pengaruh metode pembelajaran dan motivasi …
Post on 24-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
151
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
Eko Wiyono1 , Herawati
2 ,Yanuardi
3
1Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor
Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 2 Kd. Badak, Bogor 1Wiyonoeko14@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Apakah terdapat
perbedaan hasil belajar IPA Peserta didik kelas V SD N Curug Cibinong yang
dibelajarkan dengan Metode Problem Based Learning dan Cooperative Learning
(2) Apakah tedapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi
belajar peserta didik kelas V SD N Curug Cibinong terhadap hasil belajar IPA ( 3)
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD N Curug
Cibinong yang mempunyai motivasi belajar tinggi yang dibelajarkan dengan
Metode Problem Based Learning dan Cooperative Learning (4) Perbedaan hasil
belajar IPA peserta didik kelas V SD N Curug Cibinong yang memiliki motivasi
belajar rendah yang dibelajarkan dengan Metode Problem Based Learning dan
Cooperative Learning. Penelitian Menunjukan : (1) Metode pembelajaran Problem
Based Learning Lebih unggul dibandingkan dengan Cooperative Learning,
tampak bahwa nilai Fhitung dan sig. pada baris “Metode” berturut-turut sebesar
4,420 dan 0,043. Nilai Ftabel dengan nilai numerator 2-1 = 1 dan denominator
36-2 = 34 pada signifikansi 0,05 sebesar 4,01. Karena nilai Fhitung >Ftabel atau
4,420 > 4,01, dan nilai sig. 0,043 < 0,050 yang berarti menerima H1 dan menolak
H0. Dengan demikian terdapat perbedaan Hasil belajar IPA pada peserta didik
yang dibelajarkan dengan Metode pembelajaran problem based learning dan
Metode pembelajaran cooperative learning dimana Hasil belajar IPA antara
peserta didik yang menggunakan Metode pembelajaran problem based learning
lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan Metode pembelajaran
cooperative learning.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar IPA.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran yang
digunakan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar. Pada
dasarnya belajar adalah proses
pengenalan dan memahami konsep –
konsep. Dalam proses pembelajaran
peran guru sangat dominan baik dalam
menyiapkan, menyusun dan
memprogram proses pembelajaran di
kelas. Kondisi pembelajaran berpusat
pada guru (teacher centered), guru
aktif, dan siswa cenderung bersikap
pasif sehingga proses pembelajaran
kurang melibatkan peran siswa secara
fisik maupun mental dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa sebagai subyek
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
152
belajar di programkan agar
memperoleh hasil belajar yang guru
(teacher centered), guru aktif, dan
siswa cenderung bersikap pasif
sehingga proses pembelajaran kurang
melibatkan peran siswa secara fisik
maupun mental dalam kegiatan
pembelajaran. Metode Problem
Based Learning adalah salah satu
alternatif model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses pembelajaran
mata pelajaran IPA. Metode Problem
Based Learning lebih menekankan
pada kegiatan –kegiatan yang berpusat
dalam pemecahan masalah maupun
pengembangan kreativitas belajar
siswa. Penerapan metode Problem
Based Learning dapat membantu guru
dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif
dalam menumbuhkan motivasi siswa
untuk belajar lebih dalam, akan
mendorong rasa ingin tahu siswa lebih
lanjut dan mendorong siswa untuk
berfikir kritis. Berkembangnya rasa
ingin tahu, berfikir kritis, analisis dan
rasa kepuasan dalam belajar siswa
kiranya dapat digunakan dalam
pengelolaan proses pembelajaran agar
mencapai hasil belajar yang optimal.
Rendahnya hasil belajar dalam
mata pelajajaran Ilmu Pengetahuan
Alam kemungkinan disebabkan oleh
rendahnya proses belajar siswa.salah.
Salah satu model pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa adalah dengan metode
pembelajaran Problem Based Learning
yang menekankan pada kegiatan –
kegiatan yang berpusat dalam
pemecahan masalah maupun
pengembangan kreativitas belajar
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Hasil Belajar peserta didik SD N
CURUG kelas V tergolong rendah
Khususnya untuk mata pelajaran IPA
bila target Kriteria Ketuntasn Mininmal
(KKM) masih dibwah rata-rata. Hal ini
dimungkinkan beberapa factor
diantaranaya: (1)Masih ada anggapan
bahwa mata pelajaran IPA merupakan
mata pelajaran yang di rasakan sulit
untuk di pahami.(2)Sebagian besar
siswa masih mengalami kesulitan
dalam belajar IPA.(3)Sebagian guru
masih banyak menggunakan metode
konvensional. (4)Sebagian besar siswa
masih banyak yang tidak senang
bekerja sama dengan temannya dalam
kelompok belajar(5)Kurang motivasi
siswa dalam proses
pembelajaran.(6)Kurangnya variasi
guru dalam menerapkan metode
pembelajaran yang baru dan relevan.
