peranan gaya dan komunikasi kepemimpinan dalam
Post on 16-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PERANAN GAYA DAN KOMUNIKASI
KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KERJA DI PT.WETECH
CIKARANG
Oleh:
ENDAH FAJARWATI
009200700027
Skripsi ini ditujukan kepada Fakultas Ilmu Komunikasi
President University untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana
Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Maret 2012
2
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Penguji menyatakan bahwa tesis berjudul “Peranan Gaya dan
Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan
(studi kasus PT.Wetech)” yang diajukan oleh Endah Fajarwati
sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Komunikasi
President dinilai telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk
mengikuti ujian lisan pada tanggal 06 Maret 2012
M. Raudy Gathmyr, S.sos, Msi
Dosen Penguji dan Pembimbing
Dindin Dimyati, S.Sos, M.M
Dosen Penguji 1
Dra. Baby Poernomo, M.A
Dosen Penguji 2
3
PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT REKOMENDASI JUDUL
Skripsi dengan judul “Peranan Gaya dan Komunikasi kepemimpinan
Dalam Meningkatkan Produktifitas Kerja Karyawan PT.Wetech”
dipersiapkan oleh Endah Fajarwati sebagai syarat untuk memperoleh
gelar S1 Fakultas Komunikasi Program Studi Public Relation
President University, telah direvisi dan dapat diujikan. Saya
merekomendasikan skripsi ini untuk sidang lisan.
Cikarang, 06 Maret 2012
M. Raudy Gathmyr, S.sos, M.si Purwanto, ST,MM
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
4
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa keaslian skripsi yang berjudul “Peranan
Gaya Dan Komunikasi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan
Produktivitas Kerja karyawan PT.Wetech” adalah murni hasil karya
pribadi, yang disusun berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah saya
peroleh selama ini.
Cikarang, 06 Maret 2012
Endah Fajarwati
5
ABSTRAK
PERANAN GAYA DAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN DI PT. WETECH
PT.Wetech merupakan perusahaan Korea yang berdiri pada tahun 2001,
perusahaan ini memiliki modal awal sebesar US$ 1.500.000, memiliki visi dan
misi “More than the best, Better than the most”. Merupakan perusahaan yang
memproduksi komponen elektronik yang mengutamakan kualitas sehingga dapat
bersaing di dalam maupun luar negeri.
Penelitian ini fokus kepada gaya kepemimpinan, komunikasi
kepemimpinan, dan dampaknya terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan wawancara
mendalam. Peneliti mewawancarai 3 orang informan yang merupakan key
informan di PT.Wetech.
Menurut teori gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan
pimpinan/pemimpin dalam mempengaruhi bawahan atau orang lain, agar tercapai
apa yang diinginkan oleh pimpinan atau pemimpin. Sedangkan poduktivitas kerja
merupakan hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang menganggap
bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Oleh karena itu gaya
kepemimpinan dan komunikasi kepemimpinan sangat menentukan dalam
peningkatan produktivitas di PT.Wetech. Atas dasar inilah penelitian dilakukan
untuk mengetahui peranan gaya dan komunikasi kepemimpinan dalam
meningkatkan produktivitas kerja.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gaya kepemimpinan yang
digunakan manajer di PT.Wetech adalah gaya kepemimpinan situasional, gaya
kepemimpinan ini menggunakan teknik komunikasi dua arah yang mempunyai
peranan penting dalam membimbing atau memberikan pengarahan kepada
karyawan, sehingga karyawan dapat melakukan tugasnya dengan baik sehingga
berdampak positif terhadap produktivitas kerja.
6
ABSTRACS
THE ROLE OF COMMUNICATION STYLES AND
LEADERSHIP IN IMPROVING THE PRODUCTIVITY OF
LABOR IN PT.WETECH
PT.Wetech is a Korean company that was established in 2001, the
company has an initial capital of U.S. $ 1,500,000, has the vision and mission
“More than the best, Better than the most”. Is a company that manufactures
electronic components so that the quality can compete at home and abroad.
This study focuses on leadership style, leadership communication, and it’s
impact on labor productivity. In this study the researcher used qualitative research
methods by using in-depth interviews. Researcher interviewed three informants
who are key informants in PT.Wetech.
According to the theory of leadership style is the way the leader in
influencing subordinates or other persons, in order to achieve the goals of the
leader. And labor productivity is the result of real work is obtained by assuming
that labor should be better today than yesterday. Therefore, leadership and
communication style of leadership is crucial for increasing productivity in
PT.Wetech. So that, this research is to research about the role of communication
styles and leadership in improving the productivity of labor.
From these results we can conclude that the leadership style used in
PT.Wetech manager is situational leadership style, this leadership style uses two
way communication technique with an important role in guiding or providing
guidance to employees, so employees can do their job well so that it can give
positive impact on the productivity of labor.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir yang berjudul
“Peranan Gaya dan Komunikasi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan
Produktivitas Kerja PT.Wetech Cikarang “ . Karya akhir ini disusun untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Strata Satu (S1).
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini dapat diselesaikan dengan baik
berkat dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang tulus atas bantuan yang telah
diberikan, kepada :
1. Bapak Vincentius Winarto, PhD selaku Dekan Fakultas Komunikasi
President University
2. Bapak Mohammad Raudy Gathmyr, S.Sos,M.si dan Bapak Purwanto,
ST,MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis.
3. Bapak Mohammad Raudy Gathmyr, S.Sos,Msi selaku Ketua Program
Studi Ilmu Komunikasi President University.
4. Bapak Ir.B.M.A.S Anaconda Bangkara MT, selaku Direktur S1 Ekstensi
President University.
5. Seluruh dosen dan staf fakultas Komunikasi President University atas
bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
6. Ibunda tercinta yang telah memberikan kesabaran, kasih
sayang,dukungan, do’a dan pelajaran berharganya, Do’a dan restu ibunda
senantiasa selalu ananda harapkan.
7. Ayahanda tercinta (Alm), Saudara-saudaraku, Ari Gunawan (Dang), Fery
Dian (Abang), Yulis Triani (Ayuk) dan Zumi Kurniawan ( adik), bantuan
moril dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Ananda tercinta Kenichi Dian Adienesha
8
8. Seluruh rekan-rekan Public Relation 2007, Afrieska, Priska Papilaya,
Restiti, Citra, Ade, terima kasih atas dukungan dan doanya
9. Mbak Widy, Bu Rani, mbak Putri, mbak Yati mbak Ayu, mbak Nana di
PT.Wetech terima kasih atas dukungannya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu komunikasi.
Cikarang, 06 Maret 2012
Penulis
9
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI …………………………………………………………………1
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI …………………………………………..2
SURAT REKOMENDASI ……………………………………………………….3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………………...…4
ABSTRAK…..………………………………………………………………….5-6
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...….7-8
DAFTAR ISI ……...……………………………………………………………...9
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang….……………………………………….……………….12-14
1.2 Rumusan Masalah...……………...………………………………………….15
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………….15
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………….15-16
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Leadership)..........................................17-18
2.2 Teori Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)………………..…….…..19-21
2.3 Teori Kepemimpinan Situasional…………...……………………………22-24
2.4 Teori Kepemimpinan Transformasional………...………….…...……….24-27
2.5 Teori Kepemimpinan Diskursif………..……………………………….. 27-28
2.6 Teori Budaya Organisasi…………………………………………………28-30
2.7 Asumsi Teori Budaya Organisasi………………………………………...30-32
2.8 Teori Komunikasi Organisasi…………………………………………….32-33
10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi & Waktu Penelitian……………………………………………….….34
3.2 Jenispenelitian…………………………………………………………….…34
3.3 Subyek Penelitian
3.3.1 SejarahPerusahaan………………………………………...………35
3.3.2 Visi &Misi……..……………………………………………...…..35
3.3.3 Lokasi & Tata Letak…….....………………………………...……35
3.3.4 Media Komunikasi……...………….………………………..........36
3.3.5 Struktur Organisasi…………………………………………..……36
3.3.6 Informan…………………………………………………………..36
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………..37
3.5 Instrumen Penelitian…………………………………………………….37-40
3.6 Teknik Analisa Data…………………………………………………….40-42
3.7 Validitas dan Reliabilitas……………………………………………………42
3.8 Isu Berkaitan dengan Etika………………………………………………….42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil & Pembahasan…………………………………………………………43
4.1.1 Gaya Kepemimpinan…………………………………………….44
4.1.2 Komunikasi Kepemimpinan……………………………………..45
4.1.3 Peranan Gaya dan Komunikasi …………...…………………46-47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….........49
5.2 Saran………………………………………………………………………...50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..51-52
LAMPIRAN………………………………………………………………..53-109
11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Struktur Organisasi ………………………………………….. 36
2. Data Coding & Distilation …………………………………………… .61
3. Pedoman In-depth Interview …………………………………………. .67
4. Formulir Persetujuan & Transkrip Informan 1 ……………………. .69
5. Formulir Persetujuan & Transkrip Informan 2…..……………………. 90
6. Formulir Persetujuan & Transkrip Informan 3 …………………... ….110
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan di bidang teknologi sangat pesat sekali
perkembangannya, sehingga dapat menjadikan menurunnya penggunaan
tenaga manusia dalam bidang industri. Banyaknya peralatan dan mesin-
mesin yang canggih turut meramaikan lajunya proses produksi di sebuah
perusahaan, hal ini sangat mempengaruhi fungsi dari tenaga manusia di
dalam dunia kerja. Namun demikian tenaga manusia tetap memegang
peranan penting . Betapapun canggihnya peralatan yang dimiliki suatu
perusahaan tetap tenaga manusia diperlukan guna mencapai tujuan
perusahaan.
Sumber daya alam dan sumber daya modal merupakan sumber
daya organisasi, selain sumber daya manusia. Sumber daya manusia juga
turut diperhitungkan untuk itu seharusnya sumber daya manusia dapat
dikelola dengan hati-hati, karena masing-masing manusia mempunyai
cipta, rasa dan karsa yang membentuk sikap, sikap inilah yang kemudian
mendasari manusia dalam bertingkah laku dan perbuatan manusia sehari-
harinya. Maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor sumber daya
manusia ternyata cukup berperanan dalam mencapai hasil sesuai dengan
tujuan perusahaan, dimana tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan
fungsinya akan menunjang tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan.
Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan usaha baru dengan
berbagai jenis usaha. Munculnya perusahaan-perusahaan ini diharapkan
akan menambah luasnya lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Di
sisi yang lain perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya
tanpa adanya manusia, karena faktor tenaga kerja manusia memegang
13
peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Setiap
manusia memiliki perilaku dan watak yang berbeda-beda, hal itu
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya latar belakang pendidikan,
keterampilan, watak dasar maupun faktor-faktor lainnya dari tenaga kerja
itu sendiri. Manusia memiliki keanekaragaman perilaku dimana perilaku
tersebut akan sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai oleh sebuah
perusahaan.
Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana
pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain agar
bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpinnya. Di dalam
suatu organisasi atau instansi, kepemimpinan berkaitan dengan
pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan. Hal ini menjadi
bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dengan pemimpin yang
satu dengan pemimpin yang lainnya, sedangkan gaya kepemimpinan
merupakan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi
bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkan.
Selayaknya seorang pemimpin dapat bertanggung jawab terhadap
pekerjaaan yang dilakukan oleh bawahannya, terhadap kegiatan yang akan
bersangkutan langsung dalam kepemimpinan melalui semua tahap
manajemen, antara lain penentuan kebijaksanaan, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Seorang
pemimpin harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif agar
kepemimpinan dapat berjalan dengan baik. Artinya seorang pemimpin
dapat membuat para karyawan melaksanakan tugas-tugasnya dengan
penuh kesadaran dan penuh semangat, sehingga dapat memberikan hasil
yang baik.
Dalam setiap kepemimpinan, masing-masing pemimpin
mempunyai gaya kepemimpinan sendiri, dan seorang pemimpin yang
berhasil di lingkungan kerja, dengan adanya kepemimpinan belum tentu
14
cocok bila diaplikasikan pada perusahaan lain karena keberhasilan gaya
kepemimpinan sangat tergantung pada situasi perusahaan yang
dipimpinnya itu. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan pada suatu
perusahaan belum tentu berupa satu gaya saja tetapi dapat dilakukan
dengan penggabungan dari gaya-gaya kepemimpinan yang ada. Oleh
karena itu tidak ada gaya kepemimpinan yang lebih baik, semua
tergantung pada situasi, kondisi atau lingkungannya..
Komunikasi kepemimpinan juga merupakan faktor yang secara
tidak langsung berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Komunikasi
kepemimpinan yang meliputi teknik komunikasi kepemimpinan seperti
teknik pemberian instruksi yang tepat, membangun komunikasi yang
sukses, cara memotivasi orang, cara merubah pikiran orang tanpa
menimbulkan rasa kecewa dan cara meyakinkan orang lain, tidak
dirasakan oleh bawahan sehingga bisa saja mempengaruhi produktivitas
kerja, dengan ini menunjukkan bahwa teknik komunikasi kepemimpinan
yang dua arah secara timbal balik mempunyai peranan yang sangat
penting, sehingga komunikasi kepemimpinan akan memberikan dampak
positif yang besar. Jika komunikasi kepemimpinan berjalan secara efektif
dalam suatu organisasi, maka produktivitas kerja akan dapat terwujud.
PT.Wetech memiliki gaya kepemimpinan dan komunikasi
kepemimpinan yang baik, dimana manajer mampu mempengaruhi
karyawan untuk melakukan tugas sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
manajer tersebut.
Berdasarkan penjelasan atau dasar pemikiran di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian di PT.Wetech agar peneliti
mengetahui gaya kepemimpinan dan teknik komunikasi yang diterapkan
oleh manajer di PT.Wetech. Untuk itu penulis melakukan penelitian
dengan mengangkat judul yaitu ” Peranan Gaya dan Komunikasi
Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan
di PT.Wetech Cikarang”.
15
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kepemimpinan di
atas, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan di PT.Wetech ?
2. Teknik komunikasi apa yang diterapkan oleh pimpinan atau
manager di PT.Wetech ?
3. Bagaimana dampak komunikasi dan gaya kepemimpinan
terhadap produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan di
PT.Wetech.
2. Untuk mengetahui teknik komunikasi yang diterapkan oleh
pimpinan atau manager di PT.Wetech.
3. Untuk mengetahui dampak dari komunikasi dan gaya
kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan di
PT.Wetech.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan hasil-hasil yang didapat akan ada
manfaatnya antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam literatur ilmu
komunikasi secara umum dan komunikasi organisasi secara khusus.
16
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
manajemen PT Wetech secara khusus tentang nilai penting
komunikasi organisasi dalam perusahaan.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sifat Kepemimpinan (Trait Leadership)
Teori Trait merupakan salah satu upaya awal untuk fashion teori
kepemimpinan. Hal ini difokuskan sepenuhnya pada atribut individu fisik
dan sosial. Dari sejarah lisan dari Perang Peloponnesia (sekitar abad
kedelapan SM) yang mencatat prestasi prajurit dan dewi melalui profiling
politik kontemporer lebih ikon (misalnya, berbagai presiden AS dan para
pemimpin dunia), beberapa agama yang diakui pemimpin, dan pahlawan
olahraga, ada terus menjadi daya tarik manusia dengan fisik dan perilaku
karakteristik mereka yang mencapai kebesaran atau ketenaran. Untuk
alasan ini, seharusnya tidak mengejutkan bahwa manajemen peneliti dan
teori dari tahun 1930-an melalui pertengahan 1950-an menarik berat pada
model sifat untuk merumuskan profil pertama para pemimpin bisnis yang
besar.
Sebaliknya secara tidak kritis, ini upaya pertama mencerminkan
bias dari budaya Eropa yang dihasilkan mereka, sehingga ciri-ciri
pemimpin yang diakui cenderung dipegang oleh tinggi, pirang, pria kulit
putih darikelas atas atau atas keluarga kelas menengah. Pasca kenaikan
Hitler untuk kekuasaan di pra-Perang Dunia II Jerman (yang menekankan
keunggulan diakui bangsa Arya putih), pendekatan sifat kehilangan
banyak daya tariknya. Meskipun demikian, karakter terkait dengan
pemimpin besar (dan besar pahlawan olahraga) masih menangkap banyak
keputusan dan pengaruh imajinasi publik. Calon presiden Amerika
Serikat, misalnya, masih diharapkan untuk "terlihat seperti pemimpin,"
yang pada minimum, berarti menjadi makmur, sehat, tinggi, rapi, dan
menarik secara fisik. Untuk sarjana yang memahami daya tarik budaya
visual dan ketergantungan pada berbasis komoditas bentuk kapitalisme
18
untuk mempertahankan itu, daya tarik teori sifat dari kepemimpinan
transfer lebih mudah untuk karakter terkait dengan selebriti dan budaya
populer bintang.
Dalam kritik mencolok, kolumnis New York Times Maureen
Dowd (2005) - putus asa dengan kenyataan bahwa begitu banyak wanita
yang lebih muda ia datang dalam 250 Bagian III: Konteks Komunikasi
Organisasi kontak dengan tampilan sama, memiliki gaya rambut yang
sama, memakai busana yang sama, dan mengungkapkan diri mereka
sendiri dengan cara selebriti-berbicara sangat mirip - berkomentar bahwa
kemenangan kesamaan feminin juga kematian yang ideal feminis. Tapi ini
onesize- cocok untuk semua "gambar dari kesempurnaan" tidak berhenti
dengan fashion atau bahkan dengan plastik operasi. Dalam sebuah
penelitian terhadap pramugari, organisasi sarjana Alexandra Murphy
(1998) menunjukkan bahwa sifat-sifat fisik yang masih digunakan dalam
promosi, seleksi, dan retensi pekerja di industri penerbangan, karyawan
khususnya perempuan.
Studi lain yang terkenal, Angela Trethewey (1999) membahas
"mendisiplinkan" dari tubuh perempuan di tempat kerja dan memberikan
analisis tentang bagaimana penampilan di bekerja adalah tanda-tanda
kekuasaan, otoritas hak istimewa, dan. Salah satu wawasan kita dapat
memperoleh dari pendekatan sifat kepemimpinan adalah fundamental ide
bahwa daya tarik fisik adalah komponen kunci - dan salah satu yang
abadi-kepemimpinan yang efektif. Kenyataan ini menggarisbawahi
beberapa dekade yang lalu ketika orang-orang yang mendengarkan
Kennedy-Nixon debat presiden di radio rate Nixon banyak lebih tinggi
daripada mereka yang melihat perdebatan di televisi, banyak yang ditulis
tentang Nixon "bayangan pukul lima" dan "mata licik," yang kontras
dengan JFK "Baik terlihat kekanak-kanakan." Meskipun logika
demokratis meragukan dan jelas cacat yang menggarisbawahi itu, kita
adalah dunia yang lebih sering daripada tidak memberikan kompetitif tepi
19
untuk mereka yang paling dekat menyerupai apa pun yang fisik dan
perilaku model tarik budaya kebetulan saat ini.
2.2 Gaya kepemimpinan (Leadership Style)
Teori kepemimpinan juga lama dikaitkan dengan isu-isu
kekuasaan dan otoritas. Beberapa tahun yang lalu, ilmuwan sosial Ralph
White dan Ronald Lippitt (1960) mengusulkan bahwa :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan harus dipahami sebagai sebuah kontinum
dari otokratis, dimana seorang pemimpin diberikan tingkat tertinggi dalam
memegang kekuasaan dan otoritas
2. Gaya Kepemimpinan Laissez Fair
Gaya kepemimpinan ini berpusat kepada bawahan, bawahan
bertindak mengambil keputusan. Pemimpin hanya sebagai symbol dan
tidak memiliki keterampilan teknik.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin demokratis adalah yang sangat ideal dan disukai.
Pemimpin mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan dan
memperlakukan bawahan sebagai mitra kerja serta menjaga keseimbangan
antara hubungan formal dan informal.
Pendekatan antara peneliti Utara pasca perang Amerika dan
Eropa. Demokrasi telah menang atas diktator, dan pemimpin yang terpilih
secara demokratis juga disimpan negara-negara yang pemimpin sendiri
telah mengecewakan mereka. Kenapa tidak pendekatan ini diterapkan
dengan baik untuk tempat kerja?sejak awal, salah satu masalah yang
berkaitan dengan gaya pendekatan kepemimpinan adalah kekakuan. Apa
yang muncul sebagai tiga gaya yang berbeda muncul sebagai set tumpang
20
tindih perilaku dalam praktek. Para pemimpin yang efektif sering
ditampilkan gaya dominan tetapi biasanya mampu berperilaku dengan
cara lain ketika situasi dibenarkan. Selain itu, efektivitas dari setiap gaya
yang diberikan tergantung pada persetujuan dari pengikut, yang bervariasi
dalam toleransi mereka untuk gaya kepemimpinan yang berbeda (ini tetap
sangat benar hari ini, di mana gaya yang sesuai untuk pekerjaan
manufaktur tidak bermain juga dengan, misalnya, dokter atau profesor).
Sama seperti presiden jarang tetap di kantor jika mereka melanggar
kepercayaan atau harapan pemilih, demikian juga melakukan peningkatan
para pemimpin dan jatuh dengan keberhasilan dan kepuasan relatif yang
dialami oleh bawahannya.
Meskipun masalah ini, gaya pendekatan kepemimpinan terus
menarik akademik penganut dan manfaat dari berbagai perbaikan teoritis
yang tajam. Untuk Misalnya, Robert Blake dan Jane Mouton
menciptakan The Blake dan Mouton Managerial Grid (1964, 1985)
sebagai produk-oleh dari hubungan-hubungan manusia dan gerakan
sumber daya manusia .
Menurut Grid Managerial, ada dua utama dimensi yang
menentukan pilihan yang sesuai gaya kepemimpinan:
1. Kepedulian terhadap hubungan (orang)
2. Kepedulian terhadap tugas (produksi).
Pada gambar 2.1 menggambarkan bagaimana dua dimensi kunci
memungkinkan untuk lima gaya pilihan berbasis. Seperti dengan teori
sifat dan pendekatan gaya, model ini erat sesuai dengan yang berlaku
budaya dan politik iklim pada masanya. Manajemen digambarkan sebagai
sederhana soal menyeimbangkan tujuan bersaing melalui keputusan
rasional tentang orang dan tugas. Faktor rumit seperti ras, jenis kelamin
kelas, dan etnis semua absen dari model ini. Di pusat grid adalah tampilan
menguap dari kelas menengah 1950 'pinggiran kota nilai, keasyikan
dengan menghindari konflik, dan tidak ada peran yang jelas untuk
21
komunikasi proses dalam menciptakan hubungan yang produktif baik atau
tugas selesai.
Lima kategori yang menginformasikan grid mengatakan banyak
tentang preferensi yang berlaku untuk sistem berbasis kelas untuk
mengatur seperti yang mereka lakukan setiap organisasi abadi realitas
(yakni, mereka adalah partisan). Bagian atas urutan kekuasaan dibagi
menjadi "Country Club Management" (bagi para pemimpin lebih
berorientasi pada "hubungan yang memuaskan") dan "Tim Manajemen"
(bagi mereka yang kepemimpinannya peran didefinisikan oleh prestasi
kelompok tugas karena "kepercayaan dan rasa hormat"). Di bagian bawah
urutan kekuasaan kita menemukan dua pilihan juga: "Manajemen yang
miskin," yang bahasanya tampaknya diambil dari pandangan
mengkarikaturkan negara kesejahteraan, diadu terhadap pemimpin fasis
"Otoritas-Ketaatan", dengan sedikit perhatian atau tidak untuk nilai
kehidupan manusia.
Antara ekstrem kita memiliki "Manajemen Organisasi Manusia"
konsep kepemimpinan yang menyeimbangkan perhatian untuk orang lain
dengan kepedulian penyelesaian tugas. Konsep "Organisasi Manusia"
referensi ke terlaris buku oleh William H. Whyte Jr yang menggambarkan
sebuah budaya dominan Amerika Utara rasa puas dalam organisasi besar
dipromosikan oleh pemimpin yang lebih peduli dengan yang disukai
dibandingkan dengan yang dianggap bisnis yang baik untuk mereka. Di
(1956) Studi klasik Whyte itu, "komunikasi yang baik" adalah tiket yang
bermanfaat ke karir karena "etika sosial" (dengan penekanan pada pas
dalam, tidak berdiri, dan pada yang disukai) telah menelantarkan etika
kerja Protestan individualisme kasar mampu penilaian independen dan
perhatian tunggal dengan nilai kerja keras dan efek positif pada karakter.
22
Gambar 2.1
2.3 Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan Situasional menunjukkan bahwa kepemimpinan
yang sesuai muncul dari kebiasaan yang responsif terhadap berbagai
situasi. Literatur tentang kepemimpinan menjadi lebih bernuansa sebagai
sistem teori mulai menunjukkan bahwa perilaku yang sesuai dalam situasi
apa pun adalah lebih masalah membaca dan menanggapi kontinjensi
daripada kondisi tetap sifat dan gaya.
Pada tahun 1977 ahli teori manajemen, Paul Hersey dan Kenneth
Blanchard ditentukan bahwa efektivitas pemimpin ada hubungannya
dengan kematangan kelompok. Mereka dikategorikan empat gaya yang
berbeda Kepemimpinan Situasional berdasarkan kematangan suatu
kelompok: mengatakan, menjual, berpartisipasi, dan mendelegasikan.
Berdasarkan penelitian berkelanjutan Kepemimpinan Situasional Model
berkembang jauh dari konsep kedewasaan dan pengertian tentang
23
mencapai sepenuhnya dikembangkan negara untuk satu terkait dengan
kesiapan individu atau kelompok untuk melakukan spesifik tugas.
Kesiapan, dalam konteks ini, kurang fungsi waktu daripada tentang
kemampuan dan kemauan. Sekelompok pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan menentukan kemampuannya untuk melakukan tugas.
Apakah anggota kelompok mengetahui bagaimana untuk melakukan apa
yang diminta dari mereka? Memiliki mereka melakukan tugas itu
sebelumnya? Apakah mereka sudah melakukannya? Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan adalah indikator yang baik dari kemampuan, tetapi
mereka menjawab hanya setengah dari kesiapan pertanyaan. Hal-hal
seperti kepercayaan, komitmen motivasi, dan mempengaruhi kemauan
kelompok untuk melakukan tugas. "Saya bisa. Aku akan. Saya ingin
"Laporan seperti ini menunjukkan kemauan untuk melakukan tugas.
Mempertimbangkan baik kemampuan dan kemauan membantu
menunjukkan kesiapan orang lain untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Pada gambar 2.2 menampilkan konsep. Semakin tinggi tingkat
kinerja kesiapan kelompok tertentu untuk tugas, wewenang kurang
langsung (jitu) atau persuasi (jual) diperlukan untuk berhasil dan efektif
menyelesaikan tugas. Pengawasan tidak langsung juga diperlukan.
Sebagai kelompok berubah dalam kesiapan mereka, pemimpin efektif
sesuai dengan gaya kepemimpinan mereka dan kebutuhan kelompok.
Misalnya, kelompok yang tidak melakukan apa-apa lagi, benar-benar
tidak tahu bagaimana, dan kurang percaya diri dalam kemampuan mereka
untuk melakukannya, rendah kesiapan. Mereka membutuhkan pemimpin
untuk menyediakan struktur, untuk memberitahu mereka langkah
selanjutnya. Kelompok A yang mulai melakukan dan gembira tentang
pekerjaan perlu struktur kedua dan hubungan perilaku. Mereka tidak tahu
apa yang mereka tidak tahu, begitu memegang tangan mereka dan
membimbing mereka sambil menjelaskan mengapa di belakang sesuatu
(selling) adalah apa yang mereka butuhkan dari pemimpin mereka.
Sebuah kelompok yang memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan
24
dan melakukan pekerjaan tetapi mungkin merasa tidak aman sedikit
tentang pemimpin tidak cukup begitu terlibat lagi membutuhkan perilaku
mendukung dari pemimpin mereka, bukan arah di bagaimana melakukan
pekerjaan mereka sudah melakukan cukup baik. Mereka hanya perlu
diyakinkan bahwa mereka baik-baik saja. Sebuah kelompok yang
melakukan pekerjaan dengan baik dan yakin, berkomitmen, dan
termotivasi untuk terus melakukannya membutuhkan sangat sedikit dari
pemimpin mereka.
Efektif pemimpin dalam hal ini dapat mendelegasikan
pengambilan keputusan tanggung jawab kepada anggota kelompok dan
memberdayakan mereka untuk menciptakan cara-cara alternatif dan untuk
melaksanakan tugas-tugas dan mengevaluasi kinerja (perhatikan
hubungan antara tingkat tim pemberdayaan bab sebelumnya). Seperti
menarik sebagai pendekatan situasional terhadap suara kepemimpinan,
pendekatan ini mengabaikan tiga hal. Pertama, tidak menyediakan cara
bagi organisasi untuk mengidentifikasi orang untuk kepemimpinan yang
fleksibel dan adaptif dalam orientasi mereka kepada orang lain. Tambahan
alat-alat seperti 360-evaluasi harus dimanfaatkan untuk tujuan ini. Yang
lebih penting, model menghilangkan metode untuk mengidentifikasi
orang-orang yang berkomunikasi secara efektif dan berbeda dalam
berbagai pengaturan dan dengan orang lain yang beragam. Akhirnya,
model ini untuk kepemimpinan menghilangkan keterampilan kunci,
kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain, tidak hanya
untuk lebih tinggi tingkat kinerja tetapi juga untuk perilaku moral dan
etika yang lebih tinggi.
25
Gambar 2.2
2.4 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional kedepan organisasi alasan
perubahan dan transformasi sebagai tugas penting dari pemimpin yang
efektif. Warren Bennis (1998), sebuah organisasi sarjana dan pelopor
dalam bidang studi kepemimpinan, karakteristik diidentifikasi pemimpin
yang efektif tersebut untuk pasar global. Ini "tipe baru pemimpin" adalah
agen perubahan, orang yang berusaha untuk memimpin organisasi melalui
lingkungan bisnis global yang semakin bergolak melalui penggunaan
strategis komunikasi.
Dunia akhir 1980-an dan awal 1990 mengalami banyak politik,
sosial, dan ekonomi perubahan. Perang Dingin, yang telah mendominasi
global panggung politik sejak akhir Perang Dunia II, berakhir dengan
turun robeknya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan pengunduran diri Uni
Soviet Mikhail Gorbachev pada hari Natal 1991. Ekonomi AS berada di
fluks, begitu banyak sehingga presiden kepala strategi calon Bill Clinton,
James Carville, membuat mantra "Ini ekonomi, bodoh "dasar visi Clinton
26
untuk perubahan, visi yang menyebabkan mengejutkan kemenangan pada
tahun 1992. Organisasi sudah rebound dari restrukturisasi besar-besaran
yang terjadi setelah krisis minyak pertama Arab dan tiba-tiba dan tidak
diperkirakan dominasi Jepang di pasar dunia manufaktur pada 1970-an
dan 1980-an sedang belajar betapa dahsyatnya teknologi informasi baru
khususnya desktop komputer - bisa, juga datang dengan sangat cepat
untuk memahami bagaimana Internet telah mengubah cara bisnis
dilakukan. Dan setelah bertahun-tahun menciptakan kampanye kesadaran
lingkungan, gerakan Hijau di Eropa dan lingkungan pendukung di
Amerika Utara akhirnya mulai melihat kemajuan sebagai pemerintah
dunia mulai menganggap serius dampak negatif emisi karbon, polusi,
runtuhnya hutan hujan, dan potensi yang tak menyenangkan untuk
pemanasan global. Waktu, budaya, dan ekonomi semua tampak matang
untuk perubahan. Bennis, tentu saja, bukanlah satu-satunya penulis yang
mendukung kebutuhan untuk transformasional kepemimpinan.
Penulis populer seperti Tom Peters (1994a; 1994b) adalah
mengajar untuk dikemas khalayak tentang kekuatan bisnis melalui
transformasi terinspirasi kepemimpinan, pemberdayaan karyawan, dan
penggunaan strategis teknologi baru. Di akademi, peneliti dan ahli teori
dari berbagai bidang yang membuat kasus cara berpikir baru tentang
pengorganisasian. Salah satunya teori, Margaret Wheatley (1992),
perkembangan terakhir digunakan dalam teori fisika untuk menentukan
beberapa menarik parameter untuk apa yang disebut "ilmu baru dari
kepemimpinan." Dalam perpanjangan berani dari dorongan demokratis,
parameter Wheatley itu mendorong para pemimpin untuk berpikir diri
mereka sebagai pelayan dan karyawan didorong di semua tingkatan untuk
melihat diri mereka sebagai stakeholder. Dia menggambarkan pentingnya
berpikir relasional daripada hierarkis dan untuk hamil konteks sebagai
terwujud melalui hubungan dihargai bukan sebagai sesuatu yang ada di
beberapa, kaku organisasi impersonal "Struktur." Terus Karyanya untuk
menginspirasi para pemimpin untuk melihat melampaui sifat, gaya, dan
27
situasi untuk sepenuhnya mengakui dan merangkul koneksi abadi mereka
untuk mereka karyawan, masyarakat, dan dunia.
Satu kepemimpinan kompetensi bahwa semua penulis dapat
menyetujui adalah pentingnya pemimpin visi. Baik di politik, agama
aktivisme, sosial, pendidikan, atau manajemen bisnis global, penting bagi
para pemimpin untuk kerajinan yang kredibel dan menarik melihat masa
depan, atau visi, serta menumbuhkan kemampuan untuk berkomunikasi
bahwa masa depan jelas dan kreatif kepada orang lain yang berbeda. Jim
Collins dan Jerry Porras (2002) menawarkan definisi visi yang baik:
Sebuah visi Baik disusun terdiri dari dua komponen utama - ideologi inti
dan membayangkan masa depan. . .Sebuah visi yang baik dibangun di atas
interaksi antara kedua yin komplementer dan yang kekuatan: Ini
mendefinisikan "apa yang kita perjuangkan dan mengapa kita ada" dan. . .
"Apa yang kita cita-citakan menjadi, untuk mencapai, [dan] untuk
menciptakan "(hal. 221).
Untuk menginspirasi sebuah visi untuk perubahan membutuhkan
menciptakan bahasa untuk visi tersebut. Mengubah cara kita berpikir
membutuhkan perubahan bagaimana kita berbicara karena, seperti yang
kita pelajari dari diskusi kita tentang Max Weber dalam Bab 3, manusia
"tersuspensi dalam web dari makna bahwa kita sendiri telah memintal
"(dikutip dalam Geertz, 1973 hal. 434). Mereka jaring yang dibuat dari
bahasa, dan praktek-praktek pengorganisasian kita membangun yang
berputar di dalamnya. Kepemimpinan transformasional menuntut para
pemimpin untuk memiliki tunggal kemampuan untuk
mengkomunikasikan visi dengan cara yang mengilhami orang lain. Untuk
alasan ini, cara baru berpikir tentang kepemimpinan yang benar-benar
dimulai dengan suatu cara baru dalam menilai komunikasi sebagai
komponen penting dari inspirasi dan perubahan.
28
2.5 Diskursif Kepemimpinan
Penelitian terbaru pada komunikasi kepemimpinan terlihat lebih
langsung pada rakyat kemampuan untuk mempengaruhi pasang surut dan
aliran percakapan kerja dan makna-makna yang muncul dari wacana ini.
Para sarjana (Cooren, Taylor, & Van Setiap, 2006; Fairhurst, 2007)
berfokus pada apa yang mereka sebut kepemimpinan diskursif, atau sosial,
bahasa, dan aspek budaya kepemimpinan yang tercermin dalam proses
interaksi beton.
Mereka memanfaatkan teori konstruksi sosial realitas dan
beresonansi dengan kami pandang komunikasi organisasi sebagai
balancing saat-demi-saat kreativitas dan kendala. Gail Fairhurst (2007)
mengidentifikasi dua pengertian tentang "wacana" yang dapat diterapkan
untuk analisis kepemimpinan. Yang pertama, yang dia sebut "kecil d
wacana," mengacu pada saat-demi-saat orang membuat pilihan dalam
percakapan sehari-hari. Yang kedua, "Besar wacana D," meneliti
bagaimana narasi budaya yang lebih luas pengetahuan dan kekuasaan
datang akan tercermin dalam pembicaraan sehari-hari.
Perbedaan antara pendekatan satu lagi dari tingkat analisis dari
subject: Keduanya bertujuan untuk mengekspos bagaimana makna akan
dibangun dalam percakapan antara pemimpin dan pengikut potensial.
Sedikit wacana d, misalnya, mungkin memeriksa bergiliran, interupsi, dan
penggunaan kata ganti strategis, sedangkan besar wacana D mungkin
fokus pada bagaimana umum konsep kebudayaan seperti kepuasan
pelanggan atau keseimbangan kehidupan kerja yang digunakan secara
lokal untuk mendorong makna tertentu dan tindakan. Dari perspektif
praktis, diskursif kepemimpinan menyoroti citra pemimpin sebagai
pendongeng dan menegaskan kembali nilai bagi para pemimpin dalam
memperluas fasilitas mereka dalam penafsiran karyawan membimbing
organisasi realitas. Salah satu fitur dari teori kepemimpinan diskursif
adalah unik cukup untuk menjamin menyebutkan. Siswa dari pendekatan
29
ini tidak membatasi pemahaman mereka tentang wacana untuk bahasa
sendiri, atau bahkan untuk manusia. Sebaliknya, mereka sama-sama
tertarik cara-cara di mana objek (misalnya, sudut kantor, anggaran dasar,
komputer sistem, dan bilik kantor) semua ada dengan built-in sifat yang
mencerminkan mengorganisir terakhir. Jika Anda memeriksa wacana
kepemimpinan dari sudut ini, Anda dapat melihat langsung bagaimana
entitas bukan manusia tampaknya memiliki kehidupan mereka sendiri
karena mereka dipanggil dalam percakapan. Objek, seperti teks pendiri
organisasi (misalnya, visi, misi, konstitusi, kredo), memiliki badan yang
signifikan dalam membentuk bicara organisasi dan tindakan.
Tetapi memahami peran komunikasi dalam kepemimpinan yang
efektif bukan sama mengetahui bagaimana melakukannya atau
melakukannya secara konsisten dari waktu ke waktu dalam berbagai
menantang pengaturan. Tahap berikutnya dalam studi kepemimpinan
pindah dari penekanan pada mengartikulasikan sebuah visi yang menarik
untuk membangun kebiasaan perilaku yang memberlakukan dan
memperkuat bahwa visi (yaitu, "berjalan pembicaraan"). Banyak dari
kebiasaan juga komunikatif di alam.
2.6 Teori Budaya Organisasi
Anda lulus dari perguruan tinggi, kemungkinan bahwa banyak dari
anda akan bekerja untuk organisasi. Kehidupan organisasi ditandai oleh
perubahan yang dikarenakan dengan banyak hal lain. Perubahan ini sering
ditandai dengan kegembiraan, kecemasan,ketidakpastian, frustrasi, dan tak
percaya. Emosi ini sangat akut selama stress , misalnya, ketika perusahaan
memberhentikan karyawan mereka. Pergi ke toko buku manapun di
kampus atau di mal dan Anda yakin untuk melihat sejumlah buku tentang
kehidupan organisasi. Pendekatan budaya pop kedunia perusahaan
Amerika di mana-mana. Beberapa penulis mengatakan bahwa ada
10 cara mudah untuk mendapatkan kenaikan gaji atau ada 8 langkah aman
untuk dipromosikan. Penulis lain telah membuat jutaan menggembar-
30
gemborkan pentingnya berkomunikasi dengan orang Sulit dan bekerja
untuk hidup dan hidup untuk bekerja. Sebagian besar buku berpusat pada
apa yang orang dapat lakukan untuk membuat hidup mereka lebih mudah
di tempat kerja. Masalahnya, bagaimanapun, adalah bahwa kehidupan
organisasi sangat kompleks. Ini aman untuk mengatakan bahwa ada
beberapa "cara mudah" untuk apa pun di organisasi.Untuk memahami
kehidupan organisasi melampaui budaya pop-termasuk nilai-nilai
organisasi, cerita, tujuan, praktik, dan filosofi-Michael Pacanowsky dan
Nick O'Donnell Trujillo (1982, 1983, 1990) dikonseptualisasikan Teori
Budaya Organisasi (Oktober).
Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo merasa bahwa organisasi
dapat dipahami menggunakan lensa budaya, ide awalnya diusulkan oleh
antropolog Clifford Geertz. Mereka percaya peneliti terbatas dalam
pemahaman mereka terhadap organisasi ketika mereka mengikuti ilmiah
metode, proses yang kita diuraikan dalam Bab 4. Menurut Pacanowsky
danO'Donnell Trujillo, metode ilmiah dibatasi oleh tugasnya untuk
mengukur,daripada menemukan. Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo
(1982) berpendapat bahwa Teori Budaya Organisasi mengundang semua
peneliti "untuk mengamati, merekam dan memahami perilaku komunikatif
dari anggota organisasi "(Hal. 129). Mereka menganut "totalitas atau
pengalaman hidup dalam organisasi" (Pacanowsky, 1989, hal. 250). Para
ahli teori melukis stroke luas dalam mereka pemahaman organisasi
dengan menyatakan bahwa budaya "bukanlah sesuatu yang organisasi
miliki; budaya adalah suatu organisasi "(Pacanowsky &O'Donnell
Trujillo, 1982, hal. 146).
Budaya komunikatif dibangun oleh praktik organisasi, dan budaya
berbeda untuk setiap organisasi. Untuk teori, pemahaman organisasi
individu lebih penting daripada generalisasi dari satu set perilaku atau
nilai-nilai di seluruh organisasi. Ini pikiran membentuk latar belakang
teori. Pikirkan tentang jenis organisasi yang Anda sekarang berada.
Mereka mungkin berbeda dalam lingkup dan ukuran dan dapat berisi
31
sejumlah praktek-praktek yang unik untuk organisasi. Misalnya, satu
organisasi yang kita semua miliki umum adalah satu-satu akademik
perguruan tinggi atau universitas. Anda pernah mendengar dan mungkin
cerita bersama tentang profesor tertentu dan kelas untuk mengambil atau
menghindari. Ada ritual berbagai bagian di perguruan tinggi, seperti
mahasiswa, persaudaraan orientasi atau mahasiswi sibuk, dan makanan
cafetaria. Praktek seperti menasihati dan magang juga ciri kebanyakan
lembaga pendidikan tinggi. Jelaslah bahwa inti dari kehidupan organisasi
ditemukan dalam budayanya. Dimana budaya tidak mengacu pada
berbagai ras, etnis, dan latar belakang individu, dan perspektif.
Sebaliknya, menurut Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo (1983), budaya
adalah cara hidup dalam organisasi.
Budaya organisasi mencakup emosional dan psikologis iklim atau
suasana. Ini mungkin melibatkan karyawan, moral , sikap, dan tingkat
produktivitas (Belasen, 2008). Organisasi budaya juga mencakup semua
simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dan sebagainya sebagainya) dan
makna bahwa orang melampirkan simbol-simbol. Makna budaya dan
pemahaman yang dicapai melalui interaksi karyawan dan manajemen
memiliki satu sama lain. Joann Keyton (2005) menyatakan sebagai berikut
tentang budaya organisasi: "Meskipun sulit untuk menjelaskan, sebagai
karyawan kita tahu bagaimana rasanya dalam organisasi kita "(hal. 1).
Kita mulai pembahasan kita tentang Teori Budaya Organisasi dengan
budaya menafsirkan pertama dan kemudian menyajikan tiga asumsi dari
teori.
2.7 Asumsi Teori Budaya Organisasi
Menurut Richard West dan Lynn H.Turner (2010) tiga asumsi
panduan teori budaya organisasi ketika bekerja melalui asumsi-asumsi ini
dan perlu diingat keragaman dan kompleksitas kehidupan organisasi juga
memahami bahwa asumsi-asumsi ini menekankan pandangan proses
organisasi yaitu :
32
1. Anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan rasa berbagi
dari realisasi organisasi. Sehingga menimbulkan pemahaman yang
lebih baik dari nilai sebuah organisasi.
2. Penggunaan dan interpretasi symbol sangat penting bagi suatu
organisasi
3. Budaya organisasi bervariasi di organisasi dan interpretasi dari
kebudayaan yang beragam
Asumsi pertama menyinggung pentingnya orang dikehidupan
organisasi, secara khusus individu berbagi dalam menciptakan dan
mempertahankan realitas mereka. Individu ini mencakup karyawan,
supervisor, dan pengusaha. Inti dari asumsi ini adalah nilai-nilai
organisasi. Nilai adalah standard dan prinsip-prinsip dalam suatu budaya
yang memiliki nilai instrik suatu budaya. Nilai menginformasikan kepada
anggota organisasi tentang apa yang penting. Pacanowsky (1989)
mencatat bahwa nilai-nilai berasal dari “pengetahuan moral” dan orang
menampilkan pengetahuan moral mereka melalui narasi, atau cerita.
Tabel 2.7.1 Simbol of Organizational Culture
General
Category
Specifik Types/Examples
Physical
Symbol
Art/design/logo/buildings/décordress/appearance/material
object
Behavioral
Symbols
Ceremonies/rituals/tradition/customs reward/punishment
Verbal
Symbols
Anecdotes/jokes/jargin/namesnickname/explanation/stories
myths/history/metaphors
33
Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai organisasi.
Mejadi sebuah anggota organisasi membutuhkan partisipasi aktif dalam
organisasi itu.Arti simbol tertentu misalnya, mengapa perusahaan yang terus
mewawancarai calon karyawan baru saat pemutusan hubungan kerj (PHK
besar-besaran sedang terjadi, apakah sudah dikomunikasikan oleh karyawan
dan manajemen. Makna simbol mempekerjakan orang baru ketika orang lain
sedang dipecat tidak akan lepas dari makna pekerja cerdas. Mengapa
mendedikasikan uang untuk personil baru ketika orang lain kehilangan
pekerjaan mereka? Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo percaya bahwa
karyawan berkontribusi dalam membentuk budaya organisasi. Perilaku
mereka adalah instrumental dalam menciptakan dan memelihara adalah akhir
dari realitas organisasi.
Realitas dan budaya organisasi juga ditentukan oleh sebagian simbol,
asumsi kedua teori ini sebelumnya kita mencatat bahwa Pacanowsky dan
O’Donnel Trujillo mengadopsi interpretasi simbol perspektif dari Geertz.
Perspektif ini menegaskan penggunaan simbol dalam organisasi. Simbol
adalah representasi untuk makna. Anggota organisasi menciptakan,
menggunakan, dan menginterpretasikan simbol setiap hari, simbol-simbol ini
sangat penting untuk budaya perusahaan, Maria Jo Hatch (2006) memperluas
konsep simbol dalam diskusinya lihat tabel 2.5. Simbol-simbol termasuk
komunikasi verbal dan non verbal dalam organisasi (Hatch, 2006). Sering,
simbol-simbol ini dikomunikasikan dalam nilai organisasi.
2.8 Komunikasi Organisasi (Organizational
Communication)
2.8.1 Organisasi
Menurut Samson (2005) “organization is a means to an end to
achieve its goals, which are to create value for its stakeholders
(stockholders, employees, customers, suppliers, community).”
“organsisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan, yang berarti
untuk menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan (pemegang saham,
karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat”.
34
Menurut Redding dan Sanborn organisasi adalah unit sosial yang
dikoordinasikan dengan sengaja yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang berfungsi secara terus menerus untuk mencapai tujuan umum atau
beberapa tujuan.
Satuan-satuan organisasi dan jabatan itu saling berhubungan
sehingga merupakan susunan hubungan-hubungan antar satuan organisasi,
jabatan-jabatan, tugas-tugas, wewenang dan pertanggungjawaban.
Susunan satuan-satuan organisasi dan jabatan-jabatan itu saling terikat
oleh peraturan. Peraturan yang mengatur hal itu dapat berbentuk peraturan
dan norma-norma teknis. Hal ini berarti setiap karyawan yang
tingkatannya lebih rendah harus memberikan pertanggungjawaban kepada
karyawan yang lebih tinggi tingkatannya baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dilihat dari segi pengendalian, jabatan yang lebih rendah
selalu berada di bawah rentang kendali dari jabatan yang lebih tinggi.
2.8.2 Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut Gerald M. Goldhaber dalam bukunya organizational
communication menyatakan “Organizational Communication is the
process of creating and exchanging messages within a network of
interdependent relationships to cope with environmental
uncertainty.”(komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan
pertukaran pesan dalam jaringan hubungan saling tergantung untuk
mengatasi ketidakpastian lingkungan). Keputusan-keputusan yang diambil
oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif,
untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semangat dalam
organisasi untuk melaksankan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan
gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah
dipengaruhi oleh sebuah komunikasi (Pace & Faules, 2002).
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi & Waktu Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengambil PT.Wetech sebagai lokasi
penelitian yang letaknya cukup strategis, yaitu di Jl.Industrial Estate
Jababeka Blok C-16 AC. Disebut strategis karena tempatnya mudah
dijangkau. Lokasi ini dipilih untuk mengetahui peranan komunikasi
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech. Penelitian ini dilakukan
selama 5 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2011.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Menurut Creswell (2008) penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan
atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala
sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan
penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu
tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Menurut Bill Gillham
(2000) studi kasus adalah salah satu cara menyelidiki individu, kelompok,
institusi, komunitas untuk menjawab pertanyaan yang spesifik dan
mencari berbagai macam bukti, bukti yang ada dalam kasus yang abstrak
dan disusun untuk mendapatkan jawaban terbaik dalam pertanyaan
penelitian.
36
3.3 Subyek Penelitian
3.3.1 Sejarah Perusahaan
PT.Wetech merupakan bagian dari We Corporation Technology , sebuah
perusahaan yang cukup berkembang di Korea Selatan dan sekarang telah
melebarkan sayapnya di beberapa negara terutama di Indonesia. Wetech
didirikan oleh Tae Ho Park dan saat ini dipimpin oleh Jae Hyoung Lee.
PT Wetech merupakan perusahaan yang bergerak di bidang elektronik
cabang dari perusahaan We corporation yang berpusat di Korea Selatan. PT
Wetech dipimpin oleh seorang direktur dan seorang manager.
PT Wetech berdiri pada tahun 2001 memiliki luas area 864 M2 dengan
biaya investasi US$1.500.000,00. Memiliki 67 orang karyawan yang merupakan
orang Indonesia dan ditambah 2 orang yang berasal dari Korea
3.3.2 Visi dan misi
PT. Wetech memiliki visi dan misi , yaitu
“More Than The Best, Better Than The Best”
3.3.3 Lokasi dan Tata Letak
Lokasi kantor PT. Wetech di Indonesia adalah sebagai berikut :
Alamat Cikarang : Jl. Industrial Estate Jababeka Blok C-16 AC
Cikarang-Bekasi
Telepon : 021-89833244
Fax : 021-89832353
Email : wetech@cbn.net.id
37
3.3.4 Media Komunikasi
Media komunikasi ialah perantara dalam penyampaian informasi
dari komunikator kepada komunikate yang bertujuan untuk efisiensi
penyebaran informasi atau pesan tersebut. (Burgon & Huffner, 2002). PT
Wetech memiliki 2 media komunikasi yaitu media komunikasi internal
dan eksternal.
PT. Wetech menggunakan dua media komunikasi internal, yaitu
lisan dan tulisan. Media komunikasi lisan berupa meeting dan training,
sedangkan media komunikasi tulisan berupa memo, laporan, surat
pengumuman, serta peraturan perusahaan.
Dalam komunikasi eksternalnya, PT. Wetech menggunakan email,
telepon, dan faximile. Media tersebut digunakan untuk mempermudah
melakukan kerjasama dengan pihak luar, dalam hal ini yaitu customer dan
supplier.
3.3.5 Struktur organisasi
Terlampir (Gambar 3.1)
3.3.6 Informan
Definisi informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan
baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia memberikan informasi
kepada peneliti.
Penelitian ini melibatkan tiga informan. Informan ini merupakan
key informan yang sehari-harinya bertugas di purchasing, administrasi
marketing dan produksi. Populasi adalah sekelompok orang, kejadian
segala sesuatu yang memiliki karakteristik. Populasi dapat diartikan
jumlah dari seluruh karyawan yang akan dijadikan subjek penelitian.
Sampel metode kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau
keterwakilan, tetapi lebih kepada kualitas informasi, kredibilitas dan
kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan atau partisipan. Untuk itu
38
pada penelitian ini penulis mewawancarai 3 (tiga) orang informan yang
memiliki posisi diantaranya sebagai staf purchasing, staf administrasi
marketing, dan produksi. Populasi dalam penelitian ini adalah para
pegawai yang bekerja di PT. Wetech yang berjumlah 67 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulam data
dengan wawancara mendalam (in depth interview). Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi menyangkut
masalah yang diajukan dalam penelitian yang tidak dapat diperolah
melalui observasi. Pelaksanaan wawancara disini dilakukan kepada
beberapa informan yaitu 3 (tiga) orang partisipan pegawai, dari total
jumlah pegawai 67 (enam puluh tujuh) orang pegawai di PT. Wetech
yang dianggap sebagai orang kepercayaan dan memiliki banyak
informasi, memahami tentang informasi apa yang disampaikan dari
atasan kepada pegawai.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. Data sekunder
ini meliputi company profile, struktur organisasi, sejarah singkat
perusahaan, Data-data tersebut diperoleh dari bagian Human
Resources Department PT Wetech.
39
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, data, instrumen yang ada pada
penelitian ini berupa wawancara mendalam (in-depth interview). Menurut
Boyce dan Neale (2006), wawancara mendalam adalah teknik penelitian
kualitatif yang melibatkan wawancara individu intensif dengan sejumlah
kecil responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka tentang, program
situasi ide tertentu, atau. Sebagai contoh, kita mungkin bertanya peserta,
staf, dan lain-lain yang terkait dengan program tentang pengalaman
mereka dan harapan terkait dengan program ini, pikiran-pikiran mereka
tentang operasi program, proses, dan hasil, dan tentang perubahan apapun
yang mereka anggap dalam diri mereka sendiri sebagai hasilnya
keterlibatan mereka dalam program ini.
3.6 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mengikuti teknik
yang dikembangkan oleh Cresswell (2002) yaitu :
Tabel 3.1 Teknik analisis data
Description of data analysis
Initial Data Analysis
Themes 1 Themes 2 Themes 4 Themes 3
Stage 1 data collection
and display reflection
Stage 2 data coding
and distillation
Stage 3 Generation of
key themes
Stage 4 Story report and
conclusions
Major and Minor Topic
Final Interpretation
40
Selanjutnya, data mentah (raw data) berupa transkrip wawancara
mendalamakan ditransformasikan kedalam bentuk kategori-kategori
dalam coding. Untuk mendapatkan tema dari peneltian peneliti melakukan
coding dari teks, coding dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
Tabel 3.2 Coding Process
Read text divide text into Code reduce Collapse code
Data text information Segment code into themes
Many pages many segment of 30-40 code Code reduce
Of text text Codes reduce to 20 to 5-7 themes
Cara pengkodean menurut Creswell adalah sebagai berikut.
Pertama cari arti keseluruhan, pilih yang paling penting dan paling
singkat. Kedua, tanyakan apa yang disampaikan oleh data tersebut dan
cari arti yang terkandung dalam informasi itu. Ketiga, buatlah catatan pada
setiap statement, koding juga dapat dibuat dengan memilah-milah topic
sesuai dengan setting dan konteks, perspektif partisipan, cara berpikir
partisipan, proses, aktifitas, strategi, hubungan dan struktur social.
Keempat, sesudah pengkodean dilanjutkan dengan membuat daftar dari
kode yang telah dibuat. Caranya, sendirikan kode yang memiliki arti yang
sama. Hilangkan yang redundant. Koding nantinya akan makin kecil dan
kecil. Koding-koding ini nantinya akan membentuk tema-tema atau pola-
pola. Fungsi kode adalah membuat ide utama. Kelima, tentukan lima
hingga tujuh tema atau pola. Ada beberapa tipe tema, ada tema biasa yaitu
tema yang sudah diduga oleh peneliti. Ada tema yang muncul diluar
dugaan sebelumnya yaitu yang muncul saat analisis data atau saat
penelitian dibuat. Ada juga tema yang sulit diklasifikasikan.
Coding Process
41
Menurut Carl F. Averbarch & Louise B. Silverstein (2003, p.43)
ada enam langkah yang dilakukan untuk mengkonstruksi narasi teoritis
dari teks yaitu :
Membuat teks yang dikelola
1. Secara eksplisit menyatakan fokus dan kerangka teoritis penelitian.
2. Pilih teks yang relevan untuk analisis lebih lanjut: lakukan ini
dengan membaca teks mentah yang telah dibuat dan lebih
memprioritaskan teks yang relevan.
Mendengarkan apa yang telah dikatakan :
1. Rekam dan ulangi ide-ide dengan mengelompokan bagian-bagian
terkait dari teks yang relevan.
2. Mengatur tema dengan mengulangi mengelompokan ide-ide kedalam
kategori yang koheren.
Mengembangkan teori
1. Mengembangkan teoritis konstruk dengan mengelompokan tema
kedalam konsep yang lebih abstrak konsisten dengan kerangka teoritis.
2. Membuat narasi teoritis dengan menceritakan kembali cerita dari
informan
3.7 Validitas dan Reliabilitas
Untuk menjaga data penelitian valid dan reliable, pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara harus dapat dimengerti
oleh yang diwawancarai, mengandung nilai kebenaran dan hasil
wawancara ini dapat dicek kebenarannya dengan mendengarkan kembali
wawancara yang sudah dilakukan selama minimal 45 menit.
42
3.8 Isu Berkaitan dengan Etika
Demi menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
informan dan juga atas permintaan informan, nama-nama informan dalam
penelitian ini menggunakan nama samaran.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan diorganisasikan yang pertama mengumpulkan semua
data dari 3 orang partisipan dari 67 orang keseluruhan karyawan,
pemilihan 3 orang informan karena menurut peneliti 3 orang partisipan ini
dianggap rich informan. Kemudian setelah data terkumpul maka
dilakukan pembacaan secara menyeluruh serta dibuat data coding.
Kemudian peneliti melakukan data coding dengan menggunakan selective
data seperti yang di ungkapkan oleh Ansem L. Strauss dalam bukunya
Qualitative Analysis For Social Scients (2003) the researcher has decided
which category is (or category are) central to the research project. when
they are decided upon, whatever. Then the researcher moves into selective
coding, when all othersubordinate categories and subcategories become
systematically linked with the core. yang berarti “Peneliti telah
memutuskan kategori mana adalah (atau kategori yang) pusat untuk
proyek penelitian. ketika mereka diputuskan, apa pun. Kemudian peneliti
bergerak ke pengkodean selektif, ketika kategori bawahan dan subkategori
menjadi sistematis terkait dengan inti.” Peneliti memilah pernyataan yang
relevan dan sesuai dengan topik, peneliti buat tabel data dari 2 orang
informan kemudian membaginya menjadi dua yaitu major statemen dan
minor statement. Major statement artinya jawaban dari informan benar-
benar sesuai dengan topic pembahasan, dan minor statemen artinya
hampir sesuai dengan topik pembahasan.
Sebagaimana umum terjadi pada penelitian kualitatif, aspek
generalizability (generalisasi) dari temuan adalah terbatas/kecil mengingat
ukuran sampel data yang kecil. Meskipun demikian, dengan
mengeksplorasi pengalaman individu secara mendalam seringkali dapat
memunculkan temuan dan perspektif baru yang akan sangat sukar didapat
dengan menggunakan metode riset yang lain. Temuan riset ini bukanlah
44
pengecualian, sejumlah temuan menarik dan bahkan yang tidak terduga,
muncul sepanjang wawancara dilakukan. Temuan penelitian ini diringkas
dan disusun dengan menyebutkan kutipan-kutipan wawancara partisisipan
dalam format temuan umum. (Raudy, 2010).
4.1 Hasil & Pembahasan
Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan hasil dan pembahasan
bertujuan untuk mengetahui tentang gaya kepemimpinan, teknik
komunikasi kepemimpinan, peranan gaya dan komunikasi kepemimpinan
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech.
4.1.1 Gaya Kepemimpinan
Menurut informan, sikap atasan kepada bawahan tergantung pada
bawahan itu sendiri dimana apabila bawahan yang tidak mampu tetapi
mempunyai kemauan maka atasan akan memberikan pengarahan kepada
bawahan tersebut. Selanjutnya, bawahan yang mampu tetapi tidak mau
melaksanakan tugasnya, atasan akan mendengarkan apa yang diinginkan
oleh bawahannya.
Informan 1 : Tindakan yang diambil oleh Mr.Ra terhadap pekerjaan
bawahannya itu tergantung dari kemampuan atau kemauan dari
bawahannya dimana bawahan yang belum mengerti akan diberikan
pengarahan sebaliknya karyawan yang menguasai tapi mempunyai
kemauan yang kurang maka atasan akan melakukan pendekatan dengan
menanyakan kepada bawahannya maunya seperti apa?
Informan 2 :Atasan suka terjun langsung untuk melihat pekerjaan
bawahannya dan memberikan pengarahan,dalam memberikan
pengarahan atasan juga akan memastikan bahwa kita sudah mengerti
atau belum.
45
Sedangkan untuk karyawan yang memiliki kemauan dan seimbang
dengan kemampuannya maka atasan cukup dengan memberikan perhatian
kepada bawahan tersebut.
Informan 1 : atasan memberikan perhatian kepada bawahan dengan
cara memberikan pujian, memberikan uang bagi yang berulang tahun
untuk maka-makan bersama
Informan 2 : atasan melihat bawahan yang lagi bekerja setelah selesai
melakukan pekerjaannya atasan akan menanyakan ada masalah dalam
pekerjaan kita atau tidak.
4.1.2 Komunikasi Kepemimpinan
4.1.2.1 Teknik Komunikasi kepemimpinan
Keberhasilan komunikasi dapat dilihat dari kesamaan pemahaman
antara atasan dan bawahan, kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh
kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan
situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Disini karyawan sudah
memberikan pesan-pesan yang jelas, sehingga tercapai titik temu.
Informan 1 : bahwa atasan memberikan instruksi yang jelas dengan
memberikan informasi secara berulang sehingga bisa dimengerti oleh
bawahannya
Informan 2 : bawahan merasakan kalau komunikasi mereka dan
atasan berjalan lancar hal ini ditegaskan dengan atasan yang tidak segan
untuk menerangkan atau memberikan penjelasan kepada bawahannya,
dan diharapkan bertanya apa bila tidak mengerti.
Selain itu komunikasi juga dilakukan dimana
kesepakatan/kesepahaman dalam suatu “problem atau case” yang menjadi
pusat perhatian bersama. Sehingga akan terhindar dari kendala berupa
“miss-everything”.
46
Informan 1 : harus selalu menjaga komunikasi antara atasan dan
bawahan untuk saling mengkonfirmasi pekerjaan apabila ada perubahan
secara mendadak sehingga kesalahan dapat terhindari dimana setiap
email yang masuk dari customer harus di CC ke semua pihak yang
berhubungan
Informan 2 : dalam menghadapi komplainan dari customer, atasan
akan mengajak bawahannya untuk mendiskusikan atau musyawarah
mencari tahu dimana letak kesalahan
Komunikasi juga pada dasarnya bisa dikatakan sebagai upaya
seorang atasan dalam meraih perhatian, minat, kepedulian, simpati,
empati, maupun respon positif dari orang lain.
Informan 1 : atasan tahu karakter bawahannya yang agak melo, jadi
kalau bawahannya lagi banyak masalah atasan tidak berani untuk
bertanya karena melihat situasi kondisi. ikut merasakan kesedihan yang
dirasakan oleh bawahannya atasan mencoba untuk menghibur bawahan
yang sedang sedih dengan melontarkan kata-kata “ ya Widy nya ada
masalah” lalu dijawab iya
Informan 2 : atasan akan mentolerir bawahan untuk memberikan izin
apabila bawahannya mau minta izin, dan tidak akan dipersulit
4.1.3 Peranan Gaya dan Komunikasi Kepemimpinan Meningkatkan
Produktivitas Kerja Karyawan di PT.Wetech
Gaya kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seseorang
mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Setiap pemimpin mempunyai gaya
kepemimpinan masing-masing, tergantung pada pemimpin tersebut dalam
menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang dihadapi.
Dalam komunikasi kepemimpinan selayaknya harus terjalin komunikasi
47
yang baik antara atasan dan bawahan . Disamping mengkritik para
“bawahan” jika melakukan kesalahan, pemimpin sebaiknya juga
membantu memecahkan masalahnya dan merencanakan bagaimana
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang sama untuk kedepannya.
Informan(1&3):atasan tidak menyukai dan akan menegur bawahannya
yang suka datang terlambat apalagi kalau rumahnya dekat, maka
bawahan itu akan disuruh menghadap dan diberikan pengarahan,
hasilnya keesokan hari bawahan tersebut bisa datang lebih awal.
Informan (1,2&3):atasan tidak suka melihat ruangan yang kotor pagi-
pagi bawahan harus membersihkan meja, sebelum pulang harus
dirapihkan kembali, membiasakan bawahan menjadi rapih dan bersih.
Seorang pemimpin harus mencitrakan dirinya sebagai seorang
pemimpin yang merakyat , mau mendengarkan suara bawahannya ,
mendengarkan keluh-kesah akibat penderitaan yang selama ini disuarakan
langsung kepada pemimpinnya, memberikan kebebasan yang bertanggung
jawab kepada bawahannya, menciptakan suasana yang nyaman
dilingkungan kerja sehingga tanpa disadari produktivitas kerja atau
semangat kerja karyawan dapat meningkat.
Informan 1 : Bawahan merasa betah bekerja diperusahaan walaupun
memikul beban cukup berat karena harus bertanggung jawab pada
bagian exim, purchasing, admin marketing jika membuat kesalahan,
atasan memotivasi mempercayakan kepada bawahannya kalau dia bisa
melakukan tugas tersebut, atasan tidak bersikap acuh tak acuh melainkan
atasan dapat diajak untuk berkomunikasi dengan baik, atasan
menciptakan lingkungan yang kekeluargaan karena antar bawahan tidak
merasakan adanya persaingan, atasan meyakinkan kalau bawahannya
mempunyai perannya masing-masing, sehingga bawahan termotivasi
untuk selalu melakukan yang terbaik dari hari ke hari
48
Informan 2 : bawahan merasakan beban dalam menjalankan
pekerjaannya, tetapi dengan kepemimpinan atasan yang begitu banyak
memberikan toleransi kepada bawahannya sehingga bawahan merasa
nyaman dalam bekerja
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan pada PT.Wetech dapat dikategorikan pada gaya
kepemimpinan situasional. Dimana kepemimpinan situasional menekankan
kepada kemampuan pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain,
yang dihubungkan dengan tingkat kematangan dan kesiapan bawahannya.
Kematangan atau (maturity) dalam hal ini diartikan sebagai kemauan dan
kemampuan dari bawahan (followers) untuk bertanggung jawab dalam
mengarahkan perilaku sendiri.
2. Komunikasi yang dibangun oleh pemimpin adalah komunikasi dua arah (two
way communication), hal ini dapat dilihat adanya feedback antara pelaku
komunikasi yaitu antara atasan dan bawahan.
3. Komunikasi dan gaya kepemimpinan tersebut berdampak positif pada
produktivitas kerja karyawan PT.Wetech, dimana karyawan di PT.Wetech dapat
merasakan kenyamanan dan sepenuh hati dalam bekerja sehingga mereka dapat
bekerja lebih baik dari hari ke hari.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan uraian diatas dengan segala keterbatasan
pengetahuan juga pengalaman penulis mencoba memberikan saran-saran bagi
perusahaan maupun bagi karyawan dalam menyikapi permasalahan yang ada.
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
50
1. Walaupun tidak ada satu cara terbaik untuk memimpin bawahan. Ini tergantung
pada pemimpinnya, bawahan, dan situasi yang ada. Setiap pemimpin bisa
mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,
dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek dari pada
gaya kepemimpinan yang lainnya. Dan dikarenakan gaya kepemimpinan yang
diterapkan perusahaan ini adalah situasional, maka sebaiknya pemimpin tidak
hanya menerapkan satu gaya kepemimpinan saja melainkan kombinasi dari ketiga
kepemimpinan yang ada sehingga pemimpin dapat meningkatkan kemampuannya
dalam memimpin bawahannya.
2. Pemimpin harus tetap mempertahankan teknik komunikasi dua arah sehingga
terus tercipta suasana yang kondusif.
3. Dengan mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan perusahaan adalah
situasional maka karyawan sebaiknya terus meningkatkan kemampuan diri dalam
berkarya sehingga tercapai keberhasilan untuk kesejahteraan bersama.
51
DAFTAR PUSTAKA
Auerbach, Carl F. dan Silerstein, Luouise B. (2003). Qualitative Data: An Introduction to
Coding and Analysis. New York: University Press..
Bedford, St. Martin (2009). Organizational Communication Balancing Creativity 6th
Edition
Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. . (1998). Qualitative inquiry and research design: choosing
among five traditions. SAGE Publications.
Strauss, Anselm L. Qualitative Analysis For Social Scientists. San Francisco:
Cambridge University, 2003..
Carolyn Boyce,MA and Neale, Palena, Phd. (2006). Conducting In-Depth Interviews :
A Guide for Designing and Conducting In-Depth Interviews for Evaluation Input
Denscombe, Martyn. (2010). The Good Research Guide, Fourth Edition. New
York: McGraw-Hill Open University Press.
Gathmyr, Raudy, dkk. (2010). Penelitian, penulisan, dan publikasi : Dampak Penggunaan
Smartphone Terhadap Prestasi Akademis Mahasiswa. Jakarta: Universitas
Multimedia Nusantara.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2006). Komunika Vol. 9 No. 1.
Moleong, Lexy J. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Morris, Trevor and Goldsworthy, Simon. (2008). Public Relations for Asia.
NewYork: Palgrave Macmillan.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
52
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta..
Yin, Robert K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish. New York: The
Guilford Press.
Gillham, Bill. Case Study Research Methods. London & New York: TJ
International Ltd, 2000.
Samson, D., Daft, R. Management: second Pacific Rim edition. Melbourne:
Victoria Thomson, 2005.
Yin, Robert K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish. New York: The
Guilford Press.
Robbins, Stephen P. (2003) Perilaku Organisasi Edisi 9 Jilid 1 dan 2, Terjemahan
Tim Indeks, Jakarta: PT. Indeks
Dr.J.R.Raco,M.E.,M.Sc. (2010) Metode Penelitian kualitatif : Jenis, Karakteristik
dan Keunggulannya
53
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
54
DATA CODING & DISTILATION
No Pertanyaan Informan 1 Informan 2 Informan 3
1
Jelaskan
identitas/posisi?
Purchsing dept,
Pengadaan
material
Admin sales Produksi
2 Jelaskan
aktivitas
pekerjaan?
Request lewat email,
buat harga bahan
baku, dipercaya
untuk
mengawasi(Exim,
admin sales)
Terima request
dari customer,
Cek harga
material
impor/lokal, buat
quotation
Merakit
komponen
elektronik
3 Jelaskan
identitas,
keseharian
atasan/manajer?
Manager, baik, suka
becanda, rapi,
disiplin pekerjaan &
waktu (loyalitas)
Manager, baik,
disiplin, bersih
Manager
4 Apakah
bawahan sudah
melakukan
pekerjaan yang
sesuai dengan
kemauan atasan?
Sudah
(terkecuali ada
request tambahan
dari customer, tapi
proses produksi
sudah berlangsung)
Sudah Baik, ramah, suka
bercanda,
perhatian
5 Apakah atasan
sudah
memberikan
instruksi-
instruksi yang
jelas?
Sudah Sudah Sudah
6 Apakah tindakan
atasan terhadap
pekerjaan
bawahan?
Mengamati,
memberikan
pengarahan,melakuk
an pendekatan
kepada karyawan
Menjelaskan
kepada karyawan
yang tidak
mengerti,
mengamati
karyawannya,
Memberikan
pengarahan.
55
menegur terlebih
dahulu atasannya
7 Apa hal-hal yang
disukai oleh
atasan & hal-hal
yang di benci?
Disiplin waktu,
pekerjaan, bersih,
rapih, cekatan, (hal-
hal yang tidak
disukai merupakan
kebalikkannya)
Disiplin, bersih,
rapi.(yang tidak
disukai
kebalikkannya &
Songong, suka
browsing internet)
Ruangan bersih,
(yang tidak
disukai dengan
terlambat, lelet)
8 Apakah atasan
memahami
karakter
bawahan?
Ya Ya Ya (dilihat dari
ekspresi wajah)
9 Apakah atasan
memberikan
perhatian kepada
bawahan?
Ya, memberikan
uang pada saat ulang
tahun sebagai hadiah
Perhatian yang
diberikandengan
berbeda-beda cara
disesuaikan dengan
kondisinya
Ya,memberikan
sesuatu kue dll,
Ya
10 Komunikasi
seperti apa yang
dilakukan
atasan?
Baik dan lancar
Komunikasi dua
arah,
Timbal balik, ada
feedback (dua
arah)
Dua arah
11 Bagaimana
dampak yang
ditimbulkan dari
modelepemimpi
nan dan
komunikasi
kepemimpinan
Karyawan bekerja
lebih baik, Enjoy,
comfort
Kekeluargaan
semakin erat,
enjoy,nyaman,
bekerja tidak
terbebani
Enjoy, comfort
56
Pedoman In-Depth Interview
PERANAN GAYA DAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
Nama Informan :
Nama Peneliti :
Jurusan :
Hari/ Tanggal :
"Selamat pagi/ siang/ sore. Nama saya ________ (memperkenalkan diri).
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui peranan gaya dan komunikasi
kepemimpinan dalam meningkatkan produktivitas kerja di PT.Wetech
"Jika Bapak/ Ibu tidak keberatan, saya akan merekam wawancara ini dengan
tujuan agar saya bisa mendapatkan semua detail, dan pada saat yang sama dapat
melakukan wawancara yang terfokus. Saya yakinkan Bapak/ Ibu bahwa semua isi
wawancara merupakan data yang dikhususkan hanya untuk kepentingan
penelitian ini. Oleh karena itu saya akan mengajukan beberapa pertanyaan,
mohon dapat dijawab sebagaimana adanya.”
“Bisa jelaskan identitas/posisi pekerjaan anda”?
“Jelaskan deskripsi pekerjaan anda”?
“Jelaskan identitas,keseharian atasan/manajer anda”?
“Apakah atasan sudah memberikan instruksi-instruksi sudah jelas”?
57
“Apakah bawahan sudah melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemauan
atasan”?
“Apa tindakan atasan terhadap pekerjaan bawahan”?
“Hal-hal apa yang disukai oleh atasan & hal-hal yang dibenci”?
“Apakah atasan memahami karakter setiap bawahan”?
“Apakah atasan memberikan perhatian kepada bawahan”?
“Komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya”?
“Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari model kepemimpinan dan
komunikasi kepemimpinan”?
58
Fakultas Ilmu Komunikasi
Formulir Persetujuan untuk Informan
Silakan mempertimbangkan informasi ini dengan seksama sebelum memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian:
1. Teknik komunikasi apa yan diterapkan oleh pimpinan atau manager di
PT.Wetech?
2. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan di PT.Wetech
3. Bagaimana dampak komunikasi dan gaya kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech
Yang akan Bapak/ Ibu lakukan dalam penelitian ini
Jika Bapak/ Ibu memutuskan untuk menjadi sukarelawan, Bapak/ Ibu akan
diminta untuk berpartisipasi dalam satu wawancara. Bapak/ Ibu akan ditanya
beberapa pertanyaan, seputar topic penelitian, dan dengan izin dari Bapak/ Ibu,
saya akan merekam rekaman wawancara sehingga saya bisa mendapatkan semua
detail, dan pada saat yang sama dapat melakukan wawancara yang terfokus.
Bapak/ Ibu tidak akan diharuskan untuk menyatakan nama Bapak/ Ibu pada
rekaman.
Waktu
Wawancara akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Resiko
Beberapa pertanyaan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau malu.
ATAU Tidak ada risiko yang diantisipasi.
Manfaat
Ini adalah kesempatan bagi Bapak/ Ibu untuk menceritakan pengalaman Bapak/
Ibu terkait dengan topik penelitian.
Kerahasiaan
59
Bilamana Bapak/ Ibu tidak ingin mengungkapkan identitas Bapak/ Ibu yang
sebenarnya, Bapak/ Ibu akan diberi kode nomor acak. Siapapun yang membantu
saya menuliskan tanggapan hanya akan mengetahui kode ini.Tanggapan Bapak/
Ibu atas pertanyaan wawancara akan dirahasiakan. Rekaman wawancara akan
dihapus setelah tugas akhir saya diterima dan transkrip wawancara akan disimpan
sampai penelitian selesai.
Data yang saya dapat dari wawancara dengan Bapak/ Ibu dapat digunakan untuk
penelitian ini dan dapat digunakan sebagai dasar untuk artikel atau presentasi di
masa depan. Saya tidak akan menggunakan nama Bapak/ Ibu atau informasi yang
akan mengidentifikasi Bapak/ Ibu dalam setiap publikasi atau presentasi.
Partisipasi
Partisipasi Bapak/ Ibu benar-benar sukarela dan Bapak/ Ibu dapat berhenti
berpartisipasi dari penelitian kapan pun tanpa kewajiban apapun. Bapak/ Ibu juga
dapat mengabaikan pertanyaan selama wawancara, tapi dapat tetap berpartisipasi
dalam seluruh penelitian.
Untuk Menghubungi Peneliti
Jika Bapak/ Ibu memiliki pertanyaan, kritik dan saran terkait dengan penelitian
ini, Bapak/ Ibu dapat menghubungi:
Nama : Endah Fajarwati
Alamat : Jababeka Education Park,
Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka
Cikarang Baru, Bekasi
17550
Email : pppxxl@gmail.com
Atau dapat juga menghubungi pihak fakultas yang mengawasi jalannya penelitian
ini:
Nama : M. Raudy Gathmyr, S.Sos, M.Si
Telepon : 021-8910 9762 ext.322
Email : raudy.gathmyr@president.ac.id
Perjanjian:
Sifat dan tujuan dari penelitian ini telah cukup dijelaskan dan saya setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa saya bebas
menghentikan keterlibatan saya dalam penelitian ini kapan saja, tanpa
menimbulkan kewajiban apapun.
Tanda tangan : ______________________________
Tanggal:______________
Nama : ______________________________
60
TRANSKRIP WAWANCARA MBAK WIDI
Pewawancara : Selamat sore mbak
Informan : Sore juga mbak
Pewawancara : Nama saya Endah, sebelumnya terima kasih sudah
menyempatkan waktu untuk saya wawancara, wawancara ini
merupakan salah satu kelengkapan bahan penelitian saya
(skripsi), sebagai syarat kelulusan S1 komunikasi di President
University
Informan : Iya sama-sama kok, saya juga senang hati bisa bantu mbak
Pewawancara : Langsung aja kali ya ,bisa cerita gak mbak mungkin sedikit
banyaklah tentang mbak Widi ?
Informan : oo…bisa, mbak kan udah tahu nama saya widi, saya bekerja di
PT.Wetech sebagai Purchasing, ya kurang lebih tuh hampir 10
tahun kalo sampe sekarang mbak, ya bisa dibilang saya termasuk
karyawan yang cukup lama di Wetech itu
Pewawancara : Ehmmm pekerjaannya mencakup apa aja?
Informan : Hampir semua ya, gak semuanya juga tapi hasil report akhir
ehmm report akhirnya itu dipercayakan ke saya, termasuk saya
juga orang yang dipercaya sama manajernya
Pewawancara : Maksudnya gimana ya mbak?
Informan : Begini loh maksudnya ya mbak, di office itukan ada purchasing,
administrasi sales, ekspor-impor ituloh kayak exim, kegiatan
masing-masing staf pasti akan ditanyakan nah, yang suka
ditanyakan tuh kesayanya jadi manajernya lebih dominan ke saya
nanyanya kesaya. Manajernya saya kan orang Korea jadi logat-
logatnya kurang bisa bahasa Indonesia juga.
61
Pewawancara : Tapi lancarkan bahasa indonesianya?
Informan : Iya kalau dibilang lancar sih enggak mbak, dibilang gak lancar
sih gak juga. Mungkin kosakatanya ajanya aja yang masih belum
ngerti.
Pewawancara : Oooo gitu ya mbak ya..bisa dijelaskan lebih detail lagi gak mbak?
Informan : Ehmmm maksudnya gimana mbak?
Pewawancara : Untuk pekerjaannya ?
Informan : Purchasing?
Pewawancara : Iya.
Informan : Iya, misalnya begini dibagian purchasing kalau ada order lokal
nih, purchasing kan pasti nyariin tuh barangnya, kan gak selalu
mulus cari langsung ada gitu ya pasti terkadang barangnya susah
dicari dari kualitas barangnya yang sesuai atau harganya, itukan
sering ditanyakan ke manajer apa memenuhi segala macem,
contohnya lagi tuh untuk penawaran ke customer, customer
pastikan mencoba untuk melakukan penawaran, karena saya balik-
baliknyaaaa ke saya.
Pewawancara : Balik-baliknya ke mbak juga
Informan : Saya juga, trus misalkan impor ke Korea segala macem…
Pewawancara : Ooo untuk materialnya gitu, menyiapkan barang materialnya?
Informan : Iya, kalau Korea kan lebih dominan ke Korea ya, jadi juga
impornya ke Korea, trus kalo penawaran udah siap untuk
diedarkan….
Pewawancara : Setelah penawaran siap untuk diedarkan?
62
Informan : Kemudian kayak ada harga, mengenai kesepakatan harga,
pengirimannya sudah ada dipenawarannya, tadi saya kecepetan ya
ngomongnya mbak?
Pewawancara : oooo gak…mungkin langsung ke intinya ya mbak
Informan : Intinya tuh gini, kan penawaran itu dari customernya semua
media ya dari email, telpon atau langsung dari Koreanya
Pewawancara : Korea antar Korea?
Informan : Iya terus admin salesnya itu nanti dia kayak bikin pewarannya
gitu kayak modelnya apa gitu. Tapi nanti dia juga Tanya ke saya
soalnya harga impornya saya ngatur, jadi untuk menaikkan, atau
untuk membuat penawaran itukan harga bakunya dulu yang
dipertanyakan gitu yang diolah, habis itu juga gak dikirim
langsung ke customer, soalnya kan biasanya kayak gitukan harus
ada kesepakatan Koreanya pokoknya kayak gimana ya mbak,
modelnya intinya tuh kayak Koreanya oke dengan harga segitu
baru dikirim.
Pewawancara : Ooo jadi selain kesepakatan bersama dari atasan trus acc….
Pewawancara : Iya tapi kalau tidak sesuai biasanya Koreanya tanya langsung ke
saya
Pewawancara : Sebentar mbak, memangnya administrasi marketingnya tidak bisa
menjawab pertanyaan- pertanyaan dari manajer gitu?
Informan : Bukannya gak bisa ya mbak ya, mereka masih baru kadang-
kadang aja mereka belum beranilah untuk mengambil keputusan
atau tindakan apa, kebanyakan mereka akan menanyakan kembali
hal yang serupa, dari situ atasan saya lebih condong menanyakan
langsung ke saya dibandingkan dia harus melakukannya dua kali.
63
Pewawancara : Begitu ya mbak, kayak misalnya bawahannya itu staf admin ya
dia ada melakukan halhal yang lain kan dia masih tahap belajar ya
Informan : Iya
Pewawancara : Gimana?
Informasi : Mereka juga sering memberikan masukan juga kepada manajer
Pewawancar : Maksudnya?seperti apa?
Informan : Ketika customer meminta discount harga untuk materialnya, kan
kita sudah punya harga tetap tuh, namanya juga customer ya mbak
pasti ya ditawar lagi, modelnya kayak penawaran ya kayak jual
beli gitu nah mereka akan memberikan masukan kepada manajer
untuk menaikkan harga diproses milling atau proses apa gitu , tapi
harga bakunya gak dinaikkan jadi customer jadi memberikan
penawaran ke kita dipikir mereka harganya sudah turun
Pewawancara : Pada hal proses produksinya di naikkin
Informan : Iya gitu
Pewawancara : Ok, reaksi mereka bagus juga ya mbak ya….. Sebenarnya
perusahaan ini bergerak dibidang apa ya mbak?produksinya apa
saja?
Informan : Perusahaan Wetech itu bergerak di bidang elektronik,
produksinya lumayan cukup banyak sih, disini kita bisa buat jig,
rak jig , heat sink terus ada solder pallet banyak lagi deh mbak,
pokoknya yang berkaitan dengan komponen elektronik.
Pewawancara : ooo gitu ya mbak, terus customernya siapa aja ?
Informan : Lumayan sih, wah customer sebenarnya banyak sih yak an ada
ekspor segala macem tapi untuk daerah sekitar jababeka sini
64
kayak modelnya Samsung, LG, Toshiba,Sanken, Hibex, Yamaha
music juga, banyak lagi deh mbak.
Pewawancara :Banyak juga ya mbak?
Informan : Iya mbak, karena untuk vendor jig itu sendiri, kebetulan sedikit
ya, jadi tidak begitu banyak pilihan. Untuk daerah Cikarang aja
ada sekitar 2 perusahaan saja sih yang saya tahu, karena itu
customer tidak mempunyai banyak pilihan, lagi pula mereka
terkadang suka deadline sih mbak, ya suka-suka customer ini
schedule pengirimannya.
Pewawancara : OO jadi kayak kejar tayang?
Informan : Iya, order pagi sorenya udah minta dikirim, he….he….
Pewawancara : Mbak bisa gak diceritain aktifitas di perusahaan?
Informan : Maksudnya aktivitas gimana?
Pewawancara : Maksud saya, proses ketika perusahaan mbak menerima orderan
dari customer.
Informan : Bisa sih, mungkin saya akan menceritakan dari proses pertama
pada saat kita menerima request dari customer.
Sebenarnya hubungan yang terjalin dari customer ke kita pintunya
selain sudah ada hubungan dari atasan kita ke atasan mereka
(hubungan antar korea) juga melalui administrasi marketing, yaitu
melalui email, telpon atau ya sms juga mungkin ada ya mbak ya.
Customer akan kirim email melalui request permintaan itu sesuai
dengan kebutuhan mereka kayak apa jig, solder pallet kemudian
penawaran diproses dengan mengolah data yang sudah saya
sajikan setelah ada kesepakatan harga (deal) barulah proses
produksi berlangsung. Ya kurang lebih seperti itu mbak
65
Pewawancara : Mbak, bisa cerita lagi gak tentang sikap/keseharian manajer
mbak kalau dikantor? Terus hal-hal apa aja sih yang disukai atau
dibenci sama beliau?
Informan : Bisa mbak, manajer saya itu orang Korea, dia orangnya baik kok,
kadang-kadang suka bercanda sama karyawannya walaupun
terkadang kita gak ngerti ya ketawa-ketawa gimana aja, ketawa
tuh karena mendengar bahasa indonesianya yang gak jelas, lucu
aja mbak dengernya.Menjaga suasananya gak begitu kaku stres
juga kalau kerja serius kan agak gimana mbak ya
Pewawancara : iya juga sih.
Informan :Namanya manajer saya Kyung Yeul Ra, biasa kita panggil Mr.Ra.
Dia orangnya bersih malah dibilang bersihan banget, dia gak suka
tuh lihat meja yang berantakan, pasti dia akan tegur karyawannya,
dari gesture nya pun kelihatan kalau dia lincah ya dan ternyata dia
itu gak suka kalau lihat karyawannya yang lemah gemulai gitu
mbak lembek-lembek gitu kelihatan males katanya . Mr Ra suka
datang lebih awal, sangat disiplin dari waktu, pekerjaan,
penampilan selalu rapi nah itu juga yang buat kita jadi malu , mau
gak mau kan kita harus datang lebih awal dari dia, harus aktif,
disiplin, berpenampilan rapi. Ada untungnya sih kayak saya kan
suka terlambat karena saya tinggalnya di Jakarta jadi benar-benar
harus bangun pagi-pagi sekali biar gak terlambat datangnya.
Sebenarnya secara gak langsung dia sudah kasih contoh yang baik
sih sama kita.
Pewawancara :Mbak, kembali ke hal-hal yang tidak disukai,bisa lebih detail gak
kasih beberapa contohnya?
Informan :Ada sih pernah ada salah satu karyawan susah sekali untuk datang
lebih awal padahal rumahnya dekat, akhirnya dipanggil juga
karyawan itu menghadap ke Mr Ra kan, sempet marah sih, tetapi
66
hanya sebatas itu saja. Habis itu ya sudah gak marah lagi.
Keesokkannya karyawan itu ya datangnya jadi lebih awal, katanya
sih gak enak sama malu sama Mr Ra.
Pewawancara : Hebat juga ya mbak, oh iya mbak beda ruangan ya sama Mr.Ra
nya?
Informan : Kebetulan kita berada dalam ruangan yang sama ya, jadi bukan
hal sulit untuk bertemu dengan Mr.Ra karena setiap hari saya
berhadapan dengan dia. Sering juga kalaupun urgent banget Mr Ra
langsung dari rumah ke customernya kayak LG, tapi pasti dia akan
kembali sorenya untuk cek report dari saya.
Pewawancara : Kenapa reportnya harus sore ya, bukannya setiap pagi meeting?
Informan : kalau setiap pagi meeting sama Mr Ra, gak kali ya soalnya dia
lebih menyarankan meeting pagi harinya, lebih baik dilakukan
sesama staf aja, karena yang pernah dia sampaikan, di office tuh
kita saling berhubungan, terus kita buat perencanaan terlebih
dahulu untuk setiap pekerjaan, saya tetap memberikan report
kecuali kalau ada hal-hal yang memang tidak bisa kami pecahkan
nah itu wajib mbak sesegera mungkin dilaporkan,supaya kita dapet
solusinya
Pewawancara : Menurut mbak kalau atasan mbak memberikan instruksi-instruksi
sudah jelas belum sih?
Informan : sudah cukup jelas sih mbak, karena Mr.Ra menjelaskannya
sampai berkali-kali walaupun bahasanya agak sulit dimengerti,
tapi gak masalah sih. Hanya saja terkadang, biasanya kan customer
suka ada tambahan requestnya dan informasi yang diberikan
customer sering hanya lewat Mr ra saja, tapi Mr.Ra pasti akan
kasih tahu ke kita lagi sih paling nanya barangnya sudah diproses
belum kalau belum diproses ada penambahan lagi modelnya kayak
gitu…
67
Pewawancara : Pernah gak atasan mbak merasa kalau pekerjaan yang mbak
lakukan itu tidak sesuai dengan kemauannya beliau?
Informan : Pernah sih mbak, kayak kejadian baru-baru ini mbak
keterlambatan datang materialnya, karena proses dokumen impor
agak sedikit sulit ada masalah diforwardernya gitu mbak
Pewawancara : Mbak kalau proses dokumen ekspor impor itu ada masalah gak?
Informan : Maksudnya?
Pewawancara : Dokumennya suka ada masalah gak?
Informan : Kalau misalnya dokumen kan sama forwarder ya mbak kan kita
gak mungkin ngambil langsung barangnya dari bandara ada
forwarder. Pertama kita ganti forwarder dari fierstindo jadi Life
karena baru ya jadinya agak susah jadi komunikasi kitanya
kedianya jadi harus ada penyesuaian yang baru.
Pewawancara : Komunikasi maksudnya?
Informan : Kita menjelaskan sama forwardernya kayak gini, karena kita
urgent ya kebanyakan barang-barang yang dibutuhkan tuh emang
bener-bener barang-barang yang kita butuhkan jadinya kan
kadang-kadang kan susah, tapi kita juga memaklumi mereka kok ,
soalnya kayak gimana ya kan juga gak mungkin cuma satu
forwarder aja yang urus gitu jadi banyak juga kan dikejar-kejar
gitu.
Pewawancara : Bisa kasih tahu gak mbak Widi contoh lainnya apa?
Informan : Yang kayak tadi itu Endah, kalau misalnya ada perubahan dari
customer kan mungkin hanya pemberitahuan sesama orang
Koreanya saja, nah disini pernah Mr Ra nya lupa buat konfirmasi
ke kita lagi, so far bisa di handle sih. Semenjak itu kesana-
sananya bener-bener komunikasi antar atasan dan bawahan biar
68
tetap berjalan ini kayak apa schedule pengiriman lewat E-mail
yang masuk harus di CC ke semua pihak yang berhubungan, agar
setiap informasi yang masuk dapat dipertanggung jawabkan
jadinya gak satu pintu kalau ada kesalahan kan lebih cepet
ketahuannya.
Pewawancara : Mbak, sebenarnya mbak Widi betah gak sih bekerja di
PT.Wetech ini?
Informan : Ya betah gak betah sih…
Pewawancara : Maksudnya gimana mbak?
Informan : Dibilang gak betah mungkin karena pekerjaannya bisa dibilang
memikul beban cukup berat, masalahnya kalau setiap pagi kayak
(exim, purchasing,administrasi marketing) membuat kesalahan,
saya juga ikutlah kayak ikut menanggungnya juga kayak harus
mengawasi kerjaan mereka semua agar mereka melakukan
pekerjaannya dengan baik stress juga ya mbak. Jujur sih mbak
banyak orang gak betah dengan pekerjaan mereka pasti
dikarenakan banyak faktor seperti sikap pemimpin yang acuh tak
acuh, kaku dll, atasan/ teman sekerja kan juga tidak bisa diajak
berkomunikasi dengan baik itukan juga salah satu alasannya ya
tapi Alhamdulillahn sih saya sendiri sudah cukup nyaman dengan
situasi yang ada di kantor saya.
Pewawancara : Mbak hubungan mbak Widy sama rekan kerja seperti apa ya?
Informan : Alhamdulillah……eeee Alhamdulillah ya sesuatu baik-baik saja
sih, bisa dibilang kekeluargaan. Kita juga memulai pekerjaan kan
tanpa ada kekeluargaan kan susah juga ya gak selalu mengerjakan
tugas masing-masing doing , dan didalam pekerjaan pun kita terus
berkarya pada masing-masing divisi untuk selalu menjadi lebih
baik setiap harinya jadinya gak kayak mengulang kesalahan lah
69
Pewawancara : Ada gak sih persaingan-persaingan dalam mendapatkan perhatian
dari atasan?
Informan : Kayaknya sih gak ada deh mbak, soalnya masing-masing ya
unggul pada bidangnya masing-masing karena semuanya
merupakan satu-kesatuan ya memang benar-benar dibutuhkan oleh
perusahaan. Jadi kalau menurut saya sih ya gak usahlah seperti itu.
Pewawancara : Mbak Mr Ra suka terjun langsung gak sih dalam mengecek
pekerjaan karyawan-karyawannya?
Informan : Wah iya mbak Mr Ra itu orang nya gimana sih apa namanya dia
kalau kerja itu saya acungin jempol Iah bagus . Jadi dia suka terjun
banget tuh , maksudnya itu terjun langsung jadinya dia mengecek
gitu kalau misalnya berdasarkan reportnya juga jadi saya yang
gimana gitu jadi dia yang evaluasi karyawannya.
Pewawancara : Oooo jadi selain dapet report dari mbak Widi juga gak percaya
langsung evaluasi juga ya?
Informasi : Iya percaya sih percaya tapikan kalau menurut penilaian orang
kan berbeda ya mbak ya, mungkin aja saya ngomongnya ooo baik
–baik gini tapi kan kalau misalnya pendapat Mr Ra nya sendiri
kurang bagus ya gimana ya, jadi Mr Ra cek langsung pekerjaan
bawahannya
Pewawancara : Tindakan apa yang diambil oleh Mr Ra terhadap bawahannya?
Pewawancara : Berarti setiap karyawan ya mbak?
Informan : Iya, kayaknya diawasi satu persatu deh soalnya Mr Ra kalau lagi
dikantor bener-bener mengamati para pekerjaan bawahannya.
Pewawancara : Tindakan apa yang diambil oleh Mr Ra terhadap pekerjaan
bawahannya?
Informan : Tergantung sih
70
Pewawancara : Maksudnya tergantung dari apa mbak?
Informan : Ya tergantung pada kemampuan atau kemauan dari bawahannya
lah.
Pewawancara : Bisa gak dijelaskan mbak?
Informan : Begini loh Endah, terkadang kan ada karyawan yang belum
mengerti atau menguasai pekerjaannya nah disitu Mr Ra akan
lihat kemauannya untuk belajar, ya yang pasti kan pasti diajarin
kayak karyawan yang di office itu loh Endah. Sebaliknya
karyawannya pinter (menguasai) tapi males ya itu sama aja
percuma. Paling juga ditanyain maunya bagaimana?gitu
Pewawancara : Berarti Mr Ra jadi tahu persis dong sifat, karakter anak buahnya?
Informan : Ya pastilah Endah, orang dia tau kok kalau aku agak melo
gitulah, jadi terkadang kalau aku lagi banyak masalah dia gak
berani Tanya-tanya atau gimana gitu
Pewawancara : Loh kok, memangnya kenapa mbak?
Informan : Gimana gak sedih ya, lagi banyak masalah dikerjaan, Mr Ra nya
apa-apa Widy ya Widy ya, memangnya kita gak punya masalah
apa dirumah yang diurusinnya kerjaan melulu , tapi untungnya Mr
Ra bisa lihat sikon ya, jadi paling gak Mr Ra tanya “ ya Widynya
ada masalah?” ya paling saya jawab iya habis tuh dia gak nanya-
nanya lagi sih mungkin dia tahu karyawannya ada batasnya lah
gitu
Pewawancara : Perhatian ya Mr ra nya mbak, menurut mbak Widy sikap
perhatiannya itu merata kesemua karyawan gak sih?
Informan : Kalau menurut saya sih sama lah perhatiannya sama ya , tapi dari
cara penyampaiannya beda. Iya Mr Ra perhatian, tapi perhatiannya
karena ada maunya, biar kita jadi tersanjung atau gimana kan mau
71
gak mau kita harus memperlihatkan kalau kerja kita bagus atau
lebih gitulah modelnya
Pewawancara : Maksudnya beda apa perhatian caranya beda, bisa kasih contoh?
Informan : Begini, waktu saya ulang tahun kan saya dikasih uang ya kayak
buat makan-makan ama office, ya anak-anaknya rame lah
Pewawancara : Baik banget ya Mr Ra nya…..O iya Mr Ra membebani
karyawannya gak mbak, maksud saya kita dituntut kerja bagus,
biar perusahaan mencapai keberhasilan?
Informan : Kalo menurut …..gimana ya mbak ya…. Kalo membebani sih
kayaknya enggak, karena masing-masing kita sangat sadar akan
keberhasilan perusahaan tuh karena kita-kita juga gitu karena
keberhasilannya perusahaan kita juga yang buat untuk memajukan
PT itu juga dan hasilnya buat kita juga gitu
Pewawancara : Mumet juga ya mbak?
Informasi : Iyalah
ewawancara : Mbak, bagaimana komunikasi yang sebenarnya antara manajer
dengan mbak Widy atau rekan kerja lainnya ya mungkin mbak
Widy bisa cerita gitu?
Informan : ehmmm, komunikasi nya sih kayaknya baik-baik
aja…..maksudnya gimana ya Endah, saya kan bukan orang
komunikasi…….jadinya kurang mengerti
Pewawancara : Oooo maaf maksudnya gini mbak, hubungan mbak atau rekan
kerja lainnya pasti kan selalu berhubungan baik lisan atau tulisan
kan sama Mr Ra nya?
Informan : Oooo, iya saya mengerti alhamduillah komunikasi berjalan cukup
lancar ya, karena masing-masing dari kita ada feedback nya
maksudnya …..ya gitu dech ya setiap komunikasi kan kita perlu
72
mengerti ya setiap omongan, tidak terlalu banyak kesalahan atau
gimana dari pengucapan segala macem kan dimengerti juga kan
jadi ya lebih enak kalau seperti itu.
Pewawancara : Ehmmm kira-kira dampak apa sih yang mbak rasakan, atau
mungkin yang mbak lihat sesama karyawan maksud saya dengan
sikap Mr Ra yang seperti itu dengan semuanya ?
Informan : Pokoknya sih dampaknya lumayan bagus, ya kita rasakan, kalau
produksi kita bagus, berarti kan jualannya Wetech laku keras ya
mbak ya, kadang-kadang manajer seneng apalagi waktu atasan
ngeliat laporannya akhirnya , emang sih Wetech itu ada targetnya
ya mbak ya Alhamdulillah sih melampaui batas.
Pewawancara : Trus mbak kalau misalnya dampak lainnya gitu yang mbak
rasakan dalam pekerjaan mbak, misalnya mbak bekerja jadi kayak
gimana?
Informan : Gimana ya mbak maksudnya?
Pewawancara : Mbak kerjaan tuh terpaksa menjalani atau mbak enjoy?
Informan : Kalau terpaksa gak ya mbak, soalnya saya kan kerja sudah 10
tahun di Wetech enjoy ya mungkin ada saatnya kita gak kan, ya
10 tahun juga waktu yang lama mbak ya jadi ada kejenuhan lah,
kejenuhan yang meliputi kalau misalnya udah lewat ya , kalau kita
lagi ngumpul sama anak office ya ngakak-ngakak ketawa. Jadi
awalnya jenuh sama bosen jadinya kita happy happy gitu, trus kita
juga kerja serius ya.
Pewawancara : Berarti kan kekeluargaan antar sesama karyawan tetap terjaga
terus bagaimana peran karyawan lain mendapatkan suatu masalah?
Informan : Contoh masalahnya seperti apa ya mbak ya?
73
Pewawancara : Saya juga mungkin kurang tahu persis ya mbak ya mungkin, ada
gak masalah yang terjadi di office gitu?
Informan : Kalau di office itu gini ya kan lingkupnya kita belajar untuk bisa,
kayak saya, saya kan purchasing ya mbak saya berusaha untuk
exim juga, quotation juga, ada saatnya mungkin orang itu gak
masuk kan terlalu susah juga kayak exim kan mungkin
dokumennya gak terlalu banyak tapi suka pergi-pergi ke Cibitung
segala macem kan banyak ya keluar-keluar kantor gitu nah pas ada
urgent-urgent barang yang harus dikirim kita nih fungsinya kita
bisa seperti itu jadinya kita bantulah dokumen segala macem
seperti itu
Pewawancara : jadi harus multifunction ya?
Informan : Bisa juga seperti itu mbak.
Pewawancara : Berarti kan tidak semua karyawan atau bawahan tuh yang bisa
menjadi serba bisa gitu mbak, apa sih caranya yang bisa….mbak
kan berhubungan terus sama Mr Ra ya mbak ya, apa sih siasatnya
atau apa yang dilakukan Mr Ra ini kepada bawahannya? Dia
mungkin kurang apa ya, yang kurang bisa handle semuanya?
Informan : Ehmm… sebetulnya dari sikap Mr Ra ya , orang nya asyik dan
gampang ya ngeliat dari sikapnya kita kalau kitanya berusaha
untuk bisa, kayak saya kan dulu kan dipurchasing, pas ke exim-
eximnya resign ya saya nya juga ini berusaha untuk bisa ngerjain
jadi juga saya kan ingin belajar ilmu kan kita dapet dari mana aja
mbak ya tapi kan yang penting kita bisa dan mau untuk bisa.
Seperti itu misal Mr Ra lebih suka seperti itu menghargai lah dia
juga tahu sikon pas kayak ngeliat banyak yang sibuk gitu lebih
baik diem gitu dianya. Trus kalau Mr ranya ngeliat kita diem
gimana tapi gak ngerjain apa-apa gimana ya, jadi dia gak suka
74
sama orang-orang kayak gitu. Dia lebih dominasi sama orang-
orang yang belum tahu tapi dia mau belajar, seperti itu
Pewawancara : Mbak saya nangkepnya wawancara kita tadi itu kayaknya mbak
ada ngomong dari bawahan itu kayak ada misalnya mereka lagi
gak ada dikantor yang lainnya handle gitu ya
Informan : Iya seperti itu, kayak modelnya Mr Ra tuh gini dia itu kayaknya
melatih ya melatih untuk kita bisa jadi gak hanya mengandalkan
orang satu, kerjaan kita mah cuma ini aja jadi kita gak mau kerjaan
yang lain gitu gak jadi gini mbak ya Mr Ra tuh kayak bener-bener
ngelatih kita tuh juga kayak ibaratnya jangan selalu berfikir
kerjaan kita tuh ini kerjain ini kerjaan yang lain masa bodoh gak,
Mr Ra itu modelnya melatih kita untuk bisa semuanya lah
ibaratnya seperti itu karena kan biar kita tidak terlalu focus sama
satu orang jadinya kalo misalnya ada satu yang pergi atau keluar
kantor atau tidak masuk ya itu kita bisa menghandle, meskipun
tidak semuanya, tapi kita dilatih buat kayak jadinya kayak kita
susah kan dokumen ya mbak yang tadi saya ceritakan ya mbak ya
kalo exim kan orangnya sering ini sering bolak-balik keluar kantor
ya nah seperti itu mbak jadinya nah misalnya kalau dia gak ada
trus ada barang masuk dikirim secara urgent kan kita tidak harus
nungguin sampe dia datang atau kita suruh orang itu pulang nggak
seperti itu kita yang ngerjain atau gimana tapi kita juga gak boleh
ya yang ngelupain kerjaan kita sendiri Mr Ra juga sebenarnya
melatih kita. Meskipun pas lagi banyak kerjaan jadi harus ngerjain
kerjaan orang lain tuh agak berat ya kayak gimana mungkin
kadang-kadang malah kerjaan kita malam tambah ribet tapi kalau
melihat kedepannya atau hasilnya wahhh ternyata kita juga bisa,
kita bisa untuk ngerjain kerjaan yang lain gitu.
Pewawancara : Mbak mungkin ehmm saya mau nanya, ada yang mau saya
tanyakan kayak perannya Mr Ra kalau misalnya mbak atau
75
karyawan yang lainnya misalnya ya yang di office itu ada masalah
kan mbak tadi cerita pernah bilang kalau buat report setiap hari
kan, dalam buat report itu misalnya ada masalah gimana sih Mr Ra
itu dia apa ada maksudnya ikut memecahkan masalah itu kan ya,
bisa gak mbak certain?
Informan : Gini ya kan kita mungkin dari acara kumpul ya itu bukan dari
office sendiri atau Wetech ya bukan Mr Ra suka terjun langsung
dia mau lihat keadaan karyawannya bagaimana kalau misalnya
ada yang gimana gitu pasti kan keliatan ya mbak ya, ada yang
kurang belum ada dari sikonnya atau segala macem nanti Mr Ra
pasti bantu mbak kayak gituan, trus kalo masalah office sendiri ya
jadi saya kan setiap pagi kadang-kadang saya email ya,messenger
lah ibaratnya seperti itu saya cerita katanya kan tau Mr Ra nanya
ke saya bagaimana ini ya jadi kita meeting lah mungkin biar gak
ketahuan karena rahasia atau gimana jadi kita sharingnya jadi
lebih…ya kita kumpul ya dimana gak hanya antar ini aja Cuma
tapi pokoknya Mr Ra itu ini ya saya binggung jelasinnya, tapi
bagus dari Mr Ra sendirinya itu dia welcome sama kita mbak,
apapun masalahnya karena mungkin Mr Ra lebih tua dari pada
kita jadi ibaratnya sudah makan asam garamnya, jadinya kalau kita
mau tahu tentang ini juga biar kerjaan kita lebih bagus atau lebih
ini dia mau bantu masalahnya “wah Mr Ra nya saya kurang ini…”
dia pasti berfikir pasti kita dikasih solusi yang bener-bener tokcer
lah ibaratnya seperti itu
Pewawancara : Berarti maksud mbak solusi yang Mr Ra kasih ke mbak atau
karyawan lainnya itu bener-bener kayak apa sih….bener-bener
bisa dipertanggung jawabkan gitu ya?
Informan : Iya
Pewawancara : Tapi terpikir gak sama mbak atau karyawan lainnya?
76
Informan : Dia sebenernya diem ya tapi di diemnya itu dia berpikir, jadi
setiap ada masalah jadi lebih dulu memberikan solusi kita dan kita
udah butek mungkin mungkin kita udah mikir dan gak kepikiran
sampe disitu, permasalahannya dibilang enteng, enteng ya tapi
ternyata kita tuh gak memikirkan sampe kesitu mungkin Mr Ra
ehmmm cara menyingkapinya tenang-tenang kalau kita mungkin
ada masalah ribet-ribet gitu ya kan, tapi dia tuh memberikan
solusi dan kita tuh kaget kenapa gak kepikiran seperti itu
solusinya, Wehh Endah dari tadi kita ngobrol gitu nih judul
skripsinya apa nih sebetulnya?
Pewawancara : Ohh…he…iya mbak Endah kan ngambil komunikasi ya jadi
skripsi Endah itu judulnya “Peranan Gaya Dan Komunikasi
Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT.Wetech”
Informan : Mungkin gini ya Endah karena ee….saya kurang mengerti
tentang komunikasi tapi sosok Mr Ra itu sebagai pemimpin yang
pasti tuh dia bisa memposisikan untuk dirinya sendiri itu di setiap
keadaan apapun, dia bisa lebih mengarahkan kita untuk lebih baik
lebih bisa untuk belajar dalam menghadapi menyelesaikan
masalah apapun, dia itu pokoknya kayak iya kalo ibaratnya
suskses untuk sebagai pemimpin kita yang dibawahannya pertama
karena kita kaget tapi kita lihat hasilnya memuaskan bagus juga,
jadi kita tahu belajar e….punya ilmu tuh ibaratnya dengan
gampanglah gitu
Pewawancara : Berarti kan semua PT jiga gitu ya, bukan hanya PT Wetech aja ya
kalau kayak gituan
Informan : Ya makanya kita sebisa mungkin untuk memajukan PT Wetech
kan kan hasilnya kekita-kita juga jadinya ibaratnya dari kita untuk
kita gitu aja
77
Pewawancara : Jadi intinya mbak target tercapai bonus keluar, tepat waktu gak
sih?
Informan : Ee….kerja sama antara acc nya gini kan…..
Pewawancara : Maksudnya gini bonus itu kan ada……misalnya setahun sekali
Informan : He…eh…
Pewawancara : Kalo bonus itu sendiri keluar..?
Informan : Akhir tahun ya soalnya hasil….kan kayak kita ka nada
persentasenya segala macem kan ada naik turunnya pendapatan
Wetech, jadi kan akhir tahun kita tahu yang mana hasilnya
bagaimana kan kita tahu makanya bonus segala macem akhir
tahun, tapi kebetulan kita juga adalah buat apa gitu saya lupa ya
mbak ya kalau gak bulan nanti di juni ini ada ini kayak…..setiap
bulan ada setiap bulan dalam satu tahun tuh Wetech tuh ngadain
acara ulang tahun karena itu trus juga acara keluarga jadi kayak
darmawisata gitu mbak
Pewawancara : modelnya kayak family day gitu kali ya mbak
Informan : Ada juga hari khusus buat apa namanya….ehmmm karyawan aja
sama family juga ikut seperti itu kalo paling ee….yang wetech aja
paling daerah-daerah mana itu ngumpul nah disitu kita sharing
kebanyakan lebih banyak keterbukaanlah biar antara pemimpin
dan karyawan itu gak ada ibaratnya gak ada masalah lah, apapun
itu emang gak boleh marah kita ngeluarin uneg-uneg lah gitu trus
juga jalin kekeluargaan lenih ini lebih apa namanya lebih maju lah
gitu trus bersatu deh, ibaratnya kita disitu untuk jadi satu gitu
Pewawancara : Mbak misalnya lagi pas lagi itu kan pas mbak bercanda lah pasti
ada becanda kan? Nah ada gak sih uneg-uneg mbak, mbak tadi kan
78
udah bilang ya sosok pemimpin mbak itukan bisa dikatakan baik
ya, tapi kan munafik banget ya kalo gak ada uneg-uneg …mbak
bisa gak cerita, mungkin saran juga buat perusahaan, uneg-uneg
apa sih atau dipikiran karyawan lainnya?Eeee….buat Mr Ra atau
buat perusahaan gitu loh.
Informan : Kalau masalah kita ada uneg-uneg itu pasti ya apalagi Mr Ra
itukan bukan …manusia jugalah dia ada saatnya sebel atau gimana
apalagi pas dia jengkel atau gimana, itu juga mungkin pas marah-
marah apalagi yang ini nih sampe apa sih dia bentak-bentak
padahal sebenernya itusih udah mungkin dah habis karena salah kit
juga sih ada juga kan yang masih baru kayak miss communication
gitu mbak kita pas gak sempet memberitahu tapi dianya ngeyel
jadinya dianya gakini meledak-ledak karena Mr Ra itu kan bener-
bener menjunjung customer itu raja, disini Mr Ra memang melatih
untuk ketelitian saya juga pun dilatih sama Mr Ra kita tuh ya
emang harus teliti gak hanya ngawur-ngawur gitu nah mungkin
disaat kita tidak teliti itulah Mr Ra marah, Mr Ra jarang marah ya
sebenarnya eee….jadinya pas marah dia kita kesel sama dia tuh
karena kita gak melakukan kesalahan itu
Pewawancara : Kesel ya mbak ya?
Informan : Ya iyalah kesel, ibaratnya ya kan misalnya ini saya kan yang
bertanggung jawab ya jadinya siapa yang salah saya yang kena.
Ibaratnya seperti itu jadi Mr Ra juga memberitahu saya untuk lebih
kayak ngomong sama orang itu jadi biar lebih inilah kerjaannya
dia itu okelah. Mungkin kadang-kadang susah kan untuk menegor
komunikasinya juga, kalau lagi marah-marah juga cuma saya yang
tahu kan karena orang lama nah yang orang baru mungkin bukan
maksudnya marah kekita tapi keorang lain tapi kita juga
menyampaikan marah ke orang yang melakukan kesalahan itu
79
Pewawancara : Okelah mbak walaupun saya juga gak begitu ngerti juga ya
he…he…gak begitu merasakan kekesalan mbak gitu, tapi anyway
ini untuk penutup ya mbak ya eeee…apa ya apa harapan mbak
untuk apa sih untuk next nya menurut mbak harapannya apa gitu?
Informan : Ya kalau harapan ya mbak ya eeee…mungkin kan untuk
memajukan karena saya orang lama dibilang ikut andil juga tidak
ya tapi saya ikut disitu kan udah cukup lama jadi tahu seluk
beluknya Wetech kayak gimana eeee…..saya pengennya sih
Wetech lebih maju emang udah maju saya tapi lebih maju lagi lah
sekarang juga kami juga ekspor-ekspor juga sudah meluas, pt-pt
lain juga sudah banyak sudah maju jadikan kita dapat ini bonus-
banus gitu deh
Pewawancara : Maksudnya bonus lebih gede gitu?
Informan : Ya siapa yang gak mau ya mbak ya seperti itu tidak diherankan,
tidak ada yang menolaklah kalau seperti itu trus masalah
kepemimpinan Mr Ra itu sudah bagus ya saya pengennya tuh Mr
Ra lebih lah, jangan berubah ya sudah seperti itu saja kalau
memang tidak bisa kesana bukan tidak bisa mugkin bisa ya lebih
baik seperti itu saja lebih banyak komunikasi atau sesame
karyawan juga okelah terus dari saran-sarannya juga banyak
jadinya kita gak saling gimana gitu mbak…
Pewawancara : Ya sedikit banyak saya sudah ngerti arah seperti apa gitu mbak,
jadi say bisa mengucapkan terima kasih banyak sekali lagi karena
eeeee…informasi yang mbak berikan kepada saya alhamdulillah
mungkin mudah-mudahan ini cukup untuk bahan penelitian saya
ya mbak ya, jadi terima kasih banyak ya mbak Widy.
Informan : Kalau memang kurang nanti mbak Endah bisa hubungi saya nanti
kita cari waktu lagi waktu luang kali ya soalnya susah juga kalo
kayak gini ya mbak ya.
80
Pewawancara : Iya makasih banyak ya mbak ya…kita tutup aja ya mbak, terima
kasih banyak
81
Fakultas Ilmu Komunikasi
Formulir Persetujuan untuk Informan
Silakan mempertimbangkan informasi ini dengan seksama sebelum memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian:
4. Teknik komunikasi apa yan diterapkan oleh pimpinan atau manager di
PT.Wetech?
5. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan di PT.Wetech
6. Bagaimana dampak komunikasi dan gaya kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech
Yang akan Bapak/ Ibu lakukan dalam penelitian ini
Jika Bapak/ Ibu memutuskan untuk menjadi sukarelawan, Bapak/ Ibu akan
diminta untuk berpartisipasi dalam satu wawancara. Bapak/ Ibu akan ditanya
beberapa pertanyaan, seputar topic penelitian, dan dengan izin dari Bapak/ Ibu,
saya akan merekam rekaman wawancara sehingga saya bisa mendapatkan semua
detail, dan pada saat yang sama dapat melakukan wawancara yang terfokus.
Bapak/ Ibu tidak akan diharuskan untuk menyatakan nama Bapak/ Ibu pada
rekaman.
Waktu
Wawancara akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Resiko
Beberapa pertanyaan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau malu.
ATAU Tidak ada risiko yang diantisipasi.
Manfaat
Ini adalah kesempatan bagi Bapak/ Ibu untuk menceritakan pengalaman Bapak/
Ibu terkait dengan topik penelitian.
Kerahasiaan
82
Bilamana Bapak/ Ibu tidak ingin mengungkapkan identitas Bapak/ Ibu yang
sebenarnya, Bapak/ Ibu akan diberi kode nomor acak. Siapapun yang membantu
saya menuliskan tanggapan hanya akan mengetahui kode ini.Tanggapan Bapak/
Ibu atas pertanyaan wawancara akan dirahasiakan. Rekaman wawancara akan
dihapus setelah tugas akhir saya diterima dan transkrip wawancara akan disimpan
sampai penelitian selesai.
Data yang saya dapat dari wawancara dengan Bapak/ Ibu dapat digunakan untuk
penelitian ini dan dapat digunakan sebagai dasar untuk artikel atau presentasi di
masa depan. Saya tidak akan menggunakan nama Bapak/ Ibu atau informasi yang
akan mengidentifikasi Bapak/ Ibu dalam setiap publikasi atau presentasi.
Partisipasi
Partisipasi Bapak/ Ibu benar-benar sukarela dan Bapak/ Ibu dapat berhenti
berpartisipasi dari penelitian kapan pun tanpa kewajiban apapun. Bapak/ Ibu juga
dapat mengabaikan pertanyaan selama wawancara, tapi dapat tetap berpartisipasi
dalam seluruh penelitian.
Untuk Menghubungi Peneliti
Jika Bapak/ Ibu memiliki pertanyaan, kritik dan saran terkait dengan penelitian
ini, Bapak/ Ibu dapat menghubungi:
Nama : Endah Fajarwati
Alamat : Jababeka Education Park,
Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka
Cikarang Baru, Bekasi
17550
Email : pppxxl@gmail.com
Atau dapat juga menghubungi pihak fakultas yang mengawasi jalannya penelitian
ini:
Nama : M. Raudy Gathmyr, S.Sos, M.Si
Telepon : 021-8910 9762 ext.322
Email : raudy.gathmyr@president.ac.id
Perjanjian:
Sifat dan tujuan dari penelitian ini telah cukup dijelaskan dan saya setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa saya bebas
menghentikan keterlibatan saya dalam penelitian ini kapan saja, tanpa
menimbulkan kewajiban apapun.
Tanda tangan : ______________________________
Tanggal:______________
Nama : ______________________________
83
TRANSKRIP WAWANCARA MBAK PUTRI
Pewawancara :Malam mbak
Informan : Halo, malam juga Endah
Pewawancara :Iya mbak makasih ya waktunya bisa apa menyempatkan
waktunya sedikit buat saya wawancara. Ehmmm saya berharap
wawancara ini dapat sebagai kelengkapan untuk bahan penelitian
saya (skripsi) ya mbak ya sehingga saya bisa lulus untuk S1
komunikasi ya di President University
Informan : Amin semoga ya
Pewawancara :Mbak,kita langsung aja ya, mbak bisa cerita gak sih tentang mbak,
trus jabatan dikantor sebagai apa?
lebih hampir 2 tahun sih.
Pewawancara : Sebelumnya sudah pernah kerja mbak Putrinya?
Informan : Emm belum sih mbak, lulus SMA saya coba-coba ngelamar di
PT. WETECH, Alhamdulillah saya dipanggil terus ngga lama
kemudian saya kerja deh di WETECH ini…
Pewawancara : Ooo… gitu, mbak kan apa ya walaupun sudah 2 tahun termasuk
apa ya masih terhitung baru ya mbak ya, betah ngga sih mbak di
WETECH mbak
Informan : Alhamdulillah sih sangat betah ya disini orangnya sangat
welcome sekali jadi orang-orangnya tu e… berkomunikasinya
sangat baik gitu
Pewawancara : Ooo…. gitu ya, trus mbak bisa ini nggak lebih detail nggak
betahnya itu kenapa?
Informan : betahnya disini tu orangya nggak sebanyak di PT-PT lain
karyawanya ada ribuan kalau di WETECH kan cuman ada 65 gitu
84
deh sedikit jadi orang-orangnya tu lebih dekat terasa bersatu nggak
ada bedanya gitu terasa kekeluargaannya tu berasa banget gitu
mbak jadi nyaman aja disitu gitu
Pewawancara : Terus emm kalau atasannya mbak putri sikap kesehariannya itu
seperti apa?
Informan : Atasan saya itu manajer, orangnya baik juga, tapi kadang
tergantung sama moodnya juga sih…terus kalau datang
nyampenya duluan dibanding saya apalagi disiplin banget
orangnya tu perfect banget pokoknya sangat-sangat perfec lah
orangnya tuh udah gitu pulang itu juga nggak langsung pulang dia
masih muter-muterin keproduksi dia ngecek-ngecek mana yang
kurang ya dia pasti terjun langsung gitu nggak cuman diem duduk
dimejanya dia tu nggak dia pasti liat kondisi suasana di PT itu
seperti apa pasti langsung terjun kesana langsung ngga mau diem
merhatiin semua apa dia perhatiin meja juga semua semua harus
beres nggak boleh ada yang terlihat berantakan nggak boleh heeh
orang nya harus perfect banget lah gitu
Pewawancara : suka becanda ya?
Informan : suka juga sih becanda tapi kalau moodnya lagi baik aja
Pewawancara : Oooo gitu mbak ya…kira-kira kalau apa sih yang buat Mr Ra. Mr
Ra pasti pernah marah ya mbak ya?
Informan : Wah pernah ya pasti, kalau kita sukanya ngeyel, gimana ya
misalnya dimarahin banyaklah banyak jawab gitu males gitu
kelihatannya, gak rajin lelet gitulah, kan empet juga ya kalau
misalnya kerja kelihatan lelet gitu itukan ngeselin juga
Pewawancara : Mbak kalau saya boleh Tanya, mbak kalau menurut mbak, mbak
termasuk yang mana nih?ha..ha..
85
Informan : Kalo saya termasuk yang mana sih, saya gak bisa menilai diri
saya kembali ke mereka-mereka saja kalau saya sih ngikut arus
aja, ngikutin arus gimana mereka gitu.
Pewawancara : Ooo…He…Eh…He..eh trus kalo hal, tadi kan hal yang tidak
disukai kalo hal-hal yang disukai, yang disukai atasan mbak?
Informan : Ya kalo misalnya kita tuh kerjanya rinci teliti gitu ya gak
sembarangan istilahnya gak sembarangan itu ya gak apa ya yang
apa istilahnya itu yang teliti lah, jadi semua kerjaan itu beres,
karyawan mau belajar , mau berkomunikasi dengan baik
Pewawancara : Apa maksudnya ini mbak, kalo menurut eee…mbak Putri
manajer mbak Putri kalo ngasih instruksi itu jelas gak sih?
Informan : Jelas banget ya kadang agak burem dikit he….he….burem
gimana gitu masalahnya kan bahasa ya, bahasa Indonesia dia kan
masih yang belepetan rada Korea-Korea gitu jadi rada ribet juga
malah kadang agak sedikit-sedikit bingung tapi dianya pasti tanya
kita mengerti apa nggak, jadi saking jelasnya juga kadang ketawa
sendiri karena ngomongnya gak nyambung, mungkin bagi dia
udah serius banget padahal kita yang denger udah nahan ngakak
ha….ha….tapi ya kita ngerti kita juga ngerti
Pewawancara : Lucu juga ya mbak ya
Informan : He…he..iya
Pewawancara : Mbak sesuai gak sih hasil kerja dengan kemauannya? Misalnya
gini sesuai gak hasil kerjanya mbak atau temen kerja mbak yang
lainnya dengan kemauan si Mr Ra nya ini manajer mbak ini?
Informan : Oooo kalau kerjaan saya sih Alhamdulillah sesuai ya mbak ya
dengan yang diinginkan Mr Ra ya sesuai lah kalau kata saya mah
jadi jarang juga sih complain ke saya karena juga kan saya kalo
86
gak ngerti kita kan juga harus Tanya sama Mr Ra nya eee jadi ya
harus bener-bener ngerti banget
Pewawancara : Sampe ngerti gitu kali ya?
Informan : Sampe ngerti , Mr Ra juga gak segan untuk menjelaskan jadi kita
juga gak segan untuk bertanya gitu…..
Pewawancara : Mbak mungkin agak diluar ini ya
Informan : Ya
Pewawancara : Mbak kalau boleh misalnya saya Tanya sama mbak jujur kadang
perasaan mbak tuh bagaimana dengan misalnya gini ya Mr Ra
Tanya gitu ya Mr Ra bakal kasih tau ke mbak begini-begini
misalnya
Informan : He….eh….
Pewawancara : Ada hal yang gak mbak ngerti begitu kan gimana sih mbak bisa
mensiasati biar mbak bisa ngerti?
Informan : Ooooo kalo hal yang gak bisa saya mengerti pasti saya kan
komunikasikan ke mbak Widy karena dia kan lebih lama jadi saya
bertanya juga sama mbak Widy gimana nih solusinya biar aku
ngerti, ya mbak Widy juga gak segan untuk menjelaskannya
Pewawancara : Mr Ra nya sendiri ngasih solusi gak ke mbaknya ooo
gini…gini…gini…
Informan : Mungkin dia eee…menjelaskan dia tapi saya nya harus diem dulu
apa gimana biar saya ….Mr Ra nya menjelaskan sementara saya
diem dulu belajar sambil bekerja gitu
Pewawancara : Mbak kayaknya tertarik nih, tadikan yang mbak bilang hal-hal
membuat Mr Ra suka marah gitu apalagi sih hal-hal apa sih yang
gak dia sukai?hal-hal lain gitu?
87
Informan : Oooo…Mr Ra itu gak suka ya mbak sama orang yang songong
ditanya apa jawabnya apa gitu deh jadi sama karyawan itu dia gak
mau negur langsung sama karyawan itu biasanya langsung cut-cut
aja lah kalo sama orangnya terlalu songong dan gak mau belajar
gitu lah mbak kira-kira.
Pewawancara : Apa lagi ya selain itu?
Informan : Ya itu sih masalah kerapihan gitu ya ooo…misalnya karyawan
juga pakaiannya harus rapih gitu e…
Pewawancara : tapi ada seragam kan?
Informa : Ada sih trus lingkungannya harus bersih jadi gak boleh jorok lah
apalagi kalau ada tamu gitulah kalau ada tamu itu semua harus rapi
bersih , ya apa ya Mr Ra gak suka nyolong-nyolong internetan
Pewawancara : Pernah ketahuan ya?
Informan : Ya gak sih kita-kita sekedar pintar-pintar nya kita aja
ha…ha…kadang-kadang pernah tuh anak-anak suka browsing-
browsing internet gak jelas gitulah mainan facebook apalah….
Pewawancara : Ada gak sih yang ketangkap basah?
Informan : Ada sih biasanya sih negurnya langsung keatasannya aja gak ke
anaknya itu dia itu orangnya diem tapi sebenarnya memperhatikan
cara kerja anak itu seperti apa? Begitu nanti kalau itu ya marahnya
dibelakang itu
Pewawancara : Tapi ada perubahan gak sih?
Informan : Maksudnya perubahan tentang apa?
Pewawancara : Tadikan ketahuan tuh pake internet nyolong-nyolong begitu,
udah gitu apa sih yang Mr Ra lakukan tadikan mbak bilang
langsung menegur atasannya
88
Informan : Tindakannya?
Pewawancara : Apa maksudnya kepala divisinya mungkin ya
Informan : Iya kepala divisinya
Pewawancara : Udah gitu nanti progress kesananya ke anak buahnya karyawan
tersebut itu gimana?masih kah?
Informan : Masih, diperingati aja sih kalo misalinya masih ngeyel-ngeyel aja
ya paling di cut.
Pewawancara : Mbak tindakan lain Mr ra itu sama bawahan apa aja sih?
Informan : Tindakan dia itu, dia suka ngeliatin juga kerjaan kita beres apa
belum trus nanti kalau kita lagi longgar waktunya dia juga suka
nanyain kerjaan kita ada maslah apa gak ya gitu deh mbak intinya
sih kerjanya senyaman kita lah tapi hasilnya harus bagus tapi kan
nggak pokoknya ya nyaman kita kerjanya enak hasilnya juga harus
bagus jadi kan gak ada tekanan mbak saya juga tuh ngerjainnya
dengan seneng hati gitu mbak?
Pewawancara : Oooo gitu mbak ya…?ehmmm terus dengan hubungan atasannya
mbak sama bawahan sama bawahannya gitu ya mungkin termasuk
mbak termasuk deket gak sih?
Informan : Kalo deket sih gak terlalunya ya pokoknya gimana si dia
orangnya gak terlalu ya gak tahu cara nya ngeliat dari mananya
yang pasti dia tahu waktu-waktu yang pas buat anak buah baik
atau gaknya yang lagi kerja atau lagi ngapain jadi kita agak-agak
takut juga sih kalau misalnya nyolong-nyolong apa, nyolong-
nyolong waktu ngapain kalau kita lagi bener-bener kerja atau
ngapain agak ngeri juga kalau nyolong-nyolong waktu kalo jam-
jam kerja pinter-pinter mengatur waktu aja kalo kita jam kerja trus
nyolong-nyolong waktu buat fban kan repot juga pinter-pinter
membagi waktu aja
89
Pewawancara : Berarti perhatian juga ya?
Informan : Iya mbak kadang kita kekamar mandi aja masih suka diperhatiin
ha…ha….
Pewawancara : Masa sih?
Informan : Iya beneran tahu kalo misalnya lagi ngapain dia bolak balik
dikamar mandi telpon lah pokoknya perhatianlah detail banget
pokoknya
Pewawancara : Mbak kalo misalnya komunikasi mbak sama Mr Ra lancar gak
sih?
Informan : Alhamdulillah sih sangat lancar ya, karena kan kalo Mr Ra
menerangkan kan Mr Ra juga Tanya dulu gitu kitanya mengerti
nggak, trus dia gak segan untuk menjelaskan ya kalo misalnya
saya gak ngerti saya langsung tanya ini apa ya, bahasanya juga
kadang lain kan ya jadi jangan segan lah buat nanya….
Pewawancara : Ehmm…. Mbak atasannya mbak itu
Informan : Mr Ra itu
Pewawancara : Iya memberikan perhatiannya sama karyawan itu mbak merasa
diperhatikan gak sama Mr Ra?
Informan : Karena kan kita lebih sering komunikasi daripada karyawan lain
mungkin jadi saya terlihat lebih deket sebenarnya sih nggak mbak,
Mr Ra itu sangat perhatian dengan semua karyawan jadi gak cuma
dengan saya atau mbak Widy dengan karyawan yang lainnya dia
juga sangat perhatian, tapi perhatiannya itu beda-beda
Pewawancara : Kalo customernya Wetech banyak nggak sih mbak?
90
Informan : Ooo kalo customernya Wetech sih banyak ya ada LG, Yamaha,
Samsung, SMT juga, Toshiba juga ada ya masih banyak lagi lah
yang lainnya.
Pewawancara : Lumayan la mbak ya
Informan : Ya lumayan banyak
Pewawancara : Mbak bisa certain juga gak pekerjaan mbak admin marketing ya?
Informasi : Biasanya customer request ya by email kadangan telpon dan saya
harus cek harga dulu saya cek harga penawaran, trus saya buat
harga penawaran setelah penawaran jadi saya minta acc Mr Ra acc
Mr Ra baru saya kirim lagi lewat email
Pewawancara : Oooo gitu ya mbak ya, kalo boleh saya tahu atasannya mbak
Putri itu terlalu memaksakan kehendak gak sih?
Informan : Ehmm kalo memaksakan kehendak sih nggak ya, kalau misalnya
memaksakan kehendak mungkin kita baru sebentar kerja di
Wetech udah kabur ya mbak ya dia selalu mentolerir sih gak
pernah berkehendak sendiri
Pewawancara : Maksudnya tuh minta pendapat dari mbak juga ya?
Informan : Iya
Pewawancara : Mbak kan udah 2 tahun ehmm….mbak merasakan tekanan-
tekanan gak sih?
Informan : Ehmm kalo tekanan itu biasanya saya rasakan kalo lagi banyak
order begitu ya, kan semua pada minta buru-buru gitu ya udah gitu
kan minta buru-buru ya semua minta dikirim cepet sementara
waktunya mepet gitu sih itu aja.
Pewawancara : Cukup pusing ya?
Informan : Iya
91
Pewawancara : Mbak kalo misalnya sikapnya atasannya mbak misalnya ada
komplainan dari customer, sikapnya sama karyawan ehmmm
gimana sih sosok pemimpin atasannya mbak terhadap karyawan?
Informan : Ehmm kalo mungkin dia misalnya langsung mendengar
komplainan mereka pada dikumpulin semua sih jadi mereka
meeting dulu terus dibicarakan dulu dimusyawarahkan dulu
kenapa kok bisa rusak seperti itu jadi kita bisa repair kembali
Pewawancara : Misalnya kan udah ketahuan nih salahnya dimana ehmm Mr Ra
nya apa nih bakal gimana marah atau gimana?
Informan : Ehmmm kalo marah sih ya itu mungkin karena kesalahan sangat
fatal jadi dia itu sangat marah marahnya cuman sebentar aja gitu
habis itu mungkin dia sudah gak marah lagi biasalah. Ya kalau
marah memang meledak-ledak tapi sesaat aja gak sampe ke hati
Pewawancara : Gak sampe terus gitu ya? Mbak untuk hubungan mbak Putri
sendiri ya sama rekan kerjanya deket gak sih seperti apa tuh?
Informan : Ya yang seperti ya yang saya bilang dari awal ya sangat
kekeluargaan sekali jadi ya cukup dekatlah dekat dalam arti karena
ada kerja ya komunikasi bagus jadi semakin gampang kita
membicarakan suatu hal apapun gitu ya Alhamdulillah cukup
dekat ya.
Pewawancara : Mbak kalau misalnya persaingan-persaingan dalam mendapatkan
perhatian atasan ada gak sih bisa jelaskan?
Informan : kalau persaingan ya kita membicarakan persaingan gitu ehmmm
sepertinya sih kalau menurut saya sih nggak yak arena kan kita
satu tim jadi saling meng cover istilahnya biar ya…karena kita
mempunyai peran masing-masing saling dibutuhkan kerja sama
nya gitu.
Pewawancar : Ooooo gitu ya mbak ya
92
Informan : Iya gak ada persaingan-persaingan kayak gitu
Pewawancara : Terus mbak apa ya Mr Ra itu yang pasti kan suka terjun langsung
kan ya, kelapangan ya…
Informan : Ehmmmm….he…eh…he…eh….
Pewawancara : Trus kalo misalnya dia ngecek ya, ehmmm dia ngecek langsung
kan ehmmmm sebelumnya pastikan mbak yang memberikan report
ya, bisa gak sih dijelasin gitu?
Informan : Dijelasin apa ya maksudnya?
Pewawancara : Mbak kan kasih report ke Mr Ra
Informan : Kalo report itukan pasti dikasih ke Mr Ra, tiap pagi kan kita
kasih report
Pewawancara : Tapi itukan bukan meeting ya cuma personal antar mbak sama
Mr Ra, kalo untuk keseluruhannya?
Informan : Kalo untuk keseluruhannya diskusi meeting
Pewawancara : Mbak, mbak merasa terbebani gak dengan pekerjaan mbak
sekarang, mbak kan dituntut harus serba bisa ya, gimana menurut
mbak?
Informan : Ehmm kalau masalah beban ya mungkin sekian banyak orang
banyak ya yang merasakan kerja itu adalah beban merasa berat
gitu tapi kalo saya walaupun berat dengan kepemimpina Mr Ra ini
yang begitu banyak toleransinya ya saya jadi nyaman, ya gak
terlalu beban, jadi gak terlalu terasa istilahnya ya gak beratlah jadi
ya bebannya seperti gak ada gitu
Pewawancara : Oooo gitu maksudnya……Mbak dampaknya apa ehmmm sosok
kepemimpinannya Mr Ra, dampaknya buat mbak trus sama temen-
temen mbak yang mbak liat itu apa?
93
Informan : Ehmmm kalo dampaknya itu…….
Pewawancara : Misalnya mbak dalam pekerjaan dulu ya
Informan : Ehmmm ya dampaknya berfikirnya jadi mudah ya jadi kita gak
merasa tertekan merasa nyaman, enjoy ya, jadi ngerjain apapun
jadi dengan senang hati kan, kalau kita ngerjain yang kayak gitu
kan
Pewawancara : Selain itu dampak yang mbak rasakan?
Infirman : Dampak yang lain istilahnya dampak yang lain, gak ada mbak itu
aja, merasa nyaman aja gak terbebani.
Pewawancara : Mbak kita ini kan berkenaan dengan toleransi ya, kalau gak salah
Mr Rha yang mentolerir, bisa kasih contoh gak?atau bisa certain
gak?
Informan : Contohnya kalo gak salah seperti kita ada perlu , izin kemana
gitu,gak dipersulit jadi dimudahkan kan segala sesuatunya itu tidak
dipersulit dan kita kemana gitu asal dengan izin yang tepat, pasti
diizinin gak begitu sulit lah.
Pewawancara : Temen-temen yang lainnya?
Informan : Temen-temen yang lainnya
Pewawancara : Yang mbak lihat
Informan : Asal komunikasinya lancar ya komunikasi ngerti ya dia itu
penjelasan juga
Pewawancara : Mbak bisa ditegaskan lagi gak ya? Komunikasi mbak sendiri
sama Mr Ra atau Mr Ra sama temen-temen mbak lain nya itu
gimana sih apa sih
94
Informan : Kalo misalnya komunikasi antara kita tuh biasanya Mr Ra kalau
yang terdekatnya dia dulu ya istilahnya lah pasti seperti ke mbak
Widy dulu baru nanti kesaya
Pewawancara : Tapi bener gak sih ada feedback jadi kayak, dari mbak Mr Ra ini
ada komunikasi yang timbal balik gitu
Informan : Ooo iya semua, saya mbak Widy, Mr Ra itu pasti
apa…komunikasinya bagus
Pewawancara : Mr Ra suka melibatkan mbak Putri gak dalam pengambilan
keputusan gak, dalam quotation ajalah apasih perannya mbak Putri
sendiri?
Informan : Kalau peran saya ya, jelasnya ya gimana ya dia sih selalu
bermusyawarah ya jadi gimani nih misalin ya semacem order yang
mana dulu yang lebih urgent apa yang mana dulu yang buru-buru
dikirim apa gimana gitu, jadi kita apa secepatnya pilih yang mana
nih apa kita buru-buru dikelarin ya dia sih nanya begitu,
he…eh….gak dia yang ini harus yang ini dulu gak dia pasti Tanya
dulu kalau misalnya ini dulu takutnya ada yang belum siap
sementara dia berbicara ok sama customer jadi keteteran juga kan
gitu misalin yang lainnya kayak masalah kadangan kan material
kan enggak selalu ada ya istilahnya pesen dulu ke Korea apa
gimana, terus diskusi juga ini material lebih murah kita beli lebih
murah local apa bikin sendiri dibubut sendiri atau beli jadi, selain
itu juga gimana ya ehmmm...
Pewawancara : Dari harga?
Informan : Dari harga kita pilih yang paling baiknya gimana gitu
Pewawancara : Tapi bukan sembarang murah jadi main ambil aja, jadi tetap
mementingkan kualitas ya?
95
Informan : Iya jadi kualitas tetap, ya….untuk apa kita beli barang mahal
sementara juga sama aja ya mendingan kita pilih yang lokal
dibanding yang impor.
Pewawancara : Ada complain gak sih dari customer selama ini misalnya untuk
yang bahan-bahan bakunya misalnya nih ada di impor tapi mbak
ambil di lokal
Informan : Bahan bakunya itukan kadang ada Bakelite, acrylic kayak gitu
ya, aluminium pasti ya kalau yang baiknya yang kalo kayak
Bakelite itu bisa beli juga disini jadi misalin kalo complain-
komplain gitu kan kita juga harus apa, diplating dulu apa
digimanain dulu, jadikan gak kalah sama kualitas impor gitu. Gak
ada complain lah.
Pewawancara : Iya…Kalo itu memangnya harus, gak gini mbak kalo misalnya
harga bahan baku itu jadikan kan gak selamanya harganya sama
gitukan
Informan : Iya , pasti sih naik….
Pewawancara : Ada naiknya….
Informan : Sementara customer pilihnya yang murah, jadi tetap harganya..
Pewawancara : Nah itu gimana mbak?cara mbak mensiasatinya , kan kata mbak
tadi Mr Ra melibatkan mbak Putri ya, gimana?
Informan : Oooo kalao lagi gitu sih kayak ooo…proses produksinya aja ya
mbak
Pewawancara : Dari proses produksi maksudnya
Informan : Ke produksinya yang lebih ditinnggiin harga, nah yang lebih
bahan bakunya
96
Pewawancara : Oo…terus mbaknya nanti, kan nanti customer kok mahal, jadi
gimana?
Informan : Ya kalo mahal ada rincian harga ya udah kelihatan itu bahan
bakunya seperti ini, prosesnya kan kalo misalnya lebih lama kan
mesti di plating dulu
Pewawancara : Bisa ngeles ke customer lah ya maksudnya
Informan : Ya pinter-pinter kitanya ajalah ya Mr Ra isilahnya ya diskusi
dululah gitu gimana gitu yang baiknya gimana disini biar customer
juga tetap nyaman kita selalu komunikasikan sama-sama gitu.
Pewawancara : Jadi bener-bener ikut berperan juga ya….ehmmm….. tadikan
mbak pernah bilang tuh setiap karyawan itukan mereka
mempunyai peran masing-masing ya
Informan : Iya…
Pewawancara : Nah, gak mungkinkan peran itu tuh sama gitu ya pasti, ada apa
gak sih peran mereka tuh yang lebih menonjol lah yang kelihatan
lebih dibanding yang lainnya?
Informan : Kalau peran menonjol itu, kalo misalin per divisi itu ya…kadang
terlihat sih tapi kita harus menyingkapinya dengan adil ya
maksudnya gak bisa, nah Mr Ra itu gak mau mencolok perhatikan
satu orang yang begitu mencolok gitu jadikan kayak kecemburuan
masyarakat gitulah kan?
Pewawancara : Apa mungkin dia memperhatikan yang itu dibelakang layar
mungkin kan?
Informan : Iya kalo mungkin begitu ya tapi…….
Pewawancara : Iya yang mbak lihat?
Informan : Ehmm……
97
Pewawancara : Gimana?
Informan : Gak ada yang berlebihanlah..
Pewawancara : Gak ada yang berlebihan ya mbak…
Informan : Ini nih orang ini terlihat unggul tapi dia gak mau terlalu pilih
kasih gitu, terlihat pilih kasih jadi ya gitu Cuma terlihat adil, sama
walaupun seorang itu unggul gitu
Pewawancara : Ooo kayak gitu…
Informan : Senengnya tuh kayak gitu jadi kita gak ngerasa cemburu gitu.
Oo… kita kan udah kerja lama banyak ya istilahnya gitu tapi kok
dia yang lebih terlihat unggul, itukan yang buat cemburu, jadi juga
dari pekerjaan juga bisa terbengkalai kecemburuan gitu kan,
kecemburuan masyarakat kan adanya pilih kasih Mr Ra itu
Pewawancara : Mbak?
Informan : Iya
Pewawancara : Mr Ra itu kan sosok pemimpin yang pasti kan dia harus
mengambil keputusan nah okelah dia pastikan diskusi dulu ya
sama bawahannya yang lainnya gitu ya dalam mengambil setiap
keputusan, pernah gak udah mentok banget nih, udah gak ada
solusinya pastikan dibalikkin ke Mr Ra tuh nah gimana gitu loh
menurut mbak, solusi yang diberikan Mr Ra itu gimana?
Informan : Kalo misalin solusi-solusi yang diberikan itu selalu wah yang gak
disangka-sangka, kejeniusannya dia itu ya, ya dia itu selalu ada
ide-ide baru, ide-ide yang gak sempet terpikirkan oleh kita semua
itu terpikirkan kesana gitu, jadi apapun itu sesuatu hal yang gak
bisa dipikirin dengan pikiran kita dia selalu mengasih masukan
yang bener-bener, masukan yang oke banget gitu lah.
98
Pewawancara : Oke mbak….mbak menurut mbak kendala-kendala apa aja sih
dari perusahaan itu?
Informan : Kalo bicara masalah kendala ya, perusahaan kan pasti gak bikin
kita tuh clear terus, gampang terus gak ada masalah,pasti selalu
ada masalah walaupun sedikit itu pasti selalu ada ya kalau misalin
kita yak an kita tuh ada proses ya kayak macem milling terus
ehmmm program, seperti itu jadikan kalau misalnya kita udah
produksi ke itu ke fixturenya sementara itu programnya ada yang
salah harus di bongkar lagi itu yang membikin lama trus prosesnya
juga kadang-kadang kan materialnya ya seperti yang saya bilang
tadi rada-rada susah ya kita kan kebanyakan impor ya sangat
sulitlah kalo misalnya ada bongkar lagi itu terus, pasang lagi itu
trus harus beli lagi material baru gitu-gitu lah
Pewawancara : Ada hal lain gak?
Informan : Hal lain itu kalo misalnya masalah pengiriman juga ya,
pengiriman itu kadangan kendaraan itukan terbatas ya kadang tuh
customer minta dikirimnya terlalu cepat misalnya mobil sedang
mengirim ke customer yang satu lagi, sementara yang satu lagi
juga mau dikirim hari ini juga, waktunya kadang gak memadai
gitu-gitu sih.
Pewawancara : Ehmm…..Apa tindakan dari atasan?
Informan : Kalau tindakan dari atasan itu biasanya ya gerakannya bagaimana
biasa seperti ini ya ehm….ada jalan lain enggak?supaya biar
customer itu bisa mengerti mana customer kan buat atasan kita
kayak raja lah apapun permintaannya harus kita turutin, kalo
misalnya dengan keterbatasan kita kan ya harus pinter-pinter kita
juga mensiasatinya biar customer itu sendiri yang gak kabur apa
gimana gitu, begitulah kira-kira kendala-kendala.
99
Pewawancara : Trus kalo masalah yang lainnya juga ya masalah kayak exim gitu
?
Informasi : Kita kan materialnya ekspor impor gitu ya jadi kalo misalin dari
Koreanya juga kadangan dari impor laut terus impor udara gitu
juga susah apalagi kita kan juga repot juga di bea cukai kadangan,
sementara kita packing-annya kita bukan box tapi kita disitu
tertulis box nanti jadi kena lagi gitu seperti itulah ada ajalah satu
dua tapi ya kalau selebihnya bisa diatur pastilah istilah nya
Pewawancara : Mbak itukan tadi mbak cerita itu tadikan sekitar tentang di office
la ya, atasannya perhatian sama karyawan apakah benar, gimana
sih sikapnya Mr Ra itu perhatian juga gak sih dia sama orang-
orang yang diproduksi, diproduksi itukan ya biasanya kan
mungkin berhubungan sama kepala divisinya aja ?
Informan : Ehmm….kalo dengan masalah yang diproduksi ya dia itu
berhubungankan Mr Ra gak hanya diam di tempat jadi komunikasi
atasan juga kan dia juga sering ikut terjun langsung ke lapangan
jadikan dia ehm…dengan karyawan lain juga kadangan
berkomunikasi gak cuma dengan yang office yang deket-deket saja
jadi semua dia itu merata lah gak Cuma di office aja gitu
Pewawancara : Ehmm…. Suka marah gak sih Mr Ra misalnya ngeliatin
bawahannya yang diproduksi itu kerja atau gimana?
Informan : Kalo yang marah ya yang jelasnya kalau mereka itu gak cek
material yang misalnya ada pesanan apa dari LG tapi material itu
gak siap, dari produksinya gak apa gak ngasih tahu kalau
materialnya sediaannya sudah terbatas, atau stoknya sedikit gitu
ehmm….sementara itu pesanan urgent gitu, gitu-gitu sih dan kalau
mereka ngerjainnya materialnya buat sembarangan ya gak
sewenang-wenang sama materialnya yang istilahnya fasilitas
dibuang-buang ya kayak gitu aja sih
100
Pewawancara : Mbak kan tadi diawal-awal mbak juga selalu bilang kalau
kekeluargaan nah Mr Ra itu sendiri kan tau ya merasakan juga ya
Informan : Iya…
Pewawancara : Ehmm….satu Wetech itu kekeluargaan semua ada cara-cara gak
dari Mr Ra itu untuk tetap menjaga kekeluargaan di PT Wetech?
Informan : Kalau masalah kekeluargaan ya kita biasanya jadi kalau misalin
hari libur atau apa kita gak ada lembur ya biasanya kita itu ada
olahraga ya, kayak nonton olahraga
Pewawancara : Ada lembur juga ya di office
Informan : Iya kadangan sabtu masuk
Pewawancara : Kok bisa ada sampe lembur, ooo… maaf saya potong dulu nanti
aja deh
Informan : Iya he…he… kalau misalin gak lembur gitu kita kan bisa
olahraga atau kalau misalnya di itukan kadangan yang laki-laki
pada futsal ya jadi yang cewek-ceweknya kadangan pada ikut
nonton jadikan seperti mempererat kekeluargaan lah, terus
terkadang juga makan diluar bersama iya kalau misalnya diatas
target kita selalu makan sama-sama jadi kekeluargaan banget lah
istilahnya gitu, menyenangkanlah siapa sih yang gak senang kita
kumpul-kumpul terus makan jadikan berkomunikasinya kita jadi
lancar gitu istilahnya gitu menyenangkan
Pewawancara : Makanya mbak Putri jadi betah disana ya?
Informan : Orang-orangnya semuanya itu seperti gak ada persaingan gitu
istilahnya saling membantu yang gak mengerti dikasih tahu, yang
gak ngerti juga mau belajar gitukan, jadi mempermudah pekerjaan
jadi pekerjaan itu ya seperti beban walaupun ada beban kita mesti
kejar target begitu tapi karena adanya rasa senang itu saya bilang
tadi itu ya jadi pekerjaan gampang dan terselesaikan dengan
mudah lah
Pewawancara : Ooo…iya mbak Endah kayaknya udah lama banget nih
ha…ha….
101
Informan : Ha…ha… iya ya mbak ya…..
Pewawancara : Gak lulus-lulus nih, emang kapan dong selesai siding skripsinya?
Informan : Ya skripsinya masih belum kelar tapi mau rencananya sendiri itu
hari selasa ini sidangnya ini dah kejar tayang nih mbak deadline
Pewawancara : Doain ya mbak ya
Informan : Iyalah didoain semoga lancar cepet lulus ya , semoga menambah
kelancaranlah ya
Pewawancara : Sama-sama ya mbak ya, udah gak sabaran lagi pengen lulus sih
Informan : Semoga cepet ya…
Pewawancara : Makasih ya mbak ya
Informan : Oooo iya mbak Endah juga sudah menikah kan ya, udah punya
momongan sekarang dong?
Pewawancara : Iya mbak, udah 2 bulanan sih umurnya
Informan : Berarti selain dapet ijazah nanti sudah dapet ijab syah ya
ha….ha……….
Pewawancara : Ha…ha….bisa aja nih mbak Putrinya, mbak Putri kapan?
Informan : Secepatnya Insyaallah doain aja ya?
Pewawancara : Doain aja nih, tapi kalau gak berusaha susah juga ini mbak
gimana sih?
Informan : Pastilah kita mah berusaha deadline juga nih kayak mbak Endah
ha…ha…
Pewawancara : Bisa aja nih mbaknya….kalau kerjaan sering lembur gak sih
mbak office
Informan : Kalau lembur sih saya sih sabtu ya, paling juga sampai jam 12
Pewawancara : Ngerjain apa aja mbak?
Informan : Kalau misalnya ada ekspor , kita kan ngecek materialnya
Pewawancara : Bukannya itu harusnya kerjaan exim
102
Informan : Iya nanti kan kita yang ngecek, kalo exim kan cuma dokumen aku
kan juga harus ngecek materialnya apa- apa aja kan
Pewawancara : Ehmmm….itu bukannya kerjaan mbak Widy?mbak Putri juga
ikut ya?
Informan : Disitu mah gak personal ya, kita saling membantu
Pewawancara : Berarati kenceng ya lemburannya
Informan : Iya , tapi nanti kalau terlalu kenceng juga kebanyakan duit pusing
deh , tapi minggu sering-seringnya libur sih.
Pewawancara : Libur ya…Mr Ra nya suka datang gak sih mbak?
Informan : Oooo, Mr Ra nya pasti dateng, dia selalu minggu aja kalo kita
misalnya banyak banget order dia pasti datang kadangan pulang
sampe malam jam 11 jam 8 pagi dia udah stand by lagi di PT
kadangan
Pewawancara : Mbak hobinya Mr Ra itu apa sih?
Informan : Kalo Mr Ra sendiri itu biasanya yang paling hobi golf dia itu, dia
selalu meluangkan waktu luang buat golf jadi selalu golf, pernah
juga sih dia futsal mungkin bukan ini nya dia ya, sampe kakinya
terkilir gitu
Pewawancara : Ooo gitu, pernah sama anak-anaknya, sama karyawan Wetech
Informan : Iya
Pewawancara : Mbak ini mungkin pertanyaannya diluar ini nih mbak ya boleh ya
aku sedikit ngorek ya, ehmmmm….perhatiannya Mr Ra nih kan
beda-beda caranya nih, saya boleh tahu gak misalnya yang mbak
Putri rasakan perhatiannya kayak gimana nih atau sama karyawan
lain pastikan cepetlah apa-apa oo…ini nih dikasih ini, boleh gak
saya tahu nih?he….he….
Informan : He..he…boleh boleh boleh boleh boleh…
Biasanya tuh dia kalau misalin kayak ngasih kejutan apa-apagak
terlalu mau mencolok ya yang saya tahu itu takutnya ada
kecemburuan masyarakat gitu suka yang jadi diem-diem kasih
sesuatu atau hadiah, dia suka ini apa gak suka mencolok
ngasihnya, jadi aman
103
Pewawancara : Takutnya jadi cemburu gitu
Informan : Iya
Pewawancara : Mbak kalau boleh tahu apa ya?
Informan : Apa ya pokoknya kado lah yang jelas kadangan coklat apalah
yang kira-kira dia tahu kita sukanya apa kalau misalnya dia pulang
dari Korea nih kadangan suka bawa kue-kue khas Korea kayak
permen sih paling sering, permen coklat sih, perhatiannya
mungkin kayak gitu caranya
Pewawancara : Ya baik juga sih dibanding gak sama sekali ya mbak ya….
Informan : Iya
Pewawancara : Alhamdulillah gitu ya
Informan : Dia kadang marah gitu tapikan marahnya cuman hanya sesaat
seterusnya itu ya besoknya itu sudah membaik lagi ya seperti itu
jadikan kita marah tapikan nggak ke hati kan gimana ya kan jadi
gak terlalu gimana gitu kitanya, kita yang harus selalu berhati-hati
tidak bikin kesalahan lagi gitu ya, saling berdiskusi juga apa ya
hubungan kekeluargaan, komunikasi itu selalu terjalin apa ya
semuanya lancer begitu
Pewawancara : Iya mbak mungkin Insyaallah nih informasi-informasi yang mbak
Putri kasih ke saya Insyaallah itu mungkin udah lebih dari cukup
ya mudah-mudahan mbak ya tapi misalnya kalo ada kurang kita
boleh ya mbak ya untuk interview mbak Putri lagi
Informan : Pasti ya kita akan dengan senang hati membantu, jadikan saya
juga ikut belajar juga nih sama mbak Endah ha…ha…setidaknya
bukan Cuma mbak Endah yang pinter saya juga nanti juga ikut-
ikutan pinter ya
Pewawancara : Yan anti hasil penelitian saya akan saya berikan pada perusahaan
Wetech ya mbak ya, nanti mungkin ada waktu senggang mungkin
bisa dibaca-baca trus seperti apa buat ya mungkin ada bagusnya
juga ya mudah-mudahan bermanfaat, sebelum mengakhiri ini
mbak ada gak sih pesan-pesan atau masukan atau saran ya
mungkin untuk mbak sendiri atau mungkin perusahaan atau untuk
rekan kerja yang pasti sih buat Mr Ra ya
Informan : Ooo iya
104
Pewawancara : Buat saya juga boleh
Informan : Panjang lebar la ya…
Pewawancara : Mungkin buat atasan mbak dulu aja la ya…
Informan : Saya istilah nya itu tetaplah pertahankan ini dengan baik
musyawarahlah komunikasi dengan baik gitu ya supaya
kekeluargaan tetap terjalin erat ya…dengan adanya keterbukaan,
semoga semuanya mudah dilancarkan dan dimudahkan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya masing-masing gitu..
Pewawancara : Oke…aminnn….kalau temen sekerja mungkin?
Informan : Untuk temen sekerja mungkin tetap semangat aja walaupun ada
kesulitan atau ada hambatan kita diskusikan sama-sama semoga
yang berat-berat menjadi ringan
Pewawancara : Kalau buat saya ada gak mbak?
Informan : Ha…ha…kalau buat kamu ya semoga cepet selesei lulus dengan
nilai yang bagus..aminnn…
Pewawancara : Aminn..mbak teriman kasih untuk waktunya sekali lagi saya
ucapkan terima kasih mbak ya
Informan : Sama-sama, saya juga seneng sekali dapat membantu
Pewawancara : Iya lain kali kitaaaa..tapi mudah-mudahan ini cukup ya mbak
ya…jadi saya gak usah nyusahin mbak, selamat istirahat ya mbak
Putri mariiii….
Informan : Iya mariiii…….
105
Fakultas Ilmu Komunikasi
Formulir Persetujuan untuk Informan
Silakan mempertimbangkan informasi ini dengan seksama sebelum memutuskan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian:
7. Teknik komunikasi apa yan diterapkan oleh pimpinan atau manager di
PT.Wetech?
8. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan di PT.Wetech
9. Bagaimana dampak komunikasi dan gaya kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja karyawan di PT.Wetech
Yang akan Bapak/ Ibu lakukan dalam penelitian ini
Jika Bapak/ Ibu memutuskan untuk menjadi sukarelawan, Bapak/ Ibu akan
diminta untuk berpartisipasi dalam satu wawancara. Bapak/ Ibu akan ditanya
beberapa pertanyaan, seputar topic penelitian, dan dengan izin dari Bapak/ Ibu,
saya akan merekam rekaman wawancara sehingga saya bisa mendapatkan semua
detail, dan pada saat yang sama dapat melakukan wawancara yang terfokus.
Bapak/ Ibu tidak akan diharuskan untuk menyatakan nama Bapak/ Ibu pada
rekaman.
Waktu
Wawancara akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Resiko
Beberapa pertanyaan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau malu.
ATAU Tidak ada risiko yang diantisipasi.
Manfaat
Ini adalah kesempatan bagi Bapak/ Ibu untuk menceritakan pengalaman Bapak/
Ibu terkait dengan topik penelitian.
Kerahasiaan
106
Bilamana Bapak/ Ibu tidak ingin mengungkapkan identitas Bapak/ Ibu yang
sebenarnya, Bapak/ Ibu akan diberi kode nomor acak. Siapapun yang membantu
saya menuliskan tanggapan hanya akan mengetahui kode ini.Tanggapan Bapak/
Ibu atas pertanyaan wawancara akan dirahasiakan. Rekaman wawancara akan
dihapus setelah tugas akhir saya diterima dan transkrip wawancara akan disimpan
sampai penelitian selesai.
Data yang saya dapat dari wawancara dengan Bapak/ Ibu dapat digunakan untuk
penelitian ini dan dapat digunakan sebagai dasar untuk artikel atau presentasi di
masa depan. Saya tidak akan menggunakan nama Bapak/ Ibu atau informasi yang
akan mengidentifikasi Bapak/ Ibu dalam setiap publikasi atau presentasi.
Partisipasi
Partisipasi Bapak/ Ibu benar-benar sukarela dan Bapak/ Ibu dapat berhenti
berpartisipasi dari penelitian kapan pun tanpa kewajiban apapun. Bapak/ Ibu juga
dapat mengabaikan pertanyaan selama wawancara, tapi dapat tetap berpartisipasi
dalam seluruh penelitian.
Untuk Menghubungi Peneliti
Jika Bapak/ Ibu memiliki pertanyaan, kritik dan saran terkait dengan penelitian
ini, Bapak/ Ibu dapat menghubungi:
Nama : Endah Fajarwati
Alamat : Jababeka Education Park,
Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka
Cikarang Baru, Bekasi
17550
Email : pppxxl@gmail.com
Atau dapat juga menghubungi pihak fakultas yang mengawasi jalannya penelitian
ini:
Nama : M. Raudy Gathmyr, S.Sos, M.Si
Telepon : 021-8910 9762 ext.322
Email : raudy.gathmyr@president.ac.id
Perjanjian:
Sifat dan tujuan dari penelitian ini telah cukup dijelaskan dan saya setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa saya bebas
menghentikan keterlibatan saya dalam penelitian ini kapan saja, tanpa
menimbulkan kewajiban apapun.
Tanda tangan : ______________________________
Tanggal:______________
Nama : ______________________________
107
TRANSKRIP WAWANCARA PAK ARIE
Pewawancara : Selamat sore pak
Informan : Sore juga mbak
Pewawancara : Nama saya Endah, sebelumnya terima kasih sudah
menyempatkan waktu untuk saya wawancara, wawancara ini
merupakan salah satu kelengkapan bahan penelitian saya
(skripsi), sebagai syarat kelulusan S1 komunikasi di President
University
Informan : Iya sama-sama kok, saya juga senang kalau bisa membantu
Pewawancara : Langsung aja dimulai wawancaranya ya pak ,bisa diceritakan
mungkin sedikit banyaklah tentang bapak di PT.Wetech?
Informan : Iya bisa nama saya Arie, saya bekerja di PT.Wetech sebagai staf
di produksi, ya kurang lebih hampir 2 tahun kalo sampai sekarang
Pewawancara : Sebelumnya pernah bekerja pak?
Informan : Iya sebelumnya saya bekerja wiraswasta usaha sendiri
Pewawancara : Bergerak dibidang apa pak?
Informan : Usaha saya mengelola KUD mbak
Pewawancara : Oooo………
Pewawancara : Kalau di PT.Wetech itu sendiri pekerjaannya mencakup apa aja
ya pak?
Informan : Disini pekerjaan saya adalah sebagai karyawan biasa mbak untuk
ditempatkan di bagian produksi
Pewawancara : Kerjaannya ngapain aja pak?
108
Informan : Kerjaannya kalau diproduksi khususnya yang saya pegang disini
merakit komponen electronic mbak, nanti setelah dirakit bisa
berupa jig, solder pallet, fixture banyaklah pokoknya
Pewawancara : Oke pak, pak Arie betah gak bekerja di PT.Wetech?
Informan : Alhamdulillah betah mbak
Pewawancara : Pekerjaannya berat gak pak?
Informan : Mengenai pekerjaan ya mungkin biasa aja ya mbak, paling sibuk-
sibuknya kalau lagi banyak orderan aja
Pewawancara : Memang yang paling banyak orderan dari customer mana pak?
Informan : Wah…rame semua masalahnya mbak
Pewawancara : Bisa ceritakan tentang manajer bapak ?
Informan : Bisa, nama manajer saya Mr Kyung Yeul Ra, umurnya mungkin
sekitar 40-an ya kalau saya tidak salah biasa dia dipanggil Mr Ra,
orangnya baik, ramah, suka bercanda, perhatian ya…asal jangan
dibuat marah aja
Pewawancara : Memangnya hal-hal apa yang buat Mr Ra suka marah pak?
Informan : Apa ya, kalau kerjaan kita gak beres yang pasti dimarah
Pewawancara : Bisa kasih contoh pak?
Informan : Contohnya kayak apa ya…mungkin kalau karyawannya datang
terlambat ya, soalnya Mr Ra orangnya disiplin waktu jadi
mungkin karena dia sudah memberikan contoh yang baik jadi dia
tidak mau kalau ada karyawannya yang tidak disiplin waktu atau
suka terlambat. Kalau marah karena yang lainnya kayaknya gak
ada ya…
Pewawancara : Pak, instruksi pekerjaan biasanya siapa yang kasih?
109
Informan : Kalau disini untuk instruksi biasanya Mr Ra ya kasih, jadi kita
harus benar-benar merhatiin kalau dia lagi menjelaskan
Pewawancara : Menurut bapak instruksi-instruksi yang Mr Ra kasih itu sudah
jelas belum?
Informan : Mungkin karena saya sudah lebih dulu mengerti soal
komponennya jadi walaupun Mr Ra menjelaskan sedikit kurang
jelas tapi saya sudah menangkap maksud atau arah
pembicaraannya.
Pewawancara : Kurang jelasnya kenapa ya pak
Informan : Mungkin kosakatanya ya agak sedikit aneh, tapi rata-rata disini
kami semua bisa mengerti kok, jadi tidak ada masalah.
Pewawancara : Begitu ya pak….Apakah bapak selama bekerja sudah melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan kemauan atasan bapak?
Informan : Alhamdulillah sepertinya sudah mbak, karena Mr Ra sendiri
jarang complain ya ke produksinya jadi saya rasa sudah sesuai ya
mbak
Pewawancara : Ehmm…apa tindakan atasan terhadap pekerjaan khususnya
mungkin di bagian produksi?
Informan : Tindakan Mr Ra….. ya biasanya Mr Ra suka ke produksi untuk
melihat proses pengerjaannya, terkadang Mr Ra suka kasih
pengarahan sedikit mungkin sekitar proses pengerjaan kayak kita
harus begini atau begitu ya banyak lagi lah pokoknya sampai kita
mengerti saja
Pewawancara : Pak Arie bisa kasih tahu gak hal-hal apa yang disukai oleh atasan
bapak?
Informan : Ya itu tadi ya dia gak suka kalau ada karyawannya yang suka
terlambat, terus dia juga gak suka kalau lihat ruangan produksi
110
kotor, jadi mau gak mau pagi-pagi sebelum memulai pekerjaan
kita harus membereskan meja dulu, sebelum pulang pun harus
dirapihkan kembali, jadi pokoknya harus terlihat rapihlah.
Pewawancara : Kalau yang dibenci pak?
Informan : Ya kebalikkan dari yang saya jelaskan tadi mbak, mungkin ada
yang saya tambahkan Mr Ra itu gak suka sama karyawannya yang
agak lambat ya dalam hal melakukan pekerjaannya, karena Mr Ra
itu orangnya suka sekali memperhatikan karyawannya, jadi bukan
hal aneh lah kalau seorang karyawan tidak memenuhi criteria yang
termasuk orang-orang disukai Mr Ra, karena sudah pasti orang itu
akan di cut.
Pewawancara : Apakah atasan bapak memahami karakter setiap bawahannya?
Informan : Saya kurang tahu persis ya karena saya tidak begitu dekat, tetapi
kalau pribadi saya mungkin Mr Ra sedikit memahami karakter
saya.
Pewawancara : Bisa dijelaskan gak pak Ari?
Informan : Mungkin maksudnya begini ya mbak, jujur saya itu karakternya
agak keras ya, jadi kalau ada hal yang Mr Ra sampaikan ke saya
yang mungkin bertentangan dengan keyakinan saya Mr Ra akan
tahu karena dia sudah lihat dari ekspresi wajah saya, tapi semua
bisa diatur lah yang penting Mr Ra terima kerjaan beres.
Pewawancara : Pak, Mr Ra itu perhatian gak sih?
Informan : Ya pastilah kalau gak perhatian gak mungkin kan dia tahu
ekspresi wajah saya, ya nggak……
Pewawancara : Iya juga sih pak, pak Arie kalau berkomunikasi lancar gak sama
Mr Ra?
Informan : Lancar-lancar aja mbak
111
Pewawancara : Gak ada kesulitan ya mbak dalam mengartikan kata-kata Mr Ra?
Informan : Belum ada ya soalnya kita berhubungan bahasanya itu secara
teknik ya jadi gak ada masalah selama ini lancar-lancar aja.
Pewawancara : Pak Arie betah gak bekerja di PT Wetech?
Informan : Ya kerjaan kalau kita menuruti kemauan bisa gak betah semua
mbak, tapi intinya bagaimana kita menyingkapi setiap masalah kan
bisa dicari solusinya, ya kan?
Pewawancara : Iya sih pak, pak benar gak sih kalau di PT.Wetech ini
karyawannya harus serba bisa?
Informan : Serba bisa sudah pasti mbak, kayak saya juga harus bisa cari
orderan kalau lagi berada di customer, terus harus bisa delivery
juga
Pewawancara : waduh pak, keteteran gak pak?
Informan : Nggak sih, kan kita di produksi ada beberapa sih jadi gak begitu
lah, kan kita bisa gantian aja, kan semuanya bisa dibicarakan
mbak, bisa diatur itu.
Pewawancara : Menurut bapak Mr Ra itu dalam menyelesaikan masalah atau
menemukan solusi gimana pak?
Informan : Ya karena Mr Ra seorang pemimpin sudah seharusnya dia bisa
mencari solusi untuk setiap maslah ya, karena kalau seorang atasan
gak punya kemampuan untuk hal itu, kasihanlah bawahannya, ya
nggak…?
Pewawancara : Iya sih pak, tapi pernah gak pak Mr Ra tidak bisa mencari solusi?
Informan : Biasanya sih dibalikkin kekita lagi dia malah minta pendapat kita
harus bagaimana?
112
Pewawancara : Pak kalau saya boleh tahu dampak yang ditimbulkan dengan
kepemimpinannya Mr Ra yang bapak sendiri alami apa ya pak?
Informan : Apa ya ……….
Pewawancara : Ya mungkin apa bapak merasakan enjoy dalam bekerja atau hal
lain pak?
Informan : kalau enjoy sih saya enjoy-enjoy aja mbak, comfort ya terus apa
lagi ya….itu aja kayaknya…
Pewawancara : Pak Arie kalau dibawah kepemimpinannya Mr Ra suka ngerasa
ada tekanan gak?
Informan : Gak ada tuh mbak, kalau tekanan mungkin dari istri ya mbak,
ha…ha..
Pewawancara : Ha..ha….bisa aja nih bapak
Informan : Gak lah mbak saya bercanda, gak ada tekanan yang saya
rasakan….menikmati saja lah apapun itu.yang penting kita
menjalani pekerjaan dengan baik aja.
Pewawancara : Iya pak, kalau menurut bapak Mr Ra itu cocok gak buat jadi
seorang pemimpin?
Informan : Cocok-cocok aja ya mbak, karena mungkin kalau packaging
sudah kelihatan bos, tapi saya gak bisa komentar banyak ya mbak
Ehmmm…mungkin saya minta maaf karena saya gak bisa lama-
lama nih sekarang saya mau pulang
Pewawancara : Oooo gitu, satu pertanyaan lagi ya mungkin bapak bisa kasih apa
saran atau apa gitu buat Mr.Ra atau untuk saya gitu……
Informan : Apa ya ….mungkin saran saya ya kondisi sekarang ini yang
Mr.Ra lakukan ya harus dipertahankan dan kembali dijalan
tempatnya tidak berubah jadi harus dipertahankan dengan sosok
113
kepemimpinan Mr.Ra. Jadi akan kedepannya tidak malah bobrok
seperti itu
Pewawancara : Tapi kalau menurut bapak kepemimpinan Mr.Ra ini sudah
termasuk tarafnya kayak gimana nih?
Informan : Ya menurut saya sudah berhasil, lumayan kok
Pewawancara : Aduh pak Arie terima kasih banyak ya pak yaatas waktunya saya
juga mau pulang nih pak, terima kasih banyak ya pak Arie ya.
top related