postnatal support - dadangsjarif.files.wordpress.com file · web viewbadan kesehatan dunia, who...
Post on 16-Jul-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah makanan alami dan terbaik untuk bayi. Badan kesehatan dunia, WHO
merekomendasikan dan mempromosikan agar memberikan ASI eksklusif kepada bayi
selama enam bulan. Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan ASI tanpa makanan
dan minuman tambahan apapun, termasuk susu formula ataupun air putih.
Berdasarkan lama pemberian, ASI eksklusif dibagi menjadi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. ASI eksklusif jangka pendek yaitu memberikan ASI
saja selama 1-3 bulan, jangka menengah selam 4-5 bulan dan jangka panjang selama
6-8 bulan. Sedangkan pemberian ASI saja yang kurang dari satu bulan dianggap
tidak memberikan ASI eksklusif.5,19
2.1.1.1 Anatomi dan Fisiologi Laktasi
Payudara tersusun atas kelenjar sekresi yang sebagian besar terdiri dari jaringan
kelenjar yang terdiri dari ±20 lobus. Tiap lobus terbagi menjadi lobules yang terdiri
dari alveoli dan duktus. Tiap alveoli mengandung sel acini, yang memproduksi susu
dan dikelilingi oleh sel myoephitel, yang berkontraksi dan mendorong susu untuk
keluar. Duktus laktiferus membawa susu dari alveoli, bersatu menuju duktus yang
9
lebih besar, yaitu tubules laktiferus. Beberapa tubules laktiferus membawa susu dari
satu lobus atau lebih sampai ke permukaan puting susu.20
Sel myoepitel menyesuaikan secara longitudinal sepanjang duktus dan dipengaruhi
oleh oksitosin. Ketika sel otot yang lembut ini berkontraksi, maka tubule menjadi
lebih pendek dan lebar. Saat tubule melebar selama susu mengalir, tubule
menghasilkan tempat penampungan air susu, sementara sel myoepitel
mempertahankan kontraksi dengan sirkulasi oksitosin. Tubule yang menampung air
susu ini terlihat sebagai sinus laktiferus atau ampula.20
Gambar 2.1 Anatomi Payudara
Sumber: virtualmedicalcentre.com21
10
Puting susu mengandung 15-25 duktus yang tersusun dari jaringan erektil,
dilindungi dengan epithelium dan terdiri dari beberapa serabut otot, yang memiliki
spinchter yang dapat mengontrol aliran air susu. Di sekitar puting susu terdapat
areola, kulit berpigmen yang mengandung sekitar 18 kelenjar Montgomery.
Montgomery menghasilkan sebum, yang berfungsi sebagai pelumas selama
kehamilan dan menyusui20,22.
Gambar 2.2 Alveoli yang dikelilingi oleh Sel Myoepithel
Sumber: Inch S20
Laktogenesis dan laktasi diatur oleh mekanisme system endokrin yang
mengkoordinasikan aktifitas hormon-hormon, diantaranya hormon prolaktin,
progesterone, plasental laktogen, oksitosin dan estrogen. Setelah proses persalinan
karena kadar progesterone dan estrogen menurun menyebabkan kadar prolaktin dan
oksitosin menjadi tinggi. Pada awal laktogenesis proses laktasi tidak memerlukan
11
hisapan bayi, tapi hisapan harus dimulai pada hari ke 3 sampai ke 4 postpartum untuk
mempertahankan pengeluaran ASI20,23.
Setelah proses laktasi sudah terbentuk, hormon prolaktin berperan untuk
mempertahankan produksi ASI, karena hisapan bayi prolaktin dikeluarkan dari
pituitary anterior ke sirkulasi darah. Pengeluaran prolaktin dipisahkan oleh
penurunan sementara dari factor inhibisi dari hipothalamus, yaitu dopamine. Air susu
dikeluarkan melalui elveolar lumina dan disimpan sampai adanya kontraksi dari sel
myoepitel. Meskipun pengeluaran air susu adalah proses yang kontinyu, jumlah yang
dihasilkan terutama diatur oleh keinginan bayi.20,23
Hisapan akan menyebabkan sinyal syaraf dikirim ke hypothalamus dan hal ini
yang menjadi pencetus keluarnya oksitosin dari pituitary posterior. Oksitosin
menimbulkan kontraksi pada sel myoephitel dan mendorong air susu ke ductus puting
susu respon let-down ini juga dengan mudah terpicu dengan melihat bayi atau
mendengar bayi menangis.20,23
Volume air susu meningkat dalam beberapa hari postpartum, selama laktasi bayi
dapat mengkonsumsi dari 0,5 ml pada hari pertama, dan menjadi 500 ml pada hari ke
5, menjadi 650 ml pada 1 bulan, dan meningkat menjadi 50 ml pada bulan ketiga.
Kebanyakan wanita dapat mengeluarkan ASI lebih dari yang dibutuhkan oleh seorang
bayi. Ketika air susu tidak dikeluarkan baik dengan hisapan bayi atau dengan
perahan, dapat terjadi involusi dari epitel mammae dan pengeluaran ASI akan
berhenti dalam 1 sampai 2 hari.20,23
12
Bagan 2.1 Fisiologi Laktasi
Sumber: Ackerman B 23
2.1.1.2 Komposisi Air Susu Ibu
Air susu ibu merupakan cairan biologis yang kompleks, terdiri dari ribuan unsur
pokok yang tersebar sepanjang fase laktasi. Komposisi ASI banyak mengalami
perubahan sampai air susu berkembang menjadi susu matur, yaitu pada hari ke 10.
Baik komposisi ataupun volume air susu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
Spinal cord
Via 4th-6th intercostals nerves
Stimulates sensory cells
Suckling
Hypothalamus (prolactin-releasing factor, prolactin-inhibiting factor
Anterior pituitary
Prolactin
Posterior pituitary
Oxytosin
Stimulus alveoli (acini)
Releasing of milk from alveoli (acini)
Promotes milk synthesis
Stimulates myoephitelial cells
13
faktor genetik, nutrisi ibu (khususnya asam lemak, Vitamin B, selenium dan iodine),
dan tahapan dari proses laktasi itu sendiri. Berikut merupakan penjelasan kandungan
nutrisi pada ASI.24,25.
1) Makronutrien
Protein ASI memberikan asam amino esensial untuk pertumbuhan, factor imun
(immunoglobulin, lysozym, lactoferin) pembawa vitamin (folat, Vitamin D, dan
Vitamin B12 mengikat protein), aktifitas enzyme (amylase) dan aktifitas biologis
lainnya (insulin, faktor pertumbuhan epidermal). Meskipun total protein dalam ASI
lebih rendah dibandingkan dengan makhluk lainnya, namun protein pada ASI mudah
dicerna. Pecahan Nitrogen nonprotein terdiri lebih dari 200 senyawa, termasuk di
dalamnya asam amino bebas, carnitine, taurin, gula amino, nucleic acids, nukleotida
dan polyamine.
Lipid pada ASI adalah unsur yang paling sering berubah. Sirkulasi lipid yang
merupakan refleksi dari makan ibu dan simpanan lemak, adalah substrat utama dari
ASI. ASI kaya akan sumber LA (linoleic acid) dan α-linolenic acid (ALA), keduanya
asam lemak esensial, dan juga turunan dari rantai panjang asam lemak tak jenuh (LC-
PUFA), asam arachidonic (AA) dan asam docosahexanoic (DHA). Karena
pencernaan lemak pada bayi baru lahir belum berkembang sempurna, beberapa
enzyme bekerjasama untuk mencerna lipid air susu. Enzyme tersebut diantaranya
lipase dalam mulut , yang menghidrolisis dalam perut; lipase gastric, lipase pancreas,
dan garam lipase pada empedu.
14
Lactose adalah unsur utama pada ASI dan merupakan karbohidrat dasar. Lactose
meningkat dengan cepat pada awal proses laktasi glukosa juga ada dalam ASI, tapi
dalam jumlah yang kecil. ASI juga mengandung amylase, enzim yang dapat
menambah pencernaan karbohidrat, gula nucleotide, glycolipids, gylcoproteins dan
oligosaccharides yang dapat menghambat pertumbuhan dan fungsi patogen tertentu.
2) Mikronutrien
Secara umum vitamin yang ada dalam ASI berkaitan dengan makanan ibu dan
atau status nutrisi vitamin. Berbeda dengan vitamin, kandungan mineral dalam ASI
umumnya tidak berhubungan erat dengan asupan makanan ibu, kecuali selenium dan
iodine. ASI mengandung vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D, E, dan
K, dan karoten-karoten yaitu α-karoten, β-karoten, lutein, cryptoxanthin lycopene.
