penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan nilai emisi co2 ... · rdtrk rungkut bappeko surabaya...
Post on 21-Mar-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Nilai Emisi CO2
di Kawasan Industri Surabaya
Disusun oleh Indri Hastuti 3608100028
Dosen Pembimbing
Dr. Ing Ir. Haryo Sulistyatso
Matakuliah Tugas Akhir Sidang Umum
Surabaya Kamis, 6 Juli 2012
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penurunan kualitas udara
perkotaan Surabaya
RTH sebagai
peningkat kualitas udara
Pemakaian bahan bakar
fosil di kawasan industri
Surabaya
Kawasan industri Margomulyo dan
kawasan SIER merupakan
kawasan industri dengan luasan
dominan di Surabaya
Nilai emisi CO2 dari industri
mengakibatkan penurunan
kualitas udara
RUMUSAN MASALAH
Penurunan kualitas udara kota Surabaya yang diindikasikan dari kontribusi nilai emisi CO2 di kawasan industri Surabaya. Ruang terbuka hijau diperuntukan untuk menjaga kualitas udara perkotaan dan mengurangi nilai emisi industri.
• nilai ISPU; Jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat meningkat mulai tahun 2006-2009
RUANG LINGKUP WILAYAH
• Industri margomulyo memiliki luas 357,47 Ha
RTH 79,14 ha •Memiliki 52industri besar
dan 52 industri menengah *terdispersi maksimum
• SIER seluas 245 Ha Terdiri dari Industri dan pergudangan 203,09 ha (82,08%) Fasilitas umum 4,224 ha. Jalan dan Saluran 14,4 ha. RTH 26,7 ha (10,06%) • Memiliki 42 industri besar dan 71 industri menengah
TUJUAN
Merumuskan konsep penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan nilai emisi CO2 di kawasan industri Surabaya
SASARAN
1. Menganalisis nilai emisi CO2 di kawasan industri Surabaya (SIER dan Margomulyo)
2. Menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau untuk menyerap emisi CO2 industri di kawasan industri Surabaya (SIER dan Margomulyo)
3. Merumuskan konsep penyediaan ruang terbuka hijau sesuai dengan nilai emisi CO2 kawasan industri Surabaya (SIER dan Margomulyo)
TINJAUAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
1. Pencemar udara industri
2. Karakteristik ruang terbuka hijau
3. RTH sebagai penyerap emisi CO2
industri
SINTESA KAJIAN PUSTAKA (1)
No (1)
Indikator (2)
Variabel (3)
Pencemar udara industri 1 Sumber pencemar industri Konsumsi bahan bakar fosil
2 Kegiatan industri 1. Komoditas industri
2. Golongan industri
SINTESA KAJIAN PUSTAKA (2)
Karakteristik ruang terbuka hijau 1 Bentuk RTH Komposisi komunitas vegetasi
2 Luas RTH
3 Jenis Vegetasi 1. Bentuk tajuk
2. Kemampuan serapan vegetasi
No (1)
Indikator (2)
Variabel (3)
SINTESA KAJIAN PUSTAKA (3)
Ruang terbuka hijau sebagai penyerap emisi 1 Emisi industri Konsumsi bahan bakar fosil 2 Kegiatan industri 1. Komoditas industri
2. Golongan industri 3 Karakteristik RTH 1. Bentuk tajuk
2. Kemampuan serapan vegetasi
3. Komposisi komunitas vegetasi 4. Luas RTH
METODE PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
No (1)
Indikator (2)
Variabel (3)
Definisi operasional (4)
Ruang terbuka hijau sebagai penyerap emisi CO2 1 Emisi industri Konsumsi bahan bakar fosil Pemakaian bahan bakar fosil, yaitu solar
2 Kegiatan industri
1. Komoditas industri Komoditas industri meliputi industri kimia, agro, pulp dan kertas, hasil hutan, logam mesin, alat angkut, tekstil, serta elektro dan aneka.
