pengaruh penambahan tetes tebu (molasse) pada … · fermentasi urin sapi untuk menghasilkan...
Post on 03-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU (Molasse) PADA
FERMENTASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM
MERAH (Amaranthus tricolor L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Emilia Vianney Jainurti
Nim : 121434035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karyaku yang sederhana ini dengan penuh cinta
kepada:
Orang Tuaku Tercinta
Kakak dan adik - adik
Keluarga dan Saudara
Sahabat
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO:
“SAYA TIDAK GAGAL JIKA BERBUAT SALAH,
TAPI SAYA GAGAL KETIKA SAYA BERHENTI
MENCOBA”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU (Molasse) PADA
FERMENTASI URIN SAPITERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM
MERAH (Amaranthus tricolor L.)
Emilia Vianney Jainurti
121434035
ABSTRAK
Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan komoditas
sayuran andalan di Indonesia yang perlu dikembangkan. Pertambahan jumlah
penduduk menyebabkan kebutuhan akan sayuran semakin tinggi. Permasalahan
yang dihadapi adalah kurang tersedianya unsur hara dalam media pertumbuhan.
Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan urin sapi yang difermentasi dengan
penambahan tetes tebu untuk memperoleh unsure hara (N, P, K) yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tetes tebu
(molasse) pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (A.
tricolor L.) dan mengetahui penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada
fermentasi urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) yang terbaik.
Fermentasi urin sapi terdapat 4 kelompok yaitu 1 kontrol dan 3 perlakuan
dengan penambahan tetes tebu (20 ml, 40 ml, 60 ml) masing-masing kelompok
terdiri dari 7 ulangan. Sebanyak 600 mL urin sapi ditambahkan tetes tebu
(molasse) lalu difermentasi selama 14 hari. Pemupukan dilakukan 2 hari sekali
selama 1 bulan dengan perbandingan pupuk : air = 1 : 2. Data dianalisis
menggunakan uji statistic yaitu anova dan Duncan dengan parameter yang diamati
adalah tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan tetes tebu pada
fermentasi urin sapi berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman
bayam merah yaitu penambahan tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat
kering. Penambahan tetes tebu 40 ml adalah dosis terbaik untuk penambahan
tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman bayam merah.
Kata kunci: urin sapi, tetestebu (molasse), bayam merah (Amaranthus tricolor L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
THE INFLUENCE OF MOLASSE ADDITION ON COW’S URINE
FERMENTATION TO THE GROWTH OF RED AMARANTH (Amaranthus
tricolor L.)
Emilia Vianney Jainurti
121434035
ABSTRACT
The red amaranth is favorite vegetable commodity which is needed to be
developed in Indonesia. The growth of populationmakes vegetable needs is more
than usual. The problemis nutrient availability at growth media. Therefore, this
research used cow’s urine which is fermented with addition ofmolasse to get some
good nutrient (N, P, K). The aim of this research was to determine the influence of
molasse addition in cow’s urine fermentation to thegrowth of red amarath and to
determine optimum concentration of molasses addition in cow’s urine
fermentation forred amaranth growth.
There are four groups of cow’s urine fermentation : control and 3
treatments with the addition of molasse (20 ml, 40 ml, 60 ml). Each group consist
of 7 replicates. 600 ml cow’s urinewasedded withmolasse and isfermented for 14
days. The fertilization was done every 2 days in 1 month (fertilizer : water = 1:2).
The anova and duncan analysis is used as data analysis test method to analysis
the plant height, number of leaf, weight of moist and dry data.
The result of this research showed that the increase of molasse
additiontocow’s urine fermentation waseffective to increase the amaranth plant
height, number of leaf, weight of moist and dry. The addition of 40 ml
molassewas the best concentration to increase red amaranth growth.
Keywords :Cow’s urine fermentation, molasse, red amaranth (Amaranthus
tricolor L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasses) pada Fermentasi
Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.)
”Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan,
semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melindungi dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu PuspitaRatna Susilawati, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan
skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan
mengajari penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi.
6. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis.
7. Bapak Slamet yang dengan senang hati selalu membantu penulis dalam
merawat tanaman bayammerah di kebun Anggur.
8. Orang tuaku tercinta, Bapak Nikolaus Tumbung dan Ibu Sovia Manis,
kakak (Rati), adik – adik ( Saris, Valni, Nedi), saudara-saudaraku, dan
segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat kepada
penulis untuk mendukung penulis dalam menjalankan tugas studi.
9. Ichi, Emi, Tammy, Melly,JK,fyb, Frida, Darwis, Roidi, Agus, Efis, Justin,
Seno, Dani, Ninong, kak Eva, danpakSlamet, yang tiadak henti-hentinya
membantu dan menyemangati saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan
doa, bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
Emilia VianneyJainurti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
MOTTO……………………………………………………………………..v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................6
C. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................6
D. MANFAAT PENELITIAN ...............................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................8
A. BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) ....................................8
1. KLASIFIKASI BAYAM MERAH ....................................8
2. MORFOLOGI ..................................................................10
3. MANFAAT DAN KANDUNGAN .................................10
4. SYARAT TUMBUH........................................................14
B. PUPUK ............................................................................................12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. PUPUK ORGANIK .........................................................12
2. PUPUK ORGAIK CAIR ..................................................13
a. KRITERIA PUPUK CAIR YANG BAIK ....................13
C. KANDUNGAN NUTRIEN PADA PUPUK CAIR ........................14
a. NITROGEN ..................................................................15
b. FOSFOR……………………………………………..16
c. KALIUM…………………………………………….17
D. URIN SAPI ......................................................................................17
1. KANDUNGAN URIN SAPI………………………….17
2. PEMANFAATA URIN………………………………..19
3. PROSESE FERMENTASI…………………………….19
E. TETES TEBU……………………………………………………21
F. PENELITIAN YANG RELEVAN………………………………24
G. KERANGKA BERPIKIR………………………………………..26
H. HIPOTESA………………………………………………………28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................29
A. JENIS PENELITIAN.......................................................................29
B. BATASAN MASALAH ..................................................................30
C. ALAT DAN BAHAN ......................................................................30
D. CARA KERJA .................................................................................30
1. PENYIAPAN MEDIA .....................................................31
2. PENYIAPAN BIBIT ........................................................31
3. FERMENTASI URIN SAPI ............................................32
4. AKLIMATISASI .............................................................33
5. PEMUPUKAN .................................................................33
6. PEMELIHARAAN…………………………………….33
7. PENGAMBILAN DATA……………………………...34
8. UJI PUPUK……………………………………………35
E. METODE ANALISIS DATA .........................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................36
A. KANDUNGAN UNSUR NITROGEN .....................................36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. PARAMETER PERTUMBUHAN ...................................................40
1. TINGGI TANAMAN BAYAM MERAH ....................................41
2. JUMLAH DAUN BAYAM MERAH………………………....57
3. BERAT BASAH BAYAM MERAH………………………….52
4. BERAT KERING BAYAM MERAH…………………………58
BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN ..............................59
BAB VI PENUTUP ........................................................................................64
A. KESIMPULAN ...............................................................................66
B. SARAN ............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
TABEL1.1 PERBANDINGAN KANDUNGAN BAYAM MERAH DAN
BAYAM HIJAU……………………………………………………………...1
TABEL2.1 STANDAR MUTU PUPUK ORGANIK CAIR .............................. 14
TABEL2.2 KANDUNGAN ZAT HARA PADA SAPI-CAIR .......................... 17
RABEL2.3KOMPOSISI TETES TEBU ............................................................. 21
TABEL4.1 PENAMBAHAN TINGGI TANAMAN ......................................... 46
TABEL4.2 PENAMBAHAN JUMLAH DAUN ................................................ 51
TABEL4.3 BERAT BASAH BAYAM MERAH ............................................... 57
TABEL4.4BERAT KERING BAYAM MERAH .............................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 BAYAM MERAH……………………………………………9
GAMBAR 2.2 BAGAN KERANGKA BERPIKIR…………………………..28
GAMBAR 4.1 UJI KANDUNG NITROGEN………………………………..36
GAMBAR4.2 TINGGI TANAMAN …………………………………………41
GAMBAR4.3 JUMLAH DAUN………………………………………………47
GAMBAR4.4 BERAT BASAH ………………………………………………52
GAMBAR4.5 BERAT KERING…………………………………………......58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 SILABUS……………………………………………………..70
LAMPIRAN 2 RPP……………………………………………………………79
LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENGAMATAN…………………………….116
LAMPIRAN 4 UJI NITROGEN……………………………………………...121
LAMPIRAN 5UJI STATISTIK TINGGI TANAMAN………………….......123
LAMPIRAN 6 JUMLAH DAUN ……………………………………………124
LAMPIRAN 7 BERAT BASAH……………………………………………..125
LAMPIRAN 8 BERAT KERING……………………………………………126
LAMPIRAN 9 DATA SUHU DAN KELEMBABAN………………………127
LAMPIRAN 10GAMBAR PROSES FERMENTAS………………………..128
LAMPIRAN 11GAMBAR PROSES PENANAMAN BAYAM MERAH....129
LAMPIRAN 12GAMBAR PENIMBANGAN BERAT BASAH DAN KERING
TANAMAN BAYAM MERAH ............................................................... ……130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan
komoditas sayuran andalan di Indonesia yang perlu dikembangkan. Pemilihan
varietas merupakan faktor yang mempengaruhi hasil produksi bayam merah.
Penanaman varietas unggul merupakan salah satu cara dalam peningkatan
produksi bayam merah. Karena besarnya variasi lingkungan tumbuh bayam
merah di Indonesia dan besarnya interaksi variasi dengan lingkungan, maka
varietas unggul yang diperlukan adalah varietas yang mempunyai
produktivitas tinggi dan varietas yang stabil dalam berinteraksi dengan
lingkungan (Rukmana, 2002). Menurut Sunarjono (2014) meningkatnya minat
masyarakat terhadap sayur-sayuran, khususnya bayam merah yang merupakan
sayuran bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat dapat
memberikan motivasi yang kuat bagi petani untuk mengusahakan dan
membudidayakan tanaman bayam merah secara intensif
Tabel 1.1 kandungan vitamin A (Morris, 2008)
Kandungan bayam hijau bayam merah
Vitamin A 9.420 mg 37.623 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman
bayam merah yang baik dengan melakukan pemupukan. Bayam banyak
dipromosikan sebagai sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara
berkembang. Di dalam negeri kebutuhan gizi makin hari makin bertambah
sesuai dengan kenaikan jumlah penduduk, meningkatnya usia, taraf hidup
yang lebih baik dan kesadaran akan pentingnya gizi dalam makanan sehari-
hari. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura
khususnya tanaman bayam. Menurut data Biro Pusat Statistik bahwa pada
tahun 2012, Indonesia memproduksi sayur bayam rata-rata 155.070 ton/ha
(BPS, 2013). Salah satu hambatan dalam pertumbuhan adalah kurang
tersedianya unsur hara dalam media tumbuh yang digunakan, khususnya pada
pemnafaatan urin sapi. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk pada media tersebut sehingga
diharapkan pertumbuhan tanaman yang sehat dapat tercapai (Desiana dkk;
2013).
Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman yang
mengandung mikroorganisme sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk
anorganik (N,P,K) dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Sistem
pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian
semakin lama semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pencemaran lingkungan dan lahan pertanian tersebut, maka sistem budidaya
tanaman pertanian dengan limbah ternak terutama urin sapi kini juga mulai
digalakkan oleh beberapa peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang
menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan urin sapi diolah menjadi
pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu
dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki
bermacam-macam jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah selain
itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan (Affandi,
2008). Menurut Lingga (1991) urin sapi memiliki potensi yaitu jenis
kandungan haranya yaitu N = 1,00%, P = 0,50% dan K = 1,50%.
Menurut Juheini (1999), sebanyak 56,67 persen peternak sapi
membuang limbah ke badan sungai tanpa pengelolaan, sehingga terjadi
pencemaran lingkungan. Urin sapi yang berada di kelurahan bayan sangat
banyak, akan tetapi urin tersebut belum di manfaatkan oleh peternak setempat.
Pencemaran ini disebabkan oleh aktivitas peternakan, terutama berasal dari
limbah yang dikeluarkan oleh ternak yaitu feses, urin, sisa pakan, dan air sisa
pembersihan ternak dan kandang (Charles, 1991; Prasetyo et al; 1993).
Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi sering menimbulkan
berbagai protes dari kalangan masyarakat sekitarnya, terutama rasa gatal
ketika menggunakan air sungai yang tercemar, di samping bau yang sangat
menyengat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Urin sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah dicampur
dengan campuran tertentu. Bahan baku urin yang digunakan merupakan
limbah dari peternakan yang selama ini juga sebagai bahan buangan. Pupuk
organik cair dari urin sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak
padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting
guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair dari urin sapi ini juga
memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki
jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas (Sutato, 2002).
Upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah meningkatkan
produksi volume urin yang akan diolah dengan cara memilih urin sapi sebagai
bahan bakunya. Dengan mengolah urin sapi menjadi pupuk cair dan agar lebih
meningkatkan kandungan haranya, maka perlu ditambahkan tetes tebu yang
memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan kualitas pupuk
yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja, maka urin
yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal hasilnya pada
tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material tambahan dalam
pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu
(Wijaya, 2008).
Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang
didapatkan dari proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses
pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan
mikrorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan
dalam proses fermentasi. Fungsi tetes tebu dalam proses fermentasi adalah
sebagai aditif yang berfungsi untuk penyuburan mikroba, karena dalam tetes
tebu (molasse) terdapat nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae.
Sacharomyces cereviceae berperan untuk menghancurkan material
organik yang ada di dalam urin dan tentunya juga membutuhkan nitrogen (N)
dalam jumlah yang tidak sedikit. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba
selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan
material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan
untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin
berlangsung dengan sempurna. Dalam peneliti akan diuji pengaruh
penambahan tetes tebu (molasses) pada fermentasi urin sapi terhadap
pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Berapakah penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi
urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) yang terbaik?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana pengaruh penambahan tetes tebu (molasse)
pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah (Amaranthus tricolor L.)