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
153
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
dan identifikasi masalah, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA Peserta didik kelas V
SD N Curug Cibinong yang
dibelajarkan dengan Metode
Problem Based Learning dan
Cooperative Learning?
2. Apakah tedapat pengaruh interaksi
antara model pembelajaran dan
motivasi belajar peserta didik kelas
V SD N Curug Cibinong terhadap
hasil belajar IPA?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA peserta didik kelas V
SD N Curug Cibinong yang
mempunyai motivasi belajar tinggi
yang dibelajarkan dengan Metode
Metode Problem Based Learning
dan Cooperative Learning?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA peserta didik kelas V
SD N Curug Cibinong yang
memiliki motivasi belajar rendah
yang dibelajarkan dengan Metode
Metode Problem Based Learning
dan Cooperative Learning?
2. TINJAUAN TEORI
A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam
hasil belajar adalah suatu akibat
dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukuran, yaitu
berupa tes yang disusun secara
terencana, baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan (
Yulaelawati:2004)
Menurut Sudjana (2010) hasil
belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar atau penilaian
terhadap kemampuan siswa yang
ditentukan dalam bentuk angka atau
tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah pelajaran
Hasil Belajar IPA adalah suatu
upaya peserta didik untuk mengetahui,
memahami serta Mendemonstrasikan
kebendaan dan gejala – gejala alam
dengan cara sistematik dan teoritik
yang diperoleh melalui pengamatan
dan metode khusus.
B. Metode Pembelajaran Problem
Based Learning
Problem based learning (PBL)
adalah satu model yang
mengembangkan para siswa "belajar
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
154
untuk belajar," bekerja dengan cara
kerja sama di dalam kelompok-
kelompok untuk mencari pemecahan
masalah dalam dunia nyata.
Permasalahan ini digunakan untuk
menghubungkan pokok materi
pelajaran terhadap rasa keingintahuan
siswa. PBL mempersiapkan para siswa
untuk berpikir kritis dan secara analitis,
dan untuk menemukan serta
menggunakan sumber belajar yang
sesuai. Problem based learning (PBL),
pada dasarnya, adalah satu model yang
ditandai dengan penggunaan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
para siswa untuk belajar berpikir kritis
dan trampil memecahkan masalah dan
memperoleh pengetahuan tentang
konsep yang penting dari apa yang
dipelajari
Problem based learning merupakan
inovasi dalam pembelajaran karena
dalam PBL kemampuan berfikir siswa
betul-betul di optimalisasikan melalui
proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan
berfikir secara berkesinambungan.
Dengan PBL, para siswa memperoleh
ketrampilan tentang belajar sepanjang
hidup, termasuk kemampuan untuk
menemukan dan menggunakan sumber
belajar yang sesuai.
C. Metode Pembelajaran
Cooperative
Metode Cooperative Merupakan jenis
pembelajaran kelompok yang
digunakan untuk menggambarkan
sebuah prosedur pembelajaran di mana
para pebelajar bekerja dengan yang
lainnya dalam kelompok kecil dan
saling menghargai untuk mencapai
prestasi bersama.
Ada empat aspek dalam merancang
cooperative learning yaitu interaksi
guru dengan siswa, interaksi siswa
dengan siswa, spesialisasi tujuan dan
bahan, serta aturan permainan dan
tanggung jawab (Rusman : 2010).
D. Motivasi Belajar.
Menurut Haria Mudjiman (2011)
motivasi belajar adalah kekuatan
pendorong dan pengarah perbuatan
belajar. Motivasi belajar ini dapat di
bedakan menjadi motivasi instrinsik
dan ekstrintik motivasi intrinsic adalah
dorongan dari dalam diri untuk
menguasai kompetensiguna mengatasi
masalah, sedangkan motivasi ekstrinsik
sesuatu dari luar diri.
Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari
alam diri maupun dari luar siswa yang
meliputi ketekunan, keuletan, minat
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
155
dan mandiri yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat tercapai.
