perlindungan hukum terhadap konsumen...
Post on 13-Feb-2018
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN
ATAS PENJAMINAN MUTU MAKANAN YANG BEREDAR DI PASARAN
OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM
OLEH :
DARMAWAN FEBRI PADMONO
10340002
PEMBIMBING :
1. M. MISBAHUL MUJIB, S. Ag, M. Hum.
2. FAISAL LUQMAN HAKIM, SH, M. Hum.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
2
ABSTRAK
Perlindungan konsumen merupakan salah satu perkembangan hukum di
Indonesia, hal ini dianggap perlu pada zaman sekarang ini, karena saat ini banyak
sekali dijumpai kasus-kasus pelanggaran konsumen yang dilakukan oleh pelaku
usaha, antara lain masalah yang menyangkut mutu barang, harga barang, kualitas
produk yang tidak menjamin keamanan konsumen, persaingan curang, pemalsuan,
penipuan, periklanan yang menyesatkan. Hal tersebut tidak saja merugikan
keselamatan konsumen, namun juga merugikan konsumen secara finansial. Maka
dari itu lahirlah Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen yang memuat ketentuan terkait pelaksanaan perlindungan konsumen di
Indonesia, serta mencakup hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen. Dalam
hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) berkewajiban untuk
mensosisalisasikan dengan jelas dan detail mengenai layak atau tidaknya suatu
produk untuk dikonsumsi kepada konsumen atau khalayak ramai. Berdasar uraian
tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1.bagaimana bentuk
perlindungan hukum terhadap konsumen atas penjaminan mutu makanan yang
dilakukan oleh Balai Besar POM DIY terhadap produk makanan yang beredar di
pasaran ditinjau dari UUPK serta 2.Apa kendala yang dialami oleh Balai Besar
POM DIY dalam menangani kasus produk makanan berbahaya yang beredar di
pasaran?
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian
berupa penelitian lapangan (field research) yang bersumber dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi yang diperoleh langsung di Balai Besar POM DIY.
Pendekatan yang digunakan yuridis-empiris, yang artinya penelitian ini dikaji
dengan menekankan penemuan fakta-fakta di lapangan yang kemudian dijadikan
penulis sebagai data yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan kenyataan yang
ada. Sifat dari penelitian ini yaitu deskriptif analitis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, bentuk perlindungan
hukum terhadap konsumen yang dilakukan oleh Balai Besar POM DIY telah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari Balai Besar POM DIY telah melakukan
tugas dan kewenangan terhadap peredaran makanan yang beredar di pasaran.
Adapun kendala yang dialami oleh Balai Besar POM DIY antara lain :
1.kurangnya sarana pendukung untuk melakukan sarana distribusi, 2.kurang
optimalnya dalam menangkap pelaku utama dalam menangani kasus peredaran
makanan dipasaran serta 3.lemahnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat
dalam menjaga/melindungi dari produk-produk makanan yang berbahaya.
3
4
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/ RO
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Hal : Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga
di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti dan memberikan petunjuk dan mengoreksi
serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing
berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama : Darmawan Febri Padmono
NIM : 10340002
Judul : Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan
Mutu Makanan yang Beredar di Pasaran oleh Balai Besar
POM DIY Ditinjau Dari UU NO. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Sudah dapat diajukan kembali kepada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 19 September 2014
Pembimbing I
M. Misbahul Mujib S. Ag, H., M. Hum
NIP. 197802122011011002
5
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/ RO
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Hal : Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga
di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti dan memberikan petunjuk dan mengoreksi
serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing
berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama : Darmawan Febri Padmono
NIM : 10340002
Judul : Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan
Mutu Makanan yang Beredar di Pasaran oleh Balai Besar
POM DIY Ditinjau Dari UU NO. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Sudah dapat diajukan kembali kepada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 19 September 2014
Pembimbing II
Faisal Luqman Hakim, SH, M. Hum
NIP. 19790719 200801 1 012
6
7
MOTTO
“JUJUR kata kunci BERBUDI LUHUR perilaku sehari – hari”
“I have to think, ‘I think I can’ ”
“Sungguh bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan, Oleh
karena itu, jika kamu telah selesai dari suatu tugas, kerjakan
tugas lain dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu memohon dan mengharap
(Qs. Asy syarh 5-8)
“Sebuah sukses lahir bukan karena kebetulan atau
keberuntungan, sebuah sukses terwujud karena ikhtiar melalui
perencanaan yang matang, keyakinan, keuletan, ketabahan dan
karena niat baik kepada Allah SWT”
(Prof. Dr Kuswandi Harjo Sumantri, SH)
8
PERSEMBAHAN
Atas rahmat serta hidayah-Nya Alhamdulillah skripsi ini bisa selesai dan
kupersembahkan kepada:
Orang tuaku tercinta, terima kasih untuk semua do’anya,
sarana dan dana dan harapan yang senantiasa tercurah
hingga sekarang saya bisa berhasil mendapat gelar Sarjana
Hukum.
Bapak yang tercinta yang selalu memberi dukungan, kasih
sayang sepanjang hidupku, semangat motivasi, terima
kasih untuk do’anya, pengorbanannya sehingga saya bisa
menyelesaikan kuliah saya
Ibuk ku tercinta yang senantiasa memberi dukungan,
kasih sayang sepanjang hidupku, terima kasih untuk
nasehat, bimbingan dan semua doanya, saya sadar saya
bukan apa-apa tanpa Ibuk
adek ku Hendrawan Selo Aji tercinta, yang senantiasa
memberikan dukungan, doa dan kasih sayang disepanjang
hidupku. Semoga kita bisa menjadi orang yang berhasil
dikemudian hari
Sahabat-sahabatku dan khususnya Renita Putri yang
selalu sabar menemaniku dikala suka dan duka serta
motivasi yang selalu diberikan.
Terima kasih untuk almameterku Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat melakukan penelitian dan penyusunan skripsi tanpa
halangan satu apapun. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari
zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang penuh dengan
rahmat ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian
penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menghaturkan ucapan terimakasih
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, selaku rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
2. Noorhaidi Hasan, MA. , M. Phil.. Ph. D selaku, Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Udiyo Basuki, SH., M. Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus
dosen yang selalu memotivasi saya untuk segera menyelesaikan
studi saya
4. Ach Tahir, S.H.I., LL. M., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
selalu memberi arahan dan motivasi agar segera menyelesaikan
studi saya
5. Ahmad Bahiej, SH., M. Hum, selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memberi arahan dan dukungan
6. M. Misbahul Mujib, S. Ag, M. Hum selaku Dosen Pembimbing I
yang telah rela dan ikhlas meluangkan waktu di sela-sela
kesibukan untuk mengarahkan, membimbing serta memberikan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Faisal Luqman Hakim, S.H., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II
yang juga telah memberikan waktu, arahan, kritik, saran dan
bimbingan kepada penyusun.
