pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit, …eprints.ums.ac.id/50070/26/naskah publikasi...
Post on 27-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT,
KEPEMILIKAN KELUARGA, STRUKTUR KEPEMILIKAN
TERKONSENTRASI DAN RETURN ON ASSETS (ROA)
TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 )
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
LAILLATUL KHOTIMAH
B 200130120
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidaksamaan dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 21 Januari 2017
Penulis
LAILLATUL KHOTIMAH
B 200 130 120
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KUAITAS AUDIT,
KEPEMILIKAN KELUARGA, STRUKTUR KEPEMILIKAN
TERKONSENTRASI, DAN RETURN ON ASSETS (ROA)
TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)
ABSTRAKS
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit,
kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan return on asset
(ROA) terhadap manajemen laba akrual yang dihitung menggunakan
discretionary accruals dengan modified jones model. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia indeks LQ45 periode 2011-2015. Pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling dan didapatkan 121 perusahaan manufaktur sebagai sampel.
Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil dari penelitian ini
adalah bahwa variabel ukuran perusahaan, kualitaas audit dan struktur
kepemilikan terkonsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba,
sedangkan variabel kepemilikan keluarga dan return on assets (ROA)
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci : manajemen laba, ukuran perusahaan, kualitas audit,
kepemiikan keluarga, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan Return On
Assets (ROA).
ABSTRACT
The purpose of this studyis to examine the effect of firm size, quality audits, family
ownership, concentrated structure ownership and return on assets (ROA) to
earnings management which calculated using discretionary accruals with a
modified Jones models. The sample used in this research is manufacturing
companies listed in index LQ45 Indonesia Stock Exchange during 2011-2015
period. The sample of this study use purposive sampling methods and obtained
121 manufacturing companies. By using multiple regression analysis, the results
that the firm size, quality audit and concentrated structure ownership has no
effect on earnings management, while family ownership and return on assets
(ROA) have effect on earnings management.
Keywords: earnings management, company size, quality audits, family
ownership, concentrated structure ownership, and return on assets (ROA)
2
1. PENDAHULUAN
Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan
keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada
mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat
penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana
dengan hasil analisa tersebut pihak–pihak yang berkepentingan mengambil
suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan
serta hasil–hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya
laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan bentuk pengelolaan
perusahaan yang baik, dimana didalamnya tercakup suatu bentuk
perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham (publik) sebagai pemilik
perusahaan dan kreditor sebagai penyandang dana eksternal. Sistem
corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif
kepada para pemegang saham dan kreditor untuk memperoleh kembali atas
investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa
manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan
perusahaan (IICG). Mekanisme corporate governance yang baik akan
memberikan perlindungan kepada para pemegang saham dan direktur untuk
memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien
mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat
dilakukannya untuk kepentingan perusahaan (Hapsari, 2011) dalam Kristiani,
2014.
Kualitas auditor bukanlah sesuatu yang dapat diamati langsung.
Persepsi terhadap kualitas audit selalu berkaitan dengan nama auditor. Dalam
hal ini reputasi perusahaan merupakan gambaran yang paling penting. Baik
3
secara teori maupun empiris, kualitas seringkali diukur dengan menggunakan
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Reputasi auditor yang baik merupakan
salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya tindakan manajemen laba,
oleh karena dengan adanya yang mempunyai reputasi kurang baik maka
manajer berpeluang untuk melakukan manajemen laba. Pengauditan
merupakan mekanisme kontrol yang bernilai dalam mengendalikan kebijakan
manajerial perusahaan, maka nilai ini diharapkan bervariasi dengan kualitas
Kantor Akuntan Publik.
Faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu
ukuran perusahaan. Terdapat dua pandangan tentang bentuk ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama, ukuran
perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen
laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil
cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja
baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan
lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga berdampak
perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan
Setiawan, 2007 dalam Joa, 2011). Akan tetapi, pandangan kedua memandang
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba.
Watts and Zimmerman, 1990 dalam Joa, 2011 menyatakan bahwa perusahaan
besar yang memiliki biaya politik tinggi lebih cenderung memilih metode
akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan-
perusahaan kecil.
Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal
pendisiplinan manajemen, sebagai salah satu mekanisme yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas monitoring, karena dengan
kepemilikan yang besar menjadikan pemegang saham memiliki akses
informasi yang cukup signifikan untuk mengimbangi keuntungan
informasional yang dimiliki manajemen. Jika ini dapat diwujudkan maka
tindakan moral bazard manajemen berupa manajemen laba yang dikurangi
4
(Hubert dan Langhe, 2002 dalam Asward dan Lina, 2015). Hasil penelitian
sebelumnya Asward dan Lina (2015), Reviani dan Sudantoko (2012)
menunjukkan bahwa struktur kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
Perusahaan keluarga merupakan perusahaan dengan pemegang
saham pengendali yang berada pada tangan individu atau keluarga.
Perusahaan non keluarga merupakan perusahaan dengan kepemilikan publik,
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kepemilikan keluarga
merupakan keterlibatan dan pengaruh keluarga terhadap perusahaan.
Penelitian ini mengadopsi proksi kepemilikan keluarga dari Rebecca (2012)
dalam Ferdiansyah (2014) yang mengembangkan definisi kepemilikan
keluarga yaitu keseluruhan individu dalam satu keluarga. Hasil penelitian
sebelumnya, Rezeki (2015), menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Rasio ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Dari beberapa
rasio yang mengukur rasio profitabilitas, kebanyakan para pengguna laporan
keuangan lebih fokus melihat rasio ROA untuk mengetahui prospek
perusahaan dengan melihat laba yang dihasilkan. Sehingga potensi akan
tindakan manipulasi laba yang dilakukan manajemen dapat tercipta
dikarenakan oleh tingginya perhatian pengguna laporan keuangan akan rasio
tersebut. Semakin besar Return on Assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan semakin efisien penggunaan aktiva
sehingga akan memperbesar laba.
Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit,
kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan terkonsentrasi, dan return on
asset (ROA) terhadap manajemen laba akrual ini telah diteliti oleh peneliti
terdahulu, diantaranya Kristiani (2014), Gunawan (2015), Murtini dan
Mansyur (2012), Ferdiansyah (2014), Asward dan Lina (2015), Jao dan
Pagalung (2011), Ratnaningsih (2012), Reviani dan Sudantoko (2012),
Trisnawati, Wiyadi, Sasongko, dan Puspitasari (2016), Prasetyo dan Gayati
(2016), Kusumawati, Permatasari, dan Trisnawati (2013), Rezeki (2015),
5
Trisnawati (2009), Mohammad (2015), Amertha (2013), Rice (2013). Tujuan
penelitian ini untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit,
kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan return on
assets (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di indeks LQ45
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
di indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Pemilihan
sampel dilakukan secara purposive sampling (Lihat Tabel 1). Data yang
digunakan adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari laporan
keuangan perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Indeks LQ45 Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2015. Data dapat diakses melalui mesia
website www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan
website masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel. Adapun
kriteria - kriteria yang digunakan antara lain:
Periode laporan keuangan yang dilaporkan berakhir pada 31
Desember.
Selama tahun 2011-2015 perusahaan menerbitkan annual report
secara lengkap.
Perusahaan manufaktur.
Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dengan satuan rupiah.
2.2 Definisi Operasional dan Variabel
2.2.1 Manajemen Laba
Manajemen laba sebagai variabel dependen (Y). Earnings
Management, yaitu tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi)
laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung
jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas
ekonomis jangka panjang unit tersebut. diproksi dengan discretionary
6
accruals dan dihitung dengan the modified jones model (Kusumawati,
Permatasari, dan Trisnawati, 2013).
