pkp meningkatkan hasil belajar energi gerak
Post on 24-Jun-2015
999 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ENERGI GERAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 11 NAPABALANO KAB. MUNA
L A J O N I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2014
1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ENERGI GERAK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 11 NAPABALANO KAB. MUNA
KARYA ILMIAH
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Terbuka untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Oleh:
L A J O N INIM. 822 175 924
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2014
2
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : LA JONI
NIM : 822 175 924
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 11 Napabalano
Tempat dan Tanggal Pelaksanaan : SDN 11 Napabalano tanggal 3 – 13 Mei 2014
Masalah yang merupakan fokus perbaikan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam adalah :
1. Guru dalam membentuk kelompok hanya berdasarkan urutan nama siswa yang
ada di dalam daftar hadir, tanpa memperhatikan cara-cara pembagian kelompok
2. Guru kurang melibatkan siswa secara langsung dalam memanipulasi benda-benda
konkret pada proses pembelajaran,
3. Dalam belajar kelompok siswa mengerjakan tugasnya tidak mendapatkan
bimbingan langsung dari guru,
4. Kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar dapat belajar dalam
kelompok
5. Guru dalam menyampaikan materi hanya dengan menggunakan metode yang
konvensional.
Menyetujui Lambiku, 2014 Dosen Pembimbing Mahasiswa Peneliti,
LA RAMA, S. Pd, M. Si LA JONINIP. 19740715 200701 1 03019630715 00 NIM. 822 175 924
3
PRAKATA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan hidayah, taufik, dan rahmat-Nya, sehingga Karya Ilmiah yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Energi Gerak melalui Pembelajaran Kooperatif model
STAD pada Siswa Kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna” dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Karya Ilmiah ini banyak
mengalami kendala. Namun berkat berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala
yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan kepada La Rama, S. Pd, M. Si selaku dosen
pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang
sangat berharga kepada penulis selama penyusunan Karya Ilmiah.
Selanjutnya ucapan terimakasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Drs. Wawan Rusmanto, M. Si selaku Kepala UPBJJ-UT Kendari yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program studi
lanjut PGSD.
2. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh Civitas Akademik Universitas Terbuka, yang
telah memberikan semangat dan dorongan moral kepada peneliti untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
3. Ibu Wa Sumia, S. Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN 11 Napabalano Kab.
Muna yang telah memberi dukungan, fasilitas, dan pelayanan administrasi dengan
baik.
4. Bapak Yadin Hamiri, S. Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya dan
bersedia menjadi teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian ini.
4
5. Bapak dan Ibu guru SDN 11 Napabalano Kab. Muna yang ikut membantu
kelancaran penelitian.
6. Terkhusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta ayahanda La
Bomu dan ibunda Wa Kunta yang sangat berjasa dalam kehidupan dan
mendoakan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi.
7. Rekan-rekan mahasiswa, yang telah banyak memberikan masukan, bantuan,
dan bimbingan kepada penulis selama penulisan Karya Ilmiah.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya
Ilmiah ini.
Semoga segala amal baik yang bapak, ibu, rekan-rekan berikan kepada
penulis mendapat limpahan rahmat dan berkah yang hakiki dari Allah SWT dan
semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di tanah air.
Amin.
Lambiku, Mei 2014
Penulis
5
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... iHALAMAN JUDUL .......................................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iiiPRAKATA........................................................................................................... ivDAFTAR ISI........................................................................................................ viDAFTAR TABEL .............................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ixABSTRAK............................................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1. Identifikasi Masalah ............................................................. 2
2. Analisis Masalah ................................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................ 3
B. Rumusan Masalah......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian.............................................................. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka............................................................................... 8
B. Kerangka Pikir.............................................................................. 16
C. Hipotesis Tindakan 18
BAB III. METODE PENELITIANA. Jenis dan Model Penelitian............................................................ 19
B. Setting Penelitian ……………………………………………….. 19
6
C. Prosedur Penelitian...................................................................... 20
D. Data dan Sumber Data……………………………………………. 21
E. Prosedur Pengumpulan Data……………………………………. 21
F. Indikator Keberhasilan Tindakan………………………………. 22
BAB IV. PAPARAN DATA DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian………………………………………………….. 23
1. Deskripsi Data sebelum Tindakan…………………………… 23
2. Deskripsi Data sebelum Tindakan Siklus................................ 24
3. Deskripsi Data Tindakan Siklus I.......................................... 24
4. Deskripsi Data Tindakan Siklus II........................................ 29
B. Pembahasan.................................................................................. 35
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................... 38
B. Saran............................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 40
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Table 2.1 Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar Kooperatif 18
Table 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok menurut Slavin 18
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif model STAD 22
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penelitian menurut Wardani (2005) 25
9
ABSTRAK
La Joni. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Energi Gerak melalui Pembelajaran Kooperatif model STAD pada Siswa Kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna, Karya Ilmiah. Dibimbing oleh La Rama, S. Pd, M. Si, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar energi gerak siswa kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna dapat meningkat melalui pembelajaran kooperatif model STAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami pokok bahasan energi gerak dan untuk mengetahui hasil belajar energi gerak melalui pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD, maka hasil belajar siswa kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna akan meningkat. Pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik pengamatan, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara induktif.
Hasil penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD yaitu dapat mempermudah siswa dalam memahami materi energi gerak dan dapat meningkatkan hasil belajar energi gerak pada siswa kelas IV SDN 11 Napabalano Kab. Muna. Hasil tes sebelum pembelajaran yaitu 6 orang siswa memperoleh nilai 80, 8 orang memperoleh nilai 60, 4 orang memperoleh nilai 40, dan 4 orang memperoleh nilai 20. Pada hasil tes tindakan siklus I, 15 orang memperoleh nilai 7,0 keatas sedangkan 7 orang memperoleh nilai di bawah 7,0. Pada tindakan siklus II hasil belajar siswa meningkat, di mana semua siswa memperoleh nilai di atas 7,0 dengan nilai rata-rata 86,13%.
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki agar guru dapat
merancang dan menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa merasa
senang dan tidak bosan terhadap materi yang diajarkan sehingga hasil belajarnya
dapat meningkat. Namun, harapan tersebut belum sesuai dengan kenyataan yang
ditemuai di lapangan. Masih banyak guru yang kurang memperhatikan kesesuaian
antara model pembelajaran dengan materi yang diajarkan, akibatnya hasil belajar
siswa rendah. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan karena akan berpengaruh dengan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, pembelajaran tersebut perlu diperbaiki agar tujuan
KTSP dapat tercapai.
Pada pembelajaran IPA ada beberapa model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu diantaranya adalah pembelajaran
kooperatif model STAD. Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Dewi (1999) yang
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan proporsi jawaban siswa pada tes hasil belajar.
Kelebihan pembelajaran kooperatif model STAD di antaranya sebagaimana
dikemukakan Arens (Asma, 2006: 26) yang menyatakan bahwa penggunaan
11
pembelajaran kooperatif model STAD lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dibandingkan dengan model pembelajaran individual yang digunakan selama
ini. Selain itu, Davidson (Asma, 2006: 26) menyimpulkan bahwa:
Pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil survei penulis pada bulan April 2014 melalui wawancara
dengan guru dan siswa kelas IV SDN 11 Napabalano terungkap bahwa masalah yang
dihadapi oleh guru kelas IV SDN 11 Napabalano dalam megajarkan IPA adalah
a. Guru sulit mengajarkan pokok bahasan energi gerak pada siswa,
b. siswa merasa sulit untuk memahami materi pelajaran energi gerak
c. siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran karena guru hanya
menggunakan metode ceramah,
d. siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
Permasalahan di atas ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar mereka pada
pokok bahasan energi gerak. Karena itu, disepakati bahwa pembelajaran IPA di kelas
IV SDN 11 Napabalano perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar siswa
12
2. Analisis Masalah
Alasan guru sulit mengajarkan pokok bahasan energi gerak pada siswa adalah
karena:
a. guru kurang menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan,
b. guru kurang memahami model pembelajaran,
c. kurang pengetahuan guru tentang penggunaan model pembelajaran
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Masalah
Untuk memperbaiki pembelajaran yang dimaksud, penulis memilih dan
menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dengan pokok bahasan energi gerak, sehingga yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran adalah siswa kelas IV SDN 11 Napabalano. Ada dua
alasan penulis memilih dan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD
dalam mengajarkan pokok bahasan energi gerak.
Pertama, karena pembelajaran kooperatif model STAD dapat: (1)
mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan energi gerak, (2) siswa dapat
lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, (3) siswa tidak merasa
bosan dalam proses pembelajaran karena dapat belajar dan berinteraksi langsung
dengan teman sebayanya.
13
Kedua, karena berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru kelas IV
SDN 11 Napabalano terungkap bahwa, dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 11
Napabalano pokok bahasan energi gerak, hanya 10 dari 22 siswa kelas IV yang
memperoleh nilai 70 dan sisanya memperoleh nilai di bawah 70.
