pengaruh manajemen pembiayaan pendidikan...
Post on 03-Nov-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
TERHADAP MUTU LULUSAN KELAS IX DI SMPIT AR
RIDWAN BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Siti Chairuwidha
NIM 11150182000025
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Siti Chairuwidha (NIM: 1115018200025), Pengaruh Manajemen Pembiayaan
Pendidikan terhadap Mutu Lulusan Kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi.
Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara manajemen
pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan dan seberapa besar pengaruh
manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar
Ridwan Bekasi. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan
pendekatan analisis regresi linear sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru di SMP IT Ar Ridwan Bekasi yang berjumlah 18 guru. Sampel
dalam penelitian ini sebesar 15 guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Hasil uji t menunjukkan bahwa Thitung > Ttabel, yaitu 4,424 > 2,120, yang
artinya H0 ditolak. Kemudian dari hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan
bahwa nilai konstanta (a) sebesar 35,060, yang artinya mutu lulusan SMP IT Ar
Ridwan Bekasi adalah sebesar 35. Nilai koefisien regresi variable harga (b) yaitu
0,553, angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat
Manajemen Pembiayaan Pendidikan maka Mutu Lulusan akan meningkat sebesar
0,553. Serta nilai RSquare sebesar 0,550 yang artinya, sebesar 55% mutu lulusan
SMP IT Ar Ridwan Bekasi dipengaruhi oleh manajemen pembiayaannya, dan
sebesar 45% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang kuat antara manajemen
pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan
Bekasi dan manajemen pembiayaan pendidikan memberikan kontribusi yang
signifikan dalam meningkatkan mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan
Bekasi.
Kata Kunci: Manajemen Pembiayaan, Pendidikan, dan Mutu Lulusan
ii
ABSTRACT
Siti Chairuwidha (NIM: 1115018200025), The Effect of Education Financing
Management on the Quality of Graduates of Class IX at Ar Ridwan Bekasi
Islamic Junior High School. Undergraduate Program Thesis (S1) Department
of Educational Management. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
This study aims to determine the effect of management of education
funding on the quality of graduates and how much influence the management of
education funding on the quality of class IX graduates in Ar Ridwan Bekasi
Islamic Junior High School. The research used is quantitative research with a
simple linear regression analysis approach. The population in this study were all
teachers at Ar Ridwan Bekasi Islamic Junior High School, totaling 18 teachers.
The sample in this study amounted to 15 teachers. Data collection techniques in
this study using questionnaires, interviews and documentation.
T test results show that Thitung> Ttable, which is 4.424> 2.120, which means
that H0 is rejected. Then from the results of a simple linear regression test showed
that the constant value (a) was 35.060, which means the quality of Ar Ridwan
Bekasi Islamic Junior High School was 35. The value of the variable variable
regression coefficient (b) was 0.547, this figure implies that each additional 1%
the level of Education Financing Management the Quality of Graduates will
increase by 0.553. As well as the R Square value of 0.550 which means, 55% of
the quality of Ar Ridwan Bekasi Islamic Junior High School is influenced by its
financing management, and by 45 % is influenced by other factors.
Thus there is a strong influence between the management of education
financing on the quality of class IX graduates at Ar Ridwan Bekasi Islamic Junior
High School and the management of education finance contributing significantly
in improving the quality of class IX graduates at Ar Ridwan Bekasi Islamic Junior
High School.
Keywords: Financing Management, Education, and Graduates Quality
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga
penulis mendapatkan kemudahan dan kekuatan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan
terhadap Mutu Lulusan Kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi”. Sholawat
serta salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang mulia beserta keluarga,
sahabat, serta umatnya yang setia kepada ajarannya hingga akhir zaman..
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Studi Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan
selesainya penulisan skripsi ini, maka berakhirlah langkah awal dari sebuah
perjuangan yang penuh dengan kerja keras, kesabaran, dan do’a yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan
bukanlah semata-mata diperoleh dari hasil usaha sendiri, melainkan berkat
dukungan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya dari pihak-pihak
terdekat. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M. Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sekaligus Penasehat Akademik penulis
selama perkuliahan ini.
4. Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan.
iv
5. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah senantiasa berkenan memberikan bimbingan, waktu,
arahan, petunjuk, dan sumbangan pikiran dalam penulisan, serta saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai. Para
pegawai bidang akademik dan kemahasiswaan, bagian keuangan, bagian
umum, serta seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
7. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta perpustakaan lainnya yang telah
membantu penulis dalam menyediakan referensi guna terselesaikannya skripsi
8. Kepala SMP IT Ar Ridwan Bekasi, Hamdani, S. Pd. I, MA. dan Ahmad Fadil,
SE. selaku bendahara sekolah, para guru, staf dan karyawan lainnya, serta
siswa-siswi di SMP IT Ar Ridwan Bekasi yang telah membantu penulis
mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Semoga SMP IT Ar Ridwan Bekasi
menjadi SMP yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda (Chaerul Hadis) dan Ibunda (Siti
Masyitoh). Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, perhatian, dan segala
dukungan yang kalian berikan baik dari segi moril maupun materil. Atas
perjuangan, kesabaran serta do’a kalian, akhirnya skripsi ini terselesaikan.
Semoga anakmu ini kelak dapat membalas perjuangan dan pengorbanan
kalian selama ini. I love you forever and always.
10. Kakak-kakak dan adikku tersayang, Masrur Rahmasyah, Rahmawati, Adib
Adzkari, Tiwuk Sri Handayani dan Ahmad Haikal Asyroq. Terimakasih
karena selalu setia menyemangatiku, memberi nasehat dan membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Saudara-saudaraku tersayang, terimakasih atas semangat yang selalu kalian
berikan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabatku Smart Girls, Arafah Rianti, Siti Nur Halimah, Fitra
Oktafia, Ria Fakhriyyah, Rosita, Lolla Amelia Ainun, Fatimah Ramadhani
Harahap dan Siti Al Hamidah. Terimakasih untuk cerita, canda tawa, suka dan
v
duka yang telah dibagi. Terimakasih untuk segala kebaikan dan ketulusan
yang kalian berikan kepada penulis.
13. Niken Latiefa Maharani, Lulu Fatihatul Uyun, Atika Fitri Ana dan seluruh
teman-teman lainnya, khususnya Jurusan Manajemen Pendidikan kelas A dan
B angkatan 2015 yang namanya tidak disebutkan satu-persatu. Terimakasih
untuk segala kebersamaan kita selama 4 tahun ini, untuk semua cerita dan
pengalaman yang luar biasa serta suasana belajar dan diskusi yang
menyenangkan dalam setiap mata kuliah.
14. Adikku yang baik hatinya, Hanifa Muslimah. Terimakasih karena selalu ada,
memberiku semangat, dan mewarrnai hari-hari penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga persaudaraan kita terus berlanjut.
15. Teman-teman tersetia dari SMA yang selalu ada, Melia Octaviani, Annisa
Alawiyah, Lisna Dewi Ningtyas, Septia Nurhalisah, Kenny M Rizky,
Muhammad Nazlan Alfiansyah, dan Akbar Hari Mulyana. Terimakasih karena
selalu menghibur penulis dikala semangat penulis sedang menurun. Semoga
pertemanan kita takkan putus.
16. Teman-teman KKN 57 Kirana, Dinda, Illa, Bela, Putri, Lutfhi, Daffa dan lain-
lain. Terimakasih karena selalu memberi semangat dan menghibur penulis.
17. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu.
Hanya harapan dan do’a yang dapat penulis panjatkan semoga semua
pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan
balasan yang berlipat dari Allah SWT. Aamiiin.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
sangat besar khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi siapa saja yang
membaca dan berkeinginan untuk mengeksplornya lebih lanjut.
Jakarta, 06 Agustus 2019.
Penulis
Siti Chairuwidha
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 8
A. Kajian Teori ................................................................................... 8
1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan .......................................... 8
2. Mutu Lulusan ............................................................................ 35
B. Review Penelitian Terdahulu ..................................................... 44
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 51
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 56
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................ 57
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 57
1. Tempat Penelitian ..................................................................... 57
2. Waktu Penelitian ....................................................................... 57
B. Metode Penelitian ........................................................................ 58
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 58
1. Populasi ..................................................................................... 58
2. Sampel ...................................................................................... 59
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 59
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 59
1. Kusioner (Angket) .................................................................... 59
2. Wawancara................................................................................ 60
3. Studi Dokumen ......................................................................... 61
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 61
1. Angket ....................................................................................... 61
vii
2. Wawancara................................................................................ 74
3. Studi Dokumen ......................................................................... 76
E. Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 77
1. Uji Validitas .............................................................................. 77
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 78
F. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................ 79
1. Uji Normalitas........................................................................... 80
2. Uji Linearitas ............................................................................ 80
3. Uji Homogenitas ....................................................................... 81
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 82
1. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................ 82
2. Uji Parsial (Uji T) ..................................................................... 82
3. Koefisien Determinasi .............................................................. 83
H. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 83
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 86
A. Gambaran Umum SMP IT Ar Ridwan Bekasi ......................... 86
1. Sejarah Singkat Sekolah ........................................................... 86
2. Profil Sekolah ........................................................................... 87
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMPIT Ar Ridwan Bekasi ................... 88
4. Pendidikan dan Kependidikan .................................................. 89
5. Keadaan Siswa .......................................................................... 90
6. Struktur Organisasi ................................................................... 91
B. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 92
1. Uji Validitas .............................................................................. 92
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 95
C. Deskripsi Data .............................................................................. 96
1. Deskripsi Data Variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) dan Hasil Analisisnya ........................................... 96
2. Deskripsi Data Variabel Y (Mutu Lulusan) dan Hasil
Analisisnya................................................................................ 99
D. Uji Prasyarat .............................................................................. 101
1. Uji Normalitas......................................................................... 101
2. Uji Linearitas .......................................................................... 103
3. Uji Homogenitas ..................................................................... 105
E. Hasil Pengujian Statistik ........................................................... 106
1. Uji Regresi Linear ................................................................... 106
viii
2. Uji T ........................................................................................ 108
3. Koefisien Determinasi ............................................................ 109
F. Interpretasi Data ....................................................................... 110
G. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 113
H. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 117
A. Kesimpulan ................................................................................ 117
B. Implikasi ..................................................................................... 117
1. Implikasi Teoritis .................................................................... 117
2. Implikasi Praktis ..................................................................... 118
C. Saran ........................................................................................... 118
1. Saran untuk Sekolah ............................................................... 118
2. Saran untuk Peneliti Lain ........................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 123
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 126
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Lulusan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B ..................................... 38
Tabel 2.2 Standar Kompetensi Lulusan ................................................................ 39
Tabel 2.3 Review Penelitian Terdahulu ................................................................ 48 Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 57
Tabel 3.2 Bobot Nilai Pada Skala Likert .......................................................................... 60
Tabel 3 .4 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Pembiayaan Pendidikan ............................... 62
Tabel 3.5 Instrumen Angket Penelitian Manajemen Pembiayaan Pendidikan .................. 63
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Penelitian Mutu Lulusan ....................................................... 69
Tabel 3.7 Instrumen Angket Penelitian Mutu Lulusan ..................................................... 70
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ....................................................................... 74
Tabel 3.9 Instrumen Wawancara ...................................................................................... 75
Tabel 3.10 Instrumen Studi Dokumen.............................................................................. 76
Tabel 4.1 Profil Sekolah ........................................................................................ 87
Tabel 4.2 Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...................................... 89
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMPIT Ar Ridwan ....................................................... 90
Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen ......................................................................... 92
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 94
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
............................................................................................................................... 95
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Mutu Lulusan) ............................... 95
Tabel 4.9 Data Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) ...................... 97
Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) ........................................................................................................... 98
Tabel 4.11 Data Variabel Y (Mutu Lulusan) ........................................................ 99
Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Mutu Lulusan) ................... 100
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...................................... 102
Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 104
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... 105
Tabel 4.16 Metode Uji Regresi Linear Sederhana .............................................. 106
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana .................................................. 107
Tabel 4.18 Hasil R Square .................................................................................. 110
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 91
Gambar 4 2 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 103
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) ......................................................................................................... 127
Lampiran 2 Angket Uji Coba Instrumen Variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) ......................................................................................................... 129
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X (Manajemen
Pembiayaan Pendidikan) ..................................................................................... 133
Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan) ....................... 134
Lampiran 5 Angket Uji Coba Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan) ................ 135
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan)
............................................................................................................................. 138
Lampiran 7 Angket Penelitian Variabel X dan Y (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan dan Mutu Lulusan) ........................................................................... 139
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) ......................................................................................................... 144
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y (Mutu Lulusan) .................. 145
Lampiran 10 Tabel Distribusi F .......................................................................... 146
Lampiran 11 Tabel Distribusi T .......................................................................... 147
Lampiran 12 Kisi-kisi Instrumen Wawancara .................................................... 148
Lampiran 13 Instrumen Wawancara ................................................................... 149
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kepala SMP IT Ar Ridwan Bekasi
............................................................................................................................. 151
Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Wawancara Bendahara SMP IT Ar Ridwan
Bekasi .................................................................................................................. 156
Lampiran 16 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi .......................................... 159
Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 160
Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 161
Lampiran 19 Tabel Uji Referensi ........................................................................ 162
Lampiran 20 Biodata Penulis .............................................................................. 172
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan suatu lembaga atau tempat untuk memberikan dan
mendapatkan ilmu. Banyak pelajaran dan pengalaman yang kita peroleh dari
sekolah. Di sekolah pula kecerdasan kita dilatih, mulai dari kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, dan juga kecerdasan sosial. Bagi masyarakat luas, pendidikan
disekolah termasuk hal penting dalam kehidupan karena dianggap sebagai
investasi masa depan anak bangsa. Dan dengan pendidikan, kita dapat menjadi
penerus bangsa dan dapat mengharumkan nama negara.
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, untuk mencapai mutu pendidikan yang baik, tiap sekolah harus
mempunyai manajemen yang baik pula. Baik dari kepemimpinannya, sumber
dayanya, kegiatan belajar dan mengajar yang efektif, sarana-prasarana yang
memadai, pengawasan yang optimal, administrasi yang tertib, serta manajemen
keuangan yang sehat.
Dalam dunia pendidikan, baik sekolah formal maupun non-formal pasti
membutuhkan pengelolaan pembiayaan pendidikan dan pendanaan yang baik
demi tercapainya proses pembelajaran yang baik dan mutu lulusan yang
berkualitas. Pendanaan yang dimaksud tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan yaitu
pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut maka jalannya
proses pendidikan memerlukan sumber pembiayaan yang memadai baik dari
pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, dan masyarakat. Untuk sekolah formal,
ketentuan anggaran pendidikan tertuang dalam UU No. 20/2003 tentang
SISDIKNAS dalam pasal 49 tentang Pengalokasian Dana Pendidikan yang
2
menyatakan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).1
Namun pada kenyataannya masih ada beberapa permasalahan dalam hal
anggaran biaya pendidikan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku
kecewa dengan pemanfaatan dana pendidikan selama ini. Menurutnya, negara
dalam sepuluh tahun belakangan ini telah menganggarkan 20 persen
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memperbaiki
pendidikan di dalam negeri. Tapi yang didapat, kualitas pendidikan yang
dihasilkan masih belum sebanding dengan uang yang dikeluarkan pemerintah.
Kualitas tersebut tercermin dari skor The Program for International Student
Assessment (PISA) yang diterbitkan oleh organisasi negara-negara maju
(Organization for Economic Co-operation and Development/OECD). Sebagai
gambaran, skor PISA digunakan untuk mengukur tiga indikator kualitas
pendidikan, yakni; kemampuan matematika, ilmu sains, dan membaca. Sri
Mulyani mengatakan skor PISA Indonesia masih rendah. Di 2018, Indonesia
menempati posisi 62 dengan skor PISA sebesar 395,3. Angka ini jauh dibanding
negara tetangga seperti Singapura dengan skor 556, Thailand dengan skor 415.
Skor tersebut bahkan tertinggal dengan Vietnam yang bisa mencapai 495.2
Dari ungkapan di atas, dapat diketahui bahwa pada kenyataannya saat ini
anggaran biaya pendidikan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal.
Sehingga menyebabkan tingkat kualitas pendidikan Indonesia masih berada di
bawah jauh dibanding Negara tetangga. Hal ini terbukti dari hasil skor The
Program for International Student Assesment (PISA) yang digunakan untuk
mengukur kualitas pendidikan.
1 Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), pasal 49. 2Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190312142919-532-376533/sri-mulyani-
kecewa-dengan-pengelolaan-anggaran-pendidikan, pada tanggal 01 Oktober 2019, pukul 22:27 WIB.
3
Disisi lain, menurut Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch
(ICW) Wana Alamsyah terhitung semenjak tahun 2005 hingga 2016 ada sekitar
425 kasus korupsi. Sebanyak 214 kasus ditemukan di Dinas Pendidikan. Wana
mengatakan dalam Media Briefing ICW “Dari 15 lembaga, Dinas Pendidikan
menjadi tempat paling sering terjadinya korupsi dengan 214 kasus korupsi dalam
kurun waktu sepuluh tahun ini menimbulkan kerugian negara sekitar Rp.457
miliyar”. Hal ini menurut Wana menjadi masuk akal karena sebagian anggaran
pendidikan dikelola oleh Dinas Pendidikan Daerah. Dari total anggaran pendidikan
pada tahun 2016 sebesar Rp.424,7 triliun, 33,8% dikelola oleh pemerintah pusat
dan 64,9% dikelola oleh lembaga pendidikan daerah-daerah.3
Saat ini, anggaran biaya pendidikan di Indonesia menjadi sasaran empuk
bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Mereka memakai anggaran
biaya tersebut untuk kepentingan pribadi. Padahal, masih banyak sekali sekolah-
sekolah yang memerlukan anggaran biaya tersebut. Apabila sudah terjadi
penyelewengan anggaran biaya pendidikan seperti ini, tentunya permasalahan
tersebut akan berdampak pada mutu pendidikan.
Berkaitan dengan mutu lulusan (output) data UNICEF tahun 2016 sebanyak
2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak
600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat
Statistik), bahwa ditingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat
kelompok anak-anak tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian
besar berasal dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan pendidikan
ke jenjang selanjutnya.
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada,
mengumumkan hasil penelitian Hasil Bantuan Siswa Miskin Endline di Sumatera
3 Riva Dessthania Suastha, ICW: Dinas Pendidikan Rentan Akan Kasus Korupsi, diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160517203120-20-131451/icw-dinas-pendidikan-rentan-
akan-kasus-korupsi (Sabtu, 19 Januari 2019, pukul 20:42 WIB)
4
Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
Sulawesi Selatan. Ada temuan menarik sebanyak 47,3% responden menjawab
tidak bersekolah lagi karena masalah biaya, kemudian 31% karena ingin
membantu orang tua dengan bekerja, serta 9,4% karena ingin melanjutkan
pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil kursus keterampilan
lainnya. Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian besar berijazah
terakhir sekolah dasar (42,1%) maupun tidak memiliki ijazah (30,7%). Meski
demikian, rencana untuk menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi ternyata cukup besar, yakni 93,9%. Hanya 6,1% yang menyatakan tidak
memiliki rencana untuk itu.
Peneliti PSKK UGM, Triyastuti Setianingrum, S.I.P., M.Sc. mengatakan
dalam Focused Group Discussion, pendidikan merupakan investasi modal
manusia (human capital investment) dan pemerintah harusnya memberi perhatian
yang sungguh terhadap hal ini, terlebih dalam merespons perubahan komposisi
demografi. Tingginya angka penduduk usia kerja hanya akan menjadi bonus
(window of opportunity) apabila penyediaan kesempatan kerja sudah sesuai
dengan jumlah penduduk usia kerja serta ditopang oleh kualitas angkatan kerja
yang baik. Triyas menambahkan, seperti siklus, kasus anak putus sekolah saling
mempengaruhi satu sama lain dengan persoalan kemiskinan. Putus sekolah
mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran, bahkan menambah
kemungkinan kenakalan anak dan tindak kejahatan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Begitu seterusnya karena tingkat pendapatan yang rendah, akses ke
pendidikan formal pun sulit dicapai.4
Dari ungkapan di atas dapat diketahui bahwa tingkat angka putus sekolah di
Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini dikarenakan tingginya biaya sekolah yang
harus dikeluarkan oleh para orang tua murid, sedangkan perekonomian mereka
4 Ar Rahadlan, Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia, diakses dari
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170417145047-445-208082/tingginya-angka-putus-
sekolah-di-indonesia/ (Selasa, 29 Januari 2019, pukul 17:08WIB)
5
tergolong dalam menegah kebawah. Akibat dari permasalahan tersebut
menyebabkan tingginya pekerja di bawah usia, karena mereka berpikir dengan
bekerja mereka dapat membantu perekonomian keluarga. Dan dari masalah itu
pula dapat menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin tinggi.
Bahkan menyebabkan kemungkinan kenakalan anak dalam kehidupan sosial
masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMP IT Ar
Ridwan, diperoleh informasi dari Bapak Ahmad Fadil selaku bendahara sekolah.
Beliau mengatakan bahwa, dana BOS yang diperoleh SMP IT Ar Ridwan pada
tahun ini berjumlah Rp. 103.000.000, dana tersebut turun dalam waktu triwulan
atau sekitar 3 bulan sekali. Pada triwulan pertama dana BOS turun 20%, triwulan
kedua 40%, triwulan ketiga 20%, dan triwulan keempat 20%. Dana BOS
digunakan untuk berbagai macam kegiatan operasional sekolah. Mulai dari
kegiatan ekstrakulikuler, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasana,
perawatan alat multi media pembelajaran, dan lain-lain. Dalam kurun waktu
tersebut dana BOS masih seringkali mengalami keterlambatan dalam pencairan
dana ke sekolah yaitu sekitar satu sampai dua bulan. Hal tersebut menyebabkan
pihak sekolah merasa kesulitan untuk menutupi kekurangan biaya dalam kegiatan
operasional sekolah.
