pengaruh penggunaan model quantum teaching...
Post on 30-Apr-2019
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR IPS
(Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh
RIA LINIARTI
NIM 1111015000070
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H
i
ABSTRAK
Ria Liniarti (NIM:1111015000070). Pengaruh Penggunaan Model QuantumTeaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178Jakarta). Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaanmodel Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS di SMP Negeri 178 Jakarta,dan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Quantum Teaching sebagai modelpembelajaran pada siswa di SMP Negeri 178 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakandi SMP Negeri 178 Jakarta.
Metode penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen. Pengambilansampel dilakukan dengan teknik Purpossive Sample. Sampel penelitian berjumlah36 orang untuk kelas eksperimen dan 36 orang untuk kelas kontrol. Pengambilandata menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telahdiuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian ini terdapat pengaruh penggunaan model QuantumTeaching terhadap hasil belajar di SMP Negeri 178 Jakarta. Analisis datamenggunakan uji t, dan data hasil perhitungan perbedaan rata-rata postest keduakelompok diperoleh nilai thitung sebesar 3,50, sedangkan ttabel dengan tarafsignifikansi 5% = 1,66691, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berartihipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal inimenunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teachingdalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 178 Jakarta
Kata Kunci : Model Pembelajaran Quantum Teaching, Hasil Belajar
ii
ABSTRACT
Ria Liniarti (NIM: 1111015000070). Influence the use of Quantum Teachingas Learning Model IPS on Students Result (Quasi Experiment in 178 JakartaJunior High School). Thesis, Program of Geography Study, Department ofSocial Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta.
This research aims to determine the influence is there a learning modelQuantum Teaching to the learning outcomes in 178 Jakarta Junior High School,and to know how to use of Quantum Teaching as a model of learning for thestudents in 178 Jakarta Junior High School. This study was conducted in 178Jakarta Junior High School.
The research method used was quasi-experimental. Sampling was done byPurpossive Sample technique. The research samples is 36 people for experimentalclass and 36 people for control class. Retrieval of data used instruments anachievement test multiple choice rofm that has been tested for its validity andreliability.
The result of this research is that there is a influence with the used ofQuantum Teaching as Learning Model on Student Result in 178 Jakarta JuniorHigh School. Analysis of the data used the t test, and the data of calculationresults average difference in posttest both groups obtained t value of 3,50, while ttable with a significance level of 5% = 1,66691, it can be said that t ˃ t tablemeans the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the zero hypothesis (Ho) isrejected. This shows that there is a influence of Quantum Teaching As LearningModel on Students Result (Quasi Experiment In 178 Jakarta Junior High School).
Keywords: Quantum Learning Model of Teaching, Students Result
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada
kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta keluarganya. Saya sebagai
penulis berucap syukur telah diberi nikmat iman, Islam dan kesehatan telah
menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat beserta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Quantum
Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178
Jakarta)”, ini merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada
Konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tesebut penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dede Rosyada, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan motivasi, ilmu, keteladanan, waktu dan yang telah begitu sabar
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan tepat waktu.
5. Bapak H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan dukungan dalam administrasi.
6. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Alm. Subandi dan Ibunda
Repelina, yang selalu menjadi pelita dalam hidup dan telah melimpahkan
segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan
do’a, perhatian, motivasi dan kasih sayang untuk penulis.
7. Adik penulis Anggie Rizka Safitri yang dengan tulus memberikan do’a dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
beserta staf, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
9. Kepala Sekolah SMP Negeri 178 Jakarta, Drs. Susmulyadi, M.Pd, dan staf
TU yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian guna penyusunan
skripsi ini.
10. Dewan guru SMP Negeri 178 Jakarta khususnya Bapak Surjadi Djaenudin,
S.Pd, yang telah memberikan kesempatan untuk bekerja sama melakukan
penelitian ini.
11. Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII 6 dan VII 3 tahun
ajaran 2014/2015 yang telah bersedia membantu serta bekerja sama selama
proses penelitian berlangsung.
12. Teman-teman seperjuangan skripsi sekaligus sahabat tersayang, Fajriyatul
Azizah, Febriani Herlina, Nur Alfi Lail, Nia Fitriyani, Gaun Rifani, Rani
Fatimah, Khoirul Fahrudin, Anita Putri Pertiwi, Utih Amartiwi, Wandayani
Nurfadilah, Memo Lovendri Pramana, Geng RK, teman-teman kelompok
PPKT dan teman-teman IPS Geografi 2011, yang telah memberikan motivasi,
waktu, tenaga, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini,
semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua. Aamiin.
v
13. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial angkatan 2011 yang telah memberikan banyak pengalaman dan warna
kepada penulis tentang indahnya kebersamaan.
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbil’alamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu
yang penulis miliki.
Jakarta, 26 Juni 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah........................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian............................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS....................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritik........................................................................................... 9
1. Model Pembelajaran .................................................................................. 9
vii
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu .................................... 10
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching ................................................ 11
a. Definisi Quantum Teaching ............................................................. 11
b. Asas Utama dan Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ....................... 12
c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching ........................... 14
d. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran ........................ 15
e. Teknik-teknik Mencatat dalam Pembelajaran Quantum
Teaching ........................................................................................... 17
f. Diskusi Kelompok............................................................................ 20
4. Belajar dan Pembelajaran ........................................................................ 23
a. Pengertian Belajar ............................................................................ 23
b. Hakikat Proses Belajar Mengajar ..................................................... 25
c. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem .......................................... 26
d. Hasil Belajar ..................................................................................... 27
e. Cara Mengukur Hasil Belajar........................................................... 28
5. Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................................................... 29
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................ 29
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ................... 31
c. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Pendidikan IPS ............................. 31
d. Model Pembelajaran Pendidikan IPS ............................................... 32
e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS .............................................. 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 37
D. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 41
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41
1. Tempat Penelitian.................................................................................. 41
2. Waktu Penelitian ................................................................................... 41
B. Metode Penelitian......................................................................................... 42
C. Populasi Dan Sampel ................................................................................... 43
viii
1. Populasi ................................................................................................. 43
2. Sampel................................................................................................... 44
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Tes ............................................ 46
1. Tes ......................................................................................................... 46
2. Non Tes ................................................................................................. 49
a. Observasi........................................................................................ 49
b. Wawancara..................................................................................... 50
F. Kalibrasi Instrumen ...................................................................................... 51
1. Uji Validitas .......................................................................................... 51
2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 52
3. Taraf Kesukaran ...................................................................................... 53
4. Uji Daya Pembeda................................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data.................................................................................... 56
1. Uji Normalitas Gain .............................................................................. 56
2. Uji Parasyarat Analisis Data ................................................................. 57
a. Uji Normalitas .................................................................................. 57
b. Uji Homogenitas............................................................................... 58
I. Uji Hipotesis................................................................................................. 59
J. Hipotesis Statistik......................................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................. 62
A. Latar Belakang Objek Penelitian.................................................................. 62
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 178 Jakarta ........................... 62
2. Visi, Misi, dan Tujuan........................................................................... 62
a. Visi ................................................................................................. 62
b. Misi ................................................................................................ 63
c. Tujuan ............................................................................................ 63
3. Guru dan Tenaga Kependidikan............................................................ 63
B. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................... 64
1. Uji Normalitas Gain .............................................................................. 64
ix
2. Uji Prasyarat Analisis Data ................................................................... 65
a. Uji Normalitas Data ....................................................................... 65
b. Uji Homogenitas Data.................................................................... 67
3. Uji Hipotesis Data ................................................................................. 69
C. Hasil Pembahasan Penelitian ....................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 73
A. Kesimpulan................................................................................................... 73
B. Saran............................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 75
LAMPIRAN – LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .......................................................................................... 41
Tabel 3.2 Desain Penelitian.......................................................................................... 43
Tabel 3.3 Jumlah Komposisi Laki-laki dan Perempuan............................................... 44
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................ 47
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Peretmuan 1-5 ................................................. 50
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen................................................................... 53
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................................. 54
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................................... 55
Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ..................................................... 55
Tabel 4.1 Data Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................... 64
Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................................... 65
Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................................... 66
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 67
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Uji t ............................................................................... 70
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 39
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP dan Bahan Ajar Kelas Eksperimen
Lampiran 2 RPP dan Bahan Ajar Kelas Kontrol
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Lampiran 4 Uji Coba Soal Pretest dan Posttest
Lampiran 5 Kunci Jawaban Uji Coba Soal Pretest dan Posttest
Lampiran 6 Validitas
Lampiran 7 Reliabilitas
Lampiran 8 Taraf Kesukaran
Lampiran 9 Uji Daya Pembeda
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest
Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest
Lampiran 12 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest
Lampiran 13 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi
untuk Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 14 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi
untuk Skor Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 15 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi
untuk Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 16 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi
untuk Skor Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol
xiii
Lampiran 17 Uji Normal Gain
Lampiran 18 Uji Normalitas Data
Lampiran 19 Uji Homogenitas
Lampiran 20 Uji Hipotesis
Lampiran 21 Lembar Pra Observasi dan Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Eksperimen
Lampiran 22 Lembar Aktivitas Mengajar Kelas Eksperimen
Lampiran 23 Lembar Wawancara
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini memerlukan pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku karangan Choirul Mahfud
menyebutkan, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh
anak”.1
Menurut Choirul Mahfud, “Bagi kehidupan umat manusia, pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa
pendidikan, mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang
sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut
konsep pandangan hidup mereka”.2 Namun kenyataannya, pada abad ke 21 ini
dunia pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Salah satunya kualitas pendidikan yang sangat rendah. Banyak permasalahan-
permasalahan yang terjadi di dalam pendidikan di Indonesia, mulai dari fasilitas
pendidikan, kualitas pengajar, kurikulum pendidikan, rendahnya kesejahteraan
guru, dan mahalnya biaya pendidikan.
Fasilitas pendidikan di Indonesia, terutama di daerah pelosok Indonesia
sangat tidak memadai. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan pusat
tentang pendidikan terlihat di sini. Kemudian banyak pengajar-pengajar yang
kurang pengalaman dan terlatih. Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran
dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Guru-guru PNS secara
umum pada masa sekarang telah memiliki kesejahteraan yang memadai, terlebih
lagi yang telah lulus sertifikasi. Namun guru–guru swasta yang jumlahnya tak
1 Choirul Mahfud, Pendidikan Multi Kultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet V, h. 33.2 Ibid., h. 32
2
kalah banyak dengan PNS nasibnya belum banyak berubah. Sebagian yang telah
lulus sertifikasi telah mendapat perbaikan penghasilan, namun sisanya masih jauh
lebih besar. Meski pemerintah mencanangkan pendidikan gratis, untuk beberapa
kalangan pendidikan masih dinilai mahal. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman
Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin
tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Kalaupun mereka dapat
bersekolah, tidak mampu memilih sekolah berkualitas. Kini SD dan SMP negeri
gratis namun keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang masih dimungkinkan memungut iuran
dari orangtua justru berpotensi membuat pembedaan perlakuan yang dapat masuk
hanya yang mampu membayar tinggi. Belum lagi sekolah - sekolah swasta, yang
mematok biaya tinggi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh United Nations DevelopmentProgramme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan (PBB) yangdiluncurkan di New York, Jum’at (15/11/2013), indeks pembangunanpendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan datatahun 2013 adalah 0,603. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-108 dari 187 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,910-1.Kategori medium berada di atas 0,67, sedangkan kategori rendah di bawah0,67.3
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistemPendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untukdirinya, masyarakat bangsa dan negara.4
Menurut Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, “Tujuan pendidikan
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
3 http://hdr.undp.org/en/content/education-index/, diakses pada 7 Februari 2015, 10:28.4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 5
3
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan”.5
Banyak upaya yang telah ditempuh untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan terjadi pada berbagai aspek
pendidikan, diantaranya yaitu pengembangan kurikulum yang ditingkatkan sesuai
dengan kondisi perkembangan zaman. Proses pembelajaran yang meliputi
kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Model pembelajaran yang digunakan
disesuaikan dan ditingkatkan sesuai dengan tujuan. Pengembangan media
pembelajaran yang digunakan atau alat - alat pendukung media pembelajaran
untuk dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Fasilitas ruang
belajar yang memadai serta kompetensi guru yang semakin ditingkatkan.
Pembelajaran yang digunakan juga harus memiliki kesesuaian dengan modelnya
serta dapat memajukan siswa dalam memahami pembelajaran.
Menurut John W. Santrock, “Proses belajar atau pembelajaran adalah
fokus utama dalam psikologi pendidikan”.6
Akan tetapi masih banyak sekolah yang tidak menerapkan model, metode,
dan strategi pembelajaran dengan baik sehingga motivasi belajar siswa menjadi
rendah dan berdampak pada hasil belajar siswa tersebut.
Pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama merupakan mata
pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan
target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model, metode, media atau alat peraga dan
strategi belajar yang tepat, guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa
dan memberikan rangsangan kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama.
5 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan: Edisi Revisi, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2008), Cet II, h. 37.6 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet III,h. 265.
4
Akan tetapi, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran IPS guru
masih menerapkan metode pembelajaran yang monoton yaitu ceramah. Dimana
guru menerangkan, siswa duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikan guru sehingga ketika siswa diminta untuk bertanya oleh guru banyak
yang tidak melakukannya hingga proses belajar mengajar berakhir tanpa ada
kesempatan untuk mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki siswa. Dengan
kondisi seperti itu proses pembelajaran yang dilakukan cenderung pada
pencapaian target materi kurikulum, dan lebih mementingkan pada penghafalan
konsep bukan pada pemahaman. Suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif,
minat belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS masih sangat kurang,
sehingga proses dan hasil belajar juga rendah. Proses pembelajaran dan hasil
belajar IPS yang rendah merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi.
Hal serupa juga dialami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 178 Jakarta
dimana siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran. Pada saat guru
menerangkan banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya hal ini
dikarenakan guru menggunakan metode ceramah. Hal ini juga diperkuat oleh
pernyataan siswa yang menyatakan bahwa siswa bosan, mengantuk, kesal, dan
banyak yang izin ke kamar kecil padahal mereka ke kantin karena guru hanya
ceramah, ceramah dan ceramah. Selain itu pada saat guru selesai menjelaskan
materi pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang dibahas, namun tidak ada siswa yang bertanya hal ini
disebabkan karena siswa merasa malu dan takut salah sehingga mereka memilih
diam. Hal berikutnya juga menjadi permasalahan baru di SMP Negeri 178 Jakarta
yang mana 98,8% siswa memperoleh nilai IPS dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
di SMP Negeri 178 Jakarta, dari 5 kelas (VII.3, VII.4, VII.6, VII.7, VII.8) ada
sekitar 98,8% siswa yang memperoleh nilai IPS berkisar antara 43 – 60.7
7 Hasil daftar nilai ulangan harian siswa ke- 1 kelas VII.3, VII.4, VII.6, VII.7, VII.8 semestergenap Tahun Pelajaran 2014/2015.
5
Sementara nilai IPS mencapai standar ketuntasan yakni 71.8 Hal lain juga
ditunjukkan dengan hasil wawancara non formal kepada 30 siswa pada hari
Kamis, 12 Februari 2015 pukul 09:30 WIB, diperoleh data yang menyatakan
bahwa siswa sendiri beranggapan bahwa pelajaran IPS itu membosankan karena
mereka mengaku bahwa pelajaran IPS selalu menekankan pada konsep
penghapalan dan selalu mendengarkan guru berbicara.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 178
Jakarta, penulis beranggapan perlu adanya model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model
yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS
adalah model Quantum Teaching.
Menurut Yatim Riyanto, “Suatu kondisi belajar yang optimal dicapai jikaguru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta pengendaliandalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Untuk mencapai itu semua Quantum Teaching menunjukkan kepada kitacara untuk menjadi guru yang lebih baik yang menguraikan cara-cara baruyang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni danpencapaian pembelajaran yang terarah”.9
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala
nuansa.10 Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model
pembelajaran yang bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan bersemangat dalam belajar. Model Quantum Teaching
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat direkomendasikan untuk
8 Hasil Observasi dan wawancara non formal dengan Bapak Surjadi Djaenudin, S.Pd selaku guruIPS kelas VII.3 - VII.8 SMPN 178 Jakarta pada tanggal 12 Februari 2015.9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 201.10 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.
6
meningkatkan proses dan hasil belajar IPS. Model pembelajaran ini menempatkan
siswa sebagai subyek yang aktif baik secara fisik maupun mental dalam
mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Model pembelajaran Quantum Teaching
ini sangat menekankan pada percepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan
yang sangat tinggi, memusatkan perhatian siswa pada interaksi yang bermakna,
menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran
dan mengutamakan keberagaman dan kebebasan dalam pembelajaran.
Dalam Quantum Teaching terdapat petunjuk yang spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,
menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Untuk meningkatkan minat
belajar, di dalamnya terdapat kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).11
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Quantum
Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178
Jakarta)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guru masih menggunakan
metode ceramah sehingga proses pembelajaran di kelas terkesan
membosankan.
2. Proses pembelajaran yang membosankan menjadi tidak efektif.
3. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
4. Hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
pada mata pelajaran IPS.
11 Ibid., h. 9.
7
C. Pembatasan Masalah
Karena luas cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan
masalah. Penelitian ini dibatasi pada:
1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran Quantum Teaching.
2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 178
Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching
terhadap hasil belajar IPS kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS kelas
VII di SMP Negeri 178 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi para peseta didik, guru,
komponen pendidikan di sekolah, dan peneliti. Manfaat penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Teori ini akan membuktikan bagaimana pengaruh penggunaan model
Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS.
b. Riset ini akan mendukung teori – teori belajar yang sudah ada
sebagaimana yang ditekankan pada dunia pendidikan dewasa ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, lebih berani mengemukakan pendapat, ide, gagasan,
dan saran yang mereka miliki, dan memiliki motivasi untuk
memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik
8
sehingga mendapat hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang sudah
ditentukan.
b. Bagi guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching dalam proses belajar mengajar mata
pelajaran IPS di kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta, sebab guru
merupakan pengatur dan pencipta kondisi yang menyenangkan, namun
dapat memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik dengan
model pembelajaran tepat tidak konvensional namun, bersifat variatif.
c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala
sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guru untuk
menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam proses
pembelajaran.
d. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan
wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.
e. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penerapan model
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
f. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang model pembelajaran Quantum
Teaching sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Deskipsi Teoritik
1. Model Pembelajaran
Menurut Trianto, “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas”.1
Joyce dan Weil dalam buku karangan Rusman menjelaskan, “Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan–bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain”.2
Menurut Arends dalam buku karangan Trianto menjelaskan, “Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.3
Menurut Trianto, “Fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran”.4
Menurut Rusman, “Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan
artinya, para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya”.5
1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 51.2 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2011) Cet. III, h. 133.3 Trianto, Loc. cit.4 Ibid., h. 53
10
Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan
memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada
sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan
informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu
banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai
meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan
dan lembar kegiatan siswa.
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Joni, “Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistempembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individualmaupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsepserta prinsip keilmuan secara hoilistik, bermakna, dan otentik.Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentikatau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatanpembelajaran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema/peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa matapelajaran secara serempak”.6Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadisubroto, “Pembelajaranterpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokokbahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secarasepontan ataupun direncanakan, baik dalam satu bidang studi ataulebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, makapembelajaran akan lebih bermakna”.7Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang
suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin
keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal oleh peserta didik. Dalam
pembelajaran terpadu suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek
bidang kajian. Dengan demikian, melalui pembelajaran terpadu ini beberapa
konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali
5 Rusman. Loc. Cit.6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 56.7 Trianto. loc. cit.
11
dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk
pembahasannya akan lebih efisien dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Definisi Quantum Teaching
Quantum adalah Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.8
Menurut Yatim Riyanto, “Kata Quantum memiliki arti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya”.9
Menurut Bobbi DePorter, “Quantum Teaching dengan demikianadalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalamdan di sekitar momen belajar. Interaksi–interaksi ini mencakupunsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesansiswa. Interaksi–interaksi ini mengubah kemampuan dan bakatalamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi merekasendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching adalah pengubahanbelajar yang meriah, dengan segala nuansa”.10
Quantum Teaching dimulai di SuperCamp, sebuah program
percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu
sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan
perkembangan ketrampilan akademis dan ketrampilan pribadi.11
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan
metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi
SuperCamp. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,
menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
8 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 5.9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009), h. 202.10 Bobbi DePorter, Op. Cit., h. 3.11 Ibid., h. 4.
12
Menurut Yatim Riyanto, “Model Quantum Teaching hampir sama
dengan sebuah simfoni, yang terdiri dari dua unsur, yaitu: konteks dan isi
(contect and content)”.12
Dapat disimpulkan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu
model pembelajaran yang mengubah suasana kelas menjadi meriah dan
tidak monoton, dimana selain guru yang menjelaskan materi yang
diajarkan akan tetapi siswa berperan penting atau aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
b. Asas Utama dan Prinsip – Prinsip Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePorter dalam buku karangan Yatim Riyanto
mengemukakan, “Quantum Teaching bersAndar pada konsep ini
“Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita”. Artinya: mengingatkan kita pada
pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk
mendapatkan hal mengajar”.13 Inilah Asas Utama, alasan dasar dibalik
strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Beginilah maksudnya.
Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
Mereka Jadi, masuki dahulu dunia mereka karena tindakan ini akan
memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan
mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Menurut Bobbi DePorter, “Dengan mengaitkan apa yang diajarkandengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperolehdari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atauakademis mereka. Setelah kaitah itu terbentuk, akhirnya denganpengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam inisiswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam duniamereka dan menerapkannya pada situasi baru”.14
12 Yatim Riyanto, Op. Cit., h. 204.13 Ibid., h. 20214 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 6.
13
Quantum Teaching memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap.15
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai struktur Chord dasar dari simfoni belajar
Anda. Prinsip – prinsip ini adalah:16
1) Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh
Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pelajaran
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2) Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya
mempunyai tujuan.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan
kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena
itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
4) Akui Setia Usaha
Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5) Jika Layak Dipelajari Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan
dan meningkatkan asposiasi emosi positif dalam belajar.
15 Ibid., h. 7.16 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009), h. 203.
14
Kelima prinsip di atas merupakan prinsip yang sedapat
mungkin diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru agar
dapat tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi
siswa.
c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching
Adapun kerangka rancangan dan penerapan belajar dengan
menggunakan model Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
adalah sebagai berikut:17
1) Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah
Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan
pelajar.
2) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua pelajar.
3) Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi;
sebuah “masukan”.
4) Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan
bahwa mereka tahu”.
17 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h.9.
15
5) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6) Rayakan
Ingat jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan.
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Dengan adanya tuntutan penerapan dari kerangka
TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan
rayakan) di atas adalah sebagai suatu alat ataupun cara yang
diharap dapat membantu guru untuk memikat minat belajar peserta
didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan TANDUR untuk
meningkatkan aktifitas dan motivasi belajar peserta didik di SMP
Negeri 178 Jakarta kelas VII khususnya pada mata pelajaran IPS
dengan baik.
d. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran
Adapun penerapan pembelajaran Quantum Teaching yaitu
menggunakan enam langkah yang dikenal dengan istilah TANDUR.
Keenam langkah tersebut yaitu:
1) Langkah pertama dalam pembelajaran ini adalah Tumbuhkan, guru
menyampaikan kepada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan
mengapa hal itu penting. Buatlah mereka tertarik atau penasaran
tentang materi yang akan kita ajarkan. Minimalkan jarak antara guru
dengan peserta didik, dalam hal ini seorang guru tidak hanya datang
untuk mengajar saja melainkan juga untuk mendidik sehingga ikatan
emosi antara guru dengan peserta didik harus dibangun. Hal yang
dapat dilakukan guna memotivasi peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran adalah dengan cara, mencari tahu manfaat dalam
16
kehidupan sehari-hari tentang materi yang akan diajari, sampaikan
tujuanpembelajaran yang ingin dicapai pada setiap awal pelajaran,
dan usahakan untuk mengaitkan apa yang diajarkan dengan apa yang
telah diketahui siswa dengan pelajaran lain dan dapat menyertakan
pertanyaan, video, gambar, dan sebagainya.
2) Alami, Berikut pengalaman yang akan kita ajarkan. Tumbuhkan
“kebutuhan untuk mengetahui”. Karena otak manusia berkembang
pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerakkan
rasa ingin tau. Proses belajar mengajar yang paling baik adalah
ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama dari apa yang mereka pelajari. Guru mengajak
siswa masuk ke dalam materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan permainan yang ada hubungannya dengan materi yang
akan diajarkan dan siswa akan mendapatkan pengalaman dari
permainan tersebut. Dapat pula pada saat pembelajaran berlangsung
guru dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
3) Namai, maksudnya memberikan “data” tepat saat minat memuncak
dan mengenalkan konsep-konsep pokok pada materi pelajaran.
Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas, mengurutkan dan mendefinisikan. Untuk menumbuhkan
hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan susunan gambar,
poster, warna, jembatan keledai, penamaan kelompok sesuai dengan
materi pembelajaran, atau istilah-istilah menarik yang dapat
memuaskan otak.
4) Demonstrasikan, hal tersebut akan membuat peserta didik lebih
percaya diri mengikuti pelajaran. Jadi pada saat peserta didik di
kelompokkan dan mengerjakan tugas yang diberikan dari guru, guru
hanya memantau saja. Biarkan peserta didik secara berkelompok
17
mendemonstrasikan cara mengerjakan sesuatu. Pada saat
demonstrasi ini guru dapat menghidupkan musik yang dapat
menenangkan atau dapat membangkitkan semangat peserta didik.
5) Ulangi, pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Rekatkan
gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan
posttest atau penugasan ataupun bisa membuat ikhtisar hasil belajar.
6) Rayakan, perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi yang
positif, membuat peserta didik lebih percaya diri, memberikan
umpan balik tentang kemajuan belajarnya, serta membangun
keinginan untuk sukses yang lebih besar. Tidak ada usaha yang
selalu tepat dan sempurna, namun jika perayaan dapat memberikan
manfaat yang jauh lebih baik, rayakanlah sering-sering. Beberapa
bentuk perayaan menyenangkan yang bisa digunakan antara lain
dengan tepuk tangan, kejutan, jentikan jari, pujian dan sebagainya.
e. Teknik-teknik Mencatat dalam Pembelajaran Quantum Teaching
Teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Quantum
Teaching diantaranya adalah:
1) Catatan:TS
Catatan:TS mudah dipelajari dan sangat efektif. “catata:TS
adalah singkatan dari catatan: tulis dan susun. Di dalam teknik mencatat
catatan:TS, siswa mencatat baik fakta dari pelajaran maupun asosisi,
pikiran, dan perasaan yang mengantarkan mereka ke perjalanan mental
mereka”.18 Tulis susun ini sangat berguna untuk melakukan
pencatatan,dan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari. Jadi,
apabila ingin mengingat kembali seluruh materi yang telah dipelajari
18 Bobby DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer Nourie, Quantum Teaching,...h. 85.
18
maka hanya perlu melihat catatan tulis susun yang telah dibuat. Tulis
susun memudahkan siswa untuk mencatat pemikiran dan kesimpulan.
2) Peta Pikiran (Mind Mapping)
Peta pikiran merupakan simplifikasi kerja otak yang dituangkan
dalam bentuk gambar dua dimensi berupa ide atau konsep yang saling
terhubung. Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, untuk
melejitkan potensi otak kiri maupun otak kanan. Mind mapping dapat
disisipkan gambar atau dibentuk warna warni yang dapat menimbulkan
efek amat sangat pada otak. Mind mapping ini lebih cenderunbg
kepada modalitas siswa visual dan auditorio.
Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan
ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik
yang dilakukan oleh siswa. Dengan penggunaan warna dan simbol-
simbol yang menarik akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran
yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk
kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Keuntungan penggunaan catatan mind mapping yaitu
membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifitasnya sehingga
siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistem
limbik yaitu peranannya sehingga pengatur emosi seperti marah,
senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk
menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat
menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu
serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya
terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas.
19
3) Akrostik
Akrostik merupakan metode mengoptimalkan memori dengan
cara membuat akronim dari suatu materi yang harus diingat atau
dihafal. Pembuatan akronim ini diusahakan akrab atau familiar dengan
kehidupan siswa. Maksudnya teknik akrostik adalah teknik menghafal
dengan mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan
kemudian digabungkan hingga menjadi singkatan atau kata/kalimat
lucu.
Adapun kelebihan dari model Quantum Teaching yaitu:19
a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa;
b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa;
c) Adanya kerjasama;
d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak
dipahami siswa;
e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri;
f) Belajar terasa menyenangkan;
g) Ketenangan psikologi;
h) Motivasi dari dalam;
i) Adanya kebebasan dalam berekspresi;
j) Menumbuhkan idialisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru.
19 Yulita Faizul Afa, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra, Pengaruh StrategiPembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media Audio-Visual Terhadap Hasil BelajarIPA Siswa, vol.2, 2014, (http://ejournal.undiksha.ac.id/).
20
Menurut Afif Rifai, dkk kelemahan dari model Quantum Teaching
adalah:20
a) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching
memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang harus
dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran
yang meriah dan menyenangkan,
b) Diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan
model pembelajaran Quantum Teaching yang meriah dan
menyenangkan.
a. Diskusi Kelompok
Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan
atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.21Menurut
Suryosubroto dalam buku karangan Trianto mengemukakan, “diskusi
adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam
satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran
atas suatu masalah”.22
Menurut Kasmadi dalam buku karangan Tukiran Taniredja, dkk
mengemukakan, “Diskusi yang baik bukan semata timbul dari peran guru.
20Afif Rifai, Suhartono, dan Ngatman, Penerapan Pendekatan Quantum Teaching DalamPembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan , 2012, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/).21 J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995), h. 20.22Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, danImplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup, 2009), Cet. I, h.122.
21
Akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami
masalah dan situasi yang dihadapinya”.23
Langkah-langkah mengelola kelompok diskusi di dalam kelas antara lain:
a. Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan
kepada mahasiswa atau siswa untuk memilih teman merka dalam
kelompok. Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada
aturan yang pasti. Tetapi jika terlalu sedikit kemungkinan masukan-
masukan pemikiran juga kurang. Oleh karena itu, sebaiknya satu
kelompok terdiri antara 5 orang sampai 7 orang.
b. Tempat. Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup hanya menampung
sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok
dengan leluasa bekerja sama atau diskusi bersama tanpa gangguan dari
kelompok lain.
c. Pelaksanaan diskusi kelompok. Sebelum mereka menuju tempat-tempat
untuk diskusi kelompok, dosen atau guru menjelaskan dahulu
permasalahan yang perlu didiskusikan atau dapat mengganti dengan
memberikan lembar diskusi kelompok atau lembar kerja kelompok.
Mahasiswa atau siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua
kelompok dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi
kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing masing kembali ke kelas
atau ke tempat duduk semula, untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan kelompok yang belum
atau sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai
audien yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaaan, atau
mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji
diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok
mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini dosen atau guru
23 Tukiran Taniredja,dkk., Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta,2013), h. 23-24.
22
dapat bertindak sebagai moderator. Apabila penyajian telah selesai,
seluruh mahasiswa atau siswa dengan bimbingan dosen atau guru untuk
merumuskan kesimpulan.
Adapun kegunaan diskusi dalah sebagai berikut:24
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.
c. Mendapat balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai.
d. Membantu siswa belajar berpikir kritis.
e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman-temannya (orang lain).
f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah
yang “dilihat”, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran
sekolah.
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut:25
a) Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-
anggotanya.
b) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya.
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
“menonjol”.
24 Ibid., h. 22-23.25Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, danImplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup, 2009), Cet. I, h. 134.
23
d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
f) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan
buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok
masalah.
g) Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan memengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Dapat disimpulkan diskusi kelompok adalah proses belajar mengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama
memberikan argumentasi, tukar menukar pendapat dan ide dalam kelompok
kecil maupun kelompok besar.
4. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara
terus menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup.26
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar dianggap properti sekolah.
Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian
masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan. Menurut Reber dalam buku karangan
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa menganggap, “belajar adalah
proses mendapatkan pengetahuan (the process of acquiring knowledge)”.27
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku,
26Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)Cet. I, h.16.27 Ibid., h. 17
24
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan meliputi
nsegenap aspek pribadi.28
Menurut Lozanov dalam buku karangan Bobbi DePorter
berpendapat, “Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran tindakan, dan
asosiasi dan sampai sejauh mana anda mengubah lingkungan, presentasi,
dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung”.29
Banyak definisi para ahli tentang belajar, di antaranya adalah
sebagai berikut:30
a. Skinner, mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
b. Hilgrad dan Bower mengemukakan bahwa belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku
itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan saat seorang
(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).
c. M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Kaki seseorang patah karena
terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak
bisa disebut perubahan hasil dari belajar. Jadi, perubahan yang
bagaimana yang dapat disebut belajar? Perubahan yang
28 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1993)Cet. I, h.17.29 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.30 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT RefikaAditama, 2009) Cet. III, h.5.
25
dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar
(disengaja) dan tertuju untuk memperoleh susuatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
d. C.T Morgan merumuskan belajar sebagian suatu perubahan
yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau
hasil dari pengalaman yang lalu.
e. Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampian, daya
fikir, dan lain-lain kemampuannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa
belajar adalah seseorang yang telah melakukan aktivitas tertentu dan
mengalami perubahan. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan
hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha
sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang
dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.
b. Hakikat Proses Belajar Mengajar
Menurut Bobbi DePorter, “Proses Belajar mengajar adalah
fenomena yang kompleks”.31
Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, “Setiap kegiatanbelajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dansiswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajarsiswa yang didesain secara sengaja, sistematis danberkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran
31Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.
26
merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakanguru.32
Kegiatan mengajar bagi seorang guru membutuhkan hadirnya
sejumlah anak didik. Hal ini berbeda dengan belajar yang tidak selamanya
memerlukan kehadiran seorang guru. Cukup banyak aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang diluar dari keterlibatan guru. Belajar di rumah
cenderung menyendiri dan tidak terlalu banyak mengharapkan bantuan
orang lain. Apalagi aktivitas belajar itu berkenaan dengan kegiatan
membaca buku tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan
dilakukan guru murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
c. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada
pengertian sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian
sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung antara satu dan
lainnya untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, belajar mengajar
meliputi sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan, siswa, guru,
metode, situasi dan evaluasi.
Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, “Secara khususdalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai pengajar,pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administratordan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami segenap aspekpribadi anak didik seperti: (a) kecerdasan dan bakat khusus, (b)prestasi sejak permulaan sekolah, (c) perkembangan jasmani dankesehatannya, (d) kecenderungan emosi dan karakternya, (e) sikapdan minat belajar, (f) cita-cita, (g) kebiasaan belajar dan bekerja,(h) hobi dan penggunaan waktu senggang, (i) hubungan sosial disekolah dan di rumah, (j) latar belakang keluarga, (k) lingkungan
32 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi MewujudkanPembelajaran Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT RefikaAditama, 2009) Cet. III, h. 8.
27
tempat tinggal, dan (l) sifat-sifat khusus dan kesulitan anakdidik”.33
d. Hasil Belajar
Menurut Suprijono dalam buku karangan Muhammad Thobroni
dan Arif Mustofa mengemukakan, “hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.”34 Menurut Gagne dalam buku karangan Muhammad
Thobroni dan Arif Mustofa mengemukakan hasil belajar berupa hal-hal
berikut:35
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak Sikap berupa memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan
aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuwan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
33 Ibid.34 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)Cet. I, h. 22.35 Ibid.
28
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai
standar perilaku.
e. Cara Mengukur Hasil Belajar
Untuk mengukur hasil belajar siswa, guru biasanya melakukan
evaluasi dengan menggunakan beberapa tes seperti tes diagnostik, tes
sumatif, dan tes formatif.36 Dengan menggunakan tes tersebut, maka akan
diketahui tingkat pemahaman dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan
penilaian atau evaluai dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta
didik melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung melalui
bukti hasil belajar siswa.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi
menjadi 2 macam penilaian yaitu penilaian berbasis kelas dan penilaian
kompetensi. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan
oleh guru dalam proses pembelajaran, sedangkan penilaian kompetensi
merupakan penilaian formatif dan sumatif terhadap ketuntasan pencapaian
hasil peserta didik setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Hasil
penilaian kompetensi inilah yang dijadikan sebagai indikator hasil belajar
siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS. Hasil IPS
merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotorik dalam mata pelajaran IPS yang ditunjukkan
dengan nilai tesatau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil belajar
IPS juga dapat diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa
36 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 33.
29
dalam mempelajari mata pelajaran IPS yang diperoleh dari hasil tes yang
dinyatakan dalam bentuk skor atau angka.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Politik, Hukum, dan Budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (Sosiologi,
Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum dan budaya). IPS atau studi
sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: Sosiologi, Sejarah, Geografi,
Ekonomi, Politik, Antropologi, Filsafat, dan Psikologi Sosial.37
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama matapelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruantinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalamkurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negaraBarat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebihdikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasilkesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.38
Namun, pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendirimempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS untuk SekolahDasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, adayang berarti mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini dapatpula diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan padamasing-masing jenjang persekolahan tersebut.39
Welton dan Mallan memandang studi sosial sebagai mata pelajaran
gabungan terutama dari:40 1) Disiplin ilmu-ilmu sosial, 2) Temuan-temuan
37Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 171.38 Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.3.39 Ibid., h. 3.40 Ibid., h. 4.
30
atau pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dan 3)
Proses-proses yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dalam menghasilkan
temuan atau pengetahuan itu.
Salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifatdinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkatperkembangan masyarakat. Di Amerika Serikat misalnya, theNational Council for the Social Studies (NCSS), organisasi paraahli pendidikan studi sosial yang cukup handal sebelum tahun 1978merumuskan social studies sebagai program yang dibangun olehsejumlah disiplin ilmu sosial, yakni “Sejarah, Ekonomi, Sosiologi,Kewarganegaraan, Geografi, dan semua modifikasi atau kombinasimata pelajaran-mata pelajaran terutama yang memiliki materi dantujuan yang berhubungan dengan masalah-masalahkemasyarakatan.41
Berbeda dengan IPS atau social studies, istilah ilmu-ilmu sosialadalah terjemahan dari social studies. Disamping ilmu-ilmu sosialterdapat pula ilmu-ilmu alam (science) dan humanitis/humaniora.Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yangmeliputi Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara humanitis terdiriantara lain, Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuwan danhumanitis ini berakar pada suatu bidang yang disebut Filsafat.Setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yangpada akhirnya semua disiplin itu berhulu pada ajaran Agama.42
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengertian dan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan social
studies. Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan dengan
“penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji
masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial,
seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang
disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
41 Ibid.42 Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 5.
31
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Hamid Hasan dalam buku karangan Trianto
mengemukakan, “Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 merupakan
fungsi dari berbagai disiplin ilmu”43, Matoella dalam karangan Trianto
mengatakan, “pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek
“pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran
pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap
sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,
dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan
demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada
aspek kependidikannya.44
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur
pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Karakteristik mata pelajaran
IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-
ilmu sosial seperti Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum,
dan Budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan
fenomena sosial melaui pendekatan interdisipliner.45
c. Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS
Dasar konseptual tentang hakikat dan tujuan pendidikan IPS, perludirumuskan secara jelas untuk memberikan arah konseptual bagipengembangannya menurut Strong dalam karangan MohammadAli, dkk menganggap, “analisis filosofis sangat penting dalammengembangkan dasar pemikiran konseptual pendidikan IPS.Rumusan konseptual yang paling tepat bagi kondisi dankepentingan pendidikan di Indonesia, mesti diangkat, mestidiangkat dari realitas kondisi sosial budaya sebagai landasanpengembangan bidang studi ini. Dasar konseptual rumusan
43 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 172.44 Ibid.45 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet II, h.174.
32
pengertian pendidikan IPS, perlu dikembangkan agar dapatmemberikan kejelasan bagi arah pengembangannya. Oleh karenaitu tidak perlu dirumuskan dalam rumusan yang “kaku”, dan lebihmenekankan keseragaman”.46
Merumuskan dasar konseptual pendidikan IPS di negara kita,
dihadapkan pada beberapa kesulitan, antara lain IPS itu sendiri diangkat
meliputi berbagai mata pelajaran dan disajikan diberbagai jenjang
pendidikan yang memiliki “model” dan “tradisi” yang berbeda sesuai
dengan tujuan dari setiap jenjang dan jenis pendidikan tersebut. Menurut
Nu’man Somantri dalam buku karangan Mohammad Ali, dkk menyatakan,
“Implikasinya sulit ditemukan rumusan, apalagi yang menuntut
keseragaman, sehinga untuk merumuskan gagasan konseptual teoritik,
“terpaksa” menggunakan referensi asing, seperti sering dilakukan para
pakar pendidikan, khususnya Pendidikan IPS”.47
Menurut Gross and Zenely, Allen, Best dalam karangan
Mohammad Ali, dkk menyatakan, “beberapa istilah asing yang digunakan
bagi pendidikan IPS antara lain Civics, Civics Education”.48
d. Model Pembelajaran Pendidikan IPS
“Model”, dalam bahasan ini, diartikan sebagai kerangka konseptualyang dikembangkan dan digunakan sebagai pedoman sistematikdalam melaksanakan dan mengembangkan pendidikan IPS sesuaidengan tujuan dan kepentingannya. Ada sejumlah model yangdikembangkan, menurut Gross, dkk dalam buku karanganMohammad Ali, dkk mengemukakan, “ada lima model: 1) Thediscplinary model, 2) The multydisciplinary model, 3) Citizenshipeducation, 4) The problem inquiry model, 5) The humanisticmodel/personal model”.49
Sedangkan menurut Bart Bart and Shermish dalam buku karangan
Mohammad Ali, dkk mengemukakan, “ada tiga model yaitu: 1) Social
46 Mohammad Ali, dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu,(Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009), h. 271.47 Ibid.48 Ibid., h. 272.49 Ibid., h. 274.
33
studies as social sciences, 2) Social studies as citizenship education, dan 3)
Social studies as reflective inquiry”.50
Di Indonesia terdapat beberapa model, misalnya pendidikan IPS
yang menggunakan model pendekatan “integreted” dikembangkan pada
tingkat SD, sedangkan “correlated” dikembangkan pada SMP, dan
“separted” terpisah sebagai mata pelajaran ilmu-ilmu sosial sekarang ini
dikembangkan di tingkat SMA.51
Dilihat dari aspek pendekatan dalam kaitannya dengan tradisi
pendidikan guru IPS, tampak yang besar pengaruhnya dalam
pengembangan kurikulum adalah model yang menekankan pada
pendidikan IPS sebagai mata pelajaran ilmu sosial yang disajikan secara
terpisah namun tetap ada keterkaitan satu sama lainnya.
e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS
Tujuan pendidikan IPS secara teoritik tidak hanya terdapat dalam
kurikulum secara eksplisit, namun tumbuh dalam berbagai konsepsi
pemikiran yang dikembangkan para pakar. Beberapa definisi yang coba
diangkat, selalu memuat konsep tentang tujuannya. Tradisi dimana
pendidikan IPS ini dikembangkan mewarnai rumusan tujuan, sehingga
tampak rumusan ini sangat kontekstual dengan sosial budaya pendidikan
sebagai latarnya.52
Para ahli sering merumuskan tujuan pendidikan IPS dengan
mengaitkannya dengan mempersiapkan para pelajar menjadi warga negara
baik. Ini merupakan pengaruh dari model pendidikan IPS sebagai
“citizenship education”.53
50 Ibid.51 Ibid., h. 275.52 Mohammad Ali, dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu,(Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009), h. 275.53 Ibid., h. 275.
34
Tujuan lain yang mencerminkan pendekatan rasionalitas dalam
pendidikan IPS antara lain mengembangkan kemampuan menggunakan
penalaran dalam pengambilan keputusan setiap persoalan yang di
hadapinya. Di Indonesia terdapat dua tujuan dilihat dari kepentingan
peserta didik yang keduanya tampak dalam kurikulum SMA, yaitu
memberikan bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan studi ke tingkat
yang lebih tinggi dan membekali wawasan sosial budaya untuk
mempertajam pemikiran dan apresiasi nilai dalam menjalani kehidupan di
masyarakat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa
peneliti yang memiliki keterkauitan tentang model Quantum Teaching
diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rindi Andika Program Studi Pendidikan
Agama Islam yang berjudul “Efektivitas Quantum Teaching Dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Quasi Eksperimen
SDN Pondok Benda VI) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan catatan TS terhadap hasil belajar PAI. Hal ini terlihat
pada perhitungan uji “t”,diperoleh harga t hitung > t tabel (7.57> 2,00)
pada derajat kebebasan (dk) = 70 dengan tarif signifikansi 5%.54
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Wijayanti, Program Studi
Pendidikan IPS dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Metode Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu”, (Quasi Experiment di MTs Negeri 19 Pondok
Labu Jakarta Selatan) dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS
Terpadu dalam pembelajaran kelompok siswa eksperimen yang
54 Rindi Andika,”Efektivitas Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2012), h. 66.
35
menggunakan model Quantum Teaching lebih tinggi dari pada
kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran Jigsaw. Di dalam
pengajuan analisis data menggunakan uji t, diperoleh uji thitung sebesar
2,65 dan ttabel sesebesar 2,021 dengan taraf signifikan 0,05 (5%),
sehingga terbukti bahwa thitung > ttabel (2,65 > 2,021) dan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang menggunakam Quantum
Teaching.55
3. Penelitian yang dilakukan oleh Listia Winarni, Program Studi
Pendidikan IPS dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi
Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Di Kelas IV”, (Studi Kasus di MI Safinatul Husna Kali Deres Jakarta
Barat) dapat disimpulkan bahwa siklus pertama sampai siklus kedua
menunjukkan adanya peningkatan pada motivasi belajar IPS siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Hal ini
nterlihat pada jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria
sangat baik mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Peningkatan
motivasi belajar berkriteria sangat baik mengalami peningkatan pada
tiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar yang baik pada setiap
siklus merupakan hasil dari upaya guru dalam membuat proses
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga
siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah
peningkatan motivasi belajar siswa dari mulai pra siklus sampai sklus
II:
55 Fitri Wijayanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Teaching terhadap Hasil BelajarSiswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu” (Quasi Experiment di MTs Negeri 19 Pondok LabuJakarta Selatan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.60.
36
1. Motivasi belajar siswa pada pra siklus siswa, siswa yang
memiliki motivasi belajar berkriteria sangat baik hanya 9 siswa
dari 51 siswa atau hanya 17,65%.56
2. Pada siklus I, siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria
sangat baik meningkat menjadi 27 siswa dari 51 siswa atau
meningkat menjadi 52,94%, serta nilai rata-rata N-Gain pada
siklus I adalah 0,22 yang menggambarkan peningkatannya
motivasi belajarnya berkriteria rendah.
3. Dan pada silus II, jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar
berkriteria sangat baik adalah 43 siswa atau 84,31%, serta nilai
rata-rata N-Gain pada siklus II adalah 0,47 yang
menggambarkan peningkatannya motivasi belajarnya
berkriteria sedang.
Karena pada siklus II target yang diharapkan peneliti sudah
tercapai, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria sangat baik
sebanyak 84,31% dan hasil ini sudah melebihi target yang ditetapkan
peneliti yaitu 80% siswa memiliki motivasi belajar sangat baik.57
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarti, Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam dalam skripsi yang
berjudul “Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa di MI Al Huda Bekasi”, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan oleh Quantum Teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al Huda Bekasi terhadap
materi IPA dengan pokok bahasan Sumber Daya Alam dan teknologi.
Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari
56 Listia Winarni,”Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model PembelajaranQuantum Teaching Di Kelas IV” (Studi Kasus di MI Safinatul Husna Kali Deres Jakarta Barat),Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2012), h.63.57 Ibid., h.63.
37
siklus I, 52,24 pada siklus II ini meningkat menjadi 75,06 atau sekitar
43,49% mengalami kenaikan. Ketunttasan belajar siswa yang semula
nilai ketuntasan pada siklus I ini 15,16% (5) siswa dari (33) jumlah
siswa meningkat pada siklus II menjadi 84,84% (28) siswa sekitar
69,68% mengalami peningkatan. Ini menunjukkan diatas batas
pencapaian yang telah ditentukan sekolah klasikal 80% dari jumlah
siswa (berhasil).58
C. Kerangka Berpikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran IPS diantaranya teknik
pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional yang berpusat
kepada guru atau teacher center yang lebih menekankan pada pemberian
informasi kepada siswa sehingga akan membuat siswa merasa kesulitan dalam
memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model ini akan lebih
memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri
dengan cara menempatkan siswa sebagai subyek yang aktif baik secara fisik
maupun mental dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Model
pembelajaran Quantum Teaching ini sangat menekankan pada percepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang sangat tinggi, memusatkan perhatian
siswa pada interaksi yang bermakna, menempatkan nilai dan keyakinan sebagai
bagian penting proses pembelajaran dan mengutamakan keberagaman dan
kebebasan dalam pembelajaran.
Pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain. Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
58 Sudarti,”Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MIAl Huda Bekasi”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 70.
38
Kriteria utama pada proses pembelajaran ditentukan oleh hasil
pembelajaran. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar peserta didik
sangat dipengaruhi oleh gaya mengajar guru. Maka dari itu, perlu adanya model
pembelajaran yang efektif sehingga membuat siswa tertarik terhadap pelajaran
khususnya pelajaran IPS.