3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji sebagai berikut:
1. Perbedaan hasil belajar IPA Peserta
didik kelas V SD N Curug
Cibinong yang dibelajarkan dengan
Metode Problem Based Learning
dan Cooperative Learning
2. Pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar
peserta didik kelas V SD N Curug
Cibinong terhadap hasil belajar IPA
3. Perbedaan hasil belajar IPA peserta
didik kelas V SD N Curug
Cibinong yang mempunyai
motivasi belajar tinggi yang
dibelajarkan dengan Metode
Metode Problem Based Learning
dan Cooperative Learning.
4. Perbedaan hasil belajar IPA peserta
didik kelas V SD N Curug
Cibinong yang memiliki motivasi
belajar rendah yang dibelajarkan
dengan Metode Problem Based
Learning dan Cooperative
Learning.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian dilakukan di SDN
CURUG Kec. Cibinong Kabupaten
Bogor, dilaksanakan pada tahun
pelajaran 2017 / 2018 dimulai pada
bulan Oktober 2017
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 5
bulan,terhitung dari bulan Oktober
2017 sampai dengan bulan februari
2018.
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah eksperimen
dengan desain factorial 2 X
2.Penelitian yang digunakan untuk
mencari hubungan sebab dan akibat
dengan memberikan Perlakuan khusus
terhadap kelompok esperimen dan
membandingkan dengan kelompok
control.
Dengan perlakuan terhadap dua
kelompok peserta didik, yang satu
dibelajarkan dengan mengunakan
metode Problem based learning,
sedangkan kelompok yang lain
diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran metode cooperative
learning dan hasilnya berupa data
penelitian yang diambil setelah
penelitian seleai. Desain eksperiment
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
156
yang digunakan adalah dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1 Desain Penelitian Model
Pembelajara
(A)
Motivasi
Belajar (B)
Model Problem
Based Learning
(A1)
Model
Cooperative
(A2)
Motivasi Tinggi
(B1) (B1)
A1B1
A2B1
Motivasi Rendah
(B2)
A1B2
A2B2
Keterangan :
A1B1 : Kelompok siswa yang
mempunyai Motivasi tinggi
yang diberi perlakuaan
metode pembelajaran
Problem Based Learning
A1B2 : Kelompok siswa yang
mempunyai Motivasi
rendah yang diberi
perlakuan metode
pembelajaran Problem
Based Learning
A2B1 : Kelompok siswa yang
mempunyai Motivasi tnggi
yang diberi perlakuan
metode pembelajaran
Cooperative Learning
A2B2 : Kelompok siswa yang
mempunyai motivasi rendah
yang diberi perlakuan
metode pembelajaran
Cooperative Learning
D. Populasi dan Sample
Populasi target pada penelitian
ini adalah seluruh peserta didik
kelas V SDN CURUG di
Kecamatan Cibinong Kabupaten
Bogor. Pengambilan Sampel
dilakukan dengan pada penelitian
ini adalah siswa kelas V semester 1
tahun pelajaran 2017/2018
sebanyak 3 kelas dengan jumlah
siswa sekitar 90 siswa, yang terdiri
1 kelas, sebagai kelas eksperimen
,1 kelas lagi sebagai kelas control
dan 1 kelas lagi sebagai kelas uji
coba instrument penelitian.
Penentuan kelompok perlakuan
dalam penelitian ini melalui cara
sebagai berikut:
1) Dari jumlah 3 kelas V SDN
CURUG V Cibinong diambil 2
kelas secara acak.
2) Dari 3 kelas tersebut dilakukan
acak untuk menetukan 1 kelas
sebagai kelas eksperimen dan 1
kelas kontrol. Dengan jumlah
peserta didik setiap kelas
sebanyak 30 orang. Sampel
penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V semester 1 tahun
pelajaran 2017/2018 sebanyak 3
kelas dengan jumlah siswa 90
siswa, yang terdiri dari 1 kelas
eksperimen dan 1 kelas control
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
157
dan 1 kelas lagi sebagai kelas
uji coba instrument penelitian.
