perencanaan rem tromol pada honda karisma
Post on 29-Dec-2014
588 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERENCANAAN REM TROMOL PADA HONDA KARISMA
TUGAS ELEMEN MESIN I
Dibuat untuk memenuhi syarat Mengikuti matakuliah Elemen Mesin I/Tugas
Jurusan Teknik Mesin
Oleh
Nama : Dedi Suparman NIM : 03043150006
Nama : Muhammad Noufal NIM : 03043150088
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2006
PERENCANAAN REM TROMOL PADA HONDA KARISMA
TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN II
Disetujui oleh jurusan Teknik Mesin Mengetahui Fakultas Teknik UNSRI Dosen Pengasuh Elemen Mesin I Dosen Pembimbing
Ir.Firmansyah.MT Irsyadi Yani.ST.MT NIP. 131416216 NIP. 132126057
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah dengan judul
Perencanaan Rem Tromol Pada Honda Karisma. Laporan ini disusun untuk
mengikuti matakuliah Elemen Mesin II/Tugas.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Irsyadi, ST, MT, dosen pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak Ir.Firmansyah, dosen pengasuh matakuliah Elemen Mesin II/Tugas.
3. Orangtua penulis yang telah memberi dukungan moral dan materi dalam
penyusunan laporan ini.
4. Teman-teman yang telah memberi masukan untuk laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini pada
masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita.
Inderalaya, Desember 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 1
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 2
D. Metode Penulisan ............................................................................ 2
E. Sistematika penulisan ....................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
A. Pengertian rem ................................................................................. 4
B. Macam – macam rem ....................................................................... 5
C. Elemen rem sepatu .......................................................................... 10
III PERENCANAAN REM ...................................................................... 15
A. Rem sepatu ..................................................................................... 15
B. Pegas ............................................................................................... 18
C. Pena pin .......................................................................................... 23
D. Poros .............................................................................................. 29
E. Bantalan ......................................................................................... 33
IV KESIMPULAN .................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38
TABEL - TABEL ............................................................................................ 39
KARTU ASISTENSI TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN II ......... 42
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR.
1 Macam – macam rem ............................................................... 6
2 Rem blok tunggal ...................................................................... 13
3 Rem blok ganda ........................................................................ 13
4 Rem cakera ................................................................................ 13
5 Rem drum .................................................................................. 14
6 Rem pita ................................................................................... 14
7 Bantalan ..................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL.
Tekanan maksimum yang diizinkan untuk sepatu rem ..................... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN
Tabel – tabel ............................................................................. 39
Kartu Asistensi Tugas Elemen Mesin II .................................. 42
ABSTRAK
Rem merupakan suatu elemen mesin yang digunakan untuk menghentikan
putaran poros, mengatur putaran poros dan juga mencegah putaran yang tidak
dikehendaki. Dalam proses pengereman, rem menyerap energi kinetik dari elemen
yang bergerak. Energi diserap dalam bentuk panas dan panas ini lalu dilepaskan,
sehingga panas yang berlebihan tidak terjadi.
Kapasitas pengereman bergantung pada beberapa factor yaitu tekanan pada
permukaan sepatu rem, koefisien gesekan dan kapasitas radiasi panas dari rem.
Faktor-faktor ini harus dipenuhi oleh bahan gesek yang mempunyai sifat koefisien
yang tinggi dan merata, daya tahan terhadap suhu yang tinggi, kekenyalan yang
baik dan ketahanan yang tinggi terhadap keausan, goresan, penggumpalan. Bahan
benda gesek yang umumnya digunakan pada rem tromol adalah asbestos dan
ferrrado
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu mesin terdiri dari suatu komponen yang jumlahnya dapat
mencapai lebih dari seribu bagian. Semua bekerja saling mendukung dan
terpadu, sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan. Banyak hal yang harus
diperhatikan oleh seorang perancang dalam perancangan suatu komponen
dari sebuah mesin antara lain yaitu menyesuaikan suatu komponen dengan
fungsi sebenarnya, faktor keamanan dari komponen yang direncanakan,
efisiensi serta faktor biaya.
Pada tugas elemen mesin ini akan direncanakan suatu alat yang
berfungsi untuk menghentikan poros atau benda yang mengalami gerakan
yaitu rem. Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara
gesekan. Peranan rem sangat penting dalam sebuah konstruksi kendaraan
bermotor. Oleh karena itu, penulis mengambil “Rem Tromol Pada Motor
Karisma“ sebagai judul dari tugas perencanaan elemen mesin ini
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Sasaran yang hendak dicapai dengan diadakannya Tugas Perencanaan
Elemen Mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Menerapakan kajian teoritis dalam bentuk rancang bangun elemen mesin
khususnya pada rem tromol pada motor karisma.
2. Mampu merencanakan elemen-elemen mesin yang berdasarkan pada
perhitungan-perhitungan yang bersumber dari literatur sekaligus
mengaplikasikan teori yang dilihat langsung di lapangan.
C. Perbatasan Masalah
Berdasarkan pada pembagian rem yang terdiri dari beberapa jenis
maka permasalahan yang akan dibahas adalah :
1. Prinsip kerja rem tromol pada motor karisma
2. Ukuran-ukuran rem tromol motor karisma dari hasil perhitungan.
3. Gambar kerja dengan ukurannya berdasarkan hasil survey.
D. Metode Pembahasan
Pada perencanaan rem tromol motor karisma ini, pembahasan akan
dilakukan dengan menggunakan literatur yang memuat data-data serta rumus-
rumus yang berkaitan dengan masalah yang diambil serta dilengkapi dengan
studi lapangan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
C. Pembatasan Masalah
D. Metode Pembahasan
E. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
B. Macam – macam rem
C. Elemen Rem Cakram motor rx king
BAB III : PERENCANAAN REM
A. Rem Cakram
B. Poros
BAB IV KESIMPULAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara
gesekan Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan secara
listrik dengan serbuk magnet, arus putar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik atau penukaran katup dan lain-lain.
