peningkatan kualitas sdm dengan mengedepankan peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
Post on 02-Jan-2016
33 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KUALITAS SDM DENGAN MENGEDEPANKAN PERAN
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN
BAB I - PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena
pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu
bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber
Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu
pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan
segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah
masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya.
Dengan Pemberlakuan otonomi daerah di kota dan Kabupaten, maka pemerintah memberikan otonomi
pendidikan ke sekolah dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, melalui undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51 butir 1 yaitu : Pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah “ Model SBM
( School Based Management ) atau Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia muncul akibat perubahan
politik dan krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis sosial politik yang berdampak pada
perubahan dalam manajemen pendidikan. SBM bertujuan memberdayakan sekolah dengan
memberikan kewenangan ( deligation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan kualitas secara berkelanjutan ( quality continous improvement ).
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga
kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan,
dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan
tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga
kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk
meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan
profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini
adalah kepala sekolah, dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting
karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan
kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan
seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber
organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga
kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan
sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki
sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan
terwujud.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran kepemimpinan kepala sekolah
2. Untuk memahami peranan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
C. Manfaat makalah
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat memahami bagaimana gambaran kepemimpinan kepala sekolah
2. Dapat memahami peranan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
BAB II - PEMBAHASAN
1. Konsep Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan”
menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi
sifat dan ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi: kepemimpinan
adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar
bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun (1993:81).
b. Tipe Kepemimpinan
Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah
pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakukan
merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe (bentuk) kepemimpinan yang
dijalankannya. Adapun gaya atau tipe kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe
atau bentuk kepemimpinan yaitu:
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota
kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa yang
diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah
sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan ancaman dan hukuman untuk
menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan
dikalangan guru.
2) Kepemimpinan Laissez Faire
Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan
laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada personil untuk
menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali
memberikan pengarahan kepada personilnya.
Kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan
laissez faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang siur,
wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak
tercapai.
3) Kepemimpinan Demokratis
Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai faktor utama dan
terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan
dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-menghargai dan hormat-menghormati.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan
pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota
diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang
berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan
c. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Kependidikan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan
orang-orang dilembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk
mewujudkan tugas tersebut seorang pemimpin harus mampu bekerjasama dengan orang yang
dipimpinnya. Seorang pemimpin harus tahu fungsi dan peranannya sebagai pemimpin. Adapun fungsi
kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat
dibagai menjadi dua yaitu:
Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
- Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan
supaya anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu.
- Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis
situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
- Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu
supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.
- Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
2) Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
- Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.
- Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat
dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
- Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk
dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
d d. Syarat-Syarat Kepemimpinan Pendidikan
Mengenai syarat-syarat kepemimpinan, Tead (1935:31-34) dalam (Soekarna
Indrafachrudin) bahwa syarat kepemimpinan pendidikan adalah:
1) Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.
2) Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai.
3) Bersemangat
4) Jujur
5) Cakap dalam memberi bimbingan
6) Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan
7) Cerdas
8) Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha
mencapainya
2. Konsep Kepala Sekolah
A. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan.
Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah
Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan
bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh
para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan
persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.
Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu
organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang
bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama
melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap
kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan
sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam
aktivitas dapat dilaksanakan.
Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah
wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwasan kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan baik.
B. Kompetensi Kepala Sekolah
Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah. Lima
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah dalam dimensi kompe-tensi keribadian antara lain: (1)
berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia
bagi komunitas di sekolah/ madrasah; (2) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; (3) memiliki
keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah; (4) bersikap terbuka
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (5) mengen-dalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah; dan (6) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin pendidikan.
2) Kompetensi Manajerial
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mempunyai empat kompetensi dan ketrampilan utama
dalam menajerial organisasi, yaitu ketrampilan membuat perencanaan, keterampilan mengorganisasi
sumberdaya, keterampilan melaksanakan kegiatan, dan keterampilan melakukan pengendalian dan
evaluasi.
3) Kompetensi Kewirausahaan
Dimensi kompetensi kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas lima
kompetensi, yaitu: (1) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2)
bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif; (3) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; dan (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
4) Kompetensi Supervisi
Supervisi dalam pengertian intinya adalah kegiatan membantu guru bukan hanya untuk memvonis guru
(benar atau salah). Kegiatan membantu guru harus dilakukan secara terencana dan sistematis bukan
insidental sehingga dengan kegiatan supervisi kemampuan profesional guru dapat berkembang dengan
optimal.
Dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah, dimensi kompetensi
supervisi terdiri atas tiga kompetensi, yaitu: (1) merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan (4) menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
5) Kompetensi Sosial
Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) di mana sekolah selalu berhadapan
dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk berhadapan dengan stakeholder adalah
kemampun berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar terbina hubungan yang baik antara
sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas yang membawahinya maka kepala sekolah
harus mampu mengkomunikasikannya.
Bagi kepala sekolah, kegiatan komunikasi bermanfaat, antara lain untuk: (a) penyampaian program yang
disampaikan dimengerti oleh warga sekolah, (b) mampu memahami orang lain, (c) gagasannya diterima
oleh orang lain, dan (d) efektif dalam menggerakkan orang lain melakukan sesuatu.
Kompetensi sosial dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas: (1) bekerja sama dengan pihak
lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; (2) berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; dan
(3) memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
C. Tugas pokok Kepala Sekolah
Berkenaan dengan tugas pokok kepala sekolah ini, pada semua jenjang pendidikan tugas kepala sekolah
akan mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.
Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua
sumber daya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien. Tugas manajerial ini meliputi aktivitas sebagai berikut: (1) menyusun perencanaan
sekolah; (2) mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kesiswaan; (4) mengelola sarana dan
prasarana; (5) mengelola personal sekolah; (6) mengelola keuangan sekolah; (7) mengelola hubungan
sekolah dan masyarakat; (8) mengelola administrasi sekolah; (9) mengelola sistem informasi sekolah;
(10) mengevaluasi program sekolah; dan memimpin sekolah.
Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas pokok melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kerja guru dan staf., dengan tujuan untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik
serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Dalam tugas supervisi ini tercakup
kegiatan-kegiatan: (1) merencanakan program supervisi; (2) melaksanakan program supervisi; dan (3)
menindaklanjuti program supervisi.
Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas
kewirausahaan ini tujuannya adalah agar sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu
mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu juga agar sekolah membudayakan
perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya para siswa.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut memiliki sejumlah
kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa terdapat 5 (lima) dimensi kompetensi yang seyogyanya dikuasai
oleh kepala sekolah, yaitu: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi manajerial, (c) kompetensi
kewirausahaan, (d) kompetensi supervisi, dan (e)kompetensi sosial.
D. Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai tenaga non professional dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh program bimbingan di sekolah. Menurut Ketut
Sukardi(1983) tugas dan tanggung jawab dan wewenang dari kepala sekolah dalam bidang bimbingan
diantaranya:
1) Menyusun secara kolektif program bimbingan tertulis yang bersifat komprehensif dan operasional
dengan situasi dan kondisi sekolah.
2) Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif melalui rapat-rapat rutin, insidentil,
konferensi kasus dan lain sebagainya.
3) Mengkoordinasikan bentuk-bentuk kegiatan petugas bimbingan yang terpadu dengan kegiatan-
krgiatan guru bidang studi.
4) Memikirkan dan mengusahakan tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan di sekolah.
5) Merintis bentuk-bentuk kerjasama dengan istansi-istansi lain diluar sekolah yang ada kaitannya
dengan pengembangan program layanan bimbingan disekolah. Misalnya: rumah sakit, departemen
tenaga kerja dan lain sebagainya.
6) Berusaha untuk menggali bernagai sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
pengembangan bimbingan di sekolah.
7) Merintis, mengusahakan dan membina bentuk-bentuk kerjasama bimbingan antar sekolah, baik
yang bersifat informasi, pengalaman maupun pemecahan kasus.
8) Mendorong para petugas bimbingan untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung
jawab, serta menciptakan situasi tertentu untuk menggairahkan petugas bimbingan dalam menjalankan
tugasnya.
9) Membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan layanan bimbingan kapada pihak aturan baik
secara berkala maupun secara insidentil.
E) Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan (sekolah) bertanggung jawab terhadap efektivitas
dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya, melalui peranan-peranan yang dimainkannya.
Peranan yang dimainkan kepala sekolah sangatlah kompleks, di antaranya peran kepala sekolah sebagai
pemimpin, administrator, manajer, supervisor dan penghubung masyarakat (Atmodiwirio, Soebagio,
1991:60).
