perbandingan intellectual capital bank syariah dan …
Post on 16-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN INTELLECTUAL CAPITAL BANK SYARIAH DAN
BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA (Periode 2011-2015)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Sri Budiharti
NIM: 1112046100108
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016/1437 H
ABSTRAK
Sri Budiharti, NIM 1112046100108. PERBANDINGAN INTELLECTUAL
CAPITAL BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA
(Periode 2011-2015). Skripsi Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 M.
Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi membuat lingkungan
bisnis semakin dinamis. Perusahaan membutuhkan sumber daya yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan agar dapat bersaing di
lingkungan bisnis, yaitu modal intelektual. Banyak penelitian sudah membuktikan
manfaat modal intelektual dalam berbagai industri, hampir setiap industri telah
merasakan dampak dari peningkatan modal intelektual. Tetapi karakteristik setiap
perusahaan berbeda, maka modal intelektual akan berbeda pula. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris perbedaan komponen
modal intelektual yang dihasilkan oleh Bank Syariah dan Bank Konvensional.
Modal intelektual pada penelitian ini diukur menggunakan metode VAIC™.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
kriteria diantaranya adalah BUS dan BUK yang telah berdiri minimal sejak tahun
2009 dan masih terdaftar di Bank Indonesia dalam periode 2011-2015, BUS dan
BUK yang memiliki aset terbesar serta menyajikan laporan keuangan tahunan
periode 2011-2015 yang di publikasi dan telah di audit . Maka, sampel yang
terpilih adalah 5 Bank Syariah (BSM, BMI,PNBS,BNIS,BRIS) dan 5 Bank
Konvensional (Bank Mandiri,BCA,BNI,BRI,dan CIMB Niaga). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan periode 2011-2015 yang dipublikasikan di website resmi masing-masing
bank. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dekriptif, uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dan uji independent samples t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada
komponen VAIC™ yaitu VAHU (Value Added Human Capital) dan STVA
(Structural Capital Value Added) Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
Sedangkan VACA (Value Added Capital Employed) tidak memiliki perbedaan
yang signifikan.
Kata Kunci : Intellectual Capital, Komponen VAIC™ (VACA,VAHU,STVA),
Bank Syariah, Bank Konvensional, independent samples t-test
Pembimbing : Aini Masruroh, S.EI, MM
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta kepada
keluarga dan para sahabat-Nya, semoga kelak kita termasuk kedalam umat yang
mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Program Studi Muamalat
Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada dasarnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak
kesulitan. Akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini antara lain kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
vii
telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya
skripsi ini.
3. Ibu Aini Masruroh S.EI, MM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan banyak ilmu
dan menjadi figur yang sangat memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Amalia SE., MSM yang telah memberikan waktu, tenaga serta ilmu
untuk membantu penulis dalam perbaikan pasca sidang skripsi .
5. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmunya selama ini.
6. Keluarga besar perpustakaan utama dan fakultas yang telah memfasilitasi
penulis dalam hal studi kepustakaan
7. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik doa,
materi, moral dan kesabarannya menunggu terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada
beliau.
8. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, terutama PS C
terima kasih untuk kenangan selama belajar di bangku perkuliahan.
Terkhusus untuk Widya Citra Pratama, Dinda Ayu Pramesti, Vita Ditya,
Maya Andika, Fatma Seta, Ayu Dwi Adani dan Robiatul Adawiyah yang
telah memberikan bantuan dan semangat yang luar biasa.
9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis menjalankan perkuliahan dan
penyusunan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
viii
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu maka diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mendoakan agar Allah SWT membalas segala
dukungan dan kebaikan kalian selama yang telah membantu penyelesaian skripsi
ini. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 09 September 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... 1
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ............................................................. 2
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... 3
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... 4
ABSTRAK .............................................................................................................. 5
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 9
1. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9
2. Perumusan Masalah ............................................................................ 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17
A. Resouce-Based Theory (RBT) ............................................................... 17
B. Intellectual Capital ................................................................................. 21
1. Pengertian Intellectual Capital ........................................................... 21
2. Komponen intellectual capital............................................................ 24
x
3. Value Added Intellectual Capital (VAIC™) ...................................... 28
C. Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................. 34
1. Pengertian Perbankan Syariah ............................................................ 35
2. Pengertian Bank Konvensional ........................................................... 36
D. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................. 38
E. Produk/Jasa Bank Konvensional dan Bank Syariah ............................... 40
1. Produk/Jasa Bank Konvensional ........................................................ 40
2. Produk/Jasa Bank Syariah .................................................................. 41
F. Hipotesis ................................................................................................. 44
G. Review Studi Terdahulu ......................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 50
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 51
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 52
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 52
E. Metode Analisis Data ............................................................................. 53
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 60
A. Deskriptif Data ....................................................................................... 60
B. Perkembangan Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah
dan Bank Konvensional ............................................................................... 64
B1. Peringkat VAIC tahun 2011 ........................................................ 67
B2. Peringkat VAIC tahun 2011 ........................................................ 68
B3. Peringkat VAIC tahun 2013 ........................................................ 69
B4. Peringkat VAIC tahun 2011 ........................................................ 70
B5. Peringkat VAIC tahun 2015 ........................................................ 71
xi
B6. Gabungan Peringkat VAIC Tahun 2011-2015 ........................... 72
C. Analisis Statistik ..................................................................................... 74
1. Uji Statistics Descriptive .................................................................... 74
2. Uji Normalitas..................................................................................... 76
3. Uji Independent Sample t-test ............................................................. 79
D. Interpretasi .............................................................................................. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 87
A. Kesimpulan ............................................................................................. 87
B. Saran ....................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2 1 Kategori VAIC ...................................................................................... 33
Tabel 2. 2 Review Studi Terdahulu....................................................................... 45
Tabel 3. 1 Daftar Sampel Penelitian........................................................................52
Table 3. 2 Kategori VAIC ..................................................................................... 59
Tabel 4. 1 Nilai VACA Bank Syariah dan Bank Konvensional.............................61
Tabel 4. 2 nilai VAHU Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................ 62
Tabel 4. 3 Nilai STVA Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................ 63
Tabel 4. 4 Peringkat VAIC tahun 2011 ................................................................. 67
Tabel 4. 5 Peringkat VAIC tahun 2012 ................................................................. 68
Tabel 4. 6 Peringkat VAIC Tahun 2013 ............................................................... 69
Tabel 4. 7 Peringkat VAIC Tahun 2014 ............................................................... 70
Tabel 4. 8 Peringkat VAIC Tahun 2015 ............................................................... 71
Tabel 4. 9 Gabungan Peringkat VAIC Tahun 2011-2015..................................... 72
Tabel 4. 10 Descriptive Statistics Bank Syariah ................................................... 74
Tabel 4. 11 Descriptive Statistics Bank Konvensional ......................................... 75
Tabel 4. 12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................... 77
Tabel 4. 13 Ringkasan Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ........................................ 78
Tabel 4. 14 Independent Samples Tes................................................................... 79
Tabel 4. 15 Ringkasan Hasil Uji independent sample t-test ................................. 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 14
Gambar 2. 1 Model Konseptual VAIC....................................................................29
Gambar 4. 1 Perkembangan Nilai VAIC.................................................................64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan
akibat adanya pasar bebas dan globalisasi, pada akhirnya menuntut
perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya.
Perubahan proses bisnis dari yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-
based business) menuju bisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge-
based business), sehingga karakteristik utama perusahaan menjadi
perusahaan berdasarkan pengetahuan. Dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh cara menggunakan
sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan
memberikan keunggulan bersaing. Oleh karena itu, perusahaan semakin
menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets (aset pengetahuan).1
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan
pengukuran knowledge asset adalah Intellectual Capital (IC). Istilah IC
menekankan kombinasi antara intelektualitas dan modal untuk
menunjukkan pentingnya pengetahuan.2Intellectual Capital merupakan
aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern tetapi saat ini
akuntansi belum mampu untuk mengidentifikasi dan mengukur intangible
assets. Di Indonesia fenomena IC mulai berkembang terutama setelah
1Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On Asset
(ROA) Perbankan”. Jurnal Nominal/Volume 1, Nomor 1/Tahun 2012. Akuntansi, Jakarta:
Erlangga. 2 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital:Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi”. (Malang: UMM Press,2015)h.3
2
munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud.
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih
kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak
berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak
lainnya, atau untuk tujuan administratif.3
Kesulitan dalam pengukuran IC menyebabkan keberadaannya
dalam perusahaan sulit untuk diketahui dan pengukuran yang tepat
terhadap IC belum dapat ditetapkan. Pulic mengembangkan Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC™) untuk mengukur IC perusahaan. Metode
VAIC™ dirancang untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi
penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki
sebuah perusahaan.4 Komponen utama dari VAIC™ dapat dilihat dari
sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (Value Added Capital
Employed-VACA), human capital (Value Added Human Capital-VAHU)
dan structural capital (Structural Capital Value Added-STVA).
Model VAIC™ dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added (VA). Value added adalah kemampuan
perusahaan dalam penciptaan nilai. VA dihitung sebagai selisih antara
output(pendapatan) dan input (beban operasional kecuali beban gaji).
3 Ihyaul Ulum, Imam Ghozali dan Anis Chairi “Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square:h.1 4 Eko Wibowo, “ Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan
konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang,2012) hlm. 2
3
Komponen pertama adalah VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human
Capital (Value Added Human Capital) yang menunjukkan berapa banyak
VA yang dapat dihasilkan untuk tenaga kerja (Human Capital dihitung
berdasarkan beban gaji yang terdapat pada laporan keuangan). Selanjutnya
VA dipengaruhi oleh Capital Employed (CE) yang dalam hal ini disebut
dengan VACA (Value Added Capital Employed). CE dapat diperoleh dari
dana yang tersedia (ekuitas) pada laporan keuangan. 5
Komponen terakhir adalah Structural Capital Value Added
(STVA) menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan
nilai. SC diperoleh dari selisih value added dengan human capital (VA-
HC) . STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai. Lalu ketiga komponen tersebut dijumlahkan maka
didapatlah hasil VAIC™. Semakin tinggi koefisien VAIC™ maka
semakin tinggi value yang diciptakan dengan jumlah modal intelektual dan
modal fisik yang sama. 6
Penelitian mengenai modal intelektual menggunakan metode
VAIC™ sudah banyak dilakukan baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa modal intelektual dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan
5 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris”(Yogyakarta: Graha
Ilmu,2009)h. 87 6 Ibid h.88
4
oleh Ulum et al.,7 berhasil membuktikan bahwa IC berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan. IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan masa depan dan ROGIC (rate of growth intellectual capital)
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Penelitian
yang telah dilakukan Agustin Takarini8 menunjukkan hasil penelitian
bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Bank Umum Syariah.
Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumowati9
menunjukkan hasil yang berbanding terbalik. Hasil penelitian menunjukan
bahwa tidak seluruh komponen intellectual capital berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja perusahaan manufaktur. Karakteristik industri
manufaktur lebih cenderung menggunakan modal fisik (physical capital)
dalam operasional perusahaan. Namun berapa perusahaan manufaktur kini
juga dinilai telah menggunakan modal intelektual berupa adanya teknologi
yang canggih bersama dengan physical capital untuk meningkatkan
keunggulan kompetitifnya.
Penelitian Fauziah10
dengan memilih objek pada
PT.Telekomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen
7 Ulum, Imam Ghozali & Anis Chairi. “Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan:
Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”In: Simposium Nasional Akuntansi 23-
24 Juli, Universitas Tanjung Pura Pontianak 2008. 8 Agustin Takarini. “Pengaruh Intellectual capital, Kualitas Penerapan Good Corporate
Governance dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-
2012”(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2014). 9 Kusumowati.” Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan
Manufaktur tahun 2008-2012” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro
Semarang 2013) 10
Fauziah, “Analisis Faktor Modal Intelektual Dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis”
(Tesis S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasnuddin Makasar, 2014)
5
modal intelektual berpengaruh dalam meningkatkan kinerja bisnis pada
PT.Telekomunikasi. Dalam era globalisasi, industri telekomunikasi adalah
sektor bisnis yang paling penting. Industri telekomunikasi merupakan
salah satu dari high-tech industries. Industri telekomunikasi membutuhkan
banyak karyawan yang intelek untuk menciptakan ide pada suatu produk
yang dikembangkan, software dan teknologi agar lebih maju dan
memuaskan pelanggan.
Beberapa hasil penelitian bervariasi karena faktor dari jenis-jenis
perusahaan. Hampir setiap industri telah merasakan dampak dari
peningkatan modal intelektual. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan
dalam investasi modal intelektual pun tentu semakin meningkat. Tetapi
karakteristik setiap industri berbeda, maka investasi akan modal
intelektual akan berbeda pula. Terkait dengan jenis perusahaan yang
menerapkan intellectual capital, Firer dan William (2003)11
menyatakan
industri perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki intellectual
capital paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara
keseluruhan karyawan disektor perbankan lebih homogen dibandingkan
sektor ekonomi lainnya.
Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting
dalam meningkatkan dan memajukan perekonomian negara karena
lembaga perbankan mempunyai fungsi sebagai intermediasi antara pemilik
dana dengan pengguna dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi
11
Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital:Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi”h. 184
6
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dana dari masyarakat atau
dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank, dimana sebagian akan
menjadi cadangan dana oleh bank dan sebagian akan dialokasikan sebagai
pendanaan pinjaman dan juga investasi bagi bank untuk mendapatkan
profit.
Mengingat yang dikelola oleh bank adalah dana, baik dan pemilik
maupun dana masyarakat, maka sektor perbankan mengandalkan
kepercayaan. Oleh karena itu, selain membutuhkan tenaga-tenaga terampil
dan profesional, bank harus dikelola oleh sumber daya manusia yang
memiliki integritas moral yang baik dan terpercaya. Dengan demikian,
perbankan diharapkan dapat memperoleh intellectual capital yang kuat
dalam mengantisipasi persaingan masa depan melalui sumber daya
manusia yang unggul, kreatif dan memiliki visi jauh kedepan.
Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-
undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan amanat
kepada Bank Indonesia untuk mengakomodasi pengaturan dan
pengawasan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Keberadaan dual
banking system atau sistem perbankan ganda, yaitu perbankan berdasarkan
konvensional dan syariah. Undang-undang tersebut memberikan arahan
bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau
mungkin mengkonversi diri secara total bank syariah. Selain itu,
Pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi terbaru yang mengatur
secara khusus mengenai perbankan syariah melalui UU No.21 tahun 2008,
7
dengan adanya dukungan dari pemerintah maka lembaga keuangan syariah
memiliki tanggung jawab untuk memajukan lembaga keuangan syariah
agar lebih baik.12
Hal mendasar yang membedakan antara bank syariah dengan bank
konvensional adalah produk dan jasa perbankan yang ditawarkan serta
cara pembagian keuntungannya. Bank konvensional menerapkan sistem
bunga, menghalalkan kegiatan yang diharamkan dalam Islam dan bersifat
komersial. Berbeda dengan bank syariah yang memiliki karakteristik
antara lain tidak menerapkan sistem bunga, menggunakan metode bagi
hasil dan jual beli, hanya memberikan pembiayaan pada kegiatan usaha
yang halal serta mempunyai sifat ta’awun/sosial yang tidak semata-mata
hanya memikirkan keuntungan tetapi saling tolong menolong.
Walaupun berbeda karakteristik, namun keduanya sama termasuk
dalam kategori “intellectually intensive”. Maka kedua jenis bank tersebut
dituntut untuk memiliki karyawan yang berkompetensi agar lebih
berinovasi dalam mengembangkan produk dan memajukan perusahaan.
Namun di sisi lain masalah yang timbul adalah pada saat ini perbankan
syariah masih kekurangan akan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dalam bidang ekonomi islam atau perbankan syariah secara
khusus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan bank syariah yang
tidak memiliki latar belakang pendidikan berbasis ekonomi syariah. Hal
12
Permadi Gandapradja, “Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank” (Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama,2004)h.171
8
ini bisa menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan
perbankan syariah dan kalah saing dengan perbankan konvensional.
Akan tetapi, belum banyak pembuktian secara empiris bahwa
perbankan konvensional memiliki intellectual capital yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bank syariah. Maka penelitian ini akan
membuktikan seberapa besar bank syariah dan bank konvensional dalam
menghasilkan nilai intellectual capital , kategori bank manakah yang lebih
unggul serta apakah terdapat perbedaan nilai komponen intellectual
capital antara kedua jenis bank tersebut. Penelitian ini menganalisis
intellectual capital menggunakan metode perhitungan VAIC™ yang
dikembangkan oleh Pulic dan uji independent t-test untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan komponen intellectual capital yang dimiliki
bank syariah dan bank konvensional sehingga dibuatlah judul penelitian
“Perbandingan Intellectual Capital Pada Bank Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia Periode 2011-2015”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah yang
mungkin muncul pada objek yang akan diteliti. Identifikasi masalah yang
ditemukan antara lain:
1. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perbankan di
Indonesia periode 2011-2015?
2. Apakah terdapat perbedaan nilai intellectual capital pada perbankan
konvensional dan perbankan syariah?
9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan banyaknya masalah yang teridentifikasi dan
keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian ini dibatasi agar
masalah lebih fokus dan spesifik serta untuk menghindari terjadi
tumpang tindih dengan masalah lain diluar wilayah penelitian,
penelitian ini dibatasi pada :
a. Sampel penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling
dengan kriteria: (1) BUS dan BUK yang telah berdiri sejak tahun
2009 dan masih terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2011-
2015, (2)BUS dan BUK yang memiliki aset terbesar serta
mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut pada
tahun 2011-2015 dan telah diaudit. Maka, terpilihlah sampel
penelitian diantaranya:
- 5 Bank Umum Konvensional: Bank Mandiri, Bank Central
Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan
Bank CIMB Niaga
- 5 Bank Umum Syariah: Bank Muamalat Indonesia, Bank
Mandiri Syariah, BNI Syariah, Panin Bank Syariah dan Bank
Rakyat Indonesia Syariah (mewakili kelompok bank syariah)
b. Rentan waktu data yang dianalisis periode 2011-2015.
c. Data-data laporan keuangan tahunan perbankan berupa neraca dan
laporan laba/rugi tahun 2011-2015.
10
d. Penelitian ini sebatas mengetahui seberapa besar komponen
intellectual capital yang dihasilkan menggunakan metode
perhitungan value added intellectual coefficient (VAIC™) dan
melihat adakah perbedaan komponen intellectual capital yang
dihasilkan oleh bank syariah dan bank konvensional dengan
menggunakan uji independent sample t-test.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perbankan
syariah dan perbankan konvensional di Indonesia periode 2011-
2015?
b. Apakah terdapat perbedaan antara nilai komponen intellectual
capital yang dimiliki oleh perbankan syariah dan perbankan
konvensional di Indonesia?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Menjelaskan nilai intellectual capital yang dihasilkan oleh bank
syariah dan bank konvensional di Indonesia
b. Melihat adakah perbedaan antara nilai komponen intellectual
capital yang dimiliki oleh bank syariah dan bank konvensional.
11
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan bacaan yang dapat
menambah pengetahuan dan referensi bagi pihak akademisi
tentang penting nya pengukuran intellectual capital dengan
perhitungan VAIC™ untuk menciptakan kinerja dan nilai
sebuah perusahaan.
b. Manfaat Praktis
- Bagi Pihak Praktisi
Penelitian ini diharapkan agar menjadi dasar bagi perusahaan
untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan atau tindakan
yang berkaitan dengan pembinaan intellectual capital.
- Bagi Pihak Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi
bagi masyarakat untuk mengetahui cara pengukuran dan
pengungkapan intellectual capital yang sulit diketahui karena
pengungkapannya tidak terdapat pada laporan keuangan
sehingga masyarakat bisa menilai kinerja atau nilai suatu
perusahaan.
12
E. Kerangka Pemikiran
Intellectual Capital memiliki peran yang sangat penting dan
stategis di dalam perusahaan. Intellectual Capital diyakini sebagai faktor
penggerak dan penciptaan nilai perusahaan (value driver & creation).13
Modal intelektual sangat diperlukan dalam pengembangan ekonomi kreatif
melalui perkembangan industri-industri di tanah air. Industri kreatif
dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam
perekonomian. Chen et.al (2005) telah membuktikan perusahaan yang
telah mampu memanfaatkan kekayaan intelektual yang dimiliki secara
efektif diyakini memiliki modal intelektual dan kinerja keuangan yang
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang belum mampu
memanfaatkan kekayaan intelektual.14
Maka hampir setiap industri telah merasakan dampak dari
peningkatan modal intelektual. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan
dalam investasi modal intelektual pun tentu semakin meningkat. Tetapi
karakteristik setiap industri berbeda, maka investasi akan modal
intelektual akan berbeda pula. Salah satu industri yang memiliki nilai
modal intelektual yang tinggi adalah perbankan. Menurut Firer dan
William menyatakan industri perbankan merupakan salah satu sektor
yang memiliki intellectual capital paling intensif. Namun, belum banyak
13
Ihyaul Ulum, “Analisis Praktik Pengungkapan Informasi Intellectual Capital Dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia, Jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan”, Vol.1 No.1 (2011), h.49 14
Agnes Utari dan Anni Aryani, “Intellectual Capital dan Keunggulan Kompetitif” Jurnal
Akuntansi dan Keuangan , Vol.15, No.1, Mei 2013, h.2
13
pembuktian secara empiris adakah terdapat perbedaan kinerja modal
intelektual pada perbankan konvensional dan syariah, yang dimana kedua
jenis bank tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, penelitian ini mengukur kinerja intelectual capital
pada perbankan syariah dan konvensional yang diukur menggunakan
metode VAIC™. Dimana dalam pengukuran ini akan mengetahui besaran
komponen intelectual capital yang telah di hasilkan oleh kedua jenis bank
tersebut. Untuk mengetahui perbandingan komponen intelectual capital
antara bank syariah dan konvensional maka dalam penelitian ini
menggunakan uji-t untuk mengetahuinya.
14
Gambar 1. 1
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan
bank konvensional
Structural
Capital
Human
Capital
Capital
Employed
Uji
Independent
sampel t-test
Analisis
Kesimpulan
dan saran
Uji Normalitas
Laporan keuangan bank
syariah
VAIC™
15
F. Sistematika Penulisan
Pedoman penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka akan dijelaskan sistematika
penulisan masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan secara rinci latar belakang
permasalahan, identifikasi masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yang menjadi
dasar pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab ini
menjelaskan tentang Resource-Based Theory, intellectual
capital, Pengertian dan perbedaan bank konvensional
dengan bank syariah. Pada sub bab berikutnya dibahas
Review studi terdahulu dan Hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang ruang lingkup data, populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,
metode analisis data.
16
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas nilai intellectual capital pada masing-
masing bank dan menganalisa apakah terdapat perbedaan
nilai intellectual pada bank syariah dan bank konvensional.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban
dari rumusan permasalahan dan berisi saran serta
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Resouce-Based Theory (RBT)
Resource-based theory dipelopori oleh Penrose yang
mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak
homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya
perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan.
Sumber daya yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk meciptakan
keunggulan bersaing, sehingga sumber daya yang dimiliki mampu
bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan.15
Sumber
daya ini bisa berupa aset khusus yang bersifat fisik misalnya peralatan,
sumber daya manusia misalnya keahlian dan organisasional misalnya
pemasaran. Ketika sumber daya yang dimiliki perusahaan bernilai dan
langka maka perusahaan dapat menciptakan keunggulan komparatif.16
Menurut Nothnagel yang dikutip oleh Ulum, ada dua asumsi yang
melekat pada RBT yaitu resource heterogeneity dan resource immobility.
Resource heterogeneity (juga disebut resource divercity) menyinggung
apakah sebuah perusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang
juga dimiliki oleh perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga
15
Ihyaul Ulum.”Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisas”. (Malang: UMM Press, 2015) h.20 16
Sangkala, “ Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan”.( Jakarta: Yapensi, 2006) h. 11-12
18
sumber daya tersebut tidak dapat menjadi suatu keunggulan
bersaing. Sedangkan resource immobility menunjuk pada suatu sumber
daya yang sulit didapat oleh kompetitornya karena sulit untuk
mendapatkan atau jika menggunakan sumber daya tersebut biayanya
sangat mahal.17
Barney menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, sumber daya
perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional,
atribut-atribut perusahaan, informasi, knowledge dan lain-lain yang
dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk
memahami dan mengimplementasikan strategi guna meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Agar menjadi sumber daya potensial
dalam sustained competitive advantages, maka sumber daya perusahaan
harus memiliki empat atribut, yaitu:18
a) Bernilai (value resources)
Sumber daya menjadi berharga ketika mereka
memungkinkan perusahaan untuk memahami atau menerapkan
strategi yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Sumber daya
memberikan nilai jika membantu perusahaan dalam memanfaatkan
peluang pasar atau membantu dalam mengurangi ancaman pasar.
17
Ihyaul Ulum.”Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi”h.21 18
Ibid, h. 22-24
19
Tidak ada keuntungan dari memiliki sumber daya jika tidak
menambah atau meningkatkan nilai perusahaan.
b) Langka (Rare Resources)
Menurut definisi, sumber daya berharga yang dimiliki oleh
sejumlah besar perusahaan pesaing atau perusahaan yang
berpotensi menjadi pesaing tidak dapat dianggap sebagai sumber
daya keunggulan bersaing ataupun keunggulan bersaing
berkelanjutan. Perusahaan menikmati keunggulan bersaing ketika
menerapkan strategi penciptaan nilai tidak secara bersamaan
dilaksanakan oleh sejumlah besar perusahaan lain. Jika sumber
daya perusahaan tertentu yang berharga dimiliki oleh sejumlah
besar perusahaan, maka setiap perusahaan-perusahaan ini memiliki
kemampuan mengekploitasi sumber daya dengan cara yang sama,
sehingga menerapkan strategi umum yang tidak memberikan satu
perusahaan keunggulan bersaing tertentu.
c) Tidak dapat ditiru (Imperfecy Imitabillity)
Tidaklah sulit untuk melihat bahwa sumber daya berharga
dan langka yang dimiliki organisasi merupakan sumber
keunggulan bersaing. Memang, perusahaan yang memiliki sumber
daya tersebut akan sering membuat inovasi strategis, karena
mereka akan dapat memahami dan terlibat dalam strategi yang
perusahaan lain tidak bisa membayangkan, atau tidak
20
melaksanakan, karena perusahaan lain tidak memiliki sumber daya
yang relevan.
d) Tidak ada sumber daya pengganti (non-substitutability resources)
Persyaratan terakhir untuk sumber daya perusahaan
menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah
bahwa tidak boleh ada sumber daya strategis yang setara, baik dari
sisi kelangkaan maupun imitable. Secara umum, nilai strategis dari
sumber daya meningkatkan kesulitan untuk menggantikannya.
Semakin tidak terlihat suatu kompetensi, semakin sulit bagi
perusahaan untuk mencari penggantinya dan semakin besar
tantangan bagi para pesaing untuk meniru strategi penciptaan nilai
perusahaan.