Kadar dari vitamin A lebih dipengaruhi oleh asupan makan ibu, kadar vitamin D
berhubungan dengan status vitamin D pada ibu. Jika kadar plasma menurun pada
batas yang sangat rendah sebagai akibat dari kurangnya asupan dari vitamin D maka
aliran vitamin ke air susu bisa terbatas.
Kadar vitamin K pada ASI tidak berkaitan dengan asupan ibu, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa suplemen vitamin 5 atau 20 mg/hr dapat meningkatkan
konsentrasi vitamin dalam ASI dan meningkatkan status vitamin pada bayi. Untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir vitamin diberikan sebagai profilaksis.
Vitamin E dalam ASI dapat meningkat hanya melalui suplemen.
15
Vitamin yang larut dalam air termasuk vitamin C, thiamin (B1), riboflavin (B2),
Niacin, Vitamin B6 (pyroxidine dan senyawa yang terkait), vitamin B12 (cobalamin)
folate dan biotin. Kandungan vitamin-vitamin tadi bergantung pada asupan makan
ibu. Dilaporkan bahwa bayi yang kekurangan vitamin B 12 terjadi pada ibu
vegetarian yang ketat. ASI mengandung kalsium mineral phosphorus, magnesium,
sodium dan potassium, begitu juga dengan berbagai macam mineral diantaranya zat
besi, tembaga, zinc, magnesium, selenium dan iodin.
Meskipun jumlah zat besi, tembaga dan zinc dalam tubuh cenderung rendah tanpa
dipengaruhi oleh asupan makanan, ketersediaan dalam zat besi dan zinc dalam ASI
cukup tinggi. Tidak seperti kebanyakan zat mineral lainnya kandungan selenium dan
iodine dalam susu tergantung pada asupan makanan ibu, untuk itu suplemen sangat
efektif untuk mencegah kekurangan iodine.
3) Komponen Bioaktif
Secara umum komponen bioaktif memiliki dua fungsi yaitu: melindungi bayi dari
penyakit, baik dari mikroorganisme langsung ataupun mengatur fungsi imun dan
aktifitas antiinflamatory, dengan ini dapat membantu menstimulasi dan mengatur
pertumbuhan dan kematangan usus, system imun dan system neuroendokrin pada
bayi baru lahir. Contohnya lactoferin, protein glycosylated yang ada dalam jumlah
besar pada colostrum dibandingkan dengan ASI mature memiliki spectrum yang luas
dalam aksi antimikrobial. Aksi antimikrobial diantaranya memiliki aktivitas antifiral
melawan virus herpes simplex, cytomegalovirus dan HIV, mengatur berbagai
aktivitas immune, dan memiliki aktivitas antiinflamasi.
16
Tabel 2.1 Unsur yang Terkandung dalam ASI
No Category Constituents1 Protein α-lactoalbumin, β-lactoglobulin, Casein, Cytokine, Enzymes,
Growth factor, Hormones, Lactoferrin, Lysozyme, Secretory immunoglobulin.
2 Nonprotein Nitrogens α-amino, Creatine, Creatinine, Glucosamine, Nucleic acids, Nucleotides, Polyamines, Urea, Uric acid.
3 Carbohydrates Lactose, Oligosaccharides, Glycopeptides, Bifidus factors.4 Lipids Fat-soluble vitamins (A,D,E,K), Carotenoids, Fatty acids,
Phospholipids, Prostaglandins, Sterols/hydrocarbons, Triglicerides
5 Water-soluble vitamins Biotin, Choline, Folate, Inositol, Niacin, Pantothenic acid, Riboflavin, Thiamin, Vitamin B12, Vitamin B6, Vitamin C.
6 Major minerals and Ion Bicarbonate, Calcium, Chloride, Citrate, Magnesium, Phosphate, Potassium , Sodium, Sulfate.
7 Trace Minerals Chromium, Cobalt, Copper, Fluoride, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Selenium, Zinc
8 Cells Ephitelial, Leukocytes, Lymphocytes, Macrophages, Neutrophil
Sumber Picciano MF24
2.1.1.3 Manfaat Air Susu Ibu
Air susu ibu merupakan air susu yang diciptakan khusus untuk manusia, begitu
uniknya tak ada satupun yang dapat menggantikan ASI. ASI memberi keuntungan
bagi bayi matur maupun prematur, jika dibandingkan dengan pemberian susu formula
ASI pada bayi prematur yang diberi ASI akan lebih meningkatkan perkembangan dan
kekebalan tubuhnya. Hal ini menandakan bahwa ASI diciptakan tidak hanya khusus
untuk manusia tapi juga sesuai dengan kebutuhan bayi. Selain itu keuntungan ASI
tidak sebatas pada bayi tapi juga untuk masa balita bahkan sampai bayi dewasa
dewasa kelak, ASI mengoptimalkan perubahan anak untuk meraih potensi yang ada
dengan sempurna. Berikut adalah keunggulan dari ASI24,26,27.
17
1) Manfaat ASI Bagi bayi
(1) Status Nutrisi
ASI memiliki nutrisi yang seimbang sehingga mudah dicerna dan bioavailable,
sehingga memenuhi kebutuhan bayi baru lahir secara optimal. Jika ibu memiliki
asupan makan yang baik, maka kebutuhan nutrisi bayi akan terpenuhi selama 6 bulan,
kecuali kebutuhan zat besi pada bayi prematur, yang mana bayi prematur belum
memiliki system penyimpanan zat besi dengan adekuat. Setelah usia 6 bulan ke atas
bayi memerlukan makanan tambahan untuk mencegah terjadinya defisiensi zat besi.
Pada penelitian observatif bahwa rata-rata peningkatan berat dan panjang badan
bayi eksklusif lebih lambat jika dibandingkan dengan bayi formula. Penelitian
menunjukkan bahwa bayi ASI mengatur pemasukan energi pada level terendah,
karena itu pola pertumbuhan sesuai dengan respon fisiologis untuk pemasukan yang
adekuat.
(2) Mencegah infeksi dan penyakit lainnya.
Pada penelitian baik di negara maju dan berkembang membuktikan bahwa ASI
dapat menurunkan angka kejadian infeksi dan mencegah semakin beratnya penyakit
akibat infeksi. diantaranya seperti meningitis, bakteremia, diare, infeksi saluran nafas,
otitis media, infeksi saluran kemih dan penyakit infeksi lainnya. Evidence-based
Practiced Centre (EPC) melaporkan bahwa menyusui memberi keuntungan jangka
pendek bagi bayi normal dengan frekuensi sakit yang lebih rendah, termasuk infeksi
telinga dan muntaber. Menurut penelitian jika di Amerika Serikat dapat
18
meningkatkan bayi ASI sebanyak 80%, maka penyakit infeksi telinga akan berkurang
sebanyak 300.000 kejadian.
Bayi formula pada usia satu tahun pertama dapat mengalami muntaber sebanyak
hampir 100 %, sedangkan jika dibandingkan dengan bayi ASI kejadian muntaber
kurang dari setengahnya. Begitu pula dengan kejadian infeksi saluran nafas pada
bayi, rata-rata jumlah bayi ASI yang dirawat karena pneumonia dan infeksi berat
saluran nafas bawah akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan bayi formula.
Penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula ataupun ASI
yang kurang dari 3 bulan kemungkinan untuk terjadi obesitas 3 kali lebih besar diusia
6 tahun, dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI lebih dari 3 bulan. Keuntungan
untuk outcome kesehatan lainnya bahwa bayi dengan ASI akan menurunkan kejadian
lymphoma, leukemia, diabetes, asma, sudden death infant syndrome pada usia satu
tahun pertama.
(3) Perkembangan Otak
ASI telah dihubungkan dengan peningkatan perkembangan kognitif. Anak yang
menyusu selama lebih dari 6 bulan dibandingkan dengan yang tidak menyusu sama
sekali, Intelligence Quotient (IQ) verbal pada usia 6 tahun 3,56 poin lebih tinggi.
Dipenelitian yang lain terdapat hubungan antara lama menyusu dengan intelegensi
seseorang, didapatkan IQ seseorang meningkat dari 99.4 bagi menyusu selama satu
bulan atau kurang, menjadi 104.4 bagi yang menyusu lebih dari 9 bulan.
