tekanan udara tinggi dan pada daerah yang mengalami refraksi tenakan udara
rendah. Itulah yang mengakibatkan gelombang bunyi berbentuk longitudinal seperti
tampak gambar di bawah ini
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Layangan
EfekDoppler
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
104
Sifat-sifat Bunyi
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu
dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan
(difraksi) dan dapat diresonansikan.
Sifat-sifat dasar gelombang bunyi:
a. Gelombang bunyi memerlukan medium.
b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan.
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan.
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan.
a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam
perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang
astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara,
astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu
pesawat.
b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi
juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut
pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan
bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul
bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk
menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi, dan gedung
konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol,
kapas, gelas, karet, atau besi.
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi)
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras
daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan
105
atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin
lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil
daripada di lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium
lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi
petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal
ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah.
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi
diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter.
Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah
didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin
mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi dipinggir tikungan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang
dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan
interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara
dua buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir
sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
Penerapan dari sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya:
a. Dua astronout tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon karena keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara.
b. Terjadinya gaung, yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga
bunyi asli terdengar tidak jelas.
c. Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari.
d. Kita dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita belum melihat mobil tersebut
karena terhalang tembok yang tinggi.
Medium Perambatan Bunyi
Medium yang bisa digunakan untuk perambatan bunyi bisa bereujud gas, cair, dan
padat. Gelombang bunyi dalam medium tersebut bentuknya masih berupa gelombang
longitudinal. Kecepatan rambat bunyi pada setiap medium berbeda tergantung dari jenis
mediumnya. Untuk di udara, bunyi dapat merambat dengan kecepatan 340 m/s. Semakin
106
besar kerapatan medium maka semakin tinggi kecepatan merambattnya.Pada medium
bereujud padat seperti besi, bunyi dapat merambat hingga 5 km per detik.
Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi:
a. Medium tempat gelombang bunyi itu dirambatkan
b. Suhu
Jika yang diketahui frekuensi (f), panjang gelombang (λ), atau periode (T) maka
menggunakan rumus : V = λ x f, atau V = λ / T
Macam-Macam Gelombang Bunyi Berdasarkan Frekuensinya
Menurut rentang frekuensinya dan juga keterdengarannya oleh manusia bunyi bisa
dibedakan menjadi 3 jenis
1. Gelombang Bunyi Infrasonik
Gelombang bunyi ini punya frekuensi maksimal 20 Hertz. Karena frekuensinya
yang kecil (bunyi terlalu pelan) manusia tidak dapat mendengarnya. Bunyi ini hanya bisa
didengar oleh binatang tertentu seperti anjing dan beberapa jenis serangga seperti
jangkrik.
2. Gelombang Bunyi Audiosonik
Gelombang ini punya frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Pada rentang
frekuensi inilah bunyi dapat terdengar oleh telingan manusia normal.
3. Gelombang Bunyi Ultrasonik
Kalau sobat lihat namanya saja ultra yang artinya “teramat sangat”. Gelombang ini
punya frekuensi yang sangat tinggi yaitu di atas 20.000 Hz. Karena terlalu tinggi
gelombang ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia tapi bisa didengar oleh
hewan seperti lumba-lumba dan kalelawar. Asal sobat hitung tahu gelombang ultrasonik
107
punya banyak manfaat seperti untuk keperluan USG, mengukur kedalaman laut,
menemukan sumber bahan bakar fosil baru, mendeteksi kerusakan pada logam, dan
sebagainya.
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen/percobaan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Jeniskegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan Memulai pembelajaran dengnmengucapkan salam, berdoa danmemeriksa kehadiranAPERSEPSI
1. Menggali pengetahuan asalsiswa dengan memberikanpertanyaan:A. Apakah itu bunyi?B. Pernahkah berteriak dipinggir jurang? Apa yang terjadipada suara yang dikeluarkan?
2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Menjawab salam,berdoa danmenyatakankehadiran
Menjawabpertanyaan yangdiajukan guru
Menyimakpenjelasan guru
5 menit
Inti EKSPLORASI1. Menyajikan fenomena yang
ada pada LKS digital berupagambar
2. Memberikan informasi yangdisertai tanya jawab megenaifenomena tersebut- Fenomena 1: Ketika kamu
berbicara, coba rabatenggorokanmu. Apa yangkamu rasakan?
- Fenomena 2: Kelelawarmencari mangsa denganmengeluarkan bunyidengan frekuensi tinggi.Bunyi yang dikeluarkankelelawar tersebutdipantulkan mengenaimangsa sehingga kelelawardapat mendengar bunyipantulannya. Apakah
Memperhatikan LKSdigital
Menjawabpertanyaan yangdiajukan oleh guru
70menit
108
manusia dan gajah dapatmengeluarkan danmendengar bunyi denganfrekuensi tinggi sepertikelelawar?
- Fenomena 3: Meminta 2orang siswa untukmendemonstrasikan didepan kelas. Siswa 1menmpelkan telinganya diatas meja, sedangkan siswa2 mengetuk meja pada sisimeja lainnya.
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari 3-4siswa
4. Menyediakan alat dan bahaneksperimen
5. Memberikan penjelasankepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah, observasi,hipotesis dan analisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir yang ada pada LKSdigital
7. Membimbing untuk merangkaidan bekerja sama melakukaneksperimen
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen dan memintadituliskan dalam LKS digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelas dantanya jawab
11. Memberikan apresiasi kepadakelompok terbaik
Membentukkelompok yangterdiri dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen denganpanduan LKS digital
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen padaLKS digital
Perwakilankelompokmempresentasikanhasil eksperimennya
Menunjukkan rasa
109
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikan padatahap
13. Memberikan evaluasi mandiri
supportive denganmemberikan tepuktangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yangdipelajari
Mengerjakanevaluasi secaramandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
H. Media Pembelajaran
LKS Digital
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk
SMK dan MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta:
Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta:
PT. Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi dalam LKS digital sebanyak 8 butir soal pilihan ganda (terlampir).
Cibinong, 15 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
110
No Indikator Soal Pembahasan Skor
1 Menentukan
gelombang bunyi
dan penyebabnya
1. Bunyi pesawat Apollo di bulan tidak dapat didengar oleh paraastronout karena tidak memenuhi syarat terdengarnya bunyi.
Pernyataan tersebut . . . .a. Benar karena di bulan tidak udara udara sebagai perantara
bunyib. Benar karena gaya gravitasinya besarc. Benar karena suhu sangat dingin, gelombang bunyi membekud. Salah karena memenuhi semua syarat terdengarnya bunyie. Salah karena angkasa luar terlalu luas, tidak ada pemantulan
bunyi
Syarat terjadinya bunyi:- Ada sumber bunyi- Ada medium/perantara, misalny air, udara
atau logam- Ada penerima bunyi misalnya telingaJawaban : A
5
2. Gelombang bunyi dalam gas dapat mengalami polasrisasiSEBAB
Gelombang bunyi dalam gas adalah gelombang transversal
Pernyataan dan alasan di atas bernilai . . . .a. Pernyataan benar dan alasan benarb. Pernyataan benar dan alasan salahc. Pernyataan salah dan alasan salahd. Pernyataan salah dan alasan benare. Tidak ada keterkaitan antara pernyataan dan alasan
Gelombang bunyi dalam gas adalah suatugelombang longitudinal.Polarisasi adalah arah getar gelombangtransversal, jaditidak dapat dialami oehgelombang buni dalam gasPernyataan dan alasan keduanya salahJawaban : C
5
2 Menganalisis sifat-
sifat dasar
gelombang bunyi
3. Pernyataan berikut berkaitan dengan sifat-sifat bunyi:1) Termasuk gelombang mekanik2) Termasuk gelombang elektromagnetik3) Termasuk gelombang transversal4) Termasuk gelombang longitudinal5) Dapat dipantulkan6) Dapat dipolarisasikan7) Dapat dibiaskan
- Bunyi bukan termasuk gelombangtransversal
- Bunyi tidak merambat di ruanghampa udara
- Kelajuan bunyi di udara lebih kecildari kelajuan bunyi di dalam air
- Bunyi tidak digunakan dalamteknologi laser
Jawaban : B
5
Tes Evaluasi
111
8) Dapat merambat pada zat padat9) Dapat merambat di ruang hampa udara
10) Kelajuan bunyi diudara lebih besar dari kelajuan bunyi didalam air
11) Digunakan dalam teknologi LASER12) Digunakan dalam teknologi SONAR13) Digunakan dalam teknologi RADAR14) Digunakan dalam teknologi USGPernyataan yang benar adalah . . . .a. 1, 2, 3, 4, 5b. 4, 5, 6, 7, 8c. 7, 8, 9, 10, 11d. 6, 8, 10, 12, 13e. 10, 11, 12, 13, 14
4. Perhatikan gambar berikut!
Anak tersebut dapat mengetahui kereta yang masih jauh karenabunyi . . . .
Sifat-sifat bunyi- Memerlukan medium untuk
merambat- Pemantulan- Pembiasan- Interferensi- Pelenturan
Pada gambar terlihat anak tersebutmendengarkan bunyi dengan caramenempelkan telinga pada rel untukmerasakan rambat bunyi kereta yang masihjauh.
