plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - usd … · pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh (zpt)...
Post on 25-Jul-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK
AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Lia Wuryan Driyani
NIM : 111434010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK
AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Lia Wuryan Driyani
NIM : 111434010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karyaku yang Tidak Sempurna Ini Aku
Persembahkan Keapda:
Allah SWT
Ibu dan Bapak Tercinta
Keluarga Besarku
Kesayanganku
Sahabat dan Teman-Temanku
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Keridhaan Allah tergantung kepada
keridhaan kedua orang tua dan
murka Allah pun terletak pada
murka kedua orang tua.
(HR. Al Hakim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK
AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
Lia Wuryan Driyani
Pendidikan Biologi
ABSTRAK
Sawi pakcoy (Brassica chinensis) merupakan jenis tanaman sayuran yang
saat ini digemari masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara yang
berpotensi baik untuk mengembangkan budidaya tanaman sawi pakcoy.
Jarangnya budidaya tanaman sawi pakcoy membuat kurang terpenuhinya
kebutuhan sawi pakcoy di pasar lokal maupun internasional. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik manakah yang
paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy, sehingga dapat digunakan
petani untuk mempercepat masa panen dan meningkatkan kualitas tanaman sawi
pakcoy.
Penilitian ini disusun secara faktotial menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan satu faktor dan 4 kelompok, dimana masing-masing
terdapat 10 ulangan yaitu kelompok pertama (A) dengan perlakuan pemberian
ZPT sintetik Auksin, kedua (S) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik
Sitokinin, ketiga (G) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Giberelin, serta
keempat (K) tidak diberi perlakuan karena sebagai kontrol. Variabel pengamatan
meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat basah, warna daun,
keadaan daun, dan serangan hama/penyakit. Data yang diperoleh diuji normalitas
dan homogenitasnya, bila hasil datanya normal dan homogeny maka kemudian
dianalisis dengan uji One Way-Anova, jika hasilnya signifikan dilanjutkan dengan
uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian zat
pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman sawi pakcoy. ZPT sintetik yang paling cepat
menumbuhkan tanaman sawi pakcoy adalah sitokinin. Pengaruh pemberian ZPT
sintetik sitokinin unggul pada variabel dengan rata-rata tinggi tanaman (25,58
cm), lebar daun (9,26 cm), jumlah daun (96 helai), berat basah (4,53 gram), dan
warna daun.
Kata kunci: pertumbuhan tanaman sawi pakcoy, ZPT sintetik (auksin, sitokinin,
giberelin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
EFFECT OF GIVING SYNTHETIC GROWTH REGULATOR SUBSTANCE
AUXIN, CYTOKINES, AND GIBBERELLINS TO ACCELERATE THE
GROWTH OF PAKCOY (Brassica chinensis)
Lia Wuryan Driyani
Biology Education
ABSTRACT
Pakcoy (Brassica chinensis) is a vegetable plant species that are
currently popular. Indonesia is one country that has the potential to develope the
cultivation of pakcoy. The scarcity of cultivation of pakcoy make less fulfillment
pakcoy in local and international markets. The purpose of this study was to
determine the growth regulator substance which synthetic fastest growingplants
pakcoy, so that farmers can use to speed up the harvest and improve the quality of
pakcoy.
This research compiled factorial using completely random design
(CRD) with one factor and the four groups, each of which contained 10 replicates
that first group (A) with the synthetic plant growth regulator Auxin treatment
provision, second (S) with a synthetic Cytokinin treatment provision, the third (G)
by treatment with synthetic Giberelin provision, and the fourth (K) is not treated
as a control. Variables include the observation of plant height, leaf width, number
of leaves, fresh weight, leaf color, leaf state, and pest / disease. The data obtained
were tested for normality and homogeneity, when the result of normal and
homogeneous data it is then analyzed by One-Way Anova test, if the result is
significant continued with Duncan test.
The results showed that there is influence of synthetic growth regulator
auxin, cytokinin, and gibberellin on growth and development pakcoyplants.
Growth regulator substancefastest growing synthetic plants pakcoy are cytokines.
The effect of synthetic cytokinins ahead in variables with average plant height
(25,58 cm), leaf width (9,26 cm), number of leaves (96 sheets), fresh weight (4,53
gram), and leaf color.
Keywords: pakcoy plant growth, synthetic plant growth regulator (auxin,
cytokinin, gibberellin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmad serta hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi “PENGARUH PEMBERIAN
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK AUKSIN, SITOKININ,
DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN
TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)” dengan baik dan lancar.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam penyusunan
skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan sari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terimakasih atas segala nasehat dan bimbingannya selama
ini.
3. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan dan pengarahannya
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. dan ibu Ika Yuli Listyarini,
M.Pd. selaku dosen penguji, terimakasih atas segala bimbingan dan
masukannya.
5. Para Bapak/Ibu dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan pada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Ibu Sularni dan Almarhum bapak Priyatmoko tercinta, beserta
keluarga besar Suyono Cahyo Ratmodjo dan Padmo Wiyono, terima
kasih atas segala do‟a, dorongan, kasih sayang, serta dukunagan baik
moral maupun material yang tidak pernah henti.
7. Yang terkasih Aris Jadmiko, terimakasih atas dampingan serta
motivasi dalam penyusunan skripsi selama ini.
8. Teman-teman seperjuangan Virion 2011 Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terimakasih atas
kebersamaannya selama ini.
9. Sahabat dan teman-teman semua, terimakasih atas dukungan
semangatnya.
10. Petugas pengelola Kebun Anggur dan Laboratorium Pendidikan
Biologi, terimakasih atas pelayanannya selama penelitian.
11. Berbagai pihak yang telah membantu penelitian dan penyusunan
skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun
demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Batasan Masalah.................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 5
A. Botani Sawi Pakcoy ............................................................................ 5
B. Zat Pengatur Tumbuh ........................................................................ 20
C. Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan ............................ 31
D. Penelitian yang Relefan..................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Hipotesis ............................................................................................ 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 51
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 51
B. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ........................ 51
C. Obyek Penelitian dan Sampel Penelitian .......................................... 54
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 54
E. Analisis Data ..................................................................................... 55
F. Indikator Keberhasilan Penelitian ..................................................... 55
G. Alat, Bahan, dan Cara Kerja ............................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 60
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 60
B. Pembahasan ....................................................................................... 80
C. Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran ............................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 95
A. Kesimpulan ....................................................................................... 95
B. Saran .................................................................................................. 95
BAB VI DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 97
LAMPIRAN .................................................................................................. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Zat Gizi dalam 100 g Sawi dan Selada ………... 8
Tabel 2.2. Perbedaan Efek Auksin dan Giberelin terhadap Kegiatan
Berbagai Tumbuhan ……………………………...................
31
Tabel 2.3. Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman …………....... 41
Tabel 2.4. Rata-rata Tinggi Tanaman, Lebar Daun, dan Jumlah Daun
Tanaman Anthurium hookeri ………………………………..
50
Tabel 4.1. Rata-Rata Tinggi Tanaman, Lebar Daun, Jumlah Daun, dan
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica chinensis) …………………………………………
60
Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman pada Tanaman
Sawi Pakcoy ………………………………………………...
63
Tabel 4.3. Data Hasil Pengamatan Lebar Daun pada Tanaman
Sawi Pakcoy ………………………………………………...
65
Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun pada Tanaman
Sawi Pakcoy ………………………………………………...
68
Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan Berat Basah pada Tanaman
Sawi Pakcoy ………………………………………………...
71
Tabel 4.6. Perbandingan Tanaman Sawi Pakcoy Tidak Terkena
Pestisida Dosis Tinggi dengan Terkena Pestisida Dosis
Tinggi ………………………………………………………..
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………... 6
Gambar 4.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan
Perlakuan ZPT Sintetik Auksin…………………………
73
Gambar 4.2. Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik
Sitokinin ………………………………………………
73
Gambar 4.3. Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik
Giberelin ………………………………………………..
74
Gambar 4.4. Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik
Kontrol ………………………………………………….
74
Gambar 4.5. Ulat Jengkal (Thysanoplusia orichalcea) ……………… 87
Gambar 4.6. Ulat Grayak (Spodoptera exigua) ……………………… 87
Gambar 4.7. Ulat Tritip (Plutella xylostella) ………………………… 88
Gambar 4.8. Belalang Hijau (Atractomopha crenulata) …………….. 88
Gambar 4.9. Kutu Putih (Bemisia tabaci) …………………………… 88
Gambar 4.10. Kutu Daun (Aphis gossypii) ……………………………. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........
64
Grafik 4.2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Lebar Daun pada
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........
67
Grafik 4.3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun pada
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........
70
Grafik 4.4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Berat Basah pada
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Kuantitatif ……………………… 100
Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan Kualitatif ……………………….. 105
Lampiran 3. Perhitungan Data dengan Menggunakan SPSS pada
Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) ……..
109
Lampiran 4. Perhitungan Data dengan Menggunakan SPSS pada
Lebar Daun Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) ………….
110
Lampiran 5. Perhitungan Data Dengan Menggunakan Spss Pada
Jumlah Daun Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) ………...
112
Lampiran 6. Silabus SMA IPA ………………………………………... 113
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………….. 123
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa ……………………………………... 130
Lampiran 9. Kunci Jawaban LKS …………………………………….. 133
Lampiran 10. Rubrik LKS ……………………………………………… 135
Lampiran 11. Rubrik Penilaian Laporan Ilmiah………………………… 137
Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Post Test …………………………………. 139
Lampiran 13. Soal Post Test ……………………………………………. 140
Lampiran 14. Kunci Jawaban Post Test ………………………………... 141
Lampiran 15. Rubrik Penilaian Post Test ………………………………. 142
Lampiran 16. Lembar Penilaian Afektif ………………………………... 144
Lampiran 17. Lembar Penilaian Psikomotor …………………………… 146
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian …………………………………. 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Sawi pakcoy (Brassica chinensis) merupakan salah satu sayuran yang
digemari masyarakat. Saat ini harga sawi pakcoy cukup tinggi yaitu antara Rp
4.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Hal tersebut dikarenakan jarangnya
petani menanam sawi pakcoy. Usia panen sawi pakcoy tergolong cepat yaitu
30 hari. Kurangnya produksi pertanian sawi pakcoy menyebabkan
permintaan sawi pakcoy di pasar cukup tinggi, sehingga budidaya sawi
pakcoy dapat dijadikan usaha untuk memenuhi kebutuhan sayuran baik lokal
maupun internasional. Potensi ini sangat baik karena Indonesia merupakan
negara yang beriklim tropis dan sangat cocok untuk budidaya sawi pakcoy.
Media untuk menanam sawi pakcoy juga mudah, penanaman bisa dilakukan
di lahan, pot, polybag, atau secara hidroponik. Selain itu, menanam sawi
pakcoy bisa dilakukan di daerah dataran tinggi maupun dataran renadah.
Dengan keadaan geografis demikian, petani Indonesia mempunyai peluang
besar untuk membudidayakan sawi pakcoy dan mendapatkan hasil panen
yang baik.
Zat pengatur tumbuh atau hormon tumbuhan merupakan fitohormon
yang sangat diperlukan tumbuhan dalam proses pertumbuhan. Ada banyak
macam zat pengatur tumbuh seperti, auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat,
dan gas etilen. Auksin, sitokinin, dan giberelin merupakan contoh hormon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tumbuhan atau zat pengatur tumbuh yang memiliki peranan sama dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu berperan dalam
mematahkan dormansi biji serta pembesaran dan perpanjangan sel.
Berdasarkah hal tersebut, saya melakukan percobaan menanam sawi pakcoy
(Brassica chinensis) dengan menyemprotkan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin guna mengetahui ZPT manakah yang
paling cepat dan berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sawi
pakcoy.
Dengan demikian, ZPT yang paling berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan sawi pakcoy dapat digunakan untuk membantu perbaikan
kualitas di bidang pertanian sawi pakcoy sehingga kebutuhan sawi pakcoy di
pasar dapat terpenuhi dengan kualitas panen yang baik. Selain itu, ZPT
sintetik banyak ditemukan di toko pertanian maupun toko tanaman dengan
berbagai merek sehingga para petani mudah untuk memperoleh ZPT tersebut.
Harga ZPT tergolong terjangkau apalagi bila digunakan untuk budidaya dalam
skala besar.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin,
Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi
pakcoy (Brassica chinensis)?
2. Jenis zat pengatur tumbuh sintetik manakah yang paling cepat
menumbuhkan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
C. Batasan Masalah
Terjadinya pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dalam
sistem budidaya polybag disebabkan oleh:
Media tanam
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (cahaya matahari,
nutrisi, air, pengendalian hama dan penyakit)
Zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
Pertumbuhan yang diamati meliputi:
Tinggi tanaman
Lebar daun
Jumlah daun
Berat basah
Warna daun
Kesegaran daun
Serangan hama/
Penyakit
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin,
Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi
pakcoy (Brassica chinensis).
2. Mengetahui jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat dalam
menumbuhkan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis).
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat (petani)
Petani dapat menggunan zat pengatur tumbuh sintetik yang paling
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis) untuk meningkatkan kuaitas hasil produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi peserta didik
Mendapatkan pembelajaran pada materi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terkait Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pembelajaran.
3. Bagi peneliti (mahasiswa)
Mendapatkan pengetahuan baru tentang jenis zat pengatur tumbuh
sintetik yang paling cepat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman sawi
pakcoy (Brassica chinensis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Botani Sawi Pakcoy (Brassica chinensis)
1. Perkembangan Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) di Indonesia
Pada awal tahun 90-an, varietas sawi pakcoy mulai dikenal di
tanah air. Sawi pakcoy merupakan kerabat dekat sawi, nama ilmiahnya
adalah Brassica chinensis. Jadi, pakcoy dan sawi merupakan satu genus,
hanya varietasnya yang berbeda. Bentuk sawi pakcoy hampir mirip
dengan sawi biasa, tetapi lebih pendek dan kompak. Tangkai daunnya
lebar dan kokoh. Tulang daun dan daunnya mirip dengan sawi biasa,
hanya saja daun sawi pakcoy lebih tebal (Haryanto, 1995).
Alex (2004) mengatakan, bahwa sawi pakcoy (Brassica chinensis)
termasuk dalam family Brassicaeae, dimana termasuk dalam tanaman
berumur pendek dengan masa panen ± 45 hst (hari setelah tanam).
Menurut Haryanto (1995), sawi pakcoy merupakan sayuran yang berasal
dari luar negeri. Sayuran ini populer dikalangan masyarakat keturunan
Cina. Di Indonesia, sawi pakcoy sudah banyak dibudidayakan oleh
petani di daerah Cipanas, Jawa Barat. Masyarakat Indonesia mudah
menerima kehadiran sawi pakcoy sebagai bahan makanan karena rasanya
tidak berbeda jauh dengan sawi lokal. Hingga sekarang banyak petani
Indonesia membudidayakan sawi pakcoy di berbagai daerah baik dataran
rendah maupun dataran tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tanaman sawi pakcoy mempunyai sistem akar serabut. Memiliki
bentuk bangun daun bulat (orbicularis), dimana ujung daun dan pangkal
daunnya membulat. Pertulangan daun menyirip, dimana memiliki satu
ibu tulang yang terletak dari pangkal ke ujung daun, dari ibu tulang ke
samping keluar tulang-tulang cabang sehingga susunannya seperti sirip
ikan. Tepi daun rata, permukaan daun gundul, dan daun berwarna hijau.
Menurut Gembong (1985), pada berbagai jenis tumbuhan dengan
tata letak daun tersebar, kadang-kadang terlihat daun-daun yang
dudukannya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas-ruas batang sangat
pendek, sehingga duduk daun pada batang terlihat hampir sama tinggi,
dan sangat sulit untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun
yang mempunyai susunan demikian disebut roset (rosula).
Pada tanaman sawi pakcoy susunan daunnya termasuk roset akar
karena susunan daun-daunnya mengumpul di bagian bawah dekat dengan
akar, batangnya sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas
tanah. Berikut ini adalah gambar tanaman sawi pakcoy:
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Klasifikasi ilmiah:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis
a. Syarat Tumbuh
Alex (2004) mengungkapkan, bahwa sawi pakcoy cocok
ditanam di dataran tinggi (1000-1200 m dpl), dengan syarat tumbuh
sinar matahari yang cukup, aerasi sempurna (tidak tergenang air), dan
pH tanah berkisar antara 5,5 – 6. Sedangkan Haryanto (1995)
mengungkapkan, bahwa tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah
tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, pembuangan airnya
baik, dan derajat keasaman (pH) tanah yang optimal untuk
pertumbuhannya berkisar antara 6-7. Sebagian besar daerah-daerah di
Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut.
Menurut Sutirman (2011) sawi pakcoy bukan tanaman asli
Indonesia, menurut asalanya di Asia. Karena Indonesia mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesiaini. Daerah penanaman yang cocok adalah
muali dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpt. Tanaman
pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun
berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah
maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil
yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan
terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun.
b. Kandungan Gizi dan Manfaat Sawi Pakcoy (Brassica chinensis)
Menurut data yang tertera dalam daftar komposisi makanan
yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan,
komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat
basah sawi dan selada adalah seperti disajikan dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi dalam 100 gr Sawi dan Selada
Zat gizi Sawi Selada
Protein (g) 2,3 1,2
Lemak (g) 0,3 0,2
Karbohidrat (g) 4,0 2,9
Ca (mg) 220,0 22,0
P (mg) 38,0 25,0
Fe (mg) 2,9 0,5
Vitamin A (mg) 1.940 162
Vitamin B (mg) 0,09 0,04
Vitamin C (mg) 102 8,0
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979 (Haryanto,
1995)
Selain memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang penting
bagi kesehatan, sawi dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan pada penderita batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pula sebagai penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun mempercayai
sawi mampu bekerja sebagai bahan pembersih darah. Penderita
penyakit ginjal dianjurkan untuk banyak-banyak mengonsumsi sawi
karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja ginjal (Haryanto,
1995).
