pengembangan hasil belajar dan karakter sosial …
Post on 17-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER
SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Risya Kristiana
161424002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SOSIAL SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SOSIAL SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Susah dan senang yang kau gelisahkan kemarin sudah terlewati hari ini. Begitu
pun susah dan senang hari esok yang kau gelisahkan hari ini pasti akan terlewati.
Jadi, jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu”
“Kesalahan dan kekecewaan di masa lalu jangan lagi dijadikan beban. Tapi juga
jangan juga dilupakan. Sesekali diingat supaya kita belajar dari sana.”
“Manusia berbahaya bukan ketika dia bodoh meski terus belajar. Manusia
berbahaya ketika dia sudah merasa pintar dan berhenti belajar.”
Ukuran kesuksesan adalah ketika kita bisa bermakna dan memberikan dampak
bagi orang lain -Najwa Shihab (Semarang, Desember 2019)-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Diriku sendiri, terimakasih
selama ini telah bersedia berjuang, berlelah, bertahan, terhadap
semua kekhawatiran, ketakutan dan segala bentuk
ketidakpastian,
telah bersedia belajar meski tak kunjung bisa,
telah mau memaafkan, menerima, dan mengampuni setiap rasa
sakit hati, ketidaksempurnaan diri, dan kesalahan yang ada.
Perantara kehadiranku di dunia, Mbah Kakung, Papa, Mama atas
segala cinta, kasih, doa, dan segala pengorbanan yang telah
diberikan dan tak mungkin dapat kubalas seluruhnya.
Dosen pembimbingku tercinta, Pak Atmadi
Almamater yang kubanggakan, Universitas Sanata Dharma, yang
akan kujaga dengan baik namanya
Semesta dan segala isinya, yang telah merestuiku hingga sampai pada
titik keajaiban ini.
Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Juni 2020
Penulis,
Risya Kristiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Risya Kristiana
NIM : 161424002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN KARAKTER SOSIAL SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Juni 2020
Yang menyatakan
Risya Kristiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Risya Kristiana. 2020. Pengembangan Karakter Sosial Siswa melalui
Pembelajaran Fisika dengan Metode Pembelajaran Kooperatif. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) efektivitas pembelajaran fisika
dengan metode kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dan (2)
efektivitas pengembangan karakter sosial siswa melalui proses pembelajaran fisika
dengan metode pembelajaran kooperatif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI MIPA 2 yang ditentukan menggunakan teknik sampling purposive.
Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Data yang dianalisis dalam
penelitian adalah hasil belajar dan karakter sosial siswa. Hasil belajar diukur dari
hasil tes dan dianalisis menggunakan SPSS versi 17, sedangkan untuk nilai karakter
sosial siswa diukur berdasarkan hasil kuesioner dan observasi selama proses
pembelajaran yang dianalisis secara kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan metode pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIPA SMA Pangudi
Luhur Sedayu dengan efektivitas sebesar 68,11% yakni dari hasil mean pretest
sebesar 16,86 menjadi 84,97 untuk mean posttest, (2) secara umum, efektivitas
pengembangan karakter sosial siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan
metode pembelajaran kooperatif memiliki kriteria sangat meningkat, dengan
persentase sebesar 84,09% berdasarkan hasil kuesioner, serta konsistensi karakter
sosial berdasarkan hasil observasi oleh observer terjadi dengan kriteria sangat
konsisten, (3) melalui pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran kooperatif,
siswa merasa antusias dan lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
di kelas.
Kata kunci: metode kooperatif, karakter sosial, hasil belajar, Hukum Archimedes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Risya Kristiana. 2020. Development of Student’s Social Character through
Physics Learning with Cooperative Learning Methods. Physics Education Study
Program, Departemen of Mathematics and Science Education, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this study is: (1) the effectiveness of learning physics with the
cooperative method in improving student learning skills, and (2) the effectiveness
of social character development through the phycics learning process with the
cooperative learning methods.
This research is quantitative. The subject in this research was the student of grade
XI MIPA 2, which was determined using purposive sampling techniques. This
research was done in the Pangudi Luhur Sedayu Senior High School. The data
analyzed in this study are learning outcomes and character social. Learning
outcomes are measured from the test and analyzed using SPSS version 17. In
contrast, for the student’s character, social values are regulated by the
questionnaire and observation during the learning process that analyzed
quantitatively.
The result of the research shows that: (1) application of the cooperative methods
could increase the learning outcomes of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School
with effectiveness 68,11% from the mean pretest result 16,86 to 84,97 for the mean
posttest, (2) generally, the effectiveness of student’s social character in the physics
learning process with cooperative learning methods has very evelated criteria, with
a percentage of 84,09% based on the result of the questionnaire, as well as
questionnaire based on, observation by observers with very consistent criteria, and
(3) through learning physics with cognitive learning methods, students feel
enthusiastic and more interested in participating in teaching and learning activities
in class.
Keywords: cooperative method, social character, learning outcomes, Archimedes
Law
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, karunia, dan
segala rahmat-Nya yang telah menyertai penulis dalam seluruh proses penyusunan
skripsi yang berjudul “ Pengembangan Karakter Sosial Siswa melalui Pembelajaran
Fisika dengan Metode Pembelajaran Kooperatif” sehingga dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat partisipasi, dukungan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah dengan sabar dan sepenuh hati memberikan bimbingan, arahan, dan
semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika yang selalu memantau perkembangan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Aloysius Candra Widyantara selaku kepala sekolah dan Ibu
Christiyanti, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika di SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah.
4. Bapak Domi Severinus, M.Si. dan Ibu Elisabeth Dian A., S.Pd., M.Si., selaku
validator instrumen penelitian yang telah bersedia memberikan masukan dan
saran kepada penulis.
5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA dan laboratorium fisika yang telah
membantu dalam melancarkan segala keperluan administrasi selama penulis
berkuliah, terutama dalam proses penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika yang telah dengan ikhlas dan penuh kasih
membimbing dan berbagi ilmu dalam perkuliahan selama kurang lebih 8
semester ini.
7. Bapak Bernadus Hwijanto dan Ibu Yohana Dewi Puspitasari, perantara hadirku
di dunia ini. “Terimakasih Pa, Ma. Cinta, kasih, doa, perhatian dan peduli kalian
yang menguatkan aku, tidak pernah sia-sia. Akhirnya tanggung jawabku di sini
selesai”.
8. Bapak Lukas Sukandar, sosok berdiskusi paling nyaman, penyembuh rasa lelah
fisik dan batin, tempat aku memulangkan segala rindu, pendengar terbaik untuk
segala mimpi, cita-cita, kegagalan, kesenangan, dan pendoa paling ikhlas yang
selalu mengajarkan aku untuk selalu berdamai dengan keadaan: Mbah Kakung.
“Terimakasih Mbah. Risya mungkin tidak bisa menjadi orang baik, jika bukan
karena segala ajaran Mbah Kakung. Terimakasih untuk segala wejangan, cinta
dan doa. Sekarang, Cucumu Sarjana!”.
9. Imelda Tirta Widyanti, yang tidak lagi menjadi adik kecil. Terimakasih untuk
selalu menyemangati dan membuat rindu untuk pulang, yang membuatku selalu
berusaha menjadi baik agar bisa kau contoh.
10. Ibu Enggal Triyanti, yang telah membantu segala keuangan sehingga penulis
bisa berkuliah dengan tenang. Terimakasih Jiko atas segala bantuan, nasihat dan
doa yang telah diberikan dengan penuh ikhlas hati.
11. Amelia Asih, Dwiyan Permata, Maria Goretty Sarahutu dan Ivana Dya Antari,
yang telah dengan rela hati bangun pagi demi membantu penelitian penulis
sehingga semuanya terasa lebih mudah.
12. Sahabat UKM Karawitan USD: ( 2015: Teis, Cecil, Mas krisna, Budeng. 2016:
Elak, Wenang, Panji, Ose, Ika, Lintang, Uye, Tasia, Clara, Dion. 2017: Sulis,
Anton, Arin, Ayu. 2018: Elyn, Dita, Galih, Dea), dan semuanya saja. Kalian
semua mempunyai tempat tersendiri di hatiku dan membuat perjalanan kuliahku
menjadi berwarna. Terimakasih telah menjadi rumah dengan segala dinamika
yang membantuku berproses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Siesen 2017 dan Trah, Terimakasih telah membukakan kesempatan untukku
bisa menginjakkan kaki di panggung inagurasi setiap tahun, serta semua tawa,
tangis dan misuh yang pernah ada. Hidupku menjadi lebih berwarna.
14. KKN Sendangsari: Elak sebagai teman tidur yang hobi bersih-bersih, Nadine,
Yunce, dan Dicki sebagai partner masak dan proker yang amat baik (Elak juga).
Naris si instruktur senam. Maxi juragan ayam. Andre yang suka makan banyak.
“Makasih banyak buat semua kenangan, pelajaran, dan saling menguatkan yang
pernah kita jaga bersama”.
15. Sahabat 4G (Mona, Nanda, Asih) dan semua saudara Pendidikan Fisika 2016
yang selama 4 tahun tidak pernah bosan belajar, berdinamika, dan bertahan
bersama di 402 dan 406 serta ruang laboratorium fisika dengan sejuta cerita
yang penuh emosi tawa, tangis, marah, dan macam-macam rasa lainnya.
16. Penghuni kost yang sama-sama menjadi pejuang skripsi: terimakasih Vina, Lia,
Dita, Levi sudah bersama-sama berjuang, begadang dan bersemangat
menuntaskan skripsi hingga lewat tengah malam. Terimakasih srawungnya
selama ini.
17. Angela Nesha, Natalia Dea Desianti dan Anastasia Hapsari, untuk kesetiaan
yang tiada tara, untuk tangan yang tak pernah berhenti merengkuh, untuk telinga
yang tak pernah lelah mendengar, dan puluhan malam yang kita habiskan
dengan penuh cerita: TERIMAKASIH.
18. Budiuntoro Yohanes (Uye), kawan penulis yang selalu bisa diandalkan di waktu
sulit, memberi tanpa pernah meminta kembali. “Makasih ya Yek. Sudah
menemani sore hingga malam bersama selama kita mengerjakan skripsi.
Menciptakan tawa dan menjadi support system dengan caramu yang unik.
Makasih untuk semua cerita yang boleh kudengar dan mau mendengarkanku
juga. I’m beyond grateful to be your friend! Thank you so much.”
Yogyakarta, 16 Januari 2020
Penulis
Risya Kristiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ........................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.4. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
1.5. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................. 5
BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 7
2.1. Karakter dan Pengembangan Karakter ............................................... 7
2.1.1. Karakter, Karakter Sosial, dan Pendidikan Karakter ........ 7
2.1.2. Nilai-nilai Karakter Sosial .................................................... 10
2.1.3. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................... 12
2.1.4. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Pengembangan
Karakter Sosial ..................................................................... 13
2.2. Belajar, Pembelajaran dan Pembelajaran Kooperatif ...................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.2.1. Belajar ..................................................................................... 14
2.2.2. Pembelajaran ......................................................................... 15
2.2.3. Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 15
2.3. Hasil belajar .......................................................................................... 20
2.3.1. Definisi .................................................................................... 20
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ..................................... 21
2.4. Hukum Archimedes .............................................................................. 22
2.4.1. Gaya apung ............................................................................. 22
2.4.2. Hukum Archimedes ............................................................... 23
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 24
3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 24
3.2. Subjek Penelitian .................................................................................. 25
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 25
3.4. Treatment .............................................................................................. 25
3.5. Desain Penelitian ................................................................................... 27
3.6. Instrumen............................................................................................... 28
3.6.1. Instrumen Perlakuan ............................................................. 28
3.6.2. Instrumen Alat Ukur ............................................................. 29
3.7. Validitas ................................................................................................. 30
3.8. Metode Analisis Data`........................................................................... 31
3.8.1. Hasil Belajar Siswa ................................................................ 31
3.8.2. Pengembangan Karakter Sosial Siswa ................................ 34
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 43
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 43
4.1.1. Tahap Perizinan Pelaksanaan Penelitian ............................ 43
4.1.2. Tahap Penyusunan dan Validasi Instrumen Penelitian ..... 44
4.1.3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ............................. 44
4.2. Data dan Analisis Data Hasil Belajar.................................................. 46
4.2.1. Data Pretest dan Posttest ........................................................ 46
4.2.2. Analisis Data Pretest dan Posttest Peserta Didik ................ 47
4.3. Data dan Analisis Data Karakter Sosial Peserta Didik ..................... 49
4.3.1. Data Kuesioner Nilai Karakter Sosial Peserta Didik ......... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.3.2. Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa ................. 50
4.3.3. Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa ..................... 51
4.3.4. Analisis Peningkatan Karakter Sosial Siswa dalam Basis
Kelas ...................................................................................... 53
4.3.5. Data Hasil Observasi Siswa di Kelas.................................... 54
4.3.6. Analisis Hasil Observasi Siswa di Kelas .............................. 57
4.4. Pembahasan ........................................................................................... 61
4.5. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 64
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 66
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 66
5.2. Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Karakter Bangsa Menurut Kemendiknas ..................................... 10
Tabel 3.1 Pengisian Hasil Pretest dan Posttest ..................................................... 32
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kognitif Hasil Belajar Siswa ................................. 32
Tabel 3.3 Rekap Data Hasil Kuesioner Siswa ...................................................... 35
Tabel 3.4 Penskoran Kuesioner............................................................................. 35
Tabel 3.5 Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa .................................... 36
Tabel 3.6 Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa....................................... 37
Tabel 3.7 Hasil Pengamatan Langsung di Kelas yang ditampilkan pada Lembar
Observasi .............................................................................................. 39
Tabel 3.8 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi .............................................................................................. 40
Tabel 3.9 Kualifikasi Konsistensi Siswa Meningkatkan Karakter Sosial ............. 41
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SMA PL Sedayu ............. 45
Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas XI MIPA 2 ..................... 46
Tabel 4.3 Klasifikasi Tingkat Kognitif Hasil Belajar Siswa ................................. 47
Tabel 4.4 Hasil Analisis Statistik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa 48
Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Sosial Siswa ............................... 49
Tabel 4.6 Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa .................................... 51
Tabel 4.7 Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa....................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Observasi dari Observer I ............................................................ 54
Tabel 4.9 Hasil Observasi dari Observer II ........................................................... 56
Tabel 4.10 Kualifikasi Konsistensi Siswa Meningkatkan Karakter Sosial ........... 58
Tabel 4.11 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi oleh Observer I .................................................................... 59
Tabel 4.12 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi oleh observer II .................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menghitung gaya apung .................................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ..................................................... 70
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian .................... 71
Lampiran 3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran ..................................................... 72
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa ......................................................................... 91
Lampiran 5. Kisi-kisi Kuesioner Karakter Sosial Siswa ....................................... 95
Lampiran 6. Kuesioner Peningkatan Nilai Karakter Sosial Siswa ...................... 100
Lampiran 7. Contoh Hasil Kuesioner Siswa ...................................................... 103
Lampiran 8. Rubrik Soal (Kisi-kisi dan Sistem Skoring) Pretest dan Posttest ... 109
Lampiran 9. Lembar Soal Pretest ........................................................................ 122
Lampiran 10. Lembar Soal Posttest .................................................................... 123
Lampiran 11. Jawaban Pretest dan Posttest ........................................................ 124
Lampiran 12. Contoh Hasil Pretest Siswa .......................................................... 127
Lampiran 13. Contoh Hasil Posttest Siswa ......................................................... 132
Lampiran 14. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian .................... 138
Lampiran 15. Hasil Observasi Keseluruhan dari Observer I .............................. 142
Lampiran 16. Hasil Observasi dari Observer II .................................................. 145
Lampiran 17. Lembar Validasi Instrumen oleh Ahli .......................................... 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi didaulat sebagai sebab dari melemahnya ikatan sosial dan
karakter serta lunturnya etika dalam bermasyarakat. Hal ini dipicu oleh
berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Segala
bentuk komunikasi dan informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat. Internet
merupakan salah satu media untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya.
Dunia maya menjadi salah satu faktor atas kurang berkembangnya
karakter sosial seseorang. Alih-alih memanfaatkan teknologi untuk hal positif,
banyak orang justru menjadi individualis karena menghabiskan banyak waktu
secara berlebihan untuk bermain gadget, baik itu untuk game dan juga penggunaan
media sosial. Bahkan dewasa ini banyak pula orang yang dengan mudah
berpendapat sesuka hati pada berbagai media sosial, termasuk kata-kata kasar yang
tidak pantas untuk disampaikan. Mirisnya, sebagian dari fenomena ini dilakukan
juga oleh anak-anak usia sekolah. Apabila terus dibiarkan, hal ini akan berakibat
pada perkembangan karakter sosial siswa hingga dewasa. Akan ada kemungkinan
bahwa kasus pelanggaran ketika dewasa bisa saja berawal dari karakter buruk di
masa remaja yang dibiarkan terus berlanjut tanpa adanya bimbingan ataupun
pembinaan.
Melihat permasalahan di atas, maka hal ini menjadi tantangan bagi
lembaga pendidikan untuk mengupayakan agar globalisasi ini tidak menghilangkan
nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Banyak usaha yang sebenarnya dapat dilakukan
untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk juga dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi ke arah positif dalam pembelajaran. Menurut Lickona (1991: 210),
pertemuan kelas memberikan pengalaman dalam berdemokrasi, melibatkan siswa
dalam menciptakan suasana yang terbaik di dalam kelas. Dalam prosesnya, hal
tersebut dapat membantu pertumbuhan moral di dalam kelompok dan juga masing-
masing pribadi siswa. Artinya, kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat menjadi
‘kendaraan’ untuk perkembangan karakter sosial pada siswa. Pembiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berkarakter sosial melalui pembelajaran di dalam kelas akan membantu siswa
memiliki karakter sosial yang baik pula di luar kelas. Hal ini perlu didukung dengan
adanya metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif sekaligus dapat
membantu siswa mengembangkan karakter sosialnya.
Metode pembelajaran kooperatif dianggap paling efektif bagi
implementasi pendidikan karakter sosial. Guru pada umumnya lebih sering
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Metode ini
cenderung membosankan karena kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bukan hanya memacu peserta didik dalam
meningkatkan prestasi akademik, namun melalui pembelajaran kooperatif peserta
didik juga menyadari akan pentingnya proses dalam pembelajaran dan keterampilan
sosial dalam bekerja dengan orang lain dan bertanggung jawab atas kelompoknya.
Hal ini dipertegas oleh pendapat Arjanggi (2012) yang mengungkapkan bahwa,
pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran kooperatif juga
mengkondisikan peserta didik menjadi individu yang kreatif, produktif dan
bertanggung jawab.
Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam mengembangkan
berbagai kemampuannya. Siswa diajak untuk mengembangkan sikap-sikap seperti
berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, toleransi, dan
empati. Selain itu, siswa juga diajak untuk berpikir kritis bersama teman
kelompoknya, bekerja sama, dan saling membantu antar tiap siswa tanpa
memperhatikan identitas sosial yang seragam (secara suku, ras, agama, maupun
golongan). Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dinilai mampu meningkatkan
hasil pembelajaran siswa secara merata serta mengembangkan karakter sosial
siswa.
