pengorganisasian k3
Post on 01-Feb-2016
304 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.2 Pengertian K3
Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2.2.2 Tujuan K3
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pekerja.
e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Organisasi K3 adalah Suatu organisasi yang berada di dalam suatu
perusahaan yang mengurusi segala bentuk permasalahan mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja para karyawan di perusahaan yang bersangkutan.
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya kerja yang aman, efisien,
dan produktif.
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan (SMK3) tidak terlepas dari
pembahasan manajemen secara keseluruhan. Manajemen merupakan suatu proses
pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan,
dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang
tergabung dalam suatu bentuk kerja. Sedangkan sistem manajemen merupakan
rangkaian proses kegiatan menajemen yang teratur dan terintegrasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja
akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan kemajuan sains dan teknologi
dalam bidang industri atau pelayanan publik. Keadaan ini merubah pandangan
masyarakat industri terhadap pentingnya penerapan K3 secara sungguh-sungguh
dalam kegiatannya.
Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja menurut peraturan menteri
kesehatan tahun 2007, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (komitman dan kebijakan).
2. Tahap perencanaan.
3. Tahap pengukuran dan evaluasi.
4. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan.
Pelaksanaan K3 harus merupakan bagian dari semua kegiatan operasional. Maka
dari itu pekerjaan atau tugas apapun tidak dapat diselesaikan secra efisien kecuali
jika si pegawai telah mengikuti setiap tindakan pencegahan dan peraturan K3
untuk melindungi dirinya dan teman kerjanya. Sesuai dengan konsep sebab akibat
kecelakaan serta prinsip pencegahan kecelakaan, maka pengelompoka unsur K3
diarahkan pada pengendalian sebab dan pengurangan akibat terjadinya
kecelakaan. Tujuan diterapkannya sistem manajemen K3, menurut Peraturan
Menkes diatas adalah terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan.
System managemen keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan managem lainya, disuatu
institusi tempat kerja atau perusahaan , seperti managemen produksi, sumber daya
manusia, keuangan dan lain-lain. Managemen adalah kemampuan atau
keterampilan yang memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan secara
efisien dan efektif. System managemen K3 menurut Permenaker No.05 tahun
1996 adalah bagian dari system managemen secara kseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya yang seutuhnya dalam kebutuhan pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan k3 dalam rangkaian
pengendalian risiko yang berkaitan deengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produkstif.
1. Tujuan utama penerapan system Managemen K3
System managemen K3 diterapkan untuk menciptakan suatu system
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsure
managemen, tenaga kerja. Kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan penyakit akibat kerja
b. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran , peledakan
dan kerusakan yang akan pada akhirnya melindungi investasi yang ada
serta membuat tempat kerja yang sehat
c. Menciptakan efisien dan produktivitas kerja karena menurunkan biaya
kompensasi akibat sakit dan kecelakaan kerja.
A. Elemen Sistem Manajemen K3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 05/MEN/1996, yang dimaksud
dengan elemen-elemen keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah mencakup :
1. Pembangunan dan Pemeliharaan
Pembangunan dan pemeliharaan komitmen sangat berkaitan dengan
prinsip pertama sistem manajemen K3 yaitu kepemimpinan dan
komitmen. Budaya K3 yang dinamis membutuhkan sebuah komitmen
yang harus diketahui dan dipatuhi oleh seluruh karyawan, pemasukan
(supplier), kontraktor dan konsumen.
2. Strategi Pendokumentasian
Elemen ini sangat berkaitan dengan perencanaan karena dengan system
manajemen yang didokumentasikan akan memudahkan dalam
perencanaan. Strategi pendokumentasian dituangkan dalam bentuk manual
K3 yang mudah diakses oleh semua orang dalam perusahaan tersebut.
3. Peninjauan Ulang Perencanaan (Desain) Kontrak
Peninjauan ulang perancangan dan kontrak sangat berkaitan dengan
prinsip perencanaan, di mana proses produk dan tempat kerja perlu
didesain dan dibangun dengan mengintegrasikan K3.
4. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen sangat berkaitan dengan kegiatan yang
berhubungan dengan penginformasian pelaksanaan peraturan K3 yang
masih up to date.
