peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar … · 2020. 8. 3. · sikap berpikir kritis...
Post on 03-Feb-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS V TERHADAP PEMBELAJARAN IPA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Janista Windi Mareti
NIM: 161134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1 Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, perlindungan dan
kelancaran untuk peneliti
2 Kedua orangtua yang sangat peneliti cintai dan sayangi: Petrus Sumadi dan
Valentina yang telah senantiasa mendoakan peneliti selaku anak. Cinta kasih
dan kesabaran kedua orangtua yang selalu memberikan peneliti motivasi
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Kedua orangtua yang selalu
memberikan peneliti semangat di kala sedang mengalami kesulitan.
3 Saudara kandung: Allan Budikusuma, Wilgi Sundari dan Saputra Wilga
Batuah yang selalu mendukungku dan memberikanku banyak cinta untuk
mengerjakan skripsi. Saudara-saudaraku yang selalu menanyakan kapan
wisuda.
4 Sepupu-sepupu yang berada di Jogja: Kak Lalot dan Bang Gian yang selalu
memberikan peneliti energi untuk mengerjakan skripsi dengan mentraktirkan
makan.
5 Sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skripsi: Kristin Tehas yang selalu
bersama dalam mengerjakan skripsi di perpustakaan.
6 Sahabat Jogja: Tyas, Bayu, Ayu Komang, Tella, Kak Onel, Mbak Ridha, Tia
dan Citra yang selalu memberi motivasi untuk mengerjakan skripsi. Sahabat
yang selalu menanyakan perkembangan skripsi dan mau direpotkan dengan
banyak pertanyaan dalam menyusun skripsi.
7 Sahabat Kalbarku: Elvi, Wandi, Ranting, Brata, Linda, Sisi, Enno, Okta dan
Mella yang selalu menemani peneliti di kala sedang bosan dan suntuk untuk
mengerjakan skripsi.
8 Dosen pembimbing Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., yang
selalu sabar memberikan peneliti bimbingan dan memberikan peneliti arahan
dalam penyusunan skripsi.
9 Idola favoritku, BTS yang selalu menemaniku mengerjakaan skripsi dengan
lagu-lagu indahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Setiap orang mempunyai potensi asalkan dia percaya dan yakin pada
diri sendiri”
“Jangan salahkan kegagalan, tapi buatlah kegagalamu menjadi
motivasi untuk menuju kesuksesan”
Percaya akan diri sendiri maka semua akan baik-baik saja
Jangan gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepadaku
-YOHANES 14:1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V TERHADAP PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Janista Windi Mareti
Universitas Sanata Dharma
2020
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya sikap berpikir kritis dan hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil
belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem
based learning, 2) meningkatkan sikap berpikir kritis siswa kelas VA pada mata pelajaran
IPA melalui penerapan model pembelajaran problem based learning, 3) meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran problem based learning.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dari penelitian
ini adalah siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan. Objek penelitian yaitu peningkatan
sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara dan tes. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini yaitu data
kualitatif deskriptif dan kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Upaya peningkatan sikap berpikir
kritis dan hasil belajar siswa kelas VA pada pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran problem based learning yang telah dilakukan dengan menerapkan 5
langkah: (1) memberikan orientasi permasalahan kepada siswa, mengorganisasikan siswa
untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi. (2) Model pembelajaran
problem based learning dapat meningkatkan sikap berpikir kritis siswa dari nilai kondisi
awal yaitu 37,07 meningkat menjadi 64,18 pada siklus I dan meningkat kembali pada
siklus II menjadi 80,38. (3) Model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai kondisi awal rata-rata 69,3 meningkat menjadi
76,21 pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II yaitu 82,19.
Kata Kunci: Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Problem Based Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF CRITICAL THINKING AND LEARNING OUTCOMES
OF V GRADE STUDENT IN SCIENCE LEARNING THROUGH PROBLEM
BASED LEARNING MODEL
Janista Windi Mareti
Sanata Dharma University
2020
This research is motivated by the low attitude of critical thinking and student
learning outcomes towards learning science in SD Kanisius Sengkan. This study aims to:
1) describe efforts to improve critical thinking attitudes and learning outcomes of fifth
grade students in subjects through problem based learning learning models 2) improve
critical thinking attitude of fifth grade students in science subjects through the
application of problem based learning learning models, 3) improve the learning
outcomes of fifth grade students in natural science subjects through the application of
problem based learning learning models.
This research used classroom acttive research (CAR). The subject of this study
were VA grade students of SD Kanisius Sengkan. The object of this study is critical
thinking attitude and learning outcomes of problem based learning models. This study
uses data collection techniques such as observation, interviews and tests. Data analysis
techniques used in this study used descriptive and quantitative qualitative data.
The results of this study showed: (1) Efforts to improve critical thinking attitudes
and learning outcomes of VA class students in natural science learning through problem
based learning models that have been carried out by applying 5 steps such as provide
problem orientation to students, organize students to learn, help independent and group
investigations, develop and present their work, analyze and evaluate. (2) The problem
based learning model can improve students' critical thinking attitudes from the initial
condition score of 37.07 increasing to 64.18 in the first cycle and increasing again in the
second cycle to 80.38. (3) The model of problem based learning can improve student
learning outcomes from an average initial condition value of 69.3, increasing to 76.21 in
the first cycle and increasing again in the second cycle, namely 82.19.
