peran kepramukaan dalam mengembangkan...
Post on 13-Feb-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERAN KEPRAMUKAAN DALAM
MENGEMBANGKAN BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA
DI SMP CITRA NUSANTARA
Oleh
ROMLI
NIM. 102018224110
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN
BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA DI SMP CITRA NUSANTARA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Romli NIM 102018224110
Dibawah Bimbingan
Dra. Rossatria, M.Ag NIP. 19470717 1966 08 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA DI SMP CITRA NUSANTARA.
Telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 02 September 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Jakarta, Nopember 2010
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda tangan
Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP : 195605301985031002 …………….. ……………. Sekretaris ( Sekretaris Jurusan / Prodi )
Mu’arif SAM, M.Pd NIP : 196507171994031005 …………….. ……………. Penguji I
Dra. Muhlisrarini, M.Pd NIP : 196807121999032001 …………….. ……………. Penguji II
Mu’arif SAM, M.Pd NIP : 196507171994031002 …………….. …………….
Mengetahui
Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP : 195710051987031003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Romli
Tempat/Tanggal Lahir: Bekasi 17 Mei 1978
NIM : 102018224110
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan Siswa
Pembimbing : Dra. Eri Rossatria, M.Ag
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) Di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya ujikan dan
di cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 01 Nopember 2010
Penulis
i
Nama : Romli
NIM : 102018224110
Judul Penelitian : Peran kepramukaan dalam Pengembangan Bakat
kepemimpinan siswa
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakulikuler
kepramukaan dapat memberikan distribusi dalam mengembangkan bakat
kepemimpinan yang dimiliki siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Citra
Nusantara bantar Gebang Kota Bekasi. Bentuk penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis,
teknik pengambilan data diambil dari penelitian kepustakaan (library Research)
dan dipadu dengan penelitian lapangan (Field Research). Instrument yang
digunakan adalah dengan melakukan penyebaran angket, observasi, dan
wawancara (Interview) langsung kelapangan.
Data yang diperoleh diolah serta dianalisa secara deskripsi, hasil analisa di
ditranskripsikan dalam kalimat yang mudah dan dimengerti dan dijadikan sebuah
kesimpulan yang sistematis dan utuh. Di harapkan dari hasil penelitian ini menjadi
referensi dan informasi tentang pengembangan bakat kepemimpinan.
Dari semua data yang diperoleh kemudian penulis analisis sehingga dapat
ditarik sebuah kesimpulan yang dapat menjawab bahwa dengan mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dapat mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa.
Kata kunci : Kepramukaan, mengembangkan bakat, Kepemimpinan
(Leadership)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur senantiasa
terpanjatkan kehadirat allah SWT, atas segala rahmat, inayah, dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta para
keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat
yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-l) Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa
penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, di antaranya adalah :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Rossatria, M.Ag Selaku Pembimbing, yang telah membimbing
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, ketua Jurusan Kependidikan Islam.
4. Drs. Mu'arif SAM Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, sekaligus
sekretaris jurusan kependidikan.
5. Segenap dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan ilmu dan
pengalamannya kepada penulis.
6. Kepala sekolah SMP Citra Nusantara, para staf juga para guru dan kakak
Pembina pramuka yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-
data yang dibutuhkan.
7. Kedua Orang tua Abi H. Muksin dan Ummi Hj. Fatimah yang telah
memberikan kasih sayang serta do'anya dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran dalam mendidik dan membesarkan penulis, semoga Allah tetap
memberikan rahmat dan kasih sayang serta ampunan kepada keduanya.
iii
8. kakak-kakakku H. Rosyidie. Lc, Supandi Sandika. S.Ag, Nurhasanah.
A.Md, Suparmanuddin. S.si, dan adikku Nur Afifah S.Pd. terima kasih
atas semua semangat dan bantuan untuk menyelesaikan tugas akhir ini,
tak lupa juga keponakanku semua yang selalu memberikan keceriaan
dalam hari-hariku.
9. Adinda Herni Riana Sari, istriku yang selalu mendampingiku serta selalu
mendoakanku, teruntuk buah hatiku MUHAMMAD ALVIE SENNA ku
persembahkan ini semua untukmu
10. Teman-teman seperjuangan, Roni, Acep, Dedi, Jizah Dan semua angkatan
2002 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas
dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
iv
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI................................................................................................ ........i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………...…….vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………....vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….......1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah………………….... .…6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian…………………………….. .6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan…………………….. 7
1. Bakat Kepemimpinan…………………………………… . 7
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bakat Kepemimpinan...20
3. Upaya Mengembangkan Bakat Kepemimpinan…………...16
B. Kepramukaan ………………………………………………..17
1.Sejarah Kepramukaan……………………………………...17
2. Pengertian dan Tugas Gerakan Pramuka… ……………..20
a. Pengertian Kepramukaan …………… …………….....20
b. Tugas Pokok Kepramukaan…………………………...21
3. Tujuan dan Landasan Kepramukaan…………………… .. 22
a. Tujuan Pendidikan Pramuka..…..……………………..22
b. Landasan Pendidikan Pramuka……………………….23
4. Program Kegiatan Pramuka……………………………....24
a. Motto Gerakan Pramuka…………………………........24
b. Program Kegiatan Pramuka…………………….……..24
5. Fungsi Kiasan Dalam Pramuka…………………………....26
a. Fungsi kepramukaan…………………………………...26
b. Kiasan Dasar Pramuka……………..……………….....28
c. Metode Kepramukaan…………………………….......31
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………..………………34
B. Populasi dan Sampel…………………………..……………..34
C. Metode Penelitian…………………………...………………..34
D. Teknik Pengumpulan Data………….….…..…………………35
E. Pengolahan dan Analisis Data…………………………..……35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Citra Nusantara…………………...…37
B. Deskripsi Data……………………………………………,,…40
C. Analisis Data……………………………………………..…..45
D. Usaha Kegiatan Kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan……………………………………………….58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………..………61
B. Saran……………………………………………………...…..62
BIBLIOGRAFI
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1 Kisi-kisi instrument angket…………………………………….37
Tabel 2 Keadaan guru SMP Citra Nusantara…………………………..41
Tabel 3 Keadaan Karyawan SMP Citra Nusantara………………….....42
Tabel 4 Keadaan siswa SMP Citra Nusantara…………………………42
Tabel 5 Kegiatan Ekstrakulikuler ……………………………………...43
Tabel 6 Keadaan Sarana dan Prasarana………………………………...44
Tabel 7 Motivasi mengikuti kegiatan kepramukaan……………………46
Tabel 8 Kehadiran dalam kegiatan kepramukaan………………………47
Tabel 9 Mulai aktif dalam kegiatan pramuka…………………………..47
Tabel 10 Latar belakang mengikuti kegiatan pramuka………………….48
Tabel 11 Dukungan orang tua terhadap kegiatan pramuka…………...…48
Tabel 12 Perasaan selama mengikuti kegiatan pramuka………………...49
Tabel 13 Kegiatan Pramuka mengganggu pola belajar……………….....49
Tabel 14 Hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pramuka…………….50
Tabel 15 Minat siswa aktif dalam pramuka meningkatkan minat belajar
kepemimpinan………………………………………………....50
Tabel 16 Kepramukaan dapat menyalurkan bakat kepemimpinan……....51
Tabel 17 Kepramukaan wadah pengembangan bakat kepemimpinan...…51
Tabel 18 Kepramukaan memberikan latihan kepemimpinan…………....52
Tabel 19 Kompetensi Pembina pramuka……………………………...…53
Tabel 20 Bakat kepemimpinan berkembang setelah mengikuti pramuka.53
Tabel 21 Materi, penyampaian sesuai dengan metodik kepramukaan…..54
Tabel 22 Kepramukaan mengajarkan dasar-dasar berorganisasi……......54
Tabel 23 Yang didapat setelah mengikuti kegiatan pramuka…………....55
Tabel 24 Menjadi pemimpin diskusi…………………………………….56
Tabel 25 Mampu menjadi pemimpin upacara ……………………….....56
Tabel 26 Mampu menyelesaikan tugas dengan baik.....………………....57
Tabel 27 Kemampuan menjadi ketua kelas.……………………………..58
Tabel 28 Kemampuan dalam menghadapi masalah………………… ….58
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Struktur Organisasi Yayasan Islam Nurul Kamal…...................40
2. Bagan Struktur Kepramukaan SMP Citra Nusantara………………….45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dengan jelas memberikan arahan dan kebijakan pembangunan di bidang
pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional adalah bagian yang tak terpisahkan
dari Pembangunan Nasional" 1 . Oleh karena itu, Pendidikan Nasional
dilakukan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti
terbuka bagi seluruh rakyat dan diseluruh tanah air, menyeluruh dalam arti
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, terpadu dalam arti tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa. Pendidikan yang
bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu mempunyai peranan dalam
meningkatkan kualitas manusia dan sekaligus sebagai pembentuk manusia
Indonesia seutuhnya dan pendukung pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, masyarakat diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan negara. Sehingga
diharapkan pendidikan nasional mampu memberikan peluang dalam ilmu
pengetahuan, teknologi serta keterampilan dan kemahiran lainnya disamping 1 UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10
2
keharusan membangun kepribadian yang tak lain adalah manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Kita pernah mengalami krisis kepemimpinan secara nasional, setelah
tragedi Semanggi pada tahun 1998 pemimpin yang korup, tirani, dan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan ( abuse a power ) Negara Indonesia
rontok dihantam badai krisis besar yang berkepanjangan, dikala itu kita sulit
untuk mencari sosok pemimpin yang benar-benar akomodatif, responsive dan
bertanggung jawab. Hal tersebut terjadi karena kita tidak menyediakn sebuah
sistem yang integral dalam menciptakan seorang pemimpin.
Sejatinya pendidikan bukanlah sesuatu yang kaku yang hanya
mengajarkan tentang ilmu-ilmu logika dan eksak, akan tetapi didalam
pendidikan haruslah memuat sebuah pendidikan karakter kepemimpinan,
upaya konstruksi pendidikan yang bersifat holistic sangat dibutuhkan untuk
setiap negara tak terkecuali Indonesia. Indonesia yang majemuk dan memliki
berbagai ciri khas dari setiap daerah harus di akomodasi kepentingan-
kepentingan setiap daerah, oleh sebab itu di butuhkan sosok pemimpin yang
cerdas, berwibawa dan berkarakter.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu kebetulan atau hanya bakat
yang dibawa sejak lahir atau sesuatu yang turun dari langit an sich akan tetapi
menciptakan seorang pemimpin butuh suatu sistem dan regulasi pendidikan
yang terpadu, integral dan universal yang mengarah pada penciptaan sosok-
sosok pemimpin yang handal.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan dalam pasal tiga dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan suatu bangsa termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peranan dan strategi 2 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12
3
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa Indonesia. Bahkan
pada pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
pembentukan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin
perkembangan dan kelangsungan pendidikan bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi tuntutan situasi zaman dan pebangunan nasional, serta
dalam rangka otonomi pendidikan, sistem pendidikan harus bisa dilaksanakan
secara tepat guna dan berhasil dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang dan
tingkat pendidikan. Keberadaan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan
tersebut dimaksudkan untuk dapat berkinerja secara efektif dan efisien.
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada
pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan secara
efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di
sekolah tersebut.
Pendidikan di sekolah yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi
untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk
menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam
masyarakat dikatagorikan sebagai pendidikan formal. Pada dasarnya lembaga
sekolah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di bidang
pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari
semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan
membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan di sekolah dalam rangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya
para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian
pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang
disesuaikan dengan system penetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat. 3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang
3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270
4
diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur
serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan di sekolah terbagi menjadi dua bagian, kegiatan intra kulikuler
dan kegiatan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilaksanakan pada jam
sekolah berlangsung, sedangkan kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan di luar
jam pelajaran sekolah.4 Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya dan saling
melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan ekstra
kulikuler artinya kegiatan yang ada di luar program yang tertentu dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.5 Kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah banyak jenisnya antara lain lain : Pramuka, PMR,
Olah Raga, Kesenian, Agama dan lain-lain. Pramuka salah satu jenis
ekstrakulikuler yang sangat penting.
Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional yang
mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbadan
sehat, yang memilki ilmu serta wawasan yang luas, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab selain itu,
tujuan gerakan pramuka melengkapi tujuan pendidikan nasional".6 Gerakan
pramuka juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sangat
potensial dengan prinsip dasar metodik kepramukaan
Pada hakekatnya pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan di lakukan di alam
terbuka.7
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan di Indonesia bersumber dari
gagasa Baden Powell namun pelaksanaanya mengalami proses akulturasi dan
4 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 6 UU Sisdiknas, Undang-Undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 7 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15
5
proses penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Kegiatan
kpramukaaan diarahkan untuk pembinaan watak, kepribadian, taqwa, kepada
Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, mengamalkan pancasila, paham
sejarah perjuangan bangsa, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, terampil dan
cakap, sasaran pendidikan kpramukaan antara lain memiliki kepribadian dan
kepemimpinan yang berjiwa pancasila.
Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi, masyarakat sekarang.
Pendidikan kepramukaan sangatlah penting namun pada kenyataaannya
masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan pramuka dan
menganggap kegiatan pramuka tidak penting. Hal ini tercermin dari
kurangnya perhatian dari sekolah terhadap kegiatan pramuka itu sendiri.
Misalnya, jadwal pramuka yang terkadang tumpang tindih dengan kegiatan
ektrakurikuler lainya, regenerasi dari setiap tingkatan yang tidak sitematis
serta pelatihnya tidak diperhatikan dan tidak diprogramkan dengan baik, Hal
ini mengakibatkan potensi dan bakat yang ada pada siswa tidak berkembang
secara optimal.
Sedangkan perkembangan kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara
sekarang ini berjalan dengan terencana, hal ini terlihat dari program-program
kerja gerakan pramuka yang setiap minggu dilaksanakan. Begitu juga
program-program yang bersifat jangka panjang seperti perkajum, kegiatan
halang rintang, serta kegiatan kenaikan tingkat selalu diikuti, walaupun masih
ada kekurangan.
Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk meneliti peran serta
kegiatan kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa.
Skripsi ini berjudul : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara Bekasi”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh
karena itu agar penelitian ini terfokus pada suatu masalah, maka penulis
membatasi permasalahan pada : kegiatan ekstrakulikuler khusus kepramukaan
penggalang dalam hal kedisiplinan dan koordinasi setiap anggota dalam
pembinaan dan pengembangan bakat kepemimipinan siswa pda SMP Citra
Nusantara di Bekasi.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana Peran Kepramukaan dalam
Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa
di sekolah SMP Citra Nusantra
Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
A. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang konprehensif mengenai kepramukaan di sekolah SMP
Citra Nusantara, lebih lanjut lagi hasil penelitian ini dapat di kembangkan
dalam pramuka sebagai sebuah wahana pendidikan bagi bakat dan
kepemimipinan.
B. Manfaat Praktis
1. Menambah khazanah perpustakan sekolah SMP Citra Nusantara
2. Dapat digunakan bagi penelitian lebih lanjut
3..Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi
sekolah SMP Citra Nusantara mengenai pramuka
7
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan
1. Bakat Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat artinya adalah dasar
(Kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang di bawa sejak lahir.1
Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru mengemukakan bahwa
“ Bakat (aptitude)adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 2 Sedangkan
Dra. Enung Fatimah , M.M. dalam bukunya Psikologi Perkembangan
Peserta Anak Didik berpendapat bahwa "Bakat adalah kemampuan
khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan
dan latihan secara tepat. Sebaliknya bakat tersebut tidak akan berkembang
jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada
rangsangan dan latihan yang baik. 3 Dalam buku yang sama Bingham
mendefinisikan bakat sebagai “ An optitude…as a condition or set
characteristics regarded as symptomatic af an individual’s abalitiy to
acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set
responses such as the ability to speak a language, to produce music etc.
“ Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang
1 Depdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) cet., ke-3, h. 93 2 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 3 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34
9
dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau
seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebaginya.4
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan bakat adalah segala kemampuan atau kecakapan khusus yang
sudah ada dan menyatu dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak, artinya bakat yang ada pada seseorang dapat
dikembangkan jika ia dapat memfungsikan otaknya secara seimbang dan
optimal. Keberadaan bakat tidak dapat dijelaskan secara eksak dan
dipandang dari satu sisi,melainkan harus dilihat secara utuh.
Perkembangan bakat sangat ditentukan oleh lingkungan, budaya dan
kebutuhan dimana si anak itu hidup. Contoh : kemampuan anak untuk
bermusik atau memainkan gitar, kemampuan ini bisa berkembang apabila
ada keinginan anak itu untuk bermain/belajar gitar didukung dengan
teman-temannya yang juga bisa bermain gitar
Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, namun tidak semua anak
mengetahui dan menyadari akan bakat yang dimilikinya tersebut, sehingga
terkadang mereka tidak peduli dengan potensi yang dimilikinya itu karena
menganggap potensinya itu bukanlah hal yang penting untuk di
kembangkan. Oleh karena itu dalam hal ini peranan orang tua maupun
guru sangatlah penting. Mereka harus dapat memberikan perhatian yang
lebih sehingga mereka dapat melihat, menemukan dan memahami bakat
dan potensi yang muncul dan terlihat pada anak dengan memberikan
motivasi agar anak itu mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
Untuk mengenal dan mengetahui anak yang berbakat harus mengetahui
terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Menurut Dra.Enung Fatimah, M.M.
di antara ciri-ciri anak yang berbakat itu adalah :
a. Memiliki potensi yang besar b. Dari segi fisik memiliki keunggulan c. Mempunyai perkembangan pola pikir yang cepat
4 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71
10
d. Mampu menghubungkan permasalahan secara komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret
e. Terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan f. Suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan
dalam betinadak g. Mempunyai cara yang baru dalam mengerjakan sesuatu dan
mempunyai intens untuk berkreasi h. Dan selalu berprestasi 5
Setelah mengetahui ciri-ciri diatas, tugas orang tua dan guru yang
selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan anak atau siswa berkembang optimal sesuai taraf
kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di
atas juga dapat diamati dan dipahami lembaga-lembaga lain yang bergerak
dalam bidang pendidikan karena dengan memahai ciri-ciri tersebut usaha
untuk membina dan mengembangkan bakat yang di miliki anak atau siswa
dapat dilakukan lebih proporsional.
Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari
kata pim.pin yang artinya membimbing atau menuntun6
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau
tujuan tertentu.
Suatu kepemimpinan akan terwujud apabila memiliki unsur-unsur
yang membentuk komponen tersebut menurut Soekarno Indrafahrudi
dalam bukunya Pengantar Kepemimpinan Pendidikan unsur
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
- Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak. - Orang-orang yang mendapat pengaruh orang lain di satu pihak. - Adanya maksud atau tujuan yang hendak di capai.
5 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003). Cet ke-3 h. 874
11
- Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud dan tujuan itu.7
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak,
membimbing mengarahkan, menggerakkan, orang lain untuk berbuat itu
terlihat di dalam proses kepemimpinan yang terjadi dalam hubungan antar
manusia, antara satu individu dengan individu yang lain, maupun antara
individu dengan kelompok individu yan terorganisir secara temporer atau
permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga atau
bentuk group lain.8
Drs Mardjin Syam dalam bukunya “ Kepemimpinan dalam
Organisasi” menjelaskan : " Kepemimpinan adalah proses pemberian
bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan."9
Dengan kesimpulan lain dari bakat kememimpinan adalah kemampuan
memimpin seseorang yang diproyeksikan ke dalam bentuk-bentuk
kegiatan atau proses mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan
mengarahkan orang lain sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung
jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan
tertentu baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri atau pun yang di
tetapkan secara bersama di dalam proses group.10
Bakat yang terdapat pada diri seseorang mempunyai pengaruh yang
besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tidak ada
orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakat memperbesar kemungkinan keberhasilan usaha tersebut. Oleh
karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada suatu sekolah atau jurusan
keahlian tertentu tanpa lebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki
anaknya itu, merupakan langkah yang kurang baik.
7 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar Kepemimipinan Pendidikan,(Jakarta : PT Alda, 1984 ) cet-ke 4 h. 7 8 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar ..., h. 8 9 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h. 9 10 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h.13
12
Pemaksaan kehendak terhahap seorang anak atau siswa, serta
ketidaksadarannya terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan
keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya tentu akan berpengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau presatasi belajarnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa
Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa ada
sebuah usaha untuk menjadi seorang pemimpin, Sehubungan dengan hal di
atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
bakat kepemimpinan seseorang, faktor-faktor itu adalah :
a. Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 11
Seseorang yang menyadari keberadaan bakat kepemimpinan yang
ada pada dirinya, akan dengan mudah mengembangkan bakatnya
jika orang tersebut tidak mempunyai minat untuk mengembangkan
bakat kepemimpinannya, maka bakatnya itu tidak akan
berkembang melainkan akan terpendam dalam dirinya.
b. Waktu
Artinya, jika seseorang sadar akan bakat kepemimpinannya dan ia
mempunyai minat untuk mengembangkan bakatnya tersebut maka
dia pun perlu meluangkan waktu untuk terus berlatih dan
mengasah kemampuannya itu.
c. Keseriusan
Agar bakat kepemimpinan yang dimiliki dapat berkembang,
diperlukan latihan-latihan dan dalam melaksanakan latihan-latihan
tersebut diperlukan keseriusan, tidak malas-malasan, enggan
ataupun cepat merasa bosan, karena sifat malas, enggan serta cepat
bosan hanya akan menghambat perkembangan bakat seseorang.