1) Budidaya Sawi Pakcoy (Brassica chinensis)
Haryanto (1995) mengungkapkan, bahwa budidaya sawi
pakcoy meliputi:
2) Pembenihan
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
usaha tani sawi dan selada. Benih yang baik menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan bagus, sedangkan benih yang jelek
menghasilkan tanaman pertumbuhannya tidak normal sehinga
hasilnya kurang memuaskan bahkan tanaman tidak tumbuh.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaannya licin
mengkilap dan agak keras, serta warna kulit benih coklat
kehitaman.
3) Pengolahan Tanah
Secara umum sebelum tanah ditanamai sayuran dilakukan
penggemburan tanah serta pembuatan bedengan. Pencangkulan
dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udara.
Pemberian pupuk dasar berguna untuk memperbaiki struktur fisik
serta kimia tanah sehingga menambah kesuburan tanah. Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
harus gembur karena sawi pakcoy merupakan tanaman yang
berusia pendek, sehingga dapat menunjang pertumbuhan. Tanah
yang bergumpal atau keras dapat menghambat pertumbuhan sawi
pakcoy, sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman
tumbuh kerdil.
Lahan yang sudah digemburkan, kemudian dibuat
bedengan dengan tujuan memberikan perlakuan pada tanaman
agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat
memanjang dari atah timur ke barat agar tanaman dapat
menerima cahaya matahari yang perlu untuk pertumbuhan
sebanyak-banyaknya.
4) Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengelolaan
tanah untuk penanaman. Benih yang berkualitas baik ditabur pada
permukaan tanah, kemudian ditutupi dengan tanah yang halus
setebal 1-2 cm. Perawatan selama pembenihan yaitu dengan
penyiraman. Benih tumbuh setelah 3-5 hari.
5) Penanaman
Bibit sawi pakcoy ditanam dengan jarak penanaman 20 x
20 cm dalam satu bedengan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
6) Pemeliharaan
Menurut Alex (2014), pemeliharaan sawi pakcoy meliputi
pengairan, pemupukan susulan, penyiangan, dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman.
7) Hama, Penyakit, dan Pengendaliannya
a) Hama
Menurut Tora (2014), hama yang menyerang sawi
pakcoy antara lain:
Ulat Tanah (Agrotis sp.)
Ulat tanah berwarna coklat sampai coklat
kehitaman, biasanya menyerang tanaman yang masih
kecil/muda. Serangan biasanya terjadi pada malam hari,
hal tersebut disebabkan karena ulat ini takut sinar
matahari. Ulat ini menyerang pada bagian pangkal batang
tanaman yang masih sangat sukulen dan mengakibatkan
tanaman mati karena sudah tidak memiliki titik tumbuh.
Pemberantasan hama ulat tanah biasasnya menggunakan
insektisida berbentuk butiran (granul). Caranya dengan
menaburkan sedikit insektisida tersebut di samping pokok
tanaman, dengan dosis 0,3 – 0,4 gr per tanaman atau 6 kg
insektisida granul per hektar. Insektisida granul yang
dapat diaplikasikan di antaranya Furadan 3 G dan Curater
3 G.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua)
Spodoptera litura berukuran sekitar 15-25 mm,
berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di
setiap ruas buku badannya. Sedangkan Spodoptera
exigua, mempunyai ukuran yang sama dengan
Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau sampai
hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya.
Kedua jenis ulat ini sering menyerang tanaman dengan
cara memakan daun hingga menyebabkan daun
berlubang-lubang terutama pada daun muda. Agar
tanaman tidak terserang, maka perlu dilakukan
pencegahan yaitu dengan melakukan sanitasi lahan
dengan baik. Apabila tanaman telah terserang ulat jenis
ini, maka segera disemprot dengan insektisida yaitu
Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC.
Dosis yang digunakan disesuaikan dengan anjuran pada
label kemasan.
Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)
Ulat ini berwarna hijau muda, panjang tubuh sekitar
7-10 mm. Penyerangan dilakukan secara bergerombol
dan bagian tanaman yang siserang adalah pucuk tanaman.
Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-
lubang. Penanganan dilakukan dengan sanitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(penyiangan) lahan dan penyemprotan insektisida yaitu
March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC dan Buldok
25 EC. Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang ada
pada label kemasan.
Leaf Miner (Liriomyza sp.)
Serangga ini menyerang tanaman bagian daun.
Serangga dewasa meletakkan telur di daun, selanjutnya
larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun.
Larva ini memakan daging daun dan hanya menyisakan
kulit daunnya. Akibatnya, di permukaan daun tampak
bercak kuning kecoklatan melingkar-lingkar ke segala
arah yang sebenarnya merupakan jalur larva memakan
daging daun. Untuk mencegah terjadinya serangan
dengan melakukan sanitasi lahan. Bila sudah nampak
gejala serangan, segera menyemprotkan insektisida
sistemik karena sasaran hama berada di dalam daging
daun. Insektisida sistemik yang dapat digunakan yaitu
Trigard 75 WP dan Proclaim 5 SG. Dosis penggunaannya
sesuai dengan anjuran yang terdapat pada label kemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b) Penyakit
Menurut Tora (2014), penyakit yang menyerang sawi
pakcoy antara lain:
Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.)
Gejala serangan ditandai dengan bercak basah
coklat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan,
awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah.
Serangan akan semakin parah jika suhu dan kelembaban
udara terlalu tinggi. Umumnya kondisi ini terjadi ketika
hujan sehari diikuti panas atau terik pada beberapa hari
berikutnya. Agar tanaman tidak diserang maka dilakukan
pencegahan dengan melakukan sanitasi lahan dengan
baik, selain itu juga menghindari penanaman pada musim
hujan. Apabila penanaman dilakukan pada musim hujan,
jarak tanam perlu dilebarkan menjadi 30 x 25 cm, dan
selokan diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar.
Namun bila sudah tampak gejala serangan, segera
menyemprotkan fungisida yaitu Bion M 1/48 WP, Topsin
M 70 WB dan Kocide 60 WDG. Dosis yang digunakan
sesuai dengan anjuran yang ada pada label kemasan.
Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae)
Penyakit ini menyerang bagian perakaran tanaman.
Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas.
Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar.
Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan
terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak
benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya.
Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama
sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus
dilakukan adalah dengan:
- Menghindari menanam di lahan bekas tanaman
sawi caisim dan pakcoy (brokoli, bunga kol, kol,
sawi putih, dan kailan) yang terindikasi serangan
penyakit ini.
- Melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan
jagung dan kacang-kacangan untuk memutus
rantai hidup fungi penyebab penyakit ini.
- Penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan
pengapuran tanah (untuk menaikkan pH tanah).
Namun bila tanaman sudah terserang penyakit ini,
maka dilakukan pemberantasan. Akan tetapi sampai saat ini
belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar
gada, khususnya setelah tanaman terserang. Dengan
demikian hal yang perlu diperhatikan adalah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani
sawi caisim dan pakcoy berhasil.
a) Pengendalian Hama dan Penyakit
Istilah “pestisida” (pest/pengganggu;
caedo/membunuh), berarti sesungguhnya adalah pembunuh
pengganggu atau pembunuh hama dalam arti yang luas.
Tetapi istilah ini sering tidak dimengerti oleh petani desa
yang kemudian diterjemahkan menjadi “obat” anti hama.
Istilah obat pun juga akan membingungkan, karena dalam
bahasa sehari-hari petani sering minum obat untuk
menyembuhkan penyakitnya. Untuk menghindari
kecelakaan dalam hal-hal yang tidak diinginkan, maka
perlu dicari istilah ini untuk penyuluhan yang tepat.
Sementara diusulkan oleh Triharso tahun 1978 istilah racun
hama saja bagi “pestisida”, racun serangga untuk
insektisida dan racun tikus untuk rodentisida, racun gulma
untuk herbisida dan racun cendawan untuk fungisida
(Djafaruddin, 2000).
Menurut Djafaruddin (2000), bahwa cara
pengendalian hama dapat dilakukan sebagai berikut:
Cara bercocok tanam atau kultur teknis (cultural
practices/cultural methods):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penggunaan varietas resisten terhadap hama dan
penyakit tertentu.
Pergiliran dan pola tanaman pada suatu lahan, waktu
dan musim.
Pemusnahan bahan-bahan sisa tanaman dari lahan atau
lapangan.
Pengolahan tanah yang baik dan sempurna serta
matang.
Mengubah waktu tanam dan waktu panen.
Pemangkasan dan penjarangan, baik tanaman pokok
atau pelindung.
Pemupukan yang seimbang antar unsur-unsur hara
tanaman.
Sanitasi, pencegahan dengan meniadakan sumber
infeksi.
Pengelolaan air/kelembapan tanah dan lingkungan
lainnya.
Pertanaman perangkap (trap-crop) atau umpan (baiting
crop).
Dan lain-lain, sesuai jenis hama, pathogen, jenis
tanaman, dan cara kultur teknisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Cara mekanik:
Mematikan langsung dengan tangan.
Pembuatan barrier.
Perangkap mekanis (terutama pada hama).
Mematikan dengan alat.
Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara
kultur teknisnya.
Cara fisik:
a) Pengguanaan suhu tinggi.
b) Penggunaan suhu renda.
c) Penggunaan energi perangkap lampu, pengaturan
cahaya.
d) Penggunaan suara (pada hama).
e) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara
kultur teknisnya.
Cara hayati:
a) Melindungi dan mempertinggi populasi musuh alami
(parasit, predator, pathogen dan lain sebagainya),
disebut juga konservasi.
b) Introduksi, mempertinggi cara buatan dan kolonisasi
parasit atau pathogen khusus, disebut juga inokulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c) Membiakkan dan menyebarkan penyakit bakteri, virus,
cendawan, dan protozoa dari hama, disebut juga
inundasi.
d) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara
kultur teknisnya.
Cara genetik:
a) Membiakkan dan pelepasan serangan hama yang
dimandulkan atau secara genetik tidak kompatibel
dengan populasi hama di lapangan.
b) Ras-ras fisiologis patogen yang tak cocok dengan
tanaman inang.
c) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara
kultur teknisnya.
Cara dengan peraturan undang-undang (karantina):
a) Karantina Tumbuhan asing dan domestik.
b) Eradikasi atau pengendalian secara luas melalui suatu
peraturan.
Cara kimiawi, atau pestisida:
a) Dengan pestisida selektif, baik jenis maupun caranya.
b) Pestisida sistemik, dalam pencegahan dampak
lingkungan.
c) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara
kultur teknisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
8) Panen dan Penanganan Pascapanen
Menurut Tora (2014), sawi pakcoy sudah bisa dipanen pada
umur 30 -35 HST, tergantung pada ketinggian tempat penanaman.
Semakin tinggi tempat penanaman, umur panen akan bertambah.
Pangkal batang sawi pakcoy dipotong dengan menggunakan
pisau yang tajam, kemudian sawi pakcoy hasil panen dicuci dan
dibersihkan dari bekas-bekas tanah serta tangkai yang tua atau
rusak, kemudian ditiriskan. Untuk sawi pakcoy yang akan
dipasarkan ke supermarket dikemas dengan mengikat sawi
pakcoy dengan label isolasi. Berat setiap kemasan sekitar 250-
300 gram. Sedangkan untuk dipasarkan ke pasar tradisional, sawi
pakcoy tidak perlu dikemas dan dijual dalam kondisi masih segar
dan tidak rusak.
B. Zat Pengatur Tumbuh
Kata hormon berasal dari kata-kerja bahasa Yunani yang berarti
“merangsang”. Ditemukan pada semua organisme multiseluler. Hormon
adalah sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu organisme.
Sebagaimana pertama kali didefinisikan oleh ahli fisiologi hewan, hormon
adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah satu bagian tubuh dan
kemudian diangkut ke bagian tubuh lain, dimana hormon tersebut akan
memicu respons-respons di dalam sel dan jaringan sasaran. Karakteristik
penting lain dari suatu hormon adalah bahwa pembawa pesan kimiawi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
hanya dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk menginduksi
perubahan besar dalam suatu organisme (Campbell, 2003).
1. Auksin
Istilah auksin (dari bahasa Yunani auxein, „meningkatkan‟)
pertama kali digunakan oleh Frist Went, seorang mahasiswa pascasarjana
di Negeri Belanda pada tahun 1926, yang menemukan bahwa suatu
senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan
pembengkokan koleoptil oat ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan
ini, yang disebut fototropisme (Salisbury, 1995).
Campbell (2003) mengungkapkan, bahwa istilah auksin (auxin)
sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang
membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin
sesungguhnya memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun
pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan
suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indoleacetic acid, IAA).
Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa lain, termasuk beberapa
senyawa sintetik, memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin
mempunyai beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu
fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada
tunas muda yang sedang berkembang.
Meyer (1973) menjelaskan, bahwa pusat sintesis auksin adalah
jaringan meristematik apikal, seperti tunas, daun muda, ujung akar, dan
bunga. Auksin disintesis dalam suatu jaringan, dan ditranslokasikan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
organ lain pada tanaman. Konsentrasi auksin bervariasi dari satu jaringan
ke jaringan lain, konsentrasi auksin terbesar terdapat pada jaringan yang
mensintesis atau menyimpannya. Suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi sintesis auksin. Suhu optimal untuk proses sintesis tidak
sama pada semua tanaman atau jaringan.
Campbell (2003) mengatakan, bahwa auksin yang ditemukan oleh
Went diketahui sebagai asam indolasetat (IAA), dan beberapa ahli
fisiologi menyamakan IAA denagn auksin. Namun, tumbuhan
mengandung tiga senyawa lain yang strukturnya mirip dengan IAA dan
menyebabkan banyak respons yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa
tersebut dapat dianggap sebagai hormon auksin, antara lain:
a. Asam 4-kloroindolasetat (4-kloroIAA), ditemukan pada biji muda
berbagai jenis kacang-kacangan.
b. Asam fenilasetat (PAA), ditemui pada banyak jenis tumbuhan dan
sering lebih banyak jumlahnya daripada IAA, walaupun kurang aktif
dalam menimbulkan respons khas IAA.
c. Asam indolbutirat (IBA), semula diduga hanya merupakan auksin
tiruan yang aktif, namun ternyata ditemukan pada daun jagung dan
berbagai jenis tumbuhan dikotil sehingga barangkali zat tersebut
tersebar luas pada dunia tumbuhan.
Selain merangsang pemanjangan sel untuk pertumbuhan primer,
auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara menginduksi
pembelahan sel pada kambium pembuluh dan dengan mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diferensiasi xilem sekunder. Auksin juga meningkatkan aktivitas
pembentukan akar adventif pada pangkal potongan dari suatu batang,
suatu efek auksin yang digunakan dalam bidang hortikultura dengan cara
mencelupkan potongan-potongan batang di dalam media perakaran yang
mengandung auksin sintetik. Benih yang sedang berkembang juga
mensintesis auksin, yang meningkatkan perkembangan buah pada banyak
tumbuhan. Auksin sintetik disemprotkan ke pohon tomat untuk
menginduksi perkembangan buah tanpa perlu melakukan penyerbukan. Ini
memungkinkan untuk menanam tomat tanpa biji dengan menggantikan
auksin yang dalam keadaan normal akan disintesis oleh biji (Campbell,
2003).
Senyawa tertentu yang disintesis oleh ahli kimia juga mampu
menimbulkan banyak respons fisiologis seperti yang ditimbulkan oleh
IAA, dan biasanya senyawa itu dianggap sebagai auksin juga. Beberapa
diantaranya yang paling dikenal baik ialah asam α-naftalenasetat (NAA),
asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 2-metil-4-
klorofenoksiasetat (MCPA). Karena ketiga senyawa tersebut tidak
disintesis tumbuhan, maka tidak disebut hormon, tapi dikelompokkan
sebagai zat pengatur tumbuh tanaman. Banyak jenis senyawa lain bisa
dimasukkan ke dalam kelompok ini. Istilah auksin menjadi semakin
meluas sejak IAA ditemukan oleh Went, sebab banyak sekali senyawa
yang strukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan respons serupa
pula. Walaupun demikian, semua senyawa lirauksin tersebut mirip dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
auksin karena memiliki sebuah gugus karboksil yang menempel pada
gugus lain yang mengandung karbon (biasanya –CH2-), yang akhirnya
berhubungan dengan sebuah cincin aromatik (Salisbury, 1995).
a. Pusat pembentukan auksin
Pusat pembentukan auksin ialah ujung koleoptil. Jika ujung itu
dibuang, terhambatlah pertumbuhan koleoptil (Dwijoseputro, 1992).
b. Distribusi auksin
Auksin yang terbentuk di puncak koleoptil beredar ke bagian-
bagian yang ada di bawah koleoptil, jadi auksin mengalir dari puncak
ke dasar (Dwijoseputro, 1992).
c. Auksin dan pengembangan sel
Dwijoseputro (1992) mengungkapkan, bahwa berdasarkan
eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan, bahwa fungsi auksin bukan hanya menambah kegiatan
pembelahan sel di jaringan meristem saja, melainkan berupa
pengembangan sel-sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel-sel
tersebut menjadi panjang-panjang dan banyak berisi air. Auksin
mempengaruhi pengembangan dinding sel, sehingga mengakibatkan
berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Karena tekanan
dinding sel berkurang, maka protoplas mendapat kesempatan untuk
menyerap air dari sel-sel yang terdekat pada titik-tumbuh yang
mempunyai nilai osmosis yang tingggi. Dengan demikian didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik-
tumbuh.
