percobaan 3 identifikasi karbohidrat
Post on 11-Jul-2016
12 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
OLEH :
NAMA : NURSAN
STAMBUK : F1C1 13 028
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : SYARFINA
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia karena berfungsi
sebagai sumber energi utama manusia. Karbohidrat adalah polihidroksildehida
dan polihidroksiketon atau turunannya. Karbohidrat mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur,
dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral,
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Contoh makanan
sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah tepung, gandum, jagung, beras,
umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi dan biji-bijian seperti kacang
merah atau kacang hijau, dimana dalam zat tersebut mengandung pati atau
amilum.
Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan yang
berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara
5-50 nm. Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari
dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi
kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna. Perbandingan kadar amilosa dan amilopektin
secara umum adalah 20% dan 80% dari jumlah pati total. Kedua jenis pati ini
mudah dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap iodium, yaitu amilosa berwarna
biru dan amilopektin berwarna kemerahan. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
dilakukan identifikasi karbohidrat menggunakan uji benedict dan uji iodin dalam
suatu karbohidrat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana hasil identifikasi karbohidrat dengan uji benedict?
2. Bagaimana hasil identifikasi karbohidrat dengan uji iodin?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hasil identifikasi karbohidrat dengan uji benedict.
2. Untuk mengetahui hasil identifikasi karbohidrat dengan uji iodin.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengidentifikasi karbohidrat dengan uji benedict.
2. Dapat mengidentifikasi karbohidrat dengan uji iodin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan makromolekul yang paling banyak ditemukan di
alam, dengan rumus molekul Cn(H2O)m. Karbohidrat terbentuk pada proses
fotosintesis sebagai senyawa perantara awal dalam penyatuan gas karbondioksida,
hidrogen dan oksigen dengan bantuan energi matahari ke dalam bentuk hayati.
Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan
sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefenisikan sebagai senyawa
polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton dan turunannya. Karbohidrat dapat
digolongkan ke dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Sunarya,
2012).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang digunakan dalam tubuh
selain lemak dan protein.Pada saat latihan, karbohidrat dapat dipecah sebagai
energi melalui mekanisme aerobik dan anaerobik. Metabolisme karbohidrat
menjadi energi terjadi secara aerobik pada latihan dengan intensitas ringan dan
sedang. Energi yang berasal dari proses aerobik mula-mula berasal dari
pemecahan glikogen otot menjadi glukosa. Apabila dalam tubuh tidak diperoleh
dari konsumsi, laju pemecahan glukosa yang berasal dari glikogen hati tidak akan
cukup untuk memenuhi pemakaian glukosa oleh otot dan jaringan lain (Rukmana
dan Fitranti, 2013).
Glukosa ialah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat disintesis oleh
tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk monosakarida
yang mempunyai rumus umum C6H12O6 yang disebut sebagai dekstrosa atau gula
anggur. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai
kanji dalam biji-bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya. Glukosa adalah
suatu gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa)
disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan (Edahwati, 2010).
Polisakarida adalah biopolimer yang tersebar luas, yang secara kuantitatif
merupakan kelompok penting sebagai nutrisi pada makanan tumbuhan.
Karbohidrat didasari berbagai nutrisi yang berbeda mulai dari gula yang sederhana
dicerna oleh hewan monogastrik pada usus halus ke serat dietari dengan ragi oleh
mikroba pada usus besar. Serat Dietari (DF) didefenisikan seperti bahan makanan,
terutama bahan tanaman, tidak dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh
organ pencernaan manusia kecuali yang mungkin dicerna oleh mikroflora pada
usus. Definisi ini secara khas meliputi komponen serabut: polisakarida nonpati
(NSP) dan resisten oligosakarida (RO), lignin, unsur yang menghubungkan
dengan polisakarida nonpati dan lignin kompleks pada tanaman, dan jenis
karbohidrat yang sama, seperti resisten kanji (RS) dan dekstrin, dan sintesis
senyawa karbohidrat, terutama polidekstrosa (Caprita at al., 2010)
Polisakarida tidak secara langsung dimanfaatkan oleh tubuh. Pertama-tama
dipecah menjadi monosakarida, sehingga dalam bentuk gula dapat digunakan oleh
tubuh. Polisakarida mengandung sampai 60.000 molekul karbohidrat sederhana.