Selain itu, mengenai biaya awal masuk dan SPP di sekolah ini yaitu untuk
siswa yang berasrama atau menetap di pondok biaya masuk berjumlah Rp.
4.500.000 dan SPP Rp. 850.000/bulan. Sedangkan untuk siswa yang tidak
berasrama atau tidak menetap di pondok biaya masuk berjumlah Rp. 1.450.000
dan SPP Rp. 300.000/bulan. Biaya tersebut belum termasuk biaya buku paket dan
kitab. Dalam hal ini keterlambatan orang tua siswa dalam pembayaran SPP pun
seringkali terjadi di pesantren Ar-Ridwan ini. Banyak dari mereka yang
menunggak SPP hingga berbulan-bulan, bahkan sampai pergantian semester pun
masih ada yang menunggak. Dari permasalahan ini pihak sekolah sangat merasa
6
kesulitan dalam menutupi kekurangan biaya sekolah, dan biasanya pihak sekolah
hanya menutupi dari uang yayasan pesantren.
Ada beberapa masalah mengenai mutu yang ditemukan di SMP IT Ar
Ridwan. Masalah yang ditemukan antara lain yaitu pandangan masyarakat tentang
sekolah bermutu harus memerlukan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan,
penghasilan mereka hanya cukup membiayai anaknya di sekolah yang
mengeluarkan biaya yang tidak terlalu tinggi. Adapun lulusan dari SMP IT Ar
Ridwan ini kebanyakan dari mereka sekitar 60% melanjtukan di SMA IT Ar
Ridwan, 20% melanjutkan ke SMA swasta, dan 20% melanjutkan ke SMA negeri.
Masalah-masalah yang telah dipaparkan, sangat mendorong penulis untuk
melakukan penelitian yang berfokus pada manajemen pembiayaan sekolah dan
mutu lulusan dengan judul “Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan
terhadap Mutu Lulusan Kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah
1. Pemanfaatan anggaran pendidikan yang belum optimal
2. Terjadi penyelewengan dana terhadap oknum-oknum yang tidak
bertangungjawab
3. Keterlambatan pencairan dana BOS di SMP IT Ar Ridwan
4. Sumber keuangan sekolah yang sangat minim
5. Keterlambatan orang tua siswa dalam membayar SPP
6. Tingginya biaya sekolah menyebabkan besarnya angka putus sekolah
7. Adanya pandangan masyarakat tentang sekolah bermutu harus memerlukan
biaya yang cukup tinggi.
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan identifikasi masalah diatas, penulis memfokuskan dan
membatasi masalah pada sumber keuangan sekolah yang sangat minim,
keterlambatan orang tua siswa dalam membayar SPP, dan adanya pandangan
masyarakat tentang sekolah bermutu harus memerlukan biaya yang cukup tinggi.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan belakang masalah diatas, maka rumusan
masalahnya yaitu: “Apakah terdapat pengaruh antara manajemen pembiayaan
pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pengaruh
manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
F. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Di lihat dari kegunaannya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
tambahan referensi guna penelitian lebih lanjut tentang manajemen pembiayaan
sekolah dan mutu lulusan sekolah.
2. Kegunaan Praktis
a) Bagi sekolah, terutama bagian manajemen pembiayaan. Penelitian ini
diharapkan menjadi bahan dalam peningkatan mutu lulusan disekolah.
b) Bagi penulis, hasil peneliti ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar untuk
menjadi seorang manajer (pimpinan) pembiayaan untuk meningkatkan mutu
lulusan sekolah.
c) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
lebih lanjut mengenai sekolah yang bersangkutan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
a. Hakikat Manajemen
1) Pengertian Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang luas dan arti yang
berbeda-beda menurut pandangan para ahli. Berikut penulis
akan menjabarkan pengertian manajemen dari berbagai macam
pandangan.
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal
kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan
ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dengan kata benda management, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen
atau pengelolaan.5
Pengertian manajemen menurut para ahli mempunyai
makna yang berbeda-beda. Berikut pengertian manajemen
menurut para ahli diantaranya:
a) Menurut George R. Terry dalam buku Mulyono,
manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang
terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan, yang
5 Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik & Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Ed. 2,
cet.ke -1), h.4
9
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lain.6
b) Menurut Oey Liang Lee dalam buku Nur Zazin,
manajemen diartikan sebagi seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan
pengontrolan atas human and natural resources untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu.7
c) Menurut Prajudi Atmosudirjo dalam buku Uhar
Suharsaputra, manajemen itu adalah pengendalian dan
pemanfaatan semua faktor dan sumber daya, yang menurut
suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang
tertentu.8
Dari beberapa pandangan para ahli diatas tentang
manajemen, penulis dapat mengambil kesimpulan dari
pengertian manajemen. Dimana manajemen mempunyai
banyak arti yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, serta pemanfaatan segala sumber
daya demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen bisa dikatakan sebagai ilmu seni, dimana untuk
mengatur atau mengelolanya itu membutuhkan kemampuan
dan keterampilan dalam memimpin, dan manajemen adalah
suatu proses pengelolaan yang didalamnya terdapat
6 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010), h.
16
7 Nur Zanin, Gerakan Menata Mutu Pendidikan: Teori & Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016),
h. 28 8 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 5
10
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
kegiatan, dan kemudian dilakukan evaluasi.
2) Prinsip-prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol seorang industrialis asal
Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat
lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
Prinsip-prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri
dari:
a) Pembagian kerja (division of work)
b) Wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility)
c) Disiplin (discipline)
d) Kesatuan perintah (unity of command)
e) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri (subordination of individual interests to the general
interests)
g) Pembayaran upah yang adil (renumeration)
h) Pemusatan (centralization)
i) Hierarki (hierarchy)
j) Tata tertib (order)
k) Keadilan (equity)
l) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of
personnel)
m) Inisiatif (inisiative)
n) Semangat kesatuan (esprits de corps)9
3) Fungsi Manajemen
Kegiatan manajemen pasti selalu mengarah pada
pencapaian hasil (output) yang telah diharapkan. Untuk
mencapai tujuan yang diharapkan agar berjalan secara efektif
dan efesien, seseorang yang melaksanakan kegiatan manajerial
9 Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen (Kamis, 07 Februari 2019, pukul 19:15
WIB)
11
harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang disebut
sebagai fungsi manajerial.
Sama halnya dengan pengertian manajemen. Fungsi-
fungsi manajemen juga mempunyai banyak perbedaan menurut
para ahli. Berikut beberapa pendapat para ahli tentang fungsi-
fungsi manajemen, antara lain:
Pertama menurut Harold Koontz Cyril O’Donnel,
memiliki pendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen:
a) Planning;
b) Organizing;
c) Staffing;
d) Directing;
e) Controlling.10
Ketiga menurut G.R. Terry, mengatakan bahwa fungsi-
fungsi manajemen:
a) Planning;
b) Organizing;
c) Actuating;
d) Controlling.11
Kedua menurut Henri Fayol, menjelaskan fungsi-fungsi
manajemen diantara lain:
a) Planning (perencanaan);
b) Organizing (pengorganisasian);
c) Commanding (pengaturan);
d) Coordinating (pengkoordinasian);
e) Controlling (pengawasan).12
10
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h. 3
11Ibid , h. 3
12
b. Hakikat Pembiayaan
1) Pengertian Pembiayaan
Dalam KBBI pembiayaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan biaya. Biaya adalah uang yang
dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan
sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran.13
Mulyadi mengemukakan bahwa dalam arti luas, biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan. Dalam arti sempit, dapat dimaknai sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.14
Jadi, biaya merupakan uang yang dikorbankan atau
dikeluarkan untuk memperoleh hasil atau keuntungan demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pembiayaan memiliki
dua unsur penting didalamnya, yaitu pengelolaan dan
pengendalian internal. Artinya, pembiayaan perlu dikelola
dengan baik untuk pelaporan diwaktu tertentu. Dan
pembiayaan pula harus dikendalikan, tidak terlalu transparan
karena pembiayaan itu bersifat sensitif.
c. Hakikat Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan
Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan
berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
12
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 7
13 Diakses melalui https://kbbi.web.id/biaya (Senin, 11 Februari 2019, pukul 20:53 WIB)
14 Ferdi W. P, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013, h. 568
13
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”15
Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh
anak.16
Artinya pendidikan bisa dikatakan sebagai tempat
untuk mengembangkan perilaku yang baik maupun akhlak
seseorang.
Disisi lain arti pendidikan dalam kamus Webster’s New
World Dictionary (1962) yaitu sebagai proses pengembangan
dan latihan yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan kepribadian (character), terutama
yang dilakukan dalam suatu bentuk formula (per sekolahan)
kegiatan pendidikan mencakup proses dalam menghasilkan
(production) dan transfer (distribution) ilmu pengetahuan yang
dilakukan oleh individu atau organisasi belajar (learning
organization). Organisasi belajar dimaksud dapat tercapai dari
lembaga-lembaga pemerintah atau swasta, tingkat dasar,
menengah, dan pendidikan tinggi.17
Dapat disimpulkan oleh penulis bahwa pendidikan
adalah suatu usaha atau proses dalam tumbuh kembang
15
Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik & Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Ed. 2,
cet.ke -1) h.9
16 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014,
Ed.4, cet.ke-2) h.13 17
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) h.14
14
seseorang mulai dari kepribadian, pengetahuan, serta
keterampilan. Dimana nantinya hasil dari proses tersebut akan
bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat atau orang lain,
bahkan untuk bangsa dan Negara.
2) Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”18
Dari penjabaran pasal diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa fungsi pendidikan yaitu sebagai wadah untuk
mengembangkan kemampuan dan bakat, juga sebagai alat
dalam membentuk watak peserta didik.
d. Pembiayaan Pendidikan
1) Pengertian Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan merupakan tanggungjawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 46 ayat (1).
Pembiayaan pendidikan merupakan hubungan saling
18
UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
15
keterkaitan yang didalamnya terdapat komponen-komponen
yang bersifat mikro dan makro pada satuan pendidikan. Yang
memiliki tujuan yaitu pada peningkatan potensi SDM yang
berkualitas, penyediaan komponen-komponen sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, penetapan sistem dan mekanisme
pengalokasian dana, pengefektifan dan pengefisiensian
penggunaan dana, akuntabilitas (dapat
dipertanggungjawabkan) dari aspek keberhasilan dan mudah
terukur pada setiap satuan pendidikan, meminimalis terjadinya
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penggunaan
pembiayaan pendidikan.19
Pengertian lain menurut Nanang Fattah, pembiayaan
pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan professional
guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang,
pengadaan peralatan/mobile, pengadaan alat-alat dan buku
pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler,
kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.20
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa
pembiayaan pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dan tidak dapat dipungkiri dalam pendidikan terutama di
sekolah. Pembiayaan pendidikan adalah suatu analisa tentang
sumber-sumber pembiayaan dan penggunaan biaya yang
diperuntukkan sebagai pengelolaan pendidikan. Dengan
19
Ferdi W. P, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013, h. 566
20 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2016) h. 78
16
maksud agar berjalan secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2) Jenis-jenis Pembiayaan Pendidikan
Biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam
mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan
mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam
suatu organisasi yang akan mencapai suatu tujuan tertentu.
Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan
hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan
kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif.21
Menurut Indra Bastian dalam buku Akuntansi
Pendidikan, jenis-jenis biaya pendidikan terdiri atas:
a) Biaya-biaya pribadi (Private Cost)
Individu di keluarga harus menanggung biaya individu
sebagai imbalan atas pendidikan yang diterima. Contoh
pengeluaran tersebut adalah: biaya kuliah dan pemeriksaan
dan biaya lain seperti kelembagaan persediaan; manual dan
buku; transportasi; seragam; kepastian penghasilan.
b) Biaya-biaya sosial (Social Cost)
Biaya-biaya ini berasal dari kepedulian masyarakat dan
mengacu pada biaya tersebut (atau pengeluaran) yang harus
ditanggung sebagai hasil dari semua kegiatan pendidikan
dan pelatihan dalam masyarakat pada waktu tertentu.
c) Biaya kesempatan (Opportunity Cost)
Biaya peluang adalah biaya alternatif terdahulu. Unsur-
unsur biaya kesempatan adalah biaya sosial, biaya pribadi
dan biaya kesempatan yang dapat dikombinasikan. Biaya
21
Ibid, h. 81
17
kesempatan ini merupakan pilihan untuk mengambil siswa
magang atau orang lain sebagai pekerja di perusahaan
manufaktur kulit tersebut.
d) Biaya tetap dan biaya variabel
Apapun tingkat produksinya, organisasi pelayanan
pendidikan harus selalu memiliki dana untuk membayar
komponen biaya tetap seperti, sewa tempat, gaji staf, dan
abonemen utilitas. Sementara itu, dana unntuk biaya
variabel amat tergantung pada tingkat produksi yang
dilakukan, seperti jumlah yang diprodiksi. Dalam kasus
pendidikan, biaya tetap sekolah meliputi biaya sewa tempat
sekolah, biaya gaji pokok pengajar, dan biaya listrik.
Biaya variabel sering dikontraskan dengan biaya
serapan. Di bawah biaya variabel, biaya overhead tetap
tidak dialokasikan atau ditetapkan (tidak diserap oleh)
pengerjaan produk pendidikan. Biaya variabel sering
digunakan untuk pembuatan keputusan manajemen.
Sedangkan, biaya serapan diperlukan untuk pelaporan
keuanngan eksternal dan untuk pelaporan pajak
pendapatan.
Biaya serapan membebankan biaya tetap dan biaya
variabel ke produk biaya tersebut digabungkan dengan cara
tertentu sehingga menyulitkan para manajer
membedakannya. Biaya variabel memfokuskan pada
perilaku biaya. Keunggulannya adalah bawa pendekatan
variabel costing sesuai dengan pendekatan kontribusi dan
konsep biaya.22
Disisi lain dalam teori dan praktik pembiayaan
pendidikan, baik pada tataran makro maupun mikro, dikenal
beberapa kategori biaya pendidikan. Pertama biaya langsung
(direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya
langsung adalah segala pengeluaran yang secara langsung
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Biaya tidak langsung
adalah pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang
proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan
22
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 2015, Edisi ke-2) h.345-347
18
tersebut terjadi di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya
transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan, dan harga
kesempatan (opportunity cost).
Kedua, biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial
(social cost). Biaya pribadi adalah pengeluaran keluarga untuk
pendidikan atau dikenal juga pengeluaran rumah tangga
(household expenditure). Biaya sosial adalah biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui
sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah
kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan. Ketiga,
biaya dalam bentuk uang (monetary cost) dan bukan uang
(non-monetary cost).23
Biaya dalam bentuk uang (monetary
cost) adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang,
baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk
kegiatan pendidikan. Biaya dalam bentuk bukan uang (non-
monetary cost) adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak
dalam bentuk uang, meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk
uang, baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan
untuk kegiatan pendidikan, misalnya pikiran, waktu, tenaga,
dan lain-lain.24
Berdasarkan paparan jenis-jenis pembiayaan
pendidikan diatas diketahui bahwa biaya pendidikan
mempunyai arti yang luas. Segala sesuatu yang dikeluarkan
dalam penyelenggaraan pendidikan pasti bersangkutan dengan
biaya. Maka dari itu, pembiayaan menjadi masalah yang
penting dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan yang
23
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 4 24
Ferdi W. P, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013, hal. 570
19
harus dapat disikapi dan dikelola dengan baik.
Ketidakmampuan lembaga pendidikan dalam mengelola
pembiayaan pendidikan akan berdampak buruk pada kegiatan
operasional sekolah bahkan pada mutu lulusan.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa
jenis-jenis pembiayaan pendidikan terbagi menjadi dua yaitu
direct cost dan indirect cost. Direct cost adalah biaya langsung
yang meliputi biaya buku pelajaran, fasilitas kegiatan belajar
mengajar, alat laboraturium, buku perpustakaan, serta gaji guru
dan personil lainnya. Sedangkan indirect cost adalah biaya
tidak langsung yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
melengkapi kebutuhan pendidikan, seperti biaya hidup, biaya
jajan, dan biaya transportasi.
3) Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan
Menurut Dedi Supriadi, sumber-sumber pembiayaan
pendidikan pada tingkat makro (nasional) berasal dari:
a) Pendapatan negara dari sektor pajak;
b) Pendapatan dari sektor non-pajak;
c) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa;
d) Usaha-usaha negara lainnya; dan
e) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar
negeri (loan)25
Semua sumber pembiayaan diatas dituangkan dalam
RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
setiap tahunnya. Kemudian sumber pembiayaan pendidikan
tingkat mikro di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal 2 ayat 1:
25
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 5
20
“Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.”26
Disisi lain pada tingkat sekolah (satuan pendidikan),
biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan masyarakat.
Sejauh tercatat dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan di
tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan pada
sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan.27
Selain dari pada itu, menurut Umberto Sihombing dan
Indardjo dalam buku Reformasi Pendidikan, sumber
pembiayaan pendidikan itu tidak bisa dipisahkan dari tiga
faktor yang saling berkaitan yaitu peran orang tua, masyarakat,
dan pemerintah. Sebagaimana dijelaskan dibawah ini:28
a) Peran orang tua
Peran orang tua pasti sangat besar dalam mendukung
pendidikan anaknya. Hal ini yang menyebabkan peran
orang tua merupakan satu bagian yang sangat penting dan
tidak mungkin terpisahkan dalam sumber pembiayaan
pendidikan. Misalnya untuk biaya pendaftaran, uang
sekolah, ujian, pakaian, alat tulis, biaya transportasi, dan
lain sebagainya.
26
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 27
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 6
28
Zainuddin, Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.109
21
b) Peran masyarakat
Peran serta masyarakat dalam hal ini berfungsi sebagai
ikut serta dalam memelihara, menumbuhkan,
meningkatkan, dan mengembangkan pendidikan nasional.
Bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan dapat dikategorikan sebagai penyelenggaraan,
ketenagaan, pengadaan, pengadaan bantuan dana, praktik,
dan bantuan teknis. Dimana ditiap kategori tersebut peran
serta masyarakat mempunyai fungsi-fungsi lainnya.
c) Peran pemerintah
Penyelenggaran pendidikan tentu tidak lepas dari peran
pemerintah. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Dasar 1945 menekankan bahwa pemerintah bertanggung
jawab atas pendidikan bangsa.29
Dengan adanya sumber
pembiayaan pendidikan dari pemerintah, diharapkan
masyarakat golongan menengah kebawah juga dapat
merasakan pendidikan yang seharusnya didapat, agar dapat
merubah masa depan untuk diri sendiri, masyakarat,
bahkan bangsa dan negeri.
Dari beberapa penjabaran sumber-sumber pembiayaan
diatas, dapat diartikan bahwa sumber pembiayaan pendidikan
berasal dari berbagai macam sumber. Baik dari pemerintah,
yayasan itu sendiri, dan masyarakat. Dalam hal ini negara tidak
bisa lepas tanggung jawab dari masalah pembiayaan
pendidikan. Dan pihak sekolah harus mampu mengelola
dengan baik agar dapat menggali keterampilan peserta didik
dan menciptakan lulusan yang baik pula.
29
Ibid., h.115
22
e. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pada beberapa sub diatas, telah dipaparkan tentang apa itu
manajemen, pembiayaan, pendidikan, dan pembiayaan pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan
adalah suatu usaha pengelolaan yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi yang dilakukan dalam
tingkat satuan pendidikan.
Menurut buku Matin yang berjudul “Manajemen Pembiayaan
Pendidikan”, bahwa manajemen pembiayaan pendidikan sama
dengan pengelolaan anggaran pendidikan. Mulai dari sistem
penganggaran pendidikan, pelaksanaan anggaran pendidikan,
menentukan alokasi anggaran, penatausahaan keuangan pendidikan,
pertanggungjawaban keuangan pendidikan, dan pengawasan
anggaran.
Sedangkan dalam buku “Manajemen Sekolah” karangan
Rohiat, manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan,
penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban
penggunaan dana sesuai yang direncanakan.30
Dari dua konsep di atas mengenai manajemen pembiayaan
pendidikan di sekolah, penulis memilih menggunakan konsep Matin,
karena pada konsep Matin teori yang diungkapkan lebih terperinci,
jelas, dan mudah dipahami untuk mengaplikasikan manajemen
pembiayaan pendidikan di sekolah. Dibawah ini akan dipaparkan
tentang sistem penganggaran pendidikan, pelaksanaan anggaran
pendidikan, menentukan alokasi anggaran, penatausahaan keuangan
pendidikan, pertanggungjawaban keuangan pendidikan, dan
pengawasan anggaran.
30
Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009)
h.27.
23
1) Sistem Penganggaran Pendidikan
Untuk dapat menyusun anggaran pendidikan yang
tepat, pada administrator dan manajer pendidikan harus
memahami dan menguasai sistem penganggaran yang berlaku
di suatu negara. Paling sedikit ada enam sistem penganggaran
pendidikan yang dikenal dan dianut oleh suatu negara, yaitu:
Line Item Budgeting (LIB), Capital Budgeting (CAB),
Performance Budgeting (PEB), Program Budgeting (PROB),
Planning Programming and Budgeting System (PPBS), dan
Zero BaseBudgeting (ZBB).
a) Line Item Budgeting (LIB)
LIB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada jenis barang yang diperlukan.
Pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan berdasarkan
kepada barang-barang yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pendidikan. Biaya yang dianggarkan
sesuai dengan harga atas barang-barang yang dibutuhkan
tersebut. LIB dapat dikatakan sebagai sistem penganggaran
untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya rutin.31
b) Capital Budgeting (CAB)
CAB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi pada jangka waktu yang lama. Dalam CAB,
pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang. CAB tidak lain merupakan
31
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014) h.55-56
24
sistem pengalokasian anggaran untuk biaya modal atau
biaya pembangunan.32
c) Performance Budgeting (PEB)
PEB ialah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi selain pada jenis barang yang diperlukan, dan
pada jangka waktu yang lebih lama, juga berorientasi pada
keluaran. Oleh sebab itu pada sistem penganggaran ini,
perumusan tujuan umum maupun tujuan khusus dan
kriteria pengukuran keluaran harus jelas dan dapat diukur.
