plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · i pengaruh komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai...
Post on 15-Apr-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CARNAUBA WAX
SEBAGAI BASIS TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA LEKAT
SEDIAAN LIPSTIK DENGAN PELEMBAB
MINYAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ranindya Siska Pramitasari
NIM : 078114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CARNAUBA WAX
SEBAGAI BASIS TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA LEKAT
SEDIAAN LIPSTIK DENGAN PELEMBAB
MINYAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ranindya Siska Pramitasari
NIM : 078114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ranindya Siska Pramitasari
Nomor Mahasiswa : 07 8114 054
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CARNAUBA WAX SEBAGAI
BASIS TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA LEKAT SEDIAAN LIPSTIK
DENGAN PELEMBAB MINYAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 22 Maret 2011
Yang menyatakan
(Ranindya Siska Pramitasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 25 Februari 2011
Penulis
Ranindya Siska Pramitasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
segala kasih karunia dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Komposisi Beeswax Dan Carnauba Wax Sebagai
Basis Terhadap Kekerasan Dan Daya Lekat Sediaan Lipstik Dengan Pelembab
Minyak Buah Alpukat (Persea Americana Mill.)” dengan baik. Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis banyak mengalami kesulitan selama penyelesaian skripsi ini.
Tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, membimbing, dan memberi masukan, solusi,
nasehat serta semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi.
3. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis.
5. Segenap dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas segala pengajaran dan
bimbingannya selama perkuliahan.
6. Om dan Tante Djati Waluyo Djoar atas segala bantuan, dukungan, kasih
sayang dan doa selama penyusunan skripsi ini.
7. Keluarga Om Herman Agus atas bantuan selama melakukan penulis studi
pustaka di Jakarta.
8. Agata Novie Anindita, Zeili Prameswari, Sheila Puspita Wulandari, dan
Anugrah Nurradita atas bantuan selama penulis melakukan studi pustaka di
Bandung.
9. Dhimas Satriyo Utomo dan Melisa atas bantuan penelurusan pustaka di
Institut Petanian Bogor.
10. PT. Tirta Buana Kemindo Cosmetic, PT. Baktijala Kencana Citra, PT.
Menjangan Sakti, PT. EAC Indonesia, PT. Mandom dan PT. Garlic Bina
Mada atas bantuan penyediaan bahan baku selama penelitian.
11. Teman – teman pelayanan : KOREM 2006 – 2008, KOREM 2008 – 2010 dan
Sinta Kristiana Sari atas indahnya persaudaraan, doa dan semangat yang
diberikan kepada penulis.
12. Cinthya Wijayani dan Dinar Catur Mardianti, teman seperjuangan selama
penyusunan skripsi hingga penelitian selesai, sekaligus selama masa kuliah.
Terima kasih atas segala suka, duka, tawa dan tangis yang mendewasakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Teman-teman FST dan FKK angkatan 2007 atas semangat yang selalu ada
untuk penulis.
14. Semua pihak yang tidak dapt disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna mengingat
keterbatasan pengethauan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat berguna bagi
penyempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
bermafaat bagi perkembangan ilmu kefarmasiaan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
INTISARI ................................................................................................. xvi
ABSTRACT ............................................................................................... xvii
BAB I PENGANTAR ............................................................................... 1
A. . Latar Belakang .................................................................................... 1
1. Perumusan masalah ....................................................................... 6
2. Keaslian penelitian ........................................................................ 6
3. Manfaat penelitian ......................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
A. Anatomi Bibir ..................................................................................... 8
B. Lipstik ................................................................................................ 9
1. Definisi ......................................................................................... 9
2. Persyaratan lipstik ......................................................................... 10
3. Bahan pembawa lipstik ................................................................. 10
4. Zat warna ...................................................................................... 12
5. Bahan tambahan lipstik ................................................................. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Tanaman Alpukat ................................................................................ 16
1. Morfologi tanaman ........................................................................ 16
2. Kandungan kimia tanaman ............................................................ 16
3. Avocado oil ................................................................................... 17
D. Beeswax .............................................................................................. 18
E. Carnauba Wax .................................................................................... 19
F. Metode Desain Faktorial ..................................................................... 20
G. Landasan Teori ................................................................................... 22
H. Hipotesis ............................................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 24
A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................................. 24
B. Variabel Penelitian .............................................................................. 24
C. Definisi Operasional ........................................................................... 25
D. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 27
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 27
1. Pembuatan lipstik .......................................................................... 27
2. Uji kekerasan lipstik ...................................................................... 30
3. Uji daya lekat lipstik ..................................................................... 30
F. Analisis Hasil ...................................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 32
A. Pembuatan Minyak Alpukat (Persea americana Mill.) ........................ 32
B. Formulasi Sediaan Lipstik ................................................................... 35
C. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Lipstik ....................................... 44
1. Kekerasan lipstik ........................................................................... 46
2. Pergeseran kekerasan lipstik .......................................................... 52
3. Daya lekat lipstik .......................................................................... 56
4. Prediksi area komposisi optimum .................................................. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 62
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
LAMPIRAN ............................................................................................. 67
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL Tabel I. Jenis asam lemak yang terkandung dalam buah alpukat ......... 17
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level .................................................................... 21
Tabel III. Formula lipstik dari Pabrik M ............................................... 27
Tabel IV. Formula base lipstik menurut Harry (1982) .......................... 28
Tabel V. Formula hasil modifikasi ...................................................... 28
Tabel VI. Hasil pengukuran sifat fisik kekerasan lipstik ....................... 47
Tabel VII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan kekerasan
lipstik .................................................................................... 48
Tabel VIII. Hasil perhitungan anova untuk respon kekerasan
lipstik berdasarkan Design Expert .......................................... 49
Tabel IX. Hasil pengukuran sifat fisik pergeseran kekerasan
lipstik ................................................................................... 52
Tabel X. Perhitungan nilai efek dalam menentukan pergeseran
kekerasan lipstik ................................................................... 53
Tabel XI. Hasil perhitungan Anova untuk respon pergeseran
kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert ......................... 54
Tabel XII. Hasil pengukuran sifat fisik daya lekat lipstik ....................... 56
Tabel XIII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan daya lekat
lipstik .................................................................................... 57
Tabel XIV. Hasil perhitungan Anova untuk respon daya lekat
lipstik berdasarkan Design Expert ......................................... 58
Tabel XV. Prediksi area komposisi optimum ......................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (a) Penampang melintang kulit (b) Penampang melintang
kulit bibir (Anonim d, 2009) ...................................................... 9
Gambar 2. Anatomi bibir (Anonim a, 2009) ................................................ 9
Gambar 3. Struktur caprylic / capric triglyceride (Anonim c, 2009) ............ 39
Gambar 4. Struktur phenyl trimethicone (Henning et al., 2004).................... 42
Gambar 5. Struktur propil paraben (Anonim c, 2008) .................................. 43
Gambar 6. Grafik hubungan antara interaksi carnauba wax dengan
beeswax level rendah dan level tinggi terhadap kekerasan
lipstik ........................................................................................ 49
Gambar 7. Grafik hubungan antara interaksi beeswax dengan carnauba
wax level rendah dan level tinggi terhadap kekerasan lipstik ...... 50
Gambar 8. Countour plot kekerasan lipstik ................................................. 51
Gambar 9. Profil periodik kekerasan (X) dari 4 replikasi selama
penyimpanan 1 bulan .................................................................... 55
Gambar 10. Grafik hubungan antara interaksi carnauba wax dengan
beeswax level rendah dan level tinggi terhadap pergeseran
kekerasan lipstik ........................................................................ 59
Gambar 11. Grafik hubungan antara interaksi beeswax dengan carnauba
wax level rendah dan level tinggi terhadap pergeseran
kekerasan lipstik ........................................................................ 59
Gambar 12. Countour plot daya lekat lipstik ................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Determinasi buah alpukat .................................................... 68
Lampiran 2. Prosedur ekstraksi daging buah alpukat ............................... 69
Lampiran 3. Data ekstraksi daging buah alpukat ..................................... 70
Lampiran 4. Keterangan melakukan ekstraksi daging buah
alpukat ................................................................................ 71
Lampiran 5. Perhitungan minyak buah alpukat ......................................... 72
Lampiran 6. Notasi desain faktorial dan percobaan desain faktorial ......... 73
Lampiran 7. Data hasil pengujian kekerasan lipstik ................................. 74
Lampiran 8. Data hasil pengujian pergeseran lipstik ................................ 75
Lampiran 9. Data hasil pengujian daya lekat lipstik ................................. 77
Lampiran 10. Grafik effects ...................................................................... 78
Lampiran 11. Grafik normalitas ................................................................ 81
Lampiran 12. Uji ANOVA two ways dengan Design Expert 7.0.0 ............. 84
Lampiran 13. Dokumentasi ........................................................................ 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Tujuan penelitian mengenai pengaruh komposisi beeswax dan carnauba
wax sebagai basis terhadap kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab minyak alpukat adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi dari beeswax dan carnauba wax pada sediaan lipstik minyak buah alpukat yang akan menghasilkan respon sesuai dengan parameter.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, dimana penelitian dilakukan tanpa adanya kontrol atau pembanding. Penelitian ini menggunakan metode desain faktorial dua dengan faktor dan dua level. Sifat fisis lipstik yang diteliti meliputi kekerasan, daya lekat dan stabilitas fisis yang meliputi pergeseran kekerasan setelah penyimpanan satu bulan. Dalam menganalisa data yang diperoleh digunakan program Desain Expert 7.0.0, sedangkan tingkat kepercayaan yang digunakan untuk analisis statistik ini adalah 95%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi beeswax dan carnauba wax memberikan pengaruh terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat, dimana carnauba wax mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik.
Kata Kunci : lipstik, minyak alpukat, beeswax, carnauba wax, kekerasan, daya lekat, dan desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
The purpose of the research about the composition effect of beeswax and
carnauba wax as a base toward hardness and adhesiveness of moisturizing avocado oil lipstick is to find out the composition effect from beeswax and carnauba wax in to avocado oil lipstick which will result response due to the parameter.
This research is a quasi experimental research which the research is executed without any control and standard of comparison. This research it self uses factorial desogn method with two factors and two levels. Then the observed lipstick physical characteristic covers hardness, adhesiveness and physical stability which also includes the hardness shifting after being storaged for a month. To analyzed the data is by apllying the Desain Expert 7.0.0 program, then the level of trust to used is reading 95%.
This research shows that composition of beeswax and carnauba wax gives the influence toward hardness and adhesiveness of lipstick with avocado oil moisturizing where carnauba wax has high contribution in increasing hardness and adhesiveness of the lipstick. Keywords: lipstick, avocado oil, beeswax, carnauba wax, lipstick hardness, adhesiveness, and factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penampilan yang sehat dan indah sangat didambakan oleh setiap wanita,
terutama bagi mereka yang sering berhadapan dengan orang lain. Setiap wanita
dimanapun berada mempunyai kecenderungan serupa, yaitu ingin terlihat cantik
dan menyenangkan untuk dipandang, sehingga produk perawatan dan kosmetik
merupakan kebutuhan yang mutlak bagi wanita. Salah satu penunjang penampilan
tersebut adalah penggunaan sediaan kosmetik khususnya kosmetika perawatan
dan dekoratif.
Lipstik merupakan pewarna bibir yang pada umumnya dikemas dalam
bentuk batang (roll up) yang terdiri dari minyak, malam, lemak dan zat warna
(Harry, 1982). Lipstik merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetik yang
memegang peranan penting dalam menunjang penampilan seseorang. Hal ini
dikarenakan lipstik dapat digunakan untuk mewarnai dan membentuk bibir agar
terlihat lebih artistik dan menarik, sehingga dapat meningkatkan estetika dalam
tata rias wajah.
Selain sebagai pewarna bibir, lipstik dapat berfungsi sebagai pelembab
atau pelindung bibir dan sebagai perawatan untuk mengurangi kerutan pada bibir.
Bibir secara anatomis dan fisiologisnya agak berbeda dari kulit bagian badan
lainnya. Bibir terdiri dari lapisan kulit yang sangat tipis, yaitu sekitar 3 sampai 5
lapisan seluler. Misalnya: lapisan stratum corneumnya sangat tipis dan dermisnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak. Pada lapisan kulit
bibir juga tidak terdapat folikel rambut. Hal ini menunjukkan bahwa bibir tidak
memiliki lapisan perlindungan seperti kulit lainnya sehingga bibir menjadi sangat
mudah sekali kehilangan kelembaban dan menjadi kering bahkan pecah-pecah
terutama jika dalam udara yang dingin dan kering. Akan tetapi bibir memiliki
perlindungan alami berupa lapisan film berminyak yang sangat tipis yang dapat
membuatnya tetap basah. Dalam beberapa kasus, lapisan film ini dapat hilang dan
membuat bibir menjadi kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami
untuk bibir (Tranggono R. I. dan Latifah F., 2007).
Oleh karena itu, pada beberapa formula lipstik tertentu mempunyai bahan
khusus yang dapat menjaga bibir agar tidak kering dan tidak kehilangan
kelembaban, yaitu pelembab (moisturizer). Pada penelitian ini digunakan bahan
pelembab yang berasal dari alam, misalnya minyak alpukat atau yang sering
dikenal dengan nama avocado oil.
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan satu-satunya buah yang
kaya lemak. Kadar lemaknya dua kali lebih banyak dari kandungan lemak durian.