2. Mengetahui penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi
urin sapi untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) yang terbaik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
pemanfaatan urin sapi dan budidaya bayam merah (Amaranthus
tricolor L.)
2. Bagi masyarakat
a) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pemanfaatan urin sapi sebagai bahan dasar yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
penyediaan pupuk organik cair berkualitas tinggi yang dapat
dilakukan secara mandiri serta mendapatkan alternatif
pemanfaatan urin sapi yang bernilai tinggi.
3. Bagi dunia pendidikan
a) Menjadi bahan pembelajaran mengenai peranan mikrobia
dalam fermentasi, cara bercocok tanam, dan dapat dikaitkan
dengan materi pembelajaran.
b) Pengenalan terhadap siswa-siswi tentang pemanfaatan limbah
sebagai produk baru yang bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.)
1. Klasifikasi bayam merah
Bayam merah merupakan salah satu varietas dari Amaranthus tricolor
L. Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah,
Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Beberapa varietas bayam cabut unggul
adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.Giti merah adalah salah satu varietas
bayam yang unggul dari A. tricolor. Ciri-ciri bayam cabut adalah memiliki
batang berwarna kemerah-merahan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak
cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan
yang batangnya putih disebut bayam putih. Tanaman bayam berasal dari daerah
Amerika yang beriklim tropis, bayam merupakan tanaman sayuran yang
dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. Kata “maranth” dalam bahasa
yunani berarti “everlasting” (abadi). Di Asia Timur dan Asia Tenggara juga
sayur bayam biasa disebut Chinese amaranth .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut Saparinto (2013) klasifikasi dalam sistematika tumbuhan,
tanaman bayam merah:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Hamamelidae
Ordo : Caryphyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L.
2. Morfologi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)
Sistem perakaran bayam meram merah menyebar dangkal pada
kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang. Batang tegak, tebal,
berdaging dan banyak mengandung air. Tanaman bayam merah berbentuk
perdu (semak), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur
semusim atau lebih. Daun bulat telur, ujung agak meruncing dan urat-urat daun
yang jelas. Daun berwarna merah, bunga berukuran kecil, berjumlah banyak
terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah.
Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual,
Gambar 2.1 Bayam merah
(2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan
berlangsung dengan bantuan angin dan serangga. Biji berukuran sangat kecil
dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna merah coklat tua sampai mengkilap
sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna
biji putih, misalnya bayam maksi yang bijinya berwarna merah (Saparinto,
2013).
3. Manfaat dan kandungan
Bayam merah memiliki banyak manfaat karena mengandung vitamin
A dan C, sedikit vitamin B, kalsium, fosfor, dan zat besi. Zat besi yang
terkandung pada bayam merah (7 mg/100 g) lebih banyak dibandingkan bayam
hijau, maka bayam merah dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan
alternatif untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi zat besi (besi
merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis)
sehingga berguna bagi penderita anemia (Sunarjono, 2014).
4. Syarat tumbuh
a. Iklim
Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan
akan sinar matahari untuk tanaman bayam merah cukup besar yaitu 400 –
800 lux. Suhu rata – rata 20 – 32°C (Saparinto, 2013). Kelembaban udara
yang cocok untuk tanaman bayam antara 40% - 60%. Curah hujan 1000 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2000 mm/tahun dengan kelembaban diatas 60% (Fazria, 2011). Tanaman
bayam dapat tumbuh optimal pada ketinggian 0 – 700 meter. Namun pada
umumnya tanaman ini lebih baik tumbuh di dataran tinggi yang bersuhu
rendah (Hadisoeganda, 1996).
b. Tanah
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk pertumbuhannya antara 6-
7. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan kerdil, sedangkan di atas pH 7,
tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan),
terutama pada daun yang masih muda (Ariyanto, 2008). Tanaman bayam
sangat reaktif terhadap ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk
tanaman yang membutuhkan air yang cukup, kelerangan lahan untuk
budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15° – 45°. Tanaman bayam
tumbuh di semua jenis tanah seperti ultisol, inceptisol, andisol, dan
entisol. Pemberian air yang cukup, aerasi yang optimal dapat
meningkatkan produksi daun bayam. Namun struktur tanah yang keras
akan menyebabkan daun tanaman layu dan tidak produktif
(Hadisoeganda, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Pupuk
1. Pupuk organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang memiliki senyawa organik
dengan perbandingan C atau N yang ada dalam tanah. Senyawa tersebut dapat
digunakan untuk merangsang penyebaran nutrisi yang sulit masuk ke dalam
tubuh mikroorganisme. Perbandingan seimbang banyak mikroorganisme yang
mati dapat terurai kembali menjadi unsur-unsur nutrisi untuk kesuburan tanah.
Pupuk organik mempunyai kompisisi unsur hara yang lengkap tetapi jumlah
tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Pada umumnya pupuk organik
mengandung N, P, K dalam jumlah yang rendah tetapi bisa menambahkan
unsur hara mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik
mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan
memperbaiki struktur tanah. Bahan organik juga memacu perkembangan
bakteri dalam biota tanah (Sutedjo, 2010).
2. Pupuk Organik Cair
a. Kriteria Pupuk Cair Yang Baik
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan – bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik
ini adalah mampu menyediakan hara secara cepat, tidak merusak tanah dan
tanaman meskipun sudah digunakan terus menerus. Selain itu, pupuk ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk cair lebih
mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.
Tanaman menyerap hara melalui akar dan daun. Pemanfaatan pupuk cair tidak
hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagian daun – daun
(Hadisuwito, 2012).
Standar kualitas pupuk organik cair berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar mutu pupuk organik cair (Permentan, 2011)
Parameter
Satuan Standar mutu
C – Organik % Min 6
Ph - 4 – 9
N, P, K % 3 – 6
Mn, Cu, Zn ppm 250 – 5000
Fe Total ppm 90 – 900
Fe tersedia ppm 5- 50
Co ppm 5 – 20
Mo ppm 2- 10
La, Ca ppm 0
C. Kandungan nutrien pada pupuk cair
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun
yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S Ca, Mg, B, Mo,
Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan
klorofil daun. Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang
diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara
alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan
yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah, dalam arti
produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian
dapat dilihat secara sederhana dari penampakan visual warna tanaman.
Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat
kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut
mempunyai cukup unsur hara, sedangkan tanaman yang berwarna kuning
biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur
hara. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan
organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu.Pupuk cair
menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan
mikroorganisme di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair.
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di
dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap unsur hara terutama melalui akar,
namun daun juga punya kemampuan menyerap unsur hara, sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi
juga di bagian daun-daun (Suhedi, 1995).
a. Hara Nitrogen (N)
Kandungan nitrogen dalam tanaman paling banyak dibanding hara
mineral yang lain, yaitu sebanyak 2-4% dari berat kering tanaman.
Kecuali dalam bentuk yang melalui proses fiksasi nitrogen pada tanaman
legume, tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat (NO3-) atau
ion amonium (NH4-). Nitrogen berperan penting sebagai penyusun
klorofil, yang menjadikan daun berwarna hijau. Warna daun ini
merupakan petunjuk yang baik suatu tanaman. Kandungan nitrogen yang
tinggi menjadikan dedaunan lebih hijau dan mampu bertahan lama,
sehingga untuk sejumlah tanaman menyebabkan keterlambatan ini sampai
pada tingkat yang tidak menguntungkan bagi tanaman, maka dapat
menyebabkan tanaman mengalami gagal panen. Tanaman yang kaya
nitrogen akan memperlihatkan warna daun kuning pucat sampai hijuan
kemerahan, sedangkan jika kelebihan unsur nitrogen akan berwarna hijau
kelam (Poerwowidodo, 1996).
b. Hara Fosfor (P)
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Tidak ada unsur
lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk
pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman
yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan
energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam
tanaman lainnya (Winarso, 2005). Fosfor juga mempunyai peran penting
dalam membrane sel tanaman, tempat fosfor tersebut terikat pada molekul
lipida yang merupakan senyawa yang dikenal sebagai fosfolipida
(Samekto, 2008). P dalam tanaman berfungsi dapat mempercepat
pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta memperkuat
pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, dapat
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, dapat meningkatkan
biji-bijian. Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral
yang kebanyakan dalam bentuk batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman,
bahan organik, dan dalam bentuk pupuk buatan (Sutejo, 1990).
c. Hara Kalium (K)
Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam
tanaman. Kadarnya 4 - 6 kali besar dibanding P, Ca, Mg, dan S. Kalium
diserap dalam bentuk kation K monovalensi dan tidak terjadi transformasi
K dalam tanaman. Bentuk utama dalam tanaman adalah kation K
monovalensi. Kation ini unik dalam sel tanaman. Unsur K sangat
berlimpah dan mempunyai energi hidrasi rendah sehingga tidak
menyebabkan polarisasi molekul air. Jadi, unsur ini minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berinterverensi dengan fase pelarut dari kloroplas. Kekurangan kalium
dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun tampak -keriting dan
mengkilap. Selain itu, juga dapat menyebabkan tangkai daun lemah
sehingga mudah terkulai (Pranata, 2004).
D. Urin sapi
1. Kandungan urin sapi
Pengelolaan limbah cair peternakan sapi masih sangat kurang di
tingkat daerah pedesaan. Padahal jika dikaji lebih dalam lagi kandungan unsur
N, P, K di dalam kotoran cair lebih banyak dibandingkan dengan kotoran
padat. Berikut adalah tabel kandungan saat hara pada kotoran sapi cair:
Tabel 2.2 Kandungan saat hara pada kotoran ternak sapi-cair (Lingga, 2004)
Bentuk
kotoran
Nitrogen
(%)
Fosfor
(%)
Kalium
(%)
Air
(%)
unsur hara
mikro (%)
Sapi- cair 0.50 1.00 1.50 92 5
Selain itu banyak penelitian, yang menyatakan bahwa urin sapi
mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur
tumbuh diantaranya adalah IAA (Priantyo, 2002). Urin sapi memiliki bau yang
khas sehingga dapat mencegah serangan berbagai hama pada tanaman
(Phrimantoro, 2002). Pemanfaatan urin ini dapat digunakan sebagai pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
organik cair yang sangat berguna bagi pertanian. Pupuk organik cair adalah
jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah
dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
2. Pemanfaatan Urin Sebagai Pupuk
Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
ketersediaan serapan hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme
sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) dan
meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Sistem pemanfaatan limbah
ternak sapi sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama
semakin berkembang. Dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan
dan lahan pertanian tersebut, maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan
limbah ternak terutama urin sapi kini juga mulai digalakkan oleh beberapa
peneliti, tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika
limbah peternakan urin sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek
jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur
kandungan organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan
unsur hara yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian
yang baik bagi kesehatan (Affandi, 2008).
3. Proses Fermentasi
Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi
senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
segala macam proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi,
hidrolisa, atau reaksi kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada
suatu subsrat organik dengan menghasilkan produk akhir. Prinsip dari
fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran
temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang jenis bakteri
yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892 sampai sekarang.
Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi
selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri obligat
yang respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang
menghasilkan bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.
Fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat
dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat
terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim
amilase dan enzim glukosidase, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati
akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh
khamir akan diubah menjadi alkohol (Affandi, 2008).
Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan
oleh bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya tidak
semua N diubah menjadi bentuk yang mudah diserap akan tetapi dipergunakan
oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya. Upaya untuk
mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk cair
dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya, maka perlu ditambahkan tetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan
kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja,
maka fermentasi urin yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal
hasilnya pada tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material
tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh
dari tetes tebu (molasse). Menurut penelitian Kurniadinata (2008), pupuk cair
dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih 7
hari pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair terlihat
bewarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses
fermentasi urin sapi menggunakan 1% dekomposer yang bertujuan untuk
mempercepat proses fermentasi.
Menurut penelitian Soleh (2012), pupuk cair sudah dapat digunakan
setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum
pada urin sudah berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan
dengan menambahkan agen hayati sebanyak 2%.
E. Tetes Tebu ( molasse)
Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung
senyawa nitrogen, trace element dan kandungan gula yang cukup tinggi
terutama kandungan sukrosa sekitar 34% dan kandungan total karbon sekitar
37% (Suatuti, 1998). Tetes tebu (molasse) adalah sejenis sirup yang merupakan
sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Molasse tidak dapat dikristalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk dikristalkan.
Komposisi tetes tebu (molasse) mempunyai rentangan batas yang luas dan sulit
untuk menentukan mengenai nilai atau jumlah persentasenya.Berikut adalah
tabel data yang diambil berdasarkan jumlah rata-rata produksi tetes tebu
(molasse) yang diproduksi dari berbagai daerah menurut Academic Press Inc
dalam Huda, 2013 :
Tabel 2.3 Komposisi tetes tebu (molasse)
Komponen interval Nilai
persentase
(%)
Air 17-25 20
Sukrosa 30-40 35
Dextrose(glukosa) levulosa (fruktosa),other
reducing
4-9 7
Substance other carbohydrates ash 5-12 9
Nitrogen Coumpound 1-5 3
Asam Non Nitrogen 2- 5 4
Was, sterol, and phospholipids 7 – 15 12
Pigmen 2 -6 4.5
Vitamin – vitamin 2-6 5
Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Prosesnya
merupakan proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan
senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme.
Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan
nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses
fermentasi. Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi urine sapi dan menyuburkan
mikroba yang ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae. S. cereviceae merupakan kelompok
mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast).Taksonomi dari pada S.
cereviceae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Ordo : Sacharomycetales
Familia : Sacharomycetaceae
Genus : Sacharomyces
Species : Sacharomyces cerevisiae
S. cereviceae bertugas untuk menghancurkan material organik yang ada
di dalam urin dan tentunya juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang
tidak sedikit. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran
material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang
mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah
kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan
sempurna. Selain itu, berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu tersebut
mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi (64%) disertai berbagai
nutrien yang diperlukan mikroorganisme juga dapat meningkatkan kecepatan
proses produksi pengolahan urin sapi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif
singkat (Wijaya, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Molasse adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu
(Saccharum officinarum L.). Molasse kaya akan biotin, asam pantotenat,
tiamin, fosfor, dan sulfur. Molasse digunakan secara luas sebagai sumber
energi untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik,
dan diaplikasikan pada budidaya perairan. Karbohidrat dalam molasse siap
digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena sudah
berbentuk gula (Hidayat et al, 2006).
