pengaruh pendekatan inkuiri...
Post on 28-Apr-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERSTRUKTUR
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
(Kuasi Eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
OLEH
NAELI ZAKIYAH
NIM: 106016100587
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERSTRUKTUR
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
(Kuasi Eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar sSarjana Strata 1 (S.Pd.)
OLEH
NAELI ZAKIYAH
106016100587
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Baiq Hana Susanti, M.Sc. Yuke Mardiati, S.Si.
19700209 200003 2 001 19760117 200701 2 013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia”
telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Februari
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi
Pendidikan Biologi.
Jakarta, 14 Februari 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia Ujian Munaqasah
Baiq Hana Susanti, M.Sc. ....................... .......................
NIP: 19700209 200003 2 001
Sekertaris
Nengsih Juanengsih, M.Pd. ....................... .......................
NIP: 19790510 200604 2 001
Penguji I.
Dr. Zulfiani, M.Pd. ....................... .......................
NIP: 19760309 200501 2 002
Penguji II
Nengsih Juanengsih, M.Pd. ....................... .......................
NIP: 19790510 200604 2 001
Mengetahui:
Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
NIP: 19751005 198703 1 003
ABSTRACT
Naeli Zakiyah, The Effect of Structured Inquiry Approach toward The
Process Science Skills on The Respiratory System Concept. (Quasi
Experimental Studies in MTs. Yasti 1 Cisaat, Sukabumi), Program of
Biology Study, The Departement of Natural Science, Faculty of Tarbiyah and
Teacher’s Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta
The study aims to know the effect of structured inquiry on the process science
skills. The process science skills used in this research include observing skills,
skills to interpret observation, hypothesize skill, the planning of experiment skills,
the skills to apply the concept, and communication skills. This research was
conducted at MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi with the method quasi-
experimental and design used a pretest-posttest control group design. The
technique sampling is purposive sampling. The research sample includes the
experimental group amounted to 38 students by using structured inquiry
approach, and for the control group amounted to 41 students by using the method
of demonstration. The posttest data analysis of both utilizes “t” test is 14,74 and t
table is 1.99 in 5% significance, therefore to > t table. Therefore it indicates that
there’s effect of structured inquiry on the process science skills. The process
science skills which the highest is observing skills.
Keywords : Structured Inquiry Approach, The Process Science Skills, Skills of
Observing, Interpreting Observations, Hypothesize Skills, Plan an Experiment,
Applying the Concept, and Communication Skills.
ABSTRAK
Naeli Zakiyah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap
Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia (kuasi
eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat, Sukabumi). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur
terhadap keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan
pengamatan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan
berkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi
dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest
control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel bertujuan
(purposive sampling). Sampel penelitian meliputi kelompok eksperimen
berjumlah 38 siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur, dan
untuk kelompok kontrol berjumlah 41 siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi. Analisis data posttest diperoleh hasil thitung sebesar 14,74 dan ttabel
pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 1.99 maka t hitung > t tabel. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia.
Keterampilan proses sains yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu keterampilan
mengamati.
Kata Kunci: Pendekatan Inkuiri Terstruktur, Keterampilan Proses Sains,
Keterampilan Mengamati, Menafsirkan Pengamatan, Berhipotesis, Merencanakan
Percobaan, Menerapkan Konsep, dan Berkomunikasi.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Illahi Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah
islam, pembawa syafaat bagi umatnya dihari akhir kelak.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis
untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh
Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan,
do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Ketua dan
sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Yuke Mardiati, M.Si, dosen
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak H. Haerudin, kepala sekolah MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi
6. Ibu Meli Meliana, S.Pd dan Bapak Adil Maulana,S.Pd guru bidang studi IPA
MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi yang telah membantu dan memberikan saran
selama penelitian.
ii
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Abun Bunjamin dan Ibunda
Dadah, tak lupa Teh Fazat Rofiah, serta keluarga besar semua yang selalu
mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, motivasi yang luarbiasa dan dukungan
baik moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya
hanya Allah yang dapat membalas semuanya.
8. Teruntuk sahabat-sahabat, Marwiyah, Lisnawati, Iyoh Maspiroh, Siti Maryam,
Latifah. K’Lilis, Miss Erika, Mas Aji, Mas Arif, Mas Ali, Bang Ghani, Mas
Yudi yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi yang luar
biasa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dijadikan amal
shaleh dan senantiasa diberikan kemuliaan, Amin. Harapan penulis semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis berharap skripsi ini menjadi kontribusi serta menambah pustaka
dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Ciputat, Januari 2011
Naeli Zakiyah
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 6
E. Tujuan & Manfaat Penelitian .................................................... 6
BAB II. KERANGKA TEORETIS, KERANGKA PIKIR & PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori .............................................................................. 8
1. Pendekatan Inkuiri .............................................................. 8
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri ...................................... 8
b. Jenis-Jenis Pendekatan Inkuiri .................................... 10
c. Sintak Pendekatan Inkuiri ........................................... 12
d. Karakteristik pendekatan Inkuiri ................................. 13
e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri ........... 15
2. Pendekatan Inkuiri Terstruktur ................................. …....16
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Terstruktur ................. 16
b. Tahapan Inkuiri Terstruktur…………………….. ...... 17
iv
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Inkuiri Terstruktur…………………….. ..................... 18
3. Keterampilan Proses Sains… .................................. ……..19
a. Pengertian Keterampilan Proses… ................... ……..19
b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains… ......... ……..21
c. Kedudukan Keterampilan Proses Sains dalam
Pembelajaran Sains… ....................................... ……..24
d. Peranan Keterampilan Proses Sains… .............. ……..24
e. Penilaian Keterampilan Proses Sains…………………25
4. Metode Demonstrasi… ........................................... ……..27
a. Pengertian Metode Demonstrasi… ................... ……..27
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi……27
c. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi… ....... ……..28
B. Hasil Penelitian yang Relevan.. .............................................. 29
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 35
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35
F. Instrumen Penelitian................................................................... 36
G. Kalibrasi Instrumen .................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 42
I. Hipotesis Statistik ...................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 48
1. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 48
v
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 48
b. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 49
c. Hasil N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 50
B. Analisis Data ................................................................................. 51
1. Uji Prasyarat Analisis Data ..................................................... 51
a. Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, N-Gain ................. 51
b. Uji Homogenitas ............................................................... 52
c. Uji Hipotesis ..................................................................... 53
2. Data Hasil Observasi ............................................................... 54
C. Pembahasan ................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Saran ........................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 65
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Inkuiri ...................................................... 12
Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur................................... 17
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................ 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ....... 33
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ....................... 36
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................... 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................ 39
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ....................................... 40
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda ........................................................... 41
Tabel 3.8 Kategori Keterampilan Proses Sains ......................................... 47
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen & Kontrol ...................... 47
Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen & Kontrol ..................... 48
Tabel 4.3 Hasil N-Gain Kelompok Eksperimen & Kontrol ...................... 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-Gain.................. 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-gain ............... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan N-gain ..................... 52
Tabel 4.7 Hasil Lembar Observasi ............................................................ 53
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Keterampilan proses Sains ....................................... 65
Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Uji Keterampilan Proses Sains ............................... 71
Lampiran 3 Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen ............................................ 72
Lampiran 4 Instrumen Keterampilan Proses Sains ............................................. 73
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Keterampilan Proses Sains.................... 76
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 80
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol................. 112
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa ................................................................. 123
Lampiran 9 Penghitungan Skor Keterampilan Proses Sains .............................. 135
Lampiran 10 Penghitungan Uji Normalitas ....................................................... 136
Lampiran 11 Penghitungan Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen ............ 140
Lampiran 12 Penghitungan Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ................... 142
Lampiran 13 Penghitungan Uji Homogenitas .................................................... 144
Lampiran 14 Penghitungan Uji Hipotesis .......................................................... 147
Lampiran 15 Pengolahan Data Hasil Observasi.................................................. 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan berupaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya guna.
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu Negara untuk
menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia.
Perwujudan manusia yang berkualitas merupakan tanggung jawab
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek
yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,
kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal ini
terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang melanda dunia yang tidak
dapat dihindari lagi.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yang isinya menyatakan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menajdi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”1
Berdasarkan isi undang-undang tersebut berarti peserta didik
diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk masa
depan yang lebih baik.
1Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf . h.3. Diakses Rabu, 15 Desember 2010.
2
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus
globalisasi yang cepat, menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber
informasi tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu,
pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak
sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan. Guru
bukan orang yang serba tahu dan peserta didik bukan orang yang serba tidak
tahu, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara
langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan
dalam pendidikan menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan
mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sesuai pusat kurikulum di
tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan yang diarahkan pada
pengalaman belajar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.3
Biologi sebagai salah satu cabang sains merupakan proses dan
produk. Proses yang dimaksud di sini adalah proses melalui kegiatan ilmiah,
yaitu : kritis terhadap masalah, sehingga peserta didik mampu merasakan
adanya masalah, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan,
merancang percobaan atau melakukan pengamatan untuk menjawab
2Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. h.4. Diakses
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-
Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20 Juli 2010 3Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA…, h.22.
3
pertanyaan dan menarik kesimpulan. Produk dalam IPA adalah konsep-
konsep, azas, prinsip, teori dan hukum.
Proses melalui kegiatan ilmiah ini dapat dikembangkan oleh guru,
antara lain melalui pendekatan keterampilan proses sains. Keterampilan
proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,
manual, dan sosial.4 Dengan mengembangkan keterampilan proses, peserta
didik akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang
dituntut.5 Dengan melakukan sendiri peserta didik akan lebih menghayati,
berbeda halnya jika hanya mendengar atau sekedar membaca. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka perlu identifikasi kemampuan keterampilan proses
sains sehingga dapat memperoleh gambaran perolehan konsep-konsep sains
pada peserta didik berdasarkan proses.
Keterampilan proses merupakan hasil belajar yang dicapai seseorang
dalam wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah atau penelitian
seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah,
mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah dan bersikap ilmiah.6
Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan. Selain itu,
keterampilan proses membuat siswa belajar produk dan proses ilmu
pengetahuan sekaligus. Pelaksanaan keterampilan proses memerlukan suatu
pendekatan yang dapat mengarahkan siswa pada pembelajaran yang lebih
bermakna. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalaminya sendiri apa
yang dipelajari, bukan hanya sekedar mengetahuinya.7
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi
IPA di MTs. YASTI 1 Cisaat, pembelajaran IPA khususnya biologi di MTs
4 Nuryani Y Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang,
2005) , h.76. 5 Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta:
PT.Gramedia, 1986), h.18. 6 Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses Sains,…h.23
7 Trianto, Pendekatan Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), h.27.
4
tersebut sampai saat ini kurang dapat menumbuhkan keterampilan proses
sains siswa. Pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif, sedangkan aspek
psikomotorik dan aspek afektif kurang diperhatikan, kurangnya keterlibatan
siswa dalam pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan cenderung tidak relevan
dengan materi pembelajaran, aktivitas siswa sebatas mencatat dan
mendengarkan, selain itu pendekatan yang digunakan kurang mampu
mengaktifkan siswa.8 Hal ini menyebabkan kesempatan siswa untuk terlibat
dalam proses belajar dan kesempatan untuk mengembangkan diri berkurang.
Hal ini berarti pembelajaran yang baik harus meliputi aspek psikomotorik,
aspek afektif, dan aspek kognitif. Untuk itu, guru IPA harus berusaha agar
siswa tidak hanya belajar memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
tetapi siswa juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri,
tanggung jawab, dan komunikasi sosial.9
Pendekatan yang lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran
yang berorientasi hakikat IPA yaitu sebagai produk, proses, dan alat untuk
mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses
siswa. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah
pendekatan inkuiri terstruktur.
Pendekatan inkuiri merupakan aplikasi dari pembelajaran
konstruktivisme yang berdasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Sehingga
pendekatan inkuiri sesuai digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya
biologi yang mengharapkan siswa terlibat langsung dengan objek-objek yang
dipelajari. Pembelajaran dengan inkuiri, siswa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan
8 Mely M, Guru Bidang Studi IPA di MTs.Yasti 1 Cisaat. Wawancara pada hari
Rabu, 25 Agustus 2010. 9Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains
Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.5.
5
melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-
prinsip untuk diri mereka sendiri. Dalam pengajaran inkuiri terdapat proses-
proses mental. Proses-proses mental tersebut diantaranya adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan,
melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik
kesimpulan.10
Pendekatan inkuiri terstruktur merupakan pendekatan dimana siswa
mengikuti dengan tepat instruksi guru untuk menyelesaikan kegiatan hands-
on dengan sempurna.11
Kegiatan inkuiri terstruktur ini di mana guru
menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil
dan kesimpulan dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik
mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri
Terstruktur terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem
Pernapasan Manusia.”
B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan
IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.
2. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif saja, tanpa
menumbuhkan keterampilan proses sains siswa.
3. Kurang variatifnya pendekatan pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran.
4. Penerapan pendekatan yang kurang mengaktifkan siswa di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah
Luasnya cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan
pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada:
10
Rustaman, Nuryani Y, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi.... h.76. 11
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA.....h.24
6
1. Subjek penelitiannya adalah siswa MTs.YASTI 1 Cisaat-Sukabumi kelas
VIII.
2. Keterampilan proses yang diukur ada 6 meliputi: mengamati, interpretasi
data, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan
berkomunikasi.
3. Pendekatan Inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendekatan inkuiri terstruktur.
4. Materi biologi dibatasi pada konsep sistem pernapasan manusia.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah
pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains
siswa?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada
konsep sistem pernapasan manusia kelas VIII MTs. Yasti 1 Cisaat-
Sukabumi. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya wawasan tentang pendekatan pembelajaran inkuiri
terstruktur.
b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat
dijadikan salah satu rujukan untuk pengembangan model
pembelajaran lebih lanjut.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam
pengembangan kurikulum dan pendekatan pembelajaran sains di
SMP serta merekomendasikan beberapa faktor pendukung kepada
pihak penentu kebijakan (Departemen Pendidikan Nasional).
7
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran mengenai pengembangan pendekatan pembelajaran
berbasis inkuiri sebagai wahana pendidikan siswa SMP serta dalam
pengembangan kurikulum IPA terintegrasi untuk jenjang SMP.
c. Sebagai bahan pertimbangan pembuatan program pembelajaran IPA
yang dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan
menumbuhkankembangkan keterampilan proses siswa.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR
& PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Menurut National Science Education Standards dalam Philips
Alexander Towndrow dan Tan Aik Ling mendefiniskan inkuiri adalah
aktifitas beraneka segi yang meliputi observasi, membuat pertanyaan,
memeriksa sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah
diketahui, merencanakan investigasi, memeriksa kembali menurut
bukti eksperimen, menggunakan alat untuk mengumpulkan,
menganalisa, dan menginterpretasi data, mengajukan jawaban,
penjelasan, dan prediksi, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen.
Inkuiri memerlukan identifikasi asumsi, berpikir kritis dan logis, dan
pertimbangan keterangan atau penjelasan alternatif.”1
Pendekatan Inkuiri merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah
pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.2
Pendekatan inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti
permasalahan atau pertanyaan fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri
memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk
1 Philips Alexander dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through Science
Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia:
http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf) Diakses Rabu, 16 Juni
2010. 2Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2008), h.191.
9
berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan.
Suasana seperti itu sangat penting karena keberhasilan pembelajaran
bergantung pada kondisi pemikiran siswa.
Inkuiri menciptakan pengalaman konkrit dan pembelajaran
aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada
siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga
memungkinkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Inkuiri
melibatkan komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan
tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang
logis, objektif dan bermakna, serta untuk melaporkan hasil-hasil kerja
siswa.
Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah
dialami. Karena itu inquiry menuntut siswa berpikir. Pendekatan ini
melibatkan siswa dalam kegiatan intelektual. Meskipun pendekatan ini
berpusat pada siswa, namun guru tetap memegang peranan penting
sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu
menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi,
mengajukan pertanyaan, memberikan kritik dan saran kepada siswa.3
Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa
melibatkan diri mereka dalam proses penyelidikan, merumuskan
pertanyaan dan memecahkan masalah, kegiatan seperti ini untuk
mengasah keterampilan proses agar hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.4 Dengan kata lain inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh
dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau
3 Ken Gilbertson, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert, Outdoor
Education: Methods and Strategies,(United States: Human Kinetics, 2006), h.120.
http://wilderdom.com/store/index.php?main_page=product_info&cPath=4_11&products_
id=132 Diakses Sabtu,15 Mei 2010. 4 Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing
Inquiry-based Learning, 44 Capital Boulevard, Street NW, Edmonton, Alberta,Canada,
.2004.h.7 (Tersedia: http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/ curriculum/ bySubject/
focusoninquiry. pdf) Diakses Sabtu,15 Mei 2010.h.1
10
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis dan logis.
Berdasarkan definisi inkuiri di atas, dapat dikatakan bahwa
inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai
dari merumuskan masalah, mengumpulkan data/informasi,
mengajukkan pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan percobaan,
menganalisa hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. Tujuan utama
inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis
dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Siswa diharapkan
dapat menyelidiki mengapa suatu peristiwa dapat terjadi serta
mengumpulkan dan mengolah data secara ilmiah untuk mencari
jawabannya. Pendekatan ini lebih menekankan pada pencarian
(search) pengetahuan dari pada perolehan (acquisitiori) pengetahuan.
b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Alan Colburn mengemukakan tiga jenis pendekatan inkuiri,
yaitu:5
1) Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Dalam inkuiri terstruktur, siswa akan mengadakan penyelidikan
dan penemuan yang berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur
yang disediakan guru.
2) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Meskipun siswa melakukan penyelidikan yang berdasarkan pada
pertanyaan yang diajukan guru, tetapi siswa yang menentukan
prosedur penyelidikannya.
5 Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43.
(http://www. experientiallearning. ucdavis. edu/module2/el2-60-primer.pdf Diakses Rabu,
16 Juni 2010.
11
3) Open Inquiry (Inkuiri Terbuka)
Dalam inkuiri terbuka, siswa melakukan penyelidikan berdasarkan
pada pertanyaan dan prosedur yang mereka bentuk.
Ronald J. Bonnstetter mengemukakan tiga jenis pendekatan
inkuiri, yaitu:6
1) Structured Science Experience
Siswa diharuskan mencari kesimpulannya sendiri berdasarkan
fakta-fakta. Dalam rangkaian inkuiri memberikan sebuah
pengalaman terstruktur yaitu tahapan utama untuk guru dan siswa.
Siswa melakukan percobaan sesuai dengan proses yang diberikan
oleh guru
2) Guided Inquiry
Dalam inkuiri terbimbing guru menentukan topik, pertanyaan, dan
menentukan bahan, akan tetapi siswa harus merancang
penyelidikan, analisis hasil dan mencari kesimpulan sesuai fakta.
3) Student Directed Inquiry
Siswa bertanggung jawab atas topik umum dan sedikit bimbingan
dengan pertanyaan.
4) Student Research
Inilah sasaran utama inkuiri. Pada tahapan ini siswa memerlukan
dukungan dan bimbingan dari guru. Guru hatus memahami
bagaimana membantu siswa untuk tertarik dan mampu melakukan
penelitian sesungguhnya.
5) Open-Ended Inquiry
Dalam open-ended inquiry guru memfasilitasi proses siswa
memilih pertanyaanya dan berinkuiri.
6 Ronald J. Bonnstetter and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye on the
Future, Electronic Journal of Science Education V3 N 12 December 2009 University of
Nebraska, Lincoln. http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html Diakses
Rabu, 16 Juni 2010.
12
6) Teacher-Collaborative Inquiry
Dalam teacher-collaborative inquiry guru dan siswa melakukan
penyelidikan, dan bersama memilih pertanyaan dan strategi untuk
menemukan jawaban yang pada awalnya tidak diketahui.
c. Sintak Pembelajaran Inkuiri
Secara ringkas kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.7
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Inkuiri
Fase Perilaku Guru
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan masalah
dituliskan di papan tulis. Guru
membagi siswa dalam kelompok.
Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk memberikan pendapat
dalam bentuk hipotesis. Guru
membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan.
Merancang
percobaan
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mennyusun
langkah-langkah percobaan.
7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,
2009).h.172.
13
Fase Perilaku Guru
Melakukan
percobaan untuk
memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
Mengumpulkan dan
menganalisa data
Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menyampaikan
hasil pengolahan data yang terkumpul
Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan
d. Karakteristik Pendekatan Inkuiri
Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam
karakteristik inkuiri terstruktur, yaitu:8
1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman
Jhon Dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses
aktif individu, bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi
lebih kepada sesuatu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran
sebuah kombinasi dari tindakan dan refleksi pada pengalaman.
Dewey sangat menekankan pembelajaran Hands On (berdasar
pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap
bahwa pengalaman dan inkuiri sangat penting dalam pembelajaran
bermakna.
2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang diketahui
Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya
merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru.
Ausubel prihatin dengan individu yang belajar materi
verbal/tekstual dalam jumlah yang besar di sekolah. Menurut
8 Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning
Through School Libraries In 21st Century School”. Artikel diakses dari
http://cissl.scils.rutgers.edu/guidedinquiry/char.htm. 04 Februari 2010.
14
Ausubel faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran
adalah melalui apa yang siswa ketahui.
3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses
pembelajaran melalui bimbingan
Rangkaian berpikir ke arah yang lebih tinggi memerlukan
proses yang mendalam yang membawa kepada sebuah
pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan
motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang
otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman
dan keingintahuan siswa
Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan
kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan
pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual
seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang membawa
kepada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.
4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap
Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif,
kapasitas siswa untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur.
Perkembangan ini merupakan proses kompleks yang meliputi
kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan dan
menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan
mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan
nilai.
5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran
Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka
menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk
membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa
yang hidup didalamnya.
15
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain
Siswa hidup dilingkungan sosial dimana mereka terus menerus
belajar melalui interaksi dengan orang lain disekitar mereka.
Orangtua, teman, saudara, guru, kenalan, dan orang asing
merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk
pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun
pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka.
Vigotsky berpendapat bahwa perkembangan proses hidup
bergantung pada interaksi sosial pembelajaran sosial berperan
penting untuk perkembangan kognitif.
e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri
Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan
pendekatan inkuiri antara lain:9
a. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan
dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
b. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih
baik.
c. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
d. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri.
e. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
f. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
Berdasarkan uraian di atas, pendekatan inkuiri dapat
merangsang tumbuhnya motivasi intrinsik pada diri siswa untuk
belajar dan menemukan jawaban masalah yang dihadapinya. Dalam
proses belajar, tentunya diperlukan ingatan atas konsep-konsep yang
9 Carol C.Kuhlthau, Leslie K. Maniotes, et,all. 2006. “Guided Inquiry:A
Framework for Learning Through School Libraries in 21 Century School.Tersedia:
http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm Diakses: Kamis, 4 februari 2010].
16
telah diketahui sebelumnya untuk menghadapi situasi proses belajar
yang baru.
Pendekatan inkuiri juga mempunyai kelemahan, yaitu:
a. Kesulitan untuk mengerti tanpa suatu dasar pengetahuan faktual,
dimana pengetahuan itu secara efisien diperoleh dengan pengajaran
deduktif.
b. Ada kemungkinan hanya siswa pandai yang terlibat secara aktif
dalam pengembangan prinsip umum dan siswa yang pasif hanya
diam menunggu adanya siswa yang menyatakan prinsip umum
tersebut.
c. Relatif memerlukan waktu yang banyak dan sering memerlukan
waktu lebih dari satu pertemuan.
d. Tidak mungkin siswa diberi kesempatan sepenuhnya untuk
membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkan.
2. Pendekatan Inkuiri Terstruktur
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Terstruktur
Inkuiri terstruktur merupakan pendekatan dimana guru
melibatkan siswa dalam kegiatan hands-on untuk melakukan
penyelidikan sesuai dengan prosedur dan konsep, akan tetapi guru
tidak memberitahukan siswa alternatif hasil. Siswa menemukan
hubungan antara variabel-variabel atau disamping itu siswa
menyimpulkan data yang telah dikumpulkan.10
Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam
menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis
hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur
menuntut siswa mengikuti dengan seksama setiap langkah kerja dalam
10
Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43.
(http://www. experientiallearning. ucdavis. edu/module2/el2-60-primer.pdf Diakses Rabu,
16 Juni 2010.
17
kegiatan hands-on yang telah disusun oleh guru melalui lembar kerja
siswa (LKS) jenis guided worksheet activity.11
Inkuiri terstruktur merupakan salah satu pendekatan inkuiri
dimana guru menyediakan tujuan, petunjuk dan prosedur kegiatan
tetapi tidak memberitahukan ahsil. Siswa diharapkan menemukan
sendiri hubungan antar variabel ataupun menggeneralisasikan data.
Menurut Zulfiani dalam tingkatan discovery/structured inquiry
tindakan utama guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses,
sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil.12
Berdasarkan uraian diatas inkuiri terstruktur merupakan salah
satu pendekatan inkuiri yang menyajikan permasalahan, pertanyaan
dan prosedur percobaan untuk menyelesaikan masalah. Masalah dan
pertanyaan mendorong siswa melakukan penyelidikan untuk
menemukan jawabannya. Kegiatan pembelajaran ini adalah
mengumpulkan data dari masalah yang diajukan oleh guru, membuat
hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis hasil, membuat
kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
b. Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur
Tahap pelaksanaan pendekatan inkuiri terstruktur terdiri dari
empat fase, yaitu penyajian masalah, berhipotesis, melakukan
percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan:13
Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur
Fase Perilaku Guru
Menyajikan Guru membimbing siswa
11
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
dan Inkuiri Terstruktur terhadap peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja
Ilmiah Siswa Kelas X pada KOnsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA)
Vol.1, h.28. 12
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h.121. 13
Sri Anggraeni, Hakikat Pembelajaran IPA.Pengajar Jurusan Pendidikan
Biologi F-MIPA UPI Bandung.
18
Fase Perilaku Guru
pertanyaan atau
masalah
mengidentifikasi masalah dan masalah
dituliskan di papan tulis. Guru
membagi siswa dalam kelompok.
Berhipotesis Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk memberikan pendapat
dalam bentuk hipotesis. Guru
membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan.
Melakukan
percobaan untuk
memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
Mengkomunikasikan
Hasil Percobaan
Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menyampaikan
hasil pengolahan data yang terkumpul
Membuat
Kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur
Menurut Suryosubroto dalam Henik Ismawati, ada beberapa
kelebihan pemebelajaran inkuiri terstruktur, antara lain:
1) Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda
2) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi
pengetahuan
3) Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-hari
4) Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil
19
Pendekatan inkuiri terstruktur juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
1) Diharuskan adanya persiapan mental
2) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas yang besar, misalnya
sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-
teori.
3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin
mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai
pembelajaran inkuiri terstruktur ini.14
3. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang
bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental
sebagai dasar untuk mengembangkan yang lebih tinggi pada diri siswa
dalam memproses perolehan belajarnya.15
Dengan mengembangkan
kemampuan fisik dan mental, siswa akan mampu menemukan dan
menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dorish Ash mengungkapkan pendapat bahwa ”ketika siswa
berinteraksi ke dalam dunia sains, mereka menemukan penelitian
mereka sendiri, pertanyaan, hipotesis, prediksi, investigasi, interpretasi
dan komunikasi. Inilah yang disebut “Keterampilann Proses” sains.
Keterampilan proses memainkan peran kritis dalam membantu siswa
mengembangkan ide sainsnya. Keterampilan Proses merupakan
14
Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Sains-Fisika melalui
Pembelajaran Inkuiri Terstruktur untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.2007.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH44b3/0f240cc1.dir/doc.pdf.
Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 15
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP
Malang, 2005) h.78
20
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi). Jadi Keterampilan Proses Sains adalah
kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. ”16
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif
atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses
siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat
dalam keterampilan proses karena mungkin siswa melibatkan
penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan
alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan.17
Keterampilan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
IPA, yaitu:18
1) Melakukan Observasi
Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal
dan prosporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek
dan hubungan ruang dan waktu atau mengukur karakteristik fisik
benda-benda yang diamati. Pengamatan dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung.
2) Menafsirkan hasil Pengamatan
Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan
dengan bentuk angka-angka, menghubungkan hasil pengamatan,
menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga
memperoleh kesimpulan
3) Mengelompokkan
16
Doris Ash, “The Process Skills of Inquiry.h.52. (Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010. 17
Nuryani Y. Rustaman. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP
Malang, 2007) h. 78 18
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains,….h.53.
21
Dasar keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan
mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai oobyek
yang diamati. Termasuk dalam keterampilan ini adalah
menggolongkan, membandingkan, mengkontraskan, dan
mengurutkan.
4) Meramalkan
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada.
5) Keterampilan Berkomunikasi
Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil
percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan
berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan,
tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat
berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial
6) Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi.
7) Merencanakan Percobaan atau Penyelidikan
Keterampilan ini adalah menentukan alat dan bahan yang
diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu.
8) Menerapkan konsep atau prinsip
Keterampilan ini meliputi keterampilan menggunakan konsep-
konsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru,
menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau
menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru.
9) Mengajukan Pertanyaan
Keterampilan ini merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih
lanjut. Siswa berhadapan dengan suatu amsalah semestinya siswa
mengajukan pertanyaan Apakah itu? Mengapa begitu? Dan
bagaimana hal tersebut dapat terjadi atau bagaimana cara
pemecahannya.
10) Menyimpulkan
Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan diatas menjadi
kurang bermakna apabila tidak ditunjang dengan keterampilan
menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan
percobaan atau penyelidikan.
b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains
Ada berbagai jenis keterampilan proses yang dapat
dikembangkan dalam diri peserta didik, menurt Karen L. Lancour
mengungkapkan keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari
22
keterampilan-keterampilan dasar (Basic Skills) dan keterampilan-
keterampilan terintegrasi (Integrated Skills).19
Hal serupa juga diungkapkan Yew Mei bahwa keterampilan
dasar dalam keterampilan proses merupakan dasar dari keterampilan
terintegrasi yang pada umumnya lebih kompleks dalam memecahkan
suatu permasalahan dalam suatu eksperimen.20
Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas diperoleh bahwa
keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-
keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel,
membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan ekssperimen.
Keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi saling
bergantung satu sama lain dan masing-masing menitikberatkan pada
suatu keterampilan khusus dari setiap keterampilan. Selain itu
keterampilan-keterampilan proses yang merupakan keterampilan dasar
menjadi suatu landasan untuk menguasai keterampilan-keterampilan
terintegrasi.
Keterampilan proses sains merupakan sejumlah
keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/
scientific methods. Longfield dalam Sabar Nurrohman membagi
19
Karen L. Lancour, Process Skills For Life Science. (Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010. 20
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skill and The relevance of
Science Through Science Alive Programme, dalam Proceeding of redesigning pedagogy:
Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore May,2007,h.2. (Tersedia:
http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf). Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
23
keterampilan proses sains menjadi tiga tingkatan, yaitu Basic,
Intermediate, dan Edvanced. 21
Tabel 2.3 Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains
No. Keterampilan
Proses Indikator
1
Observasi Menggunakan indera
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
Mencari persamaan dan perbedaan
2
Interpretasi Mencatat setiap pengamatan secara
terpisah
Menghubung-hubungkan hasil
pengamatan
Menemukan suatu pola dalam
pengamatan
Menarik kesimpulan sementara
3 Prediksi Mengemukakan kemungkinan apa yang
akan terjadi
4 Menggunakan
alat/bahan
Terampil dalam menggunakan
alat/bahan
5 Menerapkan
Konsep
Menggunakan informasi, kesimpulan,
konsep teori dalam situasi baru
6
Merencanakan
Percobaan
Menentukan alat, bahan, dan sumber
Menentukan variabel
Menentukan variabel tetap dan berubah
Menentukan apa yang akan diamati
Menentukan langkan dan cara kerja
Menentukan cara mengolah hasil
21
Sabar Nurrohman. 2009. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi. Universitas FMIPA UNY.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:xvqKn6Jc9HEJ:eprints.uny.ac.id/2
402/+Penerapan+Seven+Jump+Method+sebagai+Upaya+Peningkatan+Keterampilan+Prose
s+Sains+Mahasiswa&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
24
No. Keterampilan
Proses Indikator
pengamatan
7
Berkomunikasi Menyusun dan menyampaikan laporan
Menjelaskan hasil pengamatan
Menggambarkan data dalam bentuk
grafik, tabel dan sebagainya
c. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Pemahaman mengenai keterampilan proses akan menimbulkan
sikap:
1) Kesadaran adanya suatu masalah. Merumuskan suatu masalah
secara jelas dan lugas sangatlah penting sebab tanpa rumusan yang
jelas sangat sukar untuk mengumpulkan data yang relevan.
2) Memilih data yang relevan dan mengumpulkannya. Hal ini
tergantung pada keterampilan yang dimiliki seseorang.
Keterampilan proses merupakan suatu keterampilan ilmiah
yang terarah (kognitif, psikomotorik) yang dapat digunakan untuk:
1) Menentukan dan memperjelas suatu konsep/teori
2) Mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya.
3) Melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)
4) Menumbuhkembangkan sikap kritis.
d. Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan
pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan
proses sains. Menurut Hallen dalam Nuryani sedikitnya terdapat lima
aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan
mengembangkan keterampilan proses sains.22
22
Nuryani Y. Rustaman, dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP
Malang, 2005) h. 82
25
1) Memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses
dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena.
2) Memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok
kecil dan diskusi kelas.
3) Mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk mereka
untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk
gagasan mereka.
4) Mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang
bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan.
5) Memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan
keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan
pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci
dikembangkan dalam berkomunikasi.
e. Penilaian Keterampilan Proses Sains
1) Karakteristik Umum
a) Butir soal keterampilan proses dapat dibedakan dari butir soal
penguasaan konsep, sehingga konstruksi butir soalnya tidak
dibebani konsep. Hal ini diupayakan agar butir soal tidak rancu
dengan pengukuran konsepnya. Konsep hendaknya dijadikan
konteks. Konsep yang terlibat diyakini penyusunan soal telah
dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa.
b) Butir soal keterampilan proses hendaknya mengandung
sejumlah informasi yang harus diolah oleh siswa. Informasi
dalam butir soal keterampilan proses dapat berupa gambar,
grafik, data dalam tabel dan uraian.
c) Aspek yang diukur oleh butir soal keterampilan proses harus
jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya
interpretasi.
d) Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan
objek.
26
2) Karakteristik Khusus
Karakteristik khusus yang harus diperhatikan jika menyusun
butir soal yang mengukur jenis-jenis keterampilan proses:
a) Observasi: dalam butir soal harus ada objek atau peristiwa yang
dapat diamati.
b) Interpretasi: dalam butir soal harus disajikan sejumlah data
untuk memperlihatkan pola.
c) Klasifikasi: dalam butir soal harus diajukan objek/peristiwa
yang dapat ditemukan atau dicari persamaan dan perbedaan
dari objek tersebut atau diberi kriteria untuk melakukan
pengelompokkan.
d) Prediksi: dalam butir soal harus jelas pola/kecenderungan
untuk dapat diajukan suatu dugaan/ramalan.
e) Berkomunikasi: dalam butir soal harus ada satu bentuk
penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk lain misalnya dari
uraian ke bagan.
f) Berhipotesis: dalam butir soal harus dapat merumuskan dugaan
atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan
mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya
mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan.
g) Merencanakan percobaan/penelitian: dalam butir soal harus
memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan
dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang
harus ditempuh, menentukan peubah (variabel), mengendalikan
peubah.
h) Menerapkan konsep/prinsip: dalam butir soal harus membuat
konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama
konsepnya.
i) Mengajukan pertanyaan: dalam butir soal harus memunculkan
sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa atau
kontradiktif agar siswa termotivasi untuk bertanya.
27
4. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan.23
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pemmbelajaran ekpositori dan inkuiri.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab siswa ditugaskan langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Metode pembelajaran demonstrasi juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
23
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. h.16. Diakses
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-
Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20 Juli 2010.
28
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2) Demonstrasi mmemerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat
yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
c. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1) Tahap Persiapan
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
c) Lakukan uji coba demonstrasi.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa
d) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan merangsang
siswa untuk berpikir
e) Ciptakan suasan yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan
f) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
g) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demontrasi itu.
29
h) Apabila demonstrasi selesai, guru memberikan tugas-tugas
yang terkait dengan pelaksanaan demonstrasi dan prooses
pencapaian tujuan pembelajaran.
Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan
syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat
atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya.
Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan
pelatih yang ditunjuk.
Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari
jawaban atas pertanyaan seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri dari
unsur apa? Cara mana yang paling baik bagaimana dapat diketahui
kebenarannya? melalui pengamatan induktif.
Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan:24
1) Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal.
2) Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk
sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan
bahasa asing, dan prosedur pelaksanaan suatu kegiatan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Tisngatun Nurochmah dengan judul
pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains
siswa dalam proses pembelajaran ipa biologi pada materi pokok sistem
pencernaan pada manusia menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terstruktur dapat meningkatkan dengan sangat signifikan
kemampuan proses sains siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok
sistem pencernaan pada manusia di SMP N 2 Temon Kulon Progo, hal ini
dibuktikan dengan uji-t yang diperoleh hasil thitung 3,732 > 2,000 (p < 0,01).25
24
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta:Gaung Persada
Press,2005), h.76. 25
Tisngatun Nurochmah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi
Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia, Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2007, h.57.
30
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arief Sidharta dengan
judul Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP diperoleh bahwa model pembelajaran
yang disusun dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Peningkatan
tertinggi terjadi pada indikator menafsirkan pengamatan (interpretasi) dan
menerapkan konsep atau prinsip, sedangkan terendah pada indikator
mengelompokkan (klasifikasi).26
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Erika Sari, Betty Holiwarni,
Jimmi Copriady dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pokok Bahasan laju
Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA menunjukkan bahwa
penerapan pendekatan inkuri dapat meningkatkan keterampilan proses sains
siswa. Secara keseluruhan, peningkatan rata-rata nilai 9 keterampilan proses
sains siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat yaitu sebesar
11.02%.27
Penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih,
dengan judul Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran
Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum menunjukkan bahwa siswa
mempunyai nilai baik untuk keterampilan observasi, nilai cukup untuk
keterampilan menafsirkan pengamatan dan untuk keterampilan
berkomunikasi.28
Penelitian yang dilakukan oleh Susiwi, Achmad A.Hinduan, Liliasari,
Sadijah Ahmad dengan judul analisis keterampilan proses sains siswa SMA
pada model pembelajaran D-E-H menunjukkan bahwa tercapainya
26
Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium
sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP.
http://www.p4tkipa.org/data/A_SIDHARTA.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 27
Sari, Fitri Eka, dkk, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX SMAN 1 Siak Sri
Indrapura.Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau
Pekanbaru http://www.scribd.com/doc/17061987/penerapan-pendekatan-inkuiri-untuk-
meningkatkan-keterampilan-proses-siswa-pada-pokok-bahasan-laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-
1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010). 28
Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI
pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum, Skripsi, Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, h.54.
