peningkatan hasil belajar tematik tema 2 subtema 2...
Post on 08-Nov-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA 2 SUBTEMA 2
PENTINGNYA UDARA BERSIH BAGI PERNAPASAN MENGGUNAKAN
METODE PUZZLE AMPLOP PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1 MI
TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM 23040160107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
2020
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA 2 SUBTEMA 2
PENTINGNYA UDARA BERSIH BAGI PERNAPASAN MENGGUNAKAN
METODE PUZZLE AMPLOP PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1 MI
TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM 23040160107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
Perkataan lembut mampu melunakan hati yang lebih keras dari batu, sementara
perkataan kasar mampu mengeraskan hati yang lebih lembut dari sutra
(Kata Mutiara dari Imam Ghazali)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Dr. Peni Susapti. S. Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI
4. Bapak Dr. Budiono Saputro., M.Pd. selaku pembimbng skripsi yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis
5. Bapak Imam Mas Arum., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini.
6. Ibuku tercinta, ibu Kholifah terimakasih atas segala doa dan perjuangan
mu dan terimaksih atas cinta dan kasihmu
7. Bapaku, bapak Saobani terimakasih atas semua doa, perjuangan dan
kasihmu
8. Kakak ku tercinta Fitri Ariani terimaksih telah memberi dukungan dan
semangat kepada saya
9. Teman-teman istimewa Vivi Ambar wati, Chairul Ummah, Laelatul Zahro
10. Teman-teman PGMI satu angkatan 2016.
11. Teman-teman KKN desa Tirtosai, terimaksih sudah banyak membantu
12. Kampusku tercinta, IAIN Salatiga
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman
kebodohan ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Adapun judul Skripsi
ini adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA 2
SUBTEMA 2 PENTINGNYA UDARA BERSIH BAGI PERNAPASAN
MENGGUNAKAN METODE PUZZLE AMPLOP PADA SISWA KELAS V
SEMESTER 1 MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN
ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Dr. Peni Susapti. S. Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI
4. Bapak Dr. Budiono Saputro., M.Pd. selaku pembimbng skripsi yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis
5. Bapak Imam Mas Arum., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini.
x
6. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan doa, motivasi serta
dukungan kepada penulis
7. Kepala sekolah dan segenap guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo yang telah
memberikan izin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo yang telah membantu
peneliti dalam mengumpulkan data.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta para pembaca
pada umumnya. Amiin
Salatiga, 23 April 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
Khotimah, Khusnul. 2020. “Peningkatan Hasil Belajar Tematik Tema 2
Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan
Menggunakan Metode Puzzle Amplop Pada Siswa Kelas V
Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi,
Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan
Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Tematik, Metode Puzzle Amplop
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V
di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan rata-rata kelas yaitu 59,54. Secara
klasikal juga belum memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
yaitu ≥ 85% dibuktikan dengan hasil pra siklus bahwa siswa yang tuntas sebanyak
9 siswa dari 22 siswa dengan presentase 40,90%. Hal ini dikarenakan sebagian
kecil siswa yang memberikan respon baik bertanya maupun menjawab, siswa
cenderung pasif dalam pembelajaran, siswa kurang tertarik dengan kegiatan
pembelajaran, kurang adanya kerjasama antar siswa dalam bekerja kelompok.
Tujuan diadakan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
tematik tema 2 subtema 2 pentingnya udara bersih bagi pernapasan melalui
metode Puzzle Amplop pada kelas V di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo.
Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah apakah metode Pembelajaran Puzzle
Amplop dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema 2 subtema 2 pentingnya
udara bersih bagi pernapasan pada siswa kelas V Semester 1 MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020?.
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini
dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 November
2019 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2019. Penelitian ini
dilaksanakan pada kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan jumlah 22
siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode Puzzle Amplop
dapat meningkatkan Hasil Belajar Tematik Tema 2 Subtema 2 Pentingnya Udara
Bersih Bagi Pernapasan Menggunakan Metode Puzzle Amplop Pada Siswa Kelas
V Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Terjadi peningkatan hasil belajar dari
siklus I Ke Siklus II dan menunjukan peningkatan nilai rata-rata dan persentase
ketuntasan secara klasikal. Siklus I sebesar 71,5 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 68,18% (15 siswa) yang mencapai nilai ≥70 (nilai KKM). Siklus II
sebesar 82,36 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90,90% (20 siswa) yang
mencapai nilai ≥70 (nilai KKM).
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i
LOGO……………….………………………………………………………… ii
JUDUL……………………………………...………………………………… iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………………….. iv
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………… vi
PERNYATAAN BERSEDIA DI PUBLIKASI…………………………….. vi
MOTTO………………………………………………………………………. vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………..…….. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix
ABSTRAK……………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….. 7
D. Hipotesis Tindakan…………………………………………………………... 7
E. Indikator Keberhasilan………………………………………………………. 8
F. Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………………….. 8
G. Definisi Operasional…………………………………………………………. 10
1. Hasil Belajar……………………………………………………………... 10
2. Pembelajaran Tematik………………………………………………....... 11
3. Materi Tema 2 Subtema 2………………………………………………. 12
4. Metode Puzzle Amplop………………………………………………… 13
xii
H. Metode Penelitian………………………………………………………........ 13
1. Rancangan Penelitian……………………………………………………. 13
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian………………………….……….. 14
3. Langkah-langkah Penelitian……………………………………….......... 15
4. Instrumen Penelitian……………………………………………….......... 17
5. Tekhnik Pengumpulan Data…………………………………….............. 17
6. Analisis Data…………………………...……………………………….. 19
I. Sistematika Penulisan…………………………………………………......... 20
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 22
A. Kajian Teori…………………………………………………………………. 22
1. Hasil Belajar……………………………………………………….......... 22
2. Pembelajaran Tematik………………………………………….………... 33
3. Materi Tema 2 Subtema 2……………………………………..………... 37
4. Metode Pembelajaran Puzzle Amplop………………………………….. 42
B. Kajian Pustaka………………………………………………………………. 47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………………. 52
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian………….……………….…….............. 52
1. Letak Geografis Mi Tarbiyatul Islamiyah Noborejo……….………......... 52
2. Profil Sekolah……………………………………..……………………... 53
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah…………………………………..........…. 53
4. Keadaan Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo……………................ 54
5. Keadaan Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo……………..........… 55
B. Subjek Penelitian………………………………………………………......... 57
C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus……………………………………............ 57
1. Pra Siklus……………………………………………………………....... 57
2. Siklus I………………………………………………………………....... 58
3. Siklus II…………………..…………………………………………...... ..62
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 68
A. Deskripsi Paparan Per Siklus……………………………………………...... 68
1. Deskripsi Pra Siklus…………………………………………………….. 68
2. Deskripsi Siklus I……………………………………………………...... 73
3. Deskripsi Sikus II…………………………………….………………..... 90
B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………..………………………….... 108
1. Data nilai Rata-rata Persiklus………………………………………....... 108
2. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Per Siklus……………………………… 109
BAB V PENUTUP…………………………………………………………..... 113
A. Kesimpulan………………………………..……………………………....... 113
B. Saran……………………………………………………………………....... 114
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 115
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 119
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru MI Tarbiyatul Islamiyah………….………………….... 54
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah……………………….... 55
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah………………..…. 56
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus Siswa……………………………………. 69
Tabel 4.2 Data Perolehan nilai KKM pra siklus……………………………... 72
Tabel 4.3 Hasil Post Test Siklus I…………………………………………….. 73
Tabel 4.4 Data Perolehan nilai KKM Post Test Siklus I……………………... 76
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I…………………………………... 77
Tabel 4.6 Kriteria Penskoran Lembar Observasi Guru Siklus I……………… 79
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I………………………………….. 85
Tabel 4.8 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus I…………………………. 86
Tabel 4.9 Hasil Post Test Siklus II…………………………………………… 90
Tabel 4.10 Data Perolehan KKM Siklus II…………………………………… 93
Tabel 4.11 Lembar Observasi Guru Siklus II………………………………... 94
Tabel 4.12 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus II……………………….. 96
Tabel 4.13 Lembar Observasi Siswa Siklus II……………………………..... 102
Tabel 4.14 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus II……………………… 103
Tabel 4.15 Data Nilai Rata-rata Persiklus……………………………………. 108
Tabel 4.16 Data Peningkatan Nilai Siswa Persiklus……………………….... 109
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tinakan Kelas…………………………….…......14
Gambar 2.1 orang sakit…………………………………………………............ 38
Gambar 2.2 polusi lingkungan………………………………………………..... 39
Gambar 2.3 Tari sekapur sirih………………………………………………...... 41
Gambar 2.4 Tari Serimpi………………………………………………………. 41
Gambar 2.5 Tari Piring………………………………………………………… 42
Gambar 4.1 Perolehan Nilai KKM Pra Siklus………………………………… 72
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I……………………………..... 76
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II……………………………... 93
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Persiklus………………………………….. 108
Gambar 4.5 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Persiklus…………………......... 111
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus 1…………………………………………………........120
Lampiran 2 materi siklus I……………………………………….…………….132
Lampiran 3 Soal post test siklus I……………………………………...............137
Lampiran 4 lembar Observasi guru siklus I…………………………………...140
Lampiran 5 Hasil Observasi siswa Siklus I……………………………………138
Lampiran 6 Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………………144
Lampiran 7 RPP Siklus II……………………………………………………..147
Lampiran 8 Materi Siklus II……………………………………………………159
Lampiran 9 Soal Post Test Siklus 2…………………………………………….162
Lampiran 10 Hasil Observasi Guru Siklus II………………………………….164
Lampiran 11 Hasil Observasi Siswa Siklus II………………………………….166
Lampiran 12 Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………….………168
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian………………………………..170
Lampiran 14 lembar konsultasi skripsi…………………………………............177
Lampiran 15 lembar pembimbing skripsi…………………………………........181
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian………………………………..182
Lampiran 17 Surat Balasan Izin Penelitian………………………………..........183
Lampiran 18 Satuan Kredit Kegiatan……………………………………….......184
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup……………………………………………188
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembangunan
manusia di suatu negara. Kualitas pendidikan yang baik juga
merupakan salah satu parameter untuk negara maju. Salah satu
pertanda bahwa pendidikan tersebut berkualitas adalah terlaksananya
sistem pembelajaran secara tepat menyeluruh melibatkan semua
komponen- komponen yang ada dalam sistem pembelajaran.
Pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan di negara
tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam dan Negara
tetanga lainya. Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia juga
tidak terlepas dengan rendahnya mutu sumber daya manusia atau
SDM. Masalah pendidikan di Indonesia meliputi beberapa faktor
(Wasliman, 2007: 21) yaitu: 1) pemerataan, 2) mutu, 3) relevansi, 4)
efisiensi 5) masih lemahnya manajemen atau pengelolaan pendidikan.
Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi atau hasil
belajar siswa ( Wasliman, 2007: 23).
Mutu pendidikan yang rendah merupakan salah satu faktor
masalah pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan tidak terlepas dari
kualitas seorang guru. Kualitas guru akan berdampak langsung
terhadap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah perencanaan
2
atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk memberlajarkan siswa
( Uno, 2008: 2). Sedangkan Belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman (Rusman,
2016: 13). Dalam suatu kegiatan pembelajaran, terdapat dua aspek
penting yaitu hasil belajar berupa perubahan perilaku pada diri siswa
dan proses hasil belajar berupa sejumlah pengalaman intelektual
(kognitif) , emosional (afektif) dan fisik (psikomotor) pada diri siswa
( Fathurrohman, 2012: 7).
Belajar tidak semuanya tentang mata pelajaran, tetapi juga
penyusunan kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian
social, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita (Hamalik,
2002: 45). Menanamkan kebiasaan untuk memelihara lingkungan
sekitar kepada anak juga termasuk proses pembelajaran. Pembiasaan
untuk memelihara lingkungan perlu diterapkan sejak dini kepada anak,
dikarenakan dengan upaya memelihara lingkungan dapat melestarikan
lingkungan di darat dan di laut. Namun jika sebaliknya, seperti tidak
menjaga lingkungan dengan semestinya maka kerusakan lingkungan
terjadi, seperti halnya firman allah dalam Surah Arrum ayat:41
و ظهرالفساد في لذي ا أيدي الناس ليذيقهم بعض ت البحربما كسب البر
لعلهم يرجعىن عملىا
3
Artinya :
“Telah tampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”.
Kerusakan di muka bumi di darat dan di laut disebabkan oleh
manusia, oleh karena itu hendaknya manusia menghentikanya dan
kembali ke jalan yang benar dengan menggantikanya dengan
perbuatan yang baik. Lingkungan yang lestari dapat berdampak
langsung dengan kesehatan manusia. Jika lingkungan terjaga dengan
baik, maka kesehatan manusia juga akan baik pula. Penanaman
pembiasaan menjaga lingkungan dapat dijadikan suatu pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran adalah harapan perubahan yang
dicapai oleh peserta didik dari adanya proses pembelajaran
(fathurrohman, 2012: 12). Tujuan pembelajaran harus ditetapkan
sebelum proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar guru
sebagai pengemudi dan siswa sebagai penumpang memahami apa
perubahan tingkah laku yang akan dicapai dan bagaimana
mencapainya (Gintings, 2008: 108).
Menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan merupakan salah satu upaya
agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
4
pembelajaran. Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan
umum, yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
(Rohani, 2004: 118). Salamun (dalam Sudrajat, 2009: 7) menyatakan
bahwa metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang berbeda
untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawa kondisi yang
berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
ingin di capai.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat penting karena
dengan metode, guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang
utuh dan bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran.
Penggunaan metode untuk pembelajaran tematik sangatlah penting
sebagai cara guru untuk menghubungkan materi mata pelajaran yang
berbeda dalam bentuk tema. Pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (Trianto, 2010: 79).
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yuli Inayati Amin,
S.Pd.I sebagai guru kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
menyampaikan bahwa siswa sebagian besar belum mencapai nilai
KKM pada tema 2 subtema 2 pentingnya udara bersih bagi
pernapasan. Beliau menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
hal tersebut yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor dari dalam yaitu
5
kurangnya semangat untuk bisa dan mencari tahu dalam diri siswa.
Siswa cenderung pasif di kelas dan jarang menggutarakan pendapat
pribadi. Siswa cenderung menerima pembelajaran yang disampaikan
oleh guru dan kurang ada interaksi guru dan siswa. Selain itu, siswa
sulit untuk menangkap isi materi yang di sampaikan oleh guru
walaupun guru telah mencoba untuk mengulangi menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan. Sedangkan faktor dari luar adalah
kurang adanya perhatian orang tua kepada siswa tentang bagaimana
anak mengikuti pembelajaran di sekolah. Orang tua menyerahkan
sepenuhnya tentang pembelajaran kepada sekolah. Akibat hal tersebut
siswa kurang bimbingan orang tua dalam hal pembelajaran.
Seharusnya antara sekolah dengan orang tua saling bekerja sama
dengan baik, agar pendidikan berjalan dengan baik.
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan, selain faktor dari
dalam dan luar yang telah dipaparkan diatas adalah kurangnya
penggunaan metode pembelajaran yang variatif dalam kegiatan
pembelajaran. Guru cenderung menggunakan satu metode
pembelajaran yaitu dengan metode bernyanyi dalam setiap
pembelajaran. Metode tersebut belum mampu meningkatkan hasil
belajar siswa pada subtema pentingnya udara bersih bagi pernapasan.
Hal tersebut dibuktikan dengan setengah dari seluruh siswa atau
sebanyak 13 dari 22 siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 70.
6
Setelah peneliti melihat permasalahan yang terjadi di kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, maka peneliti mempunyai solusi untuk
memecahkan masalah tersebut yaitu dengan mencoba metode
pembelajaran yang efektif di kelas, menggunakan metode
pembelajaran Puzzle Amplop.
Peneliti memilih menerapkan metode pembelajaran Puzzle Amplop
karena metode ini mudah digunakan dan baik untuk daya ingat siswa
dalam memahami materi pembelajaran. Dalam metode puzzle ini
selain melatih siswa berfikir kritis, juga mampu menjalankan alat indra
seperti mata yang di tuntut fokus sehingga mampu mengurutkan
beberapa potongan puzzle menjadi suatu bagian puzzle yang utuh.
Selain indra penglihatan, indra peraba juga terlibat dalam penggunaan
metode ini. Indra peraba dalam hal ini yaitu tangan mempunyai tugas
untuk memindahkan atau mengurutkan potongan puzzle menjadi suatu
bagian yang utuh. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat tertarik
dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat menambah
pemahaman siswa mengenai pembelajaran tematik tema 2 subtema
pentingnya udara bersih bagi pernapasan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti
tentang:“Peningkatan Hasil Belajar Tematik Tema 2 Subtema 2
Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan Menggunakan Metode
Pembelajaran Puzzle Amplop Pada Siswa Kelas V Semester 1 MI
7
Tarbiyatul Islamaiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumusan masalah sebagai
berikut:“Apakah penggunaan metode puzzle amplop dapat
meningkatkan hasil belajar tematik tema 2 subtema 2 pentingnya udara
bersih bagi pernapasan pada siswa kelas V semester 1 MI tarbiyatul
islamiyah noborejo kecamatan argomulyo kota salatiga tahun pelajaran
2019/ 2020?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
“Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik tema 2 subtema
2 pentingnya udara bersih bagi pernapasan pada siswa kelas V
Semester 1 MI tarbiyatul islamiyah noborejo kecamatan argomulyo
kota salatiga tahun pelajaran 2019/ 2020.
D. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode pembelajaran Puzzle Amplop dapat meningkatkan
hasil belajar tematik tema 2 subtema 2 pentingnya udara bersih bagi
pernapasan pada siswa kelas V semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah
8
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/
2020.
E. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode pembelajaran Puzzle Amplop dikatakan efektif
dan berhasil apabila indicator yang diharapkan tercapai. Adapun
indicator keberhasilan yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
1. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu 70
2. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 70
pada pembelajaran tematik subtema pentingnya udara bersih bagi
pernapasan, dengan prosentase ≥85% dari jumlah total siswa dalam
satu kelas (Trianto, 2009:214)
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara teoritik maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangsih pemikiran dan pengembangan berupa kajian ilmu
pengetahuan. Khususnya dalam metode pembelajaran Puzzle
9
Amplop di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo pada pembelajaran
tematik tema 2 subtema 2 “pentingya udara bersih pagi
pernapasan” serta dapat juga digunakan untuk pembelajaran lainya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa.
b. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa,
memberikan pengalaman baru, serta meningkatkan hasil belajar
siswa.
c. Bagi Sekolah
Dapat menumbuhkan kerjasama antar guru yang
berdampak positif pada hasil belajar di sekolah serta dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik untuk perbaikan
pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang pembelajaran
tematik.
10
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar.
Dalam KBBI hasil adalah sesuatu yang diraih dari jerih payah
sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian
atau ilmu.
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainya
dan antara individu dengan lingkungan ( Usman, 2000: 5).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh
individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baik secara pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya ( Purwanto, 2002: 82).
Hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik.
Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua
bentuk : (1) Peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap
kekuatan dan kelemahanya atas perilaku yang diinginkan ; (2)
Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan perilaku sekarang dengan perilaku
yang diinginkan, kesinambungan tersebut merupakan dinamika
11
proses sepanjang hayat, dan pendidikan yang berkesinambungan (
E. Mulyasa 2009: 243).
Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang
mencangkup ranah kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
mencangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif
(Mulyadi, 2010: 3)
2. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek, yang
hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga
merupakan aktifitas professional yang menuntut guru dapat
menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta
menciptakan situasi efisien ( Marshudi Toha dkk, 2007: 3).
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna
dan otentik (Rusman,2012: 254).
Sedangkan menurut Menurut Depdiknas (Trianto,2010: 79)
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
12
3. Materi Tema 2 Subtema 2 (Pentingnya Udara Bersih Bagi
Pernapasan
a. Bahasa Indonesia
Aspek 5w+1h disebut juga dengan (what, where, when,
who, why dan how) adalah unsur yang digunakan untuk
memahami inti sebuah berita atau cerita. Suatu berita dapat
dikatakan baik jika mengandung unsur-unsur yang terdapat
dalam 5w+1h. dalam Bahasa Indonesia 5w+1h tersebut yaitu
apa, dimana, kapan, siapa mengapa dan bagaimana.
b. IPA
Menjelaskan penyebab gangguan pernapasan pada manusia.
Penyebab terjadinya gangguan pernapasan terdapat beberapa
faktor yang menjadi penyebab gangguan pernapasan yaitu
faktor fisik, faktor penyakit, dan faktor lingkungan. Faktor fisik
disebabkan oleh dalam diri seseorang, factor penyakit
disebabkan oleh penyakit dan faktor lingkungan disebabkan
faktor dari luar seseorang.
c. SBdP
Menjelaskan tarian di Indonesia yang menggunakan
property, serta dapat menjelaskan makna dari penggunaan
property yang digunakan dalam suatu tarian.
13
4. Metode Puzzle Amplop
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal
(Sanjaya, 2008: 147).
Metode pembelajaran puzzle amplop merupakan
pengembangan dari beberapa metode yang menggunakan amplop
sebagai media untuk menyimpan puzzle yang berisikan pertanyaan
atau gambar yang harus didiskusikan sehingga menghasilkan suatu
pemikiran yang kemudian di presentasikan (Mukrimaa, 2014:
156).
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan
pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan
terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran ( Arikunto dkk,2008:
105).Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti dikelas atau bersama-sama dengan orang lain
dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertjuan untuk
14
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
kelas melalui tindakan tertentu dalam suatu siklus. PTK terdiri
atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat
kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi yang digambarkan sebagai berikut
(Arikunto dkk, 2006 : 74).
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga .
15
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020 dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa
laki-laki dan 11 siswa perempuan.
c. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran
2019/2020 yaitu pada tanggal 19 November 2019 sampai
tanggal 8 Desember 2019.
3. Langkah- langkah penelitian
Secara garis besar PTK terdapat empat tahapan dalam
model penelitian tindakan kelas yaitu: 1) perencanaan (Planning):
2) Pelaksanaan atau Tindakan ( Acting) ; 3) Pengamatan
(Observing); 4) Refleksi (Reflecting) (Arikunto dkk, 2006: 75).
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang
dijadikan sebagai bahan penelitian.
2) Menemukan masalah dalam materi yang dijadikan sebagai
bahan untuk melaksanakan metode Puzzle Amplop
3) Menyiapakan perangkat yang mendukung untuk
pelaksanaan metode puzzle amplop.
16
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
keterampilan mengajar guru dan aktifitas siswa.
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.
b. Pelaksanaan (Acting)
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan
perencanaan yang telah di buat sebelumnya yakni
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode puzzle
amplop. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan minimal dalam 2
siklus, dimana setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan.
Diharapkan kelemahan dan kekurangan pada siklus I dapat
diperbaiki pada proses pembelajaran pada siklus II, jika
pembelajaran belum berhasil maka di lanjutkan dengan siklus
III.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini penulis melakukan observasi untuk metode
puzzle amplop
d. Refleksi (reflecting)
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus
I untuk dilaksanakan perbaikan di siklus II. Dengan
17
demikian selanjutnya memperbaiki kelemahan siklus II
untuk dilakukan perbaikan pada siklus III.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat bantu yang digunakan untuk
penelitian adalah:
a. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi mengenai
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran Puzzle Amplop.
b. Soal
Proses pembelajaran Metode Puzzle Amplop pada subtema
Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan menggunakan soal
Post Test.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data PTK dalam hal ini meliputi:
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengamati
guru dan siswa terkait proses belajar mengajar, aktivitas, dan
interaksinya (Sani dan Sudiran, 2017: 63). Dalam kegiatan
observasi ini dilakukan pengamatan berkaitan dengan guru dan
siswa. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan guru yaitu cara
guru mengajar, penguasaan materi yang disampaikan,
18
penguasaan kelas, penggunaan bahasa, keterampilan
menggunakan metode puzzle amplop. Sedangkan hal yang
berkaitan dengan siswa yaitu keaktifan siswa pada saat
pembelajaran, sikap siswa dan respon siswa pada saat
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan pedoman observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran Puzzle Amplop pada siswa kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo kec. Argomulyo Kota Salatiga.
b. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan bentuk tes yang dalam
pelaksanaanya menggunakan kertas dan alat tulis. Tes tertulis
diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran yang
bertujuan mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
menggambarkan target kompetensi yang harus dicapai. Tes
tertulis menggambarkan sejauh mana hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik subtema pentingnya udara bersih bagi
pernapasan dengan menggunakan metode puzzle amplop.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari lembar observasi, wawancara,
catatan lapangan, hasil tes peserta didik, dan foto-foto kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
19
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara
skor nilai pada setiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo yaitu 70. Oleh karena itu setiap
siswa kelas V dikatakan tuntas belajar pada pembelajaran tematik
tema 2 subtema 2 jika nilainya mencapai atau lebih dari KKM.
Hasil belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk data. Data yang
telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan rumus
persentase sebagai berikut:
a. Penilaian Rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa
kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga
diperoleh nilai rata-rata.
X = ∑
∑
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
∑ X: Jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
b. Rumus Ketuntasan Belajar Siswa
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
20
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi
N : Jumlah siswa ( Aqib, 2010: 41)
I. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan ini, maka
dibuat sistematika penulisan. Adapun sistematika yang dimaksud
yaitu:
BAB I : Bab pertama merupakan pendahuluan yang didalamnya
berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan, indikator keberhasilan, manfaat
hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : Bab kedua meliputi kajian teori dan kajian pustaka serta
pada bagian ini mencangkup pengertian hasil belajar, pembelajaran
tematik, membahas materi tema 2 subtema 2, metode pembelajaran
puzzle amplop dan kajian penelitian terdahulu
BAB III :Bab ketiga merupakan pelaksanaan penelitian yang berisi
gambaran umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dan deskripsi
pelaksanaan per siklus.
BAB IV : Bab keempat berisi hasil penelitian dan pembahasan,
deskripsi paparan per siklus, pembahasan hasil penelitian
21
BAB V : Bab kelima adalah Penutup, bab ini memuat simpulan dan
saran
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingunganya (Rusman, 2015: 13). Belajar
adalah sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui
suatu program yang disusun untuk menghasilkan perubahan
perilaku positif tertentu (Djamarah, 2000:12).
Belajar adalah suatu perubahan yang relative menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman (Purwanto, 2007: 84). Belajar adalah rangkaian
kegiatan jiwa-raga, fisik untuk menuju keperkembangan pribadi
manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Sadirman, 2011:
21).
23
Jadi dapat disimpulkan penulis bahwa belajar adalah suatu
proses yang menimbulkan perubahan perilaku yang bersifat positif
dan menyeluruh baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomor.
b. Teori-teori Belajar
Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan yang
menjelaskan serangkaian hal ( Sukmadinata, 2004: 17). Macam-
macam teori belajar adalah teori belajar behavioristik, teori belajar
konstruktivistik dan teori belajar kognitif.
1) Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik dipelopori oleh
Thorndike, Pavlov dan Skinner, menurut teori belajar
behavioristik belajar adalah tingkah laku yang dapat
diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar.
Seseorang dapat dikatakan belajar ditunjukan dari perilaku
yang dapat dilihat bukan dari apa yang ada dalam pikiran
siswa ( Ally, 2004: 7).
Teori belajar behavioristik berpandangan bahwa
perilaku terbentuk melalui keterkaitan antara rangsangan
(stimulus) dengan tindak balas (respons). Perilaku itu
sendiri merupakan suatu yang dapat diamati dengan indra
manusia. Belajar merupakan proses pembentukan
ketertarikan antara rangsangan dan tindak balas atau
stimulus-respons ( Rusman, 2015: 45).
24
Teori belajar behavioristik memandang bahwa
perilaku tersebut terbentuk karena peranan refleks, yakni
reaksi jasmaniah. Apapun yang dilakukan manusia
termasuk kegiatan belajar pada dasarnya karena gerakan
refleks yaitu reaksi manusia atas rangsangan yang ada.
Peristiwa belajar setiap individu menurut teori belajar
behavioristik adalah melatih refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang disukai siswa ( Rusman,
2015: 46). Jadi, teori belajar behavioristik adalah teori yang
menganggap belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
adanya interaksi antara stimulus dan respon.
2) Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik dipelopori oleh Piaget,
Brunner dan Vygotsky yang mempunyai pandangan bahwa
pengetahuan dan pemahaman tidaklah diperoleh secara
pasif akan tetapi dengan cara yang aktif melalui
pengalaman personal dan aktivitas eksperimental. Konsep
utama dari konstruktivisme adalah peserta didik adalah
aktif dan mencari untuk membuat pengertian tentang apa
yang ia pahami (Rusman, 2015: 49). Teori konstruktivisme
menganggap manusia mampu mengkontruksi atau
membangun pengetahuan setelah ia berinteraksi dengan
lingkunganya. Dalam lingkungan yang sama, manusia akan
25
mengkontruk pengetahuanya secara berbeda-beda
tergantung dari pengalaman masing-masing sebelumnya (
Rusman, 2015: 49). Jadi, teori belajar kontruktivistik
adalah suatu teori yang beranggapan bahwa belajar sebagai
kegiatan manusia untuk membangun atau menciptakan
pengetahuan sesuai dengan pengalamanya.
3) Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif dipelopori oleh Jean Piaget
seorang psikolog. Teori pengetahuannya dikenal dengan
teori adaptasi kognitif. Setiap organisme harus beradaptasi
secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup,
demikian juga struktur pikiran manusia. Manusia
berhadapan dengan berbagai tantangan, gejala baru dan
permasalahan hidup yang harus diselesaikanya secara
kognitif (mental). Menurut Piaget, belajar akan lebih
berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen atau mencoba dengan objek fisik
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan
dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru ( Rusman, 2015:
56). Teori psikologi kognitif merupakan bagian terpenting
yang memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap
perkembangan psikologi belajar yang menekankan pada
26
pentingnya proses internal yaitu proses mental manusia.
Jadi, teori belajar kognitif adalah suatu teori belajar yang
beranggapan bahwa belajar melibatkan proses berfikir yang
komplek dan mementingkan proses belajar.
c. Tujuan Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2008: 73-75) tujuan belajar
terdiri dari tiga komponen yaitu:
1) Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar
yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.
2) Kondisi-kondisi tes, komponen kondisi tes tujuan belajar
menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk
menunjukan tingkah laku terminal.
3) Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu
pernyataan tentang ukuran yang digunkan untuk membuat
pertimbangan mengenai perilaku siswa.
Komponen-komponen dalam tujuan belajar merupakan
seperangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan
kegiatan belajar. Dari kegiatan menerima materi, partisipasi siswa
ketika di dalam kelas, mengerjakan tugas, sampai siswa diukur
kemapuanya melalui ujian akhir semester yang nantinya akan
mendapatkan sebuah hasil belajar. Jadi, siswa tidak hanya dinilai
dalam hal akademik saja tetapi perilaku selama proses belajar juga
mendapatkan penilaian. Jadi, tujuan dari belajar adalah adanya
27
perubahan tingkah laku setelah adanya belajar dan bersifat positif
dan dapat diukur. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter
siswa agar menjadi siswa yang berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Hakekat belajar adalah perubahan tingah laku sehingga
menurut Djamarah (2002: 15) belajar mempunyai prinsip-prinsip
yaitu: 1) belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar, 2)
perubahan dalam belajar bersifat fungsional, 3) perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, 4) perubahan dalam belajar tidak
bersifat sementara, 5) perubahan dalam belajar bertujuan atau
terarah, 6) perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.
Prinsip belajar menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sadirman
(2008: 38) yaitu : 1) belajar mencari makna, 2) konstruksi makna
adalah proses yang terus menerus, 3) belajar bukanlah kegiatan
mengumpulkan fakta akan tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru, 4) hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkunganya, 5) hasil belajar seseorang tergantung pada
apa yang telah diketahui si subjek belajar, tujuan, motivasi yang
mempengaruhi proses interaksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
prinsip belajar adalah adanya perubahan yang bersifat positif,
memiliki tujuan, perubahan bersifat lama dan mencangkup seluruh
aspek tingkah laku
28
e. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh
siswa yang mencangkup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja,
tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-
bakat, penyusuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,
keinginan dan harapan (Rusman, 2016:67).
Hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari
persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku (Oemar
Hamalik, 2002: 45). Hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya (Mardianto, 2012: 39).
Hasil belajar merupakan salah satu indikator dari proses
belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina Tri
Anni, 2004: 4).
Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Kunandar hasil
belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunkaan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan
(Kunandar, 2011: 276). Hasil belajar merupakan suatu proses
29
untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran
setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau
keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf,
atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelengara
pendidikan ( Dimyanti dan Mudjiono, 2006: 3). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
individu setelah mengalami aktivitas belajar dan ditandai dengan
bentuk angka, huruf atau simbol tertentu yang telah disepakati.
f. Klasifikasi hasil Belajar
Perubahan tingkah laku akibat dari adanya proses belajar
bisa dibedakan menjadi beberapa jenis
1) Hasil belajar menurut Kingsley
Kingsley membedakan hasil belajar siswa menjadi tiga
jenis yaitu: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan
dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita ( Deni Kurniawan,
2014: 9).
2) Hasil belajar menurut Bloom
Bloom membedakan hasil belajar siswa menjadi tiga
bagian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Rusman,
2016: 68-69
30
a) Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif berkenaan dengan kemampuan
dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir. Pada
bagian ini dibagi menjadi 6 tingkatan herarki yaitu: (a)
pengetahuan, (b) pemahaman, (c) penerapan, (d)
analisis, (e) sintesis, (f) evaluasi.
b) Hasil belajar afektif
Hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap,
kemampaun dan penguasaan segi-segi emosional yaitu
perasaan, sikap dan nilai.
c) Hasil belajar psikomotor
Hasil belajar psikomotor berkaitan dengan suatu
keterampilan-keterampilan gerakan fisik.
3) Hasil belajar menurut Robert M. Gagne
Menurut Gagne hasil belajar dibagi menjadi lima kategori
yaitu: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c)
strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik
(Asep Hery Hermawan, 2011: 10).
Berdasarkan beberapa macam-macam klasifikasi
hasil belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
diatas dapat maka penulis menyimpulkan bahwa macam-
macam hasil belajar tersebut dibagi menjadi 3 yaitu
31
meliputi pemahaman konsep (kognitif), keterampilan
proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif).
g. Factor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi
(2008: 24) meliputi faktor internal dan eksternal yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil
belajar.
a) Faktor fisiologis
Factor fisiologi secara umum kondisi fisiologis seperti
kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. Jadi, faktor fisiologis adalah faktor-faktor
yang berhubungan dengan kondisi fisik individu yang
dapat mempengaruhi hasil belajar.
b) Faktor psikologis
Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, tentunya mempengaruhi hasil belajarnya.
Beberapa faktor psikologis meliputi: IQ, perhatian,
minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar
siswa. Jadi, faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
32
2) Factor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar individu dan
mempengaruhi hasil belajar.
a) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu,
kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di
ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang akan
berbeda dengan belajar pada pagi hari yang udaranya
masih bersih dan segar. Jadi, faktor lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial dapat mempengaruhi hasil
belajar.
b) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan
hasil belajar yang diharapkan. Faktor- faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa
kurikulum sarana dan guru. Jadi, faktor-faktor intrumen
atau faktor pendukung seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar, kurikulum, peraturan sekolah
33
dan faktor pendukung lainya juga mempunyai peran
dalam hasil belajar.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik
dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar (undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003).
Pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya (Trianto, 2009: 19). Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa (Effendi, 2009: 129).
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasanya
tema itu dari berbagai mata pelajaran (Trianto, 2010: 78).
Pembelajaran tematik adalah sebagai model pembelajaran
termasuk salah satu tipe/ jenis dari pada model pembelajaran
terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (Trianto, 2010: 79).
34
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna
dan otentik (Trianto, 2010: 79).