Walaupun demikian, lemak alpukat termasuk lemak sehat, karena didominasi oleh
asam lemak tak jenuh tunggal oleat yang bersifat antioksidan kuat (Anonim a,
2007). Kandungan utama minyak lemak yang terdapat dalam buah alpukat,
biasanya asam oleat, asam palmitat dan asam linoleat. Selain itu, sejumlah minyak
lemak lain juga terkandung di dalamnya, antara lain : asam miristat, asam stearat,
dan asam arakhidonat (Kadam and Salunkhe, 1995). Minyak alpukat juga
mempunyai kandungan sterolin dimana mampu memberikan efek pelembab yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
besar saat diaplikasikan pada kulit. Efek pelembab yang ditimbulkan dapat
mengurangi adanya iritasi kulit dan kulit kering (Anonim a, 2008). Dengan
digunakannya minyak alpukat sebagai pelembab alami, diharapkan dapat
mengurangi permasalahan pada bibir dan memberikan hasil yang lebih aman
apabila dibandingkan dengan penggunaan pelembab sintetik. Minyak buah
alpukat dalam penelitian ini diperoleh melalui proses ekstraksi dari daging buah
alpukat (Persea americana Mill.) dengan menggunakan pelarut n-hexane. Metode
yang digunakan secara perkolasi.
Kualitas fisik sediaan lipstik merupakan faktor yang harus dipenuhi
sebelum sediaan lipstik dipasarkan ke konsumen. Kualitas sediaan lipstik
dipengaruhi oleh komposisi bahan – bahan yang digunakan. Malam (wax)
merupakan bahan yang penting dalam menentukan sifat fisis sediaan lipstik. Wax
dalam sediaan lipstik berfungsi memberikan bentuk dan menjaga bentuk lipstik
agar tetap dalam keadaan padat meskipun berada dalam temperature tinggi.
Menurut Howard (1974), wax berperan untuk mendapatkan permukaan lipstik
yang halus dan memberikan kekerasan pada sediaan. Komposisi campuran wax
merupakan hal yang sangat penting. Hasil formulasi yang baik ditentukan oleh
penggunaan campuran wax yang mempunyai titik lebur yang berbeda.
Pada penelitian ini penulis melakukan kombinasi wax dalam pembuatan
lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat. Kombinasi wax yang dilakukan
yaitu beeswax dan carnauba wax. Carnauba wax merupakan jenis lilin yang
bersifat keras, mempunyai titik leleh tinggi dan diperlukan adanya kombinasi dari
jenis lilin yang lain karena sifatnya yang sangat rapuh. Menurut Howard (1974),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
formula lipstik yang hanya mengandung satu jenis wax dengan titik leleh yang
tinggi dalam jumlah yang besar akan didapat hasil lipstik yang kurang baik.
Lipstik yang dihasilkan cenderung rapuh dan hal ini akan berpengaruh terhadap
sifat fisik yang akan dihasilkan serta acceptability dari konsumen. Oleh karena
itu, diperlukan adanya kombinasi dengan wax lain supaya dapat menghasilkan
sifat fisik lipstik yang baik. Beeswax merupakan jenis lilin yang baik untuk
dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan memberikan sifat yang lebih
lembut. Di samping itu, beeswax juga memiliki aroma yang menyenangkan
(Bodine, 2007). Beeswax juga mempunyai sifat retensi minyak yang baik dimana
berperan sebagai pengikat untuk bergabung bersama komponen yang berbeda
dalam formulasi dan dapat memperbaiki struktur lipstik. Peran kedua wax yang
digunakan dalam formulasi sediaan lipstik ini bertujuan untuk memperoleh dan
membentuk struktur atau badan lipstik. Badan lipstik yang dihasilkan akan
berpengaruh terhadap sifat fisik lipstik yang dihasilkan.
Seperti diketahui bahwa sediaan lipstik yang acceptable adalah sediaan
lipstik yang memenuhi kualitas sifat fisik dan stabilitas sediaan, yaitu tidak terlalu
keras ataupun tidak terlalu lunak, tidak mudah patah, dapat bertahan lama di bibir
dan tetap stabil berada dalam bentuknya selama masa penyimpanan, distribusi
hingga digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, digunakan kombinasi beeswax
dan carnauba wax sebagai basis lipstik supaya sediaan lipstik yang dihasilkan
memiliki kekerasan dan daya lekat yang diharapkan. Kekerasan lipstik merupakan
parameter yang menggambarkan ketahanan sediaan lipstik dalam melawan
goncangan dan tekanan mekanis selama proses pabrikasi sampai digunakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
konsumen, sedangkan daya lekat lipstik merupakan parameter yang
menggambarkan waktu yang dibutuhkan lipstik untuk dapat melekat pada bibir.
Lipstik yang dihasilkan selanjutnya dilakukan uji sifat fisik meliputi kekerasan
dan daya lekat.
Rancangan percobaan yang dapat digunakan untuk menentukan
komposisi beeswax dan carnauba wax, yaitu metode desain faktorial. Pada
penelitian ini digunakan metode desain faktorial dengan dua faktor yaitu beeswax
dan carnauba wax, serta dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Metode
desain faktorial ini berfungsi untuk menentukan komposisi beeswax dan carnauba
wax, menentukan efek yang dominan antara beeswax, carnauba wax serta
interaksi keduanya dalam mempengaruhi respon yang diharapkan. Selain untuk
menentukan efek yang dominan, metode ini juga dapat digunakan untuk
memperoleh suatu sediaan dengan komposisi formula yang optimum.
Dari uraian di atas, diharapkan pada penelitian ini dapat diperoleh
komposisi beeswax dan carnauba wax yang sesuai, sehingga menghasilkan
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
yang memenuhi respon kekerasan dan daya lekat. Hingga pada akhirnya dapat
diperoleh kesimpulan bahwa adanya faktor beeswax dan carnauba wax serta
interaksi dari beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik berpengaruh
signifikan terhadap respon kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh yang dihasilkan dari komposisi beeswax dan
carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat ?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian
tentang optimasi komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis terhadap
kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
(Persea americana Mill.) belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai perkembangan formulasi sediaan lipstik dengan komposisi
basis beeswax dan carnauba wax.
b. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi mengenai penggunaan desain faktorial dalam mengamati pengaruh
komposisi beeswax dan carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada
sediaan lipstik.
c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh
komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik dalam menentukan
kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
sehingga menghasilkan respon yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari komposisi beeswax dan
carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Bibir
Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri karena lapisan
jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan
kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit
bibir sebelah dalam terdapat kelenjar ludah, sehingga bibir akan nampak selalu
basah. Sangat jarangnya kelenjar lemak yang terdapat pada bibir menyebabkan
bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering,
lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, dan memungkinkan zat
yang melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Depkes RI,
1985).
Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum
germinativum, dan aliran darah lebih banyak mengalir di daerah permukaan kulit
bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit
lainnya. Karena itu, hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan
untuk sediaan cat bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen dan zat
pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu (Depkes RI,
1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 1. (a) Penampang melintang kulit (b) Penampang melintang kulit bibir (Anonim d, 2009)
Gambar 2. Anatomi bibir (Anonim a, 2009)
B. Lipstik
1. Definisi
Lipstik (pewarna bibir) merupakan sediaan kosmetik yang digunakan
pada bibir, berbentuk batang, biasanya merupakan campuran zat warna dalam
minyak, lemak dan malam. Lipstik biasanya digunakan untuk mewarnai bibir agar
terlihat sehat dan indah, serta dapat pula untuk mengubah bentuk bibir hingga
terlihat lebih menarik dan menyamarkan dari sisi buruk (Harry, 1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Persyaratan lipstik
Sediaan lipstik yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut :
a. Tidak mengandung zat warna beracun yang dapat menyebabkan iritasi atau
kelainan dermatologis selama dan sesudah pemakaian.
b. Mempunyai penampilan yang menarik seperti permukaan yang halus dan
warna yang menarik.
c. Tidak boleh memberikan rasa dan bau yang tidak enak.
d. Tidak boleh terlalu keras atau terlalu rapuh, serta mengeras dan melunak
karena pengaruh suhu.
e. Bebas dari cacat seperti goresan, kerutan, serta permukaan kasar karena
berkristal dan keluarnya minyak.
f. Mudah dioleskan dan dapat memberikan lapisan tipis pada bibir yang tidak
terlalu kering atau berminyak.
g. Memberikan warna yang homogen dan cukup permanen tetapi tetap dapat
dihilangkan dengan penghapusan yang disengaja.
h. Tidak menghalangi keluarnya keringat dari kulit bibir.
(Balsam 1972 ; Harry,1982 ; Poucher, 1976)
3. Bahan pembawa lipstik
Sediaan lipstik umumnya mengandung campuran malam, lemak dan
minyak-minyak sebagai pembawa. Perbandingan jumlah lemak, minyak, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
malam dalam suatu formula lipstik sangat menentukan kualitas dari sediaan lipstik
yang dibuat. Beberapa contoh bahan pembawa sebagai berikut :
a. Lemak
Lemak merupakan suatu trigliserida ester dari gliserol dan asam lemak
rantai panjang. Kebanyakan asam bentuknya merupakan asam lemak jenuh yang
memiliki titik leleh tinggi, sehingga pada suhu kamar umumnya berbentuk padat.
Beberapa contoh dari lemak adalah lemak coklat (cocoa butter) dan lanolin
(Harry, 1982; Balsam, 1972).
b. Minyak
Seperti halnya lemak, minyak juga merupakan trigliserida suatu ester dari
gliserol dengan asam lemak rantai panjang. Pada malam, asam lemaknya
kebanyakan berupa asam lemak tak jenuh yang mempunyai titik leleh rendah. Hal
ini menyebabkan minyak pada suhu kamar umumnya berbentuk cair. Salah satu
minyak yang sering digunakan dalam formulasi lipstik adalah minyak jarak
(castor oil) yang berfungsi untuk melarutkan zat warna. Minyak jarak merupakan
minyak alami yang mempunyai viskositas tinggi (kental), sehingga dapat
memperlambat pengendapan zat warna pada proses pencampuran dan juga dapat
memberikan efek lunak serta mengkilat pada lipstik (Harry, 1982).
c. Malam
Malam merupakan ester dari alkohol dan asam lemak rantai panjang.
Jenis alkohol yang digunakan adalah senyawa hidrokarbon rantai panjang
(Ketaren,1986). Malam berfungsi untuk membentuk struktur lipstik, menaikkan
titik leleh, dan menguatkan lipstik agar tetap elastic dan tidak rapuh. Malam dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
diperoleh dari tumbuh – tumbuhan, serangga, maupun mineral. Beberapa contoh
malam adalah malam carnauba, malam candelila, beeswax (malam lebah),
ozokerit dan paraffin (Harry, 1982 ; Balsam, 1972).
4. Zat warna
Zat warna adalah senyawa kimia yang dapat memberikan warna pada
benda lain. Zat warna dapat berasal dari tumbuh – tumbuhan, hewan, mineral atau
dapat dibuat secara sintetik (Balsam, 1972). Warna merupakan salah satu faktor
penting yang dapat menentukan nilai jual suatu lipstik. Zat warna yang digunakan
dalam pembuatan sediaan kosmetika khususnya sediaan lipstik harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, antara lain adalah :
a. Harus mudah larut dalam air atau dalam minyak.
b. Tahan terhadap oksidasi atau reduksi.
c. Stabil terhadap cahaya selama waktu tetentu.
d. Stabil pada daerah pH 2 – 9.
e. Tahan atau stabil terhadap suhu antara 10oC – 110oC.
f. Dapat bercampur dengan zat-zat tambahan yang lain.
g. Tidak mempunyai efek karsinogenik (Balsam, 1972).
Zat warna yang digunakan dalam sediaan kosmetika dapat diklarifikasikan
menjadi tiga, yaitu zat warna alam, pigmen anorganik, dan zat warna sintetik :
a. Zat warna anorganik
Pigmen adalah senyawa anorganik berwarna yang diperoleh dari alam
atau sintetik, umumnya mengandung logam yang dapat membentuk garam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sehingga warna pigmen dapat berubah. Contoh pigmen anorganik yang biasa
digunakan dalam bidang kosmetika adalah red oclure, yellow oclure, green
oclure, besi oksida, titan dioksida (pigmen putih), dan ultramarine. Pigmen
anorganik tidak dapat larut dalam air maupun dalam pelarut organik (Mitsui,
1997).
b. Zat warna alam
Zat warna alam merupakan zat warna yang berasal dari tumbuhan, hewan
ataupun mineral. Jika dibandingkan dengan zat warna sintetik, kebanyakan zat
warna alam memiliki daya mewarnai yang lebih rendah dan memiliki warna yang
kurang stabil. Oleh sebab itu, sebagian besar zat warna alam telah digantikan oleh
zat warna sintetik, tetapi beberapa diantaranya masih digunakan karena
merupakan zat warna yang aman secara dermatologis maupun farmakologis.
Contoh zat warna alam yang sering digunakan diantaranya adalah karotenoid,
bixin, alkanet, carthamin, dan cochineal.
c. Zat warna sintetik
Merupakan zat warna yang diperoleh melalui reaksi kimia. Zat warna
sintetik ini lebih sering digunakan sebagai zat warna dalam sediaan kosmetika
karena lebih mudah mendapatkannya, lebih murah harganya dibandingkan dengan
zat warna alam, memberikan rentang warna yang lebih lebar, daya mewarnai lebih
kuat, penggunaannya lebih praktis dan sederhana, selain itu zat warna sintetik
juga mempunyai kestabilan yang baik. Tetapi dalam penggunaannya zat warna
sintetik dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, misalnya eosin
yang dapat menyebabkan fotosensitivitas (sensitif terhadap cahaya matahari) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menyebabkan bengkak – bengkak (Haynes A, 1994). Contoh zat warna sintetik
adalah dye dan lakes.