3) Pada tiap-tiap kelas baik kelas
kontrol maupun kelas
eksperimen dilakukan pretest
motivasi belajar untuk
menentukan kelompok subjek
yang memiliki motivas belajar
tinggi dan rendah. Setelah
dilakukan pretest motivas
belajar , skor yang diperoleh
selanjutnya diurutkan dari skor
tertinggi sampai terendah untuk
menetapkan kelompok Tinggi
dan Rendah yang dilakukan
menurut Popham dengan cara
27% kelompok atas untuk
kelompok peserta didik dengan
motivasi belajar tinggi dan 27%
kelompok bawah untuk
kelompok peserta didik dengan
minat belajar rendah. Hal ini
dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Sampel Penelitian
Perlakuan
Motivasi belajar
Model
Problem
Based
Learning
Model
Coperative
Total
Tinggi 8 8 16
Rendah 7 7 14
Total 15 15 30
4. HASIL PENELITIAN
A. Uji Hipotesis Penelitian
Analisis data untuk menguji
hipotesis pada penelitian ini
menggunakan teknik Analisis Varians
(ANAVA) dua jalur dengan bantuan
SPSS 20.
1) Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu terdapat
perbedaan Hasil belajar IPA pada
peserta didik yang dibelajarkan dengan
Model pembelajaran problem based
learning dan Model pembelajaran
cooperative learning dimana Hasil
belajar IPA antara peserta didik yang
menggunakan Model pembelajaran
problem based learning lebih baik
daripada peserta didik yang
menggunakan Model pembelajaran
cooperative learning. Deskripsi data
Hasil belajar IPA disajikan pada Tabel
3 berikut.
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil belajar IPA
Motivasi
Belajar
Model pembelajaran (A)
Total
Baris (b)
Problem
Based
Learning
(A1)
Cooperative
Learning (A2)
Tinggi
(B1)
n1 = 9 n2 = 9 nb1 =
18
ƩX1 = 220 ƩX2 = 147 ƩXb1 =
367
ƩX12 =
48400 ƩX2
2 = 21609
ƩXb12 =
134689
1 = 24,44 2= 16,33 b1 =
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
158
Motivasi
Belajar
Model pembelajaran (A)
Total
Baris (b)
Problem
Based
Learning
(A1)
Cooperative
Learning (A2)
20,39
Rendah
(B2)
n3 = 9 n4 = 9 nb2 =
18
ƩX3 = 138 ƩX4 = 158 ƩXb2 =
296
ƩX32 =
19044 ƩX4
2 = 24964
ƩXb22 =
87616
3= 15,33 4= 17,56 b2 =
16,44
Total
Kolom (k)
nk1 = 18 nk1 = 18 nt = 36
ƩXk1 = 358 ƩXk1 = 305 ƩXt =
663
ƩXk12 =
128164
ƩXk12 =
93025
ƩXt2 =
439569
k1= 19,89 k1= 16,94 t=
18,42
Keterangan:
N = Jumlah sampel
ΣX = Nilai hasil belajar
ΣX² = Jumlah kuadrat hasil belajar
X ata-rata hasil belajar
Berdasarkan perhitungan data hasil
tes di atas diperoleh rata-rata hasil
belajar peserta didik yang mengikuti
Model pembelajaran problem based
learning sebesar 19,89, sedangkan rata-
rata hasil belajar peserta didik yang
mengikuti Model pembelajaran
cooperative learning sebesar 16,94.
Hasil tersebut menunjukan bahwa hasil
belajar peserta didik yang
menggunakan Model pembelajaran
problem based learning lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar peserta didik
yang mengikuti Model pembelajaran
cooperative learning dengan selisih
rata-rata 2,94.
Selanjutnya untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar antara peserta
didik yang mengikuti Model
pembelajaran problem based learning
dengan Model pembelajaran
cooperative learning dan pengaruh
interaksi Model pembelajaran dan
Motivasi Belajar peserta didik terhadap
Hasil belajar IPA, dilakukan
perhitungan analisis varians dua jalur
(Anava). Hasil perhitungan dapat
dilihat pada Table 4.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Anava 2 Jalur
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: HasilBelajar
Type III
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F
460.111a 3 153.370 8.369
12173.444 1 12173.444 664.258
144.000 1 144.000 7.858
81.000 1 81.000 4.420
235.111 1 235.111 12.829
586.444 32 18.326
13220.000 36
1046.556 35
a. R Squared = .440 (Adjusted R Squared = .387)
Keterangan:
a) Corrected Model: Pengaruh Semua
Variabel independen (Model
pembelajaran, Motivasi Belajar dan
Interaksi Model pembelajaran
dengan Motivasi Belajar atau
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
159
"Strategi*Efikasi") secara bersama-
sama terhadap variabel dependen
(Hasil Belajar). Apabila
Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) =
Signifikan. Hasil di atas 0,000
berarti Model valid.
b) Intercept: Nilai perubahan variabel
dependen tanpa perlu dipengaruhi
keberadaan variabel independen,
artinya tanpa ada pengaruh variabel
independen, variabel dependen
dapat berubah nilainya. Apabila
Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) =
Signifikan. Hasil di atas 0,000
berarti intercept signifikan.
c) Motivasi: Pengaruh Motivasi
Belajar terhadap hasil belajar di
dalam Model. Apabila Signifikansi
(Sig.) <0,05 (Alfa)= Signifikan.