8. Sri Wurjam Gono Soeprapto ( Mbah Uty), terima kasih banyak
atas do’a, nasehat, dan bimbingannya yang telah diberikan.
11
9. Darmono (Bapak), Nugraheni Sulistyawati (Ibu), terima kasih atas
do’a yang tak henti-hentinya. Terima kasih atas nasehat, kasih
sayang, dan semua perhatian yang telah diberikan motivasi dan
do’anya yang terus mengalir.
10. Adek saya Hendrawan Selo Aji terima kasih buat dukungan dan
do’anya
11. Drs. Abdul Rahim, Apt., M.Si. Kepala Balai Besar Pengawas Obat
dan Makanan DIY. Yang telah memberikan informasi terkait
penelitian ini.
12. Jajaran Kepala Seksi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
DIY yang telah memberi penjelasan-penjelasan seputar Balai Besar
POM DIY dalam memperoleh data informasi terkait Balai Besar
POM DIY sehingga skripsi ini bias segera diselesaikan
13. Untuk Sahabat-sahabatku Alvin, Yogie, Khoiron, Dhoni, Welly,
Agung, Soemantri, Rajul, Anisa, Endang, Aji, Harahap, Nurhalida,
Citra,Dewi Lailul, Shaka, Topek terima kasih buat persahabatan
yang tulus dan mengasyikkan, serta terima kasih atas motivasinya,
Kalian luar biasa.
14. Buat Renita Putri yang selalu setia memberi dorongan semangat.
Terima kasih untuk waktu, dukungan, serta do’amu.
15. Untuk semua teman-temanku Fatah, Eldyssa, Dana, Oemar, Etis,
Masruri, Faruq, Heningtyas, Rendi, Faiq, Erina, Abi,
Tauffiqurohman, Bli, Ayyin, Novan, dan semua teman-teman yang
12
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua
dukungannya.
16. Untuk teman-teman yang sudah seperti keluargaku selama di
Yogyakarta ini, Tim Futsal Magelangan Pitongewu yang memberi
gelar, Jalan Bali sebelas base camp kumpulan Cah Magelangan,
Hendri, Septian Acil, Danang Ambon, Lutfi Upel, Didin Jawer,
Fendi Peno, Bagas Yoyok, Sarif Surem, Angger Dendeng, Adi
Kunam, Didot Cakil, Cavin Cemplung, Denny Bajuri, Adit
Gombloh, Ferry Kuwur, Depin Pincok, Tyo Tahu Susor, Aris Petis
dan semuanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas semua dukungannya
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun tidak mungkin mampu membalas segala budi baik yang
telah direlakan oleh semua pihak, hanya ribuan terimakasih semoga seluruh
amal kebaikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, 19 September 2014
Penyusun
Darmawan Febri Padmono
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................. 8
D. Telaah Pustaka .......................................................................................... 9
E. Kerangka Teoretik .................................................................................... 11
F. Metode Penelitian..................................................................................... 16
G. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 19
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS
PENJAMINAN MUTU MAKANAN ..................................................... 20
A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ............................................... 20
B. Tinjauan tentang Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 ................... 23
C. Hak-Hak Konsumen .................................................................................. 27
D. Kewajiban Konsumen................................................................................ 33
E. Landasan Hukum Perlindungan Konsumen .............................................. 34
F. Aspek Hukum dalam Perlindungan Konsumen ......................................... 34
G. Aspek Hukum Perdata dalam Perlindungan Konsumen ............................ 36
H. Mutu Makanan ........................................................................................... 37
14
BAB III TINJAUAN TENTANG BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN DIY...................................................................................... 40
A. Tinjauan Umum BPOM Nasional ............................................................. 40
1. Dasar Hukum Terbentuknya BPOM ..................................................... 43
2. Visi, Misi BPOM ................................................................................... 44
3. Tugas BPOM ......................................................................................... 45
4. Fungsi BPOM ........................................................................................ 47
B. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DIY ........................................ 48
1. Letak Geografis dan Cakupan Wilayah ................................................. 48
2. Tugas Balai Besar POM DIY ................................................................ 48
3. Fungsi Balai Besar POM DIY .............................................................. 49
4. Visi dan Misi Balai Besar POM DIY .................................................... 50
5. Kegiatan Utama Balai Besar POM DIY .............................................. 51
6. Struktur Organisasi Balai Besar POM DIY .......................................... 53
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS
PENJAMINAN MUTU MAKANAN YANG BEREDAR DI PASARAN
OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DITINJAU DARI UNDANG-
UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN .................................................................................................. 55
A. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan
Mutu Makanan yang dilakukan oleh Balai Besar POM ............................ 55
1. Tugas dan Kewenangan Balai Besar POM DIY……………………..55
2. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen pro-justicia dan non
justicia .................................................................................................. 66
3. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Konsumen yang Dilakukan
oleh Balai Besar POM DIY terhadap Produk Makanan Berbahaya
yang Beredar di Pasaran ditinjau dari UUPK ...................................... 68
B. Kendala yang Dialami oleh Balai Besar POM DIY dalam Menangani
Produk Makanan Berbahaya yang beredar di Pasaran .............................. 71
15
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................................ 72
B. Saran .......................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 76
LAMPIRAN .............................................................................................................. 79
LAMPIRAN
A. Surat Izin Pra Penelitian
B. Surat Izin Penelitian
C. Surat Bukti Penelitian
D. Surat Bukti Wawancara
E. Daftar pertanyaam Wawancara
F. Jenis dan Nama Produk
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan hukum dan perkembangan kesadaran hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara senantiasa berkembang dinamis sejalan dengan
perkembangan pembangunan bangsa disegala bidang. Oleh karena itu pembinaan
hukum harus mampu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan
hukum sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga
tercapai ketertiban, keadilan dan kepastian hukum yang mengarah kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hukum senantiasa berkembang dinamis, hukum yang baik adalah hukum
yang sesuai dengan hukum hidup (the living law) dalam masyarakat, yang
tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku
dimasyarakat yang bertujuan utnuk menjadi dasar dan memelihara ketertiban,
keadilan dan kesejahteraan masyarakat.1
Hukum juga berfungsi mengabdi kepada masyarakat, dalam hal ini
mengatur tata tertib masyarakat, menjaga agar perilaku masyarakat sesuai dengan
peraturan hukum, sehingga kepentingan-kepentingannya dilindungi oleh hukum.
Jika perkembangan kepentingan masyarakat bertambah, maka harus diiikuti pula
dengan perkembangan hukum, sehingga kebutuhan akan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara sejalan dengan perkembangan
pembangunan.