11 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166
13
d. Motivasi
Adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.12
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Instrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam siswa sendiri yang mendorongnya melakukan
kegiatan belajar.
2. Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar.13
Dengan demikian agar bakat kepemimpinan yang ada pada anak
atau siswa dapat berkembang ia harus memiliki motivasi untuk
mengembangkan bakatnya, selain itu diperlukan juga motivasi dari
luar seperti guru, orang tua, maupun teman-temannya.
e. Keadaan Ekonomi
Ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bakat
kepemimpinan orang tersebut, contoh seseorang yang memiliki
bakat dibidang seni rupa, ia ingin sekali mengembangkan bakatnya
dengan cara bersekolah disekolah khusus seni rupa, namun ternyata
untuk sekolah di tempat tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit, bagi seseorang yang berekonomi tinggi hal tersebut tidak
menjadi masalah, namun bagi seseorang yang berekonomi rendah
hal ini akan menjadi masalah bahkan penghalang yang besar bagi
dirinya.
f. Sarana dan prasarana
Hal ini juga sangat mendukung perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang, dengan adanya sarana dan prasarana
maka kegiatan latihan akan lebih terkontrol dan berjalan baik.14
12 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 13 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151
14
Demikianlah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang. Semua faktor-faktor diatas dapat dikembangkan
dengan baik jika semua yang terkait baik orang tua, guru, dan siswa
maupun lembaga pendidikan dapat saling bekerjasama. Orang tua dan
guru harus dapat melihat dan menemukan bakat yang terpendam dalam
diri anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukana dengan memberi perhatian
yang lebih kepada anak atau siswa. Memberi perhatian yang lebih bukan
memanjakan anak, tetapi memperhatikan segala perbuatan dan tingkah
laku serta kebiasaan anak, yang mencerminkan satu kemampuan tertentu.
Setelah mengetahui bakat kepemimpinan anak, tugas selanjutnya adalah
memberikan motivasi kepada anak atau siswa agar mereka mau dan
tertarik untuk mengembangkan bakat yang di milikinya.
Selain itu anak harus mampu memotivasi dirinya serta serius dan
bersunguh-sungguh dalam mengasah bakat dan kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan tugas lembaga pendidikan adalah menyediakan
sarana dan prasarana baika berupa tempat, peralatan, maupun guru atau
pelatih khusus yang ahli di bidangnya yang sesuai dengan bakat anak
tanpa harus dipungut biaya yang mahal.
Kerjasama yang baik antara siswa, guru, orang tua, serta lembaga-
lembaga pendidikan insya Allah upaya untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa akan berjalan dengan baik.
Menurut pendapat Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, dikatakan yang
termasuk lingkungan pendidikan itu ada tiga yaitu :
1. lingkungan keluarga
2. lingkungan sekolah
3. lingkungan masyarakat15
14 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d 15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123
15
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting
terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah
bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan
adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang
keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak
untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau
bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan
bakatnya.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai
peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang
kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan-
kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna,
ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang
anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah
raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut
serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut.
Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki
peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan
bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai
macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman
pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan
kearah suatu tujuan yang dicita-citakan.
Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan
tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki
pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik
untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap
pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan
16
dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang
ada pada pelajar disekolah tersebut.
Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai
keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan
baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak
yang terkait.
Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin
saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai,
mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain.
Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada
disekolah.
Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya
dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan
ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah.
Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta
memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah,
paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan
ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan
fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul
Qurro.
Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang
dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat
yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan
baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan
memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan
harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang
idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan
17
ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan
baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan
pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan
pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan
intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat
yang dimiliki siswa.
3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .
Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra
kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi
bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan
medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai
dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan.
Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini
1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas
2. Mampu berfikir resposif 3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal
4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab.
5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat
Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan
Merencana Masa Depan menjelaskan " seorang pemipimpin tidak cukup
hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki
serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif " 16 . Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan
integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif
karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam
metode kepemimpinan:
16 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55
18
Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa
melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan
keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap
ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan,
tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan
remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus
berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan
penuh tanggung jawab
Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus
mampu menciptakan visi dan misi bersama ( shared vision ) yang
dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian,
pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan
dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan
falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar
anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar
dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau
Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan
pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang
membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh
anak muda
B. Kepramukaan
1. Sejarah kepramukaan
Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup
penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington,
London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri
pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal
saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith,
seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan
saya adalah ibu saya”.
19
Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika
Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan (kepramukaan)
antara lain :
a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya
b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak
didapatkan dari ibunya.
c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor,
cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis.
d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung.
Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak
e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung
bangsa Boer (Afrika Selatan) selama 127 hari namun mampu
bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian
hari.
Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to
Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik
bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan
dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan
tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang
dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya
Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di
beri nama “ Girl Guides’.17
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana
dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana
pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan
tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London
17 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21
20
diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh
raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia
berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell.18
Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi
kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau
Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak
anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya
kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan
kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta
tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk
rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928
lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember
1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana
Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah
RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan
pemuda-pemudi Indonesia.
Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan
berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana
pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional,
kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan
keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka
memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda
pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi,
berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional.19
18 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 19 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
21
2. Pengertian dan Tugas Pokok Kepramukaan
a. Pengertian Kepramukaan
Pengertian kepramukaan seperti disebutkan dalam buku yang berjudul
BPS OUT Look, Boden Powell sebagai pendiri organisasi kepramukaan
memberi pengertian kepramukaan sebagai berikut :
“Scouting is not science to be solemly, not is it a collection of doctrins and
texs. No. it is a jolly game in the doors, and younger brothers picking up
health and happiness, handicraft and fullness.”Artinya : Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula
merupakan suatu kumpulan dari ajaran-jaran dan naskah-naskah buku.
Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama
mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.20
Menurut buku yang lain “Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga
“kepramukaan adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan alam terbuka dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan yang sasaran akhir adalah pendidikan watak”.21
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kepramukaan adalah suatau proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah
tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar jangkuan keluarga
dan diluar lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan
kepribadian.
Pendidikan didalam gerakan pramuka diartikan secara luas sebagai
suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber
daya atau potensi anak didik baik sebagai individu maupun sebagai
20 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 21 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15
22
anggota masyarakat, tujuannya menjadikan mereka sebagai manusia
mandiri, peduli bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
norma masyarakat.22
Dalam bidang pendidikan, kita mengenal adanya pendidikan formal
dan pendidikan non formal dimana kegiatan kepramukaan termasuk salah
satu diantaranya. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu
pendidikan non formal yan merupakan pelengkap bagi pendidikan
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga tertutama dalam
usaha mengingkatkan disiplin, keterampilan, rasa persaudaraan, bakti pada
masyarakat, pembentukan watak dan pengembangan bakat. Pendidikan
kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh
kedua lingkungan pendidikan diatas. Melalui kepramukaan peserta didik
menemukan dunia lain diluar ruangan kelas, saling bertukar pendapat,
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik secara terus
menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan.23
b. Tugas Pokok Kepramukaan
Setiap anggota gerakan kepramukaan harus memahami dan menghayati
tugas pokok gerakan pramuka agar setiap komponen terlibat dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Seperti yang telah di sebutkan dalam buku Bahan Serahan Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan bahwa "tugas pokok
kepramukaan adalah sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia dalam upaya membentuk kader pembangunan bangsa.
2) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan selalu
memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didiknya.
3) 3.1. Gerakan kepramukaan berkewajibkan untuk melaksanakan eka
prasetya pancakarsa.
22 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 15 23 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17
23
3.2. karena kepramukaan bersifat nasional maka gerak dan
kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan
nasional.
4) Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna
bagi masyarakat. Oleh karenanya gerakan pramuka harus
memperhatikan keadaan, kemampuan, adat dan harapan orang tua
dan masyarakat.
5) Pelaksanaan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan. Peserta didik mendapat pembinaan dalam satuan
sesuai dengan usia dan kegiatannya. 24
Gerakan kepramukaan mempunyai sasaran yang ingin dicapai antara
lain adalah lahirnya tunas-tunas bangsa yang : kuat keyakinan
beragamanya, tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila, sehat,
segar dan kuat jasmaninya, cerdas tangkas dan terampil, berpengalaman
luas dan dalam, berjiwa kepemimpinan dan patriot, berkesadaran nasional
dan peka terhadap perubahan lingkungan dan berpengalaman banyak.25
3.Tujuan dan Landasan
a. Tujuan pendidikan kepramukaan
Sebagai “wadah” pendidikan luar sekolah ditegaskan dalam Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka bahwa gerakan pramuka didirikan dengan
maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kpramukaan yang diserasikan dengan
keadaan, kepentingan, perkembangan dan kebutuhan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan pramuka mempunyai maksud dan tujuan untuk membina dan
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar kelak menjadi :
1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, tinggi
mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, 24 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 25 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26
24
tinggi kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat
jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia
dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri serta mampu dalam pembangunan
bangsa dan Negara. Tujuan strategis kepramukaan adalah kader
bangsa sekaligus kader pambangunan yang bermoral
pancasila.26
b. Landasan pendidikan kepramukaan
Pendidikan pramuka sebagai sebuah organisasi gerakan siswa
mempunyai tiga landasan hukum sebagai berikut :
1) Landasan idiil
Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila sesuai dengan
Kepres RI No 238/1961 diganti dengan Kepres RI No 46/1984.
2) Landasan konstitusional dan struktur
1) Undang-undang Dasar 1945
2). Kepres RI No 238/1961jo Kepres No 46/1984
3) Undang-undang lain yang relevan
4) Landasan Konsepsional
1) Hakekat gerakan pramuka
2) Tujuan gerakan pramuka
3) Kedudukan dan peran majlis pembimbing
4) Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia
5) Asas pembangunan Nasional
26 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43
25
5) Landasan oprasional
1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2) Keputusan munas gerakan pramuka
3) Keputusan Kwartir nasional gerakan pramuka.27
4. Program Kegiatan Pramuka
a. Motto gerakan pramuka.
Gerakan Kepramukaan mempunyai motto tersendiri sebagai sebuah
motivasi dan ruh, sebagai sebuah motto haruslah ditransformasikan dan di
wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mottonya adalah:
Satya kudarmakan, Darmaku kubaktikan Dan ini adalah motto organisasi pendidikan karena itu motto gerakan pramuka bukan diajarkan untuk dihapalkan tetapi pendidikan melalui kpramukaan agar setiap anggota gerakan pramuka baik peserta didik maupun anggota dewasa, secara sukarela dan atas kesadaran pribadinya serta terdorong oleh rasa tanggung jawab moralnya, kepedulian dan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat sudah sepatutnya mendarmakan satyanya atau janjinya, selanjutnya membaktikan darmanya itu sebagai reaksi pengalaman kode kehormatan pramuka.28
b. Program kegiatan pramuka
Kegiatan dalam kepramukaan, sebagai bentuk proses pendidikan
merupakan totalitas apa yang dilakukan peserta didik dalam keperamukaan.
Bagaimana (metode) melakukannya, mengapa dilakukan (tujuan).
Kesemuanya itu merupakan proses pendidikan total peserta didik.
Kegiatan sebagai program kegiatan peserta didik (prodik) harus modern
artinya sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum
muda dan masyarakat lingkungannya, bermanfaat baik bagi peserta didik
maupun masyarakat berdasarkan prinsip dasar metodik kepramukaan.
Apa yang dilakukan peserta didik, metode yang diterapkan dan tujuan
yang mau di capai merupakan tiga bagian terpadu prodik. Kalau ketiga
27 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 28 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44
26
bagian itu tidak imbang atau salah satu bagian tidak ada maka tidak efektif.
Apa yang dilakukan peserta didik berupa kegiatan merupakan faktor
penting yang menarik peserta didik untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan itu
merupakan pengalaman dalam kepramukaan yang memberi kesempatan
pada peserta didik memperolah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
ditetapkan sebagai sasaran kegiatan.
Program kegiatan peserta didik meliputi semua aktifitas yang diikuti
peserta didik dalam perkemahan, penjelajahan pengabdian masyarakat
yang kesemuanya itu harus menarik dan menantang kaum muda. Prodik
dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan kepentingan
kebutuhan sistuasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya. Sasaran
melalui prodik adalah ketahanan mental atau moral fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik sehingga akhirnya menjadi
pribadi yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan teguh pada
kebenaran. 29
Setiap anggota pramuka wajib mengetahui dan menguasi berbagai
teknik kepramukaan agar mereka mampu bertahan hidup dalam keadaan
darurat dialam terbuka. Bahkan jika dibutuhkan pramuka harus menolong
orang lain yang sedang tertimpa musibah sehingga mereka bukan hanya
berguna bagi diri sendiri melainkan juga bagi masyarakat.
Pengetahuan keterampilan kepramukaan meliputi.
a. simpul dan ikatan mcamnya antara lain : simpul mati, simpul
pangkal, jangkar, kembar, penarik, kursi, ikatan canggah, ikatan
silang, kali tiga dan sebagainya yang kesemuanya sangat di
perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Perkemahan terdiri dari memasang tenda, teknik memasak, teknik
menyebrang dan sebagainya.
c. Morse, cara komunikasi menggunakan tanda-tanda, semboyan di
pakai untuk merahasiakan berita juga agar pramuka tajam
pendengaran dan penglihatan. 29 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka …, h. 21-22
27
d. Semaphore, suatu cara mengirim dan menerima kabar dengan
memakai dua bendera yang berukuran 45 x 45 M dengan warna
yang kontras.
e. Huruf sandi yaitu huruf rahasia jadi sukar dimengerati oleh orang
yang belum pernah mempelajarinya. Masing-masing huruf sandi
ada kuncinya sendiri untuk membacanya
f. Tanda jejak. Pengenalan tanda oleh anggota pramuka sangat besar
manfaatnya dalam perjalanan dihutan, bukit, kampung dan
sebagainya.
g. Kompas alat untuk menetapkan arah mata angin bila kita letakkan
kompas maka jarum yang berwarna hitam selalu menujuk utara.
h. Menaksir, mengira-ngira. Lebar, tinggi, arah mata angin.
i. Pemetaan; peta perjalanan, peta lokasi perkemahan
j. Membaca peta.
k. Tanda medan.
l. Pengetahuan dasar PPPK gunanya untuk memberikan pertolongan
pertama sebelum dokter datang.
m. Api unggun sebagai alat pendidikan.
manfaat api unggun adalah :
- Mempererat tali persaudaraan.
- Memupuk kerjasama/ gotong royong.
- Menambanh keberanian.
- Membuat seseorang riang gembira
- Mengembangkan bakat.
- Memupuk disiplin.30
5. Fungsi dan Kiasan Dasar Kepramukaan
a. Fungsi kepramukaan
Pendidikan pramuka merupakan subsistem pendidikan Nasional, ini
merupakan suatau kegiatan dalam lingkup pendidikan formal dari anak, 30Lendikacab , Bahan Serahan Kursus mahir Dasar ( Ponorogo: 2001), h. 95.
28
ramaja sampai pemuda. Latihan kepramukaan bagi anak-anak dan remaja
tentu berbeda dengan latihan bagi orang dewasa, itulah salah satu keunikan
dari gerakan pramuka, jika kita teliti dari fungsi kepramukaan maka jelas
terlihat perbedaan itu
Fungsi kepramukaan adalah :
a. Permainan
Yang dimaksud dengan permainan atau kegiatan yang menarik
dalam hubungan dengan fungsi kepramukaan tersebut adalah
rentetan kegiatan yang menyenangkan, tapi mengandung nilai-nilai
pendidikan. Karena itu aktivitas permainan disini berarti
permainan yang memiliki tujuan dan aturan permainan, jadi bukan
sekedar bermain-main saja.
Bermain adalah dunia anak-anak sesuai dengan pramuka siaga.
Bermain sebagai proses pendidikan merupakan alat utama
pembinaan pramuka siaga dimana mereka dengan riang gembira,
penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dari
aktivitas permainan. Buat bermain berarti giat dalam proses
pendidikan mempersiapkan diri atau mensiagakan diri menjadi
manusia yang hidupnya kelak bermotto mendarmakan satyanya
dan membuktikan darmanya.
b. Alat
Kepramukaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya,
serta alat pengorganisasian (gerakan pramuka) untuk mencapai
tujuan idealnya, mengandung pengertian bahwa kepramukaan
tersebut bukanlah tujuan, hanya sekedar alat saja untuk mencpai
tujuan yang lebih tinggi karena pendidikan kepramukaan
merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan ideal
gerakan pramuka melengkapi dan tidak bertentangan dengan tujuan
pendidikan nasional. Remaja usia pramuka penggalang dihimpun
dalam pasukan penggalang. Dalam satuan pramuka penggalang
29
inilah pramuka penggalang mengalami proses pendidikan progresif
yang sesuai dengan perkembangan remaja.
c. Pengabdian
pengabdian orang dewasa pengandung pengertian bahwa tugas
orang dewasa dalam sistem pendidikan kepramukaan adalah untuk
memimpin, membimbing dan mendidik generasi yang lebih muda.
Hal ini tentu saja membutuhkan keiklhlasan, dalam kepramukaan,
para orang dewasa tidak hanya memperoleh kesempatan untuk
beribadah atau memberikan pengabdian membantu kaum muda,
tetapi juga menghadapi tantangan dalam membina interaksi dan
saling pengertian dengan kaum muda. Dalam pengabdiannya para
orang dewasa (Pembina) akan memperoleh pelatihan dan
pengembangan serta pengalaman yang sangat berharga yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya, potensi yang dimiliki.31
b. Kiasan dasar kepramukaan
kepramukaan dalam inti ajaran kepramukaan sebagai sebuah kegiatan
kepramukaan yang dibungkus dengan kiasan dasar akan membangkitkan
jiwa kejuangan dan cinta tanah air yang membekas dihati peserta didik.
Dalam pelaksanaanya, kiasan dasar terpadu dengan prinsip dasar
kepramukaan, metode kepramukaan, kode kehormatan pramuka dan
motto gerakan pramuka.
Yang dimaksud dengan kiasan dasar adalah sesuai dengan AD/ ART
gerakan pramuka adalah alam pikiran yang mengandung kiasan/gambaran
suatu yang mengesankan, digunakan sebagai latar belakang suatu kegiatan
kepramukaan sehingga peserta didik dapat merasakan ikut terlibat pada
kegiatan yang mengesankan tersebut.
Dalam AD Gerakan di sebutkan, “ penyelenggraan kepramukaan di
kemas dengan mengguanakan kiasan dasar bersumber pada sejarah
perjuangan dan budaya bangsa” ( pasal 15)
31 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, (Kwarnas : Jakarta ), h. 27
30
Selanjutnya dijelaskan dalam ART gerakan pramuka dalam pasal 30
yang terdiri atas dua ayat : (1) penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu
unsur terpadu dalam kepramukaan, dimasudkan untuk mengembangkan
imajinasi sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong
kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan dasar idak hanya
menarik, menanntang , dan merangsang tetapi harus di sesuasikan dengan
minat, kebutuhan, situasi, dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa
muda.(2) kiasan dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan
proses metode kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan angota
muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.
Pramuka dalam gerakanya dan sistem pelatihan mempunyai berbagai
kiasan pelaksanaan proses kepramukaan dalam bentuk kegiatan yang
dikemas menggunakan kiasan dasar yang bersumber pada sejarah
perjuangan dan budaya bangsa. Penggunaan kiasan dasar sebagai salah
satu unsur terpadu dalam proses pendidikan melalui kramukaan
dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi peserta didik sesuai
dengan usia dan kegiatan. Kaerna itu kiasan dasar tidak hanya menarik,
menantang dan merangsang tetapi juga harus disesuaikan dengan minat,
kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik, kramukaan bersifat
memperkaya pengalaman peserta didik bukanya memberatkan peserta
didik.
Kiasan dasar dapat berupa cerita sebagai pembungkus pelaksanaan
sesuatu kegiatan atau berupa tema. Baik cerita maupun tema harus
merangsang peserta didik untuk melibatkan diri dalam kegiatan dengan
penuh semangat, keberanian, kemandirian, kerjasama tim, tanggung jawab,
pantang mundur, namun tetap berpegang teguh pad prinsip dasar
kepramukaan dan kode kehormatan pramuka.32
Kiasan dasar masing-masing golongan disesuaikan sifat peserta
didik 32 Lendikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, ( Ponorogo : 2001) h. 27-28
31
1). Pramuka siaga sebagai manusia bermain lebih tertarik pada
cerita yang penuh khayalan, mereka dalam bermain
menempatkan diri sebagi manusia yang sesuai dengan
khayalannya
Pramuka siaga berusia sampai 10 tahun. Pramuka siaga
dihimpun dalam kelompok kecil yang di sebut barung dan di
pimpin oleh ketua barung. Perkembangan anak usia siaga perlu
dihayati dengan mengenal dan memahami sifat, karakternya
baik yang fositif maupun negatif.