Dari penjabaran diatas, penelitian sehubungan dengan ASI dan perkembangan
otak masih dalam perdebatan, dalam EPC 2007 bahwa ASI tidak ada pengaruhnya
19
terhadap perkembangan kognisi pada bayi mature ataupun pada anak. Penelitian ini
merupakan hal yang sulit karena perbedaan kognisi relative sulit untuk dianalisis, dan
memerlukan sampel dalam jumlah yang besar.
2) Manfaat ASI bagi Ibu
Menyusui tidak hanya memberi keuntungan bagi bayi tapi juga bagi ibu,
diantaranya mengurangi perdarahan pada masa postpartum dan mempercepat involusi
uterus, karena menyusui dapat meningkatkan kadar oxitosin. Menyusui dapat
mengurangi hilangnya darah pada saat menstruasi, menyusui juga dapat menjadi alat
kontrasepsi dengan amenore laktasi, penurunan berat badan pasca persalinan akan
lebih cepat bagi ibu-ibu yang memberikan ASI.
ASI juga dapat mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, diabetes tipe
II dan diabetes karena kehamilan, dan menyusui kemungkinan dapat mengurangi
risiko fraktur pinggul dan osteoporosis pada masa postmenopause. Menurut
penelitian wanita yang menyusui selama 12 bulan atau lebih akan mengurangi risiko
penyakit darah tinggi, hypercholesterolemia, diabetes dan penyakit kardiovaskuler,
dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
3) Manfaat Lain
Amerika Serikat dapat mengurangi anggaran program kesehatan masyarakat
dengan ASI, seperti program nutrisi supplemental bagi wanita, anak, dan bayi baru
20
lahir. Pemberian ASI juga dapat mengurangi pengeluaran perawatan kesehatan
sebesar 3.6 milyar dollar pertahunnya.
Selain itu ASI mengurangi jumlah ketidakhadiran pegawai dan hilangnya
pendapatan keluarga, perhatian dapat lebih banyak kepada sibling, dan anggota
keluarga lainnya karena mengurangi kesakitan pada bayi. Bagi lingkungan ASI dapat
mengurangi dampak negatif bagi lingkungan karena penggunaan kaleng susu dan
botol, mengurangi energi untuk memproduksi dan transportasi produk makanan
buatan.
2.1.2 Intervensi Promosi ASI
Produksi susu sapi mengalami peningkatan yang sangat besar pada abad ke 19,
kemudian pada tahun 1950 dan 1960 terlihat ekspansi distribusi dan marketing dari
susu formula sampai ke seluruh dunia. Sebelum masa ini bayi menyusu pada ibunya
atau dengan ibu susu, dengan perubahan ini penggunaan susu formula memang
memberikan kebebasan bagi wanita khusus nya bagi para wanita pekerja. Banyak
orang percaya susu formula baik untuk anak, mempercepat kenaikan berat badan dan
seterusnya, namun peningkatan penggunaan susu formula juga memberi keprihatinan
tersendiri, beberapa dokter saat itu memperingatkan akan kebersihan dari susu
formula, karena sulitnya menjaga kebersihan dan kesterilan botol dan air yang
digunakan.28
Seiring berjalannnya waktu, dilakukan penelitian-penelitian terkait dengan
kelebihan ASI dan dibandingkan dengan susu formula. Dari penelitian yang ada ASI
21
telah terbukti memiliki banyak efek positif diantaranya meningkatkan imunitas bayi
melindungi infeksi pada saluran pencernaan dan pernafasan, mengurangi perdarahan
postpartum dan risiko terjadinya kanker payudara dan ovarium. Untuk itu dilakukan
upaya untuk mempromosi dan mendukung ASI agar ibu kembali untuk menyusui
bayinya. Dimulai sejak tahun 1970an kampanye untuk menghentikan promosi susu
formula, Sejak itu terus dilakukan usaha-usaha untuk melindungi, mempromosi dan
mendukung menyusui.27,28
Intervensi promosi ASI merupakan suatu upaya untuk mengubah perilaku ibu dari
yang tidak mau menjadi mau memberikan ASI. Menurut Green pembentukan
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposing, enabling dan
reinforcing. Faktor predisposing adalah faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang. Yang termasuk dalam faktor ini diantaranya faktor demografis
seseorang yaitu usia dan jenis kelamin, struktur sosial seperti pendidikan pekerjaan,
suku, dan keyakinan seseorang akan kesehatan seperti sikap, nilai dan
pengetahuan.29,30
Faktor enabling adalah faktor yang memudahkan/memungkinkan seseorang untuk
mengubah perilaku sehat mereka. Faktor enabling ini diantara sumber daya
diantaranya sumberdaya kesehatan, kondisi kehidupan seseorang, sosial support, dan
keterampilan dalam mengidentifikasi, mengakses dan menggunakan suatu fasilitas
atau program kesehatan. Selanjutnya reinforcing faktor atau faktor pendorong
meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas
22
kesehatan, termasuk undang-undang, peraturan yang terkait dengan kesehatan serta
program pemerintah yang sedang berjalan. 29, 31
1) Pendidikan Laktasi formal atau terstruktur
Meskipun pengetahuan tentang ASI bukan satu-satunya penentu keberhasilan
pemberian ASI, namun program pendidikan laktasi memiliki peran yang sangat
penting dalam mempengaruhi ibu untuk menyusui. Penelitian di China membuktikan
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan self efficacy yang
baik akan lebih mungkin memberikan ASI eksklusif.3 Hal ini didukung pula pada
penelitian yang dilakukan pada ibu remaja di Amerika Serikat, bahwa faktor
pengetahuan tentang laktasi merupakan faktor yang mempengaruhi ibu memberikan
inisiasi dini.32
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang
akurat dan lengkap, secara aktif mendukung dan membantu ibu hingga ibu
memutuskan untuk menyusui, namun diketahui bahwa informasi justru didapat lebih
banyak selain dari tenaga kesehatan. Hal ini terbukti dengan penelitian yang di RS
Siloam bahwa informasi yang didapat dari tenaga kesehatan hanya 25%, sedangkan
informasi terbanyak dari media yaitu sebesar 40%.6 Hal ini didukung oleh penelitian
di Singapura bahwa sebanyak 54,5% ibu tidak menerima informasi tentang ASI dari
tenaga kesehatan, tetapi sumber informasi terbanyak dari keluarga teman dan buku.8
Pendidikan menyusui secara formal atau terstruktur adalah pendidikan secara
individu atau kelompok dengan kelas atau sesi pendidikan terstruktur (kurikulum atau
23
agenda terstandar) secara kelompok, langsung kepada ibu atau anggota keluarga yang
diberikan oleh tenaga kesehatan seperti konselor ASI, dokter, perawat atau bidan.33
Materi yang disampaikan pada program pendidikan menyusui disesuaikan dengan
kebutuhan ibu, berikut merupakan materi yang disampaikan pada minggu pertama
bayi lahir.
Tabel 2.2 Rekomendasi Topic kelas laktasi pada minggu pertama kehidupan
No Topik Keterangan1 Frekuensi fisiologis menyusu Merespon ketika ada isyarat lapar, jarak menyusui tidak
lebih dari 3 jam, minimum 8x menyusui/24 jam.2 Latch-on
Posisi menyusui ibu dan bayi, menghindari latch-on yang tidak pas, menilai tertutupnya areola oleh mulut bayi.
3 Menilai intake ASI Mempertahankan bayi untuk menghisap dan menelan, tanda bayi yang kenyang, minimal menyusu delapan kali/24 jam, BAB ≥3x/24 jam (setelah bayi usia 5 hari), BAK ≥3x/24 jam.
4 Produksi ASI Produksi ASI yang adekuat berlanjut ketika payudara yang penuh berkurang, produksi ASI akan terus meningkat seiring dengan frekuensi dan durasi menyusui yang juga meningkat (jika bayi menelan), meningkat dengan ibu yang relaks, terhambat dengan makanan tambahan atau menunda menyusui dengan menggunakan dot
5 Perawatan putting susu Mengatasi trauma apapun akibat latch-on, mengganti payudara saat menyusui ketika proses menelan berhenti, menghindari kream, sabun, atau apapun yang dapat menyebabkan kekeringan
6 Bendungan pada payudara dan pembekakan payudara
Menghindari interval yang panjang (>3jam) antara hari-hari menyusu, bila perlu melembutkan areola, untuk menghindari trauma saat posisi latch-on, gunakan kompres dingin untuk mengurangi edema.
7 Reflex pengeluaran ASI Tidak semua wanita merasakan sensasi pegeluaran ASI di dua minggu pertama, dibuktikan oleh bayi yang terus menghisap dan menelan.