Jawaban : A
5
112
a. Merambat melalui relb. Tidak merambat melalui udarac. Kereta api di bawah 20 Hzd. Tidak tampak jelas terlihat karena jaraknya masih jauhe. Tidak dapat didengar oleh kuda
3 Menganalisis cepat
rambat gelombang
bunyi
5. Sebuah kapal mengukur kedalaman suatu perairan laut denganmenggunakan perangkat suara. Bunyi ditembakkan ke dasarperairan dan 5 detik kemudian bunyi pantul tiba kembali di kapal.Jika cepat rambat bunyi di dalam air adalah 1500 m/s, kedalamanperairan tersebut adalah .... .a. 7500 m c. 3750 m e. 375 mb. 600 m d. 750 m
PenyelesaianDketahui: Ditanya:v = 1500m/s S = ?t = 5sekonJawab:Menentukan jarak dua tempat (kedalaman)dengan pantulan bunyi:S = (ν x t) / 2
= (1500 x 5) / 2= 3750 meter
Jawaban : C
5
6. Kamu berdiri di samping tiang lampu merah ketika sedangperjalanan ke sekolah. Dari kejauhan terdengar suara sireneambulans meskipun mobil ambulans belum terlihat. Peristiwa inimenunjukkan bahwa bunyi dapat ...a. Bersuspensi dengan gelombang lainb. Merambat melalui medium udarac. Beresonansi dengan udara sekitard. Dipantulkan oleh benda sekitare. Bertambah frekuensinya
Salah satu sifat bunyi adalah merambatmelalui medium udara. Bunyi dapat terdengaratau sampai ke telinga manusia karenamerambat. Pada kasus dalam soal ini,kecepatan bunyi lebih besar dibandingkankecepatan mobil. Oleh karena itu, bunyi sudahterdengar meskipun mobil belum terlihat.Jawaban : B
5
4 Menerapkan
gelombang
bunyi berdasarkan
7. Bunyi dengan panjang gelombang 1,5 m memiliki kecepatanrambat sebesar 330 m/s. Freukuensi dan kategori bunyi ini adalah. . . .
a. 495 Hz, infrasonikb. 495 Hz, audiosonik
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:V = 330 m/s a. f = ?λ = 1,5 m b. Kategori=?Jawab:
5
113
frekuensinya c. 495 Hz, ultrasonikd. 220 Hz, ultrasonike. 220 Hz, audiosonik
a. Mencari frekuensi terlebih dahulu:f = ν / λ= 330 / 1,5= 220 Hzb. Bunyi dengan frekuensi antara 20
hingga 20000 Hz tergolong audiosonik ,dan dapat didengar oleh manusia.
Jawaban : E8. Yang Termasuk Ke Dalam Bunyi Ultrasonik Adalah . .
a. Gajahb. Jangkrikc. Ibu mudad. Tikuse. Kuda
Gajah, jangkrik dan kuda adalah hewan yangmampu mendengarkan bunyi infrasonik.Sedangkan ibu muda mampu mendengarkanbunyi audosonik. Tikus termasuk contohhewan yang dapat mendengarkan bunyiultrasonik.Jawaban : D
114
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Eaktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 2
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan sebagai sumber bunyi
2. Menganalisis frekuensi dasar yang terjadi pada suatu sumber bunyi
3. Memahami pengertian energi gelombang bunyi (intensitas dan taraf intensitas)
4. Menentukan energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui eksperimen siswa dapat memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan
sebagai sumber bunyi
2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis frekuensi dasar yang terjadi pada suatu
sumber bunyi
3. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat memahami pengertian energi gelombang bunyi
(intensitas dan taraf intensitas)
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menentukan energi bunyi (intensitas dan taraf
intensitas)
115
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melaluifrekuensi medium
memiliki memiliki mempunyaimengalami
sumber bunyi energi bunyi
Sumber dari setiap bunyi adalah suatu getaran. Sumber bunyi adalah semua benda yang
menghasikan bunyi karena benda tersebut bergetar. seperti yang telah disebutkan di atas gitar
merupaka salah satu sumber bunyi. Bunyi pada gitar berasal dari getaran senar-senar gitar yang
dipetik. Saat kita memetik senar gitar maka senar gitar akan bergetar, getaran ini akan mengusik
partikel udara di dalam rongga gitar. Rongga pada gitar berfungsi menampung gelombang yang
dihasilkan oleh senar gitar. Gelombang bunyi ini akan memantul ketika mengenai dinding
rongga gitar sehingga gelombang ini akan mengalami penguatan. Hal ini menyebabkan petikan
senar gitar terdengar nyaring. Sumber bunyi pada manusia berasal dari getaran pita suara di
dalam kerongkongan. Coba pegang kerongkonganmu saat berbicara ?
Benda yang bergetar akan memberi energi kepada partikel-partikel di sekelilingnya,
sehingga partikel di sekeliling benda yang bergetar akan ikut bergetar membentuk rapatan
(daerah yang memiliki pertikel rapat) dan bentuk renggangan (daerah yang memiliki pertikel
renggang), getaran tersebut akan merambat meninggalkan sumber bunyi.
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
116
1. Dawai
Sumber bunyi berupa dawai yang paling sering kita jumpai adalah pada senar Gitar.
Getaran pada senar gitar membentuk gelombang stasioner dengan kedua ujung terikat. Nada-
nada yang dihasilkan senar gitar berbeda beda bergantung pada ketebalan dawai dan keeratan
pemasangannya, dimulai dari nada dasar, nada atas ke-1, nada atas ke-2, dan seterusnya.
Nada dasar
Nada dasar adalah nada yang paling sederhana, hanya memiliki 1 perut dan 2 buah simpul.
Nada dasar hanya memiliki setengah panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah ldan
panjang gelombangnya adalah λ0, maka nada dasar memiliki panjang gelombang λ0 =2l.
Nada Atas Ke-1
Nada atas ke-1 adalah nada yang memiliki 2 perut dan 3 buah simpul. Nada atas ke-1 memiliki
satu panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah dan panjang gelombangnya adalahλ1,
maka nada atas ke-1 memiliki panjang gelombang λ1=l.
· Nada Atas Ke-2
Nada atas ke-2 adalah nada yang memiliki 3 perut dan 4 buah simpul. Nada atas ke-2 memiliki
satu setengah panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah dan panjang gelombangnya
adalah λ2, maka nada atas ke-2 memiliki panjang gelombang 3/2 λ2 = l.
Besar frekuensi yang dihasilkan adalah :
2. Kolom Udara
Sumber bunyi kolom udara umumnya kita temui pada seruling dan terompet. Dan
istilah kolom udara juga dikenal dengan sebutan pipa organa. Pipa organa ada dua macam, yaitu
pipa organa terbuka dan tertutup.
117
Pipa organa
Pipa organa juga sifatnya sama seperti dawai, ia dapat menghasilkan nada-nada yang
berbeda. Mulai dari nada dasar, nada atas ke-1, nada atas ke-2, dan seterusnya. Dalam bahasan
ini anda jangan bingung ketika mendapat animasi-animasi yang berupa simpul dan perut,
memang anda sedang belajar gelombang bunyi, tapi sumbernya tetap getaran, yang merupakan
gelombang transversal.
Intensitas Gelombang (Bunyi)
Intensitas gelombang adalah sebuah besaran yang menyatakan besar energi yang
dipindahkan oleh sebuah gelombang. Intensitas gelombang (I) diartikan sebagai daya
gelombang (P) yand dipindahkan persatuan luas bidang yang ditembus dengan arah tegak lurus
oleh gelombang tersebut.
Secara Matematis dirumuskan
I = intensitas gelombang (watt/m2)
P = daya gelombang (watt)
A = luas bidang yang ditembus gelombang (m2)
Pada gelombang bunyi yang memancar dari sebuah sumber bunyi, bentuk bidang yang
ditembus oleh gelombang seperti bola. Intensitas gelombang yang sampai pada bidang
permukaan dalam bola yang mempunyai jari-jari r dirumuskan
Karena r juga merupakan jarak antara sumbar bunyi dari suatu titik, jadi dapat ditarik
hubungan: intensitas gelombang bunyi pada suatu titik berbanding terbalik dengan kuadrat
jarkanya dari sumber bunyi. Dengan demikian perbandingan antara dua intensitas gelombang
bunyi yang berada sejauh r1 dan r2 dari sumber bunyi dirumuskan
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen/percobaan
118
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa WaktuPendahuluan Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoadan memeriksa kehadiranAPERSEPSI
1. Menggali pengetahuan asalsiswa dengan memberikanpertanyaan:A. Apakah itu bunyi?B. Pernahkah berteriak dipinggir jurang? Apa yangterjadi pada suara yangdikeluarkan?
2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Menjawab salam, berdoadan menyatakankehadiran
1. Menjawab pertanyaanyang diajuka guru
2. Menyimak penjelasanguru
5 menit
Inti EKSPLORASI1. Menyajikan fenomena yang
ada pada LKS Digitalberupa gambar
2. Memberikan informasiyang disertai tanya jawabmegenai fenomena tersebut Fenomena : Mengapa
ketika malam hari suaratukang bakso yang lewatterdengar lebih jelas?
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari3-4 siswa
4. Menyediakan alat danbahan eksperimen
5. Memberikan penjelasankepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah,observasi, hipotesis dananalisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir yang ada pada LKSDigital
7. Membimbing untukmerangkai dan bekerja
Memperhatikan LKSdigital
Menjawabpertanyaan yangdiajukan oleh guru
Membentukkelompok yangterdiri dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen denganpanduan LKS digital
70menit
119
sama melakukaneksperimen
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen danmeminta dituliskan dalamLKS Digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelasdan tanya jawab
11. Memberikan apresiasikepada kelompok terbaik
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikanpada tahap
13. Memberikan evaluasimandiri
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen padaLKS digital
Perwakilan kelompokmempresentasikanhasil eksperimennya
Menunjukkan rasasupportive denganmemberikan tepuktangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yang dipelajari
Mengerjakanevaluasi secaramandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
H. Media Pembelajaran
LKS Digital
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. Fisika 2000. 2000. Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta: PT.
Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi dalam LKS Digital sebanyak 5 butir soal pilihan ganda (terlampir).
