penyajian data informasi kementerian negara pemuda dan
Post on 30-Dec-2016
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Tahun 2008
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Tahun 2008
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
i
PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008 ISBN: Ukuran Buku: 15,7 cm x 24 cm Jumlah Halaman: 163 + xii Naskah: Tim Penyusun Gambar Kulit: Tim Penyusun Diterbitkan oleh: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
ii
PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008 Tim Penyusun Naskah
Penangung Jawab : Wynandin Imawan
Penyunting : Wien Kusdiatmono
Nur Syahrizal
Penulis : Wien Kusdiatmono
Retno Harisah
Dewa Ayu Eka Sumarningsih
Suhariadi
Penyiapan Data : Wien Kusdiatmono
Retno Harisah
Dewa Ayu Eka Sumarningsih
Suhariadi
iii
Kata Pengantar
Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan
Olahraga 2008 merupakan publikasi yang menyajikan informasi
mengenai kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia. Data
dan Informasi pemuda yang disajikan meliputi kependudukan,
pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, pemberdayaan pemuda,
proyeksi penduduk, serta pemuda dan pengentasan kemiskinan.
Informasi kependudukan mencakup jumlah dan persebaran
pemuda, pemuda menurut jenis kelamin, status perkawinan dan
partisipasi pemuda dalam keluarga berencana. Informasi aspek
pendidikan antara lain mencakup partisipasi sekolah, dan
pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Informasi aspek kesehatan
meliputi angka kesakitan dan jenis keluhan kesehatan.
Pembahasan angkatan kerja meliputi tingkat partispasi angkatan
kerja pemuda dan angka pengangguran di kalangan pemuda.
Informasi pada aspek pemberdayaan pemuda mencakup
ketersediaan fasilitas olah raga, prestasi olah raga dan sains yang
dicapai pemuda Indonesia dan Sarjana Pembangunan di
Pedesaan (SP-3). Publikasi ini juga menyajikan proyeksi pemuda
sampai tahun 2015. Pembahasan pemuda dan pengentasan
kemiskinan, meliputi kemiskinan dan umur dan peranan pemuda
dalam pengentasan kemiskinan.
Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi
ini berasal dari berbagai sumber antara lain: Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan Susenas Panel Maret
2007, Susenas Kor Juli 2007, Survei Potensi Desa (PODES) 2005 dan
PODES 2008, dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007.
Ketiga sumber data tersebut berasal dari kegitan survei/sensus
yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain ketiga
sumber data tersebut, dalam publikasi ini menggunakan pula
iv
data yang bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) dan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
khususnya mengenai pencapaian prestasi olah raga dan Sarjana
Penggerak Pembangunan di Pedesaan.
Publikasi ini merupakan publikasi tahunan Kementerian
Pemuda dan Olahraga. Kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini, disampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga
publikasi ini bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan
guna penyempurnaan di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2008
Tim Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...................................................................................... iii
Sambutan ..............................................................................................v
Daftar Isi ...............................................................................................vii
Daftar Tabel.......................................................................................... ix
Daftar Gambar ......................................................................................xi
Daftar Lampiran ...................................................................................xii
Bab 1 Pendahuluan ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................3
1.3 Sumber Data .......................................................................5
1.4 Sistematika Penyajian.........................................................6
Bab 2 Kependudukan............................................................................7
2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda..........................................7
2.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan
Kelompok Umur ................................................................10
2.3 Status Perkawinan Pemuda.................................................11
2.4 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana .................12
Bab 3 Pendidikan..................................................................................15
3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah ................................................16
3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan .............................18
3.3 Buta Aksara ........................................................................20
Bab 4 Kesehatan ...................................................................................23
4.1 Angka Kesakitan Pemuda...................................................25
4.2 Jenis Keluhan Kesehatan ....................................................27
Bab 5 Pemuda dan Angkatan Kerja......................................................29
5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda......................31
5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka..........................................34
viii
Bab 6 Pemberdayaan Pemuda ..............................................................37
6.1 Pembangunan Olahraga ......................................................39
6.2 Prestasi Pemuda..................................................................42
6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional ...........43
6.2.2 Prestasi Pemuda di SEA Games................................44
6.2.3 Prestasi Pemuda di ASIAN Games ...........................48
6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade...................................51
6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains ..............................53
6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di
Pedesaan.....................................................................57
Bab 7 Proyeksi Pemuda........................................................................63
7.1 Metode Proyeksi .................................................................63
7.2 Hasil Proyeksi.....................................................................64
Bab 8 Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan.......................................69
8.1 Rata-rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin .................71
8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda Sebagai Kepala
Rumah Tangga....................................................................76
8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan
Kemiskinan.........................................................................81
8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga
Sejahtera (PROKESRA)...........................................82
8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera .............83
8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) ....................84
8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (PROKESOS)..........85
8.3.5 Program Terkait Lainnya..........................................87
Daftar Pustaka ......................................................................................89
Lampiran...............................................................................................91
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............12 Tabel 2.2 Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partisipasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................................13 Tabel 3.1 Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...............................................17 Tabel 3.2 Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal Kelompok umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 .............21 Tabel 4.1 Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007 ...................................26 Tabel 4.2 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ......................28 Tabel 4.3 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan , Kelompok Umur Tahun 2007 .................28 Tabel 5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah, Tahun 2007 ............33 Tabel 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............36 Tabel 6.1 Perolehan Medali SEA Games Tahun 2007 .....................46 Tabel 6.2 Lokasi ASEAN ParaGames...............................................46 Tabel 6.3 Perolehan Medali ASEAN ParaGames III .......................47 Tabel 6.4 Perolehan Medali ASEAN ParaGames IV .......................47 Tabel 6.5 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam ASEAN Games .................................................................49 Tabel 6.6 Perolehan Medali Kejuaraan ASEAN Beach Games I......50
x
Tabel 6.7 Perolehan Medali Tim Indonesia, menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008 ...........................51 Tabel 6.8 Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan...........................................................................52 Tabel 7.1 Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) .........................66 Tabel 7.2 Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda, Tahun 2015 .........................................................68 Tabel 8.1 Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2007 .......................................................................72 Tabel 8.2 Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2005 .......................................................................73 Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007 .............................................75 Tabel 8.4 Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2005 .............................................76 Tabel 8.5 Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007...................77 Tabel 8.6 Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Pendidikan, Tahun 2007 ........................................................................79 Tabel 8.7 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007 ........................................................................80 Tabel 8.8 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Tangga menurut Status Pekerjaan dan Provinsi, Tahun 2007 ........................................................................81
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Persentase Pemuda menurut Pulau, Tahun 2007 ........... 9 Gambar 2.2 Rasio Pemuda menurut Kelompok Umur, Tahun2007...11 Gambar 2.3 Persentase Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Kelompok Umur, Tahun 2007 .........................14 Gambar 3.1 Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................18 Gambar 3.2 Persentase Pemuda menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2007........................19 Gambar 4.1 Angka Kesakitan Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ........................26
Gambar 5.1 Persentase Pemuda menurut Kegiatan, Tahun 2007.......30 Gambar 5.2 Persentase Pemuda Bekerja dan Mengurus Rumah Tangga, Tahun 2007 ......................................................30 Gambar 5.3 Persentase Pemuda Bekerja menurut Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal Tahun 2007 .....................31 Gambar 6.1 Jumlah SP-3 menurut Angkatan ....................................59 Gambar 7.1 Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015 ......................................................................65 Gambar 7.2 Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015..............68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...................................................92 Lampiran 2 Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007 ....................................................93 Lampiran 3 Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007 ...............94 Lampiran 4 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Propinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2007 .........95 Lampiran 5 Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah, Tahun 2007 ...................................97 Lampiran 6 Persentase Pemuda menurut Propinsi, Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................98 Lampiran 7 Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan Propinsi, Tahun 2007 ..........................100 Lampiran 8 Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................101 Lampiran 9 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Propinsi, Tahun 2007 .............102 Lampiran 10 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2005 ..................................................104 Lampiran 11 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2008 ..................................................106 Lampiran 12 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan Jenis Olahraga, Tahun 2005 ...................................................................108
xiii
Lampiran 13 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan jenis Olahraga, Tahun 2008 ...................................................................110 Lampiran 14 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993 ......................112 Lampiran 15 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1996 ......................113 Lampiran 16 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 2000 ......................114 Lampiran 17 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat, Tahun 2004 .....................115 Lampiran 18 Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi, dan Jenis Medali, Tahun 2008 .......................116 Lampiran 19 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001 ...................................................................117 Lampiran 20 Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003 ......................118 Lampiran 21 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXIV menurut Negara, Jenis Medali, Jenis Kelamin, dan Peringkat, Tahun 2007 ...........................................119 Lampiran 22 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................120 Lampiran 23 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................122
xiv
Lampiran 24 Banyaknya Events SEA Games XIX-XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007 ..............126 Lampiran 25 Jumlah Perolehan Medali dan Nama Atlet menurut Cabang Olahraga, Events, Jenis Medali, dan Nama Pelatih SEA Games XXIV, Tahun 2007 ............128 Lampiran 26 Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008 ...................................................................152 Lampiran 27 Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008 ...............153 Lampiran 28 Data Realisasi SP-3 Angkatan I s/d XVII .....................154 Lampiran 29 Proyeksi Pemuda Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam ribuan) ..................156 Lampiran 30 Proyeksi Pemuda Laki-Laki Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................158 Lampiran 31 Proyeksi Pemuda Perempuan Berumur 18-35 Tahun menurut Provinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................160 Lampiran 32 Proyeksi Pemuda Indonesia menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2005 – 2015 (dalam Ribuan) .............................................................162 Lampiran 33 Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda Tahun 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) ...............................................................163
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam
menunjang terciptanya masyarakat Indonesia yang berkualitas di masa
mendatang. Pemuda merupakan kelompok masyarakat yang memiliki
peranan penting dalam pembangunan serta memiliki nilai dan posisi
strategis dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia, kelompok pemuda selalu mengambil peran
penting, mulai dari sebagai pelopor organisasi modern Budi Utomo,
Sumpah Pemuda, pelaksanaan kemerdekaan Republik Indonesia (RI)
1945, peristiwa sekitar tahun 1965 sampai pelopor reformasi di tanah air.
Siapakah pemuda yang dimaksud? Pemuda merupakan sebutan bagi
penduduk yang berusia 18 hingga 35 tahun.
Pada publikasi Penyajian Data Informasi Kementerian Pemuda
dan Olahraga Tahun 2006 dan 2007 yang disebut dengan pemuda adalah
penduduk yang berumur 15-35 tahun. Namun, berdasarkan Rancangan
Undang-Undang Kepemudaan tahun 2008, penyebutan pemuda
ditujukan untuk penduduk yang berusia 18-35 tahun. Dalam Undang
Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 tentang
Perlindungan Anak disebutkan secara jelas bahwa usia di bawah 18
BAB
1
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 2
tahun dikategorikan sebagai anak. Sehingga definisi pemuda yang
digunakan pada publikasi tahun 2008 tidak memasukkan anak (15-17
tahun) sebagai bagian dari pemuda.
Peranan pemuda tidak berhenti sampai perjalanan sejarah bangsa
di masa lalu. Kini pemuda merupakan generasi penerus, penanggung
jawab dan pelaku pembangunan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia
khususnya kelompok pemuda yang berkualitas di masa depan sangat
dibutuhkan.
Untuk menunjang terciptanya manusia yang berkualitas, maka
olahraga merupakan salah satu instrumen pembangunan nasional yang
akan mewujudkannya. Dalam UU No. 3 Tahun 2005 secara jelas
disebutkan bahwa tujuan keolahragaan nasional adalah untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,
menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan
bangsa. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional disebutkan bahwa olahraga adalah segala
kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
Mengingat peran penting pemuda dalam pembangunan serta
proporsinya yang mencapai 32,4 persen penduduk Indonesia (Angka
Proyeksi, BPS) menjadikan pembangunan pemuda sebagai fokus
perhatian pemerintah. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya
saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang keberhasilan
di berbagai sektor pembangunan lainnya. Di samping itu, berbagai
tantangan yang muncul dalam mempersiapkan, membangun, dan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 3
memberdayakan pemuda dapat mengganggu kesinambungan, kestabilan
dalam pembangunan nasional, bahkan mungkin akan mengancam
integrasi bangsa. Seperti tawuran dan kriminalitas lainnya,
penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif lainnya (NAZA), minuman
keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran
aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadap kalangan pemuda.
Pembangunan di bidang kepemudaan secara khusus ditangani oleh
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Kementerian ini mempunyai
tugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi
di bidang pemuda dan olahraga.
Untuk mendukung pembangunan di bidang kepemudaan dan
olahraga yang terarah dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan
berbasis data pemuda dan olahraga yang akurat. Data pemuda dan
olahraga ini dapat menjadi pijakan dalam mempersiapkan, membangun,
dan memberdayakan pemuda. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
dipandang perlu melakukan kegiatan penyediaan data pemuda dan
olahraga yang berkelanjutan dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
Keberadaan data ini diharapkan dapat membantu berbagai program
pembangunan pemuda dan olahraga di masa mendatang yang dapat
dipertanggungjawabkan.
1.2 Tujuan
Penyajian data dan informasi Kementerian Negara Pemuda dan
Olahraga, tahun 2008 ini bertujuan untuk:
1. Menyajikan gambaran kondisi (profil) pemuda Indonesia dilihat
dari aspek jenis kelamin, umur, pendidikan, kesehatan, dan
ketenagakerjaan. Profil ini akan memberikan gambaran tentang
sumber daya pemuda Indonesia. Sehingga diharapkan dapat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 4
diketahui kualitas pemuda dari aspek pendidikan dan kesehatan.
Melalui profil ini diharapkan pula dapat mengetahui angka
penyerapan tenaga kerja dan tingkat pengangguran di kalangan
pemuda.
2. Menyajikan data ketersediaan fasilitas olahraga di setiap propinsi.
Ketersediaan fasilitas merupakan syarat mutlak memasyarakatkan
olahraga di masyarakat. Adalah suatu kemustahilan apabila
mengharapkan prestasi olahraga yang tinggi tanpa memperhatikan
ketersediaan fasilitas, karena itu perlu diketahui ketersediaan
fasilitas olahraga di setiap propinsi.
3. Menyajikan data tingkat pencapaian prestasi keolahragaan pemuda
Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di
bidang olahraga adalah tingkat pencapaian prestasi. Pada dasarnya
semua kegiatan pembangunan bidang olahraga, baik yang berupa
sarana dan prasarana, regulasi dan kebijakan bermuara pada tujuan
meningkatnya prestasi di bidang keolahragaan.
4. Menyajikan data proyeksi pemuda Indonesia sampai tahun 2015.
Proyeksi penduduk diperlukan terutama terkait dengan
perencanaan program pembangunan di masa mendatang. Sehingga
diharapkan dapat disusun suatu program yang tepat guna dan tepat
waktu.
5. Menyajikan karakteristik rumah tangga miskin, termasuk di
dalamnya adalah rumah tangga miskin yang dikepalai pemuda.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 5
1.3 Sumber Data
Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini
sebagian besar bersumber dari survei atau sensus yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu meliputi:
1. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan
Susenas Panel Maret 2007 dan Kor Juli 2007. Susenas adalah
survei rutin tahunan yang diselengarakan BPS melalui pendekatan
rumah tangga. Sampel Susenas mencakup seluruh wilayah
Indonesia. Data yang dicakup meliputi variabel sosial dan
ekonomi.
2. Potensi Desa (Podes) 2005 dan Podes 2008. Podes adalah suatu
kegiatan pencacahan lengkap (sensus) terhadap seluruh
desa/kelurahan di Indonesia.
3. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007. Sakernas
merupakan kegiatan survei tahunan khusus mengenai angkatan
kerja. Sampel Sakernas mencakup seluruh wilayah Indonesia.
4. Data tingkat pencapaian prestasi pemuda Indonesia dalam arena
olahraga bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI), Kementerian Pemuda dan Olahraga serta website-website
yang berhubungan.
5. Data Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan di Perdesaan
tahun 2006.
6. Data Proyeksi Pemuda 2008 yang diolah dari Proyeksi Penduduk
Indonesia per Propinsi tahun 2005-2015.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 6
1.4 Sistematika Penyajian
Publikasi ini dibagi menjadi 8 bab. Bab pertama adalah
pendahuluan, yang membahas mengenai latar belakang, tujuan, sumber
data dan sistematika penulisan. Bab ke dua menyajikan masalah
kependudukan yang meliputi jumlah dan persebaran pemuda, pemuda
menurut jenis kelamin, status perkawinan dan partisipasi pemuda dalam
keluarga berencana. Bab ke tiga mengenai pendidikan yang mengulas
tentang partisipasi sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan
buta aksara. Bab ke empat membahas tentang kesehatan yang mencakup
angka morbiditas dan pemuda yang mempunyai keluhan kesehatan. Bab
ke lima membahas pemuda dan angkatan kerja yang meliputi partisipasi
pemuda dalam angkatan kerja, dan angka pengangguran. Bab ke enam
tentang pemberdayaan pemuda yang meliputi peran serta pemuda dalam
keolahragaan, di bidang sains, serta prestasi sarjana penggerak
pembangunan di perdesaan. Bab ke tujuh mengenai proyeksi jumlah
pemuda sampai tahun 2015. Dan bab ke delapan yang merupakan bab
terakhir membahas mengenai pemuda dan pengentasan kemiskinan,
kemiskinan dan umur dan peranan pemuda dalam pengentasan
kemiskinan.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 7
Kependudukan
Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang
peranan penting. Data kependudukan yang lengkap dan akurat akan
mempermudah pembuatan perencanaan pembangunan serta diperoleh
perencanaan pembangunan yang tepat.
Data kependudukan, khususnya kelompok usia 18-35 tahun yang
dikategorikan sebagai pemuda juga sama pentingnya dengan data
kependudukan keseluruhan, karena terkait dengan peran strategis mereka
di dalam pembangunan bangsa.
Data kependudukan, khususnya kelompok pemuda akan
membahas masalah jumlah dan persebaran pemuda di Indonesia, rasio
jenis kelamin pemuda menurut kelompok umur, status perkawinan
pemuda, dan partisipasi pemuda dalam Keluarga Berencana (KB).
2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda
Berdasarkan angka proyeksi BPS, penduduk Indonesia pada tahun
2007 sebanyak 225,64 juta jiwa, 32,4 persen di antaranya adalah
kelompok pemuda. Jumlah pemuda yang cukup besar merupakan salah
satu potensi yang dimiliki bangsa Indonesia dalam rangka membangun
BAB
2
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 8
Indonesia di masa kini dan mendatang. Dari 73,12 juta jiwa, ternyata
persentase pemuda perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, namun
selisihnya tidak berbeda jauh, yaitu hanya 0,11 persen dengan
perbandingan 50,37 persen berbanding 50,48 persen.
Di samping jumlah, persebaran penduduk juga perlu mendapat
perhatian khusus para perencana pembangunan. Informasi mengenai
persebaran penduduk, khususnya pemuda dapat menjadi pijakan dalam
menentukan tingkat konsentrasi pembangunan. Wilayah dengan
konsentrasi pemuda tinggi memerlukan perhatian khusus agar sesuai
dengan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan
pekerjaan yang dapat meminimalisasi arus urbanisasi maupun
perpindahan penduduk ke satu wilayah saja.
Data Susenas tahun 2007 menunjukkan lebih dari 50 persen
(tepatnya 52,62%) pemuda bertempat tinggal di perdesaan. Hal tersebut
merupakan suatu kewajaran mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
bertempat tinggal di perdesaan mencapai 56 persen dan wilayah di
Indonesia masih berstatus perdesaan sekitar 87,8 persen (Podes 2005).
Jika persebaran pemuda dilihat menurut kepulauan, tampak
persebaran yang sangat tidak merata. Sebagian besar terkonsentrasi di
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang masing-masing mencapai 57,69
persen dan 21,32 persen (lihat Gambar 2.1.). Kedua pulau tersebut
termasuk sebagai kawasan barat Indonesia (KBI). Seperti diketahui
selama ini bahwa pembangunan di Indonesia lebih banyak terkonsentrasi
di kawasan tersebut. GBHN 1999 secara eksplisit menyebutkan bahwa
salah satu arah kebijakan pembangunan daerah adalah meningkatkan
pembangunan di seluruh daerah terutama kawasan timur Indonesia
(KTI). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di kawasan barat
Indonesia lebih maju dibanding kawasan timur sehingga KTI perlu
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 9
perhatian khusus. Menurut garis Wallace, KBI meliputi seluruh propinsi
di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, sedangkan KTI meliputi
seluruh propinsi di Pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, NTB,
dan NTT.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Berdasarkan hasil proyeksi, propinsi-propinsi yang menjadi pusat
konsentrasi pemuda di Pulau Jawa adalah Jawa Barat (13,26 juta), Jawa
Tengah (9,77 juta), dan Jawa Timur (11,46 juta), untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat di Lampiran 1.
Besarnya konsentrasi pemuda (lihat Lampiran 2) di Pulau Jawa
menyebabkan kepadatan yang tinggi dibanding pulau-pulau utama
lainnya. Pulau Jawa yang hanya 7 persen dari keseluruhan wilayah
Indonesia dan memiliki jumlah pemuda tertinggi menyebabkan sangat
tingginya kepadatan pemuda di Pulau Jawa yaitu mencapai 326 jiwa
setiap 1 km2. Sedangkan, Propinsi Papua yang luasnya mencapai 16,70
persen dari total wilayah Indonesia (merupakan propinsi terluas), pada
setiap kilometer perseginya hanya didiami sekitar 2 pemuda. Propinsi-
propinsi dengan kepadatan pemuda tertinggi semuanya berada di Pulau
Jawa, yaitu DKI Jakarta (5.285 jiwa/ km2) dengan kepadatan tertinggi
jauh di atas propinsi lainnya, kemudian diikuti oleh propinsi lain di Pulau
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 10
Jawa dengan kisaran di atas 200 pemuda per kilometer persegi. Untuk
propinsi di luar Pulau Jawa, Bali merupakan propinsi dengan kepadatan
tertinggi (191 jiwa/ km2).
2.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan Kelompok Umur
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-
laki dengan 100 penduduk perempuan. Data ini berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan
perempuan secara adil.
Rasio jenis kelamin di Indonesia secara keseluruhan menunjukkan
angka 98 yang berarti bahwa untuk setiap 98 pemuda laki-laki dibarengi
dengan 100 pemuda perempuan atau dengan kata lain pemuda yang
berjenis laki-laki jumlahnya lebih sedikit dibanding pemuda yang
berjenis kelamin perempuan. Namun, rasio ini tidak menggambarkan
keadaan setiap wilayah di Indonesia. Seperti Propinsi Riau, Sumatera
Selatan, Lampung, Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Bali, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat,
dan Papua menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu jumlah pemuda laki-
laki yang lebih banyak dibanding pemuda perempuan (lihat Lampiran 3).
Menurut kelompok umur (lihat Gambar 2.2.), terlihat pola yang
menarik. Semakin tua, rasio jenis kelamin pemuda semakin menurun
yang berarti semakin tua, jumlah pemuda laki-laki semakin berkurang
dibanding pemuda perempuan. Pada kelompok umur 18-19 tahun dan
20-24 tahun, jumlah pemuda laki-laki lebih banyak dibanding pemuda
perempuan (rasio di atas 100). Pada kelompok umur yang lebih tua, yaitu
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 11
25-29 tahun dan 30-35 tahun, terjadi kodisi sebaliknya, jumlah pemuda
perempuan lebih banyak dibanding pemuda laki-laki (rasio di bawah
100).
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
2.2 Status Perkawinan Pemuda
Mengingat definisi pemuda adalah penduduk yang berumur 18-35
tahun, maka sesuatu yang wajar jika ditemukan ada pemuda yang telah
berstatus kawin. BPS mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila
mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik yang
tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang
hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai
suami istri.
Dari Tabel 2.1 terlihat sebagian besar pemuda di Indonesia telah
berstatus kawin. Seperti di perkotaan, lebih dari 50 persen penduduk
yang berusia 18-35 tahun telah berstatus kawin. Di perdesaan bahkan
hampir mencapai 66 persen.
Pola yang cukup menarik terlihat dalam Tabel 2.1 pemuda
perempuan yang berstatus kawin, cerai hidup, dan cerai mati
menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibanding pemuda laki-laki
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 12
baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan, begitu juga halnya
dengan pola nasional. Tingginya persentase pemuda perempuan yang
berstatus kawin dibanding pemuda laki-laki terkait dengan keberadaan
UU Perkawinan No. 1 Tahun 2004 mengijinkan perempuan dapat
melakukan perkawinan dengan umur terendah 16 tahun, sedangkan laki-
laki harus berumur 21 tahun ke atas. Serta adanya stigma dalam
masyarakat bahwa menjadi perawan tua merupakan sesuatu yang harus
dihindari dapat menjadi pemicu tingginya perkawinan pemuda
perempuan.
Tabel 2.1: Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin
Belum kawin Kawin Cerai
hidup Cerai mati
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan 45,70 52,60 1,40 0,40
Laki-laki 54,90 44,30 0,70 0,10
Perempuan 36,90 60,60 2,00 0,60 Perdesaan 31,90 65,80 1,80 0,50
Laki-laki 43,80 54,80 1,10 0,20
Perempuan 20,40 76,40 2,40 0,70 Perkotaan + Perdesaan 38,40 59,60 1,60 0,40
Laki-laki 49,00 49,90 0,90 0,20
Perempuan 28,20 68,90 2,20 0,70 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
2.3 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana (KB)
Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu bentuk
komitmen pemerintah Indonesia dalam rangka menekan jumlah
penduduk. Program yang mulai diluncurkan pada 29 Juni 1970 ini telah
menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan penurunan tingkat
fertilitas, yaitu mulai dari 5,61 anak per wanita pada tahun 1968 menjadi
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 13
4,68 tahun 1977, dan mencapai 2,27 anak per wanita pada tahun 2000
(www.datastatistik-indonesia.com).
Pelaku KB adalah pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri
yang istrinya berusia 15-49 tahun. Hal ini berarti pemuda yang
merupakan penduduk berusia 18-35 tahun (termasuk penduduk usia
subur) merupakan salah satu pelaku KB. Jumlah yang mencapai
sepertiga penduduk Indonesia, pemuda dapat menunjukkan perannya
sebagai pelaku KB dalam rangka mengendalikan jumlah serta
meningkatkan kualitas penduduk.
Tabel 2.2: Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partispasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007
Partisipasi dalam Keluarga Berencana Daerah Tempat
Tinggal Sedang menggunakan
Tidak menggunakan lagi
Tidak pernah menggunakan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan 59,20 18,60 22,20
Perdesaan 60,80 17,40 21,80
Total 60,10 17,90 22,00
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Hasil Susenas 2007 menunjukkan jumlah pemuda yang sedang
menggunakan alat KB atau yang sedang berpartispasi dalam KB telah
mencapai lebih 60 persen yang merupakan tingkat partisipasi yang cukup
tinggi. Jika dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata selisih
antara pemuda yang sedang menggunakan KB yang tinggal di perkotaan
dengan yang tinggal di daerah perdesaan hanya 1,6 persen. Ini
merupakan indikasi bahwa kesadaran pemuda untuk mengikuti program
KB di perdesaan hampir sama dengan di perkotaan.
Pencapaian partisipasi KB secara nasional yang mencapai 60
persen tidak searah dengan pencapaian di KTI seperti di Nusa Tenggara
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 14
Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat (lihat Lampiran 4).
Di keempat propinsi tersebut keikutsertaan pemuda dalam program KB
termasuk rendah. Pemuda yang tidak pernah menggunakan KB di NTT
mencapai 48,6 persen, di Maluku mencapai 52,4 persen, di Papua
mencapai 52,7 persen dan di Papua Barat mencatat angka tertinggi yaitu
sebesar 54,7 persen.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Partisipasi KB menurut kelompok umur dari kelompok umur 18-
19 tahun ke kelompok 30-35 tahun tampak meningkat sejalan dengan
meningkatnya umur, yaitu dari 40,89 persen menjadi 62,37 persen.
Kelompok umur 18-19 tahun adalah kelompok pasangan usia
perkawinan muda yang pada umumnya menginginkan punya anak
sehingga mereka belum menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan. Sebaliknya pada umur perkawinan tua, mereka sudah
memiliki anak yang mungkin lebih dari 10 orang, sehingga mereka
banyak menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 15
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
(http://id.wikipedia.org). Proses pembelajaran yang dilalui melalui
pendidikan merupakan salah satu cara dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia, khususnya pemuda yang merupakan tulang
punggung pembangunan nasional.
Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan yang selalu disertai dengan terobosan secara
konsisten dan berkelanjutan akan mampu menghasilkan manusia-
manusia yang unggul, cerdas, dan kompetitif. Pendidikan merupakan
pondasi dasar untuk menyiapkan SDM bangsa yang berkualitas,
khususnya bagi pemuda yang notabene merupakan SDM potensial yang
akan menjadi penggerak aktif pembangunan bangsa.
Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pendidikan di Indonesia
dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah, tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan, dan angka buta aksara. Ketiga indikator yang
BAB
3
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 16
disebutkan di atas akan dibahas pada bab ini, baik menurut jenis kelamin
maupun daerah tempat tinggal.
3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah
Susenas 2007 membedakan tingkat partisipasi sekolah menjadi
tiga, yaitu tidak atau belum pernah bersekolah, masih bersekolah, dan
tidak bersekolah lagi. Partisipasi sekolah di sini merujuk kepada jenjang
pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pemuda masih termasuk penduduk aktif di pendidikan formal,
yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi berdasarkan usia yang
dijadikan standar menurut jenjang pendidikan di Indonesia atau rentang
usia yang dianjurkan pemerintah dan umum. Usia 18 tahun merupakan
bagian dari kelompok usia standar untuk jenjang pendidikan SMA dan
usia 19 tahun ke atas merupakan kelompok usia standar untuk jenjang
perguruan tinggi.
Tingkat partisipasi sekolah menggambarkan bagaimana status
pemuda dalam jenjang pendidikan formal. Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa
lebih dari 90 persen pemuda berumur 18-35 tahun sudah tidak duduk di
bangku sekolah formal lagi atau tidak bersekolah lagi baik laki-laki
maupun perempuan.
Pada penduduk usia 18-35 tahun ini, ternyata ada yang sama sekali
belum pernah mengenyam pendidikan formal, baik laki-laki mapun
perempuan. Dalam Tabel 3.1 terlihat sebesar 1,34 persen pemuda laki-
laki belum pernah mengenyam bangku sekolah. Bias gender dalam dunia
pendidikan masih kentara terlihat di Indonesia. Masih ditemukan sebesar
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 17
2,12 persen (lebih tinggi dari pemuda laki-laki) pemuda perempuan yang
juga belum pernah mencicipi bangku sekolah.
Tabel 3.1: Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Jenis Kelamin Belum/Tidak
Pernah Sekolah
Masih/Sedang Sekolah
Tidak Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4)
Laki-laki 1,34 7,38 91,28
Perempuan 2,12 6,53 91,35
Total 1,74 6,94 91,32
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Sekitar 7 persen pemuda, tepatnya pemuda laki-laki 7,38 persen
dan pemuda perempuan 6,53 persen masih berstatus sekolah. Pada usia
ini (18-35 tahun) umumnya pemuda bersekolah di pendidikan menengah
(SMA) atau perguruan tinggi.
Fakta menarik terlihat pada partisipasi sekolah pemuda di
propinsi-propinsi di Indonesia (lihat Lampiran 5). Pemuda yang
tidak/belum pernah sekolah antar propinsi secara umum tidak terlalu
bervariasi, angkanya berkisar antara 0,50 s.d. 5,80 persen, kecuali Papua.
Persentase pemuda yang tidak pernah sekolah di Propinsi Papua
mencapai 22,60 persen, suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan
dengan propinsi lainnya. Dengan propinsi tetangga pun menunjukkan
perbedaan yang sangat signifikan, yaitu Papua Barat yang hanya 5,80
persen.
Sesuai dengan julukan yang disematkan ke Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, yaitu kota pelajar, pemuda yang tidak pernah
sekolah termasuk rendah, yaitu hanya 0,60 persen dan jumlah pemuda
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 18
yang masih berstatus sekolah merupakan yang tertinggi dibanding
propinsi lain, yakni mencapai 21,50 persen.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Selama ini ada wacana mengenai ketimpangan pendidikan antara
masyarakat perdesaan dengan perkotaan. Data Susenas 2007, secara jelas
menunjukkan hal tersebut (lihat Gambar 3.1). Persentase pemuda yang
belum sempat mengenyam pendidikan formal di perdesaan jauh lebih
rendah dibanding yang tinggal di perkotaan, yaitu 0,72 persen
berbanding 2,65 persen. Di sisi lain, pemuda yang masih/sedang
bersekolah di perdesaan hanya mencapai separuhnya (4,32%) dari
pemuda yang tinggal di perkotaan (9,86%).
3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Angka pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pemuda dapat
menjadi acuan dalam membuat perencanaan tenaga kerja dan memberi
gambaran tentang kualitas sumber daya tenaga kerja yang tersedia di
suatu wilayah, serta dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
pembangunan pendidikan di wilayah tersebut.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 19
Data pendidikan tertinggi yang ditamatkan pemuda merupakan
persentase pemuda yang menamatkan jenjang pendidikan tertentu
terhadap jumlah pemuda.
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa sumber daya pemuda Indonesia
lebih dari sepertiganya (31,81%) berpendidikan SMA; 29,20 persen
berpendidikan SD, dan 24,02 persen telah berpendidikan SMP dan hanya
7,15 persen yang telah menyelesaikan perguruan tinggi.
Pola serupa dapat ditemukan di hampir semua propinsi di
Indonesia (lihat Lampiran 6), tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh pemuda rata-rata SD, SMP, dan SMA. Dibanding
dengan angka nasional, pemuda yang berpendidikan sampai tingkat
perguruan tinggi di Propinsi DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta mencapai
lebih dari 10 persen, yaitu masing-masing 15,40 persen dan 13,10 persen.
Di samping itu, ternyata cukup banyak pemuda yang tidak punya ijazah,
yang berarti belum pernah menamatkan pendidikan SD sekalipun.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 20
3.3 Buta Aksara
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah
kemampuan baca tulis penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis
tercermin dari data angka melek huruf. Sebaliknya buta aksara
menunjukkan kondisi yang berlawanan. Angka buta aksara merupakan
indikator yang mengukur persentase penduduk (pemuda) yang tidak bisa
membaca dan menulis huruf latin. Tinggi rendahnya angka buta aksara di
suatu wilayah dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan
sumber daya manusia di bidang pendidikan.
Kualitas pemuda pun dapat dicerminkan oleh data buta aksara ini.
Persentase pemuda dengan angka buta aksara yang tinggi perlu mendapat
perhatian. Kemampuan baca tulis adalah modal dasar pemuda untuk
mengembangkan diri dan membangun bangsanya.
Berdasarkan data Susenas 2007, secara nasional persentase
pemuda yang tidak bisa membaca dan menulis huruf latin mencapai 2,60
persen. Meskipun angka buta aksara secara nasional hanya 2,60 persen,
namun masih ada propinsi dengan angka buta aksara di atas angka
nasional. Sebanyak 14 propinsi memiliki persentase pemuda yang buta
aksara di atas 2,6 persen. Di antara 14 propinsi tersebut, Propinsi Papua
mempunyai angka buta aksara tertinggi yaitu mencapai 22,60 persen.
Secara keseluruhan angka buta aksara untuk pemuda di propinsi-propinsi
di Indonesia kurang dari 8 persen dan predikat propinsi dengan angka
buta aksara pemuda terendah terdapat di Propinsi DKI Jakarta yang
hanya 0,6 persen.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 21
Tabel 3.2: Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal,
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Kategori Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4)
Kelompok Umur
18-19 1,39 2,36 1,91
20-24 1,07 2,81 1,95
25-29 1,27 3,62 2,50
30-35 1,67 4,85 3,40
Jenis Kelamin
Laki-laki 1,14 2,91 2,07
Perempuan 1,56 4,44 3,07
Total 1,35 3,69 2,58 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Mengamati angka buta aksara menurut kelompok umur, tampak
pola yang wajar. Angka buta aksara pemuda yang berada pada kelompok
umur yang lebih muda cenderung lebih rendah dibanding pemuda pada
kelompok umur lebih tua. Seperti yang terlihat pada Tabel 3.2, angka
buta aksara pemuda yang berumur 30-35 tahun lebih tinggi dibanding
yang berumur 25-29 tahun, begitu juga angka buta aksara pada kelompok
umur 25-29 tahun lebih tinggi dibanding pada kelompok umur 20-24
tahun. Namun, pola yang sedikit berbeda diperlihatkan angka buta aksara
pemuda di perkotaan. Angka buta aksara pemuda umur 18-19 tahun lebih
tinggi dibanding yang berumur 20-24 tahun.
Secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pemuda yang buta
aksara di perdesaan jauh lebih tinggi dibanding di perkotaan, pemuda
yang buta aksara di perdesaan mencapai dua kali lipat dibanding
perkotaan, yaitu 3,69 persen berbanding 1,35 persen.
Angka buta aksara menurut jenis kelamin masih memperlihatkan
ketertinggalan dan keterbatasan kesempatan bagi perempuan dalam
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 22
mengenyam pendidikan. Di perkotaan maupun di perdesaan
menunjukkan kesenjangan tersebut. Seperti di perdesaan, persentase
perempuan yang buta aksara mencapai 4,44 persen dan laki-laki hanya
2,91 persen. Sebenarnya pola serupa terlihat di perkotaan, namun
kesenjangan tersebut tidaklah terlalu tinggi. Walaupun persentase
pemuda yang buta aksara lebih rendah dibanding pemudi, namun
selisihnya tidak terlalu jauh, yaitu hanya 0,42 persen.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 23
Kesehatan
Sebagai generasi penerus bangsa, kaum muda harus siap
mengahadapi persaingan hidup. Untuk itu, sudah selayaknya pemuda
senantiasa meningkatkan kemampuannya agar tidak terlindas oleh roda
kemajuan zaman. Peningkatan kualitas kesehatan di kalangan pemuda
menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sekarang dan di masa yang akan datang.
Pada bulan April 2007, Menteri Kesehatan mencanangkan
pembentukan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan. Dalam sambutannya,
dikatakan bahwa pemuda yang tergabung dalam Pemuda Siaga Peduli
Kesehatan akan dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai
berbagai hal tentang kesehatan seperti penanggulangan bencana, wabah
demam berdarah, flu burung dan lain-lain. Sehingga diharapkan
organisasi kepemudaan dan mahasiswa dapat berperan aktif menangani
masalah kesehatan yang terjadi. Isi Deklarasi Pemuda Siaga Peduli
Kesehatan sebagai berikut:
BAB
4
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 24
Sumber: http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=article&
id=275:pemuda-siaga-peduli-kesehatan&Itemid=151
DEKLARASI PEMUDA SIAGA PEDULI KESEHATAN
Pemuda sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang
mempunyai hak hidup sehat berkewajiban untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Menyadari bahwa
Indonesia masih dilanda berbagai masalah kesehatan yang perlu segera
ditanggulangi.
Pemuda Indonesia sebagai pejuang bangsa dengan potensi
pengetahuan dan keterampilan memiliki kewajiban untuk ikut berperan aktif
dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan
berperan sebagai pelopor, penggerak, pelaksana pembangunan
kesehatan bangsa.
Untuk itu kami:
- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai pelopor pembangunan
kesehatan siap memprakarsai dan memberdayakan masyarakat
dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatannya.
- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai penggerak
pembangunan kesehatan siap menggerakkan sumber daya yang
ada dalam membantu penanganan masalah kesehatan.
- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai pelaksana
pembangunan siap bersama masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan khususnya menjadi mitra pelaksana di desa
siaga.
- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan bersama dengan komponen
masyarakat lainnya ikut mengkritisi jalannya pembangunan
kesehatan.
Dalam rangka merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut dibentuk
kelompok Pemuda Siaga Peduli Kesehatan yang anggota-anggotanya
adalah organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang dikoordinasi dan
difasilitasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Demikian Deklarasi ini kami nyatakan sebagai bentuk komitmen dan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 25
Deklarasi ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar
menyadari betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan
bangsa.
4.1 Angka Kesakitan Pemuda
Informasi status kesehatan pemuda memberikan gambaran
mengenai kondisi kesehatan pemuda yang dapat dilihat melalui indikator
angka kesakitan. Angka ini menyatakan persentase pemuda yang
mengalami gangguan kesehatan hingga menggangu aktivitas sehari-hari.
Secara nasional, angka kesakitan pemuda di daerah perdesaan
lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan. Hal ini mungkin disebabkan
kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat di perdesaan relatif masih
rendah. Sedangkan jika dilihat menurut propinsi yang disajikan pada
Lampiran 7, ada 4 propinsi yang angka kesakitan pemuda di daerah
perkotaannya justru lebih tinggi dibanding perdesaan. Keempat propinsi
tersebut beruturt-turut dari yang angka kesakitan pemudanya paling
tinggi adalah Banten (kota = 11,56% - desa = 11,11%), Nusa Tenggara
Barat (kota = 18,22% - desa = 17,96%), Papua Barat (kota = 23,09% -
desa = 14,36%), dan Papua (kota = 17,34% – desa = 16,16%). Angka
kesakitan pemuda menurut tipe daerah dan jenis kelamin Tahun 2007
disajikan pada Gambar 4.1
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 26
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa secara nasional tingkat kesakitan
pemuda laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal
serupa juga tergambar pada angka kesakitan pemuda menurut pulau dan
jenis kelamin tahun 2007 yang disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1: Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007
Angka Kesakitan Pulau/Kepulauan
Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4)
Sumatera 13,40 13,20 13,30
Jawa 11,10 10,50 10,76
Nusa Tenggara 19,50 18,80 19,10
Kalimantan 12,50 12,90 12,67
Sulawesi 17,40 17,00 17,20
Maluku 18,10 18,10 18,08
Papua 17,20 16,40 16,79
Total 12,70 12,30 12,49 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Secara nasional, pada tahun 2007 pemuda yang mengalami
gangguan keluhan kesehatan sebesar 12,49 persen. Angka kesakitan laki-
laki lebih tinggi 0,40 persen dibanding angka kesakitan perempuan.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 27
Tidak ada perbedaan signifikan antara pemuda laki-laki dengan
perempuan.
Jika dilihat menurut pulau, angka kesakitan pemuda tertinggi
berada di Kepulauan Nusa Tenggara sebesar 19,1%, Maluku di urutan
kedua sebesar 18,08% dan Pulau Jawa pada urutan terendah sebesar
10,76%.
Dilihat menurut propinsi (Lampiran 8), 5 propinsi dengan angka
kesakitan tertinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Timur (24%),
Gorontalo (21,9%), Maluku Utara (21,7%), Sulawesi Tengah (21,5%),
dan Sulawesi Barat (21,1%). Tahun 2007, Propinsi Jawa Tengah
mencetak angka kesakitan terendah sebesar 9,3%.
Dari daerah tempat tinggal, angka kesakitan pemuda pada daerah
perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Angka
kesakitan di daerah perdesaan sebesar 14,07 persen, sedangkan di daerah
perkotaan hanya 10,7 persen. Hal ini dimungkinkan karena di daerah
perdesaan pada umumnya prasarana kesehatan dan kesadaran terhadap
pentingnya hidup sehat masih lebih rendah dibanding perkotaan,
sehingga berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan pemuda.
4.2 Jenis Keluhan Kesehatan
Pada umumnya, semua orang pernah merasakan gangguan
kesehatan. Hasil Susenas 2007 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan
pilek dan batuk paling banyak diderita pemuda dibandingkan penyakit
yang lain. Persentase pemuda yang sakit menurut jenis keluhan
kesehatan disajikan pada Tabel 4.2.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 28
Tabel 4.2: Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan
Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Jenis Keluhan Jenis Kelamin Panas Batuk Pilek Asma Diare Sakit
Kepala Sakit Gigi
Lain- nya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Laki-laki 35,10 45,10 46,20 3,90 5,80 21,80 7,60 31,10
Perempuan 30,10 38,30 41,60 4,20 5,40 26,90 8,10 34,20
Total 32,50 41,60 43,80 4,10 5,60 24,50 7,90 32,70
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Dari Tabel 4.2 terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan
antara persentase pemuda laki-laki dan perempuan yang mengalami
keluhan kesehatan dari setiap jenis keluhan. Jika melihat tingkat keluhan
kesehatan menurut kelompok umur yang disajikan pada Tabel 4.3, relatif
tidak ada perbedaan.
Tabel 4.3: Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Kelompok Umur, Tahun 2007
Jenis Keluhan Kelompok Umur Panas Batuk Pilek Asma Diare Sakit
Kepala Sakit Gigi
Lain- nya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
18-19 35,20 41,00 44,50 3,70 5,40 21,30 7,40 31,40
20-24 33,00 41,20 44,00 3,70 5,40 22,40 7,50 32,20
25-29 32,50 41,20 43,70 4,20 5,60 25,30 8,10 32,40
30-35 31,70 42,20 43,60 4,30 5,70 25,90 8,10 33,60
Total 32,50 41,60 43,80 4,10 5,60 24,50 7,90 32,70
Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 29
Pemuda dan Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi
pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya pemerintah
untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Untuk itu pemerintah terus
berusaha menciptakan program pembangunan pada sektor ekonomi dan
sektor ketenagakerjaan, terutama ditujukan pada kelompok penduduk
yang tergolong miskin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan rakyat.
Penduduk usia kerja (PUK) dikelompokkan menjadi angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Di Indonesia, PUK adalah penduduk
yang telah berusia 15 tahun ke atas. Angka PUK ini terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Jumlah PUK pada bulan Agustus 2007
mengalami peningkatan sekitar 1,05 persen dibandingkan kondisi
Februari 2007 (Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS). Dari seluruh
PUK pada Agustus 2008, sekitar 67 persennya adalah pemuda berusia
18-35 tahun. Persentase pemuda menurut jenis kegiatannya sehari-hari
disajikan pada Gambar 5.1.
BAB
5
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 30
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa kegiatan pemuda terkonsentrasi
pada kegiatan bekerja dan mengurus rumah tangga. Jika ditinjau menurut
jenis kelamin, ada perbedaan yang cukup signifikan pada dua kegiatan
ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa hampir semua pemuda yang
mengurus rumah tangga adalah perempuan. Pemuda laki-laki
mendominasi dalam kegiatan bekerja, dari semua pemuda yang bekerja,
sekitar 63 persennya adalah laki-laki. Persentase pemuda yang bekerja
berdasarkan jenis kelamin dan daerah tempat tinggal disajikan pada
Gambar 5.3.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 31
Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa dalam kegiatan bekerja, laki-laki
tidak hanya mendominasi secara keseluruhan, tapi juga di daerah
perkotaan dan perdesaan. Hal ini sangat wajar karena secara umum,
tanggung jawab menopang kebutuhan keluarga ada di pundak laki-laki.
Peran angkatan kerja sebagai faktor penting dalam proses
produksi, kedudukannya lebih penting daripada sarana produksi yang
lainnya, seperti; bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Hal itu tidak
lain karena manusialah yang menggerakkan semua sumber-sumber
tersebut untuk menghasilkan barang.
Besarnya partisipasi angkatan kerja digambarkan melalui indikator
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT). Dua indikator ini merupakan indikator utama
ketenagakerjaan yang sering dipakai untuk melihat perkembangan suatu
wilayah di bidang ketenagakerjaan.
5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menyatakan
persentase jumlah penduduk angkatan kerja terhadap jumlah penduduk
usia kerja. Angka TPAK menunjukkan besaran relatif dari pasokan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 32
tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan pemuda memasuki
angkatan kerja. Salah satu alasan di antaranya karena sudah tidak
bersekolah lagi, baik sukarela maupun terpaksa. Sukarela, misalnya
apabila seseorang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu.
Sedangkan yang terpaksa, misalnya karena alasan ekonomi seseorang
memilih putus sekolah sementara masih mempunyai keinginan untuk
melanjutkan. Dengan kondisi tersebut terpaksa harus bekerja/mencari
pekerjaan.
Angka TPAK pemuda menurut jenis kelamin dan wilayah per
propinsi disajikan dalam Tabel 5.1. Secara nasional, TPAK pemuda
tahun 2007 sebesar 69,76, lebih tinggi 3,57 poin dibandingkan angka
TPAK untuk PUK yang nilainya 66,19. Angka TPAK pemuda laki-laki
adalah 88,88 persen, sedangkan perempuan sebesar 51,65 persen.
Perbedaan antara TPAK pemuda laki-laki dengan perempuan cukup
signifikan, yaitu sebesar 37,23 poin. Angka yang cukup bisa
menggambarkan bahwa di Indonesia, laki-laki masih mendominasi peran
sebagai tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut propinsi, TPAK tertinggi ada di Bali yaitu sebesar 80,46.
Untuk pemuda laki-laki, TPAK pemuda tertinggi ada di Kalimantan
Tengah sebesar 94,96, sedangkan terendah ada di DI Yogyakarta sebesar
81,26. Untuk TPAK pemuda perempuan, TPAK tertinggi ada di Papua
sebesar 71,23, sedangkan terendah ada di Propinsi Riau sebesar 31,48.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 33
Tabel 5.1: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah Tahun 2007
Wilayah Jenis Kelamin PROPINSI Per-
kotaan Per-
desaan Laki-laki Perem-puan
Total
NAD 59,35 69,95 84,07 51,02 66,76
Sumatera Utara 70,42 73,75 89,19 55,74 72,16
Sumatera Barat 66,34 68,98 87,04 49,68 68,07
Riau 57,32 58,72 87,24 31,48 58,27
Jambi 69,90 72,36 91,16 53,09 71,63
Sumatera Selatan 63,34 79,99 90,85 58,59 74,17
Bengkulu 77,46 79,93 92,89 67,27 79,20
Lampung 65,57 72,36 89,87 52,00 70,77
Kep Bangka Belitung 73,91 71,30 94,04 49,80 72,40
Kepulauan Riau 80,85 60,16 94,13 61,59 76,29
DKI Jakarta 67,41 - 85,78 50,11 67,41
Jawa Barat 63,63 62,93 89,49 39,26 63,32
Jawa Tengah 74,60 75,34 89,57 60,68 75,02
DI Yogyakarta 68,63 78,30 81,26 62,71 71,92
Jawa Timur 67,89 71,88 87,81 52,48 70,09
Banten 66,88 65,39 89,42 44,25 66,26
Bali 75,50 86,18 90,48 70,83 80,46
Nusa Tenggara Barat 69,93 74,76 89,12 60,06 72,87
Nusa Tenggara Timur 64,56 80,60 89,27 67,12 77,24
Kalimantan Barat 68,03 82,33 92,75 64,13 78,27
Kalimantan Tengah 74,29 81,60 94,96 64,21 79,32
Kalimantan Selatan 64,45 76,54 90,99 54,22 72,00
Kalimantan Timur 63,77 71,05 87,42 46,42 66,99
Sulawesi Utara 73,59 68,74 92,90 50,67 70,65
Sulawesi Tengah 63,16 69,01 87,18 50,48 67,67
Sulawesi Selatan 63,31 66,22 86,84 45,11 65,11
Sulawesi Tenggara 63,37 73,35 91,53 53,57 71,16
Gorontalo 62,37 71,16 89,16 48,73 68,68
Sulawesi Barat 73,78 64,90 89,80 47,29 66,76
Maluku 64,10 64,46 81,48 48,13 64,35
Mauku Utara 65,85 75,16 90,05 55,36 72,31
Papua Barat 70,66 77,33 92,29 59,14 75,10
Papua 62,68 85,54 89,58 71,23 79,99
Total 67,58 71,64 88,88 51,65 69,76 Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 34
5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
Sampai saat ini, pengangguran masih menjadi isu sentral sebagai
salah satu faktor terbesar penyebab kemiskinan. Penyebab umum
pengangguran antara lain adalah karena jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia tidak mampu mengimbangi kian meningkatnya jumlah pencari
kerja, tidak sesuainya kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan pasar,
masalah besaran gaji yang ditawarkan dan masalah-masalah lainnya.
Peningkatan angka pengangguran juga diperparah dengan banyaknya
pemutusan hubungan kerja oleh perusahan yang gulung tikar atau
melakukan efisiensi karena peningkatan biaya produksi.
Angka pengangguran digambarkan dengan indikator Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan persentase jumlah
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Tingginya angka
pengangguran tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, melainkan
berimbas juga pada masalah sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan
sosial. Tabel 5.2 menyajikan angka TPT pemuda Indonesia menurut jenis
kelamin dan wilayah perkotaan/perdesaan per propinsi tahun 2007.
Ada hal yang menarik jika mengamati angka TPAK menurut jenis
kelamin. Angka TPT pemuda di tingkat nasional sebesar 15,30 persen,
dengan TPT laki-laki sebesar 13,52 persen dan perempuan 18,20 persen.
Hampir di semua propinsi, angka TPT laki-laki lebih rendah dari TPT
perempuan kecuali di tiga propinsi yaitu DI Yogyakarta, NTB, dan
Papua. Lebih tingginya angka TPT perempuan dimungkinkan karena
lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan kondisi tenaga
kerja yang ditawarkan serta tidak sesuainya kompetensi dan kualifikasi
pencari kerja perempuan dengan kebutuhan pasar kerja yang tersedia.
Di tingkat propinsi, TPT tertinggi ada di Propinsi Maluku sebesar
24,29 persen, sedangkan terendah ada di Propinsi Sulawesi Barat sebesar
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 35
6,07 persen. Jika dipisahkan pengamatan TPT pada daerah perkotaan dan
perdesaan, secara umum angka TPT di perkotaan relatif lebih tinggi
kecuali di Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur. Angka TPT di
perkotaan sebesar 19,7 persen, sedangkan di perdesaan 11,71 persen.
Angka-angka ini membantah anggapan banyak orang bahwa di kota
selalu lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
Sejalan dengan angka TPT nasional, angka TPT di tingkat propinsi
juga memiliki kecenderungan yang sama, yaitu angka TPT di perkotaan
relatif lebih tinggi daripada di perdesaan. Angka TPT perkotaan per
propinsi berkisar antara 9,54 persen (Bali) dan 29,47 persen (Sumatera
Selatan). Di perdesaan, angka TPT berkisar antara 3,01 persen (NTT)
dan 23,18 persen (Maluku). Diduga penyebab angka pengangguran
terbuka di perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan karena lapangan
pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pencari kerja,
kompetensi dan kualifikasi pencari kerja.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 36
Tabel 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Wilayah Jenis Kelamin PROPINSI Per-
kotaan Per-
desaan Laki-laki
Perem- puan
Total
NAD 20,99 13,32 8,64 25,46 15,37
Sumatera Utara 18,45 13,05 11,65 21,61 15,57
Sumatera Barat 22,10 15,78 13,94 24,63 17,90
Riau 25,22 10,25 11,22 24,60 14,97
Jambi 14,80 8,86 8,43 14,04 10,56
Sumatera Selatan 29,47 8,42 13,72 16,12 14,70
Bengkulu 13,64 5,24 6,09 9,61 7,69
Lampung 21,41 10,88 8,95 20,32 13,16
Kep Bangka Belitung 15,12 5,78 7,35 14,61 9,79
Kepulauan Riau 9,73 13,85 9,42 11,73 10,45
DKI Jakarta 17,65 - 17,47 17,93 17,65
Jawa Barat 24,41 18,63 19,38 27,00 21,84
Jawa Tengah 16,23 12,75 14,11 14,46 14,25
DI Yogyakarta 15,97 6,13 12,45 12,18 12,33
Jawa Timur 17,91 9,85 12,67 14,50 13,36
Banten 21,91 20,03 19,92 23,51 21,14
Bali 9,54 6,77 7,80 8,60 8,16
Nusa Tenggara Barat 16,46 8,84 12,60 10,65 11,70
Nusa Tenggara Timur 20,68 3,01 3,42 9,10 6,10
Kalimantan Barat 20,80 6,54 8,36 12,44 10,05
Kalimantan Tengah 14,59 4,30 5,62 9,69 7,30
Kalimantan Selatan 19,34 4,96 9,12 10,88 9,80
Kalimantan Timur 17,90 20,29 15,30 26,07 19,02
Sulawesi Utara 29,41 17,12 11,37 39,93 22,16
Sulawesi Tengah 20,12 8,37 6,39 17,72 10,89
Sulawesi Selatan 24,88 14,03 12,31 28,29 18,07
Sulawesi Tenggara 16,74 8,68 5,48 17,30 10,25
Gorontalo 13,68 7,31 4,13 17,51 8,95
Sulawesi Barat 12,27 4,20 5,43 7,09 6,07
Maluku 26,86 23,18 16,72 36,42 24,29
Mauku Utara 23,46 8,28 8,73 18,37 12,50
Papua Barat 28,12 7,70 9,74 20,46 14,12
Papua 19,57 5,28 8,11 7,87 8,00
Total 19,70 11,71 13,52 18,20 15,30 Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 37
Pemberdayaan Pemuda
Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Penduduk
yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang terkendali dan berkualitas,
akan sangat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Selanjutnya, pemuda sebagai generasi penerus, penanggung jawab, dan
pelaku pembangunan di masa depan, memiliki proporsi yang relatif besar
dari penduduk Indonesia, yaitu 32,4% (Proyeksi Penduduk Indonesia
2005-2015, BPS, 2007). Pemuda sebagai pemegang peran potensi
pembangunan dan merupakan generasi penerus bangsa, tenaga kerja
produktif bangsa, memiliki peran penting di dalam menggerakkan arah
pembangunan dan menentukan masa depan bangsa, sehingga perlu
diupayakan peningkatan kualitasnya. Pemuda dituntut untuk menjadi
sumber daya yang bermutu, yang memiliki kemampuan bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. Kemampuan tersebut meliputi penguasaan
ilmu pengetahuan yang terus berkembang, teknologi dan seni, bekerja
secara profesional, dan menghasilkan karya unggul yang mampu
bersaing di pasar global. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan
kebijakan dalam program-program pembangunan pemuda. Program-
program kebijakan pembangunan pemuda ini perlu mendapat perhatian
BAB
6
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 38
dan pemikiran prioritas di dalam agenda pembangunan melalui
penyusunan kebijakan dan program, dan bila tidak ditangani dengan
baik, maka akan merugikan perkembangan negara di masa yang akan
datang.
Oleh karena itu, pembangunan pemuda memiliki peran stategis
dalam peningkatan kualitas SDM. Upaya untuk meningkatkan kualitas
SDM juga dilakukan malalui pembangunan olahraga yang bertujuan
untuk menciptakan manusia yang sehat, ulet dan berjiwa sportif.
Kebijakan di bidang olahraga diarahkan untuk mewujudkan kebijakan
dan manajemen olahraga; meningkatkan budaya dan prestasi olahraga
secara berjenjang termasuk pemanduan bakat, pembibitan dan
pengembangan bakat; dan meningkatkan kemitraan antara pemerintah
dan masyarakat termasuk dunia usaha dalam mendukung pembangunan
olahraga. Saat ini telah ditunjukkan kepedulian pemerintah terhadap
pembangunan pemuda. Hasil yang dicapai pembangunan pemuda dan
olahraga di antaranya adalah disahkan dan disosialisasikannya UU No. 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan
Pemerintah No. 17/2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan
Olahraga, serta Peraturan Pemerintah No. 18/2007 tentang Pendanaan
Keolahragaan; disusunnya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang
Kepemudaan; dilaksanakannya pelatihan kepemimpinan pemuda;
dioptimalkannya peran sarjana penggerak pembangunan di perdesaan;
disusunnya Sport Deevelopment Index (SDI) sebagai indikator
keberhasilan keolahragaan nasional; dicapainya prestasi di beberapa
cabang olahraga internasional, seperti meningkatnya peringkat Indonesia
dari lima pada SEA Games tahun 2005 di Manila ke peringkat empat
pada tahun 2007 di Thailand; dan dilaksanakannya pembinaan
keolahragaan melalui event Olahraga Pelajar Nasional. Penyusunan dan
pembinaan ini merupakan sinyal kuat bahwa adanya keseriusan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 39
pemerintah dalam pengembangan dan peningkatan peran pemuda dan
olahraga sebagai dua pilar bangsa dalam menunjang pembangunan
nasional.
Bab ini mengulas tentang pemuda serta prestasi pemuda baik
lingkup nasional maupun internasional. Pembahasan difokuskan pada
peran serta kegiatan pemuda dalam olahraga dan prestasi yang telah
dicapai pemuda Indonesia. Pembahasan kegiatan pemuda terbatas pada
peran serta pemuda dalam olahraga. Prestasi pemuda dilihat dari bidang
olahraga, sains dan prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional
dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).
6.1 Pembangunan Olahraga
Pembangunan negara membutuhkan pemuda yang berkualitas,
yaitu pemuda yang sehat dan cerdas. Pemuda yang berkualitas, antara
lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta
perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas. Namun demikian,
penerapan hidup sehat dan kebiasaan olahraga secara teratur dan
berkesinambungan, belum menjadi budaya di tengah masyarakat,
termasuk di kalangan pemuda.
Dalam rangka mengukur kemajuan pembangunan olahraga
pemuda di Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun
suatu indeks yang disebut Sport Development Index (SDI). Ada empat
dimensi yang diukur yaitu ruang terbuka, sumber daya manusia,
partisipasi, dan kebugaran. Keempat dimensi indeks tersebut merupakan
ukuran indikator input dalam keolahragaan. Ada tiga aktegori penilaian
yang dihasilkan dari SDI yaitu kategori tinggi jika indeks yang diperoleh
antara 0,800 – 1, menengah jika indeks antara 0,500 – 0,799, dan rendah
jika antara 0 – 0,499.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 40
Pada tahun 2006 SDI nasional sebesar 0,280 dengan rincian
dimensi ruang terbuka sebesar 0,226, dimensi sumber daya manusia
sebesar 0,099, dimensi partisipasi sebesar 0,422, dan dimensi kebugaran
sebesar 0,335. Dari semua indeks yang diperoleh menunjukkan bahwa
semua masuk dalam ketegori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
masih rendahnya perhatian semua pihak terhadap olahraga. Masyarakat
lebih mementingkan membangun prasarana perekonomian daripada
prasarana umum untuk olahraga. Di sisi lain peduduk juga belum
menjadikan kegiatan olahraga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, apa
lagi untuk berprestasi sehingga partisipasi penduduk dalam keolahragaan
masih kurang. Tidak tersedianya prasarana umum untuk olahraga, belum
membudayanya olahraga, dan pasifnya penduduk terhadap keolahragaan
maka mengakibatkan kebugaran penduduk yang rendah.
Salah satu upaya untuk melindungi pemuda dari aktifitas yang
bersifat destruktif adalah melalui kegiatan positif, seperti olahraga.
Olahraga yang terarah dan terbina memerlukan waktu dan keseriusan.
Oleh karena itu, waktu luang pemuda dapat dialihkan kepada kegiatan
olahraga dengan didukung pengembangan sarana dan prasarana olahraga.
Berdasarkan data Podes 2008, untuk ketersediaan fasilitas
lapangan olahraga, lapangan sepakbola banyak terdapat di
desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka Belitung (93,02%), Riau
(85,72%), Kalimantan Barat (83,75%) dan Kepulauan Riau (83,44%).
Lapangan bola voli relatif lebih banyak dibanding lapangan
sepakbola. Terdapat 5 propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan
yang memiliki lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Riau (97,92%),
D.I. Yogyakarta (97,72%), Bangka Belitung (96,57%) dan Kalimantan
Barat (95,25%). Sedangkan ketersediaan lapangan bulu tangkis paling
banyak ditemui di desa/kelurahan wilayah Propinsi DKI Jakarta.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 41
Sebanyak 96,25 persen desa/kelurahan di DKI Jakarta terdapat lapangan
bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah D.I. Yogyakarta (94,52%),
kemudian diikuti Jawa Barat (82,52%). Sedangkan ketersediaan untuk
lapangan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase
yang tinggi untuk lapangan bola basket terdapat di DKI Jakarta
(65,17%), D.I. Yogyakarta (24,66%) dan Sumatera Barat (21,75%).
Demikian pula untuk lapangan tenis dan renang yang tampak menonjol
di DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta. (Lihat Lampiran 11).
Berdasarkan data Podes 2008 bahwa lapangan yang banyak
tersedia sampai ke tingkat desa/kelurahan berturut-turut bola voli, sepak
bola dan bulu tangkis. Pada tahun 2008 sebanyak 78,10 persen, sedikit
menurun dibandingkan dibandingkan tahun 2005 yang sebesar 79,35
persen desa/kelurahan memiliki lapangan bola voli; 56,11 persen
desa/kelurahan memiliki lapangan sepak bola sama banyak dengan tahun
2005; dan 49,36 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bulu tangkis
sedikit meningkat dari tahun 2005 yang sebesar 47,3 persen. Hal ini
merupakan sinyalemen bahwa ketiga jenis olahraga tersebut merupakan
olahraga rakyat yang digemari dan dilakukan banyak orang. Sementara
lapangan/gelanggang untuk bola basket, tenis lapangan dan kolam renang
masih sangat terbatas. Ketiga jenis olahraga yang terakhir ini pada
umumnya dilakukan oleh masyarakat perkotaan. sehingga wajar apabila
ketersediaan lapangan untuk olahraga tersebut sangat terbatas hanya di
sebagian kecil desa/kelurahan (lihat Lampiran 10-11).
Keberadaan kelompok kegiatan olahraga pada umumnya seiring
dengan ketersediaan fasilitas lapangan olahraga yang ada. Berdasarkan
data Podes 2008, untuk keberadaan kelompok kegiatan olahraga sepak
bola banyak terdapat di desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka
Belitung (96,22%) hampir sama dengan tahun 2005 yang sebesar 96,57
persen, Jawa Barat (91,23%), Banten (89,69%), Kepulauan Riau
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 42
(88,65%), dan D.I. Yogyakarta (88,58%). Kelompok kegiatan bola voli
relatif lebih banyak dibanding kelompok kegiatan sepak bola. Hanya satu
propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan yang memiliki
lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Kepulauan Riau (98,16%).
Sedangkan kelompok kegiatan bulu tangkis paling banyak ditemui di
desa/kelurahan wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta. Sebanyak 94,75
persen desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat kelompok kegiatan
bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah DKI Jakarta (89,51%), kemudian
diikuti Jawa Barat (83,43%). Sedangkan ketersediaan untuk kelompok
kegiatan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase
yang tinggi untuk kelompok kegiatan bola basket terdapat di DKI Jakarta
(50,56%), D.I. Yogyakarta (19,63%) dan Kepulauan Bangka Belitung
(18,02%). Demikian pula untuk kelompok kegiatan tenis lapangan,
renang, tenis meja dan bela diri tampak menonjol di DKI Jakarta dan
D.I. Yogyakarta. (Lampiran 13).
6.2 Prestasi Pemuda
Prestasi yang telah dicapai dalam arena kompetisi baik di tingkat
regional maupun internasional sering dijadikan sebagai indikator untuk
mengevaluasi program di dalam penyusunan rencana strategis
pembangunan pendidikan, pemuda dan olahraga, terutama yang bersifat
pendidikan/pembinaan. Namun, keberhasilan program pendidikan/
pembinaan bukan hanya dinilai dari tingkat pencapaian prestasi yang
telah diperoleh, banyak hal lain yang ikut berperan. Akan tetapi karena
prestasi merupakan salah satu bentuk output yang mudah untuk
dievaluasi, sehingga sering dijadikan sebagai acuan keberhasilan suatu
program. Keunggulan prestasi hanya dapat dilihat melalui arena
kompetensi. Bab ini akan mengulas prestasi pemuda Indonesia pada
kompetisi olahraga dan sains, baik di tingkat regional maupun
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 43
internasional, serta prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional
dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).
6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional
Prestasi pemuda di bidang olahraga tercermin dari perolehan
peringkat di arena-arena olahraga baik di tingkat regional maupun
internasional. Prestasi di tingkat nasional salah satunya dapat terlihat dari
prestasi masing-masing propinsi di arena kompetisi kejuaraan Pekan
Olahraga Nasional (PON).
Prestasi olahraga antar propinsi sangat beragam. Perkembangan
perolehan peringkat PON selama empat kali pelaksanaan PON terakhir
(1993, 1996, 2000, 2004 dan 2008) posisi ke 1 – 4 tetap diraih oleh
propinsi di Pulau Jawa. DKI Jakarta selalu mengungguli propinsi lain
dalam perolehan medali sampai dengan PON 2004. Jawa Tengah selama
tiga kali pelaksaan PON tersebut tetap bertahan pada posisi ke 4.
Sedangkan Jawa Timur menggeser posisi Jawa Barat. Pada PON 1996
Jawa Timur berada di posisi ke 3 dan Jawa Barat pada posisi ke 2, mulai
PON 2000 Jawa Timur meraih posisi peringkat II dan Jawa Barat
peringkat III. Gebrakan terjadi pada PON 2008, yaitu Jawa Timur dapat
mengungguli DKI Jakarta ke posisi pertama. Sedangkan di posisi ketiga,
tuan rumah Kalimantan Timur menggeser Jawa Barat dan Jawa Tengah
yang menjadi urutan IV dan V. Perolehan peringkat masing-masing
propinsi disajikan pada Lampiran 14-18.
Kejuaran kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional
bukan hanya untuk kondisi atlet yang sehat jasmani saja, namun event
olahraga atlet cacat telah membuktikan bahwa setiap individu
mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Walaupun dengan
keterbatasan fisik, dilandasi oleh semangat jiwa penuh sportivitas dan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 44
mengabdi bagi daerah, para atlet ini dapat memberikan sumbangsih baik
bagi propinsi maupun mengharumkan nama bangsa di kancah
internasional. Pada kejuaran tingkat nasional di ajang Pekan Olahraga
Cacat Nasional (Porcanas) XII, juara umum diraih oleh Jawa Barat
dengan perolehan 30 medali emas, 23 perak dan 18 perunggu. Urutan
kedua dipegang oleh Jawa Tengah dengan 22 emas, 17 perak dan 14
perunggu. Sedangkan pada Porcanas XIII, Jawa Tengah menunjukkan
keperkasaannya di urutan teratas dengan memperoleh 63 medali emas,
33 perak dan 29 perunggu. Jawa Barat yang pada saat Porcanas XII lalu
menggenggam juara umum, harus puas pada urutan kedua dengan 48
emas, 33 perak dan 20 perunggu, diikuti tuan rumah Kalimantan Timur
dengan 36 medali emas, 31 perak dan 41 perunggu.
6.2.2 Prestasi Pemuda di SEAGames
Di tingkat Asia Tenggara, pada SEA Games XXIV yang diadakan
di Thailand, pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara 2007
(Southeast Asian Games 2007), yang dilaksanakan di Nakhon
Ratchasima, utara Thailand, dari 6-15 Desember 2007 atlet Indonesia
mampu menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan..
Komite Olimpiade Thailand merancang penyelenggaraan acara ini
bertepatan dengan hari ulang tahun ke-80 Raja Bhumibol Adulyadej. Ini
merupakan keenam kalinya Thailand menjadi tuan rumah Pesta Olahraga
Negara-Negara Asia Tenggara setelah sebelumnya menyelenggarakan
SEA Games pada tahun 1959, 1967, 1975, 1985, dan 1995. SEA Games
2007 mempertandingkan lebih dari 400 pertandingan dalam 43 cabang
olahraga dan juga 2 olahraga demonstrasi (Go dan Kempo).
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 45
Upacara penutupan diawali dengan pertunjukan kesenian yang
menampilkan kreasi Message from the Heart, The Creation of Spirit, The
Creation of Celebrations, The Creation of Sport Ceremony, The
Creation of Hope dan berbagai kreasi lainnya. Berbeda dengan yang
lazim dilakukan pada saat penutupan ketika semua peserta berpawai
menurut cabang olahraga, namun kali ini mereka berpawai menurut
negara masing-masing seperti saat upacara pembukaan. Saat berpawai,
satu persatu negara menampilkan lagu khas negara masing-masing dan
ketika giliran Indonesia, mereka mengalunkan lagu Bengawan Solo.
Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 56 medali emas, 64
perak, dan 83 perunggu menempati urutan ketiga. Thailand di posisi
pertama dengan 183 emas, 123 perak, dan 103 perunggu, dan Malaysia
diurutan kedua dengan 68 emas, 52 perak dan 96 perunggu. Laos, yang
akan menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara
XXV/2009 menempati posisi kedelapan dengan mengumpulkan lima
emas, tujuh perak, dan 32 perunggu, diikuti Kamboja dengan dua emas,
lima perak, dan 11 perunggu, Brunei dengan satu emas, satu perak, dan
empat perunggu, dan terakhir Timor Timur yang tidak mendapatkan satu
medali pun. Prestasi Indonesia pada SEA Games XXIV ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan SEA Games XXIII di Filipina (27 November
– 5 Desember 2005). SEA Games XXIII mempertandingkan 41 cabang
olahraga dalam lebih dari 395 ajang. Pada SEA Games XXIII Indonesia
hanya mengantongi 50 emas, 78 perak, dan 89 perunggu, dengan total
217 medali. Hasil ini hanya mengantarkan Indonesia pada posisi ke-5,
yang merupakan prestasi terburuk sepanjang sejarah SEA Games.