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yaitu: (a)
berpusat pada siswa, (b) memberikan pengalaman langsung, (c)
pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, (d) menyajikan
konsep berbagai mata pelajaran, (e) bersifat fleksibel, (f)
menggunakan prinsip belajar sambil bermain, (g) hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa ( Rusman,
2016: 147). Jadi pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran
yang berbentuk tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga siswa mampu secara aktif menggali informasi secara
menyeluruh.
b. Fungsi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan
kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep
materi yang tergabung dalam tema serta menambah semangat
belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang
dipelajari merupakan materi yang bersifat nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi siswa ( Kemendikbud, 2014: 16). Jadi, fungsi dari
35
pembelajaran tematik adalah untuk memudahkan siswa dalam
memahami suatu konsep dalam pembelajaran.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik ( Rusman, 2015: 146):
1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), hal ini
siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru sebagai fasilitator.
2) Memberikan pengalaman langsung pada anak
Pembelajaran memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung siswa
dihadapkan pada hal nyata (konkret) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisahan muatan mata pelajaran tidak begitu jelas Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai muatan mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep berkaitan
dengan tema dari berbagai muatan mata pelajaran yang
dipadukan dalam proses pembelajaran.
5) Bersifat luwes atau fleksibel
Guru dapat mengaitkan dan memadukan bahan ajar dari
berbagai muatan mata pelajaran, bahkan mengaitkanya dengan
kehidupan siswa dan lingkungan siswa.
36
6) Hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Jadi, pembelajaran tematik memiliki karakteristik yaitu
pembelajaran bersifat student center, pembelajaran bersifat
langsung, pemisahan muatan pelajaran tidak begitu jelas,
menyajikan konsep dalam bentuk tema, bersifat fleksibel dan
bersifat belajar sambil bermain.
d. Kelebihan Pembelajaran Tematik
Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) mengemukakan
beberapa kelebihan dalam pembelajaran tematik yaitu:
1) Menyenangkan karena sejalan dengan minat dan kebutuhan
siswa.
2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan
bermakna.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain
Jadi, pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu
pembelajaran yang bersifat menyenangkan, pembelajaran yang
37
relevan dengan tingkat perkembangan siswa, hasil belajar bersifat
bermakna dan menumbuhkan keterampilan sosial.
e. Kekurangan Pembelajaran Tematik
Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) mengemukakan
beberapa kekurangan dalam pembelajaran tematik yaitu:
1) Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
2) Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara cepat.
Jadi, pembelajaran tematik memiliki kekurangan yaitu guru
diharuskan memiliki keterampilan mengajar yang tinggi dan setiap
guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep
yang ada dengan waktu yang cepat.
3. Materi Tema 2 Subtema 2
a. Materi IPA
Faktor-faktor penyebab gangguan pernapasan
1) Faktor fisik
Faktor fisik disebabkan adanya kelainan pada organ
pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Misalnya pada bayi yang terlahir dini (premature). Bayi yang
premature, terkadang belum memiliki organ pernapasan yang
sempurna sehingga memerlukan alat bantu pernapasan.
38
2) Faktor penyakit
Beberapa penyakit menyebabkan gangguan pada
pernapasan misalnya influenza, asma, bronchitis, emfisema,
kanker paru-paru.
Gambar 2.1 orang sakit
sumber https://www.google.com
3) Faktor lingkungan
Lingkungan kotor, asap, asap kendaraan, asap pabrik, dan asap
rokok dapat mencemari udara. Udara yang tercemar dapat
menyebabkan ketersediaan oksigen menipis atau membuat
kualitas oksigen yang kita hirup menjadi buruk, sehingga
membuat sesak napas.
39
Gambar 2.2 polusi lingkungan
sumber https://www.google.com
b. Materi Bahasa Indonesia
Aspek 5w+1h adalah singkatan dari “what, who, when,
where, why, dan how” yang dalam bahasa Indonesia diartikan
menjadi kata apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana.
5w+1h adalah konsep dasar untuk pengumpulan informasi agar
dapat memperoleh cerita utuh tentang suatu hal. Kalimat tanya
biasa disebut juga kalimat untuk menggali informasi. Unsur-unsur
5w+1h yaitu (Misrah, 2014: 4)
1) What dalam bahasa Indonesia adalah “apa” menunjukan benda.
Contoh: apa ini?
2) Who dalam bahasa Indonesia adalah “siapa” bisa menjawab
tokoh dalam cerita.
Contoh: siapa yang tidak hadir pada hari ini?
40
3) When dalam bahasa Indonesia adalah “kapan” atau bisa disebut
waktu kejadian.
Contoh: kapan Andi berobat ke dokter?
4) Where dalam bahasa Indonesia adalah “dimana” menunjukan
tempat kejadian
Contoh: dimana andi berlibur?
5) Why yang artinya “mengapa” menunjukan keterangan
Contoh: mengapa kamu tidak ke Jakarta?
6) How yang artinya “ bagaimana” menunjukan suatau cara.
Contoh: bagaimana cara mengerjakan tugas ini?
c. SBdP
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi
dan tercermin dari tarian daerah yang dimilikinya. Gerakan-
gerakan setiap tarian daerah bisa jadi sama, tetapi ada pula yang
berbeda. Makna yang terkandung dalam dalam gerakan tarian
berbeda-beda pula. Tari gantar dari Kalimantan yang
menggambarkan gerakan sedang menanam padi. Mereka
menggunakan properti tongkat yang menggambarkan kayu
penumbuk, sedangkan bamboo dan biji-bijian di dalam wadah
penumbuk menggambarkan benih padi dan wadahnya. Tari topeng
menggunkaan properti topeng, tari lilin menggunakan properti
cawan, lilin. properti dalam sebuah tarian daerah memegang
peranan penting. Properti tari merupakan bagian dari perlengkapan
41
tari yang dipergunakan untuk meningkatkan estetika atau
keindahan sebuah tarian dan untuk memperdalam makna yang
terkandung dalam sebuah tarian.
Gambar 2.3 Tari sekapur sirih
sumber https://www.google.com
tari ini merupakan tari persembahan dan menggunakan
properti diantaranya cerano/ wadah yang berisikan lembaran daun
sirih, payung dan keris.
Gambar 2.4 Tari Serimpi
sumber http ://www.google.com
42
Tari serimpi adalah tarian klasik dari Yogyakarta. Tarian ini
ditampilkan oleh empat orang penari wanita, adapun properti yang
digunakan diantaranya adalah jebeng, cundrik atau keris kecil,
jemparing dan tombak pendek.
Gambar 2.5 Tari Piring
sumber http ://www.google.com
Dalam bahasa Minangkabau disebut dengan tari piring
adalah salah satu seni tari dari Minangkabau dari kota Solok,
Provinsi Sumatra Barat. Tarian ini dimainkan dengan
menggunakan piring sebagai property utama.
4. Metode Pembelajaran Puzzle Amplop
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Sanjaya (2008: 147) mengartikan metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Menurut Sangidu (2004: 14) metode
43
adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu
kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang lebih ditentukan.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek, yang
pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi
juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat
menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta
menciptakan situasi efisien ( Marshudi, Toha dkk, 2007: 3).
Metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang yang
berbeda untuk mencapai hasil yang berbeda-beda dibawah kondisi
yang berbeda (Sudrajad, 2009: 7) Metode pembelajaran adalah
suatu cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamzah dan
Nurdin, 2011: 7).
Metode Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang
disengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan
untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum
(Hardini dan Puspita, 2012: 10).
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan sebuah pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
44
b. Metode Pembelajaran Puzzle Amplop
Metode pembelajaran puzzle amplop merupakan
pengembangan dari beberapa metode yang menggunakan amplop
sebagai media untuk menyimpan puzzle yang berisikan pertanyaan
atau gambar yang harus didiskusikan sehingga menghasilkan suatu
pemikiran yang kemudian di presentasikan (Mukrimaa, 2014:
156).
Puzzle dapat berupa potongan gambar yang disusun
menjadi suatu gambar yang utuh. Dengan menyusun kepingan
puzzle menjadi satu bagian maka siswa dituntut untuk bersabar,
bekerja sama dengan teman kelompok dan dapat mengasah
kreatifitas. Tujuan dari puzzle adalah untuk melatih siswa berfikir
kreatif, melatih siswa untuk memecahkan masalah, dan siswa dapat
belajar sambil bermain.
Puzzle merupakan permainan edukatif yang dapat
merangsang kemampuan anak dengan cara bongkar pasang,
merangkai dan menggabungkan beberapa potongan-potongan
gambar menjadi suatu bentuk gambar yang utuh dan sempurna
(Suraji, 2014: 203). Puzzle adalah salah satu permainan yang dapat
mengasah kemampuan rekonsktruksi (menyusun dan merangkai
kembali) pada diri anak (Putra, 2013: 50).
Jadi dapat disimpulkan metode pembelajaran puzzle
amplop adalah metode pembelajaran yang menggunakan amplop
45
berisikan potongan puzzle yang dapat berupa gambar atau soal
serta jawaban yang kemudian di diskusikan dan di presentasikan.
c. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Puzzle Amplop
Adapun langkah-langkah metode puzzle amplop adalah sebagai
berikut (Mukrimaa, 2014: 156-157):
1) menyiapkan gambar, pertanyaan yang akan dijadikan bahan
untuk diskusi
2) potong kertas tersebut menjadi bentuk puzzle
3) masukan puzzle tersebut ke dalam amplop
4) buatlah beberapa kelompok dalam kelas
5) Setiap kelompok memilih amplop yang telah disediakan
6) Setiap kelompok menyusun puzzle tersebut menjadi bagian
yang utuh
7) Setiap kelompok mendiskusikan apa yang ada dalam puzzle
tersebut
8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
d. Manfaat puzzle
Puzzle mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Mengasah otak. Dengan puzzle, kecerdasan otak kanan anak
akan terlatih karena melatih sel-sel otak untuk memecahkan
masalah
46
2) Melatih koordinasi mata dan tangan. Hal itu dikarenakan anak
harus harus mencocokan potongan-potongan puzzle dan
menyusunnya menjadi puzzle yang utuh.
3) Melatih nalar. Puzzle dalam bentuk gambar akan melatih nalar
karena anak menyimpulkan dimana letak bagian-bagian yang
sesuai dengan logika.
4) Melatih kesabaran. Kesabaran akan terlatih karena saat
menyusun puzzle dibutuhkan kesabaran dalam menyelesaikan
permasalahan.
5) Menambah pengetauan. Melalui puzzle anak-anak akan
mengenal warna dan bentuk ( Iskandar, 2009: 43).
e. Kelebihan Metode Puzzle Amplop
Kelebihan Puzzle Amplop
1) Melatih konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran siswa
2) Melatih berimajinasi dan menyimpulkan
3) Melatih daya ingat siswa
4) Meningkatkan semangat belajar siswa
5) Dengan memilih gambar/ bentuk, dapat melatih anak untuk
berfikir matematis (menggunaknan otak kiri)
6) Menumbuhkan interaksi dan kerjasama antar siswa
7) Mengembangkan kapasitas anak dalam mengamati dan
melakukan percobaan
8) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
47
f. Kekurangan Metode Puzzle Amplop
1) Membutuhkan waktu yag lama
2) Membuat siswa hanya ingin bermain-main karena asik dengan
susun menyusun puzzle
3) Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
pmbelajaran
4) Gambar yang kurang maksimal bila diterapkan dalam
kompleks besar
5) Menuntut kreatifitas pengajar
6) Kelas menjadi kurang terkendali (Anggraeni, 2015: 26).
B. Kajian Pustaka
Demi menjaga kemungkinan kesamaan tema penelitian, maka
dalam hal ini peneliti akan mengurai serta menyebutkan beberapa
penelitian yang memiliki keterkaitan dengan tema penelitian yang akan
peneliti lakukan, yakni sebagai berikut:
1. Lisa Ayu Ratnasari (2016). “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Melalui Metode Puzzle Amplop Tema Indahnya Negeriku Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Pendem 3 Sumberlawang Semester Genap Tahun
Pelajaran 2016/ 2017” Dalam skripsi ini disimpulakan bahwa
pengunaan metode Puzzle Amplop dapat meningkatkan hasil belajar
Tema Indahnya Negeriku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pendem 3
Sumberlawang Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Hal ini
48
di buktikan dengan peningkatan hasil belajar pada siklus I sampai
siklus III. Pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 2 atau 13,00%
dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 87,50%. Pada
siklus I siswa yang tuntas meningkat menjadi 10 siswa atau 62,50%
dan yang belum tuntas terdapat 6 siswa atau 37,50% . Pada siklus II
siwa yan tuntas meningkat kembali menjadi 14 siswa atau 87,50% dan
yang belum tuntas yaitu 2 siswa atau 12,50% dari 16 siswa.
2. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra (Volume 1 Nomor 3, Mei 2018
P- ISSN 2614-624X E-ISSN 2614-6231) Jalilah Mia dkk dengan judul
jurnal yaitu “menumbuhkan kreativitas dalam menulis teks deskripsi
dengan menggunakan metode puzzle amplop di madrasah tsanawiyah”
dalam jurnal ini menerangkan bahwa metode puzzle amplop dapat
meningkatkan kreativitas menulis teks deskripsi pada tingkat kelas VII
madrasah tsanawiyah. Dalam jurnal tersebut membuktikan bahwa
terjadi peningkatan hasil nilai sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan. Nilai pretest menunjukan bahwa dari jumlah 27 siswa nilai
minimal yaitu 35, nilai maksimal 70 dan nilai rata-rata 62. Sedangkan
setelah diberikan perlakuan atau diberikan metode puzzle amplop nilai
berubah yaitu nilai minimal yang didapatkan yaitu 75, nilai maksimal
90 dan nilai rata-rata kelas yaitu 82.
3. Arihatul Laili (2016) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ipa
Materi Rangka Manusia dengan Metode Puzzle Pada Siswa Kelas IV
Semester I MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
49
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini sebanyak
26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Berdasarkan hasil penelitian
dikatakan bahwa penggunaan media Puzzle dapat meningkatkan hasil
belajar Ipa materi rangka manusia pada siswa kelas IV MI Miftahul
Huda Lopait. Bukti adanya peningkatan hasil belajar Ipa adalah
presentse hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebanyak 19,23%. Pada
siklus I siswa yang tuntas 18 siswa atau 69,23% dan siswa yang belum
tuntas 8 siswa atau 30, 76% dengan rata-rata 69,53. Pada siklus II
siswa yang tuntas 23 siswa atau 88,46% dan siswa yang belum tuntas 3
siswa atau 11, 53% dengan rata-rata 79,53.
4. Nur Amanah (2017) dengan penelitianya yang berjudul Peningkatan
Hasil Belajar IPS Materi Pekerjaan Melalui Metode Make a Match dan
Penggunaan Media Puzzle Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Ulum
Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2017/2018 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melaui metode
make a match dan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi pekerjaan pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren
Kecamatan Tengaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembahasan yaitu
nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 53,87 menjadi
56,64 pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II menjadi
66,13. Pada siklus III meningkat kembali menjadi 75,2 . untuk angka
ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 4
50
siswa atau sebesar 26,67% dan menjadi 9 siswa pada siklus II atau
sebesar 60%. Angka ketuntasan belajar pada siklus II sebenyak 9 siswa
atau sebesar 60% menjadi 13 siswa atau sebesar 86,67 pada siklus III.
jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus III meningkat
sebesar 75,2% atau sebanyak 13 siswa dari 15 siswa.
5. Hermiya Arita Anggraeni (2014) dengan penelitianya yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Pencernaan Manusia
Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015”
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Puzzle dapat menigkatkan
prestasi belajar IPA materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas
V SDN 2 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun
Ajaran 2014/2015. Hal ini di buktikan dengan peningkatan prestasi
belajar siswa yang ditunjukan dengan jumlah siswa yang tuntas dari
setiap siklusnya yaitu pada pra siklus 10,71 % siswa yang tuntas
terjadi peningkatan saat post test menjadi 25% berarti ada peningkatan
sebanyak 14,29%. Pada siklus I saat pre test 17,86% yang tuntas
terjadi peningkatan saat post test 46,43% berarti ada peningkatan
sebanyak 28,57%. Pada siklus II saat pre test 32,14% yang tuntas
terjadi peningkatan saat post test menjadi 71,43 berarti ada
peningkatan sebanyak 39,28%. Pada siklus III saat pre test 46,43%
yang tuntas terjadi peningkatan saat post test menjadi 92,86% berarti
terjadi peningkatan sebanyak 46,43%.
51
6. Ela Latifatul Fajariyah (2016) dengan penelitianya yang berjudul “
Penerapan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 01 Sumberrejo Kota Gajah Tahun
Pelajaran 2016/2017.” Penggunaan media puzzle dapat meningkatkan
aktivtas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V SD N1
Sumberrejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Dibuktikan dengan
peningkatan aktivitas belajar siswa dilihat dari rata-rata aktivitas
belajar siklus I sebesar 63% dan naik sebesar 78% pada siklus ke II
dan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15%. Mengalami
peningkatan hasil belajar dengan di buktikan dengan meningkatnya
siswa yang mencapai ketuntasan KKM sebanyak 70% pada siklus I
naik menjadi 87% pada siklus ke II.
Dari keseluruhan judul skripsi yang peneliti sebutkan di atas,
semuanya memiliki relevansi ataupun keterkaitan dengan tema penelitian
yang penulis ambil. Titik perbedaanya adalah pada target serta lokasi
penelitian. Alasan peneliti memaparkan penelitian di atas adalah untuk
mendudukan permasalahan tema kajian yang akan peneliti lakukan untuk
tidak memiliki kesamaan secara plagiatif dengan skripsi yang sebelumnya
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dalam bagian ini penulis ingin
paparkan lokasi dilaksanakan penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu
karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian
yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisis data yang akan
dilakukan. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan
sebagai berikut:
1. Letak Geografis MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo merupakan satu-satunya
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di desa Noborejo, yang tepatnya berada
di Dusun Nobotengah Rt.03/ Rw.07 Desa Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga. Sebelah timur berbatasan dengan
Nobowetan, sebelah barat berbatasan dengan Nobokulon. Secara
geografis Madrasah ini terletak di kawasan pedesaan yang letaknya
strategis tepat ditepi jalan utama yaitu Jl.Merbabu 83A Kelurahan
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Letak madrasah yang
berada di tengah pemukiman warga Nobotengah menjadikan madrasah
tersebut mudah dijangkau para siswa baik yang berasal dari Dusun
Nobotengah maupun dari dusun lain.