5. Pembelian
Dalam melaksanakan elemen pembelian harus memperhatikan aspek-
aspek K3, melihat spesifikasi barang dan jasa. Perusahaan harus
menetapkan sistem verifikasi untuk barang dan jasa yang dibeli.
6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
Keamanan bekerja berarti terkait erat dengan pelaksanaan. SMK3 yang
efektif harus dapat mengatur proses kerja dan integrasi K3 dalam semua
ativitas pekerjaan. Perusahaan harus memastikan bahwa semua system
kerja, lingkungan kerja, pengawasan, seleksi dan penempatan personel,
prosedur pemeliharaan sarana produksi, pelayanan kerja dan semua aspek-
aspek yang terkait yang ada di seluruh tempat kerja telah diterapkan
dengan memperhatika aspek K3.
7. Standar Pemantauan
Standar pemantauan berkaitan erat dengan pengukuran yang berarti bahwa
perusahaan harus dapat menetapkan pemeriksaan bahaya, pemantauan
lingkungan kerja dan pemantauan kesehatan karyawan dan sistem ini
diketahui oleh semua karyawan.
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
Elemen ini terkait dengan peninjauan ulang dan perbaikan. Perusahaan
harus memiliki sistem pelaporan, perbaikan dan penanganan masalah K3
terhadap setiap kekurangan yang telah teridentifikasi. Penyelidikan dan
tindakan perbaikan dapat digunakan untuk memastikan bahwa insiden dan
kecelakaan akan tidak terulang lagi.
9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
Elemen ini juga terkait dengan pelaksanaan. Kegiatan ini sangat berpotensi
menimbulkan bahaya karena berkaitan dengan pergerakan material.
Perusahaan harus memiliki sistem pengangkutan, penyimpanan dan
pembuangan material dengan mengintegrasikan aspek K3.
10. Pengumpulan dan Penggunaan Data
Pengumpulan dan penggunaan data meliputi hal pemeliharaan catatan
yang ada dan menyebaluaskan data yang berkaitan dengan catatan K3
dalam rangka pengukuran dan evaluasi. Informasi yang berkualitas
didasarkan pada pengumpulan dan analisis data secara sistematis.
11. Audit SMK3
Kegiatan audit mencakup audit internal yang berarti bahwa dilaksanakan
kegiatan pengukuran penilaian kinerja.perusahaan harus melakukan
peninjauan ulang terhadap sistem manajemen K3 yang diterapkan di
tempat kerja secara berkala untuk meyakinkan bahwa SMK3 telah
berfungsi dengan efektif sesuai dengan perencanaan.
12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan
Pengembangan Keterampilan dan kemampuan termasuk kegiatan
perbaikan. Dalam hal ini perusahaan harus memastikan bahwa setiap
karyawan telah memperoleh pelatihan untuk setiap jenis tugas yang
dilakukan dengan memperhatikan kemampuan personel dan peraturan
perundangan yang berlaku.
B. Macama-Macam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Sistem Manajemen K3 menurut ILCI
International Loss Control Institute ( ILCI ) yang bertempat di Atlanta,
Amerika Serikat dengan tokohnya Frank Bird mengembangkan
pendekatan Loss Control Manajement. Pada pendekatan ini dijelaskan
bahwa kecelakaan tidak saja mengakibatkan cedera, tetapi juga
mengakibatkan kerugian ( loss ). Bird juga mengungkapkan rasio antara
kecelakaan yng menimbulkan cedera atau kejadian yang tidak
menimbulkan cedera atau hanya mengakibatkan kerusakan ( damage
accident ). Kejadian yang tidak menyebabkan cedera tetapi menimbulkan
kerugian yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kejadian
yang mengakibatkan cedera pada manusia ( teori gunung es ). Konsep
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah ISMEC ( Identification,
Standard, Measuring of Performance, Evaluating, and Correcting ).