Meyer (1973) menjelaskan, bahwa auksin dapat meningkatkan
dan menghambat pertumbuhan, dimana merupakan respon dari efek
yang diberikan, tregantung pada konsentrasi auksin. Efektivitas auksin
diberikan tidak hanya tergantung pada konsentrasi, tetapi juga jenis
tertentu respon pertumbuhan yang dipengaruhi. Beberapa efek
penghambatan auksin, terutama pada pemanjangan segmen batang
beberapa spesies dan pertumbuhan tunas pada orang lain.
d. Pengaruh cahaya terhadap auksin
Telah diketahui, bahwa ujung batang tumbuh menuju ke arah
datangnya cahaya; kejadian ini disebut fototropisme. Jika penyinaran
ujung itu hanya dari satu sisi saja, maka ujung batang itu akan
membengkok ke arah sinar. Went menghubungkan peristiwa ini
dengan aktivitas auksin. Ia membuktikan, bahwa sinar dapat merusak
auksin dan dapat pula menyebabkan pemindahan auksin ke bagian
yang menjauhi sinar.
Pernyataan ini dibuktikan sebagai berikut. Ujung koleoptil
Avena dipangkas dan pangkasan itu kemudian diletakkan di atas suatu
blok agar-agar yang tengahnya disekat dengan suatu papan dari mika
(plastik). Sekat itu masuk sedikit ke dalam dasar pangkasan koleoptil
serta benar-benar mencegah hubungan antara kedua bagian agar-agar
yang diperantarainya. Kemudian pangkasan koleoptil itu disinari dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
satu bagian saja. Beberapa jam kemudian, kedua blok agar-agar A
dan B diamati konsentrasi auksinnya. Maka hasilnya adalah agar-agar
B hanya mengandung 35% dari jumlah auksin, sedang sisanya 65%
ada di agar-agar A (Dwijoseputro, 1992).
Bila berbagai macam sinar satu persatu diarahkan pada ujung
kecambah Avena, maka sinar nila-lah yang paling banyak
pengaruhnya terhadap fototropisme, sedangkan sinar merah sama
sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap pembengkokan ujung
kecambah tersebut. Hal ini menyebabkan dugaan, bahwa sinar nila
dapat merusak auksin atau mencegah terjadinya auksin. Kejadian
tersebut berhubungan erat dengan absorbsi sinar.
Ada dua macam pigmen yang menyerap sinar nila, kedua
pigmen itu ialah betakarotin dan riboflavin. Riboflavin biasanya
terdapat di dalam ujung batang. Telah diketahui, bahwa ujung batang
tidak mengandung betakarotin akan tetapi fototropisme tetap
berpengaruh. Jadi kesimpulannya adalah riboflavin merupakan
pigmen yang menyerap sinar nila, dan sinar yang disesapnya itu
ternyata merusak enzim-enzim yang membantu pembentukan AIA
dari triptofan. Maka sisi yang terkena sinar (sebenarnya sinar nila)
menghambat dalam pembentukan auksin, sedang sisi yang gelap tetap
menghasilkan auksin (Dwijoseputro, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Auksin dan perkembangan tunas
Auksin dapat menyebabakan dormansi pucuk. Hal tersebut
dapat dibuktikan pada percobaan pemangkasan tunas pada pucuk
batang. Bila tunas pada pucuk batang dipangkas, maka tunas-tunas
yang ada di ketiak daun mulai tumbuh. Bila awalnya tuans pada
pucuk batang tidak dipangkas, pertumbuhan tunas yang ada di ketiak
daun terhambat oleh tunas yang ada di pucuk.
f. Pengaruh auksin terhadap sel-sel meristem
Pada percobaan suatu tanaman dipangkas, kemudian luka itu
diberi pasta yang mengandung AIA dalam konsentrasi tinggi, maka
terjadi pembelahan dan pengembangan sel-sel meristem, sehingga
terjadilah suatu kutil (tumor). Auksin juga mempercepat terjadinya
deferensiasi di daerah meristem dan menggiatkan kambium
membentuk sel-sel baru.
g. Pengaruh auksin terhadap gugurnya daun dan buah
Laibach cs. (1933) menemukan peran auksin yang berupa
kemampuan mencegah gugurnya daun dan buah. Pada dasar tangkai
daun maupun dasar tangkai buah terdapat suatu lapis sel-sel yang pada
suatu waktu menua; dinding-dindingnya menjadi lunak, sehingga
daun atau buah menjadi terlepas dari induk batang. Kejadian ini dapat
dicegah, bila tanaman tersebut disemprot dengan larutan AIA.
Pengetahuan ini berguna bagi petani buah-buahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa gugurnya daun
dipengaruhi oleh suatu hormon yang diberi nama asam absisat atau
dormin. Asam absisat terdapat pada banyak tumbuhan semak maupun
tumbuhan berkayu. Fungsinya ialah menghambat pertumbuhan, jadi
berlawanan dengan fungsi auksin maupun giberelin (Dwijoseputro,
1992). Auksin dapat dinonaktifkan dalam sel tanaman oleh enzim
sebagai oksidase, peroksidase, dan phenolase (Meyer, 1973).
2. Sitokinin
Seperti halnya dengan auksin, maka kinin juga merupakan suatu
nama sekumpulan zat-zat yang mempunyai fungsi sama. Berdasarkan
fungsi yang dimiliki zat ini, Letham (1963) menyebutnya sitokinin.
Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin, suatu hormon
yang terdapat di dalam batang tembakau. Zat ini meningkatkan
pembelahan sel (cytokinesis). Selain itu juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan tunas-tunas serta akar-akar. Penelitian lebih lanjut
menyatakan, bahwa di dalam air kelapa muda dan dalam ragi terdapat
juga sejumlah kinetin. Menurut susunan kimianya, maka kinetin itu suatu
6-furfurilaminopurin.
Sitokinin ditemukan dalam tahun 1950-an, dan Skoog (1957)
berhasil mengungkapkan, bahwa sitokinin bukanlah suatu zat tunggal,
melainkan kumpulan senyawa-senyawa yang fungsinya mirip antara satu
dengan yang lain. Loveless (1991) menjelaskan, bahwa sitokinin yang
disintesis dalam akar, diedarkan ke daun melalui pembuluh xilem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dimana, sitokinin diperlukan untuk pertumbuhan normal dan
diferensiasi, serta meningkatkan pembelahan sel dan menahan ketuaan
(senescence). Sebagai misal sitonin yang lain ialah zeatin, suatu sitokinin
yang terdiri atas adenine dan gugusan hidroksimetil-meti-lalil
(Dwijoseputro, 1992).
Loveless (1991) mengungkapkan, bahwa sitokinin menahan
menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan
klorofil seimbang dalam daun. Ketuaan (senescence) merupakan
peristiwa menguningnya daun, yang terjadi karena protein pecah dan
klorofil rusak.
3. Giberelin
Dalam tahun 1926, F. Kurusawa menemukan suatu zat yang
mempunyai sifat-sifat mirip dengan sifat-sifat auksin. Giberelin
merupakan suatu zat yang diperoleh dari jenis jamur yang hidup sebagai
parasit pada tanaman padi. Jamur itu di dalam fase sempurna dikenal
sebagai Gibberella fujikuroi dan di dalam fase tidak sempurna dikenal
sebagai Fusarium moniliforme. Tanaman yang terkena giberelin itu
menunjukkan gejala-gejala yang aneh, sehingga orang Jepang menyebut
bakanae yang artinya sinting.
Adapun khasiat giberelin:
a. Menyebabkan tanaman menghasilkan bunga sebelum waktunya.
b. Menyebabkan terjadinya buah tanpa proses penyerbukan. Buah
menjadi besar-besar dan tidak berbiji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. Menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tanaman raksasa dalam
waktu yang singkat.
d. Menyebabkan tumbuhnya biji dan tunas dengan cepat.
e. Menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 sampai 5 kali tinggi normal.
Suatu kol yang biasanya hanya 3 dm tingginya, setelah diberi
giberelin, maka kol tersebut mencapai tinggi 3½ m. percobaan ini
dilakukan di University of Michigan.
f. Mempercepat tumbuhnya sayur-sayuran, dapat menyingkat waktu
panen sampai 50%. Sayuran-sayuran yang biasanya baru dapat dipetik
setelah 4 atau 5 minggu, maka dengan penggunaan giberelin, sayur-
sayuran tersebut sudah dapat dipetik setelah 2 atau 3 minggu
(Dwijoseputro, 1992).
Antara auksin dan giberelin terdapat banyak kesamaan fungsi,
namun peneliti-peneliti berhasil mengungkapkan beberapa perbedaan
antara kedua fitohormon tersebut. Hasil eksperimen mereka menunjukkan
adanya perbedaan seperti terdaftar di bawah ini. Perbedaan efek auksin
dan giberelin terhadap kegiatan berbagai tumbuhan, disadur dari buku
Hendry T. Northen Introductory Plant Science 1986, The Ronald Press
Company, New York:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 2.2 Perbedaan efek auksin dan giberelin terhadap kegiatan
berbagai tumbuhan
Jenis Kegiatan
Ada-tidaknya efek
oleh:
Auksin Giberelin
1 Membengkokkan koleoptil (Avena) Ya Tidak
2 Memperlambat gugurnya daun Ya Tidak
3 Menggalakkan tumbuhnya akar samping Ya Tidak
4 Larutan yang tidak terlalu pekat Ya Tidak
menghambat pemanjangan akar
5 Menghambat perkembangan tunas ketiak Ya Tidak
6 Menggalakkan perkembangan jaringan kalus Ya Tidak
7
Membantu pertumbuhan jenis tanaman yang
kerdil Tidak Ya
8 Mempercepat perkecambahan, memperpendek Tidak Ya
Dormansi
9
Menggalakkan perbungaan tumbuhan dua
tahunan Tidak Ya
10
Menggalakkan perbungaan tumbuhan-hari-
panjang Tidak Ya
yang ditempatkan dalam kondisi hari-hari
pendek
11 Memudahkan terjadinya partenokarpi Ya Ya
(Dwijoseputro, 1992)
C. Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan
Tubuh tanaman itu sebagian besar terdiri atas tiga unsur, yaitu C
43,6%, O 44,4% dan H 6,2%. Unsur-unsur ini diambilnya dari udara
berupa CO2 dan O2 serta dari tanah berupa H2O. Tanaman tak mungkin
hidup dengan ketiga unsur ini saja, ia memerlukan unsur-unsur lain lagi
yang sangat penting untuk pembentukan bermacam-macam protein, zat-
lemak dan zat-zat organik lainnya (Dwijoseputro, 1992).
Adapun elemen-elemen yang hampir selalu ada di dalam tiap
tanaman ialah 14 saja jumlahnya, yaitu: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sedang unsur-unsur seperti Zn, Mn, Cu, B, Mo ditemukan dalam jumlah
yang sangat kecil. Unsur-unsur lainnya seperti Si, Al, Cl pun sering
kedapatan di dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur C, H, O, N, S,
P, K, Ca, Mg ada kedapatan di dalam jumlah agak besar dan oleh
karenanya kesembilan unsur-unsur ini disebut makro-elemen, sedang
sisanya disebut mikro-elemen (Dwijoseputro, 1992).
Unsur Hara Makro Esensial
1. Nitrogen (N)
Unsur N di dalam tanah dijumpai dalam bentuk anorganik atau
organik yang bergabung dengan C, H, O dan terkadang dengan S
untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam
nukleat, klorofil, alkaloid dan basa purin. Meskipun N-an-organik
dapat berakumulasi membentuk nitrat, N-organik dominan dalam
bentuk protein berbobot-molekul tinggi (Jones et al., 1991). Menurut
Mengel dan Kirkby (1978), unsur N sangat berhubungan dengan
perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat menentukan
pertumbuhan tanaman.
Unsur N berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil
dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan
koenzim. Di dalam sel-sel tanaman, N-nitrat yang diserap mengalami
serangkai proses reduksi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Nitrat direduksi menjadi nitrit (NO2¯), lalu
b. Nitrit direduksi menjadi ammonia (NH3) (identik dengan nitrifikasi
dalam tanah) (Kemas, 2004).
Kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau
segar, melainkan kekuning-kuningan. Jika kekurangan nitrogen cukup
banyak dan terus-menerus, maka daun-daun yang berada di bawah
tanaman menjadi kuning dan akhirnya gugur. Tanaman tomat menjadi
ungu atau kemerah-merahan apabila kekurangan nitrogen.
Pembentukan klorofil terganggu dan sebaliknya terjadi pembentukan
antioksidan.
Tumbuhan Leguminosae mengambil nitrogen dalam bentuk
NO3ˉ atau NH4+ dari tanah. Jika ketrsediaan N2 melimpah, maka daun-
daun tanaman menjadi tebal dan berwarna hijau-tua, sedang batang
terlihat agak lemah, meskipun pertumbuhannya subur. Penanganan
tanah yang kekurangan nitrogen adalah memberikan pupuk hjau atau
pupuk buatan yang mengandung N (Dwijoseputro, 1992).
2. Fosfor (P)
Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer
dan sekunder (H2PO42-
). Tingkat penyerapan kedua ion ini dipengaruhi
oleh pH area perakaran tanaman:
a. Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion
orthofosfat primer, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Pada pH yang lebih tinggi ion orthofosfat sekunder yang lebih
banyak diserap tanaman.
Pemanfaatan fosfat dalam sel-sel tanaman terjadi melalui 3
fase, yaitu:
a. P-anorganik diserap akar dan diinkorporasikan (digabung) ke
molekul-molekul organik atau dengan P-radikal lainnya;
b. Transfosforilasi, proses transfer gugus fosforil dari senyawa-
senyawa P {dari tahap (1)} ke molekul-molekul lain. Senyawa ini
disebut “senyawa antara-terfosforilasi” (the phosphorilated
intermediate), dan kemudian
c. Proses pelepasan energi kimiawi melalui hidrolisis senyawa (2) ini
yang melepaskan fosfat atau pirofosfat dan energi kimiawi, atau
melalui proses substitusi P-radikal pada molekul-molekul organik.
Energi yang digunakan dalam perubahan fosfat ini terutama
berasal dari energi potensial oksidasi – reduksi hasil metabolisme
oksidatif (Kemas, 2004).
Gejala-gejala kekurangan pospor tidak tampak jelas seperti
kekurangan nitrogen. Pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua,
kadang-kadang terlihat terbentuk antioksidan. Pada lembaran dan
tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun
rontok (Dwijoseputro, 1992).
3. Kalium (Potassium) (K)
Secara fisiologis, unsur ini berfungsi dalam:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Metabolisme karbohidrat seperti pada pembentukan, pemecahan,
dan translokasi pati;
b. Metabolisme nitrogen dan sintesis protein;
c. Pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama;
d. Netralisasi asam-amino organik penting;
e. Aktivasi berbagai enzim;
f. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem
(pucuk, tunas); dan
g. Pengaturan buka-tutup stomata dan hal-hal yang terkait dengan
penggunaan air.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur K mudah terlihat
dengan:
a. Melemahnya turgor batang, sehingga mudah patah atau tanaman
mudah rebah;
b. Kerentanan terhadap serangan penyakit, seperti Powdery-mildew
pada tanaman gandum, kerusakan batang, busuk akar dan winter-
killed pada alfalfa;
c. Rendahnya kualitas produksi bebuahan dan sesayuran;
d. Secara fisiologis menyebabkan terganggunya aktivitas enzim
invertase, diastase, peptase, dan katalase pada tebu, dan piruvik
kinase pada beberapa tanaman lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
e. Proses fotosintesis terhambat tetapi respirasi meningkat, sehingga
menghambat transportasi karbohidrat (seperti gula pada tebu) dan
secara keseluruhan menghambat pertumbuhan;
f. Terhambatnya sintesis protein pada tebu akibat terakumulasinya
N-non protein di dedaunan;
g. Pada barley, terjadi akumulasi asam amino bebas di dedaunan dan
menurutnya kadar asam-asam bebas dibanding kadar amida; dan
h. Pada rerumputan terjadi penurunan produksi N-amida dan
konversinya menjadi protein.
Salah satu faktor spesifik unsur K adalah sebagai pengimbang
atau penetral efek kelebihan N yang menyebabkan tanaman menjadi
lebih sukulen (awet muda) sehingga lebih mudah terserang hama-
penyakit, rapuh dan mudah rontoknya bunga/buah/daun/cabang. Hal
ini karena unsur K berfungsi meningkatkan sintesis dan translokasi
karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan dinding-dinding sel dan
ketegaran tangkai bunga/buah/cabang.
4. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
a. Peranan dan fungsi fisiologis Ca
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+
, berperan
sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan
permeabilitas membran sel. Kalsium rata-rata menyusun 0,5%
tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa
tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat dalam sel-sel. Kekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
unsur ini dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman
akibat terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung
akar (titk-titik tumbuh), serta jaringan penyimpanan. Hal ini
sebagai akibat rusaknya jaringan meristematik karena rusaknya
permeabilitas dan struktur membran sel.
Unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam:
1) Mempertahankan integritas sel-sel, karena peranannya dalam
sintesis Ca-pektat yang menyusun lamela tengah sel-sel;
2) Mempertahankan permeabilitas membran, karena Ca banyak
terdapat pada daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel
atas dari plasmalema;
3) Pembentukan dan peningkatan kandungan protein mitokondria.
Mitokondria ini berperan penting dalam respirasi aerobik yang
mempengaruhi penyerapan garam, sehingga menyebabkan
adanya hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang
diserap tanaman;
4) Berperan dalam menghambat pengguguran atau proses
penuaan daun;
Jones (1991) juga melaporkan peran Ca dalam:
5) Merangsang penyerbukan dan pertumbuhan tanaman;
6) Mengaktifkan sejumlah enzim yang berfungsi dalam mitosis,
divisi dan elongasi sel-sel;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
7) Dalam pembelahan sel ini, Ca berperan secara spesifik pada
organisasi benang kromatin atau spindle;
8) Berperan langsung dalam pemantapan dan sebagai penyusun
kromosom;
9) Sintesis protein dan transfer karbohidrat; serta
10) Detoksifikasi logam-logam berat bagi tanaman.
b. Peranan dan fungsi fisiologis Mg
Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg2+
,
berperan dalam penyusun klorofil (satu-satunya mineral), tanpa
klorofil foto sintesis tanaman tidak akan berlangsung, dan sebagai
aktivator enzim. Secara umum rata-rata menyusun 0,2% bagian
tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali dijumpai
dalam proporsi cukup banyak pada biji padi, jagung, sorgum,
kedelai dan kacang tanah.
Defisiensi Mg ditandai gejala klorosis di anatara
pertulangan daun tua yang berwarna hijau, kemudian menguning
atau lembayung kemerahan (pada kapas), kemudian menjadi coklat
dan nekrotik. Unsur ini dibutuhkan dalam:
1) Aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, terutama dalam Siklus Asam Sitrat yang berperan
vital dalam respirasi sel;
2) Metabolisme N, sebagai katalisator pada reaksi fosforilasinya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3) Proses fotosintesis lainnya, sebagai kofaktor untuk hampir
seluruh enzim yang terlibat, yaitu sebagai pembentuk jembatan
antara struktur pirofosfat ATP/ADP dengan molekul enzim,
sehingga terlibat dalam proses transfer energi pada fotosintesis,
glikolisis, siklus asam trikarboksilat dan respirasi;
4) Berperan dalam seluruh proses metabolism lainnya;
5) Sintesis protein, sehingga jika defisit Mg terjadi penurunan
kadar N-protein dan peningkatan kadar N-non protein yang
mencerminkan terhambatnya sintesis protein. Hambatan ini
bukan disebabkan terhambatnya sintesis asam amino seperti
akibat defisiensi belerang (S), tetapi akibat terjadinya
pengurain protein dalam ribosom menjadi unit-unit yang lebih
kecil; sehingga
6) Unsur Mg juga berfungsi mempertahankan partikel-partikel
ribosom dalam suatu bentuk yang diperlukan dalam sintesis
protein; serta
7) Mengaktifkan transfer asam-asam amino dari t-RNA menjadi
rantai-rantai polipeptida.
5. Sulfur (S)
Gejala defisiensi unsur S mirip dengan unsur N, sehingga dapat
menimbulkan keracunan. Perbedaannya terletak pada sifat unsur S
yang immobil, seangkan unsur N bersifat mobil, sehingga gejala awal
defisiensi S terjadi pada daun muda, sedangkan gejala defisiensi N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dimulai pada daun tua. Defisiensi S menyebabkan tanaman tumbuh
terhambat dan kerdil dengan batang yang pendek dan kecil, serta
klorotik.
Di dalam jaringan dan cairan tanaman dijumpai ion-ion sulfat
(SO42-
) utuh dalam jumlah besar. Unsur ini berperan penting dalam:
a. Sintesis protein, ion sulfat ini direduksi menjadi bentuk –S-S dan –
SH;
b. Pembentukan ikatan disulfida di antara rantai-rantai polopeptida.
Pembentukan ikatan disulfida dari gugus –SH dalam sintesis
dipeptida sistin.
c. Sebagai salah satu unsur penting pada koenzim A (KoA) dan pada
vitamin seperti biotin dan thiamin. Di dalam KoA situs aktif dari
molekulnya adalah gugus –SH, yang dapat bereaksi dengan gugus
OH.
d. S merupakan komponen biotin yang terkait dengan fiksasi CO2 dan
reaksi-reaksi dekarboksilasi, meskipun bukan sebagai gugus
postetik dari enzim-enzim yang memfiksasi CO2 tersebut;
e. Merupakan unsur esensial pada cincin tiazol, yang merupakan
komponen vitamin thiamin (vitamin B1);
f. Sebagai senyawa volatil (mudah menguap) yang menjadi bau khas
pada bebrapa tanaman, seperti sulfoksida, pemedas mata pada
bawang merah dan bau pengar pada bawang putih;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
g. Sebagai komponen Glucosinolat atau Glukosida minyak mustard
pada famili Cruciferae, yang jika dihidrolisis akan menghasilkan
isothonat, glukosa dan sulfat. Minyak mustard pada tanaman Cenil
(Nasturtius officinale) disebut Gluconasturtius.
Unsur Hara Makro Esensial
Bentuk dan peranan umum unsur hara mikro tertera pada Tabel
2.3. Dari Tabel ini terlihat bahwa hampir semua unsur (kecuali B dan Cl)
ini berperan dalam reaksi enzimatik; yang berperan dalam:
1. Sintesis klorofil adalah Fe, Mn, Cu dan Cl;
2. Fotosintesis adalah Fe, Mn, Cu dan Cl;
3. Sistem respirasi adalah B, Fe dan Cu;
4. Metabolisme karbohidrat adalah Fe dan Cu;
5. Fiksasi dan asimilasi N adalah Fe, Cu, Mo dan Co; serta
6. Aktivitas seluler/membran meliputi B dan Cl.
Tabel 2.3. Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman
Ion Hara Peranan Hara
B: (BO3¯, HBO3) Diperkirakan penting dalam translokasi gula,
metabolisme karbohidrat, proses sintesis asam
nukleat {yaitu satu basa dari RNA (uracil)} dan
berfungsi pada membran; Berperan dalam aktivitas
seluler (divisi, differensiasi, maturasi, respirasi,
pertumbuhan, dll); terkait dengan germinasi madu,
pertumbuhan dan stabilitas tabung-tabung madu.
Relatif immobil dan transportasi utamanya lewat
xylem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Fe: (Fe2+
) Dalam sintesis klorofil (sebagai katalisator atau
bagian sistem enzimatik) dan bagian dari enzim-
enzim tertentu, seperti cytochrom oksidase
(Transport elektron) dan cytochrom (tahap respirasi
terminal) pada fotosintesis dan respirasi, juga dalam
proses fiksasi N; sebagai komponen protein
ferredoksin yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat
dan sulfat, assimilasi N2 dan produksi energi
(NADP); juga terlibat dalam sintesis protein dan
pertumbuhan ujung akar meristem.
Mn: (Mn2+
) Katalisator beberapa proses oksidasi-reduksi, seperti
dalam sistem transport elektron fotosintetik; Esensial
dalam fotosistem II pada fotolisis karena berfungsi
sebagai jembatan ATP dengan enzim kompleks
fosfokinase dan fosfotransferase, dan aktivator
beberapa enzim, seperti IAA oksidase; stimulator
pemecah molekul air pada fotosintesis (produksi O2),
dan sebagai komponen struktural pada sistem
membran kloroplas.
Cu: (Cu2+
) Sebagai bagian enzim sitokrom oksidase (dalam
respirasi pada mitokondria), asam ascorbic oksidase
dan polifenol oksidase, yang ketiganya mereduksi
kedua atom dari molekul O2; salah satu penyusun
plastosianin (protein kloroplas) yang bertindak
sebagai bagian dari sistem transport elektron yang
menghubungkan fotosistem I dan II; Berperan dalam
metabolisme protein dan karbohidrat, serta dalam
fiksasi N2; Juga terlibat dalam desaturasi dan
hidroksilasi asam-asam lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Zn: (Zn2+
) Aktivator enzim yang mengatur bermacam-macam
aktivitas metabolik (= fungsi Mn dan Mg), dan
aktivator spesifik terhadap karbonik anhidrase.
Berperan dalam pembentukan klorofil dan
pencegahan kerusakan molekul-molekulnya.
Mo: (MoO42-
) Konstituen enzim nitrogenase (yang terlibat dalam
konversi nitrat ke ammonium) (juga dalam proses
fiksasi N) dan nitrat reduktase yang mengubah nitrat
menjadi nitrit, sehingga kebutuhan Mo jauh
berkurang dengan ketersediaan dan pemupukan
NH4+.
Co: (Co2+
) Penting dalam sistem enzim nitrogenase pada fiksasi
N-simbiotik oleh Rhyzobium.
Cl: (Cl¯) Aktivator sistem evolusi O2 (pemecahan molekul
air) pada fotosintesis (fotosistem II) dan dalam
proses pembelahan sel; Juga meningkatkan tekanan
osmotik sel dan hidrasi jaringan tanaman, serta
memengaruhi regulasi stomata; Terkait dengan
pengurangan penyakit spot daun pada gandum.
(Kemas, 2004)
Suatu tanaman yang kekurangan salah satu elemen pokok yang
sangat diperlukan biasanya memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat
di lihat dengan mudah. Ada kalanya tanda-tanda itu tidak tampak jelas,
tetapi dengan menggunakan alat-alat yang lebih teliti gejala-gejala itu
dapat diketahui juga. Salah satu gejala yang sangat menyolok apabila
tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Pospor
Pada umumnya diambil oleh tanaman di dalam bentuk H2PO4ˉ.
Elemen ini diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida,
nukleoprotein. Terdapat pengaruh timbal-balik antara pengambilan
pospor dan nitrogen. Jika pospat yang ada tersedia di dalam tanah itu
tidak cukup banyak, maka nitrogen ada berkurang. Pospat lebih
mudah diserap akar, jika nitrogen tersedia di dalam bentuk zat-
organik, misalnya urea. Banyak pospor menyebabkan lekas
dewasanya tanaman.
2. Kalium
Terdapat di dalam tubuh tanaman sebagai garam anorganik.
Pada bagian-bagian tanaman yang melangsungkan pertumbuhan
mengadung lebih banyak kalium daripada di dalam daun yang sudah
tua. Unsur ini diduga mempunyai peranan penting sebagai katalisator,
terutama di dalam pengubahan protein dan asam-amino. Jika
kekurangan kalium, maka protein yang terdapat dalam tanaman
sedikit, sedang prosentase asam-amino cukup tinggi. Sebaliknya, jika
terdapat kalium yang cukup, prosentase asam-amino turun dan
banyaknya protein bertambah, menunjukkan bahwa kalium membantu
dalam pembentukan protein. Dalam penyusunan dan pembongkaran
karbohidrat, kalium mempunyai peranan penting. Kekurangan kalium
berakibat terhambatnya fotosintesis dan bertambah giatnya
pernapasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Kalsium (Ca)
Diambil dari tanah sebagai kation. Kekurangan Ca
menyebabkan desintegrasi pada ujung-ujung batang maupun ujung-
ujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal
bentuknya. Kekurangan unsur kalsium di dalam tanah menyebabkan
pengambilan unsur magnesium secara berlebihan sehingga tanaman
menunjukkan tanda-tanda keracunan. Itulah sebabnya maka tanaman
yang kekurangan kalsium perlu tambahan pupuk yang mengandug
kalsium untuk memperoleh keseimbangan pengambilan unsur-unsur
Ca dan Mg.
Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel (lamel tengah)
dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal
kalsium-oksalat. Kalsium mempergiat pembelahan sel-sel di
meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagai-
bagai enzim. Di dalam daun yang tua ada terdapat lebih banyak
kalsium daripada di dalam daun-daun yang muda. Jika suatu tanaman-
percobaan tiba-tiba dipindahkan ke suatu larutan yang tidak
mengandung kalsium, maka daun-daun yang terbentuk kemudian
tidak mendapatkan distribusi kalsium dari daun-daun yang sudah tua.
Ini berarti bahwa unsur-unsur kalsium tersebut dalam keadaan
immobil (tidak pindah) di dalam tanaman (Dwijoseputro, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Magnesium (Mg)
Merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan
Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang bagian
bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun
seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal,
melainkan dari ujung, sedang tulang-tulang daun tetap beerwarna
hijau.
Magnesium memegang peranan di dalam pertukaran zat
pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernapasan dan pula
mengaktifkan enzim-enzim transposporilase, dehidrogenase dan
karboksilase. Magnesium yang berlebihan menimbulkan gejala-gejala
keracunan, akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan
kalsium yang cukup.
5. Belerang (S)
Merupakan penyusun macam-macam asam-amino, tiamin,
biotin; kedua zat yang terakhir ini sangat penting sebagai vitamin.
Bawang merah dan bawang putih memerlukan unsur ini di dalam
jumlah yang cukup besar. Belerang biasanya diserap akar sebagai ion-
ion SO4ˉ, akan tetapi dapat juga masuk melalui daun berupa SO2.
Kekurangan belerang hampir serupa gejalanya seperti
kekurangan nitrogen, yaitu daun-daun yang muda menjadi kuning,
sedang daun-daun yang tua pun berubah menjadi pucat, apabila
kekurangannya belerang terus-menerus. Belerang tersusun dari zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
organik yang dapat diubah menjadi belerang yang anorganik untuk
diedarkan ke jaringan tumbuhan untuk pembentukan zat organik. Hal
ini terjadi di dalam daun, dimana belerang dilepaskan untuk
didistribusikan ke buah dan biji yang akan dewasa. Jadi belerang
bersifat mobil (dapat pindah ke lain tempat).
6. Besi (Fe)
Diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil. Kekurangan
besi dalam bentuk ion-ion Fe2+
menyebabkan klorosis. Defisiensi
kekurangan besi adalah daun menjadi kuning atau pucat, tetapi urat-
urat daun tetap berwarna hijau. Besi berperanan sebagai ko-enzim
dalam berbagai proses pernapasan, selain itu merupakan bagian dari
enzim katalase, peroksidase, sitokrom.
Tanah yang terlampau banyak mengandung kapur, pula tanah yang
netral atau sedikit basa itu pada umumnya kekurangan zat besi. Besi
yang ada di dalam tanaman tidak mudah lagi didistribusikan ke bagian
lain yang membutuhkannya, dengan kata lain, besi merupakan unsur
yang immobil di dalam tubuh tanaman. Daun-daun yang tua tidak
dapat memberikan persediaan besi kepada daun-daun yang muda yang
memerlukan elemen tersebut.
7. Borium (B)
Seperti besi juga merupakan mikro-elemen yang penting, akan
tetapi fungsinya di dalam tubuh tanaman belum diketahui jelas. Hanya
gejala kekurangan borium adalah cepat matinya bagian-bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengalami pertumbuhan seperti “penyakit pucuk” (top sickness) pada
tembakau, menguningnya kobis, menggulungnya daun kentang
(Dwijoseputro, 1992).
8. Mangan (Mn)
Mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti
dehidrogenase dan karboksilase. Kekuranagn Mn mempunyai efek
yang sama seperti kekurangan besi atau kekurangan Mg, yaitu
klorosis. Ada beberapa penyakit defisiensi tertentu yang disebabkan
oleh kekurangan unsur ini. Tanah yang cukup basa kurang
mengandung Mn.
9. Tembaga (Cu)
Suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam proses-
proses oksidasi-reduksi. Terlalu banyak Cu menyebabkan racun.
Akibat kekurangan unsur ini adalah menyusutnya ujung daun, yang
akhirnya mengakibatkan gugurnya seluruh daun.
10. Seng (Zn)
Suatu mikro-elemen yang penting dalam mengaktifkan
beberapa enzim, diperlukan di dalam pembentukan asam indol-asetat.
Kekurangan Zn mengakibatkan kerdil pada ujung akar dan
menghambat pertumbuhan seluruhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
11. Molybdenum (Mo)
Mikro elemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting di dalam
mereduksikan nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo mengakibatkan racun.
12. Aluminium (Al)
Mikro-elemen banyak terdapat di tanaman. Unsur ini
sebenarnya tidak termasuk unsur yang esensial, tetapi diperlukan
kebanyakan tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam tanah yang
sedikit asam.
13. Silisium (Si)
Diperlukan oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan
beberapa suku lainnya, tetapi untuk banyak suku yang lain unsur ini
tidak esensial (Dwijoseputro, 1992).
D. Penelitian yang Relefan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2008)
dengan judul penelitian “Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat
Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri”,
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh komposisi media dan macam
zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman Anthurium hookeri.
