perumpamaan lalang dan gandum
Post on 20-Jun-2015
3.622 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Matius 13:24-30)13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum
itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik,
yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi
maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang
itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada
para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian
kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
Penjelasan perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Matius 13:36-43)
13:36 Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-
Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
13:37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu
malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api ; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Perumpamaan adalah cerita biasa yang mengandung kebenaran-kebenaran yang tidak biasa dan bermakna. Jika perumpamaan dimengerti secara harfiah, maknanya akan hilang. (William F. Fore/ Para Pembuat Mitos)
Perumpamaan adalah cerita duniawi dengan makna sorgawi. Sesuatu yang ada di dunia diperbandingkan dengan sesuatu yang ada di sorga supaya kebenaran sorgawi bisa dipahami dengan lebih baik dalam terang ilustrasi dari bahan yang diambil dari dunia. (William Barclay/ PASH Injil Markus)
Memperlihatkan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa Mudah mengerti dan memahami sesuatu yang disampaikan. Secara teologis berfungsi sebagai sarana dalam
membukakan kebenaran yang tersembunyi. Alat transisi yang efektif bagi proses
pencerahan/penerangan kebenaran. Dari tidak tahu menjadi tahu.
Tapi di tangan Yesus, perumpamaan bisa menjadi sesuatu yang berbeda sama sekali.
Alat Bantu Sarana Menyembunyikan Rahasia Ilahi (Matius 13:10 -13).• Seperti dua sisi mata uang, memiliki dua dampak dan target
berbeda.• Perumpamaan disampaikan kepada semua orang (orang
banyak)Diperkenan (mendapat karunia) = Rahasia/kebenaran dibukakan.
(Mat Ayat 13:11)• Tidak dikaruniai perumpamaan menjadi tirai penutup rahasiaPenutup bagi pengetahuan tentang Kerajaan Surga. Bahkan
membuat orang itu mengalami proses pembutaan rohani lebih lanjut (ayat 14-15)
Sarana Menyembunyikan Rahasia Ilahi (Matius 13:10 -13).• Karunia menuntut adanya respons aktif Para murid langsung menunjukkan langkah iman dengan
menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus dengan bertanya.
Orang banyak tetap bergeming. Dari tindakan iman para murid, Yesus memberikan penjelasan dan
menerangi hati mereka. Sementara Orang banyak, mereka tetap bertahan dalam kegelapan
pikiran dan hati mereka. Sebab mereka tidak percaya, maka arti dan makna Kerajaan Allah tertutup bagi mereka.
Instrumen Karunia Ilahi Pengetahuan tentang kebenaran ilahi (Kerajaan Sorga) mensyaratkan
adanya intervensi ilahi, prakarsa atau inisiator. Allah yang berkuasa (berotoritas) mengatur kepada siapa Dia hendak
memberi karunia. Tidak ada karunia=buta rahasia ilahi.
Instrumen Respons Aktif Manusia Mengerti kebenaran kerajaan sorga mensyaratkan adanya tanggapan/respons
aktif dari manusia. Tindakan iman di sana.(proses bertanya dan mencari) yang dilakukan para
murid. Mereka mendapat penjelasan dan tuntunan. Ketika orang dapat mengerti “rahasia Ilahi” atau dibukakan pemahaman tentang
karunia Allah yang besar, maka jangan hendaknya dia jumawa. Sebab segala sesuatunya sesungguhnya dikerjakan oleh Allah. Allah yang berprakarsa, Allah berkarya dan Allah yang memantik kerinduan orang untuk berespons.
Konteks DekatKonteks Dekat1. Murid-murid memetik gandum pada hari sabat
2. Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat
3. Yesus hamba Tuhan
4. Yesus dan Beelzebul
5. Tanda Yunus
1. Anak Manusia Tuan atas hari sabat (pernyataan 12:8)
Argument:Daud memakan makanan kemah sembahyang
2. Perbandingan menolong domba atau manusia (argument)
3. Nubuat nabi Yesaya digenapi. (Banyak orang mengikuti; Yesus menyembuhkan mereka semua (12:15b)
4. Membantah mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, tetapi dengan kuasa Ilahi, Kuasa Roh Allah (12:28)
5. Yahudi Minta Tanda ; Tidak ada tanda lain kecuali tanda Yunus, mengarah pada proses kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus.
