perbedaan latihan double leg-butt kick dengan...
Post on 06-Apr-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBEDAAN LATIHAN DOUBLE LEG-BUTT KICK DENGAN SINGLE-LEG
STRIDE JUMP TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING
DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA ATLET
SSB TARUNA MANDIRI
PADANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
ANGGI ARNANDA MULYA
14342/2009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
JURUSAN KEPELATIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Alhamdulillah dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah
membukakan hati dan pikiranku dan memberikan karuniaNya sehingga pada hari ini
aku telah dapat menyelesaikan perjuangan ini.
Malam ini………..
Cahaya masa depan terlintas di hadapanku
Kuharus berlari sebelum nafasku berhenti
Karena hidup adalah sebuah perjalanan panjang
Kutajamkan mata untuk melihat masa depan..........
Melalui sebuah karya kecilku ini kucoba lunasi hutangku kepada kedua orang
tuaku tercinta “Ayahanda Mulyadi & Ibunda Hartini ” yang telah mendidikku dari
kecil sampai dengan aku tumbuh dewasa, dengan penuh kasih sayang, tanpa mengeluh,
dan memberikan dukungan penuh terima kasih yaa Allah engakau telah memberiku
orang tua sempurna bagi diriku.
Buat adek Q, Cindy Arnanda Mulya terima kasih banyak atas motivasi
dan dukunganya selamo ini dek.
UNTUK MY BROO.....
Vega Soniawan, S.Pd, Irpan Noprianshah, S.Pd, Ardo Okilanda,
S.Pd terima kasih banyak atas bantuannya Pembimbing 3 Q,
WKWKWKWKKWK.........
Dan tak lupa buat A. Apri Satriawan Chan, S.Pd, Pio Rendra
(semangat untuk bimbingan coy, jan ngambok yo jo dosen lai nak), Bg Rudy
terima kasih banyak atas pinjaman laptopnya sehingga Q bisa juga
menyelesaikan skripsi Q ini,,, hahahahahha
Yang paling spesial buat teman Q Samsul Azhar, akhirnya kita wisuda
sul, ndak dapek maret samo jo vega,apri,ardo,eval, n irpan juni pun tak apa lah,
yang penting S.Pd coy hahhahahahhahahaha
UNTUK THE SETAN PS........
Ade Anggesta, M. Qadavi, Bayu Anggara, Ryan Febri Helzi, n Surya
Atmaja, teman dengar lah kata sahabat mu ini, main PS itu boleh teman, tapi
yang namanya kuliah itu jangan sampai tinggal, jadikanlah kuliah itu no 1 lg
teman, kuliah yang rajin lagi ya, biar cepat nyusul Anggi Arnanda Mulya
Wisuda HAHAHAHA
KEPEL C 2009,,,
Ardo,Irpan,Vega, Wahyu, Apri, Devio, Eval, Pio, Anggi Jambang,
Samsul, Qadafi, Nicho, Hafis,Iqbal, Doni, Yudi, Firman, Badul,
Simas, Ade Kribo DLL
Anggi Arnanda Mulya, S.
Pd
ABSTRAK
Anggi Arnanda Mulya, (2013). Perbedaan Latihan Double Leg-Butt Kick Dengan
Single-Leg Stride Jump Terhadap Kemampuan Shooting
Atlet SSB Taruna Mandiri Padang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Latihan Double Leg-Butt Kick
Dengan Single-Leg Stride Jump Terhadap Kemampuan Shooting Atlet SSB Taruna Mandiri
Padang. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, yang dilakukan
terhadap atlet pada SSB Taruna Mandiri Padang, dimulai 1 Februari 2013 sampai dengan
17 Maret 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SSB Taruna
Mandiri Padang yang ikut aktif dalam latihan, sampel yang diambil kelompok umur U16-
U18 tahun karena didasari oleh program latihannya yang sudah mengacu kepada kondisi
fisik latihan sepakbola, jadi teknik yang dilakukan dalam pemilihan sampel penelitian
adalah purposive sampling. Setelah dilakukan pre test seluruh sampel dibagi menjadi 2
kelompok melalui teknik macthed ordinal pairing. Kedua kelompok tersebut terdiri dari
kelompok latihan double leg-butt kick dan kelompok latihan single-leg stride jump, masing-
masing kelompok terdiri dari 11 pemain. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 18 kali
pertemuan, dalam seminggu latihan dilaksanakan sebanyak 3 kali. Adapun hasil pre test
dan post test yang dicatat adalah jumlah dari 5 kali hasil shooting setiap testee setelah
melakukan tes kemampuan shooting.
Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis dengan uji t.
Sebelum uji t terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan statistik uji t yaitu t hitung (15,90)
> t tabel (2,22) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara latihan double leg-butt kick
dan latihan single-leg stride jump terhadap kemampuan shooting atlet SSB Taruna Mandiri
Padang.
Kata kunci : Latihan Double Leg-Butt Kick, Latihan Single-Leg Stride Jump,
Kemampuan Shooting.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allh SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan
judul ”Perbedaan Pengaruh Latihan Double Leg Butt-Kick Dengan Single-Leg Stride Jump
Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepakbola Atlet SSB Taruna Mandiri
Padang”.
Skripsi ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri
Padang (UNP).
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Kepelatihan dan Bapak Drs. Hermanzoni,
M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Kepelatihan.
2. Bapak Dr. Ishak Aziz, M.Pd selaku Penasehat Akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak
Drs. Afrizal S, M.Pd selaku Pembimbing II.
3. Kepada Bapak Drs. Aryadie Adnan, M.Si, Roma Irawan, S.Pd, M.Pd, Drs. Hermanzoni, M.Pd
selaku tim penguji.
4. Kepada seluruh Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang
telah memberikan bimbingan serta ilmu yang penulis peroleh selama perkuliahan.
5. Kepada kedua orang tuaku yang sangat kucintai, yang telah mencurahkan kasih sayang dan
dorongan kepadaku.
6. Kepada saudara – saudaraku yang kusayangi dan kucintai, yang telah memberikan dukungan
kepadaku.
7. Kepada teman – teman sesama Jurusan Kepelatihan Olahraga tahun 2009 Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan bantuan berupa moril dan
materil.
8. Rekan – rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Akhir kata hanya kepada Allah SWT tempat menyerahkan diri, semoga penulisan skripsi
ini dapat diterima sebagai amalan yang mendapatkan Ridho-nya, serta berguna bagi yang
membaca.
Padang, Maret 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori .................................................................................... 9
1. Hakekat Sepakbola ................................................................. 9
2. Prinsip-Prinsip Latihan ........................................................... 11
3. Kemampuan Shooting …………….………………………... 12
4. Double Leg-Butt Kick ..…………………………………….. 20
5. Single-Leg Stride Jump ..…………………………………… 21
B. Kerangka Konseptual ........................... ……………………. 23
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 28
D. Desain Penelitian .................................................................................. 29
E. Defenisi Operasional ............................................................................ 29
F. Variabel Penelitian ................................................................................ 30
G. Pengembangan Perlakuan .................................................................... 31
H. Validitas Rancangan Penelitian ............................................................ 33
I. Prosedur Penelitian .............................................................................. 34
J. Instrument Penelitian ........................................................................... 36
K. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36
L. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 39
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 41
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 43
D. Pembahasan ......................................................................................... 44
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 50
FTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Atlet SSB Taruna Mandiri Padang ..................................... 28
Tabel 2. Pengawas dan Tenaga Pembantu .................................................... 35
Tabel 3. Distribusi Data Pre Test dan Post Test ........................................... 39
Tabel 4. Peningkatan Kemampuan Shooting ................................................ 41
Tabel 5. Pengujian Normalitas Data ............................................................. 42
Tabel 6. Uji Homogenitas Varians ............................................................... 43
Tabel 7. Perbandingan Nilai Thitung dan Ttabel ............................................... 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Shooting Dalam Permainan Sepakbola ....................................... 20
Gambar 2. Double Leg-Butt Kick ................................................................ 21
Gambar 3.Single-Leg Stride Jump ............................................................... 23
Gambar 4. Bagan Kerangka Konseptual ..................................................... 26
Gambar 5. Desain Penelitian ....................................................................... 29
Gambar 6. Ordinally Meatching Pairing ..................................................... 31
Gambar 7. Tes Kemampuan Shooting ........................................................ 36
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Blangko Data Pre Test .............................................................. 52
Lampiran 2. Hasil Perengkingan (Ordinally Meatching Pairing) ................. 53
Lampiran 3. Blangko Data Post Test ............................................................ 54
Lampiran 4. Peningkatan Data Double Leg-Butt Kick ................................. 55
Lampiran 5. Peningkatan Data Single-Leg Stride Jump ............................... 56
Lampiran 6. Peningkatan Kemampuan Hasil Shooting ................................ 57
Lampiran 7. Deskripsi Data .......................................................................... 58
Lampiran 8. Uji Normalitas Pre Test Double Leg-Butt Kick........................ 59
Lampiran 9. Uji Normalitas Pre Test Single-Leg Stride Jump ..................... 60
Lampiran 10. Uji Normalitas Post Test Double Leg-Butt Kick.................... 61
Lampiran 11. Uji Normalitas Post Test Single-Leg Stride Jump ................. 62
Lampiran 12. Uji Homogenitas Varian X1 dan X2 (pre test) ...................... 63
Lampiran 12. Uji Hipotesis Post Test ........................................................... 64
Lampiran 13. Program Latihan ..................................................................... 66
Lampiran 14. Dokumentasi .......................................................................... 79
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ............................................................... 87
Lampiran 16. Surat Keterangan Alat Tes Penelitian .................................... 88
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian ................................................... 89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya membina prestasi yang baik maka pembinaan harus di mulai dari
pembinaan usia muda dan atlet muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu
prestasi optimal dalam suatu cabang olahraga sepak bola. Pemerintah Indonesia mengadakan
pembinaan dan pengembangan di bidang olahraga, sesuai dengan UU RI No. 3 pasal 21 ayat 3
(2005) bahwa : "Pembinaan dan pengembangan keolahragaan di laksanakan melalui tahap
pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan serta pengembangan bakat dan peningkatan
prestasi".
Rendahnya prestasi olahraga yang di capai oleh para atlet Indonesia pada umumnya,
merupakan salah satu akibat kurangnya pembinaan terhadap para atlet pada cabang-cabang
olahraga yang ada di Indonesia. Begitu juga yang terjadi pada olahraga sepakbola. Kurangnya
pembinaan tidak hanya berakibat pada rendahnya kemampuan fisik tetapi juga berdampak pada
kemampuan teknik sepakbola. Dari sekian banyak cabang olahraga, salah satunya adalah cabang
sepakbola. Terbukti bukan saja di Indonesia akan tetapi masyarakat dunia sangat menggemari
sepakbola. Sepakbola adalah permainan fisik dan mental yang menantang yang dinyatakan dalam
Luxbacher (2001: 1).
