ppn faktur pajak
Post on 12-Aug-2015
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. (Pasal 1 angka 23 UU No. 42 Tahun 2009).
Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 (satu) bulan kalender. (Pasal 1 ayat (5) Per-24/PJ/2012 sebagaimana diubah dengan
PER-17/PJ/2014)
PengertianFaktur Pajak
Faktur Pajak
BUKTI PUNGUTAN PAJAK
PENYERAHAN BKP/JKP
YG. DIBUATOLEH PKP
ATAS
FAKTUR PAJAK ( PASAL 1 ANGKA 23 )
Jenis Faktur Pajak
JENIS FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK(Bentuk dan Isinya sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN dan diatur dalam PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
FAKTUR PAJAK GABUNGANPasal 13 ayat (2) UU PPN
DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK(Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER-67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan III PER-33//PJ/2014
SYA
RA
T
Minimal harus memuat:a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;b. Nama dan alamat penerima dokumen;c. NPWP dalam hal penerima dokumen adalah sebagai WPDN;d. Jumlah satuan barang apabila ada; e. Dasar Pengenaan Pajak; f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.
Syarat Dokumen TertentuDipersamakan Dengan Faktur Pajak
DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK(Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER-67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan III PER-33//PJ/2014
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap :
penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D;
• Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
• Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak • Penyerahan Aktiva Yang Menurut Tujuan semula Tidak Untuk
Diperjualbelikan penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf c; (Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha)
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau (ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak)
ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h. (ekspor Jasa Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak)
Kewajiban Membuat Faktur pajakPasal 13 ayat (1)
Dalam hal terjadi penyerahan BKP/JKP, Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan BKP dan/atau JKP wajib : memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dan memberikan Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak.
Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur penjualan.
Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan AtasKewajiban Membuat Faktur pajak
Saat Pembuatan Faktur PajakPasal 13 ayat 1 A UU No 42 Tahun 2009
Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP
Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan BKP dan/atau JKP
Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan
Saat lain yang diatur dengan PMK
Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN & Penyerahan BKP karakteristik
tertentu
Pengusaha Kena Pajak dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli BKP atau penerima JKP yang sama selama 1 (satu) bulan kalender.
Faktur Pajak tsb harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan
Faktur Pajak GabunganPasal 13 ayat (2) UU No 42 Th 2009
Pengusaha Kena Pajak diperkenankan membuat Faktur Pajak gabungan paling lama pada akhir bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak meskipun di dalam bulan penyerahan telah terjadi pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 1, 5, 10, 11, 12, 20, 25, 28, dan 31 Juli 2010, tetapi sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 sama sekali belum ada pembayaran atas penyerahan tersebut, Pengusaha Kena Pajak A diperkenankan membuat 1 (satu) Faktur Pajak gabungan meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan pada bulan Juli, yaitu paling lama tanggal 31 Juli 2010.
Contoh 1
Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29 dan 30 September 2010. Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran oleh Pengusaha B atas penyerahan tanggal 2 September 2010. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi seluruh penyerahan yang terjadi pada bulan September.
Contoh 2
Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29, dan 30 September 2010. Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran atas penyerahan tanggal 2 September 2010 dan pembayaran uang muka untuk penyerahan yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2010 oleh Pengusaha B. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi seluruh penyerahan dan pembayaran uang muka yang dilakukan pada bulan September.
Contoh 3
Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat: a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang
Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga;d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dang. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak.
Keterangan yang Harus DimuatPasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan.
Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas, dan benar serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.
Namun, keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya diisi apabila atas penyerahan Barang Kena Pajak terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Faktur Pajak yang tidak diisi sesuai dengan ketentuan dalam ayat ini mengakibatkan Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (8) huruf f
Penjelasan Keterangan yang Harus DimuatPasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
nama PKP atau pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak disertai dengan contoh tandatangannya, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai penandatangan Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai tersebut mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak.
Pemberitahuan Penandatangan Faktur Pajak(Pasal 13 Per-24/PJ/2012)
Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha Kena Pajak.
Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak dapat dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran IA Rp Lampiran IB valas
Bentuk Ukuran Faktur Pajak
Pengadaan formulir Faktur Pajak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.
Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut : Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak
atau penerima Jasa Kena Pajak. Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang
menerbitkan Faktur Pajak.
Dalam hal Faktur Pajak dibuat lebih dari 2, maka harus dinyatakan secara jelas peruntukannya dalam lembar Faktur Pajak yang bersangkutan.
Pengadaan Faktur Pajak
Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar sesuai dengan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya, serta ditandatangani oleh pejabat/kuasa yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.
Dalam hal diperlukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menambahkan keterangan lain dalam Faktur Pajak selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya.
Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP untuk menandatanganinya sesuai dengan tata cara dan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap (Pasal 1 Poin 9 Per-24).
Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak Tidak Lengkap merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan oleh pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.
PP No. 1 tahun 2012
sejak saat Faktur Pajak seharusnya
dibuat
PKP dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak
PPN tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan
Faktur Pajak
Dibuat> 3 Bulan
Bukan Faktur Pajak
Faktur Pajak Terlambat
22
PP No. 1 tahun 2012
Saat penyerahan= saat pembuatan FP
Februari Maret5 Jan 5 Apr
FP > 5 AprilFP terlambat diterbitkan- Sanksi 2% x DPP- PM dapat dikreditkan oleh
Pembeli
FP terlambat diterbitkan- Sanksi 2% x DPP- PM tidak dapat
dikreditkan oleh Pembeli
FP > 5 Jan s.d 4 April
IlustrasiFaktur Pajak Terlambat
Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan Faktur Pajak dengan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagaimana ditetapkan.
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sd. 31 Maret 2013
Kode Transaksi
Kode Status
Tahun PenerbitanNomor Urut
Nomor Seri FP Kode FP
Kode Cabang
Kode Transaksi :01-kepada Selain Pemungut PPN02-kepada Pemungut Bendaharawan03-kepada Pemungut PPN lainnya 04-yg mnggnkn DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN05-tidak digunakan sejak 1 April 201006-penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN07-yang PPN-nya TDP kpd Selain Pemungut PPN08-yg dibbskan dr pengenaan PPN kpd Selain Pemungut PPN09-pnyrhn Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :0 – Normal1 - Penggantian
KeteranganKODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sd. 31 Maret 2013 (PER-13/PJ/2010)
0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
Kode Transaksi
Kode Status
Nomor Seri FP
Kode Transaksi :01- kepada Selain Pemungut PPN02- kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah03- kepada Pemungut PPN lainnya (Selain Bendahara Pemerintah) 04- yg menggunakan DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN05- tidak digunakan sejak 1 April 201006- penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN (Khusus Pasal 16E) 07- yang PPN-nya mendapat fasilitas Tidak Dipungut atau
Ditanggung Pemerintah (DTP)08- yg PPN dibebaskan dari pengenaan PPN kepada Selain Pemungut PPN09- penyerahan Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :0 – Normal1 – Penggantian
Catatan : Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status '1‘.
KeteranganKODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit, yaitu:a. 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi;b. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status; danc. 13 (tiga belas) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur Pajak.
Penulisan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak, harus lengkap sesuai dengan banyaknya digit.Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak ke PKP sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dimulai dari Nomor Seri 900-13.00000001 untuk Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri Faktur Pajak 000- 14.00000001 demikian seterusnya.
Contoh penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagai berikut:010.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPNnya dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari Direktorat Jenderal Pajak.
011.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status Faktur Pajak Pengganti. Faktur Pajak Pengganti diterbitkan dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri Faktur Pajak yang diganti.
KeteranganKODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku Sejak 1 April 2013
Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya, dan pengisiannya sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak dipersamakan dengan Faktur Pajak. (Pasal 14 Per-24/PJ/2012).
Bentuk Dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran
PER - 58/PJ/2010
1 Januari 2011
PKP Pedagang Eceran
Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang selanjutnya disebut PKP PE adalah Pengusaha Kena Pajak yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dengan cara sebagai berikut :◦ melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko dan kios atau
langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir lainnya;
◦ dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
◦ pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi jual beli dilakukan secara tunai dan penjualan langsung menyerahkan Barang Kena Pajak atau pembeli langsung membawa Barang Kena Pajak yang dibelinya.
