perbandingan hasil belajar siswa dengan · pdf filemasih jauh dari kesempurnaan. untuk itu,...
Post on 05-Feb-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY (CRH) DAN
MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBANTUAN LKS PADA
POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SEMESTER II
SMP N 2 SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
NUR MALECHAH
07310596
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari Mahasiswa IKIP
PGRI Semarang :
Nama : Nur Malechah
NPM : 07310596
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model
Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan
Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas
telah selesai dan siap diujikan.
Semarang, Mei 2011
Pembimbing I
Drs. Wijonarko, M.Kom
NIP. 195803031991031001
Pembimbing II
Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.
NPP. 098301247
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Penelitian dengan judul“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran
Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII
Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011” yang disusun
oleh:
Nama : Nur Malechah
NPM : 07310596
Jurusan: Pendidikan Matematika
Telah diujikan pada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 1 Juni 2011
Panitia Ujian Skripsi
Ketua,
Drs. Nizaruddin, M.Si
NPP. 196803251994031004
Sekretaris,
Drs. Rasiman, M.Pd
NPP. 195602181986031001
Anggota Penguji
1. Drs. Wijonarko, M.Kom (....................)
NIP. 195803031991031001
2. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd. (....................)
NPP. 098301247
3. Drs. Sutrisno, S.E, M.M (....................)
NPP. 196011211987031001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’d :11)
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh: 6).
Jadikan sholat dan sabar sebagai penolong kita. Kita hanya perlu tanam
keyakinan bahwa Allah punya rencana lain untuk kita, karena segala yang
terjadi pasti ada hikmahnya. (Hasan Al Banna)
Doa dapat memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang
tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang
ketakutan.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung
dan mendoakan dengan kasih
sayangnya.
2. Kakak dan Adikku yang selalu
memberikan dukungan dan semangat.
3. My special person yang selalu sabar
dan setia menemaniku menyelesaikan
skripsi ini.
4. Teman-teman seperjuangan P. Mat’07.
5. Almamater IKIP PGRI Semarang.
v
ABSTRAK
Malechah, Nur. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa DenganMenggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan ModelPembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun DatarSiswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran2010/2011. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRISemarang. Drs. Wijonarko, M.Kom. dan Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.
Kata kunci: CRH, Scramble, LKS, Hasil belajar
Salah satu indikator bahwa mutu pendidikan dikatakan lebih baik adalahketika siswa telah mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah dalammenghadapi permasalahan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelashendaknya tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi tetapi jugabagaimana membuat suasana dikelas menjadi menyenangkan dan menariksehingga siswa tidak merasa bosan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Salahsatunya dengan menggunakan pembelajaran aktif CRH dan Scramble. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswadengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuan LKSdan pembelajaran konvensional serta mana yang lebih baik antara hasil belajarsiswa dengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuanLKS dan pembelajaran konvensional.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 SayungDemak Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan menggunakan teknik cluster randomsampling diperoleh tiga kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen I(CRH), kelas VII E sebagai kelas eksperimen II (Scramble), dan kelas VII Fsebagai kelas kontrol (konvensional). Pengambilan data penelitian ini dilakukandengan metode dokumentasi dan tes. Uji statistika yang digunakan dalampenelitian ini adalah uji normalitas,uji homogenitas,uji anava, dan uji t dua pihak.
Berdasarkan hasil analisis data hasil tes dari ketiga kelompok diperolehbahwa ketiga kelompok normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesisdapat digunakan uji anava. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 4,506 denganα = 5% dk pembilang =2 dan dk penyebut =101 diperoleh F table = 3,09. maka Hoditolak. Karena Ho ditolak maka ada yang paling baik antara hasil belajar siswayang diberi model pembelajaran CRH berbantuan LKS, hasil belajar siswa yangdiberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yangdiberi pembelajaran konvensional. dan belum diketahui mana yang paling baikmaka, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungandiperoleh pada hipotesis pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01, hipotesis keduathitung < t tabel yaitu 0,831 < 2,01, dan hipotesis ketiga thitung > ttabel yaitu 2,057 <2,01. Jadi ada perbedaan hasil belajar antara CRH dengan Scrambel dan CRHdengan konvensional, sedangkan antara Scrambel dengan konvensional tidak adaperbedaan hasil belajar. dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen Isebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68.Maka, dapat disimpulkan bahwa CRH lebih baik dari Scrambel dan konvensional.
Disarankan guru dapat terus mengembangkan pembelajaran aktif CRH danmenerapkannya pada pembelajaran pokok bahasan yang lainnya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya serta kamudahan dan kelapangan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan
Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun
Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran
2010/2011”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Studi Strata I guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam IKIP PGRI Semarang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan panghargaan dan rasa
terimakasih kepada:
1. Muhdi, S.H, M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah
memberikan berbagai fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan studi
di Jurusan Pendidikan Matematika .
2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang yang telah memberi
ijin dalam pembuatan skripsi ini.
3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI
Semarang.
4. Dr. Wijonarko, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
vii
5. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Suwarno, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Sayung Demak yang
telah memberikan ijin penelitian.
7. Sudarwanto, M.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP N 2 Sayung
Demak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Para dosen Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Semarang, 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. .Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Penegasan Istilah ........................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................... 12
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ........................................ 12
B. Pembelajaran Matematika .......................................................... 17
C. Pengertian Model Pembelajaran ................................................ 18
D. Pembelajaran Aktif ................................................................... 18
E. Model Pembelajaran Course Review Horey .............................. 19
F. Model Pembelajaran Scramble .................................................. 21
ix
G. Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................... 22
H. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 24
I. Tinjauan Materi Pokok Bahasan bangun Datar ......................... 28
J. Kerangka Berpikir ...................................................................... 35
K. Hipotesis .................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 39
A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ......................................... 39
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 40
C. Prosedur Penelitian .................................................................... 41
D. Metode Pengumpulan Penyusunan Instrumen ........................... 42
E. Desain Penelitian ....................................................................... 44
F. Analisis Instrumen ...................................................................... 45
G. Metode Analisis Data.................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 61
A. Persiapan penelitian ................................................................... 61
B. Uji Coba Instrumren .................................................................. 62
C. Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................... 65
D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 67
E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 72
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75
A. Simpulan .................................................................................... 75
B. Saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Daftar nama siswa kelas eksperimen I
Lampiran 2. Daftar nama siswa kelas eksperimen II
Lampiran 3. Daftar nama siswa kelas eksperimen II
Lampiran 4. Daftar nama siswa kelas kontrol
Lampiran 5. Daftar nama siswa kelas uji coba
Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 7. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lampiran 8. Kisi-kisi soal uji coba
Lampiran 9. Soal uji coba
Lampiran 10. Pembahasan dan kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 11. Tabel analisis soal uji coba
Lampiran 12. Perhitungan validitas soal
Lampiran 13. Perhitungan reliabilitas soal
Lampiran 14. Perhitungan tingkat kesukaran soal
Lampiran 15. Perhitungan daya pembeda soal
Lampiran 16. Soal evaluasi
Lampiran 17. Kunci jawaban soal evaluasi
Lampiran 18. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen I
Lampiran 19. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen II
Lampiran 20. Daftar nilai awal siswa kelas kontrol
Lampiran 21. Daftar nilai siswa kelas uji coba
Lampiran 22. Uji normalitas data awal kelas eksperimen I
Lampiran 23. Uji normalitas data awal kelas eksperimen II
xi
Lampiran 24. Uji normalitas data awal kelas kontrol
Lampiran 25. Uji homogenitas data awal
Lampiran 26. Uji anava data awal
Lampiran 27. Daftar nilai akhir kelas eksperimen I
Lampiran 28. Daftar nilai akhir kelas eksperimen II
Lampiran 29.Daftar nilai akhir kelas kontrol
Lampiran 30. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen I
Lampiran 31. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen II
Lampiran 32. Uji normalitas data akhir kelas kontrol
Lampiran 33. Uji homogenitas data akhir
Lampiran 34. Uji anava data akhir
Lampiran 35.Uji t eksperimen I dengan kontrol
Lampiran 36.Uji t eksperimen II dengan kontrol
Lampiran 37.Uji t eksperimen I dengan eksperimen II
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Nilai-nilai R-Product Moment
Tabel 2.Kurva Normal Dari 0 s/d Z
Tabel 3.Harga Kritik Chi-Kuadrat
Tabel 4.Nilai-nilai Dalam Distribusi t
Tabel 5.Nilai-nilai Dalam Distribusi F
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003 menyatakan, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Hanafiah dan Suhana, 2009: 103). Belajar dan pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar
manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang berlangsung dari sejak
lahir sampai mati atau berlangsung seumur hidup.