31
keterampilan merumuskan hipotesis, mengendalikan variabel, dan merancang
percobaan dengan persentase secara berturut-turut yaitu 81.5%, 87.0%, dan
81.5% dengan menggunakan metode praktikum.29
Penelitian yang dilakukan oleh Peggy Brickman, Cara Gormally,
Norris Amstrong, dan Brittan Hallar dengan judul pengaruh pembelajaran
inkuiri terhadap keterampilan literasi dan percaya diri siswa menunjukkan
bahwa pendekatan inkuri dapat meningkatkan keterampilan penyelidikan
siswa di laboratorium dan meningkatkann kemampuan ilmiah siswa.30
Muzaffar Khan and Muhammad Zafar Iqbal melakukan penelitian dengan
judul pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri laboratorium terhadap
perkembangan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran biologi di
Pakistan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan inkuiri laboratorium lebih
efektif dibandingkan pembelajaran tradisional. Nilai thitung untuk keterampilan
proses sains mengamati (3.73), klasifikasi (6.979), menggambar (4.264),
pengukuran (5.771) dan berkomunikasi (5.106) lebih besar dibandingkan ttabel
yaitu 1,96. 31
C. Kerangka Pikir
Tujuan pendidikan sains adalah membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman serta mendorong siswa untuk
mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki komponen-komponen
kehidupan fisik, material, dan teknologi dari lingkungan siswa secara ilmiah.
Untuk itu setiap pembelajaran dalam pendidikan sains harus menumbuhkan
kualitas pemikiran semacam kemandirian berpikir, keaslian ide, dan
29
Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada “Model
Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA UPI, Sekolah Pascasarjana UPI,
FMIPA ITB, Vol. 14 ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102. 30
Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Amstrong, dan Brittan Hallar, Effect of
Inquiry-based Learning on Student’s Science Literacy Skills and Confidence, International
Journal for the Schholarship of Teaching and Learning, Vol.3 No.2 (july 2009). Diakses di
http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl. Diakses: Sabtu, 06 November 2010) 31
Muzaffar Khan dan Muhammad Zafar Iqbal, pengaruh pembelajaran berbasis
inkuiri laboratorium terhadap perkembangan keterampilan proses sains siswa padai
pembelajaran biologi di Pakistan. Volume 11 : 1 January 2011 ISSN 1930-2940. Language in
India www.languageinindia.com.
32
kebebasan berpikir. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pemikiran
menjadi nilai-nilai sosial.
Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya belajar
kumpulan pengetahuan konsep-konsep dan prinsip saja tetapi belajar IPA juga
merupakan penemuan. Belajar IPA menekankan pada pemberian pengalaman
secara langsung untuk mengembangkan sejumlah keterampilan dalam
menggali alam sekitar dan memahaminya.
Salah satu alternatifnya adalah dengan menerapkan model
pembelajaran inkuiri terstruktur. Model pembelajaran inkuiri terstruktur ini
merupakan salah satu pembelajaran inkuiri yang bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan
masalah, serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri, membina
dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, rasa ingin tahu, dan
penalaran serta cara berpikir objektif baik secara individual maupun
kelompok. Pada pembelajaran ini siswa melakukan penyelidikan berdasarkan
permasalahan yang diajukan guru tetapi siswa sendiri yang menentukan
prosedur penyelidikannya. Sedangkan guru memfasilitasi dan membimbing
siswa dalam kegiatan penyelidikan yang dirancangnya.
Pembelajaran inkuiri terstruktur mendorong siswa untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip,
dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dengan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan konsepnya sendiri.
Dalam inkuiri terstruktur ini terdapat proses-proses mental yaitu menyajikan
masalah, merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis, mendesain dan
melakukan eksperimen, mengumpulkan data dan menganalisis, dan menarik
kesimpulan serta mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikannya, melalui
proses ini dapat membiasakan diri siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri terstruktur
diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
33
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh pendekatan inkuiri
terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa”.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. YASTI 1 Cisaat Sukabumi yang
berlokasi di Jl. Veteran No. 66 Cisaat-Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan oktober 2010 semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang menguji
hipotesis berbentuk sebab-akibat melalui adanya perlakuan dan menguji
perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.20
Dalam penelitian ini, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan inkuiri terstruktur
dan kelompok kontrol dengan metode demonstrasi. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain kelompok kontrol pretest-posttest (Pretest-Posttest
Control Group Design). Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan pendekatan inkuiri terstruktur
X2 : Perlakuan dengan metode demonstrasi
Y1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pre-test)
Y2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (Post-test)
20
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. (Jakarta:PPM,
2004), h.128.
35
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi target penelitian adalah
seluruh siswa MTs. Yasti 1 Cisaat, sedangkan yang menjadi populasi
terjangkaunya adalah kelas VIII MTs. YASTI 1 Cisaat.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.21 Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. YASTI 1
Cisaat yang berjumlah 79 siswa dengan 38 siswa kelas VIII.8 sebagai
kelompok eksperimen dan 41 siswa kelas VIII.7 sebagai kelompok kontrol.
Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan
(purposive sampling), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu.22
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independen (bebas) adalah pendekatan inkuiri terstruktur dan
tanpa pendekatan inkuiri terstruktur (dengan menggunakan metode lain
yaitu demonstrasi). Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2. Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains siswa.
Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes (pretest-posttest) dan
lembar observasi. Pretest adalah tes KPS sebelum diterapkannya pendekatan
inkuiri terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keterampilan proses sains siswa sebelum diberikan perlakuan. Posttest adalah
tes KPS setelah diterapkannya pendekatan inkuiri terstruktur untuk melihat
pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan proses siswa akibat adanya
perlakuan. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas KPS
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya, 2006), hal. 131 22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian … hal 139-140
36
siswa selama proses pembelajaran (aspek psikomotorik). Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
Penelitian
Siswa Keterampilan proses
sains siswa sebelum dan
sesudah dilakukan
perlakuan dengan
pendekatan inkuiri
terstruktur dan metode
demonstrasi
Melaksanakan pre-test
dan post-test
Butir soal
uraian
Siswa Hasil pengamatan
keterampilan proses sains
siswa pada saat proses
pembelajaran
Mengamati melalui
lembar observasi
Butir
pernyataan
uraian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dan non tes berupa lembar
observasi.
1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tes yang digunakan adalah tes uraian sebanyak 12 soal, masing-
masing soal diberi skor 1-4. Agar dapat mengukur KPS siswa maka soal
tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu: aspek mengamati,
interpretasi data, berhipotesa, merencanakan percobaan, menerapkan
konsep dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrument dapat dilihat pada Tabel
3.3.
37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains
No Jenis
Keterampilan Indikator
Nomor
soal
Skor
max
1 Observasi
Menggunakan sebanyak
mungkin indera
1,7 4
2 Interpretasi
Data
Menyimpulkan hasil
pengamatan 2,8 4
3 Berhipotesis
Menyadari bahwa
suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya
dengan memperoleh
bukti
3,9 4
4 Merencanakan
percobaan
Menentukan
alat/bahan yang
digunakan
Menentukan prosedur
suatu percobaan
4,10
5 Menerapkan
Konsep
Menggunakan konsep
pada pengalaman baru
untuk menjelaskan
apa yang sedang
terjadi
5,11 4
6 Berkomunikasi
Menyampaikan
laporan secara
sistematis dan jelas
6,12 4
Jumlah 12
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
keterampilan proses sains siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
38
Observer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPA MTs. YASTI
1 Cisaat Sukabumi.
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus
dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari
data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Uji Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harusnya
diukur.23 Pengujian validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus
Product moment.24
Rumus yang digunakan adalah :
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan :
XYr = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan
membandingkan rXY dengan rtabel product moment dengan α = 0,05.
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0. Hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat
pada tabel 3.4.
23 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008). h.137.
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), edisi revisi, h. 78.
39
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik
Jumlah soal 18
Jumlah siswa 36
Nomor soal valid 1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16
Jumlah soal valid 12
2. Uji Validitas Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan
proses sains siswa pada proses pembelajaran di kelas. Uji validitas untuk
lembar observasi menggunakan validitas isi (content validity) oleh praktisi
pendidikan (dosen).
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal
uraian dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach yaitu:25
r11 =
Keterangan:
r11 : reliabilitas yang dicari
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:26
a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
25 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
edisi revisi, h. 100-101 26
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
edisi revisi, h.75.
40
c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0. Hasil uji reliabilitas instrumen tes
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik
rhitung 0.65
Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi
4. Uji Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu
soal digunakan rumus :
P = JS
B
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran27
:
0.00 – 0.30 = soal termasuk kategori sukar
0.30 – 0.70 = soal termasuk kategori sedang
0.70 – 1.00 = soal termasuk kategori mudah.
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini
mengguanakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan
tingkat kesukaran instrument tes dapat dilihat pada Tabel 3.6.
27
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
h.207.
41
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal Prosentase (%)
Sangat sukar - -
Sukar 6 33,33
Sedang 12 66,66
Mudah - -
Sangat mudah - -
Jumlah 18 100
5. Pengujian Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.28 Rumus perhitungan daya pembeda:
Keterangan:
D = indeks diskriminasi
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
Kriteria daya pembeda ditentukan sebagai berikut:
D = 0.00 - 0.20 : Jelek D = 0.40 - 0.70 : Baik
D = 0.20 - 0.40 : Cukup D = 0.70 - 1.00 : Baik Sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
sofware anates versi 4.0. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada
Tabel 3.7.
28
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,… hal. 213.
42
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda
Kategori soal Jumlah soal Prosentase (%)
Baik sekali - -
Baik - -
Cukup 12 66,66
Jelek 6 33,33
Jumlah 18 100
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan
uji Lillifors.29
dengan hipotesis sebagai berikut:
a. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
b. Kolom Zi
Tentukanlah nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:
Zi =
Keterangan:
Zi : Skor baku
X: Mean
Xi : Skor data
S : Simpangan baku
c. Kolom Zt
Nilai Zt dikonsultasikan pada Ftabel, misalnya mencari -2,7167 maka
pada tabel dilihat baris ke 2,7 kolom 2 maka diperoleh Zt = 0,4967
d. Kolom F (Zi)
Jika Zi bernilai negatif, maka F (Zi) = 0,5 - Zt
Jika Zi bernilai positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt
29
Ruseffendi.Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:IKIP Bandung
Press.1998.h.292.
43
e. Kolom S (Zi)
S =
f. Kolom │F(Zi)-S(Zi) │
Merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) dan S (Zi).
g. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut
untuk mendapatkan Lo.
Ho = Sebaran data mengikuti distribusi normal
Ha = Sebaran data tidak mengikuti distribusi normal
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara
dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas ini mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.30
Uji homogenitas yang
digunakan adalah uji Fisher (parametric). Uji Fisher dengan langkah
sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho: Variansi kedua populasi variabel homogen
Ha: Variansi populasi kedua variabel homogen
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Cari masing-masing dua kelompok nilai simpangan bakunya.
4) Tentukan f hitung dengan rumus:
2
2
1
2S
SF dengan
)1(
)( 2
2
nn
fiXifiXinS
Keterangan:
S1: Variansi terbesar
S2: Variansi terkecil
30
Ruseffendi.Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan,… h.294.
44
5) Tentukan kriteria pengujiannya.
a) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima yang berarti variansi populasi
kedua variabel homogen
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti variansi populasi
kedua variabel tidak homogen
3. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi
normal dan homogen, maka dilakukan anlisis data untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan
proses sains siswa, diukur dengan pengujian hipotesis, yaitu menggunakan
uji signifikansi dengan uji-t (t-test) dengan rumus sebagai berikut:31
to =
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut:
a. Mencari Mean yaitu: M =
b. Mencari standar deviasi (SD), yaitu:
c. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
d. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel,
yaitu:
(SEM1-M2) = =
e. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to =
Keterangan:
to : t hasil perhitungan
31
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2005), hal. 162.
45
M1 : Mean kelompok eksperimen
M2 : Mean kelompok control
SD1 : Simpangan baku kelompok eksperimen
SD2 : Simpangan baku kelompok kontrol
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
SEM1 : Standar error mean sampel kelompok eksperimen
SEM2 : Standar error mean sampel kelompok kontrol
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel
4. Uji Normal gain (N-gain)
N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang
akan menimbulkan bias penelitian. karena pada nilai pretest kedua
kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal gain
dengan rumus:
pretestskoridealskor
pretestskorposttestskorgainN
Dengan kategorisasi perolehan:
tinggi : N-gain ≥ 0.70
sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70
rendah : N-gain <0,30
5. Teknik Analisis Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran
keterampilan proses sains siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Tahapan analisisnya sebagai berikut:
a) Menjumlahkan indikator yang teramati
46
b) Menghitung persentase aspek keterampilan proses sains siswa dalam
kelompok, dengan menggunakan rumus:
Persentase = X 100%
6. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains
Setiap aspek keterampilan proses sains diukur dengan
menggunakan 2 butir soal. Untuk mengetahui persentase ketercapaian
kemampuan keterampilan proses sains, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase KPS = X 100
c) Persentase Keterampilan Proses Sains dikelompokkan dalam lima
kategori. Kategori Keterampilan Proses sains dapat dilihat pada tabel
3.9.
Tabel 3.8 Kategori Keterampilan Proses Sains32
Persentase Kategori
Sangat Tinggi 90% - 100%
Tinggi 75% - 89%
Sedang 55% - 74%
Rendah 31% - 54%
Sangat Rendah < 30%
I. Hipotesis Statistik
Ho = µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak
Ha = µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak
32
Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. (Skripsi Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan, 2007).
47
Keterangan:
µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kontrol
a. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Hasil perhitungan pretest keterampilan proses sains pada
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.1
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
KPS Pretest
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori
Mengamati 54,93 Rendah 52,74 Rendah
Interpretasi Data 54,93 Rendah 53,35 Rendah
Berhipotesis 52,63 Rendah 52,13 Rendah
Merencanakan
Percobaan 56,58 Sedang 50,91 Rendah
Menerapkan
Konsep 58,88 Sedang 51,22 Rendah
Berkomunikasi 55,59 Sedang 54,57 Rendah
Rerata 55,59 Sedang 52,49 Rendah
Tabel 4.1 menunjukkan rerata pretest keterampilan proses sains
pada kelompok eksperimen termasuk kategori sedang yaitu 55,59,
sedangkan untuk kelompok kontrol termasuk kategori rendah yaitu
52,49. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok
eksperimen yaitu menerapkan konsep (58,88), sedangkan pada
kelompok kontrol adalah berkomunikasi (54,57). Keterampilan proses
1 Lampiran 9, h.135
49
sains yang paling rendah pada kelompok eksperimen adalah
berhipotesis (52,63), sedangkan pada kelompok kontrol yaitu
merencanakan percobaan (50,91).
b. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Hasil perhitungan posttest keterampilan proses sains pada
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Persentase Keterampilan Proses Sains
Kelompok Kontrol
KPS Posttest
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori
Mengamati 83,88 Tinggi 61,28 Sedang
Interpretasi Data 80,92 Tinggi 57,01 Sedang
Berhipotesis 75,99 Tinggi 57,62 Rendah
Merencanakan
Percobaan 83,55 Tinggi 54,57 Sedang
Menerapkan
Konsep 77,63 Tinggi 60,06 Sedang
Berkomunikasi 82,57 Tinggi 60,98 Sedang
Rerata 80,76 Tinggi 58,59 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata posttest
keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen termasuk
kategori tinggi (80,76), sedangkan untuk kelompok kontrol termasuk
kategori sedang (58,59). Keterampilan proses sains yang paling tinggi
baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yaitu
keterampilan mengamati secara berurutan masing-masing sebesar 83,88
dan 61,28. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada
kelompok eksperimen adalah keterampilan berhipotesis (75,99),
50
sedangkan pada kelompok kontrol yaitu merencanakan percobaan
(54,57).
c. Hasil N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Perhitungan N-gain di lakukan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan proses sains siswa. Hasil perhitungan N-gain pada
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
Aspek KPS N-Gain
Eksperimen Kategori Kontrol Kategori
Mengamati 0,30 Sedang 0,08 Rendah
Interpretasi
Data 0,27 Rendah 0,03 Rendah
Berhipotesis 0,24 Rendah 0,05 Rendah
Merencanakan
Percobaan 0,28 Rendah 0,03 Rendah
Menerapkan
Konsep 0,20 Rendah 0,08 Rendah
Berkomunikasi 0,28 Rendah 0,06 Rendah
Rerata 0,26 Rendah 0,05 Rendah
Tabel 4.3 menunjukkan rerata N-gain keterampilan proses sains
pada kelompok eksperimen dan kontrol yaitu termasuk kategori rendah
yaitu masing-masing 0,26 dan 0,05. Keterampilan proses sains yang
paling tinggi pada kelompok eksperimen yaitu keterampilan proses
sains mengamati sebesar 0,30, sedangkan pada kelompok kontrol
adalah keterampilan proses sains mengamati dan menerapkan konsep
yaitu 0,08. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada
51
kelompok eksperimen yaitu keterampilan proses sains menerapkan
konsep sebesar 0,20. Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu
keterampilan proses sains interpretasi data dan merencanakan
percobaan sebesar 0,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara
keseluruhan kelompok eksperimen mengalami peningkatan
keterampilan proses sains yang lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol.
B. Analisis Data
Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis
statistik dan uji hipotesis.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan N-Gain
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap enam buah data
yaitu data nilai pretest dan posstest kelompok eksperimen dan kontrol
serta nilai N-gain kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian
ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal
bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi α =
0,05. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.2
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan
N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data
Statistik
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
N 38 38 38 41 41 41
X 55,94 80,95 0,31 52,68 58,75 0,08
S 7,46 6,49 0,0057 7,67 6,49 0,0509
2 Lampiran 10, h.136
52
Data
Statistik
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
L hitung 0.0966 0.0834 0.1351 0.0758 0.0666 0.1324
L tabel 0.1437 0.1437 0.1437 0.1383 0.1383 0.1383
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4.4 pada kelompok eksperimen untuk skor
pretest menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0966 dan Ltabel sebesar
0.1437, skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0834 dan Ltabel
sebesar 0.1437, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1351
dan Ltabel sebesar 0.1437. Pada kelompok Kontrol untuk skor pretest
menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0758 dan Ltabel sebesar 0.1383,
skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0666 dan Ltabel sebesar
0.1383, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1324 dan Ltabel
sebesar 0.1383. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan
bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok
penelitian, langkah selanjutnya mencari nilai homogenitasnya. Dalam
penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji
Fisher pada taraf signifikansi α = 0.05. Sampel dinyatakan homogen
apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.3
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan
N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data Kelompok N S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan
Pretest Eksperimen 38 7,46
1,03 1.71 Homogen Kontrol 41 7,67
3 Lampiran 13, h.144
53
Posttest Eksperimen 38 6,49
1,14 1.69 Homogen Kontrol 41 7,41
N-Gain Eksperimen 38 0,0034
1,31 1.69 Homogen Kontrol 41 0,0026
Berdasarkan Tabel 4.5 untuk pretest menunjukkan bahwa
Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.71, untuk posttest Fhitung sebesar
1.22 dan Ftabel sebesar 1.69, dan untuk N-gain Fhitung sebesar 1.22 dan
Ftabel sebesar 1.69. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan
bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan
pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena
berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data pretest dan posttest
terdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis
pretest, posttest, dan N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.6.4
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan
N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data Kelompok N Mean thitung Ttabel Kesimpulan
Pretest Eksperimen 38 55,63
1.97 1.99 (Ho) diterima
(Ha) ditolak Kontrol 41 52,51
Posttest Eksperimen 38 80,76
14,74 1.99 (Ho) ditolak
(Ha) diterima Kontrol 41 58,65
N-Gain Eksperimen 38 0,31
2,37 1.99 (Ho) ditolak
(Ha) diterima Kontrol 41 0,08
4 Lampiran 14, h.147
54
Berdasarkan Tabel 4.6 untuk data pretest thitung < ttabel, maka
hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan
pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains
siswa. Sedangkan untuk data posttest thitung > ttabel, maka hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah
menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan
proses sains siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan data N-Gain t hitung > t tabel,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain kelompok
eksperimen dan N-gain kelompok kontrol.
