perbedaan volume oksigen maksimal antara siswa sekolah dasar kelas ii dan kelas v di desa tabanio
Post on 06-Aug-2015
43 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERBEDAAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL ANTARA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS II DAN KELAS V
DI DESA TABANIO
Huldani¹, Agung Biworo², Fathullah³
1Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin2Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin3Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
ABSTRAK
Pengukuran VO2 maks dapat menjadi indikator ketahanan kardiorespirasi dan aktivitas aerobik seseorang. Anak dipesisir pantai Tabanio mempunyai aktivitas fisik yang cukup tinggi untuk membantu aktivitas orang tua mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan VO2 maks antara siswa SD kelas II dan kelas V. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan secara cross sectional, menggunakan non probability purposive sampling, dengan jumlah sampel 30 orang siwa SD kelas II dan 30 orang siswa SD kelas V. Pengukuran volume oksigen maksimal (VO2 maks) menggunakan multistage fitness test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsumsi oksigen maksimal pada siswa SD kelas II adalah 27,70 ml/kg/menit sedangkan rata-rata konsumsi oksigen maksimal pada siswa SD kelas V adalah 28,77 ml/kg/menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney didapatkan hasil p=0,824 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan VO2 maks bermakna antara siswa SD kelas II dan kelas V.
Kata-kata kunci: Volume oksigen maksimal (VO2 maks), multistage fitness test, aktivitas fisik.
COMPARISON OF OXYGEN MAXIMUM VOLUME BETWEEN 2nd and 5th
grade ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN TABANIO VILLAGE
Huldani¹, Agung Biworo², Fathullah³
1Departemen of Physiology, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin
2Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin
3Medical Doctor Study Program, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin
ABSTRACT
Measured VO2 Max can be an indicator of cardiorespiratory and aerobic activity endurance. The children in Tabanio beach have high enough physical activities to help their parents’ activities. The aim of this research is finding out the difference of VO2 Max between 2nd and 5th grade elementary school students. The type of this research is a descriptive analytic with cross sectional approach and non-probaility purposive sampling. Sample consists of thirty 2nd grade and thirty 5th grade students. Multistage fitness test was performed to measure maximum volume of oxygen (VO2 Max). The results show that average maximal oxygen consumption of the 2nd grade students is 27,70 ml/kg/min while average maximal oxygen consumption of 5th grade students is 28,77 ml/kg/min. Mann Whitney test was performed and the result is p=0,824 (P>0,05). Conclusion derived from this study is there is no significant difference of VO2 Max between 2nd and 5th elementary school students.
Key words: Maximum volume oxygen (VO2 Max), multistage fitness test, physical activity.
PENDAHULUAN
Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik (1). Kesegaran jasmani
berkaitan dengan kesehatan ketika aktivitas fisik dapat dilakukan tanpa kelelahan berlebih,
dan sebagai konsekuensinya memiliki risiko lebih rendah untuk menderita penyakit kronik
lebih awal. Kesegaran jasmani pada anak seringkali terlupakan, padahal kesegaran jasmani ini
sangat bermanfaat untuk menunjang kapasitas kerja fisik anak yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan prestasinya (2).
Anak sekolah cenderung aktif dan mempunyai banyak aktivitas di luar rumah.
Menurut penelitian Hodges AN dkk. (3), macam dan jenis aktivitas fisik yang berat
membutuhkan 20 kali jumlah oksigen normal, menyebabkan suatu pemicu terhadap sistem
pernafasan dan daya tahan kardiovaskuler (cardiovascular endurance) untuk menjaga
keseimbangan nilai tekanan oksigen (PO2) dan tekanan karbondioksida (PCO2) arteri tetap
normal sehingga pada akhirnya sistem pernafasan dan daya tahan kardiovaskular akan
terkompensasi seiring dengan berjalannya waktu (4). Secara teoritis, seseorang dengan
stamina yang baik memiliki nilai volume oksigen maksimal (VO2 maks) lebih tinggi, dan
dapat melakukan aktivitas fisik yang lebih berat, serta dapat mempunyai daya konsentrasi
yang lebih tinggi, oleh karena itu pengukuran VO2 maks dapat menjadi indicator terbaik untuk
menilai ketahanan kardiorespirasi dan aktivitas aerobik seseorang (5).
