plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … · semua produk obat yang diracik ulang harus...
Post on 18-Apr-2018
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EVALUASI CARA PENENTUAN BEYOND USE DATE (MASA EDAR)
SEDIAAN RACIKAN PULVERES CAMPURAN PARASETAMOL DAN
FENOBARBITAL DARI RUMAH SAKIT X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Cin Frengky Cuwondo
NIM : 048114151
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI CARA PENENTUAN BEYOND USE DATE (MASA EDAR)
SEDIAAN RACIKAN PULVERES CAMPURAN PARASETAMOL DAN
FENOBARBITAL DARI RUMAH SAKIT X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Cin Frengky Cuwondo
NIM : 048114151
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Hal yang benar-benar diyakini, akan selalu terjadi dan
keyakinan akan suatu hal akan membuatnya benar-
benar terjadi
(Frank Llyod Wright)
Kupersembahkan karya ini untuk
Papa dan mamaku tercinta, atas kasih sayang, doa dan
dukungan
yang terus menyertaiku.
Kakak dan Abangku yang terbaik dan selalu mendukungku
adik-adikku terkasih
Teman-teman dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Cin Frengky Cuwondo Nomor Mahasiswa : 048114151
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
EVALUASI CARA PENENTUAN BEYOND USE DATE (MASA EDAR) SEDIAAN RACIKAN PULVERES CAMPURAN PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL DARI RUMAH SAKIT X
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan roya lty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Maret 2008 Yang menyatakan
(Cin Frengky Cuwondo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Cara
Penentuan Beyond Use Date (Masa Edar) Sediaan Racikan Pulveres Campuran
Parasetamol dan Fenobarbital dari Rumah Sakit X”. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada
Program Studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma dan ketua penelitian patient safety, terima kasih atas segala
dukungannya.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Kaprodi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala masukan serta sarannya
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan masukan.
4. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku dosen penguji yang telah berkenan
menguji dan memberikan masukan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
5. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt yang telah membantu dalam
mendapatkan literatur untuk metodologi penelitian.
6. Yunita Linawati, S.Si, Apt., yang telah memberikan masukan, dukungan
dan sarannya.
7. Segenap dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, terima
kasih atas bantuannya selama ini.
8. Segenap karyawan dan laboran Laboratorium Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu dan menemani
dalam penelitian skripsi ini.
9. Orang tua dan adik-adikku, atas segala dukungan dan doa yang selalu
menyertaiku.
10. Kakak dan Abang-abangku tercinta yang sudah mendukungku dalam
segala hal dari kuliah sampai selesainya skripsi ini.
11. Buat Wee Selvy yang selalu memberikan semangat dan selalu
mendukungku sampai selesainya skripsi ini.
12. Lidia Kristalia, Ryan, Novi, Tika dan Ismiyati, atas kerjasama, lembur
bersama, canda tawa dan keluh kesah selama di laboratorium dan
penyusunan skripsi ini.
13. Brian, Tintus, Andrew dan semua teman-teman angkatan 2004, terima
kasih atas segala semangat, persahabatan dan kebersamaan kita yang
indah.
14. Stev, Sevri, Leo, Willy, dan teman-teman KKN kelompok 16, atas
kekompakan dan kebersamaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
Atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Penulis juga menyadari sepenuhnya penulisan
skripsi ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi
ini. Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perbendaharaan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2008
Penulis,
Cin Frengky Cuwondo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Berdasarkan AMA (American Medical Association) dan USP (795), untuk semua produk obat yang diracik ulang harus mencantumkan beyond use date (masa edar). Selama ini pencantuman beyond use date (masa edar) di rumah sakit X adalah dengan pencantuman expired date sediaan tabletnya secara langsung tanpa didukung oleh data stabilitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji stabilitas langsung untuk evaluasi cara penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X.
Penelitian ini menggunakan metode uji stabilitas dipercepat yang dilakukan dengan pemanasan sampel racikan pulveres selama 7 hari pada 3 peringkat suhu yaitu 40oC, 50oC dan 60oC ± 2 oC. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius dapat diketahui energi aktivasi, kecepatan degradasi pada suhu kamar (25°C), dan waktu kadaluarsa (t90) dari parasetamol dan fenobarbital.
Hasil penelitian menunjukkan waktu kadaluarsa (t90) dari parasetamol adalah 12 hari dan waktu kadalua rsa (t90) fenobarbital tidak bisa ditentukan sehingga beyond use date (masa edar) racikan pulveres rumah sakit X tidak bisa ditentukan. Berdasarkan ketentuan USP (795), beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X hanya boleh selama 6 bulan. Disimpulkan bahwa penggunaan expired date secara langsung untuk penentuan beyond use date (masa edar) di rumah sakit X adalah kurang tepat.
Kata kunci : Beyond use date, waktu kadaluarsa, uji stabilitas dipercepat, sediaan
racikan pulveres, parasetamol, fenobarbital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
According to AMA (American Medical Association) and USP(795), for removing drug product into different container or for repackaging, its recommended to place label for beyond use date on the new package. So far, X hospital place beyond use date on the new package powder combination label exactly the same as the original expired date of tablet dosage from the manufacture without doing appropriate research. Therefore, the new powder combination needs direct stability testing to evaluate the determination of beyond use date of powder combination of paracetamol and phenobarbital take from X hospital. This study uses accelerated stability testing method by heating the powder combination for 7 days in 3 levels of temperature there are 40oC, 50oC, dan 60oC ± 2 oC. Activation energy, rate of degradation at room temperature (25oC) and shelf life (t90) can be determined by implementing Arrhenius equation. The result shows that shelf life (t90) of paracetamol is 12 days and the shelf life (t90) of phenobarbital can`t determined. Thus, beyond use date of powder combination from X hospital can`t determined. Based on USP (795), the beyond use date of powder combination paracetamol and pehobarbital from X hospital is valid only for 6 months. As the conclusion the use of expired date to label the new package as beyond use date in X hospital is inappropriate.
Keywords : Beyond use date, expired date, accelerated stability testing, powder
compounding, paracetamol, phenobarbital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. .. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PRAKATA..................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix
INTISARI....................................................................................................... x
ABSTRACT..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI.................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xx
BAB I PENGANTAR................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1. Rumusan masalah ........................................................................ 3
2. Keaslian penelitian....................................................................... 3
3. Manfaat penelitian........................................................................ 3
B. Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 5
A. Sediaan Serbuk dan Pulveres ................................................................ 5
B. Parasetamol .......................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Fenobarbital.......................................................................................... 8
D. Stabilitas dan Masa Edar Sediaan ……………. ................................... 10
E. Stabilitas Sediaan Padat……… ............................................................ 11
F. Teori Status Transisi ............................................................................. 12
G. Beyond Use Date................................................................................... 13
H. Penentuan Beyond Use Date................................................................. 14
1. Berdasarkan sumber literatur yang cocok ....................................... 14
2. Tes langsung ................................................................................... 14
3. Berdasarkan ketentuan USP (795) .................................................. 15
I. Uji Stabilitas.......................................................................................... 16
1. Uji stabilitas waktu lama ................................................................ 16
2. Uji stabilitas dipercepat................................................................... 17
J. Uji Stabilitas Dipercepat ....................................................................... 17
K. Orde Reaksi Kimia................................................................................ 19
L. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi........................................ 20
M. Analisis Kestabilan Yang Dipercepat ................................................... 21
N. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).......................................... 22
O. Keterangan Empiris ............................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................ 25
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Variabel terkendali ....................................................................... 25
2. Variabel tidak terkendali .............................................................. 25
3. Definisi operasional ..................................................................... 25
C. Bahan atau Materi Penelitian ................................................................ 26
D. Alat-alat Penelitian................................................................................ 26
E. Tata Cara Penelitian............................................................................... 26
1. Pembuatan fase gerak................................................................... 26
2. Pembuatan larutan baku parasetamol dan natrium fenobarbital.. 27
3. Pengambilan sampel racikan pulveres ......................................... 28
4. Uji stabilitas kimia ....................................................................... 28
F. Analisis Data......................................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 31
A. Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol dan Fenobarbital Dengan
menggunakan Metode KCKT.............................................................. 31
1. Sistem KCKT.................................................................................. 31
2. Kurva baku parasetamol.................................................................. 33
3. Kurva baku fenobarbital.................................................................. 36
B. Penentuan Masa Edar Sediaan Racikan Pulveres ................................. 38
1. Pemilihan sampel racikan pulveres................................................. 38
2. Preparasi sampel ............................................................................. 39
3. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres
dengan menggunakan 3 peringkat suhu.......................................... 39
4. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
dengan menggunakan 1 peringkat suhu.......................................... 52
5. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres
dengan menggunakan 25 % sisa expired date sediaan tabletnya..... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 57
A. Kesimpulan ........................................................................................... 57
B. Saran...................................................................................................... 57
C. Keterbatasan......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59
LAMPIRAN................................................................................................... 61
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Kondisi dan periode waktu penyimpanan untuk uji stabilitas
jangka lama dan dipercepat berdasarkan ICH (International
Conference on Harmonization) ................................................... 18
Tabel II. Persamaan reaksi, waktu-paruh, dan shself life masing-masing
orde reaksi.................................................................................... 20
Tabel III. Hasil pengukuran AUC masing-masing seri kurva baku
parasetamol................................................................................... 35
Tabel IV. Hasil pengukuran AUC masing-masing seri kurva baku
fenobarbital.................................................................................. 37
Tabel V. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan
pulveres pada suhu 40oC selama 7 hari........................................ 42
Tabel VI. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan
pulveres pada suhu 50oC selama 7 hari........................................ 42
Tabel VII. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan
pulveres pada suhu 60oC selama 7 hari........................................ 43
Tabel VIII. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan
pulveres pada suhu 40oC selama 7 hari........................................ 45
Tabel IX. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan
pulveres pada suhu 50oC selama 7 hari........................................ 45
Tabel X. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
pulveres pada suhu 60oC selama 7 hari....................................... 45
Tabel XI. Hasil perhitungan regresi linier dari parasetamol masing-
masing orde reaksi pada suhu 40oC, 50 oC dan 60 oC
selama 7 hari................................................................................ 47
Tabel XII. Hasil perhitungan regresi linier dari fenobarbital masing-
masing orde reaksi pada suhu 40oC, 50 oC dan 60 oC
selama 7 hari ............................................................................... 47
Tabel XIII. Kecepatan degradasi parasetamol pada berbagai
suhu percobaan............................................................................ 49
Tabel XIV. Hasil perhitungan 1/T(10-3) dan log k parasetamol.................... 49
Tabel XV. Hasil regresi linear hubungan antara 1/T dan log k
parasetamol................................................................................. 49
Tabel XVI. Kecepatan degradasi fenobarbital pada berbagai suhu
percobaan.................................................................................... 51
Tabel XVII. Kadar parasetamol dan fenobarbital sampel racikan pulveres
terhadap kadar awal selama 7 hari pada suhu 40oC.................. 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur parasetamol................................................................. 6
Gambar 2. Struktur fenobarbital ................................................................. 8
Gambar 3. Kinetika dekomposisi dari sediaan padat .................................. 12
Gambar 4. Teori status transisi ................................................................... 13
Gambar 5. Penguraian obat dalam larutan air pada temperatur yang
dinaikkan................................................................................... 22
Gambar 6. Plot Arrhenius............................................................................ 22
Gambar 7. Kromatogram senyawa baku parasetamol................................. 35
Gambar 8. Kromatogram senyawa baku fenobarbital................................. 37
Gambar 9. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 40oC................................. 41
Gambar 10. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 50oC................................. 41
Gambar 11. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 60oC................................. 42
Gambar 12. Grafik kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres
selama 7 hari pada masing-masing peringkat suhu................... 43
Gambar 13. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama7 hari pada suhu 40oC.................................. 44
Gambar 14. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama7 hari pada suhu 50oC.................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 15. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama7 hari pada suhu 60oC.................................. 44
Gambar 16. Grafik kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres
selama 7 hari pada masing-masing peringkat suhu.................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Sertifikat analisis parasetamol............................................... 61
Lampiran 2. Sertifikat analisis fenobarbital.............................................. 62
Lampiran 3. Data penimbangan bahan baku.............................................. 63
Lampiran 4. Kromatogram baku parasetamol............................................ 64
Lampiran 5. Kromatogram baku natrium fenobarbital.............................. 69
Lampiran 6. Perhitungan kadar larutan baku parasetamol......................... 74
Lampiran 7. Perhitungan kadar larutan baku fenobarbital......................... 76
Lampiran 8. Perhitungan pemilihan sampel racikan pulveres................... 77
Lampiran 9. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres............. 78
Lampiran 10. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres............ 82
Lampiran 11. Hasil uji stabilitas sampel racikan pulveres dengan
menggunakan 3 peringkat suhu........................................... 86
Lampiran 12. Hasil uji stabilitas sampel racikan pulveres dengan
menggunakan 1 peringkat suhu........................................... 89
Lampiran 13. Hasil uji One Way Annova.................................................... 91
Lampiran 14. Hasil pengukuran AUC parasetamol sampel racikan pulveres
pada masing-masing peringkat suhu.................................... 96
Lampiran 15. Hasil pengukuran AUC fenobarbital sampel racikan pulveres
pada masing-masing peringkat suhu.................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Sediaan racikan pulveres (serbuk terbagi) masih digunakan secara luas di
apotik-apotik maupun rumah sakit di Indonesia. Pembuatan sediaan racikan
pulveres ini pada dasarnya mempunyai tujuan dan kegunaan untuk memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada pasien terutama pasien anak-anak. Pasien
anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk menerima obat dalam bentuk
sediaan padat (misalnya tablet), oleh karena itu biasanya dilakukan peracikan
ulang dari bentuk sediaan padat tersebut menjadi bentuk sediaan pulveres (serbuk
terbagi).
Berdasarkan Anonim (2001) dan Anonim (2005), untuk produk hasil
pembuatan dari pabrik harus mencantumkan expired date sedangkan untuk semua
produk obat yang diracik ulang harus mencantumkan beyond use date pada
kemasan dan biasanya lebih singkat dari produk awalnya. Tujuan dari
pencantuman beyond use date pada kemasan racikan ulang adalah untuk
memberikan batasan waktu dimana sediaan racikan tersebut seharusnya sudah
tidak boleh digunakan lagi.
Sediaan racikan pulveres juga digunakan oleh rumah sakit X dan salah
satu sediaan racikan pulveres yang digunakan adalah sediaan racikan pulveres
campuran parasetamol dan fenobarbital. Sediaan racikan pulveres ini dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan cara penggerusan dari bentuk sediaan tabletnya dan dibuat dalam jumlah
yang banyak dalam sekali pembuatan. Adanya perubahan bentuk sediaan tablet
menjadi pulveres (serbuk terbagi) dan wadah kemasan dapat menyebabkan
perubahan stabilitas dari obat tersebut sehingga perlu dilakukan uji stabilitas
sediaan racikan pulveres tersebut sebagai jaminan mutu dan keamanan. Salah satu
cara untuk menjamin mutu dan keamanannya yaitu dengan pencantuman masa
edar pada kemasan sediaan racikan pulveres.
