pengujian dengan partikel magnet
Post on 09-Aug-2015
53 Views
Preview:
TRANSCRIPT
3.1 Pengujian dengan Partikel Magnet (Magnetic Particle Testing)
Pengujian ini digunakan pada bahan yang mudah dimagnitkan. Metode ini
menggunakan konsep medan magnet. Pengujian partikel magnet mampu mendeteksi cacat
yang terbuka dan cacat yang berada dibawah permukaan (sub surface). Proses dasar pengujian
ini adalah memagnetisasi bahan dengan magnet permanen atau dengan magnet buatan
(electromagnet), medan magnet yang terjadi pada bahan yang diuji berupa garis-garis gaya
medan magnet, bilamana pada bahan tersebut terdapat cacat maka akan memutus garis gaya
magnet sehingga akan membentuk kutub magnet baru. Apabila partikel-partikel magnet
disebarkan pada permukaan benda tersebut maka partikel-partikel magnet akan ditarik oleh
kutub-kutub magnet disekitar cacat yang dapat memberikan suatu indikasi adanya cacat
seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Indikasi cacat oleh partikel magnet
Ada beberapa jenis partikel magnet yaitu dry magnetic particle dan wet magnetic
particle. Di PT. GMF AeroAsia menggunakan wet magnetic particle yakni serbuk partikel
magnet dicampur dengan kerosene dan digunakan perbandingan 8 liter kerosene dicampur
dengan 2,5 gram partikel serbuk besi. Langkah pengujiannya dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengujian Visual untuk melihat adanya korosi
Gambar 3.2. Tempat pemeriksaaan secara visual
2. Pembersihan permukaan benda uji
Pembersihan permukaan benda uji dari kotoran yang menempel seperti debu,
minyak serta oli yang menempel pada benda uji. Dibersihkan dengan
menggunakan cairan adrox sebagai pembersih seperti pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Cairan Adrox
Pembersihan ini dilakukan apabila barang yang diinspeksi masih dinyatakan kotor
setelah melalui inspeksi manual dengan visual, jika barang dalam keadaan bersih
maka langsung dimagnetisasi.
3. Memagnetisasi benda kerja
Memagnetisasi benda kerja selama beberapa saat, dengan mengiduksikan medan
magnet pada benda yang akan diuji di dalam suatu kumparan selonoida dan dilalui
arus listrik searah (DC). Proses ini adalah cara memberikan sifat magnet kepada
benda uji sehingga benda uji berubah menjadi magnet. Metode pemagnetan seperti
ini mempunyai tujan agar crack yang searah dengan arah medan magnet dapat
terlihat. Seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Alat Magnetisasi (Willhelm Tride)
4. Setelah bahan telah menjadi magnet maka siram benda uji dengan menggunakan
wet magnetic particle yang merupakan campuran kerosene dengan serbuk besi,
seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5. Wet magnetic particle
5. Interpretasi cacat dengan menggunakan bantuan sinar UV atau black light.
Cacat akan terlihat berpendar kehijauan ketika diberi cahaya UV dan tampak
menggaris jika terdapat suatu cacat atau crack nampak seperti pada gambar . Hal
ini dikarenakan wet magnetic particle mengandung fluoresent yang akan berpendar
seperti warna hijau apabila terkena sinar UV pada ruang yang gelap.
Gambar 3.6 Indikasi adanya Crack pada spesimen.
6. Lakukan demagnetisasi pada benda yang di inspeksi. Demagnetisasi yaitu proses
menghilangkan sifat magnet suatu material uji. Jadi benda uji dilewatkan pada alat
demagnetisasi (gambar) ini untuk menghilangkan sifat magnetnya. Kemudian cek
apakah benda uji masih mengandung sifat magnet, dengan alat gausmeter.
Gambar 3.7. Alat Demagnetisasi Gambar 3.8 Alat Gausmeter
7. Bersihkan kembali benda uji ke dalam cairan adrox kemudian lumasi benda uji
dengan menggunakan protector oil agar mencegah terjadinya pengkaratan
kemudian dikeringkan.
top related