perilaku anak usia dini
Post on 02-Jul-2015
7.567 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS KUNINGAN
Judul Buku : Perilaku Anak Usia Dini
Pengarang : Dra. Rose Mini A. Prianto, M.Psi.
Tahun Terbit : 2002
Jumlah Halaman : 172
Disusun oleh : Fitriyani
Kelas : I D Biologi
RefleksiKita harus mencoba dengan barbagai rangsangan
untuk benar-benar meyakinkan apa yang menjadi
bakat dan minat si anak.
Hindari pula usaha mendorong anak hanya
berdasarkan pengaruh dari orang lain.
Gangguan belajar pada anak
1. Kegagalan yang berulang dalam prestasi belajar, sedemikianrupa sehingga berbagai upaya yang dilakukan mulai dari les,remediasi, pelajaran tambahan, dorongan positif dari orang-orang terdekat, pemberian penghargaan, hadiah untukprestasi yang dapat dicapai seolah tidak ada gunanya.
2. Adanya kelemahan fisik yang mengganggu anak untukmelaksanakan tugas belajar dan berprestasi
3. Adanya hambatan dengan guru, penolakan dari teman-teman sekelas, bermasalah dengan teman sebangku,sehingga menyurutkan motivasi anak.
4. Anak tidak memperoleh metode pengajaran yang sesuaidengan kebutuhannya sehingga ia cenderung bosan danberulah di sekolah.
RefleksiKita dapat membawa anak-anak dengan keluhan pada
psikolog, untuk menjalani serangkaian therapi dan
latihan seperti therapi bermain, modifikasi, kognitif
dan sebagainya.
Menurut penelitian, hasil belajar kelas 1 SD yang masuk dari TKlebih baik daripada siswa yang tidak menempuh pendidikan diTK lebih dahulu. Lingkungan TK merupakan lingkungan yangpenuh dengan stimulasi (rangsangan) untuk meningkatkankecerdasan anak.
Melalui pendidikan di TK, anak akan memiliki berbagaikelebihan dalam hal fisik, motivasi, minat, konsentrasi,keingintahuan, keseimbangan kepribadian, kepercayaan diri,disiplin dan kecerdasan. Semua itu pasti sangat besarpengaruhnya bagi keberhasilan belajar anak pada masa depan.
RefleksiSemua kemampuan dasar anak hendaknya dikembangkanlewat berbagai permainan yang sesuai dengan tujuan yanghendak dicapai. Perkembangan kemampuan dasar setiapanak tidak sama, ada yang cepat, ada yang lambat, adayang mudah dan ada pula yang sulit diarahkan.
Sebaiknya usia dini harus bisa mengenal lingkungannya.
Sebaiknya guru menjadi guru yang disenangi oleh anak-anak. Sebaiknya guru dapat menarik perhatian siswa,sehingga guru dapat disenangi oleh siswanya, menariksiswa dalam pembelajaran, supaya anak senang dan cepatmengerti.
Kurikulum pendidikan berbasis aktifitas
Bidang-bidang yang disentuh dalam kurikulum pendidikanberbasis aktifitas ini adalah :
a. Keterampilan sosial emosional
Anak diberi kesempatan untuk berpartisifasi dalamkelompok dan menyelesaikan konflik
b. Keterampilan fisik
c. Kesiapan membaca dan menulis
d. Hubungan matematis
e. Science memberi kesempatan anak untuk bertanya
f. Art memberi kesempatan anak untuk mengekspresikanide, pikiran dan perasaan.
RefleksiMendidik anak dengan kesabaran akan membuahkan
hasil yang baik. Jangan memaksakan anak dengan
berfikir tinggi, karena akan mempengaruhi
perkembangan fisiknya, mendidik anak harus dengan
cara yang sabar dan terlatih.
Kejujuran akan uang baik diajarkan sedini mungkin. Setelah
anak cukup mampu dan cakap menggunakan uang, orang
tualah yang memberitahu dimana sebaiknya menyimpan uang
dan bagaimana menjaganya. Seandainya anak kita sekali waktu
“mencuri” uang (baca : mengambil langsung dari dompet ibu
tanpa memberitahukannya), janganlah cepat-cepat memvonis
bakal jadi pencuri dan tidak bisa dipercaya.
RefleksiKepekaan sosial perlu ditanamkan sejak kecil. Sebab
tabiat baik dan buruk terbentuk sejak dini, jangan
sampai menghambat perkembangan dan
pertumbuhan rasa percaya diri anak.
Yang dapat dilakukan orang tua adalah memilihkan lingkungan
bagi anak dengan cara memilihkan tempat tinggal dalam
lingkungan yang sesuai serta sekolah yang baik. Namun,
tampaknya orang tua akan sangat kesulitan untuk memilihkan
teman satu per satu, dalam lingkungan yang tidak pernah bisa
dikontrol sepenuhnya oleh orang tua dan dalam lingkungan
yang semakin lama bertambah luas dan heterogen.
RefleksiMemilihkan teman anak harus mempunyai nilai
kesejajaran. Kesejajaran dalam berfikir, berperasaan,
berperilaku, dan bersosialisasi, sehingga anak tidak
salah dalam pergaulan.
Perkembangan yang terjadi mencakup perkembangan fisik, kognitif, afeksi dan
sosial.
Aspek kognitif berkembang pada diri manusia melalui tahapan tertentu. Kognitif
berkembang melalui 4 tahap, yaitu :
1. Sensori Motorik
Tahap ini berlangsung pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahap ini kegiatan
mental anak dilakukan melalui kegiatan motoriknya sebagai akibat apa yang
diterima dari panca indranya.
2. Pra operasional Konkret
Berlangsung usia 2 – 7 tahun. Anak mulai mengenal benda yang pernah
dilihat tetapi secara fisik tidak ada lagi di depan matanya.
3. Operasional Konkret
Berlangsung usia 7 sampai 11 tahun. Ditandai dengan terjadinya
peningkatan kemampuan kognitif yang dapat dilihat dari
kemampuannya. Untuk mulai memahami adanya kebaikan/ mulai
melihat sesuatu dari arah yang berbeda dari biasanya.
4. Operasional Formal
Dicapai oleh kebanyakan anak usia 11 tahun. Ditandai dengan munculnya
beberapa kemampuan berfikir yang lebih sistematis.
Refleksi Mengasah pola fikir anak, sehingga pola fikir anak dari
hari ke hari bisa cepat berkembang dan juga akan
mengalami perubahan sehingga cara berfikirnya
semakin logis.
Mengajarkan perilaku baik pada anak sejak dini.
Macam-macam media kekerasan diantaranya :
a. Kekerasan lewat media massa
Berita-berita tentang kekerasan di media massa belakanganmeningkat tajam
b. Film TV sarat kekerasan
c. Berita kekerasan di TV
d. Anak di tengah lingkungan keras
Refleksi Hindari film-film yang tidak sesuai dengan umur si
anak.
Didiklah anak dengan cara yang benar
Bantulah anak untuk mengembalikan kehidupan
dalam suasana rutin dan teratur
Jelaskan masalah kekerasan pada anak, tetapi dengan
menggunakan bahasa anak.
top related