Selama ini pencantuman beyond use date (masa edar) dari sediaan
racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital di rumah sakit X adalah
dengan pencantuman secara langsung expired date tablet parasetamol atau tablet
fenobarbital yang memiliki expired date lebih singkat tanpa didukung oleh data
stabilitas. Oleh karena itu diperlukan uji stabilitas langsung untuk mengevaluasi
cara penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X.
Sediaan racikan pulveres yang diuji stabilitasnya adalah racikan pulveres
dari rumah sakit X yang berisi parasetamol dan fenobarbital dengan dosis 1/3
tablet parasetamol (Indofarma, (500 mg)) dan 15 mg fenobarbital (Kimia Farma,
(30 mg)). Penentuan beyond use date (masa edar) dari sediaan racikan pulveres ini
dilakukan dengan menggunakan metode uji stabilitas dipercepat dengan
penyimpanan selama 7 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Perumusan masalah
Apakah cara penentuan beyond use date (masa edar) dari sediaan racikan
pulveres campuran obat parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X sudah
tepat?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai evaluasi cara
penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital hasil racikan rumah sakit X dengan metode uji
stabilitas dipercepat belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi
tambahan tentang cara penentuan beyond use date (masa edar) dari sediaan
racikan pulveres.
b. Manfaat metodologis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai metode
untuk penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres.
c. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
stabilitas kimia sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital
dari rumah sakit X selama satu bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi cara penentuan
beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan
fenobarbital yang ditetapkan oleh rumah sakit X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sediaan Serbuk dan Pulveres
Sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk
yang terbagi adalah serbuk bertakaran tunggal, yang umumnya diisikan ke dalam
kapsul terlipat terbuat dari kertas, kertas malam atau dalam material lainnya yang
cocok (Anonim, 1995).
Komponen dari campuran serbuk harus memiliki tingkat penghalusan
yang sama dan terbagi rata. Penyimpanan dari serbuk harus sangat hati-hati dan
terlindung cahaya (Voigt, 1995).
Serbuk yang dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin pembagian
yang sama maka pembagian dilakukan paling banyak hanya 20 bungkus. Apabila
lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa bagian. Dengan cara
penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak menjadi 20 bungkus.
Penyimpangan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain adalah paling besar
10% (Anief, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Parasetamol
N H C
O
C H 3
O H
Gambar 1. Struktur parasetamol
Nama kimia : 4’- Hidroksiasetanilida (C8H9NO2)
BM : 151,16
Sinonim : parasetanolum, asetaminofen, p-asetanilid, dan p-
asetamidofenol (Connors, Arnedon, Stella, 1986).
Tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0 %
dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Pemerian serbuk
hablur, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit pahit (Anonim, 1995).
Acetaminophen (Amerika Serikat) atau parasetamol (United Kingdom),
adalah analgesik dan antipiretik yang popular dan digunakan untuk melegakan
sakit kepala, pegal-pegal dan sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan
dalam kebanyakan obat analgesik dan flu. Asetaminophen merupakan metabolit
utama dari fenasetin. Parasetamol sebagai analgesik bekerja dengan cara
penghambatan pada sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan sebagai
antipiretik dengan cara penghambatan pada pusat pengaturan panas di
hipotalamus yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah
peripheral (Anonim, 2005(a)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Fisik
Putih kristal, tidak berbau atau serbuk kristal dengan rasa pahit. Titik
lebur 169oC-172oC. Kelarutan: 1 gram larut dalam 70 ml air pada suhu 25oC, 20
ml air mendidih, 7 ml alkohol, 13 ml aseton, 50 ml kloroform, 40 ml glicerin dan
9 ml propilen glikol. Parasetamol larut dalam metanol dan dalam larutan alkali
hidroksida tetapi tidak larut dalam benzena dan eter. Solutio saturasi mempunyai
pH kira-kira 6 dan pKa = 9,51. Parasetamol mempunyai serapan maksimum di
daerah ultraviolet. Serapan jenis parasetamol dalam etanol pada 250,0 nm
(Connors dkk, 1986).
2. Stabilitas
Parasetamol sangat stabil dalam larutan air dengan stabilitas maksimal
pada pH antara 5 sampai 7 (Connors dkk, 1986). Preparasi dari parasetamol
seharusnya disimpan pada suhu di bawah 40°C, lebih cocok pada suhu 15 – 30°C
(Anonim, 2005(a)).
3. Kinetika obat
Jalur utama degradasi yang berkontribusi pada ketidakstabilan
parasetamol adalah hidrolisis yang menghasilkan p-aminofenol dan asam asetat
(Connors dkk, 1986).
OH
NHCOCH3
H2O
NH2
OH
CH3COOH+ +
(1)
parasetamol air p-aminofenol asam asetat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Metode stabilisasi
Dalam preparasi liquid, pH seharusnya disesuaikan kira-kira pada pH 6
untuk stabilitas maksimum. Kombinasi dengan aspirin dan kodein fosfat,
moisture, dan alkali stearat harus dihindari (Connors dkk, 1986).
C. Fenobarbital
N H
HN OO
O
C 2 H 5
Gambar 2. Struktur febobarbital
Nama kimia : asam 5-etil-5 fenilbarbiturat (C12H12N2O3)
BM : 232,24
Sinonim : phenobarbitone, phenylethylbarituriacid, phenylethyl
malonylurea, phenemalum, fenobarbital, phenobarbitalum (Connors dkk, 1986).
Tablet fenobarbital mengandung fenobarbital tidak kurang dari 90,0 % dan tidak
lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket (Anonim, 1995).
Fenobarbital adalah barbiturat ansiolitik, konvulsant, hipnotik dan
sedatif. Fenobarbital digunakan sebagai sedasi rutin atau anxietas. Fenobarbital
adalah anti konvulsant derivat barbiturat. Fenobarbital bekerja dengan menekan
kortex sensori, menurunkan aktivitas motor, meninggikan fungsi cerebellar, dan
menyebabkan kantuk, sedasi dan hipnotik. Onset dari fenobarbital adalah 30
menit dan durasi 5 sampai 6 jam untuk oral (Anonim, 2005(a)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Fisik
Pemerian hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat, tidak berbau,
tidak berasa dan dapat menjadi polimorfisma (Anonim, 1995). Titik lebur 174oC-
178 oC. pKa = 7,6 pada suhu 25 oC. Kelarutan : 1 gram larut dalam 1000 ml air, 10
ml alkohol, 40 ml kloroform dan 15 ml eter. Garam sodium bersifat higroskopis
dan sangat larut dalam air, mudah larut dalam propilena glikol dan larut dalam
metanol. Obat tidak berbau dan terasa pahit serta bersifat higroskopis (Connors
dkk, 1986).
2. Stabilitas
Fenobarbital stabil terhadap udara tetapi relatif tidak stabil terhadap
hidrolisis. Dari profil pH-kecepatan reaksi menunjukkan spesifik hidrolisis katalis
basa antara unionik dan spesies monoionik dari barbiturat menjadi diamida dan
ureida. Larutan solutio dari garam fenobarbital pada umumnya tidak stabil. Obat
lebih stabil dalam polyethylena glycol atau propilena glycol (Connors dkk, 1986).
3. Kinetika obat
Seperti kebanyakan barbiturat, fenobarbital dalam larutan akan dirusak
oleh ion hidroksil yang menyebabkan kerusakan pada cincin. fenobarbital union
akan dipotong pada posisi 1,2 yang menjadi diamida atau pada posisi 1,6 yang
menghasilkan ureida. Fenobarbital ionik hanya dipotong pada posisi 1,6
menghasilkan ureida (Connors dkk, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Stabilitas dan Masa Edar Sedíaan
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan
dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat
produk dibuat (Anonim,1995). Pengujian stabilitas pada sediaan merupakan faktor
penting untuk mengetahui sifat stabilitas dari sediaan dan untuk menentukan
kondisi penyimpanan yang cocok serta tanggal kadaluarsa (Anonim, 2001(a)).
Pengujian terhadap stabilitas sediaan meliputi : uji organoleptis, kimia-
fisika, kimiawi dan mikrobiologi. Tujuan dari uji stabilitas adalah untuk
memastikan kualitas, keamanan dan efikasi dari produk obat sampai pada waktu
kadaluarsa (Carstensen dan Rhodes, 2000). Bentuk sediaan obat yang diubah
(seperti disolusi, pulveres, dan penambahan material lain) atau ketika tempat
penyimpanan diubah maka stabilitas dari obat juga akan terpengaruh (Connors
dkk, 1986).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam uji stabilitas, antara lain :
1. Jumlah contoh dan jadwal pengujian berdasarkan kriteria statistik tiap sifat
yang diuji untuk menjamin kebenaran perkiraan stabilitas.
2. Kondisi penyimpanan.
3. Metode pengujian yang spesifik, bermakna dan dapat diandalkan.
4. Pengujian produk dalam kemasan yang sama dengan kemasan yang
dipasarkan.
5. Pada obat jadi untuk rekonstitusi, pengujian stabilitas dilakukan sebelum dan
sesudah rekonstitusi (Anonim, 2001(b)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah labilitas bahan obat dan bahan
pembantunya sendiri yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia fisikanya.
Kedua adalah faktor luar seperti suhu, kelembapan udara dan cahaya yang dapat
menginduksi atau mempercepat jalanya reaksi. Hal penting lainnya adalah
kemasan, khususnya jika digunakan wadah yang terbuat dari bahan sintetis
(Voigt, 1995).
Masa edar didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada
tingkat konfidensi 95% bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap
mengandung zat aktif tidak kurang dari batas spesifikasi (Anonim, 2001(b)).
Untuk sediaan obat yang dibuat pada skala industri, penyimpanan yang dilakukan
dalam waktu lama, dibatasi dengan jangka waktu daya tahan selama 5 tahun.
Dalam kasus-kasus tertentu bahkan hanya 3 tahun. Sediaan obat yang dibuat
melalui peracikan dan segera diberikan kepada pasien, harus memiliki stabilitas
paling tidak beberapa bulan. Akan tetapi untuk preparatif semacam itu umumnya
dilakukan pembatasan waktu penyimpanannya (Voigt, 1995).
E. Stabilitas Sediaan Padat
Degradasi dari sediaan padat dapat terjadi dengan adanya pelarut.
Sumber pelarut kemungkinan dapat berasal dari :
1. Solvat atau hidrat yang terbebas karena waktu dan suhu yang tidak stabil.
2. Lelehan dari obat atau bahan tambahan dalam formulasi yang mempunyai titik
lebur yang lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Sisa lembab atau pelarut dari granulasi basah.
4. Lembab yang terabsorbsi oleh bahan tambahan dari udara seperti tepung,
laktosa atau mikrokristalin selulosa (Connors dkk, 1986).
Dekomposisi kimia dari obat sediaan padat dapat dibedakan menjadi 4
kategori yaitu solvolisis, oksidasi, fotolisis dan pirolisis. Degradasi dari sediaan
padat mempunyai bentuk kurva sigmoid (gambar 3) dengan lag fase yang
kemudian dilanjutkan pada fase akselerasi dan deakselerasi (Connors dkk, 1986).
Gambar 3. Kinetika dari dekomposisi sediaan padat (Connors dkk, 1986)
F. Teori Status Transisi
Suatu reaksi dari reaktan menjadi produk akan melewati suatu tahap
dimana energi lebih tinggi dari awalnya sehingga akan mencegah pembentukan
produk secara tiba-tiba atau yang disebut energi aktivasi. Kecepatan reaksi dari
produk membentuk reaktan berdasarkan 2 asumsi yaitu:
1. Reaktan yang membentuk produk harus lewat status transisi yang mempunyai
energi yang lebih besar dari status awal/akhir (gambar 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan kadar molekul di status transisi
(Connors dkk, 1986).
Gambar 4. Teori status transisi (Connors dkk, 1986)
G. Beyond Use Date
Definisi dari beyond use date berdasarkan USP adalah tangga l dimana
sediaan racikan tersebut seharusnya tidak digunakan lagi dan ditentukan dari
waktu dimana sediaan tersebut dibuat, karena ditujukan untuk penyaluran segera
atau masa penyimpanan yang singkat. Berdasarkan USP (795), label pada wadah
dan kemasan sediaan racikan ulang harus mencantumkan beyond use date.
Beyond use date mungkin ditentukan dengan kriteria yang berbeda dari expired
date pada produk obat pabrik. Good pharmacy practice mengharuskan
pencantuman beyond use date pada semua preparasi campuran (Kupiec, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
H. Penentuan Beyond Use Date
Berdasarkan USP, ada beberapa cara untuk menentukan beyond use
date, yaitu: sumber literatur yang cocok, tes langsung, dan berdasarkan ketentuan
USP (795) (Kupiec, 2003).
1. Sumber literatur yang cocok
USP menunjukkan bahwa apoteker dapat menggunakan publikasi untuk
mendapatkan informasi mengenai stabilitas, kompatibilitas dan degradasi dari
formulasi obat. Ketika menentukan beyond use date apoteker seharusnya
menggunakan dokumentasi dan literatur obat yang spesifik (Kupiec, 2003).
Prediksi beyond use date berdasarkan bukti seperti publikasi, diagram,
tabel dan seterusnya akan menghasilkan beyond use date teoritis. Beyond use date
teoritis menyelipkan variasi asumsi dan kemungkinan error atau tidak akurat,
tingkat dari error dan inakurasi ini tergantung pada batas perbedaan antara
karakteristik dari produk seperti komposisi, konsentrasi, volume, tipe kemasan,
material kemasan dan karakteristik dari data stabilitas produk. Besarnya
ketidakpastian dari peramalan beyond use date ini menyebabkan semakin
besarnya keperluan untuk menentukan beyond use date secara eksperimental
(Kupiec, 2003).
2. Tes langsung
Perlu diketahui bahwa beyond use date yang valid diperoleh dari studi
stabilitas produk spesifik. Stabilitas kuantitatif dapat memanfaatkan HPLC (High
Performance Liquid Chromatography) dan GC (Gas Chromatography) untuk
preparasi campuran tertentu (Kupiec, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Berdasarkan ketentuan USP (795)
Apabila kedua sumber tidak tersedia maka untuk mendapatkan beyond use
date dapat mengacu ke USP (795). Berdasarkan USP (795) untuk sediaan liquid
nonaqueous dan sediaan padat non steril (dimana produk obat pabrik adalah
sumber dari bahan aktif), beyond use date tidak lebih lama dari 25% sisa dari
expired date produk atau 6 bulan tergantung mana yang lebih singkat. Untuk
sediaan yang mengandung air (penyiapan dari bentuk padat) beyond use date tidak
lebih lama dari 14 hari ketika disimpan pada temperatur dingin (Kupiec, 2003).
Data stabilitas primer adalah data dari produk obat yang disimpan pada
kemasan untuk pemasaran di bawah kondisi penyimpanan untuk merencanakan
shelf life. Data ini diperoleh dari akumulasi dari tes pada waktu ke nol (setelah
produksi) dan pada titik waktu penetapan sebelumnya dari beyond use date yang
diinginkan. Untuk mendapatkan beyond use date selama 6 bulan, tes produk pada
waktu ke-0 dan kemudian lagi pada bulan ke-3 dan bulan ke-6, dengan kondisi
penyimpanan 25oC ± 2oC/ RH 60% ± 5%. Dengan uji dipercepat, stabilitas 6
bulan dapat ditentukan setelah produk dites 1 bulan untuk beyond use date lebih
cepat (Kupiec, 2003).
