pengenalan dini proteksi dan bahaya
Post on 16-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGENALAN DINI PROTEKSI DAN BAHAYA
KEBAKARAN GEDUNG
oleh
LASIMAN
API (FIRE) :
Adalah suatu reaksi kimia yang
menimbulkan cahaya dan panas.
Reaksi kimia tersebut hanya terjadi bila
terpenuhi ketiga unsur yang disebut :
Segitiga Api (tetrahedron
Sumber Panas
Bahan Bakar
Oksigen
(Reaksi kimia)
1. Faktor Manusia, antara lain :
- Pengelola properti tidak mengantisipasi bahaya kebakaran (tidak mepersiapkan
sistem pemadam api dan membentuk ERP team /MPK).
- Tidak memahami bahaya (misal: membebani instalasi listrik melebihi kapasitas,
meniadakan sprinkler /detektor dari ruang hunian saat fitout ).
- Kelalaian tenant (misal: membuang puntung rokok yang menyala ketempat
sampah).
2. Faktor Teknis, contohnya :- Peralatan listrik
- Gesekan
- Pengelasan
- Sumber api terbuka
- Reaksi kimia
3. Faktor Alam :
- SAMBARAN PETIR
- GUNUNG BERAPI
Klasifikasil kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection
Association) dan Permen no. 04/Men/1980 :
Kelas A : Bahan bakar yang bila terbakar menimbulkan
arang dan abu.
Kelas B : Bahan bakar cair
Kelas C : Kebakaran listrik
Kelas D : Kebakaran logam
1. Dry Powder = sesuai untuk kelas A, B dan
C.
Suitable For Fighting Fire Of Wood, cloth, Paper,Oil, Petrol, Kerosene, Flammable, Gases,Electrically Started Fires etc.
2. CO2 = Sesuai untuk kelas B dan C
Suitable For Fighting Fire Of All Flammable Liquids,Gases, Live & Delicate Machinery Fires, Electrical &Sophisticated Electronics Equipment fires.
3. AFFF (foam) = Sesuai untuk kelas A & B
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints, Sprits
Chemicals, Flammable Liquids etc.
Caution: Do not use on Electrical Fires.
4. Halon-1211-BCF = sesuai untuk kelas A, B & C
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints, Spirits
Chemicals, Cooking & Welding gas Fires & Sophisticate
Electrical & Electronics Equipment Fires.
1. Halon-1211-BCF = dipasang didalam kitchen hood restaurant
2. FM-200 /NN-100 = dipasang diruang server atau telecomunication room
- ASAP (Smoke)
- PANAS (Heat)
- NYALA (Flame)
- GAS-GAS BERACUN (Poison Gases)
MENGAPA SEMUA PENGHUNI
GEDUNG BERTINGKAT
HARUS MELAKUKAN
LATIHAN EVAKUASI (Fire Drill) ?
• Membentuk Organisasi Tanggap Darurat (= MPK, diwajibkandalam Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000) :
- Struktur Organisasi
- Flow of work
- Tanggung jawab tiap anggota
• Menyiapkan Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Api (dalampasal 17, UU no.28/2002 tentang Bangunan Gedung) :
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
- Sprinkler dan Hidrant
- Pompa Pemadam Api
- Detector Panas dan Manual Call Point
- Main Control Fire Alarm (MCFA)
- Tangga Darurat dan Pressurized Fan
- dll
Organisasi Tanggap Darurat (= Manajemen Penanggulangan Kebakaran)
& Fire Drills Ditanyakan oleh petugas DPK saat inspeksi tahunan
• Tujuan
Sebagai salah satu wujud program untuk lebih mengetahui / menguasai
pengetahuan umum tentang bahaya kebakaran & sarana (peralatan)
penanggulangannya serta keselamatan penghuni.
