perancangan ulang gerobak sampah yang … · sehari yaitu pada jam 07.00 dan 16.00. dengan desain...
Post on 07-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu)
Skripsi
\
Oleh :
Ferdy Nugroho
I1306039
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah berdasarkan sifatnya ada sampah organik dan anorganik.
Jenis-jenis sampah tersebut ada yang bisa diuraikan kembali dan ada juga yang
tidak bisa terurai yang menjadi ancaman serius terhadap lingkungan. Sebagian
sampah yang tidak dapat teruraikan masih bisa diolah atau didaur ulang karena
memiliki nilai jual misalnya saja plastik, kertas dan pakaian. Tempat pembuangan
akhir sampah sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk. Penyumbang sampah
terbesar adalah dari sampah perumahan misalnya sisa-sisa bahan dan bungkus
makanan. Dengan adanya sampah-sampah ini tentunya kita membutuhkan orang-
orang yang mau membersihkan supaya lingkungan kita menjadi nyaman.
Salah satu lembaga lembaga pemerintah yang mengurusi tentang sampah
adalah Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD). Dengan adanya UPTD ini
diharapkan bisa membuat lingkungan menjadi bersih, tetapi sebenarnya
masyarakat juga dapat membantu UPTD dengan kesadaran kita untuk membuang
sampah pada tempatnya. UPTD ini mempunyai 16 pekerja, yang mengurusi
tentang sampah ada 4 pekerja dan memiliki 4 gerobak sampah.
Distribusi sampah di Kecamatan Delanggu pada tingkat paling rendah yaitu
pada perumahan, yang dilakukan dengan cara mengambil sampah pada setiap tong
sampah rumah yang kemudian di distribusikan ke depo sampah yang telah
tersedia dengan menggunakan gerobak sampah. Aktivitas operator gerobak
sampah ini mulai melakukan pekerjaannya yaitu tahap awal operator
mengumpulkan sampah dari tong-tong sampah yang kecil yang berada di
perumahan di masukkan ke dalam gerobak. Setelah itu pekerja berjalan menuju ke
tempat pembuangan sampah (TPS) untuk menyetorkan sampah tersebut. Setelah
sampai di tempat pembuangan sampah (TPS) sampah yang berada didalam
gerobak sampah diturunkan ke dalam bak sampah yang besar. Jarak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I-2
ditempuh operator gerobak sampah sekitar satu kilometer dalam aktivitas ini
membutuhkan waktu 2 jam. Jam kerja operator sampah adalah dua kali dalam
sehari yaitu pada jam 07.00 dan 16.00.
Dengan desain gerobak sampah yang tidak ergonomis terutama di bagian
pegangan gerobak sampah menyebabkan operator gerobak sampah tidak nyaman
dalam bekerja. Pada saat operator menjalankan gerobak sampah posisi operator
membungkuk, karena pegangan gerobak tidak disesuaikan dengan posisi kerja
operator. Dalam posisi kerja yang tidak nyaman tersebut operator merasa sakit di
segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan, telapak tangan dan kaki.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dirancang ulang gerobak sampah
dengan menggunakan pendekatan anthropometri pada dimensi tubuh pengguna.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang ulang gerobak
sampah yang ergonomis untuk membantu kenyamanan operator gerobak sampah
dalam bekerja.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu menghasilkan
rancangan gerobak sampah yang ergonomis untuk membantu kenyamanan
operator gerobak sampah dalam bekerja.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Memudahkan operator gerobak sampah dalam melakukan aktivitas
pengangkutan sampah menggunakan gerobak sampah hasil rancangan.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka
diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I-3
ini data anthropometri yang digunakan adalah dimensi tubuh karyawan UPTD di
Kecamatan Delanggu yang berjumlah 4 orang.
1.6 ASUMSI – ASUMSI
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapasitas
volume gerobak sampah 1.5 m³ dengan berat sampah 150 kg.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang
diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.
Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab, seperti
dijelaskan pada halaman selanjutnya.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II : STUDI PUSTAKA
Berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung
dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian,
sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,
selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam
melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang data-data/informasi yang diperlukan dalam
menganalisis permasalahan yang ada serta pengolahan data dengan
menggunakan metode yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I-4
BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan
pengumpulan dan pengolahan data; interpretasi hasil merupakan
ringkasan singkat dari hasil penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan
analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk
perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam
penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta
menganalisa permasalahan yang ada.
2.1 Gambaran Umum UPTD Cabang Kecamatan Delanggu
UPTD cabang kecamatan delanggu merupakan badan milik pemerintah
dalam bidang pekerjaan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat. Upaya peningkatan kesejahteraan tersebut berupa peningkatan
kebersihan perkotaan dan infrastruktur jalan. Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis
Kelayakan Transportasi dan Kebersihan Jalan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik. UPTD cabang kecamatan delanggu beralamatkan di Gatak Delanggu
Klaten.
2.1.1 Visi dan Misi
Adapun visi dan misi UPTD ini adalah :
a. Visi
Terwujudnya sarana dan prasarana kota dan lingkungan permukiman yang
berkualitas untuk pertumbuhan dan perkembangan kota yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
b. Misi
• Meningkatkan kualitas perencanan teknis di bidang permukiman dan
prasarana wilayah kualitas perencanaan dan pengawasan teknis dalam
penyediaan infrastruktur perkotaaan, sarana/prasarana permukiman,
gedung daerah dan fasilitas umum.
• Meningkatkan kualitas pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan
kebersihan infrastruktur perkotaaan, sarana/prasarana permukiman,
gedung daerah dan fasilitas umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
2.1.2 Tugas Pokok
a. Membersihkan infrastruktur pemerintahan dan lingkungan masyarakat.
b. Pengaspalan jalan.
c. Pembangunan fasilitas umum.
2.1.3 Data UPTD
a. Pegawai 16 orang, yang mengurusi tentang sampah 4 orang.
b. Luas tanah + 100 meter persegi.
c. Sarana : ruang kantor, masjid, toilet, garasi gerobak sampah dan gudang.
d. Sumber dana dari Pemerintah Kota Klaten dan donator masyarakat.
2.2 Sampah
2.2.1 Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya. Sampah anorganik merupakan sampah yang
tidak bias terurai misalnya plastik, karet, mika dan sebagainya.
2.2.2 Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Terdiri dari
limbah hitam dan limbah rumah tangga. Limbah hitam sampah cair yang
dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya Limbah
rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
2.3 Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti “kerja” dan
nomos yang berarti “hukum alam”. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan
(Nurmianto, 2004). Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan
bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk., 1979).
Tarwaka (2004) menjelaskan bahwa secara umum tujuan dari penerapan
ergonomi adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat
perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja
ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai
manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang
benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya
meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan
kepuasann dapat terpelihara. Berat beban maksimal seseorang mengangkat
beban adalah laki-laki 25 kg dan wanita 20 kg (NIOSH).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
Di pandang dari sistem, maka sistem yang lebih baik hanya dapat
bekerja bila sistem tersebut terdiri dari, yaitu :
a. Elemen sistem yang telah dirancang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan.
b. Elemen sistem yang saling berinterksi secara terpadu dalam usaha
menuju tujuan bersama.
Sebagai contoh, sejumlah elemen mesin dirancang baik, belum tentu
menghasilkan suatu mesin yang baik pula, bila mana sebelumnya tidak
dirancang untuk berinteraksi antara satu sama tainnya. Demikian manusia
sebagai operator dalam manusia mesin. Bila pekerja tidak berfungsi secara
efektif hal ini akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan
2.4 Anthropometri dalam Ergonomi
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja
adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan
jasa produksi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang
bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak
dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai
ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri
manusia.
2.4.1 Pengertian Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan
metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh
manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus
mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-
perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya
(Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua
kategori, antara lain (Pullat, 1992):
a. Dimensi struktural (statis)
Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi
tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi
atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.
b. Dimensi fungsional (dinamis)
Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai
posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi
fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan
gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain
(Wignjosoebroto, 1995):
a. Perancangan areal kerja
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer,
dan lain-lain
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah
dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Nurmianto, 2004):
a. Keacakan/random
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas
sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih
akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.
b. Jenis kelamin
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk
kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan
nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi
segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis
kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
c. Suku bangsa
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang
tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu
negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya
jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi
anthropometri secara nasional.
d. Usia, digolongkan atas berbagai kelompok usia yaitu:
• Balita
• Anak-anak
• Remaja
• Dewasa
• Lanjut usia
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk
anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat sampai
batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia
mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya
elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika
gerakan tangan dan kaki.
e. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam
seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai
postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran
pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
f. Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya
terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin
manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif
lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas
pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus
mempunyai pakaian khusus.
g. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan
analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
h. Cacat tubuh secara fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu
dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi
untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta
merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam
pelayanan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan
jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja,
lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus
untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-
lain.