2. Golongan industri Golongan industri, meliputi industri menengah dan besar
3 Karakteristik RTH
1. Bentuk tajuk bentuk bulat, oval, dan memanjang sehingga dapat berfungsi sebagai peneduh
2. Kemampuan serapan vegetasi
vegetasi dengan serapan CO2 ideal untuk menyerap emisi CO2 industri
3. Komposisi komunitas vegetasi
RTH dengan variasi bentuk komposisi vegetasi seperti buffer, koridor. Sempadan, atau kavling
4. Luas RTH Luasan minimal RTH yang dibutuhkan untuk menyerap total emisi industri
METODE PENGUMPULAN DATA
Survei Aspek Data Sumber Data Instansi/ Penyedia Data
Survei Sekunder
Industri Jumlah industri berdasarkan komoditas dan golongan industri
Profil kawasan industri Dinas perdagangan dan perindustrian
RTRW Surabaya BAPPEKO Surabaya
RDTRK Rungkut BAPPEKO Surabaya
RDTRK Tandes BAPPEKO Surabaya
Konsumsi bahan bakar fosil Profil kawasan industri SIER dan Margomulyo
BLH kota SUrabaya Tiap PT maupun CV di kawasan industri SIER dan Margomulyo Badan Lingkungan Hidup
Nilai ISPU kota Surabaya maupun di kawasan industri
Profil lingkungan hidup kota Surabaya
Badan Lingkungan Hidup
Ruang terbuka hijau
Luas RTH publik dan bentuk RTH di kawasan industri
Dinas Kebersihan dan Pertanaman kota Surabaya
Luas RTH privat, bentuk RTH, dan Jenis vegetasi di kawasan industri
Profil kawasan industri SIER dan Margomulyo
Tiap PT maupun CV di kawasan industri SIER dan Margomulyo
Survei Primer
Ruang terbuka hijau
Kondisi eksisting ruang terbuka hijau dan pemetaan industri di SIER dan Margomulyo
Observasi lapangan -
METODE ANALISIS DATA
No. Sasaran Alat Analisis Argumen Output
(2) (3) (4) (5) (1) 1. Identifikasi
sumber pencemar industri dan karakteristik RTH
Kualitatif;
Summary analysis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
sumber pencemar industri dan identifikasi
karakteristik RTH.
1. Sumber pencemar industri
2. Karakteristik RTH dalam mengurangi
sumber pencemar industri
2. Identifikasi karakteristik ruang terbuka hijau
Kualitatif;
Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum RTH industri
Gambaran umum RTH industri, meliputi jenis vegetasi, bentuk, dan luas minimum RTH
3. Menganalisis nilai emisi industri
Kuantitatif; A/R Methodological Tools
Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai emisi industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Analisis ini menggunakan perhitungan matematis sesuai rumus IPCC Guidence 2006
Nilai emisi industri berdasarkan golongan dan
komoditas industri
4. Memetakan nilai emisi industri dan sebaran RTH
Kuantitatif; Statistik deskriptif dan ArcGis
Analisis ini digunakan untuk menggolongkan tingkat nilai emisi di kawasan industri serta memetakan tingkat nilai emisi di kawasan industri dan sebaran karakteristik RTH.