Tingkatan pramuka siaga dalam perindukan siaga
a. calon siaga
b. siaga mula
c. siaga bantu
d. siaga tata
2) Pramuka penggalang lebih kritis dan berfikir lugas serta
mempunyai fanatisme kelompok yang tinggi. Kemasan
kegiatan harus logis dan merangsang mereka untuk bergerak
dengan penuh semangat dan keberanian demi kebanggaan
kelompoknya. Usia peramuka penggalang adalah usia
memasuki proses sosialisasi diri para remaja dengan
lingkungan sekitarnya, baik diluar lingkungan keluarganya
maupun di lingkungan sekolahnya. Bahkan cenderung untuk
berkelompok dengan temannya yang sebaya yang ada di laur
lingkungan keluarganya. Pengaruh kelompok terhadap pribadi
anggotanya sangat kuat. Sikap dan tindak tanduknya, rasa
tanggung jawabnya, kesetiakawanannya demi kepentingan
kelompoknya. Norma hidupnya adalah norma hidup
kelompoknya. Kebanggaan kelompoknya adalah kebanggaan
dirinya, kesiapan atau kesediaan remaja untuk menerima
pengaruh kelompoknya sangat tinggi. Pembina pramuka
penggalang tugas utamanya memberi dukungan kepada peserta
32
didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna
gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk
mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara
sukarela dengan kesadarannya.33 Pramuka penggalang ada 3
tingkatan :
a. Penggalang Ramu
b. Penggalang Rakit
c. Penggalang Terap
3) Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh
perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan
penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak
yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya.
Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema
kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang
teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama.
c. Metode kepramukaan
Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar
kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode
kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem
yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan,
Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam
terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode
kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan
terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik
dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan
gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila:
33 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46
33
a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan
b. setiap unsur berfungsi
c. setiap unsur ada dan kuat
Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat
tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK (Prinsip Dasar Metodik
Pendidikan Kepramukaan) atas dasar prinsip Lord Boden Powell.
PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV
sebagai berikut :
a. Prinsip kesukarelaan
b. Prinsip kode kehormatan
c. Sistem beregu
d. Sistem satuan terpisah
e. Sistem tanda kecakapan
f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan
g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak
h. Keprasahajaan hidup
i. Prinsip swadaya. 34
Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara
efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar
menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan
bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan
oleh peserta didik sebagai Imtaq (iman dan taqwa). Proses pendidikannya
adalah :
a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan
dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa
ada paksaan
34 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85
34
b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan
prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam
kehidupan.
c. Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif
untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan.
Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-
banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
a. Learning by doing : belajar dengan praktik (sambil mengerjakan)
b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup
c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi
d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar.35
35 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu
penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009 sampai
Maret 2010.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini
1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra
Nusantara yang berjumlah 242 siswa
2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang dari kelas 7
dan kelas 8
b. Sample
Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 % dari populasi
terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak (Random
Sampling)
D. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dalam
hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran (lukisan )
37
secara rinci, sistematis, aktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta
hubungan fenomena yang diteliti.1
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Riset Pustaka (library research)
Model penelitian kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan cara
meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, artikel dan dokumen dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
kerangka teori sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Riset lapangan( Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data secara
langsung dari objek penelitian, Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagi berikut :
1) Observasi : yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum sekolah sesuai dengan pembahasan skripsi ini.
2. Studi Dokumentasi : dilakukan untuk memperoleh data sejarah Pramuka
di SMP Citra Nusantara Bekasi dan data-data penelitian lainnya sesuai
dengan masalah yang penulis teliti mengenai kepramukaan.
3) Wawancara : metode ini dilakukan terhadap kakak Pembina pramuka
untuk mendapatkan informasi tentang frekuensi latihan, metode
pengajaran, materi yang diberikan dll yang ada hubungannya dengan
masalah kepramukaan.
4) Angket: metode ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang berisi
pertanyaan kepada responden ( anggota Pramuka) yang ditemui langsung
dilapangan.
1 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139
38
F. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum data yang terkumpul dianalisis secara cermat, penulis mengadakan
dua tahap penganalisaan. Pertama yaitu : data yang sudah terkumpul diolah
terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, dianalisis untuk mengungkap pokok
masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh untuk diambil kesimpulan.
Dalam pengolahaan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
a. editing atau ferivikasi.
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis
segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai
nomor terakhir.
b.Tabulating
Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang
terdapat dalam angket kedalam stub. Kemudian setelah data diolah, maka
penulis selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif
dengan persentase,2 adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis data ini
adalah : Rumus Persentase
P = F X 100%
N
P = adalah presentase yang dicari
F = adalah frekuensi jawaban
N = adalah jumlah jawaban subjek / sample yang diolah.
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, maka analisa data bisa dilakukan,
yaitu dengan cara menginterprestasikan data berdasarkan pengamatan peniliti di
lapangan dan landasan teori-teori yang sudah ada.
2 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415
39
Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
berdasarkan pada buku pedoman skripsi “Pedoman Penulisan Skripsi” yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Jakarta.
40
Tabel .1
KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1
2.
Kepramukaan Pengembangan Bakat kepemimpinan
-Partisipasi dalam kegiatan ektrakulikuler kepramukaan -Motivasi siswa mengikuti kegiatan kepramukaan -Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan -Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan yang maksimal dalam proses pengembangan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar pengembangan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skil individu, kelompok dalam observasi dan
2, 3,7 4, 5, 6 1, 10, 15 9, 11, 14 16, 17, 8 18, 19, 20 12, 13, 21, 22
41
pengamatan
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Citra Nusantara
a. Sejarah berdirinya SMP Citra Nusantara
SMP Citra Nusantara merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertujuan ikut serta dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia. SMP Citra
Nusantara ini berada dibawah Yayasan Kesejahteraan Islam Nurul Kamal
yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Gedung SMP Citra Nusantara ini berlokasi di Jalan Raya Narogong Km 9
Gg 31 Rt 06 /Rw 02 Bantargebang Bekasi. Secara geografis letak SMP Citra
Nusantara cukup strategis karena tidak jauh dari jalan raya dan mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Sekolah ini berdiri sejak tahun 1993. oleh salah satu tokoh masyarakat
yaitu bapak H.Muksin. Berdirinya sekolah ini adalah antara lain untuk
memberikan pendidikan umum dan agama dan juga sebagai syiar Islam yang
nantinya diharapkan para lulusan dari SMP Citra Nusantara ini dapat menjadi
kader-kader yang Islami, berilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah.
Selama sekolah ini didirikan sampai sekarang, telah mengalami masa
pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali, adapun urutannya adalah sebagai
berikut :
1. Drs. Asary : Priode 1994 s/d 2004
2. Marjuki, S.Pd : Periode 2004 s/d 2008
3. Suparmanudin, S.Si : Periode sekarang
42
b. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Citra Nusantara
1.Visi SMP Citra Nusantara
Menjadi pusat studi dan inovasi pendidikan bertaraf International dalam
bidang sains, teknologi, budaya dan Agama
2. Misi SMP Citra Nusantara
Memberikan pelayanan secara tepat dan professional dalam hal
pendidikan pengajaran dan budaya, agar dapat menyumbangkan SDM yang
berkualitas kepada dunia pendidikan di Indonesia
3. Tujuan SMP Citra Nusantara
a. Membentuk siswa yang beriman, bertaqwa, berilmu, dan terampil
dalm IPTEK dan IMTAQ
b. Memperoleh kelulusan yang maksimal sesuai dengan standarisasi
Ujian Nasional
c. Menghasilkan lulusan yang di terima di SMA Negeri maupun Swasta
c. Struktur Organisasi SMP Citra Nusantara
Struktur organisasi SMP Citra Nusantara dapat dilihat pada bagan sebagai
berikut1 :
1 Observasi data SMP Citra Nusantara, 12 Februari 2010
43
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN NURUL KAMAL
BANTARGEBANG
TAHUN AJARAN 2009-2010`
``
`
Wakil Kepala Sekolah
Supratomo, S. Kom
Bendahara Yayasan Linawati
Ketua Yayasan H. Rosyidie Muhtar. L.c
Komite Sekolah H. Zaidi, L.c
GURU-GURU
SISWA-SISWI
Kepsek SMP Suparmanudin, S.Si
Wakasek Kurikulum
Neneng Aisyah, S.Pd
Wakasek Kesiswaan
M. Syamsul Romli
Wakasek Sarana dan Prasarana Supandi, S.Ag
Wakasek Humas
A. Kosasih
44
B. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
1. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di SMP Citra Nusantara berjumlah 20 orang, semuanya
guru tetap yayasan wakil kepala sekolah 1 orang dan wali kelas 8 orang.
Rinciannya sebagai berikut2 :
Tabel 2
Keadan Guru SMP CitraNusantara
N
O NAMA
JENIS
KELAMIN BIDANG TUGAS PENDIDIKAN
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Suparmanudin, S.Si
Supratomo, S. Kom
Neneng Aisyah, S.Pd
M Syamsul Romli
Drs. A Kosasih
Supandi, S. Ag
Nurkholisoh, S. Pd
Lely Triana, S.H
Dra. Elis Kurniawati
Siti Munawaroh, S.Pd
Melati Utami, S,Pd
Dra. Sri Wahyuni
Dra. Sri Widiasih
Ikhwanudin, S.Ag
Ubeng Adiyatna,S.Pd
Kamaludin, A Ma
L
L
L
L
P
L
L
P
L
P
L
P
P
L
P
L
Kepala Sekolah
Wakasek
Kurikulum
Kesiswaan
Humas
Sarana dan prasarana
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
D1
2 Observasi data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
45
2. Keadaan Karyawan
Karyawan Smp Citra Nusantara berjumlah 7 Orang dengan rincian sebagai
berikut:
Table 3
Keadaan Karyawan SMP Citra Nusantara
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH
1
2
3
4
Kepala TU
Pegawai TU
Petugas Kebersihan
SATPAM
1
2
1
1
3. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di sekolan SMP Citra Nusantara adalah 540 siswa orang
yang berasal dari Kecamatan BantaGebang dan sekitarnya keadan siswa SMP
Citra Nusantara dapat dilihat dari tabel sebagai berikut3:
Tabel 4
Keadaan Siswa SMP Citra Nusantara Tahun Pelajaran 2009-2010
Kelas Jumlah Jumlah siswa
VII
VIII
IX
2 kelas
3 kelas
2 kelas
70 siswa
105 siswa
67 siswa
3 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
46
4. Kegiatan Ektrakurikuler
SMP Citra Nusantara memiliki berbagai macam kegiatan ektra kurikuler yang
di adakan unutk menyalurkan dan mengembvangkan bakat, potensi serta
kreatifitas siswa.
Adapun jenis kegiatan ektra kurikuler yang ada di SMP Citra Nusantara dapat
dilihat pada table 5 sebagai berikut4 :
Tabel 5
No Jenis ekstrakulikuler Pembimbing
1 Olah raga :
Bola volley
Bola basket
Futsal/ sepak bola
Supratomo, S. kom
Ubeng S.pd
Aditiya S.pd
2 Kesenian :
Paduan suara
Band
Drumband
Dra. Elis kurniawati
Ikhawanuddin S.Ag
Titho. S.pd
3 Kerohaniaan :
Halaqoh/diskusi
Muhadlarah
M. Syamsul Romli S.pd
4 Kepramukaan Darkasiem
5. Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang ada di SMP Citra Nusantara merupakaan sarana pendukung
untuk kelancaran proses belajar mengajar sehingga dapat di sesuai dengan tujuan 4 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
47
pendidikan yang di harapkan secara efektif dan efisien. Adapaun fasilitas yang
ada dan dimiliki oleh SMP Citra Nusantara dapat di ketahuai dari table 6 berikut
ini :
Table 6
No Ruang Jumlah
1 Ruang kelas :
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
3 kelas
3 kelas
3 kelas
2 Laboratorium
Bahasa
Kimia
Biologi
Komputer
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
3 Ruang :
UKS
PMR
OSIS
Perpustakaan
Komite (perkumpulan orang Tua)
Wakil kepala sekolah
Guru
MGMP
Sidang
BP
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
48
6. Struktur Organisasi kepramukaan
Struktur organisasi kepramukaan adalah suatu kerangka yang menunjukan
semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi pramuka serta hubungan
antar fungsi-fungsi tersebut serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota
organisasi yang melakukan tiap-tiap kerja tersebut5
Ektrakurikuler kepramukaan SMP Citra Nusantara juga memiliki struktur
organisasi yang telah di tentukan kedudukan dan tugas dan tanggung jawabnya
yang di gambarkan dalam sebuah bagan berikut ini
Struktur Organisasi Kepramukaan SMP Citra Nusantara
5 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
Ka Mabigus Suparmanudin, Ssi
Pembina Gugus Depan M. Syamsul Romli
Pembantu Pembina Kasim Kholil
Pelatih
Pasukan Penggalang
Regu Putri Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota anggota
Regu Putra Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Regu Putri Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Regu Putra Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
49
C. Peran Kepramukaan Dalam Mengembangkan Bakat Kepemimpinan
Pelatihan kepramukaan merupakan salah satu kegiatan ektrakurikuler yang
dikembangkan disetiap sekolah yang mempunyai dimensi dan fungsi yang
spesifik dan hasil yang baik dalam mengembangakan bakat kepemimipinan
siswa disetiap sekolah.
Berikut ini dikemukakakan peranan kepramukaan dalam mengembangkan
bakat kepemimpinan siswa di SMP Citra Nusantara. Table 7 ini
menggambarkan motivasi siswa mengikuti kegiatan kepramukaan
Tabel 7
Motivasi Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 1 a. belajar berorganisasi
b. mengembangkan bakat kepemimpinan c. mencari teman d. coba-coba saja
8 29 3 0
`
20% 75% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menunjukan bahwa responden mengikuti kegiatan
kepramukaan dengan motivasi bermacam-macam sebagian besar (73 %) untuk
mengembangkan bakat kepemimpinan, sebagian kecil ( 20 %) untuk belajar
keorganisasian, sedikit sekali ( 8 % ) yang bermotivasi untuk mencari teman
namun tidak ada yang sekedar coba-coba ( 0 % ), hal ini berarti bahwa siswa
mengikuti kegiatan kepramukaan dengan motivasi tertentu.
Motivasi yang kuat dalam berorganisasi dan mengembangkan bakat
kepemimpinan ini juga bias dilihat dari preperensi kehadiran siswa mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan pada tabel 8 berikut
50
Tabel. 8
Kehadiran dalam Kegiatan Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 2
a. selalu hadir b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25 12 3 0
`
63% 30% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 responden ada 63 % yang
menjawab selalau hadir, hal ini menunjukan bahwa siswa sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler Kepramukaan., jawaban sering dalam
frekuensi 30 % dan kadang-kadang hanya 8 %, jawaban tidak pernah hadir
hanya 0 % , hal ini menunjukan bahwa keaktifan mereka di bidang pramuka
sangat baik
Kegiatan Ektra kurikuler kepramukaan ternyata telah di ikuti oleh siswa
sejak sekolah tingkat dasar ( SD ) atau di Madrasah Ibtidaiyyah, hal tersebut
dapat kita ketahui dari hasil pada tabel 9 dibawah ini.
Tabel. 9
Mulai Aktif di kegiatan Ektra Kurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 3
a. sejak SD b. sejak sekolah di SMP Citnus c. sejak kelas 8 di SMP Citnus d. sejak kelas 9 di SMP Citnus
27 10 4 0
`
68% 25% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab telah aktif
di kegiatan keperamukaan sejak mereka masih SD dengan prosentase 68 %
menjawab telah aktif semenjak di SMP Citra Nusantara ada 25 % atau 10 orang
saja dari responden yang mengikuti kegiatan pramuka semenjak mereka duduk
di kelas 8 sekolah SMP Citra Nusantara dan hanya 8 % saja
51
Tabel. 10
Latar Belakang Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 4
a. keinginan sendiri b. diajak teman c. disuruh guru d. diperintah orang tua
29 8 3 0
`
73% 20% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Dari tabel di atas jelas bahwa Kegiatan ektra Kurikuler kepramukaan
merupakan kegiatan pilihan dan tidak ada paksaan di sekolah SMP Citra
Nusantara hal tersebut bisa di lihat dari hasil angket yang di sebar pada siswa
mengenai alasan mengapa mengikuti kegiatan ektrakurikuler kepramukaan, dan
mayoritas dari responden 29 orang menjawab berdasarkan keinginan sendiri atau
73 % , bukan atas dasar paksaan atau kehendak orang lain dan volatilitas di ajak
teman hanya pada kisaran 20 % orang saja, sedangkan yang mengikuti kegiatan
kepramukaan atas dasar informasi dari guru hanya 8 % saja.
Adapun mengenai dukungan orang tua terhadap kegiatan ektra kurikuler
kepramukaan atau sikap orang tua terhadap kegiatan pramuka yang di ikuti
sebagian besar dari responden 68, % mendukung atau 28 % sangat
mendukung dan sebagian kecil yang kurang mendukung sebesar 5 % dan tidak
mendukung 0 %. Berikut ini adalah tabulasinya.
Tabel 11
Dukungan Orang Tua terhadap kegiatan ektrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 5
a. sangat mendukung b. mendukung c. kurang mendukung d. tidak mendukung
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100%
52
Tabel. 12
Perasaan selama mengikuti kegiatan Ektrakurikuler Kperamukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 6
a. sangat senang b. senang c. kurang senang d. tidak senang
32 7 1 0
`
80% 18% 3% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas menunjukan bahwa perasaan siswa ketika mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan dengan prensentase sangat senang (80 %) hal itu
menggambarkan karena siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler
kepramukaan berkorelasi dengan tidak ada paksaan dari siapapun, dan kegiatan
pramuka juga di laksanakan dengan sangat menyenangkan, dan sebagian kecil
atau (18 %) yang senang mengikuti kegiatan kepramukaan, dan sedikit sekali
atau (3 % ) yang kurang senang, dan tidak ada satu siswa pun yang menjawab
tidak senang ( 0 %)
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan juga tidak mempengaruhi kegiatan
belajar siswa, hal ini biasa dilihat dari hasil angket sebagai berikut:
Tabel 13
Ektrakurikuler Kepramukaan Menggangu Kegiatan Belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase 7
a. sangat mengganggu b. mengganggu c. kurang mengganggu d. tidak mengganggu
0 2 2
36 `
0% 5% 5%
90%`
` `Jumlah 40 100% Dari tabel di 13 tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan ektrakurikuletr
kepramukaan tidak mengganggu kegiatan belajar siswa karena sebagian besar
siswa( 90 % ) menjawab tidak menggangu sedikit sekali yang menjawab cukup
menganggu dan menganggu ( 5 %) saja
53
Sebaliknya dari hasil di atas bahwa kegiatan pramuka justru membantu
mereka berprestasi di sekolah, kegaiatn pramuka justru memotivasi mereka
untuk lebih baik dan berprestasi dan meningkatkan hasil belajar mereka di
sekolah. Hal tersebut dapat kita amati dari hasil angket sebagai berikut :
Tebel 14
Hasil Belajar Setelah Mengikuti Kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 8
a. sangat meningkat b. meningkat c. kurang meningkat d. tidak meningkat
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 14 ini menggambarkan prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
kepramukaan, prestasi setelah mengikuti kegiatan ektrakurikuler meningkat
dengan hasil 68 % adapaun siswa berprestasi sangat meningkat mencapai 28%
kurang meningkat sebanyal 5% dan tidak meningkat sebesar 0% hal tersebut
cukup kuat untuk membuat premis bahwa kegiatan ektra kurikuler kepramukaan
justru meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa.
Adapun ketika penulis memberikan sejumlah pertanyaan dengan korelasinya
antara kegiatan kepramukaan dengan aspek kepemimpinan dan meningkatkan
kan minat siswa untuk belajar kepemimpian. berikut ini adalah hasil dari
angket :
Tabel. 15
Minat siswa aktif kegiatan pramuka meningkatkan minat belajar
kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 9
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
25 5 8 2
`
63% 13% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100%
54
adanya minat belajar kepemimpinan setelah siswa mengikuiti kegiatan ektra
kurikuler kepramukaan sebagian banyak (63 %) siswa mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan meningkatkan siswa untuk belajar kepemimpinan,
jawaban kadang-kadang- (20 %) dan dan sedikit sekali (13 %) atau hanya 5
orang saja serta jawaban adapun tidak sama sekali itu cuma 0 %
Tabel. 16
Kegiatan Kepramukaan Dapat menyalurkan bakat kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 10
a. sangat tersalurkan b. tersalurkan c. kurang tersalurkan d. tidak tersalurkan
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas ini menitikberatkan apakah setelah mengikuti kegiatan
pramuka apakah bakat siswa tersalurkan, dari tabel diatas menunjukan sebagian
besar responden (68 %) tersalurkan (28 %) yang menjawab sangat tersalurkan,
dan (5%) kurang tersalurkan dan tidak sama sekali pada presentase (0 %) dan
berdasarkan informasi sebagian responden merasakan ada perubahan positif
dalam pengembangan bakat, lebih kreatif dan mandiri, dapat menerapkan hidup
disiplin, dan dapat mulai memimpin dengan baik setelah mengikuti kegiatan
pramuka.