2.4.2 Dimensi Anthropometri
Data anthropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran
produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang
akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil
dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.4 di
bawah ini.
Gambar 2.1 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas Sumber: Wignjosoebroto S, 2000
Keterangan gambar 2.1 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data anthropometri yang tepat
diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan
pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran
dimensi anthropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan
pada tabel 2.1.
2.4.3 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Anthropometri
Penerapan data anthropometri, distribusi yang umum digunakan adalah
distribusi normal (Nurmianto, 1996). Dalam statistik, distribusi normal dapat
diformulasikan berdasarkan nilai rata-rata (x) dan standar deviasi (σ) dari data
yang ada. Nilai rata-rata dan standar deviasi yang ada dapat ditentukan percentile
sesuai tabel probabilitas distribusi normal.
Adanya berbagai variasi yang cukup luas pada ukuran tubuh manusia
secara perorangan, maka besar “nilai rata-rata” menjadi tidak begitu penting bagi
perancang. Hal yang justru harus diperhatikan adalah rentang nilai yang ada.
Secara statistik sudah diketahui bahwa data pengukuran tubuh manusia pada
berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-
data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik,
sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan ekstrim akan terletak di ujung-
ujung grafik. Merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus
merupakan hal yang tidak praktis. Berdasarkan uraian tersebut, maka kebanyakan
data anthropometri disajikan dalam bentuk percentile.
Presentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi
yang memiliki ukuran tubuh tertentu (atau yang lebih kecil) atau nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Sebagai contoh bila dikatakan presentil pertama dari suatu
data pengukuran tinggi badan, maka pengertiannya adalah bahwa 99% dari
populasi memiliki data pengukuran yang bernilai lebih besar dari 1% dari populasi
yang tadi disebutkan. Contoh lainnya : bila dikatakan presentil ke-95 dari suatu
pengukuran data tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi
badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan
data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut. The
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
Anthropometric Source Book yang diterbitkan oleh Badan Administrasi Nasional
Aeronotika dan penerbangan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA)
merumuskan pengertian presentil yaitu definisi presentil sebenarnya sederhananya
saja. Untuk suatu kelompok data apapun. Misalnya data berat badan pilot,
presentil pertama menunjukkan data sejumlah pilot yang berat badannya lebih
besar daripada 1% data para pilot yang disebutkan paling kecil berat badannya,
dan dilain pihak merupakan data berat badan dari setiap pilot yang kurang berat
badannya dari 99% pilot dengan berat badan yang terbesar. Dapat juga dikatakan
bahwa presentil kedua merupakan data yang bernilai lebih besar daripada 2% pilot
yang paling ringan, dan lebih kecil dari 98% pilot-pilot terberat. Jadi, berapapun
besaran nilai k dari 1 hingga 99 maka presentil ke-k tersebut merupakan nilai yang
lebih besar dari k% berat badan terkecil dan kurang dari yang terbesar (100k)%.
Presentil 50 yang merupakan nilai dari suatu rata-rata, merupakan nilai yang
membagi data menjadi dua bagian, yaitu yang berisi data bernilai terkecil dan
terbesar masing-masing sebesar 50% dari keseluruhan nilai tersebut.
Persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati nilai rata-rata ukuran
dari suatu kelompok tertentu. Suatu kesalahan yang serius pada penerapan suatu
data adalah dengan mengasumsikan bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50
mewakili pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering
digunakan sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dangan
asumsi tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok.
Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut “manusia rata-rata”.
Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan presentil.
Pertama, suatu persentil anthropometrik dari tiap individu hanya berlaku untuk
satu data dimensi tubuh saja. Hal dapat merupakan data tinggi badan atau data
tinggi duduk. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang
sama, ke-95 atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi tubuhnya. Hal ini
hanya merupakan gambaran dari suatu makhluk dalam khayalan, karena
seseorang dengan presentil ke-50 untuk data tinggi badannya, dapat saja memiliki
persentil ke-40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang
lengannya seperti ilustrasi pada gambar 2.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
Gambar 2.2 Ilustrasi Persentil
Sumber: Panero dan Zelnik, 2003
Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam
perhitungan data anthropometri dijelaskan pada gambar 2.6 dan dalam tabel 2.2 di
bawah ini.
Gambar 2.3 Distribusi normal dengan data anthropometri
Sumber : Nurmianto, 1996
Tabel 2.1 Jenis percentile dan cara perhitungan distribusi normal
Persentil Perhitungan
1-St
2.5-th
5-th
10-th
50-th
x - 2.325 σ x
x - 1.96 σ x
x - 1.645 σ x
x - 1.28 σ x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
x 90-th
95-th
97.5-th
99-th
x + 1.28 σ x
x + 1.645 σ x
x + 1.96 σ x
x + 2.325 σ x
Sumber : Nurmianto, 1996
2.4.4 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk
Penggunaan data anthropometri dalam penentuan ukuran produk harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa
sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, 2003) yaitu :
a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk yaitu :
• Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim.
• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan
yaitu
• Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-
th, atau 99-th percentile.
• Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile
b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
ukuran tertentu (adjustable).
Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga cukup
fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai
macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini
maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang
nilai 5-th, 50-th, dan 95-th.
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau
dalam rentang 50-th percentile.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi yang
bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,
dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data
structural body dimension ataukah functional body dimension,
c. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,
diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk
tersebut,
d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata,
e. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai
persentil yang lain yang dikehendaki,
f. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila
diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian
yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves),
dan lain-lain.
2.4.5 Identifikasi kebutuhan
Tahap ini merupakan jembatan penghubung antara pengguna sebagai
target pasar dengan perusahaan pengembangan produk. Proses identifikasi
kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dalam proses
pengembangan produkl dan merupakan tahapan yang mempunyai hubungan
paling erat dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep, benchmark dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
pesaing dan menetapkan spesifikasi produk (Ulrich, 2001). Identifikasi kebutuhan
pelanggan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pengumpulan data awal
Pengumpulan data awal berhubungan dengan konsumen dan pengalaman
penggunaan dari produk yang dikembangkan ini. Terdapat dua metode dalam
pengumpulan data mentah yang banyak digunakan adalah wawancara, dan
observasi produk saat digunakan (Ulrich, 2001).
Metode yang paling dianjurkan adalah wawancara, karena wawancara
relatif lebih berbiaya rendah dan dengan wawancara tim pengembang produk
dapat merasakan lingkungan penggunaan produk tersebut (Ulrich, 2001).
Pada metode wawancara ini telah terdapat suatu pedoman mengenai
jumlah wawancara yang harus dilakukan, 10 wawancara dirasa kurang sedangkan
50 buah wawancara akan menjadi terlalu banyak. Wawancara dapat diadakan
secara berurutan, dan dihentikan bila tidak ada lagi kebutuhan konsumen yang
baru yang terungkap oleh wawancara tambahan (Ulrich, 2001).
Pertanyaan-pertanyaan yang biasa digunakan dalam wawancara ini adalah
meliputi kapan dan mengapa menggunakan produk ini, beri contoh penggunaan
produk, apa yang anda sukai dari produk yang ada saat ini, hal apa saja yang
dipertimbangkan saat membeli produk, dan perbaikan apa yang diharapkan
terhadap produk (Ulrich, 2001).
b. Intepretasi data mentah menjadi kebutuhan konsumen
Kebutuhan konsumen diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan
merupakan hasil intepretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh
dari konsumen. Berikut ini pedoman dalam mengintepretasikan data awal yaitu
ekspresikan kebutuhan sebagai ”apa yang harus dilakukan ?” atau ” bagaimana
melakukannya ?”, ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah,
gunakan pernyataan positif bukan negatif, ekspresikan kebutuhan sebagai atribut
dari produk, dan hindari kata ”harus” atau ”sebaiknya” (Ulrich, 2001).
c. Pengorganisasian kebutuhan menjadi hierarki
Hasil dari pengorganisasian ini menghasilkan daftar yang berisi satu set
kebutuhan-kebutuhan primer yang masing-masing tergolong lebih lanjut
membentuk kebutuhan-kebutuhan sekundernya (Ulrich, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
d. Menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan
Terdapat dua pendekatan dasar dari tahapan ini yaitu pengadaan pada
konsensus dari anggota tim berdasarkan pada pengalaman mereka saat bersama
konsumen dan pengadaan pada hasil penilaian tingkat kepentingan dengan survey
lebih lanjut pada konsumen (Ulrich, 2001).
