pidato laporan keterangan pertanggungjawaban … · tahun 2007-2012. mengawali penyampaian pidato...
Post on 26-Jan-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PIDATO
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN
AKHIR MASA JABATAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA
2007 - 2012
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KAMIS, 7 JUNI 2012
1
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Yang saya hormati,
- Saudara Ketua, Para Wakil Ketua dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta;
- Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI, Daerah
Pemilihan Provinsi DKI Jakarta;
- Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, Daerah
Pemilihan Provinsi DKI Jakarta;
- Para Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah;
- Para Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
- Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan pertama, marilah kita bersama-sama
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan ridho-Nya yang dilimpahkan kepada
kita semua, sehingga pada hari ini dapat hadir dalam
keadaan sehat wal’afiat, untuk mengikuti Rapat Paripurna
DPRD Provinsi DKI Jakarta, dalam rangka Penyampaian
Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban Akhir Masa
Jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2007-2012.
Mengawali penyampaian pidato LKPJ-AMJ ini,
terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara singkat dasar
hukum penyusunannya.
Penyampaian LKPJ-AMJ merupakan kewajiban
konstitusi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2005 Pasal 2 yang menyebutkan bahwa DPRD
memberitahukan berakhirnya masa jabatan Kepala
2
Daerah secara tertulis 5 (lima) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah.
Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 pasal 17 dan Pasal 23 diamanatkan bahwa
LKPJ-AMJ disampaikan kepada DPRD oleh Kepala
Daerah dalam Rapat Paripurna DPRD paling lambat 30
(tiga puluh) hari setelah pemberitahuan DPRD perihal
berakhir masa jabatan Kepala Daerah, dimana sesuai
dengan Surat Pemberitahuan DPRD Nomor 349/-073.6
tanggal 30 April 2012, penyampaian LKPJ-AMJ 2007-
2012 dilakukan pada hari ini, 7 Juni 2012. Dengan
demikian, berdasarkan agenda yang telah ditetapkan,
dihadapan sidang yang terhormat ini, saya selaku
Gubernur Provinsi DKI Jakarta akan menyampaikan
LKPJ-AMJ 2007-2012 kepada DPRD Provinsi DKI
Jakarta.
Adapun materi LKPJ-AMJ sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Pasal 24 adalah
ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya ditambah
dengan LKPJ Sisa Masa Jabatan yang belum dilaporkan.
Muatan LKPJ-AMJ terdiri dari hal-hal pokok, yaitu
Kebijakan Pemerintahan Daerah; Kebijakan Umum
Pengelolaan Keuangan Daerah; Hasil Pembangunan
Daerah; Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan
Dekonsentrasi; serta Penyelenggaraan Tugas Umum
Pemerintahan.
3
Perlu saya jelaskan bahwa Pelaksanaan
Pembangunan selama masa bakti 2007-2012, berpedoman
pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2007-2012 yang mencakup Program Dedicated,
Program Menurut Urusan Pemerintahan, serta Program
Kewilayahan yang dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan diimplementasikan
melalui pelaksanaan APBD setiap tahunnya.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan
materi-materi pokok sebagai intisari LKPJ-AMJ,
sedangkan materi selengkapnya, saya sajikan kehadapan
Dewan dalam sebuah Buku LKPJ-AMJ 2007-2012 yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Pidato LKPJ-
AMJ Tahun 2007-2012 yang saya sampaikan ini.
Rapat Dewan yang saya hormati,
Sebelum menjelaskan mengenai hasil kinerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama periode 2007-
2012, saya akan menyampaikan terlebih dahulu Kebijakan
Pemerintah Daerah, yang meliputi Visi dan Misi
pembangunan Jakarta 2007-2012.
Seperti tercantum pada RPJMD Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2007-2012, Visi pembangunan Jakarta adalah
“Jakarta Yang Nyaman dan Sejahtera Untuk Semua”,
sedangkan Misi yang diemban adalah :
4
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik
dengan menerapkan kaidah-kaidah Good Governance;
Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima;
Memberdayakan masyarakat dengan prinsip
pemberian otoritas pada masyarakat untuk mengenali
permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan
pemecahannya;
Membangun sarana dan prasarana kota yang
menjamin kenyamanan, dengan memperhatikan
prinsip pembangunan berkelanjutan; serta
Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang
dinamis dalam mendorong pertumbuhan dan
kesejahteraan.
Tidak terasa sampai hari ini, genap empat tahun
delapan bulan saya menjalankan roda pemerintahan
sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Berbagai
tantangan dan peristiwa terjadi mengiringi perjalanan saya
dalam menjalankan amanat untuk melaksanakan
pembangunan Jakarta.
Beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi dan
memberi makna pada arah kebijakan dan strategi
pembangunan periode 2007-2012, antara lain adalah
penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden
yang dilaksanakan pada tahun 2009. Saya bersyukur bahwa
berkat dukungan dari semua pihak, baik aparat keamanan,
masyarakat maupun pemerintah, Pemilu Legislatif dan
5
Pemilu Presiden dapat berlangsung dengan aman dan
terkendali.
Selain itu, pada awal masa bakti saya, terjadi Krisis
Ekonomi Global yang melanda Eropa dan Amerika.
Imbasnya terasa hingga ke negara-negara di Asia termasuk
Indonesia, dimana dampak negatif yang ditimbulkan adalah
menurunnya kinerja neraca pembayaran, tekanan pada
nilai tukar rupiah serta dorongan pada laju inflasi.
Pada waktu itu awal saya menjabat sebagai Gubernur,
APBD DKI Jakarta tercatat baru mencapai Rp20,60
Trilyun. Namun dengan kekuatan yang diupayakan dan
dukungan stabilitas keamanan yang semakin mantap,
perekonomian Jakarta dapat bertahan dan terus tumbuh
secara meyakinkan. Hal ini ditandai dengan terus
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga total
APBD Provinsi DKI Jakarta tahun 2012 saat ini menjadi
Rp36,02 Trilyun.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan
pertumbuhan ekonomi Jakarta, selain melaksanakan
kegiatan yang bersifat rutin, Saya juga memprioritaskan
pelaksanaan program prioritas yang menyentuh langsung
kepentingan publik, bersifat monumental, lintas urusan,
berskala besar, dan memiliki urgensi yang tinggi serta
memberikan dampak luas pada masyarakat, yang kita
kenal dengan Program Dedicated yang merupakan
program komitmen bersama antara Eksekutif dan
Legislatif.