Tujuan umum dalam hal ini sering disebut sebagai rencana
dan tujuan khusus adalah programnya.33
d) Program Budgeting (PROB)
PROB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
dilaksanakan untuk menghindari terjadinya publikasi
pelayanan pada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh
unit yang berbeda. Dalam sistem penganggaran ini,
dibutuhkan koordinasi yang mantap untuk mengurangi
pemborosan dana.34
e) Planning Programming and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada mutu keluaran, dimana anggaran
pendidikan dialokasikan berdasarkan rencana dan program
pendidikan yang diusulkan. Sistem penganggaran ini
hampir sama dengan PEB, tetapi tujuan khusus pada PPBS
dirinci lagi menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih
32
Ibid., h. 56 33
Ibid., h. 56-57 34
Ibid., h. 57
25
operasional yang membentuk satu atau beberapa rumpun
kegiatan yang disebut proyek.35
f) Zero Base Budgeting (ZBB)
ZBB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada keterbatasan sumber dana. Karena dana
terbatas maka dalam melakukan pengalokasian anggaran
harus ada penajaman prioritas baik mengenai program,
kegiatan, maupun sasaran yang ingin dicapai.36
2) Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
a) Hakikat Pelaksanaan
Anggaran Pelaksanaan anggaran pada hakikatnya
merupakan kegiatan penyesuaian anggaran dengan
memerhatikan berbagai peraturan perundang-undangan
yang berlaku, baik peraturan perundang-undangan
anggaran rutin maupun anggaran pembangunan.37
(1) Anggaran Rutin
Anggaran rutin terdiri atas tiga sektor yang
masing-masing sektor dijabarkan ke dalam lima
bagian, yaitu subsektor, program, kegiatan, jenis
anggaran, dan mata anggaran.38
(2) Anggaran Pembangunan
Anggaran pembangunan bidang pendidikan
yang dituangkan dalam rencana lima tahunan terdiri
atas 4 sektor. Setiap sektor dirinci ke dalam
35
Ibid., h. 57 36
Ibid., h. 58 37
Ibid., h. 92 38
Ibid., h. 92
26
subsektor dan program, yang seluruhnya berjumlah 7
sektor dan 21 program.39
b) Menentukan Besar Anggaran
Untuk menetapkan besar anggaran yang dibutuhkan
dalam suatu program, dibutuhkan informasi tentang biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
Besar anggaran suatu program juga ditentukan oleh
adanya upaya untuk mempercepat penyelesaian setiap
pekerjaan dalam program tersebut. Misalnya dalam kontrak
yang sudah ditandatangani, karena alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan mungkin saja dipercepat waktu
penyelesaiannya. Percepatan waktu penyelesaian pekerjaan
sering diistilahkan dengan cash program. Cash
programmembawa dampak terhadap kenaikan biaya
operasional yang tidak sedikit.40
c) Menganalisis Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan akan efektif jika dianalisis dengan
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:
(1) Data dan informasi yang tepat dan akurat serta
definisi yang jelas tentang komponen sistem
pendidikan;
(2) Rasa memiliki para pengelola pendidikan terhadap
dunia pendidikan;
(3) Pemahaman analisi terhadap data yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif;
(4) Socially acceptability (tingkat penerimaan
masyarakat terhadap program yang diusulkan);
(5) Economically beneficial (program yang diusulkan
secara ekonomis menguntungkan);
(6) Organizationaly manageable (secara organisatoris
program yang diusulkan dapat dikelola); dan
39
Ibid., h. 99 40
Ibid., h. 109
27
(7) Ketersediaan sumber daya.41
3) Menentukan Alokasi Anggaran
a) Menginventarisasikan Sumber Dana Pendidikan
Sumber dana pendidikan banyak macamnya, baik itu
dari pemerintah, dari masyarakat, dari orang tua siswa,
maupun bantuan dari negara lain. Agar sumber dana
tersebut dapat dengan mudah digunakan ketika dibutuhkan
dalam menentukan alokasi anggaran pendidikan, maka data
dan informasi tentang sumber dana itu harus
diinventarisasikan dengan baik.42
Artinya, semua sumber dana pendidikan harus dikelola
dengan baik demi tercapainya tujuan. Penerimaan dan
pengeluaran dana pendidikan harus dicatat terperinci. Juga
penggunaan dana tersebut harus jelas. Sumber dana
pendidikan berasal dari sebagai berikut:
(1) Sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, sumber dana ini biasanya digunakan oleh
sekolah-sekolah untuk membiayai kegiatan-kegitatan
rutin dan kegiatan pembangunan.
(2) Sumber dana dari orang tua, sumber dana ini berasal
dari SPP yang digunakan untuk kegiatan rutin.
Namun untuk saat ini sekolah negeri sudah tidak
memungut biaya SPP.
(3) Sumber dana dari bantuan luar negeri biasanya
berupa pinjaman atau hibah, yang digunakan untuk
membantu menunjang perwujudan pelaksanaan
41
Ibid., h. 114 42
Ibid., h. 119
28
program-program pembangunan pendidikan di
Indonesia.
(4) Sumber dana dari masyarakat ini sangat mempunyai
perhatian yang besar dan berkepentingan terhadap
pengembangan dalam pendidikan.
b) Mengalokasikan Dana Pendidikan
(1) Pengalokasian Dana Atas Dasar Siswa
Cara yang digunakan untuk mengalokasikan
dana pendidikan adalah mengalokasikan dana
berdasarkan atas perhitungan banyaknya siswa yang
terdaftar. Banyaknya siswa yang terdaftar disuatu
sekolah dapat dihitung pada awal tahun ajaran,
petengahan tahun ajaran, atau pada akhir tahun
ajaran.
(2) Pengalokasian Dana Atas Dasar Guru
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru perlu
diperhatikan bahwa karakteristik guru bermacam-
macam. Ada guru pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi. Pengalokasian dana ini mempunyai dampak
terhadap ratio siswa yang kadang-kadang hasilnya
negatif. Oleh sebab itu, ketika melakukan
pengalokasian dana harus dipertimbangkan secara
cermat.
(3) Pengalokasian Dana Atas Dasar Ruang Belajar
Dana berupa modal dalam pendidikan sering
dinyatakan sebagai rata-rata pembuatan ruang
belajar. Dengan demikian, pengeluaran modal sering
dialokasikan atas dasar jumlah tertentu per ruang
belajar
29
(4) Pengalokasian Dana Atas Dasar Bobot Tujuan
Pendidikan
Suatu keragaman dalam jumlah uang yang
dinyatakan per satuan pendidikan dapat dipakai
untuk mencapai tujuan-tujuan yang berbeda. Angka
bobot yang lebih besar dari satu, berarti bahwa
lebih banyak sumber dana yang harus dialokasikan
pada satuan pendidikan. Sedangkan angka bobot
yang kurang dari atau sama dengan satu maka
sumber dana yang harus dialokasikan untuk satuan
pendidikan tersebut dapat tetap tidak memerlukan
penambahan atau bahkan diturunkan jumlahnya
untuk yang angka bobotnya kurang dari satu.
(5) Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan Angka
Partisipasi
Angka partisipasi merupakan perbandingan
antara jumlah siswa terhadap anak usia sekolah pada
suatu wilayah tertentu. Ada dua angka partisipasi,
yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
Partisipasi Kasar (APK).
Pada umumnya angka partisipasi di daerah
perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Dalam
kondisi seperti ini, rumus pembiayaan yang semata-
mata didasarkan kepada keadaan siswa disekolah
tidak dapat mengatasi pembangunan pada wilayah-
wilayah yang angka partisipasinya rendah. Oleh
sebab itu harus ada modifikasi rumus.
(6) Pengalokasian Dana Atas Dasar Pengamatan
Terhadap Rumus-rumus Alokasi Keuangan
30
Jika rumus dimaksudkan sebagai penyediaan
perangsang untuk perubahan kurikulum, maka harus
ada penyedia perubahan yang bersamaan. Jika rumus
itu dimaksud adalah menyelenggarakan
pembelajaran, maka pejabat keuangan harus
menjamin bahwa mata pelajaran tersebut bukanlah
syarat untuk kelulusan. Jika maksud rumus itu
adalah untuk mengingkatkan angka partisipasi, maka
pejabat keuangan harus menjamin bahwa ada tempat
yang cukup disekolah untuk menampung mereka
yang akan masuk sekolah.43
c) Menentukan Skala Prioritas
Dalam menentukan skala prioritas ada satu pola umum
yang digunakan sebagai pedoman, yaitu dengan
melaksanakan lima langkah kegiatan:
(1) Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan
permasalahan;
(2) Menyusun kriteria untuk melakukan seleksi
prioritas;
(3) Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk
mencapai tujuan;
(4) Mengevaluasi alternatif kebijaksanaan; dan
(5) Menyusun prioritas kebijaksanaan.44
4) Penatausahaan Keuangan Pendidikan
a) Pendataan dan Pelaporan Pelaksanaan Keuangan
Pendidikan
43
Ibid., h. 122-125 44
Ibid., h. 126
31
(1) Mengidentifikasi dan Mengukur Data Keuangan
Pendidikan
Dalam kegiatan ini, setiap transaksi pendidikan
dicatat secara kronologis dan sistematis selama satu
periode tertentu di dalam sebuah atau beberapa
buku yang disebut jurnal. Tiap catatan harus
ditunjang oleh dokumen keuangan. Satuan
pengukur yang tepat digunakan adalah mata uang.
(2) Memproses Data Keuangan Pendidikan
Kegiatan ini mencakup pencatatan,
pengelompokan, dan pengikhtisaran. Pencatatan
transaksi adalah pengumpulan data secara
kronologis kemudian digolong-golongkan ke dalam
kategori tertentu agar penyajian dapat diringkaskan.
(3) Pelaporan Data Keuangan Pendidikan
Data keuangan pendidikan yang sudah dicatat,
dikelompokkan, dan diikhtisarkan harus dilaporkan
kepada pihak-pihak yang terkait. Pelaporan harus
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Agar laporan keuangan
berguna dalam proses pengambilan keputusan,
maka laporan tersebut harus dianalisis dan
diinterpretasikan.
b) Pembukuan Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Pembukuan adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan teknis akuntansi yang melakukan pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi
keuangan. Akuntansi selain melakukan pembukuan, juga
32
melakukan pemeriksaan, penyusunan laporan keuangan,
penafsiran laporan, dan lain sebagainya.45
5) Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan
Pertanggungjawaban keuangan pendidikan adalah salah
satu aktivitas membuat laporan keuangan dari kegiatan
pengelolaan keuangan pendidikan yang disusun setelah semua
bukti pengeluaran diuji kebenarannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan yang berlaku, dan disajikan
untuk atasan langsung bendaharawan atau instansi yang terkait.
a) Meneliti Keabsahan Bukti Pengeluaran
Sesuai dengan Surat Edaran No. SE-28/A/53/1991
tanggal 27 Februari 1991 dijelaskan bahwa bukti
pengeluaran atas tagihan kepada negara dapat diterima jika
memenuhi ketentuan sebagai berikut.
(1) Nama instansi/ satuan kerja/ proyek yang
melakukan pembayaran;
(2) Nama yang berhak menerima pembayaran;
(3) Uraian pembayaran;
(4) Jumlah uang yang dibayarkan;
(5) Tahun anggaran dan mata anggaran;
(6) Bea materai tempel;
(7) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
(8) Pembelian barang dengan nilai yang relatif kecil;
(9) Coretan, hapusan, dan tindihan;
(10) Tanda tangan yang berhak menerima pembayaran;
(11) Tanda tangan lunas/ setuju dibayar; dan
45
Ibid., h. 137-140
33
(12) Bukti pengeluaran bentuk kwitansi, nota atau
faktur46
6) Pengawasan Anggaran
a) Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang
dilaksanakan langsung oleh bawahannya, atau pengawasan
terhadap kinerja bawahan yang dilaksanakan oleh atasan
langsung, bukan pihak lain.47
b) Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang
dilaksanakan oleh aparat yang berfungsi sebagai pengawas.
Aparat fungsional yang melakukan pengawasan keuangan
dilingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
ialah Inspektora Jenderal Kemendikbud, Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan Tim Koordinasi Pengawasan yang
dipimpin oleh Presiden.48
c) Pengawasan Legislatif
Pengawasan legislatif adalah pengawasan yang
dilakukan oleh badan legislatif, yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) terhadap pelaksanaan rencana dan program
kerja pemerintah.49
d) Pengawasan Masyarakat
Pengwasan masyarakat adalah pengawasan yang
dilakukan oleh anggota masyarakat, baik individu maupun
kelompok dengan cara melihat, memerhatikan, memonitor,
46
Ibid., h. 153-157 47
Ibid., h. 188 48
Ibid., h. 190 49
Ibid., h. 191
34
menilai, dan melaporkan pelaksanaan kegiatan suatu unit
kerja.50
e) Evaluasi Penggunaan Anggaran Pendidikan
Evaluasi penggunaan anggaran pendidikan adalah
aktivitas melakukan pengukuran untuk menilai
perkembangan atau tingkat keberhasilan pelaksanaan
rencana dan program berdasarkan kriteria tertentu.51
f) Pelaporan Penggunaan Anggaran Pendidikan
Pelaporan penggunaan anggaran pendidikan merupakan
bagian dari sistem pengawasan yang memuat hasil-hasil
pelaksanaan rencana dan program pendidikan, masalah-
masalah dan hambatan-hambatan yang dihadapi, dan
alternatif-alternatif yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan.
Secara garis besar, laporan penggunaan anggaran
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
laporan pelaksanaan proyek pembangunan yang terdiri atas
laporan bulanan dan laporan triwulan; dan laporan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri atas laporan
tengah tahunan dan laporan tahunan.
Selain dua jenis laporan penggunaan anggaran
pendidikan diatas, ada pula laporan khusus keuangan rutin
dana SPP/DPP yaitu: laporan daya serap anggaran rutin per
triwulan, laporan penerimaan dan penyetoran SPP setiap
bulan, dan laporan bulanan data fisik pendidikan.52
50
Ibid., h. 192 51
Ibid., h. 205 52
Ibid., h. 208
35
Dari penjelasan tentang manajemen pembiayaan pendidikan di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan adalah suatu kegiatan
pengelolaan dalam tingkat satuan pendidikan. Pengelolaan tersebut terdiri dari
sistem anggaran pendidikan, pelaksanaan anggaran pendidikan, menentukan
alokasi anggaran, penatausahaan keuangan pendidikan, pertanggungjawaban
keuangan pendidikan, serta pengawasan anggaran.
2. Mutu Lulusan
Menurut Tom Peters dan Nancy Austin, mutu adalah sebuah hal yang
berhubungan dengan gairah dan harga diri.53
Artinya, ketika mutu telah
berhasil tercipta maka akan berpengaruh pada gairah dan harga diri.
Karena, mutu tersebut dapat meningkatkan gairah dan kualitas hidup
seseorang.
Secara klasik, pengertian mutu (quality) menunjukkan sifat yang
menggambarkan derajat “baik”-nya suatu barang atau jasa yang
diproduksi atau dipasok oleh suatu lembaga dengan kriteria tertentu.54
Derajat mutu bisa bersifat mutlak (absolute) dan bersifat relatif. Derajat
mutu bersifat mutlak karena baik atau tidaknya mutu tersebut dinilai
berdasarkan dari lembaga itu sendiri. Sedangkan derajat mutu bersifat
relatif karena baik atau tidaknya mutu tersebut dinilai berdasarkan
konsumen yang menggunakn atau memanfaatkan barang atau jasa
tersebut.
Sedangkan dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian
Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip Mulyasa dalam buku Aminatul
Zahroh, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output. Input
pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
demi berlangsungnya suatu proses. Sementara proses pendidikan
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Selanjutnya, 53
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012), h. 29 54
Ridwan Abdullah Sani, dkk, Penjaminan Mutu Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) , h.3
36
output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah.55
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang harus tersedia
disini maksudnya yaitu seperti sekolah harus memiliki kebijakan, tujuan,
dan sasaran mutu yang jelas. Lalu harus adanya sumber daya manusia dan
sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dan
sebagainya). Sekolah harus memiliki staf yang berkompeten dan
berdedikasi tinggi. Dan yang terpenting dalam input pendidikan ialah
siswa, dimana siswa ini yaitu sebagai pelanggan yang menjadi fokus dari
semua kegiatan sekolah, artinya semua input dan proses yang dikerahkan
di sekolah bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kepuasan peserta
didik.56
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah
karakteristik proses. Karakteristik proses tersebut diantaranya yaitu
adanya proses belajar mengajar yang efektif, memiliki lingkungan sekolah
yang aman dan tertib, adanya partisipasi yang tinggi dari warga sekolah
dengan masyarakat, serta memiliki manajemen lingkungan hidup sekolah
yang baik.57
Sedangkan output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan
melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada umumnya,
output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output prestasi akademik
dan output prestasi non akademik. Output prestasi akademik misalnya,
nilai Ujian Akhir Nasional, lomba karya ilmiah remaja, lomba (Bahasa
55
Aminatul Zahroh, Total Quality Management: Teori & Praktik Manajemen Untuk Mendongkrak
Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h. 28 56
Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h.
62-64 57
Idib., h. 58-62
37
Inggris, Matematika, Fisika), cara berpikir (kritis, kreatif divergen, nalar,
rasional, induktif, deduktif, dan ilmiah). Output non akademik misalnya,
akhlak/budi pekerti, dan perilaku sosial yang baik seperti bebas narkoba,
kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih saying yang tinggi terhadap
sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi kedisiplinan, kerajinan, prestasi
olahraga, kesenian, dan kepramukaan.58
Mutu lulusan pendidikan di Indonesia mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi
lulusan sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 13 Tahun 2015
tentang perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Dasar dan Menengah, yang
dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kompetensi pada
abad ke-21, persaingan yang semakin global, dan kebutuhan lokal serta
nasional.59
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan. Untuk mengetahui
kesesuaian dan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi. Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan
dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan berkelanjutan terhadap
kebutuhan lulusan pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal,
nasional, maupun global. Sementara itu, pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan dimonitor dan dievaluasi secara berkala terhadap lulusan dari
setiap satuan pendidikan. Evaluasi dilakukan terhadap kesesuaian sumber
58
Ibid., h. 58 59
Ridwan Abdullah Sani, dkk, Penjaminan Mutu Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) , h.39
38
daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan
tertentu.60
Tabel 2.1
Kriteria Lulusan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B61
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam, dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan perdaban terkait fenomena dan kejadian
yang tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindakan yang produktif
dan kreatif dalam ranah konkret dan abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sejenis.
Pada tabel 2.1, telah dipaparkan Standar Kompetensi Lulusan yang
mengacu pada kriteria lulusan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B. Secara garis
besar untuk mengukur mutu lulusan biasanya dilihat dari hasil laporan
60
Ibid., h. 40 61
Ibid., h. 41
39
belajar siswa (raport) dan dari hasil Ujian Nasional (UN) yang dinyatakan
dalam bentuk angka. Pada umumnya, lulusan yang bermutu memiliki tiga
dimensi kecerdasan, yaitu kecerdasan sikap (affective), kecerdasan
pengetahuan (cognitive), dan kecerdasan keterampilan (skills).
Sedangkan dalam pedoman pemenuhan standar nasional pendidikan
tingkat SMP/MTs, sudah dijelaskan secara terperinci mengenai
komponen-komponen untuk mengukur mutu lulusan. Berikut akan
dipaparkan komponen dan indikator esensialnya.
Tabel 2.2
Standar Kompetensi Lulusan
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Cerdas,
berpengetahuan,
berkepribadian,
berakhlak
mulia, serta siap
hidup mandiri
dan mengikuti
pendidikan
lebih lanjut
1.1 Percaya diri dan
tanggungjawab
1.1.1 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
untuk
menumbuhkan dan
mengembangkan
sikap percaya diri
dan bertanggung
jawab
1.2 Biasa berbagi
sumber belajar
1.1.2 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
melalui program
pembiasaan untuk
mencari informasi/
pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai
40
sumber belajar
1.3 Berprestasi 1.1.3 Sekolah memiliki
prestasi yang
ditunjukkan dengan
tingkat kelulusan
dan ratarata nilai
US/UN yang tinggi
1.4 Produktif dan
bertanggungjawa
b
1.1.4 Siswa
memperoleh
pengalam belajar
dan mengenal
pemanfaatan
lingkungan secara
produktif dan
bertanggung jawab
1.5 Biasa hidup
bersih, sehat,
bugar, aman, dan
sportif
1.1.5 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
yang menunjukkan
kebiasaan hidup
bersih, sehat, bugar
dan aman
1.6 Siap melanjutkan
ke jenjang
pendidikan yang
lebih
1.1.6 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
agar mampu
menguasai
pengetahuan untuk
41
melanjutkan ke
jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
1.7 Berkomunikasi
secara efektif dan
santun
1.1.7 Siswa
memperoleh
pengalaman dalam
berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan
secara efektif dan
santun
2 Beriman dan
bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
serta berakhlak
mulia
2.1 Melaksanakan
ajaran agama
2.1.1 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
untuk melaksanakan
ajaran agama dan
akhlak mulia
2.2 Berakhlak mulia 2.1.2 Siswa memiliki
pengetahuan, sikap,
dan perilaku yang
baik setelah belajar
akhlak mulia sesuai
ajaran agama yang
dianutnya
3 Memiliki rasa
kebangsaan dan
cinta tanah air
3.1 Menghargai
keberagaman
3.1.1 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
untuk menghargai
keberagaman agama,
42
bangsa, suku, ras,
dan golongan sosial
ekonomi.
3.2 Menegakkan
aturan
3.1.2 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
untuk berpartisipasi
dalam penegakan
aturan-aturan sosial
3.3 Bekerjasama dan
tolong menolong
3.1.3 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
bekerjasama dalam
kelompok, tolong-
menolong dan
menjaga diri sendiri
dalam lingkungan
keluarga dan teman
sebaya
3.4 Berpartisipasi
siswa dalam
kehidupan
bermasyarakat
3.1.4 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
melibatkan
partisipasi siswa
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
43
bernegara secara
demokratis dalam
wadah NKRI.