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh
sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti
sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah.
Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah sebab,
belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses
mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan
2
dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang
berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta
didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini
banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika
mereka sudah hafal hal-hal yang telah dipelajarinya, namun pada
kenyataannya mereka tidak memahaminya dan tidak mampu menghubungkan
antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dipergunakan/dimanfaatkan.
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi memasuki semua cabang
matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak semua pengembangan
struktur dalam matematika. Dengan demikian tidaklah salah kalau orang
mengatakan bahwa berhitung itu amat penting dan mendasar (Soedjadi, 2008:
12). Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan, tersirat
bahwa matematika itu suatu ilmu dan berfungsi pula untuk melayani ilmu
pengetahuan. Dengan perkataan lain, matematika tumbuh dan berkembang
untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, dan juga melayani kebutuhan ilmu
pengetahuan dalam perkembangan operasionaln. Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya
yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
3
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara
guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari
matematika (Suyitno, 2004: 2). Dengan pembelajaran matematika dapat
memajukan daya pikir manusia dan membekali siswa dengan kemampuan
bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah.
Guru berperan sebagai pendidik, yaitu harus memiliki kewajiban untuk
melakukan reformasi kelas (classroom reform) sehingga diberi otonomi
untuk melakukan inovasi dan perubahan dilingkungan kelasnya. Dengan
peran yang diberikannya, guru dengan leluasa untuk memahami,
mengarahkan, dan mengembangkan peserta didik dalam aspek kognitif,
afektif, dan psikimotorik. Dalam konsep itu tersirat bahwa peran seorang guru
adalah sebagai pemimpin dan fasilitator belajar dan mampu menguasai
berbagai model pembelajaran yang dapt meningkatkan hasil belajar siswa.
Jadi guru berperan penting dalam proses pembelajaran dan bertanggung
jawab menciptakan suasana kelas yang nyaman, sehingga pembelajaran akan
berjalan lancar.
Salah satu model pembelajaran aktif yaitu model pembelajaran Course
Review Horey dan Scramble. Dengan menggunakan model pembelajaran
Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS maka akan terjadi
interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga
tidak terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, diskusi,
dan rasa kebersamaan.
4
Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak, karena
dalam pengerjaannya siswa harus menggunakan imajinasi yang tinggi. Siswa
nantinya akan dapat menemukan manfaat dengan mempelajari materi bangun
datar dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat dihadapkan pada persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan matematika khususnya yang berkaitan
dengan bangun datar. Peneliti mengambil materi bangun datar yang
memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Dengan pembelajaran ini
diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran.
SMP N 2 Sayung Demak adalah sebuah SMP yang teletak di Jl. Raya
Sayung Demak. Dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, selama ini
guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan pembelajaran
konvensional. Dalam pembelajaran materi bangun datar, aktivitas guru
cenderung hanya menyampaikan materi serta memberikan soal saja,
sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan soal. Dalam hal ini,
efektivitas dalam penyampaian materi kurang efisien, sehinggga pembelajaran
dirasakan kurang menyenangkan dan membosankan. Pada penelitian ini akan
membandingkan model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble
berbantuan LKS, untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar
dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam sub pokok
bahasan bangun datar.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud melaksanakan
penelitian dengan judul : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model
5
Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar
Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran
2010/201
B. PENEGASAN ISTILAH
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini
dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu
adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dimaksudkan
untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam
penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Perbandingan
Perbandingan adalah suatu peyelidikan untuk membandingkan dua
perkara atau lebih (Arikunto, 2006: 267). Studi yang dimaksud adalah
penyelidikan mengenai perbandingan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan
LKS dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS serta
pembelajaran konvensional.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5).
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik jasmani
maupun rohani.
6
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam
rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat
kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya
mengajar guru (teaching style) atau style learning and teaching (Hanafiah
dan Suhana, 2009: 41). Secara khusus istilah model pembelajaran
diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam rangka melakukan suatu kegiatan.
4. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran
untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari
(Suprijono, 2010: 111). Pembelajaran aktif yang digunakan adalah model
pembelajaran Course Review Horey dan Scramble.
5. Pembelajaran Course Review Horey
Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model
pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang
diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung
berteriak horey (Imran, 2009).
6. Pembelajaran Scramble
Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran
dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan
7
siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa
diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009).
Model Scramble merupakan model pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
7. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran
yang memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno,
dkk. 2001: 37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas
siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
8. Pengertian Bangun datar
Bangun datar adalah bangun rata yang mempunyai dua dimensi
yaitu panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung,
tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Hambali, Iskandar, dan Rahmat,
1992: 171). Pada penelitian ini yang akan diteliti bangun datar segi empat
SMP N 2 Sayung Demak kelas VII semester II.
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari perbandingan
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Course Review
Horey dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS pada pokok
bahasan bangun datar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah suatu penelitian yang membandingkan
hasil belajar siswa antara yang diberi model pembelajaran course review
horey dan yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
8
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar
siswa yang diberi model pembelajaran konvensional?
2. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang
diberi model pembelajaran konvensional?
3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar
siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS?
4. Mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa
yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil
belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional?
D. TUJUAN PENELITIAN
Dari uraian latar belakang dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi
model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil
belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.
9
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi
model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa
yang diberi model pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi
model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil
belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
4. Mengetahui mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi
model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar
siswa yang diberi model Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa
yang diberi pembelajaran konvensional.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
a. Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
b. Melatih kerjasama siswa dalam berkelompok.
c. Memudahkan siswa mencari jawaban .
d. Mendorong siswa untuk termotivasi mengerjakan soal-soal yang di
berikan.
2. Bagi Guru
a. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dikelas dengan
baik.
b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran dan berkesempatan melakukan modeling sehingga
10
diharapkan tidak mengalami kesulitan saat mengimplementasikan
pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horey dan
Scramble berbantuan LKS.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya dalam pembelajaran
matematika.
b. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan manfaat
model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan
LKS.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah khususnya dalam bidang
matematika.
F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian
awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi
terdiri dari lima bab antara lain :
Bab I : Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalahan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II : Landasan Teori dan Hipotesis, membahas teori yang berlandasan
permasalahan skripsi dan penjelasan yang merupakan landasan
11
teoritis yang diterapkan dalam skripsi ini, serta kerangka berpikir
dan hipotesis penelitian.