Keyword: Critical Thinking Attitudes, Learning Outcomes, Problem Based Learning
Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Definisi Operasional ........................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8
1. Sikap Berpikir Kritis ...................................................................... 8
a. Pengertian Sikap Berpikir Kritis ............................................... 8
b. Indikator Sikap Berpikir Kritis .................................................. 8
2. Hasil Belajar................................................................................... 10
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 10
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning ............................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning....... 11
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based
Learning ................................................................................... 12
c. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning ........................ 14
d. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning ....... 14
4. Pembelajaran IPA .......................................................................... 15
a. Definisi IPA ............................................................................... 15
b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA ....................................... 16
5. Materi IPA SD ............................................................................... 17
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 20
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 23
D. Hipotesis ............................................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 26
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26
B. Setting Penilaian ................................................................................. 28
1. Tempat penelitian........................................................................... 28
2. Subjek penelitian ............................................................................ 28
3. Objek penelitian ............................................................................. 28
4. Waktu penelitian ............................................................................ 28
C. Persiapan ............................................................................................ 28
D. Rencana Setiap Siklus ........................................................................ 29
1. Siklus I ........................................................................................... 29
2. Siklus II .......................................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
1. Non Tes .......................................................................................... 40
a. Observasi ................................................................................... 40
b. Wawancara ................................................................................ 41
2. Tes .................................................................................................. 41
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42
1. Instrumen Non Tes ......................................................................... 42
a. Lembar Wawancara ................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
b. Lembar Observasi ..................................................................... 43
2. Instrumen Tes................................................................................. 44
G. Teknik Pengujian Instrumen .............................................................. 46
1. Validitas ......................................................................................... 46
a. Validasi Isi ................................................................................. 46
b. Validasi Empiris ........................................................................ 49
2. Reliabilitas ..................................................................................... 53
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 54
I. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 57
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 57
1. Proses Penelitian ............................................................................ 57
a. Kondisi Awal ............................................................................. 57
b. Upaya Peningkatan Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar .... 58
c. Siklus I ....................................................................................... 58
d. Siklus II ..................................................................................... 62
2. Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................... 67
a. Sikap Berpikir Kritis.................................................................. 67
b. Hasil Belajar .............................................................................. 70
c. Rekapitulasi Data Penelitian...................................................... 71
B. Pembahasan ........................................................................................ 75
1. Upaya Peningkatan Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar ......... 76
a. Memberikan Orientasi Permasalahan Kepada Siswa ................ 76
b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar .................................. 77
c. Membantu Investigasi Mandiri dan Kelompok ......................... 78
d. Mengembangkan dan Mempresentasikan Hasil Karya ............. 79
e. Menganalisis dan Evaluasi ........................................................ 80
2. Peningkatan Sikap Berpikir Kritis Siswa ....................................... 81
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................................... 83
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 87
A. Kesimpulan ........................................................................................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
B. Keterbatasan ....................................................................................... 87
C. Saran................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara...........................................................42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi .............................................................44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi .....................................................................45
Tabel 3.4 Instrumen Validasi Lembar Observasi Sikap Berpikir Kritis ..........47
Tabel 3.5 Instrumen Validasi RPP ...................................................................47
Tabel 3.6 Instrumen Validasi Soal Evaluasi ....................................................48
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi .............................................................48
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian.............................49
Tabel 3.9 Hasil Uji Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I ................................50
Tabel 3.10 Hasil Uji Validasi Soal Esai Siklus I ................................................51
Tabel 3.11 Hasil Uji Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II ..............................51
Tabel 3.12 Hasil Uji Validasi Soal Esai Siklus II ..............................................52
Tabel 3.13 Kualifikasi Reliabilitas .....................................................................53
Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I ...........................................................54
Tabel 3.15 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II .........................................................54
Tabel 3.16 Indikator Keberhasilan Sikap Berpikir Kritis...................................56
Tabel 4.1 Skor Sikap Berpikir Kritis Siklus I ..................................................68
Tabel 4.2 Skor Sikap Berpikir Kritis Siklus II .................................................69
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Setiap Siklus ......................................................70
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ...............................71
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Hasil Belajar ......................................................73
Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan KKM Siswa .................................................74
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa ...75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan ........................................ 23
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Peneliti................................................... 25
Gambar 3.1 Siklus PTK ...................................................................................... 27
Gambar 3.2 Rancangan Tempat Duduk Kelompok di Kelas .............................. 39
Gambar 4.1 Diagram Hasil Sikap Berpikir Kritis Siswa .................................... 72
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa .......................................................... 73
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siswa ................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................... 94
Lampiran 2 Surat Keterangan telah Melakulan Penelitian ........................... 95
Lampiran 3 Surat Validasi Ahli .................................................................... 96
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli .................................................................... 97
Lampiran 5 Instrumen Wawancara Wali Kelas ............................................ 101
Lampiran 6 Hasil Wawancara ....................................................................... 102
Lampiran 7 Instrumen Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ..................... 104
Lampiran 8 Lembar Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ......................... 105
Lampiran 9 Hasil Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ............................. 107
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................ 111
Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 116
Lampiran 12 Hasil Soal Evaluasi .................................................................... 121
Lampiran 13 Data Hasil Validasi Siklus I ...................................................... 126
Lampiran 14 Data Hasil Validasi Siklus II ..................................................... 130
Lampiran 15 RPP ............................................................................................ 136
Lampiran 16 Data Kondisi Awal .................................................................... 235
Lampiran 17 Hasil Rangkuman Nilai Setiap Indikator ................................... 237
Lampiran 18 Foto Kegiatan ............................................................................ 238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di masa yang akan
datang menurut Permendiknas UU No.2 tahun 1998 (dalam Kadir 2012:63).
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi
spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Munib,
2004: 142). Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana yang dilakukan
untuk mengembangkan potensi siswa dalam menyiapkan perannya di masa
yang akan datang. Potensi siswa akan berkembang dengan baik jika
pendidikan memiliki kualitas yang baik.
Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini masih tergolong rendah.
Hal tersebut terbukti dari survei yang dilakukan oleh PISA (Programme For
International Student Assessment) pada tahun 2018 Indonesia menempati
peringkat ke 74 dari 78 negara. Survei yang dilakukan dengan menilai tiga
kategori kemampuan yaitu membaca, matematika dan sains.
Kualitas dan mutu pendidikan yang rendah dipengaruhi oleh rendahnya
nilai setiap mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Hal
tersebut terbukti dari survei yang dilakukan oleh PISA dalam kategori sains
indonesia memperoleh skor 396 dari nilai maksimal 489 dan berada pada
peringkat ke 70 dari 78 negara di dunia. Nilai mata pelajaran IPA yang rendah
disebabkan karena siswa masih kurang dalam penguasaan konsep IPA.
Penguasaan konsep IPA yang rendah disebabkan oleh siswa yang masih
kesulitan dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
IPA. Selain itu, guru yang masih mementingkan nilai akhir dibandingkan
proses pembelajaran membuat siswa tidak memiliki pengalaman belajar yang
bermakna. Padahal pemecahan masalah dan proses merupakan salah satu
fokus utama dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut diperkuat oleh Sumintono
(Dalam Wedyawati dan Lisa, 2019: 4) Mengatakan bahwa salah satu fokus
utama dalam pembelajaran IPA di sekolah yaitu IPA sebagai proses, yang
berkonsentrasi pada IPA sebagai metode pemecahan masalah untuk
mengembangkan keahlian siswa dalam memecahkan masalah. Kesulitan
siswa tersebut akan menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran IPA.
Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran IPA yaitu
rendahnya sikap berpikir kritis siswa yang berdampak pada hasil belajar
siswa. Ketika siswa tidak memiliki sikap berpikir kritis maka sangat sulit bagi
siswa untuk memecahkan persoalan atau permasalahan dalam pembelajaran
IPA. Hal itu dapat menyulitkan siswa dalam memahami konsep pembelajaran
IPA, sehingga membuat pengetahuan siswa tidak berkembang dan berdampak
pada menurunnya hasil belajar siswa. Selain itu, siswa yang tidak
menanamkan sikap berpikir kritis menjadi pasif dan pendiam di dalam kelas.