Melalui penjelasan tersebut menurut resource-based theory, modal
intelektual memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya yang mampu
menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat
menciptakan value added bagi perusahaan. Perusahaan harus menyadari
pentingnya pengelolaan modal intelektual yang dimiliki. Apabila kinerja
dari modal intelektual tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka
perusahaan akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan
suatu karakteristik tersendiri, Sehingga dengan adanya karakteristik
tersendiri yang dimiliki, perusahaan mampu berdaya saing terhadap para
21
kompetitornya karena mempunyai suatu keunggulan kompetitif yang
hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
B. Intellectual Capital
1. Pengertian Intellectual Capital
Menurut S.Munawir modal adalah hak atau bagian yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan yaitu ditunjukkan dalam pos modal,
surplus dan laba ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.19
Sedangkan menurut
Riyanto modal dapat diartikan yang bersifat klasik dan non- physical
oriented, pengertian modal yang klasik adalah sebagai hasil produksi
yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut, sedangkan yang
bersifat non-physical oriented adalah modal yang ditekankan pada
nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang
terkandung dalam barang-barang modal.20
Sedangkan pengertian intelektual dalam kamus besar Bahasa
Indonesia yang berarti cerdas, berakal dan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan.21
Istilah intelek menurut Chaplin
berasal dari kata intellect, yang berarti “Proses kognitif berfikir, daya
19
Munawir. “Analisis Laporan Keuangan”.(Yogyakarta:Liberty, 2004)h.19 20
Bambang Riyanto. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. (Yogyakarta : BPFE
2010)h.17. 21
Depdikbud.”Kamus Besar Indonesia”(Jakarta: Balai pustaka.2000) h.437
22
menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan
dan kemampuan mental atau inteligensi”.22
Definisi mengenai modal intelektual menurut Stewart,seperti
dikutip oleh Ulum mendefinisikan modal intelektual adalah jumlah
dari semua orang diperusahaan yang memberikan keunggulan
kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual-pengetahuan, informasi,
kekayaan intelektual, pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan kekayaan.23
Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual menurut
beberapa ahli dikutip oleh Ikhsan:24
a. Modal intelektual bersifat ekslusif, tetapi sekali ditemukan dan
dieksploitasi akan memberikan organisasi basis sumber baru
untuk berkompetisi dan menang (Bontis, 1996).
b. Modal intelektual merupakan istilah yang diberikan untuk
mengkombinasikan intangible assets dari pasar, intellectual
property, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadikan
suatu perusahaan dapat berfungsi (Brooking, 1996).
c. Modal intelektual merupakan aset berbasis pengetahuan dalam
perusahaan yang menjadi kompetensi inti perusahaan yang
22
Soeparwoto.”Psikologi Pengembangan”.(Semarang: UPT MKK UNNES,2005)h.52. 23
Ihyaul Ulum. “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris”. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009) h.19 24
Arifin Ikhsan. “Akuntansi Sumber Daya Manusia; Suatu Tinjauan Penilaian Modal
Manusia”. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.85
23
dapat mempengaruhi perkembangan daya tahan dan
keunggulan perusahaan. (Heng, 1996)
d. Modal intelektual adalah hasil dari proses tranformasi
pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri, yang
ditranformasikan ke dalam aset yang bernilai bagi perusahaan
(Mark Valentine St.Leon, 1996)
Pengertian modal intelektual tidak hanya terkait dengan materi
intelektual yang terdapat di dalam diri karyawan perusahaan seperti
pendidikan dan pengalaman. Modal intelektual juga terkait dengan
materi atau aset perusahaan yang berbasis pengetahuan, atau hasil dari
pentransformasian perngetahuan yang dapat berwujud aset intelektual
perusahaan. Aset intelektual tersebut dapat berupa informasi, loyalitas
pelanggan, paten, brand equity, database.25
Dari berbagai pengertian
yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, definisi yang
dapat digunakan dalam memahami modal intelektual di dalam strategi
pengelolaan modal intelektual yaitu sumber daya organisasi yang
berbasis pengetahuan dan menjadi dasar kompetensi organisasi untuk
dapat hidup, berkembang dan bernilai bagi perusahaan.
25
Sangkala, “Intellectual Capital Management”.h.7
24
2. Komponen intellectual capital
Pemahaman terhadap komponen-komponen modal intelektual
menjadi sangat penting mengingat komponen-komponen tersebut
merupakan aset utama yang akan menjadi dasar bagi perusahaan
membangun daya saing. International Federation of Accountants
(IFAC, 1998) mengkalisifikasikan intellectual capital dalam tiga
kategori yaitu :26
a. Human Capital
Human Capital didefinisikan sebagai kemampuan yang
dimiliki anggota organisasi untuk digunakan dalam proses
penciptaan aset intelektual. Modal manusia tercermin didalam lima
dimensi yaitu pendidikan, pelatihan, pengalaman, kompetensi dan
komitmen. Beberapa ahli menyatakan bahwa peran modal manusia
dalam modal intelektual sangat penting, karena proses penciptaan
modal pelanggan (customer capital) berada pada komponen modal
manusia dan kemudian dibantu oleh modal struktur. Modal
manusialah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang
mengetahui apa pengetahuan, keterampilan dan nilai yang
diharapkan pelanggan.27
26
Ihyaul Ulum,”Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris”.(Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009)h. 29 27
Sangkala. “Intellectual Capital Management “. h.40.
25
Perusahaan seyogyanya memberikan perhatian terhadap
dimensi pengetahuan maupun perbedaan aktivitas value creation
dalam kaitannya dengan modal manusia psebagai sumber energi
keunggulan bagi perusahaan. Kebijakan-kebijakan sumber daya
manusia dan juga praktek manajemen tidak harus memperlakukan
karyawan sama, karena karyawan pada dasarnya membutuhkan
arahan, pengelolaan, pengasuhan yang berbeda-beda.28
b. Structural Capital atau Organizational Capital (Modal Organisasi)
Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan untuk
menghasilkan kinerja bisnis yang optimal secara keseluruhan,
meliputi : sistem operasional, teknologi, hak cipta, hardware,
softwared, data base. Menurut Stewart peranan dari modal
struktural adalah mengumpulkan, mengorganisir, memperbaiki dan
mendistribusikan pengetahuan yang ada secara lebih efisien. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ada dua tujuan utama peranan
yang harus diberikan oleh modal struktural, yaitu :29
- Pertama, menyusun “body of knowledge” yang dapat
ditranfer, dapat dipelihara atau dapat mempertahankan
resep-resep/pedoman yang mungkin bisa hilang. Resep-
resep/pedoman tersebut bisa saja berupa resep
menjalankan proses bisnis, teknologi yang digunakan
28
Ibid, h. 46 29
Ibid, h. 53-55
26
dapat berfungsi sebagai sarana untuk menemukan,
memproses dan menyebarkan pengetahuan maupun
praktek-praktek terbaik yang pernah dilakukan ke
seluruh perusahaan.
- Kedua, Menghubungkan orang-orang dengan data, para
ahli dan keahlian termasuk body of knowledge .
Berbagai sarana yang dapat dipergunakan untuk
mempercepat aliran pengetahuan di dalam perusahaan
misalnya, penggunaan sistem komputerisasi yang
terintegritas, yang dapat diakses ke seluruh perusahaan,
menyediakan data para pesaing, konsumen, profil
perusahaan, laporan dari penjualan para pemasar, dll.
Data tersebut harus senantiasa diperbaharui,
terintegritas dengan seluruh unit perusahaan serta dapat
diakses dengan mudah.
Seorang individu yang dapat memiliki tingkat intelektual
yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur
yang buruk maka modal intelektual tidak dapat mencapai kinerja
secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal.
27
c. Relational/ Customer Capital30
Relational Capital dapat diartikan sebagai relasi-relasi
dengan para pelanggan dan prospeknya. Elemen ini merupakan
komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata.
Modal ini dapat diukur berdasarkan keuntungan yang diperoleh
dari pelanggan. Oleh karena itu, Brinker mendefinisikan modal
pelanggan sebagai hubungan dengan orang yang dilakukan tidak
hanya berarti kepada klien dan pelanggan, tetapi juga kepada
pemasok sehingga hubungan ini seringkali disebut dengan model
realsional.
Menurut Abeysekera, berbagai macam aspek dari relational
capital perlu mendapatkan perhatian untuk dikelola sehingga dapat
menciptakan nilai bagi perusahaan antara lain; merk, market share,
kepuasan pelanggan, nama perusahaan, saluran distribusi, lisensi.
Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang
berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. relational
capital juga meliputi kemampuan mengidentifikasi pasar yang
ingin di bidik dan memprediksikan perusahaan dalam pasar. Hal ini
dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan
modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan yang baik
dengan pihak luar.
30
Ibid h.56-57
28
Dalam penelitian ini komponen intellectual capital hanya
diklasifikasikan sebagai human capital dan structural capital.
Relational capital tidak dilakukan penguji karena adanya
keterbatasan data di dalam laporan keuangan dan pengukuran yang
digunakan.
3. Value Added Intellectual Capital (VAIC™)
Metode Value Added Intellectual Capital (VAIC™)
dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1998 yang didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud (tangible asset) dan asset tidak berwujud (intangible asset)
yang dimiliki perusahaan. (VAIC™) merupakan instrument untuk
mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Definisi Pulic
tentang efisiensi disini adalah menghasilkan nilai tambah sebesar
mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada.31
Pulic (2004) seperti yang dikutip oleh Hasna Fatimah
menjelaskan bahwa sebuah konsep penting dalam metode VAIC™
adalah corporate intellectual ability, yaitu efisiensi penciptaan nilai
total yang disebabkan oleh penggunaan modal intelektual dan modal
fisik didalam lingkungan bisnis. Asumsi dasarnya adalah modal
intelektual tidak dapat beroperasi sendiri tanpa dukungan modal fisik
(temasuk financial capital). Singkatnya, corporate intellectual ability
31
Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta : Graha
ilmu,2009) h.87
29
yang diukur dengan VAIC™ adalah sebuah indikator dari seluruh
efisiensi atau kemampuan dari sebuah perusahaan untuk menggunakan
total modal intelektual dan modal fisik didalam menciptakan value
bagi perusahaan.32
Semakin tinggi koefisien VAIC™ maka semakin tinggi value
yang diciptakan dengan jumlah modal intelektual dan modal fisik yang
sama. Parameter utama dari VAIC™ ini adalah value yang diciptakan
dan sumber daya yang menciptakan value tersebut, yaitu modal
intelektual dan modal fisik. Modal intelektual sendiri mempunyai dua
komponen yaitu human dan structural capital.33
Modal konseptual
VAIC™ dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2. 1 Model Konseptual VAIC™
Model VAIC™ dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling
objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai.VA dihitung sebagai
32
Hasna Fatimah,”Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan di
Indonesia.” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2012) 33
Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital : Model Pengukuran, Framework Pengungkapan
dan Kinerja Organisasi”. (Malang; UMM Press,2015)h. 107
Physical
Capital
Intellectual
Capital
Structural
Capital
Human
Capital
Financial
Capital
Capital
Employed
30
selisih antara output dan input. Outputs (OUT) merepresentasikan
revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar.
Inputs (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam
memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa
beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena
peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential
(yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung
sebagai biaya. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic’s adalah
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value
creating entity). 34
Secara ringkas, value added (VA) dihitung sebagai selisih
antara nilai output dan input.
Dimana:
OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain.
IN = Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain
beban karyawan)
34
Ibid h.107
31
VA dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis input yang
dimiliki perusahaan, antara lain: 35
a. Value Added Human Capital (VAHU)
Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar
kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi
perusahaan dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja
tersebut. Hubungan VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari
HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak
value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh
perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola
sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan
tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan pandangan para
penulis IC lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary and wage
cost adalah indikator dari HC perusahaan.
Rumus VAHU adalah sebagai berikut :
b. Value Added Capital Employed (VACA)
Value Added Capital Employed (VACA) menggambarkan
seberapa banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal
35
Ibid h.107-109
32
fisik yang digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam
memanfaatkan Capital Employed (CE)-nya jika 1 unit dari CE
menghasilkan return lebih besar daripada perusahaan lain.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik
merupakan bagian dari intellecctual capital perusahaan tersebut.
Rumus VACA adalah sebagai berikut :
c. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan
kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan
SC dalam penciptaan nilai. Menurut Pulic yang dikutip Ulum, SC
bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, SC dependen
terhadap value creation. Lanjutnya menjelaskan semakin besar
kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil
kontribusi SC dalam hal tersebut.
Rumus STVA adalah sebagai berikut:
33
keterangan:
Structural Capital diperoleh dari = Value added – Beban gaji
Rasio terakhir dalam menghitung kemampuan intelektual
perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah
dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan
dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC™.
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA
Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah
perbankan, hasil perhitungan VAIC™ dapat diranking berdasarkan
skor yang dimiliki. Ulum telah merumuskan untuk memberikan
kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu36
:
Tabel 2 1 Kategori VAIC
Nilai VAIC Kategori
Diatas 3,00 Top Performance
2,0 – 2,99 Good Performance
1,5 – 199 Common Performance
Dibawah 1,5 Bad Performance
Sumber: Ihyaul Ulum,2015
Keunggulan metode Pulic adalah karena data yang dibutuhkan
relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan.
Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut
36
Ibid h. 121
34
adalah angka-angka keuangan yang standar dan umum tersedia dari
laporan keuangan perusahaan.
C. Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sebelum membahas pengertian Bank Syariah dan Bank
Konvensional, maka terlebih dahulu membahas pengertian perbankan
secara umum. Menurut Kasmir pengertian bank yaitu lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya.37
Kemudian menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November tentang
perbankan, bahwa perbankan adalah:38
“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang mempunyai tiga
kegiatan utama yaitu menghimpun dana masyarakat (funding),
menyalurkan dana masyarakat (lending) dan memberikan jasa bank
lainnya (service)
37
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. h.11 38
Ismail “Perbankan Syariah” Jakarta: Kencana. 2011. h.30
35
1. Pengertian Perbankan Syariah
Undang-undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008
menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses melaksanakan
kegiatan usahanya. Menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah
(BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah
(BPRS).39
Pada umumnya yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Definisi
bank syariah lainnya adalah lembaga keuangan/perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Lembaga ini memiliki usaha pokok
yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariat islam.40
Bank dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 13
Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai
berikut41
:
39
Bank Indonesia, “UU Perbankan Syariah” dokumen diakses pada tanggal 25 Juni 2016
dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf 40
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005), h.1 41
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,” Perubahan UU 7-
1992 Tentang Perbankan”dokumen di akses pada tanggal 25 Juni 2016 dari
http://peraturan.go.id/uu/nomor-10-tahun-1998.html
36
“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan prinsip syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan
prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli (Murabahah),
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (Ijarah) atau dengan adanya pemindahan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah Wa Itiqna)”.
2. Pengertian Bank Konvensional
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Bank
Konvensional adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tentu
harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan.
Dalam menentukan harga dan mencari keuntungan, bank yang
berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu42
:
- Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula untuk produk
pinjamannya (kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku
42
Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006. h. 13
37
bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah Spread
Based.
- Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam nominal atau prosentase tertentu.
System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah Fee Based.
Bunga bank yang berdasarkan prinsip konvesional dapat
diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki
simpanan) dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah
yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan berdasarkan konvensional ada 2
macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu : Pertama
adalah bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai
rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di
bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank
kepada nasabahnya, seperti giro, bunga tabungan serta bunga deposito
dan harga ini bagi bank merupakan harga beli. Kedua adalah bunga
pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank seperti
bunga kredit dan harga ini bagi bank merupakan harga jual.43
43
Ibid h. 37
38
Sistem bunga dalam bank konvensional yaitu dengan
penentuan besarnya prosentase suku bunga yang dibuat pada waktu
akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak bank, jumlah
pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik, eksistensi bunga
diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama islam dan
pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
mempertimbangkan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi.
D. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Beberapa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional
antara lain44
:
1. Investasi
Bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak pengguna
dana, sangat selektif dan hanya boleh menyalurkan dananya dalam
investai halal. Perusahaan yang melakukan kerja sama usaha dengan
bank syariah, haruslah perusahaan yang memproduksi barang dan jasa
yang halal. Bank syariah tidak akan membiayai proyek yang
terkandung di dalamnya hal-hal yang diharamkan dalam Islam.
Sebaliknya, bank konvensional tidak mempertimbangkan jenis
investasinya, akan tetapi penyaluran dananya dilakukan untuk
44
Ismail. “Perbankan Syariah”. Jakarta: Kencana 2011. h. 34
39
perusahaan yang menguntungkan, meskipun menurut syariah islam
tergolong produk yang tidak halal.
2. Return
Return yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak investor,
dihitung dengan menggunakan sistem bagi hasil, sehingga adil bagi
kedua pihak. Return yang diberikan atau di terima oleh bank syariah
akan berfluktuasi, sangat tergantung pada hasil usaha yang
dilaksanakan oleh mitra usaha baik bank maupun nasabah. Sebaliknya,
dalam bank konvensional return yang diberikan maupun yang diterima
dihitung berdasarkan bunga. Bunga dihitung dengan mengalikan antara
persentase bunga dengan pokok pinjaman atau pokok penempatan
dana, sehingga hasilnya akan tetap.
3. Perjanjian
Perjanjian yang dibuat antara bank syariah dan nasabah baik nasabah
investor maupun pengguna dana sesuai dengan kesepakatan
berdasarkan prinsip syariah. Sebaliknya, perjanjian yang dilaksanakan
antara bank konvensional dan nasabah adalah menggunakan dasar
hukum positif.
4. Orientasi
Orientasi bank syariah dalam memberikan pembiayaannya adalah
falah dan profit oriented. Bank syariah memberikan pembiayaan
semata-mata tidak hanya berdasarkan keuntungan yang diperoleh atas
pembiayaan yang diberikan, akan tetapi juga mempertimbangkan pada
40
kemakmuran masyarakat. Aspek sosial kemasyarakatan menjadi
pertimbangan bagi bank syariah dalam menyalurkan dananya kepihak
pengguna dana. Bank konvensional akan memberikan kredit kepada
nasabah bila usaha nasabah menguntungkan.
5. Dewan Pengawas
Dalam bank syariah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang
bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produk agar sesuai
dengan garis-garis syariah.
6. Penyelesaian Sengketa
Perbedaan penyelesaian atau perselisihan antar bank maka dalam bank
syariah, kedua belah pihak yang berselisih tidak menyelesaikannya
melalui pengadilan negeri tetapi menyelesaikannya sesuai dengan tata
cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum
materi dan berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan
nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia.
E. Produk/Jasa Bank Konvensional dan Bank Syariah
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lain
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.
1. Produk/Jasa Bank Konvensional
Produk penghimpunan dana dalam bentuk simpanan giro, tabungan
dan deposit. Penyaluran dana dapat berbentuk kredit investasi, kredit
modal kerja dan kredit konsumsi. Sedangkan produk jasa perbankan
41
misalnya jasa menerima setoran (seperti pembayaran pajak, listrik, air
dll) , kliring, valuta asing dan lainnya.
2. Produk/Jasa Bank Syariah
a. Penyaluran Dana Dalam menyalurkan dananya pada nasabah,
secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam
empat kategori, yaitu45
:
- Prinsip jual beli
prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan bank
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang
dijual. Meliputi : Murabahah, Salam dan Istishna
- Prinsip Sewa (Ijarah)
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi,
pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli,
tapi perbedaannya pada objek transaksinya. Bila pada jual beli
objeknya adalah barang, pada ijarah objeknya transaksinya
adalah jasa.
- Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana.
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan
penyimpanan dana maupun antara bank dengan nasabah
45
Adiwarman Karim. “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2013. h.97
42
penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini
adalah mudharabah dan musyarakah. Perbedaan yang esensial
dari mudharabah dan musyarakah terletak pada besarnya
kontribusi atas manajemen dan keuangan. Pada mudharabah
modal hanya berasal dari satu pihak sedangkan musyarakah
modal berasal dari kedua belah pihak.
- Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya
diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak
ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak di
tujukan untuk mencari keuntungan, namun boleh untuk
meminta pengganti biaya-biaya yang dikelurkan dalam
melaksanakan akad ini. Akad pelengkap ini adalah akad
tabarru’ seperti : Hiwalah (Alih Utang-Piutang), Rahn
(Gadai), Qardh, Wakalah (Perwakilan) dan Kafalah (Garansi
Bank).
b. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro,
tabungan dan deposito. Prinsip operasional yang diterapkan dalam
menghimpun dana masyarakat adalah46
:
- Prinsip Wadiah
46
Ibid h. 101
43
Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad-dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadiah yad-
dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas
keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta
titipan tersebut.
- Prinsip Mudharabah
Dalam menerapkan prinsip mudharabah, penyimpan atau
deposan bertindak sebagai shohibul maal (pemilik modal) dan
bank sebagai mudharib (pengelola). Prinsip mudharabah ini
diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito
berjangka.
c. Jasa Perbankan
Selain melaksanakan fungsinya sebagai intermediasi
(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang kelebihan dana, bank syariah dapat pula melakukan berbagai
pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat
imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan antara lain :
Sharf (Jual beli valuta asing), Kliring, Inkaso, Transfer dan lain-
lain.47
47
Ibid h. 112
44
F. Hipotesis
Dalam Penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. : Tidak terdapat perbedaan Value Added Capital Employed
(VACA) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
: Terdapat perbedaan Value Added Capital Employed
(VACA) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
2. : Tidak terdapat perbedaan Value Added Human Capital
(VAHU) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
: Terdapat perbedaan Value Added Human Capital
(VAHU) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
3. : Terdapat perbedaan Structural Capital Value Added
(STVA) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
: Terdapat perbedaan Structural Capital Value Added
(STVA) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
45
G. Review Studi Terdahulu
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, beberapa penelitian
terdahulu yang menjadi acuan dan berhubungan dengan penelitian ini
diantaranya:
Tabel 2. 2 Review Studi Terdahulu
No Nama penulis/
judul
penelitian/tahun
Substansi
Perbedaan dan
persamaan dengan
penulis
1. Ihyaul Ulum MD/
Intellectual Capital
Performance Sektor
Perbankan di
Indonesia/ Jurnal
Akuntansi dan
Keuangan, Vol.10,
No.2. November
2008
Jurnal tersebut bertujuan untuk
mengestimasi dan menganalisis
Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC) dalam
pengukuran kinerja yang berbasis
pada nilai atas perusahaan
perbankan di Indonesia selama
tiga tahun, 2004-2006. Hasil
penelitian menyatakan bahwa
pada tahun 2004 dan 2006 secara
umum kinerja perusahaan
perbankan di Indonesia masuk
dalam kategori good performers
sedangkan pada tahun 2005
kinerjanya turun menjadi common
performers.
Perbedaan :
Jurnal milik Ihyaul
Ulum bertujuan untuk
mengestimasi dan
menganalisis Value
Added Intellectual
Coefficient (VAIC)
dalam pengukuran
kinerja yang berbasis
pada nilai atas
perusahaan perbankan.
Sedangkan penelitian
saya menganalisis
komponen Value
Added Intellectual
Coefficient (VAIC)
yang dimiliki
perbankan syariah dan
perbankan
konvensional
kemudian melakukan
uji beda menggunakan
uji independent sample
t-test.
46
Persamaan :
Penelitian ini
menggunakan variabel
yang sama yaitu
intellectual capital dan
memberikan kategori
untuk setiap bank
berdasarkan Business
Performance Indicator
(BPI)
2. Agnes Utari dan
Y.Anni Aryani/
“Intellectual Capital
dan Keunggulan
Kompetitif (Studi
Empiris Perusahaan
Manufaktur versi
Jakarta Stock
Industrial
Classification-
JASICA). Jurnal
Akuntansi dan
Keuangan,Vol.15,
No.1 Mei 2013
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat
perbedaan penciptaan nilai dan
efisiensi kapital intelektual (IC)
antara perusahaan dengan
keunggulan kompetitif
berkelanjutan dan
takberkelanjutan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan dalam
penciptaan nilai atas aset yang
diproksikan dengan Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC™)
dan nilai efisiensi IC yang
diproksikan dengan Intellectual
Capital Efficiency (ICE) antara
dua kelompok perusahaan yang
diujikan.
Perbedaan:
Perbedaan terletak
pada objek penelitian,
dimana jurnal Agnes
Utari dan Y.Anni
melihat adakah
perbedaan intellectual
capital pada objek
industri yang masuk
dalam kelompok
perusahaan dengan
keunggulan kompetitif
berkelanjutan dan
takberkelanjutan.
Sedangkan penelitian
saya melihat adakah
perbedaan intellectual
capital pada bank
syariah dan bank
konvensional.
Persamaan:
Penelitian ini
menggunakan variabel
47
yang sama yaitu
intellectual capital dan
melakukan uji beda
menggunakan uji
independent sample t-
test
3. Novie Erawati
Suwiji/ “Analisis
Perbedaan Modal
Intelektual Antar
Indusrti: Perbankan,
Telekomunikasi dan
Manufaktur”/
Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi,
Universitas Widya
Mandala Katolik
Surabaya,2016
penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan secara empiris
perbedaan modal intelektual antar
industri yaitu industri perbankan,
telekomunikasi, dan manufaktur
dengan dua metode yaitu VAIC™
dan content analysis. Hasil
penelitian membuktikan bahwa
terdapat perbedaan modal
intelektual antar industri
perbankan, telekomunikasi, dan
manufaktur dengan metode
content analysis. Sedangkan
metode VAIC™ hanya
membuktikan bahwa terdapat
perbedaan modal intelektual antar
industri perbankan dan
manufaktur. Hasil analisis metode
VAIC™ membuktikan bahwa
industri manufaktur memiliki
modal intelektual yang lebih
tinggi dibanding kedua industri
lainnya. Sedangkan metode
content analysis membuktikan
bahwa industri telekomunikasi
memiliki modal intelektual yang
lebih tinggi dibanding industri
perbankan dan manufaktur
Perbedaan :
Perbedaan terletak
pada objek penelitian,
dimana penelitian
milik Novie Erawati
melihat adakah
perbedaan intellectual
capital pada objek
industri perbankan,
telekomunikasi dan
manufaktur.
Sedangkan penelitian
saya melihat adakah
perbedaan intellectual
capital pada bank
syariah dan bank
konvensional.
Persamaan :
Penelitian ini
menggunakan variabel
yang sama yaitu
intellectual capital dan
melakukan uji beda
menggunakan uji
independent sample t-
test
4. Mavridis D.G/ The
Intellectual Capital
Penelitian ini dilakukan pada
industri perbankan di Jepang
Perbedaan:
48
Performance Of The
Japanese Banking
Sector/ Journal of
Intellectual Capital,
Vol. 5, No. 3, 2004.
selama periode 1 April 2000-31
Maret 2001. Jumlah sampel
sebanyak 141 bank terdiri dari 9
city banks, 64 bank regional, 57
bank anggota asosiasi keduaa dari
regional bank, 8 trust banks dan 3
long term credit banks. Metode
yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan model VAIC
yang oleh Mavridis disebut
sebagai Best Practice Index
(BPI). Hasil penelitian Hasil
penelitian ini adalah kelompok
top ten best performance adalah
bank-bank miskin dari kelompok
the second association regional
banks (SARB)sementara seluruh
bank dalam kelompok the long
term credit banks.
Jurnal miliki Mavridis
bertujuam untuk
mengestimasi dan
menganalisis VAIC
pada nilai perusahaan
perbankan. Penelitian
saya menganalisis
komponen VAIC yang
dimiliki perbankan
syariah dan perbankan
konvensional
kemudian melakukan
uji beda menggunakan
uji independent t-test.
Persamaan:
Penelitian ini
menggunakan variabel
yang sama yaitu
intellectual capital
dengan metode
perhitungan VAIC
5. Firrer dan Williams/
Intellectual Capitak
and Traditional
Measures of
Corporate
Performance/Journal
of Intellectual
Capital, Vo.4, No.3,
2003.
Penelitian ini dilakukan pada 75
perusahaan publik di Afrika
Selatan dari empat IC intensive
industry sectors, yaitu perbankan,
elektrikal, teknologi informasi
dan jasa. Data yang digunakan
adalah laporan keuangan tahun
2001. Variabel independennya
adalah VAIC, sementara variabel
dependennya adalah
profitabilitas, produktivitas dan
nilai perusahaan. Hasilnya
penelitian ini menunjukkan
bahwa physical capital
Perbedaan:
Penelitian ini
menganalisis pengaruh
VAIC terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian
saya menganalisis
komponen VAIC yang
dimiliki perbankan
syariah dan perbankan
konvensional
kemudian melakukan
uji beda menggunakan
49
merupakan faktor yang paling
signifikan berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan di Afrika
Selatan.
uji independent t-test.
Persamaan:
Penelitian ini
menggunakan variabel
yang sama yaitu
intellectual capital
dengan metode
perhitungan VAIC
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa
Inggris comparation, yaitu perbandingan. Makna dari kata tersebut
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengadakan
perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi
tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di
tempat mana yang lebih baik.48
Analisis data yang digunakan berupa
analisis komparatif atau analisis perbedaan yaitu bentuk analisis variabel
(data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data (variabel)
atau lebih. Teknik statistik yang digunakan adalah uji statistik yaitu,
pengujian hipotesis komparatif49
Maka dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan
komponen Intellectual Capital pada kelompok Bank Syariah dan Bank
Konvensional, dimana kedua kelompok tersebut menjadi populasi di
dalam penelitian ini. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 2011-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan yang telah
dipublikasikan oleh website masing-masing bank.
48
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013)h.6 49
Iqbah Hasan,”Analisis Data Penelitian Dengan Statistik”(Jakarta: Bumi Aksara,2010)
h.116
51
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah komponen
intellectual capital berupa Value Added Capital employed (VACA), Value
Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added
(STVA). Perhitungan komponen intellectual capital menggunakan metode
value added intellectual coefficient (VAIC™) dikembangkan oleh Pulic.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan
diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa atau apapun
yang menjadi objek dari survei kita.50
Dalam penelitian ini populasi yang
diambil adalah perusahaan perbankan syariah dan konvensional. Peneliti
menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih
berdasarkan kriteria dibawah ini:
1. Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang telah lama
berdiri minimal sejak tahun 2009.
2. Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang masih
terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2011-2015
4. Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki
aset terbesar.
5. Menyajikan laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan periode
2011-2015 serta telah diaudit
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti, maka daftar
sampel penelitian diperoleh sebagaimana tersaji pada tabel 3.1
50
Eriyanti,”Teknik Sampling (Analisis Opini Publik)”, Yogyakarta: Lkis
Yogyakarta,2007, h.61.
52
Tabel 3. 1 Daftar Sampel Penelitian
Bank Syariah dan Bank Konvensional
No Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional
1. PT. Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Mandiri Tbk
2. PT. Bank Mandiri Syariah PT. Bank Central Asia Tbk
3. PT. Bank BNI Syariah PT Bank Negara Indonesia Tbk
4. PT. Bank BRI Syariah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
5. PT. Panin Syariah, Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk
Sumber: Website masing-masing bank
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan tahunan bank syariah dan konvensional di Indonesia tahun
2011-2015. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk menghitung
kinerja Intellectual Capital pada bank syariah dan konvensional.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi. Metode ini mencakup penghimpunan
informasi dan data berupa laporan keuangan tahunan periode 2011-2015
yang diperoleh dari website bank yang menjadi objek penelitian. Selain
itu, peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui studi
kepustakaan (Library Research) berupa mencari literatur-literatur serta
53
jurnal-jurnal terdahulu yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian
ini.
E. Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi IBM SPSS 20.
Dalam pengujian hipotesis menggunakan beberapa metode analisis
sebagai berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
mudah dipahami dan diinterpetasikan. Ukuran statistik deskriptif yang
digunakan adalah minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi.
2. Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui metode statistik yang akan digunakan,
jika data berdistribusi normal maka uji statistik parametrik yang akan
digunakan dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal maka
uji non parametrik yang akan digunakan. Uji normalitas data akan
dilakukan dengan uji one-sampel kolmogrov-smirnov test, uji one-
sampel kolmogrov-smirnov sangat membantu peneliti untuk
mengetahui apakah sampel yang dipilih berasal dari data yang
terdistibusi secara normal atau tidak berdistribusi normal.
54
Menurut Imam Ghozali, Hipotesis dalam uji one sample
kolmogrov-smirnov adalah51
:
Hipotesis nol (Ho) : Data terdistribusi secara normal.
Hipotesis Altenatif (Ha) : Data tidak berdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusannya dari hasil uji normalitas adalah:
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 dapat disimpulkan
bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed)< 0,05 dapat disimpulkan bahwa
data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
3. Uji Independent Samples t-test
Uji Independent Samples t-test digunakan jika hasil dari uji
normalitas adalah data berdistribusi normal. Uji beda independent t-
test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai
rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau
secara rumus dapat dituliskan sebagai berikut52
:
t = –
Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara
normal. Jadi uji ini bertujuan untuk menguji signifikansi beda rata-rata
51
Imam Ghozali,”Aplikasi Multivariate Dengan program IBM SPSS 21 Update PLS
Regresi”,(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2013)h.32 52
Ibid, h. 64
55
dua kelompok. Apakah kedua kelompok tersebut mempunyai nilai
rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan.53
Sebelum dilakukan uji t-test dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan F test (Levene’s Test), artinya jika varian sama
maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan
varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance
Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).
Hipotesis Uji F sebagai berikut:
Ho = Kedua varian adalah sama
Ha = Kedua varian adalah berbeda
Dasar pengambilan keputusan :
Jika Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima
Jika Asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak
Selanjutnya melihat nilai t-tes untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan nilai rata-rata secara signifikan. maka Hipotesis
independent sample t-test ini adalah:
Ho : Tidak terdapat perbedaan pada komponen intellectual
capital antara bank syariah dan bank konvensional
Ha : Terdapat perbedaan pada komponen intellectual capital
antara bank syariah dan bank konvensional
53
Trihendradi,”Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik”, (Yogyakarta: C.V Andi
Offset, 2010) h. 110
56
Dasar pengambilan keputusan probabilitas :
Jika Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima
Jika Asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menganalisis perbandingan komponen intellectual
capital antara bank syariah dan bank konvensional. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengujian atas hipotesis yang telah diajukan. Adapun
operasional dan pengukuran variabel penelitian yang penulis gunakan
sebagai berikut:
Intellectual Capital
Metode value added intellectual coefficient (VAIC™)
dikembangkaoleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud (tangible aset) yang dimiliki perusahaan. VAIC™
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin
dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan
keuangan. 54
Value added Intellectual Coefficient (VAIC™) ini
merupakan penjumlahan dari beberapa komponen intellectual
capital, yaitu:
54
Ihyaul Ulum,” Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris” (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2009),h.111
57
(a) Physical capital (VACA)
(b) Human capital (VAHU)
(c) Structural capital (STVA)
Adapun perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut55
:
(1) Menghitung Value Added (VA). VA dihitung sebagai selisih
antara nilai output dan input.
Dimana:
OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain.
IN = Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain
beban karyawan)
Output (OUT) adalah pendapatan mencakup dari
seluruh produk dan jasa yang dijual dipasar, Input (IN)
mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh
pendapatan, beban karyawan tidak termasuk dalam IN karena
tidak dianggap beban. Karena itu, aspek kunci dalam model
Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas
penciptaan nilai.
(2) Menghitung Value Added Capital employed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu
unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi
55
Ibid h.88
58
yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added
organisasi.
Dimana:
VACA = rasio dari VA terhadap CE
VA = Selisih antara output dan input
CE = Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
(3) Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan
dengan dan yang di keluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
Dimana:
VAHU = Rasio dari VA terhadap HC
VA = Selisih antara output dan input
HC = Beban karyawan
(4) Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
59
Dimana:
STVA = Rasio dari SC terhadap VA
SC = VA – HC
VA = Selisih antara output dan input
(5) Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
VAIC™ mengindikasi kemampuan intelektual organisasi yang
dapat dianggap juga sebagai BPI (Business Performance
Indicator). VAIC™ merupakan penjumlahan dari 3 komponen
sebelumnya yaitu : VACA, VAHU dan STVA
Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah
perbankan, hasil perhitungan VAIC™ (untuk selanjutnya dapat
disebut BPI) dapat diranking berdasarkan skor yang dimiliki.56
Table 3. 2 Kategori VAIC
Nilai VAIC Kategori
Diatas 3,00 Top Performance
2,0 – 2,99 Good Performance
1,5 – 199 Common Performance
Dibawah 1,5 Bad Performance
Sumber: Ihyaul Ulum,2015
56
Ibid h. 121
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
konvensional dan syariah di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling dan didapatkan sampel berjumlah 10
perusahaan perbankan. Periode data penelitian selama 5 tahun yaitu dari
2011 hingga tahun 2015. Data yang digunakan berasal dari laporan
keuangan tahunan yang didapatkan dari website masing-masing bank.
Maka data tersebut menghasilkan perhitungan komponen VAIC sebagai
berikut :
1. Value Added Capital Employeed (VACA)
Value Added Capital Employed (VACA) menggambarkan seberapa
banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal fisik yang
digunakan. perhitungan komponen intellectual capital diawali dengan
mencari value added.
value added = OUT (pendapatan) – IN (Beban operasional kecuali
beban gaji)
Adapun rumus yang digunakan adalah :
61
Berikut adalah hasil perhitungan VACA selama periode data
penelitian:
Tabel 4. 1 Nilai VACA Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank
2011
2012
2013
2014
2015
Muamalat 0.48 0.50 0.40 0.67 0.45
BSM 0.73 0.64 0.63 0.56 0.31
BRIS 0.34 0.53 0.34 0.31 0.38
BNIS 0.43 0.51 0.59 0.51 0.51
BPNS 0.07 0.17 0.17 0.18 0.17
MANDIRI 0.44 0.43 0.41 0.40 0.42
BRI 0.64 0.54 0.53 0.49 0.50
BCA 0.44 0.39 0.37 0.39 0.36
BNI 0.39 0.38 0.42 0.39 0.33
CIMB 0.39 0.41 0.37 0.33 0.33
Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan nilai VACA yang dihasilkan oleh bank
syariah dan bank konvensional. Nilai VACA tertinggi pada tahun 2011
hingga tahun 2013 dimiliki oleh Bank Mandiri Syariah. Pada tahun
2014 VACA tertinggi dimiliki oleh Bank Muamalat dan terakhir pada
tahun 2015 BNIS yang unggul dalam menghasilkan nilai VACA.
2. Value Added Human Capital (VAHU)
Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar
kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan
dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut.
62
Adapun rumus yang digunakan untuk menghasilkan VAHU
adalah:
Berikut adalah hasil perhitungan VAHU selama periode data
penelitian:
Tabel 4. 2 nilai VAHU Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank
2011
2012
2013
2014
2015
Muamalat 2.43 2.24 2.25 2.77 1.91
BSM 2.34 2.75 2.59 2.03 1.27
BRIS 1.08 1.74 1.46 1.17 1.77
BNIS 1.38 1.55 1.67 1.92 2.98
BPNS 2.15 4.24 2.54 3.49 2.56
MANDIRI 3.81 3.82 3.81 3.87 4.08
BRI 3.66 3.64 3.46 3.40 3.37
BCA 3.52 3.32 3.49 3.39 3.33
BNI 2.92 3.00 3.29 3.51 3.55
CIMB 3.23 3.21 2.93 2.83 2.30
Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan nilai VAHU yang dihasilkan oleh bank
syariah dan bank konvensional. Nilai VAHU tertinggi pada tahun 2011
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 3,81 . Pada tahun 2012 nilai
VAHU yang tertinggi dimiliki oleh Panin Bank Syariah sebesar 4,24.
Pada tahun 2013-2015 Bank Mandiri memiliki nilai VAHU yang
paling unggul dibandingkan dengan sembilan bank lainnya. Bank
Mandiri dan Panin Bank Syariah menciptakan nilai tambah dari beban
karyawan yang dikeluarkan. Beban karyawan ini meliputi biaya yang
63
dikeluarkan untuk pelatihan, gaji, tunjangan dan kesejahteraan
karyawan. Hal ini dilakukan karena aset SDM penting bagi
perusahaan.
3. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) mengukur jumlah SC
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan
indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Rumus
yang digunakan adalah:
SC = Value added – human capital
maka perhitungannya:
Tabel 4. 3 Nilai STVA Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank
2011
2012
2013
2014
2015
Muamalat 0.59 0.55 0.56 0.64 0.48
BSM 0.57 0.64 0.61 0.51 0.21
BRIS 0.07 0.42 0.32 0.14 0.43
BNIS 0.27 0.36 0.40 0.48 0.66
BPNS 0.54 0.76 0.61 0.71 0.61
MANDIRI 0.74 0.74 0.74 0.74 0.75
BRI 0.73 0.73 0.71 0.71 0.70
BCA 0.72 0.70 0.71 0.71 0.70
BNI 0.66 0.67 0.70 0.71 0.72
CIMB 0.69 0.69 0.66 0.65 0.56
Sumber: Data diolah
64
Tabel 4.3 menunjukkan nilai STVA yang dihasilkan oleh bank
syariah dan bank konvensional. Nilai STVA tertinggi pada tahun 2011
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 0,74 . Pada tahun 2012 nilai STVA
yang tertinggi dimiliki oleh Panin Bank Syariah sebesar 0,76. Pada
tahun 2013-2015, Bank Mandiri memiliki nilai STVA yang paling
unggul dibandingkan dengan sembilan bank lainnya.
B. Perkembangan Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah
dan Bank Konvensional
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi.
VAIC™ merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu
VACA, VAHU dan STVA.
Gambar 4. 1
Perkembangan VAIC Perbankan Periode 2011-2015
Sumber: data diolah
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
2011
2012
2013
2014
2015
65
Dalam Gambar 4.1 menunjukkan tingkat perkembangan VAIC sampel
perbankan selama 2011-2015. Selama periode data penilitian, nilai VAIC
mengalami Fluktuatif. Nilai VAIC tertinggi selama periode data penelitian
dimiliki oleh Bank Mandiri dengan score 5,3 di tahun 2015. Dalam
perkembangannya bank Mandiri memiliki nilai VAIC yang flat pada
periode 2011-2014, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yang
drastis. Namun, pada tahun 2015 bank Mandiri lebih unggul dibandingkan
dengan 9 perusahaan perbankan lainnya selama periode data penelitian.
Hal ini didukung karena adanya komponen intellectual capital yang
dimiliki Bank Mandiri selalu unggul, seperti yang dijelaskan pada tabel
4.2 dan 4.3
Perusahaan yang memiliki nilai VAIC yang tinggi dalam laporan
tahunannya, bank tersebut memberikan jumlah dana yang besar terhadap
beban karyawannya. Artinya, perusahaan tersebut memberikan pelatihan
yang cukup besar terhadap karyawannya. Dana dikeluarkan untuk
memberikan pelatihan dan pengembangan pengetahuan karyawan,
sehingga karyawan mampu memberikan nilai tambah bagi bank tersebut.
Selain itu bank tersebut mampu mengelola aset fisik (modal) dengan baik
dan mampu menggunakan sumber informasi berteknologi serta jaringan
yang baik.
Sedangkan untuk nilai VAIC terendah pada periode data penelitian
dimiliki oleh BRI Syariah dengan score 1,5 pada tahun 2011. Dalam
perkembangannya, BRI Syariah mengalami perkembangan yang fluktuatif
66
dimana BRI Syariah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, pada
tahun 2012 memiliki nilai VAIC sebesar 2,7. Namun, mengalami
penurunan kembali pada tahun 2013 dan 2014 hingga akhirnya mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2015 dengan memiliki nilai sebesar 2,6.
BRI Syariah yang tergolong baru berdiri dibandingkan dengan bank lain,
masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan
syariah terutama dalam hal mengembangkan, memperbaharui intellectual
capital yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.
Tidak semua Bank syariah yang baru berdiri, memiliki VAIC yang
rendah. Hal tersebut dibuktikan oleh Panin Bank Syariah yang memiliki
skor VAIC yang tinggi pada tahun 2012 sebesar 5,2 yang berarti bisa
menghasilkan skor diatas 4 namun tidak konsisten. Hal ini terjadi karena
dari komponen pembentuk VAIC yaitu Value Added Human Capital
(VAHU) memberikan kontribusi yang cukup besar sebesar 4,24 sehingga
skor VAIC menjadi besar. Artinya pada tahun 2012, Panin Bank Syariah
mampu memberikan nilai tambah dengan dana yang dikeluarkannya untuk
tenaga kerja atau karyawan.
