pengaruh penerapan metode examples non examples …
Post on 16-Oct-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN METODE EXAMPLES NON
EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS V DI MI JAM’IYYATUL KHAIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Roayati Maftuhatul Jannah
NIM 1112018300007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
ABSTRAK
Roayati Maftuhatul Jannah (1112018300007). Pengaruh Penerapan Metode
Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V di MI
Jam’iyyatul Khair.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V di MI Jamiyyatul
Khair. Penelitian ini dilaksanakan di MI Jam‟iyyatul Khair Kampung Utan,
Tangerang Selatan bulan April-Mei 2016. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group
Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas kontrol) sejumlah 32 siswa dan kelas
B (kelas eksperimen) sejumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati
kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan uji normalitas yang menggunakan uji Saphiro Wilk, uji
homogenitas dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan
dengan uji hipotesis menggunakan T-test. Setelah semua pengujian dilakukan
dapat diperoleh thitung sebesar 3,477. Sedangkan ttabel 1,998. Dengan kata lain
thitung>ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode
examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V di MI
Jam‟iyyatul Khair.
Kata kunci : Metode Examples Non Examples, Hasil Belajar IPS.
ABSTRACT
Roayati Maftuhatul Jannah (1112018300007). Influence of Non-Examples
Examples Methods Against IPS Learning Outcomes Student Class V in MI
Jam'iyyatul Khair.
This study aims to determine the effect of using the method of examples non
examples on the results of social studies students of class V in MI Jamiyyatul
Khair. This research was conducted in MI Jam'iyyatul Khair Kampung Utan,
South Tangerang months of April-May 2016. The method has used in this study is
quasi-experiment with Nonequivalent Control Group Design. Sampling is done
by using purposive sampling technique. The research sample class B (experiment
group) of 32 students and class A (control group) of 32 students. The instrument
has used in this research is of multiple choice and observation sheet to observe
the activities of the learning process. The Analysis Techniques has used in this
research using test normality by Shapiro Wilk test, homogeneity test by using One
Way Anova. Then continue to test the hypothesis using T-test. After all the testing
is done can be obtained t of 3,477. While ttabel 1,998. In other words thitung> ttabel.
It can be concluded that there are significant examples of non examples
application of the method to the learning outcomes IPS fifth grade students in MI
Jam'iyyatul Khair.
Keywords: Non Examples Examples Methods, Results Learning IPS.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahiroobil ‘alamin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri
penulis, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang penulis mampu
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Examples Non
Examples Terhadap Hasil Belajar IPS siswa kelas V di Mi Jam‟iyyatul Khair”
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memeroleh gelar
sarjana Strata 1 (S1).
Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan kita
baginda nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh dengan teknologi seperti saat ini dan tak lupa
juga untuk para keluarga dan sahabatnya.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan
tidak terlepas pula dari dukungan, motivasi dan doa yang telah diberikan dari
pihak-pihak tertentu. Semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya kelak.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Ahmad Thib
Raya, MA., yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan pengalaman
yang sangat inspiratif kepada seluruh mahasiswa FITK.
2. Ketua Jurusan (Kajur) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Bapak
Dr. Khalimi, M.Ag., yang sangat memotivasi, membimbing dan memberikan
semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan jenjang S1, terima kasih
banyak pak, semoga Allah SWT senantiasa menjaga bapak dan keluarga
dalam naungan kasih sayang-Nya.
3. Dosen pembimbing I, Takiddin, M.Pd, yang selalu bersedia meluangkan
waktu di tengah kesibukan untuk dapat memberikan bimbingan, motivasi,
semangat, dorongan, serta mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik. Jazakumullah, Pak.
4. Dosen pembimbing II, Anis Fuadah Z., M.Pd.I., yang telah mengarahkan
penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar, serta
memberikan motivasi dan pengalaman kepada penulis.
5. Seluruh jajaran dosen PGMI yang selama ini memberikan dan berbagi ilmu
serta pengalaman kepada mahasiswa PGMI angkatan 2012 dari awal
perkuliahan hingga saat ini, teruntuk: Asep Ediana Latip, M.Pd, Dindin
Ridwanudin, M.Pd, Dr. Fery Muhammad Firdaus, M.Pd, Dr. Sita
Ratnaningsih, M.Pd, Dina Fadhlillah, M.Si, Heny Narendrani Hidayati, M.Pd.
InsyaAllah ilmu yang sudah bapak/ibu sampaikan bisa penulis terapkan
kembali kepada anak didik.
6. Dosen penguji skripsi penulis, Ibu Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, dan Ibu Dra.
Zikri Neni Iska, M.Psi, yang bersedia meluangkan waktunya ditengah
kesibukan ibu sekalian, memberikan masukan, arahan, saran, dan kritik yang
membangun.
7. Kepala MI Jam‟iyyatul Khair, Kampung Utan, Ibu Carnati, S.Pd,yang telah
mengizinkan penulis untuk dapat melakukan penelitian di madrasah yang Ibu
pimpin dengan segala pelayanan terbaik yang sudah diberikan.
8. Wali kelas VA dan VB, Samsiah, S.Pd.I, dan Ismail HR, S.Pd.I yang telah
mengizinkan dan membantu penulis dalam proses penelitian, terimakasih atas
saran, bimbingan dan bantuan, dan keramahtamahannya.
9. Keluarga tercinta, kedua orang tua penulis ibu Saebah dan bapak Gufron yang
dengan tulus ikhlas memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta
tiada henti memberikan kasih sayangnya kepada penulis, ketulusan mimi dan
mama akan selalu membekas sampai kapanpun. Kakak-kakak penulis, Jamiah
Nurhalimah, Taufiq Hidayatullah, Isnaeni Muyassaroh yang telah memberikan
doa, menghibur dan tidak jarang untuk selalu mensupport penulis hingga saat
ini. Keponakan tersayang, adinda Nur‟Azizah dan Ghiza Rif‟ana Humairah,
kalian selalu mewarnai hidup Biati.
10. Sahabat seperjuangan PGMI A dan B angkatan 2012. Teruntuk: Ilma Amalia,
Rahmawati, Uswatun Khasanah, Suci Kurniawati, Nusaibah. Terlebih untuk
Irniyanti, yang sampai saat ini masih membantu penulis mengarahkan dan
rela meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk mengoreksi skripsi
penulis dari awal sampai akhir halaman. Jazakillah, ukhti.
11. Organisasi baik internal maupun eksternal kampus, teruntuk : KMSGD
(Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati) Jabodetabek, organisasi
primordial pertama yang memberikan pengalaman, kekeluargaan, dan
kebersamaan, Permai-Ayu (Persatuan Mahasiswa Indramayu) DKI Jakarta,
yang sudah memberikan pengalaman berorganisasi yang baik,
kekeluargaanpun sangat kental terasa, dengan serentetan kegiatan yang
dilaksanakan memberikan pengalaman tersendiri bagi penulis untuk menjadi
insan yang lebih baik lagi, terima kasih indrawan/wati. Reang Wong
Dermayu! HMI Komisariat Tarbiyah, Pramuka UIN Jakarta terutama
angkatan Cueks (Cuaca Ekstrim) 2013.
12. Sahabat kosan Abu : Puput, Luluk, Umi, Jannah, Nida, Chika, Aisyah, yang
senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi ibadah bagi penulis.
Demikianlah ucapan rasa terima kasih penulis. Semoga segala kebaikan
yang diberikan di balas oleh Allah SWT. Penulis sangat menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi skripsi yang lebih lagi.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya.
Jakarta, 05 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar .............................................................................. 8
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 8
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar ............................. 10
3. Pengukuran Hasil Belajar ...................................................... 14
B. Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................................... 16
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ..................................... 16
2. Tujuan IPS ............................................................................ 17
3. Ruang Lingkup Kajian IPS .................................................. 20
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS ......................................... 21
C. Metode Examples Non Examples .............................................. 22
1. Pengertian Metode Examples Non Examples ...................... 22
2. Karakteristik Metode Examples Non Examples .................. 24
3. Langkah-langkah Metode Examples Non Examples ........... 24
4. Kelebihan Kekurangan Metode Examples Non Examples .. 26
D. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan ................................... 28
E. Kerangka Berpikir .................................................................... 31
F. Hipotesis Penelitian ................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 33
1. Tempat Penelitian ............................................................... 33
2. Waktu Penelitian ................................................................ 33
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 35
1. Populasi Penelitian ............................................................... 35
2. Sampel Penelitian ................................................................. 35
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 36
1. Tes ......................................................................................... 36
2. Non Tes ................................................................................. 38
a. Wawancara ...................................................................... 38
b. Observasi ......................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 42
1. Tes ........................................................................................ 42
2. Non Tes ................................................................................ 43
G. Uji Coba Instrumen .................................................................... 44
1. Uji Validitas ......................................................................... 44
2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 44
3. Pengujian Taraf Kesukaran .................................................. 45
4. Daya Pembeda ...................................................................... 46
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 47
a. Uji Normalitas ..................................................................... 47
b. Uji Homogenitas ................................................................. 48
c. Uji Hipotesis ....................................................................... 48
I. Hipotesis Statistik ........................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MI Jam‟iyyatul Khair ........................................................ 50
B. Deskripsi Data ............................................................................ 51
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 51
a. Pertemuan Pertama ........................................................ 52
b. Pertemuan Kedua .......................................................... 54
c. Pertemuan Ketiga ........................................................... 56
d. Pertemuan Keempat ....................................................... 58
2. Hasil Belajar IPS .................................................................. 60
a. Analisis Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .... 61
b. Analisis Data Posttest Eksperimen dan Kontrol ............. 64
C. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 66
1. Uji Normalitas ....................................................................... 66
a. Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol ............ 66
b. Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ........... 67
2. Uji Homogenitas .................................................................. 68
a. Uji Homogenitas Pretest Eksperimen dan Kontrol ........ 68
b. Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ....... 69
D. Uji Hipotesis ............................................................................... 69
E. Analisis Data Hasil Observasi .................................................... 71
F. Analisis Data Hasil Wawancara ................................................. 72
G. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan .............................................................. 28
Tabel 3.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian ........................................... 33
Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ...... 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes ...................................................... 36
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru.................................................. 38
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Siswa................................................. 39
Tabel 3.6 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam
Penerapan Metode Examples Non Examples ..................... 41
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Angket ................................................ 42
Tabel 3.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 42
Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas ............................................................. 45
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................ 46
Tabel 3.11 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal .......................... 46
Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................. 47
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian .................................................. 51
Tabel 4.2 Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................. 52
Tabel 4.3 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ........................................................... ............ 60
Tabel 4.4 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ............................................................................... 62
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol ................ 63
Tabel 4.6 Deskripsi Frekuensi PerolehanNilai Pretest Kelompok
Kontrol ................................................................................ 63
Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol............................................................................... 64
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Kontrol ............................................................................ 65
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Eksperimen ......................................................................... 59
Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol .............................................................................. 67
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol.... 67
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol .............................................................................. 61
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol .......... 69
Tabel 4.14 Hasil Uji T-Test Posttest Eksperimen dan Kontrol............. 70
Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru (Peneliti) dalam
Penerapan Metode Examples Non Examples ...................... 71
Tabel 4.16 Hasil Wawancara Guru di Kelas Eksperimen .................... 72
Tabel 4.17 Hasil Wawancara Siswa di Kelas Eksperimen ................... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes
Lampiran 4 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 5 Kisi-kisi Jawaban Soal Uji Coba Instrumen
Lampiran 6 Anates
Lampiran 7 Kisi-kisi Pretest
Lampiran 8 Instrumen Penelitian
Lampiran 9 Kunci Jawaban Pretest
Lampiran 10 Wawancara Guru IPS Setelah Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 11 Wawancara Siswa Setelah Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 12 Wawancara Guru IPS Sebelum Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 13 Wawancara Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 15 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 16 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 17 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 18 Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 19 Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Lampiran 20 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 23 Uji Referensi
Lampiran 24 Tentang Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2
menjelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.1
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
perubahan, baik bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan
perubahan yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).2
Seiring dengan perkembangan zaman dan didukung oleh teknologi yang
semakin canggih, maka pelaksanaan pendidikan harus selalu ditingkatkan
mengikuti perkembangan zaman guna membentuk dan menciptakan generasi
penerus bangsa yang semakin berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pendidikan yang berkualitas yaitu dengan cara memaksimalkan
proses pendidikan melalui keprofesionalan seorang guru dalam mengemban
amanah dan tugas yang diberikan.
Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta
didik, seyogianya harus mampu memaksimalkan perannya dalam misi besar
pembangunan generasi bangsa ini. Guru yang profesional akan mampu
meningkatkan mutu kualitas pendidikan suatu bangsa ke arah yang lebih baik.
Salah satu tugas yang berdampak langsung kepada peserta didik adalah
bagaimana upaya guru dalam mengembangkan pengelolaan proses pembelajaran
sehari-hari di dalam kelas.
1 Abd Kadir, Ahmad Fauzi, M.Endri Julianto, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, Edisi
Pertama (Buku Lapis PGMI paket 8-14), h. 8. 2 Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Rajawali Pers., hal. 2
Meskipun pembelajaran dapat terjadi di lingkungan manapun, namun satu-
satunya pembelajaran yang dilakukan secara sistematis yaitu dilakukan di sekolah.
Satu-satunya perbedaan antar pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan di
rumah adalah adanya tujuan pendidikan yang direncanakan untuk membuat
perubahan perilaku.3
Guru juga dituntut untuk menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk
menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan.4
Dalam mengelola proses pembelajaran, seorang guru harus mampu membuat ide-
ide kreatif dan inovatif dalam mengembangkan setiap proses pembelajaran,
mampu memaksimalkan semua komponen yang relevan dengan proses
pembelajaran seperti metode mengajar, media, alat evaluasi, dan sebagainya
sesuai dengan tujuan pengajaran yang berlangsung. Tentu saja tugas guru
berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif, menyenangkan bagi siswa dan
hasil belajar yang diraih pun mengalami peningkatan.
Keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran sangat dibutuhkan,
guna meningkatkan potensi dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa yang sudah
seharusnya dilatih sejak dini. Selain itu, perkembangan zaman yang semakin maju
saat ini menghendaki siswa dituntut untuk lebih dominan dalam proses
pembelajaran dibandingkan dengan guru yang seharusnya sebagai fasilitator atau
memfasilitasi kebutuhan belajar siswa.
Oleh karenanya, menyadari akan hal seperti yang disebutkan di atas, perlu
adanya upaya guru merealisasikan proses pembelajaran yang variatif,
menyenangkan, dan mengaktifkan peserta didik sehingga potensi peserta didik
dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran sehari-haripun tidak monoton. Siswa
perlu mendapatkan proses pembelajaran yang memudahkannya dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu dalam proses pembelajaran,
guru sebaiknya memiliki gaya pembelajaran yang menarik, kreatif, serta
menekankan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran, yakni
untuk menciptakan siswa yang bukan hanya duduk manis mendengarkan
3 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), cet. VI h. 47.
4 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 37.
penjelasan dari gurunya saja, akan tetapi bisa aktif di kelas, hal ini ditujukan demi
tercapainya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan agar hasil belajar yang
diharapkan bisa tercapai.
Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan ini sangat mungkin diterapkan
untuk seluruh mata pelajaran di berbagai tingkat kelas pada jenjang sekolah dasar,
salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Menurut Nu‟man Soemantri dalam buku Iwan Purwanto menyatakan bahwa
“IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti
menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di
universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa-siswi
sekolah dasar dan lanjutan”.5
Proses pembelajaran IPS selalu melibatkan segala sesuatu dalam kehidupan
sehari-hari, karena materi dalam pelajaran IPS selalu berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat seperti halnya manusia dengan lingkungan, manusia dengan
masyarakat sekitar dan aktifitasnya. Berbagai permasalahan-permasalahan yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat di bahas dalam pelajaran IPS. Oleh karena
itu, kaitannya dengan proses pembelajaran guru harus mampu memotivasi siswa
siswi untuk aktif, kreatif dan inovatif, juga harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.6 Untuk menciptakan pembelajaran yang memotivasi siswa
siswi untuk aktif perlu diterapkannya metode pembelajaran yang berbeda dari
biasanya agar siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan lebih aktif lagi.
Kenyataan yang ada sampai saat ini masih banyak guru yang masih
menerapkan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPS. Proses
pembelajaran IPS di jenjang persekolahan, tidak terlihat adanya improvisasi
dalam pembelajaran. Selama ini pengajaran IPS di sekolah masih menggunakan
pendekatan tradisional seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain, serta lebih
5 Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (FITK : 2014), h. 4.
6 Agung Eko Purwana, Bahri Musthofa, Nadlir., dkk., Pembelajaran IPS MI/SD Edisi
Pertama, (Surabaya : AprintA : 2009 LAPIS PGMI) h. 1.
menekankan pada aspek-aspek kognitif dan mengabaikan keterampilan-
keterampilan sosial.7
Pembelajaran IPS khususnya di tingkat MI/SD seringkali membuat siswa
merasakan kesulitan dengan berbagai macam permasalahan belajar yang ada.
Adapun permasalahan yang terjadi salah satu faktornya disebabkan oleh
penggunaan metode yang monoton sehingga menyebabkan siswa cepat
mengalami kebosanan pada saat belajar.
Kondisi yang sama seperti disebutkan di atas juga masih terjadi dalam
proses pembelajaran IPS di MI Jam‟iyyatul Khair Cempaka Putih, Ciputat Timur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS di kelas V MI
Jam‟iyyatul Khair, diketahui bahwa siswa masih mengalami kesulitan ketika
harus menerima materi dengan metode belajar yang hanya menuliskan materi di
buku tulis masing-masing dan kemudian diadakan tanya jawab sederhana antara
siswa dengan guru, selain itu juga siswa cenderung sibuk dengan kegiatannya
masing-masing seperti mengobrol dengan teman sebangku, melamun, dan tidak
jarang siswa mengantuk di kelas, terlebih siswa yang duduk di barisan paling
belakang. Kendatipun demikian, guru berusaha agar siswanya tetap fokus ketika
sedang menyampaikan materi pelajaran.
Berkaitan dengan masalah yang terjadi di kelas seperti yang telah
disebutkan diatas, diantaranya siswa kurang berperan aktif dalam proses
pembelajaran dikarenakan siswa kurang memiliki rasa percaya diri untuk
mengemukakan pendapat serta kurangnya kesempatan mereka untuk bertanya
seputar materi dan masih pasifnya siswa untuk dapat mengemukakan pendapat.
Hambatan tidak hanya pada siswa, tetapi juga pada guru. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran IPS, guru seringkali hanya
menggunakan metode menulis dan tanya jawab. Pembelajaran masih didominasi
oleh guru, sementara siswa masih terbilang pasif di kelas dengan hanya
mendengarkan apa yang guru jelaskan. Metode pembelajaran seperti ini sering
digunakan mengingat masih terbatasnya pemahaman serta belum terbiasanya guru
7 Nana Supriatna, dkk, Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 39.
untuk melakukan berbagai varian metode pembelajaran yang kekinian dan
variatif.
Adapun hasil belajar yang diraih siswa kelas V B, tidak sesuai dengan
harapan, yakni dibawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni 70.
Berdasarkan informasi yang didapat, dari 32 jumlah siswa yang ada di kelas VB
hanya ada beberapa anak yang mendapatkan nilai minimal tersebut. Oleh
karenanya, tugas seorang guru adalah menciptakan suatu proses pembelajaran
yang menyenangkan guna menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
IPS, agar hasil belajar yang dicapai lebih baik lagi.
Agar tujuan pendidikan IPS tercapai, Schuncke menekankan bahwa
program pembelajaran pendidikan IPS harus mampu memberikan pengalaman-
pengalaman belajar yang berorientasi pada aktivitas belajar siswa (activity
oriented learning experiences). Kurikulum IPS di SD dalam pelaksanaannya,
selain menuntut para guru memiliki wawasan pengetahuan yang luas dalam
mengembangkan materi, juga mampu menentukan teknik dan strategi
pembelajaran yang beragam sehingga pembelajaran lebih bermakna dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari. 8
Untuk mendapatkan hasil akhir yang maksimal, perlu adanya perubahan
terhadap metode yang digunakan oleh guru, dengan harapan siswa bisa
menangkap materi dengan lebih mudah. Upaya yang guru lakukan agar siswa bisa
mengatasi kesulitan belajar yang ada yaitu perlu adanya suasana belajar mengajar
yang bervariasi seperti pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
misalnya dengan menggunakan metode examples non examples.
Metode examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan
KD.9 Examples non examples dapat diartikan juga sebagai strategi pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi
8 Ibid., h. 24-25.
9 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu
Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher, 2011), h. 65.
pembelajaran.10
Dengan demikian, diharapkan siswa memahami materi bukan
hanya sebatas teori akan tetapi dilengkapi dengan contoh berupa gambar-gambar
untuk memudahkan siswa dalam menerima materi.
Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka penulis berinisiatif untuk
melakukan penelitian dan mengangkatnya menjadi sebuah judul penelitian yaitu :
“Pengaruh Penerapan Metode Examples Non Examples Terhadap Hasil
Belajar IPS Siswa kelas V di MI Jam’iyyatul Khair”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
a. Proses pembelajaran IPS masih didominasi oleh guru.
b. Penerapan metode pembelajaran yang kurang kreatif yakni menulis dan
tanya jawab sehingga siswa cenderung bosan.
c. Banyak siswa yang masih pasif di dalam kelas.
d. Hasil belajar siswa masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada hasil belajar
IPS yang relatif rendah. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan eksperimen dengan menerapkan metode examples non examples untuk
melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh
penggunaan metode examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
V MI Jam‟iyyatul Khair?
10
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2014) hal. 234
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan metode examples non examples terhadap
hasil belajar siswa kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi guru
a. Memberikan informasi tentang metode examples non nxamples dan
penerapannya.
b. Penerapan metode examples non examples dalam proses
pembelajaran.
c. Menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.
2. Bagi siswa
a. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan memudahkan siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mudah memahami
materi yang disampaikan oleh guru dengan baik.
b. Penelitian ini juga diharapkan siswa bisa menerapkan materi yang
diajarkan oleh guru dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
pembaca khususnya calon guru terkait cara mengembangkan metode
pada pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Islam sebagai agama universal dan berlaku sepanjang zamanbukan
hanya mengatur urusan akhirat, tetapi juga urusan dunia. Demikian pula
Islam mengatur ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hubungan terhadap Tuhan,
dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan keduniaan. Islam mengatur
keduanya secara integrated, yaitu bahwa apa yang disebut dengan ilmu
agama sebenarnya didalamnya juga mengatur ajaran tentang bagaimana
sesunguhnya hidup yang baik dan beradab di dunia ini. Juga apa yang
sebenarnya disebut ilmu umum.11
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa keterkaitan antara ilmu agama
dan ilmu umum berjalan beriringan, salah satukategori ilmu umum adalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dimana dalam IPS juga mengajarkan
bagaimana menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan
manusia(khabluminannas), disamping juga memelajari disiplin-disiplin ilmu
lainnya.
Oleh karenanya, dalam mengimplementasikan IPS pada suatu
pembelajaran, maka perlu dilakukannya sebuah tahapan belajar yakni
pemberian soal ataupun latihan yang bermuara pada hasil belajar. Hal ini
berguna untuk mengukur sejauhmana siswa memahami dan mengerti hal-hal
yang berkenaan dengan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan
ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang temasuk pendidikan.12
11
Azyumardi Azra, “ Kata Pengantar” dalam Abdurrahman Kasdi, Integrasi Ilmu Agama
dan Ilmu Umum: Mencari Format Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2003), viii 12
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), cet.IV h. 44.
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar juga juga merupakan
realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur
sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.13
Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.14
Sedangkan
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. 15
a. Domain Kognitif
1) Knowledge (Pengetahuan, ingatan);
2) Comprehention (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);
3) Application (menerapkan);
4) Analysis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk,
bangunan baru);
5) Evaluating (menilai);
b. Domain Afektif mencakup :
1) Receiving (sikap menerima);
2) Responding (memberikan respons);
3) Valuing (nilai);
4) Organization (organisasi);
5) Characterization (karakterisasi);
c. Domain Psikomotor mencakup :
1) Initiatory;
2) Pre-routine;
3) Rountinized;
13
Ibid., h. 46-47. 14
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran:
PengembanganWacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta:
Ar-ruzzi, 2011), cet I, h. 22 15
Ibid., h.. 23-24.