Adapun Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama
kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor
(penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan. Kepala sekolah
memiliki peran sebagai berikut:
A. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan
pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan
fokusterhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan
sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa
berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan
kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
B. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk
dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : KKKS/KKG tingkat sekolah, in house training,
diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
C. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Nawawi (1983: 11) mengatakan : “Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan
proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga
pendidikan formal”.
Mengacu pada pengertian administrasi secara umum dan administrasi pendidikan pada khususnya,
dalam kajian ini yang dimaksud dengan peranan kepala sekolah sebagai administrator adalah kedudukan
yang dimiliki kepala sekolah untuk merangkai kegiatan dan sejumlah orang dalam lembaga pendidikan
formal untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis.
Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada dan yang
dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapa visi dan misi sekolah. Kepala sekolah
bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda
terdepan dan dapat diukur keberhasilannya.
Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni merencanakan, mengorganisasi,
mengadakan stafmengarahkan/orientasi sasaran, mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi.
Melalui kegiatan perencanaan terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya
dan apa yang sebaiknya?. Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler, teknis-opersional dan
perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang). Kepala sekolah mulai
menggarap bidang sasaran yang mungkin sebelumnya sudah dikaji secara bersama-sama.
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan
untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk
meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek
kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah
ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah
materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan
pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas
untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004).
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah
sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah
bahwa sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan profesional
kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam memberdayakan seluruh potensi sumber
daya sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan
pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka
kepala sekolah harus memahami perannya. Tiga hal penting yang menjiwai supervisi pendidikan, yaitu:
1) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang telah diprogramkan secara resmi oleh
organisasi. Jadi bukan perbuatan yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, tetapi
direncanakan secara matang sebelumnya.
2) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) dan
secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan profesional guru.
3) Supervisi pendidikan mempengaruhi kemampuan guru yang pada gilirannya meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara optimal.Sebagai supervisor,
kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:
(a) Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.
(b) Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.
(c) Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi
guru.
(d) Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses
belajar mengajar.
(e) Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan Kualitas
proses belajar mengajar.
(f) Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.
(g) Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
(h) Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.
(i) Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.
E. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Tugas dan tanggung jawab merupakan sesuatu hal yang harus dilaksanakan oleh seseorang dalam
memangku suatu jabatan. Demikian pula dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Kepala
sekolah adalah pemimpin pendidikan yang memiliki peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap
perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional di
antara para guru, banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian
kepala sekolah adalah salah satu kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.
F. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh
karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan
yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas
dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga
dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari
setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga
memperoleh kepuasan ( E. Mulyasa, 2003).
G. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru,
maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta
memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirausahaan yang kuat akan berani
melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
BAB III - PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi
orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian
2. Fungsi Kepemimpinan terbagi dua antara lain 1) Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak
dicapai. 2) Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
3. Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah untuk
memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan baik.
4. Kepala Sekolah harus memilki Kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
5. Tugas pokok kepala sekolah ini, pada semua jenjang pendidikan tugas kepala sekolah akan
mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.
6. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh program bimbingan di sekolah
Peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4)
supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang penulis buat mengenai Kepemimpinan Pendidikan, maka penulis melihat
bahwa Kepemimpinan Pendidikan tidak luput dari berbagi elemen yang saling mendukung satu sama
lainnya serta etos kerja yang efektif dan efesien. Untuk itu penulis menyarankan kepada beberapa pihak
antara lain :
1. Kepala sekolah diharapkan mampu memberi pengaruh yang baik dalam menetapkan fungsi
planning, organizing, actuating maupun controlling demi pencapaian mutu pendidikan yang maksimal.
2. Diharapkan kepada Semua lapisan dinas Kependidikan agar dapat lebih bekerja sama dan berperan
aktif dalam memotivasi dan mengontrol terhadap aktivitas Pendidikan agar tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan maksimal karena tugas kepemimpinan pendidikan bukan hanya sekedar Kepala Sekolah
namun juga tanggung dinas pendidikan dan instansi yang terkait dalam pendidikan.
http://indonesiaberitachoice.blogspot.com/2012/11/peningkatan-kualitas-sdm-dengan.html
top related