Polisakarida adalah struktur karbohidrat polimer, dibentuk untuk mengulangi unit
(mono atau disakarida) bekerja sama dengan ikatan glikosidik. Berbeda dengan
sakarida lainnya, polisakarida cenderung tidak berasa (tawar). Beberapa contoh
dari polisakarida meliputi kanji, selulosa dan glikogen. Kanji adalah salah satu
bentuk penyimpanan glukosa dalam tubuh. Kanji tersusun atas amilosa dan
amilopektin. Kanji mengandung amilosa (10 - 20%) dan amilopektin (80 - 90%).
Kanji memberikan warna biru dengan uji iodin. Dalam ikatan kanji antara sisa
glukosa adalah 1 - 4 dan ikatan titik cabang adalah 1 – 6 (Asif at al., 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Oktober 2015
pukul 15:30-17:30 WITA, bertempat di Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung
reaksi, gegep, lap halus, hot plate dan gelas kimia.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan pati
akuades, larutan gula 1%, reagen benedict, HCl 6 N, NaOH 6 N, reagen iodin
dan tisu.
C. Prosedur Kerja
1. Uji Benedict
5 mL reagen Benedict
- dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi I, II dan III
Hasil Pengamatan
Tabung I
- dikocok masing-masing tabung- ditempatkan semua tabung dalam
penangas air mendidih selama 3 menit- didinginkan- diamati perubahan warnanya- dibandingkan hasilnya
Tabung II Tabung III
- ditambahkan 8 tetes akuades
- ditambahkan 8 tetes larutan gula 1%
- ditambahkan 8 tetes larutan pati 1 %
2. Uji Iodin
Larutan Pembanding
3 mL larutan gula
- dimasukkan dalam tabung reaksi- dikocok- ditambahkan 5 tetes reagen iodin- diamati perubahan warnanya- dibandingkan dengan larutan uji coba
3 mL larutan pati
- dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi I, II dan III
Tabung I
- ditambahkan 5 tetes reagen iodin dalam tabung I, II, dan III
- dikocok masing-masing tabung- ditempatkan semua tabung dalam
penangas air mendidih selama 3 menit- didinginkan- diamati perubahan warnanya- dibandingkan hasilnya
Tabung II Tabung III
- ditambahkan 2 tetes akuades
- ditambahkan 2 tetes HCl
- ditambahkan 2 tetes NaOH
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
1. Tabel Data Pengamatan
Uji Benedict
No. Perlakuan Hasil Pengamatan GambarSebelum Sesudah
1.
Tabung I, 5 mL larutan benedict + 8 tetes akuades, dikocokDipanaskan 3 menit
Larutan berwarna
biru
Larutan berwarna biru
2.Tabung II, 5 mL larutan benedict + 8 tetes larutan gula 1%, dikocokDipanaskan 3 menit
Larutan berwarna
biru
Terdapat endapan
merah bata
3.
Tabung III, 5 mL larutan benedict + 8 tetes larutan pati, dikocokDipanaskan 3 menit
Larutan berwarna
biru
Larutan berwarna biru
Uji Iodin
No. Perlakuan Hasil Pengamatan GambarSebelum Sesudah
1.
Tabung I, 3 mL larutan pati+ 2 tetes akuades + 5 tetes reagen iodin, dipanaskan
Larutan berwarna
putih
Terdapat endapan
putih
2.