Bab III : Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode penentuan obyek,
variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, dan metode analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang
telah dilakukan dan pembahasannya.
Bab V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan
saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Beberapa ahli yang mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan
antara lain :
1. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2. Menurut Morris L. Bigge (dalam Darsono, dkk 2001: 3) menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan pada pemahaman, perilaku, persepsi,
motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat
pengalaman dalam situasi tertentu.
3. Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2010: 3), belajar adalah perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Dari berbagai pendapat diatas tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian usaha dan tindakan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku untuk mendapatkan berbagai
pengalaman dalam berpikir, serta berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Djamarah (2008: 27-37) kegiatan belajar siswa dapat
dibedakan menjadi 9 jenis belajar yaitu :
13
1. Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung
dalam kata-kata yang digunakan.
2. Belajar kognitif
Belajar kognitif adalah belajar yang bersentuhan dengan masalah mental.
Obyek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan
dan gagasan.
3. Belajar menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di
dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
4. Belajar teoritis
Belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta
(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi
dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek
yang mempunyai ciri-ciri yang sama (konsep dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata/lambang bahasa).
14
6. Belajar kaidah
Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama
lain, terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.
7. Belajar berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan.
8. Belajar ketrampilan motorik
Ketrampilan adalah mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik
jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara
gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
9. Belajar estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan
menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.
Menurut Darsono, dkk (2001: 27 - 29) prinsip-prinsip belajar adalah
sebagai berikut :
1. Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Dari kajian teori belajar pengelolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
15
2. motivasi
Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktifitas
seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran.
Sebagai tujuan motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar.
Motivasi dapat bersifat internal artinya datang dari diri sendiri, dapat juga
bersifat eksternal artinya datang dari orang lain, misalnya dari guru, orang
tua, teman, dan sebagainya.
3. Keaktifan siswa
Belajar tidak dapat dipaksa dan dilimpahkan kepada orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi
yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan
mampu merencanakan sesuatu.
4. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Dalam belajar langsung siswa tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan
bertanggungjawab terhadap hasilnya. Belajar sebaiknya dialami melalui
perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik
individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem
solving).
16
5. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya:
mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang.
6. Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
7. Perbedaan individu
Siswa adalah individu yang unik artinya tidak ada dua siswa yang
sangat persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Karenanya perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran. Penggunaan metode dan strategi belajar mengajar yang
bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik
(Darsono, dkk 2001: 24 – 25). Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim
dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa
serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2).
17
Jadi, pembelajaran adalah usaha guru dengan sadar dan sengaja
untuk menyediakan fasilitas belajar dan lingkungan bagi peserta didiknya agar
terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.
B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Matematika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keluasan-
keluasan, bilangan-bilangan, ruang dan bagian-bagiannya, besaran, dan
hubungan-hubungannya, bersifat abstrak, deduktif, serta terstruktur. (Suyitno,
dkk, 2001: 1).
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya,
yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara
guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari
matematika tersebut (Suyitno, 2004: 2).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menciptakan
ketrampilan hitung berhitung. Diharapkan dengan pembelajaran matematika
siswa mampu untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kegiatan
pembelajaran matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar tertentu.
18
C. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat kaitannya dengan
gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching
style) atau style learning and teaching (Hanafiah dan Suhana, 2009: 41).
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial dan sebagai
kerangka konseptualkerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Suprijono 2010: 46).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. model pembelajaran
adalah suatu upaya atau usaha membelajarkan peserta didik agar suasana dan
kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak membosankan.
D. PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran untuk
mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari (Suprijono,
2010: 111). Pembelajaran aktif merupakan bentuk pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Samadhi (2009) Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut :
19
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis
dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi pelajaran.
4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi.
5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran aktif kualitas pembelajaran akan meningkat jika
para siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan
menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh.
E. MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY
Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model
pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi
dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan
tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey
(Imran, 2009).
Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-4
siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk bekerja
sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar vertikal atau
horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta mendapat nilai.
20
Menurut Suprijono (2010: 129) langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam model pembelajaran Course Review Horey sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemonstrasikan /menyajikan materi.
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau
25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera
masing-masing siswa.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar
diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal, atau
diagonal harus segera berteriak horey atau yel-yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horey yang diperoleh.
8. Penutup.
Kelebihan model pembelajaran Course Review Horey :
1. Pembelajarannya menarik dan mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
2. Melatih kerjasama.
Kekurangan model pembelajaran Course Review Horey:
1. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
2. Adanya peluang untuk curang.
21
Dengan model pembelajaran Course Review Horey diharapkan
siswa lebih semangat dalam belajar karena pembelajarannya tidak monoton
diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.
F. MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE
Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran
dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa
bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan
mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009).
Model pembelajaran Scramble bersifat aktif. Siswa dituntut aktif
bekerjasama serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk
menyelesaikan kartu soal guna memperoleh point dan diharapkan dapat
meningkatkan kebersamaan siswa. Dalam pembelajaran Scramble, guru
hendaknya sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar.
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 53) langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam model pembelajaran Scramble sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru menyiapkan kartu soal yang telah dibuat untuk proses pembelajaran.
3. Guru menyiapkan kartu jawaban dengan diacak nomornya sehingga siswa
dapat mencari jawaban yang tepat.
4. Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang tersedia.
5. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing
kelompok.
22
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan
mencari jawaban yang sesuai.
7. Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa.
Kelebihan model pembelajaran Scramble :
1. Memudahkan mencari jawaban.
2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
Kekurangan model pembelajaran Scramble :
1. Siswa kurang berpikir kritis.
2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain.
Dengan jawaban yang telah disusun secara acak, diharapkan dapat
mendorong siswa untuk belajar dengan mengerjakan soal tersebut.
G. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran yang
memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno, dkk. 2001:
37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses
belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Lembar kerja siswa adalah kertas yang berisikan tugas-tugas, rencana
kerja, langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, hasil
pengamatan, hasil analisis data, dan informasi pada umumnya. Lembar kerja
siswa juga dapat memuat informasi singkat mengenai konsep atau prinsip
sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah. Lembar kerja siswa ini
23
sangat menolong guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas yang
menerapkan strategi belajar kelompok(Wardani, Julaeha, dan Said, 2000: 28).
LKS merupakan media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar
atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan tujuan untuk
melakukan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Nurseha (2009) lembar kerja siswa mempunyai fungsi antara
lain :
1. Untuk tujuan latihan
Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja
siswa seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang
melakukan tugas latihan.
2. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal
dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini
bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal. Lembar kerja siswa
ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana
siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
3. Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian
menganalisis data tersebut.
24
4. Untuk penemuan
Dalam lembar kerja siswa ini siswa dibimbing untuk menyelidiki
suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu, kemudian
menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan.
5. Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan lembar kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah
siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.
Lembar kerja siswa (LKS) pada hakikatnya berfungsi untuk
memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana
kesimpulannya telah ditemukan dan diterima oleh semua siswa.
H. HASIL BELAJAR SISWA
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5).
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Tingkah laku memiliki unsur yang subjektif dan unsur motoris. Unsur
subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur
jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Kalau
seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya
perubahan dalam salah satu aspek tingkah laku tersebut (Hamalik, 2008: 30).
25
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perubahan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar.
