peran bank syariah dalam menyalurkan …
Post on 27-Nov-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERAN BANK SYARIAH DALAM
MENYALURKAN PEMBIAYAAN KPR
SUBSIDI TERHADAP MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH
(Studi Pada BTN Kantor Cabang Syariah
Malang)
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh:
Wiriantina Dwi Rahmah
155020501111074
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PERAN BANK SYARIAH DALAM MENYALURKAN PEMBIAYAAN
KPR SUBSIDI TERHADAP MASYARAKAT BERPENGHASILAN
RENDAH
(Studi Pada BTN Kantor Cabang Syariah Malang)
Wiriantina Dwi Rahmah1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Email: wiriantinarahmah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Bank Syariah dalam menyarukan pembiayaan
KPR bersubsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah di BTN Kantor Cabang Syariah
Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi
kasus, menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi, uji validitas
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Bank Syariah dalam hal ini BTN Syariah telah menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang
berperan dalam menyalurkan KPR subsidi melalui segi pelayanan, pemasaran, dan pembiayaan
untuk mensuskseskan program satu juta rumah untuk rakyat.
Kata kunci: Lembaga Intermediasi, Peran Pemerintah, Bank Syariah, KPR Subsidi
A. PENDAHULUAN
Rumah merupakan kebutuhan dharuriah bagi manusia. karena setiap manusia pasti
membutuhkan tempat untuk tinggal dan menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih. Untuk
itu rumah merupakan kebutuhan pokok yang sama pentingnya dengan makanan dan pakaian yang
harus dipenuhi.manusia. Menurut proyeksi badan pusat statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2017 sebesar 267.887.345 jiwa (BPS, 2018). Jumlah penduduk tersebut diprediksikan
akan terus mengalami peningkatan. Proyeksi penduduk pada 2020 sebanyak 271.066.400 jiwa dan
284.829.000 jiwa pada 2025 (BPS, 2018).
Melihat jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dan permintaan akan perumahan
juga meningkat. Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan pada 2018 Indeks Permintaan Properti
Komersial meningkat 1,98% pada triwulan II (Bank Indonesia, 2018). Fakta tersebut didukung
dengan adanya apartemen yang bertumbuh pesat di kota-kota besar, kuantitas perumahan semakin
bertambah bahkan lahan lahan kosong sudah jarang ditemukan karena dikembangkan untuk
kebutuhan tempat tinggal. Melihat dari banyaknya jumlah perminataan akan tempat tinggal
mengakibtkan harga untuk sebuah tempat tinggal pada saat ini tidaklah murah. Untuk itu hanya
masyarakat berpenghasilan menengah keatas yang dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal.
Itulah yang menjadi permasalahan yang harus diatasi pemerintah terkait kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 yang menyatakan
bahwa setiap orang berhak bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dan pembangunan nasional demi
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang menjadi tujuan bangsa Indonesia,
pemerintah menyediakan program subsidi untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) yang diharapkan
dapat membantu masyarakat berpenghasilan menengah kebawah/rendah dalam memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal. Dalam hal itu pemerintah bekerjasama dengan lembaga keuangan
perbankan untuk menyalurkan subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam
memperoleh rumah layak huni dengan uang muka dan cicilan yang ringan serta margin yang rendah
dan tetap selama masa pengembalian pembiayaan. Pemerintah bekerjasama dengan lembaga
keuangan perbankan dalam mengalokasikan kpr subsidi karena bank sebagai lembaga keuangan
yang populer di masyarakat memiliki fungsi sebagai perantara untuk memenuhi kebutuhan manusia.
PT.Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Merupakan salah satu bank badan usaha milik
Negara di Indonesia. PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk selama ini telah menawarkan
produk maupun fasilitas pelayanan yang bervariasi untuk meningkatkan mutu dan untuk memberi
kemudahan bagi pelanggan dalam bertransakasi. Produk yang ditawarkan salah satunya adalah
kredit kepemilikan rumah (KPR). PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk selama ini telah
berperan dalam pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) rumah bersubsidi untuk rumah tangga
yang baru pertama kali memiliki rumah dan masyarakat berpenghasilan rendah. Pelayanan ini
ditujukan untuk membantu masyarakat menengah kebawah dalam pembangunan tempat tinggal.
