preplanning denver.doc
Post on 02-Feb-2016
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PRE PLANNING
BERMAIN & TEST DENVER II
DI PLAY GROUP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar Keperawatan Anak
Oleh:
Astuti Maulidah G2B006006 Eny Rahayu G2B006018
Heru Noor Ramadhan G2B006023 Iim Mardiyah G2B006024
Ika Subekti W G2B006025 Lestiyani G2B006030
Iskoriah G2B006026 Lia Puspitasari G2B006031
Isti Wulandari G2B006027 Margiyati G2B006032
Nila Kusumawardani G2B006040 Nia M. Y G2B006039
Titi Qomariah FJ G2B006061 Prima Daniyati G2B006048
Tri Nurul Hidayati G2B006062 Tutik Wijayanti G2B006063
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2008
I. LATAR BELAKANG
1. BERMAIN
Bermain merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh suatu
kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir, yang dilakukan secara spontan dan
tanpa paksaan dari orang lain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan
perkembangan mental sehingga anak dapat mengekspresikan perasaannya.
Selain nutrisi yang tepat menunjang perkembangan otak sejak janin
hingga usia anak-anak, otak juga membutuhkan “makanan” dari luar tubuh.
Para ahli menunjukkan bahwa bermain adalah “makanan” otak dari luar tubuh
yang efektif menunjang tumbuh kembang anak secara optimal.
Masa anak prasekolah adalah masa anak pertengahan atau masa yang
terjadi pada anak usia 4-6 tahun. Pada masa itu adalah waktu yang penuh berisi
dengan kegiatan fisik luar biasa. Pada perkembangan emosi dan sosial anak
sekolah belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada anak, mulai
belajar untuk berteman yang pada dasarnya adalah memasuki masa sosialisasi
anak.
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada usia prasekolah
adalah associate play, dramatic play, skill play yaitu anak melakukan
permainan bersama-sama dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan
bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang
diidentifikasikannya, seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan
yang menggunakan motorik (skill play) banyak dipilih anak usia prasekolah
untuk itu, jenis permainan yang tepat diberikan pada anak. Misalnya sepeda,
mobil-mobilan, alat olahraga, berenang, dan permainan balok-balok besar.
2. TES DENVER II
Anak merupakan aset bangsa yang sangat berharga yang harus dijaga
kualitasnya. Tahap perkembangan anak merupakan tahap perkembangan yang
tidak bisa diabaikan dan sangat berpengaruh terhadap tahap perkembangan
selanjutnya. Pada tahap perkembangan ini, sensorik-motorik anak, kognitif,
personalsosial, dan bahasa mulai berkembang sebagai basic untuk tahap
berikutnya. Karena itu, perkembangan pada anak harus benar-benar dipantau
dan diberikan perhatian khusus, oleh pihak-pihak terkait yaitu orang tua dan
pendidik yang terlibat langsung dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997)
Monitoring perkembangan sejak kelahiran anak sangat penting untuk
mencapai proses pertumbuhan dan perkembanganyang optimal. Evaluasi setiap
tahap perkembangan dimaksudkan untuk mendeteksi dini adanya
penyimpangan atau keterlambatan perkembangan.Salah satu cara untuk
mengetahui apakah kemampuan anak sesuai dengaan tugas perkembangaan
usianya, adalah dengan test Denver II. Test Denver II memiliki 4 (empat) sektor
perkembangaan yang dinilai yaitu perilaku sosial, bahasa, motorik halus,
motorik kasar.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh
kembang anak tetap optimal.
b. Setelah dilakukan tes Denver II anak diharapkan mahasiswa mengetahui
status perkembangan anak apakah sesuai dengan tugas perkembangan
usianya atau terjadi keterlambatan.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat :
1) Menyalurkan energi anak.
2) Mengembangkan aktivitas dan mengekspresikan perasaannya.
3) Melanjutkan tumbuh kembang anak.
4) Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.
5) Membina rasa percaya anak kepada mahasiswa sebelum dilakukan tes
Denver II
b. Setelah melakukan tes Denver II :
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor
perilaku sosial.
2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor
bahasa.
3) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor
motorik halus.
4) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor
motorik kasar
III. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat bermain bagi anak adalah :
a. Mengetahui tingkat pertumbuhan fisik dan melatih ketrampilan motorik
kasar, ketrampilan motorik halus, koordinasi dan keseimbangan.
b. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih kemampuan kognitif
anak.
c. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih ketrampilan bahasa dari
segi berfikir simbolis dan kosa kata.
d. Mengetahui tinggkat perkembangan dan melatih kemampuan psikologis
dari segi pemahaman diri dan kepercayaan diri.
e. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih ketrampilan sosial anak.