Karena itu dalam banyak hal rem tidak bertindak sebagai rem
penyetop, dalam hal instalasi dihentikan oleh gaya rem, melainkan
mempunyai tugas untuk mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan
tertentu (rem penahan).
Momen rem terkecil terjadi pada poros yang berputar paling cepat.
Karena itulah maka rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros
yang digerakkan oleh motor.
Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah kelembutan
artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepaskan rem,
pelepasan kalor yang cukup ketika terjadi kemungkinan penyetelan ulang
setelah aus.
Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan
penurunan muatan atau untuk menahan muatan agar diam dan untuk
menyerap inersia massa yang bergerak seperti truk, crane, muatan dan
sebagainya.
Berdasarkan fungsinya, rem dapat diklasifkasikan sebagai berikut :
1. Jenis penahan.
2. Jenis penurunan.
3. Jenis penahan dan penurunan, rem ini melayani kedua fungsi penghentian
muatan dan mengatur kecepatan penurunan.
B. Macam-macam Rem
Menurut efek pengereman secara mekanis rem terbagi beberapa
golongan. Masing-masing golongan terdiri dari beberapa jenis rem, seperti
terlihat pada Gambar. 1
Rem gesek berguna untuk menghentikan poros, mengatur putaran
poros, mencegah putaran yang tidak dikehendaki agar tidak terjadinya slip,
dimana poros tersebut terletak pada suatu garus lurus atau sedikit berbeda.
Macam-macam rem gesek :
1. Rem Blok
a. Rem Blok Tunggal
Rem ini merupakan rem yang paling sederhana yang terdiri dari
satu blok rem, pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau
bahan gesek yang dapat diganti bila aus. Suatu hal yang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja
dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki.
Demikian pula dengan pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas.
REM
GESEK LISTRIK ARUS PUTAR
PENUKARAN KATUP DLL FASA BALIK
REM BLOK
REM TUNGGAL
REM GANDA
REM CAKERA REM DRUM
SEPATU DEPAN BELAKANG
DUA SEPATU DEPAN
DUO SERVO
REM PITA
Gambar 1
Macam-macam rem
Pada dasarnya rem blok tunggal beroperasi karena aksi satu arah
blok tunggal sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem. Rem
blok tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang
kecil pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi lima
puluh milimeter. Tekanan yang diberikan oleh blok besi cor pada rem
haruslah sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan pada
permukaan roda mengimbangi gaya sekelilingnya.
b. Rem Blok Ganda
Kekurangan rem blok tunggal yang hanya mendapat gaya tekan
dalam arah saja hingga menimbulkan momen lentur yang besar pada
poros serta gaya tambahan pada bantalan, dapat diatasi jika dipakai dua
blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan baik dari
sebelah dalam atau dari sebelah luar drum.
Rem blok ganda sering digunakan pada mekanisme pengangkat,
pemindahan dan pemutaran crane yang berbeda dengan rem blok
tunggal. Rem blok ganda tidak menimbulkan defleksi pada poros rem.
Penjepit dan crane yang digerakkan listrik hampir selalu didesain
dengan rem blok ganda. Rem digerakkan oleh pemberat dan dilepaskan
oleh elektromagnet, akibatnya pengereman permanen hanya bekerja
bila elektromagnet. Biasanya rangkaian listriknya dibuat saling
mengunci antara motor dan magnet sehingga secara otomatis
menghasilkan aksi pengereman walaupun motor berhenti secara
mendadak.
Pengoperasian rem dengan pemberat yang dipasang pada tuas
rem mempunyai kelemahan yaitu setelah arus diputuskan dan
pemberatnya jatuh, pemberat ini akan bergetar bersama dengan
tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan sepatu roda dan akan
mengubah besarnya momen gaya pengereman. Perubahan secara
periodik pada momen gaya pengereman ini merupakan fenomena yang
tidak dikehendaki pada mekanisme pemindah.
2. Rem Drum
Rem yang biasa digunakan untuk otomobil berbentuk rem drum
(macam ekspansi) dan rem cakera (disc). Rem drum mempunyai ciri
lapisan rem yang terlindungi, dapat menghasilkan gaya yang besar untuk
ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem yang cukup panjang. Suatu
kelemahan rem ini ialah pemancar panasnya buruk. Blok rem dari rem ini
disebut sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya rem ini banyak dipakai dengan sepatu depan dan sepatu
belakang. Pada rem sjenis ini, meskipun roda berputar pada arah yang
berlawanan, besar gaya rem tetap karena memakai dua sepatu depan,
dimana gaya rem dalam arah putaran jauh lebih besar daripada dalam arah
yang berlawanan. Ada juga rem yang disebut dengan duo servo.
Cara kerjanya :
Pada umumnya perencanaan rem drum menggunakan perhitungan
yang sederhana dan akan diperoleh ukuran bagian-bagian yang
bersangkutan serta gaya untuk menekan sepatu.
Tekanan minyak dalam silinder diperbesar atau diperkecil olek gaya
injakan pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem,
secara langsung atau penguat gaya. Untuk mencegah kenaikan gaya rem
yang terlalu melonjak pada saat pengereman darurat maka kenaikan
tekanan minyak yang ditimbulkan oleh injakan pedal akan lebih lunak
daripada injakan dibawah.
Perbandingan gaya rem tetap sama, namun demikian untuk
kontruksi, baru menjaga agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip
antara telapak ban dan permukaan jalan, maka pengurangan kenaikan
tekanan minyak diatas pedal tertentu dikemukakan diatas.
3. Rem Cakera
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan
rem kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi
panas yang baik sehingga banyak dipakai untuk rem depan. Adapun
kelemahannya yaitu umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem
yang besar pada roda.
Dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem cakera
mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang baik.
4. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan
timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung
pita tersebut. Salah satu atau kedua pita dikaitkan pada tuas.