Siswa hanya menerima materi dari guru tanpa mengungkapkan pendapat
dalam pikirannya. Hal tersebut membuat siswa tidak memahami materi yang
diajarkan. Siswa sulit untuk mengerjakan soal evaluasi yang diberikan
sehingga mendapatkan nilai yang tidak memuaskan. Hal tersebut tentunya
berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa yang tinggi tidak lepas dari peran penting 6 indikator
yang dimiliki oleh sikap berpikir kritis. 6 indikator tersebut antara lain: 1)
Bertanya dan menjawab pertanyaan, 2) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan
kesaman-kesamaan yang diperlukan, 3) Mengumpulkan dan menyusun
informasi yang diperlukan, 4) Merumuskan masalah, 5) Menemukan cara-
cara yang dapat dipakai untuk menengani masalah-masalah, dan 6)
Menganalisis argumen {(Wade dalam Surya, 2011: 136), (Glaser dalam
Fisher, 2008: 7), & (Ennis dalam Amanda dkk, 2018: 59)}. Siswa yang dapat
menunjukkan 6 indikator sikap berpikir kritis akan memahami lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
mendalam tentang materi yang diajarkan dan menemukan banyak informasi
baru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Untuk mendukung penjelasan di atas peneliti melakukan observasi pada
hari Kamis, 5 September 2019 di SD Kanisius Sengkan. Hasil observasi
menunjukkan bahwa sikap berpikir kritis siswa masih tergolong sangat
rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil data observasi yang didapatkan dari
sikap berpikir kritis yang hanya mencapai skor 37.07 dari skor maksimal 100.
Hal itu menunjukkan bahwa hampir 70% siswa masih memiliki sikap berpikir
kritis yang rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang masih
diam dan hanya menerima materi yang diajarkan. Siswa masih banyak yang
melamun dan tidak tertarik untuk belajar. 6 indikator yang menjadi pedoman
peneliti kurang lebih terdapat 2 indikator saja yang terlihat pada siswa.
Indikator yang terlihat masih tergolong sangat umum. Contohnya menjawab
pertanyaan guru. Hal itu terjadi karena penerapan model pembelajaran yang
masih konvesional. Model pembelajaran yang digunakan guru belum
mengarahkan siswa pada sikap berpikir kritis.
Selain observasi peneliti juga melihat data nilai harian siswa pada
materi sistem pernapasan pada manusia. Data hasil belajar siswa yang dilihat
oleh peneliti menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa yang mendapatkan
nilai di atas atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
ditetapkan yaitu 68. Pada tahun pelajaran 2018/2019 siswa kelas VA
berjumlah 22 siswa dengan rata-rata kelas yaitu 69.3. Siswa yang mencapai
KKM sebanyak 9 siswa atau 40.90%, sedangkan siswa yang mendapatkan
nilai di bawah KKM sebanyak 13 siswa atau 59.10%.
Data tersebut diperkuat dengan peneliti melakukan wawancara pada
tanggal 29 Agustus 2019 bersama wali kelas VA SD Kanisius Sengkan yaitu
ibu S. Wawancara membahas tentang seputar permasalahan yang ada selama
proses pembelajaran di kelas. Ibu S menjelaskan bahwa siswa masih
mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Materi yang disampaikan
sangat sulit dipahami siswa. Khususnya pada materi sistem pernapasan pada
manusia. Ibu S menambahkan bahwa siswa masih sangat pasif dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
memiliki rasa penasaran terhadap materi yang disampaikan. Sikap berpikir
kritis siswa yang tidak tampak dalam dirinya membuat siswa malu untuk
bertanya dan memiliki pengalaman atau pemaham sedikit tentang materi
sistem pernapasan pada manusia jelas ibu S. Hal itu membuat hasil belajar
siswa menurun. Terakhir ibu S menjelaskan bahwa model pembelajaran yang
digunakan pun masih sangat monoton ditambahnya kurang media
pembelajaran yang disediakan untuk mendukung pembelajaran.
Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah memilih model pembelajaran yang cocok dan inovatif. Pemilihan
model pembelajaran inovatif dapat membantu siswa untuk memahami materi
dengan mudah. Hal itu juga dapat membangun rasa percaya diri siswa untuk
kritis terhadap suatu masalah dalam pembelajaran. Joy & Weil (dalam
Rusman, 2012: 133) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Peneliti
memilih model pembelajaran problem based learning untuk mengatasi
masalah tersebut.
Model pembelajaran Problem based learning sangat cocok dan efektif
untuk mengatasi permasalahan pada penelitian ini. Model pembelajaran
problem based learning memiliki keunggulan yaitu siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. Selain itu,
siswa dituntut untuk memiliki kemampuan membangun pengetahuannya
sendiri melalui aktivitas belajar. Hal tersebut didukung oleh Shoimin (2014:
132) mengatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran problem based
learning adalah siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata dan membangun pengetahuan sendiri melalui
aktivitas belajar. Model pembelajaran problem based learning memiliki ciri
khas yaitu memberikan suatu permasalahan dalam pembelajarannya yang
berkaitan dengan dunia nyata. Kunandar (dalam Lismaya, 2019: 14) yang
mengatakan bahwa problem based learning adalah suatu model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata
pelajaran. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk mengasah dan
menguji kemampuan untuk berpikir dalam memecahkan sesuatu masalah.
Dalam model pembelajaran problem based learning secara jelas dapat
meningkatkan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui sebuah
masalah.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Fadly (2012) menunjukan
bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning. Penelitian Zakiyah, Suryandri,
& Wahyudi (2017) menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada berpikir
kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning. Berdasarkan hasil penelitian kedua jurnal tersebut menunjukkan
bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Siswa Kelas V terhadap Pembelajaran IPA melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning di SD Kanisius Sengkan”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa
kelas V pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based
learning di SD Kanisius Sengkan?
2. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
sikap berpikir kritis siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius
Sengkan?
3. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem
based learning di SD Kanisius Sengkan.
2. Meningkatkan sikap berpikir kritis siswa kelas V pada mata pelajaran IPA
melalui penerapan model pembelajaran problem based learning di SD
Kanisius Sengkan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA melalui
penerapan model pembelajaran problem based learning di SD Kanisius
Sengkan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat mempermudahkan siswa dalam mempelajari
atau memahami materi tentang sistem pernapasan pada manusia melalui
model problem based learning serta menambahkan pengalaman baru pada
siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu siswa diharapkan
mampu mengintropeksi diri lagi dalam mengansah sikap berpikir kritis,
sehingga mudah mengutarakan pendapat dalam dirinya.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan
materi tentang sistem pernapasan pada manusia. Melalui model pembelajaran
problem based learning dapat menjadikan pertimbangan guru dalam memilih
model pembelajaran yang inovatif.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat menjadikan sumbangan berupa informasi mengenai
gambaran tentang sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai informasi dan penambahan metode pembelajaran
yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
4. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai sarana untuk membuktikan bahwa model pembelajaran
problem based learning dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
dalam memahami materi sistem pernapasan pada manusia.
E. Definisi Operasional
1. Sikap berpikir kritis adalah suatu tindakan dalam menilai dan menyaring
suatu informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman,
komunikasi dan pemikiran untuk mempertimbangkan pandangan orang lain.
2. Hasil belajar adalah suatu perubahan dalam aspek kognitif yang dicapai
seseorang melalui proses belajar dan dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil
tes.
3. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, mengasah, menguasai,
dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam mengidentifikasi masalah,
mencari data, dan menggunakan data untuk mencari solusi dari materi
pelajaran.
4. Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari alam semesta beserta isinya
yang tersusun secara sistematik, dan mempelajari fenomena alam yang
faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian, serta berhubungan dengan sebab
akibatnya yang ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini membahas mengenai landasan teori yang meliputi kajian pustaka,
hasil penelitian yang relevam, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Sikap Berpikir Kritis
a. Pengertian
Deswani (2009:119) mengatakan bahwa sikap berpikir kritis adalah
proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi, dimana
informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat
atau komunikasi. Norris (dalam Sani, 2019:15) yang mengungkapkan bahwa
sikap berpikir kritis harus dilandasi dengan upaya mencari alasan, berupaya
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, mencari alternatif,
mempertimbangkan pandangan orang lain, yang diperlukan untuk meyakinkan
sebelum melakukan sesuatu. Pendapat lain dikemukakan oleh Ferdinand dan
Ariebowo (2009:11) mengatakan bahwa sikap berpikir kritis yaitu menilai dan
menyaring suatu informasi yang diterima.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa sikap berpikir kritis adalah suatu tindakan dalam menilai dan
menyaring suatu informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman,
komunikasi, dan pemikiran untuk mempertimbangkan pandangan orang lain.
Sikap berpikir kritis merupakan salah satu dimensi dari sikap ilmiah yang
perlu dikembangkan di SD terutama pada pelajaran IPA. Hal itu sejalan
dengan pendapat Gega (dalam Bundu, 2006: 141) yang mengatakan bahwa
dimensi sikap ilmiah terdiri dari sikap ingin tahu, sikap penemuan, sikap
berpikir kritis dan sikap ketekunan. Dari beberapa dimensi sikap ilmiah
tersebut, peneliti hanya berfokus pada sikap berpikir kritis.
b. Indikator Sikap Berpikir Kritis
Indikator sikap berpikir kritis menurut Menurut Wade (dalam Surya,
2011: 136) sikap berpikir kritis memiliki beberapa indikator antara lain: (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Kegiatan merumuskan pertanyaan, (2) Membatasi permasalahan, (3) Menguji
data-data, (4) Bertanya dan menjawab pertanyaan, (5) Menganalisis berbagai
pendapat, (6) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, (7)
Menghindari penyederhanaan yang berlebihan, (8) Mempertimbangkan
berbagai interprestasi, (9) Menoleransi ambiguitas.
Sedangkan menurut Glaser (dalam Fisher, 2008: 7-8) indikator-indikator
sikap berpikir kritis adalah sebagai berikut:
1. Mengenal masalah,
2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
masalah itu,
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan,
4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan,
5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas,
6. Menganalisis data,
7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan,
8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah,
9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan,
10. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seseorang ambil,
11. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas,
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Pendapat lain yaitu Ennis (Dalam Amanda dkk, 2018: 59) mengemukan
indikator sikap berpikir kritis terdiri atas 12 indikator yang ideal. Indikator
tersebut terangkum dalam lima aspek yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana: a) merumuskan masalah, b)
menganalisis argumen, c) menanyakan dan menjawab pertanyaan.
2. Membangun keterampilan dasar: d) menilai kredibilitas sumber
informasi, e) melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
3. Menyimpulkan: f) membuat deduksi dan menilai deduksi, g) membuat
induksi dan menilai induksi, h) membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan.
4. Membuat penjelasan lebih lanjut: i) menjelaskan dalam
mempertimbangkan hasil, j) menjelaskan asumsi.
5. Strategi dan teknik: k) memutuskan suatu tindakan, l) berinteraksi
dengan orang lain.
Dari pendapat beberapa ahli atas, peneliti menyimpulkan 6 indikator sikap
berpikir kritis yaitu:
1. Bertanya dan menjawab pertanyaan,
2. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan,
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan,
4. Merumuskan masalah,
5. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
masalah,
6. Menganalisis argumen.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Arikunto (dalam Syahputra, 2020: 25) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah sebagai hasil yang telah dicapai sesorang setelah mengalami proses
belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang
dilakukan. Pendapat lain Susanto (2013: 5) yang mengatakan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes. Penjelasan lain dikemukan oleh Sudjana (2016: 3) menjelaskan
bahwa hasil belajar siswa adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan dalam aspek kognitif yang dicapai seseorang
melalui proses belajar dan dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes.
Bloom (dalam Jihad & Haris, 2012: 14-15) mengatakan bahwa hasil
belajar dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu pengetahuan dan
keterampilan yang masing-masing terdiri dari empat kategori. Berikut ini
kategori dari pengetahuan dan keterampilan:
1. Pengetahuan, terdiri dari empat kategori yaitu:
a) Pengetahuan tentang fakta
b) Pengetahuan tantang prosedural
c) Pengatahuan tentang konsep
d) Pengetahuan tentang prinsip
2. Keterampilan, terdiri dari empat kategori yaitu:
a) Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif
b) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik
c) Keterampilan bereaksi atau sikap
d) Keterampilan berinteraksi
Peneliti setuju dengan pendapat dari Bloom (dalam Jihad & Haris, 2012:
14-15) bahwa hasil belajar terdiri dari pengetahuan dan keterampilan. Hasil
belajar siswa dapat dipengaruhi oleh pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan seperti konsep dan prinsip. Siswa yang sudah memahami konsep
dan prinsip dari pembelajaran akan memiliki hasil belajar yang baik. Hal itu
tentunya sesuai dengan fakta yang ada.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
Nurhadi (dalam Wedyawati dan Lisa, 2019: 146) mengatakan problem
based learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Tan (dalam
Rusman, 2012: 228) mengatakan bahwa problem based learning merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
inovasi dalam pembelajaran karena dalam Problem Based Learning
kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat mengasah,
menguasai, dan mengembangkan kemampuan berpikir secara
berkesinambungan. Sugiyanto (2009: 152) menyatakan bahwa model
pembelajaran problem based learning adalah strategi pembelajaran yang
mengharapkan siswa untuk mengidentifikasi masalah, mencari data, dan
menggunakan data untuk mencari solusi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran problem based learning adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, mengasah, menguasai,
dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam mengidentifikasi masalah,
mencari data, dan menggunakan data untuk mencari solusi dari materi
pelajaran.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012:243) mengemukan bahwa
langkah-langkah problem based learning adalah sebagai berikut:
1. Orientasi pada masalah: menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa terlibat
pada kativitas pemecahan masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing pengalaman individu/kelompok: mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 157-158) langkah-langkah model
pembelajaran problem based learning terdiri dari beberapa langkah yaitu:
1. Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa: menginformasikan
tujuan pembelajaran, menciptakan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide yang terbuka, menemukan
konsep berdasarkan masalah dan mengarahkan kepada pertanyaan atau
masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: mendorongkan siswa dalam
menemukan konsep berdasarkan masalah, membantu siswa dalam
menemukan konsep dasar berdasarkan masalah, mendorong
keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif serta
menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok: memberikan
kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan
masalah, mendorong dialog dan diskusi teman, mendorong kerjasama
dan penyelesaian tugas-tugas, membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan masalah,
membantu siswa merumuskan hipotesis dan membantu siswa dalam
memberikan solusi.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja: membimbing siswa
dalam mengerjakan LKS dan membimbing siswa dalam menyajikan
hasil kerja
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah: membantu
siswa mengkaji ulang pemecahan masalah dan memotivasi siswa agar
terlibat dalam pemecahan masalah dan mengevaluasi materi.
