posisi kerja masyarakat nelayan kecamatan bontang...
Post on 15-Jun-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Posisi Kerja Masyarakat Nelayan Kecamatan Bontang Utara
Kelurahan Posisi Kerja
Buruh Pemilik Perahu
Bontang Kuala 41 23 64
LokTuan 13 6 19
Total 48 (58%) 34 (42%) 83
BAB IV
Kondisi Fisik Bangunan
• Kondisi Bangunan Rumah Penduduk di Kecamatan Bontang Utara
Kelurahan Kayu Separoh
tembok dan
separoh
kayu
Tembok
(Dinding)
Bontang
Kuala
17 19 28 64
Lok Tuan 5 6 8 19
Total 22 (27%) 25 (30%) 36 (43%) 83
BAB IV
Kondisi Lantai Bangunan di Kecamatan Bontang Utara
Kelurahan Lantai
Keramik
Lantai kayu Lantai
keramik
dan kayu
Bontang
Kuala
40 20 4 64
Lok Tuan 8 6 5 19
Total 48
(58%)
26 (31%) 9 (11%) 83
• Genangan Air Hujan/Kotor di Kecamatan Bontang Utara
Kelurahan Tidak
Terjadi
genangan
Terjadi
genangan
sebagian dan
tdk lama
Terjadi
genangan
tinggi dan
lama
Bontang Kuala 20 44 0 64
Lok Tuan 7 12 0 19
Total 27 (33%) 56 (67%) 0 0%) 83 BAB IV
Kepadatan Bangunan
Kelurahan Tidak ada
halaman/Luas
rumah diatas
70%
Luas
rumah 60-
70%
Luas
rumah <
60%
Bontang
Kuala
47 10 7 64
Lok Tuan 13 4 2 19
Total 60 (72%) 14 (17%) 9 (11%) 83
• Kepadatan Hunian
Kelurahan 7-8 org 5-6 org < 5 org
Bontang Kuala 3 48 13 64
Lok Tuan 2 14 3 19
Total 5 (6%) 62 (75%) 16 (19%) 83
BAB IV
Prasarana Permukiman
Air Bersih
Kelurahan Minum,
masak :
PAM beli
Mandi, cuci
: Sungai
Minum,
Masak : PAM
beli
Mandi, cuci :
sumur
Minum,
masak,
mandi, cuci :
PAM
sambungan
rumah
Bontang Kuala 7 31 26 64
Lok Tuan 1 11 7 19
Total 8 (10%) 42 (51%) 33 (39%) 83
• Sanitasi/Air LImbah
Kondisi Sarana Air Bersih di Kec. Bontang Utara
Kelurahan Tidak
punya
MCK,
membuang
ke laut
Tidak punya
MCK,
membuang ke
ponten umum
MCK ada
pada tiap
rumah
Bontang
Kuala
10 22 32 64
Lok Tuan 4 6 9 19
Total 14 (17%) 28 (34%) 41 (49%) 83
Kondisi sarana sanitasi di Kec. Bontang Utara
BAB IV
Sampah
Kondisi sarana persampahan di Kec. Bontang Utara
Kelurahan Tidak ada tempat
sampah,
tidakdikelola/dibakar
Ada tempat sampah,
tetapi tidak terawat,
terangkut/sebagian
ditimbun
Tempat
sampah ada
disetiap
rumah, selalu
terangkut/di
pilah
Bontang
Kuala
8 9 47 64
Lok Tuan 3 3 13 19
Total 11 (14%) 12 (14%) 60 (72%) 83
• Jalan
Kelurahan Berlubang dan
kayu rapuh
Sedikit berlubang Terawat dan
bagus
Bontang Kuala 4 7 53 64
Lok Tuan 3 4 12 19
Total 7 (8%) 11 (13%) 65 (78%) 83
Kondisi jalan di Kec. Bontang Utara
BAB IV
1. Analisis Faktor-faktor Penyabab KekumuhanPermukiman Nelayan
BAB IV
Stakeholder kunci yaitu :• Bappeda, yaitu kepala bidang fisik dan prasarana bappeda kotaBontang• Dinas Tata Kota, kepala bidang permukiman dintakot kotaBontang• Pemerintah Kecamatan Bontang Utara• Pemerintah Kelurahan Bontang Kuala dan Lok Tuan• LSM, yaitu LSM study 88 dan LSM komite pemantau kebijakanpublik (KPKP)
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Langkah-langkah analisis nya :
1. Eksplorasi Komponen Tahap I, diperoleh pandangan:
1. Sarana dan Prasaranaa.Air Bersih
Mayoritas berpendapat bahwa ketersediaan air bersih merupakan salahsatu faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di Kec. BontangUtara.