Sehingga pelayanan yang diberikan bank untuk membantu memenuhi kebutuhan primer masyarakat
terealisasikan. Dari uraian diatas, terlihat bahwa Produk KPR subsidi merupakan produk KPR yang
saat ini banyak diminati oleh masyarakat karena sebagian penduduk Indonesia adalah masyarakat
berpenghasilan rendah yang membutuhkan bantuan subsidi untuk dapat memenuhi kebutukan akan
tempat tinggal. Sehingga, timbul urgensi untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Peran Bank
Syariah Dalam Menyalurkan Pembiayaan KPR Bersubsidi Terhadap Masyarakat
Berpenghasilan Rendah” dengan rumusan permasalahan yang akan dikaji dan diteliti yaitu
“bagaimana peran Bank Syariah dalam menyalurkan KPR subsidi kepada masyarakat
berpenghasilan rendah.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Peran Intermediasi Bank
Lembaga keuangan yang mempunyai fungsi penting dalam perokonomian adalah Bank. Bank
menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan badan usaha yang
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagai suatu
lembaga keuangan, bank mempunyai kegiatan baik funding maupun financing atau menghimpun
dan menyalurkan dana. Jadi sebagai lembaga intermediasi bank berperan menjadi perantara antara
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Totok Budisantoso (2014)
mengemukakan bahwa Intermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari unit surplus
(penabung) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit defisit (peminjam), yang bisa terdiri
dari unit usaha, pemerintah dan juga rumah tangga. Dengan kata lain, intermediasi keuangan
merupakan kegiatan pengalihan/penyaluran dana dari penabung (kelebihan dana) kepada peminjam
(kekurangan dana), yang dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai mediator.
Peran Pemerintah Dalam Menyediakan Rumah
Pemerintah menjalin kerjasama dengan pihak perbankan selaku lembaga intermediasi keuangan
dalam hal pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, sebagai salah satu usaha untuk meningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di
Indonesia. Dora (2014) mengemukakan bahwa Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi
merupakan bagian dari inisiatif pemerintah yang telah dicanangkan sejak 2003 melalui “Gerakan
Nasional Pembangunan Sejuta Rumah” dan “Program 1000 Tower Rumah Susun Sederhana” yang
ditujukan bagi masyarakat dengan daya beli rendah. Subsidi yang diberlakukan didasarkan pada dua
hal, yakni berupa subsidi uang muka dan subsidi selisih bunga.
Upaya untuk mendorong terhadap kepemilikan rumah dilaksanakan oleh pemerintah melalui
kebijakan pemberian subsidi perumahan. Hal ini diwujudkan dalam Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat RI Perumahan Rakyat Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pengadaan Perumahan dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS Bersubsidi.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pengadaan Perumahan dan
Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR/KPRS Bersubsidi. Pada
tahun 2005 melalui Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Subsidi
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS) diatur mengenai
kebijakan pemberian subsidi perumahan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum
memiliki hunian. Pemberian subsidi pada bidang perumahan merupakan salah satu kebijakan dari
pemerintah terhadap penyediaan perumahan khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Dari
koreksi harga pasar perumahan yang sangat tinggi tidak memberikan peluang kepada masyarakat
berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah. Pemberian subsidi terhadap masyarakat
berpenghasilan rendah ini diharapkan akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya
masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah. Hal itu seuai dengan pernyataan yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945Pasal 28 H menyatakan “Negara berkewajiban
membantu mengadakan rumah yang layak bagi rakyat Indonesia”.
Peran Bank Syariah Sebagai Agen Pemerintah Dalam Menyediakan Rumah
Peran dan dukungan perbankan dalam menyediakan rumah sangat penting. Hal itu karena
pembiayaan perumahan melalui sektor perbankan masih merupakan penggerak utama dalam
penyediaan kedit/ pembiyaan perumahan. Dalam hal itu Bank syariah sebagai agen dari pemerintah
dalam menyediakan rumah adalah dengan menyalurkan Kredit Kepermilikan Rumah yang
memudahkan dapat memudahkan masyarkat untuk memiliki rumah.
Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau
keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli
(Murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah
ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli.
Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan
jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian
jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan
dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga bergejolak. Nasabah juga
diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syariah
tidak akan mengenakan pinalti. Bank syariah tidak memberlakukan sistem pinalti karena harga KPR
sudah ditetapkan sejak awal. Pembiyaan rumah ini dapat digunakan untuk membeli rumah (rumah,
ruko, rukan, apartemen) baru maupun bekas, membangun atau merenovasi rumah, dan untuk
pengalihan pembiayaan KPR dari bank lain.