Hasil di atas 0,009 berarti Motivasi
Belajar berpengaruh signifikan.
d) Model: Pengaruh Model
Pembelajaran terhadap hasil belajar
di dalam Model. Apabila
Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa)=
Signifikan. Hasil di atas 0,043
berarti Model Pembelajaran
berpengaruh signifikan.
e) Motivasi*Model: Pengaruh
Motivasi*Model terhadap hasil
belajar. Apabila Signifikansi (Sig.)
<0,05 (Alfa)= Signifikan. Hasil di
atas 0,001 berarti Motivasi
Belajar*Model pembelajaran
berpengaruh signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan
anava 2 jalur di atas, tampak bahwa
nilai Fhitung dan sig. pada baris
“Model” berturut-turut sebesar 4,420
dan 0,043. Nilai Ftabel dengan nilai
numerator 2-1 = 1 dan denominator 36-
2 = 34 pada signifikansi 0,05 sebesar
4,01. Karena nilai Fhitung >Ftabel atau
4,420 > 4,01, dan nilai sig. 0,043 <
0,050 yang berarti menerima H1 dan
menolak H0, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Hasil belajar IPA pada peserta didik
yang dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
dan Model pembelajaran cooperative
learning dimana Hasil belajar IPA
antara peserta didik yang menggunakan
Model pembelajaran problem based
learning lebih baik daripada peserta
didik yang menggunakan Model
pembelajaran cooperative learning.
Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Fhitung Ftabel Signifikansi
Batas
Maksimum
SIgnifikansi
Kesimpulan
4,420 4,01 0,043 0,050 Terdapat
Perbedaan
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
160
Hipotesis kedua yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu terdapat
interaksi antara Model pembelajaran
dengan Motivasi Belajar Belajar
terhadap Hasil belajar IPA.
Berdasarkan hasil perhitungan
anava pada Tabel 4 tampak bahwa
nilai Fhitung dan sig. pada baris
“Motivasi*Model” berturut-turut
sebesar 12,829 dan 0,001. Nilai Ftabel
dengan nilai numerator 2-1 = 1 dan
denominator 36-2 = 34 pada
signifikansi 0,05 sebesar 4,01. Karena
nilai Fhitung > Ftabel atau 12,829 >
4,01, dan nilai sig. 0,001 < 0,050 yang
berarti menolak H0 dan menerima H1,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh interaksi antara
Model pembelajaran dan Motivasi
Belajar Siswa peserta didik terhadap
Hasil belajar IPA.
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Fhitung Ftabel Signifikansi Batas Maksimum
SIgnifikansi Kesimpulan
12,829 4,01 0,001 0,050 Terdapat
Interaksi
Interaksi antara Model
pembelajaran dengan Motivasi Belajar
Siswa terhadap Hasil belajar IPA dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Interaksi antara Model pembelajaran
dengan Motivasi Belajar terhadap Hasil belajar IPA
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu Hasil belajar
IPA pada peserta didik yang memiliki
Motivasi Belajar tinggi lebih tinggi jika
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
daripada menggunakan Model
pembelajaran cooperative learning.
Berdasarkan hasil perhitungan data
penelitian yang dapat dilihat di Table 3,
diperoleh rata-rata Hasil belajar IPA
peserta didik yang dibelajarkan dengan
Model pembelajaran problem based
learning pada peserta didik yang
memiliki Motivasi Belajar Tinggi
sebesar 24,44; lebih tinggi
dibandingkan rata-rata Hasil belajar
IPA peserta didik yang dibelajarkan
dengan Model pembelajaran
cooperative learning sebesar 16,33.
Hasil tersebut menunjukan bahwa Hasil
belajar IPA peserta didik yang
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
161
memiliki Motivasi Belajar Tinggi yang
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
lebih tinggi daripada peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran cooperative learning
dengan selisih rata-rata 8,11.