Untuk beyond use date selama 1 tahun maka ada 2 kondisi yang harus
dipenuhi yaitu:
1. Harus mempertahankan fasilitas dimana temperatur kinetik rata-rata tidak
lebih dari 25 oC.
2. Kemasan yang digunakan untuk mengemas harus lebih baik daya proteksinya
daripada polyvinyl chloride (PVC) (Clark, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Ketentuan FDA tentang peracikan ulang yaitu :
1. Waktu kadaluarsa tidak lebih dari 1 tahun dari tanggal pembuatan atau lebih
singkat dari produk awalnya tanpa adanya data stabilitas dan petunjuk dari
label produk awal.
2. Jika bentuk sediaan racikan adalah oral solid maka kemasan yang digunakan
harus sesuai dengan standard kelas A USP.
3. Kemasan produk awal tidak terbuka sebelumnya dan keseluruhan peracikan
dilakukan dalam satu kali operasi.
4. Peracikan dan penyimpan harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang
terdapat pada label kemasan produk awal. Apabila tidak ada petunjuk dari
label produk awal maka temperatur ruangan harus dikendalikan selama
peracikan dan penyimpanan antara bentuk sediaan solid dan liquid oral.
Apabila tidak ada kelembapan spesifik pada label produk awal maka
kelembapan relatif seharusnya tidak lebih dari 75% pada suhu 23oC untuk
peracikan dan penyimpanan dari bentuk sediaan solid oral (Anonim, 2005(b)).
I. Uji Stabilitas
1. Uji stabilitas waktu lama
Pada tes klasik ini dilakukan penyimpanan bahan obat selama jangka
waktu dan kondisi penyimpanan tertentu (suhu, cahaya, udara, kelembapan) di
dalam lemari atau ruangan kaca. Pada selang waktu tertentu dan pada akhir
percobaan dilakukan kontrol terhadap kandungan bahan obat ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
efektivitasnya. Sifat mikrobiologis serta sensoriknya dan kondisi galenik
sediaan yang dideteksi dengan metode fisika (Voigt, 1995).
2. Uji stabilitas dipercepat
Dalam hal ini peraturan kinetika reaksi digunakan, dimana penguraian
diperlajari pada suhu tinggi dan tidak pada suhu kamar, yang selanjutnya
diekstrapolasikan kepada suhu penyimpanannya. Pada tes paksaan isotermik
biasa, bahan obat disimpan dalam berbagai suhu yang tinggi tetapi selama
percobaan masing-masing suhu dibuat tetap, dan dalam jangka waktu tertentu,
konsentrasi produk penguraian atau kandungan bahan aktif ditentukan (Voigt,
1995).
J. Uji Stabilitas Dipercepat
Semua obat akan mengalami dekomposisi seiring dengan jalannya
waktu. Instabilitas dari formulasi biasanya diketahui setelah penyimpanan di
bawah kondisi normal. Untuk menentukan stabilitas dari formulasi produk ini
biasa digunakan high stress seperti temperatur penyimpanan, kelembapan dan
intensitas cahaya. Kondisi high stress menyebabkan peningkatan deterionisasi dari
produk dan dengan demikian dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk uji
ini. Kemungkinan akan lebih banyak data yang bisa dikumpulkan dalam jangka
waktu yang pendek dan ketidakpuasan dari formulasi dapat dihilangkan sejak
awal dari tes dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan produk
yang baik dan dipasarkan (Aulton, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Yang menjadi sasaran dari uji stabilitas dipercepat ini adalah :
1. Kecepatan deteksi dari deterionisasi pada awal formulasi yang berbeda tapi
pada produk yang sama untuk mendapatkan formulasi yang paling baik.
2. Untuk memprediksi shelf life, merupakan waktu dimana produk tetap stabil
ketika disimpan di bawah kondisi normal atau kondisi yang seharusnya.
3. Merupakan syarat dari kontrol kualitas untuk memastikan tidak ada perubahan
yang tidak diharapkan ketika penyimpanan (Aulton, 2002).
Studi degradasi mempunyai beberapa karakteristik :
1. Bentuk solid atau larutan.
2. Melibatkan kondisi dimana lebih tinggi dari tes akselerasi misalnya > 40oC ;
kelembapan relatif =75%, pH tinggi atau rendah dan oksidasi.
3. Termasuk kondisi untuk analisis degradasi secara termolisis, hidrolisis,
oksidasi, fotolisis dari bahan obat dan produk obat.
4. Diambil dari 1 batch material (Reynolds, Facchine, Mullaney, Alsante,
Hatajik, Motto, 2002).
Tabel I. Kondisi dan periode waktu penyimpanan untuk uji stabilitas jangka lama
dan dipercepat Kondisi Periode waktu minimal
Tes jangka lama 25oC ± 2oC
RH 60% ± 5%
12 bulan
Tes dipercepat 40oC ± 2oC
RH 75% ± 5%
6 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
K. Orde Reaksi Kimia
Orde reaksi kimia dapat menunjukkan bentuk dari profil konsentrasi-
waktu dari obat atau produk obat, dimana tetapan kecepatan reaksi dapat
ditentukan dari slopenya (Connors dkk, 1986).
Orde reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu :
1. Metode substitusi
Data [D] dan T disubstitusikan ke dalam persamaan orde reaksi (orde 0,
1, 2). Jika harga k yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka
reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde tersebut (Martin, Swarbrick,
Cammarata, 1993).
2. Metode grafik
Pada metode ini diplot dari berbagai fungsi konsentrasi (ordinat)
terhadap waktu (absis). Reaksi mengikuti orde-nol jika konsentrasi diplot terhadap
t dan didapatkan garis lurus, reaksi adalah orde-pertama bila log (a – x) terhadap t
menghasilkan garis lurus, reaksi adalah orde-kedua bila 1/(a – x) diplot terhadap t
(jika konsentrasi mula-mula sama) akan memberikan garis lurus (Martin dkk,
1993).
Penghitugan shelf life atau waktu kadaluarsa adalah tidak terjadi
perubahan kadar lebih dari 10% - 20%. Tanggal kadaluarsa dari produk obat
umumnya berdasarkan asums i kinetik orde nol atau orde 1 (Connors dkk, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel II. Persamaan reaksi,waktu-paruh, dan shelf life masing-masing orde reaksi Orde Persamaan Reaksi Persamaan waktu
paruh Persamaan shelf
life (waktu kadaluarsa)
0 [ ] [ ]
tDD
k−
= 00
[ ]
0
090
5,0kD
t =
[ ]
0
090
1,0kD
t =
1 [ ][ ]DD
Logt
k 01
303,2=
kt
693,02/1 =
190
105,0k
t =
2
ktxaa
x=
− )(
kt
21
2/1 =
-
L. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
Peningkatan suhu maka kecepatan reaksi juga akan meningkat. Menurut
persamaan Van Hoff peningkatan suhu sebesar 10oK akan menyebabkan
kenaikan reaksi rata-rata dua sampai empat kali. Peraturan yang lebih eksak untuk
ketergantungan kecepatan reaksi akan suhu dapat dirumuskan melalui persamaan
Arrhenius (Voigt, 1995).
Kecepatan reaksi dirumuskan oleh persamaan yang ditemukan oleh
Arrhenius.
k = Ae –E/RT (2)
Ln k = ln A –E/RT (3)
Log k = log A – E/2,303.R.T (4)
E = Energi Aktivasi (J.mol-1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
A= Faktor Frekuensi, Faktor jumlah tumbukan
R = Konstanta gas universal
T = Suhu mutlak (K)
e = Basis logaritmik naturalis (2,718)
k = Konstanta kecepatan reaksi (Voigt, 1995).
Untuk menentukan ketergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu maka
harga k dapat ditentukan dari berbagai suhu dimana minimal tiga peringkat suhu
(Voigt, 1995). Kecepatan reaksi kimia tergantung pada jumlah terjadinya
tumbukan dua molekul atau atom yang kemudian menghasilkan produk.
Peningkatan temperatur akan menyebabkan peningkatan tumbukan sehingga
terjadi peningkatan kecepatan reaksi (Connors dkk, 1986).
M. Analisis Kestabilan Yang Dipercepat
Nilai k untuk penguraian obat dalam larutan pada berbagai temperatur
yang dinaikkan diperoleh dengan memplot beberapa fungsi konsentrasi terhadap
waktu, seperti yang terlihat pada gambar 5. Logaritma laju penguraian kemudian
diplot terhadap kebalikan dari temperatur mutlak seperti yang terlihat pada
gambar 6 dan hasil berupa garis lurus diekstrapolasi sampai temperatur ruang,
dimana k25ºC digunakan untuk memperoleh kestabilan obat pada kondisi
penyimpanan biasa (Martin dkk, 1993). Berdasarkan pada plot Arrhenius
(gambar 6) diperoleh slope yang sama dengan –Ea/2,303 R, sehingga dari plot
Arrhenius bisa menentukan energi aktivasi dan kecepatan degradasi pada suhu
ruang (25oC) (Connors dkk, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 5. Penguraian obat dalam larutan air pada temperatur yang dinaikkan (Matin dkk, 1993)
1/T x 106 Gambar 6. Plot Arrhenius (Martin dkk, 1993)
N. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Teori yang mendasari KCKT adalah teori kromatografi cair. Prinsip
kerja dari kromatografi cair kinerja tinggi adalah pemisahan komponen-komponen
sampel dengan cara melewatkan sampel pada suatu kolom, sehingga ada
komponen yang ditahan lebih kuat dan ada yang ditahan lebih lemah oleh kolom
atau fase diam. Untuk yang ditahan lebih lemah maka akan keluar dari kolom
700C 600C 500C 400C 300 C 250C 200C
Log
k
Time in hours
Kon
sent
rasi
400 C
500 C
600 C 700 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lebih cepat dan yang ditahan lebih kuat akan keluar lebih akhir. Setelah sampel
terpisah dan keluar dari kolom maka komponen sampel akan masuk ke dalam
suatu detektor. Detektor akan mengukur kadar masing-masing komponen yang
responnya diolah oleh prosesor dan ditampilkan oleh detektor dalam suatu
kromatogram. Pada dasarnya adalah membandingkan respon dari komponen
sampel dengan respon dari larutan standar. Analisis dengan menggunakan KCKT
diperlukan standar yang benar-benar murni atau disebut HPLC grade (Khopkar,
1990).
Detektor yang digunakan untuk sesuai dengan zat yang dianalisis. Salah
satu detektor dari KCKT adalah detektor UV (ultraviolet), prinsip kerja dari
detektor ini adalah spektrofotometri ultraviolet dan sampel yang dianalis harus
menyerap sinar UV setelah sampel melewati kolom lalu melewati flow cell.
Intensitas sinar yang keluar akan lebih kecil dari sinar yang masuk karena ada
yang diabsorbsi oleh sampel. Besarnya absorbsi yang dinyatakan dengan ukuran
absorban sebanding dengan kadar zat yang dianalisis. Detektor ini sifatnya
spesifik yang artinya hanya dapat digunakan untuk zat-zat yang menyerap sinar
UV (Mulja dan Suharman, 1995).
Proses pemisahan dalam kolom untuk kromatografi partisi yaitu fase
diam yang digunakan adalah fase terikat yang berupa lapisan tipis menyerupai
film yang dilapisi silika. Fase terikat yang paling banyak digunakan adalah C18
yang bersifat non polar. Fase geraknya adalah campuran senyawa yang bersifat
polar seperti campuran air-metanol, air-asetonitril dan sebagainya. Prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pemisahannya adalah partisi zat terlarut (sampel) diantara fase gerak dan fase
diam (Mulja dan Suharman, 1995).
O. Keterangan Empiris
Perubahan bentuk sediaan dan kemasan akan mempengaruhi stabilitas
dari obat dan sediaan obat. Perlu dilakukan uji stabilitas terhadap sediaan obat
untuk menentukan kondisi penyimpanan yang cocok dan pencantuman tanggal
kadaluarsa sebagai kontrol terhadap kualitas dan keamanan.
Untuk sediaan yang diracik atau dikemas ulang harus mencantumkan
beyond use date (masa edar) sedangkan untuk sediaan obat dari pabrik harus
mencantumkan expired date. Belum ada cara baku dan ketentuan dalam
penentuan beyond use date. Pendekatan yang paling mungkin dan valid adalah uji
stabilitas langsung dengan uji stabilitas dipercepat. Apabila tidak ada data
stabilitas uji stabilitas langsung maka penentuan beyond use date dapat
menggunakan ketentuan USP (795).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang uji stabilitas sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital ini termasuk penelitian non eksperimental.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel terkendali
Suhu oven yang digunakan untuk menyimpan racikan pulveres parasetamol
dan fenobarbital.
2. Variabel tidak terkendali
Kelembapan dari kondisi penyimpanan, homogenitas campuran dan komposisi
eksipien.
3. Definisi operasional
a. Sediaan racikan pulveres adalah sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X .
b. Beyond use date adalah masa edar yang tercantum pada kemasan sediaan
racikan ulang.
c. Expired date adalah masa edar yang tercantum pada kemasan sediaan awalnya
atau dari pabrik.
d. Shelf life (t90) adalah waktu dimana kadar zat aktif dari suatu sediaan obat
masih tersisa 90 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Bahan atau Materi Penelitian
Parasetamol standar (baku pembanding), fenobarbital standar (baku
pembanding), racikan pulveres dari rumah sakit X yang berisi 1/3 tablet
parasetamol (Indofarma (500 mg parasetamol)) dan 15 mg fenobarbital (Kimia
Farma (30 mg fenobarbital)), metanol pro analisis (E.Merck), aqua bidestilata
(laboratorium kimia organik, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma),
dinatrium hidroksi fosfat, asam asetat glassial.
D. Alat-alat Penelitian
Sistem KCKT merk Shimadzu, kolom oktadesilsilan merk Waters
BondapacTM C18 (panjang 30 cm), seperangkat komputer merk COMPAQ,
syringe, alat degassing, vakum, penyaring Whatman, membrane Filter Holder,
penyaring milipore, mikropipet Socorex, neraca analitik merk Scaltec, alat-alat
gelas, oven, termometer.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan fase gerak dan buffer
Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan campuran
metanol p.a dan buffer fosfat pH 3,20 dengan perbandingan 10 : 90 v/v. Untuk
pembuatan buffer, dilarutkan 7,50 gram Na2HPO4 dalam 500,0 mL aquabidest
yang selanjutnya pH dibuat sampai 3,20 dengan asam asetat glassial
menggunakan alat potensiometer kemudian ditambah aquabidest sampai 1000,0
ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Masing-masing perbandingan fase gerak dibuat dalam labu takar 1000,0
ml kemudian digojog dan disaring dengan penyaring Whatman anorganik dengan
bantuan pompa vakum. Fase gerak kemudian didegassing selama 15 menit.
