pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan …
Post on 03-Nov-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1211
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016)
Vina Nurrahmatia Effendi
Program Studi Akuntansi Universitas Nasional Pasim Bandung
Email : vinaeffendi@pasim.ac.id
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan
profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan secara
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2014-2016. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio, lalu untuk
Profitabilitas Perusahaan diukur dengan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), dan untuk Nilai
Perusahaan diukur menggunakan Tobins’ Q. Populasi dalam Penelitian ini adalah 144
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016.
Dari 144 perusahaan manufaktur ini di pilih kembali yang sesuai dengan kriteria data
sekunder untuk penelitian ini. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 82
perusahaan manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder
dan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Unit analisis
penelitian ini ialah organisasi dengan horizon waktu yang digunakan adalah data
panel/full data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) Struktur Modalyang
diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan, 2) Profitabilitas yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 3) Profitabilitas yang diproksikan oleh Net
Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 4) Profitabilitas
yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan, 5) Profitabilitas yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE)
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, 6) Struktur Modal dan Profitabilitas
Perusahaan yang diproksikan oleh Gross Profit Margin (GPM) secara simultan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 7) Struktur Modal dan Profitabilitas
Perusahaan yang diproksikan oleh Net Profit Margin (NPM) secara simultan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 8) Struktur Modal dan Profitabilitas
Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) secara simultan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, 9) Struktur Modal dan Profitabilitas
Perusahaan yang diproksikan oleh Return On Equity (ROE) secara simultan
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Kata Kunci : Struktur Modal, Profitabilitas Perusahaan, Gross Profit Margin (GPM),
Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), Nilai
Perusahaan.
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1212 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
ABSTRACT
The main purpose of this research is to know the influence of capital structure and
profitability of company to company value. This research is conducted empirically on
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016.
Capital Structure is measured by Debt to Equity Ratio, then for Profitability the
Company is measured by Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),
Return On Asset (ROA), and Return On Equity (ROE), and for Firm Value measured
using Tobins' Q. The population in this study are 144 manufacturing companies listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016. While the sample in this study consists
of 82 manufacturing companies. Data used in this research is secondary data and
sample selection by using purposive sampling method. The unit of analysis of this
research is the organization with the time horizon used is data panel / full data. The
results showed that; 1) Capital Structure has a positive effect on Firm Value, 2)
Profitability proxied by Gross Profit Margin (GPM) has no effect on Firm Value, 3)
Profitability proxied by Net Profit Margin (NPM) has no effect on Firm Value, 4)
Profitability proxied by Return On Assets (ROA) have a positive effect on Firm Value,
5) Profitability is proxyed by Return On Equity (ROE) has a positive effect on Firm
Value, 6) Structure Capital and Profitability Companies proxied by Gross Profit
Margin (GPM) simultaneously affect the Firm Value, 7) The Company's Capital
Structure and Profitability as proxied by Net Profit Margin (NPM) simultaneously
affect the Firm Value, 8) The Company's Capital Structure and Profitability as
projected by Return On Assets (ROA) simultaneously affect the Firm Value , 9) Capital
Structure and Profitability of the Company which is proxied by Return On Equity (ROE)
simultaneously affect the Firm Value.
Keywords: Capital Structure, Profitability of Company, Gross Profit Margin (GPM),
Net Profit Margin (NPM), Return On Assets(ROA), and Return On Equity (ROE), Firm
Value.
PENDAHULUAN
Fenomena tentang menurunnya
nilai perusahaan ini dapat terlihat pada
Indeks harga saham gabungan (IHSG)
yang pergerakannya berada di zona
merah pada awal perdagangan Senin
(16/5/2016). IHSG dibuka melemah
sebesar 0,34% atau 16,24 poin poin ke
level 4.745,47 dan terus turun sebesar
0,42% atau 19,82 poin ke 4.741,89.
Sebanyak 12 saham bergerak menguat,
20 saham bergerak melemah, dan 496
saham stagnan dari 527 saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
Delapan dari sembilan indeks
sektoral IHSG bergerak di zona merah
dengan tekanan utama dari sektor aneka
industri yang melemah sebesar 0,97%,
sektor konsumer yang turun sebesar
0,93%, dan sektor finansial dengan
penurunan sebesar 0,78%. Adapun
sektor infrastruktur menjadi satu-
satunya sektor yang bergerak di zona
hijau dengan kenaikan sebesar 1,12%
(www.idx.co.id).
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1213
Tim Riset Samuel Sekuritas
(www.samuel.co.id) dari Amerika
Serikat (AS) memprediksi indeks harga
saham gabungan (IHSG) berpotensi
melemah pada perdagangan Senin, 16
Mei 2016. Dikemukakannya potensi
pelemahan itu seiring banyaknya berita
negatif dari luar. Data consumer
sentiment dan penjualan ritel di AS
tercatat melebihi ekspektasi, namun
bursa AS pada jumat lalu ditutup
melemah. Kekhawatiran akan kenaikan
suku bunga oleh the Fed kembali
meningkat yang mendorong penguatan
indeks dolar AS. Ada pula antisipasi
terhadap faktor teknikal dimana
S&P500 ditutup di bawah moving
average 50 hari (www.idx.co.id).
Sementara itu, berdasarkan rilis
laporan 13 Mei 2016, data investasi,
penjualan ritel, dan output pabrik China
menunjukkan hasil yang sedikit lebih
buruk dari ekspektasi. Dari dalam
negeri dilaporkan Badan Pusat Statistik
akan merilis angka neraca perdagangan
April 2016. Rilis angka ekspor dan
impor April 2016 akan disampaikan
Kepala Badan Pusat Statistik Dr.