Model pembelajaran Quantum Teaching bukanlah penerapan
pembelajaran konvensional (pembelajaran biasa), akan tetapi model pembelajaran
yang efektif dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Diharapkan
terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching terhadap hasil belajar
IPS kelas VII SMP Negeri 178 Jakarta.
39
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Adanya Masalah
a. Pembelajaran IPS monoton
b. Metode konvensional
c. Rendahnya hasil pembelajaran IPS
Pembatasan masalah
Perumusan masalah
Penelitian
1. Pra Treatment 2. Treatment
3. Pengolahan Data
a. Analisis Butir Soaldalam bentuk pre testpost test yang diujikankepada responden yaitusiswa kelas VIII danIX.
b. Uji validitas, dan
reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya
pembeda.
Hasil belajar IPS meningkat
a. Pre Test
b. Penerapan model pembelajaranQuantum Teaching (minimal4x pertemuan)
c. Post Test
a. Menganalisis
b. Statistik
40
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka Hipotesa
dibagi menjadi dua yaitu hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (H0).
Berdasarkan Kerangka Berpikir yang telah dikemukakan di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:
H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik
peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok).
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan
kelompok kontrol yang menerapkan diskusi kelompok menggunakan
LKK (Lembar Kerja Kelompok).
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan umum, lebih
tepatnya kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mawar
No 6A Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tempat penelitian ini diambil
karena jarak yang dekat dengan tempat lokasi penelitian, dan penulis
mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian tersebut yaitu dilakukan pada
semester kedua tahun ajaran 2014/2015 yaitu bulan Februari sampai dengan
Mei 2015.
Tabel 3.1Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
1 Penyusunan Proposal November-Desember 2014
2 Observasi Februari 2015
3 Menentukan dan menyusun Instrumen Februari 2015
4 Pengumpulan data Maret 2015
5 Analisis dan pengolahan data Mei 2015
6 Penyusunan Laporan Juli 2015
42
B. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Eksperimental (Eksperimen Semu), yaitu penelitian yang mendekati percobaan
sungguhan dimana tidak memungkinkan peneliti mengadakan kontrol penuh.
Peneliti akan menggunakan quasi-eksperimental atau ex-post-facto jika datanya
berasal dari suatu lingkungan yang telah ada atau dari suatu kejadian yang timbul
tanpa intervensi langsung si peneliti.1
Penelitian ini menggunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini
adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping). Kelompok
kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok). Lalu kedua kelompok tersebut akan diukur untuk kedua kalinya yang
disebut posttest.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent pretest-
posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok) merupakan desain
penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Alasan pengambilan desain penelitian ini adalah karena
diberikan pretest dan posttest pada setiap group (kelas eksperimen dan kelas
kontrol). Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini tertera
dalam tabel berikut :
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
1 Imam Ghozali, Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis dengan SPSS16,(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008), h.17.
43
Keterangan :
X1 : Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching
X2 : Pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan menggunakan
diskusi kelompok
T1 : Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol
T2 : Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan
dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok yang
menggunakan model Quantum Teaching sebagai kelompok eksperimen,
sedangkan kelompok yang menggunakan pembelajaran diskusi kelompok sebagai
kelompok kontrol.
Sebelum peserta didik diberikan perlakuan, kedua kelompok diberikan
pretest (T1) kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok
eksperimen yang menggunakan model Quantum Teaching (X1) dan kelompok
kontrol yang menggunakan diskusi kelompok (X2).
Setelah perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest (T2), hasilnya
kemudian dibandingkan dengan skor pretest sehingga diperoleh gain, yaitu selisih
antara skor pretest dan posttest.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya”.2 Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian.3 Menurut Bungin dalam karangan
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 80.3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2013), h. 173.
44
Syofian Siregar mengemukakan, “populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dean
sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian”.4
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 178 Jakarta
semester genap tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan populasi terjangkau pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.6 SMP Negeri 178 Jakarta
semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”.5 Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data,
dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.6 Sampel
penelitian yang digunakan diambil dua kelas yaitu kelas VII.6 sebagai kelas
eksperimen dan VII.3 sebagai kelas kontrol karena memiliki komposisi yang
setara atau homogen, baik dilihat dari segi jumlah komposisi laki-laki dan
perempuan, segi usia, dan kemampuan hasil belajar kelas. Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Purpossive Sample, yaitu
pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.7
Tabel 3.3
Jumlah Komposisi Laki-laki dan Perempuan
No Komposisi VII.6 VII.31 L/P 14/22 17/192 Nilai Rata-Rata IPS 52,61 54,223 Usia 12-13 12-13
4 Lain-lainBelum mendapatkanmateri perkembangan
Belum mendapatkanmateri perkembangan
4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 56.5 Sugiyono. loc. cit.6 Syofian Siregar. loc. cit.7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2013) hal. 183.
45
pada masa Hindu-Buddhadi Indonesia, Masa
Kolonial di Eropa, danPola Kegiatan Ekonomi
pada masa Hindu-Buddhadi Indonesia, Masa
Kolonial di Eropa, danPola Kegiatan Ekonomi
D. Variabel Penelitian1. Variabel X (Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Diskusi
Kelompok)a. Definisi Konsep
Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model
pembelajaran yang bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan bersemangat dalam belajar serta menempatkan siswa
sebagai subyek yang aktif baik secara fisik maupun mental dalam
mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan diskusi kelompok
adalah suatu proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama memberikan
argumentasi, tukar menukar pendapat dan ide dalam kelompok kecil
maupun kelompok besar.
b. Definisi Operasional
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah,
dengan segala nuansa. Sedangkan diskusi kelompok adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
2. Variabel Y (Hasil Belajar)a. Definisi Konsep
Hasil belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
mata pelajaran IPS materi perkembangan pada masa Hindu-Buddha di
Indonesia, masa kolonial Eropa di Indonesia dan pola kegiatan ekonomi.
Hasil belajar akan dapat diketahui dari skor pretest dan posttest setelah
seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan kepada mereka.
46
b. Definisi Operasional
Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan oleh siswa meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan,
setelah berinteraksi dengan lingkungan luar dalam kondisi pembelajaran.
Hasil belajar yang telah dicapai siswa dari proses belajar dapat diketahui
pada tes mata pelajaran tersebut.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Tes
Menurut Emory dalam buku karangan Sugiyono, “Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupn alam.
Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat
laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang
paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian”.8
Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang
variasi karakteristik secara obyektif.
“Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.9 Untuk
memenuhi kebutuhan penelitian, baik data maupun informasi yang menjelaskan
permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu tes, observasi dan wawancara.
1. Tes
Tes berperan untuk menjaring konsep awal dan konsep akhir siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh dari kelas
eksperimen. Adapun tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :
8 Ibid.,h.102.9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 224.
47
a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di dua kelas yang
sudah dipilih sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol dikarenakan penelitian ini menggunakan dua kelas.
b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan
objek penelitian yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Teaching dan kelas kontol
menggunakan diskusi kelompok sebanyak lima kali pertemuan.
c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah
diberi perlakuan.
d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi
perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan
dipersiapkan untuk bahan penelitian.
Tes yang digunakan berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda
(multiple choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang
digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol (0)
untuk jawaban salah. Instrumen penelitian yang akan diujikan uji validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda berjumlah 45 soal. Sebelum tes ini
diberikan, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VIII dan kelas IX
untuk diketahui validitas dan reabilitasnya. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi – kisi Instrumen Tes
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
NOMOR
BUTIR
SOAL
Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat, kebudayaan
Mendeskripsikan masuk dan
berkembangnya agama Hindu
Budha di Indonesia.
1, 2
48
dan pemerintahan pada
masa Hindu Budha, serta
peninggalan-
peninggalannya.
Memaparkan konsep ajaran
Hindu Budha di Indonesia.
4, 5, 19, 20,
21, 22
Mendeskripsikan Perdagangan
India dengan Indonesia.3
Memaparkan perkembangan
agama Hindu Budha di Indonesia.
6
Menjelaskan kerajaan Hindu
Budha di Indonesia.
8, 11, 12, 13,
23, 24, 25
Mengidentifikasi dan memberi
contoh peninggalan-peninggalan
sejarah kerajaan yang bercorak
Hindu Budha di berbagai daerah.
7, 9, 10, 14,
16,17, 18
Menunjukkan tempat-tempat
peningalan sejarah Hindu Budha
di Indonesia.
15
Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada
masa kolonial Eropa.
Menguraikan proses masuknya
bangsa-bangsa Eropa ke
Indonesia.
27, 28, 29,
30, 31, 32
Mengidentifikasi cara – cara yang
digunakan bangsa Eropa untuk
mencapai tujuannya.
33, 34, 35
Mengidentifikasi reaksi bangsa
Indonesia terhadap Bangsa Eropa.26
49
Mendeskripsikan perkembangan
kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan
pada masa kolonial Eropa.
36, 37, 38
Mendeskripsikan pola
kegiatan ekonomi
penduduk, penggunaan
lahan, dan pola
pemukiman berdasarkan
kondisi fisik permukaan
bumi.
Mengidentifikasikan mata
pencaharian penduduk (pertanian,
non pertanian).
39, 40
Mendeskripsikan bentuk
penggunaan lahan di pedesaan
dan perkotaan.
42, 43, 44,
45
Menguraikan pola pemukiman
penduduk (mengikuti alur sungai,
jalan, pantai).
41
2. Non Tes
Bentuk-bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung beberapa
faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan.
Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses
kerja, gejala alam, responden kecil. Wawancara digunakan bila ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah
responden sedikit.
a. Observasi
Sutrisno Hadi dalam buku karangan Sugiyono mengemukakan,
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”.10 Observasi atau
pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek
10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 145.
50
penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga di dapat
gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.11
Observasi adalah langkah pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Pertemuan 1-5
NO Aspek yang diamati Jumlah Pernyataan
1 Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran 52 Minat dan Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran 53 Kemampuan Dan Keterampilan Guru 5
b. Wawancara
“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil”.12 Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden
dengan tujuan mendapatkan pendapat dari respon. Wawancara pada saat
observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk
mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan
masalah-masalah yang dihadapi dikelas. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan oleh
peneliti kepada guru kelas VII tempat peneliti yang akan melakukan
penelitian. Wawancara ini berguna untuk mendapatkan informasi-
informasi mengenai peserta didik kelas VII dan cara mengajarnya. Peneliti
juga melakukan wawancara kepada siswa guna mengetahui adakah
11 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h.42.12 Sugiyono. loc. cit.,h. 137.
51
perbedaan suasana pembelajaran yang IPS yang dilaksanakan pada saat
sekarang dan sebelumnya.
F. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan sampel, soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan
kepada responden yaitu siswa SMP Negeri 178 Jakarta kelas VIII dan IX. Uji
coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi
persyaratan seperti validitas, dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda.
1. Uji Validitas
Suatu tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang hendak dan seharusnya diukur.13 “instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkian data (mengukur itu valid). Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”.14 Validitas merupakan tingkat ketepatan tes tes
tersebut dalam mengukur materi dan perilaku yang harus diukur.
Perkataan valid sangat erat hubungannya dengan tujuan penggunaan tes
yang bersangkutan.
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada
analisis butir soal menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut:15
= −Ƴ : Koefesien korelasi biseral
Mp : Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
13 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.40.14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 121.15Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 93.
52
Mt : Rata-rata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar. Banyaknya jumlah siswa
yang benar dibagi jumlah seluruh siswa
q : Proporsi siswa yang menjawab salah. 1-p
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, makaƳpbidibandingkan dengan Ƴtabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jikaƳ ≥ Ƴ maka soal tersebut valid dan jika Ƴ ≤ Ƴ maka
soal tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes hasil
belajar IPS dengan menggunakan software SPSS 20 diperoleh informasi
bahwa dari 45 soal uji coba instrumen yang disebar ke 10 siswa yang lebih
senior dari sampel yaitu siswa kelas VIII dan kelas IX, sebanyak 22 soal
dinyatakan valid, diantaranya: no. 3, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 20, 27, 28, 31,
32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45.
2. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila di teskan kepada
subjek yang sama”.16 Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula.17 Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya,
instrumen penelitian yang digunakan harus reliabilitas. Reliabilitas
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.18 Uji
16 Ibid., h. 104.17 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 87.18 Ibid.
53
reliabilitas penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 20. Hasil
uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,705 45
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Indeks kesukaran (difficult indeks) adalah bilanagan yang
menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauan.19
Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus:20
P = BJSP : Indeks kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
19Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.222.20Ibid., h.223
54
Dalam penelitian ini taraf kesukarakan tiap butir soal dihitung
dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Tingkat kesukaran
adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran
ditentukan sebagai berikut:21
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berikut ini tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis
pada 45 soal yang diujicobakan:
Tabel 3.7
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
0-0,3 Susah 3, 4, 9
0,3-0,7 Sedang 5, 6, 13, 20, 32, 38
0,7-1 Mudah 8, 27, 28, 35, 36, 39, 40, 43, 44, 45
4. Uji Daya Pembeda
Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”.22
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
kemampuan soal instrumen dalam membedakan peserta didik yang pandai
dengan siswa yang kurang pandai. Daya pembeda penelitian ini dihitung
dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. Adapun
rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:23
21Ibid., h.22522Ibid., h.22623Ibid., h.228
55
D = BJ − BJ = P − PJ : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut :
Tabel 3.8
Klasifikasi Daya PembedaDaya Pembeda Klasifikasi
Bertanda negatif Jelek Sekali
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Sedang
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik Sekali
Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada lima
puluh soal yang diujicobakan.
Tabel 3.9
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
0-0,2 Jelek 6, 8, 13, 31, 32, 36, 38
0,21-0,4 Sedang 3, 4, 20, 27, 35, 39, 40, 43, 44, 45
56
0,41-0,7 Baik 9, 28
0,71-1 Baik Sekali 5
Negatif Jelek Sekali -
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
dengan menggunakan uji t, tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.
1. Uji Normalitas Gain
Data pretest dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan
perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
geografi siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah
diterapkan model Quantum Teaching dan sebelum menggunakan model
Quantum Teaching.
Untuk mengetahui peningkatan skor pretes dan postes dapat
menggunakan rumus Normalized Gain. Rumus g faktor (N-Gains):24
Keterangan:
% posttest : Skor post-test
% pretest : Skor pre-test− = %%− = % posttest –%% 100 –%Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :
24 R. Ariesta, Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium FisikaDasar Ii Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, JurnalPendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang,Dipublikasikan: Januari 2011.
57
g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30
Setelah diperoleh rata-rata tiap butir soal, lalu kita membandingkan
data indeks gain kelompok eksperimen dan data indeks gain kelompok
kontrol dengan bantuan software Microsoft Excel 2007.
2. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data
adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak.25 Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan yaitu uji liliefors (taraf signifikan α 0,05).
Lo = F(Zi) – S(Zi)
Keterangan :
Lo : harga mutlak terbesar
F(Zi) : peluang angka baku
S(Zi) : proporsi angka baku
Dengan kriteria pengujian :
Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal
Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus :Zi = Xi − XSKeterangan :
Zi : skor baku
25 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 153.
58
xi : skor data
: mean
S : simpangan baku
c. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z table)
d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif,
maka F(Zi) : 0,5 + Zt
e. Untuk kolom S (Zi) : ZnJumlah RespondenKolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)-S(Zi)
Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan
Lo
f. Apabila Lo hitung< Lo tabel maka sampel berasal dari distribusi
normal
b. Uji Homogenitas
Menurut Syofian Siregar,” Pengujian homogenitas bertujuan
untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti
mempunyai varian yang sama”.26 Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama, oleh
karena itu perlu melakukan pengujian kesamaan dua varians atau lebih.
Uji homogen dilakukan pada skor pretest dan posttest dengan
menggunakan uji Fisher dengan rumus:27
= = , = ∑ − (∑ )( − 1)Keterangan :
F : homogenitas
12 : varians terbesar
26 Ibid., h. 167.27 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara Perhitungan SPSSdan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 160.
59
11 : varians terkecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis
Ho : kedua varians berasal dari populasi yang homogen
Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen
b. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika Fhitung < Ftabel : Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabel : Ho ditolak
c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians
terkecil)
d. Tentukan nilai Fhitung
e. Tentukan nilai Ftabel
Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji
homogenitas adalah Fhitung (Fh) < Ftabel (Ft) pada taraf signifikan (α) 0,05
maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi
tidak homogen.
I. Uji Hipotesis
“Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang seringkali ditemui dalam
masalah-masalah praktis statistik.28 Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest.
Untuk menguji hipotesis langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
Ho :µ1 = µ2
Ha :µ1 ≠ µ2
b. Menentukan α
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis, Kriterianya:
Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
28 Siregar, op. cit., h. 194.
60
Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
d. Menentukan thitung
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis
ini digunakan rumus:
ℎ = 1− 211+ 12 dengan S = ( ) ( )Keterangan:
t : harga uji statistik1 : rata-rata posttest kelas eksperimen2 : rata-rata posttest kelas kontrol
Sgab : variansi gabungan (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
12 : variansi kelas eksperimen
22 : variansi kelas kontrol1 : jumlah siswa kelas eksperimen2 : jumlah siswa kelas kontrol
J. Hipotesis Statistik
Adapun Kriteria pengujian untuk uji t adalah sebagai berikut:
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
µ1 =hasil belajar dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind
mapping).
µ2 = hasil belajar dalam proses pembelajaran menerapkan diskusi
kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik
61
peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok).
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik
peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok).
Kriteria Pengujian:
“Tolak H0, jika thitung > ttabel, dalam hal lain H0 diterima”.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 178 Jakarta
SMP Negeri 178 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mawar No. 6A
Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kotamadya Jakarta Selatan,
didirikan pada tahun 1979 yang waktu itu bernama SMP 87 Filial. Sampai
diresmikan pada tahun 1982 menjadi SMP Negeri 178 Jakarta, hanya
memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU.
Kemudian pada tahun 1985 pemerintah menambah 4 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang laboratorium dan 1 ruang serbaguna. Komite juga
membantu dengan pembangunan secara bertahap mulai dari pemagaran,
ruang BP, ruang keterampilan, ruang UKS, kantin, ruang komputer, ruang
guru, ruang tunggu, musholla, lapangan basket, lapangan volley sampai WC
(untuk siswa dan guru).
Sejak tahun pelajaran 2011/ 2012 sudah direhab total menjadi 4
(empat) lantai dan baru bisa ditempati pada semester genap tahun pelajaran
2012/ 2013 yang sebelumnya pada waktu sedang dibangun menumpang di
SDN Bintaro 14 dan SDN Bintaro 15.
Prestasi sekolah semakin meningkat baik di bidang kurikuler maupun
ekstrakurikuler terbukti dengan seringnya mendapatkan piala kejuaraan di
bidang olahraga, kebahasaan, keadaan dan MIPA sehingga saat ini SMP
Negeri 178 Jakarta telah memiliki 148 piala dan piagam penghargaan baik
tingkat Kecamatan, Kota Administrasi dan tingkat Provinsi.
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Unggul dalam prestasi bardasarkan iman dan taqwa.
63
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan
misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas:
1) Melaksanakan pembelajaran secara efektif, kreatif dan
menyenangkan.
2) Mengarahkan siswa menghayati ajaran agama untuk menumbuhkan
perilaku arif dalam bertindak.
3) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan
lingkungan terkait.
4) Memotivasi setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga
dapat berkembang dan berprestasi.
c. Tujuan
Adapun penjabaran misi tersebut merupakan jembatan dari tujuan
SMP Negeri 178 Jakarta yakni:
1) Meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar yang berkualitas.
2) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
3) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.
4) Melaksanakan amanat dan harapan orang tua peserta didik.
5) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat
yang mandiri dan berguna.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada umumnya guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 178 Jakarta
rata-rata lulusan S1. Guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 178 Jakarta
berjumlah 42 orang yang terdiri dari 25 orang guru perempuan dan 17 orang
guru laki-laki. Sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 12 orang.
64
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Normalitas Gain
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari
pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil
rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tabel 4.1
Data Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest KelasEksperimen dan Kelas Kontrol
StatistikEksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-GainNilai Terendah 30 71 41 40 75 35Nilai Tertinggi 95 100 5 85 95 10Rata-rata 63,19 94,05 30,86 60,27 88,75 28,48
Berdasarkan tabel di atas diperoleh selisih nilai dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen sebelum menggunakan model
Quantum Teaching dengan teknik peta pikiran (mind mapping) nilai tertinggi
adalah 95 kemudian setelah diberlakukan model Quantum Teaching dengan
teknik peta pikiran (mind mapping) nilai tertinggi menjadi 100, maka
diperoleh selisih nilai 5. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar IPS kelas eksperimen setelah menggunakan model Quantum Teaching
teknik peta pikiran (mind mapping).
Sedangkan untuk kelas kontrol menerapkan diskusi kelompok
menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) nilai tertingginya adalah 95
dan nilai terendahnya 85, maka diperoleh selisih nilai 10. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS kelas kontrol setelah
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok).
65
2. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu pretest dan
data posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistibusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya
maka digunkan uji liliefors.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05.
Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu
jika Lhitung < Ltabel maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika
Lhitung > Ltabel maka kedua data tidak berdistribusi normal.
1) Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimem dan Kelas
Kontrol
Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebagaimana terlampir di lampiran. Rekapitulasi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.2Rekapitulasi Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
DataPretest
Eksperimen KontrolTerendah 30 40Tertinggi 95 85Mean 63,19 60,27Simpangan Baku 12,37 12,41Lhitung 0,00311 -0,0039Ltabel 0,1476
66
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung pretest
kelas eksperimen adalah 0,00311 dikatakan berdistribusi normal.
Sedangkan Lhitung kelas kontrol adalah -0,0039 dikatakan berdistribusi
normal. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Lhitung < Ltabel
sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal.
2) Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimem dan Kelas
Kontrol
Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebagaimana terlampir di lampiran. Rekapitulasi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.3Rekapitulasi Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
DataPosttest
Eksperimen KontrolTerendah 71 75Tertinggi 100 95Mean 94,05 88,75Simpangan Baku 7,62 4,91Lhitung 0,1036 -0,0251Ltabel 0,1476
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung posttest
kelas eksperimen adalah 0,1036 dikatakan berdistribusi normal.
Sedangkan Lhitung kelas kontrol adalah -0,0251 dikatakan berdistribusi
normal. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Lhitung < Ltabel
sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal.
67
b. Uji Homogenitas Data
Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut
bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data
yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan data posttest.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Keputusan
pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika Fhitung < Ftabel maka
dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel
dinyatakan data tidak bersifat homogen.
1) Hasil Uji Homogenitas pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No StatistikNilai
Pretest1 S2 Eksperimen 140,4522 S2 Kontrol 12,41333 Fhitung 0,084 Ftabel 1,80
Perbandingan 0,08 < 1,80
KesimpulanFhitung < Ftabel dapat
disimpulkan kedua sampeltersebut bersifat homogen
Keterangan:
S2 Eksperimen = varians kelas eksperimen
S2 Kontrol = varians kelas kontrol
Fhitung = nilai hitung
68
Ftabel = nilai tabel berdasarkan nilai hitung
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
pretest kedua kelompok sampel penelitian memenuhi kategori
homogenitas. Berdasarkan nilai distribusi F diperoleh nilai Ftabel 1,80
pada taraf signifikan 0,05 dengan dk penyebut dan pembilang 36.
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,08 < 1,80 maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari data kedua kelompok tersebut memiliki
varians homogen.
2) Hasil Uji Homogenitas posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No StatistikNilai
Posttest1 S2 Eksperimen 58,16362 S2 Kontrol 24,13193 Fhitung 0,414 Ftabel 1,80
Perbandingan 0,08 < 1,80
KesimpulanFhitung < Ftabel dapat
disimpulkan kedua sampeltersebut bersifat homogen
Keterangan:
S2 Eksperimen = varians kelas eksperimen
S2 Kontrol = varians kelas kontrol
Fhitung = nilai hitung
69
Ftabel = nilai tabel berdasarkan nilai hitung
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
pretest kedua kelompok sampel penelitian memenuhi kategori
homogenitas. Berdasarkan nilai distribusi F diperoleh nilai Ftabel 1,80
pada taraf signifikan 0,05 dengan dk penyebut dan pembilang 36.
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,41 < 1,80 maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari data kedua kelompok tersebut memiliki
varians homogen.
3. Uji Hipotesis Data
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan
homogenitas diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen,
sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya yaitu uji
hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara hasil pretest dan hasil posttest pembelajaran
IPS menggunakan model Quantum Teaching. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan rumus uji-t. Untuk pengujian tersebut maka diajukan
hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
Keterangan:
µ1 =hasil belajar dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind
mapping).