Runutan kisah di pasal 12 menunjukkan luarbiasanya kebebalan orang Farisi yang tidak percaya, meskipun sudah ditunjukkan beragam tanda oleh Tuhan Yesus.
Karena kebebalannya, Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan untuk menutupi kebenaran ilahi yang Dia bawa.
Perumpamaan Lalang dan GandumPerumpamaan Lalang dan Gandum
Hal Kerajaan Sorga Seumpama:• Orang yang menaburkan benih yang baik di ladang • Musuh menaburkan lalang di tempat yang sama• Gandum tumbuh, mulai berbulir (berbuah), lalang juga nampak.• Hamba-hamba tuan berinisiatif untuk mencabut lalang itu• Dan tuannya menolak, sebab mungkin gandum ikut tercabut
pada waktu mencabut lalang• Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.
Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
Perumpamaan Lalang dan GandumPerumpamaan Lalang dan Gandum
• Penjelasan Perumpamaan• Orang yang menaburkan benih baik = Anak Manusia• Ladang = Dunia. • Benih yang baik = Anak-anak Kerajaan• Lalang = Anak-anak si jahat. • Musuh yang menaburkan benih lalang = Iblis. • Waktu menuai = Akhir zaman• Para penuai = Malaikat.
Perumpamaan Lalang dan GandumPerumpamaan Lalang dan Gandum
Penjelasan PerumpamaanSeperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Perumpamaan Lalang dan GandumPerumpamaan Lalang dan Gandum
Bacaan Bacaan JelasJelas dan gamblang dan gamblang Jelas Antara Jelas Antara perumpamaan dan artiperumpamaan dan arti Apa Apa hubunganhubungan/ keterkaitan dengan / keterkaitan dengan konteks konteks
sekarangsekarang Bagaimana Bagaimana memaknaimemaknai perumpamaan / apa perumpamaan / apa
aplikasinyaaplikasinya..
Tafsir AgustinusMenurut Augustinus, perumpamaan ini dapat diterapkan langsung ke
dalam konteks gereja. Sama seperti ladang dalam perumpamaan itu, gereja, menurut
Agustinus juga berisi gandum dan lalang, yakni orang benar dan orang jahat, yang berada bersama sampai hari penghakiman.
Realitas dan FaktaOrang baik (‘gandum”) dan jahat (“lalang”) adalah realitas yang tidak
terbantahkan. Keduanya selalu ada, dan akan selalu ada, baik di dalam maupun di luar gereja.
Persoalannya adalah, bagaimana kita melihat realitas ini / bagaimana menyikapinya?
“Lalang-Gandum” dan Gereja
Lalang dan Gandum
Lalang (lolium temulentum) merupakan tanaman sejenis rumput yang terdapat di Palestina dan Siria di tengah-tengah tuaian jelai dan gandum.
Lalang merupakan “hama” pengganggu tanaman gandum.
Bentuknya sangat mirip dengan gandum. Sangat sulit dibedakan.
Lalang dan GandumGandum (Triticum) Sekelompok tanaman serealia
dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol.
“Menyesatkan”• Bentuknya yang sangat mirip dengan
Gandum membuat orang terkecoh.• Di tahap awal pertumbuhannya (0-30) hari
sangat sulit menentukan mana yang gandum dan mana lalang. • Barclay menyitir sebuah gagasan/ide
populer dengan menyebut lalang sebagai Gandum yang berjalan sesat. • Pembedanya adalah Kematangan dari buah.
Cirikhas “Lalang”
Mirip dengan lalang yang mengecoh dan “menyesatkan” lantaran bentuknya yang identik, seringkali orang juga terkecoh dengan “lalang”/”gandum” di gereja karena memandang sesuatu hanya dari tampak muka (fenomena).• Kebaikan orang; Etika; Kecantikan/atau ketampanan. (bisa dimanipulasi)
Tidak selamanya apa yang tampil di muka itu merepresentasikan apa yang ada di dalam dirinya. • Ada banyak alasan orang berbuat baik, mulai dari yang tanpa pamrih sampai
dengan yang memiliki maksud terselubung. • Yang membedakan dari lalang dan gandumadalah kematangan & kemurnian bulir buahnya. Karena itu butuh waktu/proses yang lama untuk sampai pada tingkat Kematangan maksimal.