b. Persampahandi Kec. Bontang Utara banyak warga yang membuang sampah ke laut.
c. JalanMayoritas berpendapat bahwa jalan tidak termasuk dalam faktorpenyebab kekumuhan.
d. SanitasiKondisi sanitasi yang tidak memadai memicu timbulnya permukimankumuh di Kec. Bontang Utara.
2. Fisik Bangunana. Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan di Kec. Bontang Utara yang burukmengindikasikan bahwa lingkungan ettsrebut kumuh.
b. Kepadatan BnagunanKepadatan bangunan yang tinggi dan terlihat tidak beraturanmenyebabkan permukiman terliihat kumuh.
3. Ketertibana. Upaya Penertiban
Kurang perhatiannya pemerintah terhadap penangananpermuukiman yang ada menyebabkan permukiman nelayantersebut semakin terlihat kumuh.
b. Kesadaran terhadap lingkunganmerupakan faktor tambahab dari 2 responden. Aktivitas masyarakatseperti membuang sampah sembarangan dan menjemur pakaianmaupun ikan menyebabkan lingkungan terlihat kotor.
4. Sosial Budaya
a. Tingkat Pendapatan
di Kec. Bontang Utara rata-rata memiliki pendpatan rendahsehingga masyarakat hanya mementingkan kebutuhan hidupnyadan mengabaikan lingkungan permukimannya.
b. Tingkat Pendidikan
Dengan tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Kec. BontangUtara, yang rata-rata hanya sampai pada tamatan SD makamasyarakatpun tidak tahu akan mengelola lingkungan denganramah.
Berdasarkan penggalian pendapat seperti yang dijelaskan sebelumnya,maka dapat disimpulkan bahwa hasil ekplorasi faktor penyebabkekumuhan permukiman nelayan di kec. Bontang Utara, adalah sebagaiberikut:1. Sarana dan Prasarana
a. Air bersihb. Persampahanc. Sanitasi
2. Fisik Bangunana. Kondisi bangunanb. Kepadatan bangunan
3. Ketertibana. Upaya penertibanb. Kesadaran terhadap Lingkungan
4. Sosial Budayaa. Tingkat pendapatanb. Tingkat pendidikan
Hasil Iterasi I Faktor penyebab Kekumuhan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara
No. Pakar/Stakeholder A B C D
a b c a b a b a b
1 Kepala Bidang Fisik dan
Prasarana, Bappeda Kota
Bontang
S S S S S S S S S
2 Kepala Bidang
Permukiman, Dinas tata
Kota
S S S S S S S S S
3 Kepala Kecamatan Bontang
Utara S S S S S S S S S
4 Kepala Kelurahan Bontang
Kuala, Kec. Bontang Utara S S S S S S S S S
5 Wakil Kepala Kelurahan
Lok Tuan, Kec. Bontang
Utara
S S S S S S S S S
6 LSM 88 S S S S S S S S S
7 LSM KPKP S S S S S S S S S
Prosentase 100% 100% 100% 100
%
100
%
100
%
100
%
100% 100%
Keterangan :A. Sarana dan Prasarana a. Air Bersihb. Persampahanc. SanitasiB. Fisik Bangunana. Kondisi Bangunanb. Kepadatan Bangunan
C. Ketertibana. Upaya Penertibanb. Kesadaran Terhadap LingkunganD. Sosial Budayaa. Tingkat Pendapatanb. Tingkat Pendidikan
2. Analisis Tipologi Kekumuhan KawasanPermukiman Nelayan di Kecamatan Bontang Utara
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhmasing-masing faktor terhadap timbulnya permukiman kumuhnelayan di Kecamatan Bontang Utara, dengan memberikan nilaipada masing-masing kriteria.