Berdasarkan survei pendahuluan, penduduk di pesisir pantai Tabanio Kecamatan
Takisung, Kabupaten Tanah Laut, dengan luas wilayah 62 kilometer persegi yang dihuni
sekitar 850 kepala keluarga dengan mayoritas karakteristik penduduknya pekerja keras, baik
sebagai nelayan, petani maupun peternak sapi, begitu juga anak usia Sekolah Dasar (SD)
kelas I sampai dengan kelas VI turut serta membantu orang tua mereka dalam aktivitas sehari-
hari terlepas dari aktivitas sekolah dan bermain.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk melihat VO2 maks siswa SD
kelas II dan kelas V yang sama-sama memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan VO2 maks antara siswa SD kelas
II dan kelas V yang sama-sama memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi dengan
karakteristik fisik yang berbeda, di Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah
Laut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan secara cross sectional, dan
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Desa Tabanio Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut. Populasi penelitian adalah seluruh siswa Sekolah Dasar kelas II dan V
di Desa Tabanio yang terdiri dari SDN Tabanio 1, SDN Tabanio 2 dan SDN Tabanio 3.
Sampel penelitian dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: siswa SD kelas II dan siswa
SD kelas V dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non probability purposive
sampling, yang terdiri dari 30 orang siwa SD kelas II dan 30 orang siswa SD kelas V dengan
kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Usia siawa SD kelas II 7-9 tahun.
2. Usia siswa SD kelas V 11-13 tahun.
3. Mempunyai Indeks Massa Tubuh normal.
4. Tidak merokok.
5. Belum menstruasi.
6. Sehat jasmani, artinya pada waktu penelitian probandus tidak sakit dan tidak mempunyai
riwayat penyakit jantung dan paru.
7.
Kooperatif, subyek penelitian dapat diajak kerjasama untuk melakukan prosedur penelitian.
Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu permukaan datar dan
tidak licin minimal sepanjang 20 meter, laptop, CD, Pita meteran untuk mengukur jalur
sepanjang 20 meter, kerucut-kerucut penanda batas jarak ± 1 – 1,5 cm lebar bagi setiap orang
yang tengah diuji coba, timbangan, pengukur tinggi badan.
Analisis Data
Data yang didapatkan dari setiap kelompok akan dianalisis secara statistik dengan
komputerisasi menggunakan program statistik komputer dengan tingkat kepercayaan 95%.
Data akan dianalisis menggunakan metode statistik uji t tidak berpasangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada 60 orang responden, yang terdiri dari 30 orang siswa
SD kelas II dan 30 orang siswa SD kelas V. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rata-
rata konsumsi oksigen maksimal pada siswa SD kelas II adalah 27,70 ml/kg/menit sedangkan
rata-rata konsumsi oksigen maksimal pada siswa SD kelas V adalah 28,77 ml/kg/menit. Di
bawah ini adalah perbandingan rata-rata konsumsi oksigen maksimal pada kedua kelompok.
kelas II kelas V5
10
15
20
25
30
VO2maks
VO2maks
27.728.77
Gamar 5.1 Rata-rata Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 maks) antara Siswa SD Kelas II dan kelas V.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rata-rata konsumsi oksigen maksimal pada
siswa SD kelas II lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata konsumsi oksigen maksimal
siswa SD kelas V. Data ini kemudian diuji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogrorov-Smirnov untuk mengetahui sebaran datanya. Hasil uji normalitas tersebut
didapatkan data nilai signifikansi VO2 maks pada siswa SD kelas II adalah 0,088 yang berarti
memiliki sebaran data normal (p>0,05), sedangkan pada siswa SD kelas V adalah 0,006 yang
berarti memiliki sebaran data tidak normal (p<0,05), dilakukan transformasi data sebagai
upaya untuk menormalkan data tersebut.
Berdasarkan hasil transformasi data didapatkan bahwa hasil transformasi VO2 maks
tetap tidak normal dengan nilai signifikansi p=0,006 (p=<0,05) sehingga untuk analisis
statistic selanjutnya dilakukan uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney sebagai uji
alternatif.
