peranan kars dalam mengatasi resistensi antimikroba di ... · standar nasional akreditasi rumah...
Post on 28-Mar-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Peranan KARS dalam mengatasiResistensi Antimikroba di
Rumah Sakit
Dr Henry Boyke Sitompul,SpB
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
I. KELOMPOK STANDAR
PELAYANAN BERFOKUS PADA
PASIEN
II. KELOMPOK STANDAR
MANAJEMEN RS
IV. PROGRAM NASIONAL
III. SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
STANDAR
NASIONAL
AKREDITASI
RUMAH
SAKIT
ED 1
(PMKP,PPI,TKRS,
MFK, KKS, MIRM)
SKP
(7 BAB)
(6 BAB)
PONEK
HIV/AIDS
TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM
PELAYANAN
(ARK,HPK,AP,
PAP,PAB,PKPO
MKE)
IPKP
No STANDAR FOKUS AREA
1 PPRA.4 PENYELENGGARAAN PROGRAM TINGKAT RS
KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PENYUSUNAN PROG
DUKUNGAN ANGGARAN OPERASIONAL
KEPATUHAN STAF AKAN PANDUAN PENGGUNAAN AB
LAPORAN DIREKTUR RS KE KPRA PUSAT SETIAP TAHUN
2 PPRA.4.1 ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN DALAM BENTUK
KOMITE/TIM
BUKTI KEGIATAN ORGANISASI PRA
PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRA
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PRA
LAPORAN BERKALA KOMITE/TIM PRA KEPADA DIREKTUR
2 STANDAR 10 EP
PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
GAMBARAN UMUM
Resistensi terhadap antimikroba (resistensi antimikroba, dalam bahasaInggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan yangmendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkanmutu dan meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuanantimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehinggapenggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan
antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba
resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik
pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
PENGGUNAAN AB YANG TIDAK BIJAK
PENGENDALIAN TINGKAT NASIONAL
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di
fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional
telah dibentuk Komite Pengendalian Antimikroba yang selanjutnya
disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu telah
ditetapkan program aksi nasional / national action plans on antimicrobial
resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di
fasilitas pelayanan kesehatan.
IMPLEMENTASI
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa
penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan
organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial
untuk mendukung pelaksanaan PPRA
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba
yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis
optimal, durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak munculnya
mikroba resisten yang minimal pada pasien.
Diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upayamenemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadapantimikroba.
Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalampenerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuaiperaturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
PENGGUNAAN AB SECARA BIJAK DI RS
STANDAR 4 - PPRA Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian
resistensi antimikroba sesuai peraturanperundang-undangan.
Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang meliputi:Pengendalian resistensi antimikrobaPanduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahanOrganisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur: Staf MedisStaf KeperawatanStaf Instalasi FarmasiStaf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinisKomite Farmasi dan TerapiKomite PPI
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat sertifikat
pelatihan PPRA
Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit terdiri dari :
a). peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,
pasien dan keluarga tentang masalah resistensi antimikroba
b). pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit
c). surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit
d). surveilans pola resistensi antimikroba
e). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
Rumah sakit membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatanPRA meliputi:
a). kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang pengendalianresistensi antimikroba
b). surveilans pola penggunaan antibiotik di RS (termasuk laporanpelaksanaan pengendalian antibiotik)
c). surveilans pola resistensi antimikrobad). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4
1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensiantimikroba di rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusunprogram. (D,W)
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan,sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dantugas organisasi PPRA. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi danprofilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhanpasien sesuai panduan. (D,O,W)
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepadaKPRA . (D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 16
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program tentang
pengendalian resistensi antimikroba
di rumah sakit sesuai peraturan
perundang-undangan. (R)
R 1) Regulasi tentang pengendalianresistensi antimikroba di RS
(Panduan penggunaan Antibiotik
profilaksis dan terapi)
2) Program pengendalian resistensi
antimikroba RS
10 -
0
TL-
TT
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit
terlibat dalam menyusun program.
(D,W)
D
W
1) Bukti pelaksanaan rapat tentang
penyusunan program melibatkan
pimpinan RS
2) Bukti program PRA-RS yang sudah
disetujui/ditanda tangani Direktur
• Direktur
• Kepala unit pelayanan
• Kepala bidang/divisi• Komite/Tim PPRA
10
5
0
TL
TS
TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 17
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
3. Ada bukti dukungan anggaran
operasional, kesekretariatan, sarana-
prasarana untuk menunjang kegiatan
fungsi, dan tugas organisasi PPRA.