Rem pita mempunyai beberapa keuntungan seperti luas lapisan
permukaan dapar dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak
sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti. Tetapi karena sukar
dikendalikan rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat
mengalami putus. Rem semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat
pengangkut manusia, rem pita banyak dipakai untuk derek. Rem sebuah
derek dimaksudkan untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel
dan mencegah beban turun sendiri.
C. Elemen Rem Sepatu
Pada rem sepatu terdapat bagian atau elemen yang sangat penting,
elemen tersebut terdiri dari :
1. Roda Rem
Biasanya mesin pengangkat yang digerakkan tangan didesain
dengan roda dari besi cor dan digerakkan oleh penggerak daya. Roda yang
dipakai tersebut dari baja cor dengan tingkat diatas 55J I grup III, atau baja
tempa dengan 45 sesuai dengan standar Soviet dengan kekerasan
minimum permukaan gesek 280 BHN.
Lebar roda boleh melebihi lebar sepatu sebesar lima sampai
sepuluh milimeter. Roda rem harus diberi sirip untuk pelepasan kalor yang
lebih baik dan dilengkapi dengan lubang diantara siripnya untuk
mendapatkan sirkulasi udara yang lebih baik dan untuk melepaskan kalor
lebih efektif ke atmosfer.
2. Sepatu Rem
Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau poplar yang dipasang pada
tuas dengan baut. Untuk mekanisme penggerak sepatu dibuat dari besi cor
(dengan cetakan permanen, tingkat CH 12-28) dan diberikan lapisan rem
khusus. Lapisan tersebut dapat diikat dengan paku keling ataupun dengan
sekrup yang terbenam.
3. Lapisan Rem
Lapisan rem harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai koefisien gesek yang besar
b. Mampu bekerja dengan baik sampai temperatur tiga ratus derajat
celcius
c. Dapat menahan keausan pada kecepatan, tekanan, satuan, dan
temperatur tinggi
d. Mudah dibuat dan murah
Saat ini bahan yang paling banyak dipakai ialah pita canai. Pita
canai dibuat dengan mesin canai dari asbes non tekstil yang murah dengan
karet dan ditambahkan belerang untuk proses vulkanisir. Pita canai dibuat
dengan ketebalan sampai delapan milimeter dan lebar sampai seratus
milimeter. Pita canai sangat elastis dan dapat ditengkuk dengan mudah,
mempunyai koefisien gesek yang stabil dan tinggi antara 0,42 - 0,53 dan
dapat menahan temperatur sampai 2200 C.
Percobaan-percobaan menyarankan nilai koefisisen gesek untuk
berbagai bahan tanpa pelumasan sebagai berikut :
1. Besi cor dengan besi cor 0,15
2. Baja dengan besi cor 0,15
3. Pita rem asbes tipe A dengan besi cor atau baja 0,37
4. Pita rema asbes tipe B dengan besi cor atau baja 0,37
5. Pita canai dengan besi cor atau baja 0,42
6. Kayu dengan besi cor 0,3
7. Kayu dengan baja 0,25
8. Kulit dengan besi cor 0,20
9. Kulit dan baja 0,20
10. Kuningan dan kuningan 0,17
11. Kuningan dan baja 0,16
12. Baja padat serat 0,17
Untuk mengetahui tekanan satuan maksimum yang dizinkan untuk
sepatu rem diberikan pada Tabel. 1:
Tabel. 1 : Tekanan maksimum yang diizinkan untuk sepatu rem
Material sebagai permukaan
pengereman
Tekanan per unit Kg/cm2
Rem di atas Rem di bawah
Besi dan baja
Baja dan besi
Baja dan baja
Pita rem asbes dan logam
Pita canai dan logam
20
20
4
6
6
15
15
2
3
4
4. Tuas rem dan batang tarik
Tuas rem dibuat dari baja tuang-tempa cetak. Tegangan lentur
aman tuas dengan memperhitungkan kejutan patahnya bernilai antara
empat ratus sampai delapan ratus kilogram per sentimeter bujur sangkar
tergantung ukuran rem tersebut. Tuas baja tuang lebih mahal tetapi
memiliki kekakuan yang lebih baik dan lebih sedikit gerakannya ketika
berputar.
Gambar. 2
Rem blok tunggal
Gambar. 3 Rem blok ganda
Gambar. 4
Rem cakeram
(a) (b) (c)
Gambar. 5
Macam – macam rem drum (a) sepatu depan belakang (b) dua sepatu depan (c) duo servo
Gambar. 6 Rem pita
BAB III PERENCANAAN REM
A. Rem Sepatu
Dalam perencanaan rem ada beberapa macam persyaratan penting
yang harus dipenuhi yaitu besarnya momen pengereman, besarnya energi
yang diubah menjadi panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan
yang berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga
akan menurunkan koefisien gesekannya.
Bahan rem harus memenuhi syarat keamanan, ketahanan dan dapat
melakukan proses pengereman dengan halus. Disamping itu bahan rem juga
harus memiliki koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat dan tidak
melukai permukaan drum dan dapat menyerap getaran yang timbul.
Pada perencanaan rem sepatu dalam diketahui data-data sebagai
berikut :
r = 54 mm = 0,054 m
a = 42 mm = 0,042 m
f = 0,47 (Tabel. 2)
Pa = 690 Kpa (Tabel. 2)
θ1 = 00
θ2 = 1450
θa = 900 (karena θ2 ≥ 900)
Dari data yang didapat kita dapat mengetahui persamaan gaya gerak
untuk dapat menggerakkan rem.
F = C
MM fn − ................................................ (literatur 2 – hal 29 )
Mf =
5
Mn – FC
i gaya gesekan adalah :
................. (literatur 2 – Hal 295)
Mf =
Moment Mf dar
Mf = ∫ θ− )cosar(n.fd ...................