2. Manfaat tes Denver II bagi anak adalah:
1. Mengetahui tingkat perkembangan anak.
2. Mengetahui sejak awal apabila terjadi keterlambatan perkembangan pada
anak.
3. Hasil tes sebagai dasar untuk mengambil tindakan lebih lanjut sesuai
dengan kondisi perkembangan anak
IV. SASARAN
Siswa Play Group Islam Hidayatullah Banyumanik dengan rentang
usia 3 – 4 tahun.
V. TARGET
Adapun target yang diharapkan yaitu mahasiswa mampu memfasilitasi
anak untuk bermain dan melakukan tes Denver II.
VI. MATERI
Terlampir 1 : Bermain
Terlampir 2 : Tes Denver II
VII.PELAKSANAAN
1. Bermain
Hari/Tanggal: Jumat, 15 November 2008
Waktu : 08.00-09.00 WIB
Tempat : Lapangan Play Group Islam Hidayatullah Banyumanik
Teknik pelaksanaan :
1. Salam dan perkenalan.
2. Memberitahukan kepada anak tentang acara permainan.
3. Mempersiapkan alat dan tempat.
4. Membagi 18 anak menjadi 3 kelompok.
5. Menempatkan anak pada lokasi permainan yang telah disediakan
6. Menjelaskan tujuan dan proses permainan
7. Mengawasi jalannya permainan
8. Memberikan dukungan atau support pada masing-masing anak
9. Mengevaluasi kegiatan bermain
Alur dan Setting
1. Ikuti Tali.
X
1. Batu
Loncatan.
X
4. Puzzle Binatang.
X
X X
X
2. Sentuh Tebak.
X
X X
X
Keterangan :
1. X : anak
2. : mahasiswa
3. : lapangan
1
2
3
45
6
7
8
9
100
2. Tes Denver II
Deskripsi Kegiatan Test Denver II
Kegiatan test Denver II ini, akan dilakukan oleh 16 (enam belas) orang
mahasiswa terhadap anak-anak di Play Group..... karena jumlah satu
kelompok di Play Group.... adalah 18 (delapan belas) anak, maka nanti ada
dua orang mahasiswa yang akan melakukan tes terhadap dua anak sekaligus.
Tes yang dilakukan adalah dalam bentuk berbagai macam kompetensi yang
seharusnya dimiliki dan bisa dilakukan oleh anak sesuai dengan tugas
perkembangannya.
VIII. EVALUASI
1. Bermain
a. Kriteria evaluasi umum
1) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai.
2) Anak merasa senang.
3) Anak tidak takut lagi terhadap mahasiswa
b. Kriteria evaluasi persiapan
1) Sebelum pelaksanaan kegiatan pre planning telah disiapkan sehari
sebelumnya.
2) Tempat, alat permainan disiapkan.
3) Anak sudah disiapkan
c. Kriteria evaluasi proses
1) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
2) Anak dapat mengambangkan kemampuan imajinatif, fantasi, kognitif.
3) Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yaitu 60 menit.
4) Anak antusias mengikuti permainan.
5) Pelaksanaan kegiatan bermain dapat berjalan dengan lancar
d. Kriteria evaluasi hasil
1) Anak dapat menyelesaikan bermain dalam permainan yang telah
didesain.
2) Anak merasa senang dan dapat mengungkapkan manfaat yang
dirasakan dengan aktivitas bermain.
2. Tes Denver II
a. Kriteria evaluasi persiapan
1) Pre planning sudah dibuat.
2) Media dan materi sudah persiapkan.
3) Ada kesempatan antara mahasiswa dan anak
b. Kriteria evaluasi proses
1. Berjalan lancear.
2. Anak mengikuti permainan dan tes dengan baik.
3. Penguji mampu memfasilitasi jalannya permainan dan tes
c. Kriteria evaluasi hasil
1) Penguji mampu mengkategorikan hasil tes Denver II yang telah
dilakukan dalam kategori normal, abnormal, dan ragu-ragu.
Lampiran 1
MATERI
BERMAIN
I. PERKEMBANGAN USIA BERMAIN
Usia 3-6 tahun merupakan tahun bermain untuk anak. Dengan
bermain dan berinteraksi dengan orang lain, khususnya orang tua anak
akan tumbuh dengan pesat di berbagai segi perkembangan dirinya antara
lain :
1. Pertumbuhan fisik.
a. Ketrampilan motorik kasar.
Tubuh anak menjadi semakin fleksibel. Lengan dan kakinya semakin
panjang dan kuat, sehingga ia dapat melakukan lebih banyak kegiatan
motorik kasar, seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, naik
sepeda roda tiga bahkan bermain ski.
b. Ketrampilan motorik halus.