2. Pembuatan larutan baku parasetamol dan natrium fenobarbital
a. Pembuatan larutan stok parasetamol. Ditimbang kurang lebih
seksama 50 mg serbuk parasetamol dan dilarutkan dengan 3,0 ml metanol p.a
kemudian ditambah buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur 10,00 ml sampai tanda.
b. Pembuatan larutan intermediet parasetamol. Diambil 5,0 ml larutan
stok dalam labu ukur 10,00 ml dan diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20
sampai tanda.
c. Pembuatan larutan stok natrium fenobarbital. Ditimbang kurang
lebih seksama 55 mg serbuk natrium fenobarbital dan dilarutkan dengan 5,0 ml
metanol p.a kemudian ditambah dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur
25,00 ml sampai tanda.
d. Pembuatan seri kurva baku parasetamol. Dipipet sebanyak 0,280 ml
dan 0,560 ml larutan intermediet parasetamol, dan dipipet sebanyak 0,420; 0,560;
dan 0,700 ml larutan stok parasetamol. Masing-masing larutan tersebut kemudian
diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml sampai tanda,
sehingga diperoleh 5 seri larutan baku parasetamol (0,07; 0,14; 0,21; 0,28 dan
0,35 mg/ml). Disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e. Pembuatan seri kurva baku fenobarbital. Dipipet sebanyak 2,30;
2,80; 3,40 dan 4,00 ml larutan stok natrium fenobarbital. Larutan stok fenobarbital
digunakan sebagai seri kurva baku ke-5. Masing-masing larutan tersebut
kemudian diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 5,00 ml
sampai tanda, sehingga diperoleh 5 seri larutan baku natrium fenobarbital (1,01;
1,25; 1,5; 1,75 dan 2,2mg/ml). Disaring dengan milipore dan didegassing selama
15 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Pengambilan Sampel Racikan Pulveres
Pemilihan sampel racikan pulveres campuran parasetamol dan
fenobarbital dari rumah sakit X dengan dosis 1/3 tablet parasetamol dan 15 mg
fenobarbital berdasarkan pada nomor batch yang sama.
4. Uji Stabilitas Kimia
a. Kondisi uji. Uji stabilitas kimia sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat pada 3
peringkat suhu berbeda. Sampel racikan pulveres disimpan dalam oven pada suhu
40°C, 50°C dan 60°C ± 2°C dan dilakukan pemeriksaan stabilitas kimia dengan
cara penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol selama 7 hari.
b. Penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel racikan
pulveres. Untuk penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel
racikan pulveres dilakukan penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol tiap hari
mulai dari hari ke-0 (hari pengambilan sampel) sampai hari ke-7 (selama 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
minggu). Sebanyak 3 sampel (3 bungkus pulveres) dari 3 peringkat suhu berbeda
yaitu suhu 40°C, 50°C dan 60°C ± 2°C diukur kadar fenobarbital dan parasetamol
tiap hari.
1) Penetapan kadar fenobarbital
Setiap bungkus pulveres ditimbang, digerus dan dilarutkan dengan metanol p.a
sebanyak 3,0 ml dan ditambahkan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar
10,00 ml. Kemudian dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge
dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Cairan yang bening diambil,
disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Kemudian
sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan ke dalam sistem KCKT dengan kolom
ODS (5 mm x 30 cm) menggunakan fase gerak dan kecepatan alir hasil
optimasi. Kemudian mengamati kromatogram fenobarbital yang terjadi pada
panjang gelombang pengamatan.
2) Penetapan kadar parasetamol
Diambil sebanyak 0,1250 ml sampel hasil sentrifuge kemudian ditambahkan
buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml. Disaring dengan milipore dan
didegassing selama 15 menit. Kemudian sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan
ke dalam sistem KCKT dengan kolom ODS (5 mm x 30 cm). Menggunakan
fase gerak dan kecepatan alir hasil optimasi, kemudian mengamati
kromatogram parasetamol yang terjadi pada panjang gelombang pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Analisis Data
Untuk penentuan beyond use date dengan menggunakan 3 peringkat
suhu, data hasil penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dari sampel racikan
pulveres kemudian digunakan untuk mengetahui orde reaksi dan kecepatan
degradasi parasetamol dan fenobarbital pada berbagai suhu percobaan yaitu 40°C,
50°C dan 60°C. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius dapat diketahui
kecepatan degradasi pada suhu kamar (25°C) dan besarnya energi aktivasi yang
menyertai proses degradasi tersebut. Selanjutnya dapat dihitung waktu kadaluarsa
(t90) parasetamol dan fenobarbital masing-masing. Beyond use date (masa edar)
dari racikan pulveres ditentukan berdasarkan waktu kadaluarsa (t90) yang lebih
singkat.
Untuk penentuan beyond use date dengan menggunakan 1 peringkat
suhu, hanya digunakan data kadar parasetamol dan fenobarbital dalam racikan
pulveres pada suhu 40°C. Racikan pulveres dinyatakan stabil jika tidak terjadi
penurunan kadar parasetamol dan fenobarbital lebih dari 10% (Anonim, 1995).
Untuk penentuan beyond use date berdasarkan sisa 25 % expired date
dari sediaan tabletnya dihitung dari tanggal pembuatan sampel racikan pulveres
atau selama 6 bulan tergantung mana yang lebih singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol dan Fenobarbital dengan
Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
1. Sistem KCKT
Penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan
pulveres untuk penentuan kurva baku dan uji stabilitas kimia menggunakan metode
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Optimasi penetapan kadar parasetamol dan
fenobarbital dalam sampel racikan pulveres untuk penelitian ini adalah mengacu ke
hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Lissanta (2007) tentang optimasi dan
validasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium
fenobarbital dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).
Sistem KCKT yang digunakan untuk optimasi penetapan kadar parasetamol
dan fenobarbital pada penelitian tersebut adalah sistem KCKT Shimadzu dengan fase
terbalik yaitu dengan menggunakan fase diam kolom ODS C18 Waters BondapacTM
panjang 30 cm yang bersifat non polar dan fase gerak campuran buffer fosfat pH
3,2 dan metanol p.a dengan perbandingan masing-masing 90 : 10 v/v yang bersifat
polar. Flow rate yang digunakan dengan kecepatan 1,5 ml/menit, detektor UV-Vis
Shimadzu SPD-10 AV dan panjang gelombang pengamatan 236 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan hasil penelitian tersebut (Lissanta, 2007) disimpulkan bahwa
sistem KCKT tersebut sudah memenuhi parameter validitas metode analisis untuk
untuk penetapan kadar campuran parasetamol dan fenobarbital.
Fase gerak yang digunakan adalah campuran buffer fosfat pH 3,2 dan
metanol p.a dengan perbandingan masing-masing-masing 90 : 10 v/v. Penggunaan
perbandingan tersebut karena berdasarkan hasil optimasi dengan perbandingan yang
lain diperoleh perbandingan 90 : 10 v/v antara buffer fosfat pH 3,2 dan metanol p.a
mempunyai resolusi pemisahan yang paling baik yaitu = 1,5. Dimana resolusi
merupakan suatu pemisahan yang nyata antara dua kromatogram yang berdekatan.
Suatu pemisahan yang baik jika memiliki resolusi yang lebih dari atau sama dengan
1,5.
Tujuan penggunaan buffer fosfat dengan pH 3,2 adalah karena buffer
tersebut memiliki tingkat keasaman yang cukup untuk mengubah natrium
fenobarbital menjadi asam fenobarbiturat sehingga bisa berinteraksi dengan fase
diamnya. Pada fase gerak tersebut digunakan metanol sebagai salah satu campuran
fase gerak karena parasetamol dan natrium fenobarbital bersifat mudah larut dalam
metanol. Selain itu juga karena metanol memiliki viskositas yang rendah, sehingga
penggunaan metanol dapat mengurangi tekanan pada kolom dan meningkatkan
efisiensi kolom untuk memisahkan parasetamol dan natrium fenobarbital. Fase gerak
yang digunakan untuk penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dari sampel
racikan pulveres merupakan fase gerak yang selalu dibuat baru. Tujuannya adalah
untuk menghindari perubahan kondisi yang tidak diinginkan dari fase gerak karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penyimpanan sehingga kemungkinan akan mempengaruhi hasil dan kualitas
kromatografi dan larutan buffer sendiri yang mudah ditumbuhi oleh mikroba.
Penggunaan flow rate 1,5 ml/menit karena dari hasil optimasi pada
kecepatan alir tersebut diperoleh tingkat reprodusibilitas resolusi pemisahan paling
baik dan waktu retensi natrium fenobarbital yang lebih singkat.
Pada sistem KCKT tersebut digunakan detektor UV-Vis karena
parasetamol dan fenobarbital mempunyai gugus kromofor yang bisa menyerap
radiasi ultraviolet. Penggunaan panjang gelombang pengamatan 236 nm berdasarkan
hasil overlapping antara panjang gelombang maksimum parasetamol dan panjang
gelombang maksimum natrium fenobarbital. Panjang gelombang maksimum dari
parsetamol adalah 245 nm dan panjang gelombang maksimum dari natrium
fenobarbital adalah 236 nm. Akan tetapi karena panjang gelombang hasil
overlapping lebih besar dari panjang gelombang maksimum natrium fenobarbital
maka panjang gelombang pengamatan yang digunakan adalah 236 nm supaya kadar
fenobarbital dalam sampel tetap terbaca mengingat sampel yang digunakan
mempunyai perbandingan fenobarbital yang lebih kecil dari parasetamol yaitu 1 : 11.
2. Kurva baku parasetamol
Kurva baku parasetamol dibuat sebanyak 5 seri dan replikasi sebanyak 3
kali dengan konsentrasi masing-masing 0,07 mg/ml; 0,14 mg/ml; 0,21 mg/ml; 0,28
mg/ml dan 0,35 mg/ml. Pembuatan seri larutan baku ini karena pada sampel racikan
pulveres perbandingan antara parasetamol dan natrium fenobarbital adalah 11 : 1
(16,67 mg/ml parasetamol dan 1,5 mg/ml fenobarbital). Berdasarkan perbandingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersebut, parasetamol memiliki konsentrasi yang terlalu besar maka dilakukan
pengenceran sebanyak 80 kali. Dengan demikian konsentrasi sampel parasetamol
merupakan konsentrasi tengah dari kurva baku supaya persamaan kurva baku yang
diperoleh nantinya dapat digunakan untuk menetapkan kadar sampel.
Larutan baku parasetamol dilarutkan dengan menggunakan pelarut metanol
p.a dan ditambahkan buffer fosfat pH 3,2. Penggunaan pelarut tersebut memenuhi
syarat pelarut yang dapat digunakan dalam sistem KCKT yaitu dapat bercampur
dengan fase gerak, memiliki kemurnian yang tinggi, serta mudah terelusi.
Parasetamol dilarutkan terlebih dahulu menggunakan metanol p.a karena
parasetamol bersifat mudah larut dalam metanol.
Dari kromatogram baku parasetamol (gambar 7) dapat dilihat bahwa waktu
retensi dari parasetamol adalah sekitar 3,236 menit. Waktu retensi adalah waktu yang
diperlukan oleh suatu senyawa untuk melintasi sepanjang kolom. Waktu retensi dari
parasetamol lebih singkat dari waktu retensi fenobarbital karena parasetamol
mempunyai gugus non polar yang lebih sedikit dibandingkan dengan fenobarbital
sehingga tidak tertahan lebih lama oleh fase diam yang bersifat non polar dan akan
lebih cepat keluar dari kolom.
Hasil pengukuran AUC dengan KCKT masing-masing seri kurva baku
dapat dilihat di tabel III dan kromatogram baku parasetamol dapat dilihat di gambar
7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 7. Kromatogram senyawa baku parasetamol
Tabel III. Hasil pengukuran AUC masing-masing seri kurva baku parasetamol Replikasi I Replikasi II Replikasi III
C (mg/ml)
AUC C (mg/ml)
AUC C (mg/ml)
AUC
0,0704 0,1408 0,2112 0,2816 0,352
2104400 3945868 5711632 7613654 9308203
0,0701 0,1402 0,2104 0,2805 0,3506
2000887 3787538 5610533 7495138 8583764
0,0704 0,1408 0,2111 0,2815 0,3519
1928215 3708519 5286410 7387241 9252065
A B r
SE
314133,88 25675272,73
0,9998 0,04978
A B r
SE
434227,73 24060393,01
0,99638 0,04958
A B r
SE
13735,68 26043167,19
0,9990 0,04976
Pada tabel III dapat dilihat bahwa nilai r yang diperoleh dari masing-
masing replikasi memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai r tabel (0,959 dengan
signifikansi 99%). Hal ini menunjukkan bahwa persamaan kurva baku tersebut
memiliki korelasi yang linier karena koefisien korelasi (r) digunakan sebagai
parameter linieritasnya yang menunjukkan korelasi antara konsentrasi dan AUC.
Dari data kurva baku parasetamol pada tabel III dapat dilihat pada replikasi I
menunjukkan nilai r yang paling baik. Untuk menetapkan kadar parasetamol dalam
sampel racikan pulveres selanjutnya digunakan kurva baku replikasi I. Persamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kurva baku yang dibuat menyatakan hubungan linier antara konsentrasi dan luas area
di bawah kurva (AUC) yang dihasilkan. Dari kurva baku replikasi I didapatkan
persamaan kurva baku yaitu : y = 25675272,73 x + 314133,88.
3. Kurva baku fenobarbital
Kurva baku fenobarbital sebanyak 5 seri dan replikasi 3 kali dengan
konsentrasi masing-masing 1,01 mg/ml; 1,23 mg/ml; 1,50 mg/ml; 1,76 mg/ml; dan
2,2 mg/ml. Pembuatan seri larutan baku ini karena konsentrasi fenobarbital dalam
sampel racikan pulveres adalah 1,5 mg/ml, sehingga konsentrasi sampel fenobarbital
merupakan konsentrasi tengah dari kurva baku supaya persamaan kurva baku yang
diperoleh nantinya dapat digunakan untuk menetapkan kadar sampel. Larutan baku
fenobarbital juga dilarutkan dengan menggunakan pelarut metanol p.a dan
ditambahkan buffer fosfat pH 3,2.
Dari kromatogram baku fenobarbital (Gambar 8) dapat dilihat bahwa waktu
retensi dari fenobarbital adalah sekitar 8,525 menit. Waktu retensi dari fenobarbital
lebih lama dari parasetamol karena fenobarbital mempunyai gugus non polar yang
lebih banyak sehingga akan tertahan lebih lama oleh fase diam yang bersifat non
polar.
Hasil pengukuran AUC dengan sistem KCKT masing-masing seri kurva
baku dapat dilihat di tabel IV dan kromatogram baku fenobarbital dapat dilihat di
gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 8. Kromatogram senyawa baku fenobarbital
Tabel IV. Hasil pengukuran AUC masing-masing seri kurva baku fenobarbital Replikasi I Replikasi II Replikasi III
C (mg/ml)
AUC C (mg/ml)
AUC C (mg/ml)
AUC
1,019 1,24 1,506 1,77
2,2144
2915335 3123870 3837280 4636561 5981528
1,013 1,233 1,498 1,76
2,2028
2554248 3372032 4211253 4892742 6047231
1,0166 1,24 1,503 1,77 2,21
2948199 3597697 3961215 4905167 6166657
A B r
SE
-19515372 2657257,45
0,991 0,2085
A B r
SE
-253550,44 2899421,05
0,997 0,2075
A B r
SE
172807,72 2676481,52
0,993 0,2082
Dari data kurva baku fenobarbital pada tabel IV dapat dilihat pada replikasi
II menunjukkan nilai r yang paling baik. Untuk menetapkan kadar fenobarbital
dalam sampel racikan pulveres selanjutnya digunakan kurva baku replikasi II. Dari
kurva baku replikasi II didapatkan persamaan kurva baku yaitu : y = 2899421,05 x –
253550,44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Penentuan Beyond Use Date (Masa Edar) Sediaan Racikan Pulveres
1. Pemilihan Sampel racikan pulveres
Sampel racikan pulveres yang digunakan adalah campuran parasetamol dan
fenobarbital dengan dosis 1/3 tablet parasetamol (Indofarma, (500 mg)) dan 15 mg
fenobarbital (Kimia Farma, (30 mg)) hasil racikan dari rumah sakit X. Sampel
racikan pulveres tersebut tidak dilakukan penambahan zat tambahan lain lagi.