53
2. Profil Sekolah
Nama sekolah :MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Nama Kepala Sekolah : Agus Guproni S.Pd.I
Nomor statistik : 11123373000
Provinsi : Jawa Tengah
Kecamatan : Argomulyo
Desa / Kelurahan : Noborejo
Jalan dan Nomor : Merbabu (no 83A)
Kode Pos : 50736
Status Sekolah : Swasta
Akreditasi : B
Tahun Berdiri : 1966
Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
Terwujudnya generasi muslim yang beriman, beramal sholeh,
berakhlakul kharimah , berkualitas dalam ilmu pengetahuan dan
kesenian, terampil, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab dalam
beragama dan bernegara.
b. Misi Madrasah
1) membangun cinta dan bangga terhadap agama, bangsa,
tanah air.
54
2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai – nilai ahlakul
karimah yang sesuai dengan ajaran ahlussunah wal jamaah
dalam kehidupan sehari – hari.
3) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang
mendapatkan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ.
4) Mengembangkan dan membina potensi siswa sehingga
terampil, inovatif, dan mandiri dalam menghadapi tuntutan
zaman .
5) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
6) Menerapkan manajemen berbasis madrasah.
4. Keadaan Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Jumlah guru yang mengajar di MI MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo seluruhnya 13 guru terdiri dari 11 guru aktif dalam kegiatan
belajar mengajar dan 2 guru tahfidz. Untuk lebih jelasnya mengenai
data guru MI Tarbiyatul Islamiyah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Data Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun
Pelajaran 2019/2020
No Nama Keterangan Pendidikan
Terakhir
1 Agus Guproni, S.Pd.I Kepala Sekolah S-1
2 Devinda Nengtyas, S.Pd Guru Kelas 1 A S-1
3 Hanik Mufida, S. Ag Guru Kelas 1 B S-1
4 Indah Sri Riyanti S.Pd.I Guru Kelas 2A S-1
55
5 Pranti Lestari S.Pd Guru Kelas 2B S-1
6 Ratna Puspita Sari S.Pd.I Guru Kelas 3A S-1
7 Abdul Wahab S.Ag Guru Kelas 3B S-1
8 Muzayyinah S.Ag Guru Kelas 4 S-1
9 Yuli Inayati Amin S.Pd Guru Kelas 5 S-1
10 Nur Achmad Arifin S.Pd.I Guru Kelas 6 S-1
11 Muntaha S.Pd.I Guru Mapel S-1
12 Turmudhi Guru Tahfidz SMA
13 Umi Farida Guru Tahfidz SMA
5. Keadaan Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Jumlah peserta didik MI Tarbiyatul Islamiyah kelas 1 sampai kelas VI
tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 174 siswa.
Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tahun Pelajaran 2019/2020
Kelas
Jumlah Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
I 16 19 35
II 17 16 33
III 20 15 35
IV 19 7 26
V 11 11 22
VI 15 9 24
Total 174
Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V MI Tarbiyatul
Islamiyah yang berjumlah 22 siswa dengan keterangan 11 laki-laki dan
11 perempuan . selama ini proses penelitian semua siswa mengikuti
56
pelajaran tanpa ada yang izin sakit atau tanpa alasan. Berikut nama
siswa kelas V:
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo
Tahun Pelajaran 2019/2020
No Nama Jenis Kelamin
1. AHM Laki-laki
2. ANS Perempuan
3. AA Laki-laki
4. AR Perempuan
5. AOW Perempuan
6. ASC Perempuan
7. AAQ Perempuan
8. ERS Laki-laki
9. KAW Perempuan
10. KKA Perempuan
11. MAT Laki-laki
12. MWA Laki-laki
13. OS Laki-laki
14. SP Laki-laki
15. SS Perempuan
16. SE Laki-laki
17. SRS Perempuan
18. SS Perempuan
19. SA Perempuan
20. ZS Laki-laki
21. MR Laki-laki
22. D Laki-laki
57
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo yang berjumlah 11 siswa, yang terdiri 11 laki-laki dan 11
perempuan. Yang pada tahun pelajaran 2019/ 2020 tercatat sebagai siswa
kelas V di Tarbiyatul Islamiyah Noborejo.
Mata pelajaran yang dijadikan objek kajian penelitian adalah mata
pelajaran tematik tema 2 subtema 2 pentingnya udara bersih bagi
pernapasan, sesuai dengan silabus atau kompetensi dasar.
C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian pada siklus I, peneliti melakukan
penelitian awal pra siklus. Pada tahap pra siklus, peneliti melakukan
observasi pembelajaran kepada guru tempat pembelajaran sebagai
persiapan dan pertimbangan untuk menerapkan metode puzzle amplop
di siklus I dan siklus II nantinya. Selain itu observasi ini digunakan
untuk mengetahui dan mendapatkan data proses hasil belajar siswa
sebelum menggunakan metode puzzle amplop.
Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 5 November 2019
dengan melihat hasil ulangan siswa pada pembelajaran tematik tema 2
subtema 2 pentingnya udara bersih bagi pernapasan, serta menyaksikan
secara langsung bagaimana pembelajaran yang diterapkan guru
didalam kelas dalam keseharian.
58
Dari hasil observasi sebelum tindakan, siswa secara
perorangan dalam mengikuti pembelajaran masih dianggap belum
memuaskan, karena dilihat dari hasil belajar siswa masih banyak
siswa yang nilainya kurang dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang diharapkan yaitu 70, yakni 9 siswa yang tuntas atau
sebnayak 40,90% dari 22 siswa dan 13 siswa yang belum tuntas
atau sebanyak 59,09% dari 22 siswa.
2. Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester 1,
tanggal 14 November 2019. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan selama dua jam pelajaran ( 2 x 35 menit) yang diikuti oleh
22 siswa. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan
dalam 4 tahapan yaitu tahap perencanaan ( Planning), tindakan
(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Rincian tiap
tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada
siklus I sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran
2) Menyiapkan bahan ajar
3) Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran
59
4) Membuat lembar observasi guru
5) Membuat lembar observasi siswa
b. Tindakan (acting)
Siklus I dilakukan pada tanggal 14 November 2019 dengan
subtema Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan. Pada siklus ini
peneliti menggunakan Metode Pembelajaran Puzzle Amplop.
Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam, menyapa siswa, menanyakan kabar
dan kondisi kesehatan siswa
b) Guru memimpin siswa untuk berdoa memulai kegiatan
pembelajaran.
c) Guru melakukan kegiatan mengabsen
d) Guru melakukan apersepsi menanyakan pembelajaran
dihari sebelumnya
e) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari
ini
f) Guru menyampaikan rencana pembelajaran akan dilakukan.
g) Guru membacakan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
60
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
1) Siswa mengamati gambar pada teks pada buku siswa
pada hal 51 dengan seksama
2) Siswa membaca materi pada buku siswa halaman 52
b) Menanya
1) Siswa bertanya tentang maksud atau isi dari teks yang
telah di baca
2) Siswa bertanya tentang faktor-faktor penyebab
gangguan pernapasan
c) Melakukan
1) Guru menjelaskan penggunaan kata tanya “apa, dimana,
kapan, berapa, siapa, mengapa dan bagaimana” dalam
suatu kalimat
2) Guru menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya
gangguan pernapasan pada manusia
3) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
d) Menghubungkan
1) Siswa seacara individu mengidentifikasi penggunaan
kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan
bagaimana pada teks tersebut.
61
2) Siswa secara berkelompok menuliskan contoh
penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa,
mengapa dan bagaimana dalam suatu kalimat
3) Setiap kelompok menyusun puzzle berupa pertanyaan
dan jawaban menjadi satu bagian puzzle yang utuh
4) Siswa mengerjakan soal evaluasi
e) Mengkomunikasikan
1) Setiap kelompok menyusun puzzle berupa pertanyaan
dan jawaban sesuai dengan amplop yang dipilih oleh
setiap kelompok
2) Guru mengkonfirmasi dan mengapresiasi semua
jawaban siswa
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai
materi yang dipelajari
b) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan
doa penutup belajar.
c. Observasi (observing)
Tahap yang dilaukan setelah pelaksanaan adalah tahap
observasi atau pengamatan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Puzzle Amplop dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
62
d. Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pemebelajaran dengan metode pembelajaran Puzzle Amplop. Hasil
belajar siklus I menunjukan keberhasilan siswa secara klasikal
dalam mencapai KKM yang telah ditetapkan kurang dari 85%,
maka akan dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.
Selama pengamatan berlangsung, ditemukan masalah-
masalah sebagai berikut:
a) Guru kurang mengusai siswa, sehingga banyak siswa yang
masih berbicara dengan temanya
b) Guru kurang optimal dalam mengalokasikan waktu
c) Guru kurang maksimal dalam mengaplikasikan metode
Puzzle Amplop
d) Siswa kurang tertarik dengan proses pembelajaran
e) Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru
3. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 8
Desember 2019. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan selama dua jam pelajaran ( 2 x 35 menit) yang diikuti oleh
22 siswa. Rincian tiap tahap kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
63
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang akan dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang memuat seluruh konsep kegiata pembelajaran
2) Menyiapkan bahan ajar
3) Menyiapkan alat-alat pembelajaran
4) Membuat lembar observasi guru
5) Membuat lembar observasi siswa
b. Tindakan (Acting)
Siklus II dilakukan pada tanggal 14 November 2019 dengan
Subtema Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan. Dalam siklus
ini peneliti menerapkan Metode Pembelajaran Puzzle Amplop.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberi salam, menyapa siswa, menanyakan kabar
dan kondisi kesehatan siswa.
b) Guru memimpin doa sebelum kegiatan pembelajaran
c) Guru melakukan kegiatan mengabsen
d) Guru melakukan apersepsi menanyakan pembelajaran
dihari sebelumnya
e) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari
ini Subtema “Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan”
64
Guru membacakan tujuan pembelajaran pada kegiatan
hari ini
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
1) Siswa mengamati gambar pada teks pada buku siswa
pada hal 57 dengan seksama.
2) Siswa melihat gambar alat properti yang digunakan
untuk menari tarian tradisional
b) Menanya
1) Siswa bertanya tentang maksud gambar pada teks
bacaan yang telah di lihat
2) Siswa melihat gambar alat properti yang digunakan
untuk menari taraian tradisional
c) Melakukan
1) Guru menjelaskan kembali materi yang telah di baca
oleh siswa
2) Guru menjelaskan penggunaan 5W+I
3) Siswa secara individu membaca materi pada hal 59
4) Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok
5) guru membagikan soal melalui metode puzzle amplop
d) Menghubungkan
1) Siswa secara individu membaca teks pada buku siswa
halaman 57
65
2) Siswa mengidentifikasi gejala dan penyebab penyakit
asma
3) Siswa secara individu mengidentifikasi penggunaan
5W+IH pada bacaan hal 57
4) Guru menjelaskan kembali materi yang telah dibaca
oleh siswa pada hal 59
5) Siswa mengidentifikasi properti yang digunakan dalam
tarian tradisional
6) Siswa mengidentifikasi properti yang digunakan dalam
tarian tradisional
7) Setiap kelompok bertugas menyusun puzzle tersebut
hingga menjadi puzzle yang utuh
8) Siswa mengerjakan soal evaluasi
e) Mengkomunikasikan
1) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya didepan kelas.
2) Guru melakukan konfirmasi semua jawaban siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan’
b) Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah
dan doa doa penutup belajar.
66
c. Observasi (Observing)
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
melalui metode pembelajaran Puzzle Amplop. Aspek pengamatan
dalam penelitian siklus II ini sama dengan siklus I, yaitu
mencangkup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
d. Refleksi (Reflecting)
Terlaksananya siklus II, diketahui adanya peningkatan dari
siklus I dan berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada
pembelajaran dengan metode Puzzle Amplop pada siklus II. Siswa
mulai memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, siswa
sudah tertarik dengan kegiatan pembelajaran, guru dalam
menerapkan metode pembelajaran Puzzle Amplop sudah dilakukan
dengan baik, guru telah maksimal dalam mengelola waktu dan
siswa mulai teratur dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Tematik dengan menggunakan metode pembelajaran Puzzle
Amplop.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II ini,
perolehan nilai siswa lebih baik dari pada ketika siklus I.
Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai standar minimal
KKM, hal ini menunjukan bahwa tindakan dilakukan telah
mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh
siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah
67
seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu mengadakan tindak lanjut
dengan memberikan perbaikan kepada siswa.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Per Siklus
Penelitian dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Puzzle
Amplop dan tes tertulis yang berbentuk lembar kerja siswa untuk
mengukur hasil belajar Tematik. Adapun hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu
melakukan pengamatan dan menelaah tentang kondisi dan keadaan
siswa. Informasi yang dikumpulkan diharapkan dapat membantu
dalam pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan. Siswa MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo yang ikut dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh
data bahwa hasil belajar siswa di kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo belum mencapai nilai KKM. Nilai siswa masih dibawah nilai
KKM yang ditetapkan yaitu 70. Guna mempersiapkan tindakan maka
peneliti melakukan diskusi bersama dengan guru di MI Tarbiyatul
69
Islamiyah. Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang
lebih objektif.
Dari observasi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa kegiatan
belajar mengajar belum menumbuhkan semanagat kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran serta siswa terlihat pasif dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa masih asik mengobrol dengan teman
sebangkunya dan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari
guru, sehingga pembelajaran kurang dilakukan dengan maksimal.
Data diperoleh dari pengamatan hasil sebelum tindakan yang
bersumber dari nilai ulangan harian siswa sebelum penerapan metode
puzzle amplop. Adapun nilai patokan yang digunakan adalah
menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo pada pembelajaran Tematik adalah
yaitu 70. Berikut data nilai siswa yang diperoleh dari pra siklus yang
bersumber dari dokumen sekolah adalah sebagai berikut.
a. Data hasil Belajar siswa Prasiklus
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus Siswa
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AHM 70 40 Belum Tuntas
2. ANS 70 70 Tuntas
3. AA 70 60 Belum Tuntas
4. AR 70 80 Tuntas
5. AOW 70 80 Tuntas
6. ASC 70 40 Belum Tuntas
7. AA Q 70 80 Tuntas
70
8. ERS 70 70 Tuntas
9. KAW 70 70 Tuntas
10. KKA 70 50 Belum Tuntas
11. MAT 70 70 Tuntas
12. MW 70 50 Belum Tuntas
13. OS 70 40 Belum Tuntas
14. SP 70 60 Belum Tuntas
15. SS 70 80 Tuntas
16. SE 70 60 Belum Tuntas
17. SRS 70 40 Belum Tuntas
18. SS 70 70 Tuntas
19. SA 70 60 Belum Tuntas
20. ZS 70 50 Belum Tuntas
21. MR 70 50 Belum Tuntas
22. D 70 40 Belum Tuntas
Rata-rata kelas 59,54
Presentase Ketuntasan 40,90% ( 9 siswa)
Presentase Ketidaktuntasan 59,09% (13 siswa)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
siswa yang tuntas yaitu sebanyak 9 siswa atau 40,90%, dan
yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 59,09%. Adapun
siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan
nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh dari data diatas yaitu 59,54.
71
Ketuntasan Belajar Siswa
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi tuntas
N : Jumlah siswa
P =
x 100%
= 40,90%
Persentase Ketidaktuntasan
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi tidak tuntas
N : Jumlah siswa
P =
x 100 %
P = 59,09%
Nilai Rata-rata Kelas
X = ∑
∑
Keterangan:
72
X : Nilai rata-rata
∑ X: Jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
X =
X = 59,54
Tabel 4.2 Data Perolehan nilai KKM pra siklus
No Rentang Nilai
Jumlah siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 9 40,90%
2 <70 Tidak Tuntas 13 59,09%
Gambar 4.1 Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
40.90%
59.09%
Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
73
b. Refleksi Pra Siklus
Pada hasil pra siklus terdapat 9 (40,90%) siswa tuntas
belajar dan 13 siswa (59,09%) siswa yang belum tuntas. Adapun
kegagalan-kegagalan yang ada dalam pra siklus disebabkan karena
masih banyak yang gaduh, tidak memperhatikan penjelasan guru,
siswa belum paham apa yang harus dilakukan, guru kurang
menguasai kelas, siswa kurang tertarik dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Deskripsi Siklus I
a. Data Hasil Post Test Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Post Test Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AHM 70 75 Tuntas
2. ANS 70 94 Tuntas
3. AA 70 61 Belum tuntas
4. AR 70 80 Tuntas
5. AOW 70 77 Tuntas
6. ASC 70 75 Tuntas
7. AA Q 70 77 Tuntas
8. ERS 70 49 Belum tuntas
9. KAW 70 85 Tuntas
10. KKA 70 66 Belum tuntas
11. MAT 70 55 Belum tuntas
12. MW 70 70 Tuntas
13. OS 70 83 Tuntas
74
14. SP 70 75 Tuntas
15. SS 70 80 Tuntas
16. SE 70 72 Tuntas
17. SRS 70 33 Belum tuntas
18. SS 70 94 Tuntas
19. SA 70 85 Tuntas
20. ZS 70 44 Belum tuntas
21. MR 70 60 Belum tuntas
22. D 70 83 Tuntas
Rata-rata kelas 71,5
Presentase ketuntasan 68,18 % (15 siswa)
Presentase ketidaktuntasan 31, 81% (7 siswa)
Hasil Post Test siklus I mengalami peningkatan dari hasil
pra siklus, yaitu dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15
siswa (68,18 %), dan 7 siswa (31,81%) belum tuntas dengan
rata-rata kelas yaitu 71,5.
Persentase ketuntasan
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi tuntas
N : Jumlah siswa
P
x 100%
75
P = 68, 18 %
Persentase ketidaktuntasan
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi tidak tuntas
N : Jumlah siswa
P
x 100%
P = 31, 81 %
Nilai Rata-rata Kelas
X = ∑
∑
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
∑ X: Jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
X =
X = 71,5
76
Tabel 4.4 Data Perolehan nilai KKM Post Test Siklus I
No Rentang Nilai
Jumlah siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 15 68,18%
2 <70 Tidak Tuntas 7 31,81%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
b. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pra siklus diketahui bahwa dari 22 siswa
terdapat 9 siswa (40,90%) yang tuntas dan 13 (59,09%) belum
tuntas, dengan nilai rata-rata 59,54. Hasil post test siklus I
diketahui bahwa dari 22 siswa terdapat 15 siswa (68,18%) yang
tuntas dan 7 (31,81%) yang belum tuntas dengan rata-rata 71,5.