Perolehan medali secara lengkap disajikan pada Tabel 6.1.
Di tingkat Asia Tenggara tim Indonesia juga ikut berpartisipasi
dalam kejuaraan ASEAN ParaGames. ASEAN ParaGames adalah ajang
olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Southeast Asian Games
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 46
untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik. ASEAN ParaGames diikuti
oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Ajang ini mengikuti
konsep dari Paralimpiade. ASEAN ParaGames di bawah pengawasan
ASEAN Para Sports Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan
ajang ini sama dengan negara penyelenggara SEA Games.
Penyelenggaraan ASEAN ParaGames ini mulai diadakan tahun 2001.
Tabel 6.2 memperlihatkan negara penyelenggara ASEAN ParaGAmes.
Tabel 6.1: Perolehan Medali SEA Games 2007
Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 183 123 103 409
2. Malaysia 68 52 96 216
3. Vietnam 64 58 82 204
4. Indonesia 56 64 83 203
5. Singapura 43 43 41 127
6. Filipina 41 91 96 228
7. Myanmar 14 26 47 87
8. Laos 5 7 32 44
9. Brunei 2 5 11 18
10. Kamboja 1 1 4 6
11. Timor Timur 0 0 0 0
Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta
Tabel 6.2: Lokasi ASEAN ParaGAmes
Tahun Acara Tuan Rumah Negara
(1) (2) (3) (4) 2001 I Kuala Lumpur Malaysia
2003 II Hanoi Vietnam 2005 III Manila Filipina
2008 IV Nakhon Ratchasima Thailand Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames
Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 33 emas, 25 perak,
dan 18 perunggu. Thailand di posisi pertama dengan 256 emas, 109
perak, dan 84 perunggu, diikuti Malaysia dengan 81 emas, 74 perak dan
46 perunggu dengan total perolehan medali yang diperebutkan sebanyak
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 47
485 emas, 320 perak dan 244 perunggu. Perolehan medali kontingen
Indonesia pada ASEAN ParaGames IV ini, menempatkan Indonesia pada
posisi ke empat, sama dengan posisi urutan Indonesia pada waktu
ASEAN ParaGames III (lihat Tabel 6.3- 6.4).
Tabel 6.3: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes III
Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 139 64 28 231
2. Vietnam 80 36 22 138
3. Malaysia 75 40 26 141
4. Indonesia 30 26 20 76
5. Myanmar 29 12 4 45
6. Filipina 19 39 37 95
7. Singapura 15 9 9 33
8. Brunei 7 5 5 17
9. Kamboja 0 3 2 5
10. Laos 0 2 1 3
11. Timor Timur 0 0 0 0
Total 294 236 154 784 Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames
Tabel 6.4: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes IV
Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 256 109 84 449
2. Malaysia 81 74 46 201
3. Vietnam 78 66 43 187
4. Indonesia 33 25 18 76
5. Filipina 17 21 21 59
6. Myanmar 12 11 21 59
7. Singapura 6 8 5 19
8. Brunei 2 4 10 16
9. Laos 0 1 3 4
10. Kamboja 0 1 0 1
11. Timor Timur 0 0 2 2
Total 485 320 244 1049 Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 48
6.2.3 Prestasi Pemuda di Asian Games
Prestasi atlet Indonesia dilihat sepanjang perjalanan pelaksanaan
Asian Games menunjukkan ketidakstabilan, bahkan cenderung makin
menurun. Dalam perkembangannya, semakin banyak negara peserta,
posisi peringkat Indonesia samakin jauh. Prestasi gemilang yang pernah
dicapai adalah peringkat ke 2 Asian Games IV tahun 1962. Posisi ini
mudah-mudahan tidak menjadi titik puncak karena sepuluh kali
pelaksaaan Asian Games berikutnya posisi peringkat Indonesia semakin
menurun. Dilihat dari prestasi, posisi peringkat Indonesia cukup
memprihatinkan karena penurunannya semakin nyata terutama pada tiga
pelaksanaan Asian Games terakhir. Seperti ditampilkan pada Tabel 6.5
jumlah negara peserta pada pelaksanaan Asian Games tersebut
meningkat, tetapi prestasi Indonesia menurun tajam. Pada arena Asian
Games XV (Doha-Qatar 2006) yang melibatkan 38 cabang olahraga
dengan mempertandingkan 423 nomor dan merupakan Asian Games
pertama yang diselenggarakan di jazirah Arab, kontingen Indonesia
berpartisipasi dalam 20 cabang olahraga yang mempertandingkan 190
nomor (events) dengan jumlah atlet sebanyak 131 orang dengan 86
events. Pada Asian Games XV 2006, Indonesia memperoleh 20 medali
terdiri dari 2 (dua) emas, 3 (tiga) perak dan 15 (lima belas) perunggu.
Perolehan medali tersebut, menempatkan Indonesia pada peringkat 22
dari 45 negara peserta, berada di bawah negara Asia yang tampil sebagai
empat besar yaitu Cina, Korea, Jepang dan Kazakhstan dan di bawah
negara Asia Tenggara yaitu Negara Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Melihat perkembangan prestasi ini tentu mengundang pemikiran bangsa
Indonesia untuk membenahi berbagai faktor sehingga mampu
meningkatkan prestasi Indonesia di ajang Asian Games XVII.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 49
Tabel 6.5: Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games
Perolehan Medali
No Pesta Olahraga Asian Games
Jumlah Negara Peserta
Peringkat
Emas
Pera
k
Peru
nggu
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 AG I (1951) 11 7 - - 5 5
2 AG II (1954) 18 12 - - 3 3
3 AG III (1958) 20 14 - - 6 6
4 AG IV (1962) 17 2 11 12 28 51
5 AG V (1966) 18 7 5 5 12 22
6 AG VI (1970) 20 9 2 5 13 20
7 AG VII (1974) 25 9 3 4 4 11
8 AG VIII (1978) 27 7 8 7 18 33
9 AG IX (1982) 33 6 4 4 7 15
10 AG X (1986) 27 9 1 5 14 20
11 AG XI (1990) 37 7 3 6 21 30
12 AG XII (1994) 42 11 3 12 11 26
13 AG XIII (1998) 33 11 6 10 11 27
14 AG XIV (2002) 36 14 4 7 12 23
15 AG XV (2006) 45 22 2 3 15 20 Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta
Pada pesta kejuaraan olahraga pantai pertama di Asia “Asian
Games Beach (ABG)”, tanggal 18 sampai dengan 26 Oktober 2008,
Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus menjadi juara umum. Kontingen
merah putih memastikan menjadi yang terbaik dengan perolehan 23
medali emas, 8 perak, dan 20 perunggu. Thailand berada di urutan kedua
dengan 10 emas, 17 perak dan 10 perunggu. Sedangkan di urutan ketiga
adalah Cina dengan 6 emas, 10 perak dan 7 perunggu. ABG ini diikuti
oleh 45 negara Asia dan mempertandingkan 17 cabang olahraga yaitu
bola tangan, kabaddi, pencak silat, sepak bola, sepak takraw, voli pantai,
gulat, bina raga, perahu naga, jetski, renang maraton, dan paragliding.
Selain itu, layar, selancar, triaton, selancar angin dan woodball.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 50
Sedangkan dua cabang lainya basket dan polo air menjadi cabang
ekshibisi. ABG memperebutkan 1.090 medali, terdiri dari 340 medali
emas, 340 medali perak dan 410 medali perunggu. Tabel 6.6,
menunjukkan perolehan medali yang dicapai oleh setiap negara peserta.
Tabel 6.6: Perolehan Medali Kejuaraan Asean Beach Games I
Negara Emas Perak Perunggu
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 23 8 20
Thailand 10 17 10
Cina 6 10 7
Korea 4 7 10
Jepang 3 3 3
Hongkong 3 3 2
India 3 0 2
Vietnam 2 5 3
Myanmar 2 3 0
Malaysia 2 2 6
Pakistan 2 2 3
Taiwan 2 2 3
Syiria 2 0 0
Kuwait 1 2 0
UAE 1 1 1
Kazakhstan 1 1 2
Singapura 1 0 2
Afganistan 1 0 1
Mongolia 1 0 0
Oman 1 0 0
Filipina 0 2 8
Brunei 0 2 3
Yordania 0 1 0
Banghlades 0 0 1
Bahrain 0 0 1
Makao 0 0 1
Maladewa 0 0 1 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 51
6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade
Di kejuaraan tingkat internasional, yaitu pada kejuaraan
Olimpiade, tim Indonesia mulai mengikuti kejuaraan pada tahun 1952 di
Helsinki, Finlandia. Namun di tahun 1988, baru berhasil memperoleh
satu medali perak dari cabang olahraga panahan. Tahun 1992 adalah
masa kejayaan tim Indonesia dengan memperoleh 2 emas, 2 perak dan 1
perunggu. Medali emas diperoleh dari cabang olahraga bulu tangkis.
Sejak masuknya cabang olahraga bulu tangkis dalam Olimpiade, maka
sejak tahun 1992 sampai 2008 Indonesia selalu memperoleh medali emas
di cabang tersebut.
Di Olimpiade 2008, Beijing Indonesia berhasil mengalami
peningkatan prestasi, dengan perolehan medali 1 emas, 1 perak dan 3
perunggu dibandingkan pada tahun 2004 yang mempoleh medali 1 emas,
1 perak dan 2 perunggu. Pada Olimpiade 2008 ini, posisi Indonesia
berada di urutan ke 32. Pada hari ketiga, tim baru berhasil mendapat
medali perunggu pertama atas nama Eko Yuli Irawan pada cabang
olahraga angkat berat laki-laki 56 kg. Perolehan medali lainnya berasal
dari cabang olahraga badminton dan angkat berat laki-laki 62 kg. Tabel
6.7 menunjukkan total perolehan medali menurut cabang olahraga.
Sedangkan Tabel 6.8 menunjukkan jumlah perolehan medali yang
berhasil diperoleh tim Indonesia.
Tabel 6.7: Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008
Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Total (1) (2) (3) (4) (5)
Panahan 0 1 0 1
Badminton 6 6 6 18
Angkat Berat 0 2 4 6
Total 6 9 10 25 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 52
Tabel 6.8: Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan
Tahun Emas Perak Perunggu Total
(1) (2) (3) (4) (5) 1988 0 1 0 1
1992 2 2 1 5
1996 1 1 2 4
2000 1 3 2 6
2004 1 1 2 4
2008 1 1 3 5
Total 6 9 10 25 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga
Selain di Olimpiade lagu kebangsaan Indonesia Raya juga
berkumandang di arena Pesta Olahraga "Arafura Games Tahun 2007" di
Darwin, Australia, setelah para atlet Propinsi Papua Barat meraih dua
medali emas dan satu perunggu dari cabang atletik putra dan putri. Pelari
100 meter putra, Frans Mayor, meraih emas dalam cabang ini, sedangkan
emas kedua dipersembahkan tim lari estafet 4 x 100 meter putra atas
nama Caloris Tetol, Marcus Muray, Isak Rayar dan Steven Muray.
Medali perunggu kita peroleh dari cabang lari 400 meter putri di bawah
usia 20 tahun atas nama Yuneke Pitan.
Pada pesta olahraga dua tahunan yang diikuti lebih dari 2.500 atlet
dari lebih 30 negara ini, kontingen Indonesia hanya berhasil
mengumpulkan tiga emas, tiga perak dan dua perunggu. Total delapan
medali disumbangkan para atlet Propinsi Papua Barat (3-1-1) dan petinju
atlet Propinsi NAD. Sedangkan Papua dan Bali gagal menyumbangkan
medali. Perolehan medali kontingen Indonesia masih kalah jauh dari
pencapaian tuan rumah Australia, dan bahkan negara-negara anggota
Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, Brunei, Vietnam, dan Filipina. Australia berhasil
mengatongi 698 medali dengan perincian 248 emas, 251 perak dan 199
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 53
perunggu yang sekaligus menjadi juara umum, sedangkan Malaysia
meraih 36 emas, 39 perak dan 24 perunggu, Singapura (24-12-22),
Thailand (10-6-7), Brunai (8-10-16), Vietnam (9-2-4) dan Filipina (8-4-
12). Korea Utara dan Lebanon menjadi negara yang gagal merebut
medali pada event ini. Walaupun tuan rumah mendominasi perolehan
medali, medali emas pertama pesta olahraga ini justru diraih atlet
Kaledonia Baru, David Estosito, dalam nomor triathlon dengan catatan
waktu 2:4:53. Pesta Olahraga Arafura Games yang dibuka Kepala
Pemerintahan Negara Bagian Northern Territory (NT), Clare Martin, di
Stadion TIO, Darwin, itu berlangsung hingga 19 Mei 2007. Indonesia
diwakili oleh 77 atlet yang berasal dari Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD), Papua Barat, Papua, dan Bali. Selain Australia dan
Indonesia, Arafura Games juga diikuti Amerika Serikat, Singapura,
Libanon, Taiwan, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Selandia Baru,
Filipina, Fiji, Macau, Tonga, Jepang, Malaysia, Kaledonia Baru, Samoa,
dan Afrika Selatan. Pesta olahraga yang sudah masuk kalender kegiatan
dua tahunan NT ini juga diikuti tujuh orang atlet cacat fisik.
6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains
Tim Indonesia telah mampu menunjukkan prestasi yang patut
dibanggakan, karena telah berhasil mengukir prestasi di arena
kompetensi kejuaraan tingkat dunia di bidang sains. Bidang sains yang
dikompetisikan adalah Matematika, Fisika, Biologi, dan Komputer.
Bidang Matematika, Fisika, dan Biologi ini dianggap sebagai ilmu-ilmu
dasar sains. Tingkat penguasaan ilmu-ilmu dasar suatu bangsa dianggap
merupakan salah satu modal utama bagi suatu bangsa dalam mengikuti
ajang kompetensi serta menjadi salah satu indikator seberapa jauh kiat
suatu bangsa dalam keseriusannya mempelajari dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 54
Dunia pendidikan dasar dan menengah di tanah air selama
semester pertama 2008 kembali menorehkan prestasi dengan
mempertahankan tradisi memboyong belasan medali dari keberhasilan
siswa/siswi SD hingga SMA di berbagai ajang kompetisi dan olimpiade
internasional bidang matematika dan sains. Di ajang The Second
International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) yang
diselenggarakan di Tbilisia, Georgia (15-18 Mei 2008) tim Indonesia
berhasil memboyong dua medali emas. Dalam kegiatan tersebut,
Indonesia mengirimkan dua tim. Tim pertama, dalam bidang
Mathematics-Computer Application, dengan proyeknya berjudul
Numerical Solution of Heat Equation. Sedangkan tim kedua, adalah
bidang Biologi, dengan proyek yang berjudul Neutralizing Contaminated
See Water By Mangroves.
Di tingkat Sekolah Dasar, tim Indonesia yang terdiri dari delapan
siswa SD dari Jakarta, Bekasi, Semarang dan Surabaya meraih lima
medali emas dan satu perak untuk kontes individu dan The Best Overall
team sebagai grand Champion dalam Kontes Matematika ”The 12nd Po
Leng Kuk Elementary International Contest for Math”, di Hongkong,
12-15 Juli 2008. Prestasi ini mengalami peningkatan yang sangat
membanggakan dibandingkan prestasi tahun 2007 yang lalu, di mana tim
Indonesia hanya meraih satu emas. Ini merupakan sebuah prestasi luar
biasa, karena dari dua tim yang dikirim seluruhnya mampu memberikan
yang terbaik, apalagi peserta masih anak-anak, namun memiliki prestasi
sangat membanggakan.
Pada kesempatan yang berbeda putra-putri Indonesia kembali
mengharumkan nama bangsa dalam Kejuaraan Olimpiade Fisika Asia ke
9 di Mongolia 20-28 April 2008. Tim Olimpiade Fisika Indonesia
mempersembahkan 3 emas, 1 perak, 1 perunggu dan 4 Honorable
Mention. Dalam kompetisi ini Indonesia berhasil meraih peringkat kedua
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 55
perolehan jumlah medali emas terbanyak, di bawah Cina. Urutan negara
dengan perolehan medali emas terbaik dalam olimpiade fisika ke 9
adalah Tiongkok 8 emas, Taiwan 2 emas, Vietnam 2 emas, Thailand 1
emas dan Singapura 1 emas. Sementara, Tim Olimpiade Kimia
Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) ke-40 pada
12-21 Juli 2008 di Budapest, Hungaria berhasil memboyong satu medali
emas, satu perak dan satu perunggu. Peroleham medali ini melebihi
target yang ditetapkan yakni dua perak dan dua perunggu, dan sekaligus
persembahan medali emas sejak keikutsertaan Indonesia pada tahun
1997. Tim IChO tersebut bersaing dengan 261 peserta lainnya dari 73
negara. Sementara itu, Tim Olimpiade Biologi Indonesia di Kejuaraan
Olimpiade Biologi Internasional ke-19 di Mumbai, India 13-20 Juli 2008
berhasil mendapatkan dua medali perak. Kompetisi ini diikuti oleh 55
negara dengan 220 siswa peserta. Walaupun belum berhasil mendapatkan
emas, secara keseluruhan, hasil tersebut cukup mengejutkan sekaligus
menggembirakan bagi tim karena semua siswa baru pertama kali
mengikuti event International Biology Olympiad (IBO) maupun lomba
internasional lainnya. Sedangkan pada kejuaraan Olimpiade Biologi
Internasional tahun 2007, tim olimpiade berhasil meraih satu emas, satu
perak dan satu perunggu.
Prestasi siswa/siswi pada semester satu 2008 ditutup melalui
kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang meraih dua emas, 2
perak dan satu perunggu dari ajang internasional Olimpiade Fisika Dunia
2008 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam. Perolehan medali ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun
2007, tim olimpiade memperoleh 1 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Pada
Kejuaraan Olimpiade Informatika Internasional atau International
Olympiad in Informatics (IOI) ke-20 di Kairo, Tim Olimpiade Komputer
Indonesia berhasil merebut 1 medali emas dan 3 perunggu, meningkat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 56
dibandingkan tahun 2007 dengan perolehan 4 medali perunggu.
Penantian yang sangat panjang sejak medali emas pertama sebelumnya
yaitu pada IOI ke-9 tahun 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Ini
menjadi kado dari Tim Olimpiade Indonesia untuk hari ulang tahun
kemerdekaan bangsa. Perolehan ini menjadi prestasi terbaik yang dicapai
oleh tim olimpiade Komputer Indonesia selama 14 kali mengikuti IOI.
IOI ini diikuti oleh lebih dari 285 peserta dari 80 negara. Dalam
klasemen umum, kita boleh berbangga karena prestasi siswa/siswa
Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dari prestasi siswa/siswa dari
negara maju seperti Inggris, Belanda, Canada, Swedia, Perancis, Spanyol
juga Denmark. Sedangkan juara umum diraih oleh tim dari Cina yang
meraih 3 medali emas.
Di tingkat Perguruan Tinggi, sebanyak 10 mahasiswa dari enam
perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya,
Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut
Teknologi Bandung, Institut Teknologi Telkom mewakili Indonesia pada
International Scientic Olympiad on Mathematics (ISOM), di Iran dan
International Mathematics Competition for University Student di
Blagoevgard, Bulgaria.
Selain itu pada tahun 2008, juga dilaksanakan Olimpiade Sains
Nasional 2008 bidang informatika. Propinsi DKI Jakarta yang
diwakilkan 8 peserta meraih predikat juara umum, berhasil
mengumpulkan 3 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu. Selain itu, DKI
Jakarta meraih kriteria The Best Programming dan The Best Analytics.
DKI Jakarta dapat merebut kembali posisinya, yang sebelumnya di tahun
2007 digeser oleh Propinsi Banten. Selanjutnya propinsi-propinsi di luar
Pulau Jawa mulai menujukkan kemampuan menggeser propinsi-propinsi
dari Pulau Jawa. Jambi menempati urutan kedua dan Sumatera Utara
menempati urutan ketiga. Diikuti berturut-turut Jawa Barat, Jawa Timur,
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 57
Jawa Tengah dan DIY (Jateng dan DIY dengan perolehan yang sama).
Setelah itu, Riau dan Sumatera Barat masing-masing berhasil merebut
medali perak dan ini merupakan catatan prestasi terbaik tersendiri bagi
masing-masing propinsi tersebut. Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah
telah meningkatkan prestasinya dengan meraih 3 perunggu dengan
catatan, satu perunggu berada di perbatasan perak-perunggu. Gorontalo
berhasil meraih 1 perunggu, sehingga menambah daftar propinsi yang
pernah mendapatkan medali di OSN bidang Komputer.
Hal yang paling menarik dari hasil OSN 2008 Informatika ini
adalah pertama kali peserta siswi mampu membuat prestasi dan berhasil
menumbangkan mitos selama ini di OSN. Ellensi peserta putri dari DKI
Jakarta, The Best Programmer ini mampu menunjukkan kemampuannya
menempati peringkat pertama. Semoga posisinya ini selalu
dipertahankannya di tahap-tahap seleksi selanjutnya menuju 4 besar
finalis TOKI 2009 hingga untuk pertama kalinya nanti Indonesia
diwakilkan oleh peserta puteri.
6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
Pemuda sebagai pilar bangsa, dituntut kepeloporannya dapat
melakukan terobosan-terobosan dengan memberikan kontribusi
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.
Pemerintah melalui program kerja kantor Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Menpora) terus memperhatikan keberadaan pemuda di tanah
air. Pengakuan dan penghargaan terhadap pemuda perlu dilakukan.
Kantor Menpora, terus menggalakkan pemilihan seleksi Sarjana
Penggerak Pembangunan di Perdesaan (SP-3) Tahun 2006. Dengan visi
terwujudnya masyarakat desa yang ditopang oleh produktivitas kegiatan
ekonomi dan industri yang berbasis sumber daya lokal dan didukung
oleh budaya generasi mudanya dan misi menggerakkan dan membangun
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 58
pedesaan melalui penyediaan sumber daya pemuda berpendidikan tinggi
dan terlatih sebagai mitra masyarakat dalam pengembangan sumber daya
yang dimiliki; mengembangkan berbagai kegiatan produktif berbasis
potensi desa yang bermakna terhadap peningkatan kualitas hidup
masyarakat desa; memacu tumbuhnya budaya kerja yang produktif,
efektif, dalam bingkai kebersamaan dan kekeluargaan untuk kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat desa; membentuk kepribadian pemuda
agar memiliki jiwa kesukarelawanan, kepeloporan, kepemimpinan, dan
kewirausahaan sehingga mampu menghadapi masalah-masalah kompleks
dalam kehidupan masyarakat; meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman pemuda dalam pemberdayaan
masyarakat; dan mewujudkan cita-cita dan idealisme generasi muda
sebagai warga negara Indonesia yang potensial sekaligus sebagai warga
negara yang bertanggung jawab.
Program SP-3 ini merupakan program strategis yang mempunyai
dampak berganda (multiplier effect). Di antaranya dampak terhadap
pembangunan daerah, dampak pembangunan ekonomi, dan
ketenagakerjaan. Sejak diluncurkan tahun 1989 sampai 2006, telah
diterjunkan sejumlah 14.816 orang sarjana dalam tujuh belas angkatan
(lihat Lampiran 28). Para sarjana tersebut berasal dari berbagai disiplin
ilmu dan telah mengerjakan berbagai kegiatan di perdesaan. Salah satu
aktivitas penting dan menjadi ciri program SP-3 adalah di bidang
ekonomi.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 59
Gambar 6.1: Jumlah SP-3 menurut Angkatan
796 800900
1400
800 850
1500 15001600
1400
0
405 467 490 514 465 475
0200400600800
10001200140016001800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17Angkatan
Jum
lah
SP-3
Sejak awal penempatannya, SP-3 telah diarahkan agar dapat
melakukan upaya pengembangan potensi sumber daya alam desa dan
kejeniusan lokal menjadi sumber daya ekonomi yang produktif, sehingga
mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk desa.
Upaya-upaya tersebut akan dapat dicapai melalui strategi menumbuh-
kembangkan karakter dan budaya wirausaha, khususnya pada kelompok
masyarakat usia pemuda di Indonesia.
Jenis penugasan SP-3 yang fleksibel (tidak harus membuka usaha
ekonomi produktif) menyebabkan aktivitas SP-3 lebih banyak
dilaksanakan dalam bentuk partisipasi dalam program pembangunan
yang ada di desa, seperti bidang pendidikan, keagamaan, olahraga, seni
dan budaya, dan lain-lain. Aktivitas di bidang ekonomi dilaksanakan
dalam bentuk pembinaan kelompok-kelompok usaha masyarakat yang
dikaitkan dengan program lintas sektor, misalnya KUKM, perindustrian,
dan program life skills dari Depdiknas. Program SP-3 yang manfaatnya
dirasakan oleh masyarakat, memiliki dimensi kepeloporan,
kepemimpinan dan kewirausahaan.
Menjadi anggota Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
(SP-3) bukan merupakan perkara mudah. Tugas berat telah menanti
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 60
mereka, saat ditempatkan di suatu desa. Berhadapan dengan masyarakat
yang dimungkinkan mempunyai karakter dan kebiasaan yang berbeda.
Kendala komunikasi antara SP-3 dengan warga dimaklumkan karena
yang datang adalah sarjana dan masyarakat umumnya tidak
berpendidikan setinggi peserta SP-3. Pada saat inilah, peserta dituntut
untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di awal program,
peserta harus mampu meyakinkan warga binaan. Pendekatan harus tetap
dilakukan. Pada umumnya, mencairnya hubungan antara dua belah
pihak setelah warga melihat bahwa peserta SP-3 menunjukkan itikad
baik dan tulus mendampingi mereka.
Peserta SP-3 juga harus membuat proposal kegiatan. Seperti apa
usulan prosal kegiatan. Usulan program yang baik harus jelas, realistis,
dapat direalisasikan, dan dikomunikasikan kepada warga. Proposal ini
lantas di kompetisikan dengan peserta SP-3 lainnya di tingkat propinsi.
Peserta yang lolos sampai tingkat nasional, maka peserta SP-3 harus
mampu menjelaskan dan berargumentasi dengan tim penilai dan peserta
lainnya. Pada tahun 2006, dari 30 peserta tingkat nasional dipilih 17
besar. Selanjutnya disaring lagi menjadi 6 besar. SP-3 yang berprestasi di
enam besar inilah yang kemudian diterima Wakil Presiden saat perayaan
Sumpah Pemuda sebagai motivasi untuk menggerakkan pemuda di
daerah-daerah. SP-3 berprestasi juara pertama diraih dari Jawa Tengah,
Tri Wahyuni, S.Psi dengan program yang diajukan: pemanfaatan potensi
alam melalui pelatihan bambu; pendampingan pada lembaga/ organisasi
seperti karang taruna, kelompok tani, dll; pendirian kios untuk distribusi
pupuk kimia; dan pengajuan kejar paket C secara swadaya. Sedangkan
juara kedua adalah Gustamin Lawani, S.Ag dari Gorontalo dengan
program yang diajukan: pembukaan jalan usaha tani 4 km;
pengembangan tanaman vanile; pengembangan jagung hibrida;
pengembangan kecamatan dan program dana mandiri desa, diikuti oleh
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 61
Titik Suprapti, SP dari Sumatera Utara di posisi ketiga dengan program
yang diajukan adalah pengembangan tanaman cabe organik dan coklat
baik dari sisi teknik budi daya, termasuk penanggulangan hama dan
penyakit serta peningkatan produksi tanaman. Sedangkan Nusa Tenggara
Barat dan Kalimantan Timur masing-masing berada di posisi ke empat
dan ke lima.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 63
Proyeksi Pemuda
Bab berikut membahas mengenai perhitungan dan hasil proyeksi
pemuda pada kurun 2005 – 2015. Proyeksi pemuda dipandang perlu
disajikan dalam laporan ini karena diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan untuk membuat perencanaan pembangunan kepemudaan.
Isu sentral tentang kepemudaan tidak lepas dari permasalahan pendidikan
dan ketenagakerjaan (pengangguran). Oleh karena itu untuk membuat
perencaan yang lebih terarah dalam menyusun kebijakan ke depan
diperlukan proyeksi. Pembahasan meliputi metode proyeksi, sumber data
dasar proyeksi, asumsi-asumsi yang digunakan dalam membuat proyeksi,
dan pembahasan hasil proyeksi.
7.1 Metode Proyeksi
Penghitungan proyeksi pemuda didasarkan pada proyeksi
penduduk Indonesia tahun 2005 – 2015 yang telah dilakukan oleh BPS.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi
suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-
komponen. Perubahan penduduk seperti kelahiran, kematian dan
perpindahan adalah kejadian yang paling mungkin terjadi selama periode
BAB
7
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 64
proyeksi. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah
penduduk dan struktur umur umur penduduk di masa yang akan datang.
Khusus komponen perpindahan meskipun secara nasional dapat
diabaikan, akan tetapi pada level propinsi mustahil untuk
mengabaikannya. Kemustahilan ini didukung dengan pola persebaran
penduduk yang menunjukkan adanya peningkatan persentase penduduk
di luar Pulau Jawa. Bertambahnya komposisi persebaran penduduk di
luar Pulau Jawa diyakini bukan hanya semata-mata akibat dari perubahan
komponen alamiah, kelahiran dan kematian. Melainkan dipengaruhi pula
oleh perpindahan penduduk, terutama dengan adanya proram
transmigrasi.
Proyeksi penduduk Indonesia disajikan dalam kelompok umur 5
tahunan, mulai dari kelompok umur 0-4 tahun sampai kelompok umur
75+. Untuk menghitung proyeksi pemuda yaitu penduduk yang berumur
18-35 tahun, maka cukup dengan memecah kelompok umur 15-19 dan
kelompok umur 35-39 sehingga diperoleh umur 18-19 tahun dan 35
tahun. Pemecahan kelompok umur dilakukan dengan formula interpolasi
Korup King’s. Perhitungan dilakukan pada data setiap propinsi per jenis
kelamin. Jumlah pemuda per jenis kelamin Indonesia merupakan jumlah
pemuda menurut jenis kelamin seluruh propinsi.
7.2 Hasil Proyeksi
Perhitungan proyeksi menghasilkan perkiraan jumlah pemuda
pada tahun 2015 sekitar 75 juta jiwa. Ini berarti jumlah pemuda
bertambah sekitar 3 juta dibandingkan jumlah pemuda pada tahun 2005
yang berjumlah sekitar 72 juta jiwa (Tabel 7.1). Pertambahan jumlah
pemuda selama periode proyeksi terutama disebabkan kenaikan jumlah
pemuda pada kelompok usia 30-35 tahun. Pemuda pada kelompok ini
berjumlah sekitar 22 juta pada tahun 2005 bertambah menjadi sekitar 25
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 65
juta pada tahun 2015 (Gambar 7.1). Sebaliknya pada usia 18-19 tahun
mulai tahun 2008 mengalami penurunan. Meskipun penurunan jumlah
pemuda usia 18-19 cukup signifikan, sampai tahun 2015 telah
menyebabkan pertumbuhan pemuda menjadi negatif. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa program keluarga berencana yang mengendalikan
pertumbuhan penduduk dari aspek fertilitas dan program pelayanan
kesehatan yang berusaha “memperpanjang” usia penduduk mulai terlihat
pengaruhnya dalam memperlambat pertumbuhan pemuda mulai tahun
2008.
Gambar 7.1: Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015
8000
11000
14000
17000
20000
23000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tahun
(ribuan)
18-1920-2425-2930-35
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 66
2015
(12)
8.42
5,4
20.9
10,3
20.9
62,1
24.5
10,4
37.7
00,8
37.1
07,5
74.8
08,2
2014
(11)
8.53
0,2
21.0
00,6
20.9
20,3
24.3
99,4
37.6
50,7
37.1
99,8
74.8
50,6
2013
(10)
8.63
5,9
21.0
90,9
20.8
74,5
24.2
49,7
37.5
75,1
37.2
75,8
74.8
51
2012
(9)
8.76
2,3
21.1
81,1
20.8
35,1
24.0
43,6
37.4
78,4
37.3
43,8
74.8
22,1
2011
(8)
9.00
9,5
21.1
66,8
2.08
07,5
23.8
71,1
37.4
13,8
37.4
41,1
74.8
54,9
2010
(7)
8.81
1,7
21.1
46,3
20.7
34,3
23.6
77,7
37.0
86,4
37.2
83,6
74.3
70
2009
(6)
8.93
2,7
21.1
21,2
20.6
27,1
23.4
46,1
36.8
71,1
37.2
56
74.1
27,2
2008
(5)
8.91
0,3
21.0
90,6
20.5
04
23.1
56
36.5
54
37.1
06,9
73.6
60,9
2007
(4)
8.90
2,2
21.0
51,5
20.3
85,3
22.7
77
36.2
03,8
36.9
12,2
73.1
16
2006
(3)
8.86
8,1
21.0
69,6
20.1
44
22.4
82,5
35.8
43,1
36.7
21,2
72.5
64,3
Jum
lah
Pem
uda
2005
dan
Pro
yeks
i Pem
uda
2006
-201
5 m
enur
ut K
elom
pok
Um
ur
(dal
am r
ibua
n)
2005
(2)
9.14
1,7
21.1
15.2
1997
6.4
2201
8.2
3564
5.5
3660
6.1
7225
1.5
Tab
el 7
.1:
Kel
ompo
k U
mur
/ Je
nis
Kel
amin
(1)
Kel
ompo
k U
mur
1
8-19
2
0-24
2
5-29
3
0-35
Jeni
s K
elam
in
L
aki-L
aki
P
erem
puan
Tota
l
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 67
Hasil proyeksi memperlihatkan komposisi pemuda menurut
kelompok umur dari 2005 ke 2015 mengalami pergeseran dari umur
muda ke umur lebih tua. Pada tahun 2005 komposisi pemuda 41,8 persen
berusia 18-24 tahun dan 58,2 persen berusia 25-35 tahun. Pada tahun
2015 komposisi ini bergeser menjadi 39,3 persen pemuda berusia 18-24
dan selebihnya 60,7 persen berusia 25-35 tahun. Pergeseran ini
ditinjau dari pandangan ekonomi merupakan bonus kependudukan
(demographic bonus). Artinya pada masa tersebut Indonesia berada
dalam posisi menguntungkan untuk investasi ekonomi karena biaya
sosial untuk kelompok umur muda berkurang sementara potensi tenaga
kerja meningkat.
Komposisi pemuda menurut jenis kelamin meskipun belum
terlihat nyata namun menunjukkan adanya pergeseran. Pada tahun 2005
pemuda berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding pemuda
berjenis kelamin laki-laki. Komposisinya adalah 51,1 persen perempuan
dan 49,8 persen laki-laki. Pada tahun 2015 keadaan berbalik, 49,6 persen
perempuan dan 50,4 persen laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tahun 2015 pemuda berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
perempuan (Tabel 7.2).
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 68
Tabel 7.2: Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda,
Tahun 2015
Jumlah Pemuda Persentase Kelompok Umur/ Jenis Kelamin 2005 2015 2005 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
Kelompok Umur
18-19 9.141,7 8.425,4 12,3 11,3
20-24 21.115,2 20.910,3 29,5 28,0
25-29 19.976,4 20.962,1 27,8 28,0
30-35 22.018,2 24.510,4 30,4 32,8
Jenis Kelamin
Laki-Laki 35.645,5 37.700,8 49,8 50,4
Perempuan 36.606,1 37.107,5 51,1 49,6
Total 72.251,5 74.808,2 100,0 100,0
Sumber: BPS
Distribusi pemuda menurut propinsi sangat bervariasi. Seperti
halnya persebaran penduduk, konsentrasi pemuda kebanyakan di Pulau
Jawa terutama di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
(Lampiran 29). Meskipun demikian telah tampak mulai ada pergeseran
konsentrasi dari tahun 2005 sampai 2015. Pada tahun 2005 persentase
pemuda di Pulau Jawa sebanyak 58,3 persen menurun menjadi 55,6
persen pada tahun 2015 (lihat Gambar 7.2).
Gambar 7.2: Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015 58.3
0.9 1.2
21.2
5.77.5
5.1 1.31.2
7.465.5
23.1
55.6
0
10
20
30
40
50
60
Sum
ater
a
Jaw
a
Bal
i-Nus
aTe
ngga
ra
Kal
iman
tan
Sula
wes
i
Mal
uku
Papu
a
Pers
enta
se
2005
2015
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 69
Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan
Pemuda sebagai bagian dari masyarakat akan mempunyai andil
yang besar dalam ikut memecahkan berbagai permasalahannya. Salah
satu permasalahan tersebut adalah kemiskinan yang pemuda juga ikut
terkena dampaknya secara langsung. Pemuda dapat menjadi subjek dan
objek dari penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan. Peran serta
pemuda dalam program penanggulangan kemiskinan berpotensi besar
karena pemuda mempunyai kelebihan dibandingkan kelompok
masyarakat lainnya (orang tua maupun anak-anak).