Karena hasil pengujian menyatakan
terdapat interaksi antara Model
pembelajaran dan Motivasi Belajar
Siswa peserta didik terhadap Hasil
belajar IPA, maka perlu dilakukan Uji
Lanjut dengan menggunakan Uji
Tukey. Hasil Uji Tukey dalam
penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Uji Tukey
Multiple Comparisons
Dependent Variable: HasilBelajar
Tukey HSD (I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
A1B1
A1B2 9.111* 2.018 .000 3.64 14.58
A2B1 8.111* 2.018 .002 2.64 13.58
A2B2 7.000* 2.018 .008 1.53 12.47
A1B2
A1B1 -9.111* 2.018 .000 -14.58 -3.64
A2B1 -1.000 2.018 .960 -6.47 4.47
A2B2 -2.111 2.018 .724 -7.58 3.36
A2B1
A1B1 -8.111* 2.018 .002 -13.58 -2.64
A1B2 1.000 2.018 .960 -4.47 6.47
A2B2 -1.111 2.018 .946 -6.58 4.36
A2B2
A1B1 -7.000* 2.018 .008 -12.47 -1.53
A1B2 2.111 2.018 .724 -3.36 7.58
A2B1 1.111 2.018 .946 -4.36 6.58
The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari hasil Uji Tukey pada Tabel 7,
terlihat bahwa kelompok A1B1 (Hasil
belajar IPA peserta didik dengan
Motivasi Belajar Tinggi yang
dibelajarkan menggunakan Model
pembelajaran problem based learning)
dan kelompok A2B1 (Hasil belajar IPA
peserta didik dengan Motivasi Belajar
Tinggi yang dibelajarkan menggunakan
Model pembelajaran cooperative
learning), Means Difference sebesar
8,111; artinya selisih antara rata-rata
hasil belajar kelompok A1B1 dengan
kelompok A2B1 sebesar 8,111.
Perbedaan signifikan ditandai dengan
tanda bintang (*). Dengan nilai sig =
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
162
0.002 < 0,050, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara Hasil belajar IPA
peserta didik dengan Motivasi Belajar
Tinggi yang dibelajarkan menggunakan
Model pembelajaran problem based
learning dengan peserta didik yang
menggunakan Model pembelajaran
cooperative learning.
Selanjutnya dilakukan Independent
T Test yaitu uji komparatif atau uji
beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas
yang berskala data interval/rasio. Hasil
Independen T Test dapat dilihat pada
Table 8 berikut.
Tabel 8. Independent T Test Motivasi Belajar Tinggi
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Equal
variances
assumed
21.479 .000 3.972 16 .001 8.111 2.042 3.782 12.440
Equal
variances not
assumed
3.972 8.794 .003 8.111 2.042 3.475 12.747
Dari Tabel 8 di atas, tampak bahwa
nilai t hitung sebesar 3,972. Nilai t
tabel dengan nilai df 18-2 = 16 pada
signifikansi 0,05 sebesar 2,120. Karena
nilai t hitung > t tabel atau 3,972 >
2,120 dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan Hasil belajar IPA
pada peserta didik yang dibelajarkan
dengan Model pembelajaran problem
based learning dan Model
pembelajaran cooperative learning
pada peserta didik yang memiliki
Motivasi Belajar Tinggi.
Dengan demikian, Hasil belajar
IPA peserta didik yang memiliki
Motivasi Belajar Tinggi yang
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
lebih tinggi dibandingkan Hasil belajar
IPA peserta didik yang dibelajarkan
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
163
dengan Model pembelajaran
cooperative learning. Hal ini berarti
peserta didik dengan Motivasi Belajar
Tinggi lebih cocok menggunakan
Model pembelajaran problem based
learning.
Tabel 9. Hasil Pengujian Independent T-Test
Thitung Ttabel Kesimpulan
3,972 2,120 Terdapat Perbedaan
4) Pengujian Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu Hasil belajar
IPA peserta didik yang memiliki
Motivasi Belajar rendah lebih rendah
jika dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
daripada menggunakan Model
pembelajaran cooperative learning.
Berdasarkan hasil perhitungan data
penelitian yang dapat dilihat di Tabel 3,
diperoleh rata-rata Hasil belajar IPA
peserta didik yang dibelajarkan dengan
Model pembelajaran cooperative
learning pada peserta didik yang
memiliki Motivasi Belajar Rendah
sebesar 17,56, lebih tinggi
dibandingkan rata-rata Hasil belajar
IPA peserta didik yang dibelajarkan
dengan Model pembelajaran problem
based learning sebesar 15,33. Hasil
tersebut menunjukan bahwa Hasil
belajar IPA peserta didik yang
memiliki Motivasi Belajar Rendah
yang dibelajarkan dengan Model
pembelajaran cooperative learning
lebih tinggi daripada peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
dengan selisih rata-rata 2,11.