Amir (2009: 24) menjelaskan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:
1. Mengklasifikasi istilah dan konsep yang belum jelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
2. Merumuskan masalah,
3. Menganalisis masalah,
4. Menata gagasan dan menganalisis secara dalam,
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran,
6. Mencari informasi tambahan dari sumber lainnya,
7. Mengsintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas peneliti memutuskan
untuk mengambil langkah-langkah dari Wedyawati dan Lisa (2019: 157-
158). Langkah-langkah tersebut terdiri dari:
1. Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa,
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar,
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok,
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja,
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
Peneliti meyakini bahwa langkah-langkah model pembelajaran problem
based learning menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 157-158) sangat cocok
diterapkan di SD karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas atas.
c. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 153-154) secara umum, tujuan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning adalah sebagai
berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, serta kemampuan intelektual
2. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan siswa dalam
pengalaman.
d. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Shoimin (2014:132) memaparkan kelebihan dari model pembelajaran
problem based learning adalah sebagai berikut sebagai berikut:
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalaha sehingga materi yang tidak ada
hubunganya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
1. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
2. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
3. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
4. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
4. Pembelajaran IPA
a. Definisi IPA
Menurut Sujana (2014: 4) IPA adalah ilmu yang mempelajari mengenai
alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalamnya yang dikembangkan oleh para ahli melalui serangkaian proses
ilmiah. Pendapat lain dikemukan oleh Wisudawati, (2015: 24) IPA adalah
rumpunan ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari
fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian, dan
berhubungan sebab akibatnya. Penjelasan lain dikemukan oleh Wahyana
(dalam Trianto, 2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala perkembangannya tidak hanya ditandai
oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah.
Jadi dari pendapat tiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
ilmu yang mempelajari alam semesta beserta isinya yang tersusun secara
sistematik, dan mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa
kenyataan atau kejadian, serta berhubungan dengan sebab akibatnya yang
ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta sangat penting
diajarkan dari SD sampai perguruan tinggi. Usman (dalam Sujana, 2014: 5)
ada berbagai alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam mata
pelajaran di sekolah antara lain:
1. IPA sangat berfaedah bagi suatu bangsa. Hal itu karena IPA
merupakan dasar teknologi sehingga sering disebut-sebut sebagai
tulang punggung pembangunan.
2. Apabila IPA diajarkan secara tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. Misalnya IPA
diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning maka
siswa akan dihadapkan pada sebuah masalah.
3. Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh siswa, maka IPA tidak hanya merupakan mata pelajaran
yang bersifat hapalan belaka.
4. IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang tinggi, yaitu mempunyai
potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
b.Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara
umum dalam taksonomi bloom bahwa IPA diharapkan dapat memberikan
pengetahuan. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar
dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Menurut Trianto (2010: 142) menyatakan bahwa IPA diharapkan
memberikan keterampilan, kemampuan, sikap ilmiah, pemahaman,
kebiasaan dan apresiasi. Seseorang yang belajar tentang IPA dapat
menghargai lingkungan sekitarnya atas ciptaan Tuhan. Dengan begitu
mereka dapat menjaga lingkungan sekitar.
Selain itu IPA memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Menurut
kementrian pendidikan nasional (dalam Samatowa, 2018: 35) fungsi
pembelajaran IPA antara lain:
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
3. Siswa menjadi warga negara yang memahami IPA dan teknologi
4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
5. Materi IPA SD
Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu organ pernapasan pada
manusia. Organ pernapasan pada manusia merupakan materi yang terdapat
dalam tema 2 (Udara Bersih bagi Kesehatan), subtema 1 (Cara Tubuh
Mengolah Udara Bersih) dan subtema 2 (Pentingnya Udara Bersih bagi
Pernapasan), serta pada KD 3.2 (Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya
pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan
manusia). Herlanti dkk (2007: 4-13) menjelaskan materi sistem pernapasan
pada manusia di kelas V adalah sebagai berikut:
a. Alat Pernapasan Pada Manusia
Alat pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, tenggorokan, laring,
faring, trakea, bronkus dan paru-paru. Berikut ini penjelasan tentang alat-
alat pernapasan pada manusia:
1) Hidung: dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput
lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi untuk
membersihkan udara yang kita hirup.
2) Tenggorokan: berbentuk seperti pipa yang menghubungkan hidung ke
paru-paru. Tenggorokan terletak di dalam leher, tepatnya terletak di
depan kerongkongan.
3) Laring: terdiri dari atas katup (epiglotis) dan beberapa tulang rawan
yang membantuk jakun. Tulang rawan berfungsi mengatur makanan
dan minuman agar tidak masuk ke tenggorokan. Epiglotis akan terus
terbuka ketika bernapas. Epiglotis akan menutup dan mengangkat
jakun ke atas, sehingga makanan dan air tidak masuk ke tenggorokan
dan kita masih bisa bernapas.
4) Trakea: pada trakea terdapat rambut dan selapu lendir yang berfungsi
menahan dan mengeluarkan kotoran yang tidak tersaring oleh rongga
hidung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
5) Faring: fungsi berperan dalam proses masuknya udara ke dalam pita
suara untuk menghasilkan suara. Faring juga menjadikan manusia
mungkin untuk bernapas melalui mulut.
6) Bronkus: fungsinya membantu mengatur jumlah udara dan juga
oksigen yang akan masuk ke dalam paru-paru, sesuai dengan
kebutuhan dari paru-paru itu sendiri.
7) Paru-paru: berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida. Dalam paru-paru terdiri dari alveoli.
b. Proses Pernapasan
Pada saat bernapas terjadi dua proses yakni proses masuknya udara ke
dalam paru-paru dan proses keluarnya udara dari paru-paru. Terjadi dua
mekanisme pernapasan yaitu:
1) Pernapasan dada: pernapasan yang dibantu otot-otot tulang rusuk.
Ketika kita menghirup udara, tulang rusuk dan rongga dada kita
membesar, paru-paru pun mengembang. Ketika kita menghembuskan
udara, tulang rusuk dan rongga dada kembali ke posisi semula, paru-
paru pun mengempis.
2) Pernapasan perut: pernapasan yang dibantu otot diafragma. Ketika
otot diafragma rata, rongga dada menjadi membesar dan paru-paru
mengembang sehingga udara masuk ke dalam paru-paru. Ketika otot
diafragma melengkung ke atas, rongga dada menjadi kembali ke
posisi semula sehingga udara keluar dari paru-paru.
c. Gangguan Atau Penyakit Pada Alat Pernapasan Manusia.
1) TBC: Penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri
tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara.