Menurut Nana Sudjana (2008: 49 - 54) rumusan tujuan pengajaran
berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa mencakup ketiga aspek
yaitu :
1. Tipe hasil belajar bidang kognitif
a. pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan hafalan termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual
disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat
kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum dan lain-lain.
b. pemahaman (comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari
suatu konsep. Untuk itu, diperlukan adanya hubungan antara konsep
dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
c. penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu
konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
26
d. analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian-bagian yang
mempunyai arti atau tingkatan/hirarki.
e. sintesis
Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi
bagian satu integritas.
f. evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberi keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan judgment yang dimiliknya, dan kriteria yang dipakainya.
2. Tipe hasil belajar bidang afektif
a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk
masalah, situasi, dan gejala.
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang di berikan seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala/stimulasi.
d. Organisasi, yakni mengembangkan nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain,
kemantapan dan prioritas nilai yang di milikinya.
27
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik
Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan
atau skiil, kemampuan bertindak individu (seseorang).
Ada 6 tingkatan ketrampilan yakni :
a. Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan tidak sadar).
b. Ketrampilan pada gerakan- gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,
auditif motorik, dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misal kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan.
e. Gerakan skiil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai yang
kompleks.
f. Kemampuan yang barkenaan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan ekspresi, dan interpertatif.
Dengan demikian hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
seseorang baik dari segi jasmani maupun rohani yang dapat meningkatkan
ketrampilan dan potensi yang ada pada diri seseorang.
28
I. TINJAUAN MATERI POKOK BAHASAN BANGUN DATAR
1. Segi Empat
a. Persegi Panjang
1) Pengertian Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang dapat menempati
bingkainya dengan tepat dengan 4 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat
menempati sudut yang lain secara tepat.
2) Sifat-Sifat Persegi Panjang
a) Sisi-sisi yang berhadapan pada persegi panjang sama panjang
dan sejajar.
AB = CD dan AB // CD
AD = BC dan AD // BC
b) Setiap sudut pada persegi panjang sama besar dan merupakan
sudut siku-siku.
BAD = ABC = BCD = ADC = 090
c) Diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang.
AC = BD
d) Diagonal-diagonal persegi panjang berpotongan dan saling
membagi dua sama panjang.
D
A B
C
O
29
OA = OC dan OB = OD
Karena AC = BD, maka OA = OB = OC = OD.
3) Keliling dan Luas Persegi Panjang
a) Rumus keliling persegi panjang adalah:
lPK 22 , atau
)(2 lPK
b) Rumus luas persegi panjang adalah:
lpL
b. Persegi
1) Pengertian Persegi
Persegi adalah segi empat yang dapat menempati bingkainya
dengan tepat dengan 8 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat menempati
sudut yang lain secara tepat.
2) Sifat-Sifat Persegi
a) Semua sisi setiap persegi sama panjang.
D
A B
C
p
l
D
A B
C
O
30
AB = BC = CD = AD
b) Diagonal-diagonal persegi sama panjang dan saling membagi
dua sama panjang.
AC = BD
OA = OB = OC = OD
c) Diagonal-diagonal persegi berpotongan membentuk sudut siku
-siku.
AOB = BOC = COD = AOD = 090
d) Setiap sudut persegi sama besar dan merupakan sudut siku-
siku.
BAD = ABC = BCD = ADC = 090
e) Setiap sudut persegi dibagi dua sama besar oleh diagonalnya,
atau diagonal-diagonalnya merupakan garis bagi.
BAC = DAC = 045 ACB = ACD = 045
ABD = CBD = 045 ADB = BDC = 045
3) Keliling dan Luas Persegi
a) Rumus keliling persegi adalah :
sK 4
D
A B
C
s
s
31
b) Rumus luas persegi adalah ssL , atau 2sL
c. Jajargenjang
1) Pengertian jajargenjang
Jajargenjang dibentuk dari gabungan segitiga dan bayangan setelah
diputar setengah putaran pada titik tengah salah satu sisi segitiga.
2) Sifat-Sifat Jajargenjang
a) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
AB = CD dan AB // CD
AD = BC dan AD // BC
b) Sudut- sudut yang berhadapan sama besar.
BAD = BCD
ABC = ADC
c) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan adalah 0180 .
BAD + ABC = 0180
BAD + ADC = 0180
ABC + BCD = 0180
ADC + BCD = 0180
d) Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang.
A B
CD
O
32
OA = OC
OB = OD
3) Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang = alas x tinggi
d. Belah Ketupat
1) Pengertian Belah Ketupat
Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan
bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga itu.
2) Sifat-Sifat Belah Ketupat
a) Semua sisinya sama panjang. AB = BC = CD = AD
b) Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri. AC dan BD
adalah sumbu simetri.
c) Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar
oleh kedua diagonalnya.
BAD = BCD
tinggi
alas
tinggialas
tinggi
tinggi
alas
A B
CD
O
33
BAC = DAC = BCA = DCA
ABC = ADC
ABD = CBD = ADB = CDB
d) Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan
saling berpotongan tegak lurus.
OA = OC dan OB = OD
AC tegak lurus BD
AOB = BOC = COD = AOD = 090
3) Luas Belah Ketupat
a) Luas belah ketupat = alas x tinggi
Luas belah ketupat ABCD = AB x DE
b) Luas belah ketupat = diagonal2
1diagonal lainnya atau
L. belah ketupat ABCD = BDAC 2
1
e. Layang-Layang
1) Pengertian Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki
yang alasnya sama panjang dan saling berimpit.
A B
CD
E
34
2) Sifat-Sifat Layang-Layang
a) Sisinya sepasang-sepasang sama panjang.
AB = AD
BC = CD
b) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
ABC = ADC
c) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
AC adalah sumbu simetri
d) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonalnya
lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.
OB = OD
AC tegak lurus BD
3) Luas Layang-Layang
Luas layang-layang = diagonaldiagonal 2
1(lainnya)
A
B
C
DO
35
f. Trapesium
1) Pengertian Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi
berhadapan yang sejajar.
2) Sifat Trapesium
Jumlah sudut yang berhadapan diantara dua garis sejajar adalah
0180 .
A + D = 0180
B + C = 0180
3) Luas Trapesium
Luas trapesium = jumlah2
1sisi tinggisejajar
Luas trapesium ABCD Luas trapesium PQRS
DECDAB )(2
1TRQRPS )(
2
1
J. KERANGKA BERPIKIR
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan
rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika sebagai pendukung bagi
A
D C
B
A
D C
BE
S
P
R
Q
T
36
keberadaan ilmu yang lain. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki
penguasaan matematika pada tingkat tertentu, sehingga dapat berguna bagi
siswa dalam berkompetensi di masa depan.
Matematika sebagai wahana kehidupan yang tidak hanya digunakan
untuk mencapai satu tujuan tertentu misalnya mencerdaskan siswa tetapi dapat
pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan ketrampilan
tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam
kehidupan melalui matematika.
Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Materi
bangun datar misalnya mencari keliling dan luas jajargenjang yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Materi bangun datar yang memungkinkan siswa
untuk belajar secara aktif melalui diskusi kelompok. Dengan pembelajaran ini
diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran
sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada peserta
didik bekerja sama dengan aktif. Selain itu, pembelajaran aktif dapat
membantu peserta didik meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran
matematika.
Dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey
berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS diharapkan akan terjadi
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa melalui diskusi atau siswa
secara bersama-sama menyelesaiakan masalah yang dihadapi dan
memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan akan menjadi lebih
37
besar. Siswa yang pandai dan siswa yang lemah secara bersama- sama
memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar aktif. Model pembelajaran
Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya, diskusi,
dan mengembangkan kepemimpinan. Jadi dengan memilih model
pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS
diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
K. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Untuk uji analisisnya Ha adalah:
1. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran
Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang
diberi pembelajaran konvensional.
2. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran
Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi
pembelajaran konvensional.
3. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran
Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang
diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
4. Ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa
38
yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil
belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
Sedangkan untuk uji empirisnya Ho adalah :
1. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar
siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
2. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang
diberi pembelajaran konvensional.
3. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar
siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
4. Tidak ada yang paling baik hasil belajar siswa antara yang diberi model
pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa
yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil
belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENENTUAN OBJEK PENELITIAN
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:
130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak yang terdiri dari tujuh
kelas, yaitu kelas VII A-VII G.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling. Hal ini dilakukan setelah
memperhatikan ciri-ciri antara lain : siswa mendapatkan materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian
duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak
berdasarkan ranking. Jadi dapat dilakukan pengambilan sampel secara
random. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh
siswa dalam tiga kelas sebagai kelas sampel, yaitu dua kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II dan satu kelas kontrol. Kelas yang digunakan
sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas VIID dan kelas sebagai eksperimen
II yaitu kelas VIIE dan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol yaitu
kelas VIIF. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu kelas yaitu kelas
40
VIIG. Dengan jumlah siswa yang banyak, diambil 3 kelompok secara acak
dari populasi dengan syarat populasi tersebut harus bersifat normal dan
homogen.
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Sesuai dengan judul
skripsi maka diperoleh :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat (Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Course Review
Horey berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel tergantung pada variabel bebas
(Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah
hasil belajar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak.
B. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, dan sebagainya (Arikunto, 2006:
231). Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data nilai mid semester ganjil dan nama siswa yang digunakan untuk uji
normalitas, homogenitas dan uji ANAVA.
41
2. Metode Tes
Tes adalah alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Metode tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa kelas
VII semester II SMP N 2 Sayung Demak khususnya pada materi pokok
bangun datar.
C. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menentukan objek penelitian yaitu peserta didik kelas VII semester II
SMP N 2 Sayung Demak.
2. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik cluster
random sampling.
3. Menentukan kelas eksperimen, kelas kontrol, dan uji coba.
4. Mengambil data nilai mid semester kelas VII semester II SMP N 2
Sayung Demak sebagai nilai awal.
5. Menganalisis data awal untuk menentukan normalitas, homogenitas dan
ANAVA.
6. Menentukan bentuk tes yang digunakan. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal pilihan ganda karena bentuk soal pilihan ganda
ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar atau paling
tepat.
7. Menyusun kisi-kisi tes.
42
8. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.
9. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang
sebelumnya telah diajar pokok bahasan bangun datar.
10. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
11. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan analisis
instrumen tes uji coba.
12. Melaksanakan pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS
sebagai kelas eksperimen I, pembelajaran Scramble berbantuan LKS
sebagai kelas eksperimen II, dan pembelajaran Konvensional sebagai kelas
kontrol.
13. Melaksanakan tes kemampuan pada kelas eksperimen.
14. Menganalisis hasil belajar siswa.
15. Menyusun hasil penelitian.
D. METODE PENGUMPULAN PENYUSUNAN INSTRUMEN
1. Materi dan Bentuk Tes
Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa adalah materi bangun datar. Siswa dianalisis terlebih dahulu dengan
mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.
Untuk tes, peneliti menggunakan bentuk pilihan ganda.
43
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 269) kebaikan-kebaikan
tes bentuk pilihan ganda adalah :
a. Materi yang diujikan mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran
yang diberikan.
b. Jawaban siswa dapat dikoreksi/dinilai dengan mudah dan cepat
menggunakan kunci jawaban.
c. Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah,
sehingga penilainya bersifat objektif.
2. Metode Penyusunan Perangkat Tes
a. Melakukan pembatasan materi yang diujikan.
Dalam penelitian ini materi yang akan diteskan adalah sub pokok
bahasan persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-
layang, dan trapesium.
b. Menentukan tipe soal.
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe soal bentuk
pilihan ganda. Dengan tes ini siswa diharapkan mampu menjawab
dengan benar dan tepat.
c. Menentukan jumlah butir soal.
d. Menentukan waktu mengerjakan soal.
e. Menyusun kisi-kisi soal.
f. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawaban, dan
penentuan skor.
44
g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.
h. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan
analisis instrumen tes uji coba.
(Sudjana dan Ibrahim, 2007: 98 - 99).
E. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan peneliti dapat ditampilkan dengan
bagan sebagai berikut:
KelasModel
Pembelajaran
Hasil
Belajar
A
B
C
X1
X2
X3
Y1
Y2
Y3
Keterangan :
A : Eksperimen I
B : Eksperimen II
C : Kontrol
X1 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Course
Review Horey berbantuan LKS.
X2 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Scramble
berbantuan LKS.
45
X3 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional.
Y1 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Course Review Horey
berbantuan LKS.
Y2 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS
Y3 : Hasil belajar dengan pembelajaran konvensional.
F. ANALISIS INSTRUMEN
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168).
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment
dengan angka kasar :
})(}{)({ 2222 YYNXXN
YXXYNrXY
keterangan :
XYr = koefisien korelasi antara x dan y
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = jumlah siswa
X = skor total butir soal
46
Y = skor total
Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan table kritis r poduct
moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r table maka item tersebut
valid (Arikunto, 2006: 72-75).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan dalam mengukur apa
yang diukurnya. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan rumus K-R.20 yaitu sebagai berikut :
r11 =
1n
n
2
2
S
pqS
keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen.
pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q.
2S : varians total.
n : banyaknya butir soal.
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p).
Rumus varians :
2S =
NN
XX
2
2
47
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga
r11 , kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel, jika r11 > r tabel maka item tes yang diujicobakan
reliabel (Arikunto, 2006:100-101).
3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda untuk test
yang berbentuk pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut.
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
keterangan:
J = Jumlah peserta tes
AJ = Banyaknya peserta kelompok atas
BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
AP = Proporsi peserta kelompk atas yang menjawab benar.
48
BP = Proporsi peserta kelompk bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda sebagai berikut :
D : 0,00 – 0,20 : jelek
D : 0,21 – 0,40 : cukup
D : 0,41 – 0,70 : baik
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
(Arikunto, 2006 : 213 - 218).
4. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0, 00 – 1,00. Rumus
mencari indeks kesukaran (P) adalah :
JS
BP
P : Indeks kesukaran.
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :
0,00 < P 0,30 adalah soal sukar.
0,30 < P 0,70 adalah soal sedang.
0,70 < P 1,00 adalah soal mudah.
(Arikunto, 2006 : 208).
49
G. METODE ANALISIS DATA
1. Analisi Data Awal
Analisis awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kondisi yang sama. Data yang digunakan adalah nilai
mid semester. Pada analisis awal ini dilaksanakan uji sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai
berikut.
Ho : data berdistribusi normal.
Ha : data tidak berdistribusi normal.
k
1i i
2
ii2
E
EOχ
Keterangan :
2 = harga Chi-Kuadrat.
iO = frekuensi hasil pengamatan.
iE = frekuensi yang diharapkan.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut :
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
50
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai
berikut:
s
xxz i
i
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus
sebagai berikut.
K
E i
ii
iE
EO 2
2)(
, dengan :
2 = chi kuadrat.
Oi = frekuensi pengamatan.
Ei = frekuensi yang diharapkan.
8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat
tabel dengan taraf signifikansi 5%.
