percobaan farmakognosi
Post on 17-Jan-2016
537 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum
yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang
biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan
mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.
B. BAHAN
1) Klasifikasi Tanaman
a) Beras (Oryza sativa)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 2000)
b) Jagung (Zea mays)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Maydeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Rochani, 2007)
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
c) Manihot/ubi (Manihot utilisima)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilisima (Tjitrosoepomo, 2000)
d) Kentang (Solanum tuberosum)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L. (Setiadi, 2009)
e) Sagu (Metroxylon sago)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metrixylon
Spesies : Metroxylon sago (Tjitrosoepomo, 2000)
f) Brotowali ( Tinospora Crispa L)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Ordo
Famili : Menisoermaceae
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora Crispa L. (Tjitrosoepomo, 2000)
g) Daun Kaki kuda ( Centellae Herba )
Regnum : Plantae
Divisi : Angiospermae
Class : Dicotiledoneae
Ordo : Umbelliferae
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (Tjitrosoepomo, 2000)
h) Kencur (Kaempferia galanga L.)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L. (Tjitrosoepomo, 2000)
i) Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Elephantopus
Spesies : Elephantopus scaber L. (Tjitrosoepomo, 2000)
j) Daun Alpukat (Persea americana P. Mill.)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
Genus : Persea
Spesies : Persea americana P. Mill. (Tjitrosoepomo, 2000)
k) Lengkuas (Langualis rizoma)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpini
Spesies : Langualis rizoma (Tjitrosoepomo, 2000)
l) Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber aromaticum Val (Tjitrosoepomo, 2000)
2. Deskripsi Tanaman
a. Padi (Oryza sativa)
Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang
di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-
tiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah.
Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang. Di dalam tanah, dari tiap
buku tumbuh tunas yang dapat mengadakan batang (anak padi). Anak padi
itu dapat pula beranak, dan demikian berturut-turut. Itulah makanya kita
tak heran, apa sebabnya dari sebutir padi dapat tumbuh 40-50 batang. Bila
telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga. Bunga itu
bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai bulir. Pada tiap bulir
keluar 100 sampai 400 bunga. Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan
2 helai sekam mahkota. Waktu terjadi penyerbukan, bunga itu merekah
(terbuka). Dan kalau penyerbukan telah berlalu, maka dasar bunga itu
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
tertutup kembali. Sekam mahkota itulah yang selanjutnya menjadi kulit
padi. Sekam mahkota yang dua lembar tersebut tidak sama besarnya.
Sekam mahkota yang besar, pada beberapa macam padi mempunyai ekor
atau janggut. Padi yang berekor itu bisaanya disebut orang sebagai padi
janggut atau padi bulu. Yang tidak berekor disebut cereh, dan gabahnya
mudah luruh. Padi bulu bisaanya tak mudah luruh (Fahn, 1995).
b. Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur
dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.Jagung termasuk
tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar
serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar
berada pada kisaran 20 cm. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau
gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga
tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin (Anwar, 2004).
c. Manihot/ubi (Manihot esculenta)
Singkong terdiri atas batang, daun, bunga,umbi, dan kulit umbi.
Batang tanaman singkong berkayu, beruas – ruas, dengan ketinggian
mencapai lebih dari 3 m. Warna batang bervariasi, ketika masih muda
umumnya berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih – putihan,
kelabu, atau hijau kelabu. Batang berlubang, berisi empulur berwarna
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Susunan daun singkong
berurat, menjari dengan cangap 5 – 9 helai. Daun singkong, terutama yang
masih muda mengandung racun sianida, namun demikian dapat
dimanfaatkan sebagai sayuran dan dapat menetralisir rasa pahit sayuran
lain, misalnya daun papaya dan kenikir. Bunga Bunga tanaman singkong
berumah satu dengan penyerbukan silang sehingga jarang berbuah. Umbi
yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi
sebagai tempat penampung makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya
bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (ari) berwarna kecoklat –
coklatan (kering), kulit dalam agak ebal berwarna keputih – putihan
(basah), dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya)
yang mengandung sianida dengan kadar yang berbeda. Kulit umbi ini
menutupi umbi secara keseluruhan. Karena kulit umbi mempunyai
susunan sel serta mempunyai lapisan tertentu sehingga kulit umbi dapat
dengan mudah dipisahkan dari bagian umbinya (Adam, 2011).
d. Kentang (Solani tuberosum)
Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk
membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi
bersisik atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas. Batang
biasanya berongga, bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk
menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping
berhadapan atau berseling, membundar telur hingga menjorong-
membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk
membundar telur hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya
yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau gelap,
berurat daun menyirip. Perbungaan malai. Bunga putih atau putih ditutupi
dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak
menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni
agak membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak, beracun. Biji
pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar telur, berwarna
kuning pucat kecoklatan (Tjitrosoepomo, 2000).