2. Data Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi
keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran menggunakan
pendekatan inkuiri terstruktur. Data hasil observasi keterampilan proses
sains kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7.5
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Aspek KPS Pertemuan
Rerata I II III IV
Mengamati 66,67 75 83,33 95,83 80,21
Interpretasi Data 45,83 54,17 75,00 79,17 63,54
Berhipotesis 58,33 62,5 79,17 83,33 70,83
Merencanakan
Percobaan 62,50 66,67 79,17 87,50 73,96
Menerapkan
Konsep 50,00 54,17 70,83 79,17 63,54
5 Lampiran 15, h.153
55
Aspek KPS Pertemuan
Rerata I II III IV
Berkomunikasi 54,17 62,5 83,33 95,83 73,96
Persentase KPS 57,64 61.11 78,47 86,81 71,01
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rerata keterampilan
proses sains siswa setiap pertemuan menunjukkan perubahan yang semakin
baik, dimana persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa adalah
71,01%. Persentase pertemuan I, II, III, dan IV masing-masing adalah
57.64, 61.11, 78.47, dan 86,81.
Pada pertemuan pertama proses mengamati yang dilakukan siswa
belum begitu baik, masih banyak siswa yang belum memahami sepenuhnya
dalam mengamati perubahan air kapur pada masing-masing tabung. Hal
tersebut disebabkan karena praktikum yang dilakukan merupakan
pengalaman baru bagi siswa. Akan tetapi pada pertemuan berikutnya
sampai pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan karena siswa
sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang berbasis praktikum.
Peningkatanpun terjadi pada keterampilan proses sains interpretasi
data walaupun siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan
tekanan ketika balon ditarik dan dilepas. Kemudian siswa masih belum
dapat menyimpulkan dengan baik, kesimpulan yang dibuat oleh siswa
masih belum sesuai dengan praktikum yang dilakukan. Selanjutnya pada
pertemuan ketiga dan keempat kelemahan siswa tersebut dapat diperbaiki.
Hal ini sesuai dengan persentase yang semakin meningkat.
Persentase keterampilan berhipotesa mengalami peningkatan pada
setiap pertemuannya. Masalah yang disajikan pada pembelajaran ini
familiar dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dengan mudah
mengajukan hipotesisnya. Namun kesulitan siswa yaitu mengetahui dasar
dari hipotesis yang diajukan.
Berbeda dengan aspek merencanakan percobaan. Walaupun
mengalami peningkatan setiap pertemuannya namun siswa belum dapat
56
melakukan percobaan secara sistematis, walaupun sudah diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai pembimbing, ada siswa yang harus mengulang
percobaannya karena prosedur yang dilakukannya kurang tepat, kelemahan
yang lain yaitu siswa juga masih harus ditugaskan terlebih dahulu untuk
mengembalikan alat dan bahan percobaan pada tempat semula.
Keterampilan menerapkan konsep pada setiap pertemuan mengalami
peningkatan pula. Keterampilan menerapkan konsep dilakukan pada saat
proses pembelajaran. Secara keseluruhan mampu untuk menerapkan konsep
yang telah siswa miliki pada saat pengisian lembar kerja siswa.
Keterampilan berkomunikasi siswa pun mengalami peningkatan
pada setiap pertemuannya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan
untuk menjelaskan hasil percobaan yang telah dilakukan. Pada awalnya
siswa sedikit kesulitan dalam menjelaskan percobaan dengan sistematis.
Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengubah data dalam bentuk
tabel ke dalam bentuk grafik. Kemudian dalam proses diskusi tidak semua
siswa dalam satu kelompok dapat berdiskusi, ada siswa yang melakukan
kegiatan lain dan ada juga yang berdiskusi diluar materi diskusi. Akan
tetapi pertemuan terakhir terlihat hampir semua siswa berdiskusi dengan
siswa lain tentang materi yang dipelajarinya dan semua siswa telah aktif
dalam menentukan konsep penting. Siswa juga telah aktif dalam
menyimpulkan materi pelajaran.
C. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan thitung lebih kecil dari ttabel,
yaitu 1,97 < 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan
kontrol memiliki pengetahuan awal yang sama.
Setelah diterapkan pendekatan inkuiri terstruktur pada kelompok
eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol diperoleh skor
57
rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol
(80,95>58,75). Pengujian hipotesis terhadap data posttest kelompok
eksperimen dan kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut dibuktikan dengan thitung > ttabel (14,74 > 1,99). Hal ini menunjukkan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan dalam pennggunaan pendekatan
inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem
pernapasan manusia. Sesuai prinsip utama inkuiri bahwa siswa dapat
membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam
pembelajarannya.6 Siswa membangun pemahamannya melalui pertanyaan,
mendesain dan menghubungkannya dalam bentuk investigasi, kemampuan
analisis dan mengkomunikasikan penemuannya. Siswa memikirkan kembali
hipotesis yang telah dibuat, mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan
mampu menyelesaikan masalah.
Pengujian hipotesis juga dilakukan pada data N-Gain. Rata-rata N-gain
kelompok eksperimen sebesar 0,31 yang termasuk kategori sedang dan kontrol
sebesar 0,08 yang termasuk kategori rendah. Hasil uji-t menunjukkan bahwa
thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 2,37 < 1,99.
Data posttest menunjukkan keterampilan proses sains yang paling
tinggi pada kelompok eksperimen adalah keterampilan mengamati (83,88) dan
merencanakan percobaan (83,55). Hal ini disebabkan karena siswa hanya
mengamati perubahan warna air kapur seperti pada pertemuan pertama, dan
mengamati perubahan warna kapas pada pertemuan keempat tentang pengaruh
asap rokok terhadap kesehatan paru-paru manusia. Sedangkan pada kelompok
kontrol keterampilan merencanakan percobaan ini termasuk kategori rendah
(54,57). Pada kelompok kontrol menggunakan metode demonstrasi yang mana
siswa tidak terlibat langsung dalam pengamatan suatu percobaan, siswa hanya
melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru, sehingga
pemahamannyapun kurang mendalam. Menurut Nuryani Y Rustaman bahwa
6 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h.119.
58
belajar menjadi bermakna bagi siswa jika siswa mendapat kesempatan dalam
melakukan penyelidikan. Dengan kata lain siswa terlibat langsung secara aktif
dan berpikir tingkat tinggi yang pada akhirnya akan membimbing atau
mengarahkan pada pembelajaran berbasis inkuiri ilmiah.7
Keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok eksperimen
terdapat pada keterampilan berhipotesis (75.99). Hal ini dikarenakan siswa
belum memahami sepenuhnya dasar dari hipotesis yang telah diajukan.
Jika dilihat dari rerata N-Gain, kelompok eksperimen mencapai 0,26
yang termasuk kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 0,05
yang termasuk kategori rendah pula. Dengan demikian peningkatan
keterampilan proses sains siswa termasuk kategori sedang. Hal ini disebabkan
karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang melibatkan langsung
siswa dalam kegiatan ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang selama ini
diterapkan di sekolah lokasi penelitian lebih banyak menggunakan metode
ceramah, sehingga pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
percobaan jarang diterapkan. Pada kelompok kontrol menggunakan metode
demonstrasi yang mana siswa tidak terlibat langsung dalam pengamatan suatu
percobaan, siswa hanya melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru,
sehingga pemahamannyapun kurang mendalam.
Keterampilan proses sains dapat terbentuk dengan kebiasaan yang
dilakukan dan latihan secara terus menerus. Peran guru dalam memberikan
pengarahan kepada siswa dan penerapan metode pembelajaran sangat besar
bagi peningkatan penguasaan keterampilan proses sains. Ini sesuai dengan
pendapat Asri Budiningsih bahwa strategi mengajar yang menuntut keaktifan
dan partisipasi siswa secara optimal mampu mengubah tingkah laku siswa
secara lebih efektif dan efisien sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.
Aktivitas siswa yang menggunakan keseluruhan indera dalam kegiatan belajar
7Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian PembelajaranBerbasis Inkuiri dalam
Pendidikan Sains, Makalah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2005, h.11
59
mengajar akan meningkatkan pemahaman dan penguatan ingatan serta
perubahan sikap sehingga hasil belajar lebih tahan lama.8
Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas keterampilan proses
sains pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa pendekatan
inkuiri terstruktur melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
khususnya keterampilan proses sains. Seperti yang telah dikatakan oleh
Suryosubroto bahwa siswa mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri
bagaimana memperoleh pengetahuan.9 Dalam kegiatan observasi yang
dilakukan pada empat pertemuan diketahui bahwa keterampilan proses sains
yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung sangat dinamis. Secara
umum kemampuan keterampilan proses sains yang dilakukan dengan aktif
adalah keterampilan mengamati dan berkomunikasi. Dengan demikian
pendekatan inkuiri terstruktur yang diterapkan pada kelompok eksperimen
menunjukkan aktivitas keterampilan proses sains.
Hasil perbandingan antara posttest siswa yang menerapkan pendekatan
inkuiri terstruktur dengan posttest siswa yang belajar dengan menerapkan
metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa kelompok yang menerapkan
pendekatan inkuiri terstruktur lebih baik dari pada kelompok yang menerapkan
metode demonstrasi. Artinya pendekatan inkuiri terstruktur berpengaruh
terhadap keterampilan proses sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, demikan halnya
dengan biologi. Pembelajaran sains dengan pendekatan inkuiri terstruktur
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan laboratorium sehingga siswa
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep tentang
materi yang dipelajarinya.
8 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005), h.54
9 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru, beberapa metode
pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.59.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
inkuiri terstruktur memberikan pengaruh terhadap keterampilan proses
sains siswa. Hasil uji-t data posttest menunjukkan bahwa to (14,74) lebih
besar dibandingkan ttabel (1,99). Data posttest menunjukkan rata-rata
keterampilan proses sains kelompok eksperimen termasuk kategori tinggi
(80,76), sedangkan kelompok kontrol termasuk kategori sedang (58,59).
Keterampilan proses sains yang paling tinggi yaitu keterampilan
mengamati (83,88), dan paling rendah yaitu keterampilan berhipotesis
(75,99).
B. Saran
Pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang dapat
meningkatkan keterampilan proses sains, oleh karena itu pendekatan
inkuiri terstruktur perlu diterapkan. Adapun saran dari peneliti yaitu
Peneliti berikutnya disarankan agar mencoba untuk mengukur aspek
keterampilan proses sains lainnya dengan menggunakan pendekatan
inkuiri terstruktur terutama aspek meramalkan, menggunakan alat dan
bahan, merencanakan penelitian dan mengajukan pertanyaan; mencoba
untuk mengimplementasikan pendekatan inkuiri terstruktur pada level
sekolah yang berbeda dengan kelompok kemampuan siswa yang beragam;
mencoba untuk mengembangkan pendekatan sejenis dengan topik yang
berbeda.
61
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Learning. Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-
based Learning, 44 Capital Boulevard, Street NW, Edmonton,
Alberta,Canada, .2004.h.7 (Tersedia:
http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/ curriculum/ bySubject/
focusoninquiry.pdf) Diakses Sabtu, 15 Mei 2010.h.1
Alexander, Philip dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through Science
Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia:
http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf) Diakses
Rabu, 16 Juni 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Ash, Doris. “The Process Skills of Inquiry. (Tersedia: www.JCE.DivCHED.org)
Diakses 16 Juni 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.2006.
Bonnstetter, Ronald J. and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye on the
Future, Electronic Journal of Science Education V3 N 12 December
2009 University of Nebraska, Lincoln.
http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html Diakses
Rabu, 16 Juni 2010.
Brickman, Peggy,dkk., Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science
Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship
of Teaching and Learning Vol. 3, No. 2 (July 2009) ISSN Georgia
Southern University. (Tersedia: http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl)
Diakses 26 Juli 2010.
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2005.
Colburn, Alan. An Inquiry Primer, California State University.h.42-43.
http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf
Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
Dwiyanti, Gebi dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum,
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php? url=http://file.upi. edu/
62
direktori/ d% 20-%20fpmipa /jur.%20pend. %20kimia/19561
2061983032%20-%20gebi% 20dwiyanti/ keterampilan%
20proses%20sains% 20siswa%20 smu%20kelas %20ii%20 pada%20
pembelajar. pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
Gilbertson, Ken, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert, Outdoor
Education: Methods and Strategies,(United States: Human Kinetics,
2006), h.120.
http://wilderdom.com/store/index.php?main_page=product_info&cPath=
4_11&products_id=132 Diakses Sabtu,15 Mei 2010.
Hanson, David M.. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry Activities.
(Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd
edition, 2005).h.1-2.
http://quarknet.fnal.gov/ fellows/TLDownloads/ Designing_
POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
Lancour, Karen L.. Process Skills For Life Science. (Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
Lasley, Thomas J. II,dkk.. Instructional Model Strategies for Teaching in a
Diverse Society, Wadsworth, 2002.
Keil, Haney and Zoffel. Improvements in Student Achievement and Science
Process Skills Using Environmental Health Science Problem-Based
Learning Curricula. Electronic Journal of Science Education. Volume 13,
No. 1 (2009).
Khan, Muzaffar dan Muhammad Zafar Iqbal. Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Inkuiri Laboratorium terhadap Perkembangan Keterampilan Proses
Sains Siswa pada Pembelajaran Biologi Di Pakistan. Volume 11 : 1
January 2011 ISSN 1930-2940. Language in India
www.languageinindia.com
Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
PPM. 2004.
Kuhlthau, Carol C. dan Ross J.Tols. “Guided Inquiry: A Framework for Learning
Through School Libraries in 21 Century School.” 2006.
http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm diakses 4 februari
2010.
Mei, Grace Teo Yew Promoting Science Process Skill and The relevance of
Science Through Science Alive Programme, dalam Proceeding of
redesigning pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding
Conference, Singapore May 2007, h.2.
63
http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf. Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010.
Nurochmah, Tisngatun. Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi
Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.2007.
Nurrohman, Sabar. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi. Universitas FMIPA
UNY. www.webcache.googleusername.com. Diakses: Rabu, 16 Juni
2010.
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. Diakses,
http://modultotpengawas.fileave.com/15%20--%20KODE%20--
%2003%20-%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf Rabu
20 Juli 2010.
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA,
Direktorat Tenaga Kependidikan Durektorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,
2008. Diakses, http://modultotpengawas.fileave.com/15%20--
%20KODE%20--%2003 %20-
%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf Diakses: Rabu 20
Juli 2010.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2008.
Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP
Bandung Press.1998.
Rustaman, Nuryani Y. dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: IKIP
Malang. 2005.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana. 2008.
Sari, Fitri Erika dkk.. Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX
SMAN 1 Siak Sri Indrapura.
http://www.scribd.com/doc/17061987/Penerapan-Pendekatan-Inkuiri-
Untuk-Meningkatkan-Keterampilan-Proses-Siswa-Pada-Pokok-bahasan-
laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010).
64
Semiawan, Conny dkk.. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Jakarta:
PT.Gramedia. 1986.
Sidharta, Arief. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium
sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP.
Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada “Model
Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14
ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102. http://fpmipa.upi.edu/
v3/www/jurnal/ oktober2009/7. SUSIWI-
Analisis%20Ketrampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf. Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010.
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru, beberapa
metode pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta:
Rineka Cipta. 2009.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2009.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf. Diakses Rabu, 15/12/2010
Yamin, Martinis. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada
Press. 2005.
Wawan. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.2007.
Zulfiani. Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains
Dasar sebuah Antologi. Jakarta: PIC UIN. 2007.
_________, dkk.. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakart. 2009.
65
*Soal tidak digunakan
Lampiran 1
KISI-KISI TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
NO INDIKATOR KPS SOAL
1 Mengamati perubahan
warna air kapur
Mengamati Amatilah gambar percobaan berikut ini!
(Air kapur) (Air kapur ditiupkan udara pernapasan)
Apakah terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya warna
air kapur? Berikan alasanmu!
2 Menyimpulkan proses
mekanisme pernapasan
manusia
Interpretasi
Data
*Berdasarkan percobaan pada nomor 1, simpulkanlah apa yang dimaksud
dengan bernafas?
3 Menyimpulkan frekuensi
pernapasan
Interpretasi
data
Amatilah tabel hasil pengamatan berikut ini!
Berwarna Bening Berwarna Keruh
66
*Soal tidak digunakan
NO INDIKATOR KPS SOAL
Nama L/P Posisi
Frekuensi
Pernapasan Rata-
rata 1 2 3
Ani P
Berbaring 31 30 29 30
Duduk 35 36 34 35
Berdiri 39 37 36 37.33
Setelah berlari 40 38 36 38
Budi L
Berbaring 22 24 23 23
Duduk 27 27 29 27.66
Berdiri 32 31 31 31.33
Setelah berlari 40 42 49 43.66
Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
4 Mengajukan hipotesis Berhipotesis Pada rongga hidung terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring udara
yang masuk. Bagaimana jika hidung tidak memiliki bulu-bulu?
5 Menentukan alat/bahan yang
digunakan dalam percobaan
Merencanakan
Percobaan
Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila kamu ingin melakukan
percobaan untuk mengetahui bahwa dalam udara yang dikeluarkan ketika
bernapas mengandung karbon dioksida (CO2)?
67
*Soal tidak digunakan
NO INDIKATOR KPS SOAL
6 Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan
Berkomunikasi Amatilah grafik dibawah ini!
Berdasarkan grafik diatas, bagaimanakah hubungan antara frekuensi
pernapasan dengan bertambahnya usia? Jelaskan!
7 Menjelaskan fungsi organ
pernapasan manusia
Menerapkan
Konsep
*Kita tidak disarankan untuk makan dan minum sambil bicara. Apa
hubungannya dengan pernapasan? Jelaskan!
8 Menjelaskan proses
pemasukan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida
Menerapkan
Konsep
Perhatikan penyelam pada gambar
disamping! Selama di dalam air penyelam
tersebut menggunakan oksigen yang
disimpan didalam tabung yang ada
dipunggungnya untuk bernafas. Apabila
tidak menggunakan tabung oksigen,
Apakah penyelam itu dapat bertahan lama
0
20
40
60
5thn 10thn 18thn 25 thn
Frekuensi Pernapasan (menit)
Frekuensi Pernapasan
68
*Soal tidak digunakan
NO INDIKATOR KPS SOAL
di dalam air? Berikan alasanmu!
9 Menentukan langkah-langkah
percobaan tentang mekanisme
pernapasan
Merencanakan
Percobaan
*Jika alat dan bahan yang tersedia sebuah pipa kaca bentuk Y, toples plastik,
balon karet, lembaran karet, penutup botol/gabus, dan tali/karet gelang maka
bagaimanakah langkah-langkah kerja (prosedur) percobaan yang dapat
dilakukan untuk mengetahui mekanisme pernapasan dada dan pernapasan
perut?
10 Menghubungkan kesehatan
paru-paru dengan kebiasaan
merokok
Mengamati Amatilah gambar paru-paru berikut ini!
Berdasarkan pengamatanmu, Apakah terdapat hubungan antara gambar paru-
paru manusia diatas dengan kebiasaan merokok? Jelaskan!
69
*Soal tidak digunakan
NO INDIKATOR KPS SOAL
11 Menjelaskan proses inspirasi
dan ekspirasi
Interpretasi
Data
Amatilah gambar percobaan berikut ini!
Berdasarkan gambar disamping, apa yang dapat
kamu simpulkan tentang proses keluar dan
masuknya udara pernapasan?
12 Menjelaskan proses
pernapasan dada dan
pernapasan perut
Berhipotesis Sistem pernapasan manusia terdiri dari 2 macam yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit
bernapas?
13 Menentukan faktor yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan manusia
Merencanakan
percobaan
Bila kamu ingin melakukan sebuah percobaan tentang pengaruh posisi tubuh
terhadap kecepatan bernapas manusia, faktor apa saja yang harus dibuat
berbeda?
14 Memberikan data empiris hasil
percobaan dengan grafik
Berkomunikasi Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan bernafas manusia
adalah posisi tubuh. Kecepatan bernapas meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan posisi diam, posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi
duduk, posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
Berdasarkan pernyataan diatas buatlah grafik yang menggambarkan keadaan
tersebut?