Hal tersebut berkorelasi positif dengan hasil sebaran angket yang penulis
sebarkan terhadap siswa mengenai hal kegaitan ektrakurikuler kepramukaan
merupakan wadah pengembangan bakat kepemimpinan
55
Tabel. 17
Kegiatan Ektrakurikuler Kepramukaan Merupakan Wadah Pengembangan
Bakat Kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 11
a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
13 18 7 2
`
33% 45% 18% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 17 ini menjelaskan bahwa pramuka merupakan salah satu wadah
dari Pengembangan kepemimpinan siswa di sekolah hal tersebut merupakan
bagian sebagian besar dari jawaban siswa dari angket yang penulis sebar
nmenjawab setuju (45 %), dan sangat setuju (33 %) hal tersebut di yakini
sebagian siswa tentang dasar-dasar kepemimpinan, dan kurang setuju (18 %)
saja. adapun dengan jawaban tidak setuju sedikit sekali (5 %) atau 2 orang
saja yang menjawab tidak setuju,
Siswa juga mendapatkan pelatihan dasar-dasar kepemimpinan yang
merupakan bagian dari sistem pengkaderan anggota pramuka, melalui
pelatihan-pelatihan baik berupa out bond ataupun kegiatan-kegiatan ranting dan
cabang, angket berikut ini bisa menjadi sebagai acuan
Tabel. 18
Kepramukaan Memberikan Latihan-Latihan Dasar Kepemimpian
No Jawaban Frekuensi Prosentase 12
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
27 11 2 0
`
68% 28% 5% %`
` `Jumlah 40 100%
56
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden (55 %)
menjawab ya, bahwa pramuka memberikan latihan dasar-dasar kepemimpinan
dengan jumlah 22 orang, diantara responden juga ada yang menjawab kurang
dengan persentase cukup besar 28 % dan kadang-kadang 18 % dan tidak sama
sekali 0 % , dari jawaban di atas maka peranan pramuka dalam memberikan
latihan dasar kepemimpinan siswa sangat baik di butuhkan dalam
mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, dan hal ini mempengaruhi pada
tabel selanjutnya mengenai pengembangan bakat kepemimpian
Tabel. 19
Kompetensi Pembina dan Daya Kreasinya Kuat
No Jawaban Frekuensi Prosentase 13
a. sangat berkompetensi b. berkompetensi c. kurang berkompetensi d. tidak berkompetensi
20 13 7 0
`
50% 33% 18% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas menjelaskan bahwa (50%) atau 20 siswa mengatakan bahwa
Pembina sangat berkompetensi dibidangnya dan memiliki daya kreasi yang kuat,
(33 %) menjawab bahwa Pembina berkompetensi dibidang kepramukaan , dan
tidak berkompetensi 18 % dan tidak sama sekali 0 % , angka-angka tersebut
menujukan bahwa Pembina sebagai pendidik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta daya kreasi untuk menciptakan kegiatan yang menarik dan
menggugah peserta didik , karena kualitas Pembina sangat penting dalam upaya
pengembangan bakat kepemimpinan, aktualisasi kegiatan bakat kepemimpinan
tersebut bisa dilihat dalam bentuk beragam kegiatan ektrakurikuler
kepramukaan. Materi-materi yang diajarkan dalam pramuka baik mengenai tata
tertib, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kepemimpinan, pelatihan-
pelatihan yang dilaksanakan oleh tingkat sekolah atau tingkat ranting dan
tingkat kota.
57
Data diatas berkesinambungan dengan tabel berikutnya setelah bakatnya
tersalurkan apakah bakat tersebut berkembang atau tidak berkembang, berikut
ini adalah hasil dari angket yang penulis sebar
Tabel 20
Bakat Kepemimpinan berkembang Setelah Mengikuti Kegiatan Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 14
a. sangat berkembang b. berkembang c. kurang berkembang d. tidak berkembang
10 25 5 0
`
25% 65% 13% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 20 ini menjelaskan bahwa sebagian besar ( 63 % )bakatnya
berkembang.dan sangat berkembang 25 % , dan hanya sebagian kecil (13 %)
saja yang menjawab tidak sama sekali setelah mereka mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan.
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan di sekolah di yakini merupakan
kegiatan yang mungkin menjadi wadah bagi siswa untuk mengaktualisasikan
bakat-bakat mereka walaupun ada kegiatan ektrakurikuler lainya yang bersifat
intra sekolah ada OSIS, Drumband, ROHIS, akan tetapi di pramuka mereka
lebih bisa mengaktualisasikan bakat yang dimiliki
Tabel. 21
MetodePenyajian, Materi sesuai dengan Prinsip Dasar Metodik Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 15
a. sangat sesuai b. sesuai c. kurang sesuai d. tidak sesuai
12 25 3 0
`
30% 63% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100%
58
Tabel 21 ini menjelaskan bahwa dari 40 responden, mayoritas (63 %) atau 25
orang menjawab sangat sesuai, (30 %) yang menyatakan kalau materi dan cara
penyampaiannya sesuai dengan prinsip dasar metodik kepramukaan. 3 orang
(8%) yang menyatakan bahwa metode penyampaian materi kurang sesuai, dan
yang menjawab tidak sama sekali itu (0%)
Tabel. 22
Kepramukaan mengajarkan dasar-dasar berorganisasi
No Jawaban Frekuensi Prosentase 16
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
26 3
11 0
`
66% 8% 28% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas menjelaskan bahwa Dasar-dasar berorganisasi merupakan hal
yang sangat penting di ajarkan, hal tersebut dilakukan juga oleh organisasi
kepanduan, proses pemberian bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang
terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan merupakan salah satu yang di ajarkan beikut ini adalah hasil dari
responden apakah mereka diajarkan dasar-dasar berorganisasi selama mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan, sebagian banyak (66 %) dari responden
menjawab ya . dan 28% atau 11 orang mereka menjawab kadang-kadang, dan
sedikit sekali (8%) dari responden menjawab kurang.
Tabel. 23
Yang didapatkan dari Mengikuti Ektrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 17
a. tambah teman b. dasar-dasar kepemimpinan c. dasar-dasar berorganisasi d. tidak tahu sama sekali
5 25 8 2
`
13% 63% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100%
59
Tabel diatas dapat diketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler kepramukaan
yang mereka ikuti mereka mendapatkan Dasar-dasar kepemimpinan dan dasar-
dasar berorganisasi sebagain besar siswa (40 %) menjawab mendapatkan
jawaban mayoritas jika di jumlahkan menjadi 75 % walaupun ada yang mereka
yang menjawab mencari teman sebanyak 8 % tetapi hal itu bukan menandakan
mereka tidak mendapatkan apa-apa di pramuka, setelah penulis menayakan
ketika ada kegiatan di kwarnas, kwarcab mereka selalu mengikuti.
Banyak hal yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan ektrakurikuler
kepramukaan, diantaranya adalah aktualisasi dalam kehidupan, di sekolah , di
masjid, di masyarakat, hal ini berhubungan dengan tabel berikut in
Tabel 24
Kemampuan Memimpin Diskusi Setelah mengikuti Kegiatan Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 18
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
14 18 6 2
`
35% 45% 15% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 25 diatas menjelaskan, organisasi pengkaderan kepanduan diharapkan
adalah aktualisasi di dalam kehidupan keseharian begitupun tabel ini
menunjukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan pramuka mampu manjadi
pemimpin dalam diskusi kelompok, sebanyak (45 %) mampu dan sedikit (35 %)
sangat mampu dan sebanyak dan sedikit sekali (15 %) yang menjawab kurang
mampu, serta (5 % ) yang menjawab tidak mampu.
Banyak kegiatan disekolah yang menuntut keahlian siswa dalam mengurus
diantara sesama teman diantaranya , kegaitan akhir tahun, pekan olah raga dan
seni, Upacara, kegiatan diskusi kelompok dan OSIS. Berikut ini adalah hasil
ketika penulis memberikan pertanyaan tentang apakah kamu mampu menjadi
pemimpin upacara
60
Tabel. 25
Kemampuan Menjadi Pemimpin Upacara
No Jawaban Frekuensi Prosentase 19
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
5 25 8 2
`
13% 63% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100%
Tabel ini menjelaskan tidak jauh berbeda dengan jawaban sebelumnya
bahkan jawaban siswa yang siswa yang menjawab mampu sekitar (45 %) dan
jawaban sangat mampu mencapai 35 % hal tersebut disebabkan karena di
pramuka diajarkan kegiatan baris berbaris, dan sedikit (15 %) kurang mampu
dan sedikit sekali (5%) yang menjawab tidak mampu, hal tersebut menujukan
bahwa siswa-siswa yang telah mengikuti kegiatan ektrakurikuler kepramukan
mampu menjadi pemimpin di lingkugannya.
Seorang kepanduan harus bisa bertanggung jawab terhadap dirinya,
lingkungannya, masyarakatnya itu di ajarkan dalam kegiatan pramuka,
begitupun juga ketika penulis memnyebar angket apakah kam bertanggung
jawab ketika di perintahkan untuk menyelesaikan tugas dengan baik ketika di
tugaskan oleh kakak Pembina atau pun guru.
Tabel 26
Mampu Menyelesaikan Tugas Dan Bertanggung Dengan Baik
No Jawaban Frekuensi Prosentase 20
a. sangat bertanggung jawab b. bertanggung jawab c. kurang bertanggung jawab d. tidak bertanggung jawab
12 20 6 2
`
30% 50% 15% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel diatas menjelaskan bahwa mayoritas siswa bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan kakak pembinanya, sebagian
61
banyak (50 %) bertanggung jawab dan sebanyak (30 %) siswa sangat
bertanggung jawab, dan sedikit siswa (15%) menjawab kurang bertanggung
jawab serta sedikit sekali (5%) saja yang menjawab tidak bertanggung jawab.
hal ini menunjukan sikap seorang pemimpin yang mengharuskan bertanggung
jawab dan mampu mengambil risiko sebagai aktualisasi dari kehidupan sehari-
hari
Aktualisasi dikelas siswa yang mengikuiti ektrakurikuler kepramukaan juga
dipastikan juga mampu menjadi pemimpin di kelasnya,. Berikut ini adalah tabel
nya.
Tabel. 27
Kemampuan menjadi pemimpin di kelasnya
No Jawaban Frekuensi Prosentase 21
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
10 24 6 0`
25% 60% 15% 0%`
` `Jumlah 40 100% Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap pelajar yang mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan merasa sangat mampu menjadi pemimpin
atau ketua di kelas sebagian dari responden (60 %) menjawab mampu
memejadi pemimpin di kelasnya, kelasnya, sangat mampu sebanyak (25 %)
sedikit sekali (15%) yang menjawab menjawab kurang mampu, hal tersebut
menunjukan bahwa aktualisasi dari pelatihan-pelatihan yang di ikuti siswa
pramuka mampu di aktualisasikan dalam bentuk kepemimpina dikelas
62
Tabel. 28
Mampu Menghadapi Dan Memutuskan Masalah Secara Bijaksana
No Jawaban Frekuensi Prosentase 22
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
4 55 8 1
`
33% 66% 10% 8%`
` `Jumlah 40 100%
Tabel 29 ini menjelaskan bahwa siswa mampu memutuskan secara bijaksana
ketika dia memimpin, karena sosok pemimpin yang adil dan bijak yang akan di
sayangi, bukan sikap otoriter atau tirani, dalam organiasasi kepanduan sejak
awal dididk untuk peduli, ber empati terhadap masyarakat, berjiwa sosial dan
membantu sesama. Hal tersebut menjadi ukuruan sebuah kesuksesan seorang
pemimpin. Ketika penulis menyakan apakah mampu bijaksana ketika
memutuskan, sebanyak (55 %) sangat mampu dan (33 %) menjawab mampu
dan (13 %) kurang mampu serta (0 %) tidak mampu.
Dari jawaban angket dan wawancara dengan siswa yang mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan maka peranan kegiatan kepramukaan sangatlah
penting dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa.
D. Usaha Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Dalam Meningkatkan dan
Pengembangan Bakat Kepemimpinan
Dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, perlu dilaksanakan
beberapa latihan- latihan supaya siswa-siswi bisa mengetahui kemampuan yang
mereka dimiliki, selain itu juga kompetensi Pembina, metode dan materi yang
disajikan juga harus sesuai dengan dasar pelatihan kepramukaan. Dengan
harapan ini semua bisa menjadi distribusi dalam mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa lebih lanjut. Antara lain :
63
1. Latihan-latihan dalam kepramukaan yang perlu dilaksankan oleh siswa
adalah:
a. Problem solving ( Pemecahan Masalah ) hal ini bisa dilakukan dengan
sandi mencari jejaksehingga siswa akan terbaiasa mencari, kemudian
menemukan sendiri suatu konsep serta pemecahan masalahnya yang
dihadapi sehingga memupuk rasa percaya diri, berani menyampaikan
pendapat dan memupuk kerjasama dan sikap toleran
b. surprise (Tindakan yang tak terduga ) : dengan cara memberikan
penghargaan regu terbaik, hal tersebut membiasakan peserta didik,
bersikap lebih rajin, terampil, dan bersikap gembira dan akan menjadi
motivator bagi yang lain
c. Perlombaan baik kindividual maupun kolektif, hal ini akan dapat
memmbina watak supaya ulet, tekun, dan bersemangat dan menmgejar
prestasi yang tinggi.
d. Kerja kelompok dengan memberikan tugas pada kelompok untuk
mengadakan pekerjaan. Hal ini akan membina sikap kebersamaan,
semangat dan kerjasama misalkan untuk materi P3K
e. Demonstrasi, dengan memperhatikan kecakapan tertentu dari peserta
didik membina watak supaya berani menunjukan kemampuan dan
prestasi pribadi, untuk materi yang cocok adalah semaphore, morse dan
kompas
f. Diskusi, belajar memecahkan masalah secara bersama-sama. Hal ini akan
membina sikap kerjasama, menghargai pendapat orang lain dan belajar
mengemukakan pendapat
g. Role Playing ( Bermain Peran ) hal ini untuk menanamkan sikap
patriotisme kepemimpinan
64
h. Learning by Doing ( belajar sambil melakukan ), peserta didik diberikan
latihan sekaligus mempraktikannya misalkan pendidikan tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan
2. Kecakapan dan keterampilan peserta didik , hendaknya dikembangkan dalam
syarat kecakapan khusus dan satuan karya sesuai dengan bidangnya masing-
masing , karena kecakapan yang diperoleh merupakan bekal yang
bermanfaat bagi peserta didik untuk terjun di masyarakat dan
mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari adapun kecakapan-
kecakapan tersebut meliputi :
a. kecakapan dan keterampilan dalam bidang pertanian dikembangkan
di Saka taruna Bumi
b. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kelautan dikembangkan
di Saka Bahari
c. kecakapan dan keterampilan dalam bidang keamanan, ketertiban
dikembangkan di Saka bayangkari
d. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kehutanan dikembangka
Saka wanabakti
e. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kesehatan dikembangkan
di Saka Bakti Husada
3. Selain dengan metode penyajian yang bervariasi juga di perlukan peranan
Pembina, sebagai motivasi dan innovator, Pembina harus merencanakan
bentuk-bentuk penyajian yang benar-benar merangsang peserta didik.
4. Pembina pramuka sebagai pendidik harus memiliki pengetahuan
keterampilan daya kreasi untuk menciptakan kegiatan yang menarik dan
menggugah peserta didik dengan berpedoman pada Prinsip Dasar Metodik
kepramukaan, karena faktor kualitas Pembina sangat penting dalam upaya
mengembangkan bakat kepemimpinan.
65
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan memepunyai peranan penting sebagai
sebuah organisasi Intra sekolah dalam pengembangan bakat kepemimpinan,. Hal ini
mengingat prinsip-prinsip dasar kepramukaan yang bersifat teoritis dan metodik
yang mempunyai benang merah serta koherensi positif dalam mengembangkan
karakter kepemimpinan untuk generasi muda. Pengembangan bakat kepemimpinan di
korelasikan melalui berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang menarik dan bersifat
edukatif bagi anggota pramuka, kegiatan kepramukaan seperti baris berbaris,
berkemah, api unggun, renungan suci , problem solving, demonstrasi, diskusi, role
play, P3K, mencari jejak dapat menumbuhkan sikap dan rasa bertanggung jawab,
melatih kedisiplinan, pengorbanan demi kepentingan orang lain, peduli terhadap
lingkungan dan taat beragama.
Metode-metode yang digunakan sangat terarah dan tepat sasaran terhadap
pembinaan karakter kepemipinan serta dilakukakan oleh Pembina-pembina pramuka
yang mempunyai kapabilitas dalam kepanduan. Apa yang menjadi sasaran kegiatan
kegiatan kepramukaan memiliki mental dan moral, tunas-tunas bangsa yang unggul
dan kompetitif , berpegang teguh terhadap agama, sehat dan kuat jasmaninya, cerdas,
tangkas terampil , memiliki wawasan luas, berjiwa patriotik, pemimpin yang tegas
dan bijaksana peka pada perubahan lingkungan dan mempunyai pengalaman luas
68
Pelatihan kepramukaan selain merupakan wadah pengembangan minat, bakat dan
kepemimpinan juga menjadi basis dari tujuan sistem pendidikan nasional. Sesuai
dengan Jawaban angket yang disebarkan oleh penulis terhadap siswa SMP Citra
Nusantara yang mengikuti kegiatan ektra kurikuler kepramukaan, mayoritas dari
jawaban siswa aktif dikegiatan kepramukaan bahwa kegiatan kestrakulikuler
kepramukaan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan
B.Saran
1. Sekolah harus mendukung kegiatan kepramukaan dengan selalu
memperhatikan Pembina yang handal dan berkualitas, sarana dan prasarana
yang memadai, dukungan dana, mengatur waktu dengan baik untuk berbagai
kegiatan serta minat dan motivasi yang tinggi dari siswa untuk mengikuti
kegiatan kepramukaan.
2. Dukungan orang tua memepunyai perananan yang sangat penting dalam
mendorong anaknya untuk mengikuti kegiatan ektra kurikuler kepramukaan,
sehingga bakat-bakat siswa yang terpendam dapat di salurkan dengan adanya
dorongan dan motivasi dari orang tua juga.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen P & K , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet
3, 2003 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik, Bandung: Pustaka
Setia, Cet I, 2006 Hugh Marlow, Memanajemeni Perubahan dan Merencana Masa Depan, Jakarta:
Pustaka Binaman Pressendo, 1982 Iswatun, Kepramukaan dalam Kepemimpinan Siswa, Jakarta: Perpustakaan
Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar, Jakarta:
Kwarnas Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka tingkat Lanjutan, Jakarta:
Kwarnas Kwarda DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, Jakarta: Kwarda
Jakarta Lemdikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, Ponorogo: Kwarda
Ponorogo Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda
Karya, Cet 14, 2009 Moh Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghallia Indonesia, Cet 3, 1988 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Rosda Karya,
Cet 2, 2007 Riyanto Luys et.al, Pegangan Lengkap Gerakan Peramuka, Surabaya: Terbit
Terang, 2005 Soekarno Indrafachrudi et.al, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:
Alda, 1984 Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun
Watak dan Bangsa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1993
M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, Jakarta: Kedai Kwarnas, Cet 3, 1994 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara, 1983 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet 2, 2008 Sentosa Sembiring, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Nuansa Aulia, Cet 1,
2008 Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Teoritis, Bandung:
Cet 1, 2007
Petunjuk pengisian angket
1. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar berikut ini sesuai dengan kegiatan
kepramukaan yang kalian yang ikuti
2. tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah
3. pengisian angket ini semata-mata untuk kepentingan penelitian dan tidak
berpengaruh terhadap nilai kalian
1. Apa motivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuk
a. belajar berorganisasi
b. mengembangkan bakat kepemimpinan
c. mencari teman
d. coba-coba
2. Apakah kamu selalu hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
a. selalu hadir
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Sejak kapan kamu aktif di kegiatan kepramukaan
a. sejak SD
b. sejak sekolah di SMP Citra Nusantara
c. sejak kelas 8 SMP Citra Nusantara
d. sejak kelas 9 SMP Citra Nusantara
4. Atas keinginan siapa kamu aktif dalam kegiatan kepramukaan
a. keinginan sendiri
b. diajak teman
c. disuruh guru
d. di perintah orang tua
5. Bagaimana sikap orang tua kamu terhadap kegiatan kepramukaan yang kamu ikuti
a. sangat mendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendunkung
6. bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan kepramukaan
a. sangat senang
b. senang
c. kurang senang
d. tidak senang
7. Apakah kegiatan kepramukaan yang kmu ikuti mengganggu kegiatan belajar
a. sangat mengganggu
b. mengganggu
c. kurang mengganggu
d. tidak mengganggu
8. Bagaimana prestasi belajar kamu selama mengikuti kegiatan kepramukaan
a. sangat meningkat
b. meningkat
c. kurang meningkat
d. tidak meningkat
9. Apakah ikut aktif dalam kegiatan kepramukaan meningkatkan minat
belajar kepemimpinan kamu
a. ya
b. kurang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekali
10. Setelah mengikuti kegiatan kepramukaan apakah bakat yang kamu miliki
tersalurkan
a. sangat tersalurkan
b. tersalurkan
c. kurang tersalurkan
d. tidak tersalurkan
11. Setujukah kamu bahwa kegiatan kepramukaan merupakan wadah
pengembangan bakat kepemimpinan
a. sangat setuju
b. setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju
12. Apakah kegitan kepramukaan memberikan kamu latihan dasar
kepemimipinan
a. ya
b. kurang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekalai
13. Apakah Pembina yang menyampaikan materi berkompetensi dalam
bidang kepramukaan
a. sangat berkompetensi
b. berkompetensi
c. kurang berkompetensi
d. tidak sama sekali
14. Dengan mengikuti kegiatan kepramukaan apakah bakat kepemimpinan
yang kamu miliki berkembang
a. sangat berkembang
b. berkembang
c. kurang berkembang
d. tidak berkembang
15. Apakah materi dan metode penyampaian sesuai dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan
a. sangat sesuai
b. sesuai
c. kurang sesuai
d. tidak sama sekali
16. Apakah dala m kegiatan kepramukaan diajarkan dasar-dasar berorganisasi
a. ya
b. kuarang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekali
17. Selama ini apa yang kamu dapatkan dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan
a. tambah teman
b. dasar-dasar berorganisasi
c. dasar-dasar kepemimpinan
d. tidak tahu sama sekali
18. Setelah mengikuti kegiatan kepramukaan apakah kamu mampu memimpin
diskusi
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
19. Mampukah kamu jika terpilih menjadi pemimpin upacara
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak mampu
e.