Informasi karakteristik rumah tangga miskin dapat menjadi
instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan
perhatian pada kondisi hidup orang miskin umumnya dan pemuda
khususnya. Pemuda yang dapat terentaskan dari kemiskinan akan
memutuskan mata rantai lingkaran kemiskinan (cycled poverty) dari
rumah tangga tersebut.
Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi
kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan
antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin
dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.
BAB
8
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 70
Di samping tersedianya data makro yang akurat, ketersediaan
profil kemiskinan menjadi sangat penting agar kebijakan program
penanggulangan kemiskinan menjadi tepat sasaran dan dapat difokuskan
sesuai dengan kebutuhan penduduk miskin tersebut.
Profil kemiskinan diharapkan dapat mengungkap persoalan-
persoalan mendasar yang dihadapi oleh penduduk miskin dan akar
persoalan yang selalu menjerat penduduk miskin sehingga tidak mampu
terbatas dari kemiskinan dari waktu ke waktu. Permasalahan yang
dihadapi penduduk miskin dari segmen petani gurem bisa berakar dari
asetnya yang justru terlalu kecil, atau dari persoalan alam dan
infrastruktur dalam bentuk irigasi yang tidak mendukung, dan
sebagainya. Akar permasalahan pedagang kecil, pengrajin kecil,
pemulung di kota, pengangguran, buruh musiman, dan sebagainya bisa
berbeda.
Profil kemiskinan juga diharapkan dapat mendukung usaha-usaha
menurunkan kemiskinan agregat melalui sasaran wilayah geografis.
Pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik sosial demografi
dan dimensi ekonomi penduduk miskin diharapkan mampu membantu
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dari program penanggulangan
kemiskinan yang efektif dan efisien.
Profil kemiskinan semestinya menyajikan informasi mengenai
akar permasalahan yang dihadapi oleh berbagai segmen penduduk
miskin dan sasaran geografis. Profil kemiskinan diharapkan mampu
menjawab tentang apakah permasalahan lebih berakar pada orangnya,
masalah infrastruktur/struktural atau masalah ketrampilan, dan
sebagainya. Informasi yang tersedia dalam Susenas tidak dapat
mengungkapkan persoalan tersebut secara tuntas, karena lebih
merupakan informasi tentang karakteristik rumah tangga miskin.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 71
Namun demikian, perbedaan karakteristik rumah tangga miskin dan
rumah tangga tidak miskin dapat mengungkap beberapa catatan
mengenai persoalan mendasar kemiskinan.
8.1 Rata-Rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin
Rata-rata umur kepala rumah tangga digunakan untuk melihat
distribusi umur dan produktifitas kerja dalam memenuhi kebutuhan
hidup rumah tangga. Meskipun demikian hubungan antara kedua variabel
tersebut tidak selalu linier. Dari Tabel 8.1 terlihat bahwa rata-rata umur
kepala rumah tangga miskin tercatat 49,03 tahun pada tahun 2007.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata umur kepala rumah
tangga tidak miskin yang tercatat 48,00 tahun. Apabila dilihat antara
daerah, rata-rata umur kepala rumah tangga miskin di perkotaan relatif
sama dibandingkan dengan di perdesaan yaitu 49,44 tahun dan 48,75
tahun. Tetapi pada rumah tangga tidak miskin rata-rata umur kepala
rumah tangga di perkotaan sedikit lebih muda yaitu 47,32 tahun
dibandingkan dengan di perdesaan sebesar 48,73 tahun.
Perkembangan rata-rata umur kepala rumah tangga miskin relatif
tetap dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin
belum dapat meningkatankan kesejahteraannya. Rata-rata selisih umur
kepala rumah tangga miskin selama dua tahun sekitar dua tahun juga.
Hal yang sama ditunjukkan juga oleh pemuda yang sebagai kepala rumah
tangga tidak miskin.
Selanjutnya, karakteristik sosial demografi juga diuraikan meliputi
rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin, persentase wanita sebagai
kepala rumah tangga, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga
(dilihat dari indikator rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 72
tangga). Keempat karakteristik sosial demografi tersebut dibandingkan
dengan melihat proporsi rumah tangga (Head Count Index) yang
dikategorikan sebagai miskin dan tidak miskin (Tabel 8.1).
Tabel 8.1: Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, 2007
Karakteristik Rumah tangga/Daerah Miskin Tidak Miskin
(1) (2) (3) 1. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga:
- Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
4,90
4,64
4,74
4,09
3,85
3,97
2. Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
13,18
12,17
12,58
15,17
13,33
14,28
3. Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun): - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
49,44
48,75
49,03
47,32
48,73
48,00
4. Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
5,14
3,91
4,41
8,54
5,47
7,05
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 73
Tabel 8.2: Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan
Rumah tangga Tidak Miskin Menurut Daerah, Tahun 2005
Karakteristik Rumah tangga/Daerah Miskin Tidak Miskin
(1) (2) (3) 1. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga:
a. Perkotaan (K)
b. Perdesaan (D)
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
4,76
4,78
4,78
3,94
3,77
3,85
2. Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga: a. Perkotaan (K)
b. Perdesaan (D)
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
15,26
11,00
12,34
13,22
12,06
12,61
3. Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun): a. Perkotaan (K)
b. Perdesaan (D)
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
47,98
47,58
47,71
44,95
46,84
45,94
4. Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga: a. Perkotaan (K)
b. Perdesaan (D)
c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)
5,15
4,21
4,50
8,62
5,60
7,03
Sumber : Susenas Panel Maret 2005, BPS
Rumah tangga miskin cenderung mempunyai jumlah anggota
rumah tangga yang lebih besar. Hal ini dipercaya karena rumah tangga
miskin cenderung mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi. Tingkat
kematian anak pada rumah tangga miskin juga relatif tinggi akibat
kurangnya pendapatan dan akses kesehatan serta pemenuhan gizi anak
mereka. Dengan demikian jumlah anggota rumah tangga yang besar
dapat menghambat peningkatan sumberdaya manusia masa depan, yang
dalam hal ini adalah anak-anak. Dari Tabel 8.1 dan Tabel 8.2 terlihat
secara rata-rata jumlah anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin
di Indonesia pada tahun 2007 dan tahun 2005, yaitu 4,74 orang yaitu
tercatat 4,90 orang di perkotaan dan 4,64 orang di perdesaan tahun 2007.
Sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga tidak miskin pada
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 74
tahun yang sama sebesar 3,97 orang yaitu tercatat 4,09 orang di
perkotaan dan 3,85 orang di perdesaan. Indikasi ini membuktikan bahwa
rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin lebih tinggi dibandingkan
dengan rumah tangga tidak miskin. Tampak pula bahwa rata-rata jumlah
anggota rumah tangga miskin dan tidak miskin di perkotaan relatif sama
dengan di perdesaan.
Akhir-akhir ini mulai bergulir berbagai tuntutan dan kebijakan
dalam menyikapi isu kesetaraan jender dalam menghadapi kemajuan
pembangunan dan teknologi informasi yang semakin pesat. Akan tetapi
secara umum peran wanita (pemudi) sebagai kepala rumah tangga dalam
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya biasanya akan mengalami
banyak kendala dibanding dengan peran laki-laki sebagai kepala rumah
tangga. Hal ini berkaitan dengan kodrat wanita yang harus berperan
ganda di dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan ibu yang harus
melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya. Dari Tabel 8.1
terlihat bahwa distribusi persentase wanita sebagai kepala rumah tangga
miskin pada tahun 2007 mencapai 12,58 pesen sedangakn pada
kelompok rumah tangga tidak miskin tercatat 14,28 persen. Selain itu
juga terlihat adanya kecenderungan bahwa persentase wanita sebagai
kepala rumah tangga di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan,
hal ini berlaku baik pada kelompok rumah tangga miskin maupun rumah
tangga tidak miskin.
Tabel 8.1 juga menunjukkan bahwa rata-rata lamanya bersekolah
kepala rumah tangga miskin lebih pendek dibandingkan dengan kepala
rumah tangga tidak miskin, yaitu 4,41 tahun dibandingkan dengan 7,05
tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah yang dijalani kepala rumah
tangga miskin di perkotaan lebih lama dibandingkan dengan di
perdesaan, yaitu sebesar 5,14 tahun dibandingkan dengan 3,91 tahun.
Keadaan ini diduga karena sarana dan prasarana fasilitas pendidikan di
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 75
perkotaan pada umumnya lebih baik dan lebih lengkap dibanding di
perdesaan, di samping kondisi ekonomi dan kesadaran masyarakat di
perkotaan akan pentingnya pendidikan lebih baik dibandingkan dengan
di perdesaan.
Tabel 8.3: Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2007
Karakteristik Rumah tangga/Daerah
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) 1. Rumah tangga Miskin:
- Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
86,82
87,83
87,42
13,18
12,17
12,58
2. Rumah tangga Tidak Miskin: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
84,83
86,67
85,72
15,17
13,33
14,28
3. Head Count Index: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
11,99
17,45
14,75
10,37
15,99
13,00
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
Di samping distribusi rumah tangga miskin dan tidak miskin
menurut jenis kelamin kepala rumah tangga, pada Tabel 8.3 ditunjukkan
pada Head Count Index (besarnya persentase rumah-tangga miskin dari
jumlah rumah tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga).
Head Count Index untuk rumah tangga yang dikepalai oleh wanita
tercatat sebesar 13,00 persen, artinya dari jumlah rumah tangga yang
dikepalai wanita ternyata ada sekitar 13,00 persen yang dikategorikan
sebagai rumah tangga miskin. Sedangkan dari jumlah rumah tangga
yang dikepalai laki-laki ternyata ada sekitar 14,75 persen yang
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Dilihat menurut daerah,
persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh wanita tercatat
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 76
sebesar 10,37 persen di perkotaan dan 15,99 persen di perdesaan.
Demikian pula persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh laki-
laki tercatat lebih sedikit di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan,
yaitu sebesar 11,99 persen di perkotaan dan 17,45 pesen di perdesaan.
Tabel 8.4: Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2005
Karakteristik Rumah tangga/Daerah Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) 1. Rumah tangga Miskin:
- Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
84,74
89,00
87,66
15,26
11,00
12,34
2. Rumah tangga Tidak Miskin: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
86,78
87,94
87,39
13,22
12,06
12,61
3. Head Count Index: - Perkotaan (K)
- Perdesaan (D)
- Perkotaan + Perdesaan (K+D)
8,83
16,48
13,05
10,27
15,10
12,77
Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS
8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga
Kondisi Maret Tahun 2007, distribusi persentase pemuda sebagai
kepala rumah tangga menurut propinsi dan jenis kelamin, pada Tabel 8.5
ditunjukkan besarnya persentase rumah-tangga miskin dari jumlah rumah
tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga. Persentase untuk
rumah tangga miskin yang dikepalai oleh laki-laki tertinggi tercatat di
Propinsi Bali sebesar 96,56 persen, artinya dari jumlah rumah tangga
miskin yang dikepalai pria ternyata ada sekitar 96,56 persen. Diikuti oleh
Propinsi Maluku Utara dan Gorontalo masing-masing sebesar 96,37
persen dan 95,48 persen. Sedangkan dari jumlah rumah tangga miskin
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 77
yang dikepalai wanita tertinggi tercatat di Propinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 14,29 persen. Diikuti oleh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
dan Sulawesi Selatan masing-masing sebesar 14,29 persen dan 13,23
persen.
Tabel 8.5: Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007
Propinsi Laki-laki Perempuan
(1) (3) (5) Nangroe Aceh Darussalam 85,71 14,29 Sumatera Utara 90,63 9,37 Sumatera Barat 87,40 12,60 Riau 92,25 7,75 Jambi 91,15 8,85 Sumatera Selatan 93,34 6,66 Bengkulu 93,29 6,71 Lampung 94,21 5,79 Bangka Belitung 87,74 12,26 Kepulauan Riau 91,97 8,03 DKI Jakarta 89,50 10,50 Jawa Barat 91,51 8,49 Jawa Tengah 91,86 8,14 DI Yogyakarta 88,27 11,73 Jawa Timur 88,29 11,71 Banten 89,25 10,75 Bali 96,56 3,44 Nusa Tenggara Barat 83,09 16,91 Nusa Tenggara Timur 91,83 8,17 Kalimantan Barat 92,61 7,39 Kalimantan Tengah 91,94 8,06 Kalimantan selatan 87,03 12,97 Kalimantan Timur 92,89 7,11 Sulawesi Utara 93,95 6,05 Sulawesi Tengah 94,68 5,32 Sulawesi Selatan 86,77 13,23 Sulawesi Tenggara 90,09 9,91 Gorontalo 95,48 4,52 Sulawesi Barat 91,71 8,29 Maluku 94,57 5,43 Maluku Utara 96,37 3,63 Papua Barat 93,90 6,10 Papua 94,83 5,17 Indonesia 90,59 9,41
Sumber: Susenas Panel Maret 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 78
Tabel 8.6 menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah
tangga miskin menurut propinsi dan pendidikan. Dari tabel tersebut
tercatat 41,74 persen pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin tidak
tamat SD. Persentase untuk rumah tangga miskin untuk tidak tamat SD
tertinggi tercatat di Propinsi Gorontalo sebesar 57,57 persen. Sedangkan
terendah tercatat di Propinsi DKI Jakarta sebesar 19,58 persen.
Selanjutnya, kepala rumah tangga miskin menurut jenjang pendidikan
lainnya, yaitu sebesar 38,82 persen yang berhasil tamat SD; sebesar
11,45 persen yang berhasil tamat SLTP; sebesar 7,50 persen yang
berhasil tamat SLTA; dan sebesar 0,49 persen yang berhasil tamat
Perguruan Tinggi. Sedangkan Tabel 8.7 terlihat perbedaan signifikan
sumber penghasilan menurut propinsi dan lapangan pekerjaan. Terlihat
bahwa mereka yang tidak bekerja sebesar 8,2 persen. Persentase untuk
rumah tangga miskin untuk tidak bekerja tertinggi tercatat di Propinsi
DKI Jakarta sebesar 17,48 persen. Sedangkan terendah tercatat di
Propinsi Maluku sebesar 2,45 persen; bekerja di sektor pertanian sebesar
59,18 persen, bekerja di sektor Industri sebesar 5,38 persen; dan
selebihnya 27,25 persen bekerja di sektor lainnya. Pola distribusi tersebut
mengindikasikan bahwa lebih dari separuh kepala rumah tangga miskin
menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.
Tabel 8.8 Menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah
tangga miskin menurut propinsi dan status pekerjaan. Terlihat bahwa
terdapat 59,85 persen kepala rumah tangga miskin berusaha sendiri.
Berikutnya terdapat 2,16 persen kepala rumah tangga yang berstatus
sebagai buruh dibantu buruh tetap dan buruh tidak tetap; terdapat 28,43
persen berstatus sebagai pekerja dibayar (buruh/karyawan/pegawai,
pekerja bebas di pertanian, dan pekerja bebas di non pertanian); dan 1,36
persen berstatus sebagai pekerja tidak dibayar.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 79
Tabel 8.6: Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Propinsi dan Pendidikan, Tahun 2007
Propinsi Tidak/belum tamat SD SD SLTP SLTA PT
(1) (2) (4) (5) (6) (7) Nangroe Aceh Darussalam 31,77 37,68 18,08 11,67 0,80 Sumatera Utara 29,20 32,36 21,37 16,34 0,73 Sumatera Barat 45,72 30,73 13,94 9,11 0,49 Riau 36,21 36,76 16,18 9,83 1,01 Jambi 41,14 39,63 11,85 6,83 0,55 Sumatera Selatan 33,15 44,79 11,95 10,01 0,11 Bengkulu 35,02 36,34 15,74 12,76 0,15 Lampung 44,40 33,53 14,05 7,90 0,11 Bangka Belitung 48,92 35,65 8,73 6,54 0,17 Kepulauan Riau 41,06 25,77 16,04 16,34 0,80 DKI Jakarta 19,58 32,49 28,78 18,57 0,58 Jawa Barat 39,47 48,15 8,55 3,57 0,26 Jawa Tengah 42,36 43,85 8,32 5,11 0,36 DI Yogyakarta 35,20 37,08 17,00 10,51 0,22 Jawa Timur 46,61 37,60 9,44 5,86 0,49 Banten 50,00 36,15 9,92 3,93 0,00 Bali 37,34 38,10 10,76 12,96 0,85 Nusa Tenggara Barat 58,77 25,09 9,75 5,61 0,78 Nusa Tenggara Timur 48,34 36,58 7,77 6,95 0,36 Kalimantan Barat 50,83 30,50 10,02 8,28 0,38 Kalimantan Tengah 23,97 52,55 17,24 5,90 0,33 Kalimantan Selatan 46,75 32,73 13,06 7,33 0,13 Kalimantan Timur 37,70 35,33 14,71 11,57 0,70 Sulawesi Utara 28,74 33,00 23,34 14,75 0,17 Sulawesi Tengah 33,27 40,71 14,87 10,39 0,77 Sulawesi Selatan 52,77 25,95 11,66 8,59 1,03 Sulawesi Tenggara 35,43 33,14 17,62 12,74 1,06 Gorontalo 57,57 33,11 5,13 3,89 0,29 Sulawesi Barat 45,05 36,23 10,58 7,44 0,70 Maluku 20,29 45,65 16,88 15,44 1,75 Maluku Utara 33,50 38,49 16,82 10,39 0,80 Papua Barat 28,17 36,85 15,24 18,10 1,64 Papua 46,50 26,62 12,25 12,85 1,79 Indonesia 41,74 38,82 11,45 7,50 0,49
Sumber: Susenas Panel Maret 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 80
Tabel 8.7: Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin Menurut Propinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007
Propinsi Tidak Bekerja Pertanian Industri lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) Nangroe Aceh Darussalam 6,10 68,75 2,48 22,67 Sumatera Utara 7,95 64,80 2,81 24,44 Sumatera Barat 9,01 63,45 2,95 24,59 Riau 8,68 67,74 2,59 20,99 Jambi 6,24 69,67 4,61 19,48 Sumatera Selatan 4,62 72,49 2,25 20,64 Bengkulu 2,95 83,80 1,88 11,37 Lampung 5,74 71,24 4,07 18,95 Bangka Belitung 7,80 57,84 1,62 32,75 Kepulauan Riau 10,48 48,18 7,64 33,69 DKI Jakarta 17,48 1,10 8,80 72,62 Jawa Barat 8,93 42,91 7,52 40,64 Jawa Tengah 8,93 54,15 7,94 28,99 DI Yogyakarta 10,71 46,83 8,43 34,03 Jawa Timur 10,02 58,66 5,36 25,96 Banten 10,17 46,30 3,81 39,71 Bali 4,28 54,07 13,04 28,61 Nusa Tenggara Barat 11,32 51,57 7,92 29,19 Nusa Tenggara Timur 3,73 83,59 2,05 10,64 Kalimantan Barat 6,83 74,67 2,04 16,46 Kalimantan Tengah 2,52 73,31 1,05 23,11 Kalimantan selatan 8,39 65,05 5,05 21,51 Kalimantan Timur 7,86 62,77 3,45 25,92 Sulawesi Utara 5,31 66,45 2,65 25,59 Sulawesi Tengah 2,91 78,33 3,98 14,77 Sulawesi Selatan 11,01 63,30 4,40 21,28 Sulawesi Tenggara 4,50 72,43 3,97 19,11 Gorontalo 2,92 70,58 5,30 21,20 Sulawesi Barat 6,11 81,19 1,76 10,93 Maluku 2,45 81,07 3,87 12,61 Maluku Utara 4,37 77,21 4,10 14,32 Papua Barat 3,55 68,81 1,33 26,31 Papua 3,13 82,78 0,76 13,33 Indonesia 8,20 59,18 5,38 27,25
Sumber: Susenas Panel Maret 2007 Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 81
Tabel 8.8: Persentase Pemuda Sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Status Pekerjaan dan Propinsi, Tahun 2007
Propinsi Tidak Bekerja
Berusaha Sendiri
Berusaha dibantu Buruh
Karyawan/ Buruh
Pekerja Keluarga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Nangroe Aceh Darussalam 6,10 72,39 3,56 17,13 0,82 Sumatera Utara 7,95 61,55 1,92 26,79 1,79 Sumatera Barat 9,01 58,30 1,54 28,29 2,86 Riau 8,68 54,12 3,21 33,65 0,34 Jambi 6,24 62,44 1,47 28,55 1,30 Sumatera Selatan 4,62 71,38 1,89 20,95 1,16 Bengkulu 2,95 82,93 0,66 11,69 1,77 Lampung 5,74 65,42 1,61 26,00 1,24 Bangka Belitung 7,80 59,58 2,39 28,28 1,96 Kepulauan Riau 10,48 54,25 1,06 33,84 0,37 DKI Jakarta 17,48 39,22 1,59 41,71 0,00 Jawa Barat 8,93 46,62 1,53 42,11 0,82 Jawa Tengah 8,93 54,79 2,10 33,08 1,11 DI Yogyakarta 10,71 58,97 0,82 29,13 0,37 Jawa Timur 10,02 55,89 2,80 29,96 1,33 Banten 10,17 56,07 2,72 29,78 1,26 Bali 4,28 61,30 0,62 31,66 2,15 Nusa Tenggara Barat 11,32 53,98 2,80 30,66 1,24 Nusa Tenggara Timur 3,73 83,60 2,03 7,09 3,56 Kalimantan Barat 6,83 74,54 1,78 15,73 1,14 Kalimantan Tengah 2,52 76,78 2,62 17,26 0,82 Kalimantan selatan 8,39 72,32 1,22 16,66 1,42 Kalimantan Timur 7,86 66,40 1,20 23,96 0,58 Sulawesi Utara 5,31 55,62 3,35 34,54 1,18 Sulawesi Tengah 2,91 74,61 2,53 18,58 1,37 Sulawesi Selatan 11,01 72,53 2,19 13,64 0,63 Sulawesi Tenggara 4,50 77,35 3,35 13,90 0,91 Gorontalo 2,92 64,41 5,80 26,50 0,36 Sulawesi Barat 6,11 81,85 3,02 7,84 1,18 Maluku 2,45 82,84 1,22 8,62 4,87 Maluku Utara 4,37 76,61 2,88 14,44 1,70 Papua Barat 3,55 75,92 1,02 18,90 0,60 Papua 3,13 78,53 1,40 10,22 6,72 Indonesia 8,20 59,85 2,16 28,43 1,36
Sumber: Susenas Panel Maret 2007, BPS Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 82
8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang
harus ditanggulangi oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undang-
undang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu memajukan kesejahteraan umum. Upaya memajukan kesejahteraan
umum ini juga digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pemberdayaan itu
adalah terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat secara
keseluruhan. Dalam sasaran jangka panjang kedua sasaran ini ditegaskan
kembali dengan menggaris bawahi terciptanya kualitas manusia dan
kualitas masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan mandiri dalam
suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila.
Beberapa program penanggulangan kemiskinan baik langsung
maupun tidak langsung akan bersinggungan dengan peran serta pemuda
didalamnya. Seperti program-program berikut.
8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (Prokesra)
Dari waktu ke waktu berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam
menanggulangi kemiskinan, antara lain Program Terpadu Program
Keluarga Sejahtera (Prokesra) untuk Memantapkan Program Menghapus
Kemiskinan (MPMK) yang dicanangkan oleh Menteri Negara
Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada
tahun 1997. Program penghapusan kemiskinan bertolak dari dasar
pemikiran sederhana bahwa keluarga tertinggal adalah keluarga yang
dalam proses pemberdayaan selama ini belum atau tidak bisa
mempergunakan kesempatan yang terbuka karena beberapa alasan.
Mereka tidak selalu merupakan keluarga yang anggotanya malas dan
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 83
sedang menganggur, tetapi bisa saja ada yang mempunyai kegiatan
sosial-ekonomi dengan penghasilan yang amat kecil, tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yaitu pangan, sandang,
papan, pendidikan, dan kesehatan. Filsafat yang mendasari pendekatan
pemberdayaan keluarga adalah membantu keluarga itu sendiri agar
mampu mengentaskan dirinya sendiri sendiri secara mandiri, lestari dan
berjangka panjang.
8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera
Program pembangunan keluarga sejahtera sesungguhnya
merupakan kelanjutan dari upaya kita membangun keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera yang dimulai sekitar tahun 1970. Program ini
dimulai dengan membebaskan keluarga Indonesia dari beban terlalu
banyak mempunyai anak. Keberhasilan keluarga ber-KB dilanjutkan
dengan membantu memberdayakan mereka dalam berbagai bidang
lainnya termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan akhirnya
dalam bidang ekonomi.
Dukungan untuk pemberdayaan dalam bidang ekonomi tersebut
dimulai dengan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok
yang berhasil dengan bantuan modal usaha, yang akhirnya muncul dan
terbentuk kelompok “Usaha Peningkatan Pendapatan Akseptor
(UPPKA)”. Karena keluarga yang bukan peserta KB ingin bergabung,
maka kelompok ini kemudian diubah menjadi kelompok “Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
Perubahan dari kelompok peserta KB menjadi kelompok ekonomi
itu mulai tahun 1994-1995 itu dikembangkan menjadi suatu proses
kesadaran masyarakat yang tinggi untuk mempercepat dan memantapkan
penghapusan kemiskinan dan kesenjangan yang umumnya melalui
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 84
rangkaian untuk memberdayakan keluarga pra-sejahtera dan keluarga
sejahtera I yang tidak selalu miskin tetapi dengan mudah dapat
terjerumus ke lembah kemiskinan. Proses itu sendiri merupakan
peristiwa yang bersamaan dengan berkembangnya kelompok-kelompok
yang ada dengan berbagai kegiatannya.
8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT)
Program IDT yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) adalah salah satu pemicu dan
pemacu Gerakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan yang bertujuan
membantu 22,5 juta jiwa penduduk miskin. Penduduk miskin sebagian
besar berada di desa-desa tertinggal. Karenanya, program IDT diarahkan
mempercepat upaya pengurangan jumlah penduduk miskin yang berada
di desa-desa tertinggal. Selain itu, karena cukup banyak program
sektoral, regional, dan program khusus yang berdampak pada
pengurangan kemiskinan, program IDT juga bertujuan
mengkoordinasikan pelbagai program itu untuk mencapai sasaran
penanggulangan kemiskinan secara lebih terpadu, khususnya di desa
tertinggal.
Pelaksanaan program IDT ditempuh melalui penerapan
komponen-komponen program yang meliputi: (1) dana bantuan modal
Rp 20 juta per desa yang diberikan secara langsung kepada penduduk
miskin di desa tertinggal, (2) pendampingan kelompok masyarakat
penerima dana IDT, dan (3) pembangunan prasarana pendukung desa
tertinggal.
Jumlah desa tertinggal yang ditetapkan untuk menerima dana
bantuan langsung Rp 20 juta pada TA 1994/95 sebanyak 20.633 desa,
pada TA 1995/96 ditetapkan 22.094 desa, dan pada TA 1996/97 adalah
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 85
22.054 desa. Setelah tiga tahun anggaran 1994/95-1996/97 program IDT
telah menjangkau 28.223 desa yang meliputi 6.440 desa di Jawa-Bali dan
21.783 desa di luar Jawa-Bali yang merupakan 44 persen dari seluruh
desa di Indonesia. Anggaran program IDT yang disediakan dalam APBN
berupa modal kerja dan hibah bergulir mencapai 1,29 triliun. Modal kerja
ini diberikan maksimum Rp 60 juta per desa yang dicairkan dalam
periode 3 tahun.
Disamping bantuan modal kerja, program IDT menekankan
adanya pendampingan, yaitu sebagai pemberi motivasi (motivator),
penggerak dinamika masyarakat (dinamisator), pemelancar (fasilitator),
dan penghubung kelompok masyarakat miskin dengan pihak luar
(komunikator). Penyediaan tenaga pendamping ini pada dasarnya adalah
tanggung jawab pemerintah daerah. Program ini mewajibkan penduduk
miskin membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) terdiri atas 20-30
KK. Kegiatan ekonomi yang akan memanfaatkan program IDT dapat
diselenggarakan secara berkelompok maupun perorangan sebagai
anggota kelompok.
Untuk menilai keberhasilan program IDT dan program-program
penghapusan kemiskinan lainnya digunakan 4 ukuran, yaitu : (1)
penurunan jumlah penduduk miskin, (2) peningkatan pendapatan
penduduk miskin, (3) kemandirian usaha-usaha kelompok masyarakat
(Pokmas), dan (4) kepedulian warga yang tidak miskin terhadap
penduduk miskin.
8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos)
Secara konseptual dan substansial, Program Kesejahteraan Sosial
(Prokesos) berperan dan memberikan sumbangan kepada penghapusan
kemiskinan dan program pembangunan keluarga dan penduduk melalui
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 86
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta upaya pengembangan wilayah
melalui Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK). Pendekatan utama
Prokesos adalah pertumbuhan dan pengembangan dinamika sosial baik
perorangan maupun kelompok-kelompok yang ditunjukkan oleh
perkembangan prakarsa dan kegiatan mandiri sebagai landasan
pengembangan usaha bersama atau koperasi.
Langkah-langkah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Depsos
melalui Prokesos dalam rangka Memantapkan Program Menghapus
Kemiskinan (MPMK) mencakup :
a. Pemantapan posisi peran dan misi Prokesos dalam Prokesra dalam
hubungannya dengan instansi terkait dengan kebijaksanaan MPMK,
melalui berbagai forum pertemuan lintas sektoral di Bappenas dan
kantor Menduk/BKKBN.
b. Pemantapan program prioritas dalam lingkup Prokesos yang terkait
secara langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan meliputi:
1. Program bantuan kesejahteraan sosial fakir miskin.
2. Program pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing.
3. Program pembinaan keluarga muda mandiri.
4. Program peningkatan peranan wanita bidang kesejahteraan
sosial.
5. Program rehabilitasi penyandang cacat.
6. Program pembinaan kesejahteraan sosial anak terlantar.
7. Program pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.
8. Program pembinaan karang taruna.
9. Program rehabilitasi sosial daerah kumuh.
Selama Pelita IV telah dilakukan pemberian bantuan kesejahteraan
sosial di 299 desa meliputi 19.450 keluarga fakir miskin dan selama
Pelita V sebanyak 2.207 desa mencakup 75.110 keluarga fakir miskin.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 87
Sementara itu, selama tiga tahun pertama Repelita VI pemberian bantuan
kesejahteraan sosial tersebut telah mencapai 1.750 desa meliputi 64.370
keluarga.
8.3.5 Program Terkait Lainnya
Di samping program-program Prokesra, program-program
pemberdayaan keluarga secara langsung maupun tidak langsung tersebut,
maka ada beberapa program pembangunan lain yang secara sungguh-
sungguh akhir-akhir ini mendapat perhatian yang sangat besar. Program-
program itu digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut :
1. Penghapusan Kesenjangan
Program-program yang akan diintensifkan dalam upaya penghapusan
kesenjangan antara lain :
a. Peningkatan usaha kecil, menengah, dan koperasi.
b. Pengembangan wilayah Luar Jawa dan Bali.
2. Program Dukungan
Untuk menghapuskan kemiskinan dan kesenjangan tersebut, maka
dikembangkan berbagai program dukungan yang secara fungsional
dilakukan oleh berbagai Departemen dan Instansi terkait. Program-
program tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dukungan SDM.
Digerakkan melalui jalur pendidikan umum, kejuruan dan
pelatihan oleh dunia usaha dan instansi.
b. Dukungan pendanaan.
Berbagai skim kredit untuk usaha kecil dan koperasi seperti
Kukesra, KUT, KKPA, KKUD, Dana Bergulir KKU, KUK,
Modal Ventura, dan lain-lain, termasuk dana yang langsung dari
masyarakat setempat.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 88
c. Dukungan peluang usaha.
(i) Pencadangan bidang/jenis usaha.
(ii) Pencadangan lokasi usaha.
(iii) Pengadaan barang pemerintah.
d. Dukungan kemitraan.
Kemitraan usaha pada dasarnya wajib dan harus dikembangkan
sesuai dengan bidang usahanya dengan kriteria yang ditetapkan.
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 89
DAFTAR PUSTAKA 1998, Pokok-Pokok Pelaksanaan Program Gerakan Terpadu Pengentasan
Kemiskinan (Gerdu Taskin), Kantor Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia, Jakarta.
2002, Dasar-Dasar Analisis Kemiskinan, Badan Pusat Statistik-World Bank Institute, Jakarta.
2005, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2005, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2005, Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2006, Laporan Kontingen Indonesia Asian Games XV Doha 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta.