Alasan lain yang mendukung pentingnya penelitian ini adalah hasil observasi
kegiatan pembelajaran IPA di sekolah tersebut yang masih banyak berfokus pada
pengajaran yang bersifat hafalan, kurang memperhatikan aspek proses dan nilai-nilai
yang menuntut siswa melakukan kegiatan dan membentuk sikap dan
keterampilannya. Padahal sesuai dengan misi KTSP dan IPA sebagai body of
knowledge yang mencakup aspek produk, proses, dan sikap/nilai-nilai, maka
implementasi pembelajarannya perlu memperhatikan ketiga aspek tersebut secara
proporsional yang mengisyaratkan pentingnya kegiatan berinquiri.
Pertanyaan yang muncul apakah pembelajaran kooperatif model STAD dapat
menjadi salah satu alternatif atau solusi yang tepat diterapkan dalam meningkatkan
hasil belajar IPA siswa pada pokok bahasan energi gerak dalam upaya pemecahan
masalah yang dihadapi oleh guru kelas IV SDN 11 Napabalano dalam pembelajaran
IPA di kelas? Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Energi Gerak
melalui Pembelajaran Kooperatif model STAD (Student Teams Achievement
Divisions) Pada Siswa Kelas IV SDN 11 Napabalano”.
14
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka secara umum dapat
dirumuskan masalah: Bagaimanakah peningkatan hasil belajar energi gerak pada
siswa kelas IV SDN 11 Napabalano dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model STAD? Adapun rumusan masalah khusus adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengatasi kesulitan memahami pokok bahasan energi gerak
pada siswa kelas IV SDN 11 Napabalano?
2. Apakah pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil
belajar energi gerak pada siswa kelas IV 11 Napabalano?
Definisi Operasional
1. Hasil belajar energi gerak adalah hasil yang dicapai seseorang setelah belajar
materi energi gerak yang ditandai dengan perubahan tingkat hasil belajar.
2. Pembelajaran kooperatif model STAD adalah pembelajaran kooperatif dimana
siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang
siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja.
C. Tujuan Penelitian
15
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
energi gerak pada siswa kelas IV SDN 11 Napabalano melalui pembelajaran
kooperatif model STAD. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami pokok bahasan energi
gerak pada siswa kelas IV SDN 11 Napabalano melalui pembelajaran kooperatif
model STAD.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar energi gerak siswa kelas
IV SDN 11 Napabalano pada pokok bahasan energi gerak melalui pembelajaran
kooperatif model STAD.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dapat memiliki
pengetahuan tentang teori pembelajaran kooperatif model STAD sebagai
salah satu bentuk inovasi pembelajaran di SD.
b. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD memiliki teori
pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA di SD.
2. Manfaat Praktis
16
a. Hasil penelitian ini diharapkan guru SD
mendapat pengalaman secara langsung menggunakan pembelajaran
kooperatif model STAD.
b. Hasil penelitian ini diharapkan siswa mendapat
kesempatan dan pengalaman belajar IPA dalam suasana yang
menyenangkan, meningkatkan hasil belajar IPA tidak hanya menyangkut
konsep/produk, melainkan juga menyangkut aspek-aspek proses (kerja
ilmiah), keterampilan, dan sikap/nilai dalam setting pembelajaran berbasis
kooperatif.
c. Hasil penelitian ini diharapkan sekolah
memperoleh sumbangan inovasi pembelajaran yang secara operasional
cocok dan relevan dengan nuansa pembelajaran yang diinginkan dalam
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum
2004 di sekolah. Inovasi ini tidak hanya menyangkut modelnya tetapi juga
meliputi perangkat pembelajarannya (seperti: silabus, RPP, alat evaluasi
berbasis inquiri dan kinerja/perbuatan serta kerja ilmiah, format
pengamatan pembelajaran, dan teknik-teknik dalam pembelajaran
kooperatif) sehingga dapat menjadi contoh/acuan bagi guru-guru SD
khususnya SDN 11 Napabalanoatau sekolah lain yang memerluk
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar IPA
a. Hakikat IPA
Pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala
isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh
manusia. Jadi, menurut Hendro Darmojo (Samatowa,1999) IPA adalah pengetahuan
yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Lebih lanjut,
Nash (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa:
IPA itu adalah suatu cara atau mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya.
b. Hasil Belajar IPA
18
Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu
sebagai produk dan proses. Hal ini berdasarkan pendapat Hungerford (Bundu, 2006:
18) yang menyatakan bahwa IPA terbagi atas dua yaitu (1) the investigation (proses)
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, dan menyimpulkan, (2)
the knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori IPA.
Dengan demikian, sebagai produk hasil belajar IPA berupa pemahaman
terhadap fakta, konsep, prinsip, dan hukum IPA. Sebagai proses, hasil belajar IPA
berupa sikap, nilai, dan keterampilan ilmiah. Di samping itu, Sumaji (Bundu, 2006:
18) memandang hasil belajar dari dua aspek yakni:
Aspek kognitif dan nonkognitif. Aspek kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainnya. Sedangkan aspek nonkognitif erat kaitannya dengan sikap, emosi (apektif), serta keterampilan fisik atau kerja otot (psikomotor).
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa hasil belajar IPA di SD hendaknya
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Penguasaan produk
2. Penguasaan proses
3. Penguasaan sikap
4. Hasil belajar IPA SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi
pada siswa dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA.
c. Hasil Belajar Energi Gerak
Materi energi gerak adalah materi yang dipelajari pada semester dua kelas IV
SD. Adapun tujuan pembelajaran dari pokok bahasan ini adalah agar siswa dapat
19
menjelaskan pengertian energi gerak, siswa dapat menyebutkan 4 alat dalam
membuat pesawat kertas, siswa dapat membuat pesawat kertas, siswa dapat
menjelaskan hubungan antara pesawat kertas dengan energi gerak, siswa dapat
menyebutkan 4 alat dalam membuat parasut, siswa dapat membuat parasut, dan
siswa dapat menjelaskan hubungan antara parasut dengan energi gerak. Sedangkan
indikator dari pokok bahasan ini diantaranya, siswa dapat menjelaskan pengertian
energi gerak, siswa dapat merancang pesawat kertas, siswa dapat membuat pesawat
kertas, siswa dapat merancang parasut, dan siswa dapat membuat parasut.
Dari sekian banyak indikator pembelajaran pada pokok bahasan energi gerak ini,
penulis mencoba memotivasi siswa untuk belajar melalui pembelajaran kooperatif
model STAD.
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPA kelas
IV, materi energi gerak yaitu penerapan konsep perubahan energi gerak yang
meliputi:
1. Membuat pesawat kertas.
2. Membuat parasut.
2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran di mana
siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami dalam
belajar, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan
tujuan mencapai prestasi tertinggi.
20
Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum
menguasai bahan pelajaran. Menurut Davidson dan Karoll (1991) belajar kooperatif
adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar dalam kelompok kecil yang
saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada dalam tugas mereka. Lebih lanjut, Kooper dan Heinich (Asma,
2006: 11) menjelaskan bahwa
Pembelajaran kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerja sama belajar keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Menurut Suherman (1993) jika kelompok
terlalu kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dan jika terlalu besar
akan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan koordinasi dan mencapai
kesepakatan antar sesama anggota kelompok.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah, dan jenis kelamin yang berbeda.
Selama belajar secara kooperatif, siswa tetap berbeda dalam kelompoknya selama
beberapa minggu atau bulan. Supaya dapat terlaksana dengan baik, siswa diberi
lembar kerja yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.
21
Ibrahim dkk (2000) menyatakan bahwa “metode belajar kooperatif dikembangkan
untuk mencapai tiga tujuan belajar yang penting yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”.
1. Hasil belajar akademik
2. Penerimaan terhadap keragaman
3. Pengembangan keterampilan sosial
Dalam belajar kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran. Mereka
juga harus mempelajari keterampilan interpersonal agar dapat bekerja sama secara
produktif. Keterampilan ini dikenal sebagai keterampilan kooperatif. Laundren
(Asma, 2006: 25) membagi keterampilan kooperatif ke dalam tiga tingkatan, yaitu
keterampilan tingkat bawah, keterampilan tingkat menengah, dan keterampilan
tingkat tinggi.
1. Keterampilan Tingkat Bawah.
2. Keterampilan Tingkat Menengah
3. Keterampilan Tingkat Mahir
3 Model STAD
Model STAD adalah salah satu model belajar kooperatif yang paling
sederhana, Sehingga model belajar tersebut dapat digunakan oleh guru-guru yang
baru memulai menggunakan model belajar kooperatif. Slavin (1994) menyatakan
bahwa dalam STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan
empat atau lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang
22
berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi,
sedang, dan rendah. Selain itu, berimbang menurut jenis kelamin. Guru menyajikan
pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka untuk memastikan
bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya,
semua siswa diberi tes tentang materi itu. Pada saat diadakan tes mereka tidak boleh
saling membantu. Skor siswa dibandingkan antara skor sebelumnya dengan skor
yang baru diperoleh. Skor tiap anggota kelompok ini dijumlahkan untuk
mendapatkan skor kelompok dan kelompok yang mencapai kriteria tertentu dapat
diberi sertifikat atau penghargaan.
Untuk kerja kelompok, peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada setiap anggota kelompok. Untuk menyelesaikan tugas kelompok, siswa
mengerjakan secara berpasangan, kemudian saling mencocokkan jawabannya atau
memeriksa ketepatan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa
yang mengemukakan pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk
menjawab atau menyelesaikannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada peneliti.