Khususnya pada pembelajaran fisika, metode pembelajaran kooperatif ini
dirasa sesuai dan dapat diterapkan karena pengetahuan mengenai fisika tidak dapat
berkembang jika hanya satu orang yang mengembangkan. Fisika pada dasarnya
dapat berkembang atas usaha banyak orang. Pembelajaran fisika dapat memberikan
sumbangan pada pembangunan karakter dengan cara melakukan proses belajar
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter (Suparno, 2013). Melalui mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pelajaran fisika, pengetahuan dan komunikasi antar siswa dalam kelompok pada
pembelajaran kooperatif dibangun dengan harapan karakter siswa dapat
berkembang lebih positif. Kegiatan pembelajaran fisika yang meliputi pengamatan
fenomena alam, praktikum atau eksperimen, dan pembelajaran model sains dapat
diintegrasikan dengan penanaman nilai-nilai moral.
Model pembelajaran klasik seperti ceramah memang tidak bisa
dihilangkan dalam budaya pembelajaran di kelas, tetapi guru dituntut untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam mengaplikasikan model pembelajaran yang
melibatkan aktivitas siswa. Tuntutan tersebut dimaksudkan agar tercipta inovasi,
sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan pada akhirnya dapat
mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa seperti yang diharapkan.
Maka, terdapat dua alasan utama peneliti tertarik melakukan penelitian terkait
metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada pembelajaran fisika ini.
Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama dalam hal berpikir,
memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Kedua, model pembelajaran kooperatif yang diterapkan juga dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial antar peserta didik. Telah terbukti pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Gita Kartika Sari yang membuktikan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan sikap kerjasama pada peserta didik,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap variabel nilai karakter
lainnya yang terkait dengan hubungan sosial antar peserta didik selama proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dilakukan penelitian
dengan uji dan analisis metode kuantitatif yang berjudul “Pengembangan
Karakter Sosial melalui Pembelajaran Fisika dengan Metode Pembelajaran
Kooperatif”. Pembelaran fisika dengan metode kooperatif ini akan sungguh diuji
dengan cara dipraktikan kepada siswa. Penelitian ini bertujuan agar metode
pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa serta mengembangkan karakter sosial pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1) Seiring era globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi membawa
beberapa dampak negatif, yakni individualistis dan krisis karakter sosial pada
siswa saat ini.
2) Diperlukan cara untuk membantu pengembangan karakter siswa ke arah yang
positif. Salah satunya melalui kegiatan pembelajaran fisika.
3) Metode pembelajaran yang diterapkan selama ini belum mampu dalam
meningkatkan hasil belajar serta mengembangkan karakter sosial ke arah
positif secara maksimal.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan, yaitu:
1) Sejauh manakah efektivitas pembelajaran fisika dengan metode kooperatif
meningkatkan hasil belajar siswa?
2) Sejauh manakah pembelajaran fisika dengan metode kooperatif dapat
mengembangkan karakter sosial pada siswa?
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian dilakukan pada satu kelompok yang sama dan dites dua kali, yakni
pada awal dengan pretest dan pada akhir dengan posttest.
2) Efektivitas diukur dari 2 hal yaitu perubahan hasil belajar dan karakter sosial
dalam pembelajaran.
3) Materi yang disampaikan selama penelitian ini adalah Hukum Archimedes
pada Fluida Statis.
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui efektivitas pembelajaran fisika dengan metode kooperatif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2) Mengetahui perkembangan karakter sosial siswa yang dihasilkan dari proses
pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran kooperatif.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk beberapa pihak, antara lain:
1) Manfaat teoritis
a) Memberikan informasi terkait pengembangan karakter sosial siswa yang
dilakukan dalam pembelajaran fisika dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif.
b) Penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk penelitian selanjutnya tentang
permasalahan serupa.
2) Manfaat praktis
a) Bagi Universitas Sanata Dharma, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan
dengan menghasilkan lulusan yang unggul dan mampu menerapkan
berbagai teori yang telah didapat selama perkuliahan.
b) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
mengevaluasi proses pembelajaran sehingga mutu dan kualitas pendidikan
di sekolah dapat terjaga atau bahkan mengalami peningkatan.
c) Bagi guru dan calon guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi
bagi guru fisika agar mampu merancang dan merencanakan pembelajaran
yang tepat bagi siswa sehingga meningkatkan minat dan ketertarikan siswa
pada fisika.
d) Bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman pada materi Hukum Archimedes dan mampu
belajar serta melakukan aktivitas bersama kelompok secara optimal,
mengembangkan karakter sosial dalam kerja kelompok, serta memberikan
pengalaman baru bagi.
1.7. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang pemaparan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori, dasar pengertian yang disampaikan untuk
menyelesaikan masalah yang muncul dalam latar belakang penelitian dan
diperlukan sebagai dasar pelaksanaan penelitian serta pembahasan hasil
penelitian. Teori yang dipaparkan dalam bab ini diambil dari berbagai
kepustakaan yang terkait dan relevan dengan penelitian.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini memuat metodologi penelitian yang meliputi klasifikasi atau jenis
dari penelitian yang akan dikerjakan, cara mendapatkan data seperti waktu,
lama, dan tempat dilakukannya observasi, sampel, treatmen, instrumen
yang digunakan, serta metode pengolahan data dan analisis yang dilakukan.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup semua data hasil penelitian yang berupa
uraian/penjelasan, nilai dalam tabel, ataupun grafik dan foto. Data hasil
penelitian disajikan, dianalisis secara sistimatis sesuai dengan tujuan
penelitian dan dibahas dengan memperhatiksn latar belakang masalah dalam
penelitian, tujuan, dan dasar teori yang digunakan dalam penelitian.
Pembahasan dalam bab ini juga menunjukkan keunggulan yang telah
dilaksanakan serta kelemahan dan kendala yang dihadapi.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan uraian singkat dan jelas dari
hasil penelitian dan saran yang merupakan hasil dari pembahasan yang
ditujukan untuk perbaikan, perluasan dan pendalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Karakter dan Pengembangan Karakter
2.1.1. Karakter, Karakter Sosial, dan Pendidikan Karakter
Pengertian Karakter
Karakter sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dan tidak
jarang keduanya sering disebut sebagai hal yang sama. Banyak orang menyebut
karakter sebagai kepribadian, begitu pula sebaliknya. Padahal secara pengertian,
karakter dan kepribadian berbeda. Seperti disebutkan oleh Alwisol (2004; 8) bahwa
karakter merupakan gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah
atau baik-buruk, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Sedangkan
kepribadian merupakan gambaran tingkah laku yang dibebaskan dari nilai. Oleh
karena itu, karakter perlu dibangun dan dikembangkan sedemikian rupa agar dapat
mewujudkan kepribadian yang baik pada diri seseorang. Meskipun berbeda secara
pengertian, karakter dan kepribadian tetap berkaitan karena keduanya sama-sama
merupakan tingkah laku yang ditunjukkan ke lingkungan sosial.
Karakter merupakan nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki
seseorang sehingga memengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang
itu, dan akhirnya menjadi tabiat hidupnya (Suparno, 2015: 29). Pengertian ini
mengartikan karakter sebagai hal positif yang ada di dalam diri seseorang. Hal
tersebut yang akan menjadi dasar dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
seseorang dalam hidupnya.
Karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi
seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan,
yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Samani & Hariyanto, 2011: 41). Sejalan
dengan pernyataan tersebut, Adisusilo (2012: 77) menyebutkan bahwa watak atau
karakter dapat dibentuk yang artinya dapat berubah, kendati mengandung unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bawaan (potensi internal), namun watak amat dipengaruhi faktor eksternal, yaitu
keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan pergaulan, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat ketiga tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakter menggambarkan cara berperilaku yang khas dari seseorang yang bernilai
baik atau buruk dan dapat dipengaruhi oleh kehidupan sosialnya. Proses
pembentukan karakter tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat, melainkan harus
melalui proses pembiasaan dan terus berulang.
Pengertian Karakter Sosial
Karakter sosial (Tetep, 2017: 377) merupakan bagian dari pendidikan
karakter yang menjadi penting sebab menyangkut kegiatan interaksi antar personal
manusia dalam kehidupannya. Karakter sosial yang terbentuk dalam personal
manusia akan membekali mereka untuk dapat hidup berdampingan penuh rasa
kasih sayang, saling menghargai, demokratis, saling bekerjasama, damai dan saling
memperhatikan.
Erich Fromm (dalam Tetep: 2017: 374): “The concept of social character
is a key concept for the understanding of the social process. Character in the
dynamic sense of analytic psychology is the specific form in which human energy
in shaped by the dynamic adaptation of human needs to the particular mode of
existence of a given society. Character in its turn determines the thinking, feeling,
and acting of individual”. Artinya, konsep karakter sosial merupakan konsep kunci
untuk memahami proses sosial. Karakter dalam arti dinamis dari analisis psikologi
adalah bentuk spesifik di mana energi manusia dibentuk oleh adaptasi kebutuhan
manusia dalam kehidupan masyarakat tertentu. Karakter sosial ini menentukan
pemikiran, perasaan dan tindakan seseorang.
Tetep (2017: 374) mengungkapkan bahwa karakter sosial menjadi bagian
penting yang terkait dengan kecerdasan emosional peserta didik. Karakter sosial
yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran secara sistematis dan
berkelanjutan akan membangun kecerdasan emosi peserta didik. Dengan demikian,
peserta didik akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
di masa depan, karena dengan bekal karakter sosial yang dimiliki, seseorang akan
lebih mudah beradaptasi dalam berbagai macam kondisi.
Pengertian Pendidikan Karakter
Gunawan dalam Diani (2015: 241) menyebutkan bahwa, pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
David Elkind & Freddy Sweet (dalam Zubaedi, 2011;15): Character
education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act
upon core ethical value (pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk
membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika
inti).
Dalam konteks kajian P3 (Pusat Pengkajian Pedagogik), pendidikan
karakter didefinisikan dalam setting sekolah sebagai “Pembelajaran yang mengarah
pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada
suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah (Kesuma, dkk, 2011: 6). Definisi ini
mengandung makna:
1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;
2) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.
Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk
dikuatkan dan dikembangkan;
3) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah
(lembaga).
Nilai-nilai pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam proses
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran fisika. Fisika menjelaskan berbagai
gejala fisis fenomena yang terjadi di alam, baik secara teori maupun perhitungan
(Diani, 2015, hal. 242). Pernyataan tersebut menunjukkan adanya kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bahwa pembelajaran fisika dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan
karakter pada siswa, apabila kegiatan pembelajaran fisika dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan secara sistematis.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses pengembangan karakter
pada siswa melalui pembelajaran tidak bisa hanya disampaikan melalui kegiatan
ceramah sekali waktu saja. Namun, perlu adanya proses pembiasaan, contoh model
atau tokoh sebagai teladan, serta pembudayaan dalam lingkungan siswa sehari-hari.
2.1.2. Nilai-nilai Karakter Sosial
Nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa dirumuskan ke dalam
18 nilai oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Nilai-nilai
tersebut di antaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli
sosial, peduli lingkungan dan tanggung jawab.
Nilai dan deskripsi nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
berdasarkan Kemendiknas (2010: 9) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Nilai Karakter Bangsa Menurut Kemendiknas
No. Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4 Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6 Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9 Rasa Ingin
Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10 Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta Tanah
Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
12 Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
13 Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16 Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17 Peduli
Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung-
jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Nilai-nilai pendidikan karakter tidak dikembangkan secara serentak dalam
suatu pembelajaran tetapi disesuaikan dengan substansi materi pembelajaran yang
diberikan dan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan. Nilai-nilai
pendidikan karakter yang dikembangkan pada penelitian ini adalah toleransi, kerja
sama, kejujuran, disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif, peduli sosial, dan tanggung
jawab. Dengan adanya pembatasan ini, diharapkan karakter yang muncul pada diri
siswa benar-benar dapat teramati dengan baik.
2.1.3. Tujuan Pendidikan Karakter
Frankena dalam Adisusilo (2012: 128) memaparkan tujuan dari
pendidikan karakter sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan tingkah laku yang secara
moral baik dan benar.
b. Membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan refleksi secara
otonom, dapat mengendalikan diri, dapat meningkatkan kebebasan mental
spiritual dan mampu mengkritisi prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang sedang
berlaku.
c. Membantu peserta didik untuk menginternalisasi nilai-nilai moral, norma-
norma dalam rangka menghadapi kehidupan konkretnya.
d. Membantu peserta didik untuk mengadopsi prinsip-prinsip universal-
fundamental, nilai-nilai kehidupan sebagai pijakan untuk pertimbangan moral
dalam sebuah keputusan.
e. Membantu peserta didik untuk mampu membuat keputusan benar, bermoral,
dan bijaksana.
Agar tujuan tersebut tercapai maka pendidikan karakter sebaiknya
dilaksanakan dengan mengembangkan suasana kehidupan konkret yang
memungkinkan setiap orang memiliki sikap respek yang mendalam kepada
sesamanya. Tujuan pendidikan karakter dewasa ini akan lebih sesuai apabila
dihubungkan dengan kondisi era globalisasi yang melanda dunia yang melahirkan
lebih banyak konflik budaya, tata nilai, moral serta sistem sosial umat manusia, dan
akhirnya mengarah pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal (Adisusilo, 2012:
129).
2.1.4. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Pengembangan Karakter
Sosial
Pendidikan karakter secara esensial merupakan kecerdasan moral
(building moral intelligence) anak, yang di dalamnya termasuk karakter-karakter
utama, seperti kemampuan untuk memahami penderitaan orang lain, mendengarkan
dari berbagai pihak sebelum memberikan penilaian, menerima dan menghargai
perbedaan, dapat berempati, memperjuangkan keadilan, dan menunjukkan kasih
sayang dan rasa hormat terhadap orang lain (Zubaedi, 2011: 55). Karakter-karakter
utama yang telah disebutkan merupakan karakter sosial yang akan membentuk anak
menjadi baik hati dan berkarakter kuat. Oleh karena itu, membangun karakter sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pada anak sangat penting dilakukan agar dapat menghindarkan anak dari pengaruh
lingkungan sosial yang tidak baik.
Menurut Adisusilo (2012: 48) pembelajaran moral atau pendidikan
karakter yang menggunakan pendekatan kognitif dalam pelaksanaannya
menawarkan nilai-nilai moral kepada peserta didik untuk dikritisi, dicermati dan
dipertanggungjawabkan dengan akal sehat baik-benarnya bagi kehidupan diri
sendiri di masyarakat.
Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran lebih
menekankan pada penilaian proses, sehingga diharapkan setelah melalui proses
pembelajaran tersebut, siswa mengalami perkembangan yakni menjadi lebih aktif,
kreatif dan produktif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kepedulian
dan kompetitif (Arjanggi, 2012: 280)
2.2. Belajar, Pembelajaran dan Pembelajaran Kooperatif
2.2.1. Belajar
Belajar (Suprijono, 2009:4-5) dalam idealisme berarti kegiatan psiko-
fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya, meski dalam realitas sebagian
besar masyarakat, belajar dipahami sebagai properti sekolah yang hanya berkaitan
dengan tugas-tugas sekolah sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Meski tidak sepenuhnya salah, namun belajar sebagai konsep usaha mendapatkan
pengetahuan sebanyak-banyaknya didominasi aktivitas menghafal di dalam
prosesnya. Perlu dipahami bahwa perolehan dan penambahan pengetahuan
hanyalah sebagian kecil dari kegiatan belajar menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya.
Belajar sesungguhnya memiliki tiga prinsip, yakni pertama belajar adalah
perubahan perilaku; kedua belajar merupakan proses sistemik yang dinamis,
konstruktif, dan organik, yang terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai; dan yang ketiga belajar merupakan bentuk pengalaman yang pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa, belajar tidak hanya terpaku pada kegiatan
transfer ilmu antara guru dan murid di sekolah, melainkan belajar merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sebuah proses dan pengalaman yang dialami oleh seseorang itu sendiri melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang berakibat pada perubahan perilaku pada
pribadi pembelajar itu sendiri.
2.2.2. Pembelajaran
Suprijono (2009 : 13) mengatakan: “Pembelajaran berdasarkan makna
leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini
dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta
didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya
guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam
perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta
didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif.
Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti
halnya pengajaran”.
Proses pembelajaran perlu dilakukan secara sadar sehingga hasilnya dapat
bersifat permanen dan cenderung mengubah perilaku dari pembelajar tersebut.
2.2.3. Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari beragam
metode pembelajaran dalam bidang pendidikan. Metode pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain untuk mengerjakan
tugas yang diberikan. Metode pembelajaran kooperatif sering dikenal pula dengan
sebutan belajar kelompok.
Slavin (2005: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk
pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran.
Roger, dkk (Huda, 2011: 29) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di
antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan
pembelajaran anggota-anggota lain.
Selain itu menurut Isjoni (2009: 14), pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda.
Berdasarkan ketiga pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran kooperatif merupakan suatu kegiatan belajar siswa dalam kelompok-
kelompok kecil heterogen yang mengharuskan setiap anggota kelompoknya untuk
saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam memahami materi
pelajaran.
Pembelajaran kooperatif dapat dikenali dari berbagai aspek yang ada di
dalamnya. Aspek-aspek tersebut dapat membedakan pembelajaran kooperatif
dengan pembelajaran kompetitif maupun pembelajaran individualistik, di antaranya
tujuan, level kooperasi, pola interaksi dan evaluasi. Menurut Huda (2011: 78),
aspek-aspek pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Tujuan: Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan
diminta untuk mempelajari materi tertentu dan saling memastikan semua
anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.
2) Level kooperasi: Kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas (dengan cara
memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar benar mempelajari materi
yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara memastikan bahwa semua
siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara akademik).
3) Pola interaksi: Setiap siswa saling mendorong kesuksesan satu sama lain. Siswa
mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara
penyelesaian tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing-masing,
saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling memberikan bantuan
akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi ini muncul di dalam dan
di antara kelompok-kelompok kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Evaluasi: sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya
biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap individu
siswa – bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa, ataupun
sekolah.
Belajar bersama atau pembelajaran kooperatif (Kindsvatter dkk, dalam
Suparno, 2007 : 135) memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan hasil belajar lewat kerja sama kelompok yang memungkinkan
siswa belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama,
sehingga masing-masing siswa mendapatkan hasil positif.
b. Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa
lemah menjadi minder. Dengan belajar kompetitif, siswa yang lemah akan sulit
maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai. Sedangkan dalam belajar
bersama ini justru yang lemah dibantu untuk maju.
c. Memajukan kerjasama kelompok antar manusia. Dengan belajar bersama
hubungan antar siswa makin akrab dan kerjasama antar mereka akan semakin
baik.
d. Bagi siswa-siswa yang mempunyai intelegensi interpersonal tinggi, cara belajar
ini sangat cocok dan memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi
pengetahuan lewat bekerja sama dengan teman, belajar bersama dengan teman
daripada sendirian.
Sedangkan prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pembelajaran
kooperatif (Kagan, Tan, Lie, dalam Thobroni: 2015: 239) antara lain:
a. Saling ketergantungan positif
Saling ketergantungan positif terjadi apabila pencapaian suatu tujuan
individual dihubungkan dengan pencapaian tujuan pembelajar lain sehingga
terjalin kerjasama yang harmonis antar pembelajar. Kerjasama dan usaha
anggota-anggota kelompok akan menentukan keberhasilan kelompok. Untuk
mencapai kondisi kerjasama, guru perlu menyusun tugas-tugas atau latihan-
latihan sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Tanggung jawab perseorangan
Tanggung jawab perseorangan merupakan prinsip yang mempunyai
keterkaitan erat dengan prinsip saling ketergantungan positif. Tanggung jawab
perseorangan dapat terwujud bila prinsip yang pertama sudah terwujud.
