pengendalian infeksi dan pencegahan
Post on 03-Dec-2015
173 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATORUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln.DR.Herizal Umar Desa Botubilotahu Kec.Marisa-Pohuwato 96266
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN POHUWATO
NOMOR : TAHUN 2015
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DIREKTUR RSUD POHUWATO
MENIMBANG: 1. Bahwa Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yh rentan terhadap penularan penyakit sehingga memerlukan Pencegahan dan Pengendalian infeksi secara kualitas dan kuantitas
2. bahwa dalam rangka mendukung Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan yang prima dan professional khususnya dalam pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di[pelukan suatu pedoman.
3. bahwa untuk melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 270/Menkes/SK/2007 tentang Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a huruf b, dan huruf c perlu di tetapkan Keputusan Direktur tentang Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negeri RI tahun 1992 Nomor 100. Tambahan Lembaran Negara RI nomor 3495
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ( Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116. Tambahan Lembaran Negara Ri nomor 4431
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Menkes / SK / II / 1988 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 986 / Menkes / Per/XI/1992 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/Per/XI2005 tentang Organisasi dan tata karya Depaartemen Kesehaatan.
PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATORUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln.Dr..Herizal Umar Desa Botubilotahu Kec.Marisa-Pohuwato 96266
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkngan Departemen Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 133/Menkes/SK/XIV/1999 tentang standar Pelayanan Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 192/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165A/Menkes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah sakit
11.Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Media Nomor HK.03.01/II/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato Tentang Pedoman Pengorganisasian Pencegahaan dan Pengendalian Infeksi\
KEDUA : Dalam rangka pembentukan Komite PPi di Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato sebagaimana pada lampiran Surat Keputusan ini
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal di tetapkan
KEEMPAT : Apabila dikemudiaan hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Pohuwato
Pada tanggal : September 2015
Direktur
dr. Syahrawanty S.Abbas Nip.19780901 200802 2 001
Tembusan kepada YTh :
1.Bupati Pohuwato
2. Ketua DPRD kab.Pohuwato
3. Dinas Kesehatan kab.Pohuwato
4. Arsip
PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATORUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln.DR.Herizal Umar Desa Botubilotahu Kec.Marisa-Pohuwato 96266
Lampiran
NOMOR: TAHUN 2015
TANGGAL;
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RSUD POHUWATO
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RSUD POHUWATO
A. PENGERTIAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah suatu program yang dirancang unutk
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dalam rangka meningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit meliputi kualitas pelayanan, Manajemen Resiko, serta Kesehatan Dan
Keselamtan Kerja melalui upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit yang dilaksanakan oleh semua departemen / unit di Rumah
Sakit meliputi pelayanan, manajemen resiko, clinical governance serta kesehatan
dan keselamatan kerja
2. Tujuan Khusus
2.1 Sebagai pedoman bagi direktur Rumah Sakit dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melakasan tugas program wewenang dan tanggung jawab
secara jelas
2.2 Menggerakkan segala sumber daya yang ada dirumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan PPI
2.3 Memutuskan angka kejadian infeksi di rumah sakit secara bermakna
2.4 Memantau dan mengecvaluasi pelaksanaan program PPi dirumah sakit
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato Nomor :…….