1. Tingkat nilai emisi yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah,sedang, dan tinggi
2. Pemetaan sebaran RTH industri, meliputi bentuk dan luas RTH.
3. Pemetaan kelompok nilai emisi industri
5 Menganalisis
kebutuhan RTH
untuk menyerap
emisi CO2
industri
Kuantitatif; Analisis kebutuhan RTH Kualitatif; deskriptif
Analisis ini untuk mengetahui kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi CO2 dalam luasan tiap emisi industri
1. kebutuhan RTH untuk menyerap emisi Co2 industri 2. konsep penyediaan RTH berdasarkan nilai emisi CO2 industri
GAMBARAN UMUM
KARAKTERISTIK KAWASAN INDUSTRI
Kawasan industri SIER
Berada di kecamatan Rungkut - Utara: Kel Kendangsari dan Kali
Rungkut - Timur: Kec Rungkut dan kel
Rungkut menanggal - Selatan: Kab Sidoarjo - Barat: Kec Tenggilis Mejoyo
*merupakan perseroan didirikan 28 feb’74 *kawasan khusus industri estate (memiliki siteplan jelas)
Kawasan industri SIER berdasarkan komoditas
Komoditas a) kimia: 30 b) Agro: 25 c) Pulp dan kertas 5 d) Hasill hutan 1 e) Logam,mesin,dan rekayasa 34 f) Tekstil 2 g) Elektronika dan aneka: 16 Total 113 industri
Kawasan industri SIER berdasarkan golongan
Golongan a) Besar: 42 b) Menengah: 71 Total 113 industri
Kawasan industri Margomulyo
Berada di 2 kecamatan, yaitu Tandes dan Asemrowo - Utara: Kab Gresik - Timur: Kel Greges - Selatan: Kel Balongsari - Barat: Kel Buntaran
*berada dalam UP Tambak osowilangon
Kawasan industri Margomulyo Berdasarkan komoditas
Komoditas a) kimia: 19 b) Agro: 15 c) Hasill hutan 16 d) Alat angkut 7 e) Logam,mesin,dan rekayasa 29 f) Tekstil 1 g) Elektronika dan aneka: 17 Total 104 industri
Kawasan industri Margomulyo Berdasarkan golongan
Golongan a) Besar: 52 b) Menengah: 52 Total 104 industri
KARAKTERISTIK KONSUMSI BAHAN BAKAR FOSIL
Dari 104 industri di Margomulyo, terdapat 61 industri yang terdata mengonsumsi bahan bakar solar (58%)
Di kawasan Margomulyo, industri dengan konsumsi tertinggi
1. PT Meshindo Alloy (logam,mesin,dan rekayasa) 412.000 liter
2. PT Jaya Pari Steel (logam,mesin,dan rekayasa) 390.000 liter.
Sedangkan konsumsi terendah adalah CV Deli Jaya Pratama (kimia) 124 liter solar.
Dari 113 industri di SIER, terdapat 60 industri yang terdata mengonsumsi bahan bakar solar (53%)
Di kawasan SIER, industri dengan konsumsi tertinggi
1. PT Nuplex Raung Resins (kimia) 850.000 liter
2. PT Hasil Abadi Perdana (agro) dan PT campina ice cream 300.000 liter
Sedangkan konsumsi terendah adalah PT Interatlas Murni (logam,mesin,dan rekayasa) 45 liter solar
Penggunaan bahan bakar fosil berkontribusi dalam kegiatan
a) Produksi industri
b) Transportasi forklift (alat angkut)
Beberapa industri mengonsumsi bahan bakar berbasis solar. Sedangkan sisanya memanfaatkan energi listrik dalam kegiatan produksi.