TACCit = EBXTit – OCFit
TACCit/TAi,t-1 = α1(1/TAi,t-1) + α2((ΔREVit – ΔRECit)/TAi,t-1) +
α3(PPEit/TAi,t-1)
Dari persamaan regresi diatas, NDACC (non discretionary) dapat
dihitung dengan memasukkan kembali koefisien-koefisien alpha (α) yaitu
sebagai berikut:
NDACCit = α1(1/TAi,t-1) + α2((Δ REVi t – Δ RECit)/TAi,t-1) + α3
(PPEit/TAi,t-1)
Selanjutnya dapat dihitung nilai discretionary accruals sebagai berikut:
DACCit = (TACCit/TAi,t-1 ) – NDACCit
Keterangan:
TACCit = Total Accruals Perusahaan i pada Periode t
EXBTit = Earnings Before Extraordinary
Item Perusahaan i pada Periode t
OCFit = Operating Cash Flows Perusahaan i pada Periode t
NDACCit = Non Discretionary Accruals Perusahaan i pada t
TAi,t-1 = Total Aktiva Perusahaan i pada Periode t –1
ΔREVit = Perubahan Revenue Perusahaan i pada Periode t
ΔRECit = Perubahan Receivable Perusahaan i pada Periode t
PPEit = Nilai Aktiva Tetap (Gross) Perusahaan i pada Periode t
DACCit = Discretionary accruals perusahaan i pada periode t
2.2.2 Ukuran Perusahaan
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dari jumlah total
asset yang dimiliki oleh perusahaan. Karena total asset mencerminkan
besarnya ukuran perusahaan (Riske, 2013 dalam Ferdiansyah, 2014).
Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan
menggunakan log natural dari total asset. Penggunaan natural log (Ln)
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang
berlebihan. Jika total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel
7
akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan natural
log, nilai tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asli
yang sebenarnya. Secara matematis ukuran perusahaan dapat dirumuskan
sbagai berikut :
Ukuran Perusahaan = Ln of total asset
2.2.3 Kualitas Audit
Auditor merupakan salah satu mekanisme untuk mengendalikan
perilaku manajemen sehingga proses pengauditan memiliki peranan
penting dalam mengurangi biaya keagenan dengan membatasi perilaku
oportunitik manajemen. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang
relatif lebih independen dari manajemen dibandingkan auditor internal
sejauh ini diharapkan dapat meminimalkan kasus rekayasa laba dan
meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan (
Palestin, 2006 dalam Reviani dan Sudantoko, 2012). Ukuran KAP
digunakan untuk mengukur kualitas audit KAP, dimana jika perusahaan
diaudit oleh KAP Big 4 maka kualitas auditnya tinggi, dan jika diaudit
oleh KAP non Big 4 maka kualitas auditnya rendah. Pengukuran variabel
ini menggunakan variabel dummy, yaitu dengan memberikan niali 1 jika
perusahaan diaudit oleh KAP Big 4, dan nilai 0 jika lainnya.
2.2.4 Kepemilikan Keluarga
Penelitian ini menggunakan presentase kepemilikan saham dengan
metode dummy oleh pemegang saham yang termasuk di dalam definisi
kepemilikan keluarga yang dinyatakan oleh Rebecca (2012) dalam
Ferdiansyah (2014) yaitu keseluruhan individu, dimana jika perusahaan
yang memiliki kepemilikan keluarga maka diberi nilai 1, sedangkan jika
perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan keluarga maka diberi nilai 0.
2.2.5 Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi
Struktur kepemilikan terkonsentrasi yang akan diteliti adalah dengan
melihat secara langsung persentase kepemilikan suatu badan atau individu
yang menunjukan kepemilikan terhadap suatu perusahaan, yaitu dengan
menggunakan konsep kepemilikan imediat. Tingkat voting rights (hak
8
kontrol) secara langsung diamati melalui persentase kepemilikan saham
perusahaan. Voting rights (hak kontrol) sendiri diartikan sebagai hak suara
yang dikendalikan oleh pemegang saham perusahaan. Data yang
digunakan adalah besarnya persentase kepemilikan saham pada suatu
perusahaan yang menunjukkan hak kontrol pemegang saham pengendali.
2.2.6 Return On Assets
Rasio ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Dari beberapa
rasio yang mengukur rasio profitabilitas, kebanyakan para pengguna
laporan keuangan lebih fokus melihat rasio ROA untuk mengetahui
prospek perusahaan dengan melihat laba yang dihasilkan. Sehingga
potensi akan tindakan manipulasi laba yang dilakukan manajemen dapat
tercipta dikarenakan oleh tingginya perhatian pengguna laporan keuangan
akan rasio tersebut. Menurut Hanafi dan Halim (2009: 159) analisis ROA
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai aset tersebut. Adapun
rumus yang mengukur rasio Return On Asset (ROA) adalah sebagai
berikut:
ROA =
x 100%
Untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, kualitas audit,
kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan ROA pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI indeks LQ45 periode 2011-
2015 dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang dibantu
dengan program IBM SPSS 20. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
9
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
3.1.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One
Sample Kormogorov-Sminov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 0,05
pada asymp.sig (2-tailed). Uji normalitas ini data yang diuji dinyatakan lolos
uji normalitas karena menunjukkan nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar
dari 0,05, yaitu sebesar 0,931. Dengan jumlah sampel 121 perusahaan, hal
ini berarti dapat disimpulkan bahwa semua data terdistribusi normal.