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
e. Sagu (Metrixylon sago)
Tinggi batang 10-15 m, tebal kulit 2-3 cm. daunnya berwarna hijau
tua dengan tangkai daun berwarna hijau kekuningan. Panjang tangkai daun
sekitar 6,85 m, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 2,71 m, tangkai
daun berduri pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada anakan
sagu, durinya sangat banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas
100-200 helai daun dengan panjang 151-155 cm, dan lebar 8,1 sampai 9,1
cm. termasuk tumbuhan monokotil.
Habitat : Tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah khatulistiwa,
di daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada ketinggian 300-700
m di atas permukaan laut (Tjitrosoepomo, 2000).
f. Kaki Kuda (Cantella asiatica L.)
Sejak ribuan tahun lalu, tanaman ini telah digunakan sebagai obat
untuk mengobati berbagai penyakit pada hampir seluruh belahan dunia.
Selain digunakan sebagai obat, pegagan juga dikonsumsi sebagai lalap
terutama oleh masyarakat di Jawa Barat. Jenis pegagan ada dua macam
yaitu pegagan merah dan pegagan hijau. Tanaman ini merupakan terna
tahunan yang tumbuh merambat. Pegagan tidak mempunyai batang,
rimpang pendek, dan stolon yang merayap. Panjangnya antara 10 cm – 80
cm. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang dapat
membentuk tumbuhan baru. Pegagan berdaun tunggal, berbentuk ginjal,
panjang tangkai daun antara 5 cm – 15 cm. Tepi daun bergerigi atau
beringgit, penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2
– 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut (BPOM RI, 2010).
g. Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
Rimpang kencur merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh
diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu
dalam masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan
tanaman kencur sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam
jumlah yang besar. Bagian dari tanaman kencur yang diperdagangkan
adalah buah akar yang tinggal didalam tanah yang disebut dengan rimpang
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
kencur atau rizoma. Daun kencur berbentuk bulat lebar, tumbuh mendatar
diatas permukaan tanah dengan jumlah daun tiga sampai empat helai.
Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau sedangkan sebelah bawah
berwarna hijau pucat. Panjang daun berukuran 10 – 12 cm dengan lebar 8
– 10 cm mempunyai sirip daun yang tipis dari pangkal daun tanpa tulang
tulang induk daun yang nyata. Rimpang kencur terdapat didalam tanah
bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit
ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang
tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan
kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi
akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan (BPOM RI,
2010).
h. Tapak Liman (Elephantopus schaber L.)
Tapak liman mempunyai ciri – ciri batang pendek, susunan daun
berbentuk roset dan kaku, tepi daun bergerigi, ujung daun tumpul, batang
bunga muncul di tengah – tengah roset daun, bunga berbentuk bongkol dan
berwarna ungu. Tumbuh di kawasan Kebun Raya bogor banyak ditemukan
di derah yang berumput, secara ekologis tanaman ini bermanfaat sebagai
penutup tanah ground cover dan dapat juga bermanfaat sebagai tanaman
obat (BPOM RI, 2010).
i. Rimpang Lengkuas (Alpinieae galanga L.)
Lengkuas mempunyai nama daerah Laos (Jawa) sering digunakan
sebagai bumbu penyedap masakan atau rempah, mempunyai aroma harum
dan rasa yang pedas. Banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, di
Indonesia, China dan Thailand. Selain untuk penyedap, digunakan juga
sebagai obat tradisional, untuk mengobati gangguan lambung,
menghilangkan kembung, anti jamur, menghilangkan gatal, menambah
nafsu makan, demam dan sakit tenggorokan. Akhir-akhir ini banyak
digunakan sebagai pengobatan dan pencegahan (Chemoprevention)
kanker. Lengkuas ada 2 macam lengkuas merah dan lengkuas putih.