Dalam kegiatan pembelajaran, penerapan belajar kooperatif Model STAD
dilaksanakan melalui tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar
kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan
penghargaan kelompok (Asma, 2006).
a. Tahap Persiapan Pembelajaran
1) Materi
2) Menempatkan siswa dalam kelompok
23
3) Menentukan skor dasar
b. Tahap Penyajian Materi
Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Setiap
pembelajaran dengan model ini, selalu dimulai dengan penyajian materi oleh guru.
Sebelum penyajian materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan
prasyarat dan sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, disesuaikan dengan isi bahan ajar dan
kemampuan pelajar.
c. Tahap Kegiatan Belajar Kelompok
Dalam setiap belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas, dan
lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan
tujuan agar terjalin kerja sama di antara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan
lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci
jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setelah
menyerahkan lembar kegiatan dan lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi
belajar kelompok dari model STAD. Setiap siswa mendapat kesempatan memimpin
anggota-anggota di dalam kelompoknya, dengan harapan bahwa setiap anggota
kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam diskusi.
d. Tahap Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan
mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap
24
kelompok. Pada tahap kegiatan ini, diharapkan terjadi interaksi antar anggota
kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban
kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini pula
dilakukan pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban,
dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika
masih terdapat kesalahan-kesalahan.
e. Tahap Siswa Mengerjakan Soal-Soal Tes secara Individual
Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan
menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab
soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak diperkenankan
bekerja sama.
f. Tahap Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar skor peningkatan
setiap individu, yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok. Peningkatan
rata-rata skor setiap individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian
kelompok.
g. Tahap Penghargaan Kelompok
Setelah diperoleh hasil tes, kemudian dihitung skor peningkatan individual
berdasarkan selisih perolehan skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.
4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif model STAD dalam MengajarkanEnergi Gerak
25
Pengajaran materi energi gerak dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan Pembelajaran
b. Penyajian Materi
c. Kegiatan Belajar Kelompok
d. Pemeriksaan Terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
e. Siswa Mengerjakan Soal-Soal Tes secara Individual
f. Pemeriksaan Hasil Tes Individual
g. Penghargaan Kelompok
B. Kerangka Pikir
Pemecahan masalah dalam penelitian ini, peneliti melakukan tindakan
perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD. Alasan
peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dalam pembelajaran
energi gerak dengan sub pokok bahasan membuat pesawat kertas, karena model
pembelajaran tersebut dapat membantu siswa dalam memudahkan memahami pokok
bahasan energi gerak.
Pencapaian proses dan hasil belajar dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil
kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok.
Berdasarkan tahap-tahap tersebut di atas, penulis akan melaksanakan proses
pembelajaran dalam 2 siklus. Siklus I membahas tentang sub pokok bahasan
26
membuat pesawat kertas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa,
menanamkan cara kerja kelompok model STAD, menyampaikan target yang dicapai
dan hambatan-hambatan yang kemungkinan dialami oleh siswa selama proses
pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus II direncanakan masih membahas tentang materi
membuat pesawat kertas. Hal ini disebabkan apabila pada tindakan siklus I belum
berhasil. Pada siklus ini, tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I masih digunakan.
Hal ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi
energi gerak dengan sub pokok bahasan membuat pesawat kertas melalui
pembelajaran kooperatif model STAD. Apabila pelaksanaan tindakan siklus II, hasil
belajar siswa secara klasikal belum mencapai indikator yang diharapkan, maka
pembelajaran dilanjutkan ke siklus III untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
27
Masalah Energi Gerak
Aspek GuruKurang menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi
Kurang pengetahuan guru tentang model pembelajaran
Aspek siswaBosan dengan model ceramahKurang aktif dalam proses
pembelajaran
Persiapan PembelajaranMerancang materi yang
diajarkanMenempatkan siswa
dalam kelompokMenentukan skor dasar
Penghargaan kelompok Memberikan penghargaan kelompok yang mendapat predikat super, hebat dan baik
Belajar kelompok Siswa mengerjakan LKS
Pemeriksaan hasil belajar kelompok
Pemeriksaan hasil belajar kelompok
Penyajian materi energi gerak
Pemeriksaan hasil tes individu
Pembelajaran Kooperatif model STAD
Hasil Belajar Energi Gerak Meningkat
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penggunaan Pembelajaran Kooperatif model STAD padasiswa kelas IV SDN 11 Napabalano.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika menerapkan pembelajaran
kooperatif model STAD, maka akan meningkatkan hasil belajar energi gerak siswa
kelas IV SDN 11 Napabalano.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Model Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena peneliti berada di
sekolah dari awal sampai akhir penelitian, menganalisis keadaan dan melihat
kesenjangan, kemudian merumuskan rencana tindakan dan ikut melaksanakan
rencana tersebut serta memantaunya. Dalam penelitian ini, peneliti berpartisipasi aktif
dan terlibat langsung dalam proses penelitian semenjak awal sampai akhir penelitian
serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan sistematis tentang keefektifan
belajar kooperatif model STAD dengan pokok bahasan energi gerak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena (1) peneliti melihat
keefektifan pembelajaran energi gerak dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model STAD dan (2) akan memperoleh gambaran tentang pemahaman subjek
29
penelitian yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam
bentuk verbal dan dianalisis dengan statistik non parametrik.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 – 15 Mei 2014 sudah termasuk
kegiatan pembelajarannya juga dan bertempat di SDN 11 Napabalano. Alasan
memilih SDN 11 Napabalano karena berdasarkan hasil wawancara dan observasi
penulis dengan guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas IV SDN 11 Napabalano,
terungkap bahwa hasil belajar IPA mereka hanya 10 dari 22 orang siswa kelas IV
yang memperoleh nilai 7,0 dan sisanya memperoleh nilai di bawah 7,0.
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 11 Napabalano yang
aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan sasaran utama
peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model
STAD dalam pembelajaran materi pokok energi gerak pada siswa kelas IV SDN 11
Napabalano.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus seperti
terlihat pada gambar berikut:
30
Berhasil ?
Diagnosis Masalah
MENYUSUN RENCANA SIKLUS II
Berhasil?
TINDAKAN SIKLUS 1MENYUSUN RENCANA SIKLUS I
OBSERVASI SIKLUS I
REFLEKSI I Analisis dan
Evaluasi
Belum Berhasil
Simpulan
TINDAKAN SIKLUS IIOBSERVASI SIKLUS II
REFLEKSI II Analisis dan
Evaluasi
Simpulan
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penelitian menurut Wardani (2005)
Berdasarkan gambar di atas, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
ini meliputi: (1) diagnosis masalah, (2) perencanaan, (3) pelaksanaan tindakan, (4)
observasi, dan (5) refleksi dalam setiap siklus.
D. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan digunakan untuk menjawab masalah atau pertanyaan
dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes awal.
2. Observasi.
3. Angket.
4. Dokumentasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 11 Napabalano
yang mengikuti pembelajaran kooperatif model STAD dengan pokok bahasan energi
gerak dan guru mata pelajaran IPA kelas IV SDN 11 Napabalano.
E. Prosedur Pengumpulan Data
31
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang ingin
diperoleh, yaitu melalui tes, observasi, wawancara, dan angket.
1. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa
terhadap pokok bahasan energi gerak.
2. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan
tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang
dikehendaki.
3. Angket diberikan kepada semua siswa kelas IV SDN 11 Napabalano yang
menjadi subjek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh respon siswa
terhadap belajar kooperatif model STAD pokok bahasan energi gerak. Angket
diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai.
4. Dokumentasi dilakukan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar dilakukan.
F. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu aspek
guru dan aspek siswa. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan
mengimplementasikan perencanaan pembelajaran energi gerak dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif model STAD. Sedangkan kriteria keberhasilan dari aspek
siswa dapat dilihat pada proses pembelajaran dan hasil yang dicapai dalam belajar
energi gerak, di mana secara individu hasil belajar energi gerak siswa kelas IV SDN
11 Napabalano mencapai 7,0. Setiap jenis objek yang dinilai diklasifikasikan dan
ditentukan kecenderungan kategori seperti pada kriteria standar yang diungkapkan
32
Nurkancana (1986: 39) menyatakan bahwa ”tingkat penguasaan 90% - 100%
dikategorikan sangat tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79%
dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan
sangat rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Pada hari Kamis, 24 April 2014 peneliti menemui kepala sekolah, guru kelas
IV SDN 11 Napabalano untuk membicarakan rencana penelitian. Pada pertemuan
tersebut kepala sekolah memberi izin pelaksanaan penelitian dan mempersilahkan
berhubungan langsung dengan guru kelas IV dalam menetapkan jadwal pelaksanaan
tes awal dan rencana tindakan penelitian.
Dalam diskusi antara peneliti dan guru kelas IV disepakati bahwa tes awal
dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April 2014 mulai pukul 08.30-09.00 WIB. Tes awal
diikuti oleh siswa kelas IV SDN 11 Napabalano yang berjumlah 22 orang. Pada
pelaksanaan tes awal, peneliti dibantu guru kelas IV.