Suryamin, M.Sc (www.idx.co.id).
Seiring dengan pelemahan IHSG
pada awal perdagangan, indeks
Bisnis27 juga bergerak melemah
sebesar 0,36% atau 1,42 poin ke 397,14
setelah dibuka turun sebesar 0,27% atau
1,07 poin ke 397,49. Sementara itu,
rupiah terpantau bergerak melemah
walau tipis sebesar 0,06% atau 8 poin
ke 13.333 per dolar AS
(www.idx.co.id).
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
struktur modal terhadap nilai
perusahaan
2. Untuk mengetahui pengaruh
profitabilitas perusahaan terhadap
nilai perusahaan
3. Untuk mengetahui pengaruh
struktur modal dan profitabilitas
perusahaan terhadap nilai
perusahaan
Manfaat Penelitian
1) Bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan
mengenai penerapan struktur
modal, profitabilitas perusahaan,
dan nilai perusahaan serta
praktiknya dalam dunia usaha di
Indonesia.
2) Bagi penelitian berikutnya
Semoga penelitian ini dapat
menambah referensi mengenai
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1214 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
penerapan struktur modal, kinerja
keuangan, dan nilai perusahaan
agar penelitian yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik dan
sesuai yang diharapkan.
3) Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat
memberikan gambaran atau solusi
bagi perusahaan, tentang
bagaimana pentingnya struktur
modal dan kinerja keuangan
perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
KAJIAN PUSTAKA
Pecking Order Theory
Pecking order theory adalah suatu
kebijakan yang ditempuh oleh suatu
perusahaan untuk mencari tambahan
dana dengan cara menjual aset yang
dimilikinya, seperti; menjual gedung,
tanah, peralatan yang dimilikinya dan
aset-aset lainnya, termasuk dana yang
berasal dari laba yang ditahan (retained
earnings) (Husnan, 2002). Alternatif
lain untuk pembiayaan modal sendiri
adalah laba ditahan. Laba ditahan ialah
bagian laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham. Laba ditahan
juga disebut sebagai tempat pertemuan
akun-akun neraca dan akun-akun
laporan laba-rugi (Smith dan Skousen,
1983).
Kebijakan pecking order theory,
perusahaan melakukan kebijakan
dengan cara mengurangi kepemilikan
aset yang dimilikinya karena dilakukan
kebijakan penjualan. Dampak lebih
jauh, perusahaan akan mengalami
kekurangan aset karena dipakai untuk
membiayai rencana aktifitas
perusahaan, baik yang sedang maupun
yang akan, seperti untuk membayar
utang yang jatuh tempo, sedangkan
yang akan datang itu seperti untuk
pengembangan produk baru dan
ekspansi perusahaan dalam membuka
kantor cabang dan berbagai kantor
cabang pembantu.
Signalling theory
Teori yang menjelaskan pent-
ingnya pengukuran kinerja adalah teori
sinyal (signalling theory). Teori sinyal
membahas bagaimana seharusnya
sinyal-sinyal keberhasilan atau kegaga-
lan manajemen (agen) disampaikan
kepada pemilik (principal). Teori
sinyal menjelaskan bahwa pemberian
sinyal dilakukan oleh manajemen untuk
mengurangi informasiasimetris (Scott,
2015).
Laporan keuangan yang menc-
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1215
erminkan kinerja baik merupakan sinyal
atau tanda bahwa perusahaan telah
beroperasi dengan baik. Sinyal baik
akan direspon dengan baik pula oleh
pihak luar, karena respon pasar sangat
tergantung pada signal fundamental
yang dikeluarkan perusahaan. Investor
hanya akan menginvestasikan modalnya
jika menilai perusahaan mampu mem-
berikan nilai tambah atas modal yang
diinvestasikan lebih besar dibandingkan
jika menginvestasikan di tempat lain.
Untuk itu, perhatian investor diarahkan
pada kemampuan perusahaan yang
tercermin dari laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan.
Hubungan baik akan terus ber-
lanjut jika pemilik ataupun investor
puas dengan kinerja manajemen, dan
penerima sinyal juga menafsirkan sinyal
perusahaan sebagai signal yang positif.
Hal ini jelas bahwa pengukuran kiner-
jakeuangan perusahaan merupakan hal
yang krusial dalam hubungan antara
manajemen dengan pemilik ataupun
investor. Ketika investor mendapat
sinyal positif tentang perusahaan, maka
investor akan mau berinvestasi di
perusahaan tersebut, sehingga nilai
perusahaannya akan meningkat.
Struktur Modal
Struktur modal adalah bentuk
pembelanjaan yang permanen di dalam
mencerminkan keseimbangan di antara
hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Struktur modal terlihat pada
hutang jangka panjang dan unsur-unsur
dalam modal sendiri, di mana kedua
jenis tersebut merupakan dana per-
manen atau dana jangka panjang. Oleh
karena itu maka struktur modal hanya
merupakan sebagian saja dari struktur
financial. Struktur financial menc-
erminkan perimbangan baik dalam ar-
tian absolut maupun relatif antara kese-
luruhan modal asing baik jangka pendek
maupun jangka panjang dengan jumlah
modal sendiri (Riyanto, 2013).
Menurut Kusumajaya (2011),
struktur modal adalah perimbangan
atau perbandingan antara jumlah hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Oleh karena itu, struktur modal diukur
dengan debt to equity ratio (DER). DER
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan hutang
terhadap total shareholder’s equity yang
dimiliki perusahaan. Secara matematis
Debt to equity ratio (DER) dapat diru-
muskan sebagai berikut (Kasmir, 2009).