3.1.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara
variabel independen. Dari hasil uji tabel 4.4 dengan melihat besarnya
Tolerance Value lebih dari 0,01 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dibawah nilai 10. Maka dapat disimpulkan masing-masing variabel tidak
terjadi multikolinieritas.
3.1.1.3 Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas di uji pada penelitian ini menggunakan
uji glejser. Dari hasil pada tabel 4.5 dapat disimpulkan semua variabel
independen bebas heterokedastisitas. Semua variabel independen memilki
nilai signifikansi lebih dari 0,05.
3.1.1.4 Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem
autokolerasi. Data yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Dalam
penelitian ini digunakan pendekatan run test. Jika nilai signifikansi > 0,05 dinilai
tidak terjadi autokolerasi dalam model regresi (Ghozali, 2011:120). Berdasarkan
hasil Run Test sebesar -0,638 dengan probabilitas 0,532 menunjukan bahwa H0
diterima karena tidak signifikansi pada 5% (p>0,05), sehingga dapat menunjukan
bahwa tidak terjadi autokolerasi antar nilai residual.
10
3.1.2 Hasil Uji Hipotesis
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi berganda untuk
pengujian hipotesis. Analisis regresi digunakan untuk membuktikan
pengaruh variabel independen terhadap variabel independen.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan besar maupun
perusahaan kecil tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, karena
perusahaan tidak dapat menghindari penggunaan dasar akrual, sehingga
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan sebagai konsekuensi dalam
penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Hasil ini
mendukung penelitian Kristiani (2014) yang membuktikan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
3.2.2 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba
Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa apabila laporan keuangan di audit oleh
KAP Big-4 ataupun bukan KAP Big-4, tidak menjamin berkurangnya
tindakan manajemen laba pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan
tidak semua auditor eksternal dari KAP yang berskala besar memiliki
kemampuan yang baik dalam bidang audit sehingga memungkinkan proses
audit yang tidak sempurna yang mengakibatkan kurangnya integritas suatu
laporan keuangan. Serta masih terdapat KAP yang berskala besar yang
kredibilitasnya daam menyampaikan laporan keuangan masih rendah atau
independensinya rendah. Hasil ini mendukung penelitian Martini dan
Mansyur (2012), Rice (2013) dan Ferdiansyah (2014) yang membuktikan
bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
3.2.3 Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Manajemen Laba
Kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa apabila perusahaan memiliki pengaruh
keluarga dan keterlibatan individu atau keluarga di dalamnya, maka semakin
11
besar peluang untuk melakukan earning management. Karena kepemilikan
keluarga memiliki kekuasaan yang lebih di dalam manajemen dan tidak
menutup kemungkinan memanipulasi laporan keuangan, tujuannya ialah agar
para investor lain bisa melihat kinerja perusahaan keluarga tersebut terlihat
baik, agar bisa menambahkan modal pada perusahaan keluarga. Hasil ini
mendukung penelitian Rezeki (2015) yang membuktikan bahwa kapemilikan
keluarga berpengaruh terhadap manajemen laba.
3.2.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi Terhadap
Manajemen Laba
Struktur kepemilikan terkonsentrasi tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa besar kecilnya
persentase kepemilikan saham oleh individu maupun kelompok tidak
berdampak pada dilakukannya atau tidaknya tindakan manajemen laba.
Karena terkonsentrasinya struktur kepemilikan belum mampu memberikan
kontrol yang baik terhadap tindakan manajemen atas sikap opportunitiesnya
dalam melakukan manajemen laba. Hasil ini bertentangan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Asward dan Lina (2015), Reviani dan
Sudantoko (2012) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan
terkonsentrasi berpengaruh pada manajemen laba.