Berdasarkan data Pra Siklus dan Post Test terjadi peningkatan
hasil belajar sebesar 27,28%.
68.18%
31.81%
Diagram Ketuntasan Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
77
Kegagalan yang terdapat dalam siklus I terjadi karena guru
kurang menguasai kelas, siswa masih berbicara sendiri tidak
memperhatikan, siswa kurang tertarik dalam proses
pembelajaran, siswa masih bingung apa yang harus mereka
lakukan, guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran
dengan optimal,guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan
pembelajaran lain yang relevan, guru kurang optimal dalam
mengalokasikan waktu.
c. Lembar Observasi Guru Siklus I
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Dinilai Nilai
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
peserta didik dengan menyapa dan memberi
salam.
√
2 Guru melakukan apersepsi √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
√
KEGIATAN INTI
5 Penguasaan materi pembelajaran √
6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
√
7 Kejelasan dalam penyampaian materi
pembelajaran
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
dan sesuai dengan RPP
√
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
10 Menguasai kelas √
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
11 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
12 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
78
MELIBATKAN PESERTA DIDIK
13 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran
√
14. Menunjukan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
√
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
√
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
16. Memantau kemajuan belajar siswa selama
proses pembelajaran
√
17 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
PENGGUNAAN BAHASA
18 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara
jelas, baik dan benar
√
19 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa
√
PENUTUP
20 Memberikan soal evaluasi di akhir
pembelajaran
√
21 Membuat rangkuman pembelajaran √
22 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
23 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portopolio
√
24 Menutup pembelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa selesai belajar
√
Jumlah 64 6 12
Total 82
Kategori Baik
Keterangan: Rentang Nilai
A : Baik ( 4 ) 76-100 = Baik
B : sedang ( 3 ) 51-75 = sedang
C : Cukup ( 2 ) 26- 50 = Kurang
D : Kurang ( 1 ) 01 – 25 =Sangat Kurang
79
Tabel 4.6 Kriteria Penskoran Lembar Observasi Guru Siklus I
Aspek yang diamati Skala Kriteria Penilaian
Guru mempersiapkan
kesiapan siswa
A Sangat baik, jika guru sudah memeriksa
kesiapan siswa, dilihat dari melihat
kerapian pakaian, tempat duduk, sikap
siswa untuk memulai pembelajaran.
B Baik, jika guru memberikan arahan
kepada siswa untuk bersikap tenang
C Cukup, jika guru bersikap siap dan
menghadap siswa
D Kurang, jika guru hanya menunggu
siswa untuk menyiapkan diri untuk
belajar
Guru melakukan
apersepsi
A Sangat baik, jika guru mengulang
kembali materi sebelumnya dengan
mengaitkan pembelajaran hari ini
dengan memunculkan semangat rasa
ingin tahu siswa
B Baik. Jika guru mengulang kembali
materi sebelumnya dengan baik
C Cukup, jika guru hanya mengulang
materi sebelumnya tanpa mengaitkanya
dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan.
D Kurang, jika guru tidak mengulas materi
sebelumnya
Menyampaikan manfaat
kegiatan pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menyampaikan
manfaat pembelajaran disertai dengan
fakta dan contoh yang konkret
80
B Baik, jika guru menyampaikan manfaat
pembelajaran disertai dengan fakta
C Cukup, jika guru menyampaikan
manfaat pembelajaran
D Kurang, jika guru tidak menyampiakan
manfaat pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan sangat jelas
kepada siswa
B Baik, jika guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan cara menuliskan
di papan tulis
C Cukup, menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan cara menyuruh
siswa membaca
D Kurang, jika guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran
Penguasaan materi
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menguasai 90-
100% materi
B Baik, jika guru menguasai 70-80%
materi
C Cukup, jika guru menguasai 50% materi
D Kurang, jika guru ≤ 50% materi
Mengaitkan materi yang
relevan
A Sangat baik, jika guru Mengaitkan
materi dengan pengetahuan yang
relevan disertai dengan contoh yang
konkrit
B Mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan
81
C Mengaitkan materi dengan sesuatu yang
relevan secara sederhana
D Tidak mengaitkan materi dengan
sesuatu yang relevan
Kejelasan penyampaian
materi
A Guru menyampaikan materi secara
jelas, menuliskanya di papan tulis dan
menjelaskanya
B Guru menyampaikan materi kepada
siswa
C Guru hanya membacakan materi kepada
siswa
D Guru hanya menyuruh siswa untuk
membaca materi tanpa menjelaskanya
Pelaksanaan RPP A Guru menjalankan pembelajaran 90-
100% sesuai dengan RPP
B Guru melaksanakan 75-90% sesuai
dengan RPP
C Guru melaksanakan 60-75% dari RPP
D Guru tidak melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP
Pengalokasian waktu A Guru sangat baik mengalokasikan
waktu pada saat kegiatan pembelajaran
B Guru baik dalam mengalokasikan waktu
C Guru cukup baik dalam mengalokasikan
waktu
D Guru kurang dalam mengalokasikan
waktu, sehingga tujuan pembelajaran
tidak tercapai.
Keterampilan dalam
penggunaan metode
A Guru sangat baik dalam menggunakan
metode puzzle amplop
82
puzzle amplop B Guru baik dalam penggunaan puzzle
amplop
C Guru mampu menggunakan metode
puzzle amplop walaupun terkadang
terjadi kesalahan
D Guru tidak mampu menggunakan
metode puzzle amplop
Menumbuhkan keaktifan
siswa
A Sangat baik, jika Guru memberikan
umpan pertanyaan kepada siswa agar
siswa aktif.
B Baik, jika guru memberikan waktu
untuk siswa bertanya dan mengajukan
pendapat.
C Cukup, jika Guru memberikan
permainan berkaitan dengan materi
D Kurang, jika guru tidak memberikan
waktu untuk siswa bertanya dan
mengajukan pendapat.
Sikap terbuka terhadap
respon peserta didik
A Sangat baik, jika guru mempersilahkan
siswa untuk bertanya dan mengajukan
pendapat.
B Baik, jika guru mempersilakan siswa
untuk bertanya
C Cukup, jika guru menghargai pendapat
siswa
D Kurang, jika guru tdak memberikan
waktu kepada siswa untuk bertanya dan
mengajuka pendapat.
Memantau kemajuan
belajar siswa
A Sangat baik, jika guru memperhatikan
serta memberikan bimbingan kepada
83
setiap siswa.
B Baik, jika guru membantu siswa yang
sedang membutuhkan bantuan pada saat
pembelajaran
C Cukup, jika guru mengetahui
kelemahan siswa pada saat
pembelajaran
D Kurang, jika guru tidak mengetahui dan
tidak membantu siwa yang
membutuhkan bantuan pada saat
pembelajaran.
Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
tujuan pembelajaran
A Sangat baik jika guru melakukan
penilaian dengan menggunakan soal
(HOTS) dengan kriteria 30% soal
mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal
sulit serta sesuai tujuan pembelajaran.
B Baik, jika guru melakukan penilaian
sesuai tujuan pembelajaran dengan
menggunakan soal 30% mudah, 40%
sedang dan 30% sulit.
C Cukup, jika guru melakukan penilaian
dengan menggunakan soal sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
D Kurang, jika guru melakukan penilaian
tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Penggunaan bahasa A Sangat baik jika guru menggunakan
bahasa baku, bahasa halus dan mudah
dipahami siswa
B Baik jika guru menggunakan bahasa
84
halus dan dipahami siswa
C Cukup, jika guru menggunakan bahasa
yang dipahami siswa
D Kurang, jika guru menggunakan bahasa
kasar
Membuat rangkuman A Sangat, jika guru meminta beberapa
siswa menyimpulkan materi hasil
pembelajaran
B Baik, jika guru meminta satu siswa
untuk menyimpulkan materi hasil
pembelajaran
C Cukup, jika guru memberikan
rangkuman pembelajaran kepada siswa
D Kurang, jika guru tidak memberikan
rangkuman pembelajaran
Pengumpulan hasil
fortofolio
A Sangat baik, jika guru
mendokumentasikan setiap lembar
jawab siswa secara sistematis dalam
box file
B Baik, jika guru mendokumentasikan
lembar jawab siswa dan menyimpanya
dalam box file
C Cukup, jika guru mendokumentasikan
lembar jawab siswa
D Kurang, jika guru tidak
mendokumentasikan lembar jawab
siswa
Guru menutup
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru mempersiapkan
siswa untuk mengakhiri pembelajaran
dengan membaca hamdalah dan doa
85
selesai belajar
B Baik, jika guru meminta ketua kelas
untuk memimpin doa bersama
C Cukup, jika guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucap salam
D Kurang, jika guru langsung
meninggalkan kelas tanpa mengucap
salam dan berdoa.
d. Lembar Observasi Siswa Siklus I
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang Dinilai Kriteria
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1. Bersiap memulai pelajaran √
2. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
KEGIATAN INTI
3. Memperhatikan penjelasan terkait materi √
4. Mengajukan pendapat terkait dengan materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran 1
√
5. Mengajukan pertanyaan mengenai materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran 1
√
6. Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksanaan metode Puzzle amplop
√
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
7. Menjawab pertanyaan guru √
8. Berrpartisipasi dalam pelaksanaan penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
9. Bersedia belajar secara kelompok √
10. Bekerjasama antar anggota kelompok √
11. Memperhatikan penjelasan tugas kelompok √
12. Aktif dalam kelompok √
13. Menyelesaikan lembar kerja individu √
PENUTUP
14. Ikut serta dalam membuat kesimpulan
pembelajaran bersama guru
√
86
15. Menutup pembelajaran √
Jumlah 3 8 4
18 32 8
Total 58
Kategori Sedang
Keterangan: Rentang Nilai
A : Baik ( 6 ) 76-100 = Baik
B : sedang ( 4 ) 51-75 = sedang
C : Cukup ( 2 ) 26- 50 = Kurang
D : Kurang ( 1 ) 01 – 25 =Sangat Kurang
Tabel 4.8 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus I
Aspek yang
diamati
Skala kriteria
Kesiapan memulai
pembelajaran
A Sangat baik, jika siswa siap duduk
dengan rapi
B Baik, jika diantaranya 2-3 siswa tidak
siap dengan duduk tidak rapi
C Cukup jika 50% siswa siap duduk
dengan rapi
D Kurang, jika 75% siswa tidak siap dan
tidak duduk dengan rapi.
Respon siswa
terhadap apersepsi
A Sangat baik, jika 85% siswa
menanggapi dan memperhatikan
apersepsi yang diberikan guru
B Baik, jika 70% siswa menanggapi
apersepsi yang diberikan guru
87
C Cukup, jika 50% siswa
memperhatikan apersepsi yang
diberikan guru
D Kurang, jika siswa yang
memperhatikan apersepsi kurang dari
50%.
Memperhatikan
penjelasan guru
A Sangat baik, jika siswa 85% siswa
memperhatikan dan menanggapi
penjelasan guru
B Baik, jika 70% siswa memperhatikan
dan menanggapi penjelasan guru
C Cukup, jika 50% siswa fokus dengan
penjelasan guru
D Kurang, jika siswa yang
memperhatikan penjelasan guru
kurang dari 50%.
Mengajukan
pendapat
A Sangat baik, jika 4-5 siswa dengan
kemauan sendiri mengajukan
pendapat terkait materi dengan
percaya diri .
B Baik, jika 3-4 siswa dengan kemauan
sendiri mengajukan pendapat dengan
percaya diri
C Cukup, jika 2-3 siswa mengajukan
pendapat dengan ditunjuk oleh guru
D Kurang, jika hanya satu siswa
mengajukan pendapatnya
Mengajukan
pertanyaan
A Sangat baik, jika 4-5 siswa
mengajukan pertanyaan sesuai dengan
88
tujuan pembelajaran
B Baik, jika 3-4 siswa mengajukan
pertanyaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
C Cukup, jika 1-2 siswa mengajukan
pertanyaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
D Kurang, jika tidak ada siswa yang
mengajukan pertanyaan.
Mengajukan
pertanyaan
berkaitan cara kerja
puzzle amplop
A Sangat baik, jika siswa secara aktif
mengajukan pertanyaan berkaitan cara
kerja puzzle amplop
B Baik, jika siswa menungggu
penjelasan dari guru berkaitan cara
kerja puzzle amplop
C Cukup, jika siswa mendengarkan
penjelasan guru berkaitan cara kerja
puzzle amplop
D Kurang, jika siswa tidak mengajukan
pertanyaan mengenai cara kerja
puzzle amplop
Menjawab
pertanyaan guru
A Sangat baik, jika 85% siswa mampu
menjawab pertanyaan dari guru
dengan baik dan benar
B Baik, jika 75% siswa mampu
menjawab pertanyaan dari guru
dengan baik dan benar
C Cukup, jika 50% siswa mampu
menjawab pertanyaan guru dengan
benar
89
D Kurang, jika siswa yang mampu
menjawab pertanyaan dari guru
kurang dari 50% siswa
Kesediaan belajar
kelompok
A Sangat baik, jika siswa bersedia
bekerja kelompok dengan senang hati
tidak membeda-bedakan siswa lainya
B Baik, jika siswa bersedia bekerja
kelompok dengan siswa yang telah
ditunjuk oleh guru
C Cukup, jika siswa mau bekerja
kelompok
D Kurang, jika siswa tidak mau bekerja
secara kelompok
Menyelesaikan
tugas kelompok
A Sangat baik, jika siswa menyelesaikan
tugas kelompok dengan baik, rapid an
tepat waktu
B Baik, jika menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik dan tepat
waktu
C Cukup, jika menyelesaikan tugas
kelompok tepat waktu
D Kurang, jika tidak menyelesaikan
tugas kelompok dengan baik dan tidak
tepat waktu.
Keikutsertaan
dalam membuat
kesimpulan
A Sangat baik, jika 4-5 siswa ikutserta
dengan sukarela membuat kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan
B Baik, jika 3-4 siswa ikutserta
membuat kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan
90
C Cukup, jika Siswa hanya
mendengarkan kesimpulan yang telah
disampaikan oleh guru
D Kurang, jika siswa tidak
memperhatikan guru saat memberikan
kesimpulan kegiatan pembelajaran
Menutup
pembelajaran
A Sangat baik, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca
hamdalah dan doa setelah belajar
bersama secara khidmad.
B Baik, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca doa
setelah belajar bersama
C Cukup, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca
hamdalah
D Kurang, jika siswa menutup
pembelajaran dengan tidak membaca
doa
3. Deskripsi Siklus II
a. Data Hasil Post Test Siklus II
Tabel 4.9 Hasil Post Test Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AHM 70 80 Tuntas
2. ANS 70 88 Tuntas
3. AA 70 70 Tuntas
4. AR 70 90 Tuntas
5. AOW 70 90 Tuntas
91
6. ASC 70 90 Tuntas
7. AA Q 70 98 Tuntas
8. ERS 70 75 Tuntas
9. KAW 70 90 Tuntas
10. KKA 70 58 Belum Tuntas
11. MAT 70 40 Belum Tuntas
12. MW 70 80 Tuntas
13. OS 70 90 Tuntas
14. SP 70 90 Tuntas
15. SS 70 98 Tuntas
16. SE 70 90 Tuntas
17. SRS 70 80 Tuntas
18. SS 70 100 Tuntas
19. SA 70 80 Tuntas
20. ZS 70 70 Tuntas
21. MR 70 80 Tuntas
22. D 70 85 Tuntas
Rata-rata 82,36
Presentase ketuntasan 90,90% (20 siswa)
Presentase ketidaktuntasan 9,09% ( 2 siswa )
Hasil Post Test siklus II mengalami peningkatan, jumlah
siswa yang tuntas adalah 20 (90,90%) dan yang belum tuntas
adalah 2 siswa (9,09%) dengan rata-rata 82,36.
Persentase ketuntasan
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
92
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi
N : Jumlah siswa
P
x 100%
P = 90,90 %
Persentase ketidaktuntasan
P = ∑
∑ X 100%
Keterangan:
P : Ketuntasan belajar dalam persen
F : frekuensi tidak tuntas
N : Jumlah siswa
x 100%
= 9,09 %
Nilai Rata-rata Kelas
X = ∑
∑
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
∑ X: Jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
93
X =
X = 82,36
Tabel 4.10 Data Perolehan KKM Siklus II
No Rentang Nilai
Jumlah siswa Presentase
Angka ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 20 90,90%
2 <70 Tidak Tuntas 2 9,09%
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
b. Refleksi Siklus II
Hasil siklus II, berdasarkan indikator keberhasilan klasikal
yaitu telah mencapai 85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini
sudah berhasil karena persentase ketuntasan yang diperoleh adalah
90.90%
9.09%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
94
90,90%. Berdasarkan data post test pada siklus I dan post test pada
siklus II terjadi peningkatan belajar sebesar 22,72%.
c. Lembar Observasi Guru Siklus II
Tabel 4.11 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Dinilai Nilai
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
peserta didik dengan menyapa dan memberi
salam.
√
2 Guru melakukan apersepsi √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
KEGIATAN INTI
5 Penguasaan materi pembelajaran √
6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
√
7 Kejelasan dalam penyampaian materi
pembelajaran
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
dan sesuai dengan RPP
√
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
10 Menguasai kelas √
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
11 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
12 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
13 Melibatkan siswa dalam penggunaan metode
pembelajaran puzzle amplop
√
MELIBATKAN PESERTA DIDIK
14 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran
√
15 Menunjukan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
√
16 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
√
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
17 Memantau kemajuan belajar siswa selama √
95
proses pembelajaran
18 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
PENGGUNAAN BAHASA
19 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara
jelas, baik dan benar
√
20 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa
PENUTUP
21 Memberikan soal evaluasi di akhir
pembelajaran
√
22 Membuat rangkuman pembelajaran √
23 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portopolio
√
24 Menutup pembelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa selesai belajar
√
Jumlah 76 12
Total 88
Kriteria Baik
Keterangan: Rentang Nilai
A : Baik ( 4 ) 76-100 = Baik
B : Sedang ( 3 ) 51-75 = Sedang
C : Cukup ( 2 ) 26- 50 = Kurang
D : Kurang ( 1 ) 01 – 25 =Sangat Kurang
96
Tabel 4.12 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus II
Aspek yang diamati Skala Kriteria Penilaian
Guru mempersiapkan
kesiapan siswa
A Sangat baik, jika guru sudah memeriksa
kesiapan siswa, dilihat dari melihat
kerapian pakaian, tempat duduk, sikap
siswa untuk memulai pembelajaran.