(1)
Total hutang merupakan total lia-
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1216 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
bilities yaitu baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang sedangkan total
shareholder’s equity merupakan total
modal sendiri (total modal saham yang
disetor dan laba yang ditahan) yang di-
miliki perusahaan. Rasio ini menjelas-
kan komposisi struktur modal dari total
hutang terhadap total ekuitas. Semakin
tinggi DER menunjukkan komposisi
totalhutang (jangka pendek dan jangka
panjang) semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perus-
ahaan terhadap pihak luar (kreditur)
(Ang,1997).
Profitabilitas
Profitabilitas adalah hubungan
antara pendapatan dan biaya yang
dihasilkan dengan menggunakan aset
perusahaan, baik saat ini maupun dalam
kegiatan produktif (Gitman, 2015).
Menurut Gitman (2015) profitabilitas
merupakan faktor yang seharusnya
mendapat perhatian mendapat karena
untuk melangsungkan hidupnya, suatu
perusahaan harus berada dalam keadaan
yang menguntungkan (profitable).
Tanpa adanya keuntungan, maka akan
sulit bagi perusahaan untuk menarik
modal dari luar. Indikator rasio
profitabilitas secara umum ada 4
(empat), yaitu (Horne dan Wachowicz,
2013) :
a) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin (GPM)
merupakan persentase dari laba kotor
yang diperoleh terhadap penjualan.
GPM ini juga sangat berpengaruh bagi
keadaan operasional perusahaan. Jika
gross profit margin mengalami
penurunan maka biaya operasional pun
memburuk.
Rasio gross profit margin
mencerminkan atau menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai setiap
rupiah penjualan, atau bila ratio ini
dikurangkan terhadap angka 100%
maka akan menunjukan jumlah yang
tersisa untuk menutup biaya operasi dan
laba bersih. Ketika hasilnya lebih dari
5% atau 0,05 maka dapat menutup
biaya operasi dan akan dapat
menghasilkan laba bersih yang baik
(Copeland & Weston, 1998). Berikut ini
adalah rumus untuk menghitung gross
profit margin, yaitu;
Keterangan :
Sales = penjualan
Cost Of Good Sold = Harga pokok
penjualan.
(2)
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1217
b) Net Profit Margin
Menurut Bastian dan
Suhardjono (2006), Net Profit
Margin adalah perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan. Rasio ini
sangat penting bagi manajer operasi
karena mencerminkan strategi
penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan
kemampuannya untuk mengendalikan
beban usaha. Semakin besar NPM,
maka kinerja perusahaan akan semakin
produktif, sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini
menunjukkan berapa besar persentase
laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Para investor pasar modal
perlu mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dengan mengetahui hal tersebut
investor dapat menilai apakah
perusahaan itu profitable atau tidak, dan
angka NPM dapat dikatakan baik
apabila > 5%.
Berikut ini adalah rumus untuk
menghitung NPM, yaitu;
(3)
Sales = penjualan
Earnings After Tax = Laba bersih
setelah pajak
c) Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Return
On Asset (ROA) merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen
dalam mengelolah investasinya. Di
samping itu hasil pengembalian
investasi menunjukkan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik
modal pinjaman maupun modal
sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio
ini semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Menurut Kasmir (2009) Return
On Assets (ROA) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan.Menurut Sudana (2011)
mengemukakan bahwa “Return On
Assets (ROA) menunjukan kemampuan
perusahaan dengan menggunakan
seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak”.
Return On Asset (ROA) dapat
dihitung dengan beberapa rumus
sebagai berikut:
(4)
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1218 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
Hasil perhitungan ROA yang
mendekati angka 1 (satu) memiliki
makna profitabilitas perusahaan
semakin baik karena setiap aktivitas
yang ada dapat menghasilkan laba.
Maka dapat disimpulkan bahwa
seberapa besar pengembalian atas
investasi yang dihasilkan oleh
perusahaan dengan membandingkan
laba usaha dengan total
asset atau operating assets. Oleh
karena itu, semakin besar rasio ROA
maka semakin baik karena berarti
semakin besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
d) Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE)
merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menitikberatkan pada
bagaimana efisiensi operasi perusahaan
ditranslasi menjadi keuntungan bagi
para pemilik perusahaan.
Menurut Kasmir (2009) bahwa
hasil pengembalian ekuitas atau return
on equity ataurentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri.
Berbeda dengan Kasmir (2009),
menurut Lukman Syamsuddin (2009)
Return On Equity (ROE) merupakan
suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang
saham biasa maupun pemegang
saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam
perusahaan.
Secara umum tentu saja semakin
tinggi return atau penghasilan yang
diperoleh, maka semakin baik
kedudukan perusahaan tersebut. Rasio
ini memperlihatkan sejauh mana
perusahaan mengelolah modal sendiri
secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau
sering disebutkan juga dengan
rentabilitas perusahaan. Dengan
demikian Return On Equity (ROE)
dapat dihitung dengan rumus :
(5)
Return On Equity (ROE) yang
semakin mendekati angka 1 (satu)
menunjukkan semakin efektif dan
efisien penggunanaan ekuitas
perusahaan untuk mengasilkan
pendapatan. Sebaliknya, jika ROE
mendekati angka 0 (nol) berarti
perusahaan tidak mampu mengelola
modal yang tersedia secara efisien
untuk menghasilkan pendapatan.
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1219
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting
karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya ke-
makmuran pemegang saham. Semakin
tinggi harga saham semakin tinggi pula
nilai peruahaan. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang
tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan di-
presentasikan oleh harga pasar dari sa-
ham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan, dan
manajemen aset.
