pengaruh pembelajaran dan kemampuan gerak …/pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Post on 11-Aug-2019
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER
PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KELAS VII SMP NEGERI 5 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
OLEH :
ATTO KURNIAWAN
X 4607014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Atto Kurniawan
NIM : X 4607014
Jurusan / Program Studi : POK / Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KELAS VII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 / 2011 “ ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulislain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 14 Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Atto Kurniawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER
PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KELAS VII SMP NEGERI 5 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010 / 2011
Oleh :
ATTO KURNIAWAN
X 4607014
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Atto Kurniawan. PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KELAS VII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 / 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran langsung dengan tidak langsung terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2010/2011. (2) Perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dengan kemampuan gerak dasar rendah pada siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2010/2011. (3) Seberapa besar pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Subjek penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 40. Diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan lari sprint 100 meter dari J.Manuel.B (1999: 24) dan tes kemampuan gerak dasar dari Nurhasan (2001: 76). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan F0 = 5.227 > Ft = 4.11. (2) Ada perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak dasar rendah terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan F0 = 6.632 > Ft = 4.11. (3) Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan F0 = 4.445 > Ft = 4.11. Kata Kunci : Pembelajaran, Kemampuan gerak dasar, Sprint 100 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Atto Kurniawan. DIFFERENCE INFLUENCE OF STUDY AND ABILITY OF ELEMENTARY MOTION TO GAIN OF ABILITY OF SPRINT 100 METRE BOYS STUDENT SPORT EKSTRAKULIKULER VII CLASS SMP N 5 BOYOLALI SCHOOL YEAR 2010 / 2011. Skripsi, Surakarta: Faculty Teachership and Science Education, University Sebelas Maret Surakarta, April 2012. Target of this research is to know: (1) Difference of influence between direct study method without direct to gain of sprint 100 boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. (2) Difference of gain of sprint 100 metre between student owning ability of high elementary motion ably elementary motion lower boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. (3) How big influence of interaction between study method and ability of elementary motion to gain of sprint 100 metre boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. This research use experiment method with factorial device 2x2. This research subjek boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011 amounting to 40. Obtained with technique of purposive random sampling. Technique data collecting the used tes and measurement of ability run sprint 100 metre of J.Manuel.B (1999: 24) and tes ability of elementary motion of Nurhasan ( 2001: 76). Technique analyse used data with test at level of signifikansi 5%.
Pursuant to result of research obtained by node: (1) There difference of influence of approach of indirect and direct study to make-up of sprint 100 metre boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. From result of data analysis show F0 = 5.227 > Ft = 4.11. (2) There difference gain of sprint 100 metre between student owning ability of high elementary motion and ability of elementary motion lower to gain of sprint 100 metre boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. From result of data analysis show F0 = 6.632 > Ft = 4.11. (3) There influence of interaction between approach of study and ability elementary motion to gain of sprint 100 metre boys student sport ekstrakulikuler VII class SMP N 5 Boyolali school year 2010 / 2011. From result of data analysis show F0 = 4.445 > Ft = 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
# KEPUASAN TERLETAK PADA USAHA, BUKAN PADA HASIL. BERUSAHA
DENGAN KERAS ADALAH KEMENANGAN #
# ATASILAH SATU KESULITAN MAKA ANDA AKAN TERHINDAR DARI
RATUSAN KESULITAN YANG LAIN #
# SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini untuk:
IBUNDA DAN AYAHANDA
“ TERIMA KASIH TELAH MENAMPUNG KAMI DAN MENJADAI ORANG
TUA YANG MENGERTI GEJOLAK ANANDA “
ADIKKU TERSAYANG ( TOMY SETYAWAN )
SEMOGA KITA SELALU BAHAGIA
SRI SASI WANTINI
SEMOGA ALLAH SENANTIASA MENJAGA HATI KITA AGAR TETAP
BERSAMA UNTUK SELAMANYA
TEMAN-TEMAN ATTO, SOLO ATHLETIC TEAM
TEMAN-TEMAN PENJAS ‘07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat
bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai pembimbing 1 yang telah
memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyususnan skripsi..
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan semangat dan
dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.
5. Djoko Nugroho S.Pd., M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan pengarahan
dan masukan dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu
dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Kepala SMP Negeri 5 Boyolali yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian.
8. Siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali ajaran 2010/2011 yang
telah bersedia menjadi sampel penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khusunya
dalam cabang olahraga atletik, khususnya lari sprint 100 meter.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
PENGAJUAN ................................................................................................... iii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN ................................................................................................ vv
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9
1. LariSprint 100 Meter ........................................................................... 9
a. PengertianLariSprint 100 Meter .................................................... 9
b. Prinsip-PrinsipPokokLariSprint 100 Meter ................................... 10
c. TeknikLariSprint 100 Meter .......................................................... 13
2. PembelajaranLariSprint 100 Meter ...................................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. HakikatPembelajaranLariSprint 100 Meter ................................... 14
b. Prinsip-PrinsipBelajar .................................................................... 17
c. Faktor – faktor Yang MempengaruhiHasilBelajar ....................... 18
3. MetodePendekatanPembelajaranLariSprint 100 Meter ....................... 20
a. PendekatanPembelajaranLangsung ............................................... 22
b. PendekatanPembelajaranTidakLangsung ...................................... 25
4. KemampuanGerakDasar ( General Motor Ability ) ............................ 28
B. Kerangka Berpikir .................................................................................. 32
1. PerbedaanPengaruhPendekatanPembelajaranLangsungdanTidakLangsu
ngTerhadapPeningkatanSprint 100Meter ........................................... 32
2. PerbedaanPeningkatanSprint 100 Meter antaraSiswa
yangMemilikiKemampuanGerakDasarTinggiRendahPerbedaanPeningkat
anSprint 100 Meter antaraSiswa ......................................................... 34
3. PengaruhInteraksiPendekatanPembelajarandanKemampuanGerakDasarte
rhadapPeningkatanSprint 100 Meter .................................................. 35
C. Hipotesis ................................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 37
B. MetodePenelitian .................................................................................... 37
C. VariabelPenelitian ................................................................................... 39
D. DefinisiOperasionalVariabel Penelitian ................................................. 39
E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 40
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 42
G. TeknisAnalisis Data ................................................................................ 43
BAB VI HASIL PENELITIAN .................................................................. 48
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 48
B. MencariReliabilitas ................................................................................. 50
C. PengujianPersyaratanAnalisis ................................................................. 51
1. UjiNormalitas ....................................................................................... 51
2. UjiHomogenitas ................................................................................... 52
D. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
1. Pengujian Hipotesis Pertama .............................................................. 54
2. Pengujian Hipotesis Kedua ............................................................... 54
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ............................................................... 55
E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 60
A. Simpulan ................................................................................................ 60
B. Saran ...................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62
LAMPIRAN ...................................................................................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. . TigaPosisiDasarBalokStart ........................................................................ 10
2. . UrutanGerak Start LariSprint ................................................................... 11
3. . Tes Lari cepat 50 meter ............................................................................. 65
4. . Tes Baring Duduk 60 detik ....................................................................... 66
5. . Tes Loncat Tegak ...................................................................................... 67
6. . Tes Angkat Tubuh 60 detik ...................................................................... 68
7. . Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. . Hal-Hal yangHarusDihindaridari Sprint 100 meter ................................. 12
2. . Hal-Hal yangHarusDiutamakan dari Sprint 100 meter ............................. 12
3. . PerbedaanPendekatan Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung .......... 28
4. . RancanganPenelitianFaktorial 2x2 ............................................................ 45
5. . RingkasanANOVAuntukEksperimenfaktorial 2 x 2 ................................... 55
6. . Deskripsi Data KemampuanSprint 100 MetermenurutKelompok
Penelitian ................................................................................................... 48
7. . Hasil Uji Reliabilitas Tes awal dan Tes Akhir ......................................... 51
8. . Range KategoriReliabilitas ........................................................................ 51
9. . HasilUjiNormalitasLangsungdenganLilliefors .......................................... 51
10. HasilUjiHomogenitasdenganUjiBarlet ................................................... 52
11. RingkasanNilaiRerataPeningkatanKemampuanSprint 100
meterBerdasarkanMetodePembelajarandanKemampuanGerak
DasarSebelumdanSesudahDiberiPerlakuan ............................................ 52
12. RingkasanKeseluruhanHasilAnalisisVariansDuaFaktor ........................ 53
13. RingkasanHasilUjiRentang Newman Keuls ........................................... 53
14. PengaruhSederahana, PengaruhUtamadanInteraksiFaktorUtama
terhadapPeningkatanKemampuanSprint 100 meter ................................ 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. GrafikNilai Rata-Rata KemampuanSprint 100 Meter Berdasarkan
TiapKelompokPerlakuaandanKemampuanGerakDasar ......................... 49
2. GrafikNilai Rata-Rata PeningkatanKemampuanSprint 100 Meter
antaraKelompokPerlakuaan .................................................................... 50
3. PeningkatanPendekatanPembelajaranSprint 100 Meter secara
Langsungdan TidakLangsung ................................................................. 54
4. PeningkatanKemampuan Gerak Dasar Tinggi dan Kemampuan Gerak
Dasar Rendah .......................................................................................... 55
5. InteraksiPendekatanPembelajaranSprint 100 meter
danKemampuanGerakDasar ................................................................... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Deskripsi Instrumen Penelitian ................................................................. 64
2. Petunjuk Pelaksanaan dan Pengukuran Tes Lari Sprint 100 meter .......... 69
3. Program Kegiatan Belajar ....................................................................... 70
4. Program Pembelajaran Lari Sprint100 Meter Kelompok Pendekatan
Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung ........................................ 76
5. Rekapitulasi Data HasilTesKemampuanGerakDasarbeserta
Klasifikasinya .......................................................................................... 77
6. Rekapiltulasi Data TesAwaldanTesAkhirLariCepat 100 Meter,
KlasifikasiKemampuanGerakDasar ........................................................ 79
7. Rekapitulasi Data TesAwaldanTesAkhirLari Sprint 100 MeterPadaKelompok
1 (PembelajaranLari Sprint 100 M SecaraLangsung) ............................. 80
8. RekapitulasiData TesAwaldan TesAkhirLari Sprint 100 MeterpadaKelompok
2 (PembelajaranLari Sprint 100 M SecaraTidakLangsung) .................... 81
9. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 82
10. Uji Normalitas Data dengan Metode Liliefors ...................................... 88
11. TabelKerjauntukMenghitungNilaiHomogenitasdanAnalisisVarians ..... 92
12. HasilPenghitungan Data untukUjiHomogenitasdanAnalisisVarians ...... 93
13. Uji Hmogenitas dengan Uji Bartlet ........................................................ 94
14. Analisis Varians ..................................................................................... 95
15. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls .................................................. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan
dari pendidikan secara keseluruhan. Peran pendidikan jasmani sebagai
komponen pendidikan secara keseluruhan dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional telah diakui oleh berbagai kalangan. Hal ini sangat berdasar karena
pendidikan jasmani sebagai media pendidikan, serta secara multilateral
dapatlah mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik
dalam operasionalnya. Guru pendidikan jasmani memang menggunakan
aktifitas gerak sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan secara
keseluruhan. Hal ini memberikan satu pengertian bahwa pendidikan jasmani
bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, namun
harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education),
yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan sadar dan melibatkan
interaksi sistematik antara pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan
mengembangkan individu secara organik, neurumoskuler, intelektual dan
emosional. Aktivitas jasmani dalam pendidikannya telah mendapatkan
sentuhan didaktik - metodik sehingga dapat diarahkan pada usaha pencapaian
tujuan pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi dasar pendidikan jasmani,
maka materi pokok pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa.
Kurikulum 2004 menerangkan bahwa,”Materi pokok pendidikan jasmani
dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga (2)
aktivitas pengembangan (3) uji diri/senam (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan
(6) aktivitas luar sekolah” (Depdiknas, 2004 : 19-20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Aktivitas gerak fisik melalui pembelajaran pendidikan jasmani haruslah
mendapat sentuhan tindakan didaktik - metodik guru sehingga menjadi sarana
pendidikan yang dapat membantu anak dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya. Pendidikan jasmani sangatlah memiliki tujuan yang sangat
mulia dapat dicapai dengan memperhatikan banyak faktor pendukung lainnya
seperti guru, siswa, sarana prasarana , metode serta pendekatan pembelajaran
yang tepat. Pendekatan pembelajaran haruslah cocok digunakan dalam
pembelajaran teori dan praktek keterampilan, hal ini dilakukan semata-mata
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dapat efektif apabila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa
setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. Sikap dan perilaku siswa dapat
terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala
bentuk aktifitas olahraga. aktivitas pendidikan jasmani memiliki ciri khas yakni
meminjam aktivitas olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Pembelajaran merupakan proses mentrasfer ilmu yang dilakukan oleh
seorang guru kepada muridnya. Pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal
apabila ketiga komponen saling mendukung dengan sempurna,diantaranya
guru,siswa dan materi yang diajarkan. Guru dalam memberikan pembelajaran
sering kali menggunakan gaya mengajar dalam mentrasfer ilmu kepada
siswanya. Gaya mengajar sendiri adalah gaya seorang guru yang dipakai dalam
mengajar dengan tujuan mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam
tingkah laku seorang pelajar. Sehingga mengajar, gaya mengajar dan
pembelajaran jasmani ini sangat berkaitan secara erat.