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak.
Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran paling sedikit harus memuat keterangan :
◦ nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak;◦ jenis Barang Kena Pajak yang diserahkan;◦ jumlah Harga Jual yang sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak
Pertambahan Nilai dicantumkan secara terpisah;◦ Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; dan◦ kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis
Kode dan nomor seri Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran dapat berupa nomor nota, kode nota, atau ditentukan sendiri oleh PKP PE.
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
Faktur Pajak dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut : Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli Barang Kena. Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang membuat Faktur
Pajak. Faktur Pajak dianggap telah dibuat dalam 2 (dua) rangkap atau lebih
dalam hal Faktur Pajak tersebut dibuat dalam 1 (satu) lembar yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih bagian atau potongan yang disediakan untuk disobek atau dipotong.
Lembar ke-2 Faktur Pajak dapat berupa rekaman Faktur Pajak dalam bentuk media elektronik, yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette, Digital Data Storage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) dan Compact Disc (CD).
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak pabrikan atau distributor yang dalam kegiatan usahanya melakukan penjualan secara eceran (memiliki outlet) tersebut di atas, atas penyerahan Barang Kena Pajak secara eceran tersebut Pengusaha Kena Pajak dapat membuat Faktur Pajak sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
Kondisi-KondisiFaktur Pajak
Faktur Pajak
Atas Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti.
Atas Faktur Pajak yang hilang, baik PKP yang menerbitkan maupun pihak yang menerima Faktur Pajak tersebut dapat membuat copy dari arsip Faktur Pajak.
Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak harus melakukan pembatalan Faktur Pajak .
Faktur Pajak Pengganti
Faktur PajakPengganti
Atas permintaan PKP pembeli atau penerima JKP atau atas kemauan sendiri, PKP penjual atau pemberi JKP membuat Faktur Pajak Pengganti terhadap Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan.
Pembetulan Faktur Pajak yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan tidak diperkenankan dengan cara menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti.
Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Pengganti dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak yang biasa sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang telah ditetapkan
Faktur Pajak Pengganti atas permintaan karena rusak, salah dalam pengisian diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan.
Faktur Pajak Pengganti tetap menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang sama dengan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti. Sedangkan tanggal Faktur Pajak Pengganti diisi dengan tanggal pada saat Faktur Pajak Pengganti dibuat.
Faktur Pajak Pengganti dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak serta tanggal Faktur Pajak yang diganti. Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti contoh di atas. Kode dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak yang diganti dapat diisi dengan cara manual.
Penerbitan Faktur Pajak Pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak tersebut.
Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dilakukan penggantian dengan mencantumkan nilai dan/atau keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya setelah penggantian.
Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai harus mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti pada kolom yang telah ditentukan.
Faktur Pajak Yang Diganti :Kode Dan Nomor Seri : ..............Tanggal : ..............
Aturan Lama vs Baru
PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010
1. Menggunakan Nomor Seri Baru2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti
dan di masa pembuatan FP Pengganti
PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/20131. Menggunakan Nomor Seri yang Sama2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti.
Penerbitan Faktur Pajak Pengganti
Contoh FP Pengganti
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN nya sebesar Rp. 64.000.000,-
Tanggal Uraian
25 Juni 2013
Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) menyadari bahwa salah membuat Faktur Pajak, Harga jual sebenarnya adalah Rp. 460.000.00021 September 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak Pengganti kepada PT. Nusagames dengan kode dan Nomor Seri yang sama yaitu 011.900-13.00000001, DPP sebesar Rp. 460.000.000,- dan PPN Rp. 46.000.000,-
23 September 2013
Contoh FP Pengganti
PT. Nusahati (PKP Penjual) harus melakukan pembetulan SPT PPN Masa Juni 2013 sebagai berikut :1. Melaporkan Faktur Pajak Pengganti (Kode Nomor Seri 011.900-13.00000001) pada formulir 1111 A2
dengan cara :- Kolom kode dan nomor seri faktur pajak diisi 011.900-13.00000001- Kolom tanggal diisi tanggal 23 September 2013- Kolom DPP diisi Rp. 460.000.000- Kolom PPN diisi Rp. 46.000.000- Kolom Kode dan No. Seri FP yang diganti /diretur diisi 010.900-13.00000001
2. Faktur Pajak yang diganti (Kode dan Nomor Seri 010.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi.3. Faktur Pajak Pengganti (Kode dan Nomor Seri 011.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi dalam
SPT Masa PPN Masa Pajak September 2013.