6
Program Dedicated tersebut, antara lain dilaksanakan
melalui program pengendalian banjir yang diwujudkan
dengan pembangunan Kanal Banjir Timur, normalisasi
sungai dan saluran serta penataan situ waduk dan polder;
Pembangunan Perhubungan dan Transportasi yang
dijabarkan dalam pembangunan busway, MRT, penunjang
Kereta Api lingkar, terminal bus Pulogebang, flyover dan
underpass, perluasan dan penambahan jaringan jalan serta
angkutan Kepulauan Seribu; Penanggulangan Polusi yang
dilakukan dengan pembangunan dan pengembangan RTH,
penanganan sampah serta pengelolaan air limbah;
Peningkatan Kebutuhan Dasar Masyarakat dengan
melaksanakan peningkatan layanan pendidikan dan
kesehatan, perbaikan lingkungan permukiman serta
pembangunan rusunawa; Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan melalui penyaluran dana bergulir serta
pembangunan fisik lingkungan dan sosial; Pengembangan
Budaya Keragaman yang diwujudkan dengan
pengembangan Kota Tua dan pembangunan Perkampungan
Budaya Betawi; Penerapan Kaidah Good Governance;
Antisipasi Perubahan Iklim melalui pembangunan Green
Building; serta Pengelolaan Bencana.
Pimpinan dan segenap Anggota Dewan yang saya hormati,
Selanjutnya sebelum saya menjelaskan secara rinci
mengenai Program Dedicated akan saya sampaikan secara
ringkas keberhasilan pembangunan Jakarta yang
ditunjukkan melalui indikator pembangunan yang meliputi
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indikator
7
Keberhasilan Ekonomi dan Indikator Keberhasilan
Sosial.
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selama 5 tahun
terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup
menggembirakan. Pada tahun 2007 nilai IPM DKI Jakarta
sebesar 76,59 menjadi 78,0 pada tahun 2011 jauh diatas
rata-rata tingkat nasional yang baru mencapai 72,60.
Pencapaian IPM tersebut juga merupakan yang
tertinggi provinsi secara nasional. Ini menunjukkan bahwa
tingkat kesehatan, pendidikan, dan kemampuan daya beli
masyarakat Jakarta lebih tinggi dibandingkan daerah lain di
Indonesia.
Dapat pula saya informasikan bahwa dijajaran
internasional, IPM Indonesia saat ini termasuk dalam
kategori medium human development dan berada pada
peringkat 124 diantara negara-negara lain. Sedangkan pada
level Kota, Jakarta berada pada kelompok high human
development sejajar dengan kota-kota dunia seperti Rio De
Janeiro, Beijing, Guang Dong, Kuala lumpur, serta diatas
kota-kota di India, Vietnam dan Brunai Darusalam.
Keberhasilan tersebut, menunjukkan kita dalam track
yang benar bahwa berbagai upaya pembangunan di bidang
ekonomi sosial dan infrastruktur kota telah
menempatkan manusia sebagai titik sentral
pembangunan, tidak hanya mengedepankan pertumbuhan
8
ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek kesejahteraan
masyarakat.
2. Indikator Keberhasilan Ekonomi
Selama lima tahun terakhir, perekonomian Jakarta
menunjukkan prestasi yang menggembirakan, sehingga jika
dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
terhadap nilai Produk Domestik Bruto (PDB), peranan
Jakarta terhadap Nasional mencapai 16%. Kondisi ini
menjadikan Jakarta sebagai penyumbang terbesar PDB
dibandingkan provinsi lain.
Seiring dengan semakin membaiknya ekonomi
nasional maupun global, kinerja perekonomian Jakarta
yang diukur dengan laju pertumbuhan ekonomi, terus
menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2007,
pertumbuhan ekonomi Jakarta yang mencapai 6,44%
meningkat menjadi 6,77% pada tahun 2011. Dalam kurun
waktu lima tahun terakhir, ekonomi Jakarta tumbuh rata-
rata 6,17% pertahun dan selalu berada di atas
pertumbuhan ekonomi nasional dengan rata-rata laju
pertumbuhan yang hanya mencapai 5,88% pertahun.
Dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi yang baik
selama lima tahun terakhir, diharapkan dapat memberikan
harapan kedepan terhadap kinerja ekonomi Jakarta menuju
kearah kondisi yang semakin baik lagi.
Kinerja Ekonomi yang baik ini juga diikuti dengan
peningkatan PDRB perkapita penduduk Jakarta. Selama
9
periode 2007-2011 PDRB perkapita atas dasar harga
berlaku rata-rata tumbuh 61,61% dari Rp.62,5 juta pada
tahun 2007 menjadi Rp.101,01 juta pada tahun 2011.
Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan
meningkat sebesar 18,06%, yaitu dari Rp.36,76 juta pada
tahun 2007 menjadi Rp.43,40 juta pada tahun 2011.
Jika di lihat dari tingkat pemerataan pendapatan, salah
satu ukuran melihat pemerataan pendapatan adalah Gini
Ratio. Selama periode 2007-2011, Gini Ratio DKI Jakarta
relatif dikisaran rata-rata 0,37. Angka ini menunjukan
bahwa ketimpangan yang terjadi di Jakarta masih dalam
kategori ketimpangan rendah. Kondisi ini diperkuat dengan
kriteria ketimpangan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia,
yang menunjukan bahwa pembangunan di Jakarta juga
dinikmati oleh masyarakat ekonomi lemah, sehingga dapat
dikatakan bahwa distribusi pendapatan masyarakat
selama 5 tahun terakhir cukup merata.