Kegiatan pembelajaran jasmani berbagai cabang olahraga individu
maupun beregu diberikan kepada anak didik sebagai media pendidikan yang
diwujudkan melalui bentuk materi pokok maupun materi pilihan. Materi pokok
merupakan materi yang wajib diberikan kepada siswa, sedangkan materi
pilihan merupakan materi yang termuat pada kurikulum sebagai bahan materi
pembelajaran yang bisa dipilih oleh guru dengan mempertimbangkan daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dukung berupa sarana prasarana, minat, materi yang dipilih serta keselarasan
dengan kurikulum.
Atletik merupakan salah satu unsur pendidikan jasmani dan kesehatan
serta merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani, pembinaan hidup sehat dan pengembangan
jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
Atletik sendiri merupakan cabang olahraga yang mempunyai peran penting
untuk menunjang perkembangan gerakan anak kearah gerakan atletik. Hal ini
senada pendapat Aip Syarifudin (1992: 18) bahwa “pembentukan gerak dasar
khususnya pembentukan gerak dasar atletik adalah suatu dorongan dalam
usaha mengalihkan bentuk-bentuk gerakan yang telah dimiliki anak sebelum
memasuki sekolah menjadi bentuk-bentuk gerakan dasar yang mengarah pada
atletik”. Kemampuan gerak dasar anak dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran atletik. Oleh karena itu, cabang olahraga atletik merupakan salah
satu cabang olahraga yang wajib diajarkan disekolah-sekolah.
Nomor-nomor yang dilombakan dalam olahraga atletik terdiri dari jalan,
lari, lompat dan lempar. Dari nomor-nomor tersebut, masing-masing
didalamnya terdapat beberapa nomor yang telah ditentukan berdasarkan
peraturan yang berlaku. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak pendek,
menengah,jauh serta lari gawang, sambung, cross country. Nomor lompat
meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat tinggi galah.
Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak pluru dan lontar
martil.
Sprint 100 meter merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang
olahraga atletik. Sprint 100 meter merupakan gerakan lari yang dilakukan
dengan kecepatan penuh dari garis start sampai garis finis dengan waktu
secepat-cepatanya. Dalam sistem pembelajarannya masih banyak guru
menerapkan metode tradisional sehingga mengakibatkan kebosanan pada siswa
dan sifat monoton dalam sistem pembelajaran pada siswa. Sehingga banyak
siswa tidak dapat menerima pelajaran atletik nomor sprint 100 meter dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
baik dan benar. Apabila dalam pembelajaran ini dilakasanakan secara
maksimal tentunya akan diperoleh hasil yang maksimal pula.
Pembelajaran merupakan suatu jalan, cara, kebijakan khusus dan
terperinci yang telah dipikirkan secara seksama sehingga merupakan pola
tertentu yang digunakan oleh guru untuk membimbing anak dalam
mempelajari berbagai mata pelajaran. Pendekatan dalam proses belajar
mengajar diperlukan adanya metode dan pendekatan untuk membantu
memkasimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. pendekatan diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Semakin tepat
metode dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran maka
semakin efektif tujuan pembelajaran yang dicapai. Strategi merupakan
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan tertentu sedangkan metode merupakan bagaimana
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ada dua pendekatan dalam
pembelajaran pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang
berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred
approaches) sangatlah menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau ekspositori.
Berdasarkan sifat tugas yang ada, pendekatan pembelajaran bisa
dibedakan menjadi dua pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran langsung
dan tidak langsung. Pendekatan pembelajaran langsung adalah pendekatan
pembelajaran dimana seorang guru menyampaikan tujuan belajar gerak dan
memberikan hasil belajar yang langsung ditampakkan. Sedangkan pendekatan
pembelajaran tidak langsung adalah merupakan suatu pemadanan yang
tertunda dalam arti belajar dari memperhatikan orang lain. Pendekatan
langsung ini sangatlah mengembangkan nuansa gaya komando dengan
mengedepankan penguasaan secara matang. Pendekatan pembelajaran
langsung dan tidak langsung pada nomor sprint 100 meter memberikan
manfaat sebaik-baiknya apabila dilaksanakan dengan benar dan efisien.
Artinya tidak ada kedua pendekatan ini yang tidak baik, semua bermanfaat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
hanya kepada siswa yang mempunyai karakter kemampuan gerak yang
bagaimana layanan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung ini
diberikan.
Kemampuan gerak dasar (motor ability) merupakan kondisi internal yang
membedakan setiap individu dalam mengembangkan keterampilan gerak yang
dapat dipandang sebagai rambu-rambu yang memberikan arahan pada
keberhasilan belajar keterampilan gerak dimasa yang akan datang. Perbedaan
kemampuan gerak dasar memberikan sumbangsih terhadap kecepatan dan
penguasaan belajar keterampilan gerak olahraga. dalam konteks ini tinggi
rendahnya kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh siswa menentukan hasil
belajar keterampilan sprint 100 meter dalam cabang olahraga atletik. Untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil
belajar sprint100 meter maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam
baik teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
Siswa putra ekstrakulikuler kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali adalah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian untuk membuktikan menjawab
permasalahan yang muncul dalam penelitian. Sebenarnya pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani telah berjalan dengan baik termasuk
pembelajaran sprint 100 meter. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
tidak semua siswa memiliki kemampuan sprint 100 meter yang baik, terlebih
siswa perempuan. Kondisi semacam ini perlu ditelusuri faktor-faktor
penyebabnya. Seorang guru mampu mengevaluasi dari semua faktor baik dari
pihak guru maupun siswa. Dengan perencanaan yang baik, pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat serta kemampuan menerapkan berbagai
macam pendekatan pembelajaran dalam situasi yang tepat maka akan diperoleh
hasil yang optimal. Upaya meningkatkan kemampuan sprint 100 meter siswa
putra ekstrakulikuler, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “ pengaruh
pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap peningkatan kemampuan
sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP
Negeri 5 Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang muncul permasalahan-permasalahan mengenai
upaya peningkatan hasil belajar sprint 100 meter, diantaranya adalah
penggunaan pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
sangat penting untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran. Metode
pembelajaran melalui metode pembelajaran langsung dan tidak langsung,
merupakan alternatif yang sering digunakan oleh guru dalam penyusunan
program pendidikan
Berkaitan dengan uraian tersebut diatas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap peningkatan sprint 100
meter.
2. Sejauh mana peranan metode pembelajaran yang diterapkan terhadap
peningkatan sprint 100 meter.
3. Metode pembelajaran yang paling tepat yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan sprint 100 meter.
4. Kemampuan gerak dasar siswa dapat mempengaruhi baik tidaknya hasil
peningkatan sprint 100 meter yang dimiliki oleh seorang siswa.
5. Penerapan metode pembelajaran dan kemampun gerak dasar terhadap
peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra kelas VII ekstrakulikuler
olahraga SMP N 5 Boyolali.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini terbatas pada:
1. Metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan sprint 100
meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar dapat mempengaruhi sprint 100
meter
3. Pengaruh interaksi pembelajaran dan tinggi rendahnya kemampuan gerak
dasar terhadap kemampuan sprint 100 meter pada siswa putra ekstrakulikuler
olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas maka perumusan
masalah yang akan diteliti adalah:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran langsung dengan
tidak langsung terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra
ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali?
2. Adakah perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi dengan kemampuan gerak dasar rendah pada
siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali?
3. Adakah pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan
gerak dasar terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra
ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran langsung dengan tidak
langsung terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa putra
ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali.
2. Perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi dengan kemampuan gerak dasar rendah pada
siswa putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Seberapa besar pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan
kemampuan gerak dasar terhadap peningkatan sprint 100 meter pada siswa
putra ekstrakulikuler olahraga kelas VII SMP Negeri 5 Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa yang dijadikan sampel penelitian dapat menambah pengetahuan
dan wawasan akan manfaat pembelajaran melalui metode langsung dengan
tidak langsung dan kemampuan gerak dasar untuk meningkatkan sprint 100
meter.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan referensi untuk program
pembelajaran bagi guru.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lari Sprint 100 Meter
a. Pengertian Lari Sprint 100 Meter
Lari cepat atau sprint atau istilah lainnya lari jarak pendek
merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start
sampai garis finish dengan waktu sesingkat mungkin. Seperti yang di
kemukakan M.Djumidar (2004: 13) bahwa, “Lari adalah frekuensi langkah
yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan
melayang. Pada dasarnya gerakan lari pada semua jenis lari adalah sama.
Lari adalah gerakan berpindah dengan kaki dari satu tempat ke tempat lain
untuk mencapai tujuan. Sedangkan lari jarak pendek atau sprint adalah suatu
cara dimana seorang atlet harus menempuh jarak dengan kecepatan
semaksimal mungkin. Semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan
penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang ditempuh”.
Dalam lari sprint ada tiga nomor yang sering di ajarkan di sekolah dan
sering diperlombakan diantaranya lari sprint jarak 100m, 200m, dan 400m
bahkan dalam dunia perlombaan atletik ketiga jarak atau nomor tersebut
menjadi nomor utama atau sering disebut nomor bergengsi dalam kejuaraan
atletik.
Lari cepat 100 meter merupakan salah satu nomor lari jarak pendek.
Lari cepat 100 meter merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan
penuh dari garis start sampai garis finish menempuh jarak 100 meter. Lari
jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah cara lari dimanaatlet harus
menempuh seluruh jarak (100 meter) dengan kecepatan semaksimal
mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan
mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai
melewati garis akhir (finish)”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, lari cepat 100
meter merupakan suatu cara lari menempuh jarak 100 meter yang dilakukan
dengan kecepatan maksimal dari garis start sampai garis finish. Lari harus
dilakukan dengan secepat-cepatnya menempuh jarak 100 meter dengan
waktu singkat mungkin .
b. Prinsip-Prinsip Pokok Lari Sprint 100 Meter
Memahami prinsip-prinsip pokok dalam larisprint sangatlah penting.
Karena prinsip-prinsip pokok tersebutlah yang digunakan siswa dalam
melakukan lari sprint 100 meter. Dalam lari sprint 100 meter ini, dibagi
menjadi tiga diantaranya: start, gerakan lari dan gerakan masuk finish.
Pelari pada dasarnya mengunakan tiga bentuk dasar posisi dalam
melakukan start, dalam pelaksanaan start ini jaraknya pun sangat bervariasi.
Dalam pelaksanaan pengambilan start hendaknya disesuaikan dengan
panjang tungkai, kekuatan tungkai dan koordinasi. Start dalam lari sprint
sendiri dibagi menjadi tiga macam diantanya start panjang (elongated start),
menengah (medium start), dan start pendek (bunched start)
Gambar 1. Tiga Posisi Dasar Balok Start
(Adang Suherman, Yudha M. Saputra,Yudha Hendrayana, 2001: 97
Selanjutnya menurut Adang Suherman, Yudha M. Saputra,Yudha Hendrayana (2001: 95)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Setelah aba-aba “bersedia” di berikan, pelari mengambil posisi start
diatas balok start dengan berat badan berada diantara lutut belakang dan
kedua lengan. Kedua lengan selebar bahu, kedua tangan berada dibelakang
garis. Jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V. kedua bahu didorong
kedepan, sedikit lebih depan dari pada tangan (7 sampai 8 cm). Tungkai
lebih kuat disimpan dibalok start yang depan, sebab kontak dengan balok
ini lebih lama. Kaki depan berada diatas balok pada umumnya 1 ¾ sampai 2
kali panjang kaki dari garis start. Kaki belakang yang berada diatas balok
belakang biasanya 1 ½ panjang kaki dari kaki depan. Bernafas dg
teratur,Didalam posisi “siap”, atlet mengangkat pinggul keatas dan kedepan
dengan sudut lutut tungkai depan kira-kira 80 sampai dengan 90 derajat
sedangkan lutut tungkai belakang dengan sudut 110 sampai dengan 130
derajat. Berat badan didukung oleh kedua lengan.