2.4.6 Penetapan Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan
oleh sebuah perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan istilah “kebutuhan
produk” atau “ karakteristik engineering” untuk hal ini. Target spesifikasi dibuat
setelah kebutuhan pelanggan diidentifikasi tetapi sebelum konsep dikembangkan.
Hasil dari spesifikasi produk adalah matrik kebutuhan. Matrik tersebut
menjelaskan tentang keinginan konsumen dan karakteristik engineering yang ada
untuk memenuhi keinginan tersebut (Ulrich, 2001).
2.5 Nordic Body Map (NBM)
Salah satu alat ukur ergonomik sederhana yang dapat digunakan untuk
mengenali sumber penyebab keluhan musculoskeletal adalah nordic body map.
Melalui nordic body map dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami
keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai
sangat sakit (Corlett, 1992). Melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada
Gambar 2.4, maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang
dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana namun kurang teliti karena
mengandung subjektivitas yang tinggi.
Gambar 2.4 Nordic Body Map Sumber : Corlett, 1992
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-16
2.6 Mekanika Konstruksi
2.6.1 Statika
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statik dari suatu beban
terhadap gaya-gaya dan beban yang mungkin ada pada bahan tersebut, atau juga
dapat dikatakan sebagai perubahan terhadap panjang benda awal karena gaya atau
beban (Popov, 1991).
Terdapat 3 jenis tumpuan dalam ilmu statika untuk menentukan jenis
perletakan yang digunakan dalam menahan beban yag ada dalam struktur, beban
yang ditahan oleh perletakan masing-masing adalah:
a. Tumpuan rol
Yaitu tumpuan yang dapat meneruskan gaya desak yang tegak lurus
bidang peletakannya.
Gambar 2.5 Tumpuan rol
Sumber : Popov, 1991
b. Tumpuan sendi
Tumpuan yang dapat meneruskan gaya tarik dan desak tetapi arahnya
selalu menurut sumbu batang sehingga batang tumpuan hanya memiliki
satu gaya.
Gambar 2.6 Tumpuan sendi
Sumber : Popov, 1991 c. Tumpuan jepitan
Jepitan adalah tumpuan yang dapat menberuskan segala gaya dan momen
sehingga dapat mendukung H, V dan M yang berati mempunyai tiga gaya.
Dari kesetimbangan kita memenuhi bahwa agar susunan gaya dalam
keadaan setimbang haruslah dipenuhi tiga syarat yaitu ∑FHorisontal = 0,
∑FVertikal = 0, ∑M= 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
Gambar 2.7 Tumpuan sendi
Sumber : Popov, 1991
2.6.2 Gaya
Suatu konstruksi bertugas mendukung gaya-gaya luar yang bekerja
padanya yang kita sebut sebagai beban. Konstruksi harus ditumpu dan diletakkan
pada peletakan-peletakan tertentu agar dapat memenuhi tugasnya yaitu menjaga
keadaan konstruksi yang seimbang. Suatu konstruksi dikatakan seimbang bila
resultan gaya yang bekerja pada konstruksi tersebut sama dengan nol atau dengan
kata lain ∑Fx = 0, ∑Fy = 0, ∑Fz = 0, ∑M = 0 (Popov, 1991).
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan suatu benda dari keadaan diam
menjadi bergerak atau sebaliknya (Popov, 1991). Dalam ilmu statika berlaku
hukum (Aksi = Reaksi), gaya dalam statika kemudian dikenal dibedakan menjadi :
a. Gaya Luar
Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar
sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi (Popov,
1991). Sedangkan beban adalah beratnya beban atau barang yang
didukung oleh suatu konstruksi atau bangunan beban dan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu :
• Beban mati yaitu beban yang sudah tidak bisa dipindah-pindah, seperti
dining, penutup lantai dll.
• Beban sementara yaitu beban yang masih bisa dipindah-pindahkan,
ataupun beban yang dapat berjalan seperti beban orang, mobil
(kendaraan), kereta dll.
• Beban terbagi rata yaitu beban yang secara merata membebani
struktur. Beban dapat dibedakan menjadi beban segi empat dan beban
segitiga.
• Beban titik terpusat adalah beban yang membebani pada suatu titik.
• Beban berjalan adalah beban yang bisa berjalan atau dipindah-
pindahkan baik itu beban mrata, titik, atau kombinasi antar keduanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-18
b. Gaya dalam
Akibat adanya gaya luar yang bekerja, maka bahan memberikan
perlawanan sehingga timbul gaya dalam yang menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk. Agar suatu struktur tidak hancur atau runtuh maka
besarnya gaya akan bergantung pada struktur gaya luar (Popov, 1991).
c. Gaya geser (Shearing Force Diagram)
Gaya geser merupakan gaya dalam yang terjadi akibat adanya beban yang
arah garis kerjanya tegak lurus (⊥ ) pada sumbu batang yang ditinjau
seperti tampak pada Gambar 2.11.
Gambar 2.8 Sketsa prinsip statika kesetimbangan
Sumber : Popov, 1991
Gaya bidang lintang ditunjukan dengan SFD (shearing force diagram),
dimana penentuan tanda pada SFD berupa tanda negatif (-) atau positif (+)
bergantung dari arah gaya.
Gambar 2.9 Sketsa shearing force diagram
Sumber : Popov, 1991
d. Gaya normal (Normal force)
Gaya normal merupakan gaya dalam yang terjadi akibat adanya beban
yang arah garis kerjanya searah (// ) sumbu batang yang ditinjau (Popov,
1991).
Gambar 2.10 Sketsa normal force
Sumber : Popov, 1991
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-19
Agar batang tetap utuh, maka gaya dalam sama dengan gaya luar. Pada
gambar diatas nampak bahwa tanda (-) negative yaitu batang tertekan,
sedang bertanda (+) batang tertarik.
e. Momen
Momen adalah gaya yang bekerja dikalikan dengan panjang lengan yang
terjadi akibat adanya beban yang terjadi pada struktur tersebut (Popov,
1991).
Gambar 2.11 Sketsa moment bending (+)
Sumber : Popov, 1991
Gambar 2.12 Landasan Sketsa moment bending (-)
Sumber : Popov, 1991
Dalam sebuah perhitugan gaya dalam momen memiliki kesepakatan yang
senantiasa dipenuhi yaitu pada arah tinjauan, diantaranya:
• Ditinjau dari arah kanan
Gambar 2.13 Landasan arah kanan
Sumber : Popov, 1991
• Ditinjau dari arah kiri
Bila searah jarum jam (+)
Bila berlawanan jarum jam (-)
Bila searah jarum jam (+)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
Gambar 2.14 Landasan arah kiri
Sumber : Popov, 1991
2.6.3 Perhitungan Rangka
Profil adalah batang yang digunakan pada konstruksi, ada beberapa jenis
profil yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin yaitu profil L, profil I,
Profil U, dan lain-lain (Popov, 1991). Perhitungan kekuatan rangka yang
digunakan yaitu profil U.
a. Profil U
Kekuatan profil yang digunakan pada konstruksi dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.1 di bawah ini.
• Berat tumpuan maksimum
AYx m/s81,9Fls = ............................................................ .persamaan 2.1
dengan;
Fls = Berat Tumpuan (m/s2)
Y = Berat (kg)
A = Tumpuan
2.7 Penelitian Sebelumnya
Perancangan ulang gerobak angkut dengan pendekatan anthropometri oleh
Febriyanto Anno Putro (2009). Penelitian ini membahas mengenai perancangan
gerobak angkut yang ditinjau dari segi anthropometri. Data anthropometri
didapatkan dari pengukuran langsung pengguna gerobak di Pasar Klewer. Data
antropometri yang diukur adalah tinggi mata berdiri, tinggi siku berdiri, panjang
lengan bawah, lebar tangan, diameter genggaman tangan. Data anthropometri
tersebut diolah dengan uji kecukupan dan uji keseragaman kemudian
mengaplikasikan pada mannequin pro. Hasil penelitian didapatkan untuk
merancang gerobak angkut yang proses pengangkatan kotak pakaian pada gerobak
lama digantikan dengan proses naikturun dengan sistem ulir pada gerobak
Bila berlawanan jarum jam (-)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-21
rancangan yang baru, sehingga tidak memerlukan pengikatan kotak pakaian
supaya tenaga dan waktu pemindahan kotak pakaian akan lebih efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap tahapannya akan
dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian berikut ini.
3.1 Tahap Identifikasi Masalah
Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan masalah,
penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian. Langkah-langkah
yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut
ini.