Pembelajar harus mempunyai komitmen yang kuat untuk mengerjakan tugas
yang diberikan kepadanya karena dia harus mempertanggungjawabkan
aktivitasnya sehingga tidak mengganggu kinerja tim.
Tanggung jawab perseorangan ini dapat tercipta dalam kelas apabila
guru dapat membagi tugas yang bobot dan tingkat kesulitannya sama untuk
setiap pembelajar dalam kelompok. Dengan demikian, mereka merasa
mempunyai tanggung jawab yang sama dengan teman-teman lainnya dan dapat
menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama.
c. Tatap muka
Setiap kelompok hendaknya diberi kesempatan untuk bertemu muka
dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi kesempatan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota
kelompok. Sinergi antar anggota ini akan meningkatkan sikap menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing.
Tatap muka ini merupakan bentuk keterampilan sosial yang
memungkinkan pembelajar berinteraksi dengan masing-masing anggota
kelompok untuk mencapai tujuan. Pembelajar perlu diberi kesempatan untuk
saling mengenal dan menerima satu dengan yang lainnya dalam kegiatan tatap
muka dan interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota
Prinsip ini menuntut pembelajar untuk terampil berkomunikasi.
Keterampilan ini membutuhkan kesediaan para anggota kelompok untuk saling
mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya pembelajar
perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara komunikasi secara efektif
seperti baagaimana caranya menyanggah pendapat temannya tanpa
menyinggung perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok tidak bisa dibentuk
dalam waktu yang singkat. Untuk itu, guru hendaknya membiasakan
memberikan tugas dan latihan, serta kesempatan kepada pembelajar sehingga
mereka selalu terlibat dalam komunikasi. Apabila situasi yang penuh dengan
komunikasi ini terwujud, pengalaman belajar terwujud, pengalaman belajar dan
pembinaan perkembangan mental dan emosional pembelajaran akan dapat
ditingkatkan dengan baik.
e. Keberagaman pengelompokan
Pembelajar bekerja dalam kelompok yang anggotanya sangat beragam
dari segi kemampuan, ketertarikan, etnis maupun jenis kelamin dan status sosial
mereka. Mereka akan terlibat secara intensif dalam suatu proses belajar yang di
dalamnya terdapat beberapa orang yang berbeda. Keberagaman ini akan
semakin menumbuhkan semangat untuk saling belajar dari anggota yang lain.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka. Berdasar
evaluasi ini, mereka akan melanjutkan kerjasamanya dengan lebih efektif.
Sebagai salah satu metode dalam dunia pendidikan, pembelajaran
kooperatif tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya.
Menurut Lickona (1991:276), keuntungan yang dapat diperoleh dari proses
pembelajaran kooperatif antara lain: a) proses belajar kooperatif mengajarkan nilai-
nilai kerja sama untuk mengembangkan sikap mendahulukan kepentingan orang
lain; b) proses belajar kooperatif membangun komunitas di dalam kelas, di mana
siswa akan lebih mudah mengenal, mempedulikan satu sama lain, dan merasa
menjadi bagian dalam kelompok kecil sebagaimana menjadi bagian dalam sebuah
kelompok besar; c) proses belajar kooperatif mengajarkan keterampilan dasar
kehidupan yang mencakup kegiatan mendengarkan, melihat dari sudut pandang
orang lain, berkomunikasi dengan efektif, mengatasi konflik-konflik, serta bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama; d) beberapa studi mengindikasikan
pencapaian yang besar, bahwa pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki
pencapaian akademik, rasa percaya diri dan penyikapan terhadap sekolah, terutama
untuk anak-anak dengan kemampuan yang tergolong rendah; e) proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kooperatif menawarkan alternatif untuk menghindari efek negatif dari pemerataan
dalam pendidikan. Semua anak belajar bekerja sama dan belajar untuk
mempedulikan orang lain yang berbeda dengan diri mereka, serta menguasai materi
dengan pemahaman yang lebih mendalam karena mereka belajar untuk dapat
mengajarkannya pada orang lain.
Adapun kelemahan dari pembelajaran kooperatif (Isjoni, 2009: 18)
diantaranya adalah 1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di
samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu; 2) agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan
biaya yang cukup memadai; 3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan; 4) saat diskusi kelas
terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain
menjadi pasif. Sebenarnya apabila guru telah berperan baik sebagai fasilitator,
motivator, mediator maupun evaluator, maka kelemahan yang ditemukan dalam
pembelajaran kooperatif ini dapat diatasi, sehingga peran guru sangat penting dalam
menciptakan suasana kelas yang kondusif agar pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
2.3. Hasil belajar
2.3.1. Definisi
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang diterapkan (Soedijarto, dalam Nasution, 2004: 2). Thobroni
(2015: 22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan
menurut Rosyid dkk (2019: 13), hasil belajar pada hakikatnya merupakan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil dari proses belajar yang efektif dengan
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi tolak ukur
dalam menentukan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sementara itu Bloom (dalam Amarudin, 2019:82) membagi hasil belajar
ke dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif
berkaitan dengan tujuan-tujuan pembelajaran dalam hal kemampuan berpikir,
mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-
tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai dan sikap yang
menunjukkan penerimaan atau penolakkan terhadap sesuatu. Sedangkan ranah
psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau obyek.
Hasil belajar dalam ranah kognitif mencakup kemampuan intelektual yang
merupakan salah satu tugas dari kegiatan pendidikan, yang meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Baharuddin &
Wahyuni, 2015, hal. 23). Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, di
antaranya faktor fisiologis (kesehatan jasmani dan kondisi fungsi jasmani) dan
faktor psikologis (kecerdasan/inteligensi, motivasi, minat, sikap, bakat, dan cara
belajar). Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri
siswa, yang turut memengaruhi proses belajar selain karakteristik siswa itu sendiri.
Faktor eksternal diperoleh dari lingkungan sekitar siswa yang digolongkan menjadi
lingkungan sosial (sekolah, masyarakat, keluarga) dan lingkungan non sosial
(kondisi alam sekitar, instrumen/perangkat pendukung belajar, materi pelajaran).
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Oleh karenanya, dapat terjadi perbedaan hasil belajar
pada siswa. Ada siswa-siswa yang berprestasi tinggi (high-achiever) dan
berprestasi rendah (under-achiever) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, guru
diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya
kelompok siswa yang menunjukkan kegagalan dengan berusaha mengetahui dan
mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.4. Hukum Archimedes
2.4.1. Gaya apung
Tipler (1998: 394) menyatakan:
“Bila sebuah benda berat yang tenggelam dalam air “ditimbang” dengan
menggantungkannya pada sebuah timbangan pegas, maka timbangan
menunjukkan nilaiyang lebih kecil dibandingkan jika benda ditimbang di
udara. Ini disebabkan air memberikan gaya ke atas yang sebagian
mengimbangi gaya berat. Gaya yang diberikan oleh fluida pada benda yang
tenggelam di dalamnya dinamakan gaya apung. Gaya ini tergantung pada
kerapatan fluida dan volume benda tetapi tidak pada komposisi atau bentuk
benda, dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda”
Tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Dengan demikian, tekanan
ke atas pada permukaan bawah benda yang dibenamkan lebih besar dari tekanan ke
bawah pada permukaan atasnya (Giancoli, 2001: 333).
Gambar 2.1 Menghitung gaya apung
Gaya total yang disebabkan tekanan fluida, yang merupakan gaya apung bekerja ke
atas dengan besar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
𝐹𝐴 = 𝐹2 − 𝐹1
= 𝜌𝑓𝑔𝐴 (ℎ2 − ℎ1)
= 𝜌𝑓𝑔𝐴ℎ
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓𝑔𝑉 Persamaan 2.1
2.4.2. Hukum Archimedes
Berdasarkan penjelasan gaya apung tersebut, maka dapat dituliskan
Hukum Archimedes: “Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”
Ada tiga peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan Hukum
Archimedes, yakni terapung, tenggelam dan melayang.
1) Terapung
Pada saat terapung, besar gaya apung Fapung sama dengan berat benda w=mg.
Hanya sebagian volume benda yang tercelup di dalam fluida, sehingga volume
fluida yang dipindahkan lebih kecil daripada volume total benda yang
mengapung. Syarat terapung adalah ρfluida > ρbenda.
2) Tenggelam
Pada saat tenggelam, berlaku gaya apung Fapung lebih kecil daripada berat benda
w=mg. Karena tercelup seluruhnya di dalam fluida, maka volume fluida yang
dipindahkan lebih kecil daripada volume total benda yang tenggelam. Syarat
tenggelam adalah ρfluida < ρbenda.
3) Melayang
Pada keadaan melayang berlaku bahwa gaya apung sama dengan berat benda
dan volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume benda yang
melayang. Syarat melayang adalah ρfluida = ρbenda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi
yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran fisika dengan metode
pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar serta mengembangkan
karakter sosial pada siswa.
Suparno (2007: 7): “Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
secara umum menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam angka. Lalu
model analisisnya menggunakan statistik, entah yang sederhana atau yang
kompleks.”
Widiasmoro (2018: 37): “Metode penelitian kuantitatif dengan analisis
perhitungan angka secara matematik bertujuan untuk menjelaskan suatu masalah,
tetapi mnghasilkan generalisasi.” Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah
generalisasi yang dihasilkan melalui sebuah metode estimasi berdasarkan
pengukuran yang lebih terbatas lingkupnya atau lebih dikenal dengan pengukuran
‘sampel’.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
kooperatif terhadap hasil belajar dan pengembangan karakter sosial siswa SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada konsep Fluida Statik dengan sub materi
Hukum Archimedes. Varibel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
yang digunakan, yakni pembelajaran fisika dengan metode kooperatif. Sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini adalah pengembangan karakter sosial dan hasil
belajar dari siswa.
Data dalam penelitian kuantitatif berupa angka. Data diperoleh dari Pretest
– posttest dan angket. Selain itu, untuk memperkuat data penelitian akan dilakukan
observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.2. Subjek Penelitian
1) Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI MIPA
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang terdiri dari 2 kelas dengan
jumlah keseluruhan siswa 71 siswa.
2) Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling purposive. Teknik sampling purposive merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangnan khusus sehingga layak dijadikan sampel
(Widiasworo, 2018: 91). Teknik ini dilakukan karena peneliti akan melakukan
penelitian tentang pengembangan karakter-karakter sosial pada siswa melalui
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran fisika, maka sampel dipilih
dengan mempertimbangkan beberapa keadaan agar variabel yang diamati dapat
terlihat dengan lebih akurat.
Salah satu kriteria yang dipertimbangkan adalah beragamnya daerah
asal para siswa yang menjadi subjek. Kriteria ini dipilih dengan tujuan peneliti
ingin mengukur nilai-nilai karakter sosial seperti toleransi, kerja sama,
kepedulian sosial, komunikasi dan tanggung jawab dengan melihat bagaimana
karakter sosial siswa berkembang dengan keberagaman yang ada. Pada
akhirnya, sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA 2
sebanyak 35 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 22 perempuan.
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada:
1) Waktu Penelitian : bulan September-Oktober 2019.
2) Lokasi Penelitian : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.
3.4. Treatment
Penelitian ini menggunakan perlakuan khusus (treatment) terhadap sampel.
Treatment yang digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian ini akan digunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran fisika, sehingga treatment yang akan
digunakan adalah:
1) Mengajar
Peneliti yang dalam penelitian ini bertindak sebagai guru menyajikan materi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tugas yang akan
dikerjakan oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa.
2) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan kegiatan di mana siswa sudah dibagi dalam
beberapa kelompok. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan jumlah siswa
dan hasil pretest serta diusahakan agar terdapat keberagaman di dalamnya.
Keberagaman tersebut didasarkan pada jenis kelamin, agama, suku, ataupun
budaya. Dalam diskusi kelompok, terdapat siswa yang sebelumnya sudah
memahami materi yang telah dipaparkan oleh guru. Siswa tersebut dapat
membantu menjelaskan kembali kepada teman lainnya dan terjadilah saling
belajar, sehingga dalam kelompok tersebut muncul aktivitas yang
mengembangkan karakter sosial di mana mereka saling berkomunikasi,
bertanggung jawab, saling menghargai dan toleransi antar anggota kelompok
tanpa membedakan identitas sosial.
3) Presentasi dan Tes
Setelah selesai melakukan diskusi, seluruh kelompok menyajikan hasil
diskusinya dalam forum kelas. Penyajian dilakukan oleh seluruh anggota
kelompok. Setelah menyajikan hasil diskusi, siswa mengerjakan tes secara
individu. Skor dari penyajian hasil diskusi dan tes diakumulasikan menjadi skor
kelompok.
4) Pemberian Penghargaan
Kelompok dengan perolehan skor tertinggi berhak mendapat penghargaan.
Kelompok lain pun mendapat penghargaan namun berbeda bentuknya dengan
penghargaan yang diperoleh oleh kelompok pemenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3.5. Desain Penelitian
Treatment yang dilakukan dibagi dalam 9 (sembilan) tahap, sebagai berikut:
• Tahap I:
Tahap I merupakan tahap awal di mana dilakukan proses pengurusan izin ke
sekolah termasuk di dalamnya penyerahan surat izin penelitian dari kampus.
Setelah pihak sekolah, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Sekolah memberikan
izin penelitian, peneliti menentukan materi dan waktu penelitian yang tepat.
• Tahap II
Tahap ini merupakan tahap penyusunan instrumen setelah memperoleh
persetujuan dari pihak sekolah terkait administrasi dan materi yang akan
disampaikan saat penelitian dilaksanakan. Instrumen yang perlu disusun antara
lain Rencana Proses Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), kuesioner
karakter sosial, soal pretest dan posttest, serta lembar observasi.
• Tahap III:
Siswa melakukan pretest untuk mengukur pemahaman awal yang dimiliki
sebelum dilakukan treatment. Pengerjaan soal pretest ini dilakukan pada
pertemuan I.
• Tahap IV:
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan pembelajaran. Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 3-5 orang. Pembagian
kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan tingkat kemampuan
akademik (berdasarkan hasil pretest), jenis kelamin, dan etnik. Setiap kelompok
memiliki 3 unsur tersebut secara merata.
• Tahap V:
Kelompok diberikan lembar tugas atau lembar kegiatan setelah guru
menyajikan materi. Tugas-tugas dan eksperimen dikerjakan bersama dalam
kelompok. Seluruh anggota bertanggung jawab atas kelompok dan memastikan
bahwa materi telah benar-benar dikuasai oleh setiap anggota kelompok, bukan
hanya sebagian anggota saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
• Tahap VI:
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan
skor/penilaian atas kelompok.
• Tahap VII:
Seluruh siswa diminta mengerjakan soal-soal posttest secara individu (untuk
pengukuran hasil belajar). Hasil posttest juga digunakan sebagai skor
kelompok. Kelompok dengan skor tertinggi akan menerima reward.
• Tahap VIII:
Siswa diminta mengisi kuesioner akhir serta diajak untuk merefleksikan seluruh
rangkaian proses belajar yang sudah dialami. Siswa dibantu berefleksi melalui
pertanyaan-pertanyaan reflektif.
• Tahap IX:
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah tahap analisis. Data yang
meliputi data pretest dan posttest, serta data dari hasil kuesioner selanjutnya
dilakukan penilaian atau skoring. Kemudian dilakukan analisis statistik sesuai
dengan kebutuhan dari penelitian ini.
3.6. Instrumen
3.6.1. Instrumen Perlakuan
1) Rencana Proses Pembelajaran atau RPP (Lampiran 3. Rencana Pelaksaan
Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat agar pembelajaran dapat
terancang dan terlaksana dengan baik.
2) Lembar Kerja Siswa atau LKS (Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan siswa.
LKS yang dibuat dalam penelitian ini meliputi panduan kegiatan eksperimen
dan pertanyaan diskusi kelompok. LKS dibuat agar kegiatan belajar siswa
dapat berjalan lancar dan lebih terarah, sehingga siswa dapat terlibat aktif
selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.6.2. Instrumen Alat Ukur
Data yang diukur dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Instrumen
alat ukur (disebut juga sebagai instrumen pengumpulan data) yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
1) Instrumen Tes
Instrumen tes berisi sejumlah soal atau pertanyaan yang harus
ditanggapi dengan tujuan pengukuran kemampuan pengetahuan dan
menentukan tingkat pemahaman. Tingkat pemahaman yang dimaksud berupa
aspek kognitif dari hasil pembelajaran. Selain itu instrumen tes digunakan untuk
mengungkapkan aspek tertentu dari subjek yang dikenai tes tersebut. Terdapat
dua bentuk tes dalam penelitian ini yakni Pretest dan Posttest. Rubrik soal (kisi-
kisi) dari Pretest dan Posttest yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat di
Lampiran 8.
a) Pre-test
Pretest diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dengan
tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang konsep Hukum
Archimedes. Soal Pretest sebanyak 6 butir, terdiri aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, dan analisis. Soal-soal Pretest dapat dilihat di
Lampiran 9. Lembar Soal Pretest.
b) Post-test
Posttest diberikan setelah pembelajaran selesai dilakukan dengan
tujuan mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang konsep dari
Hukum Archimedes setelah menerima materi selama pembelajaran. Soal
posttest sebanyak 6 butir, terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, dan analisis. Soal Posttest dapat dilihat di Lampiran 10. Lembar
Soal Posttest.
2) Instrumen Non-Tes (Kuesioner)
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pernyataan tertulis untuk
memperoleh informasi yang ingin diketahui (Suparno, 2007: 61). Kuesioner
dalam penelitian ini bersifat tertutup, karena berisi pernyataan di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
responden (siswa) hanya dapat memilih jawaban yang telah disediakan.
Kuesioner juga bersifat langsung, karena responden (siswa) menjawab
pernyataan sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Kuesioner disusun dalam
bentuk tabel. Pengisian kuesioner dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran
untuk mengetahui apakah ada perkembangan nilai karakter sosial pada siswa
sebagai hasil pembelajaran menggunakan metode kooperatif.
Pada penelitian ini, peneliti mengukur 8 nilai karakter sosial yaitu
toleransi, kerja sama, kejujuran, disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif, peduli
sosial dan tanggung jawab. Pemilihan tersebut dilakukan dengan alasan pada 8
nilai karakter yang diamati terdapat unsur sosial dan dapat diamati dalam
kegiatan pembelajaran fisika. Kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat di Lampiran 5. Kisi-kisi Kuesioner Karakter Sosial
Siswa
3) Observasi
Observasi (Widiasmoro, 2018; 102) merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak langsung pada hal-
hal yang perlu diamati dan melakukan pencatatan pada alat observasi.
Observasi digunakan untuk melihat aspek yang diteliti secara
langsung. Aspek-aspek yang diteliti dalam observasi sesuai dengan aspek-aspek
dalam kuesioner. Observasi dilakukan oleh observer selama proses
pembelajaran (treatment) berlangsung di kelas. Hasil observasi dilihat dari
lembar observasi yang diisi oleh observer dan rekaman video dan gambar.
Lembar observasi ini dibuat dalam bentuk checklist. Dalam pengisiannya,
observer memberikan tanda check pada kolom penilaian. Lembar observasi
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat di Lampiran 14.
3.7. Validitas
Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi isi (content
validity). Suparno (2014: 66) menyatakan bahwa untuk melihat validitas isi
instrumen tes yang dibuat, dapat ditentukan dengan minimal dua cara, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) Dengan menggunakan kisi-kisi yang menunjukkan bahwa instrumen itu
memang memuat isi yang akan diteskan, bukan hanya sebagian saja.