Lengkuas putih banyak dipakai sebagai bumbu penyedap dan lengkuas
merah lebih mempunyai khasiat sebagai obat. Kandungan ACA (Acetoxy
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
Chavicol Acetate) lebih banyak pada ekstraksi lengkuas merah daripada
lengkuas putih. Lengkuas mempunyai potensi untuk menurunkan angka
kejadian kanker yang diinduksi oleh karsinogen (BPOM RI, 2010).
j. Avocat (Persea americana Mill)
Alpukat tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun
dan pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak
tergenang air. Tumbuh di daerah tropik dan subtropik dengan curah hujan
antara 1.800 mm sampai 4.500 mm tiap tahun. Pada umumnya tumbuhan
ini cocok dengan iklim sejuk dan basah. Tumbuhan tidak tahan terhadap
suhu rendah maupun tinggi. Di Indonesia tumbuh pada ketinggian tempat
antara 1 m sampai 1000 m di atas permukaan laut. Buah alpukat memiliki
biji yang berkeping dua, sehingga termasuk dalam kelas Dicotyledoneae.
Biji bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Kepingan ini mudah
terlihat apabila kulit bijinya dilepas atau dikuliti. Kulit biji umumnya
mudah lepas dari bijinya. Pada saat buah masih muda, kulit biji itu
menempel pada daging buahnya. Bila buah telah tua, biji akan terlepas
dengan sendirinya (BPOM RI, 2010).
k. Brotowali (Tinospora crispa L.)
Brotowali merupakan tumbuhan yang mudah ditemukan dan
mudah dalam perawatan penanamannya, tumbuh secara liar di hutan,
ladang atau ditanam di halaman dekat pagar sebagai tumbuhan obat.
Tanaman ini menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari.
Merambat dengan panjang mencapai 2,5 meter atau lebih. Brotowali
tumbuh baik di hutan terbuka atau semak belukar di daerahtropis.
Brotowali menyebar merata hampir di seluruh wilayah Indonesia dan
beberapa Negara lain di Asia tenggara dan India. Batang Brotowali hanya
sebesar jari kelingking, berbintil- binti lrapat dan rasanya pahit. Daun
Brotowali merupakan dan tunggal, tersebar, berbentuk jantung dengan
ujung runcing, tepi daun rata, pangkalnya berlekuk, memiliki panjang 7-12
cm dan lebar 7-11 cm. Tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung,
pertulangandaunmenjari dan berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk
tandan, terletak pada batang kelopaktiga. Memiliki enam mahkota,
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
berbentuk benang berwarna hijau.Benang sari berjumlah enam, tangkai
berwarna hijau muda dengan kepala sari kuning.Buah Brotowali keras
seperti batu, berwarna hijau (BPOM RI, 2010).
l. Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.)
Rimpang lempuyang wangi merupakan tumbuhan terna, berbatang
semu, tingginya kurang lebih 1 m. Daun berbentuk lanset dengan panjang
14-40 cm dan lebar 3-8,5 cm, bagian pangkal daun berbentuk bulat telur
atau runcing, permukaan daun bagian atas berbulu dengan panjang bulu 4-
5 mm. Bunganya berupa mayang tersembul di atas tanah, gagang bunga
lebih panjang daripada mayang, ramping dan sangat kuat, bersisik,
berbentuk lanset. Sisik berwarna merah dengan panjang sisik 3-6,5 cm.
Daun pelindung lebih panjang daripada kelopak bunga, berbentuk jorong
dengan ujung yang rata, berbulu rapat berwarna hijau kemerahan atau
merah gelap, tetapi pada bagian tepi hampir tak berbulu, panjang daun
pelindung 1,5-4 cm dan lebar 1,25-4 cm. Mayang berbentuk bulat telur,
panjangnya 3,5-10,5 cm, lebar 1,75-5,5 cm, panjang kelopak bunga 13-17
mm. Mahkota bunga berwarna kuning terang atau putih kekuningan, tinggi
tabung 2-3 cm, berbentuk bulat telur dan rata pada bagian ujung. Kepala
sari berbentuk jorong, berwarna kuning terang panjangnya 8-10 mm
(BPOM RI, 2010).
3. Deskripsi Simplisia
1. Deskripsi Simplisia Sagu Amylum Sagu
Amylum solani yang yaitu mikroskop dengan pembesaran 15x10, dapat
dilihat anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal.
2. Deskripsi Simplisia Singkong Amylum manihot
Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran
15x10 kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal, butir agak
bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati, dan juga hilus yang
berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas, yang berupa butir
majemuk sedikit.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
3. Deskripsi Simplisia Amylum solani
Amylum solani yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran
15x10, dapat dilihat berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat
telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.