Menurut Abdurahman hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Setelah melalui proses belajar maka
siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai
hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses
belajar. Sedangkan Sudjana berpendapat, hasil belajarr adalah kemampuan-
kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.16
Hasil belajar dapat disimpulkan sebagai kemampuan yang diperoleh
anak setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar dapat diperoleh dengan
melakukan evaluasi. Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai
hasil-hasil belajar disebut kemampuan. Ditinjau dari segi-segi yang
diharapkan dari suatu pengajaran atau nstruksi, kemampuan itu perlu
dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam
penampilan manusia dan juga karena kondisi-kondisi untuk memperoleh
berbagai kemampuan itu berbeda.17
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar itu adalah banyak sekali
macamnya, di antaranya dapat diklasifikasikan demikian18
:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi
dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa
overlapping tetap ada, yaitu;
1) Faktor-faktor non sosial dalam belajar, dan
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca,
waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya,
16
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajara, (Yogjakarta: Multi Pressindo,
2012), cet. 1, h. 14-15 17
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Pembelajaran, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,
2011), h.118 18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 233-237
pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat
tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa
kita sebut sebagai alat-alat pelajaran).
2) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia (sesama
manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu
dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat
digolongkan lagi menjadi dua golongan, yaitu;
1) Faktor-faktor fisiologis, dan
Faktor fisiologis ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan
melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar
akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang
segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada
yang tidak lelah.
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu terutama fungsi-
fungsi pancaindera. Pancaindera merupakan syarat dapatnya
belajar itu berlangsung dengan baik.
2) Faktor-faktor psikologis.
Arden N Fransen mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut :
a) Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunis yang lebih luas.
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,
guru dan teman-teman.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun
dengan kompetisi.
e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada
belajar.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
memengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving
terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)
umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang
sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi
tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya
(faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih
mementingkan kualitas hasil belajar.Jadi, karena pengaruh faktor-faktor
tersebut di atas, muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi)
dan underachieves (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.Dalam hal ini,
seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang
menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi
faktor yang menghabat proses belajar mereka.19
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar
menurut Yudhi Munadi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.20
1) Faktor Internal
a. Faktor Fisiologi
Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang prima,
tidak daam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dn sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan
hasil belajar. Disamping kondisi tersebut, merupakan hal yang
penting juga memperhatikan kondisi panca indra. Bahkan dikatakan
oleh Aminudin Rasyad, panca indra merupakan pintu gerbang ilmu
pengetahuan (Five sense are the golden gate of knowledge). Artinya,
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet.15, h.129-136 20
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2012), cet.IV, h.
24-25
kondisi panca indra tersebut akan memberikan pengaruh pada proses
dan hasil belajar.
Dengan memahami kelebihan dan kelemahan panca indra
dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan
mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan
atau stimuli dalam proses belajar.
b. Faktor Psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis.
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan
dalam hal jenis, tentuna perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh
pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor
psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi,
perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan
daya nalar.
2) Faktor Ekternal
a. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan
dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya
keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud manusia hal-hal
lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
b. Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumen adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa
kurikulum, saran dan fasilitas dan guru.
3. Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu. Cara mengukur hasil belajar yang selama ini
digunakan adalah dengan mengukur tes-tes yang biasa disebut dengan
ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatis dan tes sumatif. Tes
formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pengajaran
berlangsung, sedangkan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada
saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian
akhir semester.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan
menyebutkan‟‟Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes diagnostik, tes
formatif, tes sumative‟‟.
a. Tes diagnostik
Tes diagnotik adalah tes yang digunakan untuk menentukan
kelemahan dan kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya
sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat
dilakukan perlakuan yang tepat.
b. Tes formatif
Tes formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai
usaha memperbaiki proses belajar.
c. Tes sumatif
Dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan
pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi
belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan
adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di
sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Sungguhpun demikian, tes dapat pula digunakan untuk menilai
hasil belajar dibidang afektif dan psikomotoris.21
Pada penelitian ini,
penilaian pada mata pelajaran IPS terbatas hanya pada penilaian ranah
kognitif. Pedoman penskoran dalam penelitian ini dibatasi pada penskoran
soal bentuk pilihan ganda.
Menurut Ainur Rofieq, cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada
tiga macam, yaitu:
1) Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir
soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (bergantung pada
bobot butir soal). Skor peserta didik diperoleh dengan cara
menghitung banyknya butir soal yang dijawab benar.
Rumus:
Skor =
x 100 (skala 0-100)
Keterangan:
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
2) Penskoran ada koreksi jawaban, yaitu pemberian skor dengan
memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan
tidak.
Rumus:
Skor =*(
) +
Keterangan:
B = Jumlah soal yang dijawab benar
S = Jumlah soal yang dijawab salah
P = Jumlah pilihan jawaban tiap soal
1 = Bilangan tetap
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 35.
N = Jumlah soal
3) Penskoran dengan butir beda bobot, yaitu pemberian skor dengan
memberi bobot berbeda untuk sejumlah soal. Biasanya bobot butir
soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), yang telah
ditetapkan guru.
Rumus:
Skor =
x 100%
Keterangan:
B : Jumlah soal yang dijawab benar
b : Bobot setiap soal
Si: Skor ideal (skor yang mungkin dicapai jika semua soal dapat
dijawab dengan benar).22
B. Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan
bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-
hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga
benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya
harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah
terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-
sekolah.23
Oleh karena itu IPS sangat penting untuk dipelajari, mengingat ilmu
IPS adalah ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa, IPS
mengajarkan kepada siswa tingkat dasar untuk bisa berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, membiasakan mereka bersosialisasi dengan orang tua,
guru, teman.
22
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet.
2, h. 229-230. 23
Nadlir, Irfan Tamwifi, Yaqub Cikusin, dalam Buku Lapis PGMI Ilmu Pengetahuan
Sosial 1 Edisi Pertama, 2009 (Surabaya : Amanah Pustaka) Edisi Pertama h. 10
Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian
luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran
IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang
lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang
dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah
sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik
MI/SD.24
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran IPS MI/SD dalam kegiatan
pembelajaran IPS MI lebih identik dengan kegiatan demonstrasi, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:25
a. Integrated (Terpadu)
Istilah ini identik dengan integrasi atau keterpaduan, dalam
pembelajaran IPS dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait,
misalnya kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari
persebaran dan kondisi fisik-geografis yang tercakup dalam disiplin
geografi.
b. Interaksi
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai naluri untuk
berinteraksi dengan sesamanya.
c. Kesinambungan dan perubahan
Manusia di dalam kehidupan masyarakat terikat dengan adat dan
tradisi dalam masyarakat yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
2. Tujuan IPS
Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peduli terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
24
Ibid.,hal 11 25
Agung Eko Purwana, Bahri Musthofa, Nadlir., Pembelajaran IPS MI Edisi Pertama
(Surabaya: Aprinta) hal. 12-13
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang terjadi
pada dirinya sendiri maupun yang terjadi di masyarakat. Tujuan tersebut
dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan
secara baik. Berdasarkan rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggungjawab membangun masyarakat.
f. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.
g. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat
menghakimi.
h. Memersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in a
democratic society” dan mengambangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap
persoalan yang dihadapinya.
Adapun tujuan pembelajaran pada tingkat MI/SD antara lain sebagai
berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global. 26
Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
peserta didik akan memeroleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Adapun tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai sekurang-
kurangnya meliputi hal-hal berikut:27
26
Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: FITK UIN Jakarta,
2014) , h. 8 27
Ibid., hal 7
a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupan masyarakat.
b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehdupan di masyarakat.
c. membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi antar sesama
warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai
keahlian.
d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,
dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian
kehidupannya yang tidak terpisahkan.
e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan kelimuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
3. Ruang lingkup Kajian IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya,
dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi,
mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya
dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya
IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di
permukaan bumi ini dala konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat.28
Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS di MI/SD meliputi beberapa
aspek, yaitu:
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
28
Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: FITK UIN Jakarta),
h. 5.
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan,
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks
sosialnya, adapun ruang lingkup kajian IPS meliputi :
a. Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan
masyarakat.
b. Gejala, masalah, dan perisiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu
karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,
pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada
masyarakat atau dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat
tidak akan mencapai tujuannya.29
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran IPS MI diharapkan dapat
menjawab tantangan dari permasalahan kehidupan yang dihadapi siswa-siswi.
Dengan demikian prinsip yang dikembangkan dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan kehidupan melalui penumbuhkembangkan
kemampuan siswa-siswi pada aspek kognitif, afektif dan interaktif.Secara
umum prinsip pembelajaran IPS MI yang dikembangkan dalam IPS
berpatokan pada prinsip-prinsip di bawah ini:30
a. Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi, dan mendorongnya
untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran baik secara
mental maupun secara psikomotorik, afektif dan interaktif.
29
Ibid., h. 6. 30
Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (Jakarta: Learning Assistance
Program for Islmic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 1-11
b. Memungkinkan siswa-siswi untuk menentukan sendiri konsep,
prinsip, dan teknik-teknik interaksi dengan lingkungannya.
c. Memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi.
d. Memposisikan dosen sebagai fasilitator belajar.
e. Memberikan rasa aman dan senang untuk siswa-siswi, sehingga dapat
belajar dengan merangsang berfikir kreatif.
C. Metode Examples Non Examples
1. Pengertian Metode Examples Non Examples
Metode adalahsuatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Seperti halnya dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan.31
Masih berkaitan dengan metode, sumberlain mengatakan bahwa
metode adalah jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke
dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode
adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.32
Seiring dengan proses pembelajaran, metode didefinisikan sebagai
cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada siswa untuk tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam
mengajar, maka akan semakin efektif kegiatan pembelajarannya. Tentunya
ada juga faktor-faktor lain yang harus diperhatikan, seperti: faktor guru, anak,
situasi (lingkungan belajar), media, dll,33
31
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.
46. 32
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) Edisi Pertama, h. 186. 33
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya
Terhadap Konsep, Mekanisme, dan Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta :
Prestasi Pustakaraya, 2011) hal. 15
Oleh karena itu dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru tidak
harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya
menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak
membosankan akan tetapi menarik perhatian anak didik. Namun, ada juga
penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan
belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi
yang mendukungnya serta kondisi psikologis anak didik.34
Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana peneliti
akan menerapkan salah satu metode, yakni metode examples non examples,
Metode examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh tersebut didapat dari kasus/gambar yang
relevan dengan KD.35
Selain itu juga metode Examples non examples merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk
menyampaikan materi pelajaran. Strategi ini bertujuan guna mendorong siswa
untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan
yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan
media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut
untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah
gambar.36
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode examples non examples adalah
metode yang dalam penerapan pembelajaran di kelas guru menyediakan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, untuk kemudian siswa mampu
mengidentifikasi gambar tersebut dan siswa mampu menyampaikan pendapat
sesuai dengan hasil pengamatan pada gambar tersebut. Hal ini bertujuan agar
siswa dengan mudah mempelajari materi sehingga ini akan menjadi salah satu
pembelajaran aktif yang menyenangkan.
34
Ibid.,hal. 46 35
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu:
Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher, 2011) hal. 65 36
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2014) Cet. Pertama hal 234
Dengan demikian metode ini menekankan pada konteks analisis
siswa. Gambar yang digunakan dalam metode ini dapat ditampilkan melalui
proyektor, ataupun guru bisa menyedaiakan gambar secara hard atau lembar
fotocopian yang terlihat dari jarak jauh, sehingga siswa yang berada di
bangku paling belakang dapat juga melihatnya dengan jelas, selain dengan
menggunakan proyektor, guru juga bisa membagikan siswa gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi. Metode examples non examples juga ditujukan
untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah
konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara, yakni dengan
pengamatan dan definisi. Examples non examples adalah metode yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Gambar yang dijadikan contoh dapat membuat pembelajaran menarik.
Hal ini gambar berfungsi sebagai alat bantu untuk menghadirkan fakta atau
konsep yang abstrak menjadi konkrit.
2. Karakteristik Metode Examples non Examples
Metode ini diterapkan dengan menggunakan contoh dari kasus atau
gambar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.37
Berdasarkan
karakteristik dari metode examples non examples adalah dengan
menggunakan contoh berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
yang disampaikan.
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Examples Non Examples
Sebelum kita membahas langkah – langkah, perlu disampakan juga
terkait dengan perbedaan antara metode dan media dalam suatu pembelajaran.
Jika metode diartikan seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-
langkah kegiatan pembelajaran termasuk cara penilaian yang akan
dilaksanakan.38
37
Aziz Fachrurrazi, Pembelajaran Bahasa Asing, media Tradisional, dan Kontemporer
(Bania Publishing Komplek Era Mas 2000) hal. 209 38
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2011). H.19
Sedangkan media adalah berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara bahasa berarti perantara atau
pengantar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) mengatakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.39
Media juga berasal dari kata mediusyang secara harfiahnya berarti
„tengah‟, „pengantar‟ atau „perantara‟. Dalam bahasa arab media disebut
„wasail‟ bentuk jama‟ dari kata „wasilah‟ yakni sinonim al-wasthyang artinya
juga „tengah‟. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka
disebut juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi
tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai
pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan
atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi satu ke sisi lainnya.40
Dalam metode pembelajaran terdapat prosedur, urutan, langkah-langkah,
dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.41
Dapat dikatakan bahwa examples non examples adalah sebuah metode
yang didalamnya terdapat langkah, prosedur, dan tata cara penyampaiannya.
Adapun langkah-langkah dalam metode examples non examples
adalah sebagai berikut :42
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar di papan atau membagikan gambar
kepada siswa.
39
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Rajawali Pers. Hal. 6-7 40
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT GP Press)
hal. 6 41
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan Edisi Pertama. Kencana Prenada Media Group. Hal. 185 - 186 42
Ibid., hal. 209
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memerhatikan dan menganalisa gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang dicapai.
g. Kesimpulan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Examples non Examples
Metode examples non examples adalah salah satu cara yang digunakan
dalam menyiapkan materi dalam proses belajar mengajar. Kaitannya dengan
kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan sebagai objek dari kegiatan
pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Adapun kelebihan metode pembelajaran examples non examples
yaitu:43
a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Disamping memiliki kelebihan, Metode pembelajaran examples non
examples juga memiliki kekurangan, seperti:
a. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar,
karena selain persiapannya yang terkadang membutuhkan waktu
lama.
b. Kurangnya efektifitas waktu karena memakan waktu yang lama.
Menurut metode examples non examples melibatkan siswa untuk:44
43
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu:
Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher, 2011) hal. 66
a. Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah
konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b. Melakukan proses discovery (penemuan) yang mendorong mereka
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari.
c. Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian non-Examples yang dimungkinkan masih
memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian
examples.
44
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2014) hal. 235
D. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya
yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian.
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
No Nama dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Siti Nursilah
/Skripsi/ 2013
Penerapan Model
Pembelajaran
Examples Non
Examples untuk
Meningkatkan Hasil
Belajar IPS
(Tindakan Penelitian
Kelas pada kelas
VIII di SMPN 7
Tangerang)
Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan.
Peningkatan terebut dapat
dilihat melalui siklus yang
telah dilakukan. Nilai rata-
rata pretest siswa pada
siklus I sebesar 55 dengan
presentase ketuntasan
sebesar 11,36%. Sedangkan
pada nilai posttest siswa
sebesar 75 dengan
presentase ketuntasan
sebesar 63,64%. Masih ada
16 siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM yaitu
70 dari 44 siswa. Sedangkan
pada siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar
IPS siswa. Nilai rata-rata
pretest siswa sebesar 65%
dengan presentase
ketuntasan sebesar 30%.
Hanya ada 13 siswa yang
mencapai
2 Siti Mariyam
/Skripsi/ 2013
Peningkatan Hasil
Belajar IPS siswa
melalui metode
Examples Non
Examples di kelas
IV MI Al-Ihsan
Condet Tahun
Ajaran 2012-2013
Hasil ulangan IPS siswa
pada siklus I adalah 11
siswa belum tuntas (28,94
%) dan 27 siswa tuntas
(71,05 %) dan rata-rata hasil
belajar IPS siswa adalah
70,79 (KKM 61)
3 Irhan Inranda
Marpid/Skripsi/2015
Peningkatkan
Keterampilan
Menulis Narasi
Dengan
Penggunaan Metode
Example Non
Example Siswa SDN
Kampung Bambu
Iii, Kabupaten
Tangerang
Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan terjadi
peningkatan hasil belajar
siswa setelah menggunakan
metode example non
example. Pada siklus ke-1,
skor ratarata
yang diperoleh siswa adalah
61,53. Dan pada siklus ke-2,
skor rata-rata yang
diperoleh siswa adalah
73,33. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat dampak
positif dari
penggunaan metode
Example Non Example
sehingga terjadi
peningkatan hasil belajar
menulis siswa.
4 Aan Surya
Putra/Jurnal/2012
Penerapan Metode
Pembelajaran
Example
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meode
pembelajaran Example Non
NonExamplePada
Mata Pelajaran
Pekerjaan Mekanik
Dasar Kelistrikan
Kelas X Di SMK
Negeri 2 Yogyakarta
Example dapat : 1)
meningkatkan aktivitas
positif siswa siklus I ke
siklus II, yaitu 12,50% dan
menurunnya aktivitas
negatif siswa siklus I ke
siklus II, yaitu 6,67%. 2)
dapat mengingkatkan hasil
belajar siswa, aktivitas
siswa memengaruhi hasil
belajar siswa, dilihat dari
peningkatan nilai siswa
pada siklus II. Nilai siswa
yang tuntas pada siklus I,
yaitu pretest sebanyak 5
siswa (16,67%), posttest I
sebanyak 18 siswa atau
(60%) , dan siklus II , yaitu
posttest II menjadi 26 siswa
atau 86,67% . nilai rata-rata
kelas pada tes siklus I, yaitu
saat prtesr adalah 71,33 %,
posttest I adalah 75,50 dan
pada tes siklus II menjadi
8,67.
E. Kerangka Berpikir
Serentetan kesulitan belajar yang dialami siswa khususnya pada mata
pelajaran IPS merupakan salah satu tantangan yang harus bisa dihadapi seorang
guru dengan berbagai cara yang digunakan, termasuk adanya terobosan
penggunaan metode dan cara penyampaian materi yang berbeda guna
meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
IPS merupakan salah satu ilmu yang didalamnya terdapat cara bagaimana
kita berinteraksi dengan baik terhadap sesama manusia sosial. Oleh karenanya,
proses pembelajaran harus selalu ditingkatkan baik dari segi penyampaian pesan
maupun cara memodifikasi pembelajaran dengan menggunakan cara yang kreatif,
agar dengan mudah diterima oleh siswa.
Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk menggunakan metode examples
non examples di kelas V B. Dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik dan hasil belajar yang dicapai sesuai dengan
yang diharapkan.
Hasil kerangka berpikir dalam peneitian ini didasarkan pada hasil
identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Adapun kerangka berpikir pada
penelitian ini dapat dilihat melalui bagan alur penelitian dibawah ini:
Bagan 2.1
Bagan Alur Penelitian
Pembela
Pembelajaran
IPS
didominasi
oleh guru
Metode yang
digunakan
menulis
dan tanya
jawab
Hasil belajar
siswa masih
rendah
Siswa yang
masih pasif di
dalam kelas.
Penggunaan Metode
Examples Non Examples
Pembuatan instrumen
penelitian
p
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H0 : Penerapan metode examples non examplestidak berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
H1 : Penerapan metode examples non examplesberpengaruh terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
Uji coba instrumen
Penerapan
metode examples
non examples di
kelas eksperimen
Pretest
Posttest
Penerapan
metode
pengajaran
langsung di kelas
kontrol
Penarikan
kesimpulan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Jam‟iyyatul Khair pada semester
ganjil yang berlokasi di Jl. Wr. Supratman No. 35 RT. 002/06 Kelurahan
Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur,Kabupaten/Kota Tangerang
Selatan. Berikut ini adalah tabel kegiatan dan waktu penelitian yang akan
dilaksanakan pada :
Tabel 3.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian
No Keterangan Bulan Ke-
I II III IV V VI VII
1 Penyusunan Proposal √
2 Seminar Proposal √
3 Revisi Proposal √
4 Pembukaan Bab 1,2, dan
3 skripsi √
5 Pembuatan instrumen
penelitian √
6 Uji coba instrumen
penelitian √
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 5 April sampai 3 Mei
2016. Adapun Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari
persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasieksperimen
(eksperimen semu). Pengertian quasi ekperimen adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu
variabel manakala diberikan suatu perlakuan tertentu pada variabel lainnya.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu
perlakuan.45
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design. Pada desain ini ada dua kelompok subjek,
satu mendapatkan perlakuan dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol.
Keduanya memperoleh pretest dan posttest.46
Desain penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Grup Pretest Variabel Terikat Posttest
Eksperimen (R) T1 X T2
Kontrol (R) Y3 - T2
Keterangan :
T1 : Pretest kelas eksperimen
T2 : Posttestkelas eksperimen
T3 : Pretest kelas kontrol
T4 : Posttest kelas kontrol
X : Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode examples non
examples
- : Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode konvensional
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 3 46
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 185
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.47
Oleh karena itu,
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MI Jam‟iyyatul Khair.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.48
Pada
penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yakni sampel
bertujuan atau purposive sample. Purposive sample dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, akan
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.49
Teknik ini dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode examples non examples terhadap hasil belajar siswa kelas V MI
Jam‟iyyatul Khair. Oleh karenanya sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V MI Jam‟iyyatul Khair yang berjumlah 2 rombongan belajar (rombel),
yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Kelas VB yang berjumlah 32 siswasebagai kelompok eksperimen,
yaitu kelompok siswa yang mendapat perlakuan menggunakan
metode examples non examplesdalampembelajaran IPS.
b. Kelas VA yang berjumlah 32 siswasebagai kelompok kontrol, yaitu
kelompok yang mendapat
perlakuanmenggunakanpembelajarankonvensional tanpa
menggunakan metode examples non examples.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Sebagaimana penjelasan berikut:
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta), h. 108 48
Ibid., hal 109 49
Ibid., hal 117
Variabel bebas (X) : Metode Examples Non Examples
Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar IPS
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes dan nontes,
yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian.50
Instrumen tesyang
digunakandalampenelitianiniadalah testertulispilihan ganda sebanyak 35 butir
soaldengan 4 alternatif jawaban. Instrumentes digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa terhadap materi ajar penelitian.Ranah kognitif
yang dimaksudmeliputi aspek pengetahuan (C1), Pemahaman (C2),
Penerapan (C3).
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen Tes
Sub pokok
Bahasan Indikator
Jenjang Kognitif Jumlah
C1 C2 C3
Masa
persiapan
kemerdekaan.
Mengidentifikasi
berbagai peristiwa
seputar
kemerdekaan.
23*,
13*
2*,4*,
9*,26,
27*,
28,
8
Peristiwa
menjelang
Proklamasi.
Menceritakan
peristiwa sejarah
sebelum
kemerdekaan.
1*,
3*,
5*,
6*,7*,
10*,
11*,
12*,
24*,
25*,
33*,
13
50
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidkan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 66
34*, 35
Tokoh-tokoh
kemerdekaan.
Mengidentifikasi
tokoh yang berperan
dalam peristiwa
sebelum
kemerdekaan.
17*,
18*,
19*,
15*,
20*,
22*,
30*,
31,32*
9
Menghargai
Jasa-jasa
Tokoh
Pahlawan.
Siswa dapat
menghargai jasa-jasa
tokoh pahlawan.
8,
16*,21
*,29,
4
Siswa dapat
menerapkan perilaku
pahlawan dalam
kehidupan sehari-
hari.
14*, 1
Keterangan : * = signifikan atau valid
Berdasarkan tabel kisi-kisi instrumen tes diatas, dapat diketahui bahwa
ada 29 dari 35 soal yang valid atau signifikan. Soal dikatakan valid jika tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur, dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi validitas suatu tes, maka alat tersebut semakin mengenai pada
sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur51
.
Adapun soal yang valid diantaranya, nomor 23, 13, 2, 4, 9, 27, 1, 3, 5, 6, 7,
10, 11, 12, 24, 25, 33, 34, 17, 18, 15, 20, 19, 22, 30, 32, 16, 21, 14. Suatu tes
dikatakan valid kalau hanya mengungkap hasil belajar tertentu saja. Validitas
menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau tingkat keabsahan. Dalam
mengukur spek yang hendak diukur, atau dalam mengungkap data yang
51
Putra-najab.blogspot.com., diakses pada Senin, 07 Agustus 2017 pkl. 13:45
hendak diungkap. Setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi atau aspek
saja.52
Adapun soal yang tidak valid, adalah nomor 26, 28, 35, 31, 8, 29. Soal
dikatakan tidak valid karena tidak menunjukkan tingkat keepatan suatu alat
(tes) dalam mengukur aspek yang hendak diukur.