3.2.5 Pengaruh Return On Asset Terhadap Manajemen Laba
Return on assets (ROA) berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa setiap peningkatan ROA akan
mendorong manajemen menaikkan angka laba, karena untuk meningkatkan
daya tarik investor kepada perusahaan tersebut. Perhatian investor pada laba
yang tinggi sehingga akan mendorong manajemen laba untuk meningkatkan
ROA. Hasil ini mendukung penelitian Amertha (2013) yang membuktikan
bahwa return on assets berpengaruh terhadap manajemen laba.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara parsial kepemilikan keluarga dan return on
12
asset (ROA) berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran
perusahaan, kualitas audit dan struktur kepemilikan terkonsentrasi tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Atas dasar kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, penulis
memberikan rekomendasi sebagai berikut : Untuk selalu mengupdate data
yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, Pengukuran manajemen
laba dapat dikombinasikan antara laba akrual dan riil, Penelitian selanjutnya
dapat menggunakan prosi corporate governance internal untuk
dikombinasikan dalam menentukan variabel independen, misalnya komite
audit.
DAFTAR PUSTAKA
Amertha, Indra Satya Prasavita. 2013. Pengaruh Return On Assets pada Praktik
Manajemen Laba dengan Moderasi Corporate Governance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana : 373-387. ISSN : 2302-8556.
Asward, Amalia dan Lina. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model.
Jurnal Manajemen Teknologi. Volume 14. No 1.
A. Prastowo Dwi dan Rifka Julianty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep
dan Aplikasi (Edisi Kedua). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ferdiansyah, Vicky. 2014. Pengaruh Kualitas Audit, Kompensasi Bonus, Struktur
Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Tekun. Volume V. No 2. Hlm 230-249.
Gunawan, I Ketut. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. Volume 03. No 1.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan (Edisi
keempat). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan, dan Laverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan
Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Auditing. Voume 8. No 1. Hlm
1-94.
13
Jensen, Michael C dan W.H Meckling. 1997. Theory of the Firm Manajerial
Bahavior, Agensi Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics 3. P. 305-360.
Kristiani, Kadek Emi. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftayr di BEI. –Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha. Volume 2. No 1.
Kusumawati, Eny, Shinta Permata Sari, Rina Trisnawati. 2013. Pengaruh
Asimetri Informasi dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Praktik
Earnings Management. Proceeding Seminar Nasional Dan Call For Paperr
Sancall. ISBN 978-979-636-147-2.
Madli. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Assets, Debt To Equity
Ratio Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estate
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unuversitas Maritim Raja Ali Haji.
Mohamad, Vanli, Zulkiflibokiu, Nilawati Yusuf. 2015. Pengaruh Return On Asset
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bura Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Gorontalo.
Murtini, Umi dan Rizal Mansyur. 2012. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba Perusahaan di Indonesia. JRAK. Volume 8. No
1.
Prasetya, Pria Juni dan Gayatri. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Sebagai Variabel Intervening. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana.
Volume 14. No 1. Hlm 511-538. ISSN 2303-1018.
Reviani, Dhini dan Djoko Sudantoko. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.
Prestasi Volume 9. No 1. ISSN 1411-1497.
Rezeki, Sri. 2015. Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Praktek Good Corporate
Governance, Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Listing di Bursa Efek Indonesia 2008-2012. Jom Fekon. Volume 2. No 1.
Rice. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan dan Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Kompas 100. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskill. Volume 3. Nomor 2.
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Canada
Prentice Hall.
14
SY, Ratnaningsih dan Cholis Hidayati. 2012. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Media Mahardhika. Volume 10. No 3. Hlm 38-65.
Trisnawati, Rina, Wiyadi, Noer Sasongko dan Noviana Puspitasari. 2016. Praktik
Manajemen Laba Riil pada Indeks JII dan LQ45 Bursa Efek Indonesia. The
3nd
University Research Colloqium. ISSN 2407-9189.
Trisnawati, Rina. 2009. Perbedaan Mekanisme Corporate Governance dan
Praktik Manajemen Laba: Studi Komparasi Indeks Syari’ah dan Indeks
Konvensional di Bursa Efek Indonesia. UNISIA. Volume XXXII. No 72.
top related