∫θ
θθθ−θ
θ2
1d)cosar(sin
sinbrPaf
a
Mf = ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡θ−θ−
θ
θ
θ
θθ
2
1
21
221
asinacosr
sinbrPaf
Mf = ( )22
2a
2a
sincosrrsin
brPafθ−θ−
θ
Mf = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −− 020
0
3
145sin2042,0145cos054,0054,0
90sin054,0..10.690.47,0 b
Mf = 17512,2 . b (0,054 + 0,04423 - 0,00691)
ya normal diberikan :
n ∫ (literatur 2 – hal 297)
Mf = 17512,2 . b . (0,09132)
Mf = 1599,214 . b
Momen dari gaya-ga
M = )sin( θadN ...............................................
= ∫2
1
2sinsin
... θ
θ
θθθ
da
arbPa
= [ ] 2
12sin
sin...
41
2θ
θθ
θ−
aarbPa θ
= [ ]241
2 2sinsin
... 2 θθ
θ −a
arbP a
= ⎥⎦⎤− 0145.2sin
41
180145
2b
564,92 . b (1,265 + 0,235)
= 1564,92 . b (1,5)
n
f n
14 b + F . c = 2347,38 b
= 748,166 b
F =
⎢⎣⎡
0
3
90sin042,0.054,0..10.690 π
= 1
M = 2347,38b
Jadi :
M + F . c = M
1599,2
F . c
cb166,748
c = 2 ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −°
2180cos 2θa
c = 2 ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ °−°
2145180cos042,0
2 cos 17,5o)
c = 0,08011 m
A =
c = 2 (0,04
br..2360°
2 π θ
= b)054,)14,3(2°°
F =
0(360145
= 0,13659 b
bfabAPa )(. −
cb1,748 66 =
bxbb )042,047,0()13659,0(10.690 3 −
748,166 b = 690. 103(0,13659)(b-0,01974)c
784,166 b = 690 . 103 (0,13659) (b- 0,01974) (0,08011)
b =
748,166 b = 7550,135 b -149,04
6801,969 b = 149,04
96,6801 9
0, m = 21,91 mm 22
04,149
b = 02191 ≈ mm
Jadi lebar muka dari kanvas rem yang diambil sebesar b = 22 mm.
n
m
m
C
B.
Pada perencanaan ini pegas yang direncanakan merupakan pegas yang
bungkan antara rem sepatu kanan dan kiri yang digolongkan sebagai
pegas
M = 2347,38 b
= 2347,38 . 22
= 51642,36 N
Mf = 1599,214 b
= 1599,214 . 22
= 35182,708 N
= 0,08011 m
Pegas
menghu
tarik, pegas tarik umumnya dipandang kurang aman dibandingkan
dengan pegas ulir tekan. Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik
diambil 20% lebih redah dari pegas tekan.
Pegas tarik harus mempunya beberapa alat untuk memindahkan beban
dari tumpuannya kebadan pegas. Walaupun ini dapat dilakukan dengan suatu
sumbat
7,1 mm
a T e . 3)
ut
berulir atau suatu cantelan berputar. Hal ini menambahkan biaya pada
produksi akhir dan karenanya salah satu dari metode biasanya dipakai dalam
merencanakan suatu pegas dengan suatu cantelan, pengaruh pusat tegangan
perlu diperhatikan. Data-data yang dimiliki dalam merencanakan pegas antara
lain :
d = 1,4 mm
D = (8,5 - 1,4) mm =
A = 1750 Mp ( ab l
m = 0,192 (Tabel. 3)
Maka didapat :
S = mdA = 192,0)4,1(
1750
= 067,1
1750
= 1640 Mpa
persamaan pendekatan antara kekuatan menyerah dan kekuatan akhir dalam
0 Mpa
ori energi distorsi, didapat :
.................................................. (Literatur 2 – Hal 12)
tarik, didapat :
Sy = 0,75 . Sut .................................................... (Literatur 2 – hal 12)
= 0,75 . 164
Sy = 1230 Mpa
Dengan menggunakan te
Ssy = 0,577 . Sy
= 0,577 . 1230 Mpa
Ssy = 709,71 Mpa
Indeks pegas adalah :
C = dD ............................................................. (Literatur 2 – Hal 3)
= 4,11,7
.0
Maka faktor perkalian tegangan geser adalah :
C = 5 71
Ks = 1 + C
..............................................5,0 ...... (Literatur 2 – Hal 3)
= 1 + 071,50
,098
didapat dengan menggantikan tegangan geser dengan kekuatan
5,
= 1 + 0
Ks = 1,098
Sehingga Fmax
mengalah puntir, didapat :
Fmax = DK s .8
.................................... (Literatur 2 - Hal 13)
=
dSsy .. 3π ..........