Jemari anak semakin ramping dan panjang. Ia semakin terbiasa dengan
kegiatan yang membutuhkan deksteritas manual, seperti menggambar,
mewarnai, memakai baju sendiri, mengikat tali sepatu dan gosok gigi.
c. Koordinasi dan keseimbangan.
Bertambahnya koordinasi gerakan tubuh dan kemampuan untuk
menjaga keseimbangan akan memberikan kesempatan baru bagi anak di
berbagai bidang olah raga dan kegiatan sederhana serta permaianan
yang lebih rumit.
2. Perkembangan kognitif.
a. Ketrampilan berfikir.
Ketika ukuran, kapasitas dan fungsi otak anak tumbuh, kemampuannya
untuk berfikir dan menyelesaikan persoalan juga meningkat pesat. Ia
akan mampu berfikir lebih logis, mencari cara menyelesaikan tugas-
tugasnya, dan mengingat banyak hal dengan lebih detail untuk waktu
yang lebih lama.
3. Ketrampilan bahasa.
a. Berpikir simbolis.
Ketrampilan bahasa anak tengah berkembang dengan pesat pada periode
ini. Ketika kemampuan kognitifnya tumbuh, ia mulai berfikir secara
simbolis mengenai penggunaan bahasa. Ia akan menggunakan kata-kata
untuk mengganti gambar dan gerak tubuh. Ia menggunakan kata untuk
menyampaikan keinginannya, membagi rasa dan berinteraksi sosial.
b. Kosa kata.
Di umur 6 tahun anak telah memiliki perbendaharaan kata lebih dari
10.000 kata, memahami aturan dasar kata bahasa, dan mulai mengalami
penambahan kosa kata sebanyak 6-10 kata baru setiap hari.
4. Pertumbuhan psikologis.
a. Pemahaman diri
Ketika anak tumbuh secara fisik dan kognitif, ia akan mulai menyadari
keberadaan dirinya. Ia akan mengenali bagian tubuhnya, memamerkan
mainannya, menggambar gambar dirinya dan menikmati menyebut
nama dan umurnya sendiri.
b. Kepercayaan diri
Bersamaan dengan pemahaman diri, juga muncul rasa percaya diri.
Ketika anak mulai mengenal diri lebih dalam, ia menemukan
kepercayaan diri pada kemampuanya untuk mencoba hal-hal baru,
menghadapi tantangan dan menyelesaikan tugas.
5. Ekspresi emosional.
a. Bagi rasa
Secara psikologis anak telah melewati masa bereaksi dengan menangis
dan dapat menyampaikan perasaan, keinginan, dan kemauannya dengan
lebih tepat. Ketika emosinya mulai terlatih dan terkontrol, ia lebih
mampu menguasai perasaanya lewat kemampuan verbal, ekspresi seni
dan sandiwara dramatis.
6. Ketrampilan sosial.
a. Interaksi sosial
Ketrampilan sosial anak ketika ia mulai berhubungan dengan lebih
banyak orang di rumah dan lingkungan sekitar.
II. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Karakteristik permainan pada masa prasekolah adalah assosiative play dan
skill play. Prinsip bermain pada anak prasekolah adalah :
4) Aman (tidak terdapat bagian-bagian yang tajam, tidak ada bagian yang
mudah pecah)
5) Ukuran dan berat permainan sesuai dengan usia anak
6) Desainnya jelas, jelas tujuan dan maksudnya
7) Mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan
anak
8) Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit
atau terlalu mudah (bisa menjadikan cepat bosan)
9) Walaupun permainan sederhana tetapi menarik perhatian anak
10) Tidak mudah rusak, pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang
mudah didapat, serta harganya relatif murah.
III. METODOLOGI BERMAIN
1. Judul Permainan
a. Ikuti Tali.
b. Batu Loncatan.
c. Sentuh Tebak.
d. Puzzle Binatang.
2. Deskripsi Permainan
a. Ikuti Tali
Minta anak mengikuti tali ke tempat yang dituju.
a.a. Ketrampilan yang dipelajari :
1) Keseimbangan atau koordinasi.
2) Pengenalan tubuh.
3) Ketrampilan kognitif atau berfikir.
4) Pengembangan motorik kasar.
5) Kesadaran spatial.
a.b. Bahan yang diperlukan :
1) Tali panjang.
2) Penghalang.
a.c. Kegiatan :
1) Letakkan tali panjang di lantai atau tanah.
2) Simpulkan dan kelilingkan tali ini agar ini melalui berbagai
penghalang.
3) Minta anak meniti tali dan mengikutinya dari awal hingga akhir jalur.
b. Batu Loncatan.
Mengikuti alur batu loncatan yang berupa piring-piring kertas sambil
mengumpulkan bola.
b.a. Ketrampilan yang dipelajari :
1) Pengenalan tubuh.