1 Tini Hadad, Dalam AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar,
(Yogyakarta: Diadit Media, 2001).hlm. 45
17
Perlindungan konsumen merupakan salah satu perkembangan hukum di
Indonesia, hal ini dianggap perlu pada zaman sekarang ini, karena saat ini banyak
sekali dijumpai kasus-kasus pelanggaran konsumen yang dilakukan oleh pelaku
usaha, antara lain masalah yang menyangkut mutu barang, harga barang, kualitas
produk yang tidak menjamin keamanan konsumen, persaingan curang,
pemalsuan, penipuan, periklanan yang menyesatkan. Hal tersebut tidak saja
merugikan keselamatan konsumen, namun juga merugikan konsumen secara
finansial.2 Akan tetapi karena pendidikan konsumen yang relatif rendah terkait
hukum perlindungan konsumen serta kurangya keberanian konsumen untuk
menyelesaikan kasus-kasus tersebut ke ranah hukum, sebagian besar memilih
diam dan menerima kerugian yang mereka alami.3
Selain kasus-kasus penipuan, pemalsuan, pembohongan public dengan
adanya iklan yang menyesatkan, kosmetik berbahaya, obat-obatan berbahaya
bahkan saat ini marak produk makanan berbahaya, Makanan yang mengandung
zat kimia yang berbahaya apabila dikonsumsi oleh masyarakat selaku konsumen
baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang, produk makanan yang tidak
disertai tanggal layakpakai atau kadaluarsa.
Seiring berjalannya waktu banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh Pelaku usaha terkait makanan yang beredar di pasaran dan sangat
beresiko apabila dikonsumsi oleh konsumen. Pelanggaran-pelanggaran tersebut
antara lain:
2 Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen: Kajian Teoritis dan
Perkembangan Pemikiran, (Bandung: Nusamedia, 2008), hal. 57. 3 Mariana Anisa Putri, Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Konsumen Oleh BPSK
Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen Di Kota Yogyakarta, Skripsi Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri , 2014.
18
Seperti dalam kasus Republik Indonesia melawan Tan Chandra Helmi dan
Gimun Tanno yang terkenal dengan kasus “Biskuit Beracun” , gugatan konsumen
hanya diselesaikan dari aspek pidana dan administrative saja, sehingga korban
atau konsumen yang dirugikan tidak mendapat kompensasi atau ganti rugi atas
dasar tuntutan perdata. Kasus ini sangat menggemparkan Indonesia pada tahun
1989. Kasus ini bermula dari kematian beberapa konsumen biscuit produksi CV
Gabisco. Pihak penyidik yang mengusut kasus ini lalu menemukan sumber
penyebabnya yaitu adanya racun nitrit atau NO2 (Anion Nitrit (NO2)) yang
mencemari biscuit produksi CV Gabisco ini.4
Tidak hanya itu saja, masih ada kasus lain yang menggambarkan betapa
besarnya resiko yang senantiasa dihadapi konsumen dalam mengkonsumsi
makanan, seperti:
1. Bulan Maret 2014, Buah impor yang beredar di Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat, diketahui mengandung formalin.
2. Pada bulan yang sama, Selain buah impor, kandungan formalin juga
ditemukan pada bakso dan tahu warna kuning
3. Tahun 2013, sebanyak 25,5 persen makanan tidak layak konsumsi dari 7.500
contoh makanan yang diuji di balai pengawas obat dan makanan. Contoh
diambil dari jajanan di sejumlah sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.
4. Pada tahun 2012 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Jawa Tengah,
menemukan banyak makanan dan kue mengandung bahan berbahaya, beredar
4 Warta Konsumen No. 187, Oktober 1989: Kasus “Biskuit Beracun” pada Oktober 1989
yang mengakibatkan 141 korban konsumen, dan 35 orang diantaranya meninggal dunia.
19
di pasaran Kota Tegal. Banyak yang mengandung Rhodamin B dan Formalin,
seperti jenang tape, klanting, jenang sirsak, sempeleo, apem dan kerupuk.5
Dari beberapa contoh kasus tersebut pembaca bisa mengetahui bagaimana
pentingnya upaya perlindungan hukum terhadap konsumen, dalam hal ini terkait
produk makanan yang sering dikonsumsi oleh konsumen, karena semakin
ketatnya persaingan usaha dan semakin pesatnya arus modernisasi tidak menutup
kemungkinan pelaku usaha untuk melakukan kecurangan demi mendapatkan
keuntungan yang didapatnya. Keinginan memperoleh keuntungan dari pihak
perusahaan terkadang membawa dampak negative bagi konsumen, yang sering
terjadi adalah perusahaan lalai dalam menjaga kualitas produk yang di produksi
karena hanya mengejar target produksi semata, sehingga dampaknya merugikan
konsumen bahkan mengancam keselamatan konsumen.
Saat ini marak terjadi dalam masyarakat adanya makanan yang
mengandung zat-zat kimia pada makanan, baik makanan siap saji (junk food)
atau makanan tradisional. Bahan kimia tersebut berbentuk tunggal maupun
campuran dalam makanan yang tentunya membahayakan kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.6
Keresahan masyarakat terhadap penyimpangan perdagangan makanan yang
dilakukan oleh pelaku usaha tidak dapat dianggap sepele,karena banyak dari
Konsumen yang mengadukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
5 http://www.tempo.co/read/news/2012/08/15/177423762/Hati-hati-Makanan-Berbahaya-
di-Pasar-Pagi-Tegal, diakses Maret 2014 pukul 16.00 6 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 472/Menkes/Per/V/1996/tentang Pengamanan
Bahan Berbahaya bagi Kesehatan. Diakses tanggal 9 Juni 2014 pukul 19.20
20
usaha, bahkan disebuah media televisi juga ditayangkan pelanggaran –
pelanggaran tersebut, hal ini dimaksudkan untuk mehimbau masyarakat agar
lebih berhati-hati dalam memilih produk yang mereka pilih. Selebihnya
pengaduan terkait obat-obatan yang berbahaya dan produk kosmetik yang
berbahaya. Di sisi lain, perusahaan terkadang tidak memberikan keterangan yang
jelas akan komposisi produk, cara penggunaan produk dan batas kadaluarsa
produk, terutama pada produk makanan yang bermasalah, sehingga konsumenlah
yang dirugikan dalam hal ini. Karena hal tersebut dapat mengancam keselamatan
konsumen yang mengkonsumsi produk makanan tersebut.