2. Nontes
Teknik non-tes yang digunakan dalampenelitian ini terdiri atas:
a. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujun yang telah
ditentukan.53
Wawancara ini ditujukan kepada Guru Kelas V dan
beberapa responden siswa baiksebelum dan sesudah dilakukannya
penelitian.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Wawancara Guru
No Aspek Indikator Pertanyaan Jumlah
Sebelum Penelitian
1 Proses
pembelajaran
Membuat RPP sebelum
pembelajaran berlangsung.
1
Metode yang diterapkan
disetiap pembelajaran IPS.
2
Kendala dalam proses
pembelajaran.
1
Reward and punishment 2
Tindakan ketika siswa
mengalami kesulitan belajar.
2
52
Uyu Wahyudin, dkk. Evaluasi Pembelajaran SD, (Bandung : UPI Press,) hal. 146 53
Ibid., h. 82
2 Kondisi
Siswa
Respon siswa ketika guru
sedang menyampaikan materi
1
Keaktifanbelajar siswa. 1
Kesulitan belajar siswa. 1
3 Hasil belajar
siswa
Nilai rata-rata hasil belajar. 1
Skor KKM mata pelajaran IPS. 2
Tindak lanjut nilai dibawah
KKM.
1
Sesudah Penelitian
1 Proses
pembelajaran
Kesesuaian metode examples
non examplesdalam
pembelajaran IPS.
1
Kekurangan metode examples
non examples.
1
2 Kondisi
Siswa
Keaktifan belajar siswa proses
pembelajaranmetode examples
non examples.
1
Respons siswa terhadap
metode examples non
examples.
1
Jumlah 19
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Wawancara Siswa
No Aspek Indikator Pertanyaan Jumlah
Sebelum Penelitian
1 Proses
pembelajaran
Respon terhadap proses
pembelajaran.
1
Metode yang diterapkan
disetiap pembelajaran IPS.
1
Sumber belajar. 1
2 Pemahaman
Materi
Memahami materi yang
dijelaskan guru.
1
3 Hasil belajar
siswa
Nilai hasil belajar. 1
Setelah Penelitian
1 Proses
pembelajaran
Respon terhadap proses
pembelajaran.
2
Kemudahan untuk menerima
materi yang diajarkan
1
2 Kondisi
Siswa
Tanggapan siswa mengenai
meode examples non
examples.
1
3 Hasil belajar
siswa
Hasil belajar 1
Jumlah 10
b. Observasi
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai
tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapa
diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan.54
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar.55
Observasi dilakukan oleh guru kelas terhadap peneliti di kelas
eksperimen terkait aktivitas peneliti dalam penerapan metode example
non example.
54
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), h. 76 55
Ibid., h. 76
Tabel 3.6
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru
dalam Penerapan Metode Examples Non Examples
No. Indikator (Aspek yang
diamati)
Penilaian Keterangan
4 3 2 1
1 Mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2 Menempelkan gambar di papan
atau membagikan gambar
kepada siswa.
3 Memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada siswa untuk
memerhatikan dan menganalisa
gambar.
4 Membagi siswa ke dalam 5
kelompok yang masing-masing
terdiri dari 5-6 orang
5 Membimbing siswa untuk
melakukan diskusi dan
menganalisa gambar
6 Memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk
membacakan hasil diskusinya.
7 Mengomentari hasil diskusi
siswa
8 Menjelaskan materi sesuai tujuan
yang dicapai.
7 Memberikan kesimpulan.
Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian diolah
dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut.
x100%idealskor
diperoleh yangskor jumlah presentase Angka
maksimalskor x itemjumlah idealSkor
Kemudian angka presentase yang diperoleh diinterpretasikan
dalam kategori tertentu sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kriteria Interpretasi Angket
Skor Kategori
0 – 20% Sangat Kurang
21% – 40% Kurang
41% – 60% Cukup
61% – 80% Baik
81% – 100% Baik Sekali
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, akan dijelaskan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.8
Teknik Pengumpulan Data
No Data Sumber Data Teknik
Pengumpulan
1 Nilai Pretest dan Posttest Siswa Tes
2
Informasi hasil belajar IPS dan
penggunaan metode pembelajaran
IPS.
Guru dan siswa Wawancara
3
Proses aktivitas guru dalam
penerapan metode Example Non
Example
Guru Peneliti Observasi
Berikutiniakandiuraikanlebihjelasteknikpengumpulan data yang dimaksud.
1. Tes
Teknik tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas atau serangkaian
tugas sehingga dapat diketahui atau dinilai tingkah laku dari subyek yang
dinilai (testee).56
Teknik tessebagaialatpengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini untukmengetahui hasil belajar IPS yang diberikan sebelum
dan sesudah diterapkan metode pembelajaran examples non examples
pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol. Ataudengan kata laindisebutjugadenganpretest dan posttest.
Adapun jenis tes yang digunakan adalah berupa tes pilihan ganda sebanyak
25 butirsoalyang terdiri atas 4 pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d.
2. Nontes
a) Teknik Wawancara
Wawancara ini dilakukan kepada wali kelas VB yang dijadikan
sebagai kelas eksperimen. Hal ini dilakukan guna mendapatkan
informasi untuk mengetahui proses pengaruh metode examples non
examples. Wawancara dilakukan secara langsung kepada responden
yaitu Guru Kelas VB dan beberapa responden siswa VB terkait
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan penelitian ini.
b) TeknikObservasi
Teknik observasi yang dilakukan yaitu guru kelas mengamati
peneliti terkait aktivitas mengajar pada saat dilaksanakannya
perlakuandi kelas eksperimen dengan menggunakan lembar observasi.
Teknik yang digunakan adalah observasi sistemik. Observasi sistemik
merupakan pengamatan yang bersifat kuantitatif dengan mengunakan
skala-skala.57
Dengan teknik ini butir-buir instrument pengamatan
diukur menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau kelompok
tentang kejadian atau gejala sosial.58
Pada instrumenlembar observasi
56
Lilik Nofijanti, dkk., Buku Lapis PGMI Evaluasi Pembelajaran Edisi Pertama,
(Jakarta: 2008), h. 8 57
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h.
149. 58
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 87.
dan angket digunakan skala likert yang terdiri dari empatkategori
skala yakni (4) Baik Sekali, (3) Baik, (2) Cukup, (1) Kurang.
G. Uji Coba Instrumen
Ujicobainstrumentesbertujuan untuk mengetahui apakah instrumenlayak
digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.Tes yang baik adalah tes yang
mempunyai tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
yang mantap.59
Ujicobainstrumentesiniditujukankepada siswa yang
telahmenerimamateriajar yang diujicobakandalamtes, dalamhalinikelas VI yang
berjumlah sebanyak22 responden.
1. Uji Validitas
Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas (disebut valid)
jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan
diukur.60
Uji validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui butir
yang valid dan butir yang tidak valid.61
Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan
menggunakan ANATES. Berdasarkan uji validitas instrumen tespenelitian,
dari 35 soal yang diujicobakan, soal yang valid sebanyak28butirsedangkan soal
yang tidak valid sebanyak7butir.
2. Uji Reliabilitas
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan, dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes
yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada
dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.62
59Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,
2006), h. 111. 60
Op.Cit., hal 8 61
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0 Untuk Mnegolah Penelitian Kuatitatif,
(Yogyakarta: Garailmu) hal. 89 62
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penddikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2005) hal. 59
Dalampenelitianini teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat
reliabilitas suatu tes adalah dengan menggunakan ANATES.Tolak ukur untuk
menginterpretasikan reliabilitas suatu tes adalah menggunakan skala berikut.63
Tabel 3.9
Kriteria Reliabilitas
Rentang Nilai Korelasi Kategori
r < 0,20 Sangat rendah
0,20 < r < 0,40 Rendah
0,40 < r < 0,70 Sedang
0,70 < r < 0,90 Tinggi
0,90 < r < 1,00 Sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes menggunakan
ANATES, diperolehhasilbahwa untuk n= 22 reliabilitas dari 35 soal yang telah
diujicobakan tergolong memiliki reliabilitas sangattinggi yaitu 0,93.
3. Pengujian Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau
seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi testee atau siswa terkait. Tingkat
kesukaran itu dapat dilihat dari jawaban siswa. Semakin sedikit jumlah siswa
yang dapat menjawab soal itu dengan benar, berarti soal itu termasuk sukar dan
sebaliknya, semakin banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar,
berarti itu mengindikasikan soal itu tidak sukar atau mudah.64
Teknik untuk
menentukan tingkat kesukaran butirsoaldalam instrument tespenelitianini
adalah dengan ANATES. Penentuan kriteria taraf kesukaran diklasifikasikan
sebagai berikut.65
63Op. Cit., Sapriya, dkk h. 122.
64Lilik Nofijanti, dkk., Evaluasi Pembelajaran, 2008 (Buku Lapis PGMI) hal. 11
65Op. Cit., Sapriya, dkk, h. 140
Tabel 3.10
Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai P Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal
instrumen penelitianmelalui ANATES, tidak diperoleh butir soal dengan
tingkat “sangat sukar”. Akan tetapi soal dengan tingkat “sukar” terdapat 3
(tiga) butir soal pada nomor 29, 31, 34, sedangkan soal dengan tingkat
“sedang” terdapat 16 soal yakni terdapat pada soal nomor 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12,
18, 19, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35. Sedangkan untuk soal dengan tingkat
“mudah” terdapat 8 (delapan) butir soal pada nomor 2, 8, 9, 16, 22, 23, 24, 25,
dan 8 (delapan) soal dengan tingkat “sangat mudah” terdapat pada nomor 1, 7,
13, 14, 15, 17, 20, 21.
Tabel 3.11
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah
Sangat Sukar 0 0
Sukar 29, 31, 34 3
Sedang 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 18, 19, 26, 27,
28, 30, 32, 33, 35
16
Mudah 2, 8, 9, 16, 22, 23, 24, 25 8
Sangat Mudah 1, 7, 13, 14, 15, 17, 20, 21 8
4. Daya Pembeda
Daya pembeda pada suatu soal test ialah bagaimana kemampuan soal
itu untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group)
dengan siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group). Adapun
klasifikasi daya pembeda sebagai berikut.66
Tabel 3.12
Klasifikasi Daya Pembeda
Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup Baik
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 0,100 Baik Sekali
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan ANATES
diperoleh bahwa daya pembeda masing-masing butir soal terendah sebesar 0,00
termasuk dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 0,667 termasuk dalam
kategori baik.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif,
yaitu data yang dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan.
Adapun data kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik.
Sebelum data dianalisi dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan pengujian awal
yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujiannormaltas
data dalampenelitianinidengan menggunakan program SPSS 22. Penentuan
kriteria uji normalitas didasarkan pada hipotesis sebagai berikut:67
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, jika
probabilitas > 0,05, H0 diterima
66
Ibid., h. 141 67
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/LISREL dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) hal. 156
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal, jika
probabilitas 0,05, H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas data mempunyai makna bahwa data memiliki variasi atau
keragaman nilai sama atau secara statistik sama, homogenitas data merupakan
salah satu persyaratan yang direkomendasikan untuk diuji secara statistik
terutama bila menggunakan statistik uji parametrik, misalnya uji-t dan uji-F.
Pengujianhomogenitas data dalampenelitianinidengan menggunakan program
SPSS 22. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
H0 : (Homogen) 2
2
2
1 , jika probabilitas > 0,05, H0 diterima
H1 : Bukan H0, jika probabilitas 0,05, H0 ditolak
c. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan homogenitas, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk
membuktikan adanya pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V jika
dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan program SPSS 22 yaitu
dengan teknik analisis Independent Samples T-test. Uji t (T-Test) adalah tes
statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua
kondisi/perlakuan atau dua kelompok yang berbeda dengan prinsip
membandingkan rata-rata (Mean) Kedua Kelompok/perlakuan itu.68
Permasalahan yang hendak diuji melalui penelitian dengan bantuan
analisis uji t adalah yang bersifat membandingkan dua perlakuan, maka
perumusan hipotesis yang benar akan dapat membantu mempermudah
pengujian. Dalam hal ini, uji t digunakan untuk menguji hipotesis nol suatu
penelitian yang menyatakan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara dua
rata-rata (mean) kondisi sampel yang dibandingkan.69
Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
68
Subana, Sudrajat., Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2001)
hal. 158 69
Ibid., hal 159
perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel
penelitian.
Adapun kriteria penguji hipotesis:
Jika signifikan >0,05 maka H0diterima
Jika signifikan <0,05 maka H0ditolak
Selain itu, pengambilan keputusan uji t jugadapat dilihat dari nilai thitung
dan ttabel. Jika thitung lebih besar daripada ttabel maka H0 ditolak dan H1diterima,
jika thitung lebih kecil daripada ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.70
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : μE = μC
H1 : μE ≠ μC
Keterangan:
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan metode
Examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V
MI Jamiyyatul Khair.
H1 : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan metode
Examples non examples terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V
MI Jamiyyatul Khair.
: Rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen.
: Rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol.
70
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 141-142
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MI Jam’iyyatul Khair
1. Visi, Misi dan Tujuan
d. Visi
Menjadi lembaga pendidikan dasar yang unggul dalam pembinaan
keIslaman, keilmuan, kemandirian dan ke Indonesiaan
e. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan
yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah dan
berkepribadian Indonesia dengan kemampuan kompetitif.
2) Melakukan inovasi kurikulum dengan penekanan pada
pembinaan keIslaman, sains dan teknologi serta menyikapi
kecenderungan globalisasi dengan tetap komitmen pada
kepribadian Indonesia.
3) Mengoptimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai
sumber belajar siswa, sehingga madrasah benar-benar berfungsi
sebagai pusat belajar.
4) Memiliki bersama, mulai dari manajmen puncak hingga seluruh
jajaran pegawai dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang
dimaksud dalam visi.
5) Melakukan pembinaan bagi tenaga kependidikan, baik dalam
aspek keilmuan, skil keguruan maupun kemampuan adaptasi
dengan globalisasi.
6) Melakukan pembinaan kemandirian melalui berbagai aktifitas
belajar intra dan ekstra kulikuler.
7) Peduli terhadap lingkungan setempat, sebagai wujud dari
pengabdian lembaga pada masyarakat.
f. Tujuan
1) Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program Wajib
Belajar 9 tahun.
2) Mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya.
3) Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti melaksanakan penelitian di MI Jam‟iyyatul Khair pada bulan
April–Mei 2016. Adapun sampel yang diteliti yaitu siswa kelas V MI
Jam‟iyyatul Khairsebagaimana diuraikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
No Kelas Kelompok L/P N % Jumlah
1 VA Kontrol Laki-laki 16 57%
32 Perempuan 12 43%
2 VB Eksperimen Laki-laki 18 64%
32 Perempuan 10 36%
Jumlah 64 64
Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan di kelas
eksperimen dan 4 kali pertemuan di kelas kontrol. Berikut ini adalah rincian
sub pokok bahasan yang diajarkan pada kedua kelas penelitian.
Tabel 4.2
Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pertemuan Kegiatan Pokok Bahasan
1 KBM Masa Persiapan Kemerdekaan
2 KBM Peristiwa Menjelang Proklamasi
3 KBM Tokoh-Tokoh Pahlawan
4 KBM Menghargai Jasa-jasa Pahlawan
Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti di kelas eksperimen terkait dengan penerapan metode example non
example adalah sebagai berikut :
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 5 april 2016. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan berdoamembaca surat Al-Fatihahdilanjut
dengan surat Al-Ikhlas secara bersama-sama.
Pada kegiatan inti pembelajaran guru membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri atas 6-7 orang. Siswa diminta mempersiapkan buku
paket mengenai pokok bahasan “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan”
dengan subtema“Masa Persiapan Kemerdekaan”. Kemudian, masing-masing
kelompoksecara bergantian membaca materi perparagraf sambil dipandu oleh
guru. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa mengenai materi yang baru saja siswa baca bersama-sama.
Tahap selanjutnya, guru memberikan pada masing-masing kelompok
contoh Lembar Kerja Siswa diantaranya gambar peta Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Lalu siswa diminta memperhatikan contoh yang disertai
dengan gambar, kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS
tersebut. Dengan antusias, siswa pun mengerjakan dengan semangat dan rasa
ingin tahu. Gambar tersebut lah yang peneliti anggap sebagai bagian dari
penerapan metode examples non examples. Guru mengamati proses diskusi
tersebut. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru
memintaperwakilan anggota perkelompok untuk maju dan menjelaskan
kepada siswa lain mengenai hasil kerja kelompoknya. Guru membimbing dan
meluruskanpemahaman siswa atas penjelasan siswa yang masih kurang tepat.
Kegiatan penutup, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat menyampaikan pendapat atau kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan. Guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi. Guru
mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan diajarkan pada
pertemuan selanjutnya. Guru memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar dan
bersungguh-sungguh dalam belajar. Kemudian diakhir pembelajaran siswa
membaca doa yang dipimpin oleh ketua kelas.
Bagan 4.1
Pertemuan Ke-1 Kelas Eksperimen
Selasa, 5 April 2016
Siswa terdapat 5
kelompok terdiri
6-7 orang
Pokok bahasan
“Masa Persiapan
Kemerdekaan”
Guru memberikan LKS
berupa gambar peta
Indonesia pada masa
penjajahan Jepang
Perkelompok
mengerjakan,
dipandu guru
Setiap kelompok ke
depan kelas guna
menjelaskan hasil kerja
kelompoknya
Siswa
menyampaikan
kesimpulan
Guru menutup
pembelajaran
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 26 April 2016. Dalam
mengawali proses pembelajaran, guru mengkondisikan siswa untuk tetap
tenang dan kondusif, kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin
doa dan dilanjut dengan membaca surat An-Nas. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
Memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri atas 6-7 orang. Siswa diminta mempersiapkan buku
paket mengenai pokok bahasan “Peristiwa Menjelang Proklamasi”. Masing-
masing kelompok secara bergantian membaca materi perparagraf yang
dibimbing oleh guru dengan disiplin. Setelah itu, guru membagikan lembar
kerja siswa yang berisikan materi dalam bentuk gambar, nantinya siswa
diminta untuk mendeskripsikan gambar sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
Guru mengingatkan siswa untukmendeskripsikan dengan rinci sesuai
denganpemahaman sendiri, namun tetap didasarkan pada referensi yang ada
di buku paket. Adapun kelompok 1 mendapatkan gambar yang berkaitan
dengan peristiwa ketika Kota Nagasaki dan Hiroshima dijatuhi bom oleh
Amerika, kelompok 2 mendapatkan gambar yang berkaitan peristiwa ketika
para pemuda mengadakan rapat yang isinya mengenai agar secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan, kelompok 3 (tiga) mendapatkan gambar
yang berkaitan dengan kesepakatan yang didapat dari hasil diskusi antara
golongan tua dan golongan muda, dan kelompok 4 mendapatkan gambar
ketika Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi
Meida, dan terakhir kelompok 5 (lima) mendapatkan gambar yang kaitannya
dengan peristiwa saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi.
Guru mengamati prosesdiskusi masing-masing kelompok. Langkah
selanjutnya adalah semua hasil kerja siswa dikumpulkan dan guru memanggil
masing-masing kelompok beradasarkan sistem acak. Masing-masing
kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya secara bersama-sama, dan
guru memberikan penguatan postif berupa pujian terhadap siswa.
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan kesimpulan tentang
materi yang diajarkan pada hari ini, kemudian meluruskanpemahamansiswa
yang masih kurang tepat.
Bagan 4.2
Pertemuan Ke-2 Kelas Eksperimen
Kamis, 26 April 2016
Terdapat 4 kelompok,
masing-masing 4 orang
Materi “Tokoh-tokoh
Kemerdekaan”
Siswa berdiskusi
Siswa membaca hasil
diskusi kelompoknya
di depan kelas
Guru memberikan LKS
yakni gambar-gambar
pahlawan
Sesi tanya jawab guru
– siswa
Guru mengakhiri
pembelajaran
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 28 April 2016. Pada
langkah awal guru mengucapkan salam kepada siswa dengan dilanjut
mengabsen kehadiran siswa. Guru membimbing siswa untuk membaca doa
sebelum belajar dilanjut dengan membaca surat Al-Fatihah secara bersama-
sama. Sebelum pembelajaran dilaksanakan guru mengondisikan kesiapan
belajar siswa.
Kegiatan inti diawali dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri atas 4 orang. Pada pertemuan kali ini sub bab yang
akan diajarkan adalah mengenai “Tokoh-tokoh Kemerdekaan” Guru
mengarahkan siswa secara berkelompok membacakan materi secara
bergantian dengan penuh antusias, hal ini dilakukan guna memancing
semangat siswa untuk belajar, dan dengan demikian diharapkan siswa
memahami materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru membagikan tiap-
tiap kelompok lembar kerja siswayang berisikan gambar-gambar pahlawan,
dalam hal ini pahlawan yang dimaksud adalahIr.Soekarno dan Mohammad
Hatta. Tak hanya itu, siswa diminta menjodohkan hal-hal yang berkaitan
dengan biografi pahlawan seperti, dimana Ir.Soekarno dilahirkan? Siapa
pahlawan yang menyandang gelar sebagai proklamator kemerdekaan
Indonesia ? dan masih banyak lagi. Diharapkan dengan ini juga siswa dengan
mudah lebih memahami materi.
Melalui diskusi kelompok tersebut, diharapkan siswa mampu belajar
untuk bekerjasama, berinteraksi satu sama lain, dan memupuk kekompakan
pada masing-masing kelompok. Oleh karenanya untuk mengurangi hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti antar kelompok saling menyontek, peran guru
disini adalah mengawasi tiap-tiap kelompok untuk tidak melakukan hal
tersebut. Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya
didepan kelas. Adapun kelompok lain mengamati dan memberikan
tanggapan.
Pada kegiatan penutup, guru melakukan sesi tanya jawab sederhana
dengan siswa, ini berguna untuk mengingatkan kembali kepada siswa agar
tidak lupa akan materi yang baru saja disampaikan. Sikap yang ditunjukkan
siswa adalah memerhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, emudian
dengan serentak siswa menjawab pertanyaan tersebut, dan guru pun
memberikan motivasi kepada siswa, pembelajaran pun dakhiri dengan
membaca salam dan hamdallah.
Bagan 4.3
Pertemuan ke-3 Kelas Eksperimen
Kamis, 28April
2016
Siswa membaca
doa belajar
Siswa dibagi
menjadi 8
kelompok
Materi “Tokoh-
tokoh
Kemerdekaan”
Siswa membacakan
materi bergantian
Guru membagikan
LKS
Diskusi kelompok
Membacakan hasil
diskusi d depan
kelas
Penutup oleh guru
d. Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat ini merupakan pertemuan terakhir.
Pembelajaran dilaksanakan pada Selasa, 3 Mei 2016. Peneliti mengawali
dengan mengucapkan salam dan membuat siswa kondusif untuk dapat
menerima pelajaran dengan baik, kemudian dilanjut dengan berdoa dan
memeriksa kehadiran siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
Pada kegiatan inti, peneliti membagikan kepada siswa gambar bintang
dengan beraneka ragam warna, inilah yang nantinya akan digunakan sebagai
penentu kelompok mereka, siswa berkumpul sesuai dengan warna bintangnya
yang sama dan membentuknya menjadi 5 (lima) kelompok yang ditentukan
berdasarkan cara tersebut.
Setelah kelompok sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah
masing-masing kelompok membacakan materi perparagraf secara bergantian
dengan dipandu oleh guru. Guru menginstruksikan kepada perwakilan dari
masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi
yang baru saja mereka baca, akan tetapi sebelum itu, guru memberikan
beberapa pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan pada hari ini
mengenai “Menghargai Jasa-jasa Pahlawan” diantara pertanyaannya adalah
menyangkut kehidupan sosial yang mencerminkan sikap menghargai jasa
para pahlawan, siswa pun menjawabnya dengan penuh antusias. Kemudian
guru menginstruksikan kepada beberapa perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk dapat menjelaskannya didepan kelas.
Awalnya mereka enggan untuk maju ke depan kelas, akan tetapi guru
menegaskan kepada masing-masing kelompok bahwa jika kelompoknya tidak
mau ke depan kelas maka poin perkelompok yang awalnya 100 akan
berkurang menjadi 60 poin, dengan begitu perwakilan siswa pun terpacu
untuk mempertahankan poin tersebut dengan cara menjelaskan materi ke
depan kelas.
Pada tahap selanjutnya, peneliti menjelaskan dengan detail materi
yang akan diajarkan dengan mengaitkannya pada materi yang telah diajarkan
sebelumnya, setelah itu peneliti menginstruksikan kepada siswa untuk
memberikan gambar yang berkaitan dengan menghargai jasa pahlawan, setiap
kelompok berdiskusi untuk mendapatkan jawaban yang sesuai.