Dalam lari sprint 100 meter ini pastikan kedua tungkai dan kedua
kaki tetap kontak dengan balok start. Punggung dan kepala segaris lurus dan
pandangan sesuai dengan posisi kepala. Kedua bahu berada dalam posisi
agak ke depan dari posisi tegak kedua lengannya saat aba-aba siap, pelari
menahan nafas.Ketika pistol berbunyi, tungkai depan diluruskan dengan
serentak dan lutut tungkai belakang digerakkan lurus kedepan. Kedua
lengan digerakkan dengan kuat untuk mengimbangi gerakan yang sangat
kuat dari kedua tungkai.
Gambar 2. Urutan Gerak Start Lari Sprint
(J.Manuel.B, 1999: 24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut J.Manuel.B (1999: 26).
Tabel 1. Hal-Hal yang Harus Dihindari dari Sprint 100 meter
Hal-hal yang harus dihindari
1. Tidak cukup dorongan kedepan dan kurang tingginya lutut diangkat 2. Menjejakkan keras-keras kaki diatas tanah dan mendaratkannya dengan
tumit 3. Tubuh condong sekali ke depanatau melengkung kebelakang 4. Memutar kepala dan menggerakkan bahusecar berlebihan 5. Lenagn diayun terlalu keatas 6. Pelurusan yang kurang sempurna dari kaki yang kan dilangkahkan 7. Berlari zig-zag dengan gerakan kekiri dan kekanan 8. Pada aba-aba atau komando siap, kepala diangkat, dagu terlalu tinggi atau
terlalu rendah, langkah yang kurang sempurna dan mencondongkan badan kedepan secara tiba-tiba.
Tabel 2. Hal-Hal yang Harus Diutamakan dari Sprint 100 meter
Hal-hal yang harus Diutamakan
1. Membuat titik tertinggi pada kaki yang mengayun (kaki yang bebas) sama besar ekstensinya dengan kaki yang mendorong (kaki yang menyentuh tanah)
2. Membuat mata kaki yang yang dilangkahkan ini seelastis mungkin. 3. Menjaga posisi tubuh sama seperti posisi waktu berjalan biasa. 4. Menjaga kepala tetaptegak dan pandangan lurus kedepan. 5. Mengayun lengan sejajar denangan pinggul dan sedikit menyilang ke badan 6. Membuat gerak kaki yang sempurnadengan melangkah secar horizontal
bukan vertikal. 7. Lari pada saat garis lurusdengan meletakkan kaki yang satutempat didepan
kaki yang lainnnya. 8. Pada komando siap, gerakan tubuh condongkedepandan bila tanda bunyi
pistol dibunyikan tubuh digerakkan kedepan dengan lengan dan kaki.
Prinsip-prinsip pokok lari sprint 100 meter tersebut penting untuk
dipahami dan dimengerti oleh setiap guru, siswa bahkan pelatih yang terjun
didunia atletik khususnya nomor lari sprint 100 meter. Kesalahan dalam
teknik lari akan merugikan dirinya karena catatan waktu pasti tidak baik dan
kurang sempurna. Keseluruhan prinsip tersebut hendaknya dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
setiap kali latihan ataupun dalam pembelajaran, sehingga akan diperoleh
hasil yang maksimal.
c. Teknik Lari Sprint 100 Meter
Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam
melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. dengan kata lain teknik
merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang
memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau pertandingan.
Peningkatan prestasi lari cepat (sprint) 100 meter menuntut adanya
perbaikan dan pengembangan unsur-unsur teknik dalam lari sprint. Menurut
Aip Syarifudin (1992 : 41) bahwa, “dalam lari jarak pendek ada tiga teknik
yang harus dipahami dalam situasi yai tu mengenai : (1) teknik start, (2)
teknik lari dan, (3) teknik melewati garis finish”. Untuk dapat lari cepat
dengan baik dan benar, maka harus menguasai teknik lari cepat dengan baik
dan benar. Dalam gerakan berlari khususnya pada nomor lari jarak 100
meter, pelari akan berlari dengan secepat-cepatnya dengan mengerahkan
tenaga yang kuat untuk mendorong tanah kedepan. Menurut Soedarminto
(1991 : 249) bahwa, “ badan bergerak maju karena akibat dari gaya dorong
ke belakang terhadap tanah. Gaya maju ini dan efisiensi penggunaannya
merupakan kunci kecepatanyang dapat dikembangkan oleh pelari”. Dalam
berlari badan dicondongkan kedepan kurang lebih 20 derajat untuk
mengatasi hambatan udara dan cenderung dapat memelihara letaknya titik
berat badan selalu kedepan. Disamping tolakan kaki saat mendorong tanah
dilakukan dengan jari-jari kaki saat telapak kaki diluruskan agar mendapat
gaya tolak sebesar-besarnya. Hal ini menurut Soedarminto (1991 : 251)
“dilakukan agar kaki benar-benar lurus dan tegang pada saat mendorong
supaya gaya dorong kebelakang seluruhnya dapat diubah menjadi gerak
kedepan”. Gerakan lengan yang dilakukan berlawanan dengan gerakan
kaki. Gerakan lengan berlawanan dengan kaki berfungsi membangun tubuh
agar sprint yang dilakukan dapat dilakukan secara secara otomatisasi gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dalam lari sprint setiap atlet atau murid harus menekuk siku nya 90° agar
diperoleh hasil yang efektif dan efisien, yaitu melakukan gerakan dengan
mengeluarkan tenaga sekecil-kecilnya dan diperoleh hasil yang semaksimal
mungkin, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan benar
dan sempurna.
2. Pembelajaran LariSprint100meter
a. HakikatPembelajaran Lari Sprint 100 meter
Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik di samping itu juga terjadi
peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. (Sukintaka, 2004:55).
Pada pembelajaran terdapat komponen siswa yang melakukan proses belajar
dan pengajar sebagai pemberi materi pembelajaran (mengajar). Dalam
pelaksanaan pembelajaran terjadi interaksi antara pengajar (guru) dan
pembelajar (siswa), dimana interaksi itu merupakan interaksi yang bersifat
edukatif.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau
pengajar untuk memberikan perubahan kepada siswa. Nana Sudjana
(2000:29) menyatakan bahwa : “Mengajar pada hakikatnya adalah suatu
proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan dan mendorong siswa
melakukan proses belajar”. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1988:381)
menyatakan bahwa, "mengajar adalah seperangkat kegiatan sengaja oleh
seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari
pada yang diajar".
Pada pelaksanaan pembelajaran peran seorang guru adalah
pemimpin belajar, dan fasilitator belajar. Mengajar bukanlah menyampaikan
pelajaran, melainkan suatu proses pembelajaran siswa.
Tujuan mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang
dikehendaki dalam tingkah laku seorang pelajar. Dengan kata lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pengajaran dapat membuat seorang menjadi orang lain, dalam hal apa yang
dapat ia lakukan dan dapat dicapainya. Sehingga untuk mencapai tujuan
mengajar seperti tersebut di atas, mambutuhkan metode dan teknik
tergantung pada sifat tugas, sifat tujuan belajar yang harus dicapai,
kemampuan, bakat, pengetahuan sebelumnya dan usia.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang potensial
terhadap situasi tertentu yang diperoleh dari pangalaman yang dilakukan
secara berulang-ulang. Menurut Udin S. Winataputra (2007:1.4), ”belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam competencies, skill, and attitudes”. Sedangkan pengertian belajar
menurut belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29)
adalah, "seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar
untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut
terkait untuk pencapaian tujuan".
Perubahan akibat belajar yaitu perubahan tingkah laku atau
perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan
bukan berasal dari proses pertumbuhan. Perubahan tingkah laku akibat
pertumbuhan fisik atau kematangan bukanlah merupakan suatu proses
dalam belajar.
Belajar adalah perubahan penampilan atau perilaku yang relatif
permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman terhadap situasi tugas
tertentu. Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan
pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan
pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29)
adalah, "seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar
untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut
terkait untuk pencapaian tujuan". Mengajar merupakan aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan pengajar untuk memberikan pengalaman kepada
siswa selaku pembelajar.
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri
seseorang sebagai hasil belajar. Belajar merupakan pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kemampuan yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang tujuan
utamanya mengembangkan aspek psikomotor.
Belajar keterampilan merupakan suatu proses belajar yang
penekanannya pada penguasaan keterampilan, tanpa mengabaikan aspek
lain seperti afektif dan kognitif. Dalam hal ini menurut Rusli Lutan
(1988:102) menjelaskan bahwa, "belajar motorik adalah seperangkat proses
yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku terampil". Belajar keterampilan
(motorik) adalah proses perubahan individu sebagai hasil pengalaman dan
latihan.
Menurut Magill (1985:8) bahwa, “Belajar gerak adalah perubahan
dari individu yang didasarkan dari perkembangan permanen dari individu
yang dicapai oleh individu sebagai hasil praktek”. Belajar gerak terjadi
dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang diekspresikan
gerakan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh. Di dalam belajar gerak,
materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya
gerakan-gerakan olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan
untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan
mencoba melakukannya berulang kali. Dalam menerapkan pola-pola gerak
yang dikuasai di dalam kondisi tertentu yang dihadapi dan pada akhirnya
diharapkan siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu.
Tujuan proses belajar gerak adalah peningkatan keterampilan.
Orang dikatakan memiliki keterampilan jika dirinya terampil melakukan
suatu gerakan tertentu dengan baik. Sugiyanto (1998:289) menyatakan
bahwa, "keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik
penguasaan gerak keterampilan, maka pelaksanaannya akan semakin
efisien”. Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik yaitu efektif dan
efisien. Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
efisien. Efisiensi gerakan dapat dicapai apabila secara mekanis gerakan
dilakukan dengan benar.
Pembelajaran keterampilan teknik dasar lari sprint 100 meter
merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi
dalam melakukan gerakan yang kompleks. Gerakan keterampilan teknik
dasar lari sprint 100 meter merupakan gerakan yang di dalam
melaksanakannya memerlukan koordinasi beberapa bagian tubuh atau
bagian-bagian tubuh secara keseluruhan.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Tujuan belajar keterampilan adalah agar dapat melakukan suatu
gerakan secara terampil, otomatis dan reflektif dengan gerakan yang benar.
Penguasaan suatu keterampilan memerlukan proses pembelajaran yang
dilakukan secara bertahap, kontinyu dan berulang-ulang. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai, pengajar harus memperhatikan prinsip-prinsip
dalam memberikan materi dan tehnik yang benar. Dalam hal ini menurut
Sugiyanto (1998:329) ”Prinsip pemberian materi hendaknya pengaturan
materi belajar yang dipraktikkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih
sukar atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks”.
Melalui pembelajaran teknik secara intensif dengan berdasarkan
pada prinsip yang benar, maka atlet atau siswa akan dapat menguasai
keterampilan teknik dasar lari sprint 100 meter dengan baik dan benar.
Pembelajaran keterampilan memerlukan penyajian materi pembelajaran
dengan metodik yang benar. Langkah-langkah yang ditempuh oleh pengajar
menentukan hasil yang dicapai lebih optimal.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh pengajar ikut menentukan
terhadap hasil yang dicapai. Langkah-langkah yang tepat, dapat memberikan
hasil belajar secara lebih optimal. Menurut Udin S. Winataputra (2007:6.26)
mengemukakan mengenai agar proses pembelajaran menjadi efektif guru
mempunyai sikap sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Pada awal proses pembelajaran sikap menjawab pertanyaan siswa dan membantu mereka memulai kegiatan.
2) Mendorong siswa untuk membuat keputusan sendiri. 3) Mondorong siswa membuat pertanyaan ”apa yang akan terjadi, bila....”
(what-if questions) 4) Mendorong siswa menggunakan metode atau cara belajarnya sendiri. 5) Memfasilitasi diskusi, guru perlu bersikap netraltidak menganggap dan
langsung mengoreksi pendapat dan pemikiran siswa yang salah tetapi usahakanpendapat tersebut didiskusikan oleh siswa.
6) Memasukkan unsur yang tidak diperkirakan sebelumnya (surprise) 7) Mengusahakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pelatih atau pengajar perlu melakukan langkah-langkah di atas
dengan baik. Langkah-langkah tersebut di atas jika dilaksanakan dengan
baik akan dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran
keterampilan olahraga, khususnya keterampilan lari sprint 100 meter.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan pelaksanaan proses belajar-mengajar merupakan unsur
penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Belajar keterampilan
memerlukan kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang mendukung sehingga
dapat menunjang pencapaian hasil pembelajaran. Rusli Lutan (1988:382)
mengemukakan bahwa,
Unsur pokok yang terdapat dalam proses belajar-mengajar itu ialah :
1) Guru atau pelatih yang berpengetahuan, berpengalaman, dan terampil. 2) Siswa atau atlet yang sedang berkembang. 3) Informasi atau keterampilan. 4) Saluran atau metode penyampaian informasi/keterampilan. 5) Respon atau perubahan perilaku pada siswa/atlet.