Dengan lahirnya Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen yang memuat ketentuan terkait pelaksanaan perlindungan konsumen
di Indonesia, yang mencakup hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen
yang diatur dalam undang-undang tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan dengan lahirnya Undang-
Undang No 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia
bertujuan agar masyarakat Indonesia selaku konsumen mendapatkan hak dan
kewajibannya.terlindungi hak dan kewajibannya. Selain itu dapat meningkatkan
kesadaran, kemampuan, keperdulian dan kemandirian konsumen untuk
menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha yang bertanggung jawab.7
Permintaan masyarakat akan kebutuhan barang yang beredar di pasaran
terutama makanan terus meningkat, namun sayangmya pengetahuan masyarakat
akan pemilihan produk masih belum memadai. Masyarakat belum dapat memilih
7 Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Indonesia
21
produk makanan secara tepat, benar, dan aman. Banyak masyarakat yang kurang
mendapat informasi mengenai manfaat serta bahan-bahan yang terkandung dalam
produk-produk tersebut, sehingga masyarakat mudah terpengaruh pada iklan yang
ditawarkan.
Saat ini banyak sekali produk makanan yang tidak layak konsumsi karena
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia yang masih
beredar bebas dan anehnya produksi tersebut telah terdaftar dalam izin
Departemen Kesehatan RI, hal ini merupakan gambaran nyata kurang ketatnya
evaluasi terhadap produk sebelum diizinkan beredar, dan ironisnya lagi, bahan-
bahan berbahaya tersebut tidak hanya terdapat pada jenis makanan berlabel saja
tapi juga makanan tradisional.
Konsumsi masyarakat terhadap produk semakin meningkat seiring dengan
gaya hidup (life style) masyarakat termasuk pola konsumsinya. Akhir-akhir ini
banyak masyarakat konsumen memilih produk makanan cepat saji atau instan
tanpa melihat zat yang terkandung dalam makanan tersebut. Hal tersebut
dikarenakan informasi mengenai produk dan kelayakan produk yang dikonsumsi
masyarakat tersebut masih belum tersosialisasikan dengan baik oleh pelaku usaha
maupun oleh pemerintah. Dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) yang berkewajiban untuk mensosisalisasikan dengan jelas dan
detail mengenai layak atau tidaknya suatu produk untuk dikonsumsi kepada
konsumen atau khalayak ramai.
Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat banyak kasus pelanggaran terhadap
konsumen yang dilakukan oleh pelaku usaha yang tercatat di Balai Besar POM
22
DIY, terdapat 9 kasus pelanggaran perindustrian obat dan makanan di tahun 2008
yang ditangani oleh Balai Besar POM DIY. Jumlah ini lebih sedikit dibanding
tahun 2007 yang mencapai 14 kasus. Kasus – kasus pelanggaran tersebut telah
dilimpahkan ke kejaksaan dan pengadilan, namun ada juga yang divonis dengan
membayar denda, selain itu pada tahun 2005 dan 2006 Balai Besar POM DIY
juga menangani 12 kasus terkait dengan makanan berformalin yang diproduksi
oleh pengusaha kecil, seperti bakso dan mie ayam. Pelanggaran tersebut termasuk
pelanggaran kecil, karena hanya memberi dampak yang kecil bagi konsumen,
sehingga Balai Besar POM DIY hanya melakukan pembinaan terhadap pelaku
usaha tersebut.8 Pada tahun 2009 tercatat ada 2 laporan penyidikan kasus tindak
pidana pelanggaran konsumen yang sudah diputuskan. Di tahun 2010 ada 3
laporan penyidikan kasus tindak pidana pelanggaran konsumen yang sudah
diputuskan. Sedangkan ditahun berikutnya belum ada kasus yang sudah
diputuskan, tetapi di Tahun 2013 ada beberapa pengaduan Unit Layanan
Pengaduan Konsumen (ULPK), antara lain ada 4 kasus pangan.9
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen atas penjaminan
mutu makanan yang dilakukan oleh Balai Besar POM DIY terhadap produk
makanan yang beredar di pasaran ditinjau dari UUPK ?
8http://sains.kompas.com/2008/09/08/20173458/2008.9.Pelanggaran.Distribusi.Obat.dan.
Makanan 9 Data Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta
23
2. Apa kendala yang dialami oleh Balai Besar POM DIY dalam menangani kasus
produk makanan yang beredar di pasaran ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen
yang dilakukan Balai Besar POM DIY terhadap produk makanan
berbahaya yang beredar di pasaran
b. Untuk mengetahui kendala dan/atau hambatan apa saja yang dialami oleh
Balai Besar POM DIY dalam menangani kasus produk berbahaya yang
beredar di pasaran.
2. Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Kegunaan Teoritis
Agar penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan baru bagi
penulis dan pembaca terutama mengenai perlindungan konsumen
terhadap produk makanan berbahaya yang beredar di pasaran, sehingga
dikemudian hari dapat dijadikan pegangan bagi masyarakat selaku
konsumen.
b. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
pengetahuan atas adanya Unit Layanan Pengaduan Konsumen di Balai
Besar POM bila ada konsumen yang dirugikan akibat produk makanan
berbahaya di pasaran.
24
D. Telaah Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan yang bertujuan untuk membedakan antara
penelitian ini dan penelitian sebelumnya, sehingga memperkuat bahwasanya
penelitian ini adalah penelitian asli, ada beberapa tulisan. Antara lain sebagai
berikut.
Skripsi yang ditulis oleh Sri Rejeki Tentamiarsih, “Perlindungan
Konsumen dalam Perjanjian Sewa Beli di PT. Columbindo Perdana Cabang
Magelang”, Skripsi, Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Magelang. 2006. 10
Pada skripsi tersebut lebih ke penyebutan sewa beli bahwa
niat utama para pihak yaitu adanya peralihan hak dan bukan hanya sekedar untuk
penikmatan dari obyek perjanjian atau sewa saja akan tetapi sebagai pembelian
atau peralihan hak milik. Sedangkan dalam skripsi penulis lebih memfokuskan
penelitian pada Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan Mutu
Makanan yang dipasaran oleh BBPOM DIY ditinjau dari UU No 8 tahun 1999.
Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh AY. Noor Rofik, “Perlindungan
Konsumen terhadap Penggunaan Obat Tradisional Produk China” . Skripsi,
Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang. 2009.11
Dalam skripsi tersebut menulis tentang perlindungan konsumen atas penggunaan
obat china. Sedangkan dalam skripsi saya menitikberatkan pada Perlindungan
Hukum terhadap Konsumen atas menjamin mutu makanan yang dipasaran oleh
BBPOM DIY ditinjau dari UU No 8 tahun 1999.
10
Sri Rejeki Tentamiarsih, “Perlindungan konsumen dalam Perjanjian Sewa Beli di PT.
Columbindi Perdana Cabang Magelang”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Magelang, 2006 11
AY. Noor Rofik, “Perlindungan Konsumen terhadap Penggunaan Obat Tradisional
China”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang, 2009.