Guru meminta setiap kelompok untuk dapat membawa hasil diskusi
kelompoknya ke depan kelas dan mencontohkan perilaku menghargai jasa
pahlawan dalam kehidupan seharu-hari. Peneliti memberikan penguatan
terhadap jawaban yang sesuai dan meluruskan jawaban siswa yang kurang
tepat.
Pada tahap akhir pembelajaranm peneliti mengulas materi yang telah
diajarkan agar siswa lebih memahami. Peneliti mengucapkan terimakasih
kepada dan menutupnya dengan berdoa bersama.
Bagan 4.4
Pertemuan ke-4 Kelas Eksperimen
Selasa, 3 Mei
2016
Guru
mempersiapkan
gambar
Memilih
kelompok
dengan warna
bintang
Guru
membentuk
kelompok
Diskusi
perkelompok
Siswa
menganalisis
gambar
Guru
memberikan
gambar
Siswa
menganalisa
gambar
Membacakan
hasil diskusi
Penutup
2. Hasil Belajar IPS
Berdasarkan nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen (VB) dan
kelas kontrol (VA) MI Jamiyyatul Khair diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.3
Daftar Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No
Nama
Kelompok
Eksperimen
No
Nama
Kelompok
Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 A 64 80 1 A 60 84
2 B 52 68 2 B 64 76
3 C 60 76 3 C 68 72
4 D 60 72 4 D 60 32
5 E 64 80 5 E 52 56
6 F 60 72 6 F 64 84
7 G 44 84 7 G 56 56
8 H 88 92 8 H 48 68
9 I 76 84 9 I 76 84
10 J 72 64 10 J 76 80
11 K 56 84 11 K 64 84
12 L 88 84 12 L 60 68
13 M 44 84 13 M 76 68
14 N 56 72 14 N 68 72
15 O 44 80 15 O 70 64
16 P 40 76 16 P 48 72
17 Q 72 96 17 Q 64 80
18 R 60 72 18 R 72 82
19 S 56 88 19 S 68 88
20 T 32 72 20 T 64 80
21 U 56 92 21 U 56 80
22 V 48 72 22 V 48 60
23 W 44 68 23 W 52 60
24 X 60 88 24 X 68 88
25 Y 60 72 25 Y 76 72
26 Z 60 84 26 Z 72 68
27 AA 48 96 27 AA 48 60
28 BB 52 88 28 BB 56 68
29 CC 52 84 29 CC 72 68
30 DD 60 84 30 DD 44 52
31 EE 56 88 31 EE 64 84
32 FF 32 84 32 FF 52 76
Jumlah 1.816 2.580 Jumlah 1.986 2.286
Rata-rata 56,75 80,63 Rata-rata 62,06 71,44
Ketuntasan
KKM 16% 91%
Ketuntasan
KKM 25% 57%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh hasil bahwa pretest dan
posttestkelaseksperimen mengalami peningkatan yang signifikan setelah
diterapkannya metode examples non examplesdalam pembelajaran IPS. Hal
ini dapat dilihat pada perolehan nilai rata-ratapretes sebesar56,75, sedangkan
pada posttest memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,63. Dengan demikian
pada kelas eskperimen terdapat peningkatan nilai sebesar 23,88.
Adapun pada kelas kontrol perolehan nilai rata-ratapretes
sebesar62,06,sedangkan pada posttest memperoleh nilai rata-rata sebesar
71,44. Dengan demikian kelas kontrol juga mengalami peningkatan nilai
sebesar 9,38. Akan tetapi, jumlah nilai peningkatan ini masih jauh dibawah
perolehan nilai peningkatan kelas eksperimen. Oleh karenanya, rata-rata kelas
eksperimen pun jauh lebih unggul dibanding rata-rata kelas kontrol.
a. Analisis Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan
berupa penerapan metode example non example yang diterapkan pada saat
pembelajaran IPS berlangsung. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelas
yang tidak mendapatkan perlakuan berupa tidak diterapkannya metode
example non example pada pembelajaran IPS.
Pretest diberikan pada saat kedua kelompok belum diberikan
perlakuan yang berbeda pada materi pembelajaran yang sama. Hasil
analisis data pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
32 32
Mean (rata-rata) 56,75 62,06
Median 56 64
Modus 60 64
Minimum 32 44
Maximum 88 76
Sum 1.816 1.986
Ketuntasan KKM 16% 25%
Dari tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa pretest untuk kelompok
eksperimen mendapatkan jumlah total sebesar 1.816 dengan nilai rata-rata
56,75 median 56dan modus60. Adapun nilai maksimum yaitu 88,
sedangkan nilai minimumyaitu 32. Sedangkan untuk kelompok kontrol
hasil pretest diperoleh jumlah total sebesar1.986 dengan nilai rata-rata
pretestsebesar 62,06, median 64, dan modus 64. Adapun nilai
maksimumnya adalah 76 dan nilai minimumnya adalah 44.
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM,
kelompok kontrol sebesar 25% lebih unggul dibandingkan kelompok
eksperimen sebesar 16%.Untuk lebih jelasnya sebaran data pretest
kelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut.
Tabel4.5
Distribusi Frekuensi PretestKelompok Eksperimen
Eksperimen Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 32 2 6,3 6,3
40 1 3,1 9,4
44 4 12,5 21,9
48 2 6,3 28,1
52 3 9,4 37,5
56 5 15,6 53,1
60 8 25,0 78,1
64 2 6,3 84,4
72 2 6,3 90,6
76 1 3,1 93,8
88 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai pretest kelompok eksperimen terdapat pada nilai 60 dengan
jumlah 8 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada nilai 40 dan 76 dengan
jumlah masing-masing 1 siswa.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai PretestKelompok Kontrol
Kontrol Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 44 1 3,1 3,1
48 4 12,5 15,6
52 3 9,4 25,0
56 3 9,4 34,4
60 3 9,4 43,8
64 6 18,8 62,5
68 4 12,5 75,0
70 1 3,1 78,1
72 3 9,4 87,5
76 4 12,5 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai pretest kelompok kontrolterdapat pada nilai 64 dengan
jumlah 6 siswa, sedangkan frekuensi terendah terdapat pada nilai 44 dan
70 dengan jumlah masing-masing 1 siswa.
b. Analisis Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Posttest atau tes akhirdiberikan kepada siswa pada akhir pokok
materi yang diajarkan, tujuannya untuk mengukur hasil belajar siswa
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran setelah diterapkannya
metode example non exampledi kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional di kelas kontrol.Adapun hasil analisis deskripsi data posttest
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
32 32
Mean (rata-rata) 80,63 71,44
Median 84,00 72,00
Modus 84 68
Minimum 64 32
Maximum 96 88
Sum 2.580 2.286
Ketuntasan KKM 91% 56%
Dari tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa posttestuntuk kelompok
eksperimen mendapatkan jumlah total sebesar2.580 dengan nilai rata-rata
80,63median 84dan modus84. Adapun nilai maksimum yaitu96,
sedangkan nilai minimumyaitu64. Sedangkan untuk kelompok kontrol
hasil posttest diperoleh jumlah total sebesar2.286 dengan nilai rata-rata
sebesar 71,44, median 72, dan modus68. Adapun nilai maksimumnya
adalah 88 dan nilai minimumnya adalah 32.
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM,
kelompok eksperimen sebesar 91% jauh mengungguli kelompok
kontrolyang hanya sebesar 56%.Untuk lebih jelasnya sebaran data
posttestkelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai PosttestKelompok Kontrol
Kontrol Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 32 1 3,1 3,1
52 1 3,1 6,3
56 2 6,3 12,5
60 3 9,4 21,9
64 1 3,1 25,0
68 6 18,8 43,8
72 4 12,5 56,3
76 2 6,3 62,5
80 4 12,5 75,0
82 1 3,1 78,1
84 5 15,6 93,8
88 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai posttest kelompok kontrol terdapat pada nilai 68 dengan
jumlah 6 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada nilai 32, 52, 64 dan 82
dengan jumlah masing-masing 1 siswa.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen
Eksperimen Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 64 1 3,1 3,1
68 2 6,3 9,4
72 7 21,9 31,3
76 2 6,3 37,5
80 3 9,4 46,9
84 9 28,1 75,0
88 4 12,5 87,5
92 2 6,3 93,8
96 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui frekuensi
tertinggi perolehan nilai posttest kelompok eksperimen terdapat pada
nilai 84 dengan jumlah 9 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada
nilai 64 dengan jumlah 1 siswa.
C. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Analisis dilakukan dengan menggunakan
program SPSS melalui hasil uji normalitas SaphiroWilk, dimana syarat
suatu data dikatakan berdistribusi normal adalah jika nilai signifikansi
atausig. .
Tabel 4.10
Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro-Wilk
Statistics Df Sig.
Pretest Kontrol .143 32 .082
Eksperimen .148 32 .112
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa hasil uji
normalitas Shapiro-wilk pretest kelompok eksperimen memperoleh taraf
signifikansebesar 0,112, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena nilai signifikansi = 0,112 > 0,05. Begitupun
dengan hasil pretest kelompok kontrolyang memiliki taraf sgnifikansi
sebesar 0,082, hal ini pun menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal, karena taraf signifikansinya adalah 0,082 > 0,05. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa kedua data pretest kelompok eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal.
b. Uji NormalitasPosttest Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas posttestdilakukan untuk memenuhi persyaratan
analisis data statistik parametrik yang mengharuskan data berdistribusi
normal.Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS melalui
hasil uji normalitas SaphiroWilk. Syarat suatu data dikatakan berdistrbusi
normal adalah jika memiliki nilai .
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro Wilk
Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen .947 32 .117
Kontrol .917 32 .017
Hasil uji normalitas Shapiro-wilk menunjukkan bahwa posttest
kelompok eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,117, hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai
signifikansi = 0,117 > 0,05. Begitu pula dengan dataposttest kelompok
kontrol signifikansinya 0,017, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena signifikansinya 0,017 > 0,05. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa kedua data posttest kelompok eksperimen
maupun kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Pretest Eksperimen dan Kontrol
Uji homogenitas pretest dilakukan untuk mengetahui hasil dari 2
kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki
keragaman nilai yang sama secara statistik. Berikut ini disajikan tabel
hasil uji homogenitas data pretest yang didasarkan pada pengujian
homogenitas melalui program SPSS 22 melalui analisis One Way Anova.
Tabel 4.12
Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Pretes Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,688 1 62 0,410
Berdasarkan hasil uji homogenitas pretest data gabungan
kelompok eksperimen dan kontrol pada tabel 4.12 di atas, diketahui
bahwa hasil dari pretestkedua kelompok memiliki nilai
signifikansisebesar 0,410 maka dapat disimpulkan bahwa varian yang
dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda,
dengan kata lain data posttest ini termasuk data yang homogen karena
nilai signifikansi = 0,410 > 0,05.
b. Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Ujihomogenitas bermakna untuk menjaga komparabilitas
terutama dalam pengujian hipotesis terkait perbedaan dua rata-rata
sampel melalui uji-t. Pada uji homogenitas kali ini peneliti juga
menggunakan bantuan SPSS 22 yaitu melalui analisis One Way
Anova.Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih
dari 0,05.
Tabel 4.13
Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Posttest Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,399 1 62 0,127
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa data posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai
signifikansisebesar 0,127. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh
berbeda atau homogen karena nilai signifikansi = 0,127 > 0,05.
D. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis data posttest dari kedua kelas
menunjukkan bahwa data telah terbukti memenuhi asumsi normal dan homogen.
Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan teknik analisis uji
statistik parametrik.
Pengujian hipotesis penelitian ini berkaitan dengan analisis perbedaan dua
rata-rata skor hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tujuannya untuk mengetahui apakah metode example non examples memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa jika membandingkan
dua skor rata-rata dari kedua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda antara
yang diberi metode example non example dan tidak menggunakan metode
example non examples.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan program SPSS 22 dengan
analisis independent sample t-test. Adapun hipotesis yang diujikan adalah
H0 : μE = μC
H1 : μE ≠ μC
Kriteria pengujian hipotesis:
Menerima H0 jika harga thitung ≤ ttabel dan menolak H0 jika harga thitung>
ttabel. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 62,
maka harga ttabel untuk uji dua pihak adalah 1,998.
Menerima H0 jika jika signifikansi>0,05, sedangkan menolak H0 jika
signifikan <0,05.
Berikut ini disajikan hasil ouput SPSS 22 dari pengujian hiptesis
independent sample t-test.
Tabel 4.14
HasilUji T-TestPosttestEksperimendanKontrol
Kelas Mean
Independent Sample Test
Keputusan Df
Sig. atau
p-value thitung ttabel
Eksperimen 80,63 (N-2)
62 0,001 3,477 1,998 H0 Ditolak
Kontrol 71,44
Berdasarkan hasil output di atas terdapat perbedaan harga thitung dengan
ttabel, dimana thitung >ttabel atau 3,477 >1,998. Begitupun melihat nilai siginifikansi
yang diperoleh yakni sebesar 0,001< 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan H0
ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode example non
examplesmemiliki pengaruh yangsignifikan terhadap hasil belajar IPS siswa di
kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
E. Analisis Data Hasil Observasi
Proses analisis data hasil observasi menggunakan analisis data kuantitatif.
Observasi dilakukan oleh guru kelas terhadap peneliti di kelas eksperimen terkait
aktivitas peneliti dalam penerapan metode example non example.Berikut adalah
gambaran data hasil observasi aktivitas peneliti pada penelitian ini.
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Guru (Peneliti)
dalam Penerapan Metode Example Non Example
No. Indikator (Aspek yang diamati) Pertemuan
I II III IV
1 Mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 3 4 4
2 Menempelkan gambar di papan atau
membagikan gambar kepada siswa.
3 4 4 4
3 Memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada siswa untuk
memerhatikan dan menganalisa
gambar.
3 3 4 4
4 Membagi siswa ke dalam 5
kelompok yang masing-masing
terdiri dari 5-6 orang
2 2 3 3
5 Membimbing siswa untuk
melakukan diskusi dan menganalisa
gambar
3 3 3 4
6 Memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
3 3 3 3
7 Mengomentari hasil diskusi siswa 3 3 4 4
8 Menjelaskan materi sesuai tujuan
yang dicapai.
3 3 4 4
9 Memberikan kesimpulan. 3 3 4 4
Total 25 27 33 34
Persentase 69% 75% 91% 94%
Interpretasi Baik Baik Baik
Sekali
Baik
Sekali
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer terhadap
kegiatan/aktifitas guru (peneliti) dalam proses pembelajaran, diketahui bahwa
terjadi peningkatan aktivitas mengajar guru dari pertemuan pertama sampai
pertemuan terakhir di kelas eksperimen dalam penerapan metode examples non
examples.
F. Analisis Data Hasil Wawancara
Berikut ini data hasil wawancara yang dilaksanakan dengan melakukan
tanya jawab lisankepada guru kelas V (eksperimen) dan beberapa responden siswa
sesudah dilakukannya penelitian.
Tabel 4.16
Hasil Wawancara Guru di Kelas Eksperimen
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah metode examples non examples
ini cocok digunakan dalam
pembelajaran IPS untuk kelas V?
Kaitannya dengan proses
pembelajaran, saya kira semua
metode cocok dan sesuai jika
digunakan dengan sebaik
mungkin oleh guru itu sendiri,
dan bisa membuat siswa
belajar dengan lebih semangat
lagi.
2
Apakah siswa menjadi lebih aktif saat
proses pembelajaran terutama
pembelajaran IPS?
Pasti iya, siswa sudah mulai
aktif saat pembelajaran
berlangsung dan termotivasi
untuk belajar lebih giat lagi.
3
Apakah siswa senang ketika belajar
dengan menggunakan metode examples
non examples?
Ya, mereka senang dan
antusias.
4 Adakah kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Diharapkan gambar yang
digunakan lebih variatif.
5 Apakah kelebihan yang dapat
dipertahankan dari penerapan metode
Semua siswa dapat berperan
aktif dan hasil belajar yang
examples non examples di kelas V-B? diraih meningkat.
Tabel 4.17
Hasil Wawancara Siswa di Kelas Eksperimen
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pendapat kalian tentang
pembelajaran IPS yang telah kalian
ikuti dengan menerapkan metode
examples non examples?
Siswa 1 Menyenangkan
Siswa 2 Senang
Siswa 3 Lebih asyik
Siswa 4 Lebih fokus
Siswa 5 Tidak membosankan
2
Apakah belajar dengan menggunakan
metode examples non examples lebih
mudah untuk mempelajari materi
yang ada?
Siswa 1
Iya, karena dalam
pembelajarannya
menggunakan
metode examples
non examples.
Siswa 2 Ya, lebih mudah
memahami materi.
Siswa 3
Ya, jadi tidak
banyak bertanya,
karena sudah
paham.
Siswa 4 Sangat mudah.
Siswa 5 Jadi lebih paham
3
Apakah kalian senang belajar dengan
menggunakan metode examples non
examples?
Siswa 1 Senang sekali.
Siswa 2 Ya, jadi cepat
paham meterinya.
Siswa 3 Ya, karena
pembelajarannya
asik.
Siswa 4
Tentu, sangat
senang sekali,
karena menggunkan
gambar-gambar.
Siswa 5 Ya, aku senang
banget.
4
Apakah kamu belajar dengan
menggunakan metode examples non
examples menjadi jenuh?
Siswa 1 Tidak sama sekali.
Siswa 2 Tidak.
Siswa 3 Awalnya iya karena
belum mengerti
dengan
pembelajarannya,
tapi sekarang sudah
tidak jenuh lagi
Siswa 4 Tidak sama sekali.
Siswa 5 Tidak.
5
Bagaimana nilai yang didapat pada
mata pelajaran IPS setelah dalam
pembelajarannya menggunakan
metode examples non examples?
Siswa 1 Sangat bagus.
Siswa 2 Lebih bagus dari
yang kemarin.
Siswa 3 Meningkat
Siswa 4 Bagus sekali
Siswa 5 Meningkat
Berdasarkan keterangan yang ada pada tabel 4.16 dan 4.17 di atas,
diketahui bahwa penerapanmetode examples non examplestelah memberi
pengaruh positif bagi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar. Selain itu, siswa merasa senang, mudah memahami materi dan
tidak jenuh sehingga di akhir pembelajaran siswa mendapatkan hasil belajar
yag meningkat dan lebih bagus dari yang sebelumnya.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh
metode example non examplesmemiliki pengaruh yangsignifikan terhadap hasil
belajar IPS siswa di kelas V MI Jam‟iyyatul Khair. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa metode example non examplesmemiliki pengaruh
yangsignifikan terhadap hasil belajar IPS siswa di kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan terdapat perbedaan harga thitung dengan
ttabel, dimana thitung >ttabel atau 3,477 >1,998. Begitupun melihat nilai siginifikansi
yang diperoleh yakni sebesar 0,001< 0,05.
Dilihat dari nilai rata-rata (mean) posttest siswa kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan metode example non examplesdalam pembelajaran IPS
lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan
metode example non examplesdalam pembelajaran IPS. Hasil rata-rata posttest
pada kelas eksperimen yaitu sebesar 80,63 dan pada kelas kontrol hasil rata-rata
yang dperoleh adalah 71,44. Dengan demikian terdapat selisih nilai rata-rata
posttest siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol sebesar
9,19. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan Peristiwa Menjelang Proklamasi lebih baik menggunakan metode
example non examples dibandingkan dengan pembelajaran konvensional tanpa
menggunakan metode example non examples.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas V (eksperimen) dan
beberapa responden siswa baiksesudah dilakukannya penelitian.diketahui bahwa
penerapan metode examples non examples telah memberi pengaruh positif bagi
siswa. Menurut guru penerapan metode examples non examples memiliki
kelebihan yaitu siswa menjadi lebih aktif saat pembelajaran berlangsung dan
termotivasi untuk belajar lebih giat. Sedangkan kekurangan dari penerapan
metode ini adalah dari aspek gambar yang digunakan, guru mengharapkan harus
lebih variatif.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa responden siswa diketahui
bahwa siswa merasa senang, mudah memahami materi dan tidak jenuh sehingga
di akhir pembelajaran siswa mendapatkan hasil belajar yag meningkat dan lebih
bagus dari sebelum diberikan penerapan metode examples non examples yang
sebelumnya.
Metode examples non examplesadalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh tersebut didapat dari kasus/gambar yang relevan
dengan KD.71
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Siti Nursilah yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS, dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Nilai rata-rata pretest
siswa pada siklus I sebesar 55 dengan presentase ketuntasan sebesar 11,36%.
Sedangkan pada nilai posttest siswa sebesar 75 dengan presentase ketuntasan
sebesar 63,64%.72
Hal ini juga sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Siti Mariyam
yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa melalui metode Examples Non
Examples di kelas IV MI Al-Ihsan Condet, dalam penelitiannya beliau
menyimpulkan bahwa Hasil ulangan IPS siswa pada siklus I adalah 11 siswa
belum tuntas (28,94 %) dan 27 siswa tuntas (71,05 %) dan rata-rata hasil belajar
IPS siswa adalah 70,79 (KKM 61). 73
71
Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran, isu-isu metodis dan
paradigmatis (Yogyakarta : Pustaka Belajar) hal. 234 72
Siti Nursilah, Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS (Tindakan Penelitian Kelas pada kelas VIII di SMPN 7
Tangerang), (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) 73
Siti Mariyam, Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa melalui metode Examples Non
Examples di kelas IV MI Al-Ihsan Condet Tahun Ajaran 2012-2013, (Skripsi S1 Jurusan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan metode examples non examples terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas V di MI Jamiyyatul Khair.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
H. Profil MI Jam’iyyatul Khair
2. Visi, Misi dan Tujuan
g. Visi
Menjadi lembaga pendidikan dasar yang unggul dalam pembinaan
keIslaman, keilmuan, kemandirian dan ke Indonesiaan
h. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan
yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah dan
berkepribadian Indonesia dengan kemampuan kompetitif.
2) Melakukan inovasi kurikulum dengan penekanan pada
pembinaan keIslaman, sains dan teknologi serta menyikapi
kecenderungan globalisasi dengan tetap komitmen pada
kepribadian Indonesia.
3) Mengoptimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai
sumber belajar siswa, sehingga madrasah benar-benar berfungsi
sebagai pusat belajar.
4) Memiliki bersama, mulai dari manajmen puncak hingga seluruh
jajaran pegawai dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang
dimaksud dalam visi.
5) Melakukan pembinaan bagi tenaga kependidikan, baik dalam
aspek keilmuan, skil keguruan maupun kemampuan adaptasi
dengan globalisasi.
6) Melakukan pembinaan kemandirian melalui berbagai aktifitas
belajar intra dan ekstra kulikuler.
7) Peduli terhadap lingkungan setempat, sebagai wujud dari
pengabdian lembaga pada masyarakat.
i. Tujuan
1) Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program Wajib
Belajar 9 tahun.
2) Mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya.
3) Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan.
I. Deskripsi Data
3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti melaksanakan penelitian di MI Jam‟iyyatul Khair pada bulan
April–Mei 2016. Adapun sampel yang diteliti yaitu siswa kelas V MI
Jam‟iyyatul Khairsebagaimana diuraikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
No Kelas Kelompok L/P N % Jumlah
1 VA Kontrol Laki-laki 16 57%
32 Perempuan 12 43%
2 VB Eksperimen Laki-laki 18 64%
32 Perempuan 10 36%
Jumlah 64 64
Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan di kelas
eksperimen dan 4 kali pertemuan di kelas kontrol. Berikut ini adalah rincian
sub pokok bahasan yang diajarkan pada kedua kelas penelitian.
Tabel 4.2
Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pertemuan Kegiatan Pokok Bahasan
1 KBM Masa Persiapan Kemerdekaan
2 KBM Peristiwa Menjelang Proklamasi
3 KBM Tokoh-Tokoh Pahlawan
4 KBM Menghargai Jasa-jasa Pahlawan
Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti di kelas eksperimen terkait dengan penerapan metode example non
example adalah sebagai berikut :
e. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 5 april 2016. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan berdoamembaca surat Al-Fatihahdilanjut
dengan surat Al-Ikhlas secara bersama-sama.
Pada kegiatan inti pembelajaran guru membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri atas 6-7 orang. Siswa diminta mempersiapkan buku
paket mengenai pokok bahasan “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan”
dengan subtema“Masa Persiapan Kemerdekaan”. Kemudian, masing-masing
kelompoksecara bergantian membaca materi perparagraf sambil dipandu oleh
guru. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa mengenai materi yang baru saja siswa baca bersama-sama.
Tahap selanjutnya, guru memberikan pada masing-masing kelompok
contoh Lembar Kerja Siswa diantaranya gambar peta Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Lalu siswa diminta memperhatikan contoh yang disertai
dengan gambar, kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS
tersebut. Dengan antusias, siswa pun mengerjakan dengan semangat dan rasa
ingin tahu. Gambar tersebut lah yang peneliti anggap sebagai bagian dari
penerapan metode examples non examples. Guru mengamati proses diskusi
tersebut. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru
memintaperwakilan anggota perkelompok untuk maju dan menjelaskan
kepada siswa lain mengenai hasil kerja kelompoknya. Guru membimbing dan
meluruskanpemahaman siswa atas penjelasan siswa yang masih kurang tepat.