Tabung II, 3 mL larutan pati+ 2 tetes HCl + 5 tetes reagen iodin, dipanaskan
Larutan berwarna
putih
Terdapat endapan
putih
3.
Tabung III, 3 mL larutan pati+ 2 tetes NaOH + 5 tetes reagen iodin, dipanaskan
Larutan berwarna
putih
Terdapat endapan
putih
4. Tabung IV, 3 mL larutan gula + 5 tetes reagen iodin
Larutan berwarna
coklat
Terdapat endapan
merah bata
B. Reaksi
a. Reaksi Benedict
b. Reaksi Iodin
C. Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Jenis-jenis karbohidrat terbagi atas 3 yaitu
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Percobaan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi karbohidrat. Sampel yang digunakan untuk identifikasi
karbohidrat adalah larutan pati. Dimana untuk identifikasi karbohidrat tersebut
dilakukan dengan berbagai tes uji yaitu uji benedict dan uji iodin.
Perlakuan pertama yaitu mengidentifikasi karbohidrat menggunakan uji
benedict. Pada perlakuan ini dibagi menjadi 3 tabung yaitu tabung I berisi
akuades, tabung II berisi larutan gula dan Tabung III berisi larutan pati. Ketiga
larutan tersebut ditambahkan masing-masing reagen benedict. Tujuan
penambahan reagen benedict adalah untuk mengetahui adanya gula pereduksi
pada sampel. Setelah itu, ketiga tabung tersebut dipanaskan. Pemanasan pada
larutan bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan benedict terhadap
pemanasan. Berdasarkan hasil pengamatan, ketiga larutan tersebut setelah
ditambahkan reagen benedict dan dipanaskan, maka yang terjadi perubahan hanya
pada tabung II yaitu larutan gula berubah warna dari biru menjadi endapan merah
bata. Hal ini sesuai dengan teori, dimana larutan gula yang ditambahkan dengan
reagen benedict akan menunjukkan hasil positif berupa endapan merah bata yaitu
sebagai gula pereduksi. Hasil positif tersebut terjadi karena glukosa memiliki
gugus yang masih memiliki ujung rantai yang bebas dan ikatan antar karbonnya
cukup lemah sehingga mudah lepas akibat pemanasan.
Perlakuan dengan uji benedict didasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+.
Pada proses reduksi Cu2+ dilakukan dalam suasana basa dan ditambahkan zat
pengkompleks (sitrat) untuk mencegah pengendapan CuCO3. Pereaksi benedict
mengandung atom Cu yang terikat sebagai kompleks. Tes Benedict biasa
digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga digunakan untuk membedakan
karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari yang tidak mengandung gugus
reduksi. Jika senyawa yang mengandung gugus aldehid direaksikan dengan
pereaksi benedict, maka akan terbentuk endapan Cu2O berwarna merah, kuning,
atau hijau. Hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa pada tabung pertama reaksi
antara reagen benedict dengan aquades tidak terjadi perubahan. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya glukosa atau pati dalam larutan. Pada tabung kedua terbentuk
endapan merah bata, hal ini disebabkan karena larutan gula mereduksi Cu2+
menjadi Cu+ dan membentuk kompleks dengan gula membentuk endapan Cu2O
yang berwarna merah bata. Pada tabung 3 tidak terjadi perubahan warna. Secara
teori jika pati direaksikan dengan reagen benedict akan membentuk kompleks
merah bata tetapi pada percobaan tidak terjadi. Hal ini kemungkinan terjadi
karena konsentrasi pati yang terkandung dalam tepung maizena yang berhasil
diendapkan sangat kecil sehingga tidak mampu mereduksi Cu2+.