1) Dye, merupakan zat warna yang dapat larut dalam air, minyak dan
alkohol. Dye yang dapat larut dalam air memiliki gugus hidrofilik, yaitu gugus
sulfonat dalam molekulnya dan biasanya digunakan sebagai pewarna untuk
sediaan kosmetika seperti lotion, milky lotion, lipstik dan shampoo. Contoh dye
yang larut dalam air adalah eosin dan ponceau, sedangkan dye yang larut dalam
minyak biasanya digunakan untuk minyak rambut dan lipstik. Contoh dye yang
larut dalam minyak antara lain adalah tetraklorofluorosein, tetrabromofluorosein
dan dibromofluorosein.
2) Lakes, merupakan zat warna yang dibuat dari reaksi garam logam
dengan dye. Sebagai contoh misalnya Lithol rubine BCA yang terdiri atas garam
kalsium dan Lithol rubine B, FD&C merah No. 3, dan D&C merah No. 21, serta
D&C Merah No. 19 (Rhodamin) yang mengandung garam aluminium.
5. Bahan tambahan lipstik
Bahan tambahan dalam pembuatan lipstik berguna untuk membantu
terbentuknya sediaan yang baik, stabil, aman dan menarik. Sebagai contoh pada
pembuatan sediaan lipstik yang mengandung campuran malam, lemak, dan
minyak – minyak yang mudah teroksidasi, sehingga pada penyimpanannya akan
cepat rusak dan tengik. Untuk itu perlu ditambahkan suatu antioksidan atau zat
pengawet. Untuk menutupi bau lemak yang kurang enak, dapat ditambahkan zat
pewangi (corigen odoris). Persyaratan dari zat pengharum harus tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menyebabkan iritasi pada kulit bibir yang peka, harus stabil, serta harus dapat
bercampur baik dengan komponen lain penyusun sediaan lipstik.
a. Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang berguna untuk menghindari adanya reaksi
oksidasi dari castor oil, basis lemak atau bahan tak jenuh lainnya, sehingga akan
mencegah terjadinya ketengikan pada sediaan. Antioksidan yang biasa dipakai
adalah BHA (Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi Toluen), vitamin E,
propil galat, dan asam sitrat. Penggunaan antioksidan diperlukan dalam jumlah
kecil, biasanya 0,01 – 0,05% (Howard, 1974).
b. Pengawet
Karena lemak merupakan media yang baik dan mudah untuk ditumbuhi
jamur, maka ke dalam sediaan lipstik yang hampir selalu mengandung lemak,
harus ditambahkan suatu zat antijamur atau zat pengawet, seperti nipagin, nipasol,
atau bronidoks dengan jumlah 0,05 – 0,20% (Howard, 1974).
c. Pewangi
Selain warna dan penampilan fisik yang baik, bau juga memiliki peranan
dalam menarik minat seseorang untuk membeli suatu sediaan kosmetika.
Penggunaan zat pewangi pada lipstik haruslah selektif dan sesedikit mungkin
(tidak boleh lebih dari 2%) untuk mencegah iritasi. Selain harus dapat menutupi
bau lemak, zat pewangi, juga harus stabil, tidak menyebabkan iritasi, tidak
menimbulkan rasa kurang menyenangkan dan harus bercampur dengan
komponen-komponen lipstik lainnya. Zat pewangi yang sering digunakan dalam
pembuatan lipstik adalah minyak atsiri yang berasal dari bunga, buah, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
rempah-rempah seperti mawar (oleum rosae), jeruk (oleum citri), cengkeh (oleum
caryophylli) dan lain sebagainya (Elsner, 2000 ; Balsam, 1972).
C. Tanaman Alpukat
1. Morfologi tanaman
Alpukat (Persea americana Mill.) berupa pohon tinggi ± 10 m. Batang
berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor. Alpukat mempunyai daun tunggal, bulat
telur atau bentuk jorong, bertangkai, letak tersebar, ujung dan pangkal runcing,
berbulu, mula-mula berambut pada kedua belah permukaan, lama-lama menjadi
licin, panjang 10 – 20 cm, lebar 3 – 10cm, berwarna hijau, daun berdesakan di
ujung ranting. Bunga alpukat merupakan bunga mejemuk, bentuk malai,
berkelamin dua, tumbuh di ujung ranting. Jumlah benang sari dua belas, ruang
kepala sari empat, berwarna putih kotor. Mahkota berambut, diameter 1 – 1,5 cm,
berwarna putih kekuningan. Buah alpukat adalah buni, bulat telur, panjang 5 – 20
cm, lebar 5 cm sampai 10 cm, berbintik-bintik atau gudul, berwarna hijau atau
kuning, keunguan, harum, daging buah jika sudah masak lunak. Biji alpukat
berbentuk bulat, diameter 2,5 – 5 cm, keping biji putih kemerahan. Alpukat
mempunyai akar tunggang, bulat, berwarna coklat (Depkes RI, 1978 dan Hutapea,
2001).
2. Kandungan kimia tanaman
Buah dan daun mengandung saponin, alkaloid dan flavonoid. Buah juga
mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, kuersetin (Hutapea, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Daging buah tanaman Persea americana Mill. biasanya digunakan untuk
mengobati sariawan (Hutapea, 2001) dan untuk melembabkan kulit kering
(Anonim, 2006).
3. Avocado oil
Minyak alpukat (avocado oil) sangat dihargai dalam bidang kosmetik
untuk tingginya kandungan asam lemak, vitamin A, D dan E. Karena komposisi
kimia yang dimilikinya, minyak alpukat sangat berguna untuk memelihara,
meratakan epidermis dan mencegah terjadinya skin desquamation. Minyak
alpukat mudah diserap oleh kulit, dimana hal ini membantu untuk
mempertahankan fungsi sebagai barier yang dapat melembabkan kulit (Anonim a,
2007).
Kandungan utama minyak lemak yang terdapat dalam buah alpukat
adalah asam oleat, asam palmitat dan asam linoleat. Asam oleat terkandung paling
banyak dalam buah alpukat. Selain itu, sejumlah minyak lemak lain juga
terkandung di dalamnya, antara lain : asam miristat, asam stearat, dan asam
arakhidonat (Kadam and Salunkhe, 1995).
Tabel I. Jenis asam lemak yang terkandung dalam buah alpukat Jenis asam
lemak Asam lemak Jumlah
atom C Struktur
Asam lemak jenuh
Asam miristat 14 CH3(CH2)12COOH Asam palmitat 16 CH3(CH2)14COOH Asam stearat 18 CH3(CH2)16COOH
Asam lemak tak jenuh
Asam oleat 18 CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH Asam linoleat 18 CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH Asam arakhidonat 20 CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Penggolongan asam lemak menurut jumlah atom C ada tiga, yaitu asam
lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai pendek adalah asam lemak yang memiliki atom C sebanyak <
6. Asam lemak rantai sedang adalah asam lemak yang memiliki atom C sebanyak
6 – 12. Asam lemak rantai panjang adalah asam lemak yang memiliki atom C
sebanyak ≥ 16. Dari Tabel I di atas dapat dilihat bahwa asam lemak yang
terkandung di dalam buah alpukat merupakan asam lemak rantai panjang
(Anonim b, 2009).
Asam lemak rantai panjang biasanya digunakan dalam formulasi sediaan
obat topikal dan sediaan kosmetik. Asam lemak ini bertindak sebagai emollient
yang memberikan kelembaban, kelembutan (smoothness) dan fleksibilitas pada
kulit. Asam lemak ini mempunyai keuntungan memperbaiki kulit, mempengaruhi
permeabilitas kulit dan meningkatkan fungsi sebagai skin barrier. Salah satu
contoh senyawa emollient yang biasa digunakan dalam kosmetik adalah asam
stearat, asam linoleat, asam oleat, asam linolenat dan asam laurat (Kraft, J.N. and
Lynde C.W., 2005).
D. Beeswax
Beeswax atau Cera alba berasal dari sarang lebah madu Apis melliferus
(Familia Apidae), memiliki titik leleh 61-65oC, berguna untuk menaikkan titik
leleh tanpa menyebabkan lipstik terlalu keras dan kaku, juga berfungsi sebagai
pengikat yang sangat baik, sehingga dapat menghasilkan massa lipstik yang
kompak. Pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya granulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
serta membuat lipstik tidak mengkilap. Beeswax sebaiknya digunakan pada
konsentrasi antara 5-20 %. Beeswax larut dalam kloroform, eter, minyak, minyak
menguap dan praktis tidak larut dalam air (Keithler, 1956).
Menurut Howard (1974), beeswax mengandung lebih kurang 70% ester
terutama myristol palmitate. Di samping itu, juga mengandung asam bebas,
hidrokarbon, ester, kolesterol dan zat warna. Pemerian : zat padat, coklat
kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh, jika dingin menjadi elastis, jika
hangat dan keras patahannya buram dan berbutir-butir. Kelarutan : praktis tidak
larut air, sukar larut dalam etanol, larut dalam kloroform, larut dalam éter hangat,
larut dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Beeswax tidak hanya
digunakan pada kosmetika bentuk cream dan lotion tetapi juga dalam bentuk
padatan dan kosmetika batangan (lipstik), berguna untuk mendapatkan hasil titik
leleh yang diharapkan dan efek penyusutan pada batang memungkinkan mudah
terlepas dari cetakan. Malam ini berguna untuk mengikat minyak-minyak dan
malam – malam dengan titik leleh yang lebih tinggi.
E. Carnauba Wax
Carnauba wax berasal dari daun Copernicia cerifera, berguna untuk
menambah kekerasan lipstik, memiliki titik leleh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan titik leleh malam – malam lainnya. Titik leleh carnauba wax adalah 85oC,
pada konsentrasi kecil akan meningkatkan titik leleh dan memperkuat lipstik. Bila
digunakan terlalu banyak akan membuat permukaan lipstik seperti berpasir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(kasar) sehingga lebih baik jika digunakan pada konsentrasi yang rendah,
biasanya kurang dari 5 % (Keithler, 1956).
Menurut Depkes RI (1993), malam carnauba diperoleh dari daun
Copernicia cerifera Mart (Famili : Palmae). Berbentuk seperti serbuk agak kasar
atau serpihan, warna coklat muda hingga kuning pucat, tidak tengik. Sifatnya larut
kloroform P dan Benzena P, tetapi tidak larut dalam air dan etanol 95%. Sifat
fisiko kimia malam carnauba adalah : BJ = 0.99, titik leleh = 81-86oC, bilangan
asam = 2-7, bilangan penyabunan = 80-95.
F. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan desain yang digunakan untuk mengevaluasi
efek dari faktor yang dipelajari secara simultan dan efek yang relatif penting dapat
dinilai. Dasar dari proses ini adalah untuk menguraikan efek dari beberapa faktor
secara bersamaan, untuk menilai kepentingan relatif, dan untuk menentukan jika
ada interaksi antara faktor (Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996). Desain
faktorial digunakan dalam penelitian dimana efek dari faktor atau kondisi yang
berbeda dalam penelitian ingin diketahui (Bolton, 1997). Desain faktorial juga
digunakan untuk mengenal adanya interaksi diantara faktor-faktor (Voigt, 1994).
Penelitian desain faktorial dimulai dengan menentukan faktor dan
level yang akan diteliti, serta respon yang akan diukur. Respon yang diukur
harus dapat diekspresikan secara numerik. Deskripsi sifat (seperti besar, lebih
besar, terbesar) dan nomor urut (seperti menunjukkann respon terbesar adalah
1, selanjutnya 2, dan seterusnya) tidak dapat digunakan (Armstrong, N.A., and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
James, K.C., 1996). Respon yang diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton,
1997).
Penelitian desain faktorial yang paling sederhana adalah penelitian
dengan dua faktor dan dua level (Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996).
Pada desain faktorial dua faktor dan dua level dihasilkan empat percobaan (2n
= 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor.
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level Formula Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - + a + - - b - + - ab + + +
Keterangan: - = level rendah + = level tinggi Formula 1 = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah. Formula a = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah. Formula b = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi. Formula ab = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi
Rumusan yang berlaku :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB……………………….. (1)
Y = respon hasil atau sifat yang diamati
XA, XB = level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1
b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari percobaan
b0 = rata-rata hasil semua percobaan
Dari rumus (1) dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot suatu respon
tertentu yang sangat berguna dalam memilih komposisi campuran yang
optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki
efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam
menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek
interaksi antar faktor (Muth, 1999).
G. Landasan Teori
Sebagai upaya dalam menjaga bibir agar tidak kering dan tidak
kehilangan kelembaban, sediaan lipstik merupakan salah satu pilihan yang dapat
digunakan untuk melindungi bibir dari pengaruh sinar matahari, angin, udara
dingin, perubahan cuaca maupun kotoran udara.
Minyak buah alpukat (avocado oil) yang merupakan hasil ekstraksi
daging buah alpukat (Persea americana Mill.) mempunyai banyak khasiat salah
satunya adalah sebagai pelembab (moisturizer). Diharapkan dengan
diformulasikannya avocado oil dalam lipstik dapat memberikan kelembaban yang
lebih alami apabila dibandingkan dengan penggunaan pelembab sintetik.
Dalam penelitian ini dilakukan kombinasi komposisi beeswax dan
carnauba wax sebagai basis terhadap kekerasan dan daya lekat lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat. Kualitas fisik sediaan lipstik merupakan faktor
yang harus dipenuhi sebelum sediaan lipstik dipasarkan ke konsumen. Wax
mempunyai peran penting dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas sediaan
lipstik. Wax berperan memberikan bentuk dan menjaga bentuk lipstik agar tetap
dalam keadaan padat meskipun berada dalam temperatur tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Beeswax merupakan lilin yang memiliki sifat retensi minyak baik sebagai
pengikat, sehingga dapat meningkatkan tekstur saat digunakan dengan lilin yang
lain dalam suatu formula, sedangkan carnauba wax merupakan jenis lilin yang
bersifat keras dan cenderung sangat rapuh. Oleh karena itu, pada pemakaian
carnauba wax diperlukan adanya kombinasi dengan lilin jenis yang lain untuk
memperbaiki dan menutupi kekurangan dari sifat tersebut. Beeswax merupakan
jenis lilin yang baik untuk dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan
memberikan sifat yang lebih lembut.