9) Menarik kesimpulan, yaitu jika tabelhitung22 χχ maka data
berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika tabelhitung22 χχ dengan
taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320).
51
b. Uji Homogenitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan
kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang
berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang
sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet.
Hipotesis statistiknya adalah:
Ho : 23
22
21 σσ (varians homogen)
Ha : 23
22
21 σσ (varians tidak homogen)
Untuk mempermudah perhitungan, satuan – satuan yang diperlukan
untuk uji Bartlet lebih baik disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut
Tabel Uji Bartlet
Samp
el kedk
dk
1 2iS 2log iS (dk) 2log iS
1
2
.
.
k
11 n
12 n
1kn
)1(1
1 n
11
2 n
11
kn
21S
22S
2kS
21log S
22log S
2log kS
211 log)1( Sn
222 log)1( Sn
2log)1( kk Sn
Jumla
h
( kn
1
1
in -- ---2log)1( ii Sn
52
Rumus yang digunakan adalah :
)1(
)1( 2
2
i
ii
n
SnS
22 log110 ii SnBLn
1)(log 2inSB
Keterangan :
2S : semua gabungan dari semua sampel
Ln 10 : 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10
Dengan taraf nyata 5%, H0 ditolak jika 2)1)(1(
2 khitung , dimana
2)1)(1( k didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang
)1( dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).
c. Uji ANAVA
Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah rata-
rata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan rata-
rata k ,.....,, 21 dan simpangan baku k ,.....,, 21
3210 : H , artinya ketiga kelompok sama.
321: aH , artinya ketiga kelompok berbeda.
Jika berdasarkan uji homogenitas, ditunjukkan bahwa varians ketiga
kelompok homogen maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan
rumus ANAVA (Analisis Varian) :
d
k
MK
MKF , dengan kf dbdb lawan ddb
53
Keterangan :
kMK : Kuadrat mean antar kelompok.
dMK : Kuadrat mean dalam kelompok.
kdb : derajad kebebasan antar kelompok.
ddb : derajad kebebasan dalam kelompok.
H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad
kebebasan tertentu.
Langkah-langkah perhitungannya adalah :
1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata
keseluruhan.
2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan
oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan.
3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang
disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok
masing-masing.
4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis
variansi.
5) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf nyata
dengan derajad bebas.
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).
54
2. Analisis Data Akhir
a. Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai
berikut.
Ho : data berdistribusi normal.
Ha : data tidak berdistribusi normal.
k
1i i
2
ii2
E
EOχ
Keterangan :
2 = harga Chi-Kuadrat.
iO = frekuensi hasil pengamatan.
iE = frekuensi yang diharapkan.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut :
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai
berikut:
55
s
xxz i
i
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus
sebagai berikut.
K
E i
ii
iE
EO 2
2)(
, dengan :
2 = chi kuadrat.
Oi = frekuensi pengamatan.
Ei = frekuensi yang diharapkan.
8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat
tabel dengan taraf signifikansi 5%.
9) Menarik kesimpulan, yaitu jika tabelhitung22 maka data
berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika tabelhitung22 dengan
taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320).
b. Uji Homogenitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan
kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang
berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang
sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet.
56
Hipotesis statistiknya adalah:
Ho : 23
22
21 σσ (varians homogen)
Ha : 23
22
21 σσ (varians tidak homogen)
Tabel Uji Bartlet
Samp
el kedk
dk
1 2iS 2log iS (dk) 2log iS
1
2
.
.
k
11 n
12 n
1kn
)1(1
1 n
11
2 n
11
kn
21S
22S
2kS
21log S
22log S
2log kS
211 log)1( Sn
222 log)1( Sn
2log)1( kk Sn
Jumla
h
( kn
1
1
in -- ---2log)1( ii Sn
Rumus yang digunakan adalah :
)1(
)1( 2
2
i
ii
n
SnS
22 log110 ii SnBLn
B 1)(log 2inS
Keterangan :
2S : semua gabungan dari semua sampel
57
Ln 10 : 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10
Dengan taraf nyata 5 %, H0 ditolak, jika 2)1)(1(
2 khitung , dimana
2)1)(1( k didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang
)1( dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).
c. Uji ANAVA
Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah rata-
rata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan rata-
rata k ,.....,, 21 dan simpangan baku k ,.....,, 21
3210 : H , artinya ketiga kelompok sama.
321: aH , artinya ketiga kelompok berbeda
DAFTAR ANALISIS VARIAN
Sumber varian db JK MK F
Antar kelompok
Dalam
kelompok
dbk = k -1
dbd = N - k
JKK
JKd
MKK = JKK /
dbk
MKd = JKd /
dbd
MKK/
MKd
TotalDbT = N -
1JKT
................... ............
Rumus ANAVA (Analisis Varian) sebagai berikut :
d
k
MK
MKF , dengan kf dbdb lawan ddb
58
Keterangan :
kMK : Kuadrat mean antar kelompok.
dMK : Kuadrat mean dalam kelompok.
kdb : derajad kebebasan antar kelompok.
ddb : derajad kebebasan dalam kelompok.
H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad
kebebasan tertentu.
Langkah-langkah perhitungannya adalah :
1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata
keseluruhan.
2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan
oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan.
3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang
disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok
masing-masing.
4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis
variansi.
5) Membandingkan nilai F dengan F tabel pada taraf nyata dengan
derajad bebas.
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).
59
d. Analisis Uji t
Analisis Uji t digunakan untuk menguji perbedaan mean terhadap dua
kelompok.
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
Untuk menguji hipotesis 1, 2, dan 3, dilakukan dengan menggunakan
rumus Uji t sebagai berikut.
1) Jika varians kedua kelas sama, maka
Rumus yang digunakan adalah:
21
21
n
1
n
1S
xxt
, dengan
2nn
1)S(n1)S(nS
21
2
22
2
11
Keterangan :
t = uji t,
1x = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen,
2x = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol,
S = simpangan baku gabungan,
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen,
n2 = jumlah siswa kelas kontrol,
x1 = simpangan baku kelas eksperimen, dan
60
x2 = simpangan baku kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika 2)nα)(n(1hitung 21tt
dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2002:239).
2) Jika varians kedua kelas berbeda, maka
Rumus yang digunakan adalah:
21
2211'
ww
twtwt
, dengan
1n,α11
2
22
2
1
21
1 1tt,
n
Sw,
n
Sw , dan
1n,α12 2t t .
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika hitungtabel tt (Sudjana,
2002: 239).
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian perlu diadakan persiapan agar hasil
yang dicapai maksimal. Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum
mengadakan penelitian, antara lain:
1. Menentukan populasi yaitu seluruh siswa kelas VII Semester II SMP N 2
Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari tujuh kelas
yaitu kelas VII A-VII G. Dan melakukan observasi awal untuk
mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara dengan guru
matematika yang meliputi kegiatan pembelajaran di kelas, dan situasi serta
kondisi sekolah.
2. Menentukan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan
“Cluster random sampling” yaitu secara acak, sehingga di peroleh tiga
kelas yaitu: kelas VII D sebagai kelas eksperimen I, kelas VII E sebagai
kelas eksperimen II, dan kelas VII F sebagai kelas kontrol.
3. Mencatat nama-nama siswa kelas VII D, VII E dan VII F beserta nilai mid
semester ganjil pada mata pelajaran matematika dari Dokumen Sekolah.