Untuk meraih prestasi sepakbola yang baik, di samping usaha pembinaan dan pelatihan
yang teratur, terarah dan kontiniu hendaknya pembinaan tersebut di arahkan kepada pembinaan
kondisi fisik sebagai faktor yang paling dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi
puncak. Adapun menurut Sajoto (1990: 16), komponen kondisi fisik tersebut terdiri dari : Kekuatan
(strength), dayatahan (endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), daya lentur
(flexibility), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), keseimbangan (balance), ketepatan
(accuracy), reaksi (reaction).
Dalam kegiatan olahraga banyak faktor pendukung yang mempengaruhi untuk
mendapatkan prestasi, seperti : kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental (Sajoto, 1990: 15) . Begitu
juga dalam olahraga sepakbola di samping memiliki kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental yang
baik juga diperlukan sekali penguasaan teknik yang baik pula oleh para atletnya, karena tanpa
adanya penguasaan teknik yang baik seseorang atlet tidak dapat mewujudkan apa yang ia cita -
citakan.
Cabang olahraga sepakbola merupakan olahraga yang bermasyarakat yang di gemari
banyak kalangan, dari kalangan orang tua sampai kalangan muda dan di mainkan dari pelosok desa
sampai ke kota. Dalam upaya membina prestasi sepakbola, bibit atlet yang unggul perlu
pengelolaan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlet semaksimal
mungkin pada umur-umur tertentu. Atlet berbakat yang umurnya muda dapat di temukan di
sekolah-sekolah klub, organisasi pemuda dan kampung-kampung.
Berbagai klub yang terdapat baik tingkat pusat, provinsi dan daerah berperan dalam
upaya pembinaan atlet dari cabang olahraga yang bersangkutan. Salah satu di antaranya olahraga
sepakbola yang banyak di gemari berbagai lapisan masyarakat.
Permainan sepak bola terus mengalami perubahan dan perkembangan baik dari segi
peraturan, teknologi atau fasilitas yang menyangkut lancarnya jalan salah satu pertandingan. Yang
tidak kalah pentingnya sekarang ini terus di kembangkan dan di tingkatkan adalah teknik, taktik
dan strategi yang di terapkan para pemain maupun pelatih dalam menghadapi suatu
pertandingan. Semua di tunjukkan agar permainan sepakbola ini agar lebih indah dan menarik
ditonton.
Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik sangat dibutuhkan penguasaan teknik
sepakbola, karena kemampuan teknik bermain sangat mendukung seorang pemain dalam
bermain sepakbola. Untuk dapat meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka
masalah teknik merupakan salah satu syarat menentukan (Darwis, 1999: 49).
Menjadi pemain sepakbola yang baik, harus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar
dalam permainan sepak bola Gifford, (2007: 12), beberapa teknik dasar itu antara lain adalah "
teknik membawa bola (dribbling), teknik mengoper bola (passing), teknik menghentikan bola
(control), teknik menendang (shooting), teknik menyundul bola (heading ball), dan teknik
melempar (throw-in)".
Di SSB Taruna Mandiri Padang olahraga sepakbola telah berjalan sesuai dengan program
latihan yang telah di buat oleh pelatih, akan tetapi peningkatan permainan belum banyak di
rasakan, hal ini terlihat pada waktu di berikan materi bermain, pemain sering gagal menciptakan
gol dan kurangnya pemanfaatan peluang. Hal ini terlihat terutama saat pemain sedang melakukan
shooting dan tidak mampu membobol gawang lawan, sehingga bola mudah ditangkap oleh
penjaga gawang lawan. Hal ini menyebabkan tim SSB Taruna Mandiri Padang sering kali menderita
kekalahan dalam pertandingan.
SSB Taruna Mandiri Padang ini sudah cukup lama berdiri dan sudah banyak prestasi yang
diperoleh. Tetapi sekarang prestasi SSB Taruna Mandiri Padang menurun sehingga di lakukan
pembenahan di segala bidang. Di antara penyebab kemerosotan tersebut adalah minimnya para
pemain dalam menciptakan gol dan kurangnya pemanfaatan peluang.
Setiap pemain harus mampu melakukan tembakan akurat secara dekat ataupun jauh,
karena mencetak gol merupakan bagian terpenting dalam sepakbola. Untuk dapat melakukan
shooting yang kuat dan akurat maka dibutuhkan latihan-latihan untuk meningkatkan explosif
power otot tungkai kaki.
Bentuk latihan plyometries dalam gerakan meloncat (hope) diantaranya: double leg
speed hop yaitu lompatan dengan dua kaki secara cepat, single leg speed hop yaitu lompatan
dengan satu kaki secara cepat, double leg butt kick lompatan dengan dua kaki, decline hop,
incremental vertical hop, side hop, sguat jump, knee luck jump, serta single leg stride jump
(lompatan atau loncatan satu kaki), dan lain-lain. (Radciffe dalam Syafrizar, 1999:10). Mengingat
keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka pada waktu sekarang melihat perbedaan pengaruh
latihan single leg stride jump dengan double leg butt kick terhadap shooting atlet SSB Taruna
Mandiri Padang.
Beberapa tahun belakang ini prestasi SSB Taruna Mandiri Padang telah ke bawah pada
kejuaraan di sumbar tiap tahun. Dari pengamatan yang telah di lakukan para atlet sepakbola SSB
Taruna Mandiri Padang sering gagal dalam penyelesaian serangan terutama terhadap shooting ke
gawang, Selain itu para atlet dalam melakukan shooting masih kurang kuat atau di katakan masih
lemah.Dan uraian diatas, hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk mengetahui sejauah
mana " Perbedaan Latihan Double Leg-Butt Kick Dengan Single-Leg Stride Jump Terhadap
Kemampuan Shooting Atlet SSB Taruna Mandiri Padang".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kondisi fisik atlit dapat meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan
sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
2. Motivasi atlet dapat meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan
sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
3. Sarana dan prasarana dapat meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan
sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
4. Latar belakang pendidikan pelatih dapat meningkatkan kemampuan shooting dalam
permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
5. Bentuk latihan double leg-butt kick dapat meningkatkan kemampuan shooting
dalam permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
6. Bentuk latihan single-leg stride jump dapat meningkatkan kemampuan shooting
dalam permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
7. Adanya perbedaan bentuk latihan double leg-butt kick dan single-leg stride jump
terhadap kemampuan passing atas dalam permainan sepakbola atlet SSB Taruna
Mandiri Padang. .
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi latihan untuk meningkatkan
shooting maka, peneliti membatasi penelitian ini pada “Perbedaan Latihan Double Leg-Butt Kick
Dengan Single-Leg Stride Jump Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepakbola Atlet
SSB Taruna Mandiri Padang ".
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan latihan double leg butt kick dengan single-leg
stride jump terhadap shooting atlet SSB Taruna Mandiri Padang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang di sesuaikan dengan permasalahan yang di selidiki. Tujuan
penelitian pada hakekatnya merupakan upaya yang di lakukan untuk mengetahui sasaran
penelitian. Adapun tujuan ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan latihan double
leg-butt kick dengan single-leg stride jump terhadap shooting dalam permainan sepakbola atlet
SSB Taruna Mandiri Padang.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini nantinya diharapkan dapat
bermanfaat untuk :
1. Penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
(S1) Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
2. Pemain, sebagai informasi dan pengetahuan tentang keterampilan teknik dasar SSB
Taruna Mandiri Padang.
3. Pelatih, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar SSB
Taruna Mandiri Padang.
4. Pengurus, di harapkan dapat memberikan manfaat yang berarti pada SSB Taruna
Mandiri Padang dalam membina dan menciptakan calon bibit-bibit pemain
sepakbola yang professional dan handal bagi perkembangan sepakbola di Sumatera
Barat khususnya di Kota Padang.
5. Perpustakaan, sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat
mengungkap informasi yang bermanfaat terutama dalam bidang teori kepelatihan
dan teori gerak sebagai pengetahuan yang di perlukan dalam pembinaan olahraga.
6. Civitas akademika, untuk memperkaya disiplin ilmu kepelatihan dalam bidang
keolahragaan, sekaligus sebagai pengembangan wawasan dalam memperluas kajian
dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
7. Para peneliti selanjutnya, sebagai acuan melakukan penelitian yang baru.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakekat Sepakbola
Sepakbola merupakan satu cabang olahraga beregu yang masing-masing terdiri
dari 11 orang pemain dan salah satu diantaranya penjaga gawang. Di mainkan di atas
lapangan rumput berbentuk persegi panjang dengan ukuran pajang 100-110 meter dan
lebar 64 - 75 meter yang di batasi garis selebar 12 centimeter serta di lengkapi 2 buah
gawang yang tingginya 2,44 meter dan lebar 7,32 meter. Permainan sepak bola
berlangsung dalam 2 babak yang masing-masing babaknya 45 menit dengan waktu
istirahat 15 menit (Zein 2009: 31-52). Ide permainan sepakbola adalah memasukan bola
kegawang lawan sebanyak mungkin dan mempertahankan gawang kita dari kebobolan.
Jenjang pembinaan sepakbola di bagi menjadi, tahap pembentukan dasar
sepakbola usia muda di lakukan pada tingkat usia 6 tahun sampai dengan 18 tahun,
tahap pembentukan keahlian sepakbola amatir, mulai 18 tahun ke atas, tahap
pematangan professional, mulai usia 19 tahun ke atas. Sedangkan tempat
pembinaan usia 6 tahun sampai dengan 13 tahun yang merupakan fase hiburan dan
pembentukan dasar sepakbola berada di lingkungan masyarakat umum, sekolah
dasar, SSB, atau di manapun mereka berada dan mau bermain sepakbola.
Tempat pembinaan usia 14 tahun sampai dengan 16 tahun yang merupakan
fase membentuk format sepakbola berada di lingkungan SSB, atau club-club
amatir/professional. Tempat pembinaan usia 17 tahun sampai dengan 20 tahun
fase akhir pembinaan junior berada di lingkungan perkumpulan-perkumpulan,
club-club amatir/professional. Tempat pembinaan sampai dengan usia 21 tahun di
lingkungan club-club Divisi Tiga. Tempat pembinaan sampai dengan usia 23
tahun di lingkungan club-club Divisi Dua. Tempat pembinaan senior tim berada di
lingkungan club Divisi Satu, Divisi Utama dan Liga Super. Peraturan umum
pertandingan ( PSSI 2010: 1).
Sepakbola merupakan olahraga yang memiliki kreativitas yang menuntut
berbagai keterampilan teknik dan taktik di samping kondisi kondisi yang prima
dari pelakunya sendiri dan sepakbola juga menuntut kreativitas teknik yang baik.