120
Cibinong, 22 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
121
Soal Evaluasi
No Indikator Soal Pembahasan Skor
1 Memahami suatu bahan
atau benda yang dapat
digunakan sebagai sumber
bunyi
1. Contoh- contoh di bawah ini dalah sumberbunyi berdasar jenis alatnya, kecuali…..
a. Senar yang di getarkanb. Gong yang di pukulc. Peluit yang di tiupd. Udara dalam kotak gitar yang bergetare. Besi terpukul martil
Bunyi dapat dihasilkan oleh sumber bunyi.Berdasarkan jenis alatnya sumber bunyi dapatdikelompokkan menjadi : alat petik sepertisenar, alat pukul seperti gong, alat gesek dan alattiup seperti peluit.Jawaban : D
5
2 Menganalisis frekuensi
dasar yang terjadi pada
suatu sumber bunyi
2. Jika sebuah dawai digetarkan sampai timbulnada atas kedua maka akan terjadi ….a. 4 perut dan 5 simpulb. 4 perut dan 3 simpulc. 4 perut dan 4 simpuld. 3 perut dan 4 simpule. 3 perut dan 3 simpul
PenyelesaianNada atas kedua dari dawai dapat digambarkandengan :
dari gambar di atas diperoleh : 3 perut dan 4simpulJawaban : D
5
3. Seutas dawai mempunyai panjang sebesar150 cm menghasilkan nada dasar 120 Hz.Besar cepat rambat gelombang tersebutadalah . . . .a. 36.000 m/sb. 3.600 m/sc. 360 m/sd. 36 m/se. 3,6 m/s
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:L = 150 cm = 1,5 m V = ?f0 = 120 HzJawab:Nada dasar dawaiL = ½ λλ = 2L = 2 x 1,5 = 3 m
V = λ x f = 3 x 120 = 360 m/sJawaban: C
5
3 Memahami pengertian
energi gelombang bunyi
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini!i) Energi gelombang bunyi yang dirambatkan
dan dmenembus permukaan suatu bidang
Intensitas ambang pendengaran adalah bunyiintensitas terendah yang masih dapat didengarmanusia.
5
122
(intensitas dan taraf
intensitas)
tiap satu satuan luas per detikii) Intensitas gelombang bunyi yang dapat
didengar manusia rata-rata adalah 10-12
watt/m2
iii)Bunyi dengan intensitas tertinggi disebutintensitas ambang pendengaran
iv) Nilai taraf intensitas pada saat pesawattempur lepas landas adalah sebesar 140 dBdan tidak menimbulkan rasa sakit padatelinga
Pernyataan di atas yang salah mengenai energibunyi adalah . . . .
a. i dan ii d. ii dan ivb. i dan iii e. iii dan ivc. ii dan iii
Nilai taraf intensitas pada saat pesawat tempurlepas landas adalah sebesar 140 dB dan dapatmenimbulkan rasa sakit pada telinga.Jawaban : E
4 Mengevaluasi energi
gelombang bunyi
(intensitas dan taraf
intensitas)
5. Sebuah speaker aktif dengan daya 20 Wmampu memancarkan bunyi secaraberkesinambungan. Jika seseorang beradapada jarak 2 m dari speaker tersebut,intensitas bunyi yang diterima oleh orangtersebut adalah . . . .a. 0,79 Watt/m2
b. 0,39 Watt/m2
c. 0,27 Watt/m2
d. 0,17 Watt/m2
e. 0,7 Watt/m2
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:Daya sumber (P) = 20 Watt I = ?Radius R = 2 mJawab:I = P / 4пR2
= 20 / (4•3,14•22)= 0,39 Watt/m2
Jawaban: B
5
6. Seorang tukang ketik mengetik begitukencang menyebabkan, tingkat suara rata-rata adalah 60 dB. Bila 3 orang tukang ketikyang gaduh bekerja, besar tingkatan desibeltersebut adalah . . . .
a. 64,8b. 64
PenyelesaianDiketahui : Ditanyakan:TI1 : 60 dB TI3 = ?n : 3Jawab :TIn = TI1 + 10 log n
TI3 = 60dB + 10 log 3
5
123
c. 62d. 60,8e. 60
= 60dB + 4,8= 64,8 dB
Jawaban: A
124
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Eaktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 3
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami gejala pelayangan bunyi
2. Menganalisis gejala pelayangan bunyi
3. Memilih penerapan Efek Doppler untuk gelombang bunyi
4. Membedakan gelombang bunyi pada berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-
hari pada aplikasi dalam teknologi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat memahami gejala pelayangan bunyi
2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis gejala pelayangan bunyi
3. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat mengevaluasi penerapan Efek Doppler
untuk gelombang bunyi
4. Melaui kegiatan diskusi siswa dapat membedakan gelombang bunyi pada berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari pada aplikasi dalam teknologi
125
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melalui
frekuensi medium
memiliki memiliki mempunyai mengalamisumber bunyi energi bunyi
terdiri atas
PELAYANGAN BUNYI
Ketika ada 2 sumber gelombang bunyi dengan frekuensi yang sedikit berbeda dan
datangnya dari arah yang berlawanan, kedua gelombang tersebut akan membentuk pola
interferensi destruktif (amplitudo kecil) dan interferensi konstruktif (amplitudo besar)
secara periodik. Bunyi yang dihasilkan akan melemah dan menguat secara periodik.
Peristiwa inilah yang dinamakan pelayangan bunyi.
Besarnya frekuensi pelayangan bunyi dinyatakan dengan persamaan
fn = |f2 – f1|
Dengan
fn adalah frekuensi pelayangan
f1 dan f2 adalah frekuensi sumber – sumber gelombang yang berinterferensi.
EFEK DOPPLER
Apa itu efek Doppler? Fenomena efek Doppler merupakan peristiwa terjadinya
perbedaan frekuensi yang di dengar atau ditangkap pengamat dengan frekuensi yang
dipancarkan oleh sumber bunyi yang bergerak. Untuk tambahan pengetahuan sobat, Efek
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Layangan
EfekDoppler
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
126
Doppler pertama kali diamati oleh fisikawan bernama Christian Doppler. Doppler adalah
seorang fisikawan asal Australia yang sempat mengalami kelemahan fisik di masa
mudanya. Ia mengamati ketika sumber bunyi bergerak akan terjadi perubahan frekuensi
relatif bunyi yang di dengar oleh pengamat. Misalnya, sebuah mobil pemadam kebakaran
dengan sirine berbunyi mendekati sobat (pengamat), maka frekuensibunyi sirine yang
sobat dengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang dipancarkan oleh sirine pemadam
kebakaran. Selama mendekati pengamat maka frekuensi yang didengar pengamat akan
lebih tinggi dan sebaliknya, ketika sumber bunyi menjauhi pengamat maka frekuensi
yang di dengar pengamat akan lebih rendah dari frekuensi aslinya. Itulah gambaran inti
dari bunyi efek Doppler.
Rumus Efek Doppler
Keterangan
fp = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sesungguhnya dari sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)Tanda ± dari persamaan di atas berlaku dengan ketentuan:
Rumus di atas digunakan jika pengaruh angin diabaikan. Jika pengaruh angindiperhitungkan maka:
dimana νa adalah kelajuan angin dengan perjanjian tanda sebagai berikut:
+ νa jika angin mengarah dari sumber bunyi menuju pendengar
− νa jika angin mengarah dari pendengar ke sumber bunyi
Berikut beberapa manfaat kegunaan gelombang bunyi dalam penerapan di
berbagai bidang.
Kecepatan/Tanda + (plus) - (minus)
Pengamat (Vp) mendekati sumber menjauh sumber
Sumber (Vs) menjauhi pendengar mendekati pendengar
127
Manfaat Gelombang Bunyi diantaranya:
1. Komunikasi manusia dan beberapa jenis makhluk lainnya.
2. Mendeteksi adanya penyakit tumor.
3. Penyelidikan otak.
4. Penyelidikan Hati dan liver
5. Menghancurkan batu ginjal.
6. Mendeteksi janin, jenis kelamin dan perkembangannya.
7. Mengukur kedalaman laut.
8. Mendeteksi keberadaan ranjau.
9. Mencari kapal tenggelam.
10. Mendeteksi letak palung laut
11. Mengukur panjang gua.
12. Memperkirakan jarak antara dua tempat.
13. Kacamata orang tunanetra.
14. Mendeteksi adanya kelompok ikan di laut.
15. Mendeteksi kandungan minyak bumi.
16. Mendeteksi keretakan pada logam.
17. Membersihkan permata, komponen elektronika dan bagian-bagian mesin yang halus.
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen/percobaan
128
G. Langkah-langkah Pembelajaran
JenisKegiatan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan Memulai pembelajaran dengnmengucapkan salam, berdoa danmemeriksa kehadiranAPERSEPSI1. Menggali pengetahuan asal
siswa dengan memberikanpertanyaan:a. Apakah pelayangan bunyidapat mengathui frekuensigelombang yang belumdiketahui?b. Mengapa ketika kitamelewati sumber bunyiterdengar suara yang lemah,sedangkan saat mendekatisumber bunyi tersengar suarayang lebih kencang?c. Apakah bunyi bermanfaatdalam kehidupan sehari-hari?
2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Menjawab salam,berdoa danmenyatakankehadiran
Menjawabpertanyaan yangdiajukan guru
Menyimakpenjelasan guru
5 menit
Inti EKSPLORASI1. Menyajikan fenomena yang
ada pada LKS Digital2. Memberikan informasi yang
disertai tanya jawabmengenai fenomena tersebut Fenomena 1: Kenapa
senar gitar harus disetel? Fenomena 2: Di saat
hendak mendekatibengkel motor yangsedang menarik tali gas,suaranya terdengarnyaring? Tapi ketikasudah melewati bengkelmotor suaranya perlahanmenghilang?