Jika nilai Q lebih besar 1 maka
perusahaan bisa meningkatkan nilai
persediaan mereka dengan meningkat-
kan modal, dan jika kurang satu, pasar
saham menghargai modal kurangdari
biaya penggantiannya dan perusahaan
tidak akan mengganti persediaan
modalnya bila telah dipakai.
Adapun rumus untuk Tobin’s Q ialah :
akan menimbulkan resiko yang besar
untuk kemajuan perusahaannya.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh struktur modal
terhadap nilai perusahaan
H2: Terdapat pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan
H3: Terdapat pengaruh struktur modal
dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan
Metode Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri dari
objek,subjek yang memiliki kualitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Pengaruh struktur modal
terhadap Nilai perusahaan
STRUKT
UR
MODAL
(X1)
PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
(X2)
NILAI
PERUSAHAAN
(Y)
Pengaruh Profitabilitas terhadap
Nilai perusahaan
Pengaruh struktur
modal
terhadap
Nilai perusahaan
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1220 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampel
diharapkan dapat betul-betul
representatif atau mewakili populasi,
dan kesimpulan yang ditarik dari
sampel akan mampu berlaku untuk
keseluruhan populasi. Jenis
pengambilam sampel dalam
penelitian ini ialah Purposive
sampling, dengan kriteria :
a. Data Annual report yang lengkap
b. Perusahaan manufaktur yang
delisting pada tahun 2014-2016
Perusahaan yang diambil dalam
penelitian ini ialah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia tahun 2014-2016.
Perusahaan ini diambil karena
manufaktur adalah sektor terbesar yang
dapat mewakili sampel dalam penelitian
ini.
Adapun sampel yang diambil
dalam penelitian ini ialah sebanyak :
Tabel 1. Sampel Penelitian
Total Perusahaan Manufaktur 144
Data Annual Report Yang tidak
Lengkap
2014 = 10
2015 = 0
2016 = 10
Total data yang tidak lengkap (20)
Perusahaan yang Delisting
2014 = 0
2015 = 2
2016 = 0
Total Perusahaan yang Delisting (2)
Perusahaan yang memiliki laba
negatif (rugi) (40)
Total Sampel 82
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini ialah penelitian
explanatory. Explanatory merupakan
penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data-data yang diambil
dari sampel dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan hubungan-
hubungan antar variabel.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini ada-
lah metode observasi nonperilaku ana-
lisis catatan, yaitu teknik pengumpulan
data dengan pengamatan terhadap
aspek-aspek nonperilaku yang dapat
berupa catatan historis atau catatan
sekarang perusahaan publik atau swasta.
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1221
Dalam penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengamati,
mencatat dan menganalisis laporan keu-
angan perusahaan-perusahaan manufak-
tur yang terdaftar di PT. Bursa Efek In-
donesia dengan mengakses website yai-
tuwww.idx.co.id
Sumber Data
Demi memeroleh data dan
menjawab masalah yang sedang diteliti,
penulis mengadakan penelitian dengan
mengambil data melalui PT IDX Bursa
Efek Indonesia Kantor perwakilan
Wilayah Jawa Barat yang bertempat di
Jl. Phh. Mustofa no. 33.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan
Persamaan regresi linier berganda
pada Debt to Equity Ratio (DER) dan
Gross Profit Margin (GPM) diperoleh
Y = 0,2344 +0,1422 X1+0,0413X2.dan
setelah diuji, persamaan regresi linier
berganda ini dapat digunakan untuk
memprediksi seberapa tinggi tingkat
nilai perusahaan ketika struktur modal
meningkat. Ternyata, ketika struktur
modal meningkat, nilai perusahaan akan
meningkat. Hal ini disebabkan oleh
koefisien struktur modal sebesar 0,1422
dan bertanda positif ini menunjukkan
bahwa variabel struktur modal memiliki
pengaruh yang searah dengan variabel
nilai perusahaan. Begitu juga dengan
profitabilitas yang diproksi dengan
Gross Profit Margin (GPM) dapat
menunjukkan seberapa tinggi tingkat
nilai perusahaan ketika GPM meningkat
akan meningkat yang disebabkan oleh
koefisien GPM ini sebesar 0,0413
bertanda positif yang berarti memiliki
pengaruh searah.
Profitabilitas dalam penelitian ini
tidak hanya diproksikan oleh GPM tapi
juga oleh Net Profit Margin (NPM),
Return on Asset (ROA), dan Return on
Equity (ROE), sehingga semua proksi
dari profitabilitas ini memiliki
persamaan regresi linier berganda.
Persamaan liner berganda untuk NPM
ialah Y = 0,2714 +0,1393 X1-0,2458X2,
yang menjelaskan bahwa ketika struktur
modal sama dengan 0 (nol) maka nilai
perusahaan sebanyak 0,2714 dan jika
struktur modal meningkat maka nilai
perusahaan pun akan meningkat,
berbeda dengan profitabilitas yang
diproksikan oleh NPM ini menunjukkan
bahwa ketika NPM sama dengan 0 (nol)
maka nilai perusahaan sama dengan -
0,2458 yang memiliki makna bahwa
ketika ketika NPM meningkat maka
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1222 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
nilai perusahaan akan menurun dengan
kata lain pengaruh antara Profitabilitas
yang diproksikan oleh NPM tehadap
nilai perusahaan ini memiliki pengaruh
searah.