Unsur-unsur di atas menentukan terhadap hasil pembelajaran
keterampilan yang akan dicapai. Pengajar atau guru merupakan salah satu
unsur yang memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan dalam
proses belajar-mengajar keterampilan. Pengajar harus mampu mengelola
dan menguasai berbagai komponen yang terdapat dalam proses belajar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mengajar. Pengajar juga harus dapat mengembangkan bentuk atau metode
pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Penggunaan metode mengajar yang baik ikut menentukan terhadap
keberhasilan dalam pembelajaran. Metode mengajar adalah suatu cara yang
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode mengajar
merupakan alat instruksional yang digunakan pengajar untuk mencapai
tujuan pengajaran. Penggunaan metode yang efektif dan efisien akan sangat
membantu dalam menciptakan pengalaman belajar siswa. Dengan metode
yang tepat, siswa akan dapat dengan mudah menerima materi pengajaran
yang diberikan guru, sehingga siswa dengan mudah pula menguasai materi
yang diberikan tersebut.
Pembelajaran merupakan penciptaan kondisi belajar sehingga dapat
tercipta pengalaman belajar yang mendukung terhadap pencapaian tujuan
yang diharapkan. Kondisi belajar sangat menentukan terhadap hasil belajar.
Secara umum kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi hasil belajar
keterampilan gerak diklasifikasikan menjadi dua yaitu kondisi internal dan
kondisi eksternal.
Kondisi internal merupakan keadaan yang seharusnya ada pada diri
si pelajar. Menurut Sugiyanto (1998:325) bahwa, "kondisi internal dalam
belajar gerak meliputi dua macam yaitu (1) pelajar harus mengingat bagian-
bagian gerakan keterampilan, (2) pelajar harus mengingat urut-urutan
rangkaian gerakan". Suatu keterampilan gerak pada dasarnya merupakan
perpaduan dari bagian-bagian gerakan tertentu yang terangkai secara
selaras. Agar keseluruhan gerak dapat dipelajari bagian-bagian yang
menjadi unsurnya dan harus dapat diingat serta dilakukan kembali. Untuk
mencapai keselarasan gerak, urutan rangkaian geraknya harus diingat untuk
ditampilkan kembali, oleh karena itu rangkaian gerak harus dipelajari.
Kondisi eksternal merupakan rangsangan atau stimulus dari luar diri
pelajar yang dikenakan pada diri pelajar agar proses belajar dapat terjadi.
Menurut Sugiyanto (1998:325) bahwa, "kondisi eksternal meliputi 4 macam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yaitu (1) sajian instruksi verbal, (2) sajian instruksi visual, (3) kegiatan
praktik dan (4) penyampaian umpan balik".
Instruksi verbal dalam belajar gerak adalah instruksi melalui kata-
kata berupa penjelasan mengenai gerakan yang dipelajari. Instruksi verbal
memberikan rangsangan melalui organ pendengaran yang berguna untuk
memberikan pengarahan tentang hal-hal yang harus dikerjakan. Pada
kenyataannya melalui sajian verbal saja belum cukup untuk memberikan
kejelasan pada siswa. Umumnya masih memerlukan kondisi eksternal
lainnya berupa sajian instruksi visual.
Sajian instruksi visual yaitu pengajaran dimana materi pelajaran
disajikan dalam bentuk sajian yang dapat dilihat. Sajian instruksi visual
yang diberikan berupa sajian model gerakan dapat berupa model hidup atau
model gambar.
Praktik merupakan kondisi eksternal dalam belajar gerak berupa
aktivitas mempraktikkan atau melaksanakan gerakan-gerakan yang
dipelajari. Tanpa praktik yang berulang-ulang keterampilan gerak tidak akan
dapat terkuasai. Kegiatan praktik yang berulang-ulang dapat memperlancar
dan membentuk otomatisasi gerakan.
Umpan balik merupakan masukan yang diterima pelajar sehubungan
dengan apa yang telah dilakukannya. Menurut Sugiyanto (1998:330) bahwa,
"umpan balik bisa berasal dari 2 macam sumber, yaitu bersumber dari dalam
diri pelajar sendiri (internal) dan bersumber dari luar diri pelajar
(eksternal)". Umpan balik memegang peranan penting untuk meningkatkan
taraf kebenaran gerakan yang akan dimiliki oleh para peserta didik secara
keseluruhan.
3. Metode Pendekatan PembelajaranLariSprint100Meter
Pendekatan pembelajaran keterampilanlari sprint 100 meter adalah
suatu strategi yang dipilih serta yang dilakukan untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya dalam waktu secepat-cepatnya dalam menempuh jarak 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
meter dalam lari sprint 100 meter. Tujuan utama pembelajaran lari sprint 100
meter adalah agar siswa dapat memiliki kemampuan dalam melakukan
keterampilan lari sprint 100 meter dengan baik dan benar. Pengajar harus
memberikan pembelajaran dengan pendekatan yang baik agar dapat
mengantarkan siswanya kepada penguasaan keterampilan lari sprint 100
metersecara optimal.
Bentuk-bentuk pendekatan pembelajaran sangat menentukan terhadap
keberhasilan dalam belajar lari sprint 100 meter. Pengalaman siswa sebagai
hasil belajar sangat tergantung pada penggunaan strategi pembelajaran dan
pengelolaan materi pelajaran dalam proses belajar-mengajar yang
digunakan. Penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien akan
sangat membantu pencapaian pengalaman belajar siswa. Menentukan atau
memilih strategi pembelajaran dan pendekatan pembelajaran lari sprint 100
meter perlu mempertimbangkan, sikap murid, alat dan sarana, waktu sesuai
dengan didaktik.
Materi pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan siswa. Dalam
proses pembelajaran lari sprint 100 meter seorang guru harus mampu
mengantarkan siswa mengikuti pelajaran secara aktif, kreatif, nyaman dan
menyenangkan, serta termotivasi untuk belajar dengan efektif. Dalam
memberikan materi pembelajaran lari sprint 100 meter diperlukan strategi dan
pendekatan pembelajaran yang sesuai. Yang dimaksud dengan strategi
mengajar menurut Sugiyanto (1998:427) yaitu, "Pengaturan penerapan cara-
cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuannya
bisa tercapai". Guru perlu memiliki keterampilan memodifikasi komponen-
komponen dalam proses pengajaran.
Pembelajaran olahraga, khususnya lari sprint 100 meter pada siswa
Sekolah Menengah Pertama, memerlukan modifikasi agar hasilnya lebih
optimal. Menurut Yoyo Bahagia & Adang Suherman (1999:2) “Modifikasi
pembelajaran olahraga meliputi 4 aspek yaitu, "(a) tujuan, (b) karakteristik
materi, (c) kondisi lingkungan dan (d) evaluasinya". Modifikasi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
lari sprint 100 meter dapat dilakukan dengan memodifikasi beberapa aspek
bahkan salah satu aspek saja.
Modifikasi pembelajaran lari sprint 100 meter dilakukan pada aspek
kondisi lingkungan yaitu berupa peralatan. Modifikasi kondisi lingkungan
meliputi, peralatan, penataan ruang gerak dan jumlah siswa yang terlibat.
Berkaitan dengan modifikasi peralatan, Yoyo Bahagia & Adang Suherman
(1999:7) mengemukakan bahwa,”Guru dapat mengurangi dan menambah
tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi
peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-
ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan
yang digunakan”.
Sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis siswa,
pembelajaran lari sprint 100 meter untuk siswa Sekolah Menengah Pertama
perlu beberapa modifikasi. Daalam pembelajaran lari sprint 100 meter tingkat
SD atau SLTPpembelajaran hendaknya ditekankan pada teknik-teknik lari
mulai dari start, saat berlari, dan gerakan finish. Pembelajaran lari sprint 100
meter di Sekolah Menengah Pertama dapat menggunakan modifikasi sesuai
dengan situasi dan kondisi.
Dari sisi karakteristik materi, pembelajaran keterampilan permainanlari
sprint 100 meter pada siswa Sekolah Menengah Pertama juga dapat dilakukan
modifikasi. Pembelajaran teknik gerakan lari sprint 100 meter dapat dimulai
dari gerakan yang sederhana atau sprint jarak pendek kemudian ditingkatkan
pada gerakan yang sebenarnya dengan mengerahkan kondisi tubuh yang
maksimal. Metode pembelajaran seperti ini dapat disebut metode tak langsung.
Pembelajaran teknik keterampilan lari sprint 100 meter juga dapat dilakukan
secara langsung pada gerakan yang sebenarnya. Metode pembelajaran seperti
ini dapat disebut metode langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Pendekatan Pembelajaran Langsung
Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Efektivitas pengajaran sangat ditentukan oleh
pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru
terhadap sifat keterampilan atau tugas gerak yang akan dipelajari siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan langsung adalah pembelajaran
keterampilan dengan memberikan materi teknik yang dipelajari secara
langsung. Rusli Lutan (1988:419) mengemukakan bahwa, "pembelajaran
dengan pendekatan langsung merupakan pembelajaran dimana guru atau
pelatih mengajarkan secara langsung teknik yang sebenarnya". Pembelajaran
langsung merupakan model pendekatan pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mempelajari atau menguasai keterampilan dasar. Dengan
menggunakan model pendekatan adalah suatu cara pendekatan pemberian
materi latihan yang dilakukan dari awal, pemain diarahkan untuk
mempraktikan keseluruhan gerakan yang dipelajari. Dalam hal ini dibutuhkan
keterampilan, keaktifan, kreatifitas guru dan siswa untuk bersemangat,
disiplin,dan bersungguh-sungguh.
Pelaksanaan pembelajaran lari sprint 100 meter dengan pendekatan
langsung yaitu siswa diberikan materi teknik lari sprint 100 meter dengan pola
gerakan yang sebenarnya. Siswa diberikan materi gerakan teknik sprint 100
meter langsung pada gerakan yang sebenarnya secara berulang-ulang.
Pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan langsung ini, sejak awal
membiasakan siswa untuk melakukan gerakan melakukan sprint 100 meter
dengan pola gerakan yang sebenarnya. Dengan pembiasaan ini maka siswa
akan dapat melakukan gerakan teknik dasarsprint 100 meter dengan pola
gerakan yang benar secara otomatis.
Pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan langsung
merupakan pembelajaran yang langsung memberikan materi gerakan teknik
dasarsprint 100 meter yang sebenarnya sesuai dengan peraturan sprint 100
meter yang sebenarnya. Yaitu memberikan materi teknik dasar sprint 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
meter yang dilakukan dari garis start dengan secara langsung melakukan
teknik sprint 100 meter. Pada tahap awal pembelajaran biasanya siswa sering
melakukan kesalahan-kesalahan teknik dan pola gerakan yang kurang
terkoordinasi. Secara bertahap tekniksprint 100 meter akan dapat dikuasai
dengan baik dan benar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran secara
berulang-ulang.
Guru menggunakan pengajaran dengan pendekatan pembelajaran
langsung lebih efektif, jika bertujuan agar siswa mempelajari materi khusus,
karena pembelajaran langsung melibatkan:
1) Lingkungan yang berorientasi pada tugas gerak, tetapi tidak terlalu berat,
serta terfokus pada tujuan akademis.
2) Pemilihan tujuan pengajaran yang jelas, materi pengajaran dan pengamatan
tentang kemajuan siswa secara aktif harus benar-benar diperhatikan.
3) Kegiatan pembejaran yang terstruktur.
4) Umpan balik berorientasi akademik.
Pembelajaran langsung dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, guru melakukan kontrol yang penuh terhadap siswa
yang sedang belajar teknik dasar sprint 100 meter dan bagaimana guru
mengontrol proses pembelajaran yang sedang diterapkan. Guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan melakukan pengajaran langsung untuk
melakukan hal-hal :
1) Memecah keterampilan ke dalam bagian-bagian tertentu hingga batas dapat
diukur dan berorientasi pada keberhasilan.
2) Menerangkan dan mendemontrasikan dengan jelas apa yang hendak
dilakukan oleh siswa.
3) Merancang tugas yang terstruktur untuk siswa agar siswa mudah
mempelajari.
4) Siswa berkewajiban untuk bertanggungjawab pada tugas yang diberikan
melalui pengajaran aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang tertentu terhadap proses pembelajaran. Istilah ini
merujuk pada pandangan tentang satu proses yang sifatnya masih umum,
oleh karena strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber pada pendekatan tertentu menurut Roy Killen (dalam Wina
Sanjaya, 2008 : 127). ada dua pendekatan pembelajaran :
1) Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menghasilkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
2) Pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches) Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menghasilhan strategipembelajaran tidak langsung (discovery) inkuiri, pembelajaran induktif.