3.5 Cinta dan bangga
terhadap bangsa,
Negara dan tanah
air Indonesia
3.1.5 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
menunjukkan
kecintaan dan
kebanggan terhadap
bangsa, negara, dan
tanah air Indonesia
4 Berpikir logis
dan analisis
4.1 Belajar IPTEK
secara efektif
4.1.1 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
iptek secara efektif.
4.2 Mengenali dan
menganalisis
gejala alam dan
sosial
4.1.2 Siswa
memperoleh
pengalaman belajar
untuk mengenali dan
menganalisis gejala
alam dan sosial.
5 Memiliki rasa
seni dan
memahami
budaya
5.1 Mengekspresikan
seni dan budaya
5.1.1 Siswa
memperoleh
pengalaman
mengekspresikan
diri melalui kegiatan
seni dan budaya
44
6 Sehat jasmani
dan rohani serta
sportif
6.1 Bugaran jasmani
serta hidup sehat
6.1.1 Mengembangkan
dan memelihara
kebugaran jasmani
serta pola hidup
sehat
6.2 Menjaga tubuh
serta lingkungan
6.1.2 Siswa memahami
perawatan tubuh
serta lingkungan,
mengenal berbagai
penyakit dan cara
pencegahannya serta
menjauhi narkoba62
Sumber: Kemendikbud RI tahun 2012
Pada kedua tabel yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa untuk mengukur mutu lulusan dapat dilakukan dari berbagai macam
cara, diantaranya yaitu melihat hasil laporan belajar peserta didik (rapor)
yang tertera nilai-nilai yang dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf. Bisa
juga dengan melihat hasil UN setiap peserta didik, dan dengan melihat data
yang dimiliki sekolah mengenai peserta didik yang melanjutkan ke jenjang
selanjutnya.
B. Review Penelitian Terdahulu
Pada dasarnya penelitian terkait pengaruh manajemen pembiayaan
pendidikan terhadap mutu lulusan sudah pernah diteliti oleh peneliti
sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
62
Pedoman Pemenuhan SNP Tingkat SMP/MTs, Kemendikbud, Tahun 2012.
45
Windi Aprilianti melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan judul
Pengaruh Manajemen Pembiayaan terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Kelas
IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah Pamulang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh antara manajemen pembiayaan pendidikan
terhadap peningkatan mutu lulusan kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah
Pamulang. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan
jenis penelitian hubungan kausal, yaitu mencari pengaruh antara variabel X
(manajemen pembiayaan pendidikan) terhadap variabel Y (mutu lulusan).
Teknik pengumpulan data yaitu berupa kuisioner (angket), wawancara, dan
observasi. Hasil dari uji ini membuktikan sebesar 47,2% mutu lulusan SMP
Islam Raudlatul Hikmah Pamulang dipengaruhi oleh manajemen
pembiayaannya, dan sebesar 52,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Terdapat
persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, persamaannya terletak pada judul penelitian yaitu tentang
manajemen pembiayaan pendidikan dan mutu lulusan dan perbedaannya
terletak pada objek tempat penelitian.
Selanjutnya Dwi Febriyyani Alfiningsih melakukan penelitian pada
tahun 2018 dengan judul Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Kualitas
Pendidikan di SMK Satria Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan dan
seberapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan
di SMK SATRIA Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu
bersifat kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear sederhana.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK SATRIA Jakarta
Barat yang berjumlah 70 orang. Sampel dalam penelitian ini sebesar 58 orang
dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
yang dikembangkan dari Isaac dan Michael. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan
46
di SMK SATRIA Jakarta Barat. Terdapat persamaan dan perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan, persamaannya
terletak pada judul penelitian dan perbedaannya terletak pada objek tempat
penelitian serta peneliti tidak meneliti tentang manajemen dari pembiayaan
pendidikan tersebut.
Penelitian selanjutnya Muhammad Zaki Aziz melakukan penelitian
pada tahun 2018 dengan judul Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Kota Depok. Tujuan
penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui Implementasi Manajemen
Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia, (2) untuk mengetahui
hambatan-hambatan dalam manajemen keuangan, (3) untuk mengetahui cara
mengatasi kendala-kendala dalam manajemen keuangan. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dimana pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi document. Dalam
penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber dari staff sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia dinilai kurang baik, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara dan observasi bahwa implementasi
manajemen keuangan terdiri dari perencanaan keuangan tertulis tangan
padahal perkembangan teknologi sangat pesat, penganggaran yang
sepenuhnya kuasa diluar Rumah Gemilang Indonesia. Terdapat persamaan
dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis
lakukan, persamaannya hanya terletak di satu variabel pada judul penelitian
yaitu tentang manajemen pembiayaan pendidikan dan perbedaannya terletak
pada objek tempat penelitian serta metode yang digunakan adalah kualitatif
sedangkan penulis menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian selanjutnya Elis Nurleli melakukan penelitian pada tahun
2018 dengan judul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di MI Masyarikul
Anwar Curug Bojongsari Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk
47
mengkaji mengenai pengelolaan pembiayaan pendidikan di MI Masyarikul
Anwar Curug Bojongsari Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi
dokumen, dengan hasil penelitian dari kepala sekolah, bendahara, dan dua
orang guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses penyusunan
RAPBM (Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Madrasah) dilakukan
oleh kepala sekolah dan bendahara dan keterlibatan guru hanya 50%. Dan dari
hasil evaluasi dijadikan acuan oleh sekolah untuk kedepannya. Terdapat
persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, persamaannya hanya terletak di satu variabel pada judul
penelitian yaitu tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan dan
perbedaannya terletak pada objek tempat penelitian serta metode yang
digunakan adalah kualitatif sedangkan penulis menggunakan metode
kuantitatif.
Penelitian selanjutnya Rezky Fahman Ramadhani melakukan
penelitian pada tahun 2017 dengan judul Pengaruh Pembiayaan Pendidikan
terhadap Kualitas Pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara
pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di Pondok Pesantren
Madinatunnajah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif,
dengam instrument penelitia berupa angket serta didukung dengan studi
dokumen dan wawancara untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal.
Sampel dalam penelitian ini adalah para guru Pondok Pesantren
Madinatunnajah. Total 50 guru Pondok Pesantren Madinatunnajah sebagai
sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan secara
simultan dan signifikan tidak berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
48
yang akan penulis lakukan, persamaannya terletak pada judul penelitian dan
perbedaannya terletak pada objek tempat penelitian serta peneliti tidak
meneliti tentang manajemen dari pembiayaan pendidikan tersebut.
Di bawah ini adalah tabel dari penjabaran penelitian-penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.3
Review Penelitian Terdahulu
No Penelitian
(Tahun)
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Windi Apriliani
(2017)
Pengaruh
Manajemen
Pembiayaan
terhadap
Peningkatan
Mutu Lulusan
Kelas IX di SMP
Islam Raudlatul
Hikmah
Pamulang
Variabel
independen dan
dependen
memiliki
kesamaan,
yaitu:
Variabel
independen:
Manajemen
pembiayaan
pendidikan
Variabel
dependen: Mutu
lulusan.
Metode yang
digunakan
adalah metode
kuantitatif
Objek penelitian
yang dilakukan
oleh peneliti yaitu
di Tangerang
Selatan
sedangkan objek
penelitian yang
penulis lakukan di
SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
49
2 Dwi Febriyyani
Alfiningsih (2018)
Pengaruh
Pembiayaan
Pendidikan
terhadap Kualitas
Pendidikan di
SMK Satria
Jakarta Barat
Variable
independen
yang digunakan
adalah
pembiayaan
pendidikan dan
variable
dependen yang
digunakan
adalah kualitas
pendidikan.
Metode yang
peneliti
gunakan yaitu
metode
kuantitatif.
Objek penelitian
yang dilakukan
oleh peneliti yaitu
di SMK Satria
Jakarta Barat
sedangkan objek
penelitian yang
penulis lakukan di
SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
3 Muhammad Zaki
Aziz
(2017)
Implementasi
Manajemen
Keuangan
Pendidikan di
Rumah Gemilang
Indonesia
Sawangan Kota
Depok
Variable
independen
yang digunakan
adalah
manajemen
keuangan
Pada penelitian
ini hanya terdapat
satu variable
Metode yang
digunakan adalah
metode deskriptif
kualitatif
Objek penelitian
yang peneliti
lakukan di Depok
sedangkan objek
penelitian yang
50
penulis lakukan di
SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
4 Rezky Fahman
Ramadhani (2017)
Pengaruh
Pembiayaan
Pendidikan
terhadap Kualitas
Pendidikan di
Pondok Pesantren
Madinatunnajah
Variable
independen
yang digunakan
adalah
pembiayaan
pendidikan
Variable
dependen yang
digunakan
adalah kualitas
pendidikan
Metode yang
digunakan
peneliti adalah
deskriptif
kuantitatif.
Objek penelitian
yang dilakukan
oleh peneliti yaitu
di Pondok
Pesantren
Madinatunnajah
sedangkan objek
penelitian yang
penulis lakukan di
SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
5 Elis Nurleli
(2018) Pengelolaan
Pembiayaan
Pendidikan Di MI
Masyarikul
Anwar Curug
Bojongsari Kota
Depok
Variable
independen
yang digunakan
adalah
pembiayaan
pendidikan.
Penelitian ini
hanya terdapat
satu variable
Metode yang
digunakan adalah
metode deskriptif
kualitatif
Objek penelitian
yang peneliti
51
lakukan di Depok
sedangkan objek
penelitian yang
penulis lakukan di
SMP IT Ar
Ridwan Bekasi.
C. Kerangka Berpikir
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1),
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Disisi lain dalam kamus Webster’s New World Dictionary (1962),
bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan dan latihan yang
mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
kepribadian (character), terutama yang dilakukan dalam suatu bentuk formula
(per sekolahan) kegiatan pendidikan mencakup proses dalam menghasilkan
(production), dan transfer (distribution) ilmu pengetahuan yang dilakukan
oleh individu atau organisasi belajar (learning organization). Organisasi
belajar dimaksud dapat tercapai dari lembaga-lembaga pemerintah atau
swasta, tingkat dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.
Dalam kegiatan pendidikan ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, salah satunya yaitu manajemen pembiayan pendidikan dan mutu
lulusan. Hal ini dikarenakan apabila manajemen pembiayaan pendidikan baik,
maka mutu lulusan yang dihasilkan akan baik pula. Dan sebaliknya apabila
manajemen pembiayaan pendidikan tidak baik, bisa jadi mutu lulusan yang
dihasilkan tidak baik pula.
52
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah suatu usaha pengelolaan
yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi yang
dilakukan dalam tingkat satuan pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil konsep teori tentang manajemen pembiayaan pendidikan menurut
Matin. Dimana menurut Matin bahwa manajemen pembiayaan pendidikan
terdiri dari beberapa aspek. Mulai dari Sistem Penganggaran Pendidikan
(SPP), Pelaksanaan Anggaran Pendidikan (PAP), Menentukan Alokasi
Anggaran (MAA), Penatausahaan Keuangan Pendidikan (PKP),
Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan (PTKP), dan Pengawasan
Anggaran (PA). Yang pertama, sistem penyusunan anggaran pendidikan yaitu
tentang penggunaan sistem penganggaran pendidikan. Kedua, pelaksanaan
anggaran pendidikan yang terdiri dari pelaksanaan anggaran sesuai
perundang-undangan, penentuan besarnya anggaran, dan analisis biaya
pendidikan. Ketiga, menentukan alokasi anggaran yang terdiri dari
inventarisasi sumber dana pendidikan, mengalokasikan dana pendidikan, serta
menentukan skala prioritas. Keempat, penatausahaan keuangan pendidikan
yang terdiri dari pendataan dan pelaporan pelaksanaan keuangan pendidikan,
serta pembukuan pelaksanaan anggaran pendidikan. Kelima,
pertanggungjawaban keuangan pendidikan yaitu meneliti keabsahan bukti
pengeluaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dan keenam, pengawasan anggaran yang meliputipenggunaan
pengawasan anggaran pendidikan, evaluasi penggunaan anggaran pendidikan,
serta pelaporan penggunaan anggaran pendidikan.
Sedangkan mutu lulusan menurut Mulyasa tidak lepas dari
input,proses, dan output. Input disini terdiri dari sekolah harus memiliki
kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas, harus ada sumber daya
manusia dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan,
dan sebagainya), memiliki staf yang berkompeten, serta yang terpenting yaitu
adanya siswa sebagai fokus dari semua kegiatan di sekolah. Lalu proses yang
53
terdiri dari adanya proses belajar mengajar yang efektif, memiliki lingkungan
sekolah yang aman dan tertib, adanya partisipasi yang tinggi dari warga
sekolah dengan masyarakat, serta memiliki manajemen lingkungan hidup
sekolah yang baik. Dan Output yang terdiri dari prestasi akademik maupun
prestasi non akademik. Prestasi akademik misalnya, nilai Ujian Akhir
Nasional, lomba karya ilmiah remaja, lomba (Bahasa Inggris, Matematika,
Fisika), cara berpikir (kritis, kreatif divergen, nalar, rasional, induktif,
deduktif, dan ilmiah). Sedangkan non akademik misalnya, akhlak/budi
pekerti, dan perilaku sosial yang baik seperti bebas narkoba, kejujuran,
kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama,
solidaritas yang tinggi, toleransi kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga,
kesenian, dan kepramukaan. Pada riset ini peneliti memfokuskan pada output
prestasi akademik dimana indikator ukuran prestasi akademik yaitu mengacu
pada SKL PP No 13 Tahun 2015 dan Pedoman Pemenuhan SNP Tingkat
SMP/MTs dimana dijelaskan bagaimana sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang harus dicapai seorang siswa.
Dengan demikian, dapat disusun suatu kerangka berpikir keterkaitan
pengaruh manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan di
SMPIT Ar Ridwan Bekasi, kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.
55
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pendidikan
Manajemen Pembiayaan
pendidikan
Matin
SPP PAP MAA PKP PTKP PA
Mutu Lulusan
Mulyasa
Output
Prestasi Sekolah : Proses Pembelajaran
Prestasi
Akademik
Prestasi Non
Akademik
SKL PP No
13 Tahun
2015
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
Manajemen Pembiayaan
pendidikan
“Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu
Lulusan di SMP Pondok Pesantren Ar Ridwan Bekasi”
56
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Ho : Artinya, Manajemen Pembiayaan Pendidikan tidak berpengaruh
terhadap Mutu Lulusan Kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi.
Ha : Artinya Manajemen Pembiayaan Pendidikan berpengaruh terhadap
Mutu Lulusan Kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi.
57
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Ar Ridwan, yang
beralamat di Jl. Wibawa Mukti II No.7, RT.4/RW.1, Jatiluhur – Jatiasih,
Kota Bekasi, Jawa Barat 17425.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 4 bulan, yaitu dari
bulan Maret sampai bulan Juni dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Jan April Mei Juni Agst Nov
1 Revisi Proposal Skripsi
2 Penyusunan Instrumen
Penelitian
3 Uji Coba Instrumen Penelitian
4 Pengambilan Data Populasi
5 Pengolahan Data Populasi
6 Penyusunan BAB IV dan BAB
V
7 Kelengkapan Laporan
8 Sidang Munaqasah
9 Revisi Skripsi
10. Wisuda
58
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.63
Metode penelitian
juga dapat dikatakan sebagai teknik atau cara bagaimana penelitian itu
dilaksanakan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan dengan penelitian yang lebih
banyak menggunakan hitungan dalam bentuk angka-angka. Alasan peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu agar memudahkan peneliti dalam
menarik kesimpulan dan menggambarkan secara mendalam mengenai
peristiwa dan fakta yang ada yang diperoleh dari hasil analisis data yang
berupa angka, dan juga karena fokus penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh atau hubungan antara dua variabel sesuai dengan judul yaitu
Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Lulusan Kelas
IX di SMP Pondok Pesantren Ar Ridwan Bekasi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.64
Pada penelitian
ini, target yang dijadikan populasi adalah guru dan staf tata usaha yang
ada di SMP IT Ar Ridwan. Karena jumlah populasi terjangkau kurang dari
100 orang maka sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto dalam
penelitian ini digunakan penelitian populasi bahwa “apabila subjek
penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, dalam
penelitian ini semua populasi terjangkau sebagai responden”. Dengan
demikian, penelitian ini merupakan penelitian populasi.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016) h.2 64
Ibid., h. 80
59
2. Sampel
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Nonprobability Sampling dengan jenis Sampling Jenuh, yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.65
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
sampel jenuh atau sampel sensus. Dengan alasan karena jumlah populasi
pada penelitian ini hanya 18 orang yang mencakup kepala sekolah, guru,
dan staf yang ada di SMP IT Ar Ridwan.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel, yakni variabel X adalah
manajemen pembiayaan pendidikan sebagai variabel independen (tidak
terikat), dan variabel Y adalah mutu lulusan sebagai variabel dependen
(terikat).
E. Teknik Pengumpulan Data
Setiap melakukan kegiatan penelitian pasti terjadi proses pengumpulan
data. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Kusioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.66
Dalam penelitian ini, angket
diberikan kepada kepala sekolah, guru dan staf sekolah sebagai
responden yang berjumlah 18 orang.
65
Ibid., h.85 66
Ibid., h.142
60
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert sebagai skala
pengukurannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan.67
Dalam skala likert, bobot nilai ada yang memiliki gradasi yang sangat
positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2
Bobot Nilai Pada Skala Likert
Positif Bobot Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
2. Wawancara
Wawancara adalah proses perbincangan untuk mendapatkan sebuah
informasi yang dibutuhkan. Wawancara terbagi menjadi dua, yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Pada penelitian
ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tersebut
akan dilakukan kepada kepala sekolah, dan pegawai tata usaha untuk
mengetahui lebih dalam mengenai seluk-beluk manajemen pembiayaan
pendidikan disekolah, serta wawancara yang dilakukan untuk mengetahui
67
Ibid., h.93
61
nilai UN dan rapor peserta didik. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
memperkuat hasil penelitan.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh informasi dari catatan
yang telah ada. Pada penelitian ini metode studi dokummen digunakan
untuk mencari data sekolah atau hal-hal yang bersangkutan dengan
variabel yang digunakan yaitu berupa visi, misi sekolah, Rencana
Anggaran Kegiatan Sekolah (RAPBS), dan lain sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasayanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.68
Untuk
menghindari kekeliruan dalam menyusun instrumen, maka peneliti
membedakan instrumen tersebut sebagaimana yang akan dipaparkan dibawah
ini:
1. Angket
a. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
1) Definisi Konseptual
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah suatu kegiatan
pengelolaan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, serta evaluasi yang dilakukan dalam tingkat satuan
pendidikan. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan sub
manajemen pembiayaan pendidikan yang terdiri sistem
penyusunan anggaran sekolah, pelaksanaan anggaran sekolah,
pengalokasian anggaran sekolah, penatausahaan keuangan sekolah,
68
Ibid., h. 102
62
pertanggungjawaban keuangan sekolah, serta pengawasan yang
dilakukan terhadap anggaran sekolah.