Kegiatan penutup, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat menyampaikan pendapat atau kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan. Guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi. Guru
mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan diajarkan pada
pertemuan selanjutnya. Guru memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar dan
bersungguh-sungguh dalam belajar. Kemudian diakhir pembelajaran siswa
membaca doa yang dipimpin oleh ketua kelas.
Bagan 4.1
Pertemuan Ke-1 Kelas Eksperimen
Selasa, 5 April 2016
Siswa terdapat 5
kelompok terdiri
6-7 orang
Pokok bahasan
“Masa Persiapan
Kemerdekaan”
Guru memberikan LKS
berupa gambar peta
Indonesia pada masa
penjajahan Jepang
Perkelompok
mengerjakan,
dipandu guru
Setiap kelompok ke
depan kelas guna
menjelaskan hasil kerja
kelompoknya
Siswa
menyampaikan
kesimpulan
Guru menutup
pembelajaran
f. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 26 April 2016. Dalam
mengawali proses pembelajaran, guru mengkondisikan siswa untuk tetap
tenang dan kondusif, kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin
doa dan dilanjut dengan membaca surat An-Nas. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
Memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri atas 6-7 orang. Siswa diminta mempersiapkan buku
paket mengenai pokok bahasan “Peristiwa Menjelang Proklamasi”. Masing-
masing kelompok secara bergantian membaca materi perparagraf yang
dibimbing oleh guru dengan disiplin. Setelah itu, guru membagikan lembar
kerja siswa yang berisikan materi dalam bentuk gambar, nantinya siswa
diminta untuk mendeskripsikan gambar sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
Guru mengingatkan siswa untukmendeskripsikan dengan rinci sesuai
denganpemahaman sendiri, namun tetap didasarkan pada referensi yang ada
di buku paket. Adapun kelompok 1 mendapatkan gambar yang berkaitan
dengan peristiwa ketika Kota Nagasaki dan Hiroshima dijatuhi bom oleh
Amerika, kelompok 2 mendapatkan gambar yang berkaitan peristiwa ketika
para pemuda mengadakan rapat yang isinya mengenai agar secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan, kelompok 3 (tiga) mendapatkan gambar
yang berkaitan dengan kesepakatan yang didapat dari hasil diskusi antara
golongan tua dan golongan muda, dan kelompok 4 mendapatkan gambar
ketika Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi
Meida, dan terakhir kelompok 5 (lima) mendapatkan gambar yang kaitannya
dengan peristiwa saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi.
Guru mengamati prosesdiskusi masing-masing kelompok. Langkah
selanjutnya adalah semua hasil kerja siswa dikumpulkan dan guru memanggil
masing-masing kelompok beradasarkan sistem acak. Masing-masing
kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya secara bersama-sama, dan
guru memberikan penguatan postif berupa pujian terhadap siswa.
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan kesimpulan tentang
materi yang diajarkan pada hari ini, kemudian meluruskanpemahamansiswa
yang masih kurang tepat.
Bagan 4.2
Pertemuan Ke-2 Kelas Eksperimen
Kamis, 26 April 2016
Terdapat 4 kelompok,
masing-masing 4 orang
Materi “Tokoh-tokoh
Kemerdekaan”
Siswa berdiskusi
Siswa membaca hasil
diskusi kelompoknya
di depan kelas
Guru memberikan LKS
yakni gambar-gambar
pahlawan
Sesi tanya jawab guru
– siswa
Guru mengakhiri
pembelajaran
g. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 28 April 2016. Pada
langkah awal guru mengucapkan salam kepada siswa dengan dilanjut
mengabsen kehadiran siswa. Guru membimbing siswa untuk membaca doa
sebelum belajar dilanjut dengan membaca surat Al-Fatihah secara bersama-
sama. Sebelum pembelajaran dilaksanakan guru mengondisikan kesiapan
belajar siswa.
Kegiatan inti diawali dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri atas 4 orang. Pada pertemuan kali ini sub bab yang
akan diajarkan adalah mengenai “Tokoh-tokoh Kemerdekaan” Guru
mengarahkan siswa secara berkelompok membacakan materi secara
bergantian dengan penuh antusias, hal ini dilakukan guna memancing
semangat siswa untuk belajar, dan dengan demikian diharapkan siswa
memahami materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru membagikan tiap-
tiap kelompok lembar kerja siswayang berisikan gambar-gambar pahlawan,
dalam hal ini pahlawan yang dimaksud adalahIr.Soekarno dan Mohammad
Hatta. Tak hanya itu, siswa diminta menjodohkan hal-hal yang berkaitan
dengan biografi pahlawan seperti, dimana Ir.Soekarno dilahirkan? Siapa
pahlawan yang menyandang gelar sebagai proklamator kemerdekaan
Indonesia ? dan masih banyak lagi. Diharapkan dengan ini juga siswa dengan
mudah lebih memahami materi.
Melalui diskusi kelompok tersebut, diharapkan siswa mampu belajar
untuk bekerjasama, berinteraksi satu sama lain, dan memupuk kekompakan
pada masing-masing kelompok. Oleh karenanya untuk mengurangi hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti antar kelompok saling menyontek, peran guru
disini adalah mengawasi tiap-tiap kelompok untuk tidak melakukan hal
tersebut. Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya
didepan kelas. Adapun kelompok lain mengamati dan memberikan
tanggapan.
Pada kegiatan penutup, guru melakukan sesi tanya jawab sederhana
dengan siswa, ini berguna untuk mengingatkan kembali kepada siswa agar
tidak lupa akan materi yang baru saja disampaikan. Sikap yang ditunjukkan
siswa adalah memerhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, emudian
dengan serentak siswa menjawab pertanyaan tersebut, dan guru pun
memberikan motivasi kepada siswa, pembelajaran pun dakhiri dengan
membaca salam dan hamdallah.
Bagan 4.3
Pertemuan ke-3 Kelas Eksperimen
Kamis, 28April
2016
Siswa membaca
doa belajar
Siswa dibagi
menjadi 8
kelompok
Materi “Tokoh-
tokoh
Kemerdekaan”
Siswa membacakan
materi bergantian
Guru membagikan
LKS
Diskusi kelompok
Membacakan hasil
diskusi d depan
kelas
Penutup oleh guru
h. Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat ini merupakan pertemuan terakhir.
Pembelajaran dilaksanakan pada Selasa, 3 Mei 2016. Peneliti mengawali
dengan mengucapkan salam dan membuat siswa kondusif untuk dapat
menerima pelajaran dengan baik, kemudian dilanjut dengan berdoa dan
memeriksa kehadiran siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
Pada kegiatan inti, peneliti membagikan kepada siswa gambar bintang
dengan beraneka ragam warna, inilah yang nantinya akan digunakan sebagai
penentu kelompok mereka, siswa berkumpul sesuai dengan warna bintangnya
yang sama dan membentuknya menjadi 5 (lima) kelompok yang ditentukan
berdasarkan cara tersebut.
Setelah kelompok sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah
masing-masing kelompok membacakan materi perparagraf secara bergantian
dengan dipandu oleh guru. Guru menginstruksikan kepada perwakilan dari
masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi
yang baru saja mereka baca, akan tetapi sebelum itu, guru memberikan
beberapa pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan pada hari ini
mengenai “Menghargai Jasa-jasa Pahlawan” diantara pertanyaannya adalah
menyangkut kehidupan sosial yang mencerminkan sikap menghargai jasa
para pahlawan, siswa pun menjawabnya dengan penuh antusias. Kemudian
guru menginstruksikan kepada beberapa perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk dapat menjelaskannya didepan kelas.
Awalnya mereka enggan untuk maju ke depan kelas, akan tetapi guru
menegaskan kepada masing-masing kelompok bahwa jika kelompoknya tidak
mau ke depan kelas maka poin perkelompok yang awalnya 100 akan
berkurang menjadi 60 poin, dengan begitu perwakilan siswa pun terpacu
untuk mempertahankan poin tersebut dengan cara menjelaskan materi ke
depan kelas.
Pada tahap selanjutnya, peneliti menjelaskan dengan detail materi
yang akan diajarkan dengan mengaitkannya pada materi yang telah diajarkan
sebelumnya, setelah itu peneliti menginstruksikan kepada siswa untuk
memberikan gambar yang berkaitan dengan menghargai jasa pahlawan, setiap
kelompok berdiskusi untuk mendapatkan jawaban yang sesuai.
Guru meminta setiap kelompok untuk dapat membawa hasil diskusi
kelompoknya ke depan kelas dan mencontohkan perilaku menghargai jasa
pahlawan dalam kehidupan seharu-hari. Peneliti memberikan penguatan
terhadap jawaban yang sesuai dan meluruskan jawaban siswa yang kurang
tepat.
Pada tahap akhir pembelajaranm peneliti mengulas materi yang telah
diajarkan agar siswa lebih memahami. Peneliti mengucapkan terimakasih
kepada dan menutupnya dengan berdoa bersama.
Bagan 4.4
Pertemuan ke-4 Kelas Eksperimen
Selasa, 3 Mei
2016
Guru
mempersiapkan
gambar
Memilih
kelompok
dengan warna
bintang
Guru
membentuk
kelompok
Diskusi
perkelompok
Siswa
menganalisis
gambar
Guru
memberikan
gambar
Siswa
menganalisa
gambar
Membacakan
hasil diskusi
Penutup
4. Hasil Belajar IPS
Berdasarkan nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen (VB) dan
kelas kontrol (VA) MI Jamiyyatul Khair diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.3
Daftar Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No
Nama
Kelompok
Eksperimen
No
Nama
Kelompok
Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 A 64 80 1 A 60 84
2 B 52 68 2 B 64 76
3 C 60 76 3 C 68 72
4 D 60 72 4 D 60 32
5 E 64 80 5 E 52 56
6 F 60 72 6 F 64 84
7 G 44 84 7 G 56 56
8 H 88 92 8 H 48 68
9 I 76 84 9 I 76 84
10 J 72 64 10 J 76 80
11 K 56 84 11 K 64 84
12 L 88 84 12 L 60 68
13 M 44 84 13 M 76 68
14 N 56 72 14 N 68 72
15 O 44 80 15 O 70 64
16 P 40 76 16 P 48 72
17 Q 72 96 17 Q 64 80
18 R 60 72 18 R 72 82
19 S 56 88 19 S 68 88
20 T 32 72 20 T 64 80
21 U 56 92 21 U 56 80
22 V 48 72 22 V 48 60
23 W 44 68 23 W 52 60
24 X 60 88 24 X 68 88
25 Y 60 72 25 Y 76 72
26 Z 60 84 26 Z 72 68
27 AA 48 96 27 AA 48 60
28 BB 52 88 28 BB 56 68
29 CC 52 84 29 CC 72 68
30 DD 60 84 30 DD 44 52
31 EE 56 88 31 EE 64 84
32 FF 32 84 32 FF 52 76
Jumlah 1.816 2.580 Jumlah 1.986 2.286
Rata-rata 56,75 80,63 Rata-rata 62,06 71,44
Ketuntasan
KKM 16% 91%
Ketuntasan
KKM 25% 57%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh hasil bahwa pretest dan
posttestkelaseksperimen mengalami peningkatan yang signifikan setelah
diterapkannya metode examples non examplesdalam pembelajaran IPS. Hal
ini dapat dilihat pada perolehan nilai rata-ratapretes sebesar56,75, sedangkan
pada posttest memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,63. Dengan demikian
pada kelas eskperimen terdapat peningkatan nilai sebesar 23,88.
Adapun pada kelas kontrol perolehan nilai rata-ratapretes
sebesar62,06,sedangkan pada posttest memperoleh nilai rata-rata sebesar
71,44. Dengan demikian kelas kontrol juga mengalami peningkatan nilai
sebesar 9,38. Akan tetapi, jumlah nilai peningkatan ini masih jauh dibawah
perolehan nilai peningkatan kelas eksperimen. Oleh karenanya, rata-rata kelas
eksperimen pun jauh lebih unggul dibanding rata-rata kelas kontrol.
c. Analisis Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan
berupa penerapan metode example non example yang diterapkan pada saat
pembelajaran IPS berlangsung. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelas
yang tidak mendapatkan perlakuan berupa tidak diterapkannya metode
example non example pada pembelajaran IPS.
Pretest diberikan pada saat kedua kelompok belum diberikan
perlakuan yang berbeda pada materi pembelajaran yang sama. Hasil
analisis data pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
32 32
Mean (rata-rata) 56,75 62,06
Median 56 64
Modus 60 64
Minimum 32 44
Maximum 88 76
Sum 1.816 1.986
Ketuntasan KKM 16% 25%
Dari tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa pretest untuk kelompok
eksperimen mendapatkan jumlah total sebesar 1.816 dengan nilai rata-rata
56,75 median 56dan modus60. Adapun nilai maksimum yaitu 88,
sedangkan nilai minimumyaitu 32. Sedangkan untuk kelompok kontrol
hasil pretest diperoleh jumlah total sebesar1.986 dengan nilai rata-rata
pretestsebesar 62,06, median 64, dan modus 64. Adapun nilai
maksimumnya adalah 76 dan nilai minimumnya adalah 44.
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM,
kelompok kontrol sebesar 25% lebih unggul dibandingkan kelompok
eksperimen sebesar 16%.Untuk lebih jelasnya sebaran data pretest
kelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut.
Tabel4.5
Distribusi Frekuensi PretestKelompok Eksperimen
Eksperimen Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 32 2 6,3 6,3
40 1 3,1 9,4
44 4 12,5 21,9
48 2 6,3 28,1
52 3 9,4 37,5
56 5 15,6 53,1
60 8 25,0 78,1
64 2 6,3 84,4
72 2 6,3 90,6
76 1 3,1 93,8
88 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai pretest kelompok eksperimen terdapat pada nilai 60 dengan
jumlah 8 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada nilai 40 dan 76 dengan
jumlah masing-masing 1 siswa.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai PretestKelompok Kontrol
Kontrol Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 44 1 3,1 3,1
48 4 12,5 15,6
52 3 9,4 25,0
56 3 9,4 34,4
60 3 9,4 43,8
64 6 18,8 62,5
68 4 12,5 75,0
70 1 3,1 78,1
72 3 9,4 87,5
76 4 12,5 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai pretest kelompok kontrolterdapat pada nilai 64 dengan
jumlah 6 siswa, sedangkan frekuensi terendah terdapat pada nilai 44 dan
70 dengan jumlah masing-masing 1 siswa.
d. Analisis Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Posttest atau tes akhirdiberikan kepada siswa pada akhir pokok
materi yang diajarkan, tujuannya untuk mengukur hasil belajar siswa
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran setelah diterapkannya
metode example non exampledi kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional di kelas kontrol.Adapun hasil analisis deskripsi data posttest
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
32 32
Mean (rata-rata) 80,63 71,44
Median 84,00 72,00
Modus 84 68
Minimum 64 32
Maximum 96 88
Sum 2.580 2.286
Ketuntasan KKM 91% 56%
Dari tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa posttestuntuk kelompok
eksperimen mendapatkan jumlah total sebesar2.580 dengan nilai rata-rata
80,63median 84dan modus84. Adapun nilai maksimum yaitu96,
sedangkan nilai minimumyaitu64. Sedangkan untuk kelompok kontrol
hasil posttest diperoleh jumlah total sebesar2.286 dengan nilai rata-rata
sebesar 71,44, median 72, dan modus68. Adapun nilai maksimumnya
adalah 88 dan nilai minimumnya adalah 32.
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM,
kelompok eksperimen sebesar 91% jauh mengungguli kelompok
kontrolyang hanya sebesar 56%.Untuk lebih jelasnya sebaran data
posttestkelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai PosttestKelompok Kontrol
Kontrol Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 32 1 3,1 3,1
52 1 3,1 6,3
56 2 6,3 12,5
60 3 9,4 21,9
64 1 3,1 25,0
68 6 18,8 43,8
72 4 12,5 56,3
76 2 6,3 62,5
80 4 12,5 75,0
82 1 3,1 78,1
84 5 15,6 93,8
88 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui frekuensi tertinggi
perolehan nilai posttest kelompok kontrol terdapat pada nilai 68 dengan
jumlah 6 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada nilai 32, 52, 64 dan 82
dengan jumlah masing-masing 1 siswa.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen
Eksperimen Frequency Percent Cumulative
Percent
Valid 64 1 3,1 3,1
68 2 6,3 9,4
72 7 21,9 31,3
76 2 6,3 37,5
80 3 9,4 46,9
84 9 28,1 75,0
88 4 12,5 87,5
92 2 6,3 93,8
96 2 6,3 100,0
Total 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui frekuensi
tertinggi perolehan nilai posttest kelompok eksperimen terdapat pada
nilai 84 dengan jumlah 9 siswa, sedangkan frekuensi terendah pada
nilai 64 dengan jumlah 1 siswa.
J. Pengujian Prasyarat Analisis
3. Uji Normalitas
c. Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Analisis dilakukan dengan menggunakan
program SPSS melalui hasil uji normalitas SaphiroWilk, dimana syarat
suatu data dikatakan berdistribusi normal adalah jika nilai signifikansi
atausig. .
Tabel 4.10
Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro-Wilk
Statistics Df Sig.
Pretest Kontrol .143 32 .082
Eksperimen .148 32 .112
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa hasil uji
normalitas Shapiro-wilk pretest kelompok eksperimen memperoleh taraf
signifikansebesar 0,112, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena nilai signifikansi = 0,112 > 0,05. Begitupun
dengan hasil pretest kelompok kontrolyang memiliki taraf sgnifikansi
sebesar 0,082, hal ini pun menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal, karena taraf signifikansinya adalah 0,082 > 0,05. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa kedua data pretest kelompok eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal.
d. Uji NormalitasPosttest Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas posttestdilakukan untuk memenuhi persyaratan
analisis data statistik parametrik yang mengharuskan data berdistribusi
normal.Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS melalui
hasil uji normalitas SaphiroWilk. Syarat suatu data dikatakan berdistrbusi
normal adalah jika memiliki nilai .
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro Wilk
Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen .947 32 .117
Kontrol .917 32 .017
Hasil uji normalitas Shapiro-wilk menunjukkan bahwa posttest
kelompok eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,117, hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai
signifikansi = 0,117 > 0,05. Begitu pula dengan dataposttest kelompok
kontrol signifikansinya 0,017, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena signifikansinya 0,017 > 0,05. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa kedua data posttest kelompok eksperimen
maupun kontrol berdistribusi normal.
4. Uji Homogenitas
c. Uji Homogenitas Pretest Eksperimen dan Kontrol
Uji homogenitas pretest dilakukan untuk mengetahui hasil dari 2
kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki
keragaman nilai yang sama secara statistik. Berikut ini disajikan tabel
hasil uji homogenitas data pretest yang didasarkan pada pengujian
homogenitas melalui program SPSS 22 melalui analisis One Way Anova.
Tabel 4.12
Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Pretes Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,688 1 62 0,410
Berdasarkan hasil uji homogenitas pretest data gabungan
kelompok eksperimen dan kontrol pada tabel 4.12 di atas, diketahui
bahwa hasil dari pretestkedua kelompok memiliki nilai
signifikansisebesar 0,410 maka dapat disimpulkan bahwa varian yang
dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda,
dengan kata lain data posttest ini termasuk data yang homogen karena
nilai signifikansi = 0,410 > 0,05.
d. Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Ujihomogenitas bermakna untuk menjaga komparabilitas
terutama dalam pengujian hipotesis terkait perbedaan dua rata-rata
sampel melalui uji-t. Pada uji homogenitas kali ini peneliti juga
menggunakan bantuan SPSS 22 yaitu melalui analisis One Way
Anova.Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih
dari 0,05.
Tabel 4.13
Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Posttest Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,399 1 62 0,127
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa data posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai
signifikansisebesar 0,127. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh
berbeda atau homogen karena nilai signifikansi = 0,127 > 0,05.
K. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis data posttest dari kedua kelas
menunjukkan bahwa data telah terbukti memenuhi asumsi normal dan homogen.
Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan teknik analisis uji
statistik parametrik.
Pengujian hipotesis penelitian ini berkaitan dengan analisis perbedaan dua
rata-rata skor hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tujuannya untuk mengetahui apakah metode example non examples memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa jika membandingkan
dua skor rata-rata dari kedua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda antara
yang diberi metode example non example dan tidak menggunakan metode
example non examples.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan program SPSS 22 dengan
analisis independent sample t-test. Adapun hipotesis yang diujikan adalah
H0 : μE = μC
H1 : μE ≠ μC
Kriteria pengujian hipotesis:
Menerima H0 jika harga thitung ≤ ttabel dan menolak H0 jika harga thitung>
ttabel. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 62,
maka harga ttabel untuk uji dua pihak adalah 1,998.
Menerima H0 jika jika signifikansi>0,05, sedangkan menolak H0 jika
signifikan <0,05.
Berikut ini disajikan hasil ouput SPSS 22 dari pengujian hiptesis
independent sample t-test.
Tabel 4.14
HasilUji T-TestPosttestEksperimendanKontrol
Kelas Mean
Independent Sample Test
Keputusan Df
Sig. atau
p-value thitung ttabel
Eksperimen 80,63 (N-2)
62 0,001 3,477 1,998 H0 Ditolak
Kontrol 71,44
Berdasarkan hasil output di atas terdapat perbedaan harga thitung dengan
ttabel, dimana thitung >ttabel atau 3,477 >1,998. Begitupun melihat nilai siginifikansi
yang diperoleh yakni sebesar 0,001< 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan H0
ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode example non
examplesmemiliki pengaruh yangsignifikan terhadap hasil belajar IPS siswa di
kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
L. Analisis Data Hasil Observasi
Proses analisis data hasil observasi menggunakan analisis data kuantitatif.
Observasi dilakukan oleh guru kelas terhadap peneliti di kelas eksperimen terkait
aktivitas peneliti dalam penerapan metode example non example.Berikut adalah
gambaran data hasil observasi aktivitas peneliti pada penelitian ini.
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Guru (Peneliti)
dalam Penerapan Metode Example Non Example
No. Indikator (Aspek yang diamati) Pertemuan
I II III IV
1 Mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 3 4 4
2 Menempelkan gambar di papan atau
membagikan gambar kepada siswa.
3 4 4 4
3 Memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada siswa untuk
memerhatikan dan menganalisa
gambar.
3 3 4 4
4 Membagi siswa ke dalam 5
kelompok yang masing-masing
terdiri dari 5-6 orang
2 2 3 3
5 Membimbing siswa untuk
melakukan diskusi dan menganalisa
gambar
3 3 3 4
6 Memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
3 3 3 3
7 Mengomentari hasil diskusi siswa 3 3 4 4
8 Menjelaskan materi sesuai tujuan
yang dicapai.
3 3 4 4
9 Memberikan kesimpulan. 3 3 4 4
Total 25 27 33 34
Persentase 69% 75% 91% 94%
Interpretasi Baik Baik Baik
Sekali
Baik
Sekali
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer terhadap
kegiatan/aktifitas guru (peneliti) dalam proses pembelajaran, diketahui bahwa
terjadi peningkatan aktivitas mengajar guru dari pertemuan pertama sampai
pertemuan terakhir di kelas eksperimen dalam penerapan metode examples non
examples.
M. Analisis Data Hasil Wawancara
Berikut ini data hasil wawancara yang dilaksanakan dengan melakukan
tanya jawab lisankepada guru kelas V (eksperimen) dan beberapa responden siswa
sesudah dilakukannya penelitian.
Tabel 4.16
Hasil Wawancara Guru di Kelas Eksperimen
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah metode examples non examples
ini cocok digunakan dalam
pembelajaran IPS untuk kelas V?
Kaitannya dengan proses
pembelajaran, saya kira semua
metode cocok dan sesuai jika
digunakan dengan sebaik
mungkin oleh guru itu sendiri,
dan bisa membuat siswa
belajar dengan lebih semangat
lagi.
2
Apakah siswa menjadi lebih aktif saat
proses pembelajaran terutama
pembelajaran IPS?
Pasti iya, siswa sudah mulai
aktif saat pembelajaran
berlangsung dan termotivasi
untuk belajar lebih giat lagi.
3
Apakah siswa senang ketika belajar
dengan menggunakan metode examples
non examples?
Ya, mereka senang dan
antusias.
4 Adakah kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Diharapkan gambar yang
digunakan lebih variatif.
5 Apakah kelebihan yang dapat
dipertahankan dari penerapan metode
Semua siswa dapat berperan
aktif dan hasil belajar yang
examples non examples di kelas V-B? diraih meningkat.