15 Menjelaskan frekuensi Menerapkan *Jika dalam kondisi normal frekuensi bernapas anda jauh diatas rata-rata
70
*Soal tidak digunakan
NO INDIKATOR KPS SOAL
pernapasan manusia Konsep frekuensi orang normal, apa maknanya? Jelaskan!
16 Menjelaskan pengaruh asap
rokok terhadap kesehatan
Menerapkan
Konsep
Sistem pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan
kelainan organ pernapasan. Salah satu aktifitas yang dapat menggangu sistem
pernapasan manusia adalah kebiasaan merokok. Mengapa kebiasaan merokok
dapat menggangu sistem pernapasan manusia? Jelaskan!
17 Menjelaskan organ-organ
pernapasan manusia
Mengamati *Amatilah gambar disamping!
Bagaimana urutan organ pada
proses inspirasi dan ekspirasi?
18 Menjelaskan udara pernapasan
pada manusia
Menerapkan
Konsep
*Jika volume udara tidal 500 mL, udara suplementer 1500 mL, udara
komplementer 1500 mL, dan udara residu 1500 mL, Berapakah kapasitas vital
paru-parunya?
71
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMENT SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS
No Jenis
Keterampilan Indikator
Nomor
soal
Soal Yg
digunakan
Skor
Max
1 Observasi Menggunakan sebanyak
mungkin indera 1,10,17 1, 10 4
2 Interpretasi Menyimpulkan hasil
pengamatan 2,3,11 3, 11 4
3 Berhipotesis
Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan
memperoleh bukti
4,12 4,12 4
4 Merencanakan
percobaan
Menentukan alat/bahan
yang digunakan
Menentukan prosedur
suatu percobaan
5,9,13 5, 13 4
5
Menerapkan
Konsep
Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang
sedang terjadi
7,8,
15,16,18
8,16 4
6 Berkomunikasi
Menyampaikan laporan
secara sistematis dan jelas 6,14 6, 14 4
Jumlah 18 12 24
72
Lampiran 3
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Reliabilitas Tes : 0.65 (Tinggi)
No
Soal
Tingkat Kesukaran Daya Beda Validitas Ket.
Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 0,35 Sedang 0,22 Cukup 0,67 Valid Digunakan
2 0,16 Sukar 0,13 Jelek 0,35 Tidak
Valid
Tidak
digunakan
3 0,35 Sedang 0,25 Cukup 0,42 Valid Digunakan
4 0,67 Sedang 0,25 Cukup 0,50 Valid Digunakan
5 0,42 Sedang 0,22 Cukup 0,54 Valid Digunakan
6 0,50 Sedang 0,20 Cukup 0,56 Valid Digunakan
7 0,28 Sukar 0,02 Jelek 0,39 Tidak
valid
Tidak
digunakan
8 0,56 Sedang 0,22 Cukup 0,53 Valid Digunakan
9 0,08 Sukar 0,15 Jelek 0,16 Tidak
Valid
Tidak
digunakan
10 0,43 Sedang 0,22 Cukup 0,43 Valid Digunakan
11 0,39 Sedang 0,22 Cukup 0,47 Valid Digunakan
12 0,41 Sedang 0,27 Cukup 0,53 Valid Digunakan
13 0,47 Sedang 0,37 Cukup 0,56 Valid Digunakan
14 0,54 Sedang 0,35 Cukup 0,42 Valid Digunakan
15 0,2 Sukar 0,06 Jelek 0,13 Tidak
Valid
Tidak
digunakan
16 0,53 Sedang 0,27 Cukup 0,56 Valid Digunakan
17 0,28 Sukar 0,20 Jelek 0,28 Tidak
Valid
Tidak
digunakan
18 0,25 Sukar 0,10 Jelek 0,29 Tidak
Valid
Tidak
digunakan
73
Sistem Pernapasan Manusia
Lampiran 4
1. Amatilah gambar percobaan berikut ini!
(Air kapur) (Air kapur ditiupkan udara pernapasan)
Apakah terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan
berubahnya warna air kapur? Berikan alasanmu!
2. Amatilah tabel hasil pengamatan berikut ini!
Nama L/P Posisi
Frekuensi
Pernapasan Rata-
rata 1 2 3
Ani P
Berbaring 31 30 29 30
Duduk 35 36 34 35
Berdiri 39 37 36 37.33
Setelah berlari 40 38 36 38
Budi L
Berbaring 22 24 23 23
Duduk 27 27 29 27.66
Berdiri 32 31 31 31.33
Setelah berlari 49 42 40 43.66
Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
3. Pada rongga hidung terdapat rambut-rambut hidung yang berfungsi
untuk menyaring udara yang masuk. Bagaimana jika hidung kita tidak
memiliki rambut-rambut?
4. Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila kamu ingin
melakukan percobaan untuk mengetahui bahwa dalam udara yang
dikeluarkan ketika bernapas
mengandung karbon dioksida (CO2)?
5. Perhatikan penyelam pada gambar
disamping! Selama di dalam air
penyelam tersebut menggunakan
oksigen yang disimpan didalam
tabung yang ada dipunggungnya
Berwarna Bening
Berwarna Keruh
74
Sistem Pernapasan Manusia
untuk bernafas. Apabila tidak menggunakan tabung oksigen, Apakah
penyelam itu dapat bertahan lama di dalam air? Berikan alasanmu!
6. Amatilah grafik dibawah ini!
Berdasarkan grafik diatas, bagaimanakah hubungan antara
frekuensi pernapasan dengan bertambahnya usia? Jelaskan!
7. Amatilah gambar paru-paru berikut ini!
Perhatikan gambar diatas! Apakah terdapat hubungan antara
gambar paru-paru manusia dengan kebiasaan merokok? Jelaskan!
8. Amatilah gambar percobaan berikut ini!
Apa yang dapat kamu simpulkan dari
gambar percobaan disamping tentang
proses keluar dan masuknya udara
pernapasan?
9. Sistem pernapasan manusia terdiri dari 2 macam yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Mengapa kalau perut kita terlalu
kenyang, kita menjadi sulit bernapas?
0
10
20
30
40
50
5thn 10thn 18thn 25 thn
Frekuensi Pernapasan (menit)
Frekuensi Pernapasan
75
Sistem Pernapasan Manusia
10. Bila kamu ingin melakukan sebuah percobaan tentang pengaruh
posisi tubuh terhadap kecepatan bernapas manusia, faktor apa saja
yang harus dibuat berbeda?
11. Sistem pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya
penyakit dan kelainan organ pernapasan. Salah satu aktifitas yang
dapat mengganggu sistem pernapasan manusia adalah kebiasaan
merokok. Mengapa merokok dapat mengganggu sistem pernapasan
manusia? Jelaskan!
12. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan bernafas
manusia adalah posisi tubuh. Kecepatan bernapas meningkat saat
berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam, posisi berdiri lebih
cepat dibandingkan posisi duduk, posisi tidur terlentang lebih cepat
dibandingkan posisi tengkurap. Berdasarkan pernyataan diatas
buatlah grafik yang menggambarkan keadaan tersebut?
76
Lampiran 5
JAWABAN INSTRUMEN KETERAMPILAN PROSES SAINS
No Jawaban Skor
1
Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air
kapur. Ketika udara pernapasan ditiupkan kedalam air kapur, maka udara
pernapasan berekasi dengan air kapur sehingga membentuk butiran-butiran
padat yang pada akhirnya air berubah menjadi keruh.
4
Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air
kapur. Udara yang dihembuskan adalah kotor dan bercampur dengan air
kapur, sehingga air kapur berubah menjadi keruh.
3
Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air
kapurs. Air kapur semula berwarna bening dan tidak ditiup udara
pernapasan endapannya menggumpal dibawah, tetapi setelah ditiupkan
udara pernapasan endapan itu berubah dan menyebar sehingga air kapur
menjadi keruh.
2
Ya, ada hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya warna air
kapur yang semula bening menjadi keruh. 1
Tidak menajwab, jawaban kosong. 0
2
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan adalah jenis kelamin dan posisi tubuh. frekuensi
pernapasan meningkat saat berdiri dibandingkan posisi duduk. Frekuensi
pernapasan berdiri lebih lambat dibandingkan frekuensi pernapasan setelah
berlari. Dengan demikian posisi tubuh mempengaruhi frekuensi pernapasan.
4
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan posisi tubuh. 3
Frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh posisi tubuh yaitu
berbaring, duduk, berdiri, dan setelah berlari. 2
Frekuensi pernapasan setiap manusia berbeda dikarenakan jenis kelamin,
dan gerak tubuh seperti berbaring, duduk, berdiri, dan setelah berlari. 1
Tidak menjawab, jawaban kosong 0
77
No Jawaban Skor
3
Jika rongga hidung tidak memiliki bulu-bulu maka benda-benda asing
seperti virus atau bakteri dapat dengan mudah memasuki tubuh kita
sehingga menyebabkan penyakit.
4
Jika tidak memiliki rambut-rambut maka penyakit mudah masuk ke dalam
tubuh 3
Akan cepat terserang penyakit 2
Udara kotor tidak disaring terlebih dahulu 1
Tidak menjawab 0
4
2 buah tabung reaksi, 2 buah sumbat plastik berlubang, 2 buah sedotan, dan
air kapur yang sudah diendapkan terlebih dahulu. 4
Air kapur, tabung reaksi dan udara pernapasan atau cermin 3
air kapur 2
Semua jawaban selain diatas 1
Tidak menjawab 0
5
Tidak, karena di dalam air tidak terdapat oksigen, sehingga jika penyelam
tidak menggunakan tabung oksigen maka tidak akan bertahan lama atau
mati.
4
Tidak, karena penyelam tidak dapat bernafas jika tidak ada tabung oksigen 3
Tidak, karena manusia bernafas memerlukan oksigen 2
Tidak, karena tidak ada udara pernapasan 1
Tidak menajwab 0
6
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun 4
Frekuensi pernapasan bayi lebih besar dibandingkan orang dewasa 3
Bayi memiliki frekuensi pernapasan yang besar yaitu 50 2
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin meningkat 1
Tidak menjawab 0
7 Ada, pada paru-paru perokok terdapat bercak-bercak hitam akibat dari asap
rokok yang mengendap dalam paru-paru. Sedangkan paru-paru bukan 4
78
No Jawaban Skor
perokok paru-parunnya bersih dari bercak-bercak.
Ada, paru-paru perokok akan terlihat hitam dan paru-paru bukan perokok
akan terlihat bersih. 3
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru 2
Orang yang kebiasaan merokok paru-parunya akan sakit 1
Tidak menjawab 0
8
Jika bagian karet penutup ditarik ke arah bawah dengan perlahan-lahan,
maka volume udara dalam toples menjadi lebih besar. Sebaliknya tekanan
udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar.
Akibatnya udara masuk melalui pipa ke dalam balon hingga balon
mengembang. Jika karet dilepas, maka Volume udara dalam toples menjadi
lebih kecil sehingga menekan balon dan udaranya keluar. Akibatnya balon
kempes.
4
Paru-paru manusia akan berkembang bila menarik nafas, dan akan
mengempis jika mengeluarkan udara pernapasan 3
Ketika bernafas otot diafragma berkontraksi, paru-paru mengembang,
diafragma berelaksasi paru-paru mengecil. 2
Paru-paru manusia akan mengempis bila menarik nafas, dan akan
berkembang jika mengeluarkan udara pernapasan 1
Tidak menjawab 0
9
Ketika diafragma berkontraksi maka kedudukan diafragma mendatar dan
menyebabkan paru-paru turun kebawah maka udara akan masuk, akan tetapi
jika perut terlalu penuh maka rongga perut tidak dapat turun kebawah
sehingga udara sulit untuk masuk.
4
Jika perut dalam keadaan terlalu penuh maka ketika otot diafragma
berkontraksi, rongga perut tidak dapat turun kebawah, sehingga oksigen
sulit untuk masuk.
3
Kalau perut terlalu kenyang, ronggga perut tidak dapat turun kebawah 2
Karena otot diafragma tersumbat oleh makanan 1
79
No Jawaban Skor
Tidak menjawab 0
10
Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuh meliputi berbaring,
duduk, beridiri dan setelah berlari 4
Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuh meliputi berlari dan
diam 3
Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuhnya 2
Faktor gerakan tubuh 1
Tidak menjawab 0
11
Karena merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru-paru, maka akan terjadi perubahan fungsi
paru-paru. Rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi kesehatan,
diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbonmonoksida. Nikotin
menyebabkan ketagihan, meningkatkan frekuensi jantung.
Karbonmonoksida menyebabkan persediaan oksigen untuk jaringan tubuh
menurun. Zat tersebut dapat membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran
pernapasan.
4
Karena rokok mengandung nikotin 3
Karena rokok mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan 2
Karena rokok merusak paru-paru manusia 1
Tidak menjawab 0
12
4
0
10
20
30
40
50
0 2 4 6
Series1
123
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS
(CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN)
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Mengamati
Siswa mengamati perubahan air kapur pada tabung A dan
B setelah dihembuskan udara pernapasan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan
3
Siswa mengamati perubahan air kapur pada tabung A dan
B setelah dihembuskan udara pernapasan tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan
2
Siswa tidak melakukan pengamatan 1
Menafsirkan
pengamatan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
serta menghubungkannya dengan konsep 3
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
tanpa menghubungkannya dengan konsep 2
Siswa tidak menuliskan dan menyimpulkan hasil 1
124
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan
konsep
Berhipotesis
Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari
hipotesis yang diajukan 3
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar
dari hipotesis yang diajukan 2
Siswa tidak mengajukan hipotesis 1
Merencanakan
Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan
tepat 3
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak
tepat 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan
dengan tepat 1
Menerapkan
Konsep
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan tepat 3
125
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan kurang tepat 2
Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan
benar dan alasan tepat 1
Berkomunikasi
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta
sesuai dengan konsep 3
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis
tetapi tidak sesuai dengan konsep 2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis
serta tidak sesuai dengan konsep 1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010
Observer
(......................................................)
126
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS
(MEKANISME PERNAPASAN)
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Mengamati
Siswa mengamati perubahan balon setelah ditarik kebawah
serta setelah balon dilepas 3
Siswa hanya mengamati perubahan balon setelah ditarik
kebawah saja 2
Siswa tidak melakukan pengamatan 1
Menafsirkan
pengamatan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan serta
menghubungkannya dengan konsep 3
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan tanpa
menghubungkannya dengan konsep 2
Siswa tidak menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
serta tidak menghubungkannya dengan konsep 1
Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari 3
127
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
hipotesis yang diajukan
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar
dari hipotesis yang diajukan 2
Siswa tidak mengajukan hipotesis 1
Merencanakan
Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan
tepat 3
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan
dengan tepat 1
Menerapkan
Konsep
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan tepat 3
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan kurang tepat 2
Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan
benar dan alasan tepat 1
128
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Berkomunikasi
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta
sesuai dengan konsep 3
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi
tidak sesuai dengan konsep 2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis
serta tidak sesuai dengan konsep 1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010
Observer
(......................................................)
129
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS
(FREKUENSI PERNAPASAN)
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Mengamati
Siswa mengamati dan menghitung banyaknya frekuensi
pernapasan temannya sesuai dengan waktu yang ditentukan 3
Siswa mengamati dan menghitung banyaknya frekuensi
pernapasan temannya tidak sesuai dengan waktu yang
ditentukan
2
Siswa tidak melakukan pengamatan dan penghitungan 1
Menafsirkan
pengamatan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
serta menghubungkannya dengan konsep 3
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
tanpa menghubungkannya dengan konsep 2
Siswa tidak menuliskan dan menyimpulkan hasil
pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan konsep 1
130
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Berhipotesis
Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari
hipotesis yang diajukan 3
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar
dari hipotesis yang diajukan 2
Siswa tidak mengajukan hipotesis 1
Merencanakan
Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan
tepat 3
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan
dengan tepat 1
Menerapkan
Konsep
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan tepat 3
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan kurang tepat 2
Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan 1
131
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
benar dan alasan tepat
Berkomunikasi
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta
sesuai dengan konsep 3
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi
tidak sesuai dengan konsep 2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis
serta tidak sesuai dengan konsep 1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010
Observer
(......................................................)
132
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS
(PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU)
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Mengamati
Siswa mengamati perubahan warna kapas setelah rokok
dibakar di dalam selang dengan tepat 3
Siswa mengamati perubahan warna kapas setelah rokok
dibakar di dalam selang dengan kurang tepat 2
Siswa tidak melakukan pengamatan dan penghitungan 1
Menafsirkan
pengamatan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
serta menghubungkannya dengan konsep 3
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
tanpa menghubungkannya dengan konsep 2
Siswa tidak menuliskan dan menyimpulkan hasil
pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan konsep 1
Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari
hipotesis yang diajukan 3
133
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar
dari hipotesis yang diajukan 2
Siswa tidak mengajukan hipotesis 1
Merencanakan
Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan
tepat 3
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan
dengan tepat 1
Menerapkan
Konsep
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan tepat 3
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar
dan alasan kurang tepat 2
Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan
benar dan alasan tepat 1
Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta 3
134
Keterampilan
Proses Sains Indikator Skor
Pelaksanaan
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
sesuai dengan konsep
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi
tidak sesuai dengan konsep 2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis
serta tidak sesuai dengan konsep 1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010
Observer
(......................................................)