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-
teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat
dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan
membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, dan tugas akhir mahasiswa
teknik industri yang terkait dengan tema penelitian.
3.1.2 Studi Lapangan
Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan
pekerja saat melakukan aktivitas khususnya aktivitas menarik gerobak sampah di
tempat penelitian dengan maksud untuk mendapatkan informasi awal yang
lengkap serta menentukan masalah yang diangkat dalam penelitian. Metode untuk
mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung,
pendokumentasian gambar, dan wawancara kepada para pekerja dengan tujuan
untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
3.1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun
sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut
adalah bagaimana merancang ulang gerobak sampah supaya para pekerja bisa
nyaman dalam melakukan pekerjaanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
3.1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat
menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan
penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah menghasilkan alat
rancangan grobak angkut yang digunakan agar ergonomis dan sesuai dengan
dimensi tubuh pengguna.
3.1.5 Manfaat Penelitian
Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur
manfaat. Agar memenuhi suatu unsur manfaat maka perlu ditentukan terlebih
dahulu manfaat yang akan didapatkan dari suatu penelitian. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian yang berupa rancangan gerobak sampah ini adalah
mendapatkan hasil rancangan gerobak sampah yang ergonomis dan nyaman
digunakan bagi pengguna.
3.2 Tahap Pengumpulan Data
Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung
penelitian mengenai perancangan gerobak sampah yang baru, sebagai berikut:
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar berupa kondisi
awal pekerja saat menggunakan gerobak yang ada sebelumnya yang berada di
tempat pembuangan sampah.
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
pekerja mengenai kesulitan atau keluhan yang dialami pekerja saat melakukan
aktivitas menarik gerobak sampah khususnya saat menggunakan gerobak sampah
yang sudah ada. Wawancara dilakukan kepada pekerja yang masih berinteraksi
dengan baik saat diberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan aktivitas
saat menggunakan gerobak saat ini. Hasil dari wawancara tersebut merupakan
keinginan dan keluhan yang dialami oleh pekerja yang kemudian akan digunakan
oleh penelitian sebagai dasar dalam melakukan perancangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
3.2.3 Kuisioner Nordic Body Map
Kuisioner yang diberikan kepada operator gerobak sampah di UPTD
Delanggu, dalam mengidentifikasi keluhan pekerja pada bagian otot dan rasa
nyeri melalui kuisioner nordic body map. Penyebaran dan pengumpulan data
melalui kuisioner nordic body map yang diberikan kepada empat operator gerobak
sampah. Tujuan pengisian kuisioner nordic body map untuk mengetahui bagian-
bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak
nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit pada pekerja.
3.2.4 Identifikasi Gerobak Sampah
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi garobak sebelumnya
yang digunakan untuk bekerja. Selain itu identifikasi dapat dijadikan sebagai
informasi awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan gerobak sampah yang
digunakan sebelumnya serta perlunya proses perancangan gerobak sampah yang
baru.
3.3 Penyusunan Konsep Perancangan
Penyusunan konsep perancangan gerobak sampah dilakukan dengan
mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan tersebut
perlu dilakukan konsep perancangan gerobak sampah yang baru, dengan tujuan
untuk menghasilkan gerobak sampah yang baru yang dapat mengurangi tingkat
kelelahan. Konsep perancangan dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai
berikut:
3.3.1 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan Dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada pekerja yang berada
di tempat pembuangan sampah, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan
keinginan pekerja saat melakukan aktivitas pekerjaan dengan menggunakan
gerobak sampah yang digunakan sebelumnya. Setelah diperoleh data keluhan dan
keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data
berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data
tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam
perancangan gerobak sampah yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
3.3.2 Penentuan Ide Perancangan (Idea)
Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas,
maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Penentuan solusi
perancangan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang
berasal dari penelitian. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya
peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan
merancang sebuah gerobak sampah yang baru. Perancangan gerobak sampah yang
baru tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan.
3.3.3 Pengembangan Ide Perancangan (Development)
Tahap ini merupakan penjelasan tentang perancangan gerobak sampah yang
baru yang berisi tentang penentuan dimensi gerobak sampah, spesifikasi
komponen, bill of material serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar
yang kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk.
3.4 Perhitungan Teknik
Perhitungan teknik dalam perancangan digunakan untuk mengetahui
kekuatan hasil rancangan terhadap beban yang diterima. Perhitungan yang
dilakukan pada tahap ini meliputi perhitungan gaya serta perhitungan lain yang
terkait di dalamnya.
3.5 Estimasi Biaya
Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk perancangan gerobak sampah yang baru. Biaya yang dihitung
meliputi biaya material, dan biaya non material.
3.6 Tahap Analisis
Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap pengumpulan
dan pengolahan data sebelumnya.
3.7 Tahap Kesimpulan dan Saran
Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir
dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk penelitian-penelitian
berikutnya agar lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Permasalahan dalam penelitian akan lebih mudah untuk diselesaikan
bilamana ada data yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Penyelesaian
dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan dan pengolahan data
sebagai dasar analisis terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi.
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data studi pendahuluan dilakukan selama bulan Agustus 2010
yang bertujuan untuk memperoleh informasi awal di tempat penelitian. Metode
untuk mendapatkan data awal dilakukan identifikasi masalah yang dialami
operator saat melakukan aktivitas dengan menggunakan gerobak sampah yang
sudah ada sebelumnya, pengamatan langsung, dokumentasi gambar, wawancara,
dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk merancang gerobak sampah yang
baru.
4.1.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar ataupun gerakan pada
saat operator melakukan aktivitas jalan dengan menggunakan gerobak sampah
yang sudah ada sebelumnya. Pola aktivitas jalan yang dilakukan oleh operator saat
menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Aktivitas proses penarikan gerobak sampah yang dilakukan oleh operator saat menggunakan gerobak yang sudah ada sebelumnya
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
1
Aktivitas operator saat mengambil dan memegang gerobak
Sikap kerja: segmen tubuh bagian kaki menekuk, lengan ke bawah, telapak tangan menggenggam dan punggung membungkuk
Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian kaki, lengan, pergelangan tangan, pingang dan punggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
Tabel 4.1 Aktivitas proses penarikan gerobak sampah yang dilakukan oleh operator saat menggunakan gerobak yang sudah ada sebelumnya (lanjutan)
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
2
Aktivitas operator saat mengambil gerobak posisi berdiri
Sikap kerja: segmen tubuh bagian punggung membungkuk , telapak tangan menggenggam dan lengan merenggang
Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian punggung, pergelangan tangan dan lengan
3
Aktivitas operator saat menjalankan gerobak sampah
Sikap kerja: segmen tubuh bagian kepala merunduk, punggung membungkuk, lengan menahan beban dan kaki menekuk berjalan maju
Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian kepala, leher, punggung, pinggang lengan dan kaki
4
Aktivitas penuangan sampah ke dalam bak gerobak sampah
Sikap kerja : lengan menahan beban dan tangan ke atas
Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian lengan
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa terdapat
empat aktivitas yang dilakukan oleh operator antara lain aktivitas saat mengambil
dan memegang gerobak sampah, aktivitas saat mengambil posisi jongkok
kemudian melakukan proses aktivitas jalan dan saat menuangkan sampah ke
dalam bak gerobak sampah. Aktivitas jalan yang dilakukan oleh operator dengan
menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dalam bekerja.
4.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
operator gerobak sampah mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami oleh
operator saat melakukan aktivitas penerikan gerobak. Berdasarkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
wawancara dengan operator saat melakukan aktivitas diketahui bahwa operator
pada umumnya mengeluhkan adanya rasa sakit di segmen tubuh bagian kaki,
lengan, tangan dan punggung. Berdasarkan dari hasil wawancara juga dapat
diketahui keluhan ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami oleh operator
pada saat menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya.
4.1.3 Identifikasi Gerobak Sampah Yang Saat Ini Digunakan
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gerobak sampah yang
sudah ada dan yang saat ini digunakan. Selain itu identifikasi dapat dijadikan
sebagai informasi awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan gerobak sampah
yang sudah ada sebelumnya serta perlunya proses perancangan gerobak sampah
yang baru. Adapun kondisi gerobak sampah yang saat ini digunakan dapat dilihat
pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Gerobak Sampah yang saat ini digunakan
Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan gerobak sampah sebelumnya yang
saat ini digunakan yaitu hanya berfungsi sebagai alat pengankut sampah saja dan
belum dapat mengurangi keluhan maupun cidera yang dialami oleh operatornya.