Fiqih Muamalah Dalam Aktivitas Perbankan
KPR iB jual beli (Murabahah)
Khotibul dan Setiawan (2016) Murabahah diartikan sebagai suatu perjanjian antara bank dengan
nasabah dalam bentuk pembiayaan pembelian atas sesuatu barang yang dibutuhkan oleh nasabah.
Dalam akad murabahah, penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli
dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin
keuntungan.
Dalam aplikasi Bank Syariah, bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah
merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli
barang dari supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas transaksi
murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan
pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.
KPR iB Sewa (Ijarah)
Drs. Ismail (2011) Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna). Bukan
perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi, pada dasarnya prinsip ijarag sama saja dengan jual beli
tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa. Pada saranya, ijarah
didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang/jasa denngan imbalan tertentu. Dengan
demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna
saja dari yang menyewakan kepada penyewa.
KPR iB Sewa-jual (Ijarah Muntahia Bittamlik-IMBT)
Ascarya (2007) Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah transaksi sewa dengan perjanjian
untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri
dengan alih kepemilikan objek sewa. Drs. Ismail (2011) Ijarah muntahiya bittamlik disebut juga
dengan Ijarah Wa Iqtina adalah perjanjian sewa antara pihak pemilik aset tetap dengan penyewa,
atas barang yang disewakan yang mana penyewa mendapat hak opsi untuk membeli objek sewa
pada saat masa sewa berakhir. Ijarah Muntahiya Bittamlik dalam perbankan dikenal dengan
financial lease, yaitu gabungan antara transaksi sewa dan jual beli, karena pada akhir masa sewa,
penyewa diberi hak opsi untuk membeli aset yang disewa. Dengan demikian, kepemilikan aset yang
disewa akan berubah dari milik yang menyewakan menjadi milik penyewa.
KPR iB Kepemilikan Bertahap (Musyarakah Mutanaqisah)
Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah merupakan bentuk pembiayaan kemitraan berbasis bagi
hasil antara pihak bank syariah dan pihak nasabah dalam rangka kepemilikan suatu aset properti
tertentu yang dimiliki bersama berdasarkan prinsip syirkah ‘inan dimana hishshah (porsi modal)
pihak bank berkurang dan beralih secara bertahap kepada pihak nasabah melalui mekanisme
pembelian angsuran atau pengalihan secara komersial (bai’). Bagi hasil antara pihak bank dan pihak
nasabah didasarkan pada hasil penggunaan manfaat atas aset bersama tersebut secara komersial
berupa pendapatam ujroh dari penyewaan aset dengan akad ijarah (sewa) sesuai nisbah bagi hasil
dan biaya sewa yang disepakati.
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini berusaha untuk
mengungkapkan suatu keadaan yang sebenarnya atau memberikan gambaran secara objektif
mengenai keadaan yang sesungguhnya dari objek yang diteliti serta memberikan gambaran tentang
permasalahan yang mungkin dihadapi dengan cara mendalami, menggali dan menemukan fakta-
fakta yang akurat dan aktual yang kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif.
Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode studi kasus karena mampu untuk
melihat lebih jauh suatu aktivitas, waktu, tempat, organisasi atau individu secara spesifik. Metode
studi kasus dipilih dalam penelitian ini juga karena penelitian dilakukan pada sebuah kasus atau
kondisi yang terdapat pada suatu obyek yaitu Bank Tabungan Negara Syariah Kantor Cabang
Syariah Malang, sehingga metode yang palling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus.