1,7.098,1.8)4,1(.14,3.71,709
Fmax =
3
366,62975,6114
Fmax = 98,0498 N
Besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan tegangan puntir pada
rm =
ujung cantelan, adalah :
Dimana :
4
=
D
41,7
= 1,775 mm
ri = rm - ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
2d .................................................. (Literatur 2 - Hal 16)
= 1,775 - ⎟⎞
⎜⎠
⎛24.1
= 1,775 - 0,7
ri = 1,075 mm
mak
⎝
a :
K = irmr ...................................................................... (Literatur 2 - Hal 8)
= 075,1775,1
K = 1,65
Dimana K = Ks
Jadi :
Fmax = DKdSsy
.8.. 3π
............................................. (Literatur 2 - Hal 13)
= 1,7.65,1.8
)4,1(.14,3.71,709 3
= 72,93975,6114
Fmax = 62,247 N
Tegangan normal pada cantelan diperoleh dari gaya untuk menimbulkan
tegangan normal yang mencapai kekuatan mengalah :
Dimana :
rm = 2D
rm = 21,7
= 3,55 mm
ri = rm - ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
2d
= 3,55 – ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
24.1
= 3,55 – 0,7
ri = 2,85 mm
maka :
K = i
m
rr
= 85,255,3
K = 1,245
Dengan memasukkan τ = Sy dan harga-harga yang diketahui dalam
persamaan :
τ = AF
+C
IM = 3
..32dn
rFK m + 2.4
dF
π ............ (Literatur 2 - Hal 16)
1230 = 2max
3max
)4,1(14,3.4
)455,3. F
+,1(14,3
.32.245,1 F
1230 = 15,6
.4616,8
432,141 maxmax FF+
max max
1230 = 17,065 . Fmax
Fmax =
1230 = 16,415 . F + 0,65 . F
065,17
Fmax = 72,07 N
C. Pena P
ata-data tersebut telah didapat dalam perhitungan
arak titik puncak ke pena pin)
1230
in
Dalam perhitungan pena pin kita memerlukan data-data berupa Mn,
Mf, dan c. Dimana d
sebelumnya. Dimana :
Mn = 51,64 Nm
Mn = 35,18 Nm
c = 0,08011 m ……………… (c = jarak titik puncak ke pegas +
j
Sehingga gaya gerak yang diperoleh sebesar :
MF =
CMfn − ……………………………….. (Literatur 2 – Hal 295)
= 08011,0
18,564,51 − 3
= 08011,0
Gaya gerak pada sumbu x dan y diperoleh sebesar :
Fx = F . sin 00
= 0,206 sin 00
Fx = 0 kN
Fy = F . cos 00
= 0,206 cos 00
Fy = 0,206 kN
46,16
F = 205,47 N = 0,206 kN
Ry Ry
Rx Rx
Sepatu pertama Sepatu kedua
Untuk mendapatkan reaksi pena engsel, kita mencatat :
2θ …………………………. (Literatur 2 – Hal 297)
θ1 = 00
maka :
) 21
θθA = ( ½ sin 2
= 22
21 sin θ
= ½ sin2 1450
= 0,165
B =
=
∫θ
θ
θθ2
1
dsin2
2
1
2sin41
2
θ
θ
θθ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
= ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛θ−
θ−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛θ−
θ1
12
2 2sin41
22sin
41
2
= 0)155(2sin41802
−π 1155 0 −
5 + 0,235
D =
= 1,26
B = 1,5
asinr.b.Pa
θ ………………………………….. (Literatur 2 – Hal 301)
= 0
3
90sin054.0022,0.10.690
D = 1
81972,0 kN
= 0,81972 kN
Maka reaksi gaya-gaya pada pena engsel sepanjang sumbu x dan y adalah :
Rx = asin θ
r.b.Pa(A – f.B) - Fx ................................. (Literatur 2 – Hal 297)
,5) – 0
,165 – 0,705)
– 0,206
,57755) – 0,206
R =
= D (A – f.B) - Fx
= 0,81972 (0,165 – 0,47 . 1
= 0,81972 (0
= -0,44 kN
Ry = D (B + f A) – Fy
= 0,81972 (1,5 + 0,47 . 0,165)
= 0,81972(1
= 1,09 kN
Resultan dari gaya-gaya pada pena engsel sumbu x dan y adalah :
2y
2 RRx + ............................................... (Literatur 2 – Hal 301)
= 22 )09,1(44,0( +− )
= 3817,1
= 1,175 kN
Dimana momen gesek (MF) dan normal (Mn) adalah perbandingan lurus
dengan tekanan sehingga daya putar yang disumbangkan oleh sepatu rem
kiri dipe hi oleh persamaan
Mn =
sebelah nu
100064,51 Pa
Mf = 1000
18,35 Pa
Maka tekanan pada sepatu sebelah kiri sebesar :
F = C
MM fn + ............................................ (Literatur 2 – Hal 297)
0,206 = 08011,0
100018,35
100064,1 PaPa
+
5
0,0165 = 1000
18,3564,51 PaPa +
Pa =
16,5 = 86,82 Pa
82,865,16
D =
Pa = 0,19 kPa
asinr.b.Pa
θ
= 090sin054,0.022,0.19,0
bu x dan y untuk
............ (Literatur 2 – Hal 297)
+ 0,47 . 1,5) – 0
87)
0,206
1,42245) – 0,206
D = 0,00022572 kN
Maka reaksi gaya-gaya pada pena engsel sepanjang sum
putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam sebesar :
Rx = D (A + f.B) - Fx ............................
= 0,00022572 (0,165
= 0,00022572 (0,
= 1,96 . 10-4 kN
Ry = D (B - f.A) – Fy
= 0,00022572 (1,5 - 0,47 . 0,165) –
= 0,00022572 (
= - 0,2057 kN
Resultan dari gaya-gaya pada pena engsel sumbu x dan y adalah :
2y
2 RRx + ................................................ (Literatur 2 – Hal 301) R =
224 )2057,0(10.96,1( −+− = )
= 042312,0
R = 0,206 kN
Momen yang terjadi pa a d pena pin sebesar :
,0151
ISI 1050 dengan :
σ = 49 kPsi = 33761 . 104 Pa
σ
M = R1 . 1 - R2 . 1
= 1,175 . 0,0151 – 0,206 . 0
= 0,0177425 – 0,0031106
M = 0,0146319 kNm = 14,63 kNmm
Bahan dari pena pin adalah Baja A
= ZM
= I
MC = 64
24d
dM
π
d3 = σπ
M32
= )337610000(.
)63,14(32π
= 1060095400
16,468
d = 0,00762 m
d = 7,62 mm ≈ 8 mm
Diameter pena pin yang didapat adalah sebesar 8 mm.
D. Poros
ma putaran. Peranan
utama d
I 1010 dengan tegangan sebesar 26 kPsi
n 179,14 N/mm2 .
Maka didapat :
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sa
alam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Panjang dari poros yang direncanakan adalah sepanjang 160 mm
dengan bahan poros berupa Baja AIS
atau setara denga
m = 2
motorsepedakosongBerat penumpang2Berat+
= 2
1409,98 kgkg +
= 2
9,238 kg
= 1170,61 N
C D
3L/4
RA RB
m = 119,45 kg
F = m . g = 119,45 . 9,8
Reaksi pada batang poros :
½ F A
½ F B
L/4 L
∑Fy = 0
RA – ½ F - 21 F + RB = 0
0
1170,61 N
∑M 0
RA – F + RB =
RA + RB = F
RA + RB =
A =
21 F .
4L + 2
1 F . 4
3L - RB . L = 0
8FL 0.