Selama lima tahun terakhir ini, meskipun fluktuatif,
inflasi relatif terkendali. Pada tahun 2007 inflasi tercatat
6,04%, naik menjadi 11,06% pada tahun 2008 karena
adanya kenaikan BBM. Pada tahun 2009 inflasi turun
menjadi 2,34%, karena pemerintah menurunkan harga
sejumlah bahan kebutuhan pokok serta kebijakan
menurunkan kembali harga BBM. Selanjutnya inflasi
meningkat lagi menjadi 6,21% pada tahun 2010. Kenaikan
tersebut, merupakan akibat dari kebijakan pemerintah
menaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap
beras, nilai Cukai Rokok dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
10
Namun, melalui berbagai upaya seperti operasi pasar,
pemerataan distribusi barang kebutuhan pokok, serta
dorongan faktor ekonomi global, angka inflasi dapat
dikendalikan sehingga turun menjadi 3,97% pada tahun
2011.
Kinerja perekonomian Jakarta selama lima tahun
terakhir, juga dapat dilihat dari meningkatnya nilai ekspor-
impor barang dan jasa. Nilai ekspor yang melalui Jakarta
pada tahun 2007 sebesar US $ 32,18 Miliar meningkat
menjadi US $ 46,47 Miliar pada tahun 2011. Sejalan
dengan peningkatan nilai ekspor, nilai impor juga
mengalami kenaikan, yaitu dari US $ 34,73 Miliar pada
tahun 2007 menjadi US $ 88,87 Miliar pada tahun 2011.
Semakin baiknya kinerja perekonomian ini telah
menempatkan Jakarta pada posisi 17 dari 200 kota
metropolitan dengan kinerja ekonomi terbaik di dunia
berdasarkan laporan Global Metro Monitor 2011.
Stabilitas moneter yang semakin membaik, berdampak
positif dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat dan
dunia usaha. Hal ini ditandai dengan peningkatan minat
investasi, baik dalam maupun luar negeri yang disetujui
pemerintah. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) meningkat dari Rp.4,22 Trilyun pada tahun 2007
menjadi Rp.9,26 Trilyun pada tahun 2011. Sedangkan
untuk Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat dari US
$ 4,58 Milyar pada tahun 2007 menjadi US $ 4,82 Milyar
11
pada tahun 2011. Kondisi ini diperkuat dengan diraihnya
rating international sebagai kota dengan iklim investasi
yang sangat baik selama 2 tahun berturut-turut berdasarkan
survey doing business yang dilaksanakan oleh World Bank
melalui International Finance Corporation.
Dampak lain dari pertumbuhan ekonomi ini adalah
perluasan lapangan kerja, sehingga dengan baiknya kinerja
ekonomi Jakarta, tingkat pengangguran terbuka turun dari
12,57% pada tahun 2007 menjadi 10,72% pada tahun 2011.
Diharapkan tingkat pengangguran pada tahun 2012 akan
dapat ditekan hingga di bawah angka 10%.
Selain itu, dengan situasi kondisi keamanan yang
semakin kondusif, dampak positif juga terjadi pada
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik nusantara
maupun mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan
nusantara ke Jakarta yang pada tahun 2007 tercatat
sebanyak 12,77 juta orang, meningkat pada tahun 2011
menjadi 18,04 juta orang. Sedangkan kunjungan wisatawan
mancanegara ke Jakarta yang tercatat sebanyak 1,21 juta
orang pada tahun 2007 meningkat menjadi 2 juta orang
pada tahun 2011.
3. Indikator Keberhasilan Sosial
Penduduk miskin di Jakarta sejak tahun 2007 juga
menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Jika
pada tahun 2007 penduduk miskin mencapai sekitar 405
12
ribu jiwa atau 4,48%, pada tahun 2011 dapat ditekan
menjadi sekitar 355 ribu jiwa atau 3,64%, meskipun garis
kemiskinan meningkat karena terjadinya kenaikan harga
komoditi makanan dari Rp.266.870,- perkapita perbulan
pada tahun 2007, menjadi Rp.368.415,- perkapita perbulan
atau sebesar 38,05% ditahun 2011.
Ketua, Para Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan yang
saya hormati,
Pada kesempatan ini, terlebih dahulu perkenankan
saya mengucapkan selamat kepada para Walikota dan
jajarannya yang telah memperoleh kembali piala Adipura
sebagai penghargaan atas prestasi dalam melaksanakan
pengelolaan lingkungan perkotaan yang kemarin telah
diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia
pada acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Selanjutnya akan saya sampaikan Hasil
Pembangunan Daerah yang telah disinkronkan antara
Program Dedicated, Program Prioritas Urusan, dan
Program Kewilayahan sebagaimana tercantum dalam
RPJMD.
1. Pengendalian Banjir
Dalam upaya penanggulangan banjir, selama kurun
waktu 5 tahun terakhir, tercatat adanya perubahan dan
kemajuan yang cukup signifikan. Sejak akhir tahun 2010,
Kanal Banjir Timur (KBT) yang menyodet dan
menampung 5 aliran sungai, yaitu Kali Cipinang, Kali
13
Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat dan Kali Cakung
telah dapat mengalirkan air hingga tembus ke laut.
Beberapa kawasan yang pada tahun-tahun sebelumnya
sering menjadi langganan banjir, kini terbebas dari
ancaman banjir yang setiap tahun terjadi, yaitu 30%
kawasan timur dan utara Jakarta seluas 15.400 hektar
yang dihuni oleh 2,7 juta penduduk.
Diharapkan pada tahun 2012 koridor basah yang
tersisa, seluruhnya dapat dibebaskan, sehingga pada tahun
2013 tinggal melanjutkan proses pembebasan lahan koridor
kering yang diperuntukkan untuk pembangunan jalan,
saluran serta koridor hijau sejajar KBT. Dapat saya
informasikan bahwa saat ini telah dibentuk Unit Pengelola
KBT sehingga kedepan lingkungan di kawasan sepanjang
koridor KBT diharapkan dapat dijaga, dipelihara dan
dikembangkan dengan baik.