Menurut ILCI ada 20 elemen yang harus dilaksanakan oleh perusahaan
dalam menerapkan sistem manajemen K3, yaitu :
a. Kepemimpinan dan administrasi ( leadership and administration ).
b. Pelatihan untuk manajemen ( management training ).
c. Inspeksi terencana ( planned inspection).
d. Analisis pekerjaan dan prosedur kerja ( task analysis and procedures ).
e. Penyelidikan kejadian dan kecelakaan ( accident/incident
investigation ).
f. Observasi pekerjaan ( task observation ).
g. Tanggap darurat ( emergency preparedness ).
h. Peraturan perusahaan ( organizational rules ).
i. Analisis kejadian dan kecelakaan ( accident/incident analysisi ).
j. Pelatihan karyawan ( employee training ).
k. Alat pelindung diri ( personal protective equipment ).
l. Pengendalian kesehatan ( health control ).
m. Sistem evluasi program ( program evaluation system ).
n. Pengendalian teknis ( engineering control ).
o. Komunikasi individu ( personal communication ).
p. Pertemuan kelompok ( group meeting ).
q. Kampanye umum ( general compaign ).
r. Pengangkatan dan penempatan karyawan ( hiring and placement ).
s. Pengendalian pembelian ( purchasing control ).
t. Keselamatan di luar kerja ( off the job safety ).
2. Sistem Manajemen K3 British Safety Council
British Safety Concil dengan tokohnya James Tye mengeluarkan konsep
K3 yang disebut dengan Five Star Ratting System. Unsur-unsur dalam
pendekatan sistem ini adalah :
a. Kebijakan ( policy ).
b. Pengorganisasian ( organizing ).
c. Perencanaan dan penerapan ( planning and implementation ).
d. Pengukuran kinerja ( measuring performance ).
e. Peninjauan hasil ( reviewing performance ).
f. Audit ( auditing ).
3. Sistem Manajemen K3 Indonesia
Menurut Permenaker No 5 tahun 1996 ada lima prinsip dan dua belas
elemen yang menjadi pedoman untuk menerapan SMK3. Lima prinsi ini
merupkan suatu siklus yang berkesinambungan, sedangkan dua belas
elemen SMK3 ditetapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Lima Prinsip Peraturan Pemerintah No. 05/Men/1996
Dalam penerapannya sistem manajemen K3 mempunyai ketentuan-
ketentuan yang harus diikuti. Ketentuan ini di jelaskan di dalam Pasal 4,
PerMen 05/96 dan diperjelas melalui lampiran 1 PerMen tersebut. Secara
garis besar ketentuan di dalam pasal 4 ini mengacu sebuah sistem yang
berkelanjutan. Terdapat lima prinsip manajemen yang dijabarkan yakni:
Komitmen & Kebijakan
Manajemen
Perencanaan SMK 3
Penerapan SMK3
Tinjauan Ulang & Peningkatan Manajemen
Pengukuran & Evaluasi
a. Komitmen dan kebjakan manajemen
Komitmen adalah tekad manajemen dalam melaksanakan system
manajemen K3, yang memerlukan adanya kepedulian atau partispasi
dari tngkat manajer sampai lapisan bawah. Perwujudan komitmen dari
pihak manajemen ditunjukkan dengan jalan seperti :
1) Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada
posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan.
2) Menyediakan anggaran, tenaga kerja berkualitas, dan sarana untuk
pelaksanaan K3.
3) Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab,
wewenang, dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3.
4) Membuat perencanaan K3 yangterkoordinasi.
5) Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh pengusaha atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan
tinjauan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3,
kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.
Kebijakan K3 harus melewati proses konsultasi dengan tenaga
kerja atau wakilny dan disebarluaskan kepada seluruh tenaga kerja
yang ada dan harus ditinjau ulang karena sifatnya yang dinamis.
b. Perencanaan SMK3
Pada tahap kedua ini, sebuah perusahaan diharuskan merencanakan
untuk memenuhi kebijakan, sasaran dan tujuan K3 yang telah
ditetapkan. Perencaan yang baik harus memiliki kedua hal yang
penting diterapkan yakni, manajemen risiko yang baik dan pemenuhan
peraturan standar yang ada. Adanya sebuah manajemen risiko, sebuah
perusahaan akan dapat mengidentifikasi sumber-sumber bahaya
(hazard) yang ada kemudian mampu mengendalikannya dengan
konsep K3 yang ada. Kemudian, penetapan tujuan dan sasaran
merupakan sebuah perencanaan yang harus dilakukan dalam mencapai
tujuan sistem manajemen K3. Untuk melihat hasil yang sudah dicapai
dari program kerja yang sudah direncanakan, proses perencanaan juga
harus memasukkan indikator kinerja penerapan program K3.