µ2 = hasil belajar dalam proses pembelajaran menerapkan diskusi
kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model Quantum Teaching teknik peta pikiran
(mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi
kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
70
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik
peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja
Kelompok).
Hipotesis pengujian tersebut di uji dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima
dan thitung > ttabel maka H0 ditolak. dengan taraf signifikansi 0,05
sebesar 1,66691 dan derajat kebebasan (dk) = 36 + 36 – 2 = 70.
Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis Uji t
thitung ttabel Kesimpulan
3,50 1,66691 Tolak H0 dan Terima Ha
Dengan demikian thitung > ttabel (3,50 > 1,66691), H0 ditolak dan Ha
diterima. Sehingga pengujian hipotesis uji-t nilai posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol menyatakan bahwa Ho tidak sama dengan Ha
yaitu µ1 tidak sama dengan μ2 (μ1 ≠ μ2). Hal tersebut menyatakan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran
(mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi
kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching ini sangat menekankan pada percepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang sangat tinggi, memusatkan
perhatian siswa pada interaksi yang bermakna, menempatkan nilai dan
keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran dan mengutamakan
keberagaman dan kebebasan dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan
71
adanya hasil perolehan pengujian hipotesis yaitu ttabel > thitung (3,50 >
1,66691).
C. Hasil Pembahasan Penelitian
Dari data-data penelitian yang telah dianalisis, diperoleh temuan yaitu rata-
rata hasil pretest kelas eksperimen adalah 63,19, ini menunjukan kemampuan
awal siswa tentang materi yang diujikan masih sangat rendah karena umumnya
siswa belum mempelajarinya. Dalam mengerjakan pretest ini siswa pada dasarnya
mengerjakan pretest hanya dengan cara menerka saja. Setelah dilakukan treatment
berupa pembelajaran dengan model Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind
mapping) selama 5 kali pertemuan dan diadakan posttest dengan hasil rata-rata
skor adalah 94,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar
dengan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind
mapping) hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar
3,50 dan ttabel sebesar 1,66691, karena thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak, artinya
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind
mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi kelompok
menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok). Dengan ditolaknya hipotesis nol
(H0) dari hasil pengujian uji t pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta
pikiran (mind mapping) memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar IPS
siswa.
Bila dibandingkan rata-rata nilai pretest dari kedua kelompok belajar, terlihat
bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar kelas
kontrol. Hal ini dapat terjadi karena di kelas eksperimen, menggunakan model
Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran,
dimana siswa dituntut lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Siswa
dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6 orang dikarenakan jumlah
siswa kelas VII.6 berjumlah 36 siswa, Lalu setiap kelompok ditugaskan untuk
berdiskusi serta membuat peta pikiran (mind mapping). Di dalam kelompok saling
72
bekerja sama, hal ini dilakukan agar siswa dapat bertukar pikiran dengan anggota
kelompok sehingga setiap individu dapat memahami materi tersebut. Karena di
dalam model ini dituntut keaktifan siswa maka guru hanya berkeliling, memantau
pekerjaan siswa.
Pada kelas kontrol siswa mengalami kegiatan belajar melalui diskusi
kelompok sehingga siswa pada umumnya berdiskusi dan mengerjakan Lembar
Kerja Kelompok (LKK). Keaktifan siswa lebih banyak pada kegiatan
mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan sekali–sekali mengajukan
pertanyaan.
Dari kedua kegiatan pembelajaran yang dibahas di atas dapatlah dipahami
bahwa pada pembelajaran dengan model Quantum Teaching teknik peta pikiran
(mind mapping) siswa mendapat pengalaman belajar yang lebih mendalam dan
menyenangkan sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hasil belajar siswa antara kelompok
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik
peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi
kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok). Dari perbedaan itu
menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII.6 di SMP Negeri 178 Jakarta. Hal ini
ditunjukkan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
yaitu diperoleh nilai thitung = 3,50 lebih besar dari ttabel= 1,66691 dengan taraf
signifikan 0,05 atau 5%. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah
diberikan perlakuan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran
(mind mapping) sebanyak lima kali pertemuan dengan nilai rata-rata 94,05, lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil perhitungan posttest kelas kontrol dengan nilai
rata-rata 88,75 yang diberikan perlakuan sebanyak lima kali pertemuan dengan
menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, karena itu disarankan kepada para
guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Bagi sekolah hendaknya menggunakan pembelajaran aktif Quantum
Teaching sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
74
Ilmu Pengetahuan Sosial siswa karena dalam pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran aktif Quantum Teaching siswa dilibatkan
secara aktif.
3. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model
Quantum Teaching dengan pokok permasalahan lainnya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia, 1993.
Ali, Mohammad dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan
Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009.
Ariesta, R. Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan
Laboratorium Fisika Dasar Ii Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 7, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
DePorter, Bobbi., dkk. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Mizan Media Utama, 2000.
Djaenudin, Surjadi. Wawancara. Jakarta, 12 Februari 2015.
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
PT Refika Aditama, 2009.
Fitri Wijayanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Teaching terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu” (Quasi Experiment
di MTs Negeri 19 Pondok Labu Jakarta Selatan, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.
Ghozali, Imam. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis
dengan SPSS16. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008.
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995.
Listia Winarni, “Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching Di Kelas IV” (Studi Kasus di MI
Safinatul Husna Kali Deres Jakarta Barat), Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.
Mahfud, Choirul. Pendidikan Multi Kultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Mudjijo, Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
76
Rindi Andika, “Efektivitas Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran
Penddidikan Agama Islam”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
2012. tidak dipublikasikan.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2009).
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010).
Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Sudarti, “Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di MI Al Huda Bekasi”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2012.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara
Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama,
2010.
Taniredja, Tukiran, dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Tirtarahardja, Umar., dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan: Edisi Revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.
77
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006.
Afa, Yulita. Faizul, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra. “Pengaruh
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media
Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa, vol.2”,
http://ejournal.undiksha.ac.id/, 2014.
International Human Development Indicators Education Index,
http://hdr.undp.org/en/content/education-index/, 7 Februari 2015.
Rifai, Afif, Suhartono, dan Ngatman. “Penerapan Pendekatan Quantum Teaching
Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan”,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/, 2012.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Eksperimen
Pertemuan 11. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.
3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di
Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama
Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di
Indonesia.
5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.
6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).
7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching
Lampiran 1
8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:
A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang prasasti danpeninggalan-peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia. (± 5menit)
4) Pre Test (menanyakan bagaimana proses masuknya pengaruhagama Hindu maupun agama Budha ke Indonesia). (± 2 menit)
5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)
2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat patung peninggalan Hindu dan Budha diIndonesia?) (± 10 menit)
3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)
4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
Lampiran 1
5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- nama kastadan ajaran agama Budha. (± 10 menit)
2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmengerjakan LKK yang diberikan oleh guru dan mendiskusikantentang proses dan berkembangnya Hindu Budha dan daerah –daerah yang dipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia. Setelahselesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 25 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan cerdas cermat). (± 3menit)
2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.
3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).
Lampiran 1
2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VIISemester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.
3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
9. PenilaianIndikator Pencapaian Teknik
PenilaianBentukInstrumen
Instrumen
1. Mendeskripsikanmasuk danberkembangnyaagama Hindu Budhadi Indonesia
2. Memaparkankonsep ajaran HinduBudha di Indonesia
3. MendeskripsikanPerdagangan Indiadengan Indonesia
4. Memaparkanperkembanganagama Hindu Budhadi Indonesia
Tes Tulis UraianTerbuka
1. Jelaskan secara singkatproses masuk danberkembangnya Agamaserta kebudayaan HinduBudha di Indonesia !(30)
2. Sebutkan dan jelaskanempat kasta dalamagama Hindu ! (10)
3. Sebutkan dan jelaskanajaran agama budhayang terdapat dalambuku tripitaka ! (10)
4. Sebutkan dan jelaskandua aliran agamaBudha ! (10)
5. Ada kesamaan konsepHindu atau Syiwa danBudha. Jelaskan ! (10)
6. Sebutkan tempat yangdianggap keramat diIndia dan sering diziarahi oleh penganutagama budha! (10)
7. Jelaskan perkebanganagama Hindu danBudha setelah masukke Indonesia ! (20)
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes tulis Tes Uraian Jelaskan proses masuknya agamaHindu dan Budha ke Indonesia !
Lampiran 1
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
KuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Eksperimen
Pertemuan II1. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.
3. Indikatora. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.b. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan
sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.c. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di
Indonesia.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –
peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.
c. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.
5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.
6. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching
Lampiran 1
7. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:
A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses
masuknya Hindu Budha di Indonesia. (± 1 menit)4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah contoh tentang Kerajaan HinduBudha di Indonesia. (± 3 menit)
5) Pre Test (menanyakan sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal di Indonesia). (± 3 menit)
6) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)
2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakanterlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didikadakah yang sudah pernah melihat candi peninggalan Hindu danBudha di Indonesia. Peserta didik mengamati gambar Kerajaan,dan peninggalan – peninggalan sejarah lainnya pada masa HinduBudha) (± 10 menit)
3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 3 menit)
Lampiran 1
4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 3 menit)
5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 7 kelompok. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- namakerajaan pada masa Hindu Budha di Indonesia. (± 10 menit)
2) Demonstrasikan, Setiap kelompok mendiskusikan tentangkerajaan yang ada di masa Hindu Budha dan Peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha diberbagai daerah dengan membuat peta pikiran (mind mapping).Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatanuntuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelassedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 25 menit)
1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post test yaitu apa yang dilakukan sebagai putra putri bangsa untukmenyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa ini). (± 3menit)
2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.
3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
Lampiran 1
7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
8. PenilaianPenilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Test Tulis Tes Uraian sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Buddha yang terkenal diIndonesia !
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Lampiran 1
Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 1
PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU BUDHA DI INDONESIA
1. Munculnya Agama Hindu dan Budha
a. Agama Hindu
Sebelum Hindu lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan)
telah berkembang kebudayaan yang tinggi yaitu “Kebudayaan Mohenjo Daro dan
Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya melalui
celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai kota-kota di lembah
Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. Dalam penyebarannya suku
bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan orang-orang Dravida
sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang disebut “Bangsa
Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah yang disebut agama dan
kebudayaan Hindu.
Agama hindu merupakan kepercayaan yang memuja dan menyembah
banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI terdiri dari
Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa perusak).
Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian :
a) Rigweda berisi pujian terhadap dewa
b) Samaweda berisi nyanyian suci
c) Yajurweda berisi mantra-mantra
d) Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan
Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana
(terdiri para pendeta) Ksatria (terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya
(terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra (terdiri pekerja kasar dan rakyat
jelata).
b. Agama Budha
Agama budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha
Gautama putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.
Pokok ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan
Samsara (menderita) oleh sebab itu setiap manusia wajib melepaskan diri dari
Lampiran 1
kesengasaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu. Nafsu dapat
dipadamkan dengan menjalankan Astavida (delapan jalan) kebenaran.
Kitab suci agama budha adalah Tripitaka yang terdiri dari tiga bagian :
Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka
2. Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur
perdagangan internasional, sehingga banyak dilalui dan disinggahi oleh pedagang-
pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Hal itu
terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang datang bersamaan dengan para
pedagang untuk menyebarkan agama.
Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai murid.
Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya.
Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri
sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang
mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di
Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara
pemujaan atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu,
salah satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir. Ada
beberapa teori yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia :
a. Teori Waisya (oleh N.J. Krom) pembawanya para pedagang India
b. Teori Ksatria (oleh C.C. Berg) pembawanya para ksatria India.
c. Teori Brahmana (oleh Van Leur), para Brahmana yang diundang ke
Indonesia.
d. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch) pembawanya orang-orang
Indonsia yang belajar ke India.
3. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia
a. Jalur Laut
Para pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke Nusantara
melalui jalur darat dan jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut
mengikuti rombongan pedagang yang melakukan pelayaran dari Asia
Lampiran 1
Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya adalah mulai dari India,
Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam,
China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang langsung
berlayar ke Nusantara.
b. Jalur Darat
Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang
para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara
hingga sampai di China, korea dan Jepang.
4. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha ke Indonesia
a. Berkembangnya Pengaruh Hindu – Budha di Indonesia
Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), menyebabkan
kebudayaan Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam aspek
kehidupan masyarakat.
b. Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Yang Bercorak Hindu – Budha
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur di tepi sungai
Mahakam. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti yang
Lampiran 1
dipekatkan pada tiang batu sebagai peringatan upacara korban yang
disebut Yupa. Ada sebanyak 7 buah yupa berhuruf Pallawa dan
berbahasa Sanskerta. Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan :
1. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke 5 M
2. Kerajaan Kutai diperintah sang Maharaja Kudungga yang
mempunyai anak bernama Aswawarman. Aswawarman
mempunyai 3 orang anak yang terkenal adalah Mulawarman.
Raja Mulawarman raja yang terbesar dan mulia. Hal ini
diwujudkan dalam pemberian sedekah 1000 ekor sapi kepada
para Brahmana ditempat suci bernama Waprakeswara. Agama
yang dianut berajaan adalah Hindu-Syiwa. Raja-raja yang pernah
memerintah Kutai adalah Kudungga, Aswawarman, Mulawarman
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum atau Sungai
Cisadane Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Taruma diperkirakan berdiri pada
abad 5 M.
1) Kerajaan Taruma diperintah Raja Purnawarman
2) Agama yang dianut kerajaan yaitu Hindu Pemuja Wisnu
3) Raja Purnawarman seorang Raja yang gagah dan berani dalam perang,
juga memperhatikan kehidupan rakyat yang ditunjukkan dalam Prasasti
Tugu yaitu melakukan penggalian saluran Gomati pada sungai
Candrabaga ± 11 Km selesai dalam waktu 21 hari. Tujuannya untuk
Lampiran 1
mengairi sawah dan menahan bahaya banjir. Setelah selesai diadakan
selamatan memberi korban 1000 sapi kepada Brahmana.
3. Kerajaan Holing / Kalingga
a. Diperkirakan terletak di Jawa Tengah sebelah utara Gunung Muria
b. Sumber Sejarah: Catatan Cina, Catatan I-Tsing (664)
c. Raja yang memerintahkan adalah Raja Putri “Ratu Sima”, yang
bijaksana, adil dan keras, beragama Hindu-Syiwa.
4. Kerajaan Kanjuruhan
a. Kerajaan kanjuruhan diperkirakan terletak di Kanjuruhan, Malang
Jawa Timur.
b. Sumber Sejarah: Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 dengan
menggunakan tulisan Jawa Kuno dan berbahasa sanskerta. Prasasti
Dinoyo menyebutkan bahwa raja yang pertama bernama
Dewasiwuka, putranya bernama Liswa, setelah dilantik menjadi
raja bernama gajayana, Gajayana memuja sang Agastya (Dewa
Siwa), dengan membuat Candi Badut.
5. Kerajaan Mataram Lama
Kerajaan Mataram lama pada umumnya dikuasai oleh dua dinasti
(keluarga) yaitu keluarga Sanjaya dan Syailendra.
6. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri abad 7, ibukotanya mengalami beberapa
kali perpindahan dari Muara Takus, ke Jambi dan akhirnya ke Palembang.
wilayah kerajaan Sri Wijaya sangat luas yaitu meliputi beberapa daerah di
Lampiran 1
wilayah nusantara. maka Sri Wijaya merupakan “Negara Nasional yang
Pertama”. puncak kejayaannya terjadi pada abad 9 yaitu pada masa
pemerintahan raja Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra (Mataram
Kuno).
7. Kerajaan Medang Kamulan/ Mataram – Jawa Timur
Kerajaan Medang terletak di Tambelang-Jombang kemudian di
pindahkan ke Watu Galuh di antara gunug Semeru dan gunung Wilis Jawa
Timur.
8. Kerajaan Bali
Kerajaan Bali merupakan kerajaan Hindu yang dipimpin oleh
Wangsa Warmadewa. Raja-raja terkenal dari wangsa Warmadewa adalah :
Sri Candra Bhayasingka Warmadewa, Udayana, Anak Wungsu, (1049-
1077). Sedangkan raja-raja sesudah wangsa Warmadewa adalah : Sri
Jayasakti, dan Jayapangus.
9. Kerajaan Kediri
Dalam perang saudara anatara Jenggala dan Kediri, akhirnya peranag
dimenangkan oleh Kediri dan kerajaan dapat dipersatukan kembali.
Wilayah kerajaan Kediri awalnya meliputi Kediri, Madiun, dan bagian
Medang Kamulan, Ibu Kota di Daha.
10. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari terletak di sebelah utara Malang Jawa Timur
dibangun oleh Ken Arok setelah dapat mengalahkan kertajaya dari Kediri
tahun 1222 M.
11. Kerajaan Majapahit
Lokasi pusat kerajaan Mojopahit diperkirakan terdapat di Trowulan
Mojokerto Jawa Timur.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Eksperimen
Pertemuan III1. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.
3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk
mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa
ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa
untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa
Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.
6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).
Lampiran 1
7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching
8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:
A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang ruteperjalanan rempah – rempah dari Indonesia ke Eropa dan artipenting Indonesia sebagai penghasil rempah – rempah. (± 5menit)
4) Pre Test (menanyakan apa faktor yang menyebabkan keberadaanIndonesia menjadi penting bagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa. (± 2 menit)
5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)
2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat rempah – rempah yang jadi incaran bangsaEropa ?) (± 10 menit)
Lampiran 1
3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)
4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama bangsa –bangsa luar yang datang ke Indonesia. (± 10 menit)
2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmendiskusikan tentang penyebab latar belakang kedatangan bangsaEropa di Indonesia dan mendeskripsikan tujuan masing – masingbangsa luar yang datang ke Indonesia. Setelah selesai berdiskusisetiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasildiskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang lain diberikesempatan untuk bertanya dan menanggapi. (± 25 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan screamble). (± 3 menit)
2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.
3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
Lampiran 1
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
9. Penilaian
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67
Lampiran 1
Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Eksperimen
Pertemuan IV1. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.
3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk
mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa
ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa
untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa
Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.
6. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching
Lampiran 1
7. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:
A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses
masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia dan cara – carayang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya. (± 1menit)
4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, gurumenyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambar beberapa orang asingyang datang ke Indonesia. (± 3 menit)
5) Pre Test (menanyakan bangsa dari mana saja yang datang keIndonesia untuk monopoli perdagangan, penyebaran agama, danpenjajahan). (± 3 menit)
6) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)
2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakanterlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didikadakah yang sudah pernah melihat benda peninggalan yangdianggap keramat oleh bangsa Indonesia) (± 10 menit)
Lampiran 1
3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 3 menit)
4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 3 menit)
5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 3 kelompok. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama masakolonial yang ada di Indonesia. (± 10 menit)
2) Demonstrasikan, Setiap kelompok mendiskusikan tentangmasa kolonial di Indonesia dengan membuat peta konsep (mindmapping). Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberikesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depankelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 25 menit)
1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post test dengan menggunakan permainan talking stick). (± 3 menit)
2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.
3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
Lampiran 1
7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
8. PenilaianPenilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Test Tulis Tes Uraian Sebutkan beberapa peninggalanpeninggalan bangsa Eropa yang dianggapkeramat di Indonesia
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Lampiran 1
Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 1
MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA
A. Faktor Pendorong Bangsa Eropa Datang Ke Indonesia
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dipengaruhi dari beberapa
faktor, diantaranya:
1. Jatuhnya Konstantinopel
Jatuhnya Konstantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan Kesultanan Turki
pada tahun 1453 menyebabkan putusnya hubungan dagang ke dunia Timur.
Bangsa Barat berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.
2. Adanya Merkantilisme
Merkantilisme adalah pandangan hidup dimana standar kesejahteraan diukur
dari kekayaan (emas) yang dimiliki, dengan itu dia menggunakan segala cara
untuk mencapai tujuan tersebut. Dan paham inilah yang dianut negara-negara
Eropa ketika itu, yang menjadikannya sebagai kebijakan politik. Karena itu negara
Eropa mulai melakukan observasi daerah jajahan, dan salah satunya tujuannya
adalah Indonesia.
3. Revolusi Industri
Revolusi industri adalah langkah efisiensi dalam produksi, yaitu dengan
menggunakan mesin-mesin industri untuk menggantikan tenaga manusia dan
hewan. Hal ini menjadikan hasil produksi lebih cepat dan lebih murah, sehingga
sangat menguntungkan.
4. Adanya Semangat 3 G
a. Keinginan mencari kekayaan (Gold).
b. Keinginan menyebarkan agama Nasrani (Gospel).
Lampiran 1
c. Keinginan mencari kejayaan dan kemuliaan (Glory).
B. Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia
1. Kedatangan Portugis ke Indonesia
Pada tahun 1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque berhasil menguasai Malaka. Selanjutnya Alfonso d’Albuquerque
mengirim ekspedisi ke Ternate dan Tidore. Pada tahun 1512, Portugis dapat
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Hal ini diperkuat dengan
dibangunnya benteng Saint John di Ternate. Selain mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama
Katolik. Salah satu pendeta bangsa Portugis yang giat menyebarkan agama
Katholik adalah Fransiscus Xaverius. Di masa pemerintahanSultan Baabullah
perlawanan menguat dan akhirnya pada tahun 1575 Portugis dapat diusir.
2. Kedatangan Spanyol ke Indonesia
Keberhasilan Portugis sampai ke Indonesia, terutama tempat rempah-rempah
membuat Spanyol ingin mengikuti jejak Portugis, karena memang dua negara ini
sangat berambisi menguasai dunia ketika itu. Pada tanggal 8 November 1512,
kapal dagang Spanyol berhasil berlabuh di Maluku tepatnya di Tidore.
Selanjutnya Spanyol bersekutu dengan Tidore sedang Portugis bersekutu dengan
Ternate. Perebutan wilayah membuat Spanyol dan Portugis saling bersaing.
Hingga pada tahun 1534 ditandatangani Perjanjian Saragosa yang dipimpin oleh
Paus. Isi perjanjian itu membagi dunia menjadi 2 wilayah :
1. Daerah sebelah utara garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Portugis
(termasuk wilayah Maluku).
2. Daerah sebelah selatan garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Spanyol.
Dengan adanya perjanjian itu membuat Spanyol kembali berkonsentrasi
ke Manila.
Lampiran 1
3. Kedatangan Belanda ke Indonesia
Karena perang melawan spanyol yang berkepanjangan (1568 – 1648) telah
membuat ekonomi Belanda terpuruk, maka Belanda pun mulai berpikir untuk
mencari daerah jajahan yang bisa memperkuat ekonomi mereka. Terinspirasi dari
keberhasilan Portugis dan Spanyol menjajah wilayah Asia tenggara
yang mendatangkan keuntungan besar, maka Belanda pun mulai melakukan
ekspedisi ke Asia Tenggara yaitu Indonesia yang terkenal mempunyai hasil
rempah-rempah yang melimpah.
Belanda pertama kali datang ke Indonesia di bawah pimpinan Cornelis de
Houtman dan De Keyzer pada tahun 1596 di Banten. Dia awal kedatangannya,
rombongan dagang Belanda ini disambut baik oleh penduduk pesisir, karena niat
mereka untuk berdagang dengan penduduk lokal. Tapi kemudian karena bersikap
sombong dan kasar, mereka diusir oleh penduduk Banten. Belanda datang
kembali ke Banten pada tahun 1598 di bawah pimpinan Van Nede dan Van
Heemskerck. Untuk kedatangannya yang kedua ini, Belanda disambut penduduk
Banten dengan baik. Pada tahun 1599 rombongan Belanda yang dipimpin Jacob
van Neck juga mendarat di Maluku. Hal ini disambut rakyat Maluku dengan baik,
karena pada saat itu rakyat Maluku sedang bersitegang dengan Portugis. Kejadian
ini membuat Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Kemudian agar pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang banyak
maka atas usulan Olden Berneveldt, pada 20 Maret 1602 Belanda mendirikan
kongsi dagang yang bernama bernama VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie) yang berkantor di Banten dan dikepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan didirikannya VOC adalah:
Lampiran 1
a. Menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang Belanda.
b. Menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan
pedagang-pedagang lainnya di Indonesia.
c. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.
4. Bangsa Inggris memasuki Indonesia
Pada tahun 1600 pemerintah Inggris mendirikan East India Company (EIC)
yang berpusat di India. Dalam upaya untuk mendapatkan rempah-rempah di
Indonesia, pada tahun 1602 Inggris mengirimkan utusannya yang dipimpin oleh
Kapten James Lancester ke Banten. Utusan kerajaan Inggris itu diterima oleh
Sultan Banten dan diberi izin mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di
Banten, EIC (Inggris) juga mendirikan kantor dagang di Jayakarta.