20. Ketika diberi tugas oleh guru/kakak Pembina apakah kamu akan
bertanggungjawab menyelesaikan juga itu
a. sangat bertanggungjawab
b. bertanggungjawab
c. kurang bertanggungjawab
d. tidak bertanggungjawab
21. Mampukah kamu menjadi ketua kelas
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
22. Mampukah kamu dalam menghadapi / memutuskan masalah yang kamu
hadapi sendiri dengan bijaksana
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
Tabel .1 KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1 2
Kepemimpinan
Mengembangkan bakat kepemimpinan siswa
- Partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan - Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan maksimal dalam proses mengembangkan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar mengembangkan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skill individu, kelompok dalam observasi dan pengamatan
2, 3, 7
4, 5, 6
1, 10, 15 9, 11, 14 16, 17, 8 18, 19 20 12, 13, 21, 22
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang gunakan dalam penelitian skripsi berjudul " Peran
Kepramukaan dalam Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP
Citra Nusantara Bekasi" yang di susun oleh Romli Nomor Induk Mahasiswa
102018224110 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam jurusan Kependidikan
Islam, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada
tanggal…………………..
Jakarta, Agustus
2010
Mengetahui
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Rossatria , M.Ag
NIP. 19470717 1966 08 2 001
DAFTAR REFERENSI
NO No
footnote
Halaman
skripsi
Halaman referensi Paraf pembimbing
1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
9
10
11
1
2
3
4
4
4
4
8
8
8
9
10
11
11
11
11
UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan AplikasiPendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 UU Sisdiknas, undang-undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis membina pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71 Dra. Enung Fatimah , M.M. Psikologi Perkembangan …h. 74 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 Soekarno Indrafachrudi, et-al,
15
16
17
18
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
23
24
25
12
13
14
15
16
17
18
14
15
16
17
18
19
20
12
13
13
13
14
17
19
19
20
21
21
21
22
22
23
23
24
Pengantar Kepemimipinan Pendidikan,(Jakarta : PT Alda, 1984 ) cet-ke 4 h. 7 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar ..., h. 8 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h. 9 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h.13 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
26
26
27
28
29
30
31
32
33
34
21
22
23
23
24
25
26
26
27
28
29
30
31
32
25
25
27
28
30
31
32
36
38
34
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15 Kwartir Daerah DKI Jakarta, …, h. 15 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka …, h. 21-22 Lendikacab , Bahan Serahan Kursus mahir Dasar ( Ponorogo: 2001), h. 95 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar,
33
34
(Kwarnas : Jakarta ), h. 27 Lendikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, ( Ponorogo : 2001) h. 27-28 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dengan jelas memberikan arahan dan kebijakan pembangunan di bidang
pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional adalah bagian yang tak terpisahkan
dari Pembangunan Nasional" 1 . Oleh karena itu, Pendidikan Nasional
dilakukan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti
terbuka bagi seluruh rakyat dan diseluruh tanah air, menyeluruh dalam arti
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, terpadu dalam arti tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa. Pendidikan yang
bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu mempunyai peranan dalam
meningkatkan kualitas manusia dan sekaligus sebagai pembentuk manusia
Indonesia seutuhnya dan pendukung pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, masyarakat diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan negara. Sehingga
diharapkan pendidikan nasional mampu memberikan peluang dalam ilmu
pengetahuan, teknologi serta keterampilan dan kemahiran lainnya disamping
1 UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10
1
2
keharusan membangun kepribadian yang tak lain adalah manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Kita pernah mengalami krisis kepemimpinan secara nasional, setelah
tragedi Semanggi pada tahun 1998 pemimpin yang korup, tirani, dan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan ( abuse a power ) Negara Indonesia
rontok dihantam badai krisis besar yang berkepanjangan, dikala itu kita sulit
untuk mencari sosok pemimpin yang benar-benar akomodatif, responsive dan
bertanggung jawab. Hal tersebut terjadi karena kita tidak menyediakn sebuah
sistem yang integral dalam menciptakan seorang pemimpin.
Sejatinya pendidikan bukanlah sesuatu yang kaku yang hanya
mengajarkan tentang ilmu-ilmu logika dan eksak, akan tetapi didalam
pendidikan haruslah memuat sebuah pendidikan karakter kepemimpinan,
upaya konstruksi pendidikan yang bersifat holistic sangat dibutuhkan untuk
setiap negara tak terkecuali Indonesia. Indonesia yang majemuk dan memliki
berbagai ciri khas dari setiap daerah harus di akomodasi kepentingan-
kepentingan setiap daerah, oleh sebab itu di butuhkan sosok pemimpin yang
cerdas, berwibawa dan berkarakter.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu kebetulan atau hanya bakat
yang dibawa sejak lahir atau sesuatu yang turun dari langit an sich akan tetapi
menciptakan seorang pemimpin butuh suatu sistem dan regulasi pendidikan
yang terpadu, integral dan universal yang mengarah pada penciptaan sosok-
sosok pemimpin yang handal.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan dalam pasal tiga dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan suatu bangsa termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peranan dan strategi 2 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12
3
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa Indonesia. Bahkan
pada pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
pembentukan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin
perkembangan dan kelangsungan pendidikan bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi tuntutan situasi zaman dan pebangunan nasional, serta
dalam rangka otonomi pendidikan, sistem pendidikan harus bisa dilaksanakan
secara tepat guna dan berhasil dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang dan
tingkat pendidikan. Keberadaan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan
tersebut dimaksudkan untuk dapat berkinerja secara efektif dan efisien.
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada
pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan secara
efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di
sekolah tersebut.
Pendidikan di sekolah yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi
untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk
menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam
masyarakat dikatagorikan sebagai pendidikan formal. Pada dasarnya lembaga
sekolah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di bidang
pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari
semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan
membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan di sekolah dalam rangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya
para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian
pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang
disesuaikan dengan system penetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat. 3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang
3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270
4
diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur
serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan di sekolah terbagi menjadi dua bagian, kegiatan intra kulikuler
dan kegiatan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilaksanakan pada jam
sekolah berlangsung, sedangkan kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan di luar
jam pelajaran sekolah.4 Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya dan saling
melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan ekstra
kulikuler artinya kegiatan yang ada di luar program yang tertentu dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. 5 Kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah banyak jenisnya antara lain lain : Pramuka, PMR,
Olah Raga, Kesenian, Agama dan lain-lain. Pramuka salah satu jenis
ekstrakulikuler yang sangat penting.
Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional yang
mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbadan
sehat, yang memilki ilmu serta wawasan yang luas, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab selain itu,
tujuan gerakan pramuka melengkapi tujuan pendidikan nasional".6 Gerakan
pramuka juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sangat
potensial dengan prinsip dasar metodik kepramukaan
Pada hakekatnya pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan di lakukan di alam
terbuka.7
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan di Indonesia bersumber dari
gagasa Baden Powell namun pelaksanaanya mengalami proses akulturasi dan
4 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 6 UU Sisdiknas, Undang-Undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 7 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15
5
proses penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Kegiatan
kpramukaaan diarahkan untuk pembinaan watak, kepribadian, taqwa, kepada
Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, mengamalkan pancasila, paham
sejarah perjuangan bangsa, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, terampil dan
cakap, sasaran pendidikan kpramukaan antara lain memiliki kepribadian dan
kepemimpinan yang berjiwa pancasila.
Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi, masyarakat sekarang.
Pendidikan kepramukaan sangatlah penting namun pada kenyataaannya
masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan pramuka dan
menganggap kegiatan pramuka tidak penting. Hal ini tercermin dari
kurangnya perhatian dari sekolah terhadap kegiatan pramuka itu sendiri.
Misalnya, jadwal pramuka yang terkadang tumpang tindih dengan kegiatan
ektrakurikuler lainya, regenerasi dari setiap tingkatan yang tidak sitematis
serta pelatihnya tidak diperhatikan dan tidak diprogramkan dengan baik, Hal
ini mengakibatkan potensi dan bakat yang ada pada siswa tidak berkembang
secara optimal.
Sedangkan perkembangan kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara
sekarang ini berjalan dengan terencana, hal ini terlihat dari program-program
kerja gerakan pramuka yang setiap minggu dilaksanakan. Begitu juga
program-program yang bersifat jangka panjang seperti perkajum, kegiatan
halang rintang, serta kegiatan kenaikan tingkat selalu diikuti, walaupun masih
ada kekurangan.
Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk meneliti peran serta
kegiatan kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa.
Skripsi ini berjudul : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara Bekasi”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh
karena itu agar penelitian ini terfokus pada suatu masalah, maka penulis
membatasi permasalahan pada : kegiatan ekstrakulikuler khusus kepramukaan
penggalang dalam hal kedisiplinan dan koordinasi setiap anggota dalam
pembinaan dan pengembangan bakat kepemimipinan siswa pda SMP Citra
Nusantara di Bekasi.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana Peran Kepramukaan dalam
Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa
di sekolah SMP Citra Nusantra
Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
A. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang konprehensif mengenai kepramukaan di sekolah SMP
Citra Nusantara, lebih lanjut lagi hasil penelitian ini dapat di kembangkan
dalam pramuka sebagai sebuah wahana pendidikan bagi bakat dan
kepemimipinan.
B. Manfaat Praktis
1. Menambah khazanah perpustakan sekolah SMP Citra Nusantara
2. Dapat digunakan bagi penelitian lebih lanjut
3..Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi
sekolah SMP Citra Nusantara mengenai pramuka
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan
1. Bakat Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat artinya adalah dasar
(Kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang di bawa sejak lahir.8
Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru mengemukakan bahwa
“ Bakat (aptitude)adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 9 Sedangkan
Dra. Enung Fatimah , M.M. dalam bukunya Psikologi Perkembangan
Peserta Anak Didik berpendapat bahwa "Bakat adalah kemampuan
khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan
dan latihan secara tepat. Sebaliknya bakat tersebut tidak akan berkembang
jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada
rangsangan dan latihan yang baik. 10 Dalam buku yang sama Bingham
mendefinisikan bakat sebagai “ An optitude…as a condition or set
characteristics regarded as symptomatic af an individual’s abalitiy to
acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set
8 Depdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) cet., ke-3, h. 93 9 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 10 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34
7
8
responses such as the ability to speak a language, to produce music etc.
“ Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang
dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau
seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebaginya.11
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan bakat adalah segala kemampuan atau kecakapan khusus yang
sudah ada dan menyatu dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak, artinya bakat yang ada pada seseorang dapat
dikembangkan jika ia dapat memfungsikan otaknya secara seimbang dan
optimal. Keberadaan bakat tidak dapat dijelaskan secara eksak dan
dipandang dari satu sisi,melainkan harus dilihat secara utuh.
Perkembangan bakat sangat ditentukan oleh lingkungan, budaya dan
kebutuhan dimana si anak itu hidup. Contoh : kemampuan anak untuk
bermusik atau memainkan gitar, kemampuan ini bisa berkembang apabila
ada keinginan anak itu untuk bermain/belajar gitar didukung dengan
teman-temannya yang juga bisa bermain gitar
Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, namun tidak semua anak
mengetahui dan menyadari akan bakat yang dimilikinya tersebut, sehingga
terkadang mereka tidak peduli dengan potensi yang dimilikinya itu karena
menganggap potensinya itu bukanlah hal yang penting untuk di
kembangkan. Oleh karena itu dalam hal ini peranan orang tua maupun
guru sangatlah penting. Mereka harus dapat memberikan perhatian yang
lebih sehingga mereka dapat melihat, menemukan dan memahami bakat
dan potensi yang muncul dan terlihat pada anak dengan memberikan
motivasi agar anak itu mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
Untuk mengenal dan mengetahui anak yang berbakat harus mengetahui
terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Menurut Dra.Enung Fatimah, M.M.
di antara ciri-ciri anak yang berbakat itu adalah :
a. Memiliki potensi yang besar 11 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71
9
b. Dari segi fisik memiliki keunggulan c. Mempunyai perkembangan pola pikir yang cepat d. Mampu menghubungkan permasalahan secara komprehensif dan
juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret
e. Terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan f. Suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan
dalam betinadak g. Mempunyai cara yang baru dalam mengerjakan sesuatu dan
mempunyai intens untuk berkreasi h. Dan selalu berprestasi 12
Setelah mengetahui ciri-ciri diatas, tugas orang tua dan guru yang
selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan anak atau siswa berkembang optimal sesuai taraf
kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di
atas juga dapat diamati dan dipahami lembaga-lembaga lain yang bergerak
dalam bidang pendidikan karena dengan memahai ciri-ciri tersebut usaha
untuk membina dan mengembangkan bakat yang di miliki anak atau siswa
dapat dilakukan lebih proporsional.
Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari
kata pim.pin yang artinya membimbing atau menuntun13
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau
tujuan tertentu.
Suatu kepemimpinan akan terwujud apabila memiliki unsur-unsur
yang membentuk komponen tersebut menurut Soekarno Indrafahrudi
dalam bukunya Pengantar Kepemimpinan Pendidikan unsur
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
- Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak. - Orang-orang yang mendapat pengaruh orang lain di satu pihak.
12 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 13 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003). Cet ke-3 h. 874
10
- Adanya maksud atau tujuan yang hendak di capai. - Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan
untuk mencapai maksud dan tujuan itu.14 Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak,
membimbing mengarahkan, menggerakkan, orang lain untuk berbuat itu
terlihat di dalam proses kepemimpinan yang terjadi dalam hubungan antar
manusia, antara satu individu dengan individu yang lain, maupun antara
individu dengan kelompok individu yan terorganisir secara temporer atau
permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga atau
bentuk group lain.15
Drs Mardjin Syam dalam bukunya “ Kepemimpinan dalam
Organisasi” menjelaskan : " Kepemimpinan adalah proses pemberian
bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan."16
Dengan kesimpulan lain dari bakat kememimpinan adalah kemampuan
memimpin seseorang yang diproyeksikan ke dalam bentuk-bentuk
kegiatan atau proses mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan
mengarahkan orang lain sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung
jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan
tertentu baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri atau pun yang di
tetapkan secara bersama di dalam proses group.17
Bakat yang terdapat pada diri seseorang mempunyai pengaruh yang
besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tidak ada
orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakat memperbesar kemungkinan keberhasilan usaha tersebut. Oleh
karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada suatu sekolah atau jurusan
keahlian tertentu tanpa lebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki
anaknya itu, merupakan langkah yang kurang baik.
14 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar Kepemimipinan Pendidikan,(Jakarta : PT Alda, 1984 ) cet-ke 4 h. 7 15 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar ..., h. 8 16 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h. 9 17 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h.13
11
Pemaksaan kehendak terhahap seorang anak atau siswa, serta
ketidaksadarannya terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan
keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya tentu akan berpengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau presatasi belajarnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa
Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa ada
sebuah usaha untuk menjadi seorang pemimpin, Sehubungan dengan hal di
atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
bakat kepemimpinan seseorang, faktor-faktor itu adalah :
a. Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 18
Seseorang yang menyadari keberadaan bakat kepemimpinan yang
ada pada dirinya, akan dengan mudah mengembangkan bakatnya
jika orang tersebut tidak mempunyai minat untuk mengembangkan
bakat kepemimpinannya, maka bakatnya itu tidak akan
berkembang melainkan akan terpendam dalam dirinya.
b. Waktu
Artinya, jika seseorang sadar akan bakat kepemimpinannya dan ia
mempunyai minat untuk mengembangkan bakatnya tersebut maka
dia pun perlu meluangkan waktu untuk terus berlatih dan
mengasah kemampuannya itu.
c. Keseriusan
Agar bakat kepemimpinan yang dimiliki dapat berkembang,
diperlukan latihan-latihan dan dalam melaksanakan latihan-latihan
tersebut diperlukan keseriusan, tidak malas-malasan, enggan
ataupun cepat merasa bosan, karena sifat malas, enggan serta cepat
bosan hanya akan menghambat perkembangan bakat seseorang.
18 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166
12
d. Motivasi
Adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.19
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Instrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam siswa sendiri yang mendorongnya melakukan
kegiatan belajar.
2. Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar.20
Dengan demikian agar bakat kepemimpinan yang ada pada anak
atau siswa dapat berkembang ia harus memiliki motivasi untuk
mengembangkan bakatnya, selain itu diperlukan juga motivasi dari
luar seperti guru, orang tua, maupun teman-temannya.
e. Keadaan Ekonomi
Ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bakat
kepemimpinan orang tersebut, contoh seseorang yang memiliki
bakat dibidang seni rupa, ia ingin sekali mengembangkan bakatnya
dengan cara bersekolah disekolah khusus seni rupa, namun ternyata
untuk sekolah di tempat tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit, bagi seseorang yang berekonomi tinggi hal tersebut tidak
menjadi masalah, namun bagi seseorang yang berekonomi rendah
hal ini akan menjadi masalah bahkan penghalang yang besar bagi
dirinya.
f. Sarana dan prasarana
Hal ini juga sangat mendukung perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang, dengan adanya sarana dan prasarana
maka kegiatan latihan akan lebih terkontrol dan berjalan baik.21
19 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 20 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151
13
Demikianlah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang. Semua faktor-faktor diatas dapat dikembangkan
dengan baik jika semua yang terkait baik orang tua, guru, dan siswa
maupun lembaga pendidikan dapat saling bekerjasama. Orang tua dan
guru harus dapat melihat dan menemukan bakat yang terpendam dalam
diri anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukana dengan memberi perhatian
yang lebih kepada anak atau siswa. Memberi perhatian yang lebih bukan
memanjakan anak, tetapi memperhatikan segala perbuatan dan tingkah
laku serta kebiasaan anak, yang mencerminkan satu kemampuan tertentu.
Setelah mengetahui bakat kepemimpinan anak, tugas selanjutnya adalah
memberikan motivasi kepada anak atau siswa agar mereka mau dan
tertarik untuk mengembangkan bakat yang di milikinya.
Selain itu anak harus mampu memotivasi dirinya serta serius dan
bersunguh-sungguh dalam mengasah bakat dan kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan tugas lembaga pendidikan adalah menyediakan
sarana dan prasarana baika berupa tempat, peralatan, maupun guru atau
pelatih khusus yang ahli di bidangnya yang sesuai dengan bakat anak
tanpa harus dipungut biaya yang mahal.
Kerjasama yang baik antara siswa, guru, orang tua, serta lembaga-
lembaga pendidikan insya Allah upaya untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa akan berjalan dengan baik.
Menurut pendapat Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, dikatakan yang
termasuk lingkungan pendidikan itu ada tiga yaitu :
1. lingkungan keluarga
2. lingkungan sekolah
3. lingkungan masyarakat22
21 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d 22 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123
14
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting
terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah
bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan
adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang
keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak
untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau
bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan
bakatnya.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai
peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang
kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan-
kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna,
ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang
anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah
raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut
serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut.
Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki
peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan
bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai
macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman
pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan
kearah suatu tujuan yang dicita-citakan.
Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan
tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki
pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik
untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap
pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan
15
dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang
ada pada pelajar disekolah tersebut.
Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai
keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan
baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak
yang terkait.
Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin
saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai,
mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain.
Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada
disekolah.
Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya
dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan
ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah.
Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta
memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah,
paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan
ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan
fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul
Qurro.
Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang
dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat
yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan
baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan
memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan
harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang
idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan
16
ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan
baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan
pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan
pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan
intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat
yang dimiliki siswa.
3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .
Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra
kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi
bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan
medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai
dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan.
Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini
1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas
2. Mampu berfikir resposif 3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal
4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab.
5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat
Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan
Merencana Masa Depan menjelaskan " seorang pemipimpin tidak cukup
hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki
serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif " 23 . Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan
integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif
karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam
metode kepemimpinan:
23 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55
17
Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa
melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan
keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap
ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan,
tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan
remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus
berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan
penuh tanggung jawab
Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus
mampu menciptakan visi dan misi bersama ( shared vision ) yang
dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian,
pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan
dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan
falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar
anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar
dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau
Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan
pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang
membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh
anak muda
B. Kepramukaan
1. Sejarah kepramukaan
Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup
penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington,
London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri
pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal
saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith,
seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan
saya adalah ibu saya”.
18
Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika
Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan (kepramukaan)
antara lain :
a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya
b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak
didapatkan dari ibunya.
c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor,
cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis.
d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung.
Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak
e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung
bangsa Boer (Afrika Selatan) selama 127 hari namun mampu
bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian
hari.
Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to
Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik
bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan
dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan
tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang
dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya
Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di
beri nama “ Girl Guides’.24
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana
dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana
pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan
tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London
24 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21
19
diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh
raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia
berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell.25
Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi
kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau
Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak
anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya
kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan
kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta
tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk
rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928
lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember
1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana
Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah
RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan
pemuda-pemudi Indonesia.
Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan
berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana
pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional,
kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan
keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka
memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda
pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi,
berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional.26
25 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 26 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
20
2. Pengertian dan Tugas Pokok Kepramukaan
a. Pengertian Kepramukaan
Pengertian kepramukaan seperti disebutkan dalam buku yang berjudul
BPS OUT Look, Boden Powell sebagai pendiri organisasi kepramukaan
memberi pengertian kepramukaan sebagai berikut :
“Scouting is not science to be solemly, not is it a collection of doctrins and
texs. No. it is a jolly game in the doors, and younger brothers picking up
health and happiness, handicraft and fullness.”Artinya : Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula
merupakan suatu kumpulan dari ajaran-jaran dan naskah-naskah buku.
Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama
mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.27
Menurut buku yang lain “Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga
“kepramukaan adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan alam terbuka dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan yang sasaran akhir adalah pendidikan watak”.28
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kepramukaan adalah suatau proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah
tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar jangkuan keluarga
dan diluar lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan
kepribadian.
Pendidikan didalam gerakan pramuka diartikan secara luas sebagai
suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber
daya atau potensi anak didik baik sebagai individu maupun sebagai
27 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 28 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15
21
anggota masyarakat, tujuannya menjadikan mereka sebagai manusia
mandiri, peduli bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
norma masyarakat.29
Dalam bidang pendidikan, kita mengenal adanya pendidikan formal
dan pendidikan non formal dimana kegiatan kepramukaan termasuk salah
satu diantaranya. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu
pendidikan non formal yan merupakan pelengkap bagi pendidikan
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga tertutama dalam
usaha mengingkatkan disiplin, keterampilan, rasa persaudaraan, bakti pada
masyarakat, pembentukan watak dan pengembangan bakat. Pendidikan
kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh
kedua lingkungan pendidikan diatas. Melalui kepramukaan peserta didik
menemukan dunia lain diluar ruangan kelas, saling bertukar pendapat,
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik secara terus
menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan.30
b. Tugas Pokok Kepramukaan
Setiap anggota gerakan kepramukaan harus memahami dan menghayati
tugas pokok gerakan pramuka agar setiap komponen terlibat dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Seperti yang telah di sebutkan dalam buku Bahan Serahan Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan bahwa "tugas pokok
kepramukaan adalah sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia dalam upaya membentuk kader pembangunan bangsa.
2) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan selalu
memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didiknya.
3) 3.1. Gerakan kepramukaan berkewajibkan untuk melaksanakan eka
prasetya pancakarsa.
29 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 15 30 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17
22
3.2. karena kepramukaan bersifat nasional maka gerak dan
kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan
nasional.
4) Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna
bagi masyarakat. Oleh karenanya gerakan pramuka harus
memperhatikan keadaan, kemampuan, adat dan harapan orang tua
dan masyarakat.
5) Pelaksanaan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan. Peserta didik mendapat pembinaan dalam satuan
sesuai dengan usia dan kegiatannya. 31
Gerakan kepramukaan mempunyai sasaran yang ingin dicapai antara
lain adalah lahirnya tunas-tunas bangsa yang : kuat keyakinan
beragamanya, tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila, sehat,
segar dan kuat jasmaninya, cerdas tangkas dan terampil, berpengalaman
luas dan dalam, berjiwa kepemimpinan dan patriot, berkesadaran nasional
dan peka terhadap perubahan lingkungan dan berpengalaman banyak.32
3.Tujuan dan Landasan
a. Tujuan pendidikan kepramukaan
Sebagai “wadah” pendidikan luar sekolah ditegaskan dalam Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka bahwa gerakan pramuka didirikan dengan
maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kpramukaan yang diserasikan dengan
keadaan, kepentingan, perkembangan dan kebutuhan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan pramuka mempunyai maksud dan tujuan untuk membina dan
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar kelak menjadi :
1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, tinggi
mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, 31 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 32 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26
23
tinggi kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat
jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia
dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri serta mampu dalam pembangunan
bangsa dan Negara. Tujuan strategis kepramukaan adalah kader
bangsa sekaligus kader pambangunan yang bermoral
pancasila.33
b. Landasan pendidikan kepramukaan
Pendidikan pramuka sebagai sebuah organisasi gerakan siswa
mempunyai tiga landasan hukum sebagai berikut :
1) Landasan idiil
Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila sesuai dengan
Kepres RI No 238/1961 diganti dengan Kepres RI No 46/1984.
2) Landasan konstitusional dan struktur
1) Undang-undang Dasar 1945
2). Kepres RI No 238/1961jo Kepres No 46/1984
3) Undang-undang lain yang relevan
4) Landasan Konsepsional
1) Hakekat gerakan pramuka
2) Tujuan gerakan pramuka
3) Kedudukan dan peran majlis pembimbing
4) Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia
5) Asas pembangunan Nasional
33 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43
24
5) Landasan oprasional
1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2) Keputusan munas gerakan pramuka
3) Keputusan Kwartir nasional gerakan pramuka.34
4. Program Kegiatan Pramuka
a. Motto gerakan pramuka.
Gerakan Kepramukaan mempunyai motto tersendiri sebagai sebuah
motivasi dan ruh, sebagai sebuah motto haruslah ditransformasikan dan di
wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mottonya adalah:
Satya kudarmakan, Darmaku kubaktikan Dan ini adalah motto organisasi pendidikan karena itu motto gerakan pramuka bukan diajarkan untuk dihapalkan tetapi pendidikan melalui kpramukaan agar setiap anggota gerakan pramuka baik peserta didik maupun anggota dewasa, secara sukarela dan atas kesadaran pribadinya serta terdorong oleh rasa tanggung jawab moralnya, kepedulian dan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat sudah sepatutnya mendarmakan satyanya atau janjinya, selanjutnya membaktikan darmanya itu sebagai reaksi pengalaman kode kehormatan pramuka.35
b. Program kegiatan pramuka
Kegiatan dalam kepramukaan, sebagai bentuk proses pendidikan
merupakan totalitas apa yang dilakukan peserta didik dalam keperamukaan.
Bagaimana (metode) melakukannya, mengapa dilakukan (tujuan).
Kesemuanya itu merupakan proses pendidikan total peserta didik.
Kegiatan sebagai program kegiatan peserta didik (prodik) harus modern
artinya sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum
muda dan masyarakat lingkungannya, bermanfaat baik bagi peserta didik
maupun masyarakat berdasarkan prinsip dasar metodik kepramukaan.
Apa yang dilakukan peserta didik, metode yang diterapkan dan tujuan
yang mau di capai merupakan tiga bagian terpadu prodik. Kalau ketiga
34 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 35 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44
25
bagian itu tidak imbang atau salah satu bagian tidak ada maka tidak efektif.
Apa yang dilakukan peserta didik berupa kegiatan merupakan faktor
penting yang menarik peserta didik untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan itu
merupakan pengalaman dalam kepramukaan yang memberi kesempatan
pada peserta didik memperolah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
ditetapkan sebagai sasaran kegiatan.
Program kegiatan peserta didik meliputi semua aktifitas yang diikuti
peserta didik dalam perkemahan, penjelajahan pengabdian masyarakat
yang kesemuanya itu harus menarik dan menantang kaum muda. Prodik
dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan kepentingan
kebutuhan sistuasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya. Sasaran
melalui prodik adalah ketahanan mental atau moral fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik sehingga akhirnya menjadi
pribadi yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan teguh pada
kebenaran. 36
Setiap anggota pramuka wajib mengetahui dan menguasi berbagai
teknik kepramukaan agar mereka mampu bertahan hidup dalam keadaan
darurat dialam terbuka. Bahkan jika dibutuhkan pramuka harus menolong
orang lain yang sedang tertimpa musibah sehingga mereka bukan hanya
berguna bagi diri sendiri melainkan juga bagi masyarakat.
Pengetahuan keterampilan kepramukaan meliputi.
a. simpul dan ikatan mcamnya antara lain : simpul mati, simpul
pangkal, jangkar, kembar, penarik, kursi, ikatan canggah, ikatan
silang, kali tiga dan sebagainya yang kesemuanya sangat di
perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Perkemahan terdiri dari memasang tenda, teknik memasak, teknik
menyebrang dan sebagainya.
c. Morse, cara komunikasi menggunakan tanda-tanda, semboyan di
pakai untuk merahasiakan berita juga agar pramuka tajam
pendengaran dan penglihatan. 36 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka …, h. 21-22
26
d. Semaphore, suatu cara mengirim dan menerima kabar dengan
memakai dua bendera yang berukuran 45 x 45 M dengan warna
yang kontras.
e. Huruf sandi yaitu huruf rahasia jadi sukar dimengerati oleh orang
yang belum pernah mempelajarinya. Masing-masing huruf sandi
ada kuncinya sendiri untuk membacanya
f. Tanda jejak. Pengenalan tanda oleh anggota pramuka sangat besar
manfaatnya dalam perjalanan dihutan, bukit, kampung dan
sebagainya.
g. Kompas alat untuk menetapkan arah mata angin bila kita letakkan
kompas maka jarum yang berwarna hitam selalu menujuk utara.
h. Menaksir, mengira-ngira. Lebar, tinggi, arah mata angin.
i. Pemetaan; peta perjalanan, peta lokasi perkemahan
j. Membaca peta.
k. Tanda medan.
l. Pengetahuan dasar PPPK gunanya untuk memberikan pertolongan
pertama sebelum dokter datang.
m. Api unggun sebagai alat pendidikan.
manfaat api unggun adalah :
- Mempererat tali persaudaraan.
- Memupuk kerjasama/ gotong royong.
- Menambanh keberanian.
- Membuat seseorang riang gembira
- Mengembangkan bakat.
- Memupuk disiplin.37
5. Fungsi dan Kiasan Dasar Kepramukaan
a. Fungsi kepramukaan
Pendidikan pramuka merupakan subsistem pendidikan Nasional, ini
merupakan suatau kegiatan dalam lingkup pendidikan formal dari anak, 37Lendikacab , Bahan Serahan Kursus mahir Dasar ( Ponorogo: 2001), h. 95.
27
ramaja sampai pemuda. Latihan kepramukaan bagi anak-anak dan remaja
tentu berbeda dengan latihan bagi orang dewasa, itulah salah satu keunikan
dari gerakan pramuka, jika kita teliti dari fungsi kepramukaan maka jelas
terlihat perbedaan itu
Fungsi kepramukaan adalah :
a. Permainan
Yang dimaksud dengan permainan atau kegiatan yang menarik
dalam hubungan dengan fungsi kepramukaan tersebut adalah
rentetan kegiatan yang menyenangkan, tapi mengandung nilai-nilai
pendidikan. Karena itu aktivitas permainan disini berarti
permainan yang memiliki tujuan dan aturan permainan, jadi bukan
sekedar bermain-main saja.
Bermain adalah dunia anak-anak sesuai dengan pramuka siaga.
Bermain sebagai proses pendidikan merupakan alat utama
pembinaan pramuka siaga dimana mereka dengan riang gembira,
penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dari
aktivitas permainan. Buat bermain berarti giat dalam proses
pendidikan mempersiapkan diri atau mensiagakan diri menjadi
manusia yang hidupnya kelak bermotto mendarmakan satyanya
dan membuktikan darmanya.
b. Alat
Kepramukaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya,
serta alat pengorganisasian (gerakan pramuka) untuk mencapai
tujuan idealnya, mengandung pengertian bahwa kepramukaan
tersebut bukanlah tujuan, hanya sekedar alat saja untuk mencpai
tujuan yang lebih tinggi karena pendidikan kepramukaan
merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan ideal
gerakan pramuka melengkapi dan tidak bertentangan dengan tujuan
pendidikan nasional. Remaja usia pramuka penggalang dihimpun
dalam pasukan penggalang. Dalam satuan pramuka penggalang
28
inilah pramuka penggalang mengalami proses pendidikan progresif
yang sesuai dengan perkembangan remaja.
c. Pengabdian
pengabdian orang dewasa pengandung pengertian bahwa tugas
orang dewasa dalam sistem pendidikan kepramukaan adalah untuk
memimpin, membimbing dan mendidik generasi yang lebih muda.
Hal ini tentu saja membutuhkan keiklhlasan, dalam kepramukaan,
para orang dewasa tidak hanya memperoleh kesempatan untuk
beribadah atau memberikan pengabdian membantu kaum muda,
tetapi juga menghadapi tantangan dalam membina interaksi dan
saling pengertian dengan kaum muda. Dalam pengabdiannya para
orang dewasa (Pembina) akan memperoleh pelatihan dan
pengembangan serta pengalaman yang sangat berharga yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya, potensi yang dimiliki.38
b. Kiasan dasar kepramukaan
kepramukaan dalam inti ajaran kepramukaan sebagai sebuah kegiatan
kepramukaan yang dibungkus dengan kiasan dasar akan membangkitkan
jiwa kejuangan dan cinta tanah air yang membekas dihati peserta didik.
Dalam pelaksanaanya, kiasan dasar terpadu dengan prinsip dasar
kepramukaan, metode kepramukaan, kode kehormatan pramuka dan
motto gerakan pramuka.
Yang dimaksud dengan kiasan dasar adalah sesuai dengan AD/ ART
gerakan pramuka adalah alam pikiran yang mengandung kiasan/gambaran
suatu yang mengesankan, digunakan sebagai latar belakang suatu kegiatan
kepramukaan sehingga peserta didik dapat merasakan ikut terlibat pada
kegiatan yang mengesankan tersebut.
Dalam AD Gerakan di sebutkan, “ penyelenggraan kepramukaan di
kemas dengan mengguanakan kiasan dasar bersumber pada sejarah
perjuangan dan budaya bangsa” ( pasal 15)
38 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, (Kwarnas : Jakarta ), h. 27
29
Selanjutnya dijelaskan dalam ART gerakan pramuka dalam pasal 30
yang terdiri atas dua ayat : (1) penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu
unsur terpadu dalam kepramukaan, dimasudkan untuk mengembangkan
imajinasi sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong
kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan dasar idak hanya
menarik, menanntang , dan merangsang tetapi harus di sesuasikan dengan
minat, kebutuhan, situasi, dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa
muda.(2) kiasan dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan
proses metode kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan angota
muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.
Pramuka dalam gerakanya dan sistem pelatihan mempunyai berbagai
kiasan pelaksanaan proses kepramukaan dalam bentuk kegiatan yang
dikemas menggunakan kiasan dasar yang bersumber pada sejarah
perjuangan dan budaya bangsa. Penggunaan kiasan dasar sebagai salah
satu unsur terpadu dalam proses pendidikan melalui kramukaan
dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi peserta didik sesuai
dengan usia dan kegiatan. Kaerna itu kiasan dasar tidak hanya menarik,
menantang dan merangsang tetapi juga harus disesuaikan dengan minat,
kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik, kramukaan bersifat
memperkaya pengalaman peserta didik bukanya memberatkan peserta
didik.
Kiasan dasar dapat berupa cerita sebagai pembungkus pelaksanaan
sesuatu kegiatan atau berupa tema. Baik cerita maupun tema harus
merangsang peserta didik untuk melibatkan diri dalam kegiatan dengan
penuh semangat, keberanian, kemandirian, kerjasama tim, tanggung jawab,
pantang mundur, namun tetap berpegang teguh pad prinsip dasar
kepramukaan dan kode kehormatan pramuka.39
Kiasan dasar masing-masing golongan disesuaikan sifat peserta
didik 39 Lendikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, ( Ponorogo : 2001) h. 27-28
30
1). Pramuka siaga sebagai manusia bermain lebih tertarik pada
cerita yang penuh khayalan, mereka dalam bermain
menempatkan diri sebagi manusia yang sesuai dengan
khayalannya
Pramuka siaga berusia sampai 10 tahun. Pramuka siaga
dihimpun dalam kelompok kecil yang di sebut barung dan di
pimpin oleh ketua barung. Perkembangan anak usia siaga perlu
dihayati dengan mengenal dan memahami sifat, karakternya
baik yang fositif maupun negatif.
Tingkatan pramuka siaga dalam perindukan siaga
a. calon siaga
b. siaga mula
c. siaga bantu
d. siaga tata
2) Pramuka penggalang lebih kritis dan berfikir lugas serta
mempunyai fanatisme kelompok yang tinggi. Kemasan
kegiatan harus logis dan merangsang mereka untuk bergerak
dengan penuh semangat dan keberanian demi kebanggaan
kelompoknya. Usia peramuka penggalang adalah usia
memasuki proses sosialisasi diri para remaja dengan
lingkungan sekitarnya, baik diluar lingkungan keluarganya
maupun di lingkungan sekolahnya. Bahkan cenderung untuk
berkelompok dengan temannya yang sebaya yang ada di laur
lingkungan keluarganya. Pengaruh kelompok terhadap pribadi
anggotanya sangat kuat. Sikap dan tindak tanduknya, rasa
tanggung jawabnya, kesetiakawanannya demi kepentingan
kelompoknya. Norma hidupnya adalah norma hidup
kelompoknya. Kebanggaan kelompoknya adalah kebanggaan
dirinya, kesiapan atau kesediaan remaja untuk menerima
pengaruh kelompoknya sangat tinggi. Pembina pramuka
penggalang tugas utamanya memberi dukungan kepada peserta
31
didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna
gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk
mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara
sukarela dengan kesadarannya.40 Pramuka penggalang ada 3
tingkatan :
a. Penggalang Ramu
b. Penggalang Rakit
c. Penggalang Terap
3) Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh
perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan
penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak
yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya.
Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema
kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang
teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama.
c. Metode kepramukaan
Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar
kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode
kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem
yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan,
Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam
terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode
kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan
terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik
dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan
gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila:
40 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46
32
a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan
b. setiap unsur berfungsi
c. setiap unsur ada dan kuat
Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat
tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK (Prinsip Dasar Metodik
Pendidikan Kepramukaan) atas dasar prinsip Lord Boden Powell.
PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV
sebagai berikut :
a. Prinsip kesukarelaan
b. Prinsip kode kehormatan
c. Sistem beregu
d. Sistem satuan terpisah
e. Sistem tanda kecakapan
f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan
g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak
h. Keprasahajaan hidup
i. Prinsip swadaya. 41
Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara
efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar
menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan
bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan
oleh peserta didik sebagai Imtaq (iman dan taqwa). Proses pendidikannya
adalah :
a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan
dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa
ada paksaan
41 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85
33
b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan
prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam
kehidupan.
c. Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif
untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan.
Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-
banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
a. Learning by doing : belajar dengan praktik (sambil mengerjakan)
b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup
c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi
d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar.42
42 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
34
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu
penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009
sampai Maret 2010.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini
1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra
Nusantara yang berjumlah 242 siswa
2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam
kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang
dari kelas 7 dan kelas 8
b. Sample
Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 % dari populasi
terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak (Random
Sampling)
C. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dalam hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran
(lukisan ) secara rinci, sistematis, aktual, dan akurat mengenai faktor-faktor,
sifat, serta hubungan fenomena yang diteliti.43
43 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Riset Pustaka (library research)
Model penelitian kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan cara
meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, artikel dan dokumen dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
kerangka teori sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Riset lapangan( Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data
secara langsung dari objek penelitian, Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagi berikut :
1) Observasi : yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum sekolah sesuai dengan pembahasan skripsi ini.