Pengaruh struktur modal dan
profitabilitas yang diproksikan ROA
terhdapa nilai perusahaan memiliki
persamaan regresi linier berganda, yaitu
Y = 0,1293 +0,1981 X1+0,5977X2yang
artinya hampir sama dengan pesamaan
regresi linier berganda yang
menjelaskan pengaruh struktur modal
dan profitabilitas yang diproksikan
GPM, bahwa ketika struktur modal
menigkat maka nilai perusahaan akan
meningkat begitu juga dengan
profitabilitas yang diproksikan oleh
ROA ialah ketika profitabilitas naik
maka nilai perusahaan juga akan naik,
keduanya memiliki pengaruh searah
dengan nilai perusahaan karena hasilnya
menunjukkan positif.
Hal serupa terjadi pada persamaan
regresi linier berganda yang
menjelaskan pengaruh struktur modal
dan profitabilitas yang diproksikan
ROE terhadap nilai perusahaan
memiliki persamaan regresi linier
berganda, yaitu Y = 0,1437 +0,2046
X1+0,3698X2, keduanya memiliki
pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, yang artinya memiliki
pengaruh yang searah.
Sehingga, kesimpulannya bila di
lihat dari persamaan regresi linier
berganda menunjukkan bahwa struktur
modal memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan pada 82 perusahaan
manufaktur, untuk struktur modal
terdapat nilai DER tertinggi pada
perusahaan Jembol Cable Company
Tbk., yaitu sebesar 2,64. Apabila
diaplikasikan terhadap salah satu
persamaan regresi linier pada penelitian
ini maka Y = 0,1437 +0,2046
(2,64)ialah sebesar 0,69. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika struktur
modal meningkat sebesar 2,64 maka
nilai perusahaan meningkat sebesar
0,69. Peningkatan struktur modal di
perusahaan, menunjukkan tingkat
hutang perusahaan tersebut tinggi.
Jika jumlah utang lancar lebih
besar daripada utang jangka panjang,
hal ini karena besarnya utang lancar
dapat disebabkan oleh utang operasi
perusahaan. Namun, jika utang jangka
panjang yang lebih besar maka di
harapkan perusahaan dapat
mengoptimalkan utang jangka panjang
tersebut untuk kemajuan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki DER > 1
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1223
(satu) maka sebenarnya akan
mengganggu pertumbuhan kinerja
perusahaanya dan juga mengganggu
pertumbuhan harga sahamnya (nilai
perusahaan), namun lain halnya jika
perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan hutang tersebut
sehingga dapat menghasilkan laba yang
lebih banyak.
Pengaruh Profitabilitas Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh profitabilitas
perusahaan terhadap nilai perusahaan
yang di proksikan oleh Gross Profit
Margin (GPM) menjelaskan bahwa
ketika profitabilitas naik, nilai
perusahaan akan naik ini ditunjukkan
oleh konstanta yang bernilai positif
menggambarkan bahwa profitabilitas
yang diproksikan GPM memiliki
pengaruh yang searah terhadap nilai
perusahaan. Hasil yang sama
ditunjukkan oleh profitabilitas yang
diproksikan oleh Return on Asset
(ROA) dan Return on Equity (ROE)
yang persamaan regresi linier
bergandanya menunjukkan pengaruh
searah terhadap nilai perusahaan.
Setelah diuji, persamaan regresi linier
berganda ini dapat digunakan untuk
memprediksi seberapa tinggi tingkat
nilai perusahaan ketika profitabilitas
perusahaan meningkat. Ketika
profitabilitas perusahaan meningkat,
nilai perusahaan akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan pada 82
perusahaan manufaktur, untuk
profitabilitas perusahaan terdapat nilai
tertinggi pada perusahaan Kimia Farma
(Persero) Tbk, sebesar 1,23. Apabila
diaplikasikan terhadap persamaan
regresi linier pada proksi ROE, maka Y
= 0,1437 +0,3698(1,23) ialah sebesar
0,60. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika profitabilitas perusahaan
meningkat sebesar 1,23 maka nilai
perusahaan meningkat 0,60.
Peningkatan profitabilitas perusahaan
yang semakin tinggi menunjukkan
kineja keuangan di suatu perusahaan
baik. Pengujian profitabilitas yang
diproksikan dengan Gross Profit
Return on Asset (ROA) dan
Return on Equity (ROE) ini adalah
indikator profitabilitas yang hub-
ungannya dengan investasi (Horne dan
Wachowicz, 2013), ini artinya pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan
dapat ditunjukkan oleh perolehan inves-
tasi itu sendiri tanpa memerlukan aspek
lainnya seperti Gross Profit Margin
(GPM) dan Net Profit Margin (NPM),
walaupun GPM dan NPM ini
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1224 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
menunjukkan tingkat profitabilitas dari
sisi penjualan.
Profitabilitas yang
diproksikan oleh GPM, NPM, ROA,
dan ROE memiliki rata-rata dari
masing-masing proksinya. Rata-rata
dari GPM ialah sebesar 0,64. Angka ini
menunjukkan GPM yang optimal,
karena Rasio gross profit margin
mencerminkan atau menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai setiap
rupiah penjualan, atau bila ratio ini
dikurangkan terhadap angka 100%
maka akan menunjukan jumlah yang
tersisa untuk menutup biaya operasi dan
laba bersih. Ketika hasilnya lebih dari
5% atau 0,05 maka dapat menutup
biaya operasi dan akan dapat
menghasilkan laba bersih yang baik
(Copeland & Weston, 1998).
Rata-rata NPM pada penelitian ini
sebesar 0,32 angka ini menujukkan hal
yang sama dengan GPM yaitu rasio ini
menunjukkan berapa besar persentase
laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasio ini,
maka dianggap semakin baik
kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang tinggi.