BAB IV
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1)
Sarana dan
Prasarana
Air Bersih Minum, masak : PAM
beli
Mandi, cuci : Sungai
Minum, Masak :
PAM beli
Mandi, cuci :
sumur
Minum, masak, mandi,
cuci :
PAM sambungan rumah
Sanitasi/ air
limbah
MCK di sungai,
cubluk, tidak ada
septictank/ dibuang
kesungai/ dibuang
Ke laut
Ada MCK/
ponten umum
K. mandi / WC ada di tiap-
tiap rumah
Sampah Tidak ada tempat
sampah,
tidakdikelola/dibakar
Ada tempat
sampah, tetapi
tidak terawat,
terangkut/sebagia
n ditimbun
Tempat sampah ada disetia
rumah, selalu terangkut/di
pilahdan dimanfaatkan
Kriteria Tipologi Kekumuhan Permukiman Nelayan
Fisik Bangunan Kondisi
Bangunan
Rumah
Apabila bangunan rumah
terbuat dari bahan yang
cepat lapuk/rusak seperti
bamboo yang tidak
diawetkan (sesek),
dan atau bangunan yang
tidak terawat dan atau
tidak tahan cuaca, seperti
bahan tripleks, lembaran
plastik, dinding dari
potongan seng, dsb dan
atau non permanen.
Diperkirakan umur
bangunan 2-3 tahun
Apabila bangunan
terbuat daribahan
mudah rusak tetapi
dalam kondisi
terawat dan atau
seni permanen
lainnya dan atau
bahan campuran
antara bata dengan
bahan non
permanen. Umur 4-
8 tahun
Apabila bangunan terbuat
dari bahan awet, dirawat, dan
tahan cuaca, permanen
(dinding batu, dinding bata,
dsb). Umur 19-20 tahun
Kepadatan
bangunan
(luas
rumah/halaman)
(%)
Luas rumah yang
dibangundiatas 70 %,
halaman Kurang dari 30
% dari luas lahan
(Kepadatan bangunan
tinggi)
Luas rumah yang
dibangun antara 60-
70% dari luas
Halaman
(Kepadatan sedang)
Luas rumah yang dibangun
kurang dari 60 % dari luas
lahan (Kepadatan rendah)
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1)
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1)
Ketertiban Upaya
Penertiban
Upaya
Penertiban/Tindakan
dari pemerintah lemah
dalam menjaga dan
menata kondisi
lingkungan
permukiman
Upaya pemerintah
cukup lemah,
pemerintah hanya
bias menata tetapi
belum bias
mengawasi
Upaya pemerintah cukup
tegas dan cepat dalam
menata, menjaga dan
mengawasi kondisi
lingkungan permukiman
Kesadaran
Terhadap
Lingkungan
Kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan
buruk, amsih banyak
masyarakat yang
membuang sampah
sembarang. Menjemur
ikan dan pakaian di
halaman rumah.
Kesadaran
masyarakat cukup
tinggi, masih ada
beberapa
masyarakat yang
tidak membuang
sampah
sembarangan
tetapi masih
banyak yang
menjemur iksn
dan pakaian di
depan rumah
Kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan
tinggi. Kondisi lingkungan
terlihat baik dan tidak
kotor.