Dalam menentukan komposisi beeswax dan carnauba wax dapat
digunakan metode desain faktorial. Metode desain faktorial dapat digunakan
untuk menentukan efek yang dominan antara beeswax, carnauba wax dan
interaksi keduanya dalam menentukan respon kekerasan dan daya lekat lipstik
yang diharapkan.
H. Hipotesis
Komposisi beeswax dan carnauba wax dapat memberikan pengaruh
terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan pelembab minyak
buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul Pengaruh Komposisi Beeswax dan Carnauba
Wax sebagai Basis terhadap Kekerasan dan Daya Lekat Sediaan Lipstik dengan
Pelembab Minyak Buah Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan jenis
penelitian kuasi eksperimental, dimana penelitian dilakukan tanpa adanya kontrol
atau pembanding.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi beeswax dan
carnauba wax sebagai basis dalam formula lipstik dengan pelembab minyak
alpukat, dinyatakan dengan level rendah dan level tinggi.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis (kekerasan dan
daya lekat) dan stabilitas (pergeseran kekerasan lipstik setelah penyimpanan
selama satu bulan) pada sediaan lipstik.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan
yang digunakan, suhu pemanasan, waktu pencampuran, suhu pendinginan, lama
pendinginan dan waktu penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4. Variabel pengacau tidak terkendali
Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan
kelembaban ruangan saat melakukan penelitian.
C. Definisi Operasional
1. Lipstik merupakan sediaan kosmetik berbentuk batang, biasanya merupakan
campuran zat warna dalam minyak, lemak dan malam yang bertujuan untuk
memberikan warna dan penampilan yang menarik pada bibir.
2. Minyak buah alpukat adalah merupakan filtrat kental dari hasil ekstraksi
daging buah alpukat (Persea americana Mill.) yang diperoleh dengan cara
perkolasi menggunakan pelarut n-hexan.
3. Faktor adalah besaran yang berpengaruh terhadap respon. Dalam penelitian ini
menggunakan 2 faktor, yaitu beeswax dan carnauba wax.
4. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor. Dalam penelitian ini ada dua
level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah beeswax dinyatakan
dalam jumlah sebanyak 2,9364 gram dan level tinggi sebanyak 3,4872 gram.
Level rendah carnauba wax dinyatakan dalam jumlah sebanyak 2,5695 gram
dan level tinggi sebanyak 3,8541 gram.
5. Beeswax adalah lilin yang diperoleh dari sarang lebah madu Apis mellifera.
Lilin ini berfungsi sebagai pengikat yang sangat baik, sehingga dapat
digunakan untuk menghasilkan massa lipstik yang kompak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Carnauba wax merupakan lilin yang bersifat sangat keras, berasal dari daun
pohon kelapa Copernicia prunifera cerifera, sehingga penggunaan pada
persentase yang kecil dapat meningkatkan titk lebur dan kekerasan.
7. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya dapat
dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil percobaan sifat fisik lipstik
(kekerasan dan daya lekat) dan stabilitas sediaan lipstik (pergeseran
kekerasan).
8. Uji kekerasan adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan lipstik
terhadap tekanan terutama pada saat penyimpanan dan distribusi.
9. Uji daya lekat adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan suatu lipstik dapat melekat pada bibir.
10. Sifat fisik dan stabilitas lipstik adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas fisik lipstik. Dalam penelitian ini sifat fisik sediaan lipstik
meliputi kekerasan dan daya lekat, stabilitas sediaan lipstik meliputi
pergeseran kekerasan lipstik setelah penyimpanan selama satu bulan.
11. Efek adalah perubahan yang disebabkan variasi faktor dan level.
12. Desain faktorial adalah metode penelitian yang memungkinkan untuk evaluasi
efek dari dua faktor, yaitu beeswax dan carnauba wax dan dua level, yaitu
level rendah dan level tinggi.
13. Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area optimum
formula berdasarkan parameter kualitas lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi : seperangkat alat gelas
Pyrex-Germany, almari pengering, alat penyerbuk Philips Cucina, perkolator,
vacuum rotary evaporator, neraca Mettler-Toledo GB3002, neraca analitik
Mettler-Todelo AB204, hot plate Alkamaar, waterbath Gerhardt, kulkas Sanken,
cetakan lipstik, alat uji kekerasan lipstik, dan alat uji daya lekat lipstik.
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi : buah alpukat (Persea
americana Mill.), n-hexane, beeswax, carnauba wax, white petroleum jelly,
technical white oil, talc, crodamol GTCC, castor oil, DC 556, minyak buah
alpukat, pigmen Tio 2 Kemira, pigmen red, pigmen black, pigmen yellow, pigmen
pearlize putih, pigmen pearlize merah.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan lipstik
a. Formula lipstik dari Pabrik M Tabel III. Formula lipstik dari Pabrik M
No Bahan Jumlah 1 Base Lipstik 2 gram 2 Talc 0,1 gram 3 Crodamol GTCC 1 gram 4 Castor Oil 2,838 gram 5 Vitamin E Acetate 0,001 gram 6 DC 556 0,5 gram 7 Lemon Butter 0,2 gram 8 Ekstrak Aloevera 0,1 gram 9 Flavor vanila 0,08 gram 10 Pigmen Tio 2. Kemira 0,4 gram 11 Pigmen Red 0,2 gram 12 Pigmen Black 0,001 gram 13 Pigmen Yellow 0,03 gram 14 Pigmen Pearlize Putih 1 gram 15 Pigmen Pearlize Merah 1,5 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Formula base lipstik menurut Harry (1982)
Tabel IV. Formula base lipstik menurut Harry (1982) No Bahan Jumlah 1 Parafin wax 30 % 2 White petroleum jelly 35 % 3 Technical white oil 20 % 4 Beeswax 15 %
c. Formula hasil modifikasi
Tabel V. Formula hasil modifikasi Bahan F1 Fa Fb Fab
Base Lipstik - Carnauba wax - Beeswax - White petroleum jelly - Technical white oil
1,2847 (21%) 1,1624 (19%)
0,5 0,5
1,2847 (21%) 0,9788 (16%)
0,5 0,5
0,8565 (14%) 1,1624 (19%)
0,5 0,5
0,8565 (14%) 0,9788 (16%)
0,5 0,5
Talc 0,1 0,1 0,1 0,1 Crodamol GTCC 1 1 1 1 Castor Oil 3 3 3 3 DC 556 0,5 0.5 0,5 0,5 Minyak Buah Alpukat 0,3059 0,3059 0,3059 0,3059 Pigmen Tio 2. Kemira 0,1 0,1 0,1 0,1 Pigmen Red 0,1 0,1 0,1 0,1 Propil Paraben 0,0118 0,0118 0,0118 0,0118 TOTAL 8,5648 8,3812 8,1366 7,9530
Keterangan :
Berdasarkan hasil orientasi, formula di atas dapat menghasilkan 2 buah
lipstik. Untuk pengujian hari ke 2, 7, 14, 21 dan 30 dibutuhkan 5 buah
lipstik. Jadi formula di atas harus dikalikan sebanyak tiga kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Cara pembuatan
Masing-masing bahan ditimbang secara hati-hati sesuai dengan
berat yang diinginkan. Base lipstik dipanaskan pada hotplate dengan
suhu 65oC-85oC hingga melebur dengan sempurna, dengan urutan
pencampuran : carnauba wax, beeswax, white petroleum jelly, technical
white oil. Ditambahkan crodamol GTCC dan setengah bagian castor oil
dari jumlah keseluruhan, kemudian diaduk hingga homogen. Proses
tersebut mengahasilkan fase A.
Dibuat campuran warna dengan menimbang semua pigmen,
kemudian dicampur dengan sisa castor oil dan talc, digerus dalam mortir
hingga benar-benar homogen dan tidak ada warna dalam bentuk serbuk
atau sampai semua larut homogen. Proses tersebut menghasilkan fase B.
Fase B dicampurkan ke dalam fase A dan diaduk hingga
homogen. Ditambahkan minyak buah alpukat, DC 556, dan propil
paraben kemudian diaduk hingga homogen. Pada pencampuran crodamol
GTCC hingga propil paraben, pemanasan dijaga pada suhu 80oC-100oC.
Setelah semua tercampur dengan homogen, campuran dituang ke dalam
cetakan lipstik yang sudah diolesi paraffin cair (dalam keadaan masih
panas) lalu dibiarkan hingga dingin dan memadat. Lipstik disimpan pada
kulkas selama 24 jam dan kemudian pada hari kedua (48 jam) dilakukan
pengujian kekerasan dan daya lekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Uji kekerasan lipstik
Disiapkan seperangkat alat uji kekerasan lipstik dan stopwatch. Dalam
pengujian kekerasan menggunakan lipstik dengan ukuran dan berat yang sama.
Lipstik diposisikan pada alat (bagian ujung menghadap ke bawah), kemudian
dilepaskan pengganjal pada alat, bersamaan dengan pencatat waktu (alat tanpa
ditambah beban = beban 600 g). Apabila setelah 1 menit lipstik belum hancur,
ditambahkan beban 200 g pada alat. Dengan selang waktu 1 menit, apabila lipstik
belum hancur, ditambahkan lagi beban 200 g pada alat, hingga total beban 1400 g
atau hingga lipstik hancur. Apabila lipstik belum hancur pada beban 1400 g,
diamkan dan catat waktu hingga lipstik hancur. Pencatatan waktu dan total beban
yang digunakan dihentikan saat lipstik hancur. Pengujian ini dilakukan selama
penyimpanan pada hari ke 2, 7, 14, 21 dan 30 (Voigt, 1994).
3. Uji daya lekat lipstik
Pengujian daya lekat sediaan lipstik dilakukan dengan menyiapkan
seperangkat alat uji daya lekat lipstik, objectglass, anak timbangan 1000 g dan 80
g, serta stopwatch. Pertama-tama, 0,03 g lipstik dioleskan pada objectglass yang
telah ditentukan luasnya, kemudian objectglass lain di letakkan di atas olesan
lipstik tersebut dan diberikan tekanan dengan beban 1000 g selama 1 menit. Objek
glass dipasang pada alat uji dan dilepaskan beban seberat 80 g. Pencatatan waktu
dihentikan hingga kedua objek glass terpisah. Pengujian ini dilakukan selama
penyimpanan pada hari ke 2, 7, 14, 21 dan 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Analisis Hasil
Dalam penelitian ini digunakan rancangan percobaan desain faktorial.
Hasil pengamatan yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Desain
Expert versi 7.0.0. Dalam analisis statistik digunakan tingkat kepercayaan 95%.
Apabila nilai p < 0,05 maka model persamaan yang digunakan signifikan dan
persamaan dapat dilanjutkan untuk melihat pengaruh antara komposisi beeswax
dan carnauba wax serta interaksi beeswax dan carnauba wax terhadap kekerasan
dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Minyak Buah Alpukat (Persea americana Mill.)
Buah alpukat yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Desa Putat,
Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. Bagian buah alpukat yang digunakan adalah
daging buah alpukat. Determinasi tanaman alpukat dilakukan di bagian
Herbarium, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman
alpukat yang digunakan adalah Persea americana Mill. Pembuatan minyak buah
alpukat dilakukan oleh Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT)
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Persiapan proses ekstraksi diawali dengan mencuci buah alpukat,
mengupas kulitnya, mengambil daging buahnya, dan dipotong kecil-kecil. Daging
buah alpukat yang sudah dipotong kecil-kecil, dikeringkan dalam almari
pengering suhu 50oC selama 48 jam. Proses pengeringan ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam daging buah dan
memaksimalkan proses untuk mendapatkan kandungan minyak dalam daging
buah alpukat. Setelah proses pengeringan selesai, daging buah alpukat diserbuk
dengan menggunakan alat penyerbuk. Dari hasil percobaan, berat daging buah
alpukat segar sebanyak 2336 gram menghasilkan daging buah alpukat kering
sebanyak 293,5 gram dan setelah melalui proses penyerbukan menghasilkan
293,31 gram serbuk daging buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Metode yang digunakan dalam pembuatan minyak buah alpukat adalah
perkolasi. Dipilih metode perkolasi karena metode ini mempunyai keuntungan
dimana adanya aliran cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi yang memungkinkan proses penyarian lebih sempurna
(Rachmawati, 2009). Prinsip metode perkolasi yaitu proses penyarian dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
keadaan jenuh (Rachmawati, 2009). Selanjutnya, serbuk daging buah buah
alpukat dimasukkan dalam alat perkolator dan dialiri pelarut organik heksan tetes
demi tetes hingga di dapatkan filtrat jernih.
Pada penelitian kali ini, pelarut yang digunakan adalah n-hexane.
Heksana adalah senyawa hidrokarbon golongan alkana dengan rumus C6H14
merupakan fraksi petroleum eter dengan kisaran titik didih 65-70oC. Keuntungan
pelarut ini yaitu bersifat selektif dalam melarutkan zat (Guenther, 1987). N-
hexane merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat non polar, sehingga dapat
melarutkan minyak dari daging buah alpukat yang juga bersifat non polar.
Dimana, minyak atau lemak merupakan trigliserida yang hanya dapat larut dalam
pelarut non polar dan tidak dapat larut dalam air. Selain itu n-hexane tidak mudah
menguap dibanding senyawa lain. Pelarut ini tidak dapat melarutkan zat-zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hidrofilik ataupun air sehingga minyak atau lemak yang didapat dan terlarut pada
n-hexane dapat dipisahkan dari unsur hidrofilik lainnya.