2) Dengan meminta penilaian dari ahli, apakah memang tes tersebut sungguh
sesuai dengan isi yang mau dites.
Instrumen yang perlu divalidasi adalah instrumen alat ukur yaitu soal
pretest-posttest, angket, dan lembar observasi. Instrumen tersebut sudah dibuat
berdasarkan kisi-kisinya. Kisi-kisi angket terdapat pada Lampiran 5. Sedangkan
untuk kisi-kisi Pretest-Posttest berada pada Lampiran 8. Soal dan jawaban
divalidasi oleh ahli bidang fluida, yaitu Drs. Domi Severinus, M. Si. dan Elisabeth
Dian Atmajati, S.Pd., M. Si.
3.8. Metode Analisis Data`
Setelah dilakukan penelitian ini, akan diketahui bagaimana pengaruh
metode pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar dan pengembangan karakter
sosial siswa.
3.8.1. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan
dapat diketahui dengan cara mengukurnya melalui tes hasil belajar. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif. Analisa hasil belajar peserta didik
adalah sebagai berikut:
3.8.1.1. Data Penelitian Hasil Belajar Data yang diperoleh merupakan data dari skor Pretest dan Posttest terdiri
dari 6 soal essay. Skor maksimal pada masing-masing soal disesuaikan dengan
bobot soal. Rubrik penilaian skor (rubrik skoring) telah ditetapkan dan dapat dilihat
di Lampiran 8.
Skor hasil belajar siswa adalah skor siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali seratus.
𝑆𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
Data sebelum dilakukan treatment (pretest) dan sesudah dilakukan
treatment (posttest) disajikan seperti tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.1 Pengisian Hasil Pretest dan Posttest
Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
S1
S2
S...
Sn
3.8.1.2. Analisis Hasil Tes
Setelah diperoleh skor dari setiap peserta didik, skor tersebut dikelompokan ke
dalam beberapa interval dengan klasifikasi tingkat pemahaman sebagai berikut:
1) Skor untuk setiap siswa
Skor minimal : 0
Skor maksimal : 100
Range : 100 – 0 = 100 : 5 = 20
2) Kualifikasi Tingkat Pemahaman Hasil Belajar
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kognitif Hasil Belajar Siswa
No. Skor Jumlah
Siswa
Kualifikasi
Pemahaman
1. 81 – 100 Sangat Baik
2. 61 – 80 Baik
3. 41 – 60 Cukup
4. 21 – 40 Kurang
5. 0 – 20 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kualifikasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada aspek kognitif setelah proses pembelajaran kooperatif
dilaksanakan.
3) Pengujian Hasil Tes
Setelah melakukan skoring dan mendapatkan nilai, hasil tes kemudian
dianalisis menggunakan uji-T. Data dianalisis dengan menggunakan uji-T
dependen dengan tingkat singnifikan 0,05. Uji-T dependen digunakan untuk
membandingkan nilai Pretest dan Posttest guna mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan hasil belajar pada siswa setelah dilakukan treatment.
Paired Samples T-Test digunakan untuk mengetes dua kelompok
dependen atau satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pada Pretest dan
posttest. Kelompok dependen adalah kelompok yang saling tergantung,
berkaitan, atau bahkan sama (Suparno, 2016: 87). Persamaan umum uji-T untuk
kelompok dependen adalah sebagai berikut:
|𝑇𝑟𝑒𝑎𝑙| =(�̅�1 − �̅�2)
√[∑ 𝐷2
− (∑ 𝐷)2
𝑁 ]
𝑁 (𝑁 − 1)
Keterangan:
�̅�1 : nilai Pretest
�̅�2 : nilai posttest
D : perbedan nilai (�̅�1- �̅�2)
N : jumlah pasangan
Apabila nilai p < α, maka perbedaan antara keduanya adalah signifikan
dengan α = 0,05. Dengan kata lain, jika uji-T dependen yang dilakukan
menunjukkan hasil yang signifikan, artinya hasil pretest dan posttest berbeda
secara statistik. Data berupa skor dianalisis secara kuantitatif menggunakan
teknik analisa data dengan SPSS (Statistical Package for the Social Science)
versi 17.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.8.1.3. Hipotesis
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Uji T untuk kelompok
dependen dengan tujuan mengetahui perbedaan dari hasil Pretest dan Posttest untuk
satu kelompok tetap yang dites dua kali. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan
adalah:
H0 = Tidak terdapat peningkatan hasil belajar dari Pretest ke Posttest.
H1 = Terdapat peningkatan hasil belajar dari Pretest dan posttest.
Jika hasil penelitian menunjukkan H0 artinya pembelajaran fisika dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tidak meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Namun jika hasil penelitian menunjukkan H1, artinya metode
pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3.8.2. Pengembangan Karakter Sosial Siswa
Metode pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan harapan dapat
mengembangkan karakter sosial siswa dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok. Untuk mengetahui tingkat karakter sosial siswa yang muncul
dari kegiatan kelompok tersebut, digunakan kuesioner yang dibagikan kepada
masing-masing siswa serta pengamatan langsung oleh observer dan direkam dalam
bentuk video dan gambar. Dalam penelitian ini kuesioner hanya diberikan pada
akhir kegiatan penelitian (pertemuan terakhir). Peningkatan tetap dapat terukur
karena pernyataan yang dibuat dalam kuesioner merujuk pada perubahan yang
dialami siswa setelah mengikuti treatment selama penelitian. Secara lengkap
bentuk pernyataan dapat dilihat pada kisi-kisi kuesioner karakter sosial pada
Lampiran 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.8.2.1. Data Kuesioner Karakter Sosial Siswa
Tabel 3.3 Rekap Data Hasil Kuesioner Siswa
Kode
Siswa
Pernyataan Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
20
S1
S2
S...
Sn
3.8.2.2. Analisis Data Kuesioner
1) Penskoran Kuesioner
Untuk mengetahui nilai karakter sosial siswa, peneliti menggunakan kuesioner
nilai karakter sosial pada siswa. Maka dilakukan penskoran jawaban pada data
kuesioner nilai karakter sosial siswa yang telah dibagikan. Adapun penskoran
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Penskoran Kuesioner
Skala Pengukuran Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2) Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa
Analisis
Kuesioner berisi 20 pernyataan. Masing-masing pernyataan terdapat 4 pilihan
jawaban untuk mengukur nilai karakter siswa. Berdasarkan Tabel 3.4, maka
skor untuk setiap siswa dapat dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Skor minimal : 1 × 20 = 20
Skor maksimal : 4 × 20 = 80
Range : 80 – 20 = 60 : 4 = 15
Skor nilai karakter tiap siswa diklasifikasi berdasarkan interval seperti pada
tabel berikut:
Tabel 3.5 Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa
No. Skor Jumlah siswa Kriteria
Peningkatan Karakter
1. 66 – 80 Sangat meningkat
2. 51 – 65 Meningkat
3. 36 – 50 Cukup meningkat
4. 20 – 35 Kurang meningkat
Hipotesis
H0 = Karakter sosial siswa tidak mengalami peningkatan
H1 = Karakter sosial siswa mengalami peningkatan
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat kriteria peningkatan karakter
sosial siswa yang diukur menggunakan kuesioner. Melalui analisis kualifikasi
karakter siswa dari setiap individu, maka akan dapat terlihat apakah
pembelajaran kooperatif yang dilakukan dapat meningkatkan karakter sosial
siswa atau tidak.
Pengujian hipotesis adalah; jika jumlah siswa dengan kriteria “sangat
meningkat” dan “meningkat” lebih besar dibandingkan jumlah siswa dengan
kriteria “cukup meningkat” dan “kurang meningkat”, maka H1 diterima dan H0
ditolak. Artinya, melalui analisis ini dapat dilihat bahwa pembelajaran
kooperatif yang telah dilakukan dapat meningkatkan karakter sosial siswa.
3) Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan skor hasil kuesioner, nilai karakter sosial siswa dapat
dibandingkan dari frekuensi untuk setiap nilai karakternya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah pembelajaran dapat
meningkatkan masing-masing nilai dan melihat nilai karakter apa yang paling
meningkat di antara delapan nilai karakter sosial siswa yang diteliti.
Untuk menghitung frekuensi setiap nilai karakter, dilakukan analisis dengan
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa
No. Nilai
Karakter
Pernyataan
ke-n
Jumlah siswa
yang memilih
pernyataan Skor
X
Total
Skor
Rata-
rata SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1 Toleransi
1 p q r s
2
3
2 Kejujuran 1
2
3 Disiplin 1
2
dst
Jumlah Keseluruhan
Keterangan:
Skor = ∑(4𝑝 + 3𝑞 + 2𝑟 + 1𝑠)
Total skor = ∑ 𝑋𝑖𝑛𝑖
Rata-rata = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟
Dari Tabel 3.6 akan dapat dilihat nilai karakter sosial apakah yang paling
meningkat sebagai hasil dari pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Nilai karakter sosial tersebut dilihat dari hasil rata-rata skor yang paling besar
dari keseluruhan nilai.
4) Analisis karakter sosial dalam basis kelas
Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti dapat menghitung besar
persentase peningkatan karakter sosial siswa secara keseluruhan dan
mengkategorikannya menurut empat kategori yang ada. Berikut ini persentase
karakter sosial dan kategori minat siswa secara keseluruhan kelas.
Persentase peningkatan karakter sosial dapat dihitung dengan cara:
𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 100%
Kategori peningkatan karkater sosial secara keseluruhan kelas ditentukan
berdasarkan klasifikasi pada sebagai berikut:
a) Sangat meningkat, jika X ≥ 82,5 %
b) Meningkat, jika X ≥ 63,5 %
c) Cukup meningkat, jika X ≥ 45 %
d) Kurang meningkat, jika X ≥ 25 %
e) Tidak meningkat, jika X < 25 %
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil kuesioner terkait
pengembangan karakter sosial siswa, dapat terlihat bagaimana pengaruh dari
pembelajaran kooperatif itu sendiri. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan
apakah pembelajaran kooperatif yang dilakukan dapat meningkatkan karakter
sosial siswa, di antaranya toleransi, kerja sama, kejujuran, disiplin, rasa ingin
tahu, komunikatif, peduli sosial, dan tanggung jawab. Analisis ini akan
menunjukkan peningkatan karakter sosial yang ditunjukkan siswa setelah
menerima treatment yang dilakukan selama proses pembelajaran.
3.8.2.3. Data Hasil Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yakni perekaman
menggunakan video dan gambar, serta pengamatan langsung oleh observer selama
proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan langsung oleh observer dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilihat pada lembar observasi yang dibuat dalam bentuk checklist. Pengisian
checklist dilakukan dengan pedoman penskoran di mana masing-masing aspek
memiliki kategori pengamatan mengukur skor nilai karakter siswa.. Lembar
observasi secara lengkap disertai dengan kategori pengamatan dan dapat dilihat
pada Lampiran 14. Observasi dilakukan terhadap delapan aspek karakter sosial
yang dinilai. Penskoran masing-masing aspek dilakukan berdasarkan kaidah seperti
yang tertera pada keterangan Tabel 3.7:
Tabel 3.7 Hasil Pengamatan Langsung di Kelas yang ditampilkan pada
Lembar Observasi
N
o
m
o
r
Aspek
yang
dinilai
Kode
Siswa
Tole
ran
si
Ker
jasa
ma
Kej
uju
ran
Dis
ipli
n
Rasa
In
gin
Tah
u
Kom
un
ikati
f
Ped
uli
Sosi
al
Tan
ggu
ng
Jaw
ab
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 S1
2 S2
3 S3
dst
Keterangan:
3 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori
pengamatan dalam aspek nilai karakter sosial.
2 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori
pengamatan dan kadang-kadang tidak sesuai kategori dalam aspek
nilai karakter sosial.
1 = apabila jarang konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori
pengamatan bahkan tidak sesuai dengan kategori pengamatan dalam
aspek nilai karakter sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.8.2.4. Analisis Hasil Observasi
Berdasarkan hasil penskoran pada lembar observasi, nilai karakter sosial
siswa dapat dibandingkan dengan frekuensi untuk setiap nilai karakternya. Analisis
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar konsistensi siswa dalam
bersikap untuk mengembangkan nilai karakter sosial yang ada di dalam dirinya.
Analisis akan dilakukan dengan bantuan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi
No. Aspek Kategori Pengamatan
Jumlah siswa
yang
mendapat
skor :
Total
Skor
(X)
1 2 3
1 Kerja sama
Keaktifan dan kemampuan
siswa saling membagi tugas
dalam kelompok
(a) (b) (c)
2 Toleransi
Kemampuan siswa
berdinamika dengan teman
yang berbeda jenis kelamin,
tingkat kemampuan, dan asal
daerah.
3 Komunikasi
Interaksi siswa saat
melakukan diskusi secara
berkelompok.
4 Disiplin Ketertiban saat mengikuti
proses pembelajaran.
5 Rasa Ingin
Tahu
Keaktifan siswa dalam
bertanya kepada teman dan
kepada guru.
6 Peduli
Sosial
Kemampuan siswa membantu
teman yang sedang
mengalami kesulitan selam
proses pembelajaran.
7 Tanggung
Jawab
Kemampuan siswa
melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
8 Kejujuran
Pengerjaan laporan hasil
ekspermen dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Jumlah Skor Keseluruhan
Persentase
Rata-rata Skor
Kriteria
Keterangan:
Total Skor X = ∑(1𝑎 + 2𝑏 + 3𝑐)
Jumlah Skor Keseluruhan = ∑ 𝑋𝑖𝑛=8𝑖
Rata-rata Skor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
8
1) Analisis:
Hasil penskoran kemudian direkap berdasarkan frekuensi jumlah
siswa untuk masing-masing skor pada setiap aspek karakter sosial. Berdasarkan
Tabel 3.8, maka dapat dianalisis frekuensi skor untuk masing-masing aspek
nilai karakter sebagai berikut:
Jumlah siswa maksimal : 35 orang
Skor minimal : 1 × a = 35 ; jika a sama dengan jumlah siswa maksimal
Skor maksimal : 3 × c = 105 ; jika c sama dengan jumlah siswa maksimal
Range/ interval : 105−35
4=
70
4= 17,5
Skor dari setiap aspek nilai karakter kemudian diklasifikasi berdasarkan interval
seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Kualifikasi Konsistensi Siswa Meningkatkan Karakter Sosial
No. Rata-rata Skor Kriteria Konsistensi Peningkatan Karakter
1. 88 – 105 Sangat Konsisten
2. 70,5 – 87,5 Konsisten
3. 53 – 70 Cukup konsisten
4. 35 – 52,5 Kurang konsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Persentase kriteria:
𝑋 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%
2) Hipotesis
H0 = Karakter sosial siswa tidak konsisten dalam meningkat
H1 = Karakter sosial siswa konsisten dalam meningkat
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat kriteria konsistensi peningkatan karakter
sosial siswa yang diukur menurut lembar observasi. Melalui analisis kualifikasi
konsistensi peningkatan karakter sosial pada siswa, maka akan dapat terlihat
apakah pembelajaran kooperatif yang dilakukan dapat meningkatkan karakter
sosial siswa secara konsisten atau tidak.
Pengujian hipotesis adalah:
a) Jika kriteria menunjukkan “Sangat Konsisten” dan “Konsisten”, maka H1
diterima dan H0 ditolak.
b) Jika kriteria menunjukkan “Cukup Konsisten” dan “Kurang Konsisten”,
maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya, melalui analisis ini dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
yang telah dilakukan dapat meningkatkan karakter sosial siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Oktober 2019. Subjek penelitian ini adalah peserta didik XI MIPA 2 dengan
jumlah 35 orang. Akan tetapi selama proses penelitian berlangsung, terdapat
beberapa siswa yang tidak mengikuti Pretest atau posttest karena ada kegiatan di
luar kelas saat jam mata pelajaran fisika berlangsung, sehingga data akhir yang
dapat digunakan oleh peneliti hanya 29 siswa. Dalam penelitian ini, perlakuan
kepada subjek penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti. Perlakuan yang diterima
oleh subjek penelitian adalah pretest, pembelajaran materi dengan metode
kooperatif, angket dan posttest.
Terdapat tiga tahap yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian
berlangsung, yaitu tahap perizinan dan tahap pelaksanaan kegiatan penelitian.
Berikut adalah uraian proses yang dilakukan selama penelitian:
4.1.1. Tahap Perizinan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian di sekolah, terlebih dahulu peneliti
mengurus perizinan kepada pihak sekolah. Peneliti mengurus surat izin penelitian
dari sekretariat JPMIPA USD pada tanggal 25 Juli 2019. Kemudian peneliti
mengantarkan surat pada tanggal 27 Agustus 2019 dan mendapat konfirmasi izin
dari sekolah pada tanggal 4 September 2019. Jeda waktu selama 1 bulan antara
pembuatan surat dan pengantaran terjadi karena peneliti sedang mengikuti kegiatan
PLP sehingga tidak memiliki waktu luang untuk mengantar surat ke sekolah.
Tanggal 5 September 2019, peneliti bertemu dengan guru mata pelajaran
fisika di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu untuk membicarakan materi
pembelajaran yang akan diajarkan serta perkiraan waktu pelaksanaan penelitian
yaitu sekitar pertengahan bulan Oktober.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.1.2. Tahap Penyusunan dan Validasi Instrumen Penelitian
Peneliti mempersiapkan instrumen yang digunakan sebelum proses
penelitaian berlangsung. Instrumen yang dimaksud terdiri dari instrumen perlakuan
dan instrumen alat ukur. Instrumen perlakuan yang diperlukan selama proses
pembelajaran di antaranya adalah Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan silabus
mata pelajaran fisika SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu kelas XI Semester
Ganjil. Materi pokok yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah Hukum
Archimedes pada Fluida Statis. Sedangkan instrumen alat ukur yang disusun
peneliti adalah instrumen tes yakni soal pretest dan posttest, serta instrumen non-
tes yakni kuesioner dan lembar observasi. Untuk instrumen alat ukur peneliti
melakukan validasi kepada ahli bidang fluida, yaitu Drs. Dom Severinus, M. Si.,
pada tanggal 30 September 2019 dan Elisabeth Dian Atmajati, S.Pd., M. Si., pada
tanggal 2 Oktober 2019.
4.1.3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Perlakuan (treatment) kepada subyek dalam penelitian ini dilakukan
sendiri oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 – 19 Oktober 2019
di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Kegiatan awal dalam penelitiaan ini
adalah pelaksanaan Pretest pada 4 Oktober 2019 di kelas XI MIPA 2.
Peneliti menggunakan subjek kelas XI MIPA 2, karena memenuhi kriteria
sampel penelitian. Kelas XI MIPA 2 terdiri dari 35 siswa yang berasal dari berbagai
macam daerah di Indonesia yang berbeda suku bangsa. Selama proses pembelajaran
berlangsung, terdapat beberapa siswa yang tidak memiliki nilai pretest karena
berhalangan hadir saat dilakukan pretest, sehingga data akhir yang dapat digunakan
untuk dianalisis oleh peneliti hanya 29 siswa dari kelas XI MIPA 2. Jumlah siswa
tersebut adalah jumlah seluruh siswa yang mengikuti rangkaian proses penelitian
secara keseluruhan.
Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu dengan 4 kali pertemuan, di
mana setiap pertemuan terdiri dari 2 JP (jam pelajaran). Pada 1 JP normal terdiri
dari 45 menit, sehingga untuk satu pertemuan memiliki alokasi waktu 90 menit.