83
=−+ LRFL B
0.21
=− LRFL B
FLLRB 21. =
NB 305,585)61117(21
21 FR ,0 ===
61,1170 =+AR BR
61,70305,585 =
≤ x ≤
+AR 11
NRA 305,585=
Perhitungan gaya geser dan momen untuk daerah 0 4L
V M
RA
∑Fy = 0
0=−VRA
X
NRV A 305,585==
∑M = 0
0. − MxRA
aka :
Jika x =
=
xRM A .=
Jika x = 0 mm, m
MA = 0 Nmm
4L = 40 mm, maka :
y r dan m
NmmM C 2,23412)40(305,585 ==
Perhitungan ga a gese omen untuk daerah 4L ≤ x ≤ 4
3L
4L 1/2F
x M
RA
∑Fy = 0
V
021 =−− VFRA
NFRV A 0)61,1170(305,585 21
21 =−=−=
∑M = 0
0)(. 421 =−−− MxFxR L
A
LFxFxRM A ... 81
21 +−=
Jika x = 4L = 40 mm, maka :
)40)(61,1170()40(305,585 21 +−=CM )160)(61,1170(8
1
Nmm2,234122 M C 23412,234122,23412 ,2 +−= =
Jika x = 43L = 120 mm, maka :
)61,1170()120)(61,1170()120(305,585 81
21 160)(+−=DM
NmmM D 2,234122,234126,702366,70236 =+−=
Perhitungan gaya geser dan m men untuk daerah o 43L ≤ x ≤ L
RA
∑Fy = 0
L/4
½ F
½ F
3L/4 V M
x
021
2 =−1 −−RA VFF
N305,58561,FRV A 1170305,585 =−=−= −
0)( 43)(. 2
142
1 −−−− FxFxR LA − =Mx L
LFxFFxFxRM A .... 83
21
81
21 L. − ++−=
LFxFxRM A ... 21+−=
Jika x = 43L = 120 mm, maka :
M )160)(61,1170(21
Nmm2,23412
)120)(61,1170()120(305,585 +−=D
M D 932,1404736,70236 8,648 =+−=
Jika x = L = 160 mm, maka :
)160)(61,1170()160(305,585 +−=BM )60117(21 1)(61,0
Nmm08,93648 M B 1878,93648 6,297−= =+
er : Diagram gaya ges
V (N)
585,305
(Nmm)
σ =
-585,305
Diagram momen :
M
23412,2
3dM32
π ........................................................... (Literatur 2 – Hal 263)
179,14 = 3
)2,23412(32dπ
562,4996 d3 = 749190,4
d3 = 4996,562
4,749190
d3 = 1331,9
d = 11 mm ≈ 12 mm
Diameter poros yang digunakan adalah 12 mm
E. Bantalan
Pada perencanaan ini menggunakan bantalan luncur. Bantalan ialah
elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan
bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur.
Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik maka prestasi seluruh mesin lainnya bekerja dengan
baik.
Pada bantalan luncur ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.
Pada perencanaan ini didapat data-data sebagai berikut :
m = 119,45 kg
N = 7500 rpm
(pv)a = 1,5 (Tabel. 4)
l ≥ apv
mNx )(601000
π ................................................ (Literatur 3 - Hal 114)
l ≥ 5,1
)7500(45,11960x1000
14,3
l ≥ 5,1
89587560000
14,3
l ≥ 90000
5,2813047
l≥ 31,26 mm ≈ 32 mm
Asumsikan harga l/d = 2,5
Maka :
5,231=
d
mmd 8,125,2
32== ≈ 13 mm
Diameter bantalan yang digunakan adalah 12,5 mm.
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan-perhitungan pada bab terdahulu didapat data
sebagai bahan untuk merencanakan rem tromol yaitu :
1. Perencanaan Sepatu rem
Data yang diambil dari literature didapat sebagai berikut :
r = 54 mm
a = 42 mm
f = 0,47
Pa = 690 kPa
Dari data di atas didapat lebar muka sepatu rem (b) = 22 mm.
2. Perencanaan Pegas
Data yang diambil adalah sebagai berikut :
d = 1,4 mm
D = 7,1 mm
A = 1750 Mpa
m = 0,192
Dari data di atas didapat :
Fmax = 62,247 N (diambil dari F1max = 98,0498 N ; F2max = 62,247 N ;
F3max = 72,07 N)
3. Perencanaan Pin Penahan
Pin penahan terbuat dari bahan Baja AISI 1050
Mn = 51,64 Nm
Mf = 35,18 Nm
c = 0,08011 m
σ = 49 kPsi = 33761 . 104 Pa
Dari hasil perhitungan didapat diameter pin (d) = 8 mm.
4. Perencanaan Poros
Bahan poros terbuat dari Baja AISI 1010
σ = 26 kPsi = 179,14 N/mm2
L = 160 mm
m = 119,45 kg
Maka didapat diameter poros (d) = 12 mm
5. Perencanaan Bantalan
Bantalan terbuat dari besi cor.
τ = 0,3 - 0,6
m = 119,45 kg
N = 7500 rpm
(pv)a = 1,5
Dari hasil perhitungan didapat diameter dalam bantalan (d) = 13 mm.
Terlihat bahwa perhitungan poros dan bantalan sesuai, karena diameter poros
lebih kecil daripada diameter bantalan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Khurmi, RS, Gupto JK, “A Text Book Of Machine Design”, Eurasia Publishing
House, New Delhi, 1982.
2. Shigley, Joseph, L.D Mitchell, “Perencanaan Teknik Mesin”, Jilid 2, Edisi 4,
Erlangga, Jakarta, 1994.