33
Hasil tes awal menunjukkan bahwa 6 orang memperoleh nilai 80, 8 orang
mendapat nilai 60, 4 orang mendapat nilai 40 dan 4 orang mendapat nilai 20.
Pada hari Rabu, 28 April 2014 peneliti membicarakan hasil tes awal dengan
guru kelas IV SDN 11 Napabalano. Pada kesempatan yang sama disepakati juga
bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dimulai pada hari Sabtu, 3 Mei 2014.
Berdasarkan hasil tes awal yang diperoleh siswa selanjutnya dimasukkan dalam
format pembentukan kelompok STAD. Dari format tersebut dapat dilihat pada
kelompok mana seorang siswa berada. Berdasarkan format pembentukan kelompok
diperoleh 5 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 dan 5 orang siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap tindakan siklus telah disusun
dan telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Untuk mengamati aktivitas
guru dan siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan. Pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini melibatkan seorang teman
sejawat yang merupakan guru kelas IV SDN 11 Napabalano.
2. Deskripsi Data Tindakan Siklus
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru.
Tahap-tahap pembelajaran siklus disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran yang
berdasarkan pada pembelajaran kooperatif model STAD.
Deskripsi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar energi gerak
melalui pembelajaran kooperatif model STAD disajikan sebanyak 2 siklus. Adapun
perincian setiap tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut
3 Deskripsi Data Tindakan Siklus I
34
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I adalah
membuat pesawat kertas. Pada awal pembelajaran siswa diingatkan kembali tentang
bahan-bahan yang digunakan dan cara membuat pesawat kertas. Pembelajaran
tindakan siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x
35 menit.
Tujuan pembelajaran pada sub pokok bahasan ini adalah siswa dapat
menjelaskan pengertian energi gerak, menyebutkan 4 alat yang digunakan dalam
membuat pesawat kertas, menjelaskan cara membuat pesawat kertas, membuat
pesawat kertas, dan hubungan pesawat kertas dengan energi gerak.
Evaluasi yang diberikan adalah memberikan tes secara lisan dan tertulis.
Secara lisan siswa diberi pertanyaan tentang alat-alat pembuatan pesawat kertas dan
cara-cara membuat pesawat kertas serta dapat menjelaskan hubungannya dengan
energi gerak. Sedangkan secara tertulis diberi pertanyaan berdasarkan hasil
prakteknya dalam membuat pesawat kertas.
Pelaksanaan pembelajaran ini memerlukan alat peraga. Untuk itu peneliti
menyiapkan kertas tulis, pensil, penggaris, dan gunting. Sebelum siswa bekerja dalam
kelompok, guru terlebih dahulu mempresentasikan di depan kelas.
Sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif model
STAD, pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan pembelajaran. Dalam
mempersiapkan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) merancang
materi sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok, (2) menempatkan
35
siswa ke dalam kelompok, (3) menentukan skor berdasarkan kemampuan
akademiknya sehingga ada yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu
berimbang menurut jenis kelamin. Skor dasar diambil dari hasil tes pengetahuan awal
dan nilai siswa pada semester sebelumnya. Setelah mempersiapkan materi
pembelajaran, guru mata pelajaran IPA dan teman sejawat mengamati jalannya
pembelajaran. Pengamat melaksanakan tugas pengamatan sesuai lembar pengamatan.
Selain lembar pengamatan peneliti juga menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
alat peraga kertas tulis, pensil, penggaris, dan gunting.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Mei 2014 mulai pukul
10.55-12.05 WIB. Pembelajaran untuk tindakan siklus I berlangsung selama 70 menit
atau 2 jam pelajaran.
Pada awal pelaksanaan kelompok dengan model STAD, guru dan siswa
mendiskusikan tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok
kooperatif.
c. Hasil Observasi Tindakan Siklus I
Pembelajaran tindakan siklus I diamati oleh seorang teman sejawat yakni guru
kelas IV SDN 11 Napabalano. Hasil pengamatan teman sejawat adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Awal
a. Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sebelum belajar.
36
c. Peneliti mengecek kehadiran siswa.
d. Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
e. Peneliti memunculkan rasa ingin tahu siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Peneliti menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.
b. Siswa diberi LKS. Mereka bekerja dalam kelompok yang sudah ditentukan
sebelumnya dan mendiskusikannya secara kelompok.
c. Peneliti mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman kelompok
sebelum meminta bantuan kepada guru.
d. Peneliti mengelilingi dan singgah pada setiap kelompok untuk membetulkan
jika terjadi kesalahan dalam membuat pesawat kertas.
e. Peneliti mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman kelompok
sebelum meminta bantuan kepada guru.
f. Peneliti memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugasnya.
g. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya di depan
kelas secara bergantian.
3. Kegiatan Akhir
a. Peneliti meminta siswa membuat rangkuman materi pembelajaran energi
gerak dengan sub pokok bahasan membuat pesawat kertas.
b. Peneliti memberi tindak lanjut kepada siswa.
37
c. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa.
d. Peneliti mengucapkan salam.
Pada pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I ini, hasil tes formatif siswa
diperiksa setelah pembelajaran selesai. Hal ini disebabkan waktu yang ditetapkan
tidak mencukupi yaitu hanya 70 menit atau dua jam pelajaran. Sedangkan
penghargaan kelompok diberikan pada saat masuk tindakan siklus II.
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut.
1. Siswa aktif dalam menggunakan alat peraga.
2. Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan guru ataupun teman
kelompoknya, bahkan terlihat beberapa orang siswa yang main-main pada waktu
proses belajar mengajar.
3. Terdapat kelompok yang tidak mau menerima pendapat anggota kelompok
lain.
4. Tidak mendorong anggota kelompoknya untuk memberikan kontribusi
terhadap tugas kelompok.
5. Siswa dapat membuat pesawat kertas dengan mengikuti langkah-langkah yang
telah dijelaskan peneliti.
6. Siswa memberi respon senang dan merupakan hal yang baru terhadap proses
pembelajaran, cara belajar, cara guru mengajar serta suasana kelas yang
menyenangkan.
7. Tidak menyelesaikan tugas pada waktunya.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
38
Pembelajaran tindakan siklus I difokuskan pada pembuatan pesawat kertas.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menetapkan pembelajaran kooperatif model
STAD. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan
pengamatan, tes, dan dokumentasi. Hasil pengamatan, tes, dan dokumentasi selama
pelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penyajian pada tahap presentasi untuk memperagakan pembuatan pesawat
kertas tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.
2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat peraga yang berupa
kertas tulis, pensil, penggaris, dan gunting yang sebelumnya tidak pernah
diberikan.
3. Penggunaan alat peraga kertas, pensil, penggaris, dan gunting sangat menarik
perhatian siswa.
4. Penggunaan alat peraga kertas, pensil penggaris, dan gunting memudahkan
siswa untuk memahami materi yang dipelajari.
5. Pada saat siswa diminta membuat pesawat kertas dengan menggunakan
ukuran, siswa mengalami kesulitan karena hal ini baru pertama kali dilakukan.
Setelah siswa diberi bimbingan oleh peneliti, akhirnya siswa dapat mengerjakan
sendiri.
6. Setelah mempraktekkan pembuatan pesawat kertas, siswa tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal LKS tetapi dalam mengerjakan soal tes
formatif masih terdapat siswa yang belum mengerti tentang materi tersebut.
39
7. Hasil tes tindakan siklus I menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum
mengerti materi yang diajarkan dan nilai mereka masih kurang atau belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 7,0.
4. Deskripsi Data Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa 15
orang siswa kelas IV yang memperoleh nilai 7,0 ke atas sedangkan 7 orang
memperoleh nilai di bawah 7,0, karena itu pembelajaran dilanjutkan dengan tindakan
siklus II untuk memperbaiki pembelajaran tindakan siklus I.
Pembelajaran tindakan siklus II diberikan agar hasil belajar siswa dapat
meningkat sesuai yang diharapkan dan meningkatkan keterampilan kooperatif
pembelajaran tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Tujuan pembelajaran ini adalah siswa dapat menjelaskan pengertian energi
gerak, siswa dapat menyebutkan 5 alat dalam membuat parasut, siswa dapat membuat
parasut, siswa dapat menjelaskan hubungan antara parasut dengan energi gerak, dan
dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam belajar berkooperatif untuk mencapai
hasil belajar yang diharapkan.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran selain tujuan, pembelajaran juga
memuat materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber serta
kegiatan pembelajaran.
40
Seperti pada tindakan siklus I, dalam pelaksanaan tindakan siklus II, kedua
pengamat melakukan pengamatan sesuai lembar pengamatan yang disiapkan peneliti.
Peneliti juga menyediakan LKS, soal tes, alat peraga berupa plastik, penggaris, tali
rafia, kayu, dan gunting.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 pukul 07.05-
08.15 WIB. Pembelajaran pada tindakan siklus II berlangsung selama 70 menit atau 2
jam pelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti tetap sebagai guru
seperti halnya dalam tindakan siklus I.