Adapun ukuran gerobak sampah sebelumnya adalah tinggi gerobak sampah 142
cm, tinggi pegangan 55 cm, lebar pegangan 100 cm dan diameter lingkar
genggam 7.5 cm. Kelemahan tersebut jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan
resiko cidera lebih parah khususnya yang dialami operator gerobak sampah, untuk
itu perlu adanya perancangan gerobak sampah yang baru yang berfungsi untuk
mengurangi ketidaknyaman dalam bekerja bagi operator gerobak sampah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang sebelumnya
telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut.
4.2.1 Perhitungan Hasil Kuisioner Nordic Body Map
Persentase keluhan yang dialami oleh empat operator gerobak sampah dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik persentase keluhan tubuh operator gerobak sampah
Berdasarkan Gambar 4.2 mengenai persentase keluhan pada tiap anggota
tubuh pekerja dapat diketahui bahwa empat pekerja mengalami keluhan yang
berbeda di setiap bagian tubuhnya. Dapat diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar
terjadi pada segmen tubuh bagian lengan atas bagian kiri, lengan atas bagian
kanan, punggung, pinggang kebelakang, lengan bawah bagian kiri, lengan bawah
bagian kanan, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, telapak tangan
bagian kiri dan telapak tangan bagian kanan sebesar 100 %, segmen tubuh bagian
leher bagian bawah, lutut kiri dan lutut kanan sebesar 75 %, segmen tubuh bagian
betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan sebesar
50 %.
Dari hasil kuesioner nordic body map, untuk sikap kerja secara manual, dan
sikap memindahkan beban dengan posisi membungkuk merupakan sikap kerja
yang dapat menimbulkan kelelahan dan ketidaknyaman dalam bekerja.
25%
75%
25%
100%
0%
100%
0%
75%50%
0%0%
20%40%60%80%
100%120%
Lehe
r Bag
ian
Ata
sLe
her B
agia
n …B
ahu
Kiri
Bah
u K
anan
Leng
an A
tas …
Leng
an A
tas …
Pung
gung
Ping
gang
…Pi
nggu
l …Pa
ntat
Siku
Kiri
Siku
Kan
anLe
ngan
Baw
ah …
Leng
an B
awah
…Pe
rgel
anga
n …Pe
rgel
anga
n …Te
lapa
k Ta
ngan
…Te
lapa
k Ta
ngan
…Pa
ha K
iriPa
ha K
anan
Lutu
t Kiri
Lutu
t Kan
anB
etis
Kiri
Bet
is K
anan
Perg
elan
gan …
Perg
elan
gan …
Tela
pak
Kak
i Kiri
Tela
pak
Kak
i …
Pros
enta
se
Bagian tubuh
Grafik kuisioner Nordic Body Map (NBM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
4.2.2 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada operator gerobak
sampah, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan keinginan operator saat
melakukan proses aktivitas jalan dengan menggunakan gerobak sampah
sebelumnya dan yang saat ini digunakan. Setelah diperoleh data keluhan dan
keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data
berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data
tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam
perancangan gerobak sampah yang baru. Adapun keluhan dan keinginan operator
dalam penggunaan gerobak sampah sebelumnya dan yang ada saat ini dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Keluhan Operator Gerobak Sampah
No Keluhan Jumlah
1
Pada saat mengambil pegangan gerobak sampah operator kurang nyaman, karena jarak antar pegangan gerobak terlalu lebar dan posisinya yang rendah mengakibatkan rasa sakit pada segmen tubuh bagian lengan, punggung, pinggang dan kaki.
2
2
Pada saat mengambil posisi berdiri, operator kurang nyaman terhadap genggaman gerobak sampah, karena diameter genggaman yang besar mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian telapak tangan.
3
3
Pada saat menuangkan tong ke dalam bak, operator kesulitan karena tinggi gerobak sampah terlalu tinggi mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian lengan.
3
4
Pada saat melakukan proses aktivitas jalan, operator kurang nyaman terhadap pegangan gerobak sampah yang terlalu rendah mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan dan kaki.
4
Tabel 4.2 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan yang dialami
operator gerobak sampah ketika melakukan aktivitas jalan, dimana diperoleh hasil
tingkat keluhan terbesar pada segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan
dan kaki terjadi ketika proses aktivitas jalan berlangsung karena operator harus
menyesuikan dengan dimensi pegangan gerobak sampah yang terlalu rendah,
sehingga menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil. Selain itu wawancara juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
dilakukan untuk mengetahui keinginan operator gerobak sampah tentang adanya
perancangan gerobak sampah yang baru. Hasil wawancara mengenai keinginan
untuk perancangan gerobak sampah yang baru dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut
ini.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Keinginan Operator Gerobak Sampah
No Keluhan Responden Keinginan Operator
1
Pada saat mengambil pegangan
gerobak sampah operator kurang
nyaman, karena jarak antar pegangan
gerobak terlalu lebar dan posisinya
yang rendah mengakibatkan rasa
sakit pada segmen tubuh bagian
lengan, punggung, pinggang dan
kaki.
Operator menginginkan adanya
jarak pegangan gerobak sampah
yang sesuai dengan tubuh
operator dan nyaman digunakan
pada saat mengambil gerobak.
2
Pada saat mengambil posisi berdiri,
operator kurang nyaman terhadap
genggaman gerobak sampah, karena
diameter genggaman yang besar
mengakibatkan sakit pada segmen
tubuh bagian telapak tangan.
Operator menginginkan adanya
genggaman gerobak sampah yang
sesuai dengan diameter lingkar
genggam operator supaya dapat
memposisikan kedua tangannya
dengan nyaman.
3
Pada saat menuangkan tong ke dalam
bak, operator kesulitan karena tinggi
gerobak sampah terlalu tinggi
mengakibatkan sakit pada segmen
tubuh bagian lengan.
Operator menginginkan tinggi bak
gerobak sampah yang sesuai
dengan postur tubuh operator
supaya nyaman dalam
menuangkan sampah.
4
Pada saat melakukan proses aktivitas
jalan, operator kurang nyaman
terhadap pegangan gerobak sampah
yang terlalu rendah mengakibatkan
sakit pada segmen tubuh bagian
punggung, pinggang, lengan dan
kaki.
Operator menginginkan pegangan
gerobak sampah yang memiliki
tinggi sejajar dengan siku berdiri,
sehingga pada saat menjalankan
gerobak posisi tubuh bisa stabil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
4.2.3 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk bertujuan untuk memunculkan “karakteristik
engineering” untuk menyusun desain gerobak sampah yang baru. “Karakteristik
engineering” melalui penterjemahan data hasil keinginan operator gerobak
sampah ke bahasa pabrikasi. “Karakteristik engineering” ini digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam menentukan konsep desain gerobak sampah yang baru.
Hasil pengumpulan data hasil wawancara dapat dilihat pada tabel 4.4.
Beberapa keinginan pengguna akan diterjemahkan menjadi “Karakteristik
engineering” dalam perancangan desain sebagai berikut :
Tabel 4.4 Spesifikasi produk konsep desain Gerobak Sampah
No Keinginan responden Idea Karakteristik
engineering
1
Operator
menginginkan adanya
jarak pegangan
gerobak sampah yang
sesuai dengan tubuh
operator dan nyaman
digunakan pada saat
mengambil gerobak.
Merancang posisi
pegangan gerobak
sampah yang memiliki
lebar sesuai dengan
dimensi tubuh
operator.
Pegangan gerobak
sampah terbuat dari
pipa besi yang posisi
pegangan terletak
didepan operator yang
jaraknya sesuai dengan
dimensi tubuh operator.
2
Operator
menginginkan adanya
genggaman gerobak
sampah yang sesuai
dengan diameter
lingkar genggam
operator supaya dapat
memposisikan kedua
tangannya dengan
nyaman.
Merancang
genggaman gerobak
sampah yang sesuai
dengan diameter
lingkar genggam
operator.
Pada genggaman
tangan gerobak sampah
terbuat dari pipa besi
yang bentuknya bulat
berdiameter sesuai
dengan lingkar
genggam operator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
Tabel 4.4 Spesifikasi produk konsep desain Gerobak Sampah (lanjutan)
No Keinginan responden Idea Karakteristik
engineering
3
Operator
menginginkan tinggi
bak gerobak sampah
yang sesuai dengan
postur tubuh operator
supaya nyaman dalam
menuangkan sampah.
Merancang tinggi
gerobak sampah yang
sesuai dengan postur
tubuh operator.
Tinggi gerobak sampah
sesuai dengan tinggi
bahu operator.
4
Operator
menginginkan
pegangan gerobak
sampah yang
memiliki tinggi
sejajar dengan siku
berdiri, sehingga pada
saat menjalankan
gerobak posisi tubuh
bisa stabil.