Hasil filtrat yang diperoleh selanjutnya diuapkan dengan vacuum rotary
evaporator dan pada pemanas waterbath pada suhu 55oC, hingga diperoleh
ekstrak kental. Tujuan penguapan ini adalah untuk menghilangkan pelarut hexan,
supaya minyak lemak yang terekstraksi benar-benar murni. Filtrat kental yang
telah diperoleh, dituang dalam cawan porselen dan dikeringkan pada suhu 55oC
untuk menghilangkan sisa hexan, hingga di dapatkan filtrat kental daging buah
alpukat. Dari hasil percobaan menghasilkan filtrat kental buah alpukat sebesar
103,91 gram. Pada formulasi, tiap lipstik mengandung minyak buah alpukat
sebanyak 152,95 mg.
Penentuan parameter standarisasi ekstrak dapat dilakukan melalui
parameter spesifik dan parameter non spesifik. Parameter spesifik meliputi :
penetapan organoleptik ekstrak (bentuk, warna, bau dan rasa) dan penetapan kadar
senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, seperti : kadar senyawa yang larut dalam
air dan kadar senyawa yang larut dalam etanol. Parameter non spesifik meliputi :
penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penentuan bobot jenis, penentuan total
bakteri dan total kapang, serta penentuan batas logam timbal (Pb). Selain itu
dilakukan pengujian terhadap kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak,
yang meliputi penapisan golongan kimia ekstrak (misal : uji alkaloid, uji
flavonoid) dan pengujian profil KLT ekstrak (misal : uji terpenoid, uji alkaloid, uji
flavonoid) (Depkes RI, 1980 ; Depkes RI, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Formulasi Sediaan Lipstik
Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah sediaan lipstik yang
bertujuan untuk mewarnai dan membentuk bibir agar lebih artistik dan menarik,
sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Selain sebagai
pewarna bibir, lipstik dapat berfungsi sebagai pelembab atau pelindung bibir dan
sebagai perawatan untuk mengurangi kerutan pada bibir.
Pada pembuatan lipstik ini ditambahkan minyak buah alpukat sebagai
pelembab bibir. Minyak buah alpukat menjadi pilihan karena berdasarkan
penelitian Yohana, dkk (2004) ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.)
mempunyai aktivitas untuk melembabkan, dan menghaluskan kulit kering, serta
aman untuk digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
menghasilkan sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat yang
acceptable.
Penambahan minyak buah alpukat di dalam formulasi lipstik berfungsi
sebagai emollient. Emollient merupakan suatu agen yang berfungsi mengurangi
kehilangan air dari lapisan kulit luar (epidermis), menutupnya dengan lapisan
pelindung atau juga yang dikenal sebagai pelembab. Minyak alpukat yang
digunakan dapat berfungsi sebagai pelembab bibir. Mekanismenya sebagai
berikut : ketika lipstik yang mengandung pelembab minyak buah alpukat
dioleskan pada bibir, maka akan terbentuk suatu lapisan film tipis di bibir.
Lapisan film berminyak yang terbentuk dari minyak alpukat ini bertindak sebagai
barrier untuk memperlambat proses penguapan kandungan air di dalam stratum
corneum. Atau dengan kata lain emolien bekerja sebagai bahan oklusif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
membantu mencegah hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan
menahan air di stratum corneum. Adanya barrier ini membuat kandungan air
pada stratum corneum tetap terjaga dan mempertahankan kelembaban sehingga
kulit bibir menjadi lembab dan terlihat lembut.
Formula yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari
formula lipstik Pabrik “M” dengan formula base lipstik menurut Harry (1982).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lipstik ini meliputi carnauba wax,
beeswax, white petroleum jelly, technical white oil, talc, crodamol GTCC, castor
oil, DC 556, minyak buah alpukat, pigmen dan propil paraben.
Pembuatan lipstik diawali dengan menimbang bahan-bahan yang
diperlukan dalam formulasi lipstik. Pertama-tama memanaskan cawan porselen di
atas hotplate hingga sesuai dengan titik leleh carnauba wax antara suhu 81oC –
86oC, kemudian memanaskan basis lipstik dengan urutan pencampuran, yaitu
carnauba wax, beeswax, white petroleum jelly dan technical white oil.
Lipstik merupakan kosmetik yang basis dasarnya lemak dan minyak
sehingga bahan – bahan yang akan ditambahkan pada pembuatan lipstik harus
dapat larut dalam dengan baik dalam basis tersebut (Imron, 1985). Basis lipstik
merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan kualitas sediaan lipstik
yang akan diformulasikan. Basis lipstik merupakan formulasi dari bahan-bahan
yang mempunyai titik leleh yang berbeda-beda (Wilkinson and Moore, 1982).
Basis yang digunakan dalam penelitian ini adalah carnauba wax , beeswax, white
petroleum jelly, dan technical white oil. Basis ini digunakan untuk membentuk
struktur dan badan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Wax digunakan untuk mendapatkan permukaan lipstik yang halus dan
kekerasan sediaan. Komposisi campuran wax merupakan hal yang sangat penting.
Hasil formulasi yang baik ditentukan oleh penggunaan campuran wax yang
mempunyai titik lebur yang berbeda. Formula lipstik yang hanya mengandung
satu jenis wax dengan titik leleh yang tinggi dalam jumlah yang besar akan
diperoleh hasil lipstik yang cenderung rapuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini
penulis melakukan kombinasi wax dalam pembuatan lipstik. Kombinasi wax yang
dilakukan yaitu beeswax dan carnauba wax. Tujuan pengkombinasian wax
tersebut untuk memperoleh struktur badan lipstik yang nantinya ketika diuji
kekerasan dan daya lekatnya akan menghasilkan lipstik sesuai parameter yang
dikehendaki.
Carnauba wax merupakan wax tumbuh-tumbuhan yang bersal dari pohon
carnauba di Brazil, malam ini mempunyai titik leleh berkisar antara 81 – 86oC.
Sedangkan beeswax merupakan malam diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera
Linne. Malam lebah mempunyai titik leleh yang lebih rendah, yaitu 62 – 64oC
(Departemen Kesehatan RI, 1985). Kedua malam ini berguna untuk meningkatkan
titik leleh lipstik dan membentuk struktur lipstik dan menguatkan lipstik agar
tetap elastic dan tidak rapuh (Ketaren, 1986).
Carnauba wax merupakan jenis wax yang bersifat keras, mempunyai titik
leleh tinggi dan diperlukan kombinasi dari wax lain yang mempunyai titik leleh
lebih rendah, karena penggunaan carnauba wax tunggal cenderung bersifat sangat
rapuh dan dapat membuat permukaan lipstik seperti berpasir (kasar) apabila
digunakan terlalu banyak. Menurut Bodine (2007), beeswax merupakan jenis wax
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang baik untuk dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan memberikan
sifat yang lebih lembut. Di samping itu, beeswax juga memiliki aroma yang
menyenangkan.
Beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu
untuk menghasilkan massa homogen. Beeswax mempunyai sifat retensi minyak
yang baik dimana berperan sebagai pengikat untuk bergabung bersama komponen
yang berbeda dalam formulasi, dapat memperbaiki struktur lipstik. Peran sebagai
pengikat yang baik dapat membantu untuk menghasilkan massa yang homogen.
Selain itu, beeswax juga memiliki kompatibilitas yang sangat baik dengan pigmen
(pewarna) dan sifat adhesi dengan kulit (Behrer, 1999). Diharapkan kelebihan
yang dimiliki beeswax dapat menutupi kekurangan yang dimiliki oleh carnauba
wax, sehingga dengan dikombinasikannya carnauba wax dan beeswax dapat
menghasilkan sifat fisik lipstik yang memenuhi parameter yang dikehendaki.
Basis white petroleum jelly (vaselin album) yang digunakan dalam
formula berfungsi untuk mengatur konsistensi dari lipstik, dimana berperan
sebagai lubricant dan dapat meningkatkan sifat penyebaran. Di samping itu,
vaselin berfungsi sebagai emollient dimana memberikan efek kelembutan.
Technical white oil (paraffin liquid) dalam formula berperan sebagai
basis lipstik dimana akan memberikan penampilan fisik pada lipstik yang berkilau
(shinny) dan mengkilap (glossy) setelah diaplikasikan.
Pada saat memanaskan carnauba wax ataupun beeswax jangan terlalu
dilakukan pengadukan yang sering karena akan banyak mengurangi massa wax
akibat menempel pada pengaduk. Sebaiknya, menunggu wax sampai meleleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan sempurna baru dilakukan pengadukan untuk menghomogenkan campuran.
Setelah homogen, kemudian ditambahkan crodamol GTCC dan setengah bagian
castor oil secara berurutan hingga semua terlarut.
Caprylic / capric triglyceride (crodamol GTCC) merupakan suatu
pembawa yang stabil terhadap oksidasi. Crodamol GTCC mempunyai sifat
sebagai pelarut yang baik (Zachar, 2010). Penambahan caprylic capric
triglyceride dapat menghasilkan batang lipstik yang glossy dan menghasilkan
lapisan film ketika diaplikasikan. Selain itu berfungsi sebagai agen emollient dan
membantu dalam pembasahan pigmen. Caprylic / capric triglyceride dalam
bekerja sebagai agen emollient dengan menembus permukaan kulit atau rambut
dan membentuk barier, sedangkan sebagai agen pendispersi (dispersing agent)
dapat membantu meningkatkan penghantaran dari vitamin, pigmen dan zat aktif
lain yang terkandung dalam suatu larutan sehingga menjadi tersebar rata dan
sepenuhnya diserap oleh epidermis (Anonim b, 2008).
Gambar 3. Struktur caprylic / capric triglyceride (Anonim c, 2009)
Castor oil (minyak jarak) merupakan minyak yang diperoleh dari
pemerasan biji Ricinus communis (Fam. Euphorbiaceae) yang telah dikupas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Castor oil yang digunakan dalam formula ini berfungsi untuk melarutkan zat
warna. Minyak jarak merupakan minyak alam yang mempunyai viskositas tinggi
(kental), sehingga dapat memperlambat pengendapan zat warna pada proses
pencampuran dan dapat memberikan efek lunak serta mengkilat pada lipstik
(Harry, 1982). Penggunaan minyak jarak dalam jumlah besar menyebabkan
pemakaian terasa kesat dan tidak enak (Rossalia, 1999).
Proses selanjutnya membuat campuran warna yaitu melarutkan pigmen
warna dan talc dalam setengah bagian castor oil, hingga semua larut dan tidak ada
butiran-butiran pasir. Sebaiknya penyiapan campuran warna dilakukan pada saat
sambil menunggu cawan porselen dipanaskan, karena dalam pencampurannya
membutuhkan waktu agak lama supaya pigmen dan talc dapat benar-benar larut
dalam castor oil. Sehingga diharapkan setelah penambahan crodamol dan
setengah bagian castor oil homogen, campuran warna dapat segera mungkin
dilarutkan ke dalam campuran sebelumnya. Perlu dilakukan pembuatan campuran
warna secara terpisah bertujuan untuk menjaga homogenitas dari pigmen supaya
semua campuran terbasahi oleh pigmen yang terlarut dalam castor oil. Selain itu,
dikhawatirkan apabila langsung dimasukkan ke dalam campuran, pigmen tidak
larut dan beberapa ada yang mengendap dan menggumpal menjadi butiran butiran
pasir.
Pigmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pigmen tio 2 kemira
dan pigmen red. Pigmen ini larut di dalam castor oil. Penambahan talc berfungsi
untuk memberikan efek mengkilap pada sediaan lipstik yang diformulasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Apabila campuran warna benar-benar sudah tercampur, ditambahkan
minyak alpukat, DC 556, dan propil paraben secara berurutan, kemudian diaduk
hingga homogen. Pada pencampuran crodamol GTCC hingga propil paraben,
pemanasan dijaga pada suhu 80oC – 100oC. Setelah semua tercampur dengan
homogen, campuran dituang ke dalam cetakan lipstik yang sudah diolesi parafin
cair (dalam keadaan panas) lalu dibiarkan hingga dingin dan memadat pada suhu
ruangan. Pengolesan paraffin cair bertujuan untuk mempermudah lipstik saat akan
dikeluarkan dari cetakan. Sedangkan pemanasan cetakan bertujuan untuk
mengkondisikan supaya saat campuran dituangkan ke dalam cetakan tidak
mengalami perbedaan suhu yang terlalu tinggi. Ada baiknya setelah campuran
lipstik benar benar homogen, segera dituangkan ke dalam cetakan untuk
menghindari terjadinya pemadatan massa kembali. Kemudian lipstik disimpan
dalam kulkas selama 24 jam, dilakukan pendinginan suhu ruangan selama 24 jam
dan dilakukan pengujian sifat fisik lipstik, yaitu : pengujian kekerasan dan daya
lekat.
Phenyl trimethicone (DC 556) meerupakan turunan dari silica atu silicon
yang sering digunakan dalam produk perawatan dan kosmetik. Sebagai agen
emollient, phenyl trimethicone memperlambat hilangnya air dari kulit dengan
membentuk penghalang di permukaan kulit (Erin, 2009). Di samping sebagai agen
emollient, penggunaan phenyl trimethicone (DC 556) bertujuan untuk
meningkatkan kelarutan dari basis lipstik, sehingga basis lipstik mudah bercampur
dengan bahan-bahan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4. Struktur phenyl trimethicone (Henning et al., 2004)
Minyak nabati seperti minyak buah alpukat (Persea americana Mill)
dapat digunakan sebagai pelembut kulit oleh karena buah alpukat mengandung
vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, protein dan mineral yang
dibutuhkan kulit sebagai nutrisi (Jellinek, 1970). Kandungan buah alpukat
merupakan suatu vitamin yang larut dalam minyak lemak dan dapat digunakan
untuk regenerasi sel, sehingga dapat melembutkan kulit. Diharapkan dengan
tercukupinya kebutuhan kulit akan nutrisi tersebut dapat terbentuk suatu proteksi
tersendiri bagi kulit. Dengan demikian, kesehatan kulit akan tetap terjaga
(Soedibyo, 1998).