Menurut Batty (1986: 5) sepakbola adalah sebuah permainan sederhana dan
rahasia dari permainan sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal sederhana
sebaik-baiknya.
Menurut Syafruddin (1997: 4) menjelaskan keterampilan dasar dari
bermain sepakbola merupakan tingkat kemahiran yang harus dikuasai oleh setiap
pemain sepakbola dalam menggiring bola, mengontrol bola, menyundul bola, dan
menendang bola. Keseluruhan komponen keterampilan teknik dasar sepakbola
perlu di latih dan di tingkatkan kemampuannya sehingga kematangan teknik dapat
di raih dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
komponen-komponen keterampilan teknik dasar sepakbola seperti menendang,
mengontrol, menyundul, dan menggiring bola merupakan dasar dari penciptaan
permainan yang bermutu.
2. Hakekat Latihan
Penggunaan kata atau terminologi ”Training” dalam bahasa Inggris dan
”Latihan” dalam bahasa Indonesia seringkali mengalami kerancuan dalam
penggunaannya. Kebanyakan literatur olahraga Indonesia menerjemahkan kedua
kata tersebut dalam pengertian yang sama, seperti kata training diartikan dengan
latihan atau sebaliknya latihan diartikan dengan training. Sehingga sulit untuk
membedakan secara jelas makna dari kedua kata tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
Selanjutnya menurut Syafruddin (2011: 28) menjelaskan training dalam arti
sempit merupakan persiapan atlet secara fisik, teknik, taktik, dan mental dengan
bantuan latihan fisik (pembebanan fisik). Sedangkan dalam arti luas, training
merupakan seluruh proses persiapan atlet yang direncanakan secara teratur guna
meraih prestasi olahraga terbaiknya.
Latihan merupakan salah satu faktor strategi yang sangat penting dalam
proses kepelatihan untuk mencapai mutu prestasi maksimal suatu cabang olahraga.
Dalam suatu perencanaan latihan harus tergambar dengan jelas tujuan latihan yang
akan dicapai, metode dan materi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
serta saran dan prasarana yang diperlukan.
Menurut Suharno (1993: 5) latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet
secara sadar untuk mencapai suatu mutu prstasi maksimal dengan diberi beban -
beban fisik, teknik, taktik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, bertahap, dan
berulang-ulang waktunya.
Selanjutnya menurut Harsono (1986: 27) latihan adalah proses yang
sistematis dari pada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang, dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya.
Menurut Syafruddin (2011: 30) yang menjelaskan perbedaan antara training
dan latihan, dimana training merupakan semua proses persiapan atlet mulai dari
menyususn suatu perencanaan latihan, merealisasikan, mengontrol dan
mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan, atau dengan kata lain merupakan
rangkaian proses yang dimulai dari menyusun program latihan sampai ke proses
evaluasi kemajuan prestasi atlet. Sedangkan latihan merupakan realiasasi atau
pelaksanaan/ penerapan dari materi - materi latihan yang telah direncanakan
sebelumnya, atau dengan kata lain merupakan bagian dari pada training.
3. Prinsip – Prinsip Latihan
Sebagai dasar atau landasan ”prinsip - prinsip latihan adalah proses
adaptasi manusia terhadap lingkungannya” Suharno (1993: 5). Manusia memiliki
daya adaptasi istimewa terhadap lingkungannya, atlet akan beradaptasi terhadap
beban latihan yang diterima saat latihan maupun dalam pertandingan. Adaptasi
adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlet kibat beban latihan yang
diberikan. Adaptasi atlet akan timbul bila terkena rangsangan beban latihan berat,
kerap dan teratur interval antara unit latihan satu dengan yang lain. Adaptasi
manusia bersifat labil dan sementara yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut Harsono (1986: 28) ”prinsip-prinsip latihan adalah prinsip-prinsip
yang dianggap paling penting yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga”.
Pengulangan latihan yang konstan, yang dilakukan berulang-ulang , bila tidak
diiringi dengan penambahan beban, tidak akan mencapai tujuan tersebut meskipun
jumlah pekerjaan yang dilakukan sama.
Dalam melaksanakan prinsip – prinsip dalam latihan, suatu teknik selalu
berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan olahraga dimana makin lama
makin tinggi tuntutan persyaratannya. Menurut Suharno (1986: 60) teknik
dikatakan baik apabila dilihat dari segi anatomis atau fisiologis, mekanika dan
mental terpenuhi secara baik persyaratannya, dan bila diterapkan dalam praktek
dapat memberikan andil yang besar terhadap pencapaian prestasi maksimal.
Adapun langkah – langkah dalam melatih teknik, menurut Suharno (1986: 62),
yaitu :
a. Melatih gerak teknik secara keseluruhan dan kasar.
b. Melatih gerak – gerak bagian dengan teliti dan benar.
c. Melatih gerak keseluruhan secara cermat dengan jalan menitik beratkan kunci
– kunci gerak yang dapat menjamin kebenaran gerak keseluruhan.
d. Mengotomatiskan gerak yang benar secara keseluruhan dengan jalan
melakukan sebanyak mungkin frekuensinya.
e. Dicobakan atau dipraktekkan dalam permainan dengan pengontrolan secara
cermat gerakan tknik tersebut.
f. Penyempurnaan kesalahan – kesalahan yang terdapat saat bermain atau
bertanding, kemudian dilatih secara imtensif untuk pemantapan otomatisme
gerak.
Menurut Suharno (1993: 40), sub unit latihan harian perlu diperhatikan
faktor – faktor penentu untuk menjamin keberhasilan latihan adalah sasaran latihan
atau tujuan latihan yang ingin dicapai, waktu latihan, jumlah dan jenis pemain,
sarana dan prasarana latihan, tenaga pelatih, pembantu pelatih dan instruktor yang
menangani pada saat itu, status kemampuan atlet atau pemain. Kemudian pelatih
harus membuat, menyusun, dan menjalankan program latihan yang telah
dirancang.
4. Kemampuan Shooting
Darwis (1999: 6) mengemukakan bahwa "menendang bola merupakan suatu
usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kaki atau bagian kaki menendang bola dapat di lakukan dalam ke adaan bola diam,
menggelinding maupun melayang di udara". Pendapat ini di kemukakan bahwa suatu
usaha memindahkan bola dari tempat keternpat lain dengan cara di tendang, passing,
heading dan pleassing ini juga merupakan sebuah shooting.
Menurut Mielke (2007: 67) Shooting adalah kemampuan untuk
memanfaatkan peluang melakukan shooting datang secara tiba-tiba, dan seorang
pemain harus siap memanfaatkan kesempatan melakukan shooting jika telah tiba
waktunya.
Selanjutnya tim sepakbola (2006: 11) mengemukakan tujuan dari menendang
bola adalah :
1) Untuk memberikan bola kepada teman (sebagai salah satu bentuk kerjasama
dalam memberikan umpan membagi bola)
2) Memasukkan bola kegawang lawan (mencetak skor atau go])
3) Untuk menghidupkan bola setelah terjadi suatu pelanggaran seperti
tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan
gawang dan sebagainya. (salah satu bentuk aturan baku atau sebuah
permainan ).
4) Untuk melakukan claering untuk pembersihan dengan jalan menyapu bola
yang berbahaya didaerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan
lawan pada daerah pertahanan sendiri. (Upaya mempertahankan daerah dari
serangan lawan bermain) Darwis (1999: 7) mengemukakan bahwa "untuk memperoleh hasil tendangan
yang di inginkan sesuai dengan kebutuhan dalam bermain perlu di perhatikan : letak kaki
tumpu pada saat menendang, perkenaan bola pada kaki, titik berat badan dan kekuatan
dan follow trough" . Pendapat ini mengemukakan bahwa perlu adanya memperhatikan
posisi kaki sebelum melakukan tendangan.
Adapun kemampuan fisik yang dapat mempengaruhi kemampuan
shooting,yaitu:
1. Kekuatan
Menurut Harsono (1988: 40) mengemukakan bahwa: "kekuatan adalah
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan". Selanjutnya
Satojo (1988: 58) memberikan defenisi sebagai berikut "kekuatan adalah
kemampuan kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seorang atlet pada saat
mempergunakan otot-otot yang menerima beban dalam waktu tertentu".
Berdasarkan teori di atas, dapat di kemukakan bahwa kekuatan otot adalah
kemampuan untuk mengembangkan tenaga maksimum dalam kontraksi yang
maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan sangat penting dalam
menunjang aktivitas-aktivitas olahraga seperti shooting dalam permainan
sepakbola. Harsono (1988: 177) mengatakan bahwa :
"pertama, oleh karena kekuatan memegang penggerak setiap aktivitas olahraga".
Kedua, Oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi
atlet atau orang dari kemungkinan cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan atlet akan
dapat lari lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu
stabilitas sendi-sendi".
Syafruddin (1999: 38) menyatakan ditinjau dari bentuk kontraksi otot yang
terjadi maka kekuatan dapat dibedakan atas :
a) Kekuatan Isotonik (dinamis)
Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban/tahanan dimana
otot berkontraksi secara isotonik (dinamis). Pada kontraksi isotonik ini terjadi
perubahan panjang otot, tetapi tegangannya tetap sama seperti latihan
kekuatan otot bicep lengan atas. Oleh karena adanya suatu gerakan anggota-
anggota tubuh secara dinamis yang di sebabkan memanjang dan
memendeknya otot.
b) Kekuatan Isometric (statis)
Adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban/tahanan otot
berkontraksi secara isometric (statis) dengan kata lain kemampuan otot untuk
mengatasi beban secara statis. Pada kontraksi isometric ini tidak terlihat
adanya gerakan, akan tetapi berkontraksi tinggi dengan tidak mengalami
perubahan panjang.
Shooting dalam permainan sepakbola, meskipun di perlukan kecepatan,
kelentukan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya. Akan tetapi komponen
kondisi fisik tersebut harus di tunjang oleh kekuatan. Sebagaimana selanjutnya yang
di kemukakan oleh Harsono (1988: 177): bahwa"kekuatan tetap merupakan basis
dari semua komponen kondisi fisik lainnya dapat di kembangkan sesuai kebutuhan".
Menurut O'shea dalam Syafrizar (2007: 8) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kekuatan antara lain: ukuran otot, jenis serabut otot,
jumlah motor unit kerja. System metabolisme, energi, aspek biomekanika,
kinesiology, meliputi sudut sendi.
Di samping faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan ada beberapa jenis
kekuatan secara umum menurut Bompa dalam Syafruddin (1999: 40) yaitu :
1. Kekuatan Umum, merupakan kekuatan dari seluruh system otot dan
merupakan fondasial dari seluruh program kekuatan.
2. Kekuatan Khusus, yaitu merupakan kekuatan yang khusus di perlukan
dalam suatu cabang olahraga tertentu dan merupakan karakteristik setiap
cabang olahraga.