4. Menganalisis data awal yaitu nilai mid semester ganjil mata pelajaran
matematika kelas VII SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran
62
2010/2011. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan bahwa antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kondisi awal yang sama.
5. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, perlu dipersiapkan beberapa
perangkat pengajaran yaitu rencana pembelajaran dengan model Course
Review Horey, rencana pembelajaran Scramble dan rencana pembelajaran
konvensional, uraian materi, buku-buku, LKS, serta alat-alat penunjang
lainnya .
B. Uji Coba Instrumen
1. Pemberian tes uji coba
Tes uji coba dilakukan di SMP N 2 Sayung Demak pada tanggal 28
Maret 2011 yaitu di kelas VII G dengan jumlah siswa 34 sebagai sampel
uji coba karena mendapat mata pelajaran yang sama dengan siswa yang
menjadi sampel penelitian.
2. Penentuan instrumen kompetensi dasar bangun datar
Hasil uji coba instrumen dianalisis untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda dari tiap-tiap soal
instrument.
a. Validitas soal
Untuk mengetahui validitas tes, rumus yang digunakan adalah korelasi
product moment dengan angka kasar:
})(}{)({ 2222 YYNXXN
YXXYNrXY
63
Pada soal no 1 diperoleh:
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
)209764653634)(6762634(
4582636934
XYr
12460208
1190812546
XYr
2591680
368XYr
8,1609
368XYr
396,0XYr
Dari hasil perhitungan diperoleh harga r xy = 0,396 , dengan taraf
signifikan 5% dan N = 34 diperoleh r tabel = 0,339. Karena r xy > r tabel
yaitu 0,396 > 0,339. Maka item soal no. 1 Valid. Dari hasil analisis,
item soal yang valid yaitu item soal no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15,
16, 17, 18, 20 dan item soal yang tidak valid yaitu item soal no 3, 11,
12, 13, 19. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
b. Reliabilitas Soal
Untuk menentukan reliabilitas soal tes, rumus yang digunakan adalah
KR-20 :
))(1
(2
2
11S
pqS
n
nr
64
Dimana :
84,13634
34
20976410822
)( 2
2
2
NN
XX
S
Sehingga diperoleh :
026,1970,0053,184,136
08,484,136
19
20))(
1(
2
2
11
S
pqS
n
nr
Dari perhitungan uji reliabilitas dengan rumus diatas, diperoleh harga
r11 = 1,026. Harga ini dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan N = 34
pada taraf signifikan = 5% diperoleh harga r tabel = 0,339. Jadi r11 >
r tabel . Hal ini menunjukan bahwa soal yang disusun merupakan soal
yang reliable. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
c. Taraf Kesukaran Soal
Untuk menghitung taraf kesukaran soal, rumus yang digunakan adalah :
P =JB
B
Pada soal no 1 diperoleh:
76.034
261 P
Dengan taraf kesukaran 0,76 maka soal dikatakan mudah. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
d. Daya pembeda soal
Untuk menghitung daya pembeda soal, rumus yang digunakan adalah :
D =A
A
J
B-
B
B
J
B= PA-PB
65
Pada soal no 1 diperoleh:
1,07,08,017
12
17
141 D
Dengan daya pembeda 0,1 maka soal dikatakan jelek. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,
serta daya pembeda soal maka item soal uji coba yang digunakan untuk
mengambil data penelitian ini sebanyak 15 soal yaitu : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 14, 15, 16, 17, 18, 20.
C. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan pokok bahasan yang diambil dalam penelitian ini,
maka penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi bangun datar..
Pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan yang digunakan
dalam penelitian dilaksanakan tanggal 11 April 2011 sampai dengan tanggal
18 April 2011 di SMP N 2 Sayung Demak. Untuk kelas eksperimen I
mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan kelas
eksperimen II mendapat pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan kelas
kontrol mendapat pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran Course
Review horey, yaitu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 2-4 siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab
untuk bekerja sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar
vertikal atau horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta
mendapat nilai. Sedangkan pembelajaran Scramble adalah pembelajaran
66
dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa
bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan
mampu mencari jawaban yang tepat/benar. Dengan berbantuan LKS
diharapkan siswa dapat memperoleh informasi singkat mengenai konsep atau
prinsip sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan
dengan bangun datar segi empat.
Pelaksanaan tes untuk mengetahui hasil belajar kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 18 April 2011 di SMP N 2
sayung Demak. Hasil belajar inilah yang kemudian dianalisis untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble
berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada
pokok bahasan bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak
tahun pelajaran 2010/2011, baik tidaknya hasil belajar antara siswa yang
mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran
Scramble berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional pada materi pokok bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2
Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011.
67
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Awal
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan
dengan menggunakan uji 2 :
1) Kelas eksperimen I
Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen I
diperoleh nilai hitung2 = 3,768, dengan N = 34 dan taraf nyata =
5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 3,768 <
7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
2) Kelas eksperimen II
Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen
II diperoleh nilai hitung2 = 3,471, dengan N = 34 dan taraf nyata
= 5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 3,471
< 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
3) Kelas kontrol
Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas kontrol
diperoleh nilai hitung2 = 4,264, dengan N = 34 dan taraf nyata =
5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 4,264 <
7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.
68
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas
mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah
bartlet :
Berdasarkan hasil uji homogenitas data awal diperoleh nilai hitung2
= 4,807. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) =
5,991. Karena hitung2 < 2
0,95(2), yaitu 4,807 < 5,991, maka dapat
disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama
(homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24.
c. Uji Anava
Setelah data berdistribusi normal dan homogen, untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar ketiga kelas maka dilakukan
perhitungan uji anava, jika = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut
= 99, maka didapat F tabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F
hitung = 0,86. Ternyata harga F hitung < F table yaitu 0,86 < 3,09
maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga
kelas atau mempunyai keadaan awal yang sama. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25.
2. Analisis Akhir
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan
dengan menggunakan 2 :
69
1) Kelas eksperimen I
Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen I
diperoleh nilai hitung2 = 5,581, dengan N = 34 dan taraf nyata =
5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 5,581 <
7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29.
2) Kelas eksperimen II
Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen
II diperoleh nilai hitung2 = 1,184, dengan N = 34 dan taraf nyata
= 5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 1,184
< 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
3) Kelas kontrol
Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas kontrol
diperoleh nilai hitung2 = 2,310, dengan N = 34 dan taraf nyata =
5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung
2 < tabel2 yaitu 2,310 <
7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas
mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah
bartlet :
70
Berdasarkan hasil uji homogenitas data akhir diperoleh nilai hitung2
= 0,676. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) =
5,991. Karena hitung2 < 2
0,95(2), yaitu 0,676 < 5,991, maka dapat
disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama
(homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32.
c. Uji Anava
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara
siswa yang mendapatkan pembelajaran Course review horey berbantuan
LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan pembelajaran
konvensioal digunakan Uji Anava pada hipotesis keempat. Ketentuan
pengujian hipotesis : bila harga F hitung Ftabel maka Ho diterima, dan
Ha ditolak.
Dengan = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 99, maka
didapat Ftabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 4,506.
Ternyata harga F hitung > Ftabel yaitu 4,506 >3,09 maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Karena Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling
baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course
Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model
pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang
diberi pembelajaran konvensional. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 33.