8 Kondisi khusus Persalinan dengan sesar, fisiologi kuning pada bayi
9 Kembali ke rumah Ekspektasi pada bulan pertama (tidur bayi, produksi ASI yang melimpah), menghindari stimulus yang berlebihan dan meningkatkan kelelahan orangtua, mengurangi pekerjaan rumah tangga: menerima pertolongan dari keluarga atau teman, penyesuaian sibling
24
No Topik Keterangan10 Nutrisi Ibu Pengurangan berat badan harus bertahap: akan lebih cepat
jika ibu sering menyusui, kebutuhan nutrisi makan dan minum, obat medik, cafein, alkohol, obat terlarang, merokok
11 Enjoy dengan bayi Kebutuhan dasar termasuk makanan, kehangatan, rasa aman, stimulus. antara takut memanjakan dan memenuhi kebutuhan bayi.
12 Kapan harus ke tenaga kesehatan
Puting susu lecet yang parah setelah tujuh hari, BAB dan BAK yang tidak adekuat, ibu khawatir ada masalah dalam menyusui, mengidentifikasi sumber informasi tentang ASISeseorang yang memiliki pengalaman menyusui yang baik, hotline konseling, kelompok pendukung ASI, konsultan laktasi atau tenaga kesehatan lain yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai ASI.
Sumber : Bocar DL, Shrago L34
2) Dukungan ASI
Dukungan ASI atau support breastfeeding terdiri dari dua bentuk yaitu dukungan
dari tenaga professional dan lay support.33
(1) Dukungan dari tenaga professional
Support/dukungan dari tenaga professional dapat melalui tingkatan sistem atau
langsung secara individual. Pada tingkatan sistem diantaranya dengan dilakukannya
pelatihan bagi tenaga kesehatan, atau adanya program BFHI (Breasfeeding Hospital
Initiative) di rumah sakit. BFHI terdiri dari 10 langkah dalam mempromosi,
melindungi dan mendukung ASI, 10 langkah tersebut adalah:
a) Mempertahankan kebijakan tertulis mengenai ASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada seluruh tenaga kesehatan.
b) Melakukan pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.
25
c) Menginformasikan kepada seluruh wanita hamil tentang keuntungan dan
menajemen laktasi.
d) Membantu ibu untuk melakukan insiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama
setelah lahir
e) Menunjukkan kepada ibu bagaimana cara menyusui dan bagaimana cara
mempertahankan laktasi, walaupun ibu terpisah dari bayinya.
f) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun kecuali ASI, kecuali atas
indikasi medis.
g) Melakukan rooming in yaitu membiarkan ibu dan bayi bersama-sama selama 24
jam per hari.
h) Mendorong/mendukung ASI.
i) Tidak memberi dot atau puting susu artifisial pada bayi yang menyusu.
j) Mengembangkan berdirinya kelompok pendukung ASI dan memberi tahu ibu
tentang kelompok ini setelah keluar dari rumah sakit/klinik.
BFHI diluncurkan secara resmi pada tahun 1980, BFHI memiliki pengaruh global
terhadap keberhasilan ASI. Suatu penelitian di Amerika, Asia, dan Sub-sahara Afrika
menunjukkan bahwa peer counseling (langkah ke 10) merupakan cara yang paling
efektif dalam menigkatkan rata-rata pemberian ASI eksklusif.
Dukungan tenaga profesional secara individu dapat dilakukan saat perawatan
dirumah sakit atau saat rawat jalan, dukungan secara sosial dapat dilakukan dengan
kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau dukungan melalui telpon. Kelompok
ibu yang mendapatkan suport laktasi pada masa nifas akan lebih banyak yang
26
memberikan ASI eksklusif dari dua minggu sampai enam bulan setelah melahirkan,
dibandingkan dengan kelompok yang hanya menerima asuhan rutin masa nifas.
Suport diberikan oleh konsultan laktasi dalam tiga hari pertama postpartum dan
sebelum ibu keluar dari rumah sakit, adapun bentuk suport yang diberikan dalam
bentuk memberikan informasi melalui video tentang keuntungan ASI,
mendemonstrasikan bagaimana posisi menyusui yang benar, latch on dan perawatan
payudara, juga mendiskusikan permasalahan umum lainnya.9
Dukungan laktasi masa postpartum dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
memberikan pengetahuan seputar laktasi sekaligus membantu ibu dalam menghadapi
masalah-masalah yang mungkin terjadi pada masa postpartum. Dikatakan bahwa
68% ibu menemui masalah menyusui pada dua bulan pertama postpartum, dan
masalah ini menjadi alasan utama mereka berhenti menyusui. Secara umum alasan
ibu untuk melakukan penyapihan pada awal postpartum dikarenakan oleh
ketidaknyamanan selama menyusui dan tidak yakinnya seorang ibu akan kecukupan
produksi ASI dan kepuasan bayinya, kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan
setelah keluar dari rumah sakit juga dapat menjadi penyebab penyapihan dini.9,35
Ibu yang menghentikan menyusui sebelum bayi usia satu minggu penyebab
tertinggi dikarenakan bayi kesulitan dalam menyusui dan adanya masalah pada puting
susu. Penyebab tertinggi ibu berhenti menyusui pada lebih dari empat minggu
dikarenakan anggapan bayi tidak puas dengan ASI. Disimpulkan bahwa ibu
memerlukan dukungan dari tenaga profesional untuk mendampingi ibu yang baru saja
27
bersalin dalam menghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi saat awal menyusui.
9,35
Dengan teratasinya masalah yang dihadapi pada awal postpartum, maka
dukungan laktasi masa nifas dapat meningkatkan inisiasi ASI dan kontinyuitas 2
bulan pertama menyusui sehingga dapat meningkatkan lama pemberian ASI,
dikatakan bahwa dari seluruh populasi rata-rata penyapihan 14% lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapat asuhan postnatal standar. 9,35
Dalam penelitian ini diketahui bahwa self-efficacy dan pengalaman terdahulu
dalam menyusui berhubungan dengan lama menyusui, bahwa ibu yang sebelumnya
menyusui dengan durasi yang singkat akan melakukan hal yang sama dengan
bayinya yang sekarang. Hal yang sangat signifikan dari penelitian ini angka
penyapihan dini turun sebesar 26% pada ibu yang sebelumnya melakukan
penyapihan dini.36
Kunjungan rumah pada lima minggu pertama pasca salin dapat menyusui lebih
sering, lebih sedikit yang menggunakan dot, dan ibu merasa lebih percaya diri bahwa
bayinya mendapatkan ASI yang cukup. Disimpulkan bahwa kunjungan rumah oleh
tenaga kesehatan dapat memperpanjang lama pemberian ASI eksklusif.36
(2) Lay Support
Bentuk dari dukungan ini adalah melalui peer counselor (konselor teman sebaya),
dengan dukungan sosial oleh peer melalui home visit atau dukungan telpon. Peer
counselor adalah seorang ibu yang berhasil menyusui bayinya secara eksklusif
selama tidak kurang dari enam bulan, memiliki motivasi untuk membantu ibu lain
28
agar mau menyusui dan bersedia mengikuti pelatihan laktasi.37 Peer counseling
terbukti memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan rata-rata dan lama
pemberian ASI.10 Penelitian pada populasi Amerika Latin terdapat hubungan yang
signifikan antara peer counseling dan inisiasi ASI, juga rata-rata pemberian ASI pada
usia satu dan tiga bulan.38
3) Intervensi lainnya.33
Intervensi lain yang termasuk dalam mempromosikan ASI diantaranya adalah
membantu ibu untuk melakukan kontak skin to skin dengan bayinya, menghindari
penggunaan dot, atau dengan melakukan wawancara yang dapat memotivasi ibu agar
mau memberikan ASI.
2.1.3 Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan orang dewasa atau andragogi berasal dari kata Andros atau aner yang
berarti orang dewasa, dan agogos berarti membimbing atau memimpin. Maka
andragogi berarti membimbing atau memimpin orang dewasa, sedangkan secara
definitif menurut Knowles, andragogi adalah seni dan ilmu mengajar orang
dewasa.39,40
Konsep pembelajaran orang dewasa berpola nonotoriter, tidak dimulai dengan
materi belajar, namun berdasar pada memberi perhatian pada masalah-masalah yang
terjadi dalam kehidupannya. Maka teknik pembelajaran orang dewasa adalah
bagaimana membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata. Prinsip-
29
prinsip dalam menerapkan pembelajaran orang dewasa dapat dilihat dari fisiologis,
konsep dan harga diri, dan dari segi emosi.39
Dari segi fisiologis pendidikan orang dewasa akan lebih efektif jika kondisi fisik
peserta belajar dalam keadaan sehat dan cukup istirahat, penglihatan dan pendengaran
dalam keadaan baik. Dari segi konsep dan harga diri sebaiknya peserta belajar
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk belajar, merasakan tujuan
dan manfaat dari pendidikan/pembelajaran dengan melibatkan peserta dalam
penentuan belajar. yang diberikan dan merasa yakin untuk bisa menerima perubahan.