Hubungan antara laba bersih dan
penjualan bersih menunjukkan
kemampuan manajemen dalam
menjalankan perusahaan secara cukup
berhasil untuk menyisakan margin
tertentu sebagai kompensasi yang wajar
bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya untuk suatu risiko
Return on Assets (ROA) pada
penelitian ini memiliki rata-rata 0,36
yang menunjukkan angka yang cukup
baik, karena hasil perhitungan ROA
yang mendekati angka 1 (satu)
memiliki makna profitabilitas
perusahaan semakin baik karena setiap
aktivitas yang ada dapat menghasilkan
laba. Maka dapat disimpulkan bahwa
seberapa besar pengembalian atas
investasi yang dihasilkan oleh
perusahaan dengan membandingkan
laba usaha dengan total
asset atau operating assets. Oleh
karena itu, semakin besar rasio ROA
maka semakin baik karena berarti
semakin besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Hal yang sama didapatkan dari
ROE yang menunjukkan angka rata-rata
sebesar 0,43 yang menunjukkan Return
On Equity (ROE) yang semakin
mendekati angka 1 (satu) menunjukkan
semakin efektif dan efisien
penggunanaan ekuitas perusahaan
untuk mengasilkan pendapatan.
Sebaliknya, jika ROE mendekati angka
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1225
0 (nol) berarti perusahaan tidak mampu
mengelola modal yang tersedia secara
efisien untuk menghasilkan
pendapatan. ROE menunjukkan
kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan pengembalian pada
pemegang saham, semakin tinggi rasio
ini akan semakin baik karena
memberikan tingkat pengembalian
yang lebih besar pada pemegang
saham.
Pengaruh Struktur Modal dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan
Pengaruh struktur modal dan
profitabilitas perusahaan dapat terlihat
dari hasil uji F (uji simultan) dalam
penelitian ini. Pada struktur modal
menggunakan indikator Debt to Equity
Ratio (DER), dan untuk profitabilitas
diproksikan dengan Gross Profit
Margin (GPM), Net Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA), dan
Return On Equity (ROE). Sehingga uji
simultan pada penelitian ini memiliki
beberapa hasil, yaitu nilai F hitung
untuk Debt to Equity Ratio (DER) dan
Gross Profit Margin (GPM) sebesar
4,317. Dikarenakan untuk F hitung
DER dan GPM lebih besar dari 3,04
maka H0 ditolak, artinya struktur modal
yang diproksikan dengan DER dan
profitabilitas yang diproksikan dengan
GPM secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan tobins’Q.
Nilai F hitung untuk Debt to
Equity Ratio (DER) dan NPM (Net
Profit Margin) sebesar 4,449.
Dikarenakan untuk F hitung DER dan
NPM lebih besar dari 3,04 maka H0
ditolak, artinya struktur modal yang
diproksikan dengan DER dan
profitabilitas yang diproksikan dengan
NPM secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan tobins’Q.
Pengujian simultan selanjutnya,
nilai F hitung untuk Debt to Equity
Ratio (DER) dan Return On Asset
(ROA) sebesar 4,850. Dikarenakan
untuk F hitung DER dan ROA lebih
besar dari 3,04 maka H0 ditolak, artinya
struktur modal yang diproksikan dengan
DER dan profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA secara
simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan
tobins’Q. Begitu juga dengan Return
On Equity (ROE) yang menunjukkan
hasil uji simultan yang sama dengan
ketiga proksi lainnya. Nilai F hitung
untuk Debt to Equity Ratio (DER) dan
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1226 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
Return On Equity (ROE) sebesar
13,234. Dikarenakan untuk F hitung
DER dan ROE lebih besar dari 3,04
maka H0 ditolak, artinya struktur modal
yang diproksikan dengan DER dan
profitabilitas yang diproksikan dengan
ROE secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan tobins’Q.
Hasil uji simultan yang
menunjukkan semuanya berpengaruh
terhadap nilai perusahaan ini diperkuat
dengan adanya hasil koefisien
determinasi (R-square). R-square untuk
Debt to Equity Ratio (X1) dan Gross
Profit Margin (X2) memberikan
hubungan simultan (bersama-sama)
sebesar 52,91% terhadap tobins’Q (Y).
Sedangkan sisanya sebesar 47,09%
dipengaruhi oleh faktor lain yang
diabaikan dalam penelitian ini.
Debt to Equity Ratio (X1) dan Net
Profit Margin (X2) memberikan
hubungan simultan (bersama-sama)
yang ditunjukkan R-square sebesar
53,89% terhadap tobins’Q (Y).
Selanjutnya untuk Return On Asset dan
Return On Equity memiliki hasil yang
serupa, yang menunjukkan secara
simultan keduanya bersama dengan
DER berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Debt to Equity Ratio (X1)
dan Return On Asset (X2) memberikan
hubungan simultan (bersama-sama)
sebesar 56,6% terhadap tobins’Q (Y).
Nilai adjusted R-Squared sebesar
0,0908 yang menujukkan arti bahwa
Debt to Equity Ratio (X1) dan Return
On Equity (X2) memberikan hubungan
simultan (bersama-sama) sebesar 9,08%
terhadap tobins’Q (Y).
Hasil tabulasi yang terdapat dalam
penelitian ini mendapatkan hasil rata-
rata untuk nilai perusahaan yaitu sebe-
sar 0,93 yang menunjukkan tobins Q
kurang dari angka 1 (satu), yang artinya
jika kurang satu, pasar saham
menghargai modal kurangdari biaya
penggantiannya dan perusahaan tidak
akan mengganti persediaan modalnya
bila telah dipakai.