Kegiatan pada tahap STAD merupakan kegiatan penting yaitu siswa bekerja
dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi LKS. LKS memuat materi
pembelajaran tentang membuat parasut. Anggota kelompok mengerjakan tugasnya
sesuai LKS yang diberikan dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan
yaitu berupa plastik, penggaris, tali rafia, kayu, dan gunting.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama dan sesudah kegiatan belajar
kelompok untuk mengerjakan LKS, dapat dianalisis beberapa hal berikut:
1. Siswa senang mengikuti pelajaran dengan materi energi gerak.
2. Siswa senang mengikuti langkah-langkah pembelajaran kooperatif model
STAD.
3. Siswa mudah memahami materi yang diajarkan.
4. Dalam kelompok tetap terjadi pembagian kerja, semua anggota kelompok
saling bekerja sama dalam membuat parasut dan mengerjakan LKS.
41
5. Anggota kelompok memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
6. Anggota kelompok memperhatikan dan menerima pendapat anggota
kelompok lain.
7. Setelah pesawat kertas selesai, siswa berlomba-lomba melemparkan parasut
yang telah mereka buat kemudian mengamatinya dan mengerjakan soal yang ada
dalam LKS.
8. Siswa tidak merasa terbebani selama belajar dalam kelompok dan kelihatan
menikmati pekerjaannya.
9. Peneliti tidak menemukan pertentangan yang dapat mengakibatkan kelompok
tidak dapat bekerja sama.
10. Menyelesaikan tugas pada waktunya.
11. Keinginan untuk mencapai kesuksesan kelompok juga tampak, dimana antara
anggota kelompok saling mengingatkan jika ada anggota kelompok yang tidak
serius belajar.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah peneliti memberikan tes individual/tes
formatif kepada siswa. Soal tes individual/tes formatif II dapat dilihat pada lampiran
8. Hasil tes individual menggambarkan bahwa semua siswa kelas IV SDN 11
Napabalano menguasai dengan baik materi energi gerak dengan sub pokok bahasan
membuat parasut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yang mereka peroleh telah
mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 7,0.
c. Hasil Observasi Tindakan Siklus II
42
Sebagaimana halnya tindakan siklus I, tindakan siklus II diamati seorang
teman sejawat yaitu guru kelas IV. Hasil pengamatan dalam pembelajaran tindakan
siklus II telah melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
a. Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa sebelum belajar.
c. Peneliti mengecek kehadiran siswa.
d. Peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas dan menginformasikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
e. Peneliti memotivasi siswa dengan cara memunculkan rasa ingin tahu siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Peneliti menyampaikan materi pembelajaran tentang cara membuat parasut.
b. Peneliti memberikan contoh dengan menggunakan alat peraga berupa plastik,
penggaris, tali rafia, kayu, dan gunting.
c. Siswa belajar dalam kelompok untuk mengerjakan LKS.
d. Peneliti mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman kelompok
sebelum meminta bantuan pada guru.
e. Peneliti mengelilingi dan singgah pada masing-masing kelompok untuk
memberikan bantuan pabila tejadi kesalahan konsep dalam mengerjakan LKS.
f. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya di depan
kelas secara bergantian.
g. Peneliti mengevluasi siswa dengan cara memberikan tes individu/tes formatif.
43
3. Kegiatan Akhir
a. Peneliti meminta siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran.
b. Peneliti memotivasi siswa.
c. Peneliti mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri pertemuan.
d. Peneliti mengucapkan salam kepada siwa.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, hasil tes formatif siswa diperiksa
setelah pembelajaran selesai. Hal ini disebabkan waktu yang ditentukan tidak
mencukupi yaitu hanya 70 menit. Sedangkan penghargaan kelompok diberikan pada
saat masuk pembelajaran IPA selanjutnya.
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut.
1. Siswa aktif menggunakan alat peraga.
2. Siswa tampak aktif mendengarkan penjelasan guru dan belajar dalam
kelompok.
3. Siswa memberi respon baik tentang kegiatan pembelajaran yaitu mereka
senang terhadap materi pelajaran, cara belajar, cara guru mengajar, serta suasana
belajar yang menyenangkan.
4. Siswa masih berminat untuk mengikuti pelajaran seperti yang telah diajarkan
peneliti.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Pembelajaran tindakan siklus II difokuskan pada pembuatan parasut.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model STAD. Untuk memperoleh
data tindakan siklus II dilakukan pengamatan, tes, dan angket. Hasil pengamatan, tes,
44
dan angket selama tindakan, dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga
diperoleh hal-hal berikut:
1. Presentasi materi berjalan sesuai yang direncanakan. Siswa merasa senang
mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga berupa plastik, penggaris, tali
rafia, kayu, dan gunting.
2. Penggunaan alat peraga dalam kelompok yang berupa plastik, penggaris, tali
rafia, kayu, dan gunting sangat menarik perhatian siswa.
3. Siswa tidak mengalami kesulitan membuat parasut.
4. Berdasarkan hasil kerja kelompok yaitu membuat parasut, siswa dapat
mengerjakan soal tes dengan baik.
5. Hasil tes tindakan siklus II menunjukkan bahwa semua siswa kelas IV SDN
11 Napabalano memperoleh nilai sesuai indikator yang ditetapkan yaitu 7,0.
Berdasarkan pengamatan, tes, wawancara, dan angket, tujuan pembelajaran
yang diharapkan dari pembelajaran kooperatif model STAD telah tercapai. Upaya
penggunaan alat peraga berupa plastik, penggaris, tali rafia, kayu, dan gunting dalam
membuat parasut dan mengerjakan soal-soal tes selama proses pembelajaran siklus II
telah berhasil dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pencapaian ketuntasan
hasil belajar siswa di mana semua siswa kelas IV SDN 11 Napabalano memperoleh
nilai di atas 7,0. Dengan demikian, pembelajaran dalam penelitian ini dianggap
selesai.
B. Pembahasan
45
Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti memberikan tes pengetahuan
awal yang diikuti oleh siswa kelas IV SDN 11 Napabalano yang berjumlah 22 orang.
Tes pengetahuan awal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan
siswa terhadap materi energi gerak. Selain itu, untuk menentukan skor dasar dalam
pembelajaran model STAD.
Selanjutnya peneliti menempatkan siswa ke dalam kelompok. Proses
pembentukan kelompok. Proses pembentukan kelompok dilakukan sebelum
pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk menghemat
waktu. Jumlah anggota kelompok ditetapkan sebanyak 4 sampai 5 orang siswa.
Alasan ditetapkan 4 sampai 5 orang dalam satu kelompok karena jika ukuran
kelompok terlalu banyak sulit bagi setiap siswa untuk mengemukakan pendapat dan
melakukan kerja sama dan jika ukuran kelompok terlalu kecil interaksi sesama
anggota kelompok akan sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman
(1993) bahwa jika kelompok terlalu kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam
berinteraksi dan jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan
koordinasi dan mencapai kesepakatan antar sesama anggota kelompok. Lebih lanjut
Slavin (1994) menyatakan bahwa dalam STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok
belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran akademik yang berbeda,
sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan
rendah.
Pada tindakan siklus I, peneliti menyajikan materi energi gerak sub pokok
bahasan membuat pesawat kertas dengan menggunakan alat peraga berupa kertas
46
tulis, pensil, penggaris, dan gunting. Penggunaan alat peraga tersebut mempermudah
siswa dalam mengerjakan LKS, memperlancar kerja kelompok, dan mempermudah
siswa mengerjakan tes formatifnya. Hal ini dapat dilihat dari temuan peneliti pada
tindakan siklus I bahwa 1) siswa aktif dalam menggunakan alat peraga kertas tulis,
pensil, penggaris, dan gunting, 2) penggunaan alat peraga mempermudah siswa untuk
memahami materi energi gerak sub pokok bahasan membuat pesawat kertas, 3) siswa
dapat membuat pesawat kertas dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran
STAD, 4) hasil tes tindakan siklus I meningkat.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa
pada tindakan siklus I meningkat. 15 orang yang memperoleh nilai 7,0 ke atas dan 7
orang yang memperoleh nilai di bawah 7,0 (75%). Adanya siswa yang memperoleh
nilai di bawah 7,0 karena terdapat beberapa kendala yaitu 1) sebagian siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru ataupun teman kelompoknya, 2) terdapat kelompok
yang tidak mau menerima pendapat anggota kelompok lain, 3) peneliti kurang
memperhatikan siswa yang mempunyai masalah dalam menerima materi energi gerak
sub pokok bahasan membuat pesawat kertas dan pengelolaan kelas kurang efektif.
Oleh karena itu, pembelajaran dilanjutkan pada siklus II untuk meningkatkan hasil
belajar energi gerak siswa kelas IV SDN 11 Napabalano.
Pada tindakan siklus II, peneliti membahas materi energi gerak dengan sub
pokok bahasan membuat parasut dengan menggunakan alat peraga berupa plastik, tali
rafia, mistar, kayu, dan gunting. Penggunaan alat peraga tersebut mempermudah
siswa dalam mengerjakan LKS dan mengerjakan tes formatifnya. Pada saat proses
47
pembelajaran, peneliti memfokuskan perhatian kepada siswa yang memperoleh nilai
di bawah 7,0 tanpa mengabaikan siswa yang memperoleh nilai 7,0 ke atas. Peneliti
juga lebih menguasai kelas sehingga keadaan kelas dapat terkontrol secara efektif.
Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat. Secara
klasikal siswa kelas IV SDN 11 Napabalanomemperoleh nilai 86,13% dan secara
individu siswa memperoleh nilai 7,0 ke atas dan sudah mencapai indikator yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, pembelajaran ini dianggap selesai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Cara mengatasi kesulitan memahami pokok bahasan energi gerak pada siswa
kelas IV SDN 11 Napabalano yaitu dilakukan pembelajaran kooperatif model
STAD.
2. Hasil belajar energi gerak siswa kelas IV SDN 11 Napabalano mengalami
peningkatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dan
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 7,0.
B. Saran-saran
48
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang perlu disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Pihak guru dan pemerhati pendidikan atau pihak yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan disarankan untuk memberikan sosialisasi tentang bagaimana
penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dalam pembelajaran IPA
kepada guru maupun sekolah.
2. Pihak guru IPA disarankan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model
STAD dalam pembelajaran energi gerak maupun pada pembelajaran IPA lainnya.
3. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan apresiasi kepada guru IPA agar
lebih inovatif dan kreatif dalam pembelajaran IPA serta memperbanyak literatur
bagi perkembangan pembelajaran guru maupun calon guru di sekolah dasar.
4. Pihak peneliti lain disarankan untuk lebih mengembangkan penelitiannya
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD pada materi-materi
lain dalam mata pelajaran IPA.
49
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli & Samad, Sulaiman. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.
Asma Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.
Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
Davidson, N & Karoll, D.L. 1991. An Overview of Research on Cooperatif Learning Related to Mathematics. New York: Holt Rinehart and Winston.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
Dewi, I. 1999. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Menggunakan Mini Lab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Univercity Press.
Nurkancana. 1989. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Samatowa Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
50
Slavin, R. E. 1995. Cooperatif Learning. Bostom: Allyn and Bacon.
_______________. 1994. Educational Psychologi Theory and Practice. Fourth Edition Massachusets: Allyn and Bacon.
Suherman, E. 1993 Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen BPPG SLTP D-III.
Wardani. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lampiran 1: Tes Awal
TES AWAL
Pokok Bahasan : Energi Gerak
Sub Pokok Bahasan : Membuat Pesawat Kertas
Waktu : 30 Menit
Nama :
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Energi gerak adalah…
a. Benda yang bergerak
b. Gaya benda
c. Kecepatan benda
d. Gerakan yang terjadi karena adanya dorongan
2. Di bawah ini adalah bahan-bahan untuk membuat pesawat kertas,
kecuali…
a. Kertas tulis
51
b. Botol plastik
c. Pensil
d. Gunting
3. Di bawah ini yang tidak termasuk cara pembuatan pesawat kertas
adalah…
a. Melipat kertas
b. Membentuk kepala model pesawat dengan cara melipat
c. Tidak melipat kertas
d. Melipat kembali kertas ke arah luar sehingga terbentuk sayap model pesawat
yang melebar
4. Bahan-bahan untuk membuat parasut adalah…
a. Air, korek api, plastisin,kaleng bekas, dan baling-baling kertas.
b. Plastik, gunting, tali rafia, dan kayu.
c. Penggaris, gunting, kertas tulis, dan pensil.
d. (a dan b) benar
5. Di bawah ini yang tidak termasuk cara pembuatan parasut adalah…
a. Menggunting plastik berbentuk persegi
b. Mengikat setiap sudut plastik
c. Melipat kertas
d. Melipat plastik
52
Lampiran 2: Skor Awal Siswa kelas IV SDN 11 Napabalano
Skor Tes Awal Siswa Kelas IV SDN 11 Napabalano
NoKode Siswa
Skor Soal
Total %Nomor Soal
1 2 3 4 51 AA 0 20 20 20 0 60 602 AG 0 20 0 0 20 40 403 AJ 0 20 20 20 20 80 804 AM 0 20 0 0 0 20 205 AR 0 20 20 20 20 80 806 AY 0 0 20 0 0 20 207 AW 20 20 20 0 20 80 808 FD 0 20 20 20 0 60 609 FH 0 20 20 0 0 40 4010 FE 20 20 20 0 0 60 6011 IA 0 20 20 20 0 60 6012 II 20 20 20 0 20 80 8013 IM 0 20 20 0 20 60 60
53
14 MS 0 20 20 20 20 80 8015 PM 0 0 0 0 20 20 2016 PW 0 0 20 0 20 40 4017 RA 20 20 20 0 0 60 6018 RT 20 20 20 0 0 60 6019 RE 20 20 20 0 20 80 8020 RV 0 20 20 20 0 60 6021 RW 0 20 20 0 0 40 4022 SW 0 20 0 0 0 20 20
Lampiran 3: Pengelompokkan Siswa dalam STAD
Pengelompokkan Belajar KooperatifModel STAD
Tingkat Kemampuan Rangking Nama Siswa Kelompok
Kelompok Tinggi
1 Mey Sarah I2 Renaldi II3 Ian Ismi III4 Ayu Wulandari IV5 Fadel V
Kelompok Sedang 6 Amar Wahyu I7 Auli Antisari II8 Putri Wardani III9 Risto Vorus IV10 Putriani Muhtar V11 Reski Wahyudin I
54
12 Ratna II13 Isra Mahendra III14 Iis Angraini IV15 Ferdiansyah V16 Azis Rajiun IV17 Ahmad Jayadi V
Kelompok Rendah
18 Adel Gita I19 Amaludin II20 Rivan Agustan III21 Fahri IV22 Sri Wahyuni V
Lampiran 4
Lembaran Pengamatan Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam KBM
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama Peneliti : La Joni
Materi Pokok : Energi Gerak Hari/Tanggal :Sabtu, 3 Mei 2014
Sub Pokok Bahasan : Pukul :
Petunjuk Pengisian:
Amatilah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kemudian isilah lembaran pengamatan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengamatan ditujukan untuk kelompok semua kelompok.
2. Setiap 5 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa dan
aktivitas guru yang dominan dan berikutnya pengamat memberikan tanda (√)
pada kategori pengamatan sesuai pada baris dan kolom yang tersedia.
55
Kategori Pengamatan
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa1. Menjelaskan materi dengan
ceramah2. Menjelaskan materi dengan
alat peraga/ kelengkapan3. Mengamati kegiatan siswa4. Memberikan
petunjuk/bimbingan5. Memberi motivasi6. Mengajukan pertanyaan7. Perilaku yang tidak relevan
dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan dari guru/teman
2. Membaca (buku dan LKS)3. Bekerja dengan
menggunakan alat peraga/ kelengkapan
4. Menulis (yang relevan dengan KBM)
5. Berdiskusi/bertanya antara siswa dan guru
6. Berdiskusi/bertanya antara siswa
7. Mengkomunikasikan hasil kelompok
8. Merangkum jawaban teman kelompok
9. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
No Nama Peneliti : La Joni
1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √
5 √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √
7 √
56
No KelompokI
KelompokII
KelompokIII
KelompokIV
KelompokV
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √
Pengamat,
YADIN HAMIRI, S. Pd
Lampiran 5
Lembaran Pengamatan Keterampilan Kooperatif Siswa
Mata Pelajaran : IPA Nama Peneliti : La JoniMateri Pokok : Energi Gerak Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Mei 2014Sub Pokok Bahasan : Membuat Pesawat Kertas Pukul : 10.55-12.05
Petunjuk:1. Pengamatan ditujukan pada semua kelompok.2. Pengamat memberikan tanda cek ( √ ) pada kategori keterampilan kooperatif
yang terjadi.
No
Keterampilan Kooperatif KlmpkI
KlmpkII
KlmpkIII
KlmpkIV
KlmpkV
1 Berada dalam tugasa. Terlibat aktif dalam tugas √ √ √ √ √
57
kelompokb. Meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya√ √ √ √ √
2 Mengambil giliran dan berbagi tugasa. Bersedia menerima tugas √ √ √b. Memberi kepercayaan kepada
teman dalam menyelesaikan tugas√ √ √
c. Bekerjasama dalam kelompok dan bersedia membantu teman dalam menyelesaikan tugas
√ √ √ √ √
3 Mendorong partisipasi memotivasi teman untuk memberi pendapat/ide √ √ √ √ √
4 Mendengarkan dengan aktifa. Memperhatikan
informasi/penjelasan/pendapat yang disampaikan teman kelompok/guru
√ √ √ √ √
b. Menghargai pendapat teman √ √ √5 Bertanya pada teman/ guru √ √ √ √ √
Pengamat
YADIN HAMIRI, S. Pd, S. Pd
Lampiran 6Lembaran Pengamatan Pengelolaan
Pembelajaran Kooperatif
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama Peneliti : La JoniMateri Pokok : Energi Gerak Hari/Tanggal: Sabtu, 10 Mei 2014Sub Pokok Bahasan : Membuat Pesawat Kertas Pukul : 10.55-12.05
Petunjuk :Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru di dalam kelas. Beri tanda cek (√) sesuai pada kolom yang tersedia
No.