c. Penerapan SMK3
Agar penerapan berjalan dengan efektif maka organisasi harus
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung untuk
mencapai kebijakan, target dan sasaran K3, yakni :
1) Adanya jaminan kemampuan dalam penerapan dalam hal ini
meliputi :
a) Ketersediaan sumber daya manusia, sasaran dan dana.
b) Kemampuan mengintegrasikan SMK3 dengan manajemen
perusahaan secara selaras dan seimbang.
c) Adanya peran serta semua pihak dalam menerapkan dan
mengembangkan SMK3 dan adanya tanggung jawab dan
tanggung gugat K3, serta memiliki budaya K3 untuk
mendukung penerapan sesuai tujuan.
d) Meningkatkan motivasi dan kesadaran pekerja dan juga semua
pihak dengan jalan antara lain menyediakan forum konsultasi
pekerja dan melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan.
2) Adanya kegiatan pendukung, meliputi :
a) Komunikasi dua arah
b) Prosedur pelaporan informasi yang tepat waktu
c) Pendokumentasian proses dan prosedur perusahaan
d) Pengendalian dokumen
e) Pencatatan dan manajemen informasi
3) Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk
menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap :
a) Identifikasi sumber bahaya, supaya bahaya yang terjadi dapat
diantisipasi dan dikendalikan dan yang sudah terjadi dapat
ditindaklanjuti.
b) Penilaian risiko, merupakan proses untuk menentukan prioritas
pengendalian terhadaptingkat risiko kecelakaan atau penyakit
akibat kerja (PAK).
c) Tindakan pengendalian.
Dengan pemahaman jenis risiko dan besarnya risiko. Dari hasil
penilaian yang ada pada daftar risiko, ada empat langkah yang
dapat dilakukan dalam pengendalian risiko menurut Hazpak
New South Wale sebagai berikut:
- Eliminasi Risiko, yaitu menghilangkan sama sekali
peralatan atau tidak menggunakan peralatan yang
menimbulkan risiko.
- Substitusi Peralatan atau Material, dengan melakukan
desain ulang terhadap peralatan apabila eliminasi tidak
mnungkin dilakukan.
- Substitusi Metode, apabila kedua langkah diatas tidak
mungkin dilakukan maka pengendalian dilakukan dengan
jalan mengubah atau merekayasa metode atau peralatan
dengan yang lebih aman.
- Menggunakan Alat Pelindung Diri, yang merupakan
langkah terakhir dilakukan untuk melindungi pekerja dari
kecelakaan atau PAK.
- Pengendalian Administrasi.
d. Pengukuran dan Evaluasi
Dalam kaitannya dengan keberhasilan penerapan SMK3 ini perusahaan
harus mempunyai petugas independen yang berwenang mengukur,
memantau, mengevaluasi, dan menganalisis tingkat keberhasilnnya.
Pelaksanaan dalam mengukur keefektifan SMK3 dilakukan dengan
jalan melakukan inspeksi dan audit berkala. Tujuan mengukur kinerja
K3 antara lain :
1) Mengevaluasi efektivitas program K3 di perusahaan.
2) Menumbuhkan motivasi untuk melakukan perbaikan.
3) Dapat melihat suatu perbandingan antara hasil kegiatan yang
sedang dan telah dilakukan dengan rencana yang telah ditetapkan.
4) Dapat mengidentifikasi dengan pasti kegiatan yang berjalan
dengan lancar atau tidak.
5) Memperoleh informasi yang berguna dalam identifikasi dan
penilaian risiko untuk selanjutnya dikendalikan sesuai prioritas.
e. Peninjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
Seorang pimpinan harus melakukan peninjauan ulang sistem
manajemen K3 secara berkala dan meningkatkan sistem manajemen
K3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.