4. Deskripsi Simplisia Amylum maydis
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk
amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,
kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
5. Deskripsi Simplisia Amylum oryzae
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10
yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur,
terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat
lamella.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
C. HASIL PENGAMATAN
1. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
No. AmilumPerubahan Warna
Sebelum Dipanaskan Setelah Dipanaskan1. Amilum
Zea mays L. + I2
Ungu Putih kekuningan
2. Amilum Solanum
tuberosum L. + I2
Ungu kecokelatan Biru
3. Amilum Oryza
sativa L. + I2
Ungu Putih
4. Amilum Manihot
esculenta + I2
Biru Pekat Putih
5. Amilum Metroxylon sagu Rottb.
+ I2
Biru Pekat Putih
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
2. Identifikasi Secara Mikroskopi
No. Simplisia Mikroskopis
1. Jagung
(Zea mays L.)
butirnya bersegi banyak, tunggal, dan bentuknya bulat telur, serta tidak memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati jagung ketika dilihat secara mikroskopik akan tampak seperti butirnya bersegi banyak, tunggal, dan bentuknya bulat telur, serta tidak memiliki lamella
2. Kentang
(Solanum tuberosum L.)
butirnya tunggal dan tidak beraturan yang jumlahnya 2 – 4, hilusnya berupa titik pada ujung yang sempit, serta memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati kentang ketika dilihat secara mikroskopik akan tampak seperti butirnya tunggal dan tidak beraturan yang jumlahnya 2 – 4, hilusnya berupa titik pada ujung yang sempit, serta memiliki lamella.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
Butir Segi banyak
Hilus
Hilus
lamella
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
3. Beras
(Oryza sativa L.)
butirya bersegi banyak, tunggal dan majemuk bulat, memiliki hilus di bagian tengah,dan tidak memiliki lamella. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati beras ketika dilihat secara mikroskopik butirya bersegi banyak, tunggal dan majemuk bulat, memiliki hilus di bagian tengah,dan tidak memiliki lamella
4. Sagu
(Metroxylon sagu Rottb.)
butirnya berbentuk bulat atau bulat telur, dan tunggal, hilus dan lamellanya tidak terlihat jelas. Ini sesuai dengan literatur bahwa pati sagu ketika dilihat secara mikroskopik butirnya berbentuk bulat atau bulat telur, dan tunggal, hilus dan lamellanya tidak terlihat jelas
5. Ubi
(Manihot utilisima)
butirnya tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus berada di tengah, lamella tidak jelas terlihat. Ini sesuai dengan
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
Hilus
Butir Segi banyak
Butir Bulat telur
hilus
Hilus
Butir Bulat
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
literatur bahwa pati ubi ketika dilihat secara mikroskopik butirnya tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus berada di tengah, lamella tidak jelas terlihat
3. Tabel Uji Organoleptik Dan Uji Makroskopik
Nama
Bahan
Uraian
Makroskopik
Uraian Organoleptik
Warna Bau Rasa
Daun Tapak
Kuda
Bentuk daun
hampir bulat
Hijau Tidak berbau Tidak berasa
Rimpang
Kencur
Buentuk bulat,
tidak
beraturan
Putih agak
abu-abu
Bau khas dan
tajam
Agak pedas
Daun Tapak
Liman
Bentuk
lonjong agak
panjang
Hijau
kecoklatan
Seperti aroma
teh
Pahit
Rimpang
Lengkuas
Rajangan
berbentuk
bulat dan
tidak
beraturan,
tekstur keras
Krem
kecoklatan
Tidak
berbau/bau
lemah
Tidak
berasa/rasa
lemah
Daun
Alpukat
Daun
berbentuk
oval
Hijau Aroma teh Tidak berasa
Batang
Brotowali
Seperti
ranting kecil,
tekstur keras
Putih di dalam
dan coklat di
luar
Tidak berbau Pahit sekali
Rimpang
Lempuyang
Wangi
Bentuk
rajangan tidak
beraturan
Putih agak
crem
Bau tajam dan
khas
Tidak berasa
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
4. Tabel Uji Mikroskopik
Nama
Bahan
Nama Fragmen Gambar Mikroskopis
Lengkuas
(Langualis
Rizoma)
Epidermis dan jaringan
Lengkuas
(Langualis
Rizoma)
Fragmen serabut dengan
dinding sel tebal
Lengkuas
(Langualis
Rizoma)
Jaringan berkas
pembuluh lengkuas
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
Brotowali
(Tinospora
crispa L.)
Butir-butir pati
Brotowali
(Tinospora
crispa L.)