3. Kekuatan Maksimum, yaitu kekuatan tertinggi yang dapat dilakukan oleh
system otot syaraf selama suatu kontraksi maksimum.
4. Daya Tahan Otot, yaitu kemarnpuan otot untuk mempertahankan
kerjanya dalam waktu yang lama.
5. Power, merupakan produksi dari kekuatan dan kecepatan untuk
melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat pendek.
6. Kekuatan Absolute (absolule strength), merupakan kemampuan seorang
atlet untuk mengatasi force maksimum tanpa memperhitungkan berat
badannya.
7. Kekuatan Relative (relative strength), menunjukkan perbandingan antara
kekuatan absolute dengan berat badannya.
8. Cadangan Kekuatan (strength reserve), merupakan perbedaan antara
kekuatan absolute dari seorang atlet dengan jumlah kekuatan yang
diperlukan untuk melakukan suatu keterampilan dalam pertandingan. Faktor fisiologis itu mempengaruhi seberapa besar kekuatan yang dimiliki
seseorang. Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kekuatan seseorang diantaranya faktor biomekanika, faktor ukuran
otot, jenis kelamin, faktor usia, secara keseluruhan itu dapat mempengaruhi
kekuatan seseorang.
Didalam shooting, kekuatan sangat mendominan. Dimana saat
pelaksanaanya hasil shooting sangat berpengaruh pada kekuatan. Dari hasil
shooting tersebut bisa membuat perubahan pada hasil pertandingan sepak bola
dengan membuat gol yang sebanyak-banyaknya dengan shooting yang kuat dan
terarah.
2. Kecepatan
Kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial dalam berbagai macam
cabang olahraga. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
sejenisnya secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Menurut
Robinson dalam Syafrizar (2007: 17) kecepatan adalah kualitas yang memungkinkan
orang bergerak, melaksanakan gerakan-gerakan yang sama (siklis) atau tidak sama
secepat mungkin (asiklis). Secara fisiologis kecepatan dapat diartikan sebagai
kemampuan, berdasarkan kemudahan gerak persatuan waktu tertentu Jonath dan
Krempel dalam Syafrizar (2007: 20). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
adalah kelentukan, tipe tubuh, usia dan jenis kelamin. selanjutnya dalam Syafrizar
mengatakan faktor yang mempengaruhi suatu kecepatan adalah penurunan waktu
reaksi, kemampuan menahan konsentrasi serta elastisitas otot.
Dari keterangan para ahli tadi membuktikkan bahwa banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan. Seluruh faktor itu satu dengan yang lain secara
bersamaan memberikan pengaruh terhadap kualitas kecepatan seseorang. Apabila
salah satu faktor dari berbagai faktor itu lemah, maka dapat di pastikan bahwa
kualitas kecepatan seseorang akan menjadi rendah.
Luxbacher (2001: 15) mengemukakan pelaksanaan shooting sebagai berikut :
1) Persiapan
b) Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis.
c) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola
d) Tekukkan lutut kaki tersebut.
e) Rentangkan tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan.
f) Tarik kaki yang akan menendang ke belakang.
g) Luruskan kaki tersebut.
h) Kepala tidak bergerak.
2) Pelaksanaan
a) Luruskan bahu dan pinggul dengan target.
b) Tubuh di atas bola.
c) Sentakkan kaki yang akan menendang sehingga lurus.
d) Jaga agar kaki tetap kuat.
3) Follow-Trough
a) Daya gerak ke depan melalui poin kontak.
b) Sempurnakan gerakkan akhir dari kaki yang menendang.
c) Kaki yang menahan keseimbangan terangkat dari permukaan lapangan
Sumber : (Luxbacher, 2001)
Gambar 1. Shooting Dalam Permainan Sepakbola
B. Double Leg-Butt Kick
Double Leg-Butt Kick adalah latihan plyometrik yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan daya tahan otot tungkai. Radcliffe dan Farentinos R. (1999: 59) dan Atlet
dapat melakukan latihan ini sebagai permulaan gerakan-gerakan yang melatih
perpindahan tenaga atau kekuatan. Dengan kata lain atlet dapat mengaplikasikan tenaga
yang lebih dengan melakukan peregangan dengan cara meregangkan otot kaki disaat
melakukan lompatan. Dengan menggunakan cara peregangan yang sederhana.
a. Posisi awalan : Berdiri dengan posisi tegak dengan lutut di tarik kedada
dan posisi bahu di tarik ke belakang.
b. Urutan gerakan : Dengan menggunakan gerakan lompatan yang cepat,
meregangkan panggul kearah vertikal dengan tenaga
penuh, tangan berusaha memegang pergelangan kaki pada
saat mendarat dan tarik tumit keatas dan ke bawah
mengarah keposisi semula. Pertahankan posisi badan dan
pada setiap akan melakukan gerakan tangan di ayunkan
sehingga mencapai posisi yang maksimal dalam
melakukan gerakan.
Sumber : (C. Radcliffe dan C. Farentinos, 1999)
Gambar 2. Double Leg-Butt Kick
C. Single-Leg Stride Jump (Lompat Satu Kaki)
Single-leg stride jump merupakan bagian dari latihan plyometrik yang di kenal
sebagai latihan lompat atau loncat jump training. Chu dalam Syafruddin (1995: 8).
"Plyometrik di defenisikan sebagai latihan yang memberikan kesempatan sekelompok
otot untuk meraih kekuatan maksimum dalam waktu secepat mungkin". Sementara
Welneck (1985: 151) "mengemukakan bahwa latihan plyometrik adalah metode latihan
untuk olahraga prestasi yang memerlukan suatu kekuatan yang baik dan alat gerak aktif
dan pasif”. Dapat di kemukakan bahwa latihan plyometrik merupakan latihan lompat
atau loncat yang menuntut kekuatan dan alat gerak yang di lakukan dengan tempo yang
cepat dan explosif.
Latihan single-leg stride jump adalah latihan yang menggunakan bangku atau
box yang di gunakan sebagai rintangan dan melakukan pergantian kaki melewati bangku
atau box tersebut. Latihan ini sangat bagus untuk berbagai jenis olahraga yang
membutuhkan proyeksi bagus dari pinggul atau pangkal paha dengan perpindahan satu
kaki. Dengan pelaksanaan sebagai berikut "Berdiri menyampingi bangku atau box.
Pelaksanaan adalah posisi menggerakkan lengan keatas kemudian menggunakan
dorongan awal kedua kaki untuk melompat setinggi mungkin, ulangi gerakan tersebut
secepat kaki bagian luar menyentuh lantai dengan waktu yang cepat dan dorongan yang
kuat, gunakan kaki bagian dalam untuk kekuatan dan ketahanan. Pada saat melompat
pindahkan posisi kaki. Ketinggian bangku atau box yang digunakan adalah 15-30 cm".
Radcliffe dan Farentinos R. (1999: 56) dan pada penelitian ini digunakan ketinggian
bangku atau box 30 cm.
Dengan demikian latihan , single leg stride jump adalah latihan dengan
menggunakan bangku atau box sebagai rintangan melakukan lompatan keatas dengan
pergantian kaki dengan cepat.
- Posisi Awal : Posisi badan menyampingi bangku atau box (30cm). Yang
tidak dapat dirobohkan.
- Pelaksanaan : Posisi menggerakkan lengan keatas kemudian melompat dan
melakukan dorongan yang kuat untuk melakukan pergantian
kaki dengan cepat.
Sumber : (C. Radcliffe dan C. Farentinos, 1999)
Gambar 3. Single-leg Stride Jump
D. Kerangka Konseptual
Dalam permainan sepakbola ada beberapa teknik yang harus dikuasai agar
menjadi pemain yang berprestasi, salah satunya adalah shooting, yang berguna untuk
menyelesaikan serangan supaya bola masuk ke dalam gawang lawan dan mencetak
angka.
Keberhasilan dalam melakukan shooting salah satunya didukung oleh teknik
dan kondisi fisik (kekuatan dan kecepatan) yang baik. Dalam mencapai keberhasilan
melakukan shooting ini, ada beberapa bentuk latihan yang bisa meningkatkan
kemampuan shooting, seperti dua bentuk latihan plyometrik yang lebih menunjang
kemampuan shooting yaitu latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride
jump.
Kedua bentuk latihan tersebut merupakan bentuk latihan yang dapat
meningkatkan kemampuan shooting, hal ini dapat dilihat pada uraian di bawah ini :
1) Latihan double leg-butt kick adalah latihan plyometrik yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan daya tahan otot tungkai. Radcliffe dan Farentinos R. (1999:
59) dan Atlet dapat melakukan latihan ini sebagai permulaan gerakan-gerakan yang
melatih perpindahan tenaga atau kekuatan. Dengan kata lain atlet dapat
mengaplikasikan tenaga yang lebih dengan melakukan peregangan dengan cara
meregangkan otot kaki disaat melakukan lompatan. Pemberian latihan double leg-
butt kick akan memberikan dampak positif pada pemain untuk meningkatkan
kekuatan dan kecepatan pada saat melakukan shooting, karena dilatihan double leg-
butt kick ini pemain dituntut untuk melompat dengan cepat.
2) Latihan single-leg stride jump adalah latihan yang menggunakan bangku atau box
yang di gunakan sebagai rintangan dan melakukan pergantian kaki melewati bangku
atau box tersebut. Latihan ini sangat bagus untuk berbagai jenis olahraga yang
membutuhkan proyeksi bagus dari pinggul atau pangkal paha dengan perpindahan
satu kaki. Radcliffe dan Farentinos R. (1999: 56). Pemberian latihan single-leg
stride jump akan memberikan dampak positif terhadap pemain untuk meningkatkan
kekuatan dan kecepatan pada saat melakukan shooting, karena dilatihan single-leg
stride jump ini pemain dituntut untuk melompat menggunakan bangku sebagai
rintangan dan melakukan pergantian kaki melewati bangku dengan cepat.
Dari uraian diatas diduga terdapat perbedaan dari kedua bentuk latihan yang
berbeda antara latihan double leg-butt kick dengan single leg-stride jump terhadap
kemampuan shooting. Kemudian dari kerangka konseptual yang di uraikan sebelumnya
dapat digambarkan kedalam bagan di bawah ini :
.
Gambar 4. Bagan Kerangka Konseptual
E. Hipotesis
Bertitik tolak pada kajian teori dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka
hipotesis penelitian adalah Terdapat perbedaan latihan Double Leg-Butt Kick dengan single-
leg stride jump terhadap kemampuan shooting atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
Latihan Single Leg-
Stride jump
(X2)
Kemampuan
Shooting
(Y)
Latihan Double Leg-
Butt Kick
(X1)
Kelompok B
Kelompok A
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (variable kontrol) Yusuf (2005: 217).
Dasar dari menggunakan metode ini adalah bahwa eksperimen merupakan suatu teknik
penelitian berdasarkan percobaan dengan di adakan tes awal dan tes akhir.