Tabel 4.17
Hasil Wawancara Siswa di Kelas Eksperimen
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pendapat kalian tentang
pembelajaran IPS yang telah kalian
ikuti dengan menerapkan metode
examples non examples?
Siswa 1 Menyenangkan
Siswa 2 Senang
Siswa 3 Lebih asyik
Siswa 4 Lebih fokus
Siswa 5 Tidak membosankan
2
Apakah belajar dengan menggunakan
metode examples non examples lebih
mudah untuk mempelajari materi
yang ada?
Siswa 1
Iya, karena dalam
pembelajarannya
menggunakan
metode examples
non examples.
Siswa 2 Ya, lebih mudah
memahami materi.
Siswa 3
Ya, jadi tidak
banyak bertanya,
karena sudah
paham.
Siswa 4 Sangat mudah.
Siswa 5 Jadi lebih paham
3
Apakah kalian senang belajar dengan
menggunakan metode examples non
examples?
Siswa 1 Senang sekali.
Siswa 2 Ya, jadi cepat
paham meterinya.
Siswa 3 Ya, karena
pembelajarannya
asik.
Siswa 4
Tentu, sangat
senang sekali,
karena menggunkan
gambar-gambar.
Siswa 5 Ya, aku senang
banget.
4
Apakah kamu belajar dengan
menggunakan metode examples non
examples menjadi jenuh?
Siswa 1 Tidak sama sekali.
Siswa 2 Tidak.
Siswa 3 Awalnya iya karena
belum mengerti
dengan
pembelajarannya,
tapi sekarang sudah
tidak jenuh lagi
Siswa 4 Tidak sama sekali.
Siswa 5 Tidak.
5
Bagaimana nilai yang didapat pada
mata pelajaran IPS setelah dalam
pembelajarannya menggunakan
metode examples non examples?
Siswa 1 Sangat bagus.
Siswa 2 Lebih bagus dari
yang kemarin.
Siswa 3 Meningkat
Siswa 4 Bagus sekali
Siswa 5 Meningkat
Berdasarkan keterangan yang ada pada tabel 4.16 dan 4.17 di atas,
diketahui bahwa penerapanmetode examples non examplestelah memberi
pengaruh positif bagi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar. Selain itu, siswa merasa senang, mudah memahami materi dan
tidak jenuh sehingga di akhir pembelajaran siswa mendapatkan hasil belajar
yag meningkat dan lebih bagus dari yang sebelumnya.
N. Pembahasan Hasil Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh
metode example non examplesmemiliki pengaruh yangsignifikan terhadap hasil
belajar IPS siswa di kelas V MI Jam‟iyyatul Khair. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa metode example non examplesmemiliki pengaruh
yangsignifikan terhadap hasil belajar IPS siswa di kelas V MI Jam‟iyyatul Khair.
Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan terdapat perbedaan harga thitung dengan
ttabel, dimana thitung >ttabel atau 3,477 >1,998. Begitupun melihat nilai siginifikansi
yang diperoleh yakni sebesar 0,001< 0,05.
Dilihat dari nilai rata-rata (mean) posttest siswa kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan metode example non examplesdalam pembelajaran IPS
lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan
metode example non examplesdalam pembelajaran IPS. Hasil rata-rata posttest
pada kelas eksperimen yaitu sebesar 80,63 dan pada kelas kontrol hasil rata-rata
yang dperoleh adalah 71,44. Dengan demikian terdapat selisih nilai rata-rata
posttest siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol sebesar
9,19. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan Peristiwa Menjelang Proklamasi lebih baik menggunakan metode
example non examples dibandingkan dengan pembelajaran konvensional tanpa
menggunakan metode example non examples.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas V (eksperimen) dan
beberapa responden siswa baiksesudah dilakukannya penelitian.diketahui bahwa
penerapan metode examples non examples telah memberi pengaruh positif bagi
siswa. Menurut guru penerapan metode examples non examples memiliki
kelebihan yaitu siswa menjadi lebih aktif saat pembelajaran berlangsung dan
termotivasi untuk belajar lebih giat. Sedangkan kekurangan dari penerapan
metode ini adalah dari aspek gambar yang digunakan, guru mengharapkan harus
lebih variatif.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa responden siswa diketahui
bahwa siswa merasa senang, mudah memahami materi dan tidak jenuh sehingga
di akhir pembelajaran siswa mendapatkan hasil belajar yag meningkat dan lebih
bagus dari sebelum diberikan penerapan metode examples non examples yang
sebelumnya.
Metode examples non examplesadalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh tersebut didapat dari kasus/gambar yang relevan
dengan KD.74
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Siti Nursilah yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Examples Non
Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS, dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Nilai rata-rata pretest
siswa pada siklus I sebesar 55 dengan presentase ketuntasan sebesar 11,36%.
Sedangkan pada nilai posttest siswa sebesar 75 dengan presentase ketuntasan
sebesar 63,64%.75
Hal ini juga sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Siti Mariyam
yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa melalui metode Examples Non
Examples di kelas IV MI Al-Ihsan Condet, dalam penelitiannya beliau
menyimpulkan bahwa Hasil ulangan IPS siswa pada siklus I adalah 11 siswa
belum tuntas (28,94 %) dan 27 siswa tuntas (71,05 %) dan rata-rata hasil belajar
IPS siswa adalah 70,79 (KKM 61). 76
74
Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran, isu-isu metodis dan
paradigmatis (Yogyakarta : Pustaka Belajar) hal. 234 75
Siti Nursilah, Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS (Tindakan Penelitian Kelas pada kelas VIII di SMPN 7
Tangerang), (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) 76
Siti Mariyam, Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa melalui metode Examples Non
Examples di kelas IV MI Al-Ihsan Condet Tahun Ajaran 2012-2013, (Skripsi S1 Jurusan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan metode examples non examples terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas V di MI Jamiyyatul Khair.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat dilihat
perbedaan antara metode dengan media, dimana metode adalah seluruh
perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk cara penilaian yang akan dilaksanakan,sedangkan media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima tanpa adanya langkah maupun tata cara penilaian yang digunakan.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas V di MI Jam‟iyyatul Khair. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
posttest siswa yaitu 80,63, sedangkan untuk rata-rata kelas kontrol yaitu 71,44.
Perbedaan ini diperkuat berdasarkan hasil uji t, yakni diperoleh nilai thitung sebesar
3,477 dan ttabel 1,998. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai
thitung lebih besar dari ttabel.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru
Diharapkan guru mampu menerapkan beberapa metode salah satunya
adalah metode examples non examples, dengan menerapkannya diharapkan
siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru, membuat
siswa lebih aktif di kelas, dan lebih berinteraksi secara intensif lagi kaitannya
dengan memecahkan masalah pembelajaran dengan teman sekelas ataupun
rekan sekelompok.
2. Bagi siswa
a. Proses pembelajaran sebaiknya dapat membuat siswa rajin dan
berani mengungkapkan pendapatnya, sehingga siswa tidak selalu
mendengarkan apa yang guru jelaskan.
b. Pembelajaran dengan metode examples non examples sebaiknya
perlu di coba oleh guru, mengingat pembelajaran yang
menyenangkan sangat dibutuhkan siswa.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : MI Jam‟iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/I
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mem-
proklamasikan kemerdekaan.
C. Indikator
2.3.1 Mengidentifikasi berbagai peristiwa seputar kemerdekaan.
2.3.2 Menganalisis gambar peta Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menguraikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan.
2. Siswa mampu memahami makna perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
3. Siswa dapat menghargai perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan.
E. Karakter siswa yang diterapkan :
a. Religius.
b. Semangat Kebangsaan.
c. Cinta tanah air.
F. Materi Pembelajaran
1. Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
2. Sub Materi Pokok
Masa persiapan kemerdekaan.
G. Metode Pembelajaran
1. Examples non examples
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Pengamatan gambar
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan Alokasi
Waktu
1 Pendahuluan
(Kegiatan Awal)
Guru memberi
salam dan memulai
pembelajaran
dengan membaca
basmalah, doa dan
Juz‟Amma.
Pendahuluan
Siswa dengan
serentak
menjawab
salam dari
guru.
Apersepsi
10 Menit
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa
menyimak
dengan baik
ketika guru
mengabsen.
Guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran.
Siswa
menyiapkan
perlengkapa
n
pembelajara
nnya.
Siswa
memperhatik
an
penjelasan
guru
mengenai
tujuan
pembelajara
n yang akan
dibahas pada
materi hari
ini.
2 Kegiatan Inti
Guru membagikan
kepada siswa
gambar peta
Indonesia pada
masa wilayah
penjajahan Jepang.
Kegiatan Inti
Siswa
dibentuk
menjadi 6
kelompok
yang terdiri
dari 5 orang.
Eksplorasi
50 Menit
Guru memberikan
waktu kepada siswa
untuk membacakan
materi secara
bergantian.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memerhatikan dan
menganalisa
gambar.
Siswa secara
berkelompok
membacakan
materi
secara
bergantian
dengan
penuh
antusias.
siswa
diberikan
gambar peta
Indonesia
pada masa
wilayah
penjajahan
Jepang.
Melalui
diskusi
tersebut,
siswa bisa
menuliskan
pada kertas
peta wilayah
penjajahan
wilayah
Jepang.
Elaborasi
Guru menjelaskan
materi mengenai
masa persiapan
kemerdekaan
dengan disertai
gambar peta
indonesia yang
menggambarkan
kondisi wilayah RI
sebelum
kemerdekaan.
Guru menjelaskan
dengan detail pulau
mana saja yang
dikuasai penjajah.
Setiap
kelompok
diberikan
kesempatan
membacakan
hasil
diskusinya
didepan
kelas.
Kelompok
siswa yang
lain
mengamati
dan
memberikan
tanggapan.
Diadakan
taya Jawab
sederhana
dengan
siswa.
Penutup
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa untuk
mengetahui sejauh
mana siswa
memahami materi.
Penutup
Siswa
memerhatika
n penjelasan
guru
Siswa
menjawab
Konfirmasi
5 Menit
Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
Guru mengucapkan
salam penutup.
pertanyaan
dari guru.
Siswa
menjawab
salam dari
guru.
I. Sumber Belajar dan Media/Alat
a. Sumber Belajar
Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V MI/SD.
b. Media
Gambar pada kertas HVS, lem, kertas, pulpen, spidol.
J. Indikator Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis atau quis.
Tangerang, 5 April 2016
Wali Kelas Peneliti
Syamsiah Roayati Maftuhatul J.
MATERI PERTEMUAN KE-1.
Dibawah ini merupakan Peta Indonesia pada masa penjajahan
Jepang (Masa Persiapan Kemerdekaan)
Keterangan :
8
Pulau Sumatera 2
Pulau Jawa
Pulau
Kalimanta
n
Pulau Madura
Sulawesi
Pulau Nusa Tenggara Timur
Pulau Maluku Pulau Papua
Lembar Kerja Siswa
Pertemuan ke-1
Petunjuk pengisisan :
1. Berilah keterangan nama pulau yang dijadikan sebagai
Wilayah Komando Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
2. Berilah warna dengan menggunakan crayon hijau untuk
Wilayah Komando Angkatan Laut
3. Berilah warna dengan menggunakan crayon biru untuk
Wilayah Angkatan Udara.
Nama kelompok : 1 2. 3. 4.
Kelas :
Tanggal :
1. Apa nama pulau di bawah ini !
2. Peristiwa apa yang terjadi dengan pulau tersebut pada tanggal
20 Oktober 1944. Jelaskan !
3. Ditengah keterpurukan, Jepang berusaha untuk menarik
perhatian rakyat Indonesia. Apa usaha yang dilakukan Jepang
agar mendapatkan perhatian rakyat Indonesia?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama sekolah : MI Jam‟iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-2
1. Standar Kompetensi :
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
2. Kompetensi Dasar :
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
3. Indikator :
2.3.1.Menceritakan peristiwa sejarah sebelum kemerdekaan.
2.3.2.Mengidentifikasi tokoh yang berperan dalam peristiwa sebelum
kemerdekaan.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Menguraikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan.
b. Menjelaskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
c. Menghargai perjuanga untuk memperoleh kemerdekaan.
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling
menghargai, semnagat kebangsaan dan Cinta tanah air.
6. Materi ajar
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
Sub Materi
Peristiwa menjelang Proklamasi.
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, tanya-jawab, diskusi, Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai
pelajarandengan
mengucap salamdan
berdoa.
Siswa dengan
serentak menjawab
salam dari guru.
Sopan dansantun
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa menyimak dan
memperhatikan
dengan baik ketika
guru mengabsen.
Saling menghargai
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran.
Percaya diri
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Gurumembagi siswa
menjadi 5 keompok.
Guru
menginstruksikan
kepada siswa untuk
membaca materi
secara bergantian
dan perkelompok.
Siswa membaca
materi secara
perkelompok dengan
bersemangat.
Elaborasi
Guru menjelaskan
kepada siswa
mengenai materi
yang akan di ajarkan
pada hari pertemuan
ini.
Guru memberikan
lembar latihan
kepada tiap
kelompok untuk
mengidentifikasi
peristiwa yang
terjadi sebelum
kemerdekaan.
Guru mengarahkan
prosesdiskusi
kelompok.
Siswa menyimak
dengan baik
penjelasan guru
Siswa bertanya
kepada guru
mengenai hal yang
kurang dipahaminya
Siswa mengerjakan
tugas yang diberikan
guru
Siswa mengikuti
arahan guru
Konfirmasi
Guru mengarahkan
siswauntuk
membacakan
hasildiskusi
kelompoknya
Guru
meluruskankekelirua
n yang terjadiselama
pembelajaran
Perwakilan tiap
kelompokmembacaka
n hasilpekerjaannya
Siswa menyimak
denganseksama dan
penuhperhatian, serta
mencatathal-hal
penting yang
disampaikan guru
Kegiatan Penutup
Guru mengulas
secarasingkat
kegiatanpembelajara
n yang
telahdilakukan
Guru bersama
siswamemberi
kesimpulan
Guru bersama siswa
berdoauntuk
mengahkiri kegiatan
pembelajaran.
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan
pembelajaran
Siswa bersama guru
berdoauntuk
mengahkiri kegiatan
pembelajaran.
9. Alat dan sumber belajar :
1. Buku Paket IPS Kelas V
2. Pengalaman guru
3. Gambar
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
a. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1 Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2 Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3 Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
Tangerang, 26 April 2016
Wali kelas Guru Mapel IPS
Syamsiah Roayati Maftuhatul Jannah
KELOMPOK 1
(Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan)
Nama anggota kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
BERILAH KETERANGAN PERISTIWA PADA GAMBAR DI BAWAH INI
DENGAN CERMAT.
1
Kota Nagasaki Kota Hiroshima
Gambar di atas adalah peristiwa
ketika Kota Nagasaki dan Hiroshima di
jatuhi bom oleh Amerika, Jelaskan
lebih rinci sesuai bacaan yang ada di
buku, dan menurut pemahaman
kalian.
1 ...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
..........................................
2 Apa pendapat kalian mengenai
penyerangan yang dilakukan
pasukan sekutu terhadap kota
Nagasaki dan Hiroshima, Jepang.
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.........................
3 Apa alasan pasukan sekutu
menyerang kota Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
...........
KELOMPOK 2
Nama anggota kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
BERILAH KETERANGAN PERISTIWA PADA GAMBAR DI BAWAH INI
DENGAN CERMAT.
Gambar di atas adalah ketika para pemuda mengadakan
rapat untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan.
Jelaskan lebih rinci sesuai
bacaan yang ada di buku
Hal apa yang dirapatkan
pada saat itu ?
Apa alasan pemuda untuk
secepatnya memproklamasikan
kemerdekaan?
Sebutkan nama –nama dari
golongan pemuda tersebut
yang kalian ketahui ?
...........................................................
...........................................................
..........................................................
..........................................................
........................................
..........................................................
..........................................................
........
...........................................................
....................................................
Dimana tempat pemuda
mengadakan rapat ?
...........................................................
...........................................................
....
KELOMPOK 3
Nama anggota kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
PERHATIKAN GAMBAR INI DENGAN BAIK. BERILAH KETERANGAN
PERISTIWA PADA GAMBAR DI BAWAH INI DENGAN CERMAT.
Ketua golongan tua Ketua golongan muda
Kesepakatan
mengenai apa
yang mereka
sepakati
bersama ?
Sebutkan
anggota
golongan
tua ?
Sebutkan
anggota
golongan
muda ?
Mengapa
dinamakan
golongan
tua dan
muda ?
Kesepakatan apa
yang didapat dari
hasil diskusi antara
golongan tua dan
muda ?
..................
..................
..................
..................
..................
.........
...............
...............
...............
...............
...............
...............
..
..................
..................
..................
..................
.................
..................
..................
..................
..................
..................
.
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
....
KELOMPOK 4
Nama anggota kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
BERILAH KETERANGAN PERISTIWA PADA GAMBAR DI BAWAH INI
DENGAN CERMAT.
Gambar di atas adalah ketika bung karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana
Tadashi Maeda, coba jelaskan lebih rinci sesuai bacaan yang ada di buku ....
PERTANYAAN JAWABAN
Apa pokok bahasan yang sedang
disampaikan bung Karno ?
jelaskan
Apa kepanjangan dari PPKI ?
Kesepakatan apa yang telah
disetujui bersama ?
Berilah pendapat kalian
mengenai rapat diatas ?
KELOMPOK 5
Nama anggota kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
BERILAH KETERANGAN PERISTIWA PADA GAMBAR DI BAWAH INI
DENGAN CERMAT.
Peristiwa di atas adalah saat Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi,
jelaskan lebih rinci sesuai bacaan yang ada di buku, berikan pendapat
kelompok kalian mengenai peristiwa ini, Jawablah dengan tepat di
bawa ini!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MI Jam‟iyyatul Khair
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Pertemuan ke : III
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator:
1. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan.
C. Tujuan Pembelajaran
a. Menguraikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan.
b. Menjelaskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
c. Menghargai perjuanga untuk memperoleh kemerdekaan.
D. Materi Pembelajaran
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
Sub materi
Tokoh-tokoh kemerdekaan.
E. Karakter yang dkembangkan
Religius, semangat kebangsaan, Cinta tanah air.
F. Metode Pembelajaran
1. Examples non examples.
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Menjodohkan gambar dengan keterangan disampingnya
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media dan Alat : Gambar-gambar, kertas HVS.
Sumber Belajar : Buku guru, buku siswa
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1
Pendahuluan
Guru memberi
salam dan memulai
pembelajaran
dengan membaca
basmalah, doa dan
Juz‟Amma.
Pendahuluan
Siswa dengan
serentak menjawab
salam dari guru.
10 Menit
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa menyimak
dengan baik ketika
guru mengabsen.
Guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran.
Siswa menyiapkan
perlengkapan
pembelajarannya.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai tujuan
pembelajaran yang
akan dibahas pada
materi hari ini.
2
Kegiatan Inti
Guru membagikan
kepada siswa
gambar pahlawan
Indonesia.
Kegiatan Inti
Siswa dibentuk
kelompok kecil
yang terdiri atas 4
orang.
50 Menit
Guru memberikan
waktu kepada siswa
untuk membacakan
materi secara
bergantian.
Siswa secara
berkelompok
membacakan materi
secara bergantian
dengan penuh
antusias.
siswa diberikan
LKS.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memerhatikan dan
menganalisa
gambar.
Melalui diskusi
tersebut, siswa bisa
menjodohkan hal-
hal yang berkaitan
dengan Soekarno
dan Moh. Hatta.
Guru menjelaskan
materi mengenai
tokoh-tokoh
Kemerdekaan
seperti Soekarno
dan Moh. Hatta.
Guru menjelaskan
kembali dengan
detail sejarah
Soekarno dan Moh.
Hatta.
Setiap kelompok
diberikan
kesempatan
membacakan hasil
diskusinya didepan
kelas.
Kelompok siswa
yang lain
mengamati dan
memberikan
tanggapan.
Diadakan tanya
jawab sederhana
dengan siswa.
Penutup
Guru memberikan
umpan balik kepada
siswa untuk
mengetahui sejauh
mana siswa
memahami materi.
Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
Guru mengucapkan
salam penutup.
Penutup
Siswa
memerhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
Siswa menjawab
salam dari guru.
5 Menit
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Rasa ingin tahu, percaya diri, Cinta tanah air,
Semangat kebangsaan.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
a. Penilaian Pengetahuan
Menggali kemampuan siswa dengan cara memberikan umpan balik sesuai
dengan materi yang diajarkan.
b. Penilaian keterampilan
Menjodohkan hal-hal yang berkaitan dengan Tokoh-tokoh kemerdekaan
yang yang sesuai dengan LKS.
c. Penilaian Unjuk Kerja
Kerapihan : dilihat dari bagaimana menghubungkan gambar dengan
keterangan.
Ketelitian : apakah mereka teliti dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya berupa memberikan garis hubung.
Tangerang, 28 April 2016
Wali Kelas Guru Mata Pelajaran
Syamsiah Roayati Maftuhatul J.
Nama anggota kelompok : 1. 2. 3. 4.
Berilah tanda panah sesuai dengan kedua pahlawan dibawah ini dengan cermat
dan teliti.
Lahir di Surabaya
Mendirikan Partindo sebagai pengganti PNI
Lahir di Bukittinggi
Karena kegiatan politiknya, ia ditangkap
Belanda dan dibuang ke Digul (Papua )
Pernah ditunjuk sebagai ketua PPKI
pernah tinggal di rumah H. Omar Said
Cokroaminoto
Mendirikan Perhimpunan Indonesia
Wakil presiden pertama
Mendirikan PNI
Menyusun teks proklamasi bersama Bung
Hatta dan Ahmad Subardjo
Pernah ditangkap oleh pemerintah
Belanda karena kritikannya yang tajam.
Proklamator Kemerdekaan Indonesia
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama sekolah : MI Jam‟iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/II
Alokasi waktu : 2x35 menit
Pertemuan : ke-4
1. Standar Kompetensi :
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
2. Kompetensi Dasar :
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
3. Indikator :
1. Siswa dapat menghargai jasa-jasa tokoh pahlawan.
2. Siswa dapat menerapkan perilaku pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Menguraikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan.
b. Menjelaskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
c. Menghargai perjuanga untuk memperoleh kemerdekaan.
5. Karakter yang diharapkan :
Disiplin, tanggung jawab, percaya diri, sopan dan santun, aktif, saling
menghargai, semnagat kebangsaan dan Cinta tanah air.
6. Materi ajar
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
Sub Materi
Menghargai Jasa-jasa Tokoh Pahlawan.
7. Metode, dan Strategi pembelajaran
Metode : ceramah, Tanya-jawab, diskusi, Example non example
8. Langkah-langkah kegiatan
Aktifitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Guru memulai
pelajaran dengan
mengucap salam dan
berdoa.
Siswa dengan
serentak menjawab
salam dari guru.
Sopan dan santun
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa menyimak dan
memperhatikan
dengan baik ketika
guru mengabsen.
Saling menghargai
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran.
Percaya diri
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan
secara detail materi
yang akan diajarkan
pada hari ini, dan
mengaitkannya
dengan materi yang
sebelumnya.
Guru
menginstruksikan
kepada siswa untuk
membaca materi
secara bergantian
dan perkelompok.
Guru meminta
sebagian siswa
untuk dapat
Siswa membaca
materi secara
bersama-sama dengan
penuh antusias.
Siswa menyimak
dengan baik
penjelasan guru
Siswa bertanya
kepada guru
mengenai hal yang
kurang dipahaminya
Siswa mengikuti
arahan guru
mencontohkan
perilaku yang
menghargai jasa-jasa
pahlawan.
Konfirmasi
Guru meminta
pendapat siswa
mengenai jasa
pahlawan.
Guru meluruskan
kekeliruan yang
terjadi selama
pembelajaran
Kegiatan Penutup
Guru mengulas
secara singkat
kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan
Guru bersama siswa
memberi kesimpulan
Guru bersama siswa
berdoa untuk
mengahkiri kegiatan
pembelajaran.
Perwakilan tiap
kelompok
membacakan hasil
pekerjaannya
Siswa menyimak
dengan seksama dan
penuh perhatian, serta
mencatat hal-hal
penting yang
disampaikan guru
Siswa memperhatikan
ulasan singkat guru
Siswa bersama guru
meyimpulkan
pembelajaran
Siswa bersama guru
berdoa untuk
mengahkiri kegiatan
pembelajaran.