Unit Analisis dan Penetuan Informan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dibawa, unit analisis pada penelitian ini berfokus pada
peran Bank Syariah dalam Menyelurkan KPR subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Pihak-pihak yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini adalah pihak yang secara langsung
berkaitan dengan unit analisis tersebut. Oleh karena itu pihak yang akan dijadikan informan adalah
pihak yang terlibat dalam pembiayaan KPR subsidi, maka informan yang dipilih oleh peneliti adalah
pegawai Bank Tabungan Negara kantor cabang syariah Malang yang bertugas menangani Kredit
Kepemilikan Rumah yaitu Pak Aris selaku MCFU Head, Mas Usman Sulun selaku RM Commercial,
dan Ahmad Syukran selaku Financing Dokument Staff, pegawai dipilih karena sebagai subjek dalam
penenelitian dan sebagai informan yang mengetahui detail tentang KPR subsidi pada Bank
Tabungan Negara kantor cabang syariah Malang. Dan nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR
subsidi, nasabah dipilih karena nasabah merupakan informan yang mengajukan pembiayaan KPR
subsidi dan untuk menkonfirmasi peran Bank dalam menyalurkan KPR subsidi.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan teknik dokumentasi sebagai metode
pengumpulan data. Teknik wawacncara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara tidak terstuktur, hal ini untuk mendapatkan data dari subjek penelitian secara lebih rinci
karena teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan jawaban subjek
penelitian pada saat wawancara dilakukan. Teknik dokumentasi ini digunakan karena peneliti tidak
hanya menggunakan manusia saja untuk dijadikan sebagai objek penelitian, tetapi penelitian ini juga
perlu didukung dengan adanya catatan, gambar atau hal lainyya yang dapat menunjang dalam
penelitian ini.
Teknik Interpretasi Data
Teknik interpretasi data pada penelitian ini melalui proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penariakan kesimpulan.
Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini, uji validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum memasuki pembahsan dalam penelitian ini, berikut akan dijabarkan terkait informan
penelitian yang ditunjuk dalam penelitian ini:
Tabel 1: Data Informan Penelitian
No. Nama Jabatan
1. Aris Wahyu Azizulawan MCFU Head
2. Usman Sulun RM Commercial
3. Ahmad Syukran Financing Document Staff
4. Bu Indra Nasabah (wiraswasta)
5. Pak Heru Nasabah (wiraswasta)
6. Bu Magda Nasabah (wiraswasta)
Sumber: penulis (2019)
Pembiayaan Kepemilikan Rumah Subsidi Pada Bank Syariah
Penyaluran dana terbesar KPR subsidi di Indonesia disalurkan oleh Bank Tabungan Negara
baik itu Konvensional maupun Syariah karena Bank Tabungan Negara Syariah masih menginduk
kepada Bank Tabungan Negara Konvensional. Hal itu didukung pula dengan data PPDPP (Pusat
Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan) dalam realisasi penyaluran dana FLPP (Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan perumahan) dari tahun 2010-2019.
Tabel 2: Realisasi Penyaluran Dana FLPP Tahun 2010-2019 (Unit)
Sumber: PPDPP 2019
No.
Bank
Pelaksana 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
1 BTN 7.775 104.646 59.833 87.079 65.397 66.563 43.821 0 22.737 26.479 484.330
2
BTN
Syariah 184 4.699 3.255 7.656 5.328 6.620 4.112 0 1.074 1.763 34.291
3
BRI
Syariah 0 0 201 1.588 3.445 1.449 2.917 5.703 6.842 1.540 23.685
4
ASBANDA
(31 BPD) 0 22 159 670 587 782 3950 10.238 13.988 2.874 33.270
5 BNI 0 86 584 1.956 319 1.098 1.225 1.456 7.214 1.827 15.795
6
Artha
Graha 0 0 0 0 0 191 2.359 5.579 3.885 913 12.927
7 Mandiri 0 0 376 1.693 562 26 16 166 994 720 4.553
8 Bukopin 0 139 271 1.496 0 0 0 0 0 0 1.906
9 BRI 0 0 106 334 293 160 20 603 1.161 750 3.427
10
Mandiri
Syariah 0 0 0 242 126 0 0 0 0 0 368
11 Mayora 0 0 0 0 0 0 19 18 0 0 37
12
Bank KEB
HANA 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0 31
13 BTPN 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10
14 BTPN 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3
TOTAL 7.959 109.592 64.785 102.714 76.057 76.489 58.469 23.763 57.939 36.866 614.633
Pemerintah Dalam Menyalurkan Subsidi KPR
Demi mewujudkan cita-cita Negara Indonesia tentang menciptakan kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan rendah, salah satunya adalah pemerintah menciptakan program Sejuta Rumah untuk
rakyat berpenghasilan rendah yang lebih sering disebut dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
Subsidi. Pemerintah bekerja sama dengan Bank pelaksana baik itu Bank Syariah maupun Bank
Konvensional dalam menyalurkan KPR subsidi karena Bank merupakan lembaga Intermediasi atau
lembaga perantara yang merupakan lembaga yang menyalurkan dana dari unit yang kelebihan dana
kepada unit yang membutuhkan dana. Pemerintah memberikan subsidi KPR kepada Bank pelaksana
dalam bentuk bunga bank atau tingkat margin bank yang kemudian itu disalurkan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah dalam bentuk Kredit Kepemilikan Rumah Bersubsidi.