135
Lampiran 9
Penghitungan Skor Keterampilan Proses Sains
Aspek KPS
Kelompok Eksperimen
∑ Skor Item
KPS Pretest
∑ Skor
Item KPS Posttest N-gain Kategori
Mengamati 83,5 54,93 127,5 83,88 0,30 Sedang
Interpretasi Data 83,5 54,93 123 80,92 0,27 Rendah
Berhipotesis 80 52,63 115,5 75,99 0,24 Rendah
Merencanakan
Percobaan 86 56,58 127 83,55 0,28
Rendah
Menerapkan
konsep 89,5 58,88 118 77,63 0,20
Rendah
Berkomunikasi 84,5 55,59 125,5 82,57 0,28 Rendah
Rerata 55,59 80,76 0,26 Rendah
Aspek KPS
Kelompok Kontrol
∑ Skor
Item KPS Pretest
∑ Skor Item
KPS Posttest N-gain Kategori
Mengamati 86,5 52,74 100,5 61,28 0,07 Rendah
Interpretasi Data 87,5 53,35 93,5 57,01 0,03 Rendah
Berhipotesis 85,5 52,13 94,5 57,62 0,02 Rendah
Merencanakan
Percobaan 83,5 50,91 89,5 54,57 0,06 Rendah
Menerapkan
konsep 84 51,22 98,5 60,06 0,08 Rendah
Berkomunikasi 89,5 54,57 100 60,98 0,06 Rendah
Rerata 52,49 58,59 0,05 Rendah
Rumus penghitungan KPS:
Aspek KPS = X 100
136
Lampiran 10
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN (PRETEST)
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
40 1 1 -2,1367 0,4834 0,0166 0,0263 -0,0097
42 1 2 -1,8686 0,4686 0,0314 0,0526 -0,0212
44 1 3 -1,6005 0,4452 0,0548 0,0789 -0,0241
46 4 7 -1,3324 0,4082 0,0918 0,1842 -0,0924
50 4 11 -0,7962 0,2852 0,2148 0,2895 -0,0747
52 4 15 -0,5282 0,2019 0,2981 0,3947 -0,0966
54 2 17 -0,2601 0,1026 0,3974 0,4474 -0,0500
56 5 22 0,0080 0,004 0,504 0,5789 -0,0749
58 3 25 0,2761 0,1103 0,6103 0,6579 -0,0476
60 3 28 0,5442 0,2054 0,7054 0,7368 -0,0314
63 4 32 0,9464 0,3289 0,8289 0,8421 -0,0132
65 2 34 1,2145 0,3869 0,8869 0,8947 -0,0078
67 2 36 1,4826 0,4306 0,9306 0,9474 -0,0168
69 2 38 1,7507 0,4599 0,9599 1,0000 -0,0401
38
L tabel := 0.1437
L hitung = 0.0966
Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.0966)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
137
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL (PRETEST)
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
38 2 2 -1,9140 0,4719 0,0281 0,0488 -0,0207
40 2 4 -1,6532 0,4505 0,0495 0,0976 -0,0481
42 1 5 -1,3924 0,4177 0,0823 0,1220 -0,0397
44 2 7 -1,1317 0,3708 0,1292 0,1707 -0,0415
46 3 10 -0,8709 0,3078 0,1922 0,2439 -0,0517
48 4 14 -0,6102 0,2291 0,2709 0,3415 -0,0706
50 4 18 -0,3494 0,1368 0,3632 0,4390 -0,0758
52 3 21 -0,0887 0,0359 0,4641 0,5122 -0,0481
54 4 25 0,1721 0,0675 0,5675 0,6098 -0,0423
56 4 29 0,4329 0,1664 0,6664 0,7073 -0,0409
58 3 32 0,6936 0,2549 0,7549 0,7805 -0,0256
60 4 36 0,9544 0,3289 0,8289 0,8780 -0,0491
63 1 37 1,3455 0,4099 0,9099 0,9024 0,0075
65 2 39 1,6063 0,4452 0,9452 0,9512 -0,0060
67 2 41 1,8670 0,4693 0,9693 1,0000 -0,0307
41
L tabel : = 0.1383
L hitung = 0.0758
Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.0758)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
138
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN (POSTTEST)
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
65 2 2 -2,4576 0,4931 0,0069 0,0526 -0,0457
71 2 4 -1,5331 0,437 0,063 0,1053 -0,0423
73 2 6 -1,2250 0,3907 0,1093 0,1579 -0,0486
75 3 9 -0,9168 0,3212 0,1788 0,2368 -0,0580
77 3 12 -0,6086 0,2291 0,2709 0,3158 -0,0449
79 3 15 -0,3005 0,1179 0,3821 0,3947 -0,0126
81 5 20 0,0077 0,004 0,504 0,5263 -0,0223
83 6 26 0,3159 0,1255 0,6255 0,6842 -0,0587
85 5 31 0,6240 0,2324 0,7324 0,8158 -0,0834
88 4 35 1,0863 0,3599 0,8599 0,9211 -0,0612
90 1 36 1,3945 0,4177 0,9177 0,9474 -0,0297
94 2 38 2,0108 0,4778 0,9778 1,0000 -0,0222
L tabel : 0.1437
L hitung = 0.0834
Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.0834)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
139
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL (POSTTEST)
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
42 1 1 -2,2605 0,4881 0,0119 0,0244 -0,0125
46 2 3 -1,7206 0,4573 0,0427 0,0732 -0,0305
48 2 5 -1,4507 0,4265 0,0735 0,1220 -0,0485
50 2 7 -1,1808 0,381 0,119 0,1707 -0,0517
52 3 10 -0,9109 0,3186 0,1814 0,2439 -0,0625
54 2 12 -0,6410 0,2389 0,2611 0,2927 -0,0316
56 3 15 -0,3711 0,1443 0,3557 0,3659 -0,0102
58 3 18 -0,1012 0,0398 0,4602 0,4390 0,0212
60 8 26 0,1687 0,0675 0,5675 0,6341 -0,0666
63 5 31 0,5735 0,2157 0,7157 0,7561 -0,0404
65 3 34 0,8435 0,2996 0,7996 0,8293 -0,0297
67 3 37 1,1134 0,3665 0,8665 0,9024 -0,0359
69 3 40 1,3833 0,4162 0,9162 0,9756 -0,0594
71 1 41 1,6532 0,4505 0,9505 1,0000 -0,0495
41
L tabel : 0.1383
L hitung = 0.0666
Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.0666)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
140
Lampiran 11
PERSIAPAN UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS EKSPERIMEN
Kelas Eksperimen
Xi fi Xi2 fiXi fiXi2
0,20 1 0,0409 0,202 0,0409
0,22 1 0,0499 0,223 0,0499
0,23 2 0,0524 0,458 0,1048
0,24 2 0,0574 0,479 0,1148
0,26 2 0,0678 0,521 0,1356
0,27 3 0,0708 0,798 0,2123
0,28 1 0,0791 0,281 0,0791
0,29 6 0,0825 1,723 0,4949
0,30 4 0,0900 1,200 0,3600
0,31 1 0,0961 0,310 0,0961
0,32 4 0,1000 1,265 0,4002
0,33 3 0,1092 0,991 0,3275
0,35 2 0,1203 0,694 0,2407
0,36 2 0,1296 0,720 0,2592
0,42 2 0,1723 0,830 0,3446
0,43 1 0,1861 0,431 0,1861
0,46 1 0,2144 0,463 0,2144
11,59 3,66
Kelas Eksperimen
Rata-Rata : = = 0,31
Varians = = 0,0034
Sd = = = 0,057
141
UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS EKSPERIMEN
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
0,20 1 1 -1,8035 0,4641 0,0359 0,0263 0,0096
0,22 1 2 -1,4316 0,4236 0,0764 0,0526 0,0238
0,23 2 4 -1,3351 0,4082 0,0918 0,1053 -0,0135
0,24 2 6 -1,1474 0,3729 0,1271 0,1579 -0,0308
0,26 2 8 -0,7825 0,2823 0,2177 0,2105 0,0072
0,27 3 11 -0,6842 0,2518 0,2482 0,2895 -0,0413
0,28 1 12 -0,4158 0,1591 0,3409 0,3158 0,0251
0,29 6 18 -0,3123 0,1217 0,3783 0,4737 -0,0954
0,30 4 22 -0,0877 0,0319 0,4681 0,5789 -0,1108
0,31 1 23 0,0877 0,0319 0,5319 0,6053 -0,0734
0,32 4 27 0,1982 0,0754 0,5754 0,7105 -0,1351
0,33 3 30 0,4456 0,17 0,67 0,7895 -0,1195
0,35 2 32 0,7351 0,2673 0,7673 0,8421 -0,0748
0,36 2 34 0,9649 0,3315 0,8315 0,8947 -0,0632
0,42 2 36 1,9316 0,4732 0,9732 0,9474 0,0258
0,43 1 37 2,2175 0,4864 0,9864 0,9737 0,0127
0,46 1 38 2,7719 0,4972 0,9972 1,0000 -0,0028
L tabel : = 0.1437
L hitung = 0.1351
Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.1351)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
142
Lampiran 12
PERSIAPAN UJI NORMALITAS N-GAIN KELOMPOK KONTROL
Kelas Kontrol
Xi fi Xi2 fiXi fiXi2
0,02 4 0,0004 0,08 0,0016
0,03 3 0,0009 0,09 0,0027
0,04 4 0,0016 0,16 0,0064
0,05 7 0,0025 0,35 0,0175
0,06 2 0,0036 0,12 0,0072
0,07 6 0,0049 0,42 0,0294
0,09 2 0,0081 0,18 0,0162
0,1 3 0,0100 0,3 0,0300
0,13 2 0,0169 0,26 0,0338
0,13 2 0,0169 0,26 0,0338
0,15 3 0,0225 0,45 0,0675
0,17 1 0,0289 0,17 0,0289
0,19 1 0,0361 0,19 0,0361
0,23 1 0,0529 0,23 0,0529
41
3,26 0,3640
Kelompok Kontrol
Rata-Rata =
=
= 0,08
Varians =
= 0,0026
Sd =
=
=0,05
136
143
UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS KONTROL
Xi fi zn Zi Ztabel F(z) Sz │Fz-Sz│
0,02 4 4 -1,0846 0,3599 0,1401 0,0976 0,0425
0,03 3 7 -0,9038 0,3159 0,1841 0,1707 0,0134
0,04 4 11 -0,7231 0,2642 0,2358 0,2683 -0,0325
0,05 6 17 -0,5423 0,2054 0,2946 0,4146 -0,1200
0,06 3 20 -0,3615 0,1406 0,3594 0,4878 -0,1284
0,07 3 23 -0,1808 0,0714 0,4286 0,5610 -0,1324
0,09 2 25 0,1808 0,0714 0,5714 0,6098 -0,0384
0,1 3 28 0,3615 0,1406 0,6406 0,6829 -0,0423
0,13 2 30 0,9038 0,3159 0,8159 0,7317 0,0842
0,14 2 32 1,0846 0,3599 0,8599 0,7805 0,0794
0,15 3 35 1,2654 0,3962 0,8962 0,8537 0,0425
0,17 2 37 1,6269 0,4474 0,9474 0,9024 0,0450
0,19 2 39 1,9884 0,4761 0,9761 0,9512 0,0249
0,23 2 41 2,7115 0,4966 0,9966 1,0000 -0,0034
L tabel : = 0.1383
L hitung = 0.1324
Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.1324)
Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
144
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan
dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan
adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho : variansi populasi homogen
Ha : variansi populasi tidak homogen
2. Jumlah sampel N1 = 38
Jumlah sampel N2 = 41
3. Derajat kebebasan
Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 38-1 = 37
Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 41-1= 40
4. Menentukan Ftabel
Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05
dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai
kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan
daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang
lebih tepat ialah dilakukan interpolasi:
Ftabel = F(0,05;dk = 37;40)
Ftabel= 1,71
5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil.
Tabel uji homogenitas pretest
Eksperimen Kontrol
N 38 41
Mean 55,94 52,68
S2
7,46 7,67
Fhitung = = = 1,03
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua
sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
145
UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST
Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan
dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan
adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho : variansi populasi homogen
Ha : variansi populasi tidak homogen
2. Jumlah sampel N1 = 38
Jumlah sampel N2 = 41
3. Derajat kebebasan
Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 38-1 = 37
Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 41-1= 40
4. Menentukan Ftabel
Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05
dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai
kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan
daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang
lebih tepat ialah dilakukan interpolasi:
Ftabel = F(0,05;dk = 37;40)
Ftabel= 1,71
5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil.
Tabel uji homogenitas pretest
Eksperimen Kontrol
N 38 41
Mean 80,95 58,75
S2
6,49 7,41
Fhitung = = = 1,14
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel
memiliki variansi populasi yang homogen.
146
UJI HOMOGENITAS DATA N-GAIN
Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan
dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan
adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho : variansi populasi homogen
Ha : variansi populasi tidak homogen
2. Jumlah sampel N1 = 38
Jumlah sampel N2 = 41
3. Derajat kebebasan
Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 41-1 = 40
Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 38-1 = 37
4. Menentukan Ftabel
Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05
dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai
kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan
daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang
lebih tepat ialah dilakukan interpolasi:
Ftabel = F(0,05;dk = 40;37)
Ftabel= 1,69
5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil.
Tabel uji homogenitas N-Gain
Eksperimen Kontrol
N 38 41
Mean 0,31 0,08
S2
0,0034 0,0026
Fhitung = = = 1,31
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua
sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
147
Lampiran 14
UJI HIPOTESIS DATA PRETEST
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil
pretest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang
digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data
pretest terdistribusi normal dan homogen.
to =
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut:
1. Mencari Mean yaitu: M =
2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu:
3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel,
yaitu:
(SEM1-M2) = =
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to =
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Eksperimen
Xi fi Xi2 FiXi FiXi2
40 1 1600 40 1600
42 1 1764 42 1764
44 1 1936 44 1936
46 4 2116 184 8464
50 4 2500 200 10000
52 4 2704 208 10816
54 2 2916 108 5832
56 5 3136 280 15680
58 3 3364 174 10092
60 3 3600 180 10800
63 4 3969 252 15876
65 2 4225 130 8450
67 2 4489 134 8978
69 2 4761 138 9522
766 38 43080 2114 119810
148
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Kontrol
Xi fi Xi2 FiXi FiXi2
38 2 1444 76 2888
40 2 1600 80 3200
42 1 1764 42 1764
44 2 1936 88 3872
46 3 2116 138 6348
48 4 2304 192 9216
50 4 2500 200 10000
52 3 2704 156 8112
54 4 2916 216 11664
56 4 3136 224 12544
58 3 3364 174 10092
60 4 3600 240 14400
63 1 3969 63 3969
65 2 4225 130 8450
67 2 4489 134 8978
783 41 42067 2153 115497
M1 55,63 M2 52,51
SD1 7,71 SD2 7,8
SEM1 1,26 SEM2 1,24
Standar Error 1,58
to 1,98
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak
didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan
df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu:
70 = 2,00
80 = 1,99
Dengan demikian to lebih kecil dari Ttabel, yaitu 1,97 < 1,99.
Kesimpulan; tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
149
UJI HIPOTESIS DATA POSTTEST
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil
posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis
yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik
data posttest terdistribusi normal dan homogen.
to =
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut:
1. Mencari Mean yaitu: M =
2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu:
3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel,
yaitu:
(SEM1-M2) = =
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to =
Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Eksperimen
Xi fi Xi2 FiXi FiXi2
65 2 4225 130 8450
71 2 5041 142 10082
73 2 5329 146 10658
75 3 5625 225 16875
77 3 5929 231 17787
79 3 6241 237 18723
81 5 6561 405 32805
83 6 6889 498 41334
85 5 7225 425 36125
88 4 7744 352 30976
90 1 8100 90 8100
94 2 8836 188 17672
961 38 77745 3069 249587
150
Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Kontrol
Xi fi Xi2 FiXi FiXi2
42 1 1764 42 1764
46 2 2116 92 4232
48 2 2304 96 4608
50 2 2500 100 5000
52 3 2704 156 8112
54 2 2916 108 5832
56 3 3136 168 9408
58 3 3364 174 10092
60 8 3600 480 28800
63 5 3969 315 19845
65 3 4225 195 12675
67 3 4489 201 13467
69 3 4761 207 14283
71 1 5041 71 5041
801 41 46889 2405 143159
M1 80,76 M2 58,65
SD1 6,83 SD2 7,22
SEM1 1,12 SEM2 1,14
Standar Error 1,50
to 14,74
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak
didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan
df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu:
70 = 2,00
80 = 1,99
Dengan demikian to lebih besar dari ttabel, yaitu 14,74 > 1,99.
Kesimpulan; terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.
151
UJI HIPOTESIS DATA N-GAIN
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil
N-Gain siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis
yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik
data N-Gain terdistribusi normal dan homogen.
to =
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut:
1. Mencari Mean yaitu: M =
2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu:
3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel,
yaitu:
(SEM1-M2) = =
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to =
Tabel Perhitungan Uji-t N-Gain Kelas Eksperimen
Xi fi Xi2 fiXi fiXi2
0,20 1 0,0409 0,202 0,0409
0,22 1 0,0499 0,223 0,0499
0,23 2 0,0524 0,458 0,1048
0,24 2 0,0574 0,479 0,1148
0,26 2 0,0678 0,521 0,1356
0,27 3 0,0708 0,798 0,2123
0,28 1 0,0791 0,281 0,0791
0,29 6 0,0825 1,723 0,4949
0,30 4 0,0900 1,200 0,3600
0,31 1 0,0961 0,310 0,0961
0,32 4 0,1000 1,265 0,4002
0,33 3 0,1092 0,991 0,3275
0,35 2 0,1203 0,694 0,2407
0,36 2 0,1296 0,720 0,2592
0,42 2 0,1723 0,830 0,3446
0,43 1 0,1861 0,431 0,1861
0,46 1 0,2144 0,463 0,2144
11,591 3,66
152
Tabel Perhitungan Uji-t N-Gain Kelompok Kontrol
Xi fi Xi2 fiXi fiXi2
0,02 4 0,0004 0,08 0,0016
0,03 3 0,0009 0,09 0,0027
0,04 4 0,0016 0,16 0,0064
0,05 7 0,0025 0,35 0,0175
0,06 2 0,0036 0,12 0,0072
0,07 6 0,0049 0,42 0,0294
0,09 2 0,0081 0,18 0,0162
0,1 3 0,0100 0,3 0,0300
0,13 2 0,0169 0,26 0,0338
0,13 2 0,0169 0,26 0,0338
0,15 3 0,0225 0,45 0,0675
0,17 1 0,0289 0,17 0,0289
0,19 1 0,0361 0,19 0,0361
0,23 1 0,0529 0,23 0,0529
41 3,26 0,3640
M1 0,31 M2 0,08
SD1 0,057 SD2 0,0026
SEM1 0,009 SEM1 0,0004
Standar Error 0,097
to 2,37
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak
didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan
df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu:
70 = 2,00
80 = 1,99
Dengan demikian to lebih kecil dari ttabel, yaitu 2,37 < 1,99.
Kesimpulan; terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
153
Lampiran 15
Pengolahan Data Hasil Observasi KPS Pertemuan I
Aspek keterampilan
Proses Sains
Kelompok Jml Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengamati 2 2 2 1 3 2 2 2 16 66,67
Interpretasi Data 2 1 2 1 1 2 1 1 11 45,83
Berhipotesis 2 1 2 2 1 3 2 1 14 58,33
Merencanakan
Percobaan 2 2 1 1 3 2 2 2 15 62,50
Menerapkan Konsep 2 2 1 1 2 2 1 1 12 50,00
Berkomunikasi 1 2 1 2 2 1 2 2 13 54,17
RERATA
Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan II
Aspek keterampilan
Proses Sains
Kelompok Jml Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengamati 2 2 2 2 3 2 3 2 18 75
Interpretasi Data 2 2 2 1 1 1 2 2 13 54,17
Berhipotesis 2 2 2 2 1 3 2 1 15 62,5
Merencanakan
Percobaan 2 2 2 1 3 2 2 2 16 66,67
Menerapkan Konsep 2 2 2 1 2 2 1 1 13 54,17
Berkomunikasi 2 2 1 2 2 2 2 2 15 62,5
RERATA
154
Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan III
Aspek keterampilan
Proses Sains
Kelompok Jml Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengamati 2 3 2 3 3 2 3 2 20 83,33
Interpretasi Data 2 3 3 2 2 2 2 2 18 75,00
Berhipotesis 2 3 3 2 2 3 2 2 19 79,17
Merencanakan
Percobaan
2 3 2 3 3 2 2 2 19 79,17
Menerapkan Konsep 2 2 3 2 2 2 2 2 17 70,83
Berkomunikasi 2 3 3 2 2 3 3 2 20 83,33
RERATA
Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan IV
Aspek keterampilan
Proses Sains
Kelompok Jml Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengamati 3 3 3 3 3 2 3 3 23 95,83
Interpretasi Data 2 3 3 2 2 2 2 3 19 79,17
Berhipotesis 2 3 3 3 2 3 2 2 20 83,33
Merencanakan
Percobaan 3 3 3 3 3 2 2 2 21 87,50
Menerapkan Konsep 2 3 3 2 2 2 2 3 19 79,17
Berkomunikasi 3 3 3 3 3 3 3 2 23 95,83
RERATA
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Naeli Zakiyah
Nim : 106016100587
Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi :Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing
terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
No Referensi Paraf Pembimbing
I II
BAB I
1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf.h.3. Diakses Rabu, 15 Desember 2010.
2 Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran
MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Durektorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. Diakses,
http://modultotpengawas.fileave.com/15%20--%20KODE%20--%2003
%20-%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf Diakses:
Rabu 20 Juli 2010.
3 Mely M,S.Pd Guru Bidang Studi IPA di MTs.Yasti 1 Cisaat.
Wawancara pada hari Rabu, 25 Agustus 2010.
4 Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika
dan Sains Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.5.
5 Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
(Malang:IKIP Malang, 2005) , h.76
6 Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika
dan Sains Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.6.
BAB II
7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2008), h.191.
8 Philips Alexander dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through
Science Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics,
Science and Technology Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia:
http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf)
Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
9 Ken Gilbertson, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert,
Outdoor Education: Methods and Strategies,(United States: Human
Kinetics, 2006), h.120. (http://wilderdom. com/store/index.php? main
_page= product_ info&cPath=4_11&products_id=132 Diakses Sabtu,
15 Mei 2010.
10 Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to
Implementing Inquiry-based Learning, 44 Capital Boulevard, Street
NW, Edmonton, Alberta,Canada, .2004.h.7 (Tersedia:
http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/ curriculum/ bySubject/
focusoninquiry.pdf) Diakses Sabtu, 15 Mei 2010.h.1
11 Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43.
http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-
primer.pdf Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
12 Ronald J. Bonnstetter and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye
on the Future, Electronic Journal of Science Education V3 N 12
December 2009 University of Nebraska, Lincoln.
http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html
Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
13 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:
Kencana, 2009).h.172
14 Carol C.Kuhlthau, Leslie K. Maniotes, et,all. 2006. “Guided Inquiry:A
Framework for Learning Through School Libraries in 21 Century
School.Tersedia: http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm
Diakses: Kamis, 4 februari 2010.