Tentang Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI) di
rumah sakit umum daerah Pohuwato maka dibentuk Komite PPi di RSUD pohuwato
sebagai berikut
Penanggung jawab
Ketua
Sekertaris
Anggota
D. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam pedoman ini dimaksud dengan
1. Direktur adalah pimpinan atau kepada ruamah sakit
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit yang selanjutnya disebut PPIRS
adalah suaatu program yang disusun untuk memutuskan siklus penularan penyakit
dan melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat
3. Komite PPi adalah suatu organisasi yang merupakan wadah untuk menggerakaan
kegiatan PPi dirumah sakit dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi
4. Tim PPi adalah adalah tim yang dibentuk terdiri dari perawat PPI / IPCN dan 1 (satu)
dokter PPi setiap 5 (lima) perawat PPI
5. IPCo adalah suatu singkatan dan infeksion prevention and control officer , yaitu
dokter yang bertugas atau berperan dalam program pencegahan dan pengendalian
infeksi
6. IPCN adalah singkatan dari orevention control Nurse yaitu perawat yang bertugas
sebagai pengelola program pencegahan dan pengendalian infeksi
7. IPCLN adalah singkatan dari infection prevention control link nurse perawat yang
berada di setiap unit/ instalasi yang merupakan penghubung dari IPCLN
E. URAIAN TUGAS
1. Direktur
Tugas direktur dalam program PPI
1) Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan
2) Bertanggung jawab dan memilikik komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomisi\
3) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan
4) Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosocomial
5) Mengadakan evaluasi kebikajan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosocomial berdasarkan saran dari PPIRS
6) Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotic yang rasional dan
disinfektan di Rumah Sakit berdasarkan saran dari tim PPIRS
7) Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang di anggap potensial
menularkan penyakit unutk beberapa waktu sesuai kebutuhan bersdasarkan
saran dari tim PPIRS
8) Mengesahkan SPO untuk PPIRS
2. Komite PPI
1) Kriteria anggota komite PPI
a. Mempuyai minat dalam PPi
b. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
2) Tugas dan tanggung jawab komite PPi
a. Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPI
b. Melaksanakan social;isasi kebijakan PPIRS agar kebijakan dapat pahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit
c. Membuat SPO PPI
d. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPi dan program
pelatihan dan pendidikan PPI
e. Bekerjasama dengan tim PPi dalam melakukan investigasi maslah atau KLb
infeksi nosocomial
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPi
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan
i. Mengidentifikasikan temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Rumah Sakit
dalam PPI
j. Melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan
k. Menerima laporan tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain
m. Memberikan ususlan kepada direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hhasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika
n. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja K3
o. Turutmenyusun kebijakan clinical gevernace dan patient safety
p. Mengembangkan. Mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
Rumah Sakit
q. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan pengadaan
alat dari bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemprosesan alata,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPi
r. Mementukan sikap penutupan ruangan rawat bial diperlukan karena
potensial menyebabkan infeksi
s. Melakukan pengawan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpan g dari
standar prosedur/monitoring survelians proses
t. Melakukan investigasi menetapkan dan melaksanakan pananggulangan
infeksi bila ada KLB di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
3) Tim PPI (IPCO)
1. Kriteria IPCO
a. Ahli atau dokter yang mempuanyai minat PPI
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
c. Memiliki kemampuan leadership
2. Tugas IPCO
a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan survelians
c. Mengidentifikasi dan melaporjkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika
d. Bekerjasamadengan perawat PPi memonitor kegiatan surveilans infeksi
dan mendeteksi serta menyelidiki KLB
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi
4) Tim PPI (IPCN / Infection Prevention and Control Nurse)
1. Kriteria IPCN
a. Perawat dengan pendidikan min. D# dan memiliki sertifikasi PPI
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setar
d. Memiliki kemampuan leadersih, inovatif dan convident
e. Bekerja purna waktu
2. Tugas dan tanggung jawab IPCN
a. Mengungjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian
infeksiyang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
b. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi
c. Melaksanakan surveilens infeksi dan melaporkan kepada komite PPi
d. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
e. Melakukan investigasin terhadap KLB dan bersama – sama KOmite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi
f. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dan petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya
g. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengandalian infeksi yang diperlukan pada
kasusu yang terjadi di rumah sakit
h. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap lonah,
laundry, gizi, dan lain – lain dengan menggunakan daftar tilik
i. Memonitor kesehatan lingkungan
j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang
raasional
k. Mendasain. Melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveliens
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
l. Membuat laporan surveliens dan melaporjkan ke komite PPI
m. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kapatuhan PPI
n. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI
o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang
PPIRS
p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan pengungjung dan
keluarga tentang topic infeksi yang sedang berkembang di masyarakat
infeksi dengan insiden tinggi
q. Sebagai koordinasi antara departemen/unit dalam mendeteksi mencegah
dan mengendalikan infeksi d rumah sakit
5) Tim PPI (IPCLN / Infection Prevention and Control Link Nurse)
1) Kriteria IPCLN
a. Perawat dengan pendidikan min. D3 dan memiliki sertifikasi PPI
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian Infeksi
c. Memiliki kemampuan leadership
2) Tugas IPCLN
a. mengisi dan mengumpulkan formulir survelians setiap pasien di unit
rawat inap masing – masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN
ketika pasien pulang\
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing
– masing
c. Memberikan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosocomial pada pasien
d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat mmasing – masing
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjlankan
standar isolasi, sterilisasi dan kewaspadaan universal
f. Memonitor kepatuhan dalam penempatan limbah/sampah di unit masih -
masing
F. SARANA DAN FASILITAS PENUNJANG
1. Saran Kesekteriatan
a) Ruangan sekretarian dan tenaga sekretaris yang full time
b) Computer, printer dan internet
c) Alat tulis kantor
2. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a) Penertiban Surat Keputusan untuk Komite dari Tim PPIRS
b) Penerbitan Surat Keputusan untuk kebijakan pedoman / panduan / SPO
c) Anggaran atau dana untuk kegiatan
Pendidikan dan pelatihan (Diklat)
Pengadaan fasilitas pelanyan penunjang
Untuk pelaksaan program, monitoring, evalusi, laporan dan rapat rutin
Insentif / Tunjangan Reward untuk Komite PPIRS
G. POLA KETENAGAAN
Pola ketenagaan yang dianut berdasarkan pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya yang
keluarkan oleh Departemen Kesehatan tahun 2008 adalah berikut.