Hablur kalsium
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
Epidermis
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
Rambut penutup
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
D. PEMBAHASAN
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,
kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat
pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini
belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Pati berguna untuk kebutuhan gizi, perlindungan, dan yang bersifat
menghisap/membalut. Pati digunakan dalam preparasi penaburan bedak talkum
dalam aplikasinya ke kulit. Pati juga digunakan untuk penawar keracunan iodin,
sebagai agen penghancur dalam pil dan tablet, dan sebagai diluent ekstrak padatan
dalam obat. Pati juga membantu diagnosa dalam identifikasi obat secara kasar dan
merupakan indikator titrasi iodometri. Pati juga merupakan material awal
produksi komersial dari glukosa cair, dekstrosa, dan dekstrin. Pati dalam industri
berguna sebagai perekat kertas dan pakaian.
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam. Sebagian
besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum juga
tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam
biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum
merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang.Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Identifikasi secara mikroskopi dilakukan dengan menggunakan
mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan diteteskan pada kaca preparat. Sampel
diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil yang diperoleh yaitu pada amilum
jagung (Zea mays), tidak terlihat adanya lamella, bentuk amilum ini berupa butir
bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan hilus
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
yang berupa rongga atau celah. Pada amilum kentang (Solanum tuberosum),
didalam mikroskop amilum solani berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau
bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas. Pada amilum
padi (Oryza sativa), bentuk amilumnya dalam mikroskop yaitu butir bersegi
banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus
yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Pada amilum ubi (Manihot
utilisima), dapat terlihat bentuknya yang berupa butir tunggal, butir agak bulat
atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan
titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
Sedangkan bentuk amilum Sagu (Metroxylon sago) merupakan serbuk hablur
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Hasil yang diperoleh pada praktikum identifikasi ini disediakan 5 macam
larutan amilum, yaitu pati jagung (amilum Zea mays L.), pati beras (amilum
Oryza sativa), pati kentang (amilum Solanum tuberosum), pati sagu (amilum
Metroxylon sagu) dan pati singkong (amilum Manihot esculenta). Kelima larutan
pati tersebut masing-masing diambil beberapa tetes dengan pipet dan masing-
masing tabung diberi satu tetes larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan
iodium adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan
tersebut yang dapat diketahui dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Kondisi larutan setelah ditetesi amilum yaitu terdapat perubahan warna
dari sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih. Pati jagung berubah menjadi
warna ungu muda, menandakan positif amilum. Pati beras berubah menjadi warna
ungu muda, menandakan positif amilum. Pati singkong berubah menjadi warna
ungu tua, menandakan positf amilum. Pati sagu berubah menjadi biru tua..
Sedangkan pada pati kentang berubah menjadi biru tua pula. Hal ini menunjukkan
bahwa masih terdapat amilum dalam larutan pati kentang tersebut, namun amilum
yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna yang signifikan. Dan dari kelima larutan ini,
setalah dilakukan pemanasan, keempat larutan berubah menjadi bening, hal ini
disebabkan karena molekul-molekul akan saling menjauh sehingga tidak bisa lagi
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
mengikat I2, akibatnya warna ungu atau biru yang khas yang dtimbulkan menjadi
menghilang atau bening.
Fungsi amilum dalam dunia faramasi digunakan sebagai bahan
penghancur (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah
ditelan dalam saluran cerna. Selain itu amilum digunakan sebagai bahan pengisa
dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi
yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.
Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien
dan sebagai basis untuk supositoria.Sebagai amilum normal, penggunaanya
terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak
mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat
sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang
mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam
pembuatan tablet cara granulasi basah.
Analisis suatu obat tradisional/jamu harus menyertakan uji subyektif,
meskipun uji ini memerlukan praktek dan pengalaman yang luas. Hal ini perlu
dilakukan untuk membandingkan kesan subyektif dengan sifat khas yang
disimpan dan diklasifikasikan sebelumnya. Penentuan identifikasi berbagai sifat
yang demikian merupakan suatu langkah yang penting pada identifikasi.
Pemeriksaan terhadap bahan baku obat herbal dilakukan untuk mengetahui
mutu dari bahan obat tersebut. Pemeriksaan bahan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan secara mikroskopik, makroskopik dan organoleptis. Pemeriksaan
secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Sedangkan
pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk
simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari
simplisia. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi
jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat agar preparat yang
terlihat menjadi lebih jelas. Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop
dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Namun terdapat beberapa kendala
yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada
sebagian besar simplisia. Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah
ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara pengamatan
simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi
pemeriksaan.