Berikut ini merupakan rincian kegiatan yang telah dilaksanakan selama penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SMA PL Sedayu
Pertemuan Hari, tanggal Waktu Kegiatan
I Jumat, 4
Oktober 2019
08.45 –
10.15
• Perkenalan serta
penyampaian maksud dan
tujuan kegiatan penelitian.
• Pelaksanaan kegiatan pretest
pada siswa.
II Sabtu, 12
Oktober 2019
08.45 –
10.15
• Pembagian kelompok
eksperimen
• Melakukan eksperimen
Hukum Archimedes di
laboratorium.
• Presentasi, tanya jawab dan
pengulasan tentang Hukum
Archimedes berdasarkan
eksperimen yang telah
dilakukan
III Jumat, 18
Oktober 2019
08.45 –
10.15
• Pemutaran video penerapan
Hukum Archimedes pada
kapal yang mengapung.
• Melakukan diskusi
berdasarkan Lembar Diskusi
I.
• Mendemonstrasikan
fenomena aplikasi Hukum
Archimedes dengan
percobaan telur.
• Melakukan diskusi
berdasarkan Lembar Diskusi
II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
• Presentasi, tanya jawab,
pengulasan materi dan
latihan soal tentang Hukum
Archimedes.
IV Sabtu, 19
Oktober 2019
08.45 –
10.15
• Melakukan game
berkelompok dengan media
Quizziz.
• Melaksanakan posttest.
• Pengisian kuesioner
4.2. Data dan Analisis Data Hasil Belajar
4.2.1. Data Pretest dan Posttest
Pretest dan posttest sebagai instrumen pengukuran dilakukan kepada siswa
kelas XI MIPA 2 selaku subjek penelitian. Pretest diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman awal siswa pada materi yang akan dipelajari. Sedangkan
posttest diberikan setelah seluruh rangkaian proses pembelajaran selesai
dilaksanakan. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman siswa setelah menerima treatment yang telah dirancang dalam
penelitian. Berikut ini adalah hasil Pretest dan Posttest dari kelas XI MIPA 2:
Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas XI MIPA 2
Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
S1 23 88
S2 17 87
S3 17 83
S4 8 87
S5 4 59
S6 5 79
S7 31 78
Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
S8 31 98
S9 12 84
S10 17 92
S11 5 84
S12 21 90
S13 17 80
S14 8 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
S15 10 88
S16 15 80
S17 28 70
S18 21 83
S19 21 91
S20 25 88
S21 33 98
S22 20 70
Kode Siswa Nilai
Pretest Posttest
S23 10 93
S24 19 92
S25 16 98
S26 24 80
S27 15 71
S28 12 97
S29 4 96
Rata-rata 16.86 84,97
4.2.2. Analisis Data Pretest dan Posttest Peserta Didik
Hasil data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara
diklasifikasikan berdasarkan tingkatannya serta dianalisis menggunakan uji
statistik yakni T-test dependent pada program SPSS (Statistical Package for the
Social Science) versi 17.0 dengan tingkat signifikan 0,05. Berikut adalah hasil
analisis data Pretest dan Posttest siswa:
1) Analisis Tingkat Pemahaman
Tabel 4.3 Klasifikasi Tingkat Kognitif Hasil Belajar Siswa
No. Interval Jumlah
siswa
Persentase
(%) Kualifikasi
1 81 – 100 19 65.52 Sangat Baik
2 61 – 80 9 31.03 Baik
3 41 – 60 1 3.45 Cukup
4 21 – 40 0 0.00 Kurang
5 0 – 20 0 0.00 Sangat Kurang
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa sudah mencapai kualifikasi hasil belajar yang meningkat
ditandai dengan rata-rata antara hasil Pretest dan posttest yang meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
secara signifikan, yakni dari 16,86 menjadi 84,97. Selain itu, sebesar 65,52%
siswa di kelas sudah mencapai kualifikasi pemahaman sangat baik dan 31,03%
siswa mencapai kualifikasi pemahaman baik pada hasil posttest.
2) Analisis Data Pretest dan Posttest dengan SPSS
Tabel 4.4 Hasil Analisis Statistik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest
Siswa
Paired Samples Statistics
Jenis tes Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 16.86 29 8.288 1.539
Posttest 84.97 29 9.537 1.771
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest&Posttest 29 .153 .429
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest -
Posttest
-
68.103
11.642 2.162 -72.532 -63.675 -31.504 28 .000
Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Pretest adalah 16,86, dan nilai rata-
rata posttest adalah 84,97. Oleh karena standar deviasi pada hasil analisis
adalah 11,642, maka dapat diketahui dari nilai rata-rata kedua tes tersebut
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diberikan
treatment oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan hasil analisis statistik, diperoleh tobs = -31,504 dengan
derajat kebebasan 29-1= 28. Nilai p (sig 2 tailed) = 0,000 dengan level
signifikan 0,05. Karena nilai p < α maka signifikan, yang artinya terdapat
perbedaan antara nilai p secara statistik. Serta dengan juga mendasarkan hasil
mean (rata-rata) dari pretest dan posttest, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif meningkatkan
pemahaman siswa pada materi Hukum Archimedes.
4.3. Data dan Analisis Data Karakter Sosial Peserta Didik
4.3.1. Data Kuesioner Nilai Karakter Sosial Peserta Didik
Kuesioner karakter sosial dilaksanakan untuk mengetahui perubahan
peningkatan karakter sosial yang dialami siswa dengan proses pembelajaran
kooperatif yang telah diterapkan oleh peneliti. Pengisian kuesioner oleh siswa
dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, termasuk
pelaksanaan posttest kepada siswa. Kuesioner bersifat tertutup dengan empat
pilihan jawaban dan sistem skoring seperti yang telah dipaparkan pada bagian
metodologi penelitian. Berikut ini merupakan data hasil kuesioner karakter sosial
siswa.
Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner Nilai Karakter Sosial Siswa
Kode
Siswa
Pernyataan Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
S1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
S2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 61
S3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 59
S4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 70
S5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 63
S6 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 66
S7 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 65
S8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 72
S9 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kode
Siswa
Pernyataan Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
S10 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 67
S11 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
S12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 62
S13 4 4 1 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 66
S14 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 71
S15 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 60
S16 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 73
S17 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 62
S18 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 60
S19 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 76
S20 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 75
S21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 73
S22 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64
S23 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
S24 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 68
S25 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
S26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
S27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
S28 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 4 63
S29 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 62
Jumlah 1951
Rata-rata 67,28
4.3.2. Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa
Hasil kuesioner karakter sosial siswa kemudian dikategorikan berdasarkan
skor total yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Setelah itu dihitung jumlah
siswa pada masing-masing kriteria peningkatan karakter. Kualifikasi peningkatan
karakter sosial siswa berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.6 Kualifikasi Peningkatan Karakter Sosial Siswa
No. Skor Jumlah siswa Kriteria
Peningkatan Karakter
1. 66 – 80 17 Sangat meningkat
2. 51 – 65 12 Meningkat
3. 36 – 50 0 Cukup meningkat
4. 20 – 35 0 Kurang meningkat
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 17 siswa mengalami
perubahan karakter yang sangat meningkat dan 12 siswa meningkat dan tidak ada
siswa yang peningkatan karakter sosialnya cukup dan kurang meningkat. Maka,
dapat diketahui bahwa karakter sosial siswa yang menjadi subjek dalam penelitian
ini mengalami peningkatan, karena jumlah siswa dengan kriteria “sangat
meningkat” dan “meningkat” lebih besar dibandingkan jumlah siswa dengan
kriteria “cukup meningkat” dan “kurang menigkat”. Bahkan seluruh siswa di kelas
ini dapat dikatakan mengalami peningkatan karakter sosial setelah mengikuti
pembelajaran fisika dengan metode kooperatif.
4.3.3. Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa
Berdasarkan skor hasil kuesioner, frekuensi masing-masing nilai karakter
sosial yang dikembangkan pada siswa dapat dibandingkan. Berikut ini merupakan
frekuensi nilai karakter sosial siswa yang disajikan pada Tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Frekuensi Setiap Nilai Karakter Sosial Siswa
No. Nilai
Karakter
No.
Pernyataan
Jumlah siswa yang
memilih pernyataan Skor
Total
Skor
Rata-
rata SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1 Toleransi 1 18 11 - - 105 310 103,33
2 17 12 - - 104
3 16 12 - 1 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No. Nilai
Karakter
No.
Pernyataan
Jumlah siswa yang
memilih pernyataan Skor
Total
Skor
Rata-
rata SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
2 Kerjasama 4 17 12 - - 104 495 99
5 16 10 3 - 100
6 12 16 1 - 98
7 8 17 4 - 91
8 16 12 1 - 102
3 Kejujuran 9 13 16 - - 100 192 96
10 9 16 4 - 92
4 Disiplin 11 13 16 - - 100 202 101
12 15 14 - - 102
5 Rasa ingin
tahu
13 9 20 - - 96 179 89,5
14 4 17 - - 83
6 Komunikatif 15 10 19 - - 97 195 97,5
16 11 18 - - 98
7 Peduli Sosial 17 10 19 - - 97 193 96,5
18 10 18 - - 96
8 Tanggung
Jawab
19 11 15 - - 95 185 92,5
20 5 22 - - 90
Jumlah 240 312 27 1 1951 -
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan nilai
karakter yang terbesar adalah toleransi dengan rata-rata skor adalah 103,33. Urutan
kedua nilai karakter yang meningkat adalah kedisiplinan dengan rata-rata skor 101,
kemudian nilai kerjasama di urutan ketiga dengan skor 99. Berikutnya adalah nilai
komunikatif dengan rata-rata skor 97,5, nilai peduli sosial dengan rata-rata skor
96,5, nilai kejujuran dengan rata-rata skor 96, nilai tanggung jawab dengan rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
rata skor 92,5, dan yang terakhir adalah nilai rasa ingin tahu dengan rata-rata
sebesar 89.
Jumlah maksimal pemilihan jawaban pada keseluruhan kuesioner adalah
580 kali pemilihan. Dari frekuensi jawaban yang muncul, diketahui bahwa jawaban
SS (sangat setuju) dengan skor 4 dipilih sebgyak 240 kali. Untuk jawaban S (setuju)
dipilih sebanyak 312 kali. Kemudian untuk jawaban TS (tidak setuju) dengan skor
2 memiliki frekuensi 27 kali dipilih dan terakhir untuk pemilihan jawaban STS
dengan skor 1 hanya dipilih sebanyak 1 kali. Terlihat bahwa mayoritas jawaban
pernyataan adalah S (setuju) dengan frekuensi dipilih sebanyak 312 kali. Dengan
demikian, berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
nilai karakter sosial siswa yang dilakukan dalam penelitian memberikan hasil
peningkatan yang baik.
4.3.4. Analisis Peningkatan Karakter Sosial Siswa dalam Basis Kelas
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dianalisis
menurut kualifikasi tiap individu dan frekuensi setiap nilai karakter, maka besarnya
persentase peningkatan karakter sosial seluruh siswa dalam basis kelas dapat
diketahui dan dikategorikan berdasarkan empat kriteria yang ada. Perhitungan
persentase peningkatan karakter sosial untuk kelas subjek penelitian ini adalah
sebagai berikut.
𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%
𝑋 =1951
2320 × 100%
𝑋 = 84,09%
Dapat dilihat bahwa persentase peningkatan karakter sosial yang
disimbolkan dengan X menunjukkan hasil 84,09%, sehingga secara keseluruhan
tingkat perkembangan karakter sosial siswa untuk kelas subjek penelitian melalui
pembelajaran fisika dengan metode kooperatif dapat dikategorikan dengan kriteria
sangat meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.3.5. Data Hasil Observasi Siswa di Kelas
Data observasi atau pengamatan merupakan data yang diperoleh dari
rekaman video dan lembar observasi selama penelitian berlangsung. Observasi di
kelas dilaksanakan pada tiga pertemuan, yakni pertemuan kedua pada tanggal 12
Oktober 2019, pertemuan ketiga pada tanggal 18 Oktober 2019 dan pertemuan
keempat tanggal 19 Oktober 2019. Berikut ini adalah hasil observasi oleh kedua
observer dengan lembar observasi:
Tabel 4.8 Hasil Observasi dari Observer I
Kode
Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai
Tole
ran
si
Ker
jasa
ma
Kej
uju
ran
Dis
ipli
n
Rasa
In
gin
Tah
u
Kom
un
ikati
f
Ped
uli
Sosi
al
Tan
ggu
ng
Jaw
ab
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
S01 √ √ √ √ √ √ √ √
S02 √ √ √ √ √ √ √ √
S03 √ √ √ √ √ √ √ √
S04 √ √ √ √ √ √ √ √
S05 √ √ √ √ √ √ √ √
S06 √ √ √ √ √ √ √ √
S07 √ √ √ √ √ √ √ √
S08 √ √ √ √ √ √ √ √
S09 √ √ √ √ √ √ √ √
S10 √ √ √ √ √ √ √ √
S11 √ √ √ √ √ √ √ √
S12 √ √ √ √ √ √ √ √
S13 √ √ √ √ √ √ √ √
S14 √ √ √ √ √ √ √ √
S15 √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kode
Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai
To
lera
nsi
Ker
jasa
ma
Kej
uju
ran
Dis
ipli
n
Ra
sa I
ngin
Ta
hu
Ko
mu
nik
ati
f
Ped
uli
So
sia
l
Ta
ng
gu
ng
Ja
wa
b
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
S16 √ √ √ √ √ √ √ √
S17 √ √ √ √ √ √ √ √
S18 √ √ √ √ √ √ √ √
S19 √ √ √ √ √ √ √ √
S20 √ √ √ √ √ √ √ √
S21 √ √ √ √ √ √ √ √
S22 √ √ √ √ √ √ √ √
S23 √ √ √ √ √ √ √ √
S24 √ √ √ √ √ √ √ √
S25 √ √ √ √ √ √ √ √
S26 √ √ √ √ √ √ √ √
S27 √ √ √ √ √ √ √ √
S28 √ √ √ √ √ √ √ √
S29 √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah
Siswa 0 9 20 1 6 22 1 8 20 1 5 23 3 12 14 0 13 16 0 14 15 0 17 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.9 Hasil Observasi dari Observer II
Kode
Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai
To
lera
nsi
Ker
jasa
ma
Kej
uju
ran
Dis
ipli
n
Ra
sa I
ngin
Ta
hu
Ko
mu
nik
ati
f
Ped
uli
So
sia
l
Ta
ng
gu
ng
Ja
wa
b
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
S01 √ √ √ √ √ √ √ √
S02 √ √ √ √ √ √ √ √
S03 √ √ √ √ √ √ √ √
S04 √ √ √ √ √ √ √ √
S05 √ √ √ √ √ √ √ √
S06 √ √ √ √ √ √ √ √
S07 √ √ √ √ √ √ √ √
S08 √ √ √ √ √ √ √ √
S09 √ √ √ √ √ √ √ √
S10 √ √ √ √ √ √ √ √
S11 √ √ √ √ √ √ √ √
S12 √ √ √ √ √ √ √ √
S13 √ √ √ √ √ √ √ √
S14 √ √ √ √ √ √ √ √
S15 √ √ √ √ √ √ √ √
S16 √ √ √ √ √ √ √ √
S√7 √ √ √ √ √ √ √ √
S18 √ √ √ √ √ √ √ √
S√9 √ √ √ √ √ √ √ √
S20 √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kode
Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai
To
lera
nsi
Ker
jasa
ma
Kej
uju
ran
Dis
ipli
n
Ra
sa I
ngin
Ta
hu
Ko
mu
nik
ati
f
Ped
uli
So
sia
l
Ta
ng
gu
ng
Ja
wa
b
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
S21 √ √ √ √ √ √ √ √
S22 √ √ √ √ √ √ √ √
S23 √ √ √ √ √ √ √ √
S24 √ √ √ √ √ √ √ √
S25 √ √ √ √ √ √ √ √
S26 √ √ √ √ √ √ √ √
S27 √ √ √ √ √ √ √ √
S28 √ √ √ √ √ √ √ √
S29 √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah
Siswa 0 8 21 0 11 18 1 9 19 1 6 22 2 11 16 0 12 17 0 15 14 0 16 13
4.3.6. Analisis Hasil Observasi Siswa di Kelas
Berdasarkan hasil penskoran pada lembar observasi, frekuensi masing-
masing nilai karakter sosial siswa dapat dibandingkan. Skor yang diperoleh
diklasifikasi sebagai berikut:
Jumlah siswa maksimal : 29 orang
Skor minimal : 1 × 29 = 29
Skor maksimal : 3 × 29 = 87
Range : 87−29
4=
58
4= 14,5
Dari interval tersebut kemudian dibuat klasifikasi kriteria terkait konsistensi
pengembangan karakter sosial siswa seperti berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.10 Kualifikasi Konsistensi Siswa Meningkatkan Karakter Sosial
No. Rata-rata
Skor
Kriteria Konsistensi Peningkatan
Karakter
Persentase
Kriteria
1. 73 – 87 Sangat Konsisten ≥ 83,9 %
2. 58,5 – 72,5 Konsisten ≥ 67,24 %
3. 44 – 58 Cukup konsisten ≥ 50 %
4. 29 – 43,5 Kurang konsisten ≥ 33,3 %
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi pada Tabel 4.8 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.9, kemudian dilakukan rekap skoring dan analisis sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil data dari Observer I
Tabel 4.11 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi oleh Observer I
No. Aspek Kategori Pengamatan
Jumlah
siswa yang
mendapat
skor:
Total
Skor
(X)
1 2 3
1 Kerja sama
Keaktifan dan kemampuan siswa
saling membagi tugas dalam
kelompok 1 6 22 79
2 Toleransi
Kemampuan siswa berdinamika
dengan teman yang berbeda jenis
kelamin, tingkat kemampuan, dan
asal daerah.
0 9 20 78
3 Komunikasi Interaksi siswa saat melakukan
diskusi secara berkelompok. 0 13 16 74
4 Disiplin
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran.
Tepat waktu hadir di kelas sebelum
pembelajaran dimulai.
1 5 23 80
5 Rasa Ingin
Tahu
Keaktifan siswa dalam bertanya
kepada teman dan kepada guru. 3 13 14 71
6 Peduli
Sosial
Kemampuan siswa membantu
teman yang sedang mengalami
kesulitan selam proses
pembelajaran.
0 14 15 73
7 Tanggung
Jawab
Kemampuan siswa melaksanakan
dan menyelesaikan tugas dalam
kelompok.
0 17 12 70
8 Kejujuran
Pengerjaan laporan hasil
eksperimen dan evaluasi hasil
pembelajaran. 1 8 20 77
Jumlah Skor Keseluruhan 602
Rata-rata Skor 75,25
Persentase 86,49 %
Kriteria Sangat
Konsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Menurut tabel di atas, hasil observasi dari observer I menunjukkan
bahwa terjadi konsistensi pengembangan karakter sosial siswa dengan kriteria
sangat konsisten. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif pada penelitian ini dapat meningkatkan karakter sosial
siswa secara efektif .
2) Berdasarkan hasil data dari Observer II
Tabel 4.12 Analisis Frekuensi Nilai Karakter Sosial Siswa berdasarkan Hasil
Observasi oleh observer II
No. Aspek Kategori Pengamatan
Jumlah
siswa yang
mendapat
skor:
Total
Skor
(X)
1 2 3
1 Kerja sama
Keaktifan dan kemampuan siswa
saling membagi tugas dalam
kelompok 0 11 18 76
2 Toleransi
Kemampuan siswa berdinamika
dengan teman yang berbeda jenis
kelamin, tingkat kemampuan, dan
asal daerah. 0 8 21 79
3 Komunikasi
Interaksi siswa saat melakukan
diskusi secara berkelompok. 0 12 17 75
4 Disiplin
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran.