Disamping itu, Rehabilitasi Kanal Banjir Barat
(KBB) yang hingga saat ini terus diupayakan melalui
pengerukan, perbaikan tanggul, dan penataan tepian kanal
sebagai ruang terbuka hijau, juga telah menunjukan
dampak yang positif bagi pengurangan kawasan rawan
banjir di bagian barat Jakarta.
Kemudian, dalam rangka menunjang kegiatan
normalisasi sungai yang sedang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, dilakukan pembebasan tanah Kali
Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Sunter dan Kali Krukut di
14
Kampung Pulo. Sedangkan untuk mengendalikan aliran
Kali Krukut, saat ini sedang dilaksanakan pembebasan
lahan untuk pembangunan Waduk Brigif.
Usaha lain yang terus dilakukan untuk
penanggulangan banjir adalah melalui pembangunan dan
revitalisasi system polder berupa pembangunan waduk,
pengadaan pompa, pembangunan pintu-pintu air
pengendali banjir dan saringan sampah; normalisasi sungai
dan saluran, antara lain dengan membangun sheetpile Kali
Mookervart Hilir dan Saluran Tubagus Angke; perbaikan
perkuatan tebing kali di aliran barat; pembersihan KBT dan
42 saluran/kali lainnya di 5 wilayah kota; serta
pembangunan waduk dan situ. Melalui upaya ini telah
dapat diturunkan lama genangan rata-rata 50% lebih cepat
dibanding kondisi tahun 2007.
Selain itu dilakukan pula pemeliharaan dan
rehabilitasi sistem drainase pada lokasi rawan genangan di
jalan arteri dan kolektor, sehingga dari total 123 titik
genangan yang diidentifikasi, hingga saat ini telah berhasil
ditangani 110 titik genangan. Diharapkan pada akhir tahun
2012 seluruh titik genangan yang ada sudah dapat ditangani
dengan baik.
2. Pembangunan Perhubungan dan Transportasi
Untuk dapat mewujudkan Jakarta yang sejajar dengan
kota-kota besar lainnya di dunia memang bukan pekerjaan
mudah dan sederhana. Salah satu permasalahan yang harus
15
diselesaikan adalah kemacetan serta permasalahan
perhubungan dan transportasi lainnya. Untuk itu, sejak
tahun 2007-2011 telah dilakukan berbagai upaya, antara
lain:
Pembangunan Angkutan Massal Busway
Dalam rangka peningkatan pelayanan busway, sejak
tahun 2007 sampai tahun 2011 telah dibangun 4
koridor busway sepanjang 86,25 km dan dilengkapi
dengan 3 rute feeder busway sehingga total koridor
busway yang dioperasikan menjadi 11 koridor
sepanjang 183,6 km. Sedangkan untuk mendukung
operasionalnya, telah dilakukan penambahan 124 unit
bus yang terdiri dari 55 unit articulated bus dan 69
unit single bus sehingga total armada busway yang
beroperasi menjadi 554 unit.
Sedangkan, pada tahun 2012 akan dilakukan
pembangunan, 2 koridor ekstension Pulo Gadung–
Bekasi dan Kali Deres-Tangerang, 4 rute feeder
busway baru dan pengoperasian Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway (APTB) Bekasi–Pulo Gadung,
Bekasi–Kampung Rambutan dan Kali Deres-
Tangerang, serta penambahan armada busway
sebanyak 50 unit oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dan 66 unit oleh operator.
Upaya-upaya ini telah dapat meningkatkan
penumpang busway dari 61,43 juta penumpang pada
16
tahun 2007 menjadi 114,7 juta penumpang di tahun
2011.
Optimalisasi, Perluasan dan Penambahan
Jaringan Jalan
Guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam
melakukan aktivitasnya, selama periode 2007-2011
telah dilaksanakan antara lain pembangunan dan
peningkatan Jl. Joglo Raya, Jl. Kembangan Raya,
jalan tembus/missing link Jl. Kelapa Gading menuju
Terminal Pulo Gadung, dimulainya pembangunan
jalan sejajar KBT, serta memfasilitasi upaya swasta
untuk pembangunan jalan, jalan tol dalam kota dan
Pemerintah Pusat untuk penyelesaian JORR W2.
Disamping itu juga dilakukan pembangunan 2 ruas
jalan layang non tol, yaitu jalan layang non tol Kp.
Melayu-Tanah Abang dan jalan layang non tol
Antasari- Blok M, yang direncanakan selesai pada
akhir tahun 2012.
Kemudian untuk optimalisasi pelayanan jalan telah
dilakukan pemeliharaan berkala dan perbaikan jalan
arteri/kolektor di lima wilayah, sehingga dapat
mengembalikan fungsi jaringan jalan kolektor dan
jalan lokal seluas 6,67 juta m2.
17
Pembangunan Flyover (FO) dan Underpass (UP)
Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 telah diselesaikan
pembangunan 6 ruas FO yaitu FO Roxy, FO Yos
Sudarso, FO Martadinata, FO Latuharhari, FO
Bandengan dan FO Tubagus Angke yang juga
berfungsi sebagai pendukung pengembangan jalur
kereta api lingkar (loop line); 3 ruas UP yaitu UP
Angkasa, UP Trunojoyo dan UP Kebayoran Lama;
serta pembangunan dan peningkatan 14 ruas jembatan.
Sementara itu pada tahun 2012 ini akan dimulai
pelaksanaan pembangunan FO Mangga Dua, FO
Gunung Sahari dan UP Cendrawasih.
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT)
Pemikiran untuk membangun MRT yang sudah
dicetuskan kurang lebih sejak 20 tahun yang lalu,
akhirnya akan memasuki tahapan implementasi fisik
yang direncanakan akan dimulai pada Oktober 2012.
Berbagai persiapan untuk mendukung pelaksanaan
konstruksi MRT telah dilakukan. Sejak tahun 2008,
dengan dukungan DPRD, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah menerbitkan dua Perda, yaitu Perda No.3
Tahun 2008 tentang Pembentukan PT. MRT Jakarta
dan Perda No.4 Tahun 2008 tentang Rencana
Keuangan PT MRT Jakarta, dimana Perda dimaksud
selayaknya dapat dicatat sebagai langkah awal
menuju modernisasi sistem transportasi publik di
DKI Jakarta.