Zat pengatur tumbuh yang paling berpengaruh adalah BPA, dimana zat
pengatur tumbuh ini paling unggul dalam pertumbuhan tanaman yang
meliputi jumlah daun dan lebar daun. Sedangkan tinggi tanaman paling
unggul adalah zat pengatur tumbuh GA3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut adalah tabel rata-rata tinggi tanaman, lebar daun, dan
jumlah daun tanaman Anthurium hookeri pada penelitian ini:
Tabel 2.4. Rata-rata tinngi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun tanaman
Anthurium hookeri
Perlakuan
Rata-Rata Pengamatan pada Parameter
Tinggi Tanaman
(cm) Lebar Daun (cm) Jumlah Daun (helai)
IAA 11,30 2,34 6,50
BAP 12,56 2,39 6,67
GA3 13,50 2,24 6,17
E. Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif (H1) : Ada pengaruh pemberian zat pengatur
tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan
pertumbuhan sayuran sawi pakcoy (Brassica rapa L. Kelompok
chinensis)
2. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian zat pengatur
tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan
pertumbuhan sayuran sawi pakcoy (Brassica rapa L. Kelompok
chinensis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu mulai dari Februari
sampai dengan April 2015.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Anggur Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian
1. Jenis rancangan penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
kelompok, dimana masing-masing terdapat 10 ulangan yaitu sebagai
berikut:
Kelompok pertama (A) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik
Auksin.
Kelompok kedua (S) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik
Sitokinin.
Kelompok ketiga (G) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik
Giberelin.
Kelompok keekmpat (K) tidak diberi perlakuan karena sebagai
kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
a. Metode pengambilan data
Data penelitian yang diambil meliputi data kuantitatif dan
kualitatif.
1) Data kuantitatif
Pengambilan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara
pengukuran pertumbuhan tanaman sayuran sawi pakcoy
(Brassica chinensis) yang meliputi tinggi tanaman (cara
pengukuran dari kotiledon sampai dengan ujung daun), lebar
daun (cara pengukuran dari tepi sisi kiri sampai dengan tepi sisi
kanan daun), dan jumlah daun (dihitung per helai daun) yang
diukur selama masa pertumbuhan serta berat basah
(pengukuran dengan cara ditimbang) yang diukur pada akhir
penelitian atau panen.
2) Data kualitatif
Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan cara pengamatan
fisiologis tanaman sayuran sawi pakcoy yang meliputi warna
daun, struktur daun/batang, keadaan daun/batang apakah segar
atau layu, dan sebagainya. Hasil pengamatan berupa foto dapat
dilihat di data hasil pengamatan BAB IV.
b. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS Statistics
17.0 dengan uji One-Way Anova, bila hasil signifikan maka
diteruskan dengan uji lanjutan yaitu Metode Duncan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
c. Analisis data
Data yang telah diperoleh dan diolah kemudian dianalisis dengan
cara kuantitatif dan kualitatif (deskriptif). Data yang telah diolah
dengan uji One-Way Anova dengan uji lanjutan yaitu Metode
Duncan dianalisis dengan mengkaitkan landasan teori dengan data
yang telah didapat. Data kualitatif yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif dengan mengkaitkan landasan teori dengan data yang
telah didapat.
2. Variabel penelitian
a. Variabel bebas : pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin,
Sitokinin, dan Giberelin dengan pengenceran 1:10 (1 ZPT, 10 air).
Zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
harganya sama dan tempat produksinya juga sama.
b. Variabel terikat: pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica
chinensis) yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun,
berat basah, warna daun, kesegaran daun, dan serangan
hama/penyakit.
c. Variabel kontrol: media tanam (tanah, sekam, coco fit), pupuk, air,
intensitas cahaya, suhu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
C. Obyek Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang dilakukan adalah tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis) yang diberi perlakuan berbeda, yaitu pemberinan zat
pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian yang dilakukan adalah 10 tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis) pada setiap perlakuan. Pada penelitian ini
menggunakan tiga perlakuan dan satu kontrol. Jadi total sampel adalah
40 tanaman sawi pakcoy.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan pencatatan.
Observasi
Observasi dilakukan selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
dengan mengamati morfologinya yang meliputi warna daun, kesegaran
daun, dan serangan hama/ penyakit serta mengukur pertumbuhannya
yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah
pada saat masa panen.
Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada saat pengamatan morfologi yang
meliputi warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/ penyakit
selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Selain itu juga pencatatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dilakukan pada saat mengukur tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun
selama pertumbuhan, dan berat basah pada saat masa panen.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan dengan pembahasan secara deskriptif mengenai tinggi
tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah selah dilakukan
penghitungan dengan pengolahan data melalui SPSS Statistics 17.0, berat
basah, warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit tanaman
sawi pakcoy selama pertumbuhan hingga panen.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS Statictics 17.0 dengan uji One-Way Anova
untuk mengetahui hasil yang signifikan. Bila hasil signifikan, maka dilakukan
uji lanjutan dengan menggunakan Metode Duncan untuk mengetahui beda
nyata. Sebelum data diolah menggunakan uji One-Way Anova, terlebih
dahulu dilakukan uji Normalitas dan Homogenitas untuk mengetahui apakah
jarak pertumbuhan tanaman selama pengamatan normal dan homogen.
F. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila:
1. Data terkumpul dengan lengkap
Data yang terkumpul dengan lengkap dapat diolah untuk mengetahui
hasil pertumbuhan secara kuantitatif (tinggi tanaman, lebar daun, jumlah
daun, berat basah) dan kualitatif (warna daun, kesegaran daun, serangan
hama/penyakit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Metode analisa sesuai dengan tujuan
Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan harus
sesuai dengan tujuan sehingga dapat mengetahui apakah penelitian yang
dilakukan sesuai dengan tujuan.
G. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
a. Sekop f. Penggaris
b. Ember g. Ballpoint
c. Timbangan h. Log Book
d. Hand Sprayer i. Kamera
e. Gunting
2. Bahan
a. Bibit sawi pakcoy g. Sekam
b. ZPT sintetik Auksin h. Tanah
c. ZPT sintetik Sitokinin i. Air
d. ZPT sintetik Giberelin j. Polybag
e. Pupuk kandang k. Kertas label
f. Coco fit l. Timbangan
3. Cara Kerja
a. Pembibitan tanaman sayuran sawi pakcoy
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat media pembibitan dari campuran tanah, coco fit,
sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:½.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3) Menyiapkan polybag dan mengisinya dengan campuran media
tanam yang telah dibuat.
4) Memberi label pada polybag dengan ketentuan:
a) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Auksin
diberi label A.
b) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik
Sitokinin diberi label S.
c) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik
Giberelin diberi label G.
d) Pada perlakuan kontrol diberi label K.
5) Menanam bibit sawi pakcoy ke dalam polybag.
6) Menyiram media tanam yang berisi bibit sawi pakcoy dengan air
agar.
7) Menyemprot ZPT sintetik sesuai label perlakuan.
8) Menempatkan media yang berisi benih sawi pakcoy pada tempat
yang teduh dan sejuk hingga tumbuh menjadi bibit.
b. Penanaman dan perawatan tanaman sayuran sawi pakcoy
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat media tanam dari campuran tanah, coco fit, sekam, dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:½.
3) Membuat lubang pada polybag dengan cara menggunting polybag
pada bagian bawah untuk saluran udara dan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4) Mengisi polybag dengan campuran media tanam yang telah
dibuat.
5) Memberi label pada polybag dengan ketentuan:
a) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Auksin
diberi label A dengan pengulangan sebanyak 15 buah.
b) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik
Sitokinin diberi label S dengan pengulangan sebanyak 15
buah.
c) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik
Giberelin diberi label G dengan pengulangan sebanyak 15
buah.
6) Menanam bibit sawi pakcoy pada polybag yang berisi media
tanam dan berlabel sesuai dengan ketentuan perlakuan.
7) Menyiram bibit sawi pakcoy yang telah ditanam dengan
menggunakan air.
8) Menempatkan bibit sawi pakcoy pada tempat yang teduh dan
sejuk.
9) Merawat tanaman sawi pakcoy dengan ketentuan:
a) Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali.
b) Pemupukan dilakukan pada:
(1) Pupuk dasar (pada saat penanaman)
(2) Hari ke-10
(3) Hari ke-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(4) Hari ke-22
c) Penyemprotan zat pengatur tumbuh dilakukan setiap satu
minggu sekali (tiga kali semprot pada setiap tanaman).
10) Mengamati dan mengukur pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
dua kali dalam satu minggu dan mencatatnya dalam log book.
11) Ketika masa panen menimbang berat basah tanaman sawi pakcoy
dan mencatatnya dalam log book.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini terdapat 40 polybag tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis) yang diberi perlakuan pemberian zat pengatur
tumbuh Auksin, Sitokinin, dan Giberelin, serta perlakuan kontrol.
Tanaman sawi pakcoy dipanen pada usia 39 hst (hari setelah tanam).
Berikut ini adalah tabel rata-rata hasil pengukuran selama pertumbuhan
hingga panen.
Tabel 4.1. Rata-rata tinngi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat
basah tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Perlakuan
Rata-Rata Pengamatan pada Parameter
Tinggi Tanaman
(cm)
Lebar Daun
(cm)
Jumlah Daun
(helai)
Berat Basah
(gr)
Auksin 21.1 6.81 7.3 2.9
Sitokinin 25.58 9.26 9.6 4.53
Giberelin 23.17 7.29 7.6 2.24
Kontrol 22.9 7.79 7.4 4.3
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perlakuan
pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin paling mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang meliputi tinggi tanaman,
lebar daun, jumlah daun, dan berat basah. Data yang telah diperoleh
dihitung dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji anova. Bila uji anova
hasilnya signifikan makan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Sebelum dilakukan uji anova, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas atau test of normality
bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Bila p value (sig) seluruh
kelompok data > 0,05 maka H0 tidak ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan tes homeogenitas atau tes of homogeneity of
variance bertujuan untuk mengetahui apakah dua data atau lebih,
kelompok data sampel memiliki variasi homogen atau tidak.bila p
value (sig) setiap kelompok data > 0,05 maka H0 tidak ditolak,
sehingga kesimpulannya bahwa variasi pada seluruh kelompok data
adalah homogeny. Uji anova bertujuan untuk mengetahui apakah data
berbeda secara statistik atau tidak. Bila p value (sig) < 0,05 maka dapat
dikatakan signifikan. Jika hasil uji anova menunjukkan bahwa data
berbeda secara statistik maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Uji
Duncan atau Duncan Multile Range Test (DMRT) bertujuan untuk
menunjukkan data berbeda secara statistik.
Data hasil pengamatan pada penelitian ini meliputi tinggi
tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah. Data hasil
pengamatang yang diuji normalitas, homogenitas, anova, dan Duncan
meliputi tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun karena data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
diperoleh selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Sedangkan berat
basah tidak diollah dengan ke empat uji tersebut karena data diperoleh
pada waktu panen. Hasil uji normalitas, uji homogenitas, uji anova,
dan uji Duncan pada data pertumbuhan sawi pakcoy yang meliputi
tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun dijelaskan sebagai
berikut:
a. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanman sawi pakcoy dimulai dari
tumbuhnya kotiledon pertama sampai dengan ujung daun yang
paling tinggi pada tanaman yang diamati, dengan satuan ukur
centimeter (cm). Data yang telah diperoleh terlebih dahulu diuji
normalitas dan homogenitasnya. Bila hasil uji normalitas dan
homogenitas menunjukkan p value (sig) > 0,05 maka H0 ditolak
sehungga dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok
data adalah normal dan homogen. Berikut ini adalah data hasil
pengamatan tinggi tanaman sawi pakcoy pada perlakuan
pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.2. Data hasil pengamatan tinggi tanaman pada
tanaman sawi pakcoy
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa
perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin paling unggul,
yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 25.58 cm. Perlakuan
pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin dan giberelin lebih
unggul dari pada perlakuan kontrol. Selisih tinggi tanaman pada
perlakuan kontrol dan perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh
giberelin adalah 0,27 cm. Perlakuan pemberian zat pengatur
tumbuh auksin paling pendek, yaitu dengan rata-rata tinggi
tanaman 22,1 cm. Hasil uji normalitas tinggi tanaman diperoleh p
value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat
Nomor
Polybag
Pertambahan Tinggi Tanaman
Berdasarkan Perlakuan (cm)
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1 21.2 23 23.6 26.3
2 23 26.7 20.3 20.4
3 24.5 28.9 23 9.9
4 25.6 27.1 17.8 24.7
5 18.2 25.3 28.9 25.3
6 21.8 28.5 26.8 23.5
7 24.3 22.3 22.9 22.9
8 20.5 23.3 22.0 26.3
9 19.1 27.4 22.1 25.8
10 22.8 23.3 24.3 23.9
Jumlah 221 255.8 231.7 229
Rata-rata 22.1 25.58 23.17 22.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah
normal (lihat lampiran 3). Hasil uji homogenitas diperoleh p value
(sig) = 0,668 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogen. Hasil
uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,136 > 0,05 maka
hasil tersebut berbeda tidak signifikan. Jadi pemberian perlakuan
zat pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin tidak
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Berikut adalah grafik
pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy:
Grafik 4.1. Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman pada
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan
pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan
tinggi tanaman sawi pakcoy. Akan tetapi, pada uji anova
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pe
rtam
bah
an T
ingg
i Tan
aman
(cm
)
Pengamatan Ke-
Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada Sawi Pakcoy
(Brassica chinensis)
Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi
pakcoy hasilnya tidak signifikan.
b. Lebar Daun
Pengukuran lebar daun dimulai dari mengukur tepi sisi kiri
sampai dengan tepi sisi kanan daun, dengan satuan ukur centimeter
(cm). Berikut ini adalah data hasil pengamatan lebar daun tanaman
sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin,
Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
Tabel 4.3. Data hasil pengamatan lebar daun pada tanaman sawi
pakcoy
Nomor
Polybag
Pertambahan Lebar Daun Berdasarkan
Perlakuan (cm)
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1 5.7 9.1 8.6 9.1
2 5.1 10 5.7 9.2
3 8.2 8.4 6 2.1
4 8.6 11.1 6.6 7.7
5 5.7 10.2 8.4 8.3
6 5.4 11.2 7.7 7.4
7 8.8 6.7 7.2 8.9
8 5.9 8.8 7.6 8.4
9 6 8.4 6.9 9.4
10 8.7 8.7 8.2 7.4
Jumlah 68.1 92.6 72.9 77.9
Rata-rata 6.81 9.26 7.29 7.79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan data di atas, daun paling lebar adalah pada
perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin yaitu
dengan lebar daun rata-rata 9,26. Bila dibandingkan dengan
perlakuan kontrol, selisih rata-ratanya adalah 1,47 cm. daun paling
sempit adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh
auksin dengan rata-rata lebar daun 6.81 cm. Hasil uji normalitas
pada lebar daun diperoleh p value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap
kelompok data adalah normal (lihat lampiran 4). Hasil uji
homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,512 > 0,05 maka H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada seluruh
kelompok data adalah homogen.
Hasil uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,008 <
0,05 maka hasil tersebut signifikan. Jadi pemberian perlakuan zat
pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin
mempengaruhi pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy.
Setelah dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan, dapat diketahui
bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin
paling beda terhadap pertumbuhan lebar daun. Pertumbuhan lebar
daun pada tanaman sawi pakcoy yang tidak beda adalah pada
perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik auksin dan
giberelin, serta perlakuan kontrol. Berikut adalah grafik
pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Grafik 4.2. Hasil pengamatan pertumbuhan lebar daun pada
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan
pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan
lebar daun tanaman sawi pakcoy.
c. Jumlah Daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung
masing-masing helai daun pada setiap tanaman sawi pakcoy.
Berikut ini adalah data hasil pengamatan jumlah daun tanaman
sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin,
Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Pe
rtam
bah
an L
eb
ar D
aun
(cm
)
Pengamatan Ke-
Grafik Pertumbuhan Lebar Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica chinensis)
Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.4. Data hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman
sawi pakcoy
Nomor
Polybag
Pertambahan Jumlah Daun Berdasarkan
Perlakuan (helai)
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1 7 10 9 8
2 6 11 5 8
3 9 8 7 3
4 7 8 6 9
5 7 9 9 8
6 7 10 9 7
7 8 11 10 9
8 7 10 7 7
9 6 9 7 8
10 9 10 7 7
Jumlah 73 96 76 74
Rata-rata 7.3 9.6 7.6 7.4
Berdasarkan data di atas, daun yang paling banyak adalah
perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin, yaitu dengan
jumlah daun 96 helai. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh
sitokinin dan giberelin lebih unggul dari perlakuan kontrol. Selisih
antara perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh giberelin dan
perlakuan kontrol pada jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah 2
helai. Jumlah daun paling sedikit adalah pada perlakuan pemberian
zat pengatur tumbuh auksin yaitu 73 helai, dan berselisih satu helai
dengan perlakuan kontrol. Hasil uji normalitas pada jumlah daun
diperoleh p value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0 diterima sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah
normal (lihat lampiran 5). Hasil uji homogenitas diperoleh p value
(sig) = 0,521 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogen.
Hasil uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,002 <
0,05 maka hasil tersebut signifikan. Jadi pemberian perlakuan zat
pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin
mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy.
Setelah dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan, dapat diketahui
bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin
paling beda terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi
pakcoy. Pertumbuhan jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy
yang tidak beda adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur
tumbuh sintetik auksin dan giberelin, serta perlakuan kontrol.
Berikut adalah grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi
pakcoy:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Grafik 4.3. Hasil pengamatan pertumbuhan jumlah daun pada
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan
pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy.
d. Berat Basah
Pengukuran berat basah tanaman sawi pakcoy dilakukan
pada waktu panen, masing-masing tanaman sawi pakcoy ditimbang
untuk mengetahui berat basahnya dengan satuan gram (gr). Berikut
ini adalah data hasil pengamatan berat basah tanaman sawi pakcoy
pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin,
Giberelin, dan Kontrol.