Aspek yang diamatiPenilaian
1 2 3 4I. Persiapan √
58
Membagi siswa pada kelompok kooperatifII. Persentase kelas
1. Pendahuluana. Menginformasikan tentang pembelajaran
√
b. Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa √c. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal /
prasyarat√
2. Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok
√
III. Kegiatan kelompok1. Melatih keterampilan kooperatif
a. Berada dalam tugas
√
b. Mengambil giliran dan berbagi tugas √c. Mendorong partisipasi √d. Mendengar dengan aktif √e. Bertanya √2. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran √3. Mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman
sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru√
4. Memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan dengan menggunakan scaffolding
√
5. Memberi umpan balik √IV. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman√
2. Mengajukan pertanyaan formatif √V Pengelolaan waktu √VI. Teknik bertanya √VII.
Pengalaman suasana kelas1. Siswa antusias
√
2. Guru antusias √
Keterangan: Pengamat;1. Sangat Tidak Baik2. Tidak Baik 3. Baik4. Sangat Baik YADIN HAMIRI, S. Pd , S. Pd
59
Lampiran 7
Respon Siswa Terhadap KegiatanBelajar Mengajar
Mata Pelajaran : I PA Nama Siswa :Materi Pokok : Energi Gerak Hari/Tanggal : Sub Pokok Bahasan : Pukul :
Petunjuk :1. Untuk no. I dan II Beri tanda cek ( √ ) sesuai pada kolom yang tersedia2. Untuk no. III dan IV tuliskan di tempat yang tersedia.
No. Uraian senang Tidak senang Tidak berpendapatI Bagaimana pendapatmu
60
mengenai1. Materi pelajaran2. Lembaran kerja siswa3. Suasana kelas4. Cara belajar5. Cara guru mengajar
II Bagaimana pendapatmu mengenai1. Materi pelajaran2. Lembaran kerja siswa3. Suasana kelas4. Cara belajar5. Cara guru mengajar
III. Apakah anda berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar berikutnya seperti yang telah anda ikuti? (ya/tidak/tidak berpendapat).
IV. Bagaimana komentar anda tentang Lembaran Kerja Siswa (LKS)? (jelas/tidak jelas/tidak berpendapat).
Lampiran 8: Rencana Pelaksanaan Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Mata Pelajaran : IPAPokok Bahasan : Energi GerakSub Pokok Bahasan : Membuat Pesawat KertasKelas/Semester : IV/IIAlokasi Waktu : 70 Menit (2 x 35 Menit)Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Mei 2014
STANDAT KOMPETENSI
61
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
KOMPETENSI DASAR
Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat
pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian energi gerak
2. Merancang pesawat kertas
3. Membuat pesawat kertas
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian energi gerak
2. Siswa dapat menyebutkan 4 alat dalam membuat pesawat kertas
3. Siswa dapat membuat pesawat kertas
4. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara pesawat kertas dengan energi gerak
MATERI POKOK
Energi gerak
METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktikum
4. Kerja kelompok
5. Penugasan
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
62
1. Kegiatan Awal ( 10 menit)
a. Mengucapkan salam.
b. Hening sejenak (berdo,a) untuk memusatkan perhatian.
c. Mengecek kehadiran siswa.
d. Menyampaikan materi yang akan dipelajari tentang membuat pesawat kertas.
e. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
f. Membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
g. Memberikan motivasi untuk berkooperatif.
h. Menggali pengetahuan prasyarat siswa.
2. Kegiatan Inti ( 45 menit)
a. Peneliti menyajikan materi pelajaran tentang membuat pesawat kertas
sekaligus memperagakan cara membuat pesawat kertas.
b. Menyerahkan lembar kegiatan (LKS) kepada setiap kelompok.
c. Menjelaskan tahapan pembelajaran model STAD.
d. Mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman kelompok sebelum
meminta bantuan kepada guru.
e. Peneliti berkeliling dan singgah di setiap kelompok untuk melihat
perkembangan siswa.
f. Peneliti membetulkan konsep siswa yang salah dalam membuat parasut.
g. Wakil dari setiap kelompok melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas
secara bergantian, kemudian kelompok lain menanggapinya.
h. Peneliti memberikan kunci jawaban kepada kelompok, kemudian anggota
kelompok mencocokkan jawabannya sesuai dengan kunci jawaban.
i. Peneliti memberikan tes kepada semua siswa, kemudian siswa
mengerjakannya secara individu.
j. Peneliti memeriksa hasil tes siswa.
k. Peneliti memberikan pengahargaan terhadap kelompok yang memperoleh
penghargaan.
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit)
63
a. Guru meminta siswa membuat rangkuman materi pembelajaran energi gerak
dengan sub pokok bahasan membuat pesawat kertas.
b. Guru memotivasi siswa.
c. Guru memberi tindak lanjut.
d. Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri pertemuan.
e. Guru menucapkan salam.
ALAT DAN SUMBER
1. Alat
a. Kertas tulis
b. Pensil
c. Penggaris
d. Gunting
2. Sumber
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
b. Buku paket Sains kelas IV
PENILAIAN
1. Prosedur penilaian : Proses dan hasil
2. Bentuk penilaian : Tertulis dan lisan
3. Aspek yang dinilai : Keaktifan, ketelitian, keberanian
64
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Materi : Membuat Pesawat Kertas
Nama Siswa :
Kelompok :
Indikator
1. Menjelaskan pengertian energi gerak
2. Merancang pesawat kertas
3. Membuat pesawat kertas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian energi gerak
65
2. Siswa dapat menyebutkan 4 alat dalam membuat pesawat kertas
3. Siswa dapat membuat pesawat kertas
4. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara pesawat kertas dengan energi gerak
Tugas
Praktekkan cara membuat pesawat kertas
Kelengkapan
1. Kertas tulis
2. Pensil
3. Penggaris
4. Gunting
Cara Kerja
1. Sediakan kertas bahan pembuat model pesawat berukuran 15 cm x 20
cm.
2. Lipatlah kertas seperti pada gambar 1.
3. Bentuklah kepala model pesawat dengan cara melipat seperti pada
gambar 2.
66
4. Lipat kembali ke arah luar sehingga tebentuk sayap model pesawat
yang melebar. Lihat gambar 3.
5. Lemparkan model pesawat yang telah dibuat, kemudian amati
gerakannya.
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada model pesawat kertas ketika dilemparkan?
2. Apa fungsi sayap pesawat?
3. Mengapa bagian depan pesawat dibuat runcing?
4. Dapatkah pesawat melayang jika dilempar tebalik?
5. Dapatkah pesawat melayang jika sayapnya diperkecil?
6. Apa yang menyebabkan pesawat mebelok ketika melayang?
TES FORMATIF 1
Pokok Bahasan : Energi Gerak
Sub Pokok Bahasan : Membuat Pesawat Kertas
Waktu : 30 Menit
Nama :
67
Petunjuk: Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar dan tepat!
1. Apakah pengertian energi gerak?
2. Sebutkan 4 alat yang digunakan dalam membuat pesawat kertas!
3. Jelaskan 4 cara dalam membuat pesawat kertas!
4. Jelaskan hubungan antara pesawat kertas dengan energi gerak!
5. Jelaskan secara singkat perubahan energi gerak!
Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Energi Gerak
Sub Pokok Bahasan : Membuat Parasut
68
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (70 Menit)
Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Mei 2014
STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari
KOMPETENSI DASAR
Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat
pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut
INDIKATOR
1. Merancang parasut
2. Membuat parasut
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyebutkan 4 alat dalam membuat parasut
2. Siswa dapat membuat parasut
3. Siswa dapat menjelaskan hubungan parasut dengan energi gerak
MATERI POKOK
Energi gerak
METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Kerja kelompok
69
4. Praktikum
5. Penugasan
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal ( 10 menit)
a. Mengucapkan salam
b. Hening sejenak (berdoa) untuk memusatkan perhatian
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Meyampaikan materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
e. Guru memunculkan rasa ingin tahu siswa
f. Guru membentuk siswa ke dalam kelompok
2. Kegiatan Inti ( 45 menit)
a. Guru menyajikan/menyampaikan materi pelajaran tentang membuat parasut
b. Siswa diberi LKS. Mereka bekerja dalam kelompok yang sudah ditentukan
sebelumnya dan mendiskusikannya secara kelompok
c. Guru mendorong siswa agar meminta bantuan kepada teman kelompok
sebelum bertanya kepada guru
d. Anggota kelompok yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota
kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami
materi yang diajarkan
e. Masing-masing kelompok mempraktekkan pembuatan parasut
f. Guru mengelilingi dan singgah pada setiap kelompok untuk membetulkan jika
terjadi kesalahan dalam membuat parasut
g. Wakil dari setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya secara
bergantian di depan kelas
h. Guru memberi tes/pertanyaan kepada seluruh siswa yang dikerjakan secara
individu. Pada saat menjawab tes, teman kelompok tidak boleh membantu
i. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai tinggi
70
3. Kegiatan Akhir ( 15 menit)
a. Guru meminta siswa membuat rangkuman materi pembelajaran energi
gerak dengan sub pokok bahasan membuat parasut
b. Guru memotivasi siswa
c. Guru memberi tindak lanjut
d. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum mengakhiri pertemuan
e. Guru mengucapkan salam
ALAT DAN SUMBER
1. Alat
a. Plastik
b. Tali rafia
c. Penggaris
d. Kayu
e. Gunting
2. Sumber
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
b. Buku paket Sains kelas IV
PENILAIAN
1. Prosedur penilaian : Proses dan hasil
2. Bentuk penilaian : Tertulis dan lisan
3. Aspek yang dinilai : Keaktifan, ketelitian, keberanian
71
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
MATERI : ENERGI GERAK
SUB POKOK BAHASAN : MEMBUAT PARASUT
NAMA SISWA :
KELOMPOK :
72
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan 4 bahan pembuatan parasut
2. Siswa dapat merancang parasut
3. Siswa dapat membuat parasut
Tugas
Siswa mempraktekkan pembuatan parasut
Kelengkapan
1. Plastik 4. Tali rafia
2. Penggaris 5. Gunting
3. Kayu
Cara Kerja
1. Guntinglah plastik berbentuk persegi berukuran 50 x 50 cm.
2. Ikatlah setiap sudut plastik dengan tali.
3. Ikatlah potongan kayu secukupnya pada tali parasut.
4. Lipatlah lembar plastik (parasut) dan lempar ke atas. Amati yang terjadi.
5. Guntinglah plastik berbentuk persegi berukuran 40cm x 40cm dan 60cm x
60cm.