2) Studi Dokumentasi : dilakukan untuk memperoleh data sejarah
Pramuka di SMP Citra Nusantara Bekasi dan data-data penelitian
lainnya sesuai dengan masalah yang penulis teliti mengenai
kepramukaan.
3) Wawancara : metode ini dilakukan terhadap kakak Pembina pramuka
untuk mendapatkan informasi tentang frekuensi latihan, metode
pengajaran, materi yang diberikan dll yang ada hubungannya dengan
masalah kepramukaan.
4) Angket: metode ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang
berisi pertanyaan kepada responden ( anggota Pramuka) yang ditemui
langsung dilapangan.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum data yang terkumpul dianalisis secara cermat, penulis
mengadakan dua tahap penganalisaan. Pertama yaitu : data yang sudah
terkumpul diolah terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, dianalisis untuk
36
mengungkap pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh untuk
diambil kesimpulan.
Dalam pengolahaan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
a. editing atau ferivikasi.
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor
satu sampai nomor terakhir.
b.Tabulating
Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang
terdapat dalam angket kedalam stub. Kemudian setelah data diolah, maka
penulis selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif
kualitatif dengan persentase, 44 adapun rumus yang digunakan dalam
menganalisis data ini adalah : Rumus Persentase
P = F X 100%
N
P = adalah presentase yang dicari
F = adalah frekuensi jawaban
N = adalah jumlah jawaban subjek / sample yang diolah.
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, maka analisa data bisa dilakukan,
yaitu dengan cara menginterprestasikan data berdasarkan pengamatan
peniliti di lapangan dan landasan teori-teori yang sudah ada.
Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
berdasarkan pada buku pedoman skripsi “Pedoman Penulisan Skripsi” yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Jakarta.
44 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415
37
37
Tabel .1 KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1 2
Kepemimpinan
Mengembangkan bakat kepemimpinan siswa
- Partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan - Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan maksimal dalam proses mengembangkan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar mengembangkan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skill individu, kelompok dalam observasi dan pengamatan
2, 3, 7
4, 5, 6
1, 10, 15 9, 11, 14 16, 17, 8 18, 19 20 12, 13, 21, 22
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Citra Nusantara
a. Sejarah berdirinya SMP Citra Nusantara
SMP Citra Nusantara merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertujuan ikut serta dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia. SMP Citra
Nusantara ini berada dibawah Yayasan Kesejahteraan Islam Nurul Kamal
yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Gedung SMP Citra Nusantara ini berlokasi di Jalan Raya Narogong
Km 9 Gg 31 Rt 06 /Rw 02 Bantargebang Bekasi. Secara geografis letak
SMP Citra Nusantara cukup strategis karena tidak jauh dari jalan raya dan
mudah dijangkau oleh masyarakat.
Sekolah ini berdiri sejak tahun 1993. oleh salah satu tokoh masyarakat
yaitu bapak H.Muksin. Berdirinya sekolah ini adalah antara lain untuk
memberikan pendidikan umum dan agama dan juga sebagai syiar Islam
yang nantinya diharapkan para lulusan dari SMP Citra Nusantara ini dapat
menjadi kader-kader yang Islami, berilmu pengetahuan dan berakhlakul
karimah.
Selama sekolah ini didirikan sampai sekarang, telah mengalami masa
pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali, adapun urutannya adalah
sebagai berikut :
1. Drs. Asary : Priode 1994 s/d 2004
2. Marjuki, S.Pd : Priode 2004 s/d 2008
3. Suparmanuddin S.si : Priode 2004 s/d Sekarang
38
39
b. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Citra Nusantara
1.Visi SMP Citra Nusantara
Menjadi pusat studi dan inovasi pendidikan bertaraf International
dalam bidang sains, teknologi, budaya dan Agama
2. Misi SMP Citra Nusantara
Memberikan pelayanan secara tepat dan professional dalam hal
pendidikan pengajaran dan budaya, agar dapat menyumbangkan SDM
yang berkualitas kepada dunia pendidikan di Indonesia
3. Tujuan SMP Citra Nusantara
a. Membentuk siswa yang beriman, bertaqwa, berilmu, dan terampil
dalm IPTEK dan IMTAQ
b. Memperoleh kelulusan yang maksimal sesuai dengan standarisasi
Ujian Nasional
c. Menghasilkan lulusan yang di terima di SMA Negeri maupun
Swasta
40
c. Struktur Organisasi SMP Citra Nusantara
Struktur organisasi SMP Citra Nusantara dapat dilihat pada bagan sebagai
berikut45 :
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN NURUL KAMAL
BANTARGEBANG
TAHUN AJARAN 2009-2010`
``
`
45 Observasi data SMP Citra Nusantara, 12 Februari 2010
Wakil Kepala Sekolah
Supratomo, S. Kom
Bendahara Yayasan Linawati
Ketua Yayasan H. Rosyidie Muhtar. L.c
Komite Sekolah H. Zaidi, L.c
GURU-GURU
SISWA-SISWI
Kepsek SMP Suparmanudin, S.Si
Wakasek Kurikulum
Neneng Aisyah, S.Pd
Wakasek Kesiswaan
M. Syamsul Romli
Wakasek Sarana dan Prasarana Supandi, S.Ag
Wakasek Humas
A. Kosasih
41
B. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
1. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di SMP Citra Nusantara berjumlah 20 orang, semuanya
guru tetap yayasan wakil kepala sekolah 1 orang dan wali kelas 8 orang.
Rinciannya sebagai berikut46 :
Tabel 2
Keadan Guru SMP CitraNusantara
N
O NAMA
JENIS
KELAMIN BIDANG TUGAS PENDIDIKAN
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Suparmanudin, S.Si
Supratomo, S. Kom
Neneng Aisyah, S.Pd
M Syamsul Romli
Drs. A Kosasih
Supandi, S. Ag
Nurkholisoh, S. Pd
Lely Triana, S.H
Dra. Elis Kurniawati
Siti Munawaroh, S.Pd
Melati Utami, S,Pd
Dra. Sri Wahyuni
Dra. Sri Widiasih
Ikhwanudin, S.Ag
Ubeng Adiyatna,S.Pd
Kamaludin, A Ma
L
L
L
L
P
L
L
P
L
P
L
P
P
L
P
L
Kepala Sekolah
Wakasek
Kurikulum
Kesiswaan
Humas
Sarana dan prasarana
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
D1
46 Observasi data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
42
2. Keadaan Karyawan
Karyawan Smp Citra Nusantara berjumlah 7 Orang dengan rincian sebagai
berikut:
Table 3
Keadaan Karyawan SMP Citra Nusantara
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH
1
2
3
4
Kepala TU
Pegawai TU
Petugas Kebersihan
SATPAM
1
2
1
1
1. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di sekolan SMP Citra Nusantara adalah 540 siswa orang
yang berasal dari Kecamatan BantaGebang dan sekitarnya keadan siswa
SMP Citra Nusantara dapat dilihat dari tabel sebagai berikut47:
Tabel 4
Keadaan Siswa SMP Citra Nusantara Tahun Pelajaran 2009-2010
Kelas Jumlah Jumlah siswa
VII
VIII
IX
2 kelas
3 kelas
2 kelas
70 siswa
105 siswa
67 siswa
47 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
43
4. Kegiatan Ektrakurikuler
SMP Citra Nusantara memiliki berbagai macam kegiatan ektra kurikuler
yang di adakan unutk menyalurkan dan mengembvangkan bakat, potensi serta
kreatifitas siswa.
Adapun jenis kegiatan ektra kurikuler yang ada di SMP Citra Nusantara
dapat dilihat pada table 5 sebagai berikut48 :
Tabel 5
No Jenis ekstrakulikuler Pembimbing
1 Olah raga :
Bola volley
Bola basket
Futsal/ sepak bola
Supratomo, S. kom
Ubeng S.pd
Aditiya S.pd
2 Kesenian :
Paduan suara
Band
Drumband
Dra. Elis kurniawati
Ikhawanuddin S.Ag
Titho. S.pd
3 Kerohaniaan :
Halaqoh/diskusi
Muhadlarah
M. Syamsul Romli S.pd
4 Kepramukaan Darkasiem
5. Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang ada di SMP Citra Nusantara merupakaan sarana pendukung
untuk kelancaran proses belajar mengajar sehingga dapat di sesuai dengan
tujuan pendidikan yang di harapkan secara efektif dan efisien. Adapaun
fasilitas yang ada dan dimiliki oleh SMP Citra Nusantara dapat di ketahuai
dari table 6 berikut ini :
48 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
44
Table 6
No Ruang Jumlah
1 Ruang kelas :
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
3 kelas
3 kelas
3 kelas
2 Laboratorium
Bahasa
Kimia
Biologi
Komputer
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
3 Ruang :
UKS
PMR
OSIS
Perpustakaan
Komite (perkumpulan orang Tua)
Wakil kepala sekolah
Guru
MGMP
Sidang
BP
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
1 lokal
45
6. Struktur Organisasi kepramukaan
Struktur organisasi kepramukaan adalah suatu kerangka yang menunjukan
semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi pramuka serta hubungan
antar fungsi-fungsi tersebut serta wewenang dan tanggung jawab setiap
anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap kerja tersebut49
Ektrakurikuler kepramukaan SMP Citra Nusantara juga memiliki struktur
organisasi yang telah di tentukan kedudukan dan tugas dan tanggung
jawabnya yang di gambarkan dalam sebuah bagan berikut ini
Struktur Organisasi Kepramukaan SMP Citra Nusantara
49 Observasi Data SMP Citra Nusantara 12 Februari 2010
Ka Mabigus Suparmanudin, Ssi
Pembina Gugus Depan M. Syamsul Romli
Pembantu Pembina Kasim Kholil
Pelatih
Pasukan Penggalang
Regu Putri Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota anggota
Regu Putra Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Regu Putri Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Regu Putra Pinru Wapinru Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
46
C. Peran Kepramukaan Dalam Mengembangkan Bakat Kepemimpinan
Pelatihan kepramukaan merupakan salah satu kegiatan ektrakurikuler
yang dikembangkan disetiap sekolah yang mempunyai dimensi dan fungsi
yang spesifik dan hasil yang baik dalam mengembangakan bakat
kepemimipinan siswa disetiap sekolah.
Berikut ini dikemukakakan peranan kepramukaan dalam
mengembangkan bakat kepemimpinan siswa di SMP Citra Nusantara. Table
7 ini menggambarkan motivasi siswa mengikuti kegiatan kepramukaan
Tabel 7
Motivasi Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 1 a. belajar berorganisasi
b. mengembangkan bakat kepemimpinan c. mencari teman d. coba-coba saja
8 29 3 0
`
20% 75% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa responden mengikuti kegiatan
kepramukaan dengan motivasi bermacam-macam sebagian besar (73 %)
untuk mengembangkan bakat kepemimpinan, sebagian kecil ( 20 %) untuk
belajar keorganisasian, sedikit sekali ( 8 % ) yang bermotivasi untuk mencari
teman namun tidak ada yang sekedar coba-coba ( 0 % ), hal ini berarti
bahwa siswa mengikuti kegiatan kepramukaan dengan motivasi tertentu.
Motivasi yang kuat dalam berorganisasi dan mengembangkan bakat
kepemimpinan ini juga bias dilihat dari preperensi kehadiran siswa
mengikuti kegiatan ektrakurikuler kepramukaan pada tabel 8 berikut
47
Tabel. 8
Kehadiran dalam Kegiatan Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 2
a. selalu hadir b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25 12 3 0
`
63% 30% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 responden ada 63 % yang
menjawab selalau hadir, hal ini menunjukan bahwa siswa sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler Kepramukaan., jawaban sering
dalam frekuensi 30 % dan kadang-kadang hanya 8 %, jawaban tidak pernah
hadir hanya 0 % , hal ini menunjukan bahwa keaktifan mereka di bidang
pramuka sangat baik
Kegiatan Ektra kurikuler kepramukaan ternyata telah di ikuti oleh siswa
sejak sekolah tingkat dasar ( SD ) atau di Madrasah Ibtidaiyyah, hal tersebut
dapat kita ketahui dari hasil pada tabel 9 dibawah ini.
Tabel. 9
Mulai Aktif di kegiatan Ektra Kurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 3
a. sejak SD b. sejak sekolah di SMP Citnus c. sejak kelas 8 di SMP Citnus d. sejak kelas 9 di SMP Citnus
27 10 4 0
`
68% 25% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab telah
aktif di kegiatan keperamukaan sejak mereka masih SD dengan prosentase
68 % menjawab telah aktif semenjak di SMP Citra Nusantara ada 25 % atau
10 orang saja dari responden yang mengikuti kegiatan pramuka semenjak
mereka duduk di kelas 8 sekolah SMP Citra Nusantara dan hanya 8 % saja
48
Tabel. 10
Latar Belakang Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 4
a. keinginan sendiri b. diajak teman c. disuruh guru d. diperintah orang tua
29 8 3 0
`
73% 20% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Dari tabel di atas jelas bahwa Kegiatan ektra Kurikuler kepramukaan
merupakan kegiatan pilihan dan tidak ada paksaan di sekolah SMP Citra
Nusantara hal tersebut bisa di lihat dari hasil angket yang di sebar pada siswa
mengenai alasan mengapa mengikuti kegiatan ektrakurikuler kepramukaan,
dan mayoritas dari responden 29 orang menjawab berdasarkan keinginan
sendiri atau 73 % , bukan atas dasar paksaan atau kehendak orang lain dan
volatilitas di ajak teman hanya pada kisaran 20 % orang saja, sedangkan yang
mengikuti kegiatan kepramukaan atas dasar informasi dari guru hanya 8 %
saja.
Adapun mengenai dukungan orang tua terhadap kegiatan ektra kurikuler
kepramukaan atau sikap orang tua terhadap kegiatan pramuka yang di ikuti
sebagian besar dari responden 68, % mendukung atau 28 % sangat
mendukung dan sebagian kecil yang kurang mendukung sebesar 5 % dan
tidak mendukung 0 %. Berikut ini adalah tabulasinya.
Tabel 11
Dukungan Orang Tua terhadap kegiatan ektrakurikuler
Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 5
a. sangat mendukung b. mendukung c. kurang mendukung d. tidak mendukung
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100%
49
Tabel. 12
Perasaan selama mengikuti kegiatan Ektrakurikuler Kperamukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 6
a. sangat senang b. senang c. kurang senang d. tidak senang
32 7 1 0
`
80% 18% 3% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menunjukan bahwa perasaan siswa ketika mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan dengan prensentase sangat senang (80
%) hal itu menggambarkan karena siswa yang mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan berkorelasi dengan tidak ada paksaan dari
siapapun, dan kegiatan pramuka juga di laksanakan dengan sangat
menyenangkan, dan sebagian kecil atau (18 %) yang senang mengikuti
kegiatan kepramukaan, dan sedikit sekali atau (3 % ) yang kurang senang,
dan tidak ada satu siswa pun yang menjawab tidak senang ( 0 %)
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan juga tidak mempengaruhi
kegiatan belajar siswa, hal ini biasa dilihat dari hasil angket sebagai berikut:
Tabel 13
Ektrakurikuler Kepramukaan Menggangu Kegiatan Belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase 7
a. sangat mengganggu b. mengganggu c. kurang mengganggu d. tidak mengganggu
0 2 2 36
`
0% 5% 5%
90%`
` `Jumlah 40 100% Dari tabel di 13 tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan
ektrakurikuletr kepramukaan tidak mengganggu kegiatan belajar siswa
karena sebagian besar siswa( 90 % ) menjawab tidak menggangu sedikit
sekali yang menjawab cukup menganggu dan menganggu ( 5 %) saja
Sebaliknya dari hasil di atas bahwa kegiatan pramuka justru membantu
mereka berprestasi di sekolah, kegaiatn pramuka justru memotivasi mereka
50
untuk lebih baik dan berprestasi dan meningkatkan hasil belajar mereka di
sekolah. Hal tersebut dapat kita amati dari hasil angket sebagai berikut :
Tebel 14
Hasil Belajar Setelah Mengikuti Kegiatan ekstrakurikuler
Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 8
a. sangat meningkat b. meningkat c. kurang meningkat d. tidak meningkat
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 14 ini menggambarkan prestasi belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan kepramukaan, prestasi setelah mengikuti kegiatan ektrakurikuler
meningkat dengan hasil 68 % adapaun siswa berprestasi sangat meningkat
mencapai 28% kurang meningkat sebanyal 5% dan tidak meningkat sebesar
0% hal tersebut cukup kuat untuk membuat premis bahwa kegiatan ektra
kurikuler kepramukaan justru meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa.
Adapun ketika penulis memberikan sejumlah pertanyaan dengan
korelasinya antara kegiatan kepramukaan dengan aspek kepemimpinan dan
meningkatkan kan minat siswa untuk belajar kepemimpian. berikut ini
adalah hasil dari angket :
Tabel. 15
Minat siswa aktif kegiatan pramuka meningkatkan minat belajar
kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 9
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
25 5 8 2
`
63% 13% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100% adanya minat belajar kepemimpinan setelah siswa mengikuiti kegiatan ektra
kurikuler kepramukaan sebagian banyak (63 %) siswa mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan meningkatkan siswa untuk belajar
51
kepemimpinan, jawaban kadang-kadang- (20 %) dan dan sedikit sekali (13
%) atau hanya 5 orang saja serta jawaban adapun tidak sama sekali itu
cuma 0 %
Tabel. 16
Kegiatan Kepramukaan Dapat menyalurkan bakat kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 10
a. sangat tersalurkan b. tersalurkan c. kurang tersalurkan d. tidak tersalurkan
11 27 2 0
`
28% 68% 5% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas ini menitikberatkan apakah setelah mengikuti kegiatan
pramuka apakah bakat siswa tersalurkan, dari tabel diatas menunjukan
sebagian besar responden (68 %) tersalurkan (28 %) yang menjawab sangat
tersalurkan, dan (5%) kurang tersalurkan dan tidak sama sekali pada
presentase (0 %) dan berdasarkan informasi sebagian responden merasakan
ada perubahan positif dalam pengembangan bakat, lebih kreatif dan mandiri,
dapat menerapkan hidup disiplin, dan dapat mulai memimpin dengan baik
setelah mengikuti kegiatan pramuka.
Hal tersebut berkorelasi positif dengan hasil sebaran angket yang penulis
sebarkan terhadap siswa mengenai hal kegaitan ektrakurikuler kepramukaan
merupakan wadah pengembangan bakat kepemimpinan
Tabel. 17
Kegiatan Ektrakurikuler Kepramukaan Merupakan Wadah
Pengembangan Bakat Kepemimpinan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 11
a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
13 18 7 2
`
33% 45% 18% 5%`
` `Jumlah 40 100%
52
Tabel 17 ini menjelaskan bahwa pramuka merupakan salah satu wadah
dari Pengembangan kepemimpinan siswa di sekolah hal tersebut merupakan
bagian sebagian besar dari jawaban siswa dari angket yang penulis sebar
nmenjawab setuju (45 %), dan sangat setuju (33 %) hal tersebut di yakini
sebagian siswa tentang dasar-dasar kepemimpinan, dan kurang setuju (18 %)
saja. adapun dengan jawaban tidak setuju sedikit sekali (5 %) atau 2 orang
saja yang menjawab tidak setuju,
Siswa juga mendapatkan pelatihan dasar-dasar kepemimpinan yang
merupakan bagian dari sistem pengkaderan anggota pramuka, melalui
pelatihan-pelatihan baik berupa out bond ataupun kegiatan-kegiatan ranting
dan cabang, angket berikut ini bisa menjadi sebagai acuan
Tabel. 18
Kepramukaan Memberikan Latihan-Latihan Dasar Kepemimpian
No Jawaban Frekuensi Prosentase 12
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
27 11 2 0
`
68% 28% 5% %`
` `Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden
(55 %) menjawab ya, bahwa pramuka memberikan latihan dasar-dasar
kepemimpinan dengan jumlah 22 orang, diantara responden juga ada yang
menjawab kurang dengan persentase cukup besar 28 % dan kadang-kadang
18 % dan tidak sama sekali 0 % , dari jawaban di atas maka peranan
pramuka dalam memberikan latihan dasar kepemimpinan siswa sangat baik
di butuhkan dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, dan hal ini
mempengaruhi pada tabel selanjutnya mengenai pengembangan bakat
kepemimpian
53
Tabel. 19
Kompetensi Pembina dan Daya Kreasinya Kuat
No Jawaban Frekuensi Prosentase 13
a. sangat berkompetensi b. berkompetensi c. kurang berkompetensi d. tidak berkompetensi
20 13 7 0
`
50% 33% 18% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menjelaskan bahwa (50%) atau 20 siswa mengatakan
bahwa Pembina sangat berkompetensi dibidangnya dan memiliki daya kreasi
yang kuat, (33 %) menjawab bahwa Pembina berkompetensi dibidang
kepramukaan , dan tidak berkompetensi 18 % dan tidak sama sekali 0 % ,
angka-angka tersebut menujukan bahwa Pembina sebagai pendidik harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan serta daya kreasi untuk
menciptakan kegiatan yang menarik dan menggugah peserta didik , karena
kualitas Pembina sangat penting dalam upaya pengembangan bakat
kepemimpinan, aktualisasi kegiatan bakat kepemimpinan tersebut bisa
dilihat dalam bentuk beragam kegiatan ektrakurikuler kepramukaan. Materi-
materi yang diajarkan dalam pramuka baik mengenai tata tertib, sikap dan
tingkah laku, keterampilan dan kepemimpinan, pelatihan-pelatihan yang
dilaksanakan oleh tingkat sekolah atau tingkat ranting dan tingkat kota.