18
Pada tahun 2009, telah diselesaikan administrasi
penerusan hibah melalui penerbitan Naskah Perjanjian
Penerusan Hibah (NPPH) untuk pembangunan proyek
MRT. Disamping itu telah dilakukan pula pelaksanaan
penyusunan Basic Engineering Design, Management
Consulting Services dan Tender Assistance Services;
pembebasan lahan untuk koridor dan depo di Lebak
Bulus, Cilandak dan Pondok Pinang; serta penataan
kembali berbagai fasilitas dan utilitas di kawasan
rencana pembangunan MRT. Dengan demikian, sesuai
dengan rencana diharapkan pada tahun 2016 MRT
sudah dapat beroperasi.
Pembangunan Terminal Bus Pulo Gebang
Sampai dengan awal tahun 2012, pembangunan
Terminal Pulo Gebang yang telah dibangun sejak
tahun 2010, telah mencapai 80%. Disamping itu,
pembangunan flyover akses terminal saat ini juga
sedang dilaksanakan, sehingga diharapkan pada akhir
tahun 2012, terminal bus ini akan dapat diselesaikan
dan dioperasikan untuk menggantikan peranan
Terminal Pulo Gadung.
3. Penanggulangan Polusi
Sehubungan dengan pencegahan penurunan kualitas
lingkungan akibat pencemaran udara, sampah dan air
limbah yang berlebihan, baik oleh aktivitas masyarakat
maupun dunia usaha, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
19
senantiasa melakukan upaya-upaya untuk
mengendalikannya melalui:
Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Kota
Dalam rangka pengembangan Ruang Terbuka Hijau,
selama periode 2007-2011 telah dilakukan
pembebasan lahan total seluas 108,11 Ha, yang terdiri
dari RTH taman dan jalur hijau seluas 57,56 Ha,
taman interaktif seluas 1,90 Ha; RTH eks SPBU
seluas 0,52 Ha, RTH makam seluas 22,93 Ha, RTH
hutan kota seluas 16,65 Ha, dan RTH pertanian seluas
8,54 Ha.
Selain itu, telah dilakukan pula refungsi terhadap 26
lokasi SPBU, dan taman Ayodia dengan luas total
4,43 Ha;
Sedangkan untuk pembangunan, penataan dan
pemeliharaan telah dilakukan antara lain,
pembangunan taman hutan kota Kebun Pisang
Penjaringan dan taman kota lain dengan luas total
15,76 Ha; pembangunan 12 lokasi taman interaktif
seluas 11,57 Ha; pembangunan 3 lokasi RTH hutan
seluas 5,22 Ha, pembangunan RTH pertanian seluas
0,29 Ha; penataan jalur hijau seluas 30,40 Ha; serta
pemeliharaan taman, jalur hijau dan TPU seluas
2.736,73 Ha.
Kemudian untuk meningkatkan kualitas ruang kota,
telah dilaksanakan pula pembangunan elemen estetika
kota, antara lain pembangunan patung Mohamad
Husni Thamrin yang baru-baru ini saya resmikan.
20
Penanggulangan Polusi Udara
Sementara itu, dalam rangka penanggulangan polusi
udara serta mewujudkan udara bersih kota Jakarta,
sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, telah
dilaksanakan pemantauan kualitas udara luar ruang
secara berkala; sosialisasi kewajiban Uji Emisi
kendaraan bagi pengguna dan bengkel kendaraan
Sepeda Motor untuk meningkatkan kesadaran dan
kemauan masyarakat agar selalu memeriksakan dan
menjaga kualitas emisi kendaraannya secara berkala
sehingga dapat memenuhi ambang batas emisi yang
ditetapkan; serta pengawasan penegakkan hukum
kawasan dilarang merokok di gedung instansi
pemerintah, perkantoran swasta, mall, universitas,
hotel, restauran, dan apartemen.
Selain itu dilaksanakan pula Hari Bebas Kendaraan
Bermotor (HBKB) setiap minggu di Jl. Sudirman-
Thamrin, yang hasilnya telah dapat mengurangi
tingkat pencemaran udara di kawasan tersebut
sebesar 35% untuk Partikel Debu, 70% untuk Karbon
Monoksida, 81% untuk Nitrogen Oksida dan 22%
untuk total Hidrokarbon.
Penanganan Sampah
Dalam rangka penanganan sampah, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan program
untuk mengendalikan sampah yang dimulai dari
sumbernya, untuk meminimalkan penyelesaian
sampah di TPA, melalui pelaksanaan program 3R dan
pengembangan konsep bank sampah.
21
Mengingat keterbatasan lahan yang dapat dipakai
untuk TPA dan tuntutan untuk mengelola sampah
yang ramah lingkungan, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah merencanakan pengelolaan sampah
dengan menggunakan teknologi pengelolaan sampah
yang ramah lingkungan. Dengan cara tersebut,
diharapkan pengelolaan sampah tidak hanya sebagai
cost centre, tetapi juga dimungkinkan menghasilkan
pendapatan dari penjualan barang-barang daur ulang,
penjualan kompos dan pemanfaatan gas methan hasil
penumpukan sampah menjadi energi listrik (waste to
energy).
Saat ini, pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang
telah mampu mengolah sampah menjadi energi listrik
dengan menerapkan teknologi Gasification Landfill
Anaerobic Digestion dan menghasilkan energi listrik
dari gas methan sampah sebesar 10,5 Megawatt dari
target 26 Megawatt, serta mengolah kompos dari
sampah organik dengan kemampuan produksi 600 ton
per hari. TPST Bantar Gebang telah menjadi contoh
Integrated Waste Treatment Plant yang terbaik di
Indonesia serta memperoleh penghargaan Anugerah
Dharma Karya Energi dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral.
Disamping itu telah pula dilakukan kerjasama dengan
ITF Cakung-Cilincing untuk mengolah 276.000 ton
sampah selama 5 tahun, serta pelelangan untuk
pembangunan ITF Sunter.