Selain sebagai pelembut kulit, minyak buah alpukat yang ditambahkan
dalam formulasi sediaan lipstik ini berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan
adalah zat yang berguna untuk menghindari adanya reaksi oksidasi dari basis
lemak, sehingga akan mencegah terjadinya ketengikan pada sediaan. Adanya
campuran malam, minyak dan lemak-lemak di dalam formula lipstik, mempunyai
kecenderungan untuk teroksidasi sehingga cepat menjadi rusak dan tengik. Oleh
karena itu, pada pembuatan sediaan lipstik harus selalu ditambahkan suatu
antioksidan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan ketengikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Vitamin E dan C yang terkandung di dalam minyak lemak hasil ekstraksi
daging buah alpukat dapat berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Djajadisastra
(2010), antioksidan yang sering digunakan dalam kosmetik adalah vitamin E dan
vitamin C, dimana kombinasi kedua vitamin tersebut akan bekerja sinergis
sebagai antioksidan. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam minyak yang
selain sebagai antioksidan berfungsi memelihara stabilitas jaringan ikat di dalam
sel, UV-protection, antiinflamasi, pelembab, dan microcirculator. Vitamin C atau
asam askorbat merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam air yang selain
sebagai antioksidan berfungsi sebagai pelembab dan menghambat pembentukan
melanin.
Propil paraben berfungsi sebagai pengawet yang bertujuan untuk
mengawetkan minyak dan lemak yang digunakan dalam formulasi agar tidak
berbau tengik karena peristiwa hidrolisis dan oksidasi. Rumus molekul proipil
paraben adalah C10H12O3. Propil paraben dipilih karena lebih mudah bereaksi
(titik leleh = 95-98oC) dibandingkan dengan metil paraben (titik leleh = 125-
128oC) (Departemen Kesehatan RI, 1985). Menurut Salunkhe et al. (1996), propil
paraben mempunyai efek sinergis dengan vitamin E yang lebih besar
dibandingkan dengan metil paraben
Gambar 5. Struktur propil paraben (Anonim c, 2008)
Faktor yang dioptimasi dalam pembuatan lipstik minyak buah alpukat
adalah penggunaan komposisi wax antara carnauba wax dengan beeswax pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
level rendah dan level tinggi masing-masing faktor. Pada faktor carnauba wax
dipilih 2,5695 gram untuk level rendah dan 3,8541 gram untuk level tinggi.
Sedangkan pada faktor beeswax dipilih 2,9364 gram untuk level rendah dan
3,4872 gram untuk level tinggi. Pemilihan level rendah dan level tinggi pada
masing-masing faktor didasarkan pada orientasi yang dilakukan sebelum
pelaksanaan penelitian dimana diperoleh hasil pengujian sifat fisik lipstik seperti
yang dikehendaki.
C. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Lipstik
Suatu sediaan harus melalui uji kontrol kualitas sebelum dipasarkan
untuk melihat apakah sediaan tersebut memiliki sifat fisik yang baik. Kualitas dari
suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas sediaan tersebut. Sifat fisik
yang dievaluasi dalam penelitian ini yaitu kekerasan dan daya lekat, sedangkan
parameter stabilitas dilihat dari pergeseran kekerasan setelah penyimpanan selama
satu bulan.
Menurut Schueller and Romanovsky (1993), uji stabilitas adalah suatu
jalan untuk melihat karakteristik produk dengan cara mengevaluasi ketahanan
karakteristik fisik dan kimia produk di bawah kondisi tertentu. Produk yang stabil
adalah produk yang secara nyata tidak berubah terhadap waktu.
Parameter stabilitas sediaan lipstik terlihat dalam % pergeseran
kekerasan. Persen pergeseran kekerasan adalah parameter yang menunjukkan
selisih kekerasan setelah satu bulan penyimpanan dengan kekerasan awal sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dibuat. Semakin kecil persen pergeseran kekerasan maka semakin stabil sediaan
tersebut.
Uji sifat fisik dan stabilitas sediaan lipstik dilakukan untuk memastikan
lipstik yang dibuat sudah memenuhi persyaratan sediaan lipstik yang baik
sehingga dapat diterima penggunaannya oleh masyarakat luas.
Penelitian ini menggunakan model desain faktorial dua faktor, yaitu
faktor carnauba wax dan faktor beeswax pada dua level, yaitu level rendah dan
level tinggi. Desain formula pada rancangan desain faktorial, memiliki bobot
bahan-bahan yang sama kecuali bobot faktor yang diteliti, sehingga bobot total
tiap formula berbeda. Hal ini bertujuan untuk menjamin perbedaan respon yang
muncul hanya dikarenakan perbedaan komposisi kedua faktor dalam level tinggi
maupun rendah.
Data sifat fisis sediaan lipstik yang diolah menggunakan program Design
expert 7.0.0, akan menghasilkan efek beeswax, carnauba wax, dan interaksinya
dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas sediaan lipstik serta persamaan desain
faktorial untuk tiap-tiap respon. Signifikansi faktor dianalisis menggunakan uji
statistik ANOVA, dengan tingkat signifikansi p <0,05.
Persamaan desain faktorial dapat digunakan untuk memprediksikan respon
dengan memasukkan faktor ke dalam persamaan apabila persamaan tersebut
signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji statistik untuk mengetahui
signifikansinya.
Kelebihan metode desain faktorial adalah dapat digunakan untuk
mengamati efek masing-masing faktor maupun efek interaksinya. Dalam metode ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dapat dilihat pengaruh carnauba wax dan beeswax yang tiap level jumlahnya
berbeda terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan lipstik yang diteliti. Nilai efek
yang paling besar menunjukkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
respon, demikian pula sebaliknya. Besarnya nilai efek dilihat sebagai harga mutlak,
dimana tanda positif negatif menunjukkan pengaruh faktor terhadap respon. Apabila
efek faktor terhadap respon bernilai positif berarti bahwa faktor dapat meningkatkan
respon, sedangkan apabila efek faktor terhadap respon bernilai negatif berarti bahwa
faktor dapat menurunkan respon.
Dari hasil pengukuran sifat fisik lipstik yang meliputi kekerasan,
pergeseran kekerasan dan daya lekat dapat dibuat contour plot. Contour plot
dibuat berdasarkan perhitungan persamaan desain faktorial. Dari contour plot
masing-masing uji tersebut menunjukkan bahwa area yang diperoleh adalah area
dimana komposisi beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon
yang optimal berdasarkan level yang diteliti.
1. Kekerasan lipstik
Uji kekerasan dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan suatu
lipstik untuk hancur terhadap beban yang diberikan, dinyatakan dalam satuan
detik. Kekerasan lipstik merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan
sediaan lipstik dalam melawan goncangan dan tekanan mekanis selama proses
pabrikasi sampai digunakan oleh konsumen.
Sediaan lipstik harus tahan terhadap gesekan mekanik pada saat
pengepakan, pengiriman dan harus berada dalam kondisi yang tetap utuh sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
digunakan oleh konsumen. Lipstik dengan kekerasan yang optimal diperlukan
untuk mencegah kerusakan fisik selama transportasi dan penyimpanan.
Di samping itu, nilai kekerasan lipstik mengindikasikan kemudahan
pengolesan dan lapisan yang tertinggal pada bibir. Apabila lipstik terlalu keras,
maka pengolesan akan lebih sulit dan lapisan yang tertinggal sedikit. Sebaliknya
apabila lipstik terlalu lunak, maka lipstik akan mudah patah dan kehilangan
bentuk serta lapisan yang tertinggal di bibir terlalu banyak. Lipstik yang
mempunyai struktur halus akan mudah dioleskan dengan sedikit tekanan saja dan
meninggalkan lapisan yang cukup pada bibir. Lipstik yang mempunyai struktur
halus dan titik leleh yang tinggi akan memberikan karakteristik penggunaan yang
baik (good application characteristic) (Balsam et al., 1972).
Berdasarkan pengujian terhadap lipstik yang sudah beredar di masyarakat,
lipstik tersebut mempunyai kisaran kekerasan antara 180 detik hingga 420 detik.
Hasil pengukuran sifat fisik kekerasan sediaan lipstik sebagai berikut :
Tabel VI. Hasil pengukuran sifat fisik kekerasan lipstik Formula Rata - rata kekerasan (detik)
ab 273,50 ± 13,72 a 414,25 ± 40,84 b 114,50 ± 27,86 1 139,75 ± 18,19
Hasil pengukuran kekerasan lipstik pada Tabel VI menunjukkan bahwa
lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah dan beeswax level tinggi
(formula b) mempunyai rata-rata kekerasan paling kecil dan lipstik dengan
komposisi carnauba wax level tinggi dan beeswax level rendah (formula a)
mempunyai rata-rata kekerasan paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan perhitungan desain faktorial didapatkan nilai efek dari
faktor carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
terhadap respon kekerasan lipstik terdapat pada tabel berikut :
Tabel VII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan kekerasan lipstik Faktor Nilai efek % Kontribusi
Carnauba Wax 216,75 79,06 Beeswax | -83,00 | 11,59 Interaksi | -57,75| 5,61
Berdasarkan Tabel VII perhitungan nilai efek, carnauba wax mempunyai
kontibusi yang besar dalam menentukan respon kekerasan dibandingkan beeswax
ataupun interaksi antara carnauba wax dan beeswax, ditunjukkan dengan besarnya
persentase kontribusi sebanyak 79,06 %. Efek carnauba wax bernilai positif, hal
ini berarti penggunaan carnauba wax akan meningkatkan respon kekerasan
lipstik. Sehingga semakin banyak penggunaan carnauba wax, maka respon
kekerasan lipstik akan semakin meningkat. Efek beeswax dan interaksi bernilai
negatif, hal ini berarti adanya penggunaan beeswax dan adanya interaksi kedua
faktor akan menurunkan respon kekerasan sediaan lipstik.
Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan
design expert (Tabel VIII) memperlihatkan bahwa nilai probabilitas model < 0,05,
yaitu 0,0001 sehingga model yang digunakan signifikan dalam menentukan
respon kekerasan sediaan lipstik yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa
persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi respon kekerasan
sediaan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel VIII. Hasil perhitungan Anova untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert
Persamaan desain faktorial untuk kekerasan lipstik adalah Y= -
1506,34298 + 693,01601A + 373,59654B – 163,23758AB (A = carnauba wax ; B
= beeswax, dan AB = interaksi carnauba wax dengan beeswax). Berdasarkan data
analisis statistik yang signifikan selanjutnya dibuat plot grafik hubungan antara
faktor dengan respon yang diteliti menggunakan software Design Expert 7.0.0.
Gambar 6. Grafik hubungan antara interaksi carnauba wax dengan beeswax level rendah dan level tinggi terhadap kekerasan lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari Gambar 6 di atas, memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah carnauba
wax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi beeswax, akan
memberikan peningkatan terhadap respon kekerasan sediaan lipstik.
Gambar 7. Grafik hubungan antara interaksi beeswax dengan carnauba wax level rendah dan level tinggi terhadap kekerasan lipstik
Dari Gambar 7 di atas, memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah
beeswax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi carnauba wax,
akan memberikan penurunan terhadap respon kekerasan sediaan lipstik.
Adanya interaksi dari kedua faktor dapat dilihat dari kedua grafik
tersebut ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar. Kedua garis tersebut
menunjukkan level rendah (garis hitam) dan level tinggi (garis merah) faktor yang
tidak sejajar. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada level yang diteliti terdapat
interaksi antara carnauba wax dengan beeswax terhadap respon kekerasan sediaan
lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan bahwa faktor berpengaruh
signifikan terhadap respon kekerasan dengan nilai p < 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa beeswax dan carnauba wax mempengaruhi respon kekerasan
pada sediaan lipstik.
Selanjutnya dari persamaan desain faktorial tersebut dapat digunakan
untuk membuat contour plot kekerasan lipstik sebagai berikut :
Gambar 8. Countour plot kekerasan lipstik
Dari contour plot kekerasan lipstik dapat ditentukan area komposisi
beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon kekerasan yang
optimal, berdasar level yang diteliti. Lipstik yang baik memiliki kekerasan yang
optimal, tidak terlalu keras ataupun terlalu lunak supaya lipstik tetap dapat
bertahan terhadap gesekan mekanik pada saat pengepakan, pengiriman dan harus
berada dalam kondisi yang tetap utuh sampai digunakan oleh konsumen, di
samping juga harus tetap mudah dioleskan pada bibir. Berdasarkan contour plot di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
atas dapat diketahui bahwa area yang berwarna biru adalah area dimana diperoleh
komposisi beeswaax dan carnauba wax yang dapat menghasilkan kekerasan yang
optimal, berada pada range di atas 180 detik.
2. Pergeseran kekerasan lipstik
Pengukuran kekerasan lipstik setelah penyimpanan selama satu bulan
digunakan untuk mengetahui kestabilan sediaan lipstik selama penyimpanan.
Stabilitas sediaan lipstik terlihat dalam % pergeseran kekerasan. Persen
pergeseran kekerasan adalah parameter yang menunjukkan selisih kekerasan
setelah satu bulan penyimpanan dengan kekerasan awal sediaan dibuat. Semakin
kecil persen pergeseran kekerasan lipstik maka semakin stabil sediaan tersebut.
Besarnya persen pergeseran kekerasan dapat dihitung dari selisih antara kekerasan
pada awal setelah dua hari pembuatan dan kekerasan setelah penyimpanan satu
bulan dibagi kekerasan awal setelah dua hari pembuatan dikalikan 100%.