Masing-masing metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan, namun demikian hanya sebagai pembanding antara metode yang
satu dengan metode yang lainnya. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari
pendekatan pembelajaran langsung terhadap hasilsprint 100 meter pada sprint
100 meter apabila pendekatan pembelajaran tersebut dianalisa dengan secara
cermat.
Kelebihan dan kelemahan pendekatan pembelajaran langsung adalah
sebagai berikut :
1) Kelebihan pendekatan pembelajaran langsung :
a) Kegiatan pembejaran terstruktur.
b) Guru dapat mengamati dan mengontrol kemajuan siswa.
c) Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan intruksi dari guru.
d) Bertujuan mempelajari materi khusus.
e) Penguasaan keterampilan tekniknya lebih cepat terkuasai, karena teknik
dan pola gerakannya langsung dilakukan dengan yang sebenarnya.
f) Bagi siswa yang telah memiliki dasar gerak keterampilan, koordinasi,
dan fisik yang baik metode ini lebih cocok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Kelemahan pendekatan pembelajaran langsung :
a) Materi terikat sehingga tidak disenangi siswa
b) Siswa melakukan kegiatan hanya atas perintah dari guru.
c) Siswa tidak bebas mengembangkan potensi yang dimiliki.
d) Siswa tidak bebas menentukan pilihan.
e) Bagi pemula pendekatan langsung ini kurang cocok, karena komponen-
komponen tekniknya belum terkuasai.
f) Jika komponen-komponen dasar pendukungnya seperti fisik dan
keterampilan dasar geraknya kurang memadai, maka pembelajaran ini
tidak dapat terlaksana dengan baik.
b. Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung
Pembelajaran dengan pendekatan tidak langsung adalah pembelajaran
keterampilan yang didahului dengan memberikan materi teknik gerakan bukan
yang sebenarnya. Menurut Rusli Lutan (1988:418) bahwa, "pembelajaran
dengan pendekatan tidak langsung merupakan pendekatan mengajar dimana
guru atau pelatih menyusun rencana latihan secara cermat dalam rangkaian
urutan yang logis sebelum teknik yang sebenarnya diajarkan". Pada tahap awal
siswa diberikan materi dengan melakukan gerakan menyerupai dengan
gerakan teknik yang dilatihkan secara berulang-ulang.
Pendekatan pembelajaran tidak langsung adalah cara belajar siswa
melalui tahap demi tahap dengan proses pembelajarannya dalam bentuk yang
berbeda, artinya belajar gerak dasar dimulai dari gerakan yang mudah ke
gerakan yang sulit, dari gerakan yang rendah ke gerakan yang tinggi, dan dari
gerakan yang sederhana ke gerakan yang kompleks. Dalam hal ini dibutuhkan
kerajinan, kedisiplinan, keterampilan, dan kreatifitas guru dalam memberikan
motivasi kepada siswa untuk melakukan gerakan.
Materi yang diberikan pada tahap awal yaitu gerakan-gerakan dasar
yang relevan dengan gerakan sprint 100 meter. Gerakan dimulai dari gerak
yang sederhana, kemudian menuju gerakan yang lebih kompleks. Gerakan
dasar yang diberikan dalam pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tidak langsung yaitu gerakan start, gerakan saat lari, gerakan finishdan
sebagainya. Gerakan-gerakan dasar yang diajarkan dapat meningkatkan
penguasaan terhadap gerakan teknik dasar sprint 100 meter.
Selama pembelajaran, siswa mempelajari teknik, mulai gerakan dasar
ke arah gerakan yang sebenarnya secara terperinci secara bertahap, dari
gerakan yang mudah meningkat kearah gerakan yang sukar dan dari pola
gerakan yang sifatnya sederhana meningkatke pola gerakan yang sifatnya
kompleks. Pembelajaran dengan pendekatan tidak langsung memberikan
pengalaman belajar yang kuat untuk pembentukan keterampilan gerak,
khususnya pada gerakan teknik dasar sprint100 meter . Rusli Lutan & Adang
Suherman (2000:29) mengemukakan bahwa, "pengalaman belajar harus
memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan dan penampilan gerak
siswa". Pendekatan pembelajaran tidak langsung pada teknik dasar sprint 100
meter memiliki keunikan tersendiri. Keunikan ini dapat menarik minat siswa
sehingga semua siswa dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran tidak langsung menurut Samsudin (2009:30-
32) adalah mengalihkan tugas mengontrol pembelajaran pada siswa yang
melakukan pembelajaran, dimana guru tidak lagi mengendalikan pembelajaran
secara penuh tetapi memberikan secara sepenuhnya pada siswa untuk
bersama-sama melakukannya. Pengajaran tidak langsung melibatkan satu atau
beberapa gambaran sebagai berikut :
1) Materi disajikan menyeluruh, tidak terpecah-pecah menjadi bagian-bagian,
karena kesatuan materi akan lebih bermakna bagi siswa.
2) Tugas siswa dikembangkan sehingga pemikiran, perasaan, atau
keterampilan berinteraksi siswa dapat dikembangkan.
3) Sifat-sifat individual dari kemampuan, minat, dan kebutuhan siswa
mendapatkan pertimbangan tersendiri.
Dari penjelasan di atas pengajaran langsung lebih tepat untuk materi
pelajaran yang terstruktur, hierarkis dan berorientasi pada keterampilan dasar,
dan apabila pembelajaran lebih kompleks akan melibatkan domain kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
serta afektif, karena pembelajaran langsung untuk efesiensi. Sedangkan
pengajaran tidak langsung melibatkan relevansi dan kebermaknaan dari apa
yang dipelajari siswa.
Kelebihan dan kelemahan Pendekatan pembelajaran tidak langsung
1) Kelebihan
a) Kebebasan siswa untuk melakukan gerakan tanpa control yang ketat dari
guru.
b) Terbangunnya kreatifitas siswa, serta memiliki kemandirian.
c) Persaingan akan nampak jelas dari siswa
d) Timbulnya percaya diri siswa.
e) Siswa dapat lebih menguasai komponen-komponen gerakan teknik
dasar sprint 100 meter secara lebih mendalam.
f) Bagi siswa yang belum sama sekali memiliki keterampilan,
pembelajaran ini cocok.
2) Kelemahan
a) Pelaksanaan pembelajaran ini dapat membosankan, karena tahapan demi
tahapan berlangsung lama.
b) Penguasaan keterampilan tekniknya menjadi lebih lama karena harus
melalui gerakan-gerakan dasar.
c) Kurangnya disiplin dari siswa
d) Materi pembelajaran terhambat bila alat yang disediakan tidak memadai.
e) Siswa yang lemah akan tertinggal dan kurang percaya diri.
Tabel. 3. PerbedaanPendekatan Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
No Pendekatan Pembelajaran
Langsung
Pendekatan Pembelajaran
Tidak Langsung
1 Metode latihan secara keseluruhan,
dan materi diberikan dari awal, serta
mempraktikan seluruh gerakan yang
dipelajari.
Cara belajar siswa melalui tahap demi
tahap dengan proses pembelajarannya
Belajar gerak dasar, dimulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
gerakan mudah ke gerakan yang sulit,
dari gerakan yang rendah ke gerakan
yang tinggi, dan dari gerakan yang
sederhana ke gerakan yang kompleks
2 Dibutuhkan keterampilan, keaktifan,
kreatifitas guru dan siswa.
Tugas pembelajaran diberikan secara
penuh pada siswa untuk melakukan
gerakan.
3 Kurang efektif, jika tujuan
pembelajaran untuk materi khusus
Lebih efektif, jika tujuan pengajaran
untuk mempelajari materi khusus.
4 Guru melakukan kontrol penuh
terhadap siswa yang sedang belajar
hingga prosesnya.
Guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk melakukan gerakan.
5 Berorientasi pada hasil keterampilan Memperhatikan proses dengan
memberikan dasar gerak yang kuat bagi
pembentukan keterampilan
4. Kemampuan Gerak Dasar (General Motor Ability)
Ketrampilan gerak merupakan kemampuan yang penting dalam
pendidikan jasmani dan olahraga. Salah satu tujuan pemberian program
pendidikan jasmani kepada pelajar adalah agar pelajar menjadi terampil dalam
melakukan aktivitas fisik. Ketrampilan gerak fisik yang diperoleh melalui
pendidikan jasmani bukan saja berguna untuk menguasai cabang olahraga
tertentu atau menjadi olahragawan berprestasi, tetapi penekanannya lebih
kepada tugas yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan gerak dasar(Motor Ability) secara singkat didefinisikan
sebagai kemampuan yang umum dari seseorang untuk bergerak. Dalam hal ini
menurut Edwin Fleishman yang dikutif Richard A. Magill (1993:8)
“kecepatan gerakan dapat dilihat sebagai suatu komponen penting dalam
melakukan berbagai ketrampilan seperti sepak bola, base ball, tennis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
atletik”. Oleh karena itu suatu kemampuan gerak adalah kapasitas atau ciri
umum dari individu yang dihubungkan dengan capaian berbagai ketrampilan
gerak. Sedangkan Rusli Lutan (1988:96), menguraikan “kemampuan motorik
sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
peragaan dari suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-
kanak”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengaruh faktor biologis sebagai
kekuatan yang utama berpengaruh terhadap kemampuan motorik dasar
seseorang. Kemampuangerak dasar(motor ability) dasar sebagai landasan bagi
perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada
kemampuan dasar. Kemampuan dasar antara lain : keseimbangan, kecepatan
reaksi, fleksibelitas, koordinasi, daya ledak, kelincahan ketepatan, daya tahan
dan stamina.
Dalam pembelajaran penjas lari sprint 100 meter ini ada beberapa
faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan
keterampilan gerak yang tinggi adalah proses pembelajaran,siswa, dan situasi
belajar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua di antara ketiga faktor tersebut di
atas yakni faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang
sangat besar terhadap penampilan keterampilan gerak seseorang. Dalam
uraiannya tentang faktor siswa (individu) yang berpengaruh dalam penampilan
keterampilan gerak seseorang, salah satunya disebutkan faktor motor ability.
Perbedaan kemampuan gerak yang ada pada siswa, harus menjadi
pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam belajar
keterampilan gerakan-gerakan olahraga umumnya dan dalam mempelajari
keterampilan gerak teknik sprint 100 meter khususnya. Perbedaan siswa dalam
hal kemampuan gerak akan menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika
guru memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari
masing-masing siswa. Dengan perbedaan ini, maka pada dasarnya setiap siswa
memerlukan perlakuan yang berbeda dalam proses belajarnya agar masing-
masing bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan potensi dan karakter
yang dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang
berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap
hasil pembelajaran. Secara umum kemampuan gerak dipengaruhi variabel
keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada
potensial siswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti bersifat
potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi
kemampuan seseorang. Dalam memprediksi kemampuan gerak seseorang
diperlukan pengukuran kemampuan gerak (measurement motor ability). Motor
ability test mempunyai kegunaan untk mengklasifikaskan dan memprediksi
seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik.
Kemampuan gerak dasar merupakan dasar pembentukan semua
keterampilan gerak, termasuk keterampilan teknik dasar lari sprint 100 meter.
Kemampuan gerak yang baik menunjang kecepatan proses belajar
keterampilan gerak. Belajar keterampilan gerak merupakan proses yang
berisikan aktivitas serta kejadian untuk mempelajari dalam usaha untuk
menguasai suatu jenis gerakan keterampilan. Keterampilan gerak adalah
kualitas gerakan yang ditampilkan yang merupakan hasil dari proses belajar
motorik atau belajar gerak. Schmidt yang dikutip Rusli Lutan (1988:102)
mengemukakan bahwa, "belajar motorik adalah seperangkat proses yang
bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku terampil".
Dalam mempelajari suatu gerak keterampilan diperlukan jangka waktu
tertentu. Lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu keterampilan
dipengaruhi kompleksitas gerakan keterampilan yang dipelajari dan
kemampuan dasar yang dimiliki anak.
Kemampuan gerak dasar (motor ability) merupakan unsur pembentuk
keterampilan gerak. Kemampuan gerak merupakan fundamen penting untuk
mempelajari suatu keterampilan gerak. Kemampuan gerak mendasari
keterampilan, dimana kemampuan tersebut disimpulkan dari tanggapan atau
respon tertentu untuk jenis tugas yang tertentu pula. Jadi jelas bahwa,
kemampuan gerak mempunyai pertalian dengan keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dasar kemampuan motorik yang baik, akan memberikan sumbangsih
yang positip terhadap penguasaan materi dalam belajar keterampilan gerak.