2) Ketrampilan kognitif atau berfikir.
3) Pengembangan motorik kasar.
4) Ketrampilan matematis atau berhitung.
5) Penyelesaian masalah.
6) Kesadaran spatial.
7) Ketrampilan sosial.
8) Konsep warna.
b.b. Bahan yang diperlukan :
1) Piring kertas.
2) Bola.
3) Tas kecil.
4) Pena.
b.c. Kegiatan :
1) Letakkan piring kertas yang telah diberi nomer disepanjang jalur
yang ditentukan.
2) Pisahkan sepanjang langkah kaki anak.
3) Minta anak mengikuti piring kertas sesuai angka sambil memungut
bola disetiap piring kertas.
4) Diakhir jalur minta anak menjelaskan berapa jumlah bola yang
didapat dan apa warnanya.
c. Sentuh Tebak
Membimbing anak menggunakan indra peraba untuk mempelajari
lingkungan dan mendorong pikiran mereka tentang benda yang
disentuhnya.
c.a. Ketrampilan yang dipelajari :1) Ketrampilan klasifikasi.
2) Pengembangan motorik halus.
3) Deksteritas manual.
4) Mereka-reka dalam pikiran.
5) Penyelesain masalah.
c.b. Bahan yang digunakan :
1) Benda sebesar telapak tangan yang dapat dikenali lewat sentuhan
anak seperti cangkir, bola, botol dan lain-lain.
2) Tas kertas.
3) Kain penutup benda.
c.c. Kegiatan :
1) Kumpulkan benda yang telah dibungkus kain penutup kemudian
masukkan dalam tas kertas.
2) Duduk di lantai dalam posisi anak memutar.
3) Beri kesempatan anak untuk mengambil benda dari dalam tas secara
acak kemudian suruh anak berbalik arah.
4) Minta anak merasakan benda yang dipegangnya dan berbelik
menghadap kita apabila sudah berhasil menebaknya.
d. Puzzle Binatang
Melatih anak untuk menggabungkan potongan gambar kemudian menebak
dan mendiskripsikan jenis binatang tersebut.
d.a. Ketrampilan yang dipelajari :
1) Gambar tubuh.
2) Ketrampilan klasifikasi.
3) Ketrampilan kognitif atau berfikir.
4) Pengembangan motorik halus.
5) Bahasa dan kosa kata.
6) Bersandiwara.
d.b. Bahan yang diperlukan :
1) Gambar binatang.
2) Gunting.
3) Double type
4) Lembar kertas.
d.c. Kegiatan :
1) Minta anak mengambil bungkusan yang berisi potongan gambar di
dalam tas secara acak.
2) Berikan anak selembar kertas dan minta anak menempelkan setiap
potongan sampai terbentuk gambar lengkap pada kertas.
3) Minta anak mendiskripsikan dan bersandiwara sesuai gambar yang
dia susun.
3. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai
1. Anak menolak untuk melakukan permainan
2. Permainan tidak disukai anak
3. Anak terlalu lelah
4. Anak menjadi bosan
5. Anak takut melakukan permainan
6. Bahan atau alat permainan dapat membahayakan anak
7. Tempat bermain tidak nyaman
4. Antisipasi untuk Meminimalkan Hambatan
1. Menyediakan alat permainan yang aman
2. Mengawasi saat melakukan permainan
3. Pelaksanaan tidak terlalu lama
4. Permainan dilaksanakan oleh penguji dibantu pembimbing Play Group
Islam Hidayatullah
5. Lakukan komunikasi dengan baik
Lampiran 2
MATERI
TES DENVER II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening
Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan
15-20 menit.
1. Aspek Perkembangan yang Dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali
skrining hanya berkisar 25-30 tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
a. Personal Sosial (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2. Alat yang Digunakan
a. Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/
kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung
usia kronologis anak saat diperiksa).
b. Lembar formulir DDST II
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara penilaiannya.
3. Prosedur DDST Terdiri dari 2 Tahap, yaitu:
a. Tahap pertama
Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
1) 3-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
b. Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
4. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
5. Cara Pemeriksan DDST II
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F.
e. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus
1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak
usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus
2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008.
Hitung usia kronologis An. Lula!
1. Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
2. Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
3. Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Ø Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari
atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
Ø 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
Ø Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati
pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
Ø OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
antara persentil ke-25 dan ke-75
Ø Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di
atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Ø Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena
alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan
tugas tertentu
Interpretasi tes
Ø Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Ø Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
Ø Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau
pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75%
sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer
Semarang, 5 November 2008
Mengetahui
Koordinator M.A Ketua
Kelompok
Ns. Ana Subariyati, S. Kep Heru Noor
Ramadhan
NIM.
G2B006023
top related