Perubahan kekerasan akan berpengaruh pada ketahanan terhadap tekanan
mekanik, mudah tidaknya lipstik saat diaplikasikan dan acceptabilty konsumen.
Hasil pengukuran persentase pergeseran kekerasan sediaan lipstik sebagai berikut:
Tabel IX. Hasil pengukuran sifat fisik pergeseran kekerasan lipstik Formula Rata - rata pergeseran kekerasan (%)
ab 3,70 ± 3,72 a 14,12 ± 11,36 b 12,17 ± 13,12 1 23,07 ± 16,89
Hasil pengukuran pergeseran kekerasan lipstik pada tabel IX menunjukkan
bahwa lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah : beeswax level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
rendah (Formula 1) mempunyai rata-rata pergeseran kekerasan paling tinggi dan
lipstik dengan komposisi carnauba wax level tinggi : beeswax level tinggi
(Formula ab) mempunyai rata-rata kekerasan paling rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sediaan lipstik Formula ab cenderung lebih stabil terhadap
penyimpanan dibanding dengan lipstik formula a, b dan 1.
Berdasarkan perhitungan desain faktorial didapatkan nilai efek dari faktor
carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
terhadap respon pergeseran kekerasan lipstik terdapat pada tabel berikut :
Tabel X. Perhitungan nilai efek dalam menentukan pergeseran kekerasan lipstik Faktor Nilai efek % Kontribusi
Carnauba Wax | -8,71| 11,86 Beeswax | -10,66 | 17,76 Interaksi 0,24 9,222E-003
Berdasarkan Tabel X perhitungan nilai efek di atas, beeswax mempunyai
kontribusi yang besar dalam menentukan respon pergeseran kekerasan
dibandingkan carnauba wax ataupun interaksi antara carnauba wax dan beeswax,
ditunjukkan dengan besarnya persentase kontribusi sebanyak 17,76 %. Efek
beeswax bernilai negatif, hal ini berarti penggunaan beeswax akan menurunkan
respon pergeseran kekerasan sediaan lipstik. Sehingga semakin banyak
penggunaan beeswax, maka respon pergeseran kekerasan akan semakin menurun.
Efek carnauba wax dan interaksi bernilai positif, hal ini berarti adanya
penggunaan carnauba wax dan interaksi kedua faktor akan menaikkan respon
pergeseran kekerasan sediaan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel XI. Hasil perhitungan anova untuk respon pergeseran kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert
Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon pergeseram kekerasan
lipstik berdasarkan Design Expert (Tabel XI) memperlihatkan bahwa nilai
probabilitas model > 0,05 yaitu 0,2231 sehingga model yang digunakan tidak
signifikan dalam menentukan respon pergeseran kekerasan sediaan lipstik yang
dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh tidak dapat
digunakan untuk memprediksi respon pergeseran kekerasan sediaan lipstik.
Persamaan desain faktorial untuk pergeseran kekerasan lipstik adalah Y =
104,26556 – 8,98404A – 21,55472B + 0,68648AB (A = carnauba wax ; B =
beeswax, dan AB = interaksi carnauba wax dengan beeswax).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 9. Profil periodik kekerasan (X) dari 4 replikasi selama penyimpanan 1 bulan
Salah satu cara yang dapat ditempuh supaya data kekerasan sediaan lipstik tetap
stabil atau dengan kata lain mempunyai pergeseran kekerasan yang sekecil
mungkin adalah dengan melihat profil periodik kekerasan. Profil periodik
kekerasan dapat memberikan informasi waktu, dimana sediaan lipstik telah
mengalami pergeseran kekerasan dengan kekerasan awal sediaan dibuat. Selama
satu bulan penyimpanan dilakukan pengukuran kekerasan secara periodik. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisis sediaan lipstik secara periodik.
Pengukuran dilakukan pada hari ke-2, ke-7, ke-14, ke-21, dan ke-30. Dari grafik
hubungan kekerasan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa formula b dan 1
mengalami pergeseran yang tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan formula
ab dan a. Dengan melihat profil periodik kekerasan tersebut, dapat
memperkirakan di titik mana yang mengalami pergeseran yang besar, sehingga
ketika akan melakukan formulasi di titik tersebut harus benar-benar dikontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Daya lekat lipstik
Uji daya lekat dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan
sejumlah massa lipstik terlepas dari object glass yang dilekatkan terhadan beban
yang diberikan. Pada setiap pengujian daya lekat, digunakan lipstik seberat 0.03
gram. Berat tersebut diasumsikan sebagai banyaknya lipstik yang dioleskan
dibibir untuk satu kali pemakaian.
Perhitungan asumsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
diasumsikan berat satu lipstik yang beredar dipasaran adalah 3 gram. Pemakaian 1
lipstik biasanya dapat digunakan sampai kurun waktu 3 bulan (90 hari). Jadi untuk
pemakaian satu hari dibutuhkan massa lipstik sebesar 3 gram dibagi 90 hari, yaitu
sebanyak ± 0,03 gram.
Daya lekat lipstik merupakan parameter yang menggambarkan waktu
yang dibutuhkan lipstik untuk dapat melekat pada bibir. Berdasarkan pengujian
terhadap lipstik yang sudah beredar di masyarakat, lipstik tersebut mempunyai
kisaran daya lekat antara 6 detik hingga 22 detik. Hasil pengukuran sifat fisik
daya lekat sediaan lipstik sebagai berikut :
Tabel XII. Hasil pengukuran sifat fisik daya lekat lipstik Formula Rata - rata daya lekat (detik)
ab 32,25 ± 3,30 a 48,25 ± 4,72 b 16,25 ± 1,71 1 19,5 ± 13,03
Hasil pengukuran daya lekat lipstik pada tabel XII menunjukkan bahwa
lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah dan beeswax level tinggi
(Formula a) mempunyai rata-rata daya lekat paling tinggi dan lipstik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
komposisi carnauba wax level tinggi dan beeswax level rendah (Formula b)
mempunyai rata-rata daya lekat paling rendah.
Berdasarkan perhitungan desain faktorial didapatkan nilai efek dari
faktor carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
terhadap respon daya lekat lipstik terdapat pada tabel berikut :
Tabel XIII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan daya lekat lipstik Faktor Nilai efek % Kontribusi
Carnauba Wax 22,38 63,51 Beeswax | -9,62 | 11,75 Interaksi | -6,38 | 5,16
Berdasarkan tabel perhitungan nilai efek, carnauba wax mempunyai
kontribusi yang besar dalam menentukan respon daya lekat dibandingkan beeswax
ataupun interaksi antara carnauba wax dan beeswax, ditunjukkan dengan
besarnya persentase kontribusi sebanyak 63,51 %. Efek carnauba wax bernilai
positif, hal ini berarti penggunaan carnauba wax akan dapat meningkatkan respon
daya lekat. Sehingga semakin banyak penggunaan carnauba wax, maka respon
daya lekat akan semakin meningkat. Efek beeswax dan interaksi bernilai negatif,
hal ini berarti adanya penggunaan beeswax dan adanya interaksi kedua faktor
akan menurunkan respon daya lekat sediaan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel XIV. Hasil perhitungan anova untuk respon daya lekat lipstik berdasarkan Design Expert
Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon daya lekat lipstik
berdasarkan Design Expert (Tabel XIV) memperlihatkan bahwa nilai probabilitas
model < 0,05 yaitu 0,0002 sehingga model yang digunakan signifikan dalam
menentukan respon daya lekat sediaan lipstik yang dihasilkan. Hal ini
menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk
memprediksi respon daya lekat sediaan lipstik.
Persamaan desain faktorial untuk daya lekat lipstik adalah Y =- 156,64078
+ 75,29365A + 40,40119B – 18,01973AB (A = carnauba wax ; B = beeswax, dan
AB = interaksi carnauba wax dengan beeswax). Berdasarkan data analisis statistik
yang signifikan selanjutnya dibuat plot grafik hubungan antara faktor dengan
respon yang diteliti menggunakan software Design Expert 7.0.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 10. Grafik hubungan antara interaksi carnauba wax dengan
beeswax level rendah dan level tinggi terhadap daya lekat lipstik Dari Gambar 10 di atas, memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah
carnauba wax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi beeswax,
akan memberikan peningkatan terhadap respon daya lekat sediaan lipstik.
Gambar 11. Grafik hubungan antara interaksi beeswax dengan carnauba wax level rendah dan level tinggi terhadap daya lekat lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dari Gambar 11 di atas, memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah
beeswax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi carnauba wax,
akan memberikan penurunan terhadap respon daya lekat sediaan lipstik.
Adanya interaksi dari kedua faktor dapat dilihat dari kedua grafik
tersebut ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar. Kedua garis tersebut
menunjukkan level rendah dan level tinggi faktor yang tidak sejajar. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa pada level yang diteliti terdapat interaksi antara
carnauba wax dengan beeswax terhadap respon daya lekat sediaan lipstik.
Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan bahwa faktor berpengaruh
signifikan terhadap respon daya lekat dengan nilai p < 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa beeswax dan carnauba wax mempengaruhi respon daya lekat
pada sediaan lipstik.
Selanjutnya dari persamaan desain faktorial tersebut dapat digunakan
untuk membuat contour plot daya lekat lipstik sebagai berikut :
Gambar 12. Countour plot daya lekat lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dari contour plot daya lekat lipstik dapat ditentukan area komposisi
beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon daya lekat yang
optimal, berdasar level yang diteliti. Lipstik yang baik memiliki daya lekat yang
rendah, dimana semakin rendah daya lekat sediaan lipstik berarti semakin cepat
waktu yang dibutuhkan sediaan lipstik untuk dapat melekat pada bibir.
Berdasarkan contour plot di atas dapat diketahui bahwa area yang berwarna biru
adalah area dimana diperoleh komposisi beeswaax dan carnauba wax yang dapat
menghasilkan daya lekat yang optimal, berada pada range di bawah 22 detik.
4. Prediksi area komposisi optimum
Tabel XV. Prediksi area komposisi optimum
Faktor Level (gram) Respon Prediksi
Carnauba Wax 3,1076 Kekerasan 181 detik Beeswax 3,4872 Pergeseran Kekerasan 8,62% Daya Lekat 22 detik
Dari Tabel XIV diatas, menunjukkan hasil prediksi komposisi optimum
yang sesuai dengan respon menurut parameter yang dikehendaki. Pada komposisi
carnauba wax 3,1076 gram dengan komposisi beeswax 3,4872 gram pada
formulasi lipstik akan menghasilkan respon kekerasan 181 detik, pergeseran
kekerasan 8,62% dan daya lekat 22 detik. Dipilih prediksi tersebut karena pada
komposisi tersebut menghasilkan respon kekerasan, pergeseran kekerasan dan
daya lekat sediaan lipstik yang hampir mendekati parameter yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Komposisi beeswax dan carnauba wax memberikan pengaruh terhadap
kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat. Dimana carnauba wax mempunyai kontribusi yang paling besar dalam
meningkatkan kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik.
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji kestabilan fisik lipstik lain yang dilakukan selama
penyimpanan, meliputi : uji kestabilan warna lipstik terhadap suhu, uji
kestabilan pH, dan uji titik leleh (melting point).
2. Hasil dari penelitian ini masih perlu dilakukan uji iritasi untuk memberi
jaminan keamanan penggunaan sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Catalog of Chemical Suppliers, Buyers, Custom Synthesis Companies And Equipment Manufacturers [Avocado oil 8024-32-6], http://www.chemcas.com/msds/cas/msds13/8024-32-6.asp,diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Anonim, 2006, Alpokat, http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=67, diakses tanggal 1 April 2010.
Anonim a, 2007, Avocado Body.pdf , http://www.indomedia.com/, diakses tanggal 26 Maret 2010.
Anonim b, 2007, Avocado Oil.pdf , http://www.centerchem.com/, diakses tanggal 24 Oktober 2010.
Anonim a, 2008, Crodamol.pdf, www.chservice.ru/download/Crodamol.pdf, diakses tanggal 12 Agustus 2010
Anonim b, 2008, Do You Need An Anti Aging Moisturizer?.pdf , http://justmelpublishing.com, diakses tanggal 1 April 2010.
Anonim c, 2008, Propyl Paraben, http://www.lookchem.com/cas-94/94-13-3.html?countryid=89, diakses tanggal 10 Januari 2011.
Anonim a, 2009, Anatomic Characteristics of the Cleft, http://www.worldcf.org/ medical-info/cleft-lip-and-palate-resources/anatomic-characteristics-of-the-cleft, diakses tanggal 26 Oktober 2010.
Anonim b, 2009, Bahan Makanan Sumber Lipid dan Sifat – Sifatnya, http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/4e1b2e17da4c7abf998bd7f11475913f9299669b.pdf diakses tanggal 10 Maret 2011.
Anonim c, 2009, Caprylic Acid, Capric Acid Triglyceride-Compound Summary, http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=93356, diakses tanggal 12 Februari 2011.
Anonim d, 2009, What Are Lips, http://www.blistex.com/lip-care/what-are-lips, diakses tanggal 26 Februari 2010.
Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor & Francis, United Kingdom, pp. 131-165.
Balsam M. S., Gershon S. D., Rieger M. M., Sagarin E., and Stiaries J., 1972, Cosmetic Science and Technology, Second Edition, John Wiley and Son Intercient, London, pp. 365-390.
Behrer, R., 1999, Beeswax Through The Ages,http://www.kosterkeunen.com/ News/customer-files/Beeswax%20Through%20 The%20Ages.pdf, diakses tanggal 30 November 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Bodine, Alicia, 2007, How Do You Mix Beeswax & Carnauba Wax ?, http://www.ehow.com/how_5970316_do-mix-beeswax-carnauba-wax_.html, diakses tanggal 2 April 2010.