Fenomena 3: Ketikasedang berada di terasrumah kalian mendengarsuara tukang bakso
Memperhatikan LKSdigital
Menjawabpertanyaan yangdiajukan oleh guru
70menit
129
namun suaranya terdengarpelan, di manakah tukangbaksonya berada?
Fenomena 4:Bagaimanakah dokterdapat mengetahui janinyang berada di dalamkandungan?
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari 3-4 siswa
4. Menyediakan alat dan bahaneksperimen
5. Memberikan penjelasankepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah,observasi, hipotesis dananalisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir yang ada pada LKSDigital
7. Membimbing untukmerangkai dan bekerja samamelakukan eksperimen
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen danmeminta dituliskan dalamLKS Digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelas dantanya jawab
11. Memberikan apresiasi
Membentukkelompok yangterdiri dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen denganpanduan LKS digital
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen padaLKS digital
Perwakilan kelompokmempresentasikan
130
kepada kelompok terbaik
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikanpada tahap
13. Memberikan evaluasimandiri
hasil eksperimennya
Menunjukkan rasasupportive denganmemberikan tepuktangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yang dipelajari
Mengerjakanevaluasi secaramandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
H. Media Pembelajaran
LKS Digital
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta: PT.
Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi dalam LKS Digital sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir).
Cibinong, 29 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
131
Soal Evaluasi
No Indikator Soal Pembahasan Skor
1 Menerapkan gejala
pelayangan bunyi
1. Pipa oragna A menghasilkan frekuensifA = 1005 Hz, pipa organa Bmenghasilkan frekuensi fB = 1000 Hzdan pipa organa C menghailkanfrekuensi fC = 500 Hz. Frekuensipelayangan yang terjadi adalah . . . .a. 5,5 Hzb. 5Hzc. 1.005 Hzd. 1 Hze. 0,5 Hz
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:fA = 1005 Hz Δf = ?fB = 1000 HzfC = 500 HzJawab:Pelayangan terjadi jika beda frekuensinya kecil.Berarti yang dapat menghasilkan pelayangan adalahpipa organa A dan pipa organa B.
Δf = | f1 – f2 |= | 1005 – 1000 |= 5 Hz
Jawaban : B
5
2 Menganalisis penerapan
Efek Doppler untuk
gelombang bunyi
2. Irfan berdiri di tepi jalan. dari kejauhandatang sebuah mobil ambulans bergerakmendekati Irfan. 20 m/s. jika frekuensisirine yg di panarkan mobil ambulan8.640 Hz dan kecepatan gelombangbunyi di udara 340 m/s, frekuensi sirineyang didengarkan Irfan pada saat mobilambulan mendekati Irfan adalah .... .a. 9.180 Hz d. 8.620 Hzb. 9.160 Hz e. 8.132 Hzc. 8.640 Hz
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:V = 340 m/s fp = ?vs = 20 m/sfs = 8640 HzJawab:Sumber bunyi mendekat, maka vs bernilai negatif (-)Fp = {(v ± vp) / (v ± vs)} · fs
= 340m/s / (340m/s - 20m/s) · 8640 Hz= 9180 Hz
Jawaban : A
5
3. Frekuensi dari sumber bunyi olehseorang pendengar akan terdengar tetapjika. . . .a. Sumber diam dan pendengar
mendekati sumber
PenyelesaianEfek Doppler
5
132
b. Pendengar diam dan sumbermenjauhi pendengar
c. Sumber dan pendengar bergeraksearah dengan kelajuan sumberbunyi lebih lambat dari kelajuanpendengar
d. Sumber dan pendengar bergeraksearah dengan pendengar di depandan kelajuan sumber bunyi lebihbesar daripada kelajuan pendengar
e. Sumber bunyi dan pendengar diamtetapi medium bergerak relatifmenuju pendengar
a. Vs = 0 Vp = +s▪ p
maka fp>fs (bertambah)b. Vs = 0 Vp = +
p▪ smaka fp>fs (berkurang)c. Vs = - Vp = -
s pVs <Vp maka fp>fs (berkurang)d. Vs = - Vp = -
s pVs >Vp maka fp>fs (bertambah)e. Vs = - Vp = -
s▪ p▪maka fp>fs (tetap)Jawaban : E
4. Suatu sumber bunyi bergeak dengankecepatan 10 m/s menauhi sseorangyang tidak bergerak. Jika frekuensi unyi400 Hz dan kecepatan perambatannya390 m/s, maka frekuensi geombangbunyi yang terdengar adalah …. Hz.a. 380 b. 390 c. 400d. 410 e. 420
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:V = 390 m/s fp = ?Vs = 10 m/sF = 400 HzJawab:Sumber bunyi menjauhi, maka bernilai positif (+)Fp = {(v ± vp) / (v ± vs)} · fs
= 390m/s / (390m/s + 20m/s) · 400Hz= 390 Hz
Jawaban : B5. Seorang mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan 10m/s bergerak salingmenjauhi dengan sebuah mobil ambulandari 15m/s. Angin bertiup searah denganarah ambulan dengan kecepatan 5m/s.Jika frekuensi sirine ambulan 700Hz.
Penyelesaian:
Diketahui:V = 340m/sVp = 10m/s ; Vs = 15m/sVa = 5m/s
133
Frkeuensi yang didengar olehpengendara motor tersebut adalahsebesar . . . . Hza. 753,03b. 731,34c. 650,70d. 650e. 631,34
Fs = 700HzDitanya:Fp = ?Jawab:Sumber bunyi menjauhi, maka bernilai positif (+)Pendengar menjauhi, maka bernilai positif (-)Arah angin searah sumber bunyi, maka bernilai
negatif (-)Fp = {(v ± vp) / (v ± vs)} · fs
= {(V-Va) – Vp / (V-Vs) + Vs} · fs= {(340m/s – 5m/s) – 10m/s / (340m/s – 5m/s)
+ 15m/s} · 700Hz= 325/350 · 700 Hz= 650 Hz
3 menganalisis
gelombang bunyi pada
berbagai keperluan
dalam kehidupan sehari-
hari pada aplikasi dalam
teknologi
6. Perhatikan tabel berikut!
Pemanfaatan gelombang bunyi dalamkehidupan sehari-hari adalah . . . .a. 1, 2, 3 d. 3, 4, 5b. 1, 4, 5 e. benar semuac. 2, 4, 5
Bidang Contoh
1 Industri Alat navigator2 Kelautan Penyinaran benih3 Kelautan Alat navigator
4Kedokteran Menghancurkan
batu ginjal
5Kedokteran Melihat
perkembanganbayi
Pemanfaatan gelombang bunyi pada bidang:- Industri antara lain melubangi suatu material
menggunakan bor, mengetahui cacat pada benda-benda hasil produksinya.
- Kelautan antara lain digunakan untuk mengukurkedalaman laut, alat navigator.
- Pertanian antara lain pemanfaatn gelombangultrasonik untuk peningkatan kualitas hasilpertanian, penyinaran biji atau benih, mengusirhama/hewan pengganggu tanaman.
- Kedokteran antara lain melihat perkembanganbayi, menghancurkan batu ginjal, mendiagnosispenyakit.
Jawaban : D
134
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Eaktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 1
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan gelombang bunyi dan penyebabnya
2. Menganalisis sifat-sifat dasar gelombang bunyi
3. Menganalisis cepat rambat gelombang bunyi
4. Menerapkan gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan gelombang bunyi dan penyebabnya
2. Melalui percobaan siswa dapat menemukan sifat-sifat dasar gelombang bunyi
3. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menemukan cepat rambat gelombang bunyi
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengimplementasikan gelombang
bunyi berdasarkan frekuensinya
135
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melalui
frekuensi medium
memiliki memiliki mempunyai mengalamisumber bunyi energi bunyi
terdiri atas
Yang dinamakan bunyi atau suara adalah gelombang mekanik yang dihasilkan dari
gerakan bolak balik dari suatu partikel yang merambat mulai dari partikel tersebut
menuju ke medium yang lain. Jika bunyi merambat dari kiri ke kenan melalui udara maka
yang terjadi adalah partikel udara dipindahkan secara teratur dari dari kanan ke kiri.
Ketika sebuah garpu tala bergetar maka akan menciptakan gelombang bunyi
longitudinal. Ujung garpu tala yang bergetar bolak-balik menghasilkan tenaga yang
mendorong partikel udara di sekitarnya. Ketika ujung garpu tala bergerak maju akan
mendorong udara ke kanan (misalnya) dan ketika ujung garpu tala bergerak mundur maka
udara akan tertari ke sebelah kiri (laean dari kanan). Proses ini terjadi terus menerus
sehingga ada saat dimana partikel udara dikompresi bersama-sama dan ada saat udara
tidak mengalami kompresi sama sekali (mengalami refraksi). Daerah yang mengalami
kompresi tekanan udara tinggi dan pada daerah yang mengalami refraksi tenakan udara
rendah. Itulah yang mengakibatkan gelombang bunyi berbentuk longitudinal seperti
tampak gambar di bawah ini
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Layangan
EfekDoppler
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
136
Sifat-sifat Bunyi
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu
dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan
(difraksi) dan dapat diresonansikan.
Sifat-sifat dasar gelombang bunyi:
a. Gelombang bunyi memerlukan medium.
b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan.
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan.
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan.
a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam
perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang
astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara,
astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu
pesawat.
b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi
juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut
pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan
bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul
bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk
menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi, dan gedung
konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol,
kapas, gelas, karet, atau besi.
137
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi)
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras
daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan
atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin
lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil
daripada di lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium
lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi
petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal
ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah.
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi
diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter.
Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah
didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin
mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi dipinggir tikungan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang
dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan
interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara
dua buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir
sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
Penerapan dari sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya:
a. Dua astronout tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon karena keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara.
b. Terjadinya gaung, yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga
bunyi asli terdengar tidak jelas.
c. Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari.
d. Kita dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita belum melihat mobil tersebut
karena terhalang tembok yang tinggi.
138
Medium Perambatan Bunyi
Medium yang bisa digunakan untuk perambatan bunyi bisa bereujud gas, cair, dan
padat. Gelombang bunyi dalam medium tersebut bentuknya masih berupa gelombang
longitudinal. Kecepatan rambat bunyi pada setiap medium berbeda tergantung dari jenis
mediumnya. Untuk di udara, bunyi dapat merambat dengan kecepatan 340 m/s. Semakin
besar kerapatan medium maka semakin tinggi kecepatan merambattnya.Pada medium
bereujud padat seperti besi, bunyi dapat merambat hingga 5 km per detik.
Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi:
a. Medium tempat gelombang bunyi itu dirambatkan
b. Suhu
Jika yang diketahui frekuensi (f), panjang gelombang (λ), atau periode (T) maka
menggunakan rumus dibawah ini:
V = λ x f, atau V = λ / T
Macam-Macam Gelombang Bunyi Berdasarkan Frekuensinya
Menurut rentang frekuensinya dan juga keterdengarannya oleh manusia bunyi bisa
dibedakan menjadi 3 jenis
1. Gelombang Bunyi Infrasonik
Gelombang bunyi ini punya frekuensi maksimal 20 Hertz. Karena frekuensinya
yang kecil (bunyi terlalu pelan) manusia tidak dapat mendengarnya. Bunyi ini hanya bisa
didengar oleh binatang tertentu seperti anjing dan beberapa jenis serangga seperti
jangkrik.
139
2. Gelombang Bunyi Audiosonik
Gelombang ini punya frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Pada rentang
frekuensi inilah bunyi dapat terdengar oleh telingan manusia normal.
3. Gelombang Bunyi Ultrasonik
Kalau sobat lihat namanya saja ultra yang artinya “teramat sangat”. Gelombang ini
punya frekuensi yang sangat tinggi yaitu di atas 20.000 Hz. Karena terlalu tinggi
gelombang ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia tapi bisa didengar oleh
hewan seperti lumba-lumba dan kalelawar. Asal sobat hitung tahu gelombang ultrasonik
punya banyak manfaat seperti untuk keperluan USG, mengukur kedalaman laut,
menemukan sumber bahan bakar fosil baru, mendeteksi kerusakan pada logam, dan
sebagainya.
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen/percobaan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa WaktuPendahuluan Memulai pembelajaran dengn
mengucapkan salam, berdoadan memeriksa kehadiranAPERSEPSI
1. Menggali pengetahuan asalsiswa dengan memberikanpertanyaan:A. Apakah itu bunyi?B. Pernahkah berteriak dipinggir jurang? Apa yangterjadi pada suara yangdikeluarkan?
2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Menjawab salam,berdoa danmenyatakankehadiran
Menjawab pertanyaanyang diajukan guru
Menyimak penjelasanguru
5 menit
Inti EKSPLORASI1. Membuka LKS penerbit dan
memberi waktu untukmembaca materi
2. Memberikan informasi yangdisertai tanya jawabmegenai fenomena tersebut
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari
Membuka LKS danmembacanya
Menjawab pertanyaanyang diajukan olehguru
Membentukkelompok yang terdiri
70menit
140
3-4 siswa4. Menyediakan alat dan
bahan eksperimen5. Memberikan penjelasan
kepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah,observasi, hipotesis dananalisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir
7. Membimbing untukmerangkai dan bekerja samamelakukan eksperimen
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen danmeminta dituliskan dalamlks digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelasdan tanya jawab
11. Memberikan apresiasikepada kelompok terbaik
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikanpada tahap
13. Memberikan evaluasimandiri
dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen
Perwakilan kelompokmempresentasikanhasil eksperimennya
Menunjukkan rasasupportive denganmemberikan tepuktangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yang telahdipelajari
Mengerjakan evaluasisecara mandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
141
H. Media Pembelajaran
LKS Digital
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk
SMK dan MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta:
Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta:
PT. Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi sebanyak 8 butir soal pilihan ganda (terlampir).
Cibinong, 16 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
142
No Indikator Soal Pembahasan Skor
1 Menentukan
gelombang bunyi
dan penyebabnya
1. Bunyi pesawat Apollo di bulan tidak dapat didengar oleh paraastronout karena tidak memenuhi syarat terdengarnya bunyi.
Pernyataan tersebut . . . .a. Benar karena di bulan tidak udara udara sebagai perantara
bunyib. Benar karena gaya gravitasinya besarc. Benar karena suhu sangat dingin, gelombang bunyi membekud. Salah karena memenuhi semua syarat terdengarnya bunyie. Salah karena angkasa luar terlalu luas, tidak ada pemantulan
bunyi
Syarat terjadinya bunyi:- Ada sumber bunyi- Ada medium/perantara, misalny air, udara
atau logam- Ada penerima bunyi misalnya telingaJawaban : A
5
2. Gelombang bunyi dalam gas dapat mengalami polasrisasiSEBAB
Gelombang bunyi dalam gas adalah gelombang transversal
Pernyataan dan alasan di atas bernilai . . . .a. Pernyataan benar dan alasan benarb. Pernyataan benar dan alasan salahc. Pernyataan salah dan alasan salahd. Pernyataan salah dan alasan benare. Tidak ada keterkaitan antara pernyataan dan alasan
Gelombang bunyi dalam gas adalah suatugelombang longitudinal.Polarisasi adalah arah getar gelombangtransversal, jaditidak dapat dialami oehgelombang buni dalam gasPernyataan dan alasan keduanya salahJawaban : C
5
2 Menganalisis sifat-
sifat dasar
gelombang bunyi
3. Pernyataan berikut berkaitan dengan sifat-sifat bunyi:1) Termasuk gelombang mekanik2) Termasuk gelombang elektromagnetik3) Termasuk gelombang transversal4) Termasuk gelombang longitudinal5) Dapat dipantulkan6) Dapat dipolarisasikan7) Dapat dibiaskan8) Dapat merambat pada zat padat
- Bunyi bukan termasuk gelombangtransversal
- Bunyi tidak merambat di ruanghampa udara
- Kelajuan bunyi di udara lebih kecildari kelajuan bunyi di dalam air
- Bunyi tidak digunakan dalamteknologi laser
Jawaban : B
5
Tes Evaluasi
143
9) Dapat merambat di ruang hampa udara10) Kelajuan bunyi diudara lebih besar dari kelajuan bunyi di
dalam air11) Digunakan dalam teknologi LASER12) Digunakan dalam teknologi SONAR13) Digunakan dalam teknologi RADAR14) Digunakan dalam teknologi USGPernyataan yang benar adalah . . . .a. 1, 2, 3, 4, 5b. 4, 5, 6, 7, 8c. 7, 8, 9, 10, 11d. 6, 8, 10, 12, 13e. 10, 11, 12, 13, 14
4. Perhatikan gambar berikut!
Anak tersebut dapat mengetahui kereta yang masih jauh karenabunyi . . . .a. Merambat melalui relb. Tidak merambat melalui udara
Sifat-sifat bunyi- Memerlukan medium untuk
merambat- Pemantulan- Pembiasan- Interferensi- Pelenturan
Pada gambar terlihat anak tersebutmendengarkan bunyi dengan caramenempelkan telinga pada rel untukmerasakan rambat bunyi kereta yang masihjauh.
Jawaban : A
5
144
c. Kereta api di bawah 20 Hzd. Tidak tampak jelas terlihat karena jaraknya masih jauhe. Tidak dapat didengar oleh kuda
3 Menganalisis cepat
rambat gelombang
bunyi
5. Sebuah kapal mengukur kedalaman suatu perairan laut denganmenggunakan perangkat suara. Bunyi ditembakkan ke dasarperairan dan 5 detik kemudian bunyi pantul tiba kembali di kapal.Jika cepat rambat bunyi di dalam air adalah 1500 m/s, kedalamanperairan tersebut adalah .... .a. 7500 m c. 3750 m e. 375 mb. 600 m d. 750 m
PenyelesaianDketahui: Ditanya:v = 1500m/s S = ?t = 5sekonJawab:Menentukan jarak dua tempat (kedalaman)dengan pantulan bunyi:S = (ν x t) / 2
= (1500 x 5) / 2= 3750 meter
Jawaban : C
5
6. Kamu berdiri di samping tiang lampu merah ketika sedangperjalanan ke sekolah. Dari kejauhan terdengar suara sireneambulans meskipun mobil ambulans belum terlihat. Peristiwa inimenunjukkan bahwa bunyi dapat ...a. Bersuspensi dengan gelombang lainb. Merambat melalui medium udarac. Beresonansi dengan udara sekitard. Dipantulkan oleh benda sekitare. Bertambah frekuensinya
Salah satu sifat bunyi adalah merambatmelalui medium udara. Bunyi dapat terdengaratau sampai ke telinga manusia karenamerambat. Pada kasus dalam soal ini,kecepatan bunyi lebih besar dibandingkankecepatan mobil. Oleh karena itu, bunyi sudahterdengar meskipun mobil belum terlihat.Jawaban : B
5
4 Menerapkan
gelombang
bunyi berdasarkan
frekuensinya
7. Bunyi dengan panjang gelombang 1,5 m memiliki kecepatanrambat sebesar 330 m/s. Freukuensi dan kategori bunyi ini adalah. . . .
a. 495 Hz, infrasonikb. 495 Hz, audiosonikc. 495 Hz, ultrasonikd. 220 Hz, ultrasonike. 220 Hz, audiosonik
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:V = 330 m/s a. f = ?λ = 1,5 m b. Kategori=?Jawab:
a. Mencari frekuensi terlebih dahulu:f = ν / λ= 330 / 1,5
5
145
= 220 Hzb. Bunyi dengan frekuensi antara 20
hingga 20000 Hz tergolong audiosonik ,dan dapat didengar oleh manusia.