PELATIHAN EVAKUASI
Suasana proses evakuasi
dan diarea assembly point
TRAINING & BREAFING KOORDINASI
PELATIHAN P3K
APA SAJA
SISTEM PERLINDUNGAN
TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN
PADA SUATU GEDUNG
Mengenali Sistem Perlindungan thd Bahaya Api :
A. Sistem Pengindera Api (Fire Alarm Equipment)
Pengindera Panas dan Asap (Heat & Smoke Detector)
Emergency lamp dan fire bell
Manual Call Point dan Flow Switch
Panel Kontrol (MCFA)
B. Sistem Pemadam Api (Fire Fighting Equipment)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Sprinkler dan Hidrant
Pompa Pemadam Api
Siamese dan Pilar hidrant
Tanki air dan Sistem pemipaan
C. Sistem Evakuasi
Tangga Darurat dan Pressurized Fan
Petunjuk Evakuasi (Exit Signage)
Dll.
1. Pengindera Panas (Heat Det.) & Asap (Smoke Det.)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila terpapar pada
temperatur > 72 derajat Celcius
2. Titik Panggil (Manual Call Point /Break Glass)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila kaca pelindung
dipecahkan
3. Saklar aliran air (Flow Switch)
- Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila ada
aliran air dalam pipa
4. Titik panggil darurat (Manual Call Point - 1), Lampu darurat (Em.
Lamp - 2 ) & Bel (Fire Bell - 3)
- Memberikan peringatan bahaya secara audio visual
5. Main Control Fire Alarm (MCFA)
- Menginformasikan lokasi (zone) terjadinya kebakaran.
- Memberikan sinyal bagi lampu emergency dan bel di lantaitsb.
- Mereset system bila terjadi false alarm.
- Memerintahkan lift untuk turun ke lantai dasar.
- Menghidupkan pressurized fan di tangga darurat.
- Mematikan AHU di lantai yang diduga terjadi kebakaran.
- Berkomunikasi dengan personel pemadam api melalui jack telpon di HBI.
- Mengirimkan sinyal ke nomer telepon tertentu atau keDinas Pemadam Kebakaran bila dibutuhkan.
1. Alat Pemadam Api Ringan /APAR
(Portable Fire Extinguisher)Mengandung bahan pemadam api
(gas Halon, CO2,Foam/busa, bubuk kimia kering dll)
2. Pemercik (Sprinkler)
Bila terpapar temperatur > 68
Celsius, sumbat akan pecah dan
air bertekanan yang ada dalam
pipa akan memercik ke segala arah
3. Hidrant (box, angle valve, hose dan nozzle)
Dapat menyemburkan bertekanan minimal 4,5
kg/cm2
bila digunakan.
4. Siamese Connection
Menerima asupan air dari mobil DPK bila pompa
pemadam api tidak bekerja.
5. Pompa Pemadam Api (Fire Pumps)
5.1. Pompa Pacu (Jockey pump)
= Menjaga tekanan air dalam pipa
5.2. Pompa Listrik (Electric pump) # 1
= Memberi pasokan air untuk hidrant.
5.3. Diesel pump
= bekerja bila pompa listrik #1 kurang memadai.
1. Tangga Darurat
Semua dinding dan pintu tangga darurat
harus tahan api dan bebas dari asap.
2. Pressurized Fan
Memberi tekanan positif untuk mencegah
asap masuk kedalam tangga darurat.
3. Exit Signage & Emergency LightPetunjuk evakuasi yang aman dan pencahayaan
bila listrik padam.
4. Emergency Paging SystemMenginformasikan keadaan dan memberi
arahan evakuasi kepada tenant.
Sistem Sprinkler ( SNI 03-3989-2000 ) :
1.Setiap ruangan harus dilengkapi sistem sprinkler, satu sprinkler dapat mencakup luas 21 m2
(225 ft2) & untuk sprinkler dinding melindungi 17 m2 (bahaya kebakaran ringan).
2. Untuk bahaya kebakaran ringan jarak terjauh antar sprinkler (S) adalah 4,6 m (15 ft) dan
jarak antara dinding dan kepala sprinkler tidak boleh melebihi ½ S (2,3 m).
3. Untuk gedung yang tidak mempunyai langit-langit atau mempunyai sisi terbuka, jarak
terjauh sprinkler dengan dinding atau sisi terbuka tidak boleh melebihi 1,5 m.