25
Selanjutnya Skripsi yang ditulis oleh Roehim Nurbanas, “Perlindungan
Konsumen Atas Hak Informasi Terhadap Produk Makanan Yang Tidak Berlabel di
Kota Yogyakarta”, Skripsi, Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.
2011.12
Pada skripsi tersebut lebih menitikberatkan pada hak-hak konsumen dalam
pasal 4 Undang-undang No. 8 Tahun 1999. Sedangkan dalam skripsi ini lebih
fokus ke Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan Mutu
Makanan yang Beredar di Pasaran ditinjau dari UU No 8. Tahun 1999.
Selanjutnya Tesis yang ditulis oleh Ary Primadyanta, “Perlindungan
Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di
Surakarta”,Tesis, Surakarta: Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret. 2006. 13
Dalam tesis tersebut menganalisa tentang perjanjian sewa beli
kendaraan bermotor yang diatur dalam Pasal 1334 ayat (1) KUH Perdata.
Sedangkan dalam Skripsi saya lebih menekankan pada Perlindungan Hukum
terhadap Konsumen yang ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
Sejauh sepengatahuan penulis melakukan penelitian, penelitian tentang
Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas menjamin mutu makanan yang
beredar di pasaran menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 belum pernah
dilakukan oleh peneliti lain.
12
Roehim Nurbanas, “Perlindungan Konsumen atas Hak Informasi Terhadap Produk
Makanan yang Tidak Berlabel di Kota Yogyakarta”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia, 2011. 13
Ary Primadyanta, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Sewa
Beli Kendaraan Bermotor di Surakarta”, Tesis Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, 2006 .
Diakses pada tanggal 9 Juni 2014 pukul 17.40
26
E. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Perlindungan Hukum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan
Perlindungan adalah cara, proses, perbuatan melindungi.14
Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.15
Menurut Kamus
Hukum, Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan dimana tiap-tiap orang
bermasyarakat wajib menaatinya.16
Jadi perlindungan hukum adalah Pengertian perlindungan hukum adalah
suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk
perangkat hukum baik yang bersifat mencegah (preventif) maupun yang bersifat
mengawasi (represif), baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum., yaitu konsep
dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian,
kemanfaatan dan kedamaian.
2. Perlindungan Konsumen
Keputusan Presiden Pasal 67 No. 103 Tahun 2001 menyatakan bahwa
tugas dan wewenang BPOM adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Membahas tentang tugas dan wewenang BPOM dalam
mengawasi makanan yang beredar. Sedangkan dalam skripsi ini, peneliti lebih
kepada Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas penjaminan mutu makanan
14
www.yufidKamus Besar Bahasa Indonesia.org 15
Ibid 16
Charlie Rudayat, Kamus Hukum, (Pustaka Media)
27
yang dipasaran oleh BPOM ditinjau dari UU No 8 tahun 1999.
Menurut Undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen:
Pasal 1 butir 2 :
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Jadi definisi dari konsumen mengandung beberapa unsur, yaitu:
a. Setiap orang
b. Pemakai
c. Barang dan/ jasa
d. Yang tersedia dalam masyarakat
e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
f. Tidak untuk diperdagangkan
Penjelasan umum Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK) pada halaman pertama (a) menyatakan
bahwa undang-undang ini mengacu pada pembangunan nasional, termasuk
pembangunan hukum didalamnya yang memberikan perlindungan hukum
terhadap konsumen yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ada 5 asas perlindungan konsumen yang ditetapkan Pasal 2 UUPK.
Asas-asas tersebut meliputi:17
a. Asas Manfaat: perlindungan konsumen harus memberi manfaat sebaik
mungkin, baik untuk kepentingan konsumrn maupun pelaku usaha.
17
Pasal 2 UUPK
28
b. Asas Keadilan: memberi kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha
untuk memperoleh hak dan kewajiban secara adil.
c. Asas Keseimbangan: memberi keseimbangan antara konsumen, pelaku
usaha, dan pemerintah dalam masalah materiil.
d. Asas Keamanan dan Keselamatan: konsumen harus diberi jaminan
keamanan dan keselamatan atas barang dan jasa yang digunakan.
e. Asas Kepastian Hukum: Negara harus menjamin kepastiaan hukum untuk
memperoleh keadilan dan harus mentaati hukum.
Asas-asas perlindungan hukum di atas, disamakan dengan tujuan
perlindungan konsumen. Pasal 3 UUPK menetapkan 6 tujuan perlindungan
konsumen, yakni meliputi:18
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen dalam
melindungi diri;
b. Meningkatkan harkat dan martabat konsumen supaya terhindar dari
dampak negative pemakaian barang dan jasa;
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam mengambil keputusan
mengenai hak-hak konsumennya;
d. Menciptakan system perlindungan yang berkepastian hukum, keterbukaan
informasi serta akses mendapatkan informasi;
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha untuk bersikap jujur dan
bertanggung jawab supaya konsumennya terlindungi;
18
Pasal 3 UUPK
29
f. Meningkatkan kualitas produksi dengan jaminan kesehatan, kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan.
Selanjutnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan terhadap
perlindungan konsumen ada di Bab VII Pasal 29 UUPK, yang menyatakan
bahwa:
Bagian Pertama tentang pembinaan
1. Pemerintah bertanggungjawab atas pembinaan penyelenggaraan
perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan
pelaku usaha sertadilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku
usaha.
2. Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungan konsumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri dan/atau
menteri teknis terkait.
3. Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan koordinasi atas
penyelenggaraan perlindungan konsumen.
4. Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) meliputi upaya untuk:
a. terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat antara
pelaku usaha dan konsumen;
b. berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat;
c. meningkatnya kualitas sumberdaya manusia serta meningkatnya
kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungan
konsumen.
30
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan penyelenggaraan
perlindungan konsumen diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian kedua tentang pengawasan
1. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta
penerapan ketentuan peraturan perundangundangannya
diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
2. Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Menteri dan/atau menteri teknis terkait.
3. Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang
beredar di pasar.
4. Apabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ternyata menyimpang dari peraturan perundangundangan yang
berlaku dan membahayakan konsumen, Menteri dan/atau menteri
teknis mengambil tindakan sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
5. Hasil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan
kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada Menteri dan menteri
teknis.
31
6. Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitan ini merupakan penelitan yang dilakukan di lapangan
(field reseach). yaitu penelitian secara langsung di Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan (BBPOM) di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
mengetahui bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas
Penjaminan Mutu Makanan yang Beredar di Pasaran oleh BBPOM DIY
Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
2. Pendekatan yang digunakan
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis-empiris
yaitu suatu penelitian yang dikaji dengan menekankan penemuan pada
fakta-fakta di lapangan yang kemudian dijadikan penulis sebagai data
yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan kenyataan yang ada.
3. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Yaitu menggambarkan
tentang bagaimana Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas
Penjaminan Mutu Makanan yang Beredar di Pasaran oleh BBPOM DIY
Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
32
4. Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penulisan penelitian ini
adalah:
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara pegawai kantor BBPOM
sebagai narasumber dan observasi langsung di obyek penelitian,
perundang-undangan No. 8 Tahun 1999 yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dan digunakan sebagai data utama.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari arsip-arsip dan artikel-artikel.
5. Teknik Pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini, antara lain:
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dengan cara tanya jawab
kepada narasumber langsung yang bersangkutan di Balai Besar POM
DIY yang berlandaskan tujuan penelitian.
b. Observasi
Pengumpulan data dengan cara mempelajari, memahami, mencatat
data yang diperoleh dari berbagai buku-buku, peraturan perundang-
undangan, serta data primer yang diperoleh dari Balai Besar POM DIY
yang berkaitan dengan penelitian.
c. Dokumentasi
33
Peneliti secara langsung datang ke Balai Besar POM DIY guna
mendapatkan data penelitian untuk menunjang analisis data penelitian
sehingga metode penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil yang
maksimal.
6. Analisis Data
Adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca dan diinterpretasikan.19
Penyusun dengan metode analisis
deskriptif, yakni usaha untuk mengumpuilkan data dan menyusun suatu
data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.20
Seluruh data
yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan metode deduktif.
Metode ini digunakan untuk menganalisis bagaimana Perlindungan
Hukum terhadap Konsumen atas Penjaminan Mutu Makanan yang Beredar
di Pasaran oleh BBPOM DIY Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan singkat kepada
pembaca terhadap penyusunan skripsi ini, maka dengan ini penulis susun
secara sistematis adalah sebagai berikut:
19
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 263 20
Winarno Surachman, Pengantar penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik
(Bandung:Tarsito,1990), hlm 139.
34
Bab I, berisikan pendahuluan yang kemudian meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tinjauan dan kegunaan, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, menguraikan tentang tinjauan umum terkait perlindungan
konsumen, serta tinjauan tentang Undang-undang atau dasar hukum terkait
perlindungan konsumen yang dilakukan oleh BBPOM DIY.
Bab III, memaparkan tentang wilayah penelitian yaitu Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY), tentang sejarah berdirinya BBPOM, struktur organisasi BBPOM
DIY, fungsi BBPOM.
Bab IV, menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan
penulis yaitu tentang Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas
Penjaminan Mutu Makanan yang beredar di pasaran.
Bab V, berisi tentang kesimpulan yang merupakan inti dari
penelitian serta saran-`saran sebagai masukan bagi semua pihak yang
terkait dengan proses penelitian.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penyusun mengenai Perlindungan
Hukum terhadap Konsumen di Balai Besar POM DIY penyusun memiliki
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap konsumen atas penjaminan mutu
makanan yang beredear di pasaran oleh Balai Besar POM DIY
a. Balai Besar POM DIY melakukan tugas dan kewenangan dalam melindungi
konsumen, diantaranya :
1) Pemeriksaan sarana distribusi pangan.
Balai Besar POM DIY melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha
di bidang distribusi pangan untuk melindungi konsumen dari sarana
yang menjual produk-produk kadaluarsa, tanpa ijin edar, produk yang
rusak, dan pelaku usaha yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
ketentuan cara distribusi makanan yang baik.
2) Pemeriksaan sarana produksi pangan.
Balai Besar POM DIY telah melakukan pemeriksaan terhadap industri
rumah tangga pangan untuk melindungi konsumen dari bahan
berbahaya, sarana yang dinilai masih kurang dalam melaksanakan cara
produksi makanan.
36
3) Pengawasan Parsel.
Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal,
Tahun Baru) Balai Besar POM DIY melakukan operasi penertiban
khusus terhadap penjual parsel
4) Pengujian produk pangan jajan anak sekolah.
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan jajan
anak sekolah yang berada di masyarakat, Balai Besar POM DIY
melakukan pengambilan dan pengujian terhadap sampel makanan yang
beredar di pasaran dengan menggunakan parameter kimia dan/
parameter biologi.
5) Pemantauan iklan.
Balai Besar POM DIY melakukan pengawasan terhadapiklan pangan
yang beredar. Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan
mengevaluasi iklan dan promosi di media cetak, media elektronik, dan
media luar ruangan.
6) Penutupan sementara aktifitas produksi terhadap pelaku usaha yang
melakukan pelanggaran dan pencabutan ijin operasi/produksi pelaku
usaha.
7) Melaporkan pelaku usaha yang melakukan pelanggaran ke pihak
berwajib agar diberi sanksi Perdata atau Pidana terhadap pelanggaran
yang dilakukan pelaku usaha.
37
a. Bentuk Perlindungan pro-justicia dan non-justicia
Hasil dari penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dalam pelanggaran
produksi pangan ditindak lanjuti secara non-justistia. Tindak lanjut tersebut
berupa pengamana produk dan atau pemusnahan disertai pembinaan.
Beberapa kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS Balai Besar
POM Yogyakarta.
b. Balai Besar POM DIY telah melakukan perlindungan terhadap konsumen
sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, yaitu yang tercantum
dalam Pasal 29 UUPK dan Pasal 30 UUPK.
2. Kendala yang dialami oleh Balai Besar POM DIY dalam menangani kasus
produk makanan berbahaya yang beredar di pasaran:
1) Kurangnya sarana pendukung untuk melakukan pengawasan di sarana
distribusi, antara lain laptop/tablet dan modem untuk akses data
website Badan POM
2) Kurang optimalnya dalam mengungkap pelaku utama dalam
menangani kasus perederan makanan dipasaran secara illegal
3) Lemahnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam
menjaga/melindungi dirinya dari penggunaan produk makanan yang
tidak aman bagi kesehatan.
38
B. Saran
Sesuai pengamatan penyusun mengenai pengawasan yang dilakukan oleh Balai
Besar POM Yogyakarta, agar konsumen mendapatperlindungan secara optimal
maka penyusunn memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sktor dan aparat penegak hukum
lainnya dalam rangka pengawasan dan penegakan hukum tindak pidana dalam
menjamin mutu makanan yang beredar.
2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melaui komunikasi informasi dan
edukasi maupun sosialisasi secara merata pada setiap sudut wilayah
Yogyakarta guna melindungi diri konsumen sendiri dari produk yang tidak
aman bagi kesehatan. Melakukan sosialisasi secara berkelanjutan,
berkesinambungan dan terbuka antara pemerintah yang terkait, asosiasi
dagang, serta seluruh komponen masyarakat dengan harapan dapat tercipta
kesejahteraan konsumen serta perlindungan terhadap konsumen. Balai Besar
POM DIY seyogyanya bertanggungjawab atas pembinaan dan
penyelengggaraan perlindungan konsumn untuk menjamin hak konsumen.