Sekitar akhir abad XVI, Inggris telah mengadakan hubungan dagang dengan
Gowa, Makassar, dan Aceh. Namun, Inggris tidak disukai oleh masyarakat di
wilayah tersebut karena bersikap otoriter dan memaksakan kehendak pada
masyarakat pribumi demi keuntungan mereka.
Kemudian pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut
seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Raflles yang diangkat sebagai
pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia, memberikan kesempatan pada
penduduk Indonesia untuk melaksanakan perdagangan bebas.
Lampiran 1
C. Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan pada masa
Kolonial Eropa
1. Masa kolonial Portugis
Portugis di Indonesia menanamkan kekuasaannya dengan cara yang kejam
dan bertindak sewenang-wenang kepada rakyat. Keadaan ini membuat rakyat
melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dan pada kenyataannya Portugis
memang hanya dapat menguasai Ternate saja, karena selalu gagal memasuki
daerah lain di Indonesia.
Kebudayaan rohani yang ditinggalkan berupa penyebaran agama Katolik di
Ambon, Maluku. Banyak masyarakat Ambon yang akhirnya memeluk agama
Katolik. Bangsa Portugis juga meninggalkan benda-benda yang akhirnya
dianggap keramat oleh bangsa Indonesia, seperti meriam-meriam yang terkenal
dengan nama Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, dan Ki Amuk di Banten.
2. Masa kolonial Spanyol
Bangsa Spanyol hanya dapat memengaruhi masyarakat Tidore, akan tetapi
tidak semua rakyat Tidore terpengaruh dan masa kolonial Spanyol juga tidak
berjalan lama karena rakyat Tidore melakukan perlawanan. Karena tidak lama
berkuasa maka hampir tidak ada pengaruh kekuasaan Spanyol
dalam perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan bagi rakyat
Tidore.
3. Masa kolonial Belanda
Dengan berdirinya VOC sebagai pesekutuan dagang Belanda, maka Indonesia
ketika itu telah memasuki era penjajahan Belanda. Kepengurusan VOC terdiri dari
17 orang (Heren Zeventien) yang berkedudukan di Amsterdam. Untuk
memperkuat kedudukannya, oleh pemerintah Belanda VOC diberikan modal 6,5
juta gulden Belanda dan Hak Octrooi (hak-hak istimewa), yaitu:
1. Memiliki tentara dan mendirikan benteng.
2. Menduduki daerah asing.
3. Mengangkat pegawai.
4. Mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat.
5. Membentuk pengadilan.
Lampiran 1
6. Membuat Undang-Undang, dan lain-lain.
Di samping itu juga diangkat pemimpin tertinggi VOC yang diberi gelar
Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal yang pernah memimpin VOC antara lain :
a. Pieter Both; Gubernur Jenderal pertama VOC yang memerintah tahun 1610-1619
di Ambon.
b. Jean Pieterzoon Coen; Gubernur Jenderal VOC kedua yang memindahkan pusat
VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia).
Pemerintah Belanda dengan VOC bertindak kejam dan memeras hasil
pertanian atau pun perkebunan rakyat guna kepentingan bangsa Belanda. Hal ini
menyebabkan rakyat Indonesia menderita dan sengsara.
Setelah VOC berkuasa selama ± 200 tahun, ternyata mengalami kebangkrutan
dan kemunduran.
Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)
Herman Willem Daendels dikirim ke Indonesia oleh Louis Napoleon
Bonaparte dan diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia serta
mempertahankan Indonesia (Pulau Jawa) dari serangan Inggris. Langkah-langkah
yang ditempuh Daendels di Indonesia antara lain:
a. Di bidang Militer
b. Di Bidang Keuangan
c. Di Bidang Perhubungan
d. Di Bidang Politik
Tindakan Daendels kejam dan sewenang-wenang, sehingga ia terkenal dengan
sebutan “Gubernur Tangan Besi”. Tindakan Daendels yang menjual tanah kepada
Hou Ti Ko tidak dibenarkan oleh Louis Napoleon Bonaparte. Daendels
dinyatakan bersalah, maka ia ditarik ke negeri Belanda dan digantikan oleh
Gubernur Jenderal Jan Willem Jansens (1811). Ternyata Jansens lemah dan
kurang cakap, sehingga Inggris berani menyerang kekuasaan Belanda di
Indonesia. Belanda kalah dan harus menandatangani Perjanjian Kapitulasi
Tuntang pada tahun 1811. Sejak saat itu Indonesia dikuasai Inggris.
4. Masa kolonial Inggris
Lampiran 1
Pada masa kolonial Inggris, perdagangan di Indonesia dimonopoli oleh EIC.
Akan tetapi ini tidak berjalan dengan baik karena selalu terdesak oleh VOC.
Pada masa Gubernur Jenderal Raffles, rakyat Indonesia diperhatikan sehingga
kehidupan lebih baik. Raffles membagi daerah Jawa atas 16 daerah karesidenan,
dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap
daerah-daerah yang dikuasainya. Di samping itu, Raffles juga membentuk
susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Setelah
Raffles selesai bertugas di Indonesia dan ditarik kembali ke Inggris, pemerintahan
Indonesia kembali ke pangkuan penjajah Belanda.
D. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Bangsa Eropa
1. Perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis
2. Perlawanan rakyat Ternate melawan Portugis
3. Perlawanan rakyat Maluku (Ternate-Tidore) melawan VOC
4. Perlawanan Mataram melawan VOC
5. Perlawanan Trunojoyo melawan VOC
6. Perlawanan Untung Suropati melawan VOC
7. Perlawanan Pangeran Mangubumi dan R.M. Said melawan VOC
8. Perlawanan rakyat Makassar melawan VOC
E. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Bangsa Barat Bagi Kehidupan Masyarakat
1. Bidang Adat Istiadat
2. Bidang pendidikan
3. Bidang kesenian
4. Bidang Hukum
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Eksperimen
Pertemuan V1. Standar Kompetensi
Memahami Pola Kegiatan Ekonomi.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
3. Indikatora. Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian, non
pertanian).b. Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan
perkotaan.c. Menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti alur sungai,
jalan, pantai).
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk
(pertanian, non pertanian)b. Siswa mampu mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan
dan perkotaan.c. Siswa mampu menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti
alur sungai, jalan, pantai).
5. Materi PokokPola Kegiatan Ekonomi.
6. Alokasi Waktu2 jam pelajaran (1x pertemuan).
7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching
Lampiran 1
8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:
A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang berbagaimata pencaharian penduduk di pedesaan maupun di perkotaan. (±5 menit)
4) Pre Test (menanyakan kepada peserta didik apa yang dimaksuddengan mata pencaharian Penduduk. (± 2 menit)
5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)
1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)
2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi ?) (± 10 menit)
3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)
4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
Lampiran 1
5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama yangberhubungan dengan pola kegiatan ekonomi. (± 10 menit)
2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmendiskusikan tentang pola kegiatan ekonomi penduduk,penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi dengan membuat peta pikiran (mind mapping).Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkankelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya danmenanggapi. (± 25 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan talking stick). (± 3 menit)
2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.
3) Menutup pelajaran secara Islami.4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).
Lampiran 1
2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VIISemester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.
3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
9. Penilaian
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes lisan
Tes Tulis
Tes Uraian
PekerjaanRumah
Apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat pola pemukimanberdasarkan kondisi fisik permukaanbumi ?
Buku Paket IPS halaman 247, bagian I
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Lampiran 1
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 13 April 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 1
POLA KEGIATAN EKONOMI
1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk
Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata? Ada yang
berupa dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Nah, dalam usaha
memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan lingkungannya. Dengan
demikian, kegiatan ekonomi penduduk pun berkaitan erat dengan lingkungannya.
Berbicara tentang kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata
pencaharian penduduk. Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari
penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang
sesuai dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi
dua golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan berdasarkan jenis
pekerjaan (pertanian dan bukan pertanian).
a. Mata Pencaharian di Bidang Pertanian
Pengertian pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan
pengertian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian
meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela,
tanaman palawija, dll.
1) Pertanian
Pertanian merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan
sebagian besar penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga
disebut sebagai negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh
penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah.
Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar
hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk
membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk
Lampiran 1
pindah ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan
yang baru.
Bertegalan ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan, tetapi
pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo, umbi-umbian,
jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem pengairan dan
pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah tadah hujan
(pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya melalui
saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran
sungai), sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut).
2) Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang
menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan
rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit,
teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
3) Perikanan
Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan
ikan. Perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang
terdapat di sepanjang pantai yang landai.
4) Peternakan
Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut
ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan unggas
meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras, itik, angsa, dan burung. Peternakan
hewan kecil meliputi peternakan kambing, domba, babi, kelinci. Peternakah
hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau, dan kuda.
Lampiran 1
5) Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata
pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar.
Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh
pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat
mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu
disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia.
b. Mata Pencaharian di Bidang Nonpertanian
Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian,
perdagangan, pariwisata, dan jasa.
1) Pertambangan
Termasuk dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan,
pengambilan, dan pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam
bumi. Untuk mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan
penelitian atau eksplorasi. Jika hasil eksplorasi menunjukkan terdapat barang
tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi di suatu tempat, dilakukanlah
eksploitasi atau pengambilan barang tambang tersebut. Menurut wujudnya, barang
tambang dapat dibedakan menjadi (1) barang tambang padat seperti emas, perak,
batu bara; (2) barang tambang cair seperti minyak bumi, dan (3) barang tambang
gas seperti gas alam. Menurut kegunaannya, barang tambang dapat
dikelompokkan menjadi (1) barang tambang energi migas, seperti minyak bumi
dan gas bumi, (2) barang tambang energi nonmigas seperti batu bara, (3) barang
tambang mineral logam, seperti emas, perak, bauksit, nikel; (4) bahan tambang
meniral nonlogam seperti aspal, fosfat; (5) batuan seperti marmer, pasir besi,
koalin.
Lampiran 1
2) Perindustrian
Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri
dapat dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga
dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, (2) industri kecil dengan jumlah
tenaga kerja antara 5-19 orang, (3) industri sedang dengan jumlah tenaga kerja
antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel,
besi baja.
3) Pariwisata
Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber
pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata,
daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak
sektor lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.
4) Jasa
Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru
menjual jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga
keamanan. Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di
antaranya ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.
2. Penggunaan Lahan
Ingatlah bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha
beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah.
Dengan demikian, tanah sangat penting bagi manusia. Lahan adalah tanah
garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Nah,
Lampiran 1
bagaimana manusia memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?
Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat lain berbada. Secara umum,
dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota
a. Penggunaan Lahan di Pedesaan
Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di
desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan
dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:
1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah
2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan
halamannya
3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan
4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan
penduduk lainnya.
Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam
menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi
penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut.
Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya
diklasifikasikan seperti berikut.
1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan
pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan,
peternakan, dan aktivitas perdagangan.
2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan
perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk
perikanan, peternakan, dan perdagangan.
3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai
sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk
pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan,
dan perdagangan.
Lampiran 1
b. Penggunaan Lahan di Perkotaan
Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas.
Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis
lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya
diklasifikasikan seperti berikut.
1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor
pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden
2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai
dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal
3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll.
4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari
TK sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll.
5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit,
puskesmas, laboratorium, dll.
6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi
7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas
tentara dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya.
3. Pola Permukiman
Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan
tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu
sama lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukiman-
permukiman yang dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat
tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, pola-
pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri.
Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai di
Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola
tersebar (dispersed).
Lampiran 1
1. Pola Memanjang (Linier)
Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang
dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang
umumnya ditemukan pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan
raya, atau garis pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan
tersebut memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita ketahui, sungai, jalan,
maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik lainnya, sehingga
masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah
mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.
a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai
b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya
c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta Api
d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai
2. Pola Terpusat (Nucleated)
Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang
dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya ditemukan pada
kawasan permukiman di desa-desa yang terletak di kawasan pegunungan. Pola ini
biasanya dibangun oleh penduduk yang masih satu keturunan.
Lampiran 1
3. Pola Tersebar (Dispersed)
Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan
bertanah kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar
umumnya ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat
terbentuk karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu sumber air,
terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang memiliki
sumber air bagus.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Kontrol
Pertemuan 11. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.
3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di
Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.e. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan
sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.g. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di
Indonesia.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama
Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di
Indonesia.e. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –
peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.
Lampiran 2
g. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.
5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.
6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).
7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.
8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)
Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)
4) Pre Test (menanyakan bagaimana proses masuknya pengaruhagama Hindu maupun agama Budha ke Indonesia). (± 3 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat patung peninggalan Hindu dan Budha di Indonesia?)(± 10 menit)
2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)
3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)
Lampiran 2
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,1 kelompok terdiri dari 12 orang. (± 3 menit)
2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)
3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan LKKyang telah diberikan oleh guru dan mendiskusikan tentang prosesdan berkembangnya Hindu Budha dan daerah – daerah yangdipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan cerdas cermat). (± 5 menit)
2) Menutup pelajaran secara Islami
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
Lampiran 2
9. Penilaian
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes tulis Tes Uraian Jelaskan proses masuknya agamaHindu dan Budha ke Indonesia
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
KuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan
Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa
1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 10 (Perkembangan Pada MasaHindu-Budha di Indonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGATERSUSUN KATA YANG DIMAKSUD !
2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan:
a. Jika menemukan nama Kerajaan maka ditulis tahun berdiri, letakdan raja yang berjaya
b. Jika menemukan nama Candi maka ditulis letak dan pada masakerajaan apa
c. Jika menemukan nama kitab maka ditulis nama karyanyad. Jika menemukan prasasti maka ditulis tempat penemuannya dan
tahun di temukannya
U M U L A W A R M A N E A U JS X O S F Y I P S V B M I O SU S R K U T A I R K N S E E CD O P C S M T W I O J I D U MR R O M D H D I W E A M U E EA A L E J U A B I T D A O O NI N P E S Y I A J C E N A T AP D I S W E E C A V W I U E IE A N I Y O I E Y S G D E J TY K R W I N A Y A P I T A K AM A U A U A O R E A R U S R I
Nama :Kelas :Kelompok :
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas KontrolPertemuan II
1. Standar KompetensiMemahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.
3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di
Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.e. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan
sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.g. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di
Indonesia.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama
Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di
Indonesia.e. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –
peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.
g. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.
Lampiran 2
5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.
6. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.
7. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)
Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses
masuknya Hindu Budha di Indonesia. (± 1 menit)4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 3 menit)
5) Pre Test (menanyakan sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal di Indonesia). (± 4 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umumyang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakahyang sudah pernah melihat candi peninggalan Hindu dan Budhadi Indonesia. Peserta didik mengamati gambar Kerajaan, danpeninggalan – peninggalan sejarah lainnya pada masa HinduBudha) (± 15 menit)
2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 2 menit)
3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 2 menit)
4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 1 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Lampiran 2
1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 3 kelompok. (± 3 menit)
2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)
3) Setiap kelompok mengerjakan LKK yang telah diberikan olehguru dan mendiskusikan tentang kerajaan yang ada di masaHindu Budha dan Peninggalan-peninggalan sejarah kerajaanyang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)
1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post testyaitu apa yang dilakukan sebagai putra putri bangsa untukmenyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa ini). (± 5menit)
2) Menutup pelajaran secara Islami.
7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor.
Lampiran 2
8. PenilaianPenilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Test Tulis Tes Uraian sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal diIndonesia
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan
Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa
1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 10 (Perkembangan Pada MasaHindu-Budha di Indonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGATERSUSUN KATA YANG DIMAKSUD !
2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan:
a. Jika menemukan nama Kerajaan maka ditulis tahun berdiri, letakdan raja yang berjaya
b. Jika menemukan nama Candi maka ditulis letak dan pada masakerajaan apa
c. Jika menemukan nama kitab maka ditulis nama karyanyad. Jika menemukan prasasti maka ditulis tempat penemuannya dan
tahun di temukannya
A I E Y U O W E S R A N E B YT S I U K R E S N A Y A N A UO U N S I W T U I K D I J C PA N A M H A R B O M R U J D AA Y N R E A S T N I R R K S ED A Y G S I U T E W A I I O PI R I O C I A R E U T E U N EV U A E C E I D E T I O U I OA P I O R M A U R O I A W E YR A K E D U K A N B U K I T ID O R E O N U K M A R A T A M
Nama :Kelas :Kelompok :
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Kontrol
Pertemuan III1. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.
3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk
mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa
ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa
untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa
Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.
6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).
Lampiran 2
7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.
8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)
Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)
4) Pre Test (menanyakan apa faktor yang menyebabkan keberadaanIndonesia menjadi penting bagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa. (± 3 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat rempah – rempah yang jadi incaran bangsa Eropa ?)(± 10 menit)
2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)
3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,kelompok terdiri dari 4 orang. (± 3 menit)
2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)
Lampiran 2
3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan LKKyang telah diberikan oleh guru dan mendiskusikan tentangpenyebab latar belakang kedatangan bangsa Eropa di Indonesia danmendeskripsikan tujuan masing – masing bangsa luar yang datangke Indonesia. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberikesempatan untuk mengumpulkan LKK dan mempresentasikanhasil diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang laindiberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan screamble). (± 5 menit)
2) Menutup pelajaran secara Islami
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
9. Penilaian
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !
Lampiran 2
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan
Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa
1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 12 (Masa Kolonial Eropa diIndonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGA TERSUSUN KATAYANG DIMAKSUD !
2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan :
a. Nama bangsawan dilihat dari nama depan atau nama belakangb. Jika menemukan nama negara maka ditulis kapan kedatangannya
ke Indonesia, dan apa tujuannya secara lengkap
U S G O P U E A S I F E D U IA C O P E R N I C U S I R J IO E L I E U S I G U T R O P NA A D H T O B R E T E I P M OD N O E I O E P E C B V R C MR A F F L E S Y K B E B H G II M A K I T I L O P S A I R TU T U E N U Y E N N M A I A SE U E I E E W A O G E H N E IR O I S J I U E M A A I O U RT H U E B O C V I R I G A S I
Nama :Kelas :Kelompok :
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Kontrol
Pertemuan IV1. Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.
3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk
mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa
ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa
untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa
Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.
6. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.
Lampiran 2
7. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)
Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses
masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia dan cara – carayang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya. (± 1menit)
4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, gurumenyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 3 menit)
5) Pre Test (menanyakan bangsa dari mana saja yang datang keIndonesia untuk monopoli perdagangan, penyebaran agama, danpenjajahan). (± 4 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umumyang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakahyang sudah pernah melihat benda peninggalan yang dianggapkeramat oleh bangsa Indonesia) (± 15 menit)
2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 2 menit)
3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 2 menit)
4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 1 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 9 kelompok. (± 3 menit)
Lampiran 2
2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)
3) Setiap kelompok mengerjakan LKK yang telah diberikan olehguru dan mendiskusikan tentang masa kolonial di Indonesia.Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatanuntuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelassedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 30 menit)
1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat. (± 5 menit)2) Menutup pelajaran secara Islami
7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta Sejarah
Alat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
8. PenilaianPenilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Test Tulis Tes Uraian Sebutkan beberapa peninggalanpeninggalan bangsa Eropa yang dianggapkeramat di Indonesia
Lampiran 2
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan
Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa
1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 12 (Masa Kolonial Eropa diIndonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGA TERSUSUN KATAYANG DIMAKSUD !
2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan :
a. Nama bangsawan dilihat dari nama depan atau nama belakangb. Jika menemukan nama negara maka ditulis kapan kedatangannya
ke Indonesia, dan apa tujuannya secara lengkap
O A Y V I A S K A P M A N A TN E W O R O W U A R P E O P UO T A A O E I W L E S R T A RL U U C N O U A F S E Y E K KO I T S P A N Y O L U J R I IP O A E R C E O N T G E A J HO D E M I G R A S I E L I I YC V R U I C U E O R I U O A AR A F F L E S I A E A O S R CA E C O A B J U O U S E R E YM I N A G N A L A U T E P R S
Nama :Kelas :Kelompok :
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 2
Kelas Kontrol
Pertemuan V1. Standar Kompetensi
Memahami Pola Kegiatan Ekonomi.
2. Kompetensi DasarMendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
3. Indikatora. Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian, non
pertanian).b. Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan
perkotaan.c. Menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti alur sungai,
jalan, pantai).
4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk
(pertanian, non pertanian)b. Siswa mampu mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan
dan perkotaan.c. Siswa mampu menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti
alur sungai, jalan, pantai).
5. Materi PokokPola Kegiatan Ekonomi.
6. Alokasi Waktu2 jam pelajaran (1x pertemuan).
7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.
Lampiran 2
8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)
Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru
menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)
4) Pre Test (menanyakan kepada peserta didik apa yang dimaksuddengan mata pencaharian Penduduk). (± 3 menit)
B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi ?). (± 10 menit)
2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)
3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)
4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)
2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,kelompok dibagi menjadi 4. (± 3 menit)
2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)
3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan tugaskelompok pada buku paket halaman 240. Setelah selesai berdiskusidan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan
Lampiran 2
kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya danmenanggapi. (± 30 menit)
3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)
C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan talking stick). (± 5 menit)
2) Menutup pelajaran secara Islami
8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII
Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor
9. Penilaian
Penilaian
Teknik BentukInstrumen
ContohInstrumen
Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !
Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai
kualitatifNilai
kuantitatifDeskripsi(Alasan)
Lampiran 2
Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar
Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55
Mengetahui, Jakarta, 13 April 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan
Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN TES
KOMPETENSI DASAR INDIKATORNOMORBUTIRSOAL
Mendeskripsikan perkembanganmasyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Hindu Budha,serta peninggalan-peninggalannya.
Mendeskripsikan masuk danberkembangnya agama Hindu Budha diIndonesia.
1, 2
Memaparkan konsep ajaran HinduBudha di Indonesia.
4, 5, 19,20, 21,22
Mendeskripsikan Perdagangan Indiadengan Indonesia.
3
Memaparkan perkembangan agamaHindu Budha di Indonesia.
6
Menjelaskan kerajaan Hindu Budha diIndonesia.
8, 11, 12,13, 23,24, 25
Mengidentifikasi dan memberi contohpeninggalan – peninggalan sejarahkerajaan yang bercorak Hindu Budha diberbagai daerah.
7, 9, 10,14,16,17, 18
Menunjukkan tempat-tempatpeningalan sejarah Hindu Budha diIndonesia.
15
Mendeskripsikan perkembanganmasyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
Menguraikan proses masuknya bangsa– bangsa Eropa ke Indonesia.
27, 28,29, 30,31, 32
Mengidentifikasi cara – cara yangdigunakan bangsa Eropa untukmencapai tujuannya.
33, 34,35
Lampiran 3
Mengidentifikasi reaksi bangsaIndonesia terhadap Bangsa Eropa.
26
Mendeskripsikan perkembangankehidupan masyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan pada masa kolonialEropa.
36, 37,38
Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomipenduduk, penggunaan lahan, dan polapemukiman berdasarkan kondisi fisik
permukaan bumi.
Mengidentifikasikan mata pencaharianpenduduk (pertanian, non pertanian).
39, 40
Mendeskripsikan bentuk penggunaanlahan di pedesaan dan perkotaan.
42, 43,44, 45
Menguraikan pola pemukimanpenduduk (mengikuti alur sungai, jalan,pantai).
41
Lampiran 4
UJI COBA SOAL PRETEST DAN POSTTEST
MATA PELAJARAN IPS
MATERI PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DIINDONESIA, MATERI MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA DAN
POLA KEGIATAN EKONOMI
Kelas : VII
Semester : II
Waktu : 15 Menit
Petunjuk Pengerjaan,
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X)pada pilihan a, b, c atau d !
1. Kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan disebut kasta ....a. Waisyab. Ksatriac. Brahmanad. Sudra
2. Kasta yang paling rendah, seperti para budak disebut ....a. Kasta Waisya c. Kasta Sudrab. Kasta Ksatria d. Kasta Brahmana
3. Pada awalnya Buddha bukan sebuah agama, tetapi ....a. Sebuah aliran kepercayaanb. Paham baru di luar agama Hinduc. Paham baru dalam agama Hindud. Aliran yang sama sekali baru
4. Tujuan yang dicapai oleh agama Hindu adalah Moksha, yaitu ....a. Terbebas dari dosab. Terbebas dari dilahirkan kembalic. Hilang tak berbekasd. Hilang bersama raganya
5. Dalam konsep agama Buddha hidup adalah menderita. Hal ini terjadikarena ketidaktahuan manusia tentang ....a. Jalan ke sorgab. Penderitaanc. Kebenaran yang hakikid. Sunyarupa
Lampiran 4
6. Berikut ini seluruh ajaran agama Buddha terdapat dalam Buku Tripitaka,kecuali ....a. Samsaratapitakab. Sutrantapitakac. Winayapitakad. Abhidharmapitaka
7. Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Tugu,Prasasti Pasir Awi, Prasasti Muara Cianten, dan Prasasti Lebak merupakanbukti yang mendukung adanya Kerajaan ....a. Kutai c. Mataramb. Tarumanegara d. Sriwijaya
8. Kerajaan Kutai terletak di pulau ....a. Balib. Jawa Tengah dan Jawa Timurc. Sumaterad. Kalimantan Timur
9. Prasasti Talang Tuo (684 M) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Mataram Kuno c. Singosarib. Sriwijaya d. Majapahit
10. Yupa (batu bertulis) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Kediri c. Kutaib. Mataram Kuno d. Majapahit
11. Berikut nama – nama Raja yang pernah memerintah di Majapahit, kecuali....a. Raden Wijaya c. Jayanegarab. Hayam Wuruk d. Ken Arok
12. Kerajaan Tarumanegara berdiri kurang lebih pada abad ....a. Ke-5 M c. Ke-7 Mb. Ke-6 M d. Ke-8 M
13. Ken Arok memerintah Kerajaan Singosari selama ... tahuna. 4 c. 6b. 5 d. 7
14. Candi Prambanan terletak di daerah ....a. Luar Jawab. Jawa Timurc. Jawa Tengah utarad. Jawa Tengah Selatan
15. Candi Muara Takus terletak di daerah ....a. Luar Jawab. Jawa Timur
Lampiran 4
c. Jawa Tengah utarad. Jawa Tengah Selatan
16. Peninggalan sejarah berupa kitab dari Kerajaan Kediri adalah ....a. Kitab Sorandakab. Kitab Usana Jawac. Kitab Sutasomad. Kitab Smaradhana
17. Kitab Sorandoka menceritakan tentang ....a. Penakluk Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damarb. Raja – raja Singosari dan Majapahitc. Pemberontakan Sorad. Peristiwa Bubat
18. Kitab Karya Mpu Tantular adalah ....a. Kitab Negarakertagamab. Kitab Sutasomac. Kitab Kakawin Bharatayudhad. Kitab Smaradhana
19. Pembentukan kasta dalam agama Hindu bertujuan untuk ....a. Untuk menjaga kemurnian ras bangsa Aryab. Agar murni tidak campur aduk antarkastac. Agar ada perkawinan dalam satu kastad. Agar jelas perbedaan antarkasta
20. Dalam konsep Buddha, hidup adalah ....a. Kebahagiaan c. Perdamaianb. Menderita d. Kemiskinan
21. Dewa Wisnu disebut dengan Dewa ....a. Pencipta c. Pelindungb. Perusak d. Penolong
22. Agama Hindu mempunyai tiga dewa yang senantiasa dipuja , yang lebihdikenal dengan nama ....a. Tri Murti c. Gayatrib. Tri Moksha d. Triguna
23. Kerajaan Singosari runtuh pada tahun ....a. 1295 c. 1293b. 1294 d. 1292
24. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ....a. Ke-5 dan ke-6 Mb. Ke-7 dan ke-8 Mc. Ke-9 dan ke 10 Md. Ke-11 dan ke-12 M
Lampiran 4
25. Pada saat pemerintahan Raja Samaratungga membangun Candi Borobudurpada tahun ...a. 850 M c. 848 Mb. 849 M d. 847 M
26. Rempah-rempah yang dibawa dari Maluku berupa ....a. Pala dan cengkehb. Kopi dan padic. Cengkeh dan kopid. Padi dan pala
27. Secara geografis, letak wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yaituberada di antara dua benua ....a. Benua Eropa dan Benua Afrikab. Benua Amerika dan Benua Asiac. Benua Asia dan Benua Australiad. Benua Amerika dan Benua Asia
28. Indonesia diapit oleh dua samudera yaitu ....a. Samudera Atlantik dan Saudera Pasifikb. Samudera Arktik dan Samudera Antartikac. Samudera Atlantik dan Samudera Antartikad. Samudera Pasifik dan Samudera Hindia
29. Berikut ini adalah beberapa kota dan pelabuhan dagang yang cukup besardi kawasan Laut Tengah, kecuali ....a. Maluku c. Venesiab. Konstantinopel d. Genoa
30. Kesibukan dan keramaian di pusat-pusat perdagangan dan pelayaran dikawasan Laut Tengah juga ditunjukkan ketika Bangsa Sumeria berdagangmenggunakan ....a. Untab. Gajahc. Kereta kuda (Karavan)d. perahu
31. Indonesia merupakan mata rantai jalur perdagangan dan pelayaran antara....a. Asia dan Eropab. Asia dan Afrikac. Asia dan Amerikad. Asia dan Australia
32. Setelah jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa yang paling terkenadampak buruknya berupa ....a. Permusuhan
Lampiran 4
b. Kemiskinanc. Penyakitd. Kesulitan Ekonomi
33. Kisah perjalanan Marcopolo (1254-132) seorang pedagang yangdituangkan dalam buku Book of Various Experiences berasal dari ....a. Cina c. Belandab. Venesia, Italia d. Arab
34. Penemuan Coperticus yang didukung oleh Galileo Galilei yangmenyatakan bahwa ....a. Bumi itu bulatb. Matahari terbit dari arah timurc. Indonesia kaya akan rempah-rempahd. Indonesia mempunyai peran penting dalam perdagangan
35. Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia mempunyai tiga tujuan yangdisebut ....a. Keajaiban dunia, rempah-rempah, goldb. Imago Mundi, glory, gospelc. Gold, Glory, Gospeld. Rempah-rempah, gold, glory
36. Pada tanggal 20 Maret tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagangbernama ....a. EIC c. VOCb. APEC d. GOLD
37. Berikut ini adalah beberapa aturan paksa yang harus dilaksanakan olehIndonesia dari VOC, kecuali ....a. Monopoli Dagangb. Penjualan paksa hasil bumi kepada VOCc. Pelayaran Hongi, wajib mendayung perahu VOC di perairan Malukud. Mencari daerah jajahan
38. Peraturan yang mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagiantanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu,dan nila disebut ....a. Romusa c. Pelayaran Hongib. Tanam Paksa d. Daerah Jajahan
39. Pertanian yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana,seperti parang, sabit, cangkul, dan sejenisnya disebut ....a. Pertanian Sederhanab. Pertanian Majuc. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan
Lampiran 4
40. Pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan, baik ditadah langsungaatau aliri hasil air hujan disebut ....a. Pertanian sederhanab. Pertanian majuc. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan
41. Industri yang didirikan berdasarkan pertimbangan kemudahan mengolahproduknya, misalnya yang mengolah daging, ikan, bunga adalah ....a. Industri berdasarkan alamb. Industri berdasarkan perdaganganc. Industri berdasarkan bahan mentahd. Industri berdasarkan sejarah
42. Industri yang biasanya digunakan untuk pembangunan gedung, gudang,rumah pegawai, kantor administrasi, dan sebagainya disebut ....a. Penggunaan lahan untuk pabrikb. Penggunaan lahan untuk perumahanc. Penggunaan lahan untuk rekreasid. Penggunaan lahan untuk pendidikan
43. Penggunaan lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat,seperti jalan, terminal, halte stasiun, jalanan kereta api, dan sebagainyadisebut ....a. Penggunaan lahan untuk rekreasib. Penggunaan lahan untuk transportasic. Penggunaan lahan jasa pemerintah dan swastad. Penggunaan lahan jasa pendidikan
44. Penggunaan lahan seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura, danklenteng disebut ....a. Penggunaan lahan untuk pendidikanb. Penggunaan lahan untuk rekreasic. Penggunaan lahan untuk keagamaand. Penggunaan lahan jasa pemerintah dan swasta
45. Bangunan yang terdiri atas gedung kesenian dan gedung bioskop, taman,dan kebun binatang termasuk lahan jasa untuk....a. Tempat rekreasib. Pemerintahc. Perdagangand. pendidikan
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
UJI COBA SOAL PRETEST DAN POSTTEST
NOMOR SOAL KUNCI JAWABAN1 B2 C3 D4 B5 C6 A7 B8 D9 B10 C11 D12 A13 B14 D15 A16 D17 C18 B19 A20 B21 C22 A23 D24 B25 A26 A27 C28 D29 A30 C31 A32 D33 B34 A35 C
Lampiran 5
36 C37 D38 B39 A40 D41 C42 A43 B44 C45 A
Lampiran 6
VALIDITAS
Validitas merupakan tingkat ketepatan tes tes tersebut dalam mengukur
materi dan perilaku yang harus diukur. Perkataan valid sangat erat
hubungannya dengan tujuan penggunaan tes yang bersangkutan. Untuk
mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka pbi dibandingkan dengan
tabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika Ƴ ≥ Ƴ maka soal tersebut
valid dan jika Ƴ ≤ Ƴ maka soal tersebut tidak valid.
CORRELATIONS/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10 no_11
no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20 no_21 no_22 no_23no_24 no_25 no_26 no_27 no_28 no_29 no_30 no_31 no_32 no_33 no_34 no_35no_36 no_37 no_38 no_39 no_40 no_41 no_42no_43 no_44 no_45 skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet1] D:\Ria Liniarti\Ria Liniarti Subandi\State IslamicUniversity (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta\Semester 8\Skripsi\SPSSSKRIPSI\Data 1.sav
Correlations
skorno_1 Pearson Correlation -.101
Sig. (2-tailed) .781
N 10
no_2 Pearson Correlation .062
Sig. (2-tailed) .864
N 10
no_3 Pearson Correlation .439
Sig. (2-tailed) .204
N 10
no_4 Pearson Correlation .535
Sig. (2-tailed) .111
N 10
no_5 Pearson Correlation .569
Sig. (2-tailed) .086
N 10
no_6 Pearson Correlation ,686*
Lampiran 6
Sig. (2-tailed) .029
N 10
no_7 Pearson Correlation .092
Sig. (2-tailed) .801
N 10
no_8 Pearson Correlation .372
Sig. (2-tailed) .289
N 10
no_9 Pearson Correlation .408
Sig. (2-tailed) .242
N 10
no_10 Pearson Correlation .062
Sig. (2-tailed) .864
N 10
no_11 Pearson Correlation .217
Sig. (2-tailed) .548
N 10
no_12 Pearson Correlation .288
Sig. (2-tailed) .419
N 10
no_13 Pearson Correlation ,647*
Sig. (2-tailed) .043
N 10
no_14 Pearson Correlation .325
Sig. (2-tailed) .360
N 10
no_15 Pearson Correlation -.089
Sig. (2-tailed) .807
N 10
no_16 Pearson Correlation -.217
Sig. (2-tailed) .548
N 10
no_17 Pearson Correlation .132
Sig. (2-tailed) .715
N 10
no_18 Pearson Correlation -.057
Sig. (2-tailed) .875
N 10
no_19 Pearson Correlation .094
Sig. (2-tailed) .797
N 10
no_20 Pearson Correlation ,841**
Lampiran 6
Sig. (2-tailed) .002
N 10
no_21 Pearson Correlation -.038
Sig. (2-tailed) .917
N 10
no_22 Pearson Correlation .a
Sig. (2-tailed)
N 10
no_23 Pearson Correlation -.335
Sig. (2-tailed) .344
N 10
no_24 Pearson Correlation -.288
Sig. (2-tailed) .419
N 10
no_25 Pearson Correlation -.296
Sig. (2-tailed) .406
N 10
no_26 Pearson Correlation .258
Sig. (2-tailed) .471
N 10
no_27 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_28 Pearson Correlation .420
Sig. (2-tailed) .227
N 10
no_29 Pearson Correlation .258
Sig. (2-tailed) .471
N 10
no_30 Pearson Correlation .023
Sig. (2-tailed) .949
N 10
no_31 Pearson Correlation .563
Sig. (2-tailed) .090
N 10
no_32 Pearson Correlation ,647*
Sig. (2-tailed) .043
N 10
no_33 Pearson Correlation -.248
Sig. (2-tailed) .489
N 10
no_34 Pearson Correlation .229
Lampiran 6
Sig. (2-tailed) .524
N 10
no_35 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_36 Pearson Correlation .563
Sig. (2-tailed) .090
N 10
no_37 Pearson Correlation .296
Sig. (2-tailed) .406
N 10
no_38 Pearson Correlation .608
Sig. (2-tailed) .062
N 10
no_39 Pearson Correlation .471
Sig. (2-tailed) .170
N 10
no_40 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_41 Pearson Correlation .191
Sig. (2-tailed) .597
N 10
no_42 Pearson Correlation .153
Sig. (2-tailed) .674
N 10
no_43 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_44 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_45 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
skor Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Lampiran 6
Setelah melakukan pengujian validitas dengan menggunakan bantuan
software SPSS 20 maka Ƴ pbi dibandingkan dengan Ƴ tabel dengan taraf
siginfikan (α):0,05 jika Ƴ ≥ Ƴ maka soal tersebut valid dan jikaƳ ≤ Ƴ maka soal tersebut tidak valid.Ƴ ≥ ƳTerlihat soal yang dinyatakan valid yaitu pada nomor :
Correlations
skorno_3 Pearson Correlation .439
Sig. (2-tailed) .204
N 10
no_4 Pearson Correlation .535
Sig. (2-tailed) .111
N 10
no_5 Pearson Correlation .569
Sig. (2-tailed) .086
N 10
no_6 Pearson Correlation ,686*
Sig. (2-tailed) .029
N 10
no_8 Pearson Correlation .372
Sig. (2-tailed) .289
N 10
no_9 Pearson Correlation .408
Sig. (2-tailed) .242
N 10
no_13 Pearson Correlation ,647*
Sig. (2-tailed) .043
N 10
no_14 Pearson Correlation .325
Sig. (2-tailed) .360
N 10
no_20 Pearson Correlation ,841**
Sig. (2-tailed) .002
N 10
no_27 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_28 Pearson Correlation .420
Sig. (2-tailed) .227
Lampiran 6
N 10
no_31 Pearson Correlation .563
Sig. (2-tailed) .090
N 10
no_32 Pearson Correlation ,647*
Sig. (2-tailed) .043
N 10
no_35 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_36 Pearson Correlation .563
Sig. (2-tailed) .090
N 10
no_37 Pearson Correlation .296
Sig. (2-tailed) .406
N 10
no_38 Pearson Correlation .608
Sig. (2-tailed) .062
N 10
no_39 Pearson Correlation .471
Sig. (2-tailed) .170
N 10
no_40 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_43 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_44 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
no_45 Pearson Correlation ,725*
Sig. (2-tailed) .018
N 10
Lampiran 7
RELIABILITAS
Reliabilitas suatu tes menujukkan atau merupakan sederajat ketetapan atau
kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam
mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut
diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang berbeda, atau dengan tes
yang paralel (ekuivalen) pada waktu yang sama. Uji reliabilitas penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS 20. Setelah dilakukan uji reliabilitas
dapat diketahui bahwa semua soal dinyatakan reliabilitas.
RELIABILITY/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10
no_11 no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20 no_21no_22 no_23 no_24 no_25 no_26 no_27 no_28 no_29 no_30 no_31 no_32no_33 no_34 no_35 no_36 no_37 no_38 no_39 no_40 no_41 no_42no_43 no_44 no_45
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet1] D:\Ria Liniarti\Ria Liniarti Subandi\State IslamicUniversity (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta\Semester8\Skripsi\SPSS SKRIPSI\Data 1.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 10 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,705 45
Lampiran 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
no_1 27,00 31,333 -,192 ,723
no_2 26,80 30,400 -,031 ,714
no_3 27,20 28,622 ,374 ,691
no_4 27,20 28,178 ,477 ,686
no_5 26,80 27,511 ,500 ,681
no_6 26,80 26,844 ,631 ,673
no_7 26,70 30,233 ,004 ,711
no_8 26,60 28,933 ,304 ,695
no_9 27,10 28,544 ,332 ,692
no_10 26,80 30,400 -,031 ,714
no_11 26,70 29,567 ,131 ,704
no_12 27,00 29,111 ,199 ,700
no_13 26,80 27,067 ,587 ,675
no_14 27,10 28,989 ,244 ,697
no_15 27,30 30,900 -,145 ,713
no_16 27,10 31,878 -,297 ,727
no_17 27,00 30,000 ,039 ,709
no_18 26,60 30,933 -,133 ,716
no_19 27,00 30,222 ,000 ,712
no_20 26,70 26,233 ,813 ,663
no_21 26,90 30,989 -,133 ,720
no_22 26,40 30,489 ,000 ,706
no_23 27,00 32,667 -,414 ,735
no_24 26,80 32,400 -,370 ,733
no_25 27,00 32,444 -,378 ,733
no_26 26,70 29,344 ,174 ,701
no_27 26,50 28,056 ,697 ,682
no_28 26,60 28,711 ,354 ,692
no_29 26,70 29,344 ,174 ,701
no_30 26,80 30,622 -,070 ,716
no_31 26,60 28,044 ,508 ,684
no_32 26,80 27,067 ,587 ,675
no_33 26,60 31,822 -,318 ,725
no_34 26,90 29,433 ,136 ,704
Lampiran 7
no_35 26,50 28,056 ,697 ,682
no_36 26,60 28,044 ,508 ,684
no_37 26,80 29,067 ,208 ,699
no_38 26,80 27,289 ,544 ,678
no_39 26,50 28,944 ,425 ,692
no_40 26,50 28,056 ,697 ,682
no_41 26,90 29,656 ,097 ,706
no_42 26,90 29,878 ,058 ,709
no_43 26,50 28,056 ,697 ,682
no_44 26,50 28,056 ,697 ,682
no_45 26,50 28,056 ,697 ,682
Lampiran 8
TARAF KESUKARAN
Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus:P = BJSP : Indeks kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka
semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai
berikut:
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
KELASPERTANYAAN
3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31VIII_2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1VIII_2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0VIII_2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1VIII_2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1IX_6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1IX_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1IX_6 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1IX_8 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0IX_8 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
IX_8 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
Jumlah yang benar 2 2 6 6 8 3 6 7 9 8 8taraf kesukaran 0.2 0.2 0.6 0.6 0.8 0.3 0.6 0.7 0.9 0.8 0.8
Lampiran 8
KELASPERTANYAAN SKOR
TOTAL32 35 36 38 39 40 43 44 45VIII_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
VIII_2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3
VIII_2 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18
VIII_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
IX_6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29
IX_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
IX_6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
IX_8 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22
IX_8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
IX_8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
Jumlah yang benar 6 9 8 6 9 9 9 9 9taraf kesukaran 0.6 1 0.8 0.6 0.9 1 0.9 0.9 0.9
0-0,3 susah: 3, 4, 90,3-0,7 sedang: 5, 6, 13, 20, 32, 380,7-1 mudah: 8, 27, 28, 35, 36, 39, 40, 43, 44, 45
Lampiran 9
UJI DAYA PEMBEDA
Daya pembeda penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan
daya pembeda adalah:
D = BJ − BJ = P − PJ : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Pertanyaan 3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31BA 2 2 6 4 5 3 4 5 6 6 5BB 0 0 0 2 3 0 2 2 3 2 3
Pertanyaan 32 35 36 38 39 40 43 44 45BA 4 6 5 4 6 6 6 6 6BB 2 3 3 2 3 3 3 3 3
Pertanyaan 3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31
Uji Daya pembeda 0.3 0.3 1 0.2 0.1 0.5 0.2 0.3 0.3 0.5 0.1
Pertanyaan 32 35 36 38 39 40 43 44 45
Uji Daya pembeda 0.3 1 0.5 0.3 0.5 1 0.5 0.5 0.5
0-0,2 Lemah 6, 8, 13, 31, 32. 36, 380,21-0,4 Sedang 3, 4, 20, 27, 35, 39, 40, 43, 44, 450,41-0,7 Baik 9, 280,71-1 Sangat Baik 5
Negatif Jelek -
Lampiran 10
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
MATA PELAJARAN IPS
MATERI PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA,MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA DAN POLA KEGIATAN EKONOMI
Kelas : VII
Semester : II
Waktu : 15 Menit
Petunjuk Pengerjaan,
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) padapilihan a, b, c atau d !
1. Pada awalnya Buddha bukan sebuah agama, tetapi ....a. Aliran yang sama sekali barub. Paham baru di luar agama Hinduc. Paham baru di dalam agama Hindud. Sebuah aliran kepercayaan
2. Tujuan yang dicapai oleh agama Hindu adalah Moksha, yaitu ....a. Hilang bersama raganyab. Hilang tak berbekasc. Terbebas dari dilahirkan kembalid. Terbebas dari dosa
3. Dalam konsep agama Buddha hidup adalah menderita. Hal ini terjadi karenaketidaktahuan manusia tentang ....a. Jalan ke sorgab. Kebenaran yang hakikic. Penderitaand. Sunyarupa
4. Berikut ini seluruh ajaran agama Buddha terdapat dalam Buku Tripitaka, kecuali ....a. Abhidharmapitakab. Samsaratapitakac. Sutrantapitakad. Winayapitaka
5. Kerajaan Kutai terletak di pulau ....a. Balib. Jawa Tengah dan Jawa Timurc. Kalimantan Timurd. Sumatera
Lampiran 10
6. Prasasti Talang Tuo (684 M) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Majapahitb. Mataram Kunoc. Singosarid. Sriwijaya
7. Ken Arok memerintah Kerajaan Singosari selama ... tahuna. 4 c. 6b. 5 d. 7
8. Dalam konsep Buddha, hidup adalah ....a. Kebahagiaanb. Kemiskinanc. Menderitad. Perdamaian
9. Secara geografis, letak wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yaitu berada diantara dua benua ....a. Benua Amerika dan Benua Asiab. Benua Amerika dan Benua Australiac. Benua Asia dan Benua Australiad. Benua Eropa dan Benua Afrika
10. Indonesia diapit oleh dua samudera yaitu ....a. Samudera Atlantik dan Samudera Antartikab. Samudera Atlantik dan Saudera Pasifikc. Samudera Arktik dan Samudera Antartikad. Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
11. Indonesia merupakan mata rantai jalur perdagangan dan pelayaran antara ....a. Asia dan Afrikab. Asia dan Amerikac. Asia dan Australiad. Asia dan Eropa
12. Setelah jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa yang paling terkena dampak buruknyaberupa ....a. Kemiskinanb. Kesulitan Ekonomic. Penyakitd. Permusuhan
13. Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia mempunyai tigatujuan yang disebut ....a. Gold, Glory, Gospelb. Imago Mundi, glory, gospelc. Keajaiban dunia, rempah-rempah, goldd. Rempah-rempah, gold, glory
14. Pada tanggal 20 Maret tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang bernama ....a. APECb. EICc. GOLD
Lampiran 10
d. VOC15. Peraturan yang mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya (20%)
untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan nila disebut ....a. Daerah Jajahanb. Pelayaran Hongic. Romusad. Tanam Paksa
16. Pertanian yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti parang,sabit, cangkul, dan sejenisnya disebut ....
a. Pertanian majub. Pertanian sederhanac. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan
17. Pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan, baik ditadah langsunga atau alirihasil air hujan disebut ....a. Pertanian majub. Pertanian sederhanac. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan
18. Penggunaan lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat, seperti jalan,terminal, halte stasiun, jalanan kereta api, dan sebagainya disebut ....