Penelitian ini di maksudkan untuk mencari perbedaan latihan dengan penyampaian
materi latihan dengan menggunakan latihan double leg-butt kick dan single-leg stride jump
terhadap shooting pada permainan sepakbola di SSB Taruna Mandiri Padang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini di laksanakan di SSB Taruna Mandiri Padang yang bertempat di
lapangan IMAM BONJOL Sumatera Barat kota Padang.
2. Waktu
Penelititan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2013 sampai dengan tanggal
17 Maret 2013.
.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota SSB TARUNA MANDIRI Padang.
Seluruh anggotanya terdiri dari kelompok pemula sampai kelompok senior kurang lebih
terdiri atas 84 orang.
No. Kelompok Umur Jumlah
1.
2.
3.
< U12 tahun
U13-U15 tahun
U16-U18 tahun
40 orang
24 orang
22 orang
Jumlah 84 orang
Tabel 1. Jumlah Atlet SSB Taruna Mandiri Padang
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling. “Teknik
pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri” Sugiyono
(2011: 300). Pada kelompok usia U16-U18 sudah bisa dilakukan penelitian, karena
perkembangan secara kondisi fisik dan penguasaan dalam teknik bermain sepakbola
26
mereka cukup bagus dan mulai berkembang. Berdasarkan pertimbangan peneliti
bahwa jumlah atlet dengan kelompok U16-U18 dengan jumlah 22 orang yang
mengikuti latihan di SSB Taruna Mandiri Padang.
D. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen. Desain yang
dimaksud terkait pada gambar berikut :
Two Group Pre Test-Post Test Design
Gambar 5. Desain Penelitian
Keterangan :
P : Populasi Perlakuan 1 : Kelompok A (Double Leg-Butt Kick)
S : Sampel Perlakuan 2 : Kelompok B (Single-Leg Stride Jump)
Pre Test : Tes Awal Post Test : Tes Akhir
Kelompok A Perlakuan 1
Kelompok B Perlakuan 2
S Post Test Pre Test P
E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penggunaan istilah yang di
gunakan dalam penelitian ini, maka di rasa perlu di berikan penjelasan istilah agar peneliti dan
pembaca mempunyai penafsiran yang sama terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian
ini :
1. Kemampuan Shooting adalah ide permainan sepakbola yang berusaha untuk
memasukkan bola sebanyak mungkin kegawang lawan, berusaha menghindari
kemasukan bola dan serangan lawan sebanyak mungkin.
2. Double leg-butt kick merupakan latihan plyometrik untuk melompat setinggi
mungkin dengan usaha maksimal dan saat mendarat tangan berusaha memegang
kaki dengan ayunan tangan untuk mendapatkan hasil lompatan yang maksimal.
3. Single-leg stride jump merupakan latihan untuk meningkatkan explosif power atlet
melalui latihan lompatan satu kaki secara bergantian dengan cepat yang tinggi
bangku atau box 15-30 cm.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (Kelompok A dan Kelompok
B) dan variabel terikat. Variabel bebas maksudnya adalah faktor yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab yang mana sebuah pokok permasalahan yaitu metode latihan, sedangkan
variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat yang sangat tergantung
kepada manipulasi variabel bebas yang diberikan, Sugiyono (2011: 61).
Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penggunaan metode latihan
dengan double leg-butt kick (Kelompok A) dan penggunaan metode latihan dengan single-leg
stride jump (Kelompok B). Sementara itu variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu kemampuan shooting.
G. Pengembangan Perlakuan
1. Pengelompokkan dan Perlakuan Sampel
Sebelum kegiatan eksperimen ini dilakukan, terlebih dahulu sampel dibagi dalam dua
kelompok yang berdasarkan pada hasil tes awal (pre test). Pembagian kelompok ini dilakukan
berdasarkan penyusunan peringkat atau rangking (ordinally meatching pairing), Sutrisno Hadi
(2004: 512).
1 2
4 3
5 6
8 7
Dst…
Gambar 6. Ordinally Meatching Pairing
Dari penyusunan peringkat tersebut, sampel dibagi menjadi dua kelompok. Hasil
pembagian kelompok ini mencerminkan kemampuan yang sama, sehingga kemampuan
kedua kelompok tidak memiliki perbedaan kemampuan yang berarti. Selanjutnya kedua
kelompok ini diberi nama, kelompok pertama diberi nama kelompok A, sedangkan
kelompok kedua diberi nama kelompok B. Dalam pelaksanaannya kelompok A akan
diberikan perlakuannya latihan Shooting melalui latihan double leg-butt kick, dan
kelompok B latihan single-leg stride jump.
2. Penyusunan Jadwal Latihan
Agar proses pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka perlu disusun atau dirancang beberapa perlakuan
terhadap sampel. Perancangan tersebut harus menyesuaikan dengan asumsi penelitian,
yaitu perlakuan terhadap sampel sama. Rancangan tersebut meliputi:
a. Lamanya latihan secara keseluruhan
Lamanya latihan secara keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 18 kali
pertemuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dede Kusuma dalam Ronaldi (1998 : 22),
yaitu Latihan baru akan memberikan efek setelah enam minggu dan akan terlihat
perubahan kemampuan sebanyak 30 % apabila dilakukan selama 3 kali pertemuan
dalam seminggu.
b. Banyaknya latihan dalam seminggu
Sesuai dengan pendapat diatas, maka banyaknya latihan dalam seminggu yaitu 3
kali perkelompok. Kelompok A dan B latihan pada hari yang sama, dalam hal ini latihan
akan dilakukan berdasarkan jadwal latihan di SSB Taruna Mandiri Padang, yaitu hari
Rabu, Jum’at dan Minggu.
c. Kontrol penelitian
Kontrol dalam penelitian ini yaitu dengan membuat absensi atlet, yang
diambil sebelum memulai proses latihan.
H. Validitas Rancangan Penelitian
Untuk memperoleh keyakinan tentang rancangan penelitian ini dilakukan pengontrolan
melalui validitas. Validitas berasal dari kamus bahasa inggris yang berarti kebenaran. Suatu
alat ukur atau instrumen penelitian dikatakan valid atau benar, atau suatu instrumen dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya kita
ukur validitas internal dan eksternal.
1. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal pada rancangan penelitian dilakukan agar dapat diyakini
bahwa hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengaruh dari perlakuan yang diberikan
kepada kelompok eksperimen. Aspek-aspek yang dikontrol untuk validitas internal adalah:
a. Aspek pengaruh tes awal, dikontrol dengan menjaga agar atlet tidak
mengetahui bahwa pada masa akhir percobaan akan diadakan tes yang sama,
sehingga atlit tidak mempersiapkan diri secara khusus untuk menghadapi tes
akhir tersebut, selama mereka masih dalam perlakuan.
b. Aspek pengaruh instrumen, dikontrol dengan tidak mengadakan perubahan
pada instrumen yang digunakan, pada tes awal dan tes akhir tetap
menggunakan instrumen yang sama.
c. Aspek moralitas, dikontrol dengan menjaga kehadiran secara ketat dalam
masa perlakuan dan latihan serta dilakukan bimbingan terhadap gerakan
yang dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan yang seharusnya.
d. Kejadian-kejadian khusus yang tidak perlu terjadi.
e. Pemilihan Subyek yang berbeda.
f. Kemunduran statistik.
2. Validitas Eksternal
Pengontrolan validitas eksternal agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan
kepada populasi penelitian. Pengontrolan tersebut dapat dilakukan dengan cara: (1)
mengambil sampel sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dalam penelitian ini, (2)
pemilihan sampel dilakukan dengan teknik total sampling yaitu mengambil dari
keseluruhan sampel.
I. Prosedur Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil shooting yang dilakukan siswa.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, terlebih dahulu dibuat langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Langkah Persiapan
Pada langkah persiapan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan tes antara lain mendapatkan surat izin dari Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
2. Menetapkan Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
Sebelum dilakukan tes dalam, terlebih dahulu di persiapkan alat-alat pengupul data,
adapun alat-alat yang dibutuhkan antara lain : (a) Meteran,
(b) Stopwatch, (c) Cone/patok, (d) Peluit, (e) Bola, (f) Format isian, (g) Alat-alat tulis
3. Menyiapkan tenaga pembantu dan pengawas .
Berikut daftar pembantu dan pengawas dalam penelitian ini :
Tabel 2. Pengawas dan Tenaga Pembantu
No Nama Jabatan Tugas
1 Zulprinaldi Pelatih Kepala SSB Pengawas Tes
2 A.Apri Satriawan Chan, S.Pd Alumni FIK UNP Pembaca Skor
3 Vega Soniawan, S.Pd Alumni FIK UNP Pencatat Skor
4 Samsul Azhar Mahasiswa FIK UNP Pencatat Skor
5 Pio Rendha Mahasiswa FIK UNP Pengukur Jarak
6 Ardo Okilanda, S.Pd Alumni FIK UNP Pengukur Jarak
4. Pelaksanaan Tes Awal (Pre Test)
Pelaksanaan tes terdiri dari tes awal (Pre test) dan tes akhir (Post test). Pre test yaitu
test yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan. Sebelum dilakukan Pre test peneliti
harus memeriksa kesehatan, kelainan anatomi, maupun cedera yang pernah dialami atau
sedang dialami peserta tes.
5. Memberikan Latihan (Perlakuan)
Latihan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan selama 6 minggu dengan jadwal
latihan 3 kali seminggu.
6. Melaksanakan Tes Akhir (Post Test)
Post test yaitu test yang dilakukan setelah diberikan perlakuan Setelah pemberian
latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump selama 18 kali pertemuan.
Kemudian dilakukan tes kemampuan shooting.
J. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes sepak sasaran (shooting)
Winarno (2006: 55).
K. Teknik Pengumpulan Data
1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kecakapan menembak bola ke
sasaran (shooting).
5
3
2
1
2
3
5
4
4
5 5
0,70 0,90 1,21 m 1,70 1,21 m 0,90 0,70
Sumber : Tes Keterampilan Olahraga, Winarno (2006: 55).
Gambar 7 : Bentuk pelaksanaan kemampuan teknik shooting.
2. Prosedur Pelaksanaan :
Pelaksanaan tes shooting yaitu Testee melakukan shooting kegawang dengan
jarak 20 meter didepan garis gawang dan tepat dipertengahan lebar gawang. Dengan
melakukan awalan testee menendang bola sekuat-kuatnya kearah sasaran.
Pelaksanaannya tidak dilakukan dengan aba-aba.
3. Penilaian :
hasil tembakan yang berupa angka sasaran yang terkena bola sebanyak 5 kali
kesempatan menendang. Skor di jumlahkan dan hasilnya dicatat sebagai data penelitian.