Aplikasi dalam belajar teknik dasar lari sprint 100 meter, bahwa anak yang
memiliki dasar kemampuan motorik yang baik mempunyai kecenderungan
relatif lebih cepat dapat menguasai ketrampilan teknik dasar lari sprint 100
meter dari pada anak yang dasar kemampuan motoriknya rendah, hal ini
disebabkan karena kemampuan motorik merupakan dasar umum yang
berkaitan erat dengan keterampilan gerak, sehingga optimalisasi keberhasilan
belajar keterampilan teknik dasar lari sprint 100 akan tercipta jika didukung
dengan kemampuan gerak dasar yang baik. Kemampuan gerak dasar juga
merupakan unsur fisik pendukung bagi pelaksanaan gerak teknik sprint 100
meter.
Pengembangan terhadap kegiatan pembelajaran ketrampilan gerak
kepada anak, khususnya ketrampilan teknik sprint 100 meter, perlu adanya
pengembangan dalam memberikan pelayanan belajar diantaranya melalui
pendekatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan
lancar sekaligus hasil yang diharapkan bisa optimal. Dalam upaya optimalisasi
layanan belajar maka karakteristik kemampuan gerak anak perlu mendapatkan
perhatian secara serius, sebab diprediksi mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar ketrampilan teknik dasar sprint 100 meter. Untuk itu dicobakan pada
penelitian ini kemampuan gerak sebagai variabel atributif. Kemampuan gerak
anak dalam hal ini dibedakan menjadi dua yakni kemampuan gerak tinggi dan
kemampuan gerak rendah dengan pengertian bahwa ada kecenderungan anak
yang memiliki kemampuan gerak tinggi mempunyai karakteristik gerak
berbeda dengan anak yang memiliki kemampuan gerak rendah. Implikasinya
adalah anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kecenderungan
suka bergerak walaupun tanpa diperintah, sehingga mempunyai pengalaman
kerja fisik yang lebih banyak, untuk itu lebih cocok diberikan pendekatan
pembelajaran langsung. Sedangkan anak yang memiliki kemampuan gerak
rendah memiliki kecenderungan malas bergerak, sehingga pengalaman
geraknya rendah untuk itu dalam bergerak perlu bimbingan dan dorongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
secara terus menerus, maka akan lebih cocok jika diberikan pendekatan
pembelajaran tidak langsung.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban apakah ada
perbedaan pengaruh kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah
yang dimiliki oleh anak terhadap hasil belajar teknik dasar sprint 100 meter
dengan menggunakan dua pendekatan pembelajaran yang berbeda yakni
pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung.
Untuk mengklasifikasi kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak
rendah dilakukan pengambilan data secara statistik, yakni melalui kegiatan tes
dan pengukuran pada kemampuan gerak anak yang disesuaikan berdasarkan
kapasitas motorik pada spesifikasi lari sprint 100 meter. Test ini dipilih karena
memiliki kelebihan antara lain: spesifikasi pada kemampuan gerak pada lari
sprint 100 meter, jumlah mata tes sedikit, mudah dilaksanakan, memiliki
validitas dan reliabilitas tinggi, keakuratan dan ketepatan cukup meyakinkan
artinya bahwa tes ini betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Jenis item
tes ini terdiri dari : (1) lari cepat 30 meter, (2) baring duduk (sit up) 30 detik,
(3)lari bolak-balik 4 x 5 meter, (4)duduk raih (sit and reach), (5)loncat tegak
(vertical jump).
B. Kerangka Berfikir
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Langsung Dan Tidak
Langsung Terhadap Peningkatan Sprint 100 Meter.
Belajar sprint 100 meter dimulai dari gerakan yang mudah ke gerakan
yang sulit, dari gerakan yang rendah ke gerakan yang tinggi, dan dari gerakan
yang sederhana ke gerakan yang kompleks. Metode yang dapat dilakukan dalam
pembelajaransprint 100 meter diantaranya adalah dengan pendekatan langsung
dan pendekatan tidak langsung. Pembelajaran sprint 100 meter dengan
pendekatan langsung dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan ini terletak pada pemberian materi dan pola gerakan pada tiap tahapan.
Dalam pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan langsung sejak awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
siswa diberikan materi teknik sprint 100 meter yang sebenarnya. Adapun
pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan tidak langsung, pada tahap
awal siswa diberikan materi gerakan-gerakan dasar yang relevan dengan gerakan
sprint 100 meter, kemudian pada tahap berikutnya diberikan materi teknik sprint
100 meter yang sebenarnya.
Pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan langsung dan tidak
langsung memiliki kelebihan dan kekurangan. Pembelajaran dengan pendekatan
langsung lebih memungkinkan siswa untuk menguasai keterampilan teknik
dengan lebih cepat,karena sejak awal gerakanyang dilakukan oleh siswa adalah
dengan mendemonstrasikan teknik dasar sprint 100 meter yang sebenarnya.
Adapun kelemahan pembelajaran keterampilan sprint 100 meter dengan
pendekatan langsung yaitu bagi pemula penguasaan pada tiap komponen gerakan
teknik dasarsprint 100 meter kurang mendalam. Pendekatan pembelajaran
langsung juga kurang dapat terlaksana dengan secara runtut jika kemampuan
gerak dasar yang dimiliki siswa kurang memadai.
Pendekatan pembelajaran tidak langsung lebih tepat bagi siswa yang
belum memiliki keterampilan gerak teknik dasar sprint 100 meter, karenausia
siswa yang masih dalam masa pertumbuhan sangat rentan terhadap konsep
gerak dasar. Artinya bahwa apabila sejak awal diberikan konsep latihan yang
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan proporsional di
dalam pembebanan gerak, maka akan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan prestasi anak di masa mendatang. Guru melakukan
kontrol yang efektif akan mengurangi kesalahan-kesalahan gerak pada siswa,
serta memperbaiki kekeliruan gerakan yang dilakukan siswa, sehingga siswa
memiliki keterampilan gerak sprint 100 meter dengan baik dan benar.
Kelebihan pembelajaran sprint 100 meter dengan pendekatan
pembelajaran tidak langsung yaitu siswa dapat menguasai komponen-komponen
gerak teknik sprint 100 meter secara lebih mendalam. Pembelajaran dengan
pendekatan tidak langsung memberikan pengalaman belajar yang kuat untuk
pembentukan keterampilan gerak, khususnya dalam keterampilan gerak teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dasar sprint 100 meter. Adapun kelemahannya yaitu, pembelajaran ini dapat
membosankan karena tahapan demi tahapan berlangsung lama.
Mengajar sprint 100 meter dengan pendekatan pembelajaran tidak
langsung lebih memungkinkan siswa untuk aktif terlibat pada pengambilan
keputusan-keputusan mandiri dalam pembelajaran. Pendekatan ini lebih
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan gerak dasar
dan mengeksplorasi terhadap komponen gerakan teknik dasar sprint 100 meter
secara lebih sempurna. Keterlibatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
siswa lebih tinggi, sehingga lebih memperkuat pengalaman belajar siswa.
2. Perbedaan PeningkatanSprint100 Meter Antara Siswa Yang Memiliki
Kemampuan Gerak Dasar Tinggi dan Rendah.
Siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi akan mampu
melakukan berbagai gerakan dengan efisien, lancar dan harmonis. Kemampuan
gerak dasar menyatakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang
terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan motorik atau gerak dasar adalah
kemampuan dasar seseorang di dalam mengintegrasikan berbagai macam
kemampuan yang lain secara efektif. Karena kemampuan gerak dasar
merupakan salah satu dasar kemampuan yang diperlukan untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar sprint 100 meter.
Gerak keterampilan sprint 100 meter termasuk gerakan yang cukup
kompleks, karena gerakan mulai dari sprint saat berlari dan gerakan finish atas
merupakan gabungan beberapa gerak yang harus dilakukan secara terpadu dan
selaras. Gerak sprint 100 meter bila diuraikan terdiri dari, start, saat berlari,
dan gerakan finish. Keberhasilan sprint 100 meter dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan gerak dasar yang dimiliki siswa untuk melakukan gerakan secara
terpadu dan selaras. sprint 100 meter memerlukan kemampuan motorik (gerak
dasar) yang baik. sprint 100 meter merupakan gerak yang menggunakan unsur
power, daya tahan, kecepatan dan percepatan yang baik.
Kemampuan gerak dasardapat digunakan sebagai modal awal karena
kemampuan gerak dasar merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
mempertinggi daya kerja, sehingga memudahkan siswa menyelesaikan tugas,
yaitu gerak sprint 100 meter. Hal ini disebabkan karena dengan memiliki
kemampuan gerak dasarnya yang tinggi berarti anak telah memiliki
kemampuan gerak dasar yang mendukung dalam melakukan aktivitas
geraksprint 100 meter.
Bagi anak yang memiliki kemampuan gerak dasar yang rendah akan
kesulitan dalam mempelajari gerakan-gerakan sprint 100 meter yang bersifat
kompleks dan hasilnya sangat rendah. Siswa yang tingkat kemampuan gerak
dasar tinggi akan lebih mudah dalam mempelajari gerakan-gerakan sprint 100
meter yang bersifat kompleks dan hasilnya lebih baik daripada siswa yang
memiliki kemampuan motorik rendah dalam pembelajaransprint 100
meter.Sehingga nampak perbedaan hasil belajar pada siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan gerak
dasar rendah. Maka dapat diasumsikan bahwa kemampuan gerak dasar tinggi
dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar
sprint 100 meter.
3. Pengaruh Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak
Dasar Terhadap PeningkatanSprint100 Meter.
Pemilihan pendekatan pembelajaran didasarkan pada tingkat
kemampuan motorik siswa. Siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar
tinggi dapat diartikan bahwa siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk
melakukan keterampilan gerak yang lebih baik dibanding siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar rendah, sehingga dapat diasumsikan bahwa siswa
yang memilki kemampuan gerak dasar yang tinggi dalam proses pembelajaran
akan lebih cepat untuk menguasai keterampilan gerak peningkatan sprint 100
meter serta akan memilki prestasi yang lebih baik.
Penyajian materi pelajaran peningkatan sprint 100 meter menggunakan
pendekatan pembelajaran langsung dengan memberikan materi pelajaran
secara keseluruhan tentang rangkaian gerak teknik dasar peningkatan sprint
100 meter, karena siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mempunyai karakteristik lebih cepat dan mudah mengikuti maupun menangkap
pelajaran yang diberikan oleh guru. Demikian sebaliknya apabila
menggunakan pendekatan tidak langsung siswa yang memilki kemampuan
gerak dasar tinggi, ditinjau dari segi penggunaan waktu adalah kurang efektif,
sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah akan lebih
sulit dan lambat melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Dengan
pendekatan tidak langsung siswa kurang terkontrol keterampilan gerak
dasarnya karena selama pembelajaran siswa tidak mendapatkan koreksi dari
guru. Pendekatan pembelajaran tidak langsung lebih efektif apabila diterapkan
pada siswa yang memiliki kemampuan gerak dasarrendah karena siswa lambat
di dalam menerima materi pembelajaran sprint 100 meter.
Keberhasilan sprint 100 meter dipengaruhi oleh kemampuan siswa
untuk melakukan gerakan secara terpadu. Kemampuan gerak dasar dapat
menunjang keberhasilan belajar sprint 100 meter karena siswa dapat
mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih akurat
terhadap sasaran yang diinginkan, lebih efektif dalam menggunakan waktu
belajarnya, serta lebih efisien didalam menggunakan energi yang dikeluarkan.
Mengajar sprint 100 meter dengan pendekatan pembelajaran tidak
langsung lebih tepat diberikan untuk siswa yang tingkat kemampuan gerak
dasarnya rendah, sedangkan bagi siswa yang tingkat kemampuan gerak
dasarnya tinggi lebih tepat menggunakan pendekatan pembelajaran langsung
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran langsung dan tidak
langsung terhadap peningkatan sprint 100 meter.
2. Ada perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak dasarrendah.
3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuangerak
dasar terhadap peningkatan sprint 100 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Boyolali,Kabupaten
Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan (12 minggu)
dimulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli tahun 2011 dengan frekuensi
pertemuan tiga kali dalam seminggu yaitu hari Selasa, Kamis, Sabtu.
Penentuan waktu pembelajaran dengan frekuensi tiga kali seminggu tersebut
dimaksudkan agar melalui latihan tiga hari dalam setiap minggunya agar terjadi
peningkatan kualitas dari fisik anak tersebut dan otot tidak kembali normal
serta dapat memberikan kesempatan bagi tubuh agar dapat beradaptasi
terhadap beban yang diterima.