Berdasarkan hal tersebut, untuk Pengamatan morfologi dilakukan dengan
mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia
dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat
tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan
yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari
pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis,
sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis,
hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada
akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.
Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat haksel secara
langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari haksel. Uji
makroskopik dari daun tapak kuda, bentuk daunnya hampir bulat. Untuk rimpang
kunyit, bentuk rajangannya bulat tak beraturan, daun tapak liman berbentuk
lonjong agak panjang, rimpang lengkuas rajangannya berbentuk bulat tak
beraturan dan tekstur keras, daun alpukat berbentuk oval, batang brotowali
bentuknya bulat dan bertekstur kasar, rajangannnya berbentuk bulat tak beraturan
dan terakhir rimpang lempuyang wangi rajangannya juga berbentuk bulat tak
beraturan.
Pemeriksaan uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan
alat indera manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia. Dalam
buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk, warna,
bau, dan rasa yang dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk mengenal simpllisia
nabati sebagai syarat baku.
Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan
sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus, indra pembau, pembauan juga dapat
digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya
ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan,
serta indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan
mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa
asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Pengujian haksel, dilakukan uji organoleptik 7 haksel antara lain daun
tapak kuda, rimpang kencur, daun tapak liman, rimpang lengkuas, daun alpukat,
batang brotowali, dan rimpag lempuyang wangi. Uji organoleptik pada daun tapak
kuda yaitu berwarna hijau, tidak berbau dan tidak berasa. Uji organoleptik rimpng
kencur yaitu berwarna putih agak keabu-abuan, berbau khas dan tajam, rasa agak
pedas. Uji organoleptik daun tapak liman yaitu berwarna hijau kecoklatan,
beraroma teh dan rasa pahit. Uji organoleptik rimpang lengkuas yaitu berwarna
krem kecoklatan, tidak berbau atau beu lemah dan tidak berasa/rasa lemah. Uji
organoleptik daun alpukat yaitu berwarna hijau, beraroma teh, dan tidak berasa.
Uji organoleptik batang brotowali yaitu berwarna putih di dalam dan coklat di
luar, tidak berbau dan rasanya sangat pahit. Uji organoleptik rimpang lempuyang
wangi yaitu berwarna krem, berbau tajam dan khas, dan tidak berasa.
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki
kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan
mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu,
metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat
membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
E. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Identifikasi amilum secara mikroskopi yaitu pada jagung yaitu butir
bersegi banyak, tunggal/majemuk bentuk bulat telur, hilus ditengah tidak
terlihat jelas, tidak ada lamella. Pada kentang yaitu butir tunggal, tidak
beraturan atau bulat telur, butir majemuk jarang, terdiri 2-4, hilus berupa
titik pada ujung yang sempit, lamella konsentris jelas. Pada beras / padi
yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat., hilus di
tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Pada sagu yaitu
butiran bulat atau butir telur, tunggal, amilum bertipe kosentrik, terdapat
hilus dan lamela, namun hilus dan lamelanya tidak terlalu jelas kelihatan
dan pada ubi yaitu butir tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus di
tengah berupa titik, garis lurus/bercabang 3, lamella tidak jelas, konsentris,
butir majemuk sedikit, terdiri dari 2/3 butir tunggal bentuk tidak sama.
Sedangkan identifikasi secara kimiawi yaitu pada jagung sebelum
dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih
kekuningan. pada kentang sebelum dipanaskan berwarna ungu kecoklatan
dan setelah dipanaskan berwarna biru. pada padi/beras sebelum
dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih. Pada
ubi sebelum dipanaskan berwarna biru pekat dan setelah dipanaskan
berwarna putih dan pada sagu sebelum dipanaskan berwarna biru pekat
dan setelah dipanaskan berwarna putih.
2. Uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat indera
manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia.
3. Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat haksel secara
langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari haksel.
Dimana haksel yang digunakan adalah daun tapak kuda, rimpang
lengkuas, daun tapak liman, rimpang kencur, daun alpukat, batang
brotowali, dan rimpang lempuyang wangi.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
b. Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik
dan kimiawi di harapkan kepada pembaca menjadikan ini sebagai referensi
pengetahuan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik dan kimiawi dan
para pembaca menjadi terinspirasi untuk mempelajari mengenai identifikasi
amilum secara mikroskopik dan kimiawi.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Adam, M., Hasan, H., 2011. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Anwar, E. et al. 2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Fahn, A., 1995, Anatomi Tumbuhan edisi ketiga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gunawan, D., Mulyani, S., 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Poedjiadi.2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIRF1F1 13 061
top related