15 Ibrahim Bilgin, The effects of guided inquiry instruction incorporating
a cooperative learning approach on university students’ achievement
of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry
instruction, Scientific Research and Essay Vol.4 (10), October,
2009.Department of Primary Education (Tersedia : online http://www.
academicjournals. org/sre.)h.2. (Diakses: Selasa, 02 Maret 2010).
16 Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A
Framework For Learning Through School Libraries In 21st Century
School”. Artikel diakses dari http://cissl. scils.rutgers. edu/
guidedinquiry/ char.htm. Diakses: Kamis, 04 Februari 2010.
17 David M. Hanson. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry
Activities. (Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd
edition,
2005).h.1-2. http://quarknet.fnal.gov/ fellows/TLDownloads/
Designing_ POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
18 David M. Hanson. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry
Activities. (Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd
edition,
2005).h.1-2. http://quarknet. fnal.gov/fellows/ TLDownloads/
Designing_ POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
19 Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Sains-
Fisika melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Sub-Pokok
Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.2007.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/archives/ HASH44b3/
0f240cc1.dir /doc.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
20 Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
(Malang:IKIP Malang,2005) h.78
21 Doris Ash, “The Process Skills of Inquiry.h.52. (Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
22 Sabar Nurrohman. 2009. Penerapan Seven Jump Methode sebagai
Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi.
Universitas FMIPA UNY. http://webcache.google usercontent.
com/search?q=cache: xvq Kn6Jc9HEJ: eprints.uny.ac.id/
2402/+Penerapan+ Seven+ Jump +Method+sebagai+
Upaya+Peningkatan+Keterampilan+ Proses +Sains
+Mahasiswa&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses: Rabu, 16 Juni
2010.
23 Nuryani Y. Rustaman. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
(Malang:IKIP Malang, 2007) h. 78
24 Karen L. Lancour, Process Skills For Life Science. (Tersedia:
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
25 Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skill and The
relevance of Science Through Science Alive Programme, dalam
Proceeding of redesigning pedagogy: Culture, Knowledge and
Understanding Conference, Singapore May 2007, h.2.
http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf. Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010.
26 Nuryani Y. Rustaman, dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
(Malang:IKIP Malang, 2005) h. 82.
27 Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. h.16. Diakses
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-
KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20
Juli 2010.
28 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik,
(Jakarta:Gaung Persada Press,2005), h.76.
29 Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada
“Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA,
Vol. 14 ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102.
http://fpmipa.upi.edu/ v3/www/jurnal/ oktober2009/7. SUSIWI-
Analisis%20Ketrampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf. Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010.
30 Wawan. Skripsi. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa.Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.2007.h.100.
31 Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri
Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP.
http://www.p4tkipa.org/data/A_SIDHARTA.pdf. Diakses: Rabu, 16
Juni 2010.
32 Sari, Fitri Erika, dkk., Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju
Reaksi Kelas IX SMAN 1 Siak Sri Indrapura.
http://www.scribd.com/doc/17061987/Penerapan-Pendekatan-Inkuiri-
Untuk-Meningkatkan-Keterampilan-Proses-Siswa-Pada-Pokok-
bahasan-laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura. (10
Februari 2010).
33 Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui
Metode Praktikum, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia. http://www.linkpdf.com/ebook-
viewer.php?url=http://file.upi.edu/direktori/d%20-%20fpmipa
/jur.%20pend. %20kimia/19561 2061983032%20-%20gebi%
20dwiyanti/ keterampilan% 20proses%20sains% 20siswa%20
smu%20kelas %20ii%20 pada%20 pembelajar. pdf. Diakses: Rabu, 16
Juni 2010.
34 Ibrahim Bilgin, The effects of guided inquiry instruction incorporating
a cooperative learning approach on university students’ achievement
of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry
instruction, Scientific Research and Essay Vol.4 (10), pp. 1038-1046,
October,2009. Available online at http://www.academicjournals.org/sre
ISSN 1992-2248 © 2009 Academic Journals. Diakses: rabu, 16 Juni
2010.
35 Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Amstrong, dan Brittan Hallar,
Effect of Inquiry-based Learning on Student’s Science Literacy Skills
and Confidence, International Journal for the Schholarship of Teaching
and Learning, Vol.3 No.2 (July 2009). Diakses di
http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl. Diakses: Sabtu, 06 November
2010.
BAB III
36 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
(Jakarta:PPM, 2004), h.128.
37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006), hal. 131
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian… hal 139-140
39 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). h.137.
40 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), edisi revisi, h.78.
41 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), edisi revisi, h.75.
42 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009) h.207.
43 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,… hal. 213.
44 Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:
IKIP Bandung Press.1998.h.292.
45 Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan,…h.294.
46 Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2005), Hal. 162.
BAB IV
47 Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok
Bahasan Kalor. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2007.
48 Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok
Bahasan Kalor. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2007.
49 Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
(Malang: IKIP Malang, 2005) h.83.
50 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru,
beberapa metode pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan
Khusus, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.59.
51 Sari, dkk, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX
SMAN 1 Siak Sri Indrapura.
http://www.scribd.com/doc/17061987/penerapan-pendekatan-inkuiri-
untuk-meningkatkan-keterampilan-proses-siswa-pada-pokok-bahasan-
laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010).
Jakarta, ...............................2011
Pembimbing I Pembimbing II
Baiq Hana Susanti, M.Sc. Yuke Mardiati, S.Si.
19700209 200003 2 001 19760117 200701 2 013
PRAKTIKUM 1
CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN
84
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :70 Menit
Alat dan Bahan
1. 2 buah tabung reaksi
2. 2 buah sumbat plastik
berlubang
3. 2 buah sedotan
4. Air kapur
FASE 1: Menyajikan Masalah
”Bagaimanakah pengaruh udara pernapasan terhadap air kapur? FASE 2: Berhipotesis
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat
pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas
Hipotesa:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
FASE 3: Eksperimen
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan
tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen
(mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang terjadi).
Prosedur/langkah Kerja
1. Susunlah perangkat percobaanseperti gambar dibawah ini!
Konsep : CO2 dalam Udara Pernapasan
Tujuan : Mengamati zat yang dikeluarkan pada saat bernafas
Kegiatan : Siswa melakukan eksperimen mengenai CO2 dalam udara
pernapasan
PRAKTIKUM 1
CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN
85
(Air Kapur) (Air Kapur dihembuskan Udara pernapasan)
2. Isi masing-masing tabung reaksi dengan air kapur yang bening
sebanyak 5ml.
3. Tiup pipa karet pada tabung B selama 15 detik, bandingkan kedua
cairan tersebut!
4. Jika setelah 15 detik belum tampak ada perbedaan, ulangi lagi
dengan waktu 15 detik berikutnya.
5. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, catatlah hasil
yang kalian amati.
Tabung Warna Air Kapur
A
B
1. Apakah yang terjadi pada air kapur setelah kamu menghembuskan
udara pernapasan ke dalamnya?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan alat-alat pernapasan pada manusia secara urut?
4. Mengapa bernafas melalui hidung lebih baik daripada melalui mulut?
Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIKUM 1
CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN
86
FASE 4: Pengolahan Data
Lengkapilah gambar organ pernapasan berikut ini!
FASE 5: Aplikasi
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya
simpulkan bahwa:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA SISWA 2
MEKANISME PERNAPASAN
91
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :70 Menit
Alat dan Bahan
1. Pipa kaca/plastic bentuk Y
2. Toples Plastik
3. Balon karet
4. Lembaran karet
5. Penutup botol/gabus
6. Tali/karet gelang
FASE 1: Menyajikan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh tekanan dalam pru-paru terhadap proses
pernapasan?
FASE 2: Berhipotesis
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat
pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas
Hipotesa:
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
FASE 3: Eksperimen
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap
permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan
eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang
terjadi).
Konsep : Mekanisme Pernapasan
Tujuan : Mengamati proses inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan : Siswa melakukan eksperimen mengenai mekanisme
inspirasi dan ekspirasi
LEMBAR KERJA SISWA 2
MEKANISME PERNAPASAN
97
Prosedur/Langkah Kerja
1. Buatlah toples model donders berikut ini!
2. Jika karet penutup ditarik kebawah, dengan demikian volume udara
dalam toples menjadi lebih................................(Besar/Kecil). Sebaliknya
tekanan udara didalam toples menjadi lebih
................................(Besar/Kecil). Akibatnya udara masuk melalui pipa ke
dalam balon hingga balon................................(Mengembang/Mengempis)
3. Jika karet penutup dilepas, maka volume udara dalam toples menjadi
lebih................................ (Besar/Kecil) sehingga menekan balon dan
udaranya keluar. Akibatnya balon ................................
(Mengembang/Mengempis)
4. Isilah data pengamatan berikut ini!
Perlakuan Keadaan
Balon Volume Tekanan Udara
Tarik
Lepas
FASE 4: Merumuskan Penjelasan
5. Berdasarkan hasil pengamatan, inspirasi merupakan
proses…………………(masuk/keluar) udara……………………(ke dalam/dari)
tubuh. Inspirasi terjadi jika otot-otot
antarrusuk…………………….(berkontraksi/relaksasi) sehingga tulang-tulang
rusuk dan dada terangkat ke atas, otot diafragma berkontraksi dan
menekan rongga perut 5 cm ke bawah, yang mengakibatkan rongga
dada dan paru-paru…………………………….(membesar/mengecil). Akibatnya
LEMBAR KERJA SISWA 2
MEKANISME PERNAPASAN
98
tekanan dalam paru-paru………………………………(bertambah/berkurang)
sehingga udara luar masuk.
6. Sedangkan Ekspirasi merupakan proses…………………(masuk/keluar)
udara……………………(ke dalam/dari) tubuh. Ekspirasi terjadi jika otot-
otot antarrusuk…………………….(berkontraksi/relaksasi), yaitu tulang
rusuk dan tulang dada turun kembali seperti semula, otot diafragma
mengendur sehingga rongga dada & paru-
paru…………………………….(membesar/mengecil). Akibatnya tekanan dalam
paru-paru……………………………… (bertambah/berkurang) sehingga udara
terhembus ke luar.
7. Pernapasan dada merupakan pernapasan yang mekanismenya terjadi
akibat kontraksi dari otot-otot......................................
8. Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya terjadi
akibat kontraksi dari otot-otot..................................
9. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit bernapas?
…………………………………………………………………………………………………………………………
FASE 5: Aplikasi
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka
saya simpulkan bahwa:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA SISWA 3
FREKUENSI PERNAPASAN
103
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu : 70 Menit
Alat dan Bahan
a. Stopwatch
b. Alat tulis
FASE 1: Menyajikan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap kecepatan bernafas manusia” ”Bagimanakah pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan bernafpas manusia?”
FASE 2: Berhipotesis
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat
pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas
Hipotesa:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
FASE 3: Eksperimen
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap
permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus
melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat
gejala/peristiwa yang terjadi)
Prosedur/Langkah Kerja
1. Siapkan stopwatch
2. Bekerjalah secara berpasangan, salah satu menghitung waktu
dan yang lain menghitung frekuensi bernafas.
Konsep : Frekuensi Pernapasan
Tujuan : Mengetahui frekuensi pernapasan pada manusia
Kegiatan : Siswa melakukan eksperimen mengenai frekuensi
pernapasan
LEMBAR KERJA SISWA 3
FREKUENSI PERNAPASAN
104
3. Hitunglah kecepatan bernapas seorang laki-laki dan perempuan
dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri selama 1 menit.
Masing-masing 3x pengulangan.
4. Tugaskan dua orang (laki-laki dan perempuan) untuk melakukan
lari ditempat selama 5 menit. Kemudian hitung kecepatan
bernapas selam 1 menit.
5. Isilah Data Hasil Pengamatan Berikut ini!
Nama L/P Posisi
Frekuensi
Pernapasan Rata-
rata 1 2 3
Berbaring
Duduk
Berdiri
Setelah berlari
Berbaring
Duduk
Berdiri
Setelah berlari
Perhatikan tabel 1:
6. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling
cepat?
……………………………………………………………………………………………………………………
7. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling
lambat?
……………………………………………………………………………………………………………………
8. Frekuensi manakah antara laki-laki dan perempuan yang paling
cepat?
……………………………………………………………………………………………………………………
9. Mengapa setelah berlari frekuensi pernapasan kamu meningkat?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
10. Buatlah grafik yang menunjukkan pengaruh usia terhadap
kecepatan pernapasan manusia!
LEMBAR KERJA SISWA 3
FREKUENSI PERNAPASAN
105
FASE 5: Aplikasi
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka
saya simpulkan bahwa:
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIKUM 4
PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU
110
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu : 70 Menit
Alat dan Bahan
a. Tabung U dan pipa kaca
b. Selang Plastik
c. Pompa Karet
d. Kapas
e. Sebatang rokok Kretek
f. Korek api
FASE 1: Menyajikan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paru-
paru?”
FASE 2: Berhipotesis
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat
pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas
Hipotesa:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
FASE 3: Eksperimen
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap
permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan
Konsep : Pengaruh Asap Rokok Terhadap Paru-paru
Tujuan : Mengetahui pengaruh asap rokok terhadap kesehatan
Kegiatan : Siswa melakukan eksperimen pengaruh asap rokok
terhadap paru-paru
PRAKTIKUM 4
PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU
111
eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang
terjadi). 1. Susunlah alat yang sudah disediakan
2. Nyalakan rokok yang ada pada salah satu ujung selang dengan korek api
kemudian isaplah beberapa kali sehingga asap rokok mengalir masuk dan
memenuhi tabung. Lakukanlah berulang kali sampai timbul bercak cokelat
kekuningan yang menempel pada kapas dalam tabung.
3. Isilah Data Hasil Pengamatan Berikut ini!
Keadaan Sebelum Rokok Diisap Sesudah Rokok Diisap
Selang
Kapas
FASE 4 : Merumuskan Penjelasan
4. Berdasarkan hasil pengamatan, pada rokok terdapat zat yang
berbahaya, meliputi..............................................
5. Kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan
karena.....................................................................................................
6. Solusi untuk menjaga kesehatan organ pernapasan kita
adalah………………………………………………………………………………………………………………
FASE 5: Aplikasi
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya
simpulkan bahwa: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIKUM 1
CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN
KELAS KONTROL
119
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :70 Menit
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan karbondioksida dalam udara
pernapasan yang telah dilakukan!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana keadaan air kapur pada tabung yang ditiupkan udara
pernapasan? Mengapa demikian!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apa yang menyebabkan air kapur berubah warnanya menjadi keruh?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Jelaskan hasil percobaan tersebut dan berikan kesimpulanmu!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Konsep : CO2 dalam Udara Pernapasan
Tujuan : Mengamati zat yang dikeluarkan pada saat bernafas
Kegiatan : Siswa melakukan eksperimen mengenai CO2 dalam udara
pernapasan
LEMBAR KERJA SISWA 2
MEKANISME PERNAPASAN
KELAS KONTROL
120
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :70 Menit
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan mekanisme pernapasan?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan proses mekanisme pernapasan inspirasi dan ekspirasi?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit
bernapas?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya
simpulkan bahwa:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Konsep : Mekanisme Pernapasan
Tujuan : Mengamati proses inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan : Siswa mengamati percobaan mekanisme pernapasan
manusia
LEMBAR KERJA SISWA 3
FREKUENSI PERNAPASAN
121
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu : 70 Menit
1. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling cepat?
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling lambat?
………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Frekuensi manakah antara laki-laki dan perempuan yang paling cepat?
………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Mengapa setelah berlari frekuensi pernapasan kamu meningkat?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apakah menurut kamu ada hubungan antara jenis kelamin dengan
frekuensi pernapasan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Berdasarkan pengamatanmu, gambarkan grafik pengaruh posisi tubuh
terhadap frekuensi pernapasan manusia!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka
saya simpulkan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Konsep : Frekuensi Pernapasan
Tujuan : Mengetahui frekuensi pernapasan pada manusia
Kegiatan : Siswa mengamati kegiatan percobaan tentang Frekuensi
Pernapasan
LEMBAR KERJA SISWA 4
PENGARUHH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU
122
Kelompok : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :70 Menit
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan pengaruh asap rokok
terhadap paru-paru!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana keadaan kapas pada selang setelah rokok diisap?
Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apa yang menyebabkan kapas berubah menjadi kuning? Jelaskan?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Jelaskan hasil percobaan tersebut dan berikan kesimpulanmu!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
Konsep : Pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
Tujuan : Mengamati pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
Kegiatan : Siswa Mengamati percobaan pengaruh asap rokok
terhadap paru-paru
80
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/I
Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
III. Indikator
1. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan manusia
2. Menjelaskan kandungan gas dalam udara pernapasan melalui kegiatan
percobaan
3. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan
4. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
percobaan
5. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan
6. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan
7. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
8. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menyebutkan organ-organ system pernapasan manusia
2. Mengamati adanya kandungan karbondioksida dalam udara pernapasan
melalui kegiatan percobaan
3. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan
4. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan
5. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan
6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas
8. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan
V. Materi Pokok
Pernapasan atau respirasi adalah seluruh proses mulai dari pemasukan
udara, pengambilan oksigen (O2) dan penggunaan oksigen untuk oksidasi,
81
sampai dengan pengeluaran zat-zat sisa pernapasan. Oksigen di dalam tubuh
digunakan untuk membakar zat-zat makanan atau proses oksidasi.
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus menerus untuk
proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah
beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
VI. Pendekatan Pembelajaran
- Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry)
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Pendahulu
an
Apersepsi:
“Apabila penyelam tidak
menggunakan tabung oksigen,
apa yang akan terjadi pada
penyelam tersebut?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa dalam 8
kelompok, setiap kelompok
diberi LKS
Siswa mengamati
gambar yang
ditampilkan oleh guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membuat
kelompok dan
mengambil LKS yang
diberikan oleh guru
5 menit
INTI Penyajian
Masalah
Guru menunjukkan sebuah
tabung yang berisi air kapur
yang bening
Air Kapur
Guru bertanya kepada siswa:
“Bagaimanakah pengaruh udara
pernapasan terhadap air kapur?
Siswa memperhatikan
tabung yang
ditunjukkan oleh guru
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
10 menit
82
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Berhipotesis
Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan membuat
hipotesis mengenai masalah
yang disajikan.
Guru menuliskan hipotesis dari
siswa pada papan tulis
Siswa berdiskusi dan
membuat hipotesis
dari masalah yang
telah disajikan oleh
guru
Siswa mengajukan
hipotesis kepada guru
10 menit
Eksperimen
Guru menjelaskan tentang
tujuan percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
menyiapkan alat dan bahan
untuk percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
mulai melakukan percobaan
dan mencatat hasil percobaan
Guru membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menyusun alat
dan bahan percobaan
Siswa melakukan
percobaan dan
mencatat hasil
percobaan
20 menit
Pengolahan
Data
Guru membimbing siswa dalam
melakukan diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
membuat kesimpulan dari hasil
diskusi
Siswa melakukan
diskusi kelompok
Siswa menyiapkan
hasil dari diskusi dan
membuat kesimpulan.
15 menit
Aplikasi
Guru mengarahkan siswa dalam
menyajikan hasil percobaan di
depan kelas
Guru membimbing siswa dalam
penarikan kesimpulan dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang dimakud dengan
bernafas?
- Organ-organ apa saja yang
terdapat pada system
pernapasan manusia?
- Pernahkah kamu mengalami
bersin?Mengpa kamu bersin?
- Apakah yang akan terjadi jika
kamu tertawa atau bercakap-
cakap pada saat makan?