Jawaban : E8. Yang Termasuk Ke Dalam Bunyi Ultrasonik Adalah . .
a. Gajahb. Jangkrikc. Ibu mudad. Tikuse. Kuda
Gajah, jangkrik dan kuda adalah hewan yangmampu mendengarkan bunyi infrasonik.Sedangkan ibu muda mampu mendengarkanbunyi audosonik. Tikus termasuk contohhewan yang dapat mendengarkan bunyiultrasonik.Jawaban : D
146
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 2
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan sebagai sumber bunyi
2. Menganalisis frekuensi dasar yang terjadi pada suatu sumber bunyi
3. Memahami pengertian energi gelombang bunyi (intensitas dan taraf intensitas)
4. Menentukan energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui eksperimen siswa dapat memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan
sebagai sumber bunyi
2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis frekuensi dasar yang terjadi pada suatu
sumber bunyi
3. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat memahami pengertian energi gelombang bunyi
(intensitas dan taraf intensitas)
4. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menentukan energi bunyi (intensitas dan taraf
intensitas)
147
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melaluifrekuensi medium
memiliki memiliki mempunyaimengalami
sumber bunyi energi bunyi
Sumber dari setiap bunyi adalah suatu getaran. Sumber bunyi adalah semua benda yang
menghasikan bunyi karena benda tersebut bergetar. seperti yang telah disebutkan di atas gitar
merupaka salah satu sumber bunyi. Bunyi pada gitar berasal dari getaran senar-senar gitar yang
dipetik. Saat kita memetik senar gitar maka senar gitar akan bergetar, getaran ini akan mengusik
partikel udara di dalam rongga gitar. Rongga pada gitar berfungsi menampung gelombang yang
dihasilkan oleh senar gitar. Gelombang bunyi ini akan memantul ketika mengenai dinding
rongga gitar sehingga gelombang ini akan mengalami penguatan. Hal ini menyebabkan petikan
senar gitar terdengar nyaring. Sumber bunyi pada manusia berasal dari getaran pita suara di
dalam kerongkongan. Coba pegang kerongkonganmu saat berbicara ?
Benda yang bergetar akan memberi energi kepada partikel-partikel di sekelilingnya,
sehingga partikel di sekeliling benda yang bergetar akan ikut bergetar membentuk rapatan
(daerah yang memiliki pertikel rapat) dan bentuk renggangan (daerah yang memiliki pertikel
renggang), getaran tersebut akan merambat meninggalkan sumber bunyi.
1. Dawai
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
148
Sumber bunyi berupa dawai yang paling sering kita jumpai adalah pada senar Gitar.
Getaran pada senar gitar membentuk gelombang stasioner dengan kedua ujung terikat. Nada-
nada yang dihasilkan senar gitar berbeda beda bergantung pada ketebalan dawai dan keeratan
pemasangannya, dimulai dari nada dasar, nada atas ke-1, nada atas ke-2, dan seterusnya.
Nada dasar
Nada dasar adalah nada yang paling sederhana, hanya memiliki 1 perut dan 2 buah simpul.
Nada dasar hanya memiliki setengah panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah ldan
panjang gelombangnya adalah λ0, maka nada dasar memiliki panjang gelombang λ0 =2l.
Nada Atas Ke-1
Nada atas ke-1 adalah nada yang memiliki 2 perut dan 3 buah simpul. Nada atas ke-1 memiliki
satu panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah dan panjang gelombangnya adalahλ1,
maka nada atas ke-1 memiliki panjang gelombang λ1=l.
· Nada Atas Ke-2
Nada atas ke-2 adalah nada yang memiliki 3 perut dan 4 buah simpul. Nada atas ke-2 memiliki
satu setengah panjang gelombang. Jadi, jika panjang senar adalah dan panjang gelombangnya
adalah λ2, maka nada atas ke-2 memiliki panjang gelombang 3/2 λ2 = l.
Besar frekuensi yang dihasilkan adalah :
2. Kolom Udara
Sumber bunyi kolom udara umumnya kita temui pada seruling dan terompet. Dan
istilah kolom udara juga dikenal dengan sebutan pipa organa. Pipa organa ada dua macam, yaitu
pipa organa terbuka dan tertutup.
149
Pipa organa
Pipa organa juga sifatnya sama seperti dawai, ia dapat menghasilkan nada-nada yang
berbeda. Mulai dari nada dasar, nada atas ke-1, nada atas ke-2, dan seterusnya. Dalam bahasan
ini anda jangan bingung ketika mendapat animasi-animasi yang berupa simpul dan perut,
memang anda sedang belajar gelombang bunyi, tapi sumbernya tetap getaran, yang merupakan
gelombang transversal.
Intensitas Gelombang (Bunyi)
Intensitas gelombang adalah sebuah besaran yang menyatakan besar energi yang
dipindahkan oleh sebuah gelombang. Intensitas gelombang (I) diartikan sebagai daya
gelombang (P) yand dipindahkan persatuan luas bidang yang ditembus dengan arah tegak lurus
oleh gelombang tersebut.
Secara Matematis dirumuskan
I = intensitas gelombang (watt/m2)
P = daya gelombang (watt)
A = luas bidang yang ditembus gelombang (m2)
Pada gelombang bunyi yang memancar dari sebuah sumber bunyi, bentuk bidang yang
ditembus oleh gelombang seperti bola. Intensitas gelombang yang sampai pada bidang
permukaan dalam bola yang mempunyai jari-jari r dirumuskan
Karena r juga merupakan jarak antara sumbar bunyi dari suatu titik, jadi dapat ditarik
hubungan: intensitas gelombang bunyi pada suatu titik berbanding terbalik dengan kuadrat
jarkanya dari sumber bunyi. Dengan demikian perbandingan antara dua intensitas gelombang
bunyi yang berada sejauh r1 dan r2 dari sumber bunyi dirumuskan
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
150
b. Eksperimen/percobaan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa WaktuPendahuluan Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoadan memeriksa kehadiranAPERSEPSI
1. Menggali pengetahuan asalsiswa dengan memberikanpertanyaan:A. Apakah itu bunyi?B. Pernahkah berteriak dipinggir jurang? Apa yangterjadi pada suara yangdikeluarkan?
2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Menjawab salam, berdoadan menyatakankehadiran
1. Menjawab pertanyaanyang diajuka guru
2. Menyimak penjelasanguru
5 menit
Inti EKSPLORASI1. Membuka LKS penerbit
dan memberi waktu untukmembaca materi
2. Memberikan informasiyang disertai tanya jawabmegenai fenomena tersebut
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari3-4 siswa
4. Menyediakan alat danbahan eksperimen
5. Memberikan penjelasankepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah,observasi, hipotesis dananalisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir
7. Membimbing untukmerangkai dan bekerjasama melakukaneksperimen
Membuka LKS danmembacanya
Menjawabpertanyaan yangdiajukan oleh guru
Membentukkelompok yangterdiri dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen
70menit
151
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen danmeminta dituliskan dalamlks digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelasdan tanya jawab
11. Memberikan apresiasikepada kelompok terbaik
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikanpada tahap
13. Memberikan evaluasimandiri
Perwakilan kelompokmempresentasikanhasil eksperimennya
Menunjukkan rasasupportive denganmemberikan tepuktangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yang telahdipelajari
Mengerjakanevaluasi secaramandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
H. Media Pembelajaran
LKS penerbit
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. Fisika 2000. 2000. Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta: PT.
Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda (terlampir).
152
Cibinong, 23 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
153
Soal Evaluasi
No Indikator Soal Pembahasan Skor
1 Memahami suatu bahan
atau benda yang dapat
digunakan sebagai sumber
bunyi
1. Contoh- contoh di bawah ini dalah sumberbunyi berdasar jenis alatnya, kecuali…..
a. Senar yang di getarkanb. Gong yang di pukulc. Peluit yang di tiupd. Udara dalam kotak gitar yang bergetare. Besi terpukul martil
Bunyi dapat dihasilkan oleh sumber bunyi.Berdasarkan jenis alatnya sumber bunyi dapatdikelompokkan menjadi : alat petik sepertisenar, alat pukul seperti gong, alat gesek dan alattiup seperti peluit.Jawaban : D
5
2 Menganalisis frekuensi
dasar yang terjadi pada
suatu sumber bunyi
2. Jika sebuah dawai digetarkan sampai timbulnada atas kedua maka akan terjadi ….a. 4 perut dan 5 simpulb. 4 perut dan 3 simpulc. 4 perut dan 4 simpuld. 3 perut dan 4 simpule. 3 perut dan 3 simpul
PenyelesaianNada atas kedua dari dawai dapat digambarkandengan :
dari gambar di atas diperoleh : 3 perut dan 4simpulJawaban : D
5
3. Seutas dawai mempunyai panjang sebesar150 cm menghasilkan nada dasar 120 Hz.Besar cepat rambat gelombang tersebutadalah . . . .a. 36.000 m/sb. 3.600 m/sc. 360 m/sd. 36 m/se. 3,6 m/s
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:L = 150 cm = 1,5 m V = ?f0 = 120 HzJawab:Nada dasar dawaiL = ½ λλ = 2L = 2 x 1,5 = 3 m
V = λ x f = 3 x 120 = 360 m/sJawaban: C
5
3 Memahami pengertian
energi gelombang bunyi
(intensitas dan taraf
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini!i) Energi gelombang bunyi yang dirambatkan
dan dmenembus permukaan suatu bidangtiap satu satuan luas per detik
ii) Intensitas gelombang bunyi yang dapat
Intensitas ambang pendengaran adalah bunyiintensitas terendah yang masih dapat didengarmanusia.Nilai taraf intensitas pada saat pesawat tempurlepas landas adalah sebesar 140 dB dan dapat
5
154
intensitas) didengar manusia rata-rata adalah 10-12
watt/m2
iii)Bunyi dengan intensitas tertinggi disebutintensitas ambang pendengaran
iv) Nilai taraf intensitas pada saat pesawattempur lepas landas adalah sebesar 140 dBdan tidak menimbulkan rasa sakit padatelinga
Pernyataan di atas yang salah mengenai energibunyi adalah . . . .