Molasse mengandung nutrisi cukup tinggi untuk kebutuhan
mikroorganisme, sehingga dapat dijadikan bahan alternatif untuk sumber energi
dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk pertumbuhan sel
mikroorganisme (Kusmiati et al; 2007). Selanjutnya dijelaskan oleh
Simanjuntak (2009), molasse banyak mengandung gula dan asam-asam
organik. Kandungan gula pada molasse terutama sukrosa berkisar 48-55%,
sehingga cukup potensial untuk fermentasi asam asetat yang merupakan sumber
glukosa utama bagi bakteri (Huda, 2013). Komposisi nutrisi molasse dalam 100
% bahan kering adalah 0.3 % lemak kasar, 0.4 % serat kasar, 84.4 % BETN,
3.94 % protein kasar dan 11% abu (Sutardi, 1981).
Penelitian sebelumnya menggunakan molasse pernah dilakukan oleh
Huda (2013) bahwa penggunaan molasse sebanyak 60 ml meningkatkan
kandungan nitrogen dari 0.137% menjadi 0.362% dan besar peningkatannya
yaitu 164.23%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Setyawati dan Rahman
(2010) bahwa sumber energi yang paling bagus untuk fermentasi yaitu molasse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dibandingkan gula pasir dan gula jawa dan hasil penelitian menunjukkan lama
waktu fermentasi yang optimal yaitu 14 hari dengan hasil nitrogen yaitu
3.745% pada penggunaan molasse sebanyak 50 ml.
F. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
No Peneliti Judul/ permasalahan Hasil
1. Supriyanto, 2014 Pengaruh Berbagai Dosis
Pupuk Organik Cair Urin
Sapi Terhadap
Pertumbuhan Semai Jabon
Merah
(Anthocephalus
macrophyllus (Roxb.)
Havil)
pertumbuhan tertinggi pada semai
jabon diperoleh pada perlakuan M1
dengan dosis POC urin sapi 150
ml/L air dengan rata-rata
pertumbuhan tinggi tanaman yaitu
6,38 cm, sedangkan pertumbuhan
terendah terdapat pada perlakuan
M0 yaitu 2,52 cm dengan perlakuan
tanpa pemberian POC Urin Sapi.
2. Kirani, 2013 Pertumbuhan dan Hasil
Tiga Varietas Bayam
(Amaranthussp.) Pada
Berbagai Macam Media
Tanam Secara
Hidroponik.
Varietas Giti Merah dan
penggunaan media arang sekam
berpengaruh lebih baik terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, luas
daun, panjang akar, bobot segar
tanaman, dan bobot kering tanaman
pada tanaman bayam secara
hidroponik.
3. Hastuti dkk., 2012 Opimalisasi Pupuk Cair
Urin Sapi Bunting Dan
Slury Biogas Metode
Nanometer Untuk
Meningkatkan
Produktivitas
Rumput Gajah
Pemupukan pupuk cair urin sapi
bunting menunjukkan produktivitas
optimal pada dosis 0,5ml/liter air
sedangkan pupuk cair organik
bahan dasar slury memberikan
produktivitas optimal pada dosis
3ml/liter air
4 Huda, 2013 Pembuatan Pupuk
Organik Cair Dari Urin
Sapi Dengan Aditif Tetes
Tebu (Molasse) Metode
kadar n-total yang didapatkan
masing-masing sampel adalah 0,137
%, 0,149 %, 0,303 %, 0,339 % dan
0,362 %. Dari hasil tersebut maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Fermentasi dapat dikatakan bahwa urin sapi
dapat digunakan sebagai pupuk
organik cair bermutu tinggi, rasio
volume optimal tetes tebu terdapat
pada sampel E, dan peningkatan
kadar Nitrogen pada penelitian ini
adalah sebesar 0,225 %.
5. Mappanganro dkk.,
2010
Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman
Stroberi Pada Berbagai
Jenis Dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Dan
Urin Sapi Dengan
Sistem Hidroponik Irigasi
Tetes
Pupuk organik cair sapi
memberikan hasil terbaik pada
tinggi tanaman dan
jumlah daun tanaman stroberi,
Penambahan urin sapi (50 mL
L-1) memberikan hasil terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman stroberi. Pupuk
organik cair sapi (6 mL L-1) dan
urine sapi (50 mL L-1) memberikan
hasil terbaik pada tinggi
tanaman dan jumlah daun,
6 Susetyo, 2013 Pemanfaatan Urin Sapi
Sebagai Poc (Pupuk
Organik Cair) Dengan
Penambahan Akar Bambu
Melalui Proses Fermentasi
Dengan Waktu Yang
Berbeda
Kandungan N paling tinggi terdapat
pada perlakuan X2Kc (penambahan
konsentrasi akar bambu 2% dari
urin sapi melalui proses fermentasi
14 hari), perlakuan yang
menghasilkan kandungan P
(Fospor) paling tinggi terdapat pada
perlakuan X2Kc (penambahan
konsentrasi akar bambu 2% dari
urin sapi) dan perlakuan yang
menghasilkan kandungan K
(Kalium) paling tinggi terdapat pada
perlakuan X2Kc (penambahan
konsentrasi akar bambu 2% dari
urin sapi).
G. Kerangka Berpikir
Meningkatnya kebutuhan sayuran berjalan seiring dengan jumlah
penduduk yang semakin meningkat dan tingkat kesadaran penduduk untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengkonsumsi sayuran dalam porsi dan komposisi gizi yang seimbang. Hal ini
menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura khususnya tanaman
bayam. Menurut data Biro Pusat Statistik bahwa pada tahun 2012, Indonesia
memproduksi sayur bayam rata-rata 155.070 ton/ha (BPS, 2013). Salah satu
hambatan dalam pertumbuhan adalah kurang tersedianya unsur hara dalam
media tumbuh yang digunakan. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk pada media tersebut
sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman yang sehat dapat tercapai (Desiana,
dkk. 2013).
Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
ketersediaan serapan hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme
sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) dan
meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Upaya untuk mengatasi
kelemahan tersebut adalah meningkatkan produksi urin yang akan diolah
dengan cara memilih urin sapi sebagai bahan bakunya. Dengan mengolah urin
sapi menjadi pupuk cair dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya,
maka perlu ditambahkan tetes tebu yang memiliki kandungan bahan organik
yang dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya
memanfaatkan fermentasi urin saja, maka urin yang dijadikan sebagai pupuk
cair tidak begitu maksimal hasilnya pada tanaman.Maka dari itu, proses ini
memerlukan material tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut.Material
tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu (Wijaya, 2008).Fungsi tetes tebu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
proses fermentasi adalah sebagai sumber karbon yang berfungsi untuk
penyuburan mikroba, karena dalam tetes tebu (molasse) terdapat nutrisi bagi
bakteri Sacharomyces cereviceae. S. cereviceae berperan untuk menghancurkan
material organik yang ada di dalam urin dan tentunya S. cereviceae juga
membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit untuk nutrisi
mikroba. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran
material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang
mengandung komponen nitrogen untuk menambah kandungan unsur hara agar
proses fermentasi urin berlangsung dengan sempurna dan bisa digunakan
sebagai pupuk organik cair bagi tanaman. Bagan kerengka berpikir sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir
Masyarakat :
- Kebutuhan sayur
meningkat
Unsur hara
(N,P,K)
Bayam merah (
Amaranthus tricolor
L.)
urin sapi
fermentasi
Tetes
tebu
Parameter pertumbuhan
(tinggi tanaman, jumlah daun,
berat basah, berat kering)
Pemanfaatan
limbah organik
Gambar 2.2 kerangaka berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
H. Hipotesa
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesa sementara dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.).
2. Penambahan tetes tebu (molasse) 60 ml pada fermentasi urin sapi dapat
menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) yang terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yang
dapat didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data (Suparno, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
apakah ada pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap
pertumbuhan bayam merah. Adapun variabel-variabel yang digunakan sebagai
berikut :
1. Variabel bebas : penambahan tetes tebu (molasse) 20ml, 40ml, 60ml
pada fermentasi urin sapi.
2. Variabel terikat : pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah
dan berat kering.
3. Variabel kontrol : benih tanaman bayam merah, umur tanaman dan
waktu penyiraman, volume air penyiraman, suhu dan kelembaban
udara, volume pemberian pupuk cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan
penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) varietas Gitimerah
2. Tetes tebu (molasse) berupa cairan kental berwarna hitam pekat yang
merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Tetes tebu
diperoleh dari tokoh pertanian Tajem.
3. Urin sapi yang digunakan berasal dari peternakan sapi dari kelurahan
Bayan.
4. Parameter pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering.
C. Alat dan bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian
Bahan
1. urin sapi
2. benih bayam merah (Amaranthus tricolor L.) var. Gitimerah
3. tetes tebu
Alat
1. gelas ukur besar 1000 ml
2. pipet volum 10 ml
3. propipet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. timbangan analitik Acis
5. pengaduk, hygrometer (HAar-Bye Hygro)
6. thermometer
7. polybag 35 cm x 35 cm
8. cetok
9. mistar dan alat tulis
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 sampai 30 April
2016 di kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapannya itu persiapan media,
penyiapan bibit sekaligus penyemaian, pembuatan pupuk organik cair (urin
sapi) dengan metode fermentasi, aklimatisasi, pemupukan, pemeliharaan dan
tahap pengambilan data. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam
penelitian :
1. Penyiapan media
Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag
berukuran 35 cm x 35 cm, dan berwarna hitam. Media tanam yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tanah humus dengan masing- masing
polybag sebanyak 6 kg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Penyiapan bibit
Benih bayam merah yang digunakan adalah varietas Gitimerah
sebelum melakukan penelitian, benih bayam merah terlebih dahulu
disemai. Wadah tanam yang digunakan untuk penyemaian (Lampiran 11)
adalah polybag berukuran 35 x 35 cm, dan berwarna hitam dengan media
tanamnya adalah tanah humus. Ciri umum tanah humus berwarna
kehitaman. Benih bayam merah dimasukkan ke dalam polybag sedalam 1
cm, tutup permukaanya dengan media tanam. Penyiraman dilakukan setiap
sore. Benih akan tumbuh menjadi bibit bayam merah maksimal 1,5
minggu. Waktu yang diperlukan untuk memindahkan bibit bayam merah
dari polybag pembibitan ke dalam polybag perlakuan adalah 3 hari.
3. Fermentasi urin sapi
Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fermentasi urin sapi dengan penambahan tetes tebu (lampiran 10) masing-
masing 20 ml, 40 ml, 60 ml. Untuk pembuatan pupuk organik cair
sebanyak 700 mL urin sapi dimasukkan ke dalam botol kemudian
ditambahkan tetes tebu (molasse) sebanyak 20 mL. Botol ditutup rapat dan
didiamkan selama 14 hari 14 malam. Akhir proses fermentasi ditandai
dengan warna urin sapi menjadi coklat kehitaman serta bau urinnya hilang.
Setelah hari ke-15 fermentasi urin sapi dituangkan dalam Erlenmeyer dan
diaduk menggunakan pengaduk selama 10-15 menit untuk mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kadar ammonia. Pada pembuatan pupuk organik cair dengan penambahan
tetes tebu 40 ml dan 60 ml, tetes tebu yang ditambahkan dalam proses
fermentasi masing - masing 40 ml dan 60 ml kemudian difermentasi.
Proses fermentasi sama dengan perlakuan penambahan tetes tebu 20 ml.
Untuk kontrol urin sapi sebanyak 700 ml dimasukkan dalam botol
kemudian ditutup rapat tanpa penambahan apapun.
4. Aklimatisasi
Aklimatisasi dilakukan selama 3 hari, mulai dari pemindahan bibit
tanaman sampai diberi perlakukan fermentasi urin sapi (Lampiran 11).
Aklimatisasi dilakukan untuk memberikan penyesuaian atau adaptasi
terhadap tanaman setelah pemindahan ke polybag.
5. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bayam merah dilakukan setelah
aklimatisasi. Pemupukan dilakukan 2 hari sekali selama jangka waktu 1
bulan dengan perbandingan pemberian pupuk adalah 1 : 2 (Lampiran 10).
Pemberian pupuk masing – masing polybag sebanyak 5 ml pupuk organik
cair diencerkan dengan akuades sebanyak 10 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Pemeliharaan tanaman bayam merah, meliputi :
Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu factor penentu keberhasilan dalam
penelitian ini. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore.
Banyaknya air yang disiram setiap polybag adalah 100 ml. Media
tanam dalam polybag tanaman bayam merah harus selalu diperhatikan
agar tetap terjaga dan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan air.
Kelembaban dan suhu udara (Lampiran 9) juga harus diperhatikan,
pengukuran kelembaban udara dan suhu udara menggunakan alat
higrometer dan termometer.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut
gulma yang tumbuh disekitar polybag maupun lahan sekitarnya dan
selalu ada pengecekan dan jenis- jenis hama yang menyerang tanaman.
7. Pengambilan Data
Pengamatan pada tanaman bayam merah dilakukan dua hari sekali
dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk memperoleh
data pada penelitian ini, maka pengamatan dilakukan selama 1 bulan.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan mistar dari
pangkal batang diatas permukaan tanah menuju ujung tanaman.
Perhitungan jumlah daun dimulai saat pemindahan ke polybag besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan menghitung jumlah daun yang sudah terbuka sempurna.
Pemanenan tanaman bayam ini dengan cara dicabut dan diusahakan agar
akarnya tidak patah. Pengukuran berat basah setiap perlakuan setelah
dipanen dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara
membersihkan akar tanaman dari tanah sebelum ditimbang (Lampiran 12)
8. Uji pupuk
Uji pupuk dilakukan di Pusat Antar Universitas (PAU) UGM
Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2016. Kandungan
unsur hara yang diuji adalah nitrogen (N) (Lampiran 4).