2) Asma: asma terjadi karena penyempitan pada bronkus dan bronkiolus
yang disebabkan oleh pembengkakan selaput lendir, pembentukan
lendir yang berlebihan dan kejang urat pada dinding bronkus.
3) Flu: penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus menyebar
melalui udara karena batuk dan bersin dari penderita flu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
4) Bronkhitis: peradangan pada selaput lendir pada trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Ada dua jenis bronchitis yaitu bronchitis kronis dan akut.
5) Pneumonia: infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan
bakteri sehingga bronkus dan alveoli berisi banyak cairan. Kondisi ini
menyebabkan terganggunya proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida.
6) Laringritis: merupakan infeksi pada daerah laring yang menyebabkan
suara parau atau serak. Suara serak yang terjadi bukan karena infeksi
melainkan pertanda kanker.
7) Kanker paru-paru: adalah tumor pada bronkus. Kanker paru-paru
disebabkan karena terlalu sering merokok.
8) Emfisema: merupakan penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan
rusaknya dinding alveolus, sehingga kemampuan pertukaran udara
menjadi berkurang. Emfisema termasuk penyakit yang parah dan
sukar untuk disembuhkan.
d. Cara Memilihara Organ Pernapasan
1) Menjaga kebersihan lingkungan
a. membuat sebanyak mungkin ventilasi dalam rumah untuk menjaga
sirkulasi udara,
b. menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak banyak debu
beterbangan yang akan ikut masuk ke dalam organ pernapasan saat
kita menghirup napas,
c. membuat udara bersih di lingkungan sekitar rumah dengan
menanam banyak tumbuhan hijau, serta
2) Merawat organ pernapasan
a. membersihkan rongga hidung secara teratur (bulu halus dan rambut
hidung berfungsi menyaring kotoran),
b. memeriksa kesehatan pernapasan secara teratur ke dokter.
3) Menjaga kesehatan organ pernapasan
a. makan makanan bergizi agar daya tahan tubuh terjaga baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
b. berolahraga teratur supaya alat-alat pernapasan terlatih baik
sehingga dapat bekerja dengan baik,
c. istirahat cukup, dan
d. posisi tidur benar (miring ke kanan dan jangan telungkup).
4) Menghindari zat-zat yang dapat merusak organ pernapasan
a. tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok karena banyak
mengandung racun,
b. menggunakan masker saat berada di lingkungan kotor,
c. mengurangi konsumsi makanan dan minuman dingin karena
jaringan paru-paru sensitif terhadap dingin.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Irwandi dan Suparti (2018) yang berjudul
”Peningkatan berpikir kritis siswa melalui problem based learning (PBL)
pada mata pelajaran IPA-Biologi di SMPN 11 Bengkulu”. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian yaitu observasi dan tes. Hasil penelitian dari
berpikir kritis siswa yaitu siklus I sebesar 1,31 dengan kategori cukup kritis,
kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 1,39. Keterkaitan antara
penelitian Irwandi dan Suparti (2018) dengan penelitian yang ingin dilakukan
oleh peneliti yaitu menggunakan variabel berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based learning.
Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan berpikir kritis
siswa.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Widhiatma (2017) yang berjudul
“Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas 4 SDN Kalinanas 01”. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian tindakan kelas. Sampel pada penelitian ini berjumlah 25 siswa.
Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SD. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes. Hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar
siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem based learning. Hal
tersebut terbukti dengan meningkatatnya persentase ketuntasan hasil belajar
siswa. Pada prasiklus hasil belajar siswa menunjukkan persentase yang cukup
rendah yaitu 41%. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan nilai rata-rata yaitu 72,32 dan persentasi ketuntasan 65,51%. Pada
siklus II mengalami peningkatan kembali dengan nilai rata-rata yaitu 79,82
dan persentase kertuntasan 93,11%. Penelitian ini menggunakan satu variabel
yaitu hasil belajar siswa. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Keterkaitan antara penelitian Widhiatma
(2017) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama
melihat hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem based
learning.
Penelitian yang beberapa dilakukan oleh Rosdiana (2019) yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Sub Materi Psikotropika”.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya pengaruh model
pembelajaran problem based learning terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar
peserta didik pada sub materi psikotropika di kelas XI MIPA SMA
Tasikmalaya. Metode penelitian ini adalah quasy experimen. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu uji ANCOVA. Instrument yang digunakan adalah non
tes dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problem based learning
memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah siswa dengan ukuran efek
0,470 yang sedang. PBL juga memiliki pengaruh signifikan dan efek sedang
terhadap hasil belajar dengan ukuran efeknya adalah 0,331. Keterakitan
antara penelitian Rosdiana (2019) dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti yaitu sama-sama melihat dua variabel. Variabel tersebut yaitu
berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem
based learning. Pada penelitian Rosdiana (2019) sikap berpikir kritis menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
salah satu dimensi sikap ilmiah yang diteliti. Berdasarkan penjelasan data di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa.
Penjelasan beberapa penelitian di atas memperkuat penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran problem based
learning. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan dua
variabel yaitu hasil belajar dan sikap berpikir kritis. Perbedaan antara
beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti
yaitu terlihat pada subjek penelitian, tempat penelitian, dan materi
pembelajaran. Persamaan antara beberapa penelitian di atas dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti yaitu terlihat pada mata pelajaran dan solusi
yang digunakan.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sangat relevan dengan
beberapa penelitian di atas. Hal itu terbukti dari penelitian yang dilakukan
oleh Irwandi dan Suparti (2018) yang menunjukkan bahwa adanya
peningkatan pada berpikir kritis siswa dalam penerapan model pembelajaran
problem based learning. Penelitian yang dilakukan oleh Widhiatma (2017
yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran problem based learning. Terakhir yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2019) yang menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar dan berpikir kritis siswa. Semua penelitian itu membuktikan
bahwa model pembelajaran problem based learning dapat menjadikan solusi
untuk meningkatkan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Kekhususan
penelitian ini dibandingkan dengan beberapa penelitian di atas yaitu terlihat
pada materi yang diajarkan dan perpaduan media pembelajaran dengan model
pembelajaran yang digunakan. Berikut ini adalah bagan literatur dari
beberapa penelitian yang relevan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya, pendidikan merupakan bagian sangat penting untuk
menata masa depan serta untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun pada
kenyataanya di Indonesia kualitas pendidikan masih sangat memprihatinkan.
Kualitas dan mutu pendidikan yang rendah pastinya akan berdampak pada
turun atau rendahnya nilai setiap mata pelajaran. Salah satunya adalah mata
pelajaran IPA. Rendahnya nilai IPA disebabkan oleh sistem pembelajaran di
kelas yang masih dikatakan menoton dan satu arah. Guru jarang
menggunakan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan
membangun pengetahuan sendiri. Siswa hanya menerima materi dari guru
saja.