Peninjauan ulang dan peningkatan yang dilakukan oleh manajemen
meliputi: evaluasi penerapan K3, melihat kembali tujuan, sasaran dan
kinerja K3, memaparkan hasil temuan audit sistem manajemen K3 dan
evaluasi kebutuhan dan peningkatan sistem manajemen K3.
PENGURUS ORGANISASI K3
1. KETUA
Berwenang menetapkan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
GASKET MFG.
Melaksanakan Kebijakan dan Rekomendasi yang telah ditetapkan.
2. WAKIL KETUA I
Sebagai Wakil Ketua bertanggung jawab dalam menjalankan Kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja yang sudah ditetapkan dalam membantu
Ketua bila berhalangan
3. SEKRETARIS
Berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan ke Penanggung
jawab yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah
disahkan oleh Ketua dalam hal pelaksanaannya.
4. WAKIL SEKRETARIS I & II
Sebagai wakil dari Sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas teknik dan tugas
non teknik dalam hal sekreatris berhalangan.
5. ANGGOTA
Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan pelaksanaan
dilapangan
Memberikan saran kepada organisasi dalam rapat
B. TUGAS-TUGAS KERJA :
1. KETUA
Memimpin dalam pertemuan rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota
untuk memimpin rapat pleno yang diselenggarakan.
Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan
program - program P2K3
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan program - program K3 dan
pelaksanaanya di perusahaan kepada Managemen
Memonitor & mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di
Perusahaan
2. WAKIL KETUA
Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan
3. SEKRETARIS
Membuat undangan rapat dan notulennya.
Mengelola administrasi surat-surat P2K3
Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
Memberikan bantuan/ saran-saran yang diperlukan oleh line-line
untuk suksesnya K3.
Membuat laporan ke Departemen-departemen terkait mengenai adanya
Tindakan dan Kondisi yang tidak sesuai di tempat kerja.
4. WAKIL SEKRETARIS I & II
Melaksanakan tugas-tugas bila Sekretaris berhalangan.
5. ANGGOTA
Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai
bagian/groupnya masing-masing.
Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
C. PROGRAM KERJA
1. Identifikasi Masalah K3
Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan
penyakit akibat kerja disetiap Bagian/ Group dalam rangka
perlindungan tenaga kerja.
Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalikan
dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.
Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan
perundangan.
Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan
jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum
khususnya dilingkungan tempat kerja.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan
sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).
Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3,Membuat film-
film tentang K3.,buletin,majalah tentang K3
Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang
tenaga ahli K3.
D. SIDANG-SIDANG ATAU PERTEMUAN KOMITE K3
1.Bentuk Sidang:
Sidang rutin membicarakn masalah yang berhubungan dengan K3
termasuk masalah organisasi P2 K3
Sidang Khusus Membicarakan masalah yang mendadak misalnya dalam
kasus kecelakaan kerja.
2 Materi Pembahasan Dalam Sidang/ Pertemuan :
a. Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
b. Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti.
c. Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi tentang
penanganannya.
d. Menyusun acara pendidikan/ pelatihan/ ceramah.
e. Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang telah
dijalankan.
f. Masalah lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan Safety.
E.REKOMENDASI
Dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahaya potensial yang ada baik berupa kondisi maupun tindakan yang tidak
aman.
b. Dampak yang timbul dari kondisi atau tindakan yang tidak aman terhadap ;
Tenaga Kerja (Manusia)
Kelancaran produksi
Kerusakan peralatan, harta benda maupun lingkungan
c. Cara pencegahan yang tepat ditinjau dari ;
Praktis ekonomis (besarnya biaya)
Efektivitasnya (dapat dan mudah dilaksanakan)
Rekomendasi ditujukan kepada Pimpinan Perusahaan, setelah disetujui maka
pimpinan menunjuk tanggung jawab pelaksanaannya kepada Bagian/ Group
terkait (yang ada hubungannya dengan masalah tersebut).
Jika ditolak harus diadakan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan alasan-
alasannya. Setiap rekomendasi yang dikeluarkan harus dibukukan secara baik
dengan segala perkembangannya.