E. Metode analisis data
Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengujian. Pengujian data
dilakukan dengan uji anova. Uji anova bertujuan untuk mengetahui apakah data
berbeda secara statistik atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji F One
Factor Within Subject Design dengan aplikasi SPPS versi 16 (Lampiran 5-8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Unsur Nitrogen pada Fermentasi Urin Sapi
Dalam pupuk umumnya terkandung 3 unsur hara paling utama bagi
pertumbuhan yaitu N (nitrogen), P (posfor), K (kalium). Unsur hara tersebut,
khususnya nitrogen akan diuji terlebih dahulu sebelum diaplikasi ke tanaman
bayam merah. Kandungan yang terdapat di dalam pupuk merupakan unsur hara
esensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan. Hasil uji N
(nitrogen) pada fermentasi urin sapi dengan penambahan tetes tebu melalui
proses fermentasi selama 14 hari adalah:
Gambar. 4.1 Uji kandungan nitrogen pada fermentasi urin sapi
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
kontrol 20 ml 40 ml 60 ml
Kan
du
nga
n N
itro
gen
(%
)
Penambahan Tetes Tebu
0.73
0.97 0.91
0.96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata kandungan nitrogen pada
fermentasi urin sapi setiap penambahan tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml lebih
tinggi daripada kontrol. Hal ini terlihat dari Gambar 4.1 yang menunjukkan
bahwa kandungan nitrogen tertinggi terdapat pada perlakuan 20 ml yaitu 0.97%
dan kandungan paling rendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 0.73%.
Kandungan nitrogen pada pupuk organik cair fermentasi urin sapi belum
memenuhi standar teknis Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 karena
syarat pupuk secara umum khususnya unsur hara nitrogen adalah 3 – 6 %.
Kandungan nitrogen masih cukup rendah walaupun masa fermentasi
sudah dilakukan selama 14 hari. Menurut Lingga (2004), urin sapi memiliki
potensi yaitu jenis kandungan haranya yaitu N = 1.00%, P = 0.50% dan K =
1.50%. Walaupun unsur nitrogen 1% tetapi pada Gambar 4.1 kandungan unsur
nitrogen rendah hanya 0.73%. Komponen yang terpenting dan berperan
meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah urea. Karena N yang sangat tinggi
banyak terdapat dalam air kencing sangat mudah dan cepat dirubah oleh
bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat. Pada akhir fermentasi, sebagian
nitrogen dalam urin akan terlepas ke udara saat proses pengadukan (amoniak)
dan amonium akan mudah larut dalam air. Oleh karena itu nitrogen yang
dihasilkan setelah fermentasi pada kontrol menurun. Hal ini juga dapat
dipengaruhi saat proses fermentasi dari urin sapi tidak berjalan dengan baik
karena ketersediaan karbon bagi bakteri Sacharomyces cereviceae tidak tersedia
sehingga kandungan nitrogen yang dihasilkan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pada penambahan tetes tebu 20 ml menunjukkan rata-rata kandungan
nitrogen lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 40 ml. Dilihat dari jumlah
sumber energinya bahwa 40 ml lebih besar akan tetapi kandungan nitrogennya
rendah hanya 0.91%. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada saat proses
fermentasi urin sapi memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak semua N
diubah menjadi bentuk yang mudah diserap, akan tetapi dipergunakan oleh
bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya. Dampak lain yang terjadi
adalah perubahan-perubahan yang merugikan yaitu dalam N terdapat sebagai
amonium NH4, yang mempunyai sifat labil.
Pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih tinggi kandungan nitrogen
dari pada 40 ml, Hal ini dikarenakan proses fermentasi urin sapi berjalan
dengan baik. Tetes tebu merupakan sumber karbon bagi bakteri S. cereviceae
selama fermentasi berlangsung. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan
senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme.
Fungsi tetes tebu dalam pembuatan pupuk organik cair adalah sebagai
komponen tambahan, selain urin sapi. Selama proses fermentasi, tetes tebu
berfungsi untuk mendukung pertumbuhan mikroba, karena dalam tetes tebu
(molasse) terdapat sukrosa bagi bakteri S. cereviceae. Selain itu, berdasarkan
kenyataan bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk
gula yang jumlahnya cukup tinggi (64%).
Nutrisi yang diperlukan bakteri juga dapat meningkatkan kecepatan
proses fermentasi urin sapi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Wijaya, 2008). Adanya kesamaan persentase kandungan nitrogen pada
penambahan tetes tebu 20 ml dan 60 ml dimungkinkan unsur nitrogen yang
terdapat pada molasse banyak sehingga mencukupi dalam menyuplai nitrogen
yang digunakan untuk sintesis protein. Kandungan unsur nitrogen yang tidak
mencukupi, tidak memberikan pengaruh dalam meningkatkan kandungan
nitrogen dalam fermentasi urin. Unsur C-Organik dalam pembuatan pupuk
organik cair digunakan mikroorganisme sebagai sumber energi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya dalam mendegradasi urin sapi selama
proses fermentasi berlangsung.
Penambahan karbohidrat yang tersedia seperti molasse dalam
pembuatan pupuk organik cair dimaksudkan untuk mempercepat terbentuknya
alkohol serta menyediakan sumber energi yang cepat bagi bakteri dan melalui
proses fermentasi mampu merombak senyawa kompleks menjadi senyawa yang
sederhana. Sintesis protein membutuhkan unsur nitrogen yang seimbang. Unsur
nitrogen yang rendah menyebabkan proses fermentasi berlangsung lebih lambat
karena nitrogen menjadi faktor penghambat. Aktivitas mikroorganisme akan
meningkat jika jumlah nitrogen mencukupi sehingga proses penguraian bahan
organik berlangsung lebih cepat dan efektif, dikarenakan proses pemecahan
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang melibatkan
mikrorganisme berjalan dengan baik.
Menurut penelitian Jeris dan Regan dalam Yulianto (2010), suhu dan pH
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya fermentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
secara anaerob. Suhu pada awal fermentasi sekitar 38°C dapat mempercepat
terjadinya proses fermentasi, sedangkan sesudah fermentasi suhunya menjadi
sekitar 36,5°C. Bakteri menguraikan urin sapi menjadi CO2, uap air dan panas.
Setelah sebagian besar bahan telah terurai maka suhu akan berangsur-angsur
mengalami penurunan. pH pada awal fermentasi sekitar 6,3 sedangkan setelah
fermentasi menjadi sekitar 6,77. Derajat keasaman pada awal proses
pengomposan akan mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme
yang terlibat dalam pengomposan mengubah bahan organik menjadi asam
organik. Pada proses selanjutnya mengkonversikan asam organik yang telah
terbentuk sehingga bahan memiliki derajat keasaman yang tinggi dan
mendekati netral. Hasil akhir proses fermentasi pupuk organik cair urin sapi
dengan penambahan tetes tebu ditandai dengan adanya perubahan warna urin
sapi menjadi coklat kehitaman, bau khas urin berkurang, panas, uap air dan
CO2.
B. Parameter Pertumbuhan
Hasil penelitian mengenai pengaruh penambahan tetes tebu (molasses)
pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) dengan parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman bayam merah
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Penambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah
Pengukuran tinggi tanaman bayam merah dilakukan saat bayam merah
berumur 4 hari setelah aklimatisasi hingga panen. Data yang diukur adalah
tinggi tanaman akhir dikurangi tinggi tanaman awal. Berikut ini
merupakan penambahan tinggi batang tanaman bayam merah:
Gambar.4.2 Penambahan Tinggi Bayam Merah
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tinggi tanaman bayam
merah dari penambahan tetes tebu 0 ml lebih rendah dari penambahan tetes
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
19,5
20
kontrol 20 ml 40 ml 60 ml
Pen
am
bah
an
Tin
ggi
Tan
am
an
(cm
)
Penambahan Tetes Tebu
17.42
18.10
19.38
17.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tebu 20 ml yaitu 17.42 cm < 18.10 cm. Penambahan tinggi tanaman bayam
merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml lebih tinggi dari penambahan
tetes tebu 20 ml yaitu 19.38 cm > 18.10 cm. Penambahan tinggi tanaman
bayam merah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dari
penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 17.44 cm < 19.38 cm. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk Gambar 4.2 yang menunjukan rata – rata penambahan
tinggi tanaman semakin meningkat dan pada penambahan tetes tebu 60 ml
lebih rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml. Penambahan tinggi
tanaman bayam merah tertinggi pada penambahan tetes tebu 40 ml dengan
rata-rata 19.38 cm sedangkan penambahan tinggi tanaman bayam merah
terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 17.42 cm.
Penambahan tetes tebu 20 ml menghasilkan penambahan tinggi
tanaman bayam merah lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini
dikarenakan pada kontrol tidak ada penambahan tetes tebu yang berfungsi
untuk meningkatkan unsur hara pada proses fermentasi urin sapi. Salah
satu unsur hara yang meningkat akibat penambahan tetes tebu adalah
nitrogen. Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting
di dalam tanaman.Senyawa nitrogen adalah salah satu kandungan
protoplasma. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk
asam amino yang akan diubah menjadi protein. Protein adalah salah satu
substansi kimia penyusun hormon pertumbuhan.Salah satu hormon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pertumbuhan adalah auksin. Auksin berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel di daerah kambium, pemanjangan sel pada daerah titik
tumbuh batang.
Menurut Novizan (2005), nitrogen dibutuhkan untuk membentuk
senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Senyawa
penting ini dibutuhkan dalam proses metabolisme dan merangsang proses
pertumbuhan. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap
pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif,
seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa
suplai nitrogen yang cukup, pertambahan tinggi tanaman tidak maksimal.
Hal ini menyebabkan pembelahan sel, peningkatan jumlah sel dan
pembesaran ukuran sel tidak berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan
proses metabolisme tidak berjalan dengan baik maka pertumbuhan tanaman
juga tidak maksimal. yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP tidak
berjalan dengan baik.
Penambahan tetes tebu 40 ml menghasilkan penambahan tinggi
tanaman bayam merah lebih besar dibandingkan dengan panambahan tetes
tebu 20 ml dan 60 ml. Akan tetapi kandungan nitrogen pada penambahan
tetes tebuh 40 ml lebih rendah daripada penambahan tetes tebu 20 ml dan
60 ml (Gambar 4.1). Hal ini disebabkan kandungan unsur nitrogen
berlebihan yang akan mengurangi fotosintat. Fotosintat akan berkurang
karena aktivitas daun bayam merah semakin berkurang untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
proses fotosintesis. Hal ini disebabkan nitrogen yang tinggi yang
mengakibatkan daun mengurangi kegunaan untuk menyimpan makanan
bagi tanaman.
Menurut Harjadi (1993) bahwa produktivitas tanaman dipengaruhi
oleh fase pertumbuhan vegetatif karena pada waktu tanaman tumbuh
sangat membutuhkan sumber karbohidrat, apabila karbohidrat berkurang
maka pembelahan sel menjadi lambat maka perkembangan organ tanaman
menjadi lambat. Unsur Nitrogen berfungsi untuk pertumbuhan dan
pembentukan sel vegetatif, meningkatkan pertumbuhan tanaman,
meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas
tanaman penghasil daun serta meningkatkan mikroorganisme dalam tanah.
Ketersediaan unsur hara pada tanah mempengaruhi pertumbuhan
tanaman seperti tinggi tanaman dan jumlah daun.Hal ini disebabkan karena
pembentukan sel-sel baru dalam suatu tanaman sangat erat hubungannya
dengan ketersediaan hara pada tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Foth
(1998), penetapan konsentrasi dan dosis dalam pemupukan sangat penting
dilakukan karena akan berpengaruh pada pertumbuhan jika tidak sesuai
kebutuhan tanaman. Unsur N dan P berperan dalam pembentukan sel-sel
baru dan komponen utama penyusun senyawa organik dalam tanaman
seperti asam amino, asam nukleat, klorofil, ADP dan ATP (Nyakpa dkk;
1988). Rendahnya penambahan tinggi tanaman bayam merah
dimungkinkan karena kekurangan unsur lain seperti unsur K. Apabila K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menurun maka karbohidrat juga menurun sehingga dapat menghambat
pertumbuhan tinggi tanaman.
Anty (1987) menyatakan bahwa IAA adalah salah satu kandungan zat
perangsang tumbuh dalam urin sapi yang dapat digunakan sebagai pengatur
tumbuh tetapi urin sapi juga masih ada kelemahan yaitu memiliki
kandungan hara makro dan mikro rendah. Pada kontrol tidak terdapat
sumber karbon tambahan, akan tetapi saat diaplikasi, tanaman tersebut bisa
tumbuh meskipun tidak sebaik pada penambahan tetes tebu 40 ml, karena
dalam urin masih memiliki kandungan tambahan yaitu IAA.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas
Fobserved (82.34) ≥ Fcritical (3.00) dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak (Lampiran 5). Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan rata-rata penambahan tinggi tanaman dalam kelompok
perlakuan yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml
mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman bayam merah. Berikut
adalah rata-rata penambahan tinggi tanaman bayam merah dengan uji
Duncan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.1 Penambahan tinggi tanaman bayam merah
Penambahan tetes tebu Rata – rata penambahan
tinggi bayam merah (cm)
0 ml 17.42a
20 ml 18.22b
40 ml 19.38c
60 ml 17.44a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan
berbedanyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml
dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf sama
yang terdapat dibelakang angka rata – rata penambahan tinggi tanaman
bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml rata – rata
penambahan tinggi tanaman yang berbeda nyata.Hal ini terlihat pada huruf
berbeda yang terdapat dibelakang angka rata – rata berbeda penambahan
tinggi tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40
ml yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Hal ini
dikarenakan rata-rata penambahan jumlah daun bayam merah lebih tinggi
dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian
pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes
tebu berpengaruh nyata terhadap penambahan tinggi tanaman bayam
merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Penambahan Jumlah Daun Bayam Merah
Perhitungan pada jumlah daun tanaman bayam merah dilakukan setiap
2 hari sekali. Perhitungan daun tanaman bayam merah dilakukan saat
bayam merah berumur 4 hari setelah aklimatisasi hingga panen. Berikut ini
merupakan penambahan jumlah daun tanaman bayam merah :
Gambar 4.3 Jumlah daun tanaman bayam merah
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penambahan jumlah daun tanaman
bayam merah dari penambahan tetes tebu 0 ml lebih rendah dari
penambahan tetes tebu 20 ml yaitu 25.42 < 25.85. Penambahan tinggi
tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml lebih tinggi
dari penambahan tetes tebu 20 ml yaitu 26.85 > 25.85. Penambahan jumlah
daun tanaman bayam merah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih
24,5
25
25,5
26
26,5
27
kontro 20 ml 40 ml 60 ml
Pen
am
bah
an
ju
mla
h D
au
n (
hel
ai)
Penambahan Tetes Tebu
25.42
25.85
25.57
26.85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 25.85 dan 26.85. Hal ini
dapat dilihat dari Gambar 4.3 yang menunjukan rata – rata penambahan
jumlah daun tanaman semakin meningkat dan pada penambahan tetes tebu
60 ml lebih rendah dari penambahan tetes tebu 40 ml. Penambahan jumlah
daun tanaman bayam merah tertinggi pada penambahan tetes tebu 40 ml
dengan rata-rata 26.85 sedangkan penambahan jumlah daun tanaman
bayam merah terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 25.42.
Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah dari kontrol,
penambahan tetes tebu 20 ml, dan 40 ml semakin meningkat (Gambar 4.3).
Hal ini dipengaruhi penyerapan unsur nitrogen yang baik pada tanaman.
Nitrogen berperan penting dalam pembentukan pigmen fotosintesis yang
sangat berguna dalam proses fotosintesis. Dalam kloroplas juga dijumpai
pigmen fotosintesis. Daun merupakan tempat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Pigmen
fotosintesis pada daun bayam merah memiliki peranan dalam melakukan
fotosintesis. Bagian daun yang paling banyak mengandung pigmen
fotosintesis adalah mesofil.
Selama proses fotosintesis, karbon dioksida dan air diubah menjadi
glukosa dan oksigen. Oksigen yang terbentuk kemudian dilepaskan ke
atmosfer. Glukosa yang terbentuk, diubah menjadi senyawa-senyawa
penyusun sel seperti karbohidrat, protein, asam nukleat, lemak dan
senyawa lainnya melalui proses metabolisme. Proses metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
karbohidrat yang dapat menghasilkan energi adalah proses Glikolisis. Pada
proses ini glukosa akan dipecah menjadi Asam Piruvat sehinnga
menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP. Senyawa-senyawa
tersebut digunakan untuk membentuk sel, jaringan dan organ tanaman
dengan baik. Fotosintesis dapat terjadi pada batang dan daun yang
mengandung pigmen fotosintesis. Sebagian besar fotosintesis terjadi pada
daun karena di daun terdapat banyak kloroplas yang mengandung pigmen
fotosintesis. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah daun, maka tempat
untuk melakukan proses fotosintesis lebih banyak. Nutrisi bagi tubuh
tanaman juga semakin banyak. Nitrogen juga unsur penyusun klorofil
untuk pembentukan gula dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen melalui
proses fotosintesis. Selanjutnya gula akan dikonversi untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Havlin et al; 2005).
Pendapat Gardner,dkk. (1991) bahwa ketersediaan nitrogen yang
tinggi menyebabkan pertambahan pucuk lebih dominan, sehingga dalam
hal ini ketersediaan nitrogen bagi tanaman bayam merah tercukupi. Hal ini
terbukti bahwa secara visual pada penambahan tetes tebu 40 ml
menghasilkan jumlah daun dan tunas lateral yang banyak. Akan tetapi pada
perlakuan kontrol kebanyakan daun kering. Apabila N meningkat maka
karatenoid juga meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan dan
diakumulasikan ke pertumbuhan tanaman juga meningkat. Slamet (1991),
bahwa kekurangan nitrogen dan posfor dapat mempengaruhi jumlah daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Jumlah dan luas daun merupakan salah satu indikator pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Rata–rata penambahan jumlah daun pada penambahan tetes tebu 40
ml lebih tinggi dari penambahan tetes tebu 60 ml. Hal ini dikarenakan
ketersediaan unsur hara nitrogen bagi tanaman. Dalam hal ini dikarena
penyerapan unsur hara yang belum optimal. Menurut Sharma dan Bapat
dalam Anas 2009 dan Novizan (2005) pemupukan yang berlebihan dapat
menyebabkan penyerapan unsur-unsur lain terhambat sehingga dapat
menyebabkan kekurangan unsur contohnya kelebihan K pada larutan tanah
akan menekan penyerapan Mg. Hal ini menyebabkan pada penambahan
tetes tebu 60 ml memiliki rata-rata penambahan jumlah daun rendah.
Ditambahkan oleh Slamet (1991), bahwa kekurangan nitrogen dan
posfor dapat mempengaruhi jumlah daun. Jumlah dan luas daun merupakan
salah satu indikator pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pertumbuhan tanaman dimulai dengan terjadinya pembelahan sel hingga
bertambah besar protoplasma yang berakibat berkembangnya suatu
jaringan, menyebabkan ukuran tanaman bertambah (Hardjadi, 2009).
Meskipun kandungan nitrogen tinggi pada penambahan tetes tebu 60 ml ,
akan tetapi rata – rata penambahan jumlah daun rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Perbedaan jumlah daun tanaman bayam merah dengan perlakuan
kontrol disebabkan karena unsur hara yang tersedia jumlahnya lebih
sedikit, bila dibandingkan dengan pupuk organik cair dengan penambahan
tetes tebuh 40 ml, 20 ml, 60 ml. Tanaman bayam merah juga tidak
terserang hama, karena bau khas urin sapi dapat menghilangkan hama yang
menyerang tanaman.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas
Fobserved (13.56) ≥ Fcritical (3.00) dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan rata-rata penambahan jumlah daun tanaman dalam kelompok
yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai
pengaruh terhadap jumlah daun tanaman bayam merah.
Tabel 4.2 Penambahan jumlah daun tanaman bayam merah :
Penambahan tetes
tebuh
Rerata penambahan
jumlah daun (helai)
0 ml 25.42a
20 ml 25.85a
40 ml 26.85b
60 ml 25.57a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml,
20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf
sama yang terdapat di belakang angka rata – rata penambahan jumlah daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tanaman bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 40 ml rata – rata
penambahan jumlah daun tanaman yang beda nyata. Hal ini terlihat pada
huruf berbeda yang terdapat dibelakang angka rata – rata berbeda
penambahan jumlah daun tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata penambahan jumlah daun
bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan ada beda nyata dengan
perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin sapi hasil fermentasi
dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata terhadap penambahan
jumlah daun tanaman bayam merah.
3. Berat Basah Tanaman Bayam Merah
Pengukuran berat basah tanaman bayam merah dilakukan saat bayam
merah sudah dipanen. Pengukuran berat basah dilakukan segera setelah
panen, karena jika dibiarkan terlalu lama maka bayam merah akan
kehilangan banyak air. Berikut ini merupakan hasil pengukuran berat basah
tanaman bayam merah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.4 Berat basah bayam merah
Berdasarkan Gambar 4.4, dapat dilihat bahwa rata - rata berat basah
pada penambahan tetes tebu 20 ml lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol yaitu 63.14 gr > 61.14 gr. Berat basah penambahan tetes tebu 40
lebih tinggi daripada penambahan tetes tebu 20 ml dengan rata- rata yaitu
79.28 gr > 63.14 gr. Akan tetapi berat basah pada penambahan tetes tebu
60 ml lebih rendah daripada penambahan tetes tebu 40 ml dengan rata –
rata yaitu 63.14 gr < 79.28 gr. Hal ini seperti yang terlihat pada Gambar 4.4
bahawa perlakuan yang memiliki berat basah paling tinggi yaitu pada
penambahan tetes tebu 40 ml (79.28 gr) sedangkan berat basah yang paling
rendah terdapat pada kontrol yaitu 61.14 gr.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
kontrol 20 ml 40 ml 60 ml
Ber
at
Basa
h B
ayam
n M
erah
(gr
)
Penambahan Tetes Tebu
61.14 63.14
79.28
59.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berat basah pada kontrol, penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml
semakin meningkat (Gambar 4.4). Hal ini terjadi karena asupan air pada
tanaman bayam merah sangat baik sehingga mempengaruhi berat basah
tanaman. Berat basah tanaman bayam merah juga sangat dipengaruhi
dengan penambahan tinggi dan penambahan jumlah daun tanaman bayam
merah. Semakin tinggi penambahan tinggi dan jumlah daun tanaman maka
akan semakin tinggi juga berat basah tanaman tersebut. Berat basah
berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam.
Jika tanaman mengalami kekurangan air, hal ini dapat mempengaruhi
semua aspek pertumbuhan tanaman.
Pada saat kekurangan air, sebagian stomata daun menutup sehingga
terjadi hambatan masuknya CO2 dan menurunkan aktivitas fotosintesis.
Selain menghambat aktivitas fotosintesis, kekurangan air juga menghambat
sintesis protein dan dinding sel (Salisbury dan Ross, 2005). Hal inilah
yang mempengaruhi berat basah tanaman bayam merah. Semakin tinggi
tanaman, semakin banyak jumlah daun, jumlah tunas lateral dan semakin
subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Berat
basah juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan yaitu hormon auksin.
Jika hormon auksin berjalan dengan baik, maka untuk merangsang
perpanjangan sel, pembentukan akar lateral dan proses terjadinya
diferensiasi semakin baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berat basah pada penambahan tetes tebu 20 ml lebih kecil daripada
penambahan tetes tebu 40 ml, hal ini terjadi karena penyerapan kandungan
unsur hara dari pupuk berakibat pada peningkatan berat basah tanaman.
Hal ini dikarenakan pada penambahan tetes tebu 40 ml memiliki
penambahan tinggi dan penambahan jumlah daun tertinggi.Berat basah
tanaman bayam merah dipengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun dan
tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak
jumlah daun dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga
akan semakin tinggi. hal ini dikarenakan pada tanaman bayam merah
dengan penambahan tetes tebu 40 ml, banyak terdapat tunas baru sehingga
dapat meningkatkan berat basah tanaman bayam merah.
Selain itu luas daun dan diameter batang juga turut mempengaruhi
berat basah tanaman bayam merah. Dalam penelitian ini tidak dilakukan
pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara visual,
diameter batang yang paling besar dan luas daun paling lebar terdapat pada
tanaman bayam merah dengan penambahan tetes tebu 40 ml. Oleh sebab
itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap
pertambahan jumlah berat basah tanaman bayam merah pada penambahan
tetes tebu 40 ml karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi.
Berat basah pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih kecil
dibandingkan pada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini dimungkinkan
kelebihan unsur hara, sehingga tanaman menjadi kerdil, karena berat basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tanaman sangat dipengaruhi oleh keseluruhan organ tanaman (akar, batang,
daun) seperti menurut Salisbury dan Ross (2005), berat basah merupakan
total berat tanaman yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman. Berat
basah tanaman bayam merah terdiri dari akar, batang, daun, dan tangkai
daun. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro
ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu
pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Rendahnya berat basah pada penambahan tetes tebu 0 ml, 20 ml dan 60 ml
disebabkan oleh komposisi hara pada media tanam yang terlalu berlebihan.
Menurut Pracaya (2010) jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya
sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara. Kelebihan
unsur hara juga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman
membutuhkan nutrien sesuai kebutuhannya saja. Dalam keadaan yang
demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasil produksinya
rendah. Hal ini terbukti pada perlakuan kontrol terjadi kekurangan unsur
hara. Kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air
yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya pertumbuhan vegetatif,
bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan
tertundanya proses pembungaan dan pembuahan. Tanaman yang berlebihan
unsur hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim yang tidak baik
dan mudah terserang penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Proses pengamatan dilakukan pada musim kemarau dimana curah
hujan rendah dengan suhu udara yang tinggi dengan rata-rata 20-32° C
(Lampiran 5), sedangkan menurut Sutanto (2005), 20%-90% berat basah
berasal dari kandungan air. Meskipun penyiraman sudah dilakukan secara
teratur namun tingginya intensitas sinar matahari menyebabkan proses
transpirasi tanaman menjadi lebih cepat sehingga kandungan air menjadi
menurun.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas
Fobserved(17.85) ≥ F critical (3.00) dengan level signifikan 0.05, jadi hipotesis
nol (H0) ditolak (Lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
rata-rata penambahan tinggi tanaman dalam kelompok yang berbeda.
Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml mempunyai pengaruh terhadap
tinggi tanaman bayam merah.
Tabel 4.3 Berat basah tanaman bayam merah
Penambahan tetes tebu Rerata berat basah tanaman
bayam merah (gr)
0 ml 61.14a
20 ml 63.14a
40 ml 79.28b
60 ml 59.00a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan
berbeda nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml,
20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf
sama yang terdapat di belakang angka rata – rata berat basah tanaman
bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 40 ml rata – rata berat basah
tanaman yang berbeda nyata. Hal ini terlihat pada huruf berbeda yang
terdapat di belakang angka rata – rata berbeda berat basah tanaman. Tabel
4.3 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang paling baik
untuk berat basah tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan rata-rata
penambahan jumlah daun bayam merah lebih tinggi dari perlakuan lain dan
ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik cair urin
sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh nyata
terhadap berat basah tanaman bayam merah.
4. Berat Kering Tanaman Bayam Merah
Setelah dilakukan penimbangan berat basah pada tanaman bayam yang
telah dipanen tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama ±
2 minggu hingga kering, kemudian dilakukan pengovenan dalam suhu 40°C
selama 24 jam atau 1 hari. Setelah pengovenan selesai maka dilakukan
penimbangan berat kering bayam merah menggunakan timbangan analitik
(Acis) yang dilakukan sebanyak 2 kali dan kemudian dihitung rata-rata
berat keringnya. Berikut ini merupakan hasil pengukuran berat basah
tanaman bayam merah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.5 Berat kering bayam merah
Berdasarkan Gambar 4.5 bahwa rata – rata berat kering tanaman
bayam merah pada penambahan tetes tebu 20 ml (13 gram) lebih tinggi
daripada kontrol (12.85 gram). Pada penambahan tetes tebuh 20 ml lebih
kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 13 gr < 16.71 gr . Akan
tetapi berat kering pada penambahan tetes tebu 60 ml lebih rendah dengan
penambahan tetes tebu 40 ml yaitu 12.28 gr < 16.71 gr.