2) Definisi Operasional
Manajemen pembiayaan pendidikan dalam penelitian ini
diperoleh melalui penyebaran angket kuisioner yang berisi tentang
sistem penyusunan anggaran sekolah, pelaksanaan anggaran
sekolah, pengalokasian anggaran sekolah, penatausahaan keuangan
sekolah, pertanggungjawaban keuangan sekolah, serta pengawasan
yang dilakukan terhadap anggaran sekolah
3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3 .3
Kisi-kisi Instrumen Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Variabel Sub Variabel Penjelasan Instrumen
(Nomor Butir)
Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan
(X)
- Sistem Penganggaran
Pendidikan
- Penggunaan sistem
penganggaran
pendidikan
4 dan 6
- Pelaksanaan
Anggaran Pendidikan
- Pelaksanaan
anggaran sesuai
perundang-undangan
- Penentuan besarnya
anggaran
- Analisis biaya
pendidikan
1, 3, 5, 7, 15,
17, dan 20
- Menentukan Alokasi
Anggaran
- Inventarisasi sumber
dana pendidikan
- Mengalokasikan
2, 8, 10, 13,
16, 18, 22, dan
25
63
anggaran pendidikan
- Menentukan skala
prioritas
- Penatausahaan
Keuangan Pendidikan
- Pendataan dan
pelaporan
pelaksanaan
keuangan pendidikan
- Pembukuan
pelaksanaan
anggaran pendidikan
9, 11, 12, 14,
19, dan 21
- Pertanggungjawaban
Keuangan Pendidikan
- Penelitian keabsahan
bukti pengeluaran
23, 24, 26, dan
30
- Pengawasan
Anggaran
- Penggunaan
pengawasan
anggaran pendidikan
- Evaluasi penggunaan
anggaran pendidikan
- Pelaporan
penggunaan
anggaran pendidikan
27, 28, 29, 31,
32, 33, 34, dan
35
Jumlah Butir 35 butir
4) Instrumen Penelitian
Tabel 3.4
Instrumen Angket Penelitian Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Variabel Sub Variabel Pertanyaan
Manajemen Sistem Penganggaran - Sistem anggaran yang digunakan
64
Pembiayaan
Pendidikan
(X)
Pendidikan sekolah adalah sistem
penganggaran untuk memenuhi
kebutuhan sekolah yang bersifat
rutin
- Kepala sekolah, staf TU, maupun
guru sudah memahami sistem
penganggaran pendidikan yang
berlaku
Pelaksanaan Anggaran
Pendidikan
- Pelaksanaan anggaran
pembangunan sekolah sudah
sesuai dengan peraturan
- Besar anggaran sering ditentukan
dengan dengan Cash Program
atau percepatan waktu
penyelesaian pekerjaan
- Besar anggaran suatu program
ditentukan oleh adanya upaya
untuk mempercepat setiap
pekerjaan
- Cash program membawa dampak
kenaikan biaya operasional
sekolah
- Dalam pengelolaan anggaran
sekolah, dilakukan koordinasi
antara staf dan guru agar tidak
terjadi pemborosan pengeluaran
- Penganggaran pendidikan sekolah
ini berorientasi kepada mutu
65
keluaran, dimana anggaran
pendidikan dialokasikan
berdasarkan rencana dan program
pendidikan yang diusulkan
- Penganggaran pendidikan
berorientasi kepada keterbatasan
sumber dana yang tersedia
Menentukan Alokasi
Anggaran
- Sumber dana dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
digunakan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan dibidang
pendidikan di daerah yang
bersangkutan, baik untuk kegiatan
rutin maupun pembangunan
- Sumber dana dari orang tua siswa
berupa Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP), biasanya
digunakan untuk kegiatan rutin
- Sumber dana dari bantuan negara
lain berupa pinjaman dan hibah,
digunakan untuk membantu
menunjang perwujudan
pembangunan
- Sumber dana lain, seperti hibah,
zakat, ataupun sumbangan dari
masyarakat digunakan untuk
kegiatan yang menunjang
perkembangan sekolah
66
- Pengalokasian dana pendidikan
dihitung berdasarkan data
banyaknya peserta didik yang
terdaftar
- Pengalokasian dana pendidikan
dihitung berdasarkan rata-rata
pembuatan ruang belajar
- Pengalokasian anggaran
pendidikan dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah
anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang
- Penganggaran pendidikan pada
sekolah ini berorientasi pada jenis
barang yang diperlukan, jangka
waktu yang lebih lama, dan pada
keluaran (output)
Penatausahaan Keuangan
Pendidikan
- Setiap transaksi pendidikan
dicatat secara kronologis dan
sistematis selama satu periode
tertentu di dalam sebuah atau
beberapa buku yang disebut jurnal
- Tiap catatan ditunjang oleh
dokumen keuangan
- Pemrosesan data keuangan berupa
pencatatan transaksi,
pengelompokkan transaksi,
kemudian diikhtisarkan
67
- Data keuangan pendidikan yang
sudah dicatat, dikelompokkan,
dan diikhtisarkan, kemudian
dilaporkan kepada pihak-pihak
yang terkait
- Pelaporan keuangan pendidikan
disekolah ini sdah sesuai dengan
Undang-undang yang berlaku
- Laporan keuangan sekolah
digunakan untuk mengambil
keputusan
Pertanggungjawaban
Keuangan Pendidikan
- Setiap bukti pengeluaran, sebelum
atau sesudah diinput kedalam
laporan keuangan sekolah, diteliti
bukti keabsahannya
- Sekolah sudah memiliki NPWP
- Sekolah selalu tepat waktu dalam
membayarkan pajaknya
- Sekolah memiliki buku setoran
bank
Pengawasan Anggaran - Kepala sekolah mengadakan
pengawasan terhadap penyusunan
laporan keuangan sekolah
- Selain kepala sekolah, aparat
fungsional seperti Kemendikbud
juga melakukan pengawasan
terhadap hasil laporan keuangan
sekolah
68
- Laporan keuangan yang sudah
selesai dibuat, kemudian di
evaluasi untuk dinilai
perkembangan atau tingkat
keberhasilan program tertentu
- Sekolah membuat laporan
keuangan bulanan
- Sekolah membuat laporan
keuangan triwulan
- Sekolah membuat laporan
keuangan tahunan
- Sekolah membuat laporan
penerimaan dan penyetoran SPP
setiap bulan
- Sekolah membuat laporan
bulanan data fisik pendidikan
b. Mutu Lulusan
1) Definisi Konseptual
Mutu lulusan merupakan kualitas seorang lulusan sebuah
sekolah yang dinilai melalui laporan hasil kegiatan belajar peserta
didik. Dalam PP Nomor 13 Tahun 2015 dan Pedoman Pemenuhan
SNP Tingkat SMP, penilaian yang dilakukan terdiri dari penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Definisi Operasional
Mutu lulusan dalam penelitian ini diperoleh melalui
penyebaran angket kuisioner tentang SKL PP Nomer 13 Tahun
2015 dan juga dengan melihat nilai UN (Ujian Nasional) dalam
69
jangka waktu 2 tahun ke belakang, yaitu nilai UN kelas IX pada
tahun ajaran 2015/2016 dan nilai UN pada tahun ajaran 2017/2018.
3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Penelitian Mutu Lulusan
Variabel Sub Variabel Penjelasan Instrumen
(Nomor Butir)
Mutu
Lulusan
(Y)
- Sikap - Sikap beriman
- Berakhlak
mulia
- Berilmu
- Percaya diri
- Bertanggung
jawab
1, 3, 5, 7, 10, 12,
16, 19, 24, 26,
30, dan 34
- Pengetahuan - Faktual
- Konseptual
- Prosedural
2, 4, 8, 11, 14,
21, 23, 25, 28,
29, 31, dan 33
- Keterampilan - Tindakan
produktif
- Tindakan
kreatif
- Tindakan
abstrak
6, 9, 13, 15, 17,
18, 20, 22, 27,
32, dan 35
Jumlah Butir 35 butir
70
4) Instrumen Penelitian
Tabel 3.6
Instrumen Angket Penelitian Mutu Lulusan
Variabel Sub Variabel Pertanyaan
Mutu Lulusan
(Y)
Sikap - Siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk melaksanakan ajaran
agama dan akhlak mulia
- Siswa memiliki pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang baik
setelah belajar akhlak mulia sesuai
ajaran agama yang dianutnya
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi.
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar melalui program
pembiasaan untuk mencari
informasi/ pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
- Sekolah memiliki prestasi yang
ditunjukkan dengan tingkat
kelulusan dan rata-rata nilai
US/UN yang tinggi
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar yang menunjukkan
kebiasaan hidup bersih, sehat,
bugar dan aman
71
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap percaya
diri dan bertanggung jawab
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar agar mampu menguasai
pengetahuan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
- Siswa memperoleh pengalaman
dalam berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan secara efektif dan
satuan
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk mengenal
pemanfaatan lingkungan secara
produktif dan bertanggung jawab
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk berpartisipasi dalam
penegakan aturan-aturan sosial
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar bekerjasama dalam
kelompok, tolong-menolong dan
menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman
sebaya
Pengetahuan - Siswa memperoleh pengalaman
belajar yang dapat melibatkan
72
partisipasi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam
wadah NKRI
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar yang dapat menunjukkan
kecintaan dan kebanggaan
terhadap bangsa, negara dan tanah
air Indonesia.
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar iptek secara efektif
- Siswa memperoleh pengalaman
belajar untukmengenali dan
menganalisis gejala alam dan
sosial
- Siswa memperoleh pengalaman
mengekspresikan diri melalui
kegiatan seni dan budaya
- Mengembangkan dan memelihara
kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat
- Siswa memahami perawatan tubuh
serta lingkungan, mengenal
berbagai penyakit dan cara
pencegahannya serta menjauhi
narkoba
- Siswa dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru
73
- Siswa mampu mengerjakan tugas
dari guru secara procedural
- Siswa mampu berkomunikasi
dengan baik dalam sebuah
kelompok
- Siswa mampu menggunakan ilmu
perhitungan matematika dalam
kehidupan sehari-hari
- Siswa memahami setiap pelajaran
yang diberikan
Keterampilan - Siswa mampu menyimpulkan
setiap materi yang diberikan ketika
proses KBM
- Siswa dapat menyebutkan kembali
apa yang telah dipelajari
- Siswa dapat menghubungkan
masalah kehidupan sehari-hari
dengan pelajaran yang diberikan
- Siswa mampu mengaplikasikan
ilmu yang diberikan kedalam
kehidupan sehari-hari
- Keterampilan yang dimiliki setiap
siswa sangat beragam
- Setiap pelajaran bahasa Inggris,
siswa mampu menjawab
pertanyaan guru dengan bahasa
Inggris pula
- Siswa mampu membedakan organ
74
tubuh manusia jika diberikan
rangkanya
- Siswa dapat mencari suatu wilayah
di sebuah peta/globe
- Siswa mau menolong jika ada
teman yang sedang kesusahan
- Siswa mampu berpartisipasi dalam
sebuah kelompok yang ditentukan
guru
- Siswa menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dalam
berbicara
2. Wawancara
a. Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Indikator Sub Indikator Sumber Data
1. Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan (X)
- Sistem Penganggaran Pendidikan
- Pelaksanaan Anggaran
Pendidikan
- Menentukan Alokasi Anggarann
- Penatausahaan Keuangan
Pendidikan
- Pertanggungjawaban Keuangan
Pendidikan
- Pengawasan Anggaran
Kepala
sekolah,
kepala tata
usaha
2. Mutu Lulusan - Sikap Kepala
75
(Y) - Pengetahuan
- Keterampilan
sekolah,
b. Instrumen Wawancara
Tabel 3.8
Instrumen Wawancara
No Variabel Pertanyaan
Kepala Sekolah
1. X 1. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang
diterapkan di sekolah ini?
2. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah
ini?
3. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di
sekolah ini?
4. Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan di sekolah
ini?
5. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban keuangan
pendidikan di sekolah ini?
6. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan
di sekolah ini?
2. Y 1. Bagaimana sikap para siswa di sekolah ini secara umum
baik di lingkungan kelas maupun di luar kelas?
2. Bagaimana menurut bapak pengetahuan kompetensi para
siswa di sekolah ini?
3. Bagaimana menurut bapak keterampilan yang dimiliki para
siswa di sekolah ini?
76
Bendahara
1. X 1. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang
diterapkan di sekolah ini?
2. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah
ini?
3. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di
sekolah ini?
4. Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan di sekolah
ini?
5. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban keuangan
pendidikan di sekolah ini?
6. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan
di sekolah ini?
3. Studi Dokumen
a. Instrumen Studi Dokumen
Tabel 3.9
Instrumen Studi Dokumen
No Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1. Organisasi Profil SMP IT Ar Ridwan Bekasi √
Visi, misi, tujuan, dan sasaran
SMP IT Ar Ridwan
√
Struktur organisasi SMP IT Ar
Ridwan
√
2. Ketenagaan Data tenaga pendidik √
Data tenaga kependidikan √
77
Data peserta didik √
3. RAPBS Laporan Keuangan dan SPJ (BOS) √
4. Hasil
(Output)
Nilai UN tahun ajaran 2017/2018
dan 2018/2019
√
E. Uji Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala manajemen
pembiayaan pendidikan dan mutu lulusan dengan bentuk soal checklist.
Sebelum tes dilakukan, soal tersebut harus memenuhi uji validitas dan
reliabilitas. Menurut Sugioyono dengan menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.69
1. Uji Validitas
Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui
seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item
dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor
totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam
mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan
atau pernyataan yang ditunjukkan kepada responden dengan
menggunakan bentuk kuisioner dengan tujuan untuk mengungkap
sesuatu.70
Teknik uji validitas dengan korelasi Pearson, yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya. Skor total adalah
penjumlahan seluruh item pada satu variable. Kemudian pengujian
signifikasi dilakukan dengan kriteria menggunakan r table pada tingkat
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016) h. 122 70
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2017) h. 63
78
signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r table
maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r table maka item
dinyatakan tidak valid.71
Sebelumnya, mencari standar deviasi dari variable X dan variable Y.
dengan rumus:
SD x=√
SD y=√
Kemudian menghitung korelasinya, dengam rumus:
r. xy =
Keterangan:
r.xy = angka indeks korelasi antara variable X dan variable Y
Σxy = Jumlah hasil perkalian antara deviasi skor-skor variable X dari
deviasi skor-skor variable Y
SDx = Standar Deviasi variable X
SDy = Standar Deviasi variable Y
N = Number of Cases72
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur pada
kuisioner, maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan
71
Ibid., h. 63-64 72
Windi, Skripsi: “Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Lulusan Jurusan
Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hlm.196
79
pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali.
Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala
rentangan (seperti skala Likert 1-5) adalah Cronbach Alpha. Uji
reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana item yang
masuk pengujian adalah item yang valid saja. Untuk menentukan
instrumen reliabel atau tidak menggunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran
(1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan 0,8 adalah baik.73
r 11=*
+ *
+dengan s
= (
)
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
S1 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap butir angket
St2
= Varians angket
K = Banyaknya butir angket yang valid
Σx = Jumlah skor seluruh siswa pada tiap butir angket
Σx2 = Jumlah kuadrat skor seluruh siswa pada tiap butir angket
N = Number of Cases.
F. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik
yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik ataupun
nonparametik. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas, uji
linearitas, dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasyarat
analisis data menggunakan bantuan program SPSS.
73
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2017) h. 79
80
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.74
Dalam penelitian
ini menggunakan perhitungan dengan aplikasi SPSS versi 23. Pengujian
uji normalitas ini menggunakan tabel Tests of Normality dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel
normal atau tidak dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan
yaitu sebagai berikut:
a. Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
1) Jika data pada variabel X dan variabel Y lebih dari 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal
2) Jika data pada variabel X dan variabel Y kurang dari 0,05 maka
data dinyatakan tidak berdistribusi normal.75
b. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.76
2. Uji Linearitas
Uji linearitas yaitu suatu analisis guna menguji atau mengetahui
apakah hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya memiliki
kecenderungan mengikuti garis lurus (linear) atau tidak. Apabila
hubungan tersebut memiliki kecenderungan mengikuti garis lurus, maka
74
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2017) h. 85 75
Burham Nurgiyantoro, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2012), h. 118
76
Ibid,. h. 119
81
adanya peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, akan
diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan pada variabel
lainnya.77
Uji ini berkaitan dengan penggunaan regresi linear. Dasar
pengambilan keputusan uji linearitas dapat dilakukan dengan dua cara
yakni:
a. Berdasarkan nilai signifikansi
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan
linear antara variabel X dengan variabel Y.
b. Berdasarkan nilai F
1) Jika Fhitung< Ftabel maka terdapat hubungan linear antara variabel
X dengan variabel Y.
2) Jika Fhitung> Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.78
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi data
apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang sama
atau berbeda.79
Pengambilan keputusan dalam uji homogenitas ini adalah
jika nilai signifikan > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari
beberapa populasi itu adalah sama, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi adalah tidak
sama.
77
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS Statistic
19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 193 78
Ibid., h. 204-206 79
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2017) h. 101
82
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa tahap
yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh atau hubungan secara linear antara satu variabel independen
dengan satu variabel dependen.80
Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier sederhana karena hanya terdapat satu variabel bebas
(independent) yaitu manajemen pembiayaan pendidikan dan satu variabel
tak bebas (dependent) yaitu mutu lulusan. Analisis regresi linier (garis
lurus) sederhana pada sampel digunakan persamaan sebagai berikut:
Ŷ = a + b X
Keterangan:
Ŷ = linearitas regresi
X = nilai variabel X
a = nilai linearitas regresi apabila nilai X di manipulasi
b = nilai koefisien regresi81
2. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t. Uji t atau
dikenal dengan uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah
pengaruhnya signifikan atau tidak.82
Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
a. Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
1) Apabila t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima
80
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2017) h. 151 81
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS
dan MS Office Excel, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2010), h. 126 82
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), h. 50
83
2) Apabila t hitung> t tabel maka H0 ditolak.83
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2) Apabila Sig. < (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah satu ukuran dari proporsi dari variansi
dalam satu variabel dependen yang dihitung melalui variabel
independen.84
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang
mendekati 0 berarti variabel independen tidak memberikan informasi yang
pengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu nilai adjusted
R square.
H. Teknik Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data penelitian ini, peneliti akan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing, yaitu meneliti semua angket satu persatu mengenai kelengkapan
pengisian dan kejelasannya.
2. Skoring, yaitu memberi skor pada tiap angket yang ada.
3. Tabulating, yaitu mentabulasi data yang telah diberikan kedalam bentuk
tabel selanjutnya dalam bentuk frekuensi.
83
Ibid., h. 51 84
Dwi, Skripsi: “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Kualitas Pendidikan Jurusan
Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal. 593
86
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP IT Ar Ridwan Bekasi
1. Sejarah Singkat Sekolah
Pesantren Ar-ridwan adalah salah satu pesantren yang terletak di
kampung Pedurenan Gg. H. Longkot Kel. Jatiluhur Jatiasih Kota
Bekasi. Pesantren Ar-ridwan didirikan bermula atas dasar gagasan KH.
Abdul Muqsit, pimpinan Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Sedayu
Gresik Jawa Timur, dari pesantren inilah yang nantinya dijadikan standar
untuk memacu proses pengajaran Al-qur’an di Ar-ridwan. Pada saat itu
tepatnya pada tahun 1995 tak sedikit anak dimasa usia TK, SD dari
lingkungan Jabodetabek yang menimba Ilmu Al-qur’an di sedayu Gresik,
termasuk didalamnya adalah putra dari KH. Zaenal Abidin, S. Ag dan
putri dari ustadz Drs. H. M. Romli.
Dengan berbekal gagasan dari Bapak KH. Abdul Muqsit yang
menyatakan dari pada banyak santri yang jauh dari Jabotabek datang ke
pesantren ini lebih baik kalian mendirikan pesantren anak-anak
dilingkungan Jabotabek agar lebih dekat. Maka beliau berdua mencari
lokasi yang tepat dan mencari orang yang mau dijadikan donatur
Pesantren Ar-ridwan yaitu Bapak H. Eddy Pramono, SE dan disaksikan
oleh Bapak H. Asja sebagai ketua RT pada waktu itu. Lalu mereka
musyawarah untuk mendirikan pesantren. maka pertama kali pesantren ini
diberi nama AL-USWAH, dan sebagai ketua yayasan adalah Bapak H.
Eddy Pramono, SE.
Pada tanggal 19 April 1995 berdirilah lembaga Islam yang diberi nama
Pesantren Al-Qur’an anak-anak Al-Uswah dibawah naungan Yayasan Al-
Uswah. Pesantren ini pada mulanya dikhususkan untuk anak-anak usia 5-6
87
tahun (usia TK dan SD). Diberinya nama Al-Uswah pada pesantren ini
dengan alasan agar kelak putra-putri Al-uswah menjadi santri teladan bagi
orang lain dimana anak-anak tersebut sejak dini dibekali ilmu agama,
keimanan dan ketaqwaan dengan bersumber dari ajaran agama Islam
khususnya dari Al-qur’an. Dari tahun ke tahun pesantren ini mengalami
perkembangan dan juga perubahan nama. Pada tanggal 4 April 2001
pesantren Al-uswah ini diganti nama menjadi pesantren Ar-ridwan dengan
harapan selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Pesantren ini didirikan atas dasar dan motivasi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Sebagai gerakan pemberantasan buta huruf
dalam membaca Al-qur’an dan pengembangan pendidikan alternatif bagi
anak-anak kaum muslimin.
Yayasan Ar-ridwan yang tadinya hanya khusus tingkat TK dan SD,
tapi sekarang sudah ada tingkat SMP dan SMA terpadu.
2. Profil Sekolah
Tabel 4.1
Profil Sekolah
NO IDENTITAS SEKOLAH
1 Nama Sekolah SMPS IT Ar Ridwan
2 NPSN 20231668
3 Jenjang Pendidikan SMP
4 Status Sekolah Swasta
5 Alamat Sekolah Jl. Wibawa Mukti II Gg. H.
Longkot Kp. Pedurenan RT004/01
No 11
Kode Pos 17425
Kelurahan Jatiluhur
Kecamatan Jatiasih
88
Kabupaten/Kota Bekasi
Provinsi Jawa Barat
Negara Indonesia
6 SK Pendirian Sekolah 01. Tanggal 2 April 2001
7 Tanggal SK Pendirian 2001-04-02
8 Status Kepemilikan Yayasan
9 SK Izin Operasional 800/602.SK.DIKBUD/VII/20
10 Tanggal SK Izin Operasional 2002-08-12
11 Luas Tanah Milik (m2) 6500
12 NPWP 003588163432000
13 Nomor Telepon (021) 82416629
14 Email smpitarridwan@gmail.com
15 Waktu Penyelenggaraan Pagi / 6 hari
16 Menerima BOS Ya
Sumber: Data diolah
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMPIT Ar Ridwan Bekasi
VISI : Membangun generasi yang unggul dibidang akademik
dan non akademik.
MISI : Melaksanakan program pendidikan berbasis
kompetensi aqidah islamiyah dan akhlaqul karimah dalam
suasana lingkungan yang kondusif dengan melibatkan peran
serta masyarakat aktif.
TUJUAN :
a. Beraqidah lurus/bersih (Salimul Aqidah)
b. Berbadah dengan benar (Shahihul Ibadah)
c. Cerdas kreatif (Aqidah Dzaqiyah)
d. Berwawasan luas (Mutsaqqaful Fikri)
e. Berbadan sehat, kuat, dan cekatan (Qowiyul Jismi)
89
f. Disiplin waktu (Harishun’ala Waqtihi)
g. Bermanfaat bagi sesama (Naafiun Lighairihi)
4. Pendidikan dan Kependidikan
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Keberhasilan seorang guru dalam mendidik siswa akan
menghasilkan lulusan yang baik. Maka dari itu, guru termasuk peran
penting demi tercapainya mutu lulusan yang baik.