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pe
rtam
bah
an J
um
lah
Dau
n (
he
lai)
Pengamatan Ke-
Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun pada Tanaman Sawi
Pakcoy (Brassica chinensis)
Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.5. Data hasil pengamatan berat basah pada tanaman sawi
pakcoy
Nomor
Polybag
Pertambahan Berat Basah Berdasarkan
Perlakuan (gram)
Aiksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1 20 45 30 65
2 20 55 15 35
3 40 45 19 50
4 30 60 15 35
5 25 35 25 25
6 25 60 25 40
7 45 35 20 40
8 20 30 20 50
9 30 38 35 60
10 35 50 20 30
Jumlah 290 453 224 430
Rata-rata 2.9 4.53 2.24 4.3
Tanaman sawi pakcoy paling berat adalah dengan
perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin dengan
rata-rata berat basah 4,53 gram. Bila dibandingkan dengan kontrol,
hasilnya tidak jauh berbeda yaitu 4,3 gram, hanya berselisih 0,23
gram. Pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik auksin
lebih unggul daripada pemberian zat pengatur tumbuh auksin dan
giberelin, dimana berat kedua perlakuan tersebut setengah dari
berat perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin.
Berikut adalah grafik berat basah tanaman sawi pakcoy:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Grafik 4.4. Hasil pengamatan berat basah pada tanaman sawi
pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan
pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan
berat basah tanaman sawi pakcoy.
0
10
20
30
40
50
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
Nila
i Be
rat
Bas
ah (
gram
)
Perlakuan
Grafik Berat Basah pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica
chinensis)
Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini meliputi warna daun,
kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit. Data diambil selama
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Berikut ini adalah gambar
tanaman sawi pakcoy sebelum dipanen.
Gambar 4.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan
Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Auksin
Gambar 4.2. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan
Pemberian ZPT Sintetik Sitokinin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.3. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan
Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Giberelin
Gambar 4.4. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan
Perlakuan Kontrol
Setiap pengamatan pertumbuhan tanamna sawi pakcoy
dilakukan penncatatan data kualitatif yang meliputi warna daun,
kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit. Berikut ini adalah data
kualitatif hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Warna daun
1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin semua
daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-6,
sedangkan pada pengamatan ke-7 salah satu daun pada
tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada
pengamatan ke-12. Hanya ada dua tanaman sawi pakcoy yang
daun keseluruhannya hijau, dan ada satu tanaman yang
daunnya coklat (lihat lampiran 2 – warna daun; auksin).
2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin semua
daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-7,
sedangkan pada pengamatan ke-8 salah satu daun pada
tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada
pengamatan ke-12. Sembilan dari sepuluh tanaman sawi
pakcoy daunnya berwarna hijau (lihat lampiran 2 – warna
daun; sitokinin).
3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin semua
daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-6,
sedangkan pada pengamatan ke-7 salah satu daun pada
tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada
pengamatan ke-12. Hanya ada satu tanaman sawi pakcoy yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
daun keseluruhannya hijau (lihat lampiran 2 – warna daun;
giberelin).
4) Pengamatan kontrol
Pada perlakuan kontrol semua daun berwarna hijau
sampai dengan pengamatan ke-9, sedangkan pada pengamatan
ke-10 salah satu daun pada tanaman mulai kuning. Rata-rata
daun menguning pada pengamatan ke-12. Hanya ada dua
tanaman sawi pakcoy yang daun keseluruhannya hijau (lihat
lampiran 2 – warna daun; kontrol).
b. Kesegaran daun
1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin
Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi
pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-8, tetapi
pengamatan ke-9 salah satu daun pada tanaman mulai layu.
Pada pengamatan ke-11 terdapat satu daun yang kering. Rata-
rata keadaan daun pada pengamatan ke-12 segar, hanya saja
ada tiga daun yang kering (lihat lampiran 2 – kesegaran daun;
auksin).
2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin
Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi
pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada
pengamatan ke-12 setengah dari jumlah tanaman layu dan
kering (lihat lampiran 2 – kesegaran daun; sitokinin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin
Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi
pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada
pengamatan ke-12 rata-rata keadaan daun segar dan hanya ada
tiga tanaman sawi pakcoy yang daunnya kering (lihat lampiran
2 – kesegaran daun; giberelin).
4) Pengamatan kontrol
Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi
pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada
pengamatan ke-12 hampir semua tanaman sawi pakcoy segar,
hanya ada satu tanaman sawi pakcoy yang daunnya layu (lihat
lampiran 2 – kesegaran daun; kontrol).
c. Serangan hama/penyakit
1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin, hama
mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2.
Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-12.
Penyerangan hama pada tanaman sawi pakcoy terbanyak
adalah pada pengamatan ke-12, hanya ada satu tanaman yang
sama sekali tidak terkena serangan hama selama penelitian.
Hama yang menyerang adalah ulat grayak (Spodoptera
exigua), ulat jengkal (Thysanoplusia orichalcea) dan kutu putih
(Bemisia tabaci). Hama terbayak yang menyerang tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sawi pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera exigua) (lihat
lampiran 2 – serangan hama/penyakit; auksin).
2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin, hama
mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2.
Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-7.
Pada pengamatan ke-8 dan ke-9 tidak terjadi serangan hama,
dan hama mulai menyerang lagi pada pengamatan ke-10
hingga sampai dengan pengamatan ke-12. Pada pengamatan
ke-12 hampir semua tanaman sawi pakcoy terserang hama,
hanya ada satu tanaman yang tidak terserang hama. Hama yang
menyerang tanaman sawi pakcoy adalah ulat grayak
(Spodoptera exigua) dan kutu daun (Aphis gossypii). Hama
terbanyak yang menyerang tanamna sawi pakcoy adalah ulat
grayak (Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan
hama/penyakit; sitokinin).
3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin
Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin, hama
mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2.
Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-8.
Pada pengamatan ke-9 dan ke-10 tidak terjadi serangan hama,
dan hama mulai menyerang lagi pada pengamatan ke-11
hingga sampai dengan pengamatan ke-12. Pada pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ke-12 semua tanaman sawi pakcoy terserang hama. Hama yang
menyerang tanaman sawi pakcoy adalah ulat grayak
(Spodoptera exigua) dan kutu daun (Aphis gossypii). Hama
terbanyak yang menyerang tanamna sawi pakcoy adalah ulat
grayak (Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan
hama/penyakit; giberelin).
4) Pengamatan kontrol
Pada perlakuan kontrol, hama mulai menyerang tanamn
sawi pakcoy pada pengamatan pertama. Hampir disemua
pengamatan terjadi serangan hama pada tanaman sawi pakcoy,
kecuali pada pengamatan ke-2 dan pengamatan ke-8.
Penyerangan hama pada tanaman sawi pakcoy terbanyak
adalah pada pengamatan ke-12, hanya ada satu tanaman yang
sama sekali tidak terkena serangan hama selama penelitian.
Hama yang menyerang adalah ulat grayak (Spodoptera exigua)
dan belalang hijau (Atractomopha crenulata). Hama terbayak
yang menyerang tanaman sawi pakcoy adalah ulat grayak
(Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan
hama/penyakit; kontrol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
B. Pembahasan
1. Data kuantitatif
Data kualitatif yang diperoleh, kemudian diolah dengan
menggunakan uji One-Way Anova untuk mengetahui apakah data
berbeda secara statistik atau tidak. Sebelum data diolah dengan uji One-
Way Anova, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua data atau lebih,
kelompok data sampel memiliki variasi yang homogen atau tidak. Bila
hasil data signifikan, maka dilakukan uji lanjutan dengan Metode
Duncan.
Berdasarkan perhitungan data melalui uji One-Way Anova dapat
dilihat bahwa pemberian zat pengatur tumbuh sintetik ada yang
berpengaruh secara signifikan dan ada yang berpengaruh secara tidak
signifikan terhadap keceptan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis). Zat pengatur tumbuh sintetik berpengaruh secara
signifikan adalah pada pertumbuhan lebar daun, jumlah daun, dan tinggi
tanaman. Sedangkan zat pengatur tumbuh sintetik berpengaruh secara
tidak signifikan adalah pada pertumbuhan tinggi tanaman. Zat pengatur
tumbuh yang paling berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah sitokinin. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil monitoring data observasi yang dilakukan selama
penanaman hingga panen (lihat Lampiran Data Hasil Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kuantitatif). Pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh menyebabkan
dampak perubahan secara morfologis yang berbeda-beda pada tanaman
sawi pakcoy (Brassica chinensis).
a. Tinggi tanaman
Menurut Sitompul (1995), tinggi tanaman merupakan
ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator
pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk
mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan.
Auksin terkenal dengan fungsinya untuk pertumbuhan memanjang
pada tanamnan. Akan tetapi, pada kenyataannya perlakuan
pemberian sitokinin lebih unggul dalam menumbuhkan tanaman
sawi pakcoy daripada perlakuan pemberian auksin. Peristiwa tidak
bekerjana auksin tersebut seperti yang terjadi pada percobaan
Bonner (1949), dimana konsentrasi auksin yang efektif bagi
pertumbuhan ujung batang justru menghambat pertumbuhan ujung
akar. Terhambatnya pertumbuhan ujung akar mempengaruhi
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy karena akar berfungsi untuk
mengambil air dan nutrisi di dalam tanah untuk tumbuh, bila
pertumbuhan akar terhambat maka pertumbuhan tanaman sawi
pakcoy juga lambat karena kurangnya suplai air dan nutrisi.
Salah satu faktor tidak unggulnya auksin dalam
menumbuhkan tanaman sawi pakcoy adalah tingkat konsentrasi
auksin yang diberikan. Auksin yang diberikan dalam konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tinggi memberi efek dapat menghambat pertumbuhan
pemanjangan sel. Pada percobaan konsentrasi auksin tergolong
tinggi bila diberikan pada tanaman sawi pakcoy. Konsentrasi
auksin yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan seperti teori
yang diungkapkan Meyer (1973), bahwa auksin dapat
meningkatkan dan menghambat pertumbuhan, dimana merupakan
respon dari efek yang diberikan, tergantung pada konsentrasi
auksin. Efektivitas auksin diberikan tidak hanya tergantung pada
konsentrasi, tetapi juga jenis tertentu respon pertumbuhan yang
dipengaruhi. Beberapa efek penghambatan auksin, terutama pada
pemanjangan segmen batang beberapa spesies dan pertumbuhan
tunas pada organ lain.
Selain itu ia juga mengungkapkan banwa auksin
menyebabkan pemanjangan sel. Kisaran konsentrasi optimum
untuk pemanjangan sel bervariasi pada jaringan yang berbeda, dan
pemberian konsentrasi yang relatif tinggi dapat menghambat fase
pertumbuhan. Bila auksin diberikan pada tanaman sawi pakcoy
dengan konsentrasi yang sesuai makan dapat meningkatkan
pertumbuhan pemanjangan, seperti yang diungkapkan Meyer
(1973), bahwa dalam konsentrasi yang sesuai, auksin
menyebabkan peningkatan panjang batang, koleoptil, hipokotil dan
epikotil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pada umumnya orang beranggapan bahwa pemberian
giberelin pada tumbuhan akan menyebabkan tinggi tanaman
menjadi 3 sampai 5 kali tingginya yang normal. Hal tersebut
memang benar seperti percobaan yang telah dilakukan pada
tanaman kobis yang diberi perlakuan hormon giberelin, dimana
tanaman kobis jarak antar ruas daun pada batang
pendek/berdekatan dan setelah diberi hormon giberelin jarak antar
ruas daun pada batang panjang/berjauhan. Giberelin yang
digunakan pada percobaan tersebut adalah giberelin dengan
konsentrasi tinggi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
giberelin dengan konsentrasi sedang.
b. Lebar daun
Berdasarkan data yang diperoleh, daun tanaman sawi
pakcoy yang paling lebar adalah pada perlakuan pemberian zat
pengatur tumbuh sintetik sitokinin, sedangkan perlakuan
pemberian auksin paling lambat untuk pertumbuhan lebar daun
tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut berkaitan dengan efek dari
kerja sitokinin yaitu memacu kecepatan pertumbuhan tanaman
karena berperan dalam proses pembelahan dan pembesaran sel.
Seperti teori Meyer (1973), bahwa sitokinin terbukti dapat
mempercepat pembelahan sel pada jaringan bila diberikan pada
konsentrasi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Jumlah daun
Pada percobaan ini jumlah daun yang paling banyak adalah
pada perlakuan pemberian sitokinin dengan jumlah daun sebanyak
96 helai, sedangkan perlakuan pemberian auksin paling sedikit
yaitu sebanyak 73 helai. Hal tersebut berkaitan dengan efek dari
kerja sitokinin yaitu berperan dalam pembentukan tunas-tunas
baru. Seperti yang diungkapkan Loveless (1991), bahwa sitokinin
yang disintesis dalam akar, diedarkan ke daun melalui pembuluh
xilem. Dimana, sitokinin diperlukan untuk pertumbuhan normal
dan diferensiasi, serta meningkatkan pembelahan sel dan menahan
ketuaan (senescence).
d. Berat basah
Berat basah merupakan hasil dari semua pertumbuhan
tanaman baik tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun. Berat
basah diukur pada waktu panen, dimana pengukuran atau
penimbangannya adalah keseluruhan dari bagian tanaman sawi
pakcoy. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat pada grafik
di atas bahwa sawi pakcoy paling berat adalah pada perlakuan
pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin, dimana berat
basah rata-rata adalah 4,53 gram. Sitokinin berperan dalam
memacu kecepatan pertumbuhan tanaman karena berperan dalam
proses pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan tunas-tunas
baru, penundaan penuaan/kerusakan pada hasil panen sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
lebih awet, menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam
tanaman, dan meningkatkan sintesis pembentukan protein.
2. Data kualitatif
a. Warna daun
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
warna daun tanaman sawi pakcoy dengan diberi ZPT sitokinin
lebih tahan lama daripada perlakuan pemberian ZPT auksin dan
giberelin. Pada perlakuan pemberian ZPT sitokinin daun tanaman
sawi pakcoy mulai menguning pada pengamatan ke-8, sedangkan
pada perlakuan pemberian ZPT auksin dan giberelin daun tanaman
sawi pakcoy menguning pada pengamatan ke-7. Perlakuan kontrol
warna daun tanaman sawi pakcoy paling tahan lama yaitu mulai
menguning pada pengamatan ke-10, walaupun demikian penelitian
ini lebih mengamati pengaruh dari pemberian ketiga ZPT tersebut.
Pengaruh ZPT sitokinin terhadap ketahanan warna daun tanaman
sawi pakcoy sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anestis
(2011), bahwa hormon sitokinin berperan dalam memperlambat
penuaan daun.
Selain itu, Weaver (1972) telah melakukan percobaan yang
membuktikan bahwa sitokinin dapat menghambat penuaan.
Percobaan yang dilakukan yaitu selembar daun terdapat dua
belahan kanan dan kiri. Belahan kiri sebagai kontrol, sedangkan
belahan kanan diberi perlakuan dibubuhi BA. Daerah daun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dibubuhi BA tersebut menunjukkan penarikan nutriea kearah
tersebut dan terjadi penundaan proses penuaan. Jadi hasil dari
percobaan tersebut adalah daun yang tidak diberi perlakuan
(kontrol) lebih cepat mengalami penuaan dibandingkan daun yang
diberi perlakuan BA. Selain itu Loveless (1991) juga
mengungkapkan, bahwa sitokinin menahan menguningnya daun
dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil seimbang
dalam daun. Ketuaan (senescence) merupakan peristiwa
menguningnya daun, yang terjadi karena protein pecah dan klorofil
rusak.
b. Kesegaran daun
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh, daun
pada tanaman sawi pakcoy rata-rata hampir semuanya segar
sampai dengan pengamatan ke-11, hanya saja pada perlakuan
pemberian ZPT auksin pada pengamatan ke-9 ada yang layu
kemudian pengamatan ke-10 segar kembali. Hal tersebut karena
kurangnya air dan suhu udara yang panas sehingga terjadi
penguapan yang berlebihan pada daun tanaman sawi pakcoy
sehingga menyebabkan layu. Dengan demikian dilakukan
penyiraman lebih banyak untuk menyegarkan kembali tanaman
sawi pakcoy, sehingga pada hari ke-10 tanaman sawi pakcoy segar
kembali. Pada hari ke-12 rata-rata tanaman sawi pakcoy layu dan
kering. Hal tersebut terjadi karena efek dari penuaan tanaman sawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pakcoy. Keadaan kering juga dikarenakan efek dari kesalahan
penggunaan pestisida yang dosisnya tinggi.
c. Serangan hama/penyakit
Rata-rata hama menyerang tanaman sawi pakcoy pada
pengamatan ke-2, hanya pada perlakuan kontrol hama menyerang
pada pengamatan pertama. Penyerangan hama terbanyak adalah
pada perlakuan kontrol, sedangkan penyerangan hama paling
sedikit adalah pada perlakuan pemberian ZPT giberelin.