Berat kering pada kontrol (12.85 gr), penambahan tetes tebu 20 ml (13
gr), 40 ml (16,71 gr) semakin meningkat. Hal ini dimungkinkan karena
serapan unsur hara pada tanaman cukup baik. Tinggi rendahnya berat
kering suatu tanaman, tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur
hara oleh akar yang berlangsung selama proses pertumbuhan. Hal ini
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
kontrol 20 ml 40 ml 60 ml
Ber
at
Ker
ing B
ayam
Mer
ah
(gr)
Penambahan Tetes Tebu
12.85 13
16.71
12.28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terbukti bahwa pada berat basah tanaman bayam merah yaitu kontrol,
penambahan tetes tebu 20 ml, 40 ml semakin meningkat. Demikian pula
pada berat kering tanaman bayam merah. Berat kering juga bisa dilihat
melalui pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu akar, batang, daun. Sel pada
akar dan batang akan selalu membelah. Hal ini terjadi karena daun
melakukan proses fotosintesis yang bisa bermanfaat bagi tanaman. Hasil
dari fotosintesis tersebut akan digunakan tanaman dalam proses pembelah
sel pada akar dan batang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugeng (2005)
jika fotosintesis berlangsung dengan baik maka tanaman akan tumbuh
dengan baik dan akar akan berkembang dengan baik pula serta diikuti
dengan peningkatan berat kering tanaman.
Pada penambahan tetes tebu 20 ml menunjukkan rata – rata berat
kering lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini
dimungkinkan penyerapan unsur hara pada tanaman bayam merah, karena
menurut Sahari (2007), tanaman dengan kandungan N yang lebih tinggi
memiliki daun yang lebar dengan memiliki pigmen fotosintesis sehingga
fotosintesis berjalan lebih baik. Hasil dari fotosintesis digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, antara lain pertambahan ukuran
dan tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru, yang
diekspresikan dalam bobot kering tanaman. Semakin tinggi fotosintat yang
ditranslokasikan sehingga bobot kering tanaman akan meningkat. Produksi
tanaman biasanya lebih akurat bila dinyatakan dalam ukuran berat kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
daripada berat basah, karena berat basah sangat dipengaruhi oleh
kelembaban (Lestari dkk; 2008). Berat kering tanaman dipengaruhi oleh
jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, jumlah anakan dan diameter
batang. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas
daun dan diameter batang. Tetapi kenampakan visual, diameter batang dan
luas daun yang paling besar terdapat pada tanaman bayam merah yang
ditambah tetes tebu 40 ml. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk organik cair urin sapi dengan penambahan tetes
tebu 40 ml merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman sehingga dapat mempengaruhi luas daun dan diameter batang
tanaman bayam merah. Oleh sebab itu semakin luas daunnya dan semakin
besar diameter batangnya maka berat kering suatu tanaman akan
meningkat.
Pada penambahan tetes tebuh 60 ml menunjukkan rata – rata berat
kering lebih kecil daripada penambahan tetes tebu 40 ml. Hal ini
dimungkinkan karena tanaman kekurangan unsur hara, karena menurut
Pracaya (2010) jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka
timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam
keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya
(produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali
ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya
perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi.Tanaman yang
berlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim
yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur
hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman
yang dapat merubah morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya
berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman
bayam merah pada penambahan tetes tebu 40 ml karena jaringan yang
memiliki kandungan air yang tinggi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova nilai probabilitas
Fobserved (12.62) ≥ Fcritical (3.00) dengan level signifikan 0.05, jadi
hipotesis nol (H0) ditolak dan HI diterima (Lampiran 8). Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata penambahan tinggi tanaman
dalam kelompok yang berbeda. Kontrol, tetes tebu 20 ml, 40 ml, 60 ml
mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman bayam merah.
Tabel 4.4 Berat kering tanaman bayam merah
Penambahan tetes
tebuh
Rerata berat kering (gr)
0 ml 12.85a
20 ml 13.00a
40 ml 16.28b
60 ml 12.28a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada taraf uji jarak Duncan dengan α = 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada penambahan tetes tebu 0 ml,
20 ml dan 60 ml sama atau tidak ada beda nyata. Hal ini terlihat pada huruf
sama yang terdapat di belakang angka rata – rata berat kering tanaman
bayam merah. Pada penambahan tetes tebu 20 ml dan 40 ml rata – rata
berat kering tanaman yang berbeda nyata. Hal ini terlihat pada huruf
berbeda yang terdapat di belakang angka rata – rata berbeda berta kering
tanaman. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penambahan tetes tebu 40 ml yang
paling baik untuk berat kering tanaman bayam merah. Hal ini dikarenakan
rata-rata pengukuran berat kering bayam merah lebih tinggi dari perlakuan
lain dan ada beda nyata dengan perlakuan lain. Pemberian pupuk organik
cair urin sapi hasil fermentasi dengan penambahan tetes tebu berpengaruh
nyata terhadap berat kering tanaman bayam merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh
Penambahan Tetes Tebu (Molasse) pada Fermentasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan
Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.). Penggunaan urin sapi sebagai dasar dalam
pembuatan pupuk organik cair mengajarkan siswa untuk memanfaatkan bahan limbah
ternak dan mudah didapat sehingga dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang
semakin banyak digunakan saat ini. Khususnya dalam meningkatkan produktivitas
bayam merah.
Penelitian pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap
pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran Biologi kelas XII semester 1 pada materi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Guru nantinya menyediakan tanaman yang pertumbuhannya
cepat. Sebelum melakukan praktikum, guru membekali siswa dengan menggunakan
metode yang sesuai serta diintegrasikan dengan praktikum mengenai pengaruh
penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman.
Pada pembelajaran ini siswa diminta untuk menyusun rencana percobaan mengenai
pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan
tanaman. Kemudian siswa melakukan percobaan berdasarkan rancangan yang telah
dibuat dan mempresentasikan hasilnya penelitian. Pembelajaran mengenai materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menuntut siswa untuk dapat mengetahui
konsep pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan cara belajar secara langsung
melalui pengamatan tanaman. Dalam pengamatan pertumbuhan tanaman bayam
merah siswa dapat mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus menyusun silabus
(Lampiran 1 ) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Lampiran 2 ) sesuai
materi yang akan diberikan. Kompetensi Dasar (KD) (Lampiran 2) ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP mencakupi rencana operasional dalam
setiap kali pertemuan (Lampiran 2 : Pertemuan 1-3, LKS, Instrumen Penilaian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis data
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penambahan tetes tebu (molasse) pada fermentasi urin sapi
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) (penambahan tinggi batang, penambahan
jumlah daun, berat basah dan berat kering).
2. Penambahan tetes tebu (molasse) optimal pada fermentasi urin sapi
untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) yang terbaik adalah penambahan tetes tebu 40 ml.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, disarankan
kepada peternak sapi agar menampung urin sapi dalam wadah, karena
penelitian mengalami hambatan untuk mendapatkan urin sapi yang jernih dan
bersih. Penelitian selanjutnya disarankan untuk, volume penambahan tetes
tebunya lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 2008. Pemanfaatan urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi
Tanaman. Yogyakarta : Andi Offset
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Abuanjeli. 2010. Bayam Merah. http://abuanjeli.wordpress.com/2010/10/02/a041/
27/10/2011
Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi sayuran di Indonesia 2007-2009.
www.bps.go.id. Diakses 30 April 2014.
BPS. 2001. Balai Pusat Pengembangan Ternak. Jawa Tengah : data ternak
Desiana C., Banuwa I S., Evizal R., dan Yusnaini S 2013. Pengaruh Pupuk
Organik Cair Urin Sapi Dan Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen
penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan
zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok.
Foth, 1998.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants
(Fisiologi Tanaman Budidaya). Alih Bahasa H. Susilo dan Subiyanto)
Jakarta: UI
Hadisoeganda, A.W.W. 1996. Bayam : Sayuran Penyangga Petani di Indonesia.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Havlin et al. 2005.Soil Fertility and Fertilizers, an Introduction to Nutrient
Management.10th edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.
Harjadi, S.S.2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hidayat I. M dan Sahat, S. 1996. Bayam : Sayuran. BPTS, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Huda, 2013 Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Stroberi Pada Berbagai Jenis
Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Dan Urin Sapi Dengan Sistem
Hidroponik Irigasi Tetes
Lestary, G.W. Solichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandunga Klorofil
dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah
Pemberian Asam Giberalat (GA3). Jurnal Bioteknologi.
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta
Nyakpa, M.Y.dkk, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Bandar
Lampung
Novizann. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta
Morris, R, 2008. Amaranthus hybridus, Amaranthus gangeticus, Amaranthus
spinosus, and Amaranthus blitum. England: plant for a future. Diakses
pada tangggal 17 juli 2008
Poerwowidodo. 1996. Telaah Kesuburan Tanah. Yogyakarta : UGM Press.
Pracaya. 2010. Hama dan penyakit Tanaman Edisi Revisi. Penebar Swadaya:
Depok
Pranata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Priantyo, A. 2002. Urine Sapi Harapan Petani Non Pestisida. Jurnal Saint dan
Teknologi. Balai IPTEK dan BPPT.
Prihmantoro, H dan Y.H. Indriani. 1999. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk
Bisnis dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta
Phrimantoro. 2002 Urin Sapi http://www.kompas.con/kompas cetak/ 020/10
jatim/ Urin 28. html. di akses 20/10
Rukmana, R. 2006. Bayam, Bertanam dan pengolahan pasca panen. Kanisius,
Yogyakarta.
Sahari, P. 2007. Pengaruh Jenis dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Krokot Landa (Talinum triangulare Willd). Jurnal
Agriceca vol.7 No. 1.
Sahat, S. dan I. M. Hidayat. 1996. Bayam: Sayuran Penyangga Petani Indonesia.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2005. Plant Physiologi. Norwalk: Easton Press.
Saparinto, C. 2013. Grow Your Own Vegetables-Panduan Praktis Menanam 14
Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Penebar Swadaya.
Yogyakarta.
Slamet , dkk. Pedoman analisa untuk bahan makanan dan pertanian:liberty,
Yogyakarta
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suparno, P. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan Psikologi.: Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta
Sugeng, W. 2005. Kesuburan Tanah: Gava Media. Yogyakarta
Sutanto. R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan
Pengembangannya. Kanisius.Yogyakarta.
Sutedjo, Mulyani. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan: Rineka Cipta. Jakarta.
Suastuti, M. 1998. Pemanfaatan Hasil Samping Industry Pertanian Molasse Dan
Limbah Cair Tahu Sebagai Sumber Karbon Dan Nitrogen Untuk Produksi
Biosurfactan Oleh Bacillus Sp Galur Komersial Dan Lokal. Skripsi Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Susetyo, 2013 Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Poc (Pupuk Organik Cair) Dengan
Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu
Yang Berbeda
Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta
Yulianto, A.B, dkk. 2010. Pengolahan Limbah Terpadu Konversi Sampah Pasar
Menjadi Komposisi Berkualitas Tinggi: Yayasan Diamon Peduli . Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMAK ST. FRANSISKUS XAVERIUS RUTENG
Kelas/ semester : XII/1
Mata pelajaran : MIPA
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi waktu : 6 JP
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
1.3
2.1
Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
Berperilaku ilmiah:
teliti, tekun, jujur
terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam
observasi dan
eksperimen, berani dan
santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
1. Pertumbuh
an dan
perkemban
gan
Faktor luar
dan factor
dalam pada
pertumbuhan
1. Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan
Mengamati
Mengamati pertumbuhan pada
tanaman
Membaca teks pertumbuhan
pada tanaman
Menanya
Siswa distimulir untuk
membuat pertanyaan yang
menuntut berfikir kritis tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan mahluk hidup
dan faktor–faktor yang
memengaruhi pertumbuhan
Portofolio
•Tes
•Konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
Tugas
• -
Observasi
•Kerja Ilmiah,
sikap ilmiah
dan
keselamatan
kerja
Video
pertumbuh
an dan
perkemba
ngan
Buku
Biologi
Campbel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
Kompetensi Dasar materi Pembelajaran Penilaian Sumber belajar
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsive dan proaktif
dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium.
dan perkembangan.
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Menggali informasi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan mahluk hidup
melalui tayangan video.
Diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
Diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
petumbuhan.
Portofolio
•LaporanPerc
obaan
Test
•Membuat
outline
perencanaan
percobaan
•Pemahaman
tentang hasil
percobaan dan
kesimpulan
•Pemahamant
entang hal-hal
yang harus
5 minggu
x 4JP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
2.2
3.1
Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar.
Menganalisis hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan
Mengasosiasikan
Membaca dan menganalisis
grafik pertumbuhan untuk
mendapatkan konsep
pertumbuhan dan
perkembangan.
Menarik kesimpulan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan serta faktor-
faktor yang
mempengaruhinyadan
mempresentasikan
menggunakan berbagai media.
dilakukan
dalam
melakukan
percobaan
•Pemahaman
tentang factor
luar dan factor
dalam
terhadap
pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
4.1
perkembangan pada
Mahluk Hidup
berdasarkan hasil
percobaan.
Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan tentang
factor luar yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman,
dan melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan tata cara
penulisan ilmiah yang
benar.
Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan
diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Merencanakan dan
Melakukan Percobaan
tentang Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
Tumbuhan
Mengamati
Mengkaji hasil kerja ilmiah
(contoh kerja ilmiah).
Bagaimana langkah-langkah
makalah, Artikel
atau Laporan
hasil Penelitian
Buku Biologi
SMA
Biologi Campbel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
2. Merencana
kan dan
melaksanak
an
percobaan
Mengkaji
hasil kerja
ilmiah
(contoh kerja
ilmiah)
Bagaimana
melakukan percobaan menurut
kerja ilmiah dari hasil diskusi
dan mengkaji contoh karya
ilmiah dari berbagai sumber.