B Baik, jika guru memberikan arahan
kepada siswa untuk bersikap tenang
C Cukup, jika guru bersikap siap dan
menghadap siswa
D Kurang, jika guru hanya menunggu
siswa untuk menyiapkan diri untuk
belajar
Guru melakukan
apersepsi
A Sangat baik, jika guru mengulang
kembali materi sebelumnya dengan
mengaitkan pembelajaran hari ini
dengan memunculkan semangat rasa
ingin tahu siswa
B Baik. Jika guru mengulang kembali
materi sebelumnya dengan baik
C Cukup, jika guru hanya mengulang
materi sebelumnya tanpa mengaitkanya
dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan.
D Kurang, jika guru tidak mengulas materi
sebelumnya
Menyampaikan manfaat
kegiatan pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menyampaikan
manfaat pembelajaran disertai dengan
fakta dan contoh yang konkret
97
B Baik, jika guru menyampaikan manfaat
pembelajaran disertai dengan fakta
C Cukup, jika guru menyampaikan
manfaat pembelajaran
D Kurang, jika guru tidak menyampiakan
manfaat pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan sangat jelas
kepada siswa
B Baik, jika guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan cara menuliskan
di papan tulis
C Cukup, menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan cara menyuruh
siswa membaca
D Kurang, jika guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran
Penguasaan materi
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru menguasai 90-
100% materi
B Baik, jika guru menguasai 70-80%
materi
C Cukup, jika guru menguasai 50% materi
D Kurang, jika guru ≤ 50% materi
Mengaitkan materi yang
relevan
A Sangat baik, jika guru Mengaitkan
materi dengan pengetahuan yang
relevan disertai dengan contoh yang
konkrit
B Mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan
98
C Mengaitkan materi dengan sesuatu yang
relevan secara sederhana
D Tidak mengaitkan materi dengan
sesuatu yang relevan
Kejelasan penyampaian
materi
A Guru menyampaikan materi secara
jelas, menuliskanya di papan tulis dan
menjelaskanya
B Guru menyampaikan materi kepada
siswa
C Guru hanya membacakan materi kepada
siswa
D Guru hanya menyuruh siswa untuk
membaca materi tanpa menjelaskanya
Pelaksanaan RPP A Guru menjalankan pembelajaran 90-
100% sesuai dengan RPP
B Guru melaksanakan 75-90% sesuai
dengan RPP
C Guru melaksanakan 60-75% dari RPP
D Guru tidak melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP
Pengalokasian waktu A Guru sangat baik mengalokasikan
waktu pada saat kegiatan pembelajaran
B Guru baik dalam mengalokasikan waktu
C Guru cukup baik dalam mengalokasikan
waktu
D Guru kurang dalam mengalokasikan
waktu, sehingga tujuan pembelajaran
tidak tercapai.
Keterampilan dalam
penggunaan metode
A Guru sangat baik dalam menggunakan
metode puzzle amplop
99
puzzle amplop
B Guru baik dalam penggunaan puzzle
amplop
C Guru mampu menggunakan metode
puzzle amplop walaupun terkadang
terjadi kesalahan
D Guru tidak mampu menggunakan
metode puzzle amplop
Menumbuhkan keaktifan
siswa
A Sangat baik, jika Guru memberikan
umpan pertanyaan kepada siswa agar
siswa aktif.
B Baik, jika guru memberikan waktu
untuk siswa bertanya dan mengajukan
pendapat.
C Cukup, jika Guru memberikan
permainan berkaitan dengan materi
D Kurang, jika guru tidak memberikan
waktu untuk siswa bertanya dan
mengajukan pendapat.
Sikap terbuka terhadap
respon peserta didik
A Sangat baik, jika guru mempersilahkan
siswa untuk bertanya dan mengajukan
pendapat.
B Baik, jika guru mempersilakan siswa
untuk bertanya
C Cukup, jika guru menghargai pendapat
siswa
D Kurang, jika guru tdak memberikan
waktu kepada siswa untuk bertanya dan
mengajuka pendapat.
Memantau kemajuan A Sangat baik, jika guru memperhatikan
100
belajar siswa serta memberikan bimbingan kepada
setiap siswa.
B Baik, jika guru membantu siswa yang
sedang membutuhkan bantuan pada saat
pembelajaran
C Cukup, jika guru mengetahui
kelemahan siswa pada saat
pembelajaran
D Kurang, jika guru tidak mengetahui dan
tidak membantu siwa yang
membutuhkan bantuan pada saat
pembelajaran.
Melakukan penilaian
akhir sesuai dengan
tujuan pembelajaran
A Sangat baik jika guru melakukan
penilaian dengan menggunakan soal
(HOTS) dengan kriteria 30% soal
mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal
sulit serta sesuai tujuan pembelajaran.
B Baik, jika guru melakukan penilaian
sesuai tujuan pembelajaran dengan
menggunakan soal 30% mudah, 40%
sedang dan 30% sulit.
C Cukup, jika guru melakukan penilaian
dengan menggunakan soal sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
D Kurang, jika guru melakukan penilaian
tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Penggunaan bahasa A Sangat baik jika guru menggunakan
bahasa baku, bahasa halus dan mudah
dipahami siswa
101
B Baik jika guru menggunakan bahasa
halus dan dipahami siswa
C Cukup, jika guru menggunakan bahasa
yang dipahami siswa
D Kurang, jika guru menggunakan bahasa
kasar
Membuat rangkuman A Sangat, jika guru meminta beberapa
siswa menyimpulkan materi hasil
pembelajaran
B Baik, jika guru meminta satu siswa
untuk menyimpulkan materi hasil
pembelajaran
C Cukup, jika guru memberikan
rangkuman pembelajaran kepada siswa
D Kurang, jika guru tidak memberikan
rangkuman pembelajaran
Pengumpulan hasil
fortofolio
A Sangat baik, jika guru
mendokumentasikan setiap lembar
jawab siswa secara sistematis dalam
box file
B Baik, jika guru mendokumentasikan
lembar jawab siswa dan menyimpanya
dalam box file
C Cukup, jika guru mendokumentasikan
lembar jawab siswa
D Kurang, jika guru tidak
mendokumentasikan lembar jawab
siswa
Guru menutup
pembelajaran
A Sangat baik, jika guru mempersiapkan
siswa untuk mengakhiri pembelajaran
102
dengan membaca hamdalah dan doa
selesai belajar
B Baik, jika guru meminta ketua kelas
untuk memimpin doa bersama
C Cukup, jika guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucap salam
D Kurang, jika guru langsung
meninggalkan kelas tanpa mengucap
salam dan berdoa.
d. Lembar Observasi Siswa Siklus II
Tabel 4.13 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang Dinilai Kriteria
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1. Bersiap memulai pelajaran √
2. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
KEGIATAN INTI
3. Memperhatikan penjelasan terkait materi √
4. Mengajukan pendapat terkait dengan materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran
2
√
5. Mengajukan pertanyaan mengenai materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran
2
√
6. Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksanaan metode Puzzle amplop
√
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
7. Menjawab pertanyaan guru √
8. Berrpartisipasi dalam pelaksanaan
penggunaan metode pembelajaran puzzle
amplop
√
9. Bersedia belajar secara kelompok √
10. Bekerjasama antar anggota kelompok √
103
11. Memperhatikan penjelasan tugas kelompok √
12. Aktif dalam kelompok √
13. Menyelesaikan lembar kerja individu √
PENUTUP
14. Ikut serta dalam membuat kesimpulan
pembelajaran bersama guru
√
15. Menutup pembelajaran √
Skore 14 1
84 1
Total 85
Kriteria Baik
Keterangan: Rentang Nilai
A : Baik ( 6 ) 76-100 = Baik
B : sedang ( 4 ) 51-75 = sedang
C : Cukup ( 2 ) 26- 50 = Kurang
D : Kurang ( 1 ) 01- 25 = Sangat Kurang
Tabel 4.14 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus II
Aspek yang
diamati
Skala kriteria
Kesiapan memulai
pembelajaran
A Sangat baik, jika siswa siap duduk
dengan rapi
B Baik, jika diantaranya 2-3 siswa tidak
siap dengan duduk tidak rapi
C Cukup jika 50% siswa siap duduk
dengan rapi
D Kurang, jika 75% siswa tidak siap dan
tidak duduk dengan rapi.
Respon siswa A Sangat baik, jika 85% siswa
104
terhadap apersepsi menanggapi dan memperhatikan
apersepsi yang diberikan guru
B Baik, jika 70% siswa menanggapi
apersepsi yang diberikan guru
C Cukup, jika 50% siswa
memperhatikan apersepsi yang
diberikan guru
D Kurang, jika siswa yang
memperhatikan apersepsi kurang dari
50%.
Memperhatikan
penjelasan guru
A Sangat baik, jika siswa 85% siswa
memperhatikan dan menanggapi
penjelasan guru
B Baik, jika 70% siswa memperhatikan
dan menanggapi penjelasan guru
C Cukup, jika 50% siswa fokus dengan
penjelasan guru
D Kurang, jika siswa yang
memperhatikan penjelasan guru
kurang dari 50%.
Mengajukan
pendapat
A Sangat baik, jika 4-5 siswa dengan
kemauan sendiri mengajukan
pendapat terkait materi dengan
percaya diri .
B Baik, jika 3-4 siswa dengan kemauan
sendiri mengajukan pendapat dengan
percaya diri
C Cukup, jika 2-3 siswa mengajukan
pendapat dengan ditunjuk oleh guru
D Kurang, jika hanya satu siswa
105
mengajukan pendapatnya
Mengajukan
pertanyaan
A Sangat baik, jika 4-5 siswa
mengajukan pertanyaan sesuai dengan
tujuan pembelajaran
B Baik, jika 3-4 siswa mengajukan
pertanyaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
C Cukup, jika 1-2 siswa mengajukan
pertanyaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
D Kurang, jika tidak ada siswa yang
mengajukan pertanyaan.
Mengajukan
pertanyaan
berkaitan cara kerja
puzzle amplop
A Sangat baik, jika siswa secara aktif
mengajukan pertanyaan berkaitan cara
kerja puzzle amplop
B Baik, jika siswa menungggu
penjelasan dari guru berkaitan cara
kerja puzzle amplop
C Cukup, jika siswa mendengarkan
penjelasan guru berkaitan cara kerja
puzzle amplop
D Kurang, jika siswa tidak mengajukan
pertanyaan mengenai cara kerja
puzzle amplop
Menjawab
pertanyaan guru
A Sangat baik, jika 85% siswa mampu
menjawab pertanyaan dari guru
dengan baik dan benar
B Baik, jika 75% siswa mampu
menjawab pertanyaan dari guru
106
dengan baik dan benar
C Cukup, jika 50% siswa mampu
menjawab pertanyaan guru dengan
benar
D Kurang, jika siswa yang mampu
menjawab pertanyaan dari guru
kurang dari 50% siswa
Kesediaan belajar
kelompok
A Sangat baik, jika siswa bersedia
bekerja kelompok dengan senang hati
tidak membeda-bedakan siswa lainya
B Baik, jika siswa bersedia bekerja
kelompok dengan siswa yang telah
ditunjuk oleh guru
C Cukup, jika siswa mau bekerja
kelompok
D Kurang, jika siswa tidak mau bekerja
secara kelompok
Menyelesaikan
tugas kelompok
A Sangat baik, jika siswa menyelesaikan
tugas kelompok dengan baik, rapid an
tepat waktu
B Baik, jika menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik dan tepat
waktu
C Cukup, jika menyelesaikan tugas
kelompok tepat waktu
D Kurang, jika tidak menyelesaikan
tugas kelompok dengan baik dan tidak
tepat waktu.
Keikutsertaan
dalam membuat
A Sangat baik, jika 4-5 siswa ikutserta
dengan sukarela membuat kesimpulan
107
kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan
B Baik, jika 3-4 siswa ikutserta
membuat kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan
C Cukup, jika Siswa hanya
mendengarkan kesimpulan yang telah
disampaikan oleh guru
D Kurang, jika siswa tidak
memperhatikan guru saat memberikan
kesimpulan kegiatan pembelajaran
Menutup
pembelajaran
A Sangat baik, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca
hamdalah dan doa setelah belajar
bersama secara khidmad.
B Baik, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca doa
setelah belajar bersama
C Cukup, jika siswa menutup
pembelajaran dengan membaca
hamdalah
D Kurang, jika siswa menutup
pembelajaran dengan tidak membaca
doa
108
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil nilai post test pada siswa
kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, dapat diketahui bahwa
penerapan metode pembelajaran Puzzle Amplop dalam pembelajaran
Tematik sub tema Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan mampu
meningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari
meningkatnya pencapaian KKM dari dua siklus.
1. Data Nilai Rata-rata Persiklus
Tabel 4.15 Data Nilai Rata-rata Persiklus
No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai rata-rata
1 Pra Siklus 59,54
2 Siklus I 71,5
3 Siklus II 82,36
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Persiklus
59.54
71.5
82.36
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata Persiklus
Nilai Rata-rataPersiklus
109
2. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Per Siklus
Data di bawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui 2 siklus. Berikut rangkaian data siswa yang mengalami
peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 4.16 Data Peningkatan Nilai Siswa Persiklus
Uraian
Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas
Rata-rata
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Pra Siklus 9 40,90% 13 59,09% 59,54
Siklus I 15 68,18% 7 31,81% 71,5
Siklus II 20 90,90% 2 9,09% 82,36
Dari tabel 4.16 diatas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar
siswa sebelum dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap
siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan metode puzzle amplop
pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan yaitu pada tahap pra siklus terdapat 9 siswa (40,90%) siswa
yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar dibawah
KKM sebanyak 13 siswa (59,09%) dengan rata-rata 59,54.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator
keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada siklus I
pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 2 pembelajaran 1.
110
Data hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas
belajar atau (68,18%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
terdapat 7 siswa atau (31,81%) dengan nilai rata-rata 71,5.
Berdasarkan hasil tersebut terjadi peningkatan dari tahap pra siklus
meskipun masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara
klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan
pembelajaran tematik tema 2 subtema pembelajaran 2.
Hasil belajar siswa pada siklus II terdapat 20 siswa yang tuntas
belajar atau (90,90%) sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
sebanyak 2 siswa atau (9,09%) dengan nilai rata-rata 82,36.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator
keberhasilan secara klasikal yaitu siswa yang mencapai nilai melebihi
KKM yaitu mendapat nilai ≥ 70 pada pembelajaran Tematik dengan
presentase ≥85% dari jumlah siswa total dala satu kelas sebanyak 22
siswa (90,90%). Maka dari itu penelitian dihentikan dan siswa yang
belum tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan lanjut mandiri
berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga
seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
hasil belajar siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
mengalami peningkatan. Adapun gambar presentasi dalam grafik
adalah sebagai berikut:
111
Gambar 4.5 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Persiklus
Pada gambar 4.17 menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus ,siklus I hingga siklus II. Kenaikan hasil
belajar siswa dari pra siklus ke siklus I yaitu sebesar 27,28 % untuk
siklus I ke siklus II sebesar 22,72% .Kenaikan tersebut diperoleh dari
hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan sebesar 40,90% siswa
yang tuntas dan evaluasi akhir siklus I sebesar 68,18% siswa yang
tuntas, sedangkan hasil evaluasi akhir siklus II sebesar 90,90%. Siswa
yang belum tuntas di akhir siklus I sebanyak 7 siswa, pada akhir siklus
II Terdapat 2 siswa yang belum tuntas. Kenaikan hasil belajar siswa
terjadi pada siklus II.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan yang baik dari awal pembelajaran pada saat
penggunaan metode Puzzle Amplop pada pembelajaran tematik tema
2 subtema 2, dalam pelaksanaan hasil siklus I hingga siklus II dengan
hasil yang diperoleh baik dibandingkan dengan hasil siklus I, dengan
begitu menunjukan pemahaman siswa dalam belajar sehingga
40.90%
68.18%
90.90%
59.09%
31.81%
9.09%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pra Siklus Post TesSiklus I
Post TesSiklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
112
memenuhi hasil rata-rata nilai prestasi belajar siswa sesuai indikator
keberhasilan siswa yang dicapai, sehingga peneliti dan guru
memutuskan tidak perlu diadakan siklus selanjutnya, karena PTK ini
telah dinyatakan berhasil.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Lisa Ayu Ratnasari (2016),
dalam penelitianya menunjukan bahwa penggunaan metode Puzzzle
Amplop dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I,
perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pendem
Sumberlawang dalam pembelajaran tema indahnya negeriku sudah
baik, pada siklus I terdapat 10 siswa yang tuntas (62,50%). Pada siklus
ke II terjadi peningkatan kembali siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa
(87,50%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa setelah diberikan tindakan dengan metode Puzzle Amplop pada
pembelajaran Tematik, terdapat peningkatan hasil belajar dan dapat
menuntaskan belajar siswa.
113
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan di
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
tahun pelajaran 2019/2020 dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
Puzzle Amplop dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema 2 subtema
2 pentingnya udara bersih bagi pernapasan. Peningkatan hasil belajar
ditandai dengan nilai siswa yang mencapai KKM sebesar ≥70, yakni pada
pra siklus nilai dari 22 siswa diketahui hanya 9 (40,90%) siswa yang
tuntas dan yang tidak tuntas 13 (59,09%) siswa. Kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 15 (68,18) siswa yang tuntas dan siswa yang tidak
tuntas 7 ( 31,81%). Pada siklus II mengalami peningkatan kembali
sebanyak 20 (90,90%) siswa yang tuntas dan 2 (9,09%) siswa yang tidak
tuntas serta adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus I
sebesar 68,18% dan siklus II sebesar 90,90%. Jadi siklus dihentikan
karena sudah memenuhi indikator keberhasilan individual yaitu ≥70 dan
Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu ≥85%. Bagi siswa yang belum tuntas
pada siklus I dan siklus II akan disediakan program khusus dari sekolah
sebagai tindak lanjut.