Cirikhas “Lalang”
Perusak & Penghambat Pertumbuhan• Akar Lalang kuat mencengkeram
tanaman gandum, membuat keduanya sulit dipisahkan. Lalang dicabut, gandum akan ikut tercabut.• Lalang mengambil paksa nutrisi makanan
yang seharusnya di serap gandum. Membuat pertumbuhan gandum tidak
maksimal, cenderung rusak. Buah yang dihasilkan pun menjadi lebih sedikit dari seharusnya.
Cirikhas “Lalang”
“Lalang” dalam gereja punya kecenderungan sama. • Mencengkeramkan kuat-kuat akarnya dengan beragam cara.
Tidak segan menggunakan pengaruh/kuasa, harta, hasutan dan segala macam cara.
Tujuan:• Agar “gandum” tidak bertumbuh dengan maksimal.• Menghambat gandum menghasilkan buah.Mereka mengambil “nutrisi-nutrisi” rohani/spiritual dan
diganti/ditawarkan nutrisi/kenikmatan duniawi (Mujizat, harta, jabatan dlsb). Sehingga buah yang yang berasal dari pertumbuhan iman kepada Kristus tidak nampak jelas. • Sekalipun berbuah, namun buahnya tidak maksimal
Cirikhas “Lalang”
Simbol Kematian • Lalang (lolium temulentum) dikenal luas sebagai tanaman beracun. Jika dimakan atau termakan akan berdampak pusing, sedikit ada efek narkotika,
bahkan jika banyak dikonsumsi akan mendatangkan kematian. Tidak berlebihan jika “Lalang” dijadikan sebagai symbol/lambang kematian.
Karena efeknya/dampaknya yang buruk-mati.• Berbeda dengan gandum yang jika dikonsumsi akan memberikan tambahan
nutrisi penting bagi tubuh, secara khusus, sekaligus merupakan instrument/elemen penting
keberlangsungan hidup manusia. • Lalang berujung pada perapian (mati)• Gandum akan dikhususkan dimasukkan ke dalam lumbung.(13:30)
Cirikhas “Lalang”
“Lalang gereja” Mematikan
Tidak hanya jeratan/cengkeramannya yang berbahaya, tapi pengaruhnya yang pelan-pelan namun pasti membawa maut.
• Kurang disadari orang, padahal dampaknya fatal: kematian kekal.
• Lalang berujung kematian kekal, dibuang kedapur api, tempat dimana ada ratapan dan kertakan gigi (13:42).
• Gandum (Orang-orang benar) akan semakin bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka (13:43).
Cirikhas “Lalang”
Menilai sesuatu yang wajar. “system” otomatis dalam diri. Menilai diri dengan ukurannya sendiri, merasa diri lebih
unggul secara sosial maupun spiritual. Muaranya, mendiskreditkan/(berusaha untuk)
menjelekkan atau memperlemah orang yang diidentifikasi sebagai “lalang”.
Penilaian pribadi (apalagi dengan ukuran sendiri) sering sangat subyektif, bergantung pada kesukaan, atau azas manfaat.
Menilai & Menghakimi “Lalang”
Menilai & Menghakimi “Lalang”
Menghakimi “Lalang” dalam Gereja Bentuk penghakiman: sesat, jahat, pengikut Iblis dll Langsung memberi sangsi hukuman:• Sangsi sosial (mengucilkan, atau memberikan hukuman)
kepada mereka sesuai syariat kristen misalnya. Pertanyaannya: Apakah orang yang mengklaim diri
“gandum” benar adalah “gandum”, dan bukan sebaliknya? Apakah Alkitab memang memperbolehkan orang Kristen
menghakimi?
Tidak Buru-buru Menghakimi• Menginternalisasi (membatinkan) ke dalam diri. Benarkah aku gandum, atau
sesungguhnya aku lalang.• Tuan menyuruh hambanya untuk tidak gegabah dengan bertindak sebagai
hakim, apalagi sampai menjatuhkan sangsi (mencabut), dampaknya terlalu besar: Gandum yang benar akan tercerabut. • Tuan pemilik ladang menyarankan agar menunggu, hingga musim panen tiba. Penghakiman bukan kini/sekarang, tapi nanti, ada masanya.Menghakimi bukan tugas kita, tapi domain/wilayah/tupoksi Allah sendiriTidak ada ruang untuk saling menghakimi. Tapi terbuka lebar ruang untuk
berlomba untuk tidak mejadi lalang dengan segala karakteristiknya, tetapi menjadi gandum dengan segala kemanfaatan dan buahnya yang maksimal.
Akhir Hidup “Lalang”
top related