Menanya
Memberikan pertanyaan tentang
langkah-langkah eksperimen dan
penyusunan laporan hasil
eksperimen.
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Ekplorasi)
Mendiskusikan rancangan dan
usulan penelitian tentang faktor
luar yang mempengaruhi
pertumbuhan pada tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
langkah-
langkah
melakukan
percobaan
menurut kerja
ilmiah dari
hasil diskusi
dan mengkaji
contoh karya
ilmiah dari
berbagai
sumber
Melaksanakan eksperimen
sesuai dengan ususlan yang
disusun dan sudah disepakati
setiap kelompok.
Melakukan pengamatan
eksperimen, mencatat data.
Mengasosiasikan
Mengolah data hasil eksperimen.
Menjawab permasalahan.
Menyimpulkan hasil
pengamatan.
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi mengenai usulan
penelitian.
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilian Alokasi
waktu
Sumber belajar
Menyusun Usulan Penelitian
tentang faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan.
tanaman dalam bentuk laporan
tertulis.
Melaporkan hasil eksperimen
secara lisan (presentasi) dan
tertulis tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : SMA ST. FRANSISKUS XAVERIUS RUTENG
Kelas/semester : XII/1
Mata pelajaran : MIPA
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi waktu : 6 JP
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Menghayati dan mengamalkan
keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang faktor internal dan
eksternal dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan pada makhluk
hidup
1.1.1. Mengagumi perkembangan dan
pertumbuhan tumbuhan sebagai ciptaan
Tuhan
2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu, objektif, disiplin, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab, terbuka, kritis,
kreatif, inovatif dan peduli lingkungan)
2.1.1. percaya diri dalam
menyampaiakn pendapat saat bediskusi
dalam kelompok.
2.1.2 disiplin dalam melakukan
pengamatan di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kompetensi Dasar Indikator
secara gotong royong, kerjasama,
resposif dan proaktif dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi di dalam
kelas/ laboratorium maupun diluar
kelas
2.1.3 tanggung jawab dalam melakukan
pengamatan di dalam kelas
3.1Mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan perkembangan
mahluk hidup serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan penentukan
topik penelitiannya
3.1.1 Menjelaskan konsep pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman.
3.1.2 Mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup.
4.1Merancang desain penelitian
pengaruh luar terhadap pertumbuhan
tanaman melalui diskusi kelompok dan
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
4.1.1 melaksanakan percobaan tentang
faktor ekternal dan faktor internal yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembagan tanaman
4.1.2 melaporkan hasil percobaan secara
lisan dengan kalimat baku
4.1.3 melaporkan hasil percobaan secara
tertulis dengan rapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1.1.1. dengan menyebutkan contoh pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan peserta didik mampu mengagumi perkembangan dan
pertumbuhan tumbuhan sebagai ciptaan Tuhan
2.1.1.1 melalui diskusi kelompok peserta didik mampu bersikap percaya
diri dalam menyampaikan pendapat saat diskusi di dalam kelas
2.1.2.1. melalui pengamatan dalam kelompok peserta didik mampu
bersikap disiplin dalam melakukan pengamatan di dalam kelas
2.1.3.1 melalui pengamatan dalam kelompok peserta didik mampu
bersikap tanggungjawab dalam melakukan pengamatan di dalam kelas
3.1.1.1.melalui studi pustaka, peserta didik mampu menjelaskan konsep
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3.1.2.1. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu menjelaskan
faktor ekternal dan faktor internal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3.1.3.1. melalui pengamatan pada animasi gambar/ video tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, peserta didik mampu
mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman.
3.1.4.1 melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi
faktor- faktor internal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4.1.1.1 melalui eksperimen peserta didik mampu melaksanakan percobaan
tentang faktorekternal dan faktor internal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4.1.2.1 melalui presentasi kelompok peserta didik mampu menyampaikan
hasil percobaan secara lisan
4.1.3.1 melalui penulisan laporan peserta didik mampu menyampaikan
hasil percobaan secara tetulis
D. MATERI PEMBELAJARAN
1.Pertemuan 1
Konsep pertumbuhan dan perkembagang tumbuhan
Faktor interna sdan eksternal pada pertumbuhan dan
perkembagang tumbuhan
Pertemuan 2& 3
Pengamatan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (langakah – langakah melakukan percobaan, tugas
group project), mempresentasikan hasil group project (pert.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
E. ALAT DAN BAHAN
1. Gambar – gambar
gambar animasi / video tentang pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
gambar- gambar tentang contoh pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
2. buku SMA biologi kelas XII
3. LKS
4. Power point
5. LCD
6. Laptop
7. Polybag
8. Sekop
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : saintifik
2. Model pembelajaran : TipePicture And Picture
3. Metode pembelajaran : Diskusi kelompok, eksperimen,Presentasi,
Ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 ( 2jp)
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan
(10 enit)
1. Guru memberi salam, selanjutnya menanyakan kabar
peserta didik, dengan menyampaiakan ucapan :
“Bagaimana kabar kalian hari ini? Sudah siap belajar?
“Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran kali
ini?”
2. Guru meminta peserta didik untuk mengecek
kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi
tempat duduknya.
3. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan
dipelajari dengan pertanyaan :
“saya menanam jagung seminggu yang lalu dan
kemarin saya melihat lagi, jagung tersebut semakin
tinggi dan jumlah daunnya bertambah.
“ibu Ani merendam kacang hijau selama dua
malam, tenyata kacang hijau tersebut mulai muncul
tudung akar dan tunas daun, dari contoh tersebut
kacang hijau mengalami apa? nah dari kejadian-
kejadian tersebut, mana yang disebut pertumbuhan
dan mana yang disebut perkembangan?”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau KD
yang akan dicapai
5. Guru menyampaiakn garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh
peserta didik untuk menyelesaikan tugas pada
pertemuan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Deskripsi
Kegiatan Inti
(60 menit)
1. Mengamati
Siswa mengamati beberapa gambar tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang
terdapat pada LKS
Siswa mengamati gambar animasi/ video tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang
diputar oleh guru
Siswa membaca contoh data hasil pengamatan
pertumbuhan tanaman yang terdapat pada LKS
Siswa melakukan studi pustaka mengenai pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.
2. Menanya
Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang :
Tanaman mengalami pertumbuhan
Konsep pertumbuhan dan perkembangan
Macam – macam pertumbuhan pada pada tanaman
Faktor- faktor yang memepngaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan
3. Menalar
Siswa menggali informasi tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
melalui tayangan gambar/ video
Siswa berdiskusi tentang konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Siswa berdiskusi tentang faktor- faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan
4. Mengasosiasikan
Siswa mambaca dan menganalisis grafik pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tanaman untuk memahami konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Siswa menarik kesimpulan tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan serta faktor- faktor
yang mempengaruhinya dan mempresentasikannya
5. Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Penutup
(20 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan
Guru memberi umpan balik terhadap dan proses hasil
belajar
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
tentang rancangan percobaan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Kegiatan Deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Pertemuan 2 (2 JP)
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan
(10 menit)
Guru mengucapkan salam pemusatan perhatian
Guru mengulas sekilas pelajaran di pertemuan
sebelumnya
Guru mengajukan pertanyaan seperti :” ada sebuah tanaman,
memiliki ciri- ciri: kerdil, banyak terdapat daun yang kering.
Dari ciri- ciri tersebut, hal apa yang menyebabkan tanaman
tersebut?
Inti (60 menit) Mengamati
Siswa diminta untuk mengkaji jurnal penelitian/ karya
ilmiah mengenai pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
Siswa mendiskusikan langkah- langkah melakukan
percobaan dari contoh jurnal penelitian/ karya ilmiah
Menanya
Siswa menyampaikan pertanyaan tentang langkah-
langkah melakukan eksperimen dan sistematika
penyusunan laporan hasil eksperimen
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan usulan percobaan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kegiatan Deskripsi
Penutup
(20 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
class project yaitu melaksanakan percobaan tentang faktor
luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan”
dengan rancangan yang sudah dibuat dalam kelompok
masing- masing. Kegiatan dilakukan selama 3 minggu untuk
pengamatan, dan satu minggu terakhir untuk proses olah data
dan membuat laporan secara tertulis (diluar jam pelajaran).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pertemuan 3 (2 JP)
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan
(10 menit)
Guru mengucapkan salam pemusatan perhatian
Guru mengulas sekilas pelajaran di pertemuan sebelumnya
’faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman’’
Inti (70 menit) Mengamati
Siswa mendengar hasil presentasi kelompok lain
mengenai faktor – faktor pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Menanya
Siswa menyampaikan pertanyaan atau tanggapan
terhadap kelompok yang berpresentasi.
Menalar
Siswa menggali informasi mengenai kendala- kendala
yang tejadi selama class project berlangsung (sebab-
akibat serta cara penanggulangi) oleh kelompok
tesebut
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan usulan saran atau kritik
mengenai isi
dari presentasi (isi presentasi, desaign ppt).
Penutup
(10 menit)
Guru mengklarifikasi mengenai pertanyaan yang
belum jelas saat presentasi.
Guru bersama- sama dengan siswa membuat
rangkuman dan sekalian mengumpulkan laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
H. Sumber dan media pembelajaran
1. Buku IPA kelas XII semester 1 ( kurikulum 2013)
2. Lembar kerja siswa
3. Sumber lainnya (artikel, majalah, internet)
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : pengamatan, laporan percobaan, LKS
2. Prosedur penilaian
No Aspek yang dinilai Teknik
penilaian
Waktu penilaian
1 Sikap
a. Percaya diri untuk
menyampaikan pendapat
b. Disiplin dan atas tugas
yang diberikan
c. Bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan.
lembar
observasi
Selama pelajaran
dan saat diskusi
kelompok
2 Keterampilan
a. Menyusun kerangka
penelitian
b. Keterampilan dalam
menyajikan hasil
penelitian secara lisan
(pertemuan 3)
c. Melaporkan hasil
penelitian secara tertulis (
pertemuan 3)
Portofolio,
lembar
observasi,
presentasi
Diskusi,
presentasi
3 Pengetahuan
a. Mendeskripsikan faktor-
faktor dengan
pertumbuhan tumbuhan
Tes/
portofolio
Hasil tes/
portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
J. Instrumen penilaian
1. Sikap spiritual
Pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA = Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1)
Nama peserta didik : ………………………….
Kelas :………………………….
Tanggal pengamatan :………………………….
Materi pokok :………………………….
No Aspek pengamatan Skor Keterangan
YA TIDAK
1. Berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran
2. Mengucap rasa syukur atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Aspek pengamatan Skor Keterangan
YA TIDAK
karunia Tuhan sesuai agama
masing – masing
3. Memberi salam sesuai agama
masing – masing sebelum
dan sesudah menyampaikan
pendapat/ presentasi
4. Mengucap keagungan Tuhan
apabila melihat kebesaran
Tuhan sesuai agama masing
– masing
5. Bersyukur akan keberadaan
dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu
pengetahuan
6. Menghormati teman sekelas
yang berbeda kayakinan (
tidak ribut saat berdoa)
Jumlah skor
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik : apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup : apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang : apabila memperoleh skor 6 –8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Sikap sosial
a. Percaya diri
Pedoman observasi sikap percaya diri
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap percaya diri peserta didik.
Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA = Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1)
Nama pesrta didik : ………………………….
Kelas :………………………….
Tanggal pengamatan :………………………….
Materi pokok :………………………….
No Aspek pengamatan Skor keterangan
YA TIDAK
1. Berani presentasi di depan
kelas
2. Berani berpendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Aspek pengamatan Skor keterangan
YA TIDAK
3 Berpendapat atau melakukan
kegiatan tanpa ragu – ragu
4 Mampu membuat keputusan
dengan cepat
5 Mampu membuat keputusan
dengan cepat
6 Saat berbicara tegas dan
lantang
Jumlah skor
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik : apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup : apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang : apabila memperoleh skor 6 – 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Disiplin
Pedoman observasi sikap disiplin
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap disiplin peserta didik. Berilah
tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA = Apabila melakukan sesuai pernyataan (skor 2)
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (skor 1)
Nama pesrta didik : ………………………….
Kelas :………………………….
Tanggal pengamatan :………………………….
Materi pokok :………………………….
No Aspek pengamatan Skor keterangan
YA TIDAk
1. Masuk kelas tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
3. Memakai seragam sesuai tata
tertib
4. Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Membawa buku tulis sesuai mata
pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Aspek pengamatan Skor keterangan
YA TIDAk
6 Tertib dalam mengikuti pelajaran
Jumlah skor
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik : apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup : apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang : apabila memperoleh skor 6 - 8
c. Tanggung jawab
Pedoman observasi sikap tanggung jawab
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap tanggung jawab peserta didik.
Berilah tanda check (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sebagai berikut :
YA = Apabila melakukan sesuai pernyataan
TIDAK = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Nama pesrta didik : ………………………….
Kelas :………………………….
Tanggal pengamatan :………………………….
Materi pokok :………………………….
No Aspek pengamatan Skor Keterangan
YA TIDAK
1. Mengerjakan tugas individu
dengan baik
2. Menerima resiko dari tindakan
yang dilakukan
3. Tidak menuduh orang lain
tanpa bukti yang kuat
4. Mengembalikan barang yang
dipinjam
5. Meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukan
6. Mengjaga perlengkapan ruang
kelas sebagai warga kelas
Jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik : apabila memperoleh skor 10 – 12
Cukup :apabila memperoleh skor 8- 10
Kurang : apabila memperoleh skor 6 – 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LEMBAR DISKUSI SISWA
Judul: Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
A. Tujuan
1. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
2. Menyebutkan faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan!
B. Alat dan Bahan
Alat tulis dan buku biologi kelas XII
C. Cara Kerja
1. Bentuklah kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang siswa
2. Bacalah buku atau artikel yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
3. Cermati pertanyaan yang diberikan dan diskusikan bersama anggota kelompokmu
4. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!
D. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan!