a. i dan ii d. ii dan ivb. i dan iii e. iii dan ivc. ii dan iii
menimbulkan rasa sakit pada telinga.Jawaban : E
4 Mengevaluasi energi
gelombang bunyi
(intensitas dan taraf
intensitas)
5. Sebuah speaker aktif dengan daya 20 Wmampu memancarkan bunyi secaraberkesinambungan. Jika seseorang beradapada jarak 2 m dari speaker tersebut,intensitas bunyi yang diterima oleh orangtersebut adalah . . . .a. 0,79 Watt/m2
b. 0,39 Watt/m2
c. 0,27 Watt/m2
d. 0,17 Watt/m2
e. 0,7 Watt/m2
PenyelesaianDiketahui: Ditanya:Daya sumber (P) = 20 Watt I = ?Radius R = 2 mJawab:I = P / 4пR2
= 20 / (4•3,14•22)= 0,39 Watt/m2
Jawaban: B
5
6. Seorang tukang ketik mengetik begitukencang menyebabkan, tingkat suara rata-rata adalah 60 dB. Bila 3 orang tukang ketikyang gaduh bekerja, besar tingkatan desibeltersebut adalah . . . .
a. 64,8b. 64c. 62d. 60,8e. 60
PenyelesaianDiketahui : Ditanyakan:TI1 : 60 dB TI3 = ?n : 3Jawab :TIn = TI1 + 10 log n
TI3 = 60dB + 10 log 3= 60dB + 4,8= 64,8 dB
Jawaban: A
5
155
Lampiran A6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMK
Kelas / Semester : XII (sebelas) / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 3
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menmahami gejala pelayangan bunyi
2. Menganalisis gejala pelayangan bunyi
3. Memilih penerapan Efek Doppler untuk gelombang bunyi
4. Membedakan gelombang bunyi pada berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari pada
aplikasi dalam teknologi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat memahami gejala pelayangan bunyi
2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis gejala pelayangan bunyi
3. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat mengevaluasi penerapan Efek Doppler untuk
gelombang bunyi
4. Melaui kegiatan diskusi siswa dapat membedakan gelombang bunyi pada berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari pada aplikasi dalam teknologi
156
E. Materi Pembelajaran
BUNYI
Diklasifikasikanberdasarkan merambat melaluifrekuensi medium
memiliki memiliki mempunyai mengalamisumber bunyi energi bunyi
terdiri atas
PELAYANGAN BUNYI
Ketika ada 2 sumber gelombang bunyi dengan frekuensi yang sedikit berbeda dan
datangnya dari arah yang berlawanan, kedua gelombang tersebut akan membentuk pola
interferensi destruktif (amplitudo kecil) dan interferensi konstruktif (amplitudo besar) secara
periodik. Bunyi yang dihasilkan akan melemah dan menguat secara periodik. Peristiwa inilah
yang dinamakan pelayangan bunyi.
Besarnya frekuensi pelayangan bunyi dinyatakan dengan persamaan
fn = |f2 – f1|
Dengan
fn adalah frekuensi pelayangan
f1 dan f2 adalah frekuensi sumber – sumber gelombang yang berinterferensi.
EFEK DOPPLER
Apa itu efek Doppler? Fenomena efek Doppler merupakan peristiwa terjadinya
perbedaan frekuensi yang di dengar atau ditangkap pengamat dengan frekuensi yang
dipancarkan oleh sumber bunyi yang bergerak. Untuk tambahan pengetahuan sobat, Efek
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Layangan
EfekDoppler
Senar/Dawai
Kolomudara
Tertutupdan
terbuka
Sifat
Pemantulan
Pelenturan
Pembiasan
Perpaduan
Instensitasbunyi
TarafInstensitas
Audiosonik
Infrasonik
Ultrasonik
BUNYI
Padat
Cair
Gas
Layangan
EfekDoppler
157
Doppler pertama kali diamati oleh fisikawan bernama Christian Doppler. Doppler adalah
seorang fisikawan asal Australia yang sempat mengalami kelemahan fisik di masa mudanya. Ia
mengamati ketika sumber bunyi bergerak akan terjadi perubahan frekuensi relatif bunyi yang di
dengar oleh pengamat. Misalnya, sebuah mobil pemadam kebakaran dengan sirine berbunyi
mendekati sobat (pengamat), maka frekuensibunyi sirine yang sobat dengar akan lebih tinggi
dari frekuensi yang dipancarkan oleh sirine pemadam kebakaran. Selama mendekati pengamat
maka frekuensi yang didengar pengamat akan lebih tinggi dan sebaliknya, ketika sumber bunyi
menjauhi pengamat maka frekuensi yang di dengar pengamat akan lebih rendah dari frekuensi
aslinya. Itulah gambaran inti dari bunyi efek Doppler.
Rumus Efek Doppler
Keterangan
fp = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sesungguhnya dari sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Tanda ± dari persamaan di atas berlaku dengan ketentuan:
Rumus diatas digunakan jika pengaruh angin diabaikan. Jika pengaruh angin diperhitungkan maka:
dimana νa adalah kelajuan angin dengan perjanjian tanda sebagai berikut:
+ νa jika angin mengarah dari sumber bunyi menuju pendengar
− νa jika angin mengarah dari pendengar ke sumber bunyi
Berikut beberapa manfaat kegunaan gelombang bunyi dalam penerapan di berbagai
bidang.
Manfaat Gelombang Bunyi diantaranya:
1. Komunikasi manusia dan beberapa jenis makhluk lainnya.
2. Mendeteksi adanya penyakit tumor.
Kecepatan/Tanda + (plus) - (minus)
Pengamat (Vp) mendekati sumber menjauh sumber
Sumber (Vs) menjauhi pendengar mendekati pendengar
158
3. Penyelidikan otak.
4. Penyelidikan Hati dan liver
5. Menghancurkan batu ginjal.
6. Mendeteksi janin, jenis kelamin dan perkembangannya.
7. Mengukur kedalaman laut.
8. Mendeteksi keberadaan ranjau.
9. Mencari kapal tenggelam.
10. Mendeteksi letak palung laut
11. Mengukur panjang gua.
12. Memperkirakan jarak antara dua tempat.
13. Kacamata orang tunanetra.
14. Mendeteksi adanya kelompok ikan di laut.
15. Mendeteksi kandungan minyak bumi.
16. Mendeteksi keretakan pada logam.
17. Membersihkan permata, komponen elektronika dan bagian-bagian mesin yang halus.
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Eksperimen/percobaan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Jenis Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan siswa WaktuPendahuluan Memulai pembelajaran dengn
mengucapkan salam, berdoadan memeriksa kehadiranAPERSEPSI
1. Menggali pengetahuan asalsiswa dengan memberikanpertanyaan:a. Apakah pelayangan bunyidapat mengathui frekuensigelombang yang belumdiketahui?b. Mengapa ketika kitamelewati sumber bunyiterdengar suara yang lemah,sedangkan saat mendekatisumber bunyi tersengar suarayang lebih kencang?c. Apakah bunyi bermanfaat
Menjawab salam,berdoa danmenyatakankehadiran
Menjawabpertanyaan yangdiajukan guru
Menyimakpenjelasan guru
5 menit
159
dalam kehidupan sehari-hari?2. Menjelaskan tujuanpembelajaran
Inti EKSPLORASI1. Membuka LKS penerbit
dan memberi waktu untukmembaca materi
2. Memberikan informasiyang disertai tanya jawabmegenai fenomena tersebut
3. Membagi siswa ke dalamkelompok yang terdiri dari3-4 siswa
4. Menyediakan alat danbahan eksperimen
5. Memberikan penjelasankepada siswa tentangpercobaan yang akandilakukan dan menerangkanistilah-istilah yang akandipakai dalam percobaan(rumusan masalah,observasi, hipotesis dananalisis)
6. Meminta siswa untukmelakukan percobaan yangdilakukan dari awal hinggaakhir
7. Membimbing untukmerangkai dan bekerjasama melakukaneksperimen
ELABORASI8. Memberikan kesempatan
siswa untuk mendiskusikanhasil eksperimen danmeminta dituliskan dalamlks digital
9. Memberikan kesempatankepada kelompok melaluiperwakilannya untukmempresentasikan hasileksperimen
10. Membimbing siswamelakukan diskusi kelasdan tanya jawab
11. Memberikan apresiasikepada kelompok terbaik
Membuka LKS danmembacanya
Menjawabpertanyaan yangdiajukan oleh guru
Membentukkelompok yangterdiri dari 3-4 orang
Memperhatikanpenjelasan guru
Melakukaneksperimen
Menuliskan danmenganalisis hasileksperimen
Perwakilan kelompokmempresentasikanhasil eksperimennya
Menunjukkan rasasupportive denganmemberikan tepuk
70menit
160
KONFIRMASI12. Membimbing siswa untuk
menjelaskan kembalifenomena yang disajikanpada tahap
13. Memberikan evaluasimandiri
tangan bagikelompok tersebut
Bersama gurumenjelaskan kembalimateri yang telahdipelajari
Mengerjakanevaluasi secaramandiri
Penutup 14. Membimbing siswa untukmembuat kesimpulan
15. Menutup kegiatan denganmemberikan salam
Menyimpulkan hasilpembelajran denganbimbingan guru
Menjawab salam
5 menit
H. Media Pembelajaran
LKS Digital
I. Sumber Belajar
1. Ridho, Sofwan dkk. 2013. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK KTSP 2006 Kelas XII. Jawa Timur: Erlangga
2. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 Fisika SMU Untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga
3. Suwarna, Iwan Permana, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, ( Jakarta: PT.
Kudus Pura Barutama, 2010), Cet I
J. Penilaian
Tes evaluasi dalam LKS Digital sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir).