1. Komite PPi disusun minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, ketua
sebaiknya dokter (IPCO/ Infection Prevention and Control Officer), mempunyai
minat kepedulian dan pengetahuan pengalaman, mendalami masalah infeksi,
mikrobiologi klinik atau epidemiologi anggota yang terdiri dari
a. Dokter yang telah mengikuti pendidikan dari pelatihan
b. Laboratorium
c. Farmasi
d. Perawat PPI/IPCN
e. CSSD (belum ada) di ambil dari perawat kamar operasi
f. Laundry
g. Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPS-RS)
h. Sanitasi
i. House keeping
j. K3 (Kesehatan dan keselamatan Kerja)
k. Petugas Kamar Jenazah
2. TIM PPI terdiri dari perawat PPI / IPCN dan 1 (satu) dokter PPI setiap 5 perawat
PPI
3. Rumah Sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan ratio tiap ≤
100 tempat di rumah sakit 1 org IPCN
4. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention Control
terjadinya Link Nurse) dari tiap unit terutama yang berisiko terjadinya infeksi
H. MEKANISME KOORDINASI
Mekanisme koordinasi untuk setiap profesi yang ada di RS dapat terlihat pada
keanggotaan komite PPI yang terdiri dari unsur antara lain. Diketahui oleh dokter
spesialis, anggota – anggotanya terdiri dari dokter umum, perwat, tenaga analisi, teknik
elektro medic, laundry, dan k3 yang telah terlatih meskipun belum seluruhnya
1. Koordinasi dengan tenaga medis / dokter
Koordinasi dapat terlihat pada struktur organisasi komite PPI dimana ketua komite
PPI adalah seorang dokter spesialis internis dan IPCO adalah seorang dokter umum
yang telah mengikuti pelatikhan dan bersetifikat.
Pada operasional pelaksaan pencegahaan dan pengendalian infeksi imni selalu
melibatkan tenaga dokter / medis seperti : pemantauan penggunaan antibiotic,
prosedur tindakan operasi dan tindakan invasive lainnya
2. Koordinasi dengan tenaga perawat
Perawat adalah merupakan komunitas terbesar yang bekerja di rumah sakit oleh
karena i2 ketelibatan perawat dalam pencegahan dan pengendalian infeksi sangat di
perlukan berdasarkan ketentuan dalam pedoman manajerial
3. Koordinasi dengan professional lain
Professional lain yang di maksud adalah seluruh profsi yang ada di lingkungan RS
diluar dokter, perawat dan bidan seperti tenaga laboran, tenga radiographer, farmasi
teknik elektromedik sanitasi dll yang bekerja di RS
4. Koordinasi dengan rumah tangga (House Keeping)
Tenaga house keeping adalah karyawan yang harus banyak mengetahui tentang
pencegahan dan opengendalian infeksi oleh karena itu tim PPI telah melakukan
kerjasama dalam hal ini, membekati ilmu dalam hal ini memberikan pelatihan
tentang PPI seperti kewaspadaan universal, pemakaian APD, desinfektan
permukaan lingkungan, cara pengelolaan limbah, ketentuan – ketentuan
pembuangan dan tempat sampah dll.
Bagan Mekanisme Koordinasi
Direktur
DokterPerawatLaboratoriumFarmasiSanitasiElektromedikK3Laundry
IPCNIPCO
Komite PPI
IPCLNGaris Koordinasi Garis Koordinasi
top related