Sampel yang digunakan adalah sampel yang berasal dari batch yang sama dengan
tujuan untuk mendapatkan kondisi yang sama dari semua sampel dan pengambilan
sampel langsung pada hari pembuatan racikan pulveres tersebut di rumah sakit X.
Jumlah racikan pulveres dalam 1 batch pembuatan di rumah sakit X adalah sebanyak
120 bungkus pulveres.
Jumlah sampel yang digunakan untuk uji stabilitas kimia dari hari ke-0
sampai hari ke-7 adalah sebanyak 59 bungkus pulveres yaitu 56 bungkus pulveres
dari hari ke-1 sampai hari ke-7 untuk 3 peringkat suhu dan 3 bungkus pulveres untuk
hari ke-0. Sampel racikan pulveres yang digunakan untuk uji stabilitas kimia adalah
sampel racikan pulveres yang masih dalam range kurva distribusi normal, jadi
dilakukan pemilihan 3 sampel racikan pulveres dengan berat antara 203,83 mg –
302,71 mg. Range berat ini diperoleh dari hasil perhitungan penyimpangan 2 kali
simpangan baku dari berat rata-rata dari 1 batch sampel racikan pulveres.
Penggunaan penyimpangan 2 kali simpangan baku dari berat rata-rata dari 1 batch
sampel racikan pulveres supaya jumlah sampel minimal untuk uji stabilitas yaitu
sebanyak 3 sampel racikan pulveres tetap terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Preparasi sampel
Sampel racikan pulveres sebelum dilakukan penetapan kadar parasetamol
dan fenobarbital digerus terlebih dahulu dengan menggunakan mortir untuk
memperkecil ukuran serbuk pulveres yang belum halus sehingga lebih cepat larut.
Serbuk pulveres yang sudah digerus kemudian dilarutkan dengan menggunakan
metanol p.a karena parasetamol dan fenobarbital mempunyai sifat yang mudah larut
dalam metanol. Setelah dilarutkan dengan metanol p.a selanjutnya ditambahkan
buffer fosfat pH 3,2 sampai tanda. Larutan sampel kemudian disentifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk mempercepat pengendapan serbuk yang
tidak larut yang akan mempermudah dalam penyaringan sampel sebelum dilakukan
penyuntikan dalam sistem KCKT.
Untuk penetapan kadar parasetamol dari sampel racikan pulveres hanya
diambil 0,1250 ml dari sampel yang disentrifuge. Hal ini dilakukan untuk
menghindari peak dari parasetamol yang terlalu besar sehingga tidak terbaca di
kromatogramnya.
3. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres dengan
menggunakan 3 peringkat suhu
Uji stabilitas parasetamol dan fenobarbital dari sampel sediaan racikan
pulveres dilakukan dengan metode uji stabilitas dipercepat yaitu dengan pemanasan
sampel rascikan pulveres dalam oven pada 3 peringkat suhu berbeda yaitu 40oC,
50oC dan 60oC ± 2oC. Pemilihan peringkat suhu ini karena untuk uji stabilitas
dipercepat suhu yang digunakan harus sedikit lebih tinggi dari suhu kamar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
perbedaan suhunya tidak boleh terlalu ekstrim (Reynolds dkk, 2002). Suhu
penyimpanan tidak boleh terlalu ekstrim supaya tetap mencerminkan kondisi
penyimpanan pada umumnya dan mencegah hilangnya lembab karena suhu terlalu
tinggi sehingga membuat obat seolah-olah stabil. Selain itu untuk uji stabilitas
sediaan padat dengan menggunakan uji stabilitas dipercepat (peningkatan suhu)
biasanya digunakan peringkat suhu 40oC, 50oC dan 60oC (Lieberman, 1990). Dengan
menggunakan 3 peringkat suhu ini akan diperoleh hubungan linear antara kecepatan
degradasi dan suhu sehingga dapat digunakan untuk menentukan kecepatan
degradasi pada suhu kamar (25oC).
Lama pemanasan sampel racikan pulveres untuk penentuan beyond use
date (masa edar) selama 7 hari karena untuk memprediksi stabilitas suatu sediaan
selama 6 bulan ke depan maka pemanasan sampel dilakukan selama 1 bulan dengan
metode uji stabiltas dipercepat (Kupiec, 2003), maka untuk memprediksi stabilitas
dari sediaan racikan pulveres selama 1 bulan ke depan dapat dilakukan uji stabilitas
dipercepat selama 7 hari. Stabilitas/beyond use date yang diprediksi hanya untuk
selama 1 bulan ke depan karena sampel racikan pulveres campuran obat parasetamol
dan fenobarbital tersebut di rumah sakit X diresepkan paling lama digunakan selama
1 bulan.
Untuk menentukan beyond use date (masa edar) dari sediaan racikan
pulveres dilakukan penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dari sediaan
racikan pulveres yang telah disimpan pada suhu 40oC, 50oC dan 60oC ± 2oC.
Penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan pulveres
dilakukan setiap hari dari hari ke-0 sampai hari ke-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres. Hasil
penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres yang dilakukan untuk
masing-masing suhu percobaan dapat dilihat dalam tabel V, VI dan VII.
Kromatogram parasetamol dari sampel racikan pulveres setelah pemanasan selama 7
hari pada suhu 40oC, 50oC dan 60oC dapat dilihat di gambar 9, 10 dan 11.
Berdasarkan kromatogram tersebut dapat dilihat waktu retensi parasetamol sampel
racikan pulveres hampir sama dengan waktu retensi dari baku parasetamol.
Gambar 9. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 40oC
Gambar 10. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 50oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 11. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 60oC
Tabel V. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada
suhu 40oC selama 7 hari Kadar Parasetamol (%B/B) Hari
I II III Rata-rata SE 0 79,94 54,68 67,64 67,42 7,43 1 51,84 61,92 54,31 56,02 3,08 2 85,91 68,31 69,78 74,67 5,74 3 57,72 59,03 56,56 57,77 0,73 4 63,20 61,83 65,96 63,66 1,24 5 55,58 64,14 56,90 58,87 2,71 6 60,65 55,35 65,54 60,51 2,99 7 59,49 62,10 56,87 59,49 1,54
Tabel VI. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada suhu 50oC selama 7 hari
Kadar Parasetamol (%B/B) Hari I II III Rata-rata = SE
0 79,94 54,68 67,64 67,42 7,43 1 54,66 58,72 58,53 57,31 1,35 2 57,55 58,74 59,51 58,60 0,58 3 54,03 59,32 60,90 58,08 2,12 4 59,47 54,42 58,04 57,31 1,50 5 60,00 65,82 62,59 62,80 1,68 6 62,55 59,28 57,31 59,71 1,53 7 56,69 50,21 57,32 54,74 2,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel VII. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada suhu 60oC selama 7 hari
Kadar Parasetamol (%B/B) Hari I II III Rata-rata SE
0 79,94 54,68 67,64 67,42 7,43 1 57,19 58,14 58,13 57,82 0,32 2 59,96 62,01 64,70 62,22 1,37 3 57,52 56,37 56,30 56,73 0,39 4 54,59 57,73 59,05 57,12 1,32 5 53,51 55,42 54,55 54,50 0,61 6 54,31 59,24 58,65 57,40 1,55 7 57,16 54,70 59,00 56,95 1,25
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu (hari)
kadar
(%B/B
)
suhu 40oC
suhu 50oc
suhu 60oc
Gambar 12. Grafik kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres selama 7 hari
pada masing-masing peringkat suhu
b. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres. Hasil
penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres yang dilakukan untuk
masing-masing suhu percobaan dapat dilihat dalam tabel VIII, IX, dan X.
Kromatogram fenobarbital dari sampel racikan pulveres setelah pemanasan selama 7
hari pada suhu 40oC, 50oC dan 60oC dapat dilihat di gambar 13, 14 dan 15.
Berdasarkan kromatogram tersebut dapat dilihat waktu retensi fenobarbital sampel
racikan pulveres hampir sama dengan waktu retensi dari baku fenobarbital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 13. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 40oC
Gambar 14. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 50oC
Gambar 15. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 60oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel VIII. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu 40oC selama 7 hari
Kadar fenobarbital (%B/B) Hari I II III Rata-rata SE
0 8,42 6,32 7,31 7,35 0,61 1 4,61 6,09 5,59 5,43 0,43 2 7,07 6,50 6,95 6,84 0,17 3 5,90 6.34 6,49 6.24 0,18 4 7,13 6,70 7,21 7,01 0,16 5 6,22 6,15 7,19 6,52 0,34 6 6,27 6,40 6,20 6,29 0,06 7 6,64 6,58 6,70 6,64 0,03
Tabel IX. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu 50oC selama 7 hari
Kadar fenobarbital (%B/B) Hari I II III Rata-rata SE
0 8,42 6,32 7,31 7,35 0,61 1 5,89 6,90 5,90 6,23 0,58 2 6,04 6,90 5,72 6,22 0,35 3 6,32 5,99 6,16 6,16 0,09 4 7,56 6,95 5,93 6,81 0,48 5 6,39 7,08 6,73 6,73 0,20 6 6,28 6,08 6,38 6,24 0,89 7 6,05 5,81 6,75 6,20 0,28
Tabel X. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu 60oC selama 7 hari
Kadar fenobarbital (%B/B) Hari I II III Rata-rata SE
0 8,42 6,32 7,31 7,35 0,61 1 5,79 6,36 7,07 6,41 0,37 2 4,97 5,22 5,56 5,25 0,17 3 6,97 5,95 6,86 6,59 0,32 4 6,52 5,72 6,53 6,26 0,27 5 6,30 6,14 6,10 6,18 0,06 6 5,94 6,24 6,26 6,15 0,10 7 6,20 6,12 7,05 6,46 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (hari)
Kad
ar (%
B/B
)
Suhu 40oC
Suhu 50oC
Suhu60oC
Gambar 16. Grafik kadar fenobarbital dalam sampel X selama 7 hari pada
masing-masing peringkat suhu
c. Penentuan orde reaksi parasetamol dan fenobarbital. Pada umumnya
stabilitas diperhitungkan dengan mengolah data kinetika reaksi degradasi dari
obat/sediaan obat yang dikenal dengan istilah orde reaksi. Kinetika reaksi dapat
memprediksi kemungkinan terjadinya perubahan efek terapi dari suatu obat karena
adanya perubahan kadar obat. Penentuan tanggal kadaluarsa terhadap produk obat
umumnya berdasarkan asumsi kinetika orde 0 atau orde 1 (Connors dkk,1986).
Dalam kinetika reaksi orde 0, kecepatan degradasi obat tidak tergantung kepada
konsentrasi reaktan. Untuk kinetika orde 1, kecepatan degradasi obat tergantung
pada konsentrasi 1 reaktan. Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan kinetika
reaksi degradasi dari parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan pulveres.
Untuk mengetahui parasetamol dan fenobarbital mengikuti kinetika orde reaksi yang
mana maka dilakukan penentuan orde reaksi dari parasetamol dan fenobarbital
dengan menggunakan metode grafik.
Penggunaan metode grafik untuk menentukan orde reaksi adalah dengan
pertimbangan dimana metode ini termasuk metode penentuan orde reaksi yang cepat
dan hasil yang tepat. Penentuan orde reaksi dengan menggunakan metode grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilakukan dengan memplotkan fungsi waktu dan kadar, dimana harga slope dari plot
tersebut menujukkan kecepatan degradasi dari obat. Selanjutnya membandingkan
parameter nilai r hasil regresi linear dari masing-masing persamaan orde reaksi yaitu
orde 0 dengan plot fungsi waktu vs kadar, orde 1 dengan plot fungsi waktu vs ln
kadar dan orde 2 dengan plot fungsi waktu vs 1/kadar.
Hasil perhitungan regresi linear parasetamol dan fenobarbital masing-
masing orde reaksi pada suhu 40oC, 50oC dan 60oC dapat dilihat di tabel XI dan XII.
Tabel XI. Hasil perhitungan regresi linier dari parasetamol masing-masing
orde reaksi pada suhu 40oC, 50 oC dan 60 oC selama 7 hari Orde reaksi Suhu 40oC Suhu 50oC Suhu 60oC
Orde 0 (waktu vs kadar)
A = 65,4083 B = -0,8877 r = -0,3541
A = 62,2016 B = -0,7729 r = -0,4803
A = 62,8600 B = -1,1686 r = -0,6974
Orde 1 (waktu vs ln kadar)
A = 4,1742 B = -0,0129 r = -0,3459
A = 4,1283 B = -0,0131 r = -0,5058
A = 4,1400 B = -0,0193 r = -0,7128
Orde 2 (waktu vs 1/D)
A = 0,0154 B = 1,988 x 10-4 r = 0,3294
A = 0,0161 B = 2,0952 x 10-4 r = 0,4794
A = 0,0160 B = 3,0952 x 10-4 r = 0,6874
Tabel XII. Hasil perhitungan regresi linier dari fenobarbital masing-masing orde reaksi pada suhu 40 oC, 50 oC dan 60 oC selama 7 hari
Orde reaksi Suhu 40oC Suhu 50oC Suhu 60oC Orde 0
(waktu vs kadar) A = 6,5758 B = -0,0102 r = -0,0431
A = 6,7350 B = -0,0692 r = -0,3944
A = 6,5425 B = -0,0603 r = -0,2547
Orde 1 (waktu vs ln kadar)
A = 1,8717 B = 2,3809x10-4
r = 6,3769 x10-3
A = 1,9041 B = -0,0101 r = - 0,3899
A= 1,8683 B = -7,3809x10-3 r = -0,1960
Orde 2 (waktu vs 1/D)
A = 0,0155 B = -1,8452 x10-4 r =-0,0308
A = 0,1495 B = 1,4679x10-3 r = 0,3734
A = 0,1556 B = 1,0214x10-3 r = 0,1646
Berdasarkan hasil regresi linear dan dengan membandingkan parameter nilai
r dari masing-masing orde reaksi disimpulkan bahwa laju degradasi parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dalam sampel racikan pulveres setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
mengikuti kinetika orde reaksi 1 karena nilai r dari orde 1 (waktu vs ln kadar) lebih
mendekati ±1. Laju degradasi fenobarbital dalam sampel racikan pulveres setelah
mengalami pemasan selama 7 hari mengikuti kinetika reaksi orde 0 karena nilai r
dari orde 0 (waktu vs kadar) lebih mendekati ±1. Oleh karena itu kecepatan
degradasi dari parasetamol masing-masing peringkat suhu ditentukan berdasarkan
nilai slope kinetika reaksi pada orde 1 sedangkan kecepatan degradasi dari
fenobarbital masing-masing peringkat suhu ditentukan berdasarkan nilai slope
kinetika reaksi pada orde 0. Akan tetapi nilai r dari waktu vs ln kadar parasetamol
dan nilai r dari waktu vs kadar fenobarbital lebih kecil dari r tabel (0,707 dengan
tingkat signifikansi 95%). Hal ini mungkin terjadi karena parasetamol dan
fenobarbital dalam sampel racikan pulveres dengan pemanasan selama 7 hari masih
di lag fase dan belum mencapai fase akselerasi sehingga belum memberikan
hubungan yang linear antara lama pemanasan dan kadar. Faktor lain yang mungkin
menjadi penyebab nilai r lebih kecil dari r tabel karena adanya pengaruh dari variabel
yang tidak terkendali.
d. Analisis data parasetamol dengan menggunakan persamaan Arrhenius.