Selain itu pengajar harus mampu memberikan materi yang terorganisir dan teknik
belajar yang fleksibel sesuai dengan kemampuan peserta belajar.39
Dari segi emosi peserta harus diberikan dukungan namun tanpa paksaan,
menciptakan komunikasi dua arah, peserta diberi kebebasan untuk mengemukakan
pendapatnya.39
2.1.3.1 Metode Pembelajaran pada Orang Dewasa
Metode adalah prosedur atau urutan fikiran yang sistematis yang dituangkan ke
dalam sesuatu rencana untuk mengerjakan sesuatu hal dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sedangkan dalam pembelajaran, metode merupakan langkah
operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar.
definisi lainnya metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah
disusun dalam kegiatan nyata sehingga tujuan tercapai secara maksimal.41
Metode pembelajaran orang dewasa dapat diterapkan dengan berbagai macam
metode, namun sebaiknya metode adalah alat/sarana untuk mencapai agar peserta
30
didik mendapat pengalaman belajar yang bermanfaat. Secara garis besar metode
dipilih berdasar tujuan pendidikan yaitu membantu peserta belajar untuk menata
pengalaman masa lalu yang dimilikinya dan memberikan pengetahuan atau
keterampilan baru.41,42
Terdapat hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode
pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
1. Faktor Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus ditentukan terlebih dahulu pada setiap kegiatan
pembelajaran. tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki setelah
selesai mengikuti proses pembelajaran, tujuan pembelajaran ini harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur41,43. Menurut Bloom kemampuan
pada tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Untuk setiap ranah memiliki tingkatan kemampuan dari
kemampuan rendah sampai yang tinggi.44
Ranah kognitif meliputi tujuan yang berhubungan dengan recall atau mengenal
pengetahuan dan perkembangan kemampuan intelektuak dan skil seseorang. Afektif
adalah suatu bidang yang terakit dengan sikap, keyakinan dan seluruh spectrum nilai
dan sistem nilai. Afektif ini terdiri dari 5 tingkatan yaitu menerima merespon,
menilai, organisasi dan karakterisasi. Psikomotor meliputi aspek gerakan fisik dan
koordinasi, psikomotor menggabungkan domain kogitif dan afektif dalan aksi tubuh.
Psikomotor terdiri dari 3 tingkatan yaitu imitasi, manipulasi dan presisi.45
31
Tabel 2.3 Ranah Kognitif
No Tingkatan Kognitif Definisi1 Mengingat Mendapatkan kembali pengetahuan dari memory jangka
panjang.Mengenal
Recalling
Menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan materi yang diberikan.Mengambil pengetahun yang relevan dari memori jangka panjang.
2 Memahami Membangun pemahaman dari pesan pengajaran, termasuk pengajaran secara lisan, tertulis dan grafik.
MenerjemahkanMemberi contoh
MengklasifikasiMeringkasMenyimpulkan
MembandingkanMenjelaskan
Mengubah dari satu format presentasi ke format yang lainMenemukan contoh spesifik atau ilustrasi dari suatu konsep atau prinsipMenentukan sesuatu termsuk dalam kategoriMengabstraksi suatu tema umum atau point utamaMenggambarkan kesimpulan yang logis dari informasi yang diberikanMendeteksi koresponden dari 2 ide, object, dan the likeMembangun model sebab-akibat dari suatu sistem
3 Menerapkan Menggunakan prosedur pada situasi yang ditentukanMelaksanakanImplementasi
Melaksanakan prosedur dari tugas yang familiar Melaksanakan prosedur dari tugas yang tidak familiar
4 Menganalisis Memecah materi menjadi unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan bagaimana struktur dan tujuan berhubungan secara keseluruhan
Membedakan
MengorganisirMenghubungkan
Membedakan bagian yang berhubungan dengan yang tidak materi yang disampaikan.Menentukan bagaimana elemen sesuai atau berfungsi dalam strukturMenentukan sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari pokok materi yang disampaikan
5 Mengevaluasi Membuat keputusan atau berpendapat berdasar pada criteria dan standar
Memeriksa
Mengkritik
Mendapatkan inkonsistensi dan kesalahan dalam suatu proses atau produk; menentukan apakah proses atau produk memiliki konsistensi internal; mendeteksi keefektifan suatu prosedur seperti yang sedang dilaksanakan.Mendapatkan inkonsistensi antar suatu produk dengan criteria eksternal, menentukan apakah suatu produk memiliki eksternal konsistensi; mendapatkan ketidaksesuaian suatu prosedur untuk masalah yang diberikan
6 Menciptakan Menggabungkan seluruh elemen menjadi bentuk yang koheren atau berfungsi menyeluruh; mengatur elemen menjadi pola atau struktur yang baru.
GeneratingMerencanakanMenghasilkan
Mendatangkan hipotesis alternative berdasarkan criteriaMerancang suatu prosedur untuk menyelesaikan tugasMenemukan suatu produk
Sumber : Anderson LW, Krathwohl DR44
32
Tabel 2.4 Ranah Afektif
No Tingkatan Karakteristik
1 Menerima Mau mendengarkan beberapa pesan dan poin.
2 Merenspon Mau membuat keputusan tentang suatu isu.
3 Menilai Mau memperlihatkan perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap suatu prinsip.
4 Organisasi Bersedia mempertahankan nilai.
5 Karakterisasi dengan nilai atau kempleks nilai
Mau membiarkan suatu nilai mengendalikan perilaku.
Sumber : Orlich DC45
Tabel 2.5 Ranah Psikomotor
No
Tingkatan Performance
1 Imitasi Mengembangkan keterampilan model.
2 Manipulasi Menunjukkan keterampilan secara mandiri.
3 Presisi Memperlihatkan keterampilan tanpa usaha dan otomatis.
Sumber: Orlich DC45
2. Faktor Bahan Ajar
Bahan belajar adalah bahan kajian yang dipelajari peserta, yang memiliki
keragaman dari segi jenis dan tingkatannya. Cara mempelajari bahan belajar
menuntut adanya metode yang beragam, karena tidak ada satu metode pun yang
cocok untuk setiap jenis dan tingkatan bahan belajar. menurut Gagne bahwa bahan
belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur dan fakta, serupa dengan dimensi
pengetahuan menurut Bloom:41,47
33
1. Pengetahuan faktual, yaitu elemen dasar yang harus diketahui untuk
mempelajari suatu ilmu atau memecahkan suatu masalah
2. Pengetahuan konseptual, yaitu hubungan antar elemen dasar dalam struktur
yang lebih besar sehingga antar elemen dapat berfungsi bersamaan.
3. Pengetahuan procedural, yaitu bagaimana dalam melakukan sesuatu, metode
inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan keterampilan, algoritma, teknik dan
metode.
4. Pengetahuan metakognitif, yaitu pengetahuan kognisi secara umum seperti
kesadaran dan pengetahuan pada kognisi seseorang.
3. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran,
diantaranya pihak pengajar dan peserta belajar. peserta dalam pembelajaran orang
dewasa adalah pihak yang pasif yang belum memiliki potensi apa-apa, namun mereka
memiliki pengalaman, baik pengalaman yang sederhana atau pengalaman yang
banyak. Penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan harus
mempertimbangkan kondisi tersebut. Peserta yang memiliki pengalaman yang
sederhana, dengan pengetahuan terbatas tentunya akan berbeda metode yang
digunakan dengan peserta yang telah memiliki pengalaman yang tinggi meskipun
informasi yang diberikan sama. Begitu pula dengan pihak pengajar, harus mengukur
kondisi dalam menetapkan suatu metode yang akan digunakan. Kondisi pengajar
diantaranya pemahaman terhadap bahan ajar, terhadap penggunaan metode dan
kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran.41
34
4. Faktor Waktu
Faktor waktu berkaitan dengan jumlah dan banyaknya kesempatan dalam kegiatan
pembelajaran, disamping kondisi yang tersedia untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Adakalanya kegiatan pembelajaran disediakan dalam waktu yang
cukup, dan ada pula yang memiliki waktu yang terbatas.41
5. Faktor Sarana Penunjang
Kegiatan pembelajaran menuntut adanya sarana untuk meningkatkan hasil belajar.
sarana dalam pembelajaran adalah segala macam fasilitas yang dapat menunjang dan
melengkapai terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan . sarana tersebut dapat berfungsi sebagai alat belajar dan sumber
belajar. alat belajar atau fasilitas belajar dapat berupa alat tulis, runagan tempat
duduk, alat peraga, dan alat lainnya sebagai alat yang diutuhkan untuk
terselenggaranya kegiatan pembelajaran. Sebagai sumber belajar merupakan alat atau
orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.41
Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap
penetapan metode yang digunakan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Pengajar
akan lebih bebas menentukan metode jika kegiatan pembelajaran ditunjang dengan
sarana yang lengkap, begitu juga sebaliknya, pengajar perlu mempertimbangkan
keterbatasan sarana dalam menetapkan suatu metode pembelajaran. Sarana dapat
mempengaruhi pemahaman peserta, dari penjelasan yang bersifat abstrak menjadi
sesuatu yang lebih konkret. Bila suatu materi memerlukan sarana sebagai alat peraga
35
ternyata tidak ada, maka pengajar harus menemukan metode dan sarana lain untuk
meningkatkan pemahaman peserta.41
Selain metode hal lain yang harus direncanakan dalam strategi pembelajaran
adalah media pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi untuk memberikan
pengalaman nyata kepada peserta didik, sebagai alat bantu untuk memperjelas apa
yang disampaikan oleh pemberi materi. Selain itu media juga berfungsi sebagai
sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut.43
2.1.4 Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dikritik dibandingkan
dengan seluruh metode pengajaran lainnya, namun disisi lain metode ini tetap
menjadi metode yang paling sering digunakan. Ceramah dikenal sebagai metode
yang berpusat pada guru (teacher-centered), biasanya peserta belajar menerima
informasi secara pasif, hanya duduk dan mendengarkan. 11,12
Tidak heran dalam waktu 15-25 menit perhatian peserta akan menurun dengan
cepat, sedangkan perhatian adalah kegiatan penting selama proses ceramah untuk
melakukan coding dari informasi yang didapat, sehingga informasi dapat tersimpan di
dalam memory jangka panjang. Perhatian peserta belajar yang rendah juga dapat
menimbulkan kebosanan, dan rasa bosan ini terbukti berdampak terhadap
menurunnya prestasi secara akademik. Peserta yang pasif juga membuat pengajar
sulit untuk melakukan feedback dan memeriksa pemahaman peserta belajar terhadap
informasi yang didapat.11,12,13,46
36
Dengan segala kekurangan yang ada, metode ceramah juga memiliki keunggulan
sehingga menjadi pilihan yang paling sering dipilih dalam pengajaran. Metode
ceramah merupakan metode yang relatif sederhana, lebih hemat dan efisien baik
secara waktu dan tenaga.11,12 Dalam memberikan informasi, metode ceramah terrbukti
sama efektifnya seperti metode pembelajaran lainnya, metode ceramah juga fleksibel
karena dapat digunakan untuk hampir semua bidang ilmu. . Ketika peserta belajar
merasa sulit untuk menginterpretasikan suatu materi yang rumit, metode ceramah
memberi konteks yang dapat membantu peserta belajar untuk menghasilkan
interpretasi yang kreatif, produktif dan inovatif sesuai ilmu dasar.11,47,48
Kekurangan yang dimiliki metode ceramah dapat diatasi dengan melakukan
ceramah yang interaktif yaitu dengan menciptakan interaksi yang baik antara
pengajar dengan peserta belajar, membawa peserta belajar untuk ikut aktif dalam
pembelajaran. Pengajar memiliki peran penting untuk menciptakan ceramah yang
interaktif, sehingga memudahkan pengajar untuk melakukan feedback, memeriksa
apakah informasi dapat dipahami peserta belajar.12,49 Ceramah interaktif terbukti
berhasil dengan berdasar pada model pengajaran ekpository dan ditambah dengan
berbagai bentuk pertanyaan dan pemecahan masalah. Metode ini memotivasi peserta
pembelajar dan dapat mempertahankan perhatian peserta selama proses
pembelajaran.50
Pada model pengajaran ekspository pengajar mempresentasikan materi dengan
format terorganisir, berulang dan akhir. Komponen utama dalam mengajar dengan
metode ceramah adalah untuk memberikan suatu framework kepada peserta
37
pembelajar agar dapat menerima materi yang sangat bermanfaat dengan cara seefisien
mungkin, menyusun informasi dalam pola secara hirarki dan terpadu, dari hal yang
umum ke hal yang khusus dan menyempurnakan metode ceramah dengan
memperkuat skema kognitif. Berikut adalah empat komponen utama dalam metode
ceramah yang efektif:50
1. Pembukaan (Opening Statement)
Pembukaan dalam metode ceramah memiliki dua tujuan yaitu untuk menarik dan
mempertahanakan perhatian juga ketertarikan peserta belajar, dan yang kedua untuk
membantu peserta belajar mengembangkan kerangka berfikir dalam menerima
materi. Pembukaan ini dapat dilakukan dengan tiga cara:49,50
1) Retoris (Rhetorical)
Mengajukan beberapa pertanyaan untuk memberitahukan kepada peserta betapa
pentingnya materi yang akan disampaikan.
2) Penjelasan (Expository)
Penjabaran secara singkat yang menghubungkan antara topik yang akan
disampaikan dengan topic yang telah/pernah disampaikan.
3) Perbandingan (comparative)
Membantu peserta untuk menghubungkan suatu hal yang tidak diketahui, rumit
dan abstrak menjadi sebaliknya.
38
2. Isi ceramah (Body of the lecture)
Isi ceramah merupakan jantungnya presentasi, hal yang sangat penting dari
ceramah. Informasi harus disampaikan dengan jelas, langsung dan berurutan.52
Memberikan contoh yang menarik, materi ilustratif seperti grafik, gambar atau film
sangat diperlukan untuk membantu peserta belajar memahami isi ceramah. Pengajar
berperan penting untuk mengatasi perhatian peserta yang menurun, dapat dilakukan
dengan memberikan tugas interaktif dengan pertanyaan terbuka dan terstruktur
kurang lebih selama 10-15 menit. Hal ini berguna untuk mendapatkan kembali
perhatian peserta belajar, mengingatkan kembali tentang informasi sebelumnya,
mengulang materi dan menyatukan informasi yang baru didapat dengan informasi
yang didapat sebelumnya.51,52
Ceramah interaktif juga dapat dilakukan dengan kuis mendadak, melakukan
diskusi dengan pertanyaan pendorong dan memberikan masalah yang harus
dipecahkan oleh peserta belajar. Memberikan pertanyaan juga termasuk dalam upaya
mempertahankan perhatian peserta belajar dan bentuk upaya dalam membangun
interaksi antara pengajar dan peserta belajar, bertanya mengajarkan peserta belajar
untuk melakukan refleksi, mereka dapat memeriksa apa yang mereka fikirkan
terhadap suatu masalah dan mengecek pemahaman mereka sendiri terhadap suatu
materi.51,52
3. Meringkas selama presentasi (Summaries)
39
Dilakukan dengan berhenti sejenak setelah presentasi, setidaknya setiap tiga atau
lima informasi baru. Dapat juga dengan melakukan pengulangan dengan bertanya
atau membuat kesimpulan singkat. Summary bermanfaat untuk memberikan
kesempatan peserta belajar untuk menangkap informasi yang disampaikan dan
meningkatkan daya ingat pembelajar.51
4. Menyimpulkan (Wrap up)
Sebelum kelas dibubarkan pengajar harus menutup dengan aktifitas puncak untuk
mengulang atau menggaris bawahi poin-poin utama, menghubungkan materi dengan
materi sebelum atau yang akan datang, memberikan masalah dan secara aktif
mengajak siswa untuk terlibat dalam diskusi dan mengaplikasikan dengan informasi
yang didapat dari ceramah.50
Selain dari empat komponen yang telah disebutkan di atas, sebagai tambahan
berikut adalah upaya pengajar untuk mencapai ceramah yang efektif 11,51, 53
1. Metode ceramah dapat dikombinasikan dengan berbagai metode atau alat lain,
yang disebut dengan straight lecture. Kombinasi yang seringkali digunakan
adalah ceramah dan diskusi. Ceramah-diskusi dapat membantu untuk
menanggulangi kelemahan ceramah dengan cara menyelingi periode pendek
penyajian informasi dengan pertanyaan pengajar yang sistematis.