Tepat waktu hadir di kelas sebelum
pembelajaran dimulai.
1 6 22 79
5 Rasa Ingin
Tahu
Keaktifan siswa dalam bertanya
kepada teman dan kepada guru. 2 11 16 72
6 Peduli
Sosial
Kemampuan siswa membantu
teman yang sedang mengalami
kesulitan selam proses
pembelajaran. 0 15 14 72
7 Tanggung
Jawab
Kemampuan siswa melaksanakan
dan menyelesaikan tugas dalam
kelompok.
0 16 13 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
8 Kejujuran
Pengerjaan laporan hasil
eksperimen dan evaluasi hasil
pembelajaran. 1 9 19 76
Jumlah Skor Keseluruhan 600
Rata-rata Skor 75
Persentase 86,20 %
Kriteria Sangat
Konsisten
Menurut tabel di atas, hasil observasi dari observer II menunjukkan
bahwa terjadi konsistensi pengembangan karakter sosial siswa dengan kriteria
sangat konsisten. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif pada penelitian ini dapat meningkatkan karakter sosial
siswa secara efektif .
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pelaksanaan Pembelajaran
Secara garis besar, proses pelaksanaan pembelajaran fisika dengan metode
pembelajaran kooperatif, berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan
perencanaan. Terdapat beberapa kendala namun tidak terlalu berdampak pada
kelancaran proses kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu kendala adalah adanya
kegiatan sekolah dari pihak luar yang melibatkan siswa-siswi yang menjadi subjek
penelitian, sehingga jam pelajaran harus dipotong. Beruntungnya peneliti mendapat
kabar tersebut sehari sebelumnya, sehingga peneliti dapat mempersiapkan hal
tersebut dan proses pembelajaran tetap dapat dilaksanakan. Meskipun ada satu sub
kegiatan yang harus dihilangkan, namun tidak mengurangi inti dari proses dan tetap
mencapai tujuan pembelajaran.
Seperti yang telah diungkapkan pada Bab 1, pembelajaran kooperatif
dinilai sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar, bahkan
dianggap paling efektif bagi implementasi pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan
dalam pembelajaran kooperatif bukan hanya memacu siswa dalam meningkatkan
prestasi akademik, namun siswa juga akan menyadari akan keterampilan sosial
bekerja dengan orang lain dan bertanggung jawab atas kelompoknya. Hal demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dimunculkan dalam penelitian ini. Siswa dituntut untuk mampu untuk saling
bekerja sama dan bertanggung jawab atas kelompoknya.
Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dilakukan secara
merata berdasarkan kaidah pembelajaran kooperatif secara umum, yakni
berdasarkan tingkat kemampuan yang dilihat dari hasil pretest dan hasil ulangan
pada materi sebelumnya, serta berdasarkan suku dan agama di mana pada kelas ini
terdapat dua golongan mayoritas yakni suku jawa dan luar jawa. Pembagian
berdasarkan kelompok suku dilakukan agar sebisa mungkin tidak hanya ada satu
suku daerah saja dalam satu kelompok belajar. Hal ini dilakukan untuk mengamati
nilai toleransi yang ada dalam karakter sosial siswa.
Selama proses pembelajaran, para siswa terlihat cukup antusias untuk
belajar dalam kelompok. Terdapat pembagian tugas yang merata di dalam
kelompok, sehingga tidak ditemukan siswa yang kedapatan sedang menganggur
atau tidak melakukan apa-apa.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif pada materi Hukum Archimedes di
SMA PL Sedayu Yogyakarta telah terlaksana dengan efektif, terbukti dari hasil
yang dipaparkan pada poin 4.2.2 terkait analisis hasil belajar dan poin 4.3.4 terkait
analisis hasil kuesioner. Selama proses kegiatan pembelajaran, siswa yang merasa
belum paham bertanya dahulu kepada teman sekelompoknya dan teman-teman
sekelompok berusaha saling membantu memecahkan masalah. Namun ketika
mereka masih belum bisa menemukan jawabannya, para siswa baru akan bertanya
kepada peneliti selaku guru yang sedang mengajar.
4.4.2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang dimiliki siswa
setelah melakukan kegiatan belajar, seperti diungkapkan pada dasar teori. Hasil
belajar dalam penelitian ini diukur berdasarkan hasil pretest dan posttest yang
diperoleh siswa. Kemudian dianalisis untuk diketahui peningkatannya. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran fisika yang ditetapkan sekolah adalah
65 dalam skala 100. Artinya, jika siswa mendapat nilai kognitif kurang dari 65,
maka siswa dinyatakan tidak tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan awal seluruh siswa di kelas
XI MIPA 2 ini adalah setara. Peneliti juga menilai kesetaraan ini berdasarkan hasil
ulangan harian pada kompetensi dasar sebelumnya. Dalam Tabel 2.1 ditunjukkan
bahwa nilai rata-rata pretest siswa sangat rendah yakni 16,86. Hasil tersebut masih
sangat jauh dari kategori tuntas. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa seluruh siswa
tidak tuntas dalam pretest karena nilai tertinggi yang diperoleh adalah 33. Selama
proses pengerjaan pretest, hampir seluruh siswa mengeluhkan bahwa mereka
kesulitan mengerjakan soal karena belum belajar. Bahkan pada saat baru memulai
mengerjakan, beberapa dari mereka langsung menyerah dan mengungkapkan
bahwa mereka tidak tahu dan tidak ingat sama sekali tentang materi Fisika.
Meskipun peneliti telah memberikan pengertian bahwa pretest dilakukan untuk
mengukur pengetahuan awal, siswa tetap saja mengeluh. Kesulitan dan kurangnya
motivasai yang dialami siswa ini merupakan faktor penyebab rendahnya nilai
pretest.
Efektifitas metode pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari proses dan
hasil pembelajaran. Melalui uji beda (uji T untuk kelompok dependen) terhadap
hasil pretest dan posttest diperoleh nilai mean 84,97 untuk posttest dan 16,86 untuk
mean dari pretest. Juga diperoleh nilai t = -31,504 dan P = 0,000. Oleh karena 0,000
< 0,05 (P < α), untuk level signifikansi α = 0,05, maka signifikan. Peningkatan hasil
belajar yang muncul adalah sebesar 68,11%. Artinya ada perbedaan antara mean
pretest dan mean posttest, atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki efektivitas dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
4.4.3. Pengembangan Karakter Sosial Siswa
Perkembangan nilai karakter sosial siswa pada penelitian ini diketahui
dengan melakukan analisis terhadap hasil kuesioner dan observasi oleh observer.
Kuesioner dan observasi dilaksanakan kepada siswa yang menjadi subjek dalam
penelitian ini. Kuesioner dilaksanakan hanya pada akhir kegiatan penelitian,
sedangkan observasi dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis kuesioner dan observasi pada kelas treatment
XI MIPA 2, siswa memiliki tingkat karakter sosial yang sangat baik. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ditunjukkan ketika para siswa yang memiliki perbedaan suku, ras, agama atau
tingkat pemahaman sekalipun, mereka tetap mampu bekerja sama, saling
menghargai, saling memberikan apresiasi dan saling bekerja sama dengan penuh
tanggung jawab bersama teman sebaya di dalam kelompok. Hal lain juga
ditunjukkan ketika siswa yang memiliki perbedaan pendapat, sikap dan tindakan,
pada akhirnya mampu bekerja sama, tidak memaksakan kehendaknya dan saling
peduli akan kesulitan teman-teman di dalam kelompok. Kedisiplinan dan kejujuran
juga tampak di kelas ini. Hasil observasi baik oleh observer I maupun observer II
menunjukkan bahwa nilai karakter yang paling sering ditunjukkan oleh siswa
adalah disiplin, kerja sama dan toleransi. Hasil observasi menunjukkan konsistensi
karakter sosial siswa terjadi dengan kriteria sangat baik. Selain itu berdasarkan
analisis hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa peningkatan karakter sosial siswa
memiliki efektivitas sebesar 84,09%.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menemukan adanya
perubahan yang sangat signifikan pada salah satu siswa berinisial C. Pada awal
pertemuan, C terlihat sangat tidak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran karena
ia tertidur di kelas. Hal tersebut pun diiyakan oleh teman-teman dan guru pengampu
setelah peneliti bertanya lebih lanjut terkait C, bahwa C kerap tidur di kelas dan
sering tidak mendengarkan penjelasan guru yang sedang menjelaskan. Namun,
seiring proses treatment pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, C tampak
mengalami perubahan untuk tidak tertidur di kelas. Bahkan di pertemuan ketiga, C
tampak sangat antusias untuk mengikuti proses belajar mengajar dan dinamika
dalam kelompok. Menurut pendapat peneliti, karakter sosial pada C sebenarnya
bisa dikembangkan lebih lanjut apabila ditangani dengan metode yang tepat.
4.5. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan tidak lepas dari adanya keterbatasan. Keterbatasan
yang terdapat pada penelitian ini antara lain:
1) Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen lemah karena
hanya menggunakan satu kelas eksperimen tanpa ada kelas kontrol sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pembanding untuk melihat perbedaan metode pembelajaran kooperatif yang
diterapkan pada siswa.
2) Tidak dilakukannya uji normalitas atau pun uji homogenitas untuk mengetahui
secara pasti bahwa sampel dalam kondisi yang sama atau tidak. Namun, apabila
dilihat dari hasil pretest, kondisi awal siswa dapat dikatakan setara.
3) Sub kegiatan demonstrasi menggunakan aplikasi PhET di pertemuan ketiga
tidak dapat dilaksanakan karena adanya pengurangan jam pelajaran pada hari
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5. BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian pengembangan karakter sosial melalui pembelajaran fisika
pokok bahasan hukum Archimedes dengan metode pembelajaran kooperatif telah
dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
tahun ajaran 2019. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penelitian, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif dalam penyampaian materi Hukum
Archimedes kelas XI MIPA 2 di SMA Pangudi Luhur Sedayu mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 16,86 menjadi 84,97.
Efektivitas pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar adalah
sebesar 68,11%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran
kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Secara umum, efektivitas pengembangan karakter sosial siswa dalam proses
pembelajaran fisika pokok bahasan Hukum Archimedes dengan metode
pembelajaran kooperatif memiliki kriteria sangat tinggi, yakni sebesar 84,09%
berdasarkan hasil kuesioner yang dianalisis pada basis kelas. Selain itu,
konsistensi karakter sosial dari hasil observasi oleh observer terjadi dengan
kriteria sangat konsisten.
5.2. Saran
Berikut beberapa saran berkenaan dengan hasil dan pengembangan penelitian ini.
5.2.1. Bagi sekolah
Metode pembelajaran kooperatif memerlukan setting kelas untuk ruang berdiskusi
dan beraktifitas siswa dalam kelompok. Apabila dilakukan di ruang kelas biasa
mungkin dapat mengganggu kelas lain. Sebaiknya sekolah menyediakan ruang
yang cukup memadai untuk proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran
kooperatif, termasuk media yang menunjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5.2.2. Bagi Guru Fisika
1) Metode pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan dan persiapan
yang matang, serta pelaksanaannya lebih lama dibandingkan metode ceramah
karena harus mengikuti kondisi dinamika kelompok di dalam kelas hingga
siswa sampai pada pemahaman konsep fisika yang diharapkan. Oleh karena itu,
guru perlu memberi alokasi waktu yang lebih dibanding dengan pembelajaran
ceramah. Dengan demikian, tidak mungkin semua materi dalam pembelajaran
fisika cocok menggunakan metode kooperatif. Meski demikian, metode
pembelajaran kooperatif baik dipergunakan pada materi-materi pokok tertentu
agar siswa memiliki pengalaman untuk membangun konsep pengetahuan secara
kelompok.
2) Dalam membentuk kelompok-kelompok kecil, sebaiknya memperhatikan
kemampuan dan karakteristik siswa agar terbagi secara merata sehingga
pelaksanaan kegiatan belajar dapat berjalan lebih optimal.
5.2.3. Bagi penelitian selanjutnya
1) Proses persiapan media pembelajaran sebaiknya dilakukan secara matang,
termasuk faktor yang dapat terjadi di luar dugaan sehingga perangkat
pembelajaran yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran fisika
dengan metode kooperatif dapat diterapkan dengan baik.
2) Sebaiknya penelitian dilakukan di dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas
treatment, sehingga signifikansi perubahan dapat lebih kuat dan benar-benar
terlihat akibat penerapan metode pembelajaran kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Amarudin, C. H. (2019). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA
PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES (PKP) SISWA KELAS VI SD NEGERI 2
CILOA. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 6, Nomor 1, 80-87.
Arjanggi, R. (2012). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami, 277-283.
Baharuddin, & Wahyuni, E. N. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Diani, R. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis
Pendidikan Karakter dengan Model Problem Based Instruction. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 241-253.
Giancoli, D. C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hariyanto, M. S. (2011). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: PT
Remaja Rosdakasrya.
Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kanginan, M. (2010). Physics for Senior High School. Jakarta: Erlangga.
Kemendiknas, R. I. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Balitbang Puskur Kemendiknas RI.
Kesuma, D., Triatna, C., & Permana, J. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian
Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lickona, T. (2012). MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER:
Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap
Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, N. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rosyid, M. Z., Mustajab, & Abdullah, A. R. (2019). Prestasi Belajar. Malang:
Literasi Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Rosyid, M. Z., Mustajab, & Abdullah, R. A. (2019). Prestasi Belajar. Malang:
CV. Literasi Nusantara Abadi.
Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning (Terjemahan Narulita Yusron).
Bandung: Nusa Media.
Suparno, P. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Fisika: Buku Kuliah
Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, P. (2007). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Suparno, P. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, P. (2016). Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi (Buku
Mahasiswa) Edisi Revisi. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tetep. (2017). Menggali Nilai-Nilai Karakter Sosial dalam Meneguhkan Kembali
Jati Diri Ke-Bhineka-an Bangsa Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional
Kewarganegaraan III, 372-379.
Thobroni, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Tipler, P. A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik . Jakarta: Erlangga.
Widiasmoro, E. (2018). Mahir Penelitian Pendidikan Modern. Yogyakarta:
Araska.
Zubaedi, D. P. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/semester : XI MIPA / I
Materi Pokok : Fluida Statis
Sub Materi : Hukum Archimedes
Alokasi waktu : 8 JP
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.3. Menerapkan hukum-hukum
fluida statik dalam kehidupan
sehari-hari.
3.3.1 Siswa dapat menjelaskan konsep
besaran massa jenis.
3.3.2 Siswa dapat menjelaskan konsep
tekanan.
3.3.3 Siswa dapat menentukan massa
jenis zat dan tekanan fluida
3.3.4 Siswa dapat menjelaskan serta
membuktikan konsep tekanan
hidrostatis.
3.3.5 Siswa dapat memecahkan
permasalahan terkait tekanan
hidrostatis
3.3.6 Siswa dapat menjelaskan Hukum
Archimedes.
3.3.7 Siswa dapat menganalisis
hubungan antara gaya, massa jenis
fluida, volume dan gravitasi
3.3.8 Siswa dapat mengidentifikasi
peristiwa mengapung, melayang
dan tenggelam pada Hukum
Archimedes.
4.3 Merencanakan dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi dan makna fisisnya.
4.3.1 Merancang alat percobaan yang
memanfaatkan konsep fluida statis.
4.3.2 Menyajikan hasil percobaan
konsep fluida statis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
TUJUAN
Setelah dilakukan proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan Hukum Archimedes dengan membuktikan hubungan antara
gaya, massa jenis fluida dan gravitasi.
2. Menyelidiki dan mengidentifikasi peristiwa mengapung, tenggelam dan
melayang.
3. Melalui dinamika dalam kelompok, siswa dapat mengembangkan karakter
sosial bersama teman-temannya.
4. Melalui lembar kerja, siswa dapat memecahkan berbagai contoh
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan persamaan-
persamaan dalam fluida statis sub mater Hukum Archimedes.
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktual:
• Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat berongga. Hal
ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal
menjadi lebih besar.
• Pada saat tangki pengapung kosong, kapal selam terapung. Untuk
menyelam, tangki pengapung dimuati air.
2. Konseptual:
• Besarnya gaya ke atas yang dikerjakan air pada benda sebanding dengan
berat air yang ditumpahkan oleh benda. Artinya, suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair mengalami gaya
ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh
benda tersebut.
• Hukum Archimedes menyebabkan benda yang dimasukkan ke dalam
cairan akan mengalami 3 kemungkinan yaitu terapung, melayang dan
tenggelam.
3. Prosedural:
• Benda dimasukan ke dalam cairan dlam gelas ukur
• Menentukan gaya ke atas dari setiap benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
• Membuktikan kebenaran Hukum Archimedes
4. Metakognitif:
• Bagaimana bisa batu yang kecil jika dilempar ke dalam air bisa
tenggelam sedangkan kapal yang besar di tengah lautan tidak tenggelam?
D. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi, eksperimen dan kompetisi
E. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Laptop, LCD proyektor, Video, Internet, LKS.
2. Alat dan bahan : Alat-alat eksperimen
3. Sumber belajar :
• Media Cetak
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
• Media Elektronik
Kahoot! (http://www.kahoot.it)
PPT Uraian Materi Hukum Archimedes
F. LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan I (2 × 45 menit)
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru:
• Menyampaikan salam dan doa sebelum memulai
pelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru membangun relasi dengan siswa dalam situasi
yang nyaman dengan cara memperkenalkan diri
kepada siswa serta menyampaikan maksud dan
tujuan mengajar untuk penelitian.
Guru:
• Menjelaskan orientasi rangkaian kegiatan Pretest
yang akan dilakukan.
• Menjelaskan topik yang akan dipelajari selama
mengajar yakni tentang Hukum Archimedes
pada bab Fluida Statis.
Siswa:
• Menyimak hal-hal yang disampaikan oleh guru.
• Guru memberikan motivasi agar siswa
mengerjakan Pretest dengan santai namun tetap
seksama serta menjelaskan bahwa soal-soal di
Pretest merupakan gambaran dari materi yang
akan dipelajari.
• Siswa memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh guru.
Kegiatan inti
Guru:
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Guru
• Membagikan soal pre-test (dapat dilihat di
lampiran) kepada siswa
• Memberikan petunjuk pengerjaan pre-test
(mengerjakan secara mandiri, menuliskan
jawaban di lembar jawab yang tersedia, dan
waktu pengerjaan)
• Mendampingi siswa selama pelaksanaan Pretest
sampai semua siswa selesai mengerjakan soal
pre-test.
Siswa:
• Mengerjakan pre-test di lembar jawaban yang
telah disediakan.
Kegiatan
penutup
• Siswa mengumpulkan lembar jawaban pre-test
yang telah dikerjakan.
• Setelah menerima lembar jawaban dari pre-test,
guru menginstruksikan kepada siswa untuk
membaca materi fluida statis dari buku paket
Fisika Kelas XI.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru:
• Menyampaikan salam dan doa sebelum memulai
pelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Mengkondisikan kelas agar kondusif seperti
merapikan meja dan tempat duduk, memeriksa
kebersihan kelas.
Siswa:
• Mengucapkan salam dan berdoa sebelum
memulai pelajaran
• Mengikuti instruksi dari guru
10 menit Guru:
• Mengulas kembali garis besar kegiatan yang
dilakukan di pertemuan sebelumnya.