Tabel 4.2
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Nama Pendidikan Jabatan Lama Bekerja
1 Hamdani, S. Pd S1 PAI Kepala Sekolah 16 Tahun
2 Sundari, S. Pd S1 Pendidikan
Matematika
Wakasek / Guru 14 Tahun
3 H. Rahmat Sahlan SGA TU 14 Tahun
4 Retno Setyorini, SE S1 Ekonomi Guru 7 Tahun
5 Abdurahman, S. Ag S1 PAI GURU 18 Tahun
6 M. Erwinsyah - Guru 3 Tahun
7 Dra. Parwanti S1 B. Indonesia Guru 17 Tahun
8 Diah Retno, S. Pd S1 B. Inggris Guru 14 Tahun
9 H. Agus Slamet, S. Pd S1 PAI Guru 19 Tahun
10 Chitra Prasembada, M. Pd S2 FMIPA Guru 7 Tahun
11 Habibillah S. Ag S1 PAI Guru 5 Tahun
12 Achmad Fadil, SE S1 Ekonomi Guru / OP 4 Tahun
13 Husin, S. SI Study Islam Guru 5 Tahun
14 Luthfi Zein, S. Pd. I S1 PAI Guru 4 Tahun
15 Saiful Bahri, S. Pd. I S1 Tarbiyah Guru / TU 4 Tahun
16 A. Tauhid, S. Pd. I S1 PAI Guru 4 Tahun
90
17 Miftahur Rahman, S. Pd. I S1 PAI Guru 3 Tahun
18 M. Syukri, S. SI Study Islam Guru 4 Tahun
19 Rasmala Dewi S1 B. Indonesia Guru 2 Tahun
Sumber: Data diolah
Dari data guru diatas dapat diketahui bahwa hampir semua guru di
SMPIT Ar Ridwan ini menjenjang pendidikan terakhir S1 dan ada beberapa
guru yang S2. Lalu untuk masa bekerja rata-rata guru di sekolah ini mengabdi
kurang lebih 10 tahun.
5. Keadaan Siswa
Tabel 4.3
Keadaan Siswa SMPIT Ar Ridwan
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kelas 7 (A, B, C) 51 43 94
2 Kelas 8 (A & B) 34 28 62
3 Kelas 9 (A & B) 39 18 57
Jumlah 213
Sumber: Data diolah
91
6. Struktur Organisasi
Sumber: Data diolah
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Ketua Yayasan
H. Eddy Pramono, SE
Ketua Sekolah
Hamdani, S. Pd. I, MA
Komite Sekolah
H, Agus Slamet, S. Ag
Bendahara
Achmad Fadil, SE
Tata Usaha
Saiful Bahri, S. Pd. I
Waka Kurikulum
Sundari, S. Pd
Kesiswaan
Husin, S. S. I
Koor BK
Retno Setyorini, SE
Koor Perpus
Rasmala Dewi, S. Pd
WALI KELAS
Ekstra Kulikuler
Pramuka / Silat
Husin / Jaya Ogan
SISWA / SISWI
OSIS
92
B. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan kepada 15 orang guru sebagai responden
(penelitian populasi). Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel,
didapat dari N = 15 = 0,514, tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel=
0,514. Jika r hitung < r tabel, maka butir tidak valid, dan jika r hitung > r tabel
maka butir valid. Dengan hasil uji validitas sebagai berikut.
1. Uji Validitas
Tabel 4.4
Uji Validitas Instrumen
No Nilai Validitas
Variabel X
Valid / Tidak
(Variabel X)
Nilai Validitas
Variabel Y
Valid / Tidak
(Variabel Y)
1 0,837 Valid 0,628 Valid
2 0,279 Tidak Valid 0,628 Valid
3 0,771 Valid 0,683 Valid
4 0,570 Valid 0,218 Tidak Valid
5 -0,092 Tidak Valid 0,398 Tidak Valid
6 0,570 Valid 0,668 Valid
7 -0,161 Tidak Valid 0,408 Tidak Valid
8 0,252 Tidak Valid 0,267 Tidak Valid
9 0,669 Valid 0,096 Tidak Valid
10 0,462 Tidak Valid 0,550 Valid
11 0,800 Valid 0,680 Valid
12 0,262 Tidak Valid 0,756 Valid
13 0,771 Valid 0,647 Valid
14 0,407 Tidak Valid 0,301 Tidak Valid
15 0,489 Tidak Valid 0,606 Valid
16 0,192 Tidak Valid 0,110 Tidak Valid
17 0,553 Valid -0,188 Tidak Valid
93
18 0,742 Valid 0,446 Tidak Valid
19 0,771 Valid 0,169 Tidak Valid
20 0,394 Tidak Valid 0,718 Valid
21 0,800 Valid 0,719 Valid
22 0,819 Valid 0,879 Valid
23 0,640 Valid 0,794 Valid
24 0,015 Tidak Valid 0,772 Valid
25 0,213 Tidak Valid 0,500 Tidak Valid
26 0,570 Valid 0,689 Valid
27 0,160 Tidak Valid 0,430 Tidak Valid
28 0,263 Tidak Valid 0,487 Tidak alid
29 0,295 Tidak Valid 0,134 Tidak Valid
30 0,800 Valid 0,214 Tidak Valid
31 0,837 Valid 0,689 Valid
32 0,786 Valid 0,424 Tidak Valid
33 0,800 Valid 0,550 Valid
34 0,669 Valid 0,568 Valid
35 0,771 Valid 0,364 Tidak Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir dengan
menggunakan SPSS versi 23, untuk variabel X terdapat 20 butir soal
yang valid, sedangkan 15 butir tidak valid. Sedangkan untuk variabel
Y, terdapat 18 butir soal valid dan 17 butir soal tidak valid. Maka dari
itu, peneliti mengambil semua butir soal yang valid untuk dijadikan
bahan penelitian dalam bentuk angket sehingga seluruhnya berjumlah
38 butir soal.
94
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel Sub Variabel No. Soal No. Soal
Valid
Jumlah
Manajemem
Pembiayaan
Pendidikan
(X)
Sistem Penganggaran
Pendidikan
4 dan 6 4 dan 6 2
Pelaksanaan Anggaran
Pendidikan
1, 3, 5, 7, 15,
17, dan 20 1, 3, dan
17
3
Menentukan Alokasi
Anggaran 2, 8, 10, 13,
16, 18, 22,
dan 25
13, 18,
dan 22
3
Penatausahaan
Keuangan Pendidikan
9, 11, 12, 14,
19, dan 21 9, 11, 19
dan 21
4
Pertanggungjawaban
Keuangan Pendidikan
23, 24, 26,
dan 30 23, 26
dan 30
3
Pengawasan Anggaran 27, 28, 29, 31,
32, 33, 34,
dan 35
31, 32,
33, 34
dan 35
5
Mutu
Lulusan (Y)
Sikap 1, 3, 5, 7, 10,
12, 16, 19, 24,
26, 30, dan 34
1, 3, 10,
12, 24,
26, dan
34
7
Pengetahuan 2, 4, 8, 11, 14,
21, 23, 25, 28,
29, 31, dan 33
2, 11, 21,
23, 31,
dan 33
6
Keterampilan 6, 9, 13, 15,
17, 18, 20, 22,
27, 32, dan 35
6, 13, 15,
20, dan
22
5
95
Jumlah 38
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS for Windows ver. 23. Uji reliabilitas ini digunakan untuk
mengetahui keterpercayaan hasil tes. Berikut merupakan hasil reliabilitas:
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.960 20
Sumber: Data diolah
Untuk variabel X, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
adalah 0,960, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena,
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan
0,8 adalah baik. Karena nilai Cronbach Alpha> 0,8, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Mutu Lulusan)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,932 18
Sumber: Data diolah
Untuk variabel Y, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
adalah 0,932, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena,
96
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan
0,8 adalah baik. Karena nilai Cronbach Alpha> 0,8, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
C. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di SMP IT Ar Ridwan Bekasi menggunakan
teknik pengumpulan dan pengolahan data manajemen pembiayaan pendidikan
dan mutu lulusan yakni melalui angket. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
kuisioner yang terdiri dari 14 butir pernyataan untuk variabel manajemen
pembiayaan pendidikan, dan 16 butir pertanyaan untuk variabel mutu lulusan
dengan memilih jawaban: (1) SS (Sangat Setuju); (2) S (Setuju); (3) R (Ragu-
ragu); (4) TS (Tidak Setuju); dan (5) STS (Sangat Tidak Setuju).
Berikut ini akan dideskripsikan secara rinci mengenai hasil perhitungan
statistik dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS versi 23.
1. Deskripsi Data Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dan
Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
Data manajemen pembiayaan pendidikan diperoleh dari hasil
angket. Sampel diambil dari 18 responden guru, juga termasuk
kepala sekolah dan staff SMPIT Ar Ridwan Bekasi Tahun Ajaran
2018/2019. Dari jumlah sampel itu, peneliti kemudian
mengumpulkan data dan melakukan pengelompokkan data tentang
manajemen pembiayaan pendidikan. Data penilaian manajemen
pembiayaan pendidikan dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut
ini.
97
Tabel 4.8
Data Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
No Responden Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
1 Responden 1 75
2 Responden 2 79
3 Responden 3 92
4 Responden 4 93
5 Responden 5 60
6 Responden 6 67
7 Responden 7 82
8 Responden 8 92
9 Responden 9 82
10 Responden 10 94
11 Responden 11 79
12 Responden 12 72
13 Responden 13 78
14 Responden 14 85
15 Responden 15 100
16 Responden 16 95
17 Responden 17 100
18 Responden 18 95
∑ 1.520
b. Hasil Analisis Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 100 – 60
98
= 40
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18
= 1 + 4,15
= 5,15 ~ 5
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 40 : 5
= 8
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
Tabel 4.9
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Manajemen
Pembiayaan Pendidikan)
Kelas Interval Fi Xi FiXi
60-67 2 63,5 127
68-75 2 71,5 143
76-83 5 79,5 397,5
84-91 1 87,5 87,5
92-100 8 96 768
∑ 18 398 1.523
5) Mean (Rata-rata)
Mean =
=
=84,6
99
Dari hasil penilaian manajemen pembiayaan
pendidikan pada guru dan staf di SMPIT Ar Ridwan diperoleh
nilai rata-rata sebesar 84,6. Dari hasil nilai rata-rata manajemen
pembiayaan pendidikan tersebut, kemudian nilai yang
diperoleh dikonversi dengan skala penilaian rentang 81-100.
Rentang nilai ini menunjukkan bahwa manajemen pembiayaan
pendidikan di SMP IT Ar Ridwan diinterpretasikan sangat
tinggi.
2. Deskripsi Data Variabel Y (Mutu Lulusan) dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel Y (Mutu Lulusan)
Data mutu lulusan diperoleh dari hasil angket. Sampel diambil
dari 18 responden guru, juga termasuk kepala sekolah dan staff
SMPIT Ar Ridwan Bekasi Tahun Ajaran 2018/2019. Dari jumlah
sampel itu, peneliti kemudian mengumpulkan data dan melakukan
pengelompokkan data tentang mutu lulusan. Hasil analisis penilaian
mutu lulusan dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Data Variabel Y (Mutu Lulusan)
No Responden Mutu Lulusan
1 Responden 1 90
2 Responden 2 78
3 Responden 3 80
4 Responden 4 86
5 Responden 5 61
6 Responden 6 63
7 Responden 7 86
8 Responden 8 89
9 Responden 9 85
100
10 Responden 10 77
11 Responden 11 82
12 Responden 12 74
13 Responden 13 81
14 Responden 14 85
15 Responden 15 88
16 Responden 16 90
17 Responden 17 88
18 Responden 18 88
∑ 1.471
b. Hasil Analisis Variabel Y (Mutu Lulusan)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 90 – 61
= 29
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18
= 1+ 4,15
= 5,15 ~ 5
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 29 : 5
= 5,8 ~ 6
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Mutu Lulusan
Tabel 4.11
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Mutu Lulusan)
101
Kelas Interval Fi Xi FiXi
61-66 2 63,5 127
67-72 0 69,5 0
73-78 3 75,5 226,5
79-84 3 81,5 244,5
85-90 10 87,5 875
∑ 18 377,5 1.473
5) Mean (Rata-rata)
Mean =
=
=81,8
Dari hasil penilaian mutu lulusan di SMPIT Ar Ridwan
diperoleh nilai rata-rata sebesar 81,8. Dari hasil nilai rata-rata
mutu lulusan tersebut, kemudian nilai yang diperoleh
dikonversi dengan skala penilaian rentang 81-100. Rentang
nilai ini menunjukkan bahwa mutu lulusan di SMPIT Ar
Ridwan diinterpretasikan sangat tinggi.
D. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas Residual digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Metode yang digunakan adalah metode grafik,
yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
Normal P-P Plot of Regresstion Standardized. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis mengikuti garis
102
diagonal, maka nilai residual tersebut adalah normal. Berikut ini adalah
hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan SPSS versi 23 seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Manajemen Pembiayaan
Pendidikan ,189 18 ,089 ,945 18 ,352
Mutu Lulusan ,205 18 ,045 ,831 18 ,004
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data diolah
Hipotesis:
H0 : data berasal dari distribusi yang normal
H1 : data berasal dari distribusi yang tidak normal
Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov di atas
maka dapat ditarik kesimpulan, data pada variabel X (manajemen pembiayaan
pendidikan) dan variabel Y (mutu lulusan) memiliki nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov masing-masing sebesar 0,089 dan 0,045. Karena nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga terlihat nilai statistik untuk
Kolmogorov-Smirnov variabel X (manajemen pembiayaan pendidikan)
sebesar 0,189> 0,05 dan variabel Y (mutu lulusan) memperoleh nilai sebesar
0,205> 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
103
Sedangkan hasil pengujian dengan menggunakan grafik Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual pada SPSS versi 23, yaitu:
Gambar 4 2
Hasil Uji Normalitas
Dari hasil diagram di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang
menyebar mengikuti mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak.
104
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil output di atas, maka dasar pengambilan
keputusannya adalah:
a. Berdasarkan nilai signifikansi
Diperoleh nilai signifikansi = 0,054. Yang artinya 0,054 > 0,05 maka
terdapat hubungan linear antara variabel X (Manajemen Pembiayaan
Pendidikan) dan variabel Y (Mutu Lulusan).
b. Berdasarkan nilai F
Diperoleh nilai Fhitung = 4,339 sedangkan Ftabel dicari berdasarkan hasil
output di atas yaitu :
df 1 = k – 1 = 2 – 1 = 1
df 2 = n – k = 18 – 2 = 16
Maka diperoleh nilai df 1 = 1 dan df 2 = 16, kemudian cari pada tabel
distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai Ftabel = 4.49 yang artinya Fhitung
(4,339) < Ftabel (4,49) maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Mutu Lulusan).
ANOVA Table
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Mutu Lulusan *
Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
Between Groups (Combined) 1194,611 12 99,551 9,760 ,010
Linearity 685,315 1 685,315 67,188 ,000
Deviation from
Linearity 509,296 11 46,300 4,339 ,054
Within Groups 51,000 5 10,200
Total 1245,611 17
105
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (dua
sampel atau lebih) yang diteliti memiliki varian yang sama. Pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas ini adalah jika nilai signifikan > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi itu adalah
sama, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
varian dari beberapa populasi adalah tidak sama.
Tabel 4.14
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Manajemen Pembiayaan Pendidikan dan Mutu Lulusan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,688 1 34 ,110
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil output SPSS dari uji homogenitas diketahui bahwa
nilai signifikansi dari kedua variabel 0,110> 0,05. Artinya bahwa
populasi tersebut bervariasi homogen.
106
E. Hasil Pengujian Statistik
1. Uji Regresi Linear
Uji regresi linear dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
23. Dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.15
Metode Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 manajemen
pembiayaan
pendidikan (X)b
. Enter
a. Dependent Variable: mutu lulusan (Y)
b. All requested variables entered.
Sumber: Data diolah
Dari output di atas dapat dilihat bahwa variabel independen yang
dimasukan ke dalam model adalah variabel manajemen pembiayaan
pendidikan dan variabel dependennya adalah mutu lulusan. Sedangkan
metode regresi menggunakan Enter.
Persamaan regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Ŷ = Nilai prediksi variabel dependen
a = Nilai konstanta, yaitu nilai Y jika X = 0
b = koefisien regresi
X =Variabel independen
107
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 35,060 10,640 3,295 ,005
Manajemen Pembiayaan
Pendidikan ,553 ,125 ,742 4,424 ,000
a. Dependent Variable: Mutu Lulusan
Sumber: Data diolah
Pengujian regresi linear dapat dilihat dari hasil output
Coefficients. Nilai-nilai output kemudian dimasukkan kedalam
persamaan regresi sebagai berikut:
Ŷ = 35,060 + 0,553X
Arti dari angka-angka tersebut antara lain:
1) Nilai konstanta (a) adalah 35,060 ini dapat diartikan jika
manajemen pembiayaan pendidikannya adalah 35,060 maka mutu
lulusan bernilai 35,060.
2) Nilai koefisien regresi variabel harga (b) bernilai positif yaitu
0,553 maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan manajemen
pembiayaan pendidikan sebesar 0,553 maka mutu lulusan juga
meningkat sebesar 0,553.
Kemudian, penjelasan kolom dari tabel di atas yaitu:
1) Unstandarized Coefficent adalah nilai koefisien yang tidak
terstandarisasi atau tidak ada patokan. Nilai ini menggunakan
108
satuan yang digunakan pada data variabel dependen. Koefisien B
terdiri dari nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi
(nilai yang menunjukkan peringkat atau penurunan variabel Y
yang didasarkan pada variabel X). nilai-nilai inilah yang masuk
dalam persamaan regresi linear.
2) Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat
terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasarkan
sampel.
3) Standard Coefficient (nilai koefisien yang telah terstandarisasi),
nilai koefisien Beta semakin mendekati 0 maka hubungan antara
variabel X dengan Y tidak kuat. Sedangkan hasil nilai Beta yang
didapatkan adalah sebesar 0,742, maka hal ini berarti terjadi
hubungan yang cukup erat karena mendekati 1.
4) T hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh
variabel X terhadap Y, apakah berpengaruh signifikan atau tidak.
Uji t membandingkan antara Thitung dengan Ttabel.
5) Signifikansi adalah besarnya probabilitas untuk memperoleh
persalahan dalam mengambil keputusan.
2. Uji T
Uji T pada kasus ini digunakan untuk mengetahui apakah manajemen
pembiayaan pendidikan berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
mutu lulusan. Pengujian menggunakan tingkat signifkasi 0,05 dan 2 sisi.
Hasil uji T bisa dilihat dari outputCoefficients (tabel 4.16). Langkah-
langkah pengujian sebagai berikut:
a. Pengujian Hipotesis
H0 : Manajemen Pembiayaan Pendidikan tidak berpengaruh terhadap
Mutu Lulusan Kelas IX SMPIT Ar Ridwan Bekasi.
109
H1 : Manajemen Pembiayaan Pendidikan berpengaruh terhadap
Mutu Lulusan Kelas IX SMPIT Ar Ridwan Bekasi.
b. Penentuan Thitung
Dari output didapat nilai Thitung (equal variance assumed) yang
dilihat pada kolom ke 5 pada (tabel 4.16) adalah 4,424 dengan
signifikasi 0,000.
c. Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada table statistik pada signifikasi 0,05 : 2
= 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu 18-2=16,
hasil diperoleh untuk Ttabel sebesar 2,120.
d. Kriteria Pengujian
1) Jika Thitung< Ttabel maka H0 diterima.
2) Jika Thitung> Ttabel maka H0 ditolak.
Berdasarkan Signifikasi
1) Jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima.
2) Jika signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak.
e. Membuat Kesimpulan
Nilai Thitung> Ttabel (4,424 > 2,120) dan signifikasi (0,000 <
0,05) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu
lulusan.
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh manajemen pembiayaan
pendidikan (X) terhadap mutu lulusan (Y) dalam analisis regresi linear
sederhana, bisa dilihat pada nilai R Square atau R2 yang terdapat pada
output SPSS versi 23 yaitu:
110
Tabel 4.17
Hasil R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,550 ,522 5,918
a. Predictors: (Constant), Manajemen Pembiayaan Pendidikan
b. Dependent Variable: Mutu Lulusan
Sumber: Data diolah
Hasil dari tabel di atas, pada bagian ini ditampilkan nilai R = 0,742
dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,550 (55%). Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya kontribusi variabel Manajemen Pembiayaan
Pendidikan (X) terhadap Mutu Lulusan (Y) adalah 55% sedangkan sisanya
45% (100% - 55% = 45%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian.
F. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan terhadap
kedua variabel, variabel manajemen pembiayaan pendidikan memperoleh skor
tertinggi 100, skor terendah 60 dan rata-rata 84,6. Jika dikonversikan dengan
skala penilaian rentang 81-100, maka nilai rata-rata variabel manajemen
pembiayaan pendidikan berada pada kategori tinggi.
Sementara hasil analisis statistik untuk variabel mutu lulusan diperoleh
skor tertinggi 90, skor terendah 61 dan nilai rata-rata 81,8. Jika dikonversikan
dengan skala penilaian rentang 81 – 100, maka nilai rata-rata variabel mutu
lulusan berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan terhadap
kedua variabel dengan melalui empat uji yaitu untuk hasil uji normalitas
111
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal
PP Plot of Regression Standardized Residual (Gambar 4.2) dan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov (Tabel 4.12) disimpulkan bahwa data pada
variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Mutu
Lulusan) memiliki nilai signifikansi 0,89 dan 0,045, karena signifikansi lebih
dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil
analisis juga terlihat nilai statistik untuk Kolmogorov-Smirnov variabel X
(Manajemen Pembiayaan Pendidikan) sebesar 0,189 > 0,05 dan variabel Y
(Mutu Lulusan) memperoleh nilai sebesar 0,205 > 0,05 maka data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas
menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual(Gambar 4.2) dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut menghasilkan
data y menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka data tersebut berdistribusi normal.
Kemudian hasil uji linearitas bisa dilihat pada hasil SPSS versi 23
yaitu ANOVA Tabel (Tabel 4.13) sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan nilai signifikansi, diperoleh nilai signifikansi = 0,054. Yang
artinya 0,054 > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Mutu Lulusan).
Sedangkan, berdasarkan nilai F diperoleh nilai Fhitung = 4,339 kemudian nilai
Ftabel dicari berdasarkan hasil output SPSS yaitu df 1.16 kemudian cari pada
tabel distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai Ftabel= 4,49. Yang artinya Fhitung
(4,339) < Ftabel (4,49) maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Mutu Lulusan).