Perlakuan selanjutnya yaitu mengidentifikasi karbohidrat menggunakan uji
iodin. Pada perlakuan ini dibagi menjadi 3 tabung yaitu tabung I berisi larutan pati
dan akuades, tabung II berisi larutan pati dan larutan HCl dan Tabung III berisi
larutan pati dan larutan NaOH. Ketiga larutan tersebut ditambahkan masing-
masing reagen iodin. Penggunaan larutan pati pada perlakuan ini adalah sebagai
bahan utama yang akan diidentifikasi. Sedangkan Tujuan penambahan reagen
iodin adalah untuk mengetahui adanya polisakarida dalam sampel. Setelah itu,
ketiga tabung tersebut dipanaskan. Pemanasan pada larutan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh larutan iodin terhadap pemanasan. Berdasarkan hasil
pengamatan, ketiga larutan tersebut setelah ditambahkan reagen benedict dan
dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna pada ketiga tabung. Secara teori, jika
larutan pati direaksikan dengan asam dan reagen iodin akan menunjukkan hasil
positif yang ditandai dengan timbulnya warna biru pada larutan. Hasil negatif
tersebut terjadi karena adanya kesalahan pada saat perlakuan, seperti tidak
dilakukan pengocokan pada larutan setelah dipanaskan.
Uji iodin dilakukan berdasarkan hidrolisis pati. Larutan pati direaksikan
dengan aquades, larutan HCl, dan larutan NaOH. Jika suatu senyawa yang
mengandung gugus karbonil direaksikan dengan iodin maka akan terbentuk
endapan berwana biru. Menurut teori, reaksi larutan pati dengan aquades dan HCl
menunjukkan hasil yang positif, sedangkan reaksi dengan NaOH hasilnya negatif.
Hal ini disebabkan aquades dan HCl akan melepaskan ion H+ yang akan berikatan
dengan atom oksigen. Atom oksigen pada ikatan glikosida ini memliki sepasang
elektron bebas yang akan didonorkan kepada H+ yang dilepaskan. Ketika
penambahan iodin, ion iod akan masuk ke dalam putaran heliks ini (ikatan
glikosida) dan membentuk kompleks dengan bermacam-macam molekul kecil
yang dapat masuk dalam kumparan heliks tersebut. Akibat dari pembentukan
kompleks ini, maka terjadi perubahan warna menjadi biru tua. Jadi, dalam suasana
asam reaksi hidrolisis pati akan menunjukkan hasil yang positif karena adanya ion
H+ dan pada suasana basa menunjukkan hasil yang negatif.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hasil identifikasi karbohidrat dengan uji benedict dilakukan dengan
mereaksikan reagen benedict dengan aquades, larutan gula dan larutan pati.
Hasil yang diperoleh adalah larutan gula menunjukkan hasil positif dengan
timbulnya endapan berwarna merah bata. Sedangkan reagen benedict dengan
aquades dan larutan pati menunjukkan hasil negatif.
2. Hasil identifikasi karbohidrat dengan uji iodin dilakukan dengan mereaksikan
larutan pati dengan aquades, HCl dan NaOH. Hasil yang diperoleh adalah
ketiga larutan tersebut direaksikan dengan reagen iodin menunjukkan hasil
negatif berupa endapan warna putih, yang seharusnya berupa kompleks biru
tua.
DAFTAR PUSTAKA
Asif, H.M., Muhammad, A., Tariq, S., M. Ibrahim, K., Naveed, A., Riaz, R., S.M. Ali, S., Khalil, A., dan Ghazala, S. 2011. Carbohydrates. International Research Journal of Biochemistry and Bioinformatics. Vol. 1 (1)
Caprita, R., Adrian, C., dan Calin, J. 2010. Biochemical Aspects of Non-Starch Polysaccharides. Jurnal Animal Scienceand Biotechnologies. Vol. 43 (1)
Edahwati, L. 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah Kersen dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 10 (1)
Rukmana, E., dan Deny, Y.F. 2013. Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Sebelum Latihan Terhadap Kadar Glukosa Darah Atlet. Journal of Nutrition College. Vol. 2 (4)
Sunarya, Y. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini. Bandung: Yrama Widya
top related