3. Sularso, Ir, MSME, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”, PT
Pradya Paramitha, Jakarta, 1981.
4. PT Astra Honda Motor, “Panduan Penjualan Karisma”, Jakarta, 2002.
5. PT Astra Honda Motor, “Buku Pedoman Reparasi Honda Karisma”, Jakarta,
2002.
6. PT Astra Honda Motor, “Parts Katalog Honda Karisma”, Edisi 1, Jakarta, 2002.
Tabel. A Beberapa Sifat Lapisan Rem
Lapisan yang
ditenun
Lapisan yang
dicetak
Balok yang
kaku
Kekuatan tekan, kpsi
Kekuatan tekan, MPa
Kekuatan tarik, kpsi
Kekuatan tarik, MPa
Suhu maksimum, oF
Suhu maksimum, oC
Kecepatan maks., fpm
Kecepatan maks.,m/s
Tekanan maks., psi
Tekanan maks., kPa
Koefisien gesekan rata-rata
10 – 15
70 – 100
2.5 – 3
17 – 21
400 – 500
200 – 260
7500
38
50 – 100
340 – 690
0,45
10 – 18
70 – 125
4 – 5
27 – 35
500
260
5000
25
100
690
0,47
10 – 15
70 – 100
3 – 4
21 – 27
750
400
7500
38
150
1000
0,40 – 45
Tabel. B Konstanta yang dipakai untuk memperkirakan kekuatan tarik dari baja pegas yang dipilih
Bahan
Eksponen
m Konstanta A
kpsi Mpa Senar musik Kawat yang dikeraskan dengan penarikan
0,146 0,192
196 1350,44 254 1750
Tabel. 4
Tabel. 2 : Sifat – sifat Mekanis dari Baja
Nomor UNS
Nomor AISI
Cara Pengerjaan
Kekuatan Mengalah
kpsi
Kekuatan Tarik kpsi
Pemanjangan dalam 2 in
%
Pengurangan Luas
%
Kekerasan Brinell
HB
G10100 G10150 G10180 G10350 G10400 G10450 G10500
1010
1015
1018
1112
1035
1040
1045
1050
HR CD HR CD HR CD HR CD HR CD Drawn 800oF Drawn 1000oF Drawn 1200oF HR CD Drwan 1000oF HR CD HR CD
26 44 27 47 32 54 33 60 39 67 81 72 62 42 71 86 45 77 49 84
47 53 50 56 58 64 56 78 72 80 110 103 91 76 85 113 82 91 90 100
28 20 28 18 25 15 25 10 18 12 18 23 27 18 12 23 16 12 15 10
50 40 50 40 50 40 45 35 40 35 51 59 66 40 35 62 40 35 35 30
95 105 101 111 116 126 121 167 143 163 220 201 180 149 170 235 163 179 179 197
KARTU ASISTENSI
TUGAS PERENCANAAN ELEMEN MESIN I
1. NAMA : - DEDI SUPARMAN (03043150006) - MUHAMMAD NOUFAL (03043150088) 2. JUDUL : PERENCANAAN REM TROMOL PADA HONDA KARISMA
NO HARI/TANGGAL MATERI KETERANGAN PARAF
Inderalaya, Desember 2006 Dosen Pembimbing Irsyadi Yani.ST.MT
B. PERHITUNGAN POROS
- Daya yang ditransmisikan (P) = 5 HP = (5 x 0,735) kW = 3,675 kW
- Faktor koreksi (fc) = 1,0 (Tabel. 6)
- Daya yang direncanakan (Pd)
Pd = fc . P ............................................................... (Sularso, hal 7)
= 1,0 . 3,675
= 3,675 kW
- Momen rencana (T)
T = 9,74 . 105 1n
Pd ................................................. (Sularso, hal 7)
= 9,74 . 105 2,639
675,3
B
= 5600 kgmm
- Bahan poros : S40C - H
σ = 62 kg/mm2 (Tabel. 7)
Faktor keamanan (Sf1) = 6,0 (Untuk bahan SC) ................... (Sularso, hal 8)
Faktor kekasaran permukaan (Sf2) = 2,5 ............................... (Sularso, hal 8)
- Tegangan geser yang diizinkan ( aτ )
21.SfSf
Ba
στ =
= )5,2)(0,6(
62
= 4,13 kg/mm2
- Faktor pengaruh beban lentur (Cb ) = 2,3 .............................. (Sularso, hal 8)
Faktor koreksi yang dianjurkan ASME (Kt ) = 1,5 ................ (Sularso, hal 8)
- Diameter poros (ds )
ds = 31
...⎥⎦
⎤
a
bt TCKτ
1,5⎢⎣
⎡ ............................................. (Sularso, hal 8)
= 31
13,4)5600)(5,1)(3,2)(1,5(⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
= 28,8 mm
- Tegangan geser yang terjadi (τ )
3
.1,5
sdT
=τ ........................................................... (Sularso, hal 7)
= 38,28)5600)(1,5(
= 1,2 kg/mm2
Sehingga :
2.Sfaτ ⟩ tbKCτ
10,3 > 4,1 ; maka poros aman
C. PERHITUNGAN PASAK
- Bahan pasak : S35C-H
Kekuatan tarik ( Bσ ) = 58 kg/mm2 (Tabel. 8)
Faktor keamanan Sfk1 = 6 ; Sfk2 = 3 ............................... (Sularso, hal 25)
- Ukuran pasak untuk diameter poros 22 – 30 mm yaitu : (Tabel.7)
b (lebar pasak) = 8 mm
h (tinggi pasak) = 7 mm
t1 (kedalaman alur pasak pada poros) = 4,0 mm
t2 (kedalaman alur pasak pada naf) = 3,3 mm
Panjang pasak (lk) = 40 mm
- Gaya tangensial (F)
F = ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
2sdT
= ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
28,28
5600
ka
= 388,8 kg
- Tegangan geser yang diizinkan (τ )
kaτ = 21. kk
B
SfSfσ
= )3)(6(
a
58
= 3,2 kg/mm2
ρ = 8 kg/mm2 - Tekanan permukaan yang diizinkan
- Panjang pasak dari tegangan geser yang diizinkan
kτ = 1.88,388
l≤ ≥ 3,2 ; l1 15,18
Panjang pasak dari tekanan permukaan yang diizinkan
0,3,3.8,388
2
=l
ρ 8≤ ; l2 ≥ 14,72
Harga terbesar antara l1 dan l2
L = 15,18 mm
Sehingga :
8,28
8=
sdb = 0,28 ; 0,25 < 0,28 < 0,35 baik
8,28
40=
s
k
dl = 1,38 ; 0,75 < 1,38 < 1,5 baik
BAB XI PENGUKURAN PERPINDAHAN DAN DIMENSI
11. 1 PENDAHULUAN
Penentuan perpindahan linear adalah salah satu yang paling
mendasar dari seluruh pengukuran. Perpindahan mungkin menentukan
tingkat suatu bagian fisis, atau mungkin menentukan jauhnya suatu gerakan.