2. Memberikan informasi yang factual dan terbaru dengan penuh antusias, tidak
memberikan terlalu banyak pokok bahasan, dalam satu jam cukup lima atau enam
pokok bahasan utama.
40
3. Memilih bahasa yang sesuai dengan peserta belajar, menyampaikan informasi
dengan tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat dengan volume suara yang
cukup terdengar oleh seluruh peserta belajar. Posisi tempat duduk juga
disesuaikan sehingga seluruh peserta dapat melihat dan mendengarkan dengan
baik.
4. Memberikan sedikit humor selama penyajian, menurut penelitian humor
berdampak positif terhadap proses pembelajaran, tentunya humor yang terhindar
dari ejekan dan sarkastik.
5. Memberikan contoh yang memotivasi, peserta belajar dapat diikutsertakan dengan
menceritakan pengalaman mereka sendiri.
6. Menggunakan teknik mengajar yang variatif seperti bahasa tubuh, intonasi,
ekspresi muka yang bersemangat, antusias dan percaya diri, melakukan kontak
mata dan menggunakan kalimat yang mengajak peserta untuk terlibat dalam
pembelajaran.
2.1.4.1. Metode Ceramah terhadap Pendidikan Kesehatan
Pada beberapa penelitian metode ceramah terbukti efektif dalam memberikan
pendidikan kesehatan. Metode ceramah diterapkan dalam memberikan pendidikan
nutrisi pada para pelajar sukarelawan, dari peneltitian ini metode ceramah terbukti
efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelajar sukarelawan
sebagai agen pengubah dalam mengembangkan nutrisi yang sehat. Pada penelitian
41
ini metode ceramah dianggap efektif dalam meningkatkan pengetahuan dengan
dibantu media lain seperti transparansi dan media cetak.14
Pada penelitian lainnya metode ceramah diterapkan pada pasangan yang baru
menikah mengenai pendidikan sexual. Hasil penilaian setelah enam bulan didapatkan
bahwa kepuasan seksual, perilaku sehat dan kesehatan seksual meningkat secara
signifikan pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perlakuan
dalam kelompok kasus, pemberian ceramah diberikan dengan materi mengenai
perbedaan aspek seksualitas, seperti reproduksi dan kesehatan seksual yang
disampaikan oleh peneliti, sedangkan kelompok kontrol menerima program persiapan
pernikahan yang biasa diberikan berdasarkan pada keluarga berencana dan kesehatan
personal.15
Penilaian mahasiswa mengenai metode ceramah yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dirasakan efektif dalam mengubah
sikap dan perilaku mahasiswa, serta mencegah penyebaran HIV. Dalam penelitian
tersebut dikatakan bahwa metode ceramah harus dibantu dengan gambar/materi
secara visual, dan didukung dengan metode lain dengan melakukan kunjungan ke
tempat yang terkait, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan memberikan
nilai pendidikan yang lebih.54
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bawah metode
ceramah terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan
42
dengan mempertimbangkan media yang digunakan, materi yang disampaikan dan
didukung dengan metode lain.
2.1.5 Konseling
Menurut Soekidjo konseling merupakan bentuk dari metode pendidikan kesehatan
secara perorangan.29 adalah Istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu
consillium yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dimaksudkan dengan
“menerima atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, konseling
berasal dari sellan yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.55
Menurut Gustad konseling adalah proses yang mempunyai orientasi pada belajar,
dilakukan dalam lingkungan sosial dari konselor kepada konseli, dengan memberikan
bantuan secara profesional (memiliki pengetahuan dalam bidangnya), serta membantu
konseli dengan metode yang disesuaikan dengan masalah yang dihadapi klien.56
Pengertian konseling menurut Saifudin AB adalah proses pemberian informasi
obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini masalah yang sedang dihadapi,
dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.16
Selanjutnya Prayitno mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu proses
untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan
untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses
tersebut dapat terjadi setiap waktu.57 American Psychological Association (APA)
43
membatasi konseling sebagai suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan pribadinya dan mencapai perkembangan
kemampuan pribadi yang dimiliki secara optimal.55
Dari beberapa definisi diatas dapat dirumuskan bahwa konseling merupakan
proses belajar dengan memberikan informasi secara sistematis dari konselor kepada
konseli yang bertujuan untuk memberikan bantuan agar dapat membantu dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah dan pengambilan keputusan.
Tujuan konseling dimaksudkan untuk memfasilitasi terjadinya perubahan tingkah
laku klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan,
memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif, meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan klien dalam menyelesaikan masalah, dan membuat
suatu keputusan yang penting pada dirinya serta menfasilitasi perkembangan potensi
klien.59
Konseling merupakan suatu upaya dalam mengatasi masalah dalam bidang
kesehatan yang disebabkan karena ketidaktahuan tentang masalah kesehatan,
ketidakmampuan dalam mengambil keputusan dalam masalah kesehatan dan
ketidakmampuan dalam melakukan tindakan akan masalah kesehatan. Untuk itu
konseling mengatasi masalah kesehatan dalam 3 domain yaitu domain kognitif,
afektif dan psikomotor.55
Domain kognitif, proses konseling yang diberikan meliputi kegiatan pendidikan
untuk proses penyampaian, penyimpanan, serta pemanggilan kembali memori dan
informasi baru dari konselor kepada konseli. Pada domain afektif, pengertian,
44
pemahaman serta wawasan yang diperoleh dan dikembangkan selama periode
konseling, diharapkan dapat menimbulkan sikap yang dapat mendukung kesehatan,
meningkatkan koping konstruktif, dan mempertahankan nilai-nilai serta harga diri
positif. Sedangkan untuk domain psikomotor, konselor bertugas mendidik konseli
untuk mengembangkan keterampilan (skill) tertentu sehingga sanggup melakukan
perubahan fisik atau perubahan perilaku bagi dirinya.55
Dalam melaksanakan konseling ada lima langkah / tahap yang harus dilaksanakan
oleh seorang konselor yaitu:55,56
1). Membina hubungan melalui membangun rapport-tahap awal.
Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman, membina hubungan yang
ramah, dapat dipercaya, dan menjamin kerahasiaan.
2). Identifikasi masalah
Pada tahap ini seorang konselor harus berupaya untuk menggali permasalahan yang
dihadapi oleh klien dan mencari apa yang menjadi latar belakang dari suatu
permasalahan. Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara langsung
permasalahannya saat konselor menanyakan maksud dan tujuan klien, namun tidak
jarang konselor harus menggunakan keterampilannya untuk mampu mengungkapkan
permasalahan yang dihadapi oleh klien. Selama identifikasi konselor harus menjadi
pendengar yang baik dan mengamati tanda-tanda non verbal.
3). Penyelesaian masalah
45
Pada tahap ini seorang konselor harus memberikan informasi yang jelas dan tepat
sesuai dengan masalah yang ada, termasuk alternatif jalan keluar. Hindari
memberikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh klien.
4). Pengambilan keputusan
Pada tahap ini konselor membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas
persoalan yang dihadapinya.
5). Menutup/menunda konseling
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan sesi konseling. Tahap ini
dilakukan bila klien terlihat puas, konselor mengucapkan salam pada klien. Jika
diskusi dengan klien belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan,
tawarkan klien untuk mengatur pertemuan selanjutnya.