Berdasarkan uji Mann Whitney didapatkan hasil signifikansi p=0,824 (p>0,05) yang
berarti tidak terdapat perbedaan bermakna pada VO2 maks antara siswa SD kelas II dan kelas
V. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis
peneliti yaitu tidak terdapat perbedaan VO2 maks yang bermakna antara siswa SD kelas II dan
kelas V. Hal tersebut dikarenakan kedua subjek penelitian sama-sama memiliki aktivitas fisik
yang cukup tinggi.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Huldani (6), yang mengungkapkan bahwa
nilai VO2 maks berhubungan secara signifikansi dengan aktivitas fisik, ketika didapatkan nilai
VO2 maks yang lebih rendah pada subjek penelitian yang tidak terlatih dibanding dengan
subjek penelitian yang terlatih.
Sesuai dengan teori presentasi yang menyatakan bahwa konsumsi oksigen maksimal
tidak hanya ditentukan oleh pemanfaatan oksigen tetapi juga oleh kemampuan sistem
kardiovaskular untuk mengirimkan oksigen ke jaringan aktif. Teori ini menunjukkan
peningkatan volume darah, curah jantung, dan perfusi darah akan meningkatkan VO2 maks
seiring dengan peningkatan latihan, walaupun genetik merupakan faktor utama yang
mempengaruhi niali VO2 maks seseorang, bahkan dapat membuat VO2 maks seseorang
berbeda 25-50% antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi dengan adanya latihan fisik
yang optimal nilai VO2 maks seseorang dapat ditingkatkan 10-20% (5).
Pengaruh aktivitas meningkatkan efisiensi kerja jantung dalam beberapa segi. Jantung
semakin kuat dan bisa memompakan darah lebih banyak dalam setiap denyutan. Jantung
seseorang yang terlatih mampu memompakan semua darah dalam frekuensi yang lebih lambat
dibanding dengan orang yang tidak terlatih. Sebaliknya jantung orang yang tidak terlatih
memompa darah dengan cepat sehingga membahayakan selama pengerahan tenaga maksimal
dalam usaha menyalurkan oksigen dalam jumlah cukup. Orang yang aktif beraktivitas,
jantungnya mempunyai cadangan daya kerja yang sangat besar, karena akibat aktivitas fisik
yang berat sel otot jantung menjadi lebih besar dan pembuluh darah juga akan semakin
berkembang (7). Hal ini memungkinkan penyimpanan serta oksigenasi jaringan lebih baik,
oleh karena itu kadar VO2 maks dapat menggambarkan keadaan daya tahan kardiorespirasi
seseorang (8).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdsarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan rata-rata VO2 maks siswa SD kelas
II adalah 27,70 ml/kg/menit, rata-rata VO2 maks siswa SD kelas V adalah 28,77 ml/kg/menit
dan berdasarkan uji analisis tidak terdapat perbedaan VO2 maks bermakna antara siswa SD
kelas II dan kelas V di Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kaupaten Tanah Laut.
Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu:
1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas fisik
terhadap nilai VO2 maks seseorang.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis aktivitas fisik pada anak SD di Tabanio
yang dapat mempengaruhi nilai VO2 maks.
3. Untuk penelitian selanjutnya, perlu lebih memperhitungkan tentang hal-hal lain yang
mempengaruhi VO2 maks, seperti genetik, psikis, hormonal dan pengaruh lingkungan,
guna memperoleh data yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nieman D. The exercise test as a component of the total fitness evaluation. Primary Care Clinics in Office Practice 2001; 28 :1-13.
2. Utari A. Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak usia 12-14 tahun. Semarang: UNDIP, 2007.
3. Hodges AN, AW Sheel, JR Mayo, et al. Human lung density is not altered following normoxic and hypoxic moderate-intensity exercise: implications for transient edema. J Appl Physiol 2007;103:111-8.
4. Quinn E. VO2 max measures aerobic fitness and maximal oxygen uptake. London: Medical Review Board, 2008.
5. Anonymous. VO2 max, aerobic power & maximal oxygen uptake. Sportfitnessadvisor tanpa tahun; (online), (www.sport-fitness-advisor.com, diakses tanggal 02 April 2012).
6. Huldani. Perbedaan VO2 maks antara siswa yang latihan sepakbola dengan yang tidak latihan sepakbola di pondok pesantren darul hijrah. CDK 2008; 35: 394-5.
7. Ward, PA. Strength training and the endurance athelet. Opt Sports Perform 2006; 19; 826- 830.
8. Polly AB, SD Russell, MC Morey, et al. Aerobic exercise training can Reverse age-related peripheral circulatory changes in health older man. Circulation 2000;100: 1085-1094.
top related