2006, Panduan Operasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, Jakarta
2006, Profil SP-3 (Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
2007, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007, Proyeksi Penduduk Indonesia Per Provinsi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2005-2015, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor Juli 2007,
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2007, Survei Tenaga Kerja Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008, Data Strategis BPS, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008, Statistik Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
2008, Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Perolehan Medali Peserta PON 1996-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta
Perolehan Medali Peserta PON 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
Laporan Nasional Sport Development Index Indonesia 2006, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 90
Rekapitulasi Hasil Sea Games dari 1959-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta
Rekapitulasi Hasil Sea Games 2007, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
Perolehan Medali Peserta Asean Beach Games 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
Perolehan Medali Indonesia Olimpiade 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta
http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames [ASEAN ParaGames]
http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames [The 3rd ASEAN ParaGames]
http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames [The 4th ASEAN ParaGames]
http://teknohikmah.blogspot.com/2008/08/membedah-sistem-informasi-perolehan.html [Membedah Sistem Informasi Perolehan Medali Olimpiade Beijing 2008]
http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=2986 [Sport Development Index Cara Baru Mengukur Kemajuan Olahraga]
http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=275:pemuda-siaga-peduli-esehtan&itemid=151 [Pencanangan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan]
http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=116&lang=id [Tim Olimpiade Fisika Indonesia kembali mempersembahkan Emas bagi tanah Air]
http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=127&lang=id [Prestasi Indonesia dalam IphO]
http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=129&lang=id [Pelepasan tim IphO, IMO, IchO dan IBO]
http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=202 [Tim Indonesia Raih 4 Medali Perunggu di IOI 2007]
http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=207 [Tabel Nilai OSN 2007]
http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=221 [Hasil OSN 2008]
http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=222 [IOI 2008: Kabar dari Kairo]
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 92
Lampiran 1: Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Propinsi Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)
Nanggroe Aceh Darussalam 683,1 704,3 1.387,4
Sumatera Utara 2.040,8 2.070,9 4.111,8
Sumatera Barat 697,9 720,2 1.418,1
Riau 918,6 907,9 1.826,4
Jambi 454,3 458,1 912,4
Sumatera Selatan 1.193,4 1.200,1 2.393,5
Bengkulu 272,3 274,9 547,2
Lampung 1.210,6 1.176,5 2.387,1
Kep. Bangka Belitung 198,9 177,3 376,2
Kepulauan Riau 237,9 278,1 516,0
DKI Jakarta 1.676,8 1.832,2 3.509,0
Jawa Barat 6.543,5 6.712,5 13.256,1
Jawa Tengah 4.859,5 4.911,2 9.770,7
D I Yogyakarta 626,3 565,3 1.191,7
Jawa Timur 5.679,7 5.778,3 11.458,0
Banten 1.552,5 1.628,2 3.180,6
Bali 561,3 545,1 1.106,4
Nusa Tenggara Barat 626,0 731,2 1.357,2
Nusa Tenggara Timur 657,1 681,0 1.338,1
Kalimantan Barat 684,3 687,3 1.371,6
Kalimantan Tengah 355,3 340,2 695,4
Kalimantan Selatan 556,8 569,0 1.125,8
Kalimantan Timur 534,3 504,7 1.039,0
Sulawesi Utara 351,6 334,9 686,5
Sulawesi Tengah 398,7 393,7 792,4
Sulawesi Selatan 1.180,5 1.285,4 2.465,9
Sulawesi Tenggara 319,9 338,3 658,2
Gorontalo 152,7 151,7 304,4
Sulawesi Barat 164,2 162,4 326,6 Maluku 205,2 200,6 405,8 Maluku Utara 153,7 151,6 305,2 Papua Barat 120,7 114,4 235,1
Papua 335,4 324,8 660,2
Total 36.203,8 36.912,2 73.116,0 Sumber : Proyeksi Pemuda, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 93
Lampiran 2: Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007
Propinsi Luas (km2) Jumlah (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2)
(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh Darussalam 57.956,00 1.387,4 23,94 Sumatera Utara 72.981,23 4.111,8 56,34 Sumatera Barat 42.012,89 1.418,1 26,92 Riau 87.023,66 1.826,4 20,99 Jambi 50.058,16 912,4 18,23 Sumatera Selatan 91.592,43 2.393,5 26,13 Bengkulu 19.919,33 547,2 27,47 Lampung 34.623,80 2.387,1 68,94 Kep. Bangka Belitung 16.424,06 376,2 22,91 Kepulauan Riau 8.201,72 516,0 62,91 DKI Jakarta 664,01 3.509,0 5284,56 Jawa Barat 35.377,76 13.256,1 374,70 Jawa Tengah 32.800,69 9.770,7 297,88 D I Yogyakarta 3.133,15 1.191,7 320,44 Jawa Timur 47.799,75 11.458,0 239,71 Banten 9.662,92 3.180,6 329,16 Bali 5.780,06 1.106,4 191,42 Nusa Tenggara Barat 18.572,32 1.357,2 73,08 Nusa Tenggara Timur 48.718,10 1.338,1 27,47 Kalimantan Barat 147.307,00 1.371,6 9,31 Kalimantan Tengah 153.564,50 695,4 4,53 Kalimantan Selatan 38.744,23 1.125,8 29,06 Kalimantan Timur 204.534,34 1.039,0 5,08 Sulawesi Utara 13.851,64 686,5 49,56 Sulawesi Tengah 61.841,29 792,4 12,81 Sulawesi Selatan 46.717,48 2.465,9 52,78 Sulawesi Tenggara 38.067,70 658,2 17,29 Gorontalo 11.257,07 304,4 27,00 Sulawesi Barat 16.787,18 326,6 19,42 Maluku 46.914,03 405,8 8,65 Maluku Utara 31.982,50 305,2 9,54 Papua Barat 9.724,27 235,1 24,18 Papua 319.036,05 660,2 2,07
Total 1.910.931,32 73.116,0 38,26 Sumber: Proyeksi Pemuan dan Statistik Indoensia 2008, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 94
Lampiran 3: Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007
Propinsi Laki-laki Perempuan Rasio
(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh Darussalam 683,1 704,3 97 Sumatera Utara 2.040,8 2.070,9 99 Sumatera Barat 697,9 720,2 97 Riau 918,6 907,9 101 Jambi 454,3 458,1 99 Sumatera Selatan 1.193,4 1.200,1 99 Bengkulu 272,3 274,9 99 Lampung 1.210,6 1.176,5 103 Kep. Bangka Belitung 198,9 177,3 112 Kepulauan Riau 237,9 278,1 86 DKI Jakarta 1.676,8 1.832,2 92 Jawa Barat 6.543,5 6.712,5 97 Jawa Tengah 4.859,5 4.911,2 99 D I Yogyakarta 626,3 565,3 111 Jawa Timur 5.679,7 5.778,3 98 Banten 1.552,5 1.628,2 95 Bali 561,3 545,1 103 Nusa Tenggara Barat 626,0 731,2 86 Nusa Tenggara Timur 657,1 681,0 96 Kalimantan Barat 684,3 687,3 100 Kalimantan Tengah 355,3 340,2 104 Kalimantan Selatan 556,8 569,0 98 Kalimantan Timur 534,3 504,7 106 Sulawesi Utara 351,6 334,9 105 Sulawesi Tengah 398,7 393,7 101 Sulawesi Selatan 1.180,5 1.285,4 92 Sulawesi Tenggara 319,9 338,3 95 Gorontalo 152,7 151,7 101 Sulawesi Barat 164,2 162,4 101 Maluku 205,2 200,6 102 Maluku Utara 153,7 151,6 101 Papua Barat 120,7 114,4 106 Papua 335,4 324,8 103
Indonesia 36.203,8 38.912,2 98 Sumber: Proyeksi Pemuda, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 95
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(10)
31,9
0
36,6
0
27,4
0
23,3
0
16,6
0
18,2
0
15,3
0
15,6
0
16,7
0
24,1
0
22,0
0
14,3
0
20,7
0
28,8
0
21,7
0
17,5
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(9) 21
,20
17,8
0
21,4
0
18,5
0
17,2
0
16,0
0
15,6
0
17,1
0
16,1
0
23,1
0
20,6
0
19,4
0
16,9
0
14,1
0
15,9
0
20,8
0
Perk
otaa
n +
Perd
esaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(8) 46
,90
45,6
0
51,2
0
58,2
0
66,2
0
65,8
0
69,2
0
67,4
0
67,3
0
52,8
0
57,4
0
66,3
0
62,4
0
57,1
0
62,4
0
61,7
0
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(7) 32
,60
39,0
0
27,9
0
20,5
0
16,1
0
16,0
0
13,6
0
13,9
0
15,1
0
19,4
0
0,00
12,3
0
19,1
0
26,9
0
21,2
0
16,9
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(6) 21
,10
17,6
0
20,8
0
17,8
0
17,0
0
14,8
0
14,9
0
16,9
0
15,1
0
16,6
0
0,00
19,5
0
17,1
0
11,9
0
15,7
0
22,2
0
Perd
esaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(5) 46
,30
43,4
0
51,4
0
61,8
0
66,9
0
69,3
0
71,5
0
69,2
0
69,8
0
64,0
0
0,00
68,3
0
63,8
0
61,2
0
63,1
0
60,9
0
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(4) 29
,10
33,3
0
26,3
0
29,2
0
18,0
0
23,3
0
20,5
0
22,4
0
19,2
0
25,3
0
22,0
0
16,2
0
23,2
0
30,1
0
22,5
0
18,0
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(3) 21
,70
18,1
0
23,1
0
20,0
0
17,7
0
19,0
0
17,5
0
17,7
0
17,7
0
24,7
0
20,6
0
19,4
0
16,7
0
15,7
0
16,2
0
19,7
0
Part
isip
asi K
B
Perk
otaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(2) 49
,10
48,5
0
50,7
0
50,8
0
64,3
0
57,7
0
61,9
0
59,9
0
63,0
0
50,1
0
57,4
0
64,4
0
60,1
0
54,2
0
61,3
0
62,4
0
Lam
pira
n 4:
Par
tisip
asi P
emud
a da
lam
Kel
uarg
a B
eren
cana
men
urut
Pro
pins
i dan
Tip
e D
aera
h, T
ahun
200
7
Prop
insi
(1)
NA
D
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
R i
a u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
. Ria
u
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 96
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(10)
17,6
0
24,2
0
48,6
0
18,7
0
14,5
0
13,4
0
22,2
0
13,0
0
21,0
0
34,9
0
31,3
0
17,1
0
40,0
0
52,4
0
36,7
0
54,7
0
52,7
0
22,0
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(9) 15
,20
24,5
0
14,4
0
16,6
0
14,3
0
19,9
0
18,3
0
15,8
0
17,7
0
18,3
0
19,0
0
14,2
0
16,6
0
12,8
0
17,8
0
15,6
0
16,1
0
17,9
0
Perk
otaa
n +
Perd
esaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(8) 67
,10
51,3
0
36,9
0
64,7
0
71,2
0
66,8
0
59,5
0
71,1
0
61,2
0
46,8
0
49,8
0
68,7
0
43,4
0
34,8
0
45,4
0
29,7
0
31,2
0
60,1
0
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(7) 15
,20
24,7
0
49,7
0
17,5
0
13,3
0
13,0
0
20,5
0
11,0
0
20,2
0
34,5
0
30,6
0
16,9
0
38,9
0
59,7
0
38,3
0
63,5
0
58,0
0
21,8
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(6) 13
,40
24,3
0
14,0
0
15,7
0
13,4
0
18,8
0
16,5
0
13,3
0
18,0
0
18,5
0
18,9
0
14,8
0
17,4
0
10,1
0
17,6
0
12,8
0
14,6
0
17,4
0
Perd
esaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(5) 71
,40
51,1
0
36,3
0
66,9
0
73,3
0
68,2
0
63,0
0
75,7
0
61,8
0
46,9
0
50,5
0
68,3
0
43,7
0
30,2
0
44,1
0
23,7
0
27,4
0
60,8
0
Tida
k Pe
rnah
M
engg
unak
an
(4) 19
,70
23,5
0
43,1
0
22,5
0
17,4
0
13,9
0
23,7
0
16,8
0
24,6
0
35,8
0
33,7
0
17,7
0
47,7
0
33,9
0
31,5
0
37,8
0
37,6
0
22,2
0
Tida
k M
engg
unak
an
Lagi
(3) 16
,80
24,9
0
16,6
0
19,5
0
16,5
0
21,7
0
20,0
0
20,5
0
16,5
0
17,7
0
19,4
0
12,4
0
11,1
0
19,6
0
18,5
0
20,9
0
20,3
0
18,6
0
Part
isip
asi K
B
Perk
otaa
n
Seda
ng
Men
ggun
akan
(2) 63
,50
51,6
0
40,3
0
58,0
0
66,0
0
64,4
0
56,2
0
62,7
0
58,9
0
46,6
0
47,0
0
69,9
0
41,2
0
46,5
0
50,0
0
41,4
0
42,0
0
59,2
0
Lam
pira
n 4
(lanj
utan
)
Prop
insi
(1)
B a
l i
NTB
NTT
Kal
iman
tan
Bara
t
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sela
tan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
Tota
l
Sum
ber:
Suse
nas K
OR
Juli
2007
, B
PS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 97
Lampiran 5: Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah,
Tahun 2007
Partisipasi sekolah
Propinsi Tidak/Belum Pernah Sekolah
Masih/Sedang Sekolah
Tidak Bersekolah
Lagi
(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh D. 1,60 13,10 85,20 Sumatera Utara 1,10 8,70 90,20 Sumatera Barat 0,90 10,20 88,90 Riau 0,90 7,40 91,70 Jambi 1,70 6,40 92,00 Sumatera Selatan 1,10 6,90 92,00 Bengkulu 1,10 8,60 90,30 Lampung 0,80 4,90 94,20 Kep. Bangka Belitung 1,40 4,70 93,90 Kep. Riau 1,10 4,80 94,20 DKI Jakarta 0,40 8,50 91,00 Jawa Barat 1,10 5,40 93,60 Jawa Tengah 1,00 5,70 93,30 D,I Yogyakarta 0,60 21,50 77,90 Jawa Timur 2,20 6,10 91,70 Banten 1,30 6,70 92,00 Bali 2,40 6,50 91,10 Nusa Tenggara Barat 4,80 8,80 86,40 Nusa Tenggara Timur 3,80 7,00 89,30 Kalimantan Barat 3,60 5,80 90,60 Kalimantan Tengah 1,00 5,90 93,10 Kalimantan Selatan 1,30 5,80 92,80 Kalimantan Timur 1,00 6,50 92,50 Sulawesi Utara 0,50 6,30 93,10 Sulawesi Tengah 1,50 7,30 91,20 Sulawesi Selatan 3,80 8,60 87,60 Sulawesi Tenggara 2,50 9,40 88,10 Gorontalo 1,40 5,40 93,20 Sulawesi Barat 4,50 4,70 90,80 Maluku 1,80 10,50 87,70 Maluku Utara 1,20 8,60 90,20 Papua Barat 5,80 7,50 86,70 Papua 22,60 8,50 68,90
Total 1,70 6,90 91,30 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 98
PT
(16)
8,20
6,90
9,50
7,00
6,70
5,80
6,90
5,20
6,60
6,00
15,4
0
6,60
6,00
13,1
0
6,80
6,20
SMA
(15)
36,1
0
41,6
0
36,0
0
34,7
0
29,0
0
30,2
0
33,8
0
27,1
0
27,7
0
53,6
0
47,8
0
28,4
0
27,0
0
52,3
0
30,2
0
30,8
0
SMP
(14)
26,4
0
26,5
0
22,3
0
25,1
0
23,9
0
22,9
0
25,0
0
29,8
0
17,7
0
17,2
0
20,7
0
23,1
0
27,0
0
20,4
0
25,7
0
23,2
0
SD
(13)
23,4
0
19,4
0
21,1
0
26,8
0
30,2
0
32,6
0
24,6
0
30,8
0
31,8
0
15,8
0
13,7
0
35,7
0
34,8
0
12,3
0
30,1
0
31,7
0
Tota
l
Tida
k Ta
mat
SD
(12)
5,80
5,60
11,1
0
6,40
10,2
0
8,50
9,70
7,10
16,2
0
7,40
2,30
6,20
5,10
1,90
7,20
8,20
PT
(11)
10,1
0
8,10
11,8
0
8,80
7,40
6,40
7,70
5,80
7,50
5,00
16,0
0
6,60
6,50
15,6
0
7,30
7,30
SMA
(10)
33,5
0
40,2
0
37,5
0
32,4
0
26,6
0
28,8
0
33,0
0
24,7
0
27,0
0
58,3
0
43,4
0
25,7
0
24,6
0
49,9
0
27,4
0
28,1
0
SMP
(9)
25,7
0
25,5
0
21,2
0
23,9
0
23,0
0
21,7
0
23,8
0
30,0
0
16,8
0
15,4
0
21,5
0
23,0
0
26,4
0
18,9
0
25,3
0
22,3
0
SD
(8)
24,3
0
20,3
0
19,8
0
27,5
0
31,3
0
34,3
0
25,7
0
32,6
0
32,6
0
14,8
0
16,2
0
38,0
0
36,9
0
13,5
0
32,2
0
33,0
0
Pere
mpu
an
Tida
k Ta
mat
SD
(7) 6,
30
6,00
9,70
7,30
11,8
0
8,90
9,90
6,90
16,1
0
6,40
2,90
6,70
5,50
2,10
7,90
9,30
PT
(6)
6,00
5,70
7,00
5,30
6,00
5,20
6,00
4,70
5,80
7,30
14,9
0
6,60
5,40
10,8
0
6,20
5,00
SMA
(5)
39,1
0
43,0
0
34,4
0
36,8
0
31,6
0
31,6
0
34,6
0
29,4
0
28,3
0
46,9
0
52,4
0
31,1
0
29,6
0
54,5
0
33,2
0
33,6
0
SMP
(4)
27,3
0
27,5
0
23,5
0
26,3
0
24,8
0
24,2
0
26,2
0
29,5
0
18,5
0
19,8
0
19,9
0
23,2
0
27,8
0
21,7
0
26,1
0
24,1
0
SD
(3)
22,4
0
18,5
0
22,4
0
26,1
0
29,1
0
30,8
0
23,5
0
29,0
0
31,1
0
17,2
0
11,1
0
33,4
0
32,6
0
11,2
0
28,0
0
30,2
0
Laki
-laki
Tida
k Ta
mat
SD
(2) 5,
20
5,30
12,6
0
5,50
8,60
8,20
9,60
7,30
16,3
0
8,90
1,70
5,60
4,70
1,80
6,40
7,10
Lam
pira
n 6:
Per
sent
ase
Pem
uda
men
urut
Pro
pins
i, T
ingk
at P
endi
dika
n T
ertin
ggi y
ang
Dita
mat
kan,
dan
Jen
is K
elam
in, T
ahun
200
7
Prop
insi
(1)
NA
D
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Jam
bi
Sum
sel
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Bab
el
Kep
. Ria
u
DK
I Jak
arta
Jaba
r
Jate
ng
DI Y
ogya
Jatim
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 99
PT
(16)
9.60
5.70
5.30
4,50
5,50
5,60
9,60
6,60
7,00
7,50
7,80
5,80
4,90
6,80
7,60
5,90
6,40
7.10
SMA
(15)
40.3
0
29.5
0
20.3
0
25,8
0
25,1
0
26,2
0
40,9
0
41,0
0
26,9
0
32,0
0
31,5
0
22,6
0
18,6
0
39,9
0
31,1
0
29,0
0
27,3
0
31.8
0
SMP
(14)
21.0
22.3
0
16.4
0
22,9
0
27,6
0
25,3
0
22,4
0
24,6
0
23,8
0
20,2
0
24,9
0
13,2
0
19,4
0
24,1
0
21,6
0
23,7
0
17,2
0
24.0
0
SD
(13)
22.7
0
28.5
0
36.3
0
28,7
0
34,0
0
31,9
0
19,1
0
22,0
0
34,4
0
27,6
0
25,9
0
33,2
0
37,6
0
23,3
0
27,2
0
24,0
0
18,4
0
29.2
0
Tota
l
Tida
k Ta
mat
SD
(12)
6.40
140
21.7
0
18,0
0
7,70
11,2
0
7,90
5,70
8,00
12,8
0
9,90
25,2
0
19,4
0
6,00
12,5
0
17,4
0
30,7
0
7.80
PT
(11)
8.70
4.60
5.50
5,10
6,10
6,10
9,60
7,90
7,60
8,10
8,80
7,10
5,40
7,30
9,00
5,90
6,20
7.70
SMA
(10)
36.1
0
25.9
0
20.4
0
24,1
0
22,7
0
25,1
0
38,3
0
42,8
0
26,5
0
31,3
0
29,8
0
23,5
0
17,8
0
37,3
0
27,7
0
25,8
0
24,2
0
29.6
0
SMP
(9)
21.7
0
21.9
0
160
21,9
0
27,1
0
24,2
0
22,4
0
23,5
0
23,4
0
21,0
0
24,7
0
14,0
0
18,9
0
23,7
0
19,5
0
22,8
0
14,0
0
23.5
0
SD
(8)
25.7
0
31.1
0
38.7
0
29,0
0
35,7
0
32,5
0
21,0
0
21,2
0
35,2
0
28,6
0
26,9
0
35,1
0
39,0
0
24,4
0
29,4
0
26,7
0
17,0
0
30.8
0
Pere
mpu
an
Tida
k Ta
mat
SD
(7) 7.
80
16.4
0
19.4
0
19,8
0
8,30
12,1
0
8,60
4,60
7,30
11,1
0
9,70
20,2
0
18,9
0
7,20
14,3
0
18,8
0
38,6
0
8.30
PT
(6)
10.5
0
7.00
4.90
4,00
5,00
5,00
9,60
5,40
6,30
6,80
6,80
4,40
4,40
6,30
6,20
5,80
6,60
6.60
SMA
(5)
44.7
0
34.0
0
20.3
0
27,5
0
27,5
0
27,3
0
43,5
0
39,2
0
27,2
0
32,8
0
33,4
0
21,6
0
19,5
0
42,5
0
34,6
0
32,4
0
30,5
0
34.1
0
SMP
(4)
20.3
0
22.8
0
16.9
0
23,9
0
28,2
0
26,3
0
22,4
0
25,7
0
24,1
0
19,3
0
25,1
0
12,3
0
19,9
0
24,4
0
23,8
0
24,7
0
20,7
0
24.5
0
SD
(3)
19.6
0
25.3
0
33.6
0
28,4
0
32,3
0
31,2
0
17,3
0
22,8
0
33,6
0
26,5
0
24,8
0
31,2
0
36,1
0
22,1
0
24,8
0
21,1
0
19,8
0
27.5
0
Laki
-laki
Ti
dak
Tam
atS
D(2
)
5.00
10.9
0
24.3
0
16,3
0
7,10
10,2
0
7,20
6,80
8,70
14,7
0
10,0
0
30,4
0
20,0
0
4,70
10,7
0
15,9
0
22,4
0
7.30
Lam
pira
n 6
(lanj
utan
)
Prop
insi
(1)
B a
l i
NTB
NTT
Kal
bar
Kal
teng
Kal
sel
Kal
tim
Sul
ut
Sul
teng
Sul
sel
Sul
tra
Gor
onta
lo
Sul
bar
Mal
uku
Mal
ut
Pab
ar
Pap
ua
Indo
nesi
a
Sum
ber:
Suse
nas K
OR
Juli
2007
, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 100
Lampiran 7: Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan
Propinsi, Tahun 2007
Kemampuan (LATIN) membaca dan menulis Propinsi
Dapat Tidak (1) (2) (3)
Nanggroe Aceh Darussalam 97,00 3,00 Sumatera Utara 98,00 2,00 Sumatera Barat 98,30 1,70 Riau 98,30 1,70 Jambi 98,10 1,90 Sumatera Selatan 97,90 2,10 Bengkulu 98,00 2,00 Lampung 98,40 1,60 Kep. Bangka Belitung 97,20 2,80 Kep. Riau 98,20 1,80 DKI Jakarta 99,40 0,60 Jawa Barat 98,40 1,60 Jawa Tengah 98,40 1,60 D I Yogyakarta 99,00 1,00 Jawa Timur 96,60 3,40 Banten 97,80 2,20 Bali 97,00 3,00 Nusa Tenggara Barat 93,20 6,80 Nusa Tenggara Timur 94,30 5,70 Kalimantan Barat 95,40 4,60 Kalimantan Tengah 98,60 1,40 Kalimantan Selatan 97,90 2,10 Kalimantan Timur 98,60 1,40 Sulawesi Utara 99,10 0,90 Sulawesi Tengah 96,80 3,20 Sulawesi Selatan 94,30 5,70 Sulawesi Tenggara 96,30 3,70 Gorontalo 96,50 3,50 Sulawesi Barat 92,80 7,20 Maluku 98,30 1,70 Maluku Utara 97,60 2,40 Papua Barat 92,40 7,60 Papua 77,40 22,60
Indonesia 97,40 2,60 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 101
Lampiran 8: Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Angka Kesakitan Propinsi
Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4)
Nanggroe Aceh Darussalam 18,30 20,50 19,50 Sumatera Utara 11,20 11,60 11,40 Sumatera Barat 12,60 11,80 12,20 Riau 13,10 13,40 13,20 Jambi 10,30 10,70 10,50 Sumatera Selatan 12,00 10,80 11,40 Bengkulu 19,60 17,90 18,80 Lampung 15,80 14,20 15,00 Kep, Bangka Belitung 16,00 13,20 14,70 Kep, Riau 12,90 12,90 12,90 DKI Jakarta 10,40 10,80 10,60 Jawa Barat 11,20 10,20 10,70 Jawa Tengah 9,40 9,30 9,30 D.I. Yogyakarta 11,90 10,20 11,10 Jawa Timur 12,30 11,40 11,80 Banten 11,40 11,40 11,40 Bali 15,10 14,20 14,70 Nusa Tenggara Barat 19,30 17,10 18,10 Nusa Tenggara Timur 23,60 24,30 24,00 Kalimantan Barat 14,60 15,20 14,90 Kalimantan Tengah 13,20 13,10 13,10 Kalimantan Selatan 12,30 12,20 12,20 Kalimantan Timur 9,50 10,60 10,10 Sulawesi Utara 18,90 18,80 18,80 Sulawesi Tengah 21,50 21,50 21,50 Sulawesi Selatan 13,80 13,30 13,50 Sulawesi Tenggara 20,00 20,00 20,00 Gorontalo 23,00 21,00 21,90 Sulawesi Barat 20,50 21,60 21,10 Maluku 14,60 15,70 15,20 Maluku Utara 22,30 21,10 21,70 Papua Barat 17,40 17,50 17,50 Papua 17,10 16,00 16,50
Total 12,70 12,30 12,50 Sumber: Susenas 2007
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 102
Lain
nya
(9)
31,8
0
31,1
0
30,1
0
26,8
0
32,8
0
34,0
0
29,5
0
40,3
0
35,3
0
19,5
0
26,9
0
37,8
0
37,4
0
29,8
0
27,7
0
33,0
0
Saki
t gig
i
(8) 14
,50
6,50
9,10
11,2
0
8,10
9,60
13,6
0
8,80
10,7
0
8,40
3,70
6,80
5,90
6,90
7,60
5,30
Saki
t kep
ala
(7) 34
,30
20,1
0
28,2
0
31,4
0
22,2
0
27,0
0
22,5
0
26,9
0
33,2
0
24,9
0
22,8
0
20,1
0
22,4
0
14,6
0
19,2
0
28,9
0
Dia
re
(6) 8,
30
9,20
6,90
7,20
7,20
4,10
4,90
5,40
5,20
7,30
5,80
4,80
4,30
3,80
5,10
5,80
Asm
a
(5) 6,
00
3,60
3,30
4,00
3,90
3,90
4,30
3,70
6,80
3,40
3,10
4,80
2,70
3,30
3,20
4,70
Pile
k
(4)
46,1
0
36,5
0
40,9
0
44,0
0
35,4
0
44,3
0
44,3
0
40,5
0
44,1
0
45,7
0
47,4
0
43,5
0
44,9
0
52,7
0
46,7
0
39,3
0
Bat
uk
(3)
46,0
0
37,1
0
38,3
0
42,5
0
34,2
0
39,0
0
43,6
0
41,0
0
41,0
0
48,8
0
45,7
0
38,3
0
41,1
0
46,1
0
46,3
0
36,9
0
Jeni
s Kel
uhan
Pa
nas
(2)
43,0
0
36,3
0
38,5
0
37,7
0
31,7
0
26,0
0
34,8
0
27,5
0
31,0
0
38,6
0
23,4
0
30,6
0
26,0
0
25,9
0
32,0
0
26,6
0
Lam
pira
n 9:
Per
sent
ase
Pem
uda
yang
Sak
it m
enur
ut J
enis
Kel
uhan
Kes
ehat
an d
an P
ropi
nsi,
Tah
un 2
007
Prop
insi
(1)
Nan
ggro
e A
ceh
Dar
ussa
lam
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
, Ria
u
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
D.I.
Yog
yaka
rta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 103
La
inny
a
(9)
25,8
0
36,5
0
35,7
0
32,3
0
28,4
0
32,7
0
30,4
0
24,6
0
35,0
0
30,3
0
29,1
0
19,3
0
32,4
0
36,5
0
32,6
0
43,1
0
37,3
0
32,7
0
Saki
t gig
i
(8) 5,
20
6,10
10,1
0
9,50
12,1
0
9,40
8,80
11,2
0
10,5
0
8,90
11,4
0
12,4
0
15,2
0
14,6
0
7,50
8,30
7,50
7,90
Saki
t kep
ala
(7) 24
,40
28,9
0
32,0
0
31,5
0
35,7
0
26,7
0
24,3
0
28,7
0
37,0
0
26,2
0
31,9
0
25,6
0
41,8
0
22,0
0
32,0
0
29,9
0
26,2
0
24,5
0
Dia
re
(6) 4,
60
5,40
6,20
5,90
6,40
4,90
4,60
6,70
7,90
5,20
5,00
8,70
8,40
5,40
5,60
5,90
5,30
5,60
Asm
a
(5) 4,
10
5,60
5,70
6,60
6,20
4,30
3,60
3,40
5,80
4,00
4,50
5,70
4,40
5,00
5,30
4,70
4,80
4,10
Pile
k
(4)
46,6
0
46,7
0
55,2
0
41,2
0
39,1
0
38,3
0
43,1
0
52,1
0
40,5
0
37,8
0
37,3
0
46,9
0
36,5
0
41,1
0
30,5
0
37,4
0
40,3
0
43,8
0
Bat
uk
(3)
41,6
0
40,5
0
56,6
0
40,6
0
40,4
0
36,2
0
40,5
0
50,4
0
38,9
0
31,9
0
37,7
0
54,4
0
36,3
0
43,5
0
44,2
0
39,2
0
41,1
0
41,6
0
Jeni
s Kel
uhan
Pa
nas
(2)
47,7
0
46,0
0
48,2
0
37,7
0
34,6
0
25,6
0
28,0
0
39,5
0
41,8
0
30,7
0
39,3
0
67,5
0
34,4
0
36,2
0
48,8
0
37,5
0
32,9
0
32,5
0
Lam
pira
n 9
(lanj
utan
)
Prop
insi
(1)
Bal
i
NTB
NTT
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
Tota
l
Sum
ber:
Sus
enas
200
7
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 104
Ren
ang
(7) 0,
59
1,63
4,00
3,52
2,91
2,41
2,53
2,28
3,74
20,9
7
6,65
2,64
8,45
2,63
5,06
Teni
s La
pang
an
(6)
1,24
3,21
8,88
7,27
2,75
3,24
2,70
2,78
8,10
55,0
6
9,35
7,11
22,8
3
5,74
7,56
Bol
a B
aske
t
(5)
1,29
2,77
23,2
0
8,26
5,59
4,82
4,49
5,48
16,8
2
63,3
0
15,1
2
7,24
22,3
7
6,94
13,3
6
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 13
,34
34,1
0
72,8
1
73,6
7
72,0
6
67,2
4
31,9
4
71,8
8
75,7
0
97,3
8
82,2
7
69,6
4
92,0
1
39,9
6
60,9
3
Bol
a Vo
li
(3) 64
,48
54,1
2
89,2
3
97,9
2
92,7
1
94,3
1
89,7
9
95,0
3
96,5
7
90,6
4
94,6
6
86,1
7
97,7
2
78,3
4
89,1
4
Sepa
k B
ola
(2) 36
,11
33,4
3
63,8
2
83,2
6
70,8
5
47,3
4
44,6
9
75,8
1
94,3
9
56,5
5
73,9
3
69,7
9
80,3
7
52,6
1
61,0
0
Lam
pira
n 10
: Per
sent
ase
Des
a m
enur
ut K
eber
adaa
n L
apan
gan
Ola
hrag
a, P
ropi
nsi d
an J
enis
Lap
anga
n, T
ahun
200
5
Prop
insi
(1)
Nan
ggro
e A
ceh
Dar
ussa
lam
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 105
R
enan
g
(7) 4,
99
3,17
2,07
1,12
3,72
3,47
1,37
2,59
0,42
4,22
1,60
0,90
0,63
2,62
Teni
s La
pang
an
(6)
11,2
7
5,24
2,29
3,47
6,18
4,33
2,68
6,79
2,26
2,22
2,41
2,30
1,59
5,03
Bol
a B
aske
t
(5) 17
,12
11,2
2
3,48
6,89
6,92
5,83
4,18
6,76
2,49
7,78
3,09
2,18
2,40
6,71
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 56
,21
58,0
5
45,6
7
49,4
1
55,6
5
45,0
0
37,1
2
48,0
2
33,4
1
41,3
3
12,6
0
11,7
8
6,29
47,2
5
Bol
a Vo
li
(3) 89
,02
81,5
9
88,5
3
54,2
6
84,1
5
62,4
9
91,4
4
74,1
9
91,9
3
74,4
4
80,4
1
68,8
9
55,8
8
79,3
5
Sepa
k B
ola
(2) 38
,66
60,2
4
60,7
7
36,6
0
74,3
3
51,5
4
81,3
7
48,3
0
57,7
4
55,7
8
69,5
3
68,3
7
29,0
8
56,1
9
Lam
pira
n 10
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua
Tota
l
Sum
ber:
Pode
s BPS
200
5
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 106
Kol
am R
enan
g
(7)
0,14
1,25
4,00
3,37
2,61
1,69
1,78
2,57
2,33
5,83
22,8
5
7,90
3,29
9,82
3,64
6,45
Teni
s
(6) 1,
46
3,29
10,2
8
4,43
3,84
3,83
2,74
2,61
8,43
13,8
0
51,6
9
9,40
7,71
23,7
4
6,23
7,45
Bol
a B
aske
t
(5) 1,
46
2,48
21,7
5
7,98
6,52
5,29
6,51
5,56
19,1
9
17,4
8
65,1
7
16,8
5
8,44
24,6
6
7,16
13,6
3
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 13
,84
38,5
3
75,7
6
78,6
2
75,6
7
71,5
2
46,0
4
80,6
8
80,2
3
52,1
5
96,2
5
82,5
2
71,8
2
94,5
2
45,4
4
66,0
9
Bol
a Vo
li
(3) 62
,14
54,9
9
87,7
7
98,1
3
91,5
6
93,1
1
87,6
4
90,8
1
96,2
2
99,0
8
89,1
4
94,2
6
83,8
0
96,1
2
81,6
3
84,7
1
Sepa
k B
ola
(2) 37
,06
34,3
3
69,0
5
85,7
2
76,2
1
50,8
0
41,0
8
73,9
6
93,0
2
83,4
4
54,3
1
72,1
0
72,6
8
82,6
5
57,0
4
62,7
0
Lam
pira
n 11
: Per
sent
ase
Des
a m
enur
ut K
eber
adaa
n L
apan
gan
Ola
hrag
a, P
ropi
nsi,
dan
Jeni
s Lap
anga
n, T
ahun
200
8
Prop
insi
(1)
Nan
ggro
e A
ceh
Dar
ussa
lam
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
ulau
an R
iau
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 107
K
olam
Ren
ang
(7)
5,06
3,18
0,50
1,40
1,24
0,76
1,76
1,74
0,36
2,14
1,38
1,54
0,75
1,32
0,10
0,08
0,34
2,59
Teni
s
(6) 9,
97
4,16
1,43
2,96
2,56
3,70
6,00
3,08
3,32
8,83
2,27
2,91
7,09
2,76
2,22
1,66
0,98
5,10
Bol
a B
aske
t
(5)
14,8
9
8,21
3,00
4,58
4,42
7,09
7,97
6,36
4,09
8,49
3,70
9,08
5,04
3,64
2,32
3,07
1,86
7,10
Bul
u Ta
ngki
s
(4)
60,9
6
62,2
1
13,9
9
44,7
8
53,4
5
53,5
0
58,3
6
43,7
8
42,3
5
49,6
9
34,8
6
52,2
3
52,6
1
13,0
2
14,2
9
5,48
4,39
49,3
6
Bol
a Vo
li
(3) 86
,66
73,2
7
78,4
9
95,2
5
89,6
4
53,3
4
82,0
7
57,1
6
85,8
8
74,3
0
86,7
9
76,8
8
89,9
3
76,8
2
59,1
7
63,1
5
53,3
1
78,1
0
Sepa
k B
ola
(2) 35
,81
54,6
5
49,6
6
83,7
5
59,1
9
41,1
3
72,2
7
39,0
9
61,7
4
55,7
0
52,1
7
51,7
1
57,6
5
58,8
3
60,4
2
31,7
0
27,5
4
56,1
1
Lam
pira
n 11
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua IN
DO
NES
IA
Sum
ber:
POD
ES B
PS 2
008
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 108
Bel
a D
iri
(9) 2,
41
7,57
44,9
5
31,8
7
24,4
5
10,8
7
8,58
32,5
9
13,4
0
62,5
5
37,8
6
16,6
7
32,1
9
33,3
8
47,1
7
Teni
s M
eja
(8) 6,
23
13,6
9
42,8