Kerjasama Bank Syariah Dengan Pengembang Dalam Menyalurkan KPR Subsidi
BTN syariah dalam menjalin kerjasama dengan pengembang yang ada di Indonesia memiliki
prosedur yang ketat karena, untuk menjalin kerjasama harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku
untuk seluruh pengembang. Pengembang harus terdaftar terlebih dahulu sebagai anggota di website
Sireng PPDPP sehingga pemerintah dapat melakukan verifikasi terkait pengembang tersebut sudah
terdaftar atau belum di dalam asosiasi perumahan sampai akhirnya bisa dilakukan proses pencairan.
Kerjasama yang dilakukan BTN syariah dengan pengembang dilakukan sejak pengembang akan
membangun perumahan. Kerjasama tersebut dilakukan pihak pengembang dengan BTN Syariah
untuk mendapatkan pembiayaan modal kerja bangun rumah sehingga perumahan tersebut dapat
terealisasi.
Kerjasama yang dilakukan pengembang dengan BTN Syariah untuk mendapatkan modal kerja
bangun rumah membuat kerjasama tersebut berlanjut dengan membuat setiap pembeli yang membeli
rumah pada pengembang tersebut secara langsung akan menjadi nasabah BTN Syariah. Pembeli
tidak bisa menentukan dimana akan mengajukan pembiayaan KPR karena yang menentukan dan
mengirimkan berkas-berkas kepada Bank adalah pengembang. sehingga pembeli harus mau
dimanapun pengembang akan menentukan Bank untuk mengajukan pembiayaan KPR subsidi.
Mekanisme Pengajuan KPR Subsidi
Proses pengajuan KPR subsidi BTN Syariah adalah melalui developer dengan proses awal
pembeli melakukan survey rumah di perumahan, selanjutnya pembeli akan mendiskusikan
mengenai harga dengan pihak pemasaran perumahan tersebut sebelum akhirnya menyatakan akan
membeli rumah subsidi tersebut. Setelah ditentukan biaya dan besar DP oleh pihak pemasaran lalu
pembeli akan menyatakan dan melakukan tanda jadi tersebut kepada pihak pemasaran perumahan
tersebut dengan membayar DP yang sudah ditentukan, selanjutnya barulah pembeli menyerahkan
surat-surat yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pemerintah yang
kemudian surat-surat tersebut diberikan kepada Bank yang bekerjasama dengan pengembang
tersebut. Sampai pada waktu dimana pembeli akan di panggil wawancara terkait dengan pengajuan
KPR subsidi tersebut oleh Bank. Setelah dilakukan wawancara maka Bank akan melakukan analisis
kelayakan nasabah untuk mendapatkan kredit, apabila nasabah dirasa mampu maka realisasi kredit
akan dilaksanakan.
Peran Bank Syariah Dalam Menyalurkan KPR Subsidi
Dalam melakukan perannya sebagai lembaga intermediasi, Bank Tabungan Negara Syariah
telah bekerjasama dengan pemerintah dan developer dalam menyalurkan KPR Subsidi. Bank
Tabungan Negara Syariah berperan dalam menguruskan berkas-berkas dan surat-surat rumah untuk
KPR subsdi, dalam hal itu Bank syariah juga bekerja sama dengan Notaris sehingga memudahkan
nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan KPR kepada Bank Tabungan Negara Syariah karena
semua urusan surat-surat kepemilikan rumah dan lain-lain akan diurus oleh Bank. Jadi, nasabah
hanya cukup melengkapi berkas-berkas sebagai syarat untuk mengajukan pembiayaan dan datang
untuk proses wawancara dan melakukan pembayaran cicilan yang sudah ditentukan pada saat akad
apabila pengajuan pembiayaan tersebut sudah mendapat persetujuan dari Bank Tabungan Negara
Syariah. Dengan adanya pembiayaan KPR subsidi pada Bank Tabungan Negara Syariah, masyarakat
berpenghasilan rendah atau MBR merasa terbantu karena dapat memiliki rumah yang layak dengan
proses dan administrasi yang mudah dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan KPR
umum. Bank Tabungan Negara Syariah sangat membantu nasabah dalam memiliki hunian yang
layak dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dengan penghasilan rendah seperti mereka.