L. Teknik Analisis Data
Pendeskripsian data dan uji persyaratan analisis pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dapat diolah dengan memakai statistik deskipsif dan inferensial dengan rumus uji t sampel
terikat (sampel yang jumlahnya sama). Sebelum analisis uji digunakan terlebih dahulu
dilakukan uji normalis data, karena uji t hanya dapat digunakan untuk menguji perbedaan
mean dari dua sampel yang diambil dari populasi yang normal, Isparjadi (1988 : 57).
1
2
2
21
NN
N
DD
xxt
Keterangan :
t : Harga uji t yang dicari
X1 : Mean sampel ke 1
X2 : Mean sampel ke 2
D : Beda antar skor sampel 1 dan 2
N : Pasangan
Df : Derajat kebebasan (df) = N-1
D : Jumlah semua beda
D2 : Jumlah semua beda yang dikuadratkan
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Berdasarkan penjelasan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka bab
ini akan dilakukan analisis dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil
penelitian di gambarkan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Gambar data dalam penelitian ini dapat di lihat sebagai berikut :
Tabel 3. Distribusi Data Pre Test Dan Post Test
Data Jumlah
Sampel
Latihan Double Leg-Butt Kick Latihan Single-Leg Stride
Jump
Rata-
rata
Std.
Dev Min Max
Rata-
rata
Std.
Dev Min Max
Pre Test 11 13 4,27 7 20 12,91 3,96 7 19
Post Test 11 17,4 3,85 12 24 14,91 3,96 9 21
1. Pre test kelompok dengan menggunakan latihan double leg-butt kick
Pre test kelompok yang menggunakan latihan double leg-butt kick, setelah melakukan
tes kemampuan shooting, dari hasil pre test didapat nilai minimal 7 dan nilai maksimal 20.
Setelah dibagi menjadi dua kelompok, dari kelompok latihan double leg-butt kick diperoleh
mean 13,0 dan simpanan baku 4,27.
2. Pre test kelompok dengan menggunakan latihan single-leg stride jump
Pre test kelompok yang menggunakan latihan single-leg stride jump, setelah
melakukan tes kemampuan shooting, dari hasil pre test didapat nilai minimal 7 dan nilai
maksimal 19. Setelah dibagi menjadi dua kelompok, dari kelompok latihan single-leg stride
jump diperoleh mean 12,91 dan simpanan baku 3,96.
3. Post test kelompok dengan menggunakan latihan double leg-butt kick
Post test kelompok yang menggunakan latihan double leg-butt kick, setelah
melakukan tes kemampuan shooting, dari hasil post test didapat nilai minimal 12 dan nilai
maksimal 24. Dari kelompok dengan menggunakan latihan double leg-butt kick diperoleh
mean 17,4 dan simpanan baku 3,85.
4. Post test kelompok dengan menggunakan latihan single-leg stride jump
Post test kelompok yang menggunakan latihan single-leg stride jump, setelah
melakukan tes kemampuan shooting, dari hasil post test didapat nilai minimal 9 dan nilai
maksimal 21. Dari kelompok dengan menggunakan latihan single-leg stride jump diperoleh
mean 14,91 dan simpanan baku 3,96.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat peningkatan kemampuan shooting dalam
permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang dengan menggunakan latihan double
leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump, pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Peningkatan Kemampuan Shooting Dengan Menggunakan Latihan Double Leg-Butt Kick
Dan Latihan Single-Leg Stride Jump.
No Kemampuan Shooting Skor Tertinggi Skor Terendah Mean
1 Latihan Double Leg -
Butt Kick 5 4 4,4
2 Latihan Single - Leg
Stride Jump 2 2 2
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kemampuan
shooting dengan menggunakan latihan double leg-butt kick dan single-leg stride jump yaitu
hasil mean 4,4 – 2 = 2,4.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis t-test. Sebelum dilakukan
analisis t-test, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum
melakukan t-test terlebih dahulu yang harus dipenuhi menurut Fardi (2011: 31-38) adalah
data harus berasal dari populasi yang normal.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data menggunakan Uji Liliefors dan taraf signifikansi (α = 0,05)
dengan kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika Lo lebih besar dari Ltabel berarti populasi tidak berdistribusi normal
2. Jika Lo lebih kecil dari Ltabel berarti populasi berdistribusi normal
Tabel 5. Pengujian Normalitas Data
No Kemampuan Shooting Nilai L0 Nilai Ltabel
1 Latihan Double Leg-Butt Kick 0,0960 0.249
2 Latihan Single - Leg Stride Jump 0,1092 0.249
Dengan memperhatikan perbandingan nilai Lo dengan Ltabel di atas, yaitu L0 < Ltabel
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Persyaratan analisis lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pengujian
homogenitas varians. Pengujian homogenitas varians yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah : pengujian homogenitas data awal (pre test) kemampuan shooting dari dua kelompok
perlakuan yaitu antara kelompok latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride
jump (X1 dan X2).
Uji homogenitas ini dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh berasal dari
data yang homogen. Uji homogenitas varians menyatakan bahwa apabila Fhitung (Fh) lebih kecil
dari Ftabel (Ft) (Fh < Ft) sesuai dengan taraf signifikan α = 0,05 maka kedua kelompok data
berasal dari varians yang homogen.
Tabel 6. Uji Homogenitas Varians Perlakuan data Pre Test X1 dan X2
Kelompok Varians Fhitung Ftabel Keterangan
Data awal (pre
test)
18,20
1,16 2,97 Homogen
15,69
C. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya
atau tidak, maka dilakukan pengujian data yang memakai uji-t. Hipotesis yang diajukan dalam
uji-t yaitu terdapat perbedaan latihan double leg-butt kick dengan single- leg stride jump
terhadap kemampuan shooting atlet SSB Taruna Mandiri Padang. Hasil analisis hipotesis ini
uraiannya terdapat dilampiran pada halaman 64-65 dan terangkum pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Perbandingan Nilai Thitung Dengan Ttabel
Kemampuan Shooting Atlet Sepakbola
No Hipotesis Kemampun Shooting Atlet
Sepakbola Nilai Thitung Nilai Ttabel
1 Terdapat Perbedaan Latihan Double Leg-
Butt Kick Dengan Single- Leg Stride Jump
Terhadap Kemampuan Shooting Atlet
SSB Taruna Mandiri Padang.
15,90 2,22
Tabel diatas menunjukkan terdapatnya perbedaan latihan dengan menggunakan
latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump terhadap kemampuan shooting
atlet SSB Taruna Mandiri Padang sebesar thitung 15,90 sedangkan ttabel 2,22 dengan derajat
kebebasan (dk) = n – 1 = 11 – 1 = 10 pada taraf signifikan α = 0,05, jadi diperoleh nilai ttabel =
2,22. Kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka kedua variabel terdapat perbedaan dan bila
thitung < ttabel maka kedua variabel tidak memiliki perbedaan. Dari perhitungan uji t ternyata
thitung (15,90) > ttabel (2,22), jadi terdapat perbedaan antara bentuk latihan Double Leg-Butt Kick
dan latihan Single-Leg Stride Jumpterhadap kemampuan shooting (post test dan post test),
dimana latihan Double Leg-Butt Kick lebih baik dari latihan Single-Leg Stride Jump.
D. PEMBAHASAN
Dalam usaha meningkatkan kemampuan shooting pada Tim SSB Taruna Mandiri
Padang, maka diberikan latihan dengan menggunakan latihan double leg-butt kick dan latihan
single-leg stride jump. Dari penggunaan kedua latihan ini akan dilihat apakah ada pengaruh
dan perbedaan dari kedua latihan ini terhadap peningkatan kemampuan shooting atlet
sepakbola.
Dalam analisis uji-t terhadap hipotesis dapat dilihat bahwa nilai thitung dari pengujian
hipotesis lebih besar dari ttabel, yang mana thitung (15,90) dari harga ttabel untuk hipotesis yaitu
(2,22). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapatnya perbedaan hasil latihan
double leg-butt kick dan single-leg stride jump terhadap kemampuan shooting dalam
permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
Maka dengan itu latihan double leg butt-kick itu lebih baik dari pada latihan single-leg
stride jump. Walaupun demikian, kedua bentuk latihan, baik itu latihan double leg-butt kick
maupun latihan single-leg stride jump tetap sama-sama memberikan pengaruh terhadap
kemampuan shooting dalam permainan sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
Dilihat pada data peningkatan kemampuan shooting antara kelompok bentuk latihan
double leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump terdapat sedikit saja perbedaan. Bentuk
latihan double leg-butt kick mempunyai rentang mean 4,4 sedangkan pada bentuk latihan
single-leg stride jump mempunyai rentang mean 2, sehingga terlihat hasil perbedaan
meannya 2,4. Melihat sedikitnya perbedaan yang terdapat pada bentuk latihan double leg-
butt kick dan single-leg stride jump terhadap kemampuan shooting pada SSB Taruna Mandiri
Padang, artinya tidak hanya latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump
yang dapat meningkatkan ataupun mempengaruhi kemampuan shooting, namun bisa dengan
menggunakan beberapa bentuk latihan plyometrik yang lainnya seperti double leg speed hop
yaitu lompatan dengan dua kaki secara cepat, single leg speed hop yaitu lompatan dengan
satu kaki secara cepat, decline hop, incremental vertical hop, side hop, sguat jump, knee luck
jump, dan lain-lain. Hal lain yang dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan shooting
yaitu dengan adanya kondisi fisik atlet yang bagus, motivasi yang dipunyai oleh atlet, adanya
dukungan keluarga dari atlet, latar belakang pendidikan pelatih tentang kepelatihan, adanya
sarana dan prasarana yang lengkap.
Beberapa hal yang menyebabkan kemungkinan sedikitnya perbedaan ini
dimungkinkan karena kurang efektinya pelaksanaan program latihan, disebabkan adanya
keterbatasan-keterbatasan. Diantaranya yaitu sampel penelitian pada pertemuan 1 sampai 3
agak sedikit canggung dalam pelaksanaan penelitian kemungkinan karena ini pertama kalinya
sampel menjalani penelitian. Sampel penelitian juga ada beberapa kali tidak dapat hadir
untuk mengikuti program latihan yang diberikan.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari keterbatasan sebagai manusia, walaupun
sudah dicoba untuk mengatasi kemungkinan gangguan terhadap variabel penelitian, tetapi
dalam kenyataan sulit untuk menghindari munculnya permasalahan selama penelitian
dilakukan antara lain : sulitnya melakukan kontrol secara ketat terhadap sampel, karena
sampel tinggal dirumah masing-masing.
Kemudian kelihatan dalam melakukan perlakuan masih ada yang kurang serius, tetapi
peneliti berusaha memberi motivasi secara maksimal agar bisa melakukan dengan baik, dan
peneliti juga tidak bisa mengontrol aktifitas diluar dan gizi sampel.