Siswa:
• Mengingat kembali garis besar kegiatan yang
dilakukan di pertemuan sebelumnya.
Guru:
• Menyampaikan materi pokok pembelajaran
Fluida Statis dengan sub materi Hukum
Archimedes.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran seperti
diuraikan pada poin C; nomor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
• Menjelaskan orientasi kegiatan pembelajaran
antara lain menonton video, berdiskusi dan
presentasi.
Siswa:
• Menyimak hal-hal yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran dengan
antusias dan sungguh-sungguh.
Kegiatan inti
Guru:
• Menyajikan fenomena kepada siswa terkait
dengan Hukum Archimedes menggunakan video
animasi dari Youtube
(https://www.youtube.com/watch?v=0QCq6GP
Y8kQ&list=PLCnD2jU_siVrn_0fbUVeUX-
ZiGNNsiXC4&index=13).
Siswa:
• Memperhatikan video yang ditampilkan oleh
guru.
70 menit
Guru:
• Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-
kelompok belajar dengan membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok secara heterogen
berdasarkan kemampuan kognitif (hasil Pretest)
dan beberapa aspek sosial.
Siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
• Membentuk kelompok sesuai instruksi dari guru.
Guru:
• Membagikan lembar diskusi I tentang Hukum
Archimedes. Lembar diskusi dapat dilihat di
lampiran.
• Membimbing dan mendampingi kelompok-
kelompok belajar saat melakukan diskusi.
Siswa:
• Berdiskusi bersama teman kelompok belajar
dengan panduan lembar diskusi yang diberika
oleh guru.
Guru:
• Menginstruksikan siswa dari salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
• Memberikan feedback dari hasil presentasi
kelompok.
Siswa:
• Siswa yang menjadi perwakilan kelompok
mengko
• Menyimak uraian hasil diskusi yang
disampaikan oleh kelompok penyaji.
• Menanggapi presentasi kelompok penyaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Guru:
• Membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai
panduan dalam melakukan eksperimen Hukum
Archimedes
• Membimbing dan mendampingi kelompok-
kelompok belajar saat mengerjakan eksperimen.
• Memastikan semua anggota dalam kelompok
dapat memahami materi diskusi serta terlibat
aktif dan memiliki peran dalam kegiatan
eksperimen.
Siswa:
• Melakukan eksperimen tentang Hukum
Archimedes bersama teman kelompok belajar
dengan panduan LKS yang diberikan oleh guru.
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi dalam
LKS bersama teman kelompok
Guru:
• Menginstruksikan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil eksperimen dan
pembahasannya.
• Memberikan feedback dari hasil presentasi
kelompok.
Siswa:
• Menyimak uraian hasil diskusi yang
disampaikan oleh kelompok penyaji.
• Menanggapi presentasi kelompok penyaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
penutup
• Siswa mengumpulkan Lembar Diskusi dan LKS
yang telah dikerjakan.
• Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan ini.
• Guru memberitahu materi pembelajaran
selanjunya tentang peristiwa mengapung,
melayang dan tenggelam serta menginstruksikan
kepada siswa untuk mempelajarinya terlebih
dahulu di rumah.
• Guru memberikan penugasan kepada siswa
untuk mengerjakan laporan eksperimen di rumah
dan mengumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
• Guru menutup kegiatan pembelajaran.
10 menit
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru:
• Menyampaikan salam dan doa sebelum memulai
pelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Mengkondisikan kelas agar kondusif seperti
merapikan meja dan tempat duduk, memeriksa
kebersihan kelas.
Siswa:
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
• Mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai
pelajaran
• Mengikuti instruksi dari guru
Guru:
• Sebagai apersepsi, mengulas kembali garis besar
kegiatan diskusi yang dilakukan di pertemuan
sebelumnya tentang konsep Hukum Archimedes
dengan cara bertanya. Misalnya, “masih ingatkah
kalian kenapa kapal yang besar dan berat bisa
mengapung? Bagaimana konsep Hukum
Archimedes yang telah dibahas pada minggu
lalu?”
Siswa:
• Mengingat kembali materi yang dilakukan di
pertemuan sebelumnya.
Guru:
• Menyampaikan materi pokok pembelajaran Fluida
statik dengan sub topik peristiwa terapung,
melayang dan tenggelam.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran seperti
diuraikan pada poin C; nomor 2
• Menjelaskan orientasi kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini antara lain diskusi dan presentasi.
Siswa:
• Menyimak hal-hal yang disampaikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran dengan
antusias dan sungguh-sungguh.
Kegiatan inti
Guru:
• Menunjukkan fenomena dengan menggunakan
aplikasi PhET tentang gaya apung
(https://phet.colorado.edu/en/simulation/legacy/b
uoyancy).
Siswa:
• Memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
guru.
70 menit
Guru:
• Menginstruksikan siswa untuk duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya.
Siswa:
• Membentuk kelompok sesuai instruksi dari guru.
Guru:
• Mendemonstrasikan percobaan telur yang
tenggelam, mengapung dan melayang di dalam
cairan berupa air dan air garam.
• Menginstruksikan kepada siswa untuk berdiskusi.
Diskusi dilakukan dengan panduan lembar diskusi
II yang dibagikan. Lembar diskusi II dapat dilihat
di lampiran.
• Mendampingi kegiatan diskusi siswa dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
• Memastikan semua anggota dalam kelompok
dapat memahami materi diskusi serta terlibat aktif
dan memiliki peran dalam kegiatan eksperimen.
Siswa:
• Berdiskusi bersama teman kelompok belajar
dengan panduan lembar diskusi yang diberika oleh
guru.
Guru:
• Menginstruksikan siswa dari salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
• Memberikan feedback dari hasil presentasi
kelompok.
Siswa:
• Menyimak uraian hasil diskusi yang disampaikan
oleh kelompok penyaji.
• Menanggapi presentasi kelompok penyaji.
Kegiatan
penutup
• Siswa mengumpulkan lembar hasil diskusi.
• Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran pada pertemuan III.
• Guru memberitahu kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan selanjunya yakni kuis dan pelaksanaan
posttest serta menginstruksikan kepada siswa
untuk belajar terlebih dahulu di rumah
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pertemuan IV (2 X 45 menit)
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru:
• Menyampaikan salam dan doa sebelum memulai
pelajaran.
• Memeriksa kehadiran peserta didik.
• Mengkondisikan kelas agar kondusif seperti
merapikan meja dan tempat duduk, memeriksa
kebersihan kelas.
Siswa:
• Mengucapkan salam dan berdoa sebelum
memulai pelajaran
• Mengikuti instruksi dari guru 10 menit
Guru:
• Mengulas kembali garis besar materi tentang
Hukum Archimedes dan peristiwa mengapung,
melayang dan tenggelam yang dilakukan di
pertemuan sebelumnya sebagai apersepsi
sebelum masuk ke pembelajaran.
Siswa:
• Mengingat kembali garis besar materi tentang
Hukum Archimedes dan peristiwa mengapung,
melayang dan tenggelam yang dilakukan di
pertemuan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Orientasi :
Guru:
• Menjelaskan orientasi kegiatan pembelajaran
antara lain kuis dan pelaksanaan posttest
Siswa:
• Menyimak hal-hal yang disampaikan oleh guru.
Motivasi :
Guru memberikan motivasi agar siswa mengerjakan
posttest dengan sungguh-sungguh karena hasil dari
posttest akan diakumulasikan ke dalam keseluruhan
nilai pada Bab III Fluida Statis.
Kegiatan inti
Guru:
• Menyajikan informasi kepada siswa dengan
menggunakan demonstrasi sederhana secara
langsung sebagai fenomena dari gejala
mengapung, melayang dan tenggelam.
Siswa:
• Memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh guru.
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Guru:
• Menginstruksikan siswa untuk duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok
sebelumnya.
Siswa:
• Berkelompok sesuai instruksi dari guru.
Guru:
• Menginstruksikan siswa untuk mengambil
smartphone milik siswa.
• Memberi arahan kepada siswa untuk mengakses
Kahoot.it dalam kegiatan kuis secara
berkelompok. Daftar soal untuk kuis
berkelompok ini dapat dilihat di lampiran.
• Melakukan kegiatan kuis berkelompok dengan
masing-masing soal diberi alokasi waktu 3-5
menit.
Siswa:
• Membentuk kerjasama kelompok dalam
berkompetisi dengan arahan yang diberikan oleh
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tahap
kegiatan Rincian kegiatan
Alokasi
waktu
Guru:
• Memberikan feedback dengan membahas soal-
soal dalam kompetisi yang dianggap sulit oleh
siswa.
Siswa:
• Menyimak uraian pembahasan yang
disampaikan oleh guru.
Guru
• Membagikan soal post-test kepada siswa
• Memberikan petunjuk pengerjaan post-test.
• Mengawasi pelaksanaan kegiatan posttest
sampai semua siswa selesai mengerjakan soal
post-test.
Siswa:
Mengerjakan post-test di lembar jawaban yang telah
disediakan.
Kegiatan
penutup
• Kelompok terbaik dari seluruh kelompok siswa
mendapat penghargaan dari hasil kuis.
• Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini.
• Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam.
10 menit
G. PENILAIAN HASIL BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No. Aspek yang Dinilai Teknik Penilaian Bentuk
Instrumen
1. Sikap:
• Toleransi serta terbuka
dalam menerima
pendapat teman.
• Bekerjasama dalam
dinamika kelompok
• Jujur dan disiplin
dalam pembelajaran
• Komunikatif, kreatif
dan memiliki rsa ingin
tahu dalam
memecahkan masalah.
• Bertanggungjawab
dalam kegiatan
kelompok.
• Observasi
dinamika
kelompok
• Lembar
observasi
2. Pengetahuan:
Tes tertulis
Penugasan
Soal Uraian,
LKS, LDS
3 Keterampilan:
Terampil menerapkan
Hukum Archimedes dalam
kegiatan eksperimen
Eksperimen
Portofolio
LKS
Laporan
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa
Percobaan Hukum Archimedes
A. Tujuan
Menyelidiki gaya ke atas yang dilakukan oleh zat cair
B. Alat dan Bahan
• Neraca pegas
• Kunci
• Balok dadu
• Batu kerikil
• Gelas ukur
berpancuran
• Gelas ukur
C. Dasar Teori
Zat cair mengerjakan gaya yang arahnya berlawanan dengan gaya gravitasi
sehingga berat benda seakan-akan berkurang. Besarnya gaya ke atas yang
dikerjakan air pada benda sebanding dengan berat air yang ditumpahkan oleh
balok. Artinya, suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut. Peryataan ini dikenal sebagai hukum
Archimedes.
D. Langkah Percobaan
1. Gantunglah sebuah kunci pada kait neraca pegas dan ukurlah beratnya saat
di udara.
2. Tuangkan air ke dalam gelas berpancuran sampai ada air yang keluar dari
pancuran.
3. Siapkan gelas ukur kosong tepat di bawah pancuran.
4. Masukkan kunci sampai tercelup seluruhnya di dalam air pada gelas
berpancuran. Perhatikan, air yang keluar dari pancuran harus tertampung
seluruhnya di dalam gelas ukur.
5. Ukurlah berat kunci di dalam air menggunakan skala neraca pegas. Ukurlah
juga volume air dalam gelas ukur.
6. Ulangi langkah 2 – 5 dengan mengganti kunci dengan balok dadu dan batu
kerikil. Tulislah hasil yang telah diperoleh pada tabel hasil pengamatan.
E. Hasil Percobaan
Benda Berat di
Udara (N)
Berat
dalam air
(N)
Gaya ke
Atas (N)
Volume
gelas ukur
(m3)
Berat air yang
dipindahkan
(N)
Kunci
................
................
................
................
................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Balok dadu
Batu kerikil
................
................
................
................
................
................
................
................
................
................
F. Pertanyaan:
1. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, apa yang terjadi ketika
benda dimasukkan kedalam gelas berpancuran?
2. Menurut kalian, apakah massa dari air yang tumpah sama dengan massa
benda yang dimasukkan ke dalam air dalam gelas berpancuran? Jelaskan
3. Apakah ukuran benda yang berbeda dapat mempengaruhi massa air yang
tertumpah? Mengapa demikian?
4. Tentukan gaya ke atas yang dilakukan oleh air pada masing-masing benda
melalui langkah perhitungan!
5. Perhatikan hasil pada kolom ke-4 dan ke-6. Nyatakan kesimpulan kalian
tentang hubungan gaya ke atas dengan zat cair yang dipindahkan oleh
benda!
G. Pembahasan
1. ..................................................................................................................
..................................................................................................................
2. ..................................................................................................................
..................................................................................................................
3. ..................................................................................................................
..................................................................................................................
4. ..................................................................................................................
..................................................................................................................
H. Kesimpulan
5. ............................................................................................................................
............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) I
Diskusikan bersama kelompok Anda dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
konseptual di bawah ini berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok!
1. Sebuah batu dilempar ke danau yang dalam. Selama batu itu tenggelam makin
dalam, apakah gaya ke atas pada batu itu bertambah, berkurang, atau tetap?
Mengapa demikian?
2. Terdapat dua bola besi yang memiliki massa yang sama. Bola pertama
merupakan bola pejal sedangkan yang lainnya merupakan bola besi berongga.
Saat keduanya dimasukkan ke dalam air, apa yang terjadi pada masing-masing
bola tersebut? Mengapa terjadi demikian?
3. Jelaskan bagaimana sebuah kapal selam bergerak naik, bergerak turun, dan
mempertahankan kedalamannya yang tetap?
4. Mengapa benda lebih mudah mengapung di permukaan air laut daripada di
permukaan air sungai?
5. Sebuah kapal muatan yang bocor hampir tidak mampu mengapung lama di atas
permukaan laut. Beberapa waktu sejak kebocoran terjadi, kapal tersebut
tenggelam. Mengapa dapat terjadi demikian?
-Selamat Berdiskusi-
Hasil diskusi kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) II
Diskusikan bersama kelompok Anda dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
konseptual di bawah ini berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok!
1. Mengapa telur yang dimasukkan ke dalam air biasa dapat tenggelam? Jelaskan!
2. Bagaimana pengaruh garam terhadap air sehingga pada gelas kedua, telur yang
dicelupkan menjadi terapung? Jelaskan!
3. Apa yang terjadi pada telur di gelas ketiga? Mengapa dapat terjadi demikian?
-Selamat Berdiskusi-
Hasil diskusi kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5. Kisi-kisi Kuesioner Karakter Sosial Siswa
No.
Nilai
Karakter
Sosial
Indikator Pernyataan
No.
Soal
1. Toleransi a. Siswa lebih
akrab dengan
teman-temannya
b. Siswa
menghargai
pendapat teman
c. Siswa lebih
menghargai
adanya
perbedaan
(kemampuan,
suku, agama,
dll).
1. Dengan belajar secara
berkelompok seperti
pada pembelajaran
yang lalu, membuat
hubungan saya dengan
teman-teman menjadi
lebih akrab.
2. Belajar bersama yang
dilakukan pada minggu
lalu membuat saya
menghargai berbagai
macam perbedaan
pendapat teman-teman.
3. Belajar secara
berkelompok pada
minggu lalu lebih
menyadarkan saya arti
penting menghargai
perbedaan
(kemampuan, suku,
agama, dll)
1, 2,
3
2. Kerjasama a. Siswa lebih
senang
mengerjakan
4. Saya lebih senang
mengerjakan tugas
secara berkelompok
4, 5,
6, 7,
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No.
Nilai
Karakter
Sosial
Indikator Pernyataan
No.
Soal
tugas secara
berkelompok.
b. Siswa lebih
mudah
memahami
materi pelajaran
c. Siswa lebih
mudah berfikir.
d. Siswa lebih
berkonsentrasi
karena teman
kelompok saling
mendukung.
e. Siswa lebih
mudah
membangun
pengetahuan
ketika
melakukan
eksperimen
secara
berkelompok.
dengan teman-teman
saya.
5. Belajar bersama
teman-teman lebih
memudahkan saya
memahami materi
pelajaran.
6. Belajar bersama
membuat saya lebih
lancar dalam berpikir
kitis.
7. Saat mengerjakan
tugas dengan teman-
teman, saya menjadi
lebih berkonsentrasi
dibandingkan saat
mengerjakan sendiri.
8. Melakukan eksperimen
bersama teman-teman
lebih memudahkan
saya dalam memahami
materi baru.
3. Kejujuran a. Siswa
melaporkan
eksperimen
sesuai dengan
hasil percobaan
9. Dalam membuat
laporan eksperimen,
saya melaporkan hasil
percobaan dan diskusi
9, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No.
Nilai
Karakter
Sosial
Indikator Pernyataan
No.
Soal
dan diskusi yang
sesungguhnya.
b. Siswa
mengerjakan
sendiri test yang
diberikan tanpa
bertanya kepada
temannya.
sesuai dengan yang
sesungguhnya terjadi.
10. Saya mengerjakan
sendiri test yang
diberikan, tanpa
bertanya kepada teman
yang lain.
4. Disiplin a. Siswa masuk
kelas tepat
waktu.
b. Siswa
mengumpulkan
tugas secara
tepat waktu.
11. Pada kegiatan
pembelajaran yang
lalu, saya hadir di kelas
sebelum kelas dimulai.
12. Saya mengumpulkan
tugas secara tepat
waktu.
11,
12
5. Rasa Ingin
tahu
a. Siswa aktif
bertanya pada
teman atau guru
terkait materi
pembelajaran
yang diberikan.
b. Siswa tertarik
untuk membaca
bahan materi
sebelum kelas
dimulai.
13. Saya menjadi lebih
aktif bertanya kepada
teman-teman kelompok
saat belajar bersama
14. Saya merasa lebih
senang dan tertarik
untuk membaca materi
yang akan diajarkan
sebelum kelas dimulai.
13,
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No.
Nilai
Karakter
Sosial
Indikator Pernyataan
No.
Soal
6. Komunikatif a. Siswa aktif
mengungkapkan
pendapatnya
terkait materi
yang diberikan
oleh guru.
b. Siswa
memberikan
sanggahan
dengan cara yang
benar.
15. Belajar dalam
kelompok membuat
saya menjadi lebih
aktif dalam
mengungkapkan
pendapat yang saya
miliki terkait materi
pelajaran.
16. Belajar bersama
melatih saya untuk
lebih memperhatikan
cara yang baik dalam
menyanggah pendapat
yang berbeda dengan
saya.
15,
16
7. Peduli sosial a. Siswa memiliki
kepekaan
terhadap teman
yang terlihat
kesulitan
memahami
materi.
b. Siswa saling
membantu teman
yang sedang
memerlukan
17. Dengan belajar
bersama saya merasa
menjadi lebih peka
terhadap teman yang
kesulitan memahami
materi pelajaran.
18. Saya menjadi tidak
bosan untuk belajar
karena ada teman-
teman yang membantu
saya dalam belajar.
17,
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No.
Nilai
Karakter
Sosial
Indikator Pernyataan
No.
Soal
bantuan (diluar
tes)
8. Tanggung
jawab
a. Siswa fokus
dalam terhadap
materi pelajaran.
b. Setiap siswa
memastikan
bahwa seluruh
teman anggota
kelompoknya
sudah
memahami
materi pelajaran
dengan baik.
19. Belajar bersama
membuat saya lebih
fokus terhadap materi
pelajaran yang sedang
dipelajari.
20. Di akhir kegiatan
diskusi, saya
memastikan teman-
teman dalam kelompok
saya telah benar-benar
memahami materi
pelajaran secara
matang.
