perancangan geometrik jalan - jalan
Post on 18-Jul-2015
391 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
UNDANG-UNDANG TENTANG JALAN
• UU RI NO. 13 TAHUN 1980 TENTANG
JALAN• JALAN SEBAGAI SALAH SATU PRASARANA
PERHUBUNGAN PADA HAKEKATNYA MERUPAKAN
UNSUR PENTING DALAM USAHA PENGEMBANGAN
KEHIDUPAN BANGSA DAN PEMBINAAN KESATUAN
DAN PERATURAN BANGSA UNTUK MENCAPAI
TUJUAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA
SEPERTI TERMAKTUB DI DALAM PEMBUKAAN
UUD 1945.
• JALAN MEMPUNYAI PERANAN YANG PENTING
TERUTAMA YANG MENYANGKUT PERWUJUDAN
PERKEMBANGAN ANTAR DAERAH YANG
SEIMBANG DAN PEMERATAAN HASIL
PENGELOMPOKAN JALAN
JALAN dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Jalan Umum
• jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
Jalan Khusus
• jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan pribadi
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan
jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu
pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antar kawasan
dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan
pedesaan. Jalan tol adalah jalan umum yang
merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
sebagai jalan nasional yang penggunanya
diwajibkan membayar tol.
• Sistem Jaringan Jalan PrimerSistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan
rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang
dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua
simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan sebagai berikut:
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan
nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan
lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan
menghubungkan antar pusat kegiatan nasional.
• Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus
kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan
seterusnya sampai ke persil.
• Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,
• kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien
JALAN ARTERI
• Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
• kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi,
JALAN KOLEKTOR
• Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
• kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
JALAN LOKAL
• jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat,
• kecepatan rata-rata rendah
JALAN LINGKUNGAN
Jalan Nasional
• Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan Provinsi
• Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
JALAN UMUM menurut STATUS
Jalan Kabupaten
• Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
JALAN UMUM menurut STATUS
Jalan Kota
• Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota
Jalan Desa
• Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
JALAN UMUM menurut KELAS• Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi
penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan
bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.
• Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri
atas:
1. Jalan Kelas I 4. Jalan Kelas IIC
2. Jalan Kelas IIA 5. Jalan Kelas III
3. Jalan Kelas IIB
• Tebal perkerasan jalan itu ditentukan sesuai dengan kelas
jalan.
• Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu
jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan
untuk pembuatan jalan tersebut.
JALAN UMUM menurut KELAS• Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan
kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas,
dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam
satuan ton.
• Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta
kaitannya dengan kasifikasi menurut fungsi jalan dapat
dilihat dalam Tabel (Pasal 11, PP. No.43/1993).
FUNGSI KELAS MST (Ton )
ARTERI
I
II
III A
>10
10
8
KOLEKTORIII A
III B 8
Ba
gia
n-B
ag
ian J
ala
nDAMAJA
(Daerah Manfaat Jalan)
DAMIJA
(Daerah Milik Jalan)
DAWASJA
(Daerah Pengawasan Jalan)
Daerah manfaat jalan (DAMAJA)
1) lebar antara batas ambang pengaman
konstruksi jalan di kedua sisi jalan,
2) tinggi 5 meter di atas permukaan perkerasan
pada sumbu jalan, dan
3) kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah
muka jalan.
Daerah milik jalan (DAMIJA)
Damija dibatasi oleh lebar yang sama dengan
Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi
jalan dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1.5
meter
. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)
Ruang Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja)
adalah ruang sepanjang jalan di luar Damaja yang
dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari
sumbu jalan
a) jalan Arteri minimum 20 meter,
b) jalan Kolektor minimum 15 meter,
c) jalan Lokal minimum 10 meter.
Untuk keselamatan pemakai jalan, Dawasja di
daerah tikungan ditentukan oleh jarak pandang
bebas
top related