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications, 3rd Edition, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 308-337; 532-574.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 70-73.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Dirjen POM, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Edisi I, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta.
Djajadisastra, J., Sutriyo, dan Karina Y., D., 2010, Formulasi Lipstik Menggunakan Liposom Magnesium Askorbil Fosfat Yang Dibuat Dengan Metode Reverse Phase Evaporation, Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, 35-36.
Elsner, P. and Howard, I.M., 2000, Cosmeceutical Drug Vs Cosmetics, Marcel Dekker Inc, USA, pp. 303.
Erin, 2009, Phenyl Trimethicone, http://truthinaging.com/ingredients/phenyl-trimethicone, diakses tanggal 20 Februari 2011.
Guenther, E, 1987. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh R.S. Ketaren dan R. Mulyono. Jakarta, UI Press.
Harry, R.G., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th ed., Publishing Company Inc., New York, pp. 314-333.
Haynes, A., 1994, Di Balik Wajah Cantik : Fakta Tentang Manfaat dan Resiko Kosmetik, Penerjemah:Ira Puspadewi, YLKI, Jakarta, hal. 147.
Henning T., Klug P., Kraut R., 2004, Organomodified Silicones in Decorative Cosmetics, http://www.clariant.com/C125691A003596E5/vwLookup Downloads/Organomodified_silicones_in_decorative_cosmetics.pdf/$File/Organomodified_silicones_in_decorative_cosmetics.pdf, diakses tangga 12 Januari 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Howard, G. M., 1974, Perfumes, Cosmetic and Soaps, 8th ed., Vol III, Champman and Hall, London, pp. 282-286.
Hutapea, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1), Jilid 2, Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, Jakarta, hal. 265-266.
Imron, H. S. S., 1985, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Jakarta.
Jellinek, J. S., 1970, Formulation and Function of Cosmetic, John Wiley and Sons, USA, pp 428-437.
Kadam and Salunkhe, 1995, Avocado In Handbook of Fruit Science and Technology. Production, Composition, Storage, and Processing, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 95-100.
Kraft, J.N. and Lynde C.W., 2005, Moisturizers: What They Are and a Practical Approach to Product Selection, Skin Therapy Letter, Volume 10, Number 5, 2.
Keithler, W M R, 1956, The Formulation of Cosmetics and Cosmetic Spesialties, , Drug and Cosmetic Industry, New York, pp. 387.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier Science B. V., Amsterdam, pp. 82-87, 385-387.
Muth, J. E. De, 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Applications, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 265-294.
Poucher, WA, 1976, Perfumes, Cosmetics, and Soap, Modern Cosmetic, 7th ed., Volume 3, Chapman and Hall, London, pp. 196-221.
Rachmawati, S., 2009, Pengaruh Variasi Konsentrasi Gummi Arabici Sebagai Bahan Pengikat Dan Manitol Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Fisik Dan Respon Rasa Tablet Effervescent Ekstrak Tanaman Ceplukan (Physalis Angulata L.), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Rossalia, D., 1999, Penggunaan Lemak Tengkawang dan Pigmen dari Mikroalga Laut (Porphyridium cruentum) pada Pembuatan Lipstik. Skripsi. Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Salunkhe D. K., S. S. Deshpande and D. L. Madhavi, 1996, Food Antioxidants, Marcel Dekker Inc., New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Schueller, R. and P. Romanovsky, 1993, The Test Or Not To Test, The Phylosophy of Stability testing, Cosmetic and Toiletries, Vol. 10, 8th Ed. : C. C. Urbano, Allured Publishing Corporation., New York.
Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 62.
Tranggono R. I. dan Latifah F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 35-43.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi kelima, UGM-Press, Yogyakarta, hal. 141-145, 304.
Wilkinson, J. B. and Moore, R. J., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th ed., Chemical Publishing Company and Sons Inc., New York.
Yohana, A., Soeryati, S., dan Indryani, R., 2004, Formulasi Krim Nutrisi Dengan Ekstrak Buah Alpukat (Persea Americana Mill.), Jurnal Farmaka, Universitas Padjajaran, 2 (3), 20.
Zachar, C.L., 2010, Pharmaceutically Relevant Microemulsions with Potential Topical, Ophthalmic, and Parenteral Applications, Thesis, 27, The University of Toledo, Toledo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1. Determinasi Buah Alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 2. Prosedur Ekstraksi Daging Buah Alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 3. Data Ekstraksi Daging Buah Alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 4. Keterangan Melakukan Ekstraksi Daging Buah Alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 5. Perhitungan Minyak Buah Alpukat
Menurut Anonim b (2007) dosis yang direkomendasikan dalam
penggunaan avocado oil adalah 0,5 – 5 %. Menurut Yohana, dkk (2004) sediaan
krim nutrisi dengan ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.) dengan
berbagai konsentrasi (2,5%, 5% dan 7,5%) mempunyai aktivitas untuk
melembabkan, dan menghaluskan kulit kering, serta aman untuk digunakan.
Menurut Anonim (1997), dosis 500 mg dalam jangka waktu 24 jam merupakan
dosis aman penggunaan avocado oil pada hewan uji kelinci melalui uji iritasi pada
kulit. Berdasarkan pustaka dan peneltian tersebut, maka peneliti menggunakan
konsentrasi 5% dalam menambahkan minyak alpukat sebagai pelembab dalam
sediaan lipstik karena dianggap sebagai konsentrasi yang aman dan sudah
mempunyai kemampuan untuk melembabkan. Dengan perhitungan sebagai
berikut :
Bahan Jumlah (gram) Base Lipstik - White petroleum jelly - Technical white oil
0.5 0.5
Talc 0.1 Crodamol GTCC 1 Castor Oil 3 DC 556 0.5 Pigmen 0.2 Propil Paraben 0.0118 Minyak Buah Alpukat 0.3059 TOTAL 6,1177
Konsentrasi minyak alpukat = .ଷହଽ ,ଵଵ
x 100% = 5%.
Sejumlah 0,3059 g minyak buah alpukat tersebut untuk dua sediaan lipstik. Jadi
setiap sediaan lipstik mengandung 0,15295 g = 152,95 mg minyak buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 6. Notasi Desain Faktorial dan Percobaan Desain Faktorial 1. Notasi Desain Faktorial
Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - + a + - - b - + - ab + + +
Keterangan : Level tinggi : + Level rendah : - Faktor A : Carnauba Wax Faktor B : Beeswax
2. Percobaan Desain Faktorial
Formula Carnauba Wax (gram) Beeswax (gram) 1 1,2847 1.1624 a 1,2847 0,9788 b 0.8565 1.1624 ab 0.8565 0,9788
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 7. Data Hasil Pengujian Kekerasan Lipstik
Fab
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD 2 288 265 259 282 273.50 13.72 7 311 255 343 322 307.75 37.59 14 256 284 303 316 289.75 26.06 21 290 323 268 319 300.00 25.91 30 284 271 264 256 268.75 11.87
Fa
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD 2 354 426 444 433 414.25 40.84 7 426 287 356 254 330.75 76.41
14 427 278 358 646 427.25 158.03 21 353 315 450 337 363.75 59.57 30 434 322 441 471 417 65.34
Fb
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD 2 129 73 124 132 114.5 27.86 7 124 68 184 69 111.25 55.11
14 130 50 142 159 120.25 48.32 21 128 70 142 131 117.75 32.40 30 126 50 133 122 107.75 38.77
F1
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD 2 124 156 124 155 139.75 18.19 7 113 113 198 119 135.75 41.60
14 88 126 159 87 115 34.50 21 125 118 184 116 135.75 32.40 30 105 165 180 123 143.25 35.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 8. Data Hasil Pengujian Pergeseran Lipstik
Fab
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 2 288 265 259 282
30 284 271 264 256 % 1.39 2.26 1.93 9.22
Fa
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 2 354 426 444 433
30 434 322 441 471 % 22.60 24.41 0.68 8.78
Fb
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 2 129 73 124 132 30 126 50 133 122 % 2.33 31.51 7.26 7.58
F1
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 2 124 156 124 155 30 105 165 180 123 % 15.32 5.77 45.16 26.02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Perhitungan Pergeseran Kekerasan
1. Formula Fab
Replikasi 1 ቚଶ଼ସିଶ଼଼ଶ଼଼
ቚ x 100% = 1.39 % Replikasi 3 ቚଶସିଶହଽଶହଽ
ቚ x 100% = 1.93 %
Replikasi 2 ቚଶଵିଶହଶହ
ቚ x 100% = 2.26 % Replikasi 4 ቚଶହିଶ଼ଶଶ଼ଶ
ቚ x 100% = 9.22 %
2. Formula Fa
Replikasi 1 ቚସଷସିଷହସଷହସ
ቚ x 100% = 22.60 % Replikasi 3 ቚସସଵିସସସସସସ
ቚ x 100% = 0.68 %
Replikasi 2 ቚଷଶଶିସଶସଶହ
ቚ x 100% = 24.41 % Replikasi 4 ቚସଷଷିସଵସଵ
ቚ x 100% = 8.78 %
3. Formula Fb
Replikasi 1 ቚଵଶିଵଶଽଵଶଽ
ቚ x 100% = 2.33 % Replikasi 3 ቚଵଷଷିଵଶସଵଶସ
ቚ x 100% = 7.26 %
Replikasi 2 ቚହିଷଷ
ቚ x 100% = 31.51 % Replikasi 4 ቚଵଶଶିଵଷଶଵଷଶ
ቚ x 100% = 7.58 %
4. Formula F1
Replikasi 1 ቚଵହିଵଶସଵଶସ
ቚ x 100% = 15.32 % Replikasi 3 ቚଵ଼ଽିଵଶସଵଶସ
ቚ x100% =45.16 %
Replikasi 2 ቚଵହିଵହଵହ
ቚ x 100% = 5.77 % Replikasi 4 ቚଵଶଷିଵହହଵହହ
ቚ x 100%=26.02 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 9. Data Hasil Pengujian Daya Lekat Lipstik
Fab
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD 2 30 36 29 34 32.25 3.30 7 39 35 29 33 34 4.16
14 25 23 32 24 26 4.08 21 40 41 33 35 37.25 3.86 30 35 38 20 40 33.25 9.07
Fa Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 48 45 45 55 48.25 4.72 7 52 49 47 49 49.25 2.06
14 47 35 57 50 47.25 9.18 21 48 39 45 37 42.25 5.12 30 45 41 45 56 46.75 6.45
Fb Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 14 17 18 16 16.25 1.71 7 14 19 15 21 17.25 3.30
14 13 22 9 16 15 5.48 21 23 12 12 11 14.5 5.69 30 20 18 18 17 18.25 1.26
F1 Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 13 39 12 14 19.5 13.03 7 21 14 14 9 14.5 4.93
14 14 11 21 12 14.5 4.51 21 27 12 13 11 15.75 7.54 30 14 35 10 13 18 11.46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 10. Grafik Effects
1. Uji Kekerasan
a. Gambar Half-Normal Plot Uji Kekerasan
b. Gambar Normal Plot Uji Kekerasan
c. Tabel Effect List Uji Kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Pergeseran Kekerasan
a. Gambar Half-Normal Plot Pergeseran Kekerasan
b. Gambar Normal Plot Pergeseran Kekerasan
c. Tabel Effect List Pergeseran Kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Uji Daya Lekat
a. Gambar Half-Normal Plot Daya Lekat
b. Gambar Normal Plot Daya Lekat
c. Tabel Effect List Daya Lekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 11. Grafik Normalitas
1. Uji Kekerasan a. Gambar Normal Plot of Residual
b. Gambar residual vs predicted
c. Gambar Box-cox Plot for Power Transforms
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Pergeseran Kekerasan
a. Gambar Normal Plot of Residual
b. Gambar residual vs predicted
c. Gambar Box-cox Plot for Power Transforms
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Uji Daya Lekat
a. Gambar Normal Plot of Residual
b. Gambar residual vs predicted
c. Gambar Box-cox Plot for Power Transforms
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 12. Uji ANOVA two ways dengan Design Expert 7.0.0
1. Kekerasan lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Pergeseran kekerasan lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Daya lekat lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 13. Dokumentasi
Hasil Lipstik Fab
Hasil Lipstik Fa
Hasil Lipstik Fb
Hasil Lipstik F1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tanaman Alpukat (Persea amaricana Mill.)
Almari Pengering
Buah Alpukat
Daging Buah Alpukat Alat Penyerbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Perkolator Proses Ekstraksi
Vaccum Rotary Evaporator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Minyak Buah Alpukat
Cetakan Lipstik
Alat Uji Daya Lekat
Alat Uji Kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Neraca Mettler Toledo AB 204 Waterbath
Hotplate Magnetic Stirrer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1989 di
Klaten, Jawa Tengah. Lahir dari ayah bernama Drs.
Eko Yulianto dan ibu bernama Dra. Tri Silawati,
M.Si., merupakan anak perempuan pertama dengan
dua orang adik perempuan. Penulis telah
menyelasaikan masa studinya di TK Kristen Manahan
Surakarta pada tahun 1993 sampai tahun 1995, SD
Kristen Manahan Surakarta pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2001, SMP
Negeri 1 Surakarta pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Kemudian
penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Surakarta pada tahun 2004 sampai
tahun 2007 dan menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Penulis mempunyai
pengalaman kerja sebagai Asisten Formulasi Teknologi Sediaan Semisolid-Liquid
(2010). Selain itu penulis juga terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan di
Universitas Sanata Dharma antara lain sebagai panitia dalam Pengobatan Gratis
JMKI (2007), panitia dalam Titrasi (2008), panitia Sumpahan Apoteker angkatan
XX (2011), anggota dalam UKF Ismafarsi (2008), dan anggota dalam Cosmetic
Study Club (2009-2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related