Konseling dapat dilakukan dimana saja, di rumah sakit, di sekolah, bahkan
dirumah yang biasa disebut dengan homevisite atau kunjungan rumah. Terdapat
beberapa alasan mengapa dilakukan konseling dengan kunjungan rumah yaitu untuk
membina hubungan yang baik antara konselor, konseli dan keluarga konseli. Dengan
kunjungan rumah anggota keluarga konseli juga dapat menerima pendidikan
kesehatan sehingga keluarga dapat membantu konseli dalam mengatasi masalah
kesehatan dan mendukung untuk berperilaku hidup sehat. Dengan kunjungan rumah,
tenaga kesehatan dapat mendeteksi secara dini masalah yang dihadapi oleh konseli.59
2.1.5.1. Konseling Laktasi
Konseling laktasi diperlukan sejak dini yaitu sejak masa antenatal sampai masa
postpartum. Keterampilan ber empati adalah kunci dari proses konseling sehingga
46
terbina rasa saling memahami antara konselor dan konseli. Keterampilan lain yang
diperlukan pada masa postpartum adalah kemampuan dalam mengobservasi dan
mengevaluasi ibu dalam menyusui, seperti menyarankan ibu untuk memberi ASI dan
mengobservasi ibu ketika menyusui dengan baik, tanpa terburu-buru.60
Konseling laktasi pada masa antenatal dan postpartum diantaranya bertujuan untuk
menyampaikan pengertian ASI eksklusif, pentingnya menyusui dini, manfaat
kolostrum, memastikan ibu memiliki posisi dan perlekatan yang baik dalam
menyusui, menyusui sesuai keinginan bayi (on-demand), dan menyarankan ibu agar
bersedia memberikan ASI eksklusif. Materi lainnya yang perlu diberikan pada saat
konseling laktasi diantaranya perbedaan antara fore dan hind milk, juga pola
pertumbuhan bayi.17,61
Penelitian mengatakan bahwa konseling laktasi yang diberikan pada masa
postpartum melalui kunjungan rumah dapat meningkatkan rata pemberian ASI
eksklusif sampai dengan 6 bulan jika dibandingkan dengan ibu yang hanya
mendapatkan pendidikan kesehatan postpartum standar. Konseling dilakukan dengan
melakukan kunjungan rumah oleh konselor sebanyak 9 kali selama 6 bulan
postpartum dapat meningkatkan rata-rata pemberian ASI eksklusif, Dalam 24 jam
terakhir sebanyak 79,5% ibu memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan 54,5%
pada kelompok kontrol.61
Konseling laktasi yang dilakukan pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah memotivasi ibu yang berencana menyusui sebanyak 100%
untuk memerah ASI, dan sebanyak 85% pada ibu yang berencana memberikan susu
47
formula. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa konseling laktasi dapat mencegah
terjadinya peningkatan rasa cemas dan stress pada ibu.62
Secara umum disimpulkan bahwa konseling laktasi terbukti dapat meningkatkan
pemberian kolostrum, lama pemberian ASI dan ASI eksklusif karena dengan
konseling ibu lebih percaya diri, dapat memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan
bayi dan dapat menyusui dengan posisi yang benar. Dengan konseling laktasi pula
konselor dapat mencegah penyapihan dini seperti masalah emosional, perlekatan
yang salah, atau masalah payudara seperti mastitis.17,18
2.2. Kerangka Pemikiran
ASI mengandung nutrisi yang sempurna yang dapat memenuhi kebutuhan bayi
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Telah banyak penelitian yang
membuktikan ASI memiliki dampak positif terhadap bayi, diantaranya mencegah
terjadinya penyakit diare, ISPA, OMA dan penyakit lainnya. ASI juga memiliki
dampak positif bagi ibu, seperti membantu involusi uterus dan mempercepat
penurunan berat badan. Namun demikian pemberian ASI masih jauh dari yang
diharapkan dari target pemberian ASI eksklusif sebesar 80%, pencapaian ASI
eksklusif selama enam bulan hanya mencapai 32%. 4,24, 25, 26,27
Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI, diantaranya
dipengaruhi oleh faktor predisposing, enabling dan reinforcing. Faktor predisposing
diantaranya pengetahuan, sikap dan self efficacy ibu tentang ASI, faktor enabling
diantaranya media cetak atau elektronik yang memberikan informasi mengenai ASI
48
dan dukungan keluarga, dan faktor reinforcing diantaranya sistem yang berlaku di
rumah sakit seperti BFHI, serta informasi dan dukungan dari tenaga kesehatan.3,8,29,33
Dukungan tenaga kesehatan dapat berupa pendidikan laktasi yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu sejak masa kehamilan sampai dengan masa nifas.
Pendidikan laktasi masa nifas bermanfaat untuk mengatasi masalah yang sering
terjadi pada masa postpartum seperti ketidaknyamanan menyusui, puting susu lecet,
dan masalah lainnya sehingga mencegah penyapihan dini.9,35
Pendidikan laktasi dapat dilakukan baik secara kelompok ataupun individual.
Salah satu metode dalam pendidikan kelompok adalah dengan metode ceramah,
Metode ceramah merupakan metode yang efektif dalam memberikan informasi,
metode yang sederhana, hemat dan efisien.12,13,29
Metode ceramah telah diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan dalam rangka
mengubah perilaku kesehatan lain, seperti pendidikan seksual pada pasangan baru
menikah, pendidikan HIV/AIDS pada mahasiswa, atau pendidikan nutrisi pada
pelajar. Metode ceramah secara signifikan menigkatkan perilaku kesehatan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.14,15,54
Konseling laktasi merupakan salah satu bentuk pendidikan personal dalam upaya
mengenali kondisi masalah, menentukan jalan keluar dan mengatasi masalah
menyusui yang mungkin timbul pada masa menyusui, untuk itu informasi kesehatan
yang diberikan kepada ibu sesuai dengan kebutuhan atau kondisi permasalahan ibu.16
Dengan konseling laktasi diharapkan ibu mengetahui pentingnya menyusui dini,
dapat menyusui dengan posisi dan perlekatan yang baik, menyusui sesuai keinginan
49
bayi (on-demand), dan ibu bersedia memberikan ASI eksklusif. Konseling laktasi
terbukti dapat meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi, meningkatkan lama
pemberian ASI dan mengurangi kejadian mastitis.17,61
Pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan sangat rendah, konseling
membuat ibu mau untuk melakukan pemerahan ASI, selain itu konseling dapat
mencegah peningkatan stress dan rasa cemas, sehingga pengeluaran ASI dapat
meningkat. 62
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan laktasi dengan
ceramah dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang harus ibu ketahui secara
menyuluruh, sehingga ibu memiliki bekal untuk memberikan ASI dan mampu
mengatasi masalah yang mungkin timbul selama menyusui dan berhasil dalam
memberikan ASI eksklusif. Sedangkan konseling laktasi merupakan pemberian
informasi laktasi agar dapat membantu dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
menyusui dan pengambilan keputusan masalah.
Dalam pelaksanaannya, konseling memerlukan keterampilan tertentu sehingga
terbina hubungan yang baik antara konselor dan konseli. Konseling dengan
kunjungan rumah merupakan cara untuk menciptakan dan membina hubungan yang
baik tidak saja antara konselor dengan konseli, tapi juga antara konselor dengan
keluarga. 57,59
Faktor Predisposing
3. Pengetahuan4. Sikap5. Self Efficacy
Faktor Reinforcing
2. Sistem yang berlaku di rumah sakit; BFHI
1. Dukungan tenaga kesehatan.
- Pendidikan kesehatan dengan ceramah.
- Pendidikan kesehatan dengan konseling
1. Usia2. Pendidikan3. Paritas4. Pengalaman
menyusui
50
Bagan 3.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun
beberapa premis sebagai berikut:
1) ASI merupakan nutrisi bagi bayi yang memiliki banyak manfaat bagi bayi dan
ibu.24,25
Pemberian ASI Eksklusif
Faktor enabling
1. Dukungan keluarga.
2. Sumber informasi.
51
2) Faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI diantaranya pengetahuan,
sikap, self efficacy, pengalaman ibu dalam menyusui dan informasi yang didapat
tentang ASI.3,8,5,6, 36
3) Informasi dan dukungan pada masa nifas dari tenaga kesehatan diperlukan untuk
membantu ibu mengatasi masalah menyusui.9,36
4) Metode ceramah merupakan salah satu metode pada pendidikan orang dewasa
yang efektif dalam memberikan informasi.13
5) Metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
perilaku kesehatan.16,17,54
6) Konseling laktasi adalah pemberian informasi yang bertujuan untuk membantu
ibu mengenali masalah, menentukan jalan keluar dan upaya mengatasi masalah
menyusui.16
7) Konseling laktasi postpartum diperlukan sejak dini yaitu sejak masa kehamilan
sampai dengan masa postpartum.60
8) Konseling laktasi dapat meningkatkan pemberian kolostrum dan mengurangi
kejadian mastitis pada ibu postpartum.17
9) Konseling laktasi dapat mencegah peningkatan stress dan rasa cemas pada ibu
yang melahirkan bayi dengan berat badan sangat rendah sehingga meningkatkan
pengeluaran ASI.62
10) Konseling laktasi dapat mengurangi risiko penyapihan dini dan meningkatkan
lama pemberian ASI.18,61
52
11) Konseling laktasi melalui kunjungan rumah berguna dalam meningkatkan
hubungan dan kepercayaan yang baik dengan konseli, sehingga permasalahan
klien dapat tergali.59
2.3. Hipotesis
Berdasarkan uraian premis di atas maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
Ibu yang mendapat konseling laktasi akan memberikan ASI eksklusif lebih lama
dibandingkan dengan ibu yang mendapat program pendidikan laktasi dengan
ceramah. (premis 1–11)
top related