Hal itu sesuai dengan tujuan dari bank yaitu menunjang pertumbuhan nasional, pemerataan
pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Bab II pasal 4 menyatakan bahwa: “Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
petumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang berperan dalam menyalurkan KPR
subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mensukseskan program satu juta
rumah untuk rakyat, Wardana (2016) mengemukakan peran BTN Syariah dapat dilihat dari segi
pelayanan, pemasaran dan pembiayaan. Dari segi pelayanan, keseriusan Bank BTN untuk
mendukung pemerintah dalam mewujudkan program satu juta rumah dibuktikan dengan peluncuran
portal BTN property. Portal BTN properti merupakan icon baru yang akan menjawab kebutuhan
masyarakat tentnag perumahan. Semua informasi tentang perumahan dengan mudah dan cepat dapat
diperoleh secara online oleh masayarakat dan pengembang (developer) melalu portal BTN. Selain
adanya portal BTN properti, karyawan yang bertugas untuk sebagai Financing Service juga berperan
penting dalam pelayanan untuk mendukung program sejuta rumah. Financing Service memgang
peranan sangat penting khususnya dalam proses pemberian kredit karena dalam dunia perbankan
tugas utama Financing Service adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan
masyarakat. Dilihat dari segi pemasaaran, BTN Syariah memasarkan produk pembiayaan KPR BTN
iB menggunakan metode periklanan yaitu dengan menggunakan media cetak berupa spanduk, baliho
dan brosur. Metode yang dilakukan untuk memasarkan produk KPR adalah dengan mengikuti expo
perumahan. Peran BTN Syariah selanjutnya dilihat dari segi pembiayaan, Bank Tabungan Negara
Syariah tidak hanya memberikan pembiayaan perumahan, namun juga mendukung para
pengembang untuk membangun perumahan yang layak bagi masyarakat. Hal ini merupakan bentuk
dukungan untuk program pemerintah dalam mewujudkan satu juta rumah untuk masyarkat
berpenghasilan rendah (MBR). Bank Tabungan Negara memiliki dua peran penting dalam
merealisasikan program satu juta rumah untuk rakyat. Pertama, Bank BTN sebagai lembaga
pembiayan yang menyediakan lending product kepada seluruh pihak terkait pembangunan
perumahan, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Kedua, BTN sebagai pemrakarsa
kerjasama antar institusi dalam meningkatkan persediaan rumah.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, penarikan kesimpulan merupakan
tahap akhir dari berbagai tahap yang telah dicapai dalam penulisan. Kesimpulan ini merupakan hasil
intisari dari pembahasan sebagai upaya untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah.
Berdasarkan masalah tersebut berikut ini merupakan kesimpulan dari penulisan, sebagai berikut:
1. Dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang berperan dalam menyalurkan KPR
subsidi kepada msyarkat berpenghasilan rendah dan mensukseskan program satujuta rumah
untuk rakyat, peran Bank Syariah bisa dilihat dari segi pelayanan, pemasaaran dan
pembiayaan.
2. Dilihat dari segi pelayanan, dalam mewujudkan program satu juta rumah dibuktikan BTN
dengan meluncurkan portal BTN Properti yang dapat menjawab kebutuhan masayarakat
tentang perumahan. Portal BTN Properti memuat semua informasi tentang perumahan
dengan mudah dan cepat yang dapat diperoleh secara online. Selain adanya portal BTN
Properti, karyawan Financing Service juga berperan penting dalam pelayanan, Financing
Service harus mempersiapkan serta mengecek terlebih dahulu perlengkapan pendukung
kegiatan pelayanan sebelum menerima nasabah yang akan mengajukan pinjaman.
3. Dilihat dari segi pemasaran, BTN syariah memasarkan produk pembiayaan KPR dengan
berbagai cara yaitu mencetak baliho, brosur, mengikuti expo properti dan kerjasama
dengan pengembang-pengembang untuk melakukan pemasaran KPR.
4. Dilihat dari segi pembiayaan, Bank Tabungan Negara memiliki dua peran penting dalam
merealisasikan program satu juta rumah untuk rakyat. Pertama yaitu Bank Tabungan
Negara sebagai lembaga pembiayaan yang menyediakan lending product kepada seluruh
pihak terkait pembangunan perumahan, baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
Kedua, BTN sebagai pemrakarsa kerjasama antar institusi dalam meningkatkan persediaan
rumah.