MANAJEMEN K3RS:
Upaya terpadu dari seluruh SDM RS, pasien, pengunjung/ pengantar orang sakit
untuk menciptakan lingkungan kerja RS, tempat kerja RS yang sehat, aman dan
nyaman termasuk
Pemukiman masyarakat sekitarnya
RUANG LINGKUP KEILMUAN DALAM PENERAPAN K3RS
Toksikologi RS
Keselamatan kerja RS
Gizi kerja RS
Ergonomi RS
Hygiene RS
SISTEM MANAJEMEN K3 DAN PENERAPANNYA DI LINGKUNGAN
KERJA RUMAH SAKIT
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen yang meliputi: struktur organisasi,
perencanaan, pelaksanaan, prosedur, sumber daya
Tujuan: disamping dalam rangka akreditasi, tujuan utama K3RS adalah
menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat supaya tenaga kerja produktif
Prinsip yang digunakan dalam SMK3 adalah:AREC (Anticipation, Recognition,
Evaluation dan Control) dari metode kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja.
Langkah manajemen:
Kepemimpinan and komitmen (pimpinan memotivasi + komitmen
ditandatangani) ;
Kebijakan dan strategi: jelas. tertulis, dimengerti;
Struktur organisasi dan sumber daya: dilist dan ditetapkan;
Risk (HSE) Assessment: dibuat list bahaya, lokasi bahaya, personel yang
beresiko;
Perencanaan dan prosedur tetap: rencana kendali bahaya dan penyusunan
protap berdasarkan manual kerja dan MSDS;
Implementasi;
Evaluasi dan tinjauan ulang untuk peningkatan berkelanjutan.
Struktur organisasi K3 di RS
(KEPMENKES. R I. NO.432/MENKES/SK/IV/2007)
Organisasi K3 berada 1 tingkat di bawah direktur, bukan kerja rangkap
dan merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur RS, karena berkaitan langsung dengan regulasi, kebijakan, biaya,
logistik dan SDM. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang
dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja di RS.
Keanggotaan:
Organisasi/unit pelaksana/officer K3 RS beranggotakan unsur-unsur dari
petugas dan jajaran direksi RS. Yang apling efektif bila ada yang
berlatarbelakang pendidikan K3. Organisasi/unit pelaksana K3 RS terdiri
dari sekurang-kurangnya Ketua, Sekretaris dan anggota. Organisasi/unit
pelaksana K3 RS dipimpin oleh ketua.
Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris serta
anggota.
Ketua organisasi/unit pelaksana K3 RS sebaiknya adalah salah satu
manajemen tertinggi di RS atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah
langsung direktur RS.
Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3 RS adalah seorang tenaga
profesional K3 RS, yaitu manajer K3 RS atau ahli K3 (berlatarbelakang
pendidikan K3).
Lingkup kegiatan K3RS:
1. Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat): pelatihan evakuasi dan
tanggap darurat secara periodik
2. Fire safety (Keamanan dari ancaman bahaya kebakaran): pasif diinstal pada
bangunan sebagai insulator dan aktif seperti sprinkel, APAR, Hydran, alat
komunikasi, perangkat security.
3. Patient Safety (Jaminan keamanan pasien: no INOS, no worry, easy access,
system fiendly);
4. Workers Health (Kesehatan Pekerja dengan menjamin lingkungan-peralatan-
metode perilaku kerja sehat dan aman);
5. Pengelolaan bahan berbahaya
6. Sanitasi lingkungan
7. Pengendalian dan penangananan limbah
8. Pendidikan, pelatihan dan promosi
9. Pencatatan dan pelaporan
Sumber Pustaka:
1. Mangkunegara. 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. http://jurnal-
sdm.blogspot.com/ [12 Desember 2011]
2. Adams, John. II. Bartram, Jamie. III. Chartier, Yves. Essential environmental
health standards in health care.ISBN 978 92 4 154723 9 (NLM classification:
WX 140) © World Health Organization 2008
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/Sk/Iv/2007, Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit
4. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di
Rumah Sakit Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/Sk/Iv/2007
5. Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS (Kepmenkes Ri No.
1204/Menkes/Sk/X/2004)
6. Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing
7. Hikmawati, Isna. 2012. Ilmu Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Nuha Medika
8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:
Rineka Cipta
Sardjito. 2012. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Available at
http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06. Diakses tanggal 19 Maret 2015.
top related