Pertemuan dilaksanakan diluar jam sekolah yaitu pada sore hari pukul
14.00 WIB sampai selesai. Dengan tujuan agar tidak menggangu proses belajar
mengajar pada siswa. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung
selama 24 kali pertemuan. Uraian terperinci mengenai perencanaan waktu
penelitian tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Metode Penelitian
Jenis atau metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Metode eksperimen dipilih
untuk mengetahui gejala-gejala tertentu melalui perlakuan yang dikenakan
terhadap sampel percobaan. Pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan atau
treatment yang dikenakan pada sampel penelitian, diobservasi selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berlangsungnya eksperimen. Menurut pendapat Sugiyanto (1995 : 30)
memaparkan bahwa:
“Rancangan faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua
variabel atau lebih untuk dimanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa
diteliti pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen, dan juga
pengaruh interaksi antara variabel-variabel independen”.
Dalam desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara
simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat,
disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel.
Adapun rancangan faktorial penelitian tersebut dapat digambarkan dalam matriks
tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2
Metode Pembelajaran(A)
Kemampuan gerak dasar (B)
Metode Pembelajaran (A)
Pembelajaran Langsung (b1)
Pembelajaran Tidak Langsung (b2)
Tinggi (a1) a1b1 a1b2
Rendah (a2) a2b1 a2b2
Keterangan:
a1b1 : kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi
yang diberi pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung.
a1b2 : kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi
yang diberi pembelajaran dengan metode mengajar tidak langsung.
a2b1 : kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah
yang diberi pembelajaran dengan metode langsung.
a2b2 : kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah
yang diberi pembelajaran dengan metode mengajar tidak langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu
variabel terikat (dependent) dengan perincian variabel sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:
a Variabel manipulatif, yang terdiri dari dua perlakuan yaitu:
1) Pembelajaran Melalui Metode Langsung
2) Pembelajaran Melalui Metode Tidak Langsung
b Variabel atributif yang dikendali yaitu kemampuan gerak dasar, merupakan
variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat dari sampel tersebut
yang yang dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan gerak dasar tinggi dan
rendah.
2. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Sprint 100 meter.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan devinisi dari variabel-variabel penelitian
yang ada. Devinisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas (independent) yaitu suatu variabel dimana variabel ini
mempengaruhi variabel yang lainnya.
a. Variabel manipulatif (perbuatan), yang terdiri dari:
1) Metode pembelajaran langsung.
Pendekatan pembelajaran dimana seorang guru menyampaikan
tujuan belajar gerak dan memberikan hasil belajar yang langsung
ditampakkan. Pembelajaran langsung sangatlah bernuansa komando.
2) Metode pembelajaran tidak langsung.
Merupakan suatu pemadanan yang tertunda dalam arti belajar dari
memperhatikan orang lain. Pembelajaran ini siswa memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
seorang model melakukan perilaku yang harus dipelajari dan
memperhatikan bagaimana model tersebut mendapat penguatan.
Beberapa waktu kemudian siswa tersebut memperlihatkan perilaku yang
dipelajarinya dari memperhatikan model diatas .
a) Variabel atributif, meruapakan suatu variabel yang melekat pada diri
sampel tersebut. Variabel atributif dalam penelitian ini adalah
kemampuan gerak dasar dimana kemampuan gerak dasar dibedakan
menjadi kemampuan gerak dasar rendah dan tinggi, untuk
mengetahui kemampuan gerak dasar maksimal yang dikerahkan oleh
otot maka diukur dengan Dilakukan tiga kali dalam pelaksanaan
pengukuran terhadap siswa dan diambil hasil yang terbaik.
2. Variabel terikat (dependent),
Variabel terikat adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Dalam Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan sprint 100 meter. Devinisi secara sederhana dari peningkatan
sprint 100 meter adalah kemampuan lari seseorang dalam waktu yang cepat
dilakukan secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Maka
diukur dengan kemampuan gerak dasar . Dilakukan tiga kali dalam
pelaksanaan pengukuran terhadap siswa dan diambil hasil yang terbaik dalam
setiap ulangannya.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler olahraga pada kelas VII di SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran
2010/2011 berjumlah 50 siswa
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra yang mengikuti
ekstrakulikuler disetiap cabang olahraga pada kelas VII di SMP Negeri 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 40 siswa. 40 besar sampel
diperoleh dengan teknik purposive random sampling, yaitu dari sejumlah
populasi yang ada, untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun ketentuan-ketentuan dalam tujuan penelitian tersebut adalah,
sebagai berikut:
a. Berjenis kelamin laki-laki.
b. Berminat untuk mengikuti penelitian.
c. Sehat jasmani dan rokhani.
d. Tidak melakukan aktivitas atau latihan fisik lain yang terprogram.
e. Bersedia menjadi sampel penelitian dan mengikuti program latihan yang
telah direncanakan.
Seluruh populasi penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap
kemampuan gerak dasar, dengan tujuan untuk mengetahui siswa putra
ekstrakulikuler yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dan rendah
kemudian dirangking. Dari hasil rangking tersebut diambil 40 orang. Dengan
cara (yaitu siswa yang berada pada rangking 1 sampai 20 teratas sebagai
sampel dengan kemampuan gerak dasar tinggi dan siswa yang berada pada
rangking 31 sampai 50 sebagai sampel dengan kemampuan gerak dasar
rendah). Selanjutnya sampel yang berada pada rangking 21 sampai 30
dihilangkan. Agar terdapat perbedaan dan jenjang yang jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak dasar rendah.
Kemudian kedua kelompok yang sudah terbentuk dari setiap kelompok,
selanjutnya dengan cara undian (random) ditentukan menjadi kelompok yang
mendapat perlakuan metode pembelajaran langsung dan tidak langsung untuk
kemudian dibentuk menjadi 4 kelompok latihan yang masing-masing
jumlahnya 10 tiap selnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kemampuan
gerak dasar dan peningkatan kemampuan sprint 100 meter. Data kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
gerak dasar digunakan untuk menentukan atau membagi kelompok
eksperimen, sedangkan data sprint 100 meter untuk mengetahui peningkatan
sprint 100 meter sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan dalam model
pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Seluruh data yang diberikan dalam penelitian ini seperti yang
dikemukakan tersebut diatas, diperoleh melalui tes dan pengukuran terhadap
kemampuan gerak dasar dan sprint 100 meter dengan menggunakan:
1. Tes kemampuan gerak dasar
Dilakukan dengan tes kemampuan gerak dasar yang mempengaruhi
gerakan sprint 100 meter. Menurut Nurhasan,(2001) diantaranya:
a. Tes Lari Cepat 50 meter
b. Tes Baring Duduk 60 detik
c. Tes Loncat Tegak
d. Tes Angkat Tubuh 60 detik
e. Tes Lari Jauh 1000 meter
Dari hasil tersebut agar diketahui kemampuan gerak dasar tinggi
dan rendah maka dibuatlah suatu norma dengan T Skor.
2. Tes kemampuan sprint 100 meter
Tes tersebut dilaksanakan 2 kali yaitu tes awal sebelum perlakuan
dan tes akhir setelah diberi perlakuan.
3. Mencari Reliabilitas Tes
Sebelum data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu data harus
dicari reliabilitasnya, untuk mengetahui keajagan dari tes yang
bersangkutan. Untuk mencari besarnya koefisien reliabilita data dalam
penelitian ini dengan menggunakan rumus Analisis Varian satu jalan dari
Mulyono B (2008: 44) sebagai berikut :
R = A
WASM
SMSM −
Hasil penghitungan korelasi di atas, kemudian dimasukkan ke dalam
rumus Reliabilita dari spearman Brown sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
r = 21
21
1.2
YrYYrY
+
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan
uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Langkah-langkah :
1) Pengamatan X1, X2, X3, ….. Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, …..
Zn, dengan menggunakan rumus :
Zi = {Xi – X } / SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-
rata dan simpangan baku.Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan
dari skor terendah sampai skor tertinggi.
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi).
a) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n
yaitu : S(Zi) = i/n.
b) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
c) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi)– S(Zi) | maksimum.
Kriteria :
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas (Metode Bartlett)
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlett. Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok
sample : dk (n-1), 1/dk, SD2, dan (dk) log SD2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.
Rumusnya : SD2 = ( )( )
( )111 2
−−
nSdn i KK
B = Log Sd ( )12 −ni
3) Menghitung X2
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1 ……. (2)
Dengan (Ln 10) = 2,3026
Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada
taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2
hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak
homogen.
2. Analisis Data
a. ANOVA Rancangan Faktorial 2 x 2
1) Metode AB untuk perhitungan ANOVA dua Faktor
Tabel 5. Ringkasan ANOVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2
Sumber Variasi dk JK RJK Fo
Rata-rata 1 Ry R
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perlakuan A B AB
a-1 b-1 (a-1) (b-1)
Ay By ABy
A B AB
A/E B/E AB/E
Kekeliruan ab(n-1) Ey E
Keterangan :
A = Taraf faktorial A N = Jumlah sampel
B = Taraf faktorial B
Langkah-langkah perhitungan :
a) ∑ ∑∑− −
=a
i
b
jijYY
1 1
22
b) abn
R
a
i
b
jy
∑ ∑− −= 1 1
c) Jab = ( )∑∑−−
−b
jyij
a
iRJ
1
2
1
d) Ay = ( ) y
a
ii RbnA −∑
−1
2 /
e) By = ( ) y
b
ji RanB −∑
−1
2 /
f) Aby = Jab – Ay - By
g) Ey = Y2 – Ry – Ay – (By + ABy)
2) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika F > F (1 - α) (V1 – V2), maka hipotesis nol ditolak.
Jika F < F (1 - α) (V1 – V2), maka hipotesis nol diterima dengan : dk
pembilang Vi (K – 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + ……… nk – k) α =
taraf signifikan untuk pengujian hipotesis.
Keterangan :
ΣY2 : Jumlah kuadrat data
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan sprint
100 meter dengan metode pembelajaran melalui
pembelajaran langsung dan tidak langsung.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan kemampuan gerak dasar.
Aby : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan
jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan kekuatan otot
lengan.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan
perlakuan
b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANOVA
Menurut Sudjana (1994:36) langkah-langkah untuk melakukan uji
Newman – Keuls adalah sebagai berikut :
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang
terkecil sampai keoada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANOVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus :
( )N
RJKS E
yKekeliruan
= RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANOVA.
4) Tentukan taraf signifikan α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk
uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2, 3
…, k. Harga-harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk
V dan P supaya dicatat.
5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik …… di atas masing-masing Sy
dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan
terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k
selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P
= (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata
terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk
P = (k-37-432), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada ½ K
(k – 1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang
didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata perlakuan.
3. Hipotesa Statistik
Hipotesa 1 H0 = µ A1 > µ A2
HA = µ A1 < µ A2
Hipotesa 2 H0 = µ B1 > µ B2
HA = µ B1 < µ B2
Hipotesa 3 H0 = Interaksi A x B = 0
HA = Interaksi A x B ≠ 0
Keterangan :
µ = Nilai rata-rata
A1 = Metode pembelajaran dengan metode langsung
A2 = Metode pembelajarn dengan metode tidak langsung
B1 = kemampuan gerak dasar tinggi
B2 = kemampuan gerak dasar rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel
yang telah ditentukan.Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan factorial
2 x 2.Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan data secara keseluruhan
disajikan dalam bentuk tabel.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data tes peningkatan kemampuan sprint100
metersiswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler disetiap cabang olahragapada
siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Boyolalitahun ajaran 2010/2011, sesuai dengan
kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Kemampuan Sprint 100 Metermenurut
Kelompok Penelitian
Perlakuan KGD Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
A1
Tinggi (B1)
Jumlah 613 666 53Mean 61.3 66.6 5.3SD 3.592 4.835 3.802
Rendah (B2)
Jumlah 565 593 28Mean 56.5 59.3 2.8SD 1.581 2.869 2.658
A2
Tinggi (B1)
Jumlah 572 612 40Mean 57.2 61.2 4.0SD 1.549 2.741 2.625
Rendah (B2)
Jumlah 530 580 50Mean 53.0 58.0 5.0SD 1.826 2.494 1.700
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran sprint100
meter secara langsung dan tidak langsung dibandingkan, maka dapat diketahui
bahwa kelompok pembelajaransprint100 meter secara tidak langsung lebih
besar 0.90 daripada kelompok pembelajaran sprint100 meter secara lansung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dan
yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah dibandingkan, dapat diketahui
bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi sebesar
1.50 lebih besar dari kelompok yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah.
Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata
peningkatan kemampuansprint100 meter sebelum dan sesudah diberi perlakuan
maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Grafik 1 . Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Sprint100 Meter
Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuaan dan Kemampuan Gerak Dasar
Keterangan:
A1B1 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara langsung dengan criteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi.
A1B2 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara langsung dengan criteria sampel kemampuan gerak dasar rendah.
A2B1 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung dengan criteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi.
A2B2 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung dengan criteria sampel kemampuan gerak dasar rendah.