Di sini belum diketahui apakah ada yang berbeda mendapat
pembelajaran Course Review horey dengan konvensional,
71
pembelajaran Scramble dengan konvensional, atau yang mendapat
pembelajaran Course Review horey dengan Scramble atau manakah
yang paling baik dari ketiga kelompok tersebut. Untuk itu diperlukan
pengujian antar dua sampel menggunakan uji t.
d. Uji t
Untuk hipotesis yang pertama yaitu antara pembelajaran Course
Review horey dengan konvensional didapat thitung = 2,858. Hipotesis
yang kedua yaitu antara pembelajaran Scramble dengan konvensional
thitung = 0,831. Dan untuk hipotesis ketiga yaitu pembelajaran Course
Review horey dengan Scramble thitung = 2,057. Untuk selanjutnya thitung
yang sudah didapat dikonsultasikan dengan ttabel, dengan 5% dan
dk= n1+n2-2 = 66 maka harga ttabel = 2,01(uji dua pihak).
Karena hipotesis yang pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01
maka ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Course Review
horey dengan konvensional. Hipotesis yang kedua thitung < t tabel yaitu
0,831 < 2,01 maka tidak ada perbedaan antara pembelajaran Scramble
dengan konvensional. Dan untuk hipotesis yang ketiga thitung > ttabel yaitu
2,057 < 2,01 maka ada perbedaan antara Course Review horey dengan
Scramble. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34, 35
dan 36.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review
horey dengan konvensional, dan ada perbedaan hasil belajar siswa
antara yang mendapatkan pembelajaran Course Review horey dengan
72
Scramble. Dan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran Course
Review horey lebih baik dibandingkan yang lain. Dan tidak ada
perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran
pembelajaran Scramble dengan konvensional.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data pada hipotesis keempat seperti yang telah di
uraikan di atas diketahui bahwa dari uji anava diperoleh Fhitung = 4,506
selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria pengujian dengan α = 5% dk
pembilang 2 dan dk penyebut 99 diperoleh F table = 3,09. Ternyata harga F
hitung > F table yaitu 4,506 > 3,09, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Karena
Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling baik antara hasil belajar
siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan
LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble
berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran
konvensional.
Setelah dilakukan pembuktian antar dua sampel dengan uji t dapat
disimpulkan bahwa pengujian hipotesis pertama ada perbedaan hasil belajar
siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review horey dengan
konvensional, hipotesis kedua tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara
yang mendapat pembelajaran Scramble dengan konvensional. Dan pada
hipotesis ketiga ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapatkan
pembelajaran Course Review horey dengan Scramble. Ini berarti, hasil belajar
siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey lebih baik dari
73
hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Scramble dan
konvensional, dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen I sebesar
76,97 , kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil belajar kelas
eksperimen I (Course Review horey ) lebih baik daripada kelas eksperimen
II (Scramble) dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan beberapa hal yang
mempengaruhinya antara lain :
1. Dalam pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, interaksi
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru terjalin baik. Karena pada
Course Review horey pembelajaran secara berkelompok dan menarik serta
melatih kerjasama.
2. Dalam pembelajaran Course Review horey siswa lebih semangat dalam
belajar karena pembelajarannya tidak monoton diselingi sedikit hiburan
sehingga suasana tidak menegangkan dan tidak cepat bosan. Sedangkan
pada pembelajaran Scramble, siswa di minta menyelesaikan soal disertai
dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak
dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban namun
siswa merasa canggung dan bingung serta tidak percaya diri membutuhkan
waktu yang lama supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. Dan kurangnya pengalaman dari peneliti dalam proses
pembelajaran.
74
3. Sebaliknya dengan pembelajaran konvensional siswa hanya disuruh untuk
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga pelajaran yang
disampaikan tidak tersimpan dalam memori jangka panjang.
Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran
matematika dengan menggunakan model Course Review horey berbantuan
LKS memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan pengajaran
matematika dengan menggunakan model Scramble berbantuan LKS dan
model konvensional pada materi pokok bangun datar segi empat.
Jika dihubungkan dengan tujuan penelitian, maka dapat dikatakan
bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran
Course Review horey, Scramble, dan konvensional. Dimana perbedaan itu
ditunjukkan oleh rata-rata hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan Scramble
berbantuan LKS, dan konvensional pada pokok bahasan bangun datar siswa
kelas VII SMP N 2 Sayung Demak. Dan yang mendapat pembelajaran
Course Review horey rata-rata hasil belajarnya lebih baik.
75
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat
pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble
berbantuan LKS, dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan bangun
datar siswa kelas VII SMP N 2 Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011.
Hal ini terbukti pada analisa berikut:
1. Hasil akhir dengan uji Anava yaitu Fhitung = 4,506 dengan α = 5% dk
pembilang =2 dan dk penyebut = 99 diperoleh F table = 3,09. Setelah
perhitungan dilanjutkan uji-t disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar antara Course Review horey dengan Scramble dan Course Review
horey dengan konvensional, sedangkan antara Scramble dengan
konvensional tidak ada perbedaan hasil belajar.
2. Untuk rata-rata Kelompok eksperimen I (Course Review horey) lebih baik
dibandingkan dengan kelompok eksperimen II (Scramble) dan kontrol
(Konvensional) dengan rata-rata hasil belajasr siswa kelas eksperimen I
sebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar
69,68. Maka, dapat disimpulkan bahwa Course Review horey lebih baik
dari Scramble dan konvensional.
76
B. Saran
Dari hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Guru perlu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih model
pembelajaran yang tepat dan dapat memperlancar kegiatan belajar
mengajar dikelas.
2. Karena pembelajaran dengan model Course Review horey memberikan
pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa, maka hendaknya guru
mampu menerapkan pembelajaran dengan model tersebut dalam proses
belajar mengajar.
3. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
siswa mengenai materi.
4. Pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS memotivasi peserta
didik untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan
kemampuan guru untuk mengelola kelas sehingga kondisi kelas menjadi
kondusif untuk melaksanakan pembelajaran.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan
dari penelitian ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, Cholik. M, dan Sugijono. 2004. Seribu Pena Matematika Jilid I UntukSMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (EdisiRevisi VI). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Darsono, Max, A Sugandi, Marten, dan Rusda Koto Sutadi. 2001. Belajar danPembelajaran. Semarang : IKIP Semarang PRESS.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar (Edisi II). Jakarta : PT. RinekaCipta.
Hadi, Samsul. 2007. Aplikasi Matematika SMP Kelas VII. Bandung : Yudhistira.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Sinar Baru PT. BumiAksara.
Hambali, Julius, Iskandar, dan Muhammad Rahmat. 1992. PendidikanMatematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung : PT. Refika Aditama.
Imran, Syaeful. 2009. Course Review Horey. http://ipankreview.wordpress.com/2009/04/15/course-review-horay, diakses pada 15 November 2010.
Nurseha. 2009 Lembar Kerja Siswa. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH7cd9.dir/doc.pdf, diakses pada 15November 2010.
Samadhi, Ari. 2009. Model Pembelajaran Aktif. http://www.google.co.id/#q=model+pembelajaran+aktif&hl=id&sa=2&fp=b63a9513633023ca, diakses pada 15 November 2010.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Meempengaruhinya (EdisiRevisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Soedjadi. 2008. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.
78
Sudjana, Nana. 2008 . Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : SinarBaru Algensindo.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian. Bandung : SinarBaru Algensindo.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :UNNES PRESS.
Suyitno, dkk. 2001. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :UNNES PRESS.
Wardani, Siti Julaeha, dan Asnah Said. 2000. Kurikurum dan pembelajaran.Jakarta :Universitas Terbuka.
Widodo, Rahmat. 2009. Model Pembelajaran Scramble.http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-scramble ,diakses pada 15 November 2010.
top related