9. Alat dan sumber belajar :
1. Buku Paket IPS Kelas V
2. Pengalaman guru
3. Gambar
10. Penilaian :
Lembar Kerja Siswa
b. Penilaian proses diskusi
No Indikator Penilaian Skor
1
Kerjasama a. Sangat bekerjasama
b. Bekerjasama
c. Cukup bekerjasama
d. Kurang bekerjasama
e. Tidak bekerjasama
5
4
3
2
1
2
Keaktifan a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
e. Tidak aktif
5
4
3
2
1
3
Partisipasi a. Sangat berpartisipasi
b. Berpartisipasi
c. Cukup berpartisipasi
d. Kurang berpartisipasi
e. Tidak berpartisipasi
5
4
3
2
1
Tangerang, 3 Mei 2016
Wali kelas Guru Mapel IPS
Syamsiah Roayati Maftuhatul Jannah
LEMBAR KERJA SISWA
Diskusikan bersama teman sekelompokmu mengenai sikap
menghargai jasa pahlawan dan berilah pendapatmu mengenai gambar
yang yang tertera di bawah ini !
Gambar 1.1
Nama Kelompok :
Nama anggota kelompok :
Kelas :
Mata Pelajaran :
1. Apa makna dari pengibaran bendera ?
2. Siapakah yang pertama kali menjahit bendera merah putih?
3. Nilai-nilai moral apa yang dapat diambil dari gambar diatas?
Jelaskan !
4. Mengapa ketika penaikan bendera merah putih harus disertai
dengan hormat?
5. Apa makna yang terkandung pada saat mengheningkan cipta?
Gambar 2.1
Gambar diatas adalah berziarah ke makam pahlawan, berziarah
makam merupakan salah satu contoh menghargai jasa pahlawan
kemerdekaan Indonesia.
1. Apa yang bisa kalian lakukan guna mengenang jasa pahlawan? .................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
....................
2. Sebutkan contoh lain dari menghargai jasa pahlawan?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...............
3. Hikmah apa yang bisa diambil dari perjuanagn para pahlawan
mendapatkan kemerdekaan yang diraih dari hasil kerja keras?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...............
Apa tanggapan kalian mengenai gambar di atas yang
berkaitan dengan menghargai jasa pahlawan !
Gambar 1.1
Gambar 2.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : MI Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 JP (2x35 menit)
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
1. Menjelaskan peristiwa seputar kemerdekaan.
2. Menyebutkan wilayah yang dikuasai pada masa penjajahan Jepang di
Indonesia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan kejadian atau peristiwa yang dialami warga
negara Indonesia sebelum kemerdekaan.
2. Siswa dapat mengurutkan secara kronologis peristiwa yang terjadi pada
masa persiapan kemerdekaan.
3. Siswa mampu menyampaikan wilayah yang dikuasai Jepang.
E. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab.
F. Materi Pembelajaran
1. Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
2. Sub Materi Pokok
Masa persiapan kemerdekaan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
Langkah-langkah kegiatan
Alokasi
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan (Kegiatan Awal)
Guru membuka pembelajaran
dengan salam dan membaca
basmalah dilanjut membaca doa
sebelum belajar.
Pendahuluan
Siswa dengan serentak
menjawab salam dari
guru.
10 menit
Guru mengisi kehadiran siswa.
Guru memerintahkan kepada
siswa untuk menyiapkan buku
tulis.
Siswa menyimak
dengan baik ketika
guru memanggil nama
mereka satu persatu.
Siswa memerhatikan
informasi yang
disampaikan guru.
10 menit
Kegiatan Inti
Guru menginformasikan kepada
siswa untuk menyiapkan buku
tulis.
Kegiatan Inti
Siswa mendengarkan
dengan seksama
perintah guru
30 Menit
Guru memberikan beberapa
pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan
pada minggu lalu.
Siswa menjawab
dengan mengangkat
tangan terlebih dahulu.
Guru menuliskan materi yang
berkaitan dengan materi pada
pertemuan hari ini, mengenai
Masa Persiapan Kemerdekaan di
papan tulis.
Selesai menulis materi, guru
mengelilingi siswa sambil
mengecek siswa yang tidak
mencatat.
Guru memberikan penjelasan
mengenai materi tersebut
Guru memberikan contoh Masa.
Persiapan Kemerdekaan.
Guru mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan.
Siswa diminta kembali untuk
Dengan antusias dan
semangat yang tinggi,
siswa mencatat di buku
tulis masing-masing.
menyebutkan contoh Persiapan
Kemerdekaan.
Penutup
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan hamdallah.
Penutup
Siswa memerhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
Siswa menjawab salam
dari guru.
10 menit
F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a) Buku Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD Kelas V.
2.Media Pembelajaran
a) Buku tulis
b) Spidol, papan tulis, dll.
G.Penilaian
1. Pedoman penilaian peridividu
2. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan dari guru
a. Penilaian Keaktifan Siswa Ketika Menjawab Pertanyaan dari Guru
Nomor Nama Siswa Keaktifan di kelas
Belum Cukup Baik Baik Sekali
1 Alfian
2 Alfito
3 Anisa
4 Ariel Juli
5 Arrum
6 Desi
7 Dimas
8 Elke
9 Fathona
10 Hanna
11 IbnuSabil
12 Intan
13 Intan
14 Jehan
15 Leonard
16 M. Ikhsan
17 M. Iqbal
18 Manggala
19 Marshya
20 Marsya
21 Nabeel
22 Nataya
23 Nisfa
24 Pratama
25 Rafi Arya
26 Restu
27 Riska
28 Saitati
29 Suci
30 Sulthan
31 Syahrul
32 Adam
Tangerang,
April 2016
Wali Kelas Peneliti
Ismail HR., S.Pd.I Roayati Maftuhatul J.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : MI Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : II
Alokasi Waktu : 2 JP (2x35 menit)
C. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
D. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan.
2. Mengenal tokoh-tokoh kemerdekaan
H. Tujuan Pembelajaran
i. Siswa mampu menyebutkan nama pahlawan kemerdekaan.
ii. Siswa mampu menjelaskan peran tokoh pahlawan dalam kemerdekaan.
I. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab.
J. Materi Pembelajaran
i.Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
ii. Sub Materi Pokok
Persiapan menjelang proklamasi.
K. Langkah-LangkahPembelajaran
Langkah-langkah kegiatan
Alokasi
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan (Kegiatan Awal)
Guru mengucapkan salam
kepada siswa dan mengabsen
siswa.
Guru meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum
belajar.
Guru secara umum mengulas
kembali materi yang diajarkan
sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
Guru meminta siswa untuk
menyiapkan buku paket serta
buku tulis (perlengkapan
belajar).
Pendahuluan
Siswa dengan serentak
menjawab salam dari
guru.
Dengan antusias, siswa
memerhatikan ketika
guru sedang mengabsen
kehadiran.
Siswa terdorong untuk
menjawab pertanyaan
dari guru.
10 Menit
Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk
membaca buku paket pada
pembahasan Persiapan
Kegiatan Inti
Siswa dengan antusias
membaca materi
Persiapan Menjelang
30 Menit
Menjelang Proklamasi.
Guru menjalaskan kepada siswa
mengenai pembahasan tersebut.
Guru menuliskan materi
tersebut di papan tulis dengan
cara merangkum, agar
pembahasan yang ada di buku
bisa dipahami siswa dengan
baik.
Guru memberikan 10 buah soal
yang guru ambil dari
pembahasan materi tersebut.
Guru mengoreksi jawaban
siswa dengan cara siswa
bertukar buku dengan teman
disamping, untuk kemudian
dikerjakan secara bersama-
sama.
Guru memberikan penguatan
dan pujian serta motivasi
kepada siswa.
Proklamasi.
Guru menyimak dengan
baik.
Siswa menuliskan
materi.
Siswa mengerjakan
dengan bimbingan guru.
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan
tentang pembelajaran hari ini,
yakni Persiapan Menjelang
Proklamasi.
Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk membaca materi
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Guru memberikan motivasi
Siswa menyimak
Siswa berdoa sebelum
belajar.
10 Menit
kepada siswa untuk terus
semangat belajar.
Ketua kelas memimpin doa
untuk mengakhiri pertemuan
pada hari ini.
Penutup
Guru memberikan kepada siswa
untuk bertanya.
Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan
hamdallah.
Penutup
Siswa memerhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
Siswa menjawab salam
dari guru.
10 Menit
F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a) Buku Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD Kelas V.
2.Media Pembelajaran
a) Buku tulis
b) Spidol, papan tulis, dll.
G.Penilaian
Penilaian Keaktifan Siswa
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi : Persiapan Menjelang Proklamasi.
Aspek yang diukur : Keaktifan siswa selama proses pembelajaran
No Keaktifan Siswa 1 2 3 4 5
1 Menulis materi
2 Mengerjakan latihan soal
3 Menjawab pertanyaan dari
guru
Keterangan :
1 : tidak aktif,
2 : kurang aktif
3 : cukup aktif
4 : sangat aktif
Kampung Utan, April 2016
Wali Kelas Peneliti
Ismail HR, S.Pd.I Roayati Maftuhatul J.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : MI Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : III
Alokasi Waktu : 2 JP (2x35 menit)
E. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
F. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
1. Memahami cara menghargai jasa para pahlawan
2. Menjelaskan jasa para pahlawan
L. Tujuan Pembelajaran
i. Siswa mampu memberikan contoh cara menghargai jasa pahlawan
ii. Siswa mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
iii. Siswa mampu menyebutkan contoh menghargai jasa pahlawan.
M. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, mengerjakan soal, tanya jawab, diskusi.
N. Materi Pembelajaran
Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
Sub Materi Pokok
Tokoh-tokoh kemerdekaan.
O. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan (Kegiatan Awal)
Guru membuka pembelajaran
dengan salam dan membaca
basmalah.
Guru meminta ketua siswa untuk
memimpin doa sebelum belajar.
Guru membimbing siswa untuk
membaca juz‟ammah dar QS. An-
Nas sampai dengan QS. An-Nashr
Pendahuluan
Siswa dengan serentak
menjawab salam dari
guru.
Siswa membaca Juz
ammah dengan tidak
melihat Juz‟ammah
(hafal).
5 Menit
Guru mengisi kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru memberikan umpan
mengenai materi yang akan
Siswa menyimak
dengan baik ketika
guru memanggil
nama mereka satu
persatu.
diajarkan hari ini, yakni Tokoh-
tokoh kemerdekaan.
Sebagian siswa
menjawab
Kegiatan Inti
Guru meminta siswa secara
bersama-sama untuk membaca
materi yang akan diajarkan pada
hari ini.
Guru menuliskan hal-hal penting
di papan tulis, agar siswa cepat
memami point-point penting pada
hari ini.
Guru meminta siswa untuk
berkelompok dengan 6 orang pada
tiap-tiap kelompok.
Guru meminta setiap kelompok
untuk membuat mind map
mengenai Tokoh-tokoh
kemerdekaan.
Guru meminta setiap kelompok
untuk ke depan kelas dan
memperlihatkan mind map yang
berisi nama-nama tokoh
kemerdekaan kepada kelompok
lain.
Setelah semua kelompok maju,
kemudian guru memberikan
Kegiatan Inti
Siswa mendengarkan
dengan seksama
perintah guru
15 Menit
apresiasi kepada setiap kelompok
atas hasil kerja kelompoknya.
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan
tetang materi yang hari ini
diajarkan.
Guru memotivasi siswa dengan
terus belajar, semangat dan tidak
putus asa, serta menjadi anak yang
sholeh/sholehah.
Guru meminta ketua kelas untuk
menyiapkan doa sesudah belajar
dan doa sebelum pulang.
Siswa menyimak
dengan baik apa yang
dijelaskan guru.
10 Menit
F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a) Buku Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD Kelas V.
2.Media Pembelajaran
a) Buku tulis
b) Spidol, papan tulis, dll.
Kampun Utan, April 2016
Wali Kelas Peneliti
Ismail HR, S.Pd.I Roayati Maftuhatul J.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : MI Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : IV
Alokasi Waktu : 2 JP (2x35 menit)
G. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
H. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
Memahami cara menghargai jasa para pahlawan
P. Tujuan Pembelajaran
i. Siswa mampu memberikan contoh cara menghargai jasa pahlawan
ii. Siswa mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
Q. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab.
R. Materi Pembelajaran
Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.
Sub Materi Pokok
Menghargai jasa-jasa tokoh pahlawan.
S. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan (Kegiatan Awal)
Guru membuka pembelajaran
dengan salam dan membaca
basmalah dilanjut membaca doa
sebelum belajar.
Pendahuluan
Siswa dengan
serentak
menjawab salam
dari guru.
10 Menit Guru mengisi kehadiran siswa.
Guru memerintahkan kepada siswa
untuk menyiapkan buku tulis.
Siswa menyimak
dengan baik
ketika guru
memanggil nama
mereka satu
persatu.
Siswa
memerhatikan
informasi yang
disampaikan
guru.
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Guru menginformasikan kepada
siswa untuk menyiapkan buku
tulis.
Siswa
mendengarkan
dengan seksama
perintah guru
5 Menit
Guru menuliskan materi yang
berkaitan dengan materi pada
pertemuan hari ini, mengenai Jasa-
Jasa Tokoh Pahlawan.
30 Menit
Selesai menulis materi, guru
mengelilingi siswa sambil
mengecek siswa yang tidak
mencatat.
Guru memberikan penjelasan
mengenai materi tersebut
Guru memberikan contoh
Menghargai Jasa Toko Pahlawan.
Guru mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan.
Dengan antusias
dan siswa
mencatat di buku
tulis masing-
masing.
Penutup
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan hamdallah.
Penutup
Siswa
memerhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
Siswa menjawab
salam dari guru.
15 Menit
F. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Sumber Belajar
a) Buku Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD Kelas V.
2.Media Pembelajaran
a) Buku tulis
b) Spidol, papan tulis, dll.
Kampun Utan, Mei 2016
Wali Kelas Peneliti
Ismail HR, S.Pd.I Roayati Maftuhatul J.
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Jenis Sekolah : MI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kurikulum : KTSP
Jumlah Soal : 35
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penyusun : Roayati Maftuhatul Jannah
Kelas / Semester : V/II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator
Soal
Nomor
Soal
4. Menghargai
peranan tokoh
pejuang dan
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahanka
n kemerdekaan
Indonesia.
Menghargai
jasa dan
peranan
tokoh
perjuangan
dalam
memproklam
asikan
kemerdekaan.
Peristiwa
sekitar
proklamasi
kemerdekaan.
Mengidentifi
kasi berbagai
peristiwa
seputar
kemerdekaan.
23, 13, 2,4,
9, 26, 27,
28.
Menganalisis
gambar peta
Indonesia
pada masa
penjajahan
Jepang secara
berkelompok
dengan baik
dan benar.
V/II Peristiwa Menceritakan 1, 3,5, 6,7,
menjelang
Proklamasi.
peristiwa
sejarah
sebelum
kemerdekaan.
Mengidentifi
kasi tokoh
yang
berperan
dalam
peristiwa
sebelum
kemerdekaan.
10, 11, 12,
24, 25, 33,
34, 35
V/II
Tokoh-tokoh
kemerdekaan.
Mengidentifi
kasi tokoh-
tokoh yang
berperan
dalam
kemerdekaan.
17, 18,
19,15, 20,
22, 30,
31,32
V/II
Menghargai
Jasa-jasa
Tokoh
Pahlawan.
Siswa dapat
menghargai
jasa-jasa
tokoh
pahlawan.
menerapkan
perilaku
pahlawan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
8,
16,21,29,14.
Nama :
Kelas :
Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
(Diberikan Kepada Kelas VI)
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Upacara pembukaan BPUPKI diadakan pada tanggal ....
a. 28 Mei 1945 c. 30 Mei 1945
b. 29 Mei 1945 d. 1 April 1945
2. Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat di kota
....
a. Malaysia c. Filipina
b. Vietnam d. Singapura
3. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada tanggal....
a. 1 Maret 1945 c. 3 Maret 1945
b. 2 Maret 1945 d. 1 Maret 1955
4. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam...wilayah kekuasaan.
a. tiga wilayah kekuasaan c. empat wilayah
kekuasaan
b. dua wilayah kekuasaan d. jawabannya benar
semua
5. BPUPKI berhasil membuat sebuah panitia, yang dikenal dengan
sebutan ....
a. Panitia persiapan kemerdekaan
b. Panitia Sembilan
c. Panitia proklamasi kemerdekaan
d. Panitia pembentukan kemerdekaan
6. Tugas pokok BPUPKI adalah....
a. mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka
b. menyiapkan kemerdekaan Indonesia yang bebas dari belenggu
penjajah
c. menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima
kemerdekaan dari pemerintah Jepang
d. menyusun teks proklamasi
7. Dasar negara Republik Indonesia adalah ....
a. Bhinneka Tunggal Ika c. Pancasila
b. Tut wuri handayani d. Satu nusa satu
bangsa
8. Bangsa Indonesia selalu menyambut bulan Agutus dengan penuh
semangat, karena bulan tersebut adalah ....
a. Hari Sumpah Pemuda
b. Hari Pahlawan
c. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
d. Hari Ibu
9. Siapakah pahlawan nasional yang membacakan teks proklamasi
kemerdekaan ....
a.
c.
b. d.
10. Siapa nama tokoh pahlawan Indonesia yang memeroleh berita bahwa
Jepang sudah mengakui kekalahan dari pasukan sekutu ....
a. Soekarno c. Soeharto
b. Sutan Syahrir d. Moh. Hatta
11. Alasan Bung Karno menolak usulan untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan pihak
Jepang
b. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota
lainnya
c. Bung Karno dan Bung Hatta masih berada di Rengasdengklok
d. Karena Bung Karno tidak mau membacakan proklamasi
12. Alasan Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok
adalah ....
a. agar tidak dipengaruhi oleh pihak Jepang
b. supaya Bung Karno bertemu pihak Jepang
c. agar cepat memproklamasikan kemerdekaan
d. Bung Karno menghindari pasukan sekutu
13. Teks proklamasi kemerdekaan untuk yang pertama kali dibacakan oleh
....
a. Soeharto c. Soekarno
b. Moh. Yamin d. Bung Hatta
14. Kemerdekaan Indonesia disahkan pada tanggal ....
a. 16 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 19 Agustus 1945
15.
Nama ketiga tokoh pahlawan di atas adalah ....
a. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Haji Agus Salim.
b. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Dr. Radjiman
Wediodiningrat
c. Mr. Ahmad Subardjo, KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno, Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan Moh. Hatta
16. Hari Sumpah pemuda diikrarkan pada ....
a. 25 Oktober 1928 c. 27 Oktober 1928
b. 26 Oktober 1928 d. 28 Oktober 1928
17. Soekarno dilahirkan di ....
a. Mojokerto c. Kediri
b. Surabaya d. Bandung
18. Presiden pertama Republik Indonesia adalah ....
a. Moh Hatta c. Soekarno
b. Soeharto d. Susilo Bambang
Yudhoyono
19. Mohammad Hatta berperan dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) sebagai ....
a. ketua c. sekretaris
b. wakil ketua d. anggota
20. Mohammad Hatta bergelar ....
a. Presiden Pertama Indonesia c.PanitiaKemerdekaan
b. Proklamator Kemerdekaan Indonesia d. Panitia Sembilan
21. Salah satu sikap menghargai jasa para pahlawan adalah ....
a. mengobrol dengan teman ketika upacara berlangsung
b. malas belajar
c. tidak ikut serta dalam memperingati hari-hari besar negara
d. pada waktu upacara di sekolah, dilakukan mengheningkan cipta
22.
Tokoh pada gambar disamping adalah seorang
anggota Panitia Sembilan, Beliau bernama ....
a. Muhammad Yamin
b. Mr. Ahmad Subardjo
c. Haji Agus Salim
d. K.H. Wahid Hasyim
23. Kota Hiroshima, Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika pada tanggal
....
a. 5 Agustus 1945 c. 7 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 8 Agustus 1945
24. PPKI kependekan dari ....
a. Panitia Pembentukan Persiapan Kemerdekaan Indonesia
b. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Panitia Penyambutan Kemerdekaan Indonesia
d. Panitia Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
25. Hasil yang didapat ketika Panitia Sembilan mengadakan rapat adalah
....
a. lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
b. dibentuknya UUD 1945
c. dibacakannya teks proklamasi
d. mengesahkan rancangan Undang Undang Dasar
26. Lagu kebangsaan Jepang adalah ....
a. Kimigayo c. Kizarasu
b. Kimono d. Kimu Taku
27. Pahlawan Nasional yang mendapat julukan sebagai Bapak Proklamator
Kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin
b. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
c. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
28. Pembicaraan tentang persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia
dilakukan di ....
a. Hanoi c. Dalat
b. Saigon d. Manila
29. Bapak proklamator kemerdekaan Indonesia sering juga diberi julukan
....
a. Dwidarma c. Dwisila
b. Dwikora d. Dwitunggal
30. Pada tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda membawa Bung Karno
dan Bung Hatta ke kota ....
a. Rengasdengklok c. Bekasi
b. Karawang d. Purwakarta
31. Selain Soekarno, tokoh yang juga menyampaikan pemikirannya
tentang dasar negara Republik Indonesia ialah ....
a. Haji Agus Salim c. Moh. Yamin
b. Moh. Hatta d. Mr. AA. Maramis
32. Sebagai usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dibentuklah ....
a. BPUPKI c. PPKI
b. Konstituante d. DPR
33. Rakyat Indonesia tidak mau membantu Jepang dalam perang karena ....
a. rakyat Indonesia sadar bahwa janji Jepang tidak akan ditepati
b. gaji tentara Jepang sangat kecil
c. tugas tentara Jepang terlalu berat
d. lagu “Indonesia Raya” tidak boleh dinyanyikan
34. Apakah tujuan para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke
Rengasdengklok ....
a. mengatur siasat untuk menyerang pasukan Jepang dari kota
tersebut
b. para pemuda ingin menyingkirkan Bung Karno dan Bung Hatta
c. agar Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa pengaruh Jepang
d. para pemuda ingin berkuasa
35. Dasar negara yang disampaikan oleh Bung Karno dalam rapat
BPUPKI ialah ....
a. Trisila c. Dasasila
b. Ekasila d. Pancasila
KISI-KISI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN YANG
DIBERIKAN DIKELAS VI
1. A 11. B 21. D 31. C
2. B 12. A 22. C 32. A
3. A 13. C 23. B 33. A
4. B 14. C 24. B 34. C
5. B 15. D 25. A 35. D
6. C 16. D 26. A
7. C 17. B 27. B
8. C 18. C 28. C
9. D 19. B 29. D
10. B 20. B 30. A
KISI-KISI PRETEST
Jenis Sekolah : MI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kurikulum : KTSP
Jumlah Soal : 25
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penyusun : Roayati Maftuhatul Jannah
Kelas/Semester : V/II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Indikator
Soal
Nomor
Soal
Menghargai
peranan tokoh
pejuang dan
masyarakat
dalam
mempersiapka
n dan
mempertahank
an
kemerdekaan
Indonesia.
Menghargai
jasa dan
peranan
tokoh
perjuangan
dalam mem-
proklamasika
n
kemerdekaan.
Peristiwa sekitar
proklamasi
kemerdekaan.
Mengidentif
ikasi
berbagai
peristiwa
seputar
kemerdekaa
n.
3, 20
Menganalisi
s gambar
peta
Indonesia
pada masa
penjajahan
Jepang
secara
berkelompo
k dengan
baik dan
benar.
Peristiwa
menjelang
Proklamasi.
menceritaka
n peristiwa
sejarah
sebelum
kemerdekaa
n.
2, 1, 4, 7
Tokoh-tokoh
kemerdekaan.
Mengidentif
ikasi tokoh-
tokoh yang
berperan
dalam
kemerdekaa
n
9, 14, 15,
16, 17, 19,
23
Menghargai
Jasa-jasa Tokoh
Pahlawan.
Menghargai
jasa-jasa
tokoh
pahlawan.