4
50,9
2
49,3
1
37,8
3
19,6
1
42,1
3
28,0
4
65,5
4
71,0
1
56,0
3
81,2
8
42,1
6
45,4
1
Ren
ang
(7) 0,
79
1,46
3,22
3,46
2,59
1,66
1,96
2,10
1,87
14,2
3
6,77
2,35
5,02
2,01
4,39
Teni
s La
pang
an
(6)
1,16
3,19
9,10
7,27
2,59
3,17
2,45
2,60
6,23
41,5
7
8,78
8,10
26,4
8
5,30
7,42
Bol
a B
aske
t
(5)
1,16
2,64
18,7
6
8,55
4,70
4,03
3,84
4,24
13,4
0
44,5
7
13,7
6
5,52
18,7
2
5,59
12,1
5
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 14
,76
32,9
6
64,9
3
70,7
3
76,3
6
61,5
2
28,4
3
64,7
2
61,6
8
91,7
6
82,0
1
66,5
2
90,4
1
39,6
4
58,9
7
Bol
a Vo
li
(3)
70,6
6
54,4
0
83,3
5
95,9
6
90,7
7
90,0
6
85,0
5
92,7
9
94,3
9
83,9
0
93,5
6
82,0
2
97,0
3
76,0
4
91,4
3
Sepa
k B
ola
(2) 56
,25
44,2
9
71,5
9
87,4
1
83,0
8
50,1
8
61,6
0
79,9
2
96,5
7
73,0
3
88,7
7
77,4
2
89,0
4
64,6
5
90,3
5
Lam
pira
n 12
: Per
sent
ase
Des
a ya
ng M
emili
ki K
elom
pok
Keg
iata
n O
lahr
aga
men
urut
Pro
pins
i dan
Jen
is O
lahr
aga,
Tah
un 2
005
Prop
insi
(1)
NA
D
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 109
Bel
a D
iri
(9)
37,9
5
21,3
4
3,98
10,2
6
12,3
6
9,19
16,2
9
11,9
8
10,8
5
12,1
1
10,3
3
3,33
6,76
4,61
2,49
18,2
4
Teni
s M
eja
(8) 55
,78
61,8
3
5,70
34,5
1
34,9
4
28,5
3
35,5
7
46,4
9
40,3
9
42,9
4
39,2
3
16,4
4
20,9
6
17,2
9
4,88
36,9
5
Ren
ang
(7) 3,
14
2,32
0,47
1,57
2,96
1,68
2,46
3,62
0,92
1,95
1,66
1,56
2,29
1,54
0,54
2,35
Teni
s La
pang
an
(6)
8,56
7,07
0,80
3,40
2,44
3,83
5,21
4,41
3,33
7,70
2,43
1,78
2,29
2,30
1,53
5,03
Bol
a B
aske
t
(5) 12
,55
10,1
2
0,84
3,20
3,55
6,28
5,80
5,44
3,99
6,36
2,37
2,44
2,63
1,79
2,34
5,71
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 50
,50
61,8
3
7,85
43,1
4
43,1
5
59,4
2
51,4
1
40,0
3
35,6
2
46,2
6
28,3
7
17,3
3
15,1
2
10,8
8
6,26
45,7
3
Bol
a Vo
li
(3)
85,4
5
90,0
0
71,5
1
89,8
7
82,9
0
59,4
7
78,2
0
61,3
1
90,1
3
75,0
2
75,0
1
29,7
8
85,3
4
75,1
6
47,2
6
77,4
0
Sepa
k B
ola
(2) 48
,64
88,7
8
58,0
7
85,7
5
61,8
8
73,9
7
74,7
8
70,5
3
86,9
9
72,8
2
66,0
5
23,1
1
82,4
7
87,4
5
38,4
5
68,4
7
Lam
pira
n 12
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua
Tota
l
Sum
ber:
POD
ES B
PS 2
005
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 110
Bel
a D
iri
(9) 2,
55
7,09
44,0
5
37,0
3
26,8
6
15,9
5
11,2
5
36,9
4
22,0
9
26,6
9
67,0
4
39,2
4
18,1
7
28,7
7
35,5
7
48,4
7
Teni
s M
eja
(8) 5,
56
16,3
5
43,5
1
50,7
5
47,0
5
39,4
6
26,4
2
39,6
3
37,2
1
34,0
5
65,5
4
69,7
2
53,3
7
78,5
4
36,8
8
49,3
4
Ren
ang
(7) 0,
56
1,16
2,49
2,74
2,53
1,72
1,70
2,22
2,62
5,21
18,7
3
8,72
3,31
8,22
2,38
6,32
Teni
s La
pang
an
(6)
1,84
2,98
11,3
6
4,36
3,84
3,67
2,22
2,31
6,69
13,8
0
44,5
7
9,57
9,03
28,3
1
5,63
6,72
Bol
a B
aske
t
(5) 1,
48
1,96
17,6
4
7,29
6,22
5,00
5,48
4,66
18,0
2
15,9
5
50,5
6
15,6
9
6,78
19,6
3
5,62
12,5
0
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 16
,78
36,5
2
67,7
5
73,8
8
78,5
9
69,4
7
49,7
4
75,7
6
70,9
3
52,1
5
89,5
1
83,4
3
69,7
0
94,7
5
45,7
3
66,7
6
Bol
a Vo
li
(3)
69,5
2
53,9
3
83,4
4
94,8
9
91,1
7
91,7
8
89,9
3
89,3
5
94,7
7
98,1
6
80,9
0
93,6
6
80,7
0
94,9
8
78,0
5
89,4
3
Sepa
k B
ola
(2) 60
,26
44,2
9
76,9
5
87,5
9
87,7
2
59,9
2
66,2
5
82,4
3
96,2
2
88,6
5
69,2
9
91,2
3
78,6
8
88,5
8
65,6
6
89,6
9
Lam
pira
n 13
: Per
sent
ase
Des
a ya
ng M
emili
ki K
elom
pok
Keg
iata
n O
lahr
aga
men
urut
Pro
pins
i dan
Jen
is O
lahr
aga,
Tah
un 2
008
Prov
insi
(1)
Nan
ggro
e A
ceh
Dar
ussa
lam
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
R i
a u
J a
m b
i
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
ulau
an R
iau
DK
I Jak
arta
Jaw
a B
arat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 111
Bel
a D
iri
(9)
38,3
4
23,4
4
5,42
10,6
1
11,1
9
12,8
7
16,3
0
10,9
8
9,91
11,5
4
8,04
7,88
15,4
9
6,29
4,54
2,82
1,65
18,7
7
Teni
s M
eja
(8) 52
,39
51,4
8
10,3
5
30,8
8
35,0
8
22,8
5
35,0
7
46,4
5
36,0
6
38,1
9
32,9
4
43,6
6
38,9
9
13,2
5
15,3
5
3,82
2,13
34,5
3
Ren
ang
(7) 3,
09
1,75
0,71
0,78
0,62
1,11
1,55
2,54
0,89
2,14
1,73
2,05
0,93
0,88
1,74
0,50
0,70
2,50
Teni
s La
pang
an
(6)
7,02
4,82
1,32
3,02
2,56
4,51
5,65
2,88
3,86
8,79
2,37
2,91
5,60
2,98
1,93
1,74
1,25
5,18
Bol
a B
aske
t
(5) 12
,50
7,89
2,35
3,85
3,94
6,64
6,99
5,62
4,15
7,16
2,47
9,08
5,22
3,09
2,22
2,99
1,86
6,15
Bul
u Ta
ngki
s
(4) 56
,32
64,0
7
13,0
2
41,1
5
50,6
2
61,0
9
55,1
2
44,5
1
43,7
1
46,9
8
30,2
3
44,6
9
39,1
8
12,2
5
16,2
2
5,48
4,48
48,5
6
Bol
a Vo
li
(3)
83,0
1
80,5
0
78,7
0
91,2
9
84,4
6
54,9
1
77,9
1
62,3
2
89,3
8
72,1
3
72,4
9
71,2
3
73,3
2
74,0
6
66,8
0
52,2
8
50,6
9
76,8
7
Sepa
k B
ola
(2) 48
,46
83,1
3
63,6
1
87,4
9
59,9
4
68,7
9
73,9
6
62,8
5
83,3
9
70,6
7
66,4
7
63,5
3
61,1
9
66,0
0
83,2
0
36,6
0
32,5
4
68,6
5
Lam
pira
n 13
(lan
juta
n)
Prov
insi
(1)
B a
l i
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sel
atan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
Tota
l
Sum
ber:
Pode
s BPS
200
8
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 112
Lampiran 14: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993
Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu Peringkat
(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 2 4 8 XXI Sumatera Uara 11 20 26 VIII Sumatera Barat 3 9 8 XX Riau 5 5 7 XVI Jambi 13 21 23 VII Sumatera Selatan 4 6 8 XVII Bengkulu 4 6 8 XVII Lampung 2 2 4 XXIII Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 98 65 55 I Jawa Barat 67 66 81 II Jawa Tengah 52 58 56 IV DI Yogyakarta 9 10 15 XII Jawa Timur 54 56 81 III Banten - - - - Bali 9 6 13 XIII Nusa Tenggara Barat 1 1 1 XXV Nusa Tenggara Timur 4 1 4 XIX Kalimantan Barat 6 6 9 XV Kalimantan Tengah 8 10 7 XIV Kalimantan Selatan 10 14 11 XI Kalimantan Timur 11 12 15 IX Sulawesi Utara 1 5 15 XXIV Sulawesi Tengah 0 3 7 XXVI Sulawesi Selatan 14 15 24 VI Sulawesi Tenggara 11 4 3 X Gorontalo - - - - Maluku 2 2 8 XXII Maluku Utara - - - - Papua 17 14 16 V Papua Barat - - - -
Indonesia 418 421 513 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 113
Lampiran 15: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis
Medali, dan Peringkat, Tahun 1996
Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu
Peringkat
(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 2 2 9 XXIV Sumatera Uara 12 13 15 XII Sumatera Barat 4 11 16 XX Riau 9 6 9 XXVII Jambi 16 14 11 VII Sumatera Selatan 5 7 10 XIX Bengkulu 1 4 7 XXVI Lampung 20 20 34 V Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 141 84 79 I Jawa Barat 71 85 91 II Jawa Tengah 32 42 71 IV DI Yogyakarta 11 12 23 XIII Jawa Timur 65 83 79 III Banten - - - - Bali 9 14 21 XVI Nusa Tenggara Barat 2 3 3 XXIII Nusa Tenggara Timur 4 2 4 XXII Kalimantan Barat 6 5 6 XVIII Kalimantan Tengah 11 12 13 XIV Kalimantan Selatan 13 10 8 X Kalimantan Timur 14 13 22 IX Sulawesi Utara 14 17 23 VIII Sulawesi Tengah 2 2 6 XV Sulawesi Selatan 12 21 24 XI Sulawesi Tenggara 11 4 9 XV Gorontalo - - - - Maluku 4 6 18 XXI Maluku Utara - - - - Papua 17 17 16 VI Papua Barat - - - -
Indonesia 508 509 627 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 114
Lampiran 16: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali,
dan Peringkat Tahun 2000
Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu
Peringkat
(1) (2) (3) (4) (5)
Nanggroe Aceh Darussalam 1 1 13 XXV Sumatera Uara 14 10 19 IX Sumatera Barat 0 4 8 XVI Riau 5 9 15 XVIII Jambi 19 9 13 VI Sumatera Selatan 8 13 15 XIV Bengkulu 1 3 5 XXIV Lampung 19 22 26 V Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 115 85 95 I Jawa Barat 83 91 108 III Jawa Tengah 42 63 67 IV DI Yogyakarta 6 13 26 XVI Jawa Timur 112 109 114 II Banten - - - - Bali 10 10 15 XIII Nusa Tenggara Barat 3 6 6 XXII Nusa Tenggara Timur 4 6 9 XX Kalimantan Barat 4 8 8 XIX Kalimantan Tengah 3 11 18 XXI Kalimantan Selatan 11 8 10 XII Kalimantan Timur 14 11 17 VIII Sulawesi Utara 11 15 17 XI Sulawesi Tengah 2 1 3 XXIII Sulawesi Selatan 12 13 19 X Sulawesi Tenggara 8 5 13 XV Gorontalo - - - - Maluku 6 3 6 XVII Maluku Utara - - - - Papua 18 19 24 VII Papua Barat - - - -
Indonesia 531 548 689 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 115
Lampiran 17: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat Tahun 2004
Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu
Peringkat
(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 6 2 5 XXII Sumatera Uara 15 15 30 XII Sumatera Barat 6 8 27 XXI Riau 16 15 20 XI Jambi 27 28 12 VI Sumatera Selatan 30 42 41 V Bengkulu 1 4 6 XXVIII Lampung 22 20 20 VII Bangka Belitung 2 4 6 XXVI Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 141 111 114 I Jawa Barat 76 79 90 III Jawa Tengah 55 56 64 IV DI Yogyakarta 12 15 22 XV Jawa Timur 76 83 118 II Banten 7 6 29 XX Bali 11 10 16 XIV Nusa Tenggara Barat 4 6 9 XXIII Nusa Tenggara Timur 8 4 4 XIX Kalimantan Barat 8 8 13 XVIII Kalimantan Tengah 5 5 15 XXIV Kalimantan Selatan 10 12 10 XVI Kalimantan Timur 18 28 35 IX Sulawesi Utara 15 13 12 XIII Sulawesi Tengah 1 5 4 XXVII Sulawesi Selatan 17 21 15 X Sulawesi Tenggara 9 6 9 XVII Gorontalo 0 0 2 XXX Maluku 3 2 5 XXV Maluku Utara - - 4 XXIX Papua 22 13 18 XIII Papua Barat - - - -
Indonesia 623 621 775 - Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 116
Lampiran 18: Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi dan
Jenis Medali, Tahun 2008
Jenis Medali Propinsi
Emas Perak Perunggu Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) Jawa Timur 139 114 112 365 DKI Jakarta 112 118 123 353 Kalimantan Timur 117 111 114 342 Jawa Barat 101 84 132 317 Jawa Tengah 53 81 81 215 Sulawesi Selatan 25 23 28 76 Sumatera Utara 20 11 29 60 Lampung 18 12 19 49 Bali 16 18 26 60 Riau 16 14 23 53 Papua 15 22 17 54 Sulawesi Utara 14 11 16 41 DI Yogyakarta 12 16 21 49 Sumatera Selatan 12 11 17 40 Jambi 11 17 28 56 Sumatera Barat 8 16 38 62 Sulawesi Tenggara 8 5 12 25 Kalimantan Selatan 7 6 10 23 Papua Barat 7 1 7 15 Maluku 6 2 16 24 Kalimantan Barat 5 14 11 30 Banten 5 12 30 47 Nangroe Aceh Darussalam 4 4 10 18 Nusa Tenggara Timur 3 4 6 13 Nusa Tenggara Barat 3 3 9 15 Kalimantan Tengah 2 9 9 20 Riau Kepulauan 2 5 1 8 Bengkulu 2 2 5 9 Bangka Belitung 1 2 4 7 Maluku Utara 1 1 3 5 Sulawesi Tengah 0 3 6 9 Gorontalo 0 0 1 1 Sulawesi Barat 0 0 1 1
Jumlah 745 752 965 2462 Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 117
Lampiran 19: Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001
Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Aquatics 2 4 8 14
2. Archery 2 1 1 4
3. Athletics 3 13 6 22
4. Badminton 4 4 2 10
5. Basketball - 1 - 1
6. Billiards & Snooker 2 1 3 6
7. Bowling Tenpin - - 1 1
8. Boxing 2 - 3 5
9. cycling 11 6 6 23
10. Equastrian 3 - 3 6
11. Fencing 2 1 1 4
12. Golf 1 4 1 6
13. Gymnastics 2 4 6 12
14. Judo 3 3 5 11
15. Karate-do 4 6 8 18
16. Pencak Silat 9 6 5 20
17. Rowing 5 3 - 8
18. Sailing 1 - 2 3
19. Sepaktakraw - - 2 2
20. Shooting 3 2 1 6
21. Squash - - 2 2
22. Table Tennis - 2 3 5
23. Taekwondo 2 4 5 11
24. Tennis 5 5 1 11
25. Weightlifting 6 3 2 11
26. Wushu 2 5 3 10
Total 74 78 80 232
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 118
Lampiran 20: Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003
Perolehan Medali Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Total
Medali Emas Yang
Diperebutkan (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Anggar - - 4 4 10
2. Angkat Besi 5 2 3 10 13
3. Atletik 4 4 7 15 45
4. Balap Sepeda 4 3 - 7 10
5. Billiar & Snooker 1 2 3 6 12
6. Voli Indoor 1 - - 1 2
Voli Pantai 1 1 - 2 2
7. Bulutangkis 3 2 2 7 7
8. Catur 1 4 - 5 8
9. Canoeing 8 3 4 15 15
10. Rowing 4 1 - 5 8
11. TRD. Boat Race - - 2 2 4
12. Gulat - 4 7 11 22
13. Judo 3 4 4 11 16
14. Karate 4 5 7 16 19
15. Menembak - 5 5 10 42
16 Panahan 1 1 2 4 4
17. Pencak Silat 4 8 7 19 22
18. Renang 1 1 5 7 32
Loncat Indah 1 2 1 4 8
19. Selam 1 5 6 12 16
20. Senam 2 2 4 8 24
21. Sepak Takraw - - 2 2 -
22. Taekwondo 2 1 6 9 16
23. Tenis 3 4 5 12 7
24. Tenis Meja - - 4 4 7
25. Tinju 1 2 4 7 9
26. Wushu - 2 5 7 28
Total 55 68 99 222 427 Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 119
Ran
k by
To
tal
(14)
1 3 2 4 5 6 7
T (13)
33
18
21
10
5 3 2 92
W
(12)
14
2 7 5 2 1 2 33
Tota
l Med
als
M
(11)
19
16
14
5 3 2 0 59
T (10)
6 4 11
5 1 1 2 30
W
(9) 2 1 3 2 1 0 2 11
Bro
nze
M
(8) 4 3 8 3 0 1 0 19
T (7)
15
6 3 3 2 2 0 31
W
(6) 6 0 2 2 0 1 0 11
Silv
er
M
(5) 9 6 1 1 2 1 0 20
T (4)
12
8 7 2 2 0 0 31
W
(3) 6 1 2 1 1 0 0 11
Jum
lah
Pero
leha
n M
edal
i SE
A G
ames
XX
IV m
enur
ut N
egar
a, J
enis
Med
ali,
Jeni
s K
elam
in, d
an P
erin
gkat
, Tah
un 2
007
Gol
d
M
(2) 6 7 5 1 1 0 0 20
Lam
pira
n 21
:
Cou
ntry
(1)
THA
-Tha
iland
SIN
- S
inga
pore
VIE
- Vie
tnam
MA
S - M
alay
sia
MYA
- M
yanm
ar
PHI -
Phi
lippi
nes
INA
- In
done
sia
Tota
ls
Sum
ber :
Kem
ente
rian
Neg
ara
Pem
uda
dan
Ola
hrag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 120
Tota
l (1
5)
12
- 12
2 - 6 10
1 3 7 11
7 5 10
- - 7 - 1 5 2
Peru
nggu
(1
4)
5 - 3 1 - 1 1 1 3 4 10
- 3 3 - - 5 - 1 1 2
Pera
k (1
3)
6 - 5 1 - 4 5 - - - 1 3 2 3 - - 1 - - 2 -
Has
il Pe
role
han
Med
ali
Emas
(1
2)
1 - 4 - - 1 4 - - 3 - 4 - 4 - - 1 - - 2 -
Tota
l (1
1)
22
- 32
5 1 8 7 1 14
10
14
7 8 12
2 2 12
2 4 14
6
Ope
n (1
0)
- - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - -
Mix
(9
) - - - - - - 1 - - - - - - - 2 - - - - - -
F (8)
11
- 16
3 - 4 3 - 2 5 5 3 3 4 - - 6 1 2 6 6 Nom
or y
ang
Diik
uti
M
(7)
11
- 16
2 1 4 3 1 12
5 9 4 5 8 - - 6 1 2 8 -
Tota
l (6
) 45
- 32
10
1 8 7 1 14
10
14
7 8 12
2 2 12
2 4 14
6
Ope
n (5
) - - - - - - - - - -
- - - - - 2 - - - - -
Mix
(4
) - - - - - - 1 - - - - - - - 2 - - - - - -
F (3)
22
- 16
5 - 4 3 - 2 5 5 3 3 4 - - 6 1 2 6 6
Ban
yakn
ya N
omor
yan
g D
iper
tand
ingk
an, N
omor
yan
g D
iikut
i dan
Per
oleh
an M
edal
i m
enur
ut C
aban
g O
lahr
aga,
Eve
nts,
dan
Jeni
s Med
ali,
Tah
un 2
005
SEA
Gam
es X
XII
I N
omor
yan
g D
iper
tand
ingk
an
M
(2)
23
- 16
5 1 4 3 1 12
5 9 4 5 8 - - 6 1 2 8 -
Lam
pira
n 22
:
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Ath
letic
s A
quat
ics
Sw
imm
ing
Div
ing
Wat
erpo
lo
Arc
hery
B
adm
into
n B
aseb
all
Bill
iard
s &
Sno
oker
B
owlin
g –
Tenp
in
Box
ing
Can
oe /
Kay
ak
Che
ss
Cyc
ling
Dan
cesp
ort
Equ
estri
an
Fenc
ing
Foot
ball
Gol
f G
ymna
stic
s A
rtist
ic
Ritm
ic
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 121
Tota
l (1
5)
4 11
14
11
8 1 6 2 11
7 6 1 2 5 4 1 3 10
6 216
Peru
nggu
(1
4)
1 4 4 2 2 - 5 - 6 4 4 - - 3 1 1 2 3 1 88
Pera
k (1
3)
3 4 5 4 4 1 1 2 3 2 2 1 1 2 2 - 1 4 3 78
Has
il Pe
role
han
Med
ali
Emas
(1
2)
- 3 5 5 2 - - - 2 1 - - 1 - 1 - - 3 2 50
Tota
l (1
1)
4 15
18
17
9 5 6 2 16
7 6 2 2 11
16
6 3 7 8 347
Ope
n (1
0)
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3
Mix
(9
) 1 - - - - - - - - 1 - - - - - - 1 1 - 7
F (8) 1 7 8 6 4 1 3 1 8 3 2 1 1 4 6 - 1 3 3 14 5Nom
or y
ang
Diik
uti
M
(7) 1 8 10
11
5 4 3 1 8 3 4 1 1 7 10
6 1 3 5 19 2
Tota
l (6
) 4 16
18
17
9 12
6 2 16
7 6 2 2 12
2 6 2 7 10
412
Ope
n (5
) 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - 5
Mix
(4
) 1 - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1 - 6
F (3) 1 8 8 6 4 4 3 1 8 3 2 1 1 5 10
- 1 3 5 17 6
Nom
or y
ang
Dip
erta
ndin
gkan
M
(2
) 1 8 10
11
5 6 3 1 8 3 4 1 1 7 12
6 1 3 5 22 5
Lam
pira
n 22
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Aer
obic
Gym
nast
ic
Judo
K
arat
e-do
P
enca
k S
ilat
Row
ing
Sai
ling
Sep
akta
kraw
S
oftb
all
Taek
won
do
Tabl
e Te
nnis
D
rago
n B
oat R
ace
Vol
leyb
all I
ndoo
rs
Vol
leyb
all B
each
W
rest
ling
Wus
hu
Bod
y B
uild
ing
Squ
ash
Tenn
is
Wei
ghtli
fting
To
tal
Sum
ber :
Kem
ente
rian
Neg
ara
Pem
uda
dan
Ola
hrag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 122
Bro
nze
(14)
5 2 3 1 1 3 1 2 - 4 - - 1 23
Silv
er
(13)
7 5 1 - 1 5 2 - 1 - 1 - 3 26
Pero
leha
n M
edal
i
Gol
d
(12)
7 - 1 - 1 4 2 1 1 4 - - 5 26
Tota
l
(11)
21
30
8 1 4 12
11
4 4 11
2 1 10
119
Ope
n
(10)
- - - - - - - - - - - - - -
Mix
ed
(9) - - - - - - - - - - - - - -
Wom
en
(8) 10
15
5 - - 3 5 2 2 5 - - 2 49
Nom
or y
ang
Diik
uti I
ndon
esia
(333
nom
or)
Men
(7) 11
15
3 1 4 9 6 2 2 6 2 1 8 70
Tota
l
(6) 45
32
10
1 5 12
11
4 4 11
4 4 15
158
Ope
n
(5) - - - - - - - - - - - - - -
Mix
ed
(4) - - - - - - - - - - - - - -
Ban
yakn
ya N
omor
yan
g D
iper
tand
ingk
an, N
omor
yan
g D
iikut
i dan
Per
oleh
an M
edal
i SE
A G
ames
XX
III
men
urut
Cab
ang
Ola
hrag
a, E
vent
s, da
n Je
nis M
edal
i, T
ahun
200
5
Wom
en
(3) 22
16
5 - 1 3 5 2 2 5 2 2 7 72
Nom
or y
ang
Dip
erta
ndin
gkan
(464
nom
or)
Men
(2) 23
16
5 1 4 9 6 2 2 6 2 2 8 86
Lam
pira
n 23
:
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Teru
kur
1. A
thle
tics
2. A
quat
ics
-
Swim
min
g
-
Div
ing
-
Wat
erpo
lo
3. B
ody
Bui
ldin
g
4. C
anoe
ing
5. R
owin
g
6. T
RD
. Boa
t Rac
e
7. C
yclin
g
-
Roa
d
-
Tra
ck
-
Mou
ntai
nbik
e
8. T
riath
lon
9. W
eigh
tlifti
ng
Tota
l
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 123
B
ronz
e
(14)
1 1 2 - - 2 1 - 1 - 1 2 - - 11
Silv
er
(13)
5 1 3 - 1 - - - - - 2 - - - 12
Pero
leha
n M
edal
i
Gol
d
(12)
3 2 2 - - - 1 - - - 1 - - - 9
Tota
l
(11)
8 8 11
10
2 4 13
6 4 3 4 15
- 1 89
Ope
n
(10)
- - - - 2 - - - 1 2 - - - 1 6
Mix
ed
(9)
- - 1 10
- - - - 1 - - - - - 12
Wom
en
(8)
4 2 5 - - 2 5 6 1 - - 10
- - 35
Nom
or y
ang
Diik
uti I
ndon
esia
(333
nom
or)
Men
(7)
4 6 5 - - 2 8 - 1 1 4 5 - - 36
Tota
l
(6)
8 13
11
10
6 4 14
7 4 12
6 26
12
1 134
Ope
n
(5)
- - - - 6 - - - 1 4 - - - 1 12
Mix
ed
(4)
- - 1 10
- - - - 1 - - - - - 12
Wom
en
(3)
4 3 5 - - 2 6 7 1 4 1 10
6 - 49
Nom
or y
ang
Dip
erta
ndin
gkan
(464
nom
or)
Men
(2)
4 10
5 - - 2 8 - 1 4 5 16
6 - 61
Lam
pira
n 23
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Kon
sent
rasi
1. A
rche
ry
2. B
illia
rds
& S
nook
er
3. B
owlin
g
4. D
ance
spor
t
5. E
ques
trian
6. G
olf
7. G
ymna
stic
s
-
Arti
stic
-
Rhy
thm
ic
-
Aer
obic
s
8. S
ailin
g
W
inds
urfin
g
9. S
hoot
ing
S
keet
& T
rap
10. P
olo
Tota
l
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 124
B
ronz
e
(14)
6 4 5 8 1 4 1 2 5 36
- - 1 1 - 2
Silv
er
(13)
- 2 3 4 - 3 1 2 - 15
1 - - - - 1
Pero
leha
n M
edal
i
Gol
d
(12)
- - 1 2 - 5 1 1 1 11
- - - 1 1 2
Tota
l
(11)
10
10
11
18
4 14
9 5 8 89 1 1 1 2 2 7
Ope
n
(10)
- - - - - - - - - - - - - - - -
Mix
ed
(9) - - - - - - - - - - - - - - - -
Wom
en
(8) 3 6 4 8 2 6 4 - 2 35 - - - 1 1 2
Nom
or y
ang
Diik
uti I
ndon
esia
(333
nom
or)
Men
(7) 7 4 7 10
2 8 5 5 6 54 1 1 1 1 1 5
Tota
l
(6) 17
12
16
18
12
14
16
9 14
128 2 2 2 2 2 10
Ope
n
(5) - - - - - - - - - - - - - - - -
Mix
ed
(4) - - - - - - - - - - - - - - - -
Wom
en
(3) 7 6 8 8 5 6 8 4 7 59
1 1 1 1 1 5
Nom
or y
ang
Dip
erta
ndin
gkan
(464
nom
or)
Men
(2) 10
6 8 10
7 8 8 5 7 69
1 1 1 1 1 5
Lam
pira
n 23
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bel
a D
iri
1. B
oxin
g
2. F
enci
ng
3. J
udo
4. K
arat
e-do
5. M
uayt
hai
6. P
enca
k S
ilat
7. T
aekw
ondo
8. W
rest
ling
9. W
ushu
Tota
l
Bol
a B
esar
1. B
aske
tbal
l
2. F
ootb
all
-
Futs
al
3. V
olle
ybal
l
-
Indo
or V
olle
ybal
l
-
Bea
ch V
olle
ybal
l
Tota
l
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 125
B
ronz
e
(14)
2 1 1 - - 3 3 10
82
Silv
er
(13)
2 - 3 1 - 1 3 10
64
Pero
leha
n M
edal
i
Gol
d
(12)
7 - - - - - 1 8 56
Tota
l
(11)
7 1 4 2 1 7 7 29
333
Ope
n
(10)
- - - - - - - - 6
Mix
ed
(9) 1 - - - - 1 1 3 15
Wom
en
(8) 3 - - 1 - 3 3 10
131
Nom
or y
ang
Diik
uti I
ndon
esia
(333
nom
or)
Men
(7) 3 1 4 1 1 3 3 16
181
Tota
l
(6) 7 1 8 2 2 7 7 34
464
Ope
n
(5) - - - - - - - - 12
Mix
ed
(4) 1 - - - - 1 1 3 15
Wom
en
(3) 3 - 4 1 1 3 3 15
200
Nom
or y
ang
Dip
erta
ndin
gkan
(464
nom
or)
Men
(2) 3 1 4 1 1 3 3 16
237
Lam
pira
n 23
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bol
a K
ecil
1. B
adm
into
n
2. B
aseb
all
3. S
pk .
Takr
aw
4. S
oftb
all
5. S
quas
h
6. T
able
Ten
nis
7. T
enni
s
Tota
l
Tota
l sel
uruh
nya
Sum
ber :
Kem
ente
rian
Neg
ara
Pem
uda
dan
Ola
hrag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 126
Lampiran 24: Banyaknya Events SEA Games XIX- XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007
SEA GAMES XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA
1997 1999 2001 2003 2005 2007 Cabang Olahraga
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Aquatics - 37 43 - - - - Diving 4 4 4 4 6 8 - Synch. Diving - - 4 4 4 2 - Swimming 32 32 32 32 32 32 - Synch. Swimming 2 - 2 - - - - Waterpolo 1 1 1 1 1 1 2. Archery 4 - 4 4 4 8 3. Athletics 44 41 46 43 45 45 4. Badminton 7 7 7 7 5 7 5. Basketball 2 1 2 2 - 2 6. Baseball - - - - 1 1 7. Softball 2 - - - 2 2 8. Billiards & Snooker 12 10 10 11 13 13 9. Body Building 8 - - 8 6 5 10. Bowling 12 12 12 - 10 11 11. Boxing 11 11 11 9 14 16 12. Chess - - - 8 8 - 13. Cycling 16 7 20 10 11 19 14. Dancesport - - - - 2 12 15. Equestrian - - 7 - 2 6 16. Polo - - - - - 1 17. Fencing 10 - 5 9 12 12 18. Fin Swimming - - - 16 - - 19. Football 2 1 2 2 2 2 Futsal - - - - - 2 20. Golf 4 4 4 - 4 4 21. Gymnastics 16 - 20 24 22 25 22. Handball - - - 2 - 2 23. Hockey 2 2 2 - - 2 24. Judo 16 - 14 16 8 16 25. Karate 19 19 19 19 18 18 26. Pencak Silat 20 21 21 22 12 14 27. Canoeing 12 - - - 7 13 28. Rowing 11 - 8 8 9 11 29. Trd. Boat Race 8 - - 4 6 4 30. Sailing 15 - 13 - 12 14
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 127
Lampiran 24 (lanjutan) SEA GAMES
XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA 1997 1999 2001 2003 2005 2007
Cabang Olahraga
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
31. Sepaktakraw 4 2 3 6 4 8 32. Shooting 42 12 36 40 22 38 33. Ski air 6 - - - - - 34. Squash 4 4 4 - 2 2 35. Table Tennis 7 7 7 7 7 7 36. Taekwondo 16 16 16 16 16 16 37. Tennis 7 7 7 7 4 7 38. Thriatlhon - - - - 2 4 39. Volleyball - Beach Volleyball 2 - - 2 2 2 - Indoor Volleyball 2 - 2 2 2 2 40. Weightlifting 18 - 13 12 10 15 41. Wrestling 20 - - 22 5 9 42. Wushu 19 - 20 28 21 14
Jumlah 439 221 378 407 375 454
SEA GAMES XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA
1997 1999 2001 2003 2005 2007 Cabang Olahraga
34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Lawn Bowls - 6 6 - 6 6 2. Muay - - - - 7 12 3. Netball - - 1 - - - 4. Petanque - - 6 6 4 9 5. Shuttle cock - - - 7 - - 6. Rugby - - - - - 2
Jumlah 0 6 13 13 17 29
Jumlah Seluruhnya 439 227 391 420 392 483 Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 128
Ket
eran
gan
(8)
5 P
erak
2
Per
ungg
u 1
Emas
1
Per
ak
3 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) 1.
Har
tadi
Noe
rtjoj
o 2.
Nija
rudi
n 3.
Sab
eni S
udio
no
4. T
oto
Juni
nto
Dha
rmad
ji 5.
Ger
arld
Her
man
Pie
ter
6. R
anda
l Mas
on H
yre
(Asi
ng)
7.
Han
g ch
i Her
bert
Yu
(A
sing
) 1.
Abd
ur R
afiie
Sha
diqi
n 2.
Eko
Set
iaw
an
3. Y
un H
u (A
sing
)
Peru
nggu
(6
) - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - 1 1 - 1 - 3
Pera
k (5
) 1 - 1 - 1 1 - 1 - - - - - 5 - - 1 - - - - - - 1
Emas
(4
) - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - 1
Nam
a A
tlet
(3)
Gle
nn V
icto
r Sut
anto
B
illy
Arfi
anto
D
onny
Bud
iarto
Uto
mo
Muh
amm
ad A
kbar
Nas
utio
n 1.
Ric
hard
Sam
Ber
a 2.
Gle
nn V
icto
r Sut
anto
3.
Her
ry Y
udhi
anto
4.
And
y W
ibow
o
And
y W
ibow
o
Muh
amm
ad A
kbar
Nas
utio
n
She
nny
Rat
na A
mel
ia
1. S
henn
y R
atna
Am
elia
2.
Her
liyan
i Dia
s Su
kmah
ati
M
ocha
mm
ad N
asru
llah
1. N
ani S
urya
ni
2. E
ka P
urna
mas
ari
1. H
usai
ni N
oor
2. M
uham
mad
Nas
rulla
h
Jum
lah
Pero
leha
n M
edal
i dan
Nam
a A
tlet m
enur
ut C
aban
g O
lahr
aga,
Eve
nts,
Jeni
s Med
ali,
dan
Nam
a Pe
latih
SE
A G
ames
XX
IV, T
ahun
200
7
Even
ts
(2)
1. M
en’s
100
m B
acks
troke
2.
Men
’s 2
00 m
Bre
asts
troke
3.
Men
’s 2
00 m
But
terfl
y 4.
Men
’s 4
00 m
Indi
vidu
al M
edle
y 5.
Men
’s 4
x100
Med
ley
R
elay
6.
Men
’s 1
00 m
But
terfl
y 7.
Men
’s 2
00 m
Indi
vidu
al M
edle
y To
tal
1. W
omen
’s 1
0 m
Pla
tform
2.
Wom
en’s
Syn
chro
nize
d 10
m P
latfo
rm
3. M
en’s
10
m P
latfo
rm
4. W
omen
’s S
ynch
3 m
Spr
ingb
oard
5.
Men
’s S
ynch
10
m P
latfo
rm
Tota
l
Lam
pira
n 25
:
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) R
enan
g
Lonc
at In
dah
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 129
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erun
ggu
5 Em
as
3 P
erak
1 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. J
ovin
us c
arol
us L
egaw
a
2. Y
anya
n Su
mia
rsa
3. T
. Bus
tam
an
4. Z
ulfik
ar L
ubis
1. E
ddy
San
toso
2. E
fend
i Eria
3. S
ori E
nda
Nas
utio
n
4. S
ukan
di
5. J
oni F
irdau
s
Peru
nggu
(6) 1 1 - - - - - - - - 1 1
Pera
k
(5) - - - - - - - 1 1 1 - 3
Emas
(4) - - 1 1 1 1 1 - - - - 5
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
ndre
as R
ully
2. M
aula
na B
ayu
Her
fiant
o
3. R
ezza
Aud
itya
Put
ra
4. D
win
anto
Rib
owo
5. H
enry
Mar
cian
o R
adity
a
6. H
endr
ik S
ugia
nto
7. S
oesa
nto
Pra
yogo
8. S
udirm
an P
rayo
go
9. I
ndri
10. K
emas
Ahm
ad M
ahyi
din
11. H
endr
a Ja
yapu
tra T
aufik
12. H
erya
nsya
hi S
arag
ih
13. I
ndra
wan
Gin
ting
Eko
Yul
i Ira
wan
Triy
atno
Edi
Kur
niaw
an
San
dow
Wel
dem
ar N
asut
ion
Sin
ta D
arm
aria
ni
Rey
nald
i Sae
nal
Rah
man
Hid
ayat
Okt
a D
wi P
ram
ita
Ded
i Apr
iant
o
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l
1. M
en’s
56
kg
2. M
en’s
62
kg
3. M
en’s
69
kg
4. M
en’s
77
kg
5. W
omen
’s 7
5 kg
6. M
en’s
105
kg
7. M
en’s
85
kg
8. W
omen
’s 5
3 kg
9. M
en’s
+10
5 kg
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Polo
Air
Ang
kat B
esi
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 130
Ket
eran
gan
(8)
2 P
erak
4
Per
ungg
u
N
ama
Pela
tih
(7)
1. G
loria
Flo
renc
e
H
ehan
nusa
2.
Fer
dina
nd J
ustin
us K
uron
3.
Han
dry
Oct
avia
nus
Len
zun
4. P
erdi
an T
riagi
5.
Luc
ky R
amdh
ani
6. H
erm
an K
amal
(Arm
oure
r) 7.
Jia
Son
g (A
sing
) 8.