KARAKTERISTIK KONSUMSI BAHAN BAKAR FOSIL
KARAKTERISTIK RTH INDUSTRI
RTH Kawasan industri SIER
Luas RTH keseuruhan: 26,7 ha (13,11%) - Publik 20,3 ha - Privat 6,4 ha Proporsi industri dengan RTH kavling ideal 55% RTH jalur hijau tepi mengalami perkerasan Jenis vegetasi meliputi trembesi,angsana,akasia,dadap, tanjung,krey payung,semak dan padang rumput
RTH Kawasan industri margomulyo
Luas RTH keseuruhan: 79,14 ha (22,14%) - Publik 66,3 ha - Privat 21,3 ha Proporsi industri dgn RTH kavling ideal 25% RTH jalur hijau tepi mengalami perkerasan Jenis vegetasi meliputi trembesi, angsana,akasia,palem, tanjung, cemara,pisang,semak,dan padang rumput
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS NILAI EMISI CO2 INDUSTRI
Sebagai contoh perhitungan, industri kimia menengah di SIER, yaitu industri PT Garuda Top Plastindo menggunakan bahan bakar fosil tiap bulannya sebesar 5000 liter. Pemakaian bahan bakar fosil ini berupa solar sehingga diperlukan konversi satuan bahan bakar solar menjadi satuan massa. Konversi dilakukan sesuai ketetapan SK Dirjen Migas No 3675K/24/DJM/2006. Maka solar yang digunakan adalah: Konversi bahan bakar = 5000 liter x densitas solar = 5 m3 x 850 kg/m3 = 4250 kg / 4,2 ton / 0,0042 kton Dengan rumus sesuai IPCC Guidance 2006, maka perhitungananya sebagai berikut: Emisi CO2 = ™ FC x CEF x NCV = 0,0042 kton x 20,2 ton CO2/TJ x 43,33 TJ/kton = 3,717 ton Sehingga emisi CO2 yang dikeluarkan oleh PT Garuda Top Plastindo sebesar 3,717 ton CO2 perbulan.
A/R Methodological Tool
Konsumsi bahan bakar solar
Emisi CO2 = FC x CEF x NCV keterangan : Emisi CO2 = jumlah emisi CO2 (satuan massa) FC = jumlah bahan baker fosil yang digunakan (massa/volume) NCV = nilai Net Calorific Volume (energy content) per unit massa atau volume bahan bakar (TJ/kton fuel) CEF = Carbon Emission Factor (ton CO2/TJ)
Berdasarkan nilai emisi CO2 di kawasan industri SIER golongan menengah, nilai emisi terbesar 1. PT Sinar Mas Agro Resources Technology (agro) 111,7 ton CO2 2. PT Sinar Permata Halim Swadaya (agro) 48,2 ton CO2 Sedangkan nilai emisi terkecil: PT Interatlas Murni (logam,mesin,dan rekayasa) 0,034 ton CO2. Sedangkan nilai emisi CO2 di kawasan industri SIER golongan besar, nilai emisi terbesar 1. PT Nuplex Raung Resins (kimia) 633 ton CO2 2. PT Hasil Abadi Perdana (agro) 223,4 ton CO2 Sedangkan nilai emisi terkecil: PT MHE Dewana Indonesia (logam,mesin,dan rekayasa) 0,074 ton CO2 Total nilai emisi CO2 di kawasan SIER sebesar 1.768,8 ton CO2 per bulan atau 21.225,6 ton CO2/tahun
Berdasarkan nilai emisi CO2 di kawasan industri Margomulyo golongan menengah, nilai emisi terbesar 1. PT Meshindo Alloy (logam,mesin,dan rekayasa) 306,8 ton CO2 2. PT Pabrik Cat dan Tinta Pacific (kimia) 11,1 ton CO2 Sedangkan nilai emisi terkecil: CV Deli Jaya Pratama (kimia) 0,092 ton CO2 Sedangkan nilai emisi CO2 di kawasan industri Margomulyo golongan besar, nilai emisi terbesar 1. PT Jaya Pari Steel (logam,mesin,dan rekayasa) 290,4 ton CO2 2. PT Bumi Menara Internusa (agro) 150,1 ton CO2 Sedangkan nilai emisi terkecil: PT Kayan Jaya Tanjung (hasil hutan) 0,5 ton CO2 Total nilai emisi CO2 di kawasan Margomulyo sebesar 1.420,6 ton CO2 per bulan atau 17.047,2 ton CO2/tahun