Sosial Budaya Tingkat
Pendapatan
Tingkat pendapatan
masyarakat rendah,
hanya mampu
mencukupi kebutuhan
sehari-hari
(Kurang dari 750.000)
Tingkat
pendapatan
masyarakat
sedang
(Rp. 750.000-Rp
1.000.000)
Tingkat pendapataan
masyarakat tinggi (lebih
dari Rp. 1.000.000)
Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan
rendah (belum tamat
SD dan hanya tamat
sampai SD)
Tingkat
pendidikan sedang
(tamat SMP)
Tingkat pendidikan tinggi
(tamat SMA dan
selebihnya)
Faktor/S
ub
Faktor
Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla
h
RW Air
bersi
h
sanitas
i
Sampa
h
Kondisi
Banguna
n
Kepadata
n
Bangunan
Upaya
Penertiba
n
Kesadaran
Terhadap
Lingkunga
n
Penda
patan
Pendidi
kan
RW 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25
RW 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
Rata-rata 26
(Keku
muha
n
Tinggi
)
Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab
Keterangan :19-27 = kekumuhan tinggi10-18= sedang≤ 9 = kekumuhan rendah
Faktor/Su
b Faktor
Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla
h
RW Air
bersi
h
sanitas
i
Sampa
h
Kondisi
Banguna
n
Kepadat
an
Banguna
n
Upaya
Penertib
an
Kesadara
n
Terhadap
Lingkung
an
Pendapata
n
Pendidika
n
RW 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25
RW 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26
Rata-rata 25.5
(Tingk
at
Keku
muha
n
Tinggi
)Keterangan :19-27 = kekumuhan tinggi10-18= sedang≤ 9 = kekumuhan rendah
Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab
3. Analisis Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Nelayandi Kecamatan Bontang Utara
BAB IV
Analisa Triangulasi untuk merumuskan Arahan Pengembangan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara
Faktor Penyebab Tipologi
Kekumuhan
Fakta Empiri di
Lapangan
Tinjauan Teori Studi Kasus
Pembanding
Kesimpulan
Triangulasi
Sarana dan
Prasarana
Air Bersih Arahan yang tepat adalah
denagn pemasangan pipa
dan kran umum
Konsep Perbaikan
Kampung:
Meningkatkan
pengadaan air bersih,
dengan cara
pemasangan kran-kran
umum di beberapa
tempat.
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman Nelayan
Di Kampung
Nambangan-Cumpat,
Menyediakan kran-
kran umum dan
pemasangan pipa air
bersih bagi daerah
yang belum emmiliki
Menyediakan
prasarana air bersih
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat denagn
acra pemasangan pipa
air bagi beberapa RW
yang belum memiliki
dan pemasangan
kran-kran umum di
beberapa tempat
Persampahan Arahan yang tepat adalah
dengan meningkatkan
partisipasi masyarakat
untuk mengendalikan
pembuangan sampah
pada tempat-tempat yang
tidak semestinya melalui
penyediaan informasi
tentang larangan
pembuangan sampah ke
lautdan pengadaan
gerobak sampah
Konsep Perbaikan
Kampung:
Mengurangi gangguan
sampah, dengan cara
memperbaiki sistem
pembuangan sampah
melalui pengadaan
gerobak-gerobak
sampah, tong dan bak
sampah.
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman NelayanDi KampungNambangan-Cumpat,Menyediakan prasaranapersampahan berupabak sampah danpetugas pengangkutsampah melalui
kerjasamadengan pihakpemerintah dan instansiterkait
Menyediakan
prasarana
persampahan berupa
gerobak sampah dan
peningkatan
partisipasi
masyarakat untuk
tidak emmbuang
sampah sembarangan
terutama ke laut
Sanitasi Arahan yang tepat
adalah pengadaan
sarana sanitasi MCk
bagi masyarakat
Konsep Perbaikan
Kampung:
Meningkatkan
kondisi sanitasi
lingkungan, dengan
cara pembangunan
fasilitas mandi, cuci,
kakus atau MCK.
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman Nelayan
Di Kampung
Nambangan-Cumpat,
Menyediakan
prasarana MCK pada
setiap rumah dengan
kerjasama antara
pemerintah dan
masyarakat
Menyediakan
prasarana sanitasi
berupa MCK pada
setiap rumah yang
sebelumnya harus
ada sosialisasi dan
penyuluhan dari
Pemerintah pada
masyarakat
Ketertiban Upaya/Tindakan
penanganan
Upaya/Tindakan
penanganan Pemerintah
di wilayah penelitian
lemah sehingga arahan
yang dipeerlukan adalah
adanya upaya
tegas/kontrol dari
pemerintah terhadap
lingkungan permukiman
Konsep Upgrading:
Mengoptimalkan
peran pemerintah dan
masyarakat sesuai
dengan kemampuan
masing-masing
pihak.