Selain itu pembelajaran IPA masih menerapkan sistem hafalan materi
tanpa memahami dan mengerti lebih mendalam materi yang diajarkan,
sehingga materi tersimpan dalam jangka pendek. Padahal dalam pembelajaran
IPA ada beberapa komponen yang harus dimiliki oleh siswa yaitu
pemahaman terhadap materi seperti (produk, konsep, prinsip, hukum, dan
Irwandi dan Suparti
(2018) ”Peningkatan
berpikir kritis siswa
melalui problem
based learning (PBL)
pada mata pelajaran
IPA-Biologi di
SMPN 11 Bengkulu”
Widhiatma (2017)
“Penerapan model
problem based
learning untuk
meningkatkan hasil
belajar IPA siswa
kelas 4 SDN
Kalinanas 01”
Rosdiana (2019)
“Pengaruh Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
Terhadap Sikap
Ilmiah Dan Hasil
Belajar Peserta Didik
Pada Sub Materi
Psikotropika”
Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Sikap Berpikir Kritis Dan hasil
Belajar Siswa Kelas V Terhadap Pembelajara IPA Melalui Model
Pembelajaran Problem based learning”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
teori IPA), proses pembelajaran IPA dan berpikir kritis. Pembelajaran IPA
tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi harus benar dipahami oleh siswa.
Pemahaman siswa akan menjadikan pengalaman yang akan selalu diingat
oleh siswa. Hal tersebut akan terwujud jika siswa memiliki sikap berpikir
kritis.
Sikap berpikir kritis siswa merupakan sikap dimana sesorang mampu
memahami, menanggapi dan menemukan suatu pengetahuan baru melalui
proses berpikir dan mengambil sebuah keputusan. Siswa dapat
mendefinisikan suatu masalah dan mengambil keputusan berdasarkan
penjelasan yang logis serta pengetahuan yang dimiliki. Pada penelitian ini
peneliti melihat sikap berpikir kritis siswa masih sangat rendah. Hal itu
dibuktikannya dengan hasil obeservasi yang dilakukan pada kelas VA SD
Kanisius Sengkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kelas VA
memiliki nilai rata-rata sikap berpikir kritis sebesar 37.07. Hal itu termasuk
ke dalam kategori rendah. Rendahnya sikap berpikir kritis tentunya
berdampak pada hasil belajar siswa. Peneliti melihat data nilai IPA siswa
kelas VA yang menunjukan bahwa lebih dari 50% siswa yang memiliki nilai
di bawah KKM.
Kondisi tersebut disebabkan oleh penyampaian materi yang masih
konvesional dan kurangnya pemahaman siswa dalam materi pembelajaran.
Selain itu, guru masih belum bisa menemukan model pembelajaran yang tepat
untuk mengasah sikap berpikir kritis siswa. Siswa masih belum terbiasa untuk
menyelesaikan masalah dengan pengetahuannya sendiri dan masih belum bisa
mengambil sebuah keputusan atas permasalahan yang ada.
Model pembelajaran problem based learning sangat cocok digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Peneliti memilih model
pembelajaran problem based learning karena memiliki 5 sintaks yang dapat
mengembangkan berpikir kritis siswa. Selain itu pembelajaran pada model
pembelajaran problem based learning didasari oleh pemberian masalah.
Siswa diberikan sebuah masalah kemudian mencari solusi dan memberikan
sebuah keputusan. Hal tersebut membantu siswa untuk terus berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
dan mulai membiasakan untuk memiliki pemikiran sendiri. Dengan demikian
sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berikut ini
bagan kerangka berpikir peneliti:
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Peneliti
D. Hipotesis
1. Peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VA melalui
model pembelajaran problem based learning dapat dilakukan dengan
menerapkan 5 langkah: (1) memberikan orientasi permasalahan kepada siswa,
(2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu investigasi mandiri
dan kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, (5)
menganalisis dan mengevaluasi.
2. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap
berpikir kritis siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan.
3. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan.
Kondisi awal: Rendahnya sikap berpikir kritis dan hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran IPA
Tindakan: menerapkan model pembelajaran problem based learning
Kondisi akhir: peningkatan sikap berpikir dan hasil belajar siswa kelas V
terhadap pembelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III, metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian, setting
penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis data, dan kriteria
keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
PTK dapat dikatakan juga sebagai penelitian terapan yang sangat bermanfaat
untuk meningkatkan proses dan kualitas pembelajaran di kelas. Menurut
Tampubolon (2014: 19) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh pendidik/calon pendidik di dalam kelasnya sendiri secara
kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut
kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik,
baik dari aspek akademik maupun non akademik, melalui tindakan reflektif
dalam bentuk siklus (daur ulang). Hal tersebut diperkuat oleh Wiriaatmadja
(dalam Taniredja dkk, 2010: 16) yang mengatakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktik pembelajaran, dan belajar dari pengalaman guru sendiri. Penjelasan
lain dikembangkan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007: 11) yang
mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk
memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap berpikir kritis
dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Model yang digunakan adalah
model Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010: 17) yang didesain
dalam bentuk dua siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Alur dari langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Gambar 3.1 siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart
Berdasarkan pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa model Kemmis &
Mc Taggart dibagi menjadi empat langkah yaitu dimulai dari langkah
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting).
1. Perencanaan (planning) adalah suatu perencanaan dalam bentuk
penyusun perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi hasil
pelaksanaan prapenelitian/refleksi awal.
2. Pelaksanaan (acting) adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai
guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah
direncanakan.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan atas pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas secara bersamaan sebagai peneliti dan observasi
terhadap perubahan perilaku siswa atas tindakan pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data.
4. Refleksi (reflecting) adalah rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data
guna ditindaklanjuti pada siklus berikutnya.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
B. Setting Penilaian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan tepat di Jl. Kaliurang
KM. 7, Joho, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55283.
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas VA SD
Kanisius Sengkan yang berjumlah 29 siswa pada tahun pelajaran 2019/2020.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VA
SD Kanisius Sengkan melalui model pembelajar problem based learning
tahun pelajaran 2019/2020.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan pada bulan Agustus 2019
sampai dengan Maret 2020.
C. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada rencana tindakan meliputi
persiapan dan melaksanakan rencana tindakan setiap siklus. Berikut ini
persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian:
1. Persiapan
Sebelum peneliti melaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu
melakukan beberapa persiapan antara lain:
a. Mencari sekolah untuk dijadikan penelitian.
b. Meminta izin untuk melakukan penelitian dengan pihak sekolah SD
Kanisius Sengkan yaitu kepada kepala sekolah.
c. Meminta surat izin penelitian kepada pihak kampus Universitas
Sanata Dharma untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Sengkan.
d. Menyerahkah surat izin penelitian kepada kepala sekolah SD Kanisius
Sengkan.
e. Meminta izin kepada wali kelas VA untuk melakukan observasi di
dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
f. Melakukan observasi di kelas VA SD Kanisius Sengkan untuk
mengetahui kondisi awal.
g. Melakukan wawancara kepada wali kelas VA untuk memperoleh
informasi mengenai permasalahan yang ada pada siswa.
h. Melakukan indefikasi permasalahan yang paling menonjol pada kelas
VA.
i. Menganalisis permasalahan yang ada pada kelas VA.
j. Menentukan solusi yang cocok untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
k. Menyusun proposal penelitian.
l. Menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.
m. Merumuskan hipotesis.
n. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKPD, dan
soal evaluasi yang dikolaborasi dengan model pembelajaran problem
based learning.
o. Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan pada saat
melakukan penelitian.