Wei
Fan
(Asi
ng)
1. J
imm
y A
ryan
to
2. W
anda
Lan
in
Pe
rung
gu
(6) - - - - - - - - - - 1 1
Pe
rak
(5) 1 1 - - - - 2 - - 1 - 1
Em
as
(4) - - - - - - - 1 1 - - 2
N
ama
Atle
t (3
) Fa
biol
a P
aula
ny R
atu
1. E
nni H
anda
yani
2
. Isn
awat
y Si
r Ida
r 3
. Nur
ul M
usfir
a Am
ahor
u 4
. Dia
n R
ahm
awat
i
A
gust
inus
Pie
ter M
anuh
utu
1. D
adan
Her
i 2
. Ism
ail I
bnu
Abu
baka
r
Kh
atab
3
. Har
dian
us S
amue
l 4
. Ric
ky H
afid
z Ja
n G
unar
to
Isna
wat
y Si
r Ida
r 1
. Nov
a M
aria
na
2. V
erdi
ana
Rih
andi
ni
3. F
abio
lla T
irza
Paul
any
R
atu
4. M
eyla
ni A
nita
Lel
embo
to
1. H
an T
jong
2
. Ang
elin
e M
agda
lena
Ti
coal
u 3
Ang
elin
e M
agda
lena
Ti
coal
u 4
. Tan
Kio
ng A
n
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s In
divi
dual
Foi
l 2
. Wom
en’s
Tea
m E
pee
3. M
en’s
Indi
vidu
al E
pee
4. M
en’s
Tea
m F
oil
5. W
omen
’s In
divi
dual
Epe
e 6
. Wom
en’s
Tea
m F
oil
Tota
l 1.
Men
’s 9
-Bal
l Poo
l Sin
gles
2.
Wom
en’s
8-B
all P
ool
S
ingl
es
3. W
omen
’s 9
-Bal
l Poo
l
Sin
gles
4.
Men
’s O
ne c
husi
on c
arom
S
ingl
esTo
tal
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) A
ngga
r
Bili
ar
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 131
Ket
eran
gan
(8)
7 Em
as
7 P
erak
5
Per
ungg
u
N
ama
Pela
tih
(7)
1. E
ka N
ugra
ha
2. H
adi W
acon
o 3
. Muh
. Muk
sin
4. P
ikou
li 5
. Wita
Wita
rsa
6. A
lwi M
ugiy
anto
7
. His
yam
8
. Nur
’Ain
i Sum
arto
yo
9. H
eri S
urah
no
10.
Ber
nard
Rum
biak
1
1. B
oedi
Dar
ma
Sid
i
Pe
rung
gu
(6) - - - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 5
Pe
rak
(5) - - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 7
Em
as
(4) 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - 7
N
ama
Atle
t (3
) S
uryo
Agu
ng W
ibow
o S
uryo
Agu
ng W
ibow
o Y
ahuz
a D
edeh
Era
wat
i Tr
iyan
ings
ih
Triy
anin
gsih
D
wi R
atna
wat
i K
ristia
n Lu
mba
n To
bing
Zu
lkar
nain
Pur
ba
1. S
uryo
Agu
ng W
ibow
o 2.
Joh
n H
erm
an M
uray
3.
Asr
ul A
kbar
4.
Tau
fik R
ahm
adi
Rin
i Bud
iarti
D
arw
ati
Rin
i Bud
iarti
R
ose
Her
linda
Ingg
riana
In
dra
Abd
ul K
adir
John
Her
man
Mur
ay
Irene
Tru
itje
Jose
ph
Yur
ita A
riann
y A
rsya
d N
i Put
u D
esy
Mar
gaw
ati
Even
ts
(2)
1. M
en’s
100
m
2. M
en’s
200
m
3. M
en’s
Mar
atho
n 42
km
4
. Wom
en’s
100
m H
urdl
es
5. W
omen
’s 1
0000
m
6. W
omen
’s 5
000
m
7. W
omen
’s D
iscu
s Th
row
8
. Men
’s 2
0 km
Wal
k 9
. Men
’s 4
00 m
Hur
dles
10
. Men
’s 4
x100
m R
elay
11
. Wom
en’s
150
0 m
12
. Wom
en’s
20
km W
alk
13. W
omen
’s 5
000
m
14. W
omen
’s H
amm
er T
hrow
15
. Men
’s 2
0 km
Wal
k 16
. Men
’s 2
00 m
17
. Wom
en’s
100
m
18. W
omen
’s H
amm
er T
hrow
19
. Wom
en’s
Pol
e V
ault
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) A
tletik
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 132
Ket
eran
gan
(8)
5 Em
as
2 P
erak
4
Per
ungg
u 1
Emas
1
Per
ak
1 P
erun
ggu
N
ama
Pela
tih
(7)
1. W
ahyu
di H
iday
at
2. D
idi B
asuk
i Rah
ardj
o 3
. End
ang
Sub
agio
4
. Rud
y D
wi J
anua
r 5
. Bad
roen
6
. Pus
pita
Mus
tika
Ady
a 7
. Nur
Roc
hman
8
. Sug
eng
Tri H
arto
no
9. Z
aenu
l Sis
wan
to
10. R
onny
Rac
hman
Yah
ya
11. W
ahyu
Wah
dini
(M
ekan
ik)
12. C
asm
adi (
Mek
anik
) Za
rmi B
acht
iar
Pe
rung
gu
(6) - - - - - - - 1 1 1 1 4 - - 1 1
Pe
rak
(5) - - - - - 1 1 - - - - 2 - 1 - 1
Em
as
(4) 1 1 1 1 1 - - - - - - 3 1 - - 1
N
ama
Atle
t (3
) R
yan
Arie
haan
Hilm
ant
Uyu
n M
uziz
ah
Uyu
n M
uziz
ah
San
tia T
ri K
usum
a 1.
San
ti Tr
i Kus
uma
2. U
yun
Muz
izah
To
nton
Sus
anto
P
opo
Ariy
o S
ejat
i P
rojo
Was
eso
Ase
p S
urya
man
1.
Sam
ai
2. W
awan
Set
yo B
udi
3. A
sep
Sur
yam
an
Nur
haya
ti A
srel
awan
di
Sya
friza
ldy
Uus
Muh
amm
ad Y
usuf
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Roa
d R
ace
2. W
omen
’s 5
00 m
Tim
e
Tria
l 3
. Wom
en’s
Indi
vidu
al
Sprin
t 4
. Wom
en’s
Poi
nt R
ace
5. W
omen
’s T
eam
Spr
int
6. M
en’s
Indi
vidu
al T
ime
Tr
ial
7. M
en’s
Dow
nhill
8. M
en’s
Indi
vidu
al P
ursu
it 9
. Men
’s In
divi
dual
Spr
int
10. M
en’s
Tea
m S
prin
t 11
. Wom
en’s
Indi
vidu
al
Pur
suit
Tota
l 1.
Men
’s U
p to
60
kg F
ly
W
eigh
t 2.
Men
’s U
p to
70
kg
L
ight
wei
ght
3. M
en’s
Up
to 5
5 kg
Lig
htfly
wei
ght
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) B
alap
Sep
eda
B
ina
Rag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 133
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erun
ggu
N
ama
Pela
tih
(7)
1. L
ukm
anul
Hak
im
2. E
ndan
g Is
nand
ar
3. K
azut
o N
onak
a (A
sing
)
Pe
rung
gu
(6) 1 1
Pe
rak
(5) - -
Em
as
(4) - -
N
ama
Atle
t (3
) 1
. Adi
Sus
anto
2
. Ahm
ad E
ffend
y 3
. And
ika
Nug
roho
Not
o
Sus
anto
4
. And
hika
Put
ra
5. A
ndos
pa A
ldo
Sap
utra
6
. Ang
ga P
rana
nda
Bak
ti 7
. Bam
bang
Rac
hmat
D
wita
ma
8. C
hind
y P
atria
Yud
hara
na
9. E
ru G
inan
jar M
ahm
ud
10. I
ndra
yosa
Pra
tom
o 11
. Luc
ky P
rase
tyo
12. L
ukm
an K
urni
a
Ram
dhon
i 13
. Mar
io B
arap
utra
In
sam
odra
14
. Muh
amm
ad A
kbar
15
. Pur
bo W
icak
sono
16
. Rid
zki A
dity
a 17
. Moh
amad
Riz
ki
Meg
awan
to
18. R
izki
Ram
adha
n 19
. Sya
iful N
oer
20. Y
uno
Dew
anto
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) B
aseb
all
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 134
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erak
1
Per
ak
N
ama
Pela
tih
(7)
1. Iw
an P
ujih
arto
2.
Faj
arno
3.
Aja
ng S
upar
lan
1. J
ames
Oct
avia
nus
M
omon
gan
2. R
afl M
ulle
r (A
sing
) 3.
Sur
yana
(Gro
om)
4. C
arle
s R
aym
ond
(Gro
om)
5. A
gus
Sus
anto
(Gro
om)
6. R
isad
Man
aris
ip (G
room
) 7.
Am
rozi
(Vet
erin
aria
n)
Pe
rung
gu
(6) - - - -
Pe
rak
(5) 1 1 1 1
Em
as
(4) - - - -
N
ama
Atle
t (3
) 1
. Adn
an P
utra
Dja
ni
2. A
rman
Ahm
ad R
usm
ana
3. D
adan
g B
ayu
Sarif
udin
4
. Ded
y P
urno
mo
5. F
richa
rda
Oes
tabi
ma
6. G
unaw
an P
ram
ono
7. H
eri H
aeru
man
8
. Jaj
at D
araj
at K
usum
ah
Neg
ara
9. J
akar
ia
10. M
icha
el T
risna
di
11. M
oham
mad
Adi
Sap
utra
12
. Muh
amm
ad S
aid
13. O
tto W
ahyu
Min
arto
14
. Riz
ky P
aram
asat
ya
15. R
oy U
mba
san
Am
irudd
in
16. T
euku
Rid
wan
1.
Lar
asat
i Iris
Ris
chka
Gad
ing
2. L
ukas
Kar
yana
tauf
ik
3. Ib
rach
im
4. D
jolfi
Mom
onga
n 5.
Jea
ne L
ukito
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l 1.
Tea
m D
ress
age
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) So
ftbal
l
Ber
kuda
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 135
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erak
1 Em
as
Nam
a Pe
latih
(7)
1. F
icto
r Gid
eon
Ror
ing
2. R
aoul
Mig
uel H
adin
oto
3. J
ohan
nis
Win
ar
4. T
ovin
o A
fiar
1. S
lam
et M
ujia
nto
2. A
gus
Sal
im
3. Y
efriz
al Y
asru
l Gam
al
4. A
rief I
raw
an
5. A
gus
Abd
ul K
arim
Peru
nggu
(6) - - - -
Pera
k
(5) 1 1 - -
Emas
(4) - - 1 1
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
min
Prih
anto
no
2. A
ndi P
oedj
akes
uma
3. A
ndre
Tia
ra
4. A
ndrie
Eka
yana
Sat
ya
5. S
anto
sa
6. c
okor
da R
aka
Sat
rya
7. W
ibaw
a
8. F
aisa
l Jul
ius
Achm
ad
9. I
sman
Tho
yib
10. M
ario
Wuy
sang
11. R
ony
Gun
awan
12. W
ahyu
Wid
ayat
Jat
i
13. W
elya
nson
Situ
mor
ang
14. Y
oube
l Son
dakh
1. A
ndy
Ard
iyan
sah
2. K
oko
Pra
sety
o D
arku
ncor
o
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bol
a B
aske
t
Bol
a Vo
li Pa
ntai
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 136
Ket
eran
gan
(8)
1 Em
as
1 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) 1.
Vik
tor L
aiya
n
2. D
adan
g Su
draj
at
3. Ib
arsj
ah D
janu
Tja
hjon
o
4. H
u X
inyu
(Asi
ng)
1. M
achf
ud Ir
sjad
a
2. D
joko
Mar
go S
anto
so
3. M
uham
mad
Ans
ori
4. L
i Qiu
Jia
ng (A
sing
)
Peru
nggu
(6
) - 1 1
Pera
k (5
) - - -
Emas
(4
) 1 - 1
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
yip
Riz
al
2. A
ffan
Priy
o W
icak
sono
3. D
idi I
rwad
i
4. J
oni S
ugiy
atno
5. N
ur W
iday
anto
6. F
adla
n A
bdul
Kar
im
7. A
ris A
chm
ad R
izqo
n
8. I
Nyo
man
Rud
i Tirt
ana
9. E
rwin
Rus
ni
10. J
oko
Mur
dian
to
11. M
uham
mad
Riv
ians
yah
12. B
rian
Alfi
anto
1. R
ita K
urni
ati
2. G
unar
ti In
dahy
ani
3. Y
ati S
ri S
usila
wat
i
4. B
erllia
n M
arsh
eilla
5. J
osef
hina
Tah
alel
e
6. D
ini I
ndas
ari
7. M
aya
Kur
nia
Indr
i Sar
i
8. A
gust
in W
ulan
dhar
i
9. D
ewi W
ulan
dari
10. S
usan
ti M
arta
lia
11. M
ella
Mar
shel
lyna
12. H
elin
a Ap
riant
i
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
2. W
omen
’s T
eam
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) B
ola
Voli
Indo
or
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 137
Ket
eran
gan
(8)
2 Em
as
3 P
erak
2 P
erun
ggu
1 Em
as
2 P
erak
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. T
im M
ack
(Asi
ng)
2. P
aul R
ober
t Del
any
(A
sing
)
1. T
ahi M
anom
bang
P
amin
gota
n
2. Y
ou M
ong
An
(Asi
ng)
Peru
nggu
(6) - - - - - 1 1 2 - - - 1 1 2
Pera
k
(5) - - 1 1 1 - - 3 - 1 1 - - 2
Emas
(4) 1 1 - - - - - 2 1 - - - - 1
Nam
a A
tlet
(3)
Sha
ron
Lim
ansa
ntos
o
Tann
ya R
oum
impe
r
Rya
n Le
onar
d La
lisan
g
1. H
aqi R
uman
dong
2. O
scar
3. R
yan
Leon
ard
Lalis
ang
1. H
apy
Ari
D. S
oedi
yono
2. P
utty
Insa
villa
Arm
ein
3. S
halim
a Za
lsha
4. S
haro
n Li
man
sant
oso
5. T
anny
a R
oum
impe
r
Tann
ya R
oum
impe
r
1. D
enni
s R
. Pul
ungg
ono
2. H
aqi R
uman
dung
3. O
scar
4. R
angg
a D
. Yud
hira
5. R
yan
Leon
ard
Lalis
ang
Fahr
ians
yah
Ric
ky F
ajar
Adi
Sap
utra
Erik
son
Tam
buna
n
Sha
ndi R
omad
on
Loth
us M
alin
o
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s M
aste
rs
2. W
omen
’s S
ingl
es
3. M
en’s
Mas
ter
4. M
en’s
Trio
s
5. W
omen
’s T
eam
of
Five
6. W
omen
’s M
aste
rs
7. M
en’s
Tea
m o
f Fiv
e
Tota
l
1. M
en’s
Fre
esty
le 7
4 kg
2.
Men
’s F
rees
tyle
55
kg
3. M
en’s
Fre
esty
le 6
0 kg
4. M
en’s
Fre
esty
le 6
6 kg
5. M
en’s
Fre
esty
le 8
4 kg
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bow
ling
Gul
at
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 138
Ket
eran
gan
(8)
7 Em
as
2 P
erak
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. C
hris
tian
Had
inat
a
2. P
aulu
s Fi
rman
3. H
endr
awan
4. S
igit
Pam
ungk
as
5. R
icha
rd L
eona
rd M
aina
ky
6. B
agus
Set
iadi
uto
mo
7. H
erry
Imam
Pie
rnga
di
Peru
nggu
(6) - - - - - -
Pera
k
(5) - - - - - -
Emas
(4) 1 1 1 1 1 1
Nam
a A
tlet
(3)
1. M
arki
s K
ido
2. H
endr
a S
etia
wan
Tauf
ik H
iday
at
1. H
endr
a S
etia
wan
2. J
oko
Riy
adi
3. M
arki
s K
ido
4. N
ova
Wid
iant
o
5. S
imon
San
toso
6. F
land
y Li
mpe
le
7. H
endr
a A
prid
a G
unaw
an
8. T
aufik
Hid
ayat
9. A
lven
t Yul
iant
o ch
andr
a
10. S
ony
Dw
i Kun
coro
1. F
land
y Li
mpe
le
2. V
ita M
aris
a
1. L
iliyan
a
2. V
ita M
aris
a
Mar
ia K
ristin
Yul
iant
i
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Dou
bles
2. M
en’s
Sin
gles
3. M
en’s
Tea
m
4. M
ixed
Dou
bles
5. W
omen
’s D
oubl
es
6. W
omen
’s S
ingl
es
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bul
utan
gkis
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 139
Ket
eran
gan
(8)
Nam
a Pe
latih
(7)
Peru
nggu
(6) - - - 1 1 2
Pera
k
(5) - 1 1 - - 2
Emas
(4) 1 - - - - 7
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
driy
anti
Fird
asar
i
2. E
ndan
g N
ursu
gian
ti
3. G
reys
ia P
olii
4. J
o N
ovita
5. L
iliyan
a
6. P
ia Z
ebad
iah
Ber
nade
t
7. R
ani M
undi
asti
8. V
ita M
aris
sa
9. L
ita N
urlit
a
10. M
aria
Kris
tin Y
ulia
nti
1. J
o N
ovita
2. G
reys
ia P
olii
Adr
iyan
ti Fi
rdas
ari
1. H
endr
a Ap
rida
Gun
awan
2. J
oko
Riy
adi
Liliy
ana
Nov
a W
idia
nto
Even
ts
(2)
7. W
omen
’s T
eam
8. W
omen
’s D
oubl
es
9. W
omen
’s S
ingl
es
10. M
en’s
Dou
bles
11. M
ixed
Dou
bles
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Bul
utan
gkis
(lan
juta
n)
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 140
Ket
eran
gan
(8)
4 Em
as
5 P
erak
3 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. L
a D
ulu
2. M
oham
mad
Sur
yadi
3. Z
aina
l Abi
din
4. S
amin
(Boa
tman
)
5. R
alf H
erbe
rt Ze
idle
r
(A
sing
)
Peru
nggu
(6) - - - - - - - - - 1 1 1 3
Pera
k
(5) - - - - 1 1 1 1 1 - - - 5
Emas
(4) 1 1 1 1 - - - - - - - - 4
Nam
a A
tlet
(3)
Eka
Oct
a R
oria
nus
1. S
ayad
in
2. S
ilo
Sar
ce A
rron
ggea
r
1. S
arce
Arro
ngge
ar
2. R
oyan
i Rai
s
3. R
asim
a
4. K
anti
San
tyaw
ati
1. A
snaw
ir
2. R
oina
di
Say
adin
Eka
Oct
aria
nus
1. R
oina
di
2. A
snaw
ir
1. S
arce
Arro
ngge
ar
2. R
oyan
i Rai
s
John
Fet
er M
atul
essy
1. D
iyon
o
2. K
uat
1. J
ohn
Fete
r Mat
ules
sy
2. N
ursa
lam
3. S
ayad
in
4. S
ilo
Even
ts
(2)
1. M
en’s
c1
– 10
00 m
2. M
en’s
K2
500
m
3. W
omen
’s K
1 50
0 m
4. W
omen
’s K
4 50
0 m
5. M
en’s
c2
1000
m
6. M
en’s
K1
1000
m
7. M
en’s
c1
500
m
8. M
en’s
c2
500
m
9. W
omen
’s K
2 50
0 m
10. M
en’s
K1
500
m
11. M
en’s
K2
1000
0 m
12. M
en’s
K4
1000
0 m
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Day
ung
Can
oein
g
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 141
Ket
eran
gan
(8)
2 Em
as
2 P
erak
1 P
erun
ggu
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) 1.
Cor
res
Hus
taaf
Sah
upal
a
2. D
ede
Roh
mat
Nur
jaya
3. S
upar
to
4. S
jafri
l
5. A
bdul
lah
Wal
ang
(B
oatm
an)
6. E
duar
d Je
an W
itte
(Asi
ng)
1. M
ade
Ard
hita
2. R
hino
Roo
smin
Peru
nggu
(6
) - - - - 1 1 1 1 2
Pera
k (5
) - - 1 1 - 2 - - -
Emas
(4
) 1 1 - - - 2 - - -
Nam
a A
tlet
(3)
1. R
odia
man
2. A
gus
Bud
y A
ji
3. R
amda
n D
eny
Prak
asa
4. K
etut
Suk
asna
1. F
emm
y Y
uwar
tini E
lia
2. F
emy
Batu
wae
l
3. R
atna
4. S
amlia
1. A
gus
Bud
y A
ji
2. Is
wan
di
1. B
ertin
2. S
ri R
ahay
u M
asi
J
amal
uddi
n
1. A
ndik
Mau
ludi
n
2. B
enyt
a Y
unia
rto
3. H
adjit
o
4. S
upra
pto
1. A
gnes
Ret
no A
ndria
ni
S
udja
smin
2. J
uria
h
3. L
idya
Ivan
a Ja
ya
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Lig
htw
eigh
t (LM
4-)
2. W
omen
’s L
ight
wei
ght
F
our (
LW4-
)
3. M
en’s
Pai
rs (M
2-)
4. W
omen
’s L
ight
wei
ght
D
oubl
es S
culls
(LM
2x)
5. M
en’s
Lig
htw
eigh
t
S
ingl
es S
culls
Tota
l 1
. Men
’s T
eam
2. W
omen
’s T
eam
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) R
owin
g
Gol
f
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 142
Ket
eran
gan
(8)
1 Em
as
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) 1.
Edi
son
Dor
omi
2. F
achr
udin
3. N
ofia
Yel
lina
Put
ri
4. E
dy S
uyon
o (T
rans
port
M
anag
er)
Peru
nggu
(6
) - 1
Pera
k (5
) - -
Emas
(4
) 1 -
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
gust
ina
Kab
ey
2. A
stri
Dw
ijaya
nti
3. C
hris
tina
Kaf
olak
afi
4. F
arid
a
5. H
arta
wan
6. J
enny
Sel
vis
Yom
7. J
enny
Sel
vis
Yom
8. M
arw
ati
9. M
inaw
ati
10. M
inte
lda
Ibo
11. M
ulti
12. S
eni G
antia
ni
1. J
enny
Sel
vis
Yom
2. F
arid
a
3. M
ulti
4. M
inaw
ati
5. M
arw
ati
6. C
hris
tina
Kaf
olak
afi
7. H
arta
wan
8. T
ika
Inde
riyan
i
9. S
eni G
antia
ni
10. A
gust
ina
Kab
ey
11. A
stri
Dw
ijaya
nti
12. M
inte
lda
Ibo
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s 1
0 cr
ews
1000
m
2. W
omen
’s 1
0 cr
ews
500
m
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) D
ayun
g Tr
d. B
oat R
ace
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 143
Ket
eran
gan
(8)
1 Em
as
2 P
erak
1 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. E
ddy
Sul
istia
nto
2. A
bdul
Mal
ik F
aisa
l
3. D
joko
Sus
ilo (
Boat
man
)
Peru
nggu
(6) 1 2 - - - 1 1
Pera
k
(5) - - - 1 1 - 2
Emas
(4) - 1 1 - - - 1
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
bdul
Azi
s
2. A
gus
3. A
hmad
Sup
riadi
4. A
mat
5. A
sep
Hid
ayat
6. B
udi S
ubag
ja
7. D
ian
Kur
niaw
an
8. D
idin
Rus
dian
a
9. H
erdo
ny
10. J
ohn
Trav
olta
11. N
ursa
lam
12. R
ici J
amar
is
13. S
teve
n S
arim
ole
I Gus
ti M
ade
Oka
Sul
aksa
na
Mus
tofa
I Ged
e S
ubag
iasa
1. A
rio D
ipo
Sub
agio
2. K
ris S
oebi
yant
oro
Even
ts
(2)
3. M
en’s
10
crew
s 10
00 m
Tota
l
1. M
istra
l One
Des
ign
Hea
vy W
eigh
t
2. M
istra
l One
Des
ign
(You
th)
3. M
istra
l One
Des
ign
Ligh
t Wei
ght
4. H
obie
16
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Day
ung
Trd.
Boa
t Rac
e
(lanj
utan
)
Laya
r
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 144
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erun
ggu
1 Em
as
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. J
ustin
us L
haks
ana
2. H
endr
a N
azir
3. A
ndri
Par
anoa
n (T
ekni
si)
1. In
dra
Sib
aran
i
2. J
onat
han
Man
girin
g
S
iant
uri
3. Y
ochy
Rus
andi
4. F
lavi
a D
omiti
lla J
ovita
5. F
ahm
y Fa
chre
zzy
Peru
nggu
(6) 1 1 - 1 1 2
Pera
k
(5) - - - - - -
Emas
(4) - 1 - - 1
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
chm
ad M
aula
na
A
ndrij
aya
Har
ta
2. A
de L
esm
ana
3. A
ndri
Iraw
an
4. A
ngga
Sur
ya S
aput
ra
5. D
ede
Sul
aem
an
6. D
eny
Han
doyo
7. H
endr
a K
urni
awan
8. I
sraq
ul Is
sa
9. J
aela
ni L
adja
nibi
10. M
aula
na M
uham
mad
Ihsa
n
11. M
uham
mad
Am
ril D
aula
y
12. S
ayan
Kar
mad
i
13. S
ocra
tes
Mat
ules
sy
14. Y
os A
di W
icak
sono
Moh
amm
ad A
ldilla
Akb
ar
Dew
i Pra
hara
1. F
aiza
l Am
irulla
h
2. L
ody
3. A
rdi D
edek
Sap
utra
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Tea
m
Tota
l
1. M
en’s
Vau
lt (A
rtist
ik)
2. W
omen
’s B
eam
(Arti
stik
)
3. T
rios
(Aer
obik
)
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Futs
al
Sena
m
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 145
Ket
eran
gan
(8)
1 Em
as
3 P
erak
5 P
erun
ggu
2 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. M
uham
mad
Ans
har
Ach
san
2. P
erre
nce
Geo
rge
Pan
touw
3. N
i Mad
e S
uyud
ani
4. T
reng
gono
5. W
atar
u E
bina
(Asi
ng)
1. M
aola
n
2. E
di P
urna
ma
Iman
Sus
anto
3. G
unaw
an (A
rmou
rer)
Peru
nggu
(6) - - - - 1 1 1 1 1 5 1 1 2
Pera
k
(5) - 1 1 1 - - - - - 3 - - -
Emas
(4) 1 - - - - - - - - 1 - - -
Nam
a A
tlet
(3)
Ira P
urna
mas
ari
Ade
Suj
ana
Joha
nes
Tasl
im
Kris
na B
ayu
Den
i Zul
fend
ri
Toni
Iraw
an
Pet
er T
aslim
Jim
my
Ang
goro
Yul
iati
Erli
naw
ati
1. In
ca F
erry
Wih
arta
nti
2. E
rlina
wat
i
3. Y
oshe
efin
Shi
lla P
rasa
sti
Even
ts
(2)
6. W
omen
’s -7
8 H
alf-H
eavy
7. M
en’s
-100
kg
Hal
f-
H
eavy
8. M
en’s
-81
kg H
alf-
M
iddl
ewei
ght
9. M
en’s
-90
kg
M
iddl
ewei
ght
10. M
en’s
+10
0 kg
Hea
vyw
eigh
t
11. M
en’s
-60
kg
12. M
en’s
-66
kg H
alf
L
ight
wei
ght
13. M
en’s
-73
kg H
alf
L
ight
wei
ght
14. W
omen
’s -4
8 kg
Ext
ra
L
ight
Tota
l
1. W
omen
’s 5
0 m
Rifl
e Pr
one
2. W
omen
’s 5
0 m
Rifl
e
P
rone
Tea
m
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Judo
Men
emba
k
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 146
Ket
eran
gan
(8)
2 Em
as
4 P
erak
8 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) 1.
Wille
m M
antir
i
2. O
mita
Olg
a O
mpi
3. A
swan
Ali
Peru
nggu
(6
) - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Pera
k (5
) - - 1 1 1 1 - - - - - - - - 4
Emas
(4
) 1 1 - - - - - - - - - - - - 2
Nam
a A
tlet
(3)
1. A
swar
2. F
aiza
l Zai
nudd
in
3. F
idel
ys L
olob
ua
Asw
ar Is
mai
l
Yul
isar
Usi
a M
otut
y
Don
ny D
arm
awan
Chr
isto
Mon
dolu
Mar
tinel
Prih
astu
ti
Den
ies
Ibra
him
San
i
Hen
dro
Sal
im
1. B
amba
ng M
aulid
in
2. Y
ello
vin
Pra
sety
o P
isce
ssa
3. D
onny
Dha
rmaw
an
4. Is
mai
l Asw
ar
5. C
hris
to M
ondo
lu
6. H
endr
o Sa
lim
7. Y
ulis
ar U
sia
Mot
uty
Bam
bang
Mau
lidin
Yel
lovi
n P
rase
tyo
Pisc
essa
Iin H
asan
ah
1. A
lit T
resn
a
2. D
ewi Y
ulia
nti
3. Y
uli E
ka Y
anti
Tant
ri W
idya
sari
Even
ts
(2)
15. M
en’s
Tea
m K
ata
1. M
en’s
Und
er 7
0 kg
2. M
en’s
Ope
n
3. M
en’s
Und
er 6
5 kg
4. M
en’s
Und
er 7
5 kg
5. W
omen
’s U
nder
48
kg
6. M
en’s
Indi
vidu
al K
ata
7. M
en’s
Ove
r 75
kg
8. M
en’s
Tea
m K
umite
1. M
en’s
Und
er 5
5 kg
2. M
en’s
Und
er 6
0 kg
3. W
omen
’s In
divi
dual
Kat
a
4. W
omen
’s T
eam
Kat
a
5. W
omen
’s U
nder
60
kg
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) K
arat
e
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 147
Ket
eran
gan
(8)
3 Em
as
5 P
erak
1
Per
ungg
u
N
ama
Pela
tih
(7)
1. W
iryaw
an R
icha
rd J
ohan
is
2. D
onal
d D
jant
unas
P
andi
anga
n 3.
Sar
ju
4. D
enny
Tris
jant
o 5.
Jim
my
Lant
ang
(Arm
oure
r)
Pe
rung
gu
(6) - - - - - - - - 1 1
Pe
rak
(5) - - - 1 1 1 1 1 - 5
Em
as
(4) 1 1 1 - - - - - - 3
N
ama
Atle
t (3
) I G
usti
Nyo
man
Pur
ihito
Ik
a Y
ulia
na R
ochm
awat
i 1.
Gin
a R
ahay
u S
ugih
arti
2. Ik
a Yu
liana
Roc
hmaw
ati
3. R
ina
Dew
i Pus
pita
Sar
i 4.
Suc
i Dw
i Meg
asar
i 1.
Aw
al A
hmad
2.
Hen
dro
Supr
iant
o 3.
Moh
amm
ad A
li So
fian
4. R
ahm
at S
ulis
tyaw
an
1. G
atot
Ariy
anto
2.
Hen
dra
Setij
awan
3.
I G
usti
Nyo
man
Pur
uhito
4.
Kus
wan
toro
D
ellie
Thr
eesy
adin
da
1. D
ellie
Thr
eesy
adin
da
2. F
aris
ah A
sfar
ina
3. L
ilies
Han
daya
ni
4. L
ilies
Hel
iarti
R
ina
Dew
i Pus
pita
Sar
i R
ahm
at S
ulis
tyaw
an
Even
ts
(2)
1. M
en’s
com
poun
d
In
divi
dual
2.
Wom
en’s
Rec
urve
Indi
vidu
al
3. W
omen
’s T
eam
Rec
urve
4.
Men
’s R
ecur
ve T
eam
5.
Men
’s T
eam
com
poun
d 6.
Wom
en’s
com
poun
d
In
divi
dual
7.
Wom
en’s
com
poun
d
T
eam
8.
Wom
en’s
Rec
urve
Indi
vidu
al
9. M
en’s
Rec
urve
Indi
vidu
al
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) Pa
naha
n
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 148
Ket
eran
gan
(8)
1 P
erun
ggu
5 Em
as
3 P
erak
4 P
erun
ggu
6 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) Li
m K
ian
Tat (
Asin
g)
1. In
dro
catu
r Har
yono
2. S
utam
a
3. T
ulus
Priy
adi
1. J
ohn
Am
anup
unyo
2. J
ootje
Mad
a
3. N
inon
g La
batjo
4. M
atsk
elov
Ser
gey
(Asi
ng)
Peru
nggu
(6
) 1 1 - - - - - - - - 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 6
Pera
k (5
) - - - - - - - 1 1 1 - - - - 3 - - - - - - -
Emas
(4
) - - 1 1 1 1 1 - - - - - - - 5 - - - - - - -
Nam
a A
tlet
(3)
Win
da M
eraw
ati P
urba
Diy
an K
ristia
nto
Ron
y Sy
aifu
llah
Tuti
Win
arni
Pen
gki S
imba
r
Ni N
yom
an S
upar
niti
Moh
amm
ad A
ndi S
upia
ntor
o
Pus
pa E
ndah
Fitr
iani
Ros
may
ani
Suh
ud In
drat
no
Puj
o Ja
noko
Rah
mat
Fitr
oh R
amdh
ani
Mul
yono
Muh
amm
ad Y
unus
Pan
e
Mift
ah L
ubis
Rifa
i
Mar
ten
Sur
ati
Rum
iris
Nur
sita
Sim
arm
ata
Yun
ike
Abi
gael
Bus
ira
Yun
ike
Lend
a R
otty
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s L
ight
Fly
wei
ght 4
8 kg
Tota
l
1. M
en’s
Und
er 5
0 kg
2. M
en’s
Und
er 8
0 kg
3. W
omen
’s T
ungg
al
4. W
omen
’s U
nder
50
kg
5. W
omen
’s U
nder
65
kg
6. M
en’s
Und
er 5
5 kg
7. W
omen
’s O
ver 6
5 kg
8. W
omen
’s U
nder
55
kg
9. M
en’s
Und
er 6
0 kg
10. M
en’s
Und
er 6
5 kg
11. M
en’s
Und
er 7
0 kg
12. M
en’s
Und
er 7
5 kg
Tota
l 1.
Men
’s L
ight
Hea
vyw
eigh
t 81
kg
2. M
en’s
Lig
htw
eigh
t 60
kg
3. M
en’s
Pin
Wei
ght 4
5 kg
4. W
omen
’s 4
8 kg
– L
ight
F
lyw
eigh
t
5. W
omen
’s 5
2 kg
– B
anta
m W
eigh
t
6. W
omen
’s P
in W
eigh
t 46
kg
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) M
uay
Pe
ncak
Sila
t
Tinj
u
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 149
Ket
eran
gan
(8)
3 P
erak
1
Per
ungg
u
N
ama
Pela
tih
(7)
1. M
usth
akim
2.
Asr
y S
yam
3.
Som
kiet
Sun
gsat
itano
n
(A
sing
)
Pe
rung
gu
(6) - - - 1 1
Pe
rak
(5) 1 1 1 - 3
Em
as
(4) - - - - -
N
ama
Atle
t (3
) 1.
Edy
Suw
arno
2.
Eko
Kus
diya
nto
3. H
usni
Uba
4.
Muh
amm
ad N
asru
m
5. Y
udi P
urno
mo
1. E
dy S
uwar
no
2. S
teph
anus
Sam
pe
3. E
ko K
usdi
yant
o 4.
Had
i Mul
yono
5.
Suk
o H
arto
no
6. W
isnu
Dw
i Suh
anto
ro
7. Y
udi P
urno
mo
8. A
bria
n S
ihab
Ald
ilata
ma
9. S
yam
sul H
adi
10. M
uham
mad
Nas
rum
11
. Sai
ful M
ajid
12
. Hus
ni U
ba
1. Y
udi P
urno
mo
2. H
usni
Uba
3.
Suk
o H
arto
no
1. E
dy S
uwar
no
2. E
ko K
usdi
yant
o 3.
Had
i Mul
yono
4.
Suk
o H
arto
no
5. W
isnu
Dw
i Suh
anto
ro
6. S
yam
sul H
adi
Even
ts
(2)
1. M
en’s
Reg
u 2
. Men
’s T
eam
3.
Men
’s D
oubl
es
4. M
en’s
Hoo
p To
tal
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) Se
pak
Takr
aw
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 150
K
eter
anga
n (8
) 1
Emas
3
Per
ak
3 P
erun
ggu
1 Em
as
5 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7
) S
uzza
na A
ngga
r Kus
uma
1. P
hoon
che
e K
ong
2. S
alim
3.
Wen
Fu
chen
(Asi
ng)
Peru
nggu
(6
) - - - - 1 1 1 3 - 1 1 1 1 1 5
Pera
k (5
) - 1 1 1 - - - 3 - - - - - - -
Emas
(4
) 1 - - - - - - 1 1 - - - - - 1
Nam
a A
tlet
(3)
San
dy G
umul
ya
1. C
hris
toph
er B
enja
min
2.
Run
gkat
3.
Suw
andi
4.
Ale
xand
er E
lber
t Sie
1.
Ang
eliq
ue W
idja
ja
2. W
ynne
Adi
ati P
raku
sya
3. R
oman
a Te
djak
usum
a 4.