Selanjutnya sarana dan prasarana juga menentukan keberhasilan dalam
pencapaian hasil latihan yang baik. Sarana dan prasarana yang memadai, baik secara
kualitas dan kuantitas selain menambah motivasi atlet dalam melaksanakan latihan
untuk mencapai suatu prestasi yang baik. Menurut Suharno (1993: 12) mengatakan
bahwa “sesuai dengan kemajuan zaman modern ini, perlu peningkatan sarana dan alat-
alat yang diperlukan dalam proses belajar mengajar atau proses latihan”. Sarana dan
alat-alat yang memenuhi syarat mempunyai andil cukup besar didalam pencapaian
hasil latihan yang baik dan tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka hipotesis dapat diterima yaitu
terdapat perbedaan hasil latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride
jump terhadap kemampuan shooting dalam permainan sepakbola atlet SSB Taruna
Mandiri Padang yaitu (15,90) dari hasil pengujian hipotesis.
2. Terdapat sedikit perbedaan peningkatan mean dari pre test ke post test antara double
leg-butt kick (4,4) dan single-leg stride jump (2), jadi rentang meannya 2,4.
3. Latihan double leg-butt kick lebih baik dibandingkan dengan latihan single-leg
stride jump dalam usaha meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan
sepakbola atlet SSB Taruna Mandiri Padang.
B. Saran
1. Kepada para atlet disarankan menggunakan latihan double leg-butt kick untuk
meningkatkan kemampuan shooting pada permainan sepakbola.
2. Kepada pelatih dan guru penjas yang memiliki atlet sepakbola ataupun pemula
untuk menggunakan latihan double leg-butt kick dan latihan single-leg stride jump
atau salah satunya untuk meningkatkan kemmpuan shooting.
3. Disarankan untuk lebih memperhatikan variabel lain yang juga dapat mempengaruhi
kemampuan shooting seperti, postur tubuh, kondisi fisik dan sebagainya.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada pemain sepakbola SSB Taruna Mandiri Padang,
untuk itu perlu diadakan penelitian pada sampel yang memiliki jumlah sampel yang
lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP.
Coever. (1985). Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta : PT Gramedia
Darwis, Ratinus. (1999). Sepakbola Dasar. Padang : UNP
Depdikbud. Dan Pusat kesegaran Jasmani 1984.
Djezed, Zulfar dkk. (1985). Buku Pelajaran Sepakbola. FPOK IKIP Padang
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek –aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdiknas
Ditjen Dikti.
Luxbacher, Joseph A. (2001). Langkah-langkah Menuju Sukses. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
……………….. (2001). Sepakbola (Taktik dan teknik Bermain). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
PSSI. (2010). Peraturan Permainan Sepakbola. Jakarta: PSSI.
Racliffe, james C, & Farentinos, Robert C, (1999). High-Powered Plyometrics, Human Kinetics.
Canada.
S.Afrizal. (2000). SepakBola. FPOK IKIP Padang.
Sajoto, M. (1990). Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang:
Effhar & Dahara Prize.
Syafrizar. (1999). Metode Latihan Plaiometrik. Padang: UNP
……………….. (2007). Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Box Jump Terhadap Peningkatan
Daya ledak Otot Tungkai. Padang: UNP
Syafruddin. (1995). Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Plyometrik dan Metode Latihan
Isotonik Leg Press Terhadap laju Peningkatan Kemampuan Explosive Power Otot
Tungkai. IKIP Padang.
……………….. (1999). Pengantar Ilmu Melatih. DIP. Proyek UNP Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga.
Padang FIK UNP.
Winarno. (2006). Tes Keterampilan Olahraga. Malang : Laboraturium Jurusan Ilmu keolahragaan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional No 3 (2005). Pembinaan dan Pengembangan
Olahraga Prestasi Pasal 27 Ayat: 4. Jakarta: PT Sinar Grafika.
Yusuf, Muri A. (2005). Metodologi Penelitian. UNP Press Padang.
Zein, Muhammad. (2009). Sepakbola Indonesia, Bermain Dalam Aturan. Jakarta: PSSI.
Lampiran 1
BLANGKO DATA PRE TEST
No Nama Nilai Test Shooting
Jumlah I II III IV V
1 Fahri Ramadhan 0 3 1 4 1 9
2 Rizki Ramadhan 2 0 2 3 1 8
3 Randi Satria 5 3 3 5 4 20
4 Manto Rahmat 4 0 3 3 2 12
5 Rifal Saldi 1 1 3 2 3 10
6 Renol Saputra 3 3 2 3 4 15
7 M. Bintang 4 1 4 2 5 16
8 Ade Eka Putra 4 4 3 4 3 18
9 M. Ersyad 4 3 3 5 4 19
10 Arif Hidayat 1 2 2 1 1 7
11 Putra Irawan 3 1 2 3 3 12
12 Ridho Fernando 3 1 5 2 4 15
13 Rido Kojo 3 0 4 4 0 11
14 Renol Berliandi 0 2 2 2 1 7
15 M. Ravi 2 3 5 4 4 18
16 Joni Irawan 3 2 2 3 3 13
17 Bagaskara 2 3 1 4 3 13
18 Bayu Anggara 2 1 3 2 1 9
19 M. Surya Atmaja 1 1 2 3 1 8
Lampiran 2
Hasil Perengkingan
(Ordinally Meatching Pairing)
Kelompok Double Leg-
Butt Kick (X1) Rangking
Kelompok Single-Leg
Stride Jump (X2)
Randi Satria 1 2 M. Ersyad
Ade Eka Putra 4 3 M. Ravi
Farhan Khairul 5 6 M. Bintang
Rhido Fernando 8 7 Renol Saputra
Sandi William 9 10 Zanzi Lee
Joni Irawan 12 11 Bagaskara
Manto Rahmat 13 14 Putra Irawan
Rifal Saldi 16 15 Rido Kojo
Bayu Anggara 17 18 Fahri Ramadhan
Rizki Ramadhan 20 19 M. Surya Atmaja
Arif Hidayat 21 22 Renol Berliandi
Lampiran 3
BLANGKO DATA POST-TEST
No Nama Nilai Test Shooting
Jumlah I II III IV V
1 Fahri Ramadhan 2 1 1 5 2 11
2 Rizki Ramadhan 1 4 3 2 3 13
3 Randi Satria 5 4 5 5 5 24
4 Manto Rahmat 4 2 4 2 4 16
5 Rifal Saldi 3 4 2 4 2 15
6 Renol Saputra 2 4 4 3 4 17
7 M. Bintang 3 2 4 5 4 18
8 Ade Eka Putra 5 4 4 5 4 22
9 M. Ersyad 3 4 5 5 4 21
10 Arif Hidayat 3 4 2 1 2 12
11 Putra Irawan 1 2 4 3 4 14
12 Ridho Fernando 3 4 5 5 2 19
13 Rido Kojo 2 3 1 4 3 13
14 Renol Berliandi 2 1 1 3 2 9
15 M. Ravi 3 3 4 5 5 20
16 Joni Irawan 2 4 3 4 4 17
17 Bagaskara 2 3 3 2 5 15
18 Bayu Anggara 3 3 4 2 2 14
19 M. Surya Atmaja 2 3 1 2 2 10
Lampiran 4
Peningkatan Data Post Test Terhadap Pre Test
Double Leg-Butt Kick
No Nama Pre Test (X1) Post Test (X1) Peningkatan
1 Randi Satria 20 24 4
2 Ade eka Putra 18 22 4
3 Farhan Khairul 17 21 4
4 Ridho Fernando 15 19 4
5 Sandi William 14 18 4
6 Joni Irawan 13 17 4
7 Manto Rahmat 12 16 4
8 Rifal Saldi 10 15 5
9 Bayu Anggara 9 14 5
10 Rizki Ramadhan 8 13 5
11 Arif Hidayat 7 12 5
Jumlah 143 191 48
Rata-rata 13,0 17,4 4,4
Sd 4,27 3,85 0,50
Min 7 12 4
Max 20 24 5
Var 18,20 14,85 0,25
Lampiran 5
Peningkatan Data Post Test Terhadap Pre Test
Single-Leg Stride Jump
No Nama Pre Test (X2) Post Test (X2) Peningkatan
1 M. Ersyad 19 21 2
2 M. Ravi 18 20 2
3 M. Bintang 16 18 2
4 Renol Saputra 15 17 2
5 Zanzi Lee 14 16 2
6 Bagaskara 13 15 2
7 Putra Irawan 12 14 2
8 Rido Kojo 11 13 2
9 Fahri Ramadhan 9 11 2
10 M. Surya Atmaja 8 10 2
11 Renol Berliandi 7 9 2
Jumlah 142 164 22
Rata-rata 12,91 14,91 2,00
Sd 3,96 3,96 0,00
Min 7 9 2
Max 19 21 2
Var 15,69 15,69 0,00
Lampiran 6
Peningkatan Kemampuan Hasil Dari Pre Test Ke Post Test Double Leg-Butt Kick Dan Single-Leg
Stride Jump
No Kemampuan Shooting Skor Tertinggi Skor Terendah Mean
1 Double Leg - Butt Kick 5 4 4,4
2 Single - Leg Stride Jump 2 2 2
Keterangan : Jadi peningkatan total mean Double Leg-Butt Kick dan Single-Leg Stride Jump yaitu
4,4 – 2 adalah 2,4
Lampiran 7
Deskripsi Data
No Kelompok Data N Mean SD Max Min
1 X1 Pre Test 11 13 4,27 20 7
2 X1 Post Test 11 17,4 3,85 24 12
3 X2 Pre Test 11 12,91 3,96 19 7
4 X2 Post Test 11 14,91 3,96 21 9
Ket : X1 = Pre Test Double Leg - Butt Kick (Ekperimen 1)
X1 = Post Test Double Leg - Butt Kick (Ekperimen 1)
X2 = Pre Test Single - Leg Stride Jump (Ekperimen 2)
X2 = Post Test Single - Leg Stride Jump (Ekperimen 2)
Lampiran 8
UJI NORMALITAS dengan UJI LILIEFORS
Pengujian normalitas hasil belajar baik kelas kontor maupun hasil belajar eksperimen
dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil uji normalitas dari dua kelas perlakukan dalam
penelitian ini secara berurut dapat dilihat pada tebel-tabel berikut :
Hasil Uji Liliefors Pre Test Double Leg-Butt Kick
No X F fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) Sn(Xi) - F(Zi)
11 7 1 1 -1.41 0,4207 0.0793 0.0909 0.0116
10 8 1 2 -1.17 0,3790 0.1210 0.1818 0.0608
9 9 1 3 -0.94 0,3264 0.1736 0.2727 0.0991
8 10 1 4 -0.70 0,2580 0.2420 0.3636 0.1216
7 12 1 5 -0.23 0,0910 0.4090 0.4545 0.0455
6 13 1 6 0.00 0,0000 0,5000 0.5455 0.0455
5 14 1 7 0.23 0.0910 0.5910 0.6364 0.0454
4 15 1 8 0.47 0.1808 0.6808 0.7273 0.0465
3 17 1 9 0.94 0.3264 0.8264 0.8182 -0.0082
2 18 1 10 1.17 0.3790 0.8790 0.9091 0.0301
1 20 1 11 1.64 0.4495 0.9495 1.0000 0.0505
Σ 11 L0 = 0.1216
13.0 Ltabel = 0.249
S 4.27
Lo (0,1216) < Ltabel (0,249)
Kesimpulan : Data berdistribusi normal
X
Lampiran 9
Hasil Uji Liliefors Pre Test Single-Leg Stride Jump
No X F fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) Sn(Xi) - F(Zi)
1 7 1 1 -1.49 0.4319 0.0681 0.0909 0.0228
2 8 1 2 -1.24 0.3925 0.1075 0.1818 0.0743
3 9 1 3 -0.98 0.3365 0.1635 0.2727 0.1092
4 11 1 4 -0.48 0.1844 0.3156 0.3636 0.0480
5 12 1 5 -0.23 0.0910 0.4090 0.4545 0.0455
6 13 1 6 0.03 0,0120 0,5120 0.5455 0.0335
7 14 1 7 0.28 0.1103 0.6103 0.6364 0.0261
8 15 1 8 0.53 0.2019 0.7019 0.7273 0.0254
9 16 1 9 0.78 0.2823 0.7823 0.8182 0.0359
10 18 1 10 1.29 0.4015 0.9015 0.9091 0.0076
11 19 1 11 1.54 0.4382 0.9382 1.0000 0.0618
Σ 11 L0 = 0.1092
12.9 Ltabel = 0.249
S 3.96
Lo (0,1092) < Ltabel (0,249)