Merancang tinggi
pegangan gerobak
sampah yang sesuai
dengan dimensi tubuh
operator.
Pada pegangan gerobak
sampah tersebut posisi
pipa dari belakang
menuju kedepan sesuai
dengan tinggi siku
operator.
Dari tabel 4.4 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas
maka solusi perancangan difokuskan pada solusi kedua dan ketiga, dimana solusi
tersebut adalah merancang gerobak sampah yang posisi pegangannya sejajar
dengan siku berdiri operator sekaligus memiliki diameter yang tepat dengan
genggaman operator untuk menahan beban gerobak sepenuhnya dan
mempertahankan posisi tubuh operator supaya stabil saat melakukan proses
aktivitas jalan.
4.2.4 Penentuan Data Anthropometri
Perancangan gerobak sampah yang baru harus disesuaikan dengan data
anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
pengukuran data anthropometri terhadap operator. Data anthropometri yang
digunakan dalam perancangan gerobak sampah yang baru meliputi:
a. Tinggi siku berdiri (tsb)
b. Diameter lingkar genggam (dlg)
c. Lebar bahu (lb)
d. Tinggi bahu berdiri (tbb)
Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan persentilnya,
untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan. Persentil yang digunakan pada
perancangan alat bantu yang baru yaitu persentil 5, 50 dan 95. Penentuan
persentil ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat
mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi dapat terlayani
(Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung berdasarkan rumus seperti
pada Tabel 4.5. Dengan contoh persentil untuk tinggi siku berdiri sebagai berikut:
P5 = 103.25 – (1.645 x 2.98) = 98.33
P50 = 103.25
P95 = 103.25 + (1.645 x 2.98) = 108.16
Berdasarkan perhitungan data tinggi siku berdiri nilai persentil ke-5 sebesar
98.33cm, nilai persentil ke-50 sebesar 103.25cm, dan nilai persentil ke-95 sebesar
108.16cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentil Data Anthropometri
No Data yang diukur Simbol Rata-rata stdev P5 P50 P95 1 Tinggi siku berdiri tsb 103.25 2.98 98.33 103.25 108.16
2 Diameter lingkar genggam dlg 4.15 0.26 3.71 4.15 4.58
3 Lebar bahu lb 44.25 3.5 38.49 44.25 50.00
4 Tinggi Bahu Berdiri tbb 134.25 2.98 129.33 134.25 139.16
4.3 Perancangan Gerobak Sampah
Perancangan gerobak sampah yang baru ditentukan berdasarkan data
anthropometri operator gerobak sampah dan perhitungan persentil yang telah
dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan ukuran gerobak sampah yang baru.
Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
1. Tinggi pegangan gerobak sampah
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi gerobak
sampah adalah tinggi siku berdiri (tsb) dengan persentil ke-95. Penggunaan
persentil 95 dimaksudkan agar tinggi pegangan gerobak sampah tersebut dapat
mengakomodasi operator yang memiliki tinggi siku yang lebih tinggi.
Perhitungan tinggi alat bantu yang baru, sebagai berikut:
Tinggi pegangan gerobak sampah = tsb (P95)
= 108.16 cm
dengan;
tsb = tinggi siku berdiri
P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi pegangan
gerobak sampah hasil rancangan sebesar 108.16 cm ~ 108 cm.
2. Lebar pegangan gerobak sampah
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar pegangan
gerobak sampah adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95. Penggunaan
persentil 95 dimaksudkan agar operator yang memiliki lebar bahu lebih besar
memiliki ruang yang cukup ketika memegang pegangan gerobak sampah.
Perhitungan lebar pegangan gerobak sampah, sebagai berikut:
lebar pegangan gerobak sampah = lb (P95)
= 50 cm
dengan;
lb = lebar bahu
P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh lebar pegangan
gerobak sampah hasil rancangan sebesar 50 cm.
3. Diameter pegangan gerobak sampah
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan diameter
pegangan gerobak sampah adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan
persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar operator bisa
memaksimalkan tekanan jari-jari dalam menggenggam pegangan gerobak
tersebut, karena semakin besar diameter lingkar genggam maka semakin tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
kekuatan tekanan jari-jari operator. Perhitungan diameter pegangan gerobak
sampah, sebagai berikut:
Diameter pegangan gerobak sampah = dlg (P95)
= 4.58 cm
dengan;
dlg = diameter lingkar genggam
P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter pegangan
gerobak sampah hasil rancangan sebesar 4.58 cm ~ 4.5cm.
4. Tinggi bak gerobak sampah
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi bak
gerobak sampah adalah tinggi bahu berdiri (tbb) dengan persentil ke-5.
Penggunaan persentil 5 dimaksudkan agar operator yang bertubuh pendek bisa
menuangkan sampah ke dalam bak gerobak sampah dengan nyaman.
Perhitungan tinggi bak gerobak sampah, sebagai berikut:
lebar pegangan gerobak sampah = tbb (P5)
= 129.33 cm
dengan;
tbb = tinggi bahu berdiri
P5 = persentil 5
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi bak gerobak
sampah hasil rancangan sebesar 129.33 cm ~ 129cm.
Gambar rancangan detail gerobak sampah, dapat dijelaskan melalui
gambar berikut.
Gambar 4.3 Tampak samping gerobak sampah (2d)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
Gambar 4.4 Tampak atas rangka gerobak sampah (2d)
Gambar 4.5 Tampak samping roda gerobak sampah (2d)
Gambar 4.6 Tampak depan roda gerobak sampah (2d)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
Gambar 4.7 Tutup gerobak sampah (2d)
Ukuran rancangan gerobak sampah ditentukan dengan pertimbangan
beberapa faktor, seperti data anthropometri pekerja serta persentil yang
digunakan. Gambar rancangan hasil perhitungan dijelaskan melalui gambar 4.8
sebagai berikut.
Gambar 4.8 Rancangan gerobak sampah (3d)
Bagian gerobak sampah dibuat dengan spesifikasi ukuran sebagai berikut:
Tinggi pegangan 108 cm.
Jarak pegangan dengan bak 80 cm.
Diameter genggaman tangan 45 mm.
Lebar pegangan 50 cm.
Panjang bak 150 cm.
Lebar bak 100 cm.
Tinggi bak gerobak 129 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
4.3.1 Bill of Material Rancangan Gerobak Sampah
Material penyusun produk gerobak sampah (bill of material) terdapat
beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dirangkai menjadi satu
sehingga menjadi sebuah alat yang dapat dioperasikan. Gambar bill of material
rancangan gerobak sampah adalah sebagai berikut.
Gambar 4.9 Bill of material rancangan gerobak sampah
Berdasarkan gambar 4.9 dapat dijelaskan dari masing-masing komponen
penyusun produk beserta fungsinya, yaitu:
1. Gerobak sampah, merupakan gabungan dari beberapa komponen penyusun
yang berfungsi untuk membantu pekerjaan operator dalam melakukan
aktivitas.
2. Rangka dasar, merupakan gabungan rangka besi dengan proses pengelasan
yang berfungsi sebagai penyangga.
3. Bak gerobak, berfungsi sebagai tempat penampungan sampah. Terdiri dari
plat besi sebagai alas dan kawat strimin sebagai dinding gerobak sampah.
4. Sistem penggerak, berfungsi untuk menjalankan gerobak sampah. Dimana
terdiri dari as dan roda gerobak sampah.
4.3.2 Perhitungan Teknik
Perhitungan teknik gerobak sampah tersebut diperlukan untuk mengetahui
beban pada gerobak sebagai verifikasi desain.
1. Mencari beban yang bertumpu pada gerobak sampah
Gerobak Sampah
BakRangka Sistem Gerak
Besi Las Plat Besi Kawat Strimin Roda As
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
Bagian tempat yang bersentuhan langsung dengan beban adalah bagian as
roda dan bagian tengah kerangka utama. Bagian as roda adalah tempat
bertumpunya beban gerobak sampah dan permukaan alas ban yang dalam
perhitungan disebut beban gerobak sampah (Ftk) dan beban pada bak gerobak
sampah (Fls) . Bagian tengah kerangka utama adalah tempat bertumpunya beban
gerobak sampah (Fls).
Beban-beban yang bersentuhan langsung dengan gerobak sampah diukur
dengan menggunakan perhitungan volume bak gerobak sampah. Dari perhitungan
itu didapatkan berat gerobak sampah maksimum adalah 150 kg. Hasil persentase
beban dapat dilihat pada tabel 4.10
Gambar 4.10 Kondisi pembebanan pada rancangan gerobak sampah a. Berat gerobak = berat maksimum gerobak
= 150 kg
Ftk = massa x g
= 150 kg x 9.81 m/s2 = 1471.5 N
b. Berat tumpuan = berat tumpuan maksimum x g 2
Fls = 150 kg x 9.81 m/s2
2 = 735.75 N
2. Gaya pada tumpuan
Bagian as kedua roda gerobak sampah merupakan tumpuan dari beban
gerobak (Ftk). Dan gaya ke atas pada saat operator mengangkat gerobak adalah FA.