Karena hasil pengujian menyatakan
terdapat interaksi antara Model
pembelajaran dan Motivasi Belajar
Siswa peserta didik terhadap Hasil
belajar IPA, maka perlu dilakukan Uji
Lanjut dengan menggunakan Uji
Tukey. Hasil Uji Tukey dalam
penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 10 Hasil Uji Tukey
Multiple Comparisons
Dependent Variable: HasilBelajar
Tukey HSD
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
A1B1
A1B2 9.111* 2.018 .000 3.64 14.58
A2B1 8.111* 2.018 .002 2.64 13.58
A2B2 7.000* 2.018 .008 1.53 12.47
A1B2
A1B1 -9.111* 2.018 .000 -14.58 -3.64
A2B1 -1.000 2.018 .960 -6.47 4.47
A2B2 -2.111 2.018 .724 -7.58 3.36
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
164
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
A2B1
A1B1 -8.111* 2.018 .002 -13.58 -2.64
A1B2 1.000 2.018 .960 -4.47 6.47
A2B2 -1.111 2.018 .946 -6.58 4.36
A2B2
A1B1 -7.000* 2.018 .008 -12.47 -1.53
A1B2 2.111 2.018 .724 -3.36 7.58
A2B1 1.111 2.018 .946 -4.36 6.58
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari hasil Uji Tukey pada Tabel 10,
terlihat bahwa kelompok A1B2 (Hasil
belajar IPA peserta didik dengan
Motivasi Belajar Rendah yang
dibelajarkan menggunakan Model
pembelajaran problem based learning)
dan kelompok A2B2 (Hasil belajar IPA
peserta didik dengan Motivasi Belajar
Rendah yang dibelajarkan
menggunakan Model pembelajaran
cooperative learning), Means
Difference sebesar 2,111; artinya
selisih antara rata-rata hasil belajar
kelompok A1B2 dengan kelompok
A2B2 sebesar 2,111. Perbedaan
signifikan ditandai dengan tanda
bintang (*). Dengan nilai sig = 0,724 >
0,050, hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Hasil belajar IPA
peserta didik dengan Motivasi Belajar
Rendah yang dibelajarkan
menggunakan Model pembelajaran
problem based learning dengan peserta
didik yang menggunakan Model
pembelajaran cooperative learning.
Selanjutnya dilakukan Independent
T Test yaitu uji komparatif atau uji
beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas
yang berskala data interval/rasio. Hasil
Independen T Test dapat dilihat pada
Table 11 berikut:
Tabel 11. Independent T Test Motivasi Belajar
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
165
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
25,921 ,000 1,096 16 ,289 2,222 2,028 6,522 2,078
Equal
variances
not
assumed
1,096 9,152 ,301 2,222 2,028 6,799 2,355
Dari Tabel 11 di atas, tampak
bahwa nilai t hitung sebesar 1,096.
Nilai t tabel dengan nilai df 18-2 = 16
pada signifikansi 0,05 sebesar 2,120.
Karena nilai t hitung < t tabel atau
1,096 < 2,120 dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara Hasil belajar IPA
pada peserta didik yang dibelajarkan
dengan Model pembelajaran problem
based learning dan Model
pembelajaran cooperative learning
pada peserta didik yang memiliki
Motivasi Belajar Rendah
Tabel 12. Hasil Pengujian Independent T-Test
Thitung Ttabel Kesimpulan
1,096 2,120 Perbedaan tidak Signifikan
Hasil belajar IPA peserta didik
yang memiliki Motivasi Belajar
Rendah yang dibelajarkan dengan
Model pembelajaran cooperative
learning lebih tinggi dibandingkan
Hasil belajar IPA peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model
pembelajaran problem based learning
walaupun perbedaan tersebut tidak
signifikan. Hal ini berarti peserta didik
dengan Motivasi Belajar Rendah lebih
cocok menggunakan Model
pembelajaran cooperative learning.
5. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data pada
bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Hasil belajar IPA Peserta didik
kelas V SD N Curug Cibinong
yang dibelajarkan dengan Metode
Problem Based Learning lebih
tinggi dibandingkan dengan yang
dibelajarkan dengan Metode
Cooperative Learning.