KESIMPULAN
Hasil dalam penelitian ini menun-
jukkan bahwa pecking oder theory tidak
cocok diterapkan. Penelitian ini lebih
cocok menerapkan trade off theory.
Trade off theory menjelaskan bahwa
struktur modal dapat mengutungkan
perusahaan dan semakin menarik inves-
tor. Hal ini disebabkan oleh tingkat
struktur modal yang tinggi tersebut
memang manunjukkan tingkat utang
perusahaan yang tinggi yang berarti pe-
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1227
rusahaan menggunakan dana eksternal
sehingga perusahaan dapat mengem-
bangkan perusahaan dengan cara
berhutang tersebut. Karena struktur
modal yang tinggi ketika dapat
dioptimalkan dengan baik, maka akan
menghasilkan sesuatu yang baik juga.
Trade off theory mendeskripsikan
pola pikir investor jangka panjang.
Investor jangka panjang berfikir bahwa
perusahaan dengan tingkat struktur
modal yang tinggi memiliki potensi
besar untuk memajukan perusahaannya
menggunakan utang jangka panjang
tersebut.
Teori sinyal (signalling theory)
yang mendasaari profitabilitas
perusahaan menjelaskan mengapa pe-
rusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keu-
angan kepada pihak eksternal.
Dorongan tersebut timbul karena adan-
ya informasi asimetris antara perus-
ahaan (manajemen) dengan pihak luar,
dimana manajemen mengetahui infor-
masi internal perusahaan yang relatif
lebih banyak dan lebih cepat dibanding-
kan pihak luar seperti investor dan
kreditor.
Struktur modal yang tinggi akan
memberikan sinyal positif untuk nilai
perusahaan, hal ini disebabkan investor
yakin menginvestasikan pada
perusahaan yang memiliki tingkat
hutang yang tinggi karena yakin bahwa
perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan utang jangka panjang
yang mereka miliki untuk kemajuan
perusahaan. Profitabilitas perusahaan
yang tinggi akan memberikan sinyal
positif pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Akerlof, G. A. (1970). The Market for
Lemons. QuartelyJournal of
Economics.
Ang , R. (1997). Buku Pintar Pasar
Modal . Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Anwar, et.al (2010). Perbaikan Kualitas
Layanan Jasa Dengan Model
Servqual. TesisUniversitas
Diponegoro.
Baltagi, Badi H. (2005). Incomplete
Panels, A Comparative Study of
Alternative
Estimators for The Unbalanced
One-way Error Component
Regression Model. Journal of
Economics.
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006.
Akuntansi Perbankan. Jakarta:
Salemba
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1228 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
Empat.
Brealey, Myers. (2008). Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga
Brigham, E. F., & Houston, F. J. (2014).
Manajemen Keuangan Edisi
Kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Copeland, E. T., & Weston, F. (1997).
Manajemen Keuangan. Jilid 2.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Driffield, et.al (2007). How Does
Ownership Structure Affect
Capital Structure and Firm Value.
London.
Fama, E. F. (1978). The Effect of a
Firm's Investment and Financing
Decision on The Welfare of its
Security Holders. Amerika
Serikat: American Economic
Review 68 .
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja
Keuangan. Bandung :
ALFABETA
Fahmi, Irham. (2012). Pengantar
Manajemen Keuangan. Bandung :
ALFABETA
Fiakas, D. (2005). Tobins' Q : Valuing
Small Capitalization Companies.
Crystal Equity Research.
Gitman, L. J. (2015). Principles Of
Managerial Finance, Seventeenth
edition. Massachusetts : Addison-
Wesley Publishing Company.
Gozhali, Imam. (2016). Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan
Pendekatan Spss.
Semarang : Badan UNDIP.
Handoko, Y. (2010). Effect on Value of
Financial Performance Company
with Corporate Social
Responsibility Disclosure and as
Good Corporate Governance
Moderating Variable.Journal of
Economics Universitas
Gunadarma.
Haruman, T. (2008). Standar
Kepemilikan, Keputusan
Keuangan, dan Nilai Perusahaan.
UU Pasar Modal no. 8 tahun 1995
Jurnal Keuangan & Perbankan
Perbanas.
Hasnawati, S. (2005). Dampak Set
Peluang Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan Publik di Bursa Efek
Jakarta. Lampung: Jurnal
Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung.
Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh
Profitabilitas, Size Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Struktur
Modal Sebagai Variabel
Intervening. Sleman, Yogyakarta:
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1229
Jurnal Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.
Hery. (2016). Analisis Laporan
Keuangan . Jakarta: Grasindo.
Horne , V., James C, & John M.
Wachowicz. (2007).
Fundamentals of Financial
Management, Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan . Jakarta:
Salemba Empat.
Husnan, S. (2015). Dasar-Dasat Teroi
Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPPN STIM YKPN,
Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia. (2017).
Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2009). Analisis Laporan
Keuangan. PT Rajagrafindo
Persada. Jakarta
Kusumajaya, D. (2011). Pengaruh
Struktur Modal dan Pertumbuhan
Profitabilitas Terhadap
Profitabilitas dab Nilai
Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia . Denpasar: Universitas
Udayana : Tesis yanng Tidak
Dipublikasikan.
Lestari, P. V. (2016). Pengaruh
Kebijakan Deviden, Likuiditas,
Profitabilitas, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan.
Lifessy, M. (2011). Pengaruh
Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Struktur
Modal Sebagai Variabel
Intervening. Padang: Tesis
Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.
Martin , J. D., Petty, J. W., Keown , P.
J., Scott, J., & David F. (1992).
Basic Financial Management.
Englewood Cliffs N.J : Prentice-
hall Inc.