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman Nelayan
Di Kampung
Nambangan-Cumpat,
Surabaya:
Mengotimalkan peran
pemerintah dan
mengonrol
lingkungan
permukiman serta
kebutuhannya
Mengoptimalkan
peran pemerintah
dalam mengontrol
dan memonitoring
kondisi lingkungan
permukiman
Faktor Penyebab Tipologi
Kekumuhan
Fakta Empiri di
Lapangan
Tinjauan Teori Studi Kasus
Pembanding
Kesimpulan
Triangulasi
BAB IV
Faktor
Penyebab
Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di
Lapangan
Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan
Triangulasi
Kesadaran
Terhadap
Lingkungan
Arahan yang tepat untuk
aktivitas masyarakat
nelayan yang dapat
menyebabkan lingkungan
kotor, adalah dengan
sosialisasi pada
masyarakat bahwa
memelihara lingkungan
memberi dampak yang
positif
Teori Pendekatan
Pembangunan
Masyarakat Desa
Nelayan :
Usaha ini termasuk
juga usaha mencegah
atau mengurangi
perusakan pantai.
Lingkungan hidup
desa-desa pantai
cukup
memprihatinkan.
Langkanya air bersih
dan sanitasi yang baik,
perumahan,
transportasi/komunika
si penerangan/listrik
dan lain sebagainya
menyebabkan
lingkungan yang
kurang sehat.
Kasus Kawasan
Kumuh di Kota
Pangkal-Pinang
dengan Konsep
pengendalian
lingkungan
permukiman secara
terpadu :
Salah satu programnya
berupa Pembinaan
masyarakat sadar
Lingkungan
Kegiatan ini berbentuk
kegiatan yang
mengarah kepada
terwujudnya
masyarakat sadar
lingkungan. Hasilnya
masyarakat lebih
memiliki kesadaran
yang tinggi tentang arti
penting lingkungan
hidup yang baik dan
masyarakat mampu
secara mandiri
mewujudkan
lingkungan desa yang
sehat dan lestari.
Pembinaan
masyarakat sadar
Lingkungan
Kegiatan ini
berbentuk kegiatan
yang mengarah
kepada terwujudnya
masyarakat sadar
lingkungan. Hasilnya
masyarakat lebih
memiliki kesadaran
yang tinggi tentang
arti penting
lingkungan hidup
yang baik dan
masyarakat mampu
secara mandiri
mewujudkan
lingkungan desa
Faktor
Penyebab
Tipologi
Kekumuhan
Fakta Empiri di
Lapangan
Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan
Triangulasi
BAB IV
Tingkat
Pendapatan
Tingkat pendapatan
masyarakat nelayan
tidak tentu dan minim.
Arahan yang tepat
adalah pemeberian
modal dari pemerintah
atau pemebentukan
UKM
Teori Pendekatan
Pembangunan Masyarakat
Desa Nelayan :
Tunjangan modal kepada
masyarakat pantai perlu
diusahakan dalam bentuk
pemberian bantuan kredit lunak
dengan prosedur sederhana dan
mudah, misalnya melalui
Koperasi Nelayan atau dengan
bantuan dana bergulir
(revolving fund). Untuk
mekanisme dana bergulir perlu
dikembangkan melalui LKMD
dengan membentuk Kelompok
Usaha Bersama Masyarakat
Nelayan. Tentunya bagi mereka
perlu didahului adanya
Pelatihan Manajemen.
Pemberdayaan
masyarakat guna
meningktkan
kesejahteraan
ekonomi
masyarakat
nelayan berupa
bantuan modal
dan bantuan kredit
bergulir
Fisik bangunan Kondisi
Bangunan
Arahan untuk kondisi
bangunan yang buruk
adalah dengan
peremajaan bagi
bangunan yang buruk
Konsep Upgrading:
Memperbaiki kondisi bangunan
yang buruk baik swadaya
maupunbantuan Pemerintah
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman Nelayan
Di Kampung
Nambangan-Cumpat,
Surabaya:
Memperbaiki kondisi dan
kualitas bangunan yang
non permanen
Memperbaiki/Pere
majaan kondisi
bangunan yang
buruk dengan
kerjasama antara
Pemerintah dan
masyarakat
BAB IV
Faktor
Penyebab
Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di
Lapangan
Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan
Triangulasi
Tingkat kepadatan
bangunan
Arahan untuk tingkat
kepadatan bangunan
yang tinggi adalah
dengan tidak adanya
penambahan bangunan
baru dan penataan
bangunan.