Bentuk yang paling umum dari pengukuran perpindahan ialah
membandingkan langsung dengan suatu standar sekunder (pembandingan
langsung). Alat-alat ukur tesebut diklasifikasikan dalam Tabel. 11.1.
11. 2 SUATU MASALAH DALAM PENGUKURAN DIMENSI
Suatu masalah yang sering dihadapi dalam pengukuran suatu
dimensi adalah tidak adanya standar pengukuran. Misalnya untuk mengukur
suatu lubang yang dibor digunakan suatu pengukur Diterima / Tidak
Diterima jenis sumbat. Sekarang yang menjadi masalah apakah alat
pengukur tersebut masih dalam toleransi ? Kita hanya akan mengetahui
dengan cara mengukurnya dengan balok ukur. Tetapi untuk bisa berguna,
batang ukur itu sendiri harus diukur dan seterusnya sampai akhirnya
kembali ke standar panjang dasar.
Contoh lainnya yang menggambarkan betapa pentingnya standar
pengukuran yaitu pembuatan lubang di atas sebuah eleman. Dimensi yang
diperinci oleh suatu pabrik tidak akan bisa terpenuhi oleh pembuat
pengukur kecuali kedua perangkat balok ukur yang digunakan diturunkan
dengan teliti dari standar dasar yang sama.
Tabel. 11.1 Klasifikasi Alat-alat Pengukur Perpindahan
Alat-alat dengan Resolusi Rrendah (sampai dengan 1/100 in) (0,25 mm) 1. Penggaris baja yang digunakan langsung atau dengan bantuan
a. Kaliper b. Pembagi c. Pengukur permukaan
2. Pengukur tebal Alat-alat dengan Resolusi Menengah (sampai dengan 1/10.000 in)(2,5 x 10-3 mm) 1.Mikrometer (dalam bermacam-macam bentuk, misalnya jenis biasa , di
dalam, kedalaman, ulir sekrup dan lain-lain) yang digunakan langsung atau dengan bantuan asesori seperti :
a. Pengukur teleskopik b. Pengukur-pengukur bola yang bisa diperpanjang 2.Alat-alat vernier, dalam bermacam-macam bentuk seperti jenis di luar, di
dalam, kedalaman, tinggi dan sebagainya 3.Pengukur–pengukur khusus (dinamai bermacam-macam seperti sumbat,
cincin, snap, tirus dan sebagainya) 4. Indikator dial 5. Mikroskop pengukur Alat-alat Resolusi Tinggi (sampai dengan mikroin)(2,5 x 10-5 mm) Balok-ukur (gage block) digunakan langsung atau dengan bantuan beberapa bentuk pembanding (comparator ) seperti a. Pembanding mekanis b. Komparator listrik c. Komparator pneumatik d. Sumber cahaya monokhromatik dan lempeng optis Alat-alat Resolusi Super Bermacam-macam bentuk interferrometer yang digunakan dengan sumber cahaya khusus
11. 3 BALOK UKUR
Balok ukur adalah kuantitas yang diketahui yang digunakan untuk
mengalibrasi alat–alat pengukur dimensi, untuk menyetel alat–alat khusus,
untuk digunakan langsung dengan asesori sebagai alat ukur dan merupakan
standar dimensi dalam industri. Alat–alat ini merupakan balok–balok kecil
yang dibuat dari baja yang telah diberi perlakuan panas untuk menstabilkan
guna mengurangi perubahan ukuran sesudah lama dipakai, dan mempunyai
permukaan paralel serta ukuran yang teliti dengan toleransi yang ditentukan
untuk kelasnya. Kombinasi yang teliti dimungkinkan dalam kenaikan
sepersepuluh ribu sampai lebih dari 120.000 variasi dimensi.
11. 4 RAKITAN TUMPUKAN BALOK-UKUR
Balok-balok ukur tersebut dirakit dengan menumpuknya bersama-
sama untuk mendapatkan dimensi yang dikehendaki.
Prosedur yang dianjurkan untuk merakit balok-balok itu adalah
sebagai berikut : Bersihkan permukan-permukaan balok tersebut dengan
alkohol dan kapas yang bisa menghisap; kemudian lapisilah dengan minyak
tanah dengan menggunakan kain bersih yang lain. Bersihkanlah permukaan
tersebut dengan kapas bedah sampai tidak ada lapisan minyak yang
kelihatan. Pegang kedua ujung balok yang berlawanan bersama-sama agar
sisa-sisa kotoran atau benda yang mungkin masih menempel bisa hilang.
Dan mereka terkombinasi secara sempurna bila dilakukan penjepitan kedua
balok dengan tepat akan menghalangi kedua balok tersebut lepas kembali
karena gaya adhesi antara kedua permukaanya kira-kira 30 kali lebih besar
daripada tekanan atmosfer.
top related