San
dy G
umul
ya
1. S
andy
Gum
ulya
2.
Rom
ana
Tedj
akus
uma
1. C
hris
toph
er B
enja
min
Run
gkat
2.
Ale
xand
er E
lber
t Sie
Ale
xand
er E
lber
t Sie
Rom
ana
Tedj
akus
uma
Fred
dy
And
rie M
ulia
nto
Her
iyan
to
Han
di P
rayi
tno
You
ne V
icto
rio S
endu
k S
usya
na T
jan
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s S
ingl
es
2. M
en’s
Tea
m
3. W
omen
’s T
eam
4.
Wom
en’s
Dou
bles
5.
Men
’s D
oubl
es
6. M
en’s
Sin
gles
7.
Wom
en’s
Sin
gles
To
tal
1. M
en’s
Tai
jiqua
n –
Two
2.
Men
’s c
angq
uan
– Th
ree
Eve
nts
com
bine
d 3.
Men
’s N
anqu
an –
Thr
ee
E
vent
s co
mbi
ne
4. M
en’s
Und
er 5
2 kg
5.
Men
’s U
nder
62
kg
6. W
omen
’s c
hang
quan
–
T
hree
Eve
nts
com
bine
d To
tal
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a (1
) Te
nis
W
ushu
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 151
Ket
eran
gan
(8)
1 Em
as
1 P
erak
1 P
erun
ggu
1 P
erak
3 P
erun
ggu
Nam
a Pe
latih
(7)
1. L
am T
ing
2. R
izon
Okt
alyb
sa
3. C
hoi S
eung
Mye
ong
(A
sing
)
1. B
oebb
ie J
afet
h Le
onar
do
R
egar
2. P
utri
Sep
ti N
aulin
a
H
asib
uan
3. G
u Q
ing
chen
g (A
sing
)
Peru
nggu
(6) - - 1 1 - 1 1 1 3 82
Pera
k
(5) - 1 - 1 1 - - - 1 64
Emas
(4) 1 - - 1 - - - - - 56
Nam
a A
tlet
(3)
Am
alia
Kur
nias
ih P
alup
i
Bas
uki N
ugro
ho
Yul
ius
Fern
ando
Muh
amm
ad H
usse
in
Ren
o H
ando
yo
1. D
ian
Dav
id M
icka
el
J
acob
s
2. Y
on M
ardi
yono
1. D
ian
Dav
id M
icka
el
J
acob
s
2. Y
on M
ardi
yono
3. M
uham
mad
Hus
sein
4. R
eno
Han
doyo
1. C
eria
Nila
sari
Jusm
a
2. C
hris
itine
Fer
liana
Even
ts
(2)
1. W
omen
’s O
ver 7
2 kg
2. M
en’s
Und
er 7
8 kg
3. M
en’s
Und
er 7
2 kg
Tota
l
1. M
en’s
Dou
bles
2. M
en’s
Dou
bles
3. M
en’s
Tea
m
4. W
omen
’s D
oubl
es
Tota
l
Lam
pira
n 25
(lan
juta
n)
Cab
ang
Ola
hrag
a
(1)
Taek
won
do
Teni
s M
eja
TOTA
L SE
LUR
UH
NYA
Sum
ber :
Kem
ente
rian
Neg
ara
Pem
uda
dan
Ola
hrag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 152
Lampiran 26: Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008
Rank Country Gold Silver Bronze Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 INA 23 8 20 51
2 THA 10 17 10 37
3 CHN 6 10 7 23
4 KOR 4 7 10 21
5 JPN 3 3 3 9
6 HKG 3 3 2 8
7 IND 3 0 2 5
8 VIE 2 5 3 10
9 MYA 2 3 0 5
10 MAS 2 2 6 10
11 PAK 2 2 3 7
12 TPE 2 2 3 7
13 SYR 2 0 0 2
14 KUW 1 2 0 3
15 KAZ 1 1 2 4
16 UAE 1 1 1 3
17 SIN 1 0 2 3
18 AFG 1 0 1 2
19 MGL 1 0 0 1
20 OMA 1 0 0 1
21 PHI 0 2 8 10
22 BRU 0 2 3 5
23 JOR 0 1 0 1
24 BAN 0 0 1 1
25 BRN 0 0 1 1
26 MAC 0 0 1 1
27 MDV 0 0 1 1
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 153
Lampiran 27: Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008
Event Olimpiade Cabang Olahraga Atlet Medali
(1) (2) (3) (4)Olimpiade XXIV Panahan 1. Lilies Handayani PerakSeoul, 1988 2. Nurfitriyana Saiman 3. Kusuma Wardhani Olimpiade XXV Bulutangkis Susi Susanti Emas Barcelona, 1992 (Tunggal Putri) Bulutangkis 1. Alan Budi Kusuma Emas (Tunggal Putra) 2. Ardy Wiranata Perak 3. Hermawan Susanto Perunggu Bulutangkis Rudy Gunawan/ Perak (Ganda Putra) Eddy Hartono Olimpiade XXVI Bulutangkis 1. Rexy Mainaky/ Emas Atlanta, 1996 (Ganda Putra) Ricky Subagja 2. Denny Kantono/ Perunggu Antonius Irianto Bulutangkis 1. Mia Audina Perak (Tunggal Putri) 2. Susi Susanti Perunggu Olimpiade XXVII Bulutangkis Tony Gunawan/ Emas Sydney, 2000 (Ganda Putra) Chandra Wijaya Bulutangkis Hendrawan Perak (Tunggal Putra) Bulutangkis Tri Kusharyanto/ Perak (Ganda Minarti Timur Angkat Berat Raema Lisa Perak 48 kg Putri Angkat Berat Winarni binti Slamet Perunggu 53 kg Putri Olimpiade XXVIII Bulutangkis 1. Taufik Hidayat Emas Athena, 2004 (Tunggal Putra) 2. Soni Dwi Kun,oro Perunggu Angkat Berat Raema Lisa Perak 53 kg Putri Bulutangkis Eng hian/ Perunggu (Ganda Putra) Flandy Limpele Olimpiade XXIX Bulutangkis Markis Kido/ Emas Beijing, 2008 (Ganda Putra) Hendra Setiawan Bulutangkis Liliyana/ Perak (Ganda Nova Widianto Angkat Berat Eko Yuli Irawan Perunggu 56 kg Putra Angkat Berat Triyatno Perunggu 62 kg Putra Bulutangkis Maria Kristin Yulianti Perunggu (Tunggal Putri)
Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 154
Tota
l
(20)
695
730
760
482
375
571
355
570
100
385
845
850
450
845 90
17
2006
(19)
10
15
25
15
20
30
15
15
30
15
15
20
15
10
20
16
2005
(18)
20
15
15
15
20
15
15
15
15
10
15
15
15
25
20
15
2004
(17)
10
10
30
10
10
30
15
10
10
20
30
30
15
15
10
14
2003
(16)
15
15
15
15
30
15
15
15
30
15
15
15
15
15
25
13
2002
(15)
15
15
15
12
15
15
15
15
15
25
15
15
15
15
15
12
2001
(14)
15
15
15
15
15
15
15
15 0 15
15
15
15
15 0
11
2000
(13)
T I D
A
K A
D
A R
E K
R
U I T M
E N
10
1998
(12)
120 55
55
50
25
45
35
90 0 50
100 85
65
95 0
9
1997
(11)
90
100
100 55
35
70
50
65 0 25
100
105 45
105 0
8
1996
(10)
85
90
90
55
35
60
40
65 0 25
95
100 45
100 0
7
1995
(9) 85
90
90
55
35
60
40
65 0 25
95
100 45
100 0
6
1994
(8) 35
45
50
25
20
35
25
30 0 25
55
55
25
55 0
5
1993
(7) 35
45
50
25
15
35
25
30 0 25
55
55
25
55 0
4
1992
(6) 60
90
80
45
30
45
30
50 0 35
90
90
35
90 0
3
1991
(5) 40
50
50
30
25
30
25
30 0 25
50
50
25
50 0
2
1990
(4) 30
40
40
30
15
35
25
30 0 25
50
50
25
50 0
Ang
kata
n/Ta
hun
1
1989
(3) 30
40
40
30
30
36
25
30 0 25
50
50
25
50 0
Lam
pira
n 28
: Dat
a R
ealis
asi S
P-3
Ang
kata
n I S
/D X
VII
Prop
insi
(2)
NA
D
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Jam
bi
Sum
sel
Ben
gkul
u
Lam
pung
Bab
el
DK
I Jak
arta
Jaba
r
Jate
ng
DIY
Jatim
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 155
TOTA
L
(20)
430
410
450
354
535
330
540
575
635
455 90
380 85
310
210
1436
2
17
2006
(19)
15
15
15
15
10
15
15
15 5 15
15
15
15
10 0
475
16
2005
(18)
10
15
15
15
10
10
15
15
20
20
20
15
15
15 0
465
15
2004
(17)
30
10
20
14
45
10
15
15
10
15
10
15
10
10 0
514
14
2003
(16)
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15 0
490
13
2002
(15)
15
15
15
15
15
10
15
15
15
15
30
15
15
15 0
467
12
2001
(14)
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15 0 15
15
15 0
405
11
2000
(13)
T I D
A
K A
D
A R
E K
R
U I T M
E N
10
1998
(12)
25
65
45
20
60
25
40
40
45
40 0 30 0 20
20
1400
9
1997
(11)
40
45
55
40
55
35
55
65
75
50 0 45 0 40
25
1600
8
1996
(10)
40
45
55
30
45
35
55
60
75
50 0 35 0 30
30
1500
7
1995
(9) 40
45
55
30
45
35
55
60
75
50 0 35 0 30
30
1500
6
1994
(8) 25
25
25
20
35
20
35
35
45
30 0 20 0 20
15
850
5
1993
(7) 25
20
20
15
35
15
35
35
45
20 0 15 0 15
15
800
4
1992
(6) 50
45
40
45
50
30
75
75
85
45 0 40 0 15
15
1400
3
1991
(5) 35
30
25
25
40
20
45
45
50
25 0 25 0 20
20
900
2
1990
(4) 25
25
25
20
30
20
30
35
35
25 0 25 0 20
20
800
AN
GK
ATA
N/T
AH
UN
1
1989
(3) 25
25
25
20
30
20
25
35
25
25 0 20 0 20
20
796
Lam
pira
n 28
(lan
juta
n)
PRO
PIN
SI
(2)
Bal
i
NTB
NTT
Kal
teng
Kal
sel
Kal
tim
Sul
ut
Sul
teng
Sul
sel
Sul
tra
Gor
onta
lo
Mal
uku
Mal
ut
Pap
ua
Tim
or T
imur
Jum
lah
Sum
ber:
Kem
ente
rian
Neg
ara
Pem
uda
dan
Ola
hrag
a
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 156
2015
(12)
1.55
5,1
4.60
7,9
1.61
0,5
1.78
4,3
974,
4
2.54
2,6
572,
6
2.52
9,5
389,
8
678,
0
3.04
4,6
13.2
36,1
9.81
7,8
1.15
0,8
10.8
65,0
3.46
5,1
2014
(11)
1.54
1,8
4.57
1,6
1.59
6,1
1.78
9,5
970,
4
2.54
0,7
572,
2
2.52
1,8
390,
5
654,
4
3.09
8,4
13.2
72,1
9.87
1,3
1.16
6,7
10.9
76,1
3.43
5,3
2013
(10)
1.52
8,5
4.52
6,8
1.57
7,6
1.79
7,9
965,
1
2.53
5,0
571,
3
2.51
1,8
391,
3
633,
2
3.15
9,1
13.3
05,9
9.90
9,9
1.18
1,7
11.0
81,2
3.40
4,1
2012
(9)
1.51
2,0
4.47
3,2
1.55
6,0
1.80
7,1
957,
5
2.52
4,2
569,
4
2.50
0,6
390,
7
614,
3
3.22
8,6
13.3
34,8
9.93
5,7
1.19
5,8
11.1
81,3
3.37
0,8
2011
(8)
1.49
2,9
4.40
5,2
1.53
0,0
1.81
2,2
949,
4
2.50
7,9
566,
5
2.48
1,9
390,
0
596,
4
3.30
2,7
13.3
39,8
9.94
0,9
1.20
8,3
11.2
69,8
3.32
9,9
2010
(7)
1.47
1,3
4.33
1,1
1.50
0,0
1.81
4,5
940,
1
2.48
5,3
561,
7
2.46
0,0
388,
8
580,
4
3.37
3,4
13.3
29,4
9.93
2,8
1.21
9,4
11.3
53,6
3.29
1,3
2009
(6)
1.44
5,9
4.26
3,8
1.47
4,5
1.82
2,8
931,
4
2.45
8,0
557,
0
2.43
8,6
384,
2
557,
1
3.42
4,0
13.3
26,0
9.89
2,0
1.21
2,8
11.3
96,5
3.25
6,5
2008
(5)
1.41
6,6
4.19
1,4
1.44
7,8
1.82
7,9
922,
9
2.42
7,7
553,
2
2.41
4,8
380,
1
535,
1
3.46
7,7
13.3
02,0
9.83
8,2
1.20
3,1
11.4
32,9
3.22
0,4
2007
(4)
1.38
7,4
4.11
1,8
1.41
8,1
1.82
6,4
912,
4
2.39
3,5
547,
2
2.38
7,1
376,
2
516,
0
3.50
9,0
13.2
56,1
9.77
0,7
1.19
1,7
11.4
58,0
3.18
0,6
2006
(3)
1.35
5,3
4.02
5,3
1.38
6,3
1.82
1,2
899,
8
2.35
3,4
540,
5
2.35
5,1
370,
8
496,
5
3.54
9,7
13.1
88,6
9.68
8,6
1.18
0,1
11.4
73,7
3.13
8,4
2005
(2)
1.32
0,9
3.94
2,1
1.34
3,4
1.81
3,2
886,
7
2.30
8,9
533,
8
2.31
9,9
364,
6
480,
0
3.58
8,4
13.1
01,9
9.68
8,0
1.17
0,3
11.4
72,2
3.09
3,0
Lam
pira
n 29
: Pro
yeks
i Pem
uda
Ber
umur
18-
35 T
ahun
men
urut
Pro
pins
i, T
ahun
200
5-20
15 (d
alam
rib
uan)
Prop
insi
(1)
NAD
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
.Ria
u
DKI
Jak
arta
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 157
2015
(12)
1.02
0,2
1.51
4,5
1.59
9,8
1.49
7,2
693,
8
1.17
2,8
1.12
2,5
668,
1
852,
9
2.61
9,2
755,
9
313,
3
352,
7
468,
8
352,
2
257,
2
723,
2
74.8
08,2
2014
(11)
1.02
8,8
1.50
0,6
1.57
2,7
1.48
7,1
695,
0
1.17
0,2
1.11
1,3
669,
0
847,
4
2.60
9,3
745,
4
313,
1
350,
4
463,
8
348,
5
254,
6
714,
5
74.8
50,6
2013
(10)
1.03
7,8
1.48
4,4
1.54
2,2
1.47
6,9
696,
0
1.16
7,4
1.10
2,1
672,
4
841,
0
2.59
6,4
734,
5
312,
5
349,
8
456,
3
342,
9
251,
2
706,
9
74.8
51,0
2012
(9)
1.04
8,2
1.46
7,8
1.51
1,3
1.46
4,1
696,
3
1.16
3,4
1.09
2,4
676,
1
833,
5
2.58
1,3
722,
3
310,
8
366,
8
449,
9
337,
2
249,
3
699,
8
74.8
22,1
2011
(8)
1.05
9,0
1.44
7,5
1.47
4,6
1.44
7,2
696,
4
1.15
8,3
1.08
0,9
678,
8
825,
1
2.56
1,3
804,
6
309,
2
478,
5
441,
1
330,
8
245,
3
692,
4
74.8
54,9
2010
(7)
1.06
9,1
1.42
5,1
1.43
7,3
1.42
8,4
695,
0
1.15
1,8
1.06
9,6
679,
4
815,
1
2.54
0,0
694,
8
307,
5
339,
4
432,
8
323,
9
242,
8
685,
1
74.3
70,0
2009
(6)
1.08
2,0
1.40
4,6
1.40
6,0
1.41
1,3
697,
1
1.14
4,0
1.06
1,3
683,
5
808,
9
2.51
7,1
771,
6
305,
4
335,
7
424,
1
317,
1
240,
0
676,
6
74.1
27,2
2008
(5)
1.09
4,5
1.38
1,5
1.37
2,7
1.39
2,4
695,
6
1.13
5,1
1.05
1,5
685,
0
801,
5
2.49
3,0
707,
5
304,
7
331,
2
414,
8
312,
0
237,
7
668,
7
73.6
60,9
2007
(4)
1.10
6,4
1.35
7,2
1.33
8,1
1.37
1,6
695,
4
1.12
5,8
1.03
9,0
686,
5
792,
4
2.46
5,9
658,
2
304,
4
326,
6
405,
8
305,
2
235,
1
660,
2
73.1
16,0
2006
(3)
1.11
7,3
1.33
2,6
1.29
9,8
1.34
8,5
694,
0
1.11
6,5
1.02
7,7
688,
2
782,
0
2.43
4,2
643,
4
302,
3
377,
2
395,
4
298,
8
231,
2
652,
0
72.5
64,3
2005
(2)
1.12
6,3
1.30
4,2
1.26
3,1
1.32
2,9
689,
7
1.10
3,6
1.01
4,7
688,
3
770,
2
2.40
2,7
975,
6
300,
5
315,
8
384,
9
290,
0
228,
8
643,
0
72.2
51,5
Lam
pira
n 29
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
NTB
NTT
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sela
tan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
IND
ON
ESIA
Sum
ber:
BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 158
2015
(12)
786,
9
2.34
6,3
817,
6
896,
8
497,
7
1.28
8,8
286,
5
1.30
1,0
209,
3
289,
5
1.41
6,8
6.57
8,2
5.05
1,9
610,
0
5.51
2,6
1.72
6,0
2014
(11)
777,
5
2.32
2,0
807,
9
898,
0
495,
3
1.28
4,9
287,
4
1.29
4,4
208,
4
283,
4
1.44
5,5
6.58
7,8
5.06
1,7
619,
0
5.55
4,7
1.70
6,4
2013
(10)
768,
4
2.29
3,6
797,
2
900,
3
489,
9
1.27
9,2
286,
7
1.28
8,4
207,
3
277,
1
1.47
7,8
6.59
7,7
5.06
2,9
626,
5
5.59
3,5
1.68
8,2
2012
(9) 75
8,5
2.26
1,5
781,
7
904,
8
484,
2
1.27
1,8
284,
7
1.28
1,6
207,
1
270,
2
1.51
4,1
6.60
1,9
5.05
7,2
634,
4
5.63
0,0
1.66
6,1
2011
(8) 74
5,9
2.21
9,2
766,
4
907,
2
479,
1
1.26
1,8
283,
1
1.27
0,2
206,
4
263,
4
1.55
4,5
6.59
7,3
5.04
1,7
640,
1
5.65
8,5
1.64
0,3
2010
(7) 73
2,6
2.17
5,2
747,
0
908,
1
472,
8
1.24
6,0
280,
5
1.25
7,4
207,
0
258,
3
1.59
1,5
6.58
2,7
5.01
7,6
645,
8
5.68
4,8
1.61
7,2
2009
(6) 71
7,6
2.13
3,2
731,
1
913,
8
466,
8
1.22
9,7
277,
5
1.24
3,4
202,
6
250,
6
1.62
2,2
6.57
8,8
4.96
9,5
642,
2
5.68
5,0
1.59
6,6
2008
(5) 70
0,6
2.08
9,3
715,
8
917,
4
460,
3
1.21
2,6
275,
4
1.22
6,8
201,
1
243,
6
1.64
9,1
6.56
6,1
4.91
8,2
634,
0
5.68
5,3
1.57
6,0
2007
(4) 68
3,1
2.04
0,8
697,
9
918,
6
454,
3
1.19
3,4
272,
3
1.21
0,6
198,
9
237,
9
1.67
6,8
6.54
3,5
4.85
9,5
626,
3
5.67
9,7
1.55
2,5
2006
(3) 66
3,8
1.99
0,5
677,
8
919,
1
447,
4
1.17
2,5
267,
8
1.19
1,9
196,
8
231,
0
1.70
1,8
6.51
1,1
4.79
0,6
618,
1
5.65
9,8
1.53
2,9
2005
(2) 64
4,2
1.93
6,5
648,
7
918,
3
440,
4
1.14
9,0
264,
9
1.17
1,4
192,
5
225,
2
1.72
7,8
6.47
2,2
4.77
8,6
610,
1
5.66
0,8
1.51
0,0
Lam
pira
n 30
: Pr
oyek
si P
emud
a L
aki-L
aki B
erum
ur 1
8-35
Tah
un m
enur
ut P
ropi
nsi,
Tah
un 2
005-
2015
(dal
am R
ibua
n)
Prop
insi
(1)
NAD
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
. Ria
u
DKI
Jak
arta
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 159
2015
(12)
524,
9
744,
7
813,
5
752,
9
352,
0
594,
6
585,
0
343,
6
431,
4
1.29
2,1
376,
3
162,
1
180,
4
238,
6
179,
8
137,
8
375,
0
37.7
00,8
2014
(11)
527,
8
732,
8
796,
9
746,
9
354,
0
592,
9
577,
2
343,
8
428,
5
1.28
3,2
370,
1
161,
2
179,
8
236,
5
178,
0
136,
4
370,
5
37.6
50,7
2013
(10)
533,
1
718,
9
778,
2
741,
7
353,
6
590,
3
571,
5
346,
9
425,
7
1.27
3,1
363,
3
160,
8
178,
2
232,
3
174,
6
133,
4
365,
1
37.5
75,1
2012
(9) 53
6,9
705,
7
760,
1
734,
2
353,
9
584,
7
567,
0
347,
9
420,
5
1.26
1,1
356,
4
158,
9
187,
0
229,
4
170,
6
132,
9
361,
5
37.4
78,4
2011
(8) 54
2,5
691,
4
739,
2
724,
5
354,
6
581,
0
560,
6
349,
8
417,
0
1.24
7,0
396,
2
157,
0
240,
7
224,
2
167,
8
129,
1
356,
2
37.4
13,8
2010
(7) 54
6,6
675,
7
716,
5
714,
3
353,
6
577,
8
554,
4
349,
2
411,
3
1.23
2,4
341,
4
155,
4
171,
5
219,
9
163,
7
126,
7
351,
6
37.0
86,4
2009
(6) 55
2,5
660,
4
697,
3
705,
3
355,
4
569,
5
548,
3
351,
4
407,
5
1.21
5,9
378,
7
153,
6
169,
4
215,
4
159,
1
125,
1
345,
9
36.8
71,1
2008
(5) 55
6,1
643,
7
676,
9
693,
3
354,
7
563,
4
543,
5
351,
5
402,
8
1.20
0,0
346,
3
152,
2
166,
4
210,
3
157,
0
123,
1
341,
1
36.5
54,0
2007
(4) 56
1,3
626,
0
657,
1
684,
3
355,
3
556,
8
534,
3
351,
6
398,
7
1.18
0,5
319,
9
152,
7
164,
2
205,
2
153,
7
120,
7
335,
4
36.2
03,8
2006
(3) 56
6,5
609,
7
632,
8
672,
0
354,
9
551,
9
529,
2
351,
2
392,
6
1.16
0,4
312,
8
150,
6
188,
2
200,
0
149,
2
117,
1
330,
8
35.8
43,1
2005
(2) 56
9,8
592,
2
612,
6
658,
6
353,
1
543,
5
523,
0
351,
6
386,
2
1.13
9,2
478,
0
149,
2
157,
9
194,
0
144,
2
116,
5
324,
9
35.6
45,5
Lam
pira
n 30
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
NTB
NTT
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sela
tan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
IND
ON
ESIA
Sum
ber:
BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 160
20
15
(12)
768,
2
2.26
1,6
793,
0
887,
6
476,
7
1.25
3,8
286,
1
1.22
8,5
180,
5
388,
5
1.62
7,8
6.65
7,9
4.76
5,8
540,
8
5.35
2,4
1.73
9,1
20
14
(11)
764,
4
2.24
9,5
788,
3
891,
5
475,
2
1.25
5,7
284,
8
1.22
7,4
182,
1
371,
0
1.65
3,0
6.68
4,3
4.80
9,6
547,
7
5.42
1,4
1.72
9,0
20
13
(10)
760,
1
2.23
3,2
780,
5
897,
6
475,
2
1.25
5,8
284,
6
1.22
3,4
184,
0
356,
1
1.68
1,3
6.70
8,2
4.84
7,0
555,
2
5.48
7,7
1.71
6,0
20
12
(9) 75
3,5
2.21
1,7
774,
3
902,
3
473,
3
1.25
2,4
284,
7
1.21
9,0
183,
6
344,
1
1.71
4,6
6.73
2,9
4.87
8,4
561,
4
5.55
1,3
1.70
4,7
20
11
(8) 74
7,0
2.18
6,1
763,
6
905,
0
470,
4
1.24
6,0
283,
4
1.21
1,7
183,
6
333,
0
1.74
8,2
6.74
2,4
4.89
9,2
568,
2
5.61
1,3
1.68
9,7
20
10
(7) 73
8,7
2.15
5,9
753,
0
906,
4
467,
3
1.23
9,3
281,
2
1.20
2,7
181,
8
322,
1
1.78
1,8
6.74
6,7
4.91
5,2
573,
6
5.66
8,8
1.67
4,0
20
09
(6) 72
8,4
2.13
0,5
743,
4
909,
0
464,
6
1.22
8,3
279,
5
1.19
5,1
181,
6
306,
5
1.80
1,8
6.74
7,2
4.92
2,5
570,
6
5.71
1,5
1.65
9,9
20
08
(5) 71
6,0
2.10
2,1
732,
0
910,
5
462,
6
1.21
5,1
277,
8
1.18
8,0
179,
0
291,
4
1.81
8,5
6.73
5,9
4.92
0,0
569,
1
5.74
7,6
1.64
4,5
20
07
(4) 70
4,3
2.07
0,9
720,
2
907,
9
458,
1
1.20
0,1
274,
9
1.17
6,5
177,
3
278,
1
1.83
2,2
6.71
2,5
4.91
1,2
565,
3
5.77
8,3
1.62
8,2
20
06
(3) 69
1,5
2.03
4,7
708,
5
902,
2
452,
4
1.18
0,9
272,
7
1.16
3,2
174,
1
265,
5
1.84
7,8
6.67
7,4
4.89
7,9
562,
0
5.81
3,9
1.60
5,5
20
05
(2) 67
6,7
2.00
5,6
694,
6
894,
9
446,
3
1.15
9,9
268,
9
1.14
8,5
172,
1
254,
7
1.86
0,6
6.62
9,7
4.90
9,4
560,
2
5.81
1,4
1.58
3,0
Lam
pira
n 31
: Pro
yeks
i Pem
uda
Pere
mpu
an B
erum
ur 1
8-35
Tah
un m
enur
ut P
ropi
nsi,
Tah
un 2
005-
2015
(dal
am R
ibua
n)
Pr
opin
si
(1)
NAD
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Sum
ater
a S
elat
an
Ben
gkul
u
Lam
pung
Kep
. Ban
gka
Bel
itung
Kep
. Ria
u
DKI
Jak
arta
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Ban
ten
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 161
2015
(12)
495,
3
769,
8
786,
3
744,
3
341,
8
578,
2
537,
4
324,
5
421,
5
1.32
7,1
379,
7
151,
2
172,
3
230,
2
172,
4
119,
3
348,
1
37.1
07,5
2014
(11)
501,
0
767,
8
775,
8
740,
1
341,
0
577,
3
534,
1
325,
2
418,
9
1.32
6,1
375,
3
151,
9
170,
7
227,
3
170,
4
118,
2
344,
0
37.1
99,8
2013
(10)
504,
7
765,
5
764,
0
735,
2
342,
4
577,
1
530,
6
325,
5
415,
3
1.32
3,3
371,
2
151,
7
171,
6
224,
0
168,
3
117,
8
341,
8
37.2
75,8
2012
(9) 51
1,3
762,
1
751,
3
729,
9
342,
4
578,
6
525,
3
328,
2
412,
9
1.32
0,1
365,
9
151,
9
179,
8
220,
5
166,
7
116,
4
338,
3
37.3
43,8
2011
(8) 51
6,6
756,
1
735,
4
722,
7
341,
8
577,
3
520,
3
329,
0
408,
1
1.31
4,2
408,
5
152,
2
237,
8
216,
9
163,
0
116,
2
336,
2
37.4
41,1
2010
(7) 52
2,6
749,
4
720,
7
714,
1
341,
4
574,
0
515,
3
330,
2
403,
8
1.30
7,5
353,
4
152,
1
167,
9
212,
9
160,
3
116,
1
333,
5
37.2
83,6
2009
(6) 52
9,6
744,
2
708,
8
706,
0
341,
7
574,
5
513,
0
332,
0
401,
4
1.30
1,1
392,
9
151,
8
166,
4
208,
7
158,
0
115,
0
330,
6
37.2
56,0
2008
(5) 53
8,4
737,
8
695,
8
699,
0
340,
9
571,
7
507,
9
333,
5
398,
7
1.29
3,0
361,
2
152,
5
164,
8
204,
5
155,
0
114,
7
327,
6
37.1
06,9
2007
(4) 54
5,1
731,
2
681,
0
687,
3
340,
2
569,
0
504,
7
334,
9
393,
7
1.28
5,4
338,
3
151,
7
162,
4
200,
6
151,
6
114,
4
324,
8
36.9
12,2
2006
(3)
550,
8
722,
9
667,
0
676,
5
339,
0
564,
7
498,
4
337,
0
389,
4
1.27
3,7
330,
6
151,
7
189,
0
195,
4
149,
6
114,
1
321,
2
36.7
21,2
2005
(2) 55
6,5
712,
0
650,
4
664,
3
336,
5
560,
1
491,
7
336,
6
384,
0
1.26
3,5
497,
6
151,
3
157,
9
191,
0
145,
8
112,
2
318,
1
36.6
06,1
Lam
pira
n 31
(lan
juta
n)
Prop
insi
(1)
Bal
i
NTB
NTT
Kal
iman
tan
Bar
at
Kal
iman
tan
Teng
ah
Kal
iman
tan
Sela
tan
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sul
awes
i Uta
ra
Sul
awes
i Ten
gah
Sul
awes
i Sel
atan
Sul
awes
i Ten
ggar
a
Gor
onta
lo
Sul
awes
i Bar
at
Mal
uku
Mal
uku
Uta
ra
Pap
ua B
arat
Pap
ua
IND
ON
ESIA
Sum
ber:
BPS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 162
2015
(12)
4.28
0,6
10.6
17,8
10.6
17.8
12.1
84,5
37.7
00,8
4.14
4,8
10.2
92,5
10.3
44,3
12.3
25,9
37.1
07,5
8.42
5,4
20.9
10,3
20.9
62,1
24.5
10,4
74.8
08,2
2014
(11)
4.33
3.5
10.6
67,9
10.5
73,6
12.0
75,7
37.6
50,7
4.19
6,7
10.3
32,7
10.3
46,7
12.3
23,7
37.1
99,8
8.53
0,2
21.0
00,6
20.9
20,3
24.3
99,4
74.8
50,6
2013
(10)
4.38
6,6
10.7
19,4
10.5
24,2
11.9
45,0
37.5
75,1
4.24
9,3
10.3
71,5
10.3
50,3
12.3
04,7
37.2
75,8
8.63
5,9
21.0
90,9
20.8
74,5
24.2
49,7
74.8
51,0
2012
(9)
4.45
0,1
10.7
70,0
10.4
80,1
11.7
78,1
37.4
78,4
4.31
2,2
10.4
11,1
10.3
55,0
12.2
65,5
37.3
43,8
8.76
2,3
21.1
81,1
20.8
35,1
24.0
43,6
74.8
22,1
2011
(8)
4.57
6,1
10.7
45,3
10.4
35,6
11.6
56,8
37.4
13,8
4.43
3,4
10.4
21,5
10.3
71,9
12.2
14,3
37.4
41,1
9.00
9,5
21.1
66,8
20.8
07,5
23.8
71,1
74.8
54,9
2010
(7)
4.48
0,3
10.7
14,8
10.3
53,8
11.5
37,5
37.0
86,4
4.33
1,4
10.4
31,5
10.3
80,5
12.1
40,2
37.2
83,6
8.81
1,7
21.1
46,3
20.7
34,3
23.6
77,7
74.3
70,0
2009
(6)
4.54
2,8
10.6
81,2
10.2
44,0
11.4
03,1
36.8
71,1
4.38
9,9
10.4
40,0
10.3
83,1
12.0
43,0
37.2
56,0
8.93
2,7
21.1
21,2
20.6
27,1
23.4
46,1
74.1
27,2
2008
(5)
4.53
3,3
10.6
45,5
10.1
26,5
11.2
48,7
36.5
54,0
4.37
7,0
10.4
45,1
10.3
77,5
11.9
07,3
37.1
06,9
8.91
0,3
21.0
90,6
20.5
04,0
23.1
56,0
73.6
60,9
2007
(4)
4.53
2,1
10.6
04,2
10.0
14,0
11.0
53,4
36.2
03,8
4.37
0,1
10.4
47,3
10.3
71,3
11.7
23,5
36.9
12,2
8.90
2,2
21.0
51,5
20.3
85,3
22.7
77,0
73.1
16,0
2006
(3)
4.50
5,2
10.5
67,2
9.82
9,2
10.9
41,5
35.8
43,1
4.36
3,0
10.5
02,4
10.3
14,8
11.5
41,0
36.7
21,2
8.86
8,1
21.0
69,6
20.1
44,0
22.4
82,5
72.5
64,3
2005
(2)
4.62
2,8
10.5
79,2
9.70
1,2
10.7
42,2
35.6
45,4
4.51
8,9
10.5
36,0
10.2
75,2
11.2
76,0
36.6
06,1
9.14
1,7
21.1
15,2
19.9
76,4
22.0
18,2
72.2
51,5
Lam
pira
n 32
: Pr
oyek
si P
emud
a In
done
sia
men
urut
Jen
is K
elam
in d
an K
elom
pok
Um
ur,T
ahun
200
5 –
2015
(dal
am R
ibua
n)
Kel
. Um
ur d
an
Jeni
s K
elam
in
(1)
Laki
-laki
18-1
9
20-2
4
25-2
9
30-3
5
Tota
l
Pere
mpu
an
18-1
9
20-2
4
25-2
9
30-3
5
Tota
l
Tota
l
18-1
9
20-2
4
25-2
9
30-3
5
Tota
l
Sum
ber B
PS
Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 163
2015
(12)
8.42
5,4
20.9
10,3
20.9
62,1
24.5
10,4
37.7
00,8
37.1
07,5
74.8
08,2
2014
(11)
8.53
0,2
21.0
00,6
20.9
20,3
24.3
99,4
37.6
50,7
37.1
99,8
74.8
50,6
2013
(10)
8.63
5,9
21.0
90,9
20.8
74,5
24.2
49,7
37.5
75,1
37.2
75,8
74.8
51,0
2012
(9)
8.76
2,3
21.1
81,1
20.8
35,1
24.0
43,6
37.4
78,4
37.3
43,8
74.8
22,1
2011
(8)
9.00
9,5
21.1
66,8
20.8
07,5
23.8
71,1
37.4
13,8
37.4
41,1
74.8
54,9
2010
(7)
8.81
1,7
21.1
46,3
20.7
34,3
23.6
77,7
37.0
86,4
37.2
83,6
74.3
70,0
2009
(6)
8.93
2,7
21.1
21,2
20.6
27,1
23.4
46,1
36.8
71,1
37.2
56,0
74.1
27,2
2008
(5)
8.91
0,3
21.0
90,6
20.5
04,0
23.1
56,0
36.5
54,0
37.1
06,9
73.6
60,9
2007
(4)
8.90
2,2
21.0
51,5
20.3
85,3
22.7
77,0
36.2
03,8
36.9
12,2
73.1
16,0
2006
(3)
8.86
8,1
21.0
69,6
20.1
44,0
22.4
82,5
35.8
43,1
36.7
21,2
72.5
64,3
2005
(2)
9.14
1,7
21.1
15,2
19.9
76,4
22.0
18,2
35.6
45,5
36.6
06,1
72.2
51,5
Lam
pira
n 33
: Jum
lah
Pem
uda
2005
dan
Pro
yeks
i Pem
uda
2006
– 2
015
men
urut
Kel
ompo
k U
mur
(dal
am r
ibua
n)
Um
ur
(1)
Kel
ompo
k U
mur
18
-19
20
-24
25
-29
30
-35
Jeni
s K
elam
in
La
ki-L
aki
P
erem
puan
Tota
l
Sum
ber:
BPS
top related