Martini, Putri Dwi. (2014). Pengaruh
Kebijakan Utang dan
Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal STIESIA
Surabaya
Martono, & Harjito , A. (2013).
Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Ekonisia.
Meythi. (2006). Pengaruh Arus Kas
Operasi Terhadap Harga Saham
dengan Persistensi Laba Sebagai
Variabel Intervening . Simposium
Nasional Akuntansi 9. Padang
Mogdiliani, F., & Miller. (1963).
Corporate Income Taxses and The
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1230 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
Cost of Capital : A Correction .
Amerika Serikat: American
Economics Review.
Munawir. (2015). Analisis Laporan
Keuangan . Yogyakarta: Liberty.
Murhadi, W. R. (2015). Analisis
Laporan Keuangan Proyeksi dan
Valuasi Saham. Jakarta: Salemba
Empat.
Myers, S.C. 1984. The Capital
Structure Puzzle, Journal of
Finance, vol.39: 572-592
Myers, S.C. 1984. Corporate
Financing and Investment
Decision when have
information that investor do
not have, Journal of
Financial Economic
Nurlela dan Islahuddin. (2008).
Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen Sebagai
Variabel Moderating (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi
XI. 23-24 Juli 2008.
Oke, S., & Babatunde, A. (2011).
Capital Structure and Industrial
Performance . Nigeria: Journal
International of Bussiness and
Management.
Parker, R. J., & Nouri H. (1996). The
Effect of Organizational
Commitment and Relation
Between Budgetary Participation
and Budgetary Slack.Behavior
Research in Accounting.
Pertiwi, T. K., & Ferry Madi Ika
Pratama. (2012). Pengaruh Good
Corporate Governance dan
Kinerja Keuangan Terhadap
NIlai Perusahaan Food and
Beverages. Simposium Nasional
Akuntansi.
Ping, Liu., & Hu Caixia. (2011).
Pengaruh keputusan struktur
modal yang mempengaruhi nilai
perusahaan. China.
Prasetia, dkk. (2014). Pengaruh
Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Risiko
Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2009-2012. Simposium Nasional
Akuntansi.
Pratheepkanth, P. (2011). Capital
Structure And Financial
Performance:Evidence From
Selected Business Companies In
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI) 1231
Colombo Stock Exchange. Sri
Lanka: Journal International
University of Jaffna.
PT IDX Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id)
PT Samuel Sekuritas
(www.samuel.co.id)
Riyanto, B. (2013). Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE.
Ryanni, S. M. (2014). Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013.
Jakarta: Tesis Universitas
Trisakti.
Sadjiarto, A. (2000). Akuntabilitas dan
Pengukuran Kinerja
pemerintahan. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan .
Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur
Modal dan Pertumbuhan Perus-
ahaan Terhadap. Nilai Perus-
ahaan Pada Perusahaan Man-
ufaktur Di Bursa Efek.
Jakarta.Journal of Financial
Economics, Vol LIII, No.3: June,
pp. 287 – 298. Sumatera Utara :
Universitas Sumatera Utara.
Sari, & Zuhrotun. (2006).
Keinformatifan Laba di Pasar
Obligasi dan Saham: Uji
Liquidation Option Hypotesis.
Padang: Simposium Nasional
Akuntansi 9.
Sartono, Agus. (2000). Manajemen
Keuangan Teori & Aplikasi.
BPFE UGM
Satmoko, A., & Sudarman. (2011).
Impact of Personal Taxes on
Corporate Dividend Policy and
Capital Structure Decisions.
Financial Management
Association.
Scott, W. R. (2015). Financial
Accounting Theory . Toronto:
Pearson Prentice Hall.
Seftianne, & Ratih Handayani. (2011).
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Publik Sektor
Manufaktur . Jurnal Bisnis dan
Akuntansi.
Smith, J. M., & K. Fred Skousen.
(2007). Akuntansi Intermediate,
Edisi Sembilan. Jakarta: Erlangga.
Soliha, E., dan Taswan. 2002.
“Pengaruh Kebijakan Hutang
Terhadap Nilai Perusahaan Serta
Beberapa Faktor Yang
Volume 4 No. 3, Oktober 2019 p-ISSN 2502 – 3764 e-ISSN 2621-3168
1232 Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. September 2002.
Spence, M. (1973). The Quarterly
Journal of Economics Vol. 87 .
The MIT Press.
Sri, A., & Ari. (2013). Pengaruh
Struktur Modal, Profitabilitas,
dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan.
Denpasar: E-Jurnal Universitas
Udayana.
Sudana, I. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori dan Praktek.
Jakarta :
Erlangga.
Sukamulja, Sukmawati. (2004).
Dampak GCG Terhadap Kinerja
Keuangan. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Jakarta.
Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku
Konsumen dan Pemasaran.
Yogyakarta :CAPS.
Syamsudin, Lukman. (2009).
Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Rajawali
Pers.
Tobin, J. (1967). Tobin’s Q Ratio As An
Indicator of The Valuation The
Company. Journal of Financial
Economics, Vol LIII, No.3: June,
pp. 287 – 298.
Widarjono, Agus. (2013).
Ekonometrika: Pengantar dan
Aplikasinya. Jakarta
Wijaya, A., & Nanik Linawati. (2015).
Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan.
Simposium Nasional Akuntansi.
Wolfe, J., & Sauaia A C. (2003). The
Tobin's Q Company Performance
Indicator. Development in
Business Simulation and
Experiential Learning.
Yuniangsih, N. W., & Made Gede
Wirakusuma. (2007). Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Pengungkapan Corporate Social
Reponsibility dan Good
Corporate Governance Sebagai
Variabel Pemoderasi. Denpasar:
E- Jurnal Universitas Udayana.
top related