Berikut ini adalah gambar hama yang menyerang tanaman sawi
pakcoy:
Gambar 4.5. Ulat Jengkal (Thysanoplusia orichalcea)
Gambar 4.6. Ulat Grayak (Spodoptera exigua)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.7. Ulat Tritip (Plutella xylostella), Sumber:
http://lifetoscienceadventure.blogspot.com
Gambar 4.8. Belalang Hijau (Atractomopha crenulata),
Sumber: http://omkicau.com
Gambar 4.9. Kutu Putih (Bemisia tabaci), Sumber:
www.kebunpedia.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.10. Kutu Daun (Aphis gossypii), Sumber:
http://pursuingmydreams.com
Ulat jengkal berwarna coklat, cara berjalannya dengan
melangkah cukup jauh karena kakinya terletak di depan dan
belakang tubuh. Ulat ini menyerang tanaman sawi pakcoy dengan
memakan daunnya. Ulat grayak (Spodoptera exigua) berwarna
hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam di ruas buku bandannya.
Ulat grayak (Spodoptera exigua) memakan daun hingga
menyebabkan daun berlubang-lubang terutama pada daun muda.
Ulat Tritip (Plutella xylostella) berwarna hijau muda,
dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat melakukan
penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai pucuk
tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-
lubang. Selain itu terdapat hama kutu daun yang menyerang daun
bagian sisi bawah. Kutu daun menyerang secara bergerombol.
Penanganan untuk mengatasi serangan ulat dan kutu daun tersebut
adalah dengan cara mematikannya langsung dan penyemprotan
insektisida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kendala dan penanganan selama penelitian:
1. Pada awal penelitian tanaman mengalami etiolasi yang ditandai tingginya
pertumbuhan tanaman yang pesat. Etiolasi disebabkan karena atap rumah
tanaman berbahan paranet hitam sehingga cahaya yang masuk kedalam
rumah tanaman kurang. Penanganan yang dilakukan adalah mengganti atap
paranet dengan menggunakan plastik transparan.
2. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah asam dan kadar air yang
berlebihan. Hal tersebut juga dikarenakan masalah atap paranet yang
strukturnya berlubang-lubang, sehingga air hujan masuk ke dalam rumah
tanaman. Penanganan yang dilakukan adalah mengganti atap paranet dengan
menggunakan plastik transparan.
3. Tanaman mengalami kekurangan nutrisi pokok (unsur Natrium, Phospat, dan
Kalium). Selama awal penelitian menggunakan pupuk kandang, yaitu kotoran
sapi. Ternyata unsur-unsur yang terkandung dalam kotoran sapi sangat
kurang sebagai nutrisi sawi pakcoy, sehingga tanaman menjadi kurang nutrisi
dengan ditandai pertumbuhan sawi pakcoy memanjang berbentuk seperti
sawi bakso. Padahal sawi pakcoy berbentuk seperti sendok dengan batang
daun dan helai daun melebar ke samping. Penanganan yang dilakukan adalah
memberi pupuk dasar NPK, dan beberapa hari setelah diberi NPK tanaman
menjadi subur dan bentuk tanaman seperti sawi pakcoy pada umumnya.
4. Kesalahan dalam pengendalian hama. Hama yang menyerang berupa ulat
grayak (Spodoptera exigua), ulat jengkal, ulat tritip (Plitella xylostella),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
belalang hijau (Atractomopha crenulata), kutu daun (Aphis gossypii), dan
kutu putih (Bemisia tabaci).
Pada penelitian ini, seluruh tanaman sawi pakcoy bentuknya kurang sesuai
dengan bentuk sawi pakcoy pada umumnya. Hal ini dikarenakan kesalahan pada
saat pemberantasan hama dengan pestisida yang berdosis tinggi, sehingga
menyebabkan tanaman sawi pakcoy mengkerut dan hampir mati. Pada grafik
pengamatan ke-11 menuju pengamatan ke-12, garis grafik relatif naik karena
pengaruh pemberian pupuk NPK untuk menmulihkan nutrisi pada tanaman sawi
pakcoy akibat kekurangan suplay nutrisi dari pupuk kandang. Pemupukan tersebut
juga memulihkan keadaan tanaman sawi pakcoyyang mengkerut akibat perlakuan
pemberian pestisida yang berdosis tinggi. Berikut ini adalah perbandingan
tanaman sawi pakcoy yang tidak terkena pestisida dosis tinggi dan tanaman sawi
pakcoy yang terkena pestisida dosis tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 4.6. Perbandingan Tanaman Sawi Pakcoy Tidak Terkena Pestisida Dosis
Tinggi dengan Terkena Pestisida Dosis Tinggi
Tanaman sawi pakcoy yang
tidak terkena pestisida dosis
tinggi
Tanaman sawi pakcoy yang terkena pestisida dosis
tinggi
Keterangan:
Jarak antar buku pada
batang lebih pendek/rapat.
Tangkai daun lebih tebal.
Bentuk daun lebih bulat.
Daun lebih tebal.
Tangkai daun dan batang
berwarna hijau.
Jumlah daun lebih banyak.
Perlakuan Pemberian ZPT
Sintetik Auksin
Keterangan:
Jarak antar buku pada
batang lebih
panjang/renggang.
Tangkai daun lebih
tipis karena
menyusut.
Bentuk daun agak
lonjong.
Daun lebih tipis.
Tangkai batang dan
daun berwarna hijau
kecoklatan karena
bekas luka
penyusutan akibat
pemberian pestisida.
Jumlah daun lebih
sedikit karena daun
pucuk ada yang mati
dan ada yang hampir
mati akibat
peemberian pestisida,
sehingga butuh waktu
lama untuk tumbuh
kembali.
Perlakuan Pemberian ZPT
Sintetik Sitokinin
Perlakuan Pemberian ZPT
Sintetik Giberelin
Perlakuan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
C. Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan
melalui pembelajaran kelas XII SMA semester 1 pada materi BAB 1 yaitu
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Pada pembelajaran ini peserta
didik dapat mempelajari atau bereksperimen untuk membuktikan pengaruh
zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanamn.
Materi Pertumbuhan dan Perkembangan tercantum dalam Silabus dan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada:
Kompetensi Inti (KI):
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD):
KD.1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
KD.2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
KD.3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup
berdasarkan hasil percobaan.
KD.4.1. Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan
secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data, dan
analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan
Giberelin berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan
pertumbuhan lebar daun, jumlah daun, dan berat basah tanaman sawi
pakcoy (Brassica chinensis). Sedangkan pemberian zat pengatur
tumbuh berpengaruh secara tidak signifikan hanya pada pertumbuhan
tinggi tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis).
2. Jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat menumbuhkan
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah Sitokinin.
B. Saran
1. Dalam penelitian sebaiknya memperhatikan faktor-faktor pokok terkait
dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Untuk menghindari kekurangan nutrisi tanaman sawi pakcoy maka
pertumbuhan selalu dipantau dengan memperhatikan morfologi dan
fisiologi tanaman agar terdeteksi bila tanaman sawi pakcoy mengalami
gejala-gejala defisiensi nutrisi.
3. Dalam pembasmian hama sebaiknya menggunakan pestisida alami dan
memperhatikan dosis pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya pengendalian dilakukan secara
mekanik.
5. Bila hama terlalu banyak dan sulit dikendalikan dengan cara mekanik,
maka sebaiknya dikendalikan dengan menggunakan pestisida organik
sesuai dosis yang telah ditentukan.
6. Budidaya tanaman sawi pakcoy dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Bila lahan yang dimiliki sempit, maka budidaya sawi pakcoy dapat
dilakukan dengan cara ditanam pada polybag, pot, dan hidroponik
yang dapat ditempatkan di pekarangan rumah. Bila lahan yang dimiliki
kurang luas atau tidak memiliki lahan, maka dalam pembudidayaan
sawi pakcoy dapat menyewa lahan.
7. Untuk pengukuran parameter tinggi tanaman sebaiknya dilakukan pada
tanaman yang tidak memiliki susunan daun roset (contoh: sawi, nanas,
kelapa, dsb).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anestis, M., 2011, AP Biology 2010-2011, USA; The Mc Graw Hill Companies,
Inc.
Bonner, J. and Arthur W. G., 1952, Principles of Plant Physiology, USA; W. H.
Freeman and Company.
Campbell, N. A., Jane B. R., and Lawrence G. M., 2003, Biologi Edisi Ke Lima
Jilid 2, Jakarta; Erlangga.
Djafaruddin, 2000, Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman, Jakarta; PT
Bumi Aksara.
Dwidjoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia Jakarta;
Pustaka Utama.
Gardner, F. P., R. Brent P., and Roger L. M., Fisiologi Tanaman Budidaya, 1991,
Jakarta; UI-Press.
Hanafiah, K.A., 2013, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Jakarta; Rajawali Pers
Haryanto, E., Tia S., dan Estu R., 1995, Sawi dan Selada, Jakarta; Penebar
Swadaya.
Hoefnagels, M., 2009, Biology Concepts and Investigations, New York; The
University of Oklahoma.
Jumin, H.B, 2012, Dasar-Dasar Agronomi (Edisi Revisi), Jakarta; Rajawali Pers.
Loveless, A. R., 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1,
Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.
Meyer, B. S., Donald B. A., Richard H. B., and Douglas H. F., 1973, Introduction
to Plant Physiology: Second Edition, USA; Litton Educational Publishing,
Inc.
.
Puspitasari, A. C., 2008, Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat Pengatur
Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri, Surakarta;
Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
S, Alex, 2014, Sayuran dalam Pot, Yogyakarta; Pustaka Baru Press.
Salisbury, F. B., and Cleon W. R., 1995, Fisiologi Tumbuhan (jilid 3), Bandung;
Penerbit ITB.
Sitompul, S. M., dan Bambang G., 1995, Analisis Pertumbuhan Tanaman,
Yogyakarta; Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G., 1985, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta; Gajah Mada
University Press
Weier, T. Elliot, C. Ralph S., and Michael G. B., 1974, Botany: An Introduction
to Plant Biology: Fifth Edition, California; John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1
DATA HASIL PENGAMATAN KUANTITATIF
A. Tinggi Tanaman (centimeter)
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4. Kontrol
B. Lebar Daun (centimeter)
1. Auksin
2. Sitokinin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Giberelin
4. Kontrol
C. Jumlah Daun (helai)
1. Auksin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
D. Berat Basah (gram)
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2
DATA HASIL PENGAMATAN KUALITATIF
A. Warna Daun
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Kontrol
B. Kesegaran Daun
1. Auksin
2. Sitokinin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Giberelin
4. Kontrol
C. Serangan Hama/Penyakit
1. Auksin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 3
PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA
TINGGI TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 4
PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA LEBAR
DAUN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Uji Duncan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 5
PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA
JUMLAH DAUN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4. Uji Duncan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 6
SILABUS SMA IPA
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Matapelajaran : BIOLOG
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1.2. Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan mengamati
bioproses.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani
dan santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1. Menganalisis hubungan
antara faktor internal
dan eksternal
berdasarkan hasil
percobaan.
Pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan
Mengamati
Mengamati pertumbuhan
dan perkembangan pada
tanaman sawi pakcoy
pada percobaan yang
dilakukan
Observasi
4 JP
LKS
pertumbuhan dan
perkembangan
Buku Biologi
kelas XII
Buku pendukung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.1.
Melakukan percobaan
tentang faktor luar yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, dan
melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang
benar.
Faktor luar dan
faktor dalam
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
pada tumbuhan
Membaca data hasil
pengamatan
pertumbuhan tanaman
pada percobaan yang
dilakukan
Membaca teks
pertumbuhan pada
tumbuhan
Tes
Konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
pada tumbuhan
Artikel, dan
Laporan Hasil
Penelitian
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Menanya peserta didik
dimotivasi untuk membuat
pertanyaan tentang
Mengapa tumbuhan
mengalami pertumbuhan
dan perkembangan
Konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Macam-macam
pertumbuhan pada
tumbuhan
Faktor–faktor yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Menggali informasi
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
melalui pengamatan pada
percobaan yang
dilakukan
Diskusi tentang faktor-
faktor yang
mempengaruhi
petumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Mengasosiasikan
Membaca dan
menganalisis data hasil
pengamatan pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy
selama penelitian untuk
memahami konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
padapercobaan yant telah
dilakukan
Menarik kesimpulan
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan serta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
mempresentasikan
Mengkomunikasikan
Presntasi hasil kajian dan
diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan pada
mahluk hidup
Pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
Faktor luar dan
faktor dalam
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
Mengamati
Mengkaji laporan hasil
penelitian tentang
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Bagaimana langkah-
langkah melakukan
percobaan menurut kerja
Observasi
Unjuk kerja
pelaksanaan
eksperimen
8 JP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
pada tumbuhan
ilmiah dari hasil diskusi
dan mengkaji contoh
karya ilmiah dari
berbagai sumber
Menanya
Siswa dimotivasi untuk
membuat pertanyaan
tentang
Langkah-langkah
eksperimen dan
penyusunan laporan hasil
eksperimen
Faktor eksternal yang
dapat dimodifikasi
menjadi variabel
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Melaksanakan penelitian
tentang faktor luar yang
mempengaruhi
pertumbuhan pada
tumbuhan
Melakukan pengamatan
eksperimen, mencatat
data hasil pengamatan
Mengkomunikasikan
Melaporkan hasil
eksperimen secara lisan
(presentasi) dan tertulis
(laporan ilmiah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Matapelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XII / I
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan
masalah.
KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
B. Kompetensi Dasar
KD.1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
KD.2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
KD.3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil
percobaan.
KD.4.1. Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
C. Indikator
1.2.1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas ciptaannya dalam wujud
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2.1.1 Teliti dalam melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
2.1.2 Cermat dalam melakukan percobaan pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh
terhadap kecepatan pertumbuhan sawi pakcoy.
3.1.1. Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.1.2. Mengkaitkan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.1.3. Mengidentifikasi gejala perubahan fisiologis pada tanaman sawi pakcoy dengan
faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
4.1.1. Melakukan percobaan terkait pengaruh pemberian perlakuan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
D. Tujuan Pembelajaran
1.2.1 Melalui kegiatan praktikum peserta didik mampu menunjukkan rasa syukur
kepada Tuhan atas ciptaannya dalam wujud perumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
2.1.1 Dengan melakukan observasi peserta didik dapat bersikap teliti dalam melakukan
pengamatan serta pengukuran pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
2.1.2 Melalui kegiatan praktikum peserta didik cermat dalam melakukan percobaan
pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan sawi
pakcoy.
3.1.1. Setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitar, peserta didik dapat
mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.1.2. Dengan melakukan analisis permasalahan peserta didik dapat mengkaitkan
hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
3.1.3. Setelah melakukan diskusi peserta didik dapat mengidentifikasi gejala perubahan
fisiologis pada tanaman sawi pakcoy dengan faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.1.1. Peserta didik dapat mempublikasikan hasil dan analisis percobaan yang telah
dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas
E. Materi Pembelajaran
1. Petumbuhan dan perkembangan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran : Diskusi, Eksperimen, Presentasi, dan Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I
Kegiatan
(waktu) Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
(15 menit)
Menyiapkan
kondisi belajar
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
1. Mengucapkan salam dan checking.
2. Menciptakan suasana belajar yang
mendukung dengan menyampaikan
pengantar materi berupa ilustrasi
pengalaman siswa.
3. Mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik: “Apakah tumbuhan tersebut
langsung tumbuh besar seperti yang
kamu lihat?”
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Inti
(60 menit)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Mencoba
Menalar
5. Mengamati gambar pertumbuhan
tanaman mulai dari biji hingga menjadi
tanaman.
6. Memberikan pertanyaan kepada peserta
didik “Proses apa saja yang dialami
tumbuhan sehingga dapat tumbuh
besar?”.
7. Mengorganisasikan siswa duduk dalam
kelompok dan wakil tiap-tiap kelompok
mengambil LKS serta alat dan bahan
eksperimen.
8. Peserta didik membaca buku panduan
dan mencari referensi di internet.
9. Melakukan pengamatan pada gambar
yang ditayangkan.
10. Peserta didik melakukan eksperimen
menanam bibit sawi pakcoy.
11. Menjawab pertanyaan yang diajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
guru.
12. Menganalisis gambar dan mengkaitkan
dengan referensi yang ada.
Mengasosiasi 13. Guru dan peserta didik menarik
kesimpulan awal dari hasil kegiatan.
Penutup
(15 menit)
Rangkuman 14. Membimbing peserta didik merangkum
butir-butir pembelajaran.
15. Mengajak peserta didik untuk
merefleksikan hasil belajarnya.
16. Memberi tugas melakukan pengamatan
pertumbuhan tanaman sawai pakcoy
pada percobaan yang dilakukan selama
seminggu dan membuat laporan ilmiah.
2. Pertemuan II
Kegiatan
(waktu) Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
(15 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
1. Mengucapkan salam dan checking.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
3. Mengumumkan urutan kelompok
presenntasi hasil eksperimen.
Inti
(60 menit)
Mengkomunikasikan 4. Peserta didik mempersentasikan hasil
eksperimen sesuai urutan kelompok
persentasi yang telah ditentukan dan
kelompok lain menanggapinya.
Kemudian guru mengkonfirmasi
pernyataan peserta didik bila ada yang
kurang tepat.
5. Post test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Penutup
(15 menit)
Evaluasi 6. Memberikan penghargaan pada
kelompok yang mempresentasikan
hasil eksperimennya dengan baik.
7. Membimbing peserta didik
merangkum butir-butir pembelajaran.
8. Mengajak peserta didik untuk
merefleksikan hasil belajarnya.
9. Memberi tugas membaca materi yang
akan dibahas selanjutnya.