6. Ulangi langkah 2 dan 3.
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi saat parasut dilempar ke atas?
2. Saat dua parasut dilempar secara bersamaan, parasut mana yang lebih cepat
sampai ke tanah? Mengapa?
TES FORMATIF 2
BAHASAN : ENERGI GERAK
SUB POKOK BAHASAN : MEMBUAT PARASUT
WAKTU POKOK :
73
NAMA :
Petunjuk: Kerjakanlah soal dibawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan 5 alat yang digunakan dalam membuat parasut!
2. Sebutkan 3 cara dalam membuat parasut!
3. Jelaskan hubungan antara parasut dengan energi gerak!
Lampiran 10
Hasil LKS Kelompok Setiap Siklus
No Nama Kelompok Siklus I Siklus II
74
Siswa LKS LKS
1 Mey Sarah
I 95 1002 Amar Wahyu
3 Reski Wahyudin
4 Adel Gita
1 Renaldi
II95 100
2 Aulia Antisari
3 Ratna
4 Amaluddin
1 Ian Ismi
III 85 952 Putri Wardani
3 Isra Mahendra
4 Rivan Agustan
1 Ayu Wulandari
IV 80 95
2 Risto Vorus
3 Iis Anggraini
4 Fahri
5 Aziz Rajiun
1 Fadel
V 80 95
2 Putriani muhtar
3 Ferdiansyah
4 Sri Wahyuni
5 Ahmad Jayadi
Lampiran 11: Poin Peningkatan Individu
Rata-Rata Poin Peningkatan Individu Setiap Siklus
No. Nama L/P Siklus I Siklus II
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
75
Siswa Dsr Tes Kemjun Dsr Tes Kemjun
1 Mey Sarah P 80 90 20 90 100 302 Amar Wahyu L 20 60 30 60 85 303 Reski Wahyudin L 40 65 30 65 75 304 Adel Gita P 40 70 30 70 80 205 Renaldi L 80 95 30 95 100 306 Aulia Antisari P 60 70 20 70 85 307 Ratna P 60 80 30 80 90 208 Amaluddin L 20 50 30 50 75 309 Ian Ismi P 80 95 30 95 95 1010 Putri Wardani P 40 60 30 60 80 3011 Isra Mahendra L 60 70 20 70 80 2012 Rivan Agustan L 60 80 30 80 85 2013 Ayu Wulandari P 80 90 20 90 95 2014 Risto Vorus L 60 70 20 70 80 2015 Iis Anggraini P 60 75 30 75 80 2016 Fahri L 40 65 30 65 80 3017 Aziz Rajiun L 80 95 30 95 100 3018 Fadel L 60 80 30 80 90 2019 Putriani Muhtar P 20 60 30 60 85 3020 Ferdiansyah L 60 75 30 75 80 2021 Sri Wahyuni P 20 60 30 60 75 3022 Ahmad Jayadi L 80 95 30 95 100 30
JUMLAH 1650 1895
RATA-RATA 75% 86,13%
Lampiran 12
DAFTAR HASIL KELOMPOK
Nama kelompok: I
76
ANGGOTA KELOMPOKSiklus
KeteranganI II
1. Mey Sarah 20 30
2. Amar Wahyu 30 30
3. Reski Wahyudin 30 30
4. Adel Gita 30 20
Nilai Total Kelompok 110 110
Nilai Rata-Rata Kelompok 27,5 27,5 55 13,75
Predikat Kelompok Baik
Kelompok: II
ANGGOTA KELOMPOKSiklus
KeteranganI II
1. Renaldi 30 30
2. Aulia Antisari 20 30
3. Ratna 30 20
4. Amaluddin 30 30
Nilai Total Kelompok 110 110
Nilai Rata-Rata Kelompok 27,5 27,5 55 13,75
Predikat Kelompok Baik
Kelompok: III
ANGGOTA KELOMPOKSiklus
KeteranganI II
77
1. Ian Ismi 30 10
2. Putri Wardani 30 30
3. Isra Mahendra 20 20
4. Rivan Agustan 30 20
Nilai Total Kelompok 110 80
Nilai Rata-Rata Kelompok 27,5 20 47,5 11,87
Predikat Kelompok Baik
Kelompok: IV
ANGGOTA KELOMPOKSiklus
KeteranganI II
1. Ayu Wulandari 20 20
2. Risto Vorus 20 20
3. Iis Anggraini 30 20
4. Fahri 30 20
5. Aziz Rajiun 30 30
Nilai Total Kelompok 130 110
Nilai Rata-Rata Kelompok 26 22 48 9,6
Predikat Kelompok Baik
Nama kelompok: V
ANGGOTA KELOMPOKSiklus
KeteranganI II
1. Fadel 30 20
2. Putriani Muhtar 30 30
78
3. Ferdiansyah 30 20
4. Sri Wahyuni 30 30
5. Ahmat Jayadi 30 10
Nilai Total Kelompok 150 110
Nilai Rata-Rata Kelompok 30 22 52 10,4
Predikat Kelompok Baik
Lampiran 13
Hasil Tes Siswa Setiap Siklus
No
Nama Siswa L/P
Kelompok
Tindakan Siklus I Tindakan Siklus II Tindakan Siklus IIIS.
DasS.
TesS. K
LKS
S. Das
S. Tes
S. K
LKS
S. Das
S. Tes
S. K LKS
79
ar ar ar1 Mey Sarah P I 80 90 20 90 95 20 95 100 30
2 Amar Wahyu L 20 60 30 60 80 30 80 85 20
3 Reski Wahyudin
L 40 65 30 65 80 30 80 75 10
4 Adel Gita p 40 70 30 70 85 30 85 80 10
Jumlah 110 Super
Jumlah 110 Super
Jumlah 70 HebatRata-rata 27,5 Rata-rata 27,5 Rata-rata 17,5
1 Renaldi L II 80 95 30 95 100 30 100 100 30
2 Aulia Antisari P 60 70 20 70 75 20 75 85 20
3 Ratna P 60 80 30 80 85 20 85 90 20
4 Amaludin L 20 50 30 50 75 30 75 75 20
Jumlah 110 Super
Jumlah 100 Hebat
Jumlah 90 HebatRata-rata 27,5 Rata-rata 25 Rata-rata 22,5
1 Ian Ismi P II 80 95 30 95 95 20 95 95 20
2 Putri Wardani P 40 60 30 60 75 30 75 80 20
3 Isra Mahendra L 60 70 20 70 80 20 80 80 20
4 Rivan Agustan L 60 80 30 80 80 20 80 85 20
Jumlah 110 Super
Jumlah 90 Hebat
Jumlah 80 HebatRata-rata 27,5 Rata-rata 22,5 Rata-rata 20
1 Ayu Wulandari
P IV 80 90 20 90 95 20 95 95 20
2 Risto Vorus L 60 70 20 70 75 30 75 80 20
3 Iis Angraini P 60 75 30 75 80 20 80 80 20
4 Fahri L 40 65 30 65 70 20 70 80 20
5 Aziz Rajiun L 80 95 30 95 100 30 100 100 30
Jumlah 130 Super
Jumlah 100 Hebat
Jumlah 110 HebatRata-rata 26 Rata-rata 24 Rata-rata 22
1 Fadel L V 60 80 30 80 85 20 85 90 20
2 Putriani Muhtar
P 20 60 30 60 75 30 75 85 20
3 Ferdiansyah L 60 75 30 75 80 20 80 80 20
4 Sri Wahyuni P 20 60 30 60 70 20 70 75 20
5 Ahmad Jayadi L 80 95 30 95 100 30 100 90 10
Jumlah 150 Super
Jumlah 120 Hebat
Jumlah 90 HebatRata-rata 30 Rata-rata 24 Rata-rata 18
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : LA JONI
80
NIM : 822 175 924UPBJJ-UT :
Menyatakan bahwa :
Nama : YADIN HAMIRI, S. PdTempat Mengajar : SDN 11 NapabalanoGuru Kelas : IV
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Lambiku, 2014 Yang membuat pernyataanTeman sejawat Mahasiswa,
YADIN HAMIRI, S. Pd LA JONINIP. 19691231 199504 1 004 NIM. 822 175 924
81
top related