a. Penggunaan lahan untuk pemerintah dan swastab. Penggunaan lahan untuk pendidikanc. Penggunaan lahan jasa rekreasid. Penggunaan lahan jasa transportasi
19. Penggunaan lahan seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura, dan klenteng disebut....a. Penggunaan lahan untuk keagamaanb. Penggunaan lahan untuk pemerintah dan swastac. Penggunaan lahan untuk pendidikand. Penggunaan lahan jasa untuk rekreasi
20. Bangunan yang terdiri atas gedung kesenian dan gedung bioskop, taman, dan kebunbinatang termasuk lahan jasa untuk....a. Pemerintahb. Pendidikanc. Perdagangand. Tempat rekreasi
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN
PRETEST DAN POSTTEST
NOMOR SOAL KUNCI JAWABAN1 C2 C3 B4 B5 C6 D7 B8 C9 C10 D11 D12 B13 A14 D15 D16 B17 D18 D19 A20 D
Lampiran 12
REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST
A. Kelas Eksperimen
No NAMAPENILAIAN
Pretest dan Posttest
Pretest Posttest1 Adinda Destiana Sari 60 1002 Alfath Reza Falevi Sofa 55 853 Alya Rasyanada 60 954 Alyvia Putri Wulantami 95 1005 Annisaa Rahayu Kinanti 80 1006 Belina Trisna Ayu D 50 1007 Brian Andito Putra 80 1008 Dani Romadhon 75 959 Fahri Tri Susanto 70 9510 Fahrisa Permata Sari 55 7511 Fawwaz Hermawan 60 8012 Hiliansyah Ramadhan 55 9513 Indah Dyah Pertiwi 80 9514 Legita Gabriella Wilmanda 65 9515 Lestari Indah Permata S K 60 10016 Luthfi Maulida Vania U 65 10017 Luthfia Fauzi Haka 55 9518 Moch Bobby Nurizat 60 10019 Mochammad Rio Ade S 60 7120 Muhamad Bagas Pratama 75 10021 Muhammad Bahyhaqi 30 9522 Muhammad Zalfa Azzahri 80 9523 Mutiara Apriliana 55 9024 Noufal Faqihudin Azuhri 70 9525 Qonita Mardhotillah A 45 9526 Ramly Maulana Abdillah 70 8027 Riska Novitasari 60 9528 Sandy Yudha 60 9529 Sindy Ayu Wahyuningsih 60 9530 Syavrielya Anissa S 60 10031 Unggul Selamet Wijaya 45 8032 Vega Fakhirah 60 95
Lampiran 12
33 Wahyu Tinaretes Tunjung S 80 10034 Winda Nuraeni 55 10035 Yasmin Refani Chaerul 75 10036 Zakia Septi Lestari 55 100
Rata-rata 63.19444444 94.055556
B. Kelas Kontrol
No NAMAPENILAIAN
Pretest dan Posttest
Pretest Posttest1 Adella Exsandra A P 45 852 Ali Istiawan 45 903 Alifia Putri Zulpaini 65 904 Andika Pratama 60 855 Aria Pandu Wicaksana 60 856 Audi Farah Nabila 65 807 Benniadzie Martin 65 908 Cindynia Alfira 55 909 Dimas Putra Ramdhan 60 8510 Elyza Nur Fatimah 70 9011 Evelyne Rachimsya N K 45 9512 Famita Wijayanti 50 8513 Fatkhaq Rohman Yuuki 85 9514 Hanaa Dalilah Hasby 45 9515 Indri Rosyadah 60 9016 Intan Khairunnisa 60 9517 Janu Bagas Adityo 50 9018 Khairunnisa Anya 70 9019 Muchammad Firlando 85 9520 M Farhan 45 8521 Muhhamad Ilham 55 9022 Pertiwi 70 9023 Putri Eka Septyani 70 8524 Putri Ravika Hidayat 70 9525 Rachmat Ramadhan 65 7526 Rais Haydar Ali 40 9027 Rayhandito Efendi 75 90
Lampiran 12
28 Rika Utami 55 8029 Riski Herdiansyah 40 9030 Sekar Febiatur Rohmah 50 9531 Shafa Tallula Viandra 60 8532 Siti Nur Alawiyyah 45 9033 Syafiq Zahir Makarim 75 8034 Thoriksyah Putra 85 9535 Vanesya 70 9036 Winda Ratna Sari 60 90
Rata-rata 60.27778 88.75
Lampiran 13
Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk
Skor Hasil PreTest Siswa Kelas Eksperimen
Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil pretest kelas
eksperimen siswa, diketahui data hasil pretest sebagai berikut:
30 45 45 50 55 55 55 55 55 55
55 60 60 60 60 60 60 60 60 60
60 60 65 65 70 70 70 75 75 75
80 80 80 80 80 95
Tabel
Skor Hasil PreTest Kelas Eksperimen
No X F FX F.X²
1 30 1 30 900
2 45 2 90 4050
3 50 1 50 2500
4 55 7 385 21175
5 60 11 660 39600
6 65 2 130 8450
7 70 3 210 14700
8 75 3 225 16875
9 80 5 400 32000
10 95 1 95 9025
Jumlah 36 2275 149275
Lampiran 13
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal
ini, data terbesar adalah 95 dan data terkecil adalah 30, maka dengan
menggunakan rumus:
R = Data terbesar – Data terkecil
= 95 – 30
= 65
2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,55)
= 1 + 5,115
= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)
3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:
p = ( )p = 656
= 10,83 (dibulatkan menjadi 11)
Tabel Distribusi Frekuensi PreTest Kelas Eksperimen
NoInterval Nilai
Pretest
FrekuensiFkb Fka
F F(%)
1 30-40 1 2.77% 36 1
2 41-51 3 8.33% 35 4
3 52-62 18 50% 32 22
4 63-73 5 13.88% 14 27
5 74-84 8 22.22% 9 35
6 85-95 1 2.77% 1 36
Jumlah 36 100%
Lampiran 13
4. Menentukan mean, yaitu:
M = ∑∑= 227636= 63,22
5. Menentukan median, yaitu:
Me = ℓ +12 −fkbfi x i
= 51,5 + 18−418 x 11
= 51,5 + 1418 x 11
= 51,5 + 8,55
= 60,55
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:
Mo = b + i += 51,5 + 11 1515+13= 51,5 + 5,90
= 57,4
7. Menentukan nilai varians, yaitu:
= ∑ 2– ∑ 2
= 14927536 – 227536 2= 4146,527 – 3993,509
= 153,018
8. SD = 153,0187= 12,370
Lampiran 13
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Eksperimen
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]30 1 1 -2.683104285 0.0037 0.027777778 -0.02407777845 2 3 -1.470493129 0.0708 0.083333333 -0.01253333350 1 4 -1.06628941 0.1423 0.111111111 0.03118888955 7 11 -0.662085691 0.2546 0.305555556 -0.05095555660 11 22 -0.257881973 0.3974 0.611111111 -0.21371111165 2 24 0.146321746 0.5556 0.666666667 -0.11106666770 3 27 0.550525465 0.7088 0.75 -0.041275 3 30 0.954729184 0.829 0.833333333 -0.00433333380 5 35 1.358932902 0.9115 0.972222222 -0.06072222295 1 36 2.571544058 0.9949 1 -0.0051
Keterangan:
Mean = 63,22 SD = 12,385 Lhitung = 0,031 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = 0,031 < 0,1376
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 14
Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk
Skor Hasil PostTest Siswa Kelas Eksperimen
Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil posttest kelas eksperimen
siswa, diketahui data hasil posttest sebagai berikut:
71 75 80 80 80 85 90 95 95 95
95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
95 95 100 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
Tabel
Skor Hasil PostTest Kelas Eksperimen
No X F FX F.X²
1 71 1 71 5041
2 75 1 75 5625
3 80 3 240 19200
4 85 1 85 7225
5 90 1 90 8100
6 95 15 1425 135375
7 100 14 1400 140000
Jumlah 36 3386 320566
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal
ini, data terbesar adalah 100 dan data terkecil adalah 71, maka dengan
menggunakan rumus:
R = Data terbesar – Data terkecil
Lampiran 14
= 100 – 71
= 29
2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,55)
= 1 + 5,115
= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)
3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:
p = ( )p = 296
= 4,83 (dibulatkan menjadi 5)
Tabel Distribusi Frekuensi PostTest Kelas Eksperimen
NoInterval Nilai
Posttest
FrekuensiFkb Fka
F F(%)
1 71-75 2 5.56% 36 2
2 76-80 3 8.33% 34 5
3 81-85 1 2.78% 31 6
4 86-90 1 2.78% 30 7
5 91-95 15 41.70% 29 22
6 96-100 14 38.90% 15 36
Jumlah 36 100%
4. Menentukan mean, yaitu:
M = ∑∑= 338636= 94,05
Lampiran 14
5. Menentukan median, yaitu:
Me = ℓ +12 −Fkbfi x i
= 90,5 + 18−715 x 5
= 90,5 + 1115 x 5
= 90,5 + 3,66
= 94,16
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:
Mo = b + i += 90,5 + 5 1414+1= 90,5 + 4,67
= 95,17
7. Menentukan nilai varians, yaitu:
= ∑ 2– ∑ 2
= 32056636 – 338636 2= 8904,611 – 8846,447
= 58,164
8. SD = 58,164= 7,626
Lampiran 14
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Eksperimen
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]71 1 1 -3.022356258 0.0013 0.027777778 -0.026477778
75 1 2 -2.497869272 0.0062 0.055555556 -0.049355556
80 3 5 -1.842260539 0.0329 0.138888889 -0.105988889
85 1 6 -1.186651806 0.117 0.166666667 -0.049666667
90 1 7 -0.531043073 0.2981 0.194444444 0.103655556
95 15 22 0.124565659 0.5477 0.611111111 -0.063411111
100 14 36 0.780174392 0.7823 1 -0.2177
Keterangan:
Mean = 94,05 SD = 7,626 Lhitung = 0,103 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = 0,103 < 0,1476
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 15
Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk
Skor Hasil PreTest Siswa Kelas Kontrol
Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil pretest kelas kontrol siswa,
diketahui data hasil pretest sebagai berikut:
40 40 45 45 45 45 45 45 50 50
50 55 55 55 60 60 60 60 60 60
60 65 65 65 65 70 70 70 70 70
70 75 75 85 85 85
Tabel
Skor Hasil PreTest Kelas Kontrol
No X F FX F.X²
1 40 2 80 3200
2 45 6 270 12150
3 50 3 150 7500
4 55 3 165 9075
5 60 7 420 25200
6 65 4 260 16900
7 70 6 420 29400
8 75 2 150 11250
9 85 3 255 21675
Jumlah 36 2170 136350
Lampiran 15
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal
ini, data terbesar adalah 85 dan data terkecil adalah 40, maka dengan
menggunakan rumus:
R = Data terbesar – Data terkecil
= 85 – 40
= 45
2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,55)
= 1 + 5,115
= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)
3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:
p = ( )p = 456
= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)
Tabel Distribusi Frekuensi PreTest Kelas Kontrol
NoInterval Nilai
PreTest
FrekuensiFkb Fka
F F(%)
1 40-47 8 22.22% 36 8
2 48-55 6 16.67% 28 14
3 56-63 7 19.44% 22 21
4 64-71 10 27.78% 15 31
5 72-79 2 5.56% 5 33
6 80-87 3 8.33% 3 36
Jumlah 36 100%
Lampiran 15
4. Menentukan mean, yaitu:
M = ∑∑= 217036= 60,27
5. Menentukan median, yaitu:
Me = ℓ +12 −fkbfi x i
= 63,5 + 18 −2110 x 8
= 63,5 + −310 x 8
= 63,5 + (-24)
= 61,1
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:
Mo = b + i += 63,5 + 8 33+8= 63,5 + 2,18
= 65,68
7. Menentukan nilai varians, yaitu:
= ∑ 2– ∑ 2
= 13635036 – 217036 2= 3787,5 – 3633,410
= 154,09
8. SD = 154,09= 12,413
Lampiran 15
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Kontrol
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]40 2 2 -1.632939129 0.0516 0.055555556 -0.003955556
45 6 8 -1.230142107 0.1093 0.222222222 -0.112922222
50 3 11 -0.827345084 0.2033 0.305555556 -0.102255556
55 3 14 -0.424548062 0.3372 0.388888889 -0.051688889
60 7 21 -0.021751039 0.492 0.583333333 -0.091333333
65 4 25 0.381045983 0.648 0.694444444 -0.046444444
70 6 31 0.783843006 0.7823 0.861111111 -0.078811111
75 2 33 1.186640028 0.883 0.916666667 -0.033666667
85 3 36 1.992234073 0.9767 1 -0.0233
Keterangan:
Mean = 60,27 SD = 12,413 Lhitung = -0.003 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = -0.003 < 0,1476
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 16
Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk
Skor Hasil PostTest Siswa Kelas Kontrol
Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil posttest kelas kontrol
siswa, diketahui data hasil posttest sebagai berikut:
75 80 80 80 85 85 85 85 85 85
85 85 90 90 90 90 90 90 90 90
90 90 90 90 90 90 90 90 95 95
95 95 95 95 95 95
Tabel
Skor Hasil PostTest Kelas Kontrol
No X F FX F.X²
1 75 1 75 5625
2 80 3 240 19200
3 85 8 680 57800
4 90 16 1440 129600
5 95 8 760 72200
Jumlah 36 3195 284425
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal
ini, data terbesar adalah 95 dan data terkecil adalah 75, maka dengan
menggunakan rumus:
R = Data terbesar – Data terkecil
= 95 – 75
= 20
Lampiran 16
2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan
rumus:
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,55)
= 1 + 5,115
= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)
3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:
p = ( )p = 206
= 3,33 (dibulatkan menjadi 3)
Tabel Distribusi Frekuensi PostTest Kelas Kontrol
NoInterval Nilai
Posttest
FrekuensiFkb Fka
F F(%)
1 75-77 1 2.78% 36 1
2 78-80 3 8.33% 35 4
3 81-83 0 0% 32 4
4 84-86 8 22.22% 32 12
5 87-89 0 0.00% 24 12
6 90-92 16 44.44% 24 28
7 93-95 8 22.22% 8 36
Jumlah 36 100.00%
4. Menentukan mean, yaitu:
M = ∑∑= 319536= 88,75
Lampiran 16
5. Menentukan median, yaitu:
Me = ℓ +12 −fkbfi x i
= 89,5 + 18−1216 x 3
= 89,5 + 616 x 3
= 89,5 + 1,125
= 90,625
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:
Mo = b + i += 89,5 + 3 1616+8= 89,5 + 2
= 91,5
7. Menentukan nilai varians, yaitu:
= ∑ 2– ∑ 2
= 28442536 – 319536 2= 7900,6944 – 7876,5625
= 24,131
8. SD = 24,131= 4,912
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Kontrol
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]75 1 1 -2.798982188 0.0026 0.027777778 -0.025177778
80 3 4 -1.781170483 0.0375 0.111111111 -0.073611111
85 8 12 -0.763358779 0.2236 0.333333333 -0.109733333
90 16 28 0.254452926 0.5987 0.777777778 -0.179077778
95 8 36 1.272264631 0.898 1 -0.102
Keterangan:
Lampiran 16
Mean = 88,75 SD = 4,912 Lhitung = -0.025 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = -0.025 < 0,1476
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 17
UJI NORMAL GAIN KELAS EKSPERIMEN
Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau
penggunaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan dengan rumus:
− = skor posttest – skor pretestSkor ideal – skor pretestKategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :
g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30
Tabel
Data N-Gain Nilai Siswa
Kelas Eksperimen (Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching)
Siswa PreTest PostTest N-GAIN Kategori1 60 100 1 Tinggi2 55 85 0.666666667 Sedang3 60 95 0.875 Tinggi4 95 100 1 Tinggi5 80 100 1 Tinggi6 50 100 1 Tinggi7 80 100 1 Tinggi8 75 95 0.8 Tinggi9 70 95 0.833333333 Tinggi10 55 75 0.444444444 Sedang11 60 80 0.5 Sedang12 55 95 0.888888889 Tinggi13 80 95 0.75 Tinggi14 65 95 0.857142857 Tinggi15 60 100 1 Tinggi16 65 100 1 Tinggi17 55 95 0.888888889 Tinggi18 60 100 1 Tinggi
Lampiran 17
19 60 71 0.275 Rendah20 75 100 1 Tinggi21 30 95 0.928571429 Tinggi22 80 95 0.75 Tinggi23 55 90 0.777777778 Tinggi24 70 95 0.833333333 Tinggi25 45 95 0.909090909 Tinggi26 70 80 0.333333333 Sedang27 60 95 0.875 Tinggi28 60 95 0.875 Tinggi29 60 95 0.875 Tinggi30 60 100 1 Tinggi31 45 80 0.636363636 Sedang32 60 95 0.875 Tinggi33 80 100 1 Tinggi34 55 100 1 Tinggi35 75 100 1 Tinggi36 55 100 1 Tinggi
Jumlah 2275 3386 30.4478355Rata-rata 63.1944444 94.0555556 1.645828946Tertinggi 95 100 1
Terendah 30 71 0.275
Dari tabel hasil perhitungan normal gain, maka termasuk kedalam kategori tinggi,
karena skor N-Gain ≥ 0,70.
Lampiran 17
UJI NORMAL GAIN KELAS KONTROL
Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau
penggunaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan dengan rumus:
− = skor posttest – skor pretestSkor ideal – skor pretestKategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :
g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30
Tabel
Data N-Gain Nilai Siswa
Kelas Kontrol (Menggunakan Metode Diskusi Kelompok)
Siswa PreTest PostTest N-GAIN Kategori
1 45 85 0.727272727 Tinggi
2 45 90 0.818181818 Tinggi
3 65 90 0.714285714 Tinggi
4 60 85 0.625 Sedang
5 60 85 0.625 Sedang
6 65 80 0.428571429 Sedang
7 65 90 0.714285714 Tinggi
8 55 90 0.777777778 Tinggi
9 60 85 0.625 Sedang
10 70 90 0.666666667 Sedang
11 45 95 0.909090909 Tinggi
12 50 85 0.7 Sedang
13 85 95 0.666666667 Sedang
14 45 95 0.909090909 Tinggi
Lampiran 17
15 60 90 0.75 Tinggi
16 60 95 0.875 Tinggi
17 50 90 0.8 Tinggi
18 70 90 0.666666667 Sedang
19 85 95 0.666666667 Sedang
20 45 85 0.727272727 Tinggi
21 55 90 0.777777778 Tinggi
22 70 90 0.666666667 Sedang
23 70 85 0.5 Sedang
24 70 95 0.833333333 Tinggi
25 65 75 0.285714286 Rendah
26 40 90 0.833333333 Tinggi
27 75 90 0.6 Sedang
28 55 80 0.555555556 Sedang
29 40 90 0.833333333 Tinggi
30 50 95 0.9 Tinggi
31 60 85 0.625 Sedang
32 45 90 0.818181818 Tinggi
33 75 80 0.2 Rendah
34 85 95 0.666666667 Sedang
35 70 90 0.666666667 Sedang
36 60 90 0.75 Tinggi
Jumlah 2170 3195 24.90472583
Rata-rata 60.27777778 88.75 1.346201396
Tertinggi 85 95 0.909090909
Terendah 40 75 0.2
Dari tabel hasil perhitungan normal gain, maka termasuk kedalam kategori tinggi,
karena skor N-Gain ≥ 0,70.
Lampiran 18
UJI NORMALITAS DATA
A. Kelas Eksperimen
1. Pretest
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Eksperimen
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]30 1 1 -2.683104285 0.0037 0.027777778 -0.02407777845 2 3 -1.470493129 0.0708 0.083333333 -0.01253333350 1 4 -1.06628941 0.1423 0.111111111 0.03118888955 7 11 -0.662085691 0.2546 0.305555556 -0.05095555660 11 22 -0.257881973 0.3974 0.611111111 -0.21371111165 2 24 0.146321746 0.5556 0.666666667 -0.11106666770 3 27 0.550525465 0.7088 0.75 -0.041275 3 30 0.954729184 0.829 0.833333333 -0.00433333380 5 35 1.358932902 0.9115 0.972222222 -0.06072222295 1 36 2.571544058 0.9949 1 -0.0051
Keterangan:Mean = 63,19 SD = 12,370 Lhitung = 0,031 Ltabel = 0,1476Lhitung < Ltabel = 0,031 < 0,1476Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
2. Posttest
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Eksperimen
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]71 1 1 -3.022356258 0.0013 0.027777778 -0.02647777875 1 2 -2.497869272 0.0062 0.055555556 -0.04935555680 3 5 -1.842260539 0.0329 0.138888889 -0.10598888985 1 6 -1.186651806 0.117 0.166666667 -0.04966666790 1 7 -0.531043073 0.2981 0.194444444 0.10365555695 15 22 0.124565659 0.5477 0.611111111 -0.063411111100 14 36 0.780174392 0.7823 1 -0.2177
Keterangan:Mean 94,05 SD = 7,626 Lhitung = 0,103 Ltabel = 0,1476Lhitung < Ltabel = 0,103 < 0,1476Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 18
B. Kelas Kontrol
1. Pretest
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Kontrol
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]40 2 2 -1.632939129 0.0516 0.055555556 -0.00395555645 6 8 -1.230142107 0.1093 0.222222222 -0.11292222250 3 11 -0.827345084 0.2033 0.305555556 -0.10225555655 3 14 -0.424548062 0.3372 0.388888889 -0.05168888960 7 21 -0.021751039 0.492 0.583333333 -0.09133333365 4 25 0.381045983 0.648 0.694444444 -0.04644444470 6 31 0.783843006 0.7823 0.861111111 -0.07881111175 2 33 1.186640028 0.883 0.916666667 -0.03366666785 3 36 1.992234073 0.9767 1 -0.0233
Keterangan:
Mean = 60,27 SD = 12,413 Lhitung = -0,003 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = -0.003 < 0,1476
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
2. Posttest
Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Kontrol
Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]75 1 1 -2.798982188 0.0026 0.027777778 -0.02517777880 3 4 -1.781170483 0.0375 0.111111111 -0.07361111185 8 12 -0.763358779 0.2236 0.333333333 -0.10973333390 16 28 0.254452926 0.5987 0.777777778 -0.17907777895 8 36 1.272264631 0.898 1 -0.102
Keterangan:
Mean = 88,75 SD = 4,912 Lhitung = -0,025 Ltabel = 0,1476
Lhitung < Ltabel = -0,025 < 0,1476
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.
Lampiran 19
UJI HOMOGENITAS DATA
Pengujian homogenitas disini adalah mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji
homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher, yaitu:
= = , = ∑ − (∑ )( − 1)Keterangan :
F : homogenitas
S12 : varians terbesar
S11 : varians terkecil
Langkah-langkah perhitungan uji Fisher adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Jika ℎ < maka H0 diterima yang berarti variansi populasi kedua
variabel homogen.
Jika ℎ > maka H0 ditolak yang berarti variansi popualasi kedua
variabel tidak homogen.
2. Jumlah sampel N = 36
3. Derajat Kebebasan
Penyebut : dk2 = 36 – 1 = 35
Pembilang : dk1 = 36 – 1 = 35
4. Menentukan F tabel penyebut 35 dan dk pembilang 35. Karena pembilang
dan penyebut tidak ada di tabel, maka diambil yang terdekat yaitu
pembilang 30 dan penyebut 34 pada taraf signifikansi α = 0,05 dari daftar
tabel distribusi F adalah 1,80.
5. Menentukan F hitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil.
Lampiran 19
A. Homogenitas Pretest
1. Kelas Eksperimen
X f fixi fi*(xi-x)²30 1 30 1103.568445 2 90 663.936850 1 50 174.768455 7 385 67.568460 11 660 114.052465 2 130 6.336870 3 210 91.936875 3 225 416.305280 5 400 1407.84295 1 95 1009.9684
Jumlah 36 2275 5056.2836
x 63.1944s² 140.452s 11.9219
2. Kelas Kontrol
X fi fixi fi*(xi-x)²40 2 80 821.745845 6 270 1399.037450 3 150 316.418755 3 165 83.318760 7 420 0.510365 4 260 89.491670 6 420 568.037475 2 150 433.945885 3 255 1834.7187
Jumlah 36 2170 5547.2244
Xi 60.278S² 154.09S 12.413
Lampiran 19
Kontrol Eksperimen
N 36 36
X 60.2778 63.1944
S² 12.4133 140.452
F = S12 =, , = 0,088
Kriteria ℎ < (0,088 < 1,80), maka H0 diterima yang berarti bahwa
kedua sampel memiliki variansi yang homogen.
Lampiran 19
B. Homogenitas Posttest
1. Kelas Eksperimen
X fi Fixi fi*(xi-x)²71 1 71 531.302575 1 75 362.902580 3 240 592.207585 1 85 81.902590 1 90 16.402595 15 1425 13.5357100 14 1400 495.635
Jumlah 36 3386 2093.8882
Xi 94.056S² 58.164S 7.6265
2. Kelas Kontrol
x fi Fixi fi*(xi-x)²75 1 75 189.062580 3 240 229.687585 8 680 112.590 16 1440 2595 8 760 312.5
Jumlah 36 3195 868.75
Xi 88.75s² 24.132S 4.9124
Lampiran 19
Kontrol Eksperimen
N 36 36
X 88.75 94.0556
S² 24.1319 58.1636
F = S12 =,, = 0.414
Kriteria ℎ < (0,414 < 1,80), maka H0 diterima yang berarti bahwa
kedua sampel memiliki variansi yang homogen.
Lampiran 20
UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes
siswa dari hasil pretest dan posttest. Untuk menguji hipotesis langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
Ho :µ1 = µ2
Ha :µ1 ≠ µ2
b. Menentukan α
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis, Kriterianya:
Jika thitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung ≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima
d. Menentukan thitung
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis
ini digunakan rumus:
ℎ = 1− 211+ 12 dengan S = ( ) ( )Keterangan:
t : harga uji statistik1 : rata-rata posttest kelas eksperimen2 : rata-rata posttest kelas kontrol
Sgab : variansi gabungan (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
12 : variansi kelas eksperimen
22 : variansi kelas kontrol1 : jumlah siswa kelas eksperimen2 : jumlah siswa kelas kontrol
Lampiran 20
Mencari Sgab
Sgab = ( − 1) + ( − 1)+ − 2Sgab = (36 − 1)58,1636 + (36 + 1)24,131936 + 36 − 2Sgab = (35)58,1636 + (37)24,131972 − 2Sgab = 2035,726 + 892,880370Sgab = 41,8372Sgab = 6,468Menghitung thitung
ℎ = 1 − 211 + 12ℎ = 94,0556 − 88,756,468 136 + 136ℎ = 5,30566,468 0,055ℎ = 5,30566,468(0,234)ℎ = 5,30561,5135ℎ = 3,50
Lampiran 20
df = N – 2 = 72 - 2 = 70 (dikonsultasikan tabel nilai “t”), dengan df
sebesar 70, maka diperoleh ttabel sebagai berikut :
Pada taraf signifikansi 5% = 1,66691
Dengan demikian t0 lebih kecil dari ttabel, yaitu :
t0 > ttabel = ( 3,50 > 1,66691)
Kesimpulan : hipotesis H0 ditolak, dan Ha diterima. Hal tersebut
menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara
kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode diskusi
kelompok.