ANALISIS TINGKAT EMISI CO2 INDUSTRI
Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Variabel yang digunakan dalam proses ini adalah variabel emisi CO2 di masing-masing kawasan industri. Analisis ini melihat kecenderungan nilai kuartil 1 dan kuartil 3 dengan menggunakan proses SPSS17 sehingga hasil yang diperoleh akan menggambarkan batasan tingkat emisi CO2
Di kawasan SIER dapat diinterpretasikan bahwa 1. tingkat emisi rendah antara 0,8 hingga 28,8 ton CO2 2. tingkat emisi sedang antara 28,9 ton CO2 hingga 333,6 ton CO2 3. tingkat emisi tinggi di atas 333,6 ton CO2
Di kawasan Margomulyo dapat diinterpretasikan bahwa 1. tingkat emisi rendah antara 3,7 hingga 21,93 ton CO2 2. tingkat emisi sedang antara 21,94 ton CO2 hingga 298 ton CO2 3. tingkat emisi tinggi di atas 298 ton CO2
Statistics Emisi_CO2_SIER
N Valid 7
Missing 0 Mean 252.6803 Median 63.5000 Minimum 0.80 Maximum 809.91 Sum 1768.76 Percentiles 33.33333333 28.8000
66.66666667 333.6000
Statistics Emisi_CO2_Margomulyo
N Valid 6
Missing 0 Mean 236.7850 Median 32.3050 Minimum 3.70 Maximum 904.80 Sum 1420.71 Percentiles 33.33333333 21.9333
66.66666667 298.0033
Tingkat Emisi CO2 Kawasan industri SIER
•Kelompok nilai emisi rendah sebanyak 2 komoditas (28,5%)
•kelompok nilai emisi sedang sebanyak 3 komoditas (42,8%)
•kelompok nilai emisi tinggi sebanyak 2 komoditas (28,5%).
Tingkat Emisi CO2 Kawasan industri Margomulyo
•Kelompok nilai emisi rendah sebanyak 2 komoditas (33,3%)
•kelompok nilai emisi sedang sebanyak 2 komoditas (33,3 %)
•kelompok nilai emisi tinggi sebanyak 2 komoditas (33,3 %).
ANALISIS KEMAMPUAN SERAPAN RTH INDUSTRI
Kemampuan serapan vegetasi bergantung pada luas vegetasi dan jenis vegetasi/tutupan vegetasi. Menurut (Ratri,2010), rumus yang digunakan adalah:
Total Daya Serap CO2 = Daya serap gas CO2 tutupan pohon x luas tutupan pohon
Berikut merupakan kemampuan serapan di kawasan SIER
No Nama Lokal
Luas total lahan vegetasi
(ha)
Daya Serap CO2
ton/pohon/tahun
Kemampuan serapan vegetasi
ton/pohon/tahun
1 Trembesi 0,822 1896,56 1559,9
2 Krey Payung 2,665 26,99 71,76
3 Akasia 6,76 3,25 21,95
4 Tanjung 0,51 2,29 1,16
5 Angsana 2,97 0,74 2,2
6 Dadap Merah 0,51 0,30 0,154
Total serapan berdasarkan jenis vegetasi 1657,14 (7,8%)
Kemampuan serapan sebesar 7,8% ini mampu mengurangi emisi CO2 sehingga sisa emisi: Sisa emisi CO2 = 21.225,6 ton CO2 – 1.657,14 ton CO2 = 19.568 ton CO2 Maka sisa emisi CO2 yang tidak mampu terserap oleh RTH eksisting sebesar 19.568 ton CO2/tahun
Kemampuan serapan vegetasi bergantung pada luas vegetasi dan jenis vegetasi/tutupan vegetasi. Menurut (Ratri,2010), rumus yang digunakan adalah:
Total Daya Serap CO2 = Daya serap gas CO2 tutupan pohon x luas tutupan pohon
Berikut merupakan kemampuan serapan di kawasan Margomulyo
No Nama Lokal
Luas total lahan vegetasi
(ha)
Daya Serap CO2
ton/pohon/tahun
Kemampuan serapan vegetasi
ton/pohon/tahun
1 Trembesi 0,292 1896,56 554,262
3 Akasia 14,29 3,25 46,38
4 Tanjung 1,54 2,29 3,52
5 Angsana 4,38 0,74 3,24
Total serapan berdasarkan jenis vegetasi 607,4 (3,5%)
Kemampuan serapan sebesar 3,5% ini mampu mengurangi emisi CO2 sehingga sisa emisi: Sisa emisi CO2 = 17.047,2 ton CO2 – 607,4 ton CO2 = 16.439,7 ton CO2 Maka sisa emisi CO2 yang tidak mampu terserap oleh RTH eksisting sebesar 16.439,7 ton CO2
*untuk jenis vegetasi palem,cemara,dan pisang karena dalam kajian tidak ada besar daya serap CO2, maka diasumsikan daya serap CO2 bernilai nol (0)
ANALISIS KEBUTUHAN RTH INDUSTRI
Kebutuhan RTH dapat diketahui dengan pendekatan luas tutupan RTH. Apabila akan disediakan RTH jenis pohon yang memiliki daya serap 569,07 ton/ha/tahun Sisa emisi CO2 di kawasan SIER sebesar 19.538 ton CO2, maka kebutuhan RTH yang dibutuhkan adalah 34,38 ha. Sedangkan untuk di kawasan Margomulyo dengan sisa emisi sebesar 16.439,7 ton CO2 membutuhkan luas RTH 28,8 ha.
KONSEP PENYEDIAAN RTH UNTUK MENYERAP EMISI CO2 INDUSTRI
Konsep penyediaan RTH
a) PENENTUAN PROPORSI RTH INDUSTRI Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35/M-IND/PER/3/2010: Pedoman Teknis Kawasan Industri. Kawasan industri dalam mengadopsi ketentuan tersebut harus memiliki proporsi RTH minimal 10%.
Total nilai emisi CO2/ Daya serap tutupan pohon Proporsi RTH = -------------------------------------------------------- x 100%
Total luas kawasan industri
Di kawasan industri SIER diketahui bahwa total nilai emisi CO2 selama satu tahun sebesar 21.225,6 ton CO2 sehingga besar proporsi RTH ideal di kawasan SIER adalah 18,31%.
Untuk kawasan industri Margomulyo, selama satu tahun mengeluarkan 17.047,2 ton CO2 sehingga dapat diketahui proporsi RTH ideal di kawasan industri Margomulyo sebesar 8,38%.
PEMANFAATAN RTH SESUAI DENGAN
Bentuk - RTH publik, meliputi RTH sempadan sungai, jalur hijau tepi, maupun bentuk RTH lain
- RTH privat meliputi RTH kavling)
Konfigurasi (menyeleksi jenis vegetasi)
Distribusi RTH -kelompok industri yang memiliki nilai emisi rendah, sedang, maupun tinggi
KONSEP PENYEDIAAN RTH UNTUK MENYERAP EMISI CO2 INDUSTRI
b) Pemaksimalan lahan kosong untuk RTH publik maupun RTH privat. - Konsep penyediaan RTH publik memanfaatkan lahan kosong dengan bentukan RTH berupa sempadan ataupun jalur hijau tepi. - Konsep Penyediaan RTH privat harus memperhatikan regulasi KDB kawasan industri, dengan
perbandingan lahan terbangun dan tidak terbangun sebesar 60:40. RTH minimal 10% dari luas total kavling.
Untuk itu, dibutuhkan pemetaan penyediaan RTH publik dan privat dengan pendekatan observasi melalui citra satelit.