Penggambaran beban secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.11
FIS
Ft
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
Gambar 4.11 Kondisi pengangkatan pada rancangan gerobak sampah
Gaya-gaya reaksi tumpuan gerobak smpah saat diangkat dapat dihitung dengan
menerapkan persamaan kesetimbangan ∑ M= 0, dan O = FA x l2 + m x g x l1
• ∑ M = 0
O = FA x l2 + m x g x l1
l1 = 500 x sm α
= 500 x 2/5 = 200 N l2 = 750 + 800 cos α = 1550 cos α = 775 N • FA = -m x g x 200
775 = -210 kg x 9.81 m/s2 x 200 N 775 N = 531.09 N • O = 531.09 x 775 N + 210 kg x 9.81 m/s2 x 200 N
= 412.01 N 4.4 Penentuan Spesifikasi
Spesifikasi produk ditentukan berdasarkan komponen-komponen yang
digunakan dalam perancangan gerobak sampah. Komponen ditentukan
berdasarkan pengetahuan peneliti tentang material ataupun peralatan, komponen,
selain itu juga melakukan konsultasi dengan pakar dalam penentuan komponen
tersebut. Komponen yang digunakan dalam penentuan perancangan gerobak
sampah meliputi:
FA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
1. Pipa Besi
Pipa besi dipilih karena selain mampu menahan beban gerobak sampah
juga ringan dalam penggunaannya. Untuk itulah pipa besi dijadikan
sebagai rangka dalam pembuatan pegangan gerobak sampah tersebut.
Gambar 4.12 Pipa Besi
2. Besi Siku
Besi siku dipilih untuk pembuatan rangka pada bak gerobak sampah.
Bahan ini lebih cocok dan praktis digunakan dalam pembuatan model-
model persegi dan lebih irit dalam pengelasannya.
Gambar 4.13 Besi Siku
3. Roda Gerobak
Pada penopang gerobak sampah ini memilih roda dengan jeruji banyak,
supaya tahan terhadap beban berat. Dan diameter roda tersebut 54 cm
supaya pada saat berjalan roda bisa sesuai dengan keseimbangan bak
gerobak sampah.
Gambar 4.14 Roda Gerobak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
4. Kawat Strimin
Kawat strimin ini mempunyai diameter 20 mm. pada bagian dinding bak
gerobak sampah digunakan kawat ini supaya air yang menempel pada
sampah bisa keluar melalui celah-celah kecil tersebut.
Gambar 4.15 Kawat Strimin
5. Plat Besi
Plat besi ini dipilih sebagai lantai dasar bak gerobak sampah. Karena plat
ini sangat kuat menahan beban dan tahan lama tidak cepat rusak.
Gambar 4.16 Plat besi
4.6 Penentuan Estimasi Biaya Gerobak Sampah
Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk perancangan gerobak sampah tersebut.
Tabel 4.6 Estimasi Biaya Material
No Bahan Ukuran Kebutuhan Satuan Biaya (Rp)
1 Pipa besi Ө 4.5 mm P 3 m 1 lonjor 160000
2 Besi siku P 6 m 5 lonjor 370000
3 Plat besi P 2 m l 2 m 1 lembar 350000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
Tabel 4.6 Estimasi Biaya Material (lanjutan)
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian material adalah sebesar Rp 1.270.000,00
Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses
permesinan) dan biaya ide, dan transportasi. Besarnya biaya non material yang
dikeluarkan adalah sebagi berikut.
Tabel 4.7 Estimasi Biaya Non Material
NO. Biaya non material Pengeluaran biaya (Rp) 1 Biaya tenaga kerja 3750002 Biaya ide & design 500003 Biaya transportasi 20000
TOTAL BIAYA 445000 Berdasarkan estimasi biaya yang dilakukan terhadap pembuatan gerobak
sampah, dilakukan perhitungan tenaga kerja sebagai berikut:
1. Upah pekerja per hari = Rp 25.000,00
2. Lama proses kerja per gerobak = 5 hari
3. Jumlah pekerja per gerobak = 3 pekerja
4. Perhitungan:
Biaya tenaga kerja = upah tenaga kerja per hari x jumlah pekerja x lama
pengerjaan
= Rp 25000,00 x 3 x 5
= Rp 375.000,00
Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan gerobak
sampah hasil rancangan adalah sebesar Rp 445.000,00. Jadi total biaya
keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat gerobak sampah adalah sebesar Rp
1.715.000,00.
No Bahan Ukuran Kebutuhan Satuan Biaya (Rp)
4 Kawat srimin Ө 20 mm 1 x 1 m 5 lembar 110000
5 Roda komplit Ө 54 cm 2 buah 250000 6 Cat 1 kaleng 30000
Total 1270000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
ANALISIS
Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah
dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis tersebut akan diuraikan
dalam sub bab di bawah ini.
5.1 Analisis Hasil Penelitian
Analisis hasil penelitian yang dilakukan adalah analisis terhadap rancangan
alat, analisis kekuatan rangka dan biaya, analisis kondisi gerobak sampah hasil
rancangan, serta analisis aktivitas penggunaan gerobak sampah hasil rancangan.
Analisis secara lebih jelas dijelaskan, sebagai berikut:
5.1.1 Analisis Rancangan Alat
Dalam proses pembuatan produk, terjadi beberapa perubahan spesifikasi
bahan dan ukuran dari produk sebelumnya. Produk yang sudah ada sebelumnya
yaitu gerobak sampah yang ada sebelumnya terbuat dari bahan kayu, yang
memiliki ukuran tinggi gerobak sampah 142 cm, tinggi pegangan 55 cm, lebar
pegangan 100 cm dan diameter lingkar genggam 7,5 cm.
Perubahan yang terjadi pada gerobak sampah yang ada sebelumnya
menjadi gerobak sampah hasil rancangan yang baru adalah pada pegangan
gerobak sampah terbuat dari pipa besi yang memiliki tinggi 108 cm, lebar 50 cm
dan diameter 4.5 cm dengan ketebalan 1,2 mm. Pada bak gerobak sampah terdiri
dari tiga bahan yaitu besi siku sebagai rangka yang mempunyai ukuran 4 x 4 cm
dengan ketebalan 2 mm, kawat strimin sebagai dinding mempunyai ukuran
diameter 2 mm, plat besi sebagai alas bak gerobak mempunyai ukuran 100 x 150
cm dengan ketebalan 2 mm dan tinggi bak gerobak sampah 129 cm. pada ban
gerobak sampah mempunyai ukuran diameter ban 54 cm dan tebal felek 8 cm.
Hasil produk rancangan gerobak sampah yang baru ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a. Pengguna nyaman memakai,Desain yang ada disesuaikan dengan ukuran
data anthropometri operator gerobak sampah yang ada di UPTD delanggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
sehingga memberi rasa nyaman operator gerobak sampah saat
menggunakannya.
b. Mengurangi keluhan dan resiko pada pemakai,
Desain yang ada dibuat untuk mengurangi keluhan dan resiko yang ada
sebelumnya. Keluhan yang timbul ialah adanya rasa kurang nyaman
terhadap gerobak sampah yang ada sebelumnya pada saat operator
melakukan aktivitas beresiko bagian punggung, pinggang, lengandan kaki,
karena pegangan gerobak sampah terlalu randah.
5.1.2 Analisis Perhitungan Kekuatan Rangka dan Penentuan Biaya
Rangka utama gerobak sampah yang baru ini terbuat dari pipa besi, besi
siku dan plat besi, yang mempunyai ukuran pipa besi diameter 4,5 cm tebal 1,2
mm, besi siku 4 x 4 cm tebal 2 mm, dan plat besi 100 x 150 cm tebal 2 mm. Untuk
mengetahui apakah rangka besi yang di pakai dalam perancangan gerobak sampah
tersebut aman untuk menahan beban yang di terima gerobak, dilakukan
perhitungan terhadap beban yang bertumpu pada gerobak sampah. Berdasarkan
perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa beban tumpuan
maksimum yang ditopang oleh gerobak sampah tersebut untuk keseluruhan
sebesar 200 N, gaya yang bekerja pada saat mengankat gerobak mempunyai nilai
sebesar 412,01 N, gaya yang bekerja pada saat gerobak berjalan maju mempunyai
nilai sebesar 531,09 N, gaya yang bekerja pada rangka sama dengan gaya yang
diterima oleh gaya grafitasi bumi yang di terima gerobak sebesar 1143 N, maka
kerangka produk dianggap aman.