Untuk hasil uji homogenitas bisa dilihat pada output tabel homogenity
(Tabel 4.14), yaitu apabila nilai signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa varian dari beberapa populasi itu bersifat homogen, sebaliknya jika
nilai signifikan < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa
112
populasi tidak bersifat homogen. Berdasarkan hasil output SPSS dari uji
homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel 0,110 >
0,05. Artinya bahwa populasi tersebut bervariasi homogen.
Hasil pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana dapat
dilihat hasilnya pada (Tabel 4.16) yaitu a = angka konstan dari
Unstandardized Coefficients nilainya sebesar 35,060 dan b = angka koefisien
regresi nilainya sebesar 0,553. Angka ini mengandung arti bahwa setiap
penambahan 1% tingkat Manajemen Pembiayaan Pendidikan (X), maka Mutu
Lulusan (Y) akan meningkat sebesar 0,553. Karena nilai koefisien regresi
bernilai positif (+), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Manajemen Pembiayaan Pendidikan (X) berpengaruh positif terhadap Mutu
Lulusan (Y) sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = 35,060 + 0,553X.
Berdasarkan hasil besarnya persamaan Ŷ, maka untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh atau tidak antara variabel Y (Manajemen
Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Mutu Lulusan), maka perlu
dilakukan Uji T yaitu dengan melakukan perbandingan antara Thitung dengan
Ttabel. Namun, sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dicari
derajat kebebasan atau df (degree of freedom), yaitu : df = n – k = 18 – 2 = 16.
Diketahui nilai df adalah 17, maka dicari pada tabel statistik pada signifikansi
0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi), maka di dapat nilai Ttabel sebesar 2,120.
Sedangkan, nilai Thitung didapatkan dari hasil output SPSS versi 23 pada tabel
4.16 sebesar 4,424.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka jika Thitung< Ttabel
maka H0 diterima dan jika Thitung> Ttabel maka H0 ditolak. Sesuai dengan hasil
yang telah didapatkan maka hasilnya Thitung (4,424) > Ttabel (2,120) maka H0
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut berarti terdapat pengaruh antara
manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP
IT Ar Ridwan Bekasi.
113
Kemudian untuk melihat hasil persentase besarnya pengaruh variabel
X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) dengan variabel Y (Mutu Lulusan)
yaitu dengan menggunakan koefisien determinasi atau R Square. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang
mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari hasil yang didapat pada tabel 4.17 Diperoleh nilai R Square
sebesar 0,550 dan apabila dipersentasekan hasilnya adalah 55%. Hal ini
menunjukkan pengertian bahwa variabel Y (Mutu Lulusan) dipengaruhi
sebesar 55% oleh variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) sedangkan
sisanya sebesar 45% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan
kelas IX di SMP IT Ar Ridwan Bekasi. Hal tersebut dapat dilihat pada
pengujian statistik (uji T), hasil nilai Thitung sebesar 4,424 dan Ttabel sebesar
2,120 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan kriteria pengujian jika
Thitung> Ttabel dan jika Signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga hasilnya
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen pembiayaan
pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di Ar Ridwan Bekasi.
Kemudian pada pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana
yaitu Y= a+bX, a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients nilainya
sebesar 35,060 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,553. Angka
ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Manajemen
Pembiayaan Pendidikan (X), maka Mutu Lulusan (Y) akan meningkat sebesar
0,553. Serta nilai R Square sebesar 0,550 yang artinya sebesar 55% mutu
114
lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan dipengaruhi oleh manajemen
pembiayaan pendidikannya, dan sebesar 45% dipengaruhi faktor-faktor lain
diluar penelitian.
Nanang Fattah berpendapat, bahwa pembiayaan pendidikan meliputi
gaji guru dan personil lainnya, fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat
laboratorium, buku pelajaran, dan buku perpustakaan. Serta meliputi biaya
hidup, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan
(opportunity cost).
Sedangkan untuk kajian mutu lulusan, merujuk pada buku Ridwan
Abdullah Sani bahwa pengukuran mutu lulusan diukur melalui 3 dimensi,
yakni dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi keterampilan, dimana
3 dimensi tersebut merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dari 3
dimensi tersebut masing-masing memiliki kualifikasi kemampuan. Dimensi
sikap meliputi perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Dan dimensi keterampilan
meliputi kemampuan pikir dan tindakan yang produktif dan kreatif dalam
ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sejenis. Lulusan dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan
berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan pendidikan dan kebutuhan peserta
didik, baik lokal, nasional, maupun global. Walaupun biasanya nilai-nilai
tersebut dalam bentuk angka yang tertuang dalam raport, akan tetapi untuk
mencapai semua itu, diperlukan biaya yang cukup besar.
115
Hasil wawancara kepala SMP IT Ar Ridwan pun menyatakan bahwa
memang terdapat pengaruh antara manajemen pembiayaan pendidikan
terhadap mutu lulusan kelas IX, semakin baik pembiayaan pendidikannya
maka semakin besar pula peningkatan mutu lulusannya. Adapun faktor lain
yang mempengaruhi mutu lulusan yaitu dapat dilihat dari sarana dan
prasarana maupun kualitas para tenaga pendidik. Demikian pula apa yang
dikatakan oleh bendahara SMP IT Ar Ridwan bahwa semua pembiayaan
pendidikan di sekolah ini mempengaruhi mutu lulusan. Mulai dari SPP orang
tua murid dan dana BOS, karena sumber pembiayaan tersebut sangat
berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar dimana proses
tersebut pula mempengaruhi mutu lulusan.
Dengan demikian manajemen pembiayaan pendidikan dan mutu
lulusan merupakan variabel yang mempunyai keterkaitan secara langsung
dalam menjalankan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar
pesera didik di jenjang sekolah menengah pertama, sehingga manajemen
pembiayaan pendidikan memberikan pengaruh yang positif melalui faktor-
faktor yang mempengaruhi mutu lulusan.
Dalam menunjang mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan,
pembiayaan pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan
sehingga menunjang peningkatan kualitas di sekolah tersebut. Berdasarkan
penelitian di SMP IT Ar Ridwan Bekasi, sumber pembiayaan sekolah tersebut
ialah dari orang tua dan dana BOS, hal tersebut membuktikan bahwa untuk
menyelenggarakan pendidikan diperlukan peran serta pembiayaan pendidikan
dengan demikian akan mampu meningkatkan mutu lulusan kelas IX di SMP
IT Ar Ridwan.
Secara umum penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Windi
Apriliani (2017) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari manajemen
pembiayaan pendidikan terhadap peningkatan mutu lulusan sebesar 47,2%.
116
Lalu serupa pula dengan hasil penelitian Dwi Febryyani Alfiningsih (2019)
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pembiayaan pendidikan
terhadap kualitas pendidikan sebesar 44,6%. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa semakin baik manajemen pembiayaan pendidikan, baik itu dari pihak
pemerintah, sekolah, maupun masyarakat, maka semakin besar mutu lulusan
yang meningkat. Begitu pun sebaliknya, semakin buruk manajemen
pembiayaan pendidikan, maka semakin rendah mutu lulusan, bukan
meningkat.
H. Keterbatasan Peneliti
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti merasa memiliki
keterbatasan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Sulitnya mendapat izin dari berbagai sekolah sebelum akhirnya ke SMPIT
Ar Ridwan yang menerima peneliti dalam melakukan penelitian dengan
tema manajemen keuangan.
2. Data atau informasi yang didapatkan peneliti tidak sepenuhnya diberikan
oleh pihak sekolah karena memang data keuangan bersifat secret
(rahasia).
3. Penyusunan instrumen penelitian yang dituangkan dalam bentuk angket
memerlukan waktu yang cukup lama.
4. Sulitnya mengumpulkan data dari para responden dikarenakan para
responden tidak memiliki waktu senggang yang terlalu banyak.
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara
manajemen pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP
IT Ar Ridwan Bekasi. Hal ini dibuktikan dari perhitungan uji regresi linear
sederhana yang menunjukkan pengaruh yang positif dengan hasil signifikan
sebesar 0,000 < 0,05 dan Thitung (4,424)> Ttabel (2,120), dan nilai signifikan <
0,05, maka keputusan dalam penelitian ini H1 diterima dan H0 ditolak. Maka
dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh antara manajemen
pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan kelas IX di SMP IT Ar Ridwan
Bekasi. Sedangkan untuk analisis regresi linear sederhana diperoleh dari
perhitungan untuk komponen a = 35,060 dan b = 0,553, sehingga persamaan
regresi Ŷ = 35,060+0,553X. Dari persamaan regresi linear tersebut dapat
disimpulkan nilai konstanta sebesar 35,060 menyatakan bahwa jika tidak ada
nilai trust maka nilai partisipasi sebesar 35,060. Nilai signifikan diperoleh dari
nilai p value sig sebesar 0,000 < 0,05. Serta nilai R Square sebesar 0,550 yang
artinya, sebesar 55% mutu lulusan SMP IT Ar Ridwan Bekasi dipengaruhi
oleh manajemen pembiayaannya, dan sebesar 45% dipengaruhi oleh faktor
lain.
B. Implikasi
Beberapa implikasi yang perlu diperhatian yaitu:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa manajemen pembiayaan
pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan. Hasil
penelitian menunjukkan variabel manajemen pembiayaan pendidikan
118
memiliki pengaruh yang kuat terhadap mutu lulusan, apabila manajemen
pembiayaan pendidikan tidak dikelola sesuai dengan tahapan dan prosedur
yang ada maka kepala sekolah tidak akan mengerti dalam mengelola
pembiayaan pendidikan sehingga akan berdampak pula terhadap mutu
lulusan sekolah.
2. Implikasi Praktis
a. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Implikasi penelitian ini untuk manajemen pembiayaan
pendidikan adalah jika kepala sekolah tidak mampu mengelola
pembiayaan pendidikan maka tujuan sekolah tidak akan tercapai
karena pembiayaan pendidikan di sekolah tidak dikelola secara
maksimal dan akan berdampak terhadap pencapaian visi misi sekolah
terkait mutu lulusan sekolah.
b. Mutu Lulusan
Implikasi penelitian ini untuk mutu lulusan adalah adanya
keterkaitan antara mutu lulusan dengan manajemen pembiayaan
pendidikan dengan mempertimbangan kebutuhan peserta didik dan
tenaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan sehingga
mampu mencapai mutu lulusan sekolah yang baik.
C. Saran
Penelitian dimasa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Saran untuk Sekolah
a. Melakukan pengawasan yang teliti terhadap manajemen pembiayaan
sekolah
b. Memberikan pelatihan secara berkala bagi tenaga keuangan
c. Memberikan kebijakan agar lebih tepat sasaran
119
d. Mempertegas peraturan yang berlaku.
e. Membuat kode-kode tertentu untuk mempermudah dalam
menyelesaikan pekerjaan, terutama yang berhubungan dengan
pembiayaan sekolah.
f. Mengikuti program pendidikan dan pelatihan bagi guru guna
meningkatkan kualitas / mutu lulusan untuk kedepannya.
2. Saran untuk Peneliti Lain
a. Harus mencari waktu yang tepat dengan responden, agar tidak
terhambat dalam pengambilan data.
b. Diharapkan peneliti lain dapat menambahkan variabel dependen
pengaruh manajemen pembiayaan pendidikan dengan variabel lain
yang berpengaruh terhadap mutu lulusan seperti sarana prasarana atau
kualitas tenaga pendidik.
123
DAFTAR PUSTAKA
Aminatul, Zahroh. Total Quality Management: Teori & Praktik Manajemen Untuk
Mendongkrak Mutu Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.
Ar Rahadlan. Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia,
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170417145047-445-
208082/tingginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia/, diakses pada tanggal 29
Januari 2019, pukul 17:08WIB.
Budi, Susetyo. Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, Bandung: PT Rafika Aditama, 2010.
Burham, Nurgiyantoro. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2012.
Dedi, Supriadi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190312142919-532-
376533/sri-mulyani-kecewa-dengan-pengelolaan-anggaran-pendidikan, pada
tanggal 01 Oktober 2019, pukul 22:27 WIB.
Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen, pada tanggal 07
Februari 2019, pukul 19:15 WIB.
Diakses melalui https://kbbi.web.id/biaya pada tanggal, 11 Februari 2019, pukul 20:53
WIB.
Duwi, Priyatno. Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, Yogyakarta : ANDI,
2017.
Dwi, Skripsi: “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Kualitas Pendidikan Jurusan
Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Bandung: Refika
Aditama, 2015.
Edward, Sallis. Total Quality Management in Education, Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.
Ferdi, W. P. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013.
Gunawan, Sudarmanto. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Husaini, Usman. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:Bumi
Aksara, 2014, Ed.4, cet.ke-2.
124
Indra, Bastian. Akuntansi Pendidikan, Yogyakarta: BPFE, 2015, Edisi ke-2.
Malayu, Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Bumi Aksara, 2012.
Matin. Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014.
Misbahudin, Iqbal Hasan.Analisis Penelitian dengan statistik, Jakarta;Bumi Aksara,
2013.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan, Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2016.
Nanang, Fattah. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.
Nur, Zanin. Gerakan Menata Mutu Pendidikan: Teori & Aplikasi, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016.
Pedoman Pemenuhan SNP Tingkat SMP/MTs, Kemendikbud, Tahun 2012.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan.
Ridwan, Abdullah Sani, dkk. Penjaminan Mutu Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Riva, Dessthania Suastha.. ICW: Dinas Pendidikan Rentan Akan Kasus Korupsi, diakses
dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160517203120-20-131451/icw-
dinas-pendidikan-rentan-akan-kasus-korupsi, diakses pada tanggal 19 Januari
2019, pukul 20:42 WIB.
Rohiat. Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik), Bandung: PT. Refika Aditama,
2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016.
Uhar, Suharsaputra.Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2010.
UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003.
Windi, Skripsi: “Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Lulusan
Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
125
Zainuddin. Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
126
LAMPIRAN-LAMPIRAN
127
Lampiran 1
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
Variabel Sub Variabel Penjelasan Instrumen
(Nomor Butir)
Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan
(X)
- Sistem Penganggaran
Pendidikan
- Penggunaan sistem
penganggaran
pendidikan
4 dan 6
- Pelaksanaan
Anggaran Pendidikan
- Pelaksanaan
anggaran sesuai
perundang-undangan
- Penentuan besarnya
anggaran
- Analisis biaya
pendidikan
1, 3, 5, 7, 15,
17, dan 20
- Menentukan Alokasi
Anggaran
- Inventarisasi sumber
dana pendidikan
- Mengalokasikan
anggaran pendidikan
- Menentukan skala
prioritas
2, 8, 10, 13,
16, 18, 22, dan
25
- Penatausahaan
Keuangan Pendidikan
- Pendataan dan
pelaporan
pelaksanaan
keuangan pendidikan
- Pembukuan
pelaksanaan
anggaran pendidikan
9, 11, 12, 14,
19, dan 21
- Pertanggungjawaban
Keuangan Pendidikan
- Penelitian keabsahan
bukti pengeluaran
23, 24, 26, dan
30
- Pengawasan - Penggunaan 27, 28, 29, 31,
128
Anggaran pengawasan
anggaran pendidikan
- Evaluasi penggunaan
anggaran pendidikan
- Pelaporan
penggunaan
anggaran pendidikan
32, 33, 34, dan
35
Jumlah Butir 35 butir
129
Lampiran 2
Angket Uji Coba Instrumen Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
Jenis Kelamin : L / P
Usia :
Jabatan :
Lama bekerja :
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang telah
disediakan, dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Pelaksanaan anggaran pembangunan sekolah sudah
sesuai dengan peraturan
2 Sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah
daerah digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
dibidang pendidikan di daerah yang bersangkutan, baik
untuk kegiatan rutin maupun pembangunan
3 Besar anggaran sering ditentukan dengan Cash
Program atau percepatan waktu penyelesaian pekerjaan
4 Sistem anggaran yang digunakan sekolah adalah sistem
penganggaran untuk memenuhi kebutuhan sekolah
130
yang bersifat rutin
5 Besar anggaran suatu program ditentukan oleh adanya
upaya untuk mempercepat setiap pekerjaan
6 Kepala sekolah, staf TU, maupun guru sudah
memahami sistem penganggaran pendidikan yang
berlaku
7 Cash Program membawa dampak kenaikan biaya
operasional sekolah
8 Sumber dana dari orang tua siswa berupa Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP), biasanya digunakan
untuk kegiatan rutin
9 Setiap transaksi pendidikan dicatat secara kronologis
dan sistematis selama satu periode tertentu di dalam
sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal
10 Sumber dana dari bantuan negara lain berupa pinjaman
dan hibah, digunakan untuk membantu menunjang
perwujudan pembangunan
11 Tiap catatan ditunjang oleh dokumen keuangan
12 Pemrosesan data keuangan berupa pencatatan transaksi,
pengelompokkan transaksi, kemudian di ikhtisarkan
13 Sumber dana lain, seperti hibah, zakat, ataupun
sumbangan dari masyarakat digunakan untuk kegiatan
yang menunjang perkembangan sekolah
14 Data keuangan pendidikan yang sudah dicatat,
dikelompokkan, dan diikhtisarkan, kemudian
dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait
15 Dalam pengelolaan anggaran sekolah, dilakukan
koordinasi antara staf dan guru agar tidak terjadi
pemborosan pengeluaran
16 Pengalokasian dana pendidikan dihitung berdasarkan
131
data banyaknya peserta didik yang terdaftar
17 Penganggaran pendidikan sekolah ini berorientasi
kepada mutu keluaran, dimana anggaran pendidikan
dialokasikan berdasarkan rencana dan program
pendidikan yang diusulkan
18 Pengalokasian dana pendidikan dihitung berdasarkan
rata-rata pembuatan ruang belajar
19 Laporan keuangan sekolah digunakan untuk mengambil
keputusan
20 Penganggaran pendidikan berorientasi kepada
keterbatasan sumber dana yang tersedia
21 Pelaporan keuangan pendidikan disekolah ini sdah
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku
22 Pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan
untuk perencanaan jangka panjang
23 Sekolah sudah memiliki NPWP
24 Sekolah selalu tepat waktu dalam membayarkan
pajaknya
25 Penganggaran pendidikan pada sekolah ini berorientasi
pada jenis barang yang diperlukan, jangka waktu yang
lebih lama, dan pada keluaran (output)
26 Setiap bukti pengeluaran, sebelum atau sesudah diinput
ke dalam laporan keuangan sekolah, diteliti bukti
keabsahannya
27 Kepala sekolah mengadakan pengawasan terhadap
penyusunan laporan keuangan sekolah
28 Selain kepala sekolah, aparat fungsional seperti
Kemendikbud juga melakukan pengawasan terhadap
hasil laporan keuangan sekolah
132
29 Laporan keuangan yang sudah selesai dibuat, kemudian
di evaluasi untuk dinilai perkembangan atau tingkat
keberhasilan program tertentu
30 Sekolah memiliki buku setoran bank
31 Sekolah membuat laporan keuangan bulanan
32 Sekolah membuat laporan keuangan triwulan
33 Sekolah membuat laporan keuangan tahunan
34 Sekolah membuat laporan penerimaan dan penyetoran
SPP setiap bulan
35 Sekolah membuat laporan bulanan data fisik pendidikan
133
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
HASIL REKAPITULASI UJI VALIDITAS VARIABEL X (MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN)
RSP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 JML
1 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 154
2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 170
3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 165
4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 159
5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 163
6 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 157
7 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 161
8 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 166
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 145
10 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 140
11 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 143
12 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 158
13 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 2 5 5 5 4 5 5 151
14 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141
15 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 152
JML 71 64 68 65 65 70 57 69 68 65 68 67 68 67 66 62 67 65 68 64 68 66 71 65 64 65 67 64 58 70 71 68 68 68 68 2325
134
Lampiran 4
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan)
Variabel Sub Variabel Penjelasan Instrumen
(Nomor Butir)
Mutu
Lulusan
(Y)
- Sikap - Sikap beriman
- Berakhlak
mulia
- Berilmu
- Percaya diri
- Bertanggung
jawab
1, 3, 5, 7, 10, 12,
16, 19, 24, 26,
30, dan 34
- Pengetahuan - Faktual
- Konseptual
- Prosedural
2, 4, 8, 11, 14,
21, 23, 25, 28,
29, 31, dan 33
- Keterampilan - Tindakan
produktif
- Tindakan
kreatif
- Tindakan
abstrak
6, 9, 13, 15, 17,
18, 20, 22, 27,
32, dan 35
Jumlah Butir 35 butir
135
Lampiran 5
Angket Uji Coba Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan)
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
Jenis Kelamin : L / P
Usia :
Jabatan :
Lama bekerja :
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang
telah disediakan, dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Variabel Y (Mutu Lulusan)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan
dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung
jawab
2 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat
melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah
NKRI.
3 Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program
pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
4 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat
menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa,
negara dan tanah air Indonesia.
136
5 Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan tingkat
kelulusan dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi
6 Siswa mampu menyimpulkan setiap materi yang diberikan
ketika proses KBM
7 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenal
pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung
jawab
8 Siswa memperoleh pengalaman belajar iptek secara efektif.
9 Siswa dapat menyebutkan kembali apa yang telah dipelajari
10 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan
kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman.