114
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut:
1. Guru
Guru hendaknya lebih kreatif dalam mengemas pembelajaran agar
siswa tidak mudah bosan pada saat pembelajaran berlangsung serta
mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran
2. Siswa
Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar dapat meningkat
3. Sekolah
Sekolah sebaiknya mengadakan pembinaan terhadap guru untuk
melatih guru terutama pembinaan tentang bagaimana guru harus
mengemas pembelajaran, serta memperkaya pengetahuan guru tentang
berbagai metode pembelajaran yang menarik untuk diaplikasikan ke
dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal.
115
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Abdorrakhman, Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran.
Bandung: Humaniora
Adrian, Kevin.2020.Penyebab batuk berdahak dan batuk kering serta
pengobatanyahttps://www.google.com/search?q=gambar+orang+batuk&s
diakses tanggal 30 maret 2020 pukul 19.00
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta
Ally, M. 2004. Foundation of Educational Theory for Online Learning. Canada:
Athabasca University
Amanah, Nur. (2017). Dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Pekerjaan Melalui Metode Make a Match dan Penggunaan Media
Puzzle Pada Siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018” Skripsi.
Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Andi ,Keysa.2019. Tari piring https://www.google.com/search?q=gambar
+tari+piring&safe diakses pada tanggal 30 maret 2020 pukul 19.00.
Andi,keysa.2019. tari Serimpi https://www.google.com/search?q= gambar+tari+
sekapur& safe diakses pada tanggal 15 februari 2020 pukul 19.00
Anggraeni, Hermiya .(2015). Dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA
Materi Alat Pencernaan Manusia Dengan Menggunakan Puzzle Pada
Siswa Kelas V SDN 2 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Arifin, Saddoen. 2020. Tari Serimpi: Busana, Musik, Macam-macam
gambar dan Penjelasan https: //www. google. com/search
?q=gambar+tari+serimpi&safe diakses pada tanggal 15 februari 2020
pukul 19.00.
116
Arihatul, Laili (2016) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Rangka
Manusia dengan Metode Puzzle Pada Siswa Kelas IV Semester I MI
Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017” Skripsi. Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arita, Hermiya (2014) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi
Alat Pencernaan Manusia Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas
V SDN 2 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2014/2015” Skripsi. Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Ayu, Ratnasari Lisa (2017) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Melalui Metode Puzzle Amplop Tema Indahnya Negeriku Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Pendem 3 Sumberlawang Semester Genap Tahun
Pelajaran 2016/ 2017” Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Slmaet Riyadi Surakarta.
B, Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT
Bumi Aksara
B. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke
Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta
E. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya
Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power Of Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat
Fajariyah, Ela Latifatul (2016) dengan judul “Penerapan Media Puzzle Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 01
Sumberrejo Kota Gajah Tahun Pelajaran 2016/2017” Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Metro.
Fathurrohman dkk. 2012. Belajar dan Pembelajaran : Membantu Meningkatkan
Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras
117
Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik,Oemar .2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
I,Wasliman. 2007. Problematika Pendidikan Dasar. Modul. Bandung
Iskandar, R.Y. 2011. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern
dan Tradisional . Jakarta: Laskar Askara
Jalilah, Mia dkk. (2018) dengan judul “Menumbuhkan Kreativitas Dalam Menulis
Teks Deskripsi Dengan Menggunakan Metode Puzzle Amplop di
Madrasah Tsanawiyah”. Jurnal Penelitian. Vol 1 nomor 3. P-ISSN 2614-
624X. E-ISSN 2614-6231. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. IKIP
Siliwangi.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan
M, Misrah. 2014. “Peningkatan Kemampuan Siswa…..” jurnal tadulako online
vol. 1 no. 4 ISSN 2354-614X. diakses tanggal 15 Februari 2020 pukul
19.00
M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing
Moh. Uzer Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mukrimah,S.S. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Bumi
Siliwangi
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press
Putra, S.R. 2013. Kreasi Mainan Tradisional Anak Nusantara. Yogyakarta:
Nayra Pustaka
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT.Raja Grasindo Persada
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, Metode dan Kiat.
Yogyakarta: UGM.
118
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sudrajat, Akhmad. 2009. Strategi Pembelajaran kooperatif Metode Group
Investigation. Http//www.Akhmad sudrajat.wordpress.com. (Diakses
tanggal 28-02-2020 pukul 10.00)
Suraji. 2014. Pembelajaran Alat Pencernaan Pada Manusia Melalui Bermain
dengan Media Puzzle, (online), (http://teqip.com/wp-
content/uploads/2014/4 IPA.Pdf diakses tanggal 2 Februari 2020, pukul
20.00
Surbakti, Tesa Oktriana. 2019. Polusi Udara Sebab Kematian Dini.
www.google.com/search?q=gambar+polusi+lingkungan diakses pada
tanggal 30 maret 2020 pukul 19.00
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif. Jakarta:
Kencana
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
119
LAMPIRAN
120
Lampiran 1 RPP Siklus 1 RENCANA PEMBELAJARAN
(RPP) 2013
Satuan Pendidikan : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas / Semester : V/ Ganjil
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran ke : 1
Focus pembelajaran : IPA, Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru tetangga, dan negara.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-
121
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain
KI 4 Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam
bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya
B. Kompetensi Dasar dan Indicator Pencapaian Kompetensi
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.2 mengklasifikasi informasi yang
didapat dari buku ke dalam
aspek: apa, dimana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana.
3.2.1 mengetahui penggunaan kata
Tanya apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu
kalimat.
3.2.2 menjelaskan penggunaan kata
Tanya apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu
kalimat.
122
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.2 menjelaskan organ pernapasan
dan fungsinya pada hewan dan
manusia, serta cara memelihara
kesehatan organ pernapasan
manusia.
3.2.1 menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan pada
pernapasan manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan membaca teks bacaan, siswa dapat mengetahui
penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu kalimat dengan baik dan benar.
2. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan penggunaan
kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dalam
suatu kalimat dengan baik dan benar.
3. Setelah melihat contoh yang diberikan oleh guru, siswa dapat
menuliskan contoh penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana dalam suatu kalimat dengan baik dan benar.
4. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan pada pernapasan manusia dengan baik dan benar.
5. Melalui kegiatan menyusun potongan puzzle, siswa dapat memahami
pengunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana dengan benar.
123
6. Melalui kegiatan menyusun puzzle, siswa dapat menjelaskan
penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu kalimat dengan benar.
7. Melalui kegiatan menyusun puzzle, siswa dapat menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan pada pernapasan manusia dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana.
2. Factor penyebab gangguan pernapasan manusia.
E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode pembelajaran : Puzzle Amplop
Pendekatan pembelajaran : Saintifik
F. Sumber Belajar
Buku guru dan buku siswa kelas V, tema 2: Udara Bersih Bagi
Kesehatan, Subtema 2: Pentingnya Udara Bersih Bagi Kehidupan,
Pembelajaran 1 (halaman 51-56).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan
pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, menyapa siswa,
menanyakan kabar dan kondisi kesehatan
siswa.
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan
10
menit
124
dengan dipimpin oleh guru. Guru
menekankan pentingnya berdoa (agar apa
yang dikerjakan dan ilmu yang di dapat
bermanfaat).
3. Guru melakukan kegiatan mengabsen
4. Guru melakukan apersepsi menanyakan
pembelajaran dihari sebelumnya
5. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
akan dilakukan.
7. Guru membacakan tujuan pembelajaran pada
kegiatan hari ini
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar pada teks pada
buku siswa pada hal 51 dengan seksama
(mengamati)
2. Siswa secara individu membaca teks pada
buku siswa halaman 51.
3. Siswa bertanya tentang maksud atau isi dari
teks yang telah di baca (menanya)
4. Guru menjelaskan penggunaan kata tanya
“apa, dimana, kapan, berapa, siapa, mengapa
dan bagaimana” dalam suatu kalimat
50
menit
125
(mengumpulkan informasi)
5. Siswa seacara individu mengidentifikasi
penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa dan bagaimana pada teks
tersebut (mengeksplorasi)
6. Guru melakukan konfirmasi semua jawaban
siswa (mengkomunikasikan)
7. Siswa membaca materi pada buku siswa
halaman 52 (mengamati)
8. Siswa bertanya tentang factor-faktor
penyebab gangguan pernapasan (menanya)
9. Guru menjelaskan factor-faktor penyebab
terjadinya gangguan pernapasan pada
manusia (mengumpulkan informasi)
10. Siswa secara berkelompok menuliskan
contoh penggunaan kata tanya apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa dan bagaimana dalam
suatu kalimat (mengeksplorasi)
11. Guru mengkonfirmasi semua jawaban
siwa (mengkomunikasikan)
12. Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok
13. Setiap kelompok memilih amplop yang
126
disediakan oleh guru.
14. Setiap kelompok menyusun puzzle
berupa pertanyaan dan jawaban menjadi satu
bagian puzzle yang utuh (mengeksplorasi)
15. Guru memberikan waktu 10 menit
kepada siswa untuk menyelesaikan puzzle
tersebut.
16. Setiap kelompok mempresentasikan
jawabanya didepan kelas.
(mengkomunikasikan)
17. Guru mengkonfirmasi dan mengapresiasi
semua jawaban siswa.
18. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan
Penutup
1. Siswa melakukan perenungan tentang
kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang pembelajaran hari ini.
3. Guru dan siswa membuat kesimpulan
pada pembelajaran pada hari ini.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah dan doa penutup
belajar bersama.
10
menit
127
H. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
a. Tekhnik : Tes
b. Jenis Tes : Tertulis
1) Penilaian Pengetahuan (soal evaluasi)
IPA 3.2
1. Tempat di bawah ini yang memiliki kualitas udara paling baik
adalah…….
a. Jalan raya yang banyak mobil
b. Sawah yang penuh lumpur
c. Taman yang banyak pohonya
d. Pabrik yang punya banyak karyawan
2. Gangguan pernapasan dapat terjadi karena factor fisik
diantaranya adalah………
a. Bayi yang baru lahir premature
b. Polusi udara yang buruk
c. Banyak perokok aktif
d. Banyaknya CO 2
3. Jika kita dibawah pohon pada siang hari maka kita akan
merasakan udara yang sejuk dan rindang. Hal ini dikarenakan
pohon mampu menghasilkan……..
a. Hawa dingin
b. Nitrogen
128
c. Karbondioksida
d. Oksigen
4. Sebutkan 3 contoh yang menjadi penyebab pencemaran udara !
Jawab:…………………………………………………………
5. Sebutkan 3 penyakit yang menyebabkan gangguan pernapasan!
Jawab:…………………………………………………………
KD Bahasa Indonesia 3.2
Bacalah paragraph di bawah ini untuk menjawab pertanyaan di
bawah ini!
Enceng gondok adalah salah satu tumbuhan air mengapung.
Selain dikenal dengan nama enceng gondok, di beberapa
daerah di Indonesia enceng gondok mempunyai nama lain. Di
Palembang disebut dengan nama kelipuk, sedangkan di daerah
lampung dikenal dengan nama ringgak.
Enceng gondok memiliki manfaat diantaranya adalah dapat
dijadikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan tangan.
6. Dimana enceng gondok dikenal dengan nama kelipuk?
a. Kalimantan
b. Palembang
c. Aceh
d. Jambi
Pertanyaan:……………………………………………………
129
Jawaban: “Enceng gondok memiliki manfaat diantaranya
adalah dapat dijadikan peluang usaha sebagai bahan dasar
kerajinan tangan”
7. Kalimat tanya yang tepat untuk kalimat diatas adalah…….
a. Mengapa enceng gondok memiliki manfaat?
b. Siapa yang membuat kerajinan dari enceng gondok?
c. Apa manfaat enceng gondok?
d. Bagaimana enceng gondok di olah menjadi kerajinan?
8. “Ketoprak adalah drama rakyat tradisional jawa tengah”
Kalimat tanya yang sesuai dengan kalimat di atas adalah….
a. Mengapa ketoprak adalah drama rakyat tradional jawa
tengah?
b. Bahasa apa yang digunakan dalam ketoprak?
c. Apa yang dimaksud ketoprak?
d. Siapa pencipta ketoprak?
9. “Pencipta ketoprak adalah Kanjeng Raden Tumenggung
Wreksodiningrat”
Kalimat tanya yang sesuai dengan kalimat diatas adalah…..
Jawab:…………………………………………………………
10. “ kebakaran hutan terjadi pada hari minggu jam 15.00 waktu
setempat”
Pertanyaan yang tepat untuk kalimat diatas adalah……
Jawab:………………………………………………………….
130
Kunci jawaban:
1. C
2. A
3. D
4. Sampah yang menumpuk, asap pabrik, asap kendaraan bermotor
dll
5. Influenza, asma, bronchitis, efisema dll
6. B
7. C
8. C
9. Siapa pencipta ketoprak?
10. Kapan terjadinya kebakaran hutan?
2. Penskoran
No
Muatan
pelajaran
KD
Nomor
soal
Skor
masing-
masing
soal
Jumlah
skor
maksi
mal
Nilai
1. IPA 3.2
1,2,3 1 3
x 100= 100
4, 5 3 6
2.
Bahasa
Indonesia
3.2
6,7,8, 1 3
x 100= 100
9, 10 3 6
131
132
Lampiran 2 materi siklus 1
133
134
135
136
137
Lampiran 3 soal post test siklus 1
SOAL POST TEST SIKLUS I
KD IPA 3.2
1. Tempat di bawah ini yang memiliki kualitas udara paling baik adalah……
a. Jalan raya yang banyak mobil
b. Sawah yang penuh lumpur
c. Taman yang banyak pohonya
d. Pabrik yang punya banyak karyawan
2. Gangguan pernapasan dapat terjadi karena factor fisik diantaranya
adalah……
a. Bayi yang baru lahir premature
b. Polusi udara yang buruk
c. Banyak perokok aktif
d. Banyaknya CO 2
3. Jika kita dibawah pohon pada siang hari maka kita akan merasakan udara
yang sejuk dan rindang. Hal ini dikarenakan pohon mampu
menghasilkan….
a. Hawa dingin
b. Nitrogen
c. Karbondioksida
d. Oksigen
Nama:
No absen:
138
4. Sebutkan 3 contoh yang menjadi penyebab pencemaran udara !
Jawab:…………………………………………………………………….
5. Sebutkan 3 penyakit yang menyebabkan gangguan pernapasan!
Jawab:……………………………………………………………………..
KD Bahasa Indonesia 3.2
Bacalah paragraph di bawah ini untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!
Enceng gondok adalah salah satu tumbuhan air mengapung. Selain
dikenal dengan nama enceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia
enceng gondok mempunyai nama lain. Di Palembang disebut dengan
nama kelipuk, sedangkan di daerah lampung dikenal dengan nama
ringgak.
Enceng gondok memiliki manfaat diantaranya adalah dapat
dijadikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan tangan.
6. Dimana enceng gondok dikenal dengan nama kelipuk?
a. Kalimantan
b. Palembang
c. Aceh
d. Jambi
7. Pertanyaan:……………………………………………………………….
Jawaban: “Enceng gondok memiliki manfaat diantaranya adalah dapat
dijadikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan tangan”
Kalimat tanya yang tepat untuk kalimat diatas adalah……..
a. Mengapa enceng gondok memiliki manfaat?
139
b. Siapa yang membuat kerajinan dari enceng gondok?
c. Apa manfaat enceng gondok?
d. Bagaimana enceng gondok di olah menjadi kerajinan?
8. “Ketoprak adalah drama rakyat tradisional jawa tengah”
Kalimat tanya yang sesuai dengan kalimat di atas adalah……….
a. Mengapa ketoprak adalah drama rakyat tradional jawa tengah?
b. Bahasa apa yang digunakan dalam ketoprak?
c. Apa yang dimaksud ketoprak?
d. Siapa pencipta ketoprak?
9. “Pencipta ketoprak adalah Kanjeng Raden Tumenggung
Wreksodiningrat”
Kalimat tanya yang sesuai dengan kalimat diatas adalah…..
Jawab:…………………………………………………………………….
10. “ kebakaran hutan terjadi pada hari minggu jam 15.00 waktu setempat”
Pertanyaan yang tepat untuk kalimat diatas adalah…….
Jawab:……………………………………………………………………
140
Lampiran 4 lembar observasi guru siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus I
Nama Madrasah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas/ semester : V/ Satu
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran : 1
Hari tanggal :19 November 2019
No Aspek Yang Dinilai Nilai
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
peserta didik dengan menyapa dan memberi
salam.
√
2 Guru melakukan apersepsi √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
√
KEGIATAN INTI
5 Penguasaan materi pembelajaran √
6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
√
7 Kejelasan dalam penyampaian materi
pembelajaran
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
dan sesuai dengan RPP
√
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
10 Menguasai kelas √
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
11 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
12 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
MELIBATKAN PESERTA DIDIK
13 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik √
141
dalam pembelajaran
14. Menunjukan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
√
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
√
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
16. Memantau kemajuan belajar siswa selama
proses pembelajaran
√
17 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
PENGGUNAAN BAHASA
18 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara
jelas, baik dan benar
√
19 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa
√
PENUTUP
20 Memberikan soal evaluasi di akhir
pembelajaran
√
21 Membuat rangkuman pembelajaran secara
lisan
√
22 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
23 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portopolio
√
24 Menutup pembelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa selesai belajar
√
Jumlah 64 6 12
Total 82
Kategori Baik
142
Lampiran 5 Hasil Observasi Siswa Siklus I
Lembar Observasi Siswa Siklus I
Nama Madrasah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas/ semester : V/ Satu
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran : 1
Hari tanggal :19 November 2019
No Aspek yang Dinilai Kriteria
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1. Bersiap memulai pelajaran √
2. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
KEGIATAN INTI
3. Memperhatikan penjelasan terkait materi √
4. Mengajukan pendapat terkait dengan materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran 1
√
5. Mengajukan pertanyaan mengenai materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran 1
√
6. Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksanaan metode Puzzle amplop
√
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
7. Menjawab pertanyaan guru √
8. Berrpartisipasi dalam pelaksanaan penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
9. Bersedia belajar secara kelompok √
10. Bekerjasama antar anggota kelompok √
11. Memperhatikan penjelasan tugas kelompok √
12. Aktif dalam kelompok √
13. Menyelesaikan lembar kerja individu √
PENUTUP
14. Ikut serta dalam membuat kesimpulan √
143
pembelajaran bersama guru
15. Menutup pembelajaran √
Jumlah 3 8 4
18 32 8
Total 58
Kategori Sedang
144
Lampiran 6 hasil Belajar siswa Siklus I
145
146
147
148
Lampiran 7 RPP Siklus II
RENCANA PEMBELAJARAN
(RPP) 2013
Satuan Pendidikan : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas / Semester : V/ Ganjil
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran ke : 2
Focus pembelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru tetangga, dan negara.