2. Terdapat pengaruh interaksi antara
Metode pembelajaran dan motivasi
belajar peserta didik kelas V SD N
Curug Cibinong terhadap hasil
belajar IPA.
3. Hasil belajar IPA peserta didik
kelas V SD N Curug Cibinong
yang mempunyai motivasi belajar
tinggi yang dibelajarkan dengan
Metode Problem Based Learning
lebih tinggi dibandingkan yang
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
166
dibelajarkan dengan Metode
Cooperative Learning.
4. Hasil belajar IPA peserta didik
kelas V SD N Curug Cibinong
yang memiliki motivasi belajar
rendah yang dibelajarkan dengan
Metode Cooperative lebih tinggi
dibandingkan yang dibelajarkan
dengan Metode Problem Based
Learning.
6. DAFTAR PUSTAKA
Gagne, Robert M., Leslie J. Briggs.
1985. Principles of Instructional
Design. NewYork: Rinehant and
Winston
Yulaelawati Ella, Kurikulum dan
pembelajaran Edisi pertama ( Jakarta:
Pakar Raya,2004)p.159
Iskandar, M,Buku paket IPA,Edisi ke
empat ( Jakarta : 2001), p.23
Arief, Zaenal A. Teknologi Kinerja
dalam proses pembelajaran ( Bogor:
UIKA PRESS,2016)h,45
Miarso Yusufhadi, Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan ( Jakarta:
PRENADAMEDIAN
GROUP,2004)h.528
Joyce, Bruce, Marsha Weil, Emily
Calhoun. 2000. Models of Teaching.
Boston: Allyn and Bacon
Pearson Education Company
Toeti Soekamto dan Udin Sarifudin
Winata putra, Model
pembelajaran,cetakan pertama (
Bandung PT,Rajagrafindo 2010: 78)
Imas Kurniasih Berlin Sani, Ragam
pengembangan model pembelajaran,
cetakan ketiga,(Kata pena
:2016:121)
Klein Sephen, Method based Learning.
University 2000. Educational
Psychology: Efective Learning
3rd. Boston: McGraw Hill Co.
Sanjaya Wina, macam-macam model
pembeljaran, cetakan kedua ( Jakarta:
erlangga 2006: 249)
Anderson, Albanese M., Mitchell S.
Richard. 1993. Problem Based
Learning: A Review of Literature on Its
Outcomesand Implementations Issues,
Acad. Medicine. 68(1), 52-81.
(http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-
edit.html).( Diakses 12 Januari
2018).
Imas Kurniasih dan Berlin
Sani,kumpulan metode pembelajaran
kreatif dan inovatif (Bandung
:Yrama Widya 2016:147)
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
167
Rusman Model pembelajaran Cetakan
Pertama(Jakarta:Pt. Rajagrafindo
persada,2010:140)
Borich, Gary D. 1999. Effective
Teaching Methods. Englewood Cliffs:
Merrill an Imprint of Prentice Hall.
Sanjaya Wina Model – model
pembelajaran ,Cetakan kedua(Bandung
Sinar c emerlang ,2008:230)
Cruickshank, Donald R., Deborah L.
Bainer, Kim K. Metcalf. 1999. The Art
of Teaching.Boston: Indiana
University
Makmum,Syamsuddin.A Makmum.
2002. Psikologi Pendidikan: Perangkat
Sistem Pengajaran Modul. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Irianto Agus. 2007. Statistik Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Kencana.
Lie Anita. 2002. Cooperative Learning
. Jakarta: PT. Grasindo.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian
pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Depdiknas. 2005. Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Diklat Mata
Pelajaran.
Wina Sanjaya, macam-macam model
pembelajaran, cetakan kedua ( Jakarta:
erlangga 2008: 249),
Haria Mudjiman,Motivasi belajar(
Jakarta :Prestasi pusaka,2011)h.121
Stephen N. Elliot, Thomas R.
Kratochwill, Jean Littlefredl Cook, dan
John F. T ravers,Motivation
students,(2000: 333)
Sugiyono. Metode Penelitian
Pendidikan (Bandung: Alfabeta.2012)
h. 117
Arikunto, Suharsimi Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
(Jakarta: Rineka Cipta. 2010) h.
173
Driscoll, Mercy P. 1994. Psichology of
Learning for Instruction. Boston:
Prasetya Irawan. 2001. Penilaian Hasil
Belajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Depdiknas
Suciati dan Prasetya Irawan. 2001.
Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta:
PAU- PPAI Universitas Terbuka.
Vol. 8 No. 2 Juli 2019
168
top related