22
Pengelolaan Air Limbah
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam upaya pengembangan pengelolaan
air limbah melalui kerjasama dengan Pemerintah
Pusat dan JICA. Saat ini telah diselesaikan Masterplan
Pengelolaan Air Limbah DKI Jakarta dengan target
untuk mengembangkan sistem pengelolaan air limbah
terpusat hingga cakupan layanan 80% pada tahun
2050.
Selanjutnya akan dilakukan persiapan-persiapan
antara lain penyusunan feasibility study pembangunan
tahap 1 untuk mencapai target layanan air limbah
perpipaan sebesar 20% pada tahun 2020, dengan
skema pembiayaan kombinasi antara Public Private
Partnership dan pinjaman luar negeri yang akan mulai
dilaksanakan pada tahun 2015.
4. Pendidikan
Penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh wilayah
DKI Jakarta terus ditingkatkan kualitasnya dan diperluas
jangkauannya. Khusus untuk layanan pendidikan bagi
warga kota, alokasi APBD Jakarta telah melampaui amanat
Undang-Undang Dasar untuk pengalokasian anggaran
pendidikan, bahkan tahun 2011 alokasi anggaran
pendidikan telah mencapai 27,05%, sehingga Pemprov
DKI dapat memenuhi kebutuhan operasional sekolah
melalui pemberian Biaya Operasional Pendidikan (BOP)
karena Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang berasal dari
23
APBN tidak mencukupi untuk operasional sekolah di
Jakarta.
Sejak tahun 2007 hingga saat ini, setiap tahun telah
diberikan BOP untuk sekitar 700 ribu siswa SDN/MIN,
250 ribu siswa SMPN/MTsN dan 140 ribu siswa
SMAN/SMKN/MAN. Selain itu selama ini juga telah
diberikan beasiswa bagi 26.773 siswa rawan putus sekolah,
serta Biaya Operasional Buku untuk 384.784 siswa
SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta.
Dalam kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan
guru, Pemprov DKI Jakarta memberikan komitmen tinggi
untuk kesejahteraan mereka. Saat ini, take home pay guru
rata-rata berkisar antara 6 hingga 9 juta rupiah per bulan.
Ini merupakan take home pay tertinggi di Indonesia.
Dari berbagai upaya yang dilakukan, hasil yang
dicapai dibidang pendidikan adalah dipertahankannya rata-
rata lama sekolah 11,40 tahun; dicapainya Angka
Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK sebesar 89,59%, SMP
sebesar 109,63%, SD sebesar 110,92%, dan PAUD sebesar
56,70 %; serta dicapainya angka kelulusan SD 100%, SMP
99,99%, SMA 99,53% dan SMK 99,82%.
Untuk itu, guna memberikan kesempatan bersekolah
dan meningkatkan kualitas pendidikan, maka pada
peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2012 telah Saya
canangkan penyelenggaraan Wajib Belajar 12 tahun bagi
anak usia sekolah di Jakarta.
24
5. Kesehatan
Sejalan dengan peningkatan pelayanan pendidikan,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Saat ini,
seluruh Puskesmas Kelurahan telah mampu memberi
layanan klinik gigi dengan tarif yang relatif murah, yakni
Rp5.000,-. Di samping itu, jenis layanan poli rawat jalan di
Puskesmas Kelurahan juga semakin bertambah dengan
jumlah pengunjung yang semakin meningkat pula. Layanan
rawat inap di Puskesmas Kecamatan sudah diperkenalkan
sejak tahun 2010, pada tahun 2011 sudah dapat
diselesaikan peningkatan 11 Puskesmas Kecamatan yang
menyediakan layanan rawat inap dan tahun 2012
ditargetkan untuk meningkatkan 12 Puskesmas Kecamatan
menjadi Puskesmas Rawat Inap.
Kemudian melalui peningkatan sarana prasarana dan
mekanisme layanan kesehatan, saat ini 4 RSUD, 4 UPT, 44
Puskesmas Kecamatan dan 98 Puskesmas Kelurahan telah
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.
Untuk pelayanan kesehatan Keluarga Miskin (Gakin)
dan pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM),
korban bencana serta Kejadian Luar Biasa (KLB), dapat
saya sampaikan bahwa jumlah penerima layanannya terus
meningkat dari 2,3 juta kasus di tahun 2009 menjadi 2,5
juta kasus di tahun 2010 dan 2,7 juta kasus di tahun 2011.
25
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk
peningkatan layanan kesehatan telah memberikan dampak
positif. Indikasinya antara lain adalah, peningkatan Usia
Harapan Hidup dalam lima tahun terakhir dari 74,0 tahun
menjadi 74,4 tahun untuk pria dan dari 77,6 tahun menjadi
78,0 tahun untuk wanita. Disamping itu, Pemprov DKI
Jakarta juga memperoleh Penghargaan Penanggulangan
HIV/AIDS dari Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat atas keberhasilan mencapai salah
satu tujuan MDGs.
6. Perumahan dan Pemukiman
Dalam upaya penyediaan perumahan yang layak huni
bagi masyarakat, dalam kurun waktu 2007-2011 telah
diselesaikan pembangunan 4.638 unit Rusun yang tersebar
di Rusun Marunda, Rusun Pinus Elok, Rusun Cakung
Barat, Rusun Pulo Jahe, Rusun Pulo Gebang, Rusun
Pegadungan, Rusun Dinas Kebakaran Boker, Rusun
Waduk Pluit dan Rusun Cipinang Besar Selatan.
Selain itu, guna perbaikan dan penataan kampung,
telah pula dilakukan peningkatan kualitas permukiman RW
kumuh melalui program perbaikan kampung di 267 RW
dan program MHT Plus di 259 RW yang tersebar di 5
wilayah kota dan kabupaten.
7. Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
agar dapat menyelesaikan permasalahan di tingkat
26
komunitasnya melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah
melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (PPMK) dengan pendekatan Tri Bina, yang
mencakup Bina Fisik, Bina Sosial, dan Bina Ekonomi.