Data diatas berkesinambungan dengan tabel berikutnya setelah bakatnya
tersalurkan apakah bakat tersebut berkembang atau tidak berkembang,
berikut ini adalah hasil dari angket yang penulis sebar
Tabel 20
Bakat Kepemimpinan berkembang Setelah Mengikuti Kegiatan Pramuka
No Jawaban Frekuensi Prosentase 14
a. sangat berkembang b. berkembang c. kurang berkembang d. tidak berkembang
10 25 5 0
`
25% 65% 13% 0%`
` `Jumlah 40 100%
54
Tabel 20 ini menunjukkan bahwa sebagian besar ( 63 % )bakatnya
berkembang.dan sangat berkembang 25 % , dan hanya sebagian kecil (13 %)
saja yang menjawab tidak sama sekali setelah mereka mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan.
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan di sekolah di yakini merupakan
kegiatan yang mungkin menjadi wadah bagi siswa untuk
mengaktualisasikan bakat-bakat mereka walaupun ada kegiatan
ektrakurikuler lainya yang bersifat intra sekolah ada OSIS, Drumband,
ROHIS, akan tetapi di pramuka mereka lebih bisa mengaktualisasikan bakat
yang dimiliki
Tabel. 21
MetodePenyajian, Materi sesuai dengan Prinsip Dasar Metodik
Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 15
a. sangat sesuai b. sesuai c. kurang sesuai d. tidak sesuai
12 25 3 0
`
30% 63% 8% 0%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 21 ini menjelaskan bahwa dari 40 responden, mayoritas (63 %)
atau 25 orang menjawab sangat sesuai, (30 %) yang menyatakan kalau
materi dan cara penyampaiannya sesuai dengan prinsip dasar metodik
kepramukaan. 3 orang (8%) yang menyatakan bahwa metode penyampaian
materi kurang sesuai, dan yang menjawab tidak sama sekali itu (0%)
Tabel. 22
Kepramukaan mengajarkan dasar-dasar berorganisasi
No Jawaban Frekuensi Prosentase 16
a. ya b. kurang c. kadang-kadang d. tidak sama sekali
26 3
11 0
`
66% 8%
28% 0%`
` `Jumlah 40 100%
55
Tabel di atas menjelaskan bahwa Dasar-dasar berorganisasi merupakan
hal yang sangat penting di ajarkan, hal tersebut dilakukan juga oleh
organisasi kepanduan, proses pemberian bimbingan (pimpinan) atau orang-
orang yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan merupakan salah satu yang di ajarkan beikut ini adalah
hasil dari responden apakah mereka diajarkan dasar-dasar berorganisasi
selama mengikuti kegiatan ektrakurikuler kepramukaan, sebagian banyak
(66 %) dari responden menjawab ya . dan 28% atau 11 orang mereka
menjawab kadang-kadang, dan sedikit sekali (8%) dari responden menjawab
kurang.
Tabel. 23
Yang didapatkan dari Mengikuti Ektrakurikuler Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 17
a. tambah teman b. dasar-dasar kepemimpinan c. dasar-dasar berorganisasi d. tidak tahu sama sekali
5 25 8 2
`
13% 63% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler kepramukaan
yang mereka ikuti mereka mendapatkan Dasar-dasar kepemimpinan dan
dasar-dasar berorganisasi sebagain besar siswa (40 %) menjawab
mendapatkan jawaban mayoritas jika di jumlahkan menjadi 75 % walaupun
ada yang mereka yang menjawab mencari teman sebanyak 8 % tetapi hal itu
bukan menandakan mereka tidak mendapatkan apa-apa di pramuka, setelah
penulis menayakan ketika ada kegiatan di kwarnas, kwarcab mereka selalu
mengikuti.
Banyak hal yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ektrakurikuler kepramukaan, diantaranya adalah aktualisasi dalam
kehidupan, di sekolah , di masjid, di masyarakat, hal ini berhubungan
dengan tabel berikut in
56
Tabel 24
Kemampuan Memimpin Diskusi Setelah mengikuti Kegiatan Kepramukaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase 18
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
14 18 6 2
`
35% 45% 15% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel 25 di atas menjelaskan, organisasi pengkaderan kepanduan
diharapkan adalah aktualisasi di dalam kehidupan keseharian begitupun
tabel ini menunjukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan pramuka
mampu manjadi pemimpin dalam diskusi kelompok, sebanyak (45 %)
mampu dan sedikit (35 %) sangat mampu dan sebanyak dan sedikit sekali
(15 %) yang menjawab kurang mampu, serta (5 % ) yang menjawab tidak
mampu.
Banyak kegiatan disekolah yang menuntut keahlian siswa dalam
mengurus diantara sesama teman diantaranya , kegaitan akhir tahun, pekan
olah raga dan seni, Upacara, kegiatan diskusi kelompok dan OSIS. Berikut
ini adalah hasil ketika penulis memberikan pertanyaan tentang apakah kamu
mampu menjadi pemimpin upacara
Tabel. 25
Kemampuan Menjadi Pemimpin Upacara
No Jawaban Frekuensi Prosentase 19
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
5 25 8 2
`
13% 63% 20% 5%`
` `Jumlah 40 100%
Tabel ini menjelaskan tidak jauh berbeda dengan jawaban sebelumnya
bahkan jawaban siswa yang siswa yang menjawab mampu sekitar (45 %)
dan jawaban sangat mampu mencapai 35 % hal tersebut disebabkan karena
di pramuka diajarkan kegiatan baris berbaris, dan sedikit (15 %) kurang
57
mampu dan sedikit sekali (5%) yang menjawab tidak mampu, hal tersebut
menujukan bahwa siswa-siswa yang telah mengikuti kegiatan ektrakurikuler
kepramukan mampu menjadi pemimpin di lingkugannya.
Seorang kepanduan harus bisa bertanggung jawab terhadap dirinya,
lingkungannya, masyarakatnya itu di ajarkan dalam kegiatan pramuka,
begitupun juga ketika penulis memnyebar angket apakah kam bertanggung
jawab ketika di perintahkan untuk menyelesaikan tugas dengan baik ketika
di tugaskan oleh kakak Pembina atau pun guru.
Tabel 26
Mampu Menyelesaikan Tugas Dan Bertanggung Dengan Baik
No Jawaban Frekuensi Prosentase 20
a. sangat bertanggung jawab b. bertanggung jawab c. kurang bertanggung jawab d. tidak bertanggung jawab
12 20 6 2
`
30% 50% 15% 5%`
` `Jumlah 40 100% Tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas siswa bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan oleh guru dan kakak pembinanya, sebagian
banyak (50 %) bertanggung jawab dan sebanyak (30 %) siswa sangat
bertanggung jawab, dan sedikit siswa (15%) menjawab kurang bertanggung
jawab serta sedikit sekali (5%) saja yang menjawab tidak bertanggung jawab.
hal ini menunjukan sikap seorang pemimpin yang mengharuskan
bertanggung jawab dan mampu mengambil risiko sebagai aktualisasi dari
kehidupan sehari-hari
Aktualisasi dikelas siswa yang mengikuiti ektrakurikuler kepramukaan
juga dipastikan juga mampu menjadi pemimpin di kelasnya,. Berikut ini
adalah tabel nya.
58
Tabel. 27
Kemampuan menjadi pemimpin di kelasnya
No Jawaban Frekuensi Prosentase 21
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
10 24 6 0`
25% 60% 15% 0%`
` `Jumlah 40 100% Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap pelajar yang mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan merasa sangat mampu menjadi
pemimpin atau ketua di kelas sebagian dari responden (60 %) menjawab
mampu memejadi pemimpin di kelasnya, kelasnya, sangat mampu sebanyak
(25 %) sedikit sekali (15%) yang menjawab menjawab kurang mampu, hal
tersebut menunjukan bahwa aktualisasi dari pelatihan-pelatihan yang di ikuti
siswa pramuka mampu di aktualisasikan dalam bentuk kepemimpina dikelas
Tabel. 28
Mampu Menghadapi Dan Memutuskan Masalah Secara Bijaksana
No Jawaban Frekuensi Prosentase 22
a. sangat mampu b. mampu c. kurang mampu d. tidak mampu
4 55 8 1
`
33% 66% 10% 8%`
` `Jumlah 40 100%
Tabel 29 ini menjelaskan bahwa siswa mampu memutuskan secara
bijaksana ketika dia memimpin, karena sosok pemimpin yang adil dan bijak
yang akan di sayangi, bukan sikap otoriter atau tirani, dalam organiasasi
kepanduan sejak awal dididk untuk peduli, ber empati terhadap masyarakat,
berjiwa sosial dan membantu sesama. Hal tersebut menjadi ukuruan sebuah
kesuksesan seorang pemimpin. Ketika penulis menyakan apakah mampu
bijaksana ketika memutuskan, sebanyak (55 %) sangat mampu dan (33 %)
menjawab mampu dan (13 %) kurang mampu serta (0 %) tidak mampu.
59
Dari jawaban angket dan wawancara dengan siswa yang mengikuti
kegiatan ektrakurikuler kepramukaan maka peranan kegiatan kepramukaan
sangatlah penting dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa.
D. Usaha Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Dalam Mengembangkan
Bakat Kepemimpinan
Dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, perlu dilaksanakan
beberapa latihan- latihan supaya siswa-siswi bisa mengetahui kemampuan
yang mereka dimiliki, selain itu juga kompetensi Pembina, metode dan
materi yang disajikan juga harus sesuai dengan dasar pelatihan kepramukaan.
Dengan harapan ini semua bisa menjadi distribusi dalam mengembangkan
bakat kepemimpinan siswa lebih lanjut. Antara lain :
1. Latihan-latihan dalam kepramukaan yang perlu dilaksankan oleh siswa
adalah:
a. Problem solving ( Pemecahan Masalah ) hal ini bisa dilakukan dengan
sandi mencari jejaksehingga siswa akan terbaiasa mencari, kemudian
menemukan sendiri suatu konsep serta pemecahan masalahnya yang
dihadapi sehingga memupuk rasa percaya diri, berani menyampaikan
pendapat dan memupuk kerjasama dan sikap toleran
b. surprise (Tindakan yang tak terduga ) : dengan cara memberikan
penghargaan regu terbaik, hal tersebut membiasakan peserta didik,
bersikap lebih rajin, terampil, dan bersikap gembira dan akan
menjadi motivator bagi yang lain
c. Perlombaan baik kindividual maupun kolektif, hal ini akan dapat
memmbina watak supaya ulet, tekun, dan bersemangat dan mengejar
prestasi yang tinggi.
d. Kerja kelompok dengan memberikan tugas pada kelompok untuk
mengadakan pekerjaan. Hal ini akan membina sikap kebersamaan,
semangat dan kerjasama misalkan untuk materi P3K
60
e. Demonstrasi, dengan memperhatikan kecakapan tertentu dari peserta
didik membina watak supaya berani menunjukan kemampuan dan
prestasi pribadi, untuk materi yang cocok adalah semaphore, morse
dan kompas
f. Diskusi, belajar memecahkan masalah secara bersama-sama. Hal ini
akan membina sikap kerjasama, menghargai pendapat orang lain dan
belajar mengemukakan pendapat
g. Role Playing ( Bermain Peran ) hal ini untuk menanamkan sikap
patriotisme kepemimpinan
h. Learning by Doing ( belajar sambil melakukan ), peserta didik
diberikan latihan sekaligus mempraktikannya misalkan pendidikan
tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
2. Kecakapan dan keterampilan peserta didik , hendaknya dikembangkan
dalam syarat kecakapan khusus dan satuan karya sesuai dengan
bidangnya masing-masing , karena kecakapan yang diperoleh merupakan
bekal yang bermanfaat bagi peserta didik untuk terjun di masyarakat dan
mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari adapun kecakapan-
kecakapan tersebut meliputi :
a. kecakapan dan keterampilan dalam bidang pertanian dikembangkan
di Saka taruna Bumi
b. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kelautan dikembangkan
di Saka Bahari
c. kecakapan dan keterampilan dalam bidang keamanan, ketertiban
dikembangkan di Saka bayangkari
d. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kehutanan dikembangka
Saka wanabakti
e. kecakapan dan keterampilan dalam bidang kesehatan dikembangkan
di Saka Bakti Husada
3. Selain dengan metode penyajian yang bervariasi juga di perlukan peranan
Pembina, sebagai motivasi dan innovator, Pembina harus merencanakan
bentuk-bentuk penyajian yang benar-benar merangsang peserta didik.
61
4. Pembina pramuka sebagai pendidik harus memiliki pengetahuan keterampilan
daya kreasi untuk menciptakan kegiatan yang menarik dan menggugah peserta
didik dengan berpedoman pada Prinsip Dasar Metodik kepramukaan, karena
faktor kualitas Pembina sangat penting dalam upaya mengembangkan bakat
kepemimpinan
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan mempunyai peranan penting sebagai
sebuah organisasi Intra sekolah dalam pengembangan bakat kepemimpinan,. Hal
ini mengingat prinsip-prinsip dasar kepramukaan yang bersifat teoritis dan
metodik yang mempunyai benang merah serta koherensi positif dalam
mengembangkan karakter kepemimpinan untuk generasi muda. Pengembangan
bakat kepemimpinan di korelasikan melalui berbagai kegiatan kreatif dan inovatif
yang menarik dan bersifat edukatif bagi anggota pramuka, kegiatan kepramukaan
seperti baris berbaris, berkemah, api unggun, renungan suci , problem solving,
demonstrasi, diskusi, role play, P3K, mencari jejak dapat menumbuhkan sikap
dan rasa bertanggung jawab, melatih kedisiplinan, pengorbanan demi kepentingan
orang lain, peduli terhadap lingkungan dan taat beragama.
Metode-metode yang digunakan sangat terarah dan tepat sasaran terhadap
pembinaan karakter kepemipinan serta dilakukakan oleh Pembina-pembina
pramuka yang mempunyai kapabilitas dalam kepanduan. Apa yang menjadi
sasaran kegiatan kegiatan kepramukaan memiliki mental dan moral, tunas-tunas
bangsa yang unggul dan kompetitif , berpegang teguh terhadap agama, sehat dan
kuat jasmaninya, cerdas, tangkas terampil , memiliki wawasan luas, berjiwa
patriotik, pemimpin yang tegas dan bijaksana peka pada perubahan lingkungan
dan mempunyai pengalaman luas
Pelatihan kepramukaan selain merupakan wadah pengembangan minat, bakat
dan kepemimpinan juga menjadi basis dari tujuan sistem pendidikan nasional.
62
63
Sesuai dengan Jawaban angket yang disebarkan oleh penulis terhadap siswa SMP
Citra Nusantara yang mengikuti kegiatan ektra kurikuler kepramukaan,
mayoritas dari jawaban siswa aktif dikegiatan kepramukaan bahwa kegiatan
kestrakulikuler kepramukaan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan
B. Saran
1. Sekolah harus mendukung kegiatan kepramukaan dengan selalu
memperhatikan Pembina yang handal dan berkualitas, sarana dan
prasarana yang memadai, dukungan dana, mengatur waktu dengan baik
untuk berbagai kegiatan serta minat dan motivasi yang tinggi dari siswa
untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.
2. Dukungan orang tua memepunyai perananan yang sangat penting dalam
mendorong anaknya untuk mengikuti kegiatan ektra kurikuler
kepramukaan, sehingga bakat-bakat siswa yang terpendam dapat di
salurkan dengan adanya dorongan dan motivasi dari orang tua juga
SURAT KETERANGAN Nomor : 311/SMP-CN/VIII/2010-C
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMP Citra Nusantara
Bantar Gebang Kota Bekasi menerangkan bahwa :
Nama : Romli
NIM : 102018224110
Jurusan : KI – Manajemen Pendidikan
Telah melakukan observasi sekaligus penelitian di SMP Citra Nusantara
Bantar Gebang Kota Bekasi dalam rangka mengumpulkan data untuk penulisan
skripsi dari tanggal 20 Desember 2009 s/d Maret 2010.
Demikianlah surat keterangan ini ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar
dapat pergunakan sebagimana mestinya.
Bekasi , 2 Agustus 2010
Kepala Sekolah
Suparmanuddin, S.si.
Nama :
Jabatan :
Waktu :
1. Sejak kapan kakak menjadi Pembina/Pelatih disini
2. Apa saja tugas yang kakak lakukan sebagai Pembina /pelatih pramuka
3. Apakah kakak menemukan hambatan dalam menjalankan tugas
tersebut
4. Upaya apa yang kakak lakukan dalam meingkatkan disiplin anggota
pramuka
5. Apa yang kakak lakukan utuk meningkatkan/mengembangkan bakat
kepemimpinan anggota pramuka
6. Upaya apa yang kakak lakukan terhadap orang tua anggota pramuka
agar mereka mendukung kegiatan ekstrakulikuler
7. Bagaimana keadaan saran dan prasarana di sekolah dalam menunjang
kegiatan kepramukaan
Wawancara dengan Pembina pramuka kak Darkasim
1. Saya mulai menjalankan tugas sebagai pelatih pramuka di sini sejak
tahun 2006 Karena, saat itu kepramukaan di SMP Citra Nusantara
dipegang oleh kak Nemih, kemudian kak Nemih berhenti sekitar tahun
2005 karena kepentingan pribadi. setahun kegiatan kepramukaan di
SMP Citra Nusantara Pasif sampai saya masuk tahun 2006 aktif
kembali sampai sekarang ini
2. Sebagai pelatih pramuka tentunya saya bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan kepramukaan yang berjalan berdasarkan kepada Program
yang sudah ditetapkan di awal tahun, mulai dari Mop (Masa orientasi
Pramuka), latihan mingguan sampai dengan rekrutmen anggota baru
dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut kegiatan kepramukan
baik di dalam sekolah maupun kegiatan yang diselenggarakan diluar
sekolah.
3. Setiap sesuatu itu pasti ada saja hambatannya tinggal bagimana kita
menyelesaikannya, untuk menghadapi hambatan-hambantan tersebut
saya menyelesaikannya dengan bermusyawarah dengan kepala sekolah
sebagai kak Mabigus sekaligus para dewan guru, karena walau
bagaimanapun hambatan menyangkut kepentingan bersama . contoh
dalam melaksanakan kegiatan perkajum yang memang harus
berkoordinasi dengan kak mabigus biasanya hambatan yang kita
temuai disini adalah masalah biaya penyelenggaraan kegiatan itu
sendiri kadang – kadang biaya kurang terpenuhi dan lain sebagainya,
Alhamdulillah dengan musyawarah dan dengan kerjasama yang baik
kita dapat meyelesaikan hambatan – hambatan yang kita hadapi
4. Yang pertama memberikan contoh yang baik, kemudian memberikan
motivasi, nasehat, teguran serta membangkitkan kesadaran mengenai
disiplinan, karena salah satu factor yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah disiplin.
5. Hal yang saya lakukan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki
para anggota pramuka biasanya saya memberikan tanggung jawab
berupa latihan – latihan baik fisik maupun pengetahuan /skill di
dalam latihan fisik tentunya kita menyiapkan materi-materi yang
mengacu kepada metodik dasar Kepramukaan, materi ini memang
tetap untuk mengembangkat bakatt kepemimpinan misalnya latihan
upacara, solving problem, mencari jejak, baris berbaris dan masih
banyak lagi yang lainnya. Kemudian kita memberikan penghargaan
kepada anggota yang berprestasi agar anggota yang lainnya lebih
terpicu untuk menggali kemampuan mereka sendiri.
6. Dengan mengadakan acara pertemuan dengan para wali anggota
pramuka untuk mengetahui perkembangan ananknya selama
pmengikuti kegiatan pramuka atau di sela-sela dimana ada acara, para
wali murid datang ke sekolah atau ketempat penyelenggaraan kita
menyempatkan diri bincang-bincang dengan wali murid mengenalkan
kepramukaan dan memberitahukan perestasi yang telah dicapai anak
didik baik dalam acara di sekolah maupun di luar
7. Alhamdulillah fasilitas sarana dan prasarana di sisni sampai dengan
saat ini masih memadai dan kondisinya baik begitu juga alat-alat
kepramukaan, kami juga berusaha untuk terus menambah fasilitas yang
di butuhkan dengan cara memberitahukan kepada yang
berkewenangan dalam hal ini kepala sekolah sebagai kak Mabigus
kemudian di teruskan kepada ketua yayasan supaya bias
memperhatikan kebutuhan yang diperlikan dalam kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan
Bekasi 2 Juni 2010
Pembina Gugus Depan 06053-06054
Pangkalan SMP Citra Nusantara
Darkasim
top related