KI 3 Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-
149
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain
KI 4 Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam
bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya
B. Kompetensi Dasar dan Indicator Pencapaian Kompetensi
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.2 mengklasifikasi informasi yang
didapat dari buku ke dalam
aspek: apa, dimana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana.
3.2.1 mengetahui penggunaan kata
Tanya apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu
kalimat.
3.2.2 menjelaskan penggunaan kata
Tanya apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa, dan
bagaimana dalam suatu
kalimat.
150
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.2 menjelaskan organ pernapasan
dan fungsinya pada hewan dan
manusia, serta cara memelihara
kesehatan organ pernapasan
manusia.
3.2.1 menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan pada
pernapasan manusia.
SBdP
Kompetensi Dasar Indicator Pencapaian
3.3 memahami pola lantai dalam tari
kreasi daerah
3.3.1 menjelaskan tari tradisional
yang menggunakan properti
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan kegiatan membaca teks bacaan hal 57, siswa dapat mengetahui
gejala dan penyebab penyakit asma dengan baik dan benar
2. Dengan melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan gejala
dan penyebab penyakit asma dengan benar
3. Melalui kegiatan membaca, siswa dapat memahami aspek penggunaan
6w + 1h dengan baik dan benar
4. Dengan melihat gambar tarian, siswa dapat mengetahui tarian
tradisional yang menggunakan property dengan baik dan benar
5. Dengan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan tarian tradisonal
yang menggunakan property dengan benar.
151
6. Melaui kegiatan menyusun puzzle amplop, siswa dapat menjelaskan
penyebab serta gejala penyakit asma dengan benar
7. Melalui kegiatan menyusun puzzle amplop, siswa dapat menjelaskan
penggunaan aspek 6w +1h dengan benar
8. Melalui kegiatan menyusun puzzle amplop, siswa dapat menjelaskan
tarian tradisional dengan menggunakan property secara benar.
D. Materi Pembelajaran
3. Penggunaan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana.
4. Penyebab gangguan pernapasan manusia.
5. Tari tradisional menggunakan property
E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode pembelajaran : Puzzle Amplop
Pendekatan pembelajaran : Saintifik
F. Sumber Belajar
Buku guru dan buku siswa kelas V, tema 2: Udara Bersih Bagi
Kesehatan, Subtema 2: Pentingnya Udara Bersih Bagi Kehidupan,
Pembelajaran 2 (halaman 57-60).
152
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan
pendahuluan
8. Guru memberi salam, menyapa siswa,
menanyakan kabar dan kondisi kesehatan
siswa.
9. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan
dengan dipimpin oleh guru. Guru
menekankan pentingnya berdoa (agar apa
yang dikerjakan dan ilmu yang di dapat
bermanfaat).
10. Guru melakukan kegiatan mengabsen
11. Guru melakukan apersepsi menanyakan
pembelajaran dihari sebelumnya
12. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
13. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran akan dilakukan.
14. Guru membacakan tujuan pembelajaran
pada kegiatan hari ini
10
menit
Kegiatan Inti 19. Siswa mengamati gambar pada teks pada
buku siswa pada hal 57 dengan seksama
(mengamati)
50
menit
153
20. Siswa secara individu membaca teks
pada buku siswa halaman 57.
21. Siswa bertanya tentang maksud gambar
pada teks bacaan yang telah di lihat
(menanya)
22. Guru menjelaskan kembali materi yang
telah di baca oleh siswa (mengumpulkan
informasi)
23. Siswa mengidentifikasi gejala dan
penyebab penyakit asma (eksplorasi)
24. Guru melakukan konfirmasi semua
jawaban siswa (mengkomunikasikan)
25. Guru menjelaskan penggunaan 6W+IH
(mengumpulkan informasi)
26. Siswa secara individu mengidentifikasi
penggunaan 6W+IH pada bacaan hal 57
( eksplorasi)
27. Guru mengkomunikasikan jawaban siswa
( komunikasi)
28. Siswa melihat gambar alat property yang
digunakan untuk menari tarian tradisional
( mengamati)
29. Siswa bertanya tentang tarian tradional
154
yang menggunakan property (menanya)
30. Siswa secara individu membaca materi
pada hal 59 ( mengumpulkan informasi)
31. Guru menjelaskan kembali materi yang
telah dibaca oleh siswa pada hal 59
( mengumpulkan informasi)
32. Siswa mengidentifikasi property yang
digunakan dalam tarian tradisional
( eksplorasi)
33. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa
(mengkomunikasikan)
34. Guru membagi kelas menjadi 3
kelompok
35. guru membagikan soal melalui metode
puzzle amplop
36. guru menjelaskan cara kerja puzzle
amplop tersebut
37. Setiap kelompok memilih 1 amplop yang
berisi potongan puzzle yang terdiri dari
pertanyaan dan jawaban
38. Setiap kelompok bertugas menyusun
puzzle tersebut hingga menjadi puzzle yang
utuh
155
39. Guru memberikan waktu 10 menit
kepada siswa untuk menyelesaikan puzzle
tersebut.
40. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya didepan kelas.
(mengkomunikasikan)
41. Guru mengkonfirmasi dan mengapresiasi
semua jawaban siswa.
42. Siswa mengerjakan soal evaluasi
(tertulis)
Kegiatan
Penutup
5. Guru dan siswa membuat kesimpulan
pada pembelajaran pada hari ini.
6. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah dan doa penutup
belajar bersama.
10
menit
H. Penilaian
3. Penilaian Pengetahuan
c. Tekhnik : Tes
d. Jenis Tes : Tertulis
2) Penilaian Pengetahuan (soal evaluasi)
IPA KD 3.2
1. Apa penyebab penyakit asma?
2. Apa penyebab alergi?
156
3. Apa yang terjadi pada organ pernapasan pada penderita
penyakit asma?
4. Mengapa pasien asma yang mengalami gejala berat harus
segera mendapat perawatan?
Bahasa Indonesia KD 3.2
5. “Asma adalah salah satu penyakit gangguan pernapasan”
kalimat tanya yang sesuai untuk kalimat tersebut adalah?
6. “ Posisi tidur yang terbaik bagi pasien asma adalah dalam
keadaan duduk” aspek 6w+Ih yang sesuai untuk kalimat tanya
pada kalimat tersebut adalah?
7. “ Kakek Husin mengidap penyakit asma” aspek 6w+1h yang
tepat untuk kalimat tanya pada kalimat tersebut adalah?
SBdP KD 3.3
8. Property yang digunkan dalam tari piring adalah?
9. Property yang digunakan dalam tari topeng ayak adalah?
10. Berikan contoh tarian tradisional yang menggunakan property!
Kunci jawaban:
1. Penyakit asma disebabkan oleh alergi
2. Disebabkan oleh alergi dingin, rambut, bulu, kotoran, debu,
atau tekanan psikologis
3. Terjadi penyumbatan saluran pernapasan yaitu pada bronkus
4. Karena penyakit asma dapat mengancam jiwa
5. Apa yang dimaksud asma?
157
6. Bagaimana posisi tidur yang terbaik bagi pasien asma?
7. Siapa yang mengidap penyakit asma? Atau apa penyakit yang
diidap oleh kakek husin?
8. Piring
9. Topeng
10. Tari piring, tari rangguk ayuk dsb
4. Penskoran
No
Muatan
pelajaran
KD
Nomor
soal
Skor
masing-
masing
soal
Jumlah
skor
maksima
l
Nilai
1. IPA 3.2 1,2,3,4 2 8
= 100
2. Bahasa
Indonesia
3.2 5,6,7 2 6
3. SBdP 3.3 8,9,10 2 6
158
159
Lampiran 8 materi siklus II
160
161
162
Lampiran 9 soal post test siklus 2
SOAL POST TEST SIKLUS II
1. Apa penyebab penyakit asma?
Jawab:…………………………………………………………………
2. Apa penyebab alergi?
Jawab:………………………………………………………………….
3. Apa yang terjadi pada organ pernapasan pada penderita penyakit asma?
Jawab:…………………………………………………………………..
4. Mengapa pasien asma yang mengalami gejala berat harus segera mendapat
perawatan?
Jawab:………………………………………………………………….
5. “Asma adalah salah satu penyakit gangguan pernapasan” kalimat tanya
yang sesuai untuk kalimat tersebut adalah?
Jawab:………………………………………………………………….
6. “ Posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk” aspek 6w+Ih
yang sesuai untuk kamat tanya pada kalimat tersebut adalah?
Jawab:………………………………………………………………….
7. “ Kakek Husin mengidap penyakit asma” aspek 6w+1h yang tepat untuk
kalimat tanya pada kalimat tersebut adalah?
Jawab:…………………………………………………………………
8. Property yang digunkan dalam tari piring adalah?
Jawab:…………………………………………………………………
Nama:
No absen:
163
9. Property yang digunakan dalam tari topeng adalah?
Jawab:…………………………………………………………………
10. Berikan contoh tarian tradisional yang menggunakan property!
Jawab:…………………………………………………………………
164
Lampiran 10 Hasil Observasi Guru Siklus II
Lembar Observasi Guru Siklus II
Nama Madrasah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas/ semester : V/ Satu
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran : 2
Hari tanggal : 8 Desember 2019
No Aspek Yang Dinilai Nilai
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
peserta didik dengan menyapa dan memberi
salam.
√
2 Guru melakukan apersepsi √
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
KEGIATAN INTI
5 Penguasaan materi pembelajaran √
6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
√
7 Kejelasan dalam penyampaian materi
pembelajaran
√
8 Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
dan sesuai dengan RPP
√
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
10 Menguasai kelas √
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
11 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan
metode pembelajaran puzzle amplop
√
12 Menghasilkan pembelajaran yang menarik √
13 Melibatkan siswa dalam penggunaan metode
pembelajaran puzzle amplop
√
MELIBATKAN PESERTA DIDIK
14 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran
√
165
15 Menunjukan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
√
16 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
√
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
17 Memantau kemajuan belajar siswa selama
proses pembelajaran
√
18 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
√
PENGGUNAAN BAHASA
19 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara
jelas, baik dan benar
√
20 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa
PENUTUP
21 Memberikan soal evaluasi di akhir
pembelajaran
√
22 Membuat rangkuman pembelajaran secara lisan √
23 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portopolio
√
24 Menutup pembelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa selesai belajar
√
Jumlah 76 12
Total 88
Kriteria Baik
166
Lampiran 11 Hasil Observasi Siswa Siklus II
Lembar Observasi Siswa Siklus II
Nama Madrasah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas/ semester : V/ Satu
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Subtema : 2. Pentingnya udara bersih bagi pernapasan
Pembelajaran : 2
Hari tanggal : 8 Desember 2019
No Aspek yang Dinilai Kriteria
A B C D
KEGIATAN PEMBUKAAN
1. Bersiap memulai pelajaran √
2. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
KEGIATAN INTI
3. Memperhatikan penjelasan terkait materi √
4. Mengajukan pendapat terkait dengan materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran
2
√
5. Mengajukan pertanyaan mengenai materi
pembelajaran tema 2 subtema 2 pembelajaran
2
√
6. Mengajukan pertanyaan terkait cara kerja
pelaksanaan metode Puzzle amplop
√
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE AMPLOP
7. Menjawab pertanyaan guru √
8. Berrpartisipasi dalam pelaksanaan
penggunaan metode pembelajaran puzzle
amplop
√
9. Bersedia belajar secara kelompok √
10. Bekerjasama antar anggota kelompok √
11. Memperhatikan penjelasan tugas kelompok √
12. Aktif dalam kelompok √
13. Menyelesaikan lembar kerja individu √
167
PENUTUP
14. Ikut serta dalam membuat kesimpulan
pembelajaran bersama guru
√
15. Menutup pembelajaran √
Skore 14 1
84 1
Total 85
Kriteria Baik
168
Lampiran 12 Hasil Belajar Siswa Siklus II
169
170
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Dokumentasi Pembelajaran Siklus I
Gambar 1. Guru melakukan apersepsi pembelajaran
Gambar 2. Guru menjelaskan materi pembelajaran
171
Gambar 3. Guru membagikan papan puzzle
Gambar 4. Siswa bekerja kelompok menyususun puzzle
172
Gambar 5. Siswa bekerja kelompok menyusun puzzle
173
Gambar 6. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi
Gambar 7. Siswa mengerjakan soal post test
174
Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Gambar 8. Guru melakukan apersepsi
Gambar 9. Siswa secara perwakilan kelompok mengambil puzzle
dalam amplop
175
Gambar 10. Siswa bekerja kelompok menyatukan puzzle
176
Gambar 11. Siswa perwakilan kelompok bergantian mempresentasikan
hasil diskusi
Gambar 12. Siswa mengerjakan soal post test siklus II
177
Lampiran 14 lembar konsultasi skripsi
178
179
180
181
Lampiran 15 lembar pembimbing skripsi
182
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian
183
Lampiran 17 Surat Balasan Izin Penelitian
184
Lampiran 18 Satuan Kredit Kegiatan
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Khusnul Khotimah Prodi : PGMI
NIM : 23040160107 Dosen P.A : Imam Mas Arum, M.Pd.
No Nama Kegiatan Tanggal
Pelaksanaan
Keikutsertaan Nilai
1 OPAK FTIK “Peranan Budaya di
Perguruan Tinggi dalam
Membentuk Karakter Pendidik
yang Profesional dan
Bermartabat” Oleh DEMA FTIK
22-23
Agustus 2016
Peserta 3
2 UPT Perpustakaan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga atas
Partisipasinya Library User
Education
30 Agustus
2016
Peserta 3
3 Seminar Nasional “Lets Be A
Good Millenial’s Person With
Peer Conseling”
25 Juli 2019 Peserta 8
4 Seminar Nasional dengan tema “
Perempuan Indonesia Di Mata
Hukum Dan HAM”
21 Desember
2016
Peserta 8
5 Inspirasi Tazkia dengan tema
Love Story From Allah
6 Oktober
2018
Peserta 3
6 Workshop Pasar Modal Syariah
2019 dengan tema “Memiliki
Perusahaan Bukan Sekedar
Impian”
13 April
2019
Peserta 3
185
7 Seminar Internasiona Dengan
Tema “ Strategi Dakwah
Walisongo Dalam
Mengembangkan Gerakan
Modernisasi Islam”
28 Februari
2020
Peserta 10
8 Seminar Pendidikan Nasional
“Inovasi Pembelajaran MI/SD
berorientasi HOTS untuk
Menyongsong Industri 4.0”
8 Oktober
2019
Peserta 3
9 Seminar Nasional Dinamika
Hukum Pasar Modal Syariah Di
Indonesia
24 Oktober
2019
Peserta 8
10 Pelatihan Kader Dasar (PKD)
dengan tema “ Rekonstruksi Nalar
Kader di Era Kompetisi Global”
April 2019 Peserta 3
11 Pelatihan Corel Draw, PIK-R
Arjuna Kecamatan Pabelan
13 Oktober
2019
Peserta 3
12 Pagelaran Sendratari 2018 dengan
tema “Merawat Budaya,
Tumbuhkan Kreatifitas”
8 Desember
2018
Peserta 3
13 Investor Gathering 2019 dengan
tema “ Menjadi Investor Cerdas di
Pasar Modal Syariah Indonesia”
12 September
2019
Peserta 3
14 Jalan Sehat Semarak Festifal Hari
jadi PGMI ke 10 “Bersama Bisa”
Oleh HMJ PGMI
15 November
2017
Peserta 3
15 Sertifikat Penyerapan Aspirasi
Masyarakat degan Tema
“Memperkuat Peran Pemuda
Dalam Bingkai Kebhinekaan”
5 Agustus
2017
Peserta 3
186
16 Seminar Nasional Budaya dan
Pariwisata dengan Tema “Wisata
dan Budaya Demak : Membangun
Potensi Wisata, Seni, Budaya dan
Kearifan Lokal Demi Terciptanya
Kemajuan Ekonomi Daerah”
26 Aagustus
2018
Peserta 8
17 Workshop dengan tema “Salatiga
Kota Pendidikan Inklusif dan
Ramah Anak (?)”
5-6 Juli 2019 Peserta 3
18 Kajian bidang Hukum dan HAM “
Di balik Covid 19 dalam
prespektif Politik-Hukum dan
Ekonomi”
30 Maret
2020
Peserta 3
19 Seminar Nasional Talkshow
Mahasiswa Milenial dengan tema
“Jangan Mau Jadi Mahasiswa
Biasa”
07 September
2019
Peserta 8
20 Seminar Internasional dengan
tema “ Building Astralian-
Indonesian Friendship Through
Social Inclusion And Women
Empowerment”
3 Juli 2019 Peserta 10
21 Seminar Nasional Meretas
Bullying denga tema
“Mengembangkan Layanan
17 Desember
2016
Peserta 8
187
Kemanusiaan Berbasis Kearifan
Lokal Komunitas”
22 Pameran Media Pembelajaran
Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Tahun Angkatan 2016
29 November
2017
Peserta 3
JUMLAH 110
Salatiga, 10 April 2020
188
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Khusnul Khotimah
TTL : Kab. Semarang, 30 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dsn. Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kelurahan Pabelan,
Kabupaten Semarang, Jl. Wijaya Kusuma Rt: 01/Rw:01
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenjang Pendidikan :
a. RA Mayithoh, lulus tahun 2003
b. MI Maarif Pabelan, lulus tahun 2010
c. SMP N 1 Pabelan, Lulus tahun 2013
d. MAN Salatiga, lulus tahun 2016
e. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan PGMI IAIN Salatiga.
Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya
Salatiga, 14 April 2020
top related