Kecepatan degradasi parasetamol pada masing-masing peringkat suhu berdasarkan
harga slope dari kinetika orde 1 yaitu hubungan antara waktu vs ln kadar. Harga
slope dari masing-masing peringkat suhu menunjukkan nilai negatif yang berarti
terjadi penurunan kadar parasetamol dari hari ke-0 sampai hari ke-7. Kecepatan
degradasi parasetamol pada masing-masing peringkat suhu dapat dilihat di tabel
XIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel XIII. Kecepatan degradasi parasetamol pada berbagai suhu percobaan Suhu (oC) Kecepatan degradasi(/hari)
40 -0,0129 50 -0,0131 60 -0,0193
Berdasarkan data kecepatan degradasi parasetamol pada masing-masing
peringkat suhu dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan Arrhenius
yaitu log k = log A – Ea/2,303.R.T, dimana dari perhitungan tersebut dapat diketahui
energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya degradasi dan kecepatan degradasi
pada suhu kamar (25oC).
Tabel XIV. Hasil perhitungan 1/T(10-3) (oK) dan log k parasetamol
Suhu (oK) 1/T(10-3) (oK) k(/hari) Log k 313 3,1949 0,0129 -1,8894 323 3,0959 0,0131 -1,8827 333 3,0030 0,0193 -1,7144
1). Kecepatan degradasi parasetamol pada suhu 25oC Ekstrapolasi persamaan garis regresi linier hubungan antara 1/T(10-3) dan log k
(plot Arrhenius) parasetamol dapat digunakan untuk menentukan kecepatan
degradasi parasetamol pada suhu kamar (25oC).
Tabel XV. Hasil regresi linear hubungan antara 1/T dan log k parasetamol
A = 0,9677
B = -902,7064
r = -0,8736
Ekstrapolasi hubungan antara 1/T dan log k diperoleh persamaan yang dapat
digunakan untuk menentukan log k pada suhu 25oC :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Y = Bx + A
= -902,7064x + 0,9677
= -0,9027. 0,003356 + 0,9677
= -2,0618
Kecepatan degradasi parasetamol pada suhu 25oC (anti log k) yaitu :
8,6739x10-3/hari.
2). Penentuan energi aktivasi parasetamol
Suatu reaksi dari reaktan sebelum membentuk produk maka akan melalui suatu
tahap yaitu tahap transisi yang mempunyai energi lebih besar dari awalnya sehingga
produk tidak terbentuk secara langsung. Oleh karena itu diperlukan penghitungan
besarnya energi aktivasi untuk mencapai tahap transisi tersebut.
Penentuan energi aktivasi dengan menggunakan plot Arrhenius yaitu dimana
harga slope dari ekstrapolasi persamaan garis linear hubungan antara 1/T(10-3) dan
log k dari masing-masing peringkat suhu menggambarkan fungsi –Ea/2,303.R.
Hasil perhitungan energi aktivasi parasetamol yaitu :
Slope = -Ea / 2,303 x R
Ea = -902,7064 x 2,303 x 1,987
= -4,1308 kkal/mol
Sesuai dengan hasil perhitungan energi aktivasi dari parasetamol adalah 4,1308
kkal/mol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3). Perhitungan waktu kadaluarsa (t90) dari parasetamol
Untuk menentukan beyond use date (masa edar) parasetamol dalam sampel
racikan pulveres dilakukan pendekatan dengan melakukan perhitungan waktu
kadaluarsa (t90) sesuai dengan orde reaksi yang sudah diketahui yaitu orde 1.
Dari kecepatan degradasi parasetamol pada suhu kamar (25oC) dilakukan
perhitungan waktu kadaluarsa (t90) parasetamol pada suhu kamar (25oC). Waktu
kadaluarsa (t90) dari parasetamol dihitung dengan berdasarkan kinetika orde reaksi 1.
Hasil perhitungan waktu kadaluarsa (t90) dari parasetamol :
t90 = 0,105 / k25o
C
= 0,105/8,6739 x 10-3
= 12,10 hari atau 12 hari
Sesuai dengan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa waktu kadaluarsa dari
parasetamol adalah 12 hari.
e. Analisis data obat fenobarbital dengan menggunakan persamaan
Arrhenius. Kecepatan degradasi fenobarbital pada masing-masing peringkat suhu
berdasarkan harga slope dari kinetika orde 0 yaitu hubungan antara waktu vs kadar.
Kecepatan degradasi fenobarbital pada masing-masing peringkat suhu dapat dilihat
ditabel XVI.
Tabel XVI. Kecepatan degradasi fenobarbital pada berbagai suhu percobaan
Suhu (oC) Kecepatan degradasi (%B/B / hari)
40 -0,0102 50 -0,0692 60 -0,0603
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari data kecepatan degradasi fenobarbital pada masing-masing peringkat
suhu (Tabel XVI) dapat dilihat bahwa kecepatan degradasi fenobarbital pada suhu
60oC lebih kecil dari kecepatan degradasi fenobarbital pada suhu 50oC. Menurut
persamaan Arrhenius semakin tinggi suhu seharusnya kecepatan degradasi semakin
meningkat. Oleh karena itu untuk fenobarbital tidak bisa ditentukan kecepatan
degradasinya pada suhu kamar (250C), energi aktivasi dan waktu kadaluarsa (t90).
f. Penentuan beyond use date (masa edar) sampel racikan pulveres.
Penentuan beyond use date (masa edar) racikan pulveres ditentukan dengan
pendekatan pada waktu kadaluarsa (t90) dari parasetamol dan fenobarbital sesuai
dengan hasil perhitungan. Penentuan beyond use date (masa edar) dari sampel
racikan pulveres adalah dengan memilih waktu kadaluarsa (t90) antara parasetamol
dan fenobarbital yang lebih singkat. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu
kadaluarsa parasetamol adalah 12 hari sedangkan untuk fenobarbital tidak bisa
ditentukan waktu kadaluarsanya. Dengan demikian disimpulkan bahwa beyond use
date (masa edar) dari sampel racikan pulveres campuran parasetamol dan
fenobarbital hasil racikan rumah sakit X tidak bisa ditentukan karena waktu kaluarsa
dari fenobarbital tidak bisa ditentukan.
4. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres dengan
menggunakan 1 peringkat suhu
Beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres dari rumah sakit X
tidak bisa ditentukan dengan menggunakan 3 peringkat suhu karena waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kadaluarsa dari fenobarbital tidak bisa ditentukan, oleh karena itu digunakan 1
peringkat suhu untuk memprediksi kestabilan dari parasetamol dan fenobarbital
dalam sampel racikan pulveres dari rumah sakit X.
Untuk memprediksi stabilitas kimia dari suatu sediaan obat dapat
menggunakan uji stabilitas dipercepat yaitu pada suhu 40oC ± 2oC (Kupiec, 2003).
Dengan pemanasan sampel racikan pulveres pada suhu 40oC ± 2oC selama 7 hari
maka dapat dilakukan prediksi kestabilan parasetamol dan fenobarbital dalam sampel
racikan pulveres selama 1 bulan. Secara umum suatu sediaan obat dikatakan stabil
apabila tidak terjadi perubahan kadar lebih besar dari 10% akan tetapi perlu
diperhatikan lagi masing-masing monografi obat.
Tabel XVII. Kadar parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan pulveres terhadap kadar awal selama 7 hari pada suhu 400C
Waktu (Hari) Kadar rata-rata parasetamol
(%) ± SE
Kadar rata-rata fenobarbital
(%) ± SE
0 100,00 ± 0,00 100,00 ± 0,00
1 83,09 ± 4,50 73,87 ± 5,92
2 110,74 ± 8,37 93,05 ± 2,36
3 85,78 ± 1,20 83,61 ± 2,41
4 94,29 ± 1,68 95,40 ± 2,17
5 87,32 ± 3,95 88,70 ± 4,57
6 89,76 ± 4,37 85,57 ± 0,80
7 88,23 ± 2,24 90,34 ± 0,47
a. Stabilitas parasetamol. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, range
kadar dari parasetamol adalah 90% - 110%, jadi parasetamol dalam sampel racikan
pulveres dikatakan stabil apabila kadar parasetamol dalam sediaan racikan pulveres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
setelah pemanasan pada suhu 40oC selama 7 hari tidak kurang dari 90% terhadap
kadar awal.
Berdasarkan hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan
pulveres selama 7 hari pada suhu 40oC (tabel XVII) diperoleh range kadar rata-rata
83,09% - 110,74% dari konsentrasi awal (hari ke-0). Berdasarkan hasil tersebut
terdapat kadar rata-rata dari parasetamol yang mengalami penurunan kadar lebih
besar dari 10% terhadap kadar awal akan tetapi belum bisa disimpulkan bahwa
parasetamol tidak stabil selama 1 bulan ke depan karena pada hari ke-2 justru terjadi
peningkatan kadar lebih besar dari kadar pada hari ke-0. Peningkatan kadar ini
terjadi mungkin karena kondisi dari sampel racikan pulveres yang tidak homogen.
Dari hasil uji one way Annova dengan tingkat kepercayaan 95 % didapatkan hasil
berbeda bermakna dari kadar parasetamol hari ke-0 sampai hari ke-7 sehingga tidak
bisa disimpulkan kestabilan dari parasetamol
b. Stabilitas fenobarbital. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, range
kadar dari fenobarbital adalah 90% - 110%, jadi fenobarbital dalam sampel racikan
pulveres dikatakan stabil apabila kadar fenobabital dalam sediaan racikan pulveres
setelah pemanasan pada suhu 40oC selama 7 hari tidak kurang dari 90% terhadap
kadar awal. Berdasarkan hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan
pulveres selama 7 hari pada suhu 40oC diperoleh range konsentrasi rata-rata 73,87%
- 95,40% dari kadar awal (hari ke-0).
Berdasarkan hasil tersebut terdapat kadar rata-rata dari fenobabital yang
mengalami penurunan kadar lebih besar dari 10% akan tetapi belum bisa
disimpulkan bahwa fenobarbital tidak stabil selama 1 bulan ke depan karena pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
hari ke-1 kadar fenobarbital justru turun paling besar. Penurunan kadar yang besar
ini terjadi mungkin karena kondisi dari sampel racikan pulveres yang tidak homogen.
Dari hasil uji one way Annova dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil
perbedaan bermakna dari kadar fenobarbital hari ke-0 sampai hari ke-7 sehingga
tidak bisa disimpulkan kestabilan dari fenobarbital.
5. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres dengan
menggunakan 25% sisa expired date sediaan tabletnya atau 6 bulan
Apabila dalam penentuan beyond use date tidak terdapat data stabilitas
dengan tes langsung dan tidak adanya literatur yang cocok dan spesifik maka
penentuan beyond use date untuk sediaan nonaqueous liquids dan sediaan padat bisa
selama 6 bulan atau 25% dari sisa expired date sediaan aslinya tergantung mana
yang lebih singkat (Anonim, 2005(c)).
Beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres tidak bisa ditentukan
dengan menggunakan 3 peringkat suhu dan 1 peringkat suhu. Oleh karena itu dapat
dilakukan penentuan beyond use date (masa edar) dari sampel racikan pulveres
dengan perhitungan 25% dari sisa expired date sediaan aslinya atau selama 6 bulan
tergantung mana yang lebih singkat. Expired date dari tablet fenobarbital (Kimia
Farma (30 mg fenobarbital)) adalah sampai maret 2012 dan expired date dari tablet
parasetamol (Indofarma(500 mg parasetamol)) adalah sampai April 2011. Sisa 25%
expired date tablet parasetamol dari tanggal pembuatan(3 September 2007) adalah
10,35 bulan dan sisa 25% expired date tablet fenobarbital dari tanggal pembuatan
adalah 13,5 bulan. Penentuan beyond use date sediaan racikan pulveres rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
X dengan perhitungan sisa 25% expired date berdasarkan sisa expired date antara
tablet parasetamol dan fenobarbital yang lebih singkat. Dari hasil perhitungan
diperoleh sisa 25% expired date dari tablet parasetamol lebih singkat maka beyond
use date dari sediaan racikan pulveres rumah sakit X adalah 10,35 bulan. Akan tetapi
karena hasil perhitungan beyond use date dengan sisa 25 % expired date lebih
panjang dari 6 bulan maka beyond use date dari sampel racikan pulveres dari rumah
sakit X hanya boleh selama 6 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penentuan Beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X dengan menggunakan
persamaan Arrhenius pada 3 peringkat suhu tidak bisa ditentukan.
2. Beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran parasetamol
dan fenobarbital dari rumah sakit X berdasarkan ketentuan USP (795) hanya
boleh selama 6 bulan.
3. Sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dari rumah
sakit X untuk 1 bulan ke depan dari tanggal pembuatan masih bisa digunakan.
4. Penentuan beyond use date (masa edar) sediaan racikan pulveres campuran
parasetamol dan fenobarbital yang diterapkan oleh rumah sakit X adalah
kurang tepat.
B. Saran
1. Penelitian dengan mengendalikan suhu dan kelembapan dari kondisi
penyimpanan.
2. Penelitian dengan pemanasan sampel racikan pulveres yang lebih lama.
3. Penelitian dengan pembuatan sendiri racikan pulveres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
C. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kelembapan dari kondisi
penyimpanan yang tidak terkendali dan sampel racikan pulveres bukan hasil
pembuatan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA Anief, M., 2003, Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktik, 34-44, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 14-15, 649-650, 659-660, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2001 a, Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Badan Pengawasan Obat
dan Makanan, Jakarta. Anonim, 2001 b, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik,
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Anonim, 2001 c, Pharmaceutical Expiration Dates, Http://www.ama-
assn.org/ama/pub/category.html, diakses tanggal 25 Juni 2007. Anonim, 2005 a, AHFS: Drug Information, 2096-2101, 2121-2122, American Society Of
Health System Pharmacist, USA. Anonim, 2005 b, Guidance Expiration Dating of Unit-Dose Repackaged Unit:
Compliance Policy Guide, http://www.fda.gov/cder/guidance/index.html, diakses tanggal 21 Juni 2007.