5, 6, 8, 6,
11, 12, 13,
18, 21, 22
Nama :
Kelas :
Instrumen Penelitian
(Soal Pre-Test yang diberikan kepada kelas VA/B MI Jam’iyyatul Khair)
B. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada tanggal....
a. 1 Maret 1945 c. 3 Maret 1945
b. 2 Maret 1945 d. 1 Maret 1955
2. Tugas pokok BPUPKI adalah....
a. mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka
b. menyiapkan kemerdekaan Indonesia yang bebas dari belenggu
penjajah
c. menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan
dari pemerintah Jepang
d. menyusun teks proklamasi
3. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945, Indonesia
dibagi dalam...wilayah kekuasaan.
a. tiga wilayah kekuasaan c. empat wilayah kekuasaan
b. dua wilayah kekuasaan d. jawabannya benar semua
4. Upacara pembukaan BPUPKI diadakan pada tanggal....
a. 28 Mei 1945 c. 30 Mei 1945
b. 29 Mei 1945 d. 1 April 1945
5. Dasar negara Republik Indonesia adalah ....
a. Bhinneka Tunggal Ika c. Pancasila
b. Tut wuri handayani d. Satu nusa satu bangsa
6. Bangsa Indonesia selalu menyambut bulan Agutus dengan penuh
semangat, karena bulan tersebut adalah ....
a. Hari Sumpah Pemuda
b. Hari Pahlawan
c. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
d. Hari Ibu
7. BPUPKI berhasil membuat sebuah panitia, yang dikenal dengan sebutan
....
a. Panitia persiapan kemerdekaan
b. Panitia Sembilan
c. Panitia proklamasi kemerdekaan
d. Panitia pembentukan kemerdekaan
8. Siapa nama tokoh pahlawan Indonesia yang memeroleh berita bahwa
Jepang sudah mengakui kekalahan dari pasukan sekutu ....
a. Soekarno c. Soeharto
b. Sutan Syahrir d. Moh. Hatta
9. Alasan Bung Karno menolak usulan untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan pihak
Jepang
b. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota
lainnya
c. Bung Karno dan Bung Hatta masih berada di Rengasdengklok
d. Karena Bung Karno tidak mau membacakan proklamasi
10. Alasan Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok adalah ....
a. agar tidak dipengaruhi oleh pihak Jepang
b. supaya Bung Karno bertemu pihak Jepang
c. agar cepat memproklamasikan kemerdekaan
d. Bung Karno menghindari pasukan sekutu
11. Teks proklamasi kemerdekaan untuk yang pertama kali dibacakan oleh ....
a. Soeharto c. Soekarno
b. Moh. Yamin d. Bung Hatta
12. Kemerdekaan Indonesia disahkan pada tanggal ....
a. 16 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 19 Agustus 1945
13. Hari Sumpah pemuda diikrarkan pada ....
a. 25 Oktober 1928 c. 27 Oktober 1928
b. 26 Oktober 1928 d. 28 Oktober 1928
14. Soekarno dilahirkan di ....
a. Mojokerto c. Kediri
b. Surabaya d. Bandung
15. Presiden pertama Republik Indonesia adalah ....
a. Moh Hatta c. Soekarno
b. Soeharto d. Susilo Bambang Yudhoyono
16. Mohammad Hatta berperan dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) sebagai ....
a. ketua c. sekretaris
b. wakil ketua d. anggota
17. Mohammad Hatta bergelar ....
a. Presiden Pertama Indonesia c.Panitia Kemerdekaan
b. Proklamator Kemerdekaan Indonesia d. Panitia Sembilan
18. Salah satu sikap menghargai jasa para pahlawan adalah ....
a. mengobrol dengan teman ketika upacara berlangsung
b. malas belajar
c. tidak ikut serta dalam memperingati hari-hari besar negara
d. pada waktu upacara di sekolah, dilakukan mengheningkan cipta
19.
Tokoh pada gambar disamping adalah seorang
anggota Panitia Sembilan, Beliau bernama ....
a. Muhammad Yamin
b. Mr. Ahmad Subardjo
c. Haji Agus Salim
d. K.H. Wahid Hasyim
20. Kota Hiroshima, Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika pada tanggal ....
a. 5 Agustus 1945 c. 7 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 8 Agustus 1945
21. PPKI kependekan dari ....
a. Panitia Pembentukan Persiapan Kemerdekaan Indonesia
b. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Panitia Penyambutan Kemerdekaan Indonesia
d. Panitia Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
22. Hasil yang didapat ketika Panitia Sembilan mengadakan rapat adalah ....
a. lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
b. dibentuknya UUD 1945
c. dibacakannya teks proklamasi
d. mengesahkan rancangan Undang Undang Dasar
23.
Nama ketiga tokoh pahlawan di atas adalah ....
a. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Haji Agus Salim.
b. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Dr. Radjiman Wediodiningrat
c. Mr. Ahmad Subardjo, KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
e. Ir. Soekarno, Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan Moh. Hatta
24. Siapakah pahlawan nasional yang membacakan teks proklamasi
kemerdekaan ....
.
a. c.
b. d.
25. Pahlawan Nasional yang mendapat julukan sebagai Bapak Proklamator
Kemerdekaan Indonesia adalah ....
e. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin
f. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
g. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wediodiningrat
h. KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
KUNCI JAWABAN PRETEST
No
KUNCI JAWABAN SOAL
PRETEST
1 A
2 C
3 B
4 A
5 C
6 C
7 B
8 B
9 B
10 A
11 C
12 C
13 D
14 B
15 C
16 B
17 B
18 D
19 C
20 B
21 B
22 A
23 D
24 D
25 B
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Instrumen Penelitian
(Soal Post-Test yang diberikan kepada kelas VA/B MI Jam’iyyatul Khair)
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Tugas pokok BPUPKI adalah....
a. mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka
b. menyiapkan kemerdekaan Indonesia yang bebas dari belenggu
penjajah
c. menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima
kemerdekaan dari pemerintah Jepang
d. menyusun teks proklamasi
2. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada tanggal....
a. 1 Maret 1945 c. 3 Maret 1945
b. 2 Maret 1945 d. 1 Maret 1955
3. Upacara pembukaan BPUPKI diadakan pada tanggal....
a. 28 Mei 1945 c. 30 Mei 1945
b. 29 Mei 1945 d. 1 April 1945
4. Dasar negara Republik Indonesia adalah ....
a. Bhinneka Tunggal Ika c. Pancasila
b. Tut wuri handayani d. Satu nusa satu bangsa
5. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam...wilayah kekuasaan.
a. tiga wilayah kekuasaan c. empat wilayah kekuasaan
b. dua wilayah kekuasaan d. jawabannya benar semua
6. Bangsa Indonesia selalu menyambut bulan Agutus dengan penuh
semangat, karena bulan tersebut adalah ....
a. Hari Sumpah Pemuda
b. Hari Pahlawan
c. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
d. Hari Ibu
7. Siapa nama tokoh pahlawan Indonesia yang memeroleh berita bahwa
Jepang sudah mengakui kekalahan dari pasukan sekutu ....
a. Soekarno c. Soeharto
b. Sutan Syahrir d. Moh. Hatta
8. Alasan Bung Karno menolak usulan untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan pihak
Jepang
b. Bung Karno harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota
lainnya
c. Bung Karno dan Bung Hatta masih berada di Rengasdengklok
d. Karena Bung Karno tidak mau membacakan proklamasi
9. BPUPKI berhasil membuat sebuah panitia, yang dikenal dengan sebutan
....
a. Panitia persiapan kemerdekaan
b. Panitia Sembilan
c. Panitia proklamasi kemerdekaan
d. Panitia pembentukan kemerdekaan
10. Teks proklamasi kemerdekaan untuk yang pertama kali dibacakan oleh
....
a. Soeharto c. Soekarno
b. Moh. Yamin d. Bung Hatta
11. Alasan Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok adalah
....
a. agar tidak dipengaruhi oleh pihak Jepang
b. supaya Bung Karno bertemu pihak Jepang
c. agar cepat memproklamasikan kemerdekaan
d. Bung Karno menghindari pasukan sekutu
12. Hari Sumpah pemuda diikrarkan pada ....
a. 25 Oktober 1928 c. 27 Oktober 1928
b. 26 Oktober 1928 d. 28 Oktober 1928
13. Soekarno dilahirkan di ....
a. Mojokerto c. Kediri
b. Surabaya d. Bandung
14. Kemerdekaan Indonesia disahkan pada tanggal ....
a. 16 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 19 Agustus 1945
15. Presiden pertama Republik Indonesia adalah ....
a. Moh Hatta c. Soekarno
b. Soeharto d. Susilo Bambang
Yudhoyono
16. Mohammad Hatta bergelar ....
a. Presiden Pertama Indonesia c. Panitia Kemerdekaan
b. Proklamator Kemerdekaan Indonesia d. Panitia Sembilan
17. Mohammad Hatta berperan dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) sebagai ....
a. ketua c. sekretaris
b. wakil ketua d. anggota
18. Salah satu sikap menghargai jasa para pahlawan adalah ....
a. mengobrol dengan teman ketika upacara berlangsung
b. malas belajar
c. tidak ikut serta dalam memperingati hari-hari besar negara
d. pada waktu upacara di sekolah, dilakukan mengheningkan cipta
19.
Tokoh pada gambar disamping adalah seorang
anggota Panitia Sembilan, Beliau bernama ....
a. Muhammad Yamin
b. Mr. Ahmad Subardjo
c. Haji Agus Salim
d. K.H. Wahid Hasyim
20. PPKI kependekan dari ....
a. Panitia Pembentukan Persiapan Kemerdekaan Indonesia
b. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Panitia Penyambutan Kemerdekaan Indonesia
d. Panitia Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
21. Kota Hiroshima, Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika pada tanggal
....
a. 5 Agustus 1945 c. 7 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945 d. 8 Agustus 1945
22. Hasil yang didapat ketika Panitia Sembilan mengadakan rapat adalah ....
a. lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
b. dibentuknya UUD 1945
c. dibacakannya teks proklamasi
d. mengesahkan rancangan Undang Undang Dasar
23. Pahlawan Nasional yang mendapat julukan sebagai Bapak Proklamator
Kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin
b. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
c. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
24.
Nama ketiga tokoh pahlawan di atas adalah ....
a. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Haji Agus Salim.
b. Ir. Soekarno, Muhammad Yamin dan Dr. Radjiman
Wediodiningrat
c. Mr. Ahmad Subardjo, KH. Wahid Hasyim dan Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno, Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan Moh. Hatta
25. Siapakah pahlawan nasional yang membacakan teks proklamasi
kemerdekaan ....
a. c.
b. d.
WAWANCARA DENGAN GURU KELAS V SETELAH PELAKSANAAN
TINDAKAN PENELITIAN
Pewawancara : Roayati Maftuhatul Jannah
Responden : Ibu Samsiah, S.Pd.I
Jabatan : Guru Kelas
Tempat : MI Jam‟iyyatul Khair
Hari/Tanggal : Selasa, 03 Mei 2016
Waktu : 13.00 s.d. selesai
1. Menurut ibu, apakah metode examples non examples ini sesuaiini cocok
digunakan dalam pembelajaran IPS untuk kelas V?
Jawab: Kaitannya dengan proses pembelajaran, saya kira semua metode
cocok dan sesuai jika digunakan dengan sebaik mungkin oleh guru itu sendiri,
dan bisa membuat siswa belajar dengan lebih semangat lagi.
2. Apakah siswa menjadi lebih aktif saat proses pembelajaran terutama
pembelajaran IPS?
Jawab: Pasti iya, siswa sudah mulai aktif saat pembelajaran berlangsung dan
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, jika ada sesuatu yang belum mereka
pahami, setidaknya ada 1-2 siswa yang berani bertanya.
3. Menurut ibu, apakah siswa senang ketika belajar dengan menggunakan
metode examples non examples?
Jawab: Ya, mereka senang dan antusias karena seperti yang tadi sudah saya
katakan pembelajaran dengan menggunakanmetode examples non examples.
4. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?
Jawab:Diharapkan gambar yang digunakan lebih variatif lagi agar siswa
semakin bersemangat lagi.
5. Apakah kelebihan yang dapat dipertahankan dari penerapan metode examples
non examples di kelas V-B?
Jawab : Semua siswa dapat berperan aktif dan hasil belajar yang diraih sudah
lebih baik.
WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS V SETELAH PELAKSANAAN
PENELITIAN
Pewawancara : Roayati Maftuhatul Jannah
Responden : Siswa Kelas V
Jabatan : Siswa
Tempat : MI Jam‟iyyatul Khair
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 13.00 s.d. selesai
1. Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran IPS yang telah kalian ikuti?
Jawab:
Siswa 1 : Menyenangkan
Siswa 2 : Senang
Siswa 3 : Menjadi lebih asik tidak mengantuk
Siswa 4 : Tidak mengantuk lagi jadi lebih fokus
Siswa 5 : Tidak membosankan
2. Apakah belajar dengan menggunakan metode examples non examples lebih
mudah untuk mempelajari materi yang ada?
Jawab:
Siswa 1 : Ya, karena dalam proses pembelajarannya menggunakan contoh
berupa gambar yang diberikan.
Siswa 2 : Ya, lebih mudah dalam memahami materi.
Siswa 3 : Tentu Ya, jadi tidak perlu bertanya karena sudah sedikit paham.
Siswa 4 : Sangat mudah.
Siswa 5 : Jadi lebih paham.
3. Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan metode examples non
examples?
Jawab:
Siswa 1 : Senang sekali.
Siswa 2 : Ya, jadi cepat paham materinya.
Siswa 3 : Ya, karena gurunya baik dan kreatif.
Siswa 4 : Tentu sangat senang.
Siswa 5 : Ya, sangat senang.
4. Apakah kalian belajar dengan menggunakan metode examples non examples
menjadi jenuh?
Jawab:
Siswa 1 : Tidak sama sekali
Siswa 2 : Tidak
Siswa 3 : Awalnya iya karena belum paham dengan pembelajarannya, tapi
sekarang senang banget
Siswa 4 : Tidak sama sekali
Siswa 5 : Tidak
5. Bagaimana nilai yang didapat pada mata pelajaran IPS setelah dalam
pembelajarannya menggunakan metode examples non examples?
Jawab:
Siswa 1 : Sangat bagus
Siswa 2 : Lumayan
Siswa 3 : Meningkat sekali
Siswa 4 : Lebih bagus dari yang kemarin
Siswa 5 : jadi lebih paham dan nilainya jadi bagus
WAWANCARA DENGAN GURU KELAS V SEBELUM PELAKSANAAN
PENELITIAN
Pewawancara : Roayati Maftuhatul Jannah
Responden : Ibu Samsiah, S.Pd.I
Jabatan : Guru Kelas
Tempat : MI Jam‟iyyatul Khair
Hari/Tanggal : Jumat, 01 April 2016
Waktu : 13.00 s.d. selesai
1. Apakah Ibu selalu membuat RPP sebelum pembelajaran berlangsung?
Jawab: ya, saya selalu membuat RPP sebelum pembelajaran berlangsung.
2. Metode apa saja yang biasa Ibu terapkan disetiap pembelajaran IPS?
Jawab:metode yang biasa saya gunakan salama pembelajaran adalah
ceramah, pendalaman materi dan sesekali menggunakan gambar-gambar.
3. Adakah metode atau strategi lain yang biasa ibu terapkan di kelas terkait
dengan pembelajaran IPS?
Jawab:metode pembelajaran demonstrasi setelah pembelajaran dan tanya
jawab.
4. Adakah kendala ketika Ibu mengembangkan proses pembelajaran?Jika ada,
kendala apa saja sering terjadi?
Jawab:kendala yang sering terjadi adalah ketika siswa tidak memperhatikan
guru pada saat pembelajaran berlangsung.
5. Apa respon siswa ketika guru sedang menyampaikan materi?
Jawab:respon siswa adalah menyimak dengan baik ketika proses
pembelajaran berlangsung. Akan tetapi tergantung guru.
6. Berapa prosentase siswa yang menyimak penjelasan guru dari seluruh jumlah
siswa pada kelas tersebut?
Jawab:Jika dipresesntasikan siswa yang menyimak pembelajaran adalah
sebesar 90 %.
7. Apakah siswa sudah banyak berperan aktif di dalam kelas, terkait dengan
proses tanya jawab guru dengan siswa?
Jawab:ketika siswa yang lain ke depan, maka respon siswa adalah
memperhatikan dan menyimak dengan baik.
8. Reward atau penghargaan apa yang diberikan guru ketika siswanya aktif di
kelas?
Jawab:untuk siswa aktif, saya memberikan penilaian lebih di buku harian.
9. Hukuman apa yang diberikan guru ketika melihat siswanya tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik?
Jawab:siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, saya panggil ke
depan untuk mengerjakan latihan.
10. Apakah terdapat kesulitan belajar pada siswa?
Jawab:siswa yang tidak memiliki buku ajar.
11. Bagaimana tindakan Bapak/Ibu ketika siswanya mengalami kesulitan belajar?
Jawab:untuk siswa yang belum mengalami kesuliatn belajar, maka guru akan
mengajarkan kepada siswa tersebut secara intensif.
12. Berapa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas V?
Jawab:untuk IPS rata-rata 79.
13. Berapa skor KKM mata pelajaran IPS yang telah ditentukan oleh pihak
Madrasah?
Jawab:untuk skor KKM ditentukan sendiri oleh guru. Skor KKM untuk mata
pelajaran IPS adalah 65.
14. Berapa jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM?
Jawab:25 dari 32 siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
15. Langkah apa yang ditempuh guru setelah mendapati siswanya banyak yang
mendapatkan nilai di bawah KKM?
Jawab:diadakan remedial.
WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS V SEBELUM PELAKSANAAN
PENELITIAN
Pewawancara : Roayati Maftuhatul Jannah
Responden : Siswa Kelas V
Jabatan : Siswa
Tempat : MI Jam‟iyyatul Khair
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016
Waktu : 13.00 s.d. selesai
1. Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran IPS di kelas V ini?
Jawab:
Siswa 1 : Melelahkan
Siswa 2 : Biasa saja
Siswa 3 : Bikin Mengantuk
Siswa 4 : Menyenangkan
Siswa 5 : Membosankan
2. Strategi atau metode apa yang pernah digunakan oeh ibu guru saat
mengajarkan IPS?
Jawab:
Siswa 1 : Membaca nyaring buku paket
Siswa 2 : Diskusi
Siswa 3 : Ceramah
Siswa 4 : Baca buku
Siswa 5 : Ceramah
3. Apakah kalian dapat memahami materi IPS yang telah dijelaskan oleh ibu
guru?
Jawab:
Siswa 1 : Biasa saja
Siswa 2 : Paham
Siswa 3 : Sedikit
Siswa 4 : Kurang mengerti
Siswa 5 : Biasa saja
4. Sumber apa saja yang digunaka ibu guru dalam pembelajaran IPS di kelas?
Jawab:
Siswa 1 : Hanya buku paket
Siswa 2 : Hanya buku paket
Siswa 3 : Hanya buku paket
Siswa 4 : Buku paket dan lks
Siswa 5 : Hanya buku paket
5. Bagaimana nilai yang kalian dapatkan pada mata pelajaran IPS?
Jawab:
Siswa 1 : Sedang-sedang saja
Siswa 2 : Lumayan
Siswa 3 : Nilainya di bawah KKM
Siswa 4 : Tidak tentu nilainya
Siswa 5 : Lumayan
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
No. ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk
masing-masing siswa
Pengaturan tempat duduk sangat baik,
karena siswa ditempatkan secara leter
U dan menyilang, misalnya siswa laki-
laki dekat dengan siswa perempuan.
2. Pengkondisian kesiapan
pelaksanaan pembelajaran
Guru sangat baik dalam
mengkondisikan kesiapan siswa,
dengan membaca juz amma terlebih
dahulu dan siswa diminta untuk
menyiapkan buku terkait materi yang
akan dipelajari
II Kegiatan Membuka
Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan
atau apersepsi
Guru terkadang mengajukan
pertanyaan atau apersepsi yang
berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Memberikan penjelasan
tentang kompetensi yang
hendak dicapai
Penjelasan tentang kompetensi kurang
disampaikan oleh guru.
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi
pembelajaran
1. Memberikan penjelasan
materi pelajaran
Materi disampaikan dengan jelas.
2. Mengajukan pertanyaan
saat proses penjelasan
materi
Pertanyaan yang diajukan guru sudah
cukup jelas, sehingga siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
3. Memfasilitasi adanya
interaksi antar siswa
Kurang terjadinya interaksi antar
siswa dengan guru, dimana siswa
masih pasif di kelas.
B. Pendekatan/strategi
belajar
1. Melaksanakan
pembelajaran yang kurang
aktif
Pembelajaran dilaksanakan belum
sepenuhnya melibatkan siswa.
2. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
3. Memberikan respon
terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa
Guru merespon pertanyaan dan
jawaban siswa yaitu dengan menjawab
pertanyaan siswa dan merespon
jawaban siswa.
4. Memotivasi siswa untuk
bertanya
Guru memotivasi siswa untuk
bertanya, yaitu dengan memberikan
penjelasan yang menarik untuk
dipertanyakan lebih lanjut.
C. Pemanfaatan media
pembelajaran/sumber
belajar
1. Kemampuan menggunakan
media pembelajaran
Guru menggunakan sumber belajar
sesuai dengan materi yang dipelajari.
2. Kesesuaian metode dengan
materi
Metode yang digunakan cukup sesuai
dengan materi
3. Penggunaan sumber belajar
selain buku ajar dan LKS
Sumber belajar menggunakan buku
ajar dan LKS.
D. Penilaian proses
1. Memberikan tugas/latihan
Guru memberikan tugas/latihan sesuai
materi yang dipelajari
2. Melakukan penilaian
Guru melakukan penilaian secara
objektif
E. Penggunaan bahasa
1. Ketepatan penggunaan
bahasa yang sesuai dengan
perkembangan peserta
didik
Guru mengunakan bahasa yang baik
dan mudah dipahami siswa sesuai
dengan usia perkembangan siswa.
2. Ketepatan penggunaan
bahasa peserta didik
dengan kaidah
Penggunaan bahasa peserta didik
sudah sesuai dengan kaidah.
IV Penutup
1. Melakukan konfirmasi
Guru melakukan konfirmasi dengan
baik.
2. Memberikan kesimpulan
dan tindak lanjut
Kesimpulan yang diberikan oleh guru
sudah mencakup materi yang telah
dipelajari, selain itu juga guru
memberikan tindak lanjut dengan
memberikan tugas yang sesuai.
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
KELAS V MI Jam’iyyatul Khair
Tahun Ajaran 2015/2016
No
Nama Kelompok Eksperimen
Pretest Posttest
1 A 64 80
2 B 52 68
3 C 60 76
4 D 60 72
5 E 64 80
6 F 60 72
7 G 44 84
8 H 88 92
9 I 76 84
10 J 72 64
11 K 56 84
12 L 88 84
13 M 44 84
14 N 56 72
15 O 44 80
16 P 40 76
17 Q 72 96
18 R 60 72
19 S 56 88
20 T 32 72
21 U 56 92
22 V 48 72
23 W 44 68
24 X 60 88
25 Y 60 72
26 Z 60 84
27 AA 48 96
28 BB 52 88
29 CC 52 84
30 DD 60 84
31 EE 56 88
32 FF 32 84
Jumlah 1,816 2,580
Rata-rata 56,75 80,63
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTEST KELAS KONTROL
KELAS V A MI Jam’iyyatul Khair
Tahun Ajaran 2015/2016
No
Nama
Kelompok Kontrol
Pretest Posttest
1 A 60 84
2 B 64 76
3 C 68 72
4 D 60 32
5 E 52 56
6 F 64 84
7 G 56 56
8 H 48 68
9 I 76 84
10 J 76 80
11 K 64 84
12 L 60 68
13 M 76 68
14 N 68 72
15 O 70 64
16 P 48 72
17 Q 64 80
18 R 72 82
19 S 68 88
20 T 64 80
21 U 56 80
22 V 48 60
23 W 52 60
24 X 68 88
25 Y 76 72
26 Z 72 68
27 AA 48 60
28 BB 56 68
29 CC 72 68
30 DD 44 52
31 EE 64 84
32 FF 52 76
Jumlah 1,986 2,286
Rata-rata 62,06 71,44
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
A. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro-Wilk
Statistics Df Sig.
Pretest Kontrol .143 32 .082
Eksperimen .148 32 .112
B. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Saphiro Wilk
Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen .947 32 .117
Kontrol .917 32 .017
Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
A. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Pretes Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,688 1 62 ,410
B. Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Posttest Gabungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,399 1 62 ,127
Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
A. Uji Hipotesis Pretest Kelompok Eksperien dan Kontrol
Pretest
Mean Std.
deviation Df thitung ttabel
Sig. (2-
tailed) Kesimpulan
Eksperimen 56,75 13,147 64 -
1,848
1.99897 0.069 Ho diterima
Kontrol 62,06 9,478
B. Uji Hipotesis Posttest Eksperimen dan Kontrol
Pretest
Mean Std.
deviation Df thitung ttabel
Sig. (2-
tailed)
Kesim
pulan
Eksperimen 80,63 8,446 64 3,477 1.99897 0.001 Ho
ditolak Kontrol 71,44 12,331
Tentang Penulis
Roayati Maftuhatul Jannah. Penulis lahir di Indramayu, pada
25 November 1994.
Pada tahun 2000 – 2006 penulis duduk di bangku Madrasah
Ibtidaiyah Al-Basyariyah Kedokanbunderwetan-Indramayu.
Kemudian pada tahun 2006 – 2009 penulis melanjutkan
pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al-Basyariyah. Belum
cukup dengan ilmu yang didapat pada tahun 2009 – 2012 penulis melanjutkan
pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Karangampel, pada tahun 2012-2016
penulis melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan memilih jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Membaca buku astronomi, sejarah, dan ilmu yang berkaitan dengan Tata Surya
adalah hobi penulis dari masih duduk di bangku MI.
top related