Hal- Hal Yang Diperhatikan Dalam FP Pengganti
Faktur Pajak Hilang
Faktur Pajak Hilang (Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pemberi Jasa Kena Pajak)
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan.
Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan.Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :• Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak
penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak.
• Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak tersebut.
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dilaporkan sebagai Pajak Keluaran.
Faktur Pajak Hilang
Faktur Pajak Hilang (Pengusaha Kena Pajak Pembeli atau Penerima Jasa Kena Pajak)
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.
Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :• Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak.
• Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak tersebut..
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan sebagai Pajak Masukan.
Pembatalan Faktur Pajak
PembatalanFaktur Pajak
Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak tersebut harus dibatalkan.
Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi.
Faktur Pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut.
Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Pembeli dikukuhkan.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka Pengusaha Kena Pajak penjual harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM.
ContohPembatalan Faktur Pajak
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN nya sebesar Rp. 64.000.000,-
Tanggal Uraian
25 Juni 2013
Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013
PT. Nusagames (PKP Pembeli) membatalkan pembelian atas nomor faktur 010.900-13.00000001 dengan dokumen pendukung, sehingga PT. Nusahati harus melakukan pembatalan faktur Pajak.
21 September 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) melakukan Pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Juni 2013 pada formulir 1111 A2 untuk faktur nomor 010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP dan PPN Rp. 0,-
23 September 2013
PT. Nusagames (PKP Pembeli) melakukan Pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa dimana nomor FP yang dibatalkan dilaporkan yaitu pada formulir 1111 B2 untuk faktur nomor 010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP dan PPN Rp. 0,-
Dasar HukumPembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur Pajak
UU PPN
Pasal 13 ayat (8) : “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak dan tata cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”
PER-11/PJ/2013 Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013 Tentang Perubahan PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
SE-17/PJ/2013 Tentang Penyampaian PER-11/PJ/2013 Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013 Tentang Perubahan PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
PERDJP
SE-DJP
PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010
1. Menggunakan Nomor Seri Baru2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti
dan di masa pembuatan FP Pengganti
PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/20131. Menggunakan Nomor Seri yang Sama2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti.
Penerbitan Faktur Pajak Pengganti
Pembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur PajakPER-11/PJ/2013
Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material. Syarat Formal
◦ diisi secara lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau persyaratan yang diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
Syarat Material◦ berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Syarat Formal dan MaterialPasal 13 ayat (9) UU No. 42 Tahun 2009
d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain:
1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya; atau
2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran;
f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau
Sanksi AdministrasiPasal 14 ayat (4) UU KUP
Sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak, dikenakan kepada :
Dikecualikan dalam hal Faktur Pajak tidak memuat keterangan mengenai : Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; atau
Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak, dan nama dan tandatangan yang berhak menandatangani
Faktur Pajak untuk Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.
Tidak Kena Sanksi Pasal 14 ayat (4)
Setiap orang yang dengan sengaja: a. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; atau
b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak. Penjelasan Pasal 39A Faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak merupakan sarana administrasi yang sangat penting dalam pelaksanaan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai. Demikian juga bukti pemotongan pajak dan bukti pemungutan pajak merupakan sarana untuk pengkreditan atau pengurangan pajak terutang sehingga setiap penyalahgunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dapat mengakibatkan dampak negatif dalam keberhasilan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan. Oeh karena itu, penyalahgunaan tersebut berupa penerbitan dan/atau penggunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dikenai sanksi pidana.
Sanksi PidanaPasal 39 A UU KUP
top related