Penyediaan RTH Kawasan industri SIER Berdasarkan Nilai Emisi CO2
• Lahan yang tersedia 2,19 ha dengan: a) Publik 0,26 ha b) Privat 1,929 ha • Peningkatan proporsi RTH menjadi
14,18% • Peningkatan industri dengan proporsi
RTH kavling ideal sebesar 5% (36 industri)
Penyediaan RTH Kawasan industri Margomulyo Berdasarkan Nilai Emisi CO2
• Lahan yang tersedia 14,7 ha dengan: a) Publik 7,4 ha b) Privat 7,3 ha • Peningkatan proporsi RTH menjadi
26,25% • Peningkatan industri dengan proporsi
RTH kavling ideal sebesar 12% (32 industri)
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Kawasan RTH SIER memiliki luas 26,7 ha dengan berbagai jenis tutupan vegetasi dan jenis vegetasi seperti akasia, angsana, krey payung, trembesi, tanjung, dan dadap. Sedangkan Kawasan RTH Margomulyo memiliki luas 79,14 ha dengan berbagai jenis tutupan vegetasi dan jenis vegetasi seperti pisang, akasia, tanjung, angsana, trembesi, palem, dan cemara. Semua jenis vegetasi di kedua kawasan menyebar dengan bentukan RTH seperti sempadan sungai, jalur hijau tepi, lapangan, dan kavling.
2. Kawasan SIER mengeluarkan emisi total 21.225,6 ton CO2/tahun, sedangkan kawasan Margomulyo mengeluarkan total emisi 17.047,2 ton CO2/tahun. Industri dengan nilai emisi CO2 tertinggi di kawasan SIER adalah industri dengan komoditas agro sebesar 7.596 ton CO2/tahun dan industri dengan nilai emisi terendah adalah industri dengan komoditas logam, mesin,dan rekayasa sebesar 0,403 ton CO2/tahun. Sedangkan di kawasan Margomulyo industri dengan emisi tertinggi adalah komoditas logam, mesin, dan rekayasa sebesar 3.681,8 ton CO2/tahun dan emisi terendah adalah komoditas kimia sebesar 1,1 ton CO2/tahun.
3. RTH kawasan SIER mampu menyerap sebesar 1657,14 ton CO2/tahun (7,8%) dan RTH kawasan industri Margomulyo mampu menyerap sebesar 607,4 ton CO2/tahun (3,5%). Sisa emisi kawasan SIER dan Margomulyo sebesar 19.568,5 ton CO2/tahun dan 16.439,7 ton CO2/tahun. Dengan menggunakan asumsi berdasarkan jenis tutupan pohon yang memiliki daya serap sebesar 569,07 ton/ha/tahun, maka kebutuhan RTH yang dibutuhkan di kawasan SIER sebesar 34,02 ha dan kawasan Margomulyo sebesar 28,8 ha.
4. Konsep penyediaan RTH di kedua kawasan adalah pengoptimalan proporsi RTH sebesar 18,31 % untuk kawasan industri SIER dan 8,38 % untuk kawasan industri Margomulyo. Selain itu konsep penyediaan lahan melalui pemaksimalan lahan kosong untuk mengakomodasi RTH publik dan privat industri mampu mengurangi emisi sebesar 1.246,3 ton CO2/tahun di kawasan SIER dan emisi sebesar 8.365,3 ton CO2/tahun di kawasan Margomulyo
SARAN
REKOMENDASI
1. Sebaiknya memaksimalkan proporsi RTH industri sebesar 18,31 % untuk kawasan industri SIER dan 8,38 %. Selain itu perlu pengawasan terhadap KDB industri dan KDH industri minimal 10%
2. Penelitian ini dapat dijadikan masukan pemerintah, swasta, maupun stakeholder lain dalam penyediaan RTH maupun pengendalian nilai emisi CO2 yang dikeluarkan oleh kawasan industri di Surabaya.
1. Melakukan penelitian dengan lingkup semua tata guna lahan yang berpotensi mengeluarkan emisi CO2 serta penyediaan RTH terkait isu tersebut.
2 Melakukan kajian mengenai penerapan greenroof di kawasan industri agar mampu meningkatkan proporsi RTH industri
TERIMAKASIH :D
top related