5. Bank Tabungan Negara Syariah merupakan lembaga yang berperan penting dalam
melakukan penyaluran KPR subsidi karena Bank merupakan lembaga perantara antara
pemerintah dengan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Masyarakat
Berpenghasilan Rendah merasa terbantu dengan adanya peran Bank Syariah dalam
menyalurkan KPR subsidi karena Bank Syariah membantu mempermudah masyarakat
berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah dengan proses yang mudah. Bank syariah
memiliki peran penting dalam proses penyaluran KPR subsidi. Karena Bank syariah yang
membantu dari awal proses pengajuan, serah terima kunci rumah, pengurusan surat-surat
rumah dan sampai pelunasan untuk rumah subsidi tersebut.
Saran
Pembiayaan Kepemilikan Rumah subsidi pada perbankan syariah merupakan salah satu solusi
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah dalam mempunyai rumah. Adapun yang dapat peneliti
sarankan adalah sebagai berikut:
1. Bank Tabungan Negara, baik konvensional maupun syariah tetap mempertahankan
posisinya dalam menyalurkan KPR subsidi karena dengan adanya KPR subsidi yang
disalurkan oleh BTN maka banyak masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang merasa
terbantu dan dapat memiliki rumah yang layak.
2. Pemerintah dan Bank lebih mempertegas dan menjelaskan tentang peraturan merenovasi
rumah subsidi, apa saja yang diperbolehkan dan apasaja yang tidak diperbolehkan sebab
masih banyak nasabah yang bingung dengan peraturan terkait merenovasi rumah subsidi.
3. Sebaiknya pihak Bank Tabungan Negara Syariah dan Kementrian Pekerjaan Umun dan
Perumahan (PUPR) lebih sering melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah subsidi sebab
dalam kenyataanya banyak rumah yang masih belum ditinggali dan ada juga rumah yang
di kontrakkan.
4. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat lebih mendalami atau mengkaji terkait
peran Bank Syariah dalam menyalurkan KPR Subsidi kepada Masyarakat Berenghasilan
Rendah (MBR) agar dapat membantu banyak masyarakat berpenghasilan rendah untuk
mempunyai rumah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga
panduan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi
Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Angkasari, Wulan. 2016. Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah
(KPR) BTN Bersubsidi Dalam Usaha Mendukung Pengendalian Manajemen Kredit.
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Atmoko, Rizky Priyo, dkk. Peran Pemerintah Dalam Menciptalan Rumah Layak Huni. Fakultas
Ilmu Adminstrasi Universitas Brawijaya.
Bank Indonesia. 2018. Perkembangan Properti Komersial.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/survei/properti-komersial/Default.aspx, diakses pada 3
November 2018.
Bank Tabungan Negara. 2017. Laporan Tahunan Bank Tabungan Negara 2017. Jakarta: Bank
Tabungan Negara.
Bank Syariah Mandiri. 2018. Pembiayaan Griya BSM.
https://www.syariahmandiri.co.id/consumerbanking/pembiayaankonsumn/pembiayaan-
griya-bsm, diakses pada 22 November 2018.
Bank BCA Syariah. 2018. Pembiayaan KPR. http://www.bcasyariah.co.id/produk/pembiayaan/kpr-
ib/, diakses pada 22 November 2018.
Bank BRI Syariah. 2018. Pembiayaan KPR.
https://www.brisyariah.co.id/detailProduk.php?&f=13, diakses pada 22 November 2018.
Bank BRI Syariah. 2018. Pembiayaan KPR. https://www.brisyariah.co.id/detailProduk.php?&f=12
diakses pada 22 November 2018.
Bank Tabungan Negara Syariah. 2018. Pembiyaan KPR Berusbsidi.
https://www.btn.co.id/id/Syariah-Home/Syariah-DataSources/ProductLinks
Syariah/Produk-BTN-Syariah/pembiayaan/PembiayaanPerumahan/KPR -BTN-
Bersubsidi-iB, diakses pada 22 November 2018.
Bank Tabungan Negara Syariah. 2018. Pembiayaan KPR Indent. https://www.btn.co.id/id/Syariah-
Home/Syariah-Data-Sources/Product Links Syariah/Produk-BTN-
Syariah/pembiayaan/Pembiayaan Perumahan/KPR -BTN-Indent-iB, diakses pada 22
november 2018.