Hydrant ( SNI 03-39…-2000) :
1.Tidak boleh ditempatkan diruang tertutup atau lemari yang dapat dikunci.
2.Di depan hydrant box tidak boleh terhalang oleh benda apapun (furniture, tanaman,
tumpukan barang dll). KUHP pasal 189.
3. Hydrant harus dapat dijangkau dan terlihat dengan jelas. Hydrant box boleh dicat dengan
warna selain merah tetapi tulisan hydrant harus jelas terbaca.
Sistem Fire Alarm ( SNI 03-3985-2000) :
1.Setiap ruangan yang tertutup (full partition) dengan luas 46 m2 dan ketinggian langit-
langit 3m harus dilengkapi dengan satu detektor panas.
2.Jarak terjauh antara detektor panas dalam suatu ruangan adalah 7 m, dan jarak terjauh
antara detektor asap adalah 9 m (30 ft). Apabila jarak partisi ke langit-langit kurang dari 46
cm (18 inci), jarak antar detektor dikurangi (merujuk pada tabel di SNI).
3.Detector tidak boleh diletakkan kurang dari 1,5 meter dari diffuser AC, sebaiknya diarah
udara balik. Bila menggunakan drop ceiling atau recess, detektor dapat disembunyikan
dalam janggutan (cove).
Tangga Darurat : ( SNI 03-1746-2000)
1.Semua akses menuju tangga darurat dan keluar dari pintu tangga darurat tidak boleh
terhalang oleh apapun dengan lebar minimal 120 cm.
2.Tangga darurat tidak boleh dijadikan penyimpanan barang, tempat merokok, tempat
makan dan akses menuju lantai lain.
3.Pintu tangga darurat tidak boleh diberi kunci, rantai, atau penutup yang menghalangi
penggunaan tangga darurat dalam kondisi emergency.
Pelanggaran Masalah Keselamatan Akibat Fitout
Pipa sprinkler di
dalam toko tampak
masih di dop.
Ceiling di dalam toko penyewa (atas dan
kiri) tampak tidak dilengkapi dengan
sprinkler. Pada saat fit out selesai, berita
acara serah terima harus ditanda-tangani
oleh teknisi BP yang menjadi pengawas.
Tangga Darurat Yang Berubah Fungsi
Bagaimana karyawan Yogya dan pengunjung Mal
dapat melakukan evakuasi bila tangga darurat
dijadikan tempat sampah /gudang! Tampaknya Fire
Drill (latihan evakuasi thd bahaya api) sudah lama
tidak dilakukan. Site inspection harus dilakukan
secara teratur sehingga hal seperti ini tidak
terjadi lagi.
Didepan Hydrant box (1) tidak boleh
diletakkan benda apapun. Peringatan
dari BM tidak diindahkan (inzet).
Tampaknya anchor tenant ini tidak
menyadari pentingnya Hydrant (2 & 3).
Pintu untuk Evakuasi di Tangga Darurat
Tidak Boleh Dikunci
Pintu emergency dikunci oleh McDonald
(kiri). 2 Minggu setelah inspeksi Procon,
pintu kembali dapat dibuka untuk evakuasi
(kanan). Kunci yang terpaksa di gerinda
(inzet).
Testing Sistem Pengindera Api (fire alarm)
Pengujian detektor asap di areal umum mal berhasil
dengan baik, hanya detector di ruang pompa dan flow
switch di pipa sprinkler belum terhubung dengan panel
MCFA. Pengujian sistem pengindera api, menurut SOP
harus dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Testing Sistem Pemadam Api
Hasil test menunjukan hydrant bekerja dengan
baik. Dengan tekanan 5 kg/cm2 di header pipa, air
dari hydrant di halaman dapat menjangkau atap
BIP (foto kanan). Test sprinkler di basement juga
berhasil dengan baik (foto kiri).
1. Basahi /rendam karung, selimut,
handuk, sarung, tirai dll.
2. Pastikan tangan terlindung dari jilatan
api.
3. Karung basah tersebut ditutupkan
kesumber api, jangan dilemparkan.
4. Apabila pakaian tersambar api, jangan
lari : jatuhkan diri & berguling-guling di
tempat yang aman.
top related