2. Sebutkan dan jelaskan2macam dari pertumbuhan!
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan? Sebutkan
minimal 4 contoh dari faktor – faktor tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No
Soal
Kunci Jawaban Kategori Skor
1 Pertumbuhan adalah perubahan yang
dapat diketahui atau ditentukan
berdasarkan sejumlah ukuran atau
kuantitasnya yang bersifat irreversibel
(Tidak dapat kembali seperti semula).
Pertumbuhan meliputi bertambah besar
dan bertambah banyaknya sel-sel pada
jaringan.
Perkembangan adalah suatu perubahan
kualitatif yang melibatkan perubahan
struktur fungsi yang lebih kompleks
Jika jawaban benar
dan lengkap sesuai
pertanyaan
20
Jika hanya salah satu
jawaban yang benar
10
Tidak ada jawaban
yang benar
5
2 Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang memanjang baik
yang terjadi pada ujung akar maupun
ujiung batang.
Pertumbuhan sekunder adalahah
pertumbuhan yang dapat menambah
diameter batang yang berupa aktivitas
sel – sel meristem sekunder yaitu
kambium dan kambium gabus.
Jika jawaban benar
dan lengkap sesuai
pertanyaan
15
Jika hanya salah satu
jawaban yang benar
10
Tidak ada jawaban
yang benar
3
3 - Faktor ekternal : air, cahaya, suhu,
kelembaban udara
- Faktor internal : auksin, giberelin,
sitokinin, gas etilen.
Jika jawaban benar
dan lengkap sesuai
pertanyaan
10
Jika hanya salah satu
jawaban yang benar
5
Tidak ada jawaban
yang benar
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LEMBAR KERJA SISWA 2
Judul: Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
2. Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
B. Alat dan bahan
1. Bibit bayam merah
2. Urin sapi
3. Molasse
4. Polybag
5. Tanah
6. Air
7. Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa
2. Lakukan percobaan dengan perlakuan sebagai berikut:
Kelompok Penambahan tetes tebu
1 0 ml
2 20 ml
3 40 ml
4 60 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3. Pupuk organik cair urin sapi yang sudah jadi diencerkan dengan perbandingan 1: 2
dan dapat langsung diaplikasikan pada tanaman.
4. Lakukanlah pengamatan pada tinggi batang dan jumlah daun tanaman bayam
merah selama 7 hari
5. Catatlah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan
6. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil pengamatan masing-masing
kelompok berdasarkan format yang telah ditentukan!
7. Contoh Format Laporan:
a) Acara Praktikum
b) Tujuan
c) Dasar teori
d) Alat dan bahan
e) Cara Kerja
f) Hasil Pengamatan
g) Pembahasan
h) Kesimpulan
i) DaftarPustaka
D. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman bayam merah:
Tanaman Ke- Tinggi Batang hari ke- Jumlah Daun hari ke-
1 2 3 4 5 dst 1 2 3 4 5 Dst
1
2
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perlakuan mana yang
menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik? Mengapa?
2. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
tersebut? Sebutkan!
3. Jelaskan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman?
F. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Rubrik Penilaian Portofolio Terhadap Laporan Praktikum
No Kriteria Skor
1 Struktur laporan
a. Judul
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang akan
dipraktekkan, ditulis dengan huruf kapital semua
5
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
dipraktekan
tetapi huruf kapital ditulis pada awal kalimat saja
3
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
dipraktekkan
tetapi ditulis dengan huruf kecil semua
2
b. Tujuan
Menyebutkan tujuan dengan benar dan lengkap sesuai dengan
judul penelitian
5
Menyebutkan salah satu tujuan benar 3
Menyebutkan tujuan tidak sesuai judul 1
c. Dasar Teori
Memuat keseluruhan materi yang berkaitan dengan penelitian
dan menulis sesuai tujuan
20
Memuat materi yang hanya menjawab salah satu dari tujuan 15
Memuat materi tidak sesuai tujuan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Kriteria Skor
d. Alat dan Bahan
Mencatat alat dan bahan dengan lengkap dan berurutan 5
Mencatat alat dan bahan benar tetapi tidak lengkap 3
Mencatat alat dan bahan dan tidak berurutan dan tidak
lengkap
1
e. Cara Kerja
Menulis cara kerja secara urut, lengkap sesuai yang
dipraktekkan
5
Mencatat cara kerja secara urut tetapi tidak lengkap. 3
Mencatat cara kerja tidak urut dan tidak lengkap 2
f. Hasil Pengamatan
Disajikan dalam bentuk tabel disertai keterangan yang benar
dan histogram yang lengkap
10
Disajikan dalam bentuk tabel, dilengkapi dengan keterangan 7
Disajikan dalam bentuk tabel, tanpa disertai keterangan 5
g. Pembahasan
Membahas secara keseluruhan sesuai dengan tujuan, kalimat
mudah dimengerti
30
Membahas sesuai dengan tujuan penelitian 25
Membahas tidak sesuai dengan tujuan 20
h. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Kriteria Skor
Kesimpulan benar dan merupakan jawaban tujuan praktikum,
ditulis dengan kalimat yang mudah dipahami
5
Kesimpulan hanya menjawab salah satu tujuan saja 3
Kesimpulan bukan merupakan jawaban tujuan 1
i. Daftar Pustaka
Mengambil dari sumber yang sesuai dan penulisan daftar
pustaka benar
5
Mengambil dari sumber tidak sesuai dsar teori tetapi
penulisan daftar pustaka benar
3
Menulis daftar pustaka tidak benar
3. Cara Penyajian Laporan
Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12
5
Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11
4
Laporan disajikan seadanya (tidak dalam bentuk makalah,
tidak dijilid), ditulis tangan/diketik menggunakan huruf
selain Times New Roman ukuran sembarang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lembar Penilaian Portofolio
N
o.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai
Struktur laporan
Penyajian
Laporan
Judul
Tuju
an
Das
ar t
eori
Ala
t dan
bah
an
Car
a ker
ja
Has
il p
engam
atan
pem
bah
asan
kes
impula
n
Daf
tar
pust
aka
1
2
3
4
5
N = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kriteria penilaian portofolio
Kategori Keterangan Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik(SB) Apabila memperoleh
skor akhir 80 -100
Tuntas
Baik (B) Apabila memperoleh
skor akhir 65 – 79
Tuntas
Cukup (C) Apabila memperoleh
skor akhir 50- 64
Tidak Tuntas
Kurang (K) Apabila memperoleh
skor akhir ≤ 50
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/I
Indikator :
4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan tanaman.
4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan
kelas.
Penilaian Presentasi kelompok
No.
Nama Kelompok
Aspek Penilaian
Skor
Kek
om
pak
an
Bah
asa
Men
jaw
ab
Per
tan
yaan
P
enam
pil
an
Isi
Pre
sen
tasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek Skor Indikator
Kekompakan 3 Semua anggota kelompok kompak dalam melakukan
presentasi
2 Jika 1-2 orang anggota kelompok saja yang kompak dalam
melakukan presentasi
1 Kelompok tidak kompak dalam melakukan presentasi
Menjawab
Pertanyaan
3 Jika semua anggota kelompok aktif menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
2 Jika 1-2 orang anggota kelompok saja yang aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
1 Semua anggota kelompok tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
Isi Presentasi 3 Jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan
topik/permasalahan
2 Jika Jelas, mudah dipahami tetapi kurang sesuai dengan
topik/permasalahan
1 Jika jidak jelas, susah dipahami dan tidak sesuai dengan
topik/permasalahan
Penampilan 3 Jika presentasi menarik dan kreatif
2 Jika presentasi menarik tetapi kurang kreatif
1 Presentasi tidak menarik dan tidak kreatif
Bahasa
3 Tutur kata jelas, dan menggunakan bahasa yang sopan
2 Tutur kata jelas, tetapi penggunaan bahasa yang kurang
sopan
1 . Tutur kata tidak jelas dan dan bahasa yang digunakan tidak
sopan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP
PEMBELAJARAN (POST TES)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester :XII/I
Kisi-kisi Soal :
Indikator
Nomor Soal dan Rana Kognitif
Men
gin
gat
M
emah
am
i
Men
erap
kan
Men
gan
ali
sis
Men
gev
alu
asi
Men
cip
tak
an
3.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2
3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
1,3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No. Soal Jawaban Skor
1. Bagaimana kondisi tumbuhan yang
mengalami kekurangan unsur Fe
dan Mg?
Kekurangan unsur Fe: muncul
gejala klorosis dan daun
menguning atau nekrosa
Kekurangan unsur Mg: muncul
bercak-bercak kuning di
permukaan daun tua
15
2. Seorang siswa melakukan sebuah
penelitian mengenai pengaruh
intensitas cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Dia ingin mengetahui
perbedaan tumbuhan yang
diletakkan di tempat gelap dan di
tempat yang cukup terkena sinar
matahari dan di tempat yang
terkena sinar matahari langsung.
Setelah dilakukan pengamatan
diperoleh hasil bahwa tumbuhan
yang diletakkan di tempat gelap
mengalami pertumbuhan batang
yang jauh lebih panjang bila
dibandingkan dengan tumbuhan
yang diletakkan di tempat yang
Tanaman yang diletakkan di
tempat yang gelap memiliki
batang yang jauh lebih panjang,
hal ini dikarenakan tumbuhan
tersebut mencari sumber
cahaya, sedangkan tanaman
yang cukup terkena sinar
matahari memiliki pertumbuhan
yang normal sedangkan
tumbuhan yang diletakkan di
bawah sinar mata hari langsung
memiliki tinggi batang yang
lebih pendek dah kerdil hal ini
disebabkan karena tanaman
tersebut mendapat sinar
matahari yang berlebihan
sehingga dapat menghambat
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No. Soal Jawaban Skor
cukup terkena sinar matahari
berwana pucat dan kurus, tumbuhan
yang diletakkan di tempat yang
cukup terkena sinar memiliki
pertumbuhan yang normal,
sedangkan tumbuhan yang
diletakkan di bahwah sinar matahari
langsung tinggi batangnya jauh
lebih pendek dibandingkan tanaman
dengan perlakuan yang lain dan
kerdil. Menurutmu apakah yang
menyebabkan hal tersebut?
pertumbuhan. Tanaman
memang memerlukan cahaya/
sinar matahari untuk
keberlangsungan hidupnya
namun dalam jumlah yang
normal.
3. Apakah fungsi oksigen dalam
proses pertumbuhan tanaman?
Oksigen diperlukan oleh setiap
makhluk hidup untuk
melakukan respirasi aerob,
dengan respirasi aerob makhluk
hidup dapat memperoleh energi
untuk pertumbuhannya.
15
4. Perhatikan cuplikan berikut
Urin sapi dapat dijadikan bahan
untuk pembuatan pupuk organic
cair untuk tanaman karena
mempunyai kandungan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Bagaimana pengaruh
fermentasi urin sapi terhadap
pertumbuhan tanaman?
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No. Soal Jawaban Skor
Urin sapi yang difermentasikan
dengan komponen tamabahan tetes
tebu ini memiliki kandungan unsure
hara N, P, K yang merupakan
kandungan esensial dalam pupuk
sehingga mampu merangsang
pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan uraian di atas,
bagaimana rumusan masalahnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
UJI STATISTIK
Lampiran 5
1. Tinggi Batang (cm)
Tests of Normality
perlaku
an
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tinggitanaman 0 ml .180 7 .200* .956 7 .783
20 ml .264 7 .150 .830 7 .081
40 ml .152 7 .200* .968 7 .880
60 ml .170 7 .200* .980 7 .958
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F
P-
value F crit
Between
Groups 17.96857 3 5.989524 82.3437
8.98E-
13 3.008787
Within Groups 1.745714 24 0.072738
Total 19.71429 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 6
2. Jumlah Daun (helai)
Tests of Normality
Perlaku
an
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
jumlahdaun 0 ml .360 7 .007 .664 7 .001
20 ml .504 7 .000 .453 7 .000
40 ml .504 7 .000 .453 7 .000
60 ml .360 7 .007 .664 7 .001
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F
P-
value F crit
Between
Groups 8.714286 3 2.904762 13.55556
2.23E-
05 3.008787
Within Groups 5.142857 24 0.214286
Total 13.85714 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 7
3. Berat Basah (gr)
Tests of Normality
perlaku
an
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
beratbasah 0 ml .180 7 .200* .976 7 .941
20 ml .221 7 .200* .889 7 .271
40 ml .269 7 .134 .911 7 .404
60 ml .223 7 .200* .885 7 .252
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F
P-
value F crit
Between
Groups 1797.286 3 599.0952 17.85806
2.62E-
06 3.008787
Within Groups 805.1429 24 33.54762
Total 2602.429 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 8
4. Berat Kering (gr)
Tests of Normality
perlaku
an
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
beratkering 0 ml .181 7 .200* .951 7 .739
20 ml .357 7 .007 .835 7 .089
40 ml .173 7 .200* .922 7 .482
60 ml .332 7 .019 .869 7 .183
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F
P-
value F crit
Between
Groups 68.96429 3 22.9881 12.62092
3.75E-
05 3.008787
Within Groups 43.71429 24 1.821429
Total 112.6786 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 9
Suhu dan Kelembaban
Hari ke- Suhu°C Kelembaban %
1 31 60
2 30 60
3 29 59
4 31 59
5 28 62
6 30 60
7 29 59
8 31 58
9 28 57
10 30 58
11 31 59
12 30 58
13 29 59
14 31 59
15 32 58
16 30 59
17 31 60
18 29 59
19 28 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 10
LAMPIRAN GAMBAR
Keterangan :
Proses fermentasi urin sapi : sampel urin sapi(A1), tetes tebu(A2 );
fermentasi (B) ; hasil fermentasi (C) ; percapuran urin : air (1:2) (D)
A
C D
B
2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 11
keterangan :
Penanaman baya mmerah :penyemaian bayam merah (E) ; aklimatisasi
(F) ; kondisi bayam merah (G) ; pengukuran parameter pertumbuhan (H)
; pengukuran suhu dan kelembaban udara (I) ; panen (J)
E F G
H I J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 12
Keterangan :
Penimbangan berat basah (K) ; penjemuran (L) ;
pengovenan (M) ; penimbangan beratk ering (N)
K
M N
L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related