D. Rencana Setiap Siklus
Setelah melakukan langkah persiapan dan memperoleh gambaran atas
kondisi kelas maka langkah berikutnya yaitu melaksanakan tindakan dalam
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan empat
langkah. Langkah tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Setiap pertemuan berlangsung selama 3×35 menit (3 jam pelajaran).
Adapun rencana tindakan yang telah peneliti susun sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus pertama peneliti melaksanakan pertemuan pembelajaran
sebanyak dua kali. Pada siklus I jumlah pembelajaran yang dilaksanakan
yaitu selama 6×35 menit. Setiap pertemuan menghabiskan waktu
pembelajaran sebanyak 3×35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
a. Perencanaan
Perencanaan yang telah peneliti susun dan lakukan pada siklus I adalah
menyiapkan dan menyediakan perangkat penelitian meliputi LKPD, PPT,
lembar observasi, soal evaluasi siklus I serta mempersiapkan media
pembelajaran yang digunakan pada saat melaksanakan penelitian. RPP
yang berisikan tentang pokok bahasa sub pokok bahasan, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan model pembelajaran problem
based learning. Pada langkah pelaksanaan ini setiap pertemuan
dilaksanakan dalam tiga bagian kegiatan. Kegiatan tersebut terdiri dari
awal, inti dan akhir. Berikut ini langkah-langkah proses pembelajaran
pada pada pelaksanaan siklus I:
1. Pertemuan pertama
Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan pada pertemuan
I, diantaranya:
a) Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama, kemudian
guru melakukan absensi dan memberikan apersepsi kepada siswa.
Apersepsi dilakukan dengan tanya jawab tentang organ
pernapasan pada manusia. Pertanyaan yang diberikan yaitu ada
berapakah organ pernapasan pada manusia? Setelah memberikan
apersepsi, guru menyampaikan penjelasan kepada siswa mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan yang
hendak dicapai.
b) Inti
Memasuki kegiatan inti, guru mulai menerapkan model
pembelajaran problem based learning.
1. Langkah pertama: Siswa diberikan sebuah permasalahan
berupa sebuah tayangan video tentang organ dan fungsi
pernapasan pada manusia. Siswa diminta untuk mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
video tersebut. Kemudian untuk memperluas pemahaman
siswa, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-6 siswa. Guru menyediakan media
pembelajaran yaitu CIRCLE Q dan menjelaskan cara
penggunannya. Guru meminta siswa memainkan media
tersebut dengan menunjukkan 1 orang perwakilan setiap
kelompok. Siswa mengambil kartu pertanyaan dari media
yang telah dimainkan sesuai dengan nomor yang ditargetkan.
2. Langkah kedua: Mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu
guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok. LKPD
tersebut digunakan untuk menulis jawaban pertanyaan dari
kartu yang telah didapat oleh setiap kelompok. Kemudian
setiap kelompok melakukan diskusi dan menuliskan
informasi-informasi yang berkaitan dengan pertanyaan di
kartu pertanyaan.
3. Langkah Ketiga: Siswa melakukan investigasi mandiri dan
kelompok. Siswa dalam masing-masing kelompok
memberikan solusi atau ide pada permasalahan yang ada
dalam kartu pertanyaan dan mengumpulkan setiap ide-ide
tersebut.
4. Langkah keempat: Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya yaitu setiap kelompok diminta untuk menyiapkan
laporan berupa peta pikiran dari hasil diskusi dan melakukan
presentasi secara bergiliran.
5. Langkah kelima: Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya
yaitu siswa wajib bertanya kepada setiap kelompok yang
presentasi dan siswa diberikan penjelasan yang mendetail
tentang materi organ dan fungsi pernapasan bagian dalam
pada manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
c) Akhir
Pada kegiatan terakhir, siswa bersama dengan guru
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Beberapa waktu kemudian siswa mendapatkan penguatan materi
dan tindak lanjut oleh guru. Pembelajaran diakhiri dengan doa
bersama.
2. Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua peneliti melanjutkan materi pembelajaran yang
terdapat pada RPP. Pembelajaran maupun kelompok yang terdapat
dalam RPP selesai dilaksanakan maka peneliti memberikan soal
evaluasi siklus I kepada seluruh siswa. Dalam pertemuan kedua ini
peneliti memberikan materi tentang proses pernapasan pada manusia,
lanjutan dari materi pertemuan I. Berikut ini langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan 2 diantaranya:
a) Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama, kemudian
guru melakukan absensi dan memberikan apersepsi kepada siswa
dengan melakukan tanya jawab tentang proses pernapasan pada
manusia. Sesaat setelah memberikan apersepsi, guru
menyampaikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dan tujuan yang hendak dicapai.
b) Inti
Pada kegiatan inti, guru kembali menerapkan model pembelajaran
problem based learning.
1. Langkah pertama: Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-6 orang dengan kelompok yang baru.
Setiap kelompok akan diberikan satu permasalahan untuk
diselesaikan. Permasalahan didapatkan dengan cara bermain
media pembelajaran CIRCLE Q.
2. Langkah kedua: Mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu
guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
menjawab pertanyaan dari kartu yang telah didapat oleh
setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok melakukan
diskusi dan menuliskan informasi-informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan dikartu pertanyaan.
3. Langkah Ketiga: Siswa melakukan investigasi mandiri dan
kelompok. Siswa dalam masing-masing kelompok
memberikan solusi atau ide pada permasalahan yang ada
dalam kartu pertanyaan dan mengumpulkan setiap ide-ide
tersebut. Guru meminta siswa untuk memilih ide-ide yang
paling tepat untuk menjawab pertanyaan yang ada di kartu
pertanyaan.
4. Langkah keempat: Mengembangkan dan mempresentasikan
hasil karya yaitu siswa diminta untuk membuat laporan
berupa bagan tentang proses pernapasan pada manusia dan
mempersiapkan hasil diskusi untuk dipersentasikan. Setiap
kelompok mempersentasikan hasil diskusi tentang pertanyaan
yang ada di kartu pertanyaan dan laporan bagan secara
bergiliran.
5. Langkah kelima: Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya
yaitu siswa diarahkan untuk bertanya dan berpendapat kepada
kelompok yang sedang persentasi. Siswa diminta untuk
menarik kesimpulan dari jawaban-jawaban presentasi yang
telah disampaikan di kelas. Guru menjelaskan secara detail
materi tentang proses pernapasan pada manusia.
c) Akhir
Pada kegiatan terakhir, siswa bersama dengan guru
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Beberapa waktu kemudian siswa mendapatkan penguatan materi
dan mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah dibagikan.
Kegiatan ditutup dengan diberikannya tindak lanjut oleh guru dan
doa bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
c. Pengamatan
Pada langkah pengamatan dilaksanakan pada proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa di
top related