Keberhasilan program ini telah diakui oleh banyak pihak
sehingga sejak tahun 2009 Pemerintah Pusat juga
meluncurkan program yang menyerupai PPMK, yaitu
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri yang diterapkan di seluruh Indonesia,.
Sampai dengan tahun 2011, untuk PPMK Bina Sosial
telah disalurkan dana sebesar Rp231,04 Milyar untuk
membiayai 10.564 kegiatan, sedangkan untuk PPMK Bina
Fisik juga telah disalurkan dana sebesar Rp231,04 Milyar
untuk membiayai 25.207 kegiatan.
Disamping itu, dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan (PEMK), sampai dengan tahun
2012 telah disalurkan Dana Bergulir Bina Ekonomi sebesar
Rp330,19 Milyar melalui Koperasi Jasa Keuangan (KJK)
kepada 133.045 pemanfaat untuk pengembangan usaha
mikro masyarakat seperti toko kelontong, warung,
pedagang makanan, warnet, fotocopy, agen koran, penjahit
dan lain-lain.
8. Pengembangan Budaya Keragaman
Jakarta adalah kota yang menyimpan begitu banyak
warisan sejarah. Namun banyak pula yang daya pikatnya
27
tenggelam dalam timbunan waktu sehingga tak sanggup
memberi kesaksian pada masyarakat yang hidup di masa
kini. Oleh karena itu, upaya revitalisasi kota tua sebagai
warisan sejarah perlu mendapat perhatian agar kawasan
Kota Tua dapat tumbuh selaras dengan dinamika
perkembangan Kota Jakarta. Upaya yang telah dilakukan
selama rentang waktu 2007-2011 adalah dengan melakukan
konservasi dan preservasi fisik dan koleksi museum serta
penataan lingkungan bangunan cagar budaya di kawasan
Kota Tua.
Pengembangan budaya keragaman juga dilakukan
melalui pengembangan Perkampungan Budaya Betawi
(PBB) di Situ Babakan sebagai pusat seni budaya Betawi;
pembangunan Pusat Kebudayaan Betawi Eks Kodim
Jakarta Timur; serta pengembangan Kawasan Makam
Pangeran Jayakarta.
9. Penerapan Kaidah Good Governance
Berkenaan dengan penerapan kaidah Good
Governance, sejalan dengan semakin derasnya tuntutan
masyarakat untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik, saya menyadari perlunya memahami prinsip-prinsip
transparansi, responsif, partisipatif, efektif, efisien dan
akuntabel untuk dapat dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu sebagai wujud
tanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan, selaku
Gubernur, saya selalu menekankan agar seluruh aparatur
28
Pemprov DKI Jakarta senantiasa melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan.
Berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan
menerapkan e-Procurement, baik melalui sistem yang telah
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak
tahun 2007, maupun sistem yang dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah
(LKPP). Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, telah dibentuk unit Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) dan persiapan pembentukan Unit
Layanan Pengadaan (ULP). Selain itu juga telah
dikembangkan Sistem Informasi Perencanaan dalam
menjaga akuntabilitas dalam proses perencanaan.
Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelayanan
perizinan, telah dikembangkan penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu baik di Provinsi maupun di 5 wilayah
Kota Administrasi.
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, sejak
tahun 2007, dari tahun ketahun, kinerjanya menunjukkan
kecenderungan yang semakin membaik. Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2007 oleh BPK masih
diberikan opini disclaimer, namun LKPD tahun 2008,
tahun 2009, dan tahun 2010, oleh BPK telah diberikan
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Melalui upaya
perbaikan dan kerja keras semua pihak dilingkungan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta dukungan positif
29
dari Dewan, LKPD tahun 2011 mendapatkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Lebih menggembirakan lagi,
lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (PERFINDO), telah
memberikan peringkat AA Plus dengan stable outlook
kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang artinya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki kemampuan
yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan
jangka panjang relatif.
10. Antisipasi Perubahan Iklim
Keseriusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
menanggulangi dampak perubahan iklim global antara lain
dibuktikan ketika saya mendeklarasikan penurunan 30%
emisi gas rumah kaca sampai dengan tahun 2030 pada
penyelenggaraan COP15 di Copenhagen serta tampil
sebagai salah satu pemrakarsa dalam Event C40 World
Summit yang diselenggarakan di Sao Paulo, Brasil, tahun
2011.
Untuk menindaklanjuti komitmen Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam rangka menurunkan 30% emisi gas
rumah kaca sampai dengan tahun 2030, telah disusun
Naskah Akademik Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang akan dilanjutkan
dengan penyusunan road map program aksi untuk
dijadikan panduan dalam melakukan aksi bersama oleh
pemerintah, profesional, swasta dan masyarakat.
30
Selanjutnya, dalam upaya untuk mengantisipasi
dampak pemanasan global, telah dilaksanakan
pembangunan gedung DPRD dan retrofit Gedung Blok G
Balaikota sebagai pilot project pembangunan dengan
konsep Green Buiding yang hemat energi.
Berbagai upaya yang telah dilakukan telah
memberikan hasil yang positif dengan masuknya Jakarta
kedalam klasifikasi kota sejajar dengan Bangkok,
Shanghai, Beijing dan Kuala Lumpur dalam Asian Green
City Index berdasarkan hasil penelitian The Economist
Intelligence Unit.
Guna melindungi masyarakat dikawasan pantai Utara
Jakarta dari ancaman air laut pasang, telah dibangun
tanggul pengaman pantai yang dapat mengantisipasi air
pasang hingga ketinggian +2.50 m Peil Priok.
Kemudian untuk mengamankan Kota Jakarta dalam
jangka panjang dari ancaman peningkatan muka air laut
pasang sebagai dampak dari penurunan muka tanah,
perubahan iklim dan ancaman tsunami, telah diamanatkan
pada RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030, rencana
pembangunan tanggul raksasa yang disebut Jakarta
Coastal Development Strategy (JCDS), yang saat ini tengah
dalam tahap penyusunan masterplan. Rencana
pembangunan tanggul ini akan diupayakan dengan
pelibatan swasta yang disinergikan dengan rencana
pengembangan kota untuk menanggulangi permasalahan
banjir, penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah.