3. Sebaiknya Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) juga terdapat di
setiap desa, agar masyarakat mudah untuk memberi informasi tentang tindak
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.
39
DAFTAR PUSTAKA
A. Perundang-undangan
Keputusan Presiden No. 16 Tahun 2000.
Keputusan presiden Pasal 67 Nomor 103 Tahun 2001.
Keputusan Presiden, Pasal 1 - 3 No 166 Tahun 2000.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 472/Menkes/Per/V/1996/tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 28 Tahun 2004 tentang
keamanan, mutu dan gizi pangan.
Undang - Undang Pangan Nomor 7 Tahun1996.
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Indonesia.
B. Buku-buku
Barkatullah, Abdul Halim, Hukum Perlindungan Konsumen: Kajian Teoritis dan
Perkembangan Pemikiran, Bandung : Nusamedia, 2008.
Hadad, Tini Hadad, Hukum Perlindungan Konsumen Surat Pengantar,
Yogyakarta : Diadit Media, 2001.
Nasution, Az. Hukum Perlindungan Konsumen, Yogyakarta : Diadit Media, 2000.
Pieris, John., Wiwik Sri Widiarty, Negara Hukum dan Perlindungan konsumen
Terhadap Produk Pangan Kadaluwarsa, Jakarta : Pelangi Cendekia,
2007.
40
Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta : Grasindo, 2000.
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta : Grasindo, 2006.
Singarimbun, Mastri., Sofyan Efendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES,
1989.
Surachman, Winarno. Pengantar penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik
Bandung : Tarsito, 1990.
Tri Siwi, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Sinar Grafika, 2009.
Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen, cetakan I, Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2003.
C. Lain-lain
Anisa Putri, Mariana. Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Konsumen Oleh
BPSK Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen Di Kota Yogyakarta. Skripsi
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri , 2014.
Buku Laporan Tahunan 2011 Balai Besar POM DIY.
Buku Laporan Tahunan 2012 Balai Besar POM DIY.
Buku Laporan Tahunan 2013 Balai Besar POM DIY.
Data Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Noor Rofik, AY. Perlindungan Konsumen terhadap Penggunaan Obat
Tradisional. China. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Magelang, 2009.
41
Nurbanas, Roehim. Perlindungan Konsumen atas Hak Informasi Terhadap
Produk Makanan yang Tidak Berlabel di Kota Yogyakart., Skripsi Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia, 2011.
Primadyanta, Ary. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian
Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Surakarta, Tesis Pasca Sarjana, 2006.
Rejeki Tentamiarsih, Sri. Perlindungan konsumen dalam Perjanjian Sewa Beli di
PT. Columbindi Perdana Cabang Magelang. Skripsi Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2006.
Rudyat, Charlie. Kamus Hukum, Pustaka Maharlika.
Warta Konsumen No. 187, Oktober 1989 Kasus “Biskuit Beracun” pada Oktober
1989 .
www.definisi-mutu.com
www.ocw.unnes.ac.id.
www.tempo-hati-hati-makanan-Makanan-Berbahaya-di-Pasar-Pagi-Tegal.co.id
www.tugas-dan-fungsi-ppomn-ppom-prom-dan.co.id
www.yufidKamusBesar BahasIndonesia.org
42
LAMPIRAN
Hasil Pengawasan Sarana Produksi Makanan yang dilakukan Pada Tahun
2011 – 2013 oleh Balai Besar POM DIY ke seluruh wilayah DIY
Hasil Pengawasan sarana produksi makanan yang dilakukan pada tahun
2011 – 2013 oleh Balai Besar POM DIY ke seluruh wilayah DIY adalah sebagai
berikut:
Pengawasan sarana produksi makanan oleh Balai Besar DIY Tahun 2011
Sarana
produksi Kab/kota
Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut Baru ulangan Jumlah Baik Temuan
Industri
Pangan
Kota
Yogyakarta
10
9 9 0 9 4 5 5 tidak
sesuai
dengan
CPPOB
5 Surat
Peringatan
Kab Sleman 11 10 11 0 11 10 1 1 tidak
sesuai
dengan
CPPOB
1 Surat
Peringatan
Kab Bantul 1 1 0 0 0 0 0
Kab.
Kulonprogo
2 2 2 0 1 1 0
Kab.
Gunungkidul
1 1 1 0 2 2 0
TOTAL 25 23 23 0 23 17 6
43
44
Pengawasan sarana produksi makanan oleh Balai Besar DIY Tahun 2012
Sarana
produksi Kab/kota
Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut Baru ulangan Jumlah Baik Temuan
Industri
Pangan
Kota
Yogyakarta
10 10 9 - 9 7 2 2 tidak
sesuai
CPPB
2 Surat
Peringatan
Kab Sleman 10 10 10 - 10 7 3 3 tidak
sesuai
CPPB
3 Surat
Peringatan
Kab Bantul 1 - 1 1 1 tidak
sesuai
CPPB
1 Surat
Peringatan
Kab.
Kulonprogo
2 2 2 - 2 1 1 1 tidak
sesuai
CPPB
1 Surat
Peringatan
Kab.
Gunungkidul
1 1 1 - 1 1 -
TOTAL 23 23 23 0 23 16 7 7 7
Peringatan
45
Pengawasan sarana produksi makanan oleh Balai Besar DIY Tahun 2013
Sarana
produksi Kab/kota
Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut Baru ulangan Jumlah Baik Temuan
Industri
Pangan
Kota
Yogyakarta
10 10 10 - 10 4 6 6 tidak
sesuai
CPPB
6 Surat
Peringatan
Kab Sleman 8 8 8 - 8 7 1 1 tidak
sesuai
CPPB
1 Surat
Peringatan
Kab Bantul 2 2 2 - 2 - 2 2 tidak
sesuai
CPPB
2 Surat
Peringatan
Kab.
Kulonprogo
2 2 2 - 2 1 1 1 tidak
sesuai
CPPB
1 Surat
Peringatan
Kab.
Gunungkidul
1 1 1 - 1 - 1 1 tidak
sesuai
CPPB
1 Surat
Peringatan
TOTAL 23 23 23 0 23 16 7 7 7
Peringatan
Berikut ini adalah grafik temuan pelanggaran Produksi Industri pangan
yang terjadi pada tahun 2011 – 2013 :
46
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran terhadap
kententuan produksi pangan yang ada di DIY oleh Balai Besar POM pada tahun
2011, terdapat 6 pelanggaran dan di tahun 2012 terjadi lonjakan jumlah
pelanggaran sebanyak 11 pelanggaran dalam hal produksi makanan. Pada tahun
2013 jumlah pelanggaran tersebut menurun menjadi 7 pelanggaran. Kondisi pada
tahun 2013 lebih baik dari 2012, namun jumlah ini masih kalah dari tahun 2011.