Berdasarkan parameter efisiensi Intellectual Capital yang telah
dijelaskan di BAB II, penelitian ini mencoba memberikan peringkat untuk
tiap tahunnya kepada perusahaan perbankan selama periode 2011-2015.
Hasil perhitungan kinerja IC berdasarkan model VAIC masing-masing
bank yang diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yang didasarkan pada skor
VAIC masing-masing bank, yaitu:
67
(1) Top performance – skor VAIC™ diatas 3
(2) Good performance – skor VAIC™ antara 2,0 sampai 2,99
(3) Common Performance – skor VAIC™ antara 1,5 sampai 1,99
(4) Bad performance – skor VAIC™ dibawah 1,5
Berikut ini peringkat VAIC 10 sampel perbankan periode 2011-
2015, disajikan dalam bentuk tabel :
B1. Peringkat VAIC tahun 2011
Tabel 4. 4 Peringkat VAIC tahun 2011
Peringkat Bank Score Kategori
1 BRI 5.02 Top Performance
2 Mandiri 4,99 Top Performance
3 BCA 4.68 Top Performance
4 CIMB 4.31 Top Performance
5 BNI 3.96 Top Performance
6 BSM 3.65 Top Performance
7 Muamalat 3.50 Top Performance
8 BPNS 2.76 Good Performnce
9 BNI Syariah 2.08 Good Performnce
10 BRI Syariah 1.50
Common
Performace
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.4 bank yang masuk dalam kategori Top Performance
sebanyak 7 bank, terdiri dari 5 bank konvensional 2 bank syariah.
Bank konvensional menduduki ranking 5 besar yang memiliki nilai
VAIC diatas 4 dan bank BRI yang menduduki kategori ranking
pertama di tahun 2011 dengan memperoleh nilai VAIC sebesar 5,02.
Bank syariah belum mampu menghasilkan nilai VAIC diatas 4
68
sehingga masih dibawah score dari bank konvensional. Menurut
Dhani Gunawan Idat57
bahwa kuantitas dan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) Bank Syariah yang belum memadai,teknologi
informasi kurang mendukung pengembangan produk serta layanan.
Kualitas SDM dan teknologi informasi perbankan syariah secara
umum masih di bawah kualitas yang dimiliki perbankan konvensional.
Lalu pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah ke
bank syariah.
B2. Peringkat VAIC tahun 2012
Tabel 4. 5 Peringkat VAIC tahun 2012
Peringkat Bank Score
1 BPNS 5.18 Top Performance
2 Mandiri 5.00 Top Performance
3 BRI 4.91 Top Performance
4 BCA 4.41 Top Performance
5 CIMB 4.31 Top Performance
6 BNI 4.05 Top Performance
7 BSM 4.02 Top Performance
8 Muamalat 3.29 Top Performance
9 BRI Syariah 2.68 Good Performance
10 BNI Syariah 2.42 Good Performance
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.5 terlihat peningkatan pada tahun sebelumnya,
dimana terdapat 8 bank yang masuk kategori Top Performance yang
terdiri dari 5 bank konvensional dan 3 bank syariah. Panin Bank
57
Dhani Gunawan Idat “Tujuh Persoalan Perbankan Syariah Untuk Berkembang” Artikel
ini diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 dari http://infobanknews.com/tujuh-persoalan-
perbankan-syariah-untuk-berkembang/
69
Syariah menduduki ranking pertama, peningkatan yang sangat drastis
dimana pada tahun sebelumnya Panin Bank Syariah menduduki
ranking 8. Lalu, BRI yang pada tahun sebelumnya menduduki
rangking pertama menurun menjadi ranking 3 dan Bank Mandiri tetap
pada posisi semula dimana Bank Mandiri masih bertahan pada posisi
kedua. Hal ini menunjukkan peningkatan yang bagus dibanding tahun
sebelumnya bagi bank syariah.
B3. Peringkat VAIC tahun 2013
Tabel 4. 6 Peringkat VAIC Tahun 2013
Peringkat Bank Score Kategori
1 Mandiri 4.96 Top Performance
2 BRI 4.70 Top Performance
3 BCA 4.58 Top Performance
4 BNI 4.40 Top Performance
5 CIMB 3.96 Top Performance
6 BSM 3.83 Top Performance
7 BPNS 3.31 Top Performance
8 Muamalat 3.20 Top Performance
9 BNI Syariah 2.66 Good Performance
10 BRI Syariah 2.12 Good Performance
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa terdapat 8 bank yang masuk kategori
Top Performance terdiri dari 5 bank konvensional dan 3 bank syariah.
Bank Mandiri menunjukkan peningkatan dimana Bank Mandiri
menduduki posisi pertama dan BRI Syariah masih tetap dalam posisi
ranking terakhir walaupun pada tahun 2012 bisa naik satu posisi
menjadi ranking 9. BRI Syariah lebih sering masuk kedalam kategori
70
Common Performance disebabkan oleh terjadinya peningkatan beban
tetapi tidak diimbangi dengan bertambahnya pendapatan selain itu
sumber daya manusia yang dimiliki tidak efektif dan efisien dalam
memberikan kontribusi kepada perusahaan ini dilihat dari beban
personalia yang tinggi tetapi hanya menghasilkan pendapatan yang
minim.
B4. Peringkat VAIC tahun 2014
Tabel 4. 7 Peringkat VAIC Tahun 2014
Peringkat Bank Score Kategori
1 Mandiri 5.01 Top Performance
2 BNI 4.61 Top Performance
3 BRI 4.60 Top Performance
4 BCA 4.49 Top Performance
5 BPNS 4.38 Top Performance
6 Muamalat 4.08 Top Performance
7 CIMB 3.80 Top Performance
8 BSM 3.10 Top Performance
9 BNI Syariah 2.92 Good Performance
10 BRI Syariah 1.62
Common
Performance
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.7 terlihat bahwa terdapat 8 bank yang masuk kategori
Top Performance terdiri dari 5 bank konvensional dan 3 bank syariah.
Bank Mandiri masih mempertahankan posisi pertama pada tahun ini.
Terdapat peningkatan pada score Bank Syariah yang pada tahun 2014
Panin Bank Syariah dan Bank Muamalat menghasilkan score diatas 4.
Pada tahun 2014, Panin Bank Syariah memperoleh penghargaan
Indonesia Banking Award 2014 sebagai Best Performance Banking.
71
Lalu Tahun 2014 merupakan tahun yang menentukan bagi Panin Bank
Syariah. Dengan telah ditawarkannya saham perdana ke publik (go
public), telah menambah kapabilitas Panin Bank Syariah dalam
mengambil langkah-langkah strategis untuk memacu pertumbuhan dan
menjaga kelangsungan bisnis. Sehingga Panin Bank Syariah
memfokuskan upayanya untuk menciptakan nilai tambah bagi
pemangku kepentingan dan mendukung pertumbuhan bisnis.
B5. Peringkat VAIC tahun 2015
Tabel 4. 8 Peringkat VAIC Tahun 2015
Peringkat Bank Score Kategori
1 Mandiri 5.26 Top Performance
2 BNI 4.60 Top Performance
3 BRI 4.57 Top Performance
4 BCA 4.39 Top Performance
5 BNI Syariah 4.15 Top Performance
6 BPNS 3.34 Top Performance
7 CIMB 3.19 Top Performance
8 Muamalat 2.84 Good Performance
9 BRI Syariah 2.59 Good Performance
10 BSM 1.79
Common
Performance
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa Bank Mandiri masih
mempertahankan posisi pertamanya. Lalu, BNI syariah menghasilkan
nilai VAIC yang sangat drastis tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Hal yang menarik dari BNI syariah adalah pada tahun 2015 BNI
syariah memperoleh penghargaan sebagai Bank Syariah terbaik 2015
versi majalah investor Berdasarkan hasil penilaian team juri Investor
72
Syariah Award Majalah Investor tahun 2015, penghargaan diberikan
kepada lima instansi perbankan syariah terbaik diantaranya PT BNI
Syariah yang meraih juara kategori aset diatas Rp 10 Triliun, PT Bank
Panin Syariah kategori aset di bawah 10 Triliun.
B6. Gabungan Peringkat VAIC Tahun 2011-2015
Tabel 4. 9 Gabungan Peringkat VAIC Tahun 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015
BRI 5.02 BPNS 5.18 Mandiri 4.96 Mandiri 5.01 Mandiri 5.26
Mandiri 4.99 Mandiri 5.00 BRI 4.70 BNI 4.61 BNI 4.60
BCA 4.68 BRI 4.91 BCA 4.58 BRI 4.60 BRI 4.57
Cimb 4.31 BCA 4.41 BNI 4.40 BCA 4.49 BCA 4.39
BNI 3.96 Cimb 4.31 Cimb 3.96 PaninS 4.38 BNIS 4.15
BSM 3.65 BNI 4.05 BSM 3.83 BMI 4.08 PaninS 3.34
BMI 3.50 BSM 4.02 PaninS 3.31 Cimb 3.80 Cimb 3.19
PaninS 2.76 BMI 3.29 BMI 3.20 BSM 3.10 BMI 2.84
BNI 2.08 BRIS 2.68 BNIS 2.66 BNIS 2.92 BRIS 2.59
BRIS 1.50 BNIS 2.42 BRIS 2.12 BRIS 1.62 BSM 1.79
Sumber: Data diolah
Tabel 4.9 adalah gabungan peringkat VAIC dari tahun 2011-2015
sehingga terlihat posisi pertama hingga terakhir dari tahun 2011-2015.
Pada tahun 2011 Bank Rakyat Indonesia memperoleh posisi pertama,
Bank Rakyat Indonesia mendapatkan penghargaan Best Performance Bank
(Kategori Bank Persero) dari ABFI Banking Award 2011.58
Pada tahun
2012 ranking pertama diperoleh Panin Bank Syariah, pada tahun 2012
Panin Bank Syariah mendapatkan penghargaan Bank yang berpredikat
'SANGAT BAGUS' atas kinerja keuangan tahun 2012 dan 1st The Best
58
www.bri.co.id diakses pada tanggal 06 November 2016.
73
Bank 2012 In Human Capital.59
Terakhir pada tahun 2013-2015 Bank
Mandiri menempati posisi pertama kategori Top Performance selama 3
tahun berturu-turut. Bank Mandiri memperoleh penghargaan dalam survei
Banking Service Excellence Monitor (BSEM) 2015 oleh Marketing
Research Indonesia (MRI) dan Majalah Info Bank, Bank Mandiri masuk
daftar 10 Bank Terbaik Dalam Pelayanan Prima dengan nilai 83.04
Prestasi puncak sebagai The Best Bank Service Excellence ini
merupakan yang ke delapan kalinya diperoleh Bank Mandiri secara
berturut-turut dari tahun 2008 sampai tahun 2015. Tidak hanya itu, dalam
ajang ini Bank Mandiri juga berhasil meraih predikat sebagai The Most
Consistent Bank in Service Excellence (5 tahun berturut-turut dari tahun
2010 – 2015), meraih The Golden Trophy for Banking Service Excellence
(4 tahun berturut-turut dari tahun 2012 – 2015), serta 11 (sebelas)
penghargaan lainnya. Penghargaan-penghargaan ini membuktikan bahwa
Bank Mandiri berhasil menjadikan service excellence sebagai bagian dari
budaya perusahaan yang diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan. 60
59
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/penghargaan?id=102 , diakses pada
tanggal 06 November 2016. 60
Berita Mandiri “Bank Mandiri Perkuat Kualitas Layanan”Artikel ini diakses pada
tanggal 06 November 2016 dari http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-
detail.asp?id=QFCT07452513&row=9
74
C. Analisis Statistik
1. Uji Statistics Descriptive
Tujuan dilakukan uji analisis deskriptif adalah untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dari masing-masing variabel penelitian.
Penelitian ini menggunakan 3 variabel yang didapat dari komponen
intellectual capital (VAIC™) yaitu Value Added Capital employed
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural
Capital Value Added (STVA). Data statistik deskriptif komponen
intellectual capital pada perbankan syariah dapat dilihat pada tabel 4.9
dan perbankan konvensional dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4. 10 Descriptive Statistics Bank Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VACA 25 .07 .73 .4232 .17717
VAHU 25 1.08 4.24 2.1712 .74186
STVA 25 .07 .76 .4856 .17725
Valid N
(listwise) 25
Sumber: SPSS, Ver.20
Value Added Capital Employed (VACA) nilai maximum sebesar
0,73 yang dihasilkan Bank Syariah Mandiri sedangkan nilai minimum
0,07 yang dihasilkan BRI Syariah. Lalu memiliki mean sebesar 0,4232
dengan standar deviasi 0,17717. Nilai mean menunjukkan lebih besar
dari standar deviasi (mean > standar deviasi) maka artinya sebaran
data semakin seragam (homogen).
75
Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai minimum
sebesar 1,08 dihasilkan oleh BRIS sedangkan nilai maximum VAHU
sebesar 4,24 dihasilkan oleh Panin Bank Syariah. Lalu nilai mean
sebesar 2,1712 dengan standar deviasi 0,74186. Nilai mean
menunjukkan lebih besar dari standar deviasi (mean > standar deviasi)
maka artinya sebaran data semakin seragam (homogen).
Structural Capital Value Added (STVA) memiliki nilai minimum
sebesar 0,07 dihasilkan oleh BRIS sedangkan nilai maximum STVA
sebesar 0,76 dihasilkan oleh Panin Bank Syariah. Lalu nilai mean
sebesar 0,4856 dengan standar deviasi 0,17725. Nilai mean
menunjukkan lebih besar dari standar deviasi (mean > standar deviasi)
maka artinya sebaran data semakin seragam (homogen).
Tabel 4. 11 Descriptive Statistics Bank Konvensional
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VACA 25 .33 .64 .4196 .07266
VAHU 25 2.30 4.08 3.3896 .38809
STVA 25 .56 .75 .7016 .03997
Valid N
(listwise) 25
Sumber: SPSS,Ver.20
Value Added Capital Employed (VACA) nilai maximum sebesar
0,64 yang dihasilkan oleh BRI sedangkan nilai minimum 0,33 yang
dihasilkan oleh CIMB Niaga. Lalu memiliki mean sebesar 0,4196
dengan standar deviasi 0,07266. Nilai mean menunjukkan lebih besar
76
dari standar deviasi (mean > standar deviasi) maka artinya sebaran
data semakin seragam (homogen).
Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai minimum
sebesar 2,3 dihasilkan oleh CIMB Niaga sedangkan nilai maximum
VAHU sebesar 4,08 dihasilkan oleh Bank Mandiri. Lalu nilai mean
sebesar 3,3896 dengan standar deviasi 0,38809. Nilai mean
menunjukkan lebih besar dari standar deviasi (mean > standar deviasi)
maka artinya sebaran data semakin seragam (homogen).
Structural Capital Value Added (STVA) memiliki nilai minimum
sebesar 0,56 dihasilkan oleh CIMB Niaga sedangkan nilai maximum
STVA sebesar 0,75 dihasilkan oleh Bank Mandiri. Lalu nilai mean
sebesar 0,7016 dengan standar deviasi 0,03997. Nilai mean
menunjukkan lebih besar dari standar deviasi (mean > standar deviasi)
maka artinya sebaran data semakin seragam (homogen).
2. Uji Normalitas
Sebelum menguji hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data. Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah variabel atau residual memiliki distribusi yang normal. Pada
penelitian ini, uji normalitas data menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat taraf siginifikansi yang
ditentukan yaitu 5%. Dasar pengambilan keputusannya dari hasil uji
normalitas adalah jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka variabel
77
berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed)< 0,05
maka variabel berdistribusi tidak normal.
Adapun hipotesis dari uji normalitas yang dibuat adalah:
Ho : Data terdistribusi secara normal.
Ha : Data tidak berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas disajikan pada Tabel sebagai berikut
Tabel 4. 12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VACA VAHU STVA
N 50 50 50
Normal Parametersa,b
Mean .4214 2.7804 .5936
Std. Deviation .13403 .84972 .16755
Most Extreme
Differences
Absolute .108 .133 .189
Positive .085 .064 .160
Negative -.108 -.133 -.189
Kolmogorov-Smirnov Z .761 .943 1.337
Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .336 .056
Sumber : SPSS, Ver.20
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.12 dapat dijelaskan
bahwa:
(1) Analisis tabel diatas dapat dilihat bahwa pada variabel Value
Added Capital employed (VACA) memiliki nilai Asymp.Sig
sebesar 0.609. (Asymp.Sig 0.609 > α 0.05) maka Ho diterima,
78
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VACA merupakan
data yang berdistribusi normal.
(2) Variabel Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai
Asymp.Sig sebesar 0.336. (Asymp.Sig 0.336 > α 0.05) maka Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VAHU
merupakan data yang berdistribusi normal.
(3) Variabel Structural Capital Value Added (STVA) memiliki nilai
Asymp.Sig sebesar 0.056. (Asymp.Sig 0.056 > α 0.05) maka Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel STVA
merupakan data yang berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.12
diringkas dalam tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4. 13 Ringkasan Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
No Variabel Asymp.Sig Keterangan Distribusi
1. Value Added Capital
employed (VACA)
0.609 P>0.05 Normal
2. Value Added Human
Capital (VAHU)
0.336 P>0.05 Normal
3. Structural Capital Value
Added (STVA)
0.056 P>0.05 Normal
Sumber: Hasil olah data
79
3. Uji Independent Sample t-test
Tabel 4. 14 Independent Samples Tes
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
VACA
Equal
variances
assumed
18.205 .000 .094 48 .926 .00360 .03830 -.07340 .08060
Equal
variances
not
assumed
.094 31.851 .926 .00360 .03830 -.07442 .08162
VAHU
Equal
variances
assumed
7.330 .009 -7.276 48 .000 -1.21840 .16745 -1.55508 -.88172
Equal
variances
not
assumed
-7.276 36.221 .000 -1.21840 .16745 -1.55793 -.87887
STVA
Equal
variances
assumed
28.050 .000 -5.944 48 .000 -.21600 .03634 -.28907 -.14293
Equal
variances
not
assumed
-5.944 26.434 .000 -.21600 .03634 -.29064 -.14136
Sumber: Data diolah, SPSS ver.20
80
Hipotesis yang akan diuji dalam uji Independent sample t-tes adalah:
1. Value Added Capital employed (VACA)
Hipotesis uji Independent sample t-test :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata VACA pada bank syariah dan
bank konvesional
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata VACA pada bank syariah dan
bank konvesional
tabel 4.13 penjelasan pada variabel VACA, uji F yang terlihat
pada hasil Levene’s Test bahwa nilai sig diperoleh sebesar 0.000 < dari
taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka pada variabel ini HO ditolak,
artinya bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal variances not
assumed).
Setelah menafsirkan hasil uji Levenes’s test, selanjutnya
menafsirkan dari hasil uji t. Baris yang digunakan adalah sesuai hasil
uji pada baris equal variances not assumed dengan diperoleh nilai t
sebesar 0,094 dan nilai probabilitas (sig[2-tailed]) sebesar 0,926 > α
0.05, maka Ho diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata VACA pada Bank Syariah
dan Bank Konvensional.
81
2. Value Added Human Capital (VAHU)
Hipotesis uji Independent sample t-test :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata VAHU pada bank syariah dan
bank konvesional
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata VAHU pada bank syariah dan
bank konvesional
tabel 4.13 penjelasan pada variabel VAHU, uji F yang terlihat
pada hasil Levene’s Test bahwa nilai sig diperoleh sebesar 0,009 <
dari taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka pada variabel ini HO ditolak,
dengan kata lain bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal
variances not assumed).
Setelah menafsirkan hasil uji Levenes’s test, selanjutnya
menafsirkan dari hasil uji t. Baris yang digunakan adalah sesuai hasil
uji pada baris equal variances not assumed dengan diperoleh nilai t
sebesar -7.276 dan nilai probabilitas (sig[2-tailed]) sebesar 0,000 < α
0.05, maka Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata VAHU pada Bank Syariah dengan
nilai rata-rata VAHU Bank Konvensional.
82
3. Structural Capital Value Added (STVA)
Hipotesis uji Independent sample t-test :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata STVA pada bank syariah dan
bank konvesional
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata STVA pada bank syariah dan
bank konvesional
tabel 4.13 penjelasan pada variabel STVA, uji F yang terlihat pada
hasil Levene’s Test bahwa nilai sig diperoleh sebesar 0,000 < dari taraf
signifikansi 5% atau 0,05 maka pada variabel ini HO ditolak, dengan
kata lain bahwa asumsi kedua varians berbeda (equal variances not
assumed).
Setelah menafsirkan hasil uji Levenes’s test, selanjutnya
menafsirkan dari hasil uji t. Baris yang digunakan adalah sesuai hasil
uji pada baris equal variances not assumed dengan diperoleh nilai t
sebesar -5,944 dan nilai probabilitas (sig[2-tailed]) sebesar 0,000 < α
0.05, maka Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan pada nilai rata-rata STVA Bank Syariah dengan
nilai rata-rata STVA Bank Konvensional.
83
Hasil Uji independent t-test pada tabel 4.14 diringkas ke dalam
tabel 4.15 sebagai berikut :
Tabel 4. 15 Ringkasan Hasil Uji independent sample t-test
No Variabel Asymp.Sig Keterangan
(α = 0,05)
Kesimpulan
(Ho)
1. Value Added
Capital Employed
(VACA)
0,926 0,926>0,05 diterima
2. Value Added
Human Capital
(VAHU)
0,000 0,000<0,05 Ditolak
3. Structural Capital
Value Added
(STVA)
0,000 0,000<0,05 Ditolak
Sumber: Hasil olah data
D. Interpretasi
Dari hasil perhitungan nilai VAIC pada 10 Perusahaan Perbankan,
dapat dilihat bahwa secara umum kinerja intellectual capital bank
konvensional lebih efisien dibandingkan dengan bank syariah. Hal ini
dibuktikan bahwa dalam perkembangannya Bank Konvensional
mendapatkan kategori Top Performance secara konsisten, dengan
menghasilkan rata-rata nilai VAIC diatas 4,00. Pada bank syariah
menghasilkan rata-rata VAIC diatas 3,00 dan masuk kategori Top
84
performance. Walaupun kedua jenis bank tersebut rata-rata masuk
kedalam Top performance. Namun nilai VAIC bank syariah masih
dibawah rata-rata bank konvensional.
Hal tersebut sangat wajar karena bank syariah tergolong baru
berdiri dibandingkan bank konvensional, sehingga bank syariah masih
membutuhkan waktu untuk mengembangkan intellectual capital yang
lebih unggul agar seperti bank konvensional. Walaupun bank syariah
belum bisa unggul seperti bank konvensional, namun bisa dikatakan bank
syariah cepat dalam menyaingi bank konvensional karena bank syariah
yang tergolong baru berdiri bisa menghasilkan skor VAIC diatas rata-rata
3,00 dengan kategori Top Performance.
Selanjutnya pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah
terdapat perbedaaan komponen VAIC™ (VACA,VAHU,STVA) antara
kelompok bank syariah dan kelompok bank konvensional. Hasilnya tidak
terdapat perbedaan VACA pada kedua kelompok tersebut. Rata-rata nilai
VACA pada bank syariah dan bank konvensional cenderung hampir sama
yaitu rata-rata bank syariah (0,42) dan bank konvensional (0,41). Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang mampu mempertahankan
keunggulan kompetitifnya akan memberikan nilai tambah melalui
pengelolaan IC dan sumber daya fisik maupun finansial lebih tinggi.
Sesuai dengan teori yang diungkapkan dalam bahwa
komponen intellectual capital yang bernilai ekonomi yang dapat
85
memberikan nilai secara nyata yaitu Human Capital dan Modal
fisik/Capital Employed (CE).61
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Value Added
Human Capital (VAHU) pada bank syariah memiliki perbedaan dengan
bank konvensional. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi <
0,05. Bank konvensional menghasilkan nilai VAHU yang lebih besar
dibandingkan bank syariah. Bank konvensinal lebih mampu
memanfaatkan dan memaksimalkan pengetahuan dan keahlian dari sumber
daya manusia.
Menurut Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (Agustianto Mingka,
2015) 62
Kualitas sumber daya insani merupakan tulang punggung dalam
suatu organisasi dan sangat berpengaruh pada keberhasilan organisasi.
Untuk bisa menggerakkan bisnis islami dengan sukses, diperlukan SDI
yang menguasai ilmu bisnis dan ilmu-ilmu syari’ah secara baik. Selama ini
SDI penggerak bisnis islami berasal dari pendidikan umum yang diberi
training singkat mengenai bisnis islami. Seringkali training seperti ini
kurang memadai, karena yang perlu diupgrade bukan banyak knowlegde
semata, tetapi juga paradigma syari’ah, visi dan misi, serta kepribadian
syari’ah.
61
Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris”(Yogyakarta:Graha
Ilmu,2009) h.85 62
Agustianto Mingka, “Problematika SDM di Perbankan Syariah”artikel diakses pada
tanggal 10 Oktober 2016 dari http://www.kompasiana.com/imaaceh/problematika-manajemen-
sumber-daya-manusia-sdm-di-perbankan-syari-ah_573804e5927e613605523ce8
86
Terakhir, terdapat perbedaan pada Structural Capital Value
Added (STVA) Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Hasil tersebut
dapat dilihat dari nilai signifikansi < 0,05. Bank konvensional memiliki
rata-rata STVA lebih tinggi yaitu 0,7016 dibandingkan bank syariah
sebesar 0,4856. Menurut Ikatan Ahli Ekonomi Islam (Agustianto Mingka,
2015) 63
structural capital seperti Inovasi produk bank syari’ah yang ada
sekarang harus dikembangkan variasi dan kombinasinya, sehingga
menambah daya tarik bank syari’ah. Untuk mengembangkan produk-
produk yang bervariasi dan menarik, bank syari’ah di Indonesia dapat
membangun hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan
internasional. Kerjasama itu akan bermanfaat dalam mengembangkan
produk-produk bank syari’ah. Upaya ini mutlak dilakukan karena bank
syariah akhir-akhir ini mengalami pelambatan pertumbuhan bahkan
penurunan market share dibanding konvensional. Inovasi produk bank
syariah adalah sebuah keniscayaan, agar bank syariah bisa kembali
tumbuh dan bersaing dengan perbankan konvensional maupun lembaga
lain. Inovasi produk juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi
perkembangan bisnis yang terus berubah.
63
Agustianto Mingka, “Tantangan Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada tanggal 10
Oktober 2016 dari http://www.iqtishadconsulting.com/content/read/blog/tantangan-perbankan-
syariah-2016
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Perkembangan intellectual capital dari10 bank yang menjadi sampel
penelitian (5 bank konvensional dan 5 bank syariah) Bank
Konvensional konsisten dalam menghasilkan nilai intellectual capital
dengan rata-rata diatas 4,00 dan masuk kedalam kategori Top
Perfomance. Pada bank syariah rata-rata menghasilkan nilai
intellectual capital dengan rata-rata diatas 3,00. Kesimpulannya bahwa
secara umum kinerja intellectual capital bank syariah belum bisa lebih
unggul dibandingkan bank konvensional karena Bank Syariah belum
sepenuhnya memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
dalam bidang ekonomi islam atau perbankan syariah secara khusus.
2. Berdasarkan hasil uji statistic, maka didapat hasil perbandingan
komponen intellectual capital pada Bank Syariah dan Bank
Konvensional, yaitu:
- Pada variabel Value Added Capital Employeed (VACA,
berdasarkan hasil uji beda Independent sample t-test didapat nilai
probabilitas 0.926 > α 0.05 maka dapat disimpulkan Ho diterima
dan Ha ditolak yang artinya tidak ada perbedaan Value Added
88
Capital Employeed (VACA) antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional.
- Pada variabel Value Added Human Capital (VAHU ), berdasarkan
hasil uji beda Independent samplet-test didapat nilai probabilitas
0.000< α 0.05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima
yang artinya terdapat perbedaan Value Added Human Capital
(VAHU) antara Bank Syariah dan Bank Konvensional.