Biaya pembuatan rancangan gerobak sampah yang baru terdiri dari biaya
material dan biaya non material. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian material adalah sebesar Rp 1.270.000,00 dengan rincian yang disajikan
pada tabel 4.6. Biaya tersebut belum termasuk biaya non material yang terdiri dari
biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses permesinan), biaya ide, dan biaya
transportasi. Besarnya biaya non material yang dikeluarkan adalah sebesar Rp
445.000,00. Jadi total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat
gerobak sampah sebesar Rp 1.715.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
5.1.3 Analisis Kondisi Dan Hasil Rancangan Gerobak Sampah
Dari hasil perancangan ulang yang diwujudkan dalam bentuk gambar,
desain rancangan tersebut akan didapatkan kondisi gerobak sampah hasil
rancangan. Tabel 5.1 menggambarkan analisis kondisi gerobak sampah setelah
dilakukan perancangan.
Tabel 5.1 Analisis Kondisi Gerobak Sampah Hasil Rancangan
Keterangan Gambar gerobak sampah Posisi pegangan gerobak sampah
tingginya sejajar dengan tinggi siku
berdiri operator sehingga memudahkan
operator dalam mendorong gerobak
sampah dengan nyaman
Pada bak gerobak sampah terdiri dari tiga
bahan yaitu besi siku sebagai rangka yang
mempunyai ukuran 4 x 4 cm dengan
ketebalan 2 mm, kawat strimin sebagai
dinding mempunyai ukuran diameter 2
mm dan plat besi sebagai alas bak gerobak
mempunyai ukuran 100 x 150 cm dengan
ketebalan 2 mm
Pegangan gerobak terbuat dari pipa besi memiliki tinggi sesuai
dengan tinggi siku operator
Bahan terbuat dari plat besi, besi siku dan kawat
strimin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
Tabel 5.1 Analisis Kondisi Gerobak Sampah Hasil Rancangan (lanjutan)
Keterangan Gambar gerobak sampah Tinggi bak gerobak sampah sesuai dengan
tinggi bahu operator supaya operator
merasa nyaman saat menuangkan sampah
ke dalam gerobak sampah tersebut
5.1.4 Analisis Proses Penggunaan Gerobak Sampah Hasil Rancangan
Proses penggunaan gerobak sampah hasil rancangan yang memberi
kenyamanannya dalam aktifitas penagnkutan sampah mengunakan gerobak
sampah hasil rancangan dibandingkan dengan gerobak sampah awal, karena pada
gerobak sampah hasil rancangan sudah disesuaikan dengan dimensi tubuh
operator gerobak sampah. Analisa penggunaan gerobak sampah hasil rancangan
ditujunkkan pada tabel 5.2 dibawah ini.
Tabel 5.2 Proses Penggunaan Gerobak Sampah Hasil Rancangan
No. Proses Penggunaan Gambar Proses Penggunaan
1
Proses pengambilan gerobak sampah ANALISA Dengan proses seperti ini operator tidak perlu membungkuk saat mengambil gerobak sampah.
2
Proses berdiri memegang gerobak sampah ANALISA Dengan proses seperti maka operator merasa nyaman memegang pegangan gerobak sampah yang berdiameter 4,5 cm
Tinggi bak gerobak sesuai dengan tinggi
bahu operator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
Tabel 5.2 Proses Penggunaan Gerobak Sampah Hasil Rancangan
(lanjutan)
No. Proses Penggunaan Gambar Proses Penggunaan
3
Proses berjalan mendorong gerobak sampah ANALISA Dari gambar terlihat bahwa operator mendorong dengan nyaman karena posisi tangan yang sesuai dengan tinggi pegangan gerobak sampah, sehingga operator tidak membungkuk
4
Proses membuka tutup gerobak sampah ANALISA Dengan proses seperti ini operator membuka tutup gerobak sampah dengan menarik ke atas
5
Proses penumpahan sampah dari gerobak sampah ANALISA Dengan proses seperti ini operator menjungkitkan gerobak sampah ke belakang dengan posisi tubuh tidak membungkuk
6
Proses penuangan sampah sampah ke dalam gerobak ANALISA Dari gambar terlihat bahwa operator menuangkan sampah dengan nyaman karena tinggi bak sesuai dengan tinggi bahu operator
5.2 Analisis Posisi Kerja Awal
Postur tubuh kerja awal yang dilakukan oleh operator gerobak sampah saat
melakukan aktivitas melibatkan posisi segmen tubuh yang kurang baik. Pada saat
mengambil gerobak sampah sikap kerja pada segmen tubuh bagian kaki menekuk,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
lengan ke bawah, telapak tangan menggenggam dan punggung membungkuk. Hal ini
mengakibatkan keluhan pada segmen tubuh bagian kaki, lengan, pergelangan tangan,
pingang dan punggung.
Pada saat operator mengambil gerobak dalam posisi berdiri sikap kerja pada
segmen tubuh bagian punggung membungkuk , telapak tangan menggenggam dan lengan
merenggang. Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian punggung, pergelangan
tangan dan lengan mengakibatkan kedua tangan tidak stabil dalam menahan beban
gerobak sampah tersebut.
Pada saat operator menjalankan gerobak sampah sikap kerja pada segmen tubuh
bagian kepala merunduk, punggung membungkuk, lengan menahan beban dan kaki
menekuk berjalan maju. Hal ini mengakibatkan keluhan pada segmen tubuh bagian
kepala, leher, punggung, pinggang lengan dan kaki.
5.3 Analisis Posisi Kerja Baru
Analisis posisi postur tubuh operator baru yaitu analisis posisi postur
tubuh kerja saat operator melakukan aktivitas menggunakan gerobak sampah
yang baru. Posisi postur tubuh operator pada saat menggunakan gerobak sampah
rancangan dapat disesuaikan dengan kenyamanan operator karena sifat alat
diposisikan sesuai kebutuhan. Analisis posisi postur tubuh operator pada
penggunaan gerobak sampah yang baru dilakukan dengan mengaplikasikan alat
baru terlebih dahulu kemudian membagi pekerjaan yang dilakukan operator.
Gerakan yang dihasilkan oleh aktivitas dengan menggunakan alat baru
dikelompokan menjadi 3 fase gerakan yakni fase gerakan pengambilan gerobak
sampah, posisi berdiri dan proses mendorong gerobak sampah.
Berdasarkan analisis yang dihasilkan diperoleh hasil bahwa posisi postur
tubuh pekerja operator saat melakukan aktivitas dengan menggunakan gerobak
sampah yang dirancang dapat mengurangi resiko keluhan rasa nyeri dibeberapa
segmen tubuh karena rancangan alat merubah posisi postur tubuh pekerja yang
semula membungkuk menjadi tegak berdiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
Tabel 5.3 Perbandingan Posisi Tubuh Awal dan Baru
No Posisi postur tubuh kerja awal Posisi postur tubuh kerja baru
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan berdasarkan analisis yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya serta saran pengembangan penelitian selanjutnya.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Gerobak sampah yang digunakan di UPTD Delanggu masih menimbulkan
keluhan ketidaknyamanan dalam bekerja antara lain, jarak antar pegangan
gerobak sampah yang lebar, diameter genggaman gerobak sampah yang
terlalu besar, tinggi pegangan gerobak sampah yang terlalu tinggi dan tinggi
bak gerobak sampah yang tidak sesuai dengan postur tubuh operator.
2. Berdasarkan data anthropometri, dimensi pegangan gerobak sampah hasil
rancangan terbuat dari pipa besi yang memiliki tinggi 108 cm, lebar 50 cm dan
diameter 4.5 cm dengan ketebalan 1,2 mm. Bak gerobak sampah hasil
rancangan terdiri dari tiga bahan yaitu besi siku sebagai rangka yang
mempunyai ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan 2 mm, kawat strimin sebagai
dinding mempunyai ukuran diameter 2 mm, plat besi sebagai alas bak gerobak
mempunyai ukuran 100 x 150 cm dengan ketebalan 2 mm dan tinggi bak
gerobak sampah 129 cm. pada ban gerobak sampah mempunyai ukuran
diameter ban 54 cm dan tebal felek 8 cm.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya yaitu:
1. Perancangan gerobak sampah untuk penelitian selanjutnya disarankan
dirancang dengan menggunakan mesin kendaraan bermotor untuk
meringankan beban pekerja.
2. Perlu dilakukan pengambilan sample pekerja yang lebih banyak agar data
anthropometri lebih akurat.
top related