3. Agar nilai rata-rata peningkatan sprint100 meter yang dicapai tiap kelompok
perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan kemampuan sprint100
0
100
200
300
400
500
600
700
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Tes Awal
Tes Akhir
Gain Skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
-
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
meter ada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
Grafik 2. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Sprint100 Meter antara Kelompok Perlakuaan.
Keterangan:
A1B1 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara langsung dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi.
A1B2 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar rendah.
A2B1 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi.
A2B2 : Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar rendah.
B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir kemampuan sprint100
meter diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir
kemampuan sprint100 meter dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 7 . Hasil Uji Reliabilitas Tes awal dan Tes Akhir Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Tes Awal Sprint100 Meter 0.87 Tinggi Tes Akhir Sprint100 Meter 0.96 Tinggi Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.(2008:22)
Tabel 8. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validitas Reliabilitas Objektivitas Tinggi sekali 0.80 – 1.0 0.90 – 1.0 0.95 – 1.0 Tnggi 0.7 – 0.79 0.80 – 0.89 0.85 – 0.94 Cukup 0.5 – 0.69 0.60 – 0.79 0.70 – 0.84 Kurang 0.3 – 0.49 0.40 – 0.59 0.50 – 0.69 Tidak signifikan 0.00 – 0.29 0.00 – 0.39 0.00 – 0.49
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi
kenormalannya.Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai
berikut:
Tabel 9 . Hasil Uji Normalitas Langsung dengan Lilliefors
Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan A1B1 10 0.05 0.6004 0.258 Distribusi normal A1B2 10 0.05 0.6611 0.258 Distribusi normal A2B1 10 0.05 0.7246 0.258 Distribusi normal A2B2 10 0.05 0.7859 0.258 Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo< Lt. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
berdistibusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah
terpenuhi, rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji barlet,
maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 10 . Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Barlet Σ Kelompok Ni SD2 χ2
hit χ2tab Kesimpulan
4 10 7.8252 5.5098 7.81 Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui χ2hit lebih kecil daripada
χ2tab. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen.Dengan
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi.Mengenai rincian dan
prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi
analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tenteng perbedaan pengaruh
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada
beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis dapat dilihat seperti tabel
berikut ini:
Tabel 11 . Ringkasan Nilai Rerata Peningkatan Kemampuan Sprint 100 meter Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Dasar Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
Variabel Penelitian
A1 A2
Rerata B1 B2 B1 B2 Sebelum 61.3 56.5 57.2 53.0 Sesudah 66.6 59.3 61.2 58.0 Peningkatan 5.3 3.8 4.0 5.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 12 . Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor.
Sumber Varians dk JK RJk Fo Ft
Rerata Perlakuan 1 731.025 731.025
A 1 46.457 46.457 5.227 B 1 58.945 58.945 6.632 4.11
AB 1 39.507 39.507 4.445 Kekeliruan 36 319.975 8.888
1195.909
Keterangan = Angka yang ditebalkan merupakan hasil Analisis F0 ditolak
A = Kelompok pembelajaran lari sprint 100 meter B = Kelompok berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan gerak
dasar AB = Interaksi antara kelompok pembelajaran lari sprint 100 meter
dengan tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar Tabel 13 . Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.
KP A1B2 A2B1 A2B2 A1B1
RST Rerata 2.8 4.0 5.0 5.3
A1B2 2.8 - - - - A2B1 4.0 1.2 * - - - 1.734 A2B2 5.0 2.2 * 1.0 - - 2.088 A1B1 5.3 2.5 * 0.7 0.3 - 2.304
Keterangan KP = Kelompok Penelitian
* = Angka yang bertanda merupakan signifikan pada P ≤ 0.05 A1B1 = Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara langsung
dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi. A1B2 = Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara langsung
dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar rendah. A2B1 = Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung
dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar tinggi. A2B2 = Kelompok pembelajaran sprint100 meter secara tidak langsung
dengan kriteria sampel kemampuan gerak dasar rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
5052545658606264
Tes Awal Tes Akhir
A 1
A 2
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Metode pembelajaran sprint 100 meter dengan metode langsung dan
tidak langsung dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatansprint100 meter pada siswa putra
ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari
hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0= 5.227 lebih besar
dari Ft = 4.11 (F0> Ft) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0)
ditolak. Hasil ini menunjukkan, metode pembelajaransprint100 meter dengan
metode langsung dan tidak langsung memiliki perbedaan yang signifikan
terhadap peningkatansprint100 meter. Dari hasil analisis data yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa, pembelajaran sprint100 meter secara tidak
langsung lebih baik pengaruhnya daripada pembelajaran langsungdengan
perbedaan rata-rata 0.90.
Kelompok Tes Awal Tes Akhir Peningkatan A1 58.9 62.95 4.05 A2 55.1 59.6 4.5
Grafik 3. Peningkatan Pendekatan Pembelajaran Sprint100 Meter secara
Langsung dan Tidak Langsung
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkankemampuan gerak dasar siswa putra kelas VII
ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
5254565860626466
Tes Awal Tes Akhir
B 1
B 2
menunjukkan adanya perbedaaan yang signifikan terhadap peningkatan
sprint100 meter. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilaiF0=
6.632 lebih besar dari Ft = 4.11 (F0> Ft) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti
hipotesis nol (H0) ditolak. Yang artinya antara kemampuan gerak dasar tinggi
dan rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatansprint100
meter.Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa,
kemampuan gerak dasar tinggi lebih baik pengaruhnya terhadap
peningkatansprint100 meter daripada kemampuan gerak dasar rendah dengan
perbedaan rata-rata 1.50.
Kelompok Tes Awal Tes Akhir Peningkatan B 1 59.25 56.5 4.68 B 2 63.93 58.65 3.9
Grafik 4. Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Tinggi dan Kemampuan
Gerak DasarRendah
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Interaksifaktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor
menunjukkan ada interkasi antara peningkatansprint100 meter dengan
kemampuan gerak dasar. Dari hasil perhitungan diperoleh nilaiF0= 4.445 lebih
besar dari Ft = 4.11 (F0> Ft) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol
(H0) ditolak. Ini berarti bahwa, antara peningkatansprint100meter dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kemampuan gerak dasar terdapat interaksi terhadap
peningkatansprint100meter.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut
mengenai hasil – hasil analisis data yang telah dikemukakan
sebelumnya.berdasarkan pengujian hipotesisis menghasilkan tiga simpulan yaitu:
(1) ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaransprint100 meter secara
langsung dan tidak langsung terhadap peningkatansprint100 meter pada siswa
putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. (2)
ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan gerak dasar tinggi
dan kemampuan gerak dasar rendah terhadappeningkatansprint 100 meter pada
siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran
2011/2012. (3) ada interkasi antara pembelajaransprint100 meter dan kemampuan
gerak dasar terhadap peningkatansprint100meter pada siswa putra ekstrakurikuler
olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Simpulan anailis
tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut.
1. Pengaruh Perbedaan Pembelajaran Sprint 100 meter Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Hasil Pembelajaran Sprint 100 Meter
Berdasarkan pengujianhipotesis pertama menunjukan bahwa, ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran sprint100
metersecara langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan sprint100 meter
pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran
2011/2012. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
sprint100 meter secara tidak langsung mempunyai peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan
pembelajaransprint100 meter secara langsung.Hal ini karena,
pembelajaransprint100 meter secara tidak langsung lebih efektif terhadap
peningkatan sprint100 meter. Pembelajaran sprint100 meter secara tidak
langsung merupakan bentuk pembelajaran yangdidasarkan pada tingkat usia
siswa. Karakteristik anak SMP yang usia 12-15 tahunmerupakan peralihan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
anak-anak ke dewasa yang masih sulit diatur dan diarahkan secara langsung.
Siswa sendiri yang harus menyesuaikan dengan kemampuannya sendiri
sehingga porsi latihan juga ditentukan sendiri.Lama-kelamaan siswa merasa
senang dan kwalitas dan kemampuan gerakansprint100 meter terbentuk secara
alami.Sedangkan pembelajaran sprint100 meter secara langsung yang
dilakukan secara terus menerus dan relatif dipaksa.Sangat kontras dengan
karakteristik siswa SMP yang cenderung pemberontak.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilaiF0=
5.227 > Ft = 4.11, dengan selisih perbedaan rata-rata peningkatan 0.90.Dengan
demikianhipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh pendekatan
pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan sprint 100
meter padasiswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun
ajaran 2011/2012dapat diterima kebenarannya.
2. Pengaruh Perbedaan Kemampuan Gerak Dasar Tinggi dan Kemampuan Gerak Dasar Rendah terhadap Hasil Pembelajaran Sprint 100 Meter
Berdasarkan pengujian hipotesi kedua menunjukkan bahwa, ada
perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar
tinggi dan kemampuan gerak dasarrendahpada siswa putra ekstrakurikuler
olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi mempunyai kemampuan sprint 100 meter lebih
baik daripada siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilaiF0=
6.632 > Ft = 4.11, dengan selisih perbedaan rata-rata peningkatan 1.50.Dengan
demikianhipotesis yang menyatakan, ada perbedaan yang signifikan antara
siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak
dasarrendah pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali
tahun ajaran 2011/2012dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
0
1
2
3
4
5
6
A 1 A 2
B 1
B 2
3. Interkasi antara Pembelajaran Sprint100 Meter dan Kemampuan Gerak Dasar terhadap Hasil Pembelajaran Sprint100 Meter
Dari tabel 7 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor
utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interakasi faktor utama
terbentuklah tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Pengaruh Sederahana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor
Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Sprint 100 meter.
A 1 A 2 Rerata A1 – A2 B 1 4.0 5.3 4.65 1.3 B 2 3.8 5.0 4.4 1.2 Rerata 4.55 4.5 4.52 0.05 B1 – B2 1.5 1 0.15
Grafik 5. Interaksi Pendekatan PembelajaranSprint 100 meter dan
Kemampuan Gerak Dasar
Berdasarkan gambar grafik menunjukan, bentuk garis perubahan
besarnya nilai peningkatan Sprint 100 meter adalah tidak sejajar, dan bila
diteruskan akan bertemu di suatu titik (bersilangan) sehingga ada interaksi
antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dasar. Dengan
demikian dalam menerapkan pendekatan pembelajaran perlu
mempertimbangkan kemampuan gerak dasar.Siswa yang memiliki kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
gerak dasar tinggi lebih cocok diberi pendekatan pembelajaran langsung,
sedangkan siswa yang kemampuan gerak dasarnya rendah cocok diberi
pendekatan pembelajaran tidak langsung.Karena siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar rendah memiliki peningkatan yang lebih besar
daripada siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi sebesar 1.50.
dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada pengaruh interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan gerak dasar terhadap peningkatan sprint 100
meter pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun
ajaran 2011/2012dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan
pada BAB IV maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran langsung dan tidak
langsung terhadap peningkatansprint100meter pada siswa putra ekstrakurikuler
olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari penghitungan
data menunjukkan (rerata) x1 = 4.05 < x2 = 5.50.
2. Ada perbedaan peningkatan sprint 100 meter antara siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak dasarrendah terhadap
peningkatansprint 100 meter pada siswa putra ekstrakurikuler olahraga SMP
Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari penghitungan data
menunjukkan (rerata) y1 = 4.65 > y2 = 3.90.
3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak
dasar terhadap peningkatansprint 100 meterpada siswa putra ekstrakurikuler
olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Dari penghitungan
data menunjukkan (rerata) x = 61.28 > y2 = 49.72.
a. Pendekatan pembelajaransprint 100 meter secara langsung lebih cocok
untuk kemampuan gerak dasar tinggi.
b. Pendekatan pembelajaransprint 100 meter secara tidak langsung lebih cocok
untuk kemampuan gerak dasar rendah.
B. Saran
1. Kepada guru
Kepada guru, terutama guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam
menyampaikan materi sprint 100 meterdapat menggunakan pendekatan
pembelajaranlangsung dan tidak langsung. Namun pembelajaran metode tidak
langsung lebih baik digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa. Khususnya untuk materi sprint 100 meter pada siswa ekstrakulikuler
olahraga SMP Negeri 5 Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Dan pada umumnya
untuk ketrampilan gerak yang memiliki kompleksitas gerakan yang rumit,
mengingat siswa yang diajarkan adalah siswa SMP.
2. Kepada Siswa
Dapat memberikan pilihan akan pembelajaran langsung ataupun
tidak langsung dalam meningkatkan hasil pembelajaran lari sprint 100 meter
3. Kepada peneliti lain
Kepada peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
pendekatan pembelajaran yang sama ataupun berbeda, tergantung dari
permasalahan penelitian. Untuk penelitian yang sama atau hampir sama dengan
penelitian ini, peneliti dapat melakukan eksperimen pada siswa di sekolah lain
yang mengalami kendala dalam pembelajaran atletik khususnya sprint 100
meter sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.
top related