19,
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 6. Kuesioner Peningkatan Nilai Karakter Sosial Siswa
KUESIONER NILAI KARAKTER SOSIAL SISWA
Nama :
Kelas/ No. Absen :
Hari, tanggal :
Materi : Hukum Archimedes
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pernyataan tentang nilai karakter sosial yang ada di bawah ini
dengan seksama!
2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan
yang disediakan menurut kriteria berikut:
Kolom 1 : Sangat Setuju (SS)
Kolom 2 : Setuju (S)
Kolom 3 : Tidak Setuju (TS)
Kolom 4 : Sangat Tidak Setiju (STS)
3. Berikan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda berdasarkan
pengalaman pada pembelajaran yang telah dilakukan pada materi Hukum
Archimedes.
4. Pengisian pernyataan tentang nilai karakter ini tidak akan mempengaruhi
nilai-nilai mata pelajaran fisika Anda
No. Pernyataam SS S TS STS
1 Dengan belajar secara berkelompok seperti pada
pembelajaran yang lalu, membuat hubungan saya
dengan teman-teman menjadi lebih akrab.
2 Belajar bersama membuat saya menghargai
berbagai macam perbedaan pendapat teman-
teman.
3 Belajar secara berkelompok pada minggu lalu lebih
menyadarkan saya arti penting menghargai
perbedaan (kemampuan, suku, agama, dll)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No. Pernyataam SS S TS STS
4 Saya lebih senang mengerjakan tugas secara
berkelompok dengan teman-teman saya.
5 Belajar bersama teman-teman lebih memudahkan
saya memahami materi pelajaran.
6 Belajar bersama membuat saya lebih lancar dalam
berpikir kitis.
7 Saat mengerjakan tugas dengan teman-teman,
saya menjadi lebih berkonsentrasi dibandingkan
saat mengerjakan sendiri.
8 Melakukan eksperimen bersama teman-teman
lebih memudahkan saya dalam memahami materi
baru.
9 Dalam membuat laporan eksperimen, saya
melaporkan hasil percobaan dan diskusi sesuai
dengan yang sesungguhnya terjadi.
10 Saya mengerjakan sendiri test yang diberikan,
tanpa bertanya kepada teman yang lain.
11 Pada kegiatan pembelajaran yang lalu, saya hadir
di kelas sebelum kelas dimulai.
12 Saya mengumpulkan tugas secara tepat waktu.
13 Saya menjadi lebih aktif bertanya kepada teman-
teman kelompok saat belajar bersama
14 Saya merasa lebih senang dan tertarik untuk
membaca materi yang akan diajarkan sebelum
kelas dimulai
15 Belajar dalam kelompok membuat saya menjadi
lebih aktif dalam mengungkapkan pendapat yang
saya miliki terkait materi pelajaran.
16 Belajar bersama melatih saya untuk lebih
memperhatikan cara yang baik dalam menyanggah
pendapat yang berbeda dengan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No. Pernyataam SS S TS STS
17 Dengan belajar bersama saya merasa menjadi lebih
peka terhadap teman yang kesulitan memahami
materi pelajaran.
18 Saya menjadi tidak bosan untuk belajar karena ada
teman-teman yang membantu saya dalam belajar.
19 Belajar bersama membuat saya lebih fokus
terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari.
20 Di akhir kegiatan diskusi, saya memastikan teman-
teman dalam kelompok saya telah benar-benar
memahami materi pelajaran secara matang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 7. Contoh Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 8. Rubrik Soal (Kisi-kisi dan Sistem Skoring) Pretest dan Posttest
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
Mengidentifikasi
Hukum
Archimedes,
penurunan
matematis
Hukum
Archimedes, dan
peristiwa
mengapung,
tenggelam dan
melayang.
C2
Memahami
Hukum
Archimedes
1. Jelaskan syarat
sebuah benda
dapat
tenggelam,
mengapung dan
melayang di
dalam suatu zat
cair!
• Tenggelam:
Syarat sebuah benda dapat
tenggelam dalam suatu zat
cair adalah jika massa jenis
fluida lebih kecil daripada
massa jenis benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida < ρbenda.
• Mengapung:
Syarat sebuah benda dapat
mengapung dalam suatu zat
cair adalah jika massa jenis
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
✓ Jika siswa
menjawab namun
salah (2)
✓ Jika siswa
menjawab benar 1
pernyataan (4)
✓ Jika siswa
menjawab benar 2
pernyataan (7)
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
fluida lebih besar daripada
massa jenis benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida > ρbenda.
• Melayang:
Syarat sebuah benda dapat
melayang dalam suatu zat
cair adalah jika massa jenis
fluida sama besar dengan
massa jenis benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida = ρbenda.
✓ Jika siswa
menjawab benar 3
pernyataan (10)
C4 Menganalisis
hubungan
2. Buktikan
bahwa ketika
1) Diketahui:
ρ1 = ρb
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
antara gaya,
massa jenis
fluida,
volume dan
gravitasi.
sebuah benda
yang memiliki
massa jenis ρ1
dan terapung
dengan 2
5
bagian
volumenya
tercelup ke
dalam cairan,
massa jenis
fluida ρ2= 5
2 ρ1.
ρ2 = ρf
Vf = 2
5 Vb
2) Ditanya:
Buktikan bahwa ρf = ρb!
Penyelesaian:
3) Berat benda = Gaya apung
4) mg = ρf Vf g
5) ρb Vb g = ρf Vf g
ρf = 𝑉𝑏
𝑉𝑓 ρb
ρf = 𝑉𝑏
2
5𝑉𝑏
ρb
6) ρf = 5
2 ρb
✓ Jika siswa
menuliskan
jawaban namun
salah (2)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 1
saja (6)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 2
saja (8)
✓ Jika siswa
menjawab benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
sampai poin ke 3
saja (12)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 4
(14)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 5
(20)
3. Berat sebuah
benda 160 N
ketika
ditimbang di
udara. Jika
1) Diketahui:
wu = 160 N
wf = 120 N
ρf = 0,8 gram/cm3
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
✓ Jika siswa
menuliskan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
ditimbang di
dalam cairan
yang memiliki
massa jenisnya
0,8 gram/cm3,
beratnya
menjadi 120 N.
Tentukanlah:
(a) gaya ke atas
yang dialami
benda tersebut;
(b) massa jenis
benda tersebut!
= 800 kg/m3
2) Ditanya: Fa dan ρb ?
Penyelesaian:
a. Gaya ke atas
3) Fa = Wu – Wa
= (160 – 120) N
4) = 40 N
b. Massa jenis benda
ρb =𝑚𝑏
𝑉𝑏 , maka
• Volume cairan
5) Fa = ρf . Vf . g
40 N = 800 kg/m3.Vf .10 m/s2
Vf = 40
8000m3
jawaban namun
salah (2)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 1
saja (4)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 2
saja (5)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 3
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
6) Vf = 0,005 m3
• Massa benda
7) mb = 𝑤𝑢
𝑔
= 160 𝑁
10 𝑚/𝑠2
8) = 16 kg
• Massa jenis benda
9) ρb = 𝑚𝑏
𝑉
= 16 𝑘𝑔
0,005 𝑚3
10) = 3200 kg/m3
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 4
(12)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 5
(14)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 6
(18)
✓ Jika siswa
menjawab benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
sampai poin ke 7
(22)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 8
(24)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 9
(26)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 10
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
4. Sebuah balok
dengan ukuran
2m x 1m x 3 m
digantung
vertikal pada
seutas kawat
ringan.
Tentukan gaya
apung pada
balok jika balok
tersebut
dicelupkan
seluruhnya ke
dalam minyak
(ρ = 800 kg/m3)
Diketahui:
1) Vb = p x l x t
= 2m x 1m x 3m
= 6 m3
2) ρf = 800 kg/m3
3) Ditanya: Fa ?
Penyelesaian:
4) Fa = ρf . Vbf . g
= 800 kg/m3 . 6 m3.10m/s2
5) Fa = 48.000 N
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
✓ Jika siswa
menuliskan
jawaban namun
salah (2)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 1
saja (4)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 2
saja (5)
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 3
(7)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 4
(10)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 5
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
5. Sekeping mata
uang logam jika
dicelupkan ke
dalam fluida A
dengan ρA = 0,8
g/cm3
mengalami
gaya angkat ke
atas sebesar FA
dan jika
dicelupkan ke
dalam fluida B
dengan ρB = 0,7
g/cm3
mengalami
1) Diketahui:
ρA = 0,8 g/cm3
ρB = 0,7 g/cm3
2) Ditanya: FA : FB ?
Penyelesaian:
3) F = ρ . g . V
karena g dan V sama, maka:
4) 𝐹𝐴
𝜌𝐴=
𝐹𝐵
𝜌𝐵
𝐹𝐴
𝐹𝐵=
𝜌𝐴
𝜌𝐵
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
✓ Jika siswa
menuliskan
jawaban namun
salah (2)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 1
saja (5)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 2
saja (7)
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
gaya angkat ke
atas sebesar FB.
Tentukanlah
perbandingan
kedua gaya
tersebut!
= 0,8
0,7
5) Fa : Fb = 8: 7
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 3
(8)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 4
(10)
✓ Jika siswa
menjawab benar
sampai poin ke 5
(15)
C3
Menunjukkan
peristiwa
Hukum
6. Bagaimana
kapal besar
yang berada di
1) Badan kapal yang terbuat
dari besi dibuat berongga.
✓ Jika siswa tidak
menjawab (0)
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
Archimedes
dalam
kehidupan
sehari-hari
tengah lautan
bisa tetap
mengapung dan
tidak
tenggelam?
Jelaskan!
ρkapal < ρair laut sehingga kapal
terapung.
2) Hal tersebut menyebabkan
volume air laut yang
dipindahkan oleh kapal
menjadi sangat besar. Gaya
apung juga menjadi sangat
besar karena gaya apung
sebanding sengan besar
volume air yang
dipindahkan.
3) Massa jenis rata-rata besi
berongga dan udara yang
menempati rongga masih
✓ Jika siswa
menuliskan
jawaban namun
salah (2)
✓ Jika siswa dapat
menguraikan
jawaban dengan
benar atau
mendekati,
sampai pada poin
ke-1 (8)
✓ Jika siswa dapat
menguraikan
jawaban dengan
benar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kompetensi
Dasar
Ranah
Kogni
-tif
Indikator Bentuk Tes Tertulis
dan No. Soal
Kunci Jawaban Skoring Skor
Maks.
lebih kecil daripada massa
jenis air laut.
mendekati
jawaban benar
sampai pada poin
ke-2 (9)
✓ Jika siswa dapat
menguraikan
jawaban dengan
benar atau
mendekati,
sampai pada poin
ke-3 (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 9. Lembar Soal Pretest
Kerjakan soal-soal Pretest di bawah ini secara individu dengan teliti !
1. Jelaskan syarat sebuah benda dapat tenggelam, mengapung dan melayang di
dalam suatu zat cair!
2. Buktikan bahwa ketika sebuah benda yang memiliki massa jenis ρb dan
terapung dengan 2
5 bagian volumenya tercelup ke dalam cairan, massa jenis
fluida ρf = 5
2 ρb.
3. Berat sebuah benda 160 N ketika ditimbang di udara. Saat dicelupkan
seluruhnya ke dalam cairan yang memiliki massa jenisnya 0,8 gram/cm3,
beratnya menjadi 120 N. Tentukanlah:
(a) gaya ke atas yang dialami benda tersebut;
(b) massa jenis benda tersebut
4. Sebuah balok dengan ukuran 2m x 1m x 3 m digantung vertikal pada seutas
kawat ringan. Tentukan gaya apung pada balok jika balok tersebut dicelupkan
seluruhnya ke dalam minyak (ρ = 800 kg/m3).
5. Sekeping mata uang logam jika dicelupkan ke dalam fluida A dengan ρA = 0,8
g/cm3 mengalami gaya angkat ke atas sebesar FA dan jika dicelupkan ke dalam
fluida B dengan ρB = 0,7 g/cm3 mengalami gaya angkat ke atas sebesar FB.
Tentukanlah perbandingan kedua gaya tersebut!
6. Bagaimana kapal besar yang berada di tengah lautan bisa tetap mengapung dan
tidak tenggelam? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 10. Lembar Soal Posttest
Kerjakan soal-soal Posttest di bawah ini secara individu dengan teliti !
1. Jelaskan syarat sebuah benda dapat tenggelam, mengapung dan melayang di
dalam suatu zat cair!
2. Buktikan bahwa ketika sebuah benda yang memiliki massa jenis ρb dan
terapung dengan 2
5 bagian volumenya tercelup ke dalam cairan, massa jenis
fluida ρf = 5
2 ρb.
3. Berat sebuah benda 160 N ketika ditimbang di udara. Saat dicelupkan
seluruhnya ke dalam cairan yang memiliki massa jenisnya 0,8 gram/cm3,
beratnya menjadi 120 N. Tentukanlah:
(a) gaya ke atas yang dialami benda tersebut;
(b) massa jenis benda tersebut
4. Sebuah balok dengan ukuran 2m x 1m x 3 m digantung vertikal pada seutas
kawat ringan. Tentukan gaya apung pada balok jika balok tersebut dicelupkan
seluruhnya ke dalam minyak (ρ = 800 kg/m3).
5. Sekeping mata uang logam jika dicelupkan ke dalam fluida A dengan ρA = 0,8
g/cm3 mengalami gaya angkat ke atas sebesar FA dan jika dicelupkan ke dalam
fluida B dengan ρB = 0,7 g/cm3 mengalami gaya angkat ke atas sebesar FB.
Tentukanlah perbandingan kedua gaya tersebut!
6. Bagaimana kapal besar yang berada di tengah lautan bisa tetap mengapung dan
tidak tenggelam? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 11. Jawaban Pretest dan Posttest
1. Berikut ini adalah syarat benda dapat tenggelam, mengapung dan tenggelam
Tenggelam: Mengapung: Melayang:
Syarat sebuah benda
dapat tenggelam dalam
suatu zat cair adalah jika
massa jenis fluida lebih
kecil daripada massa
jenis benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida < ρbenda.
Syarat sebuah benda
dapat mengapung dalam
suatu zat cair adalah jika
massa jenis fluida lebih
besar daripada massa
jenis benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida > ρbenda.
Syarat sebuah benda
dapat melayang dalam
suatu zat cair adalah jika
massa jenis fluida sama
besar dengan massa jenis
benda. Secara
matematis ditulis:
ρfluida = ρbenda.
2. Diketahui:
ρ1 = ρb
ρ2 = ρf
Vf = 2
5 Vb
Ditanya:
Buktikan bahwa ρf = ρb!
Penyelesaian:
Berat benda = Gaya apung
mg = ρf Vf g
ρb Vb g = ρf Vf g
ρf = 𝑉𝑏
𝑉𝑓 ρb
ρf = 𝑉𝑏
2
5𝑉𝑏
ρb
ρf = 5
2 ρb
3. Diketahui:
wu = 160 N
wf = 120 N
ρf = 0,8 gram/cm3
= 800 kg/m3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Ditanya: Fa dan ρb ?
Penyelesaian:
Gaya ke atas
Fa = Wu – Wa
= (160 – 120) N
= 40 N
Massa jenis benda
ρb =𝑚𝑏
𝑉𝑏 , maka
Volume cairan
Fa = ρf . Vf . g
40 N = 800 kg/m3.Vf .10 m/s2
Vf = 40
8000m3
Vf = 0,005 m3
Massa benda
mb = 𝑤𝑢
𝑔
= 160 𝑁
10 𝑚/𝑠2
= 16 kg
Massa jenis benda
ρb = 𝑚𝑏
𝑉
= 16 𝑘𝑔
0,005 𝑚3
= 3200 kg/m3
4. Diketahui:
Vb = p x l x t
= 2m x 1m x 3m
= 6 m3
ρf = 800 kg/m3
Ditanya: Fa ?
Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Fa = ρf . Vbf . g
= 800 kg/m3 . 6 m3.10m/s2
Fa = 48.000 N
5. Diketahui:
ρA = 0,8 g/cm3
ρB = 0,7 g/cm3
Ditanya: FA : FB ?
Penyelesaian:
F = ρ . g . V
karena g dan V sama, maka:
𝐹𝐴
𝜌𝐴=
𝐹𝐵
𝜌𝐵
𝐹𝐴
𝐹𝐵=
𝜌𝐴
𝜌𝐵
𝐹𝐴
𝐹𝐵=
0,80,7
Fa : Fb = 8: 7
6. Syarat
4) Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. ρkapal < ρair laut
sehingga kapal terapung.
5) Hal tersebut menyebabkan volume air laut yang dipindahkan oleh kapal
menjadi sangat besar. Gaya apung juga menjadi sangat besar karena gaya
apung sebanding sengan besar volume air yang dipindahkan.
6) Massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati rongga
masih lebih kecil daripada massa jenis air laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 12. Contoh Hasil Pretest Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 13. Contoh Hasil Posttest Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 14. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian
Lembar Observasi
Materi : Hukum Archimedes
Observer :
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan keadaan sebenarnya!
No Kel. Nama
Aspek Perilaku yang Dinilai
Toleransi Kerjasama Kejujuran Disiplin Rasa Ingin
Tahu Komunikatif
Peduli
Sosial
Tanggung
Jawab
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
1
2
3
4
5
2
6
7
8
9 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No Kel. Nama
Aspek Perilaku yang Dinilai
Toleransi Kerjasama Kejujuran Disiplin Rasa Ingin
Tahu Komunikatif
Peduli
Sosial
Tanggung
Jawab
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
10
11
12
13
4
14
15
16
17
5
18
19
20
21
6
22
23
24
25
7
26
27
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
No Kel. Nama
Aspek Perilaku yang Dinilai
Toleransi Kerjasama Kejujuran Disiplin Rasa Ingin
Tahu Komunikatif
Peduli
Sosial
Tanggung
Jawab
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
29
8
30
31
32
33
9
34
35
Jumlah
Keterangan :
3 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori pengamatan dalam aspek nilai karakter sosial.
2 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori pengamatan dan kadang-kadang tidak sesuai kategori dalam
aspek nilai karakter sosial.
1 = apabila jarang konsisten menunjukkan sikap sesuai kategori pengamatan bahkan tidak sesuai dengan kategori pengamatan
dalam aspek nilai karakter sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kategori Pengamatan dalam Kegiatan Observasi
1. Kerja sama : Keaktifan dan kemampuan siswa saling membagi tugas dalam kelompok
2. Toleransi : Kemampuan siswa berdinamika dengan teman yang berbeda jenis kelamin, tingkat kemampuan, dan asal
daerah.
3. Komunikasi : Interaksi siswa saat melakukan diskusi secara berkelompok
4. Disiplin : Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran
5. Rasa Ingin Tahu : Keaktifan siswa dalam bertanya kepada teman dan kepada guru
6. Peduli Sosial : Kemampuan siswa membantu teman yang sedang mengalami kesulitan selam proses pembelajaran
7. Tanggung Jawab : Kemampuan siswa melaksanakan dan menyelesaikan tugas dalam kelompok.
8. Kejujuran : Pengerjaan laporan hasil ekspermen dan evaluasi hasil pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 15. Hasil Observasi Keseluruhan dari Observer I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 16. Hasil Observasi dari Observer II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 17. Lembar Validasi Instrumen oleh Ahli
1. Validasi oleh Ibu Elisabeth Dian Atmajati, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
2. Validasi oleh Bapak Domi Severinus, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related