- Apa yang dapat kamu
simpulkan dari percobaan hari
Siswa
mengkomunikasikan
hasil percobaan di
depan kelas
Siswa menyampaikan
kesimpulan dari
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
15 menit
83
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
ini?
Guru melakukan review
terhadap materi yang telah
dipelajari supaya tidak terjadi
miskonsepsi.
Penutup
Guru memberikan apresiasi
terhadap kelompok yang paling
baik
Guru menginformasikan materi
percobaan untuk pertemuan
selanjutnya
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
5 menit
VIII. Penilaian
1. Soal Pretest dan Posttest
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Lembar Observasi
IX. Alat dan Bahan
a. 2 buah tabung reaksi
b. 2 buah sumbat plastik berlubang
c. 4 batang pipa pendek/selang
d. 2 buah pipa karet
e. Air kapur
X. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2006.
2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi,.......................................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Praktikan
(……………………. …… ) ( …….……………….. ….. )
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/I
Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
III. Indikator
1. Menggambarkan mekanisme pernapasan
2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan
3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
percobaan
4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan
5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan
6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi
2. Menunjukkan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut melalui
kegiatan percobaan
3. Membandingkan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut
4. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan
5. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan
6. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan
7. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
8. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas
9. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan
V. Materi Pokok
Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya
(secara otomatis). Meskipun dalam keadaan tidur proses pernapasan terus
berjalan. Pada saat bernapas ada dua proses yang terjadi, yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan
otot-otot antar tulang rusuk. Mekanisme pernapasan pada manusia dibedakan
88
atas dua amcam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Penyebab
terjadinya pernapasan dada dan pernapasan perut itu berbeda. Intinya
pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot-otot antartulang rusuk,
sedangkan pernapasan perut terjadi karena kontraksi otot diafragma.
VI. Pendekatan Pembelajaran
- Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry)
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-2
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Pendahul
uan
Apersepsi:
Guru bertanya:
“ Apa yang terjadi pada otot
diafragma saat udara masuk ke
dalam paru-paru?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Guru membagi siswa dalam 8
kelompok, setiap kelompok
diberi LKS
Siswa mengamati
gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanggapi
pertanyaan dari guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membuat
kelompok dan
mengambil LKS yang
diberikan oleh guru
5 menit
INTI
Penyajian
Masalah
Guru menunjukkan kegiatan
percobaan tentang mekanisme
pernapasan
Guru bertanya kepada siswa:
“Bagaimanakah pengaruh
tekanan dalam pru-paru
terhadap proses pernapasan?
Siswa memperhatikan
toples yang
ditunjukkan oleh guru
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
10 menit
Berhipotesis
Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi dan
membuat hipotesis mengenai
masalah yang disajikan.
Siswa berdiskusi dan
membuat hipotesis dari
masalah yang telah
disajikan oleh guru
10 menit
89
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Guru menuliskan hipotesis
dari siswa pada papan tulis
Siswa mengajukan
hipotesis kepada guru
Eksperimen
Guru menjelaskan tentang
tujuan percobaan
Guru menugaskan siswa
untuk menyusun alat dan
bahan untuk percobaan
Guru menugaskan siswa
untuk melakukan percobaan
dan mencatat hasil percobaan
Guru membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menyusun alat
dan bahan percobaan
Siswa melakukan
percobaan dan mencatat
hasil percobaan
20 menit
Pengolahan
Data
Guru membimbing siswa
dalam melakukan diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
membuat kesimpulan dari
hasil diskusi
Siswa melakukan
diskusi untuk menjawab
pertanyaan yang ada
pada LKS berdasarkan
data percobaan
Siswa menyiapkan hasil
dari diskusi dan
membuat kesimpulan.
15 menit
Aplikasi
Guru mengarahkan siswa
dalam menyajikan hasil
percobaan di depan kelas
Guru membimbing siswa
dalam penarikan kesimpulan
dengan mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana proses terjadinya
inspirasi dan ekspirasi?
- Apa perbedaan antara
pernapasan dada dan
pernapasan perut?
- Apa yang dapat kamu
simpulkan?
Guru melakukan review
terhadap materi yang telah
dipelajari supaya tidak terjadi
miskonsepsi.
Siswa
mengkomunikasikan
hasil percobaan di
depan kelas
Siswa menyampaikan
kesimpulan dari
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan
review materi yang
telah dipelajari
15 menit
Penutup Guru memberikan apresiasi
terhadap kelompok yang
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
90
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
paling baik
Guru menginformasikan
materi percobaan untuk
pertemuan selanjutnya
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
5 menit
VIII. Penilaian
1. Soal Pretest dan Posttest
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Lembar Observasi
IX. Alat dan Bahan
Toples model donders
2 buah balon
2 lembaran karet/karet balon
Pipa berbentuk Y
gabus
X. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2006.
2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi,...............................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Praktikan
(……………………. …… ) ( …….……………….. ….. )
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/I
Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia
Pertemuan Ke- : 3
Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
III. Indikator
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan
3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
percobaan
4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan
5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan
6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menghitung frekuensi pernapasan orang normal
2. Membandingkan frekuensi bernafas dalam kondisi normal dan beraktivitas
3. Membandingkan frekuensi pernapasan dalam kondisi normal dan
beraktivitas
4. Menghubungkan antara volume pernapasan dengan frekuensi pernapasan
5. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan
6. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan
7. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan
8. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
9. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas
10. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan
V. Materi Pokok
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara
permenit. Orang normal bernapas 12-15 kali permenit. Frekuensi bernafas
dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh, posisi tubuh, dan usia. Wanita
pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil daripada pria sehingga
100
frekuensi bernafasnya lebih banyak. Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan
atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat
dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat
dibandingkan posisi tengkurap.
VI. Pendekatan Pembelajaran
- Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry)
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-3
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Pendahul
uan
Apersepsi: Guru menampilkan
gambar olahragawan yang
tampak terengah-engah dalam
mengatur nafasnya
Guru bertanya:
“Bagaimanakah frekuensi
bernafas orang dalam kondisi
normal dan dalam kondisi
setelah beraktivitas (seperti
lari)?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Guru membagi siswa dalam 8
kelompok, setiap kelompok
diberi LKS
Siswa mengamati
gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanggapi
pertanyaan dari guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membuat
kelompok dan
mengambil LKS yang
diberikan oleh guru
5 menit
INTI
Penyajian
Masalah
Guru menunjukkan tentang
frekuensi pernapasan dengan
menghitung frekuensi
bernafasnya
Guru bertanya kepada siswa:
- “Bagaimanakah pengaruh
posisi tubuh terhadap
kecepatan bernafas
manusia”
- ”Bagimanakah pengaruh
jenis kelamin terhadap
kecepatan bernafpas
manusia?”
Siswa memperhatikan
apa yang dilakukan
oleh guru
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
10 menit
Berhipotesis
Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi dan membuat
hipotesis mengenai masalah
yang disajikan.
Guru menuliskan hipotesis
dari siswa pada papan tulis
Siswa berdiskusi dan
membuat hipotesis dari
masalah yang telah
disajikan oleh guru
Siswa mengajukan
hipotesis
10 menit
101
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Eksperimen
Guru menjelaskan tentang
tujuan percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
menyusun alat dan bahan
untuk percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
melakukan percobaan dan
mencatat hasil percobaan
Guru membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menyusun alat
dan bahan percobaan
Siswa melakukan
percobaan dan mencatat
hasil percobaan
20 menit
Pengolahan
Data
Guru membimbing siswa
dalam melakukan diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
membuat kesimpulan dari
hasil diskusi
Siswa melakukan
diskusi untuk menjawab
pertanyaan yang ada
pada LKS berdasarkan
data percobaan
Siswa menyiapkan hasil
dari diskusi dan
membuat kesimpulan.
15 menit
Aplikasi
Guru mengarahkan siswa
dalam menyajikan hasil
percobaan di depan kelas
Guru membimbing siswa
dalam penarikan kesimpulan
dengan mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
- Mengapa setelah berlari
frekuensi pernapasan kamu
meningkat?
- Faktor apa saja yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan?
- Apa yang dapat kamu
simpulkan?
Guru melakukan review
terhadap materi yang telah
dipelajari supaya tidak terjadi
miskonsepsi.
Siswa
mengkomunikasikan
hasil percobaan di
depan kelas
Siswa menyampaikan
kesimpulan dari
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan
review materi yang
telah dipelajari
15 menit
Penutup
Guru memberikan apresiasi
terhadap kelompok yang
paling baik
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
5 menit
102
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Guru menginformasikan
materi percobaan untuk
pertemuan selanjutnya
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
VIII. Penilaian
1. Soal Pretest dan Posttest
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Lembar Observasi
IX. Alat dan Bahan
Stopwatch dan alat tulis
X. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2006.
2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
4. http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/frekwensi-pernafasan.html
Sukabumi,......................................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Praktikan
(……………………. …… ) ( …….……………….. ….. )
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/I
Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia
Pertemuan Ke- : 4
Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
III. Indikator
1. Mengamati pengaruh asap rokok terhadap kesehatan melalui kegiatan
percobaan
2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan
3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
percobaan
4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan
5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan
6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Mengamati perubahan kapas melalui kegiatan percobaan
2. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan
3. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan
4. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan
5. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan
6. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas
7. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan
V. Materi Pokok
Kandungan asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung
komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbonmonoksida,
karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak oksigen dari nitrogen, dan
senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin,
benzopiren, fenol, dan kadmium.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama dan
asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung
oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang
disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok
pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis diantaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini
lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5
107
kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama,
benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan di
ruangan berjam-jam lamanya.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran
pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru.
Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru
menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis,
dan asma. Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-
paru, Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang
bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru.
VI. Pendekatan Pembelajaran
- Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry)
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-4
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Pendahul
uan
Apersepsi: guru menunjukkan
gambar
Guru bertanya kepada siswa:
- Mengapa merokok itu
dilarang?
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa dalam 8
kelompok, setiap kelompok
diberi LKS
Siswa mengamati
gambar yang
ditunjukkan oleh guru
Siswa menanggapi
pertanyaan dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membuat
kelompok dan
mengambil LKS yang
diberikan oleh guru
5 menit
INTI
Penyajian
Masalah Guru menunjukkan pengaruh
asap rokok terhadap kapas
melalui tabung berbentuk U
Guru bertanya kepada siswa
“Bagimanakah pengaruh asap
rokok terhadap kesehatan paru-
paru?”
Siswa
memperhatikan apa
yang dilakukan oleh
guru
Siswa menanggapi
pertanyaan dari guru
10 menit
Guru mengarahkan siswa untuk Siswa berdiskusi dan
108
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
INTI
Berhipotesis
berdiskusi dan membuat
hipotesis mengenai masalah
yang disajikan.
Guru menuliskan hipotesis dari
siswa pada papan tulis
membuat hipotesis
dari masalah yang
telah disajikan oleh
guru
Siswa mengajukan
beberapa hipotesis
10 menit
Eksperimen
Guru menjelaskan tentang
tujuan percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
menyusun alat dan bahan untuk
percobaan
Guru menugaskan siswa untuk
melakukan percobaan dan
mencatat hasil percobaan
Guru membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menyusun alat
dan bahan percobaan
Siswa melakukan
percobaan dan
mencatat hasil
percobaan
20 menit
Pengolahan
Data
Guru membimbing siswa
dalam melakukan diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Guru menugaskan masing-
masing kelompok untuk
membuat kesimpulan dari hasil
diskusi
Siswa melakukan
diskusi untuk
menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS
berdasarkan data
percobaan
Siswa menyiapkan
hasil dari diskusi dan
membuat kesimpulan.
15 menit
Aplikasi
Guru mengarahkan siswa
dalam menyajikan hasil
percobaan di depan kelas
Guru membimbing siswa
dalam penarikan kesimpulan
dengan mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh asap
rokok terhadap kesehatan
paru-paru?
- Mengapa rokok berbahaya
bagi kesehatan?
- Zat-zat apakah yang
terkandung dalam rokok yang
dapat menyebabkan penyakit
pada manusia?
- Apa yang dapat kamu
Siswa
mengkomunikasikan
hasil percobaan di
depan kelas
Siswa menyampaikan
kesimpulan dari
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
20 menit
109
Kegiatan Structured
Inquiry Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
simpulkan dari percobaan hari
ini?
Guru melakukan review
terhadap materi yang telah
dipelajari supaya tidak terjadi
miskonsepsi.
Siswa memperhatikan
review materi yang
telah dipelajari
Penutup
Guru memberikan apresiasi
terhadap kelompok yang paling
baik
Guru menginformasikan materi
percobaan untuk pertemuan
selanjutnya
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
5 menit
VIII. Penilaian
1. Soal Pretest dan Posttest
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Lembar Observasi
IX. Alat dan Bahan
Kapas
Tabung berbentuk U
Rokok 1 batang
Karet
X. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2006.
2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi..........................................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Praktikan
(……………………. …… ) ( …….……………….. ….. )
112
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/I
Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia
Pertemuan Ke- : 1-4
Alokasi Waktu : 8x40 menit (8 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi :
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
III. Indikator
1. Menjelaskan pengertian bernafas
2. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
4. Menjelaskan kapasitas vital paru-paru
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menjelaskan pertukaran oksigen dan karbondioksida pada proses
pernapasan
2. Menjelaskan mekanisme pernapasan inspirasi dan ekspirasi
3. Menjelaskan frekuensi pernapasan mansuia
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
5. Menjelaskan kapistas paru-paru dalam kondisi istirahat dan beraktivitas
V. Materi Pokok
a. Karbon dioksida dalam udara pernapasan
b. Mekanisme Pernapasan
c. Frekuensi Pernapasan
VI. Metode Pembelajaran
Demonstrasi
113
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2x40 menit)
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
“Apabila penyelam tidak
menggunakan tabung oksigen, apa
yang akan terjadi pada penyelam
tersebut?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa ke dalam
8 kelompok
Siswa mengamati gambar
yang ditampilkan oleh guru
Memperhatikan penjelasan
guru
Siswa membuat kelompok
dan duduk bersama
kelompoknya masing-
masing
5 menit
Inti
Guru memberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) kepada
masing-masing kelompok
Guru memperlihatkan 2 tabung
reaksi yang berisi air kapur yang
bening
Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa
”Apa yang akan terjadi pada
air kapur jika ditiupkan udara
pernapasan?”
Guru menugaskan siswa untuk
memperhatikan dengan seksama
peragaan tentang air kapur
Guru meniupkan udara
pernapasan kepada salah satu
tabung yang berisi air kapur
bening
Guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan Lembar kerja
Siswa
Memberikan pemantapan
konsep kepada siswa agar tidak
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
tabung reaksi yang berisi
air kapur yang bening
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
peragaan yang dilakukan
oleh guru
Siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa
dengan kelompok masing-
masing
2 menit
10 menit
25 menit
18 menit
114
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
terjadi miskonsepsi.
Meminta siswa menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
5 menit
Penutup
Guru memberikan apresiasi
kepada siswa yang dapat
menyimpulkan materi
Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
10 menit
Pertemuan ke-2 (2x40 menit)
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi:
Guru bertanya:
“ Apa yang terjadi pada otot
diafragma saat udara masuk ke
dalam paru-paru?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa menjadi 8
kelompok
Siswa mengamati gambar
yang ditampilkan oleh
guru
Siswa Memperhatikan
penjelasan guru
Siswa membuat kelompok
dan duduk bersama
kelompoknya masing-
masing
5 menit
Inti
Guru memberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) kepada masing-
masing kelompok
Guru memperlihatkan toples
berbentuk donders
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
tabung reaksi yang berisi
air kapur yang bening
2 menit
10 menit
115
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa
”Apa yang akan terjadi pada
balon jika lembaran karet ditarik
kebawah?”
Guru menugaskan siswa untuk
memperhatikan dengan seksama
peragaan tentang mekanisme
pernapasan
Guru menarik dan melepaskan
lembaran karet pada toples
Guru menjelaskan meknisme
pernapasan melalui peragaan
yang telah dilakukan
Guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan Lembar Kerja
Siswa
Memberikan pemantapan konsep
kepada siswa agar tidak terjadi
miskonsepsi.
Meminta siswa menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
peragaan yang dilakukan
oleh guru
Siswa memperhatikan
Penjelasan guru
Siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa
dengan kelompok
masing-masing
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
25 menit
18 menit
5 menit
Penutup
Guru memberikan apresiasi
kepada siswa yang dapat
menyimpulkan materi
Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
10 menit
Pertemuan ke-3 (2x40 menit)
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi: Guru menampilkan
gambar olahragawan yang
tampak terengah-engah dalam
mengatur nafasnya
Guru bertanya:
“Bagaimanakah frekuensi
bernafas orang dalam kondisi
normal dan dalam kondisi
Siswa mengamati gambar
yang ditampilkan oleh guru
Siswa mennaggapi
pertanyaan guru
5 menit
116
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
setelah beraktivitas (seperti
lari)?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa menjadi 8
kelompok
Memperhatikan penjelasan
guru
Siswa membuat kelompok
dan duduk bersama
kelompoknya masing-
masing
Inti
Guru memberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) kepada
masing-masing kelompok
Guru menunjukkan sebuah
stopwatch
Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa
”Apabila kita hitung frekuensi
pernapasan dalam posisi
berbaring, duduk,dan setelah
berlari, dalam posisi apakah
frekuensi pernapasannya yang
paling cepat?”
Guru menugaskan siswa untuk
memperhatikan dengan
seksama peragaan tentang
frekuensi pernapasan
Guru meminta salah satu siswa
untuk menghitung frekuensi
pernapasan selama satu menit
didepan kelas dalam posisi
berbaring, duduk, dan setelah
berlari
Guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan Lembar kerja
Siswa
Memberikan pemantapan
konsep kepada siswa agar tidak
terjadi miskonsepsi.
Meminta siswa menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
tabung reaksi yang berisi
air kapur yang bening
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
peragaan yang dilakukan
oleh guru
Siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa
dengan kelompok masing-
masing
Siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
2 menit
10 menit
25 menit
18 menit
5 menit
Penutup
Guru memberikan apresiasi
kepada siswa yang dapat
menyimpulkan materi
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
10 menit
117
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Pertemuan ke-4 (2x40 menit)
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi: Guru menampilkan
gambar
Guru bertanya:
“Mengapa merokok itu
dilarang?”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
Guru membagi siswa menjadi 8
kelompok
Siswa mengamati gambar
yang ditampilkan oleh
guru
Siswa mennaggapi
pertanyaan guru
Memperhatikan penjelasan
guru
Siswa membuat kelompok
dan duduk bersama
kelompoknya masing-
masing
5 menit
Inti
Guru menunjukkan pengaruh asap
rokok terhadap kapas melalui
tabung berbentuk U
Guru bertanya kepada siswa
“Setelah rokok dibakar, kapas
yang berada dalam pipa
berubah warna. Mengapa
demikian?”
Guru menugaskan siswa untuk
memperhatikan dengan seksama
peragaan tentang frekuensi
pernapasan
Guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan Lembar kerja
Siswa
Memberikan pemantapan konsep
kepada siswa agar tidak terjadi
miskonsepsi.
Siswa memperhatikan
percobaan yang dilakukan
oleh guru
Siswa menanggapi
pertanyaan guru
Siswa memperhatikan
peragaan yang dilakukan
oleh guru
Siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa
dengan kelompok
masing-masing
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
2 menit
10 menit
25 menit
18 menit
5 menit
118
Kegiatan Aktivitas Guru Aktitivitas Siswa Alokasi
Waktu
Meminta siswa menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Penutup
Guru memberikan apresiasi
kepada siswa yang dapat
menyimpulkan materi
Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya
Siswa mendapatkan
apresiasi dari guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
10 menit
VIII. Penilaian
1. Lembar soal pretest-posttest
2. Lembar Kerja Siswa
IX. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2006.
2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi,......................................2010
Mengetahui;
Guru kelas Penulis
(...........................................) (........................................)
top related