Lampiran 21
Lembar Pra Observasi Aktivitas Belajar Siswa
1. Nama Mahasiswa : Ria Liniarti2. Tempat Praktik : SMP Negeri 178 Jakarta3. Kelas : VII 6 (Kelas Eksperimen)4. Mata Pelajaran : IPS5. Waktu : 07.00 – 08.206. Tanggal : 12 Februari 2015
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSII Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masingsiswa
Berbaris kedepan menghadap guru
2. Kesiapan menerimapembelajaran
Masih banyak yang mengobroldanbelum mempersiapkan bukupelajaran IPS
II Kegiatan Membuka Pelajaran1. Menjawab pertanyaan guru Berpartisipasi2. Mendengarkan penjelasantentang kompetensi yang hendak dicapai
Siswa mendengarkan
III Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan materi pelajaran1. Memperhatikan penjelasa materipelajaran
Banyak siswa yang tidakmemperhatikan
2. Bertanya pada saat prosespenjelasan materi
Tidak ada yang bertanya, siswamasih malu untuk bertanya
3. Interaksi antar siswa Adanya komunikasi searah4. interaksi anatar siswa-guru,siswa-materi pelajaran
Tidak terjalin interaksi dengan baikantara siswa dengan guru
B. Pendekatan/Strategi Belajar1. Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
Siswa tidak bertanya
2. Mengemukakan pendapat ketikadiberikan kesempatan
Siswa masih terlihat malu untukmenyampaikan pendapat
3. Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
Diwajibkan mencatat oleh guru
4. Mengikuti proses pembelajaran Siswa kurang memperhatikan danmengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/ Sumber Belajar1. Interaksi antara siswa dan mediapembelajaran yang digunakan guru
Guru tidak memanfaatkan mediapembelajaran
2. Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media
-
Lampiran 21
pembelajaran3. Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukanguru
Siswa terlihat tekun dalammempelajari sumber belajar yangditentukan guru
D. Penilaian Proses1. Mengerjakan tugas / latihan yangdiberikan guru
Guru memberikan pekerjaan rumah
2. Menjawab pertanyaan gurudengan benar
Banyak yang takut dan memilihdiam
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat Siswa masih banyak yang
menggunakan bahasa tidak baku2. Mengajukan pertanyaan Siswa tidak aktif bertanya
IV PenutupKeterlibatan dalam memberirangkuman/ kesimpulan
Siswa malu dan tidak berani untukmemberi kesimpulan bersama-sama
Observer
Ria Liniarti
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan I
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru√
2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai
√
4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu
mendeskripsikan masukdan berkembangnya agamaHindu Budha di Indonesia.
b. Siswa mampu memaparkankonsep ajaran Hindu Budhadi Indonesia.
c. Siswa mampumendeskripsikanPerdagangan India denganIndonesia.
d. Siswa mampu memaparkanperkembangan agamaHindu Budha di Indonesia.
√
6. Siswa diberi motivasi dengan √
Lampiran 21
memberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang prasasti danpeninggalan-peninggalanSejarah Hindu Budha diIndonesia. Pemberian motivasidilakukan agar siswa semangatdan bergairah dalam menerimadan mengikuti prosespembelajaran
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran perkembanganpada masa Hindu Budha diIndonesia
√
2. Bertanya saat proses penjelasanmateri
√
3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing
√
4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung
√
5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Kekompakan siswa dalambekerjasama
√
2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran
√
3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
√
4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
√
5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/SumberBelajar
1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru
√
Lampiran 21
2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan
√
3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan
√
D. Penilaian Proses
1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru √
2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan
bangku dan meja√
2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)
√
4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan II
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru√
2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai
√
4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menjelaskan
kerajaan Hindu Budha diIndonesia.
b. Siswa mampumengidentifikasi danmemberi contohpeninggalan – peninggalansejarah kerajaan yangbercorak Hindu Budha diberbagai daerah.
c. Siswa mampu menunjukkantempat-tempat peningalansejarah Hindu Budha diIndonesia.
√
6. Siswa diberi motivasi dengan √
Lampiran 21
memberikan video motivasi danmemberikan sebuah contohtentang Kerajaan Hindu Budhadi Indonesia. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran perkembanganpada masa Hindu Budha diIndonesia
√
2. Bertanya saat proses penjelasanmateri
√
3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing
√
4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung
√
5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Kekompakan siswa dalambekerjasama
√
2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran
√
3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
√
4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
√
5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/SumberBelajar
1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru
√
2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yang
√
Lampiran 21
ditentukan
3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan
√
D. Penilaian Proses
1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru
√
2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan
bangku dan meja√
2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)
√
4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan III
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru√
2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai
√
4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menguraikan
proses masuknya bangsa –bangsa Eropa ke Indonesia.
b. Siswa mampu menjelaskancara – cara yang digunakanbangsa Eropa untukmencapai tujuannya.
c. Siswa mampu menjelaskanreaksi bangsa Indonesiaterhadap Bangsa Eropa.
d. Siswa mampumendeskripsikanperkembangan kehidupanmasyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan padamasa kolonial Eropa.
√
Lampiran 21
6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang rute perjalanan rempah– rempah dari Indonesia keEropa dan arti pentingIndonesia sebagai penghasilrempah – rempah. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Masa KolonialEropa di Indonesia.
√
2. Bertanya saat proses penjelasanmateri
√
3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing
√
4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung
√
5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Kekompakan siswa dalambekerjasama
√
2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran
√
3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
√
4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
√
5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatn Media
Pembelajaran/SumberBelajar
Lampiran 21
1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru
√
2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan
√
3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan
√
D. Penilaian Proses
1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru
√
2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan
bangku dan meja√
2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)
√
4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan IV
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru√
2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai
√
4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menguraikan
proses masuknya bangsa –bangsa Eropa ke Indonesia.
b. Siswa mampu menjelaskancara – cara yang digunakanbangsa Eropa untukmencapai tujuannya.
c. Siswa mampu menjelaskanreaksi bangsa Indonesiaterhadap Bangsa Eropa.
d. Siswa mampumendeskripsikanperkembangan kehidupanmasyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan padamasa kolonial Eropa.
√
Lampiran 21
6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarbeberapa orang asing yangdatang ke Indonesia. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran
√
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Masa KolonialEropa di Indonesia
√
2. Bertanya saat proses penjelasanmateri
√
3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing
√
4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung
√
5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Kekompakan siswa dalambekerjasama
√
2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran
√
3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
√
4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
√
5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/SumberBelajar
1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru
√
2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yang
√
Lampiran 21
ditentukan
3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan
√
D. Penilaian Proses
1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru √
2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan
bangku dan meja√
2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)
√
4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan V
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru√
2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai
√
4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu
mengidentifikasikan matapencaharian penduduk(pertanian, non pertanian)
b. Siswa mampumendeskripsikan bentukpenggunaan lahan dipedesaan dan perkotaan.
c. Siswa mampu menguraikanpola pemukiman penduduk(mengikuti alur sungai,jalan, pantai).
√
6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang berbagai mata
√
Lampiran 21
pencaharian penduduk dipedesaan maupun di perkotaan.Pemberian motivasi dilakukanagar siswa semangat danbergairah dalam menerima danmengikuti proses pembelajaran
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Pola KegiatanEkonomi.
√
2. Bertanya saat proses penjelasanmateri
√
3. Interaksi antar siswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing
√
4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung
√
5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Kekompakan siswa dalambekerjasama
√
2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran
√
3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar
√
4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru
√
5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/SumberBelajar
1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru
√
2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan
√
3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan
√
Lampiran 21
D. Penilaian Proses
1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru
√
2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan
bangku dan meja√
2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran
√
3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)
√
4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 22
Lembar Aktivitas Mengajar
Kelas Eksperimen
Pertemuan I
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa
saat memasuki kelas√
2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai
√
3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memberi penjelasan materipelajaran perkembangan padamasa Hindu Budha di Indonesia
√
2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranperkembangan pada masaHindu Budha di Indonesia
√
3. a. Menugaskan peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 5-6 orang.Setiap kelompokmenamakan kelompokdiskusinya sesuai dengannama- nama kasta danajaran agama Budha
b. kelompok yang sudahdibagi diminta untuk
√
Lampiran 22
mengerjakan LKK yangdiberikan oleh guru danmendiskusikan tentangproses dan berkembangnyaHindu Budha dan daerah –daerah yang dipengaruhiunsur Hindu Budha diIndonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompokdiberi kesempatan untukmengumpulkan LKK danmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi
4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing
√
5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa
√
6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Melaksanakan pembelajaranaktif
√
2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya
√
3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa
√
4.Memotivasi siswa untukbertanya
√
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar
1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran
√
2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi
√
3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses1. Memberikan tugas/latihan √
Lampiran 22
2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa
1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik
√
2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah
√
Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 22
Lembar Aktivitas Mengajar
Kelas Eksperimen
Pertemuan II
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa
saat memasuki kelas√
2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai
√
3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memberi penjelasan materipelajaran perkembangan padamasa Hindu Budha di Indonesia
√
2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranperkembangan pada masaHindu Budha di Indonesia
√
3. a. Meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiridari 7 kelompok. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama- namakerajaan pada masa HinduBudha di Indonesia.
b. Setiap kelompokmendiskusikan tentang
√
Lampiran 22
kerajaan yang ada di masaHindu Budha danPeninggalan-peninggalansejarah kerajaan yangbercorak Hindu Budha diberbagai daerah denganmembuat peta pikiran(mind mapping). Setelahselesai berdiskusi setiapkelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi.
4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing
√
5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa
√
6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Melaksanakan pembelajaranaktif
√
2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya
√
3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa
√
4.Memotivasi siswa untukbertanya
√
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar
1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran
√
2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi
√
3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses1. Memberikan tugas/latihan √
Lampiran 22
2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa
1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik
√
2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah
√
Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 22
Lembar Aktivitas Mengajar
Kelas Eksperimen
Pertemuan III
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa
saat memasuki kelas√
2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai
√
3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memberi penjelasan materipelajaran Masa Kolonial Eropadi Indonesia
√
2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranMasa Kolonial Eropa diIndonesia
√
3. a. meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 6 orang. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama bangsa –bangsa luar yang datang keIndonesia
b. kelompok yang sudahdibagi diminta untuk
√
Lampiran 22
mendiskusikan tentangpenyebab latar belakangkedatangan bangsa Eropadi Indonesia danmendeskripsikan tujuanmasing – masing bangsaluar yang datang keIndonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompokdiberi kesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi
4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing
√
5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa
√
6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Melaksanakan pembelajaranaktif
√
2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya
√
3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa
√
4.Memotivasi siswa untukbertanya
√
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar
1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran
√
2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi
√
3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan√
Lampiran 22
2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa
1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik
√
2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah
√
Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 22
Lembar Aktivitas Mengajar
Kelas Eksperimen
Pertemuan IV
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa
saat memasuki kelas√
2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai
√
3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memberi penjelasan materipelajaran Masa Kolonial Eropadi Indonesia
√
2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranMasa Kolonial Eropa diIndonesia
√
3. a. guru meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiridari 3 kelompok. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama masa kolonialyang ada di Indonesia.
b. Setiap kelompokmendiskusikan tentangmasa kolonial di Indonesia
√
Lampiran 22
dengan membuat petakonsep (mind mapping).Setelah selesai berdiskusisetiap kelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi
4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing
√
5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa
√
6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Melaksanakan pembelajaranaktif
√
2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya
√
3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa
√
4.Memotivasi siswa untukbertanya
√
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar
1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran
√
2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi
√
3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan√
2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa
1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan
√
Lampiran 22
perkembangan peserta didik
2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah
√
Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 22
Lembar Aktivitas Mengajar
Kelas Eksperimen
Pertemuan V
No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan
Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing
siswa√
2. Kesiapan menerimapembelajaran
√
Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa
saat memasuki kelas√
2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai
√
3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing
√
4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √
Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi
1. Memberi penjelasan materipelajaran Pola KegiatanEkonomi
√
2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranPola Kegiatan Ekonomi
3. a. meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 6 orang. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama yangberhubungan dengan polakegiatan ekonomi
b. kelompok yang sudahdibagi diminta untukmendiskusikan tentang pola
√
Lampiran 22
kegiatan ekonomipenduduk, penggunaanlahan, dan pola pemukimanberdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi denganmembuat peta pikiran(mind mapping). Setelahselesai berdiskusi setiapkelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi
4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing
√
5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa
√
6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran
√
B. Pendekatan/StrategiBelajar
1.Melaksanakan pembelajaranaktif
√
2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya
√
3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa
√
4.Memotivasi siswa untukbertanya
√
C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar
1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran
√
2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi
√
3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan√
Lampiran 22
2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa
1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik
√
2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah
√
Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan
tindak lanjut√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Kurang Baik
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
Lampiran 23
WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN IPS
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Februari 2015
Narasumber : Surjadi Djaenudin, S.Pd
1. Apakah bapak sebelum mengajar membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) ?
Ya, biasanya kolektif karena guru IPS di sekolah ini ada 4 orang tetapi
beda kelas dalam mengajar dan kebetulan saya mengajar kelas VII
bersama guru IPS yang lain yaitu bapak Joko Iswanto, S.Pd jadi kami
kolektif dalam membuat RPP dan biasanya melalui MGMP atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
2. Apakah bapak pernah mengikuti seminar sehubungan dengan
pembelajaran IPS ?
Pernah, seminar di Muhammadiyah tentang manajemen pendidikan itu
banyak masalah tentang pembelajarannya.
3. Buku sumber apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS selain
buku paket dan LKS ?
Ada buku relevan yang berhubungan dengan mata pelajarannya seperti
buku pengetahuan umum tentang masalah sosisologi, buku pegangan guru,
peta.
4. Dalam mengajar metode apa yang sering bapak gunakan ?
Metode tanya jawab, ceramah, penugasan
5. Berapa nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pelajaran IPS ?
71, dibawah 71 harus mengikuti program remedial.
6. Menurut bapak bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa ?
Dengan cara banyak membaca, latihan, bimbingan belajar di luar sekolah.
7. Untuk kelengkapan belajar, apakah sebelumnya bapak membuat program
semester ? apakah disusun sendiri atau disusun oleh kurikulum ?
Lampiran 23
Ya, membuat satu paket dari mulai kalender, program tahunan, program
semester, minggu efektif, dan materi mana yang harus diutamakan terlebih
dahulu. Itu semua dibuat sendiri, patokannya dari silabus.
8. Media apa yang sering bapak gunakan dalam mengajar ?
Peta, atlas, globe.
9. Bagaimana hasil belajar IPS siswa kelas VII selama ini ?
Standar, terkadang terlalu banyak materi jadi siswa tersebut kurang paham
jadi mendapat nilai kecil karena masih kurang menguasai materi tersebut,
jadi grafiknya turun naik.
10. Apakah bapak tahu model pembelajaran Quantum Teaching atau
pembelajaran dengan cara membagi kelompok diskusi di dalam kelas?
Ya, jadi Quantum Teaching itu pembelajaran yang dilihat dari keaktifan
siswa, terutama dalam kelompok itu ada siswa yang aktif maka dapat
berpengaruh positif bagi siswa yang kurang aktif.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 6
Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015
Identitas Siswa : Syavrielya Anissa A
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Menurut saya IPS itu mempelajari tentang politik, ekonomi, sosial, dan
sejarah.
2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Pertama kali yang saya rasakan sulit, dan juga bosan apalagi kalau
ditugaskan mengerjakan LKS karena soal yang banyak jadi timbul rasa
malas, tetapi sekarang merasa gampang mempelajari IPS dan lebih seru.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Pak guru suka bercanda didsela pembelajaran, pada saat menerangkan
terkadang suka tidak masuk ke otak karena pak guru hanya menerangkan
saja, tidak seru dan kelas terasa membosankan.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar ?
Pernah menggunakan peta dan globe, seingat saya 1 kali menggunakan peta,
tetapi media power point tidak pernah.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?
Dengan membuat peta pikiran (mind mapping) dan diselingi diskusi
belajarnya menjadi lebih efektif, dapat menjalin kekompakkan dalam
bekerja sama meskpin beberapa siswa laki-laki tidak ikut mengerjakan
karena lebih mengandalkan siswi perempuan yang mengerjakan. Dengan
belajar membuat peta pikiran dan berdiskusi jadi cepat mengerti, dan juga
singkat untuk menghapal.
Lampiran 23
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Ada perbedaannya, kalu diajarkan pak guru suasananya tenang, sedangkan
kalau diajarkan oleh ibu Ria suasana kelas menjadi ceria dan seru.
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Lebih senang belajar IPS di kelas yang sekarang karena lebih mengasyikkan
dan banyak gamesnya.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 6
Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015
Identitas Siswa : Sindy Ayu Wahyuningsih
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Menurut saya IPS itu mempelajari tentang Sejarah, Sioal, dan mempelajari
tentang budaya
2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Menurut saya, pembelajaran IPS sekarang lebih gampang karena saya
sekarang lebih bisa memahami pelajarannya seperti Sejarah, Sosial dan
lain-lain.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Kalau menurut saya pembelajaran IPS yang diajarkan oleh pak guru susah
dipahami karena setiap pak guru menjelaskan teman-teman yang lain
berisik dan tidak mendengarkan.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?
Pernah, memakai peta 1 kali.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?
Dengan belajar IPS membuat peta pikiran dan berdiskusi kita bisa cepat
memahami materi dari pelajaran IPS dan juga jadi lebih kreatif.
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Ada perbedaannya, kalau diajarkan oleh pak guru tidak begitu detail, tetapi
kalau diajarkan oleh bu Ria detail dan tegas juga sering diselingi dengan
permainan yang banyak makna akan pelajaran IPS.
Lampiran 23
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Lebih senang yang sekarang, kalau diajakan oleh bu Ria dengan model
pembelajaran diskusi dan membuat peta pikiran jadi cepat mengerti
sedangkan kalau diajarkan oleh pak guru masih sulit dimengerti.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 6
Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015
Identitas Siswa : Mutiara Apriliana
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Menurut saya IPS itu mempelajari tentang Sejarah dan kegiatan sosial.
2. Apakah menyenagkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Sulit karena saya tidak terlalu suka dengan Sejarah.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Dapat dimengerti tetapi terkadang susah dimengerti.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?
Kalau peta pernah tapi pak guru selalu menjelaskan jarang diperagakan.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?
Suka sekali karena selain kita belajar, kita juga bisa kreatif.
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Suasana pembelajaran saat bu Ria lebih meriah meskipun ramai dan
terkadang berisik tapi dapat dimengerti dengan cepat karena belajar sambil
bermain, sedangkan saat pembelajaran pak guru memang lebih tenang tapi
suasana kelas terasa membosankan dan mengantuk karena pak guru hanya
bercerita atau menjelaskan.
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Tertarik sekali, bahkan sangat ditunggu-tunggu karena tidak membosankan
dan banyak permainanya.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 3
Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015
Identitas Siswa : Evelyne Rachimsya N K
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Menurut pendapat saya pelajaran IPS adalah pelajaran yang memplajari
tentang hubungan sosial atau antar manusia.
2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Iya menyenangkan, IPS itu pelajaran yang sebenarnya menyenangkan
tergantung orang yang mengajar. Kalau orang yang mengajar
membosankan pelajarannya juga ikut membosankan, begitupun
sebaliknya.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Menurut saya pembelajaran IPS yang diajarkan oleh pak guru sebenarnya
menyenangkan hanya sedikit membosankan dan membuat mengantuk.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?
Tidak sering, hanya sesekali saja.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran
diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?
Saya sangat suka dengan itu, saya lebih bisa memahami dengan baik,
karena jika kita mengisi LKK itu sudah pasti kita harus membaca. Dengan
membaca sudah pasti bisa masuk ke otak dan dapat lebih mudah
dimengerti.
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Lampiran 23
Ada perbedaan yang sangat jauh. Perbedaannya sekarang saya sudah tidak
pernah mengantuk saat belajar IPS di sekolah dan sekarang saya suka
sekali pelajaran IPS karena tidak membosankan dan banyak permainnya.
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Senang dan tertarik karena tidak membosankan, sangat menyenagkan dan
banyak gamesnya.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 3
Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015
Identitas Siswa : Putri Eka Septyani
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Menurut saya IPS itu pe lajaran yang mengasikkan karena kita bisa tahu
tentang zaman dahulu, tetapi jika belajarnya terlalu di porsir suka
membosankan, jadi misalnya materi tentang Sejarah belajarnya santai saja.
2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Menurut saya menyenangkan dan juga tidak terlalu sulit.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Terkadang suka bercanda dan pada akhirnya jadi lupa tapi asik juga belajar
bersama pak guru dan terkadang suka membosankan.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?
Jarang tetapi sepertinya pernah 1 kali memakai peta.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran
diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?
Senang sekali bu, jadi tidak bosan karena mengerjakannya bareng-bareng
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Ada bu perbedaannya terkadang belajar sama pak guru bosen sekali tetapi
kalau belajar diajarkan bu Ria jadi semakin bersemangat tidak terlalu
serius tapi gampang dimengerti.
Lampiran 23
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Iya, karena lebih seru dari sebelumnya dan saya suka belajar yang ada
gamesnya walaupun ada games tapi kita juga belajar.
Lampiran 23
WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta
Kelas : VII 3
Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015
Identitas Siswa : Audi Farah
1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?
Pelajaran IPS itu banyak wawasan tentang Sejarah nusantara.
2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?
Menurut saya menyenangkan tetapi agak sulit. Kalau ada cerita yang rumit
misalnya ceritanya panjang dan dijelasinnya kurang jelas.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan
oleh guru ?
Kadang-kadang pembelajaran yang dijelaskan pak guru agak sulit
dimengerti dan kadang-kadang mudah dimengerti.
4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?
Pak guru jarang menggunakan media seperti powerpoint, tapi media
seperti atlas sering.
5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran
diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?
Menyukai karena tidak terlalu membosankan.
6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang
dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?
Ada perbedaannya, kalau diajarkan oleg bu Ria lebih menyenangkan dan
lebih mudah dimengerti, tidak membosankan sedangkan suasana yang
diajarkan oleh pak guru lebih banyak mengerjakan tugas tulisan dan lain-
lain yang membuat suasana kelas agak membosankan.
7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS
yang sekarang daripada sebelumnya ?
Lampiran 23
saya lebih senang dengan pembelajaran IPS yang sekarang karena dengan
pembelajaran IPS ynag sekarang mudah dimengerti.
Lampiran 24
DOKUMENTASI PENELITIAN
KELAS EKSPERIMEN (MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK PETAPIKIRAN)
1. Siswa sedang mengerjakan pretest sebelum diberikan treatment.
2. Peneliti sedang melakukan treatment kepada kelas Eksperimen danmemberi contoh membuat Peta Pikiran (Mind Mapping).
Lampiran 24
3. Siswa sedang berdiskusi dan mengerjakan Peta Pikiran (Mind Mapping)
4. Hasil Peta Pikiran (Mind Mapping) yang di buat oleh siswa kelas eksperimen
Lampiran 24
5. Siswa mengerjakan posttest setelah diberi treatment sebanyak 5 kalipertemuan.
Lampiran 24
DOKUMENTASI PENELITIAN
KELAS KONTROL (DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN LEMBARKERJA KELOMPOK)
1. Siswa sedang berdiskusi dan mengerjakan tugas Lembar Kerja Kelompok(LKK)
2. Salah satu contoh Lembar Kerja Kelompok (LKK) kelas Kontrol
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Ria Liniarti dilahirkan di
Tangerang pada tanggal 30 Juni 1992 dari ayah yang
bernama Alm.Subandi dan ibu bernama Repelina.
Penulis sekarang beralamatkan di Jl.Bidar VII No.7 RT
004/RW.007 Kecamatan Kelapa Dua Kelurahan
Pakulonan Barat Kabupaten Tangerang. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri
Perumnas Bumi Kelapa Dua Tangerang dan lulus pada
tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Nusantara 1
Tangerang dan lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di
SMA Negeri 10 Tangerang dan lulus pada tahun 2010. Setelah lulus SMA, pada
tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri yaitu
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi
Geografi dan lulus pada tanggal 13 Oktober 2015.
top related