Anonim, 2005 c, The United States Pharmacopeia, section 795, United States
Pharmacopeial Convention,Inc., Rockvill. Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science Of Dosage Form Design, 109-111,
Churchill Livingstone, USA. Carstensen, J.T., Rhodes, T.C., 2000, Drug Stability Principles and Practices, Third
Edition Revised and Expanded, Vol 107, Marcel Dekker Inc., New York. Clark, T.R., 2002, Beyond Use Dating Of Repackaged Oral Solid, www.ASCP.com,
diakses tanggal 21 Juni 2007. Connors, K.A., Arnedon, G,L., dan Stella,V.J., 1986, Chemical Stability of
Pharmaceuticals A Handbook for Pharmacists, Edisi 2, 3-662, John Willey & Sons, Inc, Canada.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 161-173, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kupiec, T., 2003, Analitycal Research Laboratories, www.arlok.com, diakses tanggal 21 juni 2007.
Liberman, H.A.,et al, 1990, Pharmaceutical Dosage Form, volume 3, Marcel Dekker Inc,
New york. Lissanta, N., 2007, Optimasi dan Validasi Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan
Natrium Fenobarbital Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Martin, A., Swarbrick, J., Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Farmasi
Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ke-3, 745-746, 766, 812-813, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 236-252, Airlangga University
Press, Surabaya . Reynolds, D.W., Facchine, K.L., Mullaney, J.F., Alsante, K.M., Hatajik, T.D., dan Motto,
M.G., 2002, Guidance and Best Practice for Conducting Force Degradation Studies, www.pharmtech.com, diakses tanggal 21 Juni 2007.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Indonesia ke- 5, 607-661,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 1. Sertifikat analisis parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2. Sertifikat analisis natrium fenobarbital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3. Data penimbangan bahan baku
Penimbangan baku parasetamol
Replikasi 1 (g)
Replikasi 2 (g)
Replikasi 3 (g)
Berat kertas 0,2200 0,2143 0,2296 Kertas + zat 0,27075 0,26482 0,28028 Kertas + sisa 0,22046 0,21473 0,23001
Zat 0,05029 0,05009 0,05027
Penimbangan baku fenobarbital
Replikasi 1 (g)
Replikasi 2 (g)
Replikasi 3 (g)
Berat kertas 0,2265 0,1970 0,2277 Kertas + zat 0,28253 0,25296 0,28339 Kertas + sisa 0,22717 0,19771 0,22832
Zat 0,05536 0,05525 0,05507
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 4. Kromatogram baku parasetamol
a. Kromatogram parasetamol baku konsentrasi 0,0704 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Kromatogram parasetamol baku konsentrasi 0,1408 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Kromatogram parasetamol baku konsentrasi 0,2112 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Kromatogram parasetamol baku konsentrasi 0,2816 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Kromatogram parasetamol baku konsentrasi 0,352 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 5. Kromatogram baku natrium fenobarbital
a. Kromatogram baku natrium fenobarbital 1,013 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Kromatogram baku natrium fenobarbital 1,233 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Kromatogram baku natrium fenobarbital 1,498 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
d. Kromatogram baku natrium fenobarbital 1,76 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
e. Kromatogram baku natrium fenobarbital 1,203 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 6. perhitungan kadar larutan baku parasetamol
a. Skema pembuatan
Menimbang kurang lebih seksama 50 mg parasetamol
¤
Dilarutkan dalam 3,0 ml metanol ad 10,00 ml dengan buffer fosfat pH 3,20
(larutan A)
¤
Memipet 5,0 ml larutan stok ad 10,00 ml dengan buffer fosfat pH 3,20
(larutan B)
¤
Memipet larutan intermediet sebanyak 0,280 dan 0,560 ml. Memipet larutan
stok sebanyak 0,420; 0,560 dan 0,700 masing-masing ad 10,00 ml dengan
buffer fosfat pH 3,20
b. Perhitungan seri kadar parasetamol
§ Bobot parasetamol hasil penimbangan = 50,29 mg
§ Kadar parasetamol dalam larutan A = 50,29 mg/10 ml = 5,029 mg/ml
§ Kadar parasetamol dalam larutan B = 029,5105
x = 2,5145 mg/ml
§ Seri larutan baku parasetamol
Kadar parasetamol seri 1 dan 2 =
Blarukadarxlaruvolume
npengambilavolumetan
tan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kadar parasetamol seri 3,4 dan 5 =
Alarukadarxlaruvolume
npengambilavolumetan
tan
Seri kadar Perhitungan kadar parasetamol 1
5145,21028,0
x = 0,0704 mg/ml
2 5145,2
1056,0
x = 0,1408 mg/ml
3 029,5
1042,0
x = 0,2112 mg/ml
4 029,5
1056,0
x = 0,2816 mg/ml
5 029,5
1070,0
x = 0,352 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Contoh perhitungan kadar larutan baku natrium fenobarbital
a. Skema pembuatan
Menimbang kurang lebih seksama 55 mg natrium fenobarbital
¤
Dilarutkan dengan 1,00 ml metanol dan ad 5,00 ml dengan buffer fosfat pH
3,20
(larutan C)
¤
Memipet larutan A sebanyak 2,30; 2,80; 3,40 dan 4,00 ml masing-masing ad
5,00 ml dengan buffer fosfat pH 3,20. Larutan A digunakan sebagai seri ke-5
kurva baku
b. Perhitungan seri kadar natrium luminal
§ Bobot natrium luminal hasil penimbangan = 55,07 mg
§ Kadar natrium luminal dalam larutan A = ml
mg25
07,55 = 2,2028 mg/ml
§ Seri larutan baku natrium luminal
Kadar natrium luminal =
Clarukadarxlaruvolume
npengambilavolumetan
tan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Seri kadar Perhitungan kadar natrium luminal 1
2028,253,2
x = 1,013 mg/ml
2 2028,2
58,2
x = 1,233 mg/ml
3 2028,2
54,3
x = 1,498 mg/ml
4 2028,2
54
x = 1,76 mg/ml
5 2,2028 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 8. Perhitungan pemilihan sampel racikan pulveres
Berat 120 bungkus serbuk racikan pulveres (mg)
294.74 250.00 263.58 222.19 275.38 196.82 284.59 237.39 236.05 220.26 278.74 221.80 309.78 247.34 266.36 198.92 265.88 248.08 273.94 240.40 263.61 217.55 265.68 254.55 289.14 220.14 247.09 237.70 267.02 242.75 265.39 190.84 278.77 288.19 274.34 290.17 276.60 223.50 298.42 317.35 299.21 228.88 294.73 253.81 277.75 293.43 319.42 210.72 307.66 250.31 259.53 255.62 308.33 304.11 329.50 243.55 268.72 278.92 254.06 296.43 297.32 304.76 254.56 248.85 238.44 245.59 256.83 282.81 262.65 259.24 294.41 276.50 227.26 300.41 270.52 259.80 290.78 290.17 242.90 229.23 287.42 288.87 264.67 246.67 242.51 257.62 283.81 289.23 245.38 244.94 276.24 283.93 225.73 241.63 242.08 268.24 274.77 281.83 298.95 292.02 254.00 239.42 278.17 262.22 232.25 304.66 236.97 260.17 228.78 229.11 217.74 256.30 232.54 253.86 205.79 181.29 193.41 260.19 255.40 265.21
Berat rata-rata dari 1 batch (120 bungkus) sampel racikan pulveres = 260,77 mg
Simpangan deviasi = 29,97
Range pemilihan sampel = berat rata-rata ± 2 SD
= 203,83-302,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 9. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres
a. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres pada suhu 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres pada suhu 50oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres pada suhu 60oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Kromatogram parasetamol sampel racikan pulveres pada hari ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 10. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres a. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres pada suhu 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres pada suhu 50oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres pada suhu 60oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
d. Kromatogram fenobarbital sampel racikan pulveres pada hari ke-0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 11. Hasil uji stabilitas sampel racikan pulveres dengan
menggunakan 3 peringkat suhu
a. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada suhu
40oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Parasetamol (%B/B) Hari I II III Rata-
rata ln D 1/D
0 79,94 54,68 67,64 67,42 4,21 0,0148 1 51,84 61,92 54,31 56,02 4,03 0,0178 2 85,91 68,31 69,78 74,67 4,31 0,0133 3 57,72 59,03 56,56 57,77 4,06 0,0173 4 63,20 61,83 65,96 63,66 4,15 0,0157 5 55,58 64,14 56,90 58,87 4,08 0,0169 6 60,65 55,35 65,54 60,51 4,10 0,0165 7 59,49 62,10 56,87 59,49 4,09 0,0168
b. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada suhu
50oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Parasetamol (%B/B) Hari I II III Rata-rata ln D 1/D
0 79,94 54,68 67,64 67,42 4,21 0,0148 1 54,66 58,72 58,53 57,31 4,05 0,0174 2 57,55 58,74 59,51 58,60 4,07 0,0171 3 54,03 59,32 60,90 58,08 4,06 0,0172 4 59,47 54,42 58,04 57,31 4,05 0,0174 5 60,00 65,82 62,59 62,80 4,13 0,0159 6 62,55 59,28 57,31 59,71 4,09 0,0167 7 56,69 50,21 57,32 54,74 4,00 0,0183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
c. Hasil penetapan kadar parasetamol dalam sampel racikan pulveres pada suhu
60oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Parasetamol (%B/B) Hari I II III Rata-rata ln D 1/D
0 79,94 54,68 67,64 67,42 4,21 0,0148 1 57,19 58,14 58,13 57,82 4,06 0,0173 2 59,96 62,01 64,70 62,22 4,13 0,0161 3 57,52 56,37 56,30 56,73 4,04 0,0176 4 54,59 57,73 59,05 57,12 4,05 0,0176 5 53,51 55,42 54,55 54,50 4,00 0,0183 6 54,31 59,24 58,65 57,40 4,05 0,0174 7 57,16 54,70 59,00 56,95 4,04 0,0175
d. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu
40oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Fenobarbital (%B/B) Hari I II III Rata-rata ln D 1/D
0 8,42 6,32 7,31 7,35 1,99 0,1361 1 4,61 6,09 5,59 5,43 1,69 0,1842 2 7,07 6,50 6,95 6,84 1,92 0,1462 3 5,90 6,34 6,49 6,24 1,83 0,1603 4 7,13 6,70 7,21 7,01 1,95 0,1427 5 6,22 6,15 7,19 6,52 1,87 0,1534 6 6,27 6,40 6,20 6,29 1,84 0,1600 7 6,64 6,58 6,70 6,64 1,89 0,1506
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
e. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu
50oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Fenobarbital (%B/B) Hari I II III Rata-rata ln D 1/D
0 8,42 6,32 7,31 7,35 1,99 0,1361 1 5,89 6,90 5,90 6,23 1,83 0,1605 2 6,04 6,90 5,72 6,22 1,83 0,1608 3 6,32 5,99 6,16 6,16 1,82 0,1623 4 7,56 6,95 5,93 6,81 1,92 0,1468 5 6,39 7,08 6,73 6,73 1,91 0,1486 6 6,28 6,08 6,38 6,24 1,83 0,1603 7 6,05 5,81 6,75 6,20 1,82 0,1613
f. Hasil penetapan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres pada suhu
60oC setelah mengalami pemanasan selama 7 hari
Kadar Fenobarbital (%B/B) Hari
I II III Rata-rata ln D 1/D
0 8,42 6,32 7,31 7,35 1,99 0,1361 1 5,79 6,36 7,07 6,41 1,86 0,1560
2 4,97 5,22 5,56 5,25 1,66 0,1905 3 6,97 5,95 6,86 6,59 1,89 0,1517
4 6,52 5,72 6,53 6,26 1,83 0,1597
5 6,30 6,14 6,10 6,18 1,82 0,1618 6 5,94 6,24 6,26 6,15 1,82 0,1626
7 6,20 6,12 7,05 6,46 1,87 0,1548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 12. Hasil uji stabilitas sampel racikan pulveres dengan
menggunakan 1 peringkat suhu
a. Perhitungan kadar fenobarbital dalam racikan pulveres setelah pemanasan
selama 7 hari
Hari Kadar %
I Kadar %
II Kadar %
III Rata-rata
1 62,72 82,85 76,05 73,87
2 96,19 88,43 94,55 93,05
3 80,27 86,26 88,30 83,61
4 97,00 91,11 98,09 95,40
5 84,62 83,67 97,82 88,70
6 85,30 87,07 84,35 85,57
7 90,34 89,52 91,16 90,34
Cara perhitungan :
%1000/%
/%x
keharilparasetamoratarataBBkadarsampelBBKadar
−
Kadar % B/B rata-rata parasetamol hari ke 0 adalah 67,42 %B/B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. Perhitungan kadar parasetamol dalam racikan pulveres setelah pemanasan
selama 7 hari
Hari Kadar % I
Kadar % II
Kadar % III
Rata-rata
1 76,89 91,84 80,55 83,09
2 127,42 101,32 103,50 110,74
3 85,61 87,55 83,89 85,78
4 93,74 91,71 97,43 94,29
5 82,43 95,13 84,39 87,32
6 89,96 82,10 97,21 89,76
7 88,24 92,11 84,35 88,23
Cara perhitungan :
%1000/%
/%x
keharialfenobarbitratarataBBkadarsampelBBKadar
−
Kadar % B/B rata-rata parasetamol hari ke 0 adalah 7,35 %B/B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 13. Hasil uji One Way Annova
a. Perbedaan kadar fenobarbital dalam sampel racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 400C : berbeda bermakna dengan tingkat
signifikansi 95%.