0
2
4
6
8
10
12
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah Temuan Pelanggaran Produksi Industri Pangan Tahun 2011-2013
Jumlah temuan pelanggaranProduksi Industri Pangan
47
Pengawasan Sarana Produksi Industrri Makanan Rumah Tangga (IPRT)
Oleh Balai Besar DIY Tahun 2011 – 2013
Pengawasan sarana produksi Industri Pangan Rumah Tangga (IPRT) oleh
Balai Besar DIY Tahun 2011
Sarana
produk
si
Kab/kota Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut bar
u
ulanga
n Jumlah Baik Temuan
Industri
RT
Pangan
Kota
Yogyakart
a
532 125 145 0 145 80 65 2
memakai
BB, 63
tidak
sesuai
CPPOB
6 Usulan ke
Dinkes
Yogya
Kab
Sleman
490 32 45 0 45 27 18 18 tidak
sesuai
CPPOB
18 Usulan ke
Dinkes Kab.
Sleman
Kab Bantul 636 30 42 0 42 18 24 4
memakai
BB, 20
tidak
sesuai
CPPOB
24 Usulan ke
Dinkes Kab.
Bantul
Kab.
Kulonprog
o
230 20 31 0 31 13 18 1
memakai
BB, 17
tidak
sesuai
CPPB
18 Usulan ke
Dinkes Kab.
Kulonprogo
Kab.
Gunungkid
ul
183 15 19 0 19 6 13 13 tidak
sesuai
CPPB
13 Usulan ke
Dinkes Kab.
Gunungkidul
TOTAL 2.071 222 282 0 282 144 138 7 Peringatan
Pengawasan sarana produksi Pangan Rumah Tangga (IPRT) oleh
Balai Besar DIY Tahun 2012
48
Sarana
produk
si
Kab/kota Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut baru ulangan Jumlah Baik Temuan
Industri
RT
Pangan
Kota
Yogyakarta
525 95 96 0 96 75 21 20 tidak
sesuai
CPPB,1
memakai
BB
20 Usulan
pembinaan
1 usulan
peringatan
Kab Sleman 514 18 19 0 19 12 7 7 tidak
sesuai
CPPB
7 Usulan
Pembinaan
Kab Bantul 656 30 34 0 34 18 16 14 tidak
sesuai
CPPB
2
memakai
BB
14 Usulan
Pembinaan
2 Usulan
peringatan
Kab.
Kulonprogo
242 20 23 0 23 17 6 6 tidak
sesuai
CPPB
6 Usulan
Pembinaan
Kab.
Gunungkidul
195 20 21 0 21 11 10 10 tidak
sesuai
CPPB
10 Usulan
Pembinaan
TOTAL 2.132 183 193 0 193 133 60 57 tidak
sesuai
CPPB
3
memakai
BB
27 Usulan
Pembinaan
3 Usulan
peringatan
49
Pengawasan sarana produksi Pangan Rumah Tangga (IPRT) oleh Balai
Besar DIY Tahun 2013
Sarana
produk
si
Kab/kota Jumlah
Sarana
Target
Sarana
yang
diperiksa
diperiksa Hasil Pemeriksaan
Uraian
Temuan
Tindak
Lanjut baru ulangan Jumlah Baik Temuan
Industri
RT
Pangan
Kota
Yogyakarta
529 104 104 - 104 95 9 9 tidak
sesuai
CPPB
9 Usulan
pembinaan
Kab Sleman 509 85 85 - 85 71 14 13 tidak
sesuai
CPPB
1
memakai
BB
13 Usulan
Pembinaan
1 Usulan
Peringatan
Kab Bantul 668 78 78 - 78 54 24 20 tidak
sesuai
CPPB
4
memakai
BB
20 Usulan
Pembinaan
4 Usulan
peringatan
Kab.
Kulonprogo
248 75 75 - 75 61 14 14 tidak
sesuai
CPPB
14 Usulan
Pembinaan
Kab.
Gunungkidul
182 63 63 - 63 48 15 10 tidak
sesuai
CPPB
10 Usulan
Pembinaan
TOTAL 2.132 183 193 0 193 133 60 57 tidak
sesuai
CPPB
3
memakai
BB
27 Usulan
Pembinaan
3 Usulan
peringatan
Berikut ini adalah grafik temuan pelanggaran Produksi Industri pangan yang
terjadi pada tahun 2011 – 2013 :
50
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran terhadap
kententuan pelanggara Industri Pangan Rumah Tangga yang ada di DIY oleh
Balai Besar POM pada tahun 2011 terdapat 138 pelanggaran dan di tahun 2012
terjadi penurunan jumlah pelanggaran sebanyak 60 pelanggaran Industri Pangan
Rumah Tangga dalam hal produksi makanan. Pada tahun 2013 jumlah
pelanggaran tersebut tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Pelanggaran
Industri Pangan Rumah Tangga pada tahun 2013 sejumlah 60 pelanggaran.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah Pelanggaran Industri Pangan Rumah Tangga Tahun 2011-2013
Jumlah Pelanggaran IndustriPangan Rumah Tangga
51
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Apa Badan Pengawas Obat dan Makanan itu ?
2. Dimana letak kantor Badan Pengawas dan Makan ?
3. Apa yang mendasari dibentuknya Badan Obat dan Makanan ?
4. Apa dasar hukumnya ?
5. Apakah BPOM milik pemerintah ?
6. Apa tugas dan fungsi BPOM ?
7. Kenapa di Yogyakarta bernama Balai Besar POM DIY ? kok bukan Badan
POM ?
8. Apa bedanya Balai Besar dan Badan ? Apakah ada Balai Kecil ?
9. Tugas dan fungsi Balai Besar POM DIY sama tidak dengan Badan POM ?
10. Visi dan Misi Balai Besar POM DIY ?
11. Apa kegiatan Balai Besar POM DIY ?
12. Bagaimana cara dalam memberi perlindungan hukum terhadap konsumen
dalam menjamin mutu makanan?
13. Adakah sanksi tegas dalam menghukum pelaku usaha ?
14. Zat Kimia tu yang bagaimana ?
15. Jenis-jenis zat kimia yang telah ditemui Balai Besar POM DIY di dalam
makanan ?
16. Bila saya menemui pelanggaran di dalam mengkonsumsi makanan,
dimana saya harus melaporkan ?
17. Mengenai tugas dan kewenangan ini, apakah berhubungan dengan UU No.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ?
52
18. Pasal berapa ?
19. Apakah kendala yang dialami Balai Besar POM DIY dalam menangani
kasus produk makanan yang beredar di pasaran ?
top related