11 Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan secara efektif dan satuan
12 Siswa memperoleh pengalaman belajar agar mampu
menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
13 Siswa dapat menghubungkan masalah kehidupan sehari-hari
dengan pelajaran yang diberikan
14 Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui
kegiatan seni dan budaya
15 Siswa mampu mengaplikasikan ilmu yang diberikan kedalam
kehidupan sehari-hari
16 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mengenali dan
menganalisis gejala alam dan sosial
17 Keterampilan yang dimiliki setiap siswa sangat beragam
18 Setiap pelajaran bahasa Inggris, siswa mampu menjawab
pertanyaan guru dengan bahasa Inggris pula
19 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk melaksanakan
ajaran agama dan akhlak mulia
20 Siswa mampu membedakan organ tubuh manusia jika
diberikan rangkanya
21 Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat
137
22 Siswa dapat mencari suatu wilayah di sebuah peta/globe
23 Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan,
mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta
menjauhi narkoba
24 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik
setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang
dianutnya
25 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
26 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi
27 Siswa mau menolong jika ada teman yang sedang kesusahan
28 Siswa mampu mengerjakan tugas dari guru secara procedural
29 Siswa mampu berkomunikasi dengan baik dalam sebuah
kelompok
30 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi
dalam penegakan aturan-aturan sosial
31 Siswa mampu menggunakan ilmu perhitungan matematika
dalam kehidupan sehari-hari
32 Siswa mampu berpartisipasi dalam sebuah kelompok yang
ditentukan guru
33 Siswa memahami setiap pelajaran yang diberikan
34 Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam
kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
35 Siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam
berbicara
138
Lampiran 6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Y (Mutu Lulusan)
HASIL REKAPITULASI UJI VALIDITAS VARIABEL Y (MUTU LULUSAN)
RSP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 JML
1 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 156
2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 154
3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 156
4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 154
5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 159
6 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 163
7 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 165
8 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 157
9 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 152
10 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 141
11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 138
12 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 166
13 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 165
14 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 154
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140
JML 66 50 67 53 63 49 66 46 63 49 62 51 65 46 67 47 69 41 70 46 68 46 71 49 63 49 70 50 68 45 65 48 65 52 70 1700
139
Lampiran 7
Angket Penelitian Variabel X dan Y (Manajemen Pembiayaan Pendidikan dan Mutu Lulusan)
ANGKET PENELITIAN
Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi langsung terkait dengan penyusunan skripsi
saya, yang berjudul “Pengaruh Manajemen Pembiayaan Sekolah terhadap Mutu Lulusan di SMPIT Ar-
Ridwan Bekasi “.
Data yang Bapak/Ibu berikan semata-mata digunakan hanya untuk keperluan penelitian dan sama
sekali tidak ada kaitannya dengan nama baik atau hal-hal yang dapat merugikan Bapak/Ibu berkenaan
dengan pelaksanaan tugas di sekolah.
Untuk itu, mohon kiranya Bapak/Ibu untuk dapat menjawab dan memberikan informasi yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa takut adanya tekanan dari pihak tertentu. Atas bantuan dan
partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
C. Identitas Responden
Jenis Kelamin : L / P
Usia :
Jabatan :
Lama bekerja :
D. Petunjuk Pengisian Angket
Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang telah disediakan,
dengan keterangan sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
140
Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Pelaksanaan anggaran pembangunan sekolah sudah sesuai
dengan peraturan
2 Besar anggaran sering ditentukan dengan Cash Program
atau percepatan waktu penyelesaian pekerjaan
3 Sistem anggaran yang digunakan sekolah adalah sistem
penganggaran untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang
bersifat rutin
4 Kepala sekolah, staf TU, maupun guru sudah memahami
sistem penganggaran pendidikan yang berlaku
5 Setiap transaksi pendidikan dicatat secara kronologis dan
sistematis selama satu periode tertentu di dalam sebuah atau
beberapa buku yang disebut jurnal
6 Tiap catatan ditunjang oleh dokumen keuangan
7 Sumber dana lain, seperti hibah, zakat, ataupun sumbangan
dari masyarakat digunakan untuk kegiatan yang menunjang
perkembangan sekolah
8 Penganggaran pendidikan sekolah ini berorientasi kepada
mutu keluaran, dimana anggaran pendidikan dialokasikan
berdasarkan rencana dan program pendidikan yang diusulkan
9 Pengalokasian dana pendidikan dihitung berdasarkan rata-
rata pembuatan ruang belajar
10 Laporan keuangan sekolah digunakan untuk mengambil
keputusan
11 Pelaporan keuangan pendidikan disekolah ini sdah sesuai
dengan Undang-undang yang berlaku
12 Pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang
13 Sekolah sudah memiliki NPWP
14 Setiap bukti pengeluaran, sebelum atau sesudah diinput ke
dalam laporan keuangan sekolah, diteliti bukti keabsahannya
141
15 Sekolah memiliki buku setoran bank
16 Sekolah membuat laporan keuangan bulanan
17 Sekolah membuat laporan keuangan triwulan
18 Sekolah membuat laporan keuangan tahunan
19 Sekolah membuat laporan penerimaan dan penyetoran SPP
setiap bulan
20 Sekolah membuat laporan bulanan data fisik pendidikan
142
Variabel Y (Mutu Lulusan)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan
dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung
jawab
2 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat
melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah
NKRI.
3 Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program
pembiasaan untuk mencari informasi/ pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
4 Siswa mampu menyimpulkan setiap materi yang diberikan
ketika proses KBM
5 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan
kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman.
6 Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan secara efektif dan satuan
7 Siswa memperoleh pengalaman belajar agar mampu
menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
8 Siswa dapat menghubungkan masalah kehidupan sehari-hari
dengan pelajaran yang diberikan
9 Siswa mampu mengaplikasikan ilmu yang diberikan kedalam
kehidupan sehari-hari
10 Siswa mampu membedakan organ tubuh manusia jika
diberikan rangkanya
11 Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat
12 Siswa dapat mencari suatu wilayah di sebuah peta/globe
13 Siswa memahami perawatan tubuh serta lingkungan,
mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta
menjauhi narkoba
143
14 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik
setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang
dianutnya
15 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi
16 Siswa mampu menggunakan ilmu perhitungan matematika
dalam kehidupan sehari-hari
17 Siswa memahami setiap pelajaran yang diberikan
18 Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama dalam
kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
144
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan)
HASIL REKAPITULASI ANGKET VARIABEL X (MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
RSP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML
1 5 4 3 4 5 3 5 5 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 75
2 2 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 79
3 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 3 5 5 5 5 92
4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 93
5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 60
6 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 3 67
7 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 82
8 5 3 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 92
9 4 4 5 5 4 4 2 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 3 4 4 82
10 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 94
11 4 4 5 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 79
12 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 4 72
13 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 78
14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 85
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 95
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
18 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
JML 76 77 80 78 82 83 80 85 87 87 88 89 95 83 89 89 94 92 98 98 1520
145
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y (Mutu Lulusan)
HASIL REKAPITULASI VARIABEL Y (MUTU LULUSAN)
RSP PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 JML
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
2 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 78
3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 80
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 86
5 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 61
6 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5 3 4 3 4 4 3 63
7 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 86
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 89
9 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 85
10 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 77
11 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 82
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 74
13 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 81
14 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 85
15 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 88
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 88
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 88
JML 84 84 85 87 86 89 87 87 90 94 94 94 95 95 95 95 101 100 1471
146
Lampiran 10
Tabel Distribusi F
147
Lampiran 11
Tabel Distribusi T
148
Lampiran 12
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Indikator Sub Indikator Sumber Data
1. Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan (X)
- Sistem Penganggaran Pendidikan
- Pelaksanaan Anggaran
Pendidikan
- Menentukan Alokasi Anggarann
- Penatausahaan Keuangan
Pendidikan
- Pertanggungjawaban Keuangan
Pendidikan
- Pengawasan Anggaran
Kepala
sekolah,
kepala tata
usaha
2. Mutu Lulusan
(Y)
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
Kepala
sekolah,
149
Lampiran 13
Instrumen Wawancara
No Variabel Pertanyaan
Kepala Sekolah
1. X 7. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang
diterapkan di sekolah ini?
8. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah
ini?
9. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di
sekolah ini?
10. Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan di sekolah
ini?
11. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban keuangan
pendidikan di sekolah ini?
12. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan
di sekolah ini?
2. Y 4. Bagaimana sikap para siswa di sekolah ini secara umum
baik di lingkungan kelas maupun di luar kelas?
5. Bagaimana menurut bapak pengetahuan kompetensi para
siswa di sekolah ini?
6. Bagaimana menurut bapak keterampilan yang dimiliki para
siswa di sekolah ini?
Bendahara
1. X 7. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang
diterapkan di sekolah ini?
8. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah
ini?
9. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di
sekolah ini?
150
10. Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan di sekolah
ini?
11. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban keuangan
pendidikan di sekolah ini?
12. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan
di sekolah ini?
151
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Wawancara Kepala SMP IT Ar Ridwan Bekasi
Wawancara Penelitian
A. Identitas Responden
Nama : Hamdani, S. Pd. I, MA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 41 Tahun
Jabatan : Kepala Sekolah
Lama Bekerja : 16 Tahun
B. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang diterapkan di sekolah ini?
Jawaban: Menurut kepala sekolah Bapak Hamdani, sistem penganggaran
pendidikan di sekolah ini berdasarkan dari kebutuhan yang diperlukan oleh
sekolah. Beliau berkata, karena sekolah ini merupakan pondok pesantren,
maka tiap bulannya sekolah menerima biaya SPP dari orang tua murid yang
digunakan untuk keperluan sekolah, asrama, dan biaya makan sehari-hari.
Lalu menurut beliau, semua guru dan staf sekolah sudah memahami sistem
penganggaran pendidikan di sekolah ini. Dalam artian, mereka mengetahui
alur biaya tersebut. Mulai dari SPP orang tua yang masuk ke keuangan
bendahara, lalu ke yayasan yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan murid dan sekolah. Dan menurut beliau, sistem penganggaran di
sekolah ini Alhamdulillah sudah berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkannya dari awal. Artinya, karena bendaraha sekolah juga sudah
mengelola keuangan dengan baik dan menginput semua data menggunakan
komputer, maka kepala sekolah merasa semua telah berjalan baik dan tersusun
rapih.
152
2. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Menurut kepala sekolah, dalam pelaksanaan anggaran pendidikan
ini, sekolah menerima biaya BOS dari pemerintah yang digunakan untuk
kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan kegiatan-kegiatan lainnya. Lalu
untuk biaya gaji guru berasal dari SPP orang tua murid. Dalam pelaksanaan
anggaran ini menurut kepala sekolah tidak ada hambatan. Artinya, semua
sudah dikelola dengan baik sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Seperti
misalnya, uang SPP yang masuk ke yayasan yang dikelola bendahara untuk
keperluan gaji guru dan sekolah, serta uang BOS yang masuk ke sekolah dan
dikhususkan hanya untuk kegiatan-kegiatan di sekolah saja. Lalu dalam
menentukan besar anggaran pada suatu program, sekolah ini menentukan
anggaran melihat dari program yang akan dijalankannya terlebih dahulu dan
melihat apa saja yang dibutuhkan dalam program tersebut. Dan upaya sekolah
dalam menganalisis biaya pendidikan agar berjalan secara efektif menurut
kepala sekolah yaitu pertama dilihat terlebih dahulu pemasukan yayasan dan
sekolah yang berasal dari SPP dan BOS, lalu dibuat rancangan rencana
program yang semuanya itu disesuaikan untuk kebutuhan sekolah saja.
3. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Dalam penentuan alokasi anggaran pendidikan di sekolah ini
menurut kepala sekolah, semua dilihat dan diketahui terlebih dahulu program
atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan, lalu setelah itu sekolah akan
memberikan biaya sesuai dengan keperluan dari masing-masing program atau
kegiatan tersebut. Lalu untuk sumber dana pendidikan di sekolah ini yaitu
berasal dari SPP orang tua murid dan BOS saja. Dimana SPP tersebut
digunakan untuk keperluan asrama, biaya makan sehari-hari, dan gaji guru.
Sedangkan BOS digunakan untuk semua keperluan dan kegiatan-kegiatan
yang ada di sekolah. Lalu menurut kepala sekolah, dalam menentukan skala
prioritas yaitu dilihat dari seberapa penting kegiatan tersebut, karena dilihat
153
juga dengan keterbatasan dana yang menjadikan sekolah ini perlahan-lahan
menjalankan kegiatan sesuai dengan apa yang dibutuhan sekolah saja.
4. Bagaimana penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan pendidikan di
sekolah ini?
Jawaban: Dalam penatausahaan keuangan ini kepala sekolah tidak terlalu
mengetahui bagaimana pelaporan dan pembukuan keuangannya. Karena pada
penatausahaan ini hanya bagian keuangan saja yang paham dan tahu betul
tentang pelaporan dan pembukuan keuangan di sekolah ini. Hanya saja kepala
sekolah mengetahui bahwa pastinya sekolah mempunyai laporan dan
pembukuan atas semua pemasukan dan pengeluaran tiap kegiatan, dan juga
adanya laporan keuangan BOS tiap triwulan.
5. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Kepala sekolah berkata, bahwa dalam pelaksanaan pengawasan
anggaran pendidikan ini ada dewan guru, masyarakat, dan pastinya kepala
sekolah yang ikut andil dalam pengawasan anggaran di sekolah ini. Untuk
masyarakat contohnya, mereka melihat kegiatan-kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh sekolah. Lalu ada juga dari pihak pemerintah yang
melaksanakan pengawasan atas biaya BOS yang telah diberikan ke sekolah,
pengawasan tersebut disebut dengan monitoring.
6. Bagaimana sikap para siswa di sekolah ini secara umum baik di lingkungan
kelas maupun di luar kelas?
Jawaban: Menurut kepala sekolah, sikap para siswa di sekolah ini secara
umum dapat dikatakan sebagai siswa yang baik. Walaupun, ada saja satu atau
dua anak yang agak kurang baik. Namun, karena ini adalah lingkungan
pesantren, beliau berkata setidak baiknya anak pesantren itu tidak lebih buruk
dari anak yang sekolah biasa. Siswa-siswa disini pula Alhamdulillah sudah
mencerminkan sikap beriman dan mempunyai akhlak yang mulia, karena di
pesantren pula siswa-siswa ini diajarkan nilai-nilai agama yang sangat kuat.
154
Lalu untuk sikap percaya diri dan bertanggungjawab, siswa-siswa di sekolah
ini sudah dilatih dengan adanya kegiatan Muhadharah atau semacam seperti
berlatih pidato dan kegiatan Islam lainnya. Dan juga siswa-siswa disini
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan untuk dirinya sendiri, seperti
misalnya menjalankan piket bahkan sampai mencuci pakaiannya sendiri.
7. Bagaimana menurut bapak kemampuan pemahaman keilmuan para siswa di
sekolah ini?
Jawaban: Menurut kepala sekolah, pesantren dengan sekolah luar sangatlah
berbeda. Dimana di pesantren itu siswa banyak mendapatkan pengetahuan,
tidak hanya pelajaran umumnya saja tetapi juga banyak mendapatkan
pelajaran-pelajaran agamanya. Yang dimana apabila siswa dapat mempelajari
semua itu, mereka dapat dikatakan orang yang cerdas. Walaupun, banyak dari
mereka yang misalnya hanya mengusai pengetahuan umumnya saja atau
menguasai pengetahuan agamanya saja. Tapi tetap saja mereka bisa
mempelajari keduanya yang dimana sangat berbeda dengan siswa sekolah
luar. Untuk pengetahuan teknologinya, memang di sekolah ini tidak ada mata
pelajaran khusus komputer, namun mereka mempunyai tambahan pelajaran
untuk belajar komputer di lab komputer yang sudah disediakan oleh sekolah.
Dan menurut kepala sekolah, dari ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan
Alhamdulillah siswa-siswa disini sudah dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, baik saat di lingkungan pesantren maupun saat pulang
ke rumah.
8. Bagaimana menurut bapak keterampilan yang dimiliki para siswa di sekolah
ini?
Jawaban: Menurut kepala sekolah, keterampilan yang dimiliki para siswa di
sekolah ini bermacam-macam. Pertama ada di dalam bidang dakwah, seperti
misalnya siswa mempunyai kemampuan untuk menjadi MC, siswa juga dapat
memimpin do’a, dapat mengumandangkan adzan, dan juga mampu berpidato.
Kedua dibidang seni budaya, siswa mampu membuat kaligrafi atau yang biasa
155
disebut khot, siswa dapat memainkan alat musik islami yang biasa disebut
hadrah, dan kegiatan seni budaya lainnya. Ketiga dibidang olahraga, siswa
mempunyai kemampuan dalam olahraga silat maupun futsal. Lalu usaha
sekolah dalam mengembangkan keterampilan siswa yaitu melalui mengikuti
lomba-lomba tingkat kota maupun lomba yang diselenggarakan oleh sekolah
sendiri. Untuk masalah hambatan sekolah dalam mengembangkan
keterampilan siswa yaitu ketidakdisiplinan siswa itu sendiri yang menjadikan
mereka kurang dapat mengembangkan keterampilannya, yang dikarenakan
pula banyaknya kegiatan di pesantren.
156
Lampiran 15
Rekapitulasi Hasil Wawancara Bendahara SMP IT Ar Ridwan Bekasi
Wawancara Penelitian
A. Identitas Responden
Nama : Ahmad Fadil, SE
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 29 Tahun
Jabatan : Bendahara
Lama Bekerja : 4 Tahun
B. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan yang diterapkan di sekolah ini?
Jawaban: Menurut Bapak Fadil, sistem penganggaran pendidikan di sekolah
ini berdasarkan dari kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah. Karena sekolah
ini merupakan pondok pesantren, maka tiap bulannya sekolah menerima biaya
SPP dari orang tua murid yang digunakan untuk keperluan sekolah, asrama,
dan biaya makan sehari-hari. Lalu menurut Pak Fadil, semua guru dan staf
sekolah sudah memahami sistem penganggaran pendidikan di sekolah ini.
Dalam artian, mereka mengetahui alur biaya tersebut. Mulai dari SPP orang
tua yang masuk ke keuangan bendahara, lalu ke yayasan yang nantinya akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan murid dan sekolah. Dan menurut
beliau, sistem penganggaran di sekolah ini Alhamdulillah sudah berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkannya dari awal. Karena beliau sendiri yang
mengelola keuangan sekolah dan menginput semua data menggunakan
komputer, maka beliau merasa semua telah berjalan baik dan tersusun rapih.
2. Bagaimana pelaksanaan anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Menurut bendahara sekolah, dalam pelaksanaan anggaran
pendidikan ini, sekolah menerima biaya BOS dari pemerintah yang digunakan
157
untuk kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Lalu untuk biaya gaji guru berasal dari SPP orang tua murid. Dalam
pelaksanaan anggaran ini beliau merasa tidak ada hambatan. Artinya, semua
sudah dikelola dengan baik sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Seperti
misalnya, uang SPP yang masuk ke yayasan yang dikelola bendahara untuk
keperluan gaji guru dan sekolah, serta uang BOS yang masuk ke sekolah dan
dikhususkan hanya untuk kegiatan-kegiatan di sekolah saja. Lalu dalam
menentukan besar anggaran pada suatu program, sekolah ini menentukan
anggaran melihat dari program yang akan dijalankannya terlebih dahulu dan
melihat apa saja yang dibutuhkan dalam program tersebut. Dan upaya sekolah
dalam menganalisis biaya pendidikan agar berjalan secara efektif menurut Pak
Fadil yaitu pertama dilihat terlebih dahulu pemasukan yayasan dan sekolah
yang berasal dari SPP dan BOS, lalu dibuat rancangan rencana program yang
semuanya itu disesuaikan untuk kebutuhan sekolah saja.
3. Bagaimana penentuan alokasi anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Menurut bendaraha sekolah, dalam penentuan alokasi anggaran
pendidikan di sekolah ini, semua dilihat dan diketahui terlebih dahulu
program atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan, lalu setelah itu sekolah
akan memberikan biaya sesuai dengan keperluan dari masing-masing program
atau kegiatan tersebut. Lalu untuk sumber dana pendidikan di sekolah ini yaitu
berasal dari SPP orang tua murid dan BOS saja. Dimana SPP tersebut
digunakan untuk keperluan asrama, biaya makan sehari-hari, dan gaji guru.
Sedangkan BOS digunakan untuk semua keperluan dan kegiatan-kegiatan
yang ada di sekolah. Lalu menurut Pak Fadil, dalam menentukan skala
prioritas yaitu dilihat dari seberapa penting kegiatan tersebut, karena dilihat
juga dengan keterbatasan dana yang menjadikan sekolah ini perlahan-lahan
menjalankan kegiatan sesuai dengan apa yang dibutuhan sekolah saja.
158
4. Bagaimana penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan pendidikan di
sekolah ini?
Jawaban: Dalam penatausahaan keuangan ini Pak Fadil mengatakan, bahwa
setiap pemasukan dan pengeluaran selalu dibuat laporan dan pembukuannya.
Begitu juga semua rencana kegiatan dan program sekolah beserta rincian
biaya, dibuat laporan dan pembukuannya. Laporan tersebut bisa berupa
laporan bulanan, laporan BOS per-triwulan, serta laporan tahunan sekolah.
Semua laporan dan pertanggungjawaban tersebut dibuat berdasarkan
peraturan yang ada.
5. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan di sekolah ini?
Jawaban: Pak Fadil mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pengawasan
anggaran pendidikan ini ada dewan guru, masyarakat, dan pastinya kepala
sekolah yang ikut andil dalam pengawasan anggaran di sekolah ini. Untuk
masyarakat contohnya, mereka melihat kegiatan-kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh sekolah. Lalu ada juga dari pihak pemerintah yang
melaksanakan pengawasan atas biaya BOS yang telah diberikan ke sekolah,
pengawasan tersebut disebut dengan monitoring.
159
Lampiran 16 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
160
Lampiran 17
Surat Permohonan Izin Penelitian
161
Lampiran 18
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
162
Lampiran 19
Tabel Uji Referensi
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Lampiran 20 Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Nama saya Siti Chairuwidha. Saya lahir di Jakarta, pada tanggal 19
Agustus 1997. Saya anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan
Ayahanda Chaerul Hadis dan Ibunda Siti Masyitoh. Saat ini saya
bertempat tinggal di Vila Mahkota Pesona Blok E4 No.3 Rt06/025,
Jatiasih – Bekasi. Saya telah menempuh pendidikan di TK Nurul
Hikmah Tahun 2002-2003, SDN Jatiluhur II Tahun 2003-2009, MTsN
Jatiasih Tahun 2009-2012, MAN 6 Jakarta Timur Jurusan IPS Tahun
2012-2015 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019. Motto hidup saya “Pikirkan,
Rencanakan, dan Jalankan”. Alamat email saya, chairuwidha19@gmail.com.
top related