ANOVA
kadar_40
7.089 7 1.013 3.551 .017
4.564 16 .28511.653 23
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Multiple Comparisons
Dependent Variable: kadar_40LSD
1.92000* .43607 .000 .9956 2.8444
.51000 .43607 .259 -.4144 1.43441.10667* .43607 .022 .1822 2.0311.33667 .43607 .451 -.5878 1.2611.83000 .43607 .075 -.0944 1.7544
1.06000* .43607 .027 .1356 1.9844.71000 .43607 .123 -.2144 1.6344
-1.92000* .43607 .000 -2.8444 -.9956
-1.41000* .43607 .005 -2.3344 -.4856-.81333 .43607 .081 -1.7378 .1111
-1.58333* .43607 .002 -2.5078 -.6589-1.09000* .43607 .024 -2.0144 -.1656-.86000 .43607 .066 -1.7844 .0644
-1.21000* .43607 .014 -2.1344 -.2856
-.51000 .43607 .259 -1.4344 .41441.41000* .43607 .005 .4856 2.3344.59667 .43607 .190 -.3278 1.5211
-.17333 .43607 .696 -1.0978 .7511.32000 .43607 .474 -.6044 1.2444.55000 .43607 .225 -.3744 1.4744.20000 .43607 .653 -.7244 1.1244
-1.10667* .43607 .022 -2.0311 -.1822.81333 .43607 .081 -.1111 1.7378
-.59667 .43607 .190 -1.5211 .3278-.77000 .43607 .097 -1.6944 .1544-.27667 .43607 .535 -1.2011 .6478-.04667 .43607 .916 -.9711 .8778-.39667 .43607 .377 -1.3211 .5278
-.33667 .43607 .451 -1.2611 .58781.58333* .43607 .002 .6589 2.5078.17333 .43607 .696 -.7511 1.0978.77000 .43607 .097 -.1544 1.6944.49333 .43607 .275 -.4311 1.4178.72333 .43607 .117 -.2011 1.6478
.37333 .43607 .405 -.5511 1.2978-.83000 .43607 .075 -1.7544 .09441.09000* .43607 .024 .1656 2.0144-.32000 .43607 .474 -1.2444 .6044.27667 .43607 .535 -.6478 1.2011
-.49333 .43607 .275 -1.4178 .4311.23000 .43607 .605 -.6944 1.1544
-.12000 .43607 .787 -1.0444 .8044-1.06000* .43607 .027 -1.9844 -.1356
.86000 .43607 .066 -.0644 1.7844-.55000 .43607 .225 -1.4744 .3744.04667 .43607 .916 -.8778 .9711
-.72333 .43607 .117 -1.6478 .2011-.23000 .43607 .605 -1.1544 .6944
-.35000 .43607 .434 -1.2744 .5744-.71000 .43607 .123 -1.6344 .21441.21000* .43607 .014 .2856 2.1344-.20000 .43607 .653 -1.1244 .7244.39667 .43607 .377 -.5278 1.3211
-.37333 .43607 .405 -1.2978 .5511
.12000 .43607 .787 -.8044 1.0444
.35000 .43607 .434 -.5744 1.2744
(J) hari12345
6702345
6701345
670124
5670123
5670123
467012
3457012
3456
(I) hari0
1
2
3
4
5
6
7
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
b. Perbedaan kadar parasetamol dalam samperl racikan pulveres setelah
pemanasan selama 7 hari pada suhu 400C : berbeda bermakna dengan tingkat
signifikansi 95%
ANOVA
kadar_40
791.322 7 113.046 2.640 .051
685.017 16 42.8141476.339 23
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Multiple Comparisons
Dependent Variable: kadar_40LSD
11.39667* 5.34251 .049 .0711 22.7223-7.24667 5.34251 .194 -18.5723 4.07899.65000 5.34251 .090 -1.6756 20.97563.75667 5.34251 .492 -7.5689 15.08238.54667 5.34251 .129 -2.7789 19.87236.90667 5.34251 .214 -4.4189 18.23237.93333 5.34251 .157 -3.3923 19.2589
-11.39667* 5.34251 .049 -22.7223 -.0711-18.64333* 5.34251 .003 -29.9689 -7.3177-1.74667 5.34251 .748 -13.0723 9.5789-7.64000 5.34251 .172 -18.9656 3.6856-2.85000 5.34251 .601 -14.1756 8.4756-4.49000 5.34251 .413 -15.8156 6.8356-3.46333 5.34251 .526 -14.7889 7.86237.24667 5.34251 .194 -4.0789 18.5723
18.64333* 5.34251 .003 7.3177 29.968916.89667* 5.34251 .006 5.5711 28.222311.00333 5.34251 .056 -.3223 22.328915.79333* 5.34251 .009 4.4677 27.118914.15333* 5.34251 .017 2.8277 25.478915.18000* 5.34251 .012 3.8544 26.5056-9.65000 5.34251 .090 -20.9756 1.67561.74667 5.34251 .748 -9.5789 13.0723
-16.89667* 5.34251 .006 -28.2223 -5.5711-5.89333 5.34251 .286 -17.2189 5.4323-1.10333 5.34251 .839 -12.4289 10.2223-2.74333 5.34251 .615 -14.0689 8.5823-1.71667 5.34251 .752 -13.0423 9.6089-3.75667 5.34251 .492 -15.0823 7.56897.64000 5.34251 .172 -3.6856 18.9656
-11.00333 5.34251 .056 -22.3289 .32235.89333 5.34251 .286 -5.4323 17.21894.79000 5.34251 .383 -6.5356 16.11563.15000 5.34251 .564 -8.1756 14.47564.17667 5.34251 .446 -7.1489 15.5023
-8.54667 5.34251 .129 -19.8723 2.77892.85000 5.34251 .601 -8.4756 14.1756
-15.79333* 5.34251 .009 -27.1189 -4.46771.10333 5.34251 .839 -10.2223 12.4289
-4.79000 5.34251 .383 -16.1156 6.5356-1.64000 5.34251 .763 -12.9656 9.6856-.61333 5.34251 .910 -11.9389 10.7123
-6.90667 5.34251 .214 -18.2323 4.41894.49000 5.34251 .413 -6.8356 15.8156
-14.15333* 5.34251 .017 -25.4789 -2.82772.74333 5.34251 .615 -8.5823 14.0689
-3.15000 5.34251 .564 -14.4756 8.17561.64000 5.34251 .763 -9.6856 12.96561.02667 5.34251 .850 -10.2989 12.3523
-7.93333 5.34251 .157 -19.2589 3.39233.46333 5.34251 .526 -7.8623 14.7889
-15.18000* 5.34251 .012 -26.5056 -3.85441.71667 5.34251 .752 -9.6089 13.0423
-4.17667 5.34251 .446 -15.5023 7.1489.61333 5.34251 .910 -10.7123 11.9389
-1.02667 5.34251 .850 -12.3523 10.2989
(J) hari12345670234567013456701245670123567012346701234570123456
(I) hari0
1
2
3
4
5
6
7
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 14. Hasil pengukuran AUC parasetamol dalam racikan pulveres pada masing-masing peringkat suhu
Parasetamol hari ke-0
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml) kadar rata2 berat pulv(g)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 5720621 168,46 210,72 79,94 2 5651320 166,30 178,42 302,11 54,68 67,42 3 6748807 200,49 296.43 67,64
suhu 50
1 5720621 168,46 210,72 79,94 2 5651320 166,30 178,42 302,11 54,68 67,42 3 6748807 200,49 296,43 67,64
suhu 60
1 5720621 168,46 210,72 79,94 2 5651320 166,30 178,42 302,11 54,68 67,42 3 6748807 20049 296,43 67,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Parasetamol hari ke -1
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
brat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 4699317 136,64 263,58 51,84 2 5606914 164,92 148,24 266,36 61,92 56,02 3 4908411 143,16 263,61 54,31
suhu 50
1 5204709 152,39 278,77 54,66 2 5548703 163,11 157,60 277,75 58,72 57,31 3 5362079 157,29 268,72 58,53
suhu 60
1 5278819 154,70 162,26 270,52 57,19 2 5677197 167,11 287,42 58,14 57,82 3 5608723 164,98 283,81 58,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Parasetamol hari ke-2
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 6538097 193,93 225,73 85,91 2 6867506 204,20 186,73 298,95 68,31 74,67 3 5515102 162,06 232,25 69,78
suhu 50
1 4931800 143,88 250,00 57,55 2 4977070 145,30 144,08 247,34 58,74 58,60 3 4905216 143,06 240,40 59,51
suhu 60
1 5197963 152,18 253,81 59,96 2 5295597 155,22 154,99 250,31 62,01 62,22 3 5371279 157,58 243,55 64,70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Parasetamol hari ke-3
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 5552665 163,23 282,81 57,72 2 6005362 177,34 162,09 300,41 59,03 57,77 3 4990177 145,70 257,62 56,56
suhu 50
1 5237074 153,40 283,93 54,03 2 5679196 167,17 160,09 281,83 59,32 58,08 3 5438925 159,69 262,22 60,90
suhu 60
1 5567335 163,69 284,59 57,52 2 5270246 154,43 160,31 273,94 56,37 56,73 3 5538817 162,80 289,14 56,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Parasetamol hari ke-4
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 5696731 167,72 265,39 63,20 2 5803063 171,03 177,72 276,60 61,83 63,66 3 6552953 194,40 294,73 65,96
suhu 50
1 5988391 176,81 297,32 59,47 2 4799412 139,76 152,51 256,83 54,42 57,31 3 4838233 140,97 242,90 58,04
suhu 60
1 5153550 150,79 276,24 54,59 2 5404895 158,63 157,89 274,77 57,73 57,12 3 5585363 164,25 278,17 59,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Parasetamol hari ke-5
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 4277180 123,49 222,19 55,58 2 4848168 141,28 133,34 220,26 64,14 58,87 3 4654749 135,25 237,70 56,90
suhu 50
1 5863191 172,91 288,19 60,00 2 6512734 193,14 180,21 293,43 65,82 62,80 3 5917068 174,58 278,92 62,59
suhu 60
1 4775695 139,02 259,80 53,51 2 5452307 160,10 152,30 288,87 55,42 54,50 3 5377784 157,78 289,23 54,55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Parasetamol hari ke-6
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml) kadar rata2
berat pulv(mg) kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 5998216 177,11 292,02 60,65 2 5726435 168,64 172,09 302,66 55,35 60,51 3 5786699 170,52 260,19 65,54
suhu 50
1 5842197 172,25 275,38 62,55 2 5617255 165,24 163,51 278,74 59,28 59,71 3 5225267 153,03 267,02 57,31
suhu 60
1 5095342 148,98 274,34 54,31 2 6002469 177,25 158,41 299,21 59,24 57,40 3 5096076 149,00 254,06 58,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Parasetamol hari ke-7
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat pulv(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 5935478 175,16 294,41 59,49 2 6109240 180,57 168,75 290,78 62,10 59,49 3 5144407 150,51 264,67 56,87
suhu 50
1 4718352 137,23 242,08 56,69 2 4407123 127,54 137,06 254,00 50,21 54,74 3 5012567 146,40 255,40 57,32
suhu 60
1 4864697 141,79 141,42 248,08 57,16 2 4782421 139,23 254,55 54,70 56,95 3 4910662 143,23
242,75 59,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 15. Hasil pengukuran AUC fenobarbital dalam racikan pulveres pada masing-masing peringkat suhu
Fenobarbital Hari ke-0
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml) kadar rata2
berat zat
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 4889027 17,74 210,72 8,42 2 5315784 19,21 19,54 302,11 6,32 7,35 3 6026641 21,66 296,43 7,31
suhu 50
1 4889027 17,74 210,72 8,42 2 5315784 19,21 19,54 302,11 6,32 7,35 3 6026641 21,66 296,43 7,31
suhu 60
1 4889027 17,74 210,72 8,42 2 5315784 19,21 19,54 302,11 6,32 7,35 3 6026641 21,66 296,43 7,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Fenobarbital hari ke-1
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat zat(mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 3268026 12,15 263,58 4,61 2 4448407 16,22 14,37 266,36 6,09 5,43 3 4019372 14,74 263,61 5,59
suhu 50
1 4509517 16.,43 278,77 5,89 2 5301656 19,16 17,15 277,75 6,90 6,23 3 4345870 15,87 268,72 5,90
suhu 60
1 4290733 15,68 270 52 5,79 2 5042707 18,27 18,00 287,42 6,36 6,41 3 5563323 20,07 283,81 7,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Fenobarbital hari ke-2
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat zat (mg)
kadar %B/B
kadar rata2 %B/B
1 4372598 15,96 225,73 7,07 2 5382331 19,44 17,18 298,95 6,50 6,84 3 4428576 16,15 232,25 6,95
suhu 50
1 4124704 15,10 250,00 6,04 2 4694051 17,07 15,30 247,34 6,90 6,22 3 3731262 13,75 240,40 5,72
suhu 60
1 3406313 12,62 253,81 4,97 2 3532932 13,06 13,08 250,31 5,22 5,25 3 3672941 13,54 243,55 5,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Fenobarbital hari ke-3
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml) kadar rata2
berat zat (mg) kadar %B/B
kadar rata-rata %B/B
1 4582774 16,68 282,81 5,90 2 5248583 19,05 17,49 300,41 6,34 6,24 3 4596766 16,73 257,62 6,49
suhu 50
1 4944412 17,93 283,93 6,32 2 4644017 16,89 17,00 281,83 5,99 6,16 3 4432004 16,16 262,22 6,16
suhu 60
1 5499421 19,84 284,59 6,97 2 4471389 16,30 18,66 273,94 5,95 6,59 3 5497069 19,84 289,14 6,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Fenobarbital hari ke-4
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat zat (mg)
kadar %B/B
kadar rata-rata %B/B
1 5232512 18,92 265,39 7,13 2 5119143 18,53 19,57 276,60 6,70 7,01 3 5909017 21,26 294,73 7,21
suhu 50
1 6262289 22,48 297,32 7,56 2 4918690 17,84 18,24 256,83 6,95 6,81 3 3922061 14,40 242,90 5,93
suhu 60
1 4968500 18,01 276,24 6,52 2 4305878 15,73 17,30 274,77 5,72 6,26 3 5012920 18,17 278,17 6,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Fenobarbital hari ke-5
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml) kadar rata2
berat zat(mg) kadar %B/B
kadar rata-rata %B/B
1 3754571 13,83 222,19 6,22 2 3673588 13,55 14,82 220,26 6,15 6,52 3 4703462 17,10 237,70 7,19
suhu 50
1 5087926 18,43 288,19 6,39 2 5766631 20,77 19,32 293,43 7,08 6,73 3 5185491 18,76 278,92 6,73
suhu 60
1 4494086 16,38 259,80 6,30 2 4884654 17,72 17,24 288,87 6,14 6,18 3 4857491 17,63 289,23 6,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Fenobarbital hari ke-6
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat zat (mg)
kadar %B/B
kadar rata-rata %B/B
1 5070178 18,30 292,02 6,27 2 5401195 19,51 17,98 302,66 6,40 6,29 3 4423536 16,13 260,19 6,20
suhu 50
1 4756431 17,28 275,38 6,28 2 4657409 16,94 17,09 278,74 6,08 6,24 3 4685777 17,04 267,02 6,38
suhu 60
1 4472854 16,30 274,34 5,94 2 5160146 18,67 16,96 299,21 6,24 6,15 3 4354665 15,90 254,06 6,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Fenobarbital hari ke-7
suhu 40
AUC kadar (mg/10ml)
kadar rata2
berat zat(mg)
kadar %B/B
kadar rata-rata %B/B
1 5410411 19,54 294,41 6,64 2 5296574 19,14 18,81 290,78 6,58 6,64 3 4890846 17,75 264,67 6,70
suhu 50
1 3990725 14,64 242,08 6,05 2 4025185 14,76 15,55 254,00 5,81 6,20 3 4744909 17,24 255,40 6,75
suhu 60
1 4205557 15,38 248,08 6,20 2 4264628 15,59 16,03 254,55 6,12 6,46 3 4710993 17,13 242,75 7,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul ”Evaluasi Cara Penentuan
Beyond Use Date (Masa Edar) Sediaan Racikan
Pulveres Campuran Parasetamol dan Fenobarbital
Dari Rumah Sakit X” memiliki nama lengkap Cin
Frengky Cuwondo. Penulis lahir di Singkawang pada
tanggal 2 Maret 1986 sebagai anak ke-5 dari
pasangan Fransiscus Cu dan Marini. Pendidikan formal yang pernah ditempuh
penulis adalah TK Betel Singkawang (1990-1992), SD Berdikari Singkawang (1992-
1998), SLTP Pengabdi Singkawang (1998-2001), SMA Santo Paulus Pontianak
(2001-2004), kemudian pada tahun 2004 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah penulis aktif dalam
berbagai kegiatan dan organisasi antara lain panitia ”Maserasi”, panitia ”Reaksi”,
panitia Pharmacy Event Cup, panitia pelepasan wisudawan/wisudawati, dan panitia
seminar ”Patient Safety and Drug Information.” Selain itu penulis juga pernah
menjadi asisten dosen pada mata kuliah praktikum kromatografi (2007) dan
farmasetika dasar (2006 dan 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related