Bank Tabungan Negara Syariah. 2018. Pembiayaan KPR Platinum. https://www.btn.co.id/Syariah-
Home/Syariah-Data-Sources/Product-Links Syariah/Produk-BTN-
Syariah/pembiayaan/Pembiayaan-Perumahan/KPR -BTN-Platinum-iB, diakses pada 22
november 2018.
Bank BNI Syariah. 2018. Pembiayaan KPR Griya Hasanah. https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/personal/bnigriyaibhasanah, diakses pada 22 november 2018.
BPS. 2018. Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi 2010-2035.
https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/18/1274/proyeksi-penduduk-menurut-provinsi-
2010---2035.html, diakses pada 3 Novemver 2018.
BPS. 2018. Presentase rumah tangga menurut provinsi, tipe daerah dan status kepemilikan rumah
kontrak sewa. https://www.bps.go.id/statictable/2009/03/12/1540/persentase-rumah-
tangga-menurut-provinsi-tipe-daerah-dan-status-kepemilikan-rumah-kontrak-sewa-2009-
2017.html, diakses pada 3 November 2018.
BPS. 2018. Presentase rumah tangga menurut provinsi, tipe daerah dan status kepemilikan rumah
sendiri. https://www.bps.go.id/statictable/2009/03/12/1538/persentase-rumah tangga
menurut-provinsi-tipe-daerah-dan-status-kepemilikan-rumah-milik-sendiri 2009-
2017.html, diakses pada 3 November 2018.
BPS. 2018. Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Timur 2005-2015.
https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2018/01/26/286/jumlah-rumah-tangga-menurut-
kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-timur-2005---2015.html, diakses pada 3 November 2018.
Budisantoso, Totok. 2014. Bank Dan Lemabag Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Ghazali, Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, dan Saipudin Shidiq. 2010. Fiqih Muamalat. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Ismail. 2011.Perbankan Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. home. https://www.pu.go.id/#, diakses
pada 3 November 2018.
Kusumastuti, Dora. Kajian Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberian Subsisi di Sektor
Perumahan. Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Khaerunnisa, Anis. 2016. Efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Mangeswuri, Dewi Restu. 2016. Kebijakan Pembiayaan Perumahan Melalui Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan. Pusat Penelitian Badan Keahlian Dewan Setjen DPR RI , Bidang
Ekonomi dan Kebijakan Publik.
Mardani. 2012. Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.
Marchat, Dewi Wulandari. 2011. Keefektivan Kebijakan Pemberian Subsidi Kpr/Btn Serta Sarana
Dan Prasarana Permukiman Di Perumnas Pucang Gading Cabang Semarang. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Nufus. Laila Naimatun. 2016. Keberhasilan BTN Syariah Dalam Mendukung Satu Juta Rumah
Untuk Rakyat. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Walisongo Semarang.
OJK. 2016. Standar Produk Buku 1: Musyarakah Buku 2: Musyarakah Mutanaqisah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.5 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai
Penyediaan Dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan.
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Tata Cara KPR
Bersubsidi Dan KPR Syariah Bersubsidi Serta KPR Sarusuna Bersubsidi Dan KPR
Sarusuna Syariah Bersubsidi.
PPDPP. 2019. RealisaSsi Penyaluran Dana FLPP Tahun 2010-2019. http://ppdpp.id/realisasi-flpp-
per-bank/ diakses pada tanggal 8 Mei 2019.
Ramadhan, Gilang. 2017. Efektivitas Program Perumahan Bersubsidi Pada Bank Tabungan Negara
Syariah Cabang Surakarta, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Surakarta. Solo.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Rozalinda. 2017. Fikih Ekonomi Syariah. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Sahrani, Sohari, dan Ru’fah Abdullah. 2011. Fikih Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Siagian P, Sondang. (2009). Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta.
Susyanti, Jeni. 2016. Pengelolaan Lembaga keuangan Syariah. Malang: Empat Dua.
Umam, Khotibul. And Setiawan, Budi. 2016. Perbankan Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.7 Tahun 1992
Tentang Perbankan.
Wardana, Satria Kusuma. 2016. Fenomena Endorsment dalam Ikalan di Media Sosial Instagram.
Universitas Pasundan. Bandung.
top related