- Pada variabel Structural Capital Value Added (STVA) ,
berdasarkan hasil uji beda Independent sample T-test didapat nilai
probabilitas 0.000< α 0.05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan Structural Capital
Value Added (STVA) antara Bank Syariah dan BankKonvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa
keterbatasan dapat disimpulkan beberapa saran yang bisa menjadi
masukan bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Dari penelitian ini diharapkan agar manajemen perbankan syariah
lebih mengembangkan modal intelektual sebagai alat untuk
meningkatkan kinerja agar terus dapat berkompetisi di pasar dan bisa
lebih unggul dibandingkan bank konvensional contohnya dalam
inovasi produk keuangan dan perbankan syariah merupakan pilar
utama dalam pengembangan industri perbankan syariah. Bank-bank
89
syariah harus memiliki produk inovatif yang makin beragam agar bisa
berkembang dengan baik.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menganalisis tidak hanya
membandingkan perbankan syariah dengan konvensional, namun juga
membandingkan perusahaan lainnya seperti perusahaan yang telah go
public dengan perusahaan bukan go public, perbankan dengan
BPR,dll.
90
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Sarrah. “ Analisis Pengaruh Elemen Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Asih,Damar “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On Asset (ROA)
Perbankan”. Jurnal Nominal/Volume 1, Nomor 1. Akuntansi, Jakarta:
Erlangga,2012
Bank Indonesia, “UU Perbankan Syariah” dokumen diakses pada tanggal 25 Juni
2016 dari : http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-
bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf
Dewi, Nuraisyah Rusmalia . “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2012-2013)”. Skripsi S1 Jurusan
Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,2015.
Depdikbud.”Kamus Besar Indonesia”Jakarta: Balai pustaka.2000.
Eriyanti. Teknik Sampling (Analisis Opini Publik). Yogyakarta: Lkis
Yogyakarta,2007.
Fauziah. “Analisis Faktor Modal Intelektual Dalam Meningkatkan Kinerja
Bisnis” Tesis S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasnuddin
Makasar, 2014.
Fatimah, Hasna “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Perusahaan di Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia,2012
Gandapradja, Permadi “Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank” Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama,2004
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Dengan program IBM SPSS 21 Update PLS
Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2013.
91
Gunawan , Dhani Idat “Tujuh Persoalan Perbankan Syariah Untuk Berkembang”
Artikel ini diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 dari
http://infobanknews.com/tujuh-persoalan-perbankan-syariah-untuk-
berkembang/
Hasan, Iqbah. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara,2010.
Ikhsan, Arifin. Akuntansi Sumber Daya Manusia; Suatu Tinjauan Penilaian
Modal Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Ismail. “Perbankan Syariah” Jakarta: Kencana. 2011.
Karim, Adiwarman. “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2013.
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006.
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,” Perubahan UU
7-1992 Tentang Perbankan”dokumen di akses pada tanggal 25 Juni 2016
dari http://peraturan.go.id/uu/nomor-10-tahun-1998.html
Kusumowati.“Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan
Manufaktur tahun 2008-2012” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Diponegoro Semarang , 2013.
Muhammad. “ Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005.
Munawir. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty, 2004.
Mingka, Agustinto “Problematika SDM di Perbankan Syariah”artikel diakses
pada tanggal 10 Oktober 2016 dari
http://www.kompasiana.com/imaaceh/problematika-manajemen-sumber-
daya-manusia-sdm-di-perbankan-syari-ah_573804e5927e613605523ce8
Mingka, Agustianto“Tantangan Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada
tanggal 10 Oktober 2016 dari
http://www.iqtishadconsulting.com/content/read/blog/tantangan-
perbankan-syariah-2016
92
Riyanto, Bambang. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta :
BPFE 2010.
Sangkala. Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan. Jakarta: Yapensi, 2006
Sugiyono. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta, 2007.
Suwiji, Novie Erawati . “Analisis Perbedaan Modal Intelektual Antar Indusrti:
Perbankan, Telekomunikasi dan Manufaktur”. Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Widya Mandala Katolik Surabaya,2016
Soeparwoto. “Psikologi Pengembangan”. Semarang: UPT MKK UNNES,2005
Takarini , Agustin. “Pengaruh Intellectual capital, Kualitas Penerapan Good
Corporate Governance dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Periode 2010-2012” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2014.
Trihendradi. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: C.V Andi
Offset, 2010.
Ulum, Ihyaul . “ Analisis Praktik Pengungkapan Informasi Intellectual Capital
Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia.”
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No.1 (2011)
Ulum, Imam Ghozali ,dkk . “Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan: Suatu
Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”In: Simposium
Nasional Akuntansi 23-24 Juli, Universitas Tanjung Pura Pontianak 2008
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework
Pengungkapan dan Kinerja Organisasi. Malang: UMM Press, 2015
Ulum, Ihyaul. “ Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.10, No.2. (November 2008)
Utari, Agnes dan Anni “Intellectual Capital dan Keunggulan Kompetitif (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur versi Jakarta Stock Industrial
93
Classification- JASICA)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.15, No.1
(Mei 2013)
Wibowo, Eko “ Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan
konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan” (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang,2012)
www.bankmandiri.co.id
www.bankmuamalat.co.id
www.bca.co.id
www.bni.co.id
www.bri.co.id
www.brisyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.cimbniaga.com
www.paninbanksyariah.co.id
www.syariahmandiri.co.id
94
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Descriptive Statistik Bank Syariah
Tabel Descriptive Statistics Bank Syariah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VACA 25 .07 .73 .4232 .17717
VAHU 25 1.08 4.24 2.1712 .74186
STVA 25 .07 .76 .4856 .17725
Valid N
(listwise) 25
LAMPIRAN 2 : Descriptive Statistics Bank Konvensional
Tabel Descriptive Statistics Bank Konvensional
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VACA 25 .33 .64 .4196 .07266
VAHU 25 2.30 4.08 3.3896 .38809
STVA 25 .56 .75 .7016 .03997
Valid N
(listwise) 25
LAMPIRAN 3 : Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VACA VAHU STVA
N 50 50 50
Normal Parametersa,b
Mean .4214 2.7804 .5936
Std. Deviation .13403 .84972 .16755
Most Extreme
Differences
Absolute .108 .133 .189
Positive .085 .064 .160
95
Negative -.108 -.133 -.189
Kolmogorov-Smirnov Z .761 .943 1.337
Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .336 .056
LAMPIRAN 4: Uji Independent t-test
Tabel Independent Samples tes
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
VACA
Equal
variances
assumed
18.205 .000 .094 48 .926 .00360 .03830 -.07340 .08060
Equal
variances
not
assumed
.094 31.851 .926 .00360 .03830 -.07442 .08162
VAHU
Equal
variances
assumed
7.330 .009 -7.276 48 .000 -1.21840 .16745 -1.55508 -.88172
Equal
variances
not
assumed
-7.276 36.221 .000 -1.21840 .16745 -1.55793 -.87887
STVA
Equal
variances
assumed
28.050 .000 -5.944 48 .000 -.21600 .03634 -.28907 -.14293
Equal
variances
not
assumed
-5.944 26.434 .000 -.21600 .03634 -.29064 -.14136
96
LAMPIRAN 5 : Data Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2011
Value Added Intellectual Capital (VAIC) Tahun 2011
No Nama Bank OUT IN VA HC CE SC VACA VAHU STVA VAIC
1 MUAMALAT
1,591,842 596,298 995,544 410,355 2,067,401 585,189 0.48 2.43 0.59 3.50
2 BSM
3,247,516 992,094 2,255,422 964,094 3,073,264 1,291,328 0.73 2.34 0.57 3.65
3 BRIS
679,865 354,623 325,242 302,475 966,676 22,767 0.34 1.08 0.07 1.48
4 BNIS
1,723,739 787,404 936,335 680,033 2,169,662 256,302 0.43 1.38 0.27 2.08
5 PANIN S
478,670 156,980 321,690 149,560 4,526,090 172,130 0.07 2.15 0.54 2.76
6 MANDIRI
35,359,306 9,545,550 25,813,756 6,766,471 59,179,143 19,047,285 0.44 3.81 0.74 4.99
7 BRI
40,203,051 8,384,780 31,818,271 8,700,847 49,820,329 23,117,424 0.64 3.66 0.73 5.02
8 BCA
24,050,073 5,709,610 18,340,463 5,204,359 42,027,340 13,136,104 0.44 3.52 0.72 4.68
9 BNI
20,797,289 6,091,841 14,705,448 5,042,161 37,843,024 9,663,287 0.39 2.92 0.66 3.96
10 CIMB
10,188,511 3,002,768 7,185,743 2,227,739 18,369,491 4,958,004 0.39 3.23 0.69 4.31
97
LAMPIRAN 6 : Data Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah dan Bank Konvensional Tahun 2012
Value Added Intellectual Capital (VAIC) Tahun 2012
No Nama Bank OUT IN VA HC CE SC VACA VAHU STVA VAIC
1 MUAMALAT 1,924,895
701,953 1,222,942 546,874 2,457,989 676,068 0.50 2.24 0.55 3.29
2 BSM 4,088,120 1,415,453
2,672,667 973,160 4,180,691 1,699,507 0.64 2.75 0.64 4.02
3 BRIS
979,877
418,785
561,092
323,283 1,068,564
237,809 0.53 1.74 0.42 2.68
4 BNIS
1,484,994
483,227
1,001,767 644,458 1,950,000
357,309 0.51 1.55 0.36 2.42
5 PANIN S
948,830
104,750
844,080 199,060 4,876,660 645,020 0.17 4.24 0.76 5.18
6 MANDIRI 41,591,486 10,867,312
30,724,174 8,045,716 70,651,187 22,678,458 0.43 3.82 0.74 4.99
7 BRI 44,873,498 9,885,485
34,988,013 9,605,547 64,881,779 25,382,466 0.54 3.64 0.73 4.91
8 BCA 27,613,956 7,203,422
20,410,534 6,154,966 51,897,942 14,255,568 0.39 3.32 0.70 4.41
9 BNI 23,904,804 7,161,237
16,743,567 5,577,867 43,525,291 11,165,700 0.38 3.00 0.67 4.05
10 CIMB 12,424,529 3,174,762
9,249,767 2,881,704 22,651,912 6,368,063 0.41 3.21 0.69 4.31
98
LAMPIRAN 7 : Data Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2013
Value Added Intellectual Capital (VAIC) Tahun 2013
No Nama Bank OUT IN VA HC CE SC VACA VAHU STVA VAIC
1 MUAMALAT
2,609,940
913,158 1,696,782 754,058 4,291,093 942,724 0.40 2.25 0.56 3.20
2 BSM 4,647,564
1,564,234 3,083,330 1,192,402 4,861,999 1,890,928 0.63 2.59 0.61 3.83
3 BRIS 1,111,030
526,325
584,705
400,267 1,698,128
184,438 0.34 1.46 0.32 2.12
4 BNIS
1,193,890
422,597
771,293 461,512 1,304,680
309,781 0.59 1.67 0.40 2.66
5 PANIN S 1,377,500
480,670
896,830 353,750 5,259,950 543,080 0.17 2.54 0.61 3.31
6 MANDIRI 50,089,269
14,120,374 35,968,895 9,431,337 88,790,596 26,537,558 0.41 3.81 0.74 4.96
7 BRI 52,454,730
10,148,784 42,305,946 12,231,994 79,327,422 30,073,952 0.53 3.46 0.71 4.70
8 BCA 33,725,807
9,782,526 23,943,281 6,864,614 63,966,678 17,078,667 0.37 3.49 0.71 4.58
9 BNI 28,499,185
8,488,810 20,010,375 6,083,878 47,683,505 13,926,497 0.42 3.29 0.70 4.40
10 CIMB
12,740,501 3,265,949 9,474,552 3,229,054 25,886,687 6,245,498 0.37 2.93 0.66 3.96
99
LAMPIRAN 8 : Data Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2014
Value Added Intellectual Capital (VAIC) Tahun 2014
No Nama Bank OUT IN VA HC CE SC VACA VAHU STVA VAIC
1 MUAMALAT 3,352,238
975,558 2,376,680 858,067 3,550,563 1,518,613 0.67 2.77 0.64 4.08
2 BSM
4,348,988 1,585,772 2,763,216 1,359,776 4,936,978 1,403,440 0.56 2.03 0.51 3.10
3 BRIS 1,145,232
622,745
522,487
447,030 1,707,843
75,457 0.31 1.17 0.14 1.62
4 BNIS
966,485
356,880
609,605 317,073 1,187,218
292,532 0.51 1.92 0.48 2.92
5 PANIN S 264,191
73,328
190,863 54,735 1,076,317 136,128 0.18 3.49 0.71 4.38
6 MANDIRI
56,500,809 14,526,320 41,974,489 10,848,031 104,844,562 31,126,458 0.40 3.87 0.74 5.01
7 BRI
60,741,275 12,548,853 48,192,422 14,166,422 97,705,834 34,026,000 0.49 3.40 0.71 4.60
8 BCA
41,372,709 11,960,682 29,412,027 8,670,906 75,725,690 20,741,121 0.39 3.39 0.71 4.49
9 BNI
31,748,624 7,979,300 23,769,324 6,781,041 61,021,308 16,988,283 0.39 3.51 0.71 4.61
10 CIMB
12,819,379 3,549,241 9,270,138 3,281,221 28,447,694 5,988,917 0.33 2.83 0.65 3.80
100
LAMPIRAN 9 : Data Value Added Intellectual Capital (VAIC) Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2015
Value Added Intellectual Capital (VAIC) Tahun 2015
No Nama Bank OUT IN VA HC CE SC VACA VAHU STVA VAIC
1 MUAMALAT
2,853,894
1,086,909 1,766,985 924,521 3,928,411 842,464 0.45 1.91 0.48 2.84
2 BSM
4,460,851 2,720,520 1,740,331 1,370,215 5,613,739 370,116 0.31 1.27 0.21 1.79
3 BRIS 1,527,770
628,340
899,430
509,098 2,339,812
390,332 0.38 1.77 0.43 2.59
4 BNIS
757,137
209,891
547,246 183,764 1,076,677
363,482 0.51 2.98 0.66 4.15
5 PANIN S 312,989
117,017
195,972 76,656 1,155,491 119,316 0.17 2.56 0.61 3.33
6 MANDIRI
66,878,851 16,377,888 50,500,963 12,376,655 119,491,841 38,124,308 0.42 4.08 0.75 5.26
7 BRI
70,688,808 14,676,538 56,012,270 16,599,158 113,127,179 39,413,112 0.50 3.37 0.70 4.57
8 BCA
47,876,172 15,490,549 32,385,623 9,728,509 89,369,421 22,657,114 0.36 3.33 0.70 4.39
9 BNI
35,258,238 9,144,064 26,114,174 7,365,834 78,438,222 18,748,340 0.33 3.55 0.72 4.60
10 CIMB
13,072,509 3,526,862 9,545,647 4,156,096 28,679,387 5,389,551 0.33 2.30 0.56 3.19
top related