Model Land Sharing
Yaitu penataan ulang di
atas tanah/lahan dengan
tingkat kepemilikan
masyarakat cukup
tinggi. Dalam penataan
kembali tersebut,
masyarakat akan
mendapatkan kembali
lahannya dengan luasan
yang sama sebagaimana
yang selama ini
dimiliki/dihuni secara
sah, dengan
memperhitungkan
kebutuhan untuk
prasarana umum (jalan,
saluran dll).
Studi Kasus
Pengembangan
Lingkungan
Permukiman Nelayan
Di Kampung
Nambangan-Cumpat,
Surabaya:
Studi kasus
Pengembangan Nelayan
Optimalisasi terhadap
fungsi permukiman yang
ada
untuk menampung
kegiatan masyarakat
seperti memanfaatkan
atap rumah untuk
kegiatan penjemuran
ikan.
Penataan
kembali
permukiman
tanpa menambah
bangunan baru,
yang sebelumnya
harus ada
sosialisasi
terlebih dahulu
BAB V
Dari beberapa pembahasan sebelumnya, maka dapat diambilkesimpulan bahwa faktor penyebab kekumuhan permukimannelayan di Kec. Bontang Utara adalah sebagai berikut :A. Sarana dan Prasarana
a. Ketersediaan Air Bersihb. Kondisi Persampahanc. Kondisi Sanitasi
B. Fisik Bangunana. Kondisi Bangunanb. Kepadatan Bangunan
C. Ketertibana. Upaya Penertibanb. Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan
D. Sosial Budayaa. Tingkat Pendapatan Masyarakatb. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tipologi permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara adalah padamasing-masing RW pada tiap Kelurahan memiliki nilai skor masing-masing tinggi. Semakin tinggi nilai skor, maka semakin kumuh daerahtersebut.
BAB V
Sedangkan untuk arahan perbaikan lingkungan permukiman nelayan di Kec. BontangUtara adalah :• Menyediakan prasarana air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat denagn acrapemasangan pipa air bagi beberapa RW yang belum memiliki dan pemasangan kran-kran umum di beberapa tempat
• Menyediakan prasarana persampahan berupa gerobak sampah dan peningkatanpartisipasi masyarakat untuk tidak emmbuang sampah sembarangan terutama ke laut
• Menyediakan prasarana sanitasi berupa MCK pada setiap rumah yang sebelumnyaharus ada sosialisasi dan penyuluhan dari Pemerintah pada masyarakat
• Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengontrol dan memonitoring kondisilingkungan permukiman
BAB V
• Pembinaan masyarakat sadar Lingkungan, Kegiatan ini berbentuk kegiatanyang mengarah kepada terwujudnya masyarakat sadar lingkungan. Hasilnyamasyarakat lebih memiliki kesadaran yang tinggi tentang arti pentinglingkungan hidup yang baik dan masyarakat mampu secara mandirimewujudkan lingkungan desa
• Peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan para masyarakatnelayan perlu usaha pelatihan yang meliputi: manajemen perikanan,pengolahan/pengawetan, pengetahuan tentang siklus kehidupan ikan,pengelolaan lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
• Pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan ekonomimasyarakat nelayan berupa bantuan modal dan bantuan kredit bergulir
• Memperbaiki/Peremajaan kondisi bangunan yang buruk dengan kerjasamaantara Pemerintah dan masyarakat
• Penataan kembali permukiman tanpa menambah bangunan baru, yangsebelumnya harus ada sosialisasi terlebih dahulu
1. Setelah dilakukan penelitian ini, sebaiknya terdapat tindaklanjut untukmengatur, memonitoring permukiman di Kec. Bontang Utara agar tidaksemakin kumuh. Dimana harus ada kerjasama/koordinasi antaraPemerintah dan masyarakat.
2. Diperlukan studi lanjut strategi penanganan permukiman kumuh di Kec.Bontang Utara (arahan yang lebih detail)
BAB V
top related