31
Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan Anggota Dewan
yang saya hormati;
Pada bagian ini, izinkan saya untuk sedikit
mengangkat hubungan Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
Provinsi DKI Jakarta memiliki status istimewa dengan
otonomi ditingkat provinsi, serta ditetapkan sebagai
Ibukota Negara Republik Indonesia, sehingga Jakarta
adalah merupakan kota pusat pemerintahan nasional
sebagai tempat kedudukan hampir seluruh perangkat
pemerintahan tingkat nasional; serta kota internasional
tempat kedudukan perwakilan negara-negara sahabat,
perwakilan perusahaan asing dan gerbang utama wisatawan
manca negara.
Sebagai Ibukota Negara, permasalahan Jakarta
memang tidak dapat jika diserahkan penuh hanya kepada
Pemerintah Provinsi yang dalam kenyataannya memiliki
kewenangan dan sumber dana yang terbatas.
Penyelesaian permasalahan Jakarta tentunya juga tidak
dapat berdiri sendiri. Sebagai suatu kesatuan kawasan
strategis Jabodetabekjur, rencana maupun pelaksanaannya
perlu selalu memperhitungkan kawasan perbatasan.
Walaupun selama ini Jakarta selalu berkoordinasi dengan
daerah sekitar, namun masih diperlukan suatu komitmen
untuk pemaduserasian Jabodetabekjur yang lebih optimal.
32
Untuk itu, sebagai pemilik Ibukota, Pemerintah
Nasional tentu saja harus ikut memikul tanggung jawab
dalam pembangunan Jakarta termasuk Bodetabekjur
menuju sebuah kota yang modern, maju, dan manusiawi.
Sebuah kota yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,
yang mampu memberi inspirasi bagi kota-kota lain di
Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan
pembangunan kota yang dinamis.
Para Anggota Dewan yang saya hormati,
Berkaitan dengan peran dan fungsinya, Jakarta
dituntut untuk terus berbenah diri melalui pembangunan
disegala bidang agar dapat mengatasi berbagai
permasalahan yang kompleks seperti keterbatasan luas
wilayah dan daya dukung lingkungan, transportasi, banjir,
permukiman, penataan wilayah, potensi bencana alam,
penyediaan fasilitas publik dan faktor-faktor lainnya.
Guna dapat menyelesaikan secara tuntas masalah-
masalah kota Jakarta yang begitu besar, berat dan
kompleks, ditambah dengan masih belum meratanya
perilaku masyarakat dalam mencintai kotanya, waktu lima
tahun belumlah cukup, sehingga perlu dilanjutkan pada
periode mendatang.
Disadari bahwa pembangunan Jakarta yang
dilaksanakan pada era masa bakti saya, merupakan bagian
tidak terpisahkan dari pembangunan di masa lalu dan di
masa yang akan datang. Masih banyak tantangan yang akan
33
dihadapi kota Jakarta, terlebih dalam upaya mewujudkan
Jakarta yang kompetitif. Namun, saya percaya dengan
optimisme yang tinggi dan kepemimpinan yang kredibel,
masa depan pembangunan Jakarta akan tetap dapat terus
ditingkatkan.
Jakarta sebagai barometer nasional harus tertib dan
sukses dalam melaksanakan berbagai event, terlebih lagi
peristiwa penting seperti penyelenggaraan Pemilukada
langsung tahun 2012 yang akan menjadi tonggak sejarah
bagi warga kota dan Pemprov DKI Jakarta. Dalam rangka
suksesnya Pemilukada 2012 ini, pelaksanaannya harus
disiapkan dengan baik agar dapat berjalan lancar, jujur dan
adil. Untuk itu, pada kesempatan ini, saya mengajak
seluruh warga Kota Jakarta agar dapat berpartisipasi dalam
Pemilukada 2012 dan tidak menjadi golput.
Rapat Dewan yang saya hormati,
Pada bagian akhir dari pidato LKPJ-AMJ ini,
perkenankan saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
lapisan masyarakat, jajaran aparat keamanan, tokoh
masyarakat, para pemuka agama, organisasi politik,
organisasi sosial, organisasi pemuda dan mahasiswa, insan
pers serta semua pihak, atas segala partisipasi dan
dukungannya selama lima tahun ini dalam mewujudkan
cita-cita membangun kota Jakarta sebagai kota kebanggaan
seluruh rakyat Indonesia.
34
Secara khusus, saya sampaikan rasa bangga, terima
kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pimpinan dan
segenap Anggota Dewan serta jajaran aparatur Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta atas pengorbanan dan kerja keras
yang tidak mengenal lelah, untuk mengemban amanat
masyarakat dalam membangun Ibukota Jakarta tercinta ini.
Meskipun ucapan terima kasih yang saya sampaikan
dengan ungkapan kata selengkap dan seindah apapun,
serasa tidak sepadan dan kurang memadai apabila
dibandingkan dengan ketulusan hati, dan loyalitas atas apa
yang telah diberikan segenap aparatur Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta terhadap diri saya sebagai Gubernur Provinsi
DKI Jakarta.
Disamping itu, pada kesempatan yang sangat baik dan
berbahagia ini, perkenankan saya juga menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya, apabila selama
mengemban amanat dalam melaksanakan pembangunan
kota Jakarta ada hal-hal, baik tutur kata, perilaku maupun
perbuatan yang kurang berkenan di hati.
Akhirnya, saya mengajak kepada Pimpinan dan
segenap Anggota Dewan, seluruh aparatur Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta serta seluruh warga Ibukota untuk
bersama-sama menyatukan langkah dan membulatkan
tekad mulia, untuk mewujudkan hari depan pembangunan
Jakarta yang lebih cerah dan gemilang.
35
Dengan tekad yang disemangati oleh pengabdian yang
tulus, marilah kita bersama memanjatkan puji syukur dan
memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, agar kita
semua senantiasa memperoleh rahmat, taufik, hidayah serta
ridho-Nya.
Wabillahitaufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 7 Juni 2012
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA,
FAUZI BOWO
top related