Cibinong, 30 November 2016
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
(Ridwansyah, S.Pd)
Peneliti
(Dyah Sukowati)
Lampiran A7
Print Screen LKS Digital
162
163
164
165
166
167
168
186
Lampiran B1
KISI-KISI INSTRUMEN TES VALIDMata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Bunyi
Standard Kompetensi : Menerapkan konsep gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
2. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi
Kelas / Semester : XII / GanjilJenis Tes : ObjektifJumlah Soal : 22
IndikatorRanah Penilaian
JumlahC1 C2 C3 C4 C5
Mengevaluasi gelombang bunyi dan penyebabnya 2 3 4 3Memahami sifat-sifat dasar gelombang bunyi 7 1Menganalisis cepat rambat gelombang bunyi 11 10 2Menerapkan gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya 14 1Memahami suatu bahan atau benda yang dapat digunakan sebagai sumberbunyi
17 16 2
Mengaplikasikan frekuensi dasar yang terjadi pada suatu sumber bunyi 18,21 2Mengevaluasi pengertian energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas) 25 26 2Menganalisis energi bunyi (intensitas dan taraf intensitas) 28 29 2
187
Memahami gejala pelayangan 30 1Menganalisis gejala pelayangan bunyi 31 1Menganalisis penerapan Efek Doppler untuk gelombang bunyi 32,33 2Mengevaluasi gelombang bunyi pada berbagai keperluan dalam kehidupansehari-hari pada aplikasi dalam teknologi
40 37 38 3
Total 5 5 7 3 2 22Presentase 22,8% 22,8% 31,8% 13,6% 9% 100%
171
Lampiran C1
HASIL pretest KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga tertinggi bedasarkan hasil pretest yang didapatdari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
9 9 9 9 9 9 13 1313 13 13 13 13 17 17 1717 17 17 17 17 17 22 2222 22 22 26 26 26 26 3030 30
Hasil perhitungan pemusatan data pretest kelas eksperimen menggunakanprogramSPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Descriptives
Kelompok StatisticStd.Error
Eksperimen Mean 17,71 1,13195% Confidence Intervalfor Mean
LowerBound 15,40
UpperBound 20,01
5% Trimmed Mean 17,51Median 17,00Variance 43,487Std. Deviation 6,594Minimum 9Maximum 30Range 21Interquartile Range 9Skewness ,400 ,403Kurtosis -,851 ,788
Lampiran C2
HASIL pretest KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga tertinggi bedasarkan hasil pretest yang didapatdari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
9 9 13 13 17 17 17 1722 22 22 22 22 22 22 2626 26 26 26 26 26 26 2630 30 30 35 35 35 35 3939 39 43 43
Hasil perhitungan pemusatan data pretest kelas kontrol menggunakan programSPSS dapat dilihat pada tabel berikut:Kelompok Statistic Std.
ErrorKontrol Mean 25,92 1,493
95% Confidence Interval forMean
LowerBound 22,89
UpperBound 28,95
5% Trimmed Mean 25,91Median 26,00Variance 80,250Std. Deviation 8,958Minimum 9Maximum 43Range 34Interquartile Range 12Skewness ,111 ,393Kurtosis -,470 ,768
172
LAMPIRAN C3
UJI NORMALITAS PRETEST
Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan program SPSS. Pedomanpengambilan keputusan hasil uji normalitas, yaitu:1. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data
tidak normal.2. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
normal.
Perhitungan hasil uji normalitas pretest menggunakan program SPSS dapatdilihat pada tabel berikut:
Tests of Normality
KelompokKolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Eksperimen ,190 34 ,003 ,914 34 ,011Kontrol ,163 36 ,017 ,960 36 ,218
a. Lilliefors Significance Correction
LAMPIRAN C4
UJI HOMOGENITAS
Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan program SPSS. Pedomanpengambilan keputusan hasil uji normalitas, yaitu:1. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal
dari populasi yang mempunyai varians tidak sama (tidak homogen).2. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal
dari populasi yang mempunyai varians sama (homogen).
Perhitungan hasil uji homogenitas menggunakan program SPSS dapat dilihatpada tabelberikut:
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,180 10 59 ,322
173
LAMPIRAN C5
UJI HIPOTESIS PRETEST
Pada kelompok pretest dihasilkan data terdistribusi tidak normal dan homogen,maka uji hipotesis menggunakan uji non parametrik U Mann-Whitney.Perhitungan dilakukan menggunakan program SPSS. Pedoman pengambilankeputusan hasil ujiU Mann-Whitney menggunakan SPSS yaitu:1. Jika nilai Sig > 0,05, maka H0 diterima.2. Jika nilai Sig < 0,05, maka H0 ditolak.
Hasil perhitungan uji U Mann-Whitney menggunakan SPSS dapat dilihat padatabel berikut:
Test Statisticsa
PretestMann-Whitney U 434,500Wilcoxon W 1035,500Z -1,818Asymp. Sig. (2-tailed) ,065
a. Grouping Variable: Kelompok
LAMPIRAN C6
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga tertinggi bedasarkan hasil posttest yang didapatdari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
30 30 39 39 39 43 43 4348 48 48 52 52 52 52 5257 57 57 61 61 61 65 6565 65 65 65 70 70 70 7074 74
Hasil perhitungan pemusatan data pretest kelas eksperimen menggunakanprogramSPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Descriptives
Kelompok StatisticStd.Error
Posttest Eksperimen Mean 55,35 2,10795% ConfidenceInterval for Mean
LowerBound 51,07
UpperBound 59,64
5% Trimmed Mean 55,73Median 57,00Variance 150,902Std. Deviation 12,284Minimum 30Maximum 74Range 44Interquartile Range 18Skewness -,369 ,403Kurtosis -,737 ,788
174
Lampiran C7
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga tertinggi bedasarkan hasil pretest yang didapatdari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
35 35 35 35 35 35 39 3939 43 43 43 48 48 48 4848 48 48 52 52 52 52 5252 57 57 57 61 61 61 6165 65 70 70
Hasil perhitungan pemusatan data pretest kelas kontrol menggunakan programSPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Kelompok Statistic Std.Error
Kontrol Mean 49,69 1,73495% Confidence Interval forMean
LowerBound 46,17
UpperBound 53,22
5% Trimmed Mean 49,38Median 48,00Variance 108,275Std. Deviation 10,406Minimum 35Maximum 70Range 35Interquartile Range 17Skewness ,196 ,393Kurtosis -,819 ,768
LAMPIRAN C8
UJI NORMALITAS POSTTEST
Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan program SPSS. Pedomanpengambilan keputusan hasil uji normalitas, yaitu:1. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data
tidak normal.2. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
normal.
Perhitungan hasil uji normalitas posttest menggunakan SPSS dapat dilihat padatabel berikut:
Tests of Normality
KelompokKolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen ,137 34 ,107 ,951 34 ,130Kontrol ,107 36 ,200* ,943 36 ,062
*. This is a lower bound of the true significance.a. Lilliefors Significance Correction
175
LAMPIRAN C9
UJI HOMOGENITAS POSTTEST
Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan program SPSS. Pedomanpengambilan keputusan hasil uji normalitas, yaitu:1. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal
dari populasi yang mempunyai varians tidak sama (tidak homogen).2. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal
dari populasi yang mempunyai varians sama (homogen).
Perhitungan hasil uji homogenitas posttest menggunakan program SPSS dapatdilihat pada tabel berikut:
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,799 8 61 ,095
LAMPIRAN C10
UJI HIPOTESIS POSTTEST
Pada kelompok pretest dihasilkan data terdistribusi normal dan homogen, makauji hipotesis menggunakan uji tes statistik parametrik yaitu uji t tes. Perhitungandilakukan menggunakan program SPSS.Pedoman pengambilan keputusan hasil uji t tes menggunakan program SPSSyaitu:1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.2. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
Independent Samples TestLevene'sTest for
Equality ofVariances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.(2-
tailed)
MeanDiffere
nce
Std.Error
Difference
95%Confidence
Interval of theDifference
Lower UpperPosttest
Equalvariancesassumed
1,547 ,218
-4,346
68 ,000 -8,211 1,889-
11,981
-4,441
Equalvariances notassumed
-4,384
64,25
2,000 -8,211 1,873
-11,95
2-4,469
FOTO-FOTO KEGIATAN
KELAS EKSPERIMEN
Siswa saat menjawab soal pretest Kegiatan pembelajaran menggunakan LKS digital Siswa menjawab soal evaluasi pada LKS digital
KELAS KONTROL
Siswa saat menjawab soal pretest Kegiatan Pembelajaran Fisika di kelas Siswa menjawab soal Posttest
BIODATA PENULIS
DYAH SUKOWATI. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Suyatno dan
Sumarni (Almh). Lahir di Depok pada tanggal 12 Agustus 1992, bertempat tinggal
di Perum BCE Blok B.10 No.31 RT.08 RW.11, Cibinong-Bogor.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan ditempuh penulis di antaranya SDN 01
Pajeleran Cibinong lulus tahun 2004, MTs Negeri Cibinong lulus tahun 2007,
SMA Al-Asiyah Cibinong lulus tahun 2010, kemudian melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun
2010.
top related