H. Sumber Belajar
1. Buku SMA Biologi Kelas XII
2. Buku pendukung, Artikel, dan Laporan Hasil Penelitian
3. Internet
I. Alat dan Bahan
1. Gambar pertumbuhan tumbuhan 8. ZPT sintetik auksin, sitokinin, giberelin
2. Viewer 9. Pupuk
3. Power Point 10. Pena
4. Polybag 11. Log Book
5. Bibit sawi pakcoy 12. Penggaris
6. Media tanam 13. LKS
7. Air
J. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Lembar penilaian sikap
c. Lembar penilaian kerja
d. Lembar penilaian hasil laporan
e. Lembar penilaian presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
2. Penilaian produk
a. Instrumen penilaian sikap (afektif)
b. Instrumen penilaian keterampilan (psikomotor)
c. Instrumen penilaian hasil belajar (kognitif)
Jenis Penilaian : Tes (post test) dan Non Tes (laporan ilmiah)
Instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan diskusi dan percobaan, peserta didik dapat menjelaskan
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembngangan tanaman serta menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman secara tepat.
B. Alat dan Bahan
1. Polybag 6. Pupuk
2. Bibit sawi pakcoy umur seminggu 7. Alat tulis
3. Media tanam 8. Logbook
4. Air 9. Sprayer
5. ZPT sintetik auksin, sitokinin, giberelin 10. Label
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan media tanam yang telah dicampur pupuk pada polybag dan beri label A
(perlakuan pemberian auksin), S (perlakuan pemberian sitokinin), G (perlakuan
pemberian giberelin), dan K (perlakuan kontrol).
3. Tanam bibit sawi pakcoy sesuai label yang ditentukan.
4. Semprot bibit sawi pakcoy yang telah ditanam dengan ZPT sintetik sesuai label
yang telah ditentukan.
5. Amati pertumbuhan dan perkembangan sawi pakcoy setiap hari selama seminggu.
6. Ukur tinggi tanaman dan jumlah daun, kemudian catat dalam logbook.
7. Analisislah data hasil pengamatan yang diperoleh dengan membuat laporan
ilmiah, dan presentasikan hasilnya di depan kelas.
Format laporan ilmiah
a. Judul
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
d. Landasan teori
e. Metodologi penelitian
1) Alat dan bahan
2) Cara kerja
3) Variabel penelitian
4) Hipotesis
f. Hasil penelitian dan pembahasan
g. Kesimpulan dan saran
D. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Pengamatan
Ke-
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
Tingggi
tanaman
Jumlah
daun
Tinggi
tanaman
Jumlah
daun
Tinggi
tanaman
Jumlah
daun
Tinggi
tanamna
Jumlah
daun
1
2
3
4
5
6
7
E. Analisis
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan? Sebutkan dan jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai tinggi tanaman paling
tinggi?
5. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai jumlah daun paling
banyak?
6. Dari ke empat perlakuan tersebut, ZPT sintetik manakah yang paling cepat
berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis)? Mengapa? Jelaskan dan kaitkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya!
7. Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) atau dalam
(internal)? Mengapa? Jelaskan!
F. Kesimpulan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN LKS
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan? Sebutkan dan jelaskan!
Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalama (internal)
adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan. Faktor luar (eksternal) adalah
faktor yang berasal dari luar tumbuhan atau lingkungan tempat hidup tumbuhan.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
Jawab:
Faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan adalah:
- Gen, berfungsi mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel,
termasuk pertumbuhan.
- Hormon pertumbuhan, senyawa kimia yang mengatur aktivitas pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan. Secara umum dikenal enam macam
hormone tumbuhan, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilena (etana), asam
absisat, dan kalin.
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
Jawab:
Faktor-faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan adalah:
- Air, tumbuhan membutuhkan air sebagai pelarut, medium berlangsungnya
reaksi kimia di dalam sel, serta pembentukan dan pengangkutan zat makanan.
- Udara (O2 dan CO2), Oksigen (O2) digunakan tumbuhan untuk proses
penguraian zat makanan di dalam sel sehingga menghasilkan energy
(respirasi). Karbon Dioksida (CO2) digunakan tumbuhan untuk proses
pembentukan makanan (fotosintesis).
- Suhu, pertumbuhan dapat berlangsung pada kisaran suhu 4 sampai 45⁰C dan
optimal pada suhu 28 sampai 33⁰C. Pertumbuhan membutuhkan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
optimum karena aktivitas pertumbuhan merupakan peristiwa enzimatis yang
memerlukan bantuan enzim. Enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi.
- Cahaya, tumbuhan memerlukan cahaya untuk proses fotosintesis.
- Unsur hara dalam tanah, tumbuhan memerlukan unsur hara untuk menyusun
zat organik di dalam sel.
4. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai tinggi tanaman paling
tinggi?
Jawab:
Tanaman sawi pakcoy yang paling tinggi adalah sesuai pengamatan pada percobaan
yang telah dilakukan.
5. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai jumlah daun paling
banyak?
Jawab:
Tanamna sawi pakcoy yang mempunyai jumlah daun paling banyak adalah sesuai
pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan.
6. Dari ke empat perlakuan tersebut, ZPT sintetik manakah yang paling cepat
berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy
(Brassica chinensis)? Mengapa? Jelaskan dan kaitkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya!
Jawab:
ZPT sintetik yang paling cepat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah sesuai pengamatan pada
percobaan yang telah dilakukan. Penjelasan sesuai dengan teori yang berkaitan
dengan hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan.
7. Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) atau dalam
(internal)? Mengapa? Jelaskan!
Jawab:
Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) karena berasal
dari luar tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 10
RUBRIK PENIALAIAN LEMBAR KERJA SISWA
1. Skor 10 = Bila peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan
lengkap, benar dan tepat
Skor 8 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasannya kurang lengkap dan tepat
Skor 5 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasan belum tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat
Skor 0 = Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan
dengan tepat dan lengkap
2. Skor 10 = Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan
lengkap, benar dan tepat
Skor 8 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan
menjelaskan dengan benar, tetapi kurang lengkap dan tepat
Skor 5 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasan belum tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat
Skor 0 = Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan
dengan tepat dan lengkap
3. Skor 10 = Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan
lengkap, benar dan tepat
Skor 8 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan
menjelaskan dengan benar, tetapi kurang lengkap dan tepat
Skor 5 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasan belum tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat
Skor 0 = Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan
dengan tepat dan lengkap
4. Skor 5 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar dan alasannya
tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi alasannya
kurang tepat
Skor 0 = Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan memberi alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
5. Skor 5 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar dan alasannya
tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi alasannya
kurang tepat
Skor 0 = Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan memberi alasan
6. Skor 20 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, dapat
menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor secara tepat
dan lengkap
Skor 15 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, serta dapat
menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor, tetapi kurang
tepat
Skor 10 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi penjelasan
dengan mengkaitkan faktor-faktor belum lengkap
Skor 5 = Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi belum bisa
menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor
Skor 0 = Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan menjelaskan
dengan mengkaitkan faktor-faktor
7. Skor 10 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan
menjelaskan dengan tepat
Skor 8 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasan kurang tepat
Skor 5 = Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi
penjelasan belum tepat
Skor 3 = Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan tetapi
kurang tepat
Skor 0 = Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan menjelaskan
Penilaian:
Skor maksimal = 70
NILAI =
x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 11
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN ILMIAH
1. Judul (Skor = 5)
- Sesuai dengan penelitian: 5
- Kurang sesuai dengan penelitian: 3
- Sangat kurang sesuai dengan penelitian: 1
2. Rumusan Masalah (Skor = 10)
- Sesuai dengan permasalahan penelitian: 10
- Kurang sesuai dengan permasalahan penelitian: 5
- Sangat kurang sesuai dengan permasalahan penelitian: 1
3. Tujuan (Skor = 10)
- Sesuai dengan tujuan penelitian: 10
- Kurang sesuai dengan tujuan penelitian: 5
- Sangat kurang sesuai dengan tujuan penelitian: 1
4. Landasan Teori (Skor = 15)
- Lengkap: 15
- Kurang lengkap: 10
- Sangat kurang lengkap: 5
5. Metodologi Penelitian
a. Alat (Skor = 5)
- Lengkap: 5
- Kurang lengkap: 3
- Sangat kurang lengkap: 1
b. Bahan (Skor = 5)
- Lengkap: 5
- Kurang lengkap: 3
- Sangat kurang lengkap: 1
c. Cara kerja (Skor = 5)
- Lengkap: 5
- Kurang lengkap: 3
- Sangat kurang lengkap: 1
d. Variabel: bebas (Skor = 5), terikat (Skor = 5), kontrol (Skor = 5)
- Lengkap: 5
- Kurang lengkap: 3
- Sangat kurang lengkap: 1
e. Hipotesis: Ha(Skor = 5), H0 (Skor = 5)
- Lengkap: 5
- Kurang lengkap: 3
- Sangat kurang lengkap: 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
6. Hasil Pengamatan (Skor = 15) dan Pembahasan (Skor = 20)
Hasil pengamatan
- Lengkap dan sesuai dengan yang diamati: 15
- Lengkap tetapi kurang sesuai yang diamati: 10
- Kurang lengkap dan kurang sesuai yang diamati: 5
- Sangat kurang lengkap dan kurang sesuai yang diamati: 1
Pembahasan
- Dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada
dengan bahasa yang komunikatif: 20
- Dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada,
tetapi bahasanya kurang komunikatif: 15
- Kurang dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori
yang ada: 10
- Sangat kurang dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar
teori yang ada: 5
7. Kesimpulan (Skor = 15) dan Saran (Skor = 10)
Kesimpulan
- Sesuuai dengan tujuan: 15
- Kurang sesuai dengan tujuan: 10
- Sangat kurang sesuai dengan tujuan: 5
Saran
- Berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan untuk
kedepannya: 10
- Kurang berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan untuk
kedepannya: 5
- Sangat kurang berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah
dilakukan untuk kedepannya: 1
8. Daftar Pustaka (Skor = 5)
- Sesuai dengan landasan teori dan penyusunannya tepat: 5
- Sesuai dengan landasan teori, tetapi penyusunannya kurang tepat: 3
- Kurang sesuai dengan landasan teori dan penyusunannya kurang tepat: 1
Penilaian
Nilai =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL POST TEST
Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.1.1. Mendeskripsikan faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
2 1
3.1.2. Mengkaitkan hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
3
3.1.2. Mengidentifikasi gejala perubahan
fisiologis pada tanaman sawi
pakcoy dengan faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
4
4.1.1. Melakukan percobaan terkait
pengaruh pemberian perlakuan
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman yang
diteliti.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 13
SOAL POST TEST
1. Apa yang dimaksud dengan faktor internal dan faktor eksternal?
2. Sebutkan apa saja yang termasuk faktor internal dan faktor eksternal!
3. Jelaskan kaitan antara variabel bebas dan variabel terikat, serta berikan contohnya!
4. Jelaskan bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman! Apa yang
terjadi bila tanaman kurang mendapat cahaya?
5. “Pengaruh Pemberian ZPT Sintetik terhadap Pertumbuhan Sawi Pakcoy”
Dari judul tersebut, tuliskan hipotesis alternatifnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN POST TEST
1. Faktor internal (dalam) adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan.
Faktor eksternal (luar) adalah faktor yang berasal dari luar tumbuhan atau lingkungan
tempat hidup tumbuhan. (skor = 5)
2. Faktor internal: gen dan hormon.
Faktor eksternal: air, udara, suhu, cahaya, dan unsur hara. (skor 10)
3. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Contoh: pertumbuhan tanaman
jagung dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang (skor = 10)
4. Cahaya mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena cahaya berperan dalam proses
fotosintesis. Bila tanaman kurang mendapat cahaya maka proses fotosintesis
terhambat. (skor = 10)
5. Ha = Ada pengaruh pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan sawi pakcoy.
H0 = Tidak ada pengaruh pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan sawi
pakcoy. (skor = 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 15
RUBRIK PENILAIAN POST TEST
1. Skor 5 = Bila peserta didik dapat menjawab pengertian kedua faktor dengan
benar
Skor 3 = Bila peserta didik hanya menjawab pengertian salah satu faktor saja
Skor 0 = Bila peserta didik tidak dapat menjawab pengertian kedua faktor
2. Skor 10 = Bila peserta didik dapat menyebutkan kedua faktor dengan benar
Skor 8 = Bila peserta didik dapat menyebutkan kedua faktor, tetapi masih
ada yang kurang benar
Skor 5 = Bila peserta didik hanya menyebutkan salah satu faktor saja dengan
benar
Skor 3 = Bila peserta didik hanya menyebutkan salah satu faktor saja, tetapi
masih kurang benar
Skor 0 = Bila peserta didik tidak dapat menyebutkan kedua faktor dengan
benar
3. Skor 10 = Peserta didik dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel
bebas serta dapat menyebutkan contohnya dengan benar
Skor 8 = Peserta didik dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel
bebas serta dapat menyebutkan contohnya, tetapi kurang benar
Skor 5 = Peserta didik hanya dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan
variabel bebas atau hanya dapat menyebutkan contohnya saja
dengan benar
Skor 3 = Peserta didik hanya dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan
variabel bebas atau hanya dapat menyebutkan contohnya saja,
tetapi kurang benar
Skor 0 = Peserta didik tidak dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan
variabel bebas serta tidak dapat menyebutkan contohnya
4. Skor 10 = Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada kasus
soal dengan tepat
Skor 8 = Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada kasus
soal, tetapi kurang tepat
Skor 5 = Peserta didik hanya dapat menjelaskan pengaruh atau analisis pada
kasus soal saja dengan tepat
Skor 3 = Peserta didik hanya dapat menjelaskan pengaruh atau analisis pada
kasus soal saja, tetapi kurang tepat
Skor 0 = Peserta didik tidak dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada
kasus soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
5. Skor 10 = Peserta didik dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nol (H0) dengan kalimat yang benar
Skor 8 = Peserta didik dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nol (H0), tetapi kurang benar
Skor 5 = Peserta didik hanya dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) atau
hipotesis nol (H0) saja dengan benar
Skor 3 = Peserta didik hanya dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) atau
hipotesis nol (H0) saja, tetapi kurang benar
Skor 0 = Peserta didik tidak dapat menuliskan kedua hipotesis dengan benar
Penilaian
Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 16
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
Kelas :…………….
Hari/Tanggal :…………….
Nomor
Absen
Nama
Peserta
Didik
Sikap yang Dinilai
Jumlah
Skor Nilai
Disiplin
Kerja
Sama
dalam
Prak-
tikum
Tanggung
Jawab
dalam
Mengguna-
kan Alat
Percaya
Diri dalam
Presentasi
1
2
3
Dst
Keterangan:
Disiplin
Skor 2 = Peserta didik datang tepat waktu
Skor 1 = Peserta didik datang terlambat
Skor 0 = Peserta didik tidak datang
Kerja sama
Skor 2 = Peserta didik bekerja sama dan komunikatif dalam kegiatan praktikum
Skor 1 = Peserta didik bekerja sama, tetapi kurang komunikatif dalam kegiatan
praktikum
Skor 0 = Peserta didik kurang kerjasama dan kurang komunikatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tanggung jawab
Skor 2 = Peserta didik bertanggung jawab serta berhati-hati dalam menggunakan
alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Skor 1 = Peserta didik kurang bertanggung jawab dan kurang berhati-hati dalam
menggunakan alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Skor 0 = Peserta didik sangat kurang bertanggung jawab dan kurang berhati-hati
dalam menggunakan alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Percaya diri
Skor 2 = Peserta didik percaya diri dalam presentasi dan menanggapi maupun
memberi argument
Skor 1 = Peserta didik kurang percaya diri dalam presentasi dan menanggapi
maupun member argumen
Skor 0 = Peserta didik sangat kurang percaya diri dalam presentasi dan
menanggapi maupun member argumen
Penilaian:
NILAI =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 17
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR
Kelas :…………….
Hari/Tanggal :…………….
Nomor
Absen
Nama
Peserta
Didik
Sikap yang Dinilai Jumlah
Skor Nilai
Keteram
-pilan Presentasi
Berpikir
kritis
1
2
3
Dst
Keterangan:
Keterampilan
Skor 2 = Peserta didik terampil dalam menggunakan peralatan pada percobaan
yang dilakukan
Skor 1 = Peserta didik kurang terampil dalam menggunakan peralatan pada
percobaan yang dilakukan
Skor 0 = Peserta didik sangat kurang terampil dalam menggunakan peralatan
pada percobaan yang dilakukan
Presentasi
Skor 2 = Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis data pengamatan
dengan mengkaitkan referensi yang ada secara tepat dan jelas
Skor 1 = Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis data pengamatan
dengan mengkaitkan referensi yang ada, tetapi kurang tepat dan jelas
Skor 0 = Peserta didik kurang tepat dan jelas dalam mempresentasikan hasil
analisis data pengamatan dengan mengkaitkan referensi yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Berpikir kritis
Skor 2 = Peserta didik kritis dalam menanggapi analisis dan argumen terkait
percobaan maupun hasil percobaan
Skor 1 = Peserta didik kurang kritis dalam menanggapi analisis dan argument
terkait percobaan maupun hasil percobaan
Skor 0 = Peserta didik sangat kurang kritis dalam menanggapi analisis dan
argumen terkait percobaan maupun hasil percobaan
Penilaian:
NILAI =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 18
DOKUMENTASI PENELITIAN
Penanaman bibit sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian ZPT Auksin
dengan cara penyemprotan
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian
ZPT Sitokinin dengan cara penyemprotan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian
ZPT Giberelin dengan cara penyemprotan
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan kontrol
Zat Pengatur Tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related