Kesimpulan : Data berdistribusi normal
X
Lampiran 10
Hasil Uji Liliefors Post Test Double Leg-Butt Kick
No X F fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) Sn(Xi) - F(Zi)
1 12 1 1 -1.40 0.4192 0.0808 0.0909 0.0101
2 13 1 2 -1.14 0.3729 0.1271 0.1818 0.0547
3 14 1 3 -0.88 0,3106 0.1894 0.2727 0.0833
4 15 1 4 -0.62 0.2324 0.2676 0.3636 0.0960
5 16 1 5 -0.36 0.1406 0.3594 0.4545 0.0951
6 17 1 6 -0.10 0.0398 0.4602 0.5455 0.0853
7 18 1 7 0.16 0.0636 0.5636 0.6364 0.0728
8 19 1 8 0.42 0.1628 0.6628 0.7273 0.0645
9 21 1 9 0.94 0.3264 0.8264 0.8182 -0.0082
10 22 1 10 1.19 0.3830 0.8830 0.9091 0.0261
11 24 1 11 1.71 0.4564 0.9564 1.0000 0.0436
Σ 11 L0 = 0.0960
17.4 Ltabel = 0.249
S 3.85
Lo (0,0960) < Ltabel (0,249)
Kesimpulan : Data berdistribusi normal
X
Lampiran 11
Hasil Uji Liliefors Post Test Single-Leg Stride Jump
No X F fk Zi Peluang f(Zi) Sn(Xi) Sn(Xi) - F(Zi)
1 9 1 1 -1.49 0.4319 0.0681 0.0909 0.0228
2 10 1 2 -1.24 0.3925 0.1075 0.1818 0.0743
3 11 1 3 -0.98 0.3365 0.1635 0.2727 0.1092
4 13 1 4 -0.48 0.1844 0.3156 0.3636 0.0480
5 14 1 5 -0.23 0.0910 0.409 0.4545 0.0455
6 15 1 6 0.03 0.0120 0.5120 0.5455 0.0335
7 16 1 7 0.28 0.1103 0.6103 0.6364 0.0261
8 17 1 8 0.53 0.2019 0.7019 0.7273 0.0254
9 18 1 9 0.78 0.2823 0.7823 0.8182 0.0359
10 20 1 10 1.29 0.4015 0.9015 0.9091 0.0076
11 21 1 11 1.54 0.4382 0.9382 1.0000 0.0618
Σ 11 L0 = 0.1092
14.9 Ltabel = 0.249
S 3.96
Lo (0,1092) < Ltabel (0,249)
Kesimpulan : Data berdistribusi normal
X
Lampiran 12
Uji homogenitas varian kelompok X1 dan X2 (data pre test)
No DOUBLE LEG-BUTT KICK SINGLE-LEG STRIDE JUMP
X1 (X1)² X2 (X2)²
1 7 49 7 49
2 8 64 8 64
3 9 81 9 81
4 10 100 11 121
5 12 144 12 144
6 13 169 13 169
7 14 196 14 196
8 15 225 15 225
9 17 289 16 256
10 18 324 18 324
11 20 400 19 361
Σ 143 2041 142 1990
VAR 18.20 15.69
Fhitung = 1,16
Ftabel = 2,97
Fhitung = 1,16 < Ftabel = 2,97
Kesimpulan : Data dinyatakan homogen
Lampiran 13
Uji-t Hipotesis Post Test Kelompok Double Leg-Butt Kick dan Kelompok Post Test Single-Leg
Stride Jump
No (POST TEST) X1 (POST TEST) X2 D D2
1 24 21 3 9
2 22 20 2 4
3 21 18 3 9
4 19 17 2 4
5 18 16 2 4
6 17 15 2 4
7 16 14 2 4
8 15 13 2 4
9 14 11 3 9
10 13 10 3 9
11 12 9 3 9
Σ 191 164 27 69
17.36 14.91
Nilai thitung untuk jumlah n yang sama :
1nn
n
DD
XXt
2
2
21
X
11111
11
2769
91.1436.17
2
024,0
45.2
154,0
45.2
= 15,90
Derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 11 – 1 = 10 pada taraf signifikan α = 0,05, jadi diperoleh
nilai ttabel = 2,22. Kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka kedua variabel terdapat pengaruh dan
bila thitung < ttabel maka kedua variabel tidak memiliki pengaruh. Dari perhitungan uji t ternyata thitung
(15,90) > ttabel (2,22), jadi terdapat perbedaan antara bentuk latihan Double Leg-Butt Kick dan
latihan Single-Leg Stride Jumpterhadap kemampuan shooting (post test dan post test), dimana
latihan Double Leg-Butt Kick lebih baik dari latihan Single-Leg Stride Jump.
Lampiran 15
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Atlet SSB Taruna Mandiri Padang U13-U16
Gambar 2. Instrument Tes Kemampuan Shooting (Pre Test)
Gambar 3. Start awal pelaksanaan Tes Kemampuan Shooting
Gambar 4. Pelaksanaan Tes Kemampuan Shooting (Pre Test)
Gambar 5. Perlakuan Latihan Single-Leg Stride Jump
Gambar 6. Perlakuan Latihan Single-Leg Stride Jump
Gambar 11. Start awal pelaksanaan Tes Kemampuan Shooting
Gambar 12. Pelaksanaan Tes Kemampuan Shooting (Post Test)
Gambar 13. Head Coach SSB Taruna Mandiri dan Peneliti
Gambar 14. Perlengkapan Tes Kemampuan Shooting
Lampiran 14
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP DENGAN DOUBLE
LEG BUTT KICK
Minggu Hari Repetisi Set Recovery Intesitas
I 1
2
3
10
10
10
3
3
3
2 menit
2 menit
2 menit
70%
70%
70%
II 1
2
3
10
10
10
3
3
3
2 menit
2 menit
2 menit
70%
70%
70%
III 1
2
3
10
10
10
4
4
4
2 menit
2 menit
2 menit
75%
75%
75%
IV 1
2
3
10
10
10
4
4
4
2 menit
2 menit
2 menit
75%
75%
75%
V 1
2
3
10
10
10
5
5
5
2 menit
2 menit
2 menit
80%
80%
80%
VI 1 10 5 2 menit 80%
2
3
10
10
5
5
2 menit
2 menit
80%
80%
Keterangan :
Rancangan latihan kelompok A dan B diatas mempunyai komponen yang sama yakni minggu, hari,
repetisi, set, recovery set. Yang membedakan rancangan latihan diatas adalah bentuk (materi)
latihanya, dimana kelompok A diberi latihan Double Leg – Butt Kick sedangkan kelompok B latihan
Single – Leg Stride Jump.
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
I Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70 %
II Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
15 Menit
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
3
2 Menit
5 Menit
70%
III Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70%
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
IV Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70 %
V Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
10 Kali
3
2 Menit
15 Menit
70%
(Pendinginan)
5 Menit
VI Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70%
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
VII Rabu 1. Pemanasan
Streaching
15 Menit
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
4
2 Menit
5 Menit
75 %
VIII Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75%
IX Minggu 1. Pemanasan
Streaching
15 Menit
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
4
2 Menit
5 Menit
75%
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
X Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
4
2 Menit
15 Menit
75 %
5 Menit
XI Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75%
XII Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
10 Kali
4
2 Menit
15 Menit
75%
(Pendinginan)
5 Menit
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
XIII Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80%
XIV Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
15 Menit
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
5
2 Menit
5 Menit
80%
XV Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80%
RANCANGAN LATIHAN DOUBLE LEG BUTT KICK
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
XVI Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10 Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80 %
XVII Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double
leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
10 Kali
5
2 Menit
15 Menit
80%
(Pendinginan)
5 Menit
XVIII Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan double leg butt kick
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10 Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80%
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
I Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
15 Menit
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
5 Menit
70 %
II Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-
leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70%
III Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
15 Menit
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
5 Menit
70%
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
IV Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
15 Menit
70 %
5 Menit
V Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
15 Menit
5 Menit
70%
VI Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
3
2 Menit
15 Menit
70%
5 Menit
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
VII Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75 %
VIII Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
15 Menit
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
5 Menit
75%
IX Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-
leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75%
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
X Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-
leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75 %
XI Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-
leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
15 Menit
75%
5 Menit
XII Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
4
2 Menit
15 Menit
5 Menit
75%
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
XIII Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
15 Menit
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
5 Menit
80%
XIV Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-
leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80%
XV Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam
15 Menit
2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGAN latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
5 Menit
80%
RANCANGAN LATIHAN SINGLE-LEG STRIDE JUMP
Lat Hari/
Tanggal
Bentuk Latihan Repetisi Set Pemulihan Waktu Intesitas
KA KI
XVI Rabu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan
(Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
15 Menit
80 %
5 Menit
XVII Jum’at 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
15 Menit
5 Menit
80%
XVIII Minggu 1. Pemanasan
Streaching
Jogging
Senam 2. Inti
Latihan single-leg stride jump
RANCANGA
N latihan SSB
Taruna
Mandiri
3. Pelemasan (Pendinginan)
10
Kali
10
Kali
5
2 Menit
15 Menit
80%
top related