(D,O,W)
D
O
W
Bukti tersedianya anggaranoperasional PPRA
Lihat kantor sekretariat Komite/Tim
PPRA yang dilengkapi sarana kantor
dan ATK
Komite/Tim PPRA
10 5
0
TLTS
TT
4. Ada bukti pelaksanaan
penggunaan antibiotik terapi dan
profilaksis pembedahan pada
seluruh proses asuhan pasien sesuai
panduan. (D,O,W
D
O
W
Bukti dalam rekam medis tentang
pelaksanaan penggunaan antibiotik
sebagai terapi & profilaksis pembedahan
pada seluruh proses asuhan pasien
Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat
di kamar operasi sesuai PPK
Lihat pemberian antibiotik terapi empiris
atau terapi definitif di ruangan sesuai PPK
Dokter,
Perawat
Apoteker
Komite/tim PPRA
10
5
0
TL
TS
TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 18
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA
secara berkala kepada KPRA. (D,W)
D
W
Bukti laporan tentang PPRA RS secaraberkala minimal 1 (satu) tahun sekali
kepada KPRA Kemenkes
Direktur RS
Komite/tim PPRA
10 -
0
TL
TT
STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakankegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutuPPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi:a). perbaikan kuantitas penggunaan antibiotikb). perbaikan kualitas penggunaan antibiotikc). peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasid). penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resistene). indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan
penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant
organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil extended spectrum beta-
lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA),
Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-
resisten lainnya. (Lihat juga PPI.6)
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4.1 - PPRA 1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi
antimikroba dan melaksanakan program pengendalian resistensiantimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan e) di maksud dantujuan. (R)2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)
Elemen Penilaian 4.1 (lanjutan)
4. Ada monitoring danevaluasi terhadap program pengendalianresistensi antimikroba yang mengacu pada indikatorpengendalian resistensi antimikroba (D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala danmeliputi butir a) sampai dengan d) di maksud dantujuan.(D,W)
Indikator mutu PPRA(PMK no.8/2015, pasal 11)
1. Penggunaan AB: jumlah dan jenis antibiotik
2. Mutu penggunaan antibiotik: indikasi, pilihan, dosis, durasi penggunaankategori Gyssens
3. Pola kepekaan mikroba & mikroba multiresisten (tahunan)
4. Angka infeksi oleh mikroba multiresisten: MRSA & ESBL producers
5. Mutu tata laksana kasus infeksi: kajian terintegrasi, multidisiplin
INDIKATOR MUTU PRA/AMS
Evaluasi Penggunaan AntibiotikDi Rumah Sakit
Audit “Kuantitatif “
(DDD)
Audit “Kualitatif”(Metode Gyssens)
Multiplereviewer
26
Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ranap Bag.Bedah
27Keterangan: Total lama rawat inap dari capaian jumlah pasien = 1127
No. Kode DDD Nama Antibiotik Tot DDDTot DDD/rawat
inap*100
1 J01CA04 amoxiclav iv 9.00 0.80
2 J01DB04 cefazoline iv 138 12.24
3 J01DD08 cefixime po 71.00 6.30
4 J01EA01 cefoperazone sulbactam iv 10 0.89
5 J01DD04 ceftriaxone iv 107.50 9.54
6 J01MA02 ciprofloxacin po 18 1.60
7 J01MA02 ciprofloxacin iv 6.4 0.57
8 J01FF01 clindamicin iv 2.25 0.20
9 J01GB03 gentamicin iv 12.19 1.08
10 J01MA12 levofloxacin iv 24 2.13
11 J01XD01 metronidazole iv 18.67 1.66
Total 37.00
KategoriKualitasPenggunaanAntibiotik
VI = Rekam medik tidak lengkap/
tidak dapat dievaluasi
V = Tidak ada indikasi
IVA = Ada antibiotik lebih efektif
IVB = Ada antibiotik kurang toksik/lebih aman
IVC = Ada antibiotik lebih murah
IVD = Ada antibiotik spektrum lebih sempit
IIIA = Pemberian terlalu lama
IIIB = Pemberian terlalu singkat
II A = Tidak tepat dosis
II B = Tidak tepat interval pemberian
II C = Tidak tepat rute pemberian
I = Tidak tepat saat pemberian antibiotik
(AB profilaksis)
0 = Penggunaan antibiotik tepat
(appropriate)
28
Kualitas Penggunaan Antibiotik (Gyssens)
29
0
10
20
30
40
50
60
VI V IVa IIIa IIIb IIb 0
6.5210.87
2.17
21.74
2.17 2.17
54.35
IRNA Anak
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
VI V IVa IIIa IIIb 0
16.13
25.81
6.45 4.84
9.68
37.10
IRNA MedikSMF Peny.Dalam
0
10
20
30
40
50
60
VI V 0
7.14
